I. PENDAHULUAN. Industri daging olahan merupakan salah satu industri yang bergerak dalam bidang
|
|
- Suharto Hamdani Hardja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri daging olahan merupakan salah satu industri yang bergerak dalam bidang peternakan. Pada tahun 2009, industri pengolahan daging di dalam negeri mengalami pertumbuhan produksi rata-rata yaitu sebesar 10 sampai 15 persen. Hal ini disertai dengan peningkatan permintaan dan perubahan gaya hidup masyarakat yang beralih ke makanan cepat saji. Potensi pasar daging olahan seperti smoked beef, bakso, nugget, dan sosis sangat besar baik di dalam maupun di luar negeri. Menurut Monoarfa (2009), yang merupakan ketua Asosiasi Industri Pengolahan Daging Indonesia (National Meat Processor Assosiation (NAMPA), mengatakan bahwa omzet industri pengolahan daging mencapai Rp. 1 triliun rupiah per tahun dengan kebutuhan daging sapi dan ayam sebesar 75 ton per hari. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia pada tahun 2009 meningkat sebesar 4,2 persen dari tahun sebelumnya. Hal tersebut juga didukung oleh pertumbuhan konsumsi rumah tangga yaitu sebesar 4,8 persen ( Dengan adanya peningkatan konsumsi rumah tangga tersebut maka mendukung pola konsumsi masyarakat termasuk dalam mengkonsumsi daging olahan. Faktor perkembangan era globalisasi dan informasi saat ini mendorong gaya hidup masyarakat yang berdampak pada perubahan struktur pasar konsumen. Masyarakat Indonesia mulai beradaptasi dan mengikuti pola konsumsi di negara-negara maju, seperti mengkonsumsi daging olahan sebagai makanan seharihari, memenuhi selera masyarakat perkotaan, bergizi, higienis, serta mudah dalam pengolahan dan penyajiannya. Maka dari itu pertumbuhan usaha daging olahan akan terus meningkat sejalan dengan meningkatnya kemampuan dan daya beli masyarakat.
2 Manusia memiliki tiga kebutuhan dasar dalam menjalankan hidupnya, salah satu kebutuhan tersebut yaitu pangan. Kebutuhan pangan perlu diperhatikan dengan baik dan hal yang perlu untuk dipertimbangkan dalam pemenuhan kebutuhan pangan adalah kandungan gizi yang meliputi protein, vitamin, lemak, dan nutrisi. Kandungankandungan pada makanan itu merupakan faktor penting sebab dapat mempengaruhi sistem dalam tubuh, pertumbuhan, dan pemeliharaan kesehatan. Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) memberikan gambaran tingkat konsumsi pangan (energi dan protein) yang ditunjukkan pada Tabel 1. Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat bahwa terdapat kenaikan konsumsi pangan masyarakat Indonesia di tingkat rumah tangga yang meliputi bentuk energi yang mengalami peningkatan dari tahun 2007 ke tahun 2008 sebesar 23 kilo kalori/kapita/hari. Di samping itu, konsumsi protein masyarakat mengalami penurunan yaitu sebesar 57,65 gram/kapita/hari pada tahun 2007 menjadi 57,49 gram/kapita/hari pada tahun Sedangkan konsumsi pangan masyarakat Indonesia berupa beras juga mengalami peningkatan sebesar 13,03 gram/kapita/hari. Tabel 1 Data Konsumsi Pangan Masyarakat Indonesia tahun Konsumsi Pangan 2007 (kapita/hari) 2008 (kapita/hari) Energi (kkal) Protein (gram) 57,65 57,49 Beras (gram) 274,03 287,06 Sumber : Susenas, 2009 Pola konsumsi masyarakat tidak lepas dari tren pola konsumsi pangan yang terjadi di lingkungan sehari-hari. Pada periode tahun terdapat tren pola konsumsi pangan yang memiliki sumber karbohidrat yaitu pola konsumsi pangan pokok yang masih didominasi oleh beras. Sedangkan kontribusi umbi-umbian dalam konsumsi
3 pangan penduduk masih rendah, yaitu kurang dari lima persen dari total konsumsi energi dari padi-padian dan umbi-umbian. Di samping itu, kontribusi konsumsi karbohidrat yang berasal dari beras per kapita mengalami kenaikan. Hal itu menggambarkan bahwa pola konsumsi masyarakat belum banyak mengkonsumsi sumber pangan substitusi lainnya seperti jagung, sukun, dan tepung. Persentase pengeluaran rata-rata per kapita untuk makanan pada tahun 2008 mengalami kenaikan yaitu dari 49,24 persen menjadi 50,17 persen. Peningkatan pengeluaran per kapita terjadi pada kelompok makanan ikan, telur, susu, minyak, lemak, sayur, kacang-kacangan, serta makanan dan minuman jadi. Upaya pemenuhan kebutuhan protein dapat diperoleh dari mengkonsumsi produk segar ataupun olahan. Produk segar antara lain berupa daging mentah, seperti daging ayam dan daging sapi yang perlu dikombinasikan dengan berbagai macam bumbu sebelum dikonsumsi. Sedangkan produk olahan meliputi makanan olahan siap saji seperti chicken nugget dan smoked beef. Tabel 2 menunjukkan konsumsi daging ayam dan daging sapi per kapita per tahun yang terjadi di Indonesia. Berdasarkan Tabel tersebut dapat dilihat bahwa konsumsi daging ayam per kapita per tahun hanya sebesar 4,8 kg dan konsumsi daging sapi sebesar 1,7 kg. Hal itu menunjukkan bahwa keadaan konsumsi daging ayam dan daging sapi di negara Indonesia masih di bawah rata-rata konsumsi di negara berkembang yaitu sebesar 23 kg per kapita per tahun. Bila dibandingkan dengan rata-rata konsumsi daging ayam dan daging sapi di negara maju seperti Amerika dan Jepang, yaitu sebesar 75 kg per kapita per tahun, maka negara Indonesia masih berada di bawah konsumsi rata-rata di negara maju. Tabel 2 Konsumsi Daging Ayam dan Daging Sapi di Indonesia tahun 2008 Jenis Konsumsi Konsumsi per kapita per tahun (kg)
4 Daging Ayam 4,8 Daging Sapi 1,7 Sumber : news.id.finroll.com Dengan keadaan tersebut perlu adanya pengembangan dan peningkatan konsumsi daging bagi masyarakat Indonesia. Upaya peningkatan konsumsi daging ayam maupun daging sapi dapat diperoleh melalui pengolahan produksi ayam dan sapi yang dikemas dengan baik dan mudah untuk dikonsumsi dalam bentuk makanan olahan beku (frozen food). Produk makanan olahan beku terbagi dalam dua jenis kategori, yaitu meal dan snack. Beberapa produk makanan olahan beku yang termasuk dalam kategori meal antara lain chicken nugget, smoked beef, dan sosis. Sedangkan yang termasuk ke dalam kategori snack antara lain mantou, dim sum, dan lumpia. Namun tidak jarang baik chicken nugget maupun smoked beef dikonsumsi pula sebagai makanan sampingan atau pelengkap. Dalam pemenuhan kebutuhan pangan masing-masing individu memiliki pola dan gaya masing-masing. Pergeseran pola konsumsi di masyarakat terjadi karena semakin meningkatnya kebutuhan hidup sehari-hari sehingga wanita dituntut untuk bekerja guna membantu pendapatan rumah tangga. Hal itu mengakibatkan semakin berkurangnya waktu dalam mengatur kebutuhan konsumsi keluarga sehingga para ibu rumah tangga membutuhkan makanan yang praktis dan mudah dalam penyajiannya. Kebutuhan konsumen tersebut dapat dipenuhi dengan mengkonsumsi produk frozen food. Selain kepraktisan, pertimbangan konsumen dalam mengkonsumsi produk frozen food adalah kandungan yang ada pada produk makanan olahan beku dianggap lebih lengkap dibandingkan dengan makanan segar. Menurut Correy (2006) tren mengkonsumsi makanan olahan beku (frozen food) di masyarakat Indonesia mencapai 30 persen. Dari 30 persen konsumen yang menyukai makanan olahan beku sebagian besar dikarenakan
5 kemudahan dalam memasak makanan beku, praktis dan nyaman ketika mengkonsumsi, harga yang terjangkau, serta kebersihan dan kehigienisan produk. Di samping itu, pertumbuhan konsumsi di luar rumah menjadi tren baru dan menggantikan kebiasaan memasak di rumah karena semakin sedikitnya jumlah perempuan tidak bekerja serta berkembangnya pasar modern menggantikan pasar tradisional seperti Giant, Hypermart, Carrefour, dan Market Place yang menyajikan tempat belanja yang nyaman, bersih, dan lengkap. Saat ini telah banyak beraneka macam jenis produk makanan olahan beku yang biasa dikenal dengan frozen food. Frozen food adalah produk makanan yang dikemas dan disimpan di dalam pendingin (freezer) sehingga siap untuk dimasak dan dimakan pada waktu tertentu ( Produk makanan olahan beku dapat dihasilkan melalui pengolahan daging ayam, daging sapi, hingga kentang dengan produkproduknya antara lain seperti chicken nugget, smoked beef, dan french fries. Namun, produk makanan olahan beku (frozen food) yang banyak dijual di supermarket dan disukai oleh konsumen adalah produk daging ayam olahan, seperti chicken nugget, karage, dan sausage chicken. Konsumen produk frozen food dibagi ke dalam dua bagian, yaitu konsumen individu dan konsumen industri. Pada konsumen tingkat individu produsen dituntut untuk memenuhi permintaan dan keinginan konsumen guna tercapainya kepuasan konsumen. Hal itu mengakibatkan terjadi persaingan antar produsen dalam upaya merebut loyalitas konsumen terhadap produk frozen food. Sedangkan pada konsumen tingkat industri mencakup supply kepada restaurant fast food, seperti McDonald, Pizza
6 Hut, Wendy s, dan Hartz Chicken Buffet yang perlu perhatian khusus bagi produsen yang bergerak dalam bidang daging olahan beku. Perusahaan yang bergerak dalam pasar frozen food yang berkembang di Indonesia antara lain PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk, PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk, dan PT. Sierad Produce Indonesia Tbk. Ketiga perusahaan itu merupakan pemain pasar yang telah cukup lama bermain pada pasar frozen food. Masing-masing perusahaan memiliki usaha dari hulu hingga hilir. Usaha hulu yang dilakukan adalah usaha budidaya peternakan sedangkan usaha di hilir meliputi hasil olahan produk. Hasil produk olahan daging antara lain berupa chicken nugget, sosis ayam, sosis sapi, chicken wings, dan karrage. Di samping memproduksi hasil olahan daging perusahaan juga melakukan diversifikasi seperti memproduksi jenis makanan lainnya seperti mantao, dim sum, dan lumpia. Seluruh jenis produk olahan tersebut termasuk ke dalam kategori produk makanan olahan beku (frozen food) karena disimpan di dalam freezer dengan suhu berkisar antara -141 ⁰C sampai -150 ⁰C. Peluang pasar frozen food saat ini masih terbuka lebar dan cenderung semakin berkembang. Hal itu dipengaruhi oleh gaya hidup masyarakat Indonesia, khususnya di daerah perkotaan, di mana semakin banyak konsumen yang memprioritaskan kepraktisan dan kehigienisan dalam penyajian makanan. Pertumbuhan produksi makanan olahan beku (frozen food) terus meningkat pada setiap tahunnya. Keadaaan ini mampu menunjukkan adanya peluang yang baik dalam sektor tersebut. Tabel 3 menunjukkan tingkat persaingan pasar dari ketiga perusahaan frozen food yang ada di Indonesia. Tabel 3 Perbandingan Konstribusi Volume Penjualan Daging Ayam Olahan Beku dari Ketiga Perusahaan periode
7 Perusahaan 2008 (%) 2009 (%) PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk 27,95 38,8 PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk 7,85 8,26 PT. Sierad Produce Indonesia Tbk 27,0 12,0 Lainnya 37, Total Persaingan pasar dari ketiga perusahaan frozen food dapat dilihat dari market share perusahaan. Menurut O neal (2009) market share adalah persentase (share) yang diperoleh perusahaan dari jumlah keseluruhan konsumen atau market yang menggunakan atau membeli produk pada waktu tertentu. Hal itu dapat dilihat sebagai revenue penjualan perusahaan di pasar. Dari Tabel 3 dapat dilihat pada dua perusahaan frozen food, yaitu PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk dan PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk, mengalami peningkatan penjualan pada setiap tahun. Sedangkan PT. Sierad Produce Indonesia Tbk mengalami penurunan. PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk mengalami kenaikan penjualan dari 27,95 pesen pada tahun 2008 menjadi 38,8 persen pada tahun berikutnya. Peningkatan volume penjualan juga terjadi pada PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk, yaitu sebesar 0,41 persen dalam kurun waktu satu tahun. PT. Sierad Produce Indonesia Tbk mengalami penurunan volume penjualan dari tahun 2008 hingga tahun 2009 sebesar 15 persen. Sedangkan perusahaan lainnya, antara lain seperti PT. Kemang Food Industri, PT. San Mguel Pure Foods Indonesia, dan sebagainya. Perkembangan industri makanan olahan ini semakin meningkat karena telah banyak konsumen yang mengenal produk frozen food. Salah satu perusahaan yang bergerak dalam industri makanan daging olahan beku adalah PT. Sierad Produce Indonesia Tbk yang berpusat di Jakarta. Beberapa produk yang diproduksi oleh
8 perusahaan ini antara lain chicken nugget, chicken wings, sausage, dan mantao. Setiap produk memiliki cita rasa yang berbeda dan sudah mampu memasuki pasar frozen food dengan baik sehingga mampu bersaing di pasar. Saat ini ada dua golongan konsumen yang dilayani oleh PT. Sierad Produce Indonesia Tbk yaitu konsumen industri seperti fast food restaurant dan konsumen individu yaitu rumah tangga. Konsumen individu membeli produk frozen food untuk dikonsumsi sendiri sedangkan konsumen industri memanfaatkannya untuk keperluan industri. Konsumen fast food yang dimiliki oleh PT. Sierad Produce Indonesia Tbk adalah sebesaar 23 persen dan sisanya adalah konsumen individu yang tersebar di pasar modern serta general trade. Konsumen fast food yang dicakup oleh perusahaan tersebut terdiri dari McDonald, Wendy s, Pizza Hut, Hartz Chicken Buffet, Baba Rafi, dan D Crepes. Sedangkan pasar modern dan general trade tersebar di Hypermart, Supermarket, dan mini market. 1.2 Perumusan Masalah Kecenderungan konsumsi pangan masyarakat saat ini telah mengarah kepada makanan olahan beku (frozen food). Hal itu ditandai dengan konsumsi makanan beku yang dominan di negara maju dan diikuti oleh negara berkembang, termasuk Indonesia. Adanya pertumbuhan konsumsi makanan di luar rumah sebagai sebuah tren terbaru mampu menggantikan kebiasaan memasak di rumah sebab lebih praktis dan hemat waktu. Kondisi itu juga didukung pada kenyataan bahwa semakin sedikitnya jumlah perempuan tidak bekerja dibandingkan dengan jumlah yang bekerja serta semakin berkembangnya pasar modern yang menggantikan pasar tradisional.
9 Adanya produk makanan beku (frozen food) juga dimanfaatkan untuk menyajikan kepraktisan dan meningkatkan nilai tambah dari produk daging olahan. Pergeseran kebiasaan dan gaya hidup khususnya masyarakat perkotaan yang menginginkan mengkonsumsi produk makanan higienis, siap saji, hemat waktu, praktis, mudah dimasak, dan mudah didapat telah berdampak pada semakin terbukanya peluang pasar produk makanan olahan beku (frozen food). Peluang pasar ini perlu dimanfaatkan secara maksimal oleh para perusahaan frozen food guna memenuhi permintaan konsumen. Konsumen frozen food yang terdiri dari kelompok industri fast food restaurant dan rumah tangga yang tersebar di kota Bogor mempunyai karakteristik tersendiri dalam mengkonsumi produk-produk frozen food, khususnya daging ayam olahan, seperti chicken nugget, sausage chicken, karrage, dan bone in chicken yang telah diproses melalui teknologi modern sehingga menghasilkan produk berkualitas tinggi dan aman konsumsi. Sajian berbagai produk yang bervariasi dan berkualitas baik tersebut telah menghadapkan konsumen pada berbagai pilihan. Dengan demikian, konsumen perlu dapat menentukan pilihannya secara tepat dan bijak. Setiap perusahaan frozen food memiliki karakteristik produk yang berbeda dan ditandai oleh pemberian merek yang berbeda. PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk mempunyai produk frozen food dengan merek antara lain So Good yang menjadi produk utama dalam penjualan. Di samping itu, PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk juga memiliki produk frozen food dengan berbagai merek, seperti Fiesta dan Champ. Namun dalam perkembangan usahanya merek Fiesta menjadi produk andalan bagi perusahaan untuk menarik minat konsumen dalam membeli produk frozen food. Sedangkan bagi PT.
10 Sierad Produce Indonesia Tbk, merek Belfoods menjadi produk unggulan dalam menghadapi persaingan di pasar frozen food. Banyaknya pilihan produk yang ditawarkan oleh setiap perusahaan membawa konsumen untuk melakukan pemilihan produk yang sesuai dengan selera dan keinginan konsumen. Selera konsumen dapat dipengaruhi oleh atribut yang melekat pada produk frozen food, seperti rasa produk, kemasan, kemudahan dalam menemukan produk, dan iklan. Loyalitas konsumen dapat ditunjukkan dari kesediaan konsumen dalam melakukan pembelian ulang produk dan memberikan rekomendasi terhadap produk yang dikonsumsinya. Konsumen frozen food dengan tingkat loyalitas yang tinggi akan bersedia membeli merek produk frozen food yang sama pada setiap kesempatan pembelian. Namun di samping itu, bagi konsumen dengan tingkat loyalitas yang rendah akan cenderung mudah untuk beralih kepada merek lainnya. Aspek loyalitas konsumen dipengaruhi oleh persepsi serta preferensi konsumen terhadap produk frozen food. Persepsi konsumen dibentuk dari pengetahuan dan informasi yang diperoleh konsumen baik secara audio maupun visual. Dengan adanya informasi tersebut maka konsumen akan memiliki keinginan untuk membeli produk frozen food sesuai dengan kesukaan dan preferensi terhadap pada suatu merek produk. Dari kenyataan tersebut, maka perumusan masalah dalam penelitian adalah : 1. Bagaimana segmen konsumen frozen food? 2. Atribut apa saja yang dipertimbangkan oleh konsumen ketika akan melakukan pembelian produk daging ayam olahan beku (chicken frozen food)? 3. Bagaimana persepsi, preferensi, dan loyalitas konsumen terhadap produkproduk daging ayam olahan beku (chicken frozen food)?
11 4. Bagaimana implikasi manajerial yang tepat dalam upaya mengoptimalkan produk daging ayam olahan beku (chicken frozen food)? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah di atas maka tujuan dari penelitian ini : 1. Mengidentifikasi segmen konsumen frozen food. 2. Menganalisis atribut yang dipertimbangkan oleh konsumen ketika melakukan pembelian produk daging ayam olahan beku (chicken frozen food). 3. Menganalisis persepsi, preferensi, dan loyalitas konsumen terhadap produkproduk daging ayam olahan beku (chicken frozen food). 4. Merumuskan implikasi manajerial yang tepat dalam upaya mengoptimalkan produk daging ayam olahan beku (chicken frozen food).
12 Untuk Selengkapnya Tersedia di Perpustakaan MB-IPB
1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Protein merupakan salah satu zat makanan yang diperlukan oleh manusia agar bisa bertumbuh kembang dan tetap sehat. Fungsi protein antara lain untuk membuat dan memperbaiki
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Tabel 1. Konsumsi Telur dan Daging Broiler pada Beberapa Negara ASEAN Tahun 2009
I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia memiliki banyak perusahaan yang bergerak di bidang perunggasan, baik dari segi pakan unggas, komoditi unggas, dan pengolahan produk unggas dalam skala besar
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Agribisnis merupakan suatu mega sektor karena mencakup banyak sektor, baik secara vertikal (sektor pertanian, perdagangan, industri, jasa, keuangan, dan sebagainya), maupun
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakang. menjanjikan di Indonesia. Hal ini terlihat dari pertumbuhan perusahaan
PENDAHULUAN Latar Belakang Peningkatan konsumsi daging olahan telah menjadi pasar yang menjanjikan di Indonesia. Hal ini terlihat dari pertumbuhan perusahaan yang melakukan proses pengolahan daging menjadi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan sektor yang berperan penting terhadap pemenuhan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan sektor yang berperan penting terhadap pemenuhan kebutuhan pangan masyarakat Indonesia. Secara umum pangan diartikan sebagai segala sesuatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penduduk. Salah satu sumber bahan pangan berasal dari hewani, seperti
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pangan merupakan kebutuhan dasar bagi manusia yang permintaannya semakin meningkat seiring dengan perkembangan jumlah penduduk. Salah satu sumber bahan pangan berasal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perusahaan ini berdiri pada tahun 1971 dengan nama PT Java Pelletizing
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Sejarah Perusahaan Awalnya sekitar tahun 1970, Japfa bergerak dalam industry biji kopra. Perusahaan ini berdiri pada tahun 1971 dengan nama PT Java Pelletizing Factory, sebuah usaha
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Komoditas ayam broiler merupakan primadona dalam sektor peternakan di
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komoditas ayam broiler merupakan primadona dalam sektor peternakan di Indonesia jika dibandingkan dengan komoditas peternakan lainnya, karena sejak pertama kali diperkenalkan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. oleh kelompok menengah yang mulai tumbuh, daya beli masyarakat yang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 241 juta dengan ditandai oleh kelompok menengah yang mulai tumbuh, daya beli masyarakat yang meningkat dan stabilitas ekonomi yang
Lebih terperinciPola Pengeluaran dan Konsumsi Penduduk Indonesia 2013
Katalog BPS: 3201023 ht tp :/ /w w w.b p s. go.i d Pola Pengeluaran dan Konsumsi Penduduk Indonesia 2013 BADAN PUSAT STATISTIK Katalog BPS: 3201023 ht tp :/ /w w w.b p s. go.i d Pola Pengeluaran dan Konsumsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pasar pada saat ini semakin meningkat sehingga membuat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan pasar pada saat ini semakin meningkat sehingga membuat persaingan antar usaha bisnis yang begitu ketat. Semakin banyaknya pesaing yang bermunculan maka
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN ORISINALITAS... KATA PENGANTAR... iv ABSTRAK... vi
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN ORISINALITAS... iii KATA PENGANTAR... iv ABSTRAK... vi DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR.. xi DAFTAR LAMPIRAN...
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Maraknya bisnis waralaba restoran fast food di daerah Denpasar seperti
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Maraknya bisnis waralaba restoran fast food di daerah Denpasar seperti Kentucky Fried Chicken, McDonald, Pizza Hut, Dunkin s Donut dan lainnya, dapat mengakibatkan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN
Tinjauan Pustaka TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN Menurut Saliem dkk dalam Ariani dan Tribastuti (2002), pangan merupakan kebutuhan yang paling mendasar bagi
Lebih terperinciI PENDAHULUAN Latar Belakang
I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertanian organik merupakan salah satu bagian dari sektor pertanian yang mendapat perhatian besar masyarakat di negara maju maupun negara berkembang seiring dengan perubahan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. sektor pertanian yang memiliki nilai strategis antara lain dalam memenuhi
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan subsektor peternakan merupakan bagian dari pembangunan sektor pertanian yang memiliki nilai strategis antara lain dalam memenuhi kebutuhan pangan yang terus
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. cenderung meningkat dari tahun ke tahun, sehingga pengembangan industri
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan produksi daging sapi di Indonesia secara umum cenderung meningkat dari tahun ke tahun, sehingga pengembangan industri olahan daging sapi mempunyai peluang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. merupakan kebutuhan dasar manusia. Ketahanan pangan adalah ketersediaan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ketahanan pangan merupakan hal yang sangat penting, mengingat pangan merupakan kebutuhan dasar manusia. Ketahanan pangan adalah ketersediaan pangan dan kemampuan seseorang
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan pertanian sebagai bagian dari pembangunan nasional selama ini mempunyai tugas utama untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat, menyediakan kesempatan kerja, serta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkembangan seiring dengan semakin berkembangnya industri makanan olahan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bisnis makanan cepat saji di Indonesia yang terus mengalami perkembangan seiring dengan semakin berkembangnya industri makanan olahan di Indonesia adalah
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, (7) Tempat dan Waktu Penelitian.
I PENDAHULUAN Bab ini akan dibahas mengenai: (1) Latar belakang, (2) Identifikasi masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, (7)
Lebih terperinciPOLA PANGAN HARAPAN (PPH)
PANDUAN PENGHITUNGAN POLA PANGAN HARAPAN (PPH) Skor PPH Nasional Tahun 2009-2014 75,7 85,7 85,6 83,5 81,4 83,4 Kacangkacangan Buah/Biji Berminyak 5,0 3,0 10,0 Minyak dan Lemak Gula 5,0 Sayur & buah Lain-lain
Lebih terperinciBuletin IKATAN Vol. 3 No. 1 Tahun
DIVERSIFIKASI KONSUMSI MASYARAKAT BERDASARKAN SKOR POLA PANGAN HARAPAN PADA LOKASI MKRPL DI KEC. KRAMATWATU KAB. SERANG Yati Astuti 1) dan Fitri Normasari 2) 1) Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Banten
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bisnis restoran cepat saji. Makanan asing yang disajikan oleh restoran-restoran
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan bisnis retail saat ini semakin pesat, diantaranya adalah bisnis restoran cepat saji. Makanan asing yang disajikan oleh restoran-restoran cepat saji terutama
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. pangan dan rempah yang beraneka ragam. Berbagai jenis tanaman pangan yaitu
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai negara agraris yang kaya dengan ketersediaan pangan dan rempah yang beraneka ragam. Berbagai jenis tanaman pangan yaitu padi-padian, umbi-umbian,
Lebih terperinciMODUL 5 PIZZA IKAN. Indikator Keberhasilan: Mutu pizza ikan yang dihasilkan memiliki tekstur yang lembut, rasa dan aroma khas ikan.
MODUL 5 PIZZA IKAN Standar Unit Kompetensi: Setelah mempelajari materi ini, mahasiswa mampu membuat pizza ikan yang enak, bertekstur lembut dan rasa yang lezat. Indikator Keberhasilan: Mutu pizza ikan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. (Capsicum annum L) atau cabai merah merupakan tanaman musiman yang
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah (Capsicum annum L) atau cabai merah merupakan tanaman musiman yang memiliki volume produksi yang tinggi setiap harinya dan banyak dijumpai di pasaran. Cabai
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. gizi yang tinggi yang disekresikan oleh kelenjar mamae dari hewan betina
BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Susu merupakan produk cair berwarna putih yang mengandung nilai gizi yang tinggi yang disekresikan oleh kelenjar mamae dari hewan betina dengan tujuan utama untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. cukup mendasar, dianggapnya strategis dan sering mencakup hal-hal yang bersifat
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Amang (1993), Pangan merupakan salah satu kebutuhan manusia yang cukup mendasar, dianggapnya strategis dan sering mencakup hal-hal yang bersifat emosional
Lebih terperinciI PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu sub sektor pertanian yang mempunyai potensi yang sangat baik untuk menopang pembangunan pertanian di Indonesia adalah subsektor peternakan. Di Indonesia kebutuhan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. industri pertanian, dimana sektor tersebut memiliki nilai strategis dalam
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan sektor peternakan merupakan bagian dari pertumbuhan industri pertanian, dimana sektor tersebut memiliki nilai strategis dalam memenuhi kebutuhan pangan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat, baik perkotaan maupun di pedesaan. Anak-anak dari berbagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Makanan jajanan sudah menjadi kebiasaan yang tidak terpisahkan dari kehidupan masyarakat, baik perkotaan maupun di pedesaan. Anak-anak dari berbagai golongan apapun
Lebih terperinciBoks.1 PENGARUH PERUBAHAN HARGA TERHADAP JUMLAH PERMINTAAN KOMODITI BAHAN MAKANAN DI KOTA JAMBI
Boks.1 PENGARUH PERUBAHAN HARGA TERHADAP JUMLAH PERMINTAAN KOMODITI BAHAN MAKANAN DI KOTA JAMBI Pangan merupakan kebutuhan pokok (basic need) yang paling azasi menyangkut kelangsungan kehidupan setiap
Lebih terperinciKOMPOSISI KONSUMSI ENERGI DAN PROTEIN YANG DIANJURKAN
KOMPOSISI KONSUMSI ENERGI DAN PROTEIN YANG DIANJURKAN A. KOMPOSISI KONSUMSI ENERGI YANG DIANJURKAN Tabel 1. Komposisi Konsumsi Pangan Berdasarkan Pola Pangan Harapan Pola Pangan Harapan Nasional % AKG
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bukan hanya umat Islam di pedesaan, tetapi lebih-lebih di perkotaan. Banyaknya
1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Dalam dekade terakhir ini kesadaran beragama umat Islam semakin kuat. Bukan hanya umat Islam di pedesaan, tetapi lebih-lebih di perkotaan. Banyaknya artis-artis
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakang. Ayam kampung merupakan ayam lokal Indonesia yang dikenal
PENDAHULUAN Latar Belakang Ayam kampung merupakan ayam lokal Indonesia yang dikenal dengan sebutan ayam buras (ayam bukan ras) atau ayam sayur. Ayam kampung memiliki kelebihan pada daya adaptasi tinggi
Lebih terperinciTabel 1. Data produksi dan konsumsi beras tahun (dalam ton Tahun Kebutuhan Produksi Tersedia Defisit (impor)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang diolah maupun tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi
Lebih terperinciBanyak kalangan pebisnis yang memprediksi bahwa tren pasar consumer. naiknya permintaan maupun konsumsi produk-produk fast moving consumer
BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Banyak kalangan pebisnis yang memprediksi bahwa tren pasar consumer goods di Indonesia akan meningkat dari tahun ke tahun sejalan dengan pertumbuhan ekonomi.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Daging ayam merupakan salah satu sumber protein hewani yang paling
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Daging ayam merupakan salah satu sumber protein hewani yang paling banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia, selain ikan dan telur, guna memenuhi kebutuhan akan protein.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. mengandung susu tanpa lemak dan lemak susu.
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Makanan dan minuman siap saji memiliki prospek pasar yang semakin luas karena adanya pergeseran pola konsumsi masyarakat yang diiringi dengan peningkatan kesejahteraan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dan siap untuk dimakan disebut makanan. Makanan adalah bahan pangan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan dasar paling utama bagi manusia adalah kebutuhan pangan. Pangan diartikan sebagai segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang diolah maupun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Semakin kompleksnya kebutuhan suatu negara, hampir tidak satupun negara
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Semakin kompleksnya kebutuhan suatu negara, hampir tidak satupun negara mampu memenuhi sendiri kebutuhannya. Sehingga hal yang lazim disaksikan adalah adanya kerjasama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan di bidang ekonomi, sosial, dan teknologi memberikan dampak positif dan negatif terhadap gaya hidup dan pola konsumsi makanan pada masyarakat di Indonesia.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan bisnis ritel, terutama bisnis ritel modern, saat ini semakin berkembang dengan pesat di Indonesia. Bisnis ritel memainkan peranan penting dalam perekonomian
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. mendapatkan manfaat dan hasil dari kegiatan tersebut (Putra et. al., 2015). Usaha
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peternakan merupakan salah satu sub-sektor di dalam sektor pertanian yang berperan dalam kegiatan pengembangbiakan dan membudidayakan ternak untuk mendapatkan manfaat dan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pangan menurut Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 adalah segala. yang diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi manusia.
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Rumusan Masalah Pangan menurut Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati produk pertanian, perkebunan, kehutanan, perikanan,
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Dari segi kepentingan nasional, sektor peternakan memerlukan penanganan dengan seksama karena dapat memenuhi kebutuhan protein hewani, gizi masyarakat, membuka lapangan kerja,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia mengkonsumsi makanan sebagai kebutuhan pokok untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap manusia mengkonsumsi makanan sebagai kebutuhan pokok untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya dan mendukung berjalannya aktivitas sehari-hari. Pengertian
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pangan merupakan bahan-bahan yang dapat dikonsumsi sehari-hari untuk. cair. Pangan merupakan istilah sehari-hari yang digunakan untuk
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pangan merupakan bahan-bahan yang dapat dikonsumsi sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan tubuh yang memiliki dua bentuk yaitu padat dan cair. Pangan merupakan istilah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bisnis pembuatan kerupuk kulina (kulit ikan nila) merupakan salah satu
BAB I PENDAHULUAN Bisnis pembuatan kerupuk kulina (kulit ikan nila) merupakan salah satu bentuk kegiatan menciptakan nilai tambah kulit ikan nila dengan mengidentifikasi peluang bisnis kerupuk tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Anak sekolah dasar adalah anak yang berusia 6-12 tahun, memiliki fisik
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak usia sekolah merupakan investasi dan generasi penerus bangsa. Kualitas bangsa dimasa depan ditentukan kualitas anak-anak saat ini. Kualitas anak sangat
Lebih terperinciBab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia pada umumnya dewasa ini sangat cepat berubah demikian
Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perekonomian dunia pada umumnya dewasa ini sangat cepat berubah demikian pesatnya, terlebih pada era globalisasi ini perubahan informasi
Lebih terperinciDaging olahan merupakan sumber bahan pangan yang bisa menggantikan. daging segar. Dengan semakin meningkatnya jumlah penghasilan serta tingkat
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Daging olahan merupakan sumber bahan pangan yang bisa menggantikan daging segar. Dengan semakin meningkatnya jumlah penghasilan serta tingkat pendidikan masyarakat, kesadaran
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESA PENELITIAN
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESA PENELITIAN 2.1 Tinjuan Pustaka Pengeluaran rumah tangga merupakan salah satu indikator yang dapat memberikan gambaran keadaan kesejahteraan
Lebih terperinciPRAKIRAAN PRODUKSI DAN KEBUTUHAN PRODUK PANGAN TERNAK DI INDONESIA
PRAKIRAAN PRODUKSI DAN KEBUTUHAN PRODUK PANGAN TERNAK DI INDONESIA Oleh : I Wayan Rusast Abstrak Pertumbuhan ekonomi telah menggeser pola konsumsi dengan penyediaan produk pangan ternak yang lebih besar.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan minat konsumen terhadap produk instan dan daging banyak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketertarikan konsumen dalam mengonsumsi makanan instan semakin meningkat seiring dengan tingkat kesibukan yang cenderung tinggi. Makanan instan tidak membutuhkan waktu
Lebih terperinciPreferensi Dan Persepsi Konsumsi Produk Nugget Sebagai Alternatif Konsumsi Daging Ayam Pada Masyarakat Di Kecamatan Secang Kabupaten Magelang
Preferensi Dan Persepsi Konsumsi Produk Nugget Sebagai Alternatif Konsumsi Daging Ayam Pada Masyarakat Di Kecamatan Secang Kabupaten Magelang (Preference and Perception of Chicken Nugget As An Alternative
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat pula dikonsumsi dengan diolah terlebih dahulu. Buah-buahan dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Buah-buahan termasuk dalam jenis tanaman holtikultura yang hasilnya dapat dikonsumsi langsung dalam kondisi mentah ataupun masak di pohon dan dapat pula dikonsumsi
Lebih terperinciPERAN SEKTOR INDUSTRI DALAM MENDUKUNG KEANEKARAGAMAN PANGAN
PERAN SEKTOR INDUSTRI DALAM MENDUKUNG KEANEKARAGAMAN PANGAN JAKARTA, 7 FEBRUARI 2012 OUTLINE I. Pendahuluan II. Peluang Pengembangan Industri Agro III. Hal-hal yang Perlu Dilakukan IV.Contoh Pengembangan
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Kebutuhan konsumen terhadap minuman siap minum atau dikenal juga dengan
I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan konsumen terhadap minuman siap minum atau dikenal juga dengan istilah non-alcoholic ready to drink (RTD) meningkat seiring dengan adanya pergeseran fungsi minuman,
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN Kehidupan sehari-hari manusia tidak akan lepas dari kegiatan pemenuhan
1. PENDAHULUAN 1.1. Latar ~elakang Kehidupan sehari-hari manusia tidak akan lepas dari kegiatan pemenuhan kebutuhan pangan. Kebutuhan tersebut tidak hanya dalam jumlah tetapi dalam kualitasnya. Kualitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penambahan bahan-bahan lain. Bahkan fast food (makanan cepat saji) semakin
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan merupakan harta yang sangat berharga dan patut dipelihara. Gaya hidup sehat harus diterapkan untuk menjaga tubuh tetap sehat. Salah satu cara agar kesehatan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. sangat besar dalam perekonomian nasional. Sektor ini telah berperan
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peran sektor agribisnis di Indonesia telah memberikan kontribusi yang sangat besar dalam perekonomian nasional. Sektor ini telah berperan menyediakan bahan pangan bagi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Peningkatan produktivitas buah-buahan nasional di Indonesia memiliki
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan produktivitas buah-buahan nasional di Indonesia memiliki urgensi penting karena dapat meningkatkan pendapatan masyarakat, kesempatan kerja, konsumsi buah,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pangan merupakan salah satu kebutuhan dasar bagi manusia. Pangan menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 18 tahun 2012 bahwa pangan adalah segala sesuatu yang
Lebih terperinciABSTRAK KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR BAB I PENDAHULUAN
DAFTAR ISI ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... vii BAB I PENDAHULUAN 2.1 Latar Belakang Masalah... 1 2.2 Rumusan Masalah... 3 2.3 Tujuan Penelitian...
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA Penelitian Terdahulu
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi dan Jenis Beras Secara garis besar jenis beras yang ada dapat digolongkan ke dalam dua kelompok besar, yaitu beras pera dan beras pulen. Beras pulen umumnya dihasilkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lebih cenderung berbelanja ditempat ritel modern. Semua ini tidak lepas dari pengaruh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pergeseran minat belanja dari ritel tradisional ke ritel modern semakin berkembang dari tahun ketahun. Hal ini bisa dilihat dari peningkatan jumlah konsumen
Lebih terperinciCATATAN PERKEMBANGAN. Dx Hari/Tanggal Pukul Tindakan Keperawatan Nutrisi Kamis, Menggali pengetahuan orang tua kurang dari
Lampiran 1 CATATAN PERKEMBANGAN Dx Hari/Tanggal Pukul Tindakan Keperawatan Nutrisi Kamis, 04 10.00-4. Menggali pengetahuan orang tua kurang dari Mei 2017 12.00 tentang asupan nutrisi pada anak yaitu menggali
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Agroindustri adalah usaha untuk mengolah bahan baku hasil pertanian menjadi berbagai produk yang dibutuhkan konsumen (Austin 1981). Bidang agroindustri pertanian dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tahun (juta orang)
1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Meningkatnya jumlah penduduk dan adanya perubahan pola konsumsi serta selera masyarakat telah menyebabkan konsumsi daging ayam ras (broiler) secara nasional cenderung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perubahan dalam berbagai aspek kehidupan, yang berdampak pada pertumbuhan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi yang membawa perubahan dalam berbagai aspek kehidupan, yang berdampak pada pertumbuhan perekonomian dan bisnis
Lebih terperinciPENDAHULUAN. dikonsumsi oleh manusia dan termasuk salah satu bahan pangan yang sangat
1 I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peternakan sebagai salah satu penyedia sumber bahan pangan memiliki banyak macam produk yang dihasilkan. Salah satu produk pangan yang berasal dari peternakan yaitu
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakang. Kebutuhan masyarakat Indonesia terhadap pemenuhan nilai gizi
PENDAHULUAN Latar Belakang Kebutuhan masyarakat Indonesia terhadap pemenuhan nilai gizi sudah banyak perubahan dalam pola makan, sebagai dampak dari adanya perubahan tingkat ekonomi dan pendidikan penduduknya.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. pemenuhan protein hewani yang diwujudkan dalam program kedaulatan pangan.
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebutuhan masyarakat terhadap sumber protein hewani semakin meningkat sejalan dengan perubahan selera, gaya hidup dan peningkatan pendapatan. Karena, selain rasanya
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Makanan merupakan suatu kebutuhan primer setiap manusia untuk mempertahankan hidupnya. Makanan selalu dibutuhkan manusia untuk dikonsumsi setiap hari, sehingga sebagian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari Departemen Pertanian, bahwa komoditas daging sapi. pilihan konsumen untuk meningkatkan konsumsi daging sapi.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jumlah penduduk yang meningkat diiringi dengan perkembangan ekonomi, perbaikan tingkat pendidikan, dan perubahan gaya hidup yang terjadi di masyarakat yang
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN
36 BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Subjek Penelitian 4.1.1 PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk. PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk. berlokasi di Jl. Daan Mogot Km.12 No.9 Jakarta. Melalui anak perusahaannya, pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penting dalam pembangunan. Komponen ini memberikan kontribusi. dalam mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas sehingga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pangan dan gizi merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam pembangunan. Komponen ini memberikan kontribusi dalam mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakang Sektor pertanian Indonesia terdiri dari enam sub sektor, yaitu sub sektor
I 1.1. PENDAHULUAN Latar Belakang Sektor pertanian Indonesia terdiri dari enam sub sektor, yaitu sub sektor tanaman pangan, hortikultura, peternakan, perkebunan, dan perikanan. Hortikultura sebagai salah
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN. Latar Belakang. Tabel 1 Proyeksi konsumsi kedelai nasional
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Sumber pangan yang diharapkan masyarakat yaitu memiliki nilai gizi tinggi serta menyehatkan. Salah satu sumber gizi yang tinggi terdapat pada bahan pangan kedelai, yang mempunyai
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kualitas dan kuantitas makanan yang dikonsumsi oleh suatu kelompok sosial
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsumsi Pangan Kualitas dan kuantitas makanan yang dikonsumsi oleh suatu kelompok sosial budaya dipengaruhi banyak hal yang saling kait mengait, di samping untuk memenuhi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. nasional. Pembangunan pertanian memberikan sumbangsih yang cukup besar
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Pembangunan pertanian merupakan bagian integral dari pembangunan ekonomi nasional. Pembangunan pertanian memberikan sumbangsih yang cukup besar bagi perekonomian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. banyaknya jumlah pangan yang perlu disediakan untuk dikonsumsi. Selain itu
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang jumlah penduduknya setiap tahun mengalami peningkatan. Banyaknya jumlah penduduk ini juga mengakibatkan banyaknya jumlah pangan
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Karakteristik responden merupakan ciri yang menggambarkan identitas
V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Responden Karakteristik responden merupakan ciri yang menggambarkan identitas responden yang membedakan antara satu responden dengan responden yang lain.. Karakteristik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan munculnya integrasi ekonomi di kawasan Asia Tenggara atau yang biasa
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Keadaan perekonomian Indonesia saat ini semakin kompleks, seiring dengan munculnya integrasi ekonomi di kawasan Asia Tenggara atau yang biasa disebut dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Carrefour, Hero, Superindo, Hypermart, dan lainnya. Dengan adanya berbagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan bisnis saat ini, membuat persaingan bisnis ritel menjadi semakin ketat. Menurut Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (APRINDO), bisnis ritel atau
Lebih terperinciPENDAHULUAN. setelah beras. Jagung juga berperan sebagai bahan baku industri pangan dan
PENDAHULUAN Latar Belakang Jagung merupakan salah satu tanaman pangan yang memiliki peranan strategis dan bernilai ekonomis serta mempunyai peluang untuk dikembangkan. Hal ini disebabkan karena kedudukannya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. karena berpengaruh terhadap eksistensi dan ketahanan hidup setiap manusia,
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan manuasia akan pangan merupakan hal yang sangat mendasar karena berpengaruh terhadap eksistensi dan ketahanan hidup setiap manusia, baik dipandang dari segi kualitas
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Jumlah penduduk selalu bertambah dari tahun ke tahun, hal tersebut terus
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jumlah penduduk selalu bertambah dari tahun ke tahun, hal tersebut terus diimbangi dengan kesadaran masyarakat akan arti penting peningkatan gizi dalam kehidupan. Hal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. fast food maupun health food yang popular di Amerika dan Eropa. Budaya makan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Era globalisasi yang dicirikan oleh pesatnya perdagangan, industri pengolahan pangan, jasa dan informasi akan mengubah gaya hidup dan pola konsumsi makan masyarakat,
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI FREKUENSI KONSUMSI FAST FOOD PADA ANAK SMP NEGERI 31 BANJARMASIN. Faidatur Rahmi H.*dan Aprianti**
Al Ulum Vol.56 No.2 April 2013 halaman 39-43 39 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI FREKUENSI KONSUMSI FAST FOOD PADA ANAK SMP NEGERI 31 BANJARMASIN Faidatur Rahmi H.*dan Aprianti** ABSTRAK Gaya hidup dewasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang di olah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengertian pangan menurut Peraturan Pemerintah RI Nomor 28 Tahun 2004 adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang di olah maupun yang tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. setiap saat. Kebutuhan makanan sangat penting bagi masyarakat karena makanan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pangan merupakan kebutuhan dasar utama bagi manusia yang harus dipenuhi setiap saat. Kebutuhan makanan sangat penting bagi masyarakat karena makanan merupakan jenis
Lebih terperinci22/02/2017. Outline SURVEI KONSUMSI PANGAN. Manfaat survei konsumsi pangan. Metode Survei Konsumsi Pangan. Tujuan Survei Konsumsi Pangan
Outline SURVEI KONSUMSI PANGAN Pengantar Survei Konsumsi Pangan Tujuan Survei Konsumsi Pangan Metode berdasarkan Jenis Data yang diperoleh Metode berdasarkan Sasaran Pengamatan Neraca Bahan Makanan Pola
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. buruk, gizi kurang, gizi lebih, masalah pendek, anemia kekurangan zat besi,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini, masalah gizi dan kesehatan anak umumnya adalah gizi buruk, gizi kurang, gizi lebih, masalah pendek, anemia kekurangan zat besi, dan karies gigi. Kekurangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan manusia sangat penting untuk mengonsumsi protein yang berasal dari hewani maupun nabati. Protein dapat diperoleh dari susu, kedelai, ikan, kacang polong
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN A. Latar Belakang
digilib.uns.ac.id 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia selain sebagai negara maritim juga sekaligus sebagai negara kepulauan terbesar di dunia. Artinya bahwa Indonesia merupakan negara yang paling
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. tahun 2015 menjadi langkah utama PT. Charoen Pokphand - Food Division
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan Peningkatan pertumbuhan jumlah penduduk Indonesia pertahun hingga tahun 2015 menjadi langkah utama PT. Charoen Pokphand - Food Division semakin berpacu
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor industri sepatu di era globalisasi seperti sekarang ini berada dalam persaingan yang semakin ketat. Terlebih lagi sejak tahun 2010 implementasi zona perdagangan
Lebih terperinci