PENGARUH KEBIJAKAN FISKAL TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DALAM MODEL NEOKLASIK RAHMI UTAMI PUTRI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGARUH KEBIJAKAN FISKAL TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DALAM MODEL NEOKLASIK RAHMI UTAMI PUTRI"

Transkripsi

1 PENGARUH KEBIJAKAN FISKAL TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DALAM MODEL NEOKLASIK RAHMI UTAMI PUTRI DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 05

2

3 PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA Dengan ini saa menatakan bahwa skripsi berjudul Pengaruh Kebijakan Fiskal terhadap Pertumbuhan Ekonomi dalam Model Neoklasik adalah benar kara saa dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi ang berasal atau dikutip dari kara ang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saa melimpahkan hak cipta dari kara tulis saa kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Februari 05 Rahmi Utami Putri NIM G

4 ABSTRAK RAHMI UTAMI PUTRI. Pengaruh Kebijakan Fiskal terhadap Pertumbuhan Ekonomi dalam Model Neoklasik. Dibimbing oleh ENDAR HASAFAH NUGRAHANI dan FARIDA HANUM. Pertumbuhan ekonomi jangka panjang merupakan pertumbuhan output riil perekonomian suatu negara. Pemerintah dapat mengatur kebijakan fiskal untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Tujuan kara ilmiah ini ialah menganalisis pengaruh kebijakan fiskal ang berupa tingkat pajak dan komposisi pengeluaran pemerintah terhadap output per kapita saat kondisi stead state dan pertumbuhan ekonomi pada masa transisi. Model neoklasik suatu perekonomian akan mencapai kondisi konstan apabila modal per kapita mencapai tingkat ang stabil dan fungsi kesejahteraan sosial maksimum. Bagian simulasi kara ilmiah ini menunjukkan bahwa pengaruh tingkat pajak dan komposisi pengeluaran pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi adalah tidak monoton. Selain itu, nilai pajak dan komposisi pengeluaran pemerintah dapat mengoptimumkan nilai output per kapita dan tingkat pertumbuhan ekonomi. Kata kunci: kebijakan fiskal, model neoklasik, pertumbuhan ekonomi ABSTRACT RAHMI UTAMI PUTRI. Effect of Fiscal Polic to the Economic Growth in Neoclassical Models. Supervised b ENDAR HASAFAH NUGRAHANI and FARIDA HANUM. Long-term economic growth is a growth of real econom output of a countr. Government ma set fiscal polic to boost economic growth. The main purpose of this scientific work is to analze the effect of fiscal polic in the form of tax rates and composition of government spending on output per capita, both on stead and transition periods. According to the neoclassic model, an econom will reach constant condition when the capital per capita reaches a stable level and the social welfare function reaches its maximum. The simulation section of this paper shows that the effect of tax rates and the composition of government spending on economic growth are not monotonous. Moreover, tax rates and government spending compositions show optimum value of output per capita as well as the level of economic growth. Ke words: economic growth, fiscal polic, neoclassical model

5 PENGARUH KEBIJAKAN FISKAL TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DALAM MODEL NEOKLASIK RAHMI UTAMI PUTRI Skripsi sebagai salah satu sarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains pada Departemen Matematika DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 05

6

7

8 PRAKATA Puji dan sukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia- Na sehingga kara ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema ang dipilih dalam penelitian ini ialah pertumbuhan ekonomi, dengan judul Pengaruh Kebijakan Fiskal terhadap Pertumbuhan Ekonomi dalam Model Neoklasik. Terima kasih penulis ucapkan kepada Ibu Dr Ir Endar H. Nugrahani, MS dan Ibu Dra Farida Hanum, MSi selaku pembimbing, serta Bapak Dr Ir Hadi Sumarno, MS selaku dosen penguji ang telah banak memberi saran, motivasi, dan bimbingan. Terima kasih kepada papah, mamah dan adik atas segala doa, motivasi, nasihat dan kebersamaanna. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada seluruh dosen dan staf Departemen Matematika, teman-teman Matematika angkatan 46 dan 47, serta teman-teman satu almamater IPB. Semoga kara ilmiah ini bermanfaat. Bogor, Februari 05 Rahmi Utami Putri

9 DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan Kara Ilmiah TINJAUAN PUSTAKA Istilah Ekonomi Masalah Kontrol Optimum dan Prinsip Maksimum Pontragin 4 PERTUMBUHAN EKONOMI DALAM MODEL NEOKLASIK 7 Produksi Agregat dan Pengeluaran Pemerintah 7 Dinamika Akumulasi dan Pertumbuhan Optimal Neoklasik 8 Kondisi Keseimbangan Stead State 9 Kebijakan Fiskal dan Dinamika Transisi HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh Tingkat Pajak dan Komposisi Pengeluaran Pemerintah Tipe terhadap Output per Kapita Saat Stead State 4 Pengaruh Tingkat Pajak terhadap Pertumbuhan Ekonomi pada Masa Transisi 6 Pengaruh Komposisi Pengeluaran Pemerintah Tipe terhadap Pertumbuhan Ekonomi pada Masa Transisi SIMPULAN 4 DAFTAR PUSTAKA 5 LAMPIRAN 6 RIWAYAT HIDUP 45 vi vi vii

10 DAFTAR TABEL Nilai-nilai parameter pada pengaruh tingkat pajak ( ) terhadap pertumbuhan ekonomi dengan berbagai nilai 7 Nilai-nilai parameter pada pengaruh tingkat pajak ( ) terhadap pertumbuhan ekonomi dengan berbagai nilai 8 3 Nilai-nilai parameter pada pengaruh tingkat pajak ( ) terhadap pertumbuhan ekonomi dengan berbagai nilai 9 4 Nilai-nilai parameter pada pengaruh komposisi pengeluaran pemerintah Tipe terhadap pertumbuhan ekonomi dengan berbagai nilai 5 Nilai-nilai parameter pada pengaruh komposisi pengeluaran pemerintah Tipe terhadap pertumbuhan ekonomi dengan berbagai nilai 3 DAFTAR GAMBAR Pengaruh tingkat pajak ( ) dengan berbagai pengeluaran pemerintah Tipe ( ) terhadap output per kapita saat stead state 5 Pengaruh komposisi pengeluaran pemerintah Tipe ( ) dengan berbagai nilai tingkat pajak ( ) terhadap output per kapita saat stead state 6 3 Pengaruh tingkat pajak ( ) dengan berbagai nilai elastisitas modal swasta ( ) terhadap tingkat pertumbuhan ekonomi pada masa transisi menuju stead state 7 4 Pengaruh tingkat pajak ( ) dengan berbagai nilai elastisitas modal pemerintah Tipe ( ) terhadap tingkat pertumbuhan ekonomi pada masa transisi menuju stead state 8 5 Pengaruh tingkat pajak ( ) dengan berbagai nilai elastisitas modal pemerintah Tipe ( ) terhadap tingkat pertumbuhan ekonomi pada masa transisi menuju stead state 0 6 Pengaruh pengeluaran pemerintah Tipe dengan berbagai nilai elastisitas modal pemerintah Tipe ( ) terhadap tingkat pertumbuhan ekonomi pada masa transisi menuju stead state 7 Pengaruh pengeluaran pemerintah Tipe dengan berbagai nilai elastisitas modal pemerintah Tipe ( ) terhadap tingkat pertumbuhan ekonomi pada masa transisi menuju stead state 3

11 DAFTAR LAMPIRAN Penurunan persamaan (8) 6 Penurunan persamaan (9) 6 3 Penurunan persamaan (0) 6 4 Penurunan persamaan (3) 7 5 Penurunan persamaan (4) 7 6 Penurunan persamaan (5.d) dan (5.e) 7 7 Penurunan persamaan (5.f) 8 8 Penurunan persamaan (5.g) 9 9 Penurunan persamaan (5.h) 30 0 Penurunan persamaan () dan (3) 3 Penurunan persamaan (5) 3 Penurunan persamaan (6) 34 3 Penurunan persamaan (7) 35 4 Sintaks Mathematica Gambar 35 5 Sintaks Mathematica Gambar 36 6 Sintaks Mathematica Gambar Sintaks Mathematica Gambar Sintaks Mathematica Gambar Sintaks Mathematica Gambar Sintaks Mathematica Gambar 7 43

12

13 PENDAHULUAN Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi diukur dengan peningkatan pendapatan per kapita sepanjang waktu, dari peningkatan Produk Nasional Bruto (PNB) atau Produk Domestik Bruto (PDB). Secara singkat, pertumbuhan ekonomi dapat diartikan sebagai proses kenaikan output per kapita dalam jangka panjang. Pemerintah harus dapat mendorong proses pertumbuhan dengan meningkatkan pengeluaran dalam perekonomian melalui pengaturan pajak, peningkatan persediaan uang dan penurunan tingkat bunga, ang merupakan bagian kebijakan fiskal (Mankiw 003b). Kebijakan fiskal adalah langkah-langkah pemerintah untuk membuat perubahan-perubahan dalam sistem pajak atau dalam pembelanjaanna dengan maksud untuk mengatasi masalah-masalah ekonomi ang dihadapi (Sukirno 004). Pengeluaran pemerintah dalam arti riil dapat dipakai sebagai indikator besarna kegiatan pemerintah ang dibiaai oleh pengeluaran pemerintah. Pentingna peran pemerintah dalam suatu sistem perekonomian telah banak dibahas dalam teori ekonomi publik. Selama ini banak diperdebatkan mengenai seberapa jauh peranan ang seharusna dilakukan oleh pemerintah. Hal ini dikarenakan setiap orang berbeda dalam penilaian mengenai biaa keuntungan ang diperoleh dari program ang dibuat oleh pemerintah. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa kehidupan masarakat selama ini sangat bergantung kepada jasa ang disediakan oleh pemerintah. Banak pihak ang mendapatkan keuntungan dari aktivitas dan pengeluaran pemerintah. Beberapa hasil penelitian menunjukkan peran ang positif dari modal pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi (Aschauer 989). Pajak adalah beralihna sumber daa dari sektor privat ke sektor pemerintah, wajib dibaar oleh sektor swasta dan berdasarkan ketentuan ang ditetapkan pemerintah, penerimaan pajak digunakan untuk pembiaaan pembangunan negara (Mankiw 003a). Kara ilmiah ini menggunakan perluasan kerangka model neoklasik Solow dan Swan (Carboni dan Medda 00). Perluasan model berupa pembagian modal publik menjadi dua komponen ang mungkin memiliki produktivitas berbeda aitu modal swasta dan modal pemerintah sehingga ada ruang untuk menganalisis pengaruh kebijakan fiskal terhadap pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi dikatakan bagus apabila nilai output per kapita tetap atau tidak berubah dalam jangka panjang. Keadaan seperti ini dikatakan masa pertumbuhan ekonomi ang seimbang atau masa stead state. Tidak selamana masa pertumbuhan ekonomi dalam masa ini, keadaan ekonomi ang belum berada pada masa seimbang dan akan berusaha mengarah ke arah tersebut disebut sebagai masa transisi. Kara ilmiah ini akan menganalisis pengaruh pajak dan pengeluaran pemerintah terhadap output per kapita saat stead state dan terhadap tingkat pertumbuhan ketika masa transisi.

14 Tujuan Kara Ilmiah Berdasarkan latar belakang tersebut, maka tujuan penelitian ini ialah menganalisis pengaruh tingkat pajak dan komposisi pengeluaran pemerintah terhadap output per kapita saat stead state, menganalisis pengaruh tingkat pajak dan komposisi pengeluaran pemerintah terhadap tingkat pertumbuhan ekonomi pada masa transisi. TINJAUAN PUSTAKA Dalam Mankiw (003b), aliran uang dari sudut pandang para pelaku ekonomi dideskripsikan sebagai berikut. Rumah tangga menerima pendapatan dan menggunakanna untuk membaar pajak kepada pemerintah, mengonsumsi barang dan jasa, dan menabung melalui pasar keuangan. Perusahaan menerima pendapatan dari penjualan barang dan jasa dan menggunakanna untuk membaar faktor-faktor produksi, aitu umumna berupa modal dan tenaga kerja, serta membaar pajak kepada pemerintah. Menurut teori neoklasik apabila modal ang digunakan lebih besar, maka lebih sedikit tenaga kerja ang diperlukan. Sebalikna, apabila modal ang digunakan lebih terbatas, maka lebih banak tenaga kerja ang akan digunakan. Dengan perkataan lain, untuk menciptakan sejumlah tertentu produksi, dapat digunakan berbagai jumlah modal ang berbeda dengan bantuan tenaga kerja ang berbeda-beda pula dan sesuai dengan ang diperlukan (Sukirno 985). Sementara itu rumah tangga dan perusahaan meminjam di pasar keuangan untuk membeli barang-barang investasi. Pemerintah memperoleh pendapatan dari pajak dan menggunakanna untuk membaar pengeluaran atau belanja pemerintah. Adana kelebihan dari penerimaan pajak ang melebihi pengeluaran pemerintah disebut tabungan publik. Pada bagian ini akan diuraikan beberapa definisi dan penjelasan istilah-istilah ang digunakan dalam kara ilmiah ini. Istilah Ekonomi Pertumbuhan ekonomi (economic growth) adalah perkembangan kegiatan dalam perekonomian ang menebabkan barang dan jasa ang diproduksi dalam masarakat bertambah. Tingkat pertumbuhan ekonomi menunjukkan persentase kenaikan pendapatan riil pada suatu tahun tertentu, aitu pendapatan rill pada suatu tahun tertentu dibagi pada pendapatan riil pada tahun sebelumna (Sukirno 004). Model pertumbuhan neoklasik disebut juga model pertumbuhan Solow dan model pertumbuhan eksogen ang menjelaskan tentang penebab terjadina pertumbuhan ekonomi. Penawaran barang dalam model ini didasarkan pada fungsi produksi ang menatakan bahwa output bergantung pada persediaan modal dan tenaga kerja: Y = F (K, L),

15 dengan Y adalah output produksi, K adalah input modal, L adalah input tenaga kerja. Dalam model pertumbuhan Solow diasumsikan bahwa Y memiliki skala hasil konstan (Mankiw 003b). 3 Fungsi produksi Cobb-Douglas adalah salah satu fungsi produksi ang dapat digunakan dalam analisis produktivitas. Bentuk umum dari fungsi produksi Cobb-Douglas aitu: Y = A K α L β, dengan Y adalah output, K adalah input modal, L adalah input tenaga kerja, A adalah parameter ang lebih besar dari nol ang mengukur efisiensi tenaga kerja, α adalah elastisitas output dari input K, β adalah elastisitas output dari input L dengan (Mankiw 003b). Kemajuan teknologi netral Harrod bersifat netral (unbiased) bila perubahan teknologi tidak bersifat menghemat modal atau tidak menghemat tenaga kerja. Menurut Harrod, kemajuan teknologi bersifat netral bila kenaikan output sebesar kali lipat terjadi karena adana kenaikan setiap input sebesar kali lipat. Kemajuan teknologi netral ang diajukan oleh Harrod ini apabila pada tingkat keuntungan (atau suku bunga) ang konstan, rasio modal dan output juga tetap konstan (Barro dan Martin 004). Secara matematis fungsi produksi dapat dinatakan sebagai berikut : Y = K α (L A) β, dengan A adalah efisiensi tenaga kerja ang mencerminkan pengetahuan masarakat tentang metode-metode produksi. Sebagai contoh, bila teknologi mengalami kemajuan maka kualitas atau kemampuan tenaga kerja akan meningkat. Fungsi produksi ini menatakan bahwa output total Y bergantung pada jumlah unit modal K dan jumlah pekerja efektif, L A. Kemajuan teknologi tersebut bersifat labor-augmenting karena meningkatkan kualitas atau efisiensi dari tenaga kerja dalam memproduksi. Menurut Solow, kemajuan teknologi menebabkan berbagai nilai variabel meningkat secara bersamaan pada kondisi konstan atau seimbang atau stead state (Mankiw 003b). Kondisi konstan (stead state) adalah suatu keadaan di mana modal per kapita (k) pada periode sekarang sama dengan modal per kapita pada tahun sebelumna atau k = 0. Dampak investasi (i) dan depresiasi modal (δ) terhadap perubahan modal per kapita dapat dinatakan sebagai berikut: k = i δk, sehingga kondisi mapan juga dapat dinatakan saat jumlah investasi sama dengan jumlah depresiasi ang merupakan investasi pulang-pokok atau break even investment (Mankiw 003b). Investasi pulang pokok (break even investment) adalah jumlah investasi ang dibutuhkan untuk mempertahankan persediaan modal per kapita k agar tetap konstan (Mankiw 003b).

16 4 Return to Scale adalah keadaan ketika output meningkat sebagai respon adana kenaikan ang proporsional dari seluruh input. Jika diketahui fungsi produksi Y = F(K, L) dan semua input dikalikan suatu bilangan positif a, maka return to scale dapat diklasifikasikan menjadi:. Increasing return to scale, jika efek dalam output f(ak, al) < a f(k,l). Constant return to scale, jika efek dalam output f(ak, al) = a f(k,l) 3. Decreasing return to scale, jika efek dalam output f(ak, al) > a f(k,l) (Nicholson 00). Elastisitas adalah ukuran persentase perubahan suatu variabel ang disebabkan oleh satu persen perubahan variabel lain (Nicholson 00). Kebijakan fiskal adalah langkah-langkah pemerintah untuk membuat perubahan-perubahan dalam sistem pajak atau dalam perbelanjaanna dengan maksud untuk mengatasi masalah-masalah ekonomi ang dihadapi (Sukirno 004). Investasi adalah pembelian alat-alat modal, persediaan barang (inventor), dan struktur usaha (Mankiw 006). Pengeluaran pemerintah adalah pembelian barang dan jasa oleh seluruh lembaga dan tingkatan pemerintah (pusat, daerah, dan sebagaina) (Mankiw 006). Pajak adalah beralihna sumber daa dari sektor privat ke sektor pemerintah, wajib dibaar oleh sektor swasta dan berdasarkan ketentuan ang ditetapkan pemerintah. Penerimaan pajak digunakan untuk pembiaaan pembangunan negara (Mankiw 003a). Modal adalah segala barang ang diciptakan manusia dengan tujuan menghasilkan barang-barang lain atau jasa ang akan digunakan masarakat (Sukirno 004). Misalkan didefinisikan fungsi produksi Y = F(K, L) dengan K menatakan input kapital dan L menatakan banakna tenaga kerja. Produk marjinal dari suatu input adalah output tambahan ang dapat diperoleh dengan menambah input ang bersangkutan unit, sedangkan input-input ang lain dianggap konstan. Secara matematis produk marjinal dinotasikan sebagai berikut : Produk marjinal kapital : PMK =. Produk marjinal tenaga kerja : PML =. (Nicholson 00). Masalah Kontrol Optimum dan Prinsip Maksimum Pontragin Masalah kontrol optimum merupakan masalah menentukan peubah kontrol ang dapat mengendalikan suatu proses sedemikian sehingga memenuhi kendala

17 5 fisik dan dalam waktu ang sama mengoptimumkan kriteria tertentu. Masalah kontrol optimum dirumuskan sebagai berikut Dari variabel-variabel kontrol u(t) ditentukan admissible control mengendalikan sistem ang dapat x( t) g( x( t), u( t), t), sehingga mampu mengikuti admissible trajector dalam interval waktu dan mengoptimumkan fungsional objektif dengan adalah peubah keadaan atau variabel state dan fungsi merupakan fungsi scrap. Fungsi scrap adalah fungsi ang menggambarkan keadaan sistem di akhir periode. Sarat perlu untuk memaksimumkan suatu besaran dalam masalah kontrol optimum adalah terpenuhi prinsip maksimum Pontragin. Pendekatan prinsip maksimum Pontragin menggunakan teknik kalkulus dalam masalah kalkulus variasi. Perhatikan masalah kontrol optimum berikut x( t) g( x( t), u( t), t). Misalkan kontrol admissible ang membawa kepada target terminal dengan dan secara umum tidak ditentukan. Misalkan xt () trajektori dari sistem ang berkaitan dengan. Agar kontrol merupakan kontrol optimum maka perlu fungsi bernilai vektor. Dalam masalah kontrol optimum terdapat fungsi Hamilton ang dapat meminimumkan atau memaksimumkan fungsi objektif dengan kendala berupa persamaan diferensial. Fungsi Hamilton didefinisikan sebagai berikut, dengan merupakan pengali Hamilon atau variabel adjoint. Sarat perlu optimalitas masalah kontrol optimum adalah sebagai berikut memaksimumkan fungsi Hamilton H aitu, dan merupakan fungsi solusi dari sistem kanonik, H x H H x x

18 6 3 Sarat batas terpenuhi, 4 Sarat transversalitas berikut terpenuhi (Tu 99). Current Value Hamiltonian Misalkan diberikan masalah kontrol optimum dengan diskonto otonom (t terpisah dalam persamaan state tetapi muncul secara eksplisit hana di faktor diskon) sebagai berikut : e rt dengan kendala x g( x, u) dan kondisi batas, maka current value Hamiltonian didefinisikan sebagai berikut : rt H He f ( x, u) g( x, u), dengan rt e c merupakan current value Lagrange multiplier. Dengan menggunakan H c, dan bukan H, prinsip maksimum harus direvisi menjadi : H ( x, u*, ) H ( x, u, ) untuk semua t [0, T], c x c H, Hc 3 r, x 4 ( T) 0 (untuk garis akhir vertikal), c [ Hc] t T 0 (untuk garis akhir horizontal). (Chiang dan Wainwright 005).

19 PERTUMBUHAN EKONOMI DALAM MODEL NEOKLASIK 7 Produksi Agregat dan Pengeluaran Pemerintah Misalkan produksi output Y dinatakan dalam fungsi produksi Cobb- Douglas sebagai berikut : Y K ( LA) K K, () P G G dengan K P : stok modal swasta, L : banakna tenaga kerja, A : kemajuan teknologi netral Harrod ang bersifat labour-augmenting, K : stok modal pemerintah Tipe, G K : stok modal pemerintah Tipe, G : elastisitas modal swasta, 0 < α <, : elastisitas modal pemerintah Tipe, 0 < γ <, : elastisitas modal pemerintah Tipe, 0 < γ <. Fungsi produksi di atas memiliki input stok modal swasta, tipe stok modal pemerintah ( K, K ) ang dicirikan dengan elastisitas ang berbeda, aitu G G (, ), ang bergantung pada produktivitas masing-masing, banakna tenaga kerja dan kemajuan teknologi netral Harrod. Pada model pertumbuhan neoklasik, setiap input memakai asumsi skala hasil ang terus berkurang (decreasing returns to scale) jika masing-masing dianalisis secara terpisah, sedangkan jika masingmasing dianalisis secara bersamaan maka fungsi produksi memakai asumsi skala hasil tetap (constant return to scale ) aitu total nilai elastisitas dari semua input pada fungsi Y sama dengan satu, sehingga berlaku 0 (Carboni dan Medda 00). Selama produktivitas modal pemerintah sama dengan produktivitas modal swasta maka perubahan kebijakan fiskal akan memiliki efek netral pada produksi. Sebalikna, trade-off antara produktivitas modal swasta dan pemerintah akan terjadi mengingat produktivitas keduana berbeda. Jika produktivitas modal pemerintah Tipe sama dengan Tipe maka komposisi pengeluaran pemerintah tidak akan memengaruhi laju pertumbuhan ekonomi. Akumulasi modal pemerintah membangun dua aspek ang saling bertentangan dari total pengeluaran pemerintah G. Yang pertama ialah efek merugikan dari tingkat pajak ang mengurangi modal swasta, dan ang kedua adalah efek positif dari tingkat investasi dalam modal pemerintah. Pengeluaran pemerintah ini bersifat produktif karena memiliki manfaat ang dirasakan masarakat secara terus-menerus, sehingga merupakan bentuk investasi negara, contohna pengeluaran pemerintah untuk infrastruktur dan pendidikan. Tingkat optimal infrastruktur pemerintah terukur ketika produk marjinal infrastruktur pemerintah sama dengan biaa sosial marjinal. Setiap infrastruktur pemerintah

20 8 ang melampaui tingkat investasi swasta dapat mengurangi tingkat output dan memiliki efek gesekan pada pertumbuhan. Diasumsikan model pengeluaran pemerintah tetap seimbang dengan mengabaikan pinjaman untuk pembiaaan pengeluaran pemerintah. Pengeluaran pemerintah dibiaai oleh tingkat rata-rata pajak pada pendapatan τ dengan 0 < τ <. Total pengeluaran pemerintah G dimodelkan sebagai berikut: Y G G G, () dengan G G ; G ( ) G. (3) Pengeluaran G adalah pengeluaran pemerintah Tipe, dan G adalah pengeluaran pemerintah Tipe dan adalah bagian atau komposisi G dari total pengeluaran G dengan. Dari persamaan (3), dapat diperoleh bahwa jika pemerintah menetapkan =, maka hana akumulasi modal pemerintah Tipe ang akan dibelanjakan. Untuk = 0, artina pemerintah menetapkan G 0 sehingga hana akumulasi modal pemerintah Tipe ang akan dibelanjakan. Dinamika Akumulasi Modal dan Pertumbuhan Optimal Neoklasik Dinamika akumulasi modal pemerintah bergantung pada total pendapatan pemerintah (investasi) dan bergantung pada jumlah depresiasi modal. Dengan mengasumsikan tingkat depresiasi δ ang sama untuk kedua jenis modal pemerintah, dinamika akumulasi modal pemerintah didefinisikan sebagai berikut : K G K ; G G K ( ) G K. (4) G G Dari persamaan () dan (3) didapatkan : Y = G G G Y G ( ) G Jadi ( K K ) ( K K ) G G G G K K K K. G G G G G G G G K K ( K K ) Y, (5) dengan K menatakan turunan stok modal pemerintah K terhadap waktu t. Persamaan ()-(4) juga memperlihatkan bahwa untuk ang sudah diberikan, jika pemerintah ingin meningkatkan investasi dalam modal pemerintah maka pemerintah perlu meningkatkan tarif pajak τ. Jika investasi modal pemerintah meningkat maka perekonomian akan mendapatkan keuntungan tapi harus mendukung beban fiskal ang lebih besar juga dan mengurangi sumber daa dari perusahaan swasta. Akumulasi modal swasta bergantung secara positif pada total pendapatan Y dan tingkat tabungan swasta ang disimbolkan (Y-C) karena akan meningkatkan modal swasta, dan sebalikna akan bergantung secara negatif pada tingkat ratarata pajak τ karena akan mengurangi akumulasi modal swasta. Diasumsikan

21 tingkat depresiasi δ pada akumulasi modal swasta sama dengan tingkat depresiasi δ pada modal pemerintah, maka akumulasi dinamika modal swasta dimodelkan sebagai berikut : K τ δ K (6) Semua kuantitas dapat dinatakan dengan besaran per kapita, sehingga Y KG K G K P dapat dinatakan, kg, k G dan k P, sehingga output LA LA LA LA per kapita ialah : k k k. (7) P G G Dari persamaan (4)-(6) dengan input modal pemerintah Tipe, Tipe, dan modal swasta ang dinatakan dalam besaran per kapita serta menatakan tingkat pertumbuhan tenaga kerja, 9 dl n dt L da x menatakan tingkat dt A pertumbuhan netral Harrod ang bersifat labour-augmenting, maka dinamika modal dapat dimodelkan menjadi : P k c mk, (8) G G P k mk, (9) k ( ) mk, (0) G G dengan m n x. Penelesaian persamaan (8), (9), (0) berturut-turut dapat dilihat pada Lampiran,, dan 3. Dalam kara ilmiah ini akan diperkenalkan masalah optimasi dinamis selama suatu periode perencanaan ang tidak terbatas, sehingga fungsi tujuan akan menemukan nilai kebijakan fiskal ang memaksimumkan fungsi utilitas. Dengan memaksimumkan fungsi utilitas, model pertumbuhan neoklasik pun akan optimal. Penelesaian masalah optimasi tersebut dapat diselesaikan menggunakan teori pengendalian kontrol optimum dengan prinsip maksimum Pontragin. Misalkan Uc () merupakan fungsi utilitas atau kesejahteraan sosial ang diekspresikan dalam istilah per kapita, c merupakan konsumsi per kapita, merupakan tingkat diskonto sosial ( > 0), dan merupakan invers dari substitusi elastisitas intertemporal. Fungsi tujuan dapat diekspresikan sebagai berikut : c t U e dt. () 0 Masalah pertumbuhan optimal neoklasik sekarang dapat dinatakan sebagai berikut : c t Memaksimalkan fungsi utilitas U e dt, terhadap konsumsi per kapita, 0

22 0 dengan kendala k c mk, P k mk, G G k ( ) mk, G G dengan K k G, K k G, K3 k P merupakan variabel state dan c merupakan variabel pengendalian. Karena masalah kontrol optimum tersebut menggunakan diskonto, maka fungsi Hamilton untuk masalah tersebut adalah : c H 3 k p k G k, () G dengan,, 3 menatakan variabel-variabel costate (pengali Lagrange). Dari sarat orde pertama agar fungsi Hamilton maksimum diperoleh : H c ( ) 0 3, (3) c sehingga diperoleh : c c 3 Penurunan persamaan (3) dan (4) dapat dilihat pada Lampiran 4 dan (4) P Kondisi Keseimbangan Stead State Stead state merupakan situasi di mana bermacam kuantitas tumbuh pada kondisi konstan aitu pertumbuhan bernilai nol. Maka dari itu semua modal per kapita aitu k, p kg dan kg konstan dan output per kapita f ( k p, kg, k ) juga G berada pada kondisi konstan. Akibatna, pertumbuhan modal per kapita sama dengan nol untuk persamaan (8), (9) dan (0). Untuk mendapatkan ouput per kapita saat stead state, ang disimbolkan dengan *, diperoleh dengan menelesaikan beberapa persamaan di bawah ini serta fungsi utilitas ang dimaksimumkan pada bagian sebelumna, aitu diberikan : k 0; k 0; k 0; c 0; 0; 0, (5) P G G dengan diberikan dinamika variabel costate : H, K (5.a) H, K (5.b) H 3 3. K (5.c) 3

23 Dengan membuat persamaan (9) dan (0) sama dengan nol maka didapatkan : m kp kg k G, (5.d) m kp kg k G. (5.e) ( ) Penurunan persamaan (5.d) dan (5.e) dapat dilihat pada Lampiran 6. Dari persamaan (5.d), (5.e) dan 0, 0 diperoleh : ( m( )) m m 3 0, (5.f) ( ( m( ) )) m m 3 0. (5.g) ( ) Penurunan persamaan (5.f) dan (5.g) masing-masing dapat dilihat pada Lampiran 7 dan 8. Dengan membuat persamaan (8) sama dengan nol akan didapatkan persamaan untuk dan dari persamaan 3 0 diperoleh : 3 ( c m c m c m( ) ( ) ) 3 ( ) 0 k P k P k. (5.h) P Penurunan persamaan (5.h) dapat dilihat pada Lampiran 9. Jika persamaan (5.g) dan (5.h) dibagi dengan 3 maka akan didapat nilai stead state seperti berikut : k P k G m m, (6), (7) m k G, (8) * dengan k menatakan nilai stead state dan m( P Q) ( ), (9) ( m) P dan Q adalah parameter dengan : m( m) P, (0) m m m m m m m mm [ ( )] Q () m m m m m m m (Carboni dan Medda 00).

24 Karena output per kapita adalah k k k, maka bila persamaan (6)-(8) P G G disubstitusikan ke persamaan (7) akan diperoleh *, aitu:. () m Dengan menata ulang dan menubstitusikan maka output per kapita saat stead state ialah : m P Q ( ) ( ) ( ). (3) m m (Penurunan persamaan () dan (3) dapat dilihat di Lampiran 0). Persamaan (3) merupakan output per kapita saat stead state pada saat fungsi utilitas ang maksimum. Karena terjadi perpotongan antara kedua kurva modal k dan konsumsi per kapita c pada suatu titik ang menentukan nilai ekuilibrium intertemporal k dan c ang tidak akan berubah nilaina sepanjang waktu, sehingga menghasilkan suatu keadaan ang stabil (Chiang dan Wainwright 005). Instrumen kebijakan fiskal memiliki efek ang ambigu pada tingkat output stead state. Fraksi ( ) merupakan aspek ang merugikan dari pengeluaran pemerintah, karena fraksi ( ) merupakan disposable income agen swasta ang memengaruhi total output dengan elastisitas. Di sisi lain pada output tersebut dikhususkan untuk menciptakan pengeluaran pemerintah, ang memengaruhi total output dengan elastisitas. Output per kapita saat stead state bergantung pada faktor-faktor eksogen dan endogen, serta bergantung pada tingkat elastisitas (,, dan ) dalam fungsi produksi. Faktor eksogen ang berbanding terbalik dengan output per kapita saat stead state adalah depresiasi input modal δ, pertumbuhan populasi pekerja n serta kemajuan teknologi x. Faktor endogen dalam output pesamaan (3) adalah instrumen kebijakan publik, aitu tingkat rata-rata pajak pemerintah ang dinatakan dengan rasio dari total pengeluaran pemerintah atas total output, diekspresikan dengan τ (lihat persamaan ()), dan alokasi anggaran publik pada akumulasi modal dari K dan K ang masing-masing diekspresikan oleh dan. G G Kebijakan Fiskal dan Dinamika Transisi Kara ilmiah ini menediakan model ang dapat digunakan pemerintah untuk memilih tingkat pajak (τ) dan komposisi pengeluaran Tipe () ang memaksimumkan utilitas terhadap konsumsi per kapita dengan diberikan batasan anggaran. Pada bagian ini akan diuji hubungan antara pajak dan pengeluaran pemerintah dan tingkat pendapatan per kapita dalam kerangka ang dinamis. Persamaan (3) menatakan tingkat pendapatan per unit teknologi kerja dalam keadaan stead state di mana laju pertumbuhan, k, k, k adalah nol. Jika p G G

25 perekonomian berada dalam masa transisi menuju stead state, maka dinamika transisional ang dirancang untuk mencapai keseimbangan akan dirangsang. Sementara itu, ekuilibrium (keseimbangan) akan tercapai setelah masa transisi ditandai dengan tingkat pertumbuhan ang positif. Ketika proses ini berakhir perekonomian berada dalam tingkat kondisi stead state, persediaan modal dan output telah mencapai tingkat baru di mana tingkat baru dari investasi bersih hana cukup untuk mempertahankan modal atau tingkat tenaga kerja konstan. Dengan memperhatikan input dinamika modal swasta dan dinamika modal pemerintah pada saat stead state pada persamaan (6)-(8), model keuntungan pasar, kecepatan konvergensi saat stead state, dan fungsi tingkat pertumbuhan maka model untuk tingkat pertumbuhan output per kapita dapat ditulis sebagai berikut : d dt d(ln ( t)) ln ln t, (4) dt dengan ( x n )( ) mewakili tingkat konvergensi ang bergantung pada parameter dari fungsi produksi dan fungsi utilitas dan * adalah output per kapita saat stead state ditentukan oleh persamaan (3). Persamaan (4) menunjukkan bahwa tingkat pertumbuhan output per unit tenaga kerja bergantung negatif pada tingkat pada saat t (efek konvergensi ) dan bergantung positif pada tingkat dalam kondisi stead state dengan sebagai koefisien kecepatan konvergensi, ang mengindikasikan kecepatan mendekati nilai *, di sekitar stead state tersebut. Sebagai contoh, jika 0.06 per tahun, 6% dari gap antara dan * akan tertutupi dalam waktu satu tahun (Barro dan Martin 004). Dengan menggunakan persamaan (3), mencari solusi khusus dan menata ulang dari persamaan (4) akan diperoleh ekspresi untuk tingkat pertumbuhan dari output per kapita antara periode awal 0 dan periode T sebagai berikut: R R R3 ln( ) ln ln( ) ln (0) (5) dengan R ( )ln m, m( P Q) R ln m, R3 ( )ln T e dan. Detail penurunan persamaan (5) diberikan pada Lampiran. T Persamaan (5) juga dikatakan persamaan dari tingkat pertumbuhan ekonomi pada masa transisi menuju stead state. Dengan menamakan turunan persamaan (5) terhadap τ dan menjadi sama dengan nol maka diperoleh tingkat τ dan ang memaksimalkan pertumbuhan ekonomi pada masa transisi, aitu sebagai berikut: d 0 opt, (6) d 3

26 4 d 0 opt d. (7) Penurunan persamaan (6) dan (7) dapat dilihat pada Lampiran dan 3. Persamaan (6) menggambarkan bahwa tingkat pajak optimal ditentukan oleh rasio elastisitas modal pemerintah dengan jumlah elastisitas modal swasta dan modal pemerintah, sedangkan dalam persamaan (7) komposisi pengeluaran pemerintah dapat diatur pada tingkat optimal, ang ditentukan oleh rasio elastisitas modal pemerintah Tipe dengan jumlah elastisitas modal pemerintah Tipe dan Tipe. Persamaan (6) dan (7) juga merupakan nilai pengoptimalan untuk output per kapita saat stead state (*) ang diberikan oleh persamaan (3) dan menunjukkan titik penting bahwa tingkat * bergantung pada kebijakan fiskal. HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan disimulasikan pengaruh kebijakan fiskal aitu tingkat pajak dan komposisi pengeluaran pemerintah terhadap output per kapita saat stead state dan pertumbuhan ekonomi pada masa transisi. Pengaruh Tingkat Pajak dan Komposisi Pengeluaran Pemerintah Tipe terhadap Output per Kapita Saat Stead State Persamaan (3) merupakan output per kapita saat stead state dan dimodelkan sebagai berikut : m P Q ( ) ( ) ( ) m m Akan disimulasikan pengaruh tingkat pajak ( ) terhadap persamaan (3) dengan tiga nilai komposisi pengeluaran pemerintah Tipe ( ) berbeda-beda dengan nilai parameter-parameter aitu x = 0.03, n = 0.0, δ = 0.0, = 0.5, = 0., = 0., 0 <τ, ρ = 0.05, α = 0.35, = 0.5 dan = 0.. Sintaks program Mathematica dapat dilihat di Lampiran 4. Dari nilai-nilai parameter tersebut didapatkan kurva pada Gambar.

27 5 * Gambar Pengaruh tingkat pajak ( ) dengan berbagai tingkat pengeluaran pemerintah Tipe ( ) terhadap output per kapita saat stead state Kurva pada Gambar merupakan kurva fungsi konkaf, ang tidak monoton. Pada = 0.5 nilai output per kapita akan meningkat sampai titik maksimum * = unit per kapita saat = 0.5 dan akan turun sampai * = 0 saat =. Pada = 0. nilai output per kapita akan meningkat sampai titik maksimum * = unit per kapita saat = 0.5 dan akan turun sampai * = 0 saat =. Pada = 0. nilai output per kapita akan meningkat sampai titik maksimum * = unit per kapita saat = 0.5 dan akan turun sampai * = 0 saat =. Semakin besar nilai komposisi pengeluaran pemerintah Tipe ( ) maka akan semakin tinggi output per kapita saat stead state ang dicapai dengan nilai ang sama. Kemudian akan disimulasikan komposisi pengeluaran pemerintah Tipe ( ) terhadap persamaan (3) dengan tiga nilai tingkat pajak ( ) berbeda-beda dengan nilai baru dan tidak berdasarkan pada hasil simulasi sebelumna. Nilai parameter-parameter aitu x = 0.03, n = 0.0, δ = 0.0, = 0.05, = 0., = 0.5, 0 <, ρ = 0.05, α = 0.35, = 0.5 dan = 0.. Sintaks program Mathematica dapat diberikan pada Lampiran 5. Hasil simulasi didapatkan seperti pada Gambar.

28 6 5 * Gambar Pengaruh komposisi pengeluaran pemerintah Tipe ( ) dengan berbagai nilai tingkat pajak ( ) terhadap output per kapita saat stead state Kurva pada Ganbar merupakan fungsi konkaf, ang tidak monoton. Pada = 0.05 nilai output per kapita akan meningkat sampai titik maksimum * =.4654 unit per kapita saat = dan akan turun sampai * = 0 saat =. Pada = 0. nilai output per kapita akan meningkat sampai titik maksimum * = unit per kapita saat = dan akan turun sampai * = 0 saat =. Pada = 0.5 nilai output per kapita akan meningkat sampai titik maksimum * = unit per kapita saat = dan akan turun sampai * = 0 saat =. Semakin besar nilai tingkat pajak ( ) maka akan semakin tinggi output per kapita saat stead state ang dicapai dengan nilai ( ) ang sama. Pengaruh Tingkat Pajak terhadap Pertumbuhan Ekonomi pada Masa Transisi Simulasi pengaruh tingkat pajak ( ) terhadap pertumbuhan ekonomi, memiliki tiga kasus berbeda aitu ; ; dari rasio elastisitas modal swasta dan elastisitas modal pemerintah Tipe dan Tipe mengingat persamaan tingkat pajak optimum hana dipengaruhi oleh elastisitaselastisitas tersebut. Berikut akan disimulasikan pengaruh tingkat pajak ( ) dengan nilai elastisitas modal swasta ( ) ang berbeda-beda terhadap tingkat pertumbuhan ekonomi pada masa transisi menuju stead state dan dimodelkan pada persamaan (5) seperti berikut : R R R3 ln( ) ln ln( ) ln (0), m( P Q) dengan R ( )ln, R ln, R3 ( )ln, m m

29 7 T e dan. Nilai parameter-parameter disajikan dalam Tabel. T Tabel Nilai-nilai parameter pada pengaruh tingkat pajak ( ) terhadap pertumbuhan ekonomi dengan berbagai nilai α. Kasus x n T (0) () () (3) (Sintaks program Mathematica dapat dilihat di Lampiran 6). Dari nilai-nilai parameter pada Tabel didapatkan kurva pada Gambar Gambar 3 Pengaruh tingkat pajak ( ) dengan berbagai nilai elastisitas modal swasta ( ) terhadap tingkat pertumbuhan ekonomi pada masa transisi menuju stead state Kurva pada Gambar 3 merupakan kurva fungsi konkaf, ang tidak monoton karena tingkat pertumbuhan ekonomi akan meningkat sampai pada nilai ( ) optimum kemudian akan turun kembali sampai output bernilai 0. Selanjutna didapatkan pengaruh nilai elastisitas modal swasta ( ) ang semakin besar terhadap tingkat pertumbuhan maksimum dan terhadap tingkat pajak ( ) optimum. Pada kasus pertama α = 0.3 tingkat output pertumbuhan ekonomi akan meningkat sampai titik optimum saat = pada opt = Pada kasus kedua α = 0.35 tingkat

30 8 output pertumbuhan ekonomi akan naik sampai titik = pada opt = 0.5, sedangkan pada kasus ketiga dengan α = 0.4 tingkat output pertumbuhan akan naik sampai titik optimum = pada opt = Semakin besar nilai elastisitas modal swasta ( ) maka akan semakin tinggi tingkat output pertumbuhan ekonomi ang dicapai dengan nilai opt ang semakin kecil. Selanjutna akan disimulasikan dengan tiga kasus ang berbeda seperti sebelumna namun memiliki nilai elastisitas modal pemerintah Tipe ( ) ang berbeda dengan nilai parameter-parameter disajikan dalam Tabel. Tabel Nilai-nilai parameter pada pengaruh tingkat pajak ( ) terhadap pertumbuhan ekonomi dengan berbagai nilai. Kasus X n T (0) () () (3) (Sintaks program Mathematica dapat dilihat di Lampiran 7). Dari nilai-nilai parameter pada Tabel didapatkan kurva pada Gambar Gambar 4 Pengaruh tingkat pajak ( ) dengan berbagai nilai elastisitas modal pemerintah Tipe ( ) terhadap tingkat pertumbuhan ekonomi pada masa transisi menuju stead state

31 Kurva pada Gambar 4 merupakan kurva fungsi konkaf, ang tidak monoton karena tingkat pertumbuhan ekonomi akan meningkat sampai pada nilai ( ) optimum kemudian akan turun kembali sampai output bernilai 0. Kemudian didapatkan pengaruh nilai elastisitas modal pemerintah Tipe ( ) ang semakin besar terhadap tingkat pertumbuhan maksimum dan terhadap tingkat pajak ( ) optimum. Pada kasus pertama = 0.5 tingkat output pertumbuhan ekonomi akan meningkat sampai titik optimum saat = pada opt = Pada kasus kedua = 0.75 tingkat ouput pertumbuhan ekonomi akan naik sampai titik = pada opt = 0.5, sedangkan pada kasus ketiga dengan = 0. tingkat output pertumbuhan akan naik sampai titik optimum = pada opt = Semakin besar nilai elastisitas modal pemerintah Tipe ( ) maka akan semakin tinggi tingkat output pertumbuhan ekonomi ang dicapai dengan nilai opt ang semakin besar. Selanjutna akan disimulasikan dengan tiga kasus ang berbeda seperti sebelumna namun memiliki nilai elastisitas modal pemerintah Tipe ( ) ang berbeda dengan nilai parameter-parameter disajikan dalam Tabel 3. Tabel 3 Nilai-nilai parameter pada pengaruh tingkat pajak ( ) terhadap pertumbuhan ekonomi dengan berbagai nilai. Kasus x n T (0) () () (3) (Sintaks program Mathematica dapat dilihat di Lampiran 8). Dari nilai-nilai parameter pada Tabel 3 didapatkan kurva pada Gambar 5. 9

32 Gambar 5 Pengaruh tingkat pajak ( ) dengan berbagai nilai elastisitas modal pemerintah Tipe ( ) terhadap tingkat pertumbuhan ekonomi pada masa transisi menuju stead state Kurva pada Gambar 5 merupakan kurva fungsi konkaf, ang tidak monoton karena tingkat pertumbuhan ekonomi akan meningkat sampai pada nilai ( ) optimum kemudian akan turun kembali sampai output bernilai 0. Kemudian didapatkan pengaruh nilai elastisitas modal pemerintah Tipe ( ) ang semakin besar terhadap tingkat pertumbuhan maksimum dan terhadap tingkat pajak ( ) optimum. Pada kasus pertama = 0. tingkat output pertumbuhan ekonomi akan meningkat sampai titik optimum saat = pada opt = Pada kasus kedua = 0.5 tingkat ouput pertumbuhankonomi akan naik sampai titik = pada opt = 0.5, sedangkan pada kasus ketiga dengan = 0. tingkat output pertumbuhan akan naik sampai titik optimum = pada opt = Semakin besar nilai elastisitas modal pemerintah Tipe ( ) maka akan semakin tinggi tingkat output pertumbuhan ekonomi ang dicapai dengan nilai opt ang semakin besar.

33 Pengaruh Komposisi Pengeluaran Pemerintah Tipe terhadap Pertumbuhan Ekonomi pada Masa Transisi Simulasi pengaruh pengeluaran pemerintah Tipe ( ) terhadap pertumbuhan ekonomi, memiliki tiga kasus berbeda aitu ; ; dari rasio elastisitas modal pemerintah Tipe dan Tipe ang berbeda-beda dan akan dilihat hubungan elastisitas kedua modal pemerintah tersebut pada komposisi pengeluaran pemerintah Tipe ang optimum. Berikut akan disimulasikan pengaruh pengeluaran pemerintah Tipe ( ) dengan elastisitas modal pemerintah Tipe ( ) ang berbeda-beda terhadap persamaan tingkat pertumbuhan ekonomi pada masa transisi menuju stead state dan dimodelkan sebagai berikut : R R R3 ln( ) ln ln( ) ln (0), m( P Q) dengan R ( )ln, R ln, R3 ( )ln, m m T e dan. Nilai parameter-parameter disajikan dalam Tabel 4. T Tabel 4 Nilai-nilai parameter pada pengaruh komposisi pengeluaran pemerintah Tipe terhadap pertumbuhan ekonomi dengan berbagai nilai. Kasus x n Δ T (0) () () (3) (Sintaks program Mathematica dapat dilihat di Lampiran 9). Dari nilai-nilai parameter pada Tabel 4 didapatkan kurva pada Gambar 6.

34 Gambar 6 Pengaruh pengeluaran pemerintah Tipe dengan berbagai nilai elastisitas modal pemerintah Tipe ( ) terhadap tingkat pertumbuhan ekonomi pada masa transisi menuju stead state Kurva pada Gambar 6 merupakan kurva fungsi konkaf, ang tidak monoton karena tingkat pertumbuhan ekonomi akan meningkat sampai pada nilai ( ) optimum kemudian akan turun kembali sampai output bernilai 0. Selanjutna didapatkan pengaruh nilai elastisitas modal pemerintah Tipe ( ) ang semakin besar terhadap tingkat pertumbuhan maksimum dan terhadap pengeluaran pemerintah ( ) optimum. Pada kasus pertama = 0. tingkat output pertumbuhan ekonomi akan meningkat sampai titik optimum saat = pada opt = Pada kasus kedua = 0.5 tingkat output pertumbuhan ekonomi akan naik sampai titik = pada opt = 0.5, sedangkan pada kasus ketiga dengan = 0.3 tingkat output pertumbuhan akan naik sampai titik optimum = pada opt = Semakin besar nilai elastisitas modal pemerintah Tipe ( ) maka akan semakin tinggi tingkat output pertumbuhan ekonomi ang dicapai dengan nilai opt ang semakin besar. Kemudian akan disimulasikan dengan tiga kasus ang berbeda seperti di atas namun memiliki nilai elastisitas modal pemerintah Tipe ( ) ang berbeda

35 terhadap persamaan tingkat pertumbuhan ekonomi pada masa transisi menuju stead state dengan nilai parameter-parameter disajikan dalam Tabel 5. Tabel 5 Nilai-nilai parameter pada pengaruh komposisi pengeluaran pemerintah Tipe terhadap pertumbuhan ekonomi dengan berbagai nilai. Kasus x n Δ T (0) () () (3) (Sintaks program Mathematica dapat dilihat di Lampiran 0). Dari nilai-nilai parameter pada Tabel 5 didapatkan kurva pada Gambar Gambar 7 Pengaruh pengeluaran pemerintah Tipe dengan berbagai nilai elastisitas modal pemerintah Tipe ( ) terhadap tingkat pertumbuhan ekonomi pada masa transisi menuju stead state Kurva pada Gambar 7 merupakan kurva fungsi konkaf, ang tidak monoton karena tingkat pertumbuhan ekonomi akan meningkat sampai pada nilai ( ) optimum kemudian akan turun kembali sampai output bernilai 0. Selanjutna didapatkan pengaruh nilai elastisitas modal pemerintah Tipe ( ) ang semakin besar terhadap tingkat pertumbuhan maksimum dan terhadap pengeluaran pemerintah Tipe ( ) optimum. Pada kasus pertama = 0.5 tingkat output pertumbuhan ekonomi akan meningkat sampai titik optimum saat

36 4 = pada opt = Pada kasus kedua = 0. tingkat ouput pertumbuhan ekonomi akan naik sampai titik = pada opt = 0.5, sedangkan pada kasus ketiga dengan = 0.5 tingkat output pertumbuhan akan naik sampai titik optimum = pada opt = Semakin besar nilai elastisitas modal pemerintah Tipe ( ) maka akan semakin tinggi tingkat output pertumbuhan ekonomi ang dicapai dengan nilai opt ang semakin kecil. Dari hasil simulasi diperoleh bahwa pengaruh pengeluaran pemerintah Tipe terhadap pertumbuhan ekonomi dengan ( ) dan ( ) berbeda dapat dilihat pada kasus kedua aitu selalu memiliki nilai opt = 0.5 dan kasus ketiga memiliki nilai opt paling besar. SIMPULAN Pada kara ilmiah ini didapatkan persamaan output per kapita saat stead state dan tingkat pertumbuhan ekonomi pada masa transisi menuju stead state ang berasal dari fungsi produksi Cobb-Douglas. Kara ilmiah ini menganalisis pengaruh kebijakan fiskal aitu tingkat pajak dan pengeluaran pemerintah terhadap output per kapita saat stead state dan mengoptimumkan pertumbuhan ekonomi pada masa transisi. Setelah dilakukan pembahasan dan simulasi maka diperoleh beberapa simpulan sebagai berikut : Pengaruh tingkat pajak dan pengeluaran pemerintah Tipe adalah tidak monoton dengan kurva berbentuk konkaf. Nilai output per kapita saat stead state akan optimum saat nilai tingkat pajak ( ) dan pengeluaran pemerintah Tipe ( ) juga optimum. Pengaruh tingkat pajak terhadap tingkat pertumbuhan ekonomi pada masa transisi adalah tidak monoton dan memiliki kurva fungsi konkaf dan tingkat pertumbuhan ekonomi akan meningkat sampai pada nilai optimum kemudian akan turun kembali sampai output bernilai 0. 3 Semakin besar nilai elastisitas modal swasta maka semakin besar tingkat pertumbuhan ekonomi maksimum ang dicapai dengan tingkat pajak optimum ang semakin kecil. Selanjutna semakin besar jumlah nilai elastisitas modal pemerintah Tipe dan Tipe maka semakin besar tingkat pertumbuhan ekonomi maksimum ang dicapai dengan tingkat pajak optimum ang semakin besar. Jika nilai elastisitas modal swasta sama dengan jumlah nilai elastisitas modal pemerintah Tipe dan Tipe maka tingkat pertumbuhan ekonomi pada masa transisi memiliki nilai pajak optimum

37 sebesar 0.5 dan jika elastisitas modal swasta lebih besar dari jumlah elastisitas modal pemerintah Tipe dan Tipe maka didapat nilai pajak optimum paling besar. 4 Semakin besar nilai elastisitas modal pemerintah Tipe maka semakin besar tingkat pertumbuhan ekonomi maksimum ang dicapai dengan pengeluaran pemerintah optimum ang semakin besar dan semakin besar nilai elastisitas modal pemerintah Tipe maka semakin besar tingkat pertumbuhan ekonomi maksimum ang dicapai dengan pengeluaran pemerintah optimum ang semakin kecil. Jika nilai elastisitas modal pemerintah Tipe sama dengan nilai elastisitas modal pemerintah Tipe maka komposisi pengeluaran pemerintah Tipe optimum akan 0.5. Selanjutna, jika elastisitas modal pemerintah Tipe lebih besar dari elastisitas modal pemerintah Tipe, komposisi pengeluaran pemerintah Tipe akan lebih besar dari kasus dan. DAFTAR PUSTAKA 5 Aschauer DA Public investment and productivit growth in the group of seven. Economic Perspectives. 3(5):7-5. Barro RJ, Martin XS Economic Growth. nd Ed. London (GB): The MIT Press. Carboni OA, Medda G. 00. A neoclassical growth model with public spending. Working Paper CRENoS Sardania: Universit of Cagliari and Sassari. Chiang AC, Wainwright K Dasar-Dasar Matematika Ekonomi. Ed ke-4. Susatio S, penerjemah; Suradi S, editor. Jakarta (ID): Penerbit Erlangga. Terjemahan dari: Fundamental Methods of Mathematical Economics. Ed ke-5. Mankiw NG. 003a. Pengantar Ekonomi Jilid. Ed ke-. Munandar H, penerjemah; Kristiaji WC, editor. Jakarta (ID): Penerbit Erlangga. Terjemahan dari: Principles of Economics. Mankiw NG. 003b. Teori Makroekonomi. Ed ke-5. Nurmawan I, penerjemah; Kristiaji WC, editor. Jakarta (ID): Penerbit Erlangga. Terjemahan dari: Macroeconomics. Ed ke-5. Mankiw NG Pengantar Ekonomi Jilid. Munandar H, Salim E, penerjemah; Sumiharti Y, Kristiaji WC, editor. Jakarta (ID): Penerbit Erlangga. Terjemahan dari: Principles of Economics. Nicholson W. 00. Mikroekonomi Intermediate dan Aplikasi. Ed ke-8. Mahendra IB, Aziz A, penerjemah. Jakarta (ID): Binarupa Aksara. Terjemahan dari: Intermediate Microeconomics. Sukirno S.985. Ekonomi Pembangunan. Jakarta (ID): Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi UI dengan Bima Grafika. Sukirno S Teori Pengantar Makroekonomi. Jakarta (ID): PT Raja Grafindo Persada. Tu PNV. 99. Introductor Optimization Dnamic: Optimal Control with Economic and Management Applications. Second Revised and Enlarged Edition, Berlin (DE): Springer-Verlag.

38 6 Lampiran Penurunan persamaan (8) = K = K = K K P K P = K K K ( Y C)( ) KP nkp xk LA ( c)( ) kp nkp xkp ( c)( ) ( n x) k P ( c)( ) mkp Lampiran Penurunan persamaan (9) = K K K K K P K K K G KG = nk xk LA Y K = nk xk LA LA k nk xk G G G G G G G G = ( n x) k mk G G Lampiran 3 Penurunan persamaan (0) = K = K = K K K = K K K G K LA G nkg xkg

II LANDASAN TEORI. ii. Constant returns to scale, yaitu situasi di mana output meningkat sama banyaknya dengan porsi peningkatan input

II LANDASAN TEORI. ii. Constant returns to scale, yaitu situasi di mana output meningkat sama banyaknya dengan porsi peningkatan input 2 II LANDASAN EORI Pada bab ini akan diuraikan beberapa definisi dan teori penunjang yang akan digunakan dalam karya ilmiah ini. 2.1 Istilah Ekonomi Definisi 1 (Pertumbuhan Ekonomi) Pertumbuhan ekonomi

Lebih terperinci

III HASIL DAN PEMBAHASAN

III HASIL DAN PEMBAHASAN 7 III HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Perumusan Model Pada bagian ini akan dirumuskan model pertumbuhan ekonomi yang mengoptimalkan utilitas dari konsumen dengan asumsi: 1. Terdapat tiga sektor dalam perekonomian:

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional. Pendapatan

Lebih terperinci

PENGARUH SURPLUS PRIMER, TINGKAT PAJAK, DAN INVESTASI PUBLIK TERHADAP MODAL DAN UTANG PUBLIK DALAM MODEL PERTUMBUHAN EKONOMI DANTY KARTIKA SARI

PENGARUH SURPLUS PRIMER, TINGKAT PAJAK, DAN INVESTASI PUBLIK TERHADAP MODAL DAN UTANG PUBLIK DALAM MODEL PERTUMBUHAN EKONOMI DANTY KARTIKA SARI PENGARUH SURPLUS PRIMER, TINGAT PAJA, DAN INVESTASI PUBLI TERHADAP MODAL DAN UTANG PUBLI DALAM MODEL PERTUMBUHAN EONOMI DANTY ARTIA SARI DEPARTEMEN MATEMATIA FAULTAS MATEMATIA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

Lebih terperinci

BAB III MODEL PERTUMBUHAN EKONOMI DAN FUNGSI STOK UANG

BAB III MODEL PERTUMBUHAN EKONOMI DAN FUNGSI STOK UANG 25 BAB III MODEL PERTUMBUHAN EKONOMI DAN FUNGSI STOK UANG 3.1 Asumsi dan Notasi Dalam proses pertukaran dan pembagian kerja, uang memainkan peranan penting di dalam ekonomi modern. Fungsi produksi yang

Lebih terperinci

PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH PADA INVESTASI INFRASTRUKTUR DAN PENDIDIKAN TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI JANGKA PANJANG KHAFIZD MAULANA HERFANS

PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH PADA INVESTASI INFRASTRUKTUR DAN PENDIDIKAN TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI JANGKA PANJANG KHAFIZD MAULANA HERFANS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH PADA INVESTASI INFRASTRUKTUR DAN PENDIDIKAN TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI JANGKA PANJANG KHAFIZD MAULANA HERFANS DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

PENERAPAN TEORI SOLOW-SWAN PADA PERTUMBUHAN EKONOMI. Kiki Amalia, Mariatul Kiftiah, Evy Sulistianingsih INTISARI

PENERAPAN TEORI SOLOW-SWAN PADA PERTUMBUHAN EKONOMI. Kiki Amalia, Mariatul Kiftiah, Evy Sulistianingsih INTISARI Buletin Ilmiah Mat. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Volume 05, No. 1 (2016), hal 39 44. PENERAPAN TEORI SOLOW-SWAN PADA PERTUMBUHAN EKONOMI Kiki Amalia, Mariatul Kiftiah, Evy Sulistianingsih INTISARI Pertumbuhan

Lebih terperinci

PENERAPAN PRINSIP MAKSIMUM PONTRYAGIN PADA SISTEM INVENTORI-PRODUKSI. Nurus Sa adah, Toni Bakhtiar, Farida Hanum

PENERAPAN PRINSIP MAKSIMUM PONTRYAGIN PADA SISTEM INVENTORI-PRODUKSI. Nurus Sa adah, Toni Bakhtiar, Farida Hanum PENERAPAN PRINSIP MAKSIMUM PONTRYAGIN PADA SISTEM INVENTORI-PRODUKSI Nurus Sa adah, Toni Bakhtiar, Farida Hanum Departemen Matematika FMIPA, Institut Pertanian Bogor Jl. Meranti, Kampus IPB Darmaga, Bogor

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAA 21 Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional Pendapatan nasional

Lebih terperinci

BAB 3 Pendapatan Nasional : Dari Mana Berasal dan Ke Mana Perginya

BAB 3 Pendapatan Nasional : Dari Mana Berasal dan Ke Mana Perginya BAB 3 Pendapatan Nasional : Dari Mana Berasal dan Ke Mana Perginya Tutorial PowerPoint untuk mendampingi MAKROEKONOMI, edisi ke-6 N. Gregory Mankiw oleh Mannig J. Simidian 1 Model ini sangat sederhana

Lebih terperinci

BAB 7 Pertumbuhan Ekonomi I. Chapter Seven 1

BAB 7 Pertumbuhan Ekonomi I. Chapter Seven 1 BAB 7 Pertumbuhan Ekonomi I Chapter Seven 1 Model pertumbuhan Solow (Solow Growth Model) dirancang untuk menunjukkan bagaimana pertumbuhan persediaan modal, pertumbuhan angkatan kerja, dan kemajuan teknologi

Lebih terperinci

MODEL PERTUMBUHAN EKONOMI DUA DAERAH BERDASARKAN MODAL DAN KNOWLEDGE MUHAMMAD TAUFIK NUSA TAJAU

MODEL PERTUMBUHAN EKONOMI DUA DAERAH BERDASARKAN MODAL DAN KNOWLEDGE MUHAMMAD TAUFIK NUSA TAJAU MODEL PERTUMBUHAN EKONOMI DUA DAERAH BERDASARKAN MODAL DAN KNOWLEDGE MUHAMMAD TAUFIK NUSA TAJAU SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan

Lebih terperinci

MODEL DISTRIBUSI PERTUMBUHAN EKONOMI ANTARKELOMPOK PADA DUA DAERAH ADE LINA HERLIANI

MODEL DISTRIBUSI PERTUMBUHAN EKONOMI ANTARKELOMPOK PADA DUA DAERAH ADE LINA HERLIANI MODEL DISTRIBUSI PERTUMBUHAN EKONOMI ANTARKELOMPOK PADA DUA DAERAH ADE LINA HERLIANI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya

Lebih terperinci

MODEL DISTRIBUSI PERTUMBUHAN EKONOMI ANTARKELOMPOK PADA DUA DAERAH ADE LINA HERLIANI

MODEL DISTRIBUSI PERTUMBUHAN EKONOMI ANTARKELOMPOK PADA DUA DAERAH ADE LINA HERLIANI MODEL DISTRIBUSI PERTUMBUHAN EKONOMI ANTARKELOMPOK PADA DUA DAERAH ADE LINA HERLIANI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya

Lebih terperinci

ANALISIS DINAMIKA KORUPSI DAN TRANSPARANSI DALAM MODEL PERTUMBUHAN EKONOMI NEOKLASIK IRKA SARI JUHANA

ANALISIS DINAMIKA KORUPSI DAN TRANSPARANSI DALAM MODEL PERTUMBUHAN EKONOMI NEOKLASIK IRKA SARI JUHANA ANALISIS DINAMIKA KORUPSI DAN TRANSPARANSI DALAM MODEL PERTUMBUHAN EKONOMI NEOKLASIK IRKA SARI JUHANA DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

Lebih terperinci

MODEL PEMBERIAN KOMPENSASI BAGI PENGANGGUR UNTUK MENCAPAI KESEJAHTERAAN EKONOMI HADI KUSWANTO

MODEL PEMBERIAN KOMPENSASI BAGI PENGANGGUR UNTUK MENCAPAI KESEJAHTERAAN EKONOMI HADI KUSWANTO MODEL PEMBERIAN KOMPENSASI BAGI PENGANGGUR UNTUK MENCAPAI KESEJAHTERAAN EKONOMI HADI KUSWANTO SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan

Lebih terperinci

MODEL PERTUMBUHAN EKONOMI DUA DAERAH BERDASARKAN MODAL DAN KNOWLEDGE MUHAMMAD TAUFIK NUSA TAJAU

MODEL PERTUMBUHAN EKONOMI DUA DAERAH BERDASARKAN MODAL DAN KNOWLEDGE MUHAMMAD TAUFIK NUSA TAJAU MODEL PERTUMBUHAN EKONOMI DUA DAERAH BERDASARKAN MODAL DAN KNOWLEDGE MUHAMMAD TAUFIK NUSA TAJAU SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Definisi infrastruktur dalam kamus besar bahasa Indonesia, dapat diartikan sebagai

II. TINJAUAN PUSTAKA. Definisi infrastruktur dalam kamus besar bahasa Indonesia, dapat diartikan sebagai II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Infrastruktur Definisi infrastruktur dalam kamus besar bahasa Indonesia, dapat diartikan sebagai sarana dan prasarana umum. Sarana secara umum diketahui sebagai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi suatu negara merupakan indikator bahwa negara tersebut berkategori miskin, berkembang atau maju, sehingga setiap negara akan berusaha

Lebih terperinci

teori distribusi neoklasik

teori distribusi neoklasik BAB 3 Pendapatan Nasional : Dari Mana Berasal dan Ke Mana Perginya Tutorial PowerPoint untuk mendampingi MAKROEKONOMI, edisi ke-6 N. Gregory Mankiw Model ini sangat sederhana namun kuat, dibangun antara

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Teoritis 3.1.1. Teori Pertumbuhan Ekonomi Berbagai model pertumbuhan ekonomi telah banyak dikemukakan oleh para ahli ekonomi. Teori pertumbuhan yang dikembangkan dimaksudkan

Lebih terperinci

menguasai tehnologi sehingga dapat meningkatkan produktivitas perekonomian. Unutk

menguasai tehnologi sehingga dapat meningkatkan produktivitas perekonomian. Unutk TEORI HUMAN CAPITAL Secara teoritis pembangunan mensyaratkan adanya sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. SDM ini dapat berperan sebagai faktor produksi tenaga kerja yang dapat menguasai tehnologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Standar hidup suatu bangsa dalam jangka panjang tergantung pada

BAB I PENDAHULUAN. Standar hidup suatu bangsa dalam jangka panjang tergantung pada 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Standar hidup suatu bangsa dalam jangka panjang tergantung pada kemampuan bangsa dalam menggapai tingkat produktivitas yang tinggi dan berkesinambungan,

Lebih terperinci

ANALISIS FUNGSI PRODUKSI COBB-DOUGLAS SECARA GEOMETRI DIFERENSIAL PADA PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA

ANALISIS FUNGSI PRODUKSI COBB-DOUGLAS SECARA GEOMETRI DIFERENSIAL PADA PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA ANALISIS FUNGSI PRODUKSI COBB-DOUGLAS SECARA GEOMETRI DIFERENSIAL PADA PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA Septiva Alia Rahmani, Supriyadi Wibowo, dan Muslich Program Studi Matematika Fakultas Matematika

Lebih terperinci

PEMBAHASAN UTS GENAP 2015/2016 TEORI EKONOMI MAKRO 1

PEMBAHASAN UTS GENAP 2015/2016 TEORI EKONOMI MAKRO 1 PEMBAHASAN UTS GENAP 2015/2016 TEORI EKONOMI MAKRO 1 1. Para ekonom menggunakan beberapa variabel makroekonomi untuk mengukur prestasi seuah perekonomian. Tiga variable yang utama adalah real GDP, inflation

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kesenjangan Ekonomi Antar Wilayah Sjafrizal (2008) menyatakan kesenjangan ekonomi antar wilayah merupakan aspek yang umum terjadi dalam kegiatan pembangunan

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL SOLOW-SWAN UNTUK MEMACU PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN DEMAK

PENERAPAN MODEL SOLOW-SWAN UNTUK MEMACU PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN DEMAK PENERAPAN MODEL SOLOW-SWAN UNTUK MEMACU PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN DEMAK Dhani Kurniawan Teguh Pamuji Tri Nur Hayati Fakultas Ekonomi Universitas Sultan Fattah Demak Email : ujik_angkung@yahoo.com Abstrak

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN. fungsi permintaan, persamaan simultan, elastisitas, dan surplus produsen.

III. KERANGKA PEMIKIRAN. fungsi permintaan, persamaan simultan, elastisitas, dan surplus produsen. III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Komponen utama pasar beras mencakup kegiatan produksi dan konsumsi. Penelitian ini menggunakan persamaan simultan karena memiliki lebih dari satu

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Iklim investasi yang baik akan mendorong terjadinya pertumbuhan

I. PENDAHULUAN. Iklim investasi yang baik akan mendorong terjadinya pertumbuhan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Iklim investasi yang baik akan mendorong terjadinya pertumbuhan ekonomi melalui produktivitas yang tinggi, dan mendatangkan lebih banyak input ke dalam proses produksi.

Lebih terperinci

Pengantar Ekonomi Mikro. Modul ke: 1FEB. Konsep Ilmu Ekonomi. Fakultas. Febrina Mahliza, SE, M.Si. Program Studi Manajemen

Pengantar Ekonomi Mikro. Modul ke: 1FEB. Konsep Ilmu Ekonomi. Fakultas. Febrina Mahliza, SE, M.Si. Program Studi Manajemen Pengantar Ekonomi Mikro Modul ke: Konsep Ilmu Ekonomi Fakultas 1FEB Febrina Mahliza, SE, M.Si Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Definisi Kegiatan ekonomi merupakan kegiatan individu/perusahaan/masyarakat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 21 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pertumbuhan Ekonomi Menurut Sukirno (1994) Pertumbuhan ekonomi (Economic Growth) adalah perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa

Lebih terperinci

FLUKTUASI PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DI KOTA PADANGSIDIMPUAN

FLUKTUASI PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DI KOTA PADANGSIDIMPUAN FLUKTUASI PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DI KOTA PADANGSIDIMPUAN Enni Sari Siregar STKIP Tapanuli Selatan, Padangsidimpuan Email : ennisari056@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

III. KERANGKA TEORITIS

III. KERANGKA TEORITIS III. KERANGKA TEORITIS 3.1. Kebijakan Fiskal dan Kebijakan Moneter Kebijakan fiskal mempengaruhi perekonomian (pendapatan dan suku bunga) melalui permintaan agregat pada pasar barang, sedangkan kebijakan

Lebih terperinci

ANALISIS FUNGSI PRODUKSI COBB-DOUGLAS SECARA GEOMETRI DIFERENSIAL PADA PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA

ANALISIS FUNGSI PRODUKSI COBB-DOUGLAS SECARA GEOMETRI DIFERENSIAL PADA PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA ANALISIS FUNGSI PRODUKSI COBB-DOUGLAS SECARA GEOMETRI DIFERENSIAL PADA PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA oleh SEPTIVA ALIA RAHMANI NIM M0112080 SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan

Lebih terperinci

KAJIAN MODEL EPIDEMIK SIR DETERMINISTIK DAN STOKASTIK PADA WAKTU DISKRIT. Oleh: Arisma Yuni Hardiningsih

KAJIAN MODEL EPIDEMIK SIR DETERMINISTIK DAN STOKASTIK PADA WAKTU DISKRIT. Oleh: Arisma Yuni Hardiningsih KAJIAN MODEL EPIDEMIK SIR DETERMINISTIK DAN STOKASTIK PADA WAKTU DISKRIT Oleh: Arisma Yuni Hardiningsih 126 1 5 Dosen Pembimbing: Dra. Laksmi Prita Wardhani, M.Si Jurusan Matematika Fakultas Matematika

Lebih terperinci

Kontrol Optimum. Prinsip Maksimum Pontryagin. Toni Bakhtiar. Departemen Matematika IPB. Februari 2014

Kontrol Optimum. Prinsip Maksimum Pontryagin. Toni Bakhtiar. Departemen Matematika IPB. Februari 2014 Kontrol Optimum Prinsip Maksimum Pontryagin Toni Bakhtiar Departemen Matematika IPB Februari 214 tbakhtiar@ipb.ac.id (IPB) MAT332 Kontrol Optimum Februari 214 1 / 25 Outline Masalah kontrol optimum Prinsip

Lebih terperinci

Kontrol Optimum. Syarat Transversalitas, Current-valued Hamiltonian. Toni Bakhtiar. Departemen Matematika IPB. Februari 2014

Kontrol Optimum. Syarat Transversalitas, Current-valued Hamiltonian. Toni Bakhtiar. Departemen Matematika IPB. Februari 2014 Kontrol Optimum Syarat Transversalitas, Current-valued Hamiltonian Toni Bakhtiar Departemen Matematika IPB Februari 2014 tbakhtiar@ipb.ac.id (IPB) MAT332 Kontrol Optimum Februari 2014 1 / 37 Outline Syarat

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. sedangkan untuk negara yang sedang berkembang digunakan istilah pembangunan

II. TINJAUAN PUSTAKA. sedangkan untuk negara yang sedang berkembang digunakan istilah pembangunan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pertumbuhan Ekonomi Menurut beberapa pakar ekonomi pembangunan, pertumbuhan ekonomi merupakan istilah bagi negara yang telah maju untuk menyebut keberhasilannya, sedangkan untuk

Lebih terperinci

ANALISIS KONSUMSI DAN PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI SUMATERA BARAT

ANALISIS KONSUMSI DAN PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI SUMATERA BARAT ANALISIS KONSUMSI DAN PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI SUMATERA BARAT Nurhuda. N, Sri Ulfa Sentosa, Idris Program Magister Ilmu Ekonomi Universitas Negeri Padang Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Tidak ada gading yang tak retak, kepada para pembaca kami mohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan buku ini kedepan.

KATA PENGANTAR. Tidak ada gading yang tak retak, kepada para pembaca kami mohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan buku ini kedepan. i KATA PENGANTAR Penulis mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas selesainya penulisan buku Pengantar Teori Ekonomi. Buku ini bukanlah karya tulis asli dari penulis tetapi kumpulan materi kuliah

Lebih terperinci

PROSIDING ISBN :

PROSIDING ISBN : S - 10 APLIKASI METODE FULL INFORMATION MAXIMUM LIKELIHOOD (FIML) PADA PENYELESAIAN SISTEM PERSAMAAN SIMULTAN (Studi Kasus : Data Stok Uang, PDRB, dan Konsumsi Rumah Tangga Di DIY) Eka Septiana 1, Retno

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kebutuhan manusia selalu berkembang sejalan dengan tuntutan zaman, tidak

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kebutuhan manusia selalu berkembang sejalan dengan tuntutan zaman, tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kebutuhan manusia selalu berkembang sejalan dengan tuntutan zaman, tidak sekedar memenuhi kebutuhan hayati saja, namun juga menyangkut kebutuhan lainnya seperti

Lebih terperinci

III PEMBAHASAN. untuk setiap di dan untuk setiap, dengan. (Peressini et al. 1988)

III PEMBAHASAN. untuk setiap di dan untuk setiap, dengan. (Peressini et al. 1988) 4 untuk setiap di dan untuk setiap (Peressini et al 1988) Definisi 22 Teorema Deret Taylor Nilai hampiran f di x untuk fungsi di a (atau sekitar a atau berpusat di a) didefinisikan (Stewart 1999) 24 Kontrol

Lebih terperinci

TEKNOLOGI, PERDAGANGAN INTERNASIONAL DAN PERTUMBUHAN EKONOMI: SUATU KAJIAN TEORI EKONOMI KLASIK KE PERDAGANGAN INTERNASIONAL MODERN

TEKNOLOGI, PERDAGANGAN INTERNASIONAL DAN PERTUMBUHAN EKONOMI: SUATU KAJIAN TEORI EKONOMI KLASIK KE PERDAGANGAN INTERNASIONAL MODERN TEKNOLOGI, PERDAGANGAN INTERNASIONAL DAN PERTUMBUHAN EKONOMI: SUATU KAJIAN TEORI EKONOMI KLASIK KE PERDAGANGAN INTERNASIONAL MODERN Sidik Budiono Fakultas Ekonomi Universitas Ottow-Geissler, Jayapura,

Lebih terperinci

MODEL SKEDUL MIGRASI DAN APLIKASINYA DALAM PROYEKSI PENDUDUK MULTIREGIONAL MUSLIMAH

MODEL SKEDUL MIGRASI DAN APLIKASINYA DALAM PROYEKSI PENDUDUK MULTIREGIONAL MUSLIMAH MODEL SKEDUL MIGRASI DAN APLIKASINYA DALAM PROYEKSI PENDUDUK MULTIREGIONAL MUSLIMAH SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan prosesnya yang berkelanjutan merupakan kondisi utama bagi kelangsungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang, terus melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang, terus melaksanakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang, terus melaksanakan pembangunan secara berencana dan bertahap, tanpa mengabaikan usaha pemerataan dan kestabilan. Pembangunan

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI DAN PERUBAHAN STRUKTUR

PERTUMBUHAN EKONOMI DAN PERUBAHAN STRUKTUR PERTUMBUHAN EKONOMI DAN PERUBAHAN STRUKTUR Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Pembangunan ekonomi di Indonesia merupakan bagian penting dari pembangunan nasional dengan tujuan akhir, yakni meningkatkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN II. LANDASAN TEORI

I. PENDAHULUAN II. LANDASAN TEORI 1 I PENDAHULUAN 11 Latar Belakang Setiap perusahaan menyadari bahwa total biaya produksi sangat berkaitan dengan outputnya Jika perusahaan meningkatkan kapasitas produksi, maka perusahaan tersebut tentunya

Lebih terperinci

MODEL PERTUMBUHAN EKONOMI DENGAN INPUT SUMBER DAYA ALAM TERBARUKAN NUR NA IMAH

MODEL PERTUMBUHAN EKONOMI DENGAN INPUT SUMBER DAYA ALAM TERBARUKAN NUR NA IMAH MODEL PERTUMBUHAN EKONOMI DENGAN INPUT SUMBER DAYA ALAM TERBARUKAN NUR NA IMAH DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2012 ABSTRAK NUR NA IMAH.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Teori Produksi Produksi merupakan hasil akhir dari proses atau aktivitas ekonomi dengan memanfaatkan beberapa masukan atau input. Dengan pengertian ini dapat dipahami bahwa kegiatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keahlian-keahlian, kemampuan untuk berfikir yang dimiliki oleh tenaga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keahlian-keahlian, kemampuan untuk berfikir yang dimiliki oleh tenaga BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Tenaga Kerja Menurut Sudarso (1991), tenaga kerja merupakan manusia yang dapat digunakan dalam proses produksi yang meliputi keadaan fisik jasmani, keahlian-keahlian,

Lebih terperinci

SUMBER DAYA ALAM TERBARUKAN DALAM MODEL SEWA EKONOMI SUSI SUSANTI

SUMBER DAYA ALAM TERBARUKAN DALAM MODEL SEWA EKONOMI SUSI SUSANTI SUMBER DAYA ALAM TERBARUKAN DALAM MODEL SEWA EKONOMI SUSI SUSANTI DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 206 PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

Lebih terperinci

MODUL MATEMATIKA II. Oleh: Dr. Eng. LILYA SUSANTI

MODUL MATEMATIKA II. Oleh: Dr. Eng. LILYA SUSANTI MODUL MATEMATIKA II Oleh: Dr. Eng. LILYA SUSANTI DEPARTEMEN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL KATA PENGANTAR Puji sukur kehadirat Allah SWT

Lebih terperinci

PERTEMUAN 5 dan 6 PERTUMBUHAN EKONOMI DAN PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI

PERTEMUAN 5 dan 6 PERTUMBUHAN EKONOMI DAN PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI PERTEMUAN 5 dan 6 PERTUMBUHAN EKONOMI DAN PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI Pendahuluan Pembangunan ekonomi merupakan salah satu bagian penting dari pembangunan nasional dengan tujuan utama untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pembangunan ekonomi, pertumbuhan ekonomi, dan teori konvergensi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pembangunan ekonomi, pertumbuhan ekonomi, dan teori konvergensi. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai teori yang menjadi dasar dari pokok permasalahan yang diamati. Teori yang dibahas dalam bab ini terdiri dari pengertian pembangunan ekonomi,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional. Pendapatan

Lebih terperinci

VII. SIMPULAN DAN SARAN

VII. SIMPULAN DAN SARAN VII. SIMPULAN DAN SARAN 7.1. Simpulan Hasil analisis menunjukkan bahwa secara umum dalam perekonomian Indonesia terdapat ketidakseimbangan internal berupa gap yang negatif (defisit) di sektor swasta dan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisi kesimpulan yang diperoleh selama pengerjaan tugas akhir serta saran perbaikan yang dapat dilakukan untuk penelitian lanjutan. 5.1 Kesimpulan Dari penelitian tugas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Pertumbuhan Ekonomi Prof. Simon Kuznet (1871) mendefinisikan bahwa pertumbuhan ekonomi sebagai kenaikan jangka panjang untuk menyediakan berbagai jenis

Lebih terperinci

JURNAL ILMIAH. Disusun oleh : Rafli Rinaldi

JURNAL ILMIAH. Disusun oleh : Rafli Rinaldi ANALISIS PENGARUH KONSUMSI PEMERINTAH, INVESTASI PEMERINTAH, INVESTASI SWASTA, DAN ANGKATAN KERJA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI REGIONAL (STUDI KASUS PROPINSI JAWA TIMUR TAHUN 2007-2011) JURNAL ILMIAH Disusun

Lebih terperinci

Pertanyaan: Isi semua kolom tersebut (sertakan perhitungannya di bawah tabel)

Pertanyaan: Isi semua kolom tersebut (sertakan perhitungannya di bawah tabel) Tugas PIE Makro 1. Diketahui: C = 50 + 0,8 Yd S = - 50 + 0,2 Yd I = 40 Pendapatan Nasional Konsumsi RT Tabungan RT Investasi Pengeluaran Agregat 0 150 200 450 600 750 Pertanyaan: Isi semua kolom tersebut

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. baik selama periode tertentu. Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan sebagai

I. PENDAHULUAN. baik selama periode tertentu. Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan sebagai 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan proses perubahan kondisi perekonomian suatu negara secara berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik selama periode tertentu. Pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Penelitian Terdahulu Reselawati (2011). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh perkembangan UKM seperti (tenaga kerja UKM, ekspor

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keadaan perekonomian suatu negara memberikan pengaruh yang besar terhadap kesejahteraan masyarakatnya. Jika keadaan perekonomian suatu negara itu meningkat, berarti

Lebih terperinci

Pengeluaran Agregat yang direncanakan (AE) dan Ekuilibrium Output

Pengeluaran Agregat yang direncanakan (AE) dan Ekuilibrium Output Pengeluaran Agregat yang direncanakan (AE) dan Ekuilibrium Output 1. Model Arus Lingkar Pendapatan (The Circular Flow of Income model) 2. Pengeluaran Agregate yang direncanakan (Agregate Expenditure, AE)

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN. sektor produksi merupakan salah satu kunci keberhasilan pembangunan ekonomi.

III. KERANGKA PEMIKIRAN. sektor produksi merupakan salah satu kunci keberhasilan pembangunan ekonomi. III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Teoritis Input-Output Integrasi ekonomi yang menyeluruh dan berkesinambungan di antar semua sektor produksi merupakan salah satu kunci keberhasilan pembangunan ekonomi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. modal manusia merupakan salah satu faktor penting untuk mencapai pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. modal manusia merupakan salah satu faktor penting untuk mencapai pertumbuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Modal manusia memiliki peran sentral dalam pembangunan ekonomi. Pembangunan berkelanjutan merupakan tujuan dari suatu negara maka peran modal manusia merupakan

Lebih terperinci

Hubungan antara Inflasi dan Jumlah Uang Beredar

Hubungan antara Inflasi dan Jumlah Uang Beredar Hubungan antara Inflasi dan Jumlah Uang Beredar Paper ini mengulas hubungan antara inflasi dan jumlah uang beredar. Bagian pertama mengulas teori yang menjadi dasar paper ini, yaitu teori kuantitas uang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. baik. Pembangunan ekonomi menurut Todaro dan Smith (2006) adalah suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. baik. Pembangunan ekonomi menurut Todaro dan Smith (2006) adalah suatu BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teori 2.1.1. Pembangunan Ekonomi Pembangunan dapat dimaknai sebagai sesuatu yang berubah menjadi lebih baik. Pembangunan ekonomi menurut Todaro dan Smith (2006) adalah

Lebih terperinci

PENGANTAR EKONOMI MIKRO DEWI TAURUSYANTI, MM.,SE. STRUKTUR PASAR -PASAR PERSAINGAN SEMPURNA-

PENGANTAR EKONOMI MIKRO DEWI TAURUSYANTI, MM.,SE. STRUKTUR PASAR -PASAR PERSAINGAN SEMPURNA- PENGANTAR EKONOMI MIKRO DEWI TAURUSYANTI, MM.,SE. STRUKTUR PASAR -PASAR PERSAINGAN SEMPURNA- DI SUSUN OLEH : KELOMPOK 9 SANIA MASTIA JAYANTI (0221 11 235) ROSYIFAH WULANDINY (0221 11 237) IRIANI MURIB

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. fenomena yang relatif baru bagi perekonomian Indonesia. perekonomian suatu Negara. Pertumbuhan ekonomi juga diartikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. fenomena yang relatif baru bagi perekonomian Indonesia. perekonomian suatu Negara. Pertumbuhan ekonomi juga diartikan sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan perekonomian dunia dewasa ini ditandai dengan semakin terintegrasinya perekonomian antar negara. Indonesia mengikuti perkembangan tersebut melalui serangkaian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kesejahteraan masyarakat merupakan salah satu tujuan dari pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Kesejahteraan masyarakat merupakan salah satu tujuan dari pembangunan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesejahteraan masyarakat merupakan salah satu tujuan dari pembangunan ekonomi nasional yang dapat dicapai melalui pembenahan taraf hidup masyarakat, perluasan lapangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Cita-cita bangsa Indonesia dalam konstitusi negara adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. Cita-cita bangsa Indonesia dalam konstitusi negara adalah untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Cita-cita bangsa Indonesia dalam konstitusi negara adalah untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur. Cita-cita mulia tersebut dapat diwujudkan melalui pelaksanaan

Lebih terperinci

EVALUASI KESINAMBUNGAN FISKAL MENGGUNAKAN MODEL DINAMIKA UTANG PUBLIK WIDIA LESTARI

EVALUASI KESINAMBUNGAN FISKAL MENGGUNAKAN MODEL DINAMIKA UTANG PUBLIK WIDIA LESTARI EVALUASI KESINAMBUNGAN FISKAL MENGGUNAKAN MODEL DINAMIKA UTANG PUBLIK WIDIA LESTARI DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013 PERNYATAAN MENGENAI

Lebih terperinci

III. KERANGKA TEORI. sisi produksi maupun pasar, disajikan pada Gambar 1. Dari sisi produksi,

III. KERANGKA TEORI. sisi produksi maupun pasar, disajikan pada Gambar 1. Dari sisi produksi, III. KERANGKA TEORI Pasar jagung, pakan dan daging ayam ras di Indonesia dapat dilihat dari sisi produksi maupun pasar, disajikan pada Gambar 1. Dari sisi produksi, keterkaitan ketiga pasar tersebut dapat

Lebih terperinci

BIFURKASI HOPF PADA MODEL SILKUS BISNIS KALDOR-KALECKI TANPA WAKTU TUNDA

BIFURKASI HOPF PADA MODEL SILKUS BISNIS KALDOR-KALECKI TANPA WAKTU TUNDA BIFURKASI HOPF PADA MODEL SILKUS BISNIS KALDOR-KALECKI TANPA WAKTU TUNDA NURRACHMAWATI 1) DAN A. KUSNANTO 2) 1) Mahasiswa Program Studi Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut

Lebih terperinci

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE) LABUHAN BATU

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE) LABUHAN BATU SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE) LABUHAN BATU GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP) Nama Mata Kuliah / Kode Mata Kuliah : PENGANTAR EKONOMI MIKRO / MKKK 203 3 SKS Deskripsi Singkat : Mata Kuliah Keahlian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah ekonomi dalam jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi yag pesat merupakan feneomena penting yang

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah ekonomi dalam jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi yag pesat merupakan feneomena penting yang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah ekonomi dalam jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi yag pesat merupakan feneomena penting yang dialami dunia hanya semenjak dua abad

Lebih terperinci

MODEL PERTUMBUHAN EKONOMI BERDASARKAN FUNGSI STOK UANG MUNAWAR

MODEL PERTUMBUHAN EKONOMI BERDASARKAN FUNGSI STOK UANG MUNAWAR MODEL PERTUMBUHAN EKONOMI BERDASARKAN FUNGSI STOK UANG MUNAWAR SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. banyak belum menjamin bahwa akan tersedia lapangan pekerjaan yang memadai

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. banyak belum menjamin bahwa akan tersedia lapangan pekerjaan yang memadai BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Penduduk merupakan faktor penting dalam proses pembangunan yakni sebagai penyedia tenaga kerja. Namun dengan kondisi tenaga kerja dalam jumlah banyak belum menjamin bahwa

Lebih terperinci

PASAR UANG & PASAR BARANG (Keseimbangan Kurva IS-LM)

PASAR UANG & PASAR BARANG (Keseimbangan Kurva IS-LM) PASAR UANG & PASAR BARANG (Keseimbangan Kurva IS-LM) Model IS-LM Model IS-LM adalah interpretasi terkemuka dari teori Keynes. Tujuan dari model ini adalah untuk menunjukkan apa yang menentukan pendapatan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. padahal pertumbuhan dan pembangunan itu berbeda. Menurut sadono sukirno

II. TINJAUAN PUSTAKA. padahal pertumbuhan dan pembangunan itu berbeda. Menurut sadono sukirno 13 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pertumbuhan Ekonomi Banyak yang menilai bahwa pertumbuhan dan pembangunan ekonomi itu sama, padahal pertumbuhan dan pembangunan itu berbeda. Menurut sadono sukirno pembangunan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Populasi Populasi merupakan kumpulan tumbuhan, hewan, ataupun organisme lain dari spesies yang sama yang hidup secara bersama dan melakukan proses berkembang biak. Sedangkan

Lebih terperinci

MAT332 Kontrol Optimum

MAT332 Kontrol Optimum MAT332 Kontrol Optimum Kontrak Belajar dan Rencana Perkuliahan Toni Bakhtiar Departemen Matematika IPB Februari 2014 tbakhtiar@ipb.ac.id (IPB) MAT332 Kontrol Optimum Februari 2014 1 / 12 Identitas 1 Nama

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN VI.1 Kesimpulan Pentingnya tabungan bagi masyarakat selain sebagai dana cadangan untuk pengeluaran yang tidak terduga juga merupakan akumulasi modal dan kekayaan yang bisa dipergunakan

Lebih terperinci

Permintaan Agregat dalam Perekonomian Tertutup: Perilaku Pasar Barang dan Pasar Uang

Permintaan Agregat dalam Perekonomian Tertutup: Perilaku Pasar Barang dan Pasar Uang Modul 1 Permintaan Agregat dalam Perekonomian Tertutup: Perilaku Pasar Barang dan Pasar Uang Arief Ramayandi, S.E., MecDev., Ph.D. Ari Tjahjawandita, S.E., M.Si. M PENDAHULUAN odul ini akan menjelaskan

Lebih terperinci

MODEL PERTUMBUHAN EKONOMI MANKIW ROMER WEIL DENGAN PENGARUH PERAN PEMERINTAH TERHADAP PENDAPATAN

MODEL PERTUMBUHAN EKONOMI MANKIW ROMER WEIL DENGAN PENGARUH PERAN PEMERINTAH TERHADAP PENDAPATAN MODEL PERTUMBUHAN EKONOMI MANKIW ROMER WEIL DENGAN PENGARUH PERAN PEMERINTAH TERHADAP PENDAPATAN Desi Oktaviani, Kartono 2, Farikhin 3,2,3 Departemen Matematika, Fakultas Sains dan Matematika, Universitas

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. perekonomian adalah suatu proses penggunaan faktor-faktor produksi untuk

II. TINJAUAN PUSTAKA. perekonomian adalah suatu proses penggunaan faktor-faktor produksi untuk 19 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Pertumbuhan Ekonomi Mankiw (2003) menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi menunjukkan sejauh mana aktivitas perekonomian akan menghasilkan tambahan pendapatan masyarakat pada

Lebih terperinci

Fungsi Peubah Banyak. Modul 1 PENDAHULUAN

Fungsi Peubah Banyak. Modul 1 PENDAHULUAN Modul 1 Fungsi Peubah Banak Prof. Dr. Bambang Soedijono PENDAHULUAN D alam modul ini dibahas masalah Fungsi Peubah Banak. Dengan sendirina para pengguna modul ini dituntut telah menguasai pengertian mengenai

Lebih terperinci

FORMULASI HAMILTONIAN UNTUK MENGGAMBARKAN GERAK GELOMBANG INTERNAL PADA LAUT DALAM RINA PRASTIWI

FORMULASI HAMILTONIAN UNTUK MENGGAMBARKAN GERAK GELOMBANG INTERNAL PADA LAUT DALAM RINA PRASTIWI FORMULASI HAMILTONIAN UNTUK MENGGAMBARKAN GERAK GELOMBANG INTERNAL PADA LAUT DALAM RINA PRASTIWI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan

Lebih terperinci

DAMPAK KEBIJAKAN MONETER TERHADAP KINERJA SEKTOR RIIL DI INDONESIA

DAMPAK KEBIJAKAN MONETER TERHADAP KINERJA SEKTOR RIIL DI INDONESIA DAMPAK KEBIJAKAN MONETER TERHADAP KINERJA SEKTOR RIIL DI INDONESIA LIRA MAI LENA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2 0 0 7 ABSTRAK Lira Mai Lena. Dampak Kebijakan Moneter terhadap Kinerja Sektor

Lebih terperinci

Catatan Kuliah 11 Memahami dan Menganalisa Optimasi dengan Kendala Persamaan

Catatan Kuliah 11 Memahami dan Menganalisa Optimasi dengan Kendala Persamaan Catatan Kuliah 11 Memahami dan Menganalisa Optimasi dengan Kendala ersamaan 1. Maksimum Kepuasan dan ermintaan Konsumen Misalkan seorang konsumen dihadapkan pada pilihan barang untuk dikonsumsi, aitu barang

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

SATUAN ACARA PERKULIAHAN FR-FE-1.1-R0 SATUAN ACARA PERKULIAHAN FAKULTAS : EKONOMI JURUSAN : S1. Akuntansi MATA KULIAH : Matematika Ekonomi II KODE MATA KULIAH : BEBAN KREDIT : 4 sks TAHUN AKADEMIK : 2011/2012 ( SEMESTER GANJIL

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. pertumbuhan ekonomi di suatu wilayah. Ketimpangan ekonomi antar wilayah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. pertumbuhan ekonomi di suatu wilayah. Ketimpangan ekonomi antar wilayah BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Ketimpangan Ekonomi Antar Wilayah Ketimpangan ekonomi antar wilayah merupaka ketidakseimbangan pertumbuhan ekonomi di suatu wilayah. Ketimpangan ekonomi

Lebih terperinci

Paradigma Pertumbuhan

Paradigma Pertumbuhan Paradigma Pertumbuhan Sir Roy Harrod (1900 1978) Evsey Domar (1914 1997) John Maynard Keynes (1883 1946) Model Pertumbuhan Harrod Domar Roy Harrod (1939) Evsey Domar (1946) John Maynard Keynes Tingkat

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini akan dijabarkan beberapa teori yang menjadi landasan analisis penulis mengenai hubungan ketiga variabel utama, yakni perdagangan internasional, investasi luar negeri

Lebih terperinci

KESEIMBANGAN EKONOMI Melihat lebih mendalam keseimbangan Pendapatan Nasional yang ditentukan oleh Pengeluaran Agregat ( Pendekatan Keynesian )

KESEIMBANGAN EKONOMI Melihat lebih mendalam keseimbangan Pendapatan Nasional yang ditentukan oleh Pengeluaran Agregat ( Pendekatan Keynesian ) KESEIMBANGAN EKONOMI Melihat lebih mendalam keseimbangan Pendapatan Nasional yang ditentukan oleh Pengeluaran Agregat ( Pendekatan Keynesian ) PREPARED BY : S. K.TOMASOA, SE.,M.Si. Keseimbangan Ekonomi

Lebih terperinci

GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP) Jurusan Manajemen/Akuntansi - Program Studi S1 Manajemen/Akuntansi Fakutas Ekonomi Universitas Gunadarma

GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP) Jurusan Manajemen/Akuntansi - Program Studi S1 Manajemen/Akuntansi Fakutas Ekonomi Universitas Gunadarma GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP) Jurusan Manajemen/Akuntansi - Program Studi S1 Manajemen/Akuntansi Fakutas Ekonomi Universitas Gunadarma Nama Mata Kuliah/Kode Koordinator Deskripsi Singkat : Pengantar

Lebih terperinci

Waktu Optimal Dalam Diversifikasi Produksi Sumber Energi Terbarukan dan Tidak Terbarukan dengan Menggunakan Prinsip Minimum Pontryagin

Waktu Optimal Dalam Diversifikasi Produksi Sumber Energi Terbarukan dan Tidak Terbarukan dengan Menggunakan Prinsip Minimum Pontryagin JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol., No., (03) 337-350 (30-98X Print) Waktu Optimal Dalam Diversifikasi Produksi Sumber Energi Terbarukan dan Tidak Terbarukan dengan Menggunakan Prinsip Minimum Pontryagin

Lebih terperinci