Kesalahan Pembentukan Finalsatz Bahasa Jerman Oleh Mahasiswa Angkatan 2009 Jurusan Sastra Jerman Universitas Negeri Malang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Kesalahan Pembentukan Finalsatz Bahasa Jerman Oleh Mahasiswa Angkatan 2009 Jurusan Sastra Jerman Universitas Negeri Malang"

Transkripsi

1 Kesalahan Pembentukan Finalsatz Bahasa Jerman Oleh Mahasiswa Angkatan 2009 Jurusan Sastra Jerman Universitas Negeri Malang Taufan Reza Achmadi Drs.Tiksno Widiytmoko, M.A. Edy Hidayat, S. Pd., M. Hum. Universitas Negeri Malang Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan tipe tipe kesalahan dan faktor faktor yang penyebab kasalahan yang dibuat mahasiswa dalam membentuk Finalsatz bahasa Jerman. Peneliti menggunakan instrumen tes dan angket dalam pengumpulan data. Berdasarkan hasil tes, diketahui mahasiswa masih kesulitan dalam pembentukan Finalsatz. antara lain:(1) kesalahan pembentukan Finalsatz. (2) Kesalahan peletakan kata kerja dalam Nebensatz. (3) kesalahan berupa pengulangan subjek dalam Nebensatz. Dan(4) kesalahan penggunaan bagian kalimat. Kata kunci: kalimat, Finalsatz, kesalahan pembentukan This research aims to describe the error type and factors of the error in forming Finalsatz. The instrument used in this research is a test and a set of questionnaire. From the result of the test, it is known that students found difficulties in forming Finalsatz.They are: (1) mistake in the formation of Finalsatz because of inverted form of damit-satz and/or the form of Infinitifkonstruktion; (2) mistake in the placement of verb in Nebensatz, ; (3) mistake in the repetition of subject in Nebensatz; (4) mistake in setence formation. Key words: sentences, Finalsatz, error formation Pada saat ini, penguasaan bahasa asing, terutama bahasa yang digunakan di banyak negara, telah dianggap sebagai suatu nilai lebih. Hal ini dapat dibuktikan dengan semakin banyaknya pengajaran bahasa asing di negara ini. Salah satu pengajaran bahasa asing di Indonesia adalah pengajaran bahasa Jerman. Pengajaran bahasa Jerman di Indonesia mulai diadakan pada tinglat pendidikan SMU dan Perguruan Tinggi. Pada tingkatan SMU pembelajar diajarkan kemampuan dasar dan baru pada tingkatan Perguruan Tinggi pembelajar diajarkan kemampuan tingakat lanjut. Dalam pengajaran bahasa Jerman menulis merupakan kemampuan yang tidak mudah untuk dipelajari. Untuk sampai pada tahap menulis orang harus melalui tahap membaca terlebih dahulu agar dapat mengetahui apa yang ingin ditulis.terdapat banyak faktor yang harus dikuasai untuk dapat menulis kalimat, salah satunya adalah tata bahasa. Dalam bahasa Jerman tata bahasa memegang peranan yang penting. Tata bahasa atau aturan tata bahasa berfungsi agar suatu kalimat memiliki makna dan agar komunikasi satu dengan yang lain dapat terjalin. Gramatika atau tata bahasa pada tingkat Perguruan Tinggi, khususnya pada Jurusan Pendidikan Bahasa Jerman Universitas Negeri Malang, diajarkan pada mata kuliah Struktur und Wortsatz I dan II yang memberikan bentuk dan fungsi tiap tiap tata bahasa dalam bahasa Jerman, seperti konstruksi Finalsatz maupun zu + Infinitiv dan lain lain. Finalsatz adalah sebuah kalimat yang memiliki tujuan (Ziel) atau makna rencana. Finalsatz dibedakan menjadi dua macam, yaitu damit Satz dan Infinitivkonstruktion. Yang menjadi pembeda dari

2 dua jenis tersebut adalah subjek dari Finalsatz tersebut. Salah satu masalah yang timbul ketika mahasiswa mencoba untuk membentuk Finalsatz adalah mahasiswa tidak mengetahui bagaimana sifat dan fungsi Finalsatz. Berdasarkan alasan tersebut, peneliti tertarik untuk menganalisis kesalahan penulisan Finalsatz, sehingga penulis memberi judul penelitian ini Kesalahan Pembentukan Finalsatz Bahasa Jerman oleh Mahasiswa Angkatan 2009 Jurusan Sastra Jerman Universitas Negeri Malang. Rumusan penelitian ini adalah (1) Kesalahan apa saja yang dibuat oleh mahasiswa dalam pembentukan Finalsatz bahasa Jerman?, dan (2) Faktor apa saja yang menyebabkan mahasiswa membuat kesalahan dalam membentuk Finalsatz bahasa Jerman?. Tujuan penelitian ini adalah (1) Mendeskripsikan tipe tipe kesalahan yang dibuat mahasiswa dalam membentuk Finalsatz bahasa Jerman, dan (2) Mendeskripsikan faktor faktor yang menyebabkan mahasiswa membuat kesalahan dalam membentuk Finalsatz bahasa Jerman. Landasan Teori penelitian ini berisikan: (1)kesalahan. Kesalahan adalah hal yang terjadi dikarenakan ketidaktahuan dan pengertian yang rendah terhadap sesuatu yang menyebabkan terjadinya akibat. Kesalahan bahasa merupakan gambaran mahasiswa akan sesuatu yang sedang dipelajari akan tetapi hal tersebut masih masih kurang. (2) das Satz. Das Satz dalam bahasa Indonesia diartkan sebagai kalimat. Para ahli bahasa memberikan definisi, pengertian, atau batasan kalimat yang berbeda. Hal ini disebabkan oleh perbedaan sudut pandang yang digunakan, latar belakang, pendekatan, teori, dan kemampuan yang dimiliki tiap ahli bahasa. (3) der Nebensatz. Nebensatz atau dalam bahasa Indonesia adalah anak kalimat. Nebensatz tidak dapat berdiri sendiri. Nebensatz harus memiliki Hauptsatz dalam kalimat. (4) der Finalsatz. Finalsatz adalah sebuah kalimat, dimana kalimat tersebut memiliki tujuan atau makna rencana dan atau suatu tujuan. Finalsatz termasuk kedalam kategori Nebensatz, karena stuktur tata bahasa dari Finalsatz itu sendiri terdapat pada Nebensatz yang merupakan penjelas maksud dari bagian Hauptsatz. Terdapat dua macam jenis Finalsatz yang banyak diajarkan dan digunakan dalam pengajaran bahasa Jerman, yaitu (1)Finalsatz dalam bentuk damit Satz dan (2) Finalsatz dengan menggunakan Infinitivkonstruktion. Finalsatz dengan bentuk Infinitivkonstruktion hanya dapat digunakan apabila subjek pada Hauptsatz dan Nebensatz adalah sama. Finalsatz yang menggunakan stuktur ini pada ahir kalimat selalu diikuti kata kerja dalam bentuk infinitif. Sementara Finalsatz dalam bentuk damit Satz hanya dapat digunakan apabila subjek yang terdapat pada Hauptsatz dan Nebensatz berbeda. METODE Pendekatan dan jenis penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Sesuai dengan judul penelitian, yaitu Kesalahan Pembentukan Finalsatz Mahasiswa Jurusan Sastra Jerman 2009, maka penelitian ini bertujuan mendeskripsikan kesalahan apa saja yang dilakukan mahasiswa angkatan 2009 dalam membentuk Finalsatz. Subjek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah mahasiswa Jurusan Sastra Jerman, Fakultas Sastra, Universitas Negeri Malang angkatan 2009, offering A dan B dengan jumlah 35 orang. Namun tidak semua mahasiswa

3 dapat menjadi subjek penelitian. Hal ini disebabkan beberapa dari mereka harus mengulang matakuliah sehingga tidak dapat memenuhi waktu yang telah disepakati. Penelitian ini dilaksanakan di Jurusan Sastra Jerman, Fakultas Sastra, Universitas Negeri Malang. Instrumen yang digunakan peneliti berupa soal dalam bentuk tes dan angket. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis dan angket. Jenis analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif. Data dari hasil tes dijabarkan secara deskriptif. Agar diperoleh temuan dan interpretasi yang absah, maka temuan dalam penelitian ini perlu diteliti kevaliditasannya. Salah satu cara yang dapat digunakan adalan teknik triangulasi. Untuk mengecek keabsahan data dalam penelitian ini, peneliti berdiskusi dengan dosen ahli, yaitu Bapak Edi Hidayat selaku dosen pembimbing peneliti. Data yang divalidasi adalah instrumen tes yang diujicobakan dalam penelitian ini. Tahapan penelitian yang dilakukan adalah: menidentifikasi dan menemukan topik penelitian, memilih lokasi penelitian, memilih strategi untuk melaksanakan penelitian, merancang penulisan proposal, mengambil subjek penelitian, pengumpulan data. HASIL Pada bagian ini dipaparkan data yang telah didapatkan peneliti dari tes mahasiswa. Dari hasil tes yang dilakukan mahasiswa sebanyak 19 orang, terkumpul 25 data.data adalah Finalsatz yang salah pembentukannya, baik Finalsatz yang dibentuk dengan menggunakan Infinitivkonstruktion, Finalsatz yang menggunakan konjungsi damit. Data data kesalahan pembentukan Finalsatz tersebut adalah sebanyak 49 jenis dengan jumlah keseluruhan 75 karena beberapa data yang ditemukan peneliti beberapa identik satu sama lain. Pada temuan penelitian dijelaskan dan dijabarkan secara rinci mengenai hasil analisis data berupa tes. Data data kesalahan pembentukan Finalsatz yang dibuat oleh mahasiswa dapat dipaparkan sebagai berikut. Kesalahan Finalsatz yang disusun menggunakan konjungsi damit Data (Aa1) berasal dari dua kalimat dasar Ich fliege nach Deutschland dan Ich kann bessere Arbeit finden. Mahasiswa menggunakan konjungsi damit ketika membentuk Finalsatz. Finalsatz ini tidak tepat karena kalimat yang digunakan untuk menyusun memiliki subjek yang sama. Finalsatz yang benar berbunyi Ich fliege nach Deutschland, um bessere Arbeit finden zu können. Data (Aa7) berasal dari dua kalimat dasar Ich fliege nach Deutschland. dan Ich kann bessere Arbeit finden. yang seharusnya diubah menjadi Finalsatz Ich fliege nach Deutschland, um bessere Arbeit zu finden. atau, um bessere Arbeit finden zu können. Data ini memiliki dua macam kesalahan, kesalahan pertama adalah kalimat dasar disusun menjadi Finalsatz yang menggunakan konjungsi damit. Kesalahan kedua adalah konstruksi garmatik

4 Finalsatz data ini tidak tepat. Bila Finalsatz dibentuk menggunakan konjungsi damit maka subjek masih disebutkan dalam Nebensatz. Data (Aa11) disusun dari kalimat Iss viel Gemüse dan Du kannst gesund werden. Pada data ini mahasiswa menggunakan konjungsi damit ketika seharusnya menggunakan Infinitvkonstruktion. Kesalahan kedua adalah peletakan kata kerja yang tidak tepat. Dua faktor ini membuat kalimat ini menjadi salah. Finalsatz yang tepat berbunyi Iss viel Gemüse, um gesund werden zu können. Kesalahan Finalsatz yang disusun menggunakan Infinitivkonstruktion Data Ab14 disusun dari dua kalimat Ich arbeite hard dan Wir können ein neues Haus kaufen. Dua kalimat dasar tersebut memiliki dua verben yang berbeda, ich dan wir, tetapi Finalsatz disusun menggunakan bentuk Infinitivkonstruktion. Kalimat seharusya disusun menjadi Ich arbeite hard, damit wir ein neues Haus kaufen können. Faktor inilah yang menyebabkan kalimat ini dinyatakan salah. Data (Ab17) disusun dari dua kalimat dasar Ich spare viel Geld dan Meine Schwester kann weiter studieren. Data ini memiliki dua macam kesalahan. Kesalahan petama adalah Finalsatz tidak disusun menggunakan konjungsi damit. Kesalahan kedua adalah struktur Infinitivkonstruktion yang tidak tepat karena penyebutan subjek dalam Nebensatz. Nebensatz kalimat ini berbunyi um meine Schwester weiter studieren zu können. Subjek meine Schwester disebutkan dalam Nebensatz. Faktor inilah yang menyebabkan kalimat ini dinyatakan salah. Dari penjabaran tersebut, Finalsatz yang benar berbunyi Ich spare viel Geld, damit meine Schwester weiter studieren kann. Data (Ab22) disusun dari dua kalimat dasar Ich spare viel Geld dan Meine Schwester kann weiter studieren memiliki dua kesalahan. Kesalahan pertama adalah kalimat ini disusun menggunakan konjungsi damit. Kesalahan kedua adalah bentuk Infinitivkonstruktion yang salah. Nebensatz data ini berbunyi um meine Schwester zu weiter studieren, zu tidak diletakkan tepat sebelum kata kerja. Faktor inilah yang menyebabkan kalimat ini dinyatakan tidak benar. Finalsatz yang benar berbunyi Ich spare viel Geld, damit meine Schwester weiter studieren kann. Finalsatz dengan pengulangan pengulangan subjek pada Nebensatz Pada data (B26) mahasiswa melakukan kesalahan yaitu pengulangan subjek ich. Pengulangan tersebut membuat data B26 dinyatakan salah. Finalsatz yang benar berbunyi Ich fliege nach Deutschland, um bessere Arbeit zu finden. Pada data (B29) peletakan posisi Modalverben kann tidak tepat. Kata kerja selalu terletak di akhir kalimat setelah zu sehingga berbentuk Infinitiv, maka bentuk kalimat yang benar adalah, um bessere Arbeit finden zu können. Data B32 berasal dari 2 kalimat dasar Ich gehe züruck mein Haus dan ich sehe mein liebling Fernsehprogramm, menjadi Finalsatz Ich gehe zurück mein Haus, um mein liebling Fernsehprogramm zu sehen. Data B32 mahasiswa

5 melakukan kesalahan berupa pengulangan subjek ich dalam Nebensatz. Kesalahan kedua adalah kata kerja dalam Nebensatz tidak berbentuk infinitiv. Finalsatz dengan posisi kata kerja yang salah di Nebensatz Data (C33) dan (C34) memiliki 1 kesalahan yang sama, mahasiswa tidak meletakkan kata kerja (ärgert) pada posisi yang benar. Kalimat yang benar berbunyi Ich bade jetzt, damit meine Mutter sich nicht ärgert. Kesalahan tersebut juga terdapat pada data data berikut ini. Data (C35) dan data (C36) berasal dari Ich schreibe alles auf dan Sie muss es nicht vergessen dan seharusnya menjadi Ich schreibe alles auf, damit sie es nicht vergessen muss. Data (C37) disusun dari dua kalimat dasar Er erklärt die Materialien zweimal dan Sie verstehen die Materialien menjadi Er erklärt die Materialien zweimal, damit sie die materialien verstehen. Pada data (C38) terdapat dua macam kesalahan. Kesalahan pertama adalah peletakan Modalverben (kannst) dalam posisi yang tidak tepat. Kesalahan kedua adalah pembentukan stuktur Infinitivkonstruktion yang tidak tepat (Iss viel Gemuse, du kannst um gesund zu werden). Dari keterangan tersebut maka bentul Finalsatz yang tepat adalah Iss viel Gemüse, um gesund werden zu können. Data (C39) berasal dari dua kalimat dasar Ich spare viel Geld dan Meine Schwester kann weiter studieren yang diubah menjadi Finalsatz Ich spare viel Geld, damit meine Schwester weiter studieren kann. Pada data (C39) mahasiswa melakukan kesalahan dengan menyebutkan Modalveben (kann) sebanyak dua kali. Kesalahan Satzteil pada Finalsatz Data (D40) mahasiswa melakukan 2 kesalahan. Kesalahan pertama berupa struktur Infinitivkonstion yang salah. Kesalahan kedua adalah mahasiswa tidak membentuk Finalsatz menggunakan konjungsi damit. Seharusnya kalimat tersebut adalah Ich arbeite hatd, damit wir ein neues Haus kaufen. Data (D45) ini menjadi salah karena bentuk Infinitivkonstruktion yang salah. Dari penjelasan tersebut maka kalimat yang benar adalah Iss viel Gemüse, um gesund zu werden. Layaknya Data (D45), data (D46) memiliki kesalahan yang tampaknya sepele tetapi fatal. Yang menjadikan data ini dinyatakan salah karena mahasiswa tidak mahasiswa tidak menenyertakan um. Data (D47) kesalahan mahasiswa adalah kata kerja yang tidak diletakkan di akhir kalimat dan zu yang tidak diikuti kata kerja dalam bentuk infinitif. Dari keterangan tersebut maka kalimat yang benar adalah Er nimmt eine Schlaftablette, um leichter zu schlafen. Data (D48) disusun dari dua kalimat dasar Ich schreibe alles auf dan Sie muss es nicht vergessen. Hal yang membuat kalimat ini dinyatakan salah adalah mahasiswa mengubah bentuk Modalverben muss menjadi müssen. Kalimat yang benar berbunyi Ich schreibe alles auf, damit sie es nicht vergessen muss.

6 Kesalahan pada data (D49) nampaknya sederhana tetapi fatal. Konstruksi kalimat yang dibentuk mahasiswa dalam menggunakan konjungsi damit ketika membentuk Finalsatz sudah benar, namun dinyatakan salah karena mahasiswa menyertakan zu dalam Nebensatz. Finalsatz yang benar berbunyi Er erklärt die Materialien zweimal, damit sie die materialien verstehen. PEMBAHASAN Setelah data data dikumpulkan dan dianalisis, dapat diketahui mahasiswa masih kesulitan dalam membentuk Finalsatz bahasa Jerman, meskipun pada umumnya mahasiswa telah mengetahui struktur dan cara membentuk Finalsatz baik yang menggunakan Infinitivkonstruktion maupun yang menggunakan konjungsi damit. Jenis kesalahan yang banyak dibuat mahasiswa dalam membentuk Finalsatz bahasa Jerman antara lain 1) Kesalahan berupa konstruksi Finalsatz yang tidak tepat karena salah menggunakan konjungsi damit maupun bentuk Infinitifkonstruktion, 2) kesalahan pengulangan kembali subjek dalam Nebensatz pada Finalsatz yang menggunakan bentuk Infinitifkonstruktion, 3) kesalahan peletakan kata kerja, dan 4) kesalahan Satzteil. Kesalahan pertama yang dibuat mahasiswa adalah Finalsatz yang terbalik ketika kalimat seharusnya disusun menggunakan Infinitivkonstruktion kalimat disusun menggunakan konjungsi damit, begitu pula sebaliknya, ketika kalimat seharusnya disusun menggunakan konjungsi damit, kalimat disusun menggunakan bentuk Infinitivkonstruktion. Kalimat Ich fliege nach Deutschland, damit ich bessere Arbeit finden kann berasal dari dua kalimat Ich fliege nach Deutschland. dan Ich kann bessere Arbeit finden. Dua kalimat dasar tersebut memiliki subjek yang identik, oleh karena itu akan lebih baik jika kalimat disusun menggunakan bentuk Infinitifkonstruktion. Hal ini senada dengan yang diungkapkan oleh Schmitt (1985:150) Wenn das Subjekt im Hauptsatz und Nebensatz gleich ist, gebraucht man besser die Infinitivkonstruktion mit um zu. Berdasarkan pendapat dari ahli tersebut peneliti menyatakan kalimat yang dibuat mahasiswa kurang tepat. Finalsatz yang tepat berbunyi Ich fliege nach Deutschland, um bessere Arbeit finden zu können. Kalimat Ich arbeite Hart, um ein neues Haus zu kaufen (Ab14)berasal dari dua kalimat dasar Ich arbeite hart dan Wir können ein neues Haus kaufen. Dapat dilihat dengan jelas bahwa subjek yang dimiliki berbeda. Berdasarkan aturan tata kebahasaan bahasa Jerman bila 2 kalimat yang digunakan untuk menyusun Finalsatz memiliki subjek yang berbeda maka Finalsatz disusun menggunakan konjungsi damit. Schmitt (1985:149) berpendapat Der Nebensatz mit damit gibt den Zweck oder den Absicht an, die mit einer Handlung verfolgt wird. Man verwendet einer damit-satz, wenn das Subjek im Hauptsatz und Nebensatz verschieden ist. Kesalahan kedua yang banyak dibuat mahasiswa adalah pengulangan subjek dalam Nebensatz. Kesalahan ini banyak terdapat pada Finalsatz yang dibentuk menggunakan Infinitivkonstruktion.

7 Er nimmt eine Schlaftablette, um er lichter schlafen zu können (B27), kalimat ini memiliki kesalahan berupa pengulangan subjek dalam Nebensatz. Hal ini bertentangan dengan aturan tata kebehasaan Bahasa Jerman, bila kalimat dasar yang digunakan untuk menyusun Finalsatz memiliki dua subjek yang berbeda maka Finalsatz disusun menggunakan konjungsi damit. Kalimat yang dibuat mahasiswa tersusun dari Er nimmt eine Schlaftablette dan Er kann leichter schlafen. Dapat dilihat dengan jelas bahwa Finalsatz harus disusun menggunakan konjungsi damit karena perbedaan subjeknya. Schmitt (1985:149) berpendapat bahwa akan lebih baik Finalsatz disusun menggunakan Infinitivkonstruktion um.zu bila kalimat yang dasar subjeknya identik.kalimat yang benar berbunyi Ich fliege nach Deutschland, um bessere Arbeit zu finden. Kesalahan ketiga yang banyak dibuat mahasiswa adalah posisi kata kerja dalam Nebensatz yang tidak tepat. Kata kerja dalam Nebensatz selalu teletak di ahir kalimat. Ich spare viel Geld, damit kann meine Schwester weiter studieren kann (C34)Dari kalimat tersebut dapat dilihat secara jelas bahwa mahasiswa tidak meletakkan kalimat di ahir Nebensatz sesuai dengan aturan yang berlaku. Finalsatz yang disusun menggunakan konjungsi damit memiliki ciri yaitu kata kerja yang terdapat di Nebensatz harus diletakkan diahir kalimat dan dikonjugasikan sesuai dengan subjek yang terdapat pada Nebensatz pula. Selanjutnya Reimann (1996:210) menjelaskan Nebensatz sebagai berikut Im Nebensatz steht das Verb immer am Ende. Kesalahan terahir yang dibuat mahasiswa adalah bagian kalimat yang tidak benar. Pada kalimat Ich um Arbeite Hart, zu wir eines neues Haus kaufen können (D40), ditemukan 2 macam kesalahan. Kesalahan pertama berupa struktur Infinitivkonstion yang salah. Nebensatz seharusnya diawali dengan um, tidak memiliki subjek dan pada bagian ahir ditutup menggunakan zu dan diahiri dengan kata kerja dalam bentuk Infinitiv (Reimann, 1996:214). Kesalahan kedua adalah mahasiswa tidak membentuk Finalsatz menggunakan konjungsi damit. Kalimat ini berasal dari Ich arbeite hart dan Win können ein neues Haus kaufen. Schmitt dalam bukunya menjelaskan Man verwendet einer damit-satz, wenn das Subjek im Hauptsatz und Nebensatz verschieden ist (1985:149). Dari pendapat kedua ahli tersebut maka peneliti menyatakan kalimat yang disusun mahasiswa salah. Kalimat (D45) Iss viel Gemüse, zu du gesund werden memiliki kesalahan yang tampak sederhana tetapi fatal. Reimann dalam buku Grundstufend Gramatik menjabarkan bentuk Finalsatz yang menggunakan Infinifkonstruktion, Nebensatz diawali dengan um dan pada bagian akhir kalimat terdapat zu dan diakhiri katakerja dalam bentuk Infinitiv(1996:214). Pada kalimat Ich schreibe alles auf, damit sie es nicht vergessen mussen (D48) ditemukan kesalahan berupa konjugasi kalimat yang salah. Modalverben muss menjadi müssen. Dalam aturan tata kebahasaan Bahasa Jerman kata kerja harus diletakkan di ahir kalimat dan bentuknya harus berubah sesuai dengan subjek yang terdapat dalam Nebensatz. Schmitt menjelaskan In Nebensatz steht das Subjek meistens hinter den Konjungtion. Das konjugierte

8 Verb steht am Ende des Nebensatzes (1985:128). Dengan dasar dari pendapat ahli tersebut maka kalimat ini dinyatakan salah. Kalimat (D49) Er erklärt die Materialien zweimal, damit sie die Materialien zu verstehen memiliki kesalahan yang nampaknya sederhana tetapi fatal. Konstruksi kalimat yang dibentuk mahasiswa dalam menggunakan konjungsi damit ketika membentuk Finalsatz sudah benar karena kalimat berasal dari dua kalimat Er erklärt die Materialien zweimal dan Sie verstehen die Materialien. Reimann (1996:214) menjelaskan bahwa Finalsatz yang disusun menggunakan konjungsi damit Nebensatz selalu diawali dengan damit dan kalimat diahiri dengan kata kerja yang sudah dikonjugasikan sesuai dengan subjek yang terdapat pada Nebensatz. Kalimat ini dinyatakan salah karena mahasiswa menyertakan zu dalam Nebensatz. PENUTUP Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa mahasiswa masih sering mengalami kesulitan dalam membentuk Finalsatz bahasa Jerman. Kendati mahasiswa telah diberikan dan diajarkan materi Finalsatz, mahasiswa masih membuat kesalahan. Kesalahan yang paling banyak dibuat mahasiswa adalah pembentukan Finalsatz dengan konstruksi yang tidak tepat. Banyak mahasiswa yang kesulitan dalam menyusun Finalsatz dalam bentuk Infinitivkonstruktion dari pada Finalsatz yang disusun dengan menggunakan konjungsi damit, begitu pula sebaliknya. Dari tes yang telah dikerjakan mahasiswa dapat diketahui empat macam kesalahan yang dibuat mahasiswa antara lain, (1) kesalahan pembentukamfinalsatz dengan konstruksi yang tidak tepat, (2) pengulangan subjek dalam Nebensatz, (3) kesalahan peletakan kata kerja dan yang terahir adalah (4)kesalahan berupa struktur tatakebahasaan yang tidak benar. Dari kesalahan kasalahan tersebut peneliti menyimpulkan bahwa mahasiswa masih kurang paham dari bentuk Finalsatz. Kesalahan yang paling menonjol adalah kesalahan pembentukan Finalsatz dengan konstruksi yang tidak tepat. Mahasiswa tidak mengerti kapan menyusun Finalsatz dalam bentuk Infinitivkonstruktion maupun kapan menyusun Finalsatz menggunakan konjungsi damit. Berdasarkan hasil angket dapat diketahui bahwa banyak mahasiswa yang tidak terlalu paham tentang materi Finalsatz, mereka tidak bisa membedakan kapan harus menggunakan damit-satz atau Infinitif konstruktion. Padahal faktor tersebut sangat penting dalam membentuk Finalsatz bahasa Jerman. Berdasarkan kesimpulan yang telah dijabarkan sebelumnya, peneliti dapat memberikan beberapa saran sebagai berikut: (1) Peneliti berharap pada dosen pengajar matakuliah Deutsch dan Struktur und Wortsatz agar dapat menyampaikan materi Finalsatz bahasa Jerman lebih mendetail dan disertai dengan latihan latihannya. (2) Bagi mahasiswa yang mengalami kesuliatan dalam membentuk Finalsatz bahasa Jerman, peneliti menyarankan agar lebih semangat belajar dan menggunakan buku ajar yang relevan yang sangat membantu dalam pembelajaran Finalsatz.(3) Bagi peneliti yang akan daang semoga, semoga hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan acuan dalam penelitian selanjutnya.

9 DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Arikunto, Suharsimi Prosedur Penelitian Suatu pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Bensch, Norbert Mein Deutschbuch.de. Finalsätze, (online), dalam mein Deutschbuch ( diakses tanggal 10 Agustus Eisenburg, Peter (et all) Duden die Grammatik band 4. Zürich: Dudenverlag. Engineering, Canoo AG Deutsche Wörterbücher und Grammatik. Der Zwecksatz, (online), dalam Canoo. Net ( Adverbial/Final.html). diakses tanggal 10 Agustus Hall, Karin & Barbara Schneider Übungs-grammatik Deusch als Fremdsprache für Fortgeschrittene. München. Max Hueber Verlag. Kleppin, Karin Fehler und Fehlerkorrektur. München: Langenscheidt. Latour, Bernd Mittelstufen-Grammatik für Deutsch als Fremdsprache. Ismanig: Max Hueber Verlag Moelong, Lexy Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung. PT: Remaja Rosdakarya. Parera, Jos Daniel Linguistik Edukasional. Jakarta: Erlangga (Anggota IKAPI). Reimann, Monika Grundstufen-Gramatik. München: Max hueber Verlag. Sakri, Adjat Seri Pembinaan Bahsa Tulis # 1 Bangun Kalimat Bahasa Indonesia. Bandung: ITB. Schmitt, R & H. Deryer Lehr- und Übungsbuch der deutschen Grammatik. München: Verlag für Deutsch. Solichin, M. Mansur Penggunaan Bahasa Indonesia Ditinjau dari Tata Bunyi Tata Bentuk dan Tata Kalimat. Malang: Penerbit IKIP Malang. Tarigan, Djago. & H.G Tarigan Teknik Pengajaran Ketrampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa Bandung.

Kesalahan Penggunaan Konjungsi als dan wenn Pada Karangan Mahasiswa Semester Empat Angkatan 2009 Jurusan Sastra Jerman Universitas Negeri Malang.

Kesalahan Penggunaan Konjungsi als dan wenn Pada Karangan Mahasiswa Semester Empat Angkatan 2009 Jurusan Sastra Jerman Universitas Negeri Malang. Kesalahan Penggunaan Konjungsi als dan wenn Pada Karangan Mahasiswa Semester Empat Angkatan 2009 Jurusan Sastra Jerman Universitas Negeri Malang. Ninuk Rahayu, Rosyidah, dan Edy Hidayat Universitas Negeri

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN GRAMATIKA DALAM BERBICARA MAHASISWA JURUSAN SASTRA JERMAN UNIVERSITAS NEGERI MALANG BERDASARKAN TAKSONOMI SIASAT PERMUKAAN

ANALISIS KESALAHAN GRAMATIKA DALAM BERBICARA MAHASISWA JURUSAN SASTRA JERMAN UNIVERSITAS NEGERI MALANG BERDASARKAN TAKSONOMI SIASAT PERMUKAAN ANALISIS KESALAHAN GRAMATIKA DALAM BERBICARA MAHASISWA JURUSAN SASTRA JERMAN UNIVERSITAS NEGERI MALANG BERDASARKAN TAKSONOMI SIASAT PERMUKAAN Lisa Anggraini Pembimbing I: Dra. Rosyidah M.Pd. Pembimbing

Lebih terperinci

Kesalahan Ortografi pada Keterampilan Menulis Bahasa Jerman Siswa Kelas X-9 SMAN 1 Kepanjen

Kesalahan Ortografi pada Keterampilan Menulis Bahasa Jerman Siswa Kelas X-9 SMAN 1 Kepanjen Kesalahan Ortografi pada Keterampilan Menulis Bahasa Jerman Siswa Kelas X-9 SMAN 1 Kepanjen Eko Jayanto Pembimbing I: Dewi Kartika Ardiyani, S.Pd., M.Pd. Pembimbing II: Deddy Kurniawan S.Pd., M.A. E-mail:

Lebih terperinci

Wuri Kumalawati Pembimbing I: Dra. Rosyidah M. Pd. Pembimbing II: M. Kharis, S.Pd., M. Hum.

Wuri Kumalawati Pembimbing I: Dra. Rosyidah M. Pd. Pembimbing II: M. Kharis, S.Pd., M. Hum. KESALAHAN PENGGUNAAN KATA INGKAR NICHT DAN KEIN DALAM KARANGAN MAHASISWA JURUSAN SASTRA JERMAN UNIVERSITAS NEGERI MALANG ANGKATAN 2010/2011 PADA MATAKULIAH AUFSATZ I Wuri Kumalawati Pembimbing I: Dra.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan menyimak dalam bahasa asing merupakan salah satu. keterampilan bahasa yang reseptif di samping keterampilan membaca.

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan menyimak dalam bahasa asing merupakan salah satu. keterampilan bahasa yang reseptif di samping keterampilan membaca. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Keterampilan menyimak dalam bahasa asing merupakan salah satu keterampilan bahasa yang reseptif di samping keterampilan membaca. Keterampilan menulis dan keterampilan

Lebih terperinci

Resfinta Yudhi Rosanti Pembimbing I Edy Hidayat, S.Pd, M.Hum. Pembimbing II Deddy Kurniawan, S.Pd, M.A.

Resfinta Yudhi Rosanti Pembimbing I Edy Hidayat, S.Pd, M.Hum. Pembimbing II Deddy Kurniawan, S.Pd, M.A. Kesalahan Penggunaan Konjungsi da, weil, dan denn pada Pembentukan Kalimat Kausal oleh Mahasiswa Sastra Jerman Universitas Negeri Malang Angkatan 2010 pada Matakuliah Aufsatz 1 Resfinta Yudhi Rosanti Pembimbing

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam sebuah penelitian diperlukan adanya cara untuk memecahkan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam sebuah penelitian diperlukan adanya cara untuk memecahkan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam sebuah penelitian diperlukan adanya cara untuk memecahkan masalah. Cara untuk memecahkan masalah yang telah dipilih dan disusun secara sistematis

Lebih terperinci

STRUKTUR UND WORTSCHATZ II JR 216

STRUKTUR UND WORTSCHATZ II JR 216 SILABUS STRUKTUR UND WORTSCHATZ II JR 216 Irma Permatawati, S.Pd. JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA JERMAN FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2010 SILABUS 1. Identitas Mata Kuliah

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN MENENTUKAN GRAMMATIKAL KASUS DI DALAM KALIMAT BAHASA JERMAN

ANALISIS KESALAHAN MENENTUKAN GRAMMATIKAL KASUS DI DALAM KALIMAT BAHASA JERMAN ANALISIS KESALAHAN MENENTUKAN GRAMMATIKAL KASUS DI DALAM KALIMAT BAHASA JERMAN Herlina Jasa Putri Harahap Fakultas Bahasa Dan Seni Universitas Negeri Medan ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PENGUASAAN TATA BAHASA JERMAN DENGAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF DESKRIPTIF SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 PALOPO

HUBUNGAN ANTARA PENGUASAAN TATA BAHASA JERMAN DENGAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF DESKRIPTIF SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 PALOPO HUBUNGAN ANTARA PENGUASAAN TATA BAHASA JERMAN DENGAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF DESKRIPTIF SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 PALOPO Desi Sugiarti 1 dan Muddin 2 Fakultas Bahasa dan Sastra, Universitas Negeri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat untuk dapat berinteraksi dengan manusia yang lain. Bahasa adalah

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat untuk dapat berinteraksi dengan manusia yang lain. Bahasa adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan bermasyarakat untuk dapat berinteraksi dengan manusia yang lain. Bahasa adalah salah satu alat komunikasi.

Lebih terperinci

Kata kunci: karangan, Präposition nach dan zu, penggunaan

Kata kunci: karangan, Präposition nach dan zu, penggunaan PENGGUNAAN PRӒPOSITION NACH DAN ZU PADA KARANGAN MAHASISWA JURUSAN SASTRA JERMAN ANGKATAN 2009 UNIVERSITAS NEGERI MALANG Vidya Adinarti, Rosyidah, Desti Nur Aini. vady_art7@yahoo.com ABSTRAK: Penelitian

Lebih terperinci

Artikel oleh Dzikrullah Hakam Allif Mubarak ini telah diperiksa dan disetujui. Malang, 9 Agustus 2012 Pembimbing I

Artikel oleh Dzikrullah Hakam Allif Mubarak ini telah diperiksa dan disetujui. Malang, 9 Agustus 2012 Pembimbing I Artikel oleh Dzikrullah Hakam Allif Mubarak ini telah diperiksa dan disetujui. Malang, 9 Agustus 2012 Pembimbing I Dra. Rosyidah, M.Pd. NIP. 19600821 198503 2 001 Malang, 9 Agustus 2012 Pembimbing II Edy

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. banyak diminati oleh pembelajar bahasa asing di Indonesia. Hal itu dibuktikan

BAB I PENDAHULUAN. banyak diminati oleh pembelajar bahasa asing di Indonesia. Hal itu dibuktikan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saat ini bahasa Jerman merupakan bahasa asing selain bahasa Inggris yang banyak diminati oleh pembelajar bahasa asing di Indonesia. Hal itu dibuktikan dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada dasarnya pembelajaran bahasa Jerman berorientasi pada empat

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada dasarnya pembelajaran bahasa Jerman berorientasi pada empat BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya pembelajaran bahasa Jerman berorientasi pada empat keterampilan berbahasa yaitu menyimak (hören), berbicara (sprechen), membaca (lesen), dan menulis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Demikian juga halnya dengan belajar bahasa Jerman. Dalam bahasa Jerman

BAB I PENDAHULUAN. Demikian juga halnya dengan belajar bahasa Jerman. Dalam bahasa Jerman BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar suatu bahasa tidak terlepas dari latihan keterampilan berbahasa. Demikian juga halnya dengan belajar bahasa Jerman. Dalam bahasa Jerman terdapat empat

Lebih terperinci

SILABUS HÖREN I JR 212. Pepen Permana, S.Pd.

SILABUS HÖREN I JR 212. Pepen Permana, S.Pd. SILABUS HÖREN I JR 212 Pepen Permana, S.Pd. JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA JERMAN FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2011 1 SILABUS 1. Identitas Mata Kuliah Nama Mata Kuliah

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN BAHASA JERMAN SISWA KELAS XI BAHASA SMA NEGERI 8 MALANG SEBAGAI PROGRAM NON PASCH

KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN BAHASA JERMAN SISWA KELAS XI BAHASA SMA NEGERI 8 MALANG SEBAGAI PROGRAM NON PASCH KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN BAHASA JERMAN SISWA KELAS XI BAHASA SMA NEGERI 8 MALANG SEBAGAI PROGRAM NON PASCH DAN SMA NEGERI 5 MALANG SEBAGAI PROGRAM PASCH Esty Prastyaningtias Pembimbing I: Desti Nur Aini,

Lebih terperinci

SUPLEMEN BAGI PEMBELAJARAN MENULIS

SUPLEMEN BAGI PEMBELAJARAN MENULIS SUPLEMEN BAGI PEMBELAJARAN MENULIS CONTOH-CONTOH KESALAHAN YANG UMUM DILAKUKAN OLEH MAHASISWA DALAM MENULIS KARANGAN BAHASA JERMAN, YANG BERASAL DARI ASPEK BUDAYA 1. Ich und meine Freunde gehen in die

Lebih terperinci

SILABUS SCHREIBEN I JR 214. Pepen Permana, S.Pd.

SILABUS SCHREIBEN I JR 214. Pepen Permana, S.Pd. SILABUS SCHREIBEN I JR 214 Pepen Permana, S.Pd. JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA JERMAN FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2011 1 SILABUS 1. Identitas Mata Kuliah Nama Mata Kuliah

Lebih terperinci

DEIKSIS DALAM ROMAN UND SAGTE KEIN EINZIGES WORT KARYA HEINRICH BÖLL: SUATU ANALISIS PRAGMATIK JURNAL. Oleh : Adriani Rasinta Mananohas

DEIKSIS DALAM ROMAN UND SAGTE KEIN EINZIGES WORT KARYA HEINRICH BÖLL: SUATU ANALISIS PRAGMATIK JURNAL. Oleh : Adriani Rasinta Mananohas DEIKSIS DALAM ROMAN UND SAGTE KEIN EINZIGES WORT KARYA HEINRICH BÖLL: SUATU ANALISIS PRAGMATIK JURNAL Oleh : Adriani Rasinta Mananohas 070913004 UNIVERSITAS SAM RATULANGI FAKULTAS SASTRA MANADO 2013 1

Lebih terperinci

RANCANGAN PERENCANAAN PEMBELAJARAN

RANCANGAN PERENCANAAN PEMBELAJARAN RANCANGAN PERENCANAAN PEMBELAJARAN Mata Kuliah : Strukturen 1 Kode Matakuliah : JER 46006 Kredit Semester : 4 (empat) Program Studi : Pendidikan Bahasa Jerman Status : Wajib Tempuh Semester /tahun Ajaran

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. bertujuan untuk mengidentifikasi masalah yang terjadi. Setelah dilakukannya

BAB IV DESKRIPSI DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. bertujuan untuk mengidentifikasi masalah yang terjadi. Setelah dilakukannya BAB IV DESKRIPSI DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Identifikasi Awal Dalam bab ini akan dibahas data dan pembahasan hasil penelitian. Penelitian tindakan kelas ini diawali dengan kegiatan observasi

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN MORFOLOGI DALAM KARANGAN SEDERHANA BAHASA JERMAN SISWA KELAS XI SMAN 2 MAKASSAR ABSTRAK ABSTRACT

ANALISIS KESALAHAN MORFOLOGI DALAM KARANGAN SEDERHANA BAHASA JERMAN SISWA KELAS XI SMAN 2 MAKASSAR ABSTRAK ABSTRACT ANALISIS KESALAHAN MORFOLOGI DALAM KARANGAN SEDERHANA BAHASA JERMAN SISWA KELAS XI SMAN 2 MAKASSAR Agung Rinady Malik 1 dan Syarifah Fatimah 2 Fakultas Bahasa dan Sastra, Universitas Negeri Makassar Email

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam pembelajaran bahasa, salah satu bahan ajar dasar penting yang

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam pembelajaran bahasa, salah satu bahan ajar dasar penting yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di dalam pembelajaran bahasa, salah satu bahan ajar dasar penting yang harus dikuasai adalah tata bahasa. Dalam bahasa Jerman, tata bahasa atau yang biasa dikenal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penguasaan tata bahasa mutlak diperlukan ketika pembelajar bahasa akan

BAB I PENDAHULUAN. Penguasaan tata bahasa mutlak diperlukan ketika pembelajar bahasa akan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penguasaan tata bahasa mutlak diperlukan ketika pembelajar bahasa akan mempelajari suatu bahasa asing, karena penguasaan tata bahasa tersebut akan mendasari pembelajar

Lebih terperinci

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF ROUND TABLE TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA JERMAN

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF ROUND TABLE TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA JERMAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF ROUND TABLE TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA JERMAN Linda Aruan Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan ABSTRAK Model pembelajaran

Lebih terperinci

HUBUNGAN MINAT MEMBACA DENGAN KETERAMPILAN MEMAHAMI ISI TEKS BAHASA JERMAN. Widya Astuti, Lucky Herliawan Y.A., Pepen Permana ABSTRAK

HUBUNGAN MINAT MEMBACA DENGAN KETERAMPILAN MEMAHAMI ISI TEKS BAHASA JERMAN. Widya Astuti, Lucky Herliawan Y.A., Pepen Permana ABSTRAK HUBUNGAN MINAT MEMBACA DENGAN KETERAMPILAN MEMAHAMI ISI TEKS BAHASA JERMAN Widya Astuti, Lucky Herliawan Y.A., Pepen Permana Departemen Pendidikan Bahasa Jerman Fakultas Bahasa dan Sastra Universitas Pendidikan

Lebih terperinci

ANALISIS UNSUR KALIMAT (SATZGLIEDANALYSE) DAN MENERJEMAHKAN TEKS BERBAHASA JERMAN Pepen Permana*)

ANALISIS UNSUR KALIMAT (SATZGLIEDANALYSE) DAN MENERJEMAHKAN TEKS BERBAHASA JERMAN Pepen Permana*) ANALISIS UNSUR KALIMAT (SATZGLIEDANALYSE) DAN MENERJEMAHKAN TEKS BERBAHASA JERMAN Pepen Permana*) Abstrak Penelitian ini dilaksanakan atas dasar pengamatan dan pengalaman yang menunjukkan terjadinya kesulitan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat komunikasi antarmanusia. Dengan bahasa seseorang

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat komunikasi antarmanusia. Dengan bahasa seseorang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa adalah alat komunikasi antarmanusia. Dengan bahasa seseorang dapat mengungkapkan pikiran dan perasaannya, serta memberikan berbagai informasi kepada

Lebih terperinci

Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Round Table Dalam. Meningkatkan Keterampilan Menulis Siswa

Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Round Table Dalam. Meningkatkan Keterampilan Menulis Siswa Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Round Table Dalam Sekar Chandra Ratnasari, Amir, Azis Mahfuddin. Abstaksi Keterampilan menulis merupakan salah satu keterampilan yang harus dikuasai dalam

Lebih terperinci

IDE-IDE METODIS-DIDAKTIS UNTUK PENGAJARAN BAHASA JERMAN YANG BERORIENTASI PADA PEMBELAJAR 1. Oleh : HAFDARANI 2

IDE-IDE METODIS-DIDAKTIS UNTUK PENGAJARAN BAHASA JERMAN YANG BERORIENTASI PADA PEMBELAJAR 1. Oleh : HAFDARANI 2 IDE-IDE METODIS-DIDAKTIS UNTUK PENGAJARAN BAHASA JERMAN YANG BERORIENTASI PADA PEMBELAJAR 1 Oleh : HAFDARANI 2 PENDAHULUAN Sebagai guru bahasa Jerman kita sering mendengar atau membaca bahwa pengajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Isma Mentari, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Isma Mentari, 2015 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Membaca merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang penting untuk dikuasai di samping ketiga keterampilan berbahasa lainnya. Hal ini dikarenakan pada umumnya informasi

Lebih terperinci

2015 ANALISIS FRASA PREPOSISI DENGAN MODIFIKATOR AUS SEBAGAI ERGÄNZUNGEN DAN ANGABEN DALAM ROMAN BESCHÜTZER DER DIEBE

2015 ANALISIS FRASA PREPOSISI DENGAN MODIFIKATOR AUS SEBAGAI ERGÄNZUNGEN DAN ANGABEN DALAM ROMAN BESCHÜTZER DER DIEBE BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi. Pada umumnya, masyarakat Indonesia menguasai dua bahasa yaitu bahasa daerah dan bahasa Indonesia sebagai bahasa

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP)

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) (SAP) HÖREN I JR212 PEPEN PERMANA, S.PD. JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA JERMAN FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2011 1 : Kosakata : Alphabet dan Café d / Struktur: Aussagesatz,

Lebih terperinci

Untuk Profesor juga sesuatu yang sulit. Profesor berkonsentrasi dengan akhiran Artikel maskulin dalam Akkusativ.

Untuk Profesor juga sesuatu yang sulit. Profesor berkonsentrasi dengan akhiran Artikel maskulin dalam Akkusativ. Pelajaran 21 Ikan Hiu di Hamburg Cuaca hari ini sangat panas. Untung ada suatu kesempatan bagi dan untuk jalan ke kota Hamburg, di dekat laut. Mereka mendapat perintah untuk menyelidik munculnya ikan hiu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis.

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis. 37 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis. Metode deskriptif dilakukan dengan menggunakan prosedur ilmiah untuk menjawab

Lebih terperinci

Kata kunci: kesalahan, terjemahan abstrak. Keywords: errors, translating abstract

Kata kunci: kesalahan, terjemahan abstrak. Keywords: errors, translating abstract Kesalahan dalam Terjemahan Abstrak Karya Ilmiah oleh Mahasiswa Jurusan Sastra Jerman Angkatan 2008 Universitas Negeri Malang Erlina Yuni Novitasari Pembimbing: (I) Dra. Rosyidah, M.Pd., (II) Deddy Kurniawan,

Lebih terperinci

CIRI AKUSTIK BAHASA JERMAN

CIRI AKUSTIK BAHASA JERMAN CIRI AKUSTIK BAHASA JERMAN Tanti Kurnia Sari Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan ABSTRAK Ciri universal dari bahasa yang paling umum adalah bahwa bahasa itu mempunyai bunyi bahasa yang terdiri

Lebih terperinci

LAMPIRAN 5 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

LAMPIRAN 5 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) 65 LAMPIRAN 5 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) I. IDENTITAS MATA PELAJARAN II. 1. Nama Sekolah : SMA N 16 Bandung 2. Kelas : X 3. Semester : 2 / Genap 4. Mata Pelajaran : Bahasa Jerman 5. Alokasi

Lebih terperinci

MODALITAS KÖNNEN DALAM KALIMAT BAHASA JERMAN

MODALITAS KÖNNEN DALAM KALIMAT BAHASA JERMAN MODALITAS KÖNNEN DALAM KALIMAT BAHASA JERMAN oleh Sulis Triyono FBS Universitas Negeri Yogyakarta Abstract This article is an introduction to the basic concept of using the modality of können 'can' in

Lebih terperinci

Radio D Teil 1. Deutsch lernen und unterrichten Arbeitsmaterialien. Pelajaran 19 Penipuan Terungkap

Radio D Teil 1. Deutsch lernen und unterrichten Arbeitsmaterialien. Pelajaran 19 Penipuan Terungkap Pelajaran 19 Penipuan Terungkap Walaupun bundaran gandum dibuat oleh para petani, tetap mempercayai eksistensi UFO. Informasi yang beredar di penduduk desa tentang penipuan bundaran gandum menyeret dan

Lebih terperinci

Modalitas Können dalam Kalimat Bahasa Jerman

Modalitas Können dalam Kalimat Bahasa Jerman Modalitas Können dalam Kalimat Bahasa Jerman oleh Sulis Triyono Abstrak Tulisan ini merupakan pengantar untuk memahami pengertian dasar penggunaan modalitas können dapat dalam kalimat bahasa Jerman. Satuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan. Tanpa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan. Tanpa bahasa orang akan sulit untuk mengekspresikan apa yang diinginkannya. Bahasa dapat menjadi

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) 1. Memahami wacana tulis berbentuk paparan atau dialog sederhana tentang Kehidupan Keluarga

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) 1. Memahami wacana tulis berbentuk paparan atau dialog sederhana tentang Kehidupan Keluarga RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Tema Alokasi Waktu Standar Kompetensi Nilai kebangsaan : SMAN 2 Purworejo : Bahasa Jerman : XI IPS/IPS : Familie in Deutschland

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini banyak buku ajar bahasa Jerman yang beredar di masyarakat dengan

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini banyak buku ajar bahasa Jerman yang beredar di masyarakat dengan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saat ini banyak buku ajar bahasa Jerman yang beredar di masyarakat dengan berbagai macam pilihan yang ditawarkan, mulai dari buku yang hanya berisi tulisan

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MAHASISWA JURUSAN SASTRA JERMAN UNIVERSITAS NEGERI MALANG ANGKATAN 2009/2010 OFFERING AA DALAM ANALISIS KALIMAT BAHASA JERMAN BERDASARKAN

KEMAMPUAN MAHASISWA JURUSAN SASTRA JERMAN UNIVERSITAS NEGERI MALANG ANGKATAN 2009/2010 OFFERING AA DALAM ANALISIS KALIMAT BAHASA JERMAN BERDASARKAN KEMAMPUAN MAHASISWA JURUSAN SASTRA JERMAN UNIVERSITAS NEGERI MALANG ANGKATAN 2009/2010 OFFERING AA DALAM ANALISIS KALIMAT BAHASA JERMAN BERDASARKAN IC GRAMMATIK Hanum Surya Dewi Pembimibng (I): Edy Hidayat,

Lebih terperinci

JR218, LESEN II: S1, 3 sks, Semester II

JR218, LESEN II: S1, 3 sks, Semester II DESKRIPSI MATA KULIAH LESEN II JR218, LESEN II: S1, 3 sks, Semester II Mata kuliah Lesen II merupakan salah satu Mata Kuliah Keahlian Program Studi (MKK-Prodi) yang wajib diikuti oleh semua mahasiswa Program

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Mata Pelajaran : Bahasa Jerman Kelas / Semester : XI / 1 Materi Pokok : membaca Bestimmte-unbestimmte Artikel im Nominativ und Akkusativ Alokasi waktu : 2 jam pelajaran

Lebih terperinci

SILABUS MATA PELAJARAN BAHASA JERMAN

SILABUS MATA PELAJARAN BAHASA JERMAN SILABUS MATA PELAJARAN BAHASA JERMAN Nama Pendidikan : SMA Kelas / Semester : X / 2 Kompetensi Inti : KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya KI 2 : Mengembangkan perilaku (jujur,

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Alokasi Waktu : SMAN 1 Banguntapan : Bahasa Jerman : XI /Gasal : 2x45 menit Standar Kompetensi : 1. Berbicara Mengungkapkan

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN. Jenis Kata. N o. Kata kerja (verba) Kata benda (nomina) Kata sifat (adjektiva) Adverbia. werben (um jmd.) gewinnen.

BAB IV KESIMPULAN. Jenis Kata. N o. Kata kerja (verba) Kata benda (nomina) Kata sifat (adjektiva) Adverbia. werben (um jmd.) gewinnen. BAB IV KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis makna kontekstual dan tanda pada 5 puisi Ingeborg Bachmann, yaitu Werbung, Trauerjahre, auf der obersten, Nacht der Liebe, dan ein neues Leben, dapat disimpulkan

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS BAHASA DAN SENI JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA JERMAN SILABUS

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS BAHASA DAN SENI JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA JERMAN SILABUS 1. Fakultas / Program Studi : Bahasa dan Seni / Pendidikan Bahasa Jerman 2. Mata Kuliah & Kode : Linguistik II Kode : GER 411 3. Jumlah SKS : Teori :2 SKS Praktik : 2 SKS : Sem : VI Waktu : 16x2 @100 4.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Komunikasi dapat berupa percakapan (lisan) dan tulisan. Apabila pesan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Komunikasi dapat berupa percakapan (lisan) dan tulisan. Apabila pesan yang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan alat penting bagi manusia untuk berkomunikasi. Komunikasi dapat berupa percakapan (lisan) dan tulisan. Apabila pesan yang disampaikan oleh penutur tidak

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MEDIA PUZZLE KOSAKATA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA JERMAN SISWA KELAS XI SMA

PENGEMBANGAN MEDIA PUZZLE KOSAKATA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA JERMAN SISWA KELAS XI SMA PENGEMBANGAN MEDIA PUZZLE KOSAKATA PENGEMBANGAN MEDIA PUZZLE KOSAKATA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA JERMAN SISWA KELAS XI SMA Lailatul Rohmah Pendidikan Bahasa Jerman, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam penelitian ini digunakan metode korelasional dengan teknik korelasi dan teknik regresi. Teknik korelasi digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya

Lebih terperinci

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008 UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008 PANDUAN MATERI SMA DAN MA BAHASA JERMAN PROGRAM STUDI BAHASA PUSAT PENILAIAN PENDIDIKAN BALITBANG DEPDIKNAS KATA PENGANTAR Dalam rangka sosialisasi kebijakan dan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR BERSERI UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATERI UHRZEIT. Syaiful Qudsi, Lersianna HS, Pepen Permana

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR BERSERI UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATERI UHRZEIT. Syaiful Qudsi, Lersianna HS, Pepen Permana PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR BERSERI UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATERI UHRZEIT Syaiful Qudsi, Lersianna HS, Pepen Permana Salah satu materi yang dipelajari dalam pembelajaran bahasa

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM QUIZ (TQ) PADA KETERAMPILAN MEMBACA SISWA KELAS X SMA N 1 KAMAL. Novita Putri Pratiwi

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM QUIZ (TQ) PADA KETERAMPILAN MEMBACA SISWA KELAS X SMA N 1 KAMAL. Novita Putri Pratiwi PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM QUIZ (TQ) PADA KETERAMPILAN MEMBACA SISWA KELAS X SMA N 1 KAMAL Novita Putri Pratiwi Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Jerman, Fakultas Bahasa dan Seni Universitas

Lebih terperinci

oleh Cindhy Dwi Meidany

oleh Cindhy Dwi Meidany KONTRIBUSI PENGUASAAN KOSAKATA DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA TEKS BERBAHASA JERMAN PESERTA DIDIK KELAS XI PROGRAM KEAHLIAN ANIMASI SMK NEGERI 5 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI

Lebih terperinci

ARTIKEL ILMIAH OLEH AGUS FAIZI NIM

ARTIKEL ILMIAH OLEH AGUS FAIZI NIM 1 ANALISIS KESALAHAN MEMBACA PEMAHAMAN (LESEVERSTEHEN) MAHASISWA DALAM UJIAN ZIDS SEMESTER GENAP TAHUN 2010/2011 JURUSAN SASTRA JERMAN UNIVERSITAS NEGERI MALANG ARTIKEL ILMIAH OLEH AGUS FAIZI NIM 105241480987

Lebih terperinci

KARTU KUARTET SEBAGAI MEDIA LATIHAN PEMBENTUKAN POLA KALIMAT PERFEKT DALAM MATA KULIAH SCHREIBEN I (MENULIS I)

KARTU KUARTET SEBAGAI MEDIA LATIHAN PEMBENTUKAN POLA KALIMAT PERFEKT DALAM MATA KULIAH SCHREIBEN I (MENULIS I) SKENARIO INOVASI PEMBELAJARAN KARTU KUARTET SEBAGAI MEDIA LATIHAN PEMBENTUKAN POLA KALIMAT PERFEKT DALAM MATA KULIAH SCHREIBEN I (MENULIS I) IRMA PERMATAWATI NIP. 132313369 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA JERMAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia terdapat banyak lembaga pendidikan formal maupun nonformal

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia terdapat banyak lembaga pendidikan formal maupun nonformal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di Indonesia terdapat banyak lembaga pendidikan formal maupun nonformal yang mengajarkan bahasa Jerman. Sekolah adalah lembaga pendidikan formal yang memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Di dalam Grammatik tata bahasa bahasa Jerman terdapat aturan-aturan yang berbeda dengan bahasa lainnya, misalnya konjugasi verba yang disesuaikan degan subjek.

Lebih terperinci

KALIMAT MAJEMUK KOORDINATIF BAHASA JERMAN: KAJIAN TATA BAHASA TRANSFORMASI. Abd. Kasim Achmad Fakultas Bahasa dan Sastra, Universitas Negeri Makassar

KALIMAT MAJEMUK KOORDINATIF BAHASA JERMAN: KAJIAN TATA BAHASA TRANSFORMASI. Abd. Kasim Achmad Fakultas Bahasa dan Sastra, Universitas Negeri Makassar KALIMAT MAJEMUK KOORDINATIF BAHASA JERMAN: KAJIAN TATA BAHASA TRANSFORMASI Abd. Kasim Achmad Fakultas Bahasa dan Sastra, Universitas Negeri Makassar E-mail : abdulkasim@unm.ac.id ABSTRAK Penelitian ini

Lebih terperinci

Radio D Teil 1. Deutsch lernen und unterrichten Arbeitsmaterialien. Pelajaran 17 Lingkaran di Ladang Gandum

Radio D Teil 1. Deutsch lernen und unterrichten Arbeitsmaterialien. Pelajaran 17 Lingkaran di Ladang Gandum Pelajaran 17 Lingkaran di Ladang Gandum dan Philipp merencanakan menyelidiki bundaran misterius di tengah-tengah ladang gandum. Apakah ini cerita tentang tempat landasan pesawat UFO ataukah seseorang akan

Lebih terperinci

Radio D Teil 1. Deutsch lernen und unterrichten Arbeitsmaterialien. Pelajaran 23 Penyelam dengan Sirip Hiu

Radio D Teil 1. Deutsch lernen und unterrichten Arbeitsmaterialien. Pelajaran 23 Penyelam dengan Sirip Hiu Pelajaran 23 Penyelam dengan Sirip Hiu dan pecahkan teka-teki ikan hiu dan kembali berhasil mengungkap satu kebohongan. Alasan skenario ini masih belum jelas. Bantuan yang tidak disangka-sangka mereka

Lebih terperinci

PERANAN STRATEGI BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN BAHASA ASING. Lersianna Saragih*)

PERANAN STRATEGI BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN BAHASA ASING. Lersianna Saragih*) PERANAN STRATEGI BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN BAHASA ASING Lersianna Saragih*) Abstrak Jeder Fremdsprachelernende bewusst oder unbewusst verwendet in seinem Lernprozess eine Strategie. Ermust mit der von

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. analitik, yaitu suatu metode penelitian yang tertuju pada pemecahan masalah yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. analitik, yaitu suatu metode penelitian yang tertuju pada pemecahan masalah yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitik, yaitu suatu metode penelitian yang tertuju pada pemecahan masalah yang ada

Lebih terperinci

Radio D Teil 1. Deutsch lernen und unterrichten Arbeitsmaterialien. Pelajaran 26 Perpisahan Ayhan

Radio D Teil 1. Deutsch lernen und unterrichten Arbeitsmaterialien. Pelajaran 26 Perpisahan Ayhan Pelajaran 26 Perpisahan Satu kabar sedih: harus meninggalkan rekan-rekan kerjanya karena ia akan pindah ke Turki. Walaupun teman kerja membuat satu pesta, namun suasana tetap muram. Ketika tiba di kantor,

Lebih terperinci

INTERKULTURELLER ANSATZ DES FREMDSPACHLICHEN DEUTSCHUNTERRICHTS

INTERKULTURELLER ANSATZ DES FREMDSPACHLICHEN DEUTSCHUNTERRICHTS 47 INTERKULTURELLER ANSATZ DES FREMDSPACHLICHEN DEUTSCHUNTERRICHTS A. Pendahuluan Istilah interkultural menjadi sangat penting karena belajar bahasa tidak lepas dari pengaruh budaya khususnya dalam belajar

Lebih terperinci

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR DALAM PEMBELAJARAN KOSAKATA BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK DI SMA NEGERI 1 PAKEM SKRIPSI

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR DALAM PEMBELAJARAN KOSAKATA BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK DI SMA NEGERI 1 PAKEM SKRIPSI KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR DALAM PEMBELAJARAN KOSAKATA BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK DI SMA NEGERI 1 PAKEM SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL WORD SQUARE DALAM MENULIS KALIMAT SEDERHANA BAHASA JERMAN SISWA KELAS X SMA ISTIQLAL SUMBER CENTENG KOTAANYAR

PENERAPAN MODEL WORD SQUARE DALAM MENULIS KALIMAT SEDERHANA BAHASA JERMAN SISWA KELAS X SMA ISTIQLAL SUMBER CENTENG KOTAANYAR Dwi Hadi Rachmawati S1 PENDIDIKAN BAHASA JERMAN, FBS, UNESA dhadi11@yahoo.com Abstrak Menulis adalah kegiatan atau keterampilan yang produktif dan kompleks. Siswa perlu ide-ide untuk menulis sesuatu. Untuk

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN KALIMAT DALAM WACANA TULIS BAHASA JERMAN (Suatu upaya untuk mendeteksi kesalahan. Jurusan Pendidikan Bahasa Jerman FPBS UPI

ANALISIS KESALAHAN KALIMAT DALAM WACANA TULIS BAHASA JERMAN (Suatu upaya untuk mendeteksi kesalahan. Jurusan Pendidikan Bahasa Jerman FPBS UPI Nining Warningsih, Lersianna Saragih, Hafdarani, Irma Permatawati. ANALISIS KESALAHAN KALIMAT DALAM WACANA TULIS BAHASA JERMAN (Suatu upaya untuk mendeteksi kesalahan mahasiswa dalam menulis karangan bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memahami teks Bahasa Sumber (BSu), melainkan juga kemampuan untuk menulis

BAB I PENDAHULUAN. memahami teks Bahasa Sumber (BSu), melainkan juga kemampuan untuk menulis 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Proses penerjemahan bukan hanya menyangkut keterampilan seseorang memahami teks Bahasa Sumber (BSu), melainkan juga kemampuan untuk menulis kembali pemahaman

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) 55 LAMPIRAN 4 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) I. IDENTITAS MATA PELAJARAN 1. Nama Sekolah : SMA N 16 Bandung 2. Kelas : X 3. Semester : 2/ Genap 4. Mata Pelajaran : Bahasa Jerman 5. Alokasi Waktu

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGUASAAN BAHASA INGGRIS SISWA SMA DENGAN PENGUASAAN POSSESSIVARTIKEL BAHASA JERMAN

HUBUNGAN PENGUASAAN BAHASA INGGRIS SISWA SMA DENGAN PENGUASAAN POSSESSIVARTIKEL BAHASA JERMAN HUBUNGAN PENGUASAAN BAHASA INGGRIS SISWA SMA DENGAN PENGUASAAN POSSESSIVARTIKEL BAHASA JERMAN Ayu Riani Sondari Abstraksi Dalam pembelajaran bahasa Jerman di SMA, banyak siswa mengalami kendala dalam mempelajari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Selama manusia menggunakan bahasa yang berbeda, maka selama itu pula

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Selama manusia menggunakan bahasa yang berbeda, maka selama itu pula BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Selama manusia menggunakan bahasa yang berbeda, maka selama itu pula kegiatan penerjemahan dianggap sebagai hal yang sangat penting dan perlu dilakukan. Kebutuhan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. Grammatikvisualisierung dalam pengajaran gramatika bahasa Jerman lebih efektif

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. Grammatikvisualisierung dalam pengajaran gramatika bahasa Jerman lebih efektif BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data, pengujian hipotesis dan pembahasan yang telah dilakukan maka dapat dikemukakan kesimpulan bahwa penggunaan teknik Grammatikvisualisierung

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN MENULIS KALIMAT BAHASA JERMAN ANALISIS KESALAHAN MENULIS KALIMAT BAHASA JERMAN SISWA KELAS XI IBB SMA NEGERI 3 SIDOARJO

ANALISIS KESALAHAN MENULIS KALIMAT BAHASA JERMAN ANALISIS KESALAHAN MENULIS KALIMAT BAHASA JERMAN SISWA KELAS XI IBB SMA NEGERI 3 SIDOARJO ANALISIS KESALAHAN MENULIS KALIMAT BAHASA JERMAN ANALISIS KESALAHAN MENULIS KALIMAT BAHASA JERMAN SISWA KELAS XI IBB SMA NEGERI 3 SIDOARJO Kamelia Ayu Purnama Program Studi Pendidikan Bahasa Jerman, Fakultas

Lebih terperinci

MEDIA VISUAL SEBAGAI SALAH SATU ALTERNATIF PENGAJARAN STRUKTUR BAHASA JERMAN DALAM-KONTEKS KOMUNIKATIF Oleh : Tia Meutiawati

MEDIA VISUAL SEBAGAI SALAH SATU ALTERNATIF PENGAJARAN STRUKTUR BAHASA JERMAN DALAM-KONTEKS KOMUNIKATIF Oleh : Tia Meutiawati Pendahuluan MEDIA VISUAL SEBAGAI SALAH SATU ALTERNATIF PENGAJARAN STRUKTUR BAHASA JERMAN DALAM-KONTEKS KOMUNIKATIF Oleh : Tia Meutiawati Abstrak Pengetahuan struktur yang memadai diper/ukan agar pembelajar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kebutuhan akan bahasa asing termasuk bahasa Jerman saat ini telah menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. Kebutuhan akan bahasa asing termasuk bahasa Jerman saat ini telah menjadi BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kebutuhan akan bahasa asing termasuk bahasa Jerman saat ini telah menjadi hal yang tidak perlu dipertanyakan lagi. Seiring dengan berkembangnya zaman, semakin bertambah

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENGGUNAAN DEIKSIS BAHASA JERMAN DALAM PENERJEMAHAN DARI TEKS BAHASA INDONESIA NAMAKU MALUBA BAGAIMANA STATUS ANAK-ANAK PEREMPUAN KITA? KEDALAM TEKS BAHASA JERMAN MEIN NAME

Lebih terperinci

SILABUS LITERATURGESCHICHTE (JR 312) AMIR, M.Pd. NIP

SILABUS LITERATURGESCHICHTE (JR 312) AMIR, M.Pd. NIP SILABUS LITERATURGESCHICHTE (JR 312) AMIR, M.Pd. NIP. 196111101985031005 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA JERMAN FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2011 DESKRIPSI MATAKULIAH

Lebih terperinci

KEMAMPUAN BAHASA JERMAN MAHASISWA SEMESTER V ANGKATAN TAHUN 2009 JURUSAN SASTRA JERMAN UNIVERSITAS NEGERI MALANG

KEMAMPUAN BAHASA JERMAN MAHASISWA SEMESTER V ANGKATAN TAHUN 2009 JURUSAN SASTRA JERMAN UNIVERSITAS NEGERI MALANG KEMAMPUAN BAHASA JERMAN MAHASISWA SEMESTER V ANGKATAN TAHUN 2009 JURUSAN SASTRA JERMAN UNIVERSITAS NEGERI MALANG Wahyudi Dewi Kartika Ardiyani, S.Pd., M.Pd. E-Mail: justwahyudi@gmail.com Abstract: This

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam pengumpulan dan pengolahan data penelitian harus menggunakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam pengumpulan dan pengolahan data penelitian harus menggunakan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam pengumpulan dan pengolahan data penelitian harus menggunakan metode penelitian yang sesuai dengan jenis dan karakteristik penelitian yang dilakukan.

Lebih terperinci

BAHAN AJAR / RPP. C. Metode Pembelajaran : Inquiri I. Kegiatan Pembelajaran :

BAHAN AJAR / RPP. C. Metode Pembelajaran : Inquiri I. Kegiatan Pembelajaran : BAHAN AJAR / RPP Bidang Studi : Bahasa Jerman Pokok Tema : Erste Kontake Sub Tema :Erste Kontakte mit Deutschen ( ich, du, sie/er/es (sing), Sie, sie (pl)) Kelas / Semester: X / gasal Standar Kecakapan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini pembelajaran bahasa asing bertujuan agar pembelajar terampil

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini pembelajaran bahasa asing bertujuan agar pembelajar terampil BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini pembelajaran bahasa asing bertujuan agar pembelajar terampil menggunakan bahasa yang dipelajarinya dalam kehidupan sehari-hari. Agar dapat terampil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kecil di dalamnya, seperti frase, kata, dan yang terkecil adalah huruf.

BAB I PENDAHULUAN. kecil di dalamnya, seperti frase, kata, dan yang terkecil adalah huruf. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kalimat merupakan salah satu komponen bahasa yang memiliki satuansatuan kecil di dalamnya, seperti frase, kata, dan yang terkecil adalah huruf. Kalimat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan yang harus dilatih. Keempat keterampilan itu meliputi. keterampilan menyimak Hören, keterampilan membaca Lesen,

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan yang harus dilatih. Keempat keterampilan itu meliputi. keterampilan menyimak Hören, keterampilan membaca Lesen, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam pembelajaran bahasa ada beberapa keterampilan yang harus dipelajari. Demikian halnya dengan pembelajaran bahasa Jerman, ada empat keterampilan yang harus

Lebih terperinci

PRIX JEUNESSE SUITCASE #2

PRIX JEUNESSE SUITCASE #2 PRIX JEUNESSE SUITCASE #2 PONDS OF MIRROR SPIEGELTEICH IRIB, Iran / 2002 / Live-Drama / 9 Min. / Farbe Der verzweifelte Versuch eines Jungen, das Leben seines Fischs zu retten. Beim Fußballspielen wird

Lebih terperinci

2015 ANALISIS VERBA TIDAK BERATURAN BENTUK KALA LAMPAU PERFEKT DALAM BUKU

2015 ANALISIS VERBA TIDAK BERATURAN BENTUK KALA LAMPAU PERFEKT DALAM BUKU BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari dunia pendidikan dan berperan sebagai salah satu kunci keberhasilan segala kegiatan pendidikan. Melalui pembelajaran

Lebih terperinci

BENTUK DAN FUNGSI IRREALER KONJUNKTIV DALAM KALIMAT BAHASA JERMAN

BENTUK DAN FUNGSI IRREALER KONJUNKTIV DALAM KALIMAT BAHASA JERMAN BENTUK DAN FUNGSI IRREALER KONJUNKTIV DALAM KALIMAT BAHASA JERMAN Sulis Triyono Universitas Negeri Yogyakarta sulis@uny.ac.id Abstract This paper aims to describe forms of subjunctive sentences and their

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS MEDIA PERMAINAN BUCHSTABENDIKTAT DALAM PEMBELAJARAN KOSAKATA BAHASA JERMAN. Milda Anika, Lucky Herliawan Y.A.

EFEKTIVITAS MEDIA PERMAINAN BUCHSTABENDIKTAT DALAM PEMBELAJARAN KOSAKATA BAHASA JERMAN. Milda Anika, Lucky Herliawan Y.A. 1 EFEKTIVITAS MEDIA PERMAINAN BUCHSTABENDIKTAT DALAM PEMBELAJARAN KOSAKATA BAHASA JERMAN Milda Anika, Lucky Herliawan Y.A., Pepen Permana Abstrak Dalam mempelajari bahasa Jerman ada empat keterampilan

Lebih terperinci

ANALISIS MATERI AJAR MEMBACA DALAM BUKU DEUTSCH IST EINFACH

ANALISIS MATERI AJAR MEMBACA DALAM BUKU DEUTSCH IST EINFACH ANALISIS MATERI AJAR MEMBACA DALAM BUKU DEUTSCH IST EINFACH Sri Rahmawati Indah 1 dan Nurming Saleh 2 Jurusan Pendidikan Bahasa Asing, Fakultas Bahasa dan Sastra Universitas Negeri Makassar Email: sri.rahmawati@gmail.com

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA TUTURAN MAHASISWA DALAM SEMINAR PROPOSAL SKRIPSI MAHASISWA

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA TUTURAN MAHASISWA DALAM SEMINAR PROPOSAL SKRIPSI MAHASISWA ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA TUTURAN MAHASISWA DALAM SEMINAR PROPOSAL SKRIPSI MAHASISWA Ika Wahyu Prasetya 33, Parto 34, Rusdhianti Wuryaningrum 35 Abstract : his research is motivated by one of the speak

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN KARANGAN BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK KELAS XII SMA N 2 KLATEN

ANALISIS KESALAHAN KARANGAN BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK KELAS XII SMA N 2 KLATEN ANALISIS KESALAHAN KARANGAN BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK KELAS XII SMA N 2 KLATEN SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komponen yang memiliki pola yang beraturan. Aturan tersebut dapat disusun

BAB I PENDAHULUAN. komponen yang memiliki pola yang beraturan. Aturan tersebut dapat disusun 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa adalah satu sistem, artinya bahasa itu dibentuk oleh sejumlah komponen yang memiliki pola yang beraturan. Aturan tersebut dapat disusun menjadi kaidah. Sebagai

Lebih terperinci

Surya Masniari Hutagalung Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan ABSTRAK

Surya Masniari Hutagalung Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan ABSTRAK PENERAPAN TEKNIK TUTOR SEBAYA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS MAHASISWA SEMESTER V TAHUN 2016 PRODI PENDIDIKAN BAHASA JERMAN UNIVERSITAS NEGERI MEDAN Surya Masniari Hutagalung Fakultas Bahasa dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mempelajari bahasa, pembelajar sebaiknya mengenal kaidah dan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mempelajari bahasa, pembelajar sebaiknya mengenal kaidah dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Dalam mempelajari bahasa, pembelajar sebaiknya mengenal kaidah dan struktur yang baku yang biasa disebut tata bahasa. Penguasaan tata bahasa merupakan salah

Lebih terperinci