BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. sejak tahun 2011 yang memproduksi pupuk. UMKM Pupuk PAZ s Bio

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. sejak tahun 2011 yang memproduksi pupuk. UMKM Pupuk PAZ s Bio"

Transkripsi

1 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Objek Penelitian Gambaran Umum UMKM Pupuk PAZ s Bio Fertilizer merupakan salah satu UMKM yang dikenal di Bondowoso Jawa Timur sebagai salah satu industri yang berdiri sejak tahun 2011 yang memproduksi pupuk. UMKM Pupuk PAZ s Bio Fertilizer didirikan Bapak Pandu Wijaya. Tempat produksi UMKM Pupuk PAZ s Bio Fertilizer ini berlokasi di Dusun Krajan Selatan Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur. UMKM ini hanya memproduksi satu jenis pupuk. Dalam memproduksi pupuk, UMKM ini mampu menghasilkan botol pupuk per tahunnya. Pupuk ini mempunyai harga per dus isi 6 sebesar Rp dan untuk harga per botol pupuk sebesar Rp Sejarah UMKM Pupuk PAZ s Bio Fertilizer UMKM Pupuk PAZ s Bio Fertilizer didirikan oleh Bapak Pandu Wijaya. Awal mulanya pada tahun 2009 Bapak Pandu Wijaya melihat suatu potensi adanya kebijakan pemerintah dan kesadaran masyarakat dalam menanggulangi isu global warming. Bapak Pandu Wijaya mulai memiliki ide untuk membuat produk pupuk. Pupuk hayati (Biofertilizer) akan menempati proporsi yang besar di dalam proses pemupukan tanaman pangan maupun tanaman perkebunan dibandingkan dengan pupuk kimia. Dengan demikian 33

2 34 kebutuhan pupuk organik secara nasional akan meningkat. Kemudian Pemerintah membuka kesempatan kepada masyarakat pengusaha khususnya usaha kecil menengah (UKM) dengan cara menjamin penyerapan produk pupuk organik dengan harga dan margin yang layak. Melihat hal tersebut Bapak Pandu Wijaya mulai mencari tahu tentang pupuk hayati dan mulai mencoba coba membuat pupuk hayati. Setelah Bapak Pandu mulai mengerti tentang pupuk hayati, Bapak Pandu mulai mendirikan pabrik produksi pupuk hayati. Efektif pada tahun 2011 Pupuk PAZ s Bio Fertilizer mendirikan pabrik Produksi Pupuk Hayati dan pabrik ini mulai beroperasi pada awal Juli Visi dan Misi Pupuk PAZ s Bio Fertilizer 1) Visi Pupuk PAZ s Bio Fertilizer Menjadi perusahaan terkemuka dalam menghasilkan pupuk hayati yang ramah lingkungan dan memberikan layanan yang terbaik bagi konsumen dengan harga yang kompetitif 2) Misi Pupuk PAZ s Bio Fertilizer a. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia untuk peningkatan pengelolaan usaha. b. Meningkatkan pelayanan dan menyediakan outlet yang memadai untuk menjaga loyalitas konsumen. c. Menjaga kualitas dan meningkatkan kuantitas produksi guna meningkatkan omset perusahaan. d. Memberikan manfaat yang optimum bagi karyawan dan masyarakat serta perduli pada lingkungan.

3 35 e. Melaksanakan tanggung jawab sosial kepada masyarakat Struktur Organisasi UMKM Pupuk PAZ s Bio Fertilizer saat ini belum memiliki struktur organisasi yang baku, sehinngga dalam pelaksanaan untuk mengelola UMKM belum terstruktur dengan bagian masing masing. Berikut ini dapat dilihat struktur organisasi UMKM Pupuk PAZ s Bio Fertilizer pada gambar 4.1 OWNER MANAGER GENERAL ACCOUNTING SUPERVISOR PRODUKSI SUPERVISOR MARKETING BAGIAN PRODUKSI BAGIAN PECKING BAGIAN PENGIRIMAN Gambar 4.1 Struktur Organisasi UMPKM Pupuk PAZ s Bio Fertilizer Proses Produksi PupukPAZ s Bio Fertilizer Dalam proses produksi yaitu membuat bahan yang masih mentah menjadi bahan jadi. UMKM Pupuk PAZ s Bio Fertilizer memproduksi pupuk setiap hari kecuali hari Sabtu, Minggu dan hari besar nasional. Bahan baku pupuk adalah pupuk kandang (kotoran sapi), air leri, MOL (bahan cair untuk pupuk), dan molase (tetes tebu). Dalam memproduksi bahan baku menjadi

4 36 pupuk memerlukan beberapa tahap. Pada gambar 4.2 menerangkan tentang tahap tahap produksi pupuk. Pupuk kandang Campurkan air leri, MOL, dan molase sesuai takaran masing - masing Masukkan pupuk kandang ke dalam drum Masukkan ke dalam alat penyemprot Semprotkan campuran air leri, MOL, dan molase (tetes tebu) pada pupuk kandang. Lakukan penyemprotan pada pagi, siang, dan sore kurang lebih 5 liter selama 4 hari. Tutup drum dan diamkan selama kurang lebih 14 hari Setelah 14 hari lakukan pemerasan untuk menghasilkan pupuk cair Takar pupuk cair yang sudah jadi, kemudian kemas dalam botol Gambar 4.2 Tahapan Proses Produksi UMKM Pupuk PAZ s Bio Fertilizer

5 Peralatan Produksi Dalam proses produksi pupuk di UMKM Pupuk PAZ s Bio Fertilizer membutuhkan peralatan peralatan sebagai penunjang. Berikut ini peralatan yang digunakan saat produksi berlangsung : Tabel 4.1 Peralatan Produksi UMKM Pupuk PAZ s Bio Fertilizer NO. NAMA ALAT JUMLAH SATUAN 1. Jen Set 1 Buah 2. Sprayer (Alat Semprot) 7 Buah 3. Pompa Air 1 Buah 4. Kereta Dorong 2 Buah 5. Selang 10 Meter 6. Pipa 1 Meter 5 Buah 7. Cangkul 4 Buah 8. Sekop 5 Buah 9. Ember Plastik Besar 10 Buah 10. Ember Plastik Kecil 8 Buah 11. Gelas Takar 5 Buah 12. Saringan 6 Buah 13. Gayung 7 Buah 14. Drum Besar (160 L) 8 Buah 15. Drum Kecil (50 L) 12 Buah 16. Corong Kecil 12 Buah 17. Kipas Angin Tembok 2 Buah 18. Rak Persediaan 2 Buah 19. Kursi Plastik Kecil 9 Buah 4.2. Biaya pada UMKM Pupuk PAZ s Bio Fertilizer UMKM Pupuk PAZ s Bio Fertilizer membutuhkan biaya untuk menjalankan usahanya agar proses produksi berjalan dengan lancar. Adapun biaya biaya yang terjadi selama bulan Januari sampai Desember 2016 dalam kegiatan penjualan dan proses produksi adalah sebagai berikut:

6 Biaya Penyusutan Peralatan Produksi, Peralatan Kantor, Gedung dan Mesin Dalam kegiatan produksi, peralatan, mesin, kendaraan, dan gedung yang digunakan akan mengalami penyusutan dari tahun ke tahun. Pada UMKM Pupuk PAZ s Bio Fertilizer menggunakan metode garis lurus dalam menghitung biaya penyusutan peralatan, mesin, kendaraan dan gedung produksinya dan UMKM menghitungkan nilai residunya dalam bentuk prosentase. Tetapi dalam perhitungan penyusutannya, UMKM tidak menggunakan standar aturan akuntansi yang berlaku. Perhitungan dengan menggunakan metode garis lurus dilakukan dengan : Beban Penyusutan = Harga Beli Nilai Sisa Umur Ekonomis Berikut ini adalah tabel penyusutan yang terjadi pada UMKM Pupuk PAZ s Bio Fertilizer sesuai dengan ketentuan Pajak Nomor 96/PMK.03/2009: Tabel 4.2 Penyusutan Peralatan Produksi dan Mesin dalam Rupiah NO Nama Peralatan Harga Perolehan Jml Total Harga Perolehan Umur Ekonomis (Tahun) Tarif (%) Penyusutan Per Tahun Penyusuta n Per Bulan 1 Jen Set % Sprayer % (Alat Semprot) 3 Pompa Air % Jumlah Penyusutan

7 39 Biaya penyusutan peralatan yang terjadi pada UMKM Pupuk PAZ s Bio Fertilizer diperhitungkan setiap tahun sebesar Rp dan setiap bulannya sebesar Rp Pada UMKM Pupuk PAZ s Bio Fertilizer juga menghitung No penyusutan kendaraan yang digunakan untuk operasional UMKM. Penyusutan kendaraan dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut ini : Nama Kendaraan Harga Perolehan Tabel 4.3 Penyusutan Kendaraan dalam Rupiah Jml Total Harga Perolehan Umur Ekonomis (Tahun) Tarif (%) Penyusutan per Tahun Penyusutan per Bulan 1 Daihatsu % Grand Max Pick Up 2 Triseda % Hitam 3 APV % Supra X % Jumlah Penyusutan Berdasarkan tabel di atas penyusutan kendaraan pada UMKM Pupuk PAZ s Bio Fertilizer selama tahun 2016 sebesar Rp dan selama sebulan sebesar Rp Sedangkan penyusutan peralatan kantor dapat dilihat pada tabel 4.4 Tabel 4.4 Penyusutan Peralatan Kantor dalam Rupiah No Nama Peralatan 1 Almari Arsip 2 Laptop Asus 3 Printer Canon Harga Perolehan Jml Total Harga Perolehan Tarif (%) Umur Ekonomis (Tahun) Penyusutan per Tahun Penyusutan Per Bulan % % %

8 40 4 Filling Kabinet 5 TV 14 Inc % % Jumlah Penyusutan Berdasarkan tabel di atas penyusutan peralatan kantor pada UMKM No Pupuk PAZ s Bio Fertilizer selama tahun 2016 sebesar Rp dan selama sebulan sebesar Rp Sedangkan penyusutan gedung rumah produksi dapat dilihat pada tabel 4.5 Nama Gedung 1 Rumah produksi Tabel 4.5 Penyusutan Gedung Rumah Produksi dalam Rupiah Harga Jml Total Harga Tarif Umur Penyusutan Penyusutan Perolehan Perolehan (%) Ekonomis per Tahun Per Bulan (Tahun) % Jumlah Penyusutan Berdasarkan tabel di atas penyusutan gedung rumah produksi pada UMKM Pupuk PAZ s Bio Fertilizer selama tahun 2016 sebesar Rp dan selama sebulan sebesar Rp Bahan Baku yang Digunakan dalam Proses Produksi a. Komposisi Bahan Baku dan Bahan Penolong Bahan baku yang digunakan dalam proses produksi adalah Pupuk Kandang dan MOL (Bahan Cair untuk Pupuk). Sedangkan bahan penolong adalah Air Leri dan Molase (Tetes Tebu). Dalam pembuatan Pupuk PAZ s Bio Fertilizer perlu adanya komposisi setiap bahan yang digunakan agar produk tercapai hasil yang memuaskan. Adapun komposisi rata rata pemakaian bahan baku dan bahan penolong untuk setiap membuat pupuk adalah 416 botol per produksinya dalam satu bulan dapat dilihat pada tabel 4.6

9 41 Tabel 4.6 Komposisi Rata Rata Bahan Baku Untuk Pupuk Per Produksi dalam Sebulan Jenis Produksi Satuan Komposisi Harga Bahan Baku 1. Pupuk Kandang 2. MOL (Bahan Cair untuk Pupuk) Bahan Baku Penolong 1. Air Leri 2. Molase (Tetes Tebu) Kg Liter Liter Liter Sumber : Data UMKM Pupuk PAZ s Bio Fertilizer , ,6 Rp /kg Rp /Liter Rp /Liter Rp /Liter b. Bahan Baku UMKM Pupuk PAZ s Bio Fertilizer dalam membuat pupuk memerlukan biaya bahan baku untuk menjalankan usaha produksinya, antara lain : 1) Pupuk Kandang Pupuk kandang yang digunakan pada UMKM Pupuk PAZ s Bio Fertilizer ini adalah pupuk kandang yang berasal dari peternakan di daerah Jawa Timur. UMKM PAZ s Bio Fertilezer memiliki kerjasama kepada pemilik ternak tersebut. 1 kg pupuk kandang dapat menghasilkan 2 botol pupuk PAZ s Bio Fertilizer, jadi 1 botol pupuk PAZ s Bio Fertilizer hanya memerlukan 0,5 kg pupuk kandang. Pada tahun 2016 UMKM memproduksi pupuk sebesar botol. Biaya penggunaan pupuk kandang selama tahun 2016 adalah Rp x kg = Rp , dapat dilihat pada table 4.7

10 42 Tabel 4.7 Pengeluaran Biaya Pupuk Kandang Selama Tahun 2016 dalam Rupiah Periode Kebutuhan 1 Harga Total tahun (kg) (per kg) Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Jumlah Sumber : Data UMKM Pupuk PAZ s Bio Fertilizer 2) MOL (Bahan Cair untuk Pupuk) UMKM Pupuk PAZ s Bio Fertilizer membeli MOL (Bahan Cair untuk Pupuk) di sebuah home industrie yang memproduksi MOL yang sudah menjadi langganannya. Dalam pembuatan 1 botol pupuk PAZ s Bio Fertilizer mebutuhkan 0,05 MOL. Pada tahun 2016 UMKM memproduksi botol pupuk. Harga per liter MOL sebesar Rp Biaya penggunaan MOL selama tahun 2016 adalah Rp x 250 Liter = Rp , dapat dilihat pada tabel 4.8

11 43 Tabel 4.8 Pengeluaran Biaya MOL (Bahan Cair untuk Pupuk) Selama Tahun 2016 dalam Rupiah Periode Kebutuhan 1 Harga Total Tahun (Liter) (per liter) Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Jumlah Sumber : Data UMKM Pupuk PAZ s Bio Fertilizer Dari perincian total biaya diatas yang dikeluarkan oleh UMKM Pupuk PAZ s Bio Fertilizer untuk pengeluaran bahan baku selama tahun 2016 dapat dilihat pada tabel 4.9 Tabel 4.9 Data Pengeluaran Bahan Baku Selama Tahun 2016 dalam Rupiah Bahan Baku Kebutuhan 1 Harga Jumlah Tahun Pupuk Kandang kg / kg MOL (Bahan Cair untuk Pupuk) 250 Liter / Liter Total Sumber : Data UMKM Pupuk PAZ s Bio Fertilizer

12 44 c. Biaya Overhead Produksi Adapun biaya yang digunakan UMKM Pupuk PAZ s Bio Fertilizer selain bahan baku utama yaitu memerlukan biaya overhead produksi seperti biaya bahan baku penolong, biaya listrik, biaya air PDAM, biaya telepon, bahan habis pakai, biaya jasa semprot, dan biaya bahan bakar bensin. Biaya biaya tersebut diuraikan sebagai berikut : 1) Bahan Baku Penolong Yang termasuk biaya bahan baku penolong pada Pupuk PAZ s Bio Fertilizer adalah sebagai berikut : a. Air Leri Air Leri yang digunakan pada UMKM Pupuk PAZ s Bio Fertilizer menggunakan air leri yang diproduksi sendiri, sehingga memiliki kualitas yang terjamin. Dalam pembuatan 1 botol pupuk PAZ s Bio Fertilizer memerlukan 1 liter air leri. Pada tahun 2016 UMKM memproduksi botol pupuk. Harga per liter air leri sebesar Rp Biaya penggunaan air leri selama tahun 2016 adalah Rp x = Rp , dapat dilihat pada tabel 4.10 Tabel 4.10 Pengeluaran Biaya Air Leri Selama Tahun 2016 dalam Rupiah Periode Kebutuhan 1 Harga Total Tahun (Liter) (Per Liter) Januari Februari Maret April

13 45 Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Jumlah Sumber : Data UMKM Pupuk PAZ s Bio Fertilizer b. Molase (Tetes Tebu) UMKM Pupuk PAZ s Bio Fertilizer membeli Molase (Tetes Tebu) di salah satu industri pengolah tebu sekitar Jawa Timur. 0,25 liter Molase (tetes tebu) dapat digunakan dalam pembuatan 40 botol pupuk PAZ s Bio Fertilizer, jadi dalam 1 botol pupuk PAZ s Bio Fertilizer hanya memerlukan 0,00625 liter Molase (tetes tebu). Pada tahun 2016 UMKM memproduksi botol pupuk. Harga per liter Molase (tetes tebu) sebesar Rp Biaya penggunaan Molase (tetes tebu) selama tahun 2016 adalah Rp x 31,25 Liter = Rp , dapat dilihat pada tabel 4.11 Tabel 4.11 Pengeluaran Biaya Molase (Tetes Tebu) Selama Tahun 2016 dalam Rupiah Periode Kebutuhan 1 Harga (per Total tahun (Liter) Liter) Januari 2, Februari Maret 2, April 2, Mei 2, Juni 2,

14 46 Juli 2, Agustus 2, September Oktober 2, November 2, Desember Jumlah Sumber : Data UMKM Pupuk PAZ s Bio Fertilizer Biaya pembelian bahan baku penolong pada UMKM Pupuk PAZ s Bio Fertilizer dapat dilihat pada tabel 4.12 Tabel 4.12 Data Pengeluaran Bahan Baku Penolong Selama Tahun 2016 dalam Rupiah Periode Bahan Baku Penolong Jumlah Air Leri Molase (Tetes Tebu) 1 Tahun Total Sumber : Data UMKM Pupuk PAZ s Bio Fertilizer Berdasarkan tabel di atas, total keseluruhan pengeluaran biaya bahan baku penolong pada UMKM Pupuk PAZ s Bio Fertilizer selama tahun 2016 sebesar Rp ) Biaya Bahan Habis Pakai Pada UMKM Pupuk PAZ s Bio Fertilizer juga mempunyai bahan habis pakai untuk menunjang proses produksi. Berikut ini bahan habis pakai yang digunakan pada UMKM Pupuk PAZ s Bio Fertilizer sebagai berikut: a. Botol

15 47 Setelah tahapan proses produksi pupuk yang telah disaring, maka pupuk segera ditakar dan kemudian dikemas dalam botol. Setiap kemasan botol pupuk berisi 1 liter. Selama tahun 2016 UMKM membutuhkan kurang lebih 417 lusin botol atau kurang lebih botol. Harga per lusin botol seharga Rp dan per botol seharga Rp Jadi, biaya pengeluaran yang digunakan selama tahun 2016 adalah pcs x Rp = Rp dapat dilihat pada tabel 4.13 b. Kardus Tabel 4.13 Pengeluaran Biaya Botol Selama Tahun 2016 dalam Rupiah Periode Kebutuhan 1 Harga Total tahun (biji) (per biji) Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Jumlah Rata Rata Produksi 1 Tahun 416 Botol Sumber : Data UMKM Pupuk PAZ s Bio Fertilizer Kardus digunakan untuk pengemasan pupuk yang telah dikemas dalam botol. Selama tahun 2016 UMKM membutuhkan kardus 834 lembar untuk per setengah lusin pupuk. Harga kardus per lembarnya

16 48 seharga Rp Jadi, biaya pengeluaran yang digunakan selama tahun 2016 adalah 834 lembar kardus x Rp = Rp , dapat dilihat pada tabel 4.14 Tabel 4.14 Pengeluaran Biaya Kardus Selama Tahun 2016 dalam Rupiah Periode Kebutuhan 1 Harga Total Tahun (Biji) (Per Biji) Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Jumlah Sumber : Data UMKM Pupuk PAZ s Bio Fertilizer Total biaya penggunaan bahan habis pakai yang terjadi pada UMKM Pupuk PAZ s Bio Fertilizer selama tahun 2016 dapat dilihat pada tabel 4.15 Tabel 4.15 Data Pengeluaran Bahan Baku Habis Pakai Selama Tahun 2016 dalam Rupiah Periode Bahan Baku Habis Pakai Total Botol Kardus 1 Tahun Jumlah Sumber : Data UMKM Pupuk PAZ s Bio Fertilizer

17 49 3) Biaya Listrik Pada bagian produksi juga memerlukan listrik untuk menunjang proses produksi pupuk, seperti untuk kegunaan pompa air, kipas angin, dll. Selama tahun 2016 penggunaan listrik pada UMKM Pupuk PAZ s Bio Fertilezer sebesar Rp ) Biaya Air PDAM Air PDAM juga digunakan untuk proses produksi dan mencuci peralatan setelah selesai digunakan. Biaya air PAM selama tahun 2016 sebesar Rp ) Biaya Bahan Bakar Bensin Bensin digunakan sebagai bahan bakar kendaraan untuk mengangkut dan mengirimkan produk pupuk yang sudah siap untuk dipasarkan. Selama tahun 2016 UMKM membutuhkan bensin 494,25 liter. Harga bensin per liter tiap bulannya naik turun. Jadi, biaya pengeluaran yang digunakan selama tahun 2016 dapat dilihat pada tabel 4.16 Tabel 4.16 Pengeluaran Biaya Bahan Bakar Bensin Selama Tahun 2016 dalam Rupiah Periode Kebutuhan 1 Tahun (Liter) Harga (Per Liter) Total Januari 39, ,5 Februari 47,

18 50 Maret 26, April 20, Mei 47, ,5 Juni 39, ,5 Juli 20, ,5 Agustus 25, ,5 September 48, ,5 Oktober 21, ,5 November 27, ,5 Desember 47, ,5 Jumlah Sumber : Data UMKM Pupuk PAZ s Bio Fertilizer 6) Biaya Telepon Telepon digunakan sebagai alat untuk memesan pupuk oleh pelanggan dan pemesanan dari supplier outlet ke bagian produksi. Biaya pemakaian telepon selama tahun 2016 sebesar Rp ) Biaya Perawatan dan Pemeliharaan Biaya perawatan dan pemeliharaan yang dikeluarkan oleh UMKM Pupuk PAZ s Bio Fertilizer selama tahun 2016 adalah sebesar Rp Biaya overhead pabrik pada UMKM Pupuk PAZ s Bio Fertilizer selain biaya bahan baku, bahan penolong dan biaya bahan habis pakai selama tahun 2016 dapat dilihat pada tabel 4.17

19 51 Tabel 4.17 Data Pemakaian Biaya Overhead Pabrik Selama Tahun 2016 dalam Rupiah Periode Bahan Overhead Pabrik Jumlah Listrik Air PDAM Bensin Telepon Biaya Perawatan & Pemeliharaan 1 Tahun Total Sumber : Data UMKM Pupuk PAZ s Bio Fertilizer Berdasarkan tabel diatas, pemakaian keseluruhan biaya overhead pabrik pada UMKM Pupuk PAZ s Bio Fertilizer selama tahun 2016 sebesar Rp Biaya Tenaga Kerja Langsung UMKM Pupuk PAZ s Bio Fertilizer setiap hari memproduksi pupuk kecuali sabtu, minggu dan hari besar nasional. Pada hari Senin Jum at dimulai dari jam WIB sampai WIB. UMKM Pupuk PAZ s Bio Fertilizer memiliki 27 tenaga kerja pada bagian produksinya. Setiap bagian produksi memiliki bagian masing masing diantaranya bagian penyemprotan, bagian pemerasan, bagian packing, bagian logistic dan bagian pengiriman. Para tenaga kerja bagian produksi digaji tetap setiap bulannya dan ada tambahan uang makan. Biaya tenaga kerja langsung pada UMKM Pupuk PAZ s Bio Fertilizer dapat dilihat pada tabel 4.18

20 52 Tabel 4.18 Rata - Rata Biaya Tenaga Kerja Langsung Per Bulan Tahun 2016 dalam Rupiah No Bagian Produksi Jumlah Rata Rata Gaji Sebulan Total Gaji 1 Penyemprotan Pemerasan Packing logistic Pengiriman Jumlah Total Gaji 1 Bulan Total Gaji 1 Tahun Sumber : Data UMKM Pupuk PAZ s Bio Fertilizer Selama tahun 2016, biaya gaji untuk tenaga kerja langsung yang dikeluarkan oleh UMKM Pupuk PAZ s Bio Fertilizer sebesar Rp Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung UMKM Pupuk PAZ s Bio Fertilizer selain memiliki tenaga kerja bagian produksi juga memiliki tenaga kerja pada bagian kantor. Pada bagian kantor memiliki 8 karyawan dan mempunyai bagian masing masing. Biaya gaji kantor dapat dilihat pada tabel 4.19 Tabel 4.19 Biaya Gaji Kantor Selama Tahun 2016 dalam Rupiah No Bagian Kantor Jumlah Rata Rata Gaji Sebulan Total Gaji 1 Manajer Distribusi Supervisor Accounting

21 53 5 Penelitian dan Pembangunan 6 Cleaning Service 7 Security Jumlah Total Gaji 1 Bulan Total Gaji 1 Tahun Sumber : Data UMKM Pupuk PAZ s Bio Fertilizer Berdasarkan tabel di atas pengeluaran gaji untuk tenaga kerja tidak langsung pada UMKM Pupuk PAZ s Bio Fertilizer selama tahun 2016 sebesar Rp Pengklasifikasian Biaya UMKM Pupuk PAZ s Bio Fertilizer Selama proses produksi berlangsung akan melibatkan sejumlah biaya, antara lain biaya operasi produksi dan biaya nonoperasi produksi. Pada UMKM Pupuk PAZ s Bio Fertilizer sudah dilakukan pengklasifikasian biaya untuk mempermudah memahami biaya biaya yang terjadi selama tahun Dari tabel tabel biaya di atas dapat diklasifikasikan pada tabel berikut: Tabel 4.20 Klasifikasi Biaya Keseluruhan Selama Tahun 2016 dalam Rupiah Biaya Jumlah Biaya Operasi Produksi Biaya Bahan Baku Biaya Tenaga Kerja Langsung Biaya Overhead Pabrik - Biaya Bahan Penolong Biaya Bahan Habis Pakai

22 54 Biaya Listrik Biaya Air PDAM Biaya Bahan Bakar Bensin Biaya Telepon Biaya Penyusutan Peralatan Produksi Biaya Perawatan dan Pemeliharaan Total Biaya Operasi Produksi Biaya Non Produksi Biaya Penyusutan Gedung Biaya Penyusutan Peralatan Kantor Biaya Penyusutan Kendaraan Biaya Gaji Kantor Total Biaya Non Produksi Total Biaya Keseluruhan Pemisahan Biaya Tetap dan Variabel Analisis break even point menghendaki adanya pemisahan biaya berdasarkan perilakunya. Biaya biaya yang terjadi dalam perusahaan harus digolongkan sesuai dengan perilaku biaya dalam hubungannya dengan perubahan kegiatan atau aktivitas perusahaan. Pemisahan biaya tersebut dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.21 Pemisahan Biaya Tetap dan Biaya Variabel Pupuk PAZ s Bio Fertilizer Biaya Biaya Variabel Biaya Operasi Produksi Biaya Bahan Baku Biaya Tenaga Kerja Langsung Biaya Overhead Pabrik - Biaya Bahan Penolong Biaya Bahan Habis Pakai Biaya Listrik Biaya Air PAM Biaya Bahan Bakar Bensin Biaya Tetap Total

23 55 Biaya Telepon Biaya Penyusutan Peralatan Produksi Biaya Perawatan dan Pemeliharaan Biaya Non Produksi Biaya Penyusutan Gedung Biaya Penyusutan Peralatan Kantor Biaya Penyusutan Kendaraan Biaya Gaji Kantor Total Biaya Keseluruhan Pada UMKM Pupuk PAZ s Bio Fertilizer, biaya variabel dan biaya tetap pada tahun 2016 untuk pupuk PAZ s Bio Fertilizer sebesar Rp dan Rp , jadi total keseluruhan biayanya sebesar Rp Volume Penjualan 1) Harga Pupuk Harga jual pupuk pada UMKM PAZ s Bio Fertilizer dari Januari sampai Desember 2016 tidak mengalami perubahan. Secara terperinci harga pupuk per dus atau harga satuan pada UMKM Pupuk PAZ s Bio Fertilizer dapat dilihat pada tabel 4.22 Tabel 4.22 Harga pupuk Per Dus dan Satuan Tiap Bulan Harga Pupuk Rp / dus Rp botol Dari tabel diatas diketahui harga pada UMKM Pupuk PAZ s Bio Fertilizer dalam memproduksinya. Harga pupuk untuk satu dus isi 6 botol dijual dengan harga Rp , untuk satuan pupuk dijual Rp

24 56 2) Hasil Penjualan UMKM Pupuk PAZ s Bio Fertilizer memproduksi pupuk dari bulan Januari sampai bulan Desember tahun 2016 setiap harinya tidak tetap. Volume penjualan dan pendapatan UMKM Pupuk PAZ s Bio Fertilizer pada tahun 2016 dapat dilihat pada tabel 4.23 Tabel 4.23 Data Penjualan dan Pendapatan Selama Tahun 2016 dalam Rupiah Periode Penjualan (Per Botol) Pupuk Harga (Per Botol) Pendapatan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Total Berdasarkan tabel di atas, selama tahun 2016 produk UMKM Pupuk PAZ s Bio Fertilizer terjual sejumlah botol pupuk dengan pendapatan sebesar Rp Analisis Data dan Pembahasan Pada pencatatan operasional biaya oleh perusahaan, UMKM Pupuk PAZ s Bio Fertilizer sudah dapat memisahkan biaya - biaya dengan baik,

25 57 tetapi masih ada didalam pemisahan biaya - biaya yang kurang sesuai dengan aturan akuntansi yang berlaku, karena dalam pencatatan biaya penyusutan UMKM hanya memperkirakan umur ekonomisnya tidak sesuai dengan aturan akuntansi yang berlaku. UMKM PUPUK PAZ S BIO FERTILIZER Laporan Laba Rugi Untuk Tahun 2016 (dalam rupiah) Pendapatan Biaya Operasi Produksi Biaya Bahan Baku Biaya Tenaga Kerja Langsung Biaya Overhead Pabrik - Biaya Bahan Penolong Biaya Bahan Habis Pakai Biaya Listrik Biaya Air PDAM Biaya Bahan Bakar Bensin Biaya Telepon Biaya Penyusutan Peralata Produksi Biaya Perawatan dan Pemeliharaan Total Biaya Operasi Produksi Biaya Non Produksi Biaya Penyusutan Gedung Biaya Penyusutan Peralatan Kantor Biaya Penyusutan Kendaraan Biaya Gaji Kantor Total Biaya Non Produksi Total Biaya Keseluruhan Laba Operasi Analisis Contribution Margin (CM) atau Margin Kontribusi Contribution Margin (CM) merupakan selisih antara pendapatan total dan biaya variabel total. Margin kontribusi menunjukkan mengapa laba

26 58 operasi berubah ketika unit yang terjual berubah. Berdasarkan dari data data biaya dan penjualan yang diperoleh dari UMKM, maka dapat dihitung rencana laporan laba denga metode kontribusi yang dapat dilihat pada tabel 4.24 Contribution Margin (nilai uang) = penjualan biaya variabel Contribution Margin (unit) = harga jual per unit biaya variabel per unit Tabel 4.24 Perhitungan Contribution Margin Selama Tahun 2016 penjualan Biaya Variabel Contribution Margin Biaya Tetap Laba Bersih Contribution Margin Ratio Pupuk PAZ s Bio Fertilizer Total Per Unit Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp = 1 Biaya Variabel Penjualan = 1 Rp Rp = 0,31 atau 31 % Setelah adanya klasifikasi biaya, dapat memberikan kontribusi dalam perhitungan contribution margin yang terjadi pada UMKM Pupuk PAZ s Bio Fertilizer. Pada tahun 2016 UMKM Pupuk PAZ s Bio Fertilizer memiliki contribution margin ratio sebesar 31%, hal ini terjadi bahwa UMKM merencanakan peningkatan penjualan sebesar Rp , manajemen dapat menentukan contribution margin sebesar Rp dan per

27 59 unitnya Rp dengan memperoleh laba sebesar Rp Hal ini menunjukkan hasil bahwa contribution margin ratio dapat digunakan untuk menutup biaya tetap dan dapat memperoleh laba pada UMKM Pupuk PAZ s Bio Fertilizer Analisis Break Even Point (BEP) atau Titik Impas Analisis Break Even Point merupakan suatau keadaan dimana dalam operasi perusahaan, perusahaan tidak memperoleh laba dan tidak mengalami kerugian. Dibawah ini merupakan perhitungan Break Even Point pada UMKM Pupuk PAZ s Bio Fertilizer yaitu sebagai berikut : Break Even Point (Nilai Uang) = Biaya Tetap 1 Biaya Variabel Penjualan = Rp Rp Rp = Rp ,31 = Rp Break Even Point (Unit) = Biaya Tetap Harga Jual Per Unit Biaya Variabel Per Unit = Rp Rp Rp

28 60 = Unit Analisis break even point (titik impas) pada perhitungan yang terjadi sudah dapat dipastikan UMKM Pupuk PAZ s Bio Fertilizer pada tahun 2016 sudah berada pada posisi di atas titik impas. Berdasarkan pada perhitungan tersebut, titik impas perusahaan tercapai pada saat unit yang dijual mencapai unit pupuk per tahun dengan total penjualan sebesar Rp , dan pada saat penjualan disaat itu perusahan tidak memperoleh laba Analisis Margin Of Safety atau Margin Keamanan Analisis margin of safety memberikan petunjuk jumlah maksimum penurunan angka volume penjualan yang direncanakan yang tidak mengakibatkan kerugian dan elemen untuk mengukur keamanan perusahaan. Dibawah ini merupakan perhitungan margin of safety pada UMKM Pupuk PAZ s Bio Fertilizer yaitu sebagai berikut : Margin of Safety (%) = Total Penjualan Aktual Penjualan Titik Impas Total Penjualan Aktual = Rp Rp Rp = Rp Rp

29 61 = 6,03 % Berdasarkan hasil perhitungan margin of safety ini memberikan informasi berapa maksimum volume penjualan yang direncanakan tersebut boleh turun agar UMKM Pupuk PAZ s Bio Fertilizer tidak mengalami rugi. Dari hasil Perhitungan, maksimum penurunan yang boleh terjadi hanya sebesar Rp atau sebesar 6,03 % dari penjualan.

Analisis Biaya, Volume Penjualan dan Laba Sebagai Alat Perencanaan Laba Jangka Pendek pada Toko Pempek SAUDARA. Oleh : Meta Bina Sabila

Analisis Biaya, Volume Penjualan dan Laba Sebagai Alat Perencanaan Laba Jangka Pendek pada Toko Pempek SAUDARA. Oleh : Meta Bina Sabila Analisis Biaya, Volume Penjualan dan Laba Sebagai Alat Perencanaan Laba Jangka Pendek pada Toko Pempek SAUDARA Oleh : Meta Bina Sabila 28211811 PENDAHULUAN Latar Belakang Setiap usaha yang didirikan pada

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Klasifikasi Biaya dan Perhitungan Harga Jual Produk pada PT. JCO Donuts

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Klasifikasi Biaya dan Perhitungan Harga Jual Produk pada PT. JCO Donuts 53 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Klasifikasi Biaya dan Perhitungan Harga Jual Produk pada PT. JCO Donuts & Coffee Dalam proses menghasilkan produknya, PT. JCO Donuts & Coffee terlebih dahulu

Lebih terperinci

VII. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL

VII. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL VII. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL Analisis finansial dilakukan untuk melihat sejauh mana Peternakan Maju Bersama dapat dikatakan layak dari aspek finansial. Untuk menilai layak atau tidak usaha tersebut

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Penerapan Klasifikasi Biaya pada PT Hotmal Jaya Perkasa

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Penerapan Klasifikasi Biaya pada PT Hotmal Jaya Perkasa BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Penerapan Klasifikasi Biaya pada PT Hotmal Jaya Perkasa Dalam melakukan analisis biaya relevan, diperlukan pengklasifikasian biaya yang terjadi di dalam suatu perusahaan berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pesat dan sangat ketat terhadap di setiap perusahaan yang ada. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. pesat dan sangat ketat terhadap di setiap perusahaan yang ada. Hal ini BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Persaingan industri bisnis di Indonesia saat ini semakin melaju dengan pesat dan sangat ketat terhadap di setiap perusahaan yang ada. Hal ini disebabkan karena

Lebih terperinci

ANALISIS BREAK EVEN POINT SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PABRIK TEMPE YANTO

ANALISIS BREAK EVEN POINT SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PABRIK TEMPE YANTO ANALISIS BREAK EVEN POINT SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PABRIK TEMPE YANTO Fendy 22210720 Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma 2010 Dosen Pembimbing : Heru Suharjo, SE., MM Latar

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Perhitungan Harga Pokok Produksi dalam Menentukan Harga Jual pada

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Perhitungan Harga Pokok Produksi dalam Menentukan Harga Jual pada BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Perhitungan Harga Pokok Produksi dalam Menentukan Harga Jual pada SETIA BARU Furniture Pada bab ini Penulis akan membahas tentang perhitungan Harga Pokok Produksi

Lebih terperinci

Analisis Break Even Point Sebagai Dalam Perencanaan Laba Pada Warung Mie Ayam Bakso Super Urat. Disusun Oleh : Teddy Wira Hadi

Analisis Break Even Point Sebagai Dalam Perencanaan Laba Pada Warung Mie Ayam Bakso Super Urat. Disusun Oleh : Teddy Wira Hadi Analisis Break Even Point Sebagai Dalam Perencanaan Laba Pada Warung Mie Ayam Bakso Super Urat Disusun Oleh : Teddy Wira Hadi 28213829 Latar Belakang Perkembangan dunia industry dan bisnis pada umumnya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Data Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan Di negara Indonesia banyak berkembang usaha-usaha dalam industri mebel, dengan memanfaatkan bahan baku kayu hingga

Lebih terperinci

ANALISIS COST VOLUME PROFIT SEBAGAI ALAT PERENCAAN LABA DAN PENJUALAN PADA TOKO BAKPIA SUAN. : Stephanie Lauwrentina : 2A214454

ANALISIS COST VOLUME PROFIT SEBAGAI ALAT PERENCAAN LABA DAN PENJUALAN PADA TOKO BAKPIA SUAN. : Stephanie Lauwrentina : 2A214454 ANALISIS COST VOLUME PROFIT SEBAGAI ALAT PERENCAAN LABA DAN PENJUALAN PADA TOKO BAKPIA SUAN Nama NPM Jurusan Dosen Pembimbing : Stephanie Lauwrentina : 2A214454 : Akuntansi : Rino Rinaldo, SE., MMSI Penelitian

Lebih terperinci

Perhitungan Harga Pokok Produksi þÿ P a d a P a b r i k T a h u B u G i t o D e n Metode Process Costing

Perhitungan Harga Pokok Produksi þÿ P a d a P a b r i k T a h u B u G i t o D e n Metode Process Costing Repositori STIE Ekuitas STIE Ekuitas Repository Final Assignment - Diploma 3 (D3) http://repository.ekuitas.ac.id Final Assignment of Accounting 2016-01-06 Perhitungan Harga Pokok Produksi þÿ P a d a P

Lebih terperinci

BAB 5 MANAJEMEN DAN STRUKTUR ORGANISASI

BAB 5 MANAJEMEN DAN STRUKTUR ORGANISASI BAB 5 MANAJEMEN DAN STRUKTUR ORGANISASI 5.1 Struktur Organisasi Pemilik Jahit 1 Jahit 2 Jahit 3 Obras Bag. potong Antar barang Finishing Admin Bagian jahit bertanggung jawab menjahit barang-barang dengan

Lebih terperinci

VII ANALISIS ASPEK FINANSIAL

VII ANALISIS ASPEK FINANSIAL VII ANALISIS ASPEK FINANSIAL Menganalisis kelayakan suatu proyek atau usaha dari segi keuangan dapat mengunakan. Analisis finansial. Adapun kriteria kriteria penilaian investasi yang dapat digunakan yaitu

Lebih terperinci

ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP) SEBAGAI PERENCANAAN LABA JANGKA PENDEK PADA BAKMI DKI CABANG ROSLIANA. : Yuli Setia Ningsih :

ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP) SEBAGAI PERENCANAAN LABA JANGKA PENDEK PADA BAKMI DKI CABANG ROSLIANA. : Yuli Setia Ningsih : ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP) SEBAGAI PERENCANAAN LABA JANGKA PENDEK PADA BAKMI DKI CABANG ROSLIANA Nama NPM Jurusan Dosen Pembimbing : Yuli Setia Ningsih : 29213560 : Akuntansi : Dr. Rini Tesniwati,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 29 BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN A. Pemisahan Biaya Semi variabel Dalam menerapkan analisa break even point terlebih dahulu dilakukan pemisahan biaya ke dalam unsur tetap dan unsur variabel, untuk biaya

Lebih terperinci

ANALISIS BREAK EVEN POINT PADA WARUNG BAKSO MANTAP DALAM PERENCANAAN LABA. Andika Hari Saputro

ANALISIS BREAK EVEN POINT PADA WARUNG BAKSO MANTAP DALAM PERENCANAAN LABA. Andika Hari Saputro ANALISIS BREAK EVEN POINT PADA WARUNG BAKSO MANTAP DALAM PERENCANAAN LABA Andika Hari Saputro 20212782 Latar Belakang BREAK EVEN POINT PERENCANAAN LABA MARGIN OF SAFETY SHUT DOWN POINT Rumusan Masalah

Lebih terperinci

ANALISIS BREAK EVEN POINT SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA JANGKA PENDEK PADA DEPOT AIR MINUM ISI ULANG AN-NUR

ANALISIS BREAK EVEN POINT SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA JANGKA PENDEK PADA DEPOT AIR MINUM ISI ULANG AN-NUR ANALISIS BREAK EVEN POINT SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA JANGKA PENDEK PADA DEPOT AIR MINUM ISI ULANG AN-NUR Nama : Ibnu Abdillah NPM : 23212518 Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Bertilia Lina Kusrina, SE.,

Lebih terperinci

HARGA POKOK PESANAN. Kasus:

HARGA POKOK PESANAN. Kasus: 1 Kasus: HARGA POKOK PESANAN A. Informasi Umum Perusahaan Sejak tanggal 1 Januari 2013, Tuan Fadhil mendirikan sebuah perusahaan mebel JUJUR yang berlokasi di Dusun Ketulan RT04/RW02, Candibinangun, Pakem,

Lebih terperinci

Bab 1. PENDAHULUAN

Bab 1.  PENDAHULUAN Bab 1 http://www.gunadarma.ac.id/ PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Informasi biaya yang tepat dan akurat dapat membantu perusahaan untuk menentukan harga jual yang sesuai dengan mutu produk tersebut.

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. IV. 1. Evaluasi Terhadap Klasifikasi Biaya Produksi. biaya bahan baku langsung oleh perusahaan.

BAB IV PEMBAHASAN. IV. 1. Evaluasi Terhadap Klasifikasi Biaya Produksi. biaya bahan baku langsung oleh perusahaan. BAB IV PEMBAHASAN IV. 1. Evaluasi Terhadap Klasifikasi Biaya Produksi Pada PT Grahacitra Adhitama ditemukan pengklasifikasian dan perhitungan biaya produksi yang kurang tepat, yaitu : 1. Ada beberapa unsur

Lebih terperinci

ANALISIS BREAK EVEN POINT DALAM PERENCANAAN LABA PADA CV. ANJAS FAMILY

ANALISIS BREAK EVEN POINT DALAM PERENCANAAN LABA PADA CV. ANJAS FAMILY ANALISIS BREAK EVEN POINT DALAM PERENCANAAN LABA PADA CV. ANJAS FAMILY Nama : Annisa Triana NPM : 21213162 Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Dr. Budi Santoso, SE., MM PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Hansen & Mowen (2005:274) Analisis biaya-volume-laba (costvolume-profit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Hansen & Mowen (2005:274) Analisis biaya-volume-laba (costvolume-profit BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Analisis Cost Volume Profit a. Pengertian Analisis Cost Volume Profit Menurut Hansen & Mowen (2005:274) Analisis biaya-volume-laba (costvolume-profit analysis)

Lebih terperinci

ANALISIS BREAK EVEN PADA PERUSAHAAN PABRIK MINUMAN UD. USAHA BARU MAKASSAR ZAINAL ABIDIN STIE YPUP MAKASSAR

ANALISIS BREAK EVEN PADA PERUSAHAAN PABRIK MINUMAN UD. USAHA BARU MAKASSAR ZAINAL ABIDIN STIE YPUP MAKASSAR ANALISIS BREAK EVEN PADA PERUSAHAAN PABRIK MINUMAN UD. USAHA BARU MAKASSAR ZAINAL ABIDIN STIE YPUP MAKASSAR ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untukk mengetahui volumen produksi dan penjualan minuman pada

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Sejarah Singkat Perusahaan Perusahaan CV Danmas Cushion merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang ekspor mebel,yang tepatnya

Lebih terperinci

ABSTRAK. Perencanaan laba diperlukan oleh perusahaan agar perusahaan dapat

ABSTRAK. Perencanaan laba diperlukan oleh perusahaan agar perusahaan dapat ABSTRAK Perencanaan laba diperlukan oleh perusahaan agar perusahaan dapat memperoleh laba yang maksimal. Laba dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu biaya, harga jual serta volume penjualan. Analisis Cost-Volume-Profit

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penetapan Biaya Produksi Standar Biaya standar merupakan biaya yang dianggarkan terlebih dahulu sebelum perusahaan memulai produksi. Biaya standar yang ditetapkan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. mempunyai suatu pedoman, dimana penetapan standar ini memberikan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. mempunyai suatu pedoman, dimana penetapan standar ini memberikan BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penetapan Biaya Produksi Standar Biaya standar merupakan biaya yang dianggarkan terlebih dahulu sebelum perusahaan memulai produksi. Biaya Standar yang ditetapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Pemberian pelayanan publik pada dasarnya dapat dibiayai melalui

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Pemberian pelayanan publik pada dasarnya dapat dibiayai melalui BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu tugas pokok pemerintah adalah memberikan pelayanan kepada masyarakat. Pemberian pelayanan publik pada dasarnya dapat dibiayai melalui dua sumber

Lebih terperinci

ANALISIS COST VOLUME PROFIT (CVP) SEBAGAI ALAT PERENCANAAN UNTUK MENCAPAI TARGET LABA PADA USAHA KONVEKSI RIRI COLLECTION

ANALISIS COST VOLUME PROFIT (CVP) SEBAGAI ALAT PERENCANAAN UNTUK MENCAPAI TARGET LABA PADA USAHA KONVEKSI RIRI COLLECTION ANALISIS COST VOLUME PROFIT (CVP) SEBAGAI ALAT PERENCANAAN UNTUK MENCAPAI TARGET LABA PADA USAHA KONVEKSI RIRI COLLECTION NAMA NPM JURUSAN DOSEN PEMBIMBING : RIRIN ZULIYANINGSIH : 29214475 : AKUNTANSI

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini akan dibahas tentang analisis data yang telah diperoleh sekaligus pembahasannya. Hasil dari penelitian ini akan menjawab masalah penelitian pada Bab

Lebih terperinci

Bab XIII STUDI KELAYAKAN

Bab XIII STUDI KELAYAKAN Bab XIII STUDI KELAYAKAN STUDI KELAYAKAN DIPERLUKAN 1. Pemrakarsa sebagai bahan pertimbangan a. Investasi - Merencanakan investasi - Merevisi investasi - Membatalkan investasi b. Tolak ukur kegiatan/investasi

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI

BAB II KERANGKA TEORI BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Pengertian dan Penggolongan Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya berkaitan dengan semua tipe organisasi bisnis, non-bisnis, manufaktur, eceran dan jasa. Umumnya, berbagai macam

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei sampai dengan bulan September 2014 di

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei sampai dengan bulan September 2014 di 18 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei sampai dengan bulan September 2014 di Laboratorium Daya, Alat, dan Mesin Pertanian (DAMP) dan Laboratorium Teknik

Lebih terperinci

Lampiran 1. Sebaran Bulanan Kebutuhan dan Ketersediaan Beras Tahun 2011 (ARAM II) Sumber : Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 2011

Lampiran 1. Sebaran Bulanan Kebutuhan dan Ketersediaan Beras Tahun 2011 (ARAM II) Sumber : Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 2011 LAMPIRAN Lampiran 1. Sebaran Bulanan Kebutuhan dan Ketersediaan Beras Tahun 2011 (ARAM II) Sumber : Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 2011 Lampiran 2. Rincian Luas Lahan dan Komponen Nilai Input Petani

Lebih terperinci

VIII. ANALISIS FINANSIAL

VIII. ANALISIS FINANSIAL VIII. ANALISIS FINANSIAL Analisis aspek finansial bertujuan untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan.

Lebih terperinci

ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP) SEBAGAI DASAR DALAM PERENCANAAN LABA CV. SERANGKAI SETIA KAWAN

ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP) SEBAGAI DASAR DALAM PERENCANAAN LABA CV. SERANGKAI SETIA KAWAN ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP) SEBAGAI DASAR DALAM PERENCANAAN LABA CV. SERANGKAI SETIA KAWAN Nama : Alifah Faradilla NPM : 20214854 Jurusan : Akuntansi Dosen Pembimbing : Agustin Rusiana Sari SE., MM.

Lebih terperinci

VARIABLE COSTING. Penentuan Harga Pokok Variabel

VARIABLE COSTING. Penentuan Harga Pokok Variabel VARIABLE COSTING Penentuan Harga Pokok Variabel PENENTUAN HARGA POKOK PRODUK Penentuan harga pokok produk dibedakan menjadi 2 metode: 1. Metode Full Costing Membebankansemua unsur biaya produksi baik yang

Lebih terperinci

ABSTRAKSI. Kata kunci : Hasil Produksi terhadap Perilaku Biaya untuk Pengambilan Keputusan Menerima atau Menolak Pesanan Khusus.

ABSTRAKSI. Kata kunci : Hasil Produksi terhadap Perilaku Biaya untuk Pengambilan Keputusan Menerima atau Menolak Pesanan Khusus. ABSTRAKSI Salah satu kegiatan pokok manajemen dalam fungsi merencanakan adalah pengambilan keputusn yaitu memutuskan tindakan yang terbaik dari berbagai alternatif. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk

Lebih terperinci

Analisis Perencanaan Laba Pada PT Permata Dwitunggal Abadi Di Balikpapan

Analisis Perencanaan Laba Pada PT Permata Dwitunggal Abadi Di Balikpapan Analisis Perencanaan Laba Pada PT Permata Dwitunggal Abadi Di Balikpapan Pramesti Nidiyaningrum (mestiiansyahkuh@ymail.com) Fakultas Ekonomi Universitas Mulawarman Hj. Anis Rachma Utary (anis_utary@ymail.com)

Lebih terperinci

ANALISA BIAYA PRODUKSI

ANALISA BIAYA PRODUKSI ANALISA BIAYA PRODUKSI Pengertian Biaya Biaya adalah pengeluaran ekonomis yang diperlukan untuk perhitungan proses produksi. Biaya ini didasarkan pada harga pasar yang berlaku dan pada saat proses ini

Lebih terperinci

Laporan Laba Rugi Yang Berakhir Untuk Periode 31 Desember 2007

Laporan Laba Rugi Yang Berakhir Untuk Periode 31 Desember 2007 Lampiran 1 Laporan Laba Rugi Tahun 2007 Laporan Laba Rugi Yang Berakhir Untuk Periode 31 Desember 2007 Penjualan Rp 14,944,007,210 Diskon Penjualan Rp 1,108,600 Penjualan Bersih Rp 14,942,898,610 Harga

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 TEKNOLOGI PROSES PRODUKSI Proses produksi PT Amanah Prima Indonesia dimulai dari adanya permintaan dari konsumen melalui Departemen Pemasaran yang dicatat sebagai pesanan dan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... ABSTRAK Penelitian ini berjudul Analisis Cost-Volume-Profit Sebagai Salah Satu Alat Bantu Manajemen Dalam Menentukan Laba Optimum. Unit analisis adalah PT. X yaitu perusahaan manufaktur yang bergerak di

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 35 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Komposisi Biaya Perhitungan harga pokok produksi pada suatu perusahaan tidak hanya untuk menentukan harga jual serta besarnya pendapatan saja tetapi juga untuk

Lebih terperinci

Anggaran Produksi Dan Anggaran Biaya Produksi

Anggaran Produksi Dan Anggaran Biaya Produksi Anggaran Produksi Dan Anggaran Biaya Produksi METODE PENYUSUNAN ANGGARAN PRODUKSI Anggaran produksi adalah rencana perusahaan untuk menghasilkan produk perusahaan dalam jumlah yang sesuai dengan kebutuhan

Lebih terperinci

ANALISIS PERHITUNGAN PENYUSUTAN AKTIVA TETAP BERWUJUD DAN PENGARUHNYA TERHADAP LABA RUGI PADA PT. GENDARIN INDONESIA CABANG PALEMBANG

ANALISIS PERHITUNGAN PENYUSUTAN AKTIVA TETAP BERWUJUD DAN PENGARUHNYA TERHADAP LABA RUGI PADA PT. GENDARIN INDONESIA CABANG PALEMBANG ANALISIS PERHITUNGAN PENYUSUTAN AKTIVA TETAP BERWUJUD DAN PENGARUHNYA TERHADAP LABA RUGI PADA PT. GENDARIN INDONESIA CABANG PALEMBANG Etika Mela Sari Jurusan Akuntansi POLITEK PalComTech Palembang Abstrak

Lebih terperinci

VIII. ANALISIS PENDAPATAN USAHA PEMBESARAN LELE DUMBO DI CV JUMBO BINTANG LESTARI

VIII. ANALISIS PENDAPATAN USAHA PEMBESARAN LELE DUMBO DI CV JUMBO BINTANG LESTARI VIII. ANALISIS PENDAPATAN USAHA PEMBESARAN LELE DUMBO DI CV JUMBO BINTANG LESTARI 8.1. Analisis Biaya Usaha Pembesaran Lele Dumbo CV Jumbo Bintang Biaya merupakan suatu hal penting yang harus diperhatikan

Lebih terperinci

PENYUSUNAN CASH FLOW BISNIS DAN LAPORAN LABA/RUGI DEPARTEMEN AGRIBISNIS FEM - IPB

PENYUSUNAN CASH FLOW BISNIS DAN LAPORAN LABA/RUGI DEPARTEMEN AGRIBISNIS FEM - IPB PENYUSUNAN CASH FLOW BISNIS DAN LAPORAN LABA/RUGI DEPARTEMEN AGRIBISNIS FEM - IPB Penerimaan dan pengeluaran dalam bisnis merupakan komponen yang sangat penting untuk melihat aktivitas yang berlangsung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh laba, namun tetap memperhatikan pelayanan yang lebih baik

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh laba, namun tetap memperhatikan pelayanan yang lebih baik BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Perusahaan merupakan suatu organisasi yang mempunyai visi misi dan tujuan tertentu. Tujuan suatu perusahaan pada umumnya adalah untuk memperoleh laba, namun

Lebih terperinci

Analisis Biaya, volume dan Laba Soto Mie Bogor Pada Usaha Mania Tanggerang

Analisis Biaya, volume dan Laba Soto Mie Bogor Pada Usaha Mania Tanggerang Analisis Biaya, volume dan Laba Soto Mie Bogor Pada Usaha Mania Tanggerang Nama : Aulia Pahwandi NPM : 21214824 Jurusan : Akuntansi Dosen Pembimbing : Dyah Mieta Setyawati SE., MMSI PENDAHULUAN Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Bab ini menjelaskan beberapa hal mengenai perusahaan yang menjadi tempat penelitian, yaitu PT. XYZ. Beberapa hal tersebut adalah sejarah perusahaan, ruang lingkup bidang

Lebih terperinci

MATERI KULIAH PERTEMUAN 2 KONSEP BIAYA PRINSIP TATA HITUNG BIAYA

MATERI KULIAH PERTEMUAN 2 KONSEP BIAYA PRINSIP TATA HITUNG BIAYA MATERI KULIAH PERTEMUAN 2 KONSEP BIAYA PRINSIP TATA HITUNG BIAYA KONSEP BIAYA Biaya adalah sesuatu akibat yang diukur dalam nilai uang yang mungkin timbul dalam mencapai suatu tujuan tertentu. Biaya adalah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengendalian. Proses ini memerlukan sejumlah teknik dan prosedur pemecahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengendalian. Proses ini memerlukan sejumlah teknik dan prosedur pemecahan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Analisis Biaya-Volume-Laba Analisis Biaya-Volume-Laba merupakan instrumen perencanaan dan pengendalian. Proses ini memerlukan sejumlah teknik

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 39 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pertumbuhan Tanaman Budidaya tanaman pare ini dilakukan dari mulai pengolahan lahan manual dengan menggunakan cangkul, kemudian pembuatan bedengan menjadi 18 bedengan yang

Lebih terperinci

VII ANALISIS ASPEK FINANSIAL

VII ANALISIS ASPEK FINANSIAL VII ANALISIS ASPEK FINANSIAL Aspek finansial merupakan aspek yang dikaji melalui kondisi finansial suatu usaha dimana kelayakan aspek finansial dilihat dari pengeluaran dan pemasukan usaha tersebut selama

Lebih terperinci

ABSTRAK. i Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. i Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Pabrik Margahayu Jaya Indah Plastik adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang pembuatan kantong klip plastik. Sama seperti perusahaan komersil lainnya, tujuan utama perusahaan didirikan

Lebih terperinci

BAB I HARGA POKOK PRODUKSI

BAB I HARGA POKOK PRODUKSI BAB I HARGA POKOK PRODUKSI A. Definisi Harga Pokok Produksi Harga Pokok Produksi adalah penjumlahan seluruh pengorbanan sumber ekonomi yang digunakan dalam pengolahan bahan baku menjadi produk. Suatu perusahaan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Penyusutan Peralatan yang Digunakan dalam Produksi Manisan Carica

Lampiran 1. Penyusutan Peralatan yang Digunakan dalam Produksi Manisan Carica LAMPIRAN 43 Lampiran 1. Penyusutan Peralatan yang Digunakan dalam Produksi Manisan Carica No. Jenis Alat Spesifikasi Jumlah Harga/Satuan Total Harga Nilai Baru Usia Ekonomis Nilai Sisa Penyusutan (Tahun)

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: Analisis Cost-Volume-Profit, laba. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata Kunci: Analisis Cost-Volume-Profit, laba. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Ukuran yang sering dipakai untuk menilai keberhasilan manajemen suatu perusahaan adalah laba perusahaan. Laba perusahaan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain harga jual, biaya tetap, dan

Lebih terperinci

ANALISA INVESTASI AKTIVA TETAP TERHADAP BIAYA VOLUME LABA PADA PT BARATA INDONESIA GRESIK

ANALISA INVESTASI AKTIVA TETAP TERHADAP BIAYA VOLUME LABA PADA PT BARATA INDONESIA GRESIK Hal 32-40 ANALISA INVESTASI AKTIVA TETAP TERHADAP BIAYA VOLUME LABA PADA PT BARATA INDONESIA GRESIK Ketut Ariasna, Rizki Putri Nuri Sari ABSTRAK Dalam menghadapi perkembangan usaha yang semakin maju, sebuah

Lebih terperinci

VII ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

VII ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL VII ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL Analisis kelayakan finansial dalam penelitian ini ditujukan untuk mengetahui kelayakan usaha peternakan ayam ras petelur dari segi keuangan. Analisis finansial digunakan

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. telah mengembangkan konsep biaya menurut kebutuhan mereka masing-masing. akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu.

BAB III PEMBAHASAN. telah mengembangkan konsep biaya menurut kebutuhan mereka masing-masing. akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu. BAB III PEMBAHASAN A. Pengertian Biaya dan Klasifikasi Biaya 1. Pengertian Biaya Dalam menjalankan suatu perusahaan diperlukan keputusan yang tepat dan akurat terhadap konsep biaya yang ada. Ada beberapa

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. manajemen di dalam mengambil keputusan. Manajemen memerlukan informasi yang

BAB IV PEMBAHASAN. manajemen di dalam mengambil keputusan. Manajemen memerlukan informasi yang BAB IV PEMBAHASAN Kelancaran atau keberhasilan suatu perusahaan tergantung pada kemampuan manajemen di dalam mengambil keputusan. Manajemen memerlukan informasi yang dapat dipercaya sebagai dasar untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya memberikan informasi biaya yang akan digunakan untuk membantu menetapkan harga pokok produksi

Lebih terperinci

BAB 5 ANALISA KEUANGAN. Equity merupakan total modal usaha yang berasal langsung dari pengusaha.

BAB 5 ANALISA KEUANGAN. Equity merupakan total modal usaha yang berasal langsung dari pengusaha. BAB 5 ANALISA KEUANGAN 5.1 Equity Equity = Asset - liability Equity merupakan total modal usaha yang berasal langsung dari pengusaha. Asset merupakan keseluruhan harta kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan.

Lebih terperinci

BIDANG KEGIATAN : PKM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

BIDANG KEGIATAN : PKM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT PROPOSAL PROGRAM KEGIATAN MAHASISWA INTERVENSI TEKNOLOGI PUPUK CAIR ORGANIK BERBAHAN LIMBAH DALAM PENGOLAHAN INDUSTRI TAHU RUMAH TANGGA BIBIS, MOJOSONGO, KOTA SURAKARTA BIDANG KEGIATAN : PKM PENGABDIAN

Lebih terperinci

PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI PAKAIAN ANAK-ANAK PEREMPUAN PADA KONVEKSI SINAR JAYA JAKARTA

PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI PAKAIAN ANAK-ANAK PEREMPUAN PADA KONVEKSI SINAR JAYA JAKARTA PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI PAKAIAN ANAK-ANAK PEREMPUAN PADA KONVEKSI SINAR JAYA JAKARTA LATAR BELAKANG Persaingan dalam perusahaan atau industri yang bergerak dalam bidang yang sama membuat pihak manajemen

Lebih terperinci

VII. RENCANA KEUANGAN

VII. RENCANA KEUANGAN VII. RENCANA KEUANGAN Rencana keuangan bertujuan untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan. Untuk melakukan

Lebih terperinci

BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. dengan 8 orang karyawan dengan kapasitas produksi yang dihasilkan hanya tidak

BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. dengan 8 orang karyawan dengan kapasitas produksi yang dihasilkan hanya tidak BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 4.1 Paparan Data 4.1.1 Latar Belakang Perusahaan PR X merupakan perusahaan rokok yang mulai dirintis sejak tahun 1989. Sebelumnya perusahaan tersebut

Lebih terperinci

ANALISIS SELISIH BIAYA PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE TIGA SELISIH PADA PABRIK KACANG SANGRAI JAYA RAYA

ANALISIS SELISIH BIAYA PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE TIGA SELISIH PADA PABRIK KACANG SANGRAI JAYA RAYA ANALISIS SELISIH BIAYA PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE TIGA SELISIH PADA PABRIK KACANG SANGRAI JAYA RAYA NAMA : SITI RAHAYU W NPM : 27212082 FAKULTAS : EKONOMI JURUSAN : AKUNTANSI LATAR BELAKANG Mencari

Lebih terperinci

ANALISA BREAK EVENT POINT SEBAGAI PERENCANAAN LABA JANGKA PENDEK SERTA PENENTUAN KEBIJAKAN HARGA DIMASA YANG AKAN DATANG TENSHOUSE

ANALISA BREAK EVENT POINT SEBAGAI PERENCANAAN LABA JANGKA PENDEK SERTA PENENTUAN KEBIJAKAN HARGA DIMASA YANG AKAN DATANG TENSHOUSE ANALISA BREAK EVENT POINT SEBAGAI PERENCANAAN LABA JANGKA PENDEK SERTA PENENTUAN KEBIJAKAN HARGA DIMASA YANG AKAN DATANG PADA PENJUALAN BUTIK ONLINE TENSHOUSE PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Dalam kegiatan

Lebih terperinci

Biaya, volume dan laba merupakan tiga elemen pokok dalam menyusun laporan laba-rugi sebuah perusahaan.

Biaya, volume dan laba merupakan tiga elemen pokok dalam menyusun laporan laba-rugi sebuah perusahaan. ANALISIS BIAYA-VOLUME VOLUME-LABALABA (COST-VOLUME-PROFIT ANALYSIS) Biaya, volume dan laba merupakan tiga elemen pokok dalam menyusun laporan laba-rugi sebuah perusahaan. Studi mengenai hubungan antara

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN PENELITIAN DAN ANALISA SWOT

BAB IV PEMBAHASAN PENELITIAN DAN ANALISA SWOT 41 BAB IV PEMBAHASAN PENELITIAN DAN ANALISA SWOT Berdasarkan data-data yang telah terkumpul pada bab-bab sebelumnya, maka kami dapat melakukan pengolahan, perhitungan, dan analisa data seperti yang akan

Lebih terperinci

Nama : Theresa Ludwig NPM : Jurusan : Akuntansi Pembingbing : Feny Fidyah, SE., MMSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS GUNADARMA JAKARTA 2015

Nama : Theresa Ludwig NPM : Jurusan : Akuntansi Pembingbing : Feny Fidyah, SE., MMSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS GUNADARMA JAKARTA 2015 Nama : Theresa Ludwig NPM : 27212349 Jurusan : Akuntansi Pembingbing : Feny Fidyah, SE., MMSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS GUNADARMA JAKARTA 2015 1.1 Latar Belakang Perkembangan Jenis Usaha Franchise Laba

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: Analisis Cost Volume Profit (CVP), dan memaksimalkan laba. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata kunci: Analisis Cost Volume Profit (CVP), dan memaksimalkan laba. Universitas Kristen Maranatha i ABSTRAK UP 2 U Factory Outlet merupakan sebuah perusahaan yang mengkhususkan bidang usahanya pada penjualan pakaian sisa ekspor. Sampai saat ini, UP 2 U Factory Outlet menjual bermacam-macam jenis produk

Lebih terperinci

B I A YA B A H AN A. Perencanaan Bahan Tujuan perencanaan bahan Masalah yang timbul dalam perencanaan bahan

B I A YA B A H AN A. Perencanaan Bahan Tujuan perencanaan bahan Masalah yang timbul dalam perencanaan bahan 1 B I A YA B A H AN Masalah yang dihadapi manajemen yang berhubungan dengan bahan adalah keterlambatan tersedianya bahan akan mempengaruhi kelancaran kegiatan produksi, sedangkan persediaan bahan yang

Lebih terperinci

VI ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI BELIMBING DEWA

VI ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI BELIMBING DEWA VI ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI BELIMBING DEWA Analisis pendapatan usahatani dilakukan untuk mengetahui gambaran umum mengenai struktur biaya, penerimaan dan pendapatan dari kegiatan usahatani yang dijalankan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengeritan Manajemen Produksi dan Operasi Menurut Hasibuan (2011:2), manajemen adalah ilmu seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber lainnya secara

Lebih terperinci

ANALISIS AKUNTANSI DIFFERENSIAL DALAM KEPUTUSAN MENJUAL LANGSUNG ATAU MEMPROSES LEBIH LANJUT PADA LIMA SAUDARA FURNITURE. Dwi Mulia Septiani

ANALISIS AKUNTANSI DIFFERENSIAL DALAM KEPUTUSAN MENJUAL LANGSUNG ATAU MEMPROSES LEBIH LANJUT PADA LIMA SAUDARA FURNITURE. Dwi Mulia Septiani ANALISIS AKUNTANSI DIFFERENSIAL DALAM KEPUTUSAN MENJUAL LANGSUNG ATAU MEMPROSES LEBIH LANJUT PADA LIMA SAUDARA FURNITURE Dwi Mulia Septiani 21209272 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Setiap perusahaan yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan salah satu pengkhususan dalam akuntansi, sama halnya dengan akuntansi keuangan, akuntansi pemerintahan, akuntansi pajak, dan sebagainya.

Lebih terperinci

SOAL PRAKTEK KOMPUTER AKUNTANSI dengan MYOB ACCOUNTING V.18 STUDI KASUS PERUSAHAAN MANUFAKTUR

SOAL PRAKTEK KOMPUTER AKUNTANSI dengan MYOB ACCOUNTING V.18 STUDI KASUS PERUSAHAAN MANUFAKTUR SOAL PRAKTEK KOMPUTER AKUNTANSI dengan MYOB ACCOUNTING V.18 STUDI KASUS PERUSAHAAN MANUFAKTUR TAHUN 2015 Myob Accounting Perusahaan Manufaktur 2 SOAL A. IDENTITAS PERUSAHAAN Nama Perusahaan : Pabrik Tempe

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Penyusunan Neraca Awal Periode Maret 2013 Selama melakukan penelitian di Depot Aloa penulis telah memperoleh datadata yang diperlukan dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir, seperti

Lebih terperinci

ANALISIS KEUNTUNGAN PEMBUATAN PUPUK ORGANIK (Studi Kasus di Koperasi Agung Jaya Kec. Pandaan, Kab. Pasuruan)

ANALISIS KEUNTUNGAN PEMBUATAN PUPUK ORGANIK (Studi Kasus di Koperasi Agung Jaya Kec. Pandaan, Kab. Pasuruan) AGRISE Volume XI No. 3 Bulan Agustus 2011 ISSN: 1412-1425 ANALISIS KEUNTUNGAN PEMBUATAN PUPUK ORGANIK (Studi Kasus di Koperasi Agung Jaya Kec. Pandaan, Kab. Pasuruan) (BENEFIT ANALYSIS OF MAKING ORGANIC

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dengan semakin berkembangnya sebuah perusahaan, maka masalah yang dihadapi

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dengan semakin berkembangnya sebuah perusahaan, maka masalah yang dihadapi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dengan semakin berkembangnya sebuah perusahaan, maka masalah yang dihadapi pun akan semakin kompleks. Untuk selalu siap menghadapi persaingan dan masalahmasalah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Kabupaten Sumenep. Usaha ini terletak di jalan Monumen Kuda sakti No. 97 RT.

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Kabupaten Sumenep. Usaha ini terletak di jalan Monumen Kuda sakti No. 97 RT. BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan UKM Rengginang sari ikan merupakan salah satu produsen Rengginang di Kabupaten Sumenep. Usaha ini terletak di jalan Monumen Kuda sakti No.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan yang dipimpinnya.

BAB I PENDAHULUAN. posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan yang dipimpinnya. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Suatu perusahaan untuk dapat terus berkembang dalam era globalisasi harus mampu menyajikan laporan keuangan terutama pada pihak manajemen. Dengan laporan keuangan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. John Soeprihanto (1999:414) adalah biaya yang seharusnya untuk produksi suatu

BAB II KAJIAN PUSTAKA. John Soeprihanto (1999:414) adalah biaya yang seharusnya untuk produksi suatu BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Harga pokok produksi Menurut Soemarso (1999:312) harga pokok produksi merupakan biaya pabrik ditambah dengan persediaan dalam proses awal dikurangi dengan

Lebih terperinci

MENYUSUN LAPORAN KEUANGAN UMKM PERTANYAAN BISNIS

MENYUSUN LAPORAN KEUANGAN UMKM PERTANYAAN BISNIS MENYUSUN LAPORAN KEUANGAN UMKM Dr. RR Karlina Aprilia Kusumadewi, SE., M.Sc., Ak PERTANYAAN BISNIS Pernahkah Anda mengalami hal seperti ini: Saya membuka usaha 3 bulan lalu, mengapa sekarang seluruh modalnya

Lebih terperinci

3. METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN 3. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 20 Januari 2015 sampai 20 April 2015 di PKBM Cemerlang, Kabupaten Wonosobo untuk menganalisis produksi produk

Lebih terperinci

VII. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL

VII. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL VII. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL Analisis finansial dilakukan untuk melihat sejauh mana CV. Usaha Unggas dapat dikatakan layak dari aspek finansial. Penilaian layak atau tidak usaha tersebut dari

Lebih terperinci

ANALISIS PENETAPAN HARGA POKOK PRODUKSI SEBAGAI DASAR PENENTUAN HARGA JUAL PADA PT VENEER PRODUCTS INDONESIA

ANALISIS PENETAPAN HARGA POKOK PRODUKSI SEBAGAI DASAR PENENTUAN HARGA JUAL PADA PT VENEER PRODUCTS INDONESIA Journal of Applied Business And Economics Vol. 3 No. 2 (Des 2016) 61-68 ANALISIS PENETAPAN HARGA POKOK PRODUKSI SEBAGAI DASAR PENENTUAN HARGA JUAL PADA PT VENEER PRODUCTS INDONESIA Oleh: Litdia Dosen Fakultas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Tinjauan penelitian terdahulu yang dijadikan peneliti sebagai bahan pertimbangan pertama, penelitian yang dilakukan oleh Ade Zulfikar Abraham Iqbal

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan analisis yang dilakukan penulis dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam suatu perusahaan terutama perusahaan manufaktur, perencanaan penjualan dan target

Lebih terperinci

III. METODOLOGI TUGAS AKHIR (TA)

III. METODOLOGI TUGAS AKHIR (TA) III. METODOLOGI TUGAS AKHIR (TA) A. Tempat Pelaksanaan Kegiatan Tugas Akhir (TA) akan dilaksanakan pada lahan kosong yang bertempat di Dusun Selongisor RT 03 / RW 15, Desa Batur, Kecamatan Getasan, Kabupaten

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Dalam situasi & kondisi sekarang ini sebagai dampak dari krisis moneter yang berkepanjangan, manajemen memerlukan suatu pedoman berupa perencanaan yang berisikan langkah-langkah yang akan & harus

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Asahan Crumb Rubber merupakan suatu badan usaha yang bergerak dalam bidang usaha pengolahan karet, yaitu mengolah bahan baku karet yang berasal

Lebih terperinci

BAB VI ASPEK KEUANGAN. Bagian ini menjelaskan tentang kebutuhan dana untuk operasional usaha pegembangan bisnis PT.

BAB VI ASPEK KEUANGAN. Bagian ini menjelaskan tentang kebutuhan dana untuk operasional usaha pegembangan bisnis PT. BAB VI ASPEK KEUANGAN Bagian ini akan menjelaskan tentang kebutuhan dana, sumber dana, proyeksi neraca, proyeksi laba rugi, proyeksi arus kas, dan penilaian kelayakan investasi. Proyeksi keuangan ini akan

Lebih terperinci

VII NILAI TAMBAH RANTAI PASOK BERAS ORGANIK

VII NILAI TAMBAH RANTAI PASOK BERAS ORGANIK VII NILAI TAMBAH RANTAI PASOK BERAS ORGANIK Terdapat dua konsep nilai tambah yang digunakan dalam menganalisis beberapa kasus, yaitu nilai tambah produk akibat pengolahan dan nilai tambah perolehan pelaku

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 21 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum PD. Alam Lestari 4.1.1 Sejarah Perkembangan PD. Alam Lestari PD. Alam Lestari adalah Usaha Kecil Menengah (UKM) produsen susu bubuk kedelai yang diproduksi

Lebih terperinci

Lampiran 1. Pedoman mutu kulit kayu manis secara visual

Lampiran 1. Pedoman mutu kulit kayu manis secara visual Lampiran 1. Pedoman mutu kulit kayu manis secara visual Jenis mutu Pengikisan Asal kulit Warna Rasa Panjang Vera AA Bersih dan licin Batang, diameter Kuning atau Tidak terlalu Min. 10 cm dengan gulungan

Lebih terperinci