ANALISIS BREAK EVEN POINT SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PABRIK TEMPE YANTO

Ukuran: px

Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS BREAK EVEN POINT SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PABRIK TEMPE YANTO"

Yohanes Yuwono
6 tahun lalu
Tontonan:

1 ANALISIS BREAK EVEN POINT SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PABRIK TEMPE YANTO Fendy Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma 2010 Dosen Pembimbing : Heru Suharjo, SE., MM

2 Latar Belakang Persaingan dalam dunia bisnis semakin ketat. Tanpa adanya laba suatu perusahaan tidak akan mampu bertahan lama. Kemampuan untuk mencapai laba yang optimal dapat ditentukan oleh manajemen yang baik dalam perencanaan laba. Dengan menggunakan Break Even Point, perusahaan dapat mengetahui seberapa banyak produk yang harus dijual agar perusahaan berada dikondisi tidak rugi dan tidak untung. Dalam penulisan ilmiah ini penulis mengambil judul mengenai : ANALISIS BREAK EVEN POINT SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PABRIK TEMPE YANTO

3 Rumusan Masalah & Batasan Masalah Rumusan Masalah : 1. Berapakah kapasitas produk yang harus terjual agar perusahaan berada pada titik impas (Break Even Point)? 2. Berapakah maksimal volume penjualan yang boleh turun agar tidak mengalami kerugian (Margin of Safety)? 3. Berapakah volume penjualan yang harus dicapai perusahaan agar mencapai laba sasaran? Batasan Masalah : Untuk batasan masalah, penulis memfokuskan masalah hanya pada perhitungan Break Even Point (BEP), volume penjualan, biaya-biaya yang terjadi dalam pabrik tempe. Produk yang akan diteliti adalah tempe dan data yang digunakan adalah datadata selama bulan April 2013.

4 Tujuan Penelitian Tujuan dari penulisan ilmiah ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui pada tingkat penjualan berapa perusahaan tersebut akan mencapai titik impas (Break Even Point). 2. Untuk mengetahui berapa batas aman perusahaan dalam melakukan penurunan volume penjualan agar perusahaan tidak mengalami kerugian (Margin of Safety). 3. Untuk mengetahui berapa volume penjualan yang harus terjual agar sesuai dengan laba sasaran yang diharapkan perusahaan.

5 Pembahasan Volume Penjualan April 2013 Keterangan Jumlah Volume Penjualan 8000 unit Harga jual/unit Rp x Penjualan Rp Sumber : Pabrik Tempe Yanto

6 Biaya Variabel Biaya Bahan Baku Tempe No. Jenis Bahan Baku Kuantitas Harga/Kg Total Biaya Bahan Baku 1 Kacang Kedelai /Kg Ragi Tempe /Kg Biaya Bahan Penolong Tempe Sumber : Pabrik Tempe Yanto Jumlah Biaya Bahan Baku No. Bahan Penolong Kuantitas Harga (satuan) Total Biaya 1 Tabung Gas 3 Kg Biaya Pembungkus Tempe No. Pembungkus Kuantitas Harga/satuan Total 1 Daun Pisang /Ikat Kantong Plastik /Kg Biaya Listrik = Rp Jumlah Biaya Pembungkus Tempe

7 Biaya Variabel No. Keterangan Jumlah Biaya 1 Biaya Bahan Baku Rp Biaya Penolong Rp Biaya Pembungkus Tempe Rp Biaya Listrik Rp Jumlah Biaya Variabel Rp Biaya Variabel per unit = Jumlah biaya variabel Jumlah Produksi = Rp = Rp ,

8 Biaya Tetap Biaya Tenaga Kerja Langsung = 3 x Rp = Rp Biaya Depresiasi : Keterangan Harga Perolehan Nilai Sisa Umur Ekonomis Depresiasi Pertahun Depresiasi Perbulan Banyaknya Total Gedung Tahun Rp Mesin Giling Tahun Rp Drum Plastik Tahun Rp Drum Seng Tahun Rp Tatakan Tahun Rp Kompor Tahun Rp Jumlah Rp Biaya Abodemen listrik (Tetap) = Rp Jumlah Biaya Tetap = Rp

9 Perhitungan Laba / Rugi April 2013 Keterangan Jumlah Tiap Satuan Total Penjualan Rp Rp Biaya Variabel Rp Rp ,89625 Margin Kontribusi Rp Rp ,10375 Biaya Tetap Rp Laba Bersih Rp

10 Break Even Point Marjin Kontribusi / unit = harga jual/unit biaya variabel/unit = Rp Rp ,89625 = Rp ,10375 (Rp. 1939) Rasio Marjin Kontribusi = Marjin Kontribusi x 100% Penjualan = Rp x 100% Rp = 32, % (32,3 %) BEP (Q) = Biaya Tetap Margin Kontribusi / Unit = Rp Rp ,10375 = 3.011, (3.012 unit) BEP (Rp) = Biaya Tetap Rasio Marjin Kontribusi = Rp , % = Rp ,03

11 Grafik Grafik BEP dan Laba April 2013

12 Margin Of Safety Penjualan bulan April 2013 = Rp Penjualan pada titik impas = Rp Margin of Safety dalam Rupiah (Rp) = Anggaran penjualan BEP = Rp Rp = Rp Margin of Safety dalam persen (%) = MoS dalam rupiah Penjualan yang dianggarkan = Rp Rp = 0, = 62,4%

13 Perencanaan Laba Kenaikan laba yang diinginkan = 20% x Laba bersih bulan April 2013 = 20% x Rp = Rp Laba yang diinginkan = Kenaikan laba + Laba bersih April 2013 = Rp Rp = Rp Volume Penjualan (Unit) = Rp Rp Rp Rp ,89625 = Rp Rp ,10375 = 8.997, (8.998 Unit) Volume Penjualan (Rp) = Rp Rp , % = Rp ,65

14 Kesimpulan & Saran Kesimpulan: 1. Perusahaan akan mengalami Break Even Point pada saat produk terjual sebanyak unit atau sebesar Rp , Bila berdasarkan penjualan Bulan April 2013, Margin of Safety adalah Rp atau 62,4%. 3. Perusahaan menargetkan kenaikan laba sebesar Rp Untuk itu, perusahaan harus melakukan penjualan sebanyak unit atau sebesar Rp ,65. Saran: Perusahaan sebaiknya menggunakan Break Even Point agar dapat mengetahui batas yang harus diproduksi dan dijual perusahaan agar tidak mengalami kerugian. Perusahaan harus melakukan langkah-langkah atas strategi pemasaran yang baik guna menunjang realisasi laba yang diinginkan.

dokumen-dokumen yang mirip

Analisis Break Even Point Sebagai Alat Perencanaan Laba Jangka Pendek Pada Perusahaan Kerupuk Idaman. Nia Nopita Suryani

Analisis Break Even Point Sebagai Alat Perencanaan Laba Jangka Pendek Pada Perusahaan Kerupuk Idaman Nia Nopita Suryani 15212301 Latar Belakang 1. Dalam setiap perusahaan pasti memiliki tujuan untuk mendapatkan