Keragaan Data Iklim, Organisme Pengganggu Tanaman dan Bencana Alam

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Keragaan Data Iklim, Organisme Pengganggu Tanaman dan Bencana Alam"

Transkripsi

1

2 Keragaan Data Iklim, Organisme Pengganggu Tanaman dan Bencana Alam PUSAT DATA DAN SISTEM INFORMASI PERTANIAN SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN 2012

3 Keragaan Data Iklim, Organisme Pengganggu Tanaman dan Bencana Alam Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm (B5) Jumlah Halaman : 33 halaman Penasehat : Ir. M. Tassim Billah, MSc Penyunting : Ir. Dewa N. Cakrabawa, MM Dr. M. Luthful Hakim Ir. Wieta B Komalasari, MSi Naskah : Ir. Wieta B Komalasari, MSi Ir. Efi Respati, MSi Dra. Lalelatul Hasanah, MMSi Metha Herwulan Widyawati Ir. Rumonang Gultom Dhanang Susatyo, SE Kartika Indah H., SE Rinawati Mokhamad Subehi Aulia Azhar Abdurachman, S.Si Ulliyah, S.Si Design dan Layout : Mokhamad Subehi Diterbitkan oleh: Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Kementerian Pertanian 2012 Boleh dikutip dengan menyebut sumbernya

4 KATA PEGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-nya, sehingga penyusunan buku Keragaan Data Iklim, Organisme Pengganggu Tanaman dan Bencana Alam dapat diselesaikan. Page i Buku ini disusun dengan tujuan untuk membantu pihak yang berkepentingan untuk mendapatkan informasi mengenai Keragaan Data Iklim, Organisme Pengganggu Tanaman dan Bencana Alam. Kami menyadari bahwa dalam penyusunan buku ini mungkin masih ada beberapa kekurangan, untuk itu saran dan kritik yang membangun ke arah penyempurnaan buku ini kami terima dengan tangan terbuka. Akhir kata, kami berharap buku ini dapat bermanfaat. Jakarta, Desember 2012 Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian, Ir. M. Tassim Billah, M.Sc NIP

5 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR GAMBAR... iii Page ii BAB I. IKLIM Curah Hujan Temperatur Kelembaban... 3 BAB II. OPT TANAMAN PANGAN OPT Padi OPT Jagung OPT Kedelai OPT Kacang Tanah OPT Kacang Hijau OPT Ubi jalar OPT Ubi Kayu BAB III. OPT HORTIKULTURA OPT Jeruk OPT Cabe OPT Bawang merah OPT Anggrek OPT Melati BAB IV. OPT PERKEBUNAN OPT Kelapa Sawit OPT Tebu OPT Lada BAB V. KESEHATAN HEWAN BAB VI. BENCANA ALAM... 25

6 DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Gambar 2. Gambar 3. Gambar 4. Gambar 5. Gambar 6. Gambar 7. Gambar 8. Gambar 9. Gambar 10. Gambar 11. Gambar 12. Gambar 13. Perkembangan Curah Hujan Rata-rata di Indonesia, Tahun Perkembangan Temperatur Rata-rata di Indonesia, Tahun Perkembangan Kelembaban Rata-rata di Indonesia, Tahun Luas Serangan OPT Pada Tanaman Padi di Indonesia, Tahun Luas Serangan Pada Tanaman Jagung di Indonesia, Tahun Luas Serangan Pada Tanaman Kedelai di Indonesia, Tahun Luas Serangan OPT Pada Tanaman Kacang Tanah di Indonesia, Tahun Luas Serangan OPT Pada Tanaman Kacang Hijau di Indonesia, Tahun Luas Serangan OPT Pada Tanaman Ubi Jalar di Indonesia, Tahun Luas Serangan OPT Pada Tanaman Ubi Kayu di Indonesia, Tahun Luas Tambah Serangan (LTS) OPT Utama Tanaman Jeruk, Luas Tambah Serangan (LTS) OPT Utama Tanaman Cabe, Tahun Luas Tambah Serangan (LTS) OPT Utama Tanaman Bawang Merah, Page iii

7 Gambar 14. Luas Tambah Serangan (LTS) OPT Utama Tanaman Anggrek, Gambar 15. Luas Tambah Serangan (LTS) OPT Utama Tanaman Melati, Gambar 16. Luas Serangan OPT Utama Tanaman Kelapa Sawit, Tahun Gambar 17. Luas Serangan OPT Utama Tanaman Tebu, Tahun Gambar 18. Luas Serangan OPT Utama Tanaman Lada, Tahun Gambar 19. Serangan Penyakit Hewan Menular di Indonesia, Tahun Gambar 20. Perkembangan Luas Terkena Banjir dan Kekeringan Komoditas Padi, Januari Desember Gambar 21. Perkembangan Luas Terkena Banjir dan Kekeringan Komoditas Jagung, Januari Desember Gambar 22. Perkembangan Luas Terkena Banjir dan Kekeringan Komoditas Kedelai, Januari Desember Page iv

8 BAB I I K L I M Page Curah Hujan Jumlah Curah hujan rata-rata bulanan di Indonesia pada tahun 2011 berkisar antara 81,51 351,59 mm. Jumlah curah hujan rata- rata yang paling tinggi terdapat pada bulan Desember yakni 351,59 mm, dan Januari 285,38 mm, sedangkan jumlah curah hujan rata-rata yang paling rendah terdapat pada bulan Agustus yaitu 81,51 mm. Pada bulan Desember jumlah curah hujan yang paling tinggi terdapat di Stasiun Ujung Pandang yaitu 867 mm, sedang jumlah curah hujan yang paling rendah terdapat di stasiun Teluk Betung/Beranti yakni 104 mm. Mengenai distribusi jumlah curah hujan Rata rata bulanan selama 1 tahun di Indonesia pada tahun 2011 disajikan pada Gambar 1. (mm) Curah Hujan Rata-rata Tahun Jan Peb Mar Apr Mei Juni Juli Agt Sept Okt Nop Des Gambar 1. Distribusi Jumlah Curah Hujan Rata-rata salama 1 tahun di Indonesia, Tahun 2011

9 1.2. Temperatur Rata-rata temperatur bulanan di Indonesia pada tahun 2011 berkisar 26,44-27,29 C. Rata-rata temperatur bulanan yang paling tinggi terdapat pada bulan Oktober yakni 27,29 C, dan November yakni 27,18 C, sedangkan rata- rata temperatur bulanan terendah terdapat pada bulan Januari yakni 26,44 C. Pada bulan Oktober temperatur bulanan yang paling tinggi terdapat di Surabaya, yakni 30 C, sedang temperatur yang paling rendah terdapat di Bandung yakni 24,1 C. Mengenai distribusi rata-rata temperatur bulanan selama 1 tahun di Indonesia pada tahun 2011 dapat dilihat pada gambar berikut. Page 2 ( C) Temperatur Rata-rata di Indonesia Tahun Jan Peb Mar Apr Mei Juni Juli Agt Sep Okt Nop Des Gambar 2. Distribusi Temperatur Rata-rata selama 1 tahun di Indonesia, Tahun 2011

10 1.3. Kelembaban Rata-rata kelembaban bulanan di Indonesia pada tahun 2011 berkisar 76,67-85,04 %. Rata-rata kelembaban bulanan yang paling tinggi terdapat pada bulan Desember yakni 85,04%, dan April yakni 84,16%, sedangkan rata- rata kelembaban bulanan terendah terdapat pada bulan Agustus yakni 76,67%. Pada bulan Desember kelembaban bulanan yang paling tinggi terdapat di Ujung Page 3 Pandang yakni 92 %, sedang kelembaban yang paling rendah terdapat di Jakarta yakni 76 %. Mengenai distribusi rata-rata kelembaban bulanan di Indonesia pada tahun 2011 dapat dilihat pada gambar berikut. Kelembaban Rata-rata Tahun 2011 (%) Jan Peb Mar Apr Mei Juni Juli Agt Sep Okt Nop Des Gambar 3. Perkembangan Kelembaban Rata-rata bulanan selama 1 tahun di Indonesia, Tahun 2011

11 BAB II OPT TANAMAN PANGAN Page OPT Padi Padi merupakan tanaman pangan pokok bagi penduduk Indonesia, setiap tahun produksi padi perlu ditingkatkan untuk memenuhi kebutuhan pangan yang terus meningkat. Produksi padi turut dipengaruhi oleh kondisi selama pertanamannya, di antaranya ada tidaknya serangan hama pengganggu. Berdasarkan data yang diperoleh, OPT yang menyerang tanaman padi di Indonesia adalah penggerek batang (PB), wereng batang coklat (WBC), tikus, blas, BLB/Kresek dan tungro. Pada tahun 2009 sampai dengan tahun 2011 luas yang terkena serangan pada tanaman padi tertinggi terjadi karena wereng batang coklat mencapai luasan sebesar ha pada tahun 2011, sedangkan yang terendah terjadi pada tungro mencapai luasan sebesar 8,214 ha pada tahun Sementara pada periode yang sama tahun 2009 sampai dengan tahun 2011 puso pada tanaman padi tertinggi terjadi karena wereng batang coklat mencapai ha (tahun 2011) dan terkecil yang menyerang tanaman padi terjadi karena BLB/kresek mencapai luaasan 12 ha (tahun 2010). Begitu juga pada periode yang sama untuk luas pengendalian tanaman padi tertinggi terjadi karena tikus mencapai ha (tahun 2011) dan terkecil terjadi karena blas mencapai ha (tahun 2009). Secara rinci hal ini dapat dapat dilihat pada Gambar 4 dan tabel data pada buku statistik.

12 (Ha) 250, , , ,000 Page 5 50, PB 132, , ,394 WBC 47, , ,606 Tikus 154, , ,954 Blas 19,608 36,877 27,403 BLB/Kresek 86, , ,257 Tungro 8,214 13,461 16,027 Gambar 4. Luas Serangan OPT Pada Tanaman Padi di Indonesia, Tahun Jagung Berdasarkan data yang diperoleh, OPT utama yang menyerang tanaman jagung di Indonesia adalah pengerek tongkol, penggerek batang, ulat grayak, lalat bibit, bulai dan tikus. Pada tahun 2009 sampai dengan tahun 2011 yang terkena serangan pada tanaman jagung tertinggi terjadi karena tikus mencapai luasan ha (tahun 2011), sedangkan yang terkecil terjadi karena lalat bibit mencapai ha (tahun 2009). Sementara puso pada tanaman jagung tertinggi terjadi karena penyakit bulai mencapai 127 ha (tahuh 2011), puso terkecil terjadi karena tikus mencapai 3 ha. Luas pengendalian pada tanaman jagung tertinggi terjadi karena serangan tikus mencapai ha (tahun 2011), sedangkan terkecil terjadi karena serangan penggerek tongkol mencapai 925 ha (tahun 2009). Secara rinci dapat dilihat pada Gambar 5 dan tabel terkait pada buku statistik.

13 (Ha) 10,000 9,000 8,000 7,000 6,000 5,000 4,000 3,000 2,000 1, Penggerek tongkol 2,220 2,780 6,490 Penggerek batang 3,228 3,039 6,309 Ulat grayak 2,332 2,179 3,333 Lalat bibit 1,220 1,484 4,058 Penyakit Bulai 1,588 3,112 9,322 Tikus 4,035 3,722 9,340 Page 6 Gambar 5. Luas Serangan Pada Tanaman Jagung di Indonesia, Tahun OPT Kedelai OPT utama yang menyerang tanaman kedelai di Indonesia adalah ulat grayak, penggulung daun, lalat kacang, tikus, pengerek polong dan ulat jengkal. Tanaman kedelai pada periode tahun 2009 sampai dengan tahun 2011 yang terkena serangan OPT, tertinggi terjadi karena ulat grayak mencapai luasan ha (tahun 2011), sedangkan yang terkecil terjadi karena lalat kacang mencapai 238 ha (tahun 2009), sementara puso tanaman kedelai tertinggi terjadi karena serangan ulat grayak mencapai 11 ha (tahun 2009) dan puso terendah terjadi karena ulat jengkal mencapai 8 ha (tahun 2010). Luas pengendalian tanaman kedelai tertinggi terjadi pada ulat grayak mencapai ha (tahun 2009) dan luas pengendalian tanaman kedelai terkecil terjadi pada ulat jengkal mencapai 268 ha (tahun 2009), dapat dilihat pada Gambar 6.

14 (Ha) 3,000 2,500 2,000 1,500 Page 7 1, Ulat grayak 1,590 1,383 2,886 Penggulung daun 1,743 1,490 2,648 Lalat kacang Tikus ,029 Penggerek polong ,226 Ulat jengkal ,395 Gambar 6. Luas Serangan Pada Tanaman Kedelai di Indonesia, Tahun OPT Kacang Tanah OPT utama yang menyerang tanaman kacang tanah di Indonesia adalah ulat grayak, pelipat daun, bercak daun coklat, babi hutan, tikus dan karat daun. Pada periode tahun 2009 sampai dengan tahun 2011 luas yang tanaman kacang tanah yang terkena serangan tertinggi terjadi karena bercak daun coklat mencapai luasan ha (tahun 2011), sedangkan yang terkecil terjadi pada pelipat daun mencapai 79 ha (tahun 2009). Sementara puso pada tanaman kacang tanah tertinggi terjadi karena tikus mencapai 12 ha (tahun 2011) dan puso tanaman kacang tanah terjadi karena babi hutan mencapai 2 ha (tahun 2009). Secara rinci dapat dilihat pada Gambar 7 dan tabel terkait pad buku statistik.

15 (Ha) 4,000 3,500 3,000 2,500 2,000 1,500 1, Ulat grayak Pelipat daun Bercak daun coklat 1,238 2,012 3,955 Babi hutan Tikus 1, Karat daun 772 1,167 1,725 Page 8 Gambar 7. Luas Serangan OPT Pada Tanaman Kacang Tanah di Indonesia, Tahun OPT Kacang Hijau Tanaman kacang hijau memiliki prospek yang baru untuk dikembangkan, terutama di lahan sawah pada musim kemarau, disamping potensi pasar terhadap kacang hijau terlihat cukup besar dan terus bertambah. Berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan produksi kacang hijau secara nasional, antara lain melalui peningkatan produktivitas dan perluasan areal tanam. Namun demikian masih banyak kendala teknis yang dihadapai yaitu Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) merupakan salah satu risiko dalam upaya peningkatan produksi kacang hijau. Hama kacang hijau sering menyerang tanaman yang masih di lahan atau menyerang biji yang telah disimpan di gudang. Beberapa hama penting yang sering menyerang tanaman kacang hijau adalah penggerek polong, lalat kacang, ulat grayak dan tikus. Luas serangan OPT tanaman kacang hijau periode tahun disajikan pada Gambar 8. Dari 4 (empat) jenis OPT utama yang menyerang

16 Ha tanaman kacang hijau tersebut yang memiliki rata-rata luas serangan tertinggi selama periode tersebut adalah penggerek polong, diikuti kemudian ulat grayak dan tikus masing-masing menyerang dengan luas serangan tahun 2011 sebesar ha, 642 ha dan 420 ha. Luas serangan OPT dan penyakit tanamanan kacang hijau yang menyebabkan puso disebabkan oleh tikus seluas 2 ha pada tahun Jenis OPT utama yang paling besar menyerang tanaman kacang hijau secara total adalah penggerek polong, pada tahun 2011 secara kumulatif provinsi yang terkena serangan pengerek polong terbesar terjadi di provinsi Sulawesi Selatan yaitu sebesar 478 ha, sementara yang terkecil terjadi di provinsi Sumatera Barat yang hanya 2 ha. Secara rinci data ini tersaji pada buku statistik. Page 9 1,200 1, Penggerek Polong ,030 Lalat kacang Ulat grayak Tikus Gambar 8. Luas Serangan OPT Pada Tanaman Kacang Hijau di Indonesia, Tahun

17 2.6. OPT Ubi Jalar Faktor pembatas budidaya ubi jalar OPT yang seringkali muncul pada musim hujan adalah faktor jamur yang menyebabkan terjadinya penyakit kudis pada daun dan batang dan busuk hitam pada ubi. Sebaliknya pada musim kemarau kerusakan ubi lebih banyak ditimbulkan oleh hama boleng. Penyakit busuk hitam hama boleng keduanya sangat menurunkan mutu, sehingga tidak dapat dikonsumi maupun untuk bahan industri, biasanya oleh petani ubijalar yang terserang dibuang begitu saja di lahan. Organisme pengganggu tanaman (OPT) yang menyerang tanaman ubi jalar periode tahun ada 4 jenis yaitu babi hutan, bercak daun coklat, hama boleng dan tikus, secara lengkap disajikan pada Gambar 9. Luas terkena serangan tertinggi periode tahun adalah serangan tikus mencapai 295 ha, sementara serangan OPT terkecil terjadi pada luas serangan bercak daun coklat sebesar 29 ha. Bila diamati, luas serangan OPT pada tanaman ubi jalar tahun 2011, sebagian besar disebabkan serangan babi hutan seluas 265 ha, diikuti kemudian oleh tikus seluas 247 ha dan sisanya disebabkan oleh hama boleng seluas 161 ha, becak daun coklat seluas 56 ha. Pada periode tersebut, provinsi yang terkena serangan babi hutan terbesar terjadi di provinsi Sulawesi Tenggara yaitu sebesar 103 ha, sedangkan luas serangan terkecil terjadi di Sulawesi Utara yang hanya 1 Ha. Secara rinci data ini tersaji pada buku statistik. Page 10

18 Ha Babi Hutan Bercak Daun Coklat Hama Boleng Tikus Page 11 Gambar 9. Luas Serangan OPT Pada Tanaman Ubi Jalar di Indonesia, Tahun OPT Ubi Kayu Ubi kayu merupakan tanaman andalan bagi kehidupan sebagian besar masyarakat di daerah lahan kering. Hingga kini rata-rata hasil ubi kayu nasional masih tergolong rendah, yaitu sekitar 18,2 ton per hektar, maka upaya peningkatan produksi terus dilakukan. Salah satu upaya untuk meningkatkan produksinya adalah dengan pengendalikan OPT yang menyerang tanaman ubi kayu tersebut. Berdasarkan data yang diperoleh dari Direktorat Perlindungan Tanaman, Ditjen Tanaman Pangan, Jenis OPT yang menyerang tanaman ubi kayu selama periode ada 3 jenis hama penyakit yaitu babi hutan, bercak daun coklat dan hama boleng. Selama periode tersebut OPT yang menyerang tanaman ubi kayu terbesar adalah babi hutan dan bercak daun coklat. Hama babi hutan merupakan hama yang tertinggi merusak tanaman ubi kayu pada tahun 2011 dengan luas serangan mencapai ha dan jenis OPT kedua adalah becak daun coklat dengan luas serangan sebesar 789 ha (Gambar 10). Dari 3 jenis OPT yang paling besar

19 Ha menyerang tanaman ubi kayu tersebut adalah babi hutan yaitu 621 ha terjadi di provinsi Sulawesi Tenggara dan luas seranga di Riau menempati urutan ke dua yaitu 303 ha. Secara umum terlihat serangan babi hutan tersebar di hampir semua provinsi. Luas serangan OPT yang mengakibatkan puso periode , jumlahnya cukup besar hingga mencapai 12 ha. Secara rinci data tersaji pada Lampiran. Page 12 1,600 1,400 1,200 1, Babi Hutan ,619 Bercak Daun Coklat Hama Boleng Gambar 10. Luas Serangan OPT Pada Tanaman Ubi Kayu di Indonesia, Tahun

20 BAB III OPT HORTIKULTURA Page OPT Jeruk Selama periode tahun , gangguan OPT utama tanaman jeruk meliputi serangan lalat buah, embun jelaga, jamur upas, dan embun tepung. Luas tambah serangan OPT tersebut cenderung mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2009, luas tambah serangan lalat buah terpantau cukup dominan dibandingkan dengan OPT yang lain, yakni lebih dari 17 juta pohon (Gambar 11). Gambar 11. Luas Tambah Serangan (LTS) OPT Utama Tanaman Jeruk, Tahun Pada tahun 2011, luas tambah serangan lalat buah mencapai 253,47 ribu pohon, dan masih dominan dibandingkan dengan luas tambah serangan OPT yang

21 lain. Serangan lalat buah tersebut banyak ditemukan di Sumatera Utara dan Sumatera Selatan. Berikutnya adalah serangan embun jelaga, dengan luas tambah serangan pada periode ini mencapai 34,9 ribu pohon, dan terpantau dominan menyerang tanaman jeruk di Jawa Timur. Serangan OPT jamur upas pada tahun 2011 mencapai 20,81 ribu pohon dan dominan terjadi di Provinsi Jawa Timur yang mencapai 9,5 ribu pohon. Sementara, serangan OPT embun tepung relatif sangat kecil dibandingkan dengan ketiga OPT lainnya, yakni hanya menyerang 5,87 ribu pohon. Page OPT Cabe Pada kegiatan budidaya cabe, terdapat banyak OPT yang biasa menyerang yakni yang dominan adalah virus kuning, trips, lalat buah, antraknose, virus keriting, bercak daun, kutu daun, layu fusarium, busuk buah, dan ulat grayak. Pada periode tahun , luas tambah serangan OPT tersebut cenderung mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Selama tahun 2011, OPT Trips mendominasi luas tambah serangan tanaman cabe yang mencapai 5,35 ribu hektar. Serangan OPT ini terpantau dominan terjadi di Jawa Tengah dengan luas tambah serangan mencapai 1,13 ribu hektar. Berikutnya, adalah serangan OPT Antraknose dengan luas tambah serangan mencapai 5,26 ribu hektar dan dominan terjadi di Provinsi Jawa Barat sebesar 1,5 ribu hektar. OPT berikunya adalah virus kuning, lalat buah dan kutu daun dengan luas tambah serangan masing-masing sebesar 4,93 ribu hektar, 3,99 ribu hektar, dan 3,51 ribu hektar. Sementara, OPT virus keriting, layu fusarium, bercak daun, ulat grayak, dan busuk buah mempunyai luas tambah serangan yang relatif kecil dibanding OPT yang lain (Gambar 12).

22 Page 15 Gambar 12. Luas Tambah Serangan (LTS) OPT Utama Tanaman Cabe, Tahun OPT Bawang Merah OPT yang dominan menyerang tanaman bawang merah adalah ulat bawang, penyakit trotol, antraknose, mati pucuk, penggorok daun, busuk pangkal umbi, dan busuk daun. Selama periode tahun , luas tambah serangan OPT ulat bawang dan penyakit trotol cenderung mengalami peningkatan, sedangkan luas tambah serangan OPT yang lain cenderung mengalami penurunan. Selama periode tahun 2011, OPT yang dominan menyerang pertanaman bawang merah adalah ulat bawang dan penyakit trotol. Luas tambah serangan ulat bawang tahun 2011 mencapai 4,96 ribu hektar, dan dominan ditemukan di Provinsi Jawa Tengah yang mencapai 2,25 ribu hektar. Sementara, luas tambah serangan penyakit trotol selama tahun 2011 sebesar 2,32 ribu hektar, dan dominan juga terjadi di Provinsi Jawa Tengah sebesar 970 hektar. Luas tambah

23 Ulat Bawang Penyakit Trotol Antraknose Mati Pucuk Penggorok Daun Busuk Pangkal Umbi Busuk Daun (Hektar) serangan OPT yang lain relatif lebih rendah dibandingkan dengan luas tambah serangan ulat bawang dan penyakit trotol Page Gambar 13. Luas Tambah Serangan (LTS) OPT Utama Tanaman Bawang Merah, Tahun OPT Anggrek Pada periode tahun , terdapat 9 (sembilan) OPT yang dominan menyerang pertanaman anggrek, dengan kecenderungan mengalami penurunan kecuali serangan kutu perisai yang menunjukkan tedensi peningkatan serangan selama periode tersebut. Selama tahun 2011, OPT kutu perisai dan bercak daun merupakan OPT yang paling luas menyerang tanaman anggrek. Luas tambah serangan kutu perisai terpantau terjadi di 3 (tiga) provinsi yang mencapai 20,44 ribu pot, dengan Provisni Sulawesi Utara merupakan provinsi dengan luas tambah serangan kutu perisai yang terbesar yakni mencapai 19,41 ribu pot. Sementara, luas tambah serangan

24 bercak daun selama tahun 2011 terpantau terjadi di 4 (empat) provinsi sebesar 8,61 ribu pot dan dominan terpantau terjadi di Provinsi Sulawesi Utara sebesar 7,89 ribu pot. Page 17 Gambar 14. Luas Tambah Serangan (LTS) OPT Utama Tanaman Anggrek, Tahun OPT Melati Selama periode tahun , OPT utama yang menyerang tanaman melati adalah tungau akarina, bercak daun dan ulat daun. Selama periode tersebut, luas tambah serangan bercak daun cenderung menurun, sedangkan luas tambah serangan tungau akarina dan ulat daun cenderung meningkat. Selama periode tahun 2011, ulat daun merupakan OPT yang paling banyak menyerang tanaman melati dengan luas tambah serangan mencapai 4,33 ribu hektar dan hanya terjadi di Jawa Barat. Sementara, luas tambah serangan tungau

25 akarina dan bercak daun masing-masing mencapai 1,67 ribu hektar dan 1,57 ribu hektar, dan hanya terpantau terjadi di provinsi Jawa Barat. Page 18 Gambar 15. Luas Tambah Serangan (LTS) OPT Utama Tanaman Melati,

26 BAB IV OPT PERKEBUNAN Page OPT Kelapa Sawit Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) utama yang menyerang tanaman Kelapa Sawit di Indonesia ada 4 jenis, yaitu Ulat Api, Babi Hutan, Tikus, dan Busuk Pangkal Batang Sawit (Ganoderma, sp). Dari ke-empat jenis OPT tersebut yang paling besar luas serangannya di tahun 2012, adalah Ulat Api dan Busuk Pangkal Batang Sawit (Ganoderma, sp). Kedua jenis OPT tersebut di sepanjang tahun 2011 menyerang tanaman tebu dengan total luas serangan masing-masing 43,1 ribu hektar dan 30,1 ribu hektar. Secara rinci data dapat dilihat pada tabel terkait di buku statistik. (Ha) 35,000 30,000 25,000 20,000 15,000 10,000 5,000 - TW-1 TW-2 TW-3 TW-4 Ulat Api 8,867 31,122 1,757 1,371 Babi Hutan 7,491 2,647 2,033 3,266 T i k u s 5,089 3,785 4,530 1,831 Busuk Pangkal Batang Sawit/Ganoderma sp. 12,151 7,463 8,141 2,428 Gambar 16. Luas Serangan OPT Utama Tanaman Kelapa Sawit, Tahun 2011

27 Serangan terluas pada tanaman kelapa sawit adalah jenis OPT ulat api terjadi pada periode triwulan ke-2 tahun 2011 dengan luas serangan mencapai 31, 1 ribu hektar atau 72,18%. Jenis OPT terbesar kedua yang menyerang tanaman kelapa sawit adalah busuk pangkal batang sawit (Ganoderma, sp), dengan luas serangan mencapai 12, 2 ribu hektar atau 40,26% yang terjadi pada Triwulan pertama tahun 2011 (Gambar 16). Page OPT T e b u OPT utama yang menyerang tanaman Tebu di Indonesia ada 5 jenis, yaitu Penggerek Batang (Chilo sp.), OPT Penggerek Pucuk Tebu (Scirpophaga, sp), Luka Api (Ustilago, sp.), Uret (Lepidiota stigma), dan Tikus (Rattus sp.). Dari kelima jenis OPT tersebut yang paling besar luas serangannya di tahun 2012, adalah penggerek batang (Chilo, sp) dan tikus (Rattus, sp). Kedua jenis OPT tersebut di sepanjang tahun 2012 menyerang tanaman tebu dengan luas serangan masing-masing 5,4 ribu hektar dan 1,5 ribu hektar. Secara rinci data ini dapat dilihat pada Gambar 17 dan tabel terkait dalam buku statistik. Serangan terluas terjadi pada periode triwulan ke-2 baik untuk serangan OPT penggerek batang (Chilo, sp) maupun serangan OPT tikus (Rattus, sp). Luas serangan OPT penggerek batang pada triwulan ke-2 mencapai 2,9 ribu Ha atau 53,74%, dan utuk OPT Tikus menyerang seluas 859 Ha 56,73%.

28 (Ha) 3,000 2,500 2,000 1,500 1, TW-1 TW-2 TW-3 TW-4 Penggerek Batang (Chilo sp.) 619 2,915 1, Pgr. Pucuk (Scirpophaga sp) Luka Api (Ustilago sp.) Uret (Lepidiota stigma) Tikus (Rattus sp.) Page 21 Gambar 17. Luas Serangan OPT Utama Tanaman Tebu, Tahun OPT L a d a OPT utama yang menyerang tanaman Lada di Indonesia ada 4 jenis, yaitu penyakit busuk pangkal batang (Phytopthara capsici), hama penghisap buah (Dasynus piperis), hama penghisap bunga (Laphobaris piperis), dan penyakit kuning (Radopholus, sp) Dari ke-empat jenis OPT tersebut yang paling besar luas serangannya di tahun 2012, adalah penyakit busuk pangkal batang (Phytopthara capsici), dan hama penghisap buah (Dasynus piperis). Kedua jenis OPT tersebut di sepanjang tahun 2012 menyerang tanaman tebu dengan luas serangan masing-masing 187,6 ribu hektar dan 11,6 ribu hektar (Tabel 3). Serangan terluas pada tanaman Lada untuk jenis OPT busuk pangkal batang (Phytopthara capsici) terjadi pada triwulan ke 3, dengan luas serangan mencapai 164, 5 ribu hektar atau sekitar 87,66%. Sementara untuk

29 serangan terluas kedua adalah, hama penghisap buah lada (Dasynus piperis), serangan terluas terjadi pada Triwulan ke-4 yaitu seluas 4,1 ribu hektar atau sekitar 35,59% (Grafik 3). Page 22 (Ha) 180, , , , ,000 80,000 60,000 40,000 20,000 - Peny. busuk pangkal batang (Phytophthora capsici) Hama penghisap buah (Dasynus piperis) Hama penghisap bunga (Lophobaris piperis) TW-1 TW-2 TW-3 TW-4 5,231 6, ,477 10,931 2,231 3,229 2,044 4,146 1,651 2,835 2, Peny. Kuning (Radopholus, sp) 1,406 1, Gambar 18. Luas Serangan OPT Utama Tanaman Lada, Tahun 2011

30 BAB V PENYAKIT HEWAN Page 23 Berdasarkan data yang diperoleh dari Direktorat Kesehatan Hewan Dirjen Peternakan ada 15 jenis penyakit hewan menular yang menyerang hewan yakni: AI ( Avian Influenza), AT (Anthrax), BR (Brucellosis), AT ( Anthrax), BVD ( Bovine Viral Diarrhea), HC ( Hog Cholera), IBD (Infectious Bursal Disease), AN ( Anaplasmosis), BB ( Babesiosis), IBR (Infectious Bovine Rhinotrachei), JA (Jembrana Disease), ND (Newcastle Disease), RA (Rabies), SAL (Salmonellosis), SE (Septicaemia Epizooticae), dari kelima belas penyakit hewan tersebut maka penyakit hewan menular yang paling banyak menyerang hewan adalah penyakit ND (Newcastle Disease). Sebanyak ekor ternak yang terserang penyakit ND atau 59,23 persen dari total ternak yang terserang penyakit hewan menular. Kemudian penyakit AI ( Avian Influenza) yang menyerang ekor atau 30,58 persen dari total hewan yang terserang dan penyakit IBD (Infectious Bursal Disease) menyerang ekor atau 6,46 persen dari total hewan yang terserang, penyakit. HC(Hog Cholera) menyerang 5163 ekor atau 1,06 persen, sedang yang lainnya hanya dibawah satu persen. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 19 di bawah ini. Secara rinci data dapat dilihat pada tabel terkait di buku statistik.

31 IBD : Infectious Bursal Disease 6.46% HC : Hog Cholera 1.06% AI : Avian Influenza 30.58% ND : Newcastle Disease 59.23% Page 24 ND : Newcastle Disease AI : Avian Influenza IBD : Infectious Bursal Disease HC : Hog Cholera SAL : Salmonellosis SE : Septicaemia Epizooticae JA : Jembrana Disease RA : Rabies SU : Surra / Trypanosomiasis BVD : Bovine Viral Diarrhea AN : Anaplasmosis BB : Babesiosis BR : Brucellosis IBR : Infectious Bovine Rhinotrachei AT : Anthrax Gambar 19. Serangan Penyakit Hewan Menular di Indonesia, Tahun 2011

32 BAB VI BENCANA ALAM Page 25 Iklim di Indonesia yang terdiri dari 2 (dua) musim yaitu musim kering dan musim hujan. Dampak kedua iklim tersebut bagi usaha tani di Indonesia adalah dengan terjadinya banjir dan kekeringan yang menyerang areal pertanian. 80,000 70,000 60,000 (Ha) 50,000 40,000 30,000 20,000 10,000 0 Jan Peb Mar Apr mei Jun jul Agt Sep Okt Nop Des Banjir 48,232 9,122 17,152 16,533 24,434 2, , ,839 5,388 37,933 Kering 8,958 8,696 1,816 3,819 1,294 27,948 49,950 63,495 73,550 8,320 2, Gambar 20. Perkembangan Luas Terkena Banjir dan Kekeringan Komoditas Padi, Januari Desember 2011 Data luas terkena banjir dan kekeringan untuk komoditas padi di Indonesia dapat dilihat pada Gambar 20 di atas. Jika dicermati, dampak musim penghujan di tahun 2011 tampak pada bulan Januari Mei dan Oktober Desember. Luasan pertanaman padi yang terkena banjir cukup tinggi pada bulan Januari dan Desember Dampak musim hujan terlihat semakin menurun pada bulanbulan berikutnya, walaupun terlihat di bulan Mei kembali sedikit melonjak.

33 Secara umum, pada gambar di atas terlihat dampak kekeringan lebih parah dibandingkan kebanjiran untuk komoditas padi. Kekeringan terjadi pada periode Juni September Kerusakan karena kekeringan paling tinggi terjadi pada bulan September yang mencapai 73,55 ribu ha. Page 26 (Ha) 12,000 10,000 8,000 6,000 4,000 2,000 - Jan Peb Mar Apr mei Jun jul Agt Sep Okt Nop Des Banjir 1, ,137 1,615 2,059 1, , Kering ,016 2,734 2,749 2,131 11, Gambar 21. Perkembangan Luas Terkena Banjir dan Kekeringan Komoditas Jagung, Januari Desember 2011 Data luas terkena banjir dan kekeringan untuk komoditas jagung di Indonesia dapat dilihat pada Gambar 21 di atas. Terlihat bahwa dampak kekeringan terlihat lebih parah dibandingkan kebanjiran. Kekeringan paling luas menyerang tanaman jagung terjadi pada bulan September seluas 11,58 ribu ha.

34 (Ha) 3,000 2,500 2,000 Page 27 1,500 1, Jan Peb Mar Apr mei Jun jul Agt Sep Okt Nop Des Banjir 917 1,247 2, Kering , Gambar 22. Perkembangan Luas Terkena Banjir dan Kekeringan Komoditas Kedelai, Januari Desember 2011 Gambaran sedikit berbeda terlihat pada pertanaman kedelai, dimana dampak banjir lebih parah dibandingkan kekeringan. Luas terkena banjir untuk komoditas kedelai paling tinggi terjadi pada bulan Maret yaitu 2,89 ribu ha. Sementara dampak kekeringan yang cukup tinggi juga dialami pertanaman kedelai pada bulan Agustus yaitu seluas 1,45 ribu ha.

35

KATA PENGANTAR. Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan

KATA PENGANTAR. Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan KATA PENGANTAR Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan mempunyai tugas mengamankan produksi dari gangguan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) dan Dampak Perubahan Iklim (DPI) sehingga produksi tercapai

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (Angka Tetap 2013 dan Angka Ramalan I 2014)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (Angka Tetap 2013 dan Angka Ramalan I 2014) BPS PROVINSI JAWA TIMUR PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (Angka Tetap 2013 dan Angka Ramalan I 2014) No. 45/07/35/Th XII,1 Juli 2014 A. PADI Angka Tetap (ATAP) 2013 produksi Padi Provinsi Jawa Timur sebesar

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH No. 045/11/11/Th.V. 01 November 2011 PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI ACEH (ANGKA RAMALAN III TAHUN 2011) Sampai dengan Subrorund II (Januari-Agustus) tahun 2011,

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (Angka Ramalan II Tahun 2014)

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (Angka Ramalan II Tahun 2014) BPS PROVINSI JAWA TIMUR PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (Angka Ramalan II Tahun 2014) No. 75/11/35/Th.XII, 3 November 2014 A. PADI Produksi Padi Provinsi Jawa Timur berdasarkan Angka Ramalan II (ARAM

Lebih terperinci

ANGKA RAMALAN 2 TAHUN 2015 PADI DAN PALAWIJA SULAWESI UTARA

ANGKA RAMALAN 2 TAHUN 2015 PADI DAN PALAWIJA SULAWESI UTARA No. 72/11/71/Th. IX, 2 November 2015 ANGKA RAMALAN 2 TAHUN 2015 PADI DAN PALAWIJA SULAWESI UTARA A. PADI Angka Ramalan 2 (Aram 2) produksi padi tahun 2015 diperhitungkan sebesar 673.712 ton Gabah Kering

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH No. 31/07/12/Th.VI. 02 Juli 2012 PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI ACEH (ANGKA TETAP 2011 DAN RAMALAN I TAHUN 2012) Dari pembahasan Angka Tetap (ATAP) tahun 2011,

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH No. 28/07/11/Th.V. 01 Juli 2011 PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI ACEH (ANGKA TETAP 2010 DAN RAMALAN II TAHUN 2011) Dari pembahasan Angka Tetap (ATAP) tahun 2010,

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA RAMALAN III 2009)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA RAMALAN III 2009) BPS PROVINSI JAWA TENGAH No. 05/11/33/Th. III, 2 November 2009 PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA RAMALAN III 2009) A. PADI Angka Ramalan III (ARAM III) produksi padi Provinsi Jawa Tengah tahun 2009 diperkirakan

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (ANGKA RAMALAN II TAHUN 2014)

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (ANGKA RAMALAN II TAHUN 2014) No. 52/11/36/Th. VIII, 3 November 2014 PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (ANGKA RAMALAN II TAHUN 2014) TAHUN 2014 LUAS PANEN PADI SAWAH MENINGKAT TETAPI PRODUKTIVITAS MENURUN Berdasarkan Angka Ramalan

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (Angka Sementara Tahun 2014)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (Angka Sementara Tahun 2014) BPS PROVINSI JAWA TIMUR PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (Angka Sementara Tahun ) No.22/03/35/Th XIII,2 Maret 2015 A. PADI Angka Sementara (ASEM) produksi Padi Provinsi Jawa Timur sebesar 12,398 juta ton Gabah

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH No. 046/11/12/Th.VI. 01 November 2012 PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI ACEH (ANGKA RAMALAN II TAHUN 2012) Sampai dengan Subrorund II (Januari-Agustus) tahun 2012,

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI JAGUNG DAN KEDELAI (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015)

PRODUKSI PADI JAGUNG DAN KEDELAI (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015) No. 16/03/71/Th. X, 1 Maret 2016 PRODUKSI PADI JAGUNG DAN KEDELAI (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015) A. PADI Angka Sementara (Asem) produksi padi di Sulawesi Utara tahun 2015 diperkirakan sebesar 674.169 ton

Lebih terperinci

1

1 0 1 2 3 4 5 6 7 AGROEKOSISTEM : LAHAN SAWAH KOMODITAS : PADI SAWAH REKAPITULASI KALENDER TANAM PROVINSI : DKI JAKARTA (31) No Kabupaten Indek Adm Luas Baku Sawah (ha) Potensi Tanam MT I/ MH MT II/ MK I

Lebih terperinci

ANGKA TETAP TAHUN 2015 PADI DAN PALAWIJA SULAWESI UTARA

ANGKA TETAP TAHUN 2015 PADI DAN PALAWIJA SULAWESI UTARA No. 44/07/71/Th. XVI, 1 Juli 2016 ANGKA TETAP TAHUN 2015 PADI DAN PALAWIJA SULAWESI UTARA A. PADI Angka Tetap (Atap) produksi padi tahun 2015 mencapai 674.169 ton Gabah Kering Giling (GKG). Dibandingkan

Lebih terperinci

ANGKA SEMENTARA TAHUN 2014 PADI DAN PALAWIJA SULAWESI UTARA

ANGKA SEMENTARA TAHUN 2014 PADI DAN PALAWIJA SULAWESI UTARA No. 21/03/71/Th. IX, 2 Maret 2015 ANGKA SEMENTARA TAHUN 2014 PADI DAN PALAWIJA SULAWESI UTARA A. PADI Angka Sementara (Asem) produksi padi tahun 2014 diperhitungkan sebesar 640.162 ton Gabah Kering Giling

Lebih terperinci

ANGKA TETAP TAHUN 2014 PADI DAN PALAWIJA SULAWESI UTARA

ANGKA TETAP TAHUN 2014 PADI DAN PALAWIJA SULAWESI UTARA No. 47/07/71/Th. XI, 1 Juli 2015 ANGKA TETAP TAHUN 2014 PADI DAN PALAWIJA SULAWESI UTARA A. PADI Angka Tetap (ATAP) produksi padi tahun 2014 diperhitungkan sebesar 637.927 ton Gabah Kering Giling (GKG).

Lebih terperinci

Antisipasi Gangguan Bencana Alam dan Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan

Antisipasi Gangguan Bencana Alam dan Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan Antisipasi Gangguan Bencana Alam dan Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan Organisme Pengangganggu an (OPT) utama yang menyerang padi ada 9 jenis, yaitu : Tikus, Penggerek Batang, Wereng Batang Coklat,

Lebih terperinci

ANGKA RAMALAN 1 TAHUN 2015 PADI DAN PALAWIJA SULAWESI UTARA

ANGKA RAMALAN 1 TAHUN 2015 PADI DAN PALAWIJA SULAWESI UTARA No. 47/07/71/Th.IX, 1 Juli 2015 ANGKA RAMALAN 1 TAHUN 2015 PADI DAN PALAWIJA SULAWESI UTARA A. PADI Angka Ramalan 1 (Aram 1) produksi padi tahun 2015 diperhitungkan sebesar 664.282 ton Gabah Kering Giling

Lebih terperinci

EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN

EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN Volume V Nomor 4 Tahun 2013 BULETIN TRIWULANAN EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN PUSAT DATA DAN SISTEM INFORMASI PERTANIAN SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 Buletin Triwulanan EKSPOR IMPOR

Lebih terperinci

STATISTIK PENDUDUK PUSAT DATA DAN SISTEM INFORMASI PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2014

STATISTIK PENDUDUK PUSAT DATA DAN SISTEM INFORMASI PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2014 STATISTIK PENDUDUK 1971-2015 PUSAT DATA DAN SISTEM INFORMASI PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2014 Statistik Penduduk 1971-2015 Ukuran Buku : 27 Cm x 19 Cm (A4) Jumlah Halaman : 257 halaman Naskah : Pusat

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (ANGKA SEMENTARA 2014)

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (ANGKA SEMENTARA 2014) No. 16/03/36/Th.IX, 2 Maret 2015 PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (ANGKA SEMENTARA 2014) PRODUKSI PADI 2014 LEBIH RENDAH BILA DIBANDINGKAN TAHUN 2013 Angka Sementara (ASEM) produksi padi Provinsi Banten

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (Angka Ramalan II Tahun 2013)

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (Angka Ramalan II Tahun 2013) BPS PROVINSI JAWA TIMUR No. 72/11/35/Th XI.,1 November PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (Angka Ramalan II Tahun ) A. PADI B. JAGUNG Angka Ramalan (ARAM) II produksi Padi Provinsi Jawa Timur tahun sebesar

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (Angka Tetap Tahun 2012 dan Angka Ramalan I Tahun 2013)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (Angka Tetap Tahun 2012 dan Angka Ramalan I Tahun 2013) BPS PROVINSI JAWA TIMUR PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (Angka Tetap Tahun 2012 dan Angka Ramalan I Tahun 2013) A. PADI No. 45/07/35/Th.XI,1 Juli 2013 Angka Tetap (ATAP) tahun 2012 produksi Padi Provinsi Jawa

Lebih terperinci

Dihasilkan : 23-Feb-2013

Dihasilkan : 23-Feb-2013 0 Dihasilkan : 23-Feb-2013 1 Dihasilkan : 23-Feb-2013 2 Dihasilkan : 23-Feb-2013 3 Dihasilkan : 23-Feb-2013 4 Dihasilkan : 23-Feb-2013 5 Dihasilkan : 23-Feb-2013 6 PROVINSI : DKI JAKARTA (31) KABUPATEN/KOTA

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA SEMENTARA 2008 DAN ANGKA RAMALAN I 2009)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA SEMENTARA 2008 DAN ANGKA RAMALAN I 2009) BPS PROVINSI JAWA TENGAH No. 05/03/33/Th. III, 2 Maret 2009 PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA SEMENTARA 2008 DAN ANGKA RAMALAN I 2009) A. PADI Angka Sementara (ASEM) produksi padi Provinsi Jawa Tengah

Lebih terperinci

EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN

EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN Volume V Nomor 3 Tahun 2013 BULETIN TRIWULANAN EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN PUSAT DATA DAN SISTEM INFORMASI PERTANIAN SEKRETARIAT JENDERAL, KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 Buletin Triwulanan EKSPOR IMPOR

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA ( ANGKA TETAP 2014 DAN ANGKA RAMALAN I 2015)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA ( ANGKA TETAP 2014 DAN ANGKA RAMALAN I 2015) PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA ( ANGKA TETAP 2014 DAN ANGKA RAMALAN I 2015) No. 48/07/33/Th.IX, 1 Juli 2015 Angka tetap produksi padi tahun 2014 di Jawa Tengah mencapai 9,65 juta ton Gabah Kering Giling (GKG)

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (Angka Tetap 2014 dan Angka Ramalan I 2015)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (Angka Tetap 2014 dan Angka Ramalan I 2015) BPS PROVINSI JAWA TIMUR PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (Angka Tetap 2014 dan Angka Ramalan I 2015) No. 47/07/35/Th XIII,1 Juli 2015 A. PADI Angka Tetap (ATAP) 2014 produksi Padi Provinsi Jawa Timur sebesar

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA SEMENTARA 2007 DAN ANGKA RAMALAN I 2008)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA SEMENTARA 2007 DAN ANGKA RAMALAN I 2008) No. 05/03/33/Th. II, 3 Maret 2008 PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA SEMENTARA 2007 DAN ANGKA RAMALAN I 2008) A. PADI Angka Sementara (ASEM) produksi padi Provinsi Jawa Tengah tahun 2007 sebesar 8,62 juta

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (ARAM II 2015)

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (ARAM II 2015) jambi No. 63/11/15 /Th. IX, 2 November PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (ARAM II ) A. PADI Produksi padi tahun (Angka Ramalan II) diperkirakan sebesar 561.542 ton GKG, atau turun sebesar 103.178 ton

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI 2015

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI 2015 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH No. 31/7/Th. IV, 1 Juli 216 PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI 215 PRODUKSI PADI TAHUN 215 NAIK 28,8 PERSEN A. PADI Produksi padi tahun 215 sebanyak 2,33 juta ton gabah

Lebih terperinci

KAJIAN KEBIJAKAN PERBERASAN

KAJIAN KEBIJAKAN PERBERASAN Pendahuluan KAJIAN KEBIJAKAN PERBERASAN 1. Dalam upaya mewujudkan stabilitas harga beras, salah satu instrumen kebijakan harga yang diterapkan pemerintah adalah kebijakan harga dasar dan harga maksimum,

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (ANGKA TETAP 2015)

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (ANGKA TETAP 2015) No. 39/07/36/Th.X, 1 Juli 2016 PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (ANGKA TETAP 2015) PRODUKSI PADI 2015 NAIK 7,00 PERSEN DIBANDINGKAN TAHUN 2014 A. PADI Produksi padi Provinsi Banten tahun 2015 sebesar

Lebih terperinci

Dihasilkan : 23-Feb-2013

Dihasilkan : 23-Feb-2013 0 Dihasilkan : 23-Feb-2013 1 Dihasilkan : 23-Feb-2013 2 Dihasilkan : 23-Feb-2013 3 Dihasilkan : 23-Feb-2013 4 Dihasilkan : 23-Feb-2013 5 Dihasilkan : 23-Feb-2013 6 PROVINSI : DKI JAKART (31) KABUPATEN/KOTA

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (Angka Sementara Tahun 2012)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (Angka Sementara Tahun 2012) BPS PROVINSI JAWA TIMUR No. 20/03/35/Th.XI,1 Maret 2013 PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (Angka Sementara Tahun ) A. PADI B. JAGUNG Angka Sementara produksi Padi Provinsi Jawa Timur tahun sebesar 12,20 juta

Lebih terperinci

EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN

EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN Volume VI Nomor 3 Tahun 2014 BULETIN TRIWULANAN EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN PUSAT DATA DAN SISTEM INFORMASI PERTANIAN SEKRETARIAT JENDERAL - KEMENTERIAN PERTANIAN 2014 Buletin Triwulanan EKSPOR IMPOR

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI, JAGUNG, KEDELAI DAN UBI KAYU 2015

PRODUKSI PADI, JAGUNG, KEDELAI DAN UBI KAYU 2015 No. 01/07/74/Th. III, 01 Juli 2016 PRODUKSI PADI, JAGUNG, KEDELAI DAN UBI KAYU 2015 A. PADI Angka Tetap (ATAP) produksi padi Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2015 sebanyak 660.720 ton gabah kering giling

Lebih terperinci

EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN

EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN Volume V Nomor 2 Tahun 2013 BULETIN TRIWULANAN EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN PUSAT DATA DAN SISTEM INFORMASI PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 Buletin Triwulanan EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN

Lebih terperinci

EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN

EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN Volume VI Nomor 2 Tahun 2014 BULETIN TRIWULANAN EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN PUSAT DATA DAN SISTEM INFORMASI PERTANIAN SEKRETARIAT JENDERAL - KEMENTERIAN PERTANIAN 2014 Buletin Triwulanan EKSPOR IMPOR

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Demikian Buku KEADAAN TANAMAN PANGAN JAWA TENGAH kami susun dan semoga dapat digunakan sebagaimana mestinya.

KATA PENGANTAR. Demikian Buku KEADAAN TANAMAN PANGAN JAWA TENGAH kami susun dan semoga dapat digunakan sebagaimana mestinya. KATA PENGANTAR Sektor pertanian merupakan sektor yang vital dalam perekonomian Jawa Tengah. Sebagian masyarakat Jawa Tengah memiliki mata pencaharian di bidang pertanian. Peningkatan kualitas dan kuantitas

Lebih terperinci

EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN

EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN Volume VII Nomor 1 Tahun 2015 BULETIN TRIWULANAN EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN PUSAT DATA DAN SISTEM INFORMASI PERTANIAN SEKRETARIAT JENDERAL - KEMENTERIAN PERTANIAN 2015 Buletin Triwulanan EKSPOR IMPOR

Lebih terperinci

EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN

EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN Volume VI Nomor 1 Tahun 2014 BULETIN TRIWULANAN EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN PUSAT DATA DAN SISTEM INFORMASI PERTANIAN SEKRETARIAT JENDERAL - KEMENTERIAN PERTANIAN 2014 Buletin Triwulanan EKSPOR IMPOR

Lebih terperinci

STABILISASI HARGA PANGAN

STABILISASI HARGA PANGAN STABILISASI HARGA PANGAN Oleh : Dr.Ir. Nuhfil Hanani AR DEWAN KETAHANAN PANGAN TAHUN 2008 PERANAN KOMODITAS PANGAN PRODUSEN KESEMPATAN KERJA DAN PENDAPATAN KONSUMEN RUMAH TANGGA AKSES UNTUK GIZI KONSUMEN

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2014)

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2014) No. 22/03/51/Th. IX, 2 Maret 2015 PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2014) PRODUKSI PADI TAHUN 2014 (ANGKA SEMENTARA) TURUN 2,74 PERSEN A. PADI Angka Sementara (ASEM) produksi padi

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2014)

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2014) No. 28/3/Th. XVIII, 2 Maret 215 PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (ANGKA SEMENTARA TAHUN ) PRODUKSI PADI TAHUN (ANGKA SEMENTARA) DIPERKIRAKAN TURUN,63 PERSEN A. PADI Produksi padi tahun sebanyak 7,83

Lebih terperinci

BUDIDAYA BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

BUDIDAYA BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA BUDIDAYA BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA 1. PERENCANAAN TANAM 1. Pemilihan lokasi tanam 2. Sistem tanam 3. Pola tanam 4. Waktu tanam 5. Pemilihan varietas Perencanaan Persyaratan

Lebih terperinci

Dicetak : 19-Sep-2013

Dicetak : 19-Sep-2013 0 Dicetak : 19-Sep-2013 1 Dicetak : 19-Sep-2013 2 Dicetak : 19-Sep-2013 3 Dicetak : 19-Sep-2013 4 Dicetak: 19-Sep-2013 5 Dicetak: 19-Sep-2013 6 Dicetak : 19-Sep-2013 7 PROVINSI : DKI JAKARTA (31) KABUPATEN/KOTA

Lebih terperinci

Keadaan Tanaman Pangan dan Hortikultura Jawa Tengah April 2015

Keadaan Tanaman Pangan dan Hortikultura Jawa Tengah April 2015 KATA PENGANTAR Sektor pertanian merupakan sektor yang vital dalam perekonomian Jawa Tengah. Sebagian masyarakat Jawa Tengah memiliki mata pencaharian di bidang pertanian. Peningkatan kualitas dan kuantitas

Lebih terperinci

EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN

EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN Volume VI Nomor 4 Tahun 2014 BULETIN TRIWULANAN EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN PUSAT DATA DAN SISTEM INFORMASI PERTANIAN SEKRETARIAT JENDERAL - KEMENTERIAN PERTANIAN 2014 Buletin Triwulanan EKSPOR IMPOR

Lebih terperinci

Dihasilkan : 23-Feb

Dihasilkan : 23-Feb 0 Dihasilkan : 23-Feb-2013 1 Dihasilkan : 23-Feb-2013 2 Dihasilkan : 23-Feb-2013 3 Dihasilkan : 23-Feb-2013 4 Dihasilkan : 23-Feb-2013 5 Dihasilkan : 23-Feb-2013 6 PROVINSI : DKI JAKARTA (31) KABUPATEN/KOTA

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH No. 48/11/Th. XVII, 03 November 2014 PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI ACEH (ANGKA RAMALAN II TAHUN 2014) Sampai dengan Subround II (Januari-Agustus) tahun 2014, telah

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA RAMALAN II TAHUN 2015)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA RAMALAN II TAHUN 2015) No. 78/11/33, Th. IX, 2 NOVEMBER 2015 PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA RAMALAN II TAHUN 2015) Berdasarkan Angka Ramalan (ARAM) II, produksi padi Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2015 diperkirakan sebesar

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung di Indonesia (Zea mays L.) merupakan komoditas tanaman

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung di Indonesia (Zea mays L.) merupakan komoditas tanaman I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tanaman jagung di Indonesia (Zea mays L.) merupakan komoditas tanaman pangan terpenting kedua setelah padi. Tanaman ini berasal dari Amerika. Sekitar abad ke-16,

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI, JAGUNG, KEDELAI, UBI KAYU, DAN UBI JALAR (ANGKA RAMALAN II 2013)

PRODUKSI PADI, JAGUNG, KEDELAI, UBI KAYU, DAN UBI JALAR (ANGKA RAMALAN II 2013) PRODUKSI PADI, JAGUNG, KEDELAI, UBI KAYU, DAN UBI JALAR (ANGKA RAMALAN II ) No. 48/11/91/Th. VII, 1 November PADI Produksi padi tahun (ARAM II) diperkirakan sebesar 26,28 ribu ton gabah kering giling (GKG),

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. tanggal 28 Juni 1975 tentang Pelaksanaan Perbaikan Statistik. Pertanian. tanggal 17 Desember 1984 tentang Keseragaman Metode untuk

BAB I. PENDAHULUAN. tanggal 28 Juni 1975 tentang Pelaksanaan Perbaikan Statistik. Pertanian. tanggal 17 Desember 1984 tentang Keseragaman Metode untuk KATA PENGANTAR Pembangunan pertanian tanaman pangan akan berhasil apabila ditunjang oleh perencanaan yang baik. Perencanaan yang baik juga ditunjang oleh data yang berkualtas dan akurat. Selain itu data

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI, JAGUNG, KEDELAI, UBI KAYU, DAN UBI JALAR (ANGKA RAMALAN II 2015)

PRODUKSI PADI, JAGUNG, KEDELAI, UBI KAYU, DAN UBI JALAR (ANGKA RAMALAN II 2015) No. 62/11/91/Th. IX, 2 November PRODUKSI PADI, JAGUNG, KEDELAI, UBI KAYU, DAN UBI JALAR (ANGKA RAMALAN II ) PADI Produksi padi tahun (ARAM II) diperkirakan sebesar 33,56 ribu ton gabah kering giling (GKG),

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN DEMAK

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN DEMAK BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN DEMAK PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA ( ANGKA TETAP 2014 DAN ANGKA RAMALAN I 2015) No.02 /07/3321/Th.I,1 Juli 2015 Angka tetap produksi padi Kabupaten Demak tahun 2014 mencapai

Lebih terperinci

REKAPITULASI PENGAMATAN OPT PENTING TANAMAN PERKEBUNAN DINAS PERKEBUNAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERKABUPATEN SE KALIMANTAN TIMUR

REKAPITULASI PENGAMATAN OPT PENTING TANAMAN PERKEBUNAN DINAS PERKEBUNAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERKABUPATEN SE KALIMANTAN TIMUR REKAPITULASI PENGAMATAN OPT PENTING TANAMAN PERKEBUNAN DINAS PERKEBUNAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERKABUPATEN SE KALIMANTAN TIMUR No Jenis Komoditi / Luas Komoditi Jenis OPT Luas Serangan (Ha) Luas Pengendalian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan salah satu sektor dalam perekonomian nasional dinilai strategis dan mampu menjadi mesin penggerak pembangunan suatu negara. Pada tahun 2009 sektor

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI, JAGUNG DAN KEDELAI DI PROVINSI SULAWESI SELATAN (ANGKA SEMENTARA 2014)

PRODUKSI PADI, JAGUNG DAN KEDELAI DI PROVINSI SULAWESI SELATAN (ANGKA SEMENTARA 2014) BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN PRODUKSI PADI, JAGUNG DAN KEDELAI DI PROVINSI SULAWESI SELATAN (ANGKA SEMENTARA 2014) No. 20/03/73/Th. VIII, 2 Maret 2015 A. PADI Angka Sementara (Asem) 2014, produksi Padi

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA ( ANGKA RAMALAN II TAHUN 2013)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA ( ANGKA RAMALAN II TAHUN 2013) NO. 66/11/33 TH. VII, 1 NOVEMBER 2013 PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA ( ANGKA RAMALAN II TAHUN 2013) Berdasarkan Angka Ramalan (ARAM) II, pada tahun 2013 produksi padi Provinsi Jawa Tengah diperkirakan sebesar

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI, JAGUNG DAN KEDELAI DI PROVINSI SULAWESI SELATAN (ANGKA SEMENTARA 2015)

PRODUKSI PADI, JAGUNG DAN KEDELAI DI PROVINSI SULAWESI SELATAN (ANGKA SEMENTARA 2015) BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN No. 16/03/73/Th IX, 1 Maret 2016 PRODUKSI PADI, JAGUNG DAN KEDELAI DI PROVINSI SULAWESI SELATAN (ANGKA SEMENTARA 2015) A. PADI Angka Sementara (Asem) 2015, produksi Padi di

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA RAMALAN III 2010)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA RAMALAN III 2010) NO. 53/11/33/TH. IV, 1 NOVEMBER 2010 PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA RAMALAN III 2010) A. PADI ARAM III produksi padi Provinsi Jawa Tengah tahun 2010 sebesar 10,079 juta ton Gabah Kering Giling (GKG),

Lebih terperinci

Potensi Efektivitas Asuransi Pertanian Terhadap Pendapatan Bersih Petani Cabai Besar Kabupaten Garut

Potensi Efektivitas Asuransi Pertanian Terhadap Pendapatan Bersih Petani Cabai Besar Kabupaten Garut Potensi Efektivitas Asuransi Pertanian Terhadap Pendapatan Bersih Petani Cabai Besar Kabupaten Garut Yohanes Andika Tj. 2013110060 Al Faisal Mulk 2013110067 M. Ibnu Haris 2014110011 Abstrak Kebijakan asuransi

Lebih terperinci

BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PRODUKSI PADI, JAGUNG DAN KEDELAI PRODUKSI PADI TAHUN 2015 TURUN SEBESAR 3,04 PERSEN No.57/7/64/Th.XIX, 1 Juli 2016 A. PADI Produksi padi tahun 2015 sebanyak 112,10 ribu ton

Lebih terperinci

PRODUKSI TANAMAN PANGAN PROVINSI BENGKULU (ANGKA RAMALAN I 2015)

PRODUKSI TANAMAN PANGAN PROVINSI BENGKULU (ANGKA RAMALAN I 2015) PRODUKSI TANAMAN PANGAN PROVINSI BENGKULU (ANGKA RAMALAN I ) A. PADI B. Jagung No. 40/07/17/IX, 1 Juli Angka Tetap (ATAP) Produksi padi tahun 2014 sebanyak 593.194 ton gabah kering giling (GKG), turun

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015)

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015) No. 20/03/51/Th. X, 1 Maret 2016 PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015) PRODUKSI PADI TAHUN 2015 (ANGKA SEMENTARA) TURUN 0,49 PERSEN A. PADI Angka Sementara (ASEM) produksi padi

Lebih terperinci

CAPAIAN PRODUKSI PADI TAHUN 2014

CAPAIAN PRODUKSI PADI TAHUN 2014 CAPAIAN PRODUKSI PADI TAHUN 2014 Bahan Rapat Koordinasi Dengan Bupati/Walikota se Provinsi Jawa Timur Terkait Rekomendasi Dewan Pertimbangan Presiden Tentang Ancaman OPT Dan Progrnosa Produksi Padi Tahun

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI PROVINSI RIAU

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI PROVINSI RIAU PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI PROVINSI RIAU (Angka Sementara 2010 dan Angka Ramalan I Tahun 2011) No. 13/03/14/Th. XII, 1 Maret 2011 A. PADI. Angka Sementara (ASEM) produksi padi tahun 2010 adalah

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI 2015

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI 2015 BPS PROVINSI LAMPUNG BADAN PUSAT STATISTIK No. 1/7/18/Th. X, 1 Juli 216 PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI 215 PRODUKSI PADI TAHUN 215 NAIK 9,69 PERSEN A. PADI Produksi padi tahun 215 sebanyak 3,64 juta

Lebih terperinci

STATISTIK KETAHANAN PANGAN TAHUN 2013

STATISTIK KETAHANAN PANGAN TAHUN 2013 STATISTIK KETAHANAN PANGAN TAHUN 2013 BADAN KETAHANAN PANGAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2014 1 I. Aspek Ketersediaan dan Kerawanan Pangan Perkembangan Produksi Komoditas Pangan Penting Tahun 2009 2013 Komoditas

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI, JAGUNG, KEDELAI, UBI KAYU, DAN UBI JALAR (ANGKA TETAP TAHUN 2014 DAN ANGKA RAMALAN I 2015)

PRODUKSI PADI, JAGUNG, KEDELAI, UBI KAYU, DAN UBI JALAR (ANGKA TETAP TAHUN 2014 DAN ANGKA RAMALAN I 2015) PRODUKSI PADI, JAGUNG, KEDELAI, UBI KAYU, DAN UBI JALAR (ANGKA TETAP TAHUN DAN ANGKA RAMALAN I ) No. 38/07/91/Th. IX, 1 Juli PADI Angka Tetap produksi padi tahun sebesar 27,66 ribu ton Gabah Kering Giling

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (ANGKA TETAP TAHUN 2015)

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (ANGKA TETAP TAHUN 2015) No. 46/07/51/Th. X, 1 Juli 2016 PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (ANGKA TETAP TAHUN 2015) PRODUKSI PADI TAHUN 2015 TURUN 0,49 PERSEN A. PADI Produksi padi di Bali tahun 2015 tercatat sebesar 853.710

Lebih terperinci

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN PRODUKSI TANAMAN ANEKA KACANG DAN UMBI TRIWULAN II 2016

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN PRODUKSI TANAMAN ANEKA KACANG DAN UMBI TRIWULAN II 2016 PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN PRODUKSI TANAMAN ANEKA KACANG DAN UMBI TRIWULAN II 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN DIREKTORAT ANEKA KACANG

Lebih terperinci

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura KERAGAAN VARIETAS KEDELAI DI KABUPATEN LAMONGAN Eli Korlina dan Sugiono Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Timur Jl. Raya Karangploso Km. 4 Malang E-mail korlinae@yahoo.co.id ABSTRAK Kedelai merupakan

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI PROVINSI RIAU

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI PROVINSI RIAU No. 54/11/14/Th.XV, 3 November 2014 PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI PROVINSI RIAU (Angka Ramalan II Tahun 2014) A. PADI. Angka Ramalan (ARAM) II produksi padi tahun 2014 diperkirakan sebesar 356.281

Lebih terperinci

BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PRODUKSI PADI, JAGUNG DAN KEDELAI ( Angka Sementara ) PROVINSI KALIMANTAN UTARA No.24/03/64/Th.XIX, 1 Maret 2016 PRODUKSI PADI TAHUN DIPERKIRAKAN TURUN SEBESAR 3,08 PERSEN

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI, JAGUNG, KEDELAI, UBI KAYU DAN UBI JALAR (ANGKA SEMENTARA 2013)

PRODUKSI PADI, JAGUNG, KEDELAI, UBI KAYU DAN UBI JALAR (ANGKA SEMENTARA 2013) No. 17/03/13/Th.XVII, 1 Maret 2014 PRODUKSI PADI, JAGUNG, KEDELAI, UBI KAYU DAN UBI JALAR (ANGKA SEMENTARA 2013) A. PADI Produksi padi tahun 2013 tercatat sebesar 2.430.384 ton GKG (ASEM 13) atau mengalami

Lebih terperinci

1. I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

1. I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang 1. I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi di negara-negara berkembang saat ini telah menjadi penyebab berubahnya pola konsumsi penduduk, dari konsumsi pangan penghasil energi ke produk penghasil

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA ( ANGKA SEMENTARA TAHUN 2014)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA ( ANGKA SEMENTARA TAHUN 2014) No. 22/03/33 Th.IX, 2 Maret 2015 PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA ( ANGKA SEMENTARA TAHUN 2014) Angka Sementara (ASEM) produksi padi Provinsi Jawa Tengah Tahun 2014 diperkirakan 9,65 juta ton Gabah Kering Giling

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI, JAGUNG, KEDELAI, UBI KAYU, DAN UBI JALAR 2015 PRODUKSI PADI TAHUN 2015 NAIK 9,23 PERSEN

PRODUKSI PADI, JAGUNG, KEDELAI, UBI KAYU, DAN UBI JALAR 2015 PRODUKSI PADI TAHUN 2015 NAIK 9,23 PERSEN No. 37/07/91/Th. X, 1 Juli 2016 PRODUKSI PADI, JAGUNG, KEDELAI, UBI KAYU, DAN UBI JALAR 2015 PRODUKSI PADI TAHUN 2015 NAIK 9,23 PERSEN PADI Produksi padi tahun 2015 sebanyak 30,22 ribu ton gabah kering

Lebih terperinci

SOSIALISASI KALENDER TANAM MT II TIM GUGUS KATAM BPTP Kep. Bangka Belitung

SOSIALISASI KALENDER TANAM MT II TIM GUGUS KATAM BPTP Kep. Bangka Belitung SOSIALISASI KALENDER TANAM MT II 2013 TIM GUGUS KATAM BPTP Kep. Bangka Belitung LATAR BELAKANG Keniscayaan perubahan dan dinamika iklim global serta lokal. Pilihan pola tanam bersifat spesifik lokasi dan

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI PROVINSI RIAU

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI PROVINSI RIAU No. 27/07/14/Th. XI, 1 Juli 2010 PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI PROVINSI RIAU (Angka Tetap 2009 dan Angka Ramalan II Tahun 2010) A. PADI. Angka Tetap (ATAP) produksi padi tahun 2009 adalah sebesar

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI PROVINSI RIAU

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI PROVINSI RIAU PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI PROVINSI RIAU (Angka Sementara 2009 dan Angka Ramalan I Tahun 2010) No. 11/03/14/Th. XI, 1 Maret 2010 A. PADI. Angka Sementara (ASEM) produksi padi tahun 2009 adalah

Lebih terperinci

5. Antisipasi Gangguan Bencana Alam dan Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan

5. Antisipasi Gangguan Bencana Alam dan Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan 5. Antisipasi Gangguan Bencana Alam dan Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan Organisme Pengangganggu Tanaman (OPT) utama yang menyerang padi ada 9 jenis, yaitu : Tikus, Penggerek Batang, Wereng Batang

Lebih terperinci

KALENDER TANAM TERPADU MUSIM TANAM : MT III 2014 KECAMATAN : LONG HUBUNG KAB/KOTA : MAHAKAM HULU, PROVINSI : KALIMANTAN TIMUR

KALENDER TANAM TERPADU MUSIM TANAM : MT III 2014 KECAMATAN : LONG HUBUNG KAB/KOTA : MAHAKAM HULU, PROVINSI : KALIMANTAN TIMUR KECAMATAN : LONG HUBUNG KOMODITAS : PADI SAWAH DAN PALAWIJA Luas Baku Sawah (ha) Prediksi Sifat Hujan Prakiraan Luas dan Awal Musim Tanam I INFORMASI UTAMA : 32 : NORMAL : *) *) Musim Tanam II Musim Tanam

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI, JAGUNG DAN KEDELAI (ANGKA TETAP 2013 DAN ANGKA RAMALAN I 2014)

PRODUKSI PADI, JAGUNG DAN KEDELAI (ANGKA TETAP 2013 DAN ANGKA RAMALAN I 2014) No. 32/07/36/Th. VIII, 1 Juli 2014 PRODUKSI PADI, JAGUNG DAN KEDELAI (ANGKA TETAP 2013 DAN ANGKA RAMALAN I 2014) PRODUKSI PADI 2013 MENINGKAT SIGNIFIKAN DIBANDING TAHUN 2012, TAHUN 2014 DIPREDIKSI AKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Nganjuk yang terletak pada propinsi Jawa Timur merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Nganjuk yang terletak pada propinsi Jawa Timur merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kabupaten Nganjuk yang terletak pada propinsi Jawa Timur merupakan kota kecil yang sebagian besar penduduknya bercocok tanam. Luas Kabupaten Nganjuk adalah ± 122.433

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hama karena mereka menganggu tumbuhan dengan memakannya. Belalang, kumbang, ulat,

BAB I PENDAHULUAN. hama karena mereka menganggu tumbuhan dengan memakannya. Belalang, kumbang, ulat, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tumbuhan tidak selamanya bisa hidup tanpa gangguan. Kadang tumbuhan mengalami gangguan oleh binatang atau organisme kecil (virus, bakteri, atau jamur). Hewan dapat disebut

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI TAHUN 2015 (ANGKA SEMENTARA) TURUN 5,00 PERSEN

PRODUKSI PADI TAHUN 2015 (ANGKA SEMENTARA) TURUN 5,00 PERSEN PRODUKSI PADI, JAGUNG, KEDELAI, UBI KAYU, DAN UBI JALAR (ANGKA SEMENTARA TAHUN ) PRODUKSI PADI TAHUN (ANGKA SEMENTARA) TURUN 5,00 PERSEN No. 16/03/91/Th. X, 1 Maret 2016 PADI Produksi padi tahun sebesar

Lebih terperinci

REKOMENDASI VARIETAS KEDELAI DI PROVINSI BENGKULU SERTA DUKUNGAN BPTP TERHADAP PENINGKATAN PRODUKSI KEDELAI TAHUN 2013.

REKOMENDASI VARIETAS KEDELAI DI PROVINSI BENGKULU SERTA DUKUNGAN BPTP TERHADAP PENINGKATAN PRODUKSI KEDELAI TAHUN 2013. REKOMENDASI VARIETAS KEDELAI DI PROVINSI BENGKULU SERTA DUKUNGAN BPTP TERHADAP PENINGKATAN PRODUKSI KEDELAI TAHUN 2013 Wahyu Wibawa Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bengkulu Jl. Irian Km. 6,5

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI PROVINSI RIAU

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI PROVINSI RIAU No. 43/11/14/Th. XI, 1 November 2010 PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI PROVINSI RIAU (Angka Ramalan III Tahun 2010) A. PADI. Produksi padi tahun 2010 berdasarkan Angka Ramalan (ARAM) III diperkirakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Peramalan OPT dan Bencana Alam di Sumatera Barat Periode Januari - Juni 2015 # 1

I. PENDAHULUAN. Peramalan OPT dan Bencana Alam di Sumatera Barat Periode Januari - Juni 2015 # 1 I. PENDAHULUAN Perlindungan tanaman memegang peranan penting dalam pembangunan pertanian karena merupakan bagian integral dari sistem produksi tanaman pangan dan hortikultura. Peran perlindungan tanaman

Lebih terperinci

Keadaan Serangan OPT Komoditas Bawang Merah di Kabupaten Cirebon, Provinsi Jawa Barat

Keadaan Serangan OPT Komoditas Bawang Merah di Kabupaten Cirebon, Provinsi Jawa Barat Keadaan Serangan OPT Komoditas Bawang Merah di Kabupaten Cirebon, Provinsi Jawa Barat Salah satu sentra komoditas hortikultura, khususnya bawang merah (Allium cepa var. ascalonicum) yang cukup besar di

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA KABUPATEN ASAHAN (ANGKA TETAP TAHUN 2013)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA KABUPATEN ASAHAN (ANGKA TETAP TAHUN 2013) BPS KABUPATEN ASAHAN No. 02/10/1208/Thn. XVII, 20 Oktober PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA KABUPATEN ASAHAN (ANGKA TETAP TAHUN ) ANGKA TETAP PRODUKSI PADI TAHUN SEBESAR 103.881 TON GABAH KERING GILING (GKG),

Lebih terperinci

Tabel Lampiran 1. Hasil Perhitungan Analisis Neraca Air dengan Kecamatan Anjatan Kabupaten Indramayu Tahun Normal. Tabel Lampiran 2. Hasil Perhitungan

Tabel Lampiran 1. Hasil Perhitungan Analisis Neraca Air dengan Kecamatan Anjatan Kabupaten Indramayu Tahun Normal. Tabel Lampiran 2. Hasil Perhitungan LAMPIRAN 167 Tabel Lampiran 1. Hasil Perhitungan Analisis Neraca Air dengan Kecamatan Anjatan Kabupaten Indramayu Tahun Normal. Tabel Lampiran 2. Hasil Perhitungan Analisis Neraca Air dengan Kecamatan

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA TETAP TAHUN 2015)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA TETAP TAHUN 2015) No. 47/07/33/Th.X, 1 Juli 2016 PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA TETAP TAHUN 2015) Angka Tetap (ATAP) produksi padi Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015 sebesar 11,30 juta ton Gabah Kering Giling (GKG). Angka

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertandatangan di bawah ini : Nama : Ir. Bambang

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI PROVINSI RIAU

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI PROVINSI RIAU No. 50/11/14/Th.XIV, 1 November 2013 PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI PROVINSI RIAU (Angka Ramalan II Tahun 2013) A. PADI. Angka Ramalan (ARAM) II produksi padi tahun 2013 diperkirakan sebesar 440.131

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI ACEH (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI ACEH (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015) BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH No. 14/03/Th.XIX. 01 Maret 2016 PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI ACEH (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015) ANGKA SEMENTARA PRODUKSI PADI TAHUN 2015 SEBESAR 2.331.046 TON

Lebih terperinci