BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III AKUNTABILITAS KINERJA"

Transkripsi

1 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas Kinerja dalam format Laporan Kinerja (LKj) Instansi Kabupaten Ponorogo tidak terlepas dari rangkaian mekanisme fungsi perencanaan yang sudah berjalan mulai dari Perencanaan (Renstra) dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) ataupun Rencana Kinerja Tahunan (RKT), serta Perjanjian Kinerja Kabupaten Ponorogo dan tidak terlepas dari pelaksanaan pembangunan itu sendiri sebagai fungsi Actuating dari berbagai perencanaan yang sudah dibuat, hingga kemudian sampailah pada pertanggungjawaban pelaksanaan pembangunan yang sifatnya terukur, terdapat pengukuran antara yang diukur dengan alat pengukurannya. Pertanggungjawaban pengukuran adalah kegiatan, program dan sasaran yang prosesnya adalah sejauhmana kegiatan, program dan sasaran dilaksanakan tidak salah arah dengan berbagai perencanaan yang telah dibuat. A. PENGUKURAN CAPAIAN KINERJA Agar dapat dilakukan analisis terhadap hasil kinerja Pemerintah Kabupaten Ponorogo, maka pada saat penyusunan Rencana Kinerja dan Perjanjian Kinerja pada awal tahun telah ditetapkan Standart Pencapaian dangan skala ordinal sebagai berikut : Skor Rentang Capaian Kategori Capaian 1 Lebih dari 85 % Sangat berhasil 2 70 % sampai dengan 85 % Berhasil 3 55 % sampai dengan 70 % Cukup 4 Kurang dari 55 % Kurang B. ANALISA DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA Analisa dan Evaluasi capaian kinerja Tahun 2015 Pemerintah Kabupaten Ponorogo berdasarkan misi dan sasaran yang telah ditetapkan adalah sebagai berikut : MISI 1. Menjamin terwujudnya kepastian akses dan mutu pelayanan dasar masyarakat secara optimal, yang meliputi pendidikan kesehatan dan infrastruktur baik pedesaan maupun perkotaan, serta menjamin kepastian penyediaan pelayanan publik dengan model pelayanan yang efektif dan efisien. 46

2 Untuk mencapai misi Menjamin terwujudnya kepastian akses dan mutu pelayanan dasar masyarakat secara optimal, yang meliputi pendidikan kesehatan dan infrastruktur baik pedesaan maupun perkotaan, serta menjamin kepastian penyediaan pelayanan publik dengan model pelayanan yang efektif dan efisien ditetapkan sebanyak 1 (satu) tujuan dan 11 (sebelas) sasaran. sebagai berikut : Hasil penilaian pencapaian sasaran misi ini pada tahun 2015 dapat disimpulkan No. Tujuan Tingkat keberhasilan Tujuan 1 : derajat kesehatan dan kualitas hidup masyarakat. 1. Pemerataan Dan Perluasan Kesempatan Belajar Serta Kualitas Pendidikan. 2. cakupan dan kualitas pelayanan kesehatan, serta derajat kesehatan masyarakat. Sangat berhasil Sangat berhasil 3. sarana infrastruktur daerah. Sangat berhasil 4. kualitas Iingkungan pemukiman. Sangat berhasil 5. penataan kawasan RT/RW. Sangat berhasil 6. mutu pelayanan transportasi daerah. Sangat berhasil 7. penanganan persampahan, pemanfaatan dan pelestarian sumber daya alam dan lingkungan hidup. 8. mutu tata kelola pertanahan daerah. Kurang 9. kualitas pelayanan administrasi kependudukan. 10. cakupan dan kualitas pelayanan keluarga berencana. 11 kualitas pelayanan perpustakaan dan minat baca masyarakat. Sangat berhasil Sangat berhasil Sangat berhasil Sangat berhasil Pencapaian ke 11 (sebelas) sasaran tersebut dilaksanakan melalui urusan pendidikan, kesehatan, pekerjaan umum, penataan ruang, perhubungan, lingkungan hidup, pertanahan, kependudukan dan catatan sipil, keluarga berencana dan keluarga sejahtera dan perpustakaan. Uraian hasil pencapaian masing-masing sasaran adalah sebagai berikut : Tujuan Derajad Kesehatan dan Kualitas Hidup Masyarakat. Pemerataan dan Perluasan Kesempatan Belajar serta Kualitas Pendidikan. Hasil penilaian pencapaian sasaran ini pada tahun 2015 dapat disimpulkan sebagai berikut : 47

3 Tabel 3.1 Pencapaian Kinerja pemerataan dan perluasan kesempatan belajar serta kualitas pendidikan. pemerataan dan perluasan kesempatan belajar, serta kualitas pendidikan. Indikator Kinerja Target Realisasi % Capaian 1 Pendidikan Anak Usia Dini 84,90 % 68,49 % 80,67 % (PAUD) (23.920/34.923) 2 Penduduk yang berusia 99,62 % 92,37 % 92,72 % 15 tahun Melek Huruf ( / ) (tidak buta aksara) 3 Angka Partisipasi Murni 97,50 % 94,39 % 96,81 % (APM) SD/MI/ Paket A (67.459/71.465)) 4 Angka Partisipasi Murni 82 % 83,35 % 101,65 % (APM) SMP/MTs/ Paket B (33.203/39.838) 5 Angka Partisipasi Murni (APM) SMA/SMK/ Paket C 78,50 % 66,06 % (26.615/40.291) 84,15 % 6 Angka Putus Sekolah 0,02 % 0,03 % 150 % (APS) SD/MI (25/75.673) 7 Angka Putus Sekolah 0,30 % 0,31 % 103,33 % (APS) SMP/MTs (130/41.306) 8 Angka Putus Sekolah 0,70 % 0,43 % 61,43 % (APS) SMA/SMK (146/33.954)) 9 Angka Kelulusan (AL) 99,44 % 98,77 % 99,33 % SD/MI (12.527/12.683) 10 Angka Kelulusan (AL) 98,60 % 99,71 % 101,13 % SMP/MTs (11.739/11.771) 11 Angka Kelulusan (AL) 98,10 % 99,81 % 101,17 % SMA/SMK/MA (10.148/10.167) 12 Angka Melanjutkan (AM) 106 % 111,98 % 105,64 % dari SD/MI ke SMP/MTs (14.028/12.527) 13 Angka Melanjutkan (AM) 90,49 % 102,67 % 113,46 % dari SMP/MTs ke (12.053/11.739) SMA/SMK/MA 14 Guru yang memenuhi 99,03 % 88,54 % 89,41 % kualifikasi S1/D-IV (11.128/12.548) 15 Angka Partisipiasi Kasar 110 % 105,05 % 95,50 % (APK) SD/MI/Paket A (75.673/71.465) 16 Angka Partisipiasi Kasar 101,01 % 103,68 % 102,64 % (APK) SMP/MTs/Paket B (41.306/39.838) 17 Angka Partisipiasi Kasar 84,50 % 84,27 % 99,73 % (APK) SMA/ (33.954/40.291) SMK/MA/Paket C 18 Rata rata nilai UN SD/MI 7,45 7,69 (22,20/3) 103,22 % 19 Rata rata nilai UN 7,60 7,07 (22,65/3) 93,03 % SMP/MTs 20 Rata rata nilai UN 7,70 7,13 (45,87/6) 92,60 % SMA/SMK/MA 21 Rasio pendidik yang 50,41 % 49,33 % 97,86 % memiliki (6.191/12.549) seritifikat pendidik 22 Indeks Pembangunan 74, Manusia (IPM) 48

4 Tabel 3.2 Perbandingan Realisasi Kinerja pemerataan dan perluasan kesempatan belajar serta kualitas pendidikan. pemerataan dan perluasan kesempatan belajar, serta kualitas pendidikan. Indikator kinerja 1 Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) 2 Penduduk yang berusia 15 tahun Melek Huruf (tidak buta aksara) 3 Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI/ Paket A 4 Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/MTs/ Paket B 5 Angka Partisipasi Murni (APM) SMA/SMK/ Paket C 6 Angka Putus Sekolah (APS) SD/MI 7 Angka Putus Sekolah (APS) SMP/MTs 8 Angka Putus Sekolah (APS) SMA/SMK 9 Angka Kelulusan (AL) SD/MI 10 Angka Kelulusan (AL) SMP/MTs 11 Angka Kelulusan (AL) SMA/SMK/MA 12 Angka Melanjutkan (AM) dari SD/MI ke SMP/MTs 13 Angka Melanjutkan (AM) dari SMP/MTs ke SMA/SMK/MA Target Realisasi ,90 % - 62,86 % 47,84 % 68,49 % 68,49 % (23.920/ ) 99,62 % - 81,60 % 92,61 % 93,56 % 92,37 % ( / ) 97,50 % - 96,86 % 96,98 % 97,00 % 94,39 % (67.459/ ) 82,00 % - 79,45 % 79,45 % 77,24 % 83,35 % (33.203/ ) 78,50 % - 63,97 % 63,97 % 77,32 % 66,06 % (26.615/ ) 0,02 % - 0,04 % 0,04 % 0,05 % 0,03 % (25/75.673) 0,30 % - 0,53 % 0,53 % 0,36 % 0,31 % (130/ ) 0,70 % - 0,60 % 0,60 % 1,03 % 0,43 % (146/ ) 99,44 % - 99,95 % 99,95 % 99,91 % 98,77 % (12.527/ ) 98,60 % - 99,88 % 99,98 % 99,95 % 99,71 % (11.739/ ) 98,10 % - 99,95 % 99,95 % 99,98 % 99,81 % (10.148/ ) 106,00 % - 105,46 % 195,46 % 110,15 % 111,98 % (14.028/ ) 90,49 % - 70,58 % 76,46 % 92,85 % 102,67 % (12.053/ ) 49

5 14 Guru yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV 15 Angka Partisipiasi Kasar (APK) SD/MI/Paket A 16 Angka Partisipiasi Kasar (APK) SMP/MTs/ Paket B 17 Angka Partisipiasi Kasar (APK) SMA/ SMK/MA/ Paket C 18 Rata rata nilai UN SD/MI 19 Rata rata nilai UN SMP/MTs 20 Rata rata nilai UN SMA/SMK/MA 21 Rasio pendidik yang memiliki seritifikat pendidik 22 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) 99,03 % - 83,00 % 76,46 % 57,16 % 88,54 % (11.128/ ) 110 % - 106,98 % 106,98 % 107,09 % 105,05 % (75.673/ ) 101,01 % - 99,94 % 99,94 % 99,98 % 103,68 % (41.306/ ) 84,50 % - 81,03 % 81,03 % 83,41 % 84,27 % (33.954/ ) 7,45-7,07 7,07 7,77 7,69 (22,20/3) 7,60-7,63 7,78 6,59 7,07 (22,65/3) 7,70-7,73 7,79 6,95 7,13 (45,87/6) 50,41 % - 35,37 % 41,42 % 49,68 % 49,33 % (6.191/ ) 74,66 65,28 66,16 67,03 67,4 - Tabel 3.3 Perbandingan Realisasi Kinerja s/d akhir periode RPJMD pemerataan dan perluasan kesempatan belajar, serta kualitas pendidikan. Indikator kinerja Target Akhir RPJMD Realisasi Tingkat Kemajuan 1 Pendidikan Anak 84,90 % 68,49 % Usia Dini (PAUD) (23.920/34.923) 80,67 % 2 Penduduk yang 99,62 % 92,37 % berusia 15 tahun ( / ) Melek Huruf (tidak 92,72 % buta aksara) 3 Angka Partisipasi 97,50 % 94,39 % Murni (APM) SD/MI/ Paket A (67.459/71.465) 96,81 % 4 Angka Partisipasi 82 % 83,35 % Murni (APM) (33.203/39.838) 101,65 % SMP/MTs/ Paket B 5 Angka Partisipasi 78,50 % 66,06 % Murni (APM) (26.615/40.291) 84,15 % SMA/SMK/ Paket C 6 Angka Putus Sekolah 0,02 % 0,03 % (APS) SD/MI (25/75.673) 150,00 % 7 Angka Putus Sekolah 0,30 % 0,31 % 103,33 % 50

6 (APS) SMP/MTs (130/41.306) 8 Angka Putus Sekolah (APS) SMA/SMK 0,70 % 0,43 % (146/33.954)) 9 Angka Kelulusan (AL) 99,44 % 98,77 % SD/MI (12.527/12.683) 10 Angka Kelulusan (AL) 98,60 % 99,71 % SMP/MTs (11.739/11.771) 11 Angka Kelulusan (AL) 98,10 % 99,81 % SMA/SMK/MA (10.148/10.167) 12 Angka Melanjutkan (AM) dari SD/MI ke SMP/MTs 13 Angka Melanjutkan (AM) dari SMP/MTs ke SMA/SMK/MA 14 Guru yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV 15 Angka Partisipiasi Kasar (APK) SD/MI/Paket A 16 Angka Partisipiasi Kasar (APK) SMP/MTs/Paket B 17 Angka Partisipiasi Kasar (APK) SMA/ SMK/MA/Paket C 18 Rata rata nilai UN SD/MI 19 Rata rata nilai UN SMP/MTs 20 Rata rata nilai UN SMA/SMK/MA 21 Rasio pendidik yang memiliki seritifikat pendidik 22 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) 61,43 % 99,33 % 101,13 % 101,74 % 106 % 111,98 % (14.028/12.527) 105,64 % 90,49 % 102,67 % (12.053/11.739) 113,46 % 99,03 % 88,54 % (11.128/12.548) 89,41 % 110 % 105,05 % (75.673/71.465) 95,50 % 101,01 % 103,68 % (41.306/39.838) 102,64 % 84,50 % 84,27 % (33.954/40.291) 99,73 % 7,45 7,69 (22,20/3) 7,60 7,07 (22,65/3) 7,70 7,13 (45,87/6) 103,22 % 93,03 % 92,60 % 50,41 % 49,33 % (6.191/12.549) 97,86 % 74, Uraian hasil pencapaian masing-masing indikator kinerja adalah sebagai berikut : Berdasarkan hasil pengukuran sasaran 1.1 pada tabel 3.1, dapat disimpulkan bahwa pencapaian kinerja sasaran SANGAT BERHASIL dengan rata rata capaian sebesar 93,91 %. Pengukuran yang dilakukan terhadap 22 (dua puluh dua) indikator kinerja sasaran, terdapat 9 (sembilan) indikator kinerja yang capaiannya melebihi target dan 12 (dua belas) indikator kinerja yang capaiannya tidak memenuhi target. Namun demikian terhadap capaian kinerja yang melampaui target maupun tidak memenuhi target Pemerintah Kabupaten Ponorogo tetap akan melakukan langkah-langkah kongkrit melalui strategi dan kebijakan untuk melakukan perbaikan pada tahun berikutnya. 51

7 1.1.1 Pendidikan anak usia dini (PAUD) Pendidikan anak usia dini merupakan perbandingan antara jumlah siswa pada jenjang TK/RA/Penitipan anak dibagi jumlah anak usia 4 s/d 6 tahun. Target PAUD tahun 2015 sebesar 84,90 %, realisasi indikator kinerja pendidikan anak usia dini (PAUD) sebesar 68,49 %. Nilai ini diperoleh dari jumlah anak dalam jenjang TK/RA/Penitipan Anak sebanyak anak dibanding jumlah anak usia 4 s/d 6 tahun sebanyak anak. Tingginya kenaikan pendidikan anak usia dini (PAUD) dikarenakan : - Terlatihnya tenaga pendidik PAUD. - Orang tua / wali murid semakin menyadari pentingnya pendidikan anak usia dini. - Aksebilitas satuan pendidikan untuk TK/RA/Penitipan anak terjangkau oleh masyarakat Penduduk yang berusia 15 tahun Melek Huruf (tidak buta aksara) Penduduk yang berusia 15 tahun melek huruf merupakan perbandingan antara jumlah penduduk usia 15 tahun keatas dapat baca tulis dibagi jumlah penduduk usia 15 tahun keatas. Target penduduk yang berusia 15 tahun Melek Huruf (tidak buta aksara) tahun 2015 sebesar 99,62 % dengan realisasi sebesar 92,37 %. Pada tahun 2015, jumlah penduduk Kabupaten Ponorogo usia di atas 15 tahun keatas berjumlah orang, sebanyak orang atau sekitar 92,37 % telah melek huruf. Dengan demikian masih tersisa 7,63 % penduduk yang perlu dientaskan dari buta huruf khususnya penduduk yang usia 45 tahun kebawah yang dipandang sebagai usia masih produktif. Berbagai factor yang menyebabkan ketidaktercapaian target kinerja adalah : 1. Penduduk penyandang tuna aksara sebagian besar adalah pada kelompok usia diatas 50 tahun. 2. Pendudun penyandang tuna aksara berdomisili secara tersebar sehingga sulit dideteksi keberadaannya Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI/Paket A Angka partisipasi murni SD/MI/Paket A merupakan perbandingan antara jumlah siswa usia 7-12 tahun dijenjang SD/MI/Paket A dibagi jumlah penduduk kelompok usia 7-12 tahun. Target APM SD/MI/Paket A yang ditetapkan pada tahun 2015 sebesar 97,50 % dengan realisasi sebesar 94,39 %. Ketidaktercapaian target APM SD/MI/Paket A tersebut dipengaruhi oleh : 1. Usia anak masuk SD/MI belum mencapai usia 7 tahun. Siswa baru kelas 1 (satu) yang idealnya berusia 7 (tujuh) tahun, akan tetapi sebanyak siswa 52

8 kelas satu (42,30%) dari seluruh siswa kelas 1 (satu) adalah berusia kurang dari 7 tahun. 2. Persentase siswa usia kurang dari 7 tahun tersebut jika dibandingkan dengan jumlah siswa seluruhnya sebesar 7,12%. Sehingga dengan siswa SD/MI usia kurang dari 7 tahun sejumlah tersebut, akan sangat berpengaruh terhadap tinggi dan rendahnya APM SD/MI. 3. Anak usia kurang dari 13 tahun yang tertampung dijenjang SMP/MTs sebanyak siswa (14,16%) dari jumlah siswa SMP/MTs atau 7,78% dari jumlah siswa SD/MI Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/MTs/Paket B Angka partisipasi murni SMP/MTs/Paket B merupakan perbandingan jumlah siswa usia tahun dijenjang SMP/MTs/Paket B dibanding jumlah penduduk kelompok usia tahun. Target indikator kinerja APM SMP/MTs/Paket B pada tahun 2015 sebesar 82 % dengan realisasi 83,35 % (33.203/39.838) Berbagai faktor yang mendukung ketercapaian APM SMP/MTs antara lain : - Anak usia 7-12 tahun seluruhnya telah tertampung dilembaga pendidikan dasar. - Infrastruktur pendidikan SMP/MTs dapat diakses oleh masyarakat diseluruh wilayah Kabupaten Ponorogo. - Daya tampung lembaga pendidikan jenjang SMP/MTs yang tersedia dapat menampung anak yang telah menyelesaikan pendidikannya dijenjang SD/MI. - Kesadaran masyarakat untuk meraih pendidikan yang lebih tinggi semakin kuat Angka Partisipasi Murni (APM) SMA/MMK/Paket C Angka partisipasi murni SMA/SMK/Paket C merupakan perbandingan jumlah siswa usia tahun dijenjang SMA/SMK/MA/PAket C dibanding jumlah penduduk kelompok usia tahun. Target indikator kinerja APM SMA/SMK/Paket C pada tahun 2015 sebesar 78,50 %. dengan sebesar 66,06 % (26.615/40.291). Ketidaktercapaian target APM SMA/SMK/MA/Paket C dipengaruhi oleh : 1. Keberhasilan jenjang pendidikan dibawahnya, yaitu jenjang Pendidikan Dasar (SD/MI) dan SMP/MTs. 2. Infrastruktur pendidikan Pendidikan Menengah berkembang seiring dengan kebutuhan masyarakat sehingga dapat diakses oleh masyarakat diseluruh wilayah kabupaten Ponorogo yang telah menyelesaikan pendidikannya pada jenjang dibawahnya. 3. Daya tampung lembaga pendidikan jenjang menengah dapat menampung anak yang telah menyelesaikan pendidikannya dijenjang SMP/MTs. 4. Kesadaran masyarakat untuk meraih pendidikan yang lebih tinggi semakin kuat. 53

9 1.1.6 Angka putus sekolah (APS) SD/MI Angka putus sekolah SD/MI merupakan perbandingan dari jumlah siswa putus sekolah pada tingkat dan jenjang SD/MI dibanding jumlah siswa pada tingkat dan jenjang SD/MI pada tahun ajaran sebelumnya. Target Angka Putus Sekolah SD/MI tahun 2015 sebesar 0,02 % dengan realisasi Angka Putus Sekolah SD/MI sebesar 0,03 %. Faktor yang berpengaruh dengan ketidaktercapaian target kinerja adalah : 1. Belum teridentivikasi penyebab putus sekolah tersebut terjadi. 2. Belum diketahui putus sekolah tersebut putus sekolah yang sifatnya permanen atau sementara. 3. Belum adanya program khusus dalam penanggulangan angka putus sekolah SD/MI. Upaya yang dilakukan adalah dengan penyediaan Bantuan Operasional Sekolah (BOS) SD/MI, dimana pada tahun 2015 untuk BOS SD/MI diberikan kepada : - Siswa SD penerima beasiswa miskin bagi siswa berprestasi siswa. - Siswa SD penerima BOS sebanyak siswa dengan dana Rp , Angka putus sekolah (APS) SMP/MTs Angka putus sekolah SMP/MTs merupakan perbandingan dari jumlah siswa putus sekolah pada tingkat dan jenjang SMP/MTs dibanding jumlah siswa pada tingkat dan jenjang SMP/MTs pada tahun ajaran sebelumnya. TargetAngka Putus Sekolah SMP/MTs tahun 2015 sebesar 0,30% dengan realisasi sebesar 0,31 % (130/ ). Faktor yang berpengaruh dengan pencapaian kinerja adalah : 1. Belum teridentivikasi penyebab putus sekolah tersebut terjadi. 2. Belum diketahui putus sekolah tersebut putus sekolah yang sifatnya permanin atau sementara. Upaya yang dilakukan adalah dengan penyediaan Bantuan Operasional Sekolah (BOS) SMP/MTs, dimana pada tahun 2015 untuk BOS SMP/MTs diberikan kepada : - Siswa SMP penerima beasiswa miskin bagi siswa berprestasi 264 siswa. - Siswa SMP penerima BOS sebanyak siswa dengan dana Rp , Angka putus sekolah (APS) SMA/SMK Angka putus sekolah SMA/SMK merupakan perbandingan dari jumlah siswa putus sekolah pada tingkat dan jenjang SMA/SMK dibanding jumlah siswa pada tingkat dan jenjang SMA/SMK pada tahun ajaran sebelumnya. Target indikator kinerja Angka Putus Sekolah SMA/SMK tahun 2015 sebesar 0,70 % dengan realisasi sebesar 0,43 % (146/33.954). 54

10 Berbagai faktor yang mempengaruhi menurunnya APS SMA/SMK adalah : 1. Adanya dukungan pemerintah pusat melalui BOS dalam pembiayaan pendidikan menengah, sehingga meningkatkan keterjangkauan masyarakat dalam menempuh pendidikan menengah. 2. Dukungan pembiayaan pendidikan pemerintah pusat bagi siswa kurang mampu melalui Bantuan Khusus Siswa Miskin (BKSM). 3. Dukungan pembiayaan pendidikan pemerintah provinsi bagi siswa kurang mampu melalui Bantuan Siswa Miskin (BSM). Upaya yang dilakukan tahun 2015 dengan pemberian bantuan khusus siswa miskin SMA/SMK dan MA sebanyak siswa dengan dana yang diberikan melalui sekolah sejumlah Rp ,00 dengan rincian dari APBD I sejumlah Rp ,00 untuk siswa dan dari APBD II sejumlah Rp ,00 untuk siswa Angka kelulusan (AL) SD/MI Angka kelulusan SD/MI merupakan perbandingan dari jumlah lulusan pada jenjang SD/MI dibanding jumlah siswa tingkat tertinggi pada jenjang SD/MI pada tahun ajaran sebelumnya. Target Angka kelulusan SD/MI tahun 2015 sebesar 99,44 % dengan realisasi sebesar 99,33 % (12.527/ ). Ketidaktercapaian angka kelulusan bukan semata-mata hanya masalah akademik atau kesiapan masing-masing lembaga dalam mempersiapkan peserta didik untuk menghadapi ujian yang akan ditempuh, akan tetapi juga dipengaruhi oleh kesiapan internal siswa dalam menghadapi ujian serta tidak terlepas dari peran serta orang tua dan keluarga dalam memberikan perhatian dan dukungan kepada putra putrinya Angka kelulusan SMP/MTs Angka kelulusan SMP/MTs merupakan perbandingan dari jumlah lulusan pada jenjang SMP/MTs dibanding jumlah siswa tingkat tertinggi pada jenjang SMP/MTs pada tahun ajaran sebelumnya. Target Angka kelulusan SMP/MTs tahun 2015 sebesar 98,60 % dengan realisasi sebesar 99,71 % (11.739/ ). Berbagai faktor yang mempengaruhi pencapaian target adalah kesiapan internal siswa dalam menghadapi ujian, peran serta orang tua dan keluarga dalam memberikan perhatian dan dukungan kepada putra putrinya serta pembinaan kelembagaan dan manajemen sekolah dengan penerapan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) di satuan pendidikan dasar, pembinaan minat, bakat dan kreatifitas siswa. 55

11 Angka kelulusan SMA/SMK/MA Angka kelulusan SMA/SMK/MA merupakan perbandingan dari jumlah lulusan pada jenjang SMA/SMK/MA dibanding jumlah siswa tingkat tertinggi pada jenjang SMA/SMK/MA pada tahun ajaran sebelumnya. Target Angka kelulusan SMA/SMK/MA tahun 2015 sebesar 98,10 % dengan realisasi sebesar 99,81 % (10.148/10.167). Berbagai faktor yang mempengaruhi pencapaian target adalah : 1. Adanya dukungan dari pemerintah, baik Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten dalam pembiayaan pendidikan yang disalurkan. 2. Semakin meningkatnya kebutuhan pendidikan bagi masyarakat. 3. Semakin meningkatnya kemampuan ekonomi masyarkat dalam menjangkau pendidikan yang diharapkan Angka melanjutkan (AM) dari SD/MI ke SMP/MTs Angka melanjutkan (AM) dari SD/MI ke SMP/MTs merupakan perbandingan dari jumlah siswa baru tingkat I pada jenjang SMP/MTs dibanding jumlah lulusan pada jenjang SD/MI tahun ajaran sebelumnya. Target Angka melanjutkan (AM) dari SD/MI ke SMP/MTs tahun 2015 sebesar 106 % dengan realisasi 111,98 % (14.028/ ). Tercapainya taget sasaran tersebut didukung oleh beberapa hal antara lain : 1. Semakin meningkatnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya pendidikan. 2. Semakin meningkatnya akses dan daya tampung pendidikan menengah. 3. Adanya partisipasi pemerintah, baik Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten dalam pembiayaan pendidikan yang disalurkan. 4. Semakin meningkatnya kebutuhan pendidikan bagi masyarakat. 5. Semakin meningkatnya kemampuan ekonomi masyarakat dalam menjangkau pendidikan yang diharapkan Angka melanjutkan (AM) dari SMP/MTs ke SMA/SMK/MA Angka melanjutkan (AM) dari SMP/MTs ke SMA/SMK/MA merupakan perbandingan dari jumlah siswa baru tingkat I pada jenjang SMA/SMK/MA dibanding jumlah lulusan pada jenjang SMP/MTs tahun ajaran sebelumnya. Target Angka Melanjutkan (AM) dari SMP/MTs ke SMA/SMK/MA tahun 2015 sebesar 90,94 % dengan realisasi sebesar 102,67 % (12.053/ ) Tercapainya target indikator kinerja tersebut, disamping lulusan SMP/MTs yang meningkat serta kesadaran masyarakat tentang pentingnya pendidikan, juga didukung dengan semakin meningkatnya akses dan daya tampung pendidikan menengah. Hal ini berkaitan dengan kegiatan pembangunan ruang kelas baru dan rehabilitasi ruang kelas. 56

12 Guru yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV Guru yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV merupakan perbandingan dari jumlah guru berijasah kualifikasi Si/D-IV dibanding jumlah guru. Guru yang memenuhi kualifikasi S1/D4 ditargetkan tahun 2015 sebesar 88,54 %. Jumlah guru yang ada di Kabupaten Ponorogo tahun 2015 sejumlah 12,548 orang. Jumlah guru yang memenuhi kualifikasi S1/D4 tahun 2015 sejumlah orang atau 88,54 %. Belum dapat tercapainya target indikator kinerja tersebut, dikarenakan masih cukup tingginya tenaga guru tidak tetap yang sebagian besar mengajar pada sekolah yang belum memiliki kualifikasi S1 dan D-IV, karena sebagai pengabdian kepada lembaga tersebut setelah yang bersangkutan menyelesaikan pendidikannya dijenjang yang setara dengan SMA. Hal ini sering terjadi pada lembaga-lembaga yang berada dibawah pembinaan pondok pesantren atau lembaga keagamaan Angka Partisipasi Kasar (APK) SD/MI/Paket A Angka partisipasi kasar (APK) SD/MI/Paket A merupakan perbandingan dari jumlah siswa dijenjang SD/MI/Paket A dibanding jumlah penduduk kelompok usia 7-12 tahun. Angka Partisipasi KAsar (APK) SD/MI/Paket A yang ditargetkan tahun 2015 sebesar sebesar 110 %. Realisasi Angka Partisipasi Kasar (APK) SD/MI/Paket A sebesar 105,05 % (75.673/ ). Belum dapat tercapainya Angka Partisipasi Kasar (APK) untuk jenjang SD/MI/Paket A bukan merupakan suatu masalah karena dari sisi pemerataan dan perluasan akses, anak usia 7-12 tahun secara keseluruhan sudah tertampung di lembaga pendidikan. Dengan semakin terlayaninya anak usia sekolah sesuai dengan jenjang yang ada, maka pada masing-masing jenjang pendidikan akan semakin lebih kecil pula menampung anak diluar usia yang seharusnya dan hal ini sangat berpengaruh pada APK Angka Partisipasi Kasar (APK) SMP/MTs/Paket B Angka partisipasi kasar (APK) SMP/MTs/Paket B merupakan perbandingan dari jumlah siswa dijenjang SMP/MTs/Paket B dibanding jumlah penduduk kelompok usia tahun. Target Angka Partisipasi Kasar (APK) SMP/MTs/Paket B tahun 2015 sebesar 101,01 % dengan realisasi sebesar 103,68 % (41.306/39.838). Berbagai faktor yang mempengaruhi tercapainya Angka Partisipasi Kasar (APK) SMP/MTs/Paket B adalah : 1. Semakin tinggi anak masuk jenjang SD/MI dibawah usia 7 tahun maka akan berdampak pula pada semakin tingginya anak usia dibawah 13 tahun yang telah duduk dibangku SMP/MTs. 57

13 2. Masih adanya anak usia diatas 15 tahun yang masih duduk di bangku SMP/MTs Angka Partisipasi Kasar (APK) SMA/SMK/MA/Paket C Angka Partisipasi Kasar (APK) SMA/SMK/MA/Paket C merupakan perbandingan dari jumlah siswa dijenjang SMA/SMK/MA/Paket C dibanding jumlah penduduk kelompok usia tahun. Target Angka Partisipasi Kasar (APK) SMA/SMK/MA/Paket C tahun 2015 sebesar 84,50 % dengan realisasi sebesar 84,27 % (33.954/40.291). Upaya yang dilakukan untuk menaikkan Angka Partisipasi Kasar (APK) SMA/SMK/MA/Paket C dengan pembangunan ruang kelas baru dan rehabilitasi sedang/berat ruang yang rusak sehingga dapat digunakan untuk menambah daya tampung sekolah untuk menerima lebih banyak menerima siswa Rata-rata nilai UN SD/MI Nilai Ujian Nasional (UN) SD/MI merupakan hasil akhir siswa yang merupakan salah satu gambaran pokok keberhasilan pendidikan. Namun demikian nilai UN bukan merupakan ukuran mutlak keberhasilan pendidikan atau peningkatan kinerja pendidikan, melainkan masih banyak factor yang mempengaruhi penilaian ini. Target rata-rata nilai UN SD/MI tahun 2015 sebesar 7,45 dengan realisasi sebesar sebesar 7,69 (22,20/3). Faktor yang mempengaruhi rata-rata nilai UN SD/MI adalah semakin meningkatnya kesiapan masing-masing lembaga dalam meningkatkan mutu dan kualitas penyelenggaraan pendidikan yang akhirnya meningkatkan kelancaran proses belajar mengajar yang berdampak pada semakin baiknya prestasi siswa. Sekalipun kenaikan nilai UN sifatnya tidak dinamis, karena sering terjadi penurunan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Upaya yang dilakukan tahun 2015 dengan penerapan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) di satuan pendidikan dasar, pembinaan minat, bakat dan kreatifitas siswa, monitoring, evaluasi dan pelaporan, pelaksanaan uji kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan dan pembinaan lembaga mutu pendidikan (LPMP) Rata-rata nilai UN SMP/MTs Nilai Ujian Nasional (UN) SMP/MTs merupakan hasil akhir siswa yang merupakan salah satu gambaran pokok keberhasilan pendidikan. Namun demikian nilai UN bukan merupakan ukuran mutlak keberhasilan pendidikan atau peningkatan kinerja pendidikan, melainkan masih banyak factor yang mempengaruhi penilaian ini. Target rata-rata nilai UN SMP/MTs/Paket B tahun 2015 sebesar 7,60 dengan realisasi sebesar 7,07 (22,65/3). Faktor yang mempengaruhi rata-rata nilai UN SD/MI adalah Prestasi siswa dari tahun ke tahun juga mengalami perubahan sekalipun dengan faktor pendukung proses pembelajaran yang sama. 58

14 Upaya yang dilakukan tahun 2015 adalah penerapan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) di satuan pendidikan dasar, pembinaan minat, bakat dan kreatifitas siswa, monitoring, evaluasi dan pelaporan, pelaksanaan uji kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan dan pembinaan lembaga mutu pendidikan (LPMP) Rata-rata nilai UN SMA/SMK/MA/Paket C Nilai Ujian Nasional (UN) SMA/SMK/MA/Paket C merupakan hasil akhir siswa yang merupakan salah satu gambaran pokok keberhasilan pendidikan. Namun demikian nilai UN bukan merupakan ukuran mutlak keberhasilan pendidikan atau peningkatan kinerja pendidikan, melainkan masih banyak factor yang mempengaruhi penilaian ini. Target indikator kinerja rata-rata nilai UN SMA/SMK/MA/Paket C tahun 2015 sebesar 7,70 dengan realisasi sebesar 7,13 (45,87/6). Faktor yang mempengaruhi rata-rata nilai UN SD/MI adalah Prestasi siswa dari tahun ke tahun juga mengalami perubahan sekalipun dengan faktor pendukung proses pembelajaran yang sama. Upaya yang dilakukan tahun 2015 adalah penerapan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) di satuan pendidikan dasar, pembinaan minat, bakat dan kreatifitas siswa, monitoring, evaluasi dan pelaporan, pelaksanaan uji kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan dan pembinaan lembaga mutu pendidikan (LPMP) Rasio pendidik yang memiliki sertifikat pendidik Target indikator kinerja rasio pendidik yang memiliki sertifikat pendidik tahun 2015 sebesar 50,41 % dengan realisasi sebesar 49,33 % (6.191/ ). Faktor-faktor yang mempengaruhi ketidaktercapaian rasio pendidik yang memiliki sertifikat pendidik adanya tenaga pendidik yang meninggal dunia ataupun yang mutasi ke luar daerah. Upaya yang dilaksanakan adalah pelaksanaan sertifikasi pendidik, pelaksanaan uji kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan dan pendidikan lanjutan bagi pendidik untuk memenuhi standart kualifikasi Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indek Pembangunan Manusia (IPM) digunakan untuk mengukur kualitas sumber daya manusia, yang dalam pengukurannya mencakup kualitas bidang pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan penduduk (kepadatan penduduk). IPM Kabupaten Ponorogo selama tahun terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2010 IPM Kabupaten Ponorogo sebesar 64,13 naik hingga 67,4 di tahun 2014, nilai yang meningkat ini telah menaikkan peringkat IPM Kabupaten Ponorogo dari peringkat 23 menjadi peringkat 21 dari 38 Kabupaten/Kota di Propinsi Jawa Timur. 59

15 Untuk nilai IPM Tahun 2015, sampai dengan disusunnya LKj ini, belum diterimanya data Indeks Angka Harapan Hidup dari BPS Kabupaten Ponorogo, sehingga belum dapat dilakukan pengukuran. Perkembangan IPM Kabupaten Ponorogo tahun sebagaimana tabel berikut. Tabel 3.4 Perkembangan IPM Kabupaten Ponorogo Tahun Realisasi Uraian Indek Pembangunan 64,13 65,28 66,16 67,03 67,4 Manusia Sumber data : Analisis Pembangunan Manusia Tahun Tujuan Derajad Kesehatan dan Kualitas Hidup Masyarakat. cakupan dan kualitas pelayanan kesehatan, serta derajat kesehatan masyarakat. Hasil penilaian pencapaian sasaran ini pada tahun 2015 dapat disimpulkan sebagai berikut : Tabel 3.5 Pencapaian Kinerja cakupan dan kualitas pelayanan kesehatan, serta derajad kesehatan masyarakat. cakupan dan kualitas pelayanan kesehatan, serta derajat kesehatan masyarakat. Indikator kinerja Target Realisasi % Capaian 1 Cakupan komplikasi Kebidanan yang ditangani 2 Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan 3 Cakupan desa/kelurahan universal child immunization (UCI) 4 Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan 5 Cakupan penemuan dan penanganan penderita TB BTA 6 Cakupan penemuan dan penanganan penderita DBD 80 % 118,49 % (2961/2.499) 95 % 91,40 % (10.900/11.925) 95 % 80,46 % (162/276) 148,11 % 96,21 % 61,79 % 100 % 110 % 110 % (264/240) 100 % 100 % (299) 100 % 100 % 100 % (773/773) 7 Cakupan kunjungan bayi 90 % 94,34 % (10.684/11.357) 8 Cakupan kunjungan ibu 90 % 86,50 % hamil K4 (10.806/12.493) 9 Cakupan pelayanan nifas 92 % 89,58 % (10.683/11.925) 100 % 104,82 % 96,11 % 93,37 % 60

16 10 Cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani 11 Cakupan pelayanan anak balita 12 Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada usia 6 s/d 24 bln keluarga miskin 13 Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD setingkat 80 % 80,20 % (1.314/1.704) 89 % 100,46 % (45.128/44.921) 100 % 19,58 % (28/143) 100 % 90,68 (12.192/13.445) 14 Cakupan peserta KB aktif 70 % 52,81 % ( / ) 15 Cakupan kunjungan 15 % 75,44 % pelayanan kesehatan ( / ) dasar masyarakat miskin 16 Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin 17 Cakupan pelayanan Gawat Darurat level 1 yang harus diberikan sarana kesehatan ( RS ) 18 Cakupan Desa/Kel. Yang mengalami KLB yang dilakukan penyelidikan epidemiologi < 24jam 1,50 % 3,19 % (11.647/ ) 100 % 100 % (6/6) 100 % 100 % (19/19) 100,25 % 112,88 % 19,58 % 90,68 % 75,44 % 502,93 % 212,67 % 100 % 100 % 19 Cakupan desa siaga aktif 80 % 94% 117,50 % (289/307) 20 % Kecukupan ruang inap sesuai master plan RSUD 100 % 100 % 100 % 21 Bad Occurpancy Rate (BOR) prosentase pemakaian tempat tidur 22 Presentase peningkatan jumlah kunjungan 78,37 % 53,55 % 68,33 % Pasien rawat inap RS 22 % 27,50 % (19.407) Pasien rawat jalan RS 10 % 191,04 % 23 % Penurunan jumlah pasien yang dirujuk ke RS lain 24 Angka kematian 48 jam setelah dirawat 25 Indeks Angka Harapan Hidup 125 % 1910,40 % ( ) 31,58 % 32 % 101,33 % % 77,

17 Tabel 3.6 Perbandingan Realisasi Kinerja cakupan dan kualitas pelayanan kesehatan, serta derajad kesehatan masyarakat. cakupan dan kualitas pelayanan kesehatan, serta derajat kesehatan masyarakat. Indikator kinerja 1 Cakupan komplikasi Kebidanan yang ditangani 2 Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan 3 Cakupan desa/keluraha n universal child immunization (UCI) 4 Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan 5 Cakupan penemuan dan penanganan penderita TBC BTA 6 Cakupan penemuan dan penanganan penderita DBD 7 Cakupan kunjungan bayi 8 Cakupan kunjungan ibu hamil K4 9 Cakupan pelayanan nifas 10 Cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani 11 Cakupan pelayanan anak balita 12 Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada usia 6 s/d 24 bln keluarga miskin Target 80 % 97,44 % 95 % 98,8 % 95 % 34,43 % 100 % 100 % (488) 100 % 100 % (368) 100 % 100 % (237) 90 % 90,00 % 90 % 91,72 % 92 % 99,02 % Realisasi ,56 91,74 % 113,5 % 4 % 80,76 % 45,57 % 100 % (565) 100 % (392) 100 % (228) 95,79 % (12.615) 77,51 % 80,84 % 80 % 113 % 91,95 % 89 % 75,43 % 100 % 72,98 % 71,33 % 76,62 % 87,77 % 89,36 % 81,66 % (251) 100 % (250) 100 % (380) 100 % (394) 80,46 % 100 % (254) 100 % (300) 100 % (389) 89,76 % 90,64 (11.614) % 86,93 % 86,02 % 87,59 % 89,00 % 91,95 % 88,80 % 69,59 % 78,43 % 118,49 % (2961/2.499) 91,40 % (10.900/11.925) 80,46 % 110 % (264/240) 100 % (299) 100 % (773/773) 94,34 % (10.684/11.357) 86,50 % (10.806/12.493) 89,58 % (10.683/11.925) 80,20 % (1.314/1.704) 100,46 % (45.128/44.921) 94,09 % 100 % 19,58 % (28/143) 62

18 13 Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD setingkat 14 Cakupan peserta KB aktif 15 Cakupan pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin 16 Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin 17 Cakupan pelayanan Gawat Darurat level 1 yang harus diberikan sarana kesehatan (RS) 18 Cakupan Desa/Kel. Yang mengalami KLB yang dilakukan penyelidikan epidemiologi < 24jam 19 Cakupan desa siaga aktif 20 % Kecukupan ruang inap sesuai master plan RSUD 21 Bad Occurpancy Rate (BOR) prosentase pemakaian tempat tidur 22 % peningkatan jumlah kunjungan Pasien : - Rawat inap RS - Rawat jalan RS 23 % Penurunan jumlah pasien yang dirujuk ke RS lain 24 Angka kematian % 95 % 89,86 % 70 % 76,07 57,36 % 15 % 30 % 33,39 % 63 94,57 % 98,90 % 55,69 % 52,81 % 68,08 % 55,65 % 1,50 % 6 % 6,72 % 0,51 % 6,38 % 100 % 100 % (6) 100 % (6) 100 % (6) 100 % (6) 90,68 (12.192/13.445) 75,44 % ( / ) 75,44 % ( / ) 3,19 % (11.647/ ) 100 % (6/6) 100 % 93 % 100 % 90 % 100 % 100 % (19/19) 80 % 72 % 50 % (305) 60 % (305) 100 % - 98 % 98 % (10.000) 78,37 % - 76,95 % 70 % 94% (289/307) 100 % 100 % 76,91 % 61,38 % 53,55 % 22 % - 40,78 % 47,92 % (27.928) 103,9 6 % 27,50 % (19.407) 10 % - 276,61 252,35 % 14,89 % 191,04 % % ( ) ( ) 31,58 % - 32 % 30 % 30 % 32 % ,20 % 299

19 jam setelah dirawat 25 Indeks Angka Harapan Hidup 77,13-15,15 55,30 - Tabel 3.7 Perbandingan Realisasi Kinerja s/d akhir periode RPJMD cakupan dan kualitas pelayanan kesehatan, serta derajat kesehatan masyarakat. Indikator kinerja 1 Cakupan komplikasi Kebidanan yang ditangani 2 Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan 3 Cakupan desa/kelurahan universal child immunization (UCI) 4 Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan 5 Cakupan penemuan dan penanganan penderita TBC BTA 6 Cakupan penemuan dan penanganan penderita Target Akhir RPJMD Realisasi Tingkat Kemajuan 80 % 118,49 % (2961/ ,11 % 9) 95 % 91,40 % (10.900/11.925) 96,21 % 95 % 80,46 % 84,69 % 100 % 110 % (264/240) 110,00 % 100 % 100 % (299) 100 % 100 % 100 % (773/773) 100,00 % DBD 7 Cakupan kunjungan bayi 90 % 94,34 % (10.684/11.357) 8 Cakupan kunjungan ibu hamil K4 90 % 86,50 % (10.806/12.493) 9 Cakupan pelayanan nifas 92 % 89,58 % (10.683/11.925) 10 Cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani 11 Cakupan pelayanan anak balita 12 Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada usia 6 s/d 24 bln keluarga miskin 13 Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD 80 % 80,20 % (1.314/1.7 04) 89 % 100,46 % (45.128/44.921) 100 % 19,58 % (28/143) 100 % 90,68 (12.192/13.445) setingkat 14 Cakupan peserta KB aktif 70 % 52,81 % ( / ) 15 Cakupan pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin 16 Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien 15 % 75,44 % ( / ) 1,50 % 3,19 % (11.647/36 104,82 % 96,11 % 97,37 % 100,25 % 112,88 % 19,58 % 90,68 % 107,77 % 371,00 % 212,67 % 64

20 masyarakat miskin 4.984) 17 Cakupan pelayanan Gawat Darurat level 1 yang harus diberikan sarana kesehatan ( RS ) 100 % 100 % (6/6) 18 Cakupan Desa/Kel. Yang mengalami KLB yang dilakukan penyelidikan epidemiologi < 24jam 100 % 100 % (19/19) 19 Cakupan desa siaga aktif 80 % 94 % (289/307) 20 % Kecukupan ruang inap 100 % 100 % sesuai master plan RSUD 21 Bad Occurpancy Rate 78,37 % 53,55 % (BOR) prosentase pemakaian tempat tidur 22 Presentase peningkatan jumlah kunjungan 100,00 % 100,00 % 117,50 % 100,00 % 68,33 % Pasien rawat inap RS 22 % (15.513) Pasien rawat jalan RS 10 % 23 % Penurunan jumlah pasien yang dirujuk ke RS lain 24 Angka kematian 48 jam setelah dirawat 25 Indeks Angka Harapan Hidup 27,50 % 125 % (19.407) 191,04 % 1910,40 % (7.652 ( ) 31,58 % 32 % 101,33 % % 77, Uraian hasil pencapaian masing-masing indikator kinerja adalah sebagai berikut : Berdasarkan hasil pengukuran sasaran 1.7 pada tabel 3.5, dapat disimpulkan bahwa pencapaian kinerja sasaran SANGAT BERHASIL dengan rata rata capaian sebesar 181,07 %. Pengukuran yang dilakukan terhadap 25 (dua puluh lima) indikator kinerja sasaran, terdapat 11 (sebelas) indikator kinerja yang capaiannya melebihi target, 5 (lima) indikator indikator kinerja yang capaiannya sesuai dengan target dan 8 (delapan) indikator kinerja yang capaiannya tidak memenuhi target. Namun demikian terhadap capaian kinerja yang melampaui target maupun tidak memenuhi target Pemerintah Kabupaten Ponorogo tetap akan melakukan langkah-langkah kongkrit melalui strategi dan kebijakan untuk melakukan perbaikan pada tahun berikutnya Cakupan Komplikasi kebidanan yang ditangani Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani merupakan perbandingan jumlah komplikasi kebidanan yang mendapat penanganan definitif disatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu dibanding jumlah ibu dengan komplikasi kebidanan di satu wilayah kerja pada kurun waktu yang sama. Target indikator kinerja cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani tahun 2015 sebesar 80 % (2.499), dengan realisasi sebesar 118,49 % (2961/2.499). 65

21 Dibandingkan dengan realisasi tahun-tahun sebelumnya terdapat fluktuasi realisasi cakupan pelayanan dimana tahun 2012 merupakan capaian terendah selama kurun waktu 5 (lima) tahun yaitu 84,56% namun tahun tahun selanjutnya mengalami kenaikan bahkan tahun 2014 dan tahun 2015 mencapai lebih dari 100 % melampaui target akhir RPJMD. Faktor yang mempengaruhi tercapainya target kinerja adalah : 1. Pelaksanaan P4K yaitu Program Perencanaan, Persalinan dan Pencegahan Komplikasi dengan stiker, 2. Meningkatkan akses dan jangkauan pelayanan kesehatan. 3. Mengantisipasi keterlambatan penanganan dan meningkatkan cakupan persalinan 90% oleh tenaga kesehatan berfokus pada daerah dengan jangkauan geografis jauh dari puskesmas sebagai Pusat Rujukan Antara yaitu PONED. Upaya dilakukan untuk mempertahankan cakupan pencegahan dan penanganan komplikasi maternal, dilakukan dengan: 1. Tetap meningkatkan kapasitas petugas dalam audit maternal perinatal. 2. Pengembangan surveilans kematian ibu. 3. Pemantapan pelaksanaan P4K dalam Desa Siaga Cakupan Persalinan yang ditolong tenaga kesehatan Cakupan Persalinan yang ditolong tenaga kesehatan merupakan Jumlah ibu bersalin yg ditolong oleh tenaga kesehatan di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu dibanding jumlah seluruh sasaran ibu bersalin di satu wilayah kerja dalam kurun waktu yg sama. Target indikator kinerja Cakupan Persalinan yang ditolong tenaga kesehatan tahun 2015 sebesar 95 % dengan realisasi sebesar 91,40 % (10.900/11.925). Beberapa faktor yang mempengaruhi tidak tercapainya target adalah masih adanya dukun bayi yang aktif dan masih dipercaya oleh sebagian masyarakat sebagai pilihan tujuan untuk mendapatkan pertolongan persalinan. Upaya-upaya yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan yaitu dengan : 1. Mengadakan program kemitraan dukun dan bidan dalam penanganan ibu hamil dan melahirkan, dengan tujuan untuk menekan persalinan dukun dan menaikkan cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan. 2. Penguatan supervisi fasilitatif bidan coordinator. 3. Penguatan Manajemen dan Jejaring Pelayanan Persalinan di Fasilitas Kesehatan Cakupan Universal Child Imunization (UCI) Cakupan Universal Child Imunization (UCI) merupakan salah satu upaya pemerintah dalam rangka peningkatan cakupan imunisasi, sebagai bagian dari tanggungjawab untuk melindungi anak-anak dari tertular penyakit yang dapat 66

22 dicegah imunisasi diantaranya Hepatitis B, TBC, Polio, Difteria, Pertusis, Tetanus, Campak, Pneumonia dan Meningitis yang disebabkan Hemofilus tipe b. Kriteria Universal Child Immunization (UCI) adalah 80% dari jumlah bayi pada suatu desa terimunisasi dasar lengkap yaitu terimunisasi BCG, DPTHB (1, 2, 3), Polio (1, 2, 3, dan 4) serta Campak. Target UCI di Kabupaten Ponorogo tahun 2015 sebesar 95% dengan realisasi sebesar 80,46 %. Ketidaktercapaian target ini berarti masih terdapat desa target yang capaian imunisasi dasarnya belum langkap, atau dimungkinkan belum terlaporkan karena pelaksana imunisasi tidak hanya fasilitas pelayanan kesehatan pemerintah saja, tetapi juga di posyandu, bidan praktek swasta, serta fasilitas pelayanan kesehatan swasta, jadi dimungkinkan masih adanya data layanan yang hilang/belum terlaporkan. Upaya yang dilakukan untuk penanganan dan juga antisipasi dengan sweeping imunisasi untuk menjaring sasaran bayi yang belum tercakup imunisasi, dan dibarengi dengan pembenahan sistem pencatatan dan pelaporan yang standart Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan merupakan Jumlah balita gizi buruk yang mendapat perawatan di sarana pelayanan kesehatan di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu dibanding jumlah seluruh balita gizi buruk yang ditemukan di satu wilayah kerja dalam waktu yang sama. Gambaran penemuan dan penanganan balita gizi buruk di Kabupaten Ponorogo selama periode tahun 2011 sampai dengan tahun 2015 adalah sebagaimana terlihat dalam grafik berikut. Target Cakupan Balita Gizi Buruk tahun 2015 sebesar 100 % dengan realisasi sebesar 110 % (264/240). 67

23 Upaya yang dilakukan untuk mengatasi balita gizi buruk antara lain : 1. Penanggulangan Kurang Energi Protein (KEP), Gangguan Akibat Kurang Yodium (GAKY), Kurang Vitamin A dan kekurangan Zat Gizi Mikro lainnya. 2. Pemberdayaan masyarakat untuk pencapaian keluarga sadar gizi 3. Peningkatan partisipasi masyarakat melalui revitalisasi pelayanan posyandu 4. Pelayanan gizi bagi ibu hamil (berupa tablet besi) dan Balita (berupa makanan pendamping ASI) untuk keluarga miskin Cakupan penemuan dan penanganan penderita TBC BTA + Cakupan penemuan dan penanganan penderita TBC BTA + merupakan jumlah penderita baru TBC BTA (+) yang ditemukan dan diobati di satu wilayah kerja selama 1 tahun dibanding dengan Jumlah perkiraan penderita baru TBC BTA (+) dalam kurun waktu yang sama. Perkembangan penemuan dan penangan kasus TBC BTA + terlihat dalam table berikut : TABEL CAPAIAN PROGRAM TB DI KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2011 S/D 2015 TAHUN PENEMUAN SUSPEK TB PENEMUAN BTA (+) Target CDR (%) CDR (%) CDR (Case Detection Rate) merupakan Angka Penemuan kasus TBC BTA+, dari tabel diatas digambarkan bahwa Angka Penemuan kasus TBC BTA+ masih dibawah target, namun demikian seluruh kasus yang ditemukan telah ditangani sesuai standart dengan pemeriksaan lebih lanjut, pemberian obat, dan pendampingan minum obat selama kurun waktu yang ditentukan. Target cakupan penemuan dan penanganan penderita TBC BTA + tahun 2015 sebesar 100 % dengan realisasi sebesar 100 % (299). 68

24 Berbagai upaya yang dilakukan untuk menangani penderita TBC BTA +, antara lain : 1. Ketersediaan dan pemberian obat adekuat. 2. Meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku penderita terhadap program strategi DOTS. 3. Meningkatkan dukungan dan pengawasan keluarga / kader PMO. 4. Pemberian PMT bagi penderita TBC secara gratis. 5. Pengobatan TBC secara gratis baik di sarana pelayanan tingkat dasar sampai lanjut. 6. Meningkatkan monitoring dan evaluasi penanganan TBC BTA + secara berkala Cakupan penemuan dan penanganan penderita DBD Cakupan penemuan dan penanganan penderita DBD merupakan jumlah penderita DBD yang ditangani sesuai SOP di satu wilayah Kerja selama 1 (satu) tahun dibanding dengan jumlah penderita DBD yang ditemukan di satu wilayah dalam kurun waktu yang sama. Target cakupan penemuan dan penanganan penderita DBD tahun 2015 sebesar 100 % dengan realisasi sebesar 100 % (773). Perkembangan penemuan dan penangan kasus DBD di Kabupaten Ponorgo tahun dapat digambarkan sebagaimana grafik berikut. Dari grafik di atas terlihat bahwa tahun 2015 terjadi lonjakan penemuan kasus DBD, lonjakan ini dimungkinkan terjadi disamping karena faktor perubahan cuaca yang berpengaruh pada perkembangbiakan vektor, juga oleh karena belum membudayanya perilaku hidup bersih dan sehat di masyarakat yang tercermin dari perilaku buang sampah sembarangan juga kebiasaan lainnya yang mendukung pada banyaknya tempat perindukan vector DBD (nyamuk aedes aegypti). 69

25 Berbagai upaya yang dilakuka oleh Pemerintah Kabupaten Ponorogo untuk mencegah penularan DBD, sehingga penyebarannya dapat ditekan serendah mungkin, antara lain : 1. Melakukan penyuluhan kepada masyarakat tentang DBD sehingga masyarakat dapat mencegah secara dini DBD serta meningkatkan intensitas kegiatan pemberantasan sarang nyamuk (Gerakan PSN). 2. Memotivasi tokok masyarakat untuk mengajak masyarakat disekitarnya melakukan gerakan 3M plus (menguras, menutup dan mengubur serta mencegah gigitan nyamuk). 3. Membudidayanya perilaku hidup bersih dan sehat di masyarakat yang tercermin dari perilaku buang sampah sembarangan juga kebiasaan lainnya yang mendukung pada banyaknya tempat perindukan vector DBD (nyamuk aedes aegypti). 4. Melalui Fogging. 5. Meningkatkan kerjasama lintas sektoral di tingkat kabupaten, kecamatan dan desa / kelurahan Cakupan kunjungan bayi Cakupan kunjungan bayi merupakan perbandingan jumlah kunjungan bayi yang memperoleh pelayanan kesehatan sesuai standar di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu dengan jumlah seluruh bayi lahir hidup di satu wilayah kerja pada kurun waktu yang sama. Gambaran cakupan kunjungan bayi di kabupaten Ponorogo tahun 2011 sampai dengan tahun 2015 dapat dilihat dalam grafik berikut Target cakupan kunjungan bayi pada tahun 2015 sebesar 90 % terealisasi sebesar 94,34 %. 70

26 Upaya yang dilakukan untuk menunjang keberhasilan target diatas antara lain : 1. Memberi pelayanan kesehatan bayi dengan kunjungan bayi yang bertujuan untuk meningkatkan akses bayi terhadap pelayanan kesehatan dasar 2. Peningkatan kualitas hidup bayi dengan stimulasi tumbuh kembang 3. Imunisasi 4. Pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit melalui pemantauan pertumbuhan 5. Kemitraan dengan kader untuk mengajak bayi yang belum kunjungan bayi datang ke posyandu Cakupan kunjungan ibu hamil K4 Cakupan kunjungan ibu hamil K4 merupakan cakupan Ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai dengan standar paling sedikit 4 kali dalam periode kehamilannya di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu dibanding dengan jumlah sasaran ibu hamil dalam kurun waktu yang sama. Indikator ini memperlihatkan akses pelayanan kesehatan terhadap ibu hamil dan tingkat kepatuhan klien dalam memeriksakan kehamilannya minimal empat kali ke tenaga kesehatan. Target cakupan kunjungan ibu hamil K4 tahun 2015 sebesar 90 %. Jumlah ibu hamil di Kabupaten Ponorogo tahun 2015 sejumlah orang. Jumlah ibu hamil yang memperoleh pelayanan antenatal dengan standart paling sedikit 4 kali sejumlah orang atau 86,50 %. Berbagai faktor ketidaktercapaian cakupan kunjungan ibu hamil K4 pada tahun 2015 antara lain : 1. Masih ada ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya pertama kali tidak pada trimester pertama, sehingga syarat frekuensi minimal untuk mencapai kunjungan antenatal lengkap sesuai standar (1 kali pada trimester pertama, 1 kali pada trimester ke dua dan dua kali pada trimester ke tiga) tidak terpenuhi. 2. Belum optimalnya pendataan ibu hamil dan penentuan sasaran ibu hamil yang digunakan. 3. Belum optimalnya sistem pencatatan dan pelaporan melalui pendekatan PWS KIA sehingga masih ada pelayanan kesehatan swasta yang belum terlaporkan (kemungkinan data under reported) Cakupan pelayanan nifas Pelayanan kesehatan ibu nifas adalah pelayanan kesehatan sesuai standar pada ibu mulai 6 jam sampai 42 hari pasca bersalin oleh tenaga kesehatan Untuk deteksi dini komplikasi pada ibu nifas diperlukan pemantauan pemeriksaan terhadap ibu nifas dengan melakukan kunjungan nifas minimal sebanyak 3 kali dengan ketentuan waktu : 71

27 - Kunjungan nifas pertama pada masa 6 jam sampai dengan 3 hari setelah persalinan. - Kunjungan nifas ke dua dalam waktu 2 minggu setelah persalinan (8 14 hari). - Kunjungan nifas ke tiga dalam waktu 6 minggu setelah persalinan (36-42 hari). Target cakupan pelayanan nifas tahun 2015 sebesar 92 % dengan realisasi sebesar 89,58 % (10.683/11.925). Berbagai faktor yang menyebabkan ketidaktercapaian target antara lain : 1. Belum semua bidan desa tinggal di desa 2. Koordinasi dan integrasi lintas program masih kurang optimal 3. Masih kurangnya pemahaman petugas kesehatan dalam menentukan sasaran ibu bersalin dan nifas serta dalam merencanakan kunjungannya 4. Sistem pencatatan dan pelaporan belum sesuai yang diharapkan (ada yang tidak tercatat atau ada keterlambatan pengiriman laporan) 5. Masih kurangnya tenaga bidan akibatnya beban kerja bidan bertambah disamping pelayanan KIA kegiatan lainnya sesuai dengan penugasan, sehingga pelayanan kunjungan nifas ke rumah menjadi tidak terealisasi, apabila pasien tidak datang ke fasyankes. 6. Belum optimalnya pencatatan dan pelaporan data KIA. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan di atas adalah : 1. Advokasi ke pemerintah daerah terkait penyediaan dan distribusi tenaga sesuai kebutuhan 2. Memperbaiki sistem pencatatan dan pelaporan 3. Meningkatkan koordinasi dan integrasi LP/LS untuk mendukung kegiatan KIA 4. Memperluas jejaring untuk mendukung pelaksanaan kegiatan KIA 5. Memperkuat manajemen dan ejaring pelayanan persalinan di fasilitas kesehatan Cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani Pelayanan Neonatus dengan komplikasi adalah penanganan neonatus dengan penyakit dan kelainan yang dapat menyebabkan kesakitan, kecacatan dan kematian oleh dokter/bidan/perawat terlatih di polindes, puskesmas, puskesmas PONED, rumah bersalin dan rumah sakit pemerintah/swasta. Diperkirakan sekitar 15% dari bayi lahir hidup akan mengalami komplikasi neonatal. Hari Pertama kelahiran bayi sangat penting, oleh karena banyak perubahan yang terjadi pada bayi dalam menyesuaikan diri dari kehidupan di dalam rahim kepada kehidupan di luar rahim. Target cakupan neonates dengan komplikasi yang ditangani tahun 2015 sebesar 80 % dengan realisasi 80,20 % (1.314/1.704), 72

28 Kebijakan Pemerintah Kabupaten Ponorogo dalam peningkatan akses dan kualitas penanganan komplikasi neonatus antara lain : - Penyediaan puskesmas mampu PONED yaitu puskesmas rawat inap yang memiliki kemampuan serta fasilitas PONED siap 24 jam untuk memberikan pelayanan terhadap ibu hamil, bersalin dan nifas serta kegawatdaruratan bayi baru lahir dengan komplikasi baik yang datang sendiri atau atas rujukan kader/masyarakat, bidan di desa, Puskesmas dan melakukan rujukan ke RS/RS PONEK pada kasus yang tidak mampu ditangani Cakupan pelayanan anak balita Cakupan pelayanan anak balita merupakan jumlah balita yang mendapatkan pelayanan kesehatan dalam periode waktu tertentu di suatu wilayah kerja dibandingkan dengan jumlah balita yang ada dalam periode waktu yang sama. Jumlah balita di Kabupaten Ponorogo sejumlah anak. Jumlah balita yang mendapat pelayanan sejumlah anak atau 100,46 %. Hal ini sudah melebihi dari yang ditargetkan tahun 2015 yaitu sebesar 89 %, terjadi kemungkinan karena adanya kunjungan dari luar wilayah. Upaya yang dilakukan dalam pelayanan anak balita antara lain : 1. Pelayanan pemantauan pertumbuhan minimal 8 kali setahun yang tercatat dalam Buku KIA/KMS. Pemantauan pertumbuhan adalah pengukuran berat badan anak balita setiap bulan yang tercatat pada Buku KIA/KMS. Bila berat badan tidak naik dalam 2 bulan berturut-turut atau berat badan anak balita di bawah garis merah harus dirujuk ke sarana pelayanan kesehatan. 2. Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) minimal 2 kali dalam setahun. Pelayanan SDIDTK meliputi pemantauan perkembangan motorik kasar, motorik halus, bahasa, sosialisasi dan kemandirian minimal 2 kali pertahun (setiap 6 bulan). Pelayanan SDIDTK diberikan di dalam gedung (sarana pelayanan kesehatan) maupun di luar gedung. 3. Pemberian Vitamin A dosis tinggi ( IU), 2 kali dalam setahun. 4. Kepemilikan dan pemanfaatan buku KIA oleh setiap anak balita 5. Pelayanan anak balita sakit sesuai standart dengan pendekatan MTBS Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada usia 6 s/d 24 bln keluarga miskin Cakupan pemberian MP-ASI merupakan salah satu cara untuk antisipasi dan mengatasi permasalahan gizi buruk dan gizi kurang pada anak umur 6-24 bulan pada keluarga miskin. Pada keluarga miskin dengan pendapatan yang rendah, berdampak pada keterbatasan penyediaan pangan di rumah tangga yang berlanjut kepada rendahnya jumlah dan mutu MP-ASI yang diberikan kepada bayi dan anak. 73

29 Target cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada usia 6 s/d 24 bln keluarga miskin tahun 2015 sebesar 100 % dengan realisasi sebesar 19,8 % (28/143) yang berarti masih rendah bahkan jauh dari target. Beberapa faktor yang mempengaruhi rendahnya cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada usia 6 s/d 24 bulan keluarga miskin adalah faktor konsumsi pangan dan penyakit infeksi dimana secara tidak langsung dipengaruhi oleh pola asuh, ketersediaan pangan, faktor sosial ekonomi, budaya dan politik. Upaya yang sudah dilakukan adalah dengan pemberian MP-ASI kepada bayi dan anak usia 6-24 bulan Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD setingkat Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD setingkat merupakan merupakan salah satu bentuk dari pelayanan kesehatan yang bertujuan untuk mendeteksi dini siswa yang memiliki masalah kesehatan agar segera mendapatkan penanganan sedini mungkin. Target cakupan penjaringan kesehatan siswa SD/setingkat tahun 2015 sebesar 100 % dengan realisasi sebesar 90,68% (12.192/13.445). Ini berarti masih ada sejumlah anak usia SD atau 9,32 % yang tidak terjaring. Tidak terpenuhinya target cakupan penjaringan kesehatan dikarenakan : 1. Lemahnya system pelaporan sehingga dimungkinkan ada yang tidak tercakup dalam pelaporan. 2. Terbatasnya petugas di puskesmas sehingga dimungkinkan memang ada sebagian murid yang tidak terjaring pelayanan Upaya yang bisa dilakukan sebagai bahan pertimbangan untuk menyusun perencanaan kegiatan di tahun mendatang adalah : 1. Pembenahan system pencatatan dan pelaporan kegiatan di puskesmas. 2. Tambahan dan distribusi tenaga sesuai dengan standart kebutuhan untuk pelayanan yang optimal Cakupan peserta KB aktif Pelayanan KB aktif adalah Pasangan Usia Subur yang pada saat ini sedang menggunakan salah satu alat/obat kontrasepsi. Target cakupan peserta tahun 2015 sebesar 70 %, dengan realisasi sebesar 52,81 % ( / ) atau masih sekitar 17,19 % yang belum tercakup pelayanan atau mungkin belum terlaporkan. Beberapa aspek yang dimungkinkan menjadi faktor penyebab rendahnya pemakaian alat kontrasepsi adalah kurangnya informasi tentang alat kontrasepsi, kurangnya dukungan dari petugas kesehatan, biaya untuk membeli dan memasang kontrasepsi yang tidak terjangkau, serta alat kontrasepsi yang kurang tersedia di sarana kesehatan. 74

30 Cakupan pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin Cakupan pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin merupakan jumlah kunjungan pasien masyarakat miskin di sarana kesehatan strata pertama di satu wilayah kerja tertentu pada kurun waktu tertentu. Pada tahun 2015 jumlah penduduk Ponorogo yang tercakup dalam program jaminan kesehatan sebanyak jiwa. Target cakupan pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin tahun 2015 sebesar 10 % dengan realisasi sebesar 75,44 % ( / ). meningkat dibanding tahun 2014 yang hanya mencapai 68,08 % ( ). Beberapa faktor yang mempengaruhi tercapainya target adalah : 1. upaya pelayanan promotif dan preventif di puskesmas. 2. akses dan pemerataan pelayanan bagi masyarakat miskin di puskesmas dan jaringannya Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin Pelayanan rujukan merupakan bentuk pelayanan kesehatan di fasilitas kesehatan tingkat lanjut (FKTL) yang dilakukan apabila fasilitas kesehatan tingkat pertama tidak mampu memberikan pelayanan karena pertimbangan masalah kompetensi dan kewenangan. Target cakupan pelayanan rujukan bagi masyarakat miskin tahun 2015 adalah sebesar 1,5%, dengan asumsi bahwa dari seluruh kunjungan pasien dari masyarakat miskin di Puskesmas hanya 1,5% saja yang tidak mampu dilayani di puskesmas karena factor keterbatasan kompetensi puskesmas, namun demikian ternyata realisasinya di tahun 2015 sebesar 3,19%. Beberapa hal yang mungkin berpengaruh perlunya/diputuskannya pasien itu dirujuk ke fasilitas kesehatan yang lebih kompeten karena masalah ketersediaan sarana prasarana dan tenaga yang kompeten Cakupan pelayanan Gawat Darurat level 1 yang harus diberikan sarana kesehatan (RS) Target Cakupan pelayanan gawat darurat level 1 yang harus diberikan sarana kesehatan (RS) tahun 2015 sebesar 100 % dengan realisasi 100 % (6/6). Di Kabupaten Ponorogo terdapat 6 (enam) Rumah Sakit, seluruh Rumah sakit yang ada telah dilengkapi dengan Pelayanan Gawat Darurat, yaitu : RSUD Dr. Hardjono, RS Griya Waluya, RS Aisyiyah Dr. Soetomo, RS Aisyiyah Diponegoro, RS Darmayu, RS Muslimat A. Yani Cakupan Desa/Kel. Yang mengalami KLB yang dilakukan penyelidikan epidemiologi < 24 jam Cakupan desa/kel. Yang mengalami KLB yang dilakukan penyelidikan epidemiologi < 24 jam merupakan jumlah desa/kel. Yang mengalami KLB yang dilakukan penyelidikan epidemologi < 24 jam disbanding jumlah sasaran. 75

31 Target Cakupan Desa/Kel. Yang mengalami KLB yang dilakukan penyelidikan epidemiologi < 24 jam tahun 2015 sebesar 100 % dengan realisasi sebesar 100 %. Beberapa factor yang mempengaruhi tercapainya target adalah : 1. Mengintensifkan penyuluhan kesehatan pada masyarakat. 2. Meningkatkan kerjasama dengan instansi lain. 3. Meningkatkan kewaspadaan dini di puskesmas baik SKD, tenaga dan logistic Cakupan desa siaga aktif Desa siaga aktif merupakan pengembangan dari desa siaga, yaitu desa/kelurahan yang : 1 Penduduknya dapat mengakses dengan mudah pelayanan kesehatan dasar yang memberikan pelayanan kesehatan setiap hari 2 Penduduknya mengembangkan upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat (UKBM) dan melaksanakan surveilans berbasis masyarakat. Perkembangan desa siaga aktif di Kabupaten Ponorogo dari tahun cenderung mengalami peningkatan hingga pada tahun 2015 sebesar 94 %. Target Cakupan Desa Siaga Aktif tahun 2015 sebesar 80 % dengan realisasi sebesar 94 % (289/307). Faktor-faktor yang mempengaruhi tercapainya target adalah : 1. pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya kesehatan dan melaksanakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). 2. kemampuan dan kemauan masyarakat desa untuk menolong dirinya sendiri dibidang kesehatan. 3. kesiagaan dan kesiap sediaan masyarakat desa terhadap resiko dan bahaya yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan. 4. kesehatan dilingkungan masyarakat. Kendala yang sering ditemui dalam penetapan desa siaga aktif adalah belum berjalannya surveilans berbasis masyarakat, dalam artian masih perlu terus dilakukan promosi dan sosialisasi penggerakan masyarakat dalam kegiatan surveilans berbasis masyarakat % Kecukupan ruang inap sesuai master plan RSUD Indikator kinerja prosentase kecukupan ruang rawat inap sesuai master plan RSUD merupakan jumlah kapasitas rawat inap tahun ini dibanding kapasitas rawat inap sesuai Renstra RSUD. Target indikator kinerja prosentase kecukupan ruang rawat inap sesuai master plan RSUD tahun 2015 sebesar 100%, terealisasi sebesar 100% dengan capaian sebesar 100%. Dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya terjadi kenaikan dimana realisasi tahun 2012 sebesar 98%, tahun 2013 sebesar 98%, tahun 2013 sebesar 100% dan tahun 2014 sebesar 100%, sehingga tahun 2015 yang merupakan target akhir RPJMD tahun 2015 sudah dapat terealisasi. 76

32 Bad Occurpancy Rate (BOR) prosentase pemakaian tempat tidur BOR merupakan indikator yang digunakan untuk mengukur tingkat tinggi rendahnya pemanfaatan tempat tidur rumah sakit dalam kurun waktu tertentu. Tingkat pemanfatan diukur dari penggunaan tempat tidur yang tersedia. Target indikator kinerja Bad Occurpancy Rate (BOR) prosentase pemakaian tempat tidur tahun 2015 sebesar 78,37 %. Realisasi tahun 2015 sebesar 53,55 % dengan capian sebesar 63,33 % Ketidaktercapaian target Bad Occurpancy Rate (BOR) prosentase pemakaian tempat tidur adalah penurunan pasien rawat inap di RSUD, hai ini dikarenakan semakin banyaknya rumah sakit yang menjalin kerjasama dengan BPJS Kesehatan sehingga masyarakat mempunyai pilihan rumah sakit tujuan lebih banyak Presentase peningkatan jumlah kunjungan pasien rawat inap RS, pasien rawat jalan RS Target peningkatan jumlah kunjungan pasien rawat inap RS tahun 2015 sebesar 22% dan terealisasi sebesar 27,50% ( pasien) dengan capaian sebesar 125%. Sedangkan target peningkatan jumlah kunjungan pasien rawat jalan RS tahun 2015 sebesar 10% dan terealisasi sebesar 191,04% ( pasien) Dari data realisasi kunjungan pasien rawat inap RS kenaikan dan penurunan pencapaian target di tahun 2015 dibanding tahun-tahun sebelumnya dikarenakan semakin banyaknya rumah sakit yang menjalin kerjasama dengan BPJS Kesehatan sehingga masyarakat mempunyai pilihan rumah sakit tujuan lebih banyak % Penurunan jumlah pasien yang dirujuk ke RS lain Prosentase Penurunan jumlah pasien yang dirujuk ke RS lain merupakan jumlah pasien yang dirujuk tahun lalu dikurangi rujukan tahun ini dibanding jumlah pengunjung tahun lalu. Target % Penurunan jumlah pasien yang dirujuk ke RS lain tahun 2015 sebesar 31,58%, dengan realisasi sebesar 32% dengan capaian sebesar 101,33 %. Berbagai factor yang mempengaruhi tercapainya target kinerja dikarenakan adanya sarana dan prasarana serta tenaga medis yang dimiliki oleh RS cukup memadai Angka kematian 48 jam setelah dirawat Untuk menilai hasil dari pelayanan kesehatan terhadap pasien dilakukan melalui beberapa standart pelayanan kepada pasien. Target angka kematian 48 jam setelah dirawat tahun 2015 sebesar 299 pasien, terealisasi sebesar 299 pasien dengan capaian sebesar 100 %.. Dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya terjadi penurunan dimana realisasi tahun 2012 sebesar 349 pasien, tahun 2013 sebesar 332 pasien dan tahun 2014 sebesar 223 pasien. 77

33 Faktor yang menyebabkan tercapainya angka kematian 48 jam setelah dirawat dikarenakan ketrampilan dan pengetahuan tentang tatalaksana penanganan pasien sudah cukup optimal Indeks Angka Harapan Hidup meningkatnya usia harapan hidup diukur dengan indikator kinerja Angka Harapan Hidup (AHH). Angka harapan hidup menunjukkan rata-rata tahun hidup yang akan dijalani oleh bayi yang baru lahir pada suatu tahun tertentu. Target indikator kinerja angka harapan hidup tahun 2015 sebesar 77,13. Perkembangan indeks angka harapan hidup tahun adalah tahun 2012 sebesar 70,61, tahun 2013 sebesar 70,70 dan tahun 2014 sebesar 70,75. Realisasi indeks angka harapan hidup tahun 2015 sampai dengan disusunnya laporan ini, belum diterimanya data Indeks Angka Harapan Hidup dari BPS Kabupaten Ponorogo, sehingga belum dapat dilakukan pengukuran. Tujuan Derajad Kesehatan dan Kualitas Hidup Masyarakat. sarana infrastruktur daerah. Hasil penilaian pencapaian sasaran ini pada tahun 2015 dapat disimpulkan sebagai berikut : Tabel 3.8 Pencapaian Kinerja sarana infrastruktur daerah. sarana infrastruktur daerah. Indikator kinerja Target Realisasi % Capaian 1 Panjang jalan Kabupaten dalam kondisi baik 2 Luas irigasi Kabupaten dalam kondisi baik 3 Rumah tangga persanitasi 51,31 % 51,31 % (470,01/916,11) 100 % 83,39 % 83,39 % 100 % 56,24 % 56,24 % 100 % Tabel 3.9 Perbandingan Realisasi Kinerja sarana infrastruktur daerah. sarana infrastruktur daerah. Indikator kinerja 1 Panjang jalan Kabupaten dalam kondisi baik 2 Luas irigasi Kabupaten dalam kondisi baik 3 Rumah Tangga Persanitasi Target Realisasi ,30 % 85,76 % 89,12 % 50,21 % 51,31 % 83,39 % 61,36 % 16,42 % 94,14 % 83,39 % 56,24 % 54,90 % 53 % 54,01 % 56,24 % 78

34 Tabel 3.10 Perbandingan Realisasi Kinerja s/d akhir periode RPJMD sarana infrastruktur daerah. Indikator kinerja 1 Panjang jalan Kabupaten dalam kondisi baik 2 Luas irigasi Kabupaten dalam kondisi baik 3 Rumah Tangga Persanitasi Target Akhir RPJMD Realisasi Tingkat Kemajuan 51,30 % 51,31 % 100 % 83,39 % 83,39 % 100 % 56,24 % 56,24 % 100 % Uraian hasil pencapaian masing-masing indikator kinerja adalah sebagai berikut : Berdasarkan hasil pengukuran sasaran 1.3 pada tabel 3.8, dapat disimpulkan bahwa pencapaian kinerja sasaran SANGAT BERHASIL dengan rata rata capaian sebesar 100 %. Hasil pengukuran yang dilakukan terhadap 3 (tiga) indikator kinerja sasaran, semuanya dapat tercapai sesuai target Panjang jalan kabupaten dalam kondisi baik Panjang seluruh jalan Kabupaten Ponorogo 916,11 sedangkan target pada tahun 2015 sebesar 470,01 (51,31%) dengan realisasi sebesar 51,31 % (470,01) dengan capaian 100 %. Panjang jalan dalam kondisi baik di arahkan untuk memenuhi kebutuhan mobilitas penduduk yang semakin tinggi diperlukan prasarana berupa jalan dan jembatan yang baik. Peningkatan mobilitas penduduk ini mendorong peningkatan kepemilikan sarana mobilisasi oleh masyarakat yaitu berupa kendaraan besar maupun kecil. Semakin tingginya kendaraan yang melintasi wilayah kabupaten akan mempengaruhi kualitas dan umur jalan dan jembatan yang dimiliki oleh pemerintah. Untuk itu menjadi tanggungjawab Pemerintah Kabupaten Ponorogo untuk menjaga tingkat kualitas jalan dan jembatan yang telah dimilikinya baik berupa pemeliharaan, peningkatan maupun pembangunan. Upaya yang dilakukan tahun 2015 adalah : 1. Peningkatan Jalan dan Jembatan Perdesaan dan Perkotaan di 429 Lokasi se Kabupaten Ponorogo. 2. Pembangunan jalan dan jembatan perdesaan diantaranya di : - Kecamatan Babadan dengan 37 (tiga puluh tujuh) lokasi. - Kecamatan Badegan dengan 17 (tujuh belas) lokasi. - Kecamatan Balong dengan 45 (empat puluh lima) lokasi. - Kecamatan Bungkat dengan 23 (dua puluh tiga) lokasi. - Kecamatan Jambon dengan 25 (dua puluh lima) lokasi. 79

35 - Kecamatan Jenangan dengan 37 (tiga puluh tujuh) lokasi. - Kecamatan Jetis dengan 14 (empat belas) lokasi. - Kecamatan Kauman dengan 21 (dua puluh satu) lokasi. - Kecamatan Mlarak dengan 29 (dua puluh sembilan) lokasi. - Kecamatan Ngebel dengan 7 (tujuh) lokasi. - Kecamatan Ngrayun dengan 23 (dua puluh tiga) lokasi. - Kecamatan Ponorogo dengan 49 (empat puluh Sembilan) lokasi. - Kecamatan Pudak dengan 9 (Sembilan) lokasi. - Kecamatan Pulung dengan 49 (empat puluh sembilan) lokasi. - Kecamatan Sambit dengan 27 (dua puluh tujuh) lokasi. - Kecamatan Sampung dengan 23 (dua puluh tiga ) lokasi. - Kecamatan Sawoo dengan 37 (tiga puluh tujuh) lokasi. - Kecamatan Siman dengan 31 (tiga puluh satu) lokasi. - Kecamatan Slahung dengan 37 (tiga puluh tujuh) lokasi. - Kecamatan Sooko dengan 24 (dua puluh empat) lokasi. - Kecamatan Sukorejo dengan 51 (lima puluh satu) lokasi Luas irigasi Kabupaten dalam kondisi baik Luas irigasi Kabupaten dalam kondisi baik merupakan perbandingan luas irigasi Kabupaten dalam kondisi baik disbanding luas irigasi Kabupaten. Target indikator kinerja Luas irigasi Kabupaten dalam kondisi baik tahun 2015 sebesar 83,39 %. Realisasi Luas irigasi Kabupaten dalam kondisi baik tahun 2015 sebesar 83,39 % dengan tingkat capaian sebesar 100 %. Untuk memenuhi kebutuhan air baku bagi masyarakat diperlukan adanya jaringan irigasi yang memadai. Jaringan irigasi diperlukan untuk mendistribusikan pasokan air khususnya bagi lahan pertanian. Dengan bertambahnya dan semakin baiknya jaringan irigasi yang ada maka diharapkan akan meningkatkan luas areal irigasi sehingga akan meningkatkan produksi pertanian dan akhirnya akan meningkatkan perekonomian masyarakat. Upaya yang dilakukan pada tahun 2015 dengan Rehabilitasi/ Pemeliharaan Jaringan Irigasi di 69 titik yang menyebar di seluruh kecamatan se Kabupaten Ponorogo, dengan tujuan agar terjaga dan terpelihara jaringan irigasi sehingga dapat melancarkan pendistribusian air irigasi Rumah Tangga Persanitasi Untuk mewujudkan lingkungan permukiman yang sehat, bermartabat dan layak huni dibutuhkan prasarana dasar permukiman yang memadai. Prasarana dasar tersebut diantaranya berupa sanitasi lingkungan, jalan lingkungan, air bersih, drainase dan rumah tinggal layak yang huni. Target indikator kinerja rumah tangga persanitasi tahun 2015 sebesar 56,24 %. Realisasi indikator kinerja rumah tangga persanitasi tahun 2015 sebesar 56,24 %. Upaya yang dilakukan pada tahun 2015 adalah : 80

36 1. Pembangunan MCK Lingkungan Kel. Nologaten Kec. Ponorogo 2. Pembangunan MCK Lingkungan Ds. Sukorejo Kec. Sukorejo 3. Pembangunan MCK Lingkungan Ds. Karangan Kec. Badegan 4. Pembangunan MCK Lingkungan Ds. Siwalan Kec. Mlarak 5. Pembangunan MCK Lingkungan Ds. Bangunrejo Kec. Sukorejo 6. Pembangunan MCK Lingkungan Kel. Pakunden Kec. Ponorogo 7. Pembangunan MCK Lingkungan Ds. Sendang Kec. Jambon 8. Pembangunan MCK Lingkungan Ds. Wagir Lor Kec. Ngebel 9. Pembangunan pagar & urugan TPST3R Kel.Kertosari Tujuan Derajad Kesehatan dan Kualitas Hidup Masyarakat. kualitas Iingkungan pemukiman. Hasil penilaian pencapaian sasaran ini pada tahun 2015 dapat disimpulkan sebagai berikut : Tabel 3.11 Pencapaian Kinerja kualitas lingkungan pemukiman. kualitas Iingkungan pemukiman. Indikator kinerja Target Realisasi % Capaian 1 Rumah tangga pengguna air bersih 95,31 % 95,31 % ( / ) 2 Lingkungan 2,92 % 2,92 % pemukiman kumuh (40/1.371,78) 3 Rumah layak huni 88,44 % 88,44 % ( / ) 100 % 100 % 100 % Tabel 3.12 Perbandingan Realisasi Kinerja kualitas lingkungan pemukiman. kualitas Iingkungan pemukiman. Indikator kinerja 1 Rumah tangga pengguna air bersih 2 Lingkungan pemukiman kumuh 3 Rumah layak huni Target Realisasi ,31 % 94,07 % 55,62 % 94,19 % 95,31 % ( / ) 2,92 % 2,72 % 2,57 % 0,02 % 2,92 % (40/ 1.371,78) 88,44 % 88,27 % 82 % 81,84 % 88,44 % 81

37 Tabel 3.13 Perbandingan Realisasi Kinerja s/d akhir periode RPJMD kualitas Iingkungan pemukiman. Indikator kinerja Target Akhir RPJMD Realisasi 1 Rumah tangga pengguna air bersih 95,31 % 95,31 % ( / ) 2 Lingkungan 2,92 % 2,92 % pemukiman kumuh (40/1.371,78) 3 Rumah layak huni 88,44 % 88,44 % ( / ) Tingkat Kemajuan 100 % 100 % 100 % Uraian hasil pencapaian masing-masing indikator kinerja adalah sebagai berikut : Berdasarkan hasil pengukuran sasaran 1.4 pada tabel 3.11, dapat disimpulkan bahwa pencapaian kinerja sasaran SANGAT BERHASIL dengan rata rata capaian sebesar 100 %. Hasil pengukuran yang dilakukan terhadap 3 (tiga) indikator kinerja sasaran, semua indikator kinerja capaiannya sesuai target Rumah tangga pengguna air bersih Rumah tangga pengguna air bersih merupakan perbandingan jumlah rumah tangga pengguna air bersih dibanding jumlah seluruh rumah tangga. Target rumah tangga pengguna air bersih tahun 2015 sebesar 95,31 % dengan realisasi sebesar 95,31 %. Upaya yang dilakukan pada tahun 2015 adalah : - Pembangunan sarana dan prasarana air bersih perdesaan Ds. Pupus Kec. Ngebel - Pembangunan sarana dan prasarana air bersih perdesaan Ds. Munggu Kec. Bungkal - Pembangunan sarana dan prasarana air bersih perdesaan Ds. Banaran Kec. Pulung - Pembangunan sarana dan prasarana air bersih perdesaan Ds. Ngadirojo Kec. Sooko - Pembangunan sarana dan prasarana air bersih perdesaan Ds. Jurug Kec. Sooko - Pembangunan sarana dan prasarana air bersih perdesaan Ds. Tumpakpelem Kec. Sawoo - Pembangunan sarana dan prasarana air bersih perdesaan Ds. Talun Kec. Ngebel - Pembangunan sarana dan prasarana air bersih perdesaan Ds. Bekiring Kec. Pulung - Rehabilitasi/pemeliharaan sarana dan prasarana air bersih perdesaan Ds. Karangpatihan Kec. Balong - Rehabilitasi/pemeliharaan sarana dan prasarana air bersih perdesaan Ds. Bulak Kec. Balong 82

38 - Rehabilitasi/pemeliharaan sarana dan prasarana air bersih perdesaan Ds. Wagir Kidul Kec. Pulung - Rehabilitasi/pemeliharaan sarana dan prasarana air bersih perdesaan Ds. Sempu Kec. Ngebel Lingkungan pemukiman kumuh Lingkungan permukiman kumuh merupakan perbandingan luas lingkungan permukiman kumuh dibanding luas wilayah. Target indikator kinerja lingkungan permukiman kumuh tahun 2015 sebesar 2,92 %. Realisasi indikator kinerja lingkungan permukiman kumuh tahun 2015 sebesar 2,92 % dengan capaian sebesar 100 %. Pencegahan dan peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh dan permukiman kumuh guna meningkatkan mutu kehidupan dan penghidupan masyarakat penghuni dilakukan untuk mencegah tumbuh dan berkembangnya perumahan kumuh dan permukiman kumuh baru serta untuk menjaga dan meningkatkan kualitas dan fungsi perumahan dan permukiman Rumah layak huni Rumah layak huni merupakan perbandingan jumlah rumah layak huni dibanding jumlah penduduk. Target indikator kinerja rumah layak huni tahun 2015 sebesar 88,44 %. Realisasi indikator kinerja lingkungan permukiman kumuh tahun 2015 sebesar 88,44 % dengan capaian sebesar 100 %. Penyelenggaraan perumahan dilakukan untuk memenuhi kebutuhan rumah sebagai salah satu kebutuhan dasar manusia bagi peningkatan dan pemerataan kesejahteraan rakyat, yang meliputi perencanaan perumahan, pembangunan perumahan, pemanfaatan perumahan dan pengendalian perumahan. Pengaturan penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman dilakukan untuk memberikan kepastian hukum dalam penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman, mendukung penataan dan pengembangan wilayah serta penyebaran penduduk yang proporsional melalui pertumbuhan lingkungan hunian dan kawasan permukiman sesuai dengan tata ruang untuk mewujudkan keseimbangan kepentingan, terutama bagi Masyarakatat Berpenghasilan Rendah (MBR), meningkatkan daya guna dan hasil guna sumber daya alam bagi pembangunan perumahan dengan tetap memperhatikan kelestarian fungsi lingkungan, baik di lingkungan hunian perkotaan maupun lingkungan hunian perdesaan, dan menjamin terwujudnya rumah yang layak huni dan terjangkau dalam lingkungan yang sehat, aman, serasi, teratur, terencana, terpadu, dan berkelanjutan. 83

39 Tujuan Derajad Kesehatan dan Kualitas Hidup Masyarakat. penataan kawasan daerah sesuai RT/RW. Hasil penilaian pencapaian sasaran ini pada tahun 2015 dapat disimpulkan sebagai berikut : Tabel 3.14 Pencapaian Kinerja penataan kawasan daerah sesuai RT/RW. penataan kawasan daerah sesuai RT/RW. Indikator kinerja Target Realisasi % Capaian 1 Ruang terbuka hijau 77 % 77 % 100 % persatuan wilayah ber HPL/HGB 2 Rasio bangunan ber IMB 1 kec 1 kec 100 % Tabel 3.15 Perbandingan Realisasi Kinerja penataan kawasan daerah sesuai RT/RW. penataan kawasan daerah sesuai RT/RW. Indikator kinerja 1 Ruang terbuka hijau persatuan wilayah ber HPL/HGB 2 Rasio bangunan ber IMB Target Realisasi % 0 % 72 % 75 % 77 % 1 kec 1 kec 1 kec 1 kec 1 kec Tabel 3.16 Perbandingan Realisasi Kinerja s/d akhir periode RPJMD penataan kawasan daerah sesuai RT/RW. Indikator kinerja 1 Ruang terbuka hijau persatuan wilayah ber HPL/HGB 2 Rasio bangunan ber IMB Target Akhir RPJMD 77 % ( / ) Realisasi 77 % ( / ) Tingkat Kemajuan 100 % 1 kec 1 kec 100 % Uraian hasil pencapaian masing-masing indikator kinerja adalah sebagai berikut : Berdasarkan hasil pengukuran sasaran 1.5 pada tabel 3.14, dapat disimpulkan bahwa pencapaian kinerja sasaran SANGAT BERHASIL dengan rata rata capaian sebesar 100 %. Pengukuran yang dilakukan terhadap 2 (dua) indikator kinerja capaiannya sesuai dengan target yang ditetapkan. 84

40 1.5.1 Ruang terbuka hijau persatuan wilayah ber HPL/HGL Indikator kinerja Ruang terbuka hijau persatuan wilayah ber HPL/HGL merupakan perbandingan luas ruang terbuka hijau dibanding wilayah ber HPL/HGB. Target indikator kinerja Ruang terbuka hijau persatuan wilayah ber HPL/HGL tahun 2015 adalah 100 %. Reliasasi indikator kinerja Ruang terbuka hijau persatuan wilayah ber HPL/HGL tahun 2015 adalah 100 % dengan tingkat capaian sebesar 100 %. Ruang terbuka hijau telah ditetapkan dalam Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah dan ditetapkan dalam Peraturan Bupati Ponorogo, luas Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang ditetapkan seluas Ha. Dari seluruh luas RTH tersebut belum seluruhnya dikelola dan dimanfaatkan sesuai dengan peruntukannya. Oleh karena itu masih diperlukan upaya untuk meningkatkan pengelolaan RTH disamping juga harus dilakukan pengawasan terhadap pemanfaatan RTH oleh masyarakat. Pada Tahun 2015 diadakan Program Pengelolaan ruang terbuka hijau dengan kegiatan Penataan Ruang Terbuka Hijau di antaranya Face Off Taman Kota, Pembuatan Taman bekas TPS Selain itu juga di adakan kegiatan Pemeliharaan RTH Rasio bangunan ber IMB Target indikator kinerja rasio bangunan ber IMB tahun 2015 adalah 1 kecamatan (4,75%). Reliasasi indikator kinerja rasio bangunan ber IMB tahun 2015 adalah 1 kecamatan dengan tingkat capaian sebesar 100 % (4,75%). Secara umum kinerja Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu Kabupaten Ponorogo ini tergolong sangat berhasil. Beberapa faktor yang menyebabkan tercapainya target kinerja adalah : 1. Kesadaran masyarakat melaksanakan perijinan dan melengkapi kewajiban ijin. 2. Iklim usaha dan ekonomi di Kabupaten Ponorogo yang lebih maju. 3. Sarana dan prasarana kantor yang memadai. 4. Sumber daya aparatur yang meningkat. 85

41 Tujuan Derajad Kesehatan dan Kualitas Hidup Masyarakat. mutu pelayanan transportasi. Hasil penilaian pencapaian sasaran ini pada tahun 2015 dapat disimpulkan sebagai berikut : Tabel 3.17 Pencapaian Kinerja mutu pelayanan transportasi. mutu pelayanan transportasi daerah. Indikator kinerja Target Realisasi % Capaian 1 Angkutan darat 86,69 % 66,69 % (75.757/ ) 2 Ketaatan kendaraan 91,22 % 94,22 % wajib uji KIR (15.941/16.919) 76,93 % 103,29 % Tabel 3.18 Perbandingan Realisasi Kinerja mutu pelayanan transportasi daerah. mutu pelayanan transportasi daerah. Indikator kinerja Target Realisasi Angkutan darat 86,69 % 96,49 % 47 % 33,33 % 66,69 % (75.757/ ) 2 Ketaatan 91,22 % - 94,24 % 94,58 % 94,22 % kendaraan (15.941/16.919) wajib uji KIR Tabel 3.19 Perbandingan Realisasi Kinerja s/d akhir periode RPJMD mutu pelayanan transportasi daerah. Indikator kinerja Target akhir RPJMD Realisasi 1 Angkutan darat 86,69 % 66,69 % (75.757/ ) 2 Ketaatan kendaraan 91,22 % 94,22 % wajib uji KIR (15.941/16.919) Tingkat kemajuan 76,93 % 103,29 % Uraian hasil pencapaian masing-masing indikator kinerja adalah sebagai berikut : Berdasarkan hasil pengukuran sasaran 1.6 pada tabel 3.17, dapat disimpulkan bahwa pencapaian kinerja sasaran SANGAT BERHASIL dengan rata rata capaian sebesar 90,11 % Angkutan darat Angkutan darat merupakan perbandingan antara jumlah angkutan darat dibanding jumlah penumpang angkutan darat. 86

42 Target yang ditetapkan untuk indikator kinerja angkutan darat pada tahun 2015 sebesar 86,69 %. Realisasi indikator kinerja angkutan darat tahun 2015 sebesar 66,69 % dengan tingkat capaian sebesar 76,93 %. Tidak tercapainya target akhir periode RPJMD dikarenakan ada penurunan jumlah arus angkutan penumpang umum, hal ini dikarenakan beberapa faktor yang mempengaruhi, antara lain : - Kondisi angkutan umum yang kurang memadai dan tidak sebanding dengan biaya yang harus dibayar oleh masyarakat, - Kemudahan yang diberikan kepada masyarakat dalam memperoleh kendaraan pribadi, sehingga masyarakat lebih menyukai menggunakan kendaraan pribadi daripada harus berlama-lama menunggu angkutan umum. - Jadwal pemberangkatan kendaraan angkutan umum yang tidak kontinyu, terutama untuk angkutan pedesaan dan angkutan bumel. - Tingkat kenyamanan kendaraan angkutan umum yang kurang memadai. - Tidak adanya halte sebagai tempat penurunan dan tempat tunggu penumpang angkutan umum, ini juga berpengaruh terhadap kelancaran arus lalu-lintas Ketaatan kendaraan wajib uji KIR Indikator ini menggambarkan upaya Pemerintah Kabupaten Ponorogo dalam menyediakan sarana transportasi yang layak. Pengukurannya dilakukan dengan uji kelayakan terhadap ketaatan kendaraan wajib uji sebagai syarat beroperasinya kendaraan tersebut. Target indikator kinerja ketaatan kendaraan yang wajib uji KIR pada tahun 2015 sebesar 91,22 %. Realisasi indikator kinerja ketaatan kendaraan wajib uji KIR tahun 2015 sebesar 94,22 % dan tingkat capaian sebesar 103,29 %. Berbagai faktor yang mempengaruhi pencapaian target kinerja adalah : - Diadakannya sosialisasi kepada masyarakat sebelum melakukan uji kendaraan dalam kondisi baik. - Uji kendaraan secara berkala. - Himbauan kepada masyarakat untuk melaksanakan uji KIR kendaraan. - Operasi gabungan kelayakan kendaraan secara rutin. - Ketersediaan fasilitas di area pengujian. 87

43 Tujuan 1 Derajad Kesehatan dan Kualitas Hidup Masyarakat. 1.7 penanganan persampahan, pemanfaatan dan pelestarian sumber daya alam dan lingkungan. Hasil penilaian pencapaian sasaran ini pada tahun 2015 dapat disimpulkan sebagai berikut : Tabel 3.20 Pencapaian Kinerja penanganan persampahan, pemanfaatan dan pelestarian sumber daya alam dan lingkungan. penanganan persampahan, pemanfaatan dan pelestarian sumber daya alam dan lingkungan hidup. Indikator kinerja Target Realisasi % Capaian 1 Penanganan sampah 73,08 % 6,453 % 8,83 % 2 Cakupan pengawasan 100,00 % 100 % 100 % terhadap pelaksanaan AMDAL 3 Tempat Pembuangan 0,02 % 0,0421 % 210,5 % Sampah (TPS) per-satuan penduduk 4 Penanganan hukum 100,00 % 100 % 100 % lingkungan 5 Prosentase mata air diluar 58,33 % - - hutan lindung yang dilindungi 6 Pelayanan pencegahan 70,00 % 100 % 142,86 % pencemaran air 7 Pelayanan pemulihan 66,67 % - - pencemaran air pada sumber air 8 % Kendaraan wajib uji yang 91,22 % - - secara administratif terdaftar di kabupaten 9 % Usaha atau kegiatan 70,00 % 100 % 142,86 % sumber tidak bergerak yang memenuhi persyaratan administratif dan teknis pengendalian pencemaran udara 10 % Kualitas udara yang 70,00 % 90 % 128,57 % memenuhi baku mutu air udara ambient sesuai peraturan perundangundangan yang berlaku 11 % Jumlah TPS dan TPA 100,00 % 100 % 100 % dioperasikan sesuai persyaratan teknis dan lingkungan 12 Jumlah pelaporan masyarakat akibat pencemaran dan atau kerusakan lingkungan yang ditindak lanjuti 100,00 % 100 % (3) 100 % 88

44 Tabel 3.21 Perbandingan Realisasi Kinerja penanganan persampahan, pemanfaatan dan pelestarian sumber daya alam dan lingkungan hidup. penanganan persampahan, pemanfaatan dan pelestarian sumber daya alam dan lingkungan hidup. Indikator kinerja Target Realisasi Penanganan sampah 73,08 % 5,71 % 5,645 % 7,126 % 6,64 % 6,453 % 2 Cakupan 100,00 85 % 100 % 100 % 100 % 100 % pengawasan % terhadap pelaksanaan AMDAL 3 Tempat 0,02 % 0,0383 0,0376 0,468 0,0435 0,0421 Pembuangan % % % % % Sampah (TPS) persatuan penduduk 4 Penanganan 100,00% % 100 % 50 % 100 % hukum lingkungan 5 Prosentase 58,33 % mata air diluar hutan lindung yang dilindungi 6 Pelayanan 70,00 % 60 % 80 % 100 % 33,33 % 100 % pencegahan pencemaran air 7 Pelayanan 66,67 % pemulihan pencemaran air pada sumber air 8 % 91,22 % Kendaraan wajib uji yang secara administratif terdaftar di kabupaten 9 % Usaha atau kegiatan sumber tidak bergerak yang memenuhi persyaratan administratif dan teknis pengendalian pencemaran udara 70,00 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 10 % Kualitas udara yang 70,00 % % 100 % 90 % 89

45 memenuhi baku mutu air udara ambient sesuai peraturan perundangundangan yang berlaku 11 % Jumlah TPS dan TPA dioperasikan sesuai persyaratan teknis dan lingkungan 12 Jumlah pelaporan masyarakat akibat pencemaran dan atau kerusakan lingkungan yang ditindak lanjuti 100,00% 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100,00% % (6) 100 % (2) 100 % (8) 100 % (3) Tabel 3.22 Perbandingan Realisasi Kinerja s/d akhir periode RPJMD penanganan persampahan, pemanfaatan dan pelestarian sumber daya alam dan lingkungan hidup. Indikator kinerja Target Akhir RPJMD Realisasi Tingkat Kemajuan 1 Penanganan sampah 73,08 % 6,453 % 8,83 % 2 Cakupan pengawasan 100% 100 % 100 % terhadap pelaksanaan AMDAL 3 Tempat Pembuangan 0,02 % 0,0421 % 210,50 % Sampah (TPS) per-satuan penduduk 4 Penanganan hukum 100 % 100 % 100 % lingkungan 5 Prosentase mata air diluar 58,33 % - - hutan lindung yang dilindungi 6 Pelayanan pencegahan 70 % 100 % 142,86 % pencemaran air 7 Pelayanan pemulihan 66,67 % - - pencemaran air pada sumber air 8 % Kendaraan wajib uji yang 91,22 % - - secara administratif terdaftar di kabupaten 9 % Usaha atau kegiatan sumber tidak bergerak yang memenuhi persyaratan administratif dan teknis 70 % 100 % 142,86 % 90

46 pengendalian pencemaran udara 10 % Kualitas udara yang memenuhi baku mutu air udara ambient sesuai peraturan perundangundangan yang berlaku 11 % Jumlah TPS dan TPA dioperasikan sesuai persyaratan teknis dan lingkungan 12 Jumlah pelaporan masyarakat akibat pencemaran dan atau kerusakan lingkungan yang ditindak lanjuti 70 % 90 % 128,57 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % (3) 100 % Uraian hasil pencapaian masing-masing indikator kinerja adalah sebagai berikut : Berdasarkan hasil pengukuran sasaran 1.7 pada tabel 3.20, dapat disimpulkan bahwa pencapaian kinerja sasaran SANGAT BERHASIL dengan rata rata capaian sebesar 86,14 %. Pengukuran yang dilakukan terhadap 11 (sebelas) indikator kinerja sasaran, terdapat 4 (empat) indikator kinerja yang capaiannya sesuai target, 4 (empat) indikator yang capaiannya melebihi target, 1 (satu) indikator kinerja yang capaiannya kurang dari target dan 3 (tiga) indikator kinerja yang capaiannya 0 %. Terhadap indikator kinerja yang capaiannya 0% dikarenakan sampai dengan tahun 2015 belum ada program maupun kegiatan yang dapat memenuhi ke 3 (tiga) indikator tersebut yaitu indikator kinerja Penanganan Hukum Lingkungan, Prosentase mata air diluar hutan lindung yang dilindungi, Prosentase Kendaraan Wajib Uji yang secara Administratif terdaftar di Laboratorium. Namun demikian terhadap capaian kinerja yang melampaui target maupun tidak memenuhi target Pemerintah Kabupaten Ponorogo tetap akan melakukan langkahlangkah kongkrit melalui strategi dan kebijakan untuk melakukan perbaikan pada tahun berikutnya Penanganan sampah Pada tahun 2015 volume sampah yang ditangani (volume sampah yang terangkut ke TPA) adalah 147,75 m 3 /hari, sedangkan volume produksi sampah (volume timbunan sampah total Kabupaten Ponorogo) pada tahun 2015 sebesar 2.289,660 m 3 /hari. Target indikator kinerja penanganan sampah tahun 2015 sebesar 73,08 % dengan realisasi sebesar 6,453 % dengan tingkat capaian sebesar 8,83 %. Berbagai faktor yang mempengaruhi ketidaktercapaian target kinerja adalah : 1. Kurangnya sarana dan prasarana penanganan sampah. 2. Kurangnya kesadaran masyarakat untuk mengelola sampah. Upaya yang dilakukan pada tahun 2015 adalah : - Menambah jumlah angkutan sampah. 91

47 - Menambah sarana dan prasrana pengelolaan sampah. - Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk mengelola sampah mulai dari rumah tangga sampai tingkat komunal sosialisasi, pelatihan dan pendampingan. - Pengelolaan sampah mandiri oleh masyarakat di TPS T(tempat pembuangan sampah terpadu). Di TPST ini masyarakat dapat melakukan pemilahan sampah sehingga sampah organik/basah dapat dijadikan kompos,sedangkann sampah yang tidak dapat dimanfaatkan dapat dibuang ke TPA, dengan demikian demikian sampah yang terbuang ke TPA akan berkurang jumlahnya. Sampai saat ini di Kabupaten Ponorogo terdapat 25 unit TPS dan terdapat 2 unit TPST. Jumlah TPA (tempat pemrosesan akhir) sampah yang dimiliki sejumlah 1 unit yaitu TPA Mrican yang terletak di Desa Tajug Kecamatan Siman. Sistem operasional TPA yang digunakan adalah control landfill. Keseluruhan TPS dan TPA yang terdapat di Kabupaten Ponorogo telah sesuai persyaratan teknis dan lingkungan Cakupan pengawasan terhadap pelaksanaan AMDAL Cakupan pengawasan terhadap pelaksanaan AMDAL merupakan perbandingan dari jumlah perusahaan wajib AMDAL yang telah diawasi dibanding jumlah seluruh perusahaan wajib AMDAL. Target indikator kinerja cakupan pengawasan terhadap pelaksanaan AMDAL tahun 2015 sebesar 100 % dengan realisasi sebesar 100 % dan tingkat capaian sebesar 100 %. Pada tahun 2015, berdasarkan data yang telah masuk di Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ponorogo, bahwa jumlah perusahaan yang telah diawasi sebanyak 118 kegiatan usaha. Sedangkan jumlah kegiatan usaha yang wajib UKL/UPL /AMDAL/SPPL adalah 118 unit. Sehingga dapat diperoleh bahwa prosentase cakupan pengawasan terhadap pelaksanaan AMDAL (dan juga SPPL, serta UKL UPL) adalah sebesar 100% Tempat pembuangan sampah (TPS) per-satuan penduduk Tempat pembuangan sampah (TPS) per-satuan penduduk merupakan perbandingan jumlah daya tampung TPS (m³) dibagi jumlah penduduk. Target indikator kinerja tempat pembuangan sampah (TPS) per-satuan penduduk tahun 2015 sebesar 0,02 % dan realisasi sebesar 0,0421 % dengan capaian sebesar 210,5 %. Volume daya tampung TPS 386 m 3, jumlah TPS di Kabupaten Ponorogo 25 unit dan jumlah TPST 2 unit, sedangkan jumlah penduduk menurut data BPS (Badan Pusat Statistik) Kabupaten Ponorogo tahun 2015 adalah jiwa, sehingga diperoleh prosentase TPS per satuan penduduk adalah 0,0421%. 92

48 Adapun rincian TPS 25 unit di Kabupaten Ponorogo adalah sebagai berikut : No. Lokasi Jumlah (unit container) 1 TPS Pasar ayam Jl. Pacar Tonatan 1 2 TPS Terminal lama Jl. Basuki Rahmat Tonatan 2 3 TPS Jl. Bhayangkara Mangkujayan 2 4 TPS Jl. Pahlawan Bangunsari 1 5 TPS Jl. Anggrek Nologaten 1 6 TPS Gedung Korpri Mangkujayan 1 7 TPS Pasar Legi Banyudono 1 8 TPS Asem Buntung Jl. MT. Haryono Jingglong 1 9 TPS Sub Terminal Jl. Trunojoyo Tambakbayan 1 10 TPS. Jl. Imam Bonjol Brotonegaran 1 11 TPS. Jl. Batoro Katong, Mangunsuman 1 12 TPS Jl. Udan Liris Cokromenggalan 1 13 TPS Perum Kertosari, Kertosari 1 14 TPS RSU Keniten 1 15 TPS Perum Singosaren, Singosaren 1 16 TPS Pondok Mayak, Tonatan 1 17 TPS Perum Tajug 1 18 TPS Perum Keniten, Keniten 1 19 TPS Terminal Seloaji, Cekok 2 20 TPS Pondok Gontor II Ds. Madusari 1 21 TPS Jeruksing Ronowijayan 1 22 TPS Pasar Jetis Ds Jetis 1 23 TPS Pasar Balong Ds Balong 1 24 TPS Pasar Sumoroto Ds. Plosojenar 1 25 TPS Jl. Letjend Suprapto Ronowijayan Penegakan hukum lingkungan Penegakan hukum lingkungan merupakan perbandingan jumlah kasus lingkungan yang diselesaikan Pemda dibanding jumlah kasus lingkungan yang ada. Target indikator kinerja penegakan hokum lingkungan tahun 2015 sebesar 100 %. Realisasi indikator kinerja penegakan hokum lingkungan tahun 2015 sebesar 100 % dengan capaian sebesar 100 %. Pada tahun 2015, seperti pada indikator jumlah laporan masyarakat akibat pencemaran dan atau kerusakan lingkungan yang ditindaklanjuti bahwa jumlah kasus pengaduan yang sudah ditindaklanjuti adalah 3. Sedangkan jumlah seluruh laporan pengaduan yang masuk adalah 3. Sehingga realisasi adalah 100%. 93

49 1.7.5 Pelayanan pencegahan pencemaran air Target indikator kinerja pelayanan pencegahan pencemaran air tahun 2015 sebesar 70 %. Realisasi indikator kinerja indikator pelayanan pencegahan pencemaran air tahun 2015 sebesar 100 % dengan capaian sebesar 142,86 %. Pada Tahun 2015, jumlah usaha dan/atau kegiatan yang diawasi sebanyak 6 unit yaitu PT. Sorini Agro Asia Corporindo,Tbk ; Rumah Sakit Umum Aisyiyah Ponorogo ; Rumah Sakit Dr. Hardjono; Rumah Sakit Darmayu; Rumah Sakit Muhammadiyah; dan Rumah Sakit Umum Muslimat. Sedangkan jumlah usaha dan/atau kegiatan yang mentaati persyaratan administratif dan teknis pencegahan pencemaran air (sesuai dengan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : KEP-51/MENLH/10/1995 tentang Baku Mutu Limbah Cair bagi Kegiatan Industri pasal 6) terdapat 6 unit % Usaha atau kegiatan sumber tidak bergerak yang memenuhi persyaratan administratif dan teknis pengendalian pencemaran udara Target indikator kinerja % Usaha atau kegiatan sumber tidak bergerak yang memenuhi persyaratan administratif dan teknis pengendalian pencemaran udara tahun 2015 sebesar 70 % dan realisasi sebesar 100 % dengan capaian sebesar 142,86 %. Pada Tahun 2015, jumlah usaha dan/atau kegiatan yang berpotensi mencemari udara terdapat 1 unit yaitu PT. Sorini Agro Asia Corporindo,Tbk (khusus kegiatan usaha yang memiliki cerobong sebagaimana sesuai dengan petunjuk teknis Standar Pelayanan Minimal Bidang Lingkungan Hidup dalam Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 20 Tahun 2008) % Kualitas udara yang memenuhi baku mutu air udara ambient sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku Target indikator kinerja % Kualitas udara yang memenuhi baku mutu air udara ambient sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku tahun 2015 sebesar 70 % dan realisasi sebesar 90 % dengan capaian sebesar 128,57 %. Pada tahun 2015, telah dilakukan pengujian kualitas udara ambient di 4 lokasi titik sampling yaitu Pasar Legi Songgolangit, Terminal Seloaji, Utara Aloon aloon dan depan Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ponorogo. Paramater pengujian kualitas udara ambient terdapat 10 parameter. Dari hasil kegiatan pengujian diketahui bahwa semua parameter uji di 4 lokasi titik sampling tersebut terdapat 1 parameter yang belum memenuhi dan melebihi baku mutu yang ditetapkan yaitu parameter kebisingan (noise). Standar baku mutu yang digunakan adalah mengacu pada Peraturan Gubernur Jawa Timur No. 10/2009 tentang Baku Mutu Udara Ambien dan Emisi Sumber Tidak Bergerak di Jawa Timur. 94

50 1.7.8 Prosentase Jumlah TPS dan TPA dioperasikan sesuai persyaratan teknis dan lingkungan Target indikator kinerja % Jumlah TPS dan TPA dioperasikan sesuai persyaratan teknis dan lingkungan tahun 2015 sebesar 100 % dan realisasi sebesar 100 % dengan capaian sebesar 100 %. Pada tahu 2015 jumlah TPS yang terdapat di Kabupaten Ponorogo adalah 25 unit sedangkan jumlah TPST terdapat 2 unit. Jumlah TPA (Tempat Pemrosesan Akhir) sampah yang dimiliki Kabupaten Ponorogo adalah 1 unit yaitu TPA Mrican yang terletak di Desa Tajug Kec. Siman Kabupaten Ponorogo. Sistem operasional TPA yang digunakan adalah control landfill. Keseluruhan TPS dan TPA yang terdapat di Kabupaten Ponorogo telah sesuai persyaratan teknis dan lingkungan Jumlah pelaporan masyarakat akibat pencemaran dan atau kerusakan lingkungan yang ditindak lanjuti Target indikator kinerja Jumlah pelaporan masyarakat akibat pencemaran dan atau kerusakan lingkungan yang ditindak lanjuti tahun 2015 sebesar 100 % dan realisasi sebesar sebesar 100 % dengan capaian sebesar 100 %. Pada Tahun 2015 terdapat 3 laporan masyarakat. Ketiganya terkait dengan usaha pertambangan, sehingga dalam tindak lanjutnya dibutuhkan kerjasama dengan instansi terkait yaitu Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Ponorogo. NO WAKTU DITERIMANYA PENGADUAN SUMBER PENCEMAR 95 POKOK ADUAN TINDAK LANJUT Permohonan penutupan tambang di Desa Tanjungrejo Kecamatan Badegan. Terjadi kerusakan dan pengikisan Maret 2015 tanah akibat penggunaan alat berat Usaha Warga resah terhadap rusaknya situs penambangan makam kuno Adanya banjir yang disertai lumpur yang menimpa perumahan warga Rusaknya saluran air yang ada di sekitar gunung Maret April 2015 Kegiatan penambangan Usaha pengerukan pasir Terdapat 3 lokasi kegiatan penambangan trass tanpa ijin di Desa Pomahan Kecamatan Pulung Kegiatan penambangan tersebut menyebabkan kerusakan ruas jalan antara Desa Kesugihan hingga Desa Jenangan serta meresahkan masyarakat Masyarakat keberatan dengan adanya usaha pengerukan pasir di Dusun Sisir Desa Kesugihan Kecamatan Pulung karena mengakibatkan jalan rusak, selain itu jalan menjadi ambles dan longsor. Telah ditindaklanjuti melalui musyawarah desa,dan sudah ada kesepakatan antara pihak pemerintah desa dengan masyarakat yang mengajukan pengaduan Telah ditindaklanjuti melalui musyawarah desa,dan sudah ada kesepakatan antara pihak pemerintah desa dengan masyarakat yang mengajukan pengaduan Telah ditindaklanjuti melalui musyawarah desa,dan sudah ada kesepakatan antara pihak pemerintah desa dengan masyarakat yang mengajukan pengaduan

51 Tujuan Derajad Kesehatan dan Kualitas Hidup Masyarakat. mutu tata kelola pertanahan daerah. Hasil penilaian pencapaian sasaran ini pada tahun 2015 dapat disimpulkan sebagai berikut : Tabel 3.23 Pencapaian Kinerja mutu tata kelola pertanahan daerah. mutu tata kelola pertanahan daerah. Indikator kinerja Target Realisasi % Capaian 1 Luas lahan bersertifikat 0,90 % Penyelesaian kasus NIHIL NIHIL NIHIL tanah Negara Tabel 3.24 Perbandingan Realisasi Kinerja mutu tata kelola pertanahan mutu tata kelola pertanahan daerah. Indikator kinerja 1 Luas lahan bersertifikat 2 Penyelesaian kasus tanah Negara Target Realisasi ,90 % 0,50 % 0 16,27 % 0 (20 bidang) NIHIL NIHIL NIHIL NIHIL NIHIL Tabel 3.25 Perbandingan Realisasi s/d akhir periode RPJMD mutu tata kelola pertanahan daerah. Indikator kinerja Target Akhir RPJMD Realisasi Tingkat Kemajuan 1 Luas lahan bersertifikat 0,90 % Penyelesaian kasus NIHIL NIHIL - tanah Negara Uraian hasil pencapaian masing-masing indikator kinerja adalah sebagai berikut : Berdasarkan hasil pengukuran sasaran 1.8 pada tabel 3.23, dapat disimpulkan bahwa pencapaian kinerja sasaran KURANG dengan rata rata capaian sebesar 50 %. Pengukuran yang dilakukan terhadap 2 (dua) indikator kinerja sasaran, terdapat 1 (satu) indikator kinerja yang capaiannya sesuai target (0 %). Namun demikian terhadap capaian kinerja yang melampaui target maupun tidak memenuhi target Pemerintah Kabupaten Ponorogo tetap akan melakukan langkah-langkah kongkrit melalui strategi dan kebijakan untuk melakukan perbaikan pada tahun berikutnya. 96

52 1.8.1 Luas lahan bersertifikat Luas lahan bersertifikat merupakan perbandingan luas lahan bersertifikat di suatu daerah dibanding luas lahan yang seharusnya bersertifikat di suatu daerah. Target indikator kinerja luas lahan bersertifikan tahun 2015 sebesar 0,90 % belum dapat tercapai sehingga capaiannya 0 %. Tahun 2015 belum dapat terealisasi dikarenakan penyelesaian usulan persertifikatan tanah selama ini memang tidak bisa terselesaikan pada tahun berjalan, banyaknya masalah tanah asset dan proses pada Badan Pertanahan Nasional yang cukup lama, namun pengusulan pada tahun 2014 sejumlah 43 bidang tercapai (sertifikat jadi) pada tahun 2015 sebanyak 7 bidang Penyelesaian kasus tanah Negara Penyelesaian kasus tanah Negara merupakan perbandingan jumlah kasus yang diselesaikan dibanding jumlah kasus yang terdaftar. Target indikator kinerja penyelesaian kasus tanah negara tahun 2015 adalah NIHIL, ini berarti selama ini di Kabupaten Ponorogo tidak ada perkara/kasus tanah yang diselesaikan, dimana dapat dilihat realisasi mulai tahun 2011 s/d 2015 realisasinya adalah NIHIL. Tujuan Derajad Kesehatan dan Kualitas Hidup Masyarakat. kualitas pelayanan administrasi kependudukan. Hasil penilaian pencapaian sasaran ini pada tahun 2015 dapat disimpulkan sebagai berikut : Tabel 3.26 Pencapaian Kinerja kualitas pelayanan administrasi kependudukan. kualitas pelayanan administrasi kependudukan Indikator kinerja Target Realisasi % Capaian 1 Kepemilikan KTP 87,62 % 90,88 % 103,72 % 2 Rasio bayi berakte 60,04 % 61,84 % 103 % kelahiran 3 Penerapan KTP nasional berbasis NIK SUDAH SUDAH 100 % 97

53 Tabel 3.27 Perbandingan Realisasi Kinerja kualitas pelayanan administrasi kependudukan. kualitas pelayanan administrasi kependudukan Indikator kinerja Target Realisasi Kepemilikan KTP 87,62 % 78,54 % 92,07 % 90,90 % 90,88 % 2 Rasio bayi berakte 60,04 % 92 % 57,59 % 77,19 % 61,84 % kelahiran 3 Penerapan KTP SUDAH SUDAH SUDAH SUDAH SUDAH nasional berbasis NIK Tabel 3.28 Perbandingan Realisasi Kinerja s/d akhir periode RPJMD kualitas pelayanan administrasi kependudukan. Indikator kinerja Target Akhir RPJMD Realisasi Tingkat kemajuan 1 Kepemilikan KTP 87,62 % 90,88 % 103,72 % 2 Rasio bayi berakte 60,04 % 61,84 % 103 % kelahiran 3 Penerapan KTP SUDAH SUDAH Sesuai target nasional berbasis NIK Uraian hasil pencapaian masing-masing indikator kinerja adalah sebagai berikut : Berdasarkan hasil pengukuran sasaran 1.9 pada tabel 3.26, dapat disimpulkan bahwa pencapaian kinerja sasaran SANGAT BERHASIL dengan rata rata capaian sebesar 102,24 %. Hasil pengukuran yang dilakukan terhadap 3 (tiga) indikator kinerja sasaran, semua indikator kinerja realisasinya melebihi target Kepemilikan KTP Kepemilikan KTP merupakan perbandingan jumlah penduduk usia > 17 tahun yang ber KTP dibanding jumlah penduduk usia > 17 tahun atau yang telah menikah. Target indikator kinerja kepemilikan KTP tahun 2015 sebesar 87,62 %. Realisasi indikator kinerja kepemilikan KTP tahun 2015 sebesar 90,88 % dengan capaian sebesar 103,72 %. Berbagai faktor yang mempengaruhi pencapaian target kinerja adalah : 1. Kesadaran masyarakat akan arti pentingnya KTP. 2. Sosialisasi kepada masyarakat bekerja sama dengan Pemerintah Desa/Kelurahan untuk menyampaikan akan arti pentingnya Administrasi Kependudukan. 3. Pelayanan perekaman KTP-el jemput bola bagi penduduk yang jompo dan difabel. 4. Talkshow/siaran radio dan pengadaan pamfle/brosur. 98

54 1.8.2 Rasio bayi berakte kelahiran Rasio bayi berakte kelahiran merupakan perbandingan jumlah bayi lahir yang mempunyai akte kelahiran dibanding jumlah keseluruhan bayi lahir. Target indikator kinerja rasio bayi berakte kelahiran tahun 2015 sebesar 60,04 % dan realisasi sebesar 61,84 dengan capaian sebesar 103 %. Faktor faktor yang mempengaruhi tercapainya target kinerja adalah : - Kesadaran masyarakat akan arti pentingnya akte kelahiran. - Adanya peningkatan frekwensi pelaksanaan pendekatan pelayanan untuk masyarakat (program jemput bola). - Adanya dukungan/motivasi yang jelas telah memotivasi masyarakat untuk memahami pentingnya dokumen pencatatan sipil. - Adanya kesinambungan pelaksanaan program penyuluhan bidang kependudukan dan pencatatan sipil. Upaya yang dilakukan dalam meningkatkan pelayanan antara lain : Memberikan sosialisasi akan arti pentingnya kepemilikan dokumen kependudukan. serta diadakan talkshow/siaran radio, pengadaan pamflet/brosur Penerapan KTP Nasional berbasis NIK Berdasarkan hasil pengukuran pada indikator kinerja penerapan KTP Nasional berbasis NIK tahun 2015 yang merupakan target akhir RPJMD dapat dikatakan bahwa Pemerintah Kabupaten Ponorogo sudah menerapkan KTP nasional berbasis NIK. Sejak tahun 2006 Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Ponorogo telah memberlakukan NIK dan telah tersedia pula Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) Online di seluruh Kecamatan se-kabupaten Ponorogo. Tujuan 1 Derajad Kesehatan dan Kualitas Hidup Masyarakat cakupan dan kualitas pelayanan keluarga berencana. Hasil penilaian pencapaian sasaran ini pada tahun 2015 dapat disimpulkan sebagai berikut : Tabel 3.29 Pencapaian Kinerja cakupan dan kualitas pelayanan Keluarga Berencana. Indikator kinerja Target Realisasi % Capaian cakupan dan kualitas pelayanan Keluarga Berencana. 1 Prevalensi peserta KB aktif 2 Keluarga sejahtera dan keluarga sejahtera 1 75,62 % 76,42 % 101,06 % 44,45 % 42,28 % 95,12 % 99

55 Tabel 3.30 Perbandingan Realisasi Kinerja cakupan dan kualitas pelayanan Keluarga Berencana. cakupan dan kualitas pelayanan Keluarga Berencana. Indikator kinerja 1 Prevalensi peserta KB aktif 2 Keluarga sejahtera dan keluarga sejahtera 1 Target Realisasi ,62 % - 76,24 % 98,30 % 76,42 % 44,45 % - 47,08 % 42,41 % 42,28 % Tabel 3.31 Perbandingan Realisasi Kinerja s/d akhir periode RPJMD cakupan dan kualitas pelayanan Keluarga Berencana. Indikator kinerja 1 Prevalensi peserta KB aktif 2 Keluarga sejahtera dan keluarga sejahtera 1 Target Akhir RPJMD Realisasi Tingkat kemajuan 75,62 % 76,42 % 101,06 % 44,45 % 42,28 % 95,12 % Uraian hasil pencapaian masing-masing indikator kinerja adalah sebagai berikut : Berdasarkan hasil pengukuran sasaran 1.10 pada tabel 3.29, dapat disimpulkan bahwa pencapaian kinerja sasaran SANGAT BERHASIL dengan rata rata capaian sebesar 98,09 %. Hasil pengukuran yang dilakukan terhadap 2 (dua) indikator kinerja sasaran, semua indikator kinerja capaiannya melebihi target Prevalensi peserta KB aktif Prevalensi peserta KB aktif merupakan perbandingan jumlah peserta KB aktif dibanding jumlah pasangan usia subur. Target indikator kinerja prevalensi peserta KB aktif tahun 2015 sebesar 75,62 % dengan capaian sebesar 101,06 % dan realisasi sebesar 76,42 % ( ) dengan capaian sebesar 101,06 %. Jumlah peserta KB aktif dari tahun ke tahun terus meningkat. Berbagai factor yng menyebabkan tercapainya target kinerja adalah : 1. Tersedianya alat kontrasepsi. 2. Kesadaran masyarakat untuk ikut KB. 3. Dukungan dari Pemerintah Kabupaten Ponorogo. 100

56 Keluarga sejahtera dan keluarga sejahtera 1 Keluarga sejahtera dan keluarga sejahtera 1 merupakan perbandingan jumlah keluarga pra sejahtera dan keluarga sejahtera 1 dibanding jumlah keluarga. Target indikator kinerja Keluarga sejahtera dan keluarga sejahtera 1 tahun 2015 sebesar 44,45 %. Realisasi indikator kinerja Keluarga sejahtera dan keluarga sejahtera 1 tahun 2015 sebesar 42,28 % dengan capaian sebesar 95,12 %. Faktor-faktor yang menyebabkan ketidaktercapaian kinerja adalah : 1. Tingkat pendapatan masyarakat masih rendah. 2. Sumber daya manusia masih relatif rendah. 3. Lapangan pekerjaan masih kurang. Tujuan Derajad Kesehatan dan Kualitas Hidup Masyarakat. kualitas pelayanan perpustakaan dan minat baca masyarakat. Hasil penilaian pencapaian sasaran ini pada tahun 2015 dapat disimpulkan sebagai berikut : Tabel 3.32 Pencapaian Kinerja kualitas pelayanan perpustakaan dan minat baca masyarakat. kualitas pe!ayanan Perpustakaan dan minat baca masyarakat. Indikator kinerja Target Realisasi % Capaian 1 Koleksi buku yang tersedia di perpustakaan daerah 2 Pengunjung perpustakaan 55,23 % 69,91 % (12.485/22.927) 70,00 % 54,46 % (15.472/22.131) 126,56 % 77,80 % Tabel 3.33 Perbandingan Realisasi Kinerja kualitas pelayanan perpustakaan dan minat baca masyarakat. Meningkatny a kualitas pe!ayanan Perpustakaa n dan minat baca masyarakat. Indikator kinerja 1 Koleksi buku yang tersedia di perpustakaan daerah 2 Pengunjung perpustakaan Target 55,23% 9,65 % 56,62 % (32.000/2078) Realisasi ,34 % 70,00 % % ( / ) 55,01 % 69,91 % (12.485/22.927) 54,46 % (15.472/22.131) 101

57 Tabel 3.34 Perbandingan Realisasi s/d akhir periode RPJMD kualitas pe!ayanan Perpustakaan dan minat baca masyarakat. Indikator kinerja 1 Koleksi buku yang tersedia di perpustakaan daerah 2 Pengunjung perpustakaan Target Akhir RPJMD Realisasi 55,23 % 69,91 % (12.485/22.927) 70,00 % 54,46 % (15.472/22.131) Tingkat Kemajuan 126,58 % 77,80 % Uraian hasil pencapaian masing-masing indikator kinerja adalah sebagai berikut : Berdasarkan hasil pengukuran sasaran 1.11 pada tabel 3.32, dapat disimpulkan bahwa pencapaian kinerja sasaran SANGAT BERHASIL dengan rata rata capaian sebesar 102,18 %. Hasil pengukuran yang dilakukan terhadap 2 (dua) indikator kinerja sasaran, semua indikator kinerja capaiannya melebihi target Koleksi buku yang tersedia di perpustakaan Target Koleksi buku yang tersedia di perpustakaan daerah tahun 2015 sebesar 55,23 % dengan realisasi sebesar 69,91 % (12.485/ buku) dengan capaian sebesar 102,19 %. Koleksi buku yang ada di perpustakaan dari tahun ke tahun selalu meningkat. Faktor utama yang menyebabkan tercapainya target kinerja adalah tersedianya dana untuk pengadaan buku perpustakaan dimana pengadaan buku ini menjadi prioritas utama kegiatan perpustakaan. Dengan semakin banyaknya koleksi buku yang dimiliki akan semakin meningkatkan minat masyarakat untuk mengunjungi perpustakaan Pengunjung perpustakaan Penunjung perpustakaan merupakan perbandingan jumlah kunjungan ke perpustakaan selama 1 tahun dibanding jumlah orang dalam populasi yang harus dilayani. Target indikator kinerja pengunjung perpustakaan tahun 2015 sebesar 70 % dan realisasi sebesar sebesar 54,46 % (15.472) dengan capaian sebesar 77,80 %. Berbagai factor yang mempengaruhi tercapainya target kinerja adalah : 1) Layanan Perpustakaan Umum Layanan Perpustakaan umum memiliki prinsip accessible for all artinya mampu diakses atau dinikmati semua kalangan masyarakat. a). Sirkulasi merupakan layanan utama yang dimiliki oleh Kantor Perpustakaan Daerah Kabupaten Ponorogo yang bertujuan untuk menyediakan koleksi yang up to date untuk dipinjamkan ke pemustaka. 102

58 b). Internet access adalah layanan internet WIFI gratis yang diberikan Kantor Perpustakaan Daerah kepada para pengunjung perpustakaan demi kepuasan pelayanan dan memudahkan para pengguna untuk mendapatkan informasi selain dari perpustakaan. c). Layanan Referensi Kantor Perpustakaan Daerah Kabupaten Ponorogo menyediakan koleksi yang ada diruangan referensi. 2) Layananan Mobil Perpustakaan Keliling a). Layanan Mobil Perpustakaan Keliling yang mempunyai sasaran ke Perpustakaan Sekolah, Perpustakaan Pondok Pesantren, Perpustakaan Desa, Perpustakaan Instansi dan masyarakat umum di wilayah Kabupaten Ponorogo khususnya yang berada jauh dari jangkauan dari lokasi perpustakaan daerah. b). Layanan Gerakan Cinta Buku Layanan mobil perpustakaan keliling dengan tema Gerakan Cinta Buku dilaksanakan pada hari Sabtu dan Minggu, dengan sasaran pelajar, mahasiswa dan masyarakat umum yang sedang melaksanakan olahraga pagi, atau sekedar bersantai di sekitar Jl. Suromenggolo (Jalan Baru) dan Aloon-aloon (sekitar patung Macan 7). 3) Lomba bercerita siswa Tingkat SD/MI Lomba bercerita siswa Tingkat SD/MI bertujuan untuk mengembangkan meniat baca untuk pelajar. 4) Publikasi dan sosialisasi Permasalahan : 1. Ruang baca pengunjung yang kurang luas sehingga pengunjung kurang merasa nyaman. 2. Belum menerapkan sistem Otomasi Perpustakaan untuk kegiatan sirkulasi (pc pinjaman dan pengembalian buku) karena peralatan belum mencukupi. Hal ini tidak efisien waktu, sehingga ketika banyak pengunjung yang membutuhkan layanan sirkulasi, mereka harus sabar/antri menunggu petugas layanan mencatat sirkulasi tersebut. Upaya pemecahan masalah : 1. Menata rak buku dan meja kursi baca sedemikian rupa (walau berhimpitan) dan selalu menyalakan lampu pada jam layanan/jam kerja supaya ruangan menjadi terang. 2. Melakukan kegiatan sirkulasi dengan sistem manual. 103

59 MISI 2. Memacu pertumbuhan ekonomi dan membuka lapangan kerja dalam rangka pengentasan kemiskinan dan mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Untuk mencapai misi Memacu pertumbuhan ekonomi dan membuka lapangan kerja dalam rangka pengentasan kemiskinan dan mewujudkan kesejahteraan masyarakat. ditetapkan sebanyak 1 (satu) tujuan dan 11 (sebelas) sasaran. Hasil pengukuran pencapaian sasaran misi ini pada tahun 2015 dapat disimpulkan sebagai berikut : No. Tujuan - Tingkat keberhasilan Tujuan 2 : daya saing dan struktur ekonomi daerah. 1. kesempatan kerja dan kualitas calon tenaga kerja. 2. kualitas koperasi dan usaha kecil dan menengah ( UKM ). 3. investasi di daerah. Sangat berhasil Sangat berhasil 4. ketersediaan pangan utama masyarakat. Sangat berhasil 5. produksi dan produktifitas pangan. Sangat berhasil 6. fungsi pelestarian hutan. Kurang 7. pengelolaan energy dan sumber daya mineral. 8. produksi perikanan dan konsumsi ikan di masyarakat. Sangat berhasil Sangat berhasil 9. volume perdagangan. Berhasil 10. kualitas dan kuantitas hasil industry unggulan daerah. 11 pelayanan transmigrasi dan kerjasama antar daerah bidang transmigrasi. Kurang Sangat berhasil Pencapaian ke 11 (sebelas) sasaran tersebut dilaksanakan melalui urusan ketenagakerjaan, koperasi dan usaha kecil menengah, penanaman modal, ketahanan pangan, pertanian, kehutanan, energi dan sumber daya mineral, kelautan dan perikanan, industri dan ketransmigrasian. 104

60 Uraian hasil pencapaian masing-masing sasaran adalah sebagai berikut : Tujuan Daya Saing dan Struktur Ekonomi Daerah. kesempatan kerja dan kualitas calon tenaga kerja. Hasil penilaian pencapaian sasaran ini pada tahun 2015 dapat disimpulkan sebagai berikut : Tabel 3.35 Pencapaian Kinerja kesempatan kerja dan kualitas calon tenaga kerja. kesempatan kerja dan kulitas calon tenaga kerja. Indikator kinerja Target Realisasi % Capaian 1 Tingkat partisipasi angkatan kerja 2 Prosentase Pencari kerja yang ditempatkan 80,64 % 99,19 % ( ) 25,10 % 72,01 % (4.828) 123 % 286,89 % Tabel 3.36 Perbandingan Realisasi Kinerja kesempatan kerja dan kualitas calon tenaga kerja. kesempatan kerja dan kulitas calon tenaga kerja. Indikator kinerja Target Realisasi 1 Tingkat partisipasi angkatan kerja 2 Prosentase Pencari kerja yang ditempatkan ,64 % 76,92 % 80,63 % 99,56 % 81,76 % 99,19 % ( ) 25,10 % 22,03 % 25,02 % 52,25 % 64,17 % 72,01 % (4.828) Tabel 3.37 Perbandingan Realisasi Kinerja s/d akhir periode RPJMD kesempatan kerja dan kulitas calon tenaga kerja. Indikator kinerja 1 Tingkat partisipasi angkatan kerja 2 Prosentase Pencari kerja yang ditempatkan Target Akhir RPJMD Realisasi 80,64 % 99,19 % ( ) 25,10 % 72,01 % (4.828) Tingkat Kemajuan 123 % 286,89 % 105

61 Uraian hasil pencapaian masing-masing indikator kinerja adalah sebagai berikut : Berdasarkan hasil pengukuran sasaran 2.1 pada tabel 3.35, dapat disimpulkan bahwa pencapaian kinerja sasaran SANGAT BERHASIL dengan rata rata capaian sebesar 204,95 %. Hasil pengukuran yang dilakukan terhadap 2 (dua) indikator kinerja sasaran, semua indikator kinerja capaiannya melebihi target Tingkat partisipasi angkatan kerja Tingkat partisipasi angkatan kerja merupakan jumlah pencari kerja yang mengikuti pelatihan. Tingkat partisipasi angkatan kerja ini menggambarkan seberapa besar kemampuan penduduk usia kerja untuk memperoleh penghasilan atau membantu menambah penghasilan keluarga. Target yang ditetapkan untuk tahun 2015 yaitu sebesar 80,64 % dengan realisasi 99,19 % dengan capaian 123 %. Pada tahun 2015 jumlah angkatan kerja di Kabupaten Ponorogo mencapai orang. Sementara itu jumlah penduduk yang berada pada usi kerja (15-64 Tahun) mencapai orang Prosentase pencari kerja yang ditempatkan Jumlah pencari kerja yang ditempatkan ditargetkan tahun 2015 sebesar 25,10 % (6.704 orang) dengan realisasi sebesar 72,01 % (4.828 orang) dengan capaian sebesar 286,89 %. Apabila dibandingkan dengan realisasi tahun-tahun sebelumnya terjadi kenaikan. Kenaikan prosentase pancari kerja yang ditempatkan menunjukkan kemampuan para pencari untuk memperoleh pekerjaan secara mandiri atau menciptakan lapangan kerja secara mandiri (berwirausaha). Banyaknya pencari kerja yang ditempatkan dipengaruhi oleh : - Kerjasama lembaga penempatan tenaga kerja swasta, pelaksanaan bursa kerja khususnya bursa kerja swasta. - Pengenalan dunia kerja dan persyaratan kerja pada informasi pasar kerja. - Sosialisasi dan sinkronisasi antara pemerintah Kabupaten Ponorogo bersama perusahaan dan dunia pendidikan, lembaga pelayanan penempatan swasta serta stakeholder lain yang peduli terhadap adanya pengangguran. Tujuan Daya Saing dan Struktur Ekonomi Daerah. kualitas koperasi dan usaha kecil menengah (UKM). Hasil penilaian pencapaian sasaran ini pada tahun 2015 dapat disimpulkan sebagai berikut : 106

62 Tabel 3.38 Pencapaian Kinerja kualitas koperasi dan usaha kecil menengah (UKM). Indikator kinerja Target Realisasi % Capaian kualitas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM). 1 Prosentase Koperasi aktif 2 Prosentase Usaha mikro dan kecil 88,00 % 85,64 % 97,32 % (805) 80,00 % 99,09 % 123,86 % Tabel 3.39 Perbandingan Realisasi Kinerja kualitas koperasi dan usaha kecil menengah (UKM). kualilas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM). Indikator kinerja 1 Prosentase Koperasi aktif 2 Prosentase Usaha mikro dan kecil Target Realisasi ,00 % 89,28 95,27 92,26 89,85 85,64 % % % % % 80,00 % 99,27 99,26 99,12 99,10 99,09 % % % % % Tabel 3.40 Perbandingan Realisasi Kinerja s/d akhir periode RPJMD kualilas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM). Indikator kinerja 1 Prosentase Koperasi aktif 2 Prosentase Usaha mikro dan kecil Target Akhir RPJMD Realisasi Tingkat Kemajuan 88,00 % 85,64 % 97,32 % (805) 80,00 % 99,09 % 123,86 % Uraian hasil pencapaian masing-masing indikator kinerja adalah sebagai berikut : Berdasarkan hasil pengukuran sasaran 2.2 pada tabel 3.38, dapat disimpulkan bahwa pencapaian kinerja sasaran SANGAT BERHASIL dengan rata rata capaian sebesar 110,59 %. Hasil pengukuran yang dilakukan terhadap 2 (dua) indikator kinerja sasaran, semua indikator kinerja capaiannya melebihi target Prosentase Koperasi aktif Prosentase koperasi aktif merupakan perbandingan jumlah koperasi aktif dibagi jumlah seluruh koperasi. Target indikator kinerja prosentase koperasi aktif tahun 2015 sebesar 88 % dengan realisasi sebesar sebesar 85,64 % dan capaian sebesar 97,32 %. Beberapa factor yang menyebabkan tidak tercapainya target kinerja adalah : a. Kurang adanya dukungan modal usaha yang kuat; 107

63 b. Banyak anggota, pengurus maupun pengelola koperasi kurang bisa mendukung jalannya koperasi; c. Manajemen koperasi yang belum profesional, ini banyak terjadi di koperasi koperasi yang anggota dan pengurusnya memiliki tingkat pendidikan yang rendah; d. Banyaknya koperasi yang ada di Kabupaten Ponorogo menyebabkan persaingan yang ketat dan menuntut koperasi untuk bertahan. Perkembangan jumlah koperasi di Kabupaten Ponorogo sebagai berikut : Prosentase usaha mikro dan kecil Prosentase usaha mikro dan kecil merupakan jumlah usaha mikro dan kecil dibanding jumlah seluruh UKM. Target indikator kinerja prosentase usaha mikro dan kecil tahun 2015 sebesar 80 % (70.200) dengan realisasi sebesar 99,09 % dan capaian sebesar 123,86 %. Tercapainya realisasi target indikator kinerja prosentase usaha mikro dan kecil tahun 2015 menunjukkan bahwa peran Dinas Indagkop dan UKM Kabupaten Ponorogo didalam menumbuhkan UMKM harus terus ditingkatkan lagi, agar peran serta UMKM didalam pembangunan perekonomian Kabupaten Ponorogo akan terwujud. Beberapa kendala yang membuat usaha mikro dan kecil untuk berkembang anatara lain : a. Kurangnya permodalan dan akses pembiayaan Bagi Usaha Mikro dan Kecil; b. Lemahnya jaringan usaha dan kemampuan penetrasi pasar; c. Iklim usaha belum sepenuhnya kondusif; d. Sifat produk dengan ketahanan pendek; dan e. Terbatasnya akses pasar. 108

RENCANA KINERJA TAHUNAN PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO TAHUN No. Sasaran Strategis Indikator kinerja Target SD/MI/ Paket A.

RENCANA KINERJA TAHUNAN PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO TAHUN No. Sasaran Strategis Indikator kinerja Target SD/MI/ Paket A. RENCANA KINERJA TAHUNAN PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2016 No. Sasaran Strategis Indikator kinerja Target 1 2 3 4 1 Meningkatnya pemerataan dan 1 Pendidikan Anak Usia Dini 84,90 % perluasan kesempatan

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA 1 BAB II PERENCANAAN KINERJA Dalam mencapai suatu tujuan organisasi diperlukan visi dan misi yang jelas serta strategi yang tepat. Agar lebih terarah dan fokus dalam melaksanakan rencana strategi diperlukan

Lebih terperinci

Juknis Operasional SPM

Juknis Operasional SPM DIREKTORAT JENDERAL OTONOMI DAERAH KEMENTERIAN DALAM NEGERI Juknis Operasional SPM 1. KESEHATAN KABUPATEN/KOTA PROVINSI KABUPATEN : Jawa Timur : Tulungagung KEMENTERIAN KESEHATAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL

Lebih terperinci

Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat.

Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat. Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat. Pada misi V yaitu Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat telah didukung dengan 8 sasaran sebagai

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) UNIT KERJA : DINAS KESEHATAN A. Tugas Pokok : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan serta melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh

Lebih terperinci

RPJMD Kab. Temanggung Tahun I X 47

RPJMD Kab. Temanggung Tahun I X 47 2 KESEHATAN AWAL TARGET SASARAN MISI 212 213 214 215 216 217 218 218 Kunjungan Ibu Hamil K4 % 92,24 95 95 95 95 95 95 95 Dinas Kesehatan Jumlah Ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai

Lebih terperinci

Standar Pelayanan Minimal Puskesmas. Indira Probo Handini

Standar Pelayanan Minimal Puskesmas. Indira Probo Handini Standar Pelayanan Minimal Puskesmas Indira Probo Handini 101111072 Puskesmas Puskesmas adalah unit pelaksana teknis (UPT) dari Dinas Kesehatan Kabupaten/kota yang bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 35 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 862 TAHUN 2011 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 35 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 862 TAHUN 2011 TENTANG BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 35 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 862 TAHUN 2011 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN BANJARNEGARA BUPATI BANJARNEGARA,

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 15 TAHUN : 2011 PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2015

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2015 UNIT KERJA : DINAS KESEHATAN A. Tugas Pokok : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan serta melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2016

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2016 UNIT KERJA : DINAS KESEHATAN A. Tugas Pokok : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan serta melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN KABUPATEN / KOTA

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN KABUPATEN / KOTA GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN KABUPATEN / KOTA Dl JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR Menimbang : a. bahwa sesuai

Lebih terperinci

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SITUBONDO

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SITUBONDO BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SITUBONDO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SITUBONDO, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tersusunnya laporan penerapan dan pencapaian SPM Tahun 2015 Bidang Kesehatan Kabupaten Klungkung.

BAB I PENDAHULUAN. Tersusunnya laporan penerapan dan pencapaian SPM Tahun 2015 Bidang Kesehatan Kabupaten Klungkung. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sesuai Pasal 13 dan 14 huruf j Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, dikatakan bahwa Kesehatan merupakan urusan wajib dan dalam penyelenggaraannya

Lebih terperinci

1 Usia Harapan Hidup (UHH) Tahun 61,2 66,18. 2 Angka Kematian Bayi (AKB) /1.000 KH Angka Kematian Ibu Melahirkan (AKI) /100.

1 Usia Harapan Hidup (UHH) Tahun 61,2 66,18. 2 Angka Kematian Bayi (AKB) /1.000 KH Angka Kematian Ibu Melahirkan (AKI) /100. Berdasarkan uraian mengenai visi, misi, tujuan dan sasaran pembangunan daerah yang ingin dicapai oleh Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah selama periode 2011-2015, maka telah ditetapkan target agregat untuk

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 24 TAHUN 2006 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA PRABUMULIH DINAS KESEHATAN

PEMERINTAH KOTA PRABUMULIH DINAS KESEHATAN PEMERINTAH KOTA PRABUMULIH DINAS KESEHATAN KANTOR PEMERINTAH KOTA PRABUMULIH LANTAI V JL. JEND SUDIRMAN KM 12 CAMBAI KODE POS 31111 TELP. (0828) 81414200 Email: dinkespbm@yahoo.co.id KOTA PRABUMULIH Lampiran

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR : 738 TAHUN : 2006 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 17 TAHUN 2006 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SERANG Menimbang : DENGAN

Lebih terperinci

Jumlah Siswa pada jenjang TK/RA/Penitipan Anak = x 100 % Jumlah anak usia 4-6 tahun =

Jumlah Siswa pada jenjang TK/RA/Penitipan Anak = x 100 % Jumlah anak usia 4-6 tahun = TATARAN PELAKSANA KEBIJAKAN ASPEK TINGKAT PENYELENGGARAAN URUSAN WAJIB DAN URUSAN PILIHAN DALAM RANGKA EKPPD TERHADAP LPPD TAHUN 2013 KABUPATEN : BANGGAI KEPULAUAN IKK RUMUS/PERSAMAAN KETERANGAN URUSAN

Lebih terperinci

KATA SAMBUTAN DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN 1 BAB II GAMBARAN UMUM 3

KATA SAMBUTAN DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN 1 BAB II GAMBARAN UMUM 3 DAFTAR ISI hal. KATA SAMBUTAN DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN i ii iv v x BAB I PENDAHULUAN 1 BAB II GAMBARAN UMUM 3 A. KEADAAN PENDUDUK 3 B. KEADAAN EKONOMI 8 C. INDEKS PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

MISI 5 Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesibilitas Kesehatan Masyarakat SATU AN

MISI 5 Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesibilitas Kesehatan Masyarakat SATU AN MISI 5 Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesibilitas Masyarakat No PROGRAM SI AWAL PENGGU NG WAB 1 Program peningkatan keselamatan ibu melahirkan dan anak Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4 Cakupan

Lebih terperinci

RPJMD Kabupaten Agam tahun IX - 1

RPJMD Kabupaten Agam tahun IX - 1 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) NO BIDANG URUSAN/INDIKATOR ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi 1 Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah,

Lebih terperinci

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 73 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PENCAPAIAN DAN PENERAPAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT KABUPATEN SEMARANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR ^7 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN KABUPATEN BANYUMAS

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR ^7 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN KABUPATEN BANYUMAS BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR ^7 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN KABUPATEN BANYUMAS Menimbang DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

BAB IV PELAYANAN PUBLIK BIDANG KESEHATAN

BAB IV PELAYANAN PUBLIK BIDANG KESEHATAN BAB IV PELAYANAN PUBLIK BIDANG KESEHATAN Deskripsi : Penyusunan Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan, di mulai pada pemahaman hirarkhi peraturan perundang-undangan di Indonesia menurut UU Nomor 32

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Soreang, Februari 2014 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANDUNG

KATA PENGANTAR. Soreang, Februari 2014 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANDUNG Laporan Akuntabilitas Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung Tahun 2014 KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung Tahun 2014 merupakan laporan

Lebih terperinci

DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN BOJONEGORO. Jl. Pattimura No. 09 Bojonegoro

DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN BOJONEGORO. Jl. Pattimura No. 09 Bojonegoro DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN BOJONEGORO Jl. Pattimura No. 09 Bojonegoro VISI DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN BOJONEGORO TERWUJUDNYA INSAN CERDAS, KOMPERHENSIP DAN BERBUDAYA BERLANDASKAN IMAN DAN TAQWA UNTUK MENOPANG

Lebih terperinci

BAB. III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB. III AKUNTABILITAS KINERJA 1 BAB. III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja pada Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar secara umum sudah sesuai dengan tugas pokok dan fungsi yang terukur berdasar Rencana Strategis yang mengacu

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN MUSI RAWAS NOMOR : 440 / 104 / KPTS / KES / 2015 TENTANG

KEPUTUSAN KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN MUSI RAWAS NOMOR : 440 / 104 / KPTS / KES / 2015 TENTANG PEMERINTAH KABUPATEN MUSI RAWAS DINAS KESEHATAN Jl. Pangeran Moehamad Amin Komplek Perkantoran Pemkab Musi Rawas Telp. 0733-4540076 Fax 0733-4540077 MUARA BELITI KEPUTUSAN KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA Tabel II.16 Pencapaian Indikator Kinerja Utama Urusan Wajib Pendidikan No. Indikator Kinerja Tahun 2015 Tahun 2016 1 2 3 4 1 APK PAUD 49,38 168,96 2 APK SD/MI/Paket A 108,77 108,74 3 APK SMP/MTs/Paket

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Kerja Dinas Kesehatan Kab. Purbalingga 2013 hal 1

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Kerja Dinas Kesehatan Kab. Purbalingga 2013 hal 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-undang No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan menyebutkan bahwa pembangunan kesehatan sebagai salah satu upaya pembangunan Nasional diarahkan guna tercapainya kesadaran,

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN TAHUN

INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN TAHUN LAMPIRAN XII PERATURAN BUPATI POLEWALI MANDAR NOMOR : 23 TAHUN 2014 TANGGAL : 16 SEPTEMBER 2014 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN TAHUN 2014-2019 SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA SATUAN Meningkatnya

Lebih terperinci

TABEL 9-1 Indikator Kinerja Kabupaten Nagan Raya Tahun

TABEL 9-1 Indikator Kinerja Kabupaten Nagan Raya Tahun TABEL 9-1 Indikator Kinerja Kabupaten Nagan Raya Tahun 2012-2017 NO ASPEK/FOKUS/BIDANG URUSAN/ INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH SATUAN 2013 2014 2015 2016 2017 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

Lebih terperinci

BUPATI BULUNGAN SALINAN PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN BULUNGAN

BUPATI BULUNGAN SALINAN PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN BULUNGAN BUPATI BULUNGAN SALINAN PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN BULUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BULUNGAN, Menimbang

Lebih terperinci

Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Formulasi Penghitungan Sumber Data

Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Formulasi Penghitungan Sumber Data Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN 2017-2019 Lampiran 2 No Sasaran Strategis 1 Mengembangkan dan meningkatkan kemitraan dengan masyarakat, lintas sektor, institusi

Lebih terperinci

Target Tahun. Kondisi Awal Kondisi Awal. 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 Program pengadaan, peningkatan dan penduduk (tiap 1000 penduduk

Target Tahun. Kondisi Awal Kondisi Awal. 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 Program pengadaan, peningkatan dan penduduk (tiap 1000 penduduk PEMERINTAH KOTA MALANG MATRIK RENCANA STRATEGIS DINAS KESEHATAN KOTA MALANG (PENYEMPURNAAN) TAHUN 2013-2018 Lampiran : KEPUTUSAN KEPALA DINAS KESEHATAN KOTA M Nomor : 188.47/ 92 / 35.73.306/ 2015 Tanggal

Lebih terperinci

RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF DINAS KESEHATAN PROVINSI BANTEN

RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF DINAS KESEHATAN PROVINSI BANTEN RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF DINAS PROVINSI BANTEN 2012-2017 DATA CAPAIAN Persentase Balita Ditimbang Berat 1 2 1 PROGRAM BINA GIZI DAN Badannya

Lebih terperinci

BUKU SAKU DINAS KESEHATAN KOTA MAKASSAR TAHUN 2014 GAMBARAN UMUM

BUKU SAKU DINAS KESEHATAN KOTA MAKASSAR TAHUN 2014 GAMBARAN UMUM BUKU SAKU DINAS KESEHATAN KOTA MAKASSAR TAHUN 214 GAMBARAN UMUM Kota Makassar sebagai ibukota Propinsi Sulawesi Selatan dan merupakan pintu gerbang dan pusat perdagangan Kawasan Timur Indonesia. Secara

Lebih terperinci

KEPUTUSAN. Nomor : 449.1/KEP-III/003 / 03/ 2016 TENTANG PENETAPAN INDIKATOR MUTU DAN KINERJA DI UPTD PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT SUSUKAN

KEPUTUSAN. Nomor : 449.1/KEP-III/003 / 03/ 2016 TENTANG PENETAPAN INDIKATOR MUTU DAN KINERJA DI UPTD PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT SUSUKAN PEMERINTAH KABUPATEN SEMARANG DINAS KESEHATAN UPTD PUSKESMAS SUSUKAN Jl.KH Umar Imam Puro No.96 Telp ( 0298 ) 615066 Susukan 50777 Email : pkmsusukan_kabsmg @yahoo.co.id KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSAT KESEHATAN

Lebih terperinci

HASIL ANALISIS APBD PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 1

HASIL ANALISIS APBD PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 1 HASIL ANALISIS APBD PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 1 A. POTRET AKI/AKB DI PROVINSI NTB 1. Trend Kematian Bayi 900 800 700 600 500 400 300 200 100 0 276 300 248 265 274 240 Tren Angka Kematian Bayi Provinsi

Lebih terperinci

PENCAPAIAN SPM KESEHATAN KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JATENG TAHUN

PENCAPAIAN SPM KESEHATAN KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JATENG TAHUN Dinas Kesehatan PENCAPAIAN SPM KESEHATAN KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JATENG TAHUN 2013 Berdasarkan PERMENKES RI No. 741/MENKES/PER/VII/2008 DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH Jl. Piere Tendean No. 24

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI KEP. BANGKA BELITUNG TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN PROVINSI KEP. BANGKA BELITUNG TAHUN 2012 PROFIL KESEHATAN PROVINSI KEP. BANGKA BELITUNG TABEL 1 LUAS WILAYAH, DESA/KELURAHAN, PENDUDUK, RUMAH TANGGA, DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KECAMATAN NO KABUPATEN/KOTA LUAS RATA-RATA KEPADATAN WILAYAH

Lebih terperinci

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH Penetapan indikator kinerja atau ukuran kinerja akan digunakan untuk mengukur kinerja atau keberhasilan organisasi. Pengukuran kinerja organisasi akan dapat dilakukan

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Kebumen Tahun 2014 BAB IV PENUTUP

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Kebumen Tahun 2014 BAB IV PENUTUP BAB IV PENUTUP Pencapaian kinerja pada Pemerintah Kabupaten Kebumen secara umum dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Dari 306 indikator yang telah ditetapkan di atas terdapat 82 indikator yang belum mencapai

Lebih terperinci

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 36 TAHUN 2012 STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN BELITUNG

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 36 TAHUN 2012 STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN BELITUNG BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 36 TAHUN 2012 STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN BELITUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BELITUNG, Menimbang : a. bahwa untuk

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2016

PERJANJIAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2016 PERJANJIAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertanda tangan di bawah ini:

Lebih terperinci

PENGUKURAN INDIKATOR KINERJA SASARAN

PENGUKURAN INDIKATOR KINERJA SASARAN Satuan Kerja Perangkat Daerah : DINAS KESEHATAN Tahun Anggaran : 2015 PENGUKURAN INDIKATOR KINERJA SASARAN No. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA 1 Peningkatan Mutu Aktivitas Perkantoran Terselenggaranya

Lebih terperinci

IV.B.2. Urusan Wajib Kesehatan

IV.B.2. Urusan Wajib Kesehatan 2. URUSAN KESEHATAN Pembangunan kesehatan adalah bagian integral dari pembangunan nasional yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud

Lebih terperinci

BAB VI INDIKATOR KINERJA DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR YANG MENGACU PADA RPJMD PROVINSI JAWA TIMUR

BAB VI INDIKATOR KINERJA DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR YANG MENGACU PADA RPJMD PROVINSI JAWA TIMUR BAB VI INDIKATOR KINERJA DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR YANG MENGACU PADA RPJMD PROVINSI JAWA TIMUR Berdasarkan Rencana Pembangunan Jangkah Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Timur Tahun 2014-2019,

Lebih terperinci

Lampiran Perjanjian Kinerja Tahun 2015 PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN GOWA

Lampiran Perjanjian Kinerja Tahun 2015 PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN GOWA Lampiran Perjanjian Kinerja Tahun 2015 PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN GOWA NO INDIKATOR SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET SATUAN BESARAN Misi 1 : Meningkatnya kualitas sumber daya manusia dengan berbasis pada

Lebih terperinci

PENCAPAIAN SPM BIDANG KESEHATAN KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JATENG TAHUN 2015

PENCAPAIAN SPM BIDANG KESEHATAN KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JATENG TAHUN 2015 PENCAPAIAN SPM BIDANG KESEHATAN KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JATENG TAHUN 2015 Berdasarkan PERMENKES RI No. 741/MENKES/PER/VII/2008 DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH Jl. Piere Tendean No. 24 Semarang

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 PERNYATAAN PERNJANJIAN KINERJA ACEH BARAT DAYA PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, yang bertanda

Lebih terperinci

BAB III INDIKATOR PEMANTAUAN

BAB III INDIKATOR PEMANTAUAN BAB III INDIKATOR PEMANTAUAN Indikator pemantauan program KIA yang dipakai untuk PWS KIA meliputi indikator yang dapat menggambarkan keadaan kegiatan pokok dalam program KIA, seperti yang diuraikan dalam

Lebih terperinci

Lampiran Perjanjian Kinerja Tahun 2014 PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN GOWA

Lampiran Perjanjian Kinerja Tahun 2014 PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN GOWA 1 Lampiran Perjanjian Kinerja Tahun 2014 PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN GOWA NO INDIKATOR SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET SATUAN BESARAN Misi 1 : Meningkatnya kualitas sumber daya manusia dengan berbasis

Lebih terperinci

PENCAPAIAN SPM BIDANG KESEHATAN KABUPATEN/KOTA

PENCAPAIAN SPM BIDANG KESEHATAN KABUPATEN/KOTA Dinas Kesehatan PENCAPAIAN SPM BIDANG KESEHATAN KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JATENG SEMESTER 1 TAHUN 2015 Berdasarkan PERMENKES RI No. 741/MENKES/PER/VII/2008 DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH Jl. Piere

Lebih terperinci

BUPATI BARITO UTARAA PERATURAN BUPATI BARITO UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL KESEHATAN DI KABUPATEN BARITO UTARA

BUPATI BARITO UTARAA PERATURAN BUPATI BARITO UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL KESEHATAN DI KABUPATEN BARITO UTARA BUPATI BARITO UTARAA PERATURAN BUPATI BARITO UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN BARITO UTARA BUPATI BARITO UTARAA Menimbang : a. b. c. Mengingat :

Lebih terperinci

HASIL KEGIATAN PUSKESMAS BALARAJA

HASIL KEGIATAN PUSKESMAS BALARAJA HASIL KEGIATAN PUSKESMAS BALARAJA I.Upaya Promosi Kesehatan A. Penyuluhan Prilaku Hidup Bersih dan Sehat 1. Rumah Tangga : Rumah di Periksa : 1050 Target : 75 % x 1050 = 788 2. Institusi Pendidikan sekolah

Lebih terperinci

FORMULIR RENCANA KINERJA TAHUNAN TINGKAT UNIT OEGANISASI ESELON I KL DAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAAH (SKPD)

FORMULIR RENCANA KINERJA TAHUNAN TINGKAT UNIT OEGANISASI ESELON I KL DAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAAH (SKPD) FORMULIR RENCANA KINERJA TAHUNAN TINGKAT UNIT OEGANISASI ESELON I KL DAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAAH (SKPD) Lampiran III Unit Eselon I Kementrian/Lembaga/SKPD : Dinas Kesehatan Tahun : 2016 SASARAN

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 305,519 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 442 3 JUMLAH PENDUDUK 1 1,277,610 1,247,873 2,525,483 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN RI NOMOR 741/MENKES/PER/VII/2008 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN/KOTA

PERATURAN MENTERI KESEHATAN RI NOMOR 741/MENKES/PER/VII/2008 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN/KOTA PERATURAN MENTERI KESEHATAN RI NOMOR 741/MENKES/PER/VII/2008 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN/KOTA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 972 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 192 3 JUMLAH PENDUDUK 1 852,799 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 682,447 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN TERTINGGI

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 203 KABUPATEN CIREBON NO INDIKATOR TABEL A. GAMBARAN UMUM LUAS WILAYAH 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 3 JUMLAH PENDUDUK 4 PENDUDUK 0 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 0

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM - 1 LUAS WILAYAH 1 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 381/ 5 3 JUMLAH PENDUDUK 1 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN TERTINGGI SMP+ 6 JUMLAH

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 343 3 JUMLAH PENDUDUK 1 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN TERTINGGI SMP+ 6 JUMLAH BAYI

Lebih terperinci

Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi

Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 I ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT A Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi 1 Pertumbuhan Ekonomi % 6,02 6,23 6,07 6,45 6,33 6,63 5,89** 2 PDRB Per Kapita (Harga Berlaku) Rp. Juta

Lebih terperinci

REVIEW INDIKATOR RENSTRA DINAS KESEHATAN KOTA BOGOR

REVIEW INDIKATOR RENSTRA DINAS KESEHATAN KOTA BOGOR REVIEW INDIKATOR DINAS KESEHATAN KOTA BOGOR 2015-2019 MISI 1 : Menyediakan sarana dan masyarakat yang paripurna merata, bermutu, terjangkau, nyaman dan berkeadilan No Tujuan No Sasaran Indikator Sasaran

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM LUAS WILAYAH 8,5 Ha 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 68 3 JUMLAH PENDUDUK 50,884 493,947,004,83 4 PENDUDUK 0 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 407,97 382,66 790,533 5 PENDUDUK 0 TAHUN KE ATAS DENGAN

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 1118KM2 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 367 3 JUMLAH PENDUDUK 1 576,544 561,855 1,138,399 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 469,818 464,301 934,119.0 5 PENDUDUK 10 TAHUN

Lebih terperinci

NO INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET TAHUN Misi 1 : Meningkatnya kualitas sumber daya manusia dengan berbasis pada hak-hak dasar masyarakat

NO INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET TAHUN Misi 1 : Meningkatnya kualitas sumber daya manusia dengan berbasis pada hak-hak dasar masyarakat Lampiran 1. Perjanjian Kinerja Tahun 2015 NO INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET TAHUN 2015 Misi 1 : Meningkatnya kualitas sumber daya manusia dengan berbasis pada hak-hak dasar masyarakat Sasaran 1 : Meningkatnya

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 299,019 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 417 desa/17 kel 3 JUMLAH PENDUDUK 1 5,077,210 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 17,650 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 1.753,27 KM 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 309 3 JUMLAH PENDUDUK 1 2,244,772 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN TERTINGGI

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 20,994 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 DESA=309 KEL=8-3 JUMLAH PENDUDUK 1 869,767 819,995 1,689,232 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 673,079 551,261 1,224,340 5 PENDUDUK

Lebih terperinci

Lampiran 1. Perjanjian Kinerja Tahun 2016

Lampiran 1. Perjanjian Kinerja Tahun 2016 Lampiran 1. Perjanjian Kinerja Tahun 2016 NO INDIKATOR KINERJA Misi 1 : Meningkatnya kualitas sumber daya manusia dengan berbasis pada hak-hak dasar masyarakat Sasaran 1 : Meningkatnya Aksesibilitas dan

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 203 K0TA TASIKMALAYA NO INDIKATOR TABEL A. GAMBARAN UMUM LUAS WILAYAH 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 3 JUMLAH PENDUDUK 4 PENDUDUK 0 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 0

Lebih terperinci

REVISI CAPAIAN INDIKATOR KINERJA RPJMD REALISASI TAHUN 2013, 2014 dan 2015 SKPD : DINAS KESEHATAN

REVISI CAPAIAN INDIKATOR KINERJA RPJMD REALISASI TAHUN 2013, 2014 dan 2015 SKPD : DINAS KESEHATAN REVISI CAPAIAN INDIKATOR 2011-2016 TAHUN 2013, 2014 dan 2015 SKPD : DINAS KESEHATAN NO 2010 2011 2013 2014 2015 2016 2013 PEMBILANG PENYEBUT 2014 PEMBILANG PENYEBUT % 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 9 10 11 12 13

Lebih terperinci

Tabel 9.1 Penetapan Indikator Kinerja Daerah terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Kabupaten Kuningan

Tabel 9.1 Penetapan Indikator Kinerja Daerah terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Kabupaten Kuningan Tabel 9.1 Penetapan Indikator Kinerja Daerah terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Kabupaten Kuningan NO 2018 A ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT 1 PDRB per Kapita (juta rupiah) - PDRB

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA MALANG DINAS KESEHATAN

PEMERINTAH KOTA MALANG DINAS KESEHATAN PEMERINTAH KOTA MALANG DINAS KESEHATAN Jalan Simpang L.A. Sucipto No. 45 Telp. (0341) 406878 M A L A N G KEPUTUSAN KEPALA DINAS KESEHATAN KOTA MALANG NOMOR : 188.47/ 95 / 35.73.306/ 2015 TENTANG PENETAPAN

Lebih terperinci

TUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas

TUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas Indikator Kinerja Utama Pemerintah Kota Tebing Tinggi 011-016 3 NAMA UNIT ORGANISASI : DINAS KESEHATAN TUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi

Lebih terperinci

RENCANA AKSI KINERJA DAERAH (RAD) DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Target ,10 per 1000 KH

RENCANA AKSI KINERJA DAERAH (RAD) DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Target ,10 per 1000 KH Sasaran No. Strategis 1. Mengembangkan dan meningkatkan kemitraan dengan masyarakat, lintas sektor, institusi swasta, organisasi profesi dan dunia usaha dalam rangka sinergisme, koordinasi diantara pelaku

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) Instansi : DINAS KESEHATAN KABUPATEN SUMENEP Visi Misi : : MASYARAKAT KABUPATEN SUMENEP SEHAT YANG MANDIRI DAN BERKEADILAN 1. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan.

Lebih terperinci

Tabel Efisiensi Penggunaan Sumber Daya Tahun 2015.

Tabel Efisiensi Penggunaan Sumber Daya Tahun 2015. Tabel 3.108 Efisiensi Penggunaan Sumber Daya Tahun 2015. No. Sasaran Indikator Kinerja Meningkatnya pemerataan dan perluasan kesempatan belajar, serta kualitas pendidikan. [192] % Capaian kinerja Capaian

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SANGGAU DINAS KESEHATAN PUSKESMAS ENTIKONG KEPALA PUSKESMAS ENTIKONG,

PEMERINTAH KABUPATEN SANGGAU DINAS KESEHATAN PUSKESMAS ENTIKONG KEPALA PUSKESMAS ENTIKONG, PEMERINTAH KABUPATEN SANGGAU DINAS KESEHATAN PUSKESMAS ENTIKONG Jl. Lintas Malindo Entikong (78557) Telepon (0564) 31294 Email : puskesmasentikong46@gmail.com KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS ENTIKONG NOMOR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Standar Pelayanan Minimal atau yang lebih dikenal dengan SPM merupakan kebijakan pemerintah yang digulirkan bersamaan dengan reformasi penyelenggaraan pemerintahan

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 belum mendapat data dari BPS 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 Kabupaten 3 JUMLAH PENDUDUK 1 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS CARA MENCAPAI TUJUAN/SASARAN URAIAN INDIKATOR KEBIJAKAN PROGRAM KETERANGAN. 1 Pelayanan Kesehatan 1.

RENCANA STRATEGIS CARA MENCAPAI TUJUAN/SASARAN URAIAN INDIKATOR KEBIJAKAN PROGRAM KETERANGAN. 1 Pelayanan Kesehatan 1. VISI : Terwujudnya Masyarakat Kabupaten Bogor yang mandiri untuk hidup sehat MISI I : Meningkatkan Kemandirian dalam Jaminan Kesehatan Nasional Pelayanan Kesehatan. Meningkatkan Masyarakat Miskin Cakupan

Lebih terperinci

RANCANGAN RENCANA PELAKSANAAN RPJMD TAHUN KE-4

RANCANGAN RENCANA PELAKSANAAN RPJMD TAHUN KE-4 RANCANGAN RENCANA PELAKSANAAN RPJMD TAHUN KE-4 RPJMD KOTA LUBUKLINGGAU 2008-2013 VISI Terwujudnya Kota Lubuklinggau Sebagai Pusat Perdagangan, Industri, Jasa dan Pendidikan Melalui Kebersamaan Menuju Masyarakat

Lebih terperinci

Jumlah Penduduk usia 15 thn ke atas dapat baca tulis x100% Jumlah penduduk usia 15th ke atas

Jumlah Penduduk usia 15 thn ke atas dapat baca tulis x100% Jumlah penduduk usia 15th ke atas PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA LAMPIRAN III. INDIKATOR KUNCI DALAM RANGKA EKPPD TERHADAP LPPD TAHUN 008 ASPEK TINGKAT PENYELENGGARAAN URUSAN WAJIB DAN URUSAN PILIHAN No URUSAN No IKK Rumus PERHITUNGAN Pendidikan

Lebih terperinci

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH Penetapan indikator kinerja Kabupaten Parigi Moutong bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai ukuran keberhasilan pencapaian visi dan misi Bupati dan Wakil

Lebih terperinci

1. Pendahuluan. 1.1 Latar belakang

1. Pendahuluan. 1.1 Latar belakang 1. Pendahuluan 1.1 Latar belakang Derajat kesehatan yang tinggi merupakan salah satu perwujudan dari kesejahteraan umum masyarakat Indonesia. Oleh karena itu salah satu agenda pemerintah dalam rangka pembangunan

Lebih terperinci

penduduk 1 : dari target 1:2.637, Penemuan dan penanganan penderita penyakit TBC BTA mencapai 92,11 % dari target 82,00 %, Cakupan penemuan dan

penduduk 1 : dari target 1:2.637, Penemuan dan penanganan penderita penyakit TBC BTA mencapai 92,11 % dari target 82,00 %, Cakupan penemuan dan RINGKASAN EKSEKUTIF Laporan akuntabilitas Kinerja Instansi pemerintah (LAKIP) merupakan amanat INPRES No. 7 tahun 1999 sebagai bentuk transparansi pemerintah kepada masyarakat. LAKIP disusun dalam rangka

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 167 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 151 3 JUMLAH PENDUDUK 1 1260565 1223412 2483977 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 1083136 1048577 2131713 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE

Lebih terperinci

PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA PEMERINTAH KABUPATEN LABUHANBATU LABUHANBATU

PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA PEMERINTAH KABUPATEN LABUHANBATU LABUHANBATU Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah dirubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 4037,6 ha 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 15 3 JUMLAH PENDUDUK 1 558178 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 327536 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN TERTINGGI

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI BENGKULU TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN PROVINSI BENGKULU TAHUN 2012 PROFIL KESEHATAN TABEL 1 LUAS WILAYAH, DESA/KELURAHAN, PENDUDUK, RUMAH TANGGA, DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KABUPATEN/KOTA LUAS RATA-RATA KEPADATAN KABUPATEN/KOTA WILAYAH RUMAH JIWA/RUMAH PENDUDUK DESA

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 1762,4 km2 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 desa 270+ kel 10 = 280 3 JUMLAH PENDUDUK 1 341700 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 2388161 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN

Lebih terperinci

Tabel 2.1 Pencapaian Kinerja Pelayanan SKPD Dinas Kesehatan Kabupaten Gianyar Kabupaten Gianyar

Tabel 2.1 Pencapaian Kinerja Pelayanan SKPD Dinas Kesehatan Kabupaten Gianyar Kabupaten Gianyar Tabel 2.1 Pencapaian Kinerja Pelayanan SKPD Dinas Kesehatan Kabupaten Gianyar Kabupaten Gianyar NO Indikator Kinerja sesuai Tugas dan Fungsi SKPD Target SPM Target IKK Target Indikator Lainnya Target Renstra

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS PERAWATAN RATU AGUNG NOMOR :800/ /PRA/I/2017 TENTANG PENETAPAN INDIKATOR MUTU DAN KINERJA

KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS PERAWATAN RATU AGUNG NOMOR :800/ /PRA/I/2017 TENTANG PENETAPAN INDIKATOR MUTU DAN KINERJA PEMERINTAH KOTA BENGKULU DINAS KESEHATAN KOTA BENGKULU UPTD PUSKESMAS PERAWATAN RATU AGUNG JL. WR. Supratman No.22 Kota Bengkulu Kode Pos 38125 Email puskesmas_ratuagung@yahoo.co.idtelepon (0736) 7310378

Lebih terperinci

PP No 38/2007 TENTANG PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN ANTARA PEMERINTAH, PEMDA PROVINSI DAN KAB/KOTA PP 65/2005 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN DAN

PP No 38/2007 TENTANG PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN ANTARA PEMERINTAH, PEMDA PROVINSI DAN KAB/KOTA PP 65/2005 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN DAN EVALUASI PENCAPAIAN SPM BIDANG KESEHATAN (Perbaikan SK Menkes) Dr Siti Noor Zaenab,M.Kes Dinas Kab. Bantul DASAR HUKUM UU No 32 /2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH PP No 38/2007 TENTANG PEMBAGIAN URUSAN

Lebih terperinci

BUPATI PONOROGO PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

BUPATI PONOROGO PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 BUPATI PONOROGO PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, yang bertanda tangan di bawah ini : Nama

Lebih terperinci