BAB II TINJAUAN TEORI. Isolasi sosial adalah keadaan dimana individu atau kelompok

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN TEORI. Isolasi sosial adalah keadaan dimana individu atau kelompok"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Isolasi sosial adalah keadaan dimana individu atau kelompok mengalami atau merasakan kebutuhan atau keinginan meningkatkan keterlibatan orang lain, tetapi tidak mampu membuat kontak (Carpenito, 1997). Sehingga keadaaan isolasi sosial ini akan menyebabkan kesepian dihadapi oleh seseorang karena orang lain menyatakan sikap negatif mengancam (Towsend, 1998). Adapun menarik diri menurut (Rawlin,1993) adalah percobaan menghindari interaksi orang lain, menghindari hubungan orang lain.ini suatu pertahanan terhadap ansietas berhubungan suatu stresor atau ancaman. Kesimpulan : Dari beberapa pengertian di atas penulis dapat menyimpulakn bahwa : isolasi sosial menarik diri adalah suatu keadaan dimana seseorang tidak bisa melakukan hubungan atau kontak orang lain di sebabkan aya suatu faktor mengancam dirinya. B. Rentang respon Individu tidak akan mampu memenuhi kebutuhan hidupnya tanpa aya hubungan lingkungan sosial. Oleh karena itu individu perlu membina hubungan interpersonal memuaskan. Kepuasan hubungan 6

2 dapat dicapai jika individu terlibat secara aktif dalam proses berhubungan (Townsend, 1998). Skema Rentang respon Respon adaptif Respon maladaptif Menyendiri - Merasa Sendiri - Manipulasi - Otonomi - Menarik diri - Impulsive - Bekerja sama - Tergantung - Narkisisme Saling ketergantungan (Townsend, 1998). Berdasarkan skema di atas, dapat dilihat tentang respon sosial dari respon adaptif sampai mal adaptif, berupa hiper sonalia artinya 1. Menyendiri : merupakan respon dibutuhkan seseorang merenungkan apa telah dilakukan dilingkungan sosialnya suatu cara mengevaluasi diri menentukan langkah selanjutnya. 2. Otonomi Merupakan kemampuan individu menentukan menyampaikan ide-ide, pikiran atau perasaan dalam kunjungan sosial 3. Bekerja sama Suatu kondisi dalam hubungan interpersonal dimana individu tersebut mampu saling memberi menerima 7

3 4. Saling tergantung Suatu kondisi tergantung antar individu orang lain dalam membina hubungan interpersonal 5. Menarik diri Merupakan suatu keadaan dimana seseorang menemukan kesulitan dalam membina hubungan secara terbuka orang lain 6. Tergantung Terjadi bila seseorang gagal mengembangkan rasa percaya diri atau kemampuan berfungsi secara seksual 7. Manipulasi Merupakan gangguan hubungan sosial terdapat pada individu menganggap orang lain sebagai objek. Individu tersebut tidak dapat membina hubungan sosial secara mendalam 8. Curiga Terjadi bila seseorang gagal mengembalikan rasa percaya diri orang lain. Kecurigaan ketidak percayaan di perlihatkan tandatanda cemburu, irihati, berhati-hati. Perasaan individu ditandai humor kurang individu merasa bangga sikapnya dingin tanpa emosi. (Townsend, 1998). 8

4 C. Pengkajian Untuk membentuk gangguan hubungan isolasi sosial menarik diri digunakan pendekatan proses keperawatan. Tahap pertama adalah pengkajian meliputi : 1. Faktor Predisposisi a. Faktor perkembangan Kemampuan membina hubungan sehat tergantung dari pengalaman selama proses tumbuh kembang. b. Faktor biologis Genetik merupakan salah satu faktor pendukung gangguan jiwa, berdasarkan hasil penelitian pada kembar monozigot apabila salah satu di antaranya menderita kelainan pada struktur otak, seperti atropi, pembesaran fentrikel, penurunan berat ba volume otak serta perubahan struktur menjadi dua dapat menyebabkan Skizofrenia. c. Faktor sosial budaya Faktor sosial budaya dapat menjadi faktor pendukung terjadi gangguan membina hubungan orang lain, misalnya anggota tidak produktif di singkirkan dari orang lain lingkungan sosialnya. 2. Faktor Pencetus a. Stresol sosial budaya Misalnya labil, dirawat dirumah sakit ini dapat 9

5 menyebabkan gangguan dalam berhubungan. b. Tingkat kecemasan Tingkat kecemasan berat akan menyebabkan menurunnya individu berhubungan orang lain. 3. Tingkah laku menarik diri a. Kurang spontan b. Apatis (acuh terhadap lingkungan) c. Ekspresi wajah kurang berseri d. Efek tumpul e. Tidak merawat memperhatikan diri f. Komunikasi verbal menurun atau tidak ada g. Menyendiri h. Aktivitas menurun i. Kurang energy j. Harga diri rendah k. Menolak berhubungan orang lain l. Posisi janin pada saat lahir 4. Penyebab Penyebab dari menarik diri menurut (Towsend, 1998) harga diri rendah yaitu perasaan negatif terhadap diri sendiri. Sehingga kepercayaan diri menurun, merasa gagal mencapai keinginan ditandai aya kurangnya rasa percaya pada orang lain,regresi ketahap perkembangan 10

6 sebelumnya,sukar berinteraksi orang lain. Gangguan hubungan sosial, percaya diri kurang juga dapat mencederai diri. Faktor Penyebab 1. Faktor predisposisi menarik diri menurut (Stuart&Sundeen, 1998). antara lain : a. Faktor perkembangan Tiap gangguan dalam pencapaian tugas perkembangan akan mencetuskan seseorang sehingga mempunyai masalah respon sosial maladaptif. Sistem terganggu dapat menunjang respon sosial maladaptif. b. Faktor biologis Faktor genetik dapat menunjang terhadap respon sosial maladaptif. c. Faktor sosiokultural Isolasi sosial merupakan faktor dalam gangguan berhubungan ini akibat dari norma tidak mendukung pendekatan terhadap orang lain atau tidak menghargai anggota masyarakat tidak produktif. Isolasi sosial dapat terjadi karena mengadopsi norma, perilaku sistem nilai berbeda dari kelompok budaya. 2. Faktor presipitasi / stresor pencetus menarik diri menurut (Stuart&Sundeen 1998). antara lain : Stresor pencetus pada umumnya mencakup kejadian kehidupan penuh stress seperti kehilangan, mempengaruhi kemampuan individu berhubungan orang lain menyebabkan 11

7 ansietas. Stresor pencetus dapat dikelompokkan dalam kategori. a. Stresor sosiokultural Stresor dapat ditimbulkan oleh : 1. Menurunya stabilitas unit 2. Berpisah dari orang berarti dalam kehidupannya, misalnya karena dirawat di rumah sakit. b. Stresor psikologis Ansietas berat berkepanjangan terjadi bersamaan keterbatasan kemampuan mengatasinya. Tuntutan berpisah orang terdekat atas kegagalan orang lain memenuhi kebutuhan ketergantungan dapat menimbulkan ansietas tinggi. 5. Tanda gejala Menurut (Stuart&sundeen, 1998). Perilaku menarik diri ditunjukkan tanda-tanda berkitut : kurang spontan apatis, acuh tak acuh terhadap lingkungan, ekspresi wajah kurang berseri, afek tumpul, tidak merawat memperhatikan kebersihan diri, selain itu menarik diri selalu menyendiri., tidak sadar lingkungan sekitar, aktivitas menurun, kurang energi harga diri rendah posisi janin pada saat tidur. 6. Manifestasi Klinik Menurut (towsend, 1998) observasi dilakukan pada menarik diri akan diternukan data obyektif antara lain : a. Apatis, ekspresi sedih, afek tumpul 12

8 b. Meringkuk di tempat tidur punggung menghadap ke pintu c. Komunikasi kurang atau tidak berkomunikasi, tidak tampak bercakap-cakap atau perawat. d. Tidak ada kontak mata (mutisme,autisme) Iebih sering menunduk. e. Berdiam diri di kamar. Klien kurang mobilitasnya. f. Mengekspresikan perasaan penolakan atau kesepian kepada orang laen. g. Berpikir tentang sesuatu menurut pikirannya sendiri, tindakan berulang-ulang tidak bermakna. h. Aya perhatian tindakan yidak sesuai atau imatur perkembangan usianya. 7. Mekanisme koping Mekanisme koping digunakan sebagai cara menghargai usaha mengatasi kecemasan merupakan suatu kesepian nyata mengancam dirinya, kecemasan koping sering digunakan adalah regresi, represi, isolasi. (Stuart & Sundeen, 1998). 8. Masalah keperawatan Masalah keperawatan muncul pada isolasi sosial : menarik diri menurut (Keliat, 2006). antara lain : 1. Reriko gangguan persepsi sensori : 2. Isolasi sosial : menarik diri 3. Gangguan harga diri : harga diri rendah 13

9 9. Pohon masalah Dari masalah keperawatan muncul, dapat digambarkan dalam pohon masalah diambil dari (Keliat, 2006). adalah : Resiko gangguan persepsi sensori : pendengaran Isolasi sosial : menarik diri Core problem Gangguan harga diri : harga diri rendah Skema Pohon Masalah (Keliat, 2006). D. Diagnosa Keperawatan Menurut (Keliat, 2006). diagnosa keperawatan muncul pada menarik diri antara lain : 1. Isolasi sosial : menarik diri 2. Resiko gangguan persepsi sensori : 3. Gangguan konsep diri : Harga diri rendah E. Rencana Tidakan Keperawatan Tgl No Dx Dx Keperawat an 1 Isolasi sosial : menarik diri Tujuan Sp 1 p a. Mengidenti fikasi penyebab isolasi sosial Kreteria Evaluasi mengungkap kan perasaannya Perencanaan Intervensi a) Beri kesempatan mengukapka n perasaan Rasional Memberikan kesempatan menukap kan perasaan nya 14

10 b. Mengidenti fikasi keuntungan berinteraksi kerugian tidak berinteraksi orang lain 2) Klien dapat mengungkap kan penyebab isolasi sosial : menarik diri. 1) Diharapkan mampu menyebutkan keuntungan berhubungan sosial kerugian menarik diri - Banyak teman - Tidak kesepian - Bisa berdiskusi - Saling menolong Kerugian menarik diri, misal: - Sendiri - Kesepian - Tidak bisa diskusi nya b) Bantu dapat mengukapka n penyebab isolasi sosial a) Klien mampu meyebutkan Keuntungan berhubungan sosial kerugian menarik diri. Tanyakan pada tentang; Manfaat hubungan sosial Kerugian menarik diri. dapat membantu mengurani stres Klien mampu menyebutkan keuntungan berhubungan sosial kerugian menarik diri c. Melatih berkenalan satu orang memperagak an cara berkenalan 1 orang a) Beri t positif atas keberhasilan usaha dalam berkenalan 1 orang b) Motivasi lebih banyak lagi berkenalan Klien dapat melaksanaka n hubungan sosial secara bertahab 15

11 d. Membimbi ng Sp 2 p a. Memvalida si masalah latihan sebelumnya b. Melatih berkenalan 2 orang atau lebih 1) Klien mau telah dilakukan menyebutkan mendemostras ikan latihan ajarkan sebelum nya di mendemonstra sikan cara berkenalan 2 orang atau lebih 2)Klien merasa senang orang a) Motivasi telah dilakukan ke dalam b) Beri t positif pada setelah telah di lakukan a) Motivasi menyebutkan mendemonstr asikan latihan sebelumnya b) Beri pujian atar jawaban benar a) Motivasi berkenalan lebih banyak lagi orang b) Anjurkan mengikuti lalu mempraktek kan berkenalan lebih Beri kesempatan dapat Beri kesempatan mengungkap kan perasan nya Klien dapat melaksanaka n hubungan sosial secara bertahap 16

12 banyak orang c) Beri t positif atas tindakan benar dilakukan c. Membimbi ng ke dalam Sp 3 p a. Memvalida si masalah latihan sebelum nya 1) Klien bersedia telah di lakukan ke dalam mengungkap kan apa dirasakan 2) Klien dapat menyebutkan memperagak an kembali latihan sebelumnya a) Motivasi telah di lakukan b) Beri t positif atas tidakan benar di lakukan a) Motivasi mengungkap kan masalah mendemonstr asikan kembali latihan sebelumnya b) Beri t positif atas tindakan dilakukan Klien dapat ke dalam baik Klien mampu mengungkap kan perasan nya setelah berhubungan sosial b. Melatih 1) Klien mau mengikuti a) Motivasi Klien mampu 17

13 berinteraksi kelompok memprakteka n apa di ajar kan 2) Klien senang mengikuti apa telah diajarkan b) Beri contoh cara berkenalan kelompok selamat pagi temen 2 nama saya perawat fajar c) Beri t positif atas tindakan benar berinteraksi kelompok c. Membimbi ng memasukka n ke dalam Sp 1 k a. Mendiskusi kan masalah dirasakan dalam merawat 1) Klien bersedia telah di lakukan ke dalam 1) Keluarga dapat : - Menjelaska n perasaan nya - Menjelaska n cara merawat a) Motivasi akan di lakukan ke dalam b) Beri t positif atas tindakan benar dilakukan a) Bina hubungan saling percaya - Saling berkenalan - Jelaskan Klien mampu sudah di buat Klien dapat dukungan dalam memperluas hubungan sosial 18

14 b. Menjelas kan pengertian menarik diri, tanda gejala serta proses terjadinya c. Menjelas kan cara merawat isolasi sosial : menarik diri menarik diri - Mendemons trasikan cara perawatan menarik diri - Berpartisipa si dalam perawatan menarik diri 2) Keluarga mengerti meyebutkan kembali pengertian, tanda gejala, proses terjadinya isolasi sosial : menarik diri. tujuan - Buat kontrak - Ekplorasi perasaan b) Motivasi menyetujui mengikuti kontrak c) Diskusikan tentang : - Isolasi sosial : menarik diri - Penyebab isolasi sosial - Akibat akan terjadi jika isolasi sosial : menarik diri tidak di tangani - Cara menghadap i isolasi sosial : menarik diri d) Dorong anggota mengikuti 19

15 2 Resiko ganguan persepsi sensori : a. Dapat mengidentif ikasi: 1) Mengiden tifikasi jenis 2) Mengiden tifikasi isi 3) Mengiden tifikasi waktu 4) Mengiden tifikasi frekuensi 5) Mengiden tifikasi situasi menimbul kan 6) Melatih cara mengontr ol menghard ik 7) Membimb ing memasuk an menyebutkan ; a) Mengetahui jenis b) Mengetahui isi, waktu, frekuensi c) Mengetahui situasi kondisi menimbulk an 2) Diskusikan cara kontrol ; a) katakan pada diri sendiri bahwa suara itu tidak nyata b) Bantu memilih cara sudah cara merawat isolasi sosial : menarik diri e) Beri t positif pada a) Klien dapat menceritakan mengenai nya b) Memberitahu kan cara terbaru pada cara mengontrol a) Motivasi memasukkan telah dilakukan ke dalam b) Beri t positif pada setelah Klien dapat menceritakan nya 20

16 Sp 2 p a. Memvalida si masalah latihan sebelum nya dianjurkan latih mencobany a c) beri kesempatan melakukan cara dipilih dilatih d) pantau pelaksanaa n telah dipilih jika berhasil beri pujian e) mau telah dilakukan menyebutkan mendemonstr asikan latihan di ajar kan sebelum nya telahdi lakukan ke dalam a) Motivasi menyebutkan mendemonstr asikan latihan sebelumnya Klien dapat mengidentifi kasikan cara harus dilakukan jika terjadi b. Melatih cara kontrol berbicang orang lain mendemostra sikan cara kontrol berbincang orang lain a) Beri pujian antar jawaban benar b) motivasi berbincang lebih banyak lagi Memberikan positif 21

17 2) Klien merasa senang orang c) Anjurkan mengikuti lalu prakekan berkenalan lagi lebih banyak orang d) Beri t positif kepada c. Membimbi ng memasukka n Sp 4 p a. Memvalid asi masalah latihan sebelumn ya 1) mau telah dilakukan mengungkap kan apa dirasakan 2) Klien dapat menyebutkan memperagak an lagi latihan sebelumnya a) Motivasi telah dilakukan ke dalam b) Beri t positif pada setelah telah dilakukan jadwad a) Motivasi mengukap kan masalah mendemonstr asikan kembali latihan sebelumnya b) Beri Klien mampu telah di buat benar Klien dapat mengukapka n perasaan nya 22

18 t positif atas tindakan dilakukan b. Menjelas kan cara kontrol minum obat (prinsip 5 benar minum obat) 1) diskusikan tentang manfaat kerugian tidak minum obat, nama, warna, dosis, cara, efek terapi efek samping penggunaan obat 2) Pantau saat menggunaka n obat 3) Beri pujian jika menggunaka n obat benar 4) Diskusikan akibat berhenti minum obat tanpa konsultasi dokter a) Apa mau minum obat benar Agar mau minum obat benar c. Membim bing memasuk kan 1) Klien bersedia telah di lakukan ke dalam jad wal a) Motivasi akan dilakukan Klien bisa benar 23

19 3 Gangguan konsep diri : harga diri rendah S p1 k Keluarga menyatakan setuju mengikuti pertemuan perawat Sp 1p a. Klien dapat menyebut kan 1. mendapat dukungan dari dalam mengontrol a. Buat kontrak pertemuan (waktu,te mpat,topi) b. Diskusika n tentang : pengertian, tanda gejala, isi, waktu, frekuensi situasi terjadinya mengidentifi kasi aspek positif b) Beri t positif atas tidakan benar di lakukan a. Bina hubungan saling pecaya b. Agar tahu sakit di derita a) Diskusikan kemampuan aspek positif 1) Keluarga mendukung dalam upaya pengobatan Klien dapat mengali kemam puan masih 24

20 1) Aspek positif kemamp uan di miliki 2) Aspek positif 3) Aspek positif lingkung an kemampu an di miliki Diskusikan tentang : a) Aspek positif dimiliki, kluarga. lingkunga n b) Kemampu an dimiliki di b) Setiap miliki petemuan hidari nilai negatif c) Utamakan pemberian pujian realitis dapat lakukan di b. membantu menilai kemampu an masih dapat di gunakan c. membantu memilih akan di latih sesuai kemampu an menilai kemampuan di miliki dilaksanakan 2) dapat merencanaka n sesuai kemampuan dimiliki rencana bersama aktifitas dapat di lakukan setiap hari sesuai kemampuan a. Kegiatan mandiri b. Kegiatan bantuan a) Diskusikan kemampuan masih dapat di gunakan selama sakit b) Diskusikan kemampuan dapat di lanjutkan penggunaan c) Tingkatkan sesua toleransi kondisi d) Beri contoh boleh di gunakan e) Berikan kesempatan pada mencoba Memberikan kesempatan memilih kemampuan nya sendiri Beri kesempata n memilih akan di pake latihan 25

21 d. melatih dipilih sesuai kemapuan a. Membant u melakuka n di buat c. dapat melakuk an sesuai kondisi kemamp uan nya melakukan sesuai rencana di buat a) Anjurkan melaksanak an telah di rencanakan b) Pantau dilaksa nakan c) Beri pujian atas usaha dilakukan d) Diskusikan kemungkin an pelaksanaa n di rencanakan f) Beri pujian atas keberhasilan g) Diskusikan kemungkinan pelaksanaan di rumah Berikan motivasi baik sesuai dipilih Klien dapat deangan baik 26

22 setelah pulang Sp 2 p a. Memvalid asi masalah dari latihan sebelumn ya b. Melatih selanjut nya dipilih sesuai kemampu an c. Membimb ing memasuk an ke dalam menyebut kan mendemonstr asikan latihan di ajarkan sebelum nya a) Klien mendemo nstrasikan cara menata ruangan b) Klien merasa senang c) Klien bersedia memasuk an telah di lakukan ke dalam a) Motivasi menyebutkan mendemonstra sikan latihan sebelumnya b) Beri pujian atas benar i. Motivasi jawaban lebih bisa menata ruangan lebih baik ii. Anjurkan mengikuti lalu memprakte kan membersihk an lebih luas lagi ruangan ada iii. Beri reinforceme nt positif atas tidakan di lakukan iv. Motivasi memasukka n Beri kesempatan mengukap kan perasan nya Beri reiforcemen t baik dapat baik 27

23 Sp 1k a. Mendisk usikan masalah di rasakan dalam merawat b. Menjelas kan pengerti an harga diri rendah,tanda gejala serta proses nya c. Menjelas kan cara merawat pasien harga diri rendah. 1) Keluarga dapat: a) Menjelask an perasaann ya b) Menjelask an cara merawat harga diri rendah c) Mendemo nstrasikan cara perawatan harga diri rendah d) Berpartisi pasi dalam perawatan harga diri rendah 2) Kelurga mengerti menyebutkan kembali pengertian tanda gejala telah dilakukan v. Beri reinforceme nt positif atas tidakan di lakukan a) Bina hubungan saling percaya kelurga : i. Saling berkenala n ii. Jelaskan tujuan iii. Buat kontrak iv. Ekplorasi perasaan kelurga b) Motivasi menyetujui mengikuti kontrak c) Diskusikan tentang : i. Harga diri rendah Agar tau sakit diderita 28

24 proses terjadi nya harga diri rendah ii. Penyebab harga diri rendah iii. Akibat akan terjadi jika hargadiri rendah tidak di tangani iv. Cara kelurga menghadap i harga diri rendah d) Dorong anggota mengikuti cara merawat harga diri rendah e) Beri t positif pada 29

Tujuan Sp 1 p a. Mengidenti fikasi penyebab isolasi sosial klien

Tujuan Sp 1 p a. Mengidenti fikasi penyebab isolasi sosial klien I. Renca Keperawat Tgl No Dx Dx Keperawat 1 Isolasi sosial : menarik diri Tuju Sp 1 p a. Mengidenti fikasi penyebab isolasi sosial b. Mengidenti fikasi keuntung berinteraksi kerugi tidak berinteraksi org

Lebih terperinci

BAB II TUNJAUAN TEORI. orang lain, menghindari hubungan dengan orang lain (Rawlins, 1993)

BAB II TUNJAUAN TEORI. orang lain, menghindari hubungan dengan orang lain (Rawlins, 1993) BAB II TUNJAUAN TEORI A. PENGERTIAN Menarik diri merupakan percobaan untuk menghindari interaksi dengan orang lain, menghindari hubungan dengan orang lain (Rawlins, 1993) Menarik diri merupakan suatu keadaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI. (DepKes, 2000 dalam Direja, 2011). Adapun kerusakan interaksi sosial

BAB II TINJAUAN TEORI. (DepKes, 2000 dalam Direja, 2011). Adapun kerusakan interaksi sosial BAB II TINJAUAN TEORI A. PENGERTIAN Isolasi sosial merupakan suatu gangguan interpersonal yang terjadi akibat adanya kepribadian yang tidak fleksibel menimbulkan perilaku maladaptif dan mengganggu fungsi

Lebih terperinci

BAB II KONSEP DASAR. tanda-tanda positif penyakit tersebut, misalnya waham, halusinasi, dan

BAB II KONSEP DASAR. tanda-tanda positif penyakit tersebut, misalnya waham, halusinasi, dan BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian Isolasi sosial sering terlihat pada klien skizofrenia. Hal ini sebagian akibat tanda-tanda positif penyakit tersebut, misalnya waham, halusinasi, dan kehilangan batasan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN TEORI BAB II TINJAUAN TEORI A. PENGERTIAN Isolation (isolasi) merupakan mekanisme pertahanan dimana emosi diasingkan dari muatan impuls kesakitan atau memori (Cervone, 2011). Pikiran isolasi sosial ( social

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI. dengan orang lain (Keliat, 2011).Adapun kerusakan interaksi sosial

BAB II TINJAUAN TEORI. dengan orang lain (Keliat, 2011).Adapun kerusakan interaksi sosial BAB II TINJAUAN TEORI A. KONSEP DASAR 1. Pengertian Isolasi sosial adalah keadaan dimana seseorang individu mengalami penurunan atau bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain disekitarnya.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI. menimbulkan perilaku maladaptif dan mengganggu fungsi seseorang dalam

BAB II TINJAUAN TEORI. menimbulkan perilaku maladaptif dan mengganggu fungsi seseorang dalam BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Gangguan hubungan sosial merupakan suatu gangguan hubungan interpersonal yang terjadi akibat adanya kepribadian yang tidak fleksibel dan menimbulkan perilaku maladaptif

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI. maupun minatnya terhadap lingkungan sosial secara langsung (isolasi diri).

BAB II TINJAUAN TEORI. maupun minatnya terhadap lingkungan sosial secara langsung (isolasi diri). 1 BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Menarik diri adalah satu tindakan melepaskan diri, baik perhatian maupun minatnya terhadap lingkungan sosial secara langsung (isolasi diri). (Depkes RI, 1983) Menarik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. akibat adanya kepribadian yang tidak fleksibel menimbulkan perilaku

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. akibat adanya kepribadian yang tidak fleksibel menimbulkan perilaku BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PENGERTIAN Isolasi sosial merupakan suatu gangguan interpersonal yang terjadi akibat adanya kepribadian yang tidak fleksibel menimbulkan perilaku maladaptif dan mengganggu fungsi

Lebih terperinci

Koping individu tidak efektif

Koping individu tidak efektif LAPORAN PENDAHULUAN ISOLASI SOSIAL: MENARIK DIRI I. PROSES TERJADINYA MASALAH Isolasi social merupakan upaya klien untuk menghindari interaksi dengan orang lain, menghindari hubungan dengan orang lain

Lebih terperinci

LAPORAN PENDAHULUAN (LP) ISOLASI SOSIAL

LAPORAN PENDAHULUAN (LP) ISOLASI SOSIAL LAPORAN PENDAHULUAN (LP) ISOLASI SOSIAL A. Pengertian Isolasi social adalah keadaan dimana individu atau kelompok mengalami atau merasakan kebutuhan atau keinginan untuk meningkatkan keterlibatan dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN TEORI BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Kerusakan interaksi sosial merupakan upaya menghindari suatu hubungan komunikasi dengan orang lain karena merasa kehilangan hubungan akrab dan tidak mempunyai kesempatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN TEORI BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Personal Hygiene berasal dari bahasa yunani yang berarti Personal yang artinya perorangan Hygiene berarti sehat. Personal Hygiene adalah suatu tindakan memelihara kesehatan

Lebih terperinci

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN MASALAH UTAMA ISOLASI SOSIAL: MENARIK DIRI

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN MASALAH UTAMA ISOLASI SOSIAL: MENARIK DIRI LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN MASALAH UTAMA ISOLASI SOSIAL: MENARIK DIRI A. Konsep Dasar Teori 1. Definisi Isolasi sosial merupakan kondisi ketika individu atau kelompok mengalami,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menuju era globalisasi manusia disambut untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Menuju era globalisasi manusia disambut untuk memenuhi kebutuhan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menuju era globalisasi manusia disambut untuk memenuhi kebutuhan hidupnya di tengah-tengah persaingan yang semakin ketat di segala kehidupan. Tidak orang semua orang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Halusinasi adalah gangguan terganggunya persepsi sensori seseorang,dimana tidak terdapat stimulus. Pasien merasakan stimulus yang sebetulnya tidak ada. Pasien merasa

Lebih terperinci

BAB II KONSEP DASAR. memelihara kesehatan mereka karena kondisi fisik atau keadan emosi klien

BAB II KONSEP DASAR. memelihara kesehatan mereka karena kondisi fisik atau keadan emosi klien BAB II KONSEP DASAR A. Pengetian Kurangnya perawatan diri pada pasien gangguan jiwa terjadi akibat adanya perubahan proses pikir sehingga kemampuan untuk melakukan aktivitas perawatan diri menurun, kurang

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA TN. S DENGAN GANGGUAN MENARIK DIRI DI RUANG ABIMANYU RSJD SURAKARTA

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA TN. S DENGAN GANGGUAN MENARIK DIRI DI RUANG ABIMANYU RSJD SURAKARTA ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA TN. S DENGAN GANGGUAN MENARIK DIRI DI RUANG ABIMANYU RSJD SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH Diajukan sebagai salah satu syarat Mendapatkkan gelar ahli madya keperawatan Disusun

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN KONSEP

BAB II TINJAUAN KONSEP BAB II TINJAUAN KONSEP A. Pengertian Menurut (Depkes RI, 2000) Waham adalah suatu keyakinan klien yang tidak sesuai dengan kenyataan, tetapi dipertahankan dan tidak dapat diubah secara logis oleh orang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI PERILAKU KEKERASAN. tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri,

BAB II TINJAUAN TEORI PERILAKU KEKERASAN. tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, BAB II TINJAUAN TEORI PERILAKU KEKERASAN A. Pengertian Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, orang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI. pengecapan maupun perabaan (Yosep, 2011). Menurut Stuart (2007)

BAB II TINJAUAN TEORI. pengecapan maupun perabaan (Yosep, 2011). Menurut Stuart (2007) BAB II TINJAUAN TEORI A. Definisi Halusinasi didefinisikan sebagai seseorang yang merasakan stimulus yang sebenarnya tidak ada stimulus dari manapun, baik stimulus suara, bayangan, baubauan, pengecapan

Lebih terperinci

BAB II KONSEP DASAR A. PENGERTIAN. Halusinasi adalah suatu persepsi yang salah tanpa dijumpai adanya

BAB II KONSEP DASAR A. PENGERTIAN. Halusinasi adalah suatu persepsi yang salah tanpa dijumpai adanya BAB II KONSEP DASAR A. PENGERTIAN Halusinasi adalah suatu persepsi yang salah tanpa dijumpai adanya rangsang dari luar. Walaupun tampak sebagai sesuatu yang khayal, halusinasi sebenarnya merupakan bagian

Lebih terperinci

BAB II KONSEP TEORI. Perubahan sensori persepsi, halusinasi adalah suatu keadaan dimana individu

BAB II KONSEP TEORI. Perubahan sensori persepsi, halusinasi adalah suatu keadaan dimana individu BAB II KONSEP TEORI A. Pengertian Perubahan sensori persepsi, halusinasi adalah suatu keadaan dimana individu mengalami perubahan dalam jumlah dan pola dari stimulus yang datang internal / eksternal (Carpenito,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam dirinya dan lingkungan luar baik keluarga, kelompok maupun. komunitas, dalam berhubungan dengan lingkungan manusia harus

BAB I PENDAHULUAN. dalam dirinya dan lingkungan luar baik keluarga, kelompok maupun. komunitas, dalam berhubungan dengan lingkungan manusia harus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia sabagai makhluk holistik dipengaruhi oleh lingkungan dari dalam dirinya dan lingkungan luar baik keluarga, kelompok maupun komunitas, dalam berhubungan dengan

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Sdr. D DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI DI RUANG MAESPATI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Sdr. D DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI DI RUANG MAESPATI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA ASUHAN KEPERAWATAN PADA Sdr. D DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI DI RUANG MAESPATI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI ILMIAH Disusun oleh : CAHYO FIRMAN TRISNO. S J 200 090

Lebih terperinci

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GANGGUAN SENSORI PERSEPSI: HALUSINASI

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GANGGUAN SENSORI PERSEPSI: HALUSINASI RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GANGGUAN SENSORI PERSEPSI: HALUSINASI Nama Klien : Diagnosa Medis : No MR : Ruangan : Tgl No Dx Diagnosa Keperawatan Perencanaan Tujuan Kriteria Hasil Intervensi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI. Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan

BAB II TINJAUAN TEORI. Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, orang lain maupun lingkungan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Gangguan Harga Diri Rendah adalah evaluasi diri dan perasaan tentang diri atau kemampuan diri yang negatif dapat secara langsung atau tidak langsung di ekspresikan

Lebih terperinci

BAB II KONSEP DASAR. A. Pengertian. Halusinasi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami perubahan

BAB II KONSEP DASAR. A. Pengertian. Halusinasi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami perubahan BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian Halusinasi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami perubahan dalam jumlah dan pola dari stimulasi yang mendekat yang diprakarsai secara internal atau eksternal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat meningkatkan jumlah penderita gangguan jiwa (Nurdwiyanti,2008),

BAB I PENDAHULUAN. dapat meningkatkan jumlah penderita gangguan jiwa (Nurdwiyanti,2008), BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Krisis ekonomi yang mendunia dan semakin beratnya tuntutan ekonomi masyarakat saat ini mendorong jumlah penderita gangguan jiwa di dunia meningkat saat ini diperkirakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI. Gangguan harga diri rendah digambarkan sebagai perasaan yang negatif

BAB II TINJAUAN TEORI. Gangguan harga diri rendah digambarkan sebagai perasaan yang negatif BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Gangguan harga diri rendah digambarkan sebagai perasaan yang negatif terhadap diri sendiri, termasuk hilangnya percaya diri dan harga diri, merasa gagal mencapai keinginan.

Lebih terperinci

BAB II KONSEP DASAR. A. Pengertian. Harga diri adalah penilaian individu tentang nilai personal yang

BAB II KONSEP DASAR. A. Pengertian. Harga diri adalah penilaian individu tentang nilai personal yang BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian Harga diri adalah penilaian individu tentang nilai personal yang diperoleh dengan menganalisa seberapa sesuai perilaku dirinya dengan ideal diri ( Stuart, 2006 ). Gangguan

Lebih terperinci

perawatmasadepanku@blogspot.com Join With Us : Email : hendritriyulianto@gmail.com Facebook : Hendri Ty Kunjungi dan D a p a t k a n!!! K u m p u l a n A s k e p L e n g k a p H a n y a D i : perawatmasadepanku@blogspot.com

Lebih terperinci

PENATALAKSANAAN PASIEN GANGGUAN JIWA DENGAN ISOLASI SOSIAL: MENARIK DIRI DI RUANG ARIMBI RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG. Oleh

PENATALAKSANAAN PASIEN GANGGUAN JIWA DENGAN ISOLASI SOSIAL: MENARIK DIRI DI RUANG ARIMBI RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG. Oleh PENATALAKSANAAN PASIEN GANGGUAN JIWA DENGAN ISOLASI SOSIAL: MENARIK DIRI DI RUANG ARIMBI RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG Oleh Afandi 1), Y.Susilowati 2) 1) Alumni Akademi Keperawatan Krida Husada,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN TEORI 8 BAB II TINJAUAN TEORI 2.1. Isolasi Sosial: Menarik Diri 2.1.1. Pengertian Isolasi sosial merupakan kondisi kesendirian dialami oleh individu diterima sebagai ketentuan oleh orang lain sebagai suatu keadaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Komunikasi adalah proses penyampaian gagasan, harapan, dan pesan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Komunikasi adalah proses penyampaian gagasan, harapan, dan pesan yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Komunikasi 2.1.1 Pengertian Komunikasi Secara Umun Komunikasi adalah proses penyampaian gagasan, harapan, dan pesan yang disampaikan melalui lambang tertentu, mengandung

Lebih terperinci

BAB II KONSEP DASAR. orang lain maupun lingkungan (Townsend, 1998). orang lain, dan lingkungan (Stuart dan Sundeen, 1998).

BAB II KONSEP DASAR. orang lain maupun lingkungan (Townsend, 1998). orang lain, dan lingkungan (Stuart dan Sundeen, 1998). BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, orang lain maupun lingkungan

Lebih terperinci

Laporan Pendahuluan. Isolasi Sosial

Laporan Pendahuluan. Isolasi Sosial Laporan Pendahuluan Isolasi Sosial A. DEFINISI Suatu sikap dimana individu menghindari diri dari interaksi dengan orang lain. Individu merasa bahwa ia kehilangan hubungan akrab dan tidak mempunyai kesempatan

Lebih terperinci

BAB II KONSEP DASAR. serta mengevaluasinya secara akurat (Nasution, 2003). dasarnya mungkin organic, fungsional, psikotik ataupun histerik.

BAB II KONSEP DASAR. serta mengevaluasinya secara akurat (Nasution, 2003). dasarnya mungkin organic, fungsional, psikotik ataupun histerik. BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian Persepsi ialah daya mengenal barang, kwalitas atau hubungan serta perbedaan antara suatu hal melalui proses mangamati, mengetahui dan mengartikan setelah panca indranya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gangguan jiwa merupakan manifestasi klinis dari bentuk penyimpangan perilaku akibat adanya distrosi emosi sehingga ditemukan ketidakwajaran dalam bertingkah laku.

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB III TINJAUAN KASUS BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian 1. Pengkajian dilakukan pada tanggal 27 desember 2010, pukul 09.00 WIB di ruang Gatot Koco Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr. Amino Gondhohutomo Semarang, dengan diagnosa

Lebih terperinci

BAB II KONSEP DASAR. Harga diri rendah adalah evaluasi diri dan perasaan tentang diri atau

BAB II KONSEP DASAR. Harga diri rendah adalah evaluasi diri dan perasaan tentang diri atau BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian Harga diri rendah adalah evaluasi diri perasaan tentang diri atau kemampuan diri yang negatif, dapat secara langsung atau tidak langsung diekspresikan (Mary C.Townsend,

Lebih terperinci

BAB II KONSEP DASAR. perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana individu melakukan atau. (1998); Carpenito, (2000); Kaplan dan Sadock, (1998)).

BAB II KONSEP DASAR. perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana individu melakukan atau. (1998); Carpenito, (2000); Kaplan dan Sadock, (1998)). BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, orang lain maupun lingkungan.

Lebih terperinci

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GANGGUAN PROSES PIKIR : WAHAM. Perencanaan Tujuan Kriteria Hasil Intervensi Gangguan proses pikir : Waham

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GANGGUAN PROSES PIKIR : WAHAM. Perencanaan Tujuan Kriteria Hasil Intervensi Gangguan proses pikir : Waham RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GANGGUAN PROSES PIKIR : WAHAM NamaKlien : DiagnosaMedis : No CM : Ruangan : Tgl No. Dx Diagnosa Keperawatan Perencanaan Tujuan Kriteria Hasil Intervensi Gangguan

Lebih terperinci

Kesehatan jiwa menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 18. secara fisik, mental, spiritual, dan sosial sehingga individu tersebut menyadari

Kesehatan jiwa menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 18. secara fisik, mental, spiritual, dan sosial sehingga individu tersebut menyadari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesehatan jiwa menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 18 Tahun 2014 adalah kondisi dimana seseorang individu dapat berkembang secara fisik, mental, spiritual,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Halusinasi adalah persepsi atau tanggapan dari panca indera tanpa adanya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Halusinasi adalah persepsi atau tanggapan dari panca indera tanpa adanya 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Halusinasi 2.1.1 Pengertian Halusinasi Halusinasi adalah persepsi atau tanggapan dari panca indera tanpa adanya rangsangan (stimulus) eksternal (Stuart & Laraia, 2001).

Lebih terperinci

A. Pengertian Defisit Perawatan Diri B. Klasifikasi Defisit Perawatan Diri C. Etiologi Defisit Perawatan Diri

A. Pengertian Defisit Perawatan Diri B. Klasifikasi Defisit Perawatan Diri C. Etiologi Defisit Perawatan Diri A. Pengertian Defisit Perawatan Diri Kurang perawatan diri adalah gangguan kemampuan untuk melakukan aktifitas perawatan diri (mandi, berhias, makan, toileting) (Maslim, 2001). Kurang perawatan diri adalah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN TEORI BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Bunuh diri adalah tindakan agresif yang merusak diri sendiri dan dapat mengakhiri kehidupan. Bunuh diri merupakan keputusan terakhir dari individu untuk memecahkan masalah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Konsep Halusinasi 1.1 Pengertian Halusinasi Halusinasi adalah persepsi atau tanggapan dari pancaindera tanpa adanya rangsangan (stimulus) eksternal (Stuart & Laraia, 2001). Halusinasi

Lebih terperinci

BAB III RESUME KEPERAWATAN. Pengkajian dilaksanakan pada tanggal 3 Desember Paranoid, No Register

BAB III RESUME KEPERAWATAN. Pengkajian dilaksanakan pada tanggal 3 Desember Paranoid, No Register 14 BAB III RESUME KEPERAWATAN A. Pengkajian Pengkajian dilaksanakan pada tanggal 3 Desember 2004 1. Identitas a. Identitas pasien Nama klien Ny. K, umur 30 tahun, agama Kristen, pendidikan SD, suku/bangsa

Lebih terperinci

BAB II KONSEP DASAR. Harga diri adalah penilaian individu tentang nilai personal yang diperoleh dengan

BAB II KONSEP DASAR. Harga diri adalah penilaian individu tentang nilai personal yang diperoleh dengan BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian Harga diri adalah penilaian individu tentang nilai personal yang diperoleh dengan menganalisis seberapa sesuai perilaku dirinya dengan ideal diri. ( Yosep, 2007 ). Harga

Lebih terperinci

Kepekaan Reaksi berduka Supresi emosi Penundaan Putus asa

Kepekaan Reaksi berduka Supresi emosi Penundaan Putus asa Keputusasaan (Hopelessness) Pengertian Keputusasaan merupakan keadaan subjektif seorang individu yang melihat keterbatasan atau tidak adanya alternative atau pilihan pribadi yang tersedia dan tidak dapat

Lebih terperinci

MODUL KEPERAWATAN JIWA I NSA : 420 MODUL KEPUTUSASAAN DISUSUN OLEH TIM KEPERAWATAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL

MODUL KEPERAWATAN JIWA I NSA : 420 MODUL KEPUTUSASAAN DISUSUN OLEH TIM KEPERAWATAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL MODUL KEPERAWATAN JIWA I NSA : 420 MODUL KEPUTUSASAAN DISUSUN OLEH TIM KEPERAWATAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL UNIVERSITAS ESA UNGGUL FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN JAKARTA A. KOMPETENSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Manusia adalah mahluk sosial yang terus menerus membutuhkan orang lain disekitarnya. Salah satu kebutuhannya adalah kebutuhan sosial untuk melakukan interaksi sesama

Lebih terperinci

BAB II KONSEP DASAR. berhubungan dengan orang lain termasuk persepsi individu akan sifat dan

BAB II KONSEP DASAR. berhubungan dengan orang lain termasuk persepsi individu akan sifat dan BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian Konsep diri adalah semua ide, pikiran, kepercayaan dan pendirian yang diketahui individu tentang dirinya dan mempengaruhi individu dalam berhubungan dengan orang lain

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH NASKAH PUBLIKASI ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA Nn. Z DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI PENDENGARAN DI RUANG SEMBADRA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA DisusunOleh : HILYATUN NISA J 200 090

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. World Health Organitation (WHO) mendefinisikan kesehatan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. World Health Organitation (WHO) mendefinisikan kesehatan sebagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang World Health Organitation (WHO) mendefinisikan kesehatan sebagai keadaan sehat fisik, mental, dan sosial, bukan semata-mata keadaan tanpa penyakit atau kelemahan. Definisi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Harga diri merupakan evaluasi yang dibuat individu dan kebiasaan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Harga diri merupakan evaluasi yang dibuat individu dan kebiasaan BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Konsep Harga Diri 1.1. Pengertian harga diri Harga diri merupakan evaluasi yang dibuat individu dan kebiasaan memandang dirinya, terutama sikap menerima, menolak, dan indikasi

Lebih terperinci

BAB II KONSEP DASAR. A. Pengertian. Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan

BAB II KONSEP DASAR. A. Pengertian. Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian Perilaku adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan dapat membahayakan secara fisik terhadap diri sendiri maupun orang lain (Townsend, 1998). Menurut Stuart

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN KONSEP DAN TEORI

BAB II TINJAUAN KONSEP DAN TEORI 6 BAB II TINJAUAN KONSEP DAN TEORI A. Manajemen Psikoedukasi Keluarga 1. Pengertian Psikoedukasi keluarga adalah salah satu elemen program perawatan kesehatan jiwa keluarga dengan cara pemberian informasi,

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN

BAB IV PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN BAB IV PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN A. Pembahasan Dalam bab ini akan dibahas mengenai kesenjangan yang penulis dapatkan antara konsep dasar teori dan kasus nyata Sdr. D diruang Dewa Ruci RSJD Amino Gondohutomo

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyesuaikan diri yang mengakibatkan orang menjadi tidak memiliki. suatu kesanggupan (Sunaryo, 2007).Menurut data Badan Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. menyesuaikan diri yang mengakibatkan orang menjadi tidak memiliki. suatu kesanggupan (Sunaryo, 2007).Menurut data Badan Kesehatan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut Chaplin,gangguan jiwa adalah ketidakmampuan menyesuaikan diri yang mengakibatkan orang menjadi tidak memiliki suatu kesanggupan (Sunaryo, 2007).Menurut data

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan kesehatan yang menjadi pintu layanan terdepan dalam. hubungan dengan masyarakat adalah di rumah sakit.

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan kesehatan yang menjadi pintu layanan terdepan dalam. hubungan dengan masyarakat adalah di rumah sakit. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelayanan kesehatan yang menjadi pintu layanan terdepan dalam hubungan dengan masyarakat adalah di rumah sakit. Sebagai pemberian pelayanan kesehatan yang komplek, mutu

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB III TINJAUAN KASUS BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian Pengkajian dilakukan pada tanggal 19 Januari 2009, jam 10.00 WIB, di Ruang VIII Rumah Sakit Jiwa Daerah dr. Amino Gondhohutomo Semarang. 1. Biodata a. Identitas klien

Lebih terperinci

BAB II KONSEP DASAR PERILAKU KEKERASAN. Marah merupakan perasaan jengkel yang timbul sebagai respon

BAB II KONSEP DASAR PERILAKU KEKERASAN. Marah merupakan perasaan jengkel yang timbul sebagai respon BAB II KONSEP DASAR PERILAKU KEKERASAN A. PENGERTIAN Perilaku kekerasan adalah suatu kondisi maladaptif seseorang berespon terhadap marah (Townsend, M.C. 1998). Marah merupakan perasaan jengkel yang timbul

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keadaan ini sangat besar pengaruhnya terhadap kesehatan jiwa seseorang. yang berarti akan meningkatkan jumlah pasien gangguan jiwa.

BAB I PENDAHULUAN. Keadaan ini sangat besar pengaruhnya terhadap kesehatan jiwa seseorang. yang berarti akan meningkatkan jumlah pasien gangguan jiwa. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Perkembangan kebudayaan masyarakat banyak membawa perubahan dalam segi kehidupan manusia. Setiap perubahan situasi kehidupan individu baik positif maupun negatif

Lebih terperinci

perawatmasadepanku@blogspot.com Join With Us : Email : hendritriyulianto@gmail.com Facebook : Hendri Ty Kunjungi dan D a p a t k a n!!! K u m p u l a n A s k e p L e n g k a p H a n y a D i : perawatmasadepanku@blogspot.com

Lebih terperinci

MODUL KEPERAWATAN JIWA I NSA : 420 MODUL ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN RESIKO BUNUH DIRI DISUSUN OLEH TIM KEPERAWATAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL

MODUL KEPERAWATAN JIWA I NSA : 420 MODUL ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN RESIKO BUNUH DIRI DISUSUN OLEH TIM KEPERAWATAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL MODUL KEPERAWATAN JIWA I NSA : 420 MODUL ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN RESIKO BUNUH DIRI DISUSUN OLEH TIM KEPERAWATAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL UNIVERSITAS ESA UNGGUL FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN PROGRAM

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI. kecemasan atau kebutuhan yang tidak terpenuhi yang dirasakan sebagai ancaman.

BAB II TINJAUAN TEORI. kecemasan atau kebutuhan yang tidak terpenuhi yang dirasakan sebagai ancaman. BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Marah merupakan perasaan jengkel yang timbul sebagai respon terhadap kecemasan atau kebutuhan yang tidak terpenuhi yang dirasakan sebagai ancaman. (Kelliat,1996) Perasaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dirasakan sebagai ancaman (Nurjannah dkk, 2004). keadaan emosional kita yang dapat diproyeksikan ke lingkungan, kedalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dirasakan sebagai ancaman (Nurjannah dkk, 2004). keadaan emosional kita yang dapat diproyeksikan ke lingkungan, kedalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Perilaku kekerasan merupakan salah satu yang diekspresikan dengan melakukan ancaman, menciderai orang lain ataupun merusak lingkungan (Keliat dkk, 2011). Kemarahan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. stressor, produktif dan mampu memberikan konstribusi terhadap masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN. stressor, produktif dan mampu memberikan konstribusi terhadap masyarakat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sehat jiwa adalah keadaan mental yang sejahtera ketika seseorang mampu merealisasikan potensi yang dimiliki, memiliki koping yang baik terhadap stressor, produktif

Lebih terperinci

PROPOSAL KUNJUNGAN RUMAH (HOME VISIT) PADA KELUARGA NY. A DENGAN RISIKO PERILAKU KEKERASAN HARGA DIRI RENDAH DAN WAHAM CURIGA

PROPOSAL KUNJUNGAN RUMAH (HOME VISIT) PADA KELUARGA NY. A DENGAN RISIKO PERILAKU KEKERASAN HARGA DIRI RENDAH DAN WAHAM CURIGA PROPOSAL KUNJUNGAN RUMAH (HOME VISIT) PADA KELUARGA NY. A DENGAN RISIKO PERILAKU KEKERASAN HARGA DIRI RENDAH DAN WAHAM CURIGA Disusun Oleh: DESI SUCI ANGRAENI SRI WAHYUNINGSIH PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

Lebih terperinci

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN RESIKO BUNUH DIRI DI RSJD. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG. Oleh : AGUNG NUGROHO

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN RESIKO BUNUH DIRI DI RSJD. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG. Oleh : AGUNG NUGROHO LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN RESIKO BUNUH DIRI DI RSJD. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG Oleh : AGUNG NUGROHO 462008041 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

PROPOSAL KUNJUNGAN RUMAH (HOME VISITE)

PROPOSAL KUNJUNGAN RUMAH (HOME VISITE) 1 PROPOSAL KUNJUNGAN RUMAH (HOME VISITE) A. Identitas Klien Inisial Klien Usia Agama Pendidikan : Ny. F : 42 Tahun : Islam : SMA Nomor Register : 02. 14. 77 Masuk RSJSH : 27/03/2012 Nama Keluarga Alamat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Manusia adalah makhluk hidup yang lebih sempurna dibandingkan dengan makhluk yang lain. Konsep tentang manusia bermacam-macam. Ada yang menyatakan bahwa manusia adalah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI. Adapun definisi lain yang terkait dengan halusinasi adalah hilangnya

BAB II TINJAUAN TEORI. Adapun definisi lain yang terkait dengan halusinasi adalah hilangnya BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Halusinasi Halusinasi didefinisikan sebagai terganggunya persepi sensori seseorang, tetapi tidak terdapat stimulus dari luar (Varcarolis, 2006, dalam Yosep, 2011). Adapun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan mahluk sosial, dimana untuk mempertahankan kehidupannya

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan mahluk sosial, dimana untuk mempertahankan kehidupannya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan mahluk sosial, dimana untuk mempertahankan kehidupannya manusia memerlukan hubungan interpersonal yang positif baik dengan individu lainnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesehatan jiwa menurut Undang-Undang No. 3 Tahun 1966 merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesehatan jiwa menurut Undang-Undang No. 3 Tahun 1966 merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesehatan jiwa menurut Undang-Undang No. 3 Tahun 1966 merupakan suatu kondisi yang memungkinkan perkembangan fisik, intelektual dan emosional yang optimal dari

Lebih terperinci

PENATALAKSANAAN PASIEN GANGGUAN JIWA DENGAN GANGGUAN KONSEP DIRI: HARGA DIRI RENDAH DI RUANG GATHOTKOCO RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG.

PENATALAKSANAAN PASIEN GANGGUAN JIWA DENGAN GANGGUAN KONSEP DIRI: HARGA DIRI RENDAH DI RUANG GATHOTKOCO RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG. PENATALAKSANAAN PASIEN GANGGUAN JIWA DENGAN GANGGUAN KONSEP DIRI: HARGA DIRI RENDAH DI RUANG GATHOTKOCO RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG Oleh R.Purwasih 1), Y. Susilowati 2), 1) Alumni Akademi Keperawatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia sebagai makhluk holistik dipengaruhi oleh lingkungan dari dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia sebagai makhluk holistik dipengaruhi oleh lingkungan dari dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia sebagai makhluk holistik dipengaruhi oleh lingkungan dari dalam dirinya maupun lingkungan luarnya. Manusia yang mempunyai ego yang sehat dapat membedakan antara

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA KOMUNITAS (CMHN)

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA KOMUNITAS (CMHN) ASUHAN KEPERAWATAN JIWA KOMUNITAS (CMHN) NAMA KELOMPOK 6 A4E : 1. Made Udayati (10.321.0864) 2. Kadek Ayu Kesuma W. (10.321.0858) 3. Kadek Ninik Purniawati (10.321.0859) 4. Luh Gede Wedawati (10.321.0867)

Lebih terperinci

PROSES TERJADINYA MASALAH

PROSES TERJADINYA MASALAH PROSES TERJADINYA MASALAH ` PREDISPOSISI PRESIPITASI BIOLOGIS GABA pada sistem limbik: Neurotransmiter inhibitor Norepineprin pada locus cereleus Serotonin PERILAKU Frustasi yang disebabkan karena kegagalan

Lebih terperinci

LAMPIRAN CATATAN PERKEMBANGAN Implementasi dan Evaluasi Keperawatan

LAMPIRAN CATATAN PERKEMBANGAN Implementasi dan Evaluasi Keperawatan LAMPIRAN CATATAN PERKEMBANGAN Implementasi dan Evaluasi Keperawatan Hari/Tanggal Diagnosa Keperawatan Implementasi Keperawatan Evaluasi (SOAP) Selasa, 18 Halusinasi 8. Mengidentifikasi jenis halusinasi

Lebih terperinci

NURSING CARE PLAN (NCP)

NURSING CARE PLAN (NCP) NURSING CARE PLAN (NCP) 1. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN RISIKO PERILAKU KEKERASAN Nama Klien : DiagnosaMedis : No CM : Ruangan : Tgl No. Dx Diagnosa Keperawatan Risiko Perilaku Kekerasan Perencanaan

Lebih terperinci

BAB II KONSEP DASAR. Konsep diri adalah semua pikiran, keyakinan, dan kepercayaan yang membuat

BAB II KONSEP DASAR. Konsep diri adalah semua pikiran, keyakinan, dan kepercayaan yang membuat BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian Konsep diri adalah semua pikiran, keyakinan, dan kepercayaan yang membuat seseorang mengetahui tentang dirinya dan mempengaruhi hubungan dengan orang lain (Stuart and

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB III TINJAUAN KASUS BAB III TINJAUAN KASUS Pengkajian dilakukan pada tanggal 3 Desember 2009 jam 10.00 wib A. Pengkajian Tanggal masuk Rumah Sakit : 05-11-2009 Bangsal di rawat : Gatotkoco/ruang VI No Rekam Medis : 067714

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS. Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr.Aminogondhohutomo Semarang, dengan

BAB III TINJAUAN KASUS. Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr.Aminogondhohutomo Semarang, dengan BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian I. Identitas Pasien Pengkajian dilakukan pada tanggal 27 Desember 2008 diruang III Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr.Aminogondhohutomo Semarang, dengan Skizofrenia paranoid.

Lebih terperinci

BAB II KONSEP DASAR. orang lain maupun lingkungan. Marah merupakan perasaan jengkel yang

BAB II KONSEP DASAR. orang lain maupun lingkungan. Marah merupakan perasaan jengkel yang BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik, baik terhadap diri sendiri, orang lain maupun lingkungan.

Lebih terperinci

BAB II KONSEP DASAR. Halusinasi merupakan salah satu respon neurobiology yang maladaptive, yang

BAB II KONSEP DASAR. Halusinasi merupakan salah satu respon neurobiology yang maladaptive, yang BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian Halusinasi merupakan salah satu respon neurobiology yang maladaptive, yang dapat menimbulkan perilaku aneh, tidak enak dipandang, membingungkan, kesukaran mengelola, dan

Lebih terperinci

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN JIWA. PADA Sdr.W DENGAN HARGA DIRI RENDAH. DI RUANG X ( KRESNO ) RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG. 1. Inisial : Sdr.

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN JIWA. PADA Sdr.W DENGAN HARGA DIRI RENDAH. DI RUANG X ( KRESNO ) RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG. 1. Inisial : Sdr. BAB III ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA Sdr.W DENGAN HARGA DIRI RENDAH DI RUANG X ( KRESNO ) RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG A. Identitas Pasien 1. Inisial : Sdr. W 2. Umur : 26 tahun 3. No.CM : 064601

Lebih terperinci

PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA DI UNIT RAWAT INAP RS JIWA

PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA DI UNIT RAWAT INAP RS JIWA POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG PROGRAM STUDI KEPERAWATAN LUBUKLINGGAU PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA DI UNIT RAWAT INAP RS JIWA RUANGAN RAWAT : TANGGAL DIRAWAT : I. IDENTITAS KLIEN Inisial : ( L

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan di zaman global seperti sekarang

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan di zaman global seperti sekarang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan di zaman global seperti sekarang ini berakibat makin kompleks kebutuhan masyarakat. Industrialisasi dan urbanisasi makin lekat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Skizofrenia adalah suatu penyakit yang mempengaruhi otak dan menyebabkan timbulnya pikiran, persepsi, emosi, gerakan dan perilaku yang aneh dan terganggu. Penyakit ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan adanya distress ( tidak nyaman, tidak tentram dan rasa nyeri ), disabilitas

BAB I PENDAHULUAN. dengan adanya distress ( tidak nyaman, tidak tentram dan rasa nyeri ), disabilitas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gangguan jiwa adalah suatu keadaan dengan adanya gejala klinis yang bermakna berupa sindrom pola perilaku dan pola psikologik, yang berkaitan dengan adanya distress

Lebih terperinci

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN TERMINAL (KEPUTUSASAAN )

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN TERMINAL (KEPUTUSASAAN ) LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN TERMINAL (KEPUTUSASAAN ) A. PENGERTIAN Keputusasaan adalah keadaan emosional subjektif yang terus-menerus dimana seorang individu tidak melihat ada alternative

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyimpangan dari fungsi psikologis seperti pembicaraan yang kacau, delusi,

BAB I PENDAHULUAN. penyimpangan dari fungsi psikologis seperti pembicaraan yang kacau, delusi, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Skizofrenia merupakan sekelompok reaksi psikotik yang mempengaruhi berbagai area fungsi individu, termasuk fungsi berfikir dan berkomunikasi, menerima dan menginterpretasikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Kognisi adalah suatu proses mental yang dengannya seorang individu menyadari dan mempertahankan hubungan dengan lingkungannya baik lingkungan dalam maupun lingkungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. digambarkan sebagai perasaan yang negatif terhadap diri sendiri, merasa gagal

BAB I PENDAHULUAN. digambarkan sebagai perasaan yang negatif terhadap diri sendiri, merasa gagal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jika individu sering mengalami kegagalan maka gangguan jiwa yang sering muncul adalah gangguan konsep diri harga diri rendah, yang mana harga diri rendah digambarkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang sebenarnya tidak ada stimulus dari manapun baik stimulus suara,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang sebenarnya tidak ada stimulus dari manapun baik stimulus suara, BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Halusinasi didefinisikan sebagai seseorang yang merusak stimulasi yang sebenarnya tidak ada stimulus dari manapun baik stimulus suara, bayangan, bau-bauan, pengecapan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan jiwa pada manusia. Menurut World Health Organisation (WHO),

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan jiwa pada manusia. Menurut World Health Organisation (WHO), 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Multi krisis yang menimpa masyarakat dewasa ini merupakan salah satu pemicu yang menimbulkan stres, depresi dan berbagai gangguan kesehatan jiwa pada manusia.

Lebih terperinci