BAB 5 ANALISA KEUANGAN. Equity merupakan total modal usaha yang berasal langsung dari pengusaha.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 5 ANALISA KEUANGAN. Equity merupakan total modal usaha yang berasal langsung dari pengusaha."

Transkripsi

1 BAB 5 ANALISA KEUANGAN 5.1 Equity Equity = Asset - liability Equity merupakan total modal usaha yang berasal langsung dari pengusaha. Asset merupakan keseluruhan harta kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan. Adapun aset dibagi menjadi 2 jenis yaitu aset tetap atau dan aset lancar. Aset tetap adalah aset yang mempunya masa waktu penggunaan yang jangka panjang bahkan permanen meskipun lebih dari satu kali penggunaan. Sedangkan aset lancar adalah uang kas dan aset-aset yang bersifat jangka pendek, karena akan digunakan dan dijadikan pendapatan melalui proses penjualan. Liability merupakan kewajiban atau beban hutang yang harus dibayar perusahaan. Namun dikarenakan Ice Break Point tidak memiliki hutang samasekali dari pihak bank maupun lainnya, maka modal usaha Ice Break Point sama dengan keseluruhan aset yang dimiliki. Berikut ini merupakan perincian aset dari Ice Break Point. 111

2 112 Tabel 5.1. Tabel Aset Ice Break Point

3 113 Dapat disimpulkan bahwa pembangunan bisnis Ice Break Point membutuhkan total aset tetap sebesar Rp. 24,427, Sedangkan pada total aset lancar sebesar Rp. 35,701,850.00, yang telah ditambahi dengan uang kas sebesar Rp. 30,000, agar menutupi kemungkinan terburuk arus kas yang akan datang. Sehingga terbentuklah total aset atau modal sebesar Rp. 60,129, Modal Investasi yang Diperlukan Modal investasi keseluruhan yang diperlukan Ice Break Point tidak hanya total aset seperti di atas, namun terdapat banyak hal lainnya yang juga menunjang aktifitas bisnis Ice Break Point agar dapat berjalan sesuai harapan. Berikut ini merupakan perincian modal Ice Break Point : Tabel 5.2. Modal Ice Break Point

4 114 Dapat dilihat dari tabel di atas bahwa pengeluaran modal Ice Break Point dalam membuka bisnis mencapai Rp. 98,214, Angka ini bersumber dari total aset sebesar Rp. 60,129,750.00, gaji dan tunjangan bulan pertama sebesar Rp. 14,040,000.00, biaya operasional tetap bulan pertama sebesar Rp. 2,145,170.00, serta biaya umum dan administrasi sebesar Rp. 21,900, Seperti yang telah disampaikan bahwa Ice Break Point tidak memiliki hutang samasekali dari pihak manapun, sehingga modal awal usaha Ice Break Point keseluruhan aset yang dimiliki tetap berjumlah Rp. 98,214, Daftar Perlengkapan Berikut ini merupakan daftar rinci perlengkapan Ice Break Point :

5 Tabel 5.3. Perlengkapan Ice Break Point 115

6 116 Dapat dilihat dari tabel di atas, perlengkapan Ice Break Point mencapai Rp. 24,427, Sesuai dengan jumlah unit dikali dengan harga satuan pada masing masing jenis perlengkapan. Adapun biaya booth dan perlengkapan furniture adalah biaya menyewa seorang designer untuk pembelian dan dekorasi seluruh furniture di lokasi bisnis Ice Break Point yaitu sebesar Rp. 10,367, Sedangkan biaya depresiasi atau penyusutan tahunan Rp. 4,016, Hal ini terjadi karena setiap peralatan mengalami depresiasi atau penyusutan karena pemakaian. Akan tetapi biaya penyusutan untuk peralatan berbeda-beda, dimulai dari 1 tahun hingga 10 tahun. 5.3 Rencana Pembiayaan Proyek Pembiayaan proyek bisnis Ice Break Point terdapat beberapa point yang perlu diperhitungkan, antara lain biaya umum dan administrasi, biaya gaji beserta tunjangan tunjangan karyawan, biaya operasional tetap, biaya penjualan variabel. 1) Biaya Umum dan Administrasi Biaya ini merupakan biaya pada awal tahun pertama yang terdiri dari cetakan bordir logo Rp. 350, yaitu untuk membordir baju dan topi dengan desain logo kusus dari Ice Break Point, sewa tanah sebesar Rp. 20,000, per tahun, serangkaian perijinan yang diurus sendiri sebesar Rp. 1,550, Sehingga total biaya umum dan administrasi yang juga termasuk dalam modal awal adalah Rp. 21,900,

7 117 Tabel 5.4. Tabel Biaya Umum dan Administrasi 2) Gaji tetap beserta tunjangan karyawan. Biaya Gaji tetap beserta tunjangan karyawan akan diberikan rutin tiap bulannya sampai masa hubungan kerja karyawan berakhir. Tunjangan yang termasuk disini adalah tunjangan tetap perbulannya seperti tunjangan kesehatan (BPJS) yaitu sebesar Rp. 540, perbulan dan Tunjangan Hari Raya (THR) sebesar Rp. 13,500, per tahun, maupun tunjangan tidak tetap seperti upah lembur bekerja serta upah bekerja tambahan pada hari libur ataupun akhir pekan. Tunjangan tetap tersebut dipenuhi oleh kami sebagai pebisnis minuman Ice Break Point yang menaati dasar persyaratan hukum serta pemerintah, sedangkan tunjangan tidak tetap adalah bentuk kebijakan lebih dari kami saat setelah PBP (Pay Back Period). Berikut ini merupakan biaya bulanan gaji dan tunjangan kesehatan (BPJS) karyawan:

8 118 Tabel 5.5. Tabel Gaji dan Tunjangan

9 119 Gambar 5.1. Rincian BPJS Gambar 5.1 di atas menjelaskan biaya BPJS berdasarkan upah yang diberikan. Sumber: Nnso/s1600/iuran%2Bbpjs.png Sehingga dapat disimpulkan bahwa karyawan Ice Break Point termasuk golongan Pekerja Penerima Upah dan dibayar oleh Ice Break Point sebagai pemberi kerja untuk tiap pekerjanya sebesar 4% (0.04 x Rp. 2,700,000.00) Rp. 108, per bulannya, dan sisanya sebesar 0,5% ditanggung oleh tiap pekerja yaitu (0.005 x Rp. 2,700,000.00) Rp. 13, per bulannya. Jika terdapat 5 karyawan, makia menjadi Rp. 540, tiap bulannya. 3) Biaya Operasional Tetap Biaya operasional tetap adalah biaya yang dibayarkan per bulan oleh Ice Break Point dan besar harganya tidak dipengaruhi oleh jumlah produksi/jasa serta waktu pengeluarannya biasanya lebih dari satu tahun.

10 120 Tabel 5.6. Biaya Operasional Tetap

11 121 Biaya operasional tetap ini merupakan biaya-biaya yang menunjang operasional atau aktifitas bisnis pada setiap bulannya secaia fix atau tetap. Biaya operasional tetap meliputi: a. Biaya pos dan kurir: untuk ongkos kirim dari supplier bubuk rasa minuman yaitu Jakarta Bubble Drink ke lokasi bisnis Ice Break Point sebesar Rp. 65, per sekali antar setiap minggunya, dengan minimum order 10kg. Dan prediksi untuk 4x pengiriman melalui JNE dalam 1 bulan. b. Internet (wi-fi): untunk biaya fasilitas internet serta wi-fi dengan kecepatan 6mbps di lokasi bisnis Ice Break Point. Adapun vendor kami yaitu First Media. c. Telekomunikasi. Pulsa telepon genggam untuk pihak Ice Break Point untuk mengontak supplier yaitu sebesar Rp. 50, d. Sabun Cuci Piring. Sabun untuk mencuci peralatan persiapan minuman Ice Break Point yaitu sebesar Rp. 8, yang ukuran 500 ml dan akan ditambahkan air sehingga cukup untuk 1 bulan. e. Tissue : 40 packs perkiraan pemakaian dalam sebulan, berbentuk cocktail napkin. f. Pulpen : pulpen ½ lusin atau 6 buah dalam 1 bulan pemakaian. g. Biaya maintenance : biaya pemeliharaan atau perawatan untuk booth, segala furniture yang bermaterial kayu dengan menggunakan wood polish seharga Rp. 100, per 5 liter dalam 1 tahunnya; Serta untuk perawatan water purifier menggunakan refill saringan Pure-It yang diganti setiap 2 minggu sekali, 1 nya seharga Rp. 150,000.00; dan terdapat juga budget untuk loss and breakage sebesar Rp. 200, per bulannya. h. Depresiasi : akumulasi total depresiasi perlengkapan di bagi per 12 bulan. Sehingga total untuk biaya operasional tetap adalah sebesar Rp. 1,504,

12 122 4) Biaya Variabel Penjualan Tabel 5.7. Biaya Penjualan Variabel Bulanan

13 123 Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa biaya variabel penjualan ini merupakan biaya yang besar kecilnya tidak tetap, tergantung dari jumlah penjualan dan jumlah hari. Contohnya prediksi biaya penjualan pada bulan September, November 2015, April dan Juni 2016 yang berjumlah 30 hari sebesar Rp. 63,809, untuk 250 cups per bulan, Rp. 37,499,775 untuk 150 cups, Rp. 25,259,850 untuk 100 cups. Sedangkan prediksi biaya penjualan pada bulan Oktober, Desember, Januari, Maret, Mei, Juli, Agustus yang berjumlah 31 hari sebesar Rp. 63,859, untuk 250 cups, Rp. 38,749, untuk 150 cups, Rp. 26,101,845. untuk 100 cups. Sedangkan prediksi biaya penjualan pada bulan Februari yang berjumlah 28 hari sebesar Rp. 63,709, untuk 250 cups, Rp. 34,999,790 untuk 150 cups, Rp. 23,575,860 untuk 100 cups. Hal ini berkaitan erat dengan intensitas penggunaan bahan-bahan minuman serta berbagai pendukungnya seperti gas, listrik, dan packaging. Tujuannya adalah untuk membuat jelas pengeluaran dalam memproduksi minuman tersebut hingga mengetahui margin keuntungan dari harga 1 cup nya. Sehingga akan lebih mudah untuk serangkaian perhitungan berikutnya. Adapun perbedaan ini berkaitan dengan perbedaan pada jumlah cup yang terjual dalam sebulannya adalah untuk 250 cups, 150 cups, dan 100 cups rata-rata penjualan perhari. Sedangkan pembagian perbedaan pada jumlah hari dalam 1 bulan dibagi menjadi 3, yaitu bulan golongan 28 hari yaitu Februari, dan bulan golongan 30 hari yaitu September, November, April dan Juni. Sedangkan bulan golongan 31 hari yaitu Oktober, Desember, Januari, Maret, Mei, Juli, Agustus. 5.4 SUMBER DANA Dalam mendirikan bisnis Ice Break Point keseluruhan modal usaha awal bersumber dari ketiga belah pihak pemilik dan berjumlah sama rata, yaitu dari Marcella Calosa (33.33%), Pradnawati (33.33%) dan Samanta Soewirso (33.33%) dan tanpa adanya hutang dari pihak manapun samasekali. Berikut ini merupakan perincian sumber modal Ice Break Point:

14 124 Tabel 5.8. Sumber Dana Dari tabel dan pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa keseluruhan modal yang dibutuhkan adalah sebesar Rp. 98,214,920 dan karena tidak adanya hutang maka pembagiannya adalah sebesar Rp. 32,410, dari masing - masing pemilik. 5.5 Proyeksi Rugi Laba dan Arus Kas Proyeksi rugi laba serta arus kas memperlihatkan detail dari hasil penjualan bulanan rata rata 250 cups, 150 cups, serta 100 cups per harinya. Adapun alasan Ice Break Point menetapkan target serta membuat proyeksi prediksi penjualan 250 cups ini dengan melakukan pengamatan langsung kepada kompetitor yaitu Chatime, Bobba House di Citra Garden City 6, serta Gantea pada mal Lotte di area sekitar lokasi bisnis Ice break. Dari hasil pengamatan tersebut, didapatkan bahwa jumlah pelanggan tidak pernah kurang dari 50 pelanggan dan dapat mencapai lebih dari 250 pelanggan per hari Proyeksi Rugi Laba Laporan atau proyeksi rugi laba atau income statement merupakan bagian dari suatu laporan keuangan bisnis Ice Break yang dihasilkan dalam satu tahun buku atau periode akutansi yang menyajikan seluruh unsur pendapatan serta beban bisnis yang pada akhirnya akan menghasilkan kondisi laba bersih atau rugi bersih. Berikut laporan rugi-laba Ice Break Point : 1. Prediksi 250 cups per hari dalam 1 tahun

15 Tabel 5.9. Proyeksi Laba Rugi Tahun Pertama 250 cups 125

16 126 Dapat dilihat bahwa keuntungan bersih apabila penjualan rata-rata setiap bulannya adalah 250 cups per hari, maka pada akhir bulan September sebesar Rp. 15,234, Namun pada bulan berikutnya, perkembangan bisnis Ice Break Point menjadi laba bersih hingga total pada akhir tahun sebesar Rp. 509,948, Jumlah ini dikatakan sangat positif karena telah melampaui modal awal yang telah dikeluarkan yaitu sebesar Rp. 98,214,920. Ice Break Point mengalami angka laba bersih yang sangat positif. Hasil ini terbentuk setelah keseluruhan pendapatan dikurangi oleh keseluruhan biaya tetap, biaya variabel, keseluruhan biaya umum dan administrasi (khusus pada bulan pertama), gaji, depresiasi atau penyusutan, pajak, serta setelah melakukan promosi berupa diskon 30% atau souvenir boneka snowman logo Ice Break Point di awal bulan pertama, dan budget 10% per bulannya untuk promosi buy 10 get 1 souvenir atau cup. 2. Prediksi 150 cups per hari dalam 1 tahun.

17 Tabel Proyeksi Laba Rugi Tahun Pertama 150 cups 127

18 128 Dapat dilihat bahwa apabila penjualan rata-rata setiap bulannya adalah 150 cups per hari, maka kerugian bersih pada akhir bulan September sebesar minus Rp. 5,180,278. Namun pada bulan berikutnya, perkembangan bisnis Ice Break Point menjadi laba bersih hingga total pada akhir tahun sebesar Rp. 181,247,948. Jumlah ini dikatakan sangat positif karena telah melampaui modal awal yang telah dikeluarkan yaitu sebesar Rp. 98,214,920. Ice Break Point mengalami angka laba bersih yang positif. Hasil ini muncul setelah dikurangi oleh keseluruhan biaya tetap, biaya variabel, gaji, depresiasi atau penyusutan, pajak, serta setelah melakukan promosi berupa diskon 30% atau souvenir boneka snowman logo Ice Break Point di awal bulan pertama, dan budget 10% per bulannya untuk promosi buy 10 get Prediksi 100 cups per hari dalam 1 tahun.

19 Tabel Proyeksi Laba Rugi Tahun Pertama 100 cups 129

20 130 Dapat dilihat bahwa apabila penjualan rata-rata setiap bulannya adalah 100 cups per hari, maka terdapat kerugian pada awal bulan September yaitu sebesar minus Rp. 16,302,853. Namun pada bulan berikutnya, perkembangan bisnis Ice Break Point menjadi laba bersih hingga total pada akhir tahun sebesar Rp. 46,167,285. Jumlah ini dikatakan cukup positif karena merupakan setengahnya dari modal awal yang telah dikeluarkan yaitu sebesar Rp. 97,197, Ice Break Point mengalami angka laba bersih yang cukup positif. Hasil ini muncul setelah dikurangi oleh keseluruhan biaya tetap, biaya variabel, gaji, depresiasi atau penyusutan, pajak, serta setelah melakukan promosi berupa diskon 30% atau souvenir boneka snowman logo Ice Break Point di awal bulan pertama, dan budget 10% per bulannya untuk promosi buy 10 get 1 souvenir atau cup Laporan Arus Kas Laporan arus kas atau cashflow statement merupakan laporan keuangan yang berisi informasi aliran kas masuk atau pendapatan, dan aliran kas keluar atau biaya-biaya Ice Break Point selama 1 tahun. Informasi ini menyajikan berdasarkan 3 jenis kegiatan yang dapat menyebabkan terjadinya arus kas masuk dan kas keluar tersebut, yaitu kegiatan operasional, kegiatan investasi serta kegiatan keuangan. Berikut adalah proyeksi laporan arus kas Ice Break Point : 1. Laporan Arus Kas prediksi 250 cups per hari

21 Tabel Laporan Arus Kas prediksi 250 cups per hari 131

22 132 Dilihat dari tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa apabila penjualan rata-rata setiap bulannya adalah 250 cups per hari, maka pada bulan September arus kas masuk Ice Break Point lebih besar daripada arus kas keluar, yaitu sebesar dari Rp. 131,40,894,716 dari Rp. 114,367,946. Sehingga besar keutungannya mencapai Rp. 16,882,054, dan pada akhirnya saldo akhir kas mencapai Rp. 46,882, Namun pada bulan-bulan selanjutnya tertutupi sehingga arus kas masuk menjadi lebih besar daripada arus kas keluar. Sehingga dapat dilihat perhitungan saldo arus kas setelah satu tahun mencapai sebesar Rp. 559,933,680. Arus kas serta Saldo akhir kas ini diperoleh dari saldo awal (cash on hand) Ice Break Point, ditambah dengan pendapatan dari total penjualan bulanan minuman 250 cups per hari, dikurangi dengan biaya variabel penjualan, biaya operasional tetap serta gaji, biaya umum dan administrasi. 2. Laporan Arus Kas prediksi 150 cups per hari

23 Tabel Laporan Arus Kas prediksi 150 cups per hari 133

24 134 Dilihat dari tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa apabila penjualan rata-rata setiap bulannya adalah 150 cups per hari, maka pada bulan September arus kas masuk Ice Break Point lebih kecil daripada arus kas keluar, yaitu sebesar Rp. 78,750,000 dari Rp. 82,808,108. Sehingga besar kerugiannya mencapai minus Rp. 4,058,108. Namun dikarenakan menggunakan uang kas atau saldo kas awal sebesar Rp. 30,000,000 untuk menutupi kerugiannya, dan pada akhirnya saldo akhir kas mencapai Rp. 25,941,892. Namun pada bulan-bulan selanjutnya tertutupi sehingga arus kas masuk menjadi lebih besar daripada arus kas keluar. Sehingga dapat dilihat perhitungan saldo arus kas setelah satu tahun mencapai sebesar Rp. 219,445,238. Arus kas serta Saldo akhir kas ini diperoleh dari saldo awal (cash on hand) Ice Break Point, ditambah dengan pendapatan dari total penjualan bulanan minuman 150 cups per hari, dikurangi dengan biaya variabel penjualan, biaya operasional tetap serta gaji, biaya umum dan administrasi. 3. Laporan Arus Kas prediksi 100 cups per hari

25 Tabel Laporan Arus Kas prediksi 100 cups per hari 135

26 136 Dilihat dari tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa pada bulan September arus kas masuk Ice Break Point lebih kecil daripada arus kas keluar, yaitu sebesar Rp. 52,500,000 dari Rp. 67,943,183. Sehingga besar kerugiannya mencapai Rp. 15,443,183 dan menggunakan uang kas atau saldo kas awal untuk menutupi kerugiannya. Namun pada bulan-bulan selanjutnya tertutupi sehingga arus kas masuk menjadi lebih besar daripada arus kas keluar. Sehingga dapat dilihat perhitungan saldo arus kas setelah satu tahun mencapai sebesar Rp. 81,170,825. Arus kas serta Saldo akhir kas ini diperoleh dari saldo awal (cash on hand) Ice Break Point, ditambah dengan pendapatan dari total penjualan bulanan minuman 100 cups per hari, dikurangi dengan biaya variabel penjualan, biaya operasional tetap serta gaji, biaya umum dan administrasi Proyeksi Prediksi Penjualan Dalam mendirikan bisnis Ice Break Point, maka perlunya bagi kami sebagai pemilik bisnis untuk membuat proyeksi prediksi laba rugi untuk mengetahui perkiraan balik modal dari usaha atau payback period. Proyeksi prediksi penjualan ini dilakukan sebelum proyeksi laba - rugi. Berikut ini proyeksi prediksi penjualan Ice Break Point : 1. Proyeksi Prediksi Penjualan 250 cups per hari

27 Tabel Proyeksi Penjualan 250 cups per hari 137

28 138 Dari tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa apabila harga 1 cup minuman Ice Break Point mencapai harga Rp. 17, (100%) dan dengan biaya variabel penjualan per unit /cup nya adalah sebesar Rp. 8, (45,.94%), maka marjin kotor per unit/ cup yang didapat adalah sebesar Rp. 9, (54,06%). Dengan target penjualan rata rata 250 cups per hari nya, adalah merupakan penetapan target yang sangat pesimistik, karena kami hanya menargetkan kurang dari 10% dari populasi keseluruhan target market yaitu berjumlah 1649 murid. Adapun penetapan harga sebesar Rp. 17, per cup ini berdasarkan hasil survey kuesioner, baik secara langsung kepada target pasar dari kertas, maupun secara online. Namun kami tetap menetapkan harga 2 kali lipat di bawah kemampuan daya beli target pasar untuk memudahkan keputusan pembelian serta pemasaran terhadap produk usaha kami yang baru saja diperkenalkan. Dapat dilihat pada tabel bagian atas, terdapat hasil marjin kotor tahunan setelah dikurangi biaya variabel penjualan 250 cups adalah sebesar Rp. 716,598, Lalu pada akhirnya didapatkan besar keuntungan sebesar Rp. 558,188, setelah marjin kotor tersebut dikurangi dengan biaya operasional tetap dan budget promosi tiap bulan sebesar 10% dari prediksi pendapatan bulan terkait. Dapat dilihat pada tabel bagian bawah, bahwa jika dengan jumlah cups yang terjual adalah 250 cups per harinya, maka dalam 1 bulan marjin kotor Ice Break Point mencapai sebesar Rp. 66,220,350 Rp. 73,315, per bulannya. 2. Proyeksi Prediksi Penjualan 150 cups per hari Meskipun target penjualan kami rata - rata sebesar 250 cups per hari, kami tetap memprediksikan kemungkinan penjualan 60 persen dari target kami yaitu rata - rata penjualan 150 cups per hari. Hal ini dapat terjadi karena adanya weakness atau kelemahan yang telah dijabarkan pada bab sebelumnya. Karena tak dapat terhindarkan bahwa kami adalah pebisnis baru, brand bisnis minuman kami belum dikenal oleh masyarakat sekitar, serta faktor cuaca hujan yang menjadi ancaman bagi bisnis minuman ice blended, maka tidak menutup kemungkinan untuk terjualnya rata rata 150 cups per hari.

29 139 Berikut adalah proyeksi prediksi penjualan dari 150 cups per hari: Tabel Proyeksi Penjualan 150 cups per hari

30 140 Dapat disimpulkan bahwa apabila harga 1 cup minuman Ice Break Point mencapai harga Rp. 17, (100%) dan dengan biaya variabel penjualan per unit /cup nya adalah sebesar Rp. 8, (45,.94%), maka marjin kotor per unit/ cup yang didapat adalah sebesar Rp. 9, (54,06%). Dapat dilihat pada tabel bagian atas, terdapat hasil marjin kotor tahunan setelah dikurangi biaya variabel penjualan 150 cups adalah sebesar Rp. 429,959, Lalu pada akhirnya didapatkan besar keuntungan sebesar Rp. 334,573,732 setelah marjin kotor tersebut dikurangi dengan biaya operasional tetap dan budget promosi tiap bulan sebesar 10% dari prediksi pendapatan bulan terkait. Dapat dilihat pada tabel bagian bawah, bahwa jika dengan jumlah cups yang terjual adalah 150 cups per harinya, maka dalam 1 bulan marjin kotor Ice Break Point mencapai sebesar Rp. 39,732,210 Rp. 43,989, per bulannya. 3. Proyeksi Prediksi Penjualan 100 cups per hari Meskipun kami telah memprediksikan target penjualan kami rata - rata sebesar rata - rata penjualan 250 cups per hari, dan 60 persen dari target kami yaitu rata - rata penjualan 150 cups per hari, kami tetap memprediksikan kemungkinan terburuknya yaitu rata - rata penjualan 100 cups per hari. Hal ini dapat terjadi karena kami adalah adanya treat atau ancaman, seperti sebagaimana telah dijelaskan pada bab sebelumnya. Karena tak dapat dihindarkan bahwa faktor eksternal seperti daya saing, pertumbuhan ekonomi, politik dan sosial pun juga dapat memengaruhi penjualan pada Ice Break Point. Berikut adalah proyeksi prediksi penjualan dari 100 cups per hari:

31 Tabel Proyeksi Prediksi Penjualan 100 cups per hari 141

32 142 Dapat disimpulkan bahwa apabila harga 1 cup minuman Ice Break Point mencapai harga Rp. 17, (100%) dan dengan biaya variabel penjualan per unit /cup nya adalah sebesar Rp. 8, (45,.94%), maka marjin kotor per unit/ cup yang didapat adalah sebesar Rp. 9, (54,06%). Dapat dilihat pada tabel bagian atas, terdapat hasil marjin kotor tahunan setelah dikurangi biaya variabel penjualan 100 cups adalah sebesar Rp. 285,639,515. Lalu pada akhirnya didapatkan besar keuntungan sebesar Rp. 217,766,475 setelah marjin kotor tersebut dikurangi dengan biaya operasional tetap dan budget promosi tiap bulan sebesar 10% dari prediksi pendapatan bulan terkait. Dapat dilihat pada tabel bagian bawah, bahwa jika dengan jumlah cups yang terjual adalah 150 cups per harinya, maka dalam 1 bulan marjin kotor Ice Break Point mencapai sebesar Rp. 28,380,150 Rp. 29,326,155 per bulannya. 5.6 ROI, ROE, PAYBACK PERIOD ROI merupakan return of investment untuk mengukur kemampuan modal yg diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva utk menghasilkan keuntungan bersih. Sedangkan ROE merupakan return of equity yang berarti rasio yg memperlihatkan sejauh manakah perusahaan mengelola modal sendiri secara efektif. Sedangkan PBP merupakan pay back period merupakan suatu keadaan bisnis yang mengalami titik impas yaitu tidak untung maupun rugi, maupun total biaya sama dengan total penjualan yang berupa jangka waktu. Hal ini bisa terjadi apabila volume penjualan perusahaan hanya cukup menutupi biaya tetap dan biaya variabel. Berikut rumus beserta perhitungan dari ROI, ROE DAN PBP:

33 Tabel Rumus dan perhitungan ROI, ROE, PBP 143

34 144 Berdasarkan tabel di atas, terdapat 3 macam proyeksi untuk ROI ROE dan PBP yaitu: untuk rata-rata penjualan 250 cups, 150 cups dan 100 cups per harinya selama 1 tahun (12 bulan) Hasil tingkat pengembalian investasi awal ROI pada rata - rata penjualan 250 cups, 150 cups dan 100 cups menunjukkan total rata-rata tingkat return on investmet sebesar 474%, 125%, dan -17%. Diikuti oleh hasil ROE pada rata - rata penjualan 250 cups, 150 cups dan 100 cups menunjukkan total rata-rata tingkat return on equity yang sama dengan return on investment di atas, yaitu sebesar 574%, 225%, dan 83%. Adapun lamanya waktu titik impas atau pengembalian investasi (PBP) pada keseluruhan macam tingkat penjualan, yaitu untuk penjualan rata - rata 250 unit/hari sekitar 2,29 yaitu 2 bulan, 26 hari, sedangkan PBP untuk penjualan rata - rata 150 unit/hari sekitar 6,57 yaitu 6 bulan, 9 hari, dan PBP untuk penjualan rata - rata 100 unit/hari sekitar 1 tahun, 11 bulan.

BAB 5 ANALISIS KEUANGAN

BAB 5 ANALISIS KEUANGAN BAB 5 ANALISIS KEUANGAN 5.1. Ekuitas Ekuitas adalah modal kepemilikan yang diinvestasikan dalam suatu usaha. Vraniolle merupakan badan perorangan dengan modal yang berasal dari pemilik. Ekuitas modal pemilik

Lebih terperinci

BAB 5 ANALISA KEUANGAN

BAB 5 ANALISA KEUANGAN BAB 5 ANALISA KEUANGAN 5.1 Ekuitas (Equity) Tiga elemen penting dari bisnis adalah aset, hutang, dan ekuitas yang dimiliki oleh perusahaan. Menurut Weygandt, Kimmel, dan Kieso (2011:12), terdapat hubungan

Lebih terperinci

BAB 5 PROYEKSI KEUANGAN

BAB 5 PROYEKSI KEUANGAN BAB 5 PROYEKSI KEUANGAN 5.1 Asumsi Dasar dan Informasi Proyeksi keuangan merupakan perencanaan keuangan perusahaan untuk masa mendatang. Dalam perhitungan proyeksi keuangannya SpeedZ Racing menggunakan

Lebih terperinci

BAB VI ASPEK KEUANGAN. investasi dari perusahaan Saru Goma. Proyeksi keuangan ini akan dibuat dalam

BAB VI ASPEK KEUANGAN. investasi dari perusahaan Saru Goma. Proyeksi keuangan ini akan dibuat dalam BAB VI ASPEK KEUANGAN Dalam aspek ini akan menjelaskan tentang kebutuhan dana, sumber dana, proyeksi neraca, proyeksi laba rugi, proyeksi arus kas, dan penilaian kelayakan investasi dari perusahaan Saru

Lebih terperinci

BAB 5 PROYEKSI KEUANGAN. MODAL AWAL ARTUR FURNITURE TABEL 5.1 RINCIAN MODAL AWAL

BAB 5 PROYEKSI KEUANGAN. MODAL AWAL ARTUR FURNITURE TABEL 5.1 RINCIAN MODAL AWAL BAB 5 PROYEKSI KEUANGAN. MODAL AWAL ARTUR FURNITURE TABEL 5.1 RINCIAN MODAL AWAL BAB 5 PROYEKSI KEUANGAN 5.1 Rincian Modal Awal MODAL AWAL ARTUR FURNITURE Tabel 5.1 Rincian Modal Awal Dana Start-up yang

Lebih terperinci

BAB 5 PROYEKSI KEUANGAN. MODAL AWAL ARTUR FURNITURE Tabel 5.1 Rincian Modal Awal

BAB 5 PROYEKSI KEUANGAN. MODAL AWAL ARTUR FURNITURE Tabel 5.1 Rincian Modal Awal BAB 5 PROYEKSI KEUANGAN 5.1 Rincian Modal Awal MODAL AWAL ARTUR FURNITURE Tabel 5.1 Rincian Modal Awal Dana Start-up yang dibutuhkan jumlah Total Aset Tetap Peralatan Rp 19.516.000 Instalasi Listrik Rp

Lebih terperinci

VII. RENCANA KEUANGAN

VII. RENCANA KEUANGAN VII. RENCANA KEUANGAN Rencana keuangan bertujuan untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan. Untuk melakukan

Lebih terperinci

VIII. ANALISIS FINANSIAL

VIII. ANALISIS FINANSIAL VIII. ANALISIS FINANSIAL Analisis aspek finansial bertujuan untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan.

Lebih terperinci

BAB VI ASPEK KEUANGAN

BAB VI ASPEK KEUANGAN BAB VI ASPEK KEUANGAN 6.1 Kebutuhan Dana Tabel 6.1 Kebutuhan Dana Keterangan Tahunan Aktiva tetap Seragam Rp 1,100,000 Mesin kasir Rp 3,500,000 Telepon Rp 150,000 Meja kayu panjang Rp 7,500,000 Sofa Rp

Lebih terperinci

FORMAT FULL PROPOSAL BUSINESS PLAN

FORMAT FULL PROPOSAL BUSINESS PLAN FORMAT FULL PROPOSAL BUSINESS PLAN 1.0. Informasi Umum Perusahaan 1.1. Visi (Nama Usaha) Misi (Nama Usaha) 1.2. Tujuan Strategis Perusahaan, adalah : 1.3. Lokasi dan Fasilitas Perusahaan Lokasi Perusahaan

Lebih terperinci

VIII. ANALISIS FINANSIAL

VIII. ANALISIS FINANSIAL VIII. ANALISIS FINANSIAL Analisis finansial bertujuan untuk menghitung jumlah dana yang diperlukan dalam perencanaan suatu industri melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan

Lebih terperinci

Bab VI ASPEK KEUANGAN. Tabel 6.1 Kebutuhan Dana

Bab VI ASPEK KEUANGAN. Tabel 6.1 Kebutuhan Dana Bab VI ASPEK KEUANGAN 6.1 Kebutuhan Dana Agenda furniture membutuhkan dana dengan rincian sebagai berikut: Tabel 6.1 Kebutuhan Dana no Komponen Investasi Jumlah Total 1 Aktiva Tetap A. Mobil Pick Up 112.000.000

Lebih terperinci

PT. Daya Mulia Sejahtera Laporan Laba rugi Per 31 Desember

PT. Daya Mulia Sejahtera Laporan Laba rugi Per 31 Desember L1 PT. Daya Mulia Sejahtera Laporan Laba rugi Per 31 Desember 2005-2006 Keterangan 2005 2006 Penjualan 11,552,652,345.00 12,501,522,540.00 Harga pokok penjualan Persediaan awal barang 2,010,628,560.00

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGNAN DAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN. Febriyanto, S.E., M.M.

LAPORAN KEUANGNAN DAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN. Febriyanto, S.E., M.M. LAPORAN KEUANGNAN DAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN Febriyanto, S.E., M.M. LAPORAN KEUANGAN Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 16 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Usaha pengembangan kerupuk Ichtiar merupakan suatu usaha yang didirikan dengan tujuan untuk memanfaatkan peluang yang ada. Melihat dari adanya peluang

Lebih terperinci

6 ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN SURIMI

6 ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN SURIMI 6 ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN SURIMI 6.1 Pendahuluan Industri surimi merupakan suatu industri pengolahan yang memiliki peluang besar untuk dibangun dan dikembangkan. Hal ini didukung oleh adanya

Lebih terperinci

BAB VI ASPEK KEUANGAN. melakukan penghitungan net present value serta payback period. Proyeksi keuangan ini dibuat. Tabel 6.

BAB VI ASPEK KEUANGAN. melakukan penghitungan net present value serta payback period. Proyeksi keuangan ini dibuat. Tabel 6. 76 BAB VI ASPEK KEUANGAN 6.1 Penjelasan Umum Bagian ini menjelaskan mengenai kebutuhan dana, sumber dana, proyeksi neraca, proyeksi laba-rugi, proyeksi arus kas, dan penilaian kelayakan investasi yang

Lebih terperinci

VII ANALISIS ASPEK FINANSIAL

VII ANALISIS ASPEK FINANSIAL VII ANALISIS ASPEK FINANSIAL Menganalisis kelayakan suatu proyek atau usaha dari segi keuangan dapat mengunakan. Analisis finansial. Adapun kriteria kriteria penilaian investasi yang dapat digunakan yaitu

Lebih terperinci

VII ANALISIS ASPEK FINANSIAL

VII ANALISIS ASPEK FINANSIAL VII ANALISIS ASPEK FINANSIAL Aspek finansial merupakan aspek yang dikaji melalui kondisi finansial suatu usaha dimana kelayakan aspek finansial dilihat dari pengeluaran dan pemasukan usaha tersebut selama

Lebih terperinci

PT ASTRA GRAPHIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN. Catatan 2009*) Kas dan setara kas 2d,

PT ASTRA GRAPHIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN. Catatan 2009*) Kas dan setara kas 2d, NERACA KONSOLIDASIAN AKTIVA LANCAR Kas dan setara kas 2d,4 121.433.163.880 119.658.017.889 Deposito berjangka 5 2.135.930.652 2.424.600.790 Piutang usaha 2e (setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengumpulan Data 4.1.1 Data Pasar dan Pemasaran Gula Tahun Jawa Luar Jawa Jumlah Peningkatan (%) 1990 1,693,589 425,920 2,119,509-1991 1,804,298 448,368 2,252,666 6.28

Lebih terperinci

PT ASTRA GRAPHIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN

PT ASTRA GRAPHIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASIAN AKTIVA LANCAR Kas dan setara kas 2a,2c,3,27 103.317.329.165 92.942.187.030 Deposito berjangka 2a,4 1.971.891.997 2.643.566.861 Piutang usaha (setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu

Lebih terperinci

BAB 5 MANAJEMEN DAN STRUKTUR ORGANISASI

BAB 5 MANAJEMEN DAN STRUKTUR ORGANISASI BAB 5 MANAJEMEN DAN STRUKTUR ORGANISASI 5.1 Struktur Organisasi Pemilik Jahit 1 Jahit 2 Jahit 3 Obras Bag. potong Antar barang Finishing Admin Bagian jahit bertanggung jawab menjahit barang-barang dengan

Lebih terperinci

PT ASTRA GRAPHIA Tbk

PT ASTRA GRAPHIA Tbk N E R A C A Catatan 2008 2007 AKTIVA LANCAR Kas dan setara kas 2a,2c,3,23 119.658.017.889 126.580.527.261 Deposito berjangka 2a,4 2.424.600.790 2.904.735.723 Piutang usaha (setelah dikurangi penyisihan

Lebih terperinci

BAB V PROYEKSI KEUANGAN. Tabel 5.1 Dana Start-Up yang dibutuhkan

BAB V PROYEKSI KEUANGAN. Tabel 5.1 Dana Start-Up yang dibutuhkan BAB V PROYEKSI KEUANGAN 5.1 Asumsi Dasar dan Informasi Tabel 5.1 Dana Start-Up yang dibutuhkan Required Start-Up Funds for a New Business or Opening Balance Sheet for an Existing Business Dana Start-up

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

BAB III METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian BAB III METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai dengan Mei 2012 di PT. Pindo Deli Pulp and Paper, Karawang, Jawa Barat. 3.2 Jenis Data Penelitian

Lebih terperinci

PT ASTRA GRAPHIA Tbk

PT ASTRA GRAPHIA Tbk N E R A C A Catatan 2007 2006 AKTIVA LANCAR Kas dan setara kas 2a,2d,3,24 92.942.187.030 136.752.706.763 Deposito berjangka 2a,4 2.643.566.861 2.398.641.980 Piutang usaha (setelah dikurangi penyisihan

Lebih terperinci

PT ASTRA GRAPHIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN. Catatan 2009*) Kas dan setara kas 2d,

PT ASTRA GRAPHIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN. Catatan 2009*) Kas dan setara kas 2d, NERACA KONSOLIDASIAN AKTIVA LANCAR Kas dan setara kas 2d,4 70.490.918.058 100.111.129.147 Deposito berjangka 5 2.062.615.652 2.179.143.834 Piutang usaha 2e (setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu

Lebih terperinci

Financial Plan Pesimis

Financial Plan Pesimis Financial Plan Pesimis ASUMSI PESIMIS: JIKA PENJUALAN HANYA MENCAPAI 80% DARI TARGET YANG ADA (HANYA MENJUAL 688 ITEM PADA TAHUN PERTAMA, DIMANA TARGET PENJUALAN ADALAH 860 ITEM) PROGRAM PEMASARAN PERUSAHAAN

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL KATA PENGANTAR ABSTRAK DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN 1

DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL KATA PENGANTAR ABSTRAK DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN 1 ABSTRAK Seorang investor pemilik PT X menilai permintaan dan pangsa pasar di kota Bandung terlihat masih menjanjikan untuk bisnis Depot air Minum isi ulang AMIRA. Tetapi sebelum investor menanamkan modalnya

Lebih terperinci

PT ASTRA GRAPHIA Tbk

PT ASTRA GRAPHIA Tbk N E R A C A Tidak AKTIVA LANCAR Kas dan setara kas 2a,3,23 126.580.527.261 136.152.760.743 Deposito berjangka 2a,4 2.904.735.723 1.467.734.629 Piutang usaha (setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu

Lebih terperinci

BAB VI 6 ASPEK KEUANGAN

BAB VI 6 ASPEK KEUANGAN BAB VI 6 ASPEK KEUANGAN Bagian ini akan menjelaskan tentang kebutuhan dana, sumber dana, proyeksi neraca, proyeksi laba rugi, proyeksi arus kas, dan penilaian kelayakan investasi. Proyeksi keuangan ini

Lebih terperinci

Media Infokom, CV Neraca per 31/12/00

Media Infokom, CV Neraca per 31/12/00 Neraca per 31/12/ Harta Harta Lancar Kas Rp 91.647, Piutang Dagang Rp, Dikurangi: Cadangan untuk Hutang Macet Inventaris Dagang 1. Biaya Dibayar di Muka - Asuransi 6 Nota Bayar Jumlah Harta Lancar Rp 93.247,

Lebih terperinci

BAB 6 ASPEK KEUANGAN

BAB 6 ASPEK KEUANGAN BAB 6 ASPEK KEUANGAN Mengelola keuangan suatu usaha bukan hanya dilakukan oleh usaha yang besar saja, tetapi usaha kecil dan menengah juga harus melakukan pengelolaan keuangan dengan baik dan benar. Karena

Lebih terperinci

BIAYA BAHAN LANGSUNG YANG DIGUNAKAN

BIAYA BAHAN LANGSUNG YANG DIGUNAKAN LK 6.1 dari 10 L.6.1 Penentuan Pendapatan/Penjualan (Dari lembar kerja L3.8) Bulan : M-1 M-2 M-3 M-4 PENDAPATAN A. Penjualan Kotor B. Komisi (Commissions) max 10% dari penjualan C. Pengembalian (Returns

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian Bab 1 Pasal 1 ayat 1, koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh orang perseorangan

Lebih terperinci

VII. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL

VII. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL VII. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL Analisis finansial dilakukan untuk melihat sejauh mana Peternakan Maju Bersama dapat dikatakan layak dari aspek finansial. Untuk menilai layak atau tidak usaha tersebut

Lebih terperinci

KEWIRAUSAHAAN I. Power Point ini membahas mata kuliah Kewirausahaan I HARTRI PUTRANTO,SE.MM. Modul ke: Fakultas EKONOMI. Program Studi Manajemen

KEWIRAUSAHAAN I. Power Point ini membahas mata kuliah Kewirausahaan I HARTRI PUTRANTO,SE.MM. Modul ke: Fakultas EKONOMI. Program Studi Manajemen Modul ke: 09 KEWIRAUSAHAAN I Power Point ini membahas mata kuliah Kewirausahaan I Fakultas EKONOMI HARTRI PUTRANTO,SE.MM Program Studi Manajemen Steven V. DelGrosso, PMP IBM Business Consulting Services

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISA DAN EVALUASI. besar investasi yang dikeluarkan untuk pengadaan hardware, software, dan biaya

BAB 4 ANALISA DAN EVALUASI. besar investasi yang dikeluarkan untuk pengadaan hardware, software, dan biaya 54 BAB 4 ANALISA DAN EVALUASI 4.1 Analisa Biaya Biaya merupakan salah satu faktor penting yang harus diperhatikan pada saat menginvestasikan suatu strategi termasuk saat pengimplementasian sistem SAP PT.

Lebih terperinci

1,111,984, ,724,096 Persediaan 12 8,546,596, f, ,137, ,402,286 2h, 9 3,134,250,000 24,564,101,900

1,111,984, ,724,096 Persediaan 12 8,546,596, f, ,137, ,402,286 2h, 9 3,134,250,000 24,564,101,900 NERACA KONSOLIDASI` PER 30 SEPTEMBER 2009 DAN 2008 3 CATATAN ASET ASET LANCAR Kas dan setara kas 2c, 2l, 4, 24 Rp 3,111,393,145 Rp 1,677,351,069 Investasi jangka pendek 2d, 5 5,348,940,000 6,606,593,125

Lebih terperinci

Aspek Keuangan. Dosen: ROSWATY,SE.M.Si

Aspek Keuangan. Dosen: ROSWATY,SE.M.Si Aspek Keuangan Dosen: ROSWATY,SE.M.Si PENGERTIAN ASPEK KEUANGAN Aspek keuangan merupakan aspek yang digunakan untuk menilai keuangan perusahaan secara keseluruhan. Aspek keuangan memberikan gambaran yang

Lebih terperinci

LABA/(RUGI) KONSOLIDASIAN TAHUN

LABA/(RUGI) KONSOLIDASIAN TAHUN Hasil Penjualan Uraian LABA/(RUGI) KONSOLIDASIAN TAHUN 2011 2012 Tahun 2012 Tahun 2011 1 2 4 Penjualan 21.694.257,72 16.195.196,22 Harga Pokok Penjualan (17.202.941,16) (12.982.513,98) Laba kotor 4.491.316,56

Lebih terperinci

KEWIRAUSAHAAN - 2 Galih Chandra Kirana, SE.,M.Ak

KEWIRAUSAHAAN - 2 Galih Chandra Kirana, SE.,M.Ak KEWIRAUSAHAAN - 2 Modul ke: LAPORAN KEUANGAN Fakultas Galih Chandra Kirana, SE.,M.Ak Program Studi www.mercubuana.ac.id PENGERTIAN Laporan keuangan merupakan hasil pencatatan transaksi yang terjadi pada

Lebih terperinci

Swasta Priambada, S.Sos, MAB** *Disajikan dalam MK Nutrition Entrepreneurship PS Ilmu Gizi FKUB, Maret 2015 **PS Ilmu Administrasi Bisnis, FIA-UB

Swasta Priambada, S.Sos, MAB** *Disajikan dalam MK Nutrition Entrepreneurship PS Ilmu Gizi FKUB, Maret 2015 **PS Ilmu Administrasi Bisnis, FIA-UB Swasta Priambada, S.Sos, MAB** *Disajikan dalam MK Nutrition Entrepreneurship PS Ilmu Gizi FKUB, Maret 2015 **PS Ilmu Administrasi Bisnis, FIA-UB Menilai Kesuksesan Bisnis Laporan Keuangan Analisis Payback

Lebih terperinci

BAB 6 ASPEK KEUANGAN

BAB 6 ASPEK KEUANGAN BAB 6 ASPEK KEUANGAN 6.1. Kebutuhan Investasi Tahun ke-0 Dalam menjalankan usaha ini, FVN melakukan investasi awal sebesar Rp 100.000.000,- sebelum masuk ke tahun pertama. FVN perlu membeli semua kebutuhan

Lebih terperinci

ANGGARAN. Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Petra

ANGGARAN. Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Petra ANGGARAN Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Petra Anggaran Anggaran merupakan rencana keuangan suatu entitas untuk suatu periode tertentu Memiliki fungsi perencanaan dan pengendalian Dalam hal perencanaan,

Lebih terperinci

BAB VI ASPEK KEUANGAN

BAB VI ASPEK KEUANGAN BAB VI ASPEK KEUANGAN Bagian ini menjelaskan tentang kebutuhan dana, sumber dana, proyeksi neraca, proyeksi laba rugi, proyeksi arus kas, dan penilaian kelayakan investasi. Proyeksi keuangan ini akan dibuat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Pengertian Manajemen menurut James A.F. Stoner adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, keepemimpinan dan pengendalian upaya dari anggota organisasi

Lebih terperinci

Manajemen Investasi. Febriyanto, SE, MM. LOGO

Manajemen Investasi. Febriyanto, SE, MM.  LOGO Manajemen Investasi Febriyanto, SE, MM. www.febriyanto79.wordpress.com LOGO 2 Manajemen Investasi Aspek Keuangan Aspek keuangan merupakan aspek yang digunakan untuk menilai keuangan perusahaan secara keseluruhan.

Lebih terperinci

BAB VI ASPEK KEUANGAN. 6.1 Tabel Sumber Pendanaan. Uraian Sumber Dana Jumlah. Bisnis yang dirancang oleh Andalucia Party Planner memerlukan modal awal

BAB VI ASPEK KEUANGAN. 6.1 Tabel Sumber Pendanaan. Uraian Sumber Dana Jumlah. Bisnis yang dirancang oleh Andalucia Party Planner memerlukan modal awal 83 BAB VI ASPEK KEUANGAN 1.1 Kebutuhan Dana Andalucia Party Planner membutuhkan dana dengan rincian sebagai berikut: 6.1 Tabel Sumber Pendanaan Uraian Sumber Dana Jumlah 1. Modal sendiri Rp. 15.150.000

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN COMMON SIZE DAN RASIO- RASIO KEUANGAN PADA PT SAPTA PRIMA ADIKARYA PALEMBANG

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN COMMON SIZE DAN RASIO- RASIO KEUANGAN PADA PT SAPTA PRIMA ADIKARYA PALEMBANG ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN COMMON SIZE DAN RASIO- RASIO KEUANGAN PADA PT SAPTA PRIMA ADIKARYA PALEMBANG Devi Mutiana Jurusan Akuntansi Politeknik PalComTech Palembang Abstrak Tujuan utama laporan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Laporan Keuangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA Laporan keuangan merupakan hasil akhir suatu proses kegiatan pencatatan akuntansi yang merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. dalamnya kas, sekuritas, piutang, persedian, dan dan dalam beberapa

BAB II LANDASAN TEORITIS. dalamnya kas, sekuritas, piutang, persedian, dan dan dalam beberapa 6 BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian dan Jenis Modal Kerja 1. Pengertian modal kerja Burton A, Kolb (Sawir, 2005:129) menyatakan modal kerja adalah investasi perusahan dalam aktiva jangka pendek atau

Lebih terperinci

pendekatan rasional, yang pembuktiannya mudah dilakukan, sedangkan pertimbangan kualitatif

pendekatan rasional, yang pembuktiannya mudah dilakukan, sedangkan pertimbangan kualitatif A. PENDAHULUAN Terlaksananya suatu proyek investasi, seringkali tergantung kepada pertimbangan manajemen yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif. Pertimbangan kuantitatif lebih bersifat kepada pendekatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan dari rencana pembukaan usaha jasa service komputer adalah:

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan dari rencana pembukaan usaha jasa service komputer adalah: A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Contoh proosal usaha. Teknologi yang berkembang begitu pesat menuntut semua pihak yang aktivitas hidupnya terikat dengan perangkat tersebut untuk segera menyesuaikan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA MASALAH DAN PEMBAHASAN. PT. PLN P3B sesuai Keputusan Direksi memiliki peran dan tugas untuk

BAB IV ANALISA MASALAH DAN PEMBAHASAN. PT. PLN P3B sesuai Keputusan Direksi memiliki peran dan tugas untuk 30 BAB IV ANALISA MASALAH DAN PEMBAHASAN 4.1 Penyajian Laporan Keuangan PT. PLN P3B sesuai Keputusan Direksi memiliki peran dan tugas untuk mengelola operasi sistem tenaga listrik Jawa Bali, mengelola

Lebih terperinci

BAB VI ASPEK KEUANGAN. Bagian ini menjelaskan tentang kebutuhan dana untuk operasional usaha pegembangan bisnis PT.

BAB VI ASPEK KEUANGAN. Bagian ini menjelaskan tentang kebutuhan dana untuk operasional usaha pegembangan bisnis PT. BAB VI ASPEK KEUANGAN Bagian ini akan menjelaskan tentang kebutuhan dana, sumber dana, proyeksi neraca, proyeksi laba rugi, proyeksi arus kas, dan penilaian kelayakan investasi. Proyeksi keuangan ini akan

Lebih terperinci

ASPEK FINANSIAL Skenario I

ASPEK FINANSIAL Skenario I VII ASPEK FINANSIAL Setelah menganalisis kelayakan usaha dari beberapa aspek nonfinansial, analisis dilanjutkan dengan melakukan analisis kelayakan pada aspek finansial yaitu dari aspek keuangan usaha

Lebih terperinci

PERTEMUAN 9 MUHAMMAD WADUD

PERTEMUAN 9 MUHAMMAD WADUD PERTEMUAN 9 MUHAMMAD WADUD PENGELOLAAN HARTA PENGATURAN PENGELUARAN PENGELOLAAN UTANG CARA PEMBAYARAN UTANG PENGELOLAAN PENGELUARAN UTANG DIMASA DATANG LAPORAN KEUANGAN ADA EMPAT KELOMPOK BESAR HARTA PRODUKTIF

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian, Tujuan dan Jenis Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Fahmi (2013:2) menyatakan bahwa: Laporan Keuangan adalah suatu informasi yang menggambarkan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. suatu perusahaan dalam periode tertentu. Salah satu cara dalam penilaian

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. suatu perusahaan dalam periode tertentu. Salah satu cara dalam penilaian 58 BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN 4.1 Analisis Rasio Keuangan PT. XYZ Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang penting dan dapat dipercaya untuk menilai kondisi keuangan dan hasil

Lebih terperinci

NAMA PERUSAHAAN : ALAMAT : KODE POS : TELPON : PERIODE AKUNTANSI :

NAMA PERUSAHAAN : ALAMAT : KODE POS : TELPON : PERIODE AKUNTANSI : NAMA PERUSAHAAN : ALAMAT : KODE POS : TELPON : PERIODE AKUNTANSI : TANGGAL : 2 BULAN : 1 TAHUN : 2008 SINTENREMEN.COM PERUSAHA DAFTAR AKUN Per : 02 Januari 2008 NO AKUN NAMA AKUN SALDO AWAL 1111 Kas di

Lebih terperinci

VII. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL

VII. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL VII. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL Analisis finansial dilakukan untuk melihat sejauh mana CV. Usaha Unggas dapat dikatakan layak dari aspek finansial. Penilaian layak atau tidak usaha tersebut dari

Lebih terperinci

BAB VI ASPEK KEUANGAN

BAB VI ASPEK KEUANGAN BAB VI ASPEK KEUANGAN BAB VI ASPEK KEUANGAN 6.1 Kebutuhan Dana Tabel VI.1 Kebutuhan Dana Komponen Investasi Jumlah Aktiva Tetap Peralatan: Komputer + Printer (2 set X Rp. 5.000.000) Rp. 10.000.000 Meja

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Dalam rencana melakukan investasi usaha baru, investor toko Salim Jaya perlu melakukan peninjauan terlebih dahulu dengan memperhitungkan dan menganalisis rencana investasinya. Hasil peninjauan

Lebih terperinci

ANALISIS KEUANGAN PT. PLN (Persero)

ANALISIS KEUANGAN PT. PLN (Persero) ANALISIS KEUANGAN PT. PLN (Persero) I. Pendahuluan PT. Perusahaan Listrik Negara (PLN) (Persero) merupakan penyedia listrik utama di Indonesia. Oleh karena itu, pemerintah berkepentingan menjaga kelayakan

Lebih terperinci

CONTOH PERHITUNGAN. (Hasil ini didapat dari hasil perhitungan dan survey) Untuk tahun ke-1 sebesar 45 %. (Sumber PT. Dharmapala Usaha Sukses)

CONTOH PERHITUNGAN. (Hasil ini didapat dari hasil perhitungan dan survey) Untuk tahun ke-1 sebesar 45 %. (Sumber PT. Dharmapala Usaha Sukses) 115 CONTOH PERHITUNGAN PRODUKSI UNTUK TAHUN KE-1 Kapasitas Terpasang Gula Rafinasi KPT yang digunakan untuk PT. Dharmapala Usaha Sukses sebesar 500.000 ton/tahun. (Hasil ini didapat dari hasil perhitungan

Lebih terperinci

TAKARIR. = Pipa Selubung. = Pipa Produksi

TAKARIR. = Pipa Selubung. = Pipa Produksi TAKARIR Break Event Point Cost Recovery Casing Declining Balance Dry Gas First Tranche Petroleum Flow Line Gross Revenue Higher Rate of Income Tax Net Present Value Off Shore On Shore Packer Payback Period

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan 2.2. Laporan Keuangan

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan 2.2. Laporan Keuangan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan Kinerja keuangan merupakan hasil kegiatan operasi perusahaan yang disajikan dalam bentuk angka-angka keuangan. Hasil kegiatan perusahaan periode saat ini harus

Lebih terperinci

Topi Rafel Drill Laken Kanvas Polosan Rp Rp Rp Rp Bordir biasa Rp Rp Rp Rp

Topi Rafel Drill Laken Kanvas Polosan Rp Rp Rp Rp Bordir biasa Rp Rp Rp Rp Ringkasan Skripsi Green Light ialah sebuah bisnis yang bergerak dibidang barang dan jasa. Yang dimana Green Light menyediakan barang-barang promosi seperti topi, kaos oblong, kaos kerah, kemeja, jaket,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. suatu proses untuk menghasilkan sesuatu (output) atau pencapaian suatu tujuan

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. suatu proses untuk menghasilkan sesuatu (output) atau pencapaian suatu tujuan BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Kinerja Keuangan Kinerja adalah aktivitas yang berkaitan dengan unsur yang terlibat dalam suatu proses untuk menghasilkan sesuatu (output) atau pencapaian

Lebih terperinci

ABSTRAKSI. Dengan perkembangan jaman yang semakin pesat ini, membuat banyak

ABSTRAKSI. Dengan perkembangan jaman yang semakin pesat ini, membuat banyak ABSTRAKSI Dengan perkembangan jaman yang semakin pesat ini, membuat banyak perusahaan berpikir lebih maju sehingga perusahaan menanamkan berbagai jenis investasi untuk bersaing dengan perusahaan lain guna

Lebih terperinci

BAB VI ASPEK KEUANGAN

BAB VI ASPEK KEUANGAN BAB VI ASPEK KEUANGAN Bagian ini menjelaskan tentang kebutuhan dana, sumber dana, proyeksi neraca, proyeksi laba rugi, proyeksi arus kas, penilaian kelayakan investasi. Proyeksi 3 tahun. 6.1 Kebutuhan

Lebih terperinci

BAB 4 STUDI KELAYAKAN INVESTASI TEKNOLOGI INFORMASI PADA PT. PELAYARAN SINDUTAMA BAHARI

BAB 4 STUDI KELAYAKAN INVESTASI TEKNOLOGI INFORMASI PADA PT. PELAYARAN SINDUTAMA BAHARI BAB 4 STUDI KELAYAKAN INVESTASI TEKNOLOGI INFORMASI PADA PT. PELAYARAN SINDUTAMA BAHARI 4.1 Kelayakan Teknis Selama menggunakan web, belum menemukan suatu kendala teknis yang berarti. Semua masalah teknis,

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Metode Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam studi kasus ini adalah data sekunder yang didapat dari PT.Kimia Farma Tbk, Bursa Efek Indonesia (BEI), www.kimiafarma.co.id

Lebih terperinci

PENYUSUNAN RENCANA USAHA

PENYUSUNAN RENCANA USAHA PENYUSUNAN RENCANA USAHA I. DEFINISI RENCANA USAHA DAN MANFAAT RENCANA USAHA Rencana Usaha adalah dokumen tertulis yang disiapkan oleh seorang wirausaha yang menggambarkan hubungan faktor-faktor internal

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Laporan Keuangan Dalam menganalisis permohonan kredit modal kerja, peneliti menggunakan data dari aspek keuangan yaitu menggunakan rasio keuangan dan metode

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Penyusunan Neraca Awal Periode Maret 2013 Selama melakukan penelitian di Depot Aloa penulis telah memperoleh datadata yang diperlukan dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir, seperti

Lebih terperinci

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENGETAHUI KINERJA KEUANGAN PT.ASTRA INTERNATIONAL, Tbk

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENGETAHUI KINERJA KEUANGAN PT.ASTRA INTERNATIONAL, Tbk ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENGETAHUI KINERJA KEUANGAN PT.ASTRA INTERNATIONAL, Tbk Nama Npm : 22209237 Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Jonathan Lingga Saputra : Bertilia Lina Kusrina, SE., MM. LATAR

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. ABSTRAK...iv. KATA PENGANTAR...v. DAFTAR ISI...viii. DAFTAR TABEL...xii. DAFTAR GAMBAR...xiv. 1.1 Latar Belakang Penelitian...

DAFTAR ISI. ABSTRAK...iv. KATA PENGANTAR...v. DAFTAR ISI...viii. DAFTAR TABEL...xii. DAFTAR GAMBAR...xiv. 1.1 Latar Belakang Penelitian... ABSTRAK Ekspansi merupakan salah satu bentuk penanaman investasi untuk meningkatkan keuntungan bagi perusahaan. Oleh karena itu, diperlukan perhitungan dan perencanaan yang matang terlebih dahulu agar

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian dan Fungsi Akuntansi Keuangan 2.1.1 Pengertian Akuntansi Keuangan Data akuntansi merupakan salah satu sumber pokok analisis keuangan, oleh karena itu pemahaman terhadap

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kepentingan dan kelancaran perusahaan dalam rangka menghasilkan laba yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kepentingan dan kelancaran perusahaan dalam rangka menghasilkan laba yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biaya Biaya merupakan unsur utama secara fisik yang harus dikorbankan demi kepentingan dan kelancaran perusahaan dalam rangka menghasilkan laba yang merupakan tujuan utama perusahaan.

Lebih terperinci

BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA. III. 1. Sejarah Singkat Perkembangan Perusahaan. PI adalah perusahaan yang berbadan hukum CV (Commanditaire

BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA. III. 1. Sejarah Singkat Perkembangan Perusahaan. PI adalah perusahaan yang berbadan hukum CV (Commanditaire BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA III. 1. Sejarah Singkat Perkembangan Perusahaan PI adalah perusahaan yang berbadan hukum CV (Commanditaire Vennotschap/ Perseroan Komanditer). Perusahaan ini didirikan oleh

Lebih terperinci

Membuat Bagan Akun (Chart Of Account)

Membuat Bagan Akun (Chart Of Account) Membuat Bagan Akun (Chart Of Account) Persyaratan bagan akun standar perusahaan adalah salah satu faktor paling penting dalam keputusan proses seleksi software. Persyaratan bagan akun buku besar harus

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER Jl Dieng Km 3 Kejiwan, Wonosobo Wonosobo Jawa Tengah

LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER Jl Dieng Km 3 Kejiwan, Wonosobo Wonosobo Jawa Tengah LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2008 Jl Dieng Km 3 Kejiwan, Wonosobo Wonosobo 56311 Jawa Tengah DAFTAR ISI Hal. 1 Laporan Posisi Keuangan 1 2 Laporan Laba Rugi Komprehensif 2 3 Catatan Atas Laporan Keuangan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Klasifikasi Biaya dan Perhitungan Harga Jual Produk pada PT. JCO Donuts

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Klasifikasi Biaya dan Perhitungan Harga Jual Produk pada PT. JCO Donuts 53 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Klasifikasi Biaya dan Perhitungan Harga Jual Produk pada PT. JCO Donuts & Coffee Dalam proses menghasilkan produknya, PT. JCO Donuts & Coffee terlebih dahulu

Lebih terperinci

Subject: Manajemen Keuangan Bisnis I Disusun oleh: Nila Firdausi Nuzula Jurusan Administrasi Bisnis Universitas Brawijaya CASH BUDGET

Subject: Manajemen Keuangan Bisnis I Disusun oleh: Nila Firdausi Nuzula Jurusan Administrasi Bisnis Universitas Brawijaya CASH BUDGET Subject: Manajemen Keuangan Bisnis I Disusun oleh: Nila Firdausi Nuzula Jurusan Administrasi Bisnis Universitas Brawijaya CASH BUDGET Berikut ini adalah beberapa kebijakan PT Jaya terkait penyusunan budget

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman DAFTAR TABEL.. DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN

DAFTAR ISI. Halaman DAFTAR TABEL.. DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL.. DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN iii v vi I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang.. 1 1.2 Identifikasi Masalah 4 1.3 Perumusan Masalah 6 1.4 Tujuan Penelitian 7 1.5 Manfaat Tesis..

Lebih terperinci

IV METODOLOGI PENELITIAN

IV METODOLOGI PENELITIAN IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di sebuah lokasi yang berada Desa Kanreapia Kecamatan Tombolo Pao, Kabupaten Gowa, Propinsi Sulawesi Selatan. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

BAB 5 PENUTUP. keuangan Optik Airlangga Surabaya selama tahun , dapat ditarik

BAB 5 PENUTUP. keuangan Optik Airlangga Surabaya selama tahun , dapat ditarik BAB 5 PENUTUP 5.1 Simpulan Dari hasil penelitian dan pembahasan pada bab 4 mengenai kinerja keuangan Optik Airlangga Surabaya selama tahun 2009-2012, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Berdasarkan

Lebih terperinci

Proyeksi Keuangan Dalam Business Plan Mayang Adelia Puspita, SP. MP

Proyeksi Keuangan Dalam Business Plan Mayang Adelia Puspita, SP. MP Proyeksi Keuangan Dalam Business Plan Mayang Adelia Puspita, SP. MP ALLPPT.com _ Free PowerPoint Templates, Diagrams and Charts Pentingnya Pencatatan Keuangan dalam Mengelola Bisnis Untuk mengetahui informasi

Lebih terperinci

PENGELOLAAN KEUANGAN

PENGELOLAAN KEUANGAN PENGELOLAAN KEUANGAN SUMBER DANA YANG TERBAIK RENCANA KEUANGAN, PEMBELANJAAN PENGGUNAAN DANA YANG TERBAIK Pemilihan sumber dana SUMBER DANA KEBAIKAN KELEMAHAN Dari dalam Dapat digunakan sewaktu-waktu Tidak

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS ARUS KAS DALAM MENENTUKAN TINGKAT LIKUIDITAS KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH MAWAR

BAB IV ANALISIS ARUS KAS DALAM MENENTUKAN TINGKAT LIKUIDITAS KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH MAWAR BAB IV ANALISIS ARUS KAS DALAM MENENTUKAN TINGKAT LIKUIDITAS KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH MAWAR A. Metode Pelaporan Arus Kas KJKS MAWAR Laporan arus kas pada KJKS MAWAR disajikan berdasarkan metode langsung

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Sejarah Singkat Perusahaan. Industrial Estate, Jl Jababeka Raya Blok F 29-33, Cikarang, Bekasi 17530,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Sejarah Singkat Perusahaan. Industrial Estate, Jl Jababeka Raya Blok F 29-33, Cikarang, Bekasi 17530, 24 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Sejarah Singkat Perusahaan PT Samsung Electronics Indonesia didirikan pada tanggal 14 agustus 1991 dengan membentuk 2 divisi yaitu:

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN, UNIVERSITAS ANDALAS BAHAN AJAR

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN, UNIVERSITAS ANDALAS BAHAN AJAR PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN, UNIVERSITAS ANDALAS BAHAN AJAR Mata Kuliah : Manajemen Keuangan Agribisnis Semester : IV Pertemuan Ke : 6 Pokok Bahasan : Keputusan Perencanaan Laba dan Dosen

Lebih terperinci

BAB VI ASPEK KEUANGAN. Tabel XXIX Aktiva Tetap. No. Keterangan Biaya

BAB VI ASPEK KEUANGAN. Tabel XXIX Aktiva Tetap. No. Keterangan Biaya BAB VI ASPEK KEUANGAN Bagian ini akan menjelaskan tentang kebutuhan dana, sumber dana, proyeksi neraca, proyeksi laba rugi, proyeksi arus kas, dan penilaian kelayakan investasi. Proyeksi keuangan ini akan

Lebih terperinci

Koperasi Karyawan PT. ADIS PERHITUNGAN HASIL USAHA Periode Tahun 2010, 2011 & 2012

Koperasi Karyawan PT. ADIS PERHITUNGAN HASIL USAHA Periode Tahun 2010, 2011 & 2012 L1 PERHITUNGAN HASIL USAHA Periode Tahun 2010, 2011 & 2012 No Uraian Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 (Dalam Rp) (Dalam Rp) (Dalam Rp) I PENDAPATAN OPERASIONAL Penjualan Harga Pokok Penjualan Jumlah laba

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORITIS. Djarwanto (2001) menjelaskan bahwa laporan keuangan pada dasarnya

BAB II KERANGKA TEORITIS. Djarwanto (2001) menjelaskan bahwa laporan keuangan pada dasarnya BAB II KERANGKA TEORITIS 2.1. Teori Tentang Laporan Laporan Keuangan 2.1.1. Pengertian Laporan Keuangan Djarwanto (2001) menjelaskan bahwa laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akutansi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Kondisi keuangan suatu perusahaan dapat diketahui dari laporan keuangan yang terdiri atas neraca,

Lebih terperinci

SOAL KASUS AKUNTANSI

SOAL KASUS AKUNTANSI SOAL KASUS AKUNTANSI SOAL KASUS 1 Berikut ini disajikan mengenai kegiatan operasional Bengkel Maju Lancar selama bulan Juli 2006, adalah sebagai berikut : A. NERACA BENGKEL MAJU LANCAR NERACA SALDO PER

Lebih terperinci