Lampiran 1. Peta Penelitian
|
|
- Bambang Tedja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Lampiran 1. Peta Penelitian 269
2 Lampiran 2. Jadwal Penelitian No Kegiatan Waktu Penelitian Tahun 2010 Tahun Analisis dokumen 2. Pra Penelitian 3. Sidang Komisi 4. Kolokium 5. Penelitian lapang dan analisis 6. Analisis dan penyusunan hasil penelitian 7. Verifikasi Hasil Penelitian 8. Publikasi 270
3 Lampiran 3. Kerangka Analisa Tabel 4. Ciri Kapitalisme Lokal Bajo Mola dan Mantigola No Ciri/Karakteristik Dahulu Saat ini 1. Ketergantungan terhadap alam 2. Etika moral ekspansionisme 3. Etika Moral akumulasi 4. Basis networking 5. Formasi kapital 6. Makna kehidupan 7. Makna laut/sda 8. Hubungan tenaga kerja dengan basis tertentu. Tabel 5. Perubahan Sosial Masyarakat Bajo Mola No Kerangka Teori Perubahan Sosial 1. Livelihood change (Julian Steward) Berburu dan meramu Subsisten + pasar market oriented Subsisten + komersial Komersial 2. Rationality Change (Weber) Path of development I Path of development II Path of development III 3. Structure Change (mode of production- Marx) egaliter Masih serba sama tapi ada lapisan sosial Lapisan sosial mulai mengkutub dan membentuk polarisasi Polarisasi dan terbentuknya modal dan jaringan internasional. 4. World View (Kluckhohn) Alam berkuasa, pasrah Alam+teknologi sederhana+pasar itu penting Hidup harus berintegrasi terhadap 271
4 terhadap alam perdagangan/pasar tetapi juga harus solider 272
5 Lampiran 4. Panduan Analisa Tabel 6. Karakteristik Aktor Kapitalis Lokal dalam Proses Pembentukan Kapitalisme Lokal di Bajo Mola dan Mantigola No. Parameter-parameter yang diamati atau dijelaskan Ponggawa Besar Pongawa Menengah Ponggawa kecil/lokal Pedagang 1. Basis etika 13 nilai moralitas (standar the good-kemuliaan and the Bad-ketercelaan yang dipakai /dianut oleh actor dalam berbisnisdan pengembangan bisnis di lokasi 2. Bentuk pola akusisi (pencaplokan) capital (dalam bentuk uang, alat produksi, dan tanah) yang dikembangkan oleh actor tahun terakhir (jika ada perubahan jelaskan mengapa hal tersebut terjadi?) 3. Bentuk /pola ekspansi capital (modal uang, alat produksi, dan tanah) yang dikembangkan oleh actor tahun terakhir (bila ada perubahan penjelasan diperlukan mengenai mengapa hal tersebut bias terjadi?) 4. Bentuk/pola jejaring bisnis capital (dengan beragam pemilik modal uang, pemilik alat produksi, dan Etika x Etika y Etika Etika yang termodifikasi Etika z 13 Etika adalah standar the good and the bad yang dianut oleh masyarakat atau pribadi 273
6 penguasaan tanah) yang dikembangkan oleh actor selama 10 tahun terakhir yang mengarahkan sifat jejaringan : apakah terbuka (tanpa pandang bulu) atau tertutup (dalam klan, clique, keluarga, )?(jika ada perubahan bentuk jejaringan akan menjelaskan bagaimana mengapa dan apa alas an sehingga perubahan tersebut terjadi. 5. Basis modal social terpenting yang digunakan oleh actor dalam pengembangan capital di tingkat local sehingga diperoleh jawaban mengenai bagaimana actor membangun trust dan memastikan ikatan trust terjadi di kalangan pihak yang terlibat bisnis dengan sang actor. 6. Bentuk transaksi atau negosiasi bisnis yang dikembangkan oleh actor dalam bersaing dengan actor kapitalis lain. 7. Bentuk/cara yang ditempuh oleh actor dalam membangun aliansi strategis ke luar dengan penguasaan (Negara) atau actor kekuasaan lain, dalam rangka pengembangan kapitalisme local. 8. Bentuk/cara yang ditempuh oleh actor dalam membangun aliansi strategis ke dalam komunitas dalam rangka 274
7 mendapatkan legitimasi social untuk pengembangan modal yang dikuasainya. 9. Strategi bisnis yang ditempuh oleh aktor (apakah ofensif, agresif, difensif-safe player, konvensional penuh kehati-hatian, atau risk taker atau cirri lainnya?) 10. Bentuk-bentuk tindakan/sikap bisnis atau cirri budaya bisnis yang lekat (embedded) dengan budaya Bajo (sebutkan apa saja) 11. Bentuk-bentuk supporting institution (pranata social penopang) apa saja yang ada, sehingga memungkinkan sang actor mengembangkan kapitalisme local di Mola 12. Bentuk world view atau pandangan-hidup/ideology sang actor tentang proses kapitalisasi sumberdaya alam (hutan mangrove yang dikonversi menjadi tambak) seperti apakah sebenarnya? Tabel 7. Peta Rasionalitas Kapital dalam Sistem Nilai Budaya para Aktor Kapitalis Lokal No Bentuk rasionalitas (logika pemikiran) Wujud rasionalitas dalam tindakan atau sikap nyata Ponggawa Besar Ponggawa Menengah Ponggawa Kecil Pedagang 1. Rasionalitas transedental (logika sang actor dalam memaknai modal dalam konteks hubungan sang 275
8 actor dengan Tuhannya) sehingga dapat dianalisa adakah perubahan rasionalitas ini selama 10 tahun terakhir? 2. Rasionalitas instrumental (bagaimana logika yang dibangun oleh actor dalam memaknai hubungan manusia dan modal serta cara-cara memproduksi capital yang dikuasainya) 3. Rasionalitas ekonomi kapitalistik yang dikembangkan di lokalitas (bagaimanakah sang actor memaknai bisnis yang dibangunnya: apakah bissiness for individual profit atau business for social welfare atau apa?) sehingga dapat dianalisa adakah perubahan rasionalitas selama 10 tahun terakhir?bagaimana pula akibat dari perubahan tersebut terhadap eksistensi actor? 4. Eco-rationality yang dianut oleh sang actor (bagaimana logika yang terbangun manakala sang actor menatap sumberdaya alam yang tersedia dihadapannya sehingga dapat dianalisa adakah perubahan rasionalitas ini selama 10 tahun 276
9 terakhir?bagaimana pula akibat dari perubahan tersebut terhadap eksistensi actor dan SDA di lokasi? 5. Rasionalitas formal (logika yang dipakai saat memaknai hubungan actor dengan Negara atau pemerintahrasionalitas politik dalam rangka membangun jaringan bisnis dan pengembangan modal di wilayahnya) sehingga dapat dianalisa apakah terjadi perubahan konstelasi berpikir terhadap Negara sepanjang 10 tahun terakhir? 6. Rasionalitas moral sosial (bagaimana logika actor dalam memaknai hubungan dan tanggung jawab dia dengan lingkungan sosialkemasyarakatannya terkait dengan bisnis yang dijalankan). 277
10 278
11 279
12 Lampiran 4. Kerangka Acuan Wawancara No Tujuan Penelitian Variabel Indikator Pertanyaan Penelitian Metode Sumber data 1. Untuk memperoleh gambaran yang sesungguhnya mengenai bagaimana sejarah perkembangan kapitalisme pada Mola, serta mengkaji faktorfaktor apa saja yang berperan di dalam perubahan tersebut. Sumber perubahan 1. Permodalan 2. Teknologi 3. Komunikasi 4. Ideologi dan agama 5. Amalgamasi 6. Birokrasi 1. Apa yang menjadi sumber atau faktor penentu perubahan? 2. Apakah akibat semakin mudahnya akses seseorang di dalam permodalan? 3. Apakah karena introduksi teknologi? 4. Apakah karena mudahnya dalam mengakses informasi? 5. Apakah karena adanya nilai-nilai tertentu misalnya agama? 6. Apakah karena terjadinya Non survei, wawancara mendalam dengan pendekatan life history Informan kunci dan catatan harian 280
13 Aspek Kesejarahan 1. Sejarah kedatangan masyarakat Bajo di Wakatobi 2. Sejarah Berdirinya Desa Mola dan Mantigola amalgamasi antara masyarakat Wanci dengan Bajo? 7. Ataukah karena adanya suatu kebijakan pemerintah? 1. Bagaimana kah sesungguhnya sejarah kedatangan Bajo di Wakatobi? 2. Apa yang mendorong untuk menetap di Wakatobi? 3. Sesungguhnya, seperti apa pandangan Sultan Buton saat itu melihat suku Bajo yang nomaden? 4. Apakah saat itu menyatakan pengakuannya Non survei, wawancara mendalam dengan pendekatan life history 281
14 terhadap keberadaan kesultanan Buton? 5. Jika iya, apakah bentuk pengakuan tersebut bagi masyarakat Bajo? 6. Apa masalah yang dihadapi oleh masyarakat Bajo ketika pertama mendarat di Lembonga? 7. Seperti apa kemunculan gerombolan Kahar Muzakar saat itu? 8. Mengapa, pada saat terjadi pemberontakan gerombolan Kahar Muzakar, sebagian Masyarakat Bajo Mantigola terusir dari desanya? 282
15 9. Bagaimana prosesnya sehingga Bajo dari Mantigola mendapatkan wilayah Baru? 10. Bagaimana proses penerimaan masyarakat Wanci terhadap yang mendukung pemberontakan? 11. Mengapa masyarakat Wanci menerima yang mendukung gerombolan? 12. Sejauhmana perlakuan masyarakat Wanci terhadap masyarakat Bajo? 13. Mengapa (khususnya) laki- 283
16 2. Untuk menganalisa bagaimana perkembangan sistem nilai materialismekapitalisme merembes ke dalam budaya Mola dan Mantigola. Pemaknaan masalah dasar kehidupan manusia 1. Hakekat dari hidup manusia 2. Hakekat dari karya manusia 3. Hakekat dari kedudukan manusia dalam ruang dan waktu 4. Hakekat hubungan manusia dengan alam sekitarnya 5. Hakekat hubungan manusia dengan sesamanya laki Mola banyak yang menikah dengan wanita Wanci? 14. Adakah amalgamasi tersebut menyebabkan perubahan orientasi kehidupan masyarakat Bajo? 1. Sejauhmana Mola maupun Mantigola memaknai kehidupan dahulu dan sekarang? 2. Bagaimana Mola maupun Mantigola memaknai karya manusia (misalnya makna membuat perahu lambo, panah, dsb) Non survei, wawancara mendalam dengan pendekatan life history 284
17 3. Bagaimana Mola maupun Mantigola memandang masa lalu, masa kini, dan masa depan? 4. Bagaimana pemaknaan laut bagi masyarakat Bajo Mola maupun Mantigola?Apak ah bermakna spiritual, psikologis, ekonomi, atau sosial? 5. Bagaimana memandang Daratan beserta sumberdayanya? 6. Seperti apa sesungguhnya pemaknaan Mola dan Mantigola 285
18 Rasionalitas nelayan 1. Mengartikan tindakan ekonomi dulu dan saat ini 2. makna kerja, uang, dan ekspansi usaha dahulu dan saat ini 3. Pemaknaan lokal terhadap modal dulu dan saat ini 4. Transfer modal dari satu bentuk ke bentuk lain 5. Perubahan rasionalitas mengenai modal 6. Etika terhadap modal 7. Etika terhadap pengakumulasian memandang sama? 7. Seperti apa pula sesungguhnya pemaknaan Mola dan Mantigola memandang orang bagai? 1. Sejauhmana makna tindakan ekonomi bagi Mola dan Mantigola dulu dan saat ini? 2. Apa makna Kerja bagi Mola dan Mantigola dahulu dan saat ini? 3. Apa makna uang bagi masyarakat Mola dan Mantigola dahulu dan saat ini? 4. Apa makna Non survei, wawancara mendalam dengan pendekatan life history 286
19 kekayaan Mola maupun Mantigola mengenai modal dahulu dan saat ini? 5. Seperti apa bentuk transfer modal dari satu bentuk ke bentu lainnya? 6. Dari mana Mola maupun Mantigola memperoleh modal usaha?apa yang berubah dari dahulu sampai sekarang? 7. Bagaimana rasionalitas Mola dan Mantigola terhadap modal dahulu dan saat ini? 8. Sejauhmana etika 287
20 3. Untuk memahami Force of 1. Penguasaan modal Mola dan Matigola memandang pengakumulasia n kekayaan dahulu dan saat ini? 9. Seperti apa perubahan makna pendidikan bagi anak oleh Mola dan Mantigola? 10. Seperti apa etika Mola dan Mantigola dahulu dan saat ini mengenai kerja upahan? Dan upah? 11. Apa makna perempuan di keluarga? 12. Apa makna anak di keluarga? 1. Peralatan apa saja yang Non survei, 288
21 dan menganalisa bagaimana proses perubahan sosial yang terjadi pada Mola dan Mantigola. Production 2. Kepemilikan alat tangkap termasuk kuantitas dan kualitas alat tangkap 3. Pola akumulasi modal 4. Pola akusisi modal/tanah/basis ekonomi kehidupan dahulu dan masa kini. 5. Pola ekspansi modal dahulu dan saat ini. 6. Pola pemupukan modal 7. Sumber/asal alat produksi 8. Sumber modal 9. Harga tiap alat produksi 10. Seasonality digunakan untuk menangkap ikan? 2. Darimana alat tersebut diperoleh? 3. Berapa harga masing-masing alat tersebut? 4. Bagaimana pembayaran alat produksi tersebut (cash, kredit, pinjam atau apa?) 5. Jika uang tidak cukup untuk membeli alat produksi, bagaimana mengatasinya? 6. Adakah perubahan yang terjadi dahulu hingga saat ini mengenai jenis, jumlah dan kualitas alat tangkap? 7. Adakah perubahan pola wawancara mendalam dengan pendekatan life history, pengamatan berperanserta. 289
22 akumulasi modal usaha dahulu hingga saat ini? 8. Adakah perubahan yang terjadi dahulu hingga saat ini mengenai pola akusisi modal/tanah/bas is ekonomi kehidupan dahulu dan masa kini? 9. Bagaimana bentuk ekspansi usaha yang dilakukan? 10. Seperti apa pola pemupukan modal dahulu sampai saat ini? 11. Kapan atau bilaman kegiatan produksi dilakukan? 12. Pertimbangan apa saja yang menentukan? 13. Siapa saja yang menentukan/ber 290
23 peran penting dalam kegiatan proses produksi? 14. berapa lama jangka waktu kegiatan penangkapan ikan? 15. Lokasi ata wilayah mana saja kegiatan penangkapan ikan dilakukan? 16. Adakah kepemilikan lokasi penangkapan? 17. Bagaimana menghadapi hambatan alam, cuaca, dan lainnya? 18. Adakah kegiatan produksi dipengaruhi oleh musim tertentu? 19. Bagaimana proses masuknya modernisasi 291
24 Relation of Production 1. Pola pembagian kerja (termasuk analisa peran perempuan dan laki-laki) 2. Relasi kerja dalam hubungan patron-client 3. Hak dan kewajiban buruh dan juragan 4. Cara-cara mengorganisir buruh 5. Pola-pola perekrutan 6. Mekanisme pengupahan 7. pola-pola distribusi hasil tangkapan perikanan? 20. bagaimana respon nelayan Bajo terhadap modernisasi tersebut 1. Adakah pola pembagian kerja antara laki-laki dan perempuan di dalam rumahtangga? 2. Bagaimana perbedaan akses dan kontrol laki-laki dan perempuan terhadap keuangan rumahtangga? 3. Dalam hal apa saja nelayan bekerjasama dengan nelayan lain? 4. Bagaimana pembagian tugas antarnelayan? 5. Bagaimana rekruitmen Non survei, wawancara mendalam dengan pendekatan life history, dan pengamatan berperan serta.. 292
25 nelayan upahan?apa kriterianya? 6. Apa hak dan kewajiban buruh dan pemilik? 7. Bagaimana cara-cara mengorganisir buruh? 8. Kriteria apa saja dalam menjalin hubungan selain hubungan keluarga 9. Apakah pernah terjadi konflik kepentingan? 10. Bagaimana sistem pengupahannya? 11. Dalam hubungan apa sajakah nelayan merasa tidak nyaman dengan nelayan lain? 12. Dalam hal apa sawi merasa nyaman dengan 293
26 punggawa? 13. Apakah punggawa selalu dapat membantu kesulitan nelayan? 14. Dalam hal apa saja nelayan berhubungan dengan papalele 15. kriteria apa saja dalam menjalin hubungan dengan papalele? 16. kebutuhan apa saja yang sering diperoleh papalele? 17. adakah hubungan dengan papalele terasa memberatkan nelayan? 18. Bagaimana pembagian hasil tangkapan? 19. Kemana hasil dijual? 20. Siapakah yang 294
27 Livelihood development 1. Pola-pola adaptasi masyarakat Bajo 2. Keragaman nafkah dan basis nafkah 3. Hubungan antara teknologi yang digunakan dengan kondisi ekologis 4. Pola-pola perilaku dalam mengeksploita si suatu wilayah 5. Pola-pola perilaku pengaruhnya terhadap aspek budaya 6. Basis nafkah 7. Basis jaringan sosial melakukan penjualan? 21. Siapa yang menetukan harga? 1. Adakah perubahan polapola adaptasi yang dilakukan Mola dan Mantigola? 2. Apa yang mempengaruhi perubahan tersebut? 3. Apa saja keragaman nafkah yang dilakukan oleh Bajo Mola dan Mantigola?adak ah perubahan dari dahulu hingga saat ini? 4. Bagaimana proses nelayan Bajo Mola melakukan diversifikasi nafkah di luar 295
28 kegiatan perikanan tangkap? 5. Adakah polapola perilaku tertentu dari terhadap aspek budaya? 6. Apa basis dari tiap nafkah yang dilakukan? 7. Seperti apa basis jaringan sosial dari setiap nafkah yang dilakukan? 8. Berapa pendapatan nelayan dari tiap-tiap nafkah yang dilakukan? 9. Yang manakah yang memberikan kontribusi terbesar? 10. Adakah pendapatan tersebut ditabung? 296
29 11. Jika terjadi permasalahan kekurangan pendapatan bagaimana mengatasinya? 297
6 KESIMPULAN DAN SARAN
6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil studi yang dilakukan pada dua komunitas yaitu komunitas Suku Bajo Mola, dan Suku Bajo Mantigola, menunjukkan telah terjadi perubahan sosial, sebagai
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia merupakan sebuah negara yang memiliki beragam suku bangsa yang menyebar dan menetap pada berbagai pulau besar maupun pulau-pulau kecil yang membentang dari Sabang sampai
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN Latar Belakang
1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masyarakat senantiasa berubah di semua tingkat kompleksitas internalnya. Di tingkat makro terjadi perubahan ekonomi, politik, dan kultur. Di tingkat meso terjadi perubahan
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Halaman i ii iii iv v vi
DAFTAR ISI RINGKASAN... DAFTAR TABEL.... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR ISI... PRAKATA... PENDAHULUAN Latar Belakang... Pertanyaan dan Masalah penelitian... Tujuan dan Kegunaan Penelitian...
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. daerah pesisir pantai yang ada di Medan. Sebagaimana daerah yang secara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kelurahan Bagan Deli Kecamatan Medan Belawan merupakan salah satu daerah pesisir pantai yang ada di Medan. Sebagaimana daerah yang secara geografis berada di pesisir
Lebih terperinciBAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN
BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN 8.1. Kesimpulan di Tataran Empirik Berdasarkan permasalahan dan tujuan yang dirumuskan dalam melihat ketahanan pasar nagari di Minangkabau dalam menghadapi ekonomi dunia/supra
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN 3.1. Batasan Analisis Batasan analisis dalam penelitian ini adalah: Pertama, Pokok persoalan yang diangkat adalah persoalan keterbatasan lahan, tingkat kerentanan produk tembakau
Lebih terperinciKAPITALISME LOKAL SUKU BAJO
KAPITALISME LOKAL SUKU BAJO ISSN : 1978-4333, Vol. 06, No. 01 Local Capitalism of Bajo Nur Isiyana Wianti *), Arya Hadi Dharmawan, Rilus A. Kinseng, Winati Wigna Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan
Lebih terperinciKAPITALISME LOKAL SUKU BAJO (STUDI KASUS NELAYAN BAJO MOLA DAN MANTIGOLA, KABUPATEN WAKATOBI, PROVINSI SULAWESI TENGGARA)
KAPITALISME LOKAL SUKU BAJO (STUDI KASUS NELAYAN BAJO MOLA DAN MANTIGOLA, KABUPATEN WAKATOBI, PROVINSI SULAWESI TENGGARA) Nur Isiyana Wianti I 353090011 SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011
Lebih terperinciKERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran
KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Kemiskinan dan kesenjangan sosial pada kehidupan nelayan menjadi salah satu perhatian utama bagi kebijakan sektor perikanan. Menurut pemerintah bahwa kemiskinan dan
Lebih terperinciII. PENDEKATAN TEORITIS
II. PENDEKATAN TEORITIS 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Teori Kepemilikan Sumber Daya (Property rights) Kondisi tragedy of the common didorong oleh kondisi sumber daya perikanan yang bersifat milik bersama
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. pendapatan asli daerah Sulawesi Selatan. Potensi perikanan dan kelautan meliputi
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sulawesi Selatan sebagai salah satu daerah yang memiliki luas perairan laut cukup besar menjadikan hasil komoditi laut sebagai salah satu andalan dalam pendapatan asli
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Nelayan mandiri memiliki sejumlah karakteristik khas yang membedakannya dengan nelayan lain. Karakteristik tersebut dapat diketahui dari empat komponen kemandirian, yakni
Lebih terperinciPengaruh Strategi Pencarian Nafkah dan Sistem Penghidupan Masyarakat Desa dalam Rangka Adaptasi. Oleh: Nabiela Rizki Alifa I
Pengaruh Strategi Pencarian Nafkah dan Sistem Penghidupan Masyarakat Desa dalam Rangka Adaptasi Oleh: Nabiela Rizki Alifa I34110099 DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. pedesaan yang sesungguhnya berwajah perempuan dari kelas buruh. Bagian
BAB V KESIMPULAN Bagian kesimpulan ini menyampaikan empat hal. Pertama, mekanisme ekstraksi surplus yang terjadi dalam relasi sosial produksi pertanian padi dan posisi perempuan buruh tani di dalamnya.
Lebih terperinciPENGEMBANGAN MASYARAKAT (KPM 231)
PENGEMBANGAN MASYARAKAT (KPM 231) Koordinator Matakuliah Pengembangan Masyarakat Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor Website: http://skpm.fema.ipb.ac.id/
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. Pada kehidupan masyarakat pulau Ende pertukaran menjadi dasar dari
BAB V KESIMPULAN Pada kehidupan masyarakat pulau Ende pertukaran menjadi dasar dari perekonomiannya. Melalui pertukaran, relasi yang terbangun antar kerabat menjadi kuat. Akan tetapi, di samping itu relasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Secara geografis, Indonesia terdiri dari beribu pulau yang sebagian besar
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara geografis, Indonesia terdiri dari beribu pulau yang sebagian besar wiliyahnya merupakan perairan laut, selat dan teluk, sedangkan lainnya adalah daratan yang
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Kemiskinan masih menjadi masalah yang mengancam Bangsa Indonesia. Jumlah penduduk miskin di Indonesia pada bulan Maret 2007 sebesar 37,17 juta jiwa yang berarti sebanyak 16,58
Lebih terperinciRESPONS TERHADAP MODERNISASI
RESPONS TERHADAP MODERNISASI Karakteristik Adopter Karakteristik responden penelitian ini meliputi umur, pengalaman usaha, pendapatan, lama pendidikan, dan status sosial. Secara ringkas responden tersebut
Lebih terperinciBAB IV DISKUSI TEORITIK
BAB IV DISKUSI TEORITIK Teori yang digunakan dalam analisa ini bermaksud untuk memahami apakah yang menjadi alasan para buruh petani garam luar Kecamatan Pakalmelakukan migrasi ke Kecamatan Pakal, Kota
Lebih terperinciMISI PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA UNIVERSITAS AIRLANGGA
MISI PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA UNIVERSITAS AIRLANGGA 1. Menjadi institusi keilmuan yang unggul dalam pengkajian strategis, terutama di bidang kajian ilmu administrasi negara. 2. Menjadi institusi
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakang
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Salah satu isu yang muncul menjelang berakhirnya abad ke-20 adalah persoalan gender. Isu tentang gender ini telah menjadi bahasan yang memasuki setiap analisis sosial. Gender
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. tinggi tingkatan usaha pedagang barang bekas maka memiliki relasi kerja yang semakin
BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Relasi kerja antar pedagang barang bekas dibedakan berdasar pada tingkatan usahanya, yaitu pedagang keliling, pemilik lapak kecil, dan pemilik lapak besar. Semakin tinggi
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang
1. PENDAHULUAN Perubahan lingkungan berimplikasi terhadap berbagai dimensi kehidupan termasuk pemenuhan kebutuhan hidup. Hal ini tentu saja sangat dirasakan oleh perempuan Kamoro yang secara budaya diberi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adalah lautan. Luas daratan Indonesia adalah km² yang menempatkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan terbesar di dunia. Dimana dua sepertiga wilayahnya merupakan perairan. Terletak pada garis katulistiwa, Indonesia
Lebih terperinciKonsep Sustainable Livelihoods. Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya
Konsep Sustainable Livelihoods Eko Nugroho, S.Pt, M.Sc Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya E-mail: eko_nug@yahoo.com Livelihood Secara sederhana = cara mencari nafkah Dalam konteks ketahanan pangan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian
A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Manusia pada hakikatnya adalah sebagai mahluk individu sekaligus mahluk sosial. Manusia sebagai mahluk sosial dimana manusia itu sendiri memerlukan interaksi
Lebih terperinciPendahuluan: Pengantar Kepada Ekologi Manusia (Kuliah I)
Pendahuluan: Pengantar Kepada Ekologi Manusia (Kuliah I) Tim Pengajar MK Ekologi Manusia 2010 Tujuan Pengajaran Memperkenalkan ekologi manusia kepada mahasiswa sebagai salah satu pendekatan untuk memahami
Lebih terperinciPENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perubahan sosial dan budaya yang terjadi pada masyarakat adat di Indonesia berkaitan erat dengan hadirnya negara dan pasar dalam kehidupan mereka. Li (2002) menjelaskan
Lebih terperinci2015 KEHIDUPAN MASYARAKAT NELAYAN KECAMATAN GEBANG KABUPATEN CIREBON
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara maritim yang memiliki potensi alam di sektor perikanan yang melimpah yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakatnya. Salah satu sumber
Lebih terperinciBAB X KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
BAB X KESIMPULAN DAN IMPLIKASI 10.1. Kesimpulan Dalam cakupan masa kontemporer, menguatnya pengaruh kapitalisme terhadap komunitas petani di empat lokasi penelitian dimulai sejak terjadinya perubahan praktek
Lebih terperinciKesimpulan. Bab Sepuluh
Bab Sepuluh Kesimpulan Masyarakat pada umumnya terus berhadapan dengan perubahan dalam seluruh aspek kehidupan. Kita tidak akan mungkin mengabaikan proses perubahan yang sementara dan akan terus terjadi
Lebih terperinciOleh Maria Chatarina Adharti Sri Susriyamtini ; Suci Paresti ; Maria Listiyanti ; Sapto Aji Wirantho ; Budi Santosa
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN IDENTIFIKASI DAN ANALISIS KEBUTUHAN LAPANGAN PADA PENGEMBANGAN MODEL KURIKULUM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PESISIR BERBASIS EKONOMI PRODUKTIF Oleh Maria Chatarina Adharti Sri Susriyamtini
Lebih terperinciPENGUATAN MODAL SOSIAL UNTUK PENGEMBANGAN NAFKAH BERKELANJUTAN DAN BERKEADILAN * Slamet Widodo
PENGUATAN MODAL SOSIAL UNTUK PENGEMBANGAN NAFKAH BERKELANJUTAN DAN BERKEADILAN * Slamet Widodo Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura Abstrak Penelitian dilaksanakan di
Lebih terperinciPanduan Pengumpulan Data Kualitatif: Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat
Panduan Pengumpulan Data Kualitatif: Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Subparameter/Variabel Informasi lanjutan Sumber data/metode Kondisi Geografis - Jarak tempuh lokasi penelitian dari pusat pemerintahan:
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Sub sektor perikanan menjadi salah satu sub sektor andalan dalam
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sub sektor perikanan menjadi salah satu sub sektor andalan dalam perekonomian Indonesia karena beberapa alasan antara lain: (1) sumberdaya perikanan, sumberdaya perairan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ilmu sosial yang sangat penting. Masyarakat atau komunitas desa yang syarat
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kajian tentang masyarakat nelayan pedesaan merupakan salah satu kajian ilmu sosial yang sangat penting. Masyarakat atau komunitas desa yang syarat dengan kebudayaan
Lebih terperinciBAB VIII PENUTUP. Penelitian dengan tema kebijakan hutan rakyat dan dinamika sosial
BAB VIII PENUTUP Penelitian dengan tema kebijakan hutan rakyat dan dinamika sosial ekonomi masyarakat di Kabupaten Banyumas ini mengambil tiga fokus kajian yakni ekonomi politik kebijakan hutan rakyat,
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. dan perempuan terjadi melalui proses yang sangat panjang. Oleh karena itu
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Teori Relasi Kekuasaan Sejarah perbedaan gender (gender differences) antara manusia jenis laki- laki dan perempuan terjadi melalui proses yang sangat panjang. Oleh karena itu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagaimana yang tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014, pemerintah menetapkan bahwa dalam kerangka pencapaian pembangunan
Lebih terperinciPENDEKATAN TEORITIS. Tinjauan Pustaka
PENDEKATAN TEORITIS Tinjauan Pustaka Perubahan Iklim Perubahan iklim dapat dikatakan sebagai sebuah perubahan pada sebuah keadaan iklim yang diidentifikasi menggunakan uji statistik dari rata-rata perubahan
Lebih terperinciBAB III KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS
BAB III KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Pencemaran pesisir merupakan dampak negatif dari zat atau energi yang masuk baik secara langsung maupun tidak langsung pada lingkungan
Lebih terperinci8 KESIMPULAN DAN REFLEKSI
8 KESIMPULAN DAN REFLEKSI 8.1 Kesimpulan 8.1.1 Transformasi dan Pola Interaksi Elite Transformasi kekuasaan pada etnis Bugis Bone dan Makassar Gowa berlangsung dalam empat fase utama; tradisional, feudalism,
Lebih terperinciPEMBANGUNAN DAN PERUBAHAN SOSIAL
PEMBANGUNAN DAN PERUBAHAN SOSIAL Arti dan Tujuan Pembangunan Pembangunan merupakan suatu bentuk perubahan sosial yang terarah dan berencana melalui berbagai macam kebijakan yang bertujuan untuk meningkatkan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Behavior dalam Pandangan Nitze tentang Perspektif Tuan dan Buruh Sosiologi perilaku memusatkan perhatian pada hubungan antara pengaruh perilaku seorang aktor terhadap lingkungan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Pengertian Kemiskinan Nelayan Nelayan adalah suatu kelompok masyarakat yang kehidupannya
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORITIS
BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1. Pengertian Tanah dan Fungsinya Sejak adanya kehidupan di dunia ini, tanah merupakan salah satu sumberdaya yang penting bagi makhluk hidup. Tanah merupakan salah satu bagian
Lebih terperinci3. Berbagai Pergeseran Pekerjaan Pertanyaan Diskusi
SOSIOLOGI PERTANIAN: Pasca Revolusi Hijau di Pedesaan Jawa Timur Lambang Triyono Lab. Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya Email : dl@ub.ac.id Tujuan Pembelajaran
Lebih terperinciPERUBAHAN IKLIM DAN STRATEGI ADAPTASI NELAYAN
PERUBAHAN IKLIM DAN STRATEGI ADAPTASI NELAYAN OLEH : Arif Satria Fakultas Ekologi Manusia IPB Disampaikan padalokakarya MENGARUSUTAMAKAN ADAPTASI TERHADAP PERUBAHAN IKLIM DALAM AGENDA PEMBANGUNAN, 23 OKTOBER
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN Lokasi Penelitian
METODE PENELITIAN Penelitian ini akan memberikan gambaran secara menyeluruh dan mendalam terhadap fenomena strategi nafkah rumah tangga miskin dan pilihan strategi nafkah yang akan dijalankannya. Penelitian
Lebih terperinci1.4 Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat nelayan merupakan bagian dari kelompok masyarakat yang tinggal di daerah pesisir. Pada umumnya mereka adalah kelompok masyarakat tertinggal yang berada pada
Lebih terperinci* Terdapat dua teori besar dalam ilmu social yang. 1. Teori struktural fungsionalisme, dan 2. Teori struktural konflik
Terdapat dua teori besar dalam ilmu social yang melahirkan aliran feminisme, yakni: 1. Teori struktural fungsionalisme, dan 2. Teori struktural konflik * *Tokoh : Robert Merton & Talcott Parsons. *Teori
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1. Populasi dan Sampel Populasi penelitian adalah semua nelayan yang seluruh atau sebagian besar aktivitasnya melakukan usaha penangkapan ikan demersal di Kecamatan Wangi-Wangi
Lebih terperinciPenyuluhan Perikanan yang Adaptif, Evaluatif dan Solutif
Penyuluhan Perikanan yang Adaptif, Evaluatif dan Solutif Sebuah usulan pemikiran dengan contoh kasus Evaluasi Kelompok Usaha Bersama Perikanan Tangkap () Luky Adrianto Bagian Ilmu Pengelolaan Sumberdaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Banyak program pembangunan ekonomi yang berlangsung saat ini. difokuskan pada pengembangan industrialisasi. Salah satu di antara
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Banyak program pembangunan ekonomi yang berlangsung saat ini difokuskan pada pengembangan industrialisasi. Salah satu di antara pengembangan bidang industrialisasi
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Masih ditemukannya banyak penduduk miskin wilayah pesisir Kecamatan Brondong, Kabupaten Lamongan, menunjukkan adanya ketidakoptimalan kegiatan pemberdayaan ekonomi
Lebih terperinciVI. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELUANG KERJA SUAMI DAN ISTRI DI LUAR SEKTOR PERIKANAN
VI. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELUANG KERJA SUAMI DAN ISTRI DI LUAR SEKTOR PERIKANAN Rumahtangga adalah basis unit kegiatan produksi dan konsumsi dimana anggota rumahtangga merupakan sumberdaya manusia
Lebih terperinci8 KESIMPULAN DAN SARAN
8 KESIMPULAN DAN SARAN 8.1. Kesimpulan Dalam konteks kelembagaan pengelolaan hutan, sistem pengelolaan hutan bukan hanya merupakan representasi keberadaan lembaga regulasi negara, melainkan masyarakat
Lebih terperinciKonservasi Alam dalam Proses Menjadi
BAB 6 Konservasi Alam dalam Proses Menjadi Pelestarian alam atau konservasi keanekaragaman hayati telah membangun sejarahnya sendiri di kepulauan Togean, dengan apa para aktor akhirnya membentuk pengetahuan
Lebih terperinciTahapan Pemetaan Partisipatif Wilayah Kelola Rakyat
Upaya PERDU mendorong pengelolaan sumberdaya alam di Papua secara adil dan berkelanjutan adalah dengan cara meningkatkan kapasitas masyarakat asli Papua. Juga dengan mengupayakan pemanfaatan sumberdaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pantai tersebut, Indonesia memiliki wilayah pesisir yang sangat luas dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, dengan tidak kurang dari 17 ribu buah pulau dan 81 ribu km panjang pantai. Dengan panjang pantai tersebut,
Lebih terperinciEKONOMI POLITIK SUMBERDAYA ALAM DAN LINGKUNGAN (ESL 426 )
EKONOMI POLITIK SUMBERDAYA ALAM DAN LINGKUNGAN (ESL 426 ) Dosen: 1. Dr. Ir. Aceng Hidiayat MT (Koordinator) 2. Dessy Rachmawatie SPt, MSi 3. Prima Gandhi SP, MSi KULIAH 3 : Teori Ekonomi Politik Marxian
Lebih terperinciMatakuliah : O0042 Pengantar Sosiologi Tahun : Ganjil 2007/2008 PERUBAHAN SOSIAL DAN MODERNITAS PERTEMUAN 09
Matakuliah : O0042 Pengantar Sosiologi Tahun : Ganjil 2007/2008 PERUBAHAN SOSIAL DAN MODERNITAS PERTEMUAN 09 1. Pengertian Perubahan Sosial Setiap masyarakat manusia selama hidup pasti mengalami perubahan-perubahan.
Lebih terperinciMia Siscawati. *Program Studi Kajian Gender-Program Pascasarjana UI *Pusat Kajian Antropologi-FISIP UI
Mia Siscawati *Program Studi Kajian Gender-Program Pascasarjana UI *Pusat Kajian Antropologi-FISIP UI Kampung tersebut memiliki tingkat kemiskinan cukup tinggi, tingkat pendidikan rendah, dan tingkat
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Mengkaji perilaku nelayan artisanal di Indonesia, khususnya di pantai Utara Jawa Barat penting dilakukan. Hal ini berguna untuk mengumpulkan data dasar tentang perilaku nelayan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Modal sosial atau social capital merupakan satu terminologi baru yang
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Modal sosial Modal sosial atau social capital merupakan satu terminologi baru yang dikembangkan oleh ahli-ahli sosial untuk memperkaya pemahaman kita tentang masyarakat dan komunitas.
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di kawasan Kecamatan Labuan, Kabupaten
IV. METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kawasan Kecamatan Labuan, Kabupaten Pandeglang, Banten. Pemilihan lokasi tersebut dilakukan secara sengaja (purposive),
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berbagai suku daerah, etnis, budaya, bahkan berbeda kepercayaan dan agama, sehingga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan masyarakat di perkotaan dilihat dari struktur masyarakatnya yang heterogen, yaitu dari segi mata pencaharian utama yang beragam, mayoritas masyarakatnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masih memandang mereka sebagai subordinat laki-laki. Salah satu bentuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konstruksi budaya patriarki yang masih mengakar kuat di Indonesia hingga saat ini, mengakibatkan posisi perempuan semakin terpuruk, terutama pada kelompok miskin. Perempuan
Lebih terperinciBAB V STRUKTUR PENGUASAAN TANAH LOKAL
38 BAB V STRUKTUR PENGUASAAN TANAH LOKAL 5.1 Pola Pemilikan Lahan Lahan merupakan faktor utama bagi masyarakat pedesaan terutama yang menggantungkan hidupnya dari bidang pertanian. Pada masyarakat pedesaan
Lebih terperinciBAB VII ANALISIS HUBUNGAN KARAKTERISTIK MASYARAKAT NELAYAN DENGAN STRATEGI SOSIAL DAN STRATEGI EKONOMI NELAYAN
BAB VII ANALISIS HUBUNGAN KARAKTERISTIK MASYARAKAT NELAYAN DENGAN STRATEGI SOSIAL DAN STRATEGI EKONOMI NELAYAN 7.1. Hubungan Karakteristik Nelayan dengan Strategi Sosial 7.1.1. Hubungan Usia dengan Strategi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut para ahli, kemiskinan masih menjadi permasalahan penting yang harus segera dituntaskan, karena kemiskinan merupakan persoalan multidimensional yang tidak saja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Meskipun Indonesia merupakan negara yang memiliki potensi pertanian yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Meskipun Indonesia merupakan negara yang memiliki potensi pertanian yang sangat tinggi, namun belum banyak upaya yang dilakukan untuk mengidentifikasi keberhasilan agribisnis
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia mempunyai perairan laut yang lebih luas dari pada daratan, oleh karena itu Indonesia di kenal sebagai negara maritim. Perairan laut Indonesia kaya akan berbagai
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. kebangkitan gerakan perempuan yang mewujud dalam bentuk jaringan. Meski
BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Kehadiran gerakan perempuan yang ada di Yogyakarta telah dimulai sejak rejim orde baru berkuasa. Dalam tesis ini didapatkan temuan bahwa perjalanan gerakan perempuan bukanlah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memahami dan mampu mengelola sumber daya alam secara bertanggung jawab
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan pemberdayaan perempuan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional, karena sebagai sumber daya manusia, kemampuan perempuan yang berkualitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sebagian hutan tropis terbesar di dunia terdapat di Indonesia. Berdasarkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagian hutan tropis terbesar di dunia terdapat di Indonesia. Berdasarkan luas, hutan tropis Indonesia menempati urutan ke tiga setelah Brasil dan Republik Demokrasi
Lebih terperinciGambar 2 Peta kawasan Kasepuhan Citorek di kawasan TNGHS.
6 BAB II METODE PENELITIAN 2.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret-April 2012. Pengumpulan data sosial masyarakat dilaksanakan di Kasepuhan Citorek Kecamatan Cibeber Kabupaten
Lebih terperinciBAB VIII KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
BAB VIII KESIMPULAN DAN IMPLIKASI 8.1. Kesimpulan Berdasarkan pada aspek kajian tentang peta sosial dan sumber-sumber kehidupan (livelihood resources) maka dapat disimpulkan bahwa komunitas petani pesisir
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Desa Bogak merupakan wilayah pesisir yang terletak di Kecamatan Tanjung Tiram
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Desa Bogak merupakan wilayah pesisir yang terletak di Kecamatan Tanjung Tiram Kabupaten Batu Bara Provinsi Sumatera Utara. Sebagai desa yang berada di wilayah pesisir,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam kehidupan manusia, mulai hal yang terkecil dalam
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan Pembangunan Nasional adalah masyarakat yang adil dan makmur. Untuk mencapai tujuan tersebut harus dikembangkan dan dikelola sumberdaya yang tersedia. Indonesia
Lebih terperinciDr. Ir. Teguh Kismantoroadji, M.Si. Ir. Daru Retnowati, M.Si.
Dr. Ir. Teguh Kismantoroadji, M.Si. Ir. Daru Retnowati, M.Si. Pertemuan ke-4 1. Selo Soemardjan & Soleman Soemardi (1974) Sebab-sebab perubahan sosial mungkin sumbernya ada yang terletak di dalam masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan adalah sumberdaya perikanan, khususnya perikanan laut.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan Pembangunan Nasional adalah masyarakat yang adil dan makmur. Untuk mencapai tujuan tersebut harus dikembangkan dan dikelola sumberdaya yang tersedia.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Secara keseluruhan daerah Lampung memiliki luas daratan ,80 km², kota
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Secara keseluruhan daerah Lampung memiliki luas daratan 34.623,80 km², kota Bandar Lampung merupakan Kabupaten/Kota di Provinsi Lampung yang memiliki
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. mengubah berbagai faktor produksi menjadi barang dan jasa. Berdasarkan
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Produksi Menurut Rahardja (2006) dalam aktivitas produksinya, produsen mengubah berbagai faktor produksi menjadi barang dan jasa. Berdasarkan hubungannya dengan tingkat produksi,
Lebih terperinciPENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA
PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA I. UMUM 1. Pengembangan basis ekonomi di pedesaan sudah sejak lama
Lebih terperinciBAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) A. Visi dan Misi 1. Visi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Sleman 2010-2015 menetapkan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Perubahan zaman dan perkembangan teknologi telah membawa dampak yang begitu besar
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perubahan zaman dan perkembangan teknologi telah membawa dampak yang begitu besar terhadap kehidupan masyarakat Indonesia. Khususnya bagi kehidupan remaja yang
Lebih terperinciBAB VII PENUTUP. sebelumnya, dapat ditarik beberapa kesimpulan mengenai penelitian dengan judul
BAB VII PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan pemaparan data dan analisis yang telah dibahas pada bab bab sebelumnya, dapat ditarik beberapa kesimpulan mengenai penelitian dengan judul ekonomi politik pembangunan
Lebih terperinciKESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN
KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN Kesimpulan Akhir tahun 70-an dan awal 80-an, Pemerintahan Orde Baru menggalakkan program transmigrasi dari Pulau Jawa ke luar Pulau Jawa, seperti Sulawesi, Kalimantan,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) adalah lembaga usaha desa yang dikelola
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) adalah lembaga usaha desa yang dikelola oleh masyarakat dan pemerintahan desa dalam upaya memperkuat perekonomian desa dan dibentuk
Lebih terperinci5.1. Analisis mengenai Komponen-komponen Utama dalam Pembangunan Wilayah Pesisir
BAB V ANALISIS Bab ini berisi analisis terhadap bahasan-bahasan pada bab-bab sebelumnya, yaitu analisis mengenai komponen-komponen utama dalam pembangunan wilayah pesisir, analisis mengenai pemetaan entitas-entitas
Lebih terperinciBrief Note. Edisi 21, Membangun Ekonomi Kerakyatan
Brief Note Edisi 21, 2016 Membangun Ekonomi Kerakyatan Membangun Ekonomi Kerakyatan Riza Primahendra Pengantar Pelemahan ekonomi global yang terjadi dua tahun terakhir telah membut beberapa pihak menyampaikan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kemiskinan Nelayan Masyarakat yang berada di kawasan pesisir menghadapi berbagai permasalahan yang menyebabkan kemiskinan. Pada umumnya mereka menggantungkan hidupnya dari pemanfaatan
Lebih terperinciKondisi Ekonomi Pembangunan di Indonesia. Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM
Kondisi Ekonomi Pembangunan di Indonesia Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM Permasalahan Pembangunan Ekonomi - Pendekatan perekonomian : Pendekatan Makro - Masalah dalam perekonomian : rendahnya pertumbuhan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. lingkungan sekitarnya. Perubahan tersebut bisa terlihat didalam perilaku atau
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Perubahan Sosial di Pedesaan Setiap individu atau masyarakat tentunya mengalami suatu perubahan. Lambat atau cepat perubahan itu terjadi tergantung kepada banyaknya faktor di
Lebih terperinciPelaku dan Praktek Pengembangan Masyarakat (Community Development)
4 Pelaku dan Praktek Pengembangan Masyarakat (Community Development) Negara adalah suatu entitas yang terdiri dari komponen Pemerintah, kalangan swasta, dan masyarakat, yang masing-masing punya peran,
Lebih terperinciASSET-ASSET SOSIAL PADA KOMUNITAS NELAYAN
1 ASSET-ASSET SOSIAL PADA KOMUNITAS NELAYAN (Studi Kasus Proses Mobilisasi Asset Sosial Pada Komunitas Nelayan di Kelurahan Cilacap, Kecamatan Cilacap Selatan, Cilacap, Jawa Tengah) Oleh : WAHYU DWI MARGIATI
Lebih terperinciREVIEW Pengelolaan Kolaborasi Sumberdaya Alam. Apa, Mengapa, dan Bagaimana Pengelolaan Kolaboratif SumberdayaAlam: Pengantar Diskusi
REVIEW Pengelolaan Kolaborasi Sumberdaya Alam Apa, Mengapa, dan Bagaimana Pengelolaan Kolaboratif SumberdayaAlam: Pengantar Diskusi Pembelajaran Akselerasi Bertindak Melihat Mendengar Merasa Siklus Belajar
Lebih terperinci