BAB II PERENCANAAN KINERJA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II PERENCANAAN KINERJA"

Transkripsi

1 BAB II PERENCANAAN KINERJA A. PERENCANAAN Perencanaan strategis merupakan serangkaian rencana, tindakan dan kegiatan mendasar yang dibuat oleh pimpinan puncak untuk diimplementasikan seluruh jajaran suatu organisasi dalam rangka pencapaian tujuan organisasi. Sebagaimana disebutkan dalam Inpres nomor 7 tahun 1999 bahwa perencanaan strategis merupakan suatu proses yang berorientasi pada hasil yang akan dicapai selama kurun waktu 1 (satu) sampai dengan 5 (lima) tahun dengan mempertimbangkan potensi, peluang dan kendala yang ada atau mungkin timbul. Di dalam rencana strategis dlsebutkan bahwa suatu rencana strategis setidaknya memuat visi, misi. tujuan, sasaran, kebijakan dan program serta ukuran keberhasilan dan kegagalan dalam pelaksanaannya. Laporan Kinerja (LKj) Instansi Pemerintah Kabupaten Ponorogo Tahun 2015 ini berdasarkan Rencana Strategis Kabupaten Ponorogo tahun 2010 sampai 2015 sebagaimana tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Ponorogo Tahun V I S I VlSI Kabupaten Ponorogo dalam RPJMD tahun adalah : Masyarakat Ponorogo yang sejahtera, aman, berbudaya, berkeadilan berlandaskan nilai-nilai Ketuhanan dalam rangka mewujudkan Rahayuning Bumi Reyog. Dengan penjelasan sebagai berikut : Sejahtera : Suatu masyarakat dikatakan sejahtera apabila dapat diciptakan suatu keadaan dimana anggota masyarakatnya dalam kondisi sehat, damai serta terpenuhi segala kebutuhannya. Aman : Kondisi masyarakat yang bebas dari segala gangguan, bebas dan ancaman, bebas dari intimidasi. Tidak merasa takut atau khawatir, waswas, tidak ada kerusuhan, dengan kata lain tercipta lingkungan yang tenteram. Berbudaya : Cara hidup masyarakat, termasuk hasil ciptaan dan pemikirannya sesuai dengan kehendak dan yang menjadi amalan untuk kesejahteraan hidup. [21]

2 Adil Rahayu : Masyarakat yang adil berarti tidak ada diskriminasi dalam bentuk apapun baik antar individu, gender maupun wilayah. : Selamat, sejahtera, jauh dari musibah atau kekurangan. 2. M I S I MISI adalah sesuatu yang harus diemban atau dilaksanakan yang merupakan penjabaran dari Visi yang telah ditetapkan. Misi Kabupaten Ponorogo dalam RPJMD tahun dijabarkan ke dalam 5 (lima) misi, adalah : Misi 1 : Menjamin terwujudnya kepastian akses dan mutu pelayanan dasar masyarakat secara optimal, yang meliputi pendidikan kesehatan dan infrastruktur baik pedesaan maupun perkotaan, serta menjamin kepastian penyediaan pelayanan publik dengan model pelayanan yang efektif dan efisien. Pelayanan dasar yang harus disediakan oleh Pemerintah Kabupaten Ponorogo bagi masyarakatnya adalah pelayanan pendidikan, kesehatan, lingkungan hidup, sarana dan prasarana umum, penataan ruang, dan perhubungan yang memadai. Dengan terpenuhinya pelayanan dasar tersebut diharapkan kualitas hidup masyarakat akan meningkat, yang pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteran bagi masyarakat. Misi 2 : Memacu pertumbuhan ekonomi dan membuka lapangan kerja dalam rangka pengentasan kemiskinan dan mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Meningkatnya daya saing dan struktur perekonomian daerah akan mendorong stabilitas perekonomian daerah. Adanya ekonomi biaya tinggi, yang akan memberikan efek terhadap tingginya penggangguran dan kemampuan daya beli masyarakat, apabila perekonomian daerah mengalami ketidakstabilan. Memanfaatkan peluang atas tantangan terbesar yaitu terciptanya kemampuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang tinggi, yang diikuti dengan pemerataan pendapatan di masyarakat. Misi 3 : Mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan yang transparan, akuntabel serta profesional yang berlandaskan norma norma dengan mengedepankan supremasi hukum. Dalam rangka mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan di lingkungan Kabupaten Ponorogo yang transparan, akuntabel dan professional serta memahami tugas dan fungsinya, diperlukan keterpaduan langkah dan koordinasi yang optimal agar penyelenggaraan pemerintahan berjalan efektif, stabil dan dinamis. [22]

3 Misi 4 : Meningkatkan pemberdayaan dan penguatan perempuan serta kelembagaan masyarakat, melalui keterlibatan seluruh komponen dalam setiap tahapan pembangunan di segala bidang. Penguatan institusi Pemerintah Kabupaten Ponorogo adalah mutlak dalam rangka menyelenggarakan pemerintahan yang akuntabel dan dipercaya, yang akan diperoleh melalui peningkatan partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pemerintahan maupun keterlibatan dalam pembangunan. Penguatan institusi Pemerintah Kabupaten Ponorogo tersebut akan mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan daerah yang partisipatif dimana setiap langkah pembangunan yang dilakukan pemerintah daerah, merupakan ide dan inisiatif bersama dengan masyarakat. Misi 5 : Membangun dan memelihara stabilitas pemerintahan, politik, ekonomi, sosial dan budaya sehingga memberikan rasa aman bagi masyarakat, dengan menjunjung tinggi budaya dan karakter masyarakat yang agamis, bermoral dan berbudi luhur. Tatanan sosial masyarakat yang aman, tertib dan damai merupakan harapan setiap warga masyarakat. Kondisi tersebut merupakan syarat mutlak dalam mewujudkan kesejahteraan batin bagi masyarakat, yang pada akhirnya akan menjadi pendorong bahwa proses pembangunan yang dilaksanakan oleh pemerintah akan berjalan dengan baik. 3. T U J U A N TUJUAN adalah sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu 1 (satu) sampai dengan 5 (lima) tahun. Tujuan ditetapkan dengan mengacu kepada Visi dan Misi dengan mempertimbangkan isu-isu dan analisis strategis. Tujuan pembangunan terdapat didalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) yaitu untuk meningkatkan kesejahteraan seluruh rakyat Ponorogo. a. Berdasarkan misi Menjamin terwujudnya kepastian akses dan mutu pelayanan dasar masyarakat secara optimal, yang meliputi pendidikan kesehatan dan infrastruktur baik pedesaan maupun perkotaan, serta menjamin kepastian penyediaan pelayanan publik dengan model pelayanan yang efektif dan efisien, maka ditetapkan tujuan : Tujuan 1 Meningkatnya derajat kesehatan dan kualitas hidup masyarakat. Indikator 1 Indeks Pembangunan Manusia. 2 Angka usia harapan hidup. 3 Rasio lulusan S1/S2/S3 [23]

4 b. Berdasarkan misi Memacu pertumbuhan ekonomi dan membuka lapangan kerja dalam rangka pengentasan kemiskinan dan mewujudkan kesejahteraan masyarakat, maka ditetapkan tujuan : Tujuan 1 Meningkatnya daya saing dan struktur ekonomi daerah. Indikator 1 Pertumbuhan ekonomi atau pertumbuhan PDRB. 2 Pendapatan perkapita 3 PDRB perkapita Prosentase penduduk miskin 4 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) c. Berdasarkan misi Mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan yang transparan, akuntabel serta profesional yang berlandaskan norma norma dengan mengedepankan supremasi hukum, maka ditetapkan tujuan : Tujuan 1 Meningkatnya kualitas penyelenggaraan Pemerintahan Daerah. 1 2 Indikator Opini BPK atas laporan keuangan daerah. Tingkat kemandirian keuangan daerah, yaitu Nilai PAD dibanding Nilai APBD. d. Berdasarkan misi Meningkatkan pemberdayaan dan penguatan perempuan serta kelembagaan masyarakat, melalui keterlibatan seluruh komponen dalam setiap tahapan pembangunan di segala bidang, maka ditetapkan tujuan : Tujuan 1 Meningkatnya partisipasi masyarakat daiam penyelenggaraan Pemerintahan dan Pembangunan. 1 2 Indikator Indeks pembangunan gender (Gender Rilates Index) Angka Pemberdayaan Gender (Gender Empo Werment Index) e. Berdasarkan misi Membangun dan memelihara stabilitas pemerintahan, politik, ekonomi, sosial dan budaya sehingga memberikan rasa aman bagi masyarakat, dengan menjunjung tinggi budaya dan karakter masyarakat yang agamis, bermoral dan berbudi luhur, maka ditetapkan tujuan : Tujuan 1 Terwujudnya tatanan sosial masyarakat yang aman, tertib dan damai Indikator 1 Angka kriminalitas. 2 Jumlah pelanggaran Perda Trantib. 4. SASARAN SASARAN merupakan penjabaran dari tujuan yang telah ditetapkan, adalah kondisi yang ingin dicapai setiap tahunnya dalam kurun waktu 5 (lima) tahun. Sasaran pembangunan daerah yang ingin dicapai oleh Pemerintah Kabupaten Ponorogo selama kurun waktu 5 [24]

5 (lima) tahun sesuai dengan tujuan pembangunan yang telah ditetapkan dalam RPJMD Kabupaten Ponorogo adalah sebagai berikut : 1) Meningkatnya pemerataan dan perluasan kesempatan belajar, serta kualitas pendidikan. 2) Meningkatnya cakupan dan kualitas pelayanan kesehatan, serta derajat kesehatan masyarakat. 3) Meningkatnya sarana infrastruktur daerah. 4) Meningkatnya kualitas Iingkungan pemukiman. 5) Meningkatnyabpenataan kawasan RT?RW. 6) Meningkatnya mutu pelayanan transportasi daerah. 7) Meningkatnya penanganan persampahan, pemanfaatan dan pelestarian sumber daya alam dan lingkungan hidup. 8) Meningkatnya mutu tata kelola pertanahan daerah. 9) Meningkatnya kualitas pelayanan administrasi kependudukan. 10) Meningkatnya cakupan dan kualitas pelayanan keluarga berencana. 11) Meningkatnya kualitas pelayanan perpustakaan dan minat baca masyarakat. 12) Meningkatnya kesempatan kerja dan kualitas calon tenaga kerja. 13) Meningkatnya kualitas koperasi dan usaha kecil dan menengah ( UKM ). 14) Meningkatnya investasi di daerah. 15) Meningkatnya ketersediaan pangan utama masyarakat. 16) Meningkatnya produksi dan produktifitas pangan. 17) Meningkatnya fungsi pelestarian hutan. 18) Meningkatnya pengelolaan energy dan sumber daya mineral. 19) Meningkatnya produksi perikanan dan konsumsi ikan di masyarakat. 20) Meningkatnya volume perdagangan. 21) Meningkatnya kualitas dan kuantitas hasil industry unggulan daerah. 22) Meningkatnya pelayanan transmigrasi dan kerjasama antar daerah bidang transmigrasi. 23) Meningkatnya efektifitas perencanaan pembangunan. 24) Terwujudnya kelembagaan dann ketatalaksanaan yang efektif dan efisien. 25) Tersedianya data statistic daerah yang akurat dan tepat waktu. 26) Meningkatnya pengelolaaan arsip pemerintah kabupaten yang tertib, rapid an handal. 27) Meningkatnya pengembangan dan pemanfaatan teknologi informasi. 28) Meningkatnya partisipasi perempuan dalam pembangunan. 29) Meningkatnya keberdayaan masyarakat pedesaan. 30) Meningktnya partisipasi masyarakat dalam menjaga ketentraman kehidupan bermasyarakat. 31) Meningkatnya kualitas dan jangkauan pelayanan sosial. 32) Meningkatnya pelestarian dan pengembangan budaya daerah. [25]

6 33) Meningkatnya sarana dan prasarana olah raga. 34) Meningkatnya nilai strategi pariwisata daerah. 5. TARGET KINERJA SASARAN Sasaran pembangunan daerah merupakan suatu kondisi yang ingin dicapai yang merupakan penjabaran dari tujuan yang telah ditetapkan. Sasaran pembangunan daerah yang ingin dicapai oleh Pemerintah Kabupaten Ponorogo selama kurun waktu jangka menengah lima tahun sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai adalah sebagai berikut : 1) Sasaran Meningkatnya pemerataan dan perluasan kesempatan belajar, serta kualitas pendidikan, yang dilaksanakan melalui urusan Pendidikan dengan indikator kinerja sebagai berikut : Urusan : Pendidikan 1 Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Dinas Pendidikan 2 Angka melek huruf Dinas Pendidikan 3 Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI/ Paket A 4 Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/MTs/ Paket B 5 Angka Partisipasi Murni (APM) SMA/SMK/ Paket C [26] Dinas Pendidikan Dinas Pendidikan Dinas Pendidikan 6 Angka Putus Sekolah (APS) SD/MI Dinas Pendidikan 7 Angka Putus Sekolah (APS) SMP/MTs Dinas Pendidikan 8 Angka Putus Sekolah (APS) SMA/SMK Dinas Pendidikan 9 Angka Kelulusan (AL) SD/MI Dinas Pendidikan 10 Angka Kelulusan (AL) SMP/MTs Dinas Pendidikan 11 Angka Kelulusan (AL) SMA/SMK/MA Dinas Pendidikan 12 Angka Melanjutkan (AM) dari SD/MI ke SMP/MTs 13 Angka Melanjutkan (AM) dari SMP/MTs ke SMA/SMK/MA 14 Guru yang memenuhi kualifikasi S1/D- IV 15 Angka Partisipiasi Kasar (APK) SD/MI/Paket A 16 Angka Partisipiasi Kasar (APK) SMP/MTs/Paket B 17 Angka Partisipiasi Kasar (APK) SMA/ SMK/MA/Paket C Dinas Pendidikan Dinas Pendidikan Dinas Pendidikan Dinas Pendidikan Dinas Pendidikan Dinas Pendidikan 18 Rata rata nilai UN SD/MI Dinas Pendidikan

7 19 Rata rata nilai UN SMP/MTs Dinas Pendidikan 20 Rata rata nilai UN SMA/SMK/MA Dinas Pendidikan 21 Rasio pendidik yang memiliki seritifikat pendidik Dinas Pendidikan 22 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Dinas Pendidikan 2) Sasaran Meningkatnya cakupan dan kualitas pelayanan kesehatan, serta derajat kesehatan masyarakat, yang dilaksanakan melalui urusan Kesehatan dengan indikator kinerja sebagai berikut : Urusan : Kesehatan No. Indikator Kinerja SKPD 1 Cakupan komplikasi Kebidanan yang ditangani 2 Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan 3 Cakupan desa/kelurahan Universal Child Immunization (UCI) 4 Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan 5 Cakupan penemuan dan penanganan penderita TBC BTA 6 Cakupan penemuan dan penanganan penderita DBD [27] 7 Cakupan kunjungan bayi 8 Cakupan kunjungan ibu hamil K4 9 Cakupan pelayanan nifas 10 Cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani 11 Cakupan pelayanan anak balita 12 Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada usia 6 s/d 24 bln keluarga miskin 13 Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD setingkat 14 Cakupan peserta KB aktif 15 Cakupan pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin 16 Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin 17 Cakupan pelayanan Gawat Darurat level 1 yang harus diberikan sarana kesehatan ( RS ) 18 Cakupan Desa/Kel. Yang mengalami KLB yang dilakukan penyelidikan

8 epidemiologi < 24jam 19 Cakupan desa siaga aktif 20 % Kecukupan ruang inap sesuai master plan RSUD 21 Bad Occurpancy Rate (BOR) prosentase pemakaian tempat tidur 22 Presentase peningkatan jumlah kunjungan Pasien rawat inap RS Pasien rawat jalan RS 23 % Penurunan jumlah pasien yang dirujuk ke RS lain 24 Angka kematian 48 jam setelah dirawat RSUD RSUD RSUD 25 Indeks Angka Harapan Hidup 3) Sasaran Meningkatnya sarana infrastruktur daerah, yang dilaksanakan melalui urusan Pekerjaan Umum dengan indikator kinerja sebagai berikut : Urusan : Pekerjaan Umum 1 Panjang jalan Kabupaten dalam Dinas Pekerjaan Umum kondisi baik 2 Luas irigasi Kabupaten dalam kondisi Dinas Pekerjaan Umum baik 3 Rumah Tangga Persanitasi Dinas Pekerjaan Umum 4) Sasaran Meningkatnya kualitas lingkungan permukiman, yang dilaksanakan melalui urusan Perumahan dengan indikator kinerja sebagai berikut : Urusan : Perumahan 1 Rumah tangga pengguna air bersih Dinas Pekerjaan Umum 2 Lingkungan pemukiman kumuh Dinas Pekerjaan Umum 3 Rumah layak huni Dinas Pekerjaan Umum 4 Kawasan Kumuh Dinas Pekerjaan Umum 5) Sasaran Meningkatnya penataan kawasan daerah sesuai RTRW, yang dilaksanakan melalui urusan Penataan Ruang dengan indikator kinerja sebagai berikut : Urusan : Penataan Ruang 1 Ketaatan terhadap RTRW Dinas Pekerjaan Umum 2 Ruang terbuka hijau persatuan wilayah Dinas Pekerjaan Umum ber HPL/HGB 3 Rasio bangunan ber IMB Dinas Pekerjaan Umum [28]

9 6) Sasaran Meningkatnya mutu pelayanan transportasi daerah, yang dilaksanakan melalui urusan Perhubungan dengan indikator kinerja sebagai berikut : Urusan : Perhubungan 1 Angkutan darat Dinas Perhubungan 2 Ketaatan kendaraan wajib uji KIR Dinas Perhubungan 7) Sasaran Meningkatnya penanganan persampahan, pemanfaatan dan pelestarian sumber daya alam dan lingkungan hidup, yang dilaksanakan melalui urusan Lingkungan Hidup dengan indikator kinerja sebagai berikut : Urusan : Lingkungan Hidup 1 Penanganan sampah Kantor Lingkungan Hidup 2 Cakupan pengawasan terhadap pelaksanaan AMDAL 3 Tempat Pembuangan Sampah (TPS) per-satuan penduduk Kantor Lingkungan Hidup Kantor Lingkungan Hidup 4 Penanganan hukum lingkungan Kantor Lingkungan Hidup 5 Prosentase mata air diluar hutan lindung yang dilindungi 6 Pelayanan pencegahan pencemaran air 7 Pelayanan pemulihan pencemaran air pada sumber air 8 % Kendaraan wajib uji yang secara administratif terdaftar di kabupaten 9 % Usaha atau kegiatan sumber tidak bergerak yang memenuhi persyaratan administratif dan teknis pengendalian pencemaran udara 10 % Kualitas udara yang memenuhi baku mutu air udara ambient sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku 11 % Jumlah TPS dan TPA dioperasikan sesuai persyaratan teknis dan lingkungan 12 Jumlah pelaporan masyarakat akibat pencemaran dan atau kerusakan lingkungan yang ditindak lanjuti. Kantor Lingkungan Hidup Kantor Lingkungan Hidup Kantor Lingkungan Hidup Kantor Lingkungan Hidup Kantor Lingkungan Hidup Kantor Lingkungan Hidup Kantor Lingkungan Hidup Kantor Lingkungan Hidup 8) Sasaran Meningkatnya mutu tata kelola pertanahan daerah, yang dilaksanakan melalui urusan Pertanahan dengan indikator kinerja sebagai berikut : [29]

10 Urusan : Pertanahan 1 Luas lahan bersertifikat DPPKAD 2 Penyelesaian kasus tanah Negara DPPKAD 3 Penyelesaian ijin lokasi DPPKAD 9) Sasaran Meningkatnya kualitas pelayanan administrasi kependudukan, yang dilaksanakan melalui urusan Kependudukan dan Catatan Sipil dengan indikator kinerja sebagai berikut : Urusan : Kependudukan dan Catatan Sipil 1 Kepemilikan KTP Dinas Dukcapil 2 Kepemilikan akte kelahiran per 1000 Dinas Dukcapil penduduk 3 Penerapan KTP nasional berbasis NIK Dinas Dukcapil 10) Sasaran Meningkatnya cakupan dan kualitas pelayanan keluarga berencana, yang dilaksanakan melalui urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera dengan indikator kinerja sebagai berikut : Urusan : Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera 1 Prevalensi peserta KB aktif Badan KB 2 Keluarga sejahtera dan keluarga Badan KB sejahtera 1 11) Sasaran Meningkatnya kualitas pelayanan perpustakaan dan minat baca masyarakat, yang dilaksanakan melalui urusan Perpustakaan dengan indikator kinerja sebagai berikut : Urusan : Perpustakaan 1 Koleksi buku yang tersedia di Kantor Perpustakaan perpustakaan daerah Daerah 2 Pengunjung perpustakaan Kantor Perpustakaan Daerah 12) Sasaran Meningkatnya kesempatan kerja dan kualitas tenaga kerja, yang dilaksanakan melalui urusan Ketenagakerjaan dengan indikator kinerja sebagai berikut : Urusan : Ketenagakerjaan 1 Tingkat partisipasi angkatan kerja Dinas Sosnakertrans 2 Prosentase Pencari kerja yang Dinas Sosnakertrans ditempatkan [30]

11 13) Sasaran Meningkatnya kualitas koperasi dan usaha kecil dan menengah, yang dilaksanakan melalui urusan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, dengan indikator kinerja sebagai berikut : Urusan : Koperasi dan Usaha Kecil Menengah 1 % Koperasi aktif Dinas Indagkop & UKM 2 % Usaha mikro dan kecil Dinas Indagkop & UKM 14) Sasaran Meningkatnya investasi di daerah, yang dilaksanakan melalui urusan Penanaman Modal dengan indikator kinerja sebagai berikut : Urusan : Penanaman Modal 1 Kenaikan/penurunan nilai realisasi PMDN (milyar rupiah) BAPPEDA 15) Sasaran Meningkatnya ketersediaan pangan utama masyarakat, yang dilaksanakan melalui urusan Ketahanan Pangan dengan indikator kinerja sebagai berikut : Urusan : Ketahanan Pangan 1 Ketersediaan pangan utama Kantor Ketahanan Pangan 2 Regulasi Ketahanan Pangan Kantor Ketahanan Pangan 16) Sasaran Meningkatnya produksi dan produktifitas tanaman pangan, yang dilaksanakan melalui urusan Pertanian dengan indikator kinerja sebagai berikut : Urusan : Pertanian 1 Produktifitas padi atau bahan pangan utama lokal lainnya per hektar 2 Kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB Dinas Pertanian Dinas Pertanian 17) Sasaran Meningkatnya fungsi pelestarian hutan, yang dilaksanakan melalui urusan Kehutanan dengan indikator kinerja sebagai berikut : Urusan : Kehutanan 1 Rehabilitasi hutan dan lahan kritis Dinas Pertanian 2 Kerusakan kawasan hutan Dinas Pertanian [31]

12 18) Sasaran Meningkatnya pengelolaan energy dan sumber daya mineral daerah, yang dilaksanakan melalui urusan Energi dan Sumber Daya Mineral dengan indikator kinerja sebagai berikut : Urusan : Energi dan Sumber Daya Mineral 1 Pertambangan tanpa ijin Dinas Pekerjaan Umum 2 Kontribusi sektor pertambangan Dinas Pekerjaan Umum terhadap PDRB 19) Sasaran Meningkatnya produksi perikanan dan konsumsi ikan di masyarakat, yang dilaksanakan melalui urusan Kelautan dan Perikanan dengan indikator kinerja sebagai berikut : Urusan : Kelautan dan Perikanan 1 Produksi perikanan Dinas Pertanian 2 Pemenuhan Konsumsi ikan Dinas Pertanian 20) Sasaran Meningkatnya volume perdagangan, yang dilaksanakan melalui urusan Perdagangan dengan indikator kinerja sebagai berikut : Urusan : Perdagangan 1 Kontribusi sektor perdagangan Dinas Indagkop & UKM terhadap PDRB 2 Ekspor bersih perdagangan Dinas Indagkop & UKM 21) Sasaran Meningkatnya kualitas dan kuantitas hasil industri unggulan daerah, yang dilaksanakan melalui urusan Industri dengan indikator kinerja sebagai berikut : Urusan : Industri 1 Kontribusi sektor industri terhadap Dinas Indagkop & UKM PDRB 2 Pertumbuhan industri Dinas Indagkop & UKM 22) Sasaran Meningkatnya pelayanan transmigrasi dan kerjasama antar daerah bidang transmigrasi, yang dilaksanakan melalui urusan ketransmigrasian dengan indikator kinerja sebagai berikut : Urusan : Ketransmigrasian 1 Jumlah transmigrasi yang Dinsosnakertrans diberangkatkan. 2 Transmigran swakarsa Dinsosnakertrans [32]

13 23) Sasaran Meningkatnya efektifitas perencanaan pembangunan, yang dilaksanakan melalui urusan Perencanaan Pembangunan dengan indikator kinerja sebagai berikut : Urusan : Perencanaan Pembangunan 1 Penjabaran program RPJMD kedalam RKPD 2 Ketepatan waktu Pelaksanaan Musrenbangdes/ Musrenbangcam/ Musrenbangkab tepat waktu BAPPEDA BAPPEDA 24) Sasaran Terwujudnya kelembagaan dan ketatalaksanaan pemerintahan yang efektif dan efisien, yang dilaksanakan melalui urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian, dengan indikator kinerja sebagai berikut : Urusan : Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian. 1 Temuan audit yang ditindaklanjuti. Inspektorat 2 % Pengaduan masyarakat yang ditindaklanjuti. 3 % Kegiatan pembangunan yang dilakukan monev 4 % SKPD yang telah dilakukan Anjab dan ABK 5 Keberadaan perda SOTK yang terkait PP 41 tahun % Jabatan struktural yang dilaksanakan dibanding dengan jabatan menurut PP 41 tahun Sistem informasi manajemen Pemda BKD 8 Jumlah pelayanan yang diukur Indeks Kepuasan Layanan Masyarakat. 9 % Pejabat struktural yang telah mengikuti diklat kepemimpinan sesuai jenjangnya. 10 % SKPD yang memiliki jabatan fungsional. 11 Jumlah kasus pelanggaran disiplin pegawai. 12 Jumlah pegawai fungsional yang mengikuti diklat fungsional. 13 % Jabatan struktural/eselonering yang terisi. Bagian Humas & Protokol Bagian Adm. Pembangunan Bagian Organisasi Bagian Organisasi Bagian Organisasi Bagian Organisasi BKD BKD BKD BKD BKD [33]

14 14 Laporan keuangan disusun tepat waktu. DPPKAD 15 % Peningkatan PAD DPPKAD 16 Pertumbuhan pajak dan retribusi daerah dengan pertimbangan: - Pajak - Retribusi Pajak 17 % SKPD yang telah terinventarisasi assetnya dalam SIMBADA DPPKAD DPPKAD 18 % Tanah Pemda yang bersertifikat DPPKAD 19 % Penyelesaian kasus hukum Bagian Hukum 20 Jumlah raperda yang disusun. Bagian Hukum 25) Sasaran Tersedianya data statistic daerah yang akurat dan tepat waktu, yang dilaksanakan melalui urusan Statistik dengan indikator kinerja sebagai berikut : Urusan : Statistik 1 Buku Kabupaten dalam angka. BAPPEDA 2 Buku PDRB Kabupaten BAPPEDA 26) Sasaran Meningkatnya pengelolaan arsip pemerintah daerah yang tertib, rapid an handal, yang dilaksanakan melalui urusan Kearsipan dengan indikator kinerja sebagai berikut : Urusan : Kearsipan 1 Penerapan pengelolaan Arsip secara baku 2 Kegiatan Peningkatan SDM pengelola kearsipan Kantor Arsip dan Dokumentasi Kantor Arsip dan Dokumentasi 27) Sasaran Meningkatnya pengembangan dn pemanfaatan teknologi informasi, yang dilaksanakan melalui urusan Komunikasi dan Informatika dengan indikator kinerja sebagai berikut : Urusan : Komunikasi dan Informatika 1 Website milik Pemerintah Kabupatan Dinas Perhubungan 2 Pameran/ Expo Dinas Perhubungan [34]

15 28) Sasaran Meningkatnya partisipasi perempuan dalam pembangunan, yang dilaksanakan melalui urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dengan indikator kinerja sebagai berikut : Urusan : Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak 1 % Partisipasi Perempuan di lembaga pemerintah 2 Angka melek huruf perempuan usia 15 tahun keatas 3 % Partisipasi angkatan kerja perempuan KP3A KP3A KP3A 29) Sasaran Meningkatnya keberdayaan masyarakat pedesaan, yang dilaksanakan melalui urusan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa dengan indikator kinerja sebagai berikut : Urusan : Pemberdayaan Masyarakat dan Desa 1 PKK aktif Bapemaspemdes 2 Posyandu Bapemaspemdes 30) Sasaran Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam menjaga ketentraman kehidupan bermasyarakat, yang dilaksanakan melalui urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri dengan indikator kinerja sebagai berikut : Urusan : Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri 1 Jumlah kegiatan pembinaan politik daerah 2 Jumlah pembinaan terhadap LSM, Ormas dan OKP 3 Rasio jumlah Polisi Pamong Praja per 1000 penduduk Bakesbangpolinmas Bakesbangpolinmas Satpol PP 31) Sasaran Meningkatnya kualitas dan jangkauan pelayanan sosial, yang dilaksanakan melalui urusan Sosial dengan indikator kinerja sebagai berikut : Urusan : Sosial 1 Jumlah sarana sosial seperti panti jompo dan panti rehabilitasi. Dinsosnakertrans 2 Penanganan PMKS Dinsosnakertrans 3 PMKS yang memperoleh bantuan sosial Dinsosnakertrans [35]

16 32) Sasaran Meningkatnya pelestarian dan pengembangan budaya daerah, yang dilaksanakan melalui urusan Kebudayaan dengan indikator kinerja sebagai berikut : Urusan : Kebudayaan 1 Penyelenggaraan festival seni dan budaya 2 Sarana penyelenggaraan seni dan budaya 3 Benda. Situs dan kawasan cagar budaya Disbudparpora Disbudparpora Disbudparpora 33) Sasaran Meningkatnya sarana dan prasarana olah raga, yang dilaksanakan melalui urusan Kepemudaan dan Olah raga dengan indikator kinerja sebagai berikut : Urusan : Kepemudaan dan Olah Raga 1 Gelanggang /Balai Remaja (selain milik swasta) Disbudparpora 2 Lapangan olah raga Disbudparpora 34) Sasaran Meningkatnya nilai strategis tujuan pariwisata daerah, yang dilaksanakan melalui urusan Pariwisata dengan indikator kinerja sebagai berikut : Urusan : Pariwisata 1 Kunjungan wisata Disbudparpora 2 Kontribusi PDRB dari sektor pariwisata Disbudparpora 6. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN a. STRATEGI Strategi merupakan cara umum yang paling praktis dalam mengembangkan seluruh potensi lokal dengan cara global yang dimiliki oleh Kabupaten Ponorogo. Beberapa strategi yang akan digunakan dalam menganalisa permasalahan, mengolah dan mencari solusi berbagai persoalan dan pengembangan potensi sosial di Kabupaten Ponorogo tahun , adalah : Strategi 1 : Reinforcement. Strategi yang digunakan untuk memperkuat basis-basis potensi sosial yang dimiliki oleh Kabupaten Ponorogo. Berbagai potesi sosial yang sudah mapan yang ditandai dengan munculnya kantong-kantong aktifitas sosial lebih diperkuat dengan harapan dapat menjadi lebih meningkat dan berimplikasi semakin luas. Tidak saja pada level [36]

17 lokal, namun diharapkan bias berimplikasi pada level regional, nasional ataupun internasional. Strategi 2 : Pemberdayaan dan pendampingan. Strategi ini dimaksudkan sebagai langkah untuk mengurangi berbagai keterbelakangan dan dependensi kehidupan masyarakat, dengan harapan bias memunculkan berbagai jenis varietas baru dalam segala lini kehidupan. Artinya bahwa salah satu keterbelakangan masyarakat karena adanya ketergantungan pada mode of production yang menyebabkan melemahnya aspek-aspek kreativitas. Strategi 3 : Titik berat pembangunan mengarah ke wilayah perdesaan. Kondisi ini semakin dirasakan sebagai hal yang mendesak karena adanya ketimpangan dan kesenjangan yang nyata antara wilayah perdesaan dan perkotaan. Oleh karena itu untuk menjawab tantangan tersebut pada Pemerintahan tahun titik berat pembangunan di Ponorogo berada di perdesaan, namun demikian bukan berrti mengabaikan pembangunan di perkotaan hanya tingkat prosentase perdesaan lebih besar. Strategi 4 : Pembangunan berkelanjutan berpusat pada rakyat (people centered development). Dalam pendekatan strategi ini mengedepankan partisipasi rakyat (participatory based development) dalam merencanakan, melaksanakan dan mengawasi program pembangunan yang menyangkut hajat hidup orang banyak. Strategi 5 : Pembangunan ekonomi melalui pendekatan Pro Growth, Pro Job, Pro Poor, Pro Gender dan Pro Enviroment. Melalui strategi pro growth terjadi percepatan laju pertumbuhan ekonomi yang disertai dengan perbaikan distribusi pendapatan (growth with equity). Percepatan laju pertumbuhan ini ditandai dengan makin banyaknya kesempatan kerja tercipta sehingga semakin banyak masyarakat Kabupaten Ponorogo yang dapat dilepaskan dari perangkap kemiskinan, serta memperkuat perekonomian untuk menghadapi berbagai guncangan. Strategi 6 : Pembangunan dengan melibatkan peran wanita (Pangarus Utamaan Gender/Pro Gender). Strategi ini dibangun dengan tujuan pokok adalah tercapainya kesetaran dan keadilan gender dalam pembangunan nasional maupun pembangunan daerah. Dengan harapan tercipta kesamaan kondisi bagi laki-laki dan perempuan untuk memperoleh kesempatan hak-haknya dalam kegiatan politik, sosial, ekonomi dan budaya. [37]

18 Strategi 7 : Keseimbangan pemerataan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi, melalui pengembangan agroindustri/agrobisnis dengan tetap memperhatikan lingkungan (pro environment). Pembangunan berpusat pada rakyat menempatkan individu bukan sebagai objek, melainkan sebagai pelaku yang menetapkan tujuan, mengendalikan sumber daya dan mengarahkan proses yang mempengaruhi kehidupannya. Pembangunan berpusat pada rakyat menghargai dan mempertimbangkan prakarsa rakyat dan kekhasan setempat. Prakarsa dan kreativitas rakyat merupakan sumber daya pembangunan yang utama. Kesejahteraan material dan spiritual mereka merupkan tujuan yang ingin dicapai oleh proses pembangunan. b. Arah Kebijakan Arah kebijakan pembangunan Kabupaten Ponorogo menekankan pada pemberdayaan rakyat, sekaligus partisipasi rakyat. Partisipasi merupakan proses aktif, dimana inisiatif diambil dari masyarakat sendiri dibimbing oleh cara berfikir mereka sendiri dengan menggunakan sarana dan proses dimana mereka dapat menegaskan kontrol secara efektif. Upaya pembangunan diarahkan langsung pada akar persoalannya, yaitu meningkatkan kemampuan rakyat. Bagian yang tertinggi dalam masyarakat harus ditingkatkan kemampuannya dengan mengembangkan mendinamisasikan potensinya, atau memberdayakannya. Secara praktis upaya yang merupakan pengerahan sumber daya untuk mengembangkan potensi ekonomi rakyat ini akan meningkatkan produktifitas rakyat, sehingga baik sumber daya manusia maupun sumber daya alam disekitar keberadaan rakyat dapat ditingkatkan produktifitasnya. Dengan demikian rakyat dan lingkungannya mampu partisipatif menghasilkan dan menumbuhkan nilai tambah ekonomis. Prinsip pembangunan yang partisipatif menegaskan, rakyat harus menjadi pelaku utama dalam pembangunan. Konsekuensinya dibutuhkan restrukturisasi sistem sosial pada tingkat mikro, meso dan makro, sehingga masyarakat lokal dapat mengembangkan potensi mereka tanpa adanya hambatan eksternal pada struktur meso dan makro. Struktur meso yang dimaksud dapat berupa struktur Pemerintah Regional setingkat Kabupaten/Kota dan Provinsi, sedangkan struktur makro dapat berupa struktur Pemerintah Pusat. Pola kebijakan yang selama ini dilaksanakan, umumnya lebih kuat datang dari atas kebawah daripada bawah ke atas, karena itu perlu adanya pergeseran peran Pemerintah, dari peran sebagai penyelanggara pelayanan sosial menjadi fasilitator, mediator, motifator, edukator, koordinator, mobilisator, sistem pendukung dan peranperan lain yang lebih mengarah pada pelayanan tak langsung. Pada saat yang bersamaan, peran organisasi lokal, organisasi sosial, lembaga swadaya masyarakat [38]

19 dan kelompok masyarakat lainnya didorong sebagai agen pelaksana perubahan dan pelayanan sosial kepada kelompok atau antar masyarakat pada umumnya. Dalam posisi demikian maka permasalahan pembangunan ditangani masyarakat sendiri atas fasilitas dari pemerintah. Kebijakan pembangunan Kabupaten Ponorogo adalah sebagai berikut : 1. Perluasan partisipasi masyarakat dalam pendidikan dan pemberian kepastian askes kesehatan terutama bagi masyarkat miskin. 2. Memacu produk unggulan pertanian, yang menjadikan Kabupaten Ponorogo sebagai ikon wilayah Agropolitan, pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkeadilan, pengembangan iklim dan perluasan kesempatan kerja serta kesempatan pengentasan kemiskinan. 3. Penyelenggaraan pemerintahan yang transparan, akuntabel serta profesional. 4. Peningkatan peranan dan pemberdayaan perempuan dan masyarakat desa 5. Pengembangan stabilitas pemerintahan, politik, ekonomi, sosial, dan budaya yang memberikan rasa aman bagi masyarakat sehingga menjadi daya tarik sektor pariwisata. B. PERJANJIAN KINERJA RPJMD Kabupaten Ponorogo tahun , selanjutnya dijabarkan secara bertahap dalam rencana kinerja tahunan yang memuat target kinerja tahunan dari masing-masing indikator kinerja sasaran. Target yang telah disepakati bersama dengan kerangka pendanaan masing-masing program dan kegiatan yang mendukungnya, selanjutnya ditetapkan dalam dokumen Perjanjian Kinerja. Besaran target kinerja yang telah ditetapkan untuk dicapai dalam tahun 2015 sebagaimana ditetapkan dalam Reviu Perjanjian Kinerja Kabupaten Ponorogo Tahun 2015 adalah sebagai berikut : No Sasaran Strategis Indikator kinerja Target 1 Meningkatnya pemerataan dan perluasan kesempatan 1 Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) 84,90 % belajar, serta kualitas 2 Angka melek huruf 99,62 % pendidikan. 3 Angka Partisipasi Murni 97,50 % (APM) SD/MI/ Paket A 4 Angka Partisipasi Murni 82,00 % (APM) SMP/MTs/ Paket B 5 Angka Partisipasi Murni 78,50 % (APM) SMA/SMK/ Paket C 6 Angka Putus Sekolah 0,02 % (APS) SD/MI 7 Angka Putus Sekolah 0,30 % (APS) SMP/MTs 8 Angka Putus Sekolah 0,70 % (APS) SMA/SMK 9 Angka Kelulusan (AL) 99,44 % SD/MI [39]

20 2 Meningkatnya cakupan dan kualitas pelayanan kesehatan, serta derajat kesehatan masyarakat. 10 Angka Kelulusan (AL) 98,60 % SMP/MTs 11 Angka Kelulusan (AL) 98,10 % SMA/SMK/MA 12 Angka Melanjutkan (AM) 106,00 % dari SD/MI ke SMP/MTs 13 Angka Melanjutkan (AM) 90,49 % dari SMP/MTs ke SMA/SMK/MA 14 Guru yang memenuhi 99,03 % kualifikasi S1/D-IV 15 Angka Partisipiasi Kasar 110,00 % (APK) SD/MI/Paket A 16 Angka Partisipiasi Kasar 101,01 % (APK) SMP/MTs/Paket B 17 Angka Partisipiasi Kasar 84,50 % (APK) SMA/ SMK/MA/Paket C 18 Rata - rata nilai UN SD/MI 7,45 19 Rata - rata nilai UN 7,60 SMP/MTs 20 Rata - rata nilai UN 7,70 SMA/SMK/MA 21 Rasio pendidik yang 50,41 % memiliki seritifikat pendidik 22 Indeks Pembangunan 74,66 Manusia (IPM) 1 Cakupan komplikasi 80,00 % Kebidanan yang ditangani 2 Cakupan pertolongan 95,00 % persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan 3 Cakupan desa/kelurahan 95,00 % universal child immunization (UCI) 4 Cakupan balita gizi buruk 100,00 % mendapat perawatan 5 Cakupan penemuan dan 100,00 % penanganan penderita TBC BTA 6 Cakupan penemuan dan 100,00 % penanganan penderita DBD 7 Cakupan kunjungan bayi 90,00 % 8 Cakupan kunjungan ibu 90,00 % hamil K4 9 Cakupan pelayanan nifas 92,00 % 10 Cakupan neonatus dengan 80,00 % komplikasi yang ditangani 11 Cakupan pelayanan anak 89,00 % balita 12 Cakupan pemberian 100,00 % makanan pendamping ASI pada usia 6 s/d 24 bln keluarga miskin 13 Cakupan penjaringan 100,00 % [40]

21 kesehatan siswa SD setingkat 14 Cakupan peserta KB aktif 70,00 % 15 Cakupan pelayanan 15,00 % kesehatan dasar masyarakat miskin 16 Cakupan pelayanan 1,50 % kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin 17 Cakupan pelayanan Gawat Darurat level 1 yang harus 100,00 % diberikan sarana kesehatan ( RS ) 18 Cakupan Desa/Kel. Yang 100,00 % mengalami KLB yang dilakukan penyelidikan epidemiologi < 24jam 19 Cakupan desa siaga aktif 80,00 % 3 Meningkatnya sarana infrastruktur daerah. 4 Meningkatnya kualitas Iingkungan pemukiman. 5 Meningkatnya penataan kawasan daerah sesuai RT/RW. 6 Meningkatnya mutu pelayanan transportasi daerah. 7 Meningkatnya penanganan persampahan, pemanfaatan dan 20 % Kecukupan ruang inap sesuai master plan RSUD 100,00 % 21 Bad Occurpancy Rate 78,37 % (BOR) prosentase pemakaian tempat tidur 22 Presentase peningkatan jumlah kunjungan Pasien rawat inap RS Pasien rawat jalan RS 22,00 % 10,00 % 23 % Penurunan jumlah 31,58 % pasien yang dirujuk ke RS lain 24 Angka kematian 48 jam setelah dirawat Indeks Angka Harapan 77,13 Hidup 1 Panjang jalan Kabupaten 51,30 % dalam kondisi baik 2 Luas irigasi Kabupaten 83,39 % dalam kondisi baik 3 Rumah Tangga Persanitasi 56,24 % 1 Rumah tangga pengguna air bersih 95,31 % 2 Lingkungan pemukiman 2,92 % kumuh 3 Rumah layak huni 88,44% 1 Ruang terbuka hijau 77,00 % persatuan wilayah ber HPL/HGB 2 Rasio bangunan ber IMB 1 Kec. 1 Angkutan darat 86,69 % 2 Ketaatan kendaraan wajib 91,22 % uji KIR 1 Penanganan sampah 73,08 % 2 Cakupan pengawasan terhadap pelaksanaan 100,00 % [41]

22 pelestarian sumber daya alam dan lingkungan hidup. 8 Meningkatnya mutu tata kelola pertanahan daerah. 9 Meningkatnya kualitas pelayanan administrasi kependudukan. 10 Meningkatnya cakupan dan kualitas pelayanan Keluarga Berencana. 11 Meningkatnya kualitas pe!ayanan Perpustakaan dan minat baca masyarakat. 12 Meningkatnya kesempatan kerja dan kulitas calon tenaga kerja. AMDAL 3 Tempat Pembuangan 0,02 % Sampah (TPS) per-satuan penduduk 4 Penanganan hukum 100,00 % lingkungan 5 Prosentase mata air diluar 58,33 % hutan lindung yang dilindungi 6 Pelayanan pencegahan 70,00 % pencemaran air 7 Pelayanan pemulihan 66,67 % pencemaran air pada sumber air 8 % Kendaraan wajib uji 91,22 % yang secara administratif terdaftar di kabupaten 9 % Usaha atau kegiatan 70,00 % sumber tidak bergerak yang memenuhi persyaratan administratif dan teknis pengendalian pencemaran udara 10 % Kualitas udara yang memenuhi baku mutu air 70,00 % udara ambient sesuai peraturan perundangundangan yang berlaku 11 % Jumlah TPS dan TPA 100,00 % dioperasikan sesuai persyaratan teknis dan lingkungan 12 Jumlah pelaporan 100,00 % masyarakat akibat pencemaran dan atau kerusakan lingkungan yang ditindak lanjuti 1 Luas lahan bersertifikat 0,90 % 2 Penyelesaian kasus tanah Nihil Negara 1 Kepemilikan KTP 87,62 % 2 Kepemilikan akte kelahiran 60,04 % per 1000 penduduk 3 Penerapan KTP nasional Sudah berbasis NIK 1 Prevalensi peserta KB aktif 75,62 % 2 Keluarga sejahtera dan 44,45 % keluarga sejahtera 1 1 Koleksi buku yang tersedia 55,23 % di perpustakaan daerah 2 Pengunjung perpustakaan 70,00 % 1 Tingkat partisipasi 80,64 % angkatan kerja 2 Prosentase Pencari kerja 25,10 % yang ditempatkan 13 Meningkatnya kualilas 1 Koperasi aktif 88,00 % [42]

23 Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM). 14 Meningkatnya investasi di daerah. 15 Meningkatnya ketersediaan pangan utama masyarakat 16 Meningkatnya produksi dan produktifitas tanaman pangan. 17 Meningkatnya tungsi pelestarian hutan. 18 Meningkatnya pengelolaaan energi dan sumber daya mineral. 19 Meningkatnya produksi perikanan dan konsumsi ikan dimasyarakat. 20 Meningkatnya volume perdagangan. 21 Meningkatnya kualitas dan kuantitas hasil industri unggulan daerah. 22 Meningkatnya pelayanan dan transmigrasi dan kerjasama antar daerah bidang transmigrasi. 23 Meningkatnya efektifitas perencanaan pembangunan 24 Terwujudnya kelembagaan dan ketatalaksanaan yang efektif dan efisien. 2 Usaha mikro dan kecil 80,00 % 1 Kenaikan/penurunan nilai realisasi PMDN (milyar rupiah) 1 Ketersediaan pangan utama 2 Regulasi Ketahanan Pangan 1 Produktifitas padi atau bahan pangan utama lokal lainnya per hektar 2 Kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB 1 Rehabilitasi hutan dan lahan kritis Ada 7,20 kw/ha 27,20 % 28,82 % 2 Kerusakan kawasan hutan 0,18 % 1 Pertambangan tanpa ijin 93,17 % 2 Kontribusi sektor 2,57 % pertambangan terhadap PDRB 1 Produksi perikanan 86,28 % 2 Pemenuhan Konsumsi ikan 12,00 % 1 Kontribusi sektor 25,66 % perdagangan terhadap PDRB 2 Ekspor bersih perdagangan 1 Kontribusi sektor industri 9,51 % terhadap PDRB 2 Pertumbuhan industri 0,60 1 Jumlah transmigrasi yang 15 KK diberangkatkan. 2 Transmigran swakarsa 0,00 1 Penjabaran program 100 % RPJMD kedalam RKPD 2 Ketepatan waktu 100 % Pelaksanaan Musrenbangdes/ Musrenbangcam/ Musrenbangkab tepat waktu 1 Temuan audit yang ditindaklanjuti. temuan 2 % Pengaduan masyarakat 100,00 % yang ditindaklanjuti. 3 % Kegiatan pembangunan 100,00 % yang dilakukan monev 4 % SKPD yang telah 100 % dilakukan Anjab dan ABK 5 Keberadaan perda SOTK - yang terkait PP 41 tahun % Jabatan struktural yang 100 % [43]

24 25 Tersedianya data statistik daerah yang akurat dan tepat waktu. 26 Meningkatnya pengelolaan arsip pemerintah daerah yang tertib, rapi dan handal yang menggambarkan keberhasilan penyelenggaraan urusan kearsipan. 27 Meningkatnya pengembangan dan pemanfaatan teknologii informasi. 28 Meningkatnya partisipasi perempuan dalam pembangunan. dilaksanakan disbanding dengan jabatan menurut PP 41 tahun Sistem informasi manajemen Pemda 8 Jumlah pelayanan yang diukur Indeks Kepuasan Layanan Masyarakat. 9 % Pejabat struktural yang telah mengikuti diklat kepemimpinan sesuai jenjangnya. 10 % SKPD yang memiliki jabatan fungsional. 11 Jumlah kasus pelanggaran disiplin pegawai. 12 Jumlah pegawai fungsional yang mengikuti diklat fungsional. 13 % Jabatan struktural/ eselonering yang terisi. 14 Laporan keuangan disusun tepat waktu. [44] % 11 SKPD 11 kasus % Tepat waktu 15 % Peningkatan PAD 7,24 % 16 Pertumbuhan pajak dan retribusi daerah dengan pertimbangan: - Pajak - Retribusi Pajak 13,00 % 14,00 % 17 % SKPD yang telah 100,00 % terinventarisasi assetnya dalam SIMBADA 18 % Tanah Pemda yang 0,9 % bersertifikat 19 Penyelesaian kasus hukum 100 % 20 Jumlah raperda yang 13 disusun. 1 Buku Kabupaten dalam Ada angka. 2 Buku PDRB Kabupaten Ada 1 Penerapan pengelolaan 100 % Arsip secara baku 2 Kegiatan Peningkatan 10 SDM pengelola kearsipan kegiatan 1 Website milik Pemerintah Ada Kabupatan 2 Pameran/ Expo 2 kegiatan 1 % Partisipasi Perempuan di lembaga pemerintah 55,01 % 2 Angka melek huruf 99,89 % perempuan usia 15 tahun keatas 3 % Partisipasi angkatan 94,42 %

25 29 Meningkatnya keberdayaan masyarakat pedesaan. 30 Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam menjaga ketentraman kehidupan bermasyarakat. 31 Meningkatnya kualitas dan jangkauan pelayanan sosial. 32 Meningkatnya pelestarian dan pengembangan budaya daerah. 33 Meningkatnya sarana dan prasarana olah raga. 34 Meningkatnya nilai strategis tujuan pariwisata. kerja perempuan 1 PKK aktif 100,00 % 2 Posyandu 100,00 % 1 Jumlah kegiatan 4 kegiatan pembinaan politik daerah 2 Jumlah pembinaan 10 X terhadap LSM, Ormas dan OKP 3 Rasio jumlah Polisi 0,75 % Pamong Praja per 1000 penduduk 1 Jumlah sarana sosial 32 buah seperti panti jompo dan panti rehabilitasi. 2 Penanganan PMKS 11,65 % 3 PMKS yang memperoleh 35,71 % bantuan sosial 1 Penyelenggaraan festival 25 seni dan budaya 2 Sarana penyelenggaraan 5 seni dan budaya 3 Benda. Situs dan kawasan 8,33 % cagar budaya 1 Gelanggang /Balai Remaja 5 (selain milik swasta) 2 Lapangan olah raga 20 1 Kunjungan wisata Kontribusi PDRB dari 0,0652 % sektor pariwisata [45]

RENCANA KINERJA TAHUNAN PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO TAHUN No. Sasaran Strategis Indikator kinerja Target SD/MI/ Paket A.

RENCANA KINERJA TAHUNAN PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO TAHUN No. Sasaran Strategis Indikator kinerja Target SD/MI/ Paket A. RENCANA KINERJA TAHUNAN PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2016 No. Sasaran Strategis Indikator kinerja Target 1 2 3 4 1 Meningkatnya pemerataan dan 1 Pendidikan Anak Usia Dini 84,90 % perluasan kesempatan

Lebih terperinci

Jumlah Siswa pada jenjang TK/RA/Penitipan Anak = x 100 % Jumlah anak usia 4-6 tahun =

Jumlah Siswa pada jenjang TK/RA/Penitipan Anak = x 100 % Jumlah anak usia 4-6 tahun = TATARAN PELAKSANA KEBIJAKAN ASPEK TINGKAT PENYELENGGARAAN URUSAN WAJIB DAN URUSAN PILIHAN DALAM RANGKA EKPPD TERHADAP LPPD TAHUN 2013 KABUPATEN : BANGGAI KEPULAUAN IKK RUMUS/PERSAMAAN KETERANGAN URUSAN

Lebih terperinci

Tabel Efisiensi Penggunaan Sumber Daya Tahun 2015.

Tabel Efisiensi Penggunaan Sumber Daya Tahun 2015. Tabel 3.108 Efisiensi Penggunaan Sumber Daya Tahun 2015. No. Sasaran Indikator Kinerja Meningkatnya pemerataan dan perluasan kesempatan belajar, serta kualitas pendidikan. [192] % Capaian kinerja Capaian

Lebih terperinci

3. TINGKAT CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN URUSAN WAJIB DAN URUSAN PILIHAN (IKK II.3)

3. TINGKAT CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN URUSAN WAJIB DAN URUSAN PILIHAN (IKK II.3) 3. TINGKAT CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN URUSAN WAJIB DAN URUSAN PILIHAN (IKK II.3) URUSAN WAJIB 1. Urusan Pendidikan Capaian kinerja penyelenggaraan Urusan Pendidikan diukur dari 14 (empat belas) Indikator

Lebih terperinci

DOKUMEN RPJMD KABUPATEN PONOROGO RENCANA CAPAIAN KINERJA JANGKA MENENGAH Formulir Rencana Strategis

DOKUMEN RPJMD KABUPATEN PONOROGO RENCANA CAPAIAN KINERJA JANGKA MENENGAH Formulir Rencana Strategis DOKUMEN RPJMD KABUPATEN PONOROGO 2010- RENCANA CAPAIAN KINERJA JANGKA MENENGAH Formulir Strategis V I S I : Masyarakat Ponorogo Yang Sejahtera, Aman, Berbudaya, Berkeadilan Berlandaskan Nilai-nilai Ketuhanan

Lebih terperinci

BUPATI PONOROGO PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

BUPATI PONOROGO PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 BUPATI PONOROGO PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, yang bertanda tangan di bawah ini : Nama

Lebih terperinci

RPJMD Kabupaten Agam tahun IX - 1

RPJMD Kabupaten Agam tahun IX - 1 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) NO BIDANG URUSAN/INDIKATOR ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi 1 Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah,

Lebih terperinci

TATARAN PELAKSANAAN KEBIJAKAN ASPEK TINGKAT CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN URUSAN WAJIB DAN URUSAN PILIHAN

TATARAN PELAKSANAAN KEBIJAKAN ASPEK TINGKAT CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN URUSAN WAJIB DAN URUSAN PILIHAN TATARAN PELAKSANAAN KEBIJAKAN ASPEK TINGKAT PENYELENGGARAAN URUSAN WAJIB DAN URUSAN PILIHAN NO URUSAN INDIKATOR KINERJA KUNCI URUSAN WAJIB 1 Pendidikan Pendidikan Luar Biasa (PLB) jenjang SD/MI 1. Jumlah

Lebih terperinci

Tabel 9.1 Penetapan Indikator Kinerja Daerah terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Kabupaten Kuningan

Tabel 9.1 Penetapan Indikator Kinerja Daerah terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Kabupaten Kuningan Tabel 9.1 Penetapan Indikator Kinerja Daerah terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Kabupaten Kuningan NO 2018 A ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT 1 PDRB per Kapita (juta rupiah) - PDRB

Lebih terperinci

Jumlah Penduduk usia 15 thn ke atas dapat baca tulis x100% Jumlah penduduk usia 15th ke atas

Jumlah Penduduk usia 15 thn ke atas dapat baca tulis x100% Jumlah penduduk usia 15th ke atas PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA LAMPIRAN III. INDIKATOR KUNCI DALAM RANGKA EKPPD TERHADAP LPPD TAHUN 008 ASPEK TINGKAT PENYELENGGARAAN URUSAN WAJIB DAN URUSAN PILIHAN No URUSAN No IKK Rumus PERHITUNGAN Pendidikan

Lebih terperinci

Lampiran Meningkatnya cakupan

Lampiran Meningkatnya cakupan Lampiran : Peraturan Walikota Pagar Alam Nomor : Tahun 2017 Tanggal : 2017 I II Pemerintah Visi Kota Pagar Alam Terwujudnya Keseimbangan Masyarakat Pagar Alam Yang Sehat, Cerdas, Berakhlaq Mulia, Dan Didukung

Lebih terperinci

TABEL 9-1 Indikator Kinerja Kabupaten Nagan Raya Tahun

TABEL 9-1 Indikator Kinerja Kabupaten Nagan Raya Tahun TABEL 9-1 Indikator Kinerja Kabupaten Nagan Raya Tahun 2012-2017 NO ASPEK/FOKUS/BIDANG URUSAN/ INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH SATUAN 2013 2014 2015 2016 2017 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

Lebih terperinci

KABUPATEN : PEKALONGAN CAPAIAN KINERJA KETETERANGAN NO URUSAN NO. IKK RUMUS/PERSAMAAN URUSAN WAJIB

KABUPATEN : PEKALONGAN CAPAIAN KINERJA KETETERANGAN NO URUSAN NO. IKK RUMUS/PERSAMAAN URUSAN WAJIB KABUPATEN : PEKALONGAN LAMPIRAN III.3 TATARAN PELAKSANA KEBIJAKAN ASPEK TINGKAT PENYELENGGARAAN URUSAN WAJIB DAN URUSAN PILIHAN DALAM RANGKA EKPPD TERHADAP LPPD TAHUN 2013 NO URUSAN NO. IKK RUMUS/PERSAMAAN

Lebih terperinci

Tabel 9.1. Tabel Penetapan Indikator Kinerja Daerah Terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Kabupaten Landak

Tabel 9.1. Tabel Penetapan Indikator Kinerja Daerah Terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Kabupaten Landak k G 1 Pi ( Qi 1) i 1 Tabel 9.1. Tabel Penetapan Indikator Kinerja Daerah Terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Kabupaten Landak NO BIDANG URUSAN/INDIKATOR KONDISI KINERJA PADA AWAL

Lebih terperinci

KABUPATEN : PEKALONGAN CAPAIAN KINERJA KETETERANGAN NO URUSAN NO. IKK RUMUS/PERSAMAAN URUSAN WAJIB

KABUPATEN : PEKALONGAN CAPAIAN KINERJA KETETERANGAN NO URUSAN NO. IKK RUMUS/PERSAMAAN URUSAN WAJIB KABUPATEN : PEKALONGAN LAMPIRAN III.3 TATARAN PELAKSANA KEBIJAKAN ASPEK TINGKAT PENYELENGGARAAN URUSAN WAJIB DAN URUSAN PILIHAN DALAM RANGKA EKPPD TERHADAP LPPD TAHUN 2011 NO URUSAN NO. IKK RUMUS/PERSAMAAN

Lebih terperinci

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH - 180 - BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH Penetapan indikator kinerja daerah bertujuan untuk memberi gambaran tentang ukuran keberhasilan pencapaian Visi dan Misi Kepala dan Wakil Kepala pada akhir

Lebih terperinci

Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi

Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 I ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT A Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi 1 Pertumbuhan Ekonomi % 6,02 6,23 6,07 6,45 6,33 6,63 5,89** 2 PDRB Per Kapita (Harga Berlaku) Rp. Juta

Lebih terperinci

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH Penetapan indikator kinerja Kabupaten Parigi Moutong bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai ukuran keberhasilan pencapaian visi dan misi Bupati dan Wakil

Lebih terperinci

Tabel 9.1 Penetapan Indikator Kinerja Daerah Terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Kabupaten Jembrana

Tabel 9.1 Penetapan Indikator Kinerja Daerah Terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Kabupaten Jembrana Tabel 9.1 Penetapan Indikator Kinerja Daerah Terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Kabupaten Jembrana periode A 1. 1.1 Aspek Kesejahteraan Masyarakat Kesejahteraan Masyarakat dan

Lebih terperinci

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH BAB IX PENETAPAN INDIKATOR DAERAH Penetapan indikator kinerja daerah bertujuan untuk memberi gambaran tentang ukuran keberhasilan pencapaian visi dan misi kepala daerah dari sisi keberhasilan penyelenggaraan

Lebih terperinci

FORMULIR PENGUKURAN KINERJA TAHUN No Sasaran Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi % ton/ha pertanian,perkebunan dan

FORMULIR PENGUKURAN KINERJA TAHUN No Sasaran Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi % ton/ha pertanian,perkebunan dan Lampiran PK Kabupaten : Musi Banyuasin FORMULIR PENGUKURAN KINERJA TAHUN 2014 No Sasaran Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi % 1.1.1 Meningkatnya hasil produksi 1 Produktivitas tanaman pangan (padi)

Lebih terperinci

KABUPATEN : PEKALONGAN CAPAIAN KINERJA KETETERANGAN NO URUSAN NO. IKK RUMUS/PERSAMAAN URUSAN WAJIB

KABUPATEN : PEKALONGAN CAPAIAN KINERJA KETETERANGAN NO URUSAN NO. IKK RUMUS/PERSAMAAN URUSAN WAJIB KABUPATEN : PEKALONGAN LAMPIRAN III.3 TATARAN PELAKSANA KEBIJAKAN ASPEK TINGKAT PENYELENGGARAAN URUSAN WAJIB DAN URUSAN PILIHAN DALAM RANGKA EKPPD TERHADAP LPPD TAHUN 2014 NO URUSAN NO. IKK RUMUS/PERSAMAAN

Lebih terperinci

PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH PROVINSI JAMBI TAHUN 2010-2015 PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH Penetapan indikator kinerja atau ukuran kinerja akan digunakan untuk mengukur kinerja atau keberhasilan

Lebih terperinci

DATA PENDUKUNG ELEMEN DATA IKK KABUPATEN/KOTA LAMPIRAN III PELAKSANAN KEBIJAKAN CAPAIAN KINERJA URUSAN WAJIB DA

DATA PENDUKUNG ELEMEN DATA IKK KABUPATEN/KOTA LAMPIRAN III PELAKSANAN KEBIJAKAN CAPAIAN KINERJA URUSAN WAJIB DA DATA PENDUKUNG ELEMEN DATA IKK KABUPATEN/KOTA LAMPIRAN III PELAKSANAN KEBIJAKAN CAPAIAN KINERJA URUSAN WAJIB DA NO IKK DOKUMEN PENDUKUNG YG DIMINTA 1 2 6 7 1 Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) FC Daftar

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA KUNCI DALAM RANGKA EKPPD TAHUN 2013 ASPEK TINGKAT CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN URUSAN WAJIB DAN URUSAN PILIHAN

INDIKATOR KINERJA KUNCI DALAM RANGKA EKPPD TAHUN 2013 ASPEK TINGKAT CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN URUSAN WAJIB DAN URUSAN PILIHAN PEMERINTAHAN KOTA : MALANG Urusan : Wajib INDIKATOR KINERJA KUNCI DALAM RANGKA EKPPD TAHUN 2013 ASPEK TINGKAT CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN URUSAN WAJIB DAN URUSAN PILIHAN Lampiran II.3 No URUSAN No.

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA 6 BAB II PERENCANAAN KINERJA Laporan Kinerja Kabupaten Purbalingga Tahun mengacu pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk

Lebih terperinci

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT i DAFTAR ISI PERATURAN BUPATI LOMBOK BARAT KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL i ii viii BAB I PENDAHULUAN 1 1.1 Latar Belakang 1 1.2 Dasar Hukum 3 1.3 Hubungan Antar Dokumen 4 1.4 Sistimatika Dokumen

Lebih terperinci

LAMPIRAN Capaian Kinerja Sasaran Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Selatan Tahun 2015

LAMPIRAN Capaian Kinerja Sasaran Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Selatan Tahun 2015 NO LAMPIRAN Capaian Kinerja Sasaran Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Selatan Tahun 05 Kehidupan yang kondusif bagi umat beragama. tercapai Mewujudkan tatanan sosial keagamaan 00% Penyelenggaraan pemerintahan

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, yang bertanda tangan di bawah

Lebih terperinci

Sejahtera : Suatu masyarakat dikatakan sejahtera apabila dapat

Sejahtera : Suatu masyarakat dikatakan sejahtera apabila dapat BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 51 VISI Dalam penyelenggaraan sistem pemerintahan, penyusunan perencanaan pembangunan mutlak diperlukan, agar dalam pelaksanaanya dapat dilakukan dengan sitematis,

Lebih terperinci

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA BAB IX PENETAPAN INDIKATOR Pada akhir tahun kedua pelaksanaan Tahun 2011-2015, terjadi dinamika dalam pencapaian target kinerja daerah, antara lain beberapa indikator telah tercapai jauh melampaui target

Lebih terperinci

ASPEK TINGKAT CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN URUSAN WAJIB DAN URUSAN PILIHAN UNTUK PEMERINTAH KOTA

ASPEK TINGKAT CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN URUSAN WAJIB DAN URUSAN PILIHAN UNTUK PEMERINTAH KOTA ASPEK TINGKAT PENYELENGGARAAN URUSAN WAJIB DAN URUSAN PILIHAN UNTUK PEMERINTAH KOTA PEMERINTAHAN KOTA : MEDAN No URUSAN No. IKK Rumus PERHITUNGAN URUSAN WAJIB 1 1 Usia Dini (PAUD) 2 % penduduk yang berusia

Lebih terperinci

Lampiran Perjanjian Kinerja Tahun 2015 PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN GOWA

Lampiran Perjanjian Kinerja Tahun 2015 PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN GOWA Lampiran Perjanjian Kinerja Tahun 2015 PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN GOWA NO INDIKATOR SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET SATUAN BESARAN Misi 1 : Meningkatnya kualitas sumber daya manusia dengan berbasis pada

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN TAHUN 2016

PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN TAHUN 2016 PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN TAHUN 06 Kabupaten Tahun Anggaran : 06 : Hulu Sungai Selatan TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN 4 Mewujudkan nilai- nilai agamis sebagai sumber

Lebih terperinci

FORMULIR PENGUKURAN KINERJA TAHUN 2015

FORMULIR PENGUKURAN KINERJA TAHUN 2015 Lampiran PK FORMULIR PENGUKURAN KINERJA TAHUN 215 Kabupaten : Mu Banyuan 1.1.1 Meningkatnya hal 1 Produktivitas tanaman pangan ton/ha 4.42 4.73 17.1 produk pertanian,perkebunan dan perikanan yang 2 (padi)

Lebih terperinci

TATARAN PELAKSANA KEBIJAKAN ASPEK TINGKAT CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN URUSAN WAJIB DAN URUSAN PILIHAN DALAM RANGKA EKPPD TERHADAP LPPD TAHUN 2011

TATARAN PELAKSANA KEBIJAKAN ASPEK TINGKAT CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN URUSAN WAJIB DAN URUSAN PILIHAN DALAM RANGKA EKPPD TERHADAP LPPD TAHUN 2011 TATARAN PELAKSANA KEBIJAKAN ASPEK TINGKAT PENYELENGGARAAN URUSAN WAJIB DAN URUSAN PILIHAN DALAM RANGKA EKPPD TERHADAP LPPD TAHUN 211 KABUPATEN JEMBRANA NO URUSAN NO. IKK RUMUS URUSAN WAJIB 1 Pendidikan

Lebih terperinci

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH Penetapan Indikator Kinerja Daerah bertujuan untuk memberi gambaran tentang ukuran keberhasilan pencapaian Visi dan Misi Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1 Visi Visi merupakan cara pandang ke depan tentang kemana Pemerintah Kabupaten Belitung akan dibawa, diarahkan dan apa yang diinginkan untuk dicapai dalam kurun

Lebih terperinci

TATARAN PELAKSANA KEBIJAKAN ASPEK TINGKAT CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN URUSAN WAJIB DAN URUSAN PILIHAN DALAM RANGKA EKPPD TERHADAP LPPD TAHUN 2013

TATARAN PELAKSANA KEBIJAKAN ASPEK TINGKAT CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN URUSAN WAJIB DAN URUSAN PILIHAN DALAM RANGKA EKPPD TERHADAP LPPD TAHUN 2013 TATARAN PELAKSANA KEBIJAKAN ASPEK TINGKAT CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN URUSAN WAJIB DAN URUSAN PILIHAN DALAM RANGKA EKPPD TERHADAP LPPD TAHUN 2013 LAMPIRAN II.3: FORMAT IKK UNTUK KOTA KOTA : SEMARANG

Lebih terperinci

Tabel 9.1 Penetapan Indikator Kinerja Daerah terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintah Kota Surakarta 2021 A. 1

Tabel 9.1 Penetapan Indikator Kinerja Daerah terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintah Kota Surakarta 2021 A. 1 Tabel 9.1 Penetapan Indikator Kinerja Daerah terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintah Kota Surakarta NO 2016 2017 2018 2019 2020 A. 1 ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT Pertumbuhan ekonomi/pdrb

Lebih terperinci

BAB X PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN

BAB X PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN BAB X PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN 10.1. PEDOMAN TRANSISI Walaupun masa jabatan Walikota Lubuklinggau periode 2013 2018 akan berakhir pada bulan Pebruari 2018, namun pelaksanaan RPJMD Kota Lubuklinggau

Lebih terperinci

TABEL IX PENENTUAN INDIKATOR KINERJA KOTA MAKASSAR Kondisi Kinerja pada Awal Periode RPJMD (2014)

TABEL IX PENENTUAN INDIKATOR KINERJA KOTA MAKASSAR Kondisi Kinerja pada Awal Periode RPJMD (2014) TABEL IX PENENTUAN INDIKATOR KINERJA KOTA MAKASSAR 2014-2019 No pada ASPEK KESEJAHTERAAN I Kemampuan Ekonomi Daerah Otonomi Daerah, Pemerintahan Umun, Administrasi 1 Keuangan Daerah, Perangkat Daerah,

Lebih terperinci

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH B A B I X 1 BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH Penetapan indikator kinerja daerah bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai ukuran keberhasilan pencapaian visi dan misi Kepala dan Wakil Kepala

Lebih terperinci

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH Indikator kinerja daerah adalah indikator kinerja yang mencerminkan keberhasilan penyelenggaraan suatu urusan Pemerintahan. Dalam hal ini, indikator kinerja daerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN... I-1

BAB I PENDAHULUAN... I-1 DAFTAR ISI Daftar Isi... Daftar... Daftar Gambar... BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I-4 1.3. Hubungan Antar Dokumen... I-7 1.4. Kaidah Pelaksanaan...

Lebih terperinci

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH 9.1 INDIKATOR KINERJA DAERAH Penetapan indikator kinerja daerah dimaksudkan untuk mengukur tingkat pencapaian visi, misi, tujuan, dan sasaran pembangunan Kabupaten

Lebih terperinci

KABUPATEN: CAPAIAN KINERJA KETETERANGAN NO URUSAN NO. IKK RUMUS/PERSAMAAN URUSAN WAJIB

KABUPATEN: CAPAIAN KINERJA KETETERANGAN NO URUSAN NO. IKK RUMUS/PERSAMAAN URUSAN WAJIB KABUPATEN:---------- LAMPIRAN: III.3 LAMPIRAN IKK UNTUK KABUPATEN TATARAN PELAKSANA KEBIJAKAN ASPEK TINGKAT PENYELENGGARAAN URUSAN WAJIB DAN URUSAN PILIHAN DALAM RANGKA EKPPD TERHADAP LPPD TAHUN 2015 NO

Lebih terperinci

Visi : Ponorogo Lebih Maju, Berbudaya dan Religius

Visi : Ponorogo Lebih Maju, Berbudaya dan Religius Visi : Ponorogo Lebih Maju, Berbudaya dan Religius Tabel 5.1 Keterkaitan Visi, Misi, Dan Sasaran Kabupaten Ponorogo Taget Sasaran Sasaran Target KET. 2016 2017 2018 2019 2020 Membentuk budaya keteladanan

Lebih terperinci

RANCANGAN RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2015

RANCANGAN RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2015 RANCANGAN RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2015 PEMERINTAH KABUPATEN TEMANGGUNG 2014 i DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... ii... ix DAFTAR GAMBAR...

Lebih terperinci

Dalam rangka. akuntabel serta. Nama. Jabatan BARAT. lampiran. perjanjiann. ini, tanggungg. jawab kami. Pontianak, Maret 2016 P O N T I A N A K

Dalam rangka. akuntabel serta. Nama. Jabatan BARAT. lampiran. perjanjiann. ini, tanggungg. jawab kami. Pontianak, Maret 2016 P O N T I A N A K GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PERJANJIANN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahann yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, yang bertanda tangan di bawah

Lebih terperinci

Penegasan pokok-pokok pelaksanaan kebijakan LPPD Tahun 2016 dan EKPPD Tahun 2017

Penegasan pokok-pokok pelaksanaan kebijakan LPPD Tahun 2016 dan EKPPD Tahun 2017 Penegasan pokok-pokok pelaksanaan kebijakan LPPD Tahun 2016 dan EKPPD Tahun 2017 Menyusuli Surat Edaran Mendagri Nomor : 120.04/10174/OTDA tgl. 23 Desember 2016 ttg Manual Penyusunan Laporan Penyelenggaraan

Lebih terperinci

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BANGKALAN PERJANJIAN KINERJA PERUBAHAN TAHUN 2016

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BANGKALAN PERJANJIAN KINERJA PERUBAHAN TAHUN 2016 PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BANGKALAN PERJANJIAN KINERJA PERUBAHAN TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi

Lebih terperinci

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA Indikator-indikator yang ditetapkan dalam rangka melakukan evaluasi pelaksanaan pembangunan di Desa Jatilor dalam kurun tahun 2014-2019 adalah sebagai berikut : 9.1 Aspek

Lebih terperinci

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH Penetapan indikator kinerja daerah bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai ukuran keberhasilan pencapaian visi dan misi Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah

Lebih terperinci

TATARAN PELAKSANA KEBIJAKAN ASPEK TINGKAT CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN URUSAN WAJIB DAN URUSAN PILIHAN DALAM RANGKA EKPPD TERHADAP LPPD TAHUN 2014

TATARAN PELAKSANA KEBIJAKAN ASPEK TINGKAT CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN URUSAN WAJIB DAN URUSAN PILIHAN DALAM RANGKA EKPPD TERHADAP LPPD TAHUN 2014 TATARAN PELAKSANA KEBIJAKAN ASPEK TINGKAT CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN URUSAN WAJIB DAN URUSAN PILIHAN DALAM RANGKA EKPPD TERHADAP LPPD TAHUN 2014 LAMPIRAN II.3: FORMAT IKK UNTUK KOTA KOTA : SEMARANG

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kota Mungkid, 25 Maret a.n. BUPATI MAGELANG WAKIL BUPATI MAGELANG H.M. ZAENAL ARIFIN, SH.

KATA PENGANTAR. Kota Mungkid, 25 Maret a.n. BUPATI MAGELANG WAKIL BUPATI MAGELANG H.M. ZAENAL ARIFIN, SH. KATA PENGANTAR Syukur alhamdulillah kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan hidayahnya, sehingga Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Magelang Tahun 2014 dapat diselesaikan tepat waktu. Laporan

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN MALANG TAHUN 2015

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN MALANG TAHUN 2015 RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN MALANG TAHUN 2015 Oleh: BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KABUPATEN MALANG Malang, 30 Mei 2014 Pendahuluan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004

Lebih terperinci

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH Indikator kinerja adalah alat ukur spesifik secara kuantitatif dan/atau kualitatif untuk masukan, proses, keluaran, hasil, manfaat, dan/atau dampak yang menggambarkan

Lebih terperinci

Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia untuk mewujudkan masyarakat yang memiliki daya saing dalam menghadapi tantangan global

Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia untuk mewujudkan masyarakat yang memiliki daya saing dalam menghadapi tantangan global PENGUKURAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN SIDOARJO TAHUN 2015 VISI : Menuju Sidoarjo Sejahtera, Mandiri, dan Berkeadilan No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan Target 2015 Realiasasi 2015 % Capaian

Lebih terperinci

RANCANGAN RENCANA PELAKSANAAN RPJMD TAHUN KE-4

RANCANGAN RENCANA PELAKSANAAN RPJMD TAHUN KE-4 RANCANGAN RENCANA PELAKSANAAN RPJMD TAHUN KE-4 RPJMD KOTA LUBUKLINGGAU 2008-2013 VISI Terwujudnya Kota Lubuklinggau Sebagai Pusat Perdagangan, Industri, Jasa dan Pendidikan Melalui Kebersamaan Menuju Masyarakat

Lebih terperinci

PENETAPAN KINERJA TAHUN 2013 PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN

PENETAPAN KINERJA TAHUN 2013 PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN PENETAPAN KINERJA TAHUN 2013 PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi p hasil, yang bertanda tangan di bawah

Lebih terperinci

BUPATI ACEH BARAT PENETAPAN KINERJA TAHUN 2013

BUPATI ACEH BARAT PENETAPAN KINERJA TAHUN 2013 BUPATI ACEH BARAT PENETAPAN KINERJA TAHUN 2013 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi kepada hasil, kami yang bertanda tangan di bawah

Lebih terperinci

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kabupaten Sleman Akhir Masa Jabatan Tahun DAFTAR TABEL

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kabupaten Sleman Akhir Masa Jabatan Tahun DAFTAR TABEL DAFTAR TABEL Tabel 1.1. Pembagian Wilayah Administrasi Kabupaten Sleman... 2 Tabel 1.2. Ketinggian Wilayah Kabupaten Sleman... 3 Tabel 1.3. Jumlah Penduduk Kabupaten Sleman Menurut Jenis Kelamin, Kepadatan

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA Pada penyusunan Laporan Akuntabilias Kinerja Tahun 2013 ini, mengacu pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor

Lebih terperinci

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas Kinerja dalam format Laporan Kinerja (LKj) Instansi Kabupaten Ponorogo tidak terlepas dari rangkaian mekanisme fungsi perencanaan yang sudah berjalan mulai dari

Lebih terperinci

EFISIENSI PENGGUNAAN SUMBER DAYA PEMERINTAH KABUPATEN SIDOARJO TAHUN VISI : Menuju Sidoarjo Sejahtera, Mandiri, dan Berkeadilan

EFISIENSI PENGGUNAAN SUMBER DAYA PEMERINTAH KABUPATEN SIDOARJO TAHUN VISI : Menuju Sidoarjo Sejahtera, Mandiri, dan Berkeadilan EFISIENSI PENGGUNAAN SUMBER DAYA PEMERINTAH KABUPATEN SIDOARJO TAHUN 2015 VISI : Menuju Sidoarjo Sejahtera, Mandiri, dan Berkeadilan NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA % Capaian Kinerja % Realisasi

Lebih terperinci

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH Penetapan indikator kinerja atau ukuran kinerja akan digunakan untuk mengukur kinerja atau keberhasilan organisasi. Pengukuran kinerja organisasi akan dapat dilakukan

Lebih terperinci

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH Penggunaan indikator kinerja pembangunan dimaksudkan untuk mengetahui tingkat pencapaian tujuan dan sasaran pembangunan. Indikator kinerja juga digunakan dalam

Lebih terperinci

BUPATI ACEH BARAT PENETAPAN KINERJA TAHUN 2014

BUPATI ACEH BARAT PENETAPAN KINERJA TAHUN 2014 BUPATI ACEH BARAT PENETAPAN KINERJA TAHUN 2014 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi kepada hasil, kami yang bertanda tangan di bawah

Lebih terperinci

BAPPEDA KAB. LAMONGAN

BAPPEDA KAB. LAMONGAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1 Visi Visi merupakan pandangan jauh ke depan, ke mana dan bagaimana Kabupaten Lamongan harus dibawa dan berkarya agar konsisten dan dapat eksis, antisipatif, inovatif

Lebih terperinci

PENGUKURAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU Tahun 2015

PENGUKURAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU Tahun 2015 PENGUKURAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU Tahun 0 No Sasaran No Indikator NO Satuan Target Realisasi Capaian Ket 8 9 0 Meningkatkan kompetensi dan kesejahteraan aparatur pemerintah daerah dan

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1 Visi Visi didefinisikan sebagai suatu kondisi ideal masa depan yang ingin dicapai dalam suatu periode perencanaan berdasarkan pada situasi dan kondisi saat ini.

Lebih terperinci

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014 DAFTAR ISI

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014 DAFTAR ISI DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ------------------------------------------------------------------------------------------------------ i DAFTAR ISI ------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Lebih terperinci

1.1. LATAR BELAKANG...

1.1. LATAR BELAKANG... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR i ii xi xxvi BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1. LATAR BELAKANG... I-1 1.2. DASAR HUKUM... I-2 1.3. HUBUNGAN ANTAR DOKUMEN... I-4 1.4. SISTEMATIKA

Lebih terperinci

BAB VII Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

BAB VII Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah BAB VII Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Penyelenggaraan pemerintahan daerah dilakukan oleh pemerintah daerah Provinsi Kalimantan Utara dalam bentuk kinerja nyata dari seluruh perangkat daerah

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2017

PERJANJIAN KINERJA KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2017 PERJANJIAN KINERJA KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2017 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertanda tangan dibawah

Lebih terperinci

1 Jumlah Program Nasional yang dapat dilaksanakan oleh SKPD dibagi jumlah program Nasional X 100 % 2 Keberadaan Standart Operating Procedur (SOP)

1 Jumlah Program Nasional yang dapat dilaksanakan oleh SKPD dibagi jumlah program Nasional X 100 % 2 Keberadaan Standart Operating Procedur (SOP) TATARAN PELAKSANA KEBIJAKAN ( 8 ASPEK ) ADMINISTRASI UMUM DALAM RANGKA EKPPD TERHADAP LPPD TAHUN 2013 LAMPIRAN III 2 FORMAT IKK KAB KABUPATEN : KUDUS Nama SKPD : BPMPKB Diisi oleh SKPD Teknis yg melaksanakan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... D A F T A R I S I Halaman DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... (i) (ii) (vii) PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2016...

Lebih terperinci

BAB 9 PENTAHAPAN PEMBANGUNAN KOTA DAN PENETAPAN INDIKATOR KINERJA

BAB 9 PENTAHAPAN PEMBANGUNAN KOTA DAN PENETAPAN INDIKATOR KINERJA BAB 9 PENTAHAPAN PEMBANGUNAN KOTA DAN PENETAPAN INDIKATOR KINERJA Salah satu visi penting dalam rencana pembangunan kota tahun 2011-2015 yang disusun adalah pentahapan pembangunan yang dilaksanakan untuk

Lebih terperinci

NO INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET TAHUN Misi 1 : Meningkatnya kualitas sumber daya manusia dengan berbasis pada hak-hak dasar masyarakat

NO INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET TAHUN Misi 1 : Meningkatnya kualitas sumber daya manusia dengan berbasis pada hak-hak dasar masyarakat Lampiran 1. Perjanjian Kinerja Tahun 2015 NO INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET TAHUN 2015 Misi 1 : Meningkatnya kualitas sumber daya manusia dengan berbasis pada hak-hak dasar masyarakat Sasaran 1 : Meningkatnya

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA BAB II PERENCANAAN KINERJA Perencanaan strategik, sebagai bagian sistem akuntabilitas kinerja merupakan langkah awal yang harus dilakukan oleh instansi pemerintah agar mampu menjawab tuntutan strategik

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pemalang Tahun 2013 IKHTISAR EKSEKUTIF

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pemalang Tahun 2013 IKHTISAR EKSEKUTIF IKHTISAR EKSEKUTIF Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ( LAKIP ) Kabupaten Pemalang Tahun 2013 merupakan laporan pertanggungjawaban kinerja Pemerintah Kabupaten Pemalang dalam mencapai sasaran

Lebih terperinci

PROVINSI BANTEN TABEL PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH TERHADAP CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN

PROVINSI BANTEN TABEL PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH TERHADAP CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN PROVINSI BANTEN TABEL PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH TERHADAP CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN PERIODE : 2017-2022 NO 1 1 1106 ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT Fokus Kesejahteraan

Lebih terperinci

Tabel 5.1 Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Indikator Sasaran dan Target Sasaran Visi : "Bali Mandara Jilid 2", Bali yang Maju, Aman, Damai dan Sejahtera

Tabel 5.1 Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Indikator Sasaran dan Target Sasaran Visi : Bali Mandara Jilid 2, Bali yang Maju, Aman, Damai dan Sejahtera Tabel 5.1 Visi, Misi, Tujuan,, Indikator dan Target Visi : " Mandara Jilid 2", yang Maju, Aman, Damai dan Sejahtera No 1 Misi Mewujudkan yang Berbudaya, Metaksu, Dinamis, Maju dan Modern Tujuan Meningkatkan

Lebih terperinci

Rencana Kerja P emerintah Daerah Kabupaten Barru Tahun 2015 DAFTAR ISI

Rencana Kerja P emerintah Daerah Kabupaten Barru Tahun 2015 DAFTAR ISI Rencana Kerja P emerintah Daerah Kabupaten Barru Tahun 2015 DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan... 3 1.3 Hubungan Antar Dokumen Perencanaan... 5 1.4 Sistematika

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1. Visi 2011-2016 adalah: BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN Visi Pemerintah Kabupaten Kuantan Singingi Tahun Terwujudnya Kabupaten Kuantan Singingi yang Bersih, Efektif, Religius, Cepat, Aman, Harmonis,

Lebih terperinci

Lampiran 1. Perjanjian Kinerja Tahun 2016

Lampiran 1. Perjanjian Kinerja Tahun 2016 Lampiran 1. Perjanjian Kinerja Tahun 2016 NO INDIKATOR KINERJA Misi 1 : Meningkatnya kualitas sumber daya manusia dengan berbasis pada hak-hak dasar masyarakat Sasaran 1 : Meningkatnya Aksesibilitas dan

Lebih terperinci

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH Penetapan indikator kinerja daerah bertujuan untuk memberi gambaran tentang ukuran keberhasilan pencapaian visi dan misi kepala daerah dan wakil kepala daerah

Lebih terperinci

BAB 2 PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA

BAB 2 PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA BAB 2 PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA 2.1 RPJMD Tahun 2008-2013 Pemerintah Kabupaten Bogor telah menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten

Lebih terperinci

RKPD KOTA SURABAYA TAHUN 2018 DAFTAR ISI. Daftar Isi... Daftar Tabel... Daftar Gambar...

RKPD KOTA SURABAYA TAHUN 2018 DAFTAR ISI. Daftar Isi... Daftar Tabel... Daftar Gambar... DAFTAR ISI Daftar Isi... Daftar Tabel... Daftar Gambar... i ii xv BAB I PENDAHULUAN... I 1 1.1 Latar Belakang... I 1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan... I 1 1.3 Hubungan Antar Dokumen... I 4 1.4 Sistematika

Lebih terperinci

Tabel 6.1 Strategi dan Arah Kebijakan Kabupaten Sumenep

Tabel 6.1 Strategi dan Arah Kebijakan Kabupaten Sumenep Tabel 6.1 Strategi dan Kabupaten Sumenep 2016-2021 Visi : Sumenep Makin Sejahtera dengan Pemerintahan yang Mandiri, Agamis, Nasionalis, Transparan, Adil dan Profesional Tujuan Sasaran Strategi Misi I :

Lebih terperinci

Lampiran Perjanjian Kinerja Tahun 2014 PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN GOWA

Lampiran Perjanjian Kinerja Tahun 2014 PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN GOWA 1 Lampiran Perjanjian Kinerja Tahun 2014 PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN GOWA NO INDIKATOR SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET SATUAN BESARAN Misi 1 : Meningkatnya kualitas sumber daya manusia dengan berbasis

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... D A F T A R I S I Halaman DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... (i) (ii) (viii) PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 34 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN

Lebih terperinci

KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAH DAERAH

KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAH DAERAH BAB VII KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAH DAERAH A. INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) Berkenaan dengan penerapan akuntabilitas di daerah, ditegaskan dalam Undang- Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan

Lebih terperinci

Daftar Isi. Kata Pengantar. Daftar Tabel Daftar Gambar

Daftar Isi. Kata Pengantar. Daftar Tabel Daftar Gambar Daftar Isi Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar i ii iii xxi Bab I PENDAHULUAN I-1 1.1 Latar Belakang I-1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan I-3 1.3 Hubungan Antar Dokumen I-6 1.4 Maksud dan Tujuan

Lebih terperinci

B. GAMBARAN UMUM DAERAH

B. GAMBARAN UMUM DAERAH BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM Pembentukan Kabupaten Bangka ditetapkan dengan Undang Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 1959 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II dan Kota Praja di Sumatera Selatan

Lebih terperinci

PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH PROVINSI LAMPUNG 2015 2019 PROVINSI LAMPUNG 2015 2019 BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA Penetapan indikator kinerja daerah bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai ukuran keberhasilan pencapaian visi

Lebih terperinci

DAFTAR TABEL. Tabel 2.1 Wilayah Sungai Tamiang Langsa II-7. Jumlah Curah Hujan Rata-rata Bulanan (mm) Arah dan Kecepatan Angin Rata-rata (knots)

DAFTAR TABEL. Tabel 2.1 Wilayah Sungai Tamiang Langsa II-7. Jumlah Curah Hujan Rata-rata Bulanan (mm) Arah dan Kecepatan Angin Rata-rata (knots) DAFTAR TABEL Halaman Tabel 2.1 Wilayah Sungai Tamiang Langsa II-7 Tabel 2.2 Tabel 2.3 Tabel 2.4 Tabel 2.5 Jumlah Curah Hujan Rata-rata Bulanan (mm) Tahun 2002-2011 Arah dan Kecepatan Angin Rata-rata (knots)

Lebih terperinci

PERNYATAAN PENETAPAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BUNGO PENETAPAN KINERJA TAHUN 2014

PERNYATAAN PENETAPAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BUNGO PENETAPAN KINERJA TAHUN 2014 PERNYATAAN PENETAPAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BUNGO PENETAPAN KINERJA TAHUN 2014 Dalam rangka mewujudkan pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, yang bertanda

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT,

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT, GUBERNUR KALIMANTAN BARAT KEPUTUSAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT NOMOR : 678/ OR / 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT NOMOR 396/OR/2014 TENTANG PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA

Lebih terperinci