ANALISIS PEMETIKAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP MUTU PUCUK TANAMAN TEH

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS PEMETIKAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP MUTU PUCUK TANAMAN TEH"

Transkripsi

1 ANALISIS PEMETIKAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP MUTU PUCUK TANAMAN TEH (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) DI UNIT PERKEBUNAN TANJUNGSARI, PT. TAMBI, WONOSOBO, JAWA TENGAH INDRIANI NOVITA PRATIWI A DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011

2 RINGKASAN INDRIANI NOVITA PRATIWI. Analisis Pemetikan dan Pengaruhnya terhadap Mutu Pucuk Tanaman Teh (Camellia sinensis (L) O. Kuntze) di Unit Perkebunan Tanjungsari, PT Tambi, Wonosobo, Jawa Tengah. (Dibimbing oleh ADOLF PIETER LONTOH). Kegiatan magang dilaksanakan selama empat bulan mulai tanggal 14 Februari sampi 14 Juni 2011 di Unit Perkebunan Tanjungsari, PT Tambi, Wonosobo, Jawa Tengah. Tujuan umum dari kegiatan magang ini adalah untuk memperluas pengetahuan dan pengalaman mengenai aspek pemetikan daun teh serta menambah dan mengembangkan keterampilan di lapangan dan membandingkan dengan teori yang telah didapat di bangku kuliah. Tujuan khusus dalam kegiatan magang ini adalah mempelajari aspek - aspek pemetikan dan faktor - faktor yang berpengaruh terhadap analisis pemetikan sehingga dihasilkan pucuk teh yang bermutu. Penulis melaksanakan kegiatan magang dengan dua metode yaitu metode langsung dan metode tidak langsung. Metode langsung dilakukan dengan mengikuti langsung segala kegiatan yang telah dijadwalkan oleh perusahaan, metode tidak langsung dilakukan dengan mengambil data sekunder yang bersumber dari arsip maupun laporan-laporan dari kantor. Kegiatan langsung yang dilakukan penulis meliputi kegiatan yang bersifat teknis maupun manajerial. Kegiatan yang bersifat teknis dilakukan selama satu bulan dengan menjadi Karyawan Harian Lepas (KHL) diantaranya: pemeliharaan pembibitan, pmeliharaan TBM dan TM serta pemetikan. Kegiatan yang bersifat manajerial meliputi satu bulan menjadi pendamping mandor dan dua bulan menjadi pendamping kepala blok. Selama menjadi pendamping mandor kegiatan yang dilakukan diantaranya membantu mengawasi pekerja dan membuat laporan harian atau mingguan. Sedangkan selama menjadi pendamping kepala blok kegiatan yang dilakukan diantaranya membantu mengawasi mandor, membentu pembuatan laporan upah dan belajar mengenai pembuatan RKAP. Kegiatan pemetikan di UP (Unit Perkebunan) Tanjungsari menerapkan jenis pemetikan medium dan memiliki gilir petik yang masih bervariasi antara 8-19 hari.

3 Jumlah tenaga pemetik yang dimiliki sudah mencukupi kebutuhan tenaga pemetik bahkan cenderung berlebih. Kondisi tanaman di UP Tanjungsari sedang dalam kondisi yang tidak sehat sehingga diadakan Program Recovery yang bertujuan untuk menyehatkan tanaman kembali. Program Recovery ini berisi beberapa kegiatan yang umumnya tidak dilakukan dalam budidaya tanaman teh, tetapi dilakukan di UP Tanjungsari agar tanaman dapat sehat kembali. Analisis pemetikan di UP Tanjungsari terdiri dari analisis petik yang dilakukan oleh mandor di kebun dan analisis pucuk yang dilakukan di pabrik pengolahan. Rata - rata dari analisis petik pada masing-masing blok selama bulan Maret-Mei 2011 adalah % dan termasuk dalam petikan medium. Analisis pucuk untuk masing-masing blok selama bulan Maret - Mei 2011 berkisar antara % % untuk pucuk memenuhi syarat olah (MS). Analisis pemetikan diantaranya dipengaruhi oleh gilir petik, ketinggian tempat, tahun pangkas dan jenis klon. Gilir petik dipengaruhi oleh kecepatan pertumbuhan pucuk. Semakin pendek gilir petik maka hanca petik akan semakin luas. Hal ini karena semakin pendek gilir petik maka pertumbuhan peko semakin banyak sehingga hanca petik juga semakin luas. Ketersediaan pucuk ini harus diimbangi dengan penanganan yang tepat setelah pemetikan agar mutu pucuk tetap terjaga dari saat pemetikan sampai pucuk sampai di pabrik dan diolah. Ketersediaan pucuk juga mempengaruhi kapasitas pemetik, semakin banyak ketersediaan pucuk maka kapasitas pemetik juga akan semakin besar. Ketepatan kegiatan pemetikan harus didukung oleh sarana panen dan transportasi agar kegiatan panen dapat berjalan sesuai dengan apa yang telah direncanakan perusahaan. Salah satu hal yang mempengaruhi produktivitas adalah tahun pangkas. Produktivitas berdasarkan tahun pangkas di UP Tanjungsari mencapai puncaknya pada tahun pangkas ketiga yaitu rata-rata untuk ketiga blok adalah kg/ha/th. Produktivitas tanaman mulai menurun pada tahun pangkas keempat sehingga pada tahun pangkas keempat tanaman perlu dipangkas untuk menaikkan produksi dan produktivitasnya. Hal ini bertujuan agar tanaman dapat tumbuh kembali dan mengahsilkan pucuk - pucuk baru yang berkualitas.

4 ANALISIS PEMETIKAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP MUTU PUCUK TANAMAN TEH (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) DI UNIT PERKEBUNAN TANJUNGSARI, PT. TAMBI, WONOSOBO, JAWA TENGAH Skripsi sebagai salah satu syarat Untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian Pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor INDRIANI NOVITA PRATIWI A DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011

5 Judul Nama NIM : ANALISIS PEMETIKAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP MUTU PUCUK TANAMAN TEH (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) DI UNIT PERKEBUNAN TANJUNGSARI, PT. TAMBI, WONOSOBO : Indriani Novita Pratiwi : A Menyetujui, Dosen Pembimbing Ir. Adolf Pieter Lontoh, MS. NIP Mengetahui. Ketua Departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian IPB Dr. Ir. Agus Purwito, MSc.Agr NIP Tanggal Lulus :...

6 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Rembang propinsi Jawa Tengah pada tanggal 30 November Penulis merupakan anak pertama dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Endro Pranoto dan Ibu Tri Setyo Nurhaeni. Penulis mengawali pendidikan di SD Negeri 1 Pamotan pada tahun 1995 dan lulus pada tahun Selanjutnya penulis melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 1 Pamotan dan lulus pada tahun Penulis melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 1 Rembang dan lulus pada tahun Pada tahun 2007 penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk Institut Pertanian Bogor (USMI) di Fakultas Pertanian Departemen Agronomi dan Hortikultura. Selama menempuh pendidikan di Institut Pertanian Bogor penulis aktif pada Organisasi Mahasiswa Daerah (OMDA) sebagai sekertaris. Penulis juga aktif dalam kepanitiaan beberapa kegiatan, diantaranya SERI A, Festival Tanaman, Agrosportment dan Seminar Pertanian Nasional. Pada tahun 2010 penulis menjadi asisten praktikum untuk mata kuliah Manajemen Air dan Hara Tanaman. Tahun 2010 penulis melaksanakan kegiatan Kuliah Kerja Profesi (KKP) di Desa Dawuhan, Kecamatan Sirampog, Kabupaten Brebes. Pada tahun 2011 penulis melaksanakan kegiatan magang di Unit Perkebunan Tanjungsari, PT Tambi, Wonosobo, Jawa Tengah.

7 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kesehatan dan kemudahan kepada penulis dalam penyelesaian skripsi yang berjudul Analisis Pemetikan dan Pengaruhnya terhadap Mutu Pucuk Tanaman Teh (Camellia Sinensis (L.) O. Kuntze) di Unit Perkebunan Tanjungsari, Wonosobo, Jawa Tengah. Melalui kesempatan ini penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada : 1. Ibu, Bapak dan Adik atas doa, perhatian, dukungan dan semangatnya yang tidak pernah berhenti. 2. Bapak Ir. Adolf Pieter Lontoh, MS selaku pembimbing skripsi atas segala bimbingan dan masukannya selama ini. Bapak Ir. Supijatno, MSi selaku dosen penguji dan Ibu Dr. Ani Kurniawati, SP., MSi selaku dosen wakil urusan departemen. Bapak Dr. Ir. Herdhata Agusta selaku pembimbing akademik. 3. Direksi PT Tambi, Bapak Dwi Sujarwo selaku Pimpinan Unit Perkebunan Tanjungsari dan Bapak Yoyo selaku Kepala Kantor Induk Unit Perkebunan Tambi. Bapak Muhni selaku Kepala Bagian Kebun Unit Perkebunan Tanjungsari yang telah bersedia menjadi Pembimbing Lapang penulis. 4. Pak Zunaidi, Pak Kholik, Pak Yani dan Pak Suradi selaku kepala blok yang telah banyak memberikan pengalaman. 5. Ibu Wati dan segenap staf Kantor Kebun maupun Kantor Induk Unit Perkebunan Tanjungsari. Keluarga Ibu Lis dan Pak Jaman serta masyarakat implasmen atas segala keramahan dan keterbukaan hati menerima penulis di Unit Perkebunan Tanjungsari. 6. Teman hati dan tempat berbagi, Bagus, Siska, Evi, Pipit, Marcha atas semua dukuangan, doa, semangat dan kebahagiaan yang sudah dilewati selama ini. 7. Teman berbagi selama 4 bulan, Qori serta teman seperjuangan Walad dan Asim atas semangat dan dukungan yang selalu diberikan.

8 8. Teman - teman Departemen Agronomi dan Hortikultura angkatan 44 atas semangat dan dukunganya selama ini. 9. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Bogor, September 2011 Penulis

9 DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... x xi xii PENDAHULUAN... 1 Latar Belakang... 1 Tujuan... 2 TINJAUAN PUSTAKA... 3 Botani Teh... 3 Syarat Tumbuh... 3 Pemetikan... 4 Analisis Pemetikan... 6 METODE MAGANG... 7 Waktu dan Tempat... 7 Metode Pelaksanaan... 7 Pengamatan dan Pengumpulan Data... 8 Pengolahan Data KEADAAN UMUM Sejarah Kebun Letak Wilayah Administratif Keadaan Iklim dan Tanah Luas Areal dan Tata Guna Lahan Kedaan Tanaman, Produksi dan Pemasaran Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan Program Recovery PELAKSANAAN DI LAPANG Aspek Teknis Aspek Manajerial PEMBAHASAN Analisis Petik Analisis Pucuk Gilir Petik dan Hanca Petik Kapasitas Pemetik Kebutuhan Tenaga Pemetik... 51

10 Halaman Sarana Panen dan Transportasi Produktivitas berdasarkan Umur Pangkas KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN... 61

11 DAFTAR TABEL Nomor Halaman 1. Luas Areal dan Tata Guna Lahan Tahun Luas Areal dan Jenis Klon Tanaman Teh Tahun Luas Areal, Produksi dan Produktivitas Pucuk Basah dan Kering Tahun Tingkatan dan Jumlah Karyawan Kebutuhan Pupuk Tunggal Tahun Dosis dan Jenis Herbisida Jenis Petikan Hasil Analisis Petik Bulan Maret-Mei Analisis Petik Berdasarkan Gilir Petik Analisis Petik Berdasarkan Dua Ketinggian Analisis Petik Berdasarkan Tahun Pangkas Analisis Petik Berdasarkan Jenis Klon Analisis Pucuk Bulan Maret - Mei Kapasitas Pemetik Bulan Maret Mei Kebutuhan Tenaga Pemetik (TP) UP Tanjungsari... 52

12 DAFTAR GAMBAR Nomor Halaman 1. Rumah Naungan Bedeng yang Masih Disungkup Bedeng yang Telah Dibuka Sungkupnya Kegiatan Pemupukan Tanah Alat-alat yang Digunakan dalam Pemupukan Gulma di Areal TM Daun yang Terkena Hama Penggulung Pucuk Kegiatan Pengendalian Hama dan Penyakit Kegiatan Gacok di Areal TBM Pucuk Peko Pucuk Burung Kegiatan Pemetikan Produksi Kegiatan Pemangkasan Hasil Pangkasan Jambul Produktivitas Berdasarkan Umur Setelah Pangkas... 56

13 DAFTAR LAMPIRAN Nomor Halaman 1. Jurnal Harian Magang sebagai Karyawan Harian Lepas Jurnal Harian Magang sebagai Pendamping Mandor Jurnal Harian Magang sebagai Pendamping Kepala Blok Peta Kebun Unit Perkebunan Tanjungsari Deskripsi Klon Rencana dan Realisasi Produksi dan Produktivitas Rencana dan Realisasi Produksi Pucuk Basah dan Kering Januari - Mei Data Curah Hujan UP Tanjungsari Tahun Analisis Pucuk UP Tanjungsari Tahun Analisis Pucuk UP Tanjungsari Bulan Januari - Mei Struktur Organisasi Unit Perkebunan Tanjungsari... 74

14 PENDAHULUAN Latar Belakang Tanaman teh berasal dari wilayah perbatasan negara - negara Cina Selatan (Yunan), Laos Barat Laut, Muangthai Utara, Burma Timur dan India Timur Laut yang merupakan vegetasi hutan daerah peralihan tropis dan subtropis (PPTK, 2006). Menurut Setyamidjaja (2000) tanaman teh (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) pertama kali masuk ke Indonesia pada tahun 1684 berupa biji teh dari Jepang. Biji teh ini dibawa oleh seorang warga Jerman bernama Andreas Cleyer dan ditanam sebagai tanaman hias di Jakarta. Sekarang teh telah banyak dibudidayakan dalam bentuk perkebunan, baik yang dikelola oleh negara maupun swasta. Komoditas teh merupakan tanaman yang menyegarkan dan menyehatkan sehingga mempunyai peranan yang sangat strategis dalam perekonomian Indonesia. Komoditas teh Indonesia sudah sangat terkenal dan memiliki keunggulan dibandingkan produk serupa dari China, bahkan sumbangan devisa dari ekspor teh nasional pada tahun 2010 mencapai USD 110 juta (Rp 1 trilyun) per tahun (PTPN VIII, 2010). Peran lain dari subsektor perkebunan teh selain menyumbang devisa bagi negara adalah penyediaan lapangan kerja bagi sebagian penduduk Indonesia. Hal ini dikarenakan pada umumnya letak perkebunan teh berada di pedesaan atau lebih tepatnya pegunungan. Menurut Direktorat Jenderal Perkebunan (2007), diperkirakan perkebunan teh melibatkan kurang lebih tenaga kerja dan mampu mendorong berkembangnya ekonomi di wilayah tersebut. Luas areal perkebunan teh Indonesia tahun 2007 adalah ha dengan produksi ton dan produktivitas sebesar kg/ha/th. Volume ekspornya mencapai ton, sedangkan volume impornya mencapai ton (Direktorat Jenderal Perkebunan, 2009). Pada tahun 2009 luas areal perkebunan teh Indonesia mengalami penurunan menjadi ha tetapi didukung dengan kenaikan produksi menjadi ton dan produktivitas sebesar kg/ha/th (Direktorat Jenderal Perkebunan, 2011).

15 2 Peningkatan produksi tanaman teh dapat dilakukan dengan teknik budidaya yang baik dan benar agar diperoleh pucuk teh yang bermutu tinggi baik secara kualitas maupun kuantitas. Pucuk teh merupakan bahan baku dalam pengolahan teh, baik teh hitam maupun teh hijau (PPTK, 2006). Mutu pucuk hasil pemetikan, yaitu kehalusan dan keseragaman jenis pucuk dipengaruhi oleh panjang daur pemetikan (Mahmud dan Sukasman, 1988). Kualitas pucuk juga dapat ditingkatkan dengan memperhatikan cara dan jenis pemetikan serta manajemen tenaga kerja. Pemetikan sendiri merupakan suatu cara pemungutan pucuk tunas yang masih muda yang selanjutnya diolah menjadi bahan baku utama. Pemetikan berpengaruh pada kesehatan tanaman, kelestarian produksi dan mutu jadi. Waktu pemetikan menentukan kualitas teh yang diproduksi. Umur tanaman perlu diperhatikan agar pemetikan dapat dilakukan pada waktu yang tepat dan dihasilkan teh yang berkualitas. Sistem dan waktu pemetikan juga harus disesuaikan agar dihasilkan produksi yang berkualitas tinggi. Melalui sistem pemetikan yang dilaksanakan, diharapkan dapat mempertahankan kualitas dan kuantitas hasil panen (Setyamidjaja, 2000). Tujuan Tujuan umum kegiatan magang ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan pengalaman penulis mengenai aspek pemetikan daun teh serta menambah dan mengembangkan keterampilan yang diperoleh di lapangan dan membandingkannya dengan teori yang didapat di bangku kuliah. Tujuan khusus dalam kegiatan magang ini adalah mempelajari aspek - aspek pemetikan dan faktor - faktor yang berpengaruh terhadap analisis petik.

16 TINJAUAN PUSTAKA Botani Teh Teh (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) termasuk kedalam famili Theaceae, kelas Dicotyledone dan genus Camellia (Eden, 1965). Tanaman teh berasal dari daerah subtropis pada 25 0 LU LS dan 95 0 BT BT yang terletak diantara pegunungan di Asia Barat sampai pegunungan di Asia Tenggara (Setyamidjaja, 2000). Tanaman ini akan tumbuh baik di daerah dataran tinggi meskipun tidak menutup kemungkinan tanaman teh juga dapat tumbuh di dataran rendah tetapi dengan mutu yang kurang baik. Tanaman teh berbentuk pohon dan biasanya dipangkas ketika tingginya mencapai cm. Menurut Putri (2002) ketinggian tanaman teh berbeda - beda, untuk teh Cina ketinggiannya dapat mencapai 2.75 m, sedangkan teh jenis Assamica mencapai 6-8 m. Akar tanaman teh merupakan akar tunggang yang panjang, daunnya berbentuk bulat telur terbalik dengan tepi yang bergerigi. Syarat Tumbuh Ketinggian optimum untuk tanaman teh adalah m dpl, sebagaimana yang terlihat di beberapa perkebunan teh di Jawa barat. Tanaman teh yang tumbuh pada ketinggian lebih dari m dpl akan menghasilkan produksi optimum setelah tanaman berumur 10 tahun (Fordham, 1977). Menurut Ghani (2002) semakin tinggi daerah penanaman teh maka semakin tinggi pula mutunya. Lingkungan fisik yang baik diperlukan untuk pertumbuhan tanaman teh. Kondisi iklim yang mendukung akan mempengaruhi mutu daun teh. Tanaman teh memerlukan curah hujan tahunan sekitar mm mm dan suhu harian berkisar 13 0 C C. Kelembaban relatif yang dibutuhkan untuk siang hari tidak kurang dari 70 % (Pusat Penelitian Teh dan Kina, 1992). Kondisi tanah juga turut menentukan mutu daun teh. Tanah dengan kedalaman olah tinggi, berdrainase baik serta kaya unsur hara sangat cocok untuk areal perkebunan teh. Adisewojo (1982) menambahkan tanaman teh dapat tumbuh

17 pada berbagai jenis tanah di daerah pegunungan tinggi, tanah pegunungan tua, tanah laterik merah dan merah tua yang terbentuk bukan dari endapan laut. 4 Pemetikan Pemetikan merupakan cara pengambilan hasil tanaman teh berupa pucuk daun yang dilakukan secara teratur dan terus menerus sesuai dengan persyaratan dalam pengolahan teh. Pemetikan berfungsi membentuk kondisi tanaman agar mampu berproduksi tinggi secara berkesinambungan (Setyamidjaja, 2000). Teknik pemetikan teh yang efektif dan efisien sangat menentukan maksimal atau tidaknya produksi teh (Anggorowati, 2008). Mutu pucuk teh yang dipetik berhubungan dengan sistem pemetikan yang diterapkan oleh perkebunan teh. Hal - hal yang harus diperhatikan dalam pemetikan adalah gilir petik dan hanca petik. Gilir petik adalah jarak waktu antara satu pemetikan dengan pemetikan selanjutnya yang dipengaruhi oleh pertumbuhan tunas dan kecepatan pertumbuhan pucuk. Hanca petik adalah luas areal pemetikan yang harus diselesaikan oleh pemetik dalam satu hari (Qibtiyah, 2009). Menurut Adisewojo (1982), pemetikan teh dibagi menjadi tiga jenis yaitu pemetikan jendangan, pemetikan produksi, dan pemetikan gendesan. Pemetikan jendangan dilakukan pada tahap awal setelah tanaman dipangkas, dengan tujuan membentuk bidang petik. Setelah tiga sampai lima kali pemetikan jendangan, selanjutnya dapat dilakukan pemetikan produksi. Pemetikan produksi bertujuan untuk mendapatkan pucuk untuk pengolahan serta membentuk kondisi tanaman agar mampu menghasilkan produksi yang tinggi. Sedangkan pemetikan gendesan merupakan pemetikan pucuk daun teh yang dilakukan beberapa bulan sebelum tanaman dipangkas dengan tujuan mengurangi kehilangan produksi akibat pemangkasan. Setyamidjaja (2000) menyatakan bahwa selain jenis pemetikan, ada beberapa hal lain yang perlu diperhatikan dalam pemetikan tanaman teh, diantaranya :

18 5 1. Jenis petikan Jenis petikan merupakan jenis/macam pucuk yang dihasilkan dalam pelaksanaan pemetikan. Ada tiga jenis petikan yang umum dikenal, yaitu : a. Petikan halus, merupakan pucuk yang yang dihasilkan dari pucuk peko (p) dengan satu daun, atau pucuk burung (b) dengan satu daun muda (m). Rumus petiknya p+1 atau b+1m. b. Petikan medium, merupakan pucuk yang dihasilkan dari pucuk peko dengan dua daun, tiga daun muda, serta pucuk burung dengan satu, dua, atau tiga daun muda. Rumus petiknya p+2, p+3m, b+1m, b+2m, b+3m. c. Petikan kasar, merupakan pucuk yang dihasilkan dari pucuk peko dengan empat daun atau lebih dan pucuk burung dengan beberapa daun tua (t). Rumus petiknya p+4 atau lebih, b+(1+4)t. 2. Giliran petik Gilir atau daur petik adalah selang atau jangka waktu antara satu pemetikan dengan pemetikan lainnya yang dihitung dalam hari. Faktor - faktor yang mempengaruhi gilir petik diantaranya : a. Umur pangkas, semakin tua umur pangkas maka makin panjang daur petiknya. b. Iklim, gilir petik pada musim kemarau lebih panjang daripada musim hujan. c. Elevasi, makin tinggi ketinggian suatu kebun dari permukaan laut, makin panjang gilir petiknya. d. Kesehatan tanaman, makin sehat tanaman, makin cepat pertumbuhannya. 3. Hanca petik Hanca petik ataupun areal petik adalah luas areal pemetikan yang harus selesai dipetik oleh pemetik dalam satu hari.

19 6 4. Tenaga pemetik Jumlah tenaga pemetik (TP) dapat dihitung dengan rumus : produksi pucuk ha x rendemen th kapasitas pemetik x 100 A % HKE /th ha dengan A merupakan persentase absensi pemetik dalam satu tahun. Analisis Pemetikan Kegiatan analisis pemetikan perlu dilakukan untuk mengetahui apakah kegiatan pemetikan yang dilakukan telah sesuai dengan standar yang ditetapkan suatu perusahaan atau belum. Ada dua macam analisis pemetikan yaitu analisis petik dan analisis pucuk (Pusat Penelitian Teh dan Kina, 2006). Analisis Petik Analisis petik adalah pemisahan pucuk berdasarkan pada jenis pucuk atau rumus petik yang dihasilkan dari pemetikan yang telah dilakukan dan dinyatakan dalam persen. Kegunaan analisis petik adalah untuk menilai kondisi tanaman, menilai ketepatan pelaksanaan pemetikan baik daur maupun cara pemetikan, serta menilai keterampilan pemetik (Pusat Penelitian Teh dan Kina, 2006). Analisis Pucuk Analisis pucuk merupakan kegiatan pemisahan pucuk yang didasarkan pada bagian muda dan tua serta bagian yang rusak yang dinyatakan dalam persen. Pucuk yang rusak yaitu pucuk yang sobek, terlipat maupun terperam. Tujuan analisis pucuk adalah untuk menilai kondisi pucuk yang akan diolah, menentukan harga pucuk serta memperkirakan mutu teh jadi yang dihasilkan (Pusat Penelitian Teh dan Kina, 2006). Analisis pucuk juga dapat digunakan untuk menentukan premi yang diterima pemetik apabila persentase pucuk yang memenuhi syarat olah memenuhi standar yang ditetapkan perusahaan.

20 METODE MAGANG Waktu dan Tempat Kegiatan magang ini dilaksanakan selama empat bulan dari tanggal 14 Februari sampai tanggal 14 Juni 2011 di Unit Perkebunan Tanjungsari, PT. Tambi, Wonosobo, Jawa Tengah. Metode Pelaksanaan Pelaksanaan kegiatan magang di Unit Perkebunan Tambi, PT. Tanjungsari, Wonosobo, Jawa Tengah dilaksanakan dengan dua metode yaitu metode langsung dan metode tidak langsung. Penulis melaksanakan metode langsung dengan mengikuti semua kegiatan teknis di kebun meliputi pembibitan, pemeliharaan TM maupun TBM, pemetikan, administrasi serta manajerial. Metode tidak langsung dilaksanakan dengan mengambil data sekunder dari arsip - arsip serta laporan - laporan yang ada di perusahaan. Kegiatan yang dilakukan penulis dimulai secara bertahap yang diawali dengan menjadi Karyawan Harian Lepas (KHL) selama satu bulan. Selama menjadi KHL, penulis melakukan semua kegiatan di bawah pimpinan mandor meliputi pembibitan sampai pemetikan sesuai dengan kegiatan yang telah dijadwalkan perusahaan. Kegiatan yang dilakukan selama menjadi KHL dapat dilihat pada Lampiran 1. Satu bulan berikutnya penulis bekerja sebagai pendamping mandor. Kegiatan yang dilakukan adalah mengawasi pekerjaan karyawan setiap hari serta mencatat prestasi kerja karyawan pada setiap aspek pekerjaan. Kegiatan yang dilakukan selama menjadi pendamping mandor dapat dilihat pada Lampiran 2. Dua bulan terakhir di perusahaan, penulis bekerja sebagai pendamping kepala blok/afdeling. Pendamping kepala blok/afdeling bertugas membantu mengawasi dan mengontrol mandor dan karyawan. Kegiatan lain yang dilakukan penulis ketika menjadi pendamping kepala blok/afdeling diantaranya membantu pembuatan laporan upah karyawan serta membantu admisitrasi kantor kebun yang berkaitan dengan prestasi karyawan. Selama menjadi pendamping kepala

21 8 blok/afdeling, penulis tidak hanya melakukan aspek teknis di kebun, tetapi juga mempelajari aspek manajerial di kantor kebun. Kegiatan yang dilakukan selama menjadi pendamping kepala blok/afdeling dapat dilihat pada Lampiran 3. Pengamatan dan Pengumpulan Data Pengamatan yang dilakukan untuk aspek khusus dalam kegiatan magang ini adalah pemetikan daun teh secara langsung di lapangan. Pengumpulan data diperoleh dari data primer dan data sekunder. Pengumpulan data primer dilakukan dengan pengamatan atau mengikuti kegiatan pemetikan langsung dan wawancara dengan pekerja, sedangkan data sekunder diperoleh dari laporan - laporan dan arsip perusahaan. Data sekunder yang diambil dari perusahaan diantaranya data mengenai luas areal perusahaan, topografi, curah hujan lima tahun terakhir, produksi dan produktivitas lima tahun terakhir, serta standar perusahaan dan hal - hal lain yang berhubungan dengan aspek khusus yang akan diamati. Pengamatan dilakukan pada tiap blok berdasarkan tahun pangkas sesuai dengan data - data primer yang dibutuhkan sebanyak tiga kali ulangan untuk masing-masing tahun pangkas. Peubah - peubah yang diamati meliputi: 1. Analisis petik Analisis petik merupakan pemisahan pucuk berdasarkan jenis pucuk atau rumus petik. Masing - masing pemetik diambil segenggam pucuknya untuk kemudian dicampur dan diambil sebanyak 200 gr dan dipisahkan sesuai rumus petiknya, kemudian ditimbang dan dinyatakan dalam persen. Analisis petik dilakukan dilakukan di kebun setelah kegiatan pemetikan berdasarkan ketinggian tempat, gilir petik, tahun setelah pangkas dan jenis klon. Jenis petikan terbagi menjadi : Petikan halus : p+1, p+2m Petikan medium : p+2, p+3, p+3m, b+1m, b+2m, b+3m Petikan kasar : p+4 atau lebih, b+(1 4t) Petikan rusak : pucuk yang tidak terpetik sempurna atau terkena hama penyakit

22 9 2. Analisis pucuk Analisis pucuk dilakukan sendiri oleh penulis di kebun dikarenakan UP Tanjungsari tidak memiliki pabrik pengolahan. Analisis pucuk dilakukan dengan memisahkan pucuk berdasarkan bagian muda dan tua yang dinyatakan dalam persen. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara yang sama seperti pengambilan sampel untuk analisis petik. Setelah dilakukan analisis petik kemudian dilakukan analisis pucuk. Analisis pucuk di UP Tanjungsari meliputi : Pucuk memenuhi syarat (MS) : p+1, p+2, p+3,b+1m, b+2m, b+3m Pucuk tidak memenuhi syarat (TMS) : p+4, p+5, b+(1 5)t 3. Gilir petik dan hanca petik Gilir petik merupakan waktu dilaksanakannya pemetikan, dari satu pemetikan ke pemetikan selanjutnya. Hanca petik merupakan luas areal yang harus selesai dipetik oleh pemetik dalam satu hari. Pengamatan gilir petik dilakukan berdasarkan pengamatan langsung di lapangan dan dilakukan pada masing - masing blok, pengamatan hanca petik dihitung berdasarkan rumus yang berlaku kemudian dibandingkan dengan pengamatan langsung di lapangan. Perhitungan hanca petik menggunakan rumus : Luas areal petik/hari = luas areal yang dipetik gilir petik Hanca seorang pemetik = luas areal petik/hari x jumlah patok/ha jumlah pemetik 4. Kapasitas petik Kapasitas petik adalah kapasitas pemetik per hari dalam satu kemandoran. Kapasitas petik diamati selama tiga bulan dari bulan Maret - Mei Kebutuhan tenaga petik (TP) Kebutuhan tenaga petik dihitung langsung berdasarkan banyaknya tenaga pemetik di lapangan kemudian dibandingkan dengan kebutuhan tenaga petik sesuai rumus kebutuhan tenaga petik yaitu :

23 Kebutuhan TP = [produktivitas kering x rendemen] x (100+absensi) % Kapasitas pemetik x HKE/th 6. Sarana panen dan transpotasi Sarana panen dan transportasi diamati langsung sesuai dengan kondisi di kebun. 7. Produktivitas berdasarkan umur setelah pangkas Produktivitas berdasarkan umur setelah pangkas didapat dari arsip atau laporan tahunan perusahaan. 10 Pengolahan Data Setelah data terkumpul, pengolahan data dilakukan dengan analisis deskriptif dan analisis deskriptif kuantitatif. Analisis deskriptif dilakukan untuk melihat hasil pengamatan primer dengan standar yang telah ditetapkan perusahaan maupun standar baku yang berlaku pada pemetikan teh. Analisis deskripstif kuantitatif dilakukan dengan menggunakan uji t student pada taraf nyata 5 %, rata-rata dan persentase. t student = dengan Sp = keterangan: = rata rata pengamatan 1 dan 2 = ragam contoh 1 dan 2 = jumlah pengamatan 1 dan 2 Sp = simpangan baku gabungan Nilai berbeda nyata apabila t hitung > t tabel dan tidak berbeda nyata apabila t hitung < t tabel, t tabel diperoleh dari nilai sebaran t pada taraf 5% dan derajat bebas (n1 + n2 2) (Walpole, 1990).

24 KEADAAN UMUM Sejarah Kebun PT Tambi merupakan perkebunan teh milik Pemerintah Hindia Belanda yang pada tahun 1856 disewakan kepada pengusaha swasta dari Belanda yang bernama D. Nander Ships dan W. D. Jong. Pada tahun 1880-an, PT Tambi dibeli oleh Mr. M.P. Van Den Berg, A.W. Holle dan Ed. Jacobson yang kemudian secara bersama-sama mendirikan Bagelan Thee en Kina Maatschappi (BTKM) di Wonosobo. Kepengurusan dan pengelolaankebun tersebut kemudian diserahkan kepada Firma Jhon Peet and Co yang berkedudukan di Jakarta. Pada saat awal kedatangan bangsa Jepang, kebun Tanjungsari digunakan sebagai penjara bagi orang Jepang. Kemudian setelah Indonesia merdeka PT Tambi (kebun Bedakah, Tambi dan Tanjungsari) diambil alih oleh pemerintah Negara Kesatuan Republik Indonesia di bawah koordinasi Pusat Perkebunan Negara (PPN) yang berpusat di Surakarta. Kantor perkebunan Bedakah dan Tanjungsari pada saat itu dipusatkan di Magelang. Berdasarkan hasil dari Konferensi Meja Bundar (KMB) pada November 1949 maka UP Bedakah, Tambi dan Tanjungsari dikembalikan kepada pemilik semula yaitu BTKM. BTKM tidak segera mengelola ketiga kebun tersebut, sehingga para mantan pegawai PPN membentuk kantor bersama yang dinamakan Perkebunan Gunung pada tanggal 21 Mei Akhirnya pada tanggal 17 Mei 1954 BTKM menjual ketiga perkebunan tersebut dan berdirilah PT NV ex PPN Sindoro Sumbing. Pada tahun 1957 tercapai kesepakatan antara Pemerintah Daerah Wonosobo dengan PT NV ex PPN Sindoro Sumbing, yaitu dengan membagi kepemilikan modal masing - masing 50 % untuk Pemerintah Daerah Wonosobo dan 50 % untuk PT NV ex PPN Sindoro Sumbing. Berdasarkan kesepakatan ini dibentuklah perusahaan baru dengan nama PT NV Perusahaan Perkebunan Tambi atau disingkat PT NV Tambi dengan akte Notaris Raden Sujadi di Magelang pada tanggal 13 Agustus 1957 dan mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman pada tanggal 10 April No. 5/30/25 yang kemudian diterbitkan pada lembaran berita Negara nomor 63 tanggal 12 Agustus 1960.

25 12 Seiring dengan perkembangannya, maka perusahaan membangun tiga pabrik pengolahan teh yaitu UP Bedakah, UP Tambi dan UP Tanjungsari. Sejak tahun 1991, UP Tanjungsari hanya digunakan sebagai tempat penyimpanan teh basah atau pergudangan pucuk daun teh. Pengolahan pucuk yang dihasilkan UP Tanjungsari diolah pada UP Tambi. Pada bulan Mei 2010 kepemilikan modal PT Tambi berpindah dari PT NV ex PPN Sindoro Sumbing ke PT Indo Global dengan 50 % modal lainnya masih dikelola oleh Pemerintah Daerah Wonosobo. Letak Wilayah Administratif Unit Perkebunan Tanjungsari merupakan salah satu Unit Perkebunan yang dikelola oleh PT Tambi. Unit Perkebunan Tanjungsari terletak di lereng Gunung Sumbing dan berjarak 14 km dari kota Wonosobo ke sebelah tenggara. Secara administratif UP Tanjungsari terletak di Kecamatan Sapuran dan Kecamatan Kalikajar dengan kantor UP Tanjungsari yang terletak di Desa Sedayu, Kecamatan Sapuran, Wonosobo. Batas administratif dari UP Tanjungsari adalah sebelah utara berbatasan dengan Desa Sedayu, Kedalon, Karangduwur dan Purwojiwo. Sebelah barat berbatasan dengan Desa Sedayu dan Jolontoro. Sebelah timur berbatasan dengan Desa Ngadisalam, Purwojiwo dan Tempuran Timur. Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Jolontoro, Ngadisalam dan Sapuran. UP Tanjungsari terdiri dari tiga blok yang letaknya saling berdekatan satu sama lain (Lampiran 4). Ketiga blok tersebut adalah : Blok Kutilang, dengan ketinggian m dpl Blok Murai, dengan ketinggian m dpl Blok Gelatik, dengan ketinggian m dpl Keadaan Iklim dan Tanah Rata-rata curah hujan di Unit Perkebunan Tanjungsari selama sepuluh tahun terakhir ( ) adalah mm per tahun dengan kisaran curah hujan mm mm per tahun. Jumlah hari basah rata - rata dalam

26 13 sepuluh tahun terakhir adalah hari per tahun. Berdasarkan data curah hujan UP Tanjungsari selama sepuluh tahun terakhir, kondisi iklim di UP Tanjungsari menurut Schmidt Ferguson termasuk dalam tipe iklim B (Lampiran 8). Jenis tanah di UP Tanjungsari adalah tanah latosol atau tanah dengan syarat olah. Jenis tanah ini menyebabkan kondisi tanaman UP Tanjungsari berbeda dengan kondisi tanaman di UP lain yang memiliki jenis tanah andosol. Luas Areal dan Tata Guna Lahan Luas areal UP Tanjungsari secara keseluruhan adalah ha dengan teh sebagai komoditi tunggal. Luas areal untuk tanaman menghasilkan yaitu ha, sedangkan luas areal untuk tanaman belum menghasilkan yaitu ha. Selain untuk areal TBM dan TM luas UP Tanjungsari juga mencakup areal replanting yaitu ha dan areal pembibitan dengan luas 0.80 ha. Luas areal dan tata guna lahan secara keseluruhan di UP Tanjungsari dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Luas Areal dan Tata Guna Lahan Tahun 2011 No Penggunaan Lahan Luas Areal (ha) 1 Tanaman teh Pembibitan Emplasmen/kantor Agrowisata Jalan besar Lapangan Kebun perbanyakan Kebun buah 1.00 Jumlah Sumber : Laporan Kantor Kebun UP Tanjungsari Keadaan Tanaman, Produksi dan Pemasaran Tanaman teh yang terdapat di UP Tanjungsari merupakan tanaman yang berasal dari stek (klonal) dan seedling. Perbandingan luas areal untuk bahan

27 14 tanam stek dan seedling adalah 85.8 % dari luas keseluruhan kebun untuk bahan tanam klon dan 14.2 % dari luas keseluruhan kebun untuk bahan tanam seedling. Klon yang terdapat di UP Tanjungsari adalah TRI 2024, TRI 2025, Gambung 7, RB (Ranca Bolang) 3, CIN 143, TB (Tambi) Merah dan PS (Pasir Sarongge). Klon yang paling banyak ditanam adalah TRI 2024 sebanyak % dari total luas UP Tanjungsari, sedangkan klon unggulan adalah Gambung 7 (Lampiran 5). Jarak tanam untuk tanaman teh di UP Tanjungsari adalah 120 cm x 75 cm dengan populasi tanaman tanaman/ha untuk tanaman klonal dan 3500 tanaman/ha untuk seedling. Sebaran jenis bahan tanaman teh (klon/seedling) yang terdapat di UP Tanjungsari pada masing - masing blok dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Luas Areal dan Jenis Klon Tanaman Teh Tahun 2011 Jenis Klon No Blok Luas TRI TRI CIN TB GB 7 RB 3 Seedling PS Merah (ha).. 1 Kutilang Murai Gelatik Jumlah Sumber : Laporan Kantor Kebun UP Tanjungsari Produktivitas pucuk tertinggi dalam kurun waktu lima tahun terakhir di UP Tanjungsari dicapai pada tahun 2008, yaitu produktivitas pucuk basah yang mencapai kg/ha dan produktivitas pucuk kering sebesar kg/ha. Rencana dan realisasi produksi dan produktivitas tahun dapat dilihat pada Lampiran 6. dan rencana dan realisasi produksi pucuk basah dan kering bulan Maret Mei 2011 dapat dilihat pada Lampiran 7. Luas areal, produksi pucuk basah dan pucuk kering di UP Tanjungsari dari tahun 2006 sampai 2010 dapat dilihat pada Tabel 3. Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihat bahwa rata rata produktivitas teh kering di UP Tanjungsari dari tahun tergolong tinggi yaitu kg/ha lebih tinggi dari produktivitas teh pada perkebunan milik negara yang hanya mencapai kg/ha pada tahun 2009.

28 Tabel 3. Luas Areal, Produksi dan Produktivitas Pucuk Basah dan Kering Tahun Tahun Luas TM Produksi Produktivitas Produksi Teh Produktivitas Pucuk Basah Teh Basah Kering Teh Kering (ha) (kg)....(kg/ha/th)....(kg)....(kg/ha/th) Rata - rata Sumber : Arsip Kantor Kebun UP Tanjungsari 15 Produk teh yang dihasilkan oleh UP Tanjungsari adalah teh hitam, tetapi pengolahan teh tidak dilakukan di UP Tanjungsari, melainkan di UP Tambi. Pemasaran teh hitam PT Tambi dilakukan baik untuk skala lokal maupun internasional. Pemasaran skala lokal produk teh hitam PT Tambi hanya dilakukan untuk daerah Wonosobo dan sekitarnya dan dipasarkan dalam bentuk daunt eh kering dan teh celup. Pemasaran skala internasional dilakukan dengan ekspor ke berbagai Negara yaitu Amerika, Arab Saudi, Rusia, Belanda, India dan Jepang. Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan Unit Perkebunan Tanjungsari dipimpin oleh seorang pemimpin UP yang bertanggungjawab secara langsung kepada direksi PT Tambi (Lampiran 11). Tugas dari seorang pemimpin UP adalah memimpin, merencanakan, mengatur, mengkoordinasikan dan mengawasi pelaksanaan tugas karyawan UP. Selain bertanggungjawab kepada direksi, dalam pelaksanaan tugasnya seorang pemimpin UP juga membawahi secara langsung kepala bagian kantor dan kepala bagian kebun. Bagian kantor dipimpin oleh seorang kepala sub bagian (Kasubag) kantor yang bertugas mencatat administrasi kantor maupun kebun di dalam pembukuan keuangan. Kasubag kantor membawahi bendahara, bagian pembukuan dan bagian administrasi lainnya.

29 16 Bagian kebun dipimpin oleh seorang kepala bagian kebun yang bertugas memimpin, merencanakan, mengatur, mengkoordinasikan dan mengawasi segala kegiatan di kebun. Kepala bagian kebun membawahi kepala blok, kepala proteksi tanaman dan bagian administrasi kebun. Kepala blok membawahi pembimbing (mandor) petik, pemeliharaan dan pembibitan. Kepala proteksi tanaman bertugas merencanakan dan mengawasi segala kegiatan yang berhubungan dengan kegiatan proreksi tanaman. Bagian administrasi kebun bertugas mengerjakan laporan - laporan yang masuk dari pembimbing petik, pemeliharan dan pembibitan. Selain bagian kantor dan bagian kebun, di UP Tanjungsari terdapat juga kepala seksi keamanan yang bertugas mengatur pelaksanaan tugas - tugas pengamanan di lingkungan perkebunan. Terdapat juga kepala seksi workshop pool yang bertugas mengawasi pelaksanaan teknis mesin, listrik dan mengkoordinasi transportasi dalam rangka kegiatan bagian kantor maupun bagian kebun. Selanjutnya terdapat kepala seksi tata lingkungan di UP Tanjungsari yang bertugas menjaga dan memelihara lingkungan di UP Tanjungsari. Karyawan yang terdapat di UP Tanjungsari seluruhnya berjumlah 255 orang. Karyawan - karyawan tersebut terbagi atas tiga tingkatan yaitu karyawan I, karyawan II dan karyawan borong tetap. Karyawan I merupakan karyawan yang oleh perusahaan ditetapkan menjadi karyawan I berdasarkan Surat Keputusan yang dikeluarkan dari perusahaan. Karyawan II adalah karyawan yang oleh perusahaan ditetapkan menjadi karyawan II berdasarkan masa kerja dan prestasi tertentu dibidangnya. Karyawan II statusnya berada di bawah karyawan I dengan gaji yang dibayar tiap bulan dan terdiri atas karyawan II A, II B, II C, II D dan II E. Karyawan borong tetap adalah karyawan yang upahnya dibayarkan menurut hasil kerja yang telah dilakukan. Selain ketiga tingkatan karyawan di atas, di UP Tanjungsari terdapat juga karyawan lepas yaitu karyawan yang jumlahnya tidak tetap sesuai dengan kebutuhan jumlah tenaga kerja dalam suatu kegiatan yang dilakukan. Tingkatan dan jumlah karyawan di UP Tanjungsari dapat dilihat pada Tabel 4.

30 17 Tabel 4. Tingkatan dan Jumlah Karyawan Tingkatan Karyawan Jumlah Karyawan I 9 Karyawan II Karyawan II A 10 Karyawan II B 11 Karyawan II C 5 Karyawan II D 17 Karyawan II E 1 Karyawan Borong Tetap Pemeliharaan 56 Petikan 146 Jumlah Total 255 Sumber : Arsip Kantor Induk UP Tanjungsari Tahun 2011 Setiap karyawan di UP Tanjungsari mendapat fasilitas - fasilitas diantaranya gaji, bonus, Tunjangan Hari Raya (THR), tunjangan cuti, asuransi keselamatan kerja, pendidikan, perumahan dan rekreasi. Karyawan yang telah berumur 55 tahun atau masa kerjanya lebih dari 20 tahun di UP Tanjungsari dapat mengajukan pensiun kepada perusahaan. Program Recovery Produktivitas tinggi merupakan tujuan utama dari PT Tambi, termasuk UP Tanjungsari. Produktivitas yang tinggi tidak akan tercapai apabila kondisi tanaman sedang tidak sehat seperti yang terjadi pada UP Tanjungsari. Kondisi tanaman yang tidak sehat diantaranya ditunjukkan dengan gejala serangan cacar daun teh atau blister blight yang cukup tinggi sehingga sangat mempengaruhi pertumbuhan dan produksi tanaman serta tebal daun pemeliharaan yang kecil. Hal ini menyebabkan produksi tanaman menurun sehingga diperlukan tindakan untuk memperbaiki kondisi tanaman agar dapat berproduksi secara optimal. Salah satu tindakan yang dilakukan untuk memperbaiki kondisi tanaman agar produksi dapat meningkat adalah melalui Program Recovery, yaitu program perbaikan kesehatan tanaman agar nantinya produksi kembali naik sesuai dengan apa yang telah ditargetkan perusahaan.

31 18 Program Recovery berisi perlakuan - perlakuan tertentu yang direkomendasikan oleh Tim Konsultan dari Gambung sebagai tim yang dipercaya menangani Program Recovery. Alasan utama perlu diadakannya Program Recovery adalah kondisi tanaman yang sebagian besar tidak sehat, baik terserang penyakit maupun hama tanaman yang mengakibatkan produktivitas turun. Adanya Program Recovery ini diharapkan dapat menyehatkan kembali tanaman sehingga produktivitasnya kembali naik. Program Recovery hanya dilaksanakan pada nomor - nomor kebun yang kondisinya dinilai tidak sehat, pada nomor kebun yang kondisi tanamannya sehat kegiatan pemeliharaan maupun pemetikan dilakukan sebagaimana biasa. Perlakuan - perlakuan yang diberikan pada tanaman selama Program Recovery diantaranya gabar dan skipping. Gabar yaitu membiarkan pucuk tidak dipetik selama 2-3 kali siklus petik yang sudah ditetapkan. Skipping yaitu cara pemetikan yang bertujuan untuk meratakan bidang petik agar pertumbuhan pucuk dalam dapat lebih cepat dan serempak. Program Recovery mulai dilaksanakan dari bulan Januari 2011 sampai waktu yang tidak ditentukan yaitu ketika tanaman dinilai sudah dalam kondisi yang baik. Dampak bagi perusahaan dengan adanya Program Recovery dapat dilihat pada kapasitas pemetik yang terus meningkat dari bulan Maret Mei Hal ini menunjukkan kondisi tanaman mulai membaik yang ditandai dengan peningkatan kapasitas pemetik yang berarti peningkatan produksi. Program Recovery tidak selalu menunjukkan dampak yang baik bagi perusahaan maupun karyawan. Adanya tindakan gabar menyebabkan pergeseran gilir petik, sehingga dalam beberapa hari pemetik tidak dapat melakukan kegiatan pemetikan yang berakibat berkurangnya pendapatan (upah). UP Tanjungsari masih akan melanjutkan Program Recovery setidaknya sampai satu tahun ke depan dengan tetap melakukan evaluasi demi mencapai target produksi yang telah ditetapkan.

32 PELAKSANAAN DI LAPANG Pembibitan Aspek Teknis Pembibitan merupakan bagian penting dalam suatu usaha perkebunan teh. Bahan tanam untuk perkebunan teh seluruhnya berasal dari areal pembibitan. Areal pembibitan di Unit Perkebunan Tanjungsari terletak pada blok Gelatik nomor kebun 16 dengan luas m 2. Tanaman teh yang ditanam di areal pembibitan semuanya berasal dari bahan stek, dengan klon Gambung 7. Bahan stek berasal dari pohon induk yang ada di areal pembibitan. Tanaman yang akan dijadikan bahan dipotong (cutting) menggunakan cutter. Satu minggu sebelum di cutting, dilakukan tiping atau membuang pucuk dari tanaman induk agar daun lebih kaku, lebuh cepat bertunas dan lebih hijau. Bahan stek dipotong sepanjang 4 cm dan apabila daun terlalu lebar, dapat dipotong. Sebelum ditanam, bahan stek dicelupkan (deeping) terlebih dahulu ke dalam larutan Atonik dengan dosis 1 ml/l air dan larutan Dithane dengan dosis 1 g/ml. Pada areal pembibitan terdapat 188 bedeng yang sebagian besar merupakan bedeng untuk tanaman teh, sedangkan sisanya merupakan bedeng untuk tanaman pelindung teh yaitu tanaman Saman atau Samanea saman. Jarak antar bedeng adalah 60 cm dengan lebar masing - masing bedeng 1 m. Pembibitan pada tanaman teh dilakukan dalam sebuah rumah naungan. Bagian atas dari rumah naungan berupa rigen atau anyaman bambu dengan tiang penyangga dari bambu. Keadaan rumah naungan dapat dilihat pada Gambar 1. Gambar 1. Rumah Naungan

33 20 Media tanam terdiri dari tanah top soil dan sub soil yang masing-masing telah diayak sebelumnya. Setelah tanah diayak, lapisan top soil dicampur dengan Rock fosfat sebanyak 1.2 kg/m 2, KCl 0.5 kg/m 2, Kiserit 250 g, Tawas 1 kg, Dithane 250 g dan Basamit 150 g. Pemberian tawas berfungsi untuk menetralkan tanah agar tidak terlalu basa, sedangkan basamit berfungsi untuk fumigasi. Selanjutnya untuk tanah sub soil dicampur dengan Tawas sebanyak 1 kg, Dithane 250 g dan Basamit 150 g. Kemudian tanah top soil maupun sub soil didiamkan selama satu bulan untuk selanjutnya diisikan ke polybag. Perbandingan tanah sub soil dan top soil adalah 3:1 dengan tanah sub soil diletakkan di lapisan atas polybag dan tanah top soil di lapisan bawah polybag. Hal ini bertujuan agar akar stek yang nantinya tumbuh dapat langsung menuju ke top soil yang lebih subur yang berada di lapisan bawah polybag. Penanaman bahan stek ke dalam polybag pada bedengan dilakukan dengan memperhatikan arah matahari dan posisi sungkup. Bahan stek yang ditanam di tengah bedengan diusahakan menghadap ke arah matahari. Bahan stek di pinggir bedengan diusahakan tidak terkena sungkup plastik, yaitu dengan memposisikan tegak lurus dengan posisi bahan stek yang ditanam di tengah bedeng. Hal ini agar pertumbuhan stek yang berada di pinggir tidak terganggu sungkup plastik di sampingnya. Pemeliharaan pada areal pembibitan dimulai dengan penyungkupan selama 3.5 bulan. Pemupukan pada tanaman yang disungkup dilakukan pada tahap awal saat pencampuran media tanam. Penyungkupan selama 3.5 bulan tidak memerlukan pemeliharaan khusus. Penyiraman hanya dilakukan ketika kondisi tanah di polybag benar - benar kering. Apabila curah hujan cukup, maka selama 3.5 bulan sungkupan tidak perlu disiram. Setelah berumur 3.5 bulan, sungkupan mulai dibuka tetapi hanya setengah bagian saja. Hasil sungkupan selama 3.5 bulan dibuka selama 2 jam untuk rentang waktu 2 minggu pertama. Selanjutnya, 2 minggu berikutnya sungkupan dibuka selama 4 jam, 2 minggu berikutnya dibuka selama 6 jam, sampai pada 2 minggu terakhir sungkupan di buka selama 8 jam. Kemudian sungkup mulai bisa dibuka secara keseluruhan. Bedeng yang masih disungkup dan yang telah dibuka sungkupnya dapat dilihat pada Gambar 2 dan 3.

34 21 Gambar 2. Bedeng yang Masih Disungkup Gambar 3. Bedeng yang Telah Dibuka Sungkupnya Setelah sungkupan dibuka, pemeliharaan dilanjutkan dengan pemberian pupuk daun Atonik dan Starmax dengan dosis 2 ml/l. Pemberian pupuk daun ini dilakukan 2 minggu sekali secara berselang seling antara Atonik dan Starmax. Bibit mulai dapat diseleksi setelah berumur 7 bulan dan dipisahkan berdasarkan grade nya. Grade terdiri atas 3 jenis, yaitu grade A yaitu tanaman dengan jumlah daun 6 atau lebih, grade B yaitu tanaman yang mempunyai daun dengan jumlah kurang dari 6 dan grade C yaitu tanaman yang mepunyai jumlah daun antara 1-2. Kriteria bibit siap salur adalah bibit dengan grade A yang tingginya minimal 25 cm dan mempunyai batang dengan diameter 2-3 cm atau sebesar pensil. Kegiatan yang dilakukan penulis selama di pembibitan adalah pindah bibit dan penyiangan gulma di polybag. Semua kegiatan pembibitan diawasi oleh seorang mandor pembibitan. Prestasi kerja karyawan untuk kegiatan pindah bibit adalah 500 polybag/hk, sedangkan prestasi kerja penulis adalah 150 polybag/hk. Prestasi kerja karyawan untuk kegiatan penyiangan gulma di polybag adalah 660 polybag/hk, sedangkan prestasi kerja penulis adalah 100 polybag/hk. Penyulaman Penyulaman merupakan kegiatan pemeliharaan tanaman teh yang dilakukan pada TBM 1, TBM 2 dan TBM 3. Jumlah bibit yang akan digunakan untuk penyulaman bervariasi tergantung dari kondisi tanaman di lapangan. Kegiatan penyulaman dilakukan segera setelah bibit diketahui ada yang tidak

35 22 tumbuh, rusak atau terserang hama penyakit. Pada UP Tanjungsari terdapat toleransi terhadap jumlah bibit sulaman untuk masing-masing TBM. Jumlah bibit yang digunakan untuk menyulam pada TBM 1 maksimal 15 % dari populasi, pada TBM 2 jumlah bibit untuk menyulam maksimal 10 % dari populasi dan untuk TBM 3 jumlah bibit untuk menyulam maksimal 7 % dari populasi. Kegiatan penyulaman di TBM diawasi oleh mandor pemeliharaan. Alat yang digunakan pekerja selama kegiatan penyulaman adalah cangkul. Penulis melakukan kegiatan penyulaman pada areal TBM 1 seluas 1.86 ha. Prestasi kerja penulis adalah 0.85 ha/hk, sedangkan prestasi kerja karyawan adalah 0.19 ha/hk. Pemupukan Pemupukan adalah salah satu kegiatan yang dilakukan dengan tujuan menambah unsur hara yang dibutuhkan tanaman guna meningkatkan produksi pucuk. Pemupukan di UP Tanjungsari dibedakan atas pemupukan pada daun dan pemupukan pada tanah. Pelaksanaan pemupukan harus memperhatikan 4 tepat yaitu tepat waktu, tepat cara, tepat dosis dan tepat jenis. Pemupukan pada daun dilakukan dengan penyemprotan pada daun menggunakan alat semprot yaitu mist blower yang memiliki kapasitas 12 l untuk 1 kali gendong dan dapat diaplikasikan untuk 1.5 patok (600 m 2 ). Pupuk yang digunakan yaitu ZnSO 4 dengan dosis 1 kg/ha. Pupuk dilarutkan kedalam air sebanyak 200 l/ha. Aplikasi pupuk daun dilakukan 1 bulan sekali pada tanaman yang telah selesai dipetik. Pelaksanaan pemupukan daun harus memperhatikan arah angin. Pupuk yang disemprotkan melalui mist blower harus searah dengan arah angin sehingga tidak mengenai pekerja yang melakukan penyemprotan. Pada nomor kebun yang akan disemprot dipasang bendera yang bertujuan untuk mengetahui arah angin. Alat - alat keselamatan kerja yang digunakan oleh pekerja yang akan melakukan pemupukan daun adalah baju lapang, masker, kacamata, sarung tangan serta helm. Pemupukan pada tanah dilakukan dengan membenamkan pupuk disamping perdu tanaman. Jarak antara perdu dan lubang untuk pupuk kurang

36 23 lebih 20 cm. Pupuk yang digunakan terdiri dari pupuk Urea, SP 36, KCl dan Kiserit (N, P, K, Mg). Masing-masing pupuk ini mempunyai perbandingan sebesar 6 : 1 : 2 : 0.5 dengan kandungan unsur Nitrogen, Phospat, Kalium dan Magnesium di dalamnya sebesar 46 : 36 : 60: 27. Selain beberapa pupuk di atas, ditambahkan juga Belerang sebanyak 1 kali dalam 1 tahun pada aplikasi pupuk tanah. Pemupukan pada tanah dilakukan 2 kali dalam setahun, atau 1 kali pada tiap semester. Pelaksanan pemupukan pada tanah dilakukan secara berpasangan antara tenaga kerja pria dan wanita. Tenaga kerja pria bertugas membuat lubang di samping perdu untuk pupuk, diikuti dengan tenaga kerja wanita di belakangnya yang bertugas memasukkan pupuk kedalam lubang dan menutup/menimbunnya dengan tanah. Pupuk yang digunakan untuk pemupukan tanah telah dicampur di gudang, kemudian diangkut menggunakan truk menuju nomor kebun yang akan dipupuk. Kegiatan ini dilakukan secara beriringan oleh 10 pasang pekerja pria dan wanita. Kegiatan pemupukan tanah dapat dilihat pada Gambar 4. Gambar 4. Kegiatan Pemupukan Tanah Dosis pupuk tanah berbeda untuk areal TBM dan TM. Pada areal TBM pupuk tanah pertama kali diberikan pada saat penanaman dan dibenamkan

37 24 langsung bersama dengan bibit kedalam tanah. Pemupukan tanah di UP Tanjungsari berdasarkan rekomendasi tim konsultan menggunakan analisis tanah dan analisis daun. Kebutuhan pupuk tiap blok di UP Tanjungsari berbeda tergantung dari luas areal dan populasi tanaman, sehingga dosis pupuknya menjadi seperti terlihat pada Tabel 5. Tabel 5. Kebutuhan Pupuk Tunggal Tahun 2011 Luas (ha) Kebutuhan Pupuk Jumlah Pupuk Blok Urea SP 36 KCl Kiserit Belerang (kg) Kutilang Murai Gelatik Jumlah Sumber : Laporan Kantor Kebun UP Tanjungsari Kegiatan pemupukan diawasi oleh seorang mandor pemeliharaan. Alat yang digunakan pekerja selama melakukan kegiatan pemupukan adalah sramben, cangkul dan ember plastik. Prestasi kerja penulis dalam kegiatan pemupukan tanah adalah 0.15 ha/hk, sedangkan untuk kegiatan pemupukan daun ha/hk Beberapa alat yang digunakan dalam kegiatan pemupukan tanah dapat dilihat pada Gambar 5. Gambar 5. Alat-alat yang Digunakan dalam Pemupukan Tanah

38 25 Pengendalian Gulma Gulma merupakan tumbuhan pengganggu yang pertumbuhanya tidak diinginkan dan dapat merugikan tanaman utama. Gulma di perkebunan teh harus dikendalikan agar pertumbuhannya tidak menganggu dan menurunkan produksi tanaman teh. Pengendalian gulma di UP Tanjungsari dilakukan secara manual (manual weeding) dan secara kimiawi (chemical weeding). Pengendalian secara manual dilakukan pada areal TBM 1, hal ini dikarenakan tanaman pada TBM 1 masih rentan terhadap zat - zat kimia yang terdapat pada herbisida. Pengendalian gulma secara manual dilakukan dengan cara babad bersih (clean weeding) untuk areal TM, babad bokor dan strip weeding untuk areal TBM. Babad bersih yaitu pengendalian gulma dengan membersihkan seluruh gulma di sekitar perdu maupun diantara larikan perdu sampai benar-benar bersih. Babad bokor adalah pengendalian gulma secara manual dengan membersihkan gulma hanya pada lingkaran di bawah perdu, sedangkan strip weeding adalah membersihkan gulma pada baris tanaman dan meletakkannya diantara baris tanaman dengan tujuan untuk mencegah erosi. Pengendalian gulma secara manual di UP Tanjungsari dilakukan sebanyak 4 kali dalam setahun. Pengendalian gulma secara kimiawi (chemical weeding) yang terdapat di UP Tanjungsari dilakukan pada areal TBM 2, 3 dan areal TM menggunakan jenis alat semprot yaitu knapsack sprayer yang telah diisi dengan herbisida. Herbisida yang digunakan terdiri dari herbisida sistemik dan herbisida kontak. Herbisida sistemik digunakan untuk mengendalikan gulma berdaun sempit atau jenis rumput - rumputan. Herbisida kontak digunakan untuk mengendalikan jenis gulma berdaun lebar. Pengendalian gulma di UP Tanjungsari dilakukan secara bergantian antara pengendalian gulma secara manual maupun pengendalian gulma secara kimia. Pada areal TBM 2, 3 dan areal TM pengendalian gulma secara kimia dilakukan 2 kali dalam setahun, sedangkan pengendalian gulma secara manual dilakukan sebanyak 4 kali dalam setahun. Pada areal TBM 1 hanya dilakukan pengendalian gulma secara manual menggunakan strip weeding. Pengendalian gulma di TBM 1

39 26 tidak menggunakan clean weeding agar tidak terjadi erosi pada areal TBM 1, dengan pengendalian strip weeding diharapkan gulma yang terkumpul diantara barisan dapat mencegah erosi. Contoh gulma yang tumbuh di areal TM dapat dilihat pada Gambar 6. Gambar 6. Gulma di Areal TM UP Tanjungsari Aplikasi herbisida sistemik baru terlihat hasilnya setelah 2 minggu, sedangkan pada herbisida kontak hasilnya dapat langsung dilihat pada waktu aplikasi saat itu juga yang ditandai dengan gejala terbakar. Contoh herbisida sistemik yang digunakan di UP Tanjungsari adalah Rambo, sedangkan contoh herbisida kontak adalah Noxone. Pengendalian gulma secara kimiawi di UP Tanjungsari dilakukan 2 kali dalam setahun dan dilakukan diantara pengendalian gulma secara manual. Dosis dan jenis herbisida di UP Tanjungsari dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Dosis dan Jenis Herbisida No Nama Herbisida Bentuk Jenis Herbisida Dosis (l/ha) 1. Rambo Cair Sistemik Round Up Cari Sistemik 3 3. Parakol Cair Kontak Noxone Cair Kontak Gamaxone Cair Kontak Sumber : Arsip Kantor Kebun UP Tanjungsari Tahun 2011

40 27 Selama melakukan kegiatan pengendalian gulma, penulis melaksanakan pengendalian gulma baik secara manual maupun kimiawi. Secara manual, penulis melakukan kegiatan babad yaitu babad bokor, sedangkan secara kimiawi penulis melakukan kegiatan penyemprotan gulma dengan herbisida sistemik yaitu Rambo. Kegiatan pengendalian gulma diawasi oleh seorang mandor pemeliharaan. Prestasi kerja penulis untuk pengendalian gulma secara manual yaitu 0.07 ha/hk, sedangkan prestasi kerja karyawan adalah 0.08 ha/hk. Prestasi kerja penulis untuk kegiatan pengendalian gulma secara kimiawi yaitu 0.24 ha/hk dan prestasi kerja karyawan adalah 0.75 ha/hk. Pengendalian Hama dan Penyakit (PHP) Hama dan penyakit merupakan salah satu faktor yang menghambat pertumbuhan dan produksi tanaman teh. Serangan hama dan penyakit dapat mengakibatkan daun teh rusak dan gugur sehingga tanaman terlihat meranggas bahkan sampai menyebabkan kematian tanaman. Pengendalian hama dan penyakit merupakan upaya untuk menekan pertumbuhan hama maupun penyakit sehingga dapat mengurangi kerugian yang ditimbulkan pada tanaman, yang berdampak pada menurunnya produksi tanaman. Hama yang menyerang tanaman teh di UP Tanjungsari adalah Empoasca sp., ulat api, ulat penggulung pucuk dan ulat penggulung daun. Hama Empoasca sp. menyerang daun teh dan mengakibatkan tulang daun berwarna coklat. Hama ini berwarna hijau muda dan berukuruan kecil, banyak hidup di bagian bawah daun. Hama Empoasca sp. di UP Tanjungsari banyak dijumpai ketika pagi hari, terutama saat matahari belum terbit. Saat tanaman digoyang - goyangkan akan tampak Empoasca sp. yang berterbangan muncul dari bawah permukaan daun. Saat inilah paling tepat dilakukan pengendalian hama Empoasca sp. karena ketika matahari sudah mulai terbit, hama ini akan turun ke bawah tanaman sehingga kurang efektif apabila dilakukan pengendalian dengan penyemprotan. Hama Empoasca sp. di UP Tanjungsari dikendalikan secara kimiawi menggunakan insektisida sistemik merek dagang Amida dengan dosis 0.10 l/ha. Selain itu pengendalian hama Empoasca sp. juga dilakukan menggunakan

41 28 insektisida kontak merek dagang Crowen dengan dosis 0.30 l/ha. Penggunaan insektisida sistemik dan kontak menyesuaikan dengan kondisi di lapang, yaitu besar kecilnya serangan Empoasca sp. dalam satu nomor kebun. Hama ulat api, ulat penggulung pucuk dan ulat penggulung daun di UP Tanjungsari dapat dikendalikan baik secara manual maupun kimia. Pengendalian secara manual dilakukan dengan memetik daun yang telah diserang ulat, atau dapat juga dilakukan dengan mengambil satu per satu ulat yang menempel di daun karena jumlah ulat yang menyerang biasanya tidak terlalu banyak. Untuk pengendalian secara kimia dilakukan penyemprotan menggunakan insektisida sistemik merek dagang Lanet maupun Metindo dengan dosis yang sama yaitu 0.50 kg/ha. Daun yang terkena hama ulat penggulung pucuk dapat dilihat pada Gambar 7. Gambar 7. Daun yang Terkena Hama Penggulung Pucuk Penyakit yang menyerang tanaman teh di UP Tanjungsari adalah blister blight atau cacar daun teh yang disebabkan oleh cendawan Exobasidium vexans. Serangan awal dari cendawan ini ditandai dengan bercak berwarna kuning transparan pada permukaan daun. Selanjutnya pada fase serangan selanjutnya akan timbul benjolan - benjolan berwarna transparan pada daun teh yang nantinya akan berwarna coklat kehitaman dan kering sehingga menyebabkan daun menjadi rapuh. Pengendalian untuk penyakit cacar daun dilakukan secara kimia dengan fungisisda sistemik maupun kontak. Pada serangan cacar yang dirasa berat, digunakan fungisida kontak merek dagang Probox atau Kozide dengan dosis yang

42 29 sama yaitu 0.10 kg/ha. Untuk serangan yang ringan digunakan fungisida sistemik yaitu Conazol atau Mensyl dengan dosis yang sama yaitu 0.15 l/ha Aplikasi penyemprotan untuk pengendalian hama dan penyakit di UP Tanjungsari dilakukan dengan jenis alat semprot yaitu mist blower dan power sprayer. Aplikasi penyemprotan dilakukan setelah nomor yang akan disemprot selesai dipetik sehingga aplikasinya mengikuti siklus petik yang ada. Waktu pelaksanaan penyemprotan adalah pagi hari mulai pukul sampai Penyemprotan dihentikan ketika turun hujan karena fungisida maupun insektisida yang disemprot akan terbawa air hujan. Kegiatan pengendalian hama dan penyakit menggunakan power sprayer yang dilakukan di UP Tanjungsari dapat dilihat pada Gambar 8. Gambar 8. Kegiatan Pengendalian Hama dan Penyakit Para pekerja yang melakukan kegiatan pengendalian hama dan penyakit secara kimia diharuskan menggunakan perlengkapan keselamatan kerja seperti helm, baju lapang, masker, sepatu boot serta sarung tangan. Kegiatan ini diawasi oleh seorang mandor pemeliharaan. Penulis melakukan kegiatan pengendalian hama dan penyakit pada blok Gelatik dengan prestasi kerja sebesar ha/hk, sedangkan prestasi kerja karyawan adalah 0.84 ha/hok. Penggemburan Tanah di TBM (Gacok) Areal TBM merupakan areal yang nantinya diharapkan akan menghasilkan produksi pucuk yang tinggi. Hal ini menyebabkan areal TBM memerlukan

43 30 pemeliharaan yang lebih intensif dari pada areal TM. Salah satu tindakan pemeliharaan yang penting dilakukan pada areal TBM adalah gacok. Gacok merupakan tindakan penggemburan tanah yang dilakukan pada areal TBM. Tindakan gacok bertujuan untuk menggemburan tanah, memperbaiki aerasi, memperluas bidang akar tanaman dan menyiangi gulma. Alat yang digunakan untuk kegiatan gacok berupa garpu kecil yang berukuran seperti cangkul. Kegiatan gacok di areal TBM dapat dilihat pada Gambar 9. Gambar 9. Kegiatan Gacok di Areal TBM Penulis melakukan kegiatan gacok dengan prestasi kerja sebesar 0.01 ha/hk, sedangkan prestasi kerja karyawan adalah 0.08 ha/hk. Kegiatan gacok biasa dilakukan oleh tenaga kerja wanita dengan waktu kerja dari pukul dengan diawasi oleh seorang mandor pemeliharaan. Pemeliharaan Saluran Air Kegiatan pemeliharaan di UP Tanjungsari tidak hanya dilaksanakan pada areal TBM maupun areal TBM saja. Pemeliharaan juga dilakukan pada areal di sekitar saluran air (sungai). Saluran air merupakan area dimana terdapat sumber air yang dapat dimanfaatkan dalam beberapa kegiatan yang ada di lapang diantaranya pemupukan daun dan pengendalian hama dan penyakit. Pemeliharaan saluran air yang dilakukan di UP Tanjungsari diantaranya meliputi kegiatan membersihkan gulma di sekitan saluran air, memotong cabang -

44 31 cabang tanaman teh yang menjulur sampai ke saluran air serta membersihkan daerah di sekitar saluran air dari ranting - ranting tanaman teh yang berserakan. Beberapa gulma yang terdapat di daerah sekitar saluran air adalah Clidemia hirta, Micania micrantha, Cromolaena odorata, Ageratum conizoides, Melastoma malabatricum dan Cyperus sp. Prestasi kerja penulis selama mengikuti kegiatan pemeliharaan saluran air adalah ha/hk, sedangkan prestasi kerja karyawan adalah 001 ha/hk. Kegiatan pemeliharaan saluran air diawasi oleh seorang mandor pemeliharaan. Pemetikan Pemetikan merupakan cara pemungutan pucuk teh yang telah memenuhi syarat - syarat pengolahan. Pemetikan harus menyisakan pucuk pada perdu yang nantinya berfungsi sebagai penyedia pucuk untuk dipetik pada siklus berikutnya. Tujuan pemetikan adalah untuk mendapatkan pucuk teh yang berkualitas serta mempertahankan ketersediaan pucuk untuk pemetikan selanjutnya. Kerataan bidang petik juga harus diperhatikan agar pada pemetikan selanjutnya tetap dihasilkan produksi yang tinggi. Cara pemetikan dapat dilakukan dengan menggunakan tangan (manual), gunting maupun mesin. Pemetikan menggunakan tangan memerlukan tenaga pemetik dalam jumlah banyak dan memakan waktu yang lebih lama. Pemetikan dengan gunting tidak terlalu membutuhkan tenaga pemetik lebih banyak dan dinilai lebih efektif. Pemetikan dengan mesin untuk saat ini belum banyak diterapkan di perkebunan - perkebunan teh di Indonesia. Pemetikan di UP Tanjungsari dilakukan dengan menggunakan gunting karena dinilai lebih efektif jika berkaitan dengan lamanya kegiatan pemetikan di lapangan. Jenis pemetikan yang dilakukan di UP Tanjungsari meliputi pemetikan gendesan (rampasan), pemetikan jendangan dan pemetikan produksi. Pemetikan gendesan yaitu pemetikan yang dilakukan sebelum tanaman dipangkas. Pemetikan gendesan tidak memperhatikan rumus petik karena hanya bertujuan mengambil semua pucuk yang masih memenuhi syarat olah sebelum tanaman dipangkas. Selain itu pemetikan gendesan bertujuan agar pucuk - pucuk yang masih

45 32 memenuhi syarat olah tidak tidak ikut terbuang pada saat pemangkasan dilakukan. Pemetikan gendesan di UP Tanjungsari dilakukan satu hari sebelum tanaman dipangkas yaitu pada bulan Februari - April. Pemetikan jendangan yaitu pemetikan yang dilakukan setelah pemangkasan yang bertujuan membentuk bidang petik pada tanaman. Tanaman mulai dapat dijendang ketika telah muncul tunas sekitar 15 cm dari bekas pangkasan. Pemetikan jendangan dilakukan oleh tenaga terampil dan menggunakan tangan. Siklus atau gilir petik untuk pemetikan jendangan di UP Tanjungsari adalah hari dan dilakukan sebanyak empat kali pemetikan. Alat yang digunakan pada pemetikan jendangan yaitu alat ukur berbentuk salib yang berfungsi menentukan ketinggian bidang petik yang akan dibentuk. Pemetikan produksi yaitu pemetikan yang dilakukan setelah pemetikan jendangan dan dilakukan secara terus menerus sesuai dengan siklus yang telah ditetapkan oleh kebun. Pemetikan produksi bertujuan mendapatkan hasil pucuk yang berkualitas dan siap olah dengan memperhatikan rumus petik yang berlaku. Kerataan bidang petik dan ketersediaan pucuk juga harus diperhatikan dalam pemetikan produksi agar pada siklus petik selanjutnya tetap dihasilkan produksi yang tinggi. Siklus petik di UP Tanjungsari rata-rata adalah hari dengan jenis petikan medium. Pucuk peko dan pucuk burung dapat dilihat pada Gambar 10 dan Gambar 11. Gambar 10. Pucuk Peko Gambar 11. Pucuk Burung

46 33 Kegiatan pemetikan di UP Tanjungsari dilaksanakan pada pagi hari antara pukul atau sesuai dengan kondisi pucuk yang akan dipetik. Apabila pucuk dalam kondisi baik dan dalam jumlah yang banyak, maka pelaksanaan waktu pemetikan menjadi lebih lama, begitu juga sebaliknya. Pemetikan dilakukan oleh tenaga pemetik perempuan secara bersamaan dengan diawasi oleh seorang mandor petik. Luas areal yang dipetik setiap harinya di UP Tanjungsari berbeda-beda. Luas areal yang dipetik serta siklus/gilir petik mempengaruhi hanca pemetik. Hanca adalah luas areal yang harus dipetik oleh seorang pemetik dalam satu hari. Hanca petik di UP Tanjungsari rata - rata adalah 2 patok. Hanca petik mempengaruhi kapasitas pemetik dalam satu hari. Kapasitas petik yaitu banyaknya pucuk yang mampu dipetik oleh pemetik dalam satu hari. Standar kapasitas petik di UP Tanjungsari yaitu 60 kg. Standar ini akan mudah tercapai ketika kondisi pucuk tanaman baik dan dalam jumlah tinggi. Alat yang digunakan oleh tenaga petik dalam melakukan kegiatan pemetikan produksi adalah gunting petik, sramben, keranjang serta waring asok. Terdapat dua jenis waring dalam kegiatan pemetikan yaitu waring asok dan waring angkut. Kegiatan pemetikan produksi dapat dilihat pada Gambar 12. Gambar 12. Kegiatan Pemetikan Produksi

47 34 Selama menjadi Kayawan Harian Lepas (KHL) penulis hanya melaksanakan kegiatan pemetikan produksi. Hal ini dikarenakan ketika penulis menjadi KHL, kegiatan pemetikan jendangan dan gendesan sedang tidak dilaksanakan di UP Tanjungsari. Kegiatan tersebut baru dilaksanakan ketika penulis telah menjadi asisten kepala blok/afdeling. Prestasi kerja penulis ketika melaksankan kegiatan pemetikan produksi adalah kg. Analisis Petik dan Analisis Pucuk Analisis petik dan analisis pucuk tidak selalu dilakukan di UP Tanjungsari. Hal ini dikarenakan pengolahan pucuk tidak dilakukan di UP Tanjungsari yang disebabkan tidak adanya pabrik untuk melakukan analisis pucuk sehingga analisis pucuk dilakukan di pabrik pengolahan yaitu di UP Tambi. Tetapi analisis petik sesekali dilakukan oleh mandor untuk mengontrol kebun. Penulis melakukan analisis petik dan analisis pucuk sendiri di Kantor Kebun UP Tanjungsari. Analisis petik dilakukan dengan memisahkan pucuk berdasarkan rumus petiknya yang kemudian dinyatakan dalam persen. Pucuk diambil dari pemetik, masing - masing segenggam dari tiap pemetik dalam 1 kemandoran. Pucuk ini kemudian dicampur dan ditimbang sebanyak 200 g. Pucuk sebanyak 200 g inilah yang kemudian dipisahkan berdasarkan rumus petiknya, yaitu p+1/p+2, p+3, p+4, p+5, b+1, b+2, b+3, b+4, b+5 dan seterusnya. Berdasarkan rumus petik inilah dapat ditentukan jenis petikan yaitu petikan halus, medium dan kasar. Jenis petikan yang dipakai di UP Tanjungsari yaitu petikan medium. Batas toleransi maksimal yang ada di UP Tanjungsari untuk jenis petikan adalah 10 % untuk petikan halus, 70 % untuk petikan medium dan 20 % untuk petikan kasar. Analis pucuk dilakukan dengan memisahkan pucuk berdasarkan ketentuan memenuhi syarat atau tidak (pucuk tua dan muda). Cara pengambilannya sama dengan analisis petik, setelah pucuk dianalisis petik, selanjutnya dilakukan analisis pucuk. Pucuk yang tua dimasukkan dalam kelompok pucuk yang tidak memenhi syarat olah, sedangkan pucuk muda yaitu pucuk yang memenuhi syarat olah. Pucuk yang memenuhi syarat olah yaitu pucuk dengan rumus petik p+1, p+2, p+3, b+1m, b+2m, b+3m. Ciri - ciri pucuk muda yaitu batang yang masih

48 35 muda serta daun yang masih belum membuka sempurna atau masih berukuran setengah dari daun penyerta. Batas toleransi pucuk memenuhi syarat di UP Tanjungsari adalah %. Tujuan dari analisis petik adalah untuk menilai kondisi kebun dan menilai keterampilan pemetik. Sedangkan tujuan dari analisis pucuk adalah untuk menentukan hasil teh jadi di pabrik dan menentukan hasil premi pemetik. Analisis pucuk UP Tanjungsari tahun 2010 dapat dilihat pada Lampiran 9, sedangkan analisis pucuk untuk bulan Januari Mei 2011 dapat dilihat pada Lampiran 10. Pemangkasan Pemangkasan yaitu kegiatan memangkas perdu tanaman teh sampai ketinggian tertentu dari permukaan tanah. Kegiatan pemangkasan dilakukan apabila tanaman sudah mulai menurun produksinya serta banyak yang mati dan terserang penyakit. Siklus pemangkasan di perkebunan teh dilakukan empat tahun sekali. Kegiatan pemangkasan di UP Tanjungsari dilakukan pada nomor kebun yang dinilai memenuhi syarat untuk dipangkas. Luas areal yang dipangkas di UP Tanjungsari setiap tahunnya ditetapkan sebanyak 25 % dari total luas areal kebun. Hal ini bertujuan agar luas areal yang dipangkas tidak mengganggu produksi sehingga produksi tetap bisa dijaga dengan baik. Selama satu tahun pemangkasan dilakukan sebanyak satu kali yaitu pada bulan Februari - April, tetapi untuk tahun ini berdasarkan rekomendasi dari Tim Konsultan, pemangkasan di UP Tanjungasari mulai dilakukan pada bulan April. Tinggi pangkasan di UP Tanjungsari untuk pangkasan pertama adalah 45 cm di atas permukaan tanah. Pangkasan selanjutnya dilakukan di atas pangkasan sebelumnya atau sekitar cm dari permukaan tanah, sehingga tinggi pangkasan adalah cm di atas permukaan tanah. Pemangkasan yang dilakukan di UP Tanjungsari adalah pangkasan jambul yaitu pangkasan yang masih menyisakan satu cabang dengan jumlah daun helai. Tujuan dari pangkasan jenis ini adalah untuk menyisakan dapur bagi perdu sehingga dapat menunjang pertumbuhan tunas selanjutnya.

49 36 Kegiatan pemangkasan dilakukan oleh 10 pekerja selama jam. Pemangkasan pada batang tanaman teh dilakukan dengan sekali tebas dengan arah tebasan miring sebesar 45 derajat. Alat yang digunakan untuk memangkas yaitu parang dan parang yang digunakan harus tajam agar dapat memangkas dengan sekali tebas. Apabila pangkasan tidak dilakukan dalam sekali tebas maka pangkasan akan menghasilkan tunas dalam jumlah sedikit. Arah pangkasan yang miring bertujuan agar pertumbuhan tunas dapat lebih cepat dan melebar. Hampir semua pekerja dapat melakukan kegiatan pemangkasan, tetapi tidak semua pekerja dapat melakukan kegiatan pemangkasan dengan baik dan benar. Hanya pekerja yang dapat memangkas dengan sekali tebas dengan hasil pangkasan yang rapi yang dapat dipekerjakan sebagai tenaga pemangkas di UP Tanjungsari. Kegiatan pemangkasan dan hasil pangkasan yang dilakukan di UP Tanjungsari dapat dilihat pada Gambar 13 dan Gambar 14. Gambar 13. Kegiatan Pemangkasan di UP Tanjungsari Gambar 14. Hasil Pangkasan Jambul di UP Tanjungsari Ketika penulis menjadi KHL, kegiatan pemangkasan belum dilakukan di UP Tanjungsari sehingga penulis tidak melakukan kegiatan pemangkasan. Kegiatan pemangkasan baru dilakukan ketika penulis telah menjadi asisten kepala blok.afdeling. Standar di UP Tanjungsari untuk kegiatan pemangkasan adalah satu orang pekerja mampu melakukan pangkasan seluas 800 m 2 (2 patok) atau dengan PK sebesar 0.16 ha/hk. Tetapi realisasi di lapangan, karyawan hanya mampu mengerjakan 400 m 2 (1 patok) atau dengan PK sebesar 0.04 ha/hk.

KONDISI UMUM PERKEBUNAN

KONDISI UMUM PERKEBUNAN KONDISI UMUM PERKEBUNAN Sejarah Perkebunan Tambi Pada tahun 1865, PT Perkebunan Tambi merupakan perkebunan teh milik Pemerintahan Hindia Belanda yang disewakan kepada pengusaha swasta Belanda yang bernama

Lebih terperinci

KONDISI UMUM Sejarah Perkebunan

KONDISI UMUM Sejarah Perkebunan KONDISI UMUM Sejarah Perkebunan PT. Perkebunan Tambi merupakan perusahaan swasta yang bergerak dibidang industri teh. Tahun 85 kebun-kebun teh di Bagelen, Wonosobo disewakan kepada Tuan D. Vander Sluij

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. Analisis Petik. Tabel 7. Jenis Petikan Hasil Analisis Petik Bulan Maret - Mei 2011

PEMBAHASAN. Analisis Petik. Tabel 7. Jenis Petikan Hasil Analisis Petik Bulan Maret - Mei 2011 PEMBAHASAN Analisis Petik Analisis petik merupakan cara yang dilakukan untuk memisahkan pucuk berdasarkan rumus petiknya yang dinyatakan dalam persen. Tujuan dari analisis petik yaitu menilai kondisi kebun

Lebih terperinci

PELAKSANAAN DI LAPANG

PELAKSANAAN DI LAPANG PELAKSANAAN DI LAPANG Pembibitan Aspek Teknis Pembibitan merupakan bagian penting dalam suatu usaha perkebunan teh. Bahan tanam untuk perkebunan teh seluruhnya berasal dari areal pembibitan. Areal pembibitan

Lebih terperinci

KONDISI UMUM UNIT PERKEBUNAN BEDAKAH

KONDISI UMUM UNIT PERKEBUNAN BEDAKAH 11 KONDISI UMUM UNIT PERKEBUNAN BEDAKAH Sejarah Perkebunan Pada tahun 1865 PT Perkebunan Tambi merupakan perusahaan swasta milik Belanda dengan nama Bagelen Thee En Kina Maatschappij. Pengelolanya adalah

Lebih terperinci

KONDISI UMUM PERKEBUNAN

KONDISI UMUM PERKEBUNAN KONDISI UMUM PERKEBUNAN 15 Sejarah Umum PT Perkebunan Tambi PT Perkebunan Tambi adalah perusahaan swasta. Pada masa perkembangannya PT Perkebunan Tambi telah mengalami beberapa perubahan. Pada tahun 1865

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM Letak Wilayah Administratif Keadaan Iklim dan Tanah

KEADAAN UMUM Letak Wilayah Administratif Keadaan Iklim dan Tanah 13 KEADAAN UMUM Letak Wilayah Administratif Kantor induk Unit Perkebunan Tambi terletak di Desa Tambi, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo. Unit Perkebunan Tambi ini terletak pada ketinggian 1 200-2

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM Sejarah PT Perkebunan Tambi Letak Wilayah Administratif

KEADAAN UMUM Sejarah PT Perkebunan Tambi Letak Wilayah Administratif 15 KEADAAN UMUM Sejarah PT Perkebunan Tambi Pada masa pemerintahan Hindia Belanda sekitar tahun 1865 Perusahaan Perkebunan Tambi adalah salah satu perusahaan milik Belanda, dengan nama Bagelen Thee en

Lebih terperinci

PEMBAHASAN Tinggi Bidang Petik

PEMBAHASAN Tinggi Bidang Petik PEMBAHASAN Tinggi Bidang Petik Tinggi bidang petik tanaman teh adalah salah satu hal yang penting dalam menunjang pelaksanaan kegiatan pemetikan. Kenaikan bidang petik setiap tahunnya berkisar antara 10-15

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Teh

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Teh TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Teh Tanaman teh dengan nama latin Camellia sinensis, merupakan salah satu tanaman perdu berdaun hijau (evergreen shrub). Tanaman teh berasal dari daerah pegunungan di Assam,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Tanaman Teh Morfologi Tanaman Teh Syarat Tumbuh

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Tanaman Teh Morfologi Tanaman Teh Syarat Tumbuh 3 TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Tanaman Teh Teh termasuk famili Transtromiceae dan terdiri atas dua tipe subspesies dari Camellia sinensis yaitu Camellia sinensis var. Assamica dan Camellia sinensis var.

Lebih terperinci

PEMBAHASAN Potensi Pucuk

PEMBAHASAN Potensi Pucuk 52 PEMBAHASAN Potensi Pucuk Hasil tanaman teh adalah kuncup dan daun muda yang biasa disebut pucuk. Pengambilan pucuk yang sudah memenuhi ketentuan dan berada pada bidang petik disebut pemetikan. Ketentuan

Lebih terperinci

METODE MAGANG Tempat dan Waktu Metode Pelaksanaan

METODE MAGANG Tempat dan Waktu Metode Pelaksanaan METODE MAGANG 10 Tempat dan Waktu Kegiatan magang dilaksanakan di Unit Perkebunan Bedakah, PT Tambi, Wonosobo, Jawa Tengah, mulai tanggal 1 Maret 3 Juli 2010. Metode Pelaksanaan Kegiatan magang dilaksanakan

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM Sejarah PT Perkebunan Tambi

KEADAAN UMUM Sejarah PT Perkebunan Tambi 14 KEADAAN UMUM Sejarah PT Perkebunan Tambi Perusahaan Perkebunan Tambi sekitar tahun 1865 merupakan perusahaan perkebunan milik Belanda dengan nama Bagelen Tehe dan Kina Maatschaappij yang berada di Netehrland.

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. Tipe Pangkasan

PEMBAHASAN. Tipe Pangkasan 8 PEMBAHASAN Tanaman teh dibudidayakan untuk mendapatkan hasil produksi dalam bentuk daun (vegetatif). Fase vegetatif harus dipertahankan selama mungkin untuk mendapatkan hasil produksi yang tinggi dan

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. Analisis Hasil Petikan

PEMBAHASAN. Analisis Hasil Petikan 46 PEMBAHASAN Analisis Hasil Petikan Analisis hasil petikan merupakan suatu langkah untuk mengetahui cara maupun hasil pelaksanaan pemetikan pada suatu waktu, sebab pada pucuk yang telah dipetik perlu

Lebih terperinci

PEMBAHASAN Prosedur Gudang

PEMBAHASAN Prosedur Gudang 44 PEMBAHASAN Pemupukan merupakan salah satu kegiatan penting di Unit Perkebunan Tambi selain pemetikan. Hal ini terkait dengan tujuan dan manfaat dari pemupukan. Tujuan pemupukan di Unit Perkebunan Tambi

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI AGRONOMI FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

PROGRAM STUDI AGRONOMI FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 1 ANALISIS PUCUK TANAMAN TEH (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) DI PERKEBUNAN RUMPUN SARI KEMUNING, PT SUMBER ABADI TIRTASENTOSA, KARANGANYAR, JAWA TENGAH Oleh Wahyu Kusuma A34104041 PROGRAM STUDI AGRONOMI

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Teh

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Teh TINJAUAN PUSTAKA 3 Botani Tanaman Teh Tanaman teh (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) merupakan tanaman perdu berdaun hijau (evergreen shrub) yang dapat tumbuh dengan tinggi 6 9 m. Tanaman teh dipertahankan

Lebih terperinci

PEMBAHASAN Sistem Petikan

PEMBAHASAN Sistem Petikan PEMBAHASAN Sistem Petikan Sistem petikan yang dilaksanakan perkebunan akan menentukan kualitas pucuk, jumlah produksi, menentukan waktu petikan selanjutnya dan mempengaruhi kelangsungan hidup tanaman itu

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. Waktu Pangkas

PEMBAHASAN. Waktu Pangkas PEMBAHASAN Pemangkasan merupakan salah satu kegiatan pemeliharaan yang dilakukan di kebun teh yang bertujuan untuk meningkatkan produktivitas dengan menurunkan tinggi tanaman sampai ketinggian tertentu.

Lebih terperinci

METODE MAGANG Tempat dan Waktu Metode Pelaksanaan

METODE MAGANG Tempat dan Waktu Metode Pelaksanaan 0 METODE MAGANG Tempat dan Waktu Kegiatan magang dilaksanakan di Unit Perkebunan Tambi PT Tambi, Wonosobo, Jawa Tengah selama kurang lebih empat bulan. Waktu magang dimulai dari bulan Maret hingga Juli

Lebih terperinci

KAJIAN ANALISIS PETIK DAN ASAL BAHAN TANAMAN TERHADAP PRODUKSI DAN MUTU PUCUK TANAMAN TEH

KAJIAN ANALISIS PETIK DAN ASAL BAHAN TANAMAN TERHADAP PRODUKSI DAN MUTU PUCUK TANAMAN TEH KAJIAN ANALISIS PETIK DAN ASAL BAHAN TANAMAN TERHADAP PRODUKSI DAN MUTU PUCUK TANAMAN TEH (Camellia sinensis (L) O. Kuntze) DI PTPN VIII PERKEBUNAN TAMBAKSARI, SUBANG JAWA BARAT Oleh Risa Aprisiani A34104039

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Taksonomi Tanaman Teh

TINJAUAN PUSTAKA. Taksonomi Tanaman Teh 3 TINJAUAN PUSTAKA Taksonomi Tanaman Teh Klasifikasi tanaman teh yang dikutip dari Nazaruddin dan Paimin (1993) adalah sebagai berikut: Kingdom : Plantae Divisi : Spermatophyta Subdivisi : Angiospermae

Lebih terperinci

Lampiran 1. Jurnal Harian Kegiatan Magang sebagai Karyawan Harian Lepas (KHL) di Unit Perkebunan Tambi Tahun 2010

Lampiran 1. Jurnal Harian Kegiatan Magang sebagai Karyawan Harian Lepas (KHL) di Unit Perkebunan Tambi Tahun 2010 LAMPIRAN 61 62 Tanggal Lampiran 1. Jurnal Harian Kegiatan Magang sebagai Karyawan Harian Lepas (KHL) di Unit Perkebunan Tambi Tahun 2010 Uraian Kegiatan Prestasi Kerja Penulis Karyawan Standar Lokasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kopi, dan kakao. Pada tahun 2012, volume perusahaan pemerintah pada

BAB I PENDAHULUAN. kopi, dan kakao. Pada tahun 2012, volume perusahaan pemerintah pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teh (Camellia sinensis (L) O. Kuntze) sebagai komoditas perkebunan memberikan kontribusi yang besar terhadap perolehan devisa negara dari komoditas non migas sub sektor

Lebih terperinci

PEMBAHASAN Tinggi dan Diameter Bidang Petik Persentase Pucuk Burung

PEMBAHASAN Tinggi dan Diameter Bidang Petik Persentase Pucuk Burung PEMBAHASAN Tinggi dan Diameter Bidang Petik Tinggi tanaman merupakan salah satu penentu kelayakan suatu kebun untuk dilakukan pemangkasan, apabila terlalu tinggi akan menyulitkan dalam pemetikan (Pusat

Lebih terperinci

STUDI PENGELOLAAN PEMETIKAN PUCUK DAUN TEH (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) DI UNIT PERKEBUNAN TANJUNGSARI, PT TAMBI, WONOSOBO JAWA TENGAH

STUDI PENGELOLAAN PEMETIKAN PUCUK DAUN TEH (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) DI UNIT PERKEBUNAN TANJUNGSARI, PT TAMBI, WONOSOBO JAWA TENGAH STUDI PENGELOLAAN PEMETIKAN PUCUK DAUN TEH (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) DI UNIT PERKEBUNAN TANJUNGSARI, PT TAMBI, WONOSOBO JAWA TENGAH QORI LELYANA A24070068 DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

Lebih terperinci

PENERAPAN GOOD AGRICULTURAL PRACTICES

PENERAPAN GOOD AGRICULTURAL PRACTICES PENERAPAN GOOD AGRICULTURAL PRACTICES (GAP) PADA PEMELIHARAAN TANAMAN TEH MENGHASILKAN (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) DENGAN ASPEK KHUSUS PEMETIKAN DI UNIT PERKEBUNAN TAMBI, WONOSOBO, JAWA TENGAH MUHAMMAD

Lebih terperinci

Pengelolaan Pemangkasan Teh (Camellia Sinensis (L.) O. Kuntze) Di Kabupaten Kendal, Jawa Tengah

Pengelolaan Pemangkasan Teh (Camellia Sinensis (L.) O. Kuntze) Di Kabupaten Kendal, Jawa Tengah Pengelolaan Pemangkasan Teh (Camellia Sinensis (L.) O. Kuntze) Di Kabupaten Kendal, Jawa Tengah Pruning Management of Tea (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) at Kendal, Central Java Ade Wachjar * dan Supriadi

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PEMANGKASAN TANAMAN KAKAO (Theobroma cacao L.) DI KEBUN RUMPUN SARI ANTAN I, PT SUMBER ABADI TIRTASANTOSA, CILACAP, JAWA TENGAH

PENGELOLAAN PEMANGKASAN TANAMAN KAKAO (Theobroma cacao L.) DI KEBUN RUMPUN SARI ANTAN I, PT SUMBER ABADI TIRTASANTOSA, CILACAP, JAWA TENGAH PENGELOLAAN PEMANGKASAN TANAMAN KAKAO (Theobroma cacao L.) DI KEBUN RUMPUN SARI ANTAN I, PT SUMBER ABADI TIRTASANTOSA, CILACAP, JAWA TENGAH Oleh IKA WULAN ERMAYASARI A24050896 DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

Lebih terperinci

ANALISIS PRODUKTIVITAS TEH (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) DI PT. PAGILARAN, BATANG, JAWA TENGAH. Oleh DHIAN SARASWATI A

ANALISIS PRODUKTIVITAS TEH (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) DI PT. PAGILARAN, BATANG, JAWA TENGAH. Oleh DHIAN SARASWATI A ANALISIS PRODUKTIVITAS TEH (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) DI PT. PAGILARAN, BATANG, JAWA TENGAH Oleh DHIAN SARASWATI A34104066 PROGRAM STUDI AGRONOMI FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Profil Perusahaan Awalnya pada tahun 1865 PT Tambi merupakan perusahaan perkebunan milik pemerintah Hindia Belanda yang disewakan kepada pengusaha-pengusaha swasta

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PEMETIKAN TANAMAN TEH (Camellia sinensis (L.) O. Kunt.) DI UNIT PERKEBUNAN TAMBI PT TAMBI, WONOSOBO, JAWA TENGAH DINA MUTIARA A

PENGELOLAAN PEMETIKAN TANAMAN TEH (Camellia sinensis (L.) O. Kunt.) DI UNIT PERKEBUNAN TAMBI PT TAMBI, WONOSOBO, JAWA TENGAH DINA MUTIARA A i PENGELOLAAN PEMETIKAN TANAMAN TEH (Camellia sinensis (L.) O. Kunt.) DI UNIT PERKEBUNAN TAMBI PT TAMBI, WONOSOBO, JAWA TENGAH DINA MUTIARA A24063156 DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PEMUPUKAN TANAMAN KAKAO (Theobroma cacao L.) DI PERKEBUNAN RUMPUN SARI ANTAN I PT SUMBER ABADI TIRTASENTOSA, CILACAP, JAWA TENGAH

PENGELOLAAN PEMUPUKAN TANAMAN KAKAO (Theobroma cacao L.) DI PERKEBUNAN RUMPUN SARI ANTAN I PT SUMBER ABADI TIRTASENTOSA, CILACAP, JAWA TENGAH PENGELOLAAN PEMUPUKAN TANAMAN KAKAO (Theobroma cacao L.) DI PERKEBUNAN RUMPUN SARI ANTAN I PT SUMBER ABADI TIRTASENTOSA, CILACAP, JAWA TENGAH Oleh SUER SEPWAN ANDIKA A24052845 DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

Lebih terperinci

PELAKSANAAN EVALUASI KEBUN SUMBER BENIH TEH KP GAMBUNG DAN KP PASIR SARONGGE

PELAKSANAAN EVALUASI KEBUN SUMBER BENIH TEH KP GAMBUNG DAN KP PASIR SARONGGE PELAKSANAAN EVALUASI KEBUN SUMBER BENIH TEH KP GAMBUNG DAN KP PASIR SARONGGE Agung Mahardhika, SP ( PBT Pertama ) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Surabaya Tanaman teh (Camelia sinensis

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM PERKEBUNAN

KEADAAN UMUM PERKEBUNAN KEADAAN UMUM PERKEBUNAN Sejarah Perkebunan Perkebunan Teh Medini dahulu digunakan sebagai kebun kopi dan kina milik NV culture MY Medini. Pada masa pendudukan Jepang, Kebun Teh Medini menjadi tidak terawat

Lebih terperinci

Pengelolaan Pemangkasan Tanaman Teh (Cammellia sinensis (L.) O. Kuntze) di Unit Perkebunan Bedakah, PT Tambi Wonosobo, Jawa Tengah

Pengelolaan Pemangkasan Tanaman Teh (Cammellia sinensis (L.) O. Kuntze) di Unit Perkebunan Bedakah, PT Tambi Wonosobo, Jawa Tengah Pengelolaan Pemangkasan Tanaman Teh (Cammellia sinensis (L.) O. Kuntze) di Unit Perkebunan Bedakah, PT Tambi Wonosobo, Jawa Tengah Pruning Management of Tea (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) at Unit Perkebunan

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PEMETIKAN PADA TANAMAN TEH (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) DI UNIT PERKEBUNAN BEDAKAH PT TAMBI, WONOSOBO, JAWA TENGAH

PENGELOLAAN PEMETIKAN PADA TANAMAN TEH (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) DI UNIT PERKEBUNAN BEDAKAH PT TAMBI, WONOSOBO, JAWA TENGAH PENGELOLAAN PEMETIKAN PADA TANAMAN TEH (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) DI UNIT PERKEBUNAN BEDAKAH PT TAMBI, WONOSOBO, JAWA TENGAH BANI KURNIAWATI A24061019 DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS

Lebih terperinci

PEMETIKAN TANAMAN TEH (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) DI PERKEBUNAN RUMPUN SARI KEMUNING, PT SUMBER ABADI TIRTASENTOSA, KARANGANYAR, JAWA TENGAH

PEMETIKAN TANAMAN TEH (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) DI PERKEBUNAN RUMPUN SARI KEMUNING, PT SUMBER ABADI TIRTASENTOSA, KARANGANYAR, JAWA TENGAH PEMETIKAN TANAMAN TEH (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) DI PERKEBUNAN RUMPUN SARI KEMUNING, PT SUMBER ABADI TIRTASENTOSA, KARANGANYAR, JAWA TENGAH Oleh AGITHA AMANDA PUTRI A34104060 PROGRAM STUDI AGRONOMI

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PEMBUNGAAN DAN PEMBUAHAN APEL (Malus sylvestris Mill.) DI PT KUSUMA AGROWISATA, BATU-MALANG JAWA TIMUR BAITURROHMAH A

PENGELOLAAN PEMBUNGAAN DAN PEMBUAHAN APEL (Malus sylvestris Mill.) DI PT KUSUMA AGROWISATA, BATU-MALANG JAWA TIMUR BAITURROHMAH A PENGELOLAAN PEMBUNGAAN DAN PEMBUAHAN APEL (Malus sylvestris Mill.) DI PT KUSUMA AGROWISATA, BATU-MALANG JAWA TIMUR BAITURROHMAH A24051966 DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

PENGELOLAAN KETENAGAKERJAAN PADA PEMETIKAN TEH (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) DI UNIT PERKEBUNAN TAMBI, PT PERKEBUNAN TAMBI WONOSOBO, JAWA TENGAH

PENGELOLAAN KETENAGAKERJAAN PADA PEMETIKAN TEH (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) DI UNIT PERKEBUNAN TAMBI, PT PERKEBUNAN TAMBI WONOSOBO, JAWA TENGAH PENGELOLAAN KETENAGAKERJAAN PADA PEMETIKAN TEH (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) DI UNIT PERKEBUNAN TAMBI, PT PERKEBUNAN TAMBI WONOSOBO, JAWA TENGAH INTEN PRAMITA SUBAGJO A24052645 DEPARTEMEN AGRONOMI

Lebih terperinci

PEMANGKASAN TANAMAN TEH (Camellia sinensis L. (O) Kuntze) DI UNIT PERKEBUNAN TAMBI, PT TAMBI WONOSOBO, JAWA TENGAH ROSIANTIM LYDIA SEPTIANINGRUM

PEMANGKASAN TANAMAN TEH (Camellia sinensis L. (O) Kuntze) DI UNIT PERKEBUNAN TAMBI, PT TAMBI WONOSOBO, JAWA TENGAH ROSIANTIM LYDIA SEPTIANINGRUM PEMANGKASAN TANAMAN TEH (Camellia sinensis L. (O) Kuntze) DI UNIT PERKEBUNAN TAMBI, PT TAMBI WONOSOBO, JAWA TENGAH ROSIANTIM LYDIA SEPTIANINGRUM DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

Pengelolaan Pemetikan Tanaman Teh (Camellia sinensis (L.) O Kuntze) di Unit Perkebunan Rumpun Sari Kemuning, Karanganyar, Jawa Tengah.

Pengelolaan Pemetikan Tanaman Teh (Camellia sinensis (L.) O Kuntze) di Unit Perkebunan Rumpun Sari Kemuning, Karanganyar, Jawa Tengah. Pengelolaan Pemetikan Tanaman Teh (Camellia sinensis (L.) O Kuntze) di Unit Perkebunan Rumpun Sari Kemuning, Karanganyar, Jawa Tengah. Management of Tea Plucking (Camellia sinensis (L.) O Kuntze) at Unit

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Aspek Teknis Pembibitan Pembibitan merupakan langkah awal dari proses budidaya tanaman teh yang menentukan kualitas tanaman teh yang siap untuk dipindahkan ke areal tanaman

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Teh (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) termasuk tanaman penyegar yang mempunyai banyak manfaat untuk kesehatan. Tiga kandungan utama dalam daun teh antara lain senyawa polifenol

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PEMANGKASAN TANAMAN TEH (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) DI UNIT PERKEBUNAN BEDAKAH, PT TAMBI WONOSOBO, JAWA TENGAH

PENGELOLAAN PEMANGKASAN TANAMAN TEH (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) DI UNIT PERKEBUNAN BEDAKAH, PT TAMBI WONOSOBO, JAWA TENGAH i PENGELOLAAN PEMANGKASAN TANAMAN TEH (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) DI UNIT PERKEBUNAN BEDAKAH, PT TAMBI WONOSOBO, JAWA TENGAH ANDARI TITISARI A24060337 DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS

Lebih terperinci

PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1

PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1 PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1 Wahyu Asrining Cahyowati, A.Md (PBT Terampil Pelaksana) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Surabaya I. Pendahuluan Tanaman kakao merupakan

Lebih terperinci

METODE MAGANG. Tempat dan Waktu

METODE MAGANG. Tempat dan Waktu 10 METODE MAGANG Tempat dan Waktu Kegiatan magang ini dilaksanakan di PT Socfindo, Perkebunan Bangun Bandar Medan, Sumatera Utara, dimulai pada tanggal 13 Februari 2012 sampai 12 Mei 2012. Metode Pelaksanaan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu 8 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan IPB Cikabayan, Darmaga, Bogor, pada bulan Januari sampai April 2008. Lokasi percobaan terletak pada ketinggian 220 m di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang berasal daerah subtropik yang tumbuh optimal pada 25 o -35 o lintang utara

BAB I PENDAHULUAN. yang berasal daerah subtropik yang tumbuh optimal pada 25 o -35 o lintang utara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tanaman teh (Camellia Sinensis (L) O. Kuntze) merupakan tumbuhan hijau yang berasal daerah subtropik yang tumbuh optimal pada 25 o -35 o lintang utara dan 95 o -105

Lebih terperinci

III. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN

III. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN III. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN A. SEJARAH PERKEMBANGAN Kebun Cisaruni merupakan salah satu unit kebun dari 45 unit yang ada di bawah naungan PT. Perkebunan Nusantara VIII yang berkantor pusat di Jl. Sindangsirna

Lebih terperinci

MANAJEMEN PEMANGKASAN TEH (Camelia sinensis (L.) O. Kuntze) di PT TAMBI, UNIT PERKEBUNAN TAMBI, WONOSOBO, JAWA TENGAH NOVRIAN RAHARJA A

MANAJEMEN PEMANGKASAN TEH (Camelia sinensis (L.) O. Kuntze) di PT TAMBI, UNIT PERKEBUNAN TAMBI, WONOSOBO, JAWA TENGAH NOVRIAN RAHARJA A 1 MANAJEMEN PEMANGKASAN TEH (Camelia sinensis (L.) O. Kuntze) di PT TAMBI, UNIT PERKEBUNAN TAMBI, WONOSOBO, JAWA TENGAH NOVRIAN RAHARJA A24063007 DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

METODE MAGANG Waktu dan Tempat Metode Pelaksanaan Pengamatan dan Pengumpulan Data

METODE MAGANG Waktu dan Tempat Metode Pelaksanaan Pengamatan dan Pengumpulan Data METODE MAGANG Waktu dan Tempat Kegiatan magang dilaksanakan selama 4 bulan dari 12 Februari 2009 sampai dengan 12 Juni 2009 di Hikmah Farm, Pangalengan, Bandung, Jawa Barat. Metode Pelaksanaan Metode yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tahun Teh hitam menjadi salah satu komoditas perkebunan yang

BAB I PENDAHULUAN. tahun Teh hitam menjadi salah satu komoditas perkebunan yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Teh hitam merupakan salah satu komoditas yang dikenal masyarakat sejak tahun 1860. Teh hitam menjadi salah satu komoditas perkebunan yang menghasilkan devisa non migas

Lebih terperinci

Peluang Usaha Budidaya Cabai?

Peluang Usaha Budidaya Cabai? Sambal Aseli Pedasnya Peluang Usaha Budidaya Cabai? Tanaman cabai dapat tumbuh di wilayah Indonesia dari dataran rendah sampai dataran tinggi. Peluang pasar besar dan luas dengan rata-rata konsumsi cabai

Lebih terperinci

PENGELOLAAN RESIKO PANEN TANDAN BUAH SEGAR KELAPA SAWIT

PENGELOLAAN RESIKO PANEN TANDAN BUAH SEGAR KELAPA SAWIT PENGELOLAAN RESIKO PANEN TANDAN BUAH SEGAR KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI BUKIT PINANG ESTATE, PT. BINA SAINS CEMERLANG, MINAMAS PLANTATION, SUMATERA SELATAN OLEH RIZA EKACITRA PUTRIANI RACHMAN

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Teh

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Teh 4 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Teh Tanaman teh (Camelia sinensis (L.) O. Kuntze) merupakan salah satu spesies yang berasal dari famili Theaceae. Di seluruh dunia tersebar sekitar 1 500 jenis yang berasal

Lebih terperinci

percobaan pemupukan, berdasarkan jumlah dan macam unsur hara yang diangkut hasil panen, berdasarkan ketersediaan unsur hara dalam tanah (analisis

percobaan pemupukan, berdasarkan jumlah dan macam unsur hara yang diangkut hasil panen, berdasarkan ketersediaan unsur hara dalam tanah (analisis PEMBAHASAN Tujuan pemupukan pada areal tanaman kakao yang sudah berproduksi adalah untuk menambahkan unsur hara ke dalam tanah supaya produktivitas tanaman kakao tinggi, lebih tahan terhadap hama dan penyakit,

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PEMETIKAN TANAMAN TEH (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) DI UNIT PERKEBUNAN TAMBI, PT. TAMBI, WONOSOBO, JAWA TENGAH

PENGELOLAAN PEMETIKAN TANAMAN TEH (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) DI UNIT PERKEBUNAN TAMBI, PT. TAMBI, WONOSOBO, JAWA TENGAH Makalah Seminar Departemen Agronomi dan Hortikultura Institut Pertanian Bogor, 2009 PENGELOLAAN PEMETIKAN TANAMAN TEH (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) DI UNIT PERKEBUNAN TAMBI, PT. TAMBI, WONOSOBO, JAWA

Lebih terperinci

Pengelolaan Pemangkasan Tanaman Teh (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) di Unit Perkebunan Tambi, Wonosobo, Jawa Tengah

Pengelolaan Pemangkasan Tanaman Teh (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) di Unit Perkebunan Tambi, Wonosobo, Jawa Tengah Pengelolaan Pemangkasan Tanaman Teh (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) di Unit Perkebunan Tambi, Wonosobo, Jawa Tengah Management of Tea (Camellia sinensis (L.) O Kuntze) Pruning at Plantation Unit of

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PEMANGKASAN TANAMAN TEH (Cammellia sinensis (L.) O. Kuntze) DI UNIT PERKEBUNAN BEDAKAH, PT TAMBI, WONOSOBO, JAWA TENGAH GHULAM NURUL HUDA

PENGELOLAAN PEMANGKASAN TANAMAN TEH (Cammellia sinensis (L.) O. Kuntze) DI UNIT PERKEBUNAN BEDAKAH, PT TAMBI, WONOSOBO, JAWA TENGAH GHULAM NURUL HUDA i PENGELOLAAN PEMANGKASAN TANAMAN TEH (Cammellia sinensis (L.) O. Kuntze) DI UNIT PERKEBUNAN BEDAKAH, PT TAMBI, WONOSOBO, JAWA TENGAH GHULAM NURUL HUDA DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

Penanganan bibit jati (Tectona grandis Linn. f.) dengan perbanyakan stek pucuk

Penanganan bibit jati (Tectona grandis Linn. f.) dengan perbanyakan stek pucuk Standar Nasional Indonesia Penanganan bibit jati (Tectona grandis Linn. f.) dengan perbanyakan stek pucuk ICS 65.020.20 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup...

Lebih terperinci

PENGELOLAAN RESIKO PANEN KELAPA SAWIT

PENGELOLAAN RESIKO PANEN KELAPA SAWIT PENGELOLAAN RESIKO PANEN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI PERKEBUNAN PANTAI BUNATI ESTATE PT. SAJANG HEULANG MINAMAS PLANTATION KALIMANTAN SELATAN Oleh Camellia Kusumaning Tyas A34104031 PROGRAM

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PEMUPUKAN PADA TANAMAN TEH (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) DI UNIT PERKEBUNAN TAMBI PT TAMBI, WONOSOBO, JAWA TENGAH

PENGELOLAAN PEMUPUKAN PADA TANAMAN TEH (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) DI UNIT PERKEBUNAN TAMBI PT TAMBI, WONOSOBO, JAWA TENGAH 1 PENGELOLAAN PEMUPUKAN PADA TANAMAN TEH (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) DI UNIT PERKEBUNAN TAMBI PT TAMBI, WONOSOBO, JAWA TENGAH APRILIA SUMARNO A24060559 DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS

Lebih terperinci

KEBERHASILAN DAN PERTUMBUHAN STEK TEH (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) KLON GMB 4 DAN GMB 7 PADA BEBERAPA MACAM MEDIA TANAM

KEBERHASILAN DAN PERTUMBUHAN STEK TEH (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) KLON GMB 4 DAN GMB 7 PADA BEBERAPA MACAM MEDIA TANAM KEBERHASILAN DAN PERTUMBUHAN STEK TEH (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) KLON GMB 4 DAN GMB 7 PADA BEBERAPA MACAM MEDIA TANAM Oleh ASIYATUL MAHFUDLOH A34104012 PROGRAM STUDI AGRONOMI FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung.

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung. I. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung. Waktu penelitian dilaksanakan sejak bulan Mei 2010 sampai dengan panen sekitar

Lebih terperinci

ANALISIS HASIL PETIKAN TANAMAN TEH (Camellia sinensis (L) O. Kuntze) DI UNIT PERKEBUNAN BEDAKAH, PT TAMBI, WONOSOBO, JAWA TENGAH

ANALISIS HASIL PETIKAN TANAMAN TEH (Camellia sinensis (L) O. Kuntze) DI UNIT PERKEBUNAN BEDAKAH, PT TAMBI, WONOSOBO, JAWA TENGAH i ANALISIS HASIL PETIKAN TANAMAN TEH (Camellia sinensis (L) O. Kuntze) DI UNIT PERKEBUNAN BEDAKAH, PT TAMBI, WONOSOBO, JAWA TENGAH NOVIA SARI ANDRIYANI A24611 DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS

Lebih terperinci

MANAJEMEN PEMUPUKAN TANAMAN KELAPA SAWIT

MANAJEMEN PEMUPUKAN TANAMAN KELAPA SAWIT MANAJEMEN PEMUPUKAN TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI PERKEBUNAN PT. SARI ADITYA LOKA I (PT. ASTRA AGRO LESTARI Tbk) KABUPATEN MERANGIN, PROVINSI JAMBI SILVERIUS SIMATUPANG A24050072 DEPARTEMEN

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PEMETIKAN TANAMAN TEH (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) DI UNIT PERKEBUNAN TAMBI PT. TAMBI, WONOSOBO, JAWA TENGAH

PENGELOLAAN PEMETIKAN TANAMAN TEH (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) DI UNIT PERKEBUNAN TAMBI PT. TAMBI, WONOSOBO, JAWA TENGAH PENGELOLAAN PEMETIKAN TANAMAN TEH (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) DI UNIT PERKEBUNAN TAMBI PT. TAMBI, WONOSOBO, JAWA TENGAH MARIYATUL QIBTIYAH A24052711 DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS

Lebih terperinci

BUDIDAYA KELAPA SAWIT

BUDIDAYA KELAPA SAWIT KARYA ILMIAH BUDIDAYA KELAPA SAWIT Disusun oleh: LEGIMIN 11.11.5014 SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMUNIKASI AMIKOM YOGYAKARTA 2012 ABSTRAK Kelapa sawit merupakan komoditas yang penting karena

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PEMANGKASAN TANAMAN TEH (Camellia sinensis (L.) O.Kuntze) DI UNIT PERKEBUNAN TAMBI PT TAMBI, WONOSOBO, JAWA TENGAH ALDI RADIFAN A

PENGELOLAAN PEMANGKASAN TANAMAN TEH (Camellia sinensis (L.) O.Kuntze) DI UNIT PERKEBUNAN TAMBI PT TAMBI, WONOSOBO, JAWA TENGAH ALDI RADIFAN A PENGELOLAAN PEMANGKASAN TANAMAN TEH (Camellia sinensis (L.) O.Kuntze) DI UNIT PERKEBUNAN TAMBI PT TAMBI, WONOSOBO, JAWA TENGAH ALDI RADIFAN A24110153 DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

PENYIAPAN BIBIT UBIKAYU

PENYIAPAN BIBIT UBIKAYU PENYIAPAN BIBIT UBIKAYU Ubi kayu diperbanyak dengan menggunakan stek batang. Alasan dipergunakan bahan tanam dari perbanyakan vegetatif (stek) adalah selain karena lebih mudah, juga lebih ekonomis bila

Lebih terperinci

PEMBAHASAN Jenis dan Waktu Pemangkasan

PEMBAHASAN Jenis dan Waktu Pemangkasan 47 PEMBAHASAN Pemangkasan merupakan salah satu teknik budidaya yang penting dilakukan dalam pemeliharaan tanaman kakao dengan cara membuang tunastunas liar seperti cabang-cabang yang tidak produktif, cabang

Lebih terperinci

PERSIAPAN BAHAN TANAM TEH

PERSIAPAN BAHAN TANAM TEH PERSIAPAN BAHAN TANAM TEH (Camellia sinensis L.) Disusun Oleh: Danni Ramadhan H0712052 PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2015 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Lebih terperinci

PENANGANAN PASCA PANEN KENTANG (Solanum tuberosum L.) DI HIKMAH FARM, PANGALENGAN, BANDUNG, JAWA BARAT. Oleh : LIA RISMAWATI A

PENANGANAN PASCA PANEN KENTANG (Solanum tuberosum L.) DI HIKMAH FARM, PANGALENGAN, BANDUNG, JAWA BARAT. Oleh : LIA RISMAWATI A PENANGANAN PASCA PANEN KENTANG (Solanum tuberosum L.) DI HIKMAH FARM, PANGALENGAN, BANDUNG, JAWA BARAT Oleh : LIA RISMAWATI A24051922 DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PEMUPUKAN PADA TANAMAN KELAPA SAWIT

PENGELOLAAN PEMUPUKAN PADA TANAMAN KELAPA SAWIT PENGELOLAAN PEMUPUKAN PADA TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis, Jacq) DI PERKEBUNAN PT CIPTA FUTURA PLANTATION, KABUPATEN MUARA ENIM, SUMATERA SELATAN OLEH HARYO PURWANTO A24051955 DEPARTEMEN AGRONOMI

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM Letak Wilayah Administratif Keadaan Iklim dan Tanah

KEADAAN UMUM Letak Wilayah Administratif Keadaan Iklim dan Tanah 13 KEADAAN UMUM Letak Wilayah Administratif Angsana Estate (ASE) adalah salah satu kebun kelapa sawit PT Ladangrumpun Suburabadi (LSI). PT LSI merupakan salah satu anak perusahaan dari PT Minamas Gemilang,

Lebih terperinci

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR 13 BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir dilaksanakan di Dusun Kwojo Wetan, Desa Jembungan, Kecamatan Banyudono, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. B. Waktu Pelaksanaan

Lebih terperinci

Pengelolaan Pemangkasan Tanaman Teh (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) di Wonosobo

Pengelolaan Pemangkasan Tanaman Teh (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) di Wonosobo Pengelolaan Pemangkasan Tanaman Teh (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) di Wonosobo Pruning Management of Tea (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) at Wonosobo Naelatur Rohmah dan Ade Wachjar * Departemen

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM LOKASI MAGANG

KEADAAN UMUM LOKASI MAGANG KEADAAN UMUM LOKASI MAGANG PT Bina Sains Cemerlang merupakan perusahaan yang mengelola tiga unit usaha, yaitu Bukit Pinang Estate (BPE), Sungai Pinang Estate (SPE), dan Sungai Pinang Factory (SPF). Masing-masing

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Kabupaten Kerinci 5.1.1 Kondisi Geografis Kabupaten Kerinci terletak di sepanjang Bukit Barisan, diantaranya terdapat gunung-gunung antara lain Gunung

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Unit

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Unit III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Unit Kebun Percobaan Natar, Desa Negara Ratu, Kecamatan Natar, Kabupaten

Lebih terperinci

PENGENDALIAN GULMA KELAPA SAWIT. (Elaeis guineensis Jacq.) DI KEBUN BUKIT PINANG, PT BINA SAINS CEMERLANG, MINAMAS PLANTATION,

PENGENDALIAN GULMA KELAPA SAWIT. (Elaeis guineensis Jacq.) DI KEBUN BUKIT PINANG, PT BINA SAINS CEMERLANG, MINAMAS PLANTATION, PENGENDALIAN GULMA KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI KEBUN BUKIT PINANG, PT BINA SAINS CEMERLANG, MINAMAS PLANTATION, KABUPATEN MUSI RAWAS, PROPINSI SUMATERA SELATAN OLEH EKY PERDANA A24052775

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi dan Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi dan Botani Kelapa Sawit 3 TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi dan Botani Kelapa Sawit Kelapa sawit berasal dari benua Afrika. Delta Nigeria merupakan tempat dimana fosil tepung sari dari kala miosen yang bentuknya sangat mirip dengan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Y ijk = μ + U i + V j + ε ij + D k + (VD) jk + ε ijk

BAHAN DAN METODE. Y ijk = μ + U i + V j + ε ij + D k + (VD) jk + ε ijk 12 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan mulai Februari-Agustus 2009 dilaksanakan di Kebun Percobaan Cikabayan, Dramaga, Bogor. Areal penelitian bertopografi datar dengan jenis tanah

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini telah di laksanakan di Rumah Kaca Kebun Percobaan Fakultas Pertanian, Jalan Bina Widya KM 12,5 Simpang Baru Kecamatan Tampan Pekanbaru yang berada

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Desa Manjung, Kecamatan Sawit, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Kecamatan Sawit memiliki ketinggian tempat 150 m dpl. Penelitian ini dilaksanakan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung (POLINELA). Waktu

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung (POLINELA). Waktu III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung (POLINELA). Waktu penelitian dilaksanakan sejak bulan Mei 2011 sampai dengan panen sekitar

Lebih terperinci

KONDISI UMUM KEBUN Sejarah Perkebunan

KONDISI UMUM KEBUN Sejarah Perkebunan KONDISI UMUM KEBUN Sejarah Perkebunan Perkebunan teh PT. Rumpun Sari Kemuning awalnya merupakan perkebunan milik Belanda dengan nama NV. Cultur Maattscappij. Selama masa penjajahan Belanda hak pemilikan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan 21 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran dan Laboratorium Agronomi Fakultas Pertanian Universitas

Lebih terperinci

Lampiran 1. Jurnal Harian Kegiatan Magang Sebagai Pekerja Harian Lepas (PHL) di PT Inti Indosawit Subur. 3 titik. 1 ha

Lampiran 1. Jurnal Harian Kegiatan Magang Sebagai Pekerja Harian Lepas (PHL) di PT Inti Indosawit Subur. 3 titik. 1 ha LAMPIRAN 64 65 Tanggal 280220 0020 02020 0020 04020 0020 08020 09020 0020 020 2020 4020 5020 6020 020 8020 9020 2020 22020 2020 24020 25020 26020 2020 Lampiran. Jurnal Harian Kegiatan Magang Sebagai Pekerja

Lebih terperinci

PELAKSANAAN TEKNIS LAPANG

PELAKSANAAN TEKNIS LAPANG 18 PELAKSANAAN TEKNIS LAPANG Aspek Teknis Pembibitan Unit Perkebunan Bedakah memiliki lokasi pembibitan yang berada di Blok Bismo seluas 0.47 ha. Bangunan pembibitan (naungan kolektif) terbuat dari anyaman

Lebih terperinci

Cara Menanam Tomat Dalam Polybag

Cara Menanam Tomat Dalam Polybag Cara Menanam Tomat Dalam Polybag Pendahuluan Tomat dikategorikan sebagai sayuran, meskipun mempunyai struktur buah. Tanaman ini bisa tumbuh baik didataran rendah maupun tinggi mulai dari 0-1500 meter dpl,

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan Cikabayan-University Farm IPB, Darmaga Bogor. Areal penelitian bertopografi datar dengan elevasi 250 m dpl dan curah

Lebih terperinci

Pengelolaan Pemangkasan Tanaman Teh (Camellia Sinensis (L.) O. Kuntze) di Karanganyar, Jawa Tengah

Pengelolaan Pemangkasan Tanaman Teh (Camellia Sinensis (L.) O. Kuntze) di Karanganyar, Jawa Tengah Pengelolaan Pemangkasan Tanaman Teh (Camellia Sinensis (L.) O. Kuntze) di Karanganyar, Jawa Tengah Pruning Plant Management of Tea (Camelia sinensis (L.) O Kuntze) Karanganyar, Central Java Martini Aji

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM LOKASI MAGANG

KEADAAN UMUM LOKASI MAGANG KEADAAN UMUM LOKASI MAGANG Letak Geografis Perkebunan kelapa sawit Gunung Sari Estate (GSE) PT. Ladangrumpun Suburabadi (LSI) berada di wilayah Desa Bayansari, Kecamatan Angsana, Kabupaten Tanah Bumbu,

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM PERUSAHAAN

KEADAAN UMUM PERUSAHAAN KEADAAN UMUM PERUSAHAAN Sejarah Vin s Berry Park Vin s Berry Park adalah sebuah merek dagang milik PT Putra Agro Tunas Harapan yang berada di bawah Yayasan PATUHA. Vin s Berry Park bergerak di bidang budidaya,

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian 15 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan dilaksanakan di Kebun Percobaan Margahayu Lembang Balai Penelitian Tanaman Sayuran 1250 m dpl mulai Juni 2011 sampai dengan Agustus 2012. Lembang terletak

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM. Letak Geografis dan Iklim

KEADAAN UMUM. Letak Geografis dan Iklim 10 KEADAAN UMUM Letak Geografis dan Iklim Vin s Berry Park adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang agribisnis hortikultura khususnya budidaya, pengolahan dan agrowisata stroberi. Vin s Berry Park

Lebih terperinci