III. KERANGKA PEMIKIRAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "III. KERANGKA PEMIKIRAN"

Transkripsi

1 III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Teoritis Teori Pertumbuhan Ekonomi Berbagai model pertumbuhan ekonomi telah banyak dikemukakan oleh para ahli ekonomi. Teori pertumbuhan yang dikembangkan dimaksudkan untuk mengukur dampak kegiatan ekonomi terhadap penciptaan output wilayah. Pertumbuhan wilayah tersebut merupakan indikator perkembangan ekonomi suatu wilayah. Analisis terhadap pertumbuhan output akan diperoleh informasi yang dapat dijadikan dasar kebijakan dalam pengembangan wilayah khususnya terhadap sektor-sektor yang memiliki efek pengganda (multiplier) dan keterkaitan tinggi (linkages) sebagai motor penggerak perekonomian Harrod Domar Model Menurut Basu (2000) terdapat tiga kelompok besar dalam pengembangan teori pertumbuhan saat ini yaitu pertama model pertumbuhan Harrod dan Domar atau sering dikenal sebagai Harrod-Domar Model. Kedua model pertumbuhan Neo Klasik (Neo-Classical Model) yang merupakan respon terhadap model pertumbuhan Harrod-Domar. Tokoh yang mengawali dan paling berperan dalam model pertumbuhan Neo Klasik adalah Robert Sollow sehingga dikenal dengan model pertumbuhan Sollow (Sollow Growth Model). Ketiga adalah teori pertumbuhan endogen (theory of endogenous growth) yang dikemukakan oleh Romer dan Lucas sebagai respon terhadap model pertumbuhan Sollow. Model Harrod - Domar telah berupaya memasukan unsur dinamyc path (t) dari model pertumbuhannya. Model ini pada intinya menjelaskan bahwa

2 31 pertumbuhan output perekonomian (Y t ) dideterminasi oleh pertumbuhan penduduk (population grows, n), tingkat tabungan (saving rate, s) dan tingkat modal (capital rate,c) sebagai faktor exsogen. Secara umum model pertumbuhan Harrod-Domar ditulis sebagai berikut : K t sv s c... (7) dimana v adalah output-capital ratio dan K adalah tingkat pertumbuhan modal pada periode t. Pendapatan diasumsikan proporsional dengan modal dalam model, maka persamaan pertumbuhan output pada periode t dapat ditulis menjadi sebagai berikut : s Y t... (8) c Pertumbuhan penduduk (n) akan mempengaruhi tingkat tabungan (s) dan modal (c) maka persamaan pertumbuhan output pada periode t menjadi t Y t s n c... (9) Neo Classical Model Dalam kelompok aliran pemikiran neo-klasik, model pertumbuhan Sollow (Sollow Growth Model) dianggap sebagai representatif dalam menangkap ide utama dalam teori pertumbuhan neo-klasik (Basu, 2000). Dalam model pertumbuhan Sollow dijelaskan bagaimana tabungan, pertumbuhan penduduk dan kemajuan teknologi mempengaruhi tingkat pertumbuhan output sepanjang waktu. Dalam model neo-klasik, output merupakan fungsi dari modal dan tenaga kerja yang direpresentasikan dalam persamaan berikut :

3 32 Y f ( K, L)... (10) dimana K adalah modal dan L adalah tenaga kerja. Dalam model juga diasumsikan fungsi produksi constant return to scale sehingga persamaan fungsi produksi menjadi Y f ( K, L)... (11) Persamaan (11) menjelaskan bahwa besarnya output dalam perekonomian adalah relatif terhadap besarnya tenaga kerja dimana λ 0, f ( K, L) f ( K, L), λ= 1/L, sehingga persamaan fungsi produksi baru menjadi : Y / L f ( K / L,1)... (12) persamaan (12) menunjukan output per tenaga kerja (Y/L) merupakan fungsi dari modal per tenaga kerja (K/L). Dalam bentuk lain persamaan (12) dapat ditulis menjadi y f (k)... (13) dimana y adalah (Y/L) dan k adalah (K/L). Persamaan ini menjelaskan pertumbuhan output per tenaga kerja dapat meningkat hanya jika rasio modaltenaga kerja meningkat. Dalam perekonomian tingkat pendapatan (y) akan dialokasikan untuk konsumsi (C) dan investasi (i),sehingga y=c+i, sementara fungsi konsumsi adalah C=(1-s)y maka persamaan investasi menjadi i = sy. Kemudian dengan memasukan persamaan (13) kedalam persamaan investasi maka diperoleh persamaan investasi sebagai berikut : i sf (k)... (14)

4 33 Investasi merupakan penjumlahan investasi bersih dan pergantian penyusutan barang modal atau dengan kata lain perubahan stok modal merupakan selisih antara investasi dengan tingkat penyusutan. Maka persamaan perubahan stok modal dapat ditulis sebagai berikut : k i k... (15) atau k sf ( k) k... (16) Dengan memasukan faktor pertumbuhan penduduk (n) maka persamaan perubahan stok modal menjadi : k sf ( k) ( n) k... (17) Persamaan (17) menujukan bahwa perubahan stok modal dipengaruhi oleh besarnya pertumbuhan ( n) k. Dengan kata lain model Sollow menjelaskan bagaimana tabungan dan pertumbuhan penduduk mempengaruhi keseimbangan stok modal (steady-state capital stock) dan keseimbangan pendapatan per kapita (steady-state level of income per capita) dalam jangka panjang (Mankiw, 2000). Satu hal yang menjadi kekuatan model pertumbuhan Sollow adalah dengan memasukan faktor perkembangan teknologi (g) kedalam model seperti ditulis dalam persamaan (17). Persamaan ini menganggap perkembangan teknologi sebagai faktor eksogen. k sf ( k) ( n g) k... (18) Endogeonous Growth Model Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa dalam model pertumbuhan Sollow teknologi merupakan faktor eksogen yang mempengaruhi

5 34 output. Sementara dalam model pertumbuhan endogen (endogenous growth) ini perkembangan teknologi dianggap sebagai faktor endogen yang akan mempengaruhi output dalam jangka panjang, sehingga disebut sebagai model Endogenous Growth. Fungsi produksi dalam model endogen diulistrasikan sebagai berikut : Y AK... (19) dimana Y adalah output, K adalah stok modal dan A adalah konstanta yang mengukur sejumlah output yang diproduksi per unit modal. Sementara persamaan (16) disebutkan bahwa perubahan stok modal (Δk) merupakan selisih antara investasi (sy) dengan tingkat penyusutan modal (δk), dengan memasukan persamaan (19) kedalam persamaan (16) maka diperoleh : Y / Y K / K sa... (20) Persamaan (20) menunjukan bagaimana tingkat pertumbuhan modal (ΔK/K) atau pertumbuhan output (ΔY/Y) akan terus tumbuh selama sa > δ meski tanpa asumsi adanya perkembangan teknologi. Dalam model pertumbuhan Sollow dijelasakan bahwa modal mendorong pertumbuhan output untuk sementara, tetapi dengan diminishing return to capital pertumbuhan terjadi hanya jika ada perkembangan teknologi. Hal ini kontras dengan model pertumbuhan endogen, dimana investasi dan tabungan mampu mendorong pertumbuhan sepanjang waktu. Model endogen menganggap pengetahuan merupakan faktor input produksi dimana barang dan jasa yang dihasilkan sebenarnya hasil perkembangan ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, dalam model endogen pengetahuan

6 35 merupakan modal yang tidak mungkin bersifat diminishing return tetapi diasumsikan constant return to scale Konsep Permintaan Akhir Pada Bab 2 telah dijelaskan bahwa permintaan akhir (final demand) terdiri dari permintaan domestik dan net ekspor sebagai rest of world. Permintaan akhir domestik merupakan permintaan terhadap barang dan jasa di dalam negeri yang dihasilkan oleh sektor perekonomian dengan tujuan barang dan jasa yang diminta tidak untuk dijadikan kegiatan produksi lebih lanjut. Permintaan akhir domestik terdiri dari konsumi, pengeluaran pemerintah, dan investasi atau perubahan stok modal Konsumsi Rumahtangga dan Pemerintah Mankiw (2000) menjelaskan bahwa konsumsi merupakan permintaan akhir sejumlah barang dan jasa oleh rumahtangga (household) dalam suatu perekonomian. Besarnya konsumsi dipengaruhi oleh disposable income yang merupakan total penerimaan rumahtangga setelah dikurangi pajak. Persamaan fungsi konsumsi dituliskan pada persamaan (21), dimana C adalah konsumsi rumahtangga, T adalah pajak, dan (Y-T) adalah besarnya disposable income. C C( Y T ) (21) Sementara itu, pengeluaran pemerintah (government purchases) merupakan belanja pemerintah yang dikeluarkan untuk barang dan jasa serta transfer payment. Pada model persamaan pendapatan nasional (Y), pengeluaran pemerintah merupakan variabel eksogen (Mankiw, 2000). G G..... (22)

7 Modal dan Investasi Modal (capital) dan investasi (investment) merupakan konsep yang saling berhubungan hanya saja modal merupakan konsep stock dan investasi merupakan konsep flow. Perusahaan membeli barang investasi untuk menambah sejumlah stok modal dan mengganti barang modal yang telah rusak atau habis (Mankiw, 2000). Dalam konsep produksi, modal (K) bersama tenaga kerja (L) merupakan dua faktor produksi yang penting dalam menghasilkan sejumlah output (Y). Dalam fungsi produksi Cobb-Douglas dinyatakan dalam Y AK L 1, dimana α, β adalah parameter yang mengukur share kapital terhadap output dan A adalah parameter yang mengukur tingkat teknologi. Harga setiap faktor produksi merupakan balas jasa dari faktor produksi, dimana sewa (rent) adalah balas jasa dari penggunaan faktor produksi modal. Perusahaan akan memutuskan berapa banyak modal yang digunakan (disewa) dengan membandingkan biaya (cost) dan manfaat (benefit) dari setiap unit modal. Jika perusahaan menyewakan modal pada tingkat harga sewa R dan menjualnya pada tingkat harga P, maka harga riil per unit modal (real rent price) adalah R/P. Sementara manfaat riil per unit modal adalah tambahan output yang diproduksi karena menambah satu unit modal atau disebut marginal product of capital (MPK). MPK disini merupakan permintaan dari modal itu sendiri, karena slope MPK yang negatif karena MPK semakin turun apabila stok modal meningkat. Keuntungan maksimum yang diperoleh perusahaan jika perusahaan menyewakan modal sampai MPK turun dan sama dengan harga sewa riil (R/P). Hubungan

8 37 antara harga sewa riil (R/P), stok modal (K) dan marginal product of capital (MPK) disajikan pada Gambar 1. Harga sewa riil, R/P MPK K Stok Modal, K Sumber : Mankiw, 2000 Gambar 2. Harga Sewa Modal Manfaat dari memiliki modal adalah sewa modal yang diperoleh sebagai balas jasa kepemilikan modal. Sementara biaya kepemilikan modal tergantung pada harga relatif modal, tingkat suku bunga dan tingkat penyusutan yang direpresentasikan pada persamaan matematik berikut : Biaya Modal = ipk PK PK..... (23) = P ( i P / P )... (24) K K K dimana i adalah tingkat suku bunga nominal, P K adalah harga barang modal dan δ adalah tingkat penyusutan. Jika diasumsikan harga barang modal akan meningkat dengan meningkatnya harga barang lainnya, maka ΔP K /P K sama dengan tingkat inflasi π. Karena i π sama dengan tingkat suku bunga riil r, persamaan biaya modal menjadi : Biaya Modal = P K (r + δ)..... (25)

9 38 Kemudian biaya kepemilikan modal adalah relatif terhadap barang lainnya dalam perekonomian, maka biaya riil dari kepemilikan modal ditulis dalam persamaan sebagai berikut : Biaya Riil Modal = (P K / P) (r + δ) (26) dimana P K /P adalah harga relatif barang modal. Tingkat keuntungan dari kepemilikan per unit modal adalah selisih antara penerimaan (R/P) sebagai harga sewa riil dan biaya riil (P K / P) (r + δ) dituliskan menjadi : Keuntungan = Penerimaan Biaya = R/P - (P K / P) (r + δ)... (27) karena harga sewa riil sama dengan marginal product of capital (MPK), maka tingkat keuntungan kepemilikan modal menjadi : Keuntungan = MPK - (P K / P) (r + δ)..... (28) Perubahan dalam stock modal atau investasi bersih (net investment) tergantung pada perbedaan antara marginal product of capital (MPK) dengan biaya riil modal (P K / P) (r + δ). Jika MPK lebih besar dari biaya riil modal, akan menguntungkan jika menambah persediaan modal. Jika MPK lebih kecil dari biaya riil modal, maka dibiarkan persediaan modal mengecil (Mankiw, 2000). Dengan demikian dapat ditulis persamaan investasi sebagai berikut : ΔK = I n [ MPK - (P K / P) (r + δ)]..... (29) dimana I n merupakan fungsi yang menunjukan seberapa besar investasi bersih respon terhadap insentif untuk berinvestasi. Dengan demikian investasi (I) merupakan penjumlahan investasi bersih dan pergantian penyusutan barang modal yang dapat ditulis pada persamaan berikut :

10 39 I = I n [ MPK - (P K / P) (r + δ)].... (30) Persamaan (30) menunjukan bagaimana investasi dipengaruhi oleh tingkat suku bunga riil r. Penurunan dalam tingkat suku bunga riil mengurangi biaya modal, oleh karena itu memiliki modal lebih menguntungkan, demikian juga sebaliknya. Kemudian dalam jangka panjang, marginal product of capital (MPK) sama dengan biaya modal riil. Investasi akan menguntungkan jika nilai MPK lebih besar dari tingkat suku bunga riil. Dengan demikian seberapa besar investor akan menanamkan modalnya dipengaruhi juga oleh kebijakan tingkat suku bunga Ekspor Bersih Pada model perekonomian terbuka (open economy), pendapatan nasional atau output perekonomian (Y) dipengaruhi oleh ekspor bersih (net eksport) yang merupakan selisih antara ekspor dan impor. Besarnya ekspor bersih dipengaruhi oleh nilai tukar (exchange rate). Mengacu pada model Mundell-Fleming, persamaan ekspor bersih dapat dituliskan pada persamaan (31), dimana NX(e) adalah ekspor bersih yang dipengaruhi oleh nilai tukar. NX ( e) Y C( Y T ) I ( r) G (31) Pengaruh Permintaan Akhir Terhadap Pertumbuhan Berdasarkan persamaan (31), output atau pendapatan nasional dapat dituliskan sebagai berikut : Y C( Y T ) I ( r) G NX ( e)... (32) Donrbush dan Fisher (1992) menyatakan bahwa output nasional berada pada tingka kesetimbangan (equilibrium) apabila output sama dengan permintaan

11 40 agregat (AD) atau ketika akumulasi modal yang direncanakan sama dengan nol, dimana persamaan output dapat ditulis menjadi Y AD... (33) dengan memasukan persamaan (32) kedalam persamaan (33) maka didapat persamaan output baru yaitu AD AE Y C( Y T ) I( r) G NX ( e)... (34) Pada persamaan (34), dapat dijelaskan bagaimana masing-masing komponen pembentuk output tersebut berpengaruh terhadap pertumbuhan output nasional. Perubahan konsumsi rumahtangga dapat dilihat berdasarkan kemiringan fungsi konsumsi yang disebut Marginal Propensity to Consume (MPC). MPC merupakan besarnya perubahan konsumsi karena peningkatan disposable income sebesar satu satuan nilai uang. Dampak perubahan konsumsi karena peningkatan disposable income terhadap output nasional, dimana faktor lain dianggap konstan disajikan pada Gambar 3. General Price (P) AS P 2 P 1 Δ C AD' AD = C + I + G + NX Y 1 Y 2 Y Sumber : Mankiw, 2000 Gambar 3. Perubahan Konsumsi Terhadap Output Nasional

12 r 2 r 2 IS 41 Sementara itu, perubahan investasi terhadap pendapatan nasional dapat digambarkan melalui kombinasi fungsi investasi dengan diagram perpotongan Keynessian. Untuk mempermudah analisis kita asumsikan konsumsi, pengeluaran pemerintah dan ekspor bersih dianggap konstan, sehingga dampak perubahan investasi terhadap pendapatan nasional dapat dilihat dengan jelas. Pada Gambar 4, dijelaskan bahwa fungsi investasi berhubungan terbalik dengan tingkat suku bunga. Jika suku bunga menurun dari r 1 ke r 2 akan meningkatkan jumlah investasi dari I 1 ke I 2. Peningkatan jumlah investasi ini akan menggeser fungsi pengeluaran (AE) ke atas. Pergeseran dalam fungsi pengeluaran ini menyebabkan tingkat pendapatan nasional meningkat dari Y 1 ke Y 2. Kurva IS meringkas hubungan antara tingkat suku bunga dan pendapatan. Kurva IS mengkombinasikan interaksi antara r dan I yang ditunjukan oleh fungsi investasi, dan interaksi antara I dan Y yang ditunjukan dengan perpotongan Keynessian. E AE 2 AE 1 Y 1 Y 2 Income, Output (Y) Suku Bunga r 1 r 1 I (r ) I (r1 ) I (r1) Investasi Y 1 Y 2 Income, Output (Y) Sumber : Mankiw, 2000 Gambar 4. Hubungan Suku Bunga, Investasi dan Output Nasional

13 42 Pada persamaan (31) dijelaskan bahwa perubahan terhadap ekspor bersih dipengaruhi oleh nilai tukar. Oleh karena itu, perubahan terhadap nilai tukar akan mempengaruhi perubahan output nasional melalui perubahan ekspor bersih dengan asumsi faktor lain dianggap konstan. Mengacu pada model Mundell-Fleming dalam small open economy dengan menganut floating exchange rate, terjadinya perubahan ekspor bersih karena perubahan nilai tukar berdampak terhadap perubahan kurva IS-LM yang selanjutnya akan merubah output nasional seperti yang terlihat pada Gambar 5. Nilai Tukar riil (e) LM (P 1 ) LM (P 2 ) e 1 e 2 IS Y 1 Y 2 Ouput (Y) Sumber : Mankiw, 2000 Gambar 5. Perubahan Nilai Tukar Terhadap Output Nasional Pengaruh Pertumbuhan Terhadap Pendapatan dan Lapangan Kerja Pertumbuhan ekonomi, penciptaan lapangan kerja dan pengentasan kemiskinan melalui peningkatan pendapatan masyarakat merupakan variabel makroekonomi yang selalu menjadi sasaran pembangunan. Menurut Winoto dan

14 43 Siregar (2005), pertumbuhan ekonomi ini dapat mendorong penciptaan lapangan kerja dan pengurangan kemiskinan. Pada Gambar 6 terlihat jika terjadi peningkatan salah satu variabel permintaan akhir dan variabel yang lain dianggap tetap, maka aggregate demand bergeser ke kanan atas yang menyebabkan pendapatan nasional meningkat dari (Y 1 ) ke (Y 2 ) dan tingkat harga umum menjadi naik dari (P 1 ) ke (P 2 ). General Price (P) AS P 2 P 1 Δ AD AD' Y 1 Y 2 Y, PDB AD = C + I + G + NX Sumber : Donrbush dan Fisher, 1992 Gambar 6. Investasi, Pendapatan Nasional dan Harga Kenaikan pendapatan nasional dan tingkat harga umum menyebabkan kenaikan terhadap kesempatan kerja. Pertama jika pendapatan nasional meningkat berarti produksi nasional meningkat. Kenaikan produksi nasional akan mendorong penggunaan faktor produksi diseluruh perekonomian seperti tenaga kerja dan faktor produksi lainnya. Artinya terjadinya pertumbuhan pendapatan nasional

15 44 akan menyerap tenaga kerja. Dengan demikian jelas pengaruh pertumbuhan mendorong pembukaan lapangan kerja baru bagi masyarakat. Kenaikan pendapatan nasional juga menyebabkan kenaikan tingkat harga umum (P). Kenaikan tingkat harga umum ini menyebabkan upah riil (W/P) di pasar tenaga kerja menjadi turun. Penurunan tingkat upah riil akan menyebabkan permintaan terhadap tenaga kerja meningkat. MPL W / P... (35) Perusahaan akan menggunakan tenaga kerja tambahan selama produk marginal tenaga kerja (marginal product of labour, MPL) melebihi biaya tambahan karena menggunakan tenaga kerja tambahan (MPL > W/P). Kemiringan kurva MPL yang negatif mencerminkan permintaan tenaga kerja, dimana perusahaan akan mempekerjakan tenaga kerja tambahan jika tingkat upah riil mengalami penurunan. Secara ringkas bagaimana upah riil mempengaruhi permintaan tenaga kerja disajikan pada Gambar 7. Upah Riil (W/P) Supply Tenagakerja W(P 1) W(P 2) L 1 L 2 Kesempatan Kerja (L) MPL = Permintaan Tenagakerja Sumber : Donrbush dan Fisher, 1992 Gambar 7. Upah Riil dan Kesempatan Kerja di Pasar Tenaga Kerja

16 Kerangka Pemikiran Terjadinya penurunan output sektor-sektor berbasis kehutanan selama beberapa tahun terakhir yang tercermin dari penurunan kontribusi PDB sektor kehutanan terhadap PDB nasional. Penurunan output tersebut tentunya berdampak terhadap perekonomian secara keseluruhan terutama terhadap penyerapan tenaga kerja dan pendapatan masyarakat yang berkerja di sektor tersebut. Selain itu, penurunan output pada sektor-sektor berbasis kehutanan berdampak terhadap sektor lainnya yang terkait kuat dengan sektor tersebut. Oleh karena itu, penelitian ini akan difokuskan pada tiga aspek yaitu menganalisis pertumbuhan dan sumbersumber pertumbuhan gross output sektor-sektor berbasis kehutanan yang diklasifikasi kedalam enam sektor, menganalisis dampak perubahan output tersebut terhadap penyerapan tenaga kerja dan pendapatan rumahtangga pada berbagai golongan pendapatan serta melihat keterkaitan sektor berbasis kehutanan dengan sektor lainnya. Untuk menjawab ketiga hal tersebut, digunakan pendekatan model I-O Miyazawa Tahun 2008 yang dianggap mampu menjelaskan sumber-sumber pertumbuhan output sektor berbasis kehutanan, menguraikan secara lebih jelas perubahan output terhadap penyerapan tenaga kerja dan pendapatan masyarakat pada berbagai kelompok pendapatan dan sektor-sektor mana yang memiliki keterkaitan kuat (linkages) dengan sektor berbasis kehutanan. Model I-O Miyazawa pada penelitian ini dikembangkan dari Tabel I-O Indonesia Tahun 2008 yang didukung oleh data Survey Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Tahun 2008 (BPS, 2008a), Survey Sosial Ekonomi Nasional (Susenas)

17 46 Tahun 2008 (BPS, 2008b) serta data-data statistik lainnya. Secara keseluruhan kerangka pemikiran dalam penelitian ini disajikan pada Gambar 8. Output Sektor Berbasis Kehutanan Terus Menurun Analisis Pertumbuhan Gross Output dan Sumber Pertumbuhan - Data Susenas Data Sakernas Data Statistik Model I-O Miyazawa Tahun 2008 Tabel I-O Indonesia Tahun 2008 dan 2005 Golongan Pendapatan Rumahtangga Penyerapan Tenagakerja Linkages Antar Sektor Pendapatan Rendah Pendapatan Sedang Pendapatan Tinggi DISTRIBUSI PENDAPATAN RUMAHTANGGA (KOTA+ DESA) Gambar 8. Kerangka Pemikiran Penelitian 3.3. Hipotesis Berdasarkan perumusan masalah dan tujuan penelitian, maka dalam penelitian ini diajukan beberapa hipotesis yaitu : 1. Secara umum, sumber pertumbuhan output sektor-sektor berbasis kehutanan berdasarkan dekomposisi struktural lebih disebabkan oleh faktor domestc final demand, dan khusus untuk industri pulp sumber pertumbuhan output disebabkan oleh faktor ekspor. 2. Peningkatan output sektor-sektor berbasis kehutanan berdampak terhadap penyerapan tenaga kerja dan meningkatkan pendapatan rumahtangga,

18 47 terutama golongan rumahtangga berpendapatan rendah di wilayah perdesaan. 3. Sektor-sektor perekonomian lain yang diduga memiliki keterkaitan kuat terhadap sektor-sektor berbasis kehutanan antara lain sektor bangunan, jasa perdagangan dan jasa angkutan.

PEMBAHASAN UTS GENAP 2015/2016 TEORI EKONOMI MAKRO 1

PEMBAHASAN UTS GENAP 2015/2016 TEORI EKONOMI MAKRO 1 PEMBAHASAN UTS GENAP 2015/2016 TEORI EKONOMI MAKRO 1 1. Para ekonom menggunakan beberapa variabel makroekonomi untuk mengukur prestasi seuah perekonomian. Tiga variable yang utama adalah real GDP, inflation

Lebih terperinci

BAB 3 Pendapatan Nasional : Dari Mana Berasal dan Ke Mana Perginya

BAB 3 Pendapatan Nasional : Dari Mana Berasal dan Ke Mana Perginya BAB 3 Pendapatan Nasional : Dari Mana Berasal dan Ke Mana Perginya Tutorial PowerPoint untuk mendampingi MAKROEKONOMI, edisi ke-6 N. Gregory Mankiw oleh Mannig J. Simidian 1 Model ini sangat sederhana

Lebih terperinci

Model Keseimbangan Pengeluaran Dua Sektor

Model Keseimbangan Pengeluaran Dua Sektor 4. Model Keseimbangan Pengeluaran Dua Sektor Mengapa Anda Perlu Tahu Ketika seseorang bekerja pada perusahaan atau pemerintah maka dia akan mendapatkan gaji. Tentu, gaji yang didapatkan perlu dipotong

Lebih terperinci

teori distribusi neoklasik

teori distribusi neoklasik BAB 3 Pendapatan Nasional : Dari Mana Berasal dan Ke Mana Perginya Tutorial PowerPoint untuk mendampingi MAKROEKONOMI, edisi ke-6 N. Gregory Mankiw Model ini sangat sederhana namun kuat, dibangun antara

Lebih terperinci

Pengeluaran Agregat yang direncanakan (AE) dan Ekuilibrium Output

Pengeluaran Agregat yang direncanakan (AE) dan Ekuilibrium Output Pengeluaran Agregat yang direncanakan (AE) dan Ekuilibrium Output 1. Model Arus Lingkar Pendapatan (The Circular Flow of Income model) 2. Pengeluaran Agregate yang direncanakan (Agregate Expenditure, AE)

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembangunan merupakan suatu proses perbaikan kualitas seluruh bidang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembangunan merupakan suatu proses perbaikan kualitas seluruh bidang 13 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Teori Pembangunan Pembangunan merupakan suatu proses perbaikan kualitas seluruh bidang kehidupan manusia yang meliputi tiga aspek penting yaitu : (1) peningkatan standar hidup

Lebih terperinci

III. KERANGKA TEORITIS

III. KERANGKA TEORITIS III. KERANGKA TEORITIS 3.1. Kebijakan Fiskal dan Kebijakan Moneter Kebijakan fiskal mempengaruhi perekonomian (pendapatan dan suku bunga) melalui permintaan agregat pada pasar barang, sedangkan kebijakan

Lebih terperinci

KESEIMBANGAN EKONOMI Melihat lebih mendalam keseimbangan Pendapatan Nasional yang ditentukan oleh Pengeluaran Agregat ( Pendekatan Keynesian )

KESEIMBANGAN EKONOMI Melihat lebih mendalam keseimbangan Pendapatan Nasional yang ditentukan oleh Pengeluaran Agregat ( Pendekatan Keynesian ) KESEIMBANGAN EKONOMI Melihat lebih mendalam keseimbangan Pendapatan Nasional yang ditentukan oleh Pengeluaran Agregat ( Pendekatan Keynesian ) PREPARED BY : S. K.TOMASOA, SE.,M.Si. Keseimbangan Ekonomi

Lebih terperinci

Xpedia Ekonomi. Makroekonomi

Xpedia Ekonomi. Makroekonomi Xpedia Ekonomi Makroekonomi Doc. Name: XPEKO0399 Doc. Version : 2012-08 halaman 1 01. Pengangguran friksional / frictional unemployment ialah... (A) diasosiasikan dengan penurunan umum di dalam ekonomi

Lebih terperinci

KURVA PERMINTAAN AGREGAT (AGGREGATE DEMAND AD) PADA DIAGRAM AD AS (AGGREGATE SUPPLY - PENAWARAN AGREGAT) BERDASARKAN FUNGSI DARI SETIAP KOMPONEN AD

KURVA PERMINTAAN AGREGAT (AGGREGATE DEMAND AD) PADA DIAGRAM AD AS (AGGREGATE SUPPLY - PENAWARAN AGREGAT) BERDASARKAN FUNGSI DARI SETIAP KOMPONEN AD Bahan 4a - Kurva Permintaan Agregat Pada Diagram AD-A KURVA PERMINTAAN AGREGAT (AGGREGATE DEMAND AD) PADA DIAGRAM AD A (AGGREGATE UPPLY - PENAWARAN AGREGAT) BERDAARKAN FUNGI DARI ETIAP KOMPONEN AD I. BERDAARKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Cita-cita bangsa Indonesia dalam konstitusi negara adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. Cita-cita bangsa Indonesia dalam konstitusi negara adalah untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Cita-cita bangsa Indonesia dalam konstitusi negara adalah untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur. Cita-cita mulia tersebut dapat diwujudkan melalui pelaksanaan

Lebih terperinci

PASAR UANG & PASAR BARANG (Keseimbangan Kurva IS-LM)

PASAR UANG & PASAR BARANG (Keseimbangan Kurva IS-LM) PASAR UANG & PASAR BARANG (Keseimbangan Kurva IS-LM) Model IS-LM Model IS-LM adalah interpretasi terkemuka dari teori Keynes. Tujuan dari model ini adalah untuk menunjukkan apa yang menentukan pendapatan

Lebih terperinci

Pertemuan ke-4 KONSUMSI DAN INVESTASI

Pertemuan ke-4 KONSUMSI DAN INVESTASI 1 Pertemuan ke-4 KONSUMSI DAN INVESTASI Tujuan Instruksi Khusus: Mahasiswa dapat memahami hubungan nilai variable permintaan agregat (keynessian), pendapatan nasional keseimbangan dan sistem keuangan.

Lebih terperinci

Paradigma Pertumbuhan

Paradigma Pertumbuhan Paradigma Pertumbuhan Sir Roy Harrod (1900 1978) Evsey Domar (1914 1997) John Maynard Keynes (1883 1946) Model Pertumbuhan Harrod Domar Roy Harrod (1939) Evsey Domar (1946) John Maynard Keynes Tingkat

Lebih terperinci

BAB 2. Keseimbangan Perekonomian Dua Sektor (Tertutup Sederhana)

BAB 2. Keseimbangan Perekonomian Dua Sektor (Tertutup Sederhana) BAB 2 Keseimbangan Perekonomian Dua Sektor (Tertutup Sederhana) Perekonomian tertutup merupakan perekonomian yang tidak mengenal hubungan ekonomi dengan negara lain (seperti ekspor, transaksi impor, transaksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kebutuhan manusia selalu berkembang sejalan dengan tuntutan zaman, tidak

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kebutuhan manusia selalu berkembang sejalan dengan tuntutan zaman, tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kebutuhan manusia selalu berkembang sejalan dengan tuntutan zaman, tidak sekedar memenuhi kebutuhan hayati saja, namun juga menyangkut kebutuhan lainnya seperti

Lebih terperinci

menguasai tehnologi sehingga dapat meningkatkan produktivitas perekonomian. Unutk

menguasai tehnologi sehingga dapat meningkatkan produktivitas perekonomian. Unutk TEORI HUMAN CAPITAL Secara teoritis pembangunan mensyaratkan adanya sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. SDM ini dapat berperan sebagai faktor produksi tenaga kerja yang dapat menguasai tehnologi

Lebih terperinci

PENDAPATAN NASIONAL. Andri Wijanarko,SE,ME. 1

PENDAPATAN NASIONAL. Andri Wijanarko,SE,ME. 1 PENDAPATAN NASIONAL Andri Wijanarko,SE,ME andri_wijanarko@yahoo.com 1 Output Nasional 2 Output Nasional (#1) Merupakan gambaran awal tentang seberapa efisien sumber daya yang ada dalam perekonomian untuk

Lebih terperinci

PENGHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL

PENGHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL PENGHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL MATERI A Pengertian Pendapatan Nasional B Tujuan dan Manfaat Mempelajari Pendapatan Nasional C Konsep Pendapatan Nasional D Metode Perhitungan Pendapatan Nasional E Pendapatan

Lebih terperinci

KONSUMSI DAN INVESTASI. Oleh : AGUS ARWANI, SE, M.Ag.

KONSUMSI DAN INVESTASI. Oleh : AGUS ARWANI, SE, M.Ag. KONSUMSI DAN INVESTASI Oleh : AGUS ARWANI, SE, M.Ag. MEMAHAMI KONSUMSI DAN TABUNGAN Konsumsi Tabungan Fungsi Konsumsi APC MPC Garis 45 0 Fungsi Tabungan APS Grafis Matematis Grafis Matematis Komponen Pendapatan

Lebih terperinci

FLUKTUASI PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DI KOTA PADANGSIDIMPUAN

FLUKTUASI PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DI KOTA PADANGSIDIMPUAN FLUKTUASI PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DI KOTA PADANGSIDIMPUAN Enni Sari Siregar STKIP Tapanuli Selatan, Padangsidimpuan Email : ennisari056@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

PERTEMUAN 5 dan 6 PERTUMBUHAN EKONOMI DAN PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI

PERTEMUAN 5 dan 6 PERTUMBUHAN EKONOMI DAN PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI PERTEMUAN 5 dan 6 PERTUMBUHAN EKONOMI DAN PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI Pendahuluan Pembangunan ekonomi merupakan salah satu bagian penting dari pembangunan nasional dengan tujuan utama untuk meningkatkan

Lebih terperinci

DERIVASI FUNGSI DAN KURVA IS

DERIVASI FUNGSI DAN KURVA IS Bahan 4b IS & LM Pada Y-i dan AD Pada Y-P DERIVASI FUNGSI DAN KURVA IS 1. Definisi kurva IS Kurva IS adalah kurva atau lokasi (locus) dari semua titik keseimbangan di sektor riil, Y = AD, pada setiap tingkat

Lebih terperinci

Model IS-LM. Lanjutan... Pasar Barang & Kurva IS 5/1/2017. PASAR UANG & PASAR BARANG (Keseimbangan Kurva IS-LM)

Model IS-LM. Lanjutan... Pasar Barang & Kurva IS 5/1/2017. PASAR UANG & PASAR BARANG (Keseimbangan Kurva IS-LM) Model IS-LM PASAR UANG & PASAR BARANG (Keseimbangan IS-LM) Model IS-LM adalah interpretasi terkemuka dari teori Keynes. Tujuan dari model ini adalah untuk menunjukkan apa yang menentukan pendapatan nasional

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. membeli barang-barang modal dan peralatan-peralatan produksi dengan tujuan

LANDASAN TEORI. membeli barang-barang modal dan peralatan-peralatan produksi dengan tujuan II. LANDASAN TEORI A. Investasi 1. Pengertian Investasi Teori ekonomi mendefinisikan investasi sebagai pengeluaran pemerintah untuk membeli barang-barang modal dan peralatan-peralatan produksi dengan tujuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kebijakan Moneter Kebijakan moneter merupakan kebijakan yang dikeluarkan oleh Bank Sentral dari suatu Negara. Pada dasarnya kebijakan ini bertujuan untuk mengendalikan perekonomian

Lebih terperinci

GDP = konsumsi + investasi + pengeluaran pemerintah + ekspor - impor

GDP = konsumsi + investasi + pengeluaran pemerintah + ekspor - impor 1. Pengertian GDP: Ujian Ekonomika Makro GDP (Gross Domestic Product) atau Produk Domestik Bruto dalam Bhs Ind, adalah salah satu dari beberapa indikator yang mengukur tingkat pertumbuhan ekonomi. GDP

Lebih terperinci

Pembahasan Soal UTS PTE Makro 2016/2017

Pembahasan Soal UTS PTE Makro 2016/2017 Pembahasan Soal UTS PTE Makro 2016/2017 1. Ekonomi makro adalah cabang dari ilmu ekonomi yang membahas? : C. Perekonomian secara agregatif Alasan : Teori Ekonomi Makro adalah suatu cabang ilmu ekonomi

Lebih terperinci

KESEIMBANGAN AGREGAT DEMAND AGREGAT SUPPLY

KESEIMBANGAN AGREGAT DEMAND AGREGAT SUPPLY KESEIMBANGAN AGREGAT DEMAND AGREGAT SUPPLY L Suparto LM,.M.Si AGREGAT DEMAND-AGREGAT SUPPLY Dengan memperkenalkan peranan uang dalam perekonomian, dan menerangkan teori Keynes yang menyatakan bahwa tingkat

Lebih terperinci

Pertanyaan: Isi semua kolom tersebut (sertakan perhitungannya di bawah tabel)

Pertanyaan: Isi semua kolom tersebut (sertakan perhitungannya di bawah tabel) Tugas PIE Makro 1. Diketahui: C = 50 + 0,8 Yd S = - 50 + 0,2 Yd I = 40 Pendapatan Nasional Konsumsi RT Tabungan RT Investasi Pengeluaran Agregat 0 150 200 450 600 750 Pertanyaan: Isi semua kolom tersebut

Lebih terperinci

SISTEM NERACA SOSIAL EKONOMI INDONESIA TAHUN 2008 ISSN : 0216.6070 Nomor Publikasi : 07240.0904 Katalog BPS : 9503003 Ukuran Buku : 28 x 21 cm Jumlah Halaman : 94 halaman Naskah : Subdirektorat Konsolidasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Untuk mengukur kinerja ekonomi suatu negara dapat dilakukan dengan menghitung

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Untuk mengukur kinerja ekonomi suatu negara dapat dilakukan dengan menghitung 27 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pendapatan Nasional Untuk mengukur kinerja ekonomi suatu negara dapat dilakukan dengan menghitung besarnya pendapatan nasional atau produksi nasional setiap tahunnya, yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pembangunan dan Pertumbuhan Ekonomi Suryana (2000 : 3), mengungkapkan pembangunan ekonomi adalah suatu proses yang menyebabkan pendapatan per kapita penduduk suatu masyarakat

Lebih terperinci

Bab 5 PEREKONOMIAN TERBUKA

Bab 5 PEREKONOMIAN TERBUKA Bab 5 PEREKONOMIAN TERBUKA Makroekonomi Perekonomian Terbuka : Konsep Dasar Perekonomian Tertutup dan Terbuka Perekonomian tertutup adalah perekonomian yang tidak berinteraksi dengan perekonomian lain

Lebih terperinci

ekonomi K-13 PENDAPATAN NASIONAL K e l a s A. KONSEP PENDAPATAN NASIONAL Semester 1 Kelas XI SMA/MA K-13 Tujuan Pembelajaran

ekonomi K-13 PENDAPATAN NASIONAL K e l a s A. KONSEP PENDAPATAN NASIONAL Semester 1 Kelas XI SMA/MA K-13 Tujuan Pembelajaran K-13 ekonomi K e l a s XI PENDAPATAN NASIONAL Semester 1 Kelas XI SMA/MA K-13 Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mampu memahami konsep pendapatan nasional, metode penghitungan

Lebih terperinci

Fungsi produksi adalah sebuah fungsi yang menunjukkan hubungan antara output (jumlah produksi barang/jasa) dan faktor-faktor produksi (input).

Fungsi produksi adalah sebuah fungsi yang menunjukkan hubungan antara output (jumlah produksi barang/jasa) dan faktor-faktor produksi (input). Penawaran agregrat menunjukkan kemampuan masyarakat suatu negara menawarkan produk/jasa secara agregat. Kurva penawaran agregat dibentuk dengan menghubungkan antara fungsi produksi, fungsi permintaan dan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah perekonomian suatu negara dalam jangka

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah perekonomian suatu negara dalam jangka I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah perekonomian suatu negara dalam jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi mengukur prestasi dari perkembangan suatu perekonomian dari suatu

Lebih terperinci

V. HASIL ANALISIS SISTEM NERACA SOSIAL EKONOMI DI KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2010

V. HASIL ANALISIS SISTEM NERACA SOSIAL EKONOMI DI KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2010 65 V. HASIL ANALISIS SISTEM NERACA SOSIAL EKONOMI DI KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2010 5.1. Gambaran Umum dan Hasil dari Sistem Neraca Sosial Ekonomi (SNSE) Kabupaten Musi Rawas Tahun 2010 Pada bab ini dijelaskan

Lebih terperinci

Pengertian dan Pengukuran Pendapatan Nasional

Pengertian dan Pengukuran Pendapatan Nasional Pengertian dan Pengukuran Pendapatan Nasional Pertemuan kesepuluh Pengantar Ilmu Ekonomi Saturday, June 25, 2016 Pokok bahasan pertemuan ke-10 Pengertian pendapatan nasional. Pendekatan pengukuran pendapatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI. Tenaga Kerja adalah penduduk yang berada dalam usia kerja. Menurut

BAB II TINJAUAN TEORI. Tenaga Kerja adalah penduduk yang berada dalam usia kerja. Menurut BAB II TINJAUAN TEORI 2.1. Ketenagakerjaan Tenaga Kerja adalah penduduk yang berada dalam usia kerja. Menurut Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan, yang disebut sebagai tenaga kerja

Lebih terperinci

BAB IV. KERANGKA PEMIKIRAN. Bab ini merupakan rangkuman dari studi literatur dan kerangka teori yang

BAB IV. KERANGKA PEMIKIRAN. Bab ini merupakan rangkuman dari studi literatur dan kerangka teori yang BAB IV. KERANGKA PEMIKIRAN Bab ini merupakan rangkuman dari studi literatur dan kerangka teori yang digunakan pada penelitian ini. Hal yang dibahas pada bab ini adalah: (1) keterkaitan penerimaan daerah

Lebih terperinci

BAB 10 Permintaan Agregat 1: Membangun Model IS-LM

BAB 10 Permintaan Agregat 1: Membangun Model IS-LM BAB 10 Permintaan Agregat 1: Membangun Model IS-LM Tutoriasl PowerPoint Untuk mendampingi MAKROEKONOMI, edisi ke-6. N. Gregory Mankiw oleh Mannig J. Simidian Chapter Ten 1 Depresi Besar (Great Depression)

Lebih terperinci

PENAWARAN AGREGAT. Minggu 14

PENAWARAN AGREGAT. Minggu 14 PENAWARAN AGREGAT Minggu 14 Pendahuluan Penawaran agregrat menunjukkan kemampuan masyarakat suatu negara menawarkan produk/jasa secara agregat. Kurva penawaran agregat dibentuk dengan menghubungkan antara

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini akan dijabarkan beberapa teori yang menjadi landasan analisis penulis mengenai hubungan ketiga variabel utama, yakni perdagangan internasional, investasi luar negeri

Lebih terperinci

EKONOMI MAKRO: MODEL ANALISIS IS-LM. Oleh : Nur Baladina, SP. MP.

EKONOMI MAKRO: MODEL ANALISIS IS-LM. Oleh : Nur Baladina, SP. MP. EKONOMI MAKRO: MODEL ANALISIS IS-LM Oleh : Nur Baladina, SP. MP. Konsep Dasar Analisis IS-LM Model IS-LM memadukan ide-ide aliran pemikiran Klasik dengan Keynes, sering disebut sebagai sintesis Klasik-Keynesian,

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Setiap negara di dunia ini sudah lama menjadikan pertumbuhan ekonomi

PENDAHULUAN. Setiap negara di dunia ini sudah lama menjadikan pertumbuhan ekonomi 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap negara di dunia ini sudah lama menjadikan pertumbuhan ekonomi sebagai target ekonomi. Pertumbuhan ekonomi selalu menjadi faktor yang paling penting

Lebih terperinci

OUTPUT DAN PENDAPATAN NASIONAL

OUTPUT DAN PENDAPATAN NASIONAL OUTPUT DAN PENDAPATAN NASIONAL Arus Sirkuler: Klasik Revenue Goods and services sold MARKETS FOR GOODS AND SERVICES Firms sell Households buy Spending Goods and services bought FIRMS Produce and sell goods

Lebih terperinci

1. Pengertian dan fungsi ekonomi, 2. MAKRO. 3. MIKRO

1. Pengertian dan fungsi ekonomi, 2. MAKRO. 3. MIKRO Silabus: 1. Pengertian dan fungsi ekonomi, 2. MAKRO. 3. MIKRO Peran pemerintah dalam bidang ekonomi. Organisasi Bisnis dan Keuangan Produksi dan Pendapatan Nasional. Uang dan Lembaga Keuangan Bank Indonesia.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional. Pendapatan

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS

KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS III. KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS 3.1. Teori Perdagangan Internasional Teori tentang perdagangan internasional telah mengalami perkembangan yang sangat maju, yaitu dimulai dengan teori klasik tentang keunggulan

Lebih terperinci

Model Keseimbangan Pengeluaran dengan Campur Tangan Pemerintah

Model Keseimbangan Pengeluaran dengan Campur Tangan Pemerintah 5. Model Keseimbangan Pengeluaran dengan Campur Tangan Pemerintah Mengapa Anda Perlu Tahu Kita tulis kembali krisis yang melanda Indonesia tahun 1997 sebagai momentum memasukkan peran pemerintah dalam

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL SOLOW-SWAN UNTUK MEMACU PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN DEMAK

PENERAPAN MODEL SOLOW-SWAN UNTUK MEMACU PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN DEMAK PENERAPAN MODEL SOLOW-SWAN UNTUK MEMACU PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN DEMAK Dhani Kurniawan Teguh Pamuji Tri Nur Hayati Fakultas Ekonomi Universitas Sultan Fattah Demak Email : ujik_angkung@yahoo.com Abstrak

Lebih terperinci

PERMINTAAN DAN PENAWARAN AGREGAT

PERMINTAAN DAN PENAWARAN AGREGAT PERMINTAAN DAN PENAWARAN AGREGAT L Suparto LM,. M.Si Dalam teori makroekonomi klasik, jumlah output bergantung pada kemampuan perekonomian menawarkan barang dan jasa, yang sebalikya bergantung pada suplai

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 9 II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1. Definisi Industri Negara-negara berkembang berkeyakinan bahwa sektor industri mampu mengatasi masalah-masalah perekonomian, dengan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. sesuai dalam melakukan pengukuran tersebut adalah Gross Domestic Product (GDP).

BAB II LANDASAN TEORI. sesuai dalam melakukan pengukuran tersebut adalah Gross Domestic Product (GDP). 12 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Gross Domestic Product (GDP) dan GDP per kapita Dalam perekonomian suatu negara terdapat suatu indikator yang digunakan untuk menilai apakah perekonomian berlangsung

Lebih terperinci

PRODUK NASIONAL DAN PENDAPATAN NASIONAL

PRODUK NASIONAL DAN PENDAPATAN NASIONAL PRODUK NASIONAL DAN PENDAPATAN NASIONAL ALIRAN SIRKULER UANG MELALUI PEREKONOMIAN ALIRAN SIRKULER UANG MELALUI PEREKONOMIAN http://slideplayer.info/slide/3781315/ DEFINISI PENDAPATAN NASIONAL Pendapatan

Lebih terperinci

FUNGSI KONSUMSI, TABUNGAN, PENDAPATAN NASIONAL

FUNGSI KONSUMSI, TABUNGAN, PENDAPATAN NASIONAL FUNGSI KONSUMSI, TABUNGAN, PENDAPATAN NASIONAL 6.1 Pendahuluan Dalam ekonomi makro, pengeluaran seseorang yang digunakan untuk konsumsi dipengaruhi oleh tingkat pendapatannya. Konsumsi akan semakain tinggi

Lebih terperinci

Permintaan Agregat & Penawaran Agregat

Permintaan Agregat & Penawaran Agregat Permintaan Agregat & Penawaran Agregat Permintaan Agregat Permintaan Agregat adalah, jumlah dari keseluruhan barang dan jasa yang diminta oleh seluruh pelaku ekonomi pada berbagai tingkat harga. Permintaan

Lebih terperinci

BAB 3 KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN TIGA SEKTOR (TERTUTUP)

BAB 3 KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN TIGA SEKTOR (TERTUTUP) BAB 3 KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN TIGA SEKTOR (TERTUTUP) 3.1 Aliran Pendapatan dan Syarat Keseimbangan Perekonomian tiga sektor diartikan sebagai perekonomian yang terdiri dari sektor rumah tangga, perusahaan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan prosesnya yang berkelanjutan merupakan kondisi utama bagi kelangsungan

Lebih terperinci

Antiremed Kelas 10 Ekonomi

Antiremed Kelas 10 Ekonomi Antiremed Kelas 10 Ekonomi Pendapatan Nasional - Soal Halaman 1 01. Pada metode pendapatan, besar pendapatan nasional suatu negara akan sama dengan (A) jumlah produksi ditambah upah (B) jumlah investasi

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. ekonomi uang, dimana daya beli yang ada dalam uang dengan berjalannya waktu

TINJAUAN PUSTAKA. ekonomi uang, dimana daya beli yang ada dalam uang dengan berjalannya waktu 13 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Inflasi Inflasi merupakan salah satu resiko yang pasti dihadapi oleh manusia yang hidup dalam ekonomi uang, dimana daya beli yang ada dalam uang dengan berjalannya waktu mengalami

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keahlian-keahlian, kemampuan untuk berfikir yang dimiliki oleh tenaga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keahlian-keahlian, kemampuan untuk berfikir yang dimiliki oleh tenaga BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Tenaga Kerja Menurut Sudarso (1991), tenaga kerja merupakan manusia yang dapat digunakan dalam proses produksi yang meliputi keadaan fisik jasmani, keahlian-keahlian,

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN AGREGAT DI SUMATERA BARAT

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN AGREGAT DI SUMATERA BARAT ISSN : 2302 1590 E-ISSN : 2460 190X ECONOMICA Journal of Economic and Economic Education Vol.5 No.2 (151-157 ) ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN AGREGAT DI SUMATERA BARAT Oleh Nilmadesri

Lebih terperinci

Permintaan Agregat dalam Perekonomian Tertutup: Perilaku Pasar Barang dan Pasar Uang

Permintaan Agregat dalam Perekonomian Tertutup: Perilaku Pasar Barang dan Pasar Uang Modul 1 Permintaan Agregat dalam Perekonomian Tertutup: Perilaku Pasar Barang dan Pasar Uang Arief Ramayandi, S.E., MecDev., Ph.D. Ari Tjahjawandita, S.E., M.Si. M PENDAHULUAN odul ini akan menjelaskan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN 21 III KERANGKA PEMIKIRAN 31 Kerangka Operasional Berdasarkan perumusan masalah, pembangunan daerah Provinsi Riau masih menghadapi beberapa masalah Permasalahan itu berupa masih tingginya angka kemiskinan,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Penelitian Terdahulu Reselawati (2011). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh perkembangan UKM seperti (tenaga kerja UKM, ekspor

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. ekonomi sendiri berasal dari kata Yunani οἶκος (oikos) yang berarti keluarga,

BAB II LANDASAN TEORI. ekonomi sendiri berasal dari kata Yunani οἶκος (oikos) yang berarti keluarga, 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Ekonomi dan Pertumnbuhan Ekonomi Sebuah Ekonomi adalah sistem aktivitas manusia yang berhubungan dengan produksi, distribusi, pertukaran, dan konsumsi barang dan jasa. Kata

Lebih terperinci

IV. FUNGSI PENDAPATAN (Penerapan Fungsi Linear dalam Teori Ekonomi Makro)

IV. FUNGSI PENDAPATAN (Penerapan Fungsi Linear dalam Teori Ekonomi Makro) IV. FUNGSI PENDAPATAN (Penerapan Fungsi Linear dalam Teori Ekonomi Makro) Yang dimaksud fungsi pendapatan disini adalah Pendapatan Nasional (Y) yaitu pendapatan masyarakat suatu negara secara keseluruhan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Distribusi Input dan Output Produksi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Distribusi Input dan Output Produksi BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Dasar 2.1.1 Distribusi Input dan Output Produksi Proses produksi adalah suatu proses yang dilakukan oleh dunia usaha untuk mengubah input menjadi output. Dunia usaha

Lebih terperinci

PENDAPATAN NASIONAL A. ARUS PERPUTARAN EKONOMI B. PENDAPATAN NASIONAL C. CARA MENGHITUNG GNP D. SEKTOR-SEKTOR GNP E. UNSUR GNP F.

PENDAPATAN NASIONAL A. ARUS PERPUTARAN EKONOMI B. PENDAPATAN NASIONAL C. CARA MENGHITUNG GNP D. SEKTOR-SEKTOR GNP E. UNSUR GNP F. PENDAPATAN NASIONAL A. ARUS PERPUTARAN EKONOMI B. PENDAPATAN NASIONAL C. CARA MENGHITUNG GNP D. SEKTOR-SEKTOR GNP E. UNSUR GNP F. PENGGUNAAN GNP G. MANFAAT PENDAPATAN NASIONAL A. ARUS PERPUTARAN EKONOMI

Lebih terperinci

Perbedaan GDP dan GNP

Perbedaan GDP dan GNP Perbedaan GDP dan GNP Pendapatan nasional adalah jumlah pendapatatan yang diterima oleh seluruh rumah tangga keluarga (RTK) di suatu negara dari penyerahan faktor-faktor produksi dalam satu periode,biasanya

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Jadi, dengan menggunakan simbol Y untuk GDP maka Y = C + I + G + NX (2.1)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Jadi, dengan menggunakan simbol Y untuk GDP maka Y = C + I + G + NX (2.1) II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teoritis 2.1.1. Investasi Pendapatan nasional membagi PDB menjadi empat kelompok, antara lain konsumsi (C), investasi (I), pembelian pemerintah (G), dan ekspor netto

Lebih terperinci

(PMTB) DAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) ACEH TAHUN

(PMTB) DAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) ACEH TAHUN KONTRIBUSI INVESTASI SWASTA TERHADAP PEMBENTUKAN MODAL TETAP BRUTO (PMTB) DAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) ACEH TAHUN 2010 2014 Pendahuluan Dalam perhitungan PDRB terdapat 3 pendekatan, yaitu

Lebih terperinci

Analisis Pertumbuhan Ekonomi Kab. Lamandau Tahun 2013 /

Analisis Pertumbuhan Ekonomi Kab. Lamandau Tahun 2013 / BAB II METODOLOGI Dalam penyusunan publikasi Analisis Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Lamandau dipakai konsep dan definisi yang selama ini digunakan oleh BPS di seluruh Indonesia. Konsep dan definisi tersebut

Lebih terperinci

Kerangka Belajar Ekonomi Makro Pandangan Klasik, Keyness dan Sesudahnya

Kerangka Belajar Ekonomi Makro Pandangan Klasik, Keyness dan Sesudahnya 3. Kerangka Belajar Ekonomi Makro Pandangan Klasik, Keyness dan Sesudahnya Mengapa Anda Perlu Tahu Tahun 1997 Indonesia pernah mengalami krisis ekonomi yang disebabkan oleh krisis moneter di Asia. Secara

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Nilai Tukar Riil dan Nilai Tukar Nominal

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Nilai Tukar Riil dan Nilai Tukar Nominal BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Nilai Tukar Riil dan Nilai Tukar Nominal Nilai tukar suatu negara menunjukkan harga dari satu mata uang dalam mata uang yang lain(mishkin, 2009:107). Dalam

Lebih terperinci

MODEL IS DARI PASAR BARANG DAN MODEL LM DARI PASAR UANG. Chapter Ten 1

MODEL IS DARI PASAR BARANG DAN MODEL LM DARI PASAR UANG. Chapter Ten 1 MODEL IS DARI PASAR BARANG DAN MODEL LM DARI PASAR UANG. Chapter Ten 1 Model Keynes diartikan berbeda-beda oleh banyak orang. Hal yang berguna untuk memikirkan model Keynes buku teks dasar sebagai perincian

Lebih terperinci

Permintaan dan Penawaran Agregat. Copyright 2004 South-Western

Permintaan dan Penawaran Agregat. Copyright 2004 South-Western Permintaan dan Penawaran Agregat 33 Fluktuasi Ekonomi Jangka Pendek Kegiatan ekonomi berfluktuasi dari tahun ke tahun. Dalam beberapa tahun sebagian besar produksi barang dan jasa naik. Rata-rata selama

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Uraian dalam Bab ini menjelaskan hasil pengolahan data dan pembahasan terhadap 4 (empat) hal penting yang menjadi fokus dari penelitian ini, yaitu: (1) peranan sektor kehutanan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Pembangunan dan Pertumbuhan Ekonomi. Salah satu indikator yang sangat penting daam menganalisis

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Pembangunan dan Pertumbuhan Ekonomi. Salah satu indikator yang sangat penting daam menganalisis BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pembangunan dan Pertumbuhan Ekonomi Salah satu indikator yang sangat penting daam menganalisis pembangunan ekonomi yang terjadi di suatu negara adaah pertumbuhan ekonomi.

Lebih terperinci

digambarkan sebagai berikut: C/S

digambarkan sebagai berikut: C/S FUNGSI KONSUMSI, FUNGSI TABUNGAN DAN PENDAPATAN NASIONAL Seorang ahli dalam bidang ekonomi bernama Keyness, mempunyai pendapat bahwa pengeluaran seseorang untuk konsumsi dipengaruhi oleh pendapatannya.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Para ahli ekonomi mengartikan istilah pembangunan ekonomi sebagai

II. TINJAUAN PUSTAKA. Para ahli ekonomi mengartikan istilah pembangunan ekonomi sebagai II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembangunan dan Pertumbuhan Ekonomi Para ahli ekonomi mengartikan istilah pembangunan ekonomi sebagai pertumbuhan ekonomi yang diikuti oleh perubahan dalam struktur corak kegiatan

Lebih terperinci

PENGUKURAN PENDAPATAN NASIONAL. Minggu 3

PENGUKURAN PENDAPATAN NASIONAL. Minggu 3 PENGUKURAN PENDAPATAN NASIONAL Minggu 3 Pendahuluan Pendapatan nasional adalah total produksi barang/jasa yang dihasilkan oleh masyarakat di suatu negara. Istilah yang umum digunakan adalah GDP/GNP atau

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Konsep Pertumbuhan Ekonomi

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Konsep Pertumbuhan Ekonomi II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Konsep 2.1.1. Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi menunjukkan pertumbuhan produksi barang dan jasa di suatu wilayah perekonomian dalam selang waktu tertentu. Produksi

Lebih terperinci

TEORI MAKROEKONOMI KLASIK

TEORI MAKROEKONOMI KLASIK TEORI MAKROEKONOMI KLASIK Pelopor : Adam Smith (1776), Jean Baptiste Say(1803), David Ricardo(1817) J.S.Mill (1848), Alfred Marshall (1890), Irving Fisher (1911), A.C.Pigou (1920) The classical economist

Lebih terperinci

Tri Wahyu R *) Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro

Tri Wahyu R *) Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro JEKT Tri Wahyu R *) Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro ABSTRAK dan rehabilitasi (1967-1972), zaman keemasan minyak (1973-1982), periode guncangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. sosial, sikap-sikap masyarakat, dan institusi-institusi nasional, disamping tetap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. sosial, sikap-sikap masyarakat, dan institusi-institusi nasional, disamping tetap BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Pembangunan Ekonomi Pembangunan menurut Todaro dan Smith (2006) merupakan suatu proses multidimensional yang mencakup berbagai perubahan mendasar atas

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN. sektor produksi merupakan salah satu kunci keberhasilan pembangunan ekonomi.

III. KERANGKA PEMIKIRAN. sektor produksi merupakan salah satu kunci keberhasilan pembangunan ekonomi. III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Teoritis Input-Output Integrasi ekonomi yang menyeluruh dan berkesinambungan di antar semua sektor produksi merupakan salah satu kunci keberhasilan pembangunan ekonomi.

Lebih terperinci

BAB 1 PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL

BAB 1 PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL BAB 1 PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL 1.1 Pengukuran Pendapatan Nasional Untuk mempermudah perhitungan pendapatan nasional terdapat tiga metode yang digunakan yaitu : 1. Metode Produksi (Production Approach)

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. membangun infrastruktur dan fasilitas pelayanan umum. pasar yang tidak sempurna, serta eksternalitas dari kegiatan ekonomi.

I. PENDAHULUAN. membangun infrastruktur dan fasilitas pelayanan umum. pasar yang tidak sempurna, serta eksternalitas dari kegiatan ekonomi. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan yang dilakukan oleh setiap pemerintahan terutama ditujukan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, pemerataan distribusi pendapatan, membuka kesempatan kerja,

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM SISTEM NERACA SOSIAL EKONOMI (SNSE) KABUPATEN INDRAGIRI HILIR

GAMBARAN UMUM SISTEM NERACA SOSIAL EKONOMI (SNSE) KABUPATEN INDRAGIRI HILIR GAMBARAN UMUM SISTEM NERACA SOSIAL EKONOMI (SNSE) KABUPATEN INDRAGIRI HILIR Pada bab ini dijelaskan mengenai gambaran umum SNSE Kabupaten Indragiri Hilir yang meliputi klasifikasi SNSE Kabupaten Indragiri

Lebih terperinci

VII. DAMPAK GUNCANGAN DOMESTIK TERHADAP MAKROEKONOMI INDONESIA

VII. DAMPAK GUNCANGAN DOMESTIK TERHADAP MAKROEKONOMI INDONESIA 87 VII. DAMPAK GUNCANGAN DOMESTIK TERHADAP MAKROEKONOMI INDONESIA 7.1 Dinamika Respon Business Cycle Indonesia terhadap Guncangan Domestik 7.1.1 Guncangan Penawaran (Output) Guncangan penawaran dalam penelitian

Lebih terperinci

Y C G adalah tabungan nasional S, jumlah

Y C G adalah tabungan nasional S, jumlah 63 III. KERANGKA TEORI 3.1. Mobilitas Modal Dalam perekonomian terbuka, pengeluaran suatu negara selama satu tahun tertentu tidak perlu sama dengan yang dihasilkan dari memproduksi barang dan jasa. Suatu

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH TEORI EKONOMI 2 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ISLAM LAMONGAN

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH TEORI EKONOMI 2 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ISLAM LAMONGAN SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH TEORI EKONOMI 2 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ISLAM LAMONGAN Minggu Pokok Bahasan dan TIU ke 1 Pasar komoditi dan kurva IS Menjelaskan bagaimana perubahan variabel aggregatif

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS. penelitian mengenai dampak investasi infrastruktur transportasi terhadap

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS. penelitian mengenai dampak investasi infrastruktur transportasi terhadap BAB III KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS 3.1. Kerangka Pemikiran Berdasarkan studi pustaka dan kerangka pemikiran yang digunakan, penelitian mengenai dampak investasi infrastruktur transportasi terhadap penyerapan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR DAN TINGKAT SUKU BUNGA TERHADAP PERMINTAAN AGREGAT DI INDONESIA

ANALISIS PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR DAN TINGKAT SUKU BUNGA TERHADAP PERMINTAAN AGREGAT DI INDONESIA ANALISIS PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR DAN TINGKAT SUKU BUNGA TERHADAP PERMINTAAN AGREGAT DI INDONESIA YUSNIA RISANTI Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Trunojoyo Madura Abstrak

Lebih terperinci

Kebutuhan manusia relatif tidak terbatas. Sumber daya tersedia secara terbatas. Masing-masing sumber daya mempunyai beberapa alternatif penggunaan.

Kebutuhan manusia relatif tidak terbatas. Sumber daya tersedia secara terbatas. Masing-masing sumber daya mempunyai beberapa alternatif penggunaan. EKONOMI MAKRO Lingkup Ekonomi Makro Ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia di dalam memenuhi kebutuhannya yang relatif tidak terbatas dengan menggunakan sumber daya yang terbatas dan

Lebih terperinci

IV METODOLOGI PENELITIAN

IV METODOLOGI PENELITIAN IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Provinsi Jawa Barat. Provinsi Jawa Barat memiliki 25 kabupaten/kota. Peta lokasi penelitian disajikan pada Gambar 10.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kamus Lengkap Ekonomi Collins (1997) dalam Manaf (2000),

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kamus Lengkap Ekonomi Collins (1997) dalam Manaf (2000), II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teori 2.1.1. Subsidi Menurut Kamus Lengkap Ekonomi Collins (1997) dalam Manaf (2000), subsidi adalah cadangan keuangan dan sumber-sumber daya lainnya untuk mendukung

Lebih terperinci