VI. ANALISIS SIKAP DAN PREFERENSI KONSUMEN MINUMAN PROBIOTIK (YAKULT DAN VITACHARAM)
|
|
- Johan Darmali
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 VI. ANALISIS SIKAP DAN PREFERENSI KONSUMEN MINUMAN PROBIOTIK (YAKULT DAN VITACHARAM) Analisis sikap dan preferensi konsumen diukur dengan menggunakan analisis multiatribut fisbhein. Model ini mencakup tingkat kepercayaan atribut (bi) dan evaluasi atribut (ei). Pengukuran evaluasi atribut bertujuan untuk mengetahui seberapa besar tingkat kepentingan atribut minuman probiotik jenis yoghurt secara umum berdasarkan perspektif konsumen, yang diukur mulai sangat tidak penting, penting, cukup penting, penting dan sangat penting. Pengukuran tingkat kepercayaan atribut digunakan untuk menilai tingkat kinerja masing-masing atribut dari masing-masing produk minuman probiotik, antara lain yakult dan vitacharm, yang dimulai dari sangat tidak baik, tidak baik, cukup baik, baik dan sangat baik. Hasil perkalian antara tingkat kepercayaan (bi) dan evalusi masingmasing atribut (ei) akan menghasilkan nilai total sikap (Ao) dan persepsi konsumen terhadap masing-masing atribut minuman yakult dan vitacharm apakah bersifat negatif atau positif. Setiap orang pernah menyatakan tentang sesuatu dalam kehidupannya, misalnya menyatakan suka atau tidak suka terhadap sesuatu, termasuk produk atau jasa yang dijumpai dalam kehidupan mereka sebagai konsumen. Pemasar sangat berkepentingan pada sikap konsumen terhadap produknya, karena sikap yang positif akan menghasilkan pembelian, bukan saja dari konsumen yang bersangkutan tetapi rekomendasi kepada teman atau keluarganya yang menghasilkan proses pembelian yang akan menguntungkan para pemasar. Sebaliknya, sikap negatif terhadap produk akan menghasilkan
2 penolakan, dan sikap yang demikian akan mempengaruhi orang lain. Oleh sebab itu, pemasar harus memperhatikan sikap konsumen, agar tetap memelihara sikap positif konsumen terhadap produk, dan mengubah sikap negatif menjadi sikap positif. 6.1 Evaluasi (ei) Evaluasi atribut (ei) merupakan penilaian konsumen terhadap atribut minuman probiotik untuk menggambarkan sejauh mana tingkat kepentingan atribut dibandingkan dengan tingkat kinerja atribut suatu produk. Evaluasi atribut merupakan pernyataan konsumen terhadap atribut produk berdasarkan pengalaman mereka melakukan pembelian dan konsumsi terhadap minuman probiotik. Pengkategorian tingkat evaluasi atribut ini dilakukan dengan cara mengurangi nilai tertinggi dengan nilai terendah kemudian dibagi skala kepentingan yang diinginkan. Kategori tingkat evaluasi atribut tersebut antara lain 1 1,7 (sangat tidak penting), 1,8 2,5 (tidak penting), 2,6 3,3 (cukup penting), 3,4 4,1 (penting), 4,2 5 (sangat penting). Berdasarkan hasil pengukuran terhadap 100 responden diketahui bahwa secara umum konsumen menganggap bahwa atribut-atribut minuman probiotik dinilai sangat penting dan hanya beberapa atribut saja yang dinilai penting. Artinya atribut-atribut tersebut sangat mempengaruhi konsumen dalam melakukan keputusan pembelian minuman probiotik. yang dinilai konsumen sangat penting adalah khasiat kesehatan, rasa, kebersihan produk, memiliki izin Departemen Kesehatan, kejelasan tanggal kadaluwarsa, tanpa ada zat pengawet, kehalalan, komposisi produk, keoptimalan kondisi bakteri, ketersediaan produk, merek, kemudahan mengkonsumsi, pilihan rasa, harga,
3 kekentalan, dan ukuran kemasan karena mempunyai skor diatas 4,2. yang dianggap penting oleh konsumen adalah promosi, jenis kemasan, ciri khas desain kemasan, dan desain kemasan karena mempunyai nilai antara 3,4-4,1. Penilaian kategori setiap atribut minuman probiotik tersebut disajikan dalam Tabel 2. Tabel 2. Nilai Evaluasi (ei) Minuman Probiotik Yakult dan Vitacharm No. Evaluasi Kategori (ei) Evaluasi 1 Khasiat kesehatan 4,85 Sangat penting 2 Rasa 4,82 Sangat penting 3 Kebersihan produk 4,81 Sangat penting 4 Memiliki izin depkes 4,80 Sangat penting 5 Kejelasan tanggal kadaluwarsa 4,80 Sangat penting 6 Tanpa ada zat pengawet 4,78 Sangat penting 7 Kehalalan 4,77 Sangat penting 8 Komposisi produk 4,68 Sangat penting 9 Keoptimalan kondisi bakteri 4,67 Sangat penting 10 Ketersediaan produk 4,47 Sangat penting 11 Merek 4,42 Sangat penting 12 Kemudahan meminum atau mengkonsumsi 4,35 Sangat penting 13 Pilihan rasa 4,33 Sangat penting 14 Harga 4,33 Sangat penting 15 Kekentalan minuman 4,26 Sangat penting 16 Ukuran kemasan 4,23 Sangat penting 17 Promosi 4,17 Penting 18 Jenis kemasan 3,96 Penting 19 Ciri khas desain kemasan 3,94 Penting 20 Desain kemasan 3,87 Penting Keterangan: 1 1,7 (sangat tidak penting), 1,8 2,5 (tidak penting), 2,6 3,3 (cukup penting), 3,4 4,1 (penting), 4,2 5 (sangat penting). Hasil analisis menunjukkan bahwa yang menjadi pertimbangan pertama konsumen dalam melakukan keputusan pembelian minuman probiotik pada yakult dan vitacharam adalah khasiat kesehatan dengan skor 4,85. Berbeda
4 halnya dengan penelitian-penelitian tentang produk pangan lainnya, dimana umumnya rasa selalu menjadi pertimbangan pertama dalam melakukan keputusan pembelian. Namun pada penelitian ini, rasa (4,82) menempati peringkat kedua setelah atribut khasiat kesehatan. Selanjutnya, pada pada atribut-atribut yang lainnya, keamanan produk menjadi pertimbangan selanjutnya setelah khasiat kesehatan dan rasa. -atribut tersebut adalah kebersihan produk (4,81), memiliki izin Depkes (4,80), kejelasan tanggal kadaluwarsa (4,80), tanpa ada zat pengawet (4,78), kehalalan (4,77) dan seterusnya (Tabel 2). yang paling terakhir menjadi pertimbangan konsumen dalam memilih produk adalah desain kemasan (3,87). Umumnya, pertimbangan konsumen dalam memilih minuman probiotik sebagian besar berdasarkan kesadaran akan kesehatan terhadap diri dan keluarganya. Pilihan pertama pada atribut khasiat kesehatan merupakan tujuan utama pembelian minuman probiotik. Namun demikian, bukan berarti atributatribut yang lainnya tidak menjadi pertimbangan konsumen dalam melakukan pembelian minuman probiotik. Hasil analisis menunjukkan bahwa semua atribut tersebut adalah mulai dari penting sampai sangat penting, yang artinya semua atribut cenderung mempunyai tingkat kepentingan yang besar dan perlu diperhatikan produsen dan pemasar minuman probiotik untuk segera melakukan perbaikan kualitas produk sesuai keinginan dan preferensi konsumen. 6.2 Tingkat Kepercayaan (bi) Yakult dan Vitacharm Kepercayaan atribut menunjukkan penilaian konsumen terhadap tingkat kinerja masing-masing produk antara lain yakult dan vitacharm. Kategori
5 tingkat evaluasi atribut mulai dari sangat tidak baik sampai sangat baik. Pembahasan kepercayaan atribut ini adalah memperbandingkan tingkat kinerja atribut antara yakult dan vitacharm yang merupakan dua produk minuman probiotik yang sedang mengalami persaingan dalam mendapatkan nilai konsumen. Evaluasi atribut minuman yakult disajikaan pada Tabel 3. Tabel 3. Nilai Kepercayaan (bi) Minuman Probiotik Yakult No. Kepercayaan (bi) Tingkat Kategori Kepercayaan 1 Kehalalan 4.74 Sangat baik 2 Memiliki Izin Depkes 4.67 Sangat baik 3 Kebersihan Produk 4.65 Sangat baik 7 Khasiat Kesehatan 4.61 Sangat baik 4 Tanpa ada zat pengawet 4.60 Sangat baik 5 Kejelasann Tanggal Kadaluwarsa 4.60 Sangat baik 6 Kompisisi Produk 4.56 Sangat baik 8 Rasa 4.47 Sangat baik 9 Keoptimalan kondisi bakteri 4.47 Sangat baik 10 Merek 4.39 Sangat baik 11 Ketersediaan Produk 4.19 Baik 12 Kemudahan Meminum atau Mengkonsumsi 4.14 Baik 13 Kekentalan minuman 4.11 Baik 14 Ukuran Kemasan 4.02 Baik 15 Harga 3.98 Baik 16 Promosi 3.98 Baik 17 Jenis Kemasan 3.89 Baik 18 Desain Kemasan 3.86 Baik 19 Ciri khas Desain Kemasan 3.81 Baik 20 Pilihan Rasa 3.63 Baik Keterangan: 1 1,7 (sangat tidak baik), 1,8 2,5 (tidak baik), 2,6 3,3 (cukup baik), 3,4 4,1 (baik), 4,2 5 (sangat baik). Kepercayaan atribut minuman yakult yang dianggap oleh konsumen sangat baik dimulai dari skor tertinggi masing-masing adalah kehalalan (4,74),
6 memiliki izin Depkes (4,67), kebersihan produk (4,65), khasiat kesehatan (4,61), tanpa ada zat pengawet (4,60), kejelasan tanggal kadaluwarsa (4,60), komposisi produk (4,56), rasa (4,47), keoptimalan kondisi bakteri (4,47), dan merek (4,39). Berbeda halnya dengan vitacharm, atribut produk yang dianggap sangat baik oleh konsumen hanya terdapat delapan atribut yaitu kehalalan (4,44), kebersihan produk (4,42), memiliki izin Depkes (4,42), tanpa ada zat pengawet (4,35), khasiat kesehatan (4,35), komposisi produk (4,35), kejelasan tanggal kadaluwarsa (4,33) dan keoptimalan kondisi bakteri (4,33). Nilai evaluasi atribut minuman vitacharm dapat dilihat pada tabel 4. Tabel 4. Nilai Kepercayaan (bi) Minuman Probiotik Vitacharm No. Kepercayaan (bi) Tingkat Kategori Kepercayaan 1 Kehalalan 4,44 Sangat baik 2 Kebersihan Produk 4,42 Sangat baik 3 Memiliki Izin Depkes 4,42 Sangat baik 4 Tanpa ada zat pengawet 4,35 Sangat baik 5 Khasiat Kesehatan 4,35 Sangat baik 6 Kompisisi Produk 4,35 Sangat baik 7 Kejelasan Tanggal Kadaluwarsa 4,33 Sangat baik 8 Keoptimalan kondisi bakteri 4,33 Sangat baik 9 Pilihan Rasa 4,16 Baik 10 Kemudahan Meminum atau Mengkonsumsi 4,14 Baik 11 Ketersediaan Produk 4,09 Baik 12 Ukuran Kemasan 4,07 Baik 13 Harga 4,02 Baik 14 Kekentalan minuman 3,91 Baik 15 Desain Kemasan 3,84 Baik 16 Merek 3,81 Baik 17 Rasa 3,81 Baik 18 Promosi 3,67 baik 19 Ciri khas Desain Kemasan 3,65 baik
7 20 Jenis Kemasan 3,65 baik Keterangan: 1 1,7 (sangat tidak baik), 1,8 2,5 (tidak baik), 2,6 3,3 (cukup baik), 3,4 4,1 (baik), 4,2 5 (sangat baik). Berdasarkan data tersebut, atribut vitacharm yang dinilai tidak masuk kategori sangat baik adalah rasa dan merek. Konsumen menilai bahwa rasa vitacharm walaupun mempunyai banyak pilihan rasa, namun konsumen tidak terlalu menyukainya. Begitu pula dengan merek (brand), konsumen menilai bahwa mereka lebih mengenal merek yakult dibandingkan dengan vitacharm. Bila ditinjau dari total nilai evaluasi atribut, atribut vitacharm yang mempunyai kategori sangat baik, masih mempunyai nilai lebih rendah dibandingkan dengan nilai evaluasi atribut minuman yakult. Secara umum, penilaian konsumen terhadap minuman probiotik masih didominasi minuman yakult. 6.3 Analisis Sikap Konsumen (Ao) Sikap konsumen diketahui setelah konsumen menilai tingkat kepentingan atribut dan evaluasi atribut masing-masing produk yakult dan vitacharm. Secara keseluruhan, sikap konsumen terhadap minuman yakult lebih positif dibandingkan dengan sikap konsumen terhadap minuman vitacharm. Hal ini dapat dilihat dari nilai sikap konsumen minuman yakult lebih besar dibandingkan nilai sikap konsumen minuman vitacharm. Nilai sikap konsumen yakult adalah 382,70 sedangkan vitacharm adalah 363,92 (Tabel 5). Bila sikap konsumen diperbandingkan diantara atribut minuman yakult dan vitacharm, secara umum sikap konsumen terhadap atribut minuman yakult lebih positif dibandingkan sikap konsumen terhadap atribut minuman vitacharm. misalnya adalah kemudahan mengkonsumsi, kekentalan minuman, rasa, komposisi produk, khasiat kesehatan, keoptimalan kondisi bakteri,
8 memiliki izin Depkes, kehalalan, kebersihan produk, kejelasan tanggal kadaluwarsa, ketersediaan produk, promosi, jenis kemasan, desain kemasan, ciri khas desain kemasan dan merek. Terkecuali untuk atribut ukuran kemasan, pilihan rasa dan harga konsumen lebih mempunyai sikap positif terhadap minuman vitacharm dibandingkan minuman yakult. Unggulnya atribut-atribut yakult dibandingkan vitacharm, tidak akan terlepas dari strategi pemasaran yang dilakukan yakult selama ini. Edukasi pasar yang dilakukan secara terus menerus merupakan proses pembelajaran konsumen untuk lebih mendekatkan yakult dengan konsumennya. Sistem distribusi yakult yang dilakukan yakult lady ternyata telah mengakibatkan dampak positif bagi konsumen, karena yakult lady selain memasarkan produk yakult, mereka selalu melakukan doktrinasi dan edukasi produk terhadap konsumen dan calon konsumen. Tabel 5. Nilai Sikap Konsumen (Ao) Minuman Probiotik Yakult dan Vitacharm No. Sikap Konsumen (Ao) Yakult Vitacharm Kemudahan Meminum atau 1 Mengkonsumsi 18,01 18,01 2 Ukuran Kemasan 16,99 17,22 3 Kekentalan minuman 17,49 16,64 4 Rasa 21,56 18,38 5 Kompisisi Produk 21,35 20,35 6 Khasiat Kesehatan 22,38 21,09 7 Pilihan Rasa 15,72 18,02 8 Harga 17,24 17,42 9 Keoptimalan kondisi bakteri 20,89 20,20 10 Tanpa ada zat pengawet 21,97 20,79 11 Memiliki Izin Depkes 22,40 21,21 12 Kehalalan 22,59 21,19 13 Kebersihan Produk 22,36 21,25 14 Kejelasann Tanggal Kadaluwarsa 22,06 20,14 15 Ketersediaan Produk 18,74 18,30
9 16 Promosi 16,61 15,32 17 Jenis Kemasan 15,42 14,46 18 Desain Kemasan 14,94 14,85 19 Ciri khas Desain Kemasan 15,00 14,39 20 Merek 19,39 16,86 Jumlah 382,70 363,92 Yakult yang merupakan pionir minuman probiotik di Indonesia, sudah lebih dulu dikenal oleh masyarakat Indonesia dan dengan sendirinya telah terbentuk image positif di masyarakat tentang suatu produk. Konsumen menganggap bahwa ikon minuman probiotik adalah yakult, dan oleh sebab itu saat ini pangsa pasar yakult sebesar 62% masih jauh di atas pangsa pasar vitacharm yang hanya sebesar 1,9%. Yakult yang hanya memiliki satu jenis rasa ternyata ternyata lebih disukai oleh oleh konsumen dibandingkan rasa vitacharm yang telah melakukan diversifikasi jenis rasa.
Sebesar 85 persen responden menyatakan bahwa atribut. kemudahan meminum penting, 12 persen responden menyatakan sangat
VII. ANALISIS TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP TINGKAT KEPENTINGAN DAN KINERJA 7.1 Analisis Tingkat Kepentingan dan Kinerja Produk Yakult Hasil analisis pada bab ini akam berusaha untuk menjawab permasalahan
Lebih terperinciBAB VII ANALISIS MULTIATRIBUT FISHBEIN
BAB VII ANALISIS MULTIATRIBUT FISHBEIN Analisis sikap dan kepuasan konsumen dengan menggunakan model sikap Multiatribut Fishbein terhadap minuman teh celup merupakan suatu gambaran penilaian konsumen terkait
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesadaran akan pentingnya kesehatan semakin meningkat, sementara itu perkembangan tekologi menuntut masyarakat untuk bekerja secara berdayaguna sehingga memerlukan daya
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sejarah Probiotik Minuman probiotik merupakan salah satu penemuan besar yang tak lepas menelisik sejarah penggunaan mikroba dalam makanan. Awal tahun 1900, Elie Metchnikoff yang
Lebih terperinciBAB VIII ANALISIS TINGKAT KEPENTINGAN DAN KINERJA
BAB VIII ANALISIS TINGKAT KEPENTINGAN DAN KINERJA 8.1 Analisis Tingkat Kepentingan dan Kinerja Produk Sarimurni dan Sosro Pada bab ini akan dijelaskan analisis tingkat kepentingan dan kinerja atribut produk
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik Konsumen
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik Konsumen Karakteristik konsumen dapat mempengaruhi konsumen dalam melakukan pembelian atau mengkonsumsi suatu barang. Karakteristik konsumen dapt dilihat beradasarkan
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
39 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan gaya hidup sehat dan masuknya trend mengkonsumsi frozen yoghurt sejak tahun 2008 di Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam mempromosikan produknya kepada konsumen. perusahaan bertujuan akhir yang sama yaitu untuk memperoleh keuntungan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pesatnya pertumbuhan dunia bisnis menuntut perusahaan untuk lebih aktif dalam mempromosikan produknya kepada konsumen. Pada dasarnya semua perusahaan bertujuan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan untuk mengetahui
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan untuk mengetahui pengaruh dari atribut produk terhadap keputusan pembelian ulang kecap ABC pada ibu rumah tangga
Lebih terperinciREKOMENDASI ALTERNATIF KEBIJAKAN PEMASARAN. pemasaran, adapun strategi pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan bertujuan
VII. REKOMENDASI ALTERNATIF KEBIJAKAN PEMASARAN Hasil analisis perilaku konsumen berimplikasi terhadap strategi bauran pemasaran, adapun strategi pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan bertujuan untuk
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik Konsumen
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik Konsumen Dalam melakukan proses keputusan pembelian, karakteristrik konsumen sangat berpengaruh. Konsumen yang memiliki pengalaman terhadap suatu produk dapat menghasilkan
Lebih terperinciVI ANALISIS SIKAP KONSUMEN BERAS ORGANIK SAE
VI ANALISIS SIKAP KONSUMEN BERAS ORGANIK SAE 7.1. Analisis Tingkat Kepentingan Atribut Beras Analisis tingkat kepentingan atribut berguna untuk mengetahui tingkat kecenderungan atribut yang dianggap paling
Lebih terperinciNama : Arindasari Npm : Kelas : 3EA01
Analisis Sikap Konsumen dan Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Keputusan Pembelian Rokok Sampoerna A Mild di Depok. Nama : Arindasari Npm : 11211157 Kelas : 3EA01 Latar Belakang Rokok merupakan salah
Lebih terperinciVII ANALISIS MULTIATRIBUT FISHBEIN. Tabel 27. Penilaian Evaluasi (ei) dan Kepercayaan (bi) pada Atribut Tungku Sekam Evaluasi* Kepercayaan Atribut
VII ANALISIS MULTIATRIBUT FISHBEIN 7.1. Penilaian Evaluasi (ei) dan Kepercayaan (bi) Atribut Tungku Sekam Atribut- atribut tungku sekam yang dinilai adalah efisiensi (lama) waktu memasak, kemudahan penggunaan,
Lebih terperinciBAB III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di wilayah Malang Raya. Waktu dilaksanakan
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN 1.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan di wilayah Malang Raya. Waktu dilaksanakan pada pertengahan bulan November 2016 hingga awal bulan Desember 2016. 1.2 Materi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN Sejak dahulu susu dikenal sebagai bahan pangan yang paling sempurna
I. PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Sejak dahulu susu dikenal sebagai bahan pangan yang paling sempurna karena zat gizi lengkap yang dikandungnya dan sifatnya yang mudah dicerna. Kelemahan susu adalah
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN. tengah keluarga, Kecap manis ABC Mantap meluncurkan desain kemasan
V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karekteristik Produk a. Kecap Manis ABC Kecap adalah salah satu bahan makanan yang jadi kesukaan banyak orang di segala usia. Untuk mempertahankan eksistensi dan citarasanya
Lebih terperinciANALISIS PERILAKU KONSUMEN DAN ATRIBUT IDEAL MAKANAN TRADISIONAL GEPUK DAN IKAN BALITA KARUHUN SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP STRATEGI PEMASARAN
ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DAN ATRIBUT IDEAL MAKANAN TRADISIONAL GEPUK DAN IKAN BALITA KARUHUN SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP STRATEGI PEMASARAN Oleh : Husnul Chotimah A07400149 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. bab ini, penulis akan menyimpulkan hasil penelitian yang telah dibahas di
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bagian ini merupakan bagian akhir dari laporan penelitian. Pada bab ini, penulis akan menyimpulkan hasil penelitian yang telah dibahas di bab-bab sebelumnya dengan berdasarkan
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Definisi Konsumen Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen menyatakan bahwa konsumen adalah setiap orang pemakai barang
Lebih terperinciDAFTAR ISI. DAFTAR ISI...iii DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... viii
DAFTAR ISI DAFTAR ISI....iii DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... viii I. PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Perumusan Masalah... 6 1.3 Tujuan Penelitian... 9 1.4 Manfaat Penelitian... 9 1.5
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. identitas responden dalam penelitian ini. Identitas responden yang menjadi sampel
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Identitas Responden Deskripsi karakteristik responden dapat memberikan gambaran mengenai identitas responden dalam penelitian ini. Identitas responden yang menjadi
Lebih terperinciKuisioner Penelitian Nomor Kuisioner :.. Tanggal Kuisioner :..
Kuisioner Penelitian Nomor Kuisioner :.. Tanggal Kuisioner :.. ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP PRODUK YOU C 1000 (Studi Kasus Mahasiswa Strata Satu Institut Pertanian Bogor) Terima kasih atas partisipasi
Lebih terperinciVI. ANALISIS TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP PRODUK MINUMAN SARI BUAH MINUTE MAID PULPY ORANGE DI KOTA BOGOR
VI. ANALISIS TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP PRODUK MINUMAN SARI BUAH MINUTE MAID PULPY ORANGE DI KOTA BOGOR 6.1. Karakteristik Konsumen Minute Maid Pulpy Orange Karakteristik konsumen pada penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. produk membuat konsumen cenderung menjatuhkan pilihan sesuai dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi peran merek semakin besar. Banyaknya pilihan produk membuat konsumen cenderung menjatuhkan pilihan sesuai dengan persepsi mereka terhadap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan minuman saat ini menyebabkan makin kompetitifnya persaingan, dimana
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Semakin berkembangnya jaman, perkembangan industri bisnis makanan dan minuman saat ini menyebabkan makin kompetitifnya persaingan, dimana produsen berlomba-lomba untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penghasil produk melalui merek. Pesaing bisa saja menawarkan janji
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi peran merek semakin besar. Banyaknya pilihan produk membuat konsumen cenderung menjatuhkan pilihan sesuai dengan persepsi mereka terhadap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sehingga seringkali dijumpai bahwa merek Indomie ini bukan lagi hanya
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indomie adalah merek produk mie instan yang sudah ada sejak lama, bahkan merek ini juga sudah melekat di benak para konsumen mie instan sehingga seringkali dijumpai
Lebih terperinciIII KERANGKA PEMIKIRAN
III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Penelitian ini mengambil kerangka pemikiran dari berbagai penelusuran teori-teori yang relevan dengan masalah penelitian, serta metode-metode atau
Lebih terperinciII TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sejarah dan Perkembangan Nata De Coco
II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sejarah dan Perkembangan Nata De Coco Istilah nata berasal dari bahasa Spanyol yang diterjemahkan ke dalam bahasa latin sebagai natare, yang berarti terapung-apung. Nata dapat
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Untuk mengetahui keinginan konsumen akan minuman kesehatan, kepuasan konsumen merupakan salah satu faktor terpenting yang harus diperhatikan oleh perusahaan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Canggihnya teknologi saat ini banyak menyuguhkan beberapa saranasarana
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Canggihnya teknologi saat ini banyak menyuguhkan beberapa saranasarana dan fitur-fitur yang selalu berubah setiap waktunya. Ini disebabkan karena manusia tidak pernah
Lebih terperinciVII ANALISIS TINGKAT KEPENTINGAN DAN TINGKAT KINERJA
VII ANALISIS TINGKAT KEPENTINGAN DAN TINGKAT KINERJA 7.1. Analisis Penilaian Tingkat Kepentingan dan Tingkat Kinerja Penelitian ini menggunakan analisis Importance Performance Analysis (IPA) dan Costumer
Lebih terperinciANALISIS SIKAP DAN PERILAKU KONSUMEN TERHADAP PEMBELIAN PRODUK STUDI KASUS PRODUK SUSU KENTAL MANIS COKLAT INDOMILK PADA KONSUMEN JAKARTA
ANALISIS SIKAP DAN PERILAKU KONSUMEN TERHADAP PEMBELIAN PRODUK STUDI KASUS PRODUK SUSU KENTAL MANIS COKLAT INDOMILK PADA KONSUMEN JAKARTA Oleh Mumuh Mulyana dan Rini Syarif Dosen Akademi Manajemen Kesatuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pilihan lainnya. Oleh karena itu konsumen sering menghadapi kebingungan untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Minat beli merupakan sesuatu yang berhubungan dengan rencana konsumen untuk membeli produk tertentu, serta berapa banyak unit produk yang dibutuhkan pada periode tertentu.
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakang. sebuah informasi produk agar mudah dipahami oleh konsumen. Label
PENDAHULUAN Latar Belakang Label merupakan salah satu alat komunikasi untuk menyampaikan sebuah informasi produk agar mudah dipahami oleh konsumen. Label yang disusun secara baik akan memudahkan konsumen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. atribut-atribut lain dari kompetisi, misalnya atribut produk relatif mudah
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi ini, merek akan menjadi sangat penting karena atribut-atribut lain dari kompetisi, misalnya atribut produk relatif mudah ditiru. Seperti
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
16 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Menurut Syamsir (2011), salah satu industri pengolahan minuman yang memiliki prospek yang semakin baik adalah industri yoghurt. Hal ini terkait nilai tambah
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada zaman modern ini perkembangan industri musik sangat pesat, khususnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada zaman modern ini perkembangan industri musik sangat pesat, khususnya di Indonesia. Tidak dapat dipungkiri bahwa industri musik dapat memberikan pengaruh
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. faktor-faktor produksi, tindakan strategi pemasarannya sangat berperan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini perkembangan perusahaan di bidang pemasaran mengalami persaingan yang sangat ketat oleh karena itu, perusahaan selain membenahi faktor-faktor produksi, tindakan
Lebih terperinciANALISIS SIKAP DAN PREFERENSI KONSUMEN TERHADAP MINUMAN PROBIOTIK JENIS YOGHURT (Kasus Konsumen Yakult dan Vitacharm di Kota Bogor)
ANALISIS SIKAP DAN PREFERENSI KONSUMEN TERHADAP MINUMAN PROBIOTIK JENIS YOGHURT (Kasus Konsumen Yakult dan Vitacharm di Kota Bogor) Oleh: TOVAN YULIANTO A.14105715 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Fenomena persaingan yang ada dalam era globalisasi akan semakin
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fenomena persaingan yang ada dalam era globalisasi akan semakin mengarah pada sistem perekonomiaan Indonesia ke makanisme pasar yang memposisikan pemasar untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang tidak memenuhi syarat, dan terhadap kerugian sebagai akibat produksi,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang undang kesehatan RI No. 23 pasal 10 tahun 1992 menyebutkan bahwa peningkatan dan pemantapan upaya kesehatan diselenggarakan melalui 15 macam kegiatan, salah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Selain air, susu mengandung protein, karbohidrat, lemak, mineral dan enzim-enzim,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Susu sebagai salah satu produk hasil pertanian merupakan bahan pangan yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Susu juga disebut sebagai bahan makanan yang hampir
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan harus mampu memikirkan, membuat dan menetapkan merek yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan harus mampu memikirkan, membuat dan menetapkan merek yang mampu melekat dengan baik dibenak konsumen. Merek bukan hanya menjadi nama, identitas atau
Lebih terperinciiv vi vii DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR IS1
DAFTAR IS1 DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... Halan nan iv vi vii 1. PENDAHULUAN... 1.1 Latar Belakang... 1.2 Rurnusan Masalah... 1.3 Tujuan Penelitian... 1.4 Manfaat Penelitian... 1.5
Lebih terperinciPERILAKU KONSUMEN TERHADAP KOPI TUBRUK DAN KOPI INSTAN DI KECAMATAN PEJAGOAN KABUPATEN KEBUMEN
PERILAKU KONSUMEN TERHADAP KOPI TUBRUK DAN KOPI INSTAN DI KECAMATAN PEJAGOAN KABUPATEN KEBUMEN Laila Yuni Rukhbaniyah, Dyah Panuntun Utami dan Istiko Agus Wicaksono Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sehat adalah sebuah kondisi maksimal baik dari fisik, mental dan
21 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sehat adalah sebuah kondisi maksimal baik dari fisik, mental dan sosial yang diharapkan oleh setiap manusia sehingga dapat melakukan suatu aktifitas yang menghasilkan
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. metode deskriptif. Metode deskriptif adalah metode penelitian untuk membuat
III. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode deskriptif. Metode deskriptif adalah metode penelitian untuk membuat gambaran keadaan obyek penelitian
Lebih terperinciPROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA ANALISIS PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN KONSUMEN (STUDI KASUS PADA PENGGUNAAN ALAT-ALAT TULIS DI LINGKUNGAN KAMPUS IPB)
PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA ANALISIS PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN KONSUMEN (STUDI KASUS PADA PENGGUNAAN ALAT-ALAT TULIS DI LINGKUNGAN KAMPUS IPB) BIDANG KEGIATAN : PKM Artikel Ilmiah Diusulkan Oleh:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tantangan bagi pengusaha untuk tetap berada dalam persaingan industri.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan bisnis yang sangat tajam pada saat ini merupakan sebuah tantangan bagi pengusaha untuk tetap berada dalam persaingan industri. Persaingan yang terjadi akan
Lebih terperinciVII. ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN Analisis Tingkat Kepentingan dan Kinerja Terhadap Atribut Susu Sehat (Importance Performance Analysis)
63 VII. ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN 7.1. Analisis Tingkat Kepentingan dan Kinerja Terhadap Atribut Susu Sehat (Importance Performance Analysis) Analisis Important-Performance merupakan suatu cara untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Jumlah penduduk Indonesia yang sangat besar menjadi pasar yang sangat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jumlah penduduk Indonesia yang sangat besar menjadi pasar yang sangat potensial bagi perusahaan-perusahaan untuk memasarkan produknya. Perusahaan dalam negeri maupun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. rasa yang cenderung amis, sering sekali membuat orang merasa machtig (
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Satu hal yang tidak bisa dipungkiri bahwa dalam dunia bisnis setiap perusahaan dihadapkan pada persoalan bagaimana cara untuk memasarkan produknya agar dapat diterima
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Analisis konjoin merupakan salah satu teknik analisis multivariat yang digunakan untuk mengetahui preferensi konsumen terhadap suatu produk baik berupa barang atau
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, kinerja dan harapan atribut
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan 1. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, kinerja dan harapan atribut produk minuman ringan jus kemasan Buavita dapat disimpulkan sebagai berikut : Pada
Lebih terperinciANALISIS KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP PRODUK YAKULT. Oleh FATHUL AZIZ H
ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP BAURAN PRODUK YAKULT (Studi Kasus: Kelurahan Gunung Parang Kecamatan Cikole Kota Sukabumi) Oleh FATHUL AZIZ H 24076040 PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN DEPARTEMEN
Lebih terperinciSIKAP KONSUMEN TERHADAP DAGING SAPI LOKAL DENGAN DAGING SAPI IMPOR
VII. SIKAP KONSUMEN TERHADAP DAGING SAPI LOKAL DENGAN DAGING SAPI IMPOR 7.1. Sikap Konsumen terhadap Daging Sapi Lokal dengan Daging Sapi Impor Sikap konsumen terhadap atribut produk daging sapi lokal
Lebih terperinciIII. METODELOGI PENELITIAN
III. METODELOGI PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dasar dan definisi operasional mencakup semua pengertian dan pengukuran yang dipergunakan untuk mendapatkan data yang akan dianalisis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendirian suatu bisnis baik itu berupa barang dan jasa, sebaiknya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendirian suatu bisnis baik itu berupa barang dan jasa, sebaiknya dibutuhkan dan diinginkan oleh masyarakat. Selain hal tersebut, penciptaan produk atau jasa
Lebih terperinciPENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tabel 1. Data populasi sapi perah dan produksi susu
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam perkembangan gaya hidup masyarakat pada saat ini tak terkecuali masyarakat Indonesia yang lebih mengutamakan kesehatan maka banyak produk kesehatan yang menjadi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. 1 (diakses Agustus 2009)
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi mengakibatkan perubahan dalam masyarakat mulai dari gaya hidup sampai pada pola berpikir. Perubahan ini akan terus terjadi sejalan dengan dinamika
Lebih terperinciANALISIS KINERJA KUALITAS PRODUK
45 ANALISIS KINERJA KUALITAS PRODUK Perilaku konsumen dalam mengkonsumsi dangke dipengaruhi oleh faktor budaya masyarakat setempat. Konsumsi dangke sudah menjadi kebiasaan masyarakat dan bersifat turun
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Merek dalam marketing didefinisikan sebagai pencitraan yang dibangun oleh perusahaan dalam rangka menyampaikan pesan dan membentuk persepsi di benak pelanggan.
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di dalam era globalisasi saat ini perkembangan teknologi dan industri
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di dalam era globalisasi saat ini perkembangan teknologi dan industri kian meningkat tiap tahunnya. Tidak menutup kemungkinan para produsen mengambil peluang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. minyak goreng. Sebagian besar permintaan terhadap minyak goreng ialah untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Minyak goreng merupakan salah satu dari sembilan bahan pokok yang penting bagi masyarakat Indonesia. Minyak goreng dapat dikonsumsi oleh seluruh lapisan masyarakat.
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Konsumen dan Perilaku Konsumen Konsumen adalah orang yang melakukan tindakan menghabiskan nilai barang dan jasa setelah mengeluarkan sejumlah
Lebih terperinciKONSUMSI DAN PERSEPSI MANFAAT MINUMAN PROBIOTIK PADA LANSIA DI KOTA BOGOR. Oleh: PRITA DHYANI SWAMILAKSITA A
KONSUMSI DAN PERSEPSI MANFAAT MINUMAN PROBIOTIK PADA LANSIA DI KOTA BOGOR Oleh: PRITA DHYANI SWAMILAKSITA A54104030 PROGRAM STUDI GIZI MASYARAKAT DAN SUMBERDAYA KELUARGA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsumen 2.2. Karakteristik Konsumen 2.3. Perilaku Konsumen
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsumen Konsumen (pelanggan) adalah semua individu dan rumah tangga yang membeli atau memperoleh barang atau jasa untuk dikonsumsi pribadi (Kotler, 2000). Konsumen dapat dibedakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. khas daerah yang beraneka ragam. Yogyakarta sebagai salah satu sentra budaya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia dikenal akan beragam suku dan budayanya, termasuk makanan khas daerah yang beraneka ragam. Yogyakarta sebagai salah satu sentra budaya juga memiliki makanan
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian dengan menggunakan metode
III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian dengan menggunakan metode eksperimental dengan desain eksperimen yang digunakan adalah experiment. Metode eksperimental
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN Kehidupan sehari-hari manusia tidak akan lepas dari kegiatan pemenuhan
1. PENDAHULUAN 1.1. Latar ~elakang Kehidupan sehari-hari manusia tidak akan lepas dari kegiatan pemenuhan kebutuhan pangan. Kebutuhan tersebut tidak hanya dalam jumlah tetapi dalam kualitasnya. Kualitas
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat ditarik
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut. 1. Gambaran mengenai atribut produk sabun mandi cair kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjadi pertimbangan bagi calon konsumen dalam memilih sebuah brand. Sebagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi di Indonesia yang semakin membaik, mendorong timbulnya laju persaingan dunia usaha. Hal ini menuntut perusahaan untuk semakin kreatif dan inovatif
Lebih terperinciBAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1.Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian serta analisis mengenai pengaruh persepsi konsumen pada atribut produk terhadap niat beli ulang Pocari Sweat yang diwakili oleh 180
Lebih terperinciRINGKASAN EKSEKUTIF SITI MAESAROH, 2003 UJANG SUMARWAN IDQAN FAHMI.
RINGKASAN EKSEKUTIF SITI MAESAROH, 2003. Analisis Perilaku Konsumen Dalam Pemilihan Susu Formula di Rumah Sakit Ibu dan Anak Hermina Jatinegara. Di bawah bimbingan UJANG SUMARWAN dan IDQAN FAHMI. Peraturan
Lebih terperinciDAFTAR ISI. DAFTAR TABEL... xxiii DAFTAR GAMBAR... xxv DAFTAR LAMPIRAN... xxvii
DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... xxiii DAFTAR GAMBAR... xxv DAFTAR LAMPIRAN... xxvii I. PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Perumusan Masalah... 6 1.3. Tujuan Penelitian... 6 1.4. Manfaat Penelitian...
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan akan mendorong perusahaan untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan akan mendorong perusahaan untuk menciptakan suatu produk dengan keunggulan berbeda-beda. Situasi ini menurut adanya
Lebih terperinciBAB Ι PENDAHULUAN. Dunia pemasaran yang semakin global, persaingan yang hypercompetitive dengan
BAB Ι PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dunia pemasaran yang semakin global, persaingan yang hypercompetitive dengan tingkat perubahan yang turbolens menuntut pemasar untuk berupaya semaksimal mungkin
Lebih terperinciBABV KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, maka
BABV KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: Kesimpulan: 1. Dari enam uji peringkat bertanda
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Fenomena persaingan yang ada dalam era globalisasi akan semakin. mengarahkan sistem perekonomian Indonesia ke mekanisme pasar yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fenomena persaingan yang ada dalam era globalisasi akan semakin mengarahkan sistem perekonomian Indonesia ke mekanisme pasar yang memposisikan pemasar untuk
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. gizi yang tinggi yang disekresikan oleh kelenjar mamae dari hewan betina
BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Susu merupakan produk cair berwarna putih yang mengandung nilai gizi yang tinggi yang disekresikan oleh kelenjar mamae dari hewan betina dengan tujuan utama untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. baru diluncurkan oleh perusahaan-perusahaan yang sudah jauh lebih dulu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia usaha dewasa ini semakin pesat. Berbagai produk baru diluncurkan oleh perusahaan-perusahaan yang sudah jauh lebih dulu berkembang maupun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pasar pada saat ini semakin meningkat sehingga membuat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan pasar pada saat ini semakin meningkat sehingga membuat persaingan antar usaha bisnis yang begitu ketat. Semakin banyaknya pesaing yang bermunculan maka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan usaha dalam bidang ritel dalam perkembangannya sangat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan usaha dalam bidang ritel dalam perkembangannya sangat meningkat, di iringi dengan daya beli konsumen yang meningkat. Bisnis ritel di Indonesia sendiri
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah jenis penelitian
36 \ III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah jenis penelitian komparatif kuantitatif. Penelitian komparatif menurut Nazir (2003) adalah penelitian
Lebih terperinciANALISIS KEPUASAN KONSUMEN PRODUK YOU C 1000 (Studi Kasus Mahasiswa Strata Satu Institut Pertanian Bogor) Oleh : Prawira Atma Negara A
ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN PRODUK YOU C 1000 (Studi Kasus Mahasiswa Strata Satu Institut Pertanian Bogor) Oleh : Prawira Atma Negara A 14105587 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Usaha untuk memperkenalkan sebuah produk pada masyarakat pasti dilakukan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Usaha untuk memperkenalkan sebuah produk pada masyarakat pasti dilakukan melalui pemasaran. Tujuan dari pemasaran itu sendiri adalah melayani dan memenuhi kebutuhan
Lebih terperinciKUESIONER ANALISIS SIKAP KONSUMEN TERHADAP KOPI INSTAN KOPIKO BROWN COFFEE DI KOTA DEPOK
77 Lampiran 1. KUESIONER Kuesioner ini merupakan salah cara pengumpulan data dalam rangka penyusunan skripsi dengan judul: ANALISIS SIKAP KONSUMEN TERHADAP KOPI INSTAN KOPIKO BROWN COFFEE DI KOTA DEPOK
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG. Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk terbanyak ke-4 didunia, menjadikan negara yang potensial untuk pemasaran berbagai barang maupun jasa.
Lebih terperinciSIKAP KONSUMEN TERHADAP PRODUK KECAP MANIS DI DESA ARGODADI KECAMATAN SEDAYU KABUPATEN BANTUL
SIKAP KONSUMEN TERHADAP PRODUK KECAP MANIS DI DESA ARGODADI KECAMATAN SEDAYU KABUPATEN BANTUL Eka Setiyawan / 20120220014 Ir. Eni Istiyanti, MP Dr. Ir. Triwara Buddhi S. MP Program Study Agribisnis Fakultas
Lebih terperinciBAB III KERANGKA PEMIKIRAN
BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Definisi Konsumen Konsumen adalah seseorang yang terlibat secara langsung dalam kegiatan dan penggunaan dari suatu produk dalam rangka memenuhi tujuan penggunaan, kebutuhan
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI.. iii DAFTAR TABEL vi DAFTAR GAMBAR ix DAFTAR LAMPIRAN.. x
DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI.. iii DAFTAR TABEL vi DAFTAR GAMBAR ix DAFTAR LAMPIRAN.. x I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang. 1 1.2. Rumusan Masalah 5 1.3. Tujuan Penelitian.. 6 1.4. Manfaat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Indonesia merupakan Negara yang potensial dalam memasarkan suatu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan Negara yang potensial dalam memasarkan suatu barang atau jasa bagi banyak perusahaan lokal ataupun perusahaan asing. Seiring dengan berkembangnya
Lebih terperinciBAB III KERANGKA PEMIKIRAN
BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Pengertian Perilaku Konsumen Perilaku konsumen adalah tindakan langsung yang terlibat untuk mendapatkan, mengkonsumsi dan menghabiskan produk
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perilaku Konsumen
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perilaku Konsumen Pasar konsumen terdiri dari seluruh individu dan rumah tangga yang membeli atau mendapatkan barang dan jasa untuk keperluan pribadi. Konsumen itu sendiri terdiri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. setiap orang. Dalam hal ini yang dimaksud makanan adalah segala sesuatu. pembuatan makanan atau minuman. 1
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Makanan adalah kebutuhan dasar manusia yang paling hakiki. Oleh karena itu pemenuhan akan kebutuhannya merupakan hak asasi setiap orang. Dalam hal ini yang dimaksud
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. aktivitas masyarakat, baik di perkotaan maupun di pedesaan tak lepas dari
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dilihat dari bertambahnya jumlah penduduk dan semakin berkembangnya aktivitas masyarakat, baik di perkotaan maupun di pedesaan tak lepas dari kebutuhan dalam
Lebih terperinciterus berlomba-lomba untuk menawarkan produknya agar dapat dikenal
1 BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini persaingan-persaingan yang terjadi dalam pasar bisnis semakin ketat antara perusahaan yang satu dengan perusahaan yang lainnya. Semua perusahaan
Lebih terperinciEDUKASI KESEHATAN KEPADA MASYARAKAT Apakah bermanfaat? Apa peran kita masing-masing?
EDUKASI KESEHATAN KEPADA MASYARAKAT Apakah bermanfaat? Apa peran kita masing-masing? Dr. dr. Herqutanto, MPH MARS Departemen Ilmu Kedokteran Komunitas FKUI BERAPA BANYAK DARI KITA YANG MENGECEK KOMPOSISI
Lebih terperinci