BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 29 BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN A. Pemisahan Biaya Semi variabel Dalam menerapkan analisa break even point terlebih dahulu dilakukan pemisahan biaya ke dalam unsur tetap dan unsur variabel, untuk biaya semi variabel pemisahan biaya nya ke dalam unsur variabel dan unsur tetap. Metode pemisahan biaya semi variabel perusahaan menggunakan: 1. Metode Titik tertinggi dan titik terendah (high-low-method) Dalam metode ini suatu biaya pada tingkat kegiatan yang paling tinggi dibandingkan dengan biaya tesebut pada tingkat kegiatan terendah di masa lalu, biaya semi variabel terdiri dari : 1. Biaya Listrik, air, telp 2. Biaya Administrasi dan Umum Rumus metode titik tertinggi dan titik terendah adalah : Y a + b x Biaya volume tertinggi Biaya volume terendah Biaya Variabel (b) Volume tertinggi - volume terendah Biaya Tetap Total Biaya Biaya Variabel

2 30

3 31 Dari data diatas biaya semi variabel diatas maka akan dapat dipisahkan kedalam unsur tetap dan unsur variabel dengan perhitungan sebagai berikut : Biaya Listrik Air, Telp Tahun Biaya variabel/unit / Ton Biaya Tetap Total Biaya - Biaya Variabel ( x ) Rp Tahun 2009 Biaya variabel/unit / ton Biaya Tetap Total Biaya-Biaya Variabel ( x ) Rp

4 32 Tahun Biaya variabel/unit / Ton Biaya Tetap Total Biaya - Biaya Variabel ( x ) Rp Biaya Administrasi kantor Tahun 2008 Biaya variabel/unit / ton Biaya Tetap Total Biaya - Biaya Variabel ( x ) Rp Tahun 2009 Biaya variabel/unit / ton

5 33 Biaya Tetap Total Biaya-Biaya Variabel ( x ) Rp Tahun Biaya variabel/unit / ton Biaya Tetap Total Biaya - Biaya Variabel ( x ) Rp Dari metode pemisahan biaya semi variabel dengan metode titik tertinggi dan titik terendah yang digunakan perusahaan, maka penulis menilai hasil metode nya kurang akurat, karena metode ini hanya menggunakan dua titik saja dan terkadang tinggi rendah nya tingkat aktivitas tidak sesuai dengan tinggi rendah nya biaya. Oleh karena itu penulis mengajukan pemisahan biaya semi variabel menggunakan : 2. Metode kuadrat terkecil / regresi, Metode ini dinilai lebih akurat dibandingkan metode titik tertinggi dan titik terendah, karena metode kuadrat terkecil menggunakan seluruh data yang ada tanpa ada data yang tersembunyi. Berikut ini uraian penerapan metode kuadrat terkecil/ regresi sebagai berikut :

6 34

7 35 Dari data diatas biaya semi variabel diatas maka akan dapat dipisahkan kedalam unsur tetap dan unsur variabel dengan perhitungan sebagai berikut : Y a + bx Y b X Biaya Tetap (a) n Biaya variabel/unit (b) Biaya Listrik Air, Telp n XY - X Y n X² - ( X)² Tahun 2008 Biaya variabel/unit : ( ) ( )² / ton Biaya Tetap Total Biaya - Biaya Variabel ( x ) Rp

8 36 Tahun 2009 Biaya variabel/unit : ( ) ( ) ( )² Biaya Tetap / ton Total Biaya - Biaya Variabel ( x ) Rp Tahun 2010 Biaya variabel/unit : ( ) ( )² / ton Biaya Tetap Total Biaya - Biaya Variabel ( x ) Rp

9 37 Biaya Administrasi dan Umum Tahun 2008 Biaya variabel/unit : ( ) ( ) ( ) (100133)² / ton Biaya Tetap Total Biaya Biaya Variabel ( x ) Rp Tahun 2009 Biaya variabel/unit : ( ) ( ) ( ) ( )² / ton Biaya Tetap Total Biaya Biaya Variabel ( x ) Rp

10 38 Tahun 2010 Biaya variabel/unit ( ) ( ) ( ) ( )² / ton Biaya Tetap Total Biaya - Biaya Variabel ( x ) Rp Dari dua metode pemisahan biaya semi variable diatas maka dapat dilihat perbedaaan nya sebagai berikut :

11 39 Tabel 4.3 Perbedaaan Pemisahan Biaya Semi Variabel Tahun Periode Metode Titik Tertinggi dan titik terendah Metode Kuadrat Terkecil / Regresi Selisih Tahun 2008 Biaya Adm dan Umum Biaya tetap Biaya Variabel Biaya Air, Listrik, Telepon Biaya tetap Biaya Variabel Tahun 2009 Biaya Adm dan Umum Biaya tetap Biaya Variabel Biaya Air, Listrik, Telepon Biaya tetap Biaya Variabel Tahun 2010 Biaya Adm dan Umum Biaya tetap Biaya Variabel Biaya Air, Listrik, Telepon Biaya tetap Biaya Variabel Sumber : PT. Jaya Beton Indonesia

12 40 B. Perhitungan Break Even Point Berikut ini diuraikan rincian biaya PT. Jaya Beton Indonesia, untuk lebih jelasnya biaya biaya tersebut dapat disusun atau dipisahkan menjadi biaya tetap dan biaya variabel seperti format berikut ini : 1. Biaya Variabel Biaya Produksi Variabel Biaya bahan baku utama Biaya Upah Langsung Biaya Pemancangan Biaya Bahan Pembantu Biaya Angkut Penjualan Biaya Komisi Penjualan Jumlah biaya produksi variabel Biaya Penjualan Variabel Biaya administrasi dan umum pabrik Biaya listrik, air, telepon Jumlah biaya penjualan variabel Total Biaya Variabel 2. Biaya Tetap Biaya Operasi Biaya Gaji

13 41 Biaya kendaraan Biaya sewa alat Biaya listrik, air, telpon Biaya administrasi dan umum Jumlah biaya overhead pabrik tetap Biaya Pabrik tak langsung tetap Biaya penyusutan Biaya pemeliharaan Biaya PBB Jumlah biaya pabrik tak langsung tetap Total Biaya Tetap Agar perusahaan berada pada titik break even point dapat ditentukan dengan dua pendekatan, pendekatan tersebut adalah sebagai berikut : 1. Pendekatan Persamaan Pendekatan ini berupa rumus rumus atau formula formula yang digunakan dalam penentuan titik impas (BEP) : Titik Break Event (Rp. penjualan) 1-2. Pendekatan Grafik Total Biaya Tetap Biaya Variabel Harga Jual Titik Break Even Point (BEP) dapat pula ditentukan dengan pendekatan grafik, dengan melihat grafik para pengambil keputusan akan dapat mengetahui pada volume berapa perusahaan mencapai titik impas hal ini

14 42 dapat dilihat dalam grafik yaitu perpotongan antar garis total penjualan dengan garis total biaya. Untuk menerapkan kedua pendekatan diatas dalam penentuan titik break even points, maka terebih dahulu disiapkan data data pendukung yang tersedia seperti : biaya variabel, biaya tetap, harga per unit, pemisahan biaya semi variabel ke dalam unsur tetap dan unsur variabel. Pemisahan biaya variabel ke dalam unsur tetap dan unsur variabel dapat dilihat sebagai berikut : Pemisahan biaya semi variabel ke dalam unsur tetap dan unsur variabel dengan metode kuadrat terkecil / regresi. Selain dari biaya semi variabel diatas juga dapat dirinci biaya variabel yang terjadi tahun sebagai berikut Tabel 4.4 Tabel Biaya Variabel Tahun 2008 s/d 2010 Periode 2008 (Rp) 2009 (Rp) 2010 (Rp) Biaya Bahan Utama 51,697,766,703 63,824,339,538 71,164,138,585 Biaya Bahan Pembantu 981,003,001 1,211,154,732 1,367,490,585 Biaya Pemancangan 1,506,905,548 1,860,377,220 2,163,618,707 By Angkut Penjualan 4,463,054,640 5,509,944,000 6,079,506,911 Upah Langsung 3,695,808,897 4,562,699,598 5,099,729,341 Biaya Komisi Penjualan 662,079, ,321, ,520,767 Harga Jual / ton Unit Produksi (ton) 100, , PT. Jaya Beton Indonesia

15 43 Dari data yang tersedia di atas maka dapat diketahui jumlah biaya operasi variabel per unit sebagai berikut : Biaya Per unit Total Biaya Unit Produksi Tahun Biaya Bahan Utama Rp Biaya Bahan Pembantu Rp Biaya Pemancangan Rp Biaya Upah Langsung Rp Biaya Komisi Penjualan Rp Biaya Angkut Penjualan Rp

16 44 Tahun Biaya Bahan Utama Rp Biaya Material Bantu Rp Biaya Bahan Pemancangan Rp Biaya Upah Langsung Rp Biaya Komisi Penjualan Rp Biaya Angkut Penjualan Rp Tahun Biaya Bahan Utama Rp

17 Biaya Bahan Bantu Rp Biaya Bahan Pemancangan Rp Biaya Upah Langsung Rp Biaya Komisi Penjualan Rp Biaya Angkut Penjualan Rp Setelah dilakukan pemisahan biaya semi variabel di atas ke dalam unsur tetap dan unsur variabel, selanjutnya biaya yang terjadi atau yang ada di kelompokan ke dalam biaya tetap dan biaya variabel, seperti yang terlihat pada tabel di bawah ini.

18 46 Sumber : PT Jaya Beton Indonesia Tabel 4.5 Total Biaya Variabel dan Biaya Tetap Tahun Biaya Tetap Tahun 2008 Tahun 2009 Tahun 2010 Biaya Gaji Karyawan 2,374,674,570 2,931,697, Biaya Sewa Alat Biaya Asuransi Biaya Bunga Biaya Listrik, Air, Telepon Biaya Administrasi dan umum Penyusutan Aktiva Tetap 2,043,519,111 2,922,863, Biaya Reparasi dan Pemeliharaan 1,376,325,500 1,825,116, Biaya PBB 59,875, ,377, Total Biaya Tetap Biaya Variabel per Unit Biaya Bahan Utama Biaya Bahan Pembantu Biaya Pemasangan/ Pemancangan Biaya Upah Langsung Biaya Komisi Penjualan Biaya Angkut Penjualan Biaya Administrasi dan umum Biaya Air. Listrik, Telpon Total Biaya Variabel Per Unit

19 47 Dari data yang tersedia di atas maka dapat ditentukan titik break even point (BEP) selama tahun 2008, 2009, dan 2010 Pendekatan Persamaan Tahun 2008 Titik Break Event (Rp. penjualan) 1- Total Biaya Tetap Biaya Variabel Harga Jual Titik Break Event (Rp. penjualan) Rp Selain itu juga bisa dicari jumlah satuan produk yang harus dijual agar penjualan perusahaan mencapai titik impas (BEP), yaitu dengan cara membagi hasil penjualan pada tingkat break even dengan harga jual per satuan produk tersebut yaitu : Jumlah Unit Penjualan Rp Rp ton Dari perhitungan diatas dapat diketahui bahwa titik break even point PT. Jaya Beton Indonesia pada tahun 2008 adalah sebesar Rp atau

20 48 sebesar ton beton praktekan, ini berarti bahwa jika perusahaan hanya mampu menjual produknya sebanyak ton atau senilai Rp maka perusahaan tidak akan mendapatkan laba dan tidak mengalami rugi, hal ini dapat dibuktikan sebagai berikut : Penjualan ( x Rp ) Rp Biaya Variabel ( x Rp ) Rp Kontribusi Margin Rp Biaya Tetap Laba / Rugi Rp Rp. 0 Tahun 2009 Break Even Point (Rp. Penjualan) Total Biaya Tetap Biaya Variabel 1 Harga Jual Rp Sedangkan jumlah satuan produk yang dijual agar mencapai titik impas (BEP) dapat pula dicari sebagai berikut : Jumlah Unit Penjualan Impas Rp Rp ton

21 49 Dari perhitungan diatas dapat pula diketahui titik impas tahun 2009 dalam rupiah penjualan dan dalam unit penjualan produk, yaitu Rp atau setara dengan ton, maka hal ini berarti bahwa jika PT. Jaya Beton Indonesia hanya mampu menjual produknya sebesar Rp atau ton maka perusahaan tidak akan memperoleh laba atau tidak menderita rugi, hal ini dapat dibuktikan sebagai berikut : Penjualan ( x Rp ) Rp Biaya Variabel ( x Rp ) Rp Kontribusi Margin Rp Biaya Tetap Rp Laba / Rugi Rp. 0 Tahun 2010 Total Biaya Tetap Break Even Point (Rp. Penjualan) Biaya Variabel 1 Harga Jual Rp Sedangkan jumlah satuan produk yang dijual agar mencapai titik impas (BEP) dapat pula dicari sebagai berikut : Jumlah Unit Penjualan Impas Rp Rp ton

22 50 Dari perhitungan diatas dapat pula diketahui titik impas tahun 2010 dalam rupiah penjualan dan dalam unit penjualan produk, yaitu Rp atau setara dengan ton, maka hal ini berarti bahwa jika PT. Jaya Beton Indonesia hanya mampu menjual produknya sebesar Rp atau ton maka perusahaan tidak akan memperoleh laba atau tidak menderita rugi, hal ini dapat dibuktikan sebagai berikut : Penjualan ( x Rp ) Rp Biaya Variabel ( x Rp ) Rp Kontribusi Margin Rp Biaya Tetap Rp Laba / Rugi Rp. 0 Dari keseluruhan data di atas dapat disusun secara ringkas penentuan titik break even point (BEP) pada tahun 2008, 2009 dan 2010 pada PT. Jaya Beton seperti terlihat pada tabel berikut ini : Tabel 4.6 Penentuan Titik Break Even Point (BEP) Pada PT. Jaya Beton Indonesia Keterangan Tahun 2008 Tahun 2009 (Rp) (Rp) Tahun 2010 (Rp) Penjualan Biaya Variabel Kontribusi Margin Biaya Tetap Laba / Rugi Sumber : PT. Jaya Betom Indonesia

23 51 Gambar 4.7. Laporan laba/ rugi

24 52 C. Perencanaan Laba PT. Jaya Beton Indonesia Pada dasarnya perencanaan laba yang baik sangat mendukung tercapainya target laba perusahaan yang telah direncanakan. Perencanaan adalah suatu proses pengambilan keputusan secara sistematis, disertai dengan perkiraan perkiraan atau asumsi asumsi tentang keadaan dimasa yang akan datang, penyusun secara sistematis kegiatan yang dianggap penting dalam pengambilan keputusan serta hasil yang dicapai dari keputusan yang diambil terhadap harapan yang diperkirakan sebelumnya. Perencanaan lebih identik dengan suatu bidang tertentu seperti penjualan. Dengan penentuan titik Break Even Point (BEP) maka sangat membantu dalam proses perencanaan laba perusahaan, yaitu dengan merencanakan berapa penjualan yang harus dicapai agar perusahaan mendapatkan laba yang diinginkan pada masa mendatang. Hal ini memungkinkan perusahaan mengetahui pengaruh kegiatan yang dilakukan terhadap laba yang diinginkan. Selanjutnya dengan menggunakan pendekatan titik Break Even Point (BEP) perencanaan laba perusahaan dapat dilakukan dengan cara menambahkan laba yang diinginkan perusahaan pada persamaan titik Break Even Point (BEP) sebagai berikut : Penjualan yang diinginkan Biaya Tetap + Laba Biaya Variabel 1 Harga Jual Dari data dan informasi yang diperoleh bahwa target laba PT. Jaya Beton Indonesia untuk tahun 2008 direncanakan peningkatan 15 % dari realisasi laba

25 53 tahun 2007 yaitu menjadi sebesar Rp , atau penjualan sebesar Rp sedangkan untuk tahun 2009 direncanakan peningkatan sebesar 20 % dari tahun 2008 yaitu menjadi sebesar Rp , begitu juga untuk tahun 2010 direncanakan peningkatan 28 % dari relisasi laba tahun 2009 yaitu menjadi sebesar Rp Berdasarkan tingkat titik break even point tahun Dari persamaan diatas, maka untuk menentukan penjualan yang harus dicapai PT. Jaya Beton Indonesia adalah sebagai berikut : Tahun 2009 Penjualan yang ingin dicapai Rp Bila dihitung dengan satuan produk dalam ton adalah : Unit penjualan yang harus dicapai ton Berdasarkan perhitungan di atas untuk mencapai laba yang direncanakan perusahaan sebesar Rp maka PT. Jaya Beton Indonesia harus mencapai penjualan sebesar Rp atau dalam satuan produk adalah ton, hal ini dapat dibuktikan sebagai berikut :

26 54 Penjualan yang ingin dicapai Rp Biaya Variabel (Rp x ) Rp Biaya Tetap Rp Rp Laba yang di rencanakan Rp Tahun 2010 Penjualan yang ingin dicapai Rp Bila dihitung dengan satuan produk dalam ton adalah : Unit penjualan yang harus dicapai ton Berdasarkan perhitungan di atas untuk mencapai laba yang di rencanakan perusahaan sebesar Rp maka PT. Jaya Beton Indonesia harus mencapai penjualan sebesar Rp atau dalam satuan produk adalah ton, hal ini dapat dibuktikan sebagai berikut : Penjualan yang ingin dicapai Rp Biaya Variabel (Rp x ) Rp Biaya Tetap Rp Rp Laba yang di rencanakan Rp

27 55 Tabel 4.8 Tabel Pejualan dan laba Tahun Periode Target Penjualan Berdasarkan BEP Realisasi Penjualan Target Laba Berdasarkan BEP Realisasi Laba Selisih penjualan Selisih Laba Tahun Tahun Tahun Sumber : PT. Jaya Beton Indonesia Sehingga dapat dilihat bahwa untuk tahun 2008 PT. Jaya Beton Indonesia telah mencapai target laba yang direncanakan hal ini terlihat dengan realisasi laba tahun 2008 sebesar Rp Sedangkan untuk tahun 2009 perusahaan telah memenuhi target laba yang telah direncanakan dengan realisasi laba tahun 2009 sebesar Rp Untuk tahun 2010 juga mengalami hal yang sama telah mencapai target laba yang telah direncanakan dengan realisasi laba tahun 2010 sebesar RP Maka dapat disimpulkan bahwa penerapan titik impas pada PT. Jaya Beton Indonesia dirasakan sangat membantu manajemen perusahaan dalam mencapai target laba yang direncanakan. D. Pendekatan Grafik Dalam penentuan titik break even point (BEP) dapat juga dilakukan dengan grafik atau bagan. Dengan pembuatan grafik break even point akan dapat diketahui hubungan antara biaya, penjual (volume penjualan) dan laba, dapat juga diketahui biaya biaya yang tergolong ke dalam biaya tetap dan biaya variabel serta tingkat tingkat penjualan tertentu.

28 56 Berikut ini penulis akan menyajikan penentuan titik break even point (BEP) dengan menggunakan grafik break even point pada PT. Jaya Beton Indonesia berdasarkan perhitungan titik break even point sebelumnya. Maka pada gambar dibawah ini akan terlihat suatu kondisi dimana perusahaan tidak menderita kerugian dan juga tidak mendapatkan laba. Gambar 4.1 Grafik Titik Break Even Point Tahun 2008 PT. Jaya Beton Indonesia Penjualan dan Biaya (dalam Ribuan Rp) Keuntungan Penghasilan Penjualan BEP Daerah Laba Total Biaya Biaya Variabel Rugi Daerah Biaya Tetap Volume Penjualan (ton)

29 57 Penjualan dan Biaya (dalam Ribuan Rp) Gambar 4.2 Grafik Titik Break Even Point Tahun 2009 PT. Jaya Beton Indonesia Keuntungan Total Penjualan Daerah Laba BEP Total Biaya Biaya Variabel Rugi Daerah Biaya Tetap

30 58 Penjualan dan Biaya (dalam Ribuan Rp) Gambar 4.3 Grafik Titik Break Even Point Tahun 2010 PT. Jaya Beton Indonesia Laba Daerah Laba Total Penjualan BEP Total Biaya Biaya Variabel Volume Penjualan (dalam ton) Daerah Rugi Biaya Tetap Dengan melihat grafik break even point (BEP) pada gambar diatas, maka dapat kita ketahui bahwa titik break even point terjadi pada perpotongan antara garis total penjualan dan garis total biaya, dan titik break even point tersebut bila

31 59 ditarik ke kiri maka diketahui tingkat penjualan impas perusahaan, pada tahun 2008 adalah sebesar Rp dan pada tahun 2009 adalah sebesar Rp juga untuk tahun 2010 sebesar Rp Sedangkan apabila ditarik garis ke bawah dapat pula diketahui volume penjualan yang mengalami impas dalam satuan produk (ton), yang harus dicapai tahun 2008 adalah sebanyak ton dan untuk tahun 2009 sebanyak ton, begitu juga untuk tahun 2010 sebanyak ton.

32 Metode Titik Tertinggi - Terendah Tabel 4.1 Biaya Semi Variabel Tahun 2008 s/d 2010 Periode Biaya Unit Biaya Unit Biaya Administrasi Biaya Listrik, Biaya Listrik, Biaya Listrik, Administrasi Produksi Administrasi dan Produksi dan Umum Air, Telp Air, Telp Air, Telp dan Umum (ton) Umum (ton) Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustu September Oktober November Desember Jumlah Sumber : PT. Jaya Beton Indonesia Tahun 2008 Tahun 2009 Tahun

33 Unit Produksi (ton)

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 31 BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Biaya Operasi Untuk dapat mencapai tujuannya, perusahaan dituntut untuk melakukan pengorbanan. Dalam perusahaan, pengorbanan yang dikeluarkan biasa disebut sebagai

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Klasifikasi Biaya dan Perhitungan Harga Jual Produk pada PT. JCO Donuts

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Klasifikasi Biaya dan Perhitungan Harga Jual Produk pada PT. JCO Donuts 53 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Klasifikasi Biaya dan Perhitungan Harga Jual Produk pada PT. JCO Donuts & Coffee Dalam proses menghasilkan produknya, PT. JCO Donuts & Coffee terlebih dahulu

Lebih terperinci

ABSTRAK. i Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. i Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Pabrik Margahayu Jaya Indah Plastik adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang pembuatan kantong klip plastik. Sama seperti perusahaan komersil lainnya, tujuan utama perusahaan didirikan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI LEMBAR PENGASAHAN ABSTRAKSI KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI LEMBAR PENGASAHAN ABSTRAKSI KATA PENGANTAR ABSTRAK Kebijakan dari pemerintah untuk menaikkan tarif dasar listrik, telepon dan terutama BBM berdampak dalam industri. Ini menyebabkan naiknya biaya bahan baku serta biaya lainnya bagi sektor industri

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 32 BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Biaya Operasi Untuk dapat mencapai tujuannya, perusahaan dituntut untuk melakukan pengorbanan. Dalam perusahaan, pengorbanan yang dikeluarkan biasa disebut sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Akibat dari krisis sektor ekonomi yang berkelanjutan dan keadaan politik

BAB I PENDAHULUAN. Akibat dari krisis sektor ekonomi yang berkelanjutan dan keadaan politik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Akibat dari krisis sektor ekonomi yang berkelanjutan dan keadaan politik yang kian memanas, dapat diperkirakan keadaan ekonomi Indonesia mengalami penurunan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Hansen & Mowen (2005:274) Analisis biaya-volume-laba (costvolume-profit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Hansen & Mowen (2005:274) Analisis biaya-volume-laba (costvolume-profit BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Analisis Cost Volume Profit a. Pengertian Analisis Cost Volume Profit Menurut Hansen & Mowen (2005:274) Analisis biaya-volume-laba (costvolume-profit analysis)

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 7 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Break Even Point (BEP) Keberhasilan suatu perusahaan pada umumnya ditandai dengan kemampuan manajemen di dalam melihat kemungkinan dan kesempatan dimasa yang akan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Biaya dan Klasifikasi Biaya Menurut Perilaku Biaya Biaya merupakan unsur yang digunakan dalam melakukan analisis Break Even Point. Untuk dapat menentukan tingkat

Lebih terperinci

ANALISA BREAK EVENT POINT

ANALISA BREAK EVENT POINT MANAJEMEN KEUANGAN II ANALISA BREAK EVENT POINT Rowland Bismark Fernando Pasaribu UNIVERSITAS GUNADARMA PERTEMUAN 10 EMAIL: rowland dot pasaribu at gmail dot com ANALISA BREAK EVENT POINT Pengertian Analisis

Lebih terperinci

ANALISIS BREAK EVEN POINT PADA WARUNG BAKSO MANTAP DALAM PERENCANAAN LABA. Andika Hari Saputro

ANALISIS BREAK EVEN POINT PADA WARUNG BAKSO MANTAP DALAM PERENCANAAN LABA. Andika Hari Saputro ANALISIS BREAK EVEN POINT PADA WARUNG BAKSO MANTAP DALAM PERENCANAAN LABA Andika Hari Saputro 20212782 Latar Belakang BREAK EVEN POINT PERENCANAAN LABA MARGIN OF SAFETY SHUT DOWN POINT Rumusan Masalah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Break Even Point (BEP) Break Even Point (BEP) adalah suatu keadaan dimana perusahaan dalam operasinya tidak memperoleh laba dan juga tidak menderita kerugian atau dengan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1.1.1 Harga Jual Harga jual adalah jumlah moneter yang dibebankan oleh suatu unit usaha kepada pembeli atau pelanggan atas

Lebih terperinci

Akuntansi Biaya. Analisis Perilaku Biaya (Cost Behaviour Analysis) Rista Bintara, SE., M.Ak. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Akuntansi Biaya. Analisis Perilaku Biaya (Cost Behaviour Analysis) Rista Bintara, SE., M.Ak. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Akuntansi Biaya Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Analisis Perilaku Biaya (Cost Behaviour Analysis) Rista Bintara, SE., M.Ak Program Studi Akuntansi www.mercubuana.ac.id Analisis Perilaku Biaya BAB

Lebih terperinci

Akuntansi Biaya. Cost Behaviour Analysis. Yulis Diana Alfia, SE., MSA., Ak., CPAI. Modul ke: Fakultas Fakultas Ekonomi dan BIsnis

Akuntansi Biaya. Cost Behaviour Analysis. Yulis Diana Alfia, SE., MSA., Ak., CPAI. Modul ke: Fakultas Fakultas Ekonomi dan BIsnis Akuntansi Biaya Modul ke: Cost Behaviour Analysis Fakultas Fakultas Ekonomi dan BIsnis Program Studi Akuntansi Yulis Diana Alfia, SE., MSA., Ak., CPAI www.mercubuana.ac.id Pendahuluan Akuntansi Biaya Input

Lebih terperinci

Analisa Perilaku Biaya

Analisa Perilaku Biaya Modul ke: Analisa Perilaku Biaya Mengenali Prilaku biaya. Metode memisahkan biaya semivariabel atas biaya variable dan biaya tetap. Fakultas FEB Minanari, SE, M.Si Program Studi Manajemen Biaya VS Beban

Lebih terperinci

ABSTRAK. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membantu PT X dalam. perencanaan dan pencapaian laba melalui pendekatan analisis Break Even pada

ABSTRAK. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membantu PT X dalam. perencanaan dan pencapaian laba melalui pendekatan analisis Break Even pada ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membantu PT X dalam perencanaan dan pencapaian laba melalui pendekatan analisis Break Even pada PT X. Subjek penelitian dalam skripsi ini adalah PT X yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengendalian. Proses ini memerlukan sejumlah teknik dan prosedur pemecahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengendalian. Proses ini memerlukan sejumlah teknik dan prosedur pemecahan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Analisis Biaya-Volume-Laba Analisis Biaya-Volume-Laba merupakan instrumen perencanaan dan pengendalian. Proses ini memerlukan sejumlah teknik

Lebih terperinci

ANALISIS BREAK EVEN POINT SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT INDRICIPTA ADITAMA. Nama : Muhammad Farris A Nasution NPM :

ANALISIS BREAK EVEN POINT SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT INDRICIPTA ADITAMA. Nama : Muhammad Farris A Nasution NPM : ANALISIS BREAK EVEN POINT SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT INDRICIPTA ADITAMA Nama : Muhammad Farris A Nasution NPM : 24210693 LATAR BELAKANG MASALAH Laba sangat dipengaruhi oleh tiga faktor yang

Lebih terperinci

ABSTRAK. Perencanaan laba diperlukan oleh perusahaan agar perusahaan dapat

ABSTRAK. Perencanaan laba diperlukan oleh perusahaan agar perusahaan dapat ABSTRAK Perencanaan laba diperlukan oleh perusahaan agar perusahaan dapat memperoleh laba yang maksimal. Laba dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu biaya, harga jual serta volume penjualan. Analisis Cost-Volume-Profit

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perencanaan Laba Perencanaan laba yang baik akan mempengaruhi keberhasilan perusahaan dalam mencapai laba optimal. Tujuan utama perusahaan adalah memperoleh laba yang semaksimal

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: Analisis Cost Volume Profit (CVP), dan memaksimalkan laba. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata kunci: Analisis Cost Volume Profit (CVP), dan memaksimalkan laba. Universitas Kristen Maranatha i ABSTRAK UP 2 U Factory Outlet merupakan sebuah perusahaan yang mengkhususkan bidang usahanya pada penjualan pakaian sisa ekspor. Sampai saat ini, UP 2 U Factory Outlet menjual bermacam-macam jenis produk

Lebih terperinci

BAB 5 MANAJEMEN DAN STRUKTUR ORGANISASI

BAB 5 MANAJEMEN DAN STRUKTUR ORGANISASI BAB 5 MANAJEMEN DAN STRUKTUR ORGANISASI 5.1 Struktur Organisasi Pemilik Jahit 1 Jahit 2 Jahit 3 Obras Bag. potong Antar barang Finishing Admin Bagian jahit bertanggung jawab menjahit barang-barang dengan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Analisis laporan keuangan PT. Semen Gresik (PERSERO) Tbk

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Analisis laporan keuangan PT. Semen Gresik (PERSERO) Tbk BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis laporan keuangan PT. Semen Gresik (PERSERO) Tbk Laporan keuangan merupakan suatu informasi dari proses pencatatan dan transaksi transaksi yang terjadi

Lebih terperinci

ANALISIS BREAK EVENT POINT SEBAGAI DASAR PERENCANAAN LABA PADA RUMAH MAKAN TEKWAN 115

ANALISIS BREAK EVENT POINT SEBAGAI DASAR PERENCANAAN LABA PADA RUMAH MAKAN TEKWAN 115 ANALISIS BREAK EVENT POINT SEBAGAI DASAR PERENCANAAN LABA PADA RUMAH MAKAN TEKWAN 115 Nama : Putri Indriasari NPM : 22209360 Pembimbing : Ary Natalina, S.Sos., MM Latar Belakang Masalah Break event point

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Dalam situasi & kondisi sekarang ini sebagai dampak dari krisis moneter yang berkepanjangan, manajemen memerlukan suatu pedoman berupa perencanaan yang berisikan langkah-langkah yang akan & harus

Lebih terperinci

02FEB. Akuntansi Biaya. Cost Behavior Analysis, Classifying Cost, Separating Fixed and Variable Cost. Angela Dirman, SE., M.Ak. Modul ke: Fakultas

02FEB. Akuntansi Biaya. Cost Behavior Analysis, Classifying Cost, Separating Fixed and Variable Cost. Angela Dirman, SE., M.Ak. Modul ke: Fakultas Akuntansi Biaya Modul ke: Fakultas 02FEB Cost Behavior Analysis, Classifying Cost, Separating Fixed and Variable Cost Angela Dirman, SE., M.Ak Program Studi Manajemen Content Cost behavior analysis, Classifying

Lebih terperinci

Analisis Break Even Point Sebagai Alat Perencanaan Laba Jangka Pendek Pada Perusahaan Kerupuk Idaman. Nia Nopita Suryani

Analisis Break Even Point Sebagai Alat Perencanaan Laba Jangka Pendek Pada Perusahaan Kerupuk Idaman. Nia Nopita Suryani Analisis Break Even Point Sebagai Alat Perencanaan Laba Jangka Pendek Pada Perusahaan Kerupuk Idaman Nia Nopita Suryani 15212301 Latar Belakang 1. Dalam setiap perusahaan pasti memiliki tujuan untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Ada beberapa pendapat mengenai pengertian manajemen, antara lain sebagai berikut: Menurut Hasibuan (2007), definisi manajemen, yaitu:

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengeritan Manajemen Produksi dan Operasi Menurut Hasibuan (2011:2), manajemen adalah ilmu seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber lainnya secara

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian ini dilakukan pada PT Sugih Instrumendo Abadi divisi Fa.AR yang memproduksi komponen tensi meter yang terdiri dari bag, bulp, dan tubing. Permasalahan yang dihadapi pihak manajemen Fa.

Lebih terperinci

Biaya, volume dan laba merupakan tiga elemen pokok dalam menyusun laporan laba-rugi sebuah perusahaan.

Biaya, volume dan laba merupakan tiga elemen pokok dalam menyusun laporan laba-rugi sebuah perusahaan. ANALISIS BIAYA-VOLUME VOLUME-LABALABA (COST-VOLUME-PROFIT ANALYSIS) Biaya, volume dan laba merupakan tiga elemen pokok dalam menyusun laporan laba-rugi sebuah perusahaan. Studi mengenai hubungan antara

Lebih terperinci

ANALISA PERHITUNGAN BREAK EVEN POINT PADA PT. ASAM JAWA MEDAN. BAGUS HANDOKO Dosen Fakultas Ekonomi STIE Harapan Medan ABSTRAK

ANALISA PERHITUNGAN BREAK EVEN POINT PADA PT. ASAM JAWA MEDAN. BAGUS HANDOKO Dosen Fakultas Ekonomi STIE Harapan Medan ABSTRAK ANALISA PERHITUNGAN BREAK EVEN POINT PADA PT. ASAM JAWA MEDAN BAGUS HANDOKO Dosen Fakultas Ekonomi STIE Harapan Medan ABSTRAK Tujuan Penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai

Lebih terperinci

Penganggaran Perusahaan

Penganggaran Perusahaan Modul ke: Penganggaran Perusahaan Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Dr. Aries Susanty, ST. MT Program Studi Penyusunan Anggaran Biaya Overhead Pabrik Abstract Memberikan pemahaman tentang lingkup kegiatan dalam

Lebih terperinci

PERENCANAAN PRODUKSI BERDASARKAN ANALISIS BREAK EVEN POINT UNTUK MENCAPAI EFISIENSI PADA PD JUMBO MEKAR LESTARI

PERENCANAAN PRODUKSI BERDASARKAN ANALISIS BREAK EVEN POINT UNTUK MENCAPAI EFISIENSI PADA PD JUMBO MEKAR LESTARI PERENCANAAN PRODUKSI BERDASARKAN ANALISIS BREAK EVEN POINT UNTUK MENCAPAI EFISIENSI PADA PD JUMBO MEKAR LESTARI Oleh : Sopian Dr. Drs. Suyadi Prawirosentono, M.B.A M.Azis Firdaus.SE.,MM ABSTRAK Tujuan

Lebih terperinci

PERILAKU BIAYA AKTIVITAS

PERILAKU BIAYA AKTIVITAS PERILAKU BIAYA AKTIVITAS A. Konsep Dasar Perilaku Biaya Aktivitas Perilaku biaya (cost behavior) mengacu pada reaksi biaya terhadap aktivitas perusahaan. Aktivitas adalah pengorbanan waktu dan input untuk

Lebih terperinci

Penggunaan Analisis Break Event Point Multi Produk Dalam Perencanaan Laba Pada Pabrik Roti Calista Bakery

Penggunaan Analisis Break Event Point Multi Produk Dalam Perencanaan Laba Pada Pabrik Roti Calista Bakery Penggunaan Analisis Break Event Point Multi Produk Dalam Perencanaan Laba Pada Pabrik Roti Calista Bakery Nama : Ade Hamdani NPM : 24209890 Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Hantoro Arief Gisijanto SE.

Lebih terperinci

ANALISA BREAK EVENT POINT SEBAGAI PERENCANAAN LABA JANGKA PENDEK SERTA PENENTUAN KEBIJAKAN HARGA DIMASA YANG AKAN DATANG TENSHOUSE

ANALISA BREAK EVENT POINT SEBAGAI PERENCANAAN LABA JANGKA PENDEK SERTA PENENTUAN KEBIJAKAN HARGA DIMASA YANG AKAN DATANG TENSHOUSE ANALISA BREAK EVENT POINT SEBAGAI PERENCANAAN LABA JANGKA PENDEK SERTA PENENTUAN KEBIJAKAN HARGA DIMASA YANG AKAN DATANG PADA PENJUALAN BUTIK ONLINE TENSHOUSE PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Dalam kegiatan

Lebih terperinci

ANALISIS BREAK EVEN POINT SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA JANGKA PENDEK PADA DEPOT AIR MINUM ISI ULANG AN-NUR

ANALISIS BREAK EVEN POINT SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA JANGKA PENDEK PADA DEPOT AIR MINUM ISI ULANG AN-NUR ANALISIS BREAK EVEN POINT SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA JANGKA PENDEK PADA DEPOT AIR MINUM ISI ULANG AN-NUR Nama : Ibnu Abdillah NPM : 23212518 Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Bertilia Lina Kusrina, SE.,

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Biaya dan Klasifikasi Biaya Menurut Perilaku Biaya Biaya merupakan unsur yang digunakan dalam melakukan analisis Break Even Point. Untuk dapat menentukan tingkat Break

Lebih terperinci

Analisis Biaya, Volume Penjualan dan Laba Sebagai Alat Perencanaan Laba Jangka Pendek pada Toko Pempek SAUDARA. Oleh : Meta Bina Sabila

Analisis Biaya, Volume Penjualan dan Laba Sebagai Alat Perencanaan Laba Jangka Pendek pada Toko Pempek SAUDARA. Oleh : Meta Bina Sabila Analisis Biaya, Volume Penjualan dan Laba Sebagai Alat Perencanaan Laba Jangka Pendek pada Toko Pempek SAUDARA Oleh : Meta Bina Sabila 28211811 PENDAHULUAN Latar Belakang Setiap usaha yang didirikan pada

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini akan dibahas tentang analisis data yang telah diperoleh sekaligus pembahasannya. Hasil dari penelitian ini akan menjawab masalah penelitian pada Bab

Lebih terperinci

X. ANALISIS KELAYAKAN USAHA

X. ANALISIS KELAYAKAN USAHA X. ANALISIS KELAYAKAN USAHA 10.1. Pengantar Kebutuhan pangan semakin hari semakin banyak seiring dengan perkembangan penduduk, sementara itu ketersediaan lahan pertanian semakin menyempit dengan makin

Lebih terperinci

BAB VIII Analisis BEP (Break Even Point)

BAB VIII Analisis BEP (Break Even Point) BAB VIII Analisis BEP (Break Even Point) A. Tujuan Instruksional : 1. Umum : Mahasiswa dapat menggunakan pendekatan titik impas secaraa grafis untuk membandingkan sumber pembiayaan alternatif 2. Khusus

Lebih terperinci

ANALISIS COST VOLUME PROFIT SEBAGAI ALAT PERENCAAN LABA DAN PENJUALAN PADA TOKO BAKPIA SUAN. : Stephanie Lauwrentina : 2A214454

ANALISIS COST VOLUME PROFIT SEBAGAI ALAT PERENCAAN LABA DAN PENJUALAN PADA TOKO BAKPIA SUAN. : Stephanie Lauwrentina : 2A214454 ANALISIS COST VOLUME PROFIT SEBAGAI ALAT PERENCAAN LABA DAN PENJUALAN PADA TOKO BAKPIA SUAN Nama NPM Jurusan Dosen Pembimbing : Stephanie Lauwrentina : 2A214454 : Akuntansi : Rino Rinaldo, SE., MMSI Penelitian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Biaya merupakan sebuah elemen yang tidak dapat dipisahkan dari aktivitas

BAB II LANDASAN TEORI. Biaya merupakan sebuah elemen yang tidak dapat dipisahkan dari aktivitas BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya merupakan sebuah elemen yang tidak dapat dipisahkan dari aktivitas perusahaan. Biaya didefinisikan sebagai suatu sumber daya yang dikorbankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kecilnya laba yang dapat dicapai. Sehingga manajemen perusahaan harus

BAB I PENDAHULUAN. kecilnya laba yang dapat dicapai. Sehingga manajemen perusahaan harus 1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Dalam menjalankan aktivitasnya, perusahaan harus berpedoman pada rencana dan tujuan perusahaan yang telah ditetapkan sehingga perencanaan merupakan dasar yang menekankan

Lebih terperinci

ANALISIS BREAK EVEN POINT

ANALISIS BREAK EVEN POINT ANALISIS BREAK EVEN POINT 1. Pengertian Analisis Break Even Point (BEP) Analisis BEP adalah suatu teknik analisis untuk mempelajari hubungan antara biaya ( Biaya Variable dan Biaya Tetap), Profit dan Volume

Lebih terperinci

DAFTAR ISI 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN IDENTIFIKASI MASALAH MAKSUD DAN TUJUAN PENELITIAN KEGUNAAN PENELITIAN 4

DAFTAR ISI 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN IDENTIFIKASI MASALAH MAKSUD DAN TUJUAN PENELITIAN KEGUNAAN PENELITIAN 4 ABSTRAKSI Suatu perusahaan seringkali menghadapi berbagai masalah. Seperti dalam menghadapi pesaing, harga bahan baku yang cenderung berubah, ataupun keadaan ekonomi yang berubah dan faktor - faktor lain

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: Cost-volume-profit, break even point, laba. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata kunci: Cost-volume-profit, break even point, laba. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Setiap perusahaan pada dasarnya mempunyai tujuan yaitu untuk mendapatkan laba. Laba perusahaan dipengaruhi oleh berbagai faktor, yaitu harga jual, volume penjualan dan biaya oleh karena itu perencanaan

Lebih terperinci

KONSEP DASAR DAN PERILAKU BIAYA

KONSEP DASAR DAN PERILAKU BIAYA KONSEP DASAR DAN PERILAKU BIAYA Pengertian Sebagian besar keputusan yang diambil oleh manajemen memerlukan informasi biaya yang didasarkan pada perilakunya. Oleh sebab itu perlu diketahui penggolongan

Lebih terperinci

Analisis Break Even Point Sebagai Dalam Perencanaan Laba Pada Warung Mie Ayam Bakso Super Urat. Disusun Oleh : Teddy Wira Hadi

Analisis Break Even Point Sebagai Dalam Perencanaan Laba Pada Warung Mie Ayam Bakso Super Urat. Disusun Oleh : Teddy Wira Hadi Analisis Break Even Point Sebagai Dalam Perencanaan Laba Pada Warung Mie Ayam Bakso Super Urat Disusun Oleh : Teddy Wira Hadi 28213829 Latar Belakang Perkembangan dunia industry dan bisnis pada umumnya

Lebih terperinci

ANALISIS BREAK EVEN POINT SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PABRIK TEMPE YANTO

ANALISIS BREAK EVEN POINT SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PABRIK TEMPE YANTO ANALISIS BREAK EVEN POINT SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PABRIK TEMPE YANTO Fendy 22210720 Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma 2010 Dosen Pembimbing : Heru Suharjo, SE., MM Latar

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci : Analisis Cost-Volume-Profit, Break Even Point. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata kunci : Analisis Cost-Volume-Profit, Break Even Point. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peranan analisis cost-volumeprofit sebagai alat bantu manajemen dalam perencanaan laba, dimana yang menjadi subjek penelitian adalah PT X yang berlokasi

Lebih terperinci

ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP) SEBAGAI PERENCANAAN LABA JANGKA PENDEK PADA BAKMI DKI CABANG ROSLIANA. : Yuli Setia Ningsih :

ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP) SEBAGAI PERENCANAAN LABA JANGKA PENDEK PADA BAKMI DKI CABANG ROSLIANA. : Yuli Setia Ningsih : ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP) SEBAGAI PERENCANAAN LABA JANGKA PENDEK PADA BAKMI DKI CABANG ROSLIANA Nama NPM Jurusan Dosen Pembimbing : Yuli Setia Ningsih : 29213560 : Akuntansi : Dr. Rini Tesniwati,

Lebih terperinci

ANALISIS BREAK EVENT POINT DALAM KEBIJAKAN PERENCANAAN PENJUALAN DAN LABA (Studi Pada PT Wonojati Wijoyo Kediri)

ANALISIS BREAK EVENT POINT DALAM KEBIJAKAN PERENCANAAN PENJUALAN DAN LABA (Studi Pada PT Wonojati Wijoyo Kediri) ANALISIS BREAK EVENT POINT DALAM KEBIJAKAN PERENCANAAN PENJUALAN DAN LABA (Studi Pada PT Wonojati Wijoyo Kediri) Yesy Okviana Ika Pratiwi Moch. Dzulkirom AR Devi Farah Azizah Fakultas Ilmu Administrasi

Lebih terperinci

Minggu-9. Budget Variabel (variable budget) Penganggaran Perusahaan. By : Ai Lili Yuliati, Dra, MM

Minggu-9. Budget Variabel (variable budget) Penganggaran Perusahaan. By : Ai Lili Yuliati, Dra, MM Penganggaran Perusahaan Minggu-9 Budget Variabel (variable budget) By : Ai Lili Yuliati, Dra, MM Further Information : Mobile : 08122035131 Email: ailili1955@gmail.com 1 TOPIK BAHASAN (1) Pengertian Budget

Lebih terperinci

Perancangan Laba, Dengan. Kerupuk Hikmah. Ridho Rahmadhan Manajemen Pembimbing : Rofi ah SE., MM

Perancangan Laba, Dengan. Kerupuk Hikmah. Ridho Rahmadhan Manajemen Pembimbing : Rofi ah SE., MM Perancangan Laba, Dengan Mengawasi Titik Kritis Pada Pabrik Kerupuk Hikmah Ridho Rahmadhan 19210067 Manajemen 2010 Pembimbing : Rofi ah SE., MM LATAR BELAKANG PERUSAHAAN / BIDANG USAHA MANAJEMEN PENGAWASAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1. Pengertian Akuntansi Manajemen Pihak-pihak yang mempunyai kepentingan terhadap perkembangan suatu perusahaan sangat memerlukan informasi akuntansi, untuk memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

= 16,45 = ,16. a = = , ,45 x. Lampiran 1. Biaya gaji dan tunjangan

= 16,45 = ,16. a = = , ,45 x. Lampiran 1. Biaya gaji dan tunjangan LAMPIRAN Lampiran 1 Biaya gaji dan tunjangan X Y xy x2 24.662 1.444.064 35.613.506.368 608.214.244 34.045 1.643.722 55.960.515.490 1.159.062.025 19.876 1.768.719 35.155.058.844 395.055.376 17.779 2.646.173

Lebih terperinci

Oleh: Sihabudin, S.Pd. BREAK EVENT POINT SMK NEGERI 42 JAKARTA JALAN KAMAL RAYA, CENGKARENG JAKARTA BARAT 2017

Oleh: Sihabudin, S.Pd. BREAK EVENT POINT SMK NEGERI 42 JAKARTA JALAN KAMAL RAYA, CENGKARENG JAKARTA BARAT 2017 Oleh: Sihabudin, S.Pd. BREAK EVENT POINT SMK NEGERI 42 JAKARTA JALAN KAMAL RAYA, CENGKARENG JAKARTA BARAT 2017 a. Pengertian Break Event Point Break event point dapat diartikan sebagai suatu titik atau

Lebih terperinci

ANALISIS BREAK EVENT POINT (TITIK IMPAS) SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PABRIK TAHU SUMEDANG

ANALISIS BREAK EVENT POINT (TITIK IMPAS) SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PABRIK TAHU SUMEDANG ANALISIS BREAK EVENT POINT (TITIK IMPAS) SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PABRIK TAHU SUMEDANG Muhamad Febriyadi 28211203 Pembimbing : Suryandari Sedyo Utami, SE., MM Latarbelakang Masalah Persaingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Pada saat ini perkembangan usaha di Indonesia semakin tumbuh pesat. Hal

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Pada saat ini perkembangan usaha di Indonesia semakin tumbuh pesat. Hal BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pada saat ini perkembangan usaha di Indonesia semakin tumbuh pesat. Hal ini terlihat dari bermunculannya perusahaan-perusahaan baru, baik perusahaan besar maupun perusahaan

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI

BAB II KERANGKA TEORI BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Perencanaan Laba 2.1.1 Pengertian Perencanaan Laba Perencanaan laba sering digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan investasi dan penilaian kinerja manajemen suatu

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Penerapan Klasifikasi Biaya pada PT Hotmal Jaya Perkasa

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Penerapan Klasifikasi Biaya pada PT Hotmal Jaya Perkasa BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Penerapan Klasifikasi Biaya pada PT Hotmal Jaya Perkasa Dalam melakukan analisis biaya relevan, diperlukan pengklasifikasian biaya yang terjadi di dalam suatu perusahaan berdasarkan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... ABSTRAK Penelitian ini berjudul Analisis Cost-Volume-Profit Sebagai Salah Satu Alat Bantu Manajemen Dalam Menentukan Laba Optimum. Unit analisis adalah PT. X yaitu perusahaan manufaktur yang bergerak di

Lebih terperinci

VARIABLE COSTING. Penentuan Harga Pokok Variabel

VARIABLE COSTING. Penentuan Harga Pokok Variabel VARIABLE COSTING Penentuan Harga Pokok Variabel PENENTUAN HARGA POKOK PRODUK Penentuan harga pokok produk dibedakan menjadi 2 metode: 1. Metode Full Costing Membebankansemua unsur biaya produksi baik yang

Lebih terperinci

ANALISIS COST-VOLUME-PROFIT (CVP) DALAM PERENCANAAN LABA PADA PERGURUAN TINGGI MUHAMMAD HUSNI THAMRIN JAKARTA. : Shinta Yunitasari NPM :

ANALISIS COST-VOLUME-PROFIT (CVP) DALAM PERENCANAAN LABA PADA PERGURUAN TINGGI MUHAMMAD HUSNI THAMRIN JAKARTA. : Shinta Yunitasari NPM : ANALISIS COST-VOLUME-PROFIT (CVP) DALAM PERENCANAAN LABA PADA PERGURUAN TINGGI MUHAMMAD HUSNI THAMRIN JAKARTA Nama : Shinta Yunitasari NPM : 26210528 LATAR BELAKANG Tujuan dari suatu perusahaan yaitu untuk

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN 5 BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1. BIAYA Aktivitas merupakan suatu tindakan-tindakan atau pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan untuk merubah input dengan menggunakan sumber daya untuk menghasilkan output dan untuk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Break Even ( titik impas ) Break even point atau titik impas sampai saat ini belum bisa diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia secara pasti. Hal ini dikarenakan belum

Lebih terperinci

MANAJEMEN SAINS 1.1. Pendekatan Manajemen Sains untuk Memecahkan Masalah

MANAJEMEN SAINS 1.1. Pendekatan Manajemen Sains untuk Memecahkan Masalah MANAJEMEN SAINS 1.1. Pendekatan Manajemen Sains untuk Memecahkan Masalah Manajemen sains merupakan penerapan ilmiah yang menggunakan pendekatan ilmiah untuk memecahkan masalah manajemen. Langkah-langkah

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci : Analisis Biaya-Volume-Laba, Titik Impas, Laba. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata kunci : Analisis Biaya-Volume-Laba, Titik Impas, Laba. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peranan analisis biaya-volume-laba sebagai alat bantu manajemen dalam perencanaan laba, dengan mengambil objek penelitian pada YAP COMPUTER yaitu distributor

Lebih terperinci

ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP) SEBAGAI DASAR DALAM PERENCANAAN LABA CV. SERANGKAI SETIA KAWAN

ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP) SEBAGAI DASAR DALAM PERENCANAAN LABA CV. SERANGKAI SETIA KAWAN ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP) SEBAGAI DASAR DALAM PERENCANAAN LABA CV. SERANGKAI SETIA KAWAN Nama : Alifah Faradilla NPM : 20214854 Jurusan : Akuntansi Dosen Pembimbing : Agustin Rusiana Sari SE., MM.

Lebih terperinci

PENYUSUNAN CASH FLOW BISNIS DAN LAPORAN LABA/RUGI DEPARTEMEN AGRIBISNIS FEM - IPB

PENYUSUNAN CASH FLOW BISNIS DAN LAPORAN LABA/RUGI DEPARTEMEN AGRIBISNIS FEM - IPB PENYUSUNAN CASH FLOW BISNIS DAN LAPORAN LABA/RUGI DEPARTEMEN AGRIBISNIS FEM - IPB Penerimaan dan pengeluaran dalam bisnis merupakan komponen yang sangat penting untuk melihat aktivitas yang berlangsung

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: Analisis Cost-Volume-Profit, laba. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata Kunci: Analisis Cost-Volume-Profit, laba. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Ukuran yang sering dipakai untuk menilai keberhasilan manajemen suatu perusahaan adalah laba perusahaan. Laba perusahaan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain harga jual, biaya tetap, dan

Lebih terperinci

ANALISIS BREAK EVEN POINT

ANALISIS BREAK EVEN POINT ANALISIS BREAK EVEN POINT A. Pengertian Break Even Point (Analisis Pulang Pokok) Break Even Point adalah Teknik analisis untuk mempelajari hubungan antara Biaya Tetap, Biaya Variabel, Laba dan Volume Penjualan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Pemerintahan yang baru dipilih menghadapi beban berat memulihkan kembali perekonomian Indonesia, khususnya di bidang industri manufaktur. Kondisi ini akibat dari neglect dan salah manajemen pemerintahan

Lebih terperinci

BREAK EVEN POINT & ANALISIS SENSIVITAS EKOTEK - 08

BREAK EVEN POINT & ANALISIS SENSIVITAS EKOTEK - 08 BREAK EVEN POINT & ANALISIS SENSIVITAS EKOTEK - 08 Definisi : BEP (Titik Pulang Pokok) keadaan suatu usaha ketika tidak memperoleh laba dan tidak menderita rugi (impas) Sebagai alat analisis untuk mengambil

Lebih terperinci

BREAK EVENT POINT (BEP)

BREAK EVENT POINT (BEP) BREAK EVENT POINT (BEP) Dwi Purnomo www.labsistemtmip.wordpress.com Cost- Basic Price Price Basic Price Based Profit Margin Losses Distribution cost Direct material. Direct Labor Indirect cost Primary

Lebih terperinci

47. Kriteria Kelayakan Investasi Kompos & Listrik Akibat Penurunan

47. Kriteria Kelayakan Investasi Kompos & Listrik Akibat Penurunan DAFTAR TABEL Tabel Halaman 1. Karakteristik Air Limbah Pabrik Kelapa Sawit... 10 2. Baku Mutu Air Limbah Industri Minyak Kelapa Sawit... 11 3. Konversi Energi Biogas... 15 4. Produksi Kelapa Sawit Indonesia

Lebih terperinci

Pemicu Biaya(Cost Drivers) Pengertian Tujuan Contoh

Pemicu Biaya(Cost Drivers) Pengertian Tujuan Contoh PENGANTAR : HUBUNGAN ANTARA PERILAKU BIAYA DAN BIAYA VOLUME Pemicu Biaya(Cost Drivers) Pengertian Tujuan Contoh Perbandingan Biaya Variabel dan Biaya Tetap Rentang Relevan Perbedaan Penyederhanaan Biaya

Lebih terperinci

How to Build a Good Financial Plan

How to Build a Good Financial Plan How to Build a Good Financial Plan Bagaimana Mendanai Bisnis? First Things First Berapa banyak uang yang dibutuhkan? Digunakan untuk apa? Pinjaman yang tidak aman Pinjaman yang aman Penjaminan Pinjaman

Lebih terperinci

ANALISIS BREAK EVEN POINT SEBAGAI ALAT UNTUK MERENCANAKAN LABA PERUSAHAAN (STUDI KASUS: PT. KIMIA FARMA)

ANALISIS BREAK EVEN POINT SEBAGAI ALAT UNTUK MERENCANAKAN LABA PERUSAHAAN (STUDI KASUS: PT. KIMIA FARMA) Jurnal Ilmu Matematika dan Terapan Maret 2017 Volume 11 Nomor 1 Hal. 49 53 ANALISIS BREAK EVEN POINT SEBAGAI ALAT UNTUK MERENCANAKAN LABA PERUSAHAAN (STUDI KASUS: PT. KIMIA FARMA) Mozart Wiston Talakua

Lebih terperinci

ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP)

ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP) TUGAS MATA KULIAH AKUNTANSI MANAJEMEN ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP) DISUSUN OLEH : 043061211001 GISKA TETIANA 043061211002 RAHMI ZAHRA RAHMATILLAH 043061211004 NIDA RIFQIA 043061211005 RISA NAFILAH 043061211006

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL & PEMBAHASAN. 4.1 Analisis Laporan Keuangan PT Semen Gresik (PERSERO) Tbk.

BAB IV ANALISIS HASIL & PEMBAHASAN. 4.1 Analisis Laporan Keuangan PT Semen Gresik (PERSERO) Tbk. BAB IV ANALISIS HASIL & PEMBAHASAN 4.1 Analisis Laporan Keuangan PT Semen Gresik (PERSERO) Tbk. Laporan keuangan merupakan suatu informasi dari proses pencatatan dan transaksi transaksi yang terjadi selama

Lebih terperinci

ANALISIS BIAYA VOLUME LABA DALAM PERENCANAAN LABA JANGKA PENDEK PADA BAKMIE AYAM GAJAH MUNGKUR. Sarah Listiarakhma Tjaja

ANALISIS BIAYA VOLUME LABA DALAM PERENCANAAN LABA JANGKA PENDEK PADA BAKMIE AYAM GAJAH MUNGKUR. Sarah Listiarakhma Tjaja ANALISIS BIAYA VOLUME LABA DALAM PERENCANAAN LABA JANGKA PENDEK PADA BAKMIE AYAM GAJAH MUNGKUR Sarah Listiarakhma Tjaja 26210372 Latar Belakang Pada dasarnya, setiap perusahaan didirikanuntuk suatu tujuan

Lebih terperinci

: Reza Muslim Ansori NPM : Jenjang/Jurusan : S1/Akuntansi

: Reza Muslim Ansori NPM : Jenjang/Jurusan : S1/Akuntansi ANALISIS PERENCANAAN LABA JANGKA PENDEK TERHADAP RANGKA SPRING BED UKURAN BESAR DAN UKURAN KECIL DENGAN MENGGUNAKAN METODE BREAK EVEN POINT, MARGIN OF SAFETY, SHUT DOWN POINT DAN DEGREE OPERATING LEVERAGE

Lebih terperinci

ANALISIS BREAK EVEN POINT SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA INDUSTRI MIE GAJAH MUNGKUR

ANALISIS BREAK EVEN POINT SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA INDUSTRI MIE GAJAH MUNGKUR ANALISIS BREAK EVEN POINT SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA INDUSTRI MIE GAJAH MUNGKUR Diajukan guna melengkapi syarat syarat untuk mencapai gelar setara Sarjana Muda Jurusan Akuntansi jenjang Strata

Lebih terperinci

MATERI KULIAH PERTEMUAN 2 KONSEP BIAYA PRINSIP TATA HITUNG BIAYA

MATERI KULIAH PERTEMUAN 2 KONSEP BIAYA PRINSIP TATA HITUNG BIAYA MATERI KULIAH PERTEMUAN 2 KONSEP BIAYA PRINSIP TATA HITUNG BIAYA KONSEP BIAYA Biaya adalah sesuatu akibat yang diukur dalam nilai uang yang mungkin timbul dalam mencapai suatu tujuan tertentu. Biaya adalah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Ada beberapa pendapat dari beberapa ahli mengenai pengertian. Menurut Hasibuan ( 2007 ), dfinisi manajemen yaitu :

BAB II LANDASAN TEORI. Ada beberapa pendapat dari beberapa ahli mengenai pengertian. Menurut Hasibuan ( 2007 ), dfinisi manajemen yaitu : 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Ada beberapa pendapat dari beberapa ahli mengenai pengertian manajemen, antara lain : Menurut Hasibuan ( 2007 ), dfinisi manajemen yaitu : Manajemen adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian suatu negara dapat bertumbuh bila ada kerjasama antara

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian suatu negara dapat bertumbuh bila ada kerjasama antara 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Penelitian Perekonomian suatu negara dapat bertumbuh bila ada kerjasama antara pemerintah dan masyarakat. Partisipasi masyarakat dalam menggerakkan laju perekonomian

Lebih terperinci

cost classification) Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku biaya

cost classification) Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku biaya Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi-Universitas Kristen Petra 2011 Membandingkan perbedaan akuntansi keuangan dan akuntansi manajerial Menjelaskan lingkup akuntansi biaya, perbedaan biaya dan beban.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. adalah spesifikasi (perumusan) dari tujuan perusahaan yang ingin dicapai serta

BAB II KAJIAN PUSTAKA. adalah spesifikasi (perumusan) dari tujuan perusahaan yang ingin dicapai serta BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian perencanaan Salah satu fungsi manajemen adalah perencanaan atas kegiatan perusahaan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan dimasa yang akan

Lebih terperinci

Andri Helmi M, SE., MM.

Andri Helmi M, SE., MM. Andri Helmi M, SE., MM. Suatu teknik analisa untuk mempelajari hubungan antara biaya tetap, biaya variabel, keuntungan dan volume kegiatan Sering pula disebut Cost - Profit - Volume analysis (C.P.V. analysis).

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Tinjauan penelitian terdahulu yang dijadikan peneliti sebagai bahan pertimbangan pertama, penelitian yang dilakukan oleh Ade Zulfikar Abraham Iqbal

Lebih terperinci

Analisis Cost-Volume- Profit Sebagai Alat Perencanaan Laba Jangka Pendek Pada Pabrik Roti Lestari. Ryzmelinda EB10

Analisis Cost-Volume- Profit Sebagai Alat Perencanaan Laba Jangka Pendek Pada Pabrik Roti Lestari. Ryzmelinda EB10 Analisis Cost-Volume- Profit Sebagai Alat Perencanaan Laba Jangka Pendek Pada Pabrik Roti Lestari Ryzmelinda 26211531 3EB10 BAB I LATAR BELAKANG Alat Perencanaan Laba Jangka Pendek Kemampuan Manajemen

Lebih terperinci

BAB II ANALISIS PROFITABILITAS PELANGGAN DAN PELAPORAN SEGMEN

BAB II ANALISIS PROFITABILITAS PELANGGAN DAN PELAPORAN SEGMEN 11 BAB II ANALISIS PROFITABILITAS PELANGGAN DAN PELAPORAN SEGMEN 2.1. Pengertian dan Manfaat Analisis Profitabilitas Pelanggan Kondisi lingkungan yang baru menyebabkan perusahaan harus berfokus kepada

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

BAB III METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian BAB III METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai dengan Mei 2012 di PT. Pindo Deli Pulp and Paper, Karawang, Jawa Barat. 3.2 Jenis Data Penelitian

Lebih terperinci

PERILAKU BIAYA AKTIVITAS

PERILAKU BIAYA AKTIVITAS PERILAKU BIAYA AKTIVITAS Konsep Dasar Perilaku Biaya Aktivitas Metode Memisahkan Biaya Campuran Muniya Alteza Konsep Dasar Perilaku Biaya Aktivitas Perilaku biaya (cost behavior) adalah istilah untuk menggambarkan

Lebih terperinci

BAB 1 HPP KONVENSIONAL

BAB 1 HPP KONVENSIONAL BAB 1 HPP KONVENSIONAL Harga pokok produksi adalah biaya-biaya yang dikumpulkan untuk periode tertentu yang dihitung dengan cara menjumlahkan seluruh unsur-unsur biaya produksi. Sedangkan harga pokok produksi

Lebih terperinci