BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kota Gorontalo sebagai ibukota Provinsi Gorontalo merupakan kota yang
|
|
- Hamdani Budiaman
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Gambaran Umum BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Lokasi Penelitian Kota Gorontalo sebagai ibukota Provinsi Gorontalo merupakan kota yang menyediakan pendidikan mulai dari tingkat Sekolah Dasar sampai ketingkat perguruan tinggi. Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang berada di Kota Gorontalo terdiri dari 16 Sekolah Negeri dan 5 Sekolah Swasta yang tersebar di beberapa Kecamatan yang berada di Kota Gorontalo. Di antaranya Kecamatan Dungingi, Kecamatan Hulonthalangi, Kecamatan Kota Selatan, Kecamatan Kota Tengah, Kecamatan Kota Timur, Kecamatan Sipatana, Keca matan Kota Utara, dan Kecamatan Kota Barat. Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Pertama Kota Gorontalo, dimana dari 22 Sekolah Menengah Pertama yang berada di Kota Gorontalo hanya 7 sekolah (31,81%) yang terdapat penjual makanan jajanan yang menggunakan saos tomat sebagai bahan pelengkap rasa. Dari data yang di peroleh bahwa Sekolah Menengah Pertama yang berada di Kota Gorontalo terdapat 21 Sekolah (95,5%) Menengah Pertama di bawah naungan Dinas Pendidikan dan 1 (4,54%) Sekolah Menengah Pertama di bawah naungan Departemen Agama. Pada penelitian ini dari 7 sekolah terdapat 13 penjual makanan jajanan yang menggunakan saos tomat dan diperoleh sampel sebanyak 14 sampel, dimana terdapat 1 penjual makanan jajanan yang menggunakan 2 merk saos tomat yang berbeda.
2 30 Adapun jumlah penjual makanan jajanan yang menggunakan saos tomat secara keseluruhan di lingkungan Sekolah Menengah Pertama Kota Gorontalo disajikan pada tabel 4.1 adalah sebagai berikut : Tabel 4.1 :Distribusi Penjual Makanan Jajanan Yang Menggunakan Saos Tomat Di Lingkungan Sekolah Menengah Pertama Kota Gorontalo Tahun 2013 Jumlah Penjual Makanan Jajanan Lokasi Sekolah n % SMP ,38 SMP ,38 SMP 3 1 7,70 SMP ,38 SMP ,38 SMP ,38 MTs. Alkhairat 2 15,38 Jumlah ,0 Sumber : Data Primer 2013 Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa penjual makanan jajanan yang menggunakan saos tomat berjumlah 13 penjual yang tersebar di beberapa Sekolah Menengah Pertama Kota Gorontalo. Dari 7 Sekolah ada 6 sekolah yang terdapat 2 penjual (15,38%) dan 1 sekolah (7,70%) yang terdapat 1 penjual Karakteristik Sampel (Saos Tomat) Saos tomat yang dijadikan sampel pada penelitian ini ialah saos tomat yang digunakan pada makanan jajanan di lingkungan Sekolah Menengah Pertama yang berjumlah 14 sampel dengan merk yang berbeda. Saos tomat digunakan pada makanan jajanan seperti pentolan, pangsit, nasi goreng, dan bakso. Saos tomat yang digunakan ada yang berasal dari pasar modern dan ada juga yang berasal dari pasar tradisional, seluruh saos tomat yang digunakan oleh penjual makanan jajanan berasal dari pasar tradisional (Tabel 4.2) karena penjual lebih
3 31 senang belanja di pasar tradisional dengan alasan mudah dijangkau dan relatif murah. Dan saos tomat yang digunakan ada yang berisi dalam kemasan sachet dan adapula yang berisi dalam kemasan botol. Sebelum digunakan oleh penjual terlebih dahulu saos tomat di tambahkan air sedikit dengan alasan agar mudah di tumpah karena terlalu kental sehingga sangat sulit untuk di tumpah. 4.2 Hasil Penelitian Distribusi Responden Berdasarkan Sumber Saos Tomat Sumber saos tomat yang digunakan oleh penjual makanan jajanan di lingkungan Sekolah Menengah Pertama dapat di lihat pada tabel 4.2 sebagai berikut : Tabel 4.2 :Distribusi Responden Berdasarkan Sumber Saos Tomat Yang Digunakan Pada Makanan Jajanan Di Lingkungan Sekolah Menengah Pertama Kota Gorontalo Tahun 2013 Sumber Saos Tomat Jumlah n % Pasar Modern 0 0,0 Pasar Tradisional ,0 Total ,0 Sumber : Data Primer Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa dari 14 saos tomat yang digunakan pada makanan jajanan di lingkungan Sekolah Menengah Pertama semuanya berasal dari pasar tradisional yaitu sebanyak 14 Saos Tomat (100%) Distribusi Responden Berdasarkan Memperhatikan Tanggal Kadaluarsa Pada Saos tomat Responden yang memperhatikan tanggal kadaluarsa atau tidak memperhatikan tanggal kadaluarsa disaat membeli saos tomat yang digunakan pada makanan jajanan dapat di lihat pada tabel 4.3 sebagai berikut :
4 32 Tabel 4.3 :Distribusi Responden Berdasarkan Memperhatikan Tanggal Kadaluarsa Pada Saos Tomat Yang Digunakan Pada Makanan Jajanan Di Lingkungan Sekolah Menengah Pertama Kota Gorontalo Tahun 2013 Memperhatikan Tanggal Jumlah Kadaluarsa n % Ya ,0 Tidak 0 0,0 Total ,0 Sumber : Data Primer Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui bahwa semua responden memperhatikan tanggal kadaluarsa di saat membeli saos tomat yaitu sebanyak 14 responden (100%) Distribusi Responden Berdasarkan Label BPOM Pada Saos Tomat Kemasan saos tomat yang tercantum label BPOM dapat di lihat pada tabel 4.4 sebagai berikut : Tabel 4.4 :Distribusi Responden Berdasarkan Label BPOM Pada Saos Tomat Yang Digunakan Pada Makanan Jajanan Di Lingkungan Sekolah Menengah Pertama Kota Gorontalo Tahun 2013 Tercantum Label BPOM Jumlah n % Ya 9 64,29 Tidak 5 35,71 Total ,0 Sumber : Data Primer Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui bahwa dari 14 saos tomat ada 9 kemasan saos tomat yang tercantum label BPOM (69,23%) dan 5 kemasan saos tomat yang tidak tercantum label BPOM (35,71%).
5 Distribusi Responden berdasarkan Kemasan Saos Tomat berikut : Kemasan saos tomat yang digunakan dapat dilihat pada tabel 4.4 sebagai Tabel 4.5 :Distribusi Responden Berdasarkan Kemasan Saos Tomat Yang Digunakan Pada Makanan Jajanan Di Lingkungan Sekolah Menengah Pertama Kota Gorontalo Tahun 2013 Kemasan Saos Tomat Jumlah n % Botol 13 92,30 Sachet 1 7,70 Total ,0 Sumber : Data Primer Berdasarkan tabel 4.5 dapat diketahui bahwa dari 14 saos tomat yang digunakan pada makanan jajanan di lingkungan Sekolah Menengah Pertama Kota Gorontalo saos tomat yang berisi dalam kemasan botol sebanyak 13 saos tomat (92,30%) dan yang berisi dalam kemasan sachet 1 saos tomat (7,70%) Hasil Pemeriksaan Laboratorium Subyek dalam penelitian ini adalah Sekolah Menengah Pertama Kota Gorontalo yang terdapat penjual makanan jajanan yang menggunakan saos tomat. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 14 sampel. Adapun hasil pengujian Laboratorium dapat dilihat pada tabel berikut :
6 34 Tabel 4.6 : Hasil Pengujian Kadar Natrium Benzoat Pada Saos Tomat Yang Digunakan Pada Makanan Jajanan Di Lingkungan Sekolah Menengah Pertama Kota Gorontalo Tahun 2013 Lokasi Sekolah Penjual Kode Sampel Hasil Uji (ppm)* Konversi (g/kg) SMP 4 Nasi Goreng A 16,07 0,02 MS Mie Bakso B 16,83 0,02 MS SMP 6 Mie Bakso C 9,18 0,009 MS Pentolan D 19,89 0,02 MS SMP 7 Nasi Goreng E 5,97 0,006 MS Mie pangsit F 11,63 0,01 MS SMP 1 Nasi Goreng G 9,79 0,009 MS Burger H 8, MS SMP 2 Nasi Goreng I 89,66 0,09 MS J 122,71 0,12 MS Mie Bakso K 175,19 0,18 MS SMP 3 Nasi Goreng L 19,13 0,02 MS MTs Pentolan M 122,71 0,12 MS Pentolan N 509,95 0,51 MS Sumber : *Laboratorium Badan Standardisasi Industri Manado 2013 Keterangan : MS = Memenuhi syarat Ket Berdasarkan tabel 4.6 dapat di ketahui bahwa berdasarkan uji Laboratorium Baristand Manado seluruh sampel saos tomat yang ditambahkan bahan pengawet natrium benzoat hasilnya dengan kadar bervariasi. Kadar natrium benzoat pada saos tomat yang tertinggi yaitu di sekolah MTs pada penjual pentolan dengan kode sampel N yakni sebanyak 509,95 ppm atau jika di konversi dalam g/kg adalah 0,51 g/kg. Sedangkan sampel yang terendah yaitu di sekolah SMP 7 pada penjual nasi goreng dengan kode sampel E sebanyak 5,97 ppm atau jika di konversi dalam g/kg adalah 0,006 g/kg.
7 Pembahasan Sampel berupa saos tomat di ambil dari penjual makanan jajanan yang berjualan di lingkungan Sekolah Menengah Pertama Kota Gorontalo. Peneliti melakukan kunjungan sekaligus pengumpulan sampel saos tomat di beberapa Sekolah Menengah Pertama Kota Gorontalo yang terdapat pada penjual makanan jajanan yang menggunakan saos tomat sebagai pelengkap rasa yang di lakukan pada tgl 30 Oktober Sekolah Menengah Pertama yang berada di Kota Gorontalo terdapat 21 Sekolah Menengah Pertama, namun pada saat penelitian hanya 7 sekolah yang terdapat penjual makanan jajanan yang menggunakan saos tomat ke dalam makanan jajanan. Dari ke tujuh sekolah tersebut terkumpul 14 sampel saos tomat dengan berat masing-masing 100 gr. Setelah terkumpul saos tomat tersebut di tuang dalam botol kaca kemudian diberikan kode, setelah itu sampel dikemas dan di bawa ke Laboratorium Baristand Manado dengan menggunakan alat transportasi darat untuk dilakukan pengujian kadar natrium benzoat. Berdasarkan hasil wawancara dengan 13 Responden dari 14 saos tomat yang digunakan oleh penjual makanan jajanan semuanya berasal dari pasar tradisional (Tabel 4.2) dengan alasan pasar tersebut lebih mudah dijangkau atau dekat dengan tempat tinggal dan lebih menghemat ongkos transportasi mereka sehingga banyak menguntungkan bagi penjual dibandingkan dengan pasar modern tidak ada prektek jual beli dimana pembeli tidak bisa menawar harga yang dijual. Pasar tradisional yang berada di Kota Gorontalo biasanya terdiri dari kios-kios
8 36 yang dibuka oleh penjual dan kebanyakan menjual kebutuhan sehari-hari seperti bahan-bahan makanan. Hasil wawancara bahwa semua penjual memperhatikan tanggal kadaluarsa (Tabel 4.3) setiap membeli saos tomat, karena mereka mengetahui apabila menggunakan suatu produk yang sudah kadaluarsa akan membahayakan kesehatan manusia dan tidak halal untuk di konsumsi, hal itu mereka ketahui melalui akses informasi baik di televisi maupun surat kabar ataupun media lainnya. Kualitas kemasan merupakan bagian dari daya tarik dalam memasarkan suatu produk maka segala keserasian dan kselarasan dalam mengemas barang harus diperhatikan oleh perusahaan juga dapat dijadikan identitas ke khasan produk, mulai dari informasi nilai gizi, label halal, dan yang terpenting tanggal kadaluarsa, maka dengan demikian kepercayaan konsumen akan suatu produk akan meningkat dan minimal dipertahankan (Fathonah, 2013).Kualitas produk harus sangat diperhatikan dalam memproduksi suatu produk karena produk yang berkualitas akan sangat dipercayai oleh konsumen untuk menjadi produk andalannya, sebaliknya jika kualitas produk tidak di pertahankan kebaikannya maka mungkin saja konsumen akan lari dan beralih pada produk lain (Fathonah, 2013). Dari 14 sampel saos tomat yang terdapat label BPOM (tabel 4.4) adalah sebanyak 9 sampel dan yang tidak terdapat label BPOM yaitu sebanyak 5 sampel dengan merk yang sama, berdasarkan hasil wawancara dengan penjual makanan jajanan bahwa sampel yang tidak terdapat label BPOM lebih mudah di dapatkan di pasar dan harganya sangat relatif murah, walaupun 9 sampel tersebut tidak
9 37 tercantum label BPOM namun kadar natrium benzoat yang terkandung di dalam saos tomat tidak melebihi ambang batas sesuai Peraturan Menteri Kesehatan RI No 722/Menkes/Per/IX/88 yakni 1 g/kg. Labelisasi obat dan makanan di tinjau dari pandangan masyarakat, maka kita akan berhadapan dengan kenyataan bahwa masyarakat, rakyat indonesia sekitar 90% adalah konsumen muslim. Karenanya keamanan pangan bagi 90% masyarakat indonesia harus terpenuhi, maka secara tidak langsung akan menjadi relatif aman pula bagi selain konsumen muslim indonesia. Bagi konsumen muslim, makanan yang aman tidak hanya sekedar terbebas dari bahaya fisik, kimia ataupun mikrobiologi, tetapi juga ada suatu unsur yang hakiki yaitu aman dari bahaya barang yang diharamkan dan diragukan (Adisasmito, 2008). Berdasarkan hasil pengujian Laboratorium menunjukan bahwa dari seluruh sampel yang di uji kadar natrium benzoat bervariasi. Untuk kadar natrium benzoat yang tertinggi yaitu di sekolah MTs pada penjual Pentolan dengan kode sampel N sebanyak 509,95 ppm atau di konversi dalam satuan g/kg adalah 0,51 g/kg sedangkan kadar natrium benzoat yang terendah yaitu di sekolah SMP 7 pada penjual nasi goreng dengan kode sampel E sebanyak 5,97 ppm atau jika di konversi kedalam satuan satuan g/kg adalah 0,006 g/kg. Data di atas menunjukkan bahwa hasil pengujian pada seluruh sampel yang mengandung kadar natrium benzoat pada saos tomat tidak melebihi ambang batas atau sesuai PERMENKES RI No 722/Menkes/Per/IX/88 yakni 1 g/kg. Hal ini berarti saos tomat yang digunakan layak untuk di konsumsi. Kadar natrium benzoat yang tertinggi Pada Sekolah MTs sampel kode N dikarenakan sebelum
10 38 digunakan saos tomat tersebut di masak terlebih dahulu dengan di tambahkan garam,air, dan bawang putih dan Kadar natrium benzoat terendah pada Sekolah SMP 7 sampel kode E hal ini di karenakan penjual tidak menambahkan air ataupun memasak saos tomat sebelum digunakan. Dan 12 (85,71%) sampel lainnya hanya di tambahkan air terlebih dahulu sebelum digunakan, dari 14 sampel saos tomat yang berisi dalam kemasan botol sebanyak 13 (19,86%) saos tomat dan yang berisi dalam kemasan sachet sebanyak 1 saos tomat pada kode sampel E. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sumarni pada tahun 2012 di Kabupaten Gowa dapat disimpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi kadar natrium benzoat pada saos tomat dan kecap dari pabrik lebih tinggi dibanding produk dari pasaran dipengaruhi oleh beberapa hal antara lain suhu, cahaya, penyimpanan, dan kadar air. Dari ke lima merk saos tomat yang digunakan semuanya layak untuk dikonsumsi dan masih aman bagi kesehatan masyarakat, dan dari ke lima saos tomat sebaiknya gunakan saos tomat kode sampel E, walaupun harganya agak sedikit mahal dari saos tomat merk lainnya.. Kadar natrium benzoat yang tidak melebihi ambang batas sesuai Peraturan Menteri Kesehatan hal ini perlu di pertahankan guna untuk kesehatan masyarakat secara umum dan untuk kesehatan anak sekolah secara khusus. Menurut Winarno 1986 dalam Mulyanti 2004 bahwa asam benzoat merupakan bahan pengawet yang digunakan pada bahan makanan yang bersifat asam, karena kelarutannya lebih besar maka biasa digunakan dalam bentuk garam,
11 39 bila semakin tinggi kadar benzoat yang digunakan maka mempengaruhi kadar air dan aktifitas air makanan, penambahan natrium benzoat pada saos tomat juga memperpanjang umur simpan. Bahan pengawet natrium benzoat yang berfungsi memperpanjang umur simpan dalam makanan atau minuman, namun apabila digunakan dalam dosis yang melebihi ambang batas maka akan merugikan dan berbahaya bagi kesehatan tubuh, natrium benzoat yang tidak terurai didalam tubuh akan terjadi penumpukan sehinnga dapat menimbulkan kejang-kejang terus menerus, hiperaktif serta menurunkan ketahanan badan dan pada akhirnya menyebabkan kematian (Mulyanti 2004).
BAB I PENDAHULUAN. harus aman dalam arti tidak mengandung mikroorganisme dan bahan-bahan kimia
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Makanan dan minuman merupakan satu faktor yang cukup besar pengaruhnya terhadap derajat kesehatan masyarakat. Makanan dan minuman harus aman dalam arti tidak mengandung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. teknologi pangan dan bahan kimia yang dibutuhkan agar mutunya baik.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan teknologi menyebabkan aktivitas masyarakat meningkat, baik di pedesaan maupun di perkotaan. Kebutuhan masyarakat yang semakin kompleks menyebabkan perlu
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Gorontalo yaitu SMPN 1 Gorontalo, SMPN 2 Gorontalo, SMPN 3 Gorontalo,
22 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini telah dilakukan pada 7 Sekolah Menengah Pertama Kota Gorontalo yaitu SMPN 1 Gorontalo, SMPN 2 Gorontalo,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang diolah maupun tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melakukan berbagai upaya sebagaimana disebutkan dalam Undang-Undang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam rangka peningkatan derajat kesehatan masyarakat pemerintah telah melakukan berbagai upaya sebagaimana disebutkan dalam Undang-Undang Kesehatan No. 23 tahun 1992
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang luas wilayahnya 64,79 km atau sekitar 0,58 % dari luas Provinsi Gorontalo.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Kota Gorontalo merupakan salah satu wilayah dari Provinsi Gorontalo yang luas wilayahnya 64,79 km atau sekitar 0,58 % dari luas Provinsi Gorontalo.
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Ilotidea, Tualango, Tabumela, Tenggela dan Tilote. Kecamatan Tilango memiliki
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Lokasi Penelitian Kecamatan Tilango merupakan bagian dari beberapa kecamatan yang ada di kabupaten Gorontalo yang memiliki 7 desa yakni desa Dulomo,
Lebih terperinciLampiran 1. A. Karakteristik Responden 1. Nama Responden : 2. Usia : 3. Pendidikan :
Lampiran 1 KUESINER PENELITIAN Analisa Kandungan Natrium Benzoat, Siklamat Pada Selai Roti Yang Bermerek Dan Tidak Bermerek Serta Tingkat Pengetahuan Penjual Tentang Natrium Benzoat, Siklamat Pada Selai
Lebih terperinciIDENTIFIKASI KANDUNGAN FORMALIN PADA TAHU YANG DIJUAL DI PASAR SENTRAL KOTA GORONTALO. Sriyanti Dunggio, Herlina Jusuf, Ekawaty Prasetya 1
IDENTIFIKASI KANDUNGAN FORMALIN PADA TAHU YANG DIJUAL DI PASAR SENTRAL KOTA GORONTALO Sriyanti Dunggio, Herlina Jusuf, Ekawaty Prasetya 1 Program Studi Kesehatan Masyarakat Peminatan Kesehatan Lingkungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan merata. Maksudnya bahwa dalam pembangunan kesehatan setiap orang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu isi dari dasar-dasar pembangunan kesehatan di Indonesia adalah adil dan merata. Maksudnya bahwa dalam pembangunan kesehatan setiap orang mempunyai hak yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Makanan merupakan komponen penting bagi kehidupan manusia, karena
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Makanan merupakan komponen penting bagi kehidupan manusia, karena makanan berguna untuk menjaga kelangsungan proses fisiologis tubuh dapat berjalan dengan lancar. Makanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ilmu pengetahuan terpenuhi. Menurut UU No.7 tahun 1996 menyebutkan bahwa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kualitas hidup manusia akan meningkat jika kualitas pangan, pendidikan dan ilmu pengetahuan terpenuhi. Menurut UU No.7 tahun 1996 menyebutkan bahwa kriteria yang harus
Lebih terperinciTotal. Warung/ Kios. Pedagang Kaki Lima
1 bahan tambahan perlu diatur, baik jenis maupun jumlahnya yang digunakan pada pengolahan makanan. Hanya bahan yang telah diuji keamanannya yang diizinkan untuk digunakan, dan mutunya harus memenuhi standar
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Adapun lokasi dan waktu penelitian ini yakni sebagai berikut :
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Adapun lokasi dan waktu penelitian ini yakni sebagai berikut : 3.1.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini bertempat di Sekolah Dasar Negeri
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. pengolahan yang memenuhi syarat, cara penyimpanan yang betul, dan. pengangkutan yang sesuai dengan ketentuan (Mukono, 2000).
7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Makanan 2.1.1 Pengertian Makanan Secara umum makanan sehat merupakan makanan yang higienis dan bergizi (mengandung zat hidrat arang, protein, vitamin, dan mineral). Agar makanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Makanan atau minuman adalah salah satu kebutuhan dasar manusia.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Makanan atau minuman adalah salah satu kebutuhan dasar manusia. Dalam kehidupan sehari-hari kebutuhan bahan dasar makanan harus mengandung zat gizi untuk memenuhi fungsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. saing manusia akan meningkat yang berpengaruh terhadap kelanjutan serta kemajuan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberhasilan sebuah bangsa dalam memajukan pembangunan di segala bidang adalah salah satu wujud dari tercapainya bangsa yang maju dan mandiri. Salah satu faktor yang
Lebih terperinciPEMBUATAN SAOS CABE MERAH Nurbaiti A. Pendahuluan Cabe merah merupakan salah satu komoditas hortikultura yang mempunyai nilai ekonomis cukup tinggi
PEMBUATAN SAOS CABE MERAH Nurbaiti A. Pendahuluan Cabe merah merupakan salah satu komoditas hortikultura yang mempunyai nilai ekonomis cukup tinggi dan dikembang secara luas oleh petani di Propinsi Aceh.
Lebih terperinciKuesioner Penelitian
Lampiran 1 Kuesioner Penelitian PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN GURU SEKOLAH DASAR TENTANG MAKANAN YANG MENGANDUNG BAHAN TAMBAHAN PANGAN PADA SEKOLAH DASAR DI KELURAHAN MABAR KECAMATAN MEDAN DELITAHUN
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Makanan adalah salah satu kebutuhan manusia.dalam kehidupan sehari-hari.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Makanan adalah salah satu kebutuhan manusia.dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai kebutuhan dasar, makanan tersebut harus mengandung zat gizi untuk dapat memenuhi fungsinya
Lebih terperinciUJI KADAR AIR DAN ASAM PEROXIDA PADA MINYAK KELAPA TRADISIONAL (Studi Kasus Masyarakat di Kecamatan Bongomeme Kabupaten Gorontalo)
UJI KADAR AIR DAN ASAM PEROXIDA PADA MINYAK KELAPA TRADISIONAL (Studi Kasus Masyarakat di Kecamatan Bongomeme Kabupaten Gorontalo) Ervina Utami Tamola, Dian Saraswati, Lia Amalia 1 Program Studi Kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penggunaan bahan kimia sebagai bahan tambahan pada makanan (food
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggunaan bahan kimia sebagai bahan tambahan pada makanan (food additive) saat ini sering ditemui pada makanan dan minuman. Salah satu bahan tambahan pada makanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. akan menimbulkan penyakit bagi yang mengkonsumsinya (Fardiaz, 1993).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal pemerintah telah melakukan berbagai upaya kesehatan seperti yang tercantum dalam Pasal 10 Undang-Undang
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.631, 2015 BPOM. Ritel Pangan. Pasar Tradisional. Pedoman. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN CARA
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan uji laboratorium yang dilakukan di Laboratorium
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Berdasarkan uji laboratorium yang dilakukan di Laboratorium Pengendalian dan Pengujian Mutu Hasil Perikanan (LPPMHP) Gorontalo melalui uji kandungan formalin dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kegiatan, salah satunya adalah pengamanan makanan dan minuman. Upaya
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang No. 23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan menyebutkan bahwa peningkatan dan pemantapan upaya kesehatan diselenggarakan melalui 15 macam kegiatan, salah satunya
Lebih terperinciUJI KANDUNGAN LOGAM BERAT TIMBAL (Pb) PADA IKAN KALENG YANG BEREDAR DI PASAR MODEREN KOTA GORONTALO
UJI KANDUNGAN LOGAM BERAT TIMBAL (Pb) PADA IKAN KALENG YANG BEREDAR DI PASAR MODEREN KOTA GORONTALO Sri Rahayu Hinelo, Herlina Jusuf, Ekawaty Prasetya 1 srirahayu_hinelo@yahoo.com Program Studi Kesehatan
Lebih terperinciANALISIS KADAR NITRIT PADA SOSIS SAPI DI PASAR MODERN KOTA GORONTALO. Nurnaningsi Yalumini, Rama P Hiola, Ramly Abudi 1
ANALISIS KADAR NITRIT PADA SOSIS SAPI DI PASAR MODERN KOTA GORONTALO Nurnaningsi Yalumini, Rama P Hiola, Ramly Abudi 1 Program Studi Kesehatan Masyarakat Peminatan Kesehatan Lingkungan Fakultas Ilmu-Ilmu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Departemen Kesehatan Republik Indonesia, mendefenisikan Makanan dan minuman
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Makanan merupakan bahan yang dapat dimakan baik secara alamiah maupun melalui proses buatan manusia untuk mempertahankan hidup dan kesehatan tubuh. Departemen Kesehatan
Lebih terperinci4. Menurut anda jenis es batu apa yang baik digunakan?
Lampiran 1 : Kuesioner Penelitian FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEDAGANG MINUMAN DALAM MEMILIH JENIS ES BATU DI PASAR TRADISIONAL SENTRAL KOTA MEDAN TAHUN 2012 I. Identitas Responden 1. Nama : 2. Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari kedelai yang melalui proses fermentasi. Berdasarkan data dari BPS, produksi
Produksi kedelai (ton) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tempe merupakan salah satu makanan tradisional di Indonesia yang terbuat dari kedelai yang melalui proses fermentasi. Berdasarkan data dari BPS,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan rancangan cross
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan rancangan cross sectional untuk mengetahui pengetahuan, sikap, dan tindakan Guru Sekolah Dasar terhadap
Lebih terperinci7. LAMPIRAN. Lampiran 1. Hasil Pengujian SPSS 1.1 Uji Chi Square Test Uji Korelasi Kendall. Test Statistics
7. LAMPIRAN Lampiran 1. Hasil Pengujian SPSS 1.1 Uji Chi Square Test Test Statistics USIA PENDIDIK PKRJAAN JNS_KLMN PGHSILAN Chi-Square a,b 11,703 191,714 41,429 23,143 302,286 df 1 4 4 1 4 Asymp. Sig.,001,000,000,000,000
Lebih terperinciUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
PERAN CHITOSAN SEBAGAI PENGAWET ALAMI DAN PENGARUHNYA TERHADAP PROTEIN SERTA ORGANOLEPTIK PADA BAKSO DAGING SAPI SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengeni suatu produk tertentu yang ingin digunakannya. tentang produk yang tercetak pada kemasan. Dalam label, konsumen dapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini konsumen semakin kritis dalam mencari dan menggali informasi tentang produk yang akan digunakan. Informasi tentang produk dapat diperoleh melalui beberapa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Seluruh masyarakat merupakan konsumen dari makanan sekaligus
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Makanan mempunyai peran yang sangat penting dalam kesehatan masyarakat. Seluruh masyarakat merupakan konsumen dari makanan sekaligus masyarakatlah yang
Lebih terperinciAdvertisement of Nutrition Message in Food Product. Adelya Desi Kurniawati, STP., MP., M.Sc.
Advertisement of Nutrition Message in Food Product Adelya Desi Kurniawati, STP., MP., M.Sc. Tren penggunaan pesan terkait kesehatan oleh produsen semakin meningkat, sehingga memberikan konsekuensi penting
Lebih terperinciPELABELAN DAN IKLAN PANGAN
PELABELAN DAN IKLAN PANGAN BAHAYA BIOLOGIS BAHAYA KIMIA AMANKAN PANGAN dan BEBASKAN PRODUK dari BAHAN BERBAHAYA BAHAYA FISIK BEBAS BAHAYA PP No. 69/1999 tentang Label dan Iklan Pangan Pengertian (1) Label
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bakso merupakan makanan jajanan yang paling populer di Indonesia.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bakso merupakan makanan jajanan yang paling populer di Indonesia. Penggemar makanan jajanan ini merata mulai dari anak-anak sampai orang dewasa sehingga pedagang makanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. informasi produk yang ditawarkan perusahaan, akan cepat sampai kepada
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada era kemajuan teknologi dan informasi dalam dunia usaha atau bisnis, informasi produk yang ditawarkan perusahaan, akan cepat sampai kepada konsumen. Konsumen semakin
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. makhluk hidup, yang berguna bagi kelangsungan hidupnya. Makanan penting
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Makanan dan minuman merupakan bahan yang sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup, yang berguna bagi kelangsungan hidupnya. Makanan penting untuk pertumbuhan maupun untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pola hidup sehat masyarakat sangat terdukung oleh adanya makanan dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pola hidup sehat masyarakat sangat terdukung oleh adanya makanan dan minuman yang dikonsumsi, terutama berasal dari bahan alami. Salah satu minuman yang bermanfaat bagi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penjual makanan di tempat penjualan dan disajikan sebagai makanan siap santap untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan profil Dinas Kesehatan Kota Medan, pada tahun 2010 terdapat 28.501 TPUM (Tempat Umum dan Pengelolaan Makanan), salah satunya adalah pusat makanan jajanan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. gizi dan mempunyai bentuk yang menarik, akan tetapi juga harus aman dalam arti
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam kehidupannya, makhluk hidup membutuhkan makanan, karena dari makanan manusia mendapatkan berbagai zat yang diperlukan oleh tubuh untuk dapat bekerja dengan optimal.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melakukan berbagai upaya sebagaimana disebutkan dalam Undang-Undang
13 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Dalam rangka peningkatan derajat kesehatan masyarakat pemerintah telah melakukan berbagai upaya sebagaimana disebutkan dalam Undang-Undang Kesehatan No. 23 tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. utility atau konsumsi. Dimana salah satu aktifitas konsumen tersebut adalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebutuhan pokok manusia terdiri dari sandang, pangan, perumahan, pendidikan dan kesehatan. Kebutuhan pokok atau kebutuhan dasar dapat dijelaskan sebagai kebutuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terciptanya struktur ekonomi yang seimbang dan kokoh yang meliputi aspek
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan sektor industri secara nasional diarahkan untuk mendorong terciptanya struktur ekonomi yang seimbang dan kokoh yang meliputi aspek perubahan ekonomi. Tingkat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesehatannya sendiri, tapi harus dilihat dari segi-segi yang ada pengaruhnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah kesehatan adalah suatu masalah yang sangat kompleks, yang saling berkaitan dengan masalah-masalah lain di luar kesehatan sendiri. Demikian pula pemecahan masalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sendiri. Faktor-faktor yang menentukan kualitas makanan baik, dapat ditinjau dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Makanan mempunyai peranan yang sangat penting dalam kesehatan masyarakat. Seluruh anggota masyarakat tanpa kecuali adalah konsumen makanan itu sendiri. Faktor-faktor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Usaha kecil dan menengah (UKM) pada umumnya membuka usahanya di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Usaha kecil dan menengah (UKM) pada umumnya membuka usahanya di bidang makanan dan minuman seperti usaha membuka tempat makan (restoran/rumah makan), camilan dan kuliner
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK TAHUN 2011 TENTANG PENDAFTARAN PANGAN OLAHAN
PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN NOMOR HK.03.1.5.12.11.09955 TAHUN 2011 TENTANG PENDAFTARAN PANGAN OLAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN, Menimbang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya sasaran pembangunan pangan adalah menyediakan pangan
15 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pangan merupakan kebutuhan dasar yang sangat penting bagi kehidupan setiap insan baik secara fisiologis, psikologis, sosial maupun antropologis. Pangan selalu terkait
Lebih terperinciDewi Ayu Setiawati 1, Nurmaini 2, Indra Chahaya 2. Departemen Kesehatan Lingkungan
ANALISA KANDUNGAN NATRIUM BENZOAT, SIKLAMAT PADA SELAI ROTI YANG BERMEREK DAN TIDAK BERMEREK SERTA TINGKAT PENGETAHUAN PENJUAL DI PASAR PETISAH KOTA MEDAN TAHUN 2013 Dewi Ayu Setiawati 1, Nurmaini 2, Indra
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakang. sebuah informasi produk agar mudah dipahami oleh konsumen. Label
PENDAHULUAN Latar Belakang Label merupakan salah satu alat komunikasi untuk menyampaikan sebuah informasi produk agar mudah dipahami oleh konsumen. Label yang disusun secara baik akan memudahkan konsumen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang secara alami bukan merupakan bagian dari bahan baku pangan, tetapi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahan Tambahan Pangan (BTP) adalah bahan atau campuran bahan kimia yang secara alami bukan merupakan bagian dari bahan baku pangan, tetapi ditambahkan ke dalam pangan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian adalah sektor yang sangat berpengaruh pada perkembangan
BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian adalah sektor yang sangat berpengaruh pada perkembangan kebutuhan ekonomi di Indonesia. Salah satunya adalah penghasil makanan pokok
Lebih terperinciTEKNOLOGI PENGOLAHAN CABE MERAH. Oleh: Gusti Setiavani, STP
TEKNOLOGI PENGOLAHAN CABE MERAH Oleh: Gusti Setiavani, STP Cabe merah (Capsicum annum, L) merupakan salah satu komoditas hortikultura yang memepunyai nilai ekonomis cukup tinggi. Cabe merah tersebut banyak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan kehidupan masyarakat yang semakin maju menjadikan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan kehidupan masyarakat yang semakin maju menjadikan semua orang berusaha berperilaku lebih cerdas. Mengingat secara umum sebenarnya pertumbuhan
Lebih terperinciBUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 38 TAHUN 2012 TENTANG
BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 38 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENERBITAN SERTIFIKAT PRODUKSI PANGAN INDUSTRI RUMAH TANGGA DAN SERTIFIKAT LAIK HYGIENE SANITASI JASABOGA, DEPOT AIRMINUM
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbagai bahan makanan. Zat gizi yaitu zat-zat yang diperoleh dari bahan makanan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap orang dalam siklus hidupnya selalu membutuhkan dan mengkonsumsi berbagai bahan makanan. Zat gizi yaitu zat-zat yang diperoleh dari bahan makanan yang di konsumsi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. makanan makhluk hidup dapat memperoleh zat-zat yang berguna bagi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Makanan merupakan sesuatu hal yang sangat penting dan merupakan kebutuhan pokok didalam kehidupan makhluk hidup. Karena dengan adanya makanan makhluk hidup dapat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. ikan laut yang dicampur dengan bahan-bahan, seperti cabe kering yang dihaluskan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Otak-otak merupakan makanan khas Kota Tanjungpinang yang terbuat dari ikan laut yang dicampur dengan bahan-bahan, seperti cabe kering yang dihaluskan kemudian dicampur
Lebih terperinciPengolahan, Pengemasan dan Penyimpanan Hasil Pertanian
Pengolahan, Pengemasan dan Penyimpanan Hasil Pertanian Teknologi Penanganan dan Pengolahan Hasil Pertanian Mas ud Effendi Tahap Awal Proses Pengolahan (1) Kualitas produk olahan yang dihasilkan sangat
Lebih terperinciANALISIS KANDUNGAN TIMBAL (Pb) PADA JAJANAN PINGGIRAN JALAN KECAMATAN KOTA TENGAH KOTA GORONTALO. Oleh Zulyaningsih Tuloly NIM :
ANALISIS KANDUNGAN TIMBAL (Pb) PADA JAJANAN PINGGIRAN JALAN KECAMATAN KOTA TENGAH KOTA GORONTALO Oleh Zulyaningsih Tuloly NIM : 811 409 019 ABSTRAK Zulyaningsih Tuloly. 2013. Analisis Kandungan Timbal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ditinggalkan dalam kehidupan sehari-hari. Tanpa makan dan minum yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pangan merupakan kebutuhan pokok manusia yang tidak dapat ditinggalkan dalam kehidupan sehari-hari. Tanpa makan dan minum yang cukup jumlah dan mutunya, manusia tidak
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Kita hidup di dunia ini dilengkapi dengan lima indra yaitu penglihatan,
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kita hidup di dunia ini dilengkapi dengan lima indra yaitu penglihatan, pendengaran, sentuhan, perasa dan pembau. Dunia visual menggunakan indra penglihatan yang biasanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang tidak memenuhi syarat, dan terhadap kerugian sebagai akibat produksi,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang undang kesehatan RI No. 23 pasal 10 tahun 1992 menyebutkan bahwa peningkatan dan pemantapan upaya kesehatan diselenggarakan melalui 15 macam kegiatan, salah
Lebih terperinciKUESIONER SEKOLAH. 1. Nama Sekolah : 2. NSPN : 3. Alamat Sekolah :
KUESIONER SEKOLAH 1. Nama Sekolah : 2. NSPN : 3. Alamat Sekolah : 4. Nama Kepala Sekolah : 5. Status Sekolah : Negeri / Swasta * 6. Status Akreditasi Sekolah : 7. Jumlah Murid Seluruh Kelas : Laki-laki
Lebih terperinci2 3. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara R
No.1706, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENDAG. Wajib Kemasan. Minyak Goreng. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 80/M-DAG/PER/10/2014 TENTANG MINYAK GORENG WAJIB
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. murah akan mendorong meningkatnya pemakaian bahan tambahan pangan yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Meningkatnya jumlah penduduk menyebabkan kebutuhan makanan juga semakin meningkat. Hal tersebut menyebabkan muncul berbagai produk makanan dengan berbagai variasi agar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 2004). Anak membeli jajanan menurut kesukaan mereka sendiri dan tanpa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui upaya mencerdaskan bangsa khususnya pada Program Pendidikan Dasar di Sekolah Dasar (SD), anak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. setiap orang. Dalam hal ini yang dimaksud makanan adalah segala sesuatu. pembuatan makanan atau minuman. 1
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Makanan adalah kebutuhan dasar manusia yang paling hakiki. Oleh karena itu pemenuhan akan kebutuhannya merupakan hak asasi setiap orang. Dalam hal ini yang dimaksud
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan harga mutlak bagi setiap orang. Menurut Undangundang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan harga mutlak bagi setiap orang. Menurut Undangundang Kesehatan No 36 tahun 2009, kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Dalam kehidupan keseharian manusia tidak bisa lepas
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pangan merupakan salah satu kebutuhan pokok yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Dalam kehidupan keseharian manusia tidak bisa lepas dari pangan. Oleh karena
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Saat ini, plastik banyak digunakan sebagai kemasan makanan dan minuman.
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini, plastik banyak digunakan sebagai kemasan makanan dan minuman. Ada berbagai alasan sehingga orang menggunakan kemasan plastik sebagai pembungkus pada makanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang hendak dikonsumsi oleh semua masyarakat Indonesia. Keamanan pangan bukan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Keamanan pangan merupakan syarat penting yang harus melekat pada pangan yang hendak dikonsumsi oleh semua masyarakat Indonesia. Keamanan pangan bukan hanya
Lebih terperinciPENDAHULUAN. sebagai bahan baku atau bahan tambahan untuk membuat berbagai jenis makanan.
PENDAHULUAN Latar Belakang Kentang merupakan salah satu hasil tanaman hortikultura yang berbentuk umbi. Kentang memiliki kadar air yang cukup tinggi sehingga mudah mengalami kerusakan. Umbi kentang banyak
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. baik yang diolah maupun yang tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang diolah maupun yang tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. aman dapat menimbulkan gangguan kesehatan bahkan keracunan. Penentuan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Makanan adalah salah satu kebutuhan manusia dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai kebutuhan dasar, makanan tersebut harus mengandung zat gizi untuk dapat memenuhi fungsinya
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saus cabai atau yang biasa juga disebut saus sambal adalah saus yang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Saus Cabai Saus cabai atau yang biasa juga disebut saus sambal adalah saus yang diperoleh dari bahan utama cabai (Capsicum sp) yang matang dan baik, dengan atau tanpa penambahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang mengandung lemak merupakan hal yang harus dihindari. Di zaman ini
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Banyak masyarakat modern saat ini berpendapat bahwa semua makanan yang mengandung lemak merupakan hal yang harus dihindari. Di zaman ini semakin banyak penyakit
Lebih terperinciKUISIONER PENELITIAN. A. KARAKTERISTIK RESPONDEN Nama :... Sekolah/Kelas :... Jenis Kelamin : L / P Umur :... Pekerjaan Orang tua :...
NO. RESPONDEN KUISIONER PENELITIAN A. KARAKTERISTIK RESPONDEN Nama :.... Sekolah/Kelas :.... Jenis Kelamin : L / P Umur :.... Pekerjaan Orang tua :.... 4. Apakah adik-adik sarapan sebelum berangkat ke
Lebih terperinciSUPER ENTREPRENEURSHIP COMPETITION SAOS KESEHATAN
SUPER ENTREPRENEURSHIP COMPETITION SAOS KESEHATAN Disusun Oleh: Yudik Haryono (080401060154/ 2008) Yulinda Eka Rahayu (070401070028/ 2008) Ibno Fajar (070401030022/ 2007) UNIVERSITAS KANJURUHAN MALANG
Lebih terperinciVI. ANALISIS TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP PRODUK MINUMAN SARI BUAH MINUTE MAID PULPY ORANGE DI KOTA BOGOR
VI. ANALISIS TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP PRODUK MINUMAN SARI BUAH MINUTE MAID PULPY ORANGE DI KOTA BOGOR 6.1. Karakteristik Konsumen Minute Maid Pulpy Orange Karakteristik konsumen pada penelitian
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. yang tidak bermotif ekonomi, artinya kegiatan yang dilakukan didasarkan profit
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Aktivitas penyelenggaraan kehidupan ada yang bermotif ekonomi dan ada yang tidak bermotif ekonomi, artinya kegiatan yang dilakukan didasarkan profit oriented atau motif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tambahan pangan, bahan baku dan bahan lain yang digunakan dalam proses pengolahan
1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pangan merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia. Segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang diolah maupun tidak diolah, yang diperuntukkan
Lebih terperinciPEMBERIAN CHITOSAN SEBAGAI BAHAN PENGAWET ALAMI DAN PENGARUHNYA TERHADAP KANDUNGAN PROTEIN DAN ORGANOLEPTIK PADA BAKSO UDANG
PEMBERIAN CHITOSAN SEBAGAI BAHAN PENGAWET ALAMI DAN PENGARUHNYA TERHADAP KANDUNGAN PROTEIN DAN ORGANOLEPTIK PADA BAKSO UDANG SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Derajat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan bangsa khususnya pada Program Pendidikan Dasar, anak usia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui upaya mencerdaskan bangsa khususnya pada Program Pendidikan Dasar, anak usia sekolah merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. setiap rakyat Indonesia dalam mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pangan yang aman, bermutu, bergizi, beragam dan tersedia secara cukup merupakan prasyarat utama yang harus dipenuhi dalam upaya terselenggaranya suatu sistem pangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia banyak sekali masyarakat yang mengkonsumsi produk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di Indonesia banyak sekali masyarakat yang mengkonsumsi produk minuman sachet, tidak hanya dari kalangan anak-anak tetapi banyak juga remaja bahkan orang tua yang gemar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Makanan jajanan (street food) sudah menjadi bagian yang. pedesaan. Salah satu alasan tingginya tingkat kesukaan pada makanan adalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Makanan jajanan (street food) sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan masyarakat, baik di perkotaan maupun di pedesaan. Salah satu alasan tingginya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat. bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Meningkatnya kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. informasi tentang produk yang akan digunakan, informasi dapat didefenisikan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini konsumen semakin kritis dalam mencari dan menggali informasi tentang produk yang akan digunakan, informasi dapat didefenisikan sebagai isi dari apa yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Baiq Rein (2010), makanan tradisional merupakan makanan yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Baiq Rein (2010), makanan tradisional merupakan makanan yang dikonsumsi oleh golongan etnik tertentu. Makanan tradisional ini termasuk kelompok makanan, minuman,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. additive dalam produknya. Zat tambahan makanan adalah suatu senyawa. memperbaiki karakter pangan agar mutunya meningkat.
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di zaman modern sekarang ini banyak terjadi perkembangan di bidang industri makanan dan minuman yang bertujuan untuk menarik perhatian para konsumen. Oleh karena itu,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pada adanya pertambahan penduduk (Smith Adam, 1776). Dengan penduduk
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era modern ini, perkembangan ekonomi Indonesia sangat cepat. Pada tahun 2014 Indonesia mengalami peningkatan ekonomi diatas pertumbuhan ekonomi dunia. Pertumbuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia pasti membutuhkan makanan untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Berbagai jenis makanan dikonsumsi agar mampu memenuhi kebutuhan tubuh akan karbohidrat, protein,
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. malam). Contohnya kue kaktus.jadi, makanan ringan adalah aneka makanan atau
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Makanan ringan atau kudapan (dalam bahasa Inggris biasa disebut dengan snack) adalah istilah bagi berbagai macam makanan yang tidak termasuk menu hidangan utama (contohnya seperti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penduduk yang beragama muslim, ada hal yang menjadi aturan-aturan dan
A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Seiring dengan perkembangan globalisasi yang berkembang saat ini, gaya hidup masyarakat pada umumnya mengalami banyak perubahan. Perubahan tersebut dapat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. penting. Saat ini minuman dijual dalam berbagai jenis dan bentuk, serta
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Minuman merupakan salah satu kebutuhan manusia yang paling penting. Saat ini minuman dijual dalam berbagai jenis dan bentuk, serta dikemas dengan berbagai kemasan
Lebih terperinci