Keadaan Tanaman Pangan dan Hortikultura Jawa Tengah April 2015
|
|
- Sukarno Gunardi
- 8 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1
2 KATA PENGANTAR Sektor pertanian merupakan sektor yang vital dalam perekonomian Jawa Tengah. Sebagian masyarakat Jawa Tengah memiliki mata pencaharian di bidang pertanian. Peningkatan kualitas dan kuantitas produksi pertanian Jawa Tengah dapat meningkatkan perekonomian masyarakat Jawa Tengah pada umumnya. Data mengenai pertanian menjadi sangat penting dalam masa sekarang ini. Data dan informasi dibutuhkan dalam pengambilan kepustusan yang cepat. Buku KEADAAN TANAMAN PANGAN JAWA TENGAH ini dapat mempermudah pejabat struktural ataupun stakeholder di bidang pertanian dalam memantau, mengevaluasi dan menjadi masukan untuk pengambilan keputusan di bidang pertanian. Buku KEADAAN TANAMAN PANGAN JAWA TENGAH edisi Juni 2015 ini menggambarkan keadaan pertanian pada bulan April 2015 Demikian Buku KEADAAN TANAMAN PANGAN JAWA TENGAH kami susun dan semoga dapat digunakan sebagaimana mestinya.
3 KEADAAN TANAMAN PANGAN DI JAWA TENGAH BULAN APRIL 2015 A. LUAS TANAM Berdasarkan perhitungan sementara luas tanam beberapa komoditas pangan dan hortikultura utama di Jawa Tengah pada periode bulan April 2015 adalah sebagai berikut : a. Padi : Ha b. Palawija : Jagung : Ha Kedelai : Ha Kacang Tanah : Ha Kacang Hijau : 531 Ha Ubi Kayu : Ha Ubi Jalar : 577 Ha Secara rinci terdapat pada Lampiran Dari grafik diatas dapat dilihat luas tanam padi April 2015 ini lebih rendah bila dibandingkan dengan bulan lalu. Bila dibandingkan dengan bulan April 2014, luas tanam April 2015 lebih rendah. Luas tanam April 2015 juga lebih rendah bila dibandingkan dengan rata-rata lima tahun terakhir.
4 Untuk luas tanam jagung April 2015 lebih tinggi bila dibandingkan bulan lalu dan lebih tinggi bila dibandingkan bulan April 2014 akan tetapi lebih rendah bila dibandingkan luas tanam rata-rata lima tahun terakhir. Luas tanam jagung periode Januari-April mencapai puncak pada bulan Maret. Luas tanam kedelai Aparil 2015 ini lebih rendah dari luas tanam bulan lalu serta lebih rendah juga bila dibandingkan bulan April pada tahun 2014 dan rata-rata 5 tahun. Luas tanam kedelai memiliki trend yang sangat beragam dikarenakan penanaman kedelai sangat tergantung harga, permintaan pasar maupun program pengembangan dari pemerintah.
5 B. LUAS PANEN Berdasarkan perhitungan sementara luas panen beberapa komoditas tanaman pangan di Jawa Tengah pada periode bulan April 2015 adalah sebagai berikut : a. Padi : Ha b. Palawija : Jagung : Ha Kedelai : Ha Kacang Tanah : Ha Kacang Hijau : 673 Ha Ubi Kayu : Ha Ubi Jalar : 577 Ha Secara rinci terdapat pada Lampiran. Sedangkan luas panen kumulatif bulan Januari sampai dengan bulan April 2015 dan prosentase perbandingannya terhadap luas panen periode yang sama tahun 2014 adalah sebagai berikut : a. Padi : Ha 101,00 % b. Palawija : Jagung : Ha 104,42 % Kedelai : Ha 90,76 % Kacang Tanah : Ha 95,71 % Kacang Hijau : Ha 93,88 % Ubi Kayu : Ha 103,49 % Ubi Jalar : Ha 73,44 % Secara rinci terdapat pada Lampiran. Berdasarkan perkembangan luas panen padi dari bulan Januari sampai dengan bulan April 2015, luas panen bulan April ini lebih rendah bila dibandingkan bulan Maret Pola ini sesuai dengan pola panen rerata 5 tahun terakhir. Luasan panen padi menunjukan peningkatan dimulai dari bulan Januari 2015 dan mencapai puncak pada Maret. Sebagaimana grafik di bawah ini, luas panen bulan April 2015 lebih tinggi bila dibandingkan luas panen April 2014 serta lebih tinggi bila dibandingkan dengan luas panen April rerata 5 tahun terakhir. Grafik luas panen padi dapat dilihat pada grafik berikut.
6 Luas panen jagung pada bulan April 2015 ini lebih rendah bila dibandingkan dengan luas panen pada bulan Maret Bila dibandingkan dengan luas panen tahun 2014 dengan periode yang sama, luas Panen pada periode April tahun 2015 ini lebih tinggi. Akan tetapi lebih rendah bila dibandingkan rata-rata luas panen 5 tahun terakhir Perbandingan tersebut dapat dilihat pada grafik berikut ini. Luas panen kedelai bulan April 2015 ini naik sedikit bila dibandingkan luas panen bulan Maret Luas panen pada bulan April 2015 ini lebih rendah bila dibandingkan April 2014 dan lebih rendah bila dibandingkan rerata lima tahun terakhir pada bulan Februari. Trend luas panen Januari-Februari 2015 ini kembali mengikuti trend luas panen rata-rata lima tahun terakhir. Perbandingan luas panen kedelai sampai bulan April 2015 dapat dilihat pada grafik berikut.
7
8 C. PRODUKSI Berdasarkan perhitungan perkiraan sementara produksi beberapa komoditas pangan di Jawa Tengah periode bulan April 2015 adalah sebagai berikut : a. Padi : Ton b. Palawija : Jagung : Ton Kedelai : Ton Kacang Tanah : Ton Kacang Hijau : 739 Ton Ubi Kayu : Ton Ubi Jalar : Ton Ket : Produksi Perkiraan Sementara Bulan April 2015 menggunakan angka produktivitas ARAM I 2015 (data luas panen dari SIM TP per 18 Mei 2015) Produksi padi dan jagung pada bulan April 2015 ini lebih rendah bila dibandingkan dengan bulan Maret 2015 sedangkan produksi kedelai bulan April 2015 naik sedikit bila dibandingkan dengan Maret Dari grafik di bawah ini terlihat produksi padi pada bulan April 2015 lebih tinggi bila dibandingkan produksi April 2014 serta lebih tinggi bila dibandingkan rerata 5 tahun terakhir pada bulan yang sama. Untuk jagung, produksi bulan April 2015 lebih tinggi bila dibandingkan produksi bulan April Bila dibandingkan angka rerata lima tahun terakhir pada periode April, produksi jagung pada April 2015 ini lebih rendah. Sementara untuk kedelai produksi pada April 2015 ini lebih rendah bila dibandingkan dengan produksi April 2014 dan rerata lima tahun terakhir pada periode bulan yang sama. Pola produksi padi, jagung dan kedelai dapat dilihat pada grafik berikut. *2014 menggunakan angka ASEM 2014
9 *2014 menggunakan angka ASEM 2014 *2014 menggunakan angka ASEM 2014 Sedangkan produksi beberapa komoditas pangan kumulatif dari bulan Januari 2015 sampai dengan bulan April 2015 adalah sebagai berikut : a. Padi : Ton b. Palawija : Jagung : Ton Kedelai : Ton Kacang Tanah : Ton Kacang Hijau : Ton Ubi Kayu : Ton Ubi Jalar : Ton Ket : Produksi s/d April 2015 menggunakan angka Luas Panen SIMTP BPS dan angka produktivitas menggunakan ARAM I 2015
10 D. STANDING CROP Keadaan pertanaman (standing crop) komoditi pangan di Jawa Tengah pada bulan April 2015 dan prosentase perbandingannya terhadap luas pertanaman periode yang sama pada tahun 2014 adalah sebagai berikut : a. Padi : Ha 110,15 % b. Palawija : Jagung : Ha 111,61 % Kedelai : Ha 111,95 % Kacang Tanah : Ha 91,19 % Kacang Hijau : Ha 68,49 % Ubi Kayu : Ha 99,19 % Ubi Jalar : Ha 84,67 % Perbandingan luas tanaman akhir masing-masing komoditas tanaman pangan pada bulan April 2015 dengan bulan April pada tahun 2014 dapat dilihat pada grafik berikut.
11
12
13
14 E. HARGA GABAH PALAWIJA SERTA BEBERAPA HARGA KOMODITAS HORTIKULTURA UTAMA Harga gabah kering giling, palawija dan komoditas hortikultura di Jawa Tengah pada bulan April 2015 secara rata-rata di beberapa pasar utama di Jawa Tengah adalah : No Komoditas Pasar 1 Padi(GKG) Klaten 2 Jagung kuning Grobogan Rata-rata harga/bulan (Rp/Kg) Kedelai Semarang Kacang Hijau Demak - 5 Kacang Tanah Bsh Pati - 6 Cabe Merah Besar Semarang 7 Bawang Merah Brebes
15 F. SERANGAN OPT DAN BENCANA ALAM Beberapa Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) menyerang lahan pertanian komoditas utama di Jawa Tengah pada periode April 2015 akan tetapi pada periode April ini sangat sedikit ditemukan puso. serangan OPT dari Periode Januari 2015 sampai April 2015 menyebabkan puso pada pertanaman padi sebesar 2,2 ha, jagung sebesar 5 ha dan cabe 8 ha. Luas serangan Organisme Pengganggu Tanaman yang menyerang beberapa komoditas utama di Jawa Tengah Periode April 2015 adalah sebagai berikut : No Komoditas Serangan OPT April 2015* Serangan OPT Akumulasi Jan Apr 2015 * Lahan Puso April 2015** Lahan Puso Akumulasi Jan Apr 2015 ** (ha) (ha) (ha) (ha) 1 Padi 6.715, ,7 0 2,2 2 Jagung 415, ,9 0 5,00 3 Kedelai , Kobis 113,6 676, Kentang 256,3 885, Bawang Merah 1.136, , Cabe 556, ,8 0 8 Total 9.242, ,6 0 15,2 *Serangan OPT ringan, sedang dan berat **Lahan puso yang disebabkan oleh OPT Pada Bulan April 2015 ini tidak terdapat pertanaman yang terkena banjir. Akan tetapi pada pertanaman padi terdapat kekeringan seluas 7 ha. Lahan padi yang terkena kekeringan tersebut tidak menyebabkan puso. Secara kumulatif dari bulan Januari sampai April 2015, pertanaman padi yang terkena banjir adalah seluas 5.466,5 ha dan yang puso adalah ha. Sedangkan untuk kekeringan dari periode januari-april 2015 di lahan padi adalah seluas ha dan tidak terjadi puso. Data bencana alam yang terjadi di pertanaman tanaman pangan dan hortikultura utama di Jawa Tengah adalah sebagai berikut :
16 No Komoditas Lahan yang terkena Banjir Februari 2015 Akumulasi Lahan yang Terkena Banjir Jan - Feb 2015 Banjir Lahan yang puso karena terkena Banjir Februari 2015 Akumulasi Lahan yang Puso karena Terkena Banjir Jan - Feb 2015 Lahan yang terkena Kekeringan Februari 2015 Akumulasi Lahan yang Terkena kekeringan Jan Feb 2015 Kekeringan Lahan yang puso karena terkena kekeringan Februari 2015 Akumulasi Lahan yang Puso karena Terkena Kekeringan Jan Feb 2015 (ha) (ha) (ha) (ha) (ha) (ha) (ha) (ha) 1 Padi , Jagung Kedelai Kobis Kentang Bawang Merah Cabe Total ,
17 LAMPIRAN-LAMPIRAN
18 Lampiran 1. Luas Tanaman Akhir Padi dan Palawija di Jawa Tengah Bulan : April 2015 No KOMODITI Luas Tanaman Akhir (Ha) April April % thd 14 (1) (2) (3) (4) (5) 1 Padi sawah ,15 2 Padi bukan sawah ,15 Jumlah Padi ,80 3 Jagung ,61 4 Kedelai ,95 5 Kacang tanah ,19 6 Kacang hijau ,49 7 Ubi kayu ,19 8 Ubi jalar ,67 Jumlah Palawija ,57 Ket : Data merupakan data SIMTP per 18 Mei 2015
19 Lampiran 2. Luas Panen Per Bulan Padi Sawah dan Padi Bukan Sawah Tahun di Jawa Tengah Bulan KOMODITI Luas Panen Januari Padi Sawah Januari Padi Bukan Sawah Januari Jml. Padi Februari Padi Sawah Februari Padi Bukan Sawah Februari Jml. Padi Maret Padi Sawah Maret Padi Bukan Sawah Maret Jml. Padi April Padi Sawah April Padi Bukan Sawah April Jml. Padi Mei Padi Sawah Mei Padi Bukan Sawah Mei Jml. Padi Juni Padi Sawah Juni Padi Bukan Sawah Juni Jml. Padi Juli Padi Sawah Juli Padi Bukan Sawah Juli Jml. Padi Agustus Padi Sawah Agustus Padi Bukan Sawah Agustus Jml. Padi September Padi Sawah September Padi Bukan Sawah September Jml. Padi Oktober Padi Sawah Oktober Padi Bukan Sawah Oktober Jml. Padi November Padi Sawah November Padi Bukan Sawah November Jml. Padi Desember Padi Sawah Desember Padi Bukan Sawah Desember Jml. Padi Padi Sawah Jumlah Padi Bukan Sawah Jml. Padi Ket : Data merupakan data SIMTP per 18 Mei 2015
20 Lampiran 4. Luas Tambah Tanam Per Bulan Padi Sawah dan Padi Bukan Sawah selama Tahun di Jawa Tengah Bulan KOMODITI Luas Tambah Tanam Januari Padi Sawah Januari Padi Bukan Sawah Januari Jml. Padi Februari Padi Sawah Februari Padi Bukan Sawah Februari Jml. Padi Maret Padi Sawah Maret Padi Bukan Sawah Maret Jml. Padi April Padi Sawah April Padi Bukan Sawah April Jml. Padi Mei Padi Sawah Mei Padi Bukan Sawah Mei Jml. Padi Juni Padi Sawah Juni Padi Bukan Sawah Juni Jml. Padi Juli Padi Sawah Juli Padi Bukan Sawah Juli Jml. Padi Agustus Padi Sawah Agustus Padi Bukan Sawah Agustus Jml. Padi September Padi Sawah September Padi Bukan Sawah September Jml. Padi Oktober Padi Sawah Oktober Padi Bukan Sawah Oktober Jml. Padi November Padi Sawah November Padi Bukan Sawah November Jml. Padi Desember Padi Sawah Desember Padi Bukan Sawah Desember Jml. Padi Padi Sawah Jumlah Padi Bukan Sawah Jml. Padi Ket : Data merupakan data SIMTP per 18 Mei 2015
21 Lampiran 6. Realisasi Tanam Padi Sawah Tahun 2015 Periode : April No Kabupaten/Kota (dalam Ha) Realisasi Tanam Akumulasi Jan sd Tanaman Akhir April April April 1 Cilacap Banyumas Purbalingga Banjarnegara Kebumen Purworejo Wonosobo Magelang Boyolali Klaten Sukoharjo Wonogiri Karanganyar Sragen Grobogan Blora Rembang Pati Kudus Jepara Demak Semarang Temanggung Kendal Batang Pekalongan Pemalang Tegal Brebes Kota Magelang Kota Surakarta Kota Salatiga Kota Semarang Kota Pekalongan Kota Tegal JAWA TENGAH Ket : Data merupakan data SIMTP per 18 Mei 2015
22 Lampiran 7. Realisasi Tanam Padi Bukan Sawah Tahun 2015 Periode : April No Kabupaten/Kota (dalam Ha) Realisasi Tanam Akumulasi Jan sd Tanaman Akhir April April April 1 Cilacap Banyumas Purbalingga Banjarnegara Kebumen Purworejo Wonosobo Magelang Boyolali Klaten Sukoharjo Wonogiri Karanganyar Sragen Grobogan Blora Rembang Pati Kudus Jepara Demak Semarang Temanggung Kendal Batang Pekalongan Pemalang Tegal Brebes Kota Magelang Kota Surakarta Kota Salatiga Kota Semarang Kota Pekalongan Kota Tegal JAWA TENGAH Ket : Data merupakan data SIMTP per 18 Mei 2015
23 Lampiran 8. Realisasi Tanam Jagung Tahun 2014 Periode : April No Kabupaten/Kota (dalam Ha) Realisasi Tanam Akumulasi Jan sd Tanaman Akhir April April April 1 Cilacap Banyumas Purbalingga Banjarnegara Kebumen Purworejo Wonosobo Magelang Boyolali Klaten Sukoharjo Wonogiri Karanganyar Sragen Grobogan Blora Rembang Pati Kudus Jepara Demak Semarang Temanggung Kendal Batang Pekalongan Pemalang Tegal Brebes Kota Magelang Kota Surakarta Kota Salatiga Kota Semarang Kota Pekalongan Kota Tegal JAWA TENGAH Ket : Data merupakan data SIMTP per 18 Mei 2015
24 Lampiran 9. Realisasi Tanam Kedelai Tahun 2015 Periode : April No Kabupaten/Kota (dalam Ha) Realisasi Tanam Akumulasi Jan sd Tanaman Akhir April April April 1 Cilacap Banyumas Purbalingga Banjarnegara Kebumen Purworejo Wonosobo Magelang Boyolali Klaten Sukoharjo Wonogiri Karanganyar Sragen Grobogan Blora Rembang Pati Kudus Jepara Demak Semarang Temanggung Kendal Batang Pekalongan Pemalang Tegal Brebes Kota Magelang Kota Surakarta Kota Salatiga Kota Semarang Kota Pekalongan Kota Tegal JAWA TENGAH Ket : Data merupakan data SIMTP per 18 Mei 2015
25 Lampiran 10. Realisasi Luas Panen Padi per periode dan Akumulasi di 2015 Periode dan Kumulatif : April s / d Agustus 2014 dan Perbandingannya terhadap Periode yang Sama Tahun 2014 No Kabupaten/Kota Real 2015 Periode Real Kumulatif 2015 sd Real 2014 Periode (dalam Ha) Real Kumulatif 2014 sd Prosentase (%) 2015 thd 2014 s/d April 1 Cilacap ,64 2 Banyumas ,75 3 Purbalingga ,51 4 Banjarnegara ,39 5 Kebumen ,39 6 Purworejo ,28 7 Wonosobo ,74 8 Magelang ,31 9 Boyolali ,65 10 Klaten ,77 11 Sukoharjo ,98 12 Wonogiri ,30 13 Karanganyar ,63 14 Sragen ,64 15 Grobogan ,37 16 Blora ,84 17 Rembang ,70 18 Pati ,21 19 Kudus ,15 20 Jepara ,19 21 Demak ,89 22 Semarang ,95 23 Temanggung ,51 24 Kendal ,10 25 Batang ,32 26 Pekalongan ,89 27 Pemalang ,93 28 Tegal ,48 29 Brebes ,21 30 Kota Magelang ,89 31 Kota Surakarta ,81 32 Kota Salatiga ,54 33 Kota Semarang ,95 34 Kota Pekalongan ,40 35 Kota Tegal ,16 JAWA TENGAH ,00 Ket : Data merupakan data SIMTP per 18 Mei 2015 April April April April
26 Lampiran 11. Realisasi Luas Panen Jagung per periode dan Akumulasi di 2014 Periode dan Kumulatif : April s / d Agustus 2014 dan Perbandingannya terhadap Periode yang Sama Tahun 2014 No Kabupaten/Kota Real 2015 Periode Real Kumulatif 2015 sd Real 2014 Periode (dalam Ha) Real Kumulatif 2014 sd Prosentase (%) 2015 thd 2014 s/d April April 1 Cilacap ,21 2 Banyumas ,48 3 Purbalingga ,03 4 Banjarnegara ,17 5 Kebumen ,14 6 Purworejo ,78 7 Wonosobo ,52 8 Magelang ,37 9 Boyolali ,81 10 Klaten ,85 11 Sukoharjo ,95 12 Wonogiri ,74 13 Karanganyar ,34 14 Sragen ,10 15 Grobogan ,83 16 Blora ,86 17 Rembang ,42 18 Pati ,30 19 Kudus ,95 20 Jepara ,32 21 Demak ,87 22 Semarang ,15 23 Temanggung ,17 24 Kendal ,06 25 Batang ,55 26 Pekalongan ,28 27 Pemalang ,51 28 Tegal ,67 29 Brebes ,15 30 Kota Magelang Kota Surakarta Kota Salatiga ,13 33 Kota Semarang ,65 34 Kota Pekalongan Kota Tegal JAWA TENGAH ,42 Ket : Data merupakan data SIMTP per 18 Mei 2015 April April April
27 Lampiran 12. Realisasi Luas Panen Kedelai per periode dan Akumulasi di 2014 Periode dan Kumulatif : Agustus s / d Agustus 2014 dan Perbandingannya terhadap Periode yang Sama Tahun 2014 No Kabupaten/Kota Real 2015 Periode Real Kumulatif 2015 sd Real 2014 Periode (dalam Ha) Real Kumulatif 2014 sd Prosentase (%) 2015 thd 2014 s/d April April 1 Cilacap ,07 2 Banyumas ,24 3 Purbalingga ,24 4 Banjarnegara #DIV/0! 5 Kebumen ,33 6 Purworejo Wonosobo Magelang Boyolali ,09 10 Klaten ,43 11 Sukoharjo ,30 12 Wonogiri ,79 13 Karanganyar #DIV/0! 14 Sragen #DIV/0! 15 Grobogan ,50 16 Blora ,95 17 Rembang ,41 18 Pati #DIV/0! 19 Kudus Jepara #DIV/0! 21 Demak ,00 22 Semarang Temanggung ,00 24 Kendal ,88 25 Batang Pekalongan #DIV/0! 27 Pemalang Tegal Brebes ,25 30 Kota Magelang Kota Surakarta Kota Salatiga Kota Semarang Kota Pekalongan Kota Tegal JAWA TENGAH ,76 Ket : Data merupakan data SIMTP per 18 Mei 2015 April April April
28
29
30
KATA PENGANTAR. Demikian Buku KEADAAN TANAMAN PANGAN JAWA TENGAH kami susun dan semoga dapat digunakan sebagaimana mestinya.
KATA PENGANTAR Sektor pertanian merupakan sektor yang vital dalam perekonomian Jawa Tengah. Sebagian masyarakat Jawa Tengah memiliki mata pencaharian di bidang pertanian. Peningkatan kualitas dan kuantitas
Lebih terperinciLUAS TANAM, LUAS PANEN DAN PREDIKSI PANEN PADI TAHUN 2016 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA PROVINSI JAWA TENGAH
LUAS TANAM, LUAS PANEN DAN PREDIKSI PANEN PADI TAHUN 2016 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA PROVINSI JAWA TENGAH OUT LINE 1. CAPAIAN PRODUKSI 2. SASARAN LUAS TANAM DAN LUAS PANEN 3. CAPAIAN
Lebih terperinciTABEL 2.1. ESTIMASI KETERSEDIAAN PANGAN JAWA TENGAH 2013 ASEM _2012
Komoditi TABEL 2.1. ESTIMASI KETERSEDIAAN PANGAN JAWA TENGAH 2013 ASEM _2012 Produksi Penyediaan Kebutuhan Konsumsi per kapita Faktor Konversi +/- (ton) (ton) (ton) (ton) (kg/kap/th) (100-angka susut)
Lebih terperinciPRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH TAHUN 2014 PROVINSI JAWA TENGAH
No. 56/08/33 Th.IX, 3 Agustus 2015 PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH TAHUN 2014 PROVINSI JAWA TENGAH PRODUKSI CABAI BESAR SEBESAR 167,79 RIBU TON, CABAI RAWIT SEBESAR 107,95 RIBU TON,
Lebih terperinciPRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013
No. 50/08/33/Th. VIII, 4 Agustus 2014 PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013 PRODUKSI CABAI BESAR SEBESAR 145,04 RIBU TON, CABAI RAWIT 85,36 RIBU TON, DAN BAWANG
Lebih terperinciPRODUKSI PADI DAN PALAWIJA JAW A TENGAH 1996-2011 ISSN : 0854-6932 No. Publikasi : 33531.1204 Katalog BPS : 5203007.33 Ukuran Buku : 21 cm x 28 cm Jumlah Halaman : 245 halaman Naskah : Bidang Statistik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. turun, ditambah lagi naiknya harga benih, pupuk, pestisida dan obat-obatan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pertanian merupakan salah satu basis perekonomian Indonesia. Jika mengingat bahwa Indonesia adalah negara agraris, maka pembangunan pertanian akan memberikan
Lebih terperinciASPEK : PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMAKAIAN KONTRASEPSI INDIKATOR : HASIL PEROLEHAN PESERTA KB BARU
INDIKATOR : HASIL PEROLEHAN PESERTA KB BARU BULAN : KABUPATEN/KOTA IUD MOW MOP KDM IMPL STK PILL JML PPM PB % 1 Banyumas 447 60 8 364 478 2.632 629 4.618 57.379 8,05 2 Purbalingga 87 145 33 174 119 1.137
Lebih terperinciTABEL 4.1. TINGKAT KONSUMSI PANGAN NASIONAL BERDASARKAN POLA PANGAN HARAPAN
TABEL 4.1. TINGKAT KONSUMSI PANGAN NASIONAL BERDASARKAN POLA PANGAN HARAPAN No Kelompok Pola Harapan Nasional Gram/hari2) Energi (kkal) %AKG 2) 1 Padi-padian 275 1000 50.0 25.0 2 Umbi-umbian 100 120 6.0
Lebih terperinciASPEK : PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMAKAIAN KONTRASEPSI INDIKATOR : HASIL PEROLEHAN PESERTA KB BARU
INDIKATOR : HASIL PEROLEHAN PESERTA KB BARU BULAN : KABUPATEN/KOTA IUD MOW MOP KDM IMPL STK PILL JML PPM PB % 1 Banyumas 748 34 3 790 684 2,379 1,165 5,803 57,379 10.11 2 Purbalingga 141 51 10 139 228
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. tanggal 28 Juni 1975 tentang Pelaksanaan Perbaikan Statistik. Pertanian. tanggal 17 Desember 1984 tentang Keseragaman Metode untuk
KATA PENGANTAR Pembangunan pertanian tanaman pangan akan berhasil apabila ditunjang oleh perencanaan yang baik. Perencanaan yang baik juga ditunjang oleh data yang berkualtas dan akurat. Selain itu data
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berinteraksi mengikuti pola yang tidak selalu mudah dipahami. Apabila
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengangguran merupakan masalah yang sangat kompleks karena mempengaruhi sekaligus dipengaruhi oleh beberapa faktor yang saling berinteraksi mengikuti pola yang
Lebih terperinciASPEK : PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMAKAIAN KONTRASEPSI INDIKATOR : HASIL PEROLEHAN PESERTA KB BARU
INDIKATOR : HASIL PEROLEHAN PESERTA KB BARU BULAN : KABUPATEN/KOTA IUD MOW MOP KDM IMPL STK PILL JML PPM PB % 1 Banyumas 728 112 20 1,955 2,178 2,627 1,802 9,422 57,379 16.42 2 Purbalingga 70 50 11 471
Lebih terperinciKEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH AGUSTUS 2011: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 5,93 PERSEN
No. 62/11/33/Th.V, 07 November 2011 KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH AGUSTUS 2011: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 5,93 PERSEN Jumlah angkatan kerja di Jawa Tengah Agustus 2011 mencapai 16,92 juta
Lebih terperinciPERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 7 TAHUN 2018 TAHUN 2012 TENTANG
PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 7 TAHUN 2018 TAHUN 2012 TENTANG ALOKASI DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU BAGIAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH DAN PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA DI JAWA TENGAH TAHUN
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dan Jusuf Kalla, Indonesia mempunyai strategi pembangunan yang
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo dan Jusuf Kalla, Indonesia mempunyai strategi pembangunan yang dinamakan dengan nawacita.
Lebih terperinciDINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA PROVINSI JAWA TENGAH
UPAYA PEMANTAPAN SWASEMBADA PADI, JAGUNG DAN KEDELAI UNTUK MENDUKUNG PERWUJUDAN KEDAULATAN PANGAN NASIONAL DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA PROVINSI JAWA TENGAH LAHAN BASAH (HA) 990.652
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Tembakau merupakan salah satu komoditas perdagangan penting di dunia. Menurut Rachmat dan Sri (2009) sejak tahun
I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Tembakau merupakan salah satu komoditas perdagangan penting di dunia. Menurut Rachmat dan Sri (2009) sejak tahun 2000-an kondisi agribisnis tembakau di dunia cenderung
Lebih terperinciBPS PROVINSI JAWA TENGAH
BPS PROVINSI JAWA TENGAH No. 05/12/33/Th.III, 1 Desember 2009 KONDISI KETENAGAKERJAAN DAN PENGANGGURAN JAWA TENGAH AGUSTUS 2009 Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS) dilaksanakan dua kali dalam setahun,
Lebih terperinciBPS PROVINSI JAWA TENGAH
BPS PROVINSI JAWA TENGAH No. 05/01/33/Th.II, 2 Januari 2008 KONDISI KETENAGAKERJAAN DAN PENGANGGURAN JAWA TENGAH AGUSTUS 2007 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Jawa Tengah pada Agustus 2007 adalah
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TENGAH
GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 78 TAHUN 2013 TAHUN 2012 TENTANG PERKIRAAN ALOKASI DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU BAGIAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH DAN PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA
Lebih terperinciPENELITIAN POTENSI DAN KETERSEDIAAN PANGAN DALAM RANGKA KETAHANAN PANGAN DI JAWA TENGAH
PENELITIAN POTENSI DAN KETERSEDIAAN PANGAN DALAM RANGKA KETAHANAN PANGAN DI JAWA TENGAH Rachman Djamal, dkk Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Jawa Tengah Jl. Imam Bonjol No. 190 Semarang Telp.
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TENGAH
GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 56 TAHUN 201256 TAHUN 2012 TENTANG ALOKASI SEMENTARA DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU BAGIAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH DAN PEMERINTAH
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 27 TAHUN 2015 TENTANG
GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 27 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN PERKIRAAN ALOKASI DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU BAGIAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH DAN PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TENGAH
GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 71 A TAHUN 201356 TAHUN 2012 TENTANG ALOKASI DEFINITIF DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU BAGIAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH DAN PEMERINTAH
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK
BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK A. Gambaran Umum Objek/Subjek Penelitian 1. Batas Administrasi. Gambar 4.1: Peta Wilayah Jawa Tengah Jawa Tengah sebagai salah satu Provinsi di Jawa, letaknya diapit oleh dua
Lebih terperinciBERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN DEMAK
BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN DEMAK PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA ( ANGKA TETAP 2014 DAN ANGKA RAMALAN I 2015) No.02 /07/3321/Th.I,1 Juli 2015 Angka tetap produksi padi Kabupaten Demak tahun 2014 mencapai
Lebih terperinciKEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH
No. 66/11/33/Th.VI, 05 November 2012 KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH AGUSTUS 2012: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 5,63 PERSEN Jumlah angkatan kerja di Jawa Tengah Agustus 2012 mencapai 17,09
Lebih terperinciKEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH
No.69 /11/33/Th.VII, 06 November 2013 KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH AGUSTUS 2013: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 6,02 PERSEN Jumlah angkatan kerja di Jawa Tengah Agustus 2013 mencapai 16,99
Lebih terperinciHASIL SENSUS PERTANIAN 2013 (ANGKA TETAP)
No. 74/12/33 Th.VII, 2 Desember 2013 HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 (ANGKA TETAP) RUMAH TANGGA PETANI GUREM JAWA TENGAH TAHUN 2013 SEBANYAK 3,31 JUTA RUMAH TANGGA, TURUN 28,46 PERSEN DARI TAHUN 2003 Jumlah
Lebih terperinciPROVINSI JAWA TENGAH. Data Agregat per K b t /K t
PROVINSI JAWA TENGAH Data Agregat per K b t /K t PROVINSI JAWA TENGAH Penutup Penyelenggaraan Sensus Penduduk 2010 merupakan hajatan besar bangsa yang hasilnya sangat penting dalam rangka perencanaan pembangunan.
Lebih terperinciKEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH
No.70 /11/33/Th.VIII, 05 November 2014 KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH AGUSTUS 2014: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 5,68 PERSEN Jumlah angkatan kerja di Jawa Tengah Agustus 2014 yang sebesar
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tahun Budidaya Laut Tambak Kolam Mina Padi
1 A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN Indonesia memiliki lahan perikanan yang cukup besar. Hal ini merupakan potensi yang besar dalam pengembangan budidaya perikanan untuk mendukung upaya pengembangan perekonomian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meningkat. Kemampuan yang meningkat ini disebabkan karena faktor-faktor. pembangunan suatu negara (Maharani dan Sri, 2014).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masalah pertumbuhan ekonomi dapat dipandang sebagai masalah makroekonomi jangka panjang. Dari satu periode ke periode berikutnya kemampuan suatu negara untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terhadap kebijakan-kebijakan pembangunan yang didasarkan kekhasan daerah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah pokok dalam pembangunan daerah adalah terletak pada penekanan terhadap kebijakan-kebijakan pembangunan yang didasarkan kekhasan daerah yang bersangkutan dengan
Lebih terperinciSEBARAN ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN SAWAH DAN DAMPAKNYA TERHADAP PRODUKSI PADI DI PROPINSI JAWA TENGAH
SEBARAN ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN SAWAH DAN DAMPAKNYA TERHADAP PRODUKSI PADI DI PROPINSI JAWA TENGAH Joko Sutrisno 1, Sugihardjo 2 dan Umi Barokah 3 1,2,3 Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian,
Lebih terperinciINDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015
No.42/06/33/Th.X, 15 Juni 2016 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015 IPM Jawa Tengah Tahun 2015 Pembangunan manusia di Jawa Tengah pada tahun 2015 terus mengalami kemajuan yang ditandai dengan terus
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. cepat, sementara beberapa daerah lain mengalami pertumbuhan yang lambat.
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tolok ukur keberhasilan pembangunan dapat dilihat dari pertumbuhan ekonomi dan semakin kecilnya ketimpangan pendapatan antar penduduk, antar daerah dan antar sektor. Akan
Lebih terperinciKONDISI UMUM PROVINSI JAWA TENGAH
KONDISI UMUM PROVINSI JAWA TENGAH Kondisi umum Provinsi Jawa Tengah ditinjau dari aspek pemerintahan, wilayah, kependudukan dan ketenagakerjaan antara lain sebagai berikut : A. Administrasi Pemerintah,
Lebih terperinciBADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI JAWA TENGAH
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI JAWA TENGAH Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali
Lebih terperinciBAB 3 GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN DAN KEUANGAN DAERAH KAB/KOTA DI JAWA TENGAH
BAB 3 GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN DAN KEUANGAN DAERAH KAB/KOTA DI JAWA TENGAH 3.1 Keadaan Geografis dan Pemerintahan Propinsi Jawa Tengah adalah salah satu propinsi yang terletak di pulau Jawa dengan luas
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TENGAH
GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURANGUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 53 TARUN 2116 PERUBAHANPERATURANGUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 63 TAHUN2015 KEBUTUHAN DAN HARGAECERAN TERTINGGI PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIANDI
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. Provinsi Jawa Tengah sebagai salah satu Provinsi di Jawa, letaknya diapit
BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Kondisi Fisik Daerah Provinsi Jawa Tengah sebagai salah satu Provinsi di Jawa, letaknya diapit oleh dua Provinsi besar, yaitu
Lebih terperinciPRODUKSI PADI JAGUNG DAN KEDELAI (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015)
No. 16/03/71/Th. X, 1 Maret 2016 PRODUKSI PADI JAGUNG DAN KEDELAI (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015) A. PADI Angka Sementara (Asem) produksi padi di Sulawesi Utara tahun 2015 diperkirakan sebesar 674.169 ton
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM
BAB IV GAMBARAN UMUM A. Gambaran Umum Provinsi Jawa Tengah 1. Peta Provinsi Jawa Tengah Sumber : Jawa Tengah Dalam Angka Gambar 4.1 Peta Provinsi Jawa Tengah 2. Kondisi Geografis Jawa Tengah merupakan
Lebih terperinciANGKA SEMENTARA TAHUN 2014 PADI DAN PALAWIJA SULAWESI UTARA
No. 21/03/71/Th. IX, 2 Maret 2015 ANGKA SEMENTARA TAHUN 2014 PADI DAN PALAWIJA SULAWESI UTARA A. PADI Angka Sementara (Asem) produksi padi tahun 2014 diperhitungkan sebesar 640.162 ton Gabah Kering Giling
Lebih terperinciANGKA RAMALAN 2 TAHUN 2015 PADI DAN PALAWIJA SULAWESI UTARA
No. 72/11/71/Th. IX, 2 November 2015 ANGKA RAMALAN 2 TAHUN 2015 PADI DAN PALAWIJA SULAWESI UTARA A. PADI Angka Ramalan 2 (Aram 2) produksi padi tahun 2015 diperhitungkan sebesar 673.712 ton Gabah Kering
Lebih terperinciPENEMPATAN TENAGA KERJA. A. Jumlah Pencari Kerja di Prov. Jateng Per Kab./Kota Tahun 2016
PENEMPATAN TENAGA KERJA A. Jumlah Pencari Kerja di Prov. Jateng Per Kab./Kota Tahun 2016 NO KAB./KOTA L P JUMLAH 1 KABUPATEN REMBANG 820 530 1.350 2 KOTA MAGELANG 238 292 530 3 KABUPATEN WONOGIRI 2.861
Lebih terperinciKEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH
No.31 /05/33/Th.VIII, 05 Mei 2014 KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH FEBRUARI 2014: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 5,45 PERSEN Jumlah angkatan kerja di Jawa Tengah Februari 2014 yang sebesar 17,72
Lebih terperinciBPS PROVINSI JAWA TENGAH
BPS PROVINSI JAWA TENGAH No. 08/05/33/Th.I, 15 Mei 2007 TINGKAT PENGANGGURAN DI JAWA TENGAH MENURUN 0,1% Tingkat Penganguran Terbuka di Jawa Tengah pada Februari 2007 adalah 8,10%. Angka ini 0,10% lebih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. World Bank dalam Whisnu, 2004), salah satu sebab terjadinya kemiskinan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan suatu keadaan di mana masyarakat yang tidak dapat memenuhi kebutuhan dan kehidupan yang layak, (menurut World Bank dalam Whisnu, 2004),
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Beras merupakan komoditi yang penting bagi Indonesia. Hal ini
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Beras merupakan komoditi yang penting bagi Indonesia. Hal ini dikarenakan fungsi beras sebagai makanan pokok bagi hampir seluruh penduduk. Pentingnya keberadaan beras
Lebih terperinciKEGIATAN PADA BIDANG REHABILITASI SOSIAL TAHUN 2017 DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TENGAH
KEGIATAN PADA BIDANG REHABILITASI SOSIAL TAHUN 2017 DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TENGAH No Program Anggaran Sub Sasaran Lokasi 1. Program Rp. 1.000.000.000 Pelayanan dan Sosial Kesejahteraan Sosial Penyandang
Lebih terperinciPENEMPATAN TENAGA KERJA
PENEMPATAN TENAGA KERJA A. Jumlah Pencari Kerja di Prov. Jateng Per Kab./Kota Tahun 2015 NO. KAB./KOTA 2015 *) L P JUMLAH 1 KABUPATEN SEMARANG 3,999 8,817 12816 2 KABUPATEN REMBANG 1,098 803 1901 3 KOTA.
Lebih terperinciBERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN DEMAK
BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN DEMAK PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA RAMALAN II 2015) No.03 /11/3321/Th.I,2 November 2015 Berdasarkan Angka Ramalan (ARAM) II, produksi padi Kabupaten Demak pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang melibatkan seluruh kegiatan dengan dukungan masyarakat yang. berperan di berbagai sektor yang bertujuan untuk meratakan serta
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pembangunan daerah merupakan suatu proses perubahan terencana yang melibatkan seluruh kegiatan dengan dukungan masyarakat yang berperan di berbagai sektor yang bertujuan
Lebih terperinciBOKS PERKEMBANGAN KINERJA BPR MERGER DI JAWA TENGAH
BOKS PERKEMBANGAN KINERJA BPR MERGER DI JAWA TENGAH 1. Perkembangan Jumlah BPR Merger Sejak paket kebijakan bidang perbankan digulirkan pada bulan Oktober 1988 atau yang dikenal dengan Pakto 88, jumlah
Lebih terperinciPRODUKSI PADI DAN PALAWIJA ( ANGKA RAMALAN II TAHUN 2013)
NO. 66/11/33 TH. VII, 1 NOVEMBER 2013 PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA ( ANGKA RAMALAN II TAHUN 2013) Berdasarkan Angka Ramalan (ARAM) II, pada tahun 2013 produksi padi Provinsi Jawa Tengah diperkirakan sebesar
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dibahas mengenai gambaran persebaran IPM dan komponen-komponen penyususn IPM di Provinsi Jawa Tengah. Selanjutnya dilakukan pemodelan dengan menggunakan
Lebih terperinciIR. SUGIONO, MP. Lahir : JAKARTA, 13 Oktober 1961
IR. SUGIONO, MP Lahir : JAKARTA, 13 Oktober 1961 1 BBPTU HPT BATURRADEN Berdasarkan Permentan No: 55/Permentan/OT.140/5/2013 Balai Besar Pembibitan Ternak Unggul dan Hijauan Pakan Ternak Baturraden yang
Lebih terperinciINDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015
No.1/3307/BRS/11/2016 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015 Pembangunan manusia di Wonosobo pada tahun 2015 terus mengalami kemajuan yang ditandai dengan terus meningkatnya Indeks Pembangunan Manusia
Lebih terperinciANGKA RAMALAN 1 TAHUN 2015 PADI DAN PALAWIJA SULAWESI UTARA
No. 47/07/71/Th.IX, 1 Juli 2015 ANGKA RAMALAN 1 TAHUN 2015 PADI DAN PALAWIJA SULAWESI UTARA A. PADI Angka Ramalan 1 (Aram 1) produksi padi tahun 2015 diperhitungkan sebesar 664.282 ton Gabah Kering Giling
Lebih terperinciBERITA RESMI STATISTIK
BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT No. 75/11/52/Th.IX, 2 November 2015 ANGKA TETAP TAHUN 2014 DAN ANGKA RAMALAN II TAHUN 2015 PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan salah satu hal yang penting bagi suatu negara. Dengan adanya pariwisata, suatu negara atau lebih khusus lagi pemerintah daerah tempat
Lebih terperinciPROGRAM DAN KEGIATAN SUBID ANALISA AKSES DAN HARGA PANGAN TA BADAN KETAHANAN PANGAN PROV. JATENG
PROGRAM DAN KEGIATAN SUBID ANALISA AKSES DAN HARGA PANGAN TA. 2016 BADAN KETAHANAN PANGAN PROV. JATENG 1 I.Program Peningkatan Ketahanan Pangan (APBD) Peningkatan Akses Pangan Masyarakat dan Pemantauan
Lebih terperinciGambar 1 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Jawa Tengah,
No.26/04/33/Th.XI, 17 April 2017 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016 IPM Jawa Tengah Tahun 2016 Pembangunan manusia di Jawa Tengah pada tahun 2016 terus mengalami kemajuan yang ditandai dengan
Lebih terperinciLampiran 1. Data Penelitian No Kabupaten Y X1 X2 X3 1 Kab. Cilacap Kab. Banyumas Kab.
LAMPIRAN Lampiran 1. Data Penelitian No Kabupaten Y X1 X2 X3 1 Kab. Cilacap 15.24 6.68 22.78 1676090 2 Kab. Banyumas 18.44 5.45 21.18 1605580 3 Kab. Purbalingga 20.53 5.63 21.56 879880 4 Kab. Banjarnegara
Lebih terperinciPRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI ACEH (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015)
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH No. 14/03/Th.XIX. 01 Maret 2016 PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI ACEH (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015) ANGKA SEMENTARA PRODUKSI PADI TAHUN 2015 SEBESAR 2.331.046 TON
Lebih terperinciPRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI ACEH (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015)
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH No. 14/03/Th.XIX. 01 Maret 2016 PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI ACEH (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015) ANGKA SEMENTARA PRODUKSI PADI TAHUN 2015 SEBESAR 2.331.046 TON
Lebih terperinciRUANG LINGKUP KERJA DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI PROVINSI JAWA TENGAH
RUANG LINGKUP KERJA DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI PROVINSI JAWA TENGAH Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 9 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Provinsi Jawa Tengah
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TENGAH,
GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 5 wsm 2^17 TENTANG ALOKASI DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU BAGIAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH DAN PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA DI JAWA TENGAH
Lebih terperinciPRODUKSI PADI DAN PALAWIJA ( ANGKA TETAP 2014 DAN ANGKA RAMALAN I 2015)
PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA ( ANGKA TETAP 2014 DAN ANGKA RAMALAN I 2015) No. 48/07/33/Th.IX, 1 Juli 2015 Angka tetap produksi padi tahun 2014 di Jawa Tengah mencapai 9,65 juta ton Gabah Kering Giling (GKG)
Lebih terperinciBERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN DEMAK
BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN DEMAK PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA ( ANGKA SEMENTARA TAHUN 2014) No.01 /03/3321/Th.I,2 Maret 2015 Angka Sementara (ASEM) produksi padi Kabupaten Demak Tahun 2014 diperkirakan
Lebih terperinciPRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA RAMALAN II TAHUN 2015)
No. 78/11/33, Th. IX, 2 NOVEMBER 2015 PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA RAMALAN II TAHUN 2015) Berdasarkan Angka Ramalan (ARAM) II, produksi padi Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2015 diperkirakan sebesar
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 74 TAHUN 2013 TENTANG
GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 74 TAHUN 2013 TENTANG KEBUTUHAN DAN HARGA ECERAN TERTINGGI PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN ANGGARAN 2014
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola sumber-sumber yang ada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses dimana pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola sumber-sumber yang ada dan membentuk suatu pola kemitraan antara
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Tengah. Jawa Tengah merupakan Provinsi yang termasuk ke dalam Provinsi yang memiliki jumlah penduduk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran adalah sesuatu yang dilakukan oleh siswa, bukan dibuat untuk siswa. Pembelajaran pada dasarnya merupakan upaya pendidik untuk membantu peserta didik
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. bersubsidi. Pupuk yang ditetapkan sebagai pupuk bersubsidi adalah pupuk
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pupuk merupakan salah satu kebutuhan yang penting bagi petani untuk membantu meningkatkan produktivitas mereka dalam memenuhi kebutuhan pangan masyarakat Indonesia.
Lebih terperinciANGKA TETAP TAHUN 2015 PADI DAN PALAWIJA SULAWESI UTARA
No. 44/07/71/Th. XVI, 1 Juli 2016 ANGKA TETAP TAHUN 2015 PADI DAN PALAWIJA SULAWESI UTARA A. PADI Angka Tetap (Atap) produksi padi tahun 2015 mencapai 674.169 ton Gabah Kering Giling (GKG). Dibandingkan
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Semarang, 22 maret 2018 KEPALA STASIUN. Ir. TUBAN WIYOSO, MSi NIP STASIUN KLIMATOLOGI SEMARANG
KATA PENGANTAR Stasiun Klimatologi Semarang setiap tahun menerbitkan buku Prakiraan Musim Hujan dan Prakiraan Musim Kemarau daerah Propinsi Jawa Tengah. Buku Prakiraan Musim Hujan diterbitkan setiap bulan
Lebih terperinciGambar 4.1 Peta Provinsi Jawa Tengah
36 BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA TENGAH 4.1 Kondisi Geografis Jawa Tengah merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang terletak di tengah Pulau Jawa. Secara geografis, Provinsi Jawa Tengah terletak
Lebih terperinciANGKA TETAP TAHUN 2014 PADI DAN PALAWIJA SULAWESI UTARA
No. 47/07/71/Th. XI, 1 Juli 2015 ANGKA TETAP TAHUN 2014 PADI DAN PALAWIJA SULAWESI UTARA A. PADI Angka Tetap (ATAP) produksi padi tahun 2014 diperhitungkan sebesar 637.927 ton Gabah Kering Giling (GKG).
Lebih terperinciBERITA RESMI STATISTIK
Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan Provinsi Jawa Tengah Sensus Ekonomi 2016 No. 37/05/33 Th. XI, 24 Mei 2017 BERITA RESMI STATISTIK BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI JAWA TENGAH Hasil Pendaftaran
Lebih terperinciBERITA RESMI STATISTIK
BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT No. 47/07/52/Th.IX, 1 Juli 2015 ANGKA TETAP TAHUN 2014 DAN ANGKA RAMALAN I TAHUN 2015 PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT A.
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TENGAH
GUBERNUR JAWA TENGAH KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR : 561.4/69/2010 TENTANG UPAH MINIMUM PADA 35 (TIGA PULUH LIMA) KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2011 GUBERNUR JAWA TENGAH, Menimbang
Lebih terperinciRAPAT TEKNIS PERENCANAAN PROGRAM, KEGIATAN DAN ANGGARAN APBN TA Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Tengah Surakarta, Oktober 2015
RAPAT TEKNIS PERENCANAAN PROGRAM, KEGIATAN DAN ANGGARAN APBN TA 2016 Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Tengah Surakarta, 29-30 Oktober 2015 1 1. 2 REALISASI ANGGARAN APBN TA 2015 SATKER PAGU ANGGARAN
Lebih terperinciBADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH No. 045/11/11/Th.V. 01 November 2011 PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI ACEH (ANGKA RAMALAN III TAHUN 2011) Sampai dengan Subrorund II (Januari-Agustus) tahun 2011,
Lebih terperinciPRODUKSI PADI dan PALAWIJA (ANGKA RAMALAN III TAHUN 2011)
No. 57/11/63/Th.XV, 1 November PRODUKSI PADI dan PALAWIJA (ANGKA RAMALAN III TAHUN ) Produksi padi tahun (ARAM III) diperkirakan sebesar 2.001.274 ton Gabah Kering Giling (GKG), naik sebesar 159.185 ton
Lebih terperinciREKAPITULASI PESERTA PAMERAN SOROPADAN AGRO EXPO 2017 TANGGAL JULI 2017
REKAPITULASI PESERTA PAMERAN SOROPADAN AGRO EXPO 2017 TANGGAL 13-17 JULI 2017 NO SIMBOL JENIS STAND NOMOR STAND INSTANSI 1 1 Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Jawa Tengah 2 2 Dinas Ketahanan Pangan Provinsi
Lebih terperinciKEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 561.4/52/2008 TENTANG UPAH MINIMUM PADA 35 (TIGA PULUH LIMA) KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2009
KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 561.4/52/2008 TENTANG UPAH MINIMUM PADA 35 (TIGA PULUH LIMA) KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2009 GUBERNUR JAWA TENGAH, Membaca : Surat Kepala Dinas Tenaga
Lebih terperinciPRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA SEMENTARA 2008 DAN ANGKA RAMALAN I 2009)
BPS PROVINSI JAWA TENGAH No. 05/03/33/Th. III, 2 Maret 2009 PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA SEMENTARA 2008 DAN ANGKA RAMALAN I 2009) A. PADI Angka Sementara (ASEM) produksi padi Provinsi Jawa Tengah
Lebih terperinciANGKA TETAP TAHUN 2013 DAN ANGKA RAMALAN 1 TAHUN 2014 PADI DAN PALAWIJA SULAWESI UTARA
No. 4/7/71/Th. VIII, 1 Juli 214 ANGKA TETAP TAHUN 213 DAN ANGKA RAMALAN 1 TAHUN 214 PADI DAN PALAWIJA SULAWESI UTARA A. PADI Angka Tetap (ATAP) produksi padi tahun 213 diperhitungkan sebesar 638.373 ton
Lebih terperinciEVALUASI DAERAH PRIORITAS PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAN PENARGETAN BERBASIS WILAYAH
EVALUASI DAERAH PRIORITAS PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAN PENARGETAN BERBASIS WILAYAH Rapat Koordinasi Pelaksanaan Kebijakan Penanganan Kemiskinan Provinsi Jawa Tengah Surakarta, 9 Februari 2016 Kemiskinan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keadilan sejahtera, mandiri maju dan kokoh kekuatan moral dan etikanya.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan nasional merupakan usaha peningkatan kualitas manusia dan masyarakat yang dilaksanakan secara berkelanjutan berdasarkan pada kemampuan nasional, dengan
Lebih terperinci1.1. UMUM. Statistik BPKH Wilayah XI Jawa-Madura Tahun
1.1. UMUM 1.1.1. DASAR Balai Pemantapan Kawasan Hutan adalah Unit Pelaksana Teknis Badan Planologi Kehutanan yang dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan No. 6188/Kpts-II/2002, Tanggal 10
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian Metode dasar penelitian yang digunakan ialah metode penelitian eksplanatoris. Penelitian eksplanatoris merupakan penelitian yang bersifat noneksploratif,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang memenuhi untuk mencapai pertumbuhan angkatan kerja, yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan menjadi suatu upaya untuk mencapai peningkatan kesejahteraan sosial, yaitu dengan gerakan yang dilakukan suatu negara untuk mengembangkan kegiatan ekonomi
Lebih terperinciPROFIL PEMBANGUNAN PROVINSI JAWA TENGAH
1 A. GEOGRAFIS DAN ADMINISTRASI WILAYAH Provinsi Jawa Tengah terletak 5 o 40' dan 8 o 30' Lintang Selatan dan antara 108o30' dan 111o30' Bujur Timur. Provinsi Jawa Tengah letaknya diapit oleh dua Propinsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan perencanaan gizi di Indonesia telah mulai dilakukan dari Pelita I. Pada awal-awal pelaksanaannya perencanaan gizi dilandasi oleh informasi yang sangat terbatas,
Lebih terperinci