IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "IV. HASIL DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 21 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum PD. Alam Lestari Sejarah Perkembangan PD. Alam Lestari PD. Alam Lestari adalah Usaha Kecil Menengah (UKM) produsen susu bubuk kedelai yang diproduksi secara manual, namun dikemas secara modern. PD. Alam Lestari didirikan pada Tanggal 16 Oktober 2000 di Tasikmalaya oleh Elisabeth Apoliana Maureen. Pada awal berdirinya perusahaan menjual susu kedelainya denga merek dagang Mentari. Beberapa tahun kemudian, baru diketahui ternyata merek dagang Mentari tersebut sudah ada yang menggunakan. Akhirnya PD. Alam Lestari memutuskan untuk mengganti merek susu kedelai bubuknya dengan merek dagang Maureen. Susu kedelai merek Maureen ini baru dipasarkan pada tahun Merek Maureen sendiri diturunkan dari nama pemilik perusahaan, sedangkan untuk nama perusahaan diberi nama Alam Lestari karena produk yang dipasarkan berasal dari alam dan diproses secara tradisional. Oleh karena itu, produk ini tidak ditambah dengan bahan pengawet dan rasa tambahan lainnya agar tetap alami, sehingga diharapkan lestari baik bagi perusahaannya maupun masyarakat yang mengkonsumsi susu kedelai ini. Pada awal berdirinya, perusahaan memasarkan produk susu kedelainya di wilayah tasikmalaya saja, namun seiring perkembangan usaha kegiatan pemasaran PD. Alam Lestari diperbanyak ke berbagai wilayah di Indonesia, seperti Bandung, Ciamis, Purwokerto, Palembang, Jakarta, dan Yogyakarta. Hal ini dilakukan untuk memperluas usaha dan skala bisnis. Penjualan produk andalan PD. Alam Lestari ternyata tidak selamanya mengalami keuntungan, ketika menginjak tahun 2008 produk susu bubuk kedelai mengalami penurunan dan terus mengalami penurunan permintaan dari tahun ke tahun sampai tahun 2011, sehingga pemilik perusahaan memutuskan untuk memproduksi produk lain selain kedelai, untuk mengantisipasi penurunan pendapatan secara drastis. Akhirnya PD. Alam Lestari semenjak bulan Mei 2011 menambah produknya yaitu serbuk kunyit instan dan bawang goreng Sumenep hingga sekarang. 21

2 22 Saat ini PD. Alam Lestari telah bekerja sama dan aktif dalam organisasi Asosiasi Industri Kecil Menengah Agro (AIKMA) yang didirikan pada tahun 2005 sebagai suatu organisasi formal dibawah bimbingan Departemen Perindustrian Jawa Barat. Adapun jenis perizinan usaha yang dimiliki diantaranya adalah P.IRT dengan nomor , Halal, SIUP, TDP, IUI, HKI, dan IG. Tergabungnya PD. Alam Lestari dalam organisasi semacam ini berfungsi sebagai wahana sosialisasi, mempermudah perolehan informasi dan sekaligus sebagai mekanisme control dari penipuan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. PD Alam Lestari termasuk kedalam kategori Usaha Kecil Menengah (UKM) dengan klasifikasi perusahaan kecil, karena pada Tahun 2010 perusahaan dapat menghasilkan penjualannya sebesar Rp Struktur Organisasi PD. Alam Lestari merupakan jenis perusahaan kecil yang belum memiliki struktur organisasi yang jelas. Secara keseluruhan perusahaan dipegang oleh pemilik. Perusahaan ini hanya terdiri dari pemilik dan tenaga kerja langsungnya, sehingga struktur organisasinya pun sangat sederhana. Pemilik PD. Alam Lestari Produk Susu Bubuk Kedelai Produk Serbuk Kunyit Instan Produk Bawang Merah Goreng Tenaga Kerja Langsung Tenaga Kerja Langsung Tenaga Kerja Langsung Gambar 2. Struktur Organisasi PD. Alam Lestari Pemilik mengerahkan tenaga kerja langsung dalam memproduksi setiap jenis produk yang dimiliki. Masing-masing jenis produk membutuhkan empat orang pegawai. Pemilik selalu memantau setiap melakukan kegiatan produksi Deskripsi Produk PD. Alam Lestari mengeluarkan merek Maureen yang memiliki satu jenis produk, yaitu susu bubuk kedelai. Pada tahun 2011 tepatnya bulan Mei hingga 22

3 23 sekarang PD. Alam Lestari menambah dua produk baru yang ditawarkan, yaitu Serbuk kunyit instan dan bawang merah goreng, sehingga ada tiga produk yang dipasarkan oleh PD. Alam Lestari. Berikut ini adalah paparan lebih jauh mengenai produk PD. Alam Lestari: 1. Susu Bubuk Kedelai Maureen Susu bubuk kedelai merupakan minuman kesehatan instan dan praktis yang dibuat secara sederhana dengan konsep modern. Produk ini terbuat dari biji kedelai pilihan tanpa dicampur dengan bahan-bahan lainnya, sehingga kandungan protein dari susu bubuk kedelai sangat tinggi dan alami. Sebelum tahun 2011, susu bubuk kedelai dikemas 300 gram/kotak, namun setelah memasuki tahun 2011 kemasan yang dijual tidak hanya dalam ukuran 300 gram/kotak, tetapi adapula kemasan 200 gram/kotak. 2. Serbuk Kunyit Instan Maureen Serbuk kunyit instan merupakan produk olahan dari kunyit dan gula aren. Sama halnya dengan serbuk kedelai, serbuk kunyit ini memiliki khasiat untuk kesehatan. Produk ini di proses secara sederhana, namun tetap higienis dan alami. Serbuk kunyit instan dijual dalam kemasan 200 gram/kotak. 3. Bawang Merah Goreng Maureen Seperti bawang merah goreng lainnya, bawang merah goreng merek Maureen diolah secara sederhana, hanya dikemas secara modern, yaitu dikemas di dalam kotak ukuran 3 ons/kotak. Selain itu yang membedakan dengan bawang merah goreng lainnya, bawang merah ini tidak dicampur dengan tepung dan menggunakan bawang merah asli dari Sumenep yang berkualitas dengan rasa tidak pahit Proses Produksi PD. Alam Lestari membuat produk-produknya dilakukan dengan proses yang sederhana, namun dikemas secara modern. Susu bubuk kedelai, Serbuk kunyit instan, dan bawang merah goreng diproses seluruhnya secara alami dan higienis dengan proses produksi setiap produk berbeda-beda. Dalam memproduksi setiap produknya memerlukan bahan baku, mesin sebagai alat produksi, dan pengemasan. Proses produksi tiap produk adalah sebagai berikut. 23

4 24 1. Susu Bubuk Kedelai Cara pembuatan susu bubuk kedelai sangat mudah dan sederhana, tetapi karena produk yang akan dihasilkan sangat banyak maka proses pengolahannya sangat lama. Proses produksi dalam setiap bulannya dilakukan hanya satu kali produksi yang dapat menghabiskan waktu selama 2 hari. Proses pembuatan dimulai dari pukul yang diawali dengan proses pemilihan biji kedelai sampai yang terakhir adalah pengemasan. Produksi tidak dilakukan setiap hari dan akan mulai beroperasi saat menginjak bulan berikutnya. Proses pertama yang harus dilakukan adalah pemilihan kedelai yang dilakukan dengan cara ditampi, kedelai yang bagus adalah kedelai yang tidak pecah, kedelai yang pecah tidak digunakan. Kemudian dilanjutkan dengan pencucian biji kedelai secara manual, agar kedelai yang diolah bersih, setelah itu dilanjutkan dengan penyaringan kedelai yang sudah dicuci dan ditiriskan dengan menggunakan baskom besar. Setelah ditiriskan, kedelai di sangan di dalam wajan besar tanpa menggunakan minyak goreng. Kedelai yang sudah disangan di tampi ulang dan membuang kulit-kulit kedelai yang terkelupas. Kedelai yang sudah melalui tahap tersebut langsung digiling denagn menggunakan mesin penggilingan, dengan hasil akhir kedelai yang tadinya berupa biji-bijian berubah menjadi bubuk kedelai. Kemudian bubuk kedelai di kemas sesuai ukuran, yaitu 300 gr/kotak dan 200 gr/kotak. Agar tahan lama, susu bubuk kedelai dibungkus dengan alumunium foil dan direkatkan oleh mesin perekat atau mesin sealer. Tahap akhir proses produksi susu bubuk kedelai adalah packaging, alumunium foil yang sudah diisi susu bubuk kedelai dimasukkan ke dalam dus-dus sesuai ukuran dan diberi label atau labeling. Pengemasan dilakukan setelah proses penggilingan yang dilakukan hingga sore hari dan dilanjutkan pada hari selanjutnya. Dalam satu kali produksi setiap bulannya menghasilkan 500 kotak ukuran 300 gram/kotak dan 250 kotak dalam ukuran 200 gram/kotak. 2. Serbuk Kunyit Instan Pembuatan serbuk kunyit instan memerlukan bahan baku kunyit dan gula aren. Pembuatan serbuk kunyit instan yang dilakukan oleh PD. Alam Lestari dilakukan secara sederhana dan mudah pengerjaannya. Proses produksi serbuk kunyit instan dalam satu hari dimulai dari pukul Produksi dapat 24

5 25 menghabiskan waktu selama 3 hari, hari kedua dan ketiga digunakan untuk proses pengemasan. Proses yang pertama adalah kunyit digiling dan dihancurkan dengan menggunakan mesin penggiling. Kemudian kunyit yang sudah hancur langsung dimasak dan dicampur langsung oleh gula aren, diaduk terus-menerus hingga kunyit yang sudah tercampur dengan gula aren mengering tanpa ada air yang menyisa. Setelah mengering, serbuk kunyit tersebut dimasukkan ke dalam alumunium foil dengan berat 200 gram dan dikemas ke dalam kotak yang sudah disediakan. Dalam satu bulan, PD. Alam Lestari dapat memproduksi serbuk kunyit instan sebanyak 650 kotak untuk kemasan 200 gram/kotak. Pembuatan serbuk kunyit instan ini dapat menghabiskan 52 kg kunyit pilihan dan 78 kg gula aren. 3. Bawang Merah Goreng Seperti pembuatan bawang goreng lainnya, PD. Alam Lestari membuat bawang merah goreng dengan cara digoreng hingga kering. Dalam satu bulan dapat menghasilkan kotak dalam kemasan 300 gr/kotak. PD. Alam Lestari dapat menghabiskan 3 kuintal bawang merah goreng asli Sumenep. Sebelum digoreng, bawang merah dikupas terlebih dahulu dan dicuci hingga bersih, kemudian diiris tipis-tipis. Setelah diiris bawang merah digoreng dengan hingga kering kecoklatan. Dalam menggoreng 3 kwintal dapat menghabiskan 19 liter minyak goreng untuk untuk menggoreng bawang merah. Setelah digoreng, bawang merah ditiriskan hingga tidak ada lagi minyak yang tersisa, hal ini dilakukan agar bawang merah goreng tidak langu. Setelah kering, baru dicampur dengan garam, tetapi garam yang digunakan hanya sedikit saja. Setelah selesai semuanya bawang merah goreng langsung dikemas. Proses pembuatan bawang merah goreng ini dikerjakan dari pukul dan sampai proses akhir pengemasan dapat menghabiskan waktu selama 3 hari, dengan hari kedua dan ketiga digunakan untuk proses pengemasan. 4.2 Biaya Operasional Bulan Mei-September 2011 Semua biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan merupakan biaya operasional, yang terdiri dari biaya variabel, biaya semivariabel. Biaya variabel adalah biaya yang besarnya sebanding dengan aktivitas produksi, sedangkan biaya semivariabel merupakan biaya yang mengandung unsur biaya variabel dan biaya 25

6 26 tetap. Biaya tetap merupakan biaya yang besarnya tidak terpengaruh oleh aktivitas produksi, biaya ini akan tetap dikeluarkan meskipun perusahaan tidak melakukan kegiatan produksi. Biaya yang termasuk ke dalam kategori biaya variabel di perusahaan PD. Alam Lestari adalah biaya bahan baku, tenaga kerja langsung, gas, bensin mesin penggiling dan packaging. Sedangkan untuk biaya tetap berupa, biaya listrik, telepon, fotocopy, iklan, penyusutan mesin pabrik, pemeliharaan mesin, dan biaya iklan Biaya Variabel Bulan Mei-September 2011 Semenjak diproduksinya produk baru menjadi tiga jenis produk, maka diketahui biaya variabel periode bulan Mei-september Biaya variabel periode bulan Mei-september 2011 dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Biaya Variabel Bulan Mei-September 2011 Jenis Biaya Bulan (Rp) Mei Juni Juli Agustus September Bahan Baku Langsung Tenaga Kerja Langung ,039,500 2,115,000 Bensin Mesin Penggiling Gas Kemasan dan Label Total Sumber: Data Perusahaan Biaya variabel yang terjadi selama lima bulan terakhir semenjak diproduksinya produk baru berada dalam kisaran Rp Perubahan yang terjadi pada biaya variabel pada masing-masing jenis biaya memang tidak berubah secara signifikan, hal ini dikarenakan karena jangka waktu produksi yang sangat berdekatan dan konsistensi kegiatan produksinya. Biaya variabel yang mengalami perubahan meskipun hanya mengalami sedikit perubahan, adalah biaya untuk bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung. Total biaya bahan baku langsung setiap bulannya berubah-berubah, dikarenakan adanya perubahan harga beli bahan baku dari para pemasok. Biaya bahan baku langsung untuk masing-masing jenis produk dapat dilihat pada Tabel 5. 26

7 27 Tabel 5. Bahan Baku Langsung Produk Bulan Mei-September 2011 No. Jenis Produk Bahan Baku Biaya (Rp) Mei Juni Juli Agustus September 1. SBK 300 gram Kedelai SBK 200 gram Kedelai Serbuk Kunyit Kunyit Gula aren Bawang Goreng Bawang merah Garam Minyak goreng Total Sumber: Data Perusahaan Seperti yang tertera pada Tabel 5, bahwa bahan baku langsung untuk Susu Bubuk Kedelai (SBK 300 gram dan SBK 200 gram) mengalami peningkatan dari bulan Juli hingga bulan September biaya bahan baku kedelai berada pada posisi Rp dengan asumsi untuk biaya bahan baku SBK 200 gram (susu bubuk kedelai 200 gram) disamakan tiap tahunnya. Kedelai sebagai bahan baku susu bubuk kedelai mengalami kenaikan dikarenakan adanya kelangkaan kedelai, sehingga harga beli kedelai naik. Biaya bahan baku kedelai setiap bulannya digunakan untuk 1 kali proses produksi dalam 1 bulan. Setiap bulannya PD. Alam Lestari dapat menghabiskan 2 kwintal kedelai untuk 1 kali proses produksi. Berbeda dengan kedelai, bahan baku untuk Serbuk Kunyit Instan mengalami penurunan setelah menginjak bulan Juni. Harga kunyit awalnya sebesar Rp dari pemasok, tetapi untuk gula aren tidak mengalami perubahan harga setiap bulannya yaitu sebesar Rp Bahan baku untuk serbuk kunyit instan digunakan hanya 1 kali proses produksi dalam 1 bulan. Setiap bulannya PD. Alam Lestari memerlukan 130 kg bahan baku, yang terdiri dari 52 kg kunyit dan 78 kg gula aren untuk membuat serbuk kunyit instan dalam kemasan 200 gr/kotak. Bawang merah yang digunakan sebagai bahan baku mengalami perubahan setiap bulannya, terkadang mengalami kenaikan ataupun penurunan, hal ini dikarenakan harga yang diberikan oleh pemasok menyesuaikan dengan kondisi pasar yang ada. Sama seperti bahan baku lainnya, bawang merah dipakai untuk satu kali proses produksi dalam 1 bulan. Setiap bulannya PD. Alam Lestari membutuhkan 300 kg bawang goreng, 5 kg garam dan 15,2 kg minyak goreng untuk memproduksi kotak bawang merah goreng. 27

8 28 Biaya variabel lainnya selain bahan baku langsung adalah tenaga kerja langsung. Setiap tenaga kerja yang bekerja di PD. Alam Lestari dibagi menjadi tiga bagian, yaitu tenaga kerja langsung Susu Bubuk Kedelai, Serbuk Kunyit Instan, dan Bawang Merah Goreng. Secara keseluruhan PD. Alam Lestari memiliki 12 orang tenaga kerja langsung. Tentunya akan ada biaya yang dikeluarkan untuk menggaji tenaga kerja langsung. Biaya yang dikeluarkan oleh PD. Alam Lestari untuk tenaga kerja langsung dapat dilihat pada Tabel 6. Biaya tenaga kerja langsung setiap produknya berbeda-beda, tergantung jam kerja. Tabel 6. Tenaga Kerja Langsung Bulan Mei-September 2011 Jenis Produk Jumlah Tenaga Kerja (org) 28 Biaya/produksi (Rp) Mei Juni Juli Agustus September SBK SKI BMG Total ,039,500 2,115,000 Sumber: Data Perusahaan Pada Tabel 6 menunjukkan bahwa biaya tenaga kerja langsung setiap bulannya tidak mengalami perubahan, kecuali setelah menginjak bulan September 2011 biaya tenaga kerja dinaikkan, hal ini dikarenakan adanya sedikit penambahan jam kerja untuk pengemasan. Pada Tabel 4 biaya untuk bensin penggerak mesin selama bulan Mei hingga bulan September 2011 tidak mengalami perubahan sama sekali. Bensin yang diperlukan untuk mesin sudah dikelola dengan baik, sehingga tidak akan terjadi pemborosan biaya untuk proses penggilingan. Begitu pula mengenai biaya untuk gas seperti pada Tabel 7, selama bulan Mei hingga bulan September 2011 tidak mengalami kenaikan atau penurunan, dikarenakan setiap bulannya kegiatan produksi tetap sama dan tidak ada penambahan jumlah produk yang diproduksi yang menyebabkan ikut berubahnya jumlah gas yang diperlukan. Tabel 7. Biaya Gas Bulan Mei-September 2011 Jenis Produk Jumlah Gas Total Biaya (Rp) Keterangan Susu Bubuk Kedelai Biaya yang Serbuk Kunyit Instan dikeluarkan Bawang Merah Goreng setiap bulannya Total sama Sumber : Data Perusahaan

9 29 Sama halnya yang terjadi pada biaya kemasan, setiap bulannya PD. Alam Lestari tidak menambah ataupun mengurangi jumlah produksi sehingga kemasan yang diperlukan pun tidak mengalami perubahan. Biaya kemasan dan label untuk masing-masing jenis produk dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8. Biaya Kemasan dan Label Bulan Mei-September 2011 Produk Ukuran Kemasan dan Ket Kemasan Label (Rp) Susu Bubuk Kedelai 300 gram/kotak Biaya yang dikeluarkan setiap 200 gram/kotak bulannya sama Serbuk Kunyit Instan 300 gram/kotak Bawang Merah Goreng 300 gram/kotak Total Sumber: Data Perusahaan Biaya Tetap Bulan Mei-September 2011 Biaya tetap yang terjadi pada PD. Alam Lestari terdiri dari 7 komponen, biaya tetap berupa, biaya listrik, telepon, fotocopy, iklan, penyusutan mesin pabrik, pemeliharaan dan perbaikan mesin, dan biaya iklan. Rincian biaya tetap untuk bulan Mei hingga bulan September 2011 dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9. Biaya Tetap Bulan Mei-September 2011 Jenis Biaya Bulan (Rp) Mei Juni Juli Agustus September Telepon Listrik Perbaikan dan Pemeliharaan Mesin Penyusutan Mesin Fotocopy Iklan Sewa pabrik Total Sumber: Data Perusahaan Biaya tetap setiap bulannya mengalami perubahan, meskipun tidak terlalu jauh perubahannya. Perubahan biaya tetap setiap bulannya disebabkan oleh adanya perbedaan biaya telepon, biaya listrik, dan adanya iklan yang baru dilakukan pada bulan September saja, sehingga total biaya setiap bulannya mengalami perubahan, baik itu menurun maupun meningkat. Biaya tetap yang paling tinggi terjadi pada bulan September, hal ini dikarenakan adanya biaya 29

10 30 untuk perbaikan mesin yang mengalami kerusakan dan adanya biaya iklan yang dikeluarkan yang berlaku hingga enam bulan kedepan. Biaya listrik yang menjadi komponen biaya tetap yang memang harus dibayar setiap bulannya tidak terlalu mengalami perubahan setiap bulannya. Biaya listrik ini dimasukkan ke dalam komponen biaya tetap karena listrik merupakan suatu kewajiban yang harus dibayar setiap bulannya walaupun perusahaan tidak melakukan produksi sama sekali. Komponen biaya tetap lainnya adalah biaya telepon, Pemilik sering menggunakan telepon untuk berkomunikasi dengan para pelanggan ataupun menawarkan produk ke toko dan swalayan calon pelanggan, sehingga biaya telepon setiap bulannya selalu ada, sehingga biaya yang dikeluarkan pun untuk telepon tidak sedikit. Pada Tabel 9 perawatan mesin dikeluarkan setiap bulannya sebesar Rp Perusahaan selalu menyediakan biaya untuk pemeliharaan setiap bulannya, agar mesin yang digunakan tidak cepat rusak. Pada bulan September biaya yang dikeluarkan untuk perbaikan cukup besar, dikarenakan mesin penggiling mengalami kerusakan, sehingga biaya yang dikeluarkan untuk perawatan dan perbaikan untuk bulan September lebih besar dibandingkan bulan Mei hingga Agustus Sesuai seperti yang disajikan pada Tabel 9, menunjukkan bahwa setiap bulannya perusahaan mengeluarkan biaya untuk penyusutan mesin setiap bulannya sebesar Rp dengan menggunakan rumus metode garis lurus. Mesin yang digunakan adalah 1 mesin penggilingan kedelai, 2 mesin penggilingan kunyit, dan 3 mesin sealer. Untuk biaya penyusutan mesin menggunakan metode garis lurus. Perhitungan penyusutan mesin dapat dilihat pada Lampiran 5. Setiap periode mesin akan mengalami penyusutan hingga akhirnya mesin yang digunakan akan tidak terpakai lagi pada periode tertentu. Biaya fotocopy dikeluarkan untuk keperluan fotocopy selebaran-selebaran untuk disebar ke berbagai lokasi seperti swalayan dan toko. Biaya fotocopy merupakan biaya tetap karena besarnya tidak dipengaruhi oleh tingkat produksi dan biaya ini selalu dikeluarkan setiap bulannya oleh PD. Alam Lestari. Biaya iklan baru dikeluarkan pada bulan September 2011 saja untuk periode enam bulan kedepan setelah bulan September Total keseluruhan biaya iklan 30

11 31 adalah Rp , sehingga iklan yang dikeluarkan tiap bulannya sebesar Rp Seperti yang disajikan pada tabel bahwa pada bulan Mei sampai Agustus 2011 perusahaan belum melakukan kegiatan promosi berupa iklan. PD. Alam Lestari mengeluarkan biaya iklan untuk mempromosikan produknya di media cetak, radio, dan siaran televisi lokal. Biaya sewa PD. Alam Lestari dibebankan sebesar Rp tiap bulannya, karena sewa untuk pabrik selama 1 tahun sebesar Rp Biaya sewa cukup besar dikarenakan gedung untuk pabrik cukup besar dan luas. 4.3 Data Penjualan Analisis Trend Penjualan Data penjualan pada saat perusahaan PD. Alam Lestari masih menjual satu jenis produk yaitu susu bubuk kedelai dari Tahun 2006 sampai Tahun 2010 dapat dilihat dengan menggunakan Analisis Trend. Dengan menggunakan analisis trend dapat melihat keadaan perusahaan selama beberapa periode tertentu dan dapat memprediksi kondisi perusahaan di masa depan. Berikut pada Tabel 10 data penjualan susu bubuk kedelai Tahun dengan analisis trendnya. Tabel 10. Nilai Trend Penjualan Susu Bubuk Kedelai Tahun Tahun (unit) Komponen Penjualan Nilai Trend (%) ,91 92,27 57,27 51,82 Pada Tabel 10 terlihat jelas bahwa penjualan susu bubuk kedelai mulai menurun dari Tahun 2007 dan terus merosot penjualannya hingga Tahun Nilai trend itu sendiri menunjukkan dari nilai indeks 100% yang telah ditentukan terus menurun hingga nilai 51,82%. Untuk lebih jelasnya lagi dapat dilihat penurunan penjualan pada grafik analisis trend dengan model Quadratic Trend. 31

12 32 Trend Analysis Plot for penjualan Quadratic Trend Model Yt = *t *t** Variable Actual Fits Forecasts penjualan Accuracy Measures MAPE MAD MSD tahun 2010 Gambar 3. Analisis Trend Penjualan Susu Bubuk Kedelai Tahun Alasan menggunakan Quadratic Model Trend karena keakuratannya dalam ketepatan pengukurannya yang dilihat dari nilai MAPE, MAD, dan MSD. Semakin kecil nilai MAPE, MAD, MSD maka semakin akurat pengukurannya dan juga dalam peramalan kondisi perusahaan untuk masa yang akan datang. Berikut daftar nilai MAPE, MAD, dan MSD untuk semua Model analisis trend yang disajikan pada Tabel 11. Tabel 11. Daftar Nilai MAPE, MAD, dan MSD Linier Quadratic Growth S-Curve MAPE 9,94 9, , ,49 MAD 8,3 6,7941 9, ,52 MSD 83,87 56, , ,51 Pada daftar nilai MAPE, MAD, dan MSD ke empat model analisis trend menunjukkan nilai yang berbeda-beda, tetapi dipilih model yang memiliki nilai MAPE, MAD, dan MSD terkecil dengan demikian dipilihlah Quadratic Trend Model yang memberikan keakuratan paling tinggi dan dipilih untuk meramal kondisi perusahaan di tahun berikutnya yaitu kondisi penjualan pada Tahun

13 33 Pada Tahun 2007 PD. Alam Lestari mengalami peningkatan penjualan, hal ini dikarenakan permintaan susu bubuk kedelai sedang tinggi dan tren konsumsi terhadap kedelai sedang meningkat, namun ketika menginjak Tahun 2008 perusahaan mengalami penurunan karena mulai menurunnya tren konsumsi kedelai di masyarakat hingga akhirnya terus menurun penjualannya. Memang permintaan kedelai sulit diprediksi terkadang permintaan pesat namun terkadang permintaan pun menurun. Dengan analisis trend Quadratic Trend Model dapat diprediksi kondisi penjualan Tahun 2011 dan ternyata setelah dihitung dengan persamaan garis yang telah ada dari Quadratic Trend Model kondisi penjualan perusahaan diramalkan akan mengalami penurunan yaitu sebesar 15,91%. Semakin menurunnya penjualan yang telah diprediksi perusahaan akhirnya memutuskan untuk memproduksi dua jenis produk yang berbeda agar tidak terpaku terhadap penjualan sebelumnya dan menghindari kerugian akibat semakin menurunnya penjualan susu bubuk kedelai Data Penjualan dan Analisis Trend Bulan Mei-September 2011 Ketika PD. Alam Lestari mengalami penurunan penjualan susu bubuk kedelainya, perusahaan ini akhirnya memutuskan untuk menambah dua jenis produk lainnya yang berbeda yang dimulai sejak bulan Mei Pada Tabel 12 disajikan data penjualan setelah penambahan dua jenis produk yang berbeda pada bulan Mei sampai bulan September Tabel 12. Data Penjualan Bulan Mei-September 2011 Susu Bubuk Kedelai Serbuk Bawang Bulan SBK 300 gram SBK 200 gram Kunyit Instan Merah Goreng Total Kotak Kotak Kotak kotak Kotak Mei Juni Juli Agustus September Sumber: Data Perusahaan Selama bulan Mei hingga bulan September total penjualan secara keseluruhan tidak jauh berbeda, tetapi penjualan mengalami penurunan pada Agustus dan September untuk jenis produk serbuk kunyit instan dan bawang 33

14 34 merah goreng. Beda jumlah produk yang terjual setiap bulannya maka berbeda pula total penjualannya. Perbedaan penjualan akan mengakibatkan perbedaan laba yang diperoleh setiap bulannya. Berikut data penjualan setiap bulannya. 1. Data Penjualan Bulan Mei 2011 Seperti yang sudah disajikan pada Tabel, total penjualan pada bulan Mei 2011 sebanyak unit total dari penjualan semua jenis produk. Total penjualan pada bulan Mei 2011 dapat dilihat pada Tabel 13. Tabel 13. Data Penjualan Bulan Mei 2011 Jenis Produk Penjualan (unit) Harga Jual (Rp) Total Penjualan (Rp) Susu Bubuk Kedelai 300 gram Susu Bubuk Kedelai 200 gram Serbuk Kunyit Instan Bawang Merah Goreng Total Sumber: Data Perusahaan Total penjualan pertama yang diperoleh PD. Alam Lestari setelah menambah dua jenis produk adalah sebesar Rp dari penjualannya sebanyak unit. Produk yang paling banyak terjual adalah bawang merah goreng sebanyak 700 unit, sedangkan produk yang paling kecil penjualannya adalah susu bubuk kedelai sebanyak 250 unit. Susu bubuk kedelai 200 gram memang paling sedikit penjualannya, tetapi hal ini terjadi bukan karena produk ini sedikit peminatnya namun produk ini hanya memproduksi 250 unit. Laba bulan Mei 2011 dapat diperoleh setelah diketahui penjualan selama 1 bulan dan biaya operasionalnya. Berikut perhitungan laba untuk bulan Mei = Rp PD. Alam Lestari pada bulan Mei 2011 memperoleh laba sebesar Rp hasil penjualannya sebesar Rp Laba bulan Mei 2011 dapat dijadikan patokan bagi perusahaan untuk penjualan bulan selanjutnya. 2. Data Penjualan Bulan Juni

15 35 Penjualan pada bulan Juni 2011 mengalami peningkatan dibandingkan dengan penjualan sebelumnya. Pada bulan Mei penjualan PD. Alam Lestari sebanyak unit, namun mengalami peningkatan sebanyak unit pada bulan Juni. Total penjualan pada bulan Juni 2011 dapat dilihat pada Tabel 14. Tabel 14. Data Penjualan Bulan Juni 2011 Jenis Produk Penjualan (unit) Harga Jual (Rp) Total Penjualan (Rp) Susu Bubuk Kedelai 300 gram Susu Bubuk Kedelai 200 gram Serbuk Kunyit Instan Bawang Merah Goreng Total Sumber: Data Perusahaan Pada penjualan bulan Juni 2011 produk serbuk kunyit instan dan bawang merah goreng mengalami peningkatan, sehingga menambah total penjualan yang lebih besar dibandingkan bulan sebelumnya. Susu bubuk kedelai tetap pada posisi sama dalam arti produk ini habis terjual, baik pada bulan Mei maupun bulan Juni Penjualan yang diperoleh oleh PD. Alam Lestari pada bulan Juni 2011 adalah sebesar Rp , sehingga dapat diketahui perolehan labanya. = Rp Laba yang diperoleh perusahaan untuk bulan Juni 2011 sebesar Rp , artinya pada bulan ini laba mengalami peningkatan yang sebelumnya laba yang diperoleh perusahaan sebesar Rp pada bulan Mei Peningkatan laba disebabkan karena volume penjualan bawang merah goreng dan serbuk kunyit instan mengalami peningkatan. 3. Data Penjualan Bulan Juli 2011 Penjualan pada bulan Juli 2011 mengalami peningkatan dibandingkan bulan Mei dan juli. Sebanyak unit berhasil terjual oleh PD. Alam Lestari pada bulan ini. Total penjualan pada bulan ini ikut meningkat sesuai penjualan yang diperoleh seperti yang tertera pada Tabel

16 36 Tabel 15. Data Penjualan Bulan Juli 2011 Jenis Produk Penjualan (unit) Harga Jual (Rp) Total Penjualan (Rp) Susu Bubuk Kedelai 300 gram Susu Bubuk Kedelai 200 gram Serbuk Kunyit Instan Bawang Merah Goreng Total Sumber: Data Perusahaan Seperti pada bulan sebelumnya, susu bubuk kedelai 300 gram dan 200 gram selalu habis terjual. Bawang merah goreng paling banyak terjual pada bulan ini yaitu 1100 unit dan serbuk kunyit instan juga mengalami peningkatan penjualan dari bulan sebelumnya sebanyak 700 unit. Pada bulan Juli 2011 penjualan mengalami peningkatan, sehingga labanya pun akan mengalami peningkatan dari bulan sebelumnya, perhitungan laba untuk bulan Juli 2011 adalah sebagai berikut. = Rp Laba perusahaan hingga bulan Juli 2011 terus mengalami peningkatan dan yang paling besar memberikan penjualan tertinggi adalah bawang merah goreng. 4. Data Penjualan Bulan Agustus 2011 Sebaliknya, pada bulan agustus 2011 penjualan mulai mengalami penurunan. Penjualan yang tadinya sebanyak unit, mengalami penurunan menjadi uni, sehingga total penjualannya pun ikut menurun menjadi Rp Data penjualan bulan Agustus 2011 dapat dilihat pada Tabel 16. Tabel 16. Data Penjualan Bulan Agustus 2011 Jenis Produk Penjualan Harga Jual Total Penjualan (Rp) (unit) (Rp) Susu Bubuk Kedelai 300 gram Susu Bubuk Kedelai 200 gram Serbuk Kunyit Instan Bawang Merah Goreng Total Sumber: Data Perusahaan 36

17 37 Pada Tabel 16 ditunjukkan bahwa produk yang mengalami penurunan pada bulan Agustus 2011 adalah serbuk kunyit instan dan bawang merah goreng. Penurunan ini terjadi karena konsumen masih memiliki persediaan, sehingga tidak membeli dahulu sebelum persediaan akan habis, sedangkan untuk bawang merah goreng mengalami penurunan dikarenakan keterbatasan dalam memproduksi produk. Laba untuk bulan Agustus 2011 mengalami penurunan karena penjualan yang diperoleh pada bulan ini menurun dari bulan sebelumnya. Laba untuk bulan Agustus 2011 adalah sebagai berikut. = Rp Ternyata laba yang diperoleh oleh PD. Alam Lestari mengalami penurunan yaitu sebesar Rp Perusahaan harus mulai berhati-hati terhadap situasi seperti ini, karena bisa saja penjualan akan terus mengalami penurunan apabila tidak ditangani dengan baik. 5. Data Penjualan Bulan September 2011 Penjualan terus mengalami penurunan kembali pada bulan September 2011 yaitu sebanyak unit dari penjualannya pada bulan Agustus 2011 sebanyak unit. Data penjualan bulan Agustus 2011 dapat dilihat pada Tabel 17. Tabel 17. Data Penjualan Bulan September 2011 Jenis Produk Penjualan (unit) Harga Jual (Rp) Total Penjualan (Rp) Susu Bubuk Kedelai 300 gram Susu Bubuk Kedelai 200 gram Serbuk Kunyit Instan Bawang Merah Goreng Total Sumber: Data Perusahaan Penjualan pada bulan ini serupa dengan penjualan yang terjadi pada bulan juni Penjualan terus mengalami penurunan semenjak bulan Juli 2011 hingga bulan September. Terjadinya penurunan yang terus menerus mendorong PD. Alam Lestari mulai melakukan promosi dengan iklan. Produk yang tetap bertahan 37

18 38 dalam penjualannya selama kurun waktu 5 bulan adalah susu bubuk kedelai kemasan 300 gram dan susu bubuk kedelai kemasan 200 gram. Pada bulan September 2011 perolehan laba terus menurun menjadi Rp , berikut perhitungan labanya. = Rp Data penjualan selama bulan Mei hingga September 2011 mengalami naik turun begitu pula laba yang didapatkan, perusahaan mengalami peningkatan tetapi setelah menginjak bulan Agustus laba terus mengalami penurunan. Analisis trend dapat melihat kecenderungan, perkembangan perusahaan selama periode tertentu yang sudah berlaku dan periode yang akan datang. Pada Gambar 4 merupakan analisis trend penjualan periode bulan Mei 2011 hingga bulan September 2011, dimana perusahaan baru memulai produksi dua jenis produk barunya sejak bulan mei

19 39 Trend Analysis Plot for Penjualan Quadratic Trend Model Yt = 61, ,4994*t - 6,51664*t**2 Penjualan Variable Actual Fits Forecasts Accuracy Measures MAPE 1,82212 MAD 2,38331 MSD 8, Mei Jun Jul Agust Bulan Sep Gambar 4. analisis Trend Penjualan Bulan Mei-September 2011 Pada Gambar 4 terlihat jelas bahwa penjualan tertinggi terjadi pada bulan Juli 2011 dan mengalami penurunan saat bulan Agustus dan terus menurun pada bulan September Dengan menggunakan analisis trend dapat diketahui prediksi penjualan untuk bulan selanjutnya yaitu bulan Oktober 2011 dan prediksi yang keluar adalah penjualan akan mengalami kembali penurunan. Dengan menggunakan quadratic trend model dapat diprediksikan penjualan akan mengalami penurunan sebesar 94 %. Kemudian pada Gambar 5 dapat dilihat perkembangan perolehan laba selama enam bulan. 39

20 40 Trend Analysis Plot for Laba Quadratic Trend Model Yt = 19, ,7547*t - 13,7433*t**2 Laba Variable Actual Fits Forecasts Accuracy Measures MAPE 3,0466 MAD 4,8044 MSD 31, Mei Jun Jul Agust Bulan Sep Gambar 5. Analisis Trend Laba Bulan mei-september 2011 Perubahan penjualan otomatis terjadi pula perubahan terhadap laba perusahaan. Pada Gambar 5 menunjukkan laba tertinggi diperoleh pada bulan Juli dan mengalami penurunan saat menginjak bulan Agustus dan September Sama halnya dengan kondisi penjualan selama lima bulan, perolehan laba diprediksikan akan mengalami penurunan, apabila dibiarkan seperti ini maka perusahaan cepat atau lambat akan menghadapi kerugian. 4.4 Analisis Margin Kontribusi dan BEP Margin kontribusi menunjukkan mengaba laba operasi berubah ketika jumlah unit yang terjual berubah. Margin kontribusi dapat melihat kemampuan tiap jenis produk dalam memberikan kontribusi untuk menghasilkan laba. Breakeven Point atau titik impas adalah jumlah penjualan output yang akan menyamakan pendapatan total dengan biaya total, yaitu jumlah penjualan output yang akan menghasilkan laba operasi Rp 0 (nol). PD. Alam Lestari setidaknya harus mengetahui analisis titik impas untuk menghindari kerugian. PD. Alam Lestari yang memiliki tiga jenis produk yang dijual, dapat dikonversikan menjadi satu produk tunggal dalam menyelesaikan analisis cost-volume-profit. 40

21 Analisis Margin Kontribusi dan BEP Bulan Mei 2011 Bulan Mei 2011 merupakan awal diproduksinya dua jenis produk baru, yaitu serbuk kunyit instan dan bawang merah goreng. Semakin bertambahnya jenis produk yang dimiliki, maka perusahaan perlu mengetahui jenis produk mana yang memberikan keuntungan terbesar dan produk yang memberikan keuntungan terkecil. Analisis margin kontribusi dapat membantu PD. Alam Lestari untuk menentukan produk mana yang memberikan keuntungan terbesar pada bulan Mei 2011.Margin kontribusi bulan Mei 2011 dapat dilihat pada Tabel 18. Tabel 18. Margin Kontribusi Bulan Mei 2011 Jenis Produk Keterangan Susu Bubuk Kedelai Serbuk Kunyit Instan Bawang Merah Goreng 300 gr/kotak 200 gr/kotak 300 gram 300 gr/kotak /kotak Penjualan Biaya Variabel Bahan Baku Langsung Tenaga Kerja Langung Bensin Mesin Gas Kemasan dan Label Total Biaya Variabel Margin Kontribusi Berdasarkan Tabel 18 menjelaskan bahwa produk yang memberikan margin kontribusi terbesar untuk bulan Mei 2011 adalah bawang merah goreng sebesar Rp dan produk yang memberikan margin kontribusi terkecil adalah susu bubuk kedelai kemasan 200 gram sebesar Rp Breakeven Point (BEP) atau titik impas adalah jumlah penjualan output yang akan menyamakan pendapatan total dengan biaya total, yaitu jumlah penjualan output yang akan menghasilkan laba operasi Rp 0 (nol). PD. Alam Lestari setidaknya harus mengetahui analisis titik impas untuk menghindari kerugian. Jika analisis impas meliputi lebih dari lini produk, maka diasumsikan bahwa ada bauran penjualan yang tidak berubah. Bauran penjualan (sales mix) menunjukkan kombinasi atau perbandingan jumlah produk yang dijual perusahaan. Setelah diketahui sales mix masing-masing produk, maka dapat diketahui margin kontribusi rata-rata tertimbang (Weight Average Unit 41

22 42 Contribution Margin/ WACM). Pada Tabel 19 dapat dilihat WACM masingmasing produk dan totalnya. Tabel 19. Weight Average Unit Contribution Margin/ WACM Mei 2011 Jenis Produk Sales Mix (%) MC/unit (Rp) WACM (Rp) Susu Bubuk Kedelai 300 gr Susu Bubuk Kedelai 200 gr 13, Serbuk Kunyit Instan 21, Bawang Merah Goreng 37, Total Nilai margin kontribusi rata-rata tertimbang dicari untuk menghitung volume titik impas, yang melibatkan biaya tetap untuk membagi WACM. Maka BEP untuk bulan Mei 2011 adalah sebagai berikut. = 299,46 unit PD. Alam Lestari mengalami volume titik impas sebesar 299,46 unit selama bulan Mei PD. Alam Lestari tidak akan mengalami kerugian dan tidak untung apabila unit penjualan sebanyak 299 unit. Hasil penjualan pada bulan Mei 2011 nilainya lebih dari nilai titik impas yang telah dihitung, sehingga menunjukkan PD. Alam Lestari mengalami keuntungan. Volume titik impas merupakan kombinasi penjualan tiga produk yang satu produknya memiliki dua jenis kemasan. Kombinasi penjualan untuk bulan Mei 2011 dapat dilihat pada Tabel 20. Kombinasi penjualan akan menunjukkan titik impas penjualan masingmasing jenis produk dan titik impas nilai penjualannya. Tabel 20. Kombinasi Penjualan Impas Mei 2011 Jenis Produk Sales Mix (%) BEP Penjualan (unit) Harga Jual (Rp) BEP (Rp) Susu Bubuk Kedelai 300 gr 27 80, Susu Bubuk Kedelai 200gr 13,51 40, Serbuk Kunyit 21,62 64, ,880 Bawang Merah Goreng 37,8 113, Total , Tabel 20 kombinasi penjualan impas bulan Mei 2011 menunjukkan bahwa setiap penjualan produk untuk mengalami kerugian sangat jauh sekali, justru terlihat 42

23 43 jelas bahwa PD. Alam Lestari mengalami keuntungan dengan titik impas nilai penjualan secara keseluruhan sebesar Rp Analisis Margin Kontribusi dan BEP Bulan Juni 2011 Tabel 21 berikut menyajikan margin kontribusi untuk bulan Juni Seperti perhitungan bulan sebelumnya, margin kontribusi dihitung dari penjualan dikurangi biaya variabel. Tabel 21. Margin Kontribusi Bulan Mei 2011 Jenis Produk Keterangan Susu Bubuk Kedelai Serbuk Kunyit Instan Bawang Merah Goreng 300 gr/kotak 200 gr/kotak 300 gram 300 gr/kotak /kotak Penjualan Biaya Variabel Bahan Baku Langsung Tenaga Kerja Langung Bensin Mesin Gas Kemasan dan Label Total Biaya Variabel Margin Kontribusi Sama halnya seperti bulan Mei 2011, pada bulan Juni 2011 produk yang memberikan margin kontribusi terbesar adalah bawang merah goreng sebesar Rp dan produk yang memberikan margin kontribusi terkecil adalah produk susu bubuk kedelai kemasan 200 gram sebesar Rp Bawang merah goreng memang selain paling banyak diproduksi dari produk lainnya, bawang merah goreng merupakan produk yang paling banyak diminati. Meskipun produk ini baru masuk dikalangan masyarakat Tasikmalaya, tetapi banyak konsumen yang menyukainya karena rasanya yang enak dan tidak langu. Berikut akan disajikan perhitungan nilai BEP dalam unit untuk bulan Juni Kemudian akan dihitung kombinasi penjualan untuk mengetahui titik impas masing-masing produk baik titik impas unit maupun titik impas penjualannya. Tetapi sebelumnya terlebih dahulu dihitung nilai WACM sebelum ke dalam perhitungan BEP (unit). WACM untuk bulan Juni 2011 dapat dilihat pada Tabel

24 44 Tabel 22. Weight Average Unit Contribution Margin/ WACM Juni 2011 Jenis Produk Sales Mix (%) MC/unit (Rp) WACM (Rp) Susu Bubuk Kedelai 300 gr 22, Susu Bubuk Kedelai 200 gr 11, Serbuk Kunyit Instan 26, Bawang Merah Goreng Total Setelah diketahui WACM untuk bulan Juni 2011 sebesar Rp , maka dapat langsung dihitung nilai BEP (unit) sebagai berikut. = 263,17 unit Hasil perhitungan menunjukkan bahwa titik impas unit untuk bulan Juni 2011 adalah sebesar 263,17 unit. Angka tersebut menjelaskan bahwa perusahaan berada di posisi untung dari penjualannya sebesar unit. Pada Tabel 23 dapat dilihat titik impas unit untuk masing-masing produk beserta titik impas penjualannya selama bulan Juni Tabel 23. Kombinasi Penjualan Impas Juni 2011 Jenis Produk Sales Mix (%) BEP Penjualan (unit) Harga Jual (Rp) BEP (Rp) Susu Bubuk Kedelai 300 gr 22,22 58, Susu Bubuk Kedelai 200gr 11,11 29, Serbuk Kunyit 26,67 70, Bawang Merah Goreng , Total , Berdasarkan Tabel 23 menunjukkan bahwa BEP (Rp) sebesar Rp , dengan demikian perusahaan harus berada pada posisi impas tersebut agar tidak mengalami kerugian. Dari total penjualan pada bulan Juni sebesar Rp dengan posisi impas multiple product sebesar Rp , maka perusahaan masih dalam kondisi untung. 44

25 Analisis Margin Kontribusi dan BEP Bulan Juli 2011 Margin kontribusi untuk bulan Juli 2011 dapat dilihat pada Tabel 24. Tabel 24. Margin Kontribusi Bulan Juli 2011 Jenis Produk Keterangan Susu Bubuk Kedelai Serbuk Kunyit Instan Bawang Merah Goreng 300 gr/kotak 200 gr/kotak 300 gram 300 gr/kotak /kotak Penjualan Biaya Variabel Bahan Baku Langsung Tenaga Kerja Langung Bensin Mesin Gas Kemasan dan Label Total Biaya Variabel Margin Kontribusi Pada bulan Juli 2011 produk yang memberikan margin kontribusi terbesar adalah bawang merah goreng dengan memberikan margin kontribusi sebesar Rp Susu bubuk kedelai kemasan 200 gram menjadi produk yang memberikan margin kontribusi terkecil dengan memberikan margin kontribusi sebesar Rp Nilai WACM untuk menghitung BEP (unit) setiap bulannya berbeda tergantung nilai margin kontribusi per unitnya dan sales mix yang nantinya akan dihitung dan menghasilkan WACM secara total. Nilai WACM untuk semua produk yang dimiliki dapat dilihat pada Tabel 25. Tabel 25. Weight Average Unit Contribution Margin/ WACM Juli 2011 Jenis Produk Sales Mix (%) MC/unit (Rp) WACM (Rp) Susu Bubuk Kedelai 300 gr 19, Susu Bubuk Kedelai 200 gr 9, Serbuk Kunyit Instan 27, Bawang Merah Goreng 43, Total Setelah diketahui nilai WACM, maka dapat diketahui nilai BEP (unit) untuk bulan Juli Perhitungan BEP (unit) untuk bulan Juli 2011 adalah sebagai berikut. = 243,87 unit 45

26 46 Pada bulan Juli 2011 titik impas unitnya sebanyak 243,87 unit. Perusahaan masih dalam kondisi aman, karena penjualan pada saat bulan ini lebih dari nilai titik impasnya. Titik impas penjualan masing-masing produk bulan Juli dapat dilihat pada Tabel 26. Tabel 26. Kombinasi Penjualan Impas Juli 2011 Jenis Produk Sales Mix (%) BEP Penjualan (unit) Harga Jual (Rp) BEP (Rp) Susu Bubuk Kedelai 300 gr 19,61 47, Susu Bubuk Kedelai 200gr 9,80 23, Serbuk Kunyit 27,45 66, Bawang Merah Goreng 43,13 105, Total , Kombinasi penjualan impas pada bulan Juli 2011 sebesar Rp , sehingga menunjukkan perusahaan tidak mengalami kerugian, karena BEP (Rp) lebih kecil dari total penjualan perusahaan sebesar Rp Analisis Margin Kontribusi dan BEP Bulan Agustus 2011 Analisis margin kontribusi dihitung dari penjualan dikurangi biaya variabel. Margin kontribusi untuk bulan agustus 2011 disajikan pada Tabel 27 untuk melihat produk yang memberikan margin kontribusi terbesar dan terkecil untuk pada bulan Agustus Tabel 27. Margin Kontribusi Bulan Agustus 2011 Jenis Produk Keterangan Susu Bubuk Kedelai Serbuk Kunyit Instan Bawang Merah Goreng 300 gr/kotak 200 gr/kotak 300 gram 300 gr/kotak /kotak Penjualan Biaya Variabel Bahan Baku Langsung Tenaga Kerja Langung Bensin Mesin Gas Kemasan dan Label Total Biaya Variabel Margin Kontribusi Produk bawang merah goreng pada bulan Agustus 2011 memberikan margin kontribusi terbesar yaitu sebesar Rp dan susu bubuk kedelai kemasan 200 gram sebesar Rp memberikan margin kontribusi terkecil. 46

27 47 Analisis margin kontribusi dapat membantu dalam perhitungan WACM dan selanjutnya dapat dihitung titik impas unitnya. Berikut WACM untuk bulan Agustus 2011 pada Tabel 28. Tabel 28. Weight Average Unit Contribution Margin/ WACM Agustus 2011 Jenis Produk Sales Mix (%) MC/unit (Rp) WACM (Rp) Susu Bubuk Kedelai 300 gr 20, Susu Bubuk Kedelai 200 gr 10, Serbuk Kunyit Instan 27, Bawang Merah Goreng 41, Total Perhitungan BEP (unit) dapat langsung dihitung dengan menggunakan WACM sebesar Rp Berikut perhitungan BEP (unit) untuk bulan agustus = 253,65 unit PD. Alam Lestari mengalami volume titik impas sebesar 253,65 unit selama bulan Agustus PD. Alam Lestari tidak akan mengalami kerugian dan tidak untung apabila unit penjualan sebanyak 254 unit. Hasil penjualan pada bulan Agustus 2011 nilainya lebih dari nilai titik impas yang telah dihitung, sehingga menunjukkan PD. Alam Lestari mengalami keuntungan.pada Tabel 29 merupakan kombinasi penjualan impas untuk bulan Agustus Tabel 29. Kombinasi Penjualan Impas Agustus 2011 Jenis Produk Sales Mix (%) BEP Penjualan (unit) Harga Jual (Rp) BEP (Rp) Susu Bubuk Kedelai 300 gr 20,83 52, Susu Bubuk Kedelai 200gr 10,42 26, Serbuk Kunyit 27,08 68, Bawang Merah Goreng 41,67 105, Total , BEP (Rp) pada bulan Agustus sebesar Rp , sehingga pada bulan Agustus 2011 PD. Alam Lestari tidak mengalami kerugian. 47

28 Analisis Margin Kontribusi dan BEP Bulan September 2011 Analisis margin kontribusi untuk bulan September 2011 dapat dilihat pada Tabel 30 yang melibatkan penjualan dan biaya variabel untuk mengetahui nilai margin kontribusi untuk masing-masing produk. Tabel 30. Margin Kontribusi Bulan September 2011 Jenis Produk Keterangan Susu Bubuk Kedelai Serbuk Kunyit Instan Bawang Merah Goreng 300 gr/kotak 200 gr/kotak 300 gram 300 gr/kotak /kotak Penjualan Biaya Variabel Bahan Baku Langsung Tenaga Kerja Langung Bensin Mesin Gas Kemasan dan Label Total Biaya Variabel Margin Kontribusi Sama seperti bulan sebelumnya, bawang merah goreng tetap memberikan margin kontribusi terbesar dibandingkan produk yang lainnya sebesar Rp Selanjutnya adalah perhitungan BEP (unit) untuk bulan September 2011, tetapi sebelumya September 2011 pada Tabel 31. harus diketahui terlebih dahulu nilai WACM untuk bulan Tabel 31. Weight Average Unit Contribution Margin/ WACM September 2011 Jenis Produk Sales Mix (%) MC/unit (Rp) WACM (Rp) Susu Bubuk Kedelai 300 gr 22, Susu Bubuk Kedelai 200 gr 11, ,5 Serbuk Kunyit Instan 26, Bawang Merah Goreng Total Nilai margin kontribusi rata-rata per unit untuk bulan September 2011 adalah Rp Sehingga BEP (unit) bulan September adalah sebagai berikut. = 301,56 unit Hasil perhitungan menunjukkan bahwa titik impas unit untuk bulan September 2011 adalah sebesar 301,56 unit. Selama bulan September perusahaan mengalami 48

29 49 keuntungan karena dapat melampaui titik impas yang sudah dihitung. Pada Tabel 32 dapat dilihat titik impas unit untuk masing-masing produk beserta titik impas penjualannya selama bulan September Tabel 32. Kombinasi Penjualan Impas September 2011 Jenis Produk Sales Mix (%) BEP Penjualan (unit) Harga Jual (Rp) BEP (Rp) Susu Bubuk Kedelai 300 gr 22,22 67, Susu Bubuk Kedelai 200gr 11,11 33, ,750 Serbuk Kunyit 26,67 80, Bawang Merah Goreng , Total , Titik impas penjualan dari kombinasi penjualan impas bulan September 2011 sebesar Rp Seperti bulan-bulan sebelumnya perusahaan mengalami keuntungan karena penjualannya selalu diatas nilai titik impas Analisis Trend Breakeven Point Perkembangan BEP (unit) selama lima bulan yaitu dari bulan Mei 2011 hingga bulan September 2011 dapat dilihat dengan menggunakan analisis trend, sehingga dapat juga melihat prediksi berapa besar BEP (unit) yang terjadi untuk bulan Oktober Pada Gambar 6 dapat dilihat perkembangan BEP (unit) yang nantinya dapat dijadikan sebagai analisis CVP untuk bulan selanjutnya. Semakin tinggi nilai BEP (unit) yang diperoleh perusahaan, maka semakin tinggi pula resiko yang harus didapatkan oleh perusahaan untuk terjadinya kerugian, karena apabila nilai BEP tinggi otomatis penjualan perusahaan harus lebih tinggi dan kondisi ini terkadang menjadi hal yang dikhawatirkan. 49

KAJIAN TERHADAP PERENCANAAN PENCAPAIAN LABA DENGAN METODE COST-VOLUME-PROFIT ANALYSIS PADA PD. ALAM LESTARI (MAUREEN) DI TASIKMALAYA

KAJIAN TERHADAP PERENCANAAN PENCAPAIAN LABA DENGAN METODE COST-VOLUME-PROFIT ANALYSIS PADA PD. ALAM LESTARI (MAUREEN) DI TASIKMALAYA KAJIAN TERHADAP PERENCANAAN PENCAPAIAN LABA DENGAN METODE COST-VOLUME-PROFIT ANALYSIS PADA PD. ALAM LESTARI (MAUREEN) DI TASIKMALAYA Oleh ASTY RIZKI YUNIAWATY H24097015 PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 16 III. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran PD. Alam Lestari adalah salah satu UKM di Tasikmalaya yang memproduksi susu bubuk sari kedelai, serbuk kunyit, dan bawang merah goreng dengan merk Maureen.

Lebih terperinci

PENERAPAN COST VOLUME PROFIT ANALYSIS SEBAGAI PERENCANAAN PENCAPAIAN LABA DAN PENJUALAN PADA PAPAPIA BETYANA BR SEMBIRING

PENERAPAN COST VOLUME PROFIT ANALYSIS SEBAGAI PERENCANAAN PENCAPAIAN LABA DAN PENJUALAN PADA PAPAPIA BETYANA BR SEMBIRING i PENERAPAN COST VOLUME PROFIT ANALYSIS SEBAGAI PERENCANAAN PENCAPAIAN LABA DAN PENJUALAN PADA PAPAPIA BETYANA BR SEMBIRING PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN

Lebih terperinci

ABSTRAK. Perencanaan laba diperlukan oleh perusahaan agar perusahaan dapat

ABSTRAK. Perencanaan laba diperlukan oleh perusahaan agar perusahaan dapat ABSTRAK Perencanaan laba diperlukan oleh perusahaan agar perusahaan dapat memperoleh laba yang maksimal. Laba dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu biaya, harga jual serta volume penjualan. Analisis Cost-Volume-Profit

Lebih terperinci

ANALISA BIAYA PRODUKSI

ANALISA BIAYA PRODUKSI ANALISA BIAYA PRODUKSI Pengertian Biaya Biaya adalah pengeluaran ekonomis yang diperlukan untuk perhitungan proses produksi. Biaya ini didasarkan pada harga pasar yang berlaku dan pada saat proses ini

Lebih terperinci

Mengemas Laba Usaha Kacang Mete Di Musim Lebaran

Mengemas Laba Usaha Kacang Mete Di Musim Lebaran Mengemas Laba Usaha Kacang Mete Di Musim Lebaran Peluang bisnis musiman yang menjanjikan untung besar bagi para pelakunya, salah satunya saja seperti bisnis camilan kacang mete yang labanya semakin gurih

Lebih terperinci

Bisnis Kerupuk Udang, Renyah Menguntungkan

Bisnis Kerupuk Udang, Renyah Menguntungkan Bisnis Kerupuk Udang, Renyah Menguntungkan Kerupuk merupakan salah satu makanan ringan yang banyak diburu para konsumen. Rasanya yang gurih dan teksturnya yang sangat renyah, menjadikan kerupuk sebagai

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Kota Palu setelah usaha pengolahan bawang goreng khas Palu. Pengusaha olahan

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Kota Palu setelah usaha pengolahan bawang goreng khas Palu. Pengusaha olahan 46 V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Profil Usaha Pengolahan Pisang Di Kota Palu Usaha pengolahan pisang merupakan usaha pengolahan kedua terbanyak di Kota Palu setelah usaha pengolahan bawang goreng khas Palu.

Lebih terperinci

Nisaa Aqmarina EB10

Nisaa Aqmarina EB10 ANALISIS AKUNTANSI DIFERENSIAL DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN MENERIMA ATAU MENOLAK PESANAN KHUSUS PADA PERUSAHAAN ROTI LESTARI BOGOR Nisaa Aqmarina 25211190 3EB10 Latar Belakang Masalah Usaha Perencanaan,

Lebih terperinci

Bisnis Keripik Singkong, Labanya Penuhi Kantong

Bisnis Keripik Singkong, Labanya Penuhi Kantong Bisnis Keripik Singkong, Labanya Penuhi Kantong Gurih dan renyahnya keripik singkong begitu banyak digemari masyarakat. Tak heran bila belakangan ini banyak pemula maupun pelaku bisnis camilan yang saling

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Proses Pengolahan Keripik Pisang Mocca Tahapan-tahapan proses pengolahan keripik pisang mocca di UKM FLAMBOYAN terdiri atas : 1. Penyiapan bahan baku Adapun jenis pisang

Lebih terperinci

ANALISIS BREAK EVEN POINT PADA INDUSTRI KUE KHAS TORAJA JAYA PUTRA DI KECAMATAN MAKALE KABUPATEN TANA TORAJA

ANALISIS BREAK EVEN POINT PADA INDUSTRI KUE KHAS TORAJA JAYA PUTRA DI KECAMATAN MAKALE KABUPATEN TANA TORAJA Pongtuluran, Analisis Break Even Point 398 ANALISIS BREAK EVEN POINT PADA INDUSTRI KUE KHAS TORAJA JAYA PUTRA DI KECAMATAN MAKALE KABUPATEN TANA TORAJA Althon K. Pongtuluran Program Studi Manajemen UKI

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Biaya

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Biaya 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biaya Harga perolehan yang dikorbankan atau digunakan dalam rangka memperoleh penghasilan (revenues) dan akan dipakai sebagai pengurang penghasilan (Supriyono, 2007). Menurut

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. dari UD. Wingko Babat Pak Moel sebagai berikut: a. Data permintaan wingko pada tahun 2016.

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. dari UD. Wingko Babat Pak Moel sebagai berikut: a. Data permintaan wingko pada tahun 2016. BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengumpulan dan Pengolahan Data Untuk menganalisi permasalahan pengoptimalan produksi, diperlukan data dari UD. Wingko Babat Pak Moel sebagai berikut: a. Data permintaan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Berdirinya Usaha Bersama Jagung Goreng Gurih di Kelurahan

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Berdirinya Usaha Bersama Jagung Goreng Gurih di Kelurahan BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Berdirinya Usaha Bersama Jagung Goreng Gurih di Kelurahan Labuhbaru Barat Pekanbaru 1. Latar Belakang Berdirinya Usaha Bersama Jagung Goreng Gurih Usaha

Lebih terperinci

PELUANG BISNIS MAKANAN TENTANG KRIPIK TEMPE

PELUANG BISNIS MAKANAN TENTANG KRIPIK TEMPE NAMA : JOKO NUR CAHYANTO NIM : 10.12.4486 KELAS : S1,SI,2B PELUANG BISNIS MAKANAN TENTANG KRIPIK TEMPE Pernah berkunjung ke kota Cilacap????????? Pasti pernah mencicipi penganan khas kota ini. ya, sudah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. : Jalan Pemuda I, Rawamangun-Jakarta Timur

BAB I PENDAHULUAN. : Jalan Pemuda I, Rawamangun-Jakarta Timur 1 BAB I PENDAHULUAN Nama Perusahaan Bidang Usaha Jenis Produk Alamat Perusahaan Nomor Telepon : Corp. : Produk Makanan : Nugget Tahu : Jalan Pemuda I, Rawamangun-Jakarta Timur : 083895161xxx A. Identifikasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 28 BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Metode Pengelompokan Biaya, Perhitungan Biaya Produk Gabungan dan Pengakuan Pendapatan Sampingan Menurut Perusahaan X 1. Jenis-jenis produk menurut jenis biaya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Hansen & Mowen (2005:274) Analisis biaya-volume-laba (costvolume-profit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Hansen & Mowen (2005:274) Analisis biaya-volume-laba (costvolume-profit BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Analisis Cost Volume Profit a. Pengertian Analisis Cost Volume Profit Menurut Hansen & Mowen (2005:274) Analisis biaya-volume-laba (costvolume-profit analysis)

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR. DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR. DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR ISI KATA PENGANTAR. DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN i ii iii V Vi I. PENDAHULUAN.. 1 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Rumusan Masalah. 8 1.3. Tujuan Penelitian... 10 1.4. Manfaat

Lebih terperinci

Pengembangan Marketing Mix untuk Mendukung Kinerja Pemasaran UKM

Pengembangan Marketing Mix untuk Mendukung Kinerja Pemasaran UKM MAKALAH KEGIATAN PPM Pengembangan Marketing Mix untuk Mendukung Kinerja Pemasaran UKM Oleh: Muniya Alteza, M.Si 1 Disampaikan pada Pelatihan Pengelolaan Usaha bagi UKM di Desa Sriharjo, Bantul Dalam Rangka

Lebih terperinci

Bahan Baku daging ikan 500 g. tepung tapioka 50 g. merica halus 1/2 sendok teh. bawang merah 7,5 g. bawang putih 1,5 g. jahe 0,5 g.

Bahan Baku daging ikan 500 g. tepung tapioka 50 g. merica halus 1/2 sendok teh. bawang merah 7,5 g. bawang putih 1,5 g. jahe 0,5 g. SOSIS IKAN Sosis adalah salah satu produk olahan dari bahan hewani. Secara umum sosis diartikan sebagai makanan yang dibuat dari daging yang telah dicincang, dihaluskan, dan diberi bumbubumbu, dimasukkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Tinjauan penelitian terdahulu yang dijadikan peneliti sebagai bahan pertimbangan pertama, penelitian yang dilakukan oleh Ade Zulfikar Abraham Iqbal

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Kabupaten Sumenep. Usaha ini terletak di jalan Monumen Kuda sakti No. 97 RT.

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Kabupaten Sumenep. Usaha ini terletak di jalan Monumen Kuda sakti No. 97 RT. BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan UKM Rengginang sari ikan merupakan salah satu produsen Rengginang di Kabupaten Sumenep. Usaha ini terletak di jalan Monumen Kuda sakti No.

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 DAFTAR TABEL

LAMPIRAN 1 DAFTAR TABEL LAMPIRAN 77 78 LAMPIRAN 1 DAFTAR TABEL Tabel 1. Analisis ekonomi sampel 1 Jenis Produk Kuantitas Harga / potong Tahu 1. Mentah (4 kotak) 6600 potong Rp. 1000 2. Goreng Bahan (8 kotak) Baku Kuantitas 26400

Lebih terperinci

Proceeding Lokakarya Nasional Pemberdayaan Potensi Keluarga Tani Untuk Pengentasan Kemiskinan, 6-7 Juli 2011

Proceeding Lokakarya Nasional Pemberdayaan Potensi Keluarga Tani Untuk Pengentasan Kemiskinan, 6-7 Juli 2011 STUDI KELAYAKAN PENDIRIAN UNIT PENGOLAHAN GULA SEMUT DENGAN PENGOLAHAN SISTEM REPROSESING PADA SKALA INDUSTRI MENENGAH DI KABUPATEN BLITAR Arie Febrianto M Jurusan Teknologi Industri Pertanian, Fakultas

Lebih terperinci

PROPOSAL BISNIS USAHA KUE BROWNIES COKLAT

PROPOSAL BISNIS USAHA KUE BROWNIES COKLAT PROPOSAL BISNIS USAHA KUE BROWNIES COKLAT 1 Bab 1 Pendahuluan 1.1. Latar belakang Perkembangan pada bidang ekonomi dan teknologi yang begitu pesat di dunia dan masyarakat kita saat ini telah merubah pola

Lebih terperinci

ANALISA BREAK EVENT POINT

ANALISA BREAK EVENT POINT MANAJEMEN KEUANGAN II ANALISA BREAK EVENT POINT Rowland Bismark Fernando Pasaribu UNIVERSITAS GUNADARMA PERTEMUAN 10 EMAIL: rowland dot pasaribu at gmail dot com ANALISA BREAK EVENT POINT Pengertian Analisis

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada proses penggolahan stick singkong, singkong yang digunakan yaitu

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada proses penggolahan stick singkong, singkong yang digunakan yaitu BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN terdiri dari : Tahapan-tahapan proses pengolahan stick singkong di UKM Flamboyan 4.1 Persiapan Bahan Baku Pada proses penggolahan stick singkong, singkong yang digunakan yaitu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari kedelai yang melalui proses fermentasi. Berdasarkan data dari BPS, produksi

BAB I PENDAHULUAN. dari kedelai yang melalui proses fermentasi. Berdasarkan data dari BPS, produksi Produksi kedelai (ton) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tempe merupakan salah satu makanan tradisional di Indonesia yang terbuat dari kedelai yang melalui proses fermentasi. Berdasarkan data dari BPS,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Steak berasal dari beef steak yang artinya adalah sepotong daging. Daging yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Steak berasal dari beef steak yang artinya adalah sepotong daging. Daging yang 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Steak Steak berasal dari beef steak yang artinya adalah sepotong daging. Daging yang biasanya diolah menjadi steak adalah daging merah dan dada ayam. Kebanyakan steak dipotong

Lebih terperinci

PENGOLAHAN JAGUNG SEBAGAI BAHAN PANGAN. Agus Sutanto

PENGOLAHAN JAGUNG SEBAGAI BAHAN PANGAN. Agus Sutanto PENGOLAHAN JAGUNG SEBAGAI BAHAN PANGAN Agus Sutanto PENDAHULUAN Kebutuhan pangan selalu mengikuti trend jumlah penduduk dan dipengaruhi oleh peningkatan pendapatan per kapita serta perubahan pola konsumsi

Lebih terperinci

BISNIS KERIPIK PISANG PELUANGNYA KIAN CEMERLANG

BISNIS KERIPIK PISANG PELUANGNYA KIAN CEMERLANG BISNIS KERIPIK PISANG PELUANGNYA KIAN CEMERLANG Seperti kita ketahui bersama, keripik pisang merupakan salah satu camilan yang sudah sangat familiar di kalangan masyarakat Indonesia. Tingginya kandungan

Lebih terperinci

Bab 5 Aspek Teknis. Bagaimana bentuk tempe yang anda suka? Apa warna tempe yang anda suka? Jenis bahan tempe apa yang anda sukai?

Bab 5 Aspek Teknis. Bagaimana bentuk tempe yang anda suka? Apa warna tempe yang anda suka? Jenis bahan tempe apa yang anda sukai? Bab 5 Aspek Teknis No 1. 5.1. Perencanaan Produk Berdasarkan data kuisioner yang terdapat pada bab 4, maka untuk menentukan perencanaan produk didapat data dari hasil penyebaran kuisioner sebagai berikut:

Lebih terperinci

Diusulkan Oleh: GRIZKI AMELIA I /Angkatan 2012 CHESSY NADIA MARPAUNG I /Angkatan 2014 ANISA RIZKI NABILA I /Angkatan 2014

Diusulkan Oleh: GRIZKI AMELIA I /Angkatan 2012 CHESSY NADIA MARPAUNG I /Angkatan 2014 ANISA RIZKI NABILA I /Angkatan 2014 PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM PEMBUATAN TEPUNG BUAH BIT (Beta vulgaris) SEBAGAI SUMBER ENERGI PENGGANTI TEPUNG TERIGU BIDANG KEGIATAN : PKM KEWIRAUSAHAAN Diusulkan Oleh: GRIZKI AMELIA I8312020/Angkatan

Lebih terperinci

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM. KERUPUK RUMPUT LAUT SERASI (Sehat dan Bernutrisi) BIDANG KEGIATAN : PKM KEWIRAUSAHAAN

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM. KERUPUK RUMPUT LAUT SERASI (Sehat dan Bernutrisi) BIDANG KEGIATAN : PKM KEWIRAUSAHAAN HALAMAN JUDUL PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM KERUPUK RUMPUT LAUT SERASI (Sehat dan Bernutrisi) BIDANG KEGIATAN : PKM KEWIRAUSAHAAN Diusulkan oleh : 1. Ruli Nurmala (1201413055) 2013

Lebih terperinci

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... ABSTRAK Penelitian ini berjudul Analisis Cost-Volume-Profit Sebagai Salah Satu Alat Bantu Manajemen Dalam Menentukan Laba Optimum. Unit analisis adalah PT. X yaitu perusahaan manufaktur yang bergerak di

Lebih terperinci

CONTOH TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN PADA KELOMPOK BAHAN PANGAN

CONTOH TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN PADA KELOMPOK BAHAN PANGAN CONTOH TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN PADA KELOMPOK BAHAN PANGAN 1. Serealia ) Pengolahan jagung : a. Pembuatan tepung jagung (tradisional) Bahan/alat : - Jagung pipilan - Alat penggiling - Ember penampung

Lebih terperinci

INOVASI PEMBUATAN SUSU KEDELE TANPA RASA LANGU

INOVASI PEMBUATAN SUSU KEDELE TANPA RASA LANGU INOVASI PEMBUATAN SUSU KEDELE TANPA RASA LANGU Oleh: Gusti Setiavani, S.TP, M.P Staff Pengajar di STPP Medan Kacang-kacangan dan biji-bijian seperti kacang kedelai, kacang tanah, biji kecipir, koro, kelapa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. digunakan yaitu, wajan, kompor, pisau, pengaduk, gilingan daging dan siler.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. digunakan yaitu, wajan, kompor, pisau, pengaduk, gilingan daging dan siler. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengolahan Stik Ubi Jalar Hasil produksi yang di UKM Teratai dalam pembuatan stik ubi jalar perbulannya berkisar 4 kali produksi selama satu bulan. Pembuatan stik ubi jalar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengendalian. Proses ini memerlukan sejumlah teknik dan prosedur pemecahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengendalian. Proses ini memerlukan sejumlah teknik dan prosedur pemecahan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Analisis Biaya-Volume-Laba Analisis Biaya-Volume-Laba merupakan instrumen perencanaan dan pengendalian. Proses ini memerlukan sejumlah teknik

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. sejak tahun 2011 yang memproduksi pupuk. UMKM Pupuk PAZ s Bio

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. sejak tahun 2011 yang memproduksi pupuk. UMKM Pupuk PAZ s Bio BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Objek Penelitian 4.1.1. Gambaran Umum UMKM Pupuk PAZ s Bio Fertilizer merupakan salah satu UMKM yang dikenal di Bondowoso Jawa Timur sebagai salah satu industri yang berdiri

Lebih terperinci

BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1 Karakteristik Umum Konsumen BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN Tahu Djadi Sari yang dibeli oleh konsumen bertujuan untuk dikonsumsi oleh keluarganya/rumah tangga. Hal ini dikarenakan tahu yang dijual oleh

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan UD. Tiga Bawang merupakan sebuah industri kecil menengah yang bergerak dibidang pembuatan keripik dengan bahan baku ubi kayu. UD. Tiga Bawang adalah

Lebih terperinci

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS BISNIS KRIPIK TEMPE

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS BISNIS KRIPIK TEMPE KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS BISNIS KRIPIK TEMPE Nama : Damas Riawan Kelas : D3 TI 02 NIM : 11.01.2910 STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2012 ABSTRAKSI Karya tulis ini dibuat dengan tujuan untuk memberi petunjuk

Lebih terperinci

HASIL WAWANCARA No Pertanyaan Wawancara Jawaban Wawancara 1 Sejak kapan Pabrik Tahu dan Tempe ini bapak dirikan dan bagaimana asal mula bapak tertarik membuka untuk mendirikan pabrik ini? Pabrik ini saya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah B. Perumusan Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah B. Perumusan Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Makanan ringan atau yang lebih sering dikenal dengan cemilan, telah menjadi makanan wajib yang harus dimiliki di rumah sebagai teman nonton tv atau belajar,

Lebih terperinci

PELUANG USAHA JAMUR KRIUK

PELUANG USAHA JAMUR KRIUK PELUANG USAHA JAMUR KRIUK Di susun oleh : Nama : Yurdiansyah M Agun Nim : 11.11.5691 Kelas : 11-S1-TI-15 Blog : melodyautomotif@blogspot.com ABSTRAK Peluang bisnis kali ini yang saya buat tentang peluang

Lebih terperinci

VI. ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN INDUSTRI RUMAH TANGGA TAHU. A. Analisis Biaya Industri Rumah Tangga Tahu di Desa Karanganayar

VI. ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN INDUSTRI RUMAH TANGGA TAHU. A. Analisis Biaya Industri Rumah Tangga Tahu di Desa Karanganayar VI. ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN INDUSTRI RUMAH TANGGA TAHU A. Analisis Biaya Industri Rumah Tangga Tahu di Desa Karanganayar Biaya dalam industri tahu meliputi biaya eksplisit dan biaya implisit. Biaya

Lebih terperinci

Meningkatkan Nilai Tambah Bawang Merah Oleh: Farid R. Abadi

Meningkatkan Nilai Tambah Bawang Merah Oleh: Farid R. Abadi Meningkatkan Nilai Tambah Bawang Merah Oleh: Farid R. Abadi Bawang merah merupakan komoditas hortikultura yang memiliki permintaan yang cukup tinggi dalam bentuk segar. Meskipun demikian, bawang merah

Lebih terperinci

3. METODOLOGI PENELITIAN

3. METODOLOGI PENELITIAN 3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. BAHAN DAN ALAT Bahan yang digunakan pada penelitian ini antara lain talas bentul, gula pasir, gula merah, santan, garam, mentega, tepung ketan putih. Sementara itu, alat yang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Klasifikasi Biaya dan Perhitungan Harga Jual Produk pada PT. JCO Donuts

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Klasifikasi Biaya dan Perhitungan Harga Jual Produk pada PT. JCO Donuts 53 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Klasifikasi Biaya dan Perhitungan Harga Jual Produk pada PT. JCO Donuts & Coffee Dalam proses menghasilkan produknya, PT. JCO Donuts & Coffee terlebih dahulu

Lebih terperinci

Menerapkan Teknik Pengolahan Menggunakan Media Penghantar Panas. KD 1. Melakukan Proses Pengolahan Abon Ikan

Menerapkan Teknik Pengolahan Menggunakan Media Penghantar Panas. KD 1. Melakukan Proses Pengolahan Abon Ikan 1 Menerapkan Teknik Pengolahan Menggunakan Media Penghantar Panas KD 1. Melakukan Proses Pengolahan Abon Ikan Pengertian Abon Abon merupakan salah satu jenis makanan awetan berasal dari daging (sapi, kerbau,

Lebih terperinci

COST VOLUME - PROFIT ANALYSIS (CVP ANALYSIS)

COST VOLUME - PROFIT ANALYSIS (CVP ANALYSIS) COST VOLUME - PROFIT ANALYSIS (CVP ANALYSIS) Analisis CVP merupakan suatu alat perencanaan dan pengambilan keputusan yang menekankan keterkaitan antara biaya, kuantitas yang terjual, dan harga. Analisis

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perencanaan Laba Perencanaan laba yang baik akan mempengaruhi keberhasilan perusahaan dalam mencapai laba optimal. Tujuan utama perusahaan adalah memperoleh laba yang semaksimal

Lebih terperinci

LINGKUNGAN BISNIS KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS

LINGKUNGAN BISNIS KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS LINGKUNGAN BISNIS KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS DI SUSUN OLEH : NAMA : CORISUS TRISEPTIARAHARJO NIM : 10.11.4059 KELAS : S1 TI 2G SEMESTER GENAP TAHUN AKADEMIK 2010 / 2011 STMIK AMIKOM YOGYAKARTA MIE AYAM

Lebih terperinci

BAB IV METODE FULL COSTING DALAM PENETAPAN HARGA JUAL PADA USAHA KERUPUK RAMBAK DWIJOYO

BAB IV METODE FULL COSTING DALAM PENETAPAN HARGA JUAL PADA USAHA KERUPUK RAMBAK DWIJOYO BAB IV METODE FULL COSTING DALAM PENETAPAN HARGA JUAL PADA USAHA KERUPUK RAMBAK DWIJOYO A. Perhitungan Harga Pokok Produksi Pada Usaha Kerupuk Rambak Dwijoyo 1. Perhitungan Harga Pokok Produksi Kerupuk

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. kali proses produksi. Periode satu kali produksi yang dibahas dalam penelitian ini

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. kali proses produksi. Periode satu kali produksi yang dibahas dalam penelitian ini V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Biaya dan Keuntungan 1. Biaya Sarana Produksi Biaya sarana produksi adalah biaya yang dikeluarkan dan habis dalam satu kali proses produksi. Periode satu kali produksi

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR LINGKUNGAN BISNIS BISNIS RAMBAK KULIT IKAN

TUGAS AKHIR LINGKUNGAN BISNIS BISNIS RAMBAK KULIT IKAN TUGAS AKHIR LINGKUNGAN BISNIS BISNIS RAMBAK KULIT IKAN MUHAMAD AZIS MUSLIM KELAS : 11-D3MI-01) NIM : 11.02.7919 KELOMPOK : A STMIK AMIKOM YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2011/2012 ABSTRAK Karya tulis ini dibuat

Lebih terperinci

3. Untuk mempermudah bagi mereka mereka yang berminat untuk mendirikan industri rumah tangga yang mengspesialisasikan pembuatan tempe. C.

3. Untuk mempermudah bagi mereka mereka yang berminat untuk mendirikan industri rumah tangga yang mengspesialisasikan pembuatan tempe. C. BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Tempe merupakan salah satu makanan yang sering dikonsumsi oleh masyarakat. Tempe merupakan salah satu produk olahan berbasis bioteknologi. Bioteknologi merupakan bidang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dengan situasi perekonomian yang dinamis membuat persaingan antar usaha

BAB I PENDAHULUAN. Dengan situasi perekonomian yang dinamis membuat persaingan antar usaha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dengan situasi perekonomian yang dinamis membuat persaingan antar usaha bisnis menjadi semakin kompleks, terutama dengan perusahaan lain yang bergerak pada

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Tujuan perusahaan adalah memperoleh laba, karena ukuran untuk menilai berhasil atau tidaknya manajemen suatu perusahaan dalam menjalankan kegiatannya adalah laba. Analisis Cost Volume Profit adalah

Lebih terperinci

STRATEGI PEMASARAN KOPI BUBUK CAP TIGA SENDOK DI KOTA PADANG

STRATEGI PEMASARAN KOPI BUBUK CAP TIGA SENDOK DI KOTA PADANG STRATEGI PEMASARAN KOPI BUBUK CAP TIGA SENDOK DI KOTA PADANG SKRIPSI SEBAGAI SALAH SATU SYARAT UNTUK MEMPEROLEH GELAR SARJANA PERTANIAN OLEH RIFI YANTI 0810221051 FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS ANDALAS

Lebih terperinci

Resep Kastengel Bawang Merah

Resep Kastengel Bawang Merah MEMBUAT RANCANGAN DAN KARYA TEKNOLOGI DIVERSIVIKASI TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN BERBASIS BAWANG MERAH YANG TIDAK DIPATENKAN; TINGKAT INTERNASIONAL Resep Kastengel Bawang Merah Bahan Adonan: 1 kg Tepung

Lebih terperinci

Akuntansi Biaya. Analisis Perilaku Biaya (Cost Behaviour Analysis) Rista Bintara, SE., M.Ak. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Akuntansi Biaya. Analisis Perilaku Biaya (Cost Behaviour Analysis) Rista Bintara, SE., M.Ak. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Akuntansi Biaya Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Analisis Perilaku Biaya (Cost Behaviour Analysis) Rista Bintara, SE., M.Ak Program Studi Akuntansi www.mercubuana.ac.id Analisis Perilaku Biaya BAB

Lebih terperinci

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM. Snabol Reborn (Snack Bolyn baru dengan Sayuran,Buah dan Menambah Rasa Baru Coklat dan Susu Keju)

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM. Snabol Reborn (Snack Bolyn baru dengan Sayuran,Buah dan Menambah Rasa Baru Coklat dan Susu Keju) PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM Snabol Reborn (Snack Bolyn baru dengan Sayuran,Buah dan Menambah Rasa Baru Coklat dan Susu Keju) BIDANG KEGIATAN: PKM KEWIRAUSAHAAN Diusulkan oleh:

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara di Asia Tenggara yang dilintasi garis khatulistiwa

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara di Asia Tenggara yang dilintasi garis khatulistiwa 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara di Asia Tenggara yang dilintasi garis khatulistiwa dan berada diantara benua Asia dan Australia serta antara Samudera Pasifik dan Samudera

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi barang yang lebih tinggi nilainya, dan sifatnya lebih dekat kepada

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi barang yang lebih tinggi nilainya, dan sifatnya lebih dekat kepada TINJAUAN PUSTAKA Agroindustri Industri pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan mengubah suatu barang dasar secara mekanis, kimia atau dengan tangan sehingga menjadi barang jadi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. malam). Contohnya kue kaktus.jadi, makanan ringan adalah aneka makanan atau

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. malam). Contohnya kue kaktus.jadi, makanan ringan adalah aneka makanan atau BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Makanan ringan atau kudapan (dalam bahasa Inggris biasa disebut dengan snack) adalah istilah bagi berbagai macam makanan yang tidak termasuk menu hidangan utama (contohnya seperti

Lebih terperinci

USAHA KECIL MENENGAH KERIPIK UBI HUMOR DI KABUPATEN SUMEDANG. Diajukan untuk Memenuhi Matakuliah Marketing Prodi Desain Komunikasi Visual

USAHA KECIL MENENGAH KERIPIK UBI HUMOR DI KABUPATEN SUMEDANG. Diajukan untuk Memenuhi Matakuliah Marketing Prodi Desain Komunikasi Visual USAHA KECIL MENENGAH KERIPIK UBI HUMOR DI KABUPATEN SUMEDANG Diajukan untuk Memenuhi Matakuliah Marketing Prodi Desain Komunikasi Visual oleh: Sadam husen 1401100105 Dosen : Gema Arifrahara FAKULTAS INDUSTRI

Lebih terperinci

ANALISIS PENENTUAN HARGA JUAL PADA UKM RASA BAKERY DENGAN MENGGUNAKAN METODE COST PLUS PRICING DENGAN PENDEKATAN FULL COSTING PADA BULAN AGUSTUS,

ANALISIS PENENTUAN HARGA JUAL PADA UKM RASA BAKERY DENGAN MENGGUNAKAN METODE COST PLUS PRICING DENGAN PENDEKATAN FULL COSTING PADA BULAN AGUSTUS, ANALISIS PENENTUAN HARGA JUAL PADA UKM RASA BAKERY DENGAN MENGGUNAKAN METODE COST PLUS PRICING DENGAN PENDEKATAN FULL COSTING PADA BULAN AGUSTUS, SEPTEMBER, DAN OKTBER 2016 Nama : Ellin Taufanny NPM :

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: Analisis Cost-Volume-Profit, laba. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata Kunci: Analisis Cost-Volume-Profit, laba. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Ukuran yang sering dipakai untuk menilai keberhasilan manajemen suatu perusahaan adalah laba perusahaan. Laba perusahaan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain harga jual, biaya tetap, dan

Lebih terperinci

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA SANGKUSTI SEBAGAI PELUANG USAHA MAKANAN TRADISIONAL ALTERNATIF KHAS KOTA SEMARANG BIDANG KEGIATAN :

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA SANGKUSTI SEBAGAI PELUANG USAHA MAKANAN TRADISIONAL ALTERNATIF KHAS KOTA SEMARANG BIDANG KEGIATAN : USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA SANGKUSTI SEBAGAI PELUANG USAHA MAKANAN TRADISIONAL ALTERNATIF KHAS KOTA SEMARANG BIDANG KEGIATAN : PKM KEWIRAUSAHAAN Diusulkan oleh : Antonius Indra Legowo Dimas Aditya

Lebih terperinci

Lampiran 1. Daftar Biaya Untuk Alat Pengolahan Kue Bawang Mangrove 1 kali produksi dalam Seminggu di Setiap Saluran dan Nilai Penyusutan

Lampiran 1. Daftar Biaya Untuk Alat Pengolahan Kue Bawang Mangrove 1 kali produksi dalam Seminggu di Setiap Saluran dan Nilai Penyusutan 48 Lampiran 1. Daftar Biaya Untuk Alat Pengolahan Kue Bawang Mangrove 1 kali produksi dalam Seminggu di Setiap Saluran dan Nilai Penyusutan Nama Jumlah Harga Satuan Nilai Awal (Rp) Nilai Akhir (Rp) Umur

Lebih terperinci

BAB 5 MANAJEMEN DAN STRUKTUR ORGANISASI

BAB 5 MANAJEMEN DAN STRUKTUR ORGANISASI BAB 5 MANAJEMEN DAN STRUKTUR ORGANISASI 5.1 Struktur Organisasi Pemilik Jahit 1 Jahit 2 Jahit 3 Obras Bag. potong Antar barang Finishing Admin Bagian jahit bertanggung jawab menjahit barang-barang dengan

Lebih terperinci

C.3. AGROINDUSTRI TEPUNG CABE I. PENDAHULUAN

C.3. AGROINDUSTRI TEPUNG CABE I. PENDAHULUAN C.3. AGROINDUSTRI TEPUNG CABE I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Cabe berasal dari Amerika Tengah dan saat ini merupakan komoditas penting dalam kehidupan masyarakat di Indonesia. Hampir semua rumah tangga

Lebih terperinci

A. JUDUL Pemanfaatan Ubi Jalar Sebagai Bahan Baku Pembuatan Nugget B. LATAR BELAKANG MASALAH

A. JUDUL Pemanfaatan Ubi Jalar Sebagai Bahan Baku Pembuatan Nugget B. LATAR BELAKANG MASALAH A. JUDUL Pemanfaatan Ubi Jalar Sebagai Bahan Baku Pembuatan Nugget B. LATAR BELAKANG MASALAH Industri makanan dan minuman di indonesia memiliki potensi yang cukup bagus untuk dikembangkan. Selain untuk

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 23 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan Marbella Bakery merupakan salah satu produsen roti di Jakarta Timur khususnya di sekitar kelurahan Pekayon. Usaha ini didirikan oleh Bapak J. Hoeru

Lebih terperinci

BAB V KARAKTERISTIK RESPONDEN

BAB V KARAKTERISTIK RESPONDEN 50 BAB V KARAKTERISTIK RESPONDEN 5.1 Faktor Internal Faktor internal dalam penelitian ini merupakan karakteristik individu yang dimiliki responden yang berbeda satu sama lain. Responden dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sumatera Barat memiliki potensi cukup besar di bidang perkebunan, karena didukung oleh lahan yang cukup luas dan iklim yang sesuai untuk komoditi perkebunan. Beberapa

Lebih terperinci

ABSTRAK. iii. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. iii. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Tujuan perusahaan adalah memperoleh laba, karena ukuran untuk menilai berhasil atau tidaknya manajemen suatu perusahaan dalam menjalankan kegiatannya adalah laba. Untuk memberikan perencanaan guna

Lebih terperinci

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM TOKOL (PENTOL BROKOLI) SEBAGAI JAJANAN KAYA GIZI BIDANG KEGIATAN: PKM KEWIRAUSAHAAN

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM TOKOL (PENTOL BROKOLI) SEBAGAI JAJANAN KAYA GIZI BIDANG KEGIATAN: PKM KEWIRAUSAHAAN USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM TOKOL (PENTOL BROKOLI) SEBAGAI JAJANAN KAYA GIZI BIDANG KEGIATAN: PKM KEWIRAUSAHAAN Diusulkan oleh: Qorina Andriyani 13030234013 / 2013 Dewi Firdausi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Produk Kue cubit ubi jalar ungu adalah salah satu produk diversifikasi dari makanan tradisional kue cubit.kue berukuran kecil ini berdiameter sekitar 4cm. Kue cubit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seharusnya senantiasa melakukan riset dan pengembangan agar selalu dapat. perusahaan baik secara kuantitatif maupun kualitatif.

BAB I PENDAHULUAN. seharusnya senantiasa melakukan riset dan pengembangan agar selalu dapat. perusahaan baik secara kuantitatif maupun kualitatif. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan zaman membuat setiap pemilik atau pelaku usaha seharusnya senantiasa melakukan riset dan pengembangan agar selalu dapat bersaing dengan usaha pesaingnya.

Lebih terperinci

Bisnis Untung Besar Membuat Sirup Di Musim Lebaran

Bisnis Untung Besar Membuat Sirup Di Musim Lebaran Bisnis Untung Besar Membuat Sirup Di Musim Lebaran Menyajikan aneka macam minuman segar di moment buka puasa maupun ketika hari lebaran tiba, menjadi salah satu rutinitas yang tak bisa dipisahkan dari

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi dewasa ini, persaingan dalam dunia industri di negara kita

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi dewasa ini, persaingan dalam dunia industri di negara kita BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi dewasa ini, persaingan dalam dunia industri di negara kita semakin ketat. Rata-rata pertumbuhan perekonomian di beberapa negara industri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perkembangan bisnis kue belakangan ini sudah semakin pesat dan persaingan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perkembangan bisnis kue belakangan ini sudah semakin pesat dan persaingan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan bisnis kue belakangan ini sudah semakin pesat dan persaingan ini juga semakin ketat. Hal ini terbukti dengan banyaknya aneka macam jenis kue

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Adapun proses pengolahan Kue Bola-bola Wijen disajikan dalam

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Adapun proses pengolahan Kue Bola-bola Wijen disajikan dalam BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Proses Pengolahan Kue Bola-bola wijen Adapun proses pengolahan Kue Bola-bola Wijen disajikan dalam bentuk diagram alir di bawah ini : Persiapan Bahan : Tepung Tapioka, Tepung

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN PEDOMAN WAWANCARA (Tanggal 14 April 22 April 2014) No. TEORI KONSEP PERTANYAAN 1 Aspek Pasar (Husnan dan Muhammad 2005:40) 1. Konsep permintaan tersebut dapat diketahui bahwa variabel-variabel

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala beratnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala beratnya 2.1 Komposisi Kimia Udang BAB II TINJAUAN PUSTAKA Udang merupakan salah satu produk perikanan yang istimewa, memiliki aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala beratnya lebih

Lebih terperinci

Pengolahan hasil pertanian dalam pelatihan ini dimaksudkan untuk mengubah bentuk bahan baku menjadi bahan

Pengolahan hasil pertanian dalam pelatihan ini dimaksudkan untuk mengubah bentuk bahan baku menjadi bahan Pelatihan Kewirausahaan untuk Pemula olahan dengan memperhatikan nilai gizi dan memperpanjang umur simpan atau keawetan produk. Untuk meningkatkan keawetan produk dapat dilakukan dengan cara : (1) Alami

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Ekstraksi Hasil Pengumpulan Data 5.1.1 Data Umum Produk Perusahaan menggunakan batch sebagai satuan dalam produksi, dimana 1 batch adalah sebesar : 1. Spon untuk ukuran 9

Lebih terperinci

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM MASKER TIMNAS (MASAKAN KERING TIM NANAS) BIDANG KEGIATAN: PKM KEWIRAUSAHAAN.

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM MASKER TIMNAS (MASAKAN KERING TIM NANAS) BIDANG KEGIATAN: PKM KEWIRAUSAHAAN. PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM MASKER TIMNAS (MASAKAN KERING TIM NANAS) BIDANG KEGIATAN: PKM KEWIRAUSAHAAN Diusulkan Oleh: Ketua Pelaksana : Winda Lestari (7101414153/2014) Anggota

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. ditandai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang ada. Hal ini tentu saja

I. PENDAHULUAN. ditandai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang ada. Hal ini tentu saja I. PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Dunia perekonomian sekarang ini telah berkembang dengan begitu pesatnya yang ditandai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang ada. Hal ini tentu saja mengakibatkan

Lebih terperinci

BAB II IDENTIFIKASI DATA. A. Data Perusahaan

BAB II IDENTIFIKASI DATA. A. Data Perusahaan digilib.uns.ac.id BAB II IDENTIFIKASI DATA A. Data Perusahaan 1. Sejarah berdirinya Carang Mas Latansa Latansa adalah sebuah merek dari rumah produksi yang membuat makanan tradisional khas Magetan yang

Lebih terperinci

BISNIS CAMILAN JAGUNG, RENYAH DAN BANJIR UNTUNG

BISNIS CAMILAN JAGUNG, RENYAH DAN BANJIR UNTUNG BISNIS CAMILAN JAGUNG, RENYAH DAN BANJIR UNTUNG Menjadi salah satu tanaman pangan dunia, jagung yang memiliki nama biologi Zea Mays ini sekarang tak hanya dijadikan sebagai sumber karbohidrat bagi sebagian

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan analisis yang dilakukan penulis dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam suatu perusahaan terutama perusahaan manufaktur, perencanaan penjualan dan target

Lebih terperinci

ANALISIS BREAK EVEN POINT SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PABRIK TEMPE YANTO

ANALISIS BREAK EVEN POINT SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PABRIK TEMPE YANTO ANALISIS BREAK EVEN POINT SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PABRIK TEMPE YANTO Fendy 22210720 Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma 2010 Dosen Pembimbing : Heru Suharjo, SE., MM Latar

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM INDUSTRI RUMAHAN PRODUK PAK FAIZIN

BAB III GAMBARAN UMUM INDUSTRI RUMAHAN PRODUK PAK FAIZIN BAB III GAMBARAN UMUM INDUSTRI RUMAHAN PRODUK PAK FAIZIN A. Sejarah Perusahaan Industri rumahan tahu ini merupakan salah satu industri rumahan yang ada dikabupaten Pekalongan atau lebih tepatnya di desa

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Kerangka Penelitian

METODE PENELITIAN Kerangka Penelitian 18 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Penelitian Usaha kecil menengah merupakan sebuah unit usaha yang dimiliki oleh perorangan atau suatu badan yang memproduksi suatu produk baik itu barang maupun jasa

Lebih terperinci