BAB I PENDAHULUAN. Standar hidup suatu bangsa dalam jangka panjang tergantung pada
|
|
- Harjanti Hartono
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Standar hidup suatu bangsa dalam jangka panjang tergantung pada kemampuan bangsa dalam menggapai tingkat produktivitas yang tinggi dan berkesinambungan, terutama pada industri industri yang memiliki potensi yang mampu bersaing baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Ini semua bergantung pada kemampuan masing-masing industri tersebut untuk dapat mencapai kualitas produk yang lebih baik dan efisien yang lebih tinggi dalam proses produksi. Sasaran pembangunan di bidang ekonomi Indonesia dalam pembangunan jangka panjang tahap kedua menyebutkan antara lain bahwa industri yang kuat dan maju merupakan ciri dari terciptanya perekonomian yang mandiri dan andal. Oleh sebab itu pembangunan ekonomi memerlukan perkembangan industri yang meningkat dan menjadi salah satu alat pencapaian sasaran tersebut di atas. Sektor industri harus menunjukkan peran yang semakin menunjang pembangunan nasional terutama sebagai penggerak utama pembangunan dan perluasan kesempatan kerja. Seiring dengan itu pembangunan ekonomi di Jawa barat secara makro didominasi oleh sektor industri pengolahan, oleh karena hampir enam puluh persen, industri pengolahan nasional berlokasi di Jawa barat (Statistik Dalam Angka, 2005), maka perekonomian nasional sangat dipengaruhi oleh kinerja industri di daerah ini. Salah satunya adalah industri pakaian jadi.
2 2 Industri pakaian jadi di Jawa Barat berpotensi dalam memajukan perekonomian nasional dan daerah, karena dengan banyak didirikan pabrik pakaian jadi yang berlokasi di Jawa Barat, menunjang sekali dalam meningkatkan penyerapan tenaga kerja, dan juga hasil produksinya memberikan kontribusi yang baik terhadap PDRB. Pertumbuhan hasil produksi industri pakaian jadi di jawa barat dari tahun 1995 sampai 1996 mengalami peningkatan yaitu 32,77% dengan jumlah hasil produksi senilai juta rupiah pada tahun 1995, kemudian meningkat sebesar juta rupiah pada tahun 1996, sehingga memberikan peningkatan kontribusi industri pakaian jadi terhadap PDRB yaitu sebesar 0.45%. Pada tahun 1997 pertumbuhan produksi pakaian jadi mengalami penurunan sebesar 9.28%. Hal ini mengakibatkan penurunan kontribusi industri pakaian jadi terhadap PDRB sebesar 1%. Untuk 1998 pertumbuhan hasil produksi industri pakaian jadi mengalami kenaikan cukup tajam yaitu sebesar 110,86% dengan jumlah hasil produksi yang meningkat dari sebelumnya tahun 1997 senilai juta rupiah, menjadi juta rupiah pada tahun 1998, dengan kenaikan nilai hasil produksi industri pakaian jadi ini meningkatkan kontribusi cukup tinggi terhadap PDRB sebesar 1,88%. Pada tahun 1999 pertumbuhan hasil produksi industri pakaian jadi di jawa barat hanya mencapai 29,04% lebih kecil dari sebelumnya pada tahun 1998, yang mencapai tingkat pertumbuhan sebesar 110,86%, sehingga kontribusi yang diberikan terhadap PDRB hanya meningkat sebesar 0.88%. Untuk tahun 2000 pertumbuhan hasil produksi industri pakaian jadi di jawa barat sebesar 17,82%
3 3 lebih kecil dari tahun 1999 yaitu 29,04%, sehingga kontribusi yang diberikan terhadap PDRB hanya meningkat sebesar 0,5%. Kemudian pada tahun 2001 pertumbuhan hasil produksi turun sebesar 15,49% dari tahun sebelumnya dengan kontribusi yang diberikan terhadap PDRB turun sebesar 1,67%. Pada tahun 2002 pertumbuhan hasil produksi industri pakaian jadi meningkat lagi sebesar 4,08% namun kontribusi terhadap PDRB menurun sebesar 0,9% dari tahun sebelumnya. Selanjutnya pada tahun 2003 pertumbuhan hasil produksi industri pakaian jadi meningkat lagi sebesar 14,69%, dengan kontribusi terhadap PDRB meningkat sebesar 0,11 dari tahun sebelumnya dan data terakhir tahun 2004 pertumbuhan hasil produksi industri pakaian jadi menurun lagi sebesar 11,57%, sehingga menurunkan kontribusi terhadap PDRB sebesar 0,94% dari sebelumnya. Rata-rata pertumbuhan output industri pakaian jadi Jawa Barat per tahun sebesar 19,21% dan untuk rata-rata kontribusinya terhadap PDRB per tahun yaitu sebesar 5,029%. Untuk lebih jelasnya dapat kita lihat pada tabel di bawah ini: Tabel 1.1 Kontribusi Industri Pakaian Jadi Terhadap PDRB Provinsi Jawa Barat Periode Tahun PDRB (Jutaan Rp) Output Industri Pakaian Jadi (Jutaan Rp) Pertumbuhan Output Pakaian Jadi (%) Kontribusi (%) , ,77 4, (9,28) 3, ,86 5, ,04 6, ,82 7, (15,49) 5, ,08 4, ,69 4, (11,57) 3,65 Rata-Rata 19,21 5,029 Sumber: BPS, diolah
4 4 Kendala yang menyebabkan penurunan hasil produksi pakaian jadi di jawa barat adalah semakin tingginya biaya produksi, seperti kenaikan biaya bahan baku, biaya bahan bakar solar, biaya listrik, biaya tenaga kerja dan biaya lainnya, sehingga biaya yang harus dikeluarkan dalam memproduksi pakaian jadi semakin tinggi dan menjadi tidak efisien. Dalam hal ini yang menjadi permasalahan bagaimana menekan biaya produksi industri pakaian jadi seminimum mungkin agar penggunaan input yang tersedia bisa mencapai output yang diinginkan dan penggunaan input atau faktor produksi juga bisa efisien, sehingga produksi yang dihasilkan juga bisa optimal. Oleh karena itu berdasarkan latar belakang di atas maka dalam penelitian ini penulis merumuskan judul sebagai berikut ANALISIS PENGARUH PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI TERHADAP OUTPUT INDUSTRI PAKAIAN JADI DI JAWA BARAT PERIODE I.2. Rumusan Masalah Sesuai dengan latar belakang masalah di atas Penulis merumuskan masalah sebagai berlikut: 1. Faktor-faktor produksi apa yang mempengaruhi output industri pakaian jadi di Jawa Barat? 2. Seberapa besar faktor-faktor produksi tersebut mempengaruhi output industri pakaian jadi di Jawa Barat? 3. Bagaimana kondisi skala hasil apakah konstan (constant return to scale), naik (increasing return to scale) atau turun (decreasing return to scale)?
5 Tujuan dan Manfaat Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi output industri pakaian jadi di Jawa Barat. 2. Untuk mengetahui seberapa besar faktor-faktor produksi tersebut mempengaruhi output industri pakaian jadi di Jawa Barat. 3. Untuk mengetahui kondisi skala hasil baik contant return to scale, increasing return to scale atau decreasing return to scale Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi beberapa pihak yang terkait diantaranya, adalah: 1. Bagi pembuat kebijakan dapat berguna sebagai bahan informasi dalam melakukan langkah-langkah yang perlu ditempuh guna meningkatkan pertumbuhan produksi industri pakaian jadi di Jawa Barat. 2. Bagi kalangan akademis dapat berguna sebagai bahan kajian dalam pengembangan ilmu pengetahuan Kerangka Pemikiran Dalam kegiatan proses produksi, faktor-faktor produksi merupakan hal yang sangat penting. Output (hasil produksi) yang dihasilkan sangat bergantung pada input yang digunakan, dalam hal ini untuk usaha pakaian jadi tidak terlepas dari hubungan antara faktor-faktor produksi dan juga produksi yang dihasilkan.
6 6 Peranan faktor-faktor produksi sangat penting karena berkaitan dengan ongkos produksi. Adanya kenaikan biaya untuk penggunaan faktor produksi akan menyebabkan ongkos produksi melebihi hasil penjualannya dan pada akhirnya perusahaan akan mengalami kerugian atau mengurangi laba yang diharapkan. Berikut dikemukakan tentang biaya produksi oleh Sadono Sukirno (2003:205) yang mengemukakan bahwa: Biaya produksi dapat didefinisikan sebagai semua pengeluaran yang dilakukan oleh perusahaan untuk memperoleh faktor-faktor produksi dan bahan-bahan mentah yang akan digunakan untuk menciptakan barangbarang yang diproduksikan perusahaan tersebut. Dari definisi di atas jelas sekali kalau biaya produksi berkaitan dengan biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan dalam memperoleh faktor-faktor produksi, dimana faktor-faktor produksi tersebut digunakan untuk kegiatan proses produksi, sehingga berpengaruh juga terhadap output atau hasil produksi yang dihasilkan. Sedangkan hubungan teknis fungsional yang menggambarkan kombinasi dari beberapa input untuk menghasilkan sejumlah output dapat digambarkan oleh fungsi produksi, yang pada umumnya fungsi produksi adalah menggambarkan hubungan antara input dan ouput. Fungsi produksi menunjukkan berapa banyak jumlah maksimum output yang dapat diproduksi apabila sejumlah input tertentu digunakan dalam proses produksi. Jadi fungsi produksi adalah suatu fungsi yang menunjukkan hubungan antara tingkat output dan tingkat penggunaan input-input. Fungsi ini merupakan landasan teknis dari suatu proses produksi. Dikatakan landasan teknis karena hanya menunjukkan hubungan fisik antara input dan output.
7 7 Dalam buku Mikro ekonomi, Richard. A Billas (1990,114) menyebutkan bahwa: fungsi produksi adalah hubungan fisik antara input sumber daya perusahaan dan outputnya yang berupa barang dan jasa per unit waktu. Fungsi produksi dapat dinyatakan sebagai: A = f(a, b, c, ). Sedangkan Fungsi produksi menurut Sadono Sukirno (2003,152) selalu dinyatakan dalam bentuk rumus, yaitu sebagai berikut: Q= f(k, L, R, T) Dimana: Q= jumlah hasil produksi K= jumlah stok modal L= jumlah tenaga kerja R= kekayaan alam T= tingkat teknologi Dari persamaan yang dikemukakan oleh Sadono Sukirno tersebut mengemukakan bahwa tingkat produksi sesuatu barang tergantung kepada jumlah stok modal, jumlah tenaga kerja, kekayaan alam, dan tingkat teknologi yang digunakan. Jadi jumlah produksi yang berbeda-beda dengan sendirinya akan memerlukan berbagai faktor produksi dalam jumlah yang berbeda-beda pula. Dengan membandingkan berbagai gabungan faktor-faktor produksi untuk menghasilkan sejumlah barang tertentu, dapatlah ditentukan kombinasi faktor produksi yang paling ekonomis untuk proses tersebut. Sebuah perusahaan dapat mengubah jumlah produksinya dengan mengubah-ubah jumlah faktor-faktor produksi (input), yang dipergunakannya
8 8 selama jangka waktu tertentu. Jumlah produksi (output) dapat juga diubah dengan mengubah-ubah kuantitas (quantity) dari salah satu sumber daya yang dipergunakan dan mempertahankan sumber daya lainnya tetap (konstan). Dalam kondisi ini, ouput akan mencapai tingkat maksimum dan kemudian mulai menurun apabila lebih banyak input variabel ditambahkan terus-menerus kepada input-input yang tetap (fixed inputs). Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Richard A.Billas (1990:126) dalam bukunya yang berjudul Teori Mikro Ekonomi menjelaskan bahwa: Jika input dari salah satu sumberdaya dinaikkan dengan tambahantambahan yang sama perunit waktu, sedangkan input dari sumberdaya yang lain konstan, maka produk total (output) akan naik, tetapi lewat satu titik tertentu, tambahan output tersebut makin lama makin kecil. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa besarnya nilai output ditentukan oleh pengunaan inputnya, dalam hal ini untuk industri pakaian jadi untuk meningkatkan produksinya tidak terlepas dari menciptakan dan menentukan kombinasi serta komposisi yang tepat dalam penggunaan faktor produksi. Jadi tidak hanya memperhatikan satu input saja yang selalu ditingkatkan jumlahnya, sedang input yang lainnya tetap tidak berubah, karena semua input harus bersinergi untuk menghasilkan kinerja produksi yang baik sehingga hasilnya bisa optimal. Penentuan dalam menggunakan faktor-faktor produksi dan mencari metode yang tepat untuk meningkatkan produksi dilakukan sehubungan dengan biaya-biaya yang harus dikeluarkan dalam penggunaan faktor-faktor produksi agar bisa efisien dan hasil produksi bisa optimal. Adapun faktor-faktor produksi industri pakaian jadi dalam penelitian ini diantaranya adalah pemakaian bahan baku, bahan bakar solar, pemakaian listrik, maupun penggunaan tenaga
9 9 kerja. Untuk penggunaan faktor-faktor produksi itu sendiri memerlukan biayabiaya yang harus dikeluarkan atau disebut dengan biaya produksi yang akan mempengaruhi kegiatan produksi, semakin tingginya biaya produksi akan menambah beban dan resiko bagi perusahaan karena itu bisa mengurangi keuntungan yang diharapkan oleh perusahaan. Oleh sebab itu dikhawatirkan kemampuan perusahaan pakaian jadi untuk menghasilkan suatu produk juga akan menurun, yang berimbas keuntungan pun akan menurun, apabila biaya produksi terlalu tinggi. Agar perusahaan pakaian jadi bisa menciptakan keuntungan yang besar, maka perlu memperhatikan aspek-aspek yang membantu dalam pengaturan komposisi penggunaan faktor-faktor produksi. seperti yang dikemukakan oleh Sadono Sukirno (2003:193) yaitu 1) Komposisi faktor produksi yang bagaimana yang dapat menciptakan tingkat produksi yang tinggi. 2) Komposisi faktor produksi yang bagaimana yang akan dapat meminimumkan ongkos produksi yang dikeluarkan. Konsep efisiensi usaha dapat terlihat dengan dilakukan efisiensi teknik, efisiensi harga dan efisiensi ekonomi: Pertama, Efisiensi teknis terjadi jika suatu penggunaan faktor produksi dikatakan efisien secara teknis artinya jika faktor produksi yang dipakai menghasilkan produksi yang maksimum. Kedua, efisiensi harga (alokatif) terjadi jika suatu penggunaan faktor produksi dikatakan efisien secara alokatif atau harga, artinya jika nilai dari produk marjinal sama dengan harga faktor produksi yang
10 10 bersangkutan. Ketiga, efisiensi ekonomi, terjadi jika suatu penggunaan faktor produksi dikatakan efisien secara ekonomi, artinya jika suatu produksi tersebut mencapai efisiensi teknis sekaligus juga mencapai efisiensi harga. (Soekartawi, 1990:48). Yang menjadi permasalahan bagi perusahaan ialah bagaimana menggunakan input dalam kombinasi yang dapat menghasilkan jumlah produk/output yang terbanyak dengan pengeluaran biaya tertentu, sehingga mendapatkan laba yang tinggi. Richard A. Billas (1990:132) mengatakan: perusahaan selalu ingin menghasilkan sejumlah produk tertentu dengan biaya yang paling rendah. Perusahaan bekerja dengan cara yang sama seperti individu sewaktu berusaha memaksimisasikan utilitas dan dibatasi oleh anggaran. Maka perusahaan harus memenuhi kondisi: MPa MPb =. Pa Pb Untuk mempermudah model analisis serta memperkecil kendala atau menyederhanakan yang terdapat pada proses produksi digunakan fungsi Cobb Douglas. Menurut Soekartawi (1990:159) Fungsi Cobb Douglas adalah suatu fungsi atau persamaan yang melibatkan dua atau lebih variabel, variabel yang satu disebut variabel dependent yang dijelaskan Y dan variabel yang lain disebut variabel independent X. Model matematis umum fungsi produksi Cobb Douglas dapat ditulis sebagai berikut: Q = AL α K β Keterangan : Q = output produksi
11 11 A = intersep atau parameter efisiensi K = input modal L = input tenaga kerja α = elastisitas input produksi tenaga kerja β = elastisitas input produksi modal Cara memperoleh fungsi produksi Cobb douglas dapat diperoleh dengan membuat linear persamaan, sehingga menjadi : Ln Q = Ln A + αlnk + βlnl + ε, dengan meregres persamaan fungsi produksi Cobb Douglas tersebut maka secara mudah akan diperoleh parameter efisiensi (A) dan elastisitas inputnya. Dengan menggunakan fungsi produksi Cobb Douglas dapat diketahui besaran elastisitas skala produksi atau fase produksi dan dapat menganalisa efisiensinya baik efisiensi fisik, harga maupun efisiensi ekonomis. Secara singkat dapat dikatakan bahwa fungsi produksi Cobb Douglas dapat digunakan untuk mengetahui skala produksi dalam proses produksi. Apakah produksi dalam keadaan Constan Return to Scale (CRTS), Increasing Return To Scale (IRTS) atau Decreasing Return To Scale (DRTS). Increasing return to scale (IRTS), merupakan laju kenaikan hasil yang semakin naik dari sebelumnya disebut efisiensi produksi skala menaik, berlaku jika jumlah bilangan pangkat lebih besar dari satu. Constant return to scale (CRTS), yaitu kenaikan hasil yang sebanding atau tetap sama dengan hasil yang sebelumnya, maka ini berarti efisiensi skala produksi tetap berlaku jika jumlah bilangan pangkat sama dengan satu. Decreasing Return to Scale (DRTS)
12 12 merupakan kenaikan hasil produksi yang menurun atau disebut skala produksi menurun berlaku jika jumlah bilangan pangkat kurang dari satu. Berdasarkan teori-teori dan pendapat yang telah dipaparkan di atas, maka dari itu penulis mencoba untuk menganalisis Pengaruh Penggunaan Faktor-Faktor Produksi Terhadap Output Industri Pakaian Jadi Di Jawa Barat Periode Faktor-faktor produksi yang dimaksud adalah bahan baku, bahan bakar solar, listrik dan tenaga kerja. Penulis berpendapat bahwa faktor-faktor tersebut berpengaruh positif terhadap jumlah output, semakin banyak input digunakan maka semakin banyak hasil produksi yang dihasilkan dan kemungkinan kondisi skala hasilnya increasing return to scale, constant return to scale atau decreasing return to scale. Konsepsi tersebut dapat digambarkan pada gambar 1.1 sebagai berikut: Bahan Baku (X1) Bahan Bakar (Solar) (X2) Listrik (X3) Output Industri Pakaian Jadi di Jawa Barat (Y) Tenaga Kerja (X4) Gambar 1.1. Kerangka Pemikiran Keterangan : Variabel bebas (independent Variabel) X1= Bahan baku X2= Bahan bakar (solar)
13 13 X3= Listrik X4= Tenaga kerja Variabel terikat (Dependent Variabel) Y= Output Industri Pakaian Jadi di Jawa Barat Hipotesis Hipotesis adalah anggapan dasar terhadap suatu masalah. Dan hipotesis menurut Prof. Dr. Sugiyono (2003:194) yaitu suatu jawaban yang sifatnya sementara. Berdasarkan masalah di atas maka dalam penelitian ini dapat dibuat hipotesis sebagai berikut: a) Hipotesis Mayor Faktor produksi bahan baku, bahan bakar solar, listrik, dan tenaga kerja baik secara parsial maupun secara simultan berpengaruh positif signifikan terhadap output pakaian jadi. b) Hipotesis Minor 1) Bahan baku berpengaruh positif signifikan terhadap output pakaian jadi. 2) Biaya bahan bakar solar berpengaruh positif signifikan terhadap output pakaian jadi. 3) Listrik berpengaruh positif signifikan terhadap output pakaian jadi. 4) Tenaga kerja berpengaruh positif signifikan terhadap output pakaian jadi.
BAB I PENDAHULUAN. Usaha logam mempunyai peranan strategis pada struktur perekonomian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Usaha logam mempunyai peranan strategis pada struktur perekonomian nasional terutama dalam menunjang industri penghasil komponen, industriindustri pengerjaan
Lebih terperincimetode penulisan, serta sistematika penyajian.
Bab ini menguraikan latar belakang masalah, tujuan dan kegunaan laporan, metode penulisan, serta sistematika penyajian. BAB II Kajian Pustaka Bab ini menguraikan teori yang mendukung pokok permasalahan
Lebih terperinciBAB II URAIAN TEORITIS. pertanian yang memberikan arti sebagai berikut. Suatu ilmu yang mempelajari
BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Definisi Ekonomi Pertanian Ekonomi pertanian merupakan gabungan dari ilmu ekonomi dengan ilmu pertanian yang memberikan arti sebagai berikut. Suatu ilmu yang mempelajari dan
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN. Kerangka pemikiran teoritis meliputi penjelasan-penjelasan mengenai halhal
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis meliputi penjelasan-penjelasan mengenai halhal yang berdasar pada teori yang digunakan dalam penelitian. Penelitian
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Fungsi produksi adalah hubungan di antara faktor-faktor produksi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis 2.1.1. Fungsi Produksi Fungsi produksi adalah hubungan di antara faktor-faktor produksi terhadap jumlah output yang dihasilkan. Kegiatan produksi bertujuan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional. Pendapatan
Lebih terperinciIII KERANGKA PEMIKIRAN
III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Pendapatan Usahatani Suratiyah (2006), mengatakan bahwa usahatani sebagai ilmu yang mempelajari cara-cara petani menentukan, mengorganisasikan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisi kesimpulan yang diperoleh selama pengerjaan tugas akhir serta saran perbaikan yang dapat dilakukan untuk penelitian lanjutan. 5.1 Kesimpulan Dari penelitian tugas
Lebih terperinciLANDASAN TEORI. Dimana : TR = Total penerimaan, TC = Total biaya, NT = Biaya tetap, dan NTT = Biaya tidak tetap.
7 II. LANDASAN TEORI 1. Konsep Pendapatan Pendapatan tunai adalah selisih antara penerimaan tunai dan pengeluaran tunai. Pendapatan tunai merupakan ukuran kemampuan usaha dalam menghasilkan uang tunai.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah petani garam yang memproduksi garam di Kecamatan Batangan Kabupaten Pati. Penilitian ini menggunakan sampel sebanyak 75 petani
Lebih terperinciIII KERANGKA PEMIKIRAN
III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis merupakan acuan alur berfikir dalam menjalankan penelitian. Penelitian ini mencakup teori produksi, konsep efisiensi,
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Herawati (2008) menyimpulkan bahwa bersama-bersama produksi modal, bahan
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu Penelitian ini berisi tentang perkembangan oleokimia dan faktor apa saja yang memengaruhi produksi olekomian tersebut. Perkembangan ekspor oleokimia akan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Konsep Produksi 2.1.1.1 Pengertian Produksi Produksi adalah salah satu dari kegiatan ekonomi suatu perusahaan, sebab tanpa adanya proses produksi maka tidak
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN. elastisitas, konsep return to scale, konsep efisiensi penggunaan faktor produksi
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis berisi teori dan konsep kajian ilmu yang akan digunakan dalam penelitian. Teori dan konsep yang digunakan dalam penelitian
Lebih terperinciANALISIS EFISIENSI BISNIS TANAMAN PANGAN UNGGULAN DI KABUPATEN BEKASI Oleh : Nana Danapriatna dan Ridwan Lutfiadi BAB 1.
ANALISIS EFISIENSI BISNIS TANAMAN PANGAN UNGGULAN DI KABUPATEN BEKASI Oleh : Nana Danapriatna dan Ridwan Lutfiadi ABSTRAK Tanaman pangan yang berkembang di Kabupaten Bekasi adalah padi, jagung, ubi kayu,
Lebih terperinciBAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Tinjauan teori merupakan penjabaran dari teori-teori yang terkait dengan
BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan Teori Tinjauan teori merupakan penjabaran dari teori-teori yang terkait dengan variabel-variabel penelitian yang diperoleh dari sumber tertulis yang dipakai
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka Di Indonesia, tanaman jagung sudah dikenal sekitar 400 tahun yang lalu, didatangkan oleh orang Portugis dan Spanyol. Daerah sentrum produksi jagung di Indonesia
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Industri Pengertian Industri menurut UU No 5 Tahun 1984 dapat didefinisikan sebagai berikut : Industri adalah kegiatan ekonomi yang merubah
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Secara mikro industri didefinisikan sebagai kumpulan dari perusahaan-perusahaan yang
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Industri Secara mikro industri didefinisikan sebagai kumpulan dari perusahaan-perusahaan yang menghasilkan barang-barang homogen, atau barang-barang yang mempunyai sifat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Produksi merupakan kata serapan yang berasal dari bahasa inggris to
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Produksi Produksi merupakan kata serapan yang berasal dari bahasa inggris to produce yang artinya menghasilkan. Produksi adalah proses dimana input diubah menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan atas sumber daya
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan atas sumber daya alam yang melimpah. Kekayaan atas sumber daya air, sumber daya lahan, sumber daya hutan, sumber
Lebih terperinciV. PEMBAHASAN Perkembangan Produksi Pupuk Urea PT. Pupuk Kujang Produksi Pupuk Urea
V. PEMBAHASAN 5.1. Perkembangan Produksi Pupuk Urea PT. Pupuk Kujang 5.1.1. Produksi Pupuk Urea ton 700.000 600.000 500.000 400.000 300.000 200.000 100.000 - Tahun Sumber : Rendal Produksi PT. Pupuk Kujang,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ides Sundari, 2013
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia sebagaimana bangsa-bangsa lain di berbagai belahan dunia menghadapi gelombang besar berupa meningkatnya tuntutan demokratisasi, desentralisasi,
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Teori Produksi Produksi merupakan hasil akhir dari proses atau aktivitas ekonomi dengan memanfaatkan beberapa masukan atau input. Dengan pengertian ini dapat dipahami bahwa kegiatan
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di CV. Trias Farm yang berlokasi di Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi ini ditentukan dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang sedang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang sedang melaksanakan pembangunan di segala bidang. Berbagai upaya pembangunan dalam rangka mewujudkan
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH LUAS LAHAN DAN TENAGA KERJA TERHADAP PRODUKSI KAKAO PERKEBUNAN RAKYAT DI PROVINSI ACEH
ANALISIS PENGARUH LUAS LAHAN DAN TENAGA KERJA TERHADAP PRODUKSI KAKAO PERKEBUNAN RAKYAT DI PROVINSI ACEH 56 Intan Alkamalia 1, Mawardati 2, dan Setia Budi 2 email: kamallia91@gmail.com ABSTRAK Perkebunan
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
kaya kepada keinginan untuk menciptakan keuntungan sosial. Disamping itu wakaf membantu meredistribusi pendapatan dan kekayaan tanpa mengabaikan keuntungan dan keinginan untuk berbisnis serta mentalitas
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka Penelitian tentang optimasi penggunaan input produksi telah dilakukan oleh beberapa peneliti pada komoditas lain, seperti pada tanaman bawang merah dan kubis.
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Menurut Arikunto (2010: 161) objek penelitian adalah variabel atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Hal ini karena objek penelitian
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Produksi adalah menciptakan, menghasilkan, dan membuat. Kegiatan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Produksi Produksi adalah menciptakan, menghasilkan, dan membuat. Kegiatan produksi tidak akan dapat dilakukan kalau tidak ada bahan yang memungkinkan dilakukannya proses
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Landasan teori menguraikan teori-teori yang mendukung penelitian ini. Adapun teori-teori yang berkaitan dengan penelitian ini adalah teori pendapatan dan teori
Lebih terperinciIII HASIL DAN PEMBAHASAN
7 III HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Perumusan Model Pada bagian ini akan dirumuskan model pertumbuhan ekonomi yang mengoptimalkan utilitas dari konsumen dengan asumsi: 1. Terdapat tiga sektor dalam perekonomian:
Lebih terperinciAnalisis penyerapan tenaga kerja pada sektor pertanian di Kabupaten Tanjung Jabung Barat
Analisis penyerapan tenaga kerja pada sektor pertanian di Kabupaten Tanjung Jabung Barat Rezky Fatma Dewi Mahasiswa Prodi Ekonomi Pembangunan Fak. Ekonomi dan Bisnis Universitas Jambi Abstrak Penelitian
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Landasan teori menguraikan teori-teori yang mendukung penelitian ini. Landasan teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori pendapatan dan teori produksi.
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN. konsep efisiensi penggunaan faktor-faktor produksi, serta konsep penerimaan,
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis merupakan acuan alur berfikir dalam menjalankan penelitian. Penelitian ini mencakup fungsi produksi dan elastisitas,
Lebih terperinciI PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Wirausaha memiliki peran penting dalam perkembangan ekonomi suatu negara, salah satu contohnya adalah negara adidaya Amerika. Penyumbang terbesar perekonomian Amerika
Lebih terperinciVI. ANALISIS EFISIENSI FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADI
VI. ANALISIS EFISIENSI FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADI 6.1 Analisis Fungsi Produksi Hubungan antara faktor-faktor yang mempengaruhi produksi dapat dijelaskan ke dalam fungsi produksi. Kondisi di lapangan menunjukkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kependudukan dan pertumbuhan ekonomi memiliki hubungan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kependudukan dan pertumbuhan ekonomi memiliki hubungan yang sangat erat, jumlah penduduk menentukan efisiensi perekonomian dan kualitas dari tenaga kerja itu
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Teori Produksi Produksi atau memproduksi menurut Putong (2002) adalah menambah kegunaan (nilai-nilai guna) suatu barang. Kegunaan suatu barang
Lebih terperinciII LANDASAN TEORI. ii. Constant returns to scale, yaitu situasi di mana output meningkat sama banyaknya dengan porsi peningkatan input
2 II LANDASAN EORI Pada bab ini akan diuraikan beberapa definisi dan teori penunjang yang akan digunakan dalam karya ilmiah ini. 2.1 Istilah Ekonomi Definisi 1 (Pertumbuhan Ekonomi) Pertumbuhan ekonomi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terpenuhinya kebutuhan pokok rakyat. karyawan, meniadakan jam lembur, mengurangi pos-pos pengeluaran yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi diarahkan kepada terwujudnya perekonomian nasional yang mandiri dan handal berdasarkan demokrasi ekonomi untuk meningkatkan kemakmuran ekonomi secara
Lebih terperinciB A B. I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB. I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi adalah suatu faktor yang sangat penting bagi penurunan kemiskinan, tetapi bukan satu-satunya penentu. Kebijakankebijakan yang pro-kaum
Lebih terperinciIV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis, Sumber, dan Metode Pengumpulan Data 4.3. Metode Pengambilan Sampel
IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Pasirlangu, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi tersebut dilakukan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Perikanan adalah kegiatan manusia yang berhubungan dengan pengelolaan dan
TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN Tinjauan Pustaka Perikanan adalah kegiatan manusia yang berhubungan dengan pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya hayati perairan. Sumberdaya hayati
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Produksi adalah suatu proses mengubah input menjadi output sehingga nilai
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Produksi 1. Pengertian Produksi Produksi adalah suatu proses mengubah input menjadi output sehingga nilai barang tersebut bertambah. Menurut Ahman (2004:116),
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Industri kecil adalah bagian dari UKM (Usaha Kecil dan Menengah),
15 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Industri Kecil Industri kecil adalah bagian dari UKM (Usaha Kecil dan Menengah), sehingga pengklasifikasiannyapun sesuai dengan pengklasifikasian UKM. Klasifikasi industri
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Teori Produksi Produksi merupakan suatu proses transformasi atau perubahan dari dua atau lebih input (sumberdaya) menjadi satu atau lebih output
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. memperoleh data dan melakukan analisis sehubungan dengan tujuan penelitian yang
56 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang digunakan untuk memperoleh data dan melakukan analisis sehubungan dengan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini akan dibahas mengenai tinjauan pustaka yang mendukung penelitian ini. Dimulai dari pembahasan mengenai teori produksi, fungsi produksi baik fungsi produksi jangka pendek
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ekonomi dikatakan baik apabila terjadi peningkatan pada laju pertumbuhan di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan proses kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional. Suatu negara dikatakan
Lebih terperinci2015 ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI PADA USAHA KECAP MAJALENGKA
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Usaha kecap di Kabupaten Majalengka merupakan salah satu sektor industri makanan yang dapat dikategorikan sebagai usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Hal ini dikarenakan
Lebih terperincimenggunakan fungsi Cobb Douglas dengan metode OLS (Ordinary Least
III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder dan data primer. Data primer diperoleh dari wawancara langsung dengan pegawai divisi produksi
Lebih terperinciPerusahaan merupakan organisasi yang mengkombinasikan dan mengorganisasikan tenaga kerja, modal, tanah atau bahan mentah dengan tujuan memproduksi
Perusahaan merupakan organisasi yang mengkombinasikan dan mengorganisasikan tenaga kerja, modal, tanah atau bahan mentah dengan tujuan memproduksi barang & jasa untuk dijual Produksi merujuk pada perubahan
Lebih terperinciPengantar Ekonomi Mikro
Pengantar Ekonomi Mikro Modul ke: 09Fakultas Ekonomi & Bisnis Menjelaskan Bentuk Organisasi Perusahaan, Fungsi Produksi dan Input 2 Variabel Abdul Gani, SE MM Program Studi Manajemen TUJUAN PERUSAHAAN
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN. Menurut Bachtiar Rivai (1980) yang dikutip oleh Hernanto (1996),
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.. Konsep Usahatani Menurut Bachtiar Rivai (980) yang dikutip oleh Hernanto (996), mengatakan bahwa usahatani merupakan sebuah organisasi dari alam,
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis merupakan acuan alur pikir dalam melakukan penelitian berdasarkan tujuan penelitian. Tujuan dari penelitian ini adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di Indonesia memiliki tujuan untuk mensejahterakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan di Indonesia memiliki tujuan untuk mensejahterakan masyarakat terutama masyarakat kecil dan masyarakat yang masih belum mampu untuk memenuhi kebutuhannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam peta perdagangan internasional produk-produk susu, saat ini
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam peta perdagangan internasional produk-produk susu, saat ini Indonesia berada pada posisi sebagai net-consumer. Sampai saat ini industri susu dan makanan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. hal materi lainnya yang dicapai dari penggunaan kekayaan atau jasa manusia bebas.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pendapatan Pendapatan dalam ilmu ekonomi didefinisikan sebagai hasil berupa uang atau hal materi lainnya yang dicapai dari penggunaan kekayaan atau jasa manusia bebas.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu sasaran yang hendak dicapai dalam pembangunan ekonomi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu sasaran yang hendak dicapai dalam pembangunan ekonomi nasional adalah pertumbuhan ekonomi dengan efisiensi produksi. Hal ini berarti pembangunan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian merupakan hal yang tidak bias dipisahkan dari berbagai penelitian yang dilakukan. Objek penelitian merupakan sebuah sumber yang dapat memberikan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. input secara bersama-sama terhadap perubahan output. Fungsi jangka panjang
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Economic of scale dan fungsi produksi Economic of scale atau return to scale menunjukkan hubungan perubahan input secara bersama-sama terhadap perubahan output.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan berbagai indikator-indikator yang dapat menggambarkan potensi. maupun tingkat kemakmuran masyarakat suatu wilayah.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah satu indikator penting untuk mengetahui kondisi ekonomi suatu wilayah dalam suatu periode tertentu. Produk
Lebih terperinciAnalisis usaha produksi kerajinan gerabah di kabupaten Bantul tahun Tinuk Watiningsih F BAB I PENDAHULUAN
Analisis usaha produksi kerajinan gerabah di kabupaten Bantul tahun 2002 Tinuk Watiningsih F 0198016 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam struktur perekonomian nasional terdapat berbagai macam
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perdagangan Antarnegara Tingkat perekonomian yang paling maju ialah perekonomian terbuka, di mana dalam perekonomian terbuka ini selain sektor rumah tangga, sektor perusahaan,
Lebih terperinciTeori Produksi. Abd. Jamal, S.E, M.Si
Teori Produksi Abd. Jamal, S.E, M.Si http://abdjamal1966.wordpress.com abdjamal@doctor.com abdjml@aim.com Hubungan Input dan Output Input sering disebut faktor produksi digunakan untuk memproduksi output
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tercapainya perekonomian nasional yang optimal. Inti dari tujuan pembangunan
BAB I PENDAHULUAN 1. A 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator kemajuan ekonomi suatu negara. Semakin tinggi pertumbuhan ekonomi maka semakin baik pula perekonomian negara
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan pustaka yang mendukung penelitian ini akan diawali dengan uraian pengkajian beberapa teori yang berhubungan dan berkaitan dengan topik yang akan dibahas. Kajian teori dimaksudkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kegiatan produksi yang kegiatan utamanya yaitu mengolah bahan mentah menjadi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor industri merujuk ke suatu sektor ekonomi yang didalamnya terdapat kegiatan produksi yang kegiatan utamanya yaitu mengolah bahan mentah menjadi barang setengah
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah perekonomian suatu negara dalam jangka
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah perekonomian suatu negara dalam jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi mengukur prestasi dari perkembangan suatu perekonomian dari suatu
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
21 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pertumbuhan Ekonomi Menurut Sukirno (1994) Pertumbuhan ekonomi (Economic Growth) adalah perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. ilmu tersendiri yang mempunyai manfaat yang besar dan berarti dalam proses
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Pembangunan Pertanian Dalam memacu pertumbuhan ekonomi sektor pertanian disebutkan sebagai prasyarat bagi pengembangan dan pertumbuhan
Lebih terperinciIV. METODOLOGI PENELITIAN. Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan
IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Pasir Gaok, Kecamatan Rancabungur, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan
Lebih terperinciANALISIS FUNGSI PRODUKSI COBB-DOUGLAS SECARA GEOMETRI DIFERENSIAL PADA PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA
ANALISIS FUNGSI PRODUKSI COBB-DOUGLAS SECARA GEOMETRI DIFERENSIAL PADA PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA Septiva Alia Rahmani, Supriyadi Wibowo, dan Muslich Program Studi Matematika Fakultas Matematika
Lebih terperinciANALISA FUNGSI PRODUKSI DAN EFISIENSI TEKNIK PADA USAHATANI JAGUNG
ANALISA FUNGSI PRODUKSI DAN EFISIENSI TEKNIK PADA USAHATANI JAGUNG Desy Cahyaning Utami* *Dosen Fakultas Pertanian Universitas Yudharta Pasuruan Imail: d2.decy@gmail.com ABSTRAK Komoditas jagung (Zea mays)
Lebih terperinci2014 IMPLEMENTASI D ATA ENVELOPMENT ANALYSIS (D EA) UNTUK MENGUKUR EFISIENSI INDUSTRI TAHU D I KABUPATEN SUMED ANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kabupaten Sumedang merupakan salah satu Kabupaten yang berada di Provinsi Jawa Barat yang tepat berada di tengah-tengah provinsi yang menghubungkan kota dan Kabupaten
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional merupakan usaha peningkatan kualitas manusia, yang
17 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional merupakan usaha peningkatan kualitas manusia, yang dilakukan secara berkelanjutan, berdasarkan kemampuan dengan pemanfaatan kemajuan
Lebih terperinciDAFTAR ISI. ABSTRAK... Error! Bookmark not de KATA PENGANTAR... Error! Bookmark not de DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR...
DAFTAR ISI ABSTRAK... Error! Bookmark not de KATA PENGANTAR... Error! Bookmark not de DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... iv BAB I PENDAHULUAN... Error! Bookmark not de 1.1. Latar Belakang...
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Sistem Budidaya Padi Konvensional Menurut Muhajir dan Nazaruddin (2003) Sistem budidaya padi secara konvensional di dahului dengan pengolahan
Lebih terperinciVIII. ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU. model fungsi produksi Cobb-Douglas dengan penduga metode Ordinary Least
VIII. ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU 8.1. Pendugaan dan Pengujian Fungsi Produksi Hubungan antara faktor-faktor produksi yang mempengaruhi produksi dapat dimodelkan ke
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan kegiatan dalam. perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksi dalam
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksi dalam masyarakat bertambah dan kemakmuran masyarakat meningkat.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sektor industri merupakan penggerak perekonomian suatu Negara karena
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sektor industri merupakan penggerak perekonomian suatu Negara karena dapat memberikan kesempatan kerja yang luas dan nilai tambah terbesar sehingga mampu menyelesaikan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS Produksi Mencerminkan Tingkat Pendapatan
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Produksi Mencerminkan Tingkat Pendapatan Produksi adalah upaya atau kegiatan untuk menambah nilai pada suatu barang. Arah kegiatan ditujukan
Lebih terperinciPengantar Ekonomi Mikro
Pengantar Ekonomi Mikro Modul ke: 10Fakultas Ekonomi & Bisnis Menjelaskan, Teori Produksi Biaya Jangka pendek Abdul Gani, SE MM Program Studi Manajemen TEORI BIAYA (ONGKOS) PRODUKSI BIAYA/ONGKOS PRODUKSI:
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. responden. Untuk mengetahui hasil distribusi produksi garam, modal,
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian ini menggunakan data primer dengan menyebarkan kuesioner di Kecamatan Batangan Kabupaten Pati dengan jumlah 75 responden. Untuk mengetahui hasil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara sedang berkembang selalu berupaya untuk. meningkatkan pembangunan, dengan sasaran utama adalah mewujudkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai negara sedang berkembang selalu berupaya untuk meningkatkan pembangunan, dengan sasaran utama adalah mewujudkan masyarakat demokratis, yang
Lebih terperinciIV. METODOLOGI PENELITIAN
IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Desa Ambulu, Kecamatan Losari, Kabupaten Cirebon, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi ini dilakukan secara sengaja (purposive)
Lebih terperincikesenjangan antara pertumbuhan jumlah angkatan kerja disatu pihak dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan ekonomi pada hakekatnya adalah serangkaian usaha kebijaksanaan yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat, memperluas kesempatan kerja dan
Lebih terperinciEFISIENSI PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA INDUSTRI MIKRO DI INDONESIA. Asrizal Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat
EFISIENSI PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA INDUSTRI MIKRO DI INDONESIA Asrizal Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat Abstract This research aims to determine the efficiency
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Teori Produksi Produksi adalah kegiatan menghasilkan output dengan berbagai kombinasi input dan teknologi terbaik yang tersedia (Nicholson,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Perkembangan UMKM di Kabupaten Cirebon Berdasarkan. Kelompok Usaha Industri Jasa Perdagangan
1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Kabupaten Cirebon merupakan bagian dari wilayah Provinsi Jawa Barat yang terletak di bagian timur dan merupakan batas, sekaligus pintu gerbang yang berbatasan dengan
Lebih terperinciBAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. terdahulu oleh Arifatul Chusna (2013) dalam penelitiannya Pengaruh Laju
BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Dalam melakukan penelitian ini diambil acuan dari penelitian terdahulu oleh Arifatul Chusna (2013) dalam penelitiannya Pengaruh Laju
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. dapat dikerjakan oleh konsumen terdapat komoditi itu. Iswandono
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Produksi Produksi diartikan sebagai atau penggunaan atau pemanfaatan sumber daya yang mengubah suatu komoditi menjadi komoditi lainnya yang sama sekali berbeda
Lebih terperinciMsi = x 100% METODE PENELITIAN
20 III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang diperoleh dari Biro Pusat Statistik (BPS), Perpustakaan IPB,
Lebih terperinciOleh : Suprapto *) Key words : International Standard of Industrial Classification (ISIC), increassing returns to scale. I.
PENGARUH VARIABEL JUMLAH PERUSAHAAN, PEMBELIAN BARANG MODAL TETAP DAN JUMLAH TENAGA KERJA TERHADAP OUTPUT INDUSTRI MAKANAN, MINUMAN DAN TEMBAKAU DI INDONESIA Oleh : Suprapto *) Abstract The study analysed
Lebih terperinciPendapatan Regional / Product Domestic Regional Bruto
Kabupaten Penajam Paser Utara Dalam Angka 2011 258 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dalam bab ini disajikan data dalam bentuk tabel dan grafik dengan tujuan untuk mempermudah evaluasi terhadap data
Lebih terperinciPengantar Ekonomi Mikro
Modul ke: 06 Pusat Pengantar Ekonomi Mikro Teori Perilaku Produsen Bahan Ajar dan E-learning TEORI PERILAKU PRODUSEN (Analisis Jangka Pendek) 2 Basic Concept Inputs Production Process Outputs Produksi
Lebih terperinciPENGARUH INVESTASI DAN KONSUMSI TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA DI SUMATERA SELATAN PERIODE
PENGARUH INVESTASI DAN KONSUMSI TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA DI SUMATERA SELATAN PERIODE 1995-2010 Fitri Suciani Jaka Pratama Tetiyeni Dwi Lestari ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
Lebih terperinciANALISIS KESEIMBANGAN PENDAPATAN DAN PENGELUARAN RUMAH TANGGA SUBSEKTOR PERIKANAN JAKARTA UTARA
ANALISIS KESEIMBANGAN PENDAPATAN DAN PENGELUARAN RUMAH TANGGA SUBSEKTOR PERIKANAN JAKARTA UTARA Penulis Fahrul Riza Universitas Bunda Mulia friza@bundamulia.ac.id Fahrul Riza adalah dosen pada Program
Lebih terperinci