BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Populasi Populasi merupakan kumpulan tumbuhan, hewan, ataupun organisme lain dari spesies yang sama yang hidup secara bersama dan melakukan proses berkembang biak. Sedangkan proses berkembang biak merupakan kemampuan dari suatu individu atau organisme untuk melakukan reproduksi dalam rangka mempertahankan keturunannya. Suatu populasi dapat mengalami perkembangan dengan baik jika memiliki persediaan pangan yang cukup dan luasan wilayah yang memadai. Populasi dapat mengalami suatu perubahan, baik perubahan dalam hal bertambah jumlah populasinya ataupun sebaliknya mengalami penurunan jumlah populasinya. Terdapat beberapa faktor utama yang mempengaruhi perubahan dalam populasi penduduk yaitu kelahiran, kematian, imigrasi dan emigrasi (Gotelli, 1995). 2.2 Model Pertumbuhan Eksponensial dan Logistik Titik awal perkembangan model pertumbuhan penduduk ditandai dengan diterbitkan sebuah tulisan berjudul The Principle of Population pada tahun 1798 oleh Thomas R. Malthus. Di dalamnya ia menyajikan teori pertumbuhan populasi manusia dan hubungan antara over-population dan misery. Model yang ia gunakan sekarang disebut model eksponensial pertumbuhan populasi. Pada 1846, Pierre Francois Verhulst, seorang ilmuwan Belgia mengatakan bahwa pertumbuhan penduduk tidak hanya tergantung pada ukuran populasi tetapi juga pada efek dari daya dukung yang akan membatasi pertumbuhan. Modelnya yang sekarang disebut model logistik atau model Verhulst. Perubahan jumlah populasi setiap waktu merupakan salah satu penanda terjadinya pertumbuhan populasi yang dipengaruhi oleh jumlah kelahiran, kematian dan migrasi. Salah satu model pertumbuhan adalah model pertumbuhan kontinu khususnya model logistik. Dimana model pertumbuhan logistik tersebut tentunya mempunyai kelebihan dan kekurangan. Dengan diketahuinya banyaknya kelahiran, kematian dan migrasi 6

2 7 maka laju perubahan populasi dapat dihitung. Model ini merupakan pengembangan dari model pertumbuhan eksponensial yang pertama kali dicetuskan oleh Maltus (Haberman, 1977). Berbeda dengan model eksponensial, model ini memasukkan batas untuk populasinya sehingga jumlah populasi dengan model ini tidak akan tumbuh secara tak terhingga. Laju pertumbuhan penduduk akan terbatas akan ketersediaan makanan, tempat tinggal, dan sumber hidup lainnya. Dengan asumsi tersebut, jumlah populasi dengan model ini akan selalu terbatas pada suatu nilai tertentu Model pertumbuhan eksponensial Beberapa asumsi yang digunakan dalam pendugaan pertumbuhan penduduk secara eksponensial, yaitu: 1. Laju kelahiran dan kematian konstan 2. Tidak ada struktur genetik 3. Tidak ada struktur perbedaan umur dan ukuran 4. Tidak ada waktu tunda Misalkan N menunjukkan ukuran dari suatu populasi dan t menunjukkan waktu maka N t merupakan jumlah individu dalam suatu populasi pada waktu t. Sedangkan ukuran populasi pada satu satuan waktu berikutnya dinotasikan dengan N t+1 adalah N t+1 = N t + B + I D E (2.1) atau N t+1 N t = B + I D E, maka N = B + I D E (2.2)

3 8 dengan : B = jumlah kelahiran D = jumlah kematian I = jumlah individu yang masuk ke dalam populasi E = jumlah individu yang keluar dari populasi N t+1 = perubahan populasi dari satu satuan waktu berikutnya N = perubahan ukuran populasi dari waktu t ke t +1 Jika disumsikan ukuran populasi hanya dipengaruhi oleh jumlah kelahiran dan jumlah kematian, maka persamaan (2.2) menjadi N = B D (2.3) Jika perubahan populasi terjadi dalam selang waktu yang sangat kecil, maka pertumbuhan penduduk dapat diasumsikan kontinu, sehingga pertumbuhan populasi dapat dinyatakan dalam bentuk persamaan diferensial. dt = B D (bentuk diskrit) (2.4) Besarnya jumlah kelahiran dan jumlah kematian sangat bergantung pada laju kelahiran (b) dan laju kematian (d), yaitu B = bn dan D = (2.5) Sehingga persamaan (2.4) menjadi dt = bn (2.6) atau =(b d)n (2.7) dt Jika b d = r, dengan r adalah laju pertumbuhan intrinsik, maka diperoleh dt = rn (2.8) atau N = rdt (2.9)

4 9 Untuk menduga besarnya populasi pada saat tertentu persamaan di atas diintegralkan kedua ruasnya, sehingga diperoleh lnn + C 1 = rt + C 2 (2.10) atau ln(n) =rt +(C 2 C 1 )=rt + C (2.11) sehingga diperoleh N(t) =e rt+c, atau N(t) =e rt e C (2.12) Dengan memasukkan syarat awal N(0) = N 0 ke persamaan ini, diperoleh N(0) = e C = N 0 (2.13) Sehingga persamaan (2.12) dapat ditulis sebagai N(t) =N 0 e rt (2.14) Persamaan (2.14) kemudian disebut sebagai Model Pertumbuhan Eksponensial. Nilai r dapat diperoleh dari persamaan (2.14), yaitu r = ln( Nt N 0 ) t (2.15)

5 10 Gambar 2.1 Grafik pertumbuhan eksponensial Model pertumbuhan logistik Model logistik digunakan karena pada kenyataan di alam bahwa besar kecilnya populasi bergantung pada kerapatannya, sehingga laju kelahiran dan laju kematian tidak konstan (Haberman, 1977). Jika diasumsikan bahwa tinggi kerapatan suatu populasi akan menurunkan laju kelahiran secara linier dan meningkatkan laju kematian secara linier pula, maka model linier untuk kedua model ini adalah b = b 0 an (2.16) dan d = d 0 + cn (2.17) jika r = b d, maka r =(b 0 an) (d 0 cn) atau dapat ditulis r =(b 0 d 0 ) (a + c)n (2.18) Jika persamaan (2.18) disubstitusikan dengan persamaan (2.8), maka dt =[(b 0 d 0 ) (a + c)n]n (2.19) Persamaan (2.19) ekuivalen dengan dt = (b 0 d 0 ) (b 0 d 0 ) [(b 0 d 0 ) (a + c)n]n

6 11 dt =(b 0 d 0 )[ (b 0 d 0 ) (b 0 d 0 ) (a+c) (b 0 d 0 ) N]N dt sehingga =(b 0 d 0 )N[1 (a+c) (b 0 d 0 ) N], atau dapat ditulis besaran (b 0 d 0 ) (a+c) dt (a + c) = rn[1 N] (2.20) (b 0 d 0 ) dt = rn[1 1 1 N] (2.21) (b 0 d 0 ) (a+c) adalah kapasitas tampung (K), maka persamaan (2.21) menjadi dt = rn(1 N K ) (2.22) Jika persamaan (2.22) diderhanakan diperoleh dt = KrN rn2 K (2.23) atau dt = r(kn N 2 ) (2.24) K Dengan menggunakan metode pemisahan variabel, persamaan (2.24) dapat diselesaikan sebagai berikut: K = rdt (2.25) (KN N 2 ) Jika kedua ruas pada persamaan (2.25) diintegralkan, maka diperoleh Karena K N(K N) = 1 N(K N) = A N + B K N rdt (2.26) = A(K N)+B(N) N(K N) (2.27) maka 1 = A(K N) +B(N). Dengan substitusi N =0danN = K, diperoleh A = B = 1, jadi persamaan (2.27) dapat ditulis sebagai K sehingga K 1 1 N(K N) = (K N)+ 1 (N) K K N(K N) N(K N) = K 1 1 K [ N + = 1 K [ 1 N + 1 K N ] (2.28) 1 K N ] = rdt (2.29)

7 12 Jadi persamaan (2.26) dapat ditulis menjadi K 1 1 K [ N + 1 K N ] = rdt (2.30) Hasil pengintegralan persamaan (2.30) adalah sebagai berikut lnn ln(k N) =rt + c (2.31) Dengan menggunakan sifat penjumlahan dan pengurangan pada logaritma natural (ln), persamaan (2.31) dapat ditulis sebagai berikut: N ln = rt + C (2.32) (K N) Jika kedua ruas pada persamaan (2.32) dieksponensial, maka diperoleh N K N = ert+c (2.33) Kedua ruas persamaan (2.33) dikalikan dengan (K-N), sehingga diperoleh N = e rt e C (K N) =Ke rt e C Ne rt e C (2.34) atau N(1 + e rt e C )=Ke rt e C (2.35) Kedua ruas pada persamaan (2.35) dibagi dengan (1 + e rt e C ) sehingga diperoleh N = Kert e C, atau dapat ditulis (1+e rt e C ) N(t) = Kert e C (1 + e rt e C ) (2.36) Jika diambil t=0 sebagai syarat awal, maka diperolehn(0) = Ker0 e C (1+e r0 e C ) atau N(0) = N 0 = KeC (2.37) 1+e C Jika kedua ruas dikalikan dengan 1 + e C, maka diperoleh N 0 (1 + e C )=Ke C (2.38) Dengan menggunakan sifat distributif penjumlahan, maka persamaan (2.38) menjadi N 0 + N 0 e C = Ke C (2.39)

8 13 Kedua ruas dikurangi dengan N 0 e C,diperoleh N 0 = Ke C N 0 e C atau N 0 =(K N 0 )e C (2.40) Sehingga diperoleh e C = N 0 (2.41) K N 0 Dengan substitusi nilai e C pada persamaan (2.41) ke persamaan (2.36), maka diperoleh N(t) = Kert N 0 K N 0 1+e rt N 0 (2.42) K N 0 Jika penyebut dan pembilang dikalikan dengan KN 0 N 0 e rt, maka diperoleh N(t) = K = K ( K N 0 )e N rt +1 1+( K N 0 )e 0 N 0 N t = rt atau dapat pula ditulis K 1+( K N 0 1)e rt (2.43) Gambar 2.2 Grafik pertumbuhan logistik 2.3 Hukum Pertumbuhan Richards Dalam pertumbuhan ekonomi standar biasanya diasumsikan bahwa pertumbuhan tenaga kerja mengikuti pertumbuhan eksponensial seperti pada persamaan (2.14). L(t) =L 0 e rt (2.44)

9 14 dengan r = L = L t L L Asumsi bahwa pertumbuhan tenaga kerja mengikuti pertumbuhan eksponensial bukan hal yang realistis maka dengan menggunakan hukum Richards akan terlihat pertumbuhan penduduk yg lebih akurat. Berdasarkan r = L L = rl L dan mengalikannya dengan 1 L L diperoleh: ( L = rl 1 L ) (2.45) L Diperoleh masalah nilai awal dari hukum Richards: ( L = rl 1 L ) δ (2.46) L L (0) = L 0, dimana r>0 Dengan persamaan diferensial, hukum Richards menjadi : L(t) = L [1 + e d δrt ] 1 δ (2.47) dimana : d = ln[( L L 0 ) δ 1] dan L = L 2 Tiga sifat utama dari pertumbuhan Logistik Richards yaitu: 1. lim t + L(t) =L 2. Tingkat pertumbuhan relatif adalah: n(t) = L(t) ( ( ) ) δ L(t) L(t) = rl(t) 1 = r L 0L (L δ L δ 0)e δrt L [L δ 0e δrt +(L L δ 0)] 2 δ (2.48) Ketika t kecil, n(t) dekat dengan r dan menurun monoton dengan 0 sebagai t Tingkat pertumbuhan relatif maksimum diberikan oleh ( dan ˆt = L 1 ) 1 δ L+δ n(ˆt) = rl δ (1 + δ) 1+ 1 δ (2.49)

10 15 3. Kurva pertumbuhan adalah sigmoid dan nilai perubahannya berada pada bagian (1 + δ) 1 δ dari nilai akhir. 2.4 Pertumbuhan Ekonomi Proses pertumbuhan ekonomi secara garis besarnya dipengaruhi oleh dua macam faktor, yakni faktor ekonomi dan non ekonomi. Pertumbuhan ekonomi suatu negara sangat tergantung pada sumber alamnya, sumber daya manusia, kapital, usaha, teknologi, dan sebagainya. Semua itu merupakan faktor-faktor ekonomi. Tetapi pertumbuhan ekonomi tidak mungkin bisa terjadi selama lembaga sosial dan budaya, kondisi politik dan keamanan, serta nilai-nilai moral dalam suatu bangsa tidak menunjang. Dengan kata lain tanpa adanya dukungan faktor-faktor non ekonomi semacam itu secara baik, maka pertumbuhan ekonomi kemungkinan tidak terwujud. Pertumbuhan ekonomi pada umumnya diukur dari kenaikan output perkapita dalam jangka panjang. Suatu perekonomian dikatakan mengalami pertumbuhan ekonomi jika jumlah produk barang dan jasa mengalami peningkatan. Pertumbuhan output ini tercermin dalam nilai Produk Domestik Bruto. Menurut Adam Smith (Saparuddin, 2008) mengatakan bahwa terdapat tiga komponen utama pertumbuhan ekonomi, yaitu sumber daya alam yang bersifat membatasi pertumbuhan ekonomi, sumber daya modal yang bersifat aktif, dan sumber daya manusia atau jumlah penduduk yang cenderung mengikuti perkembangan perekonomian. Untuk menghitung laju pertumbuhan ekonomi suatu negara banyak caranya, tergantung model pertumbuhan bagaimana yang digunakan. Beberapa model pertumbuhan ekonomi yang sangat terkenal diantaranya adalah model pertumbuhan Harrod dan Domar, model pertumbuhan jangka panjang Solow, model akumulasi kapital Joan Robinson, model pertumbuhan Kaldor, model Mahalanobis, model Fel dman, model pertumbuhan endogenous (endogenous growth model) dan lainlain. Jones (1995) menyajikan tentang pertumbuhan endogen dengan mengemukakan faktor pertumbuhan permanen dalam variabel kebijakan tertentu mempunyai

11 16 pengaruh permanen pada laju pertumbuhan, namun secara empiris laju pertumbuhan tidak memperlihatkan adanya kepermanenan yang nyata. Dalam argumentasi yang sama, Easterly et al. (1993) mengamati bahwa laju output pertumbuhan ekonomi sangat tidak stabil sedangkan karakteristik negara itu stabil. Barro (1991), telah berhasil mengidentifikasi karakteristik variabel eksplanatori tentang pertumbuhan ekonomi. Akan tetapi belum ditemukan variabel yang signifikan dan robus dalam spesifikasi regresi yang berbeda. Adapun untuk menghitung laju pertumbuhan ekonomi pada suatu negara berdasarkan konsep GNP adalah sebagai berikut: g t = GNP t GNP t 1 GNP t 1 100% (2.50) dimana g t adalah pertumbuhan ekonomi pada tahun t, GNP t adalah besarnya Gross National Product pada tahun ke t, dan GNP t 1 adalah besarnya Gross National Product pada tahun ke t 1. Teknik perhitungan laju pertumbuhan ekonomi semacam inilah yang paling banyak digunakan oleh setiap instansi-instansi, lembaga-lembaga, badan-badan resmi pemerintah maupun swasta. 2.5 Peranan Angkatan Kerja terhadap Pertumbuhan Ekonomi Penduduk usia kerja menurut Biro Pusat Statistik (BPS) dan yang sesuai dengan yang disarankan oleh International Labor Organization (ILO), adalah penduduk usia 15 tahun ke atas, yang dikelompokkan ke dalam angkatan kerja dan bukan angkatan kerja. Angkatan kerja adalah penduduk usia 15 tahun ke atas yang mempunyai pekerjaan atau sedang mencari kerja. Sedangkan yang bukan angkatan kerja adalah penduduk usia 15 tahun ke atas yang tidak bekerja karena sekolah, atau sebagai ibu rumah tangga atau pensiunan. Dengan bertambahnya jumlah penduduk setiap tahunnya melalui kelahiran dan migrasi penduduk di suatu negara, mengakibatkan bertambahnya angkatan kerja yang berarti bertambah pula penawaran tenaga kerja. Banyaknya penduduk yang termasuk dalam angkatan kerja, dan adanya keterbatasan lapangan pekerjaan mengakibatkan terlihatnya perbedaan antara penawaran dan permintaan tenaga kerja atau pasar tenaga kerja (Sitanggang, 2004).

12 17 Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor dinamika dalam perkembangan ekonomi jangka panjang bersamaan dengan ilmu pengetahuan, tekhnologi, sumber daya alam dan kapasitas produksi. Pertumbuhan penduduk dan tenaga kerja dianggap sebagai faktor positif dalam merangsang pertumbuhan ekonomi. Jumlah tenaga kerja yang besar dapat berarti menambah jumlah tenaga produktif. Dengan meningkatnya produktivitas tenaga kerja diharapkan akan meningkatkan produksi, yang berarti akan meningkatkan pula Produk Domestik Bruto (PDB). Penduduk dunia pada tahun 1995 telah mencapai 5,8 milyar, dan diprediksi pada akhir abad ke-20 sebesar 6,3 milyar. Kemudian diproyeksikan pada tahun 2025 menjadi 8,5 milyar dan mencapai 10 milyar pada tahun Dari jumlah yang besar itu 5/6 atau 8,3 milyar tinggal di negara sedang berkembang. Tingginya pertumbuhan penduduk di negara sedang berkembang mengakibatkan kesejahteraan penduduk menjadi terganggu. Kesejahteraan itu dapat dilihat dari peningkatan pendapatan perkapita (per penduduk). Bila kenaikan penduduk lebih besar dari pertumbuhan ekonomi (dalam hal ini pertumbuhan investasi), maka kesejahteraan penduduk akan semakin kecil, artinya terjadi pengurangan jumlah pendapatan perkapita. Hal ini terjadi pada tahun 1998 dan 1999 dimana pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai -13% dan 0,3% sementara pertumbuhan penduduk Indonesia sekitar 2%. Berarti pada tahun 1998 terjadi penurunan pendapatan perkapita (Pratomo, 2006) Secara teoritis, pertumbuhan penduduk dikatakan dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dan pada akhirnya mempengaruhi standard of living penduduk suatu negara. Berbagai penelitian ekonomi menyatakan bahwa pertumbuhan penduduk mempengaruhi pertumbuhan pendapatan perkapita secara tidak langsung melalui perkembangan teknologi dan akumulasi human capital. Dalam jangka panjang, pengaruh tersebut dapat bersifat positif maupun negatif (Tournemaine, 2007). Fungsi produksi pada suatu barang atau jasa tertentu (q) adalah q = f(k, L) dimana K merupakan modal dan L adalah tenaga kerja yang memperlihatkan jumlah maksimum sebuah barang atau jasa yang dapat diproduksi dengan menggunakan kombinasi alternatif antara modal K dan tenaga kerja L, maka apabila

13 18 salah satu masukan ditambah satu unit tambahan dan masukan lainnya dianggap tetap akan menyebabkan tambahan keluaran yang dapat diproduksi. Tambahan keluaran yang diproduksi inilah yang disebut dengan produk fisik marginal (marginal physical product). Selanjutnya dikatakan bahwa apabila jumlah tenaga kerja ditambah terus menerus sedang faktor produksi lain dipertahankan konstan, maka pada awalnya akan menunjukkan peningkatan output, namun pada suatu tingkat tertentu akan memperlihatkan penurunan output serta setelah mencapai tingkat keluaran maksimum setiap penambahan tenaga kerja akan mengurangi keluaran (Nicholson, 1994). Pertumbuhan penduduk dan angkatan kerja secara tradisional dianggap sebagai salah satu faktor positif yang memacu pertumbuhan ekonomi. Jumlah tenaga kerja yang lebih besar berarti ukuran pasar domestiknya lebih besar. Meskipun demikian, hal tersebut masih dipertanyakan, apakah benar laju pertumbuhan penduduk yang cepat benar-benar akan memberikan dampak positif atau negatif dari pertumbuhan ekonominya. Selanjutnya dikatakan bahwa pengaruh positif atau negatif dari pertumbuhan penduduk tergantung kemampuan sistem perekonomian daerah tersebut dalam menyerap dan secara produktif memanfaatkan pertambahan tenaga kerja tersebut. Kemampuan tersebut dipengaruhi oleh tenaga kerja dan akumulasi modal, dan tersedianya input dan faktor produksi penunjang, seperti kecakapan manajerial dan administrasi (Todaro, 1997). Peranan tenaga kerja (angkatan kerja) mengandung sifat elastisitas yang tinggi. Meningkatnya permintaan atas tenaga kerja (dari sektor tradisional) bersumber pada ekspansi kegiatan sektor modern. Dengan demikian salah satu faktor yang berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi adalah tenaga kerja. 2.6 Peranan Modal (Investasi) terhadap Pertumbuhan Ekonomi Investasi menurut Sadono Sukirno (2000) adalah pengeluaran-pengeluaran untuk membeli barang-barang modal dan peralatan-peralatan produksi dengan tujuan untuk mengganti dan terutama menambah barang-barang modal dalam perekonomian yang akan digunakan untuk memproduksi barang dan jasa dimasa yang akan datang. Investasi ini memiliki 3 (tiga) peran :

14 19 1. Merupakan salah satu pengeluaran agregat, dimana peningkatan investasi akan meningkatkan permintaan agregat dan pendapatan nasional. 2. Pertambahan barang modal sebagai akibat investasi akan menambah kapasitas produksi di masa depan dan perkembangan ini menstimulir pertambahan produksi nasional dan kesempatan kerja. 3. Investasi selalu diikuti oleh perkembangan teknologi, sehingga akan memberikan kenaikan produktivitas dan pendapatan perkapita masyarakat. Investasi merupakan salah satu faktor yang krusial bagi kelangsungan proses pembangunan atau pertumbuhan ekonomi jangka panjang. Pembangunan ekonomi melibatkan kegiatan-kegiatan produksi di semua sektor ekonomi. Untuk keperluan tersebut maka dibangun pabrik-pabrik, perkantoran, alat-alat produksi dan infrastruktur yang dibiayai melalui investasi baik berasal dari pemerintah maupun swasta. Korelasi positif antara investasi dengan pertumbuhan ekonomi diuraikan secara sederhana di dalam model pertumbuhan ekonomi Harrod-Domar. Teori Harord Domar (dikemukakan oleh Evsey domar dan R.F. Harrod) mengemukakan model pertumbuhan ekonomi yang merupakan pengembangan dari teori Keynes. Teori tersebut menitikberatkan pada peranan tabungan dan investasi yang sangat menentukan dalam pertumbuhan ekonomi daerah (Lincoln, 1997). Beberapa asumsi yang digunakan dalam teori ini adalah bahwa : 1. Perekonomian dalam keadaan pengerjaan penuh (full employment) dan barang-barang modal yang ada di masyarakat digunakan secara penuh. 2. Dalam perekonomian terdiri dari dua sektor, yaitu sektor rumah tangga dan perusahaan, berarti sektor pemerintah dan perdagangan luar negeri tidak ada. 3. Besarnya tabungan masyarakat adalah proporsional dengan besarnya pendapatan nasional, berarti fungsi tabungan dimulai dari titik original (nol).

15 20 4. Kecenderungan untuk menabung (marginal propensity to save = MPS) besarnya tetap, demikian juga rasio antara modal dan output (Capital Output Ratio) dan rasio penambahan modal-output (Incremental Capital Output Ratio). Dalam Teori Harrod-Domar menyatakan bahawa investasi dan the incremental output ratio (ICOR) merupakan dua variabel fundamental (Tambunan, 2001). Investasi dimaksud adalah investasi netto, yaitu perubahan/penambahan stok barang modal, atau: I(t) = K(t) =K(t) K(t 1) (2.51) ICOR adalah kebalikan dari rasio pertumbuhan output terhadap pertumbuhan investasi, yang pada intinya menunjukkan hubungan antara penambahan stok barang modal dan pertumbuhan output, atau dengan melihat seberapa besar peningkatan investasi yang diperlukan untuk mendapatkan laju pertumbuhan ekonomi tertentu yang telah ditentukan sebelumnya. Hubungan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut : Y = ykdan 1 = KY (2.52) y Keterangan : y = rasio output - kapital 1 y = rasio kapital-output (COR) ICOR = K Y Y Y atau ICOR = K Y Beberapa studi kuantitatif yang dilakukan menemukan korelasi positif dan signifikan antara investasi dengan pertumbuhan ekonomi (Tambunan, 2001). Argumen utama dari hasil studi tersebut adalah bahwa investasi menambah jumlah stok kapital per pekerja oleh karenanya menaikkan produktivitas. Teori ini memiliki kelemahan yaitu kecenderungan menabung dan ratio pertambahan modaloutput dalam kenyataannya selalu berubah dalam jangka panjang demikian pula proporsi penggunaan tenaga kerja dan modal tidak konstan, harga selalu berubah dan suku bunga dapat berubah dan selanjutnya akan mempengaruhi investasi.

16 21 Untuk meningkatkan output dapat dilakukan dengan meningkatkan produktivitas melalui penambahan investasi guna memperbaharui teknologi yang digunakan atau penambahan investasi guna meningkatkan kemampuan Sumber Daya Manusia (human capital). Dengan demikian akan meningkat rasio kapital - tenaga kerjanya. Dengan meningkatnya rasio antara kapital - tenaga kerja secara konsisten diharapkan akan meningkatkan PDRB (Neni, 2000). 2.7 Peranan Teknologi terhadap Pertumbuhan Ekonomi Sejarah telah membuktikan bahwa penemuan dan kemajuan teknologi terus berlangsung sehingga dapat meningkatkan kemungkinan produksi (production possibility) baik di Eropa, Amerika Utara maupun di Jepang. Kemajuan teknologi ditandai dengan adanya perubahan proses produksi, diperkenalkannya produk baru, ataupun peningkatan besarnya output dengan menggunakan input yang sama. Kemajuan teknologi yang sangat pesat dewasa ini dipacu oleh ditemukannya peralatan elektronika dan komputer. Penemuan baru ini merupakan terobosan yang besar dalam kemajuan teknologi, namun kemajuan teknologi juga merupakan proses yang masih terus menerus berlanjut. Pada masa lalu teknologi diasumsikan tetap sepanjang waktu. Sehingga seluruh variabel pertumbuhan per kapita akan tetap untuk jangka panjang. Asumsi ini tidak sesuai dengan pertumbuhan ekonomi yang telah terjadi. Model Harrod- Domar tentang pertumbuhan juga didasarkan pada asumsi bahwa koefisien produksi bersifat tetap. Begitu juga Model Neoklasik masih menganggap kemajuan teknologi bersifat eksogen. Kendrik, Kaldor, dan Solow antara lain merupakan pengkritik terhadap pendekatan ini (Jhingan, 1999). Kemajuan teknologi mempunyai sifat yang beragam. Kemajuan teknologi bersifat netral (unbiased) bila perubahan tidak bersifat menghemat modal atau tidak menghemat tenaga kerja. Dalam terminologi kemungkinan produksi, kemajuan teknologi bersifat netral bila kenaikan output sebesar 2 kali lipat terjadi karena adanya kenaikan masing-masing input sebesar 2 kali lipat. Tidak semua kemajuan teknologi bersifat netral. Dalam kenyataannya kemajuan teknologi dapat menghemat tenaga kerja ataupun menghemat modal. Kemajuan teknologi yang dapat

17 22 menghemat tenaga kerja ataupun modal disebut bersifat tidak netral (Jhingan, 1999). Pada tahun 1960 Solow memasukkan kemajuan teknologi tak berwujud yang menganggap bahwa stok modal bersifat homogen dan kemajuan teknologi mengalir dari luar, yang selanjutnya disebut Model Solow. Di dalam model ini akumulasi modal baru dipandang sebagai wahana untuk kemajuan teknologi. Hasil pengamatan secara empiris dari ekonom neoklasik menunjukkan bahwa produksi nasional (Y ) tidak semata-mata disebabkan oleh pertumbuhan modal (K) dan pertumbuhan tenaga kerja (L) saja tetapi juga disebabkan oleh faktor lain yang semula diperlakukan sebagai faktor residual. Pada perkembangannya faktor residual ini dikenal dengan sebutan kemajuan teknologi. Selanjutnya secara umum kemajuan teknologi sering disebut dengan istilah Total Factor Productivity (TFP) 2.8 Perkembangan Model Pertumbuhan Ekonomi Model pertumbuhan ekonomi telah banyak ditemukan, beberapa model pertumbuhan ekonomi yang sangat terkenal diantaranya adalah model pertumbuhan oleh Harrod pada tahun 1947 dan Domar tahun 1957, model pertumbuhan jangka panjang Solow pada tahun 1956, model akumulasi kapital Joan Robinson pada tahun 1956, model pertumbuhan Kaldor tahun 1957, model pertumbuhan endogenous (endogenous growth model) dan lain-lain. Secara garis besar tahap-tahap perkembangan model pertumbuhan ekonomi dijelaskan dalam model pertumbuhan ekonomi Adam Smith, model pertumbuhan ekonomi David Ricardo, model pertumbuhan ekonomi Neoklasik Lewis, model pertumbuhan ekonomi Harrod-Domar, dan model pertumbuhan ekonomi neoklasik Solow-Swan Model pertumbuhan ekonomi Adam Smith Adam Smith menaruh perhatiannya terhadap pertumbuhan ekonomi dalam bukunya An Inquiry into the Nature and Causes of The Wealth of Nations pada tahun 1776, beliau mengemukakan tentang proses pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang secara sistematis. Adapun unsur pokok dari sistem produksi suatu negara

18 23 ada tiga yaitu sumber daya alam yang tersedia (faktor produksi tanah ), sumber daya manusia (jumlah penduduk), dan stok barang modal. Menurut Adam Smith, jumlah penduduk akan meningkat jika tingkat upah yang berlaku lebih tinggi dari tingkat upah subsistem (tingkat upah minimum). Jika tingkat upah diatas tingkat subsistem maka penduduk akan menikah pada usia muda dan jumlah kelahiran meningkat. Sebaliknya, jika tingkat upah yang berlaku lebih rendah dari tingkat upah subsistem, maka jumlah penduduk akan menurun. Tingkat upah yang tinggi akan meningkat jika permintaan akan tenaga kerja (Demand Labour) tumbuh lebih cepat daripada penawaran tenaga kerja (Supply Labour). Sementara itu permintaan akan tenaga kerja ditentukan oleh stok modal dan tingkat output masyarakat. Oleh karena itu, laju pertumbuhan permintaan akan tenaga kerja ditentukan oleh laju pertumbuhan stok modal (akumulasi modal) dan laju pertumbuhan output. Namun demikian, ada beberapa kritik terhadap teori ini diantaranya adalah adanya pembagian kelas dalam masyarakat, yang mampu menabung hanya para kapitalis saja, asumsi stasioner, yaitu asumsi yang menyatakan bahwa hasil akhir suatu perekonomian adalah keadaan stasioner. Ini berarti bahwa perubahan hanya terjadi di sekitar titik keseimbangan tersebut. Padahal dalam kenyataannya proses pembangunan itu sering kali tidak teratur. Jadi asumsi ini tidak realistis Model pertumbuhan ekonomi David Ricardo Garis besar proses pertumbuhan dari Ricardo tidak jauh berbeda dengan teori Adam Smith, tema dari proses pertumbuhan ekonomi masih pada perpaduan antara laju pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan output. Teori Ricardo ini diungkapkan pertama kali dalam The Principles of Political Economy and Taxation pada tahun Ciri-ciri utama perekonomian Ricardo adalah menunjukkan bahwa jumlah sumber daya alam (tanah) terbatas. Keterbatasan faktor produksi sumber daya alam akan membatasi pertumbuhan ekonomi suatu negara. Hasil produksi (output) hanya bisa tumbuh sampai batas yang dimungkinkan oleh sumber daya alam. Apabila semua potensi sumber daya alam telah dieksploitir secara penuh maka

19 24 perekonomian akan berhenti. Salah satu kritik terhadap teori Ricardo, antara lain adalah mengabaikan pengaruh kemajuan teknologi Model pertumbuhan ekonomi neoklasik Lewis W. Arthur Lewis menulis pada tahun 1954, mengamati tentang kemungkinan kelangkaan tenaga kerja di sektor industri yang sedang berekspansi. Lewis menjelaskan pertumbuhan ekonomi adalah pertumbuhan kapital dimana sektor yang dapat mengumpulkan kapital adalah sektor industri sementara sektor pertanian tidak mengumpulkan kapital sama sekali. Lewis menyatakan bahwa terjadi pertumbuhan yang signifikan sebagai hasil dari perubahan struktural ini dan menganjurkan agar terjadi perpindahan tenaga kerja dari sektor pertanian ke sektor industri di perkotaan yang upahnya lebih besar daripada upah di desa (sektor pertanian) yang akan cenderung melakukan kegiatan menabung. Dengan demikian pendapatan nasional akan tumbuh. Teori pertumbuhan ekonomi Lewis ini juga mendapat beberapa kritikan, terutama pada suplay tenaga kerja yang tak terbatas. Para pengkritik tersebut mengajukan kemungkinan bahwa tingkat upah sektor pertanian bisa saja meningkat. Maka dari itu, Lewis dianggap berlebihan jika menduga bahwa ketersediaan tenaga kerja migrasi dari pedesaan yang murah bisa menstimulasi pertumbuhan industri Model pertumbuhan ekonomi Harrod-Domar Model pertumbuhan ekonomi Harrod-Domar dibangun berdasarkan pengalaman negara maju. Harrod-Domar memberikan peranan kunci kepada investasi di dalam proses pertumbuhan ekonomi, khususnya mengenai watak ganda yang dimiliki investasi. Pertama dengan menciptakan pendapatan (dampak permintaan investasi) dan kedua dengan memperbesar kapasitas produksi perekonomian dengan cara meningkatkan stok modal (dampak penawaran investasi).

20 25 Model yang dibuat oleh Harrod-Domar didasarkan pada asumsi sebagai berikut: 1. Ada ekuilibrium awal pendapatan 2. Tidak ada campur tangan pemerintah 3. Kecenderungan menabung marginal tetap (konstan) 4. Koefisien modal tetap 5. Tidak ada penyusustan barang modal (memiliki daya pakai seumur hidup) 6. Tingkat harga umum konstan 7. Tidak ada perubahan tingkat suku bunga 8. Proporsi modal dan tenaga kerja tetap dalam proses produksi Dalam model pertumbuhan Harrod-Domar kelihatan steady state sangat tidak stabil. Rasio tabungan, rasio kapital output, dan laju kenaikan tenaga kerja meleset sedikit saja dari titik tumpu, maka konsekuensinya akan berupa inflasi kronis atau meningkatnya pengangguran Model pertumbuhan ekonomi Solow Teori pertumbuhan neoklasik dikembangkan oleh Robert M Solow pada tahun 1970 dari Amerika Serikat dan T.W Swan dari Australia tahun Teori mereka disebut juga dengan istilah teori neoklasik. Model Solow-Swan menggunakan unsur pertumbuhan penduduk, akumulasi kapital, kemajuan teknologi, dan besarnya output yang saling berinteraksi. Solow-Swan menggunakan model fungsi produksi yang memungkinkan adanya substitusi antara kapital (K) dan tenaga kerja (L). Tingkat pertumbuhan menurut mereka berasal dari tiga sumber yaitu : akumulasi modal, bertambahnya penawaran tenaga kerja, dan kemajuan teknologi. Teknologi ini terlihat dari peningkatan skill atau kemajuan teknik sehingga produktivitas meningkat. Dalam model Solow-Swan, masalah teknologi dianggap fungsi dari waktu. Teori Solow-Swan menilai bahwa dalam banyak hal mekanisme pasar dapat menciptakan keseimbangan sehingga pemerintah tidak perlu terlalu banyak

21 26 mempengaruhi atau mencampuri pasar. Campur tangan pemerintah hanya sebatas kebijakan fiskal dan kebijakan moneter. Solow membangun model di sekitar asumsi berikut: 1. Ada satu komoditi gabungan yang diproduksi 2. Yang dimaksud output adalah output netto, yaitu sesudah dikurangi biaya penyusutan kapital ( untuk selanjutnya disimbolkan dengan δ ) 3. Fungsi produksi adalah homogen berderajat satu, atau bersifat constant return to scale (CRTS) 4. Faktor produksi kapital dan tenaga kerja dibayar sesuai dengan produktifitas fisik marginal mereka. 5. Harga dan upah fleksibel 6. Perekonomian dalam kondisi full employment 7. Stok kapital yang ada juga terpekerjakan secara penuh 8. Tenaga kerja dan kapital dapat disubstitusikan satu sama lain 9. Kemajuan teknologi bersifat netral. Dengan asumsi-asumsi ini, Solow menunjukkan dalam modelnya bahwa dengan koefisien teknik yang bersifat variabel, rasio kapital-tenaga kerja akan cenderung menyesuaikan dirinya, dalam perjalanan waktu, ke arah rasio keseimbangan. Jika rasio antara kapital terhadap tenaga kerja lebih besar, kapital dan output akan tumbuh lebih lamban dari pertumbuhan tenaga kerja, dan sebaliknya. Analisa Solow berakhir pada jalur keseimbangan(steady state) yang berangkat dari sembarang rasio kapital-tenaga kerja. Menurut teori pertumbuhan neoklasik dari Solow (Suselo dkk, 2008), pertumbuhan ekonomi terkait dengan empat variabel, yaitu: output (Y ), kapital (K),

22 27 labor (L), dan knowledge atau technological progress (A). Perekonomian mengkombinasikan faktor-faktor produksi tersebut untuk memproduksi output. Fungsi produksinya dirumuskan sebagai berikut: Y (t) =K(t) α (A(t)L(t)) β (2.53) dimana: Y(t) : tingkat produksi pada tahun t A(t) : tingkat teknologi pada tahun t K(t) : jumlah stok barang modal pada tahun t L(t) : jumlah tenaga kerja pada tahun t α : pertambahan output yang diciptakan oleh pertambahan satu unit modal β : pertambahan output yang diciptakan oleh pertambahan satu unit tenaga kerja Nilai K(t), α dan β bisa diestimasi secara empiris. Tetapi pada umumnya nilai αdan β ditentukan saja besarannya dengan menganggap bahwa α + β = 1, yang berarti bahwaα dan β nilainya adalah sama dengan produksi batas dari masingmasing faktor produksi tersebut. Dengan kata lain, nilai α dan β ditentukan dengan melihat peranan tenaga kerja dan modal dalam menciptakan output. Pada model tersebut, pertumbuhan knowledge dan labor diasumsikan bersifat eksogen, sedangkan pertumbuhan capital bersifat endogen. Kemudian berkembang teori pertumbuhan terkini, yakni endogenous growth theory atau disebut pula new growth theory. Dalam hal ini knowledge merupakan faktor produksi yang endogen dalam pertumbuhan ekonomi. Kapital, seperti halnya pada model Solow, bersifat endogen, sedangkan labor diasumsikan bersifat eksogen, mengikuti pertumbuhan penduduk.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keadaan perekonomian suatu negara memberikan pengaruh yang besar terhadap kesejahteraan masyarakatnya. Jika keadaan perekonomian suatu negara itu meningkat, berarti

Lebih terperinci

BAB II STUDI KEPUSTAKAAN. Dalam bab ini akan diuraikan mengenai landasan teori yang menjadi dasar

BAB II STUDI KEPUSTAKAAN. Dalam bab ini akan diuraikan mengenai landasan teori yang menjadi dasar BAB II STUDI KEPUSTAKAAN Dalam bab ini akan diuraikan mengenai landasan teori yang menjadi dasar dari pokok permasalahan yang diamati, studi empiris dari penelitian sebelumnya yang merupakan studi penelitian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional. Pendapatan

Lebih terperinci

Development) dengan pertumbuhan ekonomi (Economic Growth), diantaranya

Development) dengan pertumbuhan ekonomi (Economic Growth), diantaranya BAB IV LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS 4.1. Landasan Teori 4.1.1. Pengertian Pertumbuhan Ekonomi Para ekonom membedakan antara pembangunan ekonomi (Economic Development) dengan pertumbuhan ekonomi (Economic

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Pembangunan dan Pertumbuhan Ekonomi. Salah satu indikator yang sangat penting daam menganalisis

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Pembangunan dan Pertumbuhan Ekonomi. Salah satu indikator yang sangat penting daam menganalisis BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pembangunan dan Pertumbuhan Ekonomi Salah satu indikator yang sangat penting daam menganalisis pembangunan ekonomi yang terjadi di suatu negara adaah pertumbuhan ekonomi.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAA 21 Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional Pendapatan nasional

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional. Pendapatan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan prosesnya yang berkelanjutan merupakan kondisi utama bagi kelangsungan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tenaga kerja dan pertumbuhan ekonomi yang pernah dilakukan di Indonesia. tenaga kerja dengan variabel pertumbuhan ekonomi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tenaga kerja dan pertumbuhan ekonomi yang pernah dilakukan di Indonesia. tenaga kerja dengan variabel pertumbuhan ekonomi. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini akan diuraikan mengenai landasan teori yang menjadi dasar dari pokok permasalahan yang diamati, studi empiris dari penelitian sebelumnya dan Studi empiris yang dibahas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kesenjangan Ekonomi Antar Wilayah Sjafrizal (2008) menyatakan kesenjangan ekonomi antar wilayah merupakan aspek yang umum terjadi dalam kegiatan pembangunan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. antara ketimpangan dan pertumbuhan ekonomi. pembangunan ekonomi yang terjadi dalam suatu negara adalah pertumbuhan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. antara ketimpangan dan pertumbuhan ekonomi. pembangunan ekonomi yang terjadi dalam suatu negara adalah pertumbuhan BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai teori yang menjadi dasar dari pokok permasalahan yang diamati. Teori yang dibahas dalam bab ini terdiri dari pengertian pertumbuhan ekonomi,

Lebih terperinci

VI. TEORI PERTUMBUHAN EKONOMI

VI. TEORI PERTUMBUHAN EKONOMI 1. nuhfil Hananai VI. TEORI PERTUMBUHAN EKONOMI 6.1. Teori Pertumbuhan Ekonomi Secara singkat, pertumbuhan ekonomi dapat diartikan sebagai proses kenaikan output per kapita dalam jangka panjang. Dalam

Lebih terperinci

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penulis menggunakan penelitian terdahulu sebagai acuan atau referensi untuk melakukan penelitian ini. Dengan adanya penelitian terdahulu

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Definisi infrastruktur dalam kamus besar bahasa Indonesia, dapat diartikan sebagai

II. TINJAUAN PUSTAKA. Definisi infrastruktur dalam kamus besar bahasa Indonesia, dapat diartikan sebagai II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Infrastruktur Definisi infrastruktur dalam kamus besar bahasa Indonesia, dapat diartikan sebagai sarana dan prasarana umum. Sarana secara umum diketahui sebagai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pembangunan ekonomi, pertumbuhan ekonomi, dan teori konvergensi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pembangunan ekonomi, pertumbuhan ekonomi, dan teori konvergensi. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai teori yang menjadi dasar dari pokok permasalahan yang diamati. Teori yang dibahas dalam bab ini terdiri dari pengertian pembangunan ekonomi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kebutuhan manusia selalu berkembang sejalan dengan tuntutan zaman, tidak

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kebutuhan manusia selalu berkembang sejalan dengan tuntutan zaman, tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kebutuhan manusia selalu berkembang sejalan dengan tuntutan zaman, tidak sekedar memenuhi kebutuhan hayati saja, namun juga menyangkut kebutuhan lainnya seperti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang, terus melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang, terus melaksanakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang, terus melaksanakan pembangunan secara berencana dan bertahap, tanpa mengabaikan usaha pemerataan dan kestabilan. Pembangunan

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL SOLOW-SWAN UNTUK MEMACU PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN DEMAK

PENERAPAN MODEL SOLOW-SWAN UNTUK MEMACU PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN DEMAK PENERAPAN MODEL SOLOW-SWAN UNTUK MEMACU PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN DEMAK Dhani Kurniawan Teguh Pamuji Tri Nur Hayati Fakultas Ekonomi Universitas Sultan Fattah Demak Email : ujik_angkung@yahoo.com Abstrak

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Setiap negara di dunia ini sudah lama menjadikan pertumbuhan ekonomi

PENDAHULUAN. Setiap negara di dunia ini sudah lama menjadikan pertumbuhan ekonomi 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap negara di dunia ini sudah lama menjadikan pertumbuhan ekonomi sebagai target ekonomi. Pertumbuhan ekonomi selalu menjadi faktor yang paling penting

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini akan dijabarkan beberapa teori yang menjadi landasan analisis penulis mengenai hubungan kedua variabel utama, yaitu Foreign Direct Investment (FDI) dan pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Pertumbuhan Ekonomi Prof. Simon Kuznet (1871) mendefinisikan bahwa pertumbuhan ekonomi sebagai kenaikan jangka panjang untuk menyediakan berbagai jenis

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Ketenagakerjaan Penduduk suatu negara dapat dibagi menjadi dua yaitu tenaga kerja dan bukan tenaga kerja. Tenaga kerja adalah penduduk yang berusia kerja

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan kegiatan dalam. perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksi dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan kegiatan dalam. perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksi dalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksi dalam masyarakat bertambah dan kemakmuran masyarakat meningkat.

Lebih terperinci

EKONOMI PEMBANGUNAN PERTANIAN Teori Harrod-Domar (menurut Sumitro Djojohadikusumo)

EKONOMI PEMBANGUNAN PERTANIAN Teori Harrod-Domar (menurut Sumitro Djojohadikusumo) Teori Harrod-Domar (menurut Sumitro Djojohadikusumo) Tugas makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ekonomi Pembangunan Pertanian Disusun Oleh : A la Fahmi 0810440001 Arif Lukman Hakim 0810440024

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Teoritis 3.1.1. Teori Pertumbuhan Ekonomi Berbagai model pertumbuhan ekonomi telah banyak dikemukakan oleh para ahli ekonomi. Teori pertumbuhan yang dikembangkan dimaksudkan

Lebih terperinci

menguasai tehnologi sehingga dapat meningkatkan produktivitas perekonomian. Unutk

menguasai tehnologi sehingga dapat meningkatkan produktivitas perekonomian. Unutk TEORI HUMAN CAPITAL Secara teoritis pembangunan mensyaratkan adanya sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. SDM ini dapat berperan sebagai faktor produksi tenaga kerja yang dapat menguasai tehnologi

Lebih terperinci

PENGARUH BELANJA MODAL, PENGANGGURAN DAN PENDUDUK TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN AGAM DAN KABUPATEN PASAMAN

PENGARUH BELANJA MODAL, PENGANGGURAN DAN PENDUDUK TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN AGAM DAN KABUPATEN PASAMAN PENGARUH BELANJA MODAL, PENGANGGURAN DAN PENDUDUK TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN AGAM DAN KABUPATEN PASAMAN SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Pada Program

Lebih terperinci

Teori-teori Alternatif dan Arti Pembangunan

Teori-teori Alternatif dan Arti Pembangunan Teori-teori Alternatif dan Arti Pembangunan Setiap negara bekerja keras untuk pembangunan. Kemajuan ekonomi adalah komponen utama pembangunan tetapi bukan merupakan satu-satunya. Pembangunan bukan hanya

Lebih terperinci

BAB IV. KERANGKA PEMIKIRAN. Bab ini merupakan rangkuman dari studi literatur dan kerangka teori yang

BAB IV. KERANGKA PEMIKIRAN. Bab ini merupakan rangkuman dari studi literatur dan kerangka teori yang BAB IV. KERANGKA PEMIKIRAN Bab ini merupakan rangkuman dari studi literatur dan kerangka teori yang digunakan pada penelitian ini. Hal yang dibahas pada bab ini adalah: (1) keterkaitan penerimaan daerah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 21 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pertumbuhan Ekonomi Menurut Sukirno (1994) Pertumbuhan ekonomi (Economic Growth) adalah perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. pada satu tahun tertentu saja, melainkan memperlihatkan dan membandingkan

BAB II LANDASAN TEORI. pada satu tahun tertentu saja, melainkan memperlihatkan dan membandingkan BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi mengukur perkembangan ekonomi dari suatu periode ke periode selanjutnya. Pertumbuhan ekonomi tidak dapat dilihat hanya pada satu tahun

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 KAJIAN PUSTAKA Penelitian ini mengacu pada penelitian-penelitian sebelumnya yang dijadikan sebagai rujukan untuk menulis. Peneliti mengkaji beberapa penelitian

Lebih terperinci

FLUKTUASI PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DI KOTA PADANGSIDIMPUAN

FLUKTUASI PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DI KOTA PADANGSIDIMPUAN FLUKTUASI PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DI KOTA PADANGSIDIMPUAN Enni Sari Siregar STKIP Tapanuli Selatan, Padangsidimpuan Email : ennisari056@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keahlian-keahlian, kemampuan untuk berfikir yang dimiliki oleh tenaga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keahlian-keahlian, kemampuan untuk berfikir yang dimiliki oleh tenaga BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Tenaga Kerja Menurut Sudarso (1991), tenaga kerja merupakan manusia yang dapat digunakan dalam proses produksi yang meliputi keadaan fisik jasmani, keahlian-keahlian,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah ekonomi dalam jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi yag pesat merupakan feneomena penting yang

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah ekonomi dalam jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi yag pesat merupakan feneomena penting yang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah ekonomi dalam jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi yag pesat merupakan feneomena penting yang dialami dunia hanya semenjak dua abad

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. sosial, sikap-sikap masyarakat, dan institusi-institusi nasional, disamping tetap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. sosial, sikap-sikap masyarakat, dan institusi-institusi nasional, disamping tetap BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Pembangunan Ekonomi Pembangunan menurut Todaro dan Smith (2006) merupakan suatu proses multidimensional yang mencakup berbagai perubahan mendasar atas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan proses multidimensional yang mencakup berbagai

I. PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan proses multidimensional yang mencakup berbagai 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan merupakan proses multidimensional yang mencakup berbagai perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap-sikap masyarakat dan institusiinstitusi nasional,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bagian ini disajikan berbagai teori yang akan digunakan dalam memecahkan permasalahan yang akan diteliti. Tinjauan teoritis ini meliputi pertumbuhan ekonomi, teori penciptaan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Pembangunan secara tradisional diartikan sebagai kapasitas dari sebuah

TINJAUAN PUSTAKA. Pembangunan secara tradisional diartikan sebagai kapasitas dari sebuah 16 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Ekonomi Pembangunan Pembangunan secara tradisional diartikan sebagai kapasitas dari sebuah perekonomian nasional yang kondisi-kondisi ekonomi awalnya kurang lebih bersifat

Lebih terperinci

TEORI PEMBANGUNAN KLASIK. Andri Wijanarko,SE,ME

TEORI PEMBANGUNAN KLASIK. Andri Wijanarko,SE,ME TEORI PEMBANGUNAN KLASIK Andri Wijanarko,SE,ME EKONOMI PEMBANGUNAN Suatu cabang ilmu ekonomi yang bertujuan menganalisis masalah ekonomi yang dihadapi oleh negara berkembang dan mendapatkan cara mengatasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pertumbuhan Ekonomi a. Definisi Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai peningkatan produk nasional (GNP) karena ada peningkatan kuantitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI. Tenaga Kerja adalah penduduk yang berada dalam usia kerja. Menurut

BAB II TINJAUAN TEORI. Tenaga Kerja adalah penduduk yang berada dalam usia kerja. Menurut BAB II TINJAUAN TEORI 2.1. Ketenagakerjaan Tenaga Kerja adalah penduduk yang berada dalam usia kerja. Menurut Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan, yang disebut sebagai tenaga kerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Cita-cita bangsa Indonesia dalam konstitusi negara adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. Cita-cita bangsa Indonesia dalam konstitusi negara adalah untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Cita-cita bangsa Indonesia dalam konstitusi negara adalah untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur. Cita-cita mulia tersebut dapat diwujudkan melalui pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum diketahui bahwa pertumbuhan ekonomi merupakan indikator

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum diketahui bahwa pertumbuhan ekonomi merupakan indikator BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Secara umum diketahui bahwa pertumbuhan ekonomi merupakan indikator yang lazim dipergunakan untuk melihat keberhasilan pembangunan. Pertumbuhan ekonomi sangat penting

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai kenaikan Gross Domestik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai kenaikan Gross Domestik BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai kenaikan Gross Domestik Product tanpa memandang apakah kenaikan itu lebih besar atau lebih kecil dari tingkat pertumbuhan

Lebih terperinci

TEORI UTAMA PEMBANGUNAN

TEORI UTAMA PEMBANGUNAN TEORI UTAMA PEMBANGUNAN MENURUT TODARO (1991;1994) Teori pertumbuhan linear. Teori perubahan struktural. Teori Dependensia. Teori neo-klasik. Teori-teori baru. Teori pertumbuhan linear Dasar pemikiran

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Salah satu faktor pendorong pertumbuhan ekonomi di Indonesia adalah

I. PENDAHULUAN. Salah satu faktor pendorong pertumbuhan ekonomi di Indonesia adalah 1 I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Salah satu faktor pendorong pertumbuhan ekonomi di Indonesia adalah dibutuhkannya investasi. Investasi merupakan salah satu pendorong untuk mendapatkan pendapatan yang

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. membeli barang-barang modal dan peralatan-peralatan produksi dengan tujuan

LANDASAN TEORI. membeli barang-barang modal dan peralatan-peralatan produksi dengan tujuan II. LANDASAN TEORI A. Investasi 1. Pengertian Investasi Teori ekonomi mendefinisikan investasi sebagai pengeluaran pemerintah untuk membeli barang-barang modal dan peralatan-peralatan produksi dengan tujuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi suatu negara merupakan indikator bahwa negara tersebut berkategori miskin, berkembang atau maju, sehingga setiap negara akan berusaha

Lebih terperinci

melakukan analisis tentang pembangunan ekonomi yang terjadi pada suatu Karena pada dasarnya aktivitas perekonomian adalah suatu proses penggunaan

melakukan analisis tentang pembangunan ekonomi yang terjadi pada suatu Karena pada dasarnya aktivitas perekonomian adalah suatu proses penggunaan BAB IV LANDASAN TEORI 4.1 Arti Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi adalah suatu indikator yang amat penting dalam melakukan analisis tentang pembangunan ekonomi yang terjadi pada suatu negara. Pertumbuhan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses multidimensional yang

I. PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses multidimensional yang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses multidimensional yang mencakup berbagai perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap-sikap masyarakat, dan institusi-institusi

Lebih terperinci

EKONOMI PEMBANGUNAN PERTANIAN

EKONOMI PEMBANGUNAN PERTANIAN EKONOMI PEMBANGUNAN PERTANIAN www. lecture.brawijaya.ac.id/tatiek 4 MODEL-MODEL PEMBANGUNAN EKONOMI PERTANIAN MATERI PEMBELAJARAN 1 TEORI PERTUMBUHAN EKONOMI 2 ADAM SMITH 3 RICARDO 4 ARTHUR LEWIS 5 SCHUMPETER

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu perubahan tingkat kegiatan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu perubahan tingkat kegiatan 17 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Pertumbuhan Ekonomi Regional (daerah) Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu perubahan tingkat kegiatan ekonomi yang berlangsung dari tahun ke tahun untuk mengetahui tingkat

Lebih terperinci

Paradigma Pertumbuhan

Paradigma Pertumbuhan Paradigma Pertumbuhan Sir Roy Harrod (1900 1978) Evsey Domar (1914 1997) John Maynard Keynes (1883 1946) Model Pertumbuhan Harrod Domar Roy Harrod (1939) Evsey Domar (1946) John Maynard Keynes Tingkat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pandang yang berbeda oleh para ekonom. Boediono (1999) mengemukakan bahwa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pandang yang berbeda oleh para ekonom. Boediono (1999) mengemukakan bahwa BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pertumbuhan Ekonomi Pengertian pertumbuhan ekonomi sudah banyak dirumuskan dengan sudut pandang yang berbeda oleh para ekonom. Boediono (1999) mengemukakan bahwa pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Ekonomi 2.2 Pengertian Makro Ekonomi

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Ekonomi 2.2 Pengertian Makro Ekonomi BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Ekonomi Asal kata dari Ekonomi sendiri berasal dari bahasa Yunani Oikos atau Oiku dan Nomos yang berarti peraturan rumah tangga. Dengan kata lain ekonomi adalah semua hal

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI DAN PERUBAHAN STRUKTUR

PERTUMBUHAN EKONOMI DAN PERUBAHAN STRUKTUR PERTUMBUHAN EKONOMI DAN PERUBAHAN STRUKTUR Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Pembangunan ekonomi di Indonesia merupakan bagian penting dari pembangunan nasional dengan tujuan akhir, yakni meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi dalam periode jangka panjang mengikuti

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi dalam periode jangka panjang mengikuti BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan ekonomi dalam periode jangka panjang mengikuti pertumbuhan pendapatan perkapita, akan membawa suatu perubahan mendasar dalam struktur ekonomi, dari ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. panjang, dan pertumbuhan ekonomi merupakan fenomena penting yang dialami

BAB I PENDAHULUAN. panjang, dan pertumbuhan ekonomi merupakan fenomena penting yang dialami BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah perekonomian dalam jangka panjang, dan pertumbuhan ekonomi merupakan fenomena penting yang dialami dunia hanya dua abad

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Penelitian Terdahulu Reselawati (2011). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh perkembangan UKM seperti (tenaga kerja UKM, ekspor

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi adalah salah satu upaya meningkatkan taraf hidup

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi adalah salah satu upaya meningkatkan taraf hidup I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi adalah salah satu upaya meningkatkan taraf hidup masyarakat, memperluas lapangan kerja, pemerataan pembagian pendapatan masyarakat, meningkatkan hubungan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kepada masyarakatnya. Kenaikan kapasitas itu sendiri ditentukan atau. yaitu pemerataan pendapatan bagi penduduk suatu negara.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kepada masyarakatnya. Kenaikan kapasitas itu sendiri ditentukan atau. yaitu pemerataan pendapatan bagi penduduk suatu negara. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi merupakan kenaikan kapasitas dalam jangka panjang dari negara bersangkutan untuk menyediakan berbagai barang ekonomi kepada masyarakatnya.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pertumbuhan Ekonomi a. Pengertian Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi merupakan perkembangan kegiatan perokonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. rata-rata pendapatan riil dan standar hidup masyarakat dalam suatu wilayah. Oleh

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. rata-rata pendapatan riil dan standar hidup masyarakat dalam suatu wilayah. Oleh BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Konsep Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan sebagai suatu proses kenaikan output yang terus menerus

Lebih terperinci

MAKALAH PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA. Oleh

MAKALAH PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA. Oleh MAKALAH PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA Oleh BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah ekonomi jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi yang pesat merupakan fenomena penting yang

Lebih terperinci

BAB VIII PENUTUP. Pada bab pendahuluan sebelumnya telah dirumuskan bahwa ada empat

BAB VIII PENUTUP. Pada bab pendahuluan sebelumnya telah dirumuskan bahwa ada empat BAB VIII PENUTUP 8.1 Kesimpulan Pada bab pendahuluan sebelumnya telah dirumuskan bahwa ada empat tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini. Pertama, menggambarkan tingkat disparitas ekonomi antar

Lebih terperinci

PMA Terhadap Pertumbuhan Ekonomi, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

PMA Terhadap Pertumbuhan Ekonomi, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Barimbing & Karmini (2015) dengan judul Pengaruh PAD, Tenaga Kerja, dan Investasi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Bali, penelitian

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. padahal pertumbuhan dan pembangunan itu berbeda. Menurut sadono sukirno

II. TINJAUAN PUSTAKA. padahal pertumbuhan dan pembangunan itu berbeda. Menurut sadono sukirno 13 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pertumbuhan Ekonomi Banyak yang menilai bahwa pertumbuhan dan pembangunan ekonomi itu sama, padahal pertumbuhan dan pembangunan itu berbeda. Menurut sadono sukirno pembangunan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kemiskinan 2.1.1. Konsep Kemiskinan Kemiskinan dipahami sebagai keadaan kekurangan uang dan barang untuk menjamin kelangsungan hidup. Chambers (2010) mengatakan bahwa kemiskinan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diartikan sebagai pertambahan output atau pertambahan pendapatan nasional

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diartikan sebagai pertambahan output atau pertambahan pendapatan nasional BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi (economic growth) secara paling sederhana dapat diartikan sebagai pertambahan output atau pertambahan pendapatan nasional

Lebih terperinci

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Sebelum penelitian ini terdapat penelitian sejenis yang sudah dilakukan oleh beberapa orang. Penelitian terdahulu yang menjadi refrensi

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI,PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI, DAN KRISIS EKONOMI

PERTUMBUHAN EKONOMI,PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI, DAN KRISIS EKONOMI PERTUMBUHAN EKONOMI,PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI, DAN KRISIS EKONOMI Pertambahan jumlah penduduk setiap tahun akan menimbulkan konsekwensi kebutuhan konsumsi juga bertambah dan dengan sendirinya dibutuhkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. modal manusia merupakan salah satu faktor penting untuk mencapai pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. modal manusia merupakan salah satu faktor penting untuk mencapai pertumbuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Modal manusia memiliki peran sentral dalam pembangunan ekonomi. Pembangunan berkelanjutan merupakan tujuan dari suatu negara maka peran modal manusia merupakan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan usaha meningkatkan pendapatan

II. TINJAUAN PUSTAKA. meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan usaha meningkatkan pendapatan 14 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembangunan Ekonomi Pembangunan ekonomi umumnya merupakan proses yang berkelanjutan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan usaha meningkatkan pendapatan perkapita. Dalam

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Menurut Undang-undang No. 13 Tahun 2003 Pasal 1, tenaga kerja adalah

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Menurut Undang-undang No. 13 Tahun 2003 Pasal 1, tenaga kerja adalah 7 II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1. Pengertian Tenaga Kerja Menurut Undang-undang No. 13 Tahun 2003 Pasal 1, tenaga kerja adalah tiap orang yang mampu melaksanakan pekerjaan baik di dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang bekerja terserap dan tersebar di berbagai sektor. Pendapat lain mengatakan, kesempatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang bekerja terserap dan tersebar di berbagai sektor. Pendapat lain mengatakan, kesempatan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ketenagakerjaan 2.1.1 Kesempatan Kerja dan Tenaga Kerja Menurut Suroto (1992), kesempatan kerja adalah keadaan orang yang sedang mempunyai pekerjaan dalam suatu wilayah. Menurut

Lebih terperinci

PERTEMUAN 5 dan 6 PERTUMBUHAN EKONOMI DAN PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI

PERTEMUAN 5 dan 6 PERTUMBUHAN EKONOMI DAN PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI PERTEMUAN 5 dan 6 PERTUMBUHAN EKONOMI DAN PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI Pendahuluan Pembangunan ekonomi merupakan salah satu bagian penting dari pembangunan nasional dengan tujuan utama untuk meningkatkan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Para ahli ekonomi mengartikan istilah pembangunan ekonomi sebagai

II. TINJAUAN PUSTAKA. Para ahli ekonomi mengartikan istilah pembangunan ekonomi sebagai II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembangunan dan Pertumbuhan Ekonomi Para ahli ekonomi mengartikan istilah pembangunan ekonomi sebagai pertumbuhan ekonomi yang diikuti oleh perubahan dalam struktur corak kegiatan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. ekonomi sebagai kenaikan jangka panjang dalam kemampuan suatu negara

BAB II LANDASAN TEORI. ekonomi sebagai kenaikan jangka panjang dalam kemampuan suatu negara BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Pertumbuhan Ekonomi Menurut Prof. Simon Kuznets, mendefinisikan pertumbuhan ekonomi sebagai kenaikan jangka panjang dalam kemampuan suatu negara untuk menyediakan semakin

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 1.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan

Lebih terperinci

BAB III MODEL PERTUMBUHAN EKONOMI DAN FUNGSI STOK UANG

BAB III MODEL PERTUMBUHAN EKONOMI DAN FUNGSI STOK UANG 25 BAB III MODEL PERTUMBUHAN EKONOMI DAN FUNGSI STOK UANG 3.1 Asumsi dan Notasi Dalam proses pertukaran dan pembagian kerja, uang memainkan peranan penting di dalam ekonomi modern. Fungsi produksi yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ekonomi dan hubungan antara ketimpangan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ekonomi dan hubungan antara ketimpangan. 12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai teori yang menjadi dasar dari pokok permasalahan yang diamati. Teori yang dibahas dalam bab ini terdiri dari pengertian pembangunan, pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lapangan atau peluang kerja serta rendahnya produktivitas, namun jauh lebih

BAB I PENDAHULUAN. lapangan atau peluang kerja serta rendahnya produktivitas, namun jauh lebih BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dimensi masalah ketenagakerjaan bukan hanya sekedar keterbatasan lapangan atau peluang kerja serta rendahnya produktivitas, namun jauh lebih serius dengan penyebab

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA 13 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Pertumbuhan Ekonomi Menurut Rostow, pertumbuhan ekonomi dapat diartikan sebagai suatu proses yang menyebabkan perubahan dalam kehidupan masyarakat, yaitu perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian pada umumnya mengalami fluktuasi. Pertumbuhan ekonomi nasional yang

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian pada umumnya mengalami fluktuasi. Pertumbuhan ekonomi nasional yang BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi adalah ukuran perkembangan perekonomian suatu negara dari satu periode ke periode berikutnya. Menurut Rahardja dan Manurung (2008), perekonomian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indikator keberhasilan pembangunan ekonomi suatu negara terletak pada

I. PENDAHULUAN. Indikator keberhasilan pembangunan ekonomi suatu negara terletak pada I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indikator keberhasilan pembangunan ekonomi suatu negara terletak pada pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan peningkatan kesempatan kerja. Pendekatan pertumbuhan ekonomi banyak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pembangunan dan Pertumbuhan Ekonomi Suryana (2000 : 3), mengungkapkan pembangunan ekonomi adalah suatu proses yang menyebabkan pendapatan per kapita penduduk suatu masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. integral dan menyeluruh. Pendekatan dan kebijaksanaan sistem ini telah

BAB I PENDAHULUAN. integral dan menyeluruh. Pendekatan dan kebijaksanaan sistem ini telah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator penting untuk menganalisis pembangunan ekonomi yang terjadi disuatu Negara yang diukur dari perbedaan PDB tahun

Lebih terperinci

1. Teori Pertumbuhan Ekonomi Historis a. Frederich List ( ) 1) Masa berburu dan mengembara 2) Masa beternak dan bertani

1. Teori Pertumbuhan Ekonomi Historis a. Frederich List ( ) 1) Masa berburu dan mengembara 2) Masa beternak dan bertani Teori pertumbuhan ekonomi adalah teori yang membahas pertumbuhan ekonomi yang dialami oleh negara ditinjau dari dua sudut. Pertama, membahas pertumbuhan ekonomi berdasarkan tahap-tahap tertentu (secara

Lebih terperinci

Tri Wahyu R *) Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro

Tri Wahyu R *) Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro JEKT Tri Wahyu R *) Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro ABSTRAK dan rehabilitasi (1967-1972), zaman keemasan minyak (1973-1982), periode guncangan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembangunan nasional adalah pembangunan manusia seutuhnya serta

I. PENDAHULUAN. Pembangunan nasional adalah pembangunan manusia seutuhnya serta I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan nasional adalah pembangunan manusia seutuhnya serta pembangunan seluruh aspek kehidupan masyarakat. Hakikat pembangunan ini mengandung makna bahwa pembangunan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Dalam konteks ekonomi pembangunan, perluasan terhadap ekspor. merupakan faktor penentu kunci pertumbuhan ekonomi di negara berkembang.

I. PENDAHULUAN. Dalam konteks ekonomi pembangunan, perluasan terhadap ekspor. merupakan faktor penentu kunci pertumbuhan ekonomi di negara berkembang. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam konteks ekonomi pembangunan, perluasan terhadap ekspor merupakan faktor penentu kunci pertumbuhan ekonomi di negara berkembang. Gouws (2005) menyatakan perluasan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Ekonomi. Ekonom klasik berpendapat pada dasarnya ada empat faktor yang mempegaruhi pertumbuhan ekonomi, yaitu (1) jumlah penduduk, (2) Jumlah stok barang dan

Lebih terperinci

II. STUDI PUSTAKA. Sedangkan Todaro mengartikan pembangunan sebagai suatu proses

II. STUDI PUSTAKA. Sedangkan Todaro mengartikan pembangunan sebagai suatu proses 13 II. STUDI PUSTAKA A. Pengertian Pembangunan Ekonomi Arsyad (1999) mendefinisikan pembangunan ekonomi sebagai suatu proses yang menyebabkan kenaikan pendapatan riil perkapita penduduk suatu negara dalam

Lebih terperinci

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. terdahulu oleh Arifatul Chusna (2013) dalam penelitiannya Pengaruh Laju

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. terdahulu oleh Arifatul Chusna (2013) dalam penelitiannya Pengaruh Laju BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Dalam melakukan penelitian ini diambil acuan dari penelitian terdahulu oleh Arifatul Chusna (2013) dalam penelitiannya Pengaruh Laju

Lebih terperinci

PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH, INVESTASI SWASTA DAN ANGKATAN KERJA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN (Studi Kasus di Kota Semarang)

PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH, INVESTASI SWASTA DAN ANGKATAN KERJA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN (Studi Kasus di Kota Semarang) PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH, INVESTASI SWASTA DAN ANGKATAN KERJA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 1982-2003 (Studi Kasus di Kota Semarang) TESIS Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat

Lebih terperinci

Perekonomian Indonesia

Perekonomian Indonesia Modul ke: Perekonomian Indonesia Konsep dan Strategi Pembangunan Perekonomian Fakultas Ekonomi & Bisnis Janfry Sihite Program Studi Manajemen http://www.mercubuana.ac.id Arti dan Unsur Pertumbuhan Ekonomi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat secara keseluruhan yang terjadi di wilayah tersebut, yaitu kenaikan

II. TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat secara keseluruhan yang terjadi di wilayah tersebut, yaitu kenaikan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Teori Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Pertumbuhan ekonomi wilayah merupakan pertambahan pendapatan masyarakat secara keseluruhan yang terjadi di wilayah tersebut,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN LITERATUR

BAB 2 TINJAUAN LITERATUR 16 BAB 2 TINJAUAN LITERATUR The ideas of economists and political philosophers, both when they are right and when they are wrong, are more powerful than is commonly understood. Indeed the world is ruled

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Iklim investasi yang baik akan mendorong terjadinya pertumbuhan

I. PENDAHULUAN. Iklim investasi yang baik akan mendorong terjadinya pertumbuhan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Iklim investasi yang baik akan mendorong terjadinya pertumbuhan ekonomi melalui produktivitas yang tinggi, dan mendatangkan lebih banyak input ke dalam proses produksi.

Lebih terperinci