BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 46 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Pendahuluan Untuk membahas tentang segmentasi pemasaran untuk produk baru susu cair Anlene 1 liter PT Fonterra Brand Indonesia, tentunya perlu dilihat kondisi makro dari industri susu itu sendiri di Indonesia. Untuk mambantu pendalaman analisis kondisi makro tersebut, dapat juga dilakukan analisa kompetitor baik kompetitor langsung maupun tidak langsung. Melalui analisis ini, tentunya akan dapat dilihat keadaan industri susu terutama susu cair di pasar Indonesia. Selain itu, untuk mengetahui daya tarik konsumen terhadap produk baru susu cair Anlene 1 liter dan segmentasi pasar yang sesuai. Oleh karena itu, diperlukan sebuah survei yang dilakukan secara kuantitatif melibatkan beragam responden dengan lingkup di wilayah Jakarta. Adapun survei dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada responden dan dilakukan dengan mewawancara responden berdasarkan kuesioner yang ada. Survei ini bertujuan untuk mengetahui jenis susu yang dipilih untuk memenuhi kebutuhan konsumsi susu, mengetahui pemilihan produk susu yang diinginkan, dan mengetahui pertimbangan dalam melakukan pemilihan produk susu.

2 Hasil Survei Pengumpulan data berasal dari 332 responden yang tersebar di beberapa wilayah di Jakarta dan sekitarnya. Berdasarkan data dari Suku Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, maka terdapat populasi sebesar jiwa. Oleh karena itu, menurut rumus Slovin dengan melakukan sampling terhadap 332 responden maka akan tercapai confidence level sebesar 95% dengan margin error 5% Profil Responden Jenis kelamin Dari data yang terkumpul, maka jumlah responden yang berjenis kelamin pria adalah sebanyak 173 responden atau mencakup 52,11% dan jumlah responden yang berjenis kelamin perempuan adalah sebanyak 159 responden atau mencakup 47, 89%. Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%) Laki laki ,11% Perempuan ,89% Total ,00% Tabel 4.1 Jumlah Responden berdasarkan jenis kelamin. Gambar 4.1 Diagram Jumlah Responden berdasarkan jenis kelamin

3 Perbandingan Jenis Kelamin dan Umur Responden Dari data terkumpul, penulis melakukan perbandingan antara jenis kelamin responden dengan umur responden. Jenis Kelamin Umur Jumlah Persentase Laki laki <15 tahun 2 0,60% tahun 12 3,61% tahun 38 11,45% tahun 37 11,14% tahun 31 9,34% tahun 16 4,82% tahun 20 6,02% tahun 9 2,71% tahun 4 1,20% tahun 3 0,90% tahun 1 0,30% Perempuan tahun 22 6,63% tahun 32 9,64% tahun 41 12,35% tahun 21 6,33% tahun 19 5,72% tahun 14 4,22% tahun 4 1,20% tahun 4 1,20% tahun 2 0,60% Total ,00% Tabel 4.2 Tabel Perbandingan Jenis Kelamin dan Umur Responden

4 % 12.00% 10.00% 11.45% 11.14% 9.34% 9.64% 12.35% 8.00% 6.00% 4.00% 3.61% 4.82% 6.02% 2.71% 6.63% 6.33% 5.72% 4.22% 2.00% 0.60% 1.20% 0.90%0.30% 1.20% 1.20% 0.60% 0.00% <15 tahun tahun tahun tahun tahun tahun tahun tahun tahun tahun tahun tahun tahun tahun tahun tahun tahun tahun tahun tahun Laki laki Perempuan Gambar 4.2 Perbandingan Jenis Kelamin dan Umur Responden Distribusi area penyebaran kuesioner Dari data terkumpul, 31,33% diantaranya merupakan responden yang bertempat tinggal di area luar Jakarta seperti Tangerang, Bekasi, dll. Sedangkan 68,67% diantaranya merupakan responden bertempat tinggal di area Jakarta. Daerah tempat tinggal Jumlah Persentase (%) Jakarta Utara 42 12,65% Jakarta Barat 73 21,99% Jakarta Selatan 41 12,35% Jakarta Pusat 42 12,65% Jakarta Timur 30 9,04% Tangerang 37 11,14% Bekasi 24 7,23% Depok 25 7,53% Bogor 18 5,42% Total : ,00% Tabel 4.3 Tabel distribusi tempat tinggal responden

5 50 Luar Jakarta 31.33% Jakarta Timur 9.04% Jakarta Pusat 12.65% Jakarta Selatan 12.35% Jakarta Barat 21.99% Jakarta Utara 12.65% Gambar 4.3 : Distribusi area tempat tinggal responden Pengeluaran Responden Dari data terkumpul, dihasilkan tingkat pengeluaran responden per bulan diluar cicilan berdasarkan Socio Economy Status (SES) yang dikeluarkan oleh Nielsen 2009, maka terdapat jumlah responden : SES C2 (Pengeluaran antara Rp Rp ) : 37,35%. SES C1 (Pengeluaran antara Rp Rp ) : 30,72%. SES B (Pengeluaran antara Rp Rp ) : 18,07%. SES A2 (Pengeluaran antara Rp Rp ) : 8,13% SES A1 (Pengeluaran diatas Rp ) : 4,82%

6 51 Gambar 4.4 Tingkat Pengeluaran Responden / SES Perbandingan Konsumsi Susu Responden Perbandingan Pemilihan Jenis Susu Dari beberapa jenis susu yang beredar di pasaran, penulis mengkategori jenis susu menjadi 4 jenis yakni : Susu Cair Susu Bubuk Susu Kental Manis Susu Murni Berdasarkan hasil survei, terdapat 35,24% responden mengkonsumsi susu bubuk, 34,94% responden mengkonsumsi susu cair, 12,65% responden mengkonsumsi susu murni, dan 12,05% responden mengkonsumsi susu kental manis.

7 52 Susu Murni, 12.65% Kental Manis, 12.05% Cair, 34.94% Bubuk, 35.24% Gambar 4.5 Jenis Susu yang Dikonsumsi Perbandingan kesukaan mengkonsumsi susu dengan jenis susu yang dikonsumsi Dalam survei dilakukan pengukuran terhadap responden mengenai kesukaan mengkonsumsi susu. Dominan dari responden suka mengkonsumsi susu dimana terlihat dari 92,77% responden menyatakan bahwa mereka suka mengkonsumsi susu.

8 53 Tidak suka, 7.23% Suka, 92.77% Gambar 4.6 Tingkat kesukaan konsumsi susu Dari survei terlihat bahwa kesukaan konsumsi susu dengan jenis susu yang dikonsumsi dari 2 jenis susu yang paling banyak dikonsumsi yakni susu bubuk dan susu cair terlihat hampir sama. Sebanyak 34,64% responden suka mengkonsumsi susu dan jenis susu yang dikonsumsi adalah susu bubuk, sedangkan sebanyak 34,34% responden suka mengkonsumsi susu dan jenis susu yang dikonsumsi adalah susu cair. Others 7.23% Suka konsumsi susu dan yang dikonsumsi susu murni 12.05% Suka konsumsi susu dan yang dikonsumsi susu kental manis Suka konsumsi susu dan yang dikonsumsi susu bubuk Suka konsumsi susu dan yang dikonsumsi susu cair 11.75% 34.64% 34.34% Gambar 4.7 Perbandingan kesukaan dengan jenis susu yang dikonsumsi

9 Perbandingan kesukaan mengkonsumsi susu dengan jenis kelamin Dari survei terlihat bahwa, kecenderungan suka konsumsi susu antara laki-laki dan perempuan adalah hampir sama. Sebanyak 49,10% responden laki-laki suka konsumsi susu, dan 43,67% responden perempuan suka konsumsi susu. Perempuan, tidak suka konsumsi susu 4.22% 43.67% Perempuan, suka konsumsi susu Laki laki, tidak suka konsumsi susu 3.01% 49.10% Laki laki, suka konsumsi susu Gambar 4.8 Perbandingan kesukaan konsumsi susu dengan jenis kelamin Perbandingan kesukaan mengkonsumsi susu dengan jenis susu yang dikonsumsi berdasarkan jenis kelamin Dari hasil survei terlihat bahwa persentase antara laki-laki dan perempuan suka mengkonsumsi susu bubuk dan cair adalah relatif

10 55 sama dengan selisih 1%. Dari responden perempuan terlihat bahwa sebanyak 15,96% suka mengkonsumsi susu dengan jenis susu yang dikonsumsi adalah susu bubuk, sedangkan 14,46% suka mengkonsumsi susu dengan jenis susu yang dikonsumsi adalah susu cair. Dari responden laki-laki terlihat bahwa sebanyak 18,67% suka mengkonsumsi susu dengan jenis susu yang dikonsumsi adalah susu bubuk, sedangkan 19,88% suka mengkonsumsi susu dengan jenis susu yang dikonsumsi adalah susu cair. Dari perbandingan terlihat bahwa responden laki-laki sedikit lebih menyukai konsumsi susu cair dibandingkan susu bubuk, berbeda dengan responden perempuan yang sedikit lebih menyukai konsumsi susu bubuk dibandingkan susu cair. Selain itu, terlihat bahwa responden laki-laki lebih menyukai konsumsi susu cair dibandingkan perempuan. Others Perempuan, Suka konsumsi susu murni Perempuan, Suka konsumsi susu kental manis 7.23% 6.93% 6.33% Perempuan, Suka konsumsi susu bubuk Perempuan, Suka konsumsi susu cair 14.46% 15.96% Laki2, Suka konsumsi susu murni Laki2, Suka konsumsi susu kental manis Laki2, Suka konsumsi susu bubuk Laki2, Suka konsumsi susu cair 5.12% 5.42% 18.67% 19.88% Gambar 4.9 Perbandingan kesukaan konsumsi susu dengan jenis susu yang dikonsumsi berdasarkan jenis kelamin

11 Perbandingan Susu Cair dan Susu Bubuk Tingkat konsumsi susu per minggu Dari hasil survei terlihat bahwa tingkat konsumsi 3 4 gelas susu cair per minggu merupakan yang paling dominan sebesar 13,25%, sedangkan untuk susu bubuk, tingkat konsumsi yang lebih dominan adalah 5 7 gelas per minggu yakni sebesar 5 7 gelas. Dari hasil ini dapat terlihat bahwa susu bubuk lebih banyak dikonsumsi dibandingkan susu cair dalam satu minggu % 12.00% 13.25% 10.00% 10.24% 8.00% 6.63% 6.00% 4.00% 2.00% 0.00% 0.90% 1.51% 2.41% Gambar 4.10 Tingkat konsumsi susu cair per minggu (jumlah gelas) 14.00% 12.95% 12.00% 10.00% 9.64% 8.00% 6.00% 4.00% 4.52% 3.61% 4.22% 2.00% 0.00% 0.30% Gambar 4.11 Tingkat konsumsi susu bubuk per minggu (jumlah gelas)

12 Ukuran susu yang biasa dikonsumsi Berdasarkan hasil survei dapat dilihat bahwa ukuran susu cair yang biasa dikonsumsi adalah ukuran sedang, yakni ukuran 500 ML sedangkan untuk ukuran susu bubuk yang biasa dikonsumsi adalah ukuran sedang, yakni ukuran 400 GR. Kebanyakan responden baik yang memilih susu cair maupun susu bubuk secara dominan memilih ukuran sedang sebagai ukuran yang biasa mereka konsumsi % 10.54% 9.94% Ukuran kecil (ukuran anak / 200ML) Ukuran sedang (500ML) Ukuran besar (Family Pack / 1 Liter) Gambar 4.12 Ukuran susu cair yang biasa dikonsumsi 16.27% 12.35% 6.02% 0.60% Ukuran Kecil (200 GR) Ukuran Sedang (400 GR) Ukuran Besar (1000 GR) Lainnya Gambar 4.13 Ukuran susu bubuk yang biasa dikonsumsi

13 Perbandingan tingkat konsumsi susu dengan ukuran susu yang biasa dikonsumsi untuk susu cair Berdasarkan hasil survei terlihat bahwa tingkat konsumsi susu cair untuk responden perempuan cenderung lebih sedikit dibandingkan responden laki-laki. Hal yang sama dengan ukuran susu cair yang biasa dikonsumsi dimana responden perempuan cenderung memilih ukuran yang lebih kecil dibandingkan dengan responden laki-laki. 7.53% 6.02% 5.72% 3.31% 3.31% 4.22% 0.30% 1.20% 1.51% 0.60% 0.30% 0.90% Tidak mengkonsumsi 1 2 gelas 3 4 gelas 5 7 gelas 8 10 gelas > 10 gelas Tidak mengkonsumsi 1 2 gelas 3 4 gelas 5 7 gelas 8 10 gelas > 10 gelas Laki laki Perempuan Gambar 4.14 Tingkat konsumsi susu cair per jenis kelamin

14 % 6.63% 6.93% 4.82% 3.61% 3.31% Ukuran kecil (ukuran anak / 200ML) Ukuran sedang (500ML) Ukuran besar (Family Pack / 1 Liter) Ukuran kecil (ukuran anak / 200ML) Ukuran sedang (500ML) Ukuran besar (Family Pack / 1 Liter) Laki laki Perempuan Gambar 4.15 Ukuran susu cair yang biasa dikonsumsi per jenis kelamin Perbandingan tingkat konsumsi susu dengan ukuran susu yang biasa dikonsumsi untuk susu bubuk Berdasarkan hasil survei terlihat bahwa tingkat konsumsi susu bubuk untuk responden perempuan cenderung sama dibandingkan responden laki-laki. Hal yang sama dengan ukuran susu bubuk yang biasa dikonsumsi dimana responden perempuan dan laki-laki cenderung memilih ukuran sedang (400 GR) sampai dengan ukuran besar (1000 GR).

15 % 6.93% 4.52% 6.02% 1.81% 1.81% 3.01% 2.71% 1.81% 1.20% 0.30% 1 2 gelas 3 4 gelas 5 7 gelas 8 10 gelas > 10 gelas Tidak mengkonsumsi 1 2 gelas 3 4 gelas 5 7 gelas 8 10 gelas > 10 gelas Laki laki Perempuan Gambar 4.16 Tingkat konsumsi susu bubuk per jenis kelamin 9.64% 6.02% 6.63% 6.33% 2.71% 3.31% 0.30% 0.30% Ukuran Kecil (200GR) Ukuran Sedang (400GR) Ukuran Besar (1000GR) Lainnya Ukuran Kecil (200GR) Ukuran Sedang (400GR) Ukuran Besar (1000GR) Lainnya Laki laki Perempuan Gambar 4.17 Ukuran susu bubuk yang biasa dikonsumsi per jenis kelamin Waktu konsumsi susu antara susu cair dan susu bubuk

16 61 Dari hasil survei terlihat bahwa kebanyakan responden baik yang memilih susu cair dan susu bubuk memilih mengkonsumsi susu di pagi hari antara pukul Untuk susu cair, sebanyak 15.06% memilih mengkonsumsi susu cair di pagi hari antara pukul , sedangkan untuk susu bubuk, sebanyak 18,98% memilih mengkonsumsi susu bubuk di pagi hari antara pukul % 15.06% 14.00% 12.00% 10.00% 8.00% 6.00% 4.00% 3.92% 6.02% 5.72% 3.92% 2.41% 2.00% 0.00% Pagi ( Pukul ) Siang ( Pukul ) Sore ( Pukul ) Malam ( Pukul ) Gambar 4.18 Waktu konsumsi susu cair Menjelang tidur (Pukul : > 21.00) Lainnya 18.98% 7.83% 8.73% 1.51% 3.01% Pagi ( Pukul ) Siang ( Pukul ) Sore ( Pukul ) Malam ( Pukul ) Gambar 4.19 Waktu konsumsi susu bubuk Menjelang tidur (Pukul : > 21.00)

17 Waktu konsumsi susu antara susu cair dan susu bubuk per jenis kelamin Berdasarkan hasil survei terlihat bahwa kebanyakan responden mengkonsumsi susu cair dan susu bubuk di pagi hari antara pukul baik di responden laki-laki maupun perempuan. 8.73% 6.33% 4.52% 1.81% 1.51% 3.31% 3.31% 1.20% 2.11% 2.41% 0.60% 1.20% 0.30% Pagi ( Pukul ) Siang ( Pukul ) Sore ( Pukul ) Malam ( Pukul ) Menjelang tidur (Pukul : > 21.00) Lainnya Pagi ( Pukul ) Siang ( Pukul ) Sore ( Pukul ) Malam ( Pukul ) Menjelang tidur (Pukul : > 21.00) Lainnya N/A Laki laki Perempuan Gambar 4.20 Waktu konsumsi susu cair per jenis kelamin 10.24% 8.73% 4.52% 4.82% 4.22% 2.41% 3.01% 0.90% 0.60% 0.60% Pagi ( Pukul ) Siang ( Pukul ) Sore ( Pukul ) Laki laki Malam ( Pukul ) Menjelang tidur (Pukul : > 21.00) Pagi ( Pukul ) Siang ( Pukul ) Sore ( Pukul ) Perempuan Malam ( Pukul ) Gambar 4.21 Waktu konsumsi susu bubuk per jenis kelamin Menjelang tidur (Pukul : > 21.00)

18 Cara konsumsi susu antara susu cair dan susu bubuk Berdasarkan hasil survei terlihat bahwa kebanyakan responden mengkonsumsi susu cair dengan cara langsung diminum dan hal sama juga dengan kebanyakan responden yang mengkonsumsi susu bubuk dengan cara langsung diminum. Gambar 4.22 Cara konsumsi susu cair Gambar 4.23 Cara konsumsi susu bubuk

19 Preferensi Susu Cair Tipe susu cair yang cocok di pasaran Indonesia yakni : Terdapat beberapa jenis susu cair yang beredar dan dikenal Full cream Mengandung 4% lemak dan umumnya banyak mengandung vitamin A dan vitamin D. Low fat Susu rendah lemak, karena kandungan lemaknya hanya setengah dari susu full cream. Skim Susu yang kandungan lemaknya lebih sedikit lagi, kurang dari 1%. Susu Pasteur (Pasteurisasi / Pasteurized) Susu yang melalui proses pasteurisasi (dipanaskan) 65 sampai 80 C selama 15 detik untuk membunuh bakteri Pathogen yang dapat menyebabkan penyakit. Calcium enriched Susu yang ditambah dengan kandungan kalsium dan kandungan lemaknya telah dikurangi. UHT Merupakan singkatan dari Ultra-High Temperature-Treated. Susu jenis ini adalah susu yang dipanaskan dalam suhu tinggi (140 C) selama 2 detik yang kemudian langsung dimasukkan dalam karton kedap udara. Susu ini dapat disimpan untuk waktu yang lama. CLA (susu untuk diet) Susu ini bermanfaat bagi orang yang ingin merampingkan tubuh. Kepanjangan dari CLA adalah Conjugated Linoleic Acid yang akan membantu dalam pembentukan otot dan mempercepat pembakaran lemak.

20 65 Untuk mengukur persentase pemilihan jenis susu yang menurut responden cocok untuk dikonsumsi, maka berdasarkan daftar jenis susu cair diatas, penulis mengukur persentase pemilihan jenis susu cair tersebut. Dari hasil survei terlihat bahwa 43,37% responden memilih susu full cream, sedangkan 21,69% responden memilih susu High Calcium dan 8,13% responden memilih susu Low Fat. Pasteurized 9.64% High Calcium 21.69% Skim CLA 3.61% 5.12% UHT 17.77% Low Fat 8.13% Full Cream 43.37% Gambar 4.24 Susu cair yang cocok dikonsumsi Tidak pernah mengkonsumsi susu lainnya selain yang dipilih, 29.22% Pernah mengkonsumsi susu lainnya selain yang dipilih, 69.58% Gambar 4.25 Kecenderungan pernah mengkonsumsi susu cair lain selain merek yang disebutkan

21 % 7.53% 6.93% 5.72% 5.42% 3.31% 2.71%2.71%2.41%2.11% 1.81% 1.51%1.51%1.51%1.51%1.51%1.20%1.20% Gambar 4.26 Merek susu cair pernah mengkonsumsi susu lain selain merek yang disebutkan Dari hasil survei terlihat bahwa 69,58% responden menyatakan bahwa pernah mengkonsumsi susu lainnya selain merek susu yang mereka pilih dan susu Dancow merupakan susu yang paling sering dikonsumsi oleh responden selain merek yang mereka sebutkan yakni sebesari 10,84% Kemasan susu cair yang cocok Kebanyakan responden merasa bahwa ukuran yang sesuai untuk susu cair adalah ukuran sedang dibawah 1 liter. Dari hasil survei terlihat bahwa sebanyak 8,43% responden laki-laki memilih susu cair

22 67 ukuran ML dan 4,22% responden laki-laki memilih susu cair ukuran 500 ML 1 liter. Sedangkan sebanyak 6,93% responden perempuan memilih susu cair ukuran ML dan 3,61% responden perempuan memilih susu cair ukuran 250 ML. 8.43% 6.93% 3.92% 4.22% 3.61% 1.20% 1.51% 1.20% 2.11% 0.90% 100 ML 250 ML ML 500 ML 1 LITER 1 1,5 LITER 100 ML 250 ML ML 500 ML 1 LITER 1 1,5 LITER Laki laki Perempuan Gambar 4.27 Ukuran susu cair yang sesuai Preferensi susu cair 1 liter Rasa yang sesuai Berdasarkan hasil survei terdapat 3 rasa yang dominan dipilih oleh responden baik laki-laki maupun perempuan yakni: Rasa coklat : 40,96% Rasa vanilla : 26,51% Rasa tawar (plain) : 15,66%

23 % 26.51% 15.66% 7.23% 8.43% 0.30% Gambar Rasa susu cair yang sesuai 21.08% 19.88% 9.94% 13.55% 12.95% 3.31% 3.61% 5.72% 3.92% 4.82% 0.30% Tawar (Plain) Vanilla Coklat Strawberry Moka Lainnya Tawar (Plain) Vanilla Coklat Strawberry Lainnya Laki laki Perempuan Gambar 4.29 Rasa susu cair yang sesuai berdasarkan jenis kelamin Tempat yang biasa dikunjungi untuk melakukan pembelian susu Berdasarkan hasil survei, terlihat bahwa kebanyakan responden memilih untuk membeli produk susu cair di modern retailer dari hypermarket sampai dengan mini market. Hal ini terlihat bahwa sebanyak

24 69 31,33% responden memilih hypermarket, 27,71% responden memilih mini market, dan 26,81% responden memilih supermarket % 26.81% 31.33% 4.52% 5.72% 2.71% Mini Market Super Market Hyper Market Toko kelontong Warung Lainnya Gambar 4.30 Tempat yang biasa dituju untuk pembelian susu cair Gambar 4.31 Pertumbuhan pasar modern retailer (sumber : Economic Review, No. 215, Maret 2009) Pada gambar 4.31 terlihat bahwa pertumbuhan pasar modern retailer di Indonesia mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi dalam kurun waktu 5 tahun antara tahun 2004 sampai dengan tahun 2008 yakni dengan pertumbuhan rata-tara mencapai 19,8%. Pada gambar 4.26 terlihat bahwa Carrefour merupakan toko hypermarket yang paling banyak dipilih

25 70 responden yakni sebesar 26,81%, sedangkan untuk kategori toko supermarket yang paling banyak dipilih adalah Hero sebanyak 15,06% responden dan untuk kategori toko mini market yang paling banyak dipilih adalah Indomaret sebanyak 12,65% responden. Berrdasarkan hasil survei, modern retailer merupakan jaringan distribusi yang paling bisa menjangkau pelanggan yang menyukai meminum susu cair % 15.06% 11.75% 12.65% 10.24% 1.81% 4.22% 3.01% 0.30% 1.81% 0.30% 4.52% 1.51% 2.11% 0.60% 0.90% 0.30% 0.30% 0.30% 2.11% Gambar 4.32 Toko modern retailer yang biasa dikunjungi untuk membeli susu cair

26 71 Gambar 4.33 Pertumbuhan Tipe Modern Retailer dari tahun (Sumber: 2009 Marchritelbusiness[1]-Economic Review No. 215 Maret 2009) Dari data diatas, terlihat bahwa pertumbuhan di mini market yang terus bergerak naik selama kurun waktu 5 tahun ( ) sebesar 32,1% (2008) dan hypermarket menduduki market share dari modern retailer yang paling tinggi yakni sebesar 41,7% (2008), sedangkan hal yang sebaliknya terjadi di supermarket yang mengalami penyusutan dalam kurun waktu 5 tahun (tahun ). Hypermarket dan mini market merupakan tempat distribusi yang sesuai untuk distribusi produk susu cair ini.

27 72 Gambar 4.34 Market Share modern outlet dan traditional market (Sumber : GAIN Report, November 16, 2007 Nielsen publication Indonesia Shopper Trends 2008 ) Dalam gambar 4.34 terlihat bahwa selama kurun waktu dari tahun 2000 sampai dengan tahun 2008, modern market terus menunjukkan pertumbuhannya dan hal yang sebaliknya terjadi di traditional market yang cenderung bergerak turun. Peningkatan preferensi untuk belanja di supermarket dan outlet modern daripada di pasar tradisional karena pertokoan lebih nyaman, lebih lengkap berbagai barang, jaminan kualitas, keamanan pangan dan kebersihan, harga yang kompetitif, pelayanan yang baik, dan aksesibilitas lebih mudah. Banyak konsumen Indonesia lebih memilih selera dan kualitas produk AS yang dapat diterjemahkan menjadi peluang baik cocok untuk PT. Fonterra

28 73 Brand Indonesia. Sebagian besar konsumen Indonesia (yang masuk ke dalam SES B dan C) cenderung membeli paket ukuran lebih kecil dan harga yang terjadi selama kualitas kemasan dan penampilan dan banyak dipengaruhi oleh iklan dalam membuat keputusan pembelian. (Sumber : GAIN Report, November 16, 2007 Nielsen publication Indonesia Shopper Trends 2008 ) Orang yang memberikan pengaruh dalam pembelian susu (influencer) Dari hasil survei terlihat dominan bahwa baik responden laki-laki maupun perempuan menyatakan bahwa yang memberikan pengaruh dalam pembelian susu adalah mereka sendiri. Untuk responden laki-laki sebanyak 18,67% responden menyatakan bahwa yang memberikan pengaruh adalah diri sendiri, sedangkan orang tua masih memberikan pengaruh yakni sebesar 14,46%. Hal yang hampir sama untuk responden perempuan, 16,57% responden menyatakan bahwa yang memberikan pengaruh adalah diri sendiri, sedangkan orang tua masih memberikan pengaruh yakni sebesar 13,55%.

29 % 16.57% 14.46% 13.55% 5.72% 4.82% 0.60% 0.60% 1.20% 0.90% 3.31% 0.30% 4.22% 4.52% 2.41% 2.41% 1.20% 0.30% 0.60% 0.30% 0.30% 0.30% Orang Tua Saudara Teman Rekan Kerja Komunitas Anak Diri sendiri Iklan Istri Tetangga Orang Tua Saudara Teman Rekan Kerja Komunitas Anak Diri sendiri Dokter Iklan Pacar Suami Tetangga Laki laki Perempuan Gambar 4.35 Persentase orang yang memberikan pengaruh berupa rekomendasi per jenis kelamin Orang yang biasa melakukan pembelian susu Dari hasil survei terlihat bahwa kebanyakan responden membeli produk susu mereka sendiri yakni sebesar 65,96% % 9.64% 1.51% 4.22% 16.87% Saya sendiri Istri saya Suami saya Pembantu Rumah Tangga saya Lainnya Gambar 4.36 Pembelian produk susu secara rutin

30 Kemasan susu yang dipilih Berdasarkan hasil survei terhadap kemasan yang dipilih untuk kemasan susu, terlihat bahwa mayoritas responden memilih kemasan karton kotak sebagai kemasan yang paling sesuai, baik responden laki-laki sebesar 24,40% maupun responden perempuan sebesar 20,48%. Sedangkan sebanyak 12,05% responden laki-laki dan 12,95% responden perempuan memilih kemasan botol plastik. Bagi responden laki-laki, alasan utama pemilihan kemasan karton kotak sebagai kemasan susu yang paling sesuai adalah : Sebanyak 14,46% responden dikarenakan praktis: mudah dibuang / daur ulang (ramah lingkungan), mudah dibawa dan disimpan di mana saja, mudah dikonsumsi, pegangan yang nyaman, ringan, "sederhana" dan tidak mengganggu Sebanyak 1,51% responden dikarenakan efisien dan ekonomis. Bagi responden perempuan, alasan utama pemilihan kemasan karton kotak sebagai kemasan susu yang paling sesuai adalah : Sebanyak 12,65% responden dikarenakan praktis: mudah dibuang / daur ulang (ramah lingkungan), mudah dibawa dan disimpan di mana saja, mudah dikonsumsi, ringan, "sederhana" dan tidak mengganggu.

31 76 Sedangkan bagi responden laki-laki, alasan utama pemilihan kemasan botol plastik sebagai kemasan susu yang paling sesuai adalah : Sebanyak 6,33% dikarenakan mudah dibawa kemana saja, praktis, dan ringan. Sebanyak 2,41% responden dikarenakan kuat, tidak mudah pecah atau tumpah, kedap udara. Bagi responden perempuan, alasan utama pemilihan kemasan botol plastik sebagai kemasan susu yang paling sesuai adalah : Sebanyak 6,33% responden dikarenakan mudah dibawa kemana saja, praktis. Sebanyak 3,01% responden dikarenakan kuat, tidak mudah pecah atau tumpah, kedap udara. Sebanyak 1,2% responden dikarenakan ekonomis, dapat digunakan lagi.

32 % 20.48% 12.05% 12.95% 5.72% 7.83% 6.33% 6.02% 1.51% 1.51% Botol Plastik Karton Kotak Karton Bantal Kaleng Lainnya Botol Plastik Karton Kotak Karton Bantal Kaleng Lainnya Laki laki Perempuan Gambar 4.37 Kemasan susu yang dirasakan paling sesuai Media dan Program yang biasa digunakan untuk mengetahui informasi mengenai susu Berdasarkan hasil survei, kebanyakan responden memilih TV sebagai media yang paling sering digunakan untuk mencari informasi mengenai produk susu, yakni sebanyak 81,93% responden.

33 % 2.41% 3.61% 6.02% 4.82% TV Radio Majalah Koran Lainnya Gambar 4.38 Media yang paling sering digunakan Dari responden yang memilih TV sebagai media yang paling sering digunakan, RCTI dan SCTV merupakan stasiun TV yang paling banyak dipilih yakni masing-masing sebesar 33,43% dan 17,47% responden. Ads 0.30% CNN 0.30% Space Toon 0.30% ANTV 1.20% Global TV 2.41% TV One 3.31% Metro TV 3.61% Trans % All 6.02% Indosiar 8.13% Trans TV 9.64% SCTV 17.47% RCTI Gambar 4.39 Stasiun TV yang paling banyak dipilih 33.43%

34 79 Berdasarkan hasil survei mengenai program yang memudahkan responden untuk mengetahui informasi mengenai produk susu, kebanyakan responden memilih iklan TV sebagai program yang memudahkan bagi responden, yakni sebanyak 63,55% responden. Iklan TV dapat digunakan sebagai sumber informasi selain sampling dan trade promo % 20.18% 9.64% 0.90% 1.81% 2.41% Iklan TV Iklan Radio SPG di Toko (Pusat Perbelanjaan / Pasar) Gambar 4.40 Program yang memudahkan untuk mengetahui informasi mengenai produk susu Sampling / Promo di Tempat Pembelian Majalah Lainnya Kandungan Tambahan yang diinginkan Berdasarkan hasil survei, kebanyakan responden memilih vitamin K dan kalsium yang terkait dengan kesehatan tulang sebagai

35 80 kandungan tambahan yang dibutuhkan dalam produk susunya yakni 22,89% responden laki-laki dan 17,17% responden perempuan % 17.17% 10.24% 5.72% 6.93% 6.93% 3.01% 3.92% 5.42% 5.72% 5.72% 6.93% 3.92% 4.82% 1.51% 0.60% Vit. A Vit. B Vit. C Vit. D Vit. E Vit. K & Kalsium Omega Lainnya Vit. A Vit. B Vit. C Vit. D Vit. E Vit. K & Kalsium Omega Lainnya Laki laki Perempuan Gambar 4.41 Kandungan tambahan yang dibutuhkan Opini mengenai harga produk susu di pasaran Penulis melakukan survei terhadap 6 jenis produk dengan berbagai ukuran, kandungan tambahan, dan harga yang ditawarkan untuk mengetahui opini mengenai harga produk tersebut. Hasil survei tersebut adalah : Produk A ukuran 250 ML, susu UHT dengan harga antara Rp Rp dianggap murah oleh 79,52% responden.

36 81 Produk B ukuran 250 ML, susu UHT Low Fat High Calcium dengan harga antara Rp Rp dianggap murah oleh 76,81% responden. Produk C ukuran 500 ML, susu UHT dengan harga antara Rp Rp dianggap murah oleh 73,19% responden. Produk D ukuran 1 LITER, susu UHT dengan harga antara Rp Rp dianggap murah oleh 76,51% responden. Produk E ukuran 1 LITER, susu Pasteurisasi dengan harga antara Rp Rp dianggap murah oleh 60,84% responden. Produk F ukuran 1 LITER, susu Pasteurisasi Low Fat High Calcium dengan harga antara Rp Rp dianggap mahal oleh 48,49% responden. Gambar 4.42 Opini harga untuk beberapa produk susu cair di pasaran

37 Kecocokan harga untuk susu cair 1 liter dengan keuntungan Low Fat High Calcium Berdasarkan hasil survei, kebanyakan responden memilih harga Rp Rp sebagai harga yang sesuai untuk produk susu cair ukuran 1 LITER dengan keunggulan Low Fat High Calcium yakni sebanyak 28,92% responden. Lainnya 3.01% > Rp % Rp Rp % Rp Rp Rp Rp % 28.92% Rp Rp % Gambar 4.43 Harga yang sesuai untuk susu cair ukuran 1 LITER dengan keunggulan Low Fat High Calcium

38 83 Dari hasil survei terlihat bahwa kisaran harga Rp lebih banyak dipilih oleh responden dari kategori SES C (Socio Economy Status) keatas Rangkuman Hasil Survei Berdasarkan hasil survei yang telah dilakukan, dapat disimpulkan beberapa hal yakni : Terdapat 34,34% responden yang suka minum susu cair dan 34,64% responden yang suka minum susu bubuk. Terdapat 49,10% responden laki-laki yang suka konsumsi susu yakni 18,67% responden memilih susu bubuk dan 19,88% responden memilih susu cair. Terdapat 43,67% responden perempuan yang suka konsumsi susu yakni 15,96% responden memilih susu bubuk dan 14,66% responden memilih susu cair. Terdapat 13,25% responden baik laki-laki maupun perempuan mengkonsumsi 3 4 gelas susu cair selama seminggu dan 10,24% responden mengkonsumsi 5 7 gelas susu cair selama seminggu. Terdapat 21,69% responden memilih High Calcium sebagai kandungan tambahan dalam susu cair. Perbandingan ukuran kemasan susu cair yang dipilih :

39 84 Susu cair 500 ml Terdapat 14,46% responden mengkonsumsi susu cair ukuran sedang (500 ml). Susu cair 1 liter Terdapat 9,94% responden mengkonsumsi susu cair ukuran besar (1 liter). Terdapat 15,36% responden baik laki-laki maupun perempuan memilih ukuran kemasan ml sebagai ukuran kemasan yang cocok untuk susu cair. Terdapat 6,33% responden baik laki-laki maupun perempuan memilih ukuran kemasan 1 liter sebagai ukuran kemasan yang cocok untuk susu cair. Profil pasar yang mengkonsumsi susu cair : o o o o Jenis Kelamin : Pria dan Wanita Umur : tahun Socio Economy Status (SES) : C2 B Pemilihan susu yang dikonsumsi berdasarkan diri sendiri (decision maker) o Pembelian susu dilakukan oleh diri sendiri

40 Pasar Susu di Indonesia Pada tahun 2008, total pasar susu di Indonesia mencapai Rp 18,4 trilliun, dengan pertumbuhan 13% per tahun. Market share untuk produk susu bubuk mencapai 68% yang terdiri dari beberapa jenis yakni susu untuk segmen dewasa, bayi, serta pertumbuhan ibu hamil, anak, dan keluarga, sedangkan untuk susu cair hanya hanya tumbuh 8%, serta susu kental manis mencapai 19%. Berdasarkan Indonesian Consumer Profile 2008 dari MARS Indonesia di 7 kota Indonesia (Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Medan, Makassar, dan Denpasar), di kategori susu bubuk, susu Dancow merupakan penguasa pasar dengan 48,1% market share dimana angka ini turun dari tahun sebelumnya yakni 72,7%. Posisi berikutnya diraih oleh Frisian Flag (19%), Milo (9%), Anlene (9%), Indomilk (3,1%), Hi-Lo (1,6%), SGM (1,4%), Ovaltine (1,1%), Calcimex (1%), Prenagen (0,8%), Lactamil (),7%), dan merek-merek lainnya yang memperoleh angka dibawah 0,6%. Sedangkan untuk kateogri susu cair, PT Ultrajaya merupakan market leader dengan menguasai pangsa pasar sebesar 49,7%. Menurut EuroMonitor 2008, pertumbuhan kategori susu masih cukup besar yakni sekitar 10%, yang dikendalikan oleh pemain besar seperti Indomilk, Frisian Flag, Ultrajaya, dan Danone. Indonesia sendiri memiliki tingkat konsumsi susu yang tergolong rendah yakni hanya 9 liter per kapita pada tahun 2008, dibandingkan dengan negara tetangga. Angka konsumsi susu terbesar diperoleh dari DKI Jakarta yakni sebesar 22,3 liter per tahun. Hal ini menunjukkan tingkat konsumsi

41 86 susu yang belum merata di wilayah Indonesia dengan jumlah yang masih memiliki selisih yang sangat tinggi antara DKI Jakarta dengan wilayah lainnya di Indonesia. Consumption Indonesia Vietnam Filipina Malaysia Singapore Per capita per year 9 L 10,7 L 11,3 L 25,4 L 32 L Gambar 4.44 Tingkat konsumsi susu per kapita Berdasarkan Indeks Pembangunan Konsumsi Pangan ADB dan Organisasi Pangan Dunia (FAO) tahun 2009, tingkat konsumsi susu di Indonesia mencapai 10,2 liter per kapita per tahun. Tentunya potensi untuk pertumbuhan tingkat konsumsi susu per kapita di Indonesia masih sangat tinggi. Selain itu, banyak anggapan yang muncul dari kebiasaan minum susu seperti anggapan minum susu akan membuat badan menjadi gemuk, mahalnya harga susu sehingga hal ini membuat banyak produsen dan pemerintah turut mensosialisasikan pentingnya minum susu. Apabila dilihat dari jenis susu yang dikonsumsi, Indonesia merupakan negara dengan tingkat konsumsi susu cair yang sangat kecil dibandingkan dengan negara lain terutama di Asia. Konsumsi susu cair di Indonesia hanya 18% dimana merupakan angka yang kecil bila dibandingkan dengan India yang mencapai 98%, Thailand sebesar 88%, Cina sebesar 76,5%. Namun pertumbuhan konsumsi ini tentu masih dapat berkembang dengan melakukan sosialisasi akan pentingnya minum susu.

42 87 Untuk jangka pendek misalnya, peningkatan dapat dilakukan di wilayah-wilayah yang memiliki tingkat konsumsi per kapita nasional yang baik karena akan diikuti dengan tingkat kesadaran minum susu dan penyebaran komunikasi yang lebih baik, seperti di wilayah DKI Jakarta yang memiliki tingkat konsumsi per kapita tertinggi secara nasional. Masyarakat Indonesia cenderung lebih memilih konsumsi susu bubuk dibandingkan dengan susu cair sehingga hal ini merupakan tantangan ke depan bagi produsen susu cair di Indonesia dalam mengedukasi pasar untuk mengkonsumsi susu cair. Dari total pasar susu di Indonesia sebesar 1,3 Milyar Kiloliter, susu cair hanya mendapatkan bagian 5% sedangkan susu bubuk 60% dan sisanya susu kental manis. Berdasarkan hasil studi tahun 2008, terdapat 84,6% masyarakat perkotaan tidak mengkonsumsi susu cair. Berdasarkan hasil studi Irma Sari Hadiatma, 2007 diketahui bahwa yang menjadi penyebab isu tersebut adalah faktor people, price, dan product. Pada faktor people, yang menjadi penyebab adalah persepsi negatif mengenai susu cair (misalnya kandungan gizi susu cair lebih rendah) dan persepsi bahwa susu cair merupakan barang premium. Faktor harga yang menjadi penyebab adalah harga susu cair yang lebih mahal daripada susu bubuk. Sedangkan pada faktor product yang menjadi penyebab adalah jangka waktu simpan susu cair yang lebih cepat daripada susu bubuk, penyimpanan susu cair lebih, serta produk susu cair tidak disegmentasi berdasarkan fungsi. Akar masalah dari semua penyebab tersebut adalah kurangnya pengetahuan masyarakat Indonesia tentang susu cair.

43 Analisis Kompetitor Kompetitor dapat dibagi menjadi kompetitor langsung (direct competitor) dan kompetitor tidak langsung (indirect competitor). Kompetitor langsung (direct competitor) adalah kompetitor yang secara langsung mempunyai produk yang sama dengan Anlene yakni susu cair 1 liter High Calcium. Sedangkan kompetitor tidak langsung (indirect competitor) adalah kompetitor yang mempunyai produk sejenis yang memiliki fungsi yang sama dengan susu High Calcium atau dapat menjadi pengganti susu High Calcium. Dari hasil observasi yang dilakukan, terdapat beberapa kompetitor langsung (direct competitor) di pasaran yakni : 1. Susu Cair UHT Ultra Milk Low Fat High Calcium Ukuran / Harga : 250 ML, 1 liter Harga : 250 ML (berkisar Rp 4.230), 1 liter (berkisar Rp ) Rasa : Plain (Tawar) Kemasan : Karton Kotak Penawaran : Susu Ultra Low Fat Hi-Calcium dipersiapkan menggunakan teknologi UHT dan dikemas secara aseptik. Disarankan minum susu UHT rendah lemak tinggi kalsium sekurang-kurangnya 2 gelas (500 ml) setiap hari untuk melengkapi kebutuhan keluarga akan 15 vitamin dan 9 mineral. Susu UHT rendah lemak tinggi kalsium cocok untuk anak usia diatas 1 tahun.

44 89 Promosi di kemasan : Ultra Milk Low Fat Hi-Calcium UHT Milk, Rich in Natural from Fresh Milk 15 Vitamins & 9 Minerals. 2. Susu Cair UHT Frisian Flag Low Fat High Calcium Rich in Vitamin C & E Ukuran : 250ML, 1 liter Harga : 250 ML (berkisar Rp 3.550), 1 liter (berkisar Rp ) Rasa : Vanilla Kemasan : Karton Kotak Penawaran : Keluarga yang sehat dan kuat adalah dambaan setiap keluarga. Frisian Flag dengan Active-Care formula, kini dengan Immunoglobulin dan Alpha-Lactalbumin sebagai bagian dari protein susu. Jadikan Frisian Flag sebagai bagian dari pola hidup sehat keluarga Anda. Minumlah 2 kotak (500 ml) Frisian Flag Susu UHT Rasa French Vanilla setiap hari. Frisian Flag Susu Cair diproduksi melalui UHT dan dikemas secara aseptis sehingga terjamin kualitas produknya. Promosi : Frisian Flag Low Fat High Calcium Rich in Vitamin C & E, French Vanilla Flavoured + Immunoglobulin Active-Care Formula (Nutrisi Pendukung Aktivitas). 3. Susu Cair UHT HiLo Low Fat High Calcium Ukuran : 1 liter Harga : 1 liter (berkisar Rp ) Rasa : Kacang Hijau (mengandung protein kedelai dan kacang hijau) Kemasan : Karton Kotak

45 90 Penawaran : Susu cair HiLo Kacang Hijau memiliki kandungan kalsium tinggi dan rendah lemak, serta diperkaya dengan susu kedelai untuk rasa yang lebih enak dan tidak eneg. Kalsium dapat membantu mempertahankan kepadatan tulang dan gigi apabila disertai dengan latihan fisik teratur dan konsumsi gizi seimbang. Nikmatilah lezatnya dua gelas (500 ml) susu HiLo Kacang Hijau setiap harinya. Yakinlah Anda mempunyai tabungan kalsium yang cukup di hari tua. Promosi : HiLo Susu UHT Tinggi Kalsium Rendah Lemak mengandung protein kedelai dan kacang hijau. Dari hasil observasi, terlihat bahwa terdapat beberapa kompetitor yang dapat dikategorikan sebagai kompetitor tidak langsung (indirect competitor), yakni : 1. Susu Cair Biasa (Reguler) Susu cair biasa (reguler) yang bukan merupakan susu High Calcium seperti Ultramilk, Indomilk, Frisian Flag, dll merupakan kompetitor tidak langsung terhadap susu cair Anlene. Jenis susu cair ini dapat berupa susu cair full cream, skimmed milk, dll. Pemain utama di kategori susu cair adalah Ultramilk (Ultrajaya), Indomilk, dan Frisian Flag. Berdasarkan hasil survei terhadap jenis susu cair yang dipilih terlihat bahwa susu full cream yang paling banyak dipilih dan kemudian berikutnya adalah susu high calcium. Dari hasil survei, dapat terlihat juga gambaran merek yang dipilih oleh

46 91 responden berdasarkan jenis susu yang dipilihnya. Data ini dapat dijadikan acuan kompetisi yang ada, selain data sekunder sebelumnya % 7.83% 6.93% 3.31% 0.90% 0.30% 0.60% 0.30% 0.60% 2.41% 2.41% 2.11% 1.51% 1.20% 0.90% 1.20% 1.20% 0.30% 0.60%0.30% 0.30% 0.30% 0.30% 0.30%1.20% 0.60% ABC Kedelai Anchor Dancow Pura Anlene Bendera Hi Lo Indo Milk Carnation Country Goodness Diary Champ Milo Ovaltine Real Good Diamond Dutch Lady Gambar 4.45 Susu Full Cream Dutch Mill Enaak!!! F & N Frisian Flag Green Field L Men Nasional Nestle Nestle Ideal Ultra Milk 3.01% 0.60% 0.60% 0.30% 0.30% 0.30% 0.30% 0.30% 0.30% Gambar 4.46 Susu Low Fat

47 92 6,63% 3,61% 0,30% 0,60%0,90% 0,60% 0,30% 0,60% 0,30% 0,60% 0,30% 0,60% 0,30% 0,30% 0,60% 0,30% Gambar 4.47 Susu UHT 2.41% 1.51% 0.30% 0.60% Hi Lo L men Nesvita Prodigest Gambar 4.48 Susu CLA WRP 0.90% 0.90% 0.30% 0.30% 0.30% 0.30% 0.30% Gambar 4.49 Susu Skim

48 % 0.60% 0.90% 3.61% 0.30% 0.30% Gambar 4.50 Susu High Calcium 3.31% 0.30% 0.30% 1.20% 0.60% 0.60% 0.90% 0.60% 0.60% 0.30% Gambar 4.51 Susu Pasteurisasi 2. Susu Bubuk Susu Bubuk merupakan kompetitor tidak langsung yang dapat membuat peminum susu untuk beralih ke susu bubuk. Berdasarkan data pasar susu di Indonesia, susu Dancow merupakan penguasa pasar dengan Frisian Flag di tempat kedua.

49 94 3. Vitamin Kalsium Vitamin kalsium juga dapat dianggap sebagai kompetitor tidak langsung karena dapat menjadi produk pengganti dalam memenuhi kebutuhan kalsium. Produk vitamin kalsium seperti CDR Rodoxon merupakan contoh kompetitor tidak langsung yang dapat berfungsi sebagai pengganti susu kalsium. 4.5 Analisis SWOT Berdasarkan hasil wawancara dan observasi dengan PT Fonterra Brand Indonesia maka dapat disusun analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, dan Threat) dari produk susu Anlene pada PT Fonterra Brand Indonesia yakni : Strength : Anlene merupakan market leader dalam susu berkalsium tinggi. Sebagai Multi National Company, PT Fonterra Brand Indonesia dapat belajar dan mempunyai jaringan dengan negara lain. Weakness : Bersifat prosedural karena bukan local company, maka sebagai multinational company harus berkonsultasi dengan pusat, sehingga ada benturan etika, dll. Rasa susu Anlene yang dirasakan masih kurang. Dari segi rasa, masih terdapat persepsi dianggap kurang enak.

50 95 Threat : Kompetitor bukan hanya susu, tetapi harus melihat indirect competitor, seperti : CDR sebagai produk pengganti. Agresivitas kompetitor seperti : Hi-Lo, Calcimex, CDR. Opportunity : Kesadaran akan Osteoporosis. Berdasarkan hasil survei dan analisis SWOT, terdapat beberapa poin-poin pertimbangan yakni : Anlene merupakan market leader kategori susu berkalsium tinggi untuk susu orang dewasa sebagai susu kesehatan tulang untuk mencegah osteoporosis dan telah memiliki positioning yang kuat. Selain itu, kesadaran akan kesehatan tulang dan osteoporosis semakin meningkat sehingga Anlene harus tetap mempertahankan posisinya sebagai susu berkalsium tinggi untuk pencegahan osteoporosis. Berdasarkan hasil survei, terdapat 22,89% responden laki-laki dan 17,17% responden perempuan memilih vitamin K dan kalsium sebagai kandungan tambahan dalam susu. Hal ini juga menunjukkan peningkatan kesadaran akan pentingnya vitamin K dan kalsium yang berhubungan dengan kesehatan tulang.

51 96 Selain kompetitor langsung, terdapat kompetitor tidak langsung yang menawarkan produk pengganti susu kalsium tinggi namun memiliki fungsi yang sama yakni sebagai kalsium untuk tulang. Anlene dapat melihat ini sebagai sebuah ancaman dari kompetisi namun dapat menjadi kesempatan bagi Anlene untuk memperkuat manfaat produk susu kalsium tinggi dengan melakukan edukasi akan manfaat susu Anlene sebagai susu untuk kesehatan tulang, juga mengedukasi manfaat lain yang terkandung dalam susu pada umumnya sebagai manfaat yang terintegrasi yang tidak mungkin didapatkan di produk pengganti lainnya sebagai kebaikan dari susu. Selain itu, untuk menghadapi agresivitas kompetitor maka Anlene haru aktif mempromosikan susu Anlene baik secara ATL (Above The Line) maupun brand activation dengan tetap menjaga positioning Anlene sebagai susu berkalsium tinggi untuk kesehatan tulang dan mencegah osteoporosis. Anlene memiliki kekurangan dalam hal rasa susu. Hal ini dapat dilakukan dengan memperkenalkan rasa rasa baru dalam varian produk Anlene dengan tetap memperhatikan selera target produk.

BAB I PENDAHULUAN. karena itu, susu dapat dikonsumsi oleh semua orang dengan semua umur namun

BAB I PENDAHULUAN. karena itu, susu dapat dikonsumsi oleh semua orang dengan semua umur namun 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini kebutuhan akan susu sangat dibutuhkan karena merupakan salah satu kebutuhan pokok yang tentunya sangat berguna untuk kesehatan. Oleh karena itu,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. urbanisasi dan peningkatan pendapatan, serta tren kebugaran dan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. urbanisasi dan peningkatan pendapatan, serta tren kebugaran dan kesehatan BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Masalah Konsumsi susu cair di Indonesia berpotensi terus tumbuh ditopang urbanisasi dan peningkatan pendapatan, serta tren kebugaran dan kesehatan (duniaindustri.com,

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN Latar Belakang

I PENDAHULUAN Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Susu sapi merupakan bahan pangan yang dapat dikatakan memiliki kandungan gizi yang hampir sempurna kelengkapan gizinya. Selain air, susu sapi yang mengandung protein,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Brand Evaluation Adapun pada brand evaluation, akan dilihat objektifitas yang dilakukan Unilever Indonesia dalam mengembangkan brand Buavita setelah diakuisisi dari Ultrajaya.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan bahan-bahan yang dapat dikonsumsi sehari-hari untuk. cair. Pangan merupakan istilah sehari-hari yang digunakan untuk

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan bahan-bahan yang dapat dikonsumsi sehari-hari untuk. cair. Pangan merupakan istilah sehari-hari yang digunakan untuk 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pangan merupakan bahan-bahan yang dapat dikonsumsi sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan tubuh yang memiliki dua bentuk yaitu padat dan cair. Pangan merupakan istilah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan lainnya. Persaingan terjadi pada beberapa sektor baik industri jasa dan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan lainnya. Persaingan terjadi pada beberapa sektor baik industri jasa dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan ekonomi dalam era globalisasi menuntut setiap perusahaan baik yang bergerak dalam bidang industri maupun jasa mampu bersaing dengan perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pemasaran merupakan suatu sistem total dari kegiatan bisnis yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pemasaran merupakan suatu sistem total dari kegiatan bisnis yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemasaran merupakan suatu sistem total dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang-barang yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Susu adalah bahan pangan yang dikenal kaya akan zat gizi yang

BAB I PENDAHULUAN. Susu adalah bahan pangan yang dikenal kaya akan zat gizi yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Susu adalah bahan pangan yang dikenal kaya akan zat gizi yang diperlukan oleh tubuh manusia. Konsumsi susu pada saat remaja terutama dimaksudkan untuk memperkuat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor Pertanian memiliki peranan yang cukup penting dalam pembangunan ekonomi nasional. Salah satu peranan sektor pertanian adalah sebagai penyedia pangan. Menurut Husodo

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Susu merupakan minuman yang sangat bermanfaat karena banyak terkandung nutrisi yang dibutuhkan manusia. Susu mengandung lebih banyak vitamin dan mineral essensial yang dibutuhkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Speciality Reguler. Children

BAB I PENDAHULUAN. Speciality Reguler. Children BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tingkat pertumbuhan konsumsi susu di Indonesia setiap tahunnya terus mengalami peningkatan. Pertumbuhan konsumsi susu di Indonesia dipicu oleh kenaikan jumlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan oleh tubuh manusia. Konsumsi Susu pada saat remaja terutama

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan oleh tubuh manusia. Konsumsi Susu pada saat remaja terutama BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Susu adalah bahan pangan yang dikenal kaya akan zat gizi yang diperlukan oleh tubuh manusia. Konsumsi Susu pada saat remaja terutama dimaksudkan untuk memperkuat tulang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. industri. Satu hal yang sangat berarti dalam meningkatkan kinerja

BAB I PENDAHULUAN. industri. Satu hal yang sangat berarti dalam meningkatkan kinerja BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pada era persaingan pasar global dewasa ini, tuntutan konsumen atas peningkatan kualitas produk dan jasa bertambah. Terjadi pula peningkatan penawaran produk

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN 45 V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN 5.1 PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk Secara administratif PT Ultrajaya Milk Industry berlokasi di Jalan Raya Cimareme 131, Kecamatan Padalarang, Kabupaten

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin terintegrasi tanpa rintangan dan batas teritorial negara. Hal ini membuat

BAB I PENDAHULUAN. semakin terintegrasi tanpa rintangan dan batas teritorial negara. Hal ini membuat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Persaingan dalam dunia bisnis merupakan suatu kondisi yang harus dihadapi oleh suatu perusahaan. Perekonomian global yang memungkinkan pergerakan barang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 56 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisa STP (Segmentasi, Target, Positioning) Dalam melakukan manajemen pemasaran diperlukan suatu analisa untuk mengetahui hal hal mengenai segmentasi konsumen, target

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Jumlah penduduk Indonesia yang secara rutin minum susu masih tergolong

I. PENDAHULUAN. Jumlah penduduk Indonesia yang secara rutin minum susu masih tergolong I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jumlah penduduk Indonesia yang secara rutin minum susu masih tergolong rendah. Data yang dirilis FAO (Food and Agriculture Organization) menunjukkan, pada 2007 angka

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Jumlah penduduk Indonesia yang secara rutin minum susu masih tergolong

I. PENDAHULUAN. Jumlah penduduk Indonesia yang secara rutin minum susu masih tergolong I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jumlah penduduk Indonesia yang secara rutin minum susu masih tergolong rendah. Data yang dirilis FAO (Food and Agriculture Organization) menunjukkan, pada 2007 angka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. usia 0-5 tahun mengalami tubuh pendek (stunting) akibat kekurangan gizi.

BAB I PENDAHULUAN. usia 0-5 tahun mengalami tubuh pendek (stunting) akibat kekurangan gizi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Orang tua akan mendambakan anak yang sehat dan tumbuh dengan normal. Anak akan tumbuh optimal dan sehat menjadi seseorang yang dewasa bila semua asupan gizinya terpenuhi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bantuan makanan melalui program PMT (Program Makanan Tambahan). 1)

BAB I PENDAHULUAN. bantuan makanan melalui program PMT (Program Makanan Tambahan). 1) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kasus kurang gizi dan gizi buruk merupakan salah satu jenis penyakit yang perlu mendapatkan perhatian serius dari pemerintah dan masyarakat. Data tahun 2007 memperlihatkan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang. waktu tahun 2010 sampai 2014 (Badan Pusat Statistik, 2015), disertai

PENDAHULUAN. Latar Belakang. waktu tahun 2010 sampai 2014 (Badan Pusat Statistik, 2015), disertai PENDAHULUAN Latar Belakang Meningkatnya jumlah penduduk Indonesia sebesar 1,4 % kurun waktu tahun 2010 sampai 2014 (Badan Pusat Statistik, 2015), disertai dengan pertumbuhan pendapatan penduduk atau Produk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pasar pada saat ini semakin meningkat sehingga membuat

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pasar pada saat ini semakin meningkat sehingga membuat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan pasar pada saat ini semakin meningkat sehingga membuat persaingan antar usaha bisnis yang begitu ketat. Semakin banyaknya pesaing yang bermunculan maka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kondisi persaingan bisnis yang sangat ketat saat ini, sangat

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kondisi persaingan bisnis yang sangat ketat saat ini, sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dalam kondisi persaingan bisnis yang sangat ketat saat ini, sangat dibutuhkan informasi yang cepat dan metode analisis yang akurat. Terlebih lagi pada kondisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan perkembangan anak merupakan masa-masa yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan perkembangan anak merupakan masa-masa yang sangat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan dan perkembangan anak merupakan masa-masa yang sangat penting. Asupan gizi yang diterima anak pun harus yang terbaik karena akan mempengaruhi

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Susu adalah bahan pangan yang dikenal kaya akan zat gizi yang diperlukan oleh tubuh manusia. Konsumsi susu pada saat remaja terutama dimaksudkan untuk memperkuat tulang sehingga

Lebih terperinci

VII ANALISIS TINGKAT KEPENTINGAN DAN TINGKAT KINERJA

VII ANALISIS TINGKAT KEPENTINGAN DAN TINGKAT KINERJA VII ANALISIS TINGKAT KEPENTINGAN DAN TINGKAT KINERJA 7.1. Analisis Penilaian Tingkat Kepentingan dan Tingkat Kinerja Penelitian ini menggunakan analisis Importance Performance Analysis (IPA) dan Costumer

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kita sebagai bangsa yang dijajah, serba kekurangan dan miskin menggangap

BAB I PENDAHULUAN. kita sebagai bangsa yang dijajah, serba kekurangan dan miskin menggangap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Budaya minum susu di Indonesia secara tidak langsung diperkenalkan oleh para penjajah Belanda ketika mereka menjajah bangsa Indonesia. Pada masa itu kita

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lalu. Di negara Swiss terdapat lukisan pada tahun 1850 yang memperlihatkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. lalu. Di negara Swiss terdapat lukisan pada tahun 1850 yang memperlihatkan bahwa 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Susu sebagai minuman kaya protein telah ditemukan sejak ribuan tahun yang lalu. Di negara Swiss terdapat lukisan pada tahun 1850 yang memperlihatkan bahwa

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perilaku Konsumen

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perilaku Konsumen II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perilaku Konsumen Pasar konsumen terdiri dari seluruh individu dan rumah tangga yang membeli atau mendapatkan barang dan jasa untuk keperluan pribadi. Konsumen itu sendiri terdiri

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kondisi pemasaran produk yang semakin dinamis menyebabkan persaingan ketat

BAB 1 PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kondisi pemasaran produk yang semakin dinamis menyebabkan persaingan ketat BAB I PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kondisi pemasaran produk yang semakin dinamis menyebabkan persaingan ketat di antara para produsen. Hal ini menyebabkan para produsen semakin

Lebih terperinci

BAB V ANALISA SWOT, PEMASARAN, DAN LINGKUNGAN BISNIS

BAB V ANALISA SWOT, PEMASARAN, DAN LINGKUNGAN BISNIS 65 BAB V ANALISA SWOT, PEMASARAN, DAN LINGKUNGAN BISNIS 5.1. Analisa SWOT 5.1.1. Strength (Kekuatan) - Mempunyai ragam variasi kegunaan yang tinggi (masak, membuat roti, minum, mengobati penyakit autisme,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Minum teh sudah merupakan kebiasaan masyarakat Indonesia semenjak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Minum teh sudah merupakan kebiasaan masyarakat Indonesia semenjak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Minum teh sudah merupakan kebiasaan masyarakat Indonesia semenjak jaman dahulu kala, hal itu dikarenakan Negara Indonesia merupakan salah satu penghasil teh terbaik

Lebih terperinci

BAB III SOLUSI BISNIS

BAB III SOLUSI BISNIS BAB III SOLUSI BISNIS Berdasarkan hasil analisis pada akar permasalahan di Bab II, dapat disimpulkan bahwa permasalahan bagi PT Ultrajaya pada saat ini adalah minimnya pengetahuan masyarakat Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan munculnya integrasi ekonomi di kawasan Asia Tenggara atau yang biasa

BAB I PENDAHULUAN. dengan munculnya integrasi ekonomi di kawasan Asia Tenggara atau yang biasa BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Keadaan perekonomian Indonesia saat ini semakin kompleks, seiring dengan munculnya integrasi ekonomi di kawasan Asia Tenggara atau yang biasa disebut dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. anak diharapkan dapat terpenuhi secara lengkap melalui konsumsi susu, termasuk zatzat

BAB I PENDAHULUAN. anak diharapkan dapat terpenuhi secara lengkap melalui konsumsi susu, termasuk zatzat BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masa bayi dan balita merupakan masa paling baik untuk menerima asupan gizi, semakin baik asupan gizi yang diperoleh, maka semakin baik pula perkembangan fisik sang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin banyaknya kategori produk yang tersedia di hyper market,

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin banyaknya kategori produk yang tersedia di hyper market, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan semakin banyaknya kategori produk yang tersedia di hyper market, ruang yang tersedia untuk suatu produk akan semakin sempit. Para produsen harus secara bijak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. arah pasar konsumen artinya kondisi pasar di tangan konsumen. Konsumen. bebas menggunakan uang yang dimilikinya serta bebas untuk

BAB I PENDAHULUAN. arah pasar konsumen artinya kondisi pasar di tangan konsumen. Konsumen. bebas menggunakan uang yang dimilikinya serta bebas untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kondisi perekonomian suatu negara akan mengubah pola pikir masyarakat. Demikian pula yang terjadi di Indonesia, masyarakat menentukan sendiri barang dan kualitas

Lebih terperinci

BAB VII IMPLIKASI KEBIJAKAN STRATEGI PEMASARAN. tingkat kinerja atribut-atribut Dancow Batita maka dapat dihasilkan implikasi

BAB VII IMPLIKASI KEBIJAKAN STRATEGI PEMASARAN. tingkat kinerja atribut-atribut Dancow Batita maka dapat dihasilkan implikasi BAB VII IMPLIKASI KEBIJAKAN STRATEGI PEMASARAN Berdasarkan analisis terhadap karakteristik konsumen, analisis terhadap proses keputusan pembelian produk, analisis terhadap tingkat kepentingan dan tingkat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Minuman ringan (soft drink) adalah minuman yang tidak mengandung

I. PENDAHULUAN. Minuman ringan (soft drink) adalah minuman yang tidak mengandung I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Minuman ringan (soft drink) adalah minuman yang tidak mengandung alkohol, dan merupakan minuman olahan dalam bentuk bubuk atau cair yang mengandung bahan makanan dan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Minuman ringan (soft drink) adalah minuman yang tidak mengandung. alkohol, merupakan minuman olahan dalam bentuk bubuk atau cair yang

I. PENDAHULUAN. Minuman ringan (soft drink) adalah minuman yang tidak mengandung. alkohol, merupakan minuman olahan dalam bentuk bubuk atau cair yang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Minuman ringan (soft drink) adalah minuman yang tidak mengandung alkohol, merupakan minuman olahan dalam bentuk bubuk atau cair yang mengandung bahan makanan atau bahan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era globalisasi dan pertumbuhan penduduk yang tinggi sangat berdampak pada perkembangan ekonomi suatu negara. Penyebabnya adalah semakin meningkatnya kebutuhan akan

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. gizi yang tinggi yang disekresikan oleh kelenjar mamae dari hewan betina

BAB I. PENDAHULUAN. gizi yang tinggi yang disekresikan oleh kelenjar mamae dari hewan betina BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Susu merupakan produk cair berwarna putih yang mengandung nilai gizi yang tinggi yang disekresikan oleh kelenjar mamae dari hewan betina dengan tujuan utama untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah Konsumsi. Pertumbuhan (%) Konsumsi Per Kapita (Gram) Jumlah Populasi. Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah Konsumsi. Pertumbuhan (%) Konsumsi Per Kapita (Gram) Jumlah Populasi. Tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan kopi olahan di Indonesia secara keseluruhan selama setengah dasawarsa terakhir mengalami peningkatan, dengan rata-rata pertumbuhan lebih kurang 5,12 persen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk dapat mengahasilkan laba, mengalami perkembangan dan menjaga

BAB I PENDAHULUAN. untuk dapat mengahasilkan laba, mengalami perkembangan dan menjaga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada umumnya tujuan pokok yang ingin dicapai oleh perusahaan adalah untuk dapat mengahasilkan laba, mengalami perkembangan dan menjaga kelangsungan hidup perusahaan.

Lebih terperinci

STRATEGI PEMASARAN PADA TOKO JAYA SUSU BUNGUR DALAM PENINGKATAN PENJUALAN PRODUK SUSU

STRATEGI PEMASARAN PADA TOKO JAYA SUSU BUNGUR DALAM PENINGKATAN PENJUALAN PRODUK SUSU STRATEGI PEMASARAN PADA TOKO JAYA SUSU BUNGUR DALAM PENINGKATAN PENJUALAN PRODUK SUSU Nama : Mas Ula Ulva NPM : 14211340 Jurusan : Manajemen Pembimbing : Sri Kurniasih Agustin, SE, MM Pendahuluan Latar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Era globalisasi menjanjikan suatu peluang dan tantangan bisnis bagi suatu

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Era globalisasi menjanjikan suatu peluang dan tantangan bisnis bagi suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Era globalisasi menjanjikan suatu peluang dan tantangan bisnis bagi suatu perusahaan, dimana dengan adanya era globalisasi akan dapat memperluas pasar produknya dan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS ESA UNGGUL KUESIONER PENELITIAN

UNIVERSITAS ESA UNGGUL KUESIONER PENELITIAN LAMPIRAN 1 UNIVERSITAS ESA UNGGUL KUESIONER PENELITIAN FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KONSUMSI SUSU PADA SISWA-SISWI SMPN 181 JAKARTA PUSAT TAHUN 2013 Assallamualaikum Wr. Wb Perkenalkan

Lebih terperinci

BAB II DATA DAN ANALISA

BAB II DATA DAN ANALISA BAB II DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber Data Data dan informasi yang digunakan untuk mendukung proyek Tugas Akhir ini akan diambil dari berbagai sumber yang ada, diantaranya adalah : Literatur : buku, serta

Lebih terperinci

f. Life-cycle : menikah (primer) &single (sekunder). g. Kewarganegaraan :Indonesia (primer) & pendatang (sekunder). 3. Psikografis a. Kelas sosial: me

f. Life-cycle : menikah (primer) &single (sekunder). g. Kewarganegaraan :Indonesia (primer) & pendatang (sekunder). 3. Psikografis a. Kelas sosial: me BAB III ANALISA 3.1. Analisa Sasaran 3.1.1. Price 1. Susu (coklat, stoberi, kopi, pisang, kopi, peach, green tea) @ Rp. 15.000,- 2. Yoghurt (stoberi, jeruk, mangga, anggur, jambu, apel, leci, mix fruit,

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Loyalitas konsumen adalah isu yang sangat penting dan menarik bagi mereka yang berkecimpung dalam bidang pemasaran produk ataupun jasa. Loyalitas konsumen merupakan hal yang

Lebih terperinci

Food SUSU SUSU. Mitos. Minum BISA PACU TINGGI BADAN? Susu BISA GANTIKAN. for Kids. Makanan Utama? pada Bumil. Edisi 6 Juni Vol

Food SUSU SUSU. Mitos. Minum BISA PACU TINGGI BADAN? Susu BISA GANTIKAN. for Kids. Makanan Utama? pada Bumil. Edisi 6 Juni Vol Edisi 6 Juni Vol 4 2016 Food for Kids I N D O N E S I A SUSU BISA GANTIKAN Makanan Utama? Mitos Minum Susu pada Bumil SUSU BISA PACU TINGGI BADAN? Love Milk Food for Kids I N D O N E S I A DAFTAR ISI Edisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemasaran. Untuk tetap mendapatkan simpati dari konsumen, produsen

BAB I PENDAHULUAN. pemasaran. Untuk tetap mendapatkan simpati dari konsumen, produsen BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan peradaban dari suatu masyarakat ikut pula mendorong perkembangan dalam bidang perekonomian, salah satunya adalah bidang pemasaran. Untuk tetap mendapatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Kotler dan Amstrong, 2004;283)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Kotler dan Amstrong, 2004;283) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam perkembangan dunia usaha dan industri saat ini yang semakin maju, terutama disebabkan oleh perkembangan teknologi, telah memacu pertumbuhan baik secara

Lebih terperinci

STRATEGI DAN TAKTIK KOMUNIKASI PEMASARAN PT ULTRAJAYA MILK INDUSTRY Tbk. UNTUK EDUKASI MENGENAI KANDUNGAN GIZI SUSU ULTRA PROYEK AKHIR

STRATEGI DAN TAKTIK KOMUNIKASI PEMASARAN PT ULTRAJAYA MILK INDUSTRY Tbk. UNTUK EDUKASI MENGENAI KANDUNGAN GIZI SUSU ULTRA PROYEK AKHIR STRATEGI DAN TAKTIK KOMUNIKASI PEMASARAN PT ULTRAJAYA MILK INDUSTRY Tbk. UNTUK EDUKASI MENGENAI KANDUNGAN GIZI SUSU ULTRA PROYEK AKHIR Oleh : IRMA SARI HADIATMA NIM : 29105306 Program Magister Administrasi

Lebih terperinci

2) Segmentasi Demografi Segmentasi ini memberikan gambaran bagi pemasar kepada siapa produk ini harus ditawarkan. Jawaban atas pertanyaan kepada siapa

2) Segmentasi Demografi Segmentasi ini memberikan gambaran bagi pemasar kepada siapa produk ini harus ditawarkan. Jawaban atas pertanyaan kepada siapa BAB III ANALISA 3.1. Literatur Swastha & Handoko (1997) mengartikan segmentasi pasar sebagai kegiatan membagi bagi pasar/market yang bersifat heterogen kedalam satuan satuan pasar yang bersifat homogen.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Logo PT. INDOLAKTO

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Logo PT. INDOLAKTO BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Profil PT. INDOLAKTO PT. Australia Indonesian Milk Industries (PT. INDOMILK) didirikan pada tahun 1967 sebagai perwujudan penanaman modal asing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cepat tak terkecuali di Indonesia sendiri. Beragamnya produk yang memasuki

BAB I PENDAHULUAN. cepat tak terkecuali di Indonesia sendiri. Beragamnya produk yang memasuki BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini industri di setiap negara tumbuh dan berkembang dengan cepat tak terkecuali di Indonesia sendiri. Beragamnya produk yang memasuki pasar membuat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah penduduk sangat mempengaruhi market share dari produk-produk yang

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah penduduk sangat mempengaruhi market share dari produk-produk yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Jumlah penduduk sangat mempengaruhi market share dari produk-produk yang ditawarkan oleh para produsen. Indonesia yang mempunyai jumlah penduduk pada urutan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. No Industri Market Size (dalam triliun)

BAB I PENDAHULUAN. No Industri Market Size (dalam triliun) 1 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Kesehatan merupakan hal yang penting dalam menjalani hidup untuk melakukan berbagai aktivitas. Kesadaran masyarakat akan kesehatan kini semakin tinggi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan industri di dunia berkembang pesat sejak terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan industri di dunia berkembang pesat sejak terjadinya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan industri di dunia berkembang pesat sejak terjadinya Revolusi Industri di Inggris yang membuat sektor perdagangan menjadi maju. jenis industri pun mulai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Observasi Sejarah Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Observasi Sejarah Perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Observasi 1.1.1 Sejarah Perusahaan Bermula dari usaha keluarga yang dirintis sejak tahun 1960an oleh Bapak Achmad Prawira Widjaja (alm), PT Ultrajaya Milk Industry

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Industri daging olahan merupakan salah satu industri yang bergerak dalam bidang

I. PENDAHULUAN. Industri daging olahan merupakan salah satu industri yang bergerak dalam bidang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri daging olahan merupakan salah satu industri yang bergerak dalam bidang peternakan. Pada tahun 2009, industri pengolahan daging di dalam negeri mengalami pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kota Binjai adalah salah satu kota dalam wilayah provinsi Sumatera Utara.

BAB I PENDAHULUAN. Kota Binjai adalah salah satu kota dalam wilayah provinsi Sumatera Utara. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang. Kota Binjai adalah salah satu kota dalam wilayah provinsi Sumatera Utara. Kota Binjai merupakan Kota terbesar di Sumatera Utara. Binjai terletak 22 km di sebelah barat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan semakin banyaknya perusahaan-perusahaan yang turut

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan semakin banyaknya perusahaan-perusahaan yang turut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan bisnis di Abad ke-21 telah berkembang sangat pesat dan mengalami metamorfosis yang berkesinambungan. Tidak terkecuali di Indonesia yang ditandai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun pasar global. Agar perusahaan dapat bertahan dan memenangkan

BAB I PENDAHULUAN. maupun pasar global. Agar perusahaan dapat bertahan dan memenangkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peningkatan persaingan dan penawaran produk di pasar tentu mewajibkan para pemasar menciptakan strategi jitu agar tetap bertahan dalam pasar domestik maupun pasar global.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Potensi pasar dalam negeri merupakan peluang bagi produsen susu balita

BAB 1 PENDAHULUAN. Potensi pasar dalam negeri merupakan peluang bagi produsen susu balita BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Potensi pasar dalam negeri merupakan peluang bagi produsen susu balita pada umumnya untuk meningkatkan volume penjualan. Namun keadaan pasar dalam negeri beberapa tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik susu lokal maupun susu impor. Dari susu lokal dan susu impor itu ada. sering mendengar dan tahu tentang produk tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. baik susu lokal maupun susu impor. Dari susu lokal dan susu impor itu ada. sering mendengar dan tahu tentang produk tersebut. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Susu formula menjadi solusi untuk para ibu yang menjadi pekerja untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi mereka. Banyak merek susu yang beredar di pasaran, baik susu

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN ULTRAMILK DI KOTA BOGOR BUDI AFIT ZULAD

ANALISIS PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN ULTRAMILK DI KOTA BOGOR BUDI AFIT ZULAD ANALISIS PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN ULTRAMILK DI KOTA BOGOR BUDI AFIT ZULAD PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Setelah dilakukan penelitian untuk melihat brand awareness dari produk Acna Care, dapat disimpulkan bahwa produk Acna Care ternyata belum terlalu dikenal oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Konsumsi susu di Indonesia terus meningkat dalam lima tahun terakhir. Pada tahun 2012, konsumsi susu di Indonesia masih didominasi oleh susu bubuk, namun bila

Lebih terperinci

SURYA AGRITAMA Volume 4 Nomor 1 Maret 2015

SURYA AGRITAMA Volume 4 Nomor 1 Maret 2015 ANALISIS SIKAP KONSUMEN DALAM MENGKONSUMSI SUSU KEDELAI MEREK ABC DAN SUSU SAPI MEREK FRISIAN FLAG DI KABUPATEN PURWOREJO Aviyanie Ayu N, Dyah Panuntun Utami, dan Istiko Agus Wicaksono Program Studi Agribisnis

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Setelah dilakukan penelitian tersebut, maka penulis dapat menyimpulkan beberapa hal yaitu : 1. Atribut yang yang dianggap penting konsumen dalam memilih susu cair

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kebutuhan mereka di pasar. Perusahaan akan mendapat tempat di

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kebutuhan mereka di pasar. Perusahaan akan mendapat tempat di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan pemasaran menjadi hal yang sangat penting dalam berbagai jenis usaha. Di era globalisasi saat ini, tingginya tingkat persaingan dalam menguasai pangsa pasar,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat akan barang konsumsi. Begitu juga dengan produsen produk

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat akan barang konsumsi. Begitu juga dengan produsen produk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan produk inovasi dan sektor industri yang cukup pesat pada saat ini membawa perubahan pada pola hidup masyarakat dan tingkat kebutuhan masyarakat akan barang

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Sebelum masuk ke perumusan, disini penulis menjelaskan kembali penggunaan beberapa analisis dalam rangka merumuskan strategi pemasaran untuk meningkatkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Susu merupakan salah satu komoditi dengan kandungan gizi yang tinggi yang diperlukan oleh masyarakat untuk meningkatkan pertumbuhan tulang dan kesehatan tubuh. Susu dikonsumsi

Lebih terperinci

STRATEGI DAN TAKTIK KOMUNIKASI PEMASARAN PT ULTRAJAYA MILK INDUSTRY Tbk. UNTUK EDUKASI MENGENAI BAHAN PENGAWET DI DALAM SUSU ULTRA PROYEK AKHIR

STRATEGI DAN TAKTIK KOMUNIKASI PEMASARAN PT ULTRAJAYA MILK INDUSTRY Tbk. UNTUK EDUKASI MENGENAI BAHAN PENGAWET DI DALAM SUSU ULTRA PROYEK AKHIR STRATEGI DAN TAKTIK KOMUNIKASI PEMASARAN PT ULTRAJAYA MILK INDUSTRY Tbk. UNTUK EDUKASI MENGENAI BAHAN PENGAWET DI DALAM SUSU ULTRA PROYEK AKHIR Oleh : VOLRIC ISTIAWAN NIM : 29105357 Program Magister Administrasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1 BAB 1 PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tingkat persaingan usaha di Indonesia saat ini sangat ketat karena setiap perusahaan selalu berusaha untuk dapat menciptakan produk yang diminati oleh

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. mengandung nilai gizi yang tinggi. Gizi yang tinggi ini merupakan sumber

I. PENDAHULUAN. mengandung nilai gizi yang tinggi. Gizi yang tinggi ini merupakan sumber I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kecap manis merupakan salah satu produk turunan kedelai yang mengandung nilai gizi yang tinggi. Gizi yang tinggi ini merupakan sumber karbohidrat dan protein yang diperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu kebutuhan untuk mengeksploitasi sepenuhnya aset-aset mereka demi

BAB I PENDAHULUAN. suatu kebutuhan untuk mengeksploitasi sepenuhnya aset-aset mereka demi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Fenomena persaingan yang ada telah membuat para pengusaha menyadari suatu kebutuhan untuk mengeksploitasi sepenuhnya aset-aset mereka demi memaksimalkan

Lebih terperinci

VII. ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN Analisis Tingkat Kepentingan dan Kinerja Terhadap Atribut Susu Sehat (Importance Performance Analysis)

VII. ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN Analisis Tingkat Kepentingan dan Kinerja Terhadap Atribut Susu Sehat (Importance Performance Analysis) 63 VII. ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN 7.1. Analisis Tingkat Kepentingan dan Kinerja Terhadap Atribut Susu Sehat (Importance Performance Analysis) Analisis Important-Performance merupakan suatu cara untuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pemilihan produk untuk dikonsumsi. Hal ini disebabkan oleh perkembangan

BAB 1 PENDAHULUAN. pemilihan produk untuk dikonsumsi. Hal ini disebabkan oleh perkembangan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dari tahun ke tahun perkembangan dan persaingan di segala sektor industri semakin meningkat, hal ini menuntut perusahaan semakin kreatif dalam menjalakan kegiatan

Lebih terperinci

Customer Retention Marketing

Customer Retention Marketing Modul ke: Fakultas Ilmu Komunikasi Program Studi Periklanan & Komunikasi Pemasaran www.mercubuana.ac.di Customer Retention Marketing Customer Segregation & Behaviour The value of customer knowledge Perilaku

Lebih terperinci

ANALISIS KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP SUSU MERK CIMORY

ANALISIS KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP SUSU MERK CIMORY ANALISIS KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP SUSU MERK CIMORY 1.1 Latar Belakang Di beberapa negara maju, masyarakatnya lebih banyak memilih susu segar di bandingkan susu bubuk. Hal itu bisa dilihat dalam perbandingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi mengubah kondisi persaingan bisnis ke arah kondisi yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi mengubah kondisi persaingan bisnis ke arah kondisi yang semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Globalisasi mengubah kondisi persaingan bisnis ke arah kondisi yang semakin kompetitif. Perubahan lingkungan bisnis yang diakibatkan oleh pesatnya kemajuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membuat para pelaku bisnis harus mampu bersaing. Persaingan yang terjadi tidak

BAB I PENDAHULUAN. membuat para pelaku bisnis harus mampu bersaing. Persaingan yang terjadi tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dan persaingan dalam bisnis yang semakin lama semakin ketat membuat para pelaku bisnis harus mampu bersaing. Persaingan yang terjadi tidak hanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan tidak membuang-buang waktu yang ada. Kemudahan yang diinginkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. dan tidak membuang-buang waktu yang ada. Kemudahan yang diinginkan oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan di era globalisasi saat ini memaksa setiap pihak untuk dapat bergerak dengan cepat dan aktif. Setiap aktivitas dijalankan dengan serba cepat dan tidak

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Teh merupakan salah satu komoditi yang telah lama di kembangkan di Indonesia. Teh pertama kali masuk ke Indonesia pada tahun 1684, berupa biji teh dari Jepang yang dibawa

Lebih terperinci

BAB V GAMBARAN UMUM BOTANI SQUARE BOGOR DAN KARAKTERISTIK UMUM KONSUMEN

BAB V GAMBARAN UMUM BOTANI SQUARE BOGOR DAN KARAKTERISTIK UMUM KONSUMEN BAB V GAMBARAN UMUM BOTANI SQUARE BOGOR DAN KARAKTERISTIK UMUM KONSUMEN 5.1 Sejarah Botani Square Bogor Botani Square merupakan mall yang dibangun di lokasi yang strategis di Kota Bogor, dengan posisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Air minum merupakan salah satu kebutuhan manusia yang paling pokok.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Air minum merupakan salah satu kebutuhan manusia yang paling pokok. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Air minum merupakan salah satu kebutuhan manusia yang paling pokok. Pendeknya, setiap manusia yang masih hidup membutuhkan air untuk minum. Bahkan para ahli

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Industri makanan dan minuman di Indonesia berkembang dengan pesat seiring

BAB I PENDAHULUAN. Industri makanan dan minuman di Indonesia berkembang dengan pesat seiring BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Industri makanan dan minuman di Indonesia berkembang dengan pesat seiring dengan semakin membaiknya kondisi perekonomian, politik dan sosial budaya Indonesia. Besarnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam keunggulan dan manfaatnya masing-masing. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam keunggulan dan manfaatnya masing-masing. Salah satu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dunia bisnis menghadapi era baru dan persaingan bisnis sekarang banyak sekali produk instan yang beredar dipasaran dengan menawarkan berbagai macam keunggulan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Catatan kinerja sektor industri makanan dan minuman Indonesia di tahun 2010

BAB 1 PENDAHULUAN. Catatan kinerja sektor industri makanan dan minuman Indonesia di tahun 2010 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Catatan kinerja sektor industri makanan dan minuman Indonesia di tahun 2010 masih menunjukkan pertumbuhan industri nasional walaupun diiringi bayangbayang akan adanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penduduk. Salah satu sumber bahan pangan berasal dari hewani, seperti

BAB I PENDAHULUAN. penduduk. Salah satu sumber bahan pangan berasal dari hewani, seperti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pangan merupakan kebutuhan dasar bagi manusia yang permintaannya semakin meningkat seiring dengan perkembangan jumlah penduduk. Salah satu sumber bahan pangan berasal

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pendahuluan Sesuai dengan tujuan penelitian, maka terlebih dahulu akan dibahas mengenai persaingan usaha di bidang minuman isotonik ini melalui analisa teori Five Competitive

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat kita berbelanja di supermarket, hypermarket maupun minimarket,

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat kita berbelanja di supermarket, hypermarket maupun minimarket, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada saat kita berbelanja di supermarket, hypermarket maupun minimarket, kerap menjumpai produk-produk yang berlabelkan nama Peritel. Ini yang disebut dengan

Lebih terperinci

V. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN BEBERAPA PRODUSEN SUSU CAIR

V. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN BEBERAPA PRODUSEN SUSU CAIR V. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN BEBERAPA PRODUSEN SUSU CAIR Gambaran umum lokasi penelitian dilihat dari tiga faktor. Ketiga faktor yang dilihat ini adalah faktor sejarah, visi, misi dan tujuan perusahaan

Lebih terperinci

satu yang bisa disebut sukses adalah Hero Supermarket. Dengan jumlah cabang

satu yang bisa disebut sukses adalah Hero Supermarket. Dengan jumlah cabang 2 Dari beberapa Supermarket besar yang dimiliki oleh pengusaha lokal, salah satu yang bisa disebut sukses adalah Hero Supermarket. Dengan jumlah cabang tersebar di berbagai kota di Indonesia, Hero Supermarket

Lebih terperinci

STRATEGI DAN TAKTIK KOMUNIKASI PEMASARAN PT ULTRAJAYA MILK INDUSTRY Tbk. UNTUK EDUKASI MENGENAI MANFAAT SUSU ULTRA DALAM MENCEGAH OSTEOPOROSIS

STRATEGI DAN TAKTIK KOMUNIKASI PEMASARAN PT ULTRAJAYA MILK INDUSTRY Tbk. UNTUK EDUKASI MENGENAI MANFAAT SUSU ULTRA DALAM MENCEGAH OSTEOPOROSIS STRATEGI DAN TAKTIK KOMUNIKASI PEMASARAN PT ULTRAJAYA MILK INDUSTRY Tbk. UNTUK EDUKASI MENGENAI MANFAAT SUSU ULTRA DALAM MENCEGAH OSTEOPOROSIS PROYEK AKHIR Oleh : MICHAELLA NIM : 29105308 Program Magister

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Pangsa pasar obat analgesic adult di Indonesia pada umumnya dan daerah Jabotabek pada khususnya cukup besar dibanding dengan obat bebas lainnya, baik dilihat dari

Lebih terperinci