BAB II TINJAUAN TEORI. kecemasan atau kebutuhan yang tidak terpenuhi yang dirasakan sebagai ancaman.
|
|
- Ivan Cahyadi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Marah merupakan perasaan jengkel yang timbul sebagai respon terhadap kecemasan atau kebutuhan yang tidak terpenuhi yang dirasakan sebagai ancaman. (Kelliat,1996) Perasaan jengkel normal bagi individu, namun perilaku yang dimanifestasikan oleh perasaan marah dapat berfluktuasi sepanjang rentang adaptif dan maladaptif. Respon adaptif Respon maladaptif Asertif Frustasi Pasif Agresif Kekerasan (Stuart and Sundeen, 1987 dalam Kelliat, 1996). Kegagalan yang menyebabkan frustasi dapat menimbulkan respon pasif dan melarikan diri atau respon melawan dan menentang merupakan respon yang mal adaptif yaitu agresif sampai kekerasan. Perilaku yang ditampakan mulai yang rendah sampai pada tingkat yang lebih tinggi yaitu: Asertif Kemarahan atau rasa tidak setuju yang di nyatakan atau diungkapkan tanpa menyakiti orang lain akan mengembalikan kelegaan pada individu dan tidak akan 1
2 menimbulkan masalah. Ini bisa ditunjukkan dengan diskusi untuk menyelesaikan masalah atau bermusyawarah Frustasi Respon yang terjadi akibat gagal mencapai tujuan karena tujuan yang tidak realistis atau hambatan dalam pencapaian tujuan. Contohnya tidak naik kelas, di putus pacar. Pasif Suatu keadaan dimana individu merasa tidak mampu mengungkapkan perasaannya yang sedang dialami. Contohnya orangnya pendiam, pandangan matanya selalu menunduk Agresif Perilaku yang menyertai maah dan merupakan dorongan untuk brtindak dalam bentuk destruktif dan masih terkontrol. Perilaku yang tampak dapat berupa :muka masam, bicara kasar, menuntut, kasar disertai kekerasan. Kekerasan Dapat disebut juga dengan amuk yaitu perasaan marah dan bermusuhan yang kuat disertai kehilangan kontrol diri individu dapat merusak diri sendiri, orang lain lingkungan. Contohnya membanting barang-barang, menyakiti diri sendiri (bunuh diri) 2
3 Proses expresi marah Ancaman atau kebutuhan Stress Cemas Marah Merasa kuat Mengungkapkan secara Merasa tidak adekuat verbal Menantang Menjaga keutuhan orang lain Melarikan diri Masalah tidak selesai Lega Mengingkari marah Marah berkepanjangan Ketegangan menurun Marah tidak terungkap Rasa marah teratasi Muncul rasa bermusuhan Marah pada diri sendiri Marah pada orang lain Depresi psikosomatik Agresif mengamuk (Beck, Rawlins, Williams, 1986 dalam Kelliat 1996) 3
4 Proses kemarahan (Kelliat,1996) Stres, cemas, marah merupakan bagian kehidupan sehari-hari yang harus dihadapi oleh setiap individu. Stres dapat menyebabkan kecemasan yang menimbulkan perasaan yang tidak menyenangkan dan terancam. Kemarahan dapat menimbulkan kecemasan. Respon terhadap marah dapat diungkapkan melalui tiga cara yaitu : (1) mengungkapkan secara verbal ; (2) menekan ; dan (3) menentang. Dari ketiga cara ini cara yang pertama adalah konstruktif sedangkan dua cara lain adalah destruktif. Dengan melarikan diri atau menantang akan menimbulkan rasa bermusuhan, dan bila cara ini dipakai terus menerus, maka kemarahan dapat diekpresikan pada diri sendiri atau lingkungan dan akan tampak sebagai depresi dan psikomatik atau agresif dan ngamuk. B. Pengkajian 1. Faktor predisposisi (Depkes,1994) Beberapa teori dikemukakan untuk menjelaskan ekspresi marah. Factor-faktor yang dapat menyebabkan masalah ekspresi marah adalah : faktor biologis, psikologis dan social cultural 4
5 a. Biologis 1) Teori dorongan naluri (Instinctual drive theory) Perilaku agresif disebabkan oleh suatu dorongan kebutuhan dasar yang sangat kuat,misalnya; kelaparan dia akan melakukan tindakan yang agresif untuk mendapatkan makanan. 2) Teori psikosomotik (psychosomatic theory) Pengalaman rasa marah adalah sebagai akibat dari respon psikologis terhadap stimulus eksternal, internal maupun lingkungan. Dan sitem limbic berperan sebagai pusat untuk mengekspresikan maupun menghambat rasa marah, misalnya; stress pada masa lampau, cemas dan kecewa. b. Psikologi 1) Teori agresi dan frustasi (frustration aggression theory) Frustasi terjadi apabila keinginan individu untuk mencapai sesuatu gagal atau terhadambat. Keadaan tersebut akan mendorong individu berperilaku agresif, misalnya; kehilangan pekerjaan dia akan melakukan tindakan yang agresif untuk mendapatkan pekerjaannya kembali. 2) Teori perilaku (behavioral theory) Kemarahan adalah respon belajar, dan hal ini dapat dicapai apabila ada fasilitas / situasi yang mendukung, misalnya; perasaan jengkel, perasaan idak senang. 5
6 3) Teori eksistensi (existensial theory) Bertingkah laku adalah kebutuhan dasar manusia, apabila kebutuhan tidak dapat di penuhi melalui hal positif dengan berperilaku konstruktif, maka individu akan melakukan hal negative dengan perilaku destruktif, misalnya; bertindak amuk, kekerasan, mengejek. c. Sosial cultural 1) Teori lingkungan sosial (social environment) Lingkungan sosial akan mempengaruhi sikap individu dalam mengekspresikan marah, norma kebudayaan dapat mendukung individu untuk berespon asertif atau agrsif, misalnya; menarik diri. 2) Teori belajar sosial (social learning theory) Perilaku agresif dapat dipelajari secara langsung maupun imitasi dari proses sosialitas, misalnya; bertindak kekerasan, mengejek dan berdebat. 2. Faktor presipitasi Stressor yang khas mencetuskan perasaan marah sifatnya unik untuk setiap individu. Stressor tersebut dapat di sebabkan dari luar maupun dalam. Contohnya stressor yang berasal dari luar antara lain : serangan fisik, kehilangan, kematian dan lain-lain. sedangkan stressor yang berasal dari dalam adalah putus hubungan dengan orang yang berarti, kehilangan rasa cinta, ketakutan pada penyakit fisik dan menurunnya prestasi kerja, perilaku 6
7 marah juga sering berkaitan dengan rasa berasalah yang tidak dapat di kendalikan. (Depkes, 1994) C. Perilaku (Menurut Kelliat, 1996) 1. Dimensi Emosi a. Tidak adekuat b. Tidak aman c. Rasa terganggu d. Marah (dendam) e. Jengkel 2. Dimensi Fisik a. Muka merah b. Pandngan tajam c. Napas pendek d. Keringat e. Sakit fisik f. Penyalahgunaan zat g. Tekanan darah meningkat 3. Dimensi Intelektual a. Mendominasi b. Bawel c. Sarkasme 7
8 d. Berdebat e. Meremehkan 4. Dimensi Spiritual a. Kemahakuasaan b. Kebajikan / kebenaran diri c. Keraguan d. Tidak bermoral e. Kebejatan f. Kreatifitas terhambat 5. Dimensi Sosial a. Menarik diri b. Pengasingan c. Penolakan d. Kekerasan e. Ejekan f. Humor D. Mekanisme Koping Sangat penting bagi perawat untuk mengidentifikasi mekanisme koping yang digunakan oleh pasien, sehingga perawat dapat membantu pasien untuk mengembangkan mekanisme koping yang konstruktif dalam mengekspresikan marahnya. Mekanisme koping yang umum di gunakan antara lain : kegiatan sehari-hari (persaingan di bidang pekerjaan atau sekolah, olah raga, musik, 8
9 drama) dan mekanisme pertahanan ego (displacemen, subblimasi, projeksi, represi, reaksi formasi). (Depkes, 1994) C. Pohon Masalah Resiko mencederai diri sendiri, orang lain, dan lingkungan Marah Agresif Gangguan konsep diri : harga diri rendah Halusinasi (Kelliat, 1998) D. Diagnosa Keperawatan 1. Resiko mencederai diri sendiri, orang lain, dan lingkungan berhubungan dengan marah agresif. (Kelliat, 1998) 2. Gangguan ekspresi marah : agresif berhubungan dengan harga diri rendah. (Kelliat, 1998) 3. Gangguan ekspresi marah : agresif berhubungan dengan halusinasi. (Kelliat, 1998) E. Fokus Intervensi Diagnosa Keperawatan 1: Resiko mencederai diri sendiri, orang lain, dan lingkungan berhubungan dengan marah agresif. Tujuan umum : Klien tidak mencederai dengan melakukan marah agresif. Tujuan khusus : 9
10 Tuk 1. Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat. Tindakan keperawatan: Bina hubungan saling percaya 1) Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal: ucapan salam, perkenalan diri, jelaskan tujuan pertemuan terima klien apa adanya, ciptakan suasana tenang dan santai, hargai privacy klien. Pertahankan kontak mata dan posisi terbuka. 2) Pertahankan sikap perawat secara konsisten: menepati janji, hindari komunikasi yang bersifat rahasia didepan klien. Tuk 2. Klien mampu mengenali perasaan marahnya. Tindakan Keperawatan: 1. Bantu klien untuk identifikasi tanda-tanda marah: 1) Perubahan emosi: jengkel, dendam. 2) Perubahan intelektual: mendominasi saat berdebat/ berbicara. 3) Perubahan sosial: menolak, kasar. 4) Perubahan spiritual: lupa dengan Tuhan. 5) Perubahan fisik yang terjadi bila perasaan marah timbul (kulit muka memerah, mata melotot, pandangan mata tajam, rahang terkatup, tangan mengepal). 2. Gunakan pertanyaan terbuka, teknik reflek, teknik klarifikasi. 3. Bantu klien untuk identifiasi perasaannya untuk saat marah (rasa tidak nyaman, jengkel, sakit hati, ingin ngamuk) 10
11 4. Bantu klien untuk menghubungkan tanda-tanda fisik dengan perasannya sebagai suatu ungkapan marah 5. Tanyakan pendapat klien tentang perasaan marahnya 6. Katakan pada klien bahwa marah itu normal dirasakan oleh setiap manusia. Tuk 3. Klien mampu menilai efek perilaku agresif terhadap diri sendiri dan orang lain. Tindakan Keperawatan: 1. Bantu klien untuk idenifikasi situasi atau hal yang dapatmenyebabkan rasa marahnya timbul. 2. Bantu klien untuk mengungkapkan respons/ perlaku pada situasi yang menyebabkan marah (bermain peran). 3. Tanyakan pendapat klien tentang efek perilaku agresif terhadap diri sendiri dan orang lain. 4. Berikan reinforcement positif terhadap pendapat klien yang benar. 5. Beri penjelasan lebih lanjut pada klien tentang efek perilaku agresif terhadap diri sendiri dan orang lain. 6. Melakukan resolusi dengan cara menyatakan kembali pada klien tentang efek perilaku agresif terhadap diri sendiri dan orang lain. 11
12 Tuk 4. Klien dapat menyebutkan cara menyalurkan rasa marah yang yang sehat. Tindakan Keperawatan: 1. Gali pendapat klien tentang cara untuk menyalurkan energi marah dengan cara yang sehat (tidak merusak dan mengganggu lingkungan, tidak menyebabkan cedera pada diri sendiri ataupun orang lain). 2. Beri reinforcement positif terhadap pendapat klien yang benar. 3. Sampaikan pada klien akan cara sehat lainnya untuk salurkan enegi marah yaitu secara: 1) Intelektual: menyatakan dengan kalimat yang baik sehingga lawan bicara dapat menerima. 2) Emosional: menyatakan kemarahan dengan tidak menyakiti orang lain. 3) Fisik: lari pagi, angkat berat, membersihkan rumah, jalan-jalan ditaman, dan lain-lain. 4) Sosial: bermain peran, latihan asertif, identifikasi orang-orang yang dipercaya untuk mengungkapkan perasaan dan memperoleh rasa aman. 5) Spiritual: berdoa, mengikuti kegiatan keagamaan. 12
13 Tuk 5. Klien dapat memilih/menentukan cara yang sehat untuk menyalurkan energi marah yang akan digunakan bila rasa marahnya timbul. Tindakan keperawatan: 1. Dorong klien untuk menenukan sendiri cara yang sehat untuk menyalurkan energi marah yang akan klien gunakan bila rasa marahnya timbul. 2. Jelaskan pada klien manfaat dari menggunakan cara yang sehat untuk menyalurkan rasa marah, yaitu: tidak menimbulkan cedera pada diri sendiri maupun pada oran lain, tubuh menjadi sehat. 3. Motivasi klien untuk melekukan cara yang sehat untuk menyalurkan rasa marah yang telah diilih ole klien sendiri. 4. Libatkan klien dalam terapi aktivitas yang dapat digunakan untuk penerapan cara menyalurkan energi marah yang sehat (terapi olah raga: senam pagi, sepak bola, voli, terapi musik: mendengarkan musik yang lembut, bernyanyi lagu yang berirama tenang). 5. Lakukan evaluasi dengan cara tanyakan perasaan klien setelah melakukan cara menyalurkan energi marah yang sehat dan beri umpan balik positif setiap klien mencoba lakukan penyaluran energi marah dengan cara yang sehat. 13
14 Tuk.6. Klien mampu mengungkapkan marah secara asertif. Tindakan keperawatan: 1. Gali pendapat klien tentang pengungkapan marah secara asertif / sehat. 2. Beri reinforcement positif terhadap pendapat klien yang benar. 3. Jelaskan pada klien tentang cara ungkapan marah yang sehat. 4. Evaluasi/tanyakan kembali pada klien tentang penjelasan yang diberikan perawat. 5. Lakukan latihan asrtif secara individual(antara perawat dengan klien) denan cara bermaian peran: 1) Pilih satu situasi yang dapat menimbulkan marah. 2) Dorong klien untuk ungkapkan marah secara asertif. 3) Evaluasi bersama klien dari latihan yang dilakukan, beri umpan balik positif. 6. Motivasi klien untuk terapkan cara marah yang asertif pada situasi nyata. 7. Libatkan klien dalam terapi aktivitas kelompok: latihan asertif. 8. Beri umpan balik positif setiap kali klien mencoba melakukan marah yang sehat/ asertif. 14
15 Tuk 7. Keluarga mampu membantu klien untuk berperilaku adatif. Tindakan keperawatan: 1. Diskusi bersama keluarga tentang tanda-tanda marah, penyebab klien marah, cara menghadapi klien yang sedang marah. 2. Libatkan keluarga dalam terapi aktivitas kelompok, latihan asertif. 3. Beri reinforcement positif terhadap hal-hal yang telah dicapai oleh keluarga. Tuk 8. Klien dapat membantu obat sesuai program terapi dokter. Tindakan keperawatan: 1. Menjelaskan macam, dosis dan frekuensi/ jam makan obat. 2. Dorong klien mengidentifikasi manfaat makan obat. 3. Observasi efek dan efek samping obat. 4. Diskusikan dengan dokter, efek dan efek samping yang ada. Diagnosa keperawatan 2: Gangguan ekspresi marah : agresif berhubungan dengan harga diri rendah. Tujuan umum: klien dapat mengontrol marah pada saat berhubungan dengan orang lain. Tujuan kusus: Tuk 1. Klien dapat membina hubungan saling percaya. Tindakan keperawatan: Bina hubungan saling percaya. 15
16 1) Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal: ucapan salam, perkenalkan diri, jelaskan tujuan pertemuan, terima klien apa adanya, ciptakan suasana tenang dan santai, hargai privacy klien. Pertahankan kontak mata dan posisi terbuka. 2) Pertahankan sikap perawat secara konsisten: menepati janji, hindari komunikaasi yang bersifat rahasia di depan klien. Tuk 2. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki. Tindakan keperawatan: 1. Diskusikan kemamuan dan aspek positif yang dimiliki klien. 2. Setiap bertemu klien dihindarkan memberi penilaian negatif. 3. Utamakan memberi pujian yang realistic. Tuk 3. Klien dapat menilai kemampuan yang digunakan. Tindakan keperawatan: 1. Diskusikan dengan klien kemampuan yang masih dapat digunakan selama sakit. 2. Diskusikan kemampuan yang dapat dilanjutkan penggunaannya. Tuk 4. Klien dapat merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuannya. Tindakan keperawatan: 1. Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari sesuai kemampuan: mandiri, kegiatan dengan bantuan sebagian, kegiatan yang membutukan bantuan total. 2. Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien. 16
17 3. Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang boleh klien lakukan. Tuk 5. Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi sakit dan kemampuannya. Tindakan Keperawatan : 1. Beri kesempatan pada klien untuk mencoba kegiatan yang telah direncanakan. 2. Beri pujian atas keberhasilan klien. 3. Diskusikan kemungkinan pelaksanaan di rumah. Tuk 6. Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada. Tindakan Keperawatan : 1. Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat klien dengan harga diri rendah. 2. Bantu keluarga memberikan dukungan selama klien di rawat. 3. Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah Diagnosa Keperawatan 3 : Gangguan Ekspresi marah : agresif berhubungan dengan halusinasi. Tujuan Umum : Klien tidak melakukan marah agresif Tujuan Khusus : Tuk 1. Klien dapat membina hubungan saling percaya Tindakan keperawatan : Bina hubungan saling percaya dengan mengungkapkan prinsip komunikasi terapeutik. 1) Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal 17
18 2) Perkenalkan diri dengan sopan 3) Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai klien 4) Jelaskan tujuan pertemuan 5) Jujur dan menepati janji 6) Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya 7) Beri perhatian pada klien dan perhatikan kebutuhan dasar klien Tuk 2. Klien dapat mengenali halusinasinya Tindakan keperawatan : 1. Adakan kontak sering dan singkat 2. Observasi tingkah laku klien terkait dengan halusinasinya : bicara dan tertawa tanpa stimulus, memandang kekiri / kekanan / kedepan seolaholah ada teman bicara. 3. Bantu klien mengenal halusinasinya 1) Jika menemukan klien yang sedang halusinasi, tanyakan apakah ada suara yang didengar 2) Jika klien menjawab ada, lanjutkan apa yang dikatakan 3) Katakan bahwa perawat prcaya klien mendengar suara itu, namun perawat sendiri tidak mendengarnya. 4) Katakan bahwa klien lain juga ada seperti klien 5) Katakan bahwa perawat akan membantu klien 18
19 4. Diskusikan dengan klien 1) Situasi yang menimbulkan / tidak menimbulkan halusinasi. 2) Waktu dan frekuensi terjadinya halusinasi. 5. Diskusikan dengan klien apa yang dirasakan jika terjadi halusinasi dan beri kesempatan untuk mengungkapkan perasaannya. Tuk 3. Klien dapat mengontrol halusinasinya Tindakan keperawatan : 1. Identifikasi bersama klien cara tindakan yang dilakukan jika terjadi halusinasi. 2. Diskusikan manfaat cara yang dilakukan klien, jika bermanfaat beri pujian. 3. Diskusikan cara baru untuk memutus atau mengontrol timbulnya halusinasi : 1) Katakan saya tidak mau dengar kamu (pada saat halusinasi terjadi) 2) Menemui orang lain untuk bercakap-cakap atau mengatakan halusinasi yang terjadi. 3) Membuat jadwal kegiatan sehari-hari agar halusinasi tidak sampai muncul. 4) Meminta keluarga / teman / perawat menyapa jika tampak bicara sendiri. 4. Bantu klien memilih dan melatih cara memutus halusinasi secara bertahap. 19
20 5. Beri kesempatan untuk melakukan cara yang telah dilatih Tuk 4. Klien dapat dukungan dari keluarga dalam mengontrol halusinasinya. Tindakan keperawatan : 1. Anjurkan klien untuk memberi tahu keluarga jika mengalami halusinasi 2. Diskusikan dengan klien: 1) Gejala halusinasi yang dialami klien 2) Cara yang dapat dilakukan klien dan keluarga untuk memutus halusinasi 3) Cara merawat anggota keluarga yang halusinasi dirumah, beri kegiatan. Tuk 5. Klien memanfaatkan obat dengan baik Tindakan keperawatan: 1. Diskusikan dengan klien dan keluarga tentang dosis, frekuensi dan manfaat obat. 2. Anjurkan klien minta sendiri obat pada perawat dan merasakan manfaatnya. 3. Anjurkan klien bicara dengan dokter tentang manfaat dan efek samping obat yang dirasakan 4. Diskusikan akibat berhenti obat-obat tanpa konsultasi. 5. Bantu klien menggunakan obat dengan prinsip benar. 20
BAB II TINJAUAN TEORI PERILAKU KEKERASAN. tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri,
BAB II TINJAUAN TEORI PERILAKU KEKERASAN A. Pengertian Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, orang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORI. Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan
BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, orang lain maupun lingkungan.
Lebih terperinciBAB II KONSEP DASAR PERILAKU KEKERASAN. Marah merupakan perasaan jengkel yang timbul sebagai respon
BAB II KONSEP DASAR PERILAKU KEKERASAN A. PENGERTIAN Perilaku kekerasan adalah suatu kondisi maladaptif seseorang berespon terhadap marah (Townsend, M.C. 1998). Marah merupakan perasaan jengkel yang timbul
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. dirasakan sebagai ancaman (Nurjannah dkk, 2004). keadaan emosional kita yang dapat diproyeksikan ke lingkungan, kedalam
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Perilaku kekerasan merupakan salah satu yang diekspresikan dengan melakukan ancaman, menciderai orang lain ataupun merusak lingkungan (Keliat dkk, 2011). Kemarahan
Lebih terperinciASUHAN KEPERAWATAN PERILAKU KEKERASAN BUDI ANNA KELIAT
ASUHAN KEPERAWATAN PERILAKU KEKERASAN BUDI ANNA KELIAT tanggal upload : 28 April 2009 PENGERTIAN 1. Marah adalah perasaan jengkel yang timbul sebagai respons terhadap kecemasan/ kebutuhan yang tidak terpenuhi
Lebih terperinciBAB II KONSEP DASAR. orang lain maupun lingkungan (Townsend, 1998). orang lain, dan lingkungan (Stuart dan Sundeen, 1998).
BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, orang lain maupun lingkungan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan emosi yang merupakan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan emosi yang merupakan campuran perasaan frustasi dan benci atau marah. Hal ini didasari keadaan emosi secara mendalam dari setiap
Lebih terperinciBAB II KONSEP DASAR. perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana individu melakukan atau. (1998); Carpenito, (2000); Kaplan dan Sadock, (1998)).
BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, orang lain maupun lingkungan.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORI. Kemarahan adalah perasaan jengkel yang timbul sebagai respon terhadap
BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Kemarahan adalah perasaan jengkel yang timbul sebagai respon terhadap kecemasan yang dirasakan sebagai ancaman. (Stuart and sundeen, 1991). Pengungkapan kemarahan dengan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORI. (DepKes, 2000 dalam Direja, 2011). Adapun kerusakan interaksi sosial
BAB II TINJAUAN TEORI A. PENGERTIAN Isolasi sosial merupakan suatu gangguan interpersonal yang terjadi akibat adanya kepribadian yang tidak fleksibel menimbulkan perilaku maladaptif dan mengganggu fungsi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Halusinasi adalah gangguan terganggunya persepsi sensori seseorang,dimana tidak terdapat stimulus. Pasien merasakan stimulus yang sebetulnya tidak ada. Pasien merasa
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORI
BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Perilaku kekerasan atau agresif merupakan bentuk perilaku yang bertujuan untuk melukai seseorang secara fisik maupun psikologis. Marah tidak memiliki tujuan khusus,
Lebih terperinciTINJAUAN TEORI BAB II. A. Pengertian. Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan
BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, orang lain maupun lingkungan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORI. Amarah merupakan suatu emosi yang menentang dari sifat mudah tersinggung
BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Amarah merupakan suatu emosi yang menentang dari sifat mudah tersinggung hingga marah yang hebat yang dialami oleh setiap orang. (Kaplan, 1995). Perilaku kekerasan adalah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORI. maupun minatnya terhadap lingkungan sosial secara langsung (isolasi diri).
1 BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Menarik diri adalah satu tindakan melepaskan diri, baik perhatian maupun minatnya terhadap lingkungan sosial secara langsung (isolasi diri). (Depkes RI, 1983) Menarik
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORI. pengecapan maupun perabaan (Yosep, 2011). Menurut Stuart (2007)
BAB II TINJAUAN TEORI A. Definisi Halusinasi didefinisikan sebagai seseorang yang merasakan stimulus yang sebenarnya tidak ada stimulus dari manapun, baik stimulus suara, bayangan, baubauan, pengecapan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORI. dengan orang lain (Keliat, 2011).Adapun kerusakan interaksi sosial
BAB II TINJAUAN TEORI A. KONSEP DASAR 1. Pengertian Isolasi sosial adalah keadaan dimana seseorang individu mengalami penurunan atau bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain disekitarnya.
Lebih terperinciBAB II KONSEP DASAR. membahayakan diri sendiri mauupun lingkungan (Fitria, 2009).
BAB II KONSEP DASAR A. PENGERTIAN Menurut Stuart (2009), perilaku kekerasan atau agresi adalah sikap atau perilaku kasar atau kata-kata yang menggambarkan perilaku amuk, permusuhan dan potensi untuk merusak
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORI. menimbulkan perilaku maladaptif dan mengganggu fungsi seseorang dalam
BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Gangguan hubungan sosial merupakan suatu gangguan hubungan interpersonal yang terjadi akibat adanya kepribadian yang tidak fleksibel dan menimbulkan perilaku maladaptif
Lebih terperinciBAB II KONSEP DASAR. A. Pengertian. Harga diri adalah penilaian individu tentang nilai personal yang
BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian Harga diri adalah penilaian individu tentang nilai personal yang diperoleh dengan menganalisa seberapa sesuai perilaku dirinya dengan ideal diri ( Stuart, 2006 ). Gangguan
Lebih terperinciRENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GANGGUAN SENSORI PERSEPSI: HALUSINASI
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GANGGUAN SENSORI PERSEPSI: HALUSINASI Nama Klien : Diagnosa Medis : No MR : Ruangan : Tgl No Dx Diagnosa Keperawatan Perencanaan Tujuan Kriteria Hasil Intervensi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORI
BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Bunuh diri adalah tindakan agresif yang merusak diri sendiri dan dapat mengakhiri kehidupan. Bunuh diri merupakan keputusan terakhir dari individu untuk memecahkan masalah
Lebih terperinciMARAH Abstrak A. DEFINISI
MARAH Oleh : Weny Hastuti, S.Kep.*, Wahyono, S.Kep.,Ns. * Abstrak Marah yang dialami oleh individu merupakan reaksi emosional akut ditimbulkan sejumlah situasi yang merangsang, termasuk ancaman, agresi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menuju era globalisasi manusia disambut untuk memenuhi kebutuhan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menuju era globalisasi manusia disambut untuk memenuhi kebutuhan hidupnya di tengah-tengah persaingan yang semakin ketat di segala kehidupan. Tidak orang semua orang
Lebih terperinciBAB II KONSEP DASAR A. PENGERTIAN. Menurut Yosep ( 2007 ) perilaku kekerasan atau agresi adalah sikap atau perilaku
BAB II KONSEP DASAR A. PENGERTIAN Menurut Yosep ( 2007 ) perilaku kekerasan atau agresi adalah sikap atau perilaku kasar atau kata-kata yang menggambarkan perilaku amuk, permusuhan dan potensi untuk merusak
Lebih terperinciBAB II TUNJAUAN TEORI
47 BAB II TUNJAUAN TEORI A. Pengertian Perilaku kekerasan atau agresif merupakan bentuk perilaku yang bertujuan untuk melukai seseorang secara fisik maupun psikologis. Marah tidak memiliki tujuan khusus,
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN
BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN 1. Perilaku Kekerasan 1.1 Definisi Perilaku kekerasan sukar diprediksi. Setiap orang dapat bertindak keras tetapi ada kelompok tertentu yang memiliki resiko tinggi yaitu pria
Lebih terperinciASUHAN KEPERAWATAN PADA Sdr. D DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI DI RUANG MAESPATI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Sdr. D DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI DI RUANG MAESPATI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI ILMIAH Disusun oleh : CAHYO FIRMAN TRISNO. S J 200 090
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. S DENGAN GANGGUAN PERILAKU KEKERASAN DI RUANG SHINTA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA
NASKAH PUBLIKASI ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. S DENGAN GANGGUAN PERILAKU KEKERASAN DI RUANG SHINTA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA Disusun Oleh : ANISSYA NURUL H J 200 090 023 PROGRAM STUDI DIPLOMA
Lebih terperinciLAPORAN PENDAHULUAN RESIKO PERILAKU KEKERASAN
LAPORAN PENDAHULUAN RESIKO PERILAKU KEKERASAN Masalah Utama: Resiko Perilaku Kekerasan Proses Terjadinya Masalah Pengertian Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORI. Gangguan harga diri rendah digambarkan sebagai perasaan yang negatif
BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Gangguan harga diri rendah digambarkan sebagai perasaan yang negatif terhadap diri sendiri, termasuk hilangnya percaya diri dan harga diri, merasa gagal mencapai keinginan.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORI
BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Kerusakan interaksi sosial merupakan upaya menghindari suatu hubungan komunikasi dengan orang lain karena merasa kehilangan hubungan akrab dan tidak mempunyai kesempatan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORI. kecemasan yang meningkat dan dirasakan sebagai ancaman, pengungkapan marah yang
BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Risiko Perilaku Kekerasan Kemarahan adalah suatu perasaan atau emosi yang timbul sebagai reaksi terhadap kecemasan yang meningkat dan dirasakan sebagai ancaman, pengungkapan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Gangguan Harga Diri Rendah adalah evaluasi diri dan perasaan tentang diri atau kemampuan diri yang negatif dapat secara langsung atau tidak langsung di ekspresikan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. akibat adanya kepribadian yang tidak fleksibel menimbulkan perilaku
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PENGERTIAN Isolasi sosial merupakan suatu gangguan interpersonal yang terjadi akibat adanya kepribadian yang tidak fleksibel menimbulkan perilaku maladaptif dan mengganggu fungsi
Lebih terperinciBAB II KONSEP DASAR. Harga diri adalah penilaian individu tentang nilai personal yang diperoleh dengan
BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian Harga diri adalah penilaian individu tentang nilai personal yang diperoleh dengan menganalisis seberapa sesuai perilaku dirinya dengan ideal diri. ( Yosep, 2007 ). Harga
Lebih terperinciperawatmasadepanku@blogspot.com Join With Us : Email : hendritriyulianto@gmail.com Facebook : Hendri Ty Kunjungi dan D a p a t k a n!!! K u m p u l a n A s k e p L e n g k a p H a n y a D i : perawatmasadepanku@blogspot.com
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORI
BAB II TINJAUAN TEORI A. PENGERTIAN Isolation (isolasi) merupakan mekanisme pertahanan dimana emosi diasingkan dari muatan impuls kesakitan atau memori (Cervone, 2011). Pikiran isolasi sosial ( social
Lebih terperinciBAB II TUNJAUAN TEORI. orang lain, menghindari hubungan dengan orang lain (Rawlins, 1993)
BAB II TUNJAUAN TEORI A. PENGERTIAN Menarik diri merupakan percobaan untuk menghindari interaksi dengan orang lain, menghindari hubungan dengan orang lain (Rawlins, 1993) Menarik diri merupakan suatu keadaan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN KONSEP
BAB II TINJAUAN KONSEP A. Pengertian Menurut (Depkes RI, 2000) Waham adalah suatu keyakinan klien yang tidak sesuai dengan kenyataan, tetapi dipertahankan dan tidak dapat diubah secara logis oleh orang
Lebih terperinciKoping individu tidak efektif
LAPORAN PENDAHULUAN ISOLASI SOSIAL: MENARIK DIRI I. PROSES TERJADINYA MASALAH Isolasi social merupakan upaya klien untuk menghindari interaksi dengan orang lain, menghindari hubungan dengan orang lain
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN KASUS
BAB II TINJAUAN KASUS A. Pengertian Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik, baik kepada diri sendiri maupun orang lain (Yosep,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tingkah laku sehingga menimbulkan penderitaan dan terganggunya fungsi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia menjalani kehidupan sehari-hari pasti akan mempunyai permasalahan. Setiap permasalahan dihadapi secara baik/konstruktif. Apabila kesehatan mentalnya terganggu
Lebih terperinciBAB II KONSEP DASAR. tanda-tanda positif penyakit tersebut, misalnya waham, halusinasi, dan
BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian Isolasi sosial sering terlihat pada klien skizofrenia. Hal ini sebagian akibat tanda-tanda positif penyakit tersebut, misalnya waham, halusinasi, dan kehilangan batasan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang sebenarnya tidak ada stimulus dari manapun baik stimulus suara,
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Halusinasi didefinisikan sebagai seseorang yang merusak stimulasi yang sebenarnya tidak ada stimulus dari manapun baik stimulus suara, bayangan, bau-bauan, pengecapan
Lebih terperinciB A B 1 PENDAHULUAN. Gangguan jiwa merupakan suatu penyakit yang disebabkan karena adanya
B A B 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gangguan jiwa merupakan suatu penyakit yang disebabkan karena adanya kekacauan pikiran, persepsi, dan tingkah laku dimana individu tidak mampu menyesuaikan diri
Lebih terperinciPROSES TERJADINYA MASALAH
PROSES TERJADINYA MASALAH ` PREDISPOSISI PRESIPITASI BIOLOGIS GABA pada sistem limbik: Neurotransmiter inhibitor Norepineprin pada locus cereleus Serotonin PERILAKU Frustasi yang disebabkan karena kegagalan
Lebih terperinciBAB II KONSEP DASAR. orang lain maupun lingkungan. Marah merupakan perasaan jengkel yang
BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik, baik terhadap diri sendiri, orang lain maupun lingkungan.
Lebih terperinciBAB II KONSEP TEORI. Perubahan sensori persepsi, halusinasi adalah suatu keadaan dimana individu
BAB II KONSEP TEORI A. Pengertian Perubahan sensori persepsi, halusinasi adalah suatu keadaan dimana individu mengalami perubahan dalam jumlah dan pola dari stimulus yang datang internal / eksternal (Carpenito,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORI. sebenarnya tidak ada stimulus dari manapun, baik stimulus suara, bayangan, bau-bauan,
BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Halusinasi didefinisikan sebagai seseorang yang merasakan stimulus yang sebenarnya tidak ada stimulus dari manapun, baik stimulus suara, bayangan, bau-bauan, pengecapan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kesehatan akhir-akhir
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kesehatan akhir-akhir ini menjadi salah satu faktor peningkatan permasalahan kesehatan fisik dan mental/spiritual
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Komunikasi adalah proses penyampaian gagasan, harapan, dan pesan yang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Komunikasi 2.1.1 Pengertian Komunikasi Secara Umun Komunikasi adalah proses penyampaian gagasan, harapan, dan pesan yang disampaikan melalui lambang tertentu, mengandung
Lebih terperinciBAB II KONSEP TEORI. tidak menyenangkan atau menace (Iyus Yosep, 2007:113). 1995). Pengungkapan kemarahan dengan langsung dan konstruktif pada
BAB II KONSEP TEORI A. Pengertian 1. Marah Kemarahan (anger) menurut Widjaja Kusuma (1992:423) adalah suatu emosi yang terentang mulai dari iritabilitas sampai agresivitas yang dialami oleh orang lain.
Lebih terperinciLAPORAN PENDAHULUAN. 1. Masalah Utama Perilaku Kekerasan
LAPORAN PENDAHULUAN 1. Masalah Utama Perilaku Kekerasan 2. Proses Terjadinya Masalah A. Pengertian Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. siklus kehidupan dengan respon psikososial yang maladaptif yang disebabkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keperawatan jiwa adalah pelayanan kesehatan professional yang didasarkan pada ilmu perilaku, ilmu keperawatan jiwa pada manusia sepanjang siklus kehidupan dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keperawatan jiwa adalah proses interpersonal yang berupaya untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keperawatan jiwa adalah proses interpersonal yang berupaya untuk meningkatkan dan mempertahankan perilaku yang mengkonstribusi pada fungsi yang terintegrasi. Pasien
Lebih terperinciLAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN RESIKO BUNUH DIRI DI RSJD. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG. Oleh : AGUNG NUGROHO
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN RESIKO BUNUH DIRI DI RSJD. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG Oleh : AGUNG NUGROHO 462008041 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORI
BAB II TINJAUAN TEORI A. PENGERTIAN Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan suatu tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, orang lain maupun
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan jiwa manurut (WHO, 2009 dalam Direja, 2011) adalah berbagai
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesehatan jiwa manurut (WHO, 2009 dalam Direja, 2011) adalah berbagai karakteristik positif yang menggambarkan keselarasan dan keseimbangan kejiwaan yang mencerminkan
Lebih terperinciBAB II KONSEP DASAR A. PENGERTIAN. Halusinasi adalah suatu persepsi yang salah tanpa dijumpai adanya
BAB II KONSEP DASAR A. PENGERTIAN Halusinasi adalah suatu persepsi yang salah tanpa dijumpai adanya rangsang dari luar. Walaupun tampak sebagai sesuatu yang khayal, halusinasi sebenarnya merupakan bagian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia sebagai makhluk holistik dipengaruhi oleh lingkungan dari dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia sebagai makhluk holistik dipengaruhi oleh lingkungan dari dalam dirinya maupun lingkungan luarnya. Manusia yang mempunyai ego yang sehat dapat membedakan antara
Lebih terperinciKepekaan Reaksi berduka Supresi emosi Penundaan Putus asa
Keputusasaan (Hopelessness) Pengertian Keputusasaan merupakan keadaan subjektif seorang individu yang melihat keterbatasan atau tidak adanya alternative atau pilihan pribadi yang tersedia dan tidak dapat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Kekerasan 1. Definisi Perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme (makhluk hidup) yang bersangkutan, disamping itu perilaku juga diartikan sebagai respons
Lebih terperinciASUHAN KEPERAWATAN JIWA KOMUNITAS (CMHN)
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA KOMUNITAS (CMHN) NAMA KELOMPOK 6 A4E : 1. Made Udayati (10.321.0864) 2. Kadek Ayu Kesuma W. (10.321.0858) 3. Kadek Ninik Purniawati (10.321.0859) 4. Luh Gede Wedawati (10.321.0867)
Lebih terperinciBAB II KONSEP DASAR. Halusinasi merupakan salah satu respon neurobiology yang maladaptive, yang
BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian Halusinasi merupakan salah satu respon neurobiology yang maladaptive, yang dapat menimbulkan perilaku aneh, tidak enak dipandang, membingungkan, kesukaran mengelola, dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kualitas yang melayani, sehingga masalah-masalah yang terkait dengan sumber
1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Fungsi utama Rumah Sakit yakni melayani masyarakat yang membutuhkan pelayanan kesehatan. Seiring dengan berjalannya waktu dan semakin majunya teknologi kedokteran,
Lebih terperinciKonsep diri, KDK, Sal
KONSEP DIRI S A L B I A H, S K p Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara PENDAHULUAN Konsep diri sangat erat kaitannya dengan diri individu. Kehidupan yang sehat,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengetahuan 1. Pengertian Menurut Notoatmodjo (2003), pengetahuan adalah merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Konsep Pengetahuan 1.1 Pengertian Pengetahuan Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kepuasan Pasien Dalam konteks teori consumer behaviour, kepuasan lebih banyak didefinisikan dari perspektif pengalaman pasien setelah mendapatkan pelayanan rumah sakit. Kepuasan
Lebih terperinciBAB II KONSEP DASAR. rangsangan dari luar yang dapat meliputi semua sistem penginderaan di mana terjadi
BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian Halusinasi adalah gangguan penserapan (persepsi) panca indera tanpa adanya rangsangan dari luar yang dapat meliputi semua sistem penginderaan di mana terjadi pada saat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keluarga, kelompok, organisasi atau komunitas. ANA (American nurses
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keperawatan jiwa adalah proses interpersonal yang berupaya untuk meningkatkan dan mempertahankan perilaku yang mengkonstribusi pada fungsi yang terintegrasi. Pasien
Lebih terperinciSTRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN MENARIK DIRI INTERAKSI PERTAMA/AWAL
1 STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN MENARIK DIRI INTERAKSI PERTAMA/AWAL A. PROSES KEPERAWATAN 1. Kondisi klien : Senang menyendiri, tidak mau melakukan aktivitas, tampak murung, lebih banyak menunduk
Lebih terperinciNURSING CARE PLAN (NCP)
NURSING CARE PLAN (NCP) 1. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN RISIKO PERILAKU KEKERASAN Nama Klien : DiagnosaMedis : No CM : Ruangan : Tgl No. Dx Diagnosa Keperawatan Risiko Perilaku Kekerasan Perencanaan
Lebih terperinciKONSEP PERAWATAN KESEHATAN JIWA
KONSEP PERAWATAN KESEHATAN JIWA Seiring dengan perubahan jaman, peran perawat kesehatan jiwa mulai muncul pada tahun 1950-an. Weiss (1947) menggambarkan beda perawatan kesehatan jiwa dengan perawatan umum
Lebih terperinciA. Pengertian Defisit Perawatan Diri B. Klasifikasi Defisit Perawatan Diri C. Etiologi Defisit Perawatan Diri
A. Pengertian Defisit Perawatan Diri Kurang perawatan diri adalah gangguan kemampuan untuk melakukan aktifitas perawatan diri (mandi, berhias, makan, toileting) (Maslim, 2001). Kurang perawatan diri adalah
Lebih terperinciASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA TN. S DENGAN GANGGUAN MENARIK DIRI DI RUANG ABIMANYU RSJD SURAKARTA
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA TN. S DENGAN GANGGUAN MENARIK DIRI DI RUANG ABIMANYU RSJD SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH Diajukan sebagai salah satu syarat Mendapatkkan gelar ahli madya keperawatan Disusun
Lebih terperinciBAB II KONSEP DASAR. memelihara kesehatan mereka karena kondisi fisik atau keadan emosi klien
BAB II KONSEP DASAR A. Pengetian Kurangnya perawatan diri pada pasien gangguan jiwa terjadi akibat adanya perubahan proses pikir sehingga kemampuan untuk melakukan aktivitas perawatan diri menurun, kurang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesehatan jiwa pada manusia. Menurut World Health Organisation (WHO),
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Multi krisis yang menimpa masyarakat dewasa ini merupakan salah satu pemicu yang menimbulkan stres, depresi dan berbagai gangguan kesehatan jiwa pada manusia.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Halusinasi adalah persepsi atau tanggapan dari panca indera tanpa adanya
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Halusinasi 2.1.1 Pengertian Halusinasi Halusinasi adalah persepsi atau tanggapan dari panca indera tanpa adanya rangsangan (stimulus) eksternal (Stuart & Laraia, 2001).
Lebih terperinciSTRATEGI PELAKSANAAN (SP) TINDAKAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN RESIKO TINGGI KEKERASAN
SP 1 Resiko Perilaku Kekerasan STRATEGI PELAKSANAAN (SP) TINDAKAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN RESIKO TINGGI KEKERASAN Pertemuan... Hari, TGL :... A. Proses Keperawatan 1. Kondisi Klien : a. Data Subjektif
Lebih terperinciPROPOSAL KUNJUNGAN RUMAH (HOME VISIT) PADA KELUARGA NY. A DENGAN RISIKO PERILAKU KEKERASAN HARGA DIRI RENDAH DAN WAHAM CURIGA
PROPOSAL KUNJUNGAN RUMAH (HOME VISIT) PADA KELUARGA NY. A DENGAN RISIKO PERILAKU KEKERASAN HARGA DIRI RENDAH DAN WAHAM CURIGA Disusun Oleh: DESI SUCI ANGRAENI SRI WAHYUNINGSIH PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
Lebih terperinciRENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN PENATALAKSANAAN REGIMENT TERAPEUTIK INEFEKTIF
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN PENATALAKSANAAN REGIMENT TERAPEUTIK INEFEKTIF Tgl Nama Klien : Medis : No MR : Ruangan : Penatalaksanaan regiment terapeutik inefektif TUM: merawat yang mengalami
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. World Health Organitation (WHO) mendefinisikan kesehatan sebagai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang World Health Organitation (WHO) mendefinisikan kesehatan sebagai keadaan sehat fisik, mental, dan sosial, bukan semata-mata keadaan tanpa penyakit atau kelemahan. Definisi
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Harga diri merupakan evaluasi yang dibuat individu dan kebiasaan
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Konsep Harga Diri 1.1. Pengertian harga diri Harga diri merupakan evaluasi yang dibuat individu dan kebiasaan memandang dirinya, terutama sikap menerima, menolak, dan indikasi
Lebih terperinciBAB II KONSEP DASAR. A. Pengertian. Halusinasi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami perubahan
BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian Halusinasi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami perubahan dalam jumlah dan pola dari stimulasi yang mendekat yang diprakarsai secara internal atau eksternal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kuat disertai hilangnya kontrol, dimana individu dapat merusak diri sendiri, orang lain maupun
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Suatu keadaan emosi yang merupakan campuran perasaan frustasi dan benci atau marah yang bisa membahayakan diri sendiri dan orang lain. Gangguan jiwa perilaku
Lebih terperinciBAB Ι PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Perkembangan pelayanan kesehatan di Indonesia tidak terlepas dari sejarah
1 BAB Ι PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perkembangan pelayanan kesehatan di Indonesia tidak terlepas dari sejarah kehidupan bangsa setelah merdeka. Pelayanan kesehatan terhadap masyarakat dikembangkan sejalan
Lebih terperinciperawatmasadepanku@blogspot.com Join With Us : Email : hendritriyulianto@gmail.com Facebook : Hendri Ty Kunjungi dan D a p a t k a n!!! K u m p u l a n A s k e p L e n g k a p H a n y a D i : perawatmasadepanku@blogspot.com
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. diri individu atau organisme yang mendorong perilaku kearah tujuan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Motivasi 1. Pengertian motivasi Walgito (2004), mendefinisikan motivasi merupakan keadaan dalam diri individu atau organisme yang mendorong perilaku kearah tujuan. Menurut Departemen
Lebih terperinciLembar Persetujuan Menjadi Responden Penelitian. Oleh : Ahmad Husein HSB
Lembar Persetujuan Menjadi Responden Penelitian HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN PERAN PERAWAT DALAM PENANGANAN PASIEN PERILAKU KEKERASAN DI RSJ PROPSU MEDAN 2012 Oleh : Ahmad Husein HSB Saya adalah Mahasiswa
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Walgito (2001, dalam Sunaryo, 2004).
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Persepsi adalah Proses penginterpretasian terhadap rangsangan yang diterima oleh organisme atau individu sehingga merupakan sesuatu yang berarti dan merupakan aktivitas
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Respon Penerimaan Anak 1. Pengertian Respon atau umpan balik adalah reaksi komunikan sebagai dampak atau pengaruh dari pesan yang disampaikan, baik secara langsung maupun tidak
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Konsep koping 1.1. Pengertian mekanisme koping Koping adalah upaya yang dilakukan oleh individu untuk mengatasi situasi yang dinilai sebagai suatu tantangan, ancaman, luka, dan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Ansietas 1. Pengertian Ansietas atau kecemasan adalah respons emosi tanpa objek yang spesifik yang secara subjektif dialami dan dikomunikasikan secara interpersonal (Suliswati,
Lebih terperinciLAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN MASALAH UTAMA ISOLASI SOSIAL: MENARIK DIRI
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN MASALAH UTAMA ISOLASI SOSIAL: MENARIK DIRI A. Konsep Dasar Teori 1. Definisi Isolasi sosial merupakan kondisi ketika individu atau kelompok mengalami,
Lebih terperinciPROPOSAL TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK SOSIALISASI (TAKS : MENARIK DIRI) BAB I PENDAHULUAN
PROPOSAL TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK SOSIALISASI (TAKS : MENARIK DIRI) BAB I PENDAHULUAN A. DEFINISI TAK Terapi aktivitas kelompok adalah terapi modalitas yang dilakukan perawat kepada sekelompok klien yang
Lebih terperinciBAB II KONSEP DASAR. serta mengevaluasinya secara akurat (Nasution, 2003). dasarnya mungkin organic, fungsional, psikotik ataupun histerik.
BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian Persepsi ialah daya mengenal barang, kwalitas atau hubungan serta perbedaan antara suatu hal melalui proses mangamati, mengetahui dan mengartikan setelah panca indranya
Lebih terperinciLAPORAN PENDAHULUAN (LP) ISOLASI SOSIAL
LAPORAN PENDAHULUAN (LP) ISOLASI SOSIAL A. Pengertian Isolasi social adalah keadaan dimana individu atau kelompok mengalami atau merasakan kebutuhan atau keinginan untuk meningkatkan keterlibatan dengan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Interaksi Sosial
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Interaksi Sosial 2.1.1 Pengertian Interaksi Sosial Interaksi sosial adalah hubungan sosial yang dinamis menyangkut hubungan antara individu, antara kelompok maupun antara individu
Lebih terperinci