KATA PENGANTAR. Demikian Buku KEADAAN TANAMAN PANGAN JAWA TENGAH kami susun dan semoga dapat digunakan sebagaimana mestinya.
|
|
- Sri Sumadi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1
2 KATA PENGANTAR Sektor pertanian merupakan sektor yang vital dalam perekonomian Jawa Tengah. Sebagian masyarakat Jawa Tengah memiliki mata pencaharian di bidang pertanian. Peningkatan kualitas dan kuantitas produksi pertanian Jawa Tengah dapat meningkatkan perekonomian masyarakat Jawa Tengah pada umumnya. Data mengenai pertanian menjadi sangat penting dalam masa sekarang ini. Data dan informasi dibutuhkan dalam pengambilan keputusan yang cepat. Buku KEADAAN TANAMAN PANGAN JAWA TENGAH ini dapat mempermudah pejabat struktural ataupun stakeholder di bidang pertanian dalam memantau, mengevaluasi dan menjadi masukan untuk pengambilan keputusan di bidang pertanian. Buku KEADAAN TANAMAN PANGAN JAWA TENGAH edisi Juni 2017 ini menggambarkan keadaan pertanian pada bulan Januari sampai dengan Juni Demikian Buku KEADAAN TANAMAN PANGAN JAWA TENGAH kami susun dan semoga dapat digunakan sebagaimana mestinya.
3 (Ha) KEADAAN TANAMAN PANGAN DI JAWA TENGAH JUNI 2017 A. LUAS TANAM Berdasarkan perhitungan sementara luas tanam beberapa komoditas pangan utama di Jawa Tengah pada periode bulan Juni 2017 adalah sebagai berikut : a. Padi : Ha b. Palawija : Jagung : Ha Kedelai : Ha Kacang Tanah : Ha Kacang Hijau : Ha Ubi Kayu : Ha Ubi Jalar : 500 Ha Secara rinci dapat dilihat pada Lampiran POLA TANAM PADI Jan Feb Maret April Mei Juni Juli Agust Sept Okt Nov Des Rerata 5 Thn Berdasarkan grafik diatas dapat terlihat bahwa luas tanam padi pada bulan Juni 2017 ini menurun secara signifikan apabila dibandingkan dengan luas tanam pada bulan Mei Penurunan tersebut dikarenakan masih adanya pertanaman yang sudah dalam masa panen hal tersebut dibuktikan meningkatnya luas panen pada bulan Juni ini. Dibandingkan dengan luas tanam pada periode yang sama pada tahun 2016, luas tanam Juni 2017 ini lebih rendah ha (11,40%) dan jika dibandingkan dengan rata-rata lima tahun terakhir pada periode yang sama juga mengalami penurunan seluas ha (0,44%).
4 (Ha) (Ha) POLA TANAM JAGUNG Jan Feb Maret April Mei Juni Juli Agust Sept Okt Nov Des Rerata 5 Thn Luas tanam jagung untuk periode bulan Juni tahun 2017 meningkat bila dibandingkan dengan bulan Mei Apabila dibandingkan dengan luas tanam periode bulan Juni 2016 serta rata-rata lima tahun terakhir pada periode yang sama, luas tanam bulan Juni ini masih lebih tinggi. Luas tanam pada periode Januari hingga Juni 2017 bila dibandingkan periode yang sama tahun lalu meningkat seluas ha (49,21%), peningkatan luas tanam dikarenakan adanya program pengembangan jagung dari APBN, adanya pertanaman jagung yang memanfaatkan lahan yang sebelumnya tidak dimanfaatkan dan iklim yang mendukung pertanaman POLA TANAM KEDELAI Jan Feb Maret April Mei Juni Juli Agust Sept Okt Nov Des Rerata 5 Thn Kondisi luas tanam kedelai pada bulan Juni 2017 meningkat bila dibandingkan dengan bulan Mei 2017, peningkatan juga terjadi apabila dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2016 namun jika dibandingkan dengan rata-rata lima tahun terakhir mengalami penurunan luas tanam. Luas tanam pada periode Januari hingga Juni 2017 bila dibandingkan periode yang sama tahun lalu meningkat seluas ha (18,32%), peningkatan luas tanam dipicu adanya percepatan tanam pada pertanaman bulan Mei hingga April pengaruh dari iklim yang mendukung pertanaman.
5 (Ha) B. LUAS PANEN Berdasarkan perhitungan sementara luas panen beberapa komoditas tanaman pangan di Jawa Tengah pada periode bulan Juni 2017 adalah sebagai berikut : a. Padi : Ha b. Palawija : Jagung : Ha Kedelai : Ha Kacang Tanah : Ha Kacang Hijau : 246 Ha Ubi Kayu : Ha Ubi Jalar : 431 Ha Secara rinci dapat dilihat pada Lampiran. Sedangkan luas panen kumulatif bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2017 dan prosentase perbandingannya terhadap luas panen periode yang sama tahun 2016 adalah sebagai berikut : a. Padi : Ha 112,38 % b. Palawija : Jagung : Ha 93,76 % Kedelai : Ha 59,25 % Kacang Tanah : Ha 82,99 % Kacang Hijau : Ha 46,81 % Ubi Kayu : Ha 114,24 % Ubi Jalar : Ha 109,09 % Secara rinci dapat dilihat pada Lampiran. POLA PANEN PADI Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Aug Sep Okt Nov Des Rerata 5 th
6 (Ha) Berdasarkan grafik diatas dapat dilihat bahwa luas panen bulan Juni 2017 lebih tinggi bila dibandingkan dengan bulan Mei Peningkatan luas panen padi pada bulan Juni disebabkan adanya percepatan tanam yang dilakukan pada bulan Maret hingga Mei lalu. Peningkatan luas panen juga terjadi jika dibandingkan dengan luas panen tahun lalu dan rerata lima tahun terakhir pada periode yang sama. Luas panen yang masih cukup tinggi bila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya disebabkan karena masih cukup banyaknya pertanaman padi pada bulan Maret 2017 dan didukung faktor ketersediaan air yang masih cukup, pengaruh dari tingginya curah hujan POLA PANEN JAGUNG Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Aug Sep Okt Nov Des Rerata 5 Thn Kondisi luas panen jagung ini berbanding terbalik dengan padi. Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa luas panen jagung pada bulan Juni 2017 ini lebih rendah bila dibandingkan luas panen bulan Mei Turunnya luas panen pada bulan Juni ini berbanding terbalik dengan pola panen jagung pada tahun-tahun sebelumnya yang cenderung meningkat. Penurunan luas panen jagung pada periode bulan Juni ini disebabkan meningkatnya penanaman jagung pada bulan Mei hingga Juni ini pengaruh dari adanya program pengembangan jagung dari APBN. Penanaman jagung selain di lahan sawah juga ditanam di lahan bukan sawah, lahan hutan atau lahan yang tidak dimanfaatkan sebelumnya.
7 (Ha) POLA PANEN KEDELAI Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Aug Sep Okt Nov Des Rerata 5 Thn Dari grafik pola panen kedelai diatas dapat dilihat bahwa luas panen kedelai pada bulan Juni 2017 ini lebih tinggi 5,27% dari luas panen bulan Mei Naiknya luas panen pada bulan Juni ini sama dengan pola panen kedelai pada tahun lalu namun berbanding terbalik dengan rerata lima tahun sebelumnya pada periode yang sama. C. PRODUKSI Berdasarkan perhitungan perkiraan sementara produksi beberapa komoditas pangan di Jawa Tengah periode bulan Juni 2017 adalah sebagai berikut : a. Padi : Ton b. Palawija : Jagung : Ton Kedelai : Ton Kacang Tanah : Ton Kacang Hijau : 283 Ton Ubi Kayu : Ton Ubi Jalar : Ton Ket :Produksi Perkiraan Sementara Bulan Juni 2017 menggunakan angka perhitungan rerata ubinan KSA (data luas panen dari SIM TP BPS per Juni 2017 Pola produksi komoditas padi, jagung dan kedelai hampir sama dengan pola panennya. Produksi padi dan kedelai pada bulan Juni 2017 lebih tinggi bila dibandingkan dengan produksi pada bulan Mei 2017, sedangkan pada produksi jagung lebih rendah dari produksi bulan Mei Perkiraan produksi padi pada bulan Juni 2017 ini lebih tinggi bila dibandingkan dengan produksi tahun 2016 serta produksi rata-rata lima tahun terakhir pada periode bulan Juni, namun tidak demikian dengan perkiraan produksi jagung dan kedelai yang lebih rendah bila dibandingkan dengan produksi tahun 2016 serta produksi rata-rata lima tahun terakhir pada periode bulan yang sama.
8 (Ton) (Ton) POLA PRODUKSI PADI Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Aug Sep Okt Nov Des Rerata 5 Thn POLA PRODUKSI JAGUNG Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Aug Sep Okt Nov Des Rerata 5 Thn
9 Ton POLA PRODUKSI KEDELAI Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Aug Sep Okt Nov Des Rerata 5 Thn Sedangkan produksi beberapa komoditas pangan kumulatif dari bulan Januari 2017 sampai dengan bulan Juni 2017 adalah sebagai berikut : c. Padi : Ton d. Palawija : Jagung : Ton Kedelai : Ton Kacang Tanah : Ton Kacang Hijau : Ton Ubi Kayu : Ton Ubi Jalar : Ton Ket :Produksi Perkiraan Sementara Bulan Juni 2017 menggunakan angka perhitungan rerata ubinan KSA (data luas panen dari SIM TP BPS per Juni 2017 D. STANDING CROP Keadaan pertanaman (standing crop) komoditi pangan di Jawa Tengah pada bulan Juni 2017 dan prosentase perbandingannya terhadap luas pertanaman periode yang sama pada tahun 2016 adalah sebagai berikut : a. Padi : Ha 89,52 % b. Palawija : Jagung : Ha 114,83 % Kedelai : Ha 143,73 % Kacang Tanah : Ha 110,60 % Kacang Hijau : Ha 211,20 % Ubi Kayu : Ha 84,83 % Ubi Jalar : Ha 58,69 % Perbandingan luas tanaman akhir masing-masing komoditas tanaman pangan pada bulan Juni 2017 dengan bulan Juni pada tahun 2016 dapat dilihat pada grafik berikut.
10 Luas tanaman Akhir (Ha) Luas tanaman Akhir (Ha) Luas tanaman Akhir (Ha) Perbandingan Luas tanaman Akhir Padi pada Bulan Juni Tahun 2017 dan Tahun Perbandingan Luas tanaman Akhir Jagung pada Bulan Juni Tahun 2017 dan Tahun Perbandingan Luas tanaman Akhir Kedelai pada Bulan Juni Tahun 2017 dan Tahun
11 Luas tanaman Akhir (Ha) Luas tanaman Akhir (Ha) Luas tanaman Akhir (Ha) Perbandingan Luas tanaman Akhir Kacang Tanah pada Bulan Juni Tahun 2017 dan Tahun Perbandingan Luas tanaman Akhir Kacang Hijau pada Bulan Juni Tahun 2017 dan Tahun Perbandingan Luas tanaman Akhir Ubi Kayu pada Bulan Juni Tahun 2017 dan Tahun
12 Luas tanaman Akhir (Ha) Perbandingan Luas tanaman Akhir Ubi Jalar pada Bulan Juni Tahun 2017 dan Tahun
13 LAMPIRAN-LAMPIRAN
14 Lampiran 1. Luas Tanaman Akhir Padi dan Palawija di Jawa Tengah Bulan : Juni 2017 No KOMODITI Luas Tanaman Akhir (Ha) Juni Juni % thd 16 (1) (2) (3) (4) (5) 1 Padi sawah ,38 2 Padi bukan sawah ,52 Jumlah Padi ,52 3 Jagung ,83 4 Kedelai ,73 5 Kacang tanah ,60 6 Kacang hijau ,20 7 Ubi kayu ,83 8 Ubi jalar ,69 Jumlah Palawija ,48 Ket : Data merupakan data SIMTP per Juni 2017
15 Lampiran 2. Luas Panen Per Bulan Padi Sawah dan Padi Bukan Sawah Tahun di Jawa Tengah Bulan KOMODITI Luas Panen Januari Padi Sawah Januari Padi Bukan Sawah Januari Jml. Padi Februari Padi Sawah Februari Padi Bukan Sawah Februari Jml. Padi Maret Padi Sawah Maret Padi Bukan Sawah Maret Jml. Padi April Padi Sawah April Padi Bukan Sawah April Jml. Padi Mei Padi Sawah Mei Padi Bukan Sawah Mei Jml. Padi Juni Padi Sawah Juni Padi Bukan Sawah Juni Jml. Padi Juli Padi Sawah Juli Padi Bukan Sawah Juli Jml. Padi Agustus Padi Sawah Agustus Padi Bukan Sawah Agustus Jml. Padi September Padi Sawah September Padi Bukan Sawah September Jml. Padi Oktober Padi Sawah Oktober Padi Bukan Sawah Oktober Jml. Padi November Padi Sawah November Padi Bukan Sawah November Jml. Padi Desember Padi Sawah Desember Padi Bukan Sawah Desember Jml. Padi Padi Sawah Jumlah Padi Bukan Sawah Jml. Padi Ket : Data merupakan data SIMTP per Juni 2017
16 Lampiran 3. Luas Tambah Tanam Per Bulan Padi Sawah dan Padi Bukan Sawah selama Tahun di Jawa Tengah Bulan KOMODITI Luas Tambah Tanam Januari Padi Sawah Januari Padi Bukan Sawah Januari Jml. Padi Februari Padi Sawah Februari Padi Bukan Sawah Februari Jml. Padi Maret Padi Sawah Maret Padi Bukan Sawah Maret Jml. Padi April Padi Sawah April Padi Bukan Sawah April Jml. Padi Mei Padi Sawah Mei Padi Bukan Sawah Mei Jml. Padi Juni Padi Sawah Juni Padi Bukan Sawah Juni Jml. Padi Juli Padi Sawah Juli Padi Bukan Sawah Juli Jml. Padi Agustus Padi Sawah Agustus Padi Bukan Sawah Agustus Jml. Padi September Padi Sawah September Padi Bukan Sawah September Jml. Padi Oktober Padi Sawah Oktober Padi Bukan Sawah Oktober Jml. Padi November Padi Sawah November Padi Bukan Sawah November Jml. Padi Desember Padi Sawah Desember Padi Bukan Sawah Desember Jml. Padi Padi Sawah Jumlah Padi Bukan Sawah Jml. Padi Ket : Data merupakan data SIMTP per Juni 2017
17 Lampiran 4. Realisasi Tanam Padi Sawah Tahun 2017 Periode : Juni No Kabupaten/Kota (dalam Ha) Realisasi Tanam Akumulasi Jan sd Tanaman Akhir Juni Juni Juni 1 Cilacap Banyumas Purbalingga Banjarnegara Kebumen Purworejo Wonosobo Magelang Boyolali Klaten Sukoharjo Wonogiri Karanganyar Sragen Grobogan Blora Rembang Pati Kudus Jepara Demak Semarang Temanggung Kendal Batang Pekalongan Pemalang Tegal Brebes Kota Magelang Kota Surakarta Kota Salatiga Kota Semarang Kota Pekalongan Kota Tegal JAWA TENGAH Ket : Data merupakan data SIMTP per Juni 2017
18 Lampiran 5. Realisasi Tanam Padi Bukan Sawah Tahun 2017 Periode : Juni No Kabupaten/Kota (dalam Ha) Realisasi Tanam Akumulasi Jan sd Tanaman Akhir Juni Juni Juni 1 Cilacap Banyumas Purbalingga Banjarnegara Kebumen Purworejo Wonosobo Magelang Boyolali Klaten Sukoharjo Wonogiri Karanganyar Sragen Grobogan Blora Rembang Pati Kudus Jepara Demak Semarang Temanggung Kendal Batang Pekalongan Pemalang Tegal Brebes Kota Magelang Kota Surakarta Kota Salatiga Kota Semarang Kota Pekalongan Kota Tegal JAWA TENGAH Ket : Data merupakan data SIMTP per Juni 2017
19 Lampiran 6. Realisasi Tanam Jagung Tahun 2017 Periode : Juni No Kabupaten/Kota (dalam Ha) Realisasi Tanam Akumulasi Jan sd Tanaman Akhir Juni Juni Juni 1 Cilacap Banyumas Purbalingga Banjarnegara Kebumen Purworejo Wonosobo Magelang Boyolali Klaten Sukoharjo Wonogiri Karanganyar Sragen Grobogan Blora Rembang Pati Kudus Jepara Demak Semarang Temanggung Kendal Batang Pekalongan Pemalang Tegal Brebes Kota Magelang Kota Surakarta Kota Salatiga Kota Semarang Kota Pekalongan Kota Tegal JAWA TENGAH Ket : Data merupakan data SIMTP per Juni 2017
20 Lampiran 7. Realisasi Tanam Kedelai Tahun 2017 Periode : Juni No Kabupaten/Kota (dalam Ha) Realisasi Tanam Akumulasi Jan sd Tanaman Akhir Juni Juni Juni 1 Cilacap Banyumas Purbalingga Banjarnegara Kebumen Purworejo Wonosobo Magelang Boyolali Klaten Sukoharjo Wonogiri Karanganyar Sragen Grobogan Blora Rembang Pati Kudus Jepara Demak Semarang Temanggung Kendal Batang Pekalongan Pemalang Tegal Brebes Kota Magelang Kota Surakarta Kota Salatiga Kota Semarang Kota Pekalongan Kota Tegal JAWA TENGAH Ket : Data merupakan data SIMTP per Juni 2017
21 Lampiran 8. Real Luas Panen Padi Sawah + Padi Ladang per periode dan Akumulasi di 2017 Periode : Juni terhadap Periode yang Sama Tahun 2016 No Kabupaten/Kota Real 2017 Periode Real Kumulatif 2017 sd Real 2016 Periode (dalam Ha) Real Kumulatif 2016 sd Prosentase (%) 2017 thd 2016 s/d Juni 1 Cilacap ,53 2 Banyumas ,68 3 Purbalingga ,34 4 Banjarnegara ,78 5 Kebumen ,94 6 Purworejo ,69 7 Wonosobo ,71 8 Magelang ,92 9 Boyolali ,93 10 Klaten ,45 11 Sukoharjo ,20 12 Wonogiri ,44 13 Karanganyar ,26 14 Sragen ,85 15 Grobogan ,52 16 Blora ,64 17 Rembang ,75 18 Pati ,06 19 Kudus ,13 20 Jepara ,84 21 Demak ,75 22 Semarang ,67 23 Temanggung ,54 24 Kendal ,28 25 Batang ,69 26 Pekalongan ,48 27 Pemalang ,93 28 Tegal ,81 29 Brebes ,93 30 Kota Magelang ,06 31 Kota Surakarta ,67 32 Kota Salatiga ,87 33 Kota Semarang ,84 34 Kota Pekalongan ,78 35 Kota Tegal ,44 JAWA TENGAH ,38 Ket : Data merupakan data SIMTP per Juni 2017 Juni Juni Juni Juni
22 Lampiran 9. Realisasi Luas Panen Jagung per periode dan Akumulasi di 2017 Periode : Juni terhadap Periode yang Sama Tahun 2016 No Kabupaten/Kota Real 2017 Periode Real Kumulatif 2017 sd Real 2016 Periode (dalam Ha) Real Kumulatif 2016 sd Prosentase (%) 2017 thd 2016 s/d Juni Juni 1 Cilacap ,02 2 Banyumas ,06 3 Purbalingga ,53 4 Banjarnegara ,02 5 Kebumen ,01 6 Purworejo ,63 7 Wonosobo ,15 8 Magelang ,93 9 Boyolali ,09 10 Klaten ,73 11 Sukoharjo ,90 12 Wonogiri ,50 13 Karanganyar ,40 14 Sragen ,70 15 Grobogan ,30 16 Blora ,64 17 Rembang ,77 18 Pati ,93 19 Kudus ,29 20 Jepara ,85 21 Demak ,47 22 Semarang ,54 23 Temanggung ,50 24 Kendal ,65 25 Batang ,32 26 Pekalongan ,96 27 Pemalang ,66 28 Tegal ,03 29 Brebes ,68 30 Kota Magelang Kota Surakarta Kota Salatiga ,77 33 Kota Semarang ,31 34 Kota Pekalongan Kota Tegal JAWA TENGAH ,76 Ket : Data merupakan data SIMTP per Juni 2017 Juni Juni Juni
23 Lampiran 10. Realisasi Luas Panen Kedelai per periode dan Akumulasi di 2017 Periode : Juni terhadap Periode yang Sama Tahun 2016 No Kabupaten/Kota Real 2017 Periode Real Kumulatif 2017 sd Real 2016 Periode (dalam Ha) Real Kumulatif 2016 sd Prosentase (%) 2017 thd 2016 s/d Juni Juni 1 Cilacap ,56 2 Banyumas ,99 3 Purbalingga ,11 4 Banjarnegara ,86 5 Kebumen ,67 6 Purworejo Wonosobo Magelang Boyolali ,65 10 Klaten ,67 11 Sukoharjo ,31 12 Wonogiri ,80 13 Karanganyar Sragen Grobogan ,60 16 Blora ,03 17 Rembang ,40 18 Pati Kudus Jepara Demak ,67 22 Semarang Temanggung Kendal ,07 25 Batang Pekalongan Pemalang Tegal Brebes ,15 30 Kota Magelang Kota Surakarta Kota Salatiga Kota Semarang Kota Pekalongan Kota Tegal JAWA TENGAH ,25 Ket : Data merupakan data SIMTP per Juni 2017 Juni Juni Juni
24 No Lampiran 11. Puso Padi dan Palawija di Jawa Tengah (Ha) Bulan : Juni 2017 Jan-Des Real 2017 Real Kumulatif Real 2016 Komoditas Periode 2017 sd Periode Juni Juni Juni Jan-Des Real Kumulatif 2016 sd Juni 1 Padi sawah Padi bukan sawah Jumlah Padi Jagung Kedelai Kacang tanah Kacang hijau Ubi kayu Ubi jalar
Keadaan Tanaman Pangan dan Hortikultura Jawa Tengah April 2015
KATA PENGANTAR Sektor pertanian merupakan sektor yang vital dalam perekonomian Jawa Tengah. Sebagian masyarakat Jawa Tengah memiliki mata pencaharian di bidang pertanian. Peningkatan kualitas dan kuantitas
Lebih terperinciLUAS TANAM, LUAS PANEN DAN PREDIKSI PANEN PADI TAHUN 2016 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA PROVINSI JAWA TENGAH
LUAS TANAM, LUAS PANEN DAN PREDIKSI PANEN PADI TAHUN 2016 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA PROVINSI JAWA TENGAH OUT LINE 1. CAPAIAN PRODUKSI 2. SASARAN LUAS TANAM DAN LUAS PANEN 3. CAPAIAN
Lebih terperinciTABEL 2.1. ESTIMASI KETERSEDIAAN PANGAN JAWA TENGAH 2013 ASEM _2012
Komoditi TABEL 2.1. ESTIMASI KETERSEDIAAN PANGAN JAWA TENGAH 2013 ASEM _2012 Produksi Penyediaan Kebutuhan Konsumsi per kapita Faktor Konversi +/- (ton) (ton) (ton) (ton) (kg/kap/th) (100-angka susut)
Lebih terperinciPRODUKSI PADI DAN PALAWIJA JAW A TENGAH 1996-2011 ISSN : 0854-6932 No. Publikasi : 33531.1204 Katalog BPS : 5203007.33 Ukuran Buku : 21 cm x 28 cm Jumlah Halaman : 245 halaman Naskah : Bidang Statistik
Lebih terperinciPRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH TAHUN 2014 PROVINSI JAWA TENGAH
No. 56/08/33 Th.IX, 3 Agustus 2015 PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH TAHUN 2014 PROVINSI JAWA TENGAH PRODUKSI CABAI BESAR SEBESAR 167,79 RIBU TON, CABAI RAWIT SEBESAR 107,95 RIBU TON,
Lebih terperinciPRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013
No. 50/08/33/Th. VIII, 4 Agustus 2014 PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013 PRODUKSI CABAI BESAR SEBESAR 145,04 RIBU TON, CABAI RAWIT 85,36 RIBU TON, DAN BAWANG
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. turun, ditambah lagi naiknya harga benih, pupuk, pestisida dan obat-obatan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pertanian merupakan salah satu basis perekonomian Indonesia. Jika mengingat bahwa Indonesia adalah negara agraris, maka pembangunan pertanian akan memberikan
Lebih terperinciASPEK : PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMAKAIAN KONTRASEPSI INDIKATOR : HASIL PEROLEHAN PESERTA KB BARU
INDIKATOR : HASIL PEROLEHAN PESERTA KB BARU BULAN : KABUPATEN/KOTA IUD MOW MOP KDM IMPL STK PILL JML PPM PB % 1 Banyumas 447 60 8 364 478 2.632 629 4.618 57.379 8,05 2 Purbalingga 87 145 33 174 119 1.137
Lebih terperinciASPEK : PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMAKAIAN KONTRASEPSI INDIKATOR : HASIL PEROLEHAN PESERTA KB BARU
INDIKATOR : HASIL PEROLEHAN PESERTA KB BARU BULAN : KABUPATEN/KOTA IUD MOW MOP KDM IMPL STK PILL JML PPM PB % 1 Banyumas 748 34 3 790 684 2,379 1,165 5,803 57,379 10.11 2 Purbalingga 141 51 10 139 228
Lebih terperinciTABEL 4.1. TINGKAT KONSUMSI PANGAN NASIONAL BERDASARKAN POLA PANGAN HARAPAN
TABEL 4.1. TINGKAT KONSUMSI PANGAN NASIONAL BERDASARKAN POLA PANGAN HARAPAN No Kelompok Pola Harapan Nasional Gram/hari2) Energi (kkal) %AKG 2) 1 Padi-padian 275 1000 50.0 25.0 2 Umbi-umbian 100 120 6.0
Lebih terperinciASPEK : PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMAKAIAN KONTRASEPSI INDIKATOR : HASIL PEROLEHAN PESERTA KB BARU
INDIKATOR : HASIL PEROLEHAN PESERTA KB BARU BULAN : KABUPATEN/KOTA IUD MOW MOP KDM IMPL STK PILL JML PPM PB % 1 Banyumas 728 112 20 1,955 2,178 2,627 1,802 9,422 57,379 16.42 2 Purbalingga 70 50 11 471
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berinteraksi mengikuti pola yang tidak selalu mudah dipahami. Apabila
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengangguran merupakan masalah yang sangat kompleks karena mempengaruhi sekaligus dipengaruhi oleh beberapa faktor yang saling berinteraksi mengikuti pola yang
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. tanggal 28 Juni 1975 tentang Pelaksanaan Perbaikan Statistik. Pertanian. tanggal 17 Desember 1984 tentang Keseragaman Metode untuk
KATA PENGANTAR Pembangunan pertanian tanaman pangan akan berhasil apabila ditunjang oleh perencanaan yang baik. Perencanaan yang baik juga ditunjang oleh data yang berkualtas dan akurat. Selain itu data
Lebih terperinciKEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH AGUSTUS 2011: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 5,93 PERSEN
No. 62/11/33/Th.V, 07 November 2011 KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH AGUSTUS 2011: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 5,93 PERSEN Jumlah angkatan kerja di Jawa Tengah Agustus 2011 mencapai 16,92 juta
Lebih terperinciPERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 7 TAHUN 2018 TAHUN 2012 TENTANG
PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 7 TAHUN 2018 TAHUN 2012 TENTANG ALOKASI DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU BAGIAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH DAN PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA DI JAWA TENGAH TAHUN
Lebih terperinciBPS PROVINSI JAWA TENGAH
BPS PROVINSI JAWA TENGAH No. 05/12/33/Th.III, 1 Desember 2009 KONDISI KETENAGAKERJAAN DAN PENGANGGURAN JAWA TENGAH AGUSTUS 2009 Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS) dilaksanakan dua kali dalam setahun,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dan Jusuf Kalla, Indonesia mempunyai strategi pembangunan yang
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo dan Jusuf Kalla, Indonesia mempunyai strategi pembangunan yang dinamakan dengan nawacita.
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Semarang, 22 maret 2018 KEPALA STASIUN. Ir. TUBAN WIYOSO, MSi NIP STASIUN KLIMATOLOGI SEMARANG
KATA PENGANTAR Stasiun Klimatologi Semarang setiap tahun menerbitkan buku Prakiraan Musim Hujan dan Prakiraan Musim Kemarau daerah Propinsi Jawa Tengah. Buku Prakiraan Musim Hujan diterbitkan setiap bulan
Lebih terperinciBPS PROVINSI JAWA TENGAH
BPS PROVINSI JAWA TENGAH No. 05/01/33/Th.II, 2 Januari 2008 KONDISI KETENAGAKERJAAN DAN PENGANGGURAN JAWA TENGAH AGUSTUS 2007 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Jawa Tengah pada Agustus 2007 adalah
Lebih terperinciDINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA PROVINSI JAWA TENGAH
UPAYA PEMANTAPAN SWASEMBADA PADI, JAGUNG DAN KEDELAI UNTUK MENDUKUNG PERWUJUDAN KEDAULATAN PANGAN NASIONAL DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA PROVINSI JAWA TENGAH LAHAN BASAH (HA) 990.652
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK
BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK A. Gambaran Umum Objek/Subjek Penelitian 1. Batas Administrasi. Gambar 4.1: Peta Wilayah Jawa Tengah Jawa Tengah sebagai salah satu Provinsi di Jawa, letaknya diapit oleh dua
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TENGAH
GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 78 TAHUN 2013 TAHUN 2012 TENTANG PERKIRAAN ALOKASI DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU BAGIAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH DAN PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TENGAH
GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 56 TAHUN 201256 TAHUN 2012 TENTANG ALOKASI SEMENTARA DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU BAGIAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH DAN PEMERINTAH
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Tembakau merupakan salah satu komoditas perdagangan penting di dunia. Menurut Rachmat dan Sri (2009) sejak tahun
I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Tembakau merupakan salah satu komoditas perdagangan penting di dunia. Menurut Rachmat dan Sri (2009) sejak tahun 2000-an kondisi agribisnis tembakau di dunia cenderung
Lebih terperinciANGKA TETAP TAHUN 2015 PADI DAN PALAWIJA SULAWESI UTARA
No. 44/07/71/Th. XVI, 1 Juli 2016 ANGKA TETAP TAHUN 2015 PADI DAN PALAWIJA SULAWESI UTARA A. PADI Angka Tetap (Atap) produksi padi tahun 2015 mencapai 674.169 ton Gabah Kering Giling (GKG). Dibandingkan
Lebih terperinciPRODUKSI PADI JAGUNG DAN KEDELAI (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015)
No. 16/03/71/Th. X, 1 Maret 2016 PRODUKSI PADI JAGUNG DAN KEDELAI (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015) A. PADI Angka Sementara (Asem) produksi padi di Sulawesi Utara tahun 2015 diperkirakan sebesar 674.169 ton
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 27 TAHUN 2015 TENTANG
GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 27 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN PERKIRAAN ALOKASI DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU BAGIAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH DAN PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA
Lebih terperinciANGKA SEMENTARA TAHUN 2014 PADI DAN PALAWIJA SULAWESI UTARA
No. 21/03/71/Th. IX, 2 Maret 2015 ANGKA SEMENTARA TAHUN 2014 PADI DAN PALAWIJA SULAWESI UTARA A. PADI Angka Sementara (Asem) produksi padi tahun 2014 diperhitungkan sebesar 640.162 ton Gabah Kering Giling
Lebih terperinciANGKA TETAP TAHUN 2014 PADI DAN PALAWIJA SULAWESI UTARA
No. 47/07/71/Th. XI, 1 Juli 2015 ANGKA TETAP TAHUN 2014 PADI DAN PALAWIJA SULAWESI UTARA A. PADI Angka Tetap (ATAP) produksi padi tahun 2014 diperhitungkan sebesar 637.927 ton Gabah Kering Giling (GKG).
Lebih terperinciANGKA RAMALAN 2 TAHUN 2015 PADI DAN PALAWIJA SULAWESI UTARA
No. 72/11/71/Th. IX, 2 November 2015 ANGKA RAMALAN 2 TAHUN 2015 PADI DAN PALAWIJA SULAWESI UTARA A. PADI Angka Ramalan 2 (Aram 2) produksi padi tahun 2015 diperhitungkan sebesar 673.712 ton Gabah Kering
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TENGAH
GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 71 A TAHUN 201356 TAHUN 2012 TENTANG ALOKASI DEFINITIF DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU BAGIAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH DAN PEMERINTAH
Lebih terperinciHASIL SENSUS PERTANIAN 2013 (ANGKA TETAP)
No. 74/12/33 Th.VII, 2 Desember 2013 HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 (ANGKA TETAP) RUMAH TANGGA PETANI GUREM JAWA TENGAH TAHUN 2013 SEBANYAK 3,31 JUTA RUMAH TANGGA, TURUN 28,46 PERSEN DARI TAHUN 2003 Jumlah
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. cepat, sementara beberapa daerah lain mengalami pertumbuhan yang lambat.
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tolok ukur keberhasilan pembangunan dapat dilihat dari pertumbuhan ekonomi dan semakin kecilnya ketimpangan pendapatan antar penduduk, antar daerah dan antar sektor. Akan
Lebih terperinciKEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH
No. 66/11/33/Th.VI, 05 November 2012 KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH AGUSTUS 2012: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 5,63 PERSEN Jumlah angkatan kerja di Jawa Tengah Agustus 2012 mencapai 17,09
Lebih terperinciKEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH
No.69 /11/33/Th.VII, 06 November 2013 KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH AGUSTUS 2013: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 6,02 PERSEN Jumlah angkatan kerja di Jawa Tengah Agustus 2013 mencapai 16,99
Lebih terperinciKONDISI UMUM PROVINSI JAWA TENGAH
KONDISI UMUM PROVINSI JAWA TENGAH Kondisi umum Provinsi Jawa Tengah ditinjau dari aspek pemerintahan, wilayah, kependudukan dan ketenagakerjaan antara lain sebagai berikut : A. Administrasi Pemerintah,
Lebih terperinciPROVINSI JAWA TENGAH. Data Agregat per K b t /K t
PROVINSI JAWA TENGAH Data Agregat per K b t /K t PROVINSI JAWA TENGAH Penutup Penyelenggaraan Sensus Penduduk 2010 merupakan hajatan besar bangsa yang hasilnya sangat penting dalam rangka perencanaan pembangunan.
Lebih terperinciKEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH
No.70 /11/33/Th.VIII, 05 November 2014 KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH AGUSTUS 2014: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 5,68 PERSEN Jumlah angkatan kerja di Jawa Tengah Agustus 2014 yang sebesar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terhadap kebijakan-kebijakan pembangunan yang didasarkan kekhasan daerah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah pokok dalam pembangunan daerah adalah terletak pada penekanan terhadap kebijakan-kebijakan pembangunan yang didasarkan kekhasan daerah yang bersangkutan dengan
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM
BAB IV GAMBARAN UMUM A. Gambaran Umum Provinsi Jawa Tengah 1. Peta Provinsi Jawa Tengah Sumber : Jawa Tengah Dalam Angka Gambar 4.1 Peta Provinsi Jawa Tengah 2. Kondisi Geografis Jawa Tengah merupakan
Lebih terperinciBPS PROVINSI JAWA TENGAH
BPS PROVINSI JAWA TENGAH No. 08/05/33/Th.I, 15 Mei 2007 TINGKAT PENGANGGURAN DI JAWA TENGAH MENURUN 0,1% Tingkat Penganguran Terbuka di Jawa Tengah pada Februari 2007 adalah 8,10%. Angka ini 0,10% lebih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Beras merupakan komoditi yang penting bagi Indonesia. Hal ini
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Beras merupakan komoditi yang penting bagi Indonesia. Hal ini dikarenakan fungsi beras sebagai makanan pokok bagi hampir seluruh penduduk. Pentingnya keberadaan beras
Lebih terperinciKEGIATAN PADA BIDANG REHABILITASI SOSIAL TAHUN 2017 DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TENGAH
KEGIATAN PADA BIDANG REHABILITASI SOSIAL TAHUN 2017 DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TENGAH No Program Anggaran Sub Sasaran Lokasi 1. Program Rp. 1.000.000.000 Pelayanan dan Sosial Kesejahteraan Sosial Penyandang
Lebih terperinciANGKA RAMALAN 1 TAHUN 2015 PADI DAN PALAWIJA SULAWESI UTARA
No. 47/07/71/Th.IX, 1 Juli 2015 ANGKA RAMALAN 1 TAHUN 2015 PADI DAN PALAWIJA SULAWESI UTARA A. PADI Angka Ramalan 1 (Aram 1) produksi padi tahun 2015 diperhitungkan sebesar 664.282 ton Gabah Kering Giling
Lebih terperinciBADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI JAWA TENGAH
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI JAWA TENGAH Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. Provinsi Jawa Tengah sebagai salah satu Provinsi di Jawa, letaknya diapit
BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Kondisi Fisik Daerah Provinsi Jawa Tengah sebagai salah satu Provinsi di Jawa, letaknya diapit oleh dua Provinsi besar, yaitu
Lebih terperinciPENEMPATAN TENAGA KERJA. A. Jumlah Pencari Kerja di Prov. Jateng Per Kab./Kota Tahun 2016
PENEMPATAN TENAGA KERJA A. Jumlah Pencari Kerja di Prov. Jateng Per Kab./Kota Tahun 2016 NO KAB./KOTA L P JUMLAH 1 KABUPATEN REMBANG 820 530 1.350 2 KOTA MAGELANG 238 292 530 3 KABUPATEN WONOGIRI 2.861
Lebih terperinciINDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015
No.42/06/33/Th.X, 15 Juni 2016 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015 IPM Jawa Tengah Tahun 2015 Pembangunan manusia di Jawa Tengah pada tahun 2015 terus mengalami kemajuan yang ditandai dengan terus
Lebih terperinciKEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH
No.31 /05/33/Th.VIII, 05 Mei 2014 KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH FEBRUARI 2014: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 5,45 PERSEN Jumlah angkatan kerja di Jawa Tengah Februari 2014 yang sebesar 17,72
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tahun Budidaya Laut Tambak Kolam Mina Padi
1 A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN Indonesia memiliki lahan perikanan yang cukup besar. Hal ini merupakan potensi yang besar dalam pengembangan budidaya perikanan untuk mendukung upaya pengembangan perekonomian
Lebih terperinciSEBARAN ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN SAWAH DAN DAMPAKNYA TERHADAP PRODUKSI PADI DI PROPINSI JAWA TENGAH
SEBARAN ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN SAWAH DAN DAMPAKNYA TERHADAP PRODUKSI PADI DI PROPINSI JAWA TENGAH Joko Sutrisno 1, Sugihardjo 2 dan Umi Barokah 3 1,2,3 Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian,
Lebih terperinciINDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015
No.1/3307/BRS/11/2016 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015 Pembangunan manusia di Wonosobo pada tahun 2015 terus mengalami kemajuan yang ditandai dengan terus meningkatnya Indeks Pembangunan Manusia
Lebih terperinciBAB 3 GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN DAN KEUANGAN DAERAH KAB/KOTA DI JAWA TENGAH
BAB 3 GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN DAN KEUANGAN DAERAH KAB/KOTA DI JAWA TENGAH 3.1 Keadaan Geografis dan Pemerintahan Propinsi Jawa Tengah adalah salah satu propinsi yang terletak di pulau Jawa dengan luas
Lebih terperinciPENEMPATAN TENAGA KERJA
PENEMPATAN TENAGA KERJA A. Jumlah Pencari Kerja di Prov. Jateng Per Kab./Kota Tahun 2015 NO. KAB./KOTA 2015 *) L P JUMLAH 1 KABUPATEN SEMARANG 3,999 8,817 12816 2 KABUPATEN REMBANG 1,098 803 1901 3 KOTA.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang melibatkan seluruh kegiatan dengan dukungan masyarakat yang. berperan di berbagai sektor yang bertujuan untuk meratakan serta
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pembangunan daerah merupakan suatu proses perubahan terencana yang melibatkan seluruh kegiatan dengan dukungan masyarakat yang berperan di berbagai sektor yang bertujuan
Lebih terperinciIR. SUGIONO, MP. Lahir : JAKARTA, 13 Oktober 1961
IR. SUGIONO, MP Lahir : JAKARTA, 13 Oktober 1961 1 BBPTU HPT BATURRADEN Berdasarkan Permentan No: 55/Permentan/OT.140/5/2013 Balai Besar Pembibitan Ternak Unggul dan Hijauan Pakan Ternak Baturraden yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meningkat. Kemampuan yang meningkat ini disebabkan karena faktor-faktor. pembangunan suatu negara (Maharani dan Sri, 2014).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masalah pertumbuhan ekonomi dapat dipandang sebagai masalah makroekonomi jangka panjang. Dari satu periode ke periode berikutnya kemampuan suatu negara untuk
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TENGAH
GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURANGUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 53 TARUN 2116 PERUBAHANPERATURANGUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 63 TAHUN2015 KEBUTUHAN DAN HARGAECERAN TERTINGGI PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIANDI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan salah satu hal yang penting bagi suatu negara. Dengan adanya pariwisata, suatu negara atau lebih khusus lagi pemerintah daerah tempat
Lebih terperinciLampiran 1. Data Penelitian No Kabupaten Y X1 X2 X3 1 Kab. Cilacap Kab. Banyumas Kab.
LAMPIRAN Lampiran 1. Data Penelitian No Kabupaten Y X1 X2 X3 1 Kab. Cilacap 15.24 6.68 22.78 1676090 2 Kab. Banyumas 18.44 5.45 21.18 1605580 3 Kab. Purbalingga 20.53 5.63 21.56 879880 4 Kab. Banjarnegara
Lebih terperinciPRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (Angka Ramalan II Tahun 2013)
BPS PROVINSI JAWA TIMUR No. 72/11/35/Th XI.,1 November PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (Angka Ramalan II Tahun ) A. PADI B. JAGUNG Angka Ramalan (ARAM) II produksi Padi Provinsi Jawa Timur tahun sebesar
Lebih terperinciGambar 1 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Jawa Tengah,
No.26/04/33/Th.XI, 17 April 2017 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016 IPM Jawa Tengah Tahun 2016 Pembangunan manusia di Jawa Tengah pada tahun 2016 terus mengalami kemajuan yang ditandai dengan
Lebih terperinciPENELITIAN POTENSI DAN KETERSEDIAAN PANGAN DALAM RANGKA KETAHANAN PANGAN DI JAWA TENGAH
PENELITIAN POTENSI DAN KETERSEDIAAN PANGAN DALAM RANGKA KETAHANAN PANGAN DI JAWA TENGAH Rachman Djamal, dkk Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Jawa Tengah Jl. Imam Bonjol No. 190 Semarang Telp.
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TENGAH,
GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 5 wsm 2^17 TENTANG ALOKASI DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU BAGIAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH DAN PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA DI JAWA TENGAH
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. World Bank dalam Whisnu, 2004), salah satu sebab terjadinya kemiskinan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan suatu keadaan di mana masyarakat yang tidak dapat memenuhi kebutuhan dan kehidupan yang layak, (menurut World Bank dalam Whisnu, 2004),
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Tengah. Jawa Tengah merupakan Provinsi yang termasuk ke dalam Provinsi yang memiliki jumlah penduduk
Lebih terperinciBERITA RESMI STATISTIK
Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan Provinsi Jawa Tengah Sensus Ekonomi 2016 No. 37/05/33 Th. XI, 24 Mei 2017 BERITA RESMI STATISTIK BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI JAWA TENGAH Hasil Pendaftaran
Lebih terperinciBOKS PERKEMBANGAN KINERJA BPR MERGER DI JAWA TENGAH
BOKS PERKEMBANGAN KINERJA BPR MERGER DI JAWA TENGAH 1. Perkembangan Jumlah BPR Merger Sejak paket kebijakan bidang perbankan digulirkan pada bulan Oktober 1988 atau yang dikenal dengan Pakto 88, jumlah
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dibahas mengenai gambaran persebaran IPM dan komponen-komponen penyususn IPM di Provinsi Jawa Tengah. Selanjutnya dilakukan pemodelan dengan menggunakan
Lebih terperinciSINKRONISASI OPERASIONAL KEGIATAN PEMBANGUNAN KETAHANAN PANGAN PROVINSI JAWA TENGAH TA. 2017
PAPARAN SEKRETARIS DINAS KETAHANAN PANGAN PROVINSI JAWA TENGAH SINKRONISASI OPERASIONAL KEGIATAN PEMBANGUNAN KETAHANAN PANGAN PROVINSI JAWA TENGAH TA. 2017 Ungaran, 19 Januari 2017 Struktur Organisasi
Lebih terperinciEVALUASI DAERAH PRIORITAS PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAN PENARGETAN BERBASIS WILAYAH
EVALUASI DAERAH PRIORITAS PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAN PENARGETAN BERBASIS WILAYAH Rapat Koordinasi Pelaksanaan Kebijakan Penanganan Kemiskinan Provinsi Jawa Tengah Surakarta, 9 Februari 2016 Kemiskinan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keadilan sejahtera, mandiri maju dan kokoh kekuatan moral dan etikanya.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan nasional merupakan usaha peningkatan kualitas manusia dan masyarakat yang dilaksanakan secara berkelanjutan berdasarkan pada kemampuan nasional, dengan
Lebih terperinciBADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH No. 045/11/11/Th.V. 01 November 2011 PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI ACEH (ANGKA RAMALAN III TAHUN 2011) Sampai dengan Subrorund II (Januari-Agustus) tahun 2011,
Lebih terperinciRUANG LINGKUP KERJA DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI PROVINSI JAWA TENGAH
RUANG LINGKUP KERJA DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI PROVINSI JAWA TENGAH Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 9 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Provinsi Jawa Tengah
Lebih terperinciREKAPITULASI PESERTA PAMERAN SOROPADAN AGRO EXPO 2017 TANGGAL JULI 2017
REKAPITULASI PESERTA PAMERAN SOROPADAN AGRO EXPO 2017 TANGGAL 13-17 JULI 2017 NO SIMBOL JENIS STAND NOMOR STAND INSTANSI 1 1 Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Jawa Tengah 2 2 Dinas Ketahanan Pangan Provinsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola sumber-sumber yang ada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses dimana pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola sumber-sumber yang ada dan membentuk suatu pola kemitraan antara
Lebih terperinciBADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH No. 046/11/12/Th.VI. 01 November 2012 PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI ACEH (ANGKA RAMALAN II TAHUN 2012) Sampai dengan Subrorund II (Januari-Agustus) tahun 2012,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. bersubsidi. Pupuk yang ditetapkan sebagai pupuk bersubsidi adalah pupuk
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pupuk merupakan salah satu kebutuhan yang penting bagi petani untuk membantu meningkatkan produktivitas mereka dalam memenuhi kebutuhan pangan masyarakat Indonesia.
Lebih terperinciBADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH No. 48/11/Th. XVII, 03 November 2014 PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI ACEH (ANGKA RAMALAN II TAHUN 2014) Sampai dengan Subround II (Januari-Agustus) tahun 2014, telah
Lebih terperinciRAPAT TEKNIS PERENCANAAN PROGRAM, KEGIATAN DAN ANGGARAN APBN TA Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Tengah Surakarta, Oktober 2015
RAPAT TEKNIS PERENCANAAN PROGRAM, KEGIATAN DAN ANGGARAN APBN TA 2016 Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Tengah Surakarta, 29-30 Oktober 2015 1 1. 2 REALISASI ANGGARAN APBN TA 2015 SATKER PAGU ANGGARAN
Lebih terperinciGambar 4.1 Peta Provinsi Jawa Tengah
36 BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA TENGAH 4.1 Kondisi Geografis Jawa Tengah merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang terletak di tengah Pulau Jawa. Secara geografis, Provinsi Jawa Tengah terletak
Lebih terperinciKESIAPAN JATENG MENGANTISIPASI DAMPAK ANOMALI IKLIM UNTUK MEMANTAPKAN KETAHANAN PANGAN
KESIAPAN JATENG MENGANTISIPASI DAMPAK ANOMALI IKLIM UNTUK MEMANTAPKAN KETAHANAN PANGAN DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA PROVINSI JAWA TENGAH KINERJA KEGIATAN 2015 Produksi padi tertinggi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan perencanaan gizi di Indonesia telah mulai dilakukan dari Pelita I. Pada awal-awal pelaksanaannya perencanaan gizi dilandasi oleh informasi yang sangat terbatas,
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 74 TAHUN 2013 TENTANG
GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 74 TAHUN 2013 TENTANG KEBUTUHAN DAN HARGA ECERAN TERTINGGI PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN ANGGARAN 2014
Lebih terperinciPRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (Angka Tetap Tahun 2012 dan Angka Ramalan I Tahun 2013)
BPS PROVINSI JAWA TIMUR PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (Angka Tetap Tahun 2012 dan Angka Ramalan I Tahun 2013) A. PADI No. 45/07/35/Th.XI,1 Juli 2013 Angka Tetap (ATAP) tahun 2012 produksi Padi Provinsi Jawa
Lebih terperinciBADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH No. 28/07/11/Th.V. 01 Juli 2011 PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI ACEH (ANGKA TETAP 2010 DAN RAMALAN II TAHUN 2011) Dari pembahasan Angka Tetap (ATAP) tahun 2010,
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TENGAH
GUBERNUR JAWA TENGAH KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR : 561.4/69/2010 TENTANG UPAH MINIMUM PADA 35 (TIGA PULUH LIMA) KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2011 GUBERNUR JAWA TENGAH, Menimbang
Lebih terperinciPRODUKSI PADI, JAGUNG, KEDELAI, UBI KAYU, DAN UBI JALAR (ANGKA RAMALAN II 2015)
No. 62/11/91/Th. IX, 2 November PRODUKSI PADI, JAGUNG, KEDELAI, UBI KAYU, DAN UBI JALAR (ANGKA RAMALAN II ) PADI Produksi padi tahun (ARAM II) diperkirakan sebesar 33,56 ribu ton gabah kering giling (GKG),
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran adalah sesuatu yang dilakukan oleh siswa, bukan dibuat untuk siswa. Pembelajaran pada dasarnya merupakan upaya pendidik untuk membantu peserta didik
Lebih terperinciPRODUKSI PADI, JAGUNG, KEDELAI, UBI KAYU, DAN UBI JALAR (ANGKA TETAP TAHUN 2014 DAN ANGKA RAMALAN I 2015)
PRODUKSI PADI, JAGUNG, KEDELAI, UBI KAYU, DAN UBI JALAR (ANGKA TETAP TAHUN DAN ANGKA RAMALAN I ) No. 38/07/91/Th. IX, 1 Juli PADI Angka Tetap produksi padi tahun sebesar 27,66 ribu ton Gabah Kering Giling
Lebih terperinciBADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH No. 31/07/12/Th.VI. 02 Juli 2012 PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI ACEH (ANGKA TETAP 2011 DAN RAMALAN I TAHUN 2012) Dari pembahasan Angka Tetap (ATAP) tahun 2011,
Lebih terperinciPRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (Angka Tetap 2013 dan Angka Ramalan I 2014)
BPS PROVINSI JAWA TIMUR PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (Angka Tetap 2013 dan Angka Ramalan I 2014) No. 45/07/35/Th XII,1 Juli 2014 A. PADI Angka Tetap (ATAP) 2013 produksi Padi Provinsi Jawa Timur sebesar
Lebih terperinciPEDOMAN PENYUSUNAN JAWABAN TERMOHON TERHADAP PERMOHONAN PEMOHON (PERSEORANGAN CALON ANGGOTA DPD)
LAMPIRAN XI PERATURAN MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN BERACARA DALAM PERSELISIHAN HASIL PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN DAERAH,
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian Metode dasar penelitian yang digunakan ialah metode penelitian eksplanatoris. Penelitian eksplanatoris merupakan penelitian yang bersifat noneksploratif,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemerintahan ke arah desentralisasi. Salinas dan Sole-Olle (2009)
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Selama beberapa dekade terakhir terdapat minat yang terus meningkat terhadap desentralisasi di berbagai pemerintahan di belahan dunia. Bahkan banyak negara
Lebih terperinciGUBERNURJAWATENGAH. PERATURANGUBERNUR JAWA TENGAH NOM0R '2 TAJroJii 2e15 TENTANG
GUBERNURJAWATENGAH PERATURANGUBERNUR JAWA TENGAH NOM0R '2 TAJroJii 2e15 TENTANG PERKIRAANALOKASIDANABAGI HASILCUKAIHASILTEMBAKAU BAGIANPEMERINTAHPROVINSIJAWA TENGAH DAN PEMERINTAH KABUPATENjKOTADI JAWATENGAHTAHUNANGGARAN2016
Lebih terperinciKEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 561.4/52/2008 TENTANG UPAH MINIMUM PADA 35 (TIGA PULUH LIMA) KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2009
KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 561.4/52/2008 TENTANG UPAH MINIMUM PADA 35 (TIGA PULUH LIMA) KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2009 GUBERNUR JAWA TENGAH, Membaca : Surat Kepala Dinas Tenaga
Lebih terperinciPROGRAM DAN KEGIATAN SUBID ANALISA AKSES DAN HARGA PANGAN TA BADAN KETAHANAN PANGAN PROV. JATENG
PROGRAM DAN KEGIATAN SUBID ANALISA AKSES DAN HARGA PANGAN TA. 2016 BADAN KETAHANAN PANGAN PROV. JATENG 1 I.Program Peningkatan Ketahanan Pangan (APBD) Peningkatan Akses Pangan Masyarakat dan Pemantauan
Lebih terperinciKEMENTERIAN DALAM NEGERI DIREKTORAT JENDERAL BINA KEUANGAN DERAH
KEMENTERIAN DALAM NEGERI DIREKTORAT JENDERAL BINA KEUANGAN DERAH TARGET INDIKATOR LKPD YANG OPINI WTP Dalam Perpres No 2 Tahun 2015 tentang RPJMN 2015-2019 telah ditetapkan prioritas nasional pencapaian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sektor industri mempunyai peranan penting dalam pembangunan ekonomi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor industri mempunyai peranan penting dalam pembangunan ekonomi suatu negara. Industrialisasi pada negara sedang berkembang sangat diperlukan agar dapat tumbuh
Lebih terperinci