Keadaan Serangan OPT Komoditas Bawang Merah di Kabupaten Cirebon, Provinsi Jawa Barat
|
|
- Sri Tedjo
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Keadaan Serangan OPT Komoditas Bawang Merah di Kabupaten Cirebon, Provinsi Jawa Barat Salah satu sentra komoditas hortikultura, khususnya bawang merah (Allium cepa var. ascalonicum) yang cukup besar di Indonesia terdapat di Kabupaten Cirebon, provinsi Jawa Barat. Bawang merah merupakan salah satu komoditas hortikultura unggulan yang sudah sejak lama diusahakan petani di Kabupaten Cirebon secara intensif. Komoditas bawang merah merupakan sumber pendapatan dan berkontribusi terhadap pendapatan daerah. Budidaya bawang merah mengalami risiko saat berada di pertanaman, diantaranya kerusakan akibat iklim mikro dan serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT). OPT yang berpotensi menyebabkan kehilangan hasil pada tanaman bawang merah diantaranya ulat bawang, lalat pengorok daun, trips, ulat grayak, orong-orong (anjing tanah), penyakit trotol (bercak ungu), penyakit antraknosa, penyakit layu fusarium (moler), penyakit embun tepung, dan virus mosaik bawang. Menurut pemberitaan media massa pada tanggal 1 Februari 2017, diperoleh informasi bahwa sebagian besar petani bawang merah di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, menderita kerugian karena tanaman mereka banyak yang mati diserang Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) "grandong" atau pengorok daun (Liriomyza sp) dengan gejala tanaman bawang yang ditanam mati begitu saja, daunnya menguning dan kering, jika tanaman bawang dibiarkan tanaman akan segera membusuk. Kerugian secara ekonomi atas serangan hama yang diduga pengorok daun tersebut sekitar Rp ,- sampai Rp ,-. Petani bawang di musim hujan bulan Januari 2017 ini mengalami kerugian cukup besar, mayoritas petani pada musim hujan ini petani banyak mengalami kerugian sampai puso karena bawang mati pada usia dini berbeda dengan kondisi tahun lalu dimana kondisi iklim lebih baik untuk menunjang budidaya bawang merah, diduga disebabkan tingginya intensitas hujan sejak Desember 2016 Januari Laporan serangan hama pada bawang merah terjadi di sentra bawang merah Kecamatan Pangenan, namun juga di beberapa kecamatan lain di wilayah timur Kabupaten Cirebon seperti Kecamatan Losari, Gebang, Babakan dan Ciledug, petani rata-rata mengalami kerugian puluhan juta rupiah. Menurut laporan media yang didapatkan dari keterangan petani bawang di lokasi pertanaman yang
2 terserang OPT, tingginya curah hujan menyebabkan tanaman bawang rusak dan terkena virus. Informasi juga didapat dari petani bawang asal Blok Kalibangka, Desa Rawaurip, Kecamatan Pangenan, Kabupaten Cirebon, yang mengalami kerugian hingga Rp ,- setelah bawang yang ditanamnya tidak berkembang maksimal sehingga banyak yang mati karena diduga terserang virus. Biasanya petani memilih pengendalian mekanis dengan membabat habis tanaman bawang yang sudah terserang hama dan aplikasi pestisida kimia dengan harapan seragan tidak meluas ke tanaman yang lain. Konsep Pengendalian Hama Terpadu (PHT) dalam kegiatan pengendalian OPT secara ramah lingkungan merupakan pendekatan ekologis yang bersifat multidisiplin dengan memanfaatkan beragam taktik pengendalian OPT yang kompatibel dalam suatu koordinasi pengelolaan OPT. Pelaksanaan PHT dilaksanakan sejak perencanaan tanam sampai pascapanen, termasuk pemilihan lahan, benih, pemeliharaan tanaman, pengamatan OPT, keputusan pengendalian, panen dan penanganan pascapanen. Prinsip PHT didasari oleh empat prinsip, budidaya tanaman sehat, pemanfaatan musuh alami, pengamatan rutin dan melatih petani sebagai ahli PHT. Kondisi serangan OPT yang menyerang pertanaman bawang merah di Kabupaten Cirebon Kunjungan kerja ke Kabupaten Cirebon telah dilakukan dalam rangka tanggapan pemberitaan serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) lalat penggorok daun / grandong yang menyebabkan kehilangan hasil pada pertanaman bawang merah milik petani di kecamatan Pangenan, Kabupaten Cirebon pada tanggal 3 Februari 2017 dengan hasil kunjungan kerja sebagai berikut : A. Keadaan Serangan OPT - Serangan hama lalat pengorok daun Liriomyza sp (grandong) pada pertanaman bawang merah di kecamatan Pangenan, kabupaten Cirebon, seperti berita yg ada di media memang terjadi, intensitas data serangan ringan, tidak seperti berita yang beredar di media, data serangan yang sebenarnya lebih kecil dari informasi yang diberitakan; - Dari pertanaman bawang merah seluas 33 ha dilokasi serangan, pertanaman sudah selesai dilakukan pemanenan, hanya tersisa kurang dari 2 ha;
3 - Kepemilikan lahan petani bawang merah bernama Yusuf yang diberitakan tersebut hanya seluas 0,5 ha, informasi tambahan bahwa selain melakukan usaha tani, profesi pak Yusuf adalah sebagai pengepul / penebas; - Kondisi pertanaman bawang merah di lahan pak Yusuf memang terserang pengorok daun, namun kondisi saat ini sudah dipanen. Jika dibandingkan dengan luas keseluruhan pertanaman bawang merah di kabupaten Cirebon seluas 764 ha (umur tanaman bervariasi antara 0 80 hst), dan juga jika dibandingkan dengan luas pertanaman bawang merah di kecamatan Pangenan yg mencapai 33 ha, maka lahan bawang merah pak Yusuf masih dapat dikategorikan lahan kecil; - Pada pemberitaan media, disebutkan bahwa adanya kehilangan hasil yg di duga akibat serangan ulat grandong / pengorok daun, namun ketika kami melakukan kunjungan lapangan serangan pengorok daun tersebut tidak ditemukan. Dari hasil pengamatan kami disekitar lokasi tersebut memang ditemukan serangan penyakit berupa penyakit layu fusarium sp / moler, trotol, embun tepung dengan intensitas serangan ringan dan hanya berupa spot-spot kecil dengan jumlah yang sedikit; - Masalah lain yang ada di pemberitaan media adalah terdapatnya hasil panen bawang yang busuk di beberapa lokasi, namun setelah diadakan pengamatan nampaknya bawang tersebut busuk karena terkena serangan penyakit layu Fusarium sp dan akibat terkena banjir, sehingga bawang tersebut dipanen dalam keadaan basah, dengan cuaca yang sering hujan bawang tersebut sulit untuk dikeringkan. Serangan OPT yang terjadi pada tanaman bawang merah masih berada di bawah ambang ekonomi; - Saat ini luas pertanaman bawang merah di Kabupaten Cirebon seluas 764 ha dengan persentase serangan OPT 44 ha dari total luas pertanaman 764 ha (5,76 %). Luas keadaan serangan OPT (berdasarkan periode pengamatan Januari 2017) adalah : a. Penyakit Layu Fusarium / moler (busuk pangkal umbi / Fusarium oxysporum) seluas 6 ha (di Kecamatan Pabedilan 5 ha dan Pangenan 1 ha) dengan kategori serangan ringan; b. Penyakit Trotol (Alternaria porrii) 16 ha (di Kecamatan Ciledug 1 ha, Pabuaran 5 ha, Pabedilan 1 ha, Babakan 4 ha, Gebang 2 ha dan Pangenan 3 ha) dengan kategori serangan ringan; c. Penyakit Embun Tepung (Peronospora sp) 4 ha (di Kecamatan Waled 4ha) dengan kategori serangan ringan; dan d. Ulat Bawang (Spodoptera exigua) seluas 18 ha (di Kecamatan Waled 7 ha, Pabuaran 3 ha, Pabedilan 1 ha, Babakan 5 ha dan Astanajapura 2 ha) dengan kategori serangan ringan.
4 B. Upaya Pengendalian OPT Keberhasilan menjaga produktivitas bawang merah di Kabupaten Cirebon salah satunya adalah karena adanya upaya dan peranan pencegahan dan pengendalian serangan OPT sejak di awal pertanaman. Dalam kegiatan pengendalian OPT pada tanaman bawang merah secara ramah lingkungan, petani bawang merah di Kabupaten Cirebon di bawah binaan Dinas Pertanian Kabupaten Cirebon dan LPHP Indramayu UPTD BPTPH Provinsi Jawa Barat, telah melaksanakan langkah langkah pengendalian untuk pengamanan produksi sebagai berikut : a. Pemilihan bibit bawang merah yang sehat; b. Seed Treatment dengan aplikasi agens hayati atau menggunakan fungisida sintetik; c. Aplikasi pupuk organik, Trichoderma sp dan kompos (Trichokompos) serta aplikasi Plant Growth Promoting Rhizobacteria (PGPR); d. Pengaturan jarak tanam dan pemupukan berimbang; e. Aplikasi perangkap Sex Feromon, perangkap lampu dan perangkap likat kuning; f. Aplikasi pestisida nabati dan penanaman tanaman refugia di sekitar pertanaman bawang merah. C. Perkembangan Luas Tanam dan Luas Panen - Kunjungan lapang dilakukan di Desa Pakusambih, Kecamatan Babakan dan Desa Gebang, Kecamatan Gebang dengan pertanaman kurang lebih seluas 350 ha dengan umur pertanaman antara hari, kondisi pertanaman bawang merah terpantau sehat, varietas yang ditanam adalah Bima Curut dan Bima Timur. Untuk langkah pengendalian OPT dibantu perlakuan pengendalian pre emtif yaitu menggunakan perangkap likat kuning dan light trap, dengan rencana panen bawang merah pada akhir bulan Februari Data perkembangan luas tanaman bawang merah dari Dinas Pertanian Kabupaten Cirebon adalah : a. Luas tambah tanam bawang merah pada bulan Januari 2017 di Kabupaten Cirebon adalah seluas 328 ha, dengan lokasi pertanaman di Kecamatan Ciledug seluas 20 ha, Pabuaran seluas 9 ha, Losari seluas 22 ha, Pabedilan seluas 31 ha, Babakan seluas 139 ha, Gebang seluas 94 ha, Karangsembung seluas 2 ha, Karangwareng seluas 2 ha, dan Kecamatan Pangenan seluas 9 ha. \ b. Luas panen bawang merah pada bulan Januari 2017 di Kabupaten Cirebon adalah seluas 761 ha, dengan lokasi di Kecamatan Waled seluas 136 ha, Ciledug seluas 27 ha, Pabuaran seluas 9 ha, Losari seluas 147 ha, Pabedilan seluas 141 ha, Babakan seluas 129
5 ha, Gebang seluas 162 ha, Karangsembung seluas 3 ha, dan Pangenan seluas 7 ha. c. Perkiraan panen bawang merah pada bulan Februari 2017 di Kabupaten Cirebon seluas 616 ha dengan lokasi di Kecamatan waled seluas 5 Ha, Ciledug seluas 9 Ha, Pabuaran seluas 25 Ha, Losari seluas 247 Ha, Pabedilan seluas 124 Ha, Babakan seluas 50 Ha, Gebang seluas 114 Ha, Karangsembung seluas 19 Ha, Karangwareng seluas 3 Ha, Susukan Lebak seluas 4 Ha dan Pangenan seluas 16 Ha. D. Ketersediaan / Stock Bawang Merah - Kunjungan ke gudang penyimpanan bawang merah dilakukan ke gudang penyimpanan milik Bapak Agusman (Ketua Asosiasi Benih Bawang Merah Kabupaten Cirebon). Saat ini Beliau memiliki stok benih bawang merah sebanyak 400 ton sedangkan untuk bawang merah konsumsi sebanyak 300 ton. Disamping itu, di lokasi gudang penyimpanan lain, didapatkan informasi dari Dinas Pertanian Kabupaten Cirebon bahwa untuk bawang merah konsumsi di gudang milik Pak Haji Nudin memiliki simpanan stock sebanyak 300 ton, sedangkan di gudang milik Pak Sambas sebanyak 400 ton serta Bapak Beni Brebes sebanyak 300 ton. - Hasil wawancara dengan petani bawang merah yang dilakukan di lokasi pertanaman, pada saat ini harga bawang merah di tingkat petani berkisar antara Rp. 8000,- sampai Rp ,- /kg, untuk bawang merah kering 4 hari, sedangkan untuk bawang merah kering askip berkisar di harga Rp ,- sampai Rp ,- / kg. Untuk harga di tingkat pasar, harga bawang merah rogol antara Rp ,- sampai Rp ,- /kg. E. Rekomendasi Pengendalian OPT yang diberikan: - Pengolahan tanah dilakukan secara sempurna/optimal (penggunaan trichokompos, PGPR), - Penggunaan PGPR untuk perlakuan benih sebelum tanam (PGPR dapat didapatkan melalui petugas POPT-PHP setempat), konsultasi lebih lanjut dapat dilakukan dengan petugas POPT dan klinik tani setempat. - Aplikasi mikoriza sebelum tanam - Dilakukan pengukuran ph air di lokasi yang digunakan untuk aplikasi pestisida (rekomendasi yang diberikan oleh Balai Penelitian Tanaman Sayuran dengan ph 5), dapat digunakan kertas lakmus maupun ph meter digital
6 - Pemberian pupuk organik cair (POC) untuk merangsang pertumbuhan daun (pupuk daun, misalnya Gandasil, Genius) - Penanaman tanaman border (misalnya tanaman jagung, orok-orok) sebagai pelindung - Penanaman refugia untuk konservasi musuh alami (misalnya Turnera, kenikir, dan bunga matahari) - Pemasangan perangkap likat kuning, perangkap sex feromon pada lahan - Pemberian bantuan dari Direktorat Jenderal Hortikultura: Perangkap Lampu 16 Unit; Perangkap Likat Kuning 100 lembar; Perangkap Feromon exi 5 Unit; Pupuk Organik Cair (POC) 10 liter; Trichoderma sebanyak 10 Kg; Fungisida Detazeb 80 WP 5Kg. - Bantuan tersebut sudah diterima oleh Dinas Pertanian Kabupaten Cirebon pada tanggal 2 Februari Varietas benih bawang merah perlu diperhatikan (yang tahan terhadap OPT dan sesuai dengan musim)
7 LAMPIRAN FOTO DOKUMENTASI KEGIATAN KUNJUNGAN KERJA PENGENDALIAN OPT PADA KOMODITAS BAWANG MERAH DI KABUPATEN CIREBON, PROVINSI JAWA BARAT Pertanaman Bawang Merah di Kecamatan Babakan, Kabupaten Cirebon seluas 167 ha dengan kondisi sehat (sudah diaplikasikan perangkap lampu di lahan pertanaman) Pertanaman Bawang Merah di Kecamatan Babakan, Kabupaten Cirebon seluas 167 ha dengan kondisi sehat (sudah diaplikasikan perangkap Feromon exi di lahan pertanaman)
8 Wawancara yang dilakukan wartawan kepada Direktur Perlindungan Hortikultura di gudang benih bawang merah milik pak Agusman di Kabupaten Cirebon, provinsi Jawa Barat Tabel sebaran luas pertanaman bawang merah di Kabupaten Cirebon, Provinsi Jawa Barat (data bulan Februari 2017) No Kecamatan Luas (ha) 1 Waled Ciledug 9 3 Pabuaran 35 4 Pabedilan Babakan Gebang 74 7 Karangwareng 4 8 Astanajapura 12 9 Pangenan 33 TOTAL 764 Disusun dan diolah dari berbagai sumber oleh : Hendry Puguh Susetyo, SP, M.Si POPT Ahli Muda Direktorat Perlindungan Hortikultura
PENGENDALIAN ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN (OPT) PADA BUDIDAYA BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA
PENGENDALIAN ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN (OPT) PADA BUDIDAYA BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA PENGENDALIAN OPT BAWANG MERAH Pengendalian organisme pengganggu tumbuhan (OPT)
Lebih terperinciPENGENDALIAN ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN (OPT) PADA BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA
PENGENDALIAN ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN (OPT) PADA BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA PENGENDALIAN OPT CABAI Pengendalian organisme pengganggu tumbuhan (OPT) atau hama dan
Lebih terperinciUsaha Tani Cabai dan Bawang Merah Ramah Lingkungan
Usaha Tani Cabai dan Bawang Merah Ramah Lingkungan Kegiatan dan aktifitas usaha tani cabai dan bawang merah secara ramah lingkungan sangat terkait dengan upaya pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan
Lebih terperinciBUDIDAYA BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA
BUDIDAYA BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA 1. PERENCANAAN TANAM 1. Pemilihan lokasi tanam 2. Sistem tanam 3. Pola tanam 4. Waktu tanam 5. Pemilihan varietas Perencanaan Persyaratan
Lebih terperinciBAWANG MERAH. Tanaman bawang merah menyukai daerah yang agak panas dengan suhu antara
BAWANG MERAH Bawang merah (Allium ascalonicum) merupakan tanaman hortikultura musiman yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Bawang merah tumbuh optimal di daerah dataran rendah dengan ketinggian antara 0-400
Lebih terperinciAGROEKOSISTEM PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA
AGROEKOSISTEM PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA EKOSISTEM Ekosistem adalah suatu sistem yang terbentuk oleh interaksi dinamik antara komponen-komponen abiotik dan biotik Abiotik Biotik Ekosistem
Lebih terperinciBUDIDAYA BAWANG MERAH DI LAHAN KERING
BUDIDAYA BAWANG MERAH DI LAHAN KERING Oleh:Heri Suyitno THL-TBPP BP3K Wonotirto 1. Pendahuluan Bawang Merah (Allium Ascalonicum) merupakan komoditas hortikultura yang memiliki banyak manfaat dan bernilai
Lebih terperinciAntisipasi Gangguan Bencana Alam dan Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan
Antisipasi Gangguan Bencana Alam dan Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan Organisme Pengangganggu an (OPT) utama yang menyerang padi ada 9 jenis, yaitu : Tikus, Penggerek Batang, Wereng Batang Coklat,
Lebih terperinciKONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN
26 IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Wilayah Penelitian Dua kecamatan yang dipilih di Kabupaten Indramayu, yaitu: Kecamatan Patrol dan Lelea. Batas administratif Kabupaten Indramayu
Lebih terperinciSKRIPSI. Oleh : AGUNG DHARMAWAN PUTRA NPM : Kepada
TANGGAPAN BEBERAPA KULTIVAR BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) TERHADAP SERANGAN Fusarium oxysporum f.sp. cepae PENYEBAB PENYAKIT MOLER DI LAHAN KABUPATEN NGANJUK SKRIPSI Oleh : AGUNG DHARMAWAN PUTRA
Lebih terperinciSuccess Story dan Strategic Planning Pengendalian OPT Cabai Merah di Indonesia secara Ramah Lingkungan
Success Story dan Strategic Planning Pengendalian OPT Cabai Merah di Indonesia secara Ramah Lingkungan Komoditas hortikultura merupakan kelompok komoditas pertanian yang sangat beragam. Pada periode 2009
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Lahan Pertanaman Bawang Merah Desa Sungai Nanam, Alahan Panjang, dan Salimpat termasuk ke dalam wilayah Kecamatan Lembah Gumanti, Kabupaten Solok, Sumatera Barat. Secara
Lebih terperinciBALAI PROTEKSI TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA ACEH
PERAN UPTD PROTEKSI DALAM MENDUKUNG KEGIATAN UPSUS TP DAN PENINGKATAN KUALITAS DATA SUB SEKTOR TANAMAN PANGAN TAHUN 2015 *) BALAI PROTEKSI TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA ACEH *) Disampaikan pada : Pertemuan
Lebih terperinciBALITSA & WUR the Netherlands,
BALITSA & WUR the Netherlands, 2014 1 PENGENDALIAN ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN (OPT) PADA BUDIDAYA KENTANG SECARA PREVENTIF Pengendalian organisme pengganggu tumbuhan (OPT) atau hama dan penyakit berdasarkan
Lebih terperinci5. Antisipasi Gangguan Bencana Alam dan Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan
5. Antisipasi Gangguan Bencana Alam dan Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan Organisme Pengangganggu Tanaman (OPT) utama yang menyerang padi ada 9 jenis, yaitu : Tikus, Penggerek Batang, Wereng Batang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) merupakan salah satu komoditas sayuran
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bawang merah (Allium ascalonicum L.) merupakan salah satu komoditas sayuran yang memiliki nilai ekonomis tinggi ditinjau dari sisi pemenuhan konsumsi nasional, sumber
Lebih terperinciPETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PENGUATAN AGROEKOSISTEM SEREALIA
i PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PENGUATAN AGROEKOSISTEM SEREALIA DIREKTORAT PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TAHUN 2018 ii PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PENGUATAN AGROEKOSISTEM
Lebih terperinciAGROEKOSISTEM PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA
AGROEKOSISTEM PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA EKOSISTEM Ekosistem adalah suatu sistem yang terbentuk oleh interaksi dinamik antara komponen-komponen abiotik dan biotik Abiotik Biotik Ekosistem
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. termasuk ke dalam kelompok rempah tidak bersubstitusi yang berfungsi sebagai
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Bawang Merah Bawang merah merupakan salah satu komoditas sayuran unggulan yang sejak lama telah diusahakan oleh petani secara intensif. Komoditas sayuran ini termasuk
Lebih terperinciPERBENIHAN BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA
PERBENIHAN BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA Dalam rangka meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi bawang merah, peran benih sebagai input produksi merupakan tumpuan utama
Lebih terperinciM. Syarief, Aplikasi Pestisida Berdasarkan Monitoring Dan Penggunaan Kelambu Kasa Plastik Pada Budidaya Bawang Merah
M. Syarief, Aplikasi Pestisida Berdasarkan Monitoring Dan Penggunaan Kelambu Kasa Plastik Pada Budidaya APLIKASI PESTISIDA BERDASARKAN MONITORING DAN PENGGUNAAN KELAMBU KASA PLASTIK PADA BUDIDAYA BAWANG
Lebih terperinciPenerapan Inovasi Teknologi Beberapa Varietas Bawang Merah di Daerah Dataran Rendah Sulawesi Barat
Penerapan Inovasi Teknologi Beberapa Varietas Bawang Merah di Daerah Dataran Rendah Sulawesi Barat Ida Andriani 1 dan Muslimin 2 1 Loka Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Barat Jl. H.Abdul Malik Pattana
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN A. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan salah satu sektor dalam perekonomian nasional dinilai strategis dan mampu menjadi mesin penggerak pembangunan suatu negara. Pada tahun 2009 sektor
Lebih terperinciBuletin IKATAN Vol. 3 No. 2 Tahun
PENGARUH UMUR SIMPAN BIBIT BAWANG MERAH VARIETAS SUPER PHILIP DAN RUBARU TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN DI KABUPATEN TANGERANG PROVINSI BANTEN Yuti Giamerti dan Tian Mulyaqin Balai Pengkajian Teknologi Pertanian
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bawang merah (Allium ascalonicum L.) merupakan tanaman hortikultura yang tergolong sayuran rempah dengan manfaatkan bagian umbinya. Bawang merah berfungsi sebagai pelengkap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 2009). Kedelai dapat dikonsumsi langsung atau dalam bentuk olahan seperti
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latarbelakang Masalah Kedelai merupakan salah satu komoditi pangan utama setelah padi dan jagung, sebagai sumber protein nabati utama bagi masyarakat Indonesia (Supadi, 2009). Kedelai
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian
III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan
Lebih terperinciPeluang Pengembangan Bawang Merah di Lahan Pasir Pantai Daerah Istimewa Yogyakarta
Peluang Pengembangan Bawang Merah di Lahan Pasir Pantai Daerah Istimewa Yogyakarta Murwati dan Sutardi Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Yogyakarta E-mail: Me.mur_wati@yahoo.co.id Abstrak Penelitian
Lebih terperinciPENGENDALIAN TANAMAN TERPADU KEDELAI
PENGENDALIAN TANAMAN TERPADU KEDELAI PTT menerapkan komponen teknologi dasar dan pilihan. Bergantung kondisi daerah setempat, komponen teknologi pilihan dapat digunakan sebagai komponen teknologi : Varietas
Lebih terperinciPENYIAPAN BENIH. : Pengenalan Varietas Bawang Putih
PENYIAPAN BENIH Kegiatan 1.1. Waktu Lembar Petunjuk Pelatih : : Pengenalan Varietas Bawang Putih :... JP @ 45 Menit NO URAIAN KEGIATAN WAKTU (MENIT) 1 Menciptakan suasana/kesiapan berlatih 10 2 Menjelaskan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN Budidaya Cabai Keriting Hibrida TM 999 secara Konvensional dan PHT
HASIL DAN PEMBAHASAN Budidaya Cabai Keriting Hibrida TM 999 secara Konvensional dan PHT Budidaya konvensional merupakan budidaya cabai yang menggunakan pestisida kimia secara intensif dalam mengendalikan
Lebih terperinciBAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR
13 BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir dilaksanakan di Dusun Kwojo Wetan, Desa Jembungan, Kecamatan Banyudono, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. B. Waktu Pelaksanaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang multiguna, dapat digunakan sebagai bumbu masakan, sayuran, penyedap
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bawang merah (Allium ascalonicum L.) merupakan sayuran umbi yang multiguna, dapat digunakan sebagai bumbu masakan, sayuran, penyedap masakan, di samping sebagai obat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kedelai (Glycine max L.) merupakan komoditas yang telah lama
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kedelai (Glycine max L.) merupakan komoditas yang telah lama dibudidayakan di Indonesia, dan seperti kita ketahui bersama sifat multiguna yang ada pada kedelai menyebabkan
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
KATA PENGANTAR Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan mempunyai tugas mengamankan produksi dari gangguan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) dan Dampak Perubahan Iklim (DPI) sehingga produksi tercapai
Lebih terperinciLAPORAN AKHIR INSENTIF PENINGKATAN KEMAMPUAN PENELITI DAN PEREKAYASA
KODE JUDUL : X.176 LAPORAN AKHIR INSENTIF PENINGKATAN KEMAMPUAN PENELITI DAN PEREKAYASA PENGGUNAAN FEROMONOID SEKS Spodoptera exigua PADA TANAMAN BAWANG MERAH SEBAGAI UPAYA PERBAIKAN AMBANG PENGENDALIAN
Lebih terperinciPENGENDALIAN ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN (OPT) PADA BUDIDAYA CABAI MERAH, TOMAT, DAN MENTIMUN
PENGENDALIAN ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN (OPT) PADA BUDIDAYA CABAI MERAH, TOMAT, DAN MENTIMUN Pengendalian organisme pengganggu tumbuhan (OPT) atau hama dan penyakit berdasarkan konsepsi Pengendalian
Lebih terperinciBudidaya Bawang Putih di Dataran Rendah
Budidaya Bawang Putih di Dataran Rendah Bawang putih (allium sativum) termasuk genus afflum dan termasuk klasifikasi tumbuhan terna berumbi lapis atau siung yang bersusun. Bawang putih tumbuh secara berumpun
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. tempe, tahu, tauco, kecap dan lain-lain (Ginting dkk, 2009)
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebutuhan kedelai di Indonesia setiap tahunnya selalu meningkat seiring dengan pertambahan penduduk dan perbaikan pendapat perkapita. Kebutuhan kedelai dalam
Lebih terperinciSumber Pustaka Hilman. Y. A. Hidayat, dan Suwandi Budidaya Bawang Putih Di Dataran Tinggi. Puslitbang Hortikultura. Jakarta.
PANEN BAWANG PUTIH Tujuan : Setelah berlatih peserta terampil dalam menentukan umur panen untuk benih bawang putih serta ciri-ciri tanaman bawang putih siap untuk dipanen 1. Siapkan tanaman bawang putih
Lebih terperinciLAMPIRAN. Lampiran 1. Layout Penelitian
LAMPIRAN Lampiran 1. Layout Penelitian P1(a) P4 (2) P3 (a) P1 (b) P5 (a) P4 (b) P3 (1) P3 (a) P5 (a) P4 (1) P2 (2) P3 (2) P1 (a) P4 (a) P2 (1) P4 (a) P1 (2) P3 (1) P4 (1) P3 (2) P4 (b) P2 (b) P4 (2) P2
Lebih terperinciPROSIDING SEMINAR HASIL PENELITIAN/PENGKAJIAN BPTP KARANGPLOSO
Prosiding BPTP Karangploso No. ISSN: PROSIDING SEMINAR HASIL PENELITIAN/PENGKAJIAN BPTP KARANGPLOSO BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN PUSAT PENELITIAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN BALAI PENGKAJIAN
Lebih terperinciTeknik Budidaya Bawang Merah Ramah Lingkungan Input Rendah Berbasis Teknologi Mikrobia PGPR
Teknik Budidaya Bawang Merah Ramah Lingkungan Input Rendah Berbasis Teknologi Mikrobia PGPR LATAR BELAKANG Tanaman Bawang merah (Allium ascalonicum) merupakan salah satu tanaman hortikultura yang banyak
Lebih terperinciGambar 3.6: Hasil simulasi model pada kondisi eksisting
Dari hasil analisi sensitivitas, maka diketahui bahwa air merupakan paremater yang paling sensitif terhadap produksi jagung, selanjutnya berturut-turut adalah benih, pupuk, penanganan pasca panen, pengendalian
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Eli Korlina PENDEKATAN PHT
PENDAHULUAN Eli Korlina Salah satu masalah dalam usahatani bawang putih adalah gangguan hama dan penyakit. Keberadaan hama dan penyakit dalam usahatani mendorong petani untuk menggu-nakan pestisida pada
Lebih terperinciPETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN GERAKAN PENGENDALIAN OPT KEDELAI
PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN GERAKAN PENGENDALIAN OPT KEDELAI KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN DIREKTORAT PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN 2018 PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN GERAKAN PENGENDALIAN
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. negeri maupun untuk ekspor. Komoditas sayuran dapat tumbuh dan berproduksi di
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanaman sayuran cukup penting di Indonesia, baik untuk konsumsi di dalam negeri maupun untuk ekspor. Komoditas sayuran dapat tumbuh dan berproduksi di dataran rendah sampai
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tanaman jagung di Indonesia (Zea mays L.) merupakan komoditas tanaman
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tanaman jagung di Indonesia (Zea mays L.) merupakan komoditas tanaman pangan terpenting kedua setelah padi. Tanaman ini berasal dari Amerika. Sekitar abad ke-16,
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pertumbuhan Tanaman Caisin Tinggi dan Jumlah Daun Hasil uji F menunjukkan bahwa perlakuan pupuk hayati tidak berpengaruh terhadap tinggi tanaman dan jumlah daun caisin (Lampiran
Lebih terperinciIII. METODE KEGIATAN TUGAS AKHIR (TA) A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir (TA) dilaksanakan di Dusun Selongisor RT 03 RW 15, Desa Batur,
23 III. METODE KEGIATAN TUGAS AKHIR (TA) A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir (TA) dilaksanakan di Dusun Selongisor RT 03 RW 15, Desa Batur, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.
Lebih terperinciSeminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura
KERAGAAN VARIETAS KEDELAI DI KABUPATEN LAMONGAN Eli Korlina dan Sugiono Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Timur Jl. Raya Karangploso Km. 4 Malang E-mail korlinae@yahoo.co.id ABSTRAK Kedelai merupakan
Lebih terperinciLAPORAN AKHIR INSENTIF PENINGKATAN KEMAMPUAN PENELITI DAN PEREKAYASA
KODE JUDUL : X.176 LAPORAN AKHIR INSENTIF PENINGKATAN KEMAMPUAN PENELITI DAN PEREKAYASA PENGGUNAAN FEROMONOID SEKS Spodoptera exigua PADA TANAMAN BAWANG MERAH SEBAGAI UPAYA PERBAIKAN AMBANG PENGENDALIAN
Lebih terperinciPEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGUATAN PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN DARI GANGGUAN OPT DAN DPI TRIWULAN II 2016
PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGUATAN PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN DARI GANGGUAN OPT DAN DPI TRIWULAN II 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN DIREKTORAT
Lebih terperinciTEKNOLOGI PRODUKSI TSS SEBAGAI ALTERNATIF PENYEDIAAN BENIH BAWANG MERAH
TEKNOLOGI PRODUKSI TSS SEBAGAI ALTERNATIF PENYEDIAAN BENIH BAWANG MERAH Budidaya bawang merah umumnya menggunakan umbi sebagai bahan tanam (benih). Pemanfaatan umbi sebagai benih memiliki beberapa kelemahan
Lebih terperinci2015 IMPLEMENTASI SISTEM PAKAR UNTUK IDENTIFIKASI HAMA DAN PENYAKIT PADA BAWANG MERAH MENGGUNAKAN METODE FORWARD
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bawang merah yang mempunyai nama latin Allium cepa L. merupakan jenis tanaman yang menjadi bumbu di berbagai masakan yang ada di Asia Tenggara maupun di dunia. Manfaat
Lebih terperinciPENGELOLAAN TANAMAN DAN ORGANISME PENGGANGGU TANAMAN (OPT) BAWANG MERAH
PENGELOLAAN TANAMAN DAN ORGANISME PENGGANGGU TANAMAN (OPT) BAWANG MERAH (Allium ascolonicum Linn.) DI KECAMATAN LEMBAH GUMANTI, KABUPATEN SOLOK, SUMATERA BARAT YOKI DAIKHWA DEPARTEMEN PROTEKSI TANAMAN
Lebih terperinciAlternatif pengendalian terhadap si Helopeltis sp. Oleh : Vidiyastuti Ari Y, SP POPT Pertama
Alternatif pengendalian terhadap si Helopeltis sp Oleh : Vidiyastuti Ari Y, SP POPT Pertama Kakao (Theobroma cacao L.) merupakan salah satu tanaman perkebunan yang dikembangluaskan dalam rangka peningkatan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Kondisi Lahan
HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Lahan Kecamatan Pangalengan berada pada ketinggian sekitar 1500 m di atas permukaan laut (dpl). Keadaan iklim di lokasi ini adalah sebagai berikut meliputi curah hujan rata-rata
Lebih terperinciNo. 02 Hasil Penelitian Tahun Anggaran 2010
No. 02 Hasil Penelitian Tahun Anggaran 2010 Perakitan Varietas dan Teknologi Perbanyakan Benih secara Massal (dari 10 menjadi 1000 kali) serta Peningkatan Produktivitas Bawang merah (Umbi dan TSS) (12
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN
18 TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN Tinjauan Pustaka Tanaman herbal atau tanaman obat sekarang ini sudah diterima masyarakat sebagai obat alternatif dan pemelihara kesehatan yang
Lebih terperinciPerkembangan Produksi dan Kebijakan dalam Peningkatan Produksi Jagung
Perkembangan Produksi dan Kebijakan dalam Peningkatan Produksi Jagung Siwi Purwanto Direktorat Budi Daya Serealia, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan PENDAHULUAN Jagung (Zea mays) merupakan salah satu
Lebih terperinci*) Dibiayai Dana DIPA Universitas Andalas Tahun Anggaran 2009 **) Staf Pengajar Fakultas Pertanian Univ.Andalas Padang
PENERAPAN PENGGUNAAN INSEKTISIDA BIORASIONAL UNTUK MENGENDALIKAN HAMA KUTU KEBUL, Bemisia tabaci PENYEBAB PENYAKIT VIRUS KUNING KERITING CABAI DI NAGARI BATU TAGAK, KECAMATAN LUBUK BASUNG, KABUPATEN AGAM,
Lebih terperinciPENYIAPAN BIBIT UBIKAYU
PENYIAPAN BIBIT UBIKAYU Ubi kayu diperbanyak dengan menggunakan stek batang. Alasan dipergunakan bahan tanam dari perbanyakan vegetatif (stek) adalah selain karena lebih mudah, juga lebih ekonomis bila
Lebih terperinciI PENDAHULUAN * Keterangan : *Angka ramalan PDB berdasarkan harga berlaku Sumber : Direktorat Jenderal Hortikultura (2010) 1
1.1 Latar Belakang I PENDAHULUAN Sektor pertanian terdiri dari beberapa sub sektor, yaitu tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, dan peternakan, dimana keempat sub sektor tersebut mempunyai peranan
Lebih terperinciPEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGUATAN PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN DARI GANGGUAN OPT DAN DPI TRIWULAN I 2016
PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGUATAN PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN DARI GANGGUAN OPT DAN DPI TRIWULAN I 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN DIREKTORAT PERLINDUNGAN
Lebih terperinciIlmu Tanah dan Tanaman
Ilmu Tanah dan Tanaman Pertanian yang berkelanjutan Pertanian Berkelanjutan Pertanian berkelanjutan (sustainable agriculture) adalah pemanfaatan sumber daya yang dapat diperbaharui (renewable resources)
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. A. Definisi Operasional, Pengukuran, dan Klasifikasi. yang digunakan dalam penelitian ini untuk mendapatkan data yang
III. METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional, Pengukuran, dan Klasifikasi Definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk mengenai variabelvariabel yang digunakan dalam penelitian ini untuk mendapatkan
Lebih terperinciPERILAKU PETANI DALAM MENGGUNAKAN PESTISIDA DI SENTRA PRODUKSI BAWANG MERAH KABUPATEN BREBES
PERILAKU PETANI DALAM MENGGUNAKAN PESTISIDA DI SENTRA PRODUKSI BAWANG MERAH KABUPATEN BREBES Puspitasari dan Adhitya Marendra Kiloes Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura, Jl. Tentara Pelajar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. allin dan allisin yang bersifat bakterisida (Rukmana, 1994).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bawang merah (Allium ascalonicum) merupakan salah satu komoditas unggulan di beberapa daerah di Indonesia, meskipun bukan merupakan kebutuhan pokok tetapi hampir selalu
Lebih terperinciMENGENAL ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN (OPT) BAWANG MERAH DAN MUSUH ALAMINYA PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA
MENGENAL ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN (OPT) BAWANG MERAH DAN MUSUH ALAMINYA PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA Mengapa harus mengenal OPT yang menyerang? Keberhasilan pengendalian OPT sangat
Lebih terperinciPENGENDALIAN OPT PADI RAMAH LINGKUNGAN. Rahmawasiah dan Eka Sudartik Universitas Cokroaminoto Palopo ABSTRAK
PENGENDALIAN OPT PADI RAMAH LINGKUNGAN Rahmawasiah dan Eka Sudartik Universitas Cokroaminoto Palopo ABSTRAK Program ini dapat membantu petani dalam pengendalian OPT pada tanaman padi tanpa menggunakan
Lebih terperinciProspek Produksi Benih Sumber Jagung Komposit di Provinsi Sulawesi Utara
Prospek Produksi Benih Sumber Jagung Komposit di Provinsi Sulawesi Utara Bahtiar 1), J. W. Rembang 1), dan Andi Tenrirawe 2) Peneliti pada Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Utara 1) Balai Penelitian
Lebih terperinciLampiran 2. Daftar Sidik Ragam Tinggi Tanaman 2 MST
38 Lampiran 1. Data Tinggi Tanaman (cm) 2 MST Jumlah Rataan V1 20.21 18.41 25.05 63.68 21.23 V2 22.19 22.80 19.40 64.39 21.46 V3 24.56 23.08 21.39 69.03 23.01 V4 24.95 26.75 23.08 74.78 24.93 V5 20.44
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurunnya kualitas lahan akibat sistem budidaya yang tidak tepat dapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurunnya kualitas lahan akibat sistem budidaya yang tidak tepat dapat dihindari dengan melakukan rotasi tanaman. Rotasi tanaman adalah praktek budidaya berbagai jenis
Lebih terperinci1. I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang
1. I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi di negara-negara berkembang saat ini telah menjadi penyebab berubahnya pola konsumsi penduduk, dari konsumsi pangan penghasil energi ke produk penghasil
Lebih terperinciMenanam Laba Dari Usaha Budidaya Kedelai
Menanam Laba Dari Usaha Budidaya Kedelai Sebagai salah satu tanaman penghasil protein nabati, kebutuhan kedelai di tingkat lokal maupun nasional masih cenderung sangat tinggi. Bahkan sekarang ini kedelai
Lebih terperinciSISTEM BUDIDAYA PADI GOGO RANCAH
SISTEM BUDIDAYA PADI GOGO RANCAH 11:33 PM MASPARY Selain ditanam pada lahan sawah tanaman padi juga bisa dibudidayakan pada lahan kering atau sering kita sebut dengan budidaya padi gogo rancah. Pada sistem
Lebih terperinciPETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PENERAPAN PENGENDALIAN HAMA TERPADU PADA TANAMAN KEDELAI TAHUN 2018
PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PENERAPAN PENGENDALIAN HAMA TERPADU PADA TANAMAN KEDELAI TAHUN 2018 Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2018 i KATA
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Kentang (Solanum tuberosum L.) merupakan komoditas yang mendapat
PENDAHULUAN Latar belakang Kentang (Solanum tuberosum L.) merupakan komoditas yang mendapat prioritas tinggi di bidang penelitian dan pengembangan sayuran di Indonesia. Berdasarkan volume, kentang adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanaman cabe merupakan tanaman perdu dari family terong-terongan yang memiliki nama ilmiah Capsicum sp, merupakan salah satu komoditas hortikultura yang memiliki nilai
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Padi merupakan bahan makanan yang menghasilkan beras. Bahan makanan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Padi merupakan bahan makanan yang menghasilkan beras. Bahan makanan ini merupakan makanan pokok bagi sebagian besar penduduk Indonesia. Padi adalah salah satu bahan makanan
Lebih terperinciDIREKTORAT PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN
RINGKASAN EKSEKUTIF 1. Pengamanan produksi tanaman pangan mencakup seluruh areal pertanaman. Operasional kegiatan diarahkan dalam rangka penguatan perlindungan tanaman pangan dari gangguan OPT dan DPI.
Lebih terperinciPENDAHULUAN A. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang kaya akan hasil pertanian, kehutanan, perkebunan, peternakan, dan perikanan yang artinya masyarakat banyak yang bermata pencaharian
Lebih terperinciTeknik Budidaya Kubis Dataran Rendah. Untuk membudidayakan tanaman kubis diperlukan suatu tinjauan syarat
Teknik Budidaya Kubis Dataran Rendah Oleh : Juwariyah BP3K garum 1. Syarat Tumbuh Untuk membudidayakan tanaman kubis diperlukan suatu tinjauan syarat tumbuh yang sesuai tanaman ini. Syarat tumbuh tanaman
Lebih terperinciDIREKTORAT JENDERAL HORTIKULTURA
DIREKTORAT JENDERAL HORTIKULTURA MANUAL IKSP DIREKTORAT JENDERAL HORTIKULTURA (2016) Nama IKSP Jumlah Produksi Aneka Cabai (Ton) Direktur Jenderal Hortikultura Jumlah produksi aneka cabai besar, cabai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perlu untuk ditingkatkan. Peningkatan produksi padi dipengaruhi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Padi merupakan tanaman serealia penting dan digunakan sebagai makanan pokok oleh bangsa Indonesia. Itulah sebabnya produksi padi sangat perlu untuk ditingkatkan. Peningkatan
Lebih terperinciTEKNOLOGI BUDIDAYA BAWANG MERAH DALAM POT/POLYBAG
TEKNOLOGI BUDIDAYA BAWANG MERAH DALAM POT/POLYBAG Tanaman Bawang Merah (Allium Cepa Var Ascalonicum (L)) merupakan salah satu tanaman bumbu dapur yang sangat mudah dijumpai di berbaga tempat. Bumbu yang
Lebih terperinciIDENTIFIKASI DAN PENANGGULANGAN PENYAKIT PADA BUDIDAYA CABAI MERAH
IDENTIFIKASI DAN PENANGGULANGAN PENYAKIT PADA BUDIDAYA CABAI MERAH Nurbaiti Pendahuluan Produktifitas cabai di Aceh masih rendah 10.3 ton/ha (BPS, 2014) apabila dibandingkan dengan potensi produksi yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. atsiri yang dikenal dengan nama Patchouli oil. Minyak ini banyak dimanfaatkan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Nilam (Pogostemon cablin Benth) merupakan tanaman penghasil minyak atsiri yang dikenal dengan nama Patchouli oil. Minyak ini banyak dimanfaatkan sebagai bahan
Lebih terperinciPetunjuk Teknis Kegiatan Pengembangan Sayuran dan Tanaman Obat Tahun 2017
Petunjuk Teknis Kegiatan Pengembangan Sayuran dan Tanaman Obat Tahun 2017 STATISTIK PRODUKSI HORTIKULTURA TAHUN 2015 Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat Jl. AUP NO. 3 Pasar Minggu, Jakarta Selatan 12520
Lebih terperinciOleh Administrator Kamis, 07 November :05 - Terakhir Diupdate Kamis, 07 November :09
Tanaman tomat (Lycopersicon lycopersicum L.) termasuk famili Solanaceae dan merupakan salah satu komoditas sayuran yang sangat potensial untuk dikembangkan. Tanaman ini dapat ditanam secara luas di dataran
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kentang (Solanum tuberosum L.) adalah tanaman pangan utama keempat dunia setelah
18 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kentang (Solanum tuberosum L.) adalah tanaman pangan utama keempat dunia setelah gandum, jagung dan padi. Di Indonesia kentang merupakan komoditas hortikultura yang
Lebih terperinciPENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BPS. 2012
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Cabai merupakan salah satu komoditas hortikultura yang dibutuhkan dan dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Menurut Direktorat Jenderal Hortikultura (2008) 1 komoditi
Lebih terperinciDirektorat Perlindungan Tanaman Pangan
Laporan Kinerja Tahun 2014 i RINGKASAN EKSEKUTIF 1. Pengamanan produksi tanaman pangan mencakup seluruh areal pertanaman. Operasional kegiatan diarahkan dalam rangka penguatan perlindungan tanaman pangan
Lebih terperinciBAB III BAHAN DAN METODE. Medan Area yang berlokasi di Jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan
BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di Jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan Percut
Lebih terperinciPETUNJUK TEKNIS PETANI PENGAMAT TAHUN 2018
PETUNJUK TEKNIS PETANI PENGAMAT TAHUN 2018 DIREKTORAT PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2018 KATA PENGANTAR Serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan sumber protein, lemak, vitamin, mineral, dan serat yang paling baik
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tanaman kedelai di Indonesia merupakan tanaman pangan penting setelah padi dan jagung. Kedelai termasuk bahan makanan yang mempunyai nilai gizi yang cukup tinggi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan pokok manusia yang harus dipenuhi. Di
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pangan merupakan kebutuhan pokok manusia yang harus dipenuhi. Di Indonesia salah satu tanaman pangan yang penting untuk dikonsumsi masyarakat selain padi dan jagung
Lebih terperinciKEBIJAKAN PERLINDUNGAN HORTIKULTURA
KEBIJAKAN PERLINDUNGAN HORTIKULTURA 1. Tanggung jawab masyarakat dan pemerintah 2. Penerapan perlindungan tanaman sesuai dengan sistem PHT 3. PHT menjiwai Good Agriculture Practices (GAP) 4. Penanggulangan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicum esculentum Miil.) termasuk tanaman sayuran yang sudah
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tomat (Lycopersicum esculentum Miil.) termasuk tanaman sayuran yang sudah dikenal sejak dulu. Ada beberapa jenis tomat seperti tomat biasa, tomat apel, tomat keriting,
Lebih terperinci