IV. METODE PENELITIAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "IV. METODE PENELITIAN"

Transkripsi

1 IV. METODE PENELITIAN 4.1. Populasi dan Sampel Populasi penelitian adalah semua nelayan yang seluruh atau sebagian besar aktivitasnya melakukan usaha penangkapan ikan demersal di Kecamatan Wangi-Wangi Selatan. Terdapat 5 (lima) desa yang penduduknya menjadikan usaha penangkapan ikan sebagai pekerjaan utama, yakni: Desa Mola Selatan, Desa Mola Samaturu, Desa Mola Bahari, Desa Mola Nelayan Bhakti, dan Desa Mola Utara. Jumlah populasi dan sampel yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 1 berikut: Tabel 1 Populasi dan sampel penelitian pada lima desa di Kecamatan Wangi- Wangi Selatan No Nama Desa Populasi (orang) Sampel (orang) 1 Desa Mola Selatan Desa Mola Samaturu Desa Mola Bahari Desa Mola Nelayan Bhakti Desa Mola Utara Jumlah Sumber: Registrasi Desa, Tahun 2007 Sampel penelitian adalah sebagian dari nelayan yang berada di lima desa tersebut. Hasil pengambilan sampel berdasarkan rumus Slovin diperoleh 76 orang nelayan yang menjadi responden dalam penelitian ini. Pengambilan sampel dilakukan secara acak sederhana (simple random sampling) setelah menentukan proporsi jumlah sampel pada masing-masing desa. Secara rinci, sebanyak 13 orang dari keseluruhan sampel penelitian terdapat di Desa Mola Selatan, 14 orang di Desa Mola Samaturu, 16 orang di Desa Mola Bahari, 17 orang di Desa Mola Nelayan Bhakti, dan 16 orang di Desa Mola Utara Rancangan Penelitian Penelitian ini dirancang sebagai penelitian korelasional dengan mempelajari pengaruh dari umur, pendidikan formal, pengalaman, jumlah anggota keluarga dan sifat perintis sebagai peubah X pada kemandirian nelayan sebagai peubah Y dalam usaha penangkapan ikan demersal. 51

2 4.3. Data dan Instrumentasi Data Data yang dihimpun terdiri dari data primer dan data sekunder, menyangkut umur, pendidikan formal, pengalaman berusaha, jumlah anggota keluarga, sifat perintis dan kemandirian nelayan dalam usaha penangkapan ikan demersal. Data tersebut adalah: a. Umur, pendidikan formal, pengalaman berusaha, jumlah anggota keluarga, dan sifat perintis yang diduga berpengaruh pada kemandirian nelayan ikan demersal. 1) Umur yaitu satuan usia yang dihitung berdasarkan jumlah tahun sejak lahir hingga penelitian ini dilakukan. Berdasarkan hal tersebut, tingkat umur dibagi dalam tiga kategori yaitu kelompok umur: (1) muda = tahun, (2) sedang = tahun, dan (3) tua = tahun. 2) Pendidikan formal adalah lamanya nelayan mengikuti proses belajar melalui bangku sekolah yang dihitung dari jenjang sekolah dasar hingga perguruan tinggi, dikategorikan menjadi: (1) rendah = 0-4 tahun, (2) sedang = 5-8 tahun, dan (3) tinggi = 9-2 tahun. 3) Pengalaman berusaha ikan demersal adalah lamanya nelayan menjalankan usaha penangkapan ikan demersal yang dinyatakan dalam tahun. Berdasarkan hal ini, pengalaman nelayan dibagi dalam tiga kategori yakni: (1) kurang = 1-17 tahun, (2) cukup = tahun, dan (3) berpengalaman = tahun. 4) Jumlah anggota keluarga adalah banyaknya angota keluarga yang ditanggung sebagian atau seluruh kehidupannya oleh nelayan. Jumlah anggota keluarga dibagi menjadi tiga kategori yakni: (1) sedikit = 0-2 orang, (2) cukup = 3-5 orang, dan (3) banyak = 6-8 orang 5) Sifat perintis nelayan adalah sifat yang melekat pada nelayan untuk merintis hal baru yang berkaitan dengan usahanya untuk melakukan penangkapan ikan demersal dalam setiap bulannya. Sifat perintis ini dihitung berdasarkan intensitas nelayan dalam mencari hal baru, dikategorikan menjadi: (1) tidak merintis = 0 kali, (2) kurang = 1 2 kali, dan (3) banyak = 3 4 kali. b. Kompetensi nelayan adalah perilaku terukur yang dimiliki oleh nelayan untuk menjalankan usaha penangkapan ikan demersal secara efektif mencakup pengetahuan dan kecakapan pribadi untuk mencapai kinerja pada bidang 52

3 tugasnya dengan penuh tanggungjawab. Kompetensi yang diukur dalam penelitian ini lebih difokuskan pada kesadaran kognitif dalam menjalankan usaha penangkapan ikan demersal pada bidang kompetensi berikut: 1) Aspek perencanaan, ditunjukkan dengan kemampuan nelayan dalam: (a) memilih dan menetapkan jenis ikan demersal yang bernilai ekonomi tinggi untuk ditangkap seperti kerapu, sunu, baronang, (b) memilih untuk tidak menjual hasil produksinya kepada tengkulak, (c) memilih pasar yang memiliki kemudahan akses transportasi, (d) melakukan kalkulasi keuangan dan menabung sebagian pendapatannya. 2) Aspek permodalan, ditunjukkan dengan kemampuan nelayan dalam: (a) memahami peruntukkan modal usaha secara tepat, (b) menentukan sumber modal yang baik, (c) memahami cara memperoleh modal usaha, (d) mengetahui proses memperoleh pinjaman modal dari bank 3) Penentuan daerah penangkapan, ditunjukkan dengan kemampuan nelayan dalam: (a) mengidentifikasi habitat ikan demersal pada ekosistem karang, (b) mengidentifikasi habitat ikan demersal pada ekosistem lamun, (c) penggunaan triangulasi visual pada ekosistem laut dalam, dan (d) mengidentifikasi alur pergerakan ikan melalui pasang surut air laut 4) Penentuan waktu menangkap, ditunjukkan dengan kemampuan nelayan dalam: (a) menentukan waktu penangkapan berdasarkan musim (bulan), (b) menentukan waktu penangkapan berdasarkan temperatur air laut, (c) menentukan waktu penangkapan pada siang hari, dan (d) menentukan waktu penangkapan pada malam hari. 5) Aspek teknologi penangkapan, ditunjukkan dengan kemampuan nelayan dalam: (a) memilih alat tangkap yang sesuai untuk ekosistem karang, (b) memilih alat tangkap yang sesuai untuk ekosistem lamun, (c) memilih alat tangkap yang sesuai untuk ekosistem laut dalam, (d) memilih alat tangkap yang efektif dan efisien untuk menangkap ikan dalam jumlah besar. 6) Aspek pengambilan keputusan dalam memecahkan masalah, ditunjukkan dengan: (a) kemampuan mengidentifikasi masalah dan mengetahui faktor penghambat dan pendukung pemecahannya, (b) kemampuan mengumpulkan informasi untuk mendukung keputusannya, (c) sikap percaya diri, yakin dan optimis terhadap keputusan yang diambilnya, (d) sikap konsisten dalam menjalankan keputusannya 53

4 7) Pengendalian usaha, ditunjukkan dengan kemampuan nelayan dalam: (a) menyesuaikan intensitas kegiatan penangkapan dengan hambatanhambatan alam seperti ombak keras, (b) menggunakan jenis alat tangkap yang sesuai untuk cuaca yang tidak bersahabat, (c) mengendalikan harga jual, (d) menyisihkan hasil penjualan untuk modal usaha berikutnya 8) Aspek pemasaran, ditunjukkan dengan kemampuan nelayan dalam: (a) menjual langsung hasil produksi ke konsumen, (b) menentukan bentuk produk yang menguntungkan (hidup, segar atau olahan), (c) menentukan harga jual berdasarkan kualitas produk, (d) menentukan waktu yang tepat untuk menjual hasil produksi. Komponen kompetensi yang harus dimiliki oleh nelayan sebagaimana disebutkan di atas, diklasifikasi menjadi: (1) kurang kompeten, skor = 0 10, (2) cukup kompeten, skor = 11 21, dan (3) kompeten, skor = c. Kemandirian nelayan adalah sikap individu nelayan yang mengutamakan kemampuannya sendiri untuk mengatasi berbagai masalah yang berkaitan dengan usaha penangkapan ikan demersal tanpa harus tergantung pada pihak lain. Kemandirian ini diukur dari banyaknya bantuan yang dibutuhkan oleh nelayan dengan kategori: Kurang (skor ), sedang (skor ), tinggi (skor ). Kemandirian dalam penelitian ini dielaborasi dari 4 (empat) unsur yakni: kemandirian intelektual, kemandirian emosional, kemandirian ekonomi dan kemandirian sosial. Data dari keempat unsur tersebut adalah sebagai berikut: 1) Merencanakan usaha penangkapan, merupakan unsur kemandirian intelektual yang diukur dari kemampuan nelayan dalam menggunakan akal dan daya pikirnya untuk melakukan perencanaan usaha penangkapan ikan demersal. Perencanaan ini diukur dari banyaknya bantuan yang dibutuhkan oleh nelayan untuk merencanakan usaha, dikategorikan menjadi: (1) kurang mandiri (perlu cukup bantuan, (2) cukup mandiri (perlu sedikit bantuan), (3) mandiri (tidak perlu bantuan). 2) Menentukan daerah penangkapan, merupakan unsur kemandirian intelektual yang diukur dari kemampuan nelayan dalam memilih dan menentukan daerah penangkapan yang dianggapnya dapat memberikan hasil produksi yang optimal. Kemampuan ini diukur dari banyaknya bantuan yang dibutuhkan oleh nelayan, dikategorikan menjadi: (1) kurang mandiri (perlu cukup bantuan, (2) cukup mandiri (perlu sedikit bantuan), (3) mandiri (tidak perlu bantuan). 54

5 3) Menentukan cara berproduksi, merupakan unsur kemandirian intelektual yang menunjuk pada kemampuan nelayan untuk menentukan cara berproduksi atau cara menangkap ikan demersal yang dianggapnya sangat menguntungkan. Kemampuan ini diukur dari banyaknya bantuan yang dibutuhkan oleh nelayan, dikategorikan menjadi: (1) kurang mandiri (perlu cukup bantuan, (2) cukup mandiri (perlu sedikit bantuan), (3) mandiri (tidak perlu bantuan). 4) Mengambil keputusan dalam memecahkan masalah merupakan unsur kemandirian intelektual yang menunjuk pada kemampuan nelayan untuk mengidentifikasi dan menyeleksi seperangkat tindakan untuk memecahkan masalah yang dihadapinya dalam usaha penangkapan ikan demersal. Kemampuan ini diukur dari banyaknya bantuan yang dibutuhkan oleh nelayan, dikategorikan menjadi: (1) kurang mandiri (perlu cukup bantuan, (2) cukup mandiri (perlu sedikit bantuan), (3) mandiri (tidak perlu bantuan). 5) Mengambil keputusan pemasaran merupakan unsur kemandirian intelektual yang menunjuk pada kemampuan nelayan untuk memilih dan menentukan alternatif pemasaran yang menguntungkan bagi hasil produksinya. Kemampuan ini diukur dari banyaknya bantuan yang dibutuhkan oleh nelayan, dikategorikan menjadi: (1) kurang mandiri (perlu cukup bantuan, (2) cukup mandiri (perlu sedikit bantuan), (3) mandiri (tidak perlu bantuan). 6) Melepas ketergantungan dari otoritas keluarga, merupakan unsur kemandirian emosional yang menunjuk kepada kemampuan nelayan untuk melepaskan ketergantungan dari otoritas keluarga dalam segala aspek yang berkaitan dengan usaha penangkapan ikan demersal, diukur dari banyaknya bantuan yang dibutuhkan, dikategorikan menjadi: (1) kurang mandiri (perlu cukup bantuan, (2) cukup mandiri (perlu sedikit bantuan), (3) mandiri (tidak perlu bantuan). 7) Melepas ketergantungan dari ikatan patron-klien, merupakan unsur kemandirian emosional yang menunjuk kepada kemampuan nelayan untuk melepaskan ketergantungan pada ikatan pola hubungan patron-klien dalam menjalankan usaha penangkapan ikan demersal, diukur dari banyaknya bantuan yang dibutuhkan yan dikategarikan menjadi: (1) kurang mandiri (perlu cukup bantuan, (2) cukup mandiri (perlu sedikit bantuan), (3) mandiri (tidak perlu bantuan). 55

6 8) Menyikapi ritual kepercayaan lokal, merupakan unsur kemandirian emosional yang menunjuk kepada kemampuan nelayan untuk menyikapi berbagai ritual kepercayaan lokal. Kemampuan ini diukur dari banyaknya bantuan yang dibutuhkan oleh nelayan untuk menyikapi ritual tersebut, dikategorikan menjadi: (1) kurang mandiri (perlu cukup bantuan, (2) cukup mandiri (perlu sedikit bantuan), (3) mandiri (tidak perlu bantuan). 9) Mengatasi sikap fatalistik, merupakan unsur kemandirian emosional yang menunjuk kepada kemampuan nelayan untuk mengatasi sikap fatalistik dalam menjalankan usaha penangkapan ikan demersal, Kemampuan ini diukur dari banyaknya bantuan yang dibutuhkan oleh nelayan untuk menyikapi sikap fatalistik tersebut, dikategorikan menjadi: (1) kurang mandiri (perlu cukup bantuan, (2) cukup mandiri (perlu sedikit bantuan), (3) mandiri (tidak perlu bantuan). 10) Mengembangkan kerjasama pemanfaatan laut merupakan unsur kemandirian emosional yang menunjuk kepada kemampuan nelayan untuk menyikapi berbagai kemungkinan konflik dan mengembangkannya dalam bentuk kerjasama, diukur dari banyaknya bantuan yang dibutuhkan dengan kategori: (1) kurang mandiri (perlu cukup bantuan, (2) cukup mandiri (perlu sedikit bantuan), (3) mandiri (tidak perlu bantuan). 11) Nilai aset merupakan unsur kemandirian ekonomi berupa nilai kekayaan yang dimiliki dan digunakan oleh nelayan untuk menjalankan usaha penangkapan ikan demersal. Aset yang dihitung adalah fixed asset berupa nilai dari sarana tangkap maupun sarana budidaya, rumah beserta perabotnya, tanah, dan lain-lain, dikategorikan menjadi: (1) rendah = Rp Rp , (2) sedang = Rp Rp dan (3) tinggi = Rp Rp ) Biaya operasional merupakan unsur kemandirian ekonomi yang menunjuk jumlah biaya yang dibutuhkan oleh nelayan untuk melakukan penangkapan ikan demersal, baik yang sifatnya langsung digunakan setiap kali melakukan penangkapan maupun tidak langsung yang disiapkan untuk mengatasi kerusakan sarana tangkap. Kebutuhan biaya operasional ini dihitung dalam satuan Rupiah/bulan, dikategorikan menjadi: (1) sedikit = Rp Rp , (2)cukup=Rp Rp , dan (3) banyak = Rp Rp

7 13) Diversifikasi usaha merupakan unsur kemandirian eknomi yang dilakukan oleh nelayan dengan jalan mengkombinasikan pekerjaannya untuk menghadapi resiko ketidakpastian dalam usaha penangkapan ikan demersal. Kemampuan nelayan dalam menjalankan diversifikasi usaha diukur dari ada tidaknya jenis usaha lain yang dilakukan, dikategorikan menjadi: (1) tidak ada = 0 jenis, (2) sedikit = 1 jenis, dan (3) banyak = 2-3 jenis. 14) Pendapatan merupakan unsur kemandirian ekonomi yang menunjuk pada besarnya penghasilan atau nilai rupiah yang diperoleh nelayan dalam menjalankan usaha penangkapan ikan demersal setiap bulannya. Pendapatan nelayan dibagi dalam kategori: (1) rendah = Rp Rp , (2) sedang = Rp Rp , dan (3) tinggi = Rp Rp ) Jumlah tabungan merupakan unsur kemandirian ekonomi yang menunjuk pada banyaknya nilai simpanan nelayan yang berbentuk uang tunai, simpanan bank, atau dibelikan barang berharga seperti emas, dikategorikan menjadi: (1) sedikit = Rp Rp , (2) sedang = Rp Rp , dan (3) banyak = Rp Rp ) Menjaga independensi, merupakan unsur kemandirian sosial yang menunjuk pada kemampuan nelayan untuk tetap independen dan tidak konformis secara kaku pada tatanan kelembagaan sosial dalam kelompok maupun lingkungannya. Kemampuan ini diukur dari banyaknya bantuan yang dibutuhkan untuk menjaga independensi sosial yang dibagi dalam kategori: (1) kurang mandiri (perlu cukup bantuan, (2) cukup mandiri (perlu sedikit bantuan), (3) mandiri (tidak perlu bantuan). 17) Membina hubungan dengan sesama kelompok nelayan, merupakan unsur kemandirian sosial yang menunjuk pada kemampuan responden untuk melakukan hubungan sosial dengan sesama nelayan, diukur dari banyaknya bantuan yang dibutuhkan untuk membina hubungan tersebut, dikategorikan menjadi: (1) kurang mandiri (perlu cukup bantuan, (2) cukup mandiri (perlu sedikit bantuan), (3) mandiri (tidak perlu bantuan). 18) Membina hubungan dengan kelompok di luar nelayan, merupakan unsur kemandirian sosial yang menunjuk pada kemampuan responden untuk melakukan hubungan dengan kelompok di luar nelayan, diukur dari 57

8 banyaknya bantuan yang dibutuhkan untuk membina hubungan tersebut, dikategorikan menjadi: (1) kurang mandiri (perlu cukup bantuan, (2) cukup mandiri (perlu sedikit bantuan), (3) mandiri (tidak perlu bantuan). 19) Membina hubungan dengan kelompok pemimpin, merupakan unsur kemandirian sosial yang menunjuk pada kemampuan responden untuk melakukan hubungan dengan kelompok pemimpin, baik pemimpin formal maupun dengan pemimpin nonformal. Kemampuan ini diukur dari banyaknya bantuan yang dibutuhkan untuk membina hubungan tersebut, dikategorikan menjadi: (1) kurang mandiri (perlu cukup bantuan, (2) cukup mandiri (perlu sedikit bantuan), (3) mandiri (tidak perlu bantuan). 20) Mengembangkan strategi adaptasi, merupakan unsur kemandirian sosial yang menunjuk pada kemampuan nelayan untuk melakukan adaptasi pada lingkungan sosialnya dalam mengantisipasi setiap keadaan yang tidak menguntungkan. Strategi ini antara lain dilakukan dengan memobilisasi istri dan anak untuk ikut mencari nafkah, mengembangkan jaringan sosial melalui pola hubungan tolong menolong atau pinjam-meminjam dengan kerabat, tetangga, dan teman. Kemampuan ini diukur dari banyaknya bantuan yang dibutuhkan untuk mengembangkan strategi adaptasi tersebut, dikategorikan menjadi: (1) kurang mandiri (perlu cukup bantuan, (2) cukup mandiri (perlu sedikit bantuan), (3) mandiri (tidak perlu bantuan) Instrumentasi Instrumen yang digunakan berupa kuesioner yang berisi seperangkat pertanyaan yang dijabarkan dari variabel-variabel penelitian. Agar data yang diperoleh dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah, instrumen penelitian diuji terlebih dahulu baik validitas maupun reliabilitasnya Validitas instrumen Validitas atau disebut pula kesahihan, menunjukkan berapa dekat alat ukur menyatakan apa yang seharusnya diukur (Sastroasmoro dan Ismael, 2003; 60). Menurut Singarimbun dan Effendi (1995: 122), validitas menunjukkan sejauhmana suatu alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur. Validitas yang diuji dalam penelitian ini adalah validitas konstruk (construct validity), yaitu dengan mendasarkan pada konsep dan definisi operasional. Untuk memenuhi syarat kesahihan (validitas) instrumen penelitian ini, maka upaya yang dilakukan adalah: 58

9 1) konsultasi dengan dosen pembimbing dalam penyusunan instrumen, 2) konsultasi dengan beberapa ahli yang menguasai aspek sosial ekonomi perikanan tangkap, 3) melakukan uji coba instrumen sebelum digunakan dalam pengumpulan data Reliabilitas Instrumen Suatu pengukuran dikatakan reliable, andal, memiliki ketepatan atau presisi, apabila memberikan nilai yang sama ataupun hampir sama jika pemeriksaan dilakukan berulang-ulang (Sastroasmoro dan Ismael, 2003; 55). Reliabilitas instrumen ini diperlukan untuk mendapatkan data yang sesuai dengan tujuan pengukuran. Sebelum pengumpulan data dan pelaksanaan penelitian, maka terlebih dahulu dilakukan uji reliabilitas instrumen pada 20 (dua puluh) orang nelayan ikan demersal yang berada di wilayah administrasi Desa Mola Utara. Koefisien reliabilitas dihitung dengan menggunakan rumus Cronbach-alpha: Keterangan: k α = 1 - k - 1 Vi Vt α = koefisien reliabilitas alat ukur k = banyaknya butir pertanyaan Vi = varians butir pertanyaan Vt = varians total Penghitungan nilai koefisien reliabilitas instrumen dilakukan dengan memanfaatkan perangkat lunak program komputer SPSS (Statistical Package for the Social Sciences). Jika nilai koefisien reliabilitas berada pada nilai 0,6 1, maka instrumen penelitian ini dikatakan reliable atau signifikan (Marzuki dan Burhan, 2000: 309) Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan pada bulan Juli 2008 sampai dengan bulan September Data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder. Data primer dikumpulkan dengan cara wawancara dan pengisian kuisioner yang telah disiapkan. Wawancara dengan nelayan yang menjadi responden dalam penelitian ini dilakukan pada lima desa terpilih yakni Desa Mola Selatan, Desa Mola Samaturu, Desa Mola Bahari, Desa Mola Nelayan Bhakti dan Desa Mola Utara. Sedangkan data sekunder diperoleh dari kantor pemerintah seperti kantor desa dan instansi terkait. 59

10 4.5. Analisis Data Analisis data dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. 1. Analisis statistik deskiriptif dalam bentuk tabel distribusi frekuensi digunakan untuk mendeskripsikan setiap peubah. 2. Analisis regresi linear berganda digunakan untuk menentukan pengaruh umur, pendidikan formal, pengalaman, jumlah anggota keluarga, sifat perintis dan kompetensi pada kemandirian nelayan ikan demersal. Rumus dari persamaan regresi adalah sebagai berikut: Y = α + β 1 X 1 + β 2 X 2 + e Keterangan: Y = Variabel dependen α = intersep β 1... β 2 = Koefisien regresi X 1... X 2 = Variabel independen e = error Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan perangkat komputer program SPSS versi 11,5. 60

MODEL KEMANDIRIAN NELAYAN DI KECAMATAN PADANG CERMIN KABUPATEN PESAWARAN PROVINSI LAMPUNG

MODEL KEMANDIRIAN NELAYAN DI KECAMATAN PADANG CERMIN KABUPATEN PESAWARAN PROVINSI LAMPUNG MODEL KEMANDIRIAN NELAYAN DI KECAMATAN PADANG CERMIN KABUPATEN PESAWARAN PROVINSI LAMPUNG Anggalia Wibasuri 1) dan Besti Lilyana 2) 1) Fakultas Ilmu Ekonomi dan Bisnis, Jurusan Manajemen, IBI Darmajaya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Nelayan mandiri memiliki sejumlah karakteristik khas yang membedakannya dengan nelayan lain. Karakteristik tersebut dapat diketahui dari empat komponen kemandirian, yakni

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Populasi. dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian.

METODE PENELITIAN. Populasi. dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian. METODE PENELITIAN Populasi Populasi merupakan obyek atau subyek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian. Populasi penyuluh yang ada di Kota

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Populasi dan Sampel. Desain Penelitian

METODE PENELITIAN. Populasi dan Sampel. Desain Penelitian 36 METODE PENELITIAN Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah populasi yang homogen yaitu pembudidaya ikan patin yang berada di Desa Tangkit Baru, Kec. Kumpe Ulu Kabupaten Muaro Jambi,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel 41 METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini didesain dalam bentuk metode survei yang bersifat explanatory research, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan peubah-peubah yang diamati,

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 30 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Menurut Sugiyono (2012:2), metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditentukan, dibuktikan, dan dikembangkan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel Penelitian Populasi

METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel Penelitian Populasi METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Penelitian berbentuk survei deskriptif korelasional, yang bertujuan untuk mendeskripsikan hubungan antar gejala (peubah) serta menganalisis hubungan antara peubah

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian

METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian 41 METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian survei. Terdapat dua peubah yaitu peubah bebas (X) dan peubah tidak bebas (Y). Peubah bebas (independen) yaitu

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Lokasi, populasi dan Sampel Penelitian. Selatan, Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten. KPH Bandung Selatan

METODE PENELITIAN. Lokasi, populasi dan Sampel Penelitian. Selatan, Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten. KPH Bandung Selatan METODE PENELITIAN Lokasi, populasi dan Sampel Penelitian Lokasi penelitian adalah Desa Pulosari dan Desa Warnasari Kecamatan Pangalengan yang termasuk dalam wilayah kerja BKPH Pangalengan, KPH Bandung

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian 33 METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini dirancang sebagai penelitian survey yang bersifat explanatory research yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengevaluasi dengan menjelaskan hubungan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 34 III. METODE PENELITIAN Metoda penelitian ini meliputi unsur-unsur: (1) populasi, sampel, dan responden, (2) desain penelitian, (3) data dan instrumentasi, (4) pengumpulan data, dan (5) analisis data.

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 25 METODOLOGI PENELITIAN Lokasi dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di Desa Pasirmulya Kecamatan Bogor Barat Kota Bogor, karena desa ini merupakan binaan Yayasan Damandiri yang paling aktif dalam

Lebih terperinci

Bab 3 METODE PENELITIAN

Bab 3 METODE PENELITIAN Bab 3 METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan dan Metodologi Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode kuantitatif. Dengan metode kuantitatif ini diharapkan dapat memberikan penjelasan mengenai perilaku

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Waktu dan Tempat Penelitian

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Waktu dan Tempat Penelitian METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini dirancang dengan metode survei deskriptif-korelasional. Menurut Kerlinger dan Lee (2000), penelitian survei mengkaji populasi (universe) yang besar dengan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian dalam hal ini adalah pengguna (Dosen dan Operator) Sistem Informasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian dalam hal ini adalah pengguna (Dosen dan Operator) Sistem Informasi BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Objek Penelitian Objek penelitian adalah sesuatu yang menjadi pusat penelitian. Objek penelitian dalam hal ini adalah pengguna (Dosen dan Operator) Sistem Informasi Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sampel tertentu, teknik pengambilan sampel biasanya dilakukan dengan cara random,

BAB III METODE PENELITIAN. sampel tertentu, teknik pengambilan sampel biasanya dilakukan dengan cara random, BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian yang akan dilakukan menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif korelasional. Pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian korelasional. Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian korelasional. Penelitian 53 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian korelasional. Penelitian korelasional merupakan penelitian yang bertujuan untuk melihat hubungan antara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. analisisnya pada data numerikal (angka) yang diolah dengan metoda

BAB III METODE PENELITIAN. analisisnya pada data numerikal (angka) yang diolah dengan metoda BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang menekankan analisisnya pada data numerikal (angka) yang diolah dengan metoda statistika.

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian terpaan pesan pencegahan bahaya demam berdarah dan sikap ibu-ibu rumah tangga dilakukan di Kelurahan Rangkapan Jaya Baru yang terdiri dari

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan tipe penelitian deskriptif dengan

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan tipe penelitian deskriptif dengan III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Dalam penelitian ini, penulis menggunakan tipe penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif karena penelitian ini mendeskripsikan variabel tunjangan kinerja

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN 35 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian menurut metode, penulis menggunakan penelitian survey. Menurut Siregar (2013 : 10), Penelitian survey adalah penelitian yang tidak melakukan

Lebih terperinci

a. Data Kualitatif yaitu data yang diperoleh dalam bentuk informasi, baik b. Data Kuantitatif yaitu data yang diperoleh dari perusahaan dalam bentuk

a. Data Kualitatif yaitu data yang diperoleh dalam bentuk informasi, baik b. Data Kuantitatif yaitu data yang diperoleh dari perusahaan dalam bentuk III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 3.1.1 Jenis data a. Data Kualitatif yaitu data yang diperoleh dalam bentuk informasi,

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 1 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan bentuk penelitian survei. Menurut Sugiyono (014) metode penelitian kuantitatif dapat

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Desain Penelitian

METODE PENELITIAN. Desain Penelitian 37 METODE PENELITIAN Desain Penelitian Metode penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode survey dengan tujuan untuk mendapatkan data dan informasi tentang faktor-faktor yang berpengaruh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan verifikatif Sugiyono (2009:206) menyatakan bahwa statistik deskriptif adalah

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian Penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif (quantitative research) dengan desain survei deskriptif korelasional. Penelitian

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini menganalisa tentang pengaruh citra merek dan kualitas produk

METODE PENELITIAN. Penelitian ini menganalisa tentang pengaruh citra merek dan kualitas produk 43 III. METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Penelitian ini menganalisa tentang pengaruh citra merek dan kualitas produk terhadap pengambilan keputusan pembelian mobil merek Toyota Kijang Innova di Bandar

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Pada penilitan tugas akhir ini, penulis menggunakan desain penilitian deskriptif dan asosiatif kausal. Menurut Siregar (2013:7) Penilitian adalah terjemahan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 26 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian asosiatif. Penelitian asosiatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara

Lebih terperinci

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Energi (KKPE) dari Bank Rakyat Indonesia Cabang Sumedang.

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Energi (KKPE) dari Bank Rakyat Indonesia Cabang Sumedang. III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek pada penelitian ini adalah para Peternak Sapi Perah di Kecamatan Pamulihan, Kabupaten Sumedang yang menerima Kredit Ketahanan Pangan dan Energi

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bank syariah yang mempunyai kantor cabang di

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bank syariah yang mempunyai kantor cabang di III. METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Obyek Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bank syariah yang mempunyai kantor cabang di Bandar Lampung. Yang menjadi obyek dalam penelitian ini ialah semua

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. asosiatif. Menurut Kusmayadi dan Endar Sugiarto dalam buku Prof. J. Supranto,

BAB 3 METODE PENELITIAN. asosiatif. Menurut Kusmayadi dan Endar Sugiarto dalam buku Prof. J. Supranto, BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian. Pada penelitian dalam proyek akhir ini, digunakan metode deskriptif dan asosiatif. Menurut Kusmayadi dan Endar Sugiarto dalam buku Prof. J. Supranto, M.A.,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. VARIABEL PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. VARIABEL PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL BAB III METODE PENELITIAN 3.1. VARIABEL PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL 3.1.1. Inventarisasi Aset Inventarisasi aset terdiri dari 2 (dua) aspek yaitu inventarisasi fisik dan inventarisasi yuridis.

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel

METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel 26 METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan persepsi petani terhadap kompetensi penyuluh pertanian. Oleh karena itu, untuk mencapai tujuan tersebut rancangan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian didesain sebagai penelitian survei yang bersifat deskriptif korelasional. Menurut Singarimbun dan Effendi (2006) desain penelitian survei adalah penelitian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Daerah penelitian berada di Ibukota Provinsi Lampung dengan objek penelitian di

III. METODE PENELITIAN. Daerah penelitian berada di Ibukota Provinsi Lampung dengan objek penelitian di 47 III. METODE PENELITIAN 3.1 Daerah dan Objek Penelitian Daerah penelitian berada di Ibukota Provinsi Lampung dengan objek penelitian di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Satu Nusa tepatnya di Jalan

Lebih terperinci

. BAB III METODE PENELITIAN. negeri favorit yang berada di kota Samarinda. Semua Guru yang mengajar di SMA Negeri 3 Samarinda.

. BAB III METODE PENELITIAN. negeri favorit yang berada di kota Samarinda. Semua Guru yang mengajar di SMA Negeri 3 Samarinda. . BAB III METODE PENELITIAN A. Subyek dan Obyek Penelitian 1. Obyek Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 3 Samarinda, yaitu salah satu sekolah negeri favorit berada di kota Samarinda. 2. Subyek

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Waktu dan Lokasi Penelitian Populasi dan Sampel

METODE PENELITIAN Waktu dan Lokasi Penelitian Populasi dan Sampel METODE PENELITIAN Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini berlangsung selama tiga bulan, yaitu sejak Juni 2008 sampai September 2008 dilakukan di daerah tujuan wisata Jakarta Timur. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel dan Definisi Operasional Variabel. Variabel-variabel yang akan diteliti adalah sebagai berikut :

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel dan Definisi Operasional Variabel. Variabel-variabel yang akan diteliti adalah sebagai berikut : 1 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Variabel dan Definisi Operasional Variabel Variabel-variabel yang akan diteliti adalah sebagai berikut : 3.1.1 Kepemimpinan merupakan hubungan antara seseorang dengan orang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Indriantoro (2009) populasi adalah sekelompok orang, kejadian, atau

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Indriantoro (2009) populasi adalah sekelompok orang, kejadian, atau BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Penelitian Menurut Indriantoro (2009) populasi adalah sekelompok orang, kejadian, atau segala sesuatu yang mempunyai karakteristik tertentu. Sedangkan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metodologi Penelitian Yang Digunakan Penulis menggunakan jenis penelitian asosiatif untuk mencari korelasi antar variabel yang digunakan. Unit analisis yang digunakan untuk

Lebih terperinci

BAB III DESAIN PENELITIAN

BAB III DESAIN PENELITIAN BAB III DESAIN PENELITIAN III.1 Objek Penelitian Objek yang diteliti adalah beberapa KAP-KAP lokal yang berdomisili di Jakarta Barat. Jumlah KAP yang di jadikan sebagai tempat riset sebanyak empat KAP,

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN. metode penelitian yang meneliti hubungan antara variabel-variabel yang ada.

BAB II METODE PENELITIAN. metode penelitian yang meneliti hubungan antara variabel-variabel yang ada. BAB II METODE PENELITIAN 2.1 Bentuk Penelitian. Metode penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah korelasional dengan pendekatan kuantitatif. Adapun metode korelasional adalah metode penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Badan Lingkungan Hidup Kabupaten

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Badan Lingkungan Hidup Kabupaten BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tempat Dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Labuhanbatu Selatan. Dipilihnya Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Labuhanbatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 29 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel 3.1.1. Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek/Objek Penelitian Subjek dari penelitian ini adalah pengguna smartphone Xiaomi di wilayah Yogyakarta, sedangkan objek dalam penelitian ini adalah smartphone Xiaomi. B.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan antar variabel, dan jika ada

BAB III METODE PENELITIAN. bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan antar variabel, dan jika ada 58 BAB III METODE PENELITIAN 3. Desain Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan korelasional. Menurut Arikunto (00:70) pendekatan korelasional adalah penelitian yang

Lebih terperinci

Dwy Tsalimah M. Sari Edy Prihantoro, SS,. MMSI.

Dwy Tsalimah M. Sari Edy Prihantoro, SS,. MMSI. ANALISIS PENGARUH CITRA MEREK (BRAND IMAGE) TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN POPOK BAYI MAMY POKO DI KALIMALANG BEKASI Dwy Tsalimah M. Sari 18211144 Edy Prihantoro, SS,. MMSI. PENDAHULUAN Latar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. (Persero) Kantor Cabang Syariah Malang Jl. Bandung No. 40 Malang

BAB III METODE PENELITIAN. (Persero) Kantor Cabang Syariah Malang Jl. Bandung No. 40 Malang BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian akan dilaksanakan di PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Kantor Cabang Syariah Malang Jl. Bandung No. 40 Malang 65119 Dengan pertimbangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yakni pengamatan langsung ke obyek yang diteliti guna mendapatkan data

BAB III METODE PENELITIAN. yakni pengamatan langsung ke obyek yang diteliti guna mendapatkan data 1 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field study research) yakni pengamatan langsung ke obyek yang diteliti guna mendapatkan data yang relevan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Waktu kegiatan penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 1 November 2014

BAB III METODE PENELITIAN. Waktu kegiatan penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 1 November 2014 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Waktu kegiatan penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 1 November 2014 sampai 31 Desember 2014. Tempat penelitian tersebut dilakukan di Masjid

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Waktu dan Lokasi Penelitian Populasi dan Sampel

METODE PENELITIAN Waktu dan Lokasi Penelitian Populasi dan Sampel 38 METODE PENELITIAN Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian telah dilaksanakan dari bulan Maret sampai Agustus 2009 pada dua basis pemeliharaan yang berbeda yakni: basis lahan sawah dan lahan persawahan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Desain Penelitian

METODE PENELITIAN. Desain Penelitian METODE PENELITIAN Desain Penelitian Desain penelitian ini adalah explanatory (penjelasan) dengan analisis korelasional untuk menjelaskan hubungan antar variabel. Fokus penelitian diarahkan untuk mengidentifikasi

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Lokasi dan waktu Penelitian Desain Penelitian Populasi dan Sampel

METODE PENELITIAN Lokasi dan waktu Penelitian Desain Penelitian Populasi dan Sampel 31 METODE PENELITIAN Lokasi dan waktu Penelitian Lokasi penelitian di RW 08 Kelurahan Lenteng Agung, Jagakarsa, Jakarta Selatan. Lokasi ini dipilih secara purposif (sengaja). Adapun pertimbangan memilih

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Bank Lampung Pusat yang beralamat di Jalan Wolter

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Bank Lampung Pusat yang beralamat di Jalan Wolter BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Bank Lampung Pusat yang beralamat di Jalan Wolter Monginsidi No 182, Teluk Betung Bandar Lampung. 3.2 Jenis dan Pendekatan Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek/Subyek Penelitian Subyek penelitian menerangkan target populasi penelitian dan atau sampel penelitian yang relevan denga tujuan penelitian. Sedangkan obyek penelitian

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini penulis akan melakukan penelitian dengan mengambil objek

III. METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini penulis akan melakukan penelitian dengan mengambil objek III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Dalam penelitian ini penulis akan melakukan penelitian dengan mengambil objek penelitian pada Giant Supermarket, Jl Z. A. Pagar Alam, Bandarlampung. Adapun

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. kejelasan atau menjelaskan suatu fenomena, menjelaskan hubungan dan menguji

III. METODE PENELITIAN. kejelasan atau menjelaskan suatu fenomena, menjelaskan hubungan dan menguji III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Tipe penelitian ini adalah kuantitatif eksplanatoris, yaitu untuk memperoleh kejelasan atau menjelaskan suatu fenomena, menjelaskan hubungan dan menguji hubungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek dan Subyek Penelitian Penelitian ini dilakukan pada koperasi di Kabupaten Bantul. Objek yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah para debitur yang mengalami kredit

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN. bebas (X) dengan variabel terikat (Y) yang menggunakan rumus statistik. Dengan

BAB II METODE PENELITIAN. bebas (X) dengan variabel terikat (Y) yang menggunakan rumus statistik. Dengan BAB II METODE PENELITIAN 2.1 Bentuk Penelitian Bentuk penelitian yang digunakan adalah penelitian korelasional dengan analisis data kuantitatif, dengan maksud untuk mencari pengaruh antara variabel bebas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini semakin banyaknya keinginan pelanggan terhadap suatu produk berupa barang atau jasa, terutama pada era globalisasi ini dimana semakin berkembangnya teknologi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Madrasah Aliyah Negeri Karanganyar Paiton

BAB III METODE PENELITIAN. A. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Madrasah Aliyah Negeri Karanganyar Paiton BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Madrasah Aliyah Negeri Karanganyar Paiton di Jl. Karanganyar Probolinggo. Alasan penulis memilih Madrasah Aliyah Negeri Karanganyar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 32 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek yang dijadikan responden dalam penelitian ini ialah nasabah PT Bank Lampung Kantor Cabang Utama yang memiliki Tabungan Siger Mas. 3.2 Jenis dan Sumber

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek/subyek Penelitian 1. Obyek Penelitian Obyek penelitian ini dilakukan pada Kantor Badan Pemeriksa Keuangan RI Perwakilan Yogyakarta. Kantor ini penulis pilih untuk menjadikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian penjelasan (explanatory

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian penjelasan (explanatory BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penellitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian penjelasan (explanatory research). Yaitu penelitian yang menjelaskan hubungan antara variabel-variabel penelitian

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN. Penelitian akan dilaksanakan di SD Negeri 3 Gedung Air kecamatan. Tanjung Karang Barat Kota Bandar Lampung.

III METODE PENELITIAN. Penelitian akan dilaksanakan di SD Negeri 3 Gedung Air kecamatan. Tanjung Karang Barat Kota Bandar Lampung. 44 III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian akan dilaksanakan di SD Negeri 3 Gedung Air kecamatan Tanjung Karang Barat Kota Bandar Lampung.. Waktu Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kota Gorontalo Kecamatan Kota Timur Kelurahaan Ipilo dan Heledulaa Utara selama 2 bulan yaitu bulan Mei sampai Juni tahun

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 32 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Disain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah riset kausal. Riset kausal merupakan riset yang memiliki tujuan utama membuktikan hubungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan oleh penulis pada bulan April sampai dengan september 2015.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan oleh penulis pada bulan April sampai dengan september 2015. BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan oleh penulis pada bulan April 2015 sampai dengan september 2015. 2. Tempat Penelitian Penelitian ini

Lebih terperinci

METODELOGI PENELITIAN. Jenis dan sumber data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah sebagai

METODELOGI PENELITIAN. Jenis dan sumber data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah sebagai 42 III. METODELOGI PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Jenis dan sumber data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Data primer Data primer yaitu data yang diperoleh dari hasil

Lebih terperinci

Berikut ini akan dijelaskan batasan variabel penelitian dan indikatornya, seperti dalam Tabel. 1, berikut ini:

Berikut ini akan dijelaskan batasan variabel penelitian dan indikatornya, seperti dalam Tabel. 1, berikut ini: METODA PENELITIAN Obyek Penelitian Penelitian ini dilakukan pada auditor internal IGE Timor Leste, alasannya bahwa IGE merupakan satu-satunya internal auditor pemerintah di Timor Leste. Desain Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mahasiswi Prodi Ekonomi Syariah Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan

BAB III METODE PENELITIAN. mahasiswi Prodi Ekonomi Syariah Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian dalam skripsi ini menggunanakan metode kuantitatif karena data penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik. 1 Datanya diperoleh

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. perusahaan mengenai berbagai hal yang berkaitan dengan penelitian ini.

III. METODE PENELITIAN. perusahaan mengenai berbagai hal yang berkaitan dengan penelitian ini. 25 III. METODE PENELITIAN 3.1 Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan beberapa teknik yaitu: 1. Wawancara, yaitu dengan mengajukan pertanyaan secara langsung

Lebih terperinci

menjalankan proses audit yaitu yang melakukan pengujian terhadap yang telah disusun, dari keseluruhan anggota populasi tersebut dipersempit

menjalankan proses audit yaitu yang melakukan pengujian terhadap yang telah disusun, dari keseluruhan anggota populasi tersebut dipersempit BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Subjek Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah akuntan publik yang menjalankan proses audit yaitu yang melakukan pengujian terhadap laporan keuangan. Alasan pemilihan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Banjaran untuk mengambil sampel yang dimulai dari survey pendahuluan sampai

BAB III METODE PENELITIAN. Banjaran untuk mengambil sampel yang dimulai dari survey pendahuluan sampai 41 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek dan Subjek Penelitian Variabel bebas dari penelitian ini yaitu pengetahuan gizi siswa, sedangkan variabel terikatnya yaitu keputusan pembelian makanan jajanan sekolah.

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Desain Penelitian

METODE PENELITIAN. Desain Penelitian 14 METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode survei, yaitu penelitian yang titik beratnya diletakkan pada penelitian relasional: yakni mempelajari hubungan variabel-variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan dalam penelitian ini adalah explanatory research. Jenis penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan dalam penelitian ini adalah explanatory research. Jenis penelitian yang BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian, jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah explanatory research. Jenis penelitian yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitis untuk mencari pengaruh variabel kualitas layanan, kepuasan pelanggan dan citra perusahaan terhadap

Lebih terperinci

3. METODOLOGI PENELITIAN

3. METODOLOGI PENELITIAN 3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 01 Desember 2014 hingga 30 Maret 2015. Penelitian berlokasi di Desa Tlogoweru, Kecamatan Guntur, Kabupaten

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 53 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Juli sampai dengan Agustus 2009, yang dilaksanakan di Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama

Lebih terperinci

horizon penelitian ini yaitu cross sectional, di mana informasi yang didapat hanya

horizon penelitian ini yaitu cross sectional, di mana informasi yang didapat hanya BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dan penelitian asosiatif. Menurut Sugiyono (2007, p.11) mengatakan bahwa penelitian deskriptif adalah penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan pada penelitian deskriptif atau dalam rangka pengujian hipotesis

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan pada penelitian deskriptif atau dalam rangka pengujian hipotesis 41 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif yang merupakan penelitian yang menekankan pada data-data numerical atau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendahuluan Bagian ini membahas jenis dan sumber data, kerangka sampel, teknik pengumpulan data, definisi operasional, teknik pengujian dan pengukuran instrument penelitian,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Juni 2013 sampai dengan bulan Agustus Berdasarkan jenis masalah yang

BAB III METODE PENELITIAN. Juni 2013 sampai dengan bulan Agustus Berdasarkan jenis masalah yang 33 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Kudus. Penelitian ini dimulai dari bulan Juni 2013 sampai dengan bulan Agustus 2013. Berdasarkan jenis masalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Definisi Operasional Variabel Definisi operasional variabel adalah pengertian variabel (yang diungkap dalam

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Definisi Operasional Variabel Definisi operasional variabel adalah pengertian variabel (yang diungkap dalam 53 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Definisi Operasional Variabel Definisi operasional variabel adalah pengertian variabel (yang diungkap dalam definisi konsep) tersebut, secara operasional, secara praktik,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini mengambil populasi pada karyawan Hotel Nusantara Bandar

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini mengambil populasi pada karyawan Hotel Nusantara Bandar 38 III. METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Penelitian ini mengambil populasi pada karyawan Hotel Nusantara Bandar Lampung yang berlokasi di JL. Soekarno Hatta No. 50 Sukabumi Indah Kecamatan Sukabumi

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian PT TELKOM merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang jasa telekomunikasi, termasuk jaringan internet. Sejalan dengan banyaknya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian Variabel merupakan indikator terpenting yang menentukan keberhasilan penelitian, sebab variabel penelitian merupakan objek penelitian atau menjadi titik

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menganalisa tentang pengaruh media komunikasi pemasaran

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menganalisa tentang pengaruh media komunikasi pemasaran 43 III. METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Penelitian ini menganalisa tentang pengaruh media komunikasi pemasaran langsung multi tingkat terhadap pengambilan keputusan pembelian produk herbal dari

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. lama dengan menggunakan metode ilmiah serta aturan-aturan yang berlaku (Nazir,

III. METODE PENELITIAN. lama dengan menggunakan metode ilmiah serta aturan-aturan yang berlaku (Nazir, III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data 3.1.1 Jenis Penelitian Penelitian adalah suatu proses mencari sesuatu secara sistematik dalam waktu yang lama dengan menggunakan metode ilmiah serta aturan-aturan

Lebih terperinci

3.2 Teknik Pengumpulan Data dan Sumber Data

3.2 Teknik Pengumpulan Data dan Sumber Data III. METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini didesain dengan menggunakan pendekatan deskriptif dan verifikatif. Pendekatan deskriptif digunakan untuk mengungkapkan hasil penelitian secara

Lebih terperinci

Karakteristik Keluarga : Besar Keluarga Pendidikan Suami Pekerjaan Suami Pendapatan Keluarga Pengeluaran Keluarga. Persepsi Contoh terhadap LPG

Karakteristik Keluarga : Besar Keluarga Pendidikan Suami Pekerjaan Suami Pendapatan Keluarga Pengeluaran Keluarga. Persepsi Contoh terhadap LPG KERANGKA PEMIKIRAN Program konversi minyak tanah ke LPG dilakukan melalui pembagian paket LPG kg beserta tabung, kompor, regulator dan selang secara gratis kepada keluarga miskin yang jumlahnya mencapai.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 3.1.1. Variabel Penelitian (00:61) Definisi variabel menurut Indriantoro dan Supomo Variabel adalah segala sesuatu yang dapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Didalam suatu penelitian, obyek penelitian merupakan hal yang sangat penting

BAB III METODE PENELITIAN. Didalam suatu penelitian, obyek penelitian merupakan hal yang sangat penting BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Penetapan Obyek Penelitian Didalam suatu penelitian, obyek penelitian merupakan hal yang sangat penting untuk ditetapkan agar penelitian tersebut terarah pada sasaran yang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 19 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Peran pemimpin pendidikan menjadi sangat urgen untuk mewujudkan tercapainya tujuan pendidikan. Pemimpin pendidikan dalam sebuah institusi pendidikan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. penelitian yang digunakan untuk menjelaskan kedudukan-kedudukan dari

III. METODE PENELITIAN. penelitian yang digunakan untuk menjelaskan kedudukan-kedudukan dari III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Pada penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian yang bersifat eksplanasi. Menurut Sugiyono (2013), penelitian eksplanasi adalah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam bab ini akan diuraikan pembahasan mengenai desain penelitian, variabel penelitian, subyek penelitian, metode pengumpulan data, alat ukur yang akan digunakan, serta metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN Jenis dan Pendekatan Penelitian. dan kepuasan yang diberikan perusahan. Sedangkan metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN Jenis dan Pendekatan Penelitian. dan kepuasan yang diberikan perusahan. Sedangkan metode penelitian 37 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Enje Mart Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton Probolinggo. 3.2. Jenis dan Pendekatan Penelitian Rancangan penelitian yang

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Data yang dikelompokan melalui penelitian yang diperoleh secara langsung dari

III. METODELOGI PENELITIAN. Data yang dikelompokan melalui penelitian yang diperoleh secara langsung dari III. METODELOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data 3.1.1 Data Primer Data yang dikelompokan melalui penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumbernya. Dalam hal ini diperoleh dari responden yang

Lebih terperinci