HUBUNGAN PEMANFAATAN LABORATORIUM DENGAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 1 SIJUNJUNG TAHUN AJARAN 2014/2015

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "HUBUNGAN PEMANFAATAN LABORATORIUM DENGAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 1 SIJUNJUNG TAHUN AJARAN 2014/2015"

Transkripsi

1 HUBUNGAN PEMANFAATAN LABORATORIUM DENGAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 1 SIJUNJUNG TAHUN AJARAN 2014/2015 Ttk Sundar 1, Lsa Deswat 2, Erman Har 2 1 Mahasswa Program Stud Penddkan Bolog FKIP Unverstas Bung Hatta 2 Dosen Program Stud Penddkan Bolog FMIPA Unverstas Bung Hatta 3 Dosen Program Stud Penddkan Bolog FKIP Unverstas Bung Hatta E-mal: ttksundar59@yahoo.co.d ABSTRACT Ths study ams to determne the relatonshp of the use of the laboratory wth the results of studyng bology class XI IPA SMAN 1 Sjunjung. Ths s a descrptve study wth a populaton of 84 students of class XI IPA lsted n the 1st half year 2014/2015, wth a sample of 84 students. Data was collected by dstrbutng a questonnare consstng of 30 tems of questons. Data were analyzed by usng Product Moment Correlaton formula. From the research t appears that there s a relatonshp between the use of laboratory bology student learnng outcomes. Calculaton of correlaton coeffcents for each sub-varables, namely research laboratory actvtes wth learnng outcomes obtaned by the low correlaton of r = state lab wth the results obtaned studyng the correlaton was r = atttude pratkum executon tme obtaned correlaton was r = pratkum wth the preparaton and mplementaton of learnng outcomes obtaned a strong correlaton of r = pratkum evaluaton reports and the results of the study results obtaned strong correlaton of r = Overall utlzaton of laboratory varables wth the results obtaned by calculatng the correlaton coeffcent learnng s r = And the prce dapatkan R2 of can be concluded that there s a postve relatonshp between the use of laboratory bology student learnng outcomes and there s nfluence between the use of laboratory bology student learnng outcomes. Keywords: Correlaton - Utlzaton of Bologcal Laboratory -Search Learnng 1

2 Abstrak Peneltan n bertujuan untuk mengetahu hubungan pemanfaatan laboratorum dengan hasl belajar bolog sswa kelas XI IPA SMAN 1 Sjunjung. Peneltan n bersfat deskrptf dengan populas 84 sswa kelas XI IPA yang terdaftar pada semester 1 tahun 2014/2015, dengan sampel 84 sswa. Data dkumpulkan dengan cara menyebarkan angket terdr dar 30 tem pertanyaan. Data danalss dengan mengunakan rumus korelas Product Moment. Dar hasl peneltan terlhat bahwa terdapat hubungan antara pemanfaatan laboratorum dengan hasl belajar bolog sswa. Perhtungan koefsen korelas untuk setap sub varabel peneltan yatu kegatan laboratorum dengan hasl belajar dperoleh r = 0,388 korelas rendah. keadaan laboratorum dengan hasl belajar dperoleh r = 0,438 korelas sedang. skap waktu pelaksanaan pratkum dperoleh r = 0,445 korelas sedang. persapan dan pelaksanaan pratkum dengan hasl belajar dperoleh r = 0,750 korelas kuat. laporan dan hasl evaluas pratkum dengan hasl belajar dperoleh r = 0,659 korelas kuat. Secara keseluruhan varabel pemanfaatan laboratorum dengan hasl belajar dperoleh perhtungan koefsen korelas yatu r = 0,980. Dan dapatkan harga R 2 sebesar 0,960 Dapat dsmpulkan bahwa terdapat hubungan yang postf antara pemanfaatan laboratorum dengan hasl belajar bolog sswa dan terdapat pengaruh antara pemanfaatan laboratorum dengan hasl belajar bolog sswa. Kata Kunc: Hubungan - Pemanfaatan Laboratorum Bolog -Hasl Belajar PENDAHULUAN Latar Belakang Salah satu kegatan yang menerapkan metode lmah dalam pembelajaran bolog adalah dengan melaksanakan kegatan pratkum d laboratorum. Melalu kegatan pratkum sswa akan melakukan kerja lmah sehngga dapat mengembangkan kemampuan menemukan masalah, mencar alternatf pemecahan masalah, membuat hpotess, merancang peneltan atau percobaan, membuat kesmpulan dan mengkomunkaskan hasl peneltan atau percobaan. Laboratorum adalah ruangan yang dgunakan untuk melakukan pembelajaran / pratkum dan peneltan untuk menelta suatu objek dengan tata cara atau aturan tertentu. Laboratorum serng dartkan sebaga suatu ruang atau tempat untuk melakukan percobaan atau peneltan (Wrdjosoemarto dkk, 2004:40) Berdasarkan observas yang penuls lakukan d SMA N 1 2

3 Sjunjung pada bulan januar 2015 terungkap bahwa d SMA N 1 Sjunjung belum memlk ruang laboratorum bolog sendr, laboratorum yang ada mash bergabung dengan kma dan fska. Hal tersebut dsebabkan oleh perbedaan ketersedan sarana dan prasarana yang menunjang, tetap d SMA N 1 Sjunjung telah memlk alat dan bahan pratkum yang memada tap tdak melaksanakan pratkum dkarenakan waktu yang terseda tdak mencukup. tdak tersedanya alat dan bahan yang memada serta waktu yang memada mempengaruh ntenstas atau jumlah kegatan pratkum bolog yang dapat dlakukan yang bermbas pada berkurangnya motvas sswa dalam melaksanakan pratkum. Mater yang dpratkumkan pada semester I, d kelas XI yatu pengamatan Sel, percobaan dfus dan osmoss, pengamatan sel darah, penentuan golongan darah, dan pengamatan sstem peredaran darah pada katak dan kan. Jka kegatan pratkum tdak dlakukan sesua GBPP, tentu beberapa tujuan pembelajaran tdak dapat dcapa oleh sswa dan hal n menyebabkan kurangnya pemahaman sswa terhadap mater pembelajaran sehngga berdampak terhadap hasl belajar. Tujuan Peneltan Peneltan n bertujuan untuk mengetahu Hubungan, pengaruh Pemanfaatan Laboratorum dengan Hasl Belajar Bolog sswa kelas XI IPA SMA Neger 1 Sjunjung tahun ajaran 2014/2015. KAJIAN TEORI Prnsp dasar pembelajaran adalah mengembangkan potens anak ddk (kogntf, afektf, pskomotor atau dalam paradgma baru dkenal stlah kecerdasan ntelektual, emosonal, sprtual dan skll) secara optmal (Lufr, 2006:2). Pembelajaran bolog maksudnya adalah mengembangkan potens sswa dkelas bak potens kogntf, afektf maupun pskomotornya secara optmal dalam pembelajaran bolog. Laboratorum adalah tempat bekerja untuk mengadakan percobaan atau penyeldkan dalam bdang lmu tertentu sepert fska, kma, bolog, dan sebaganya. 3

4 Laboratorum umumnya merupakan tempat yang tertutup, tetap tdaklah mutlak (Penuntun Pratkum Lab dasar Bolog) Menurut Rustaman dkk (2003) dalam Sobroh (2006) Pemanfaatan Laboratorum (pratkum) merupakan bagan ntegral dar kegatan belajar mengajar IPA termasuk Bolog. Hal n menunjukkan betapa pentngnya peranan kegatan laboratorum untuk mencapa tujuan penddkan IPA. Hasl dartkan sebaga akbat kesudahan (dar pertandngan, ujan, dan sebaganya) Poerwadarmnta (dalam Humara,2011:15) sedangkan pengertan belajar menurut Lufr (2006:10) adalah suatu proses perubahan perubahan perlaku ndvdu yang terjad akbat nteraks dengan lngkungannya.dan menurut Burton (dalam Lufr,2006:10) hasl belajar adalah pola-pola perbuatan, nla-nla, pengertan-pengertan, skap, apresas, kemampuan (ablty), dan keteramplan. Hasl belajar yang telah dcapa bersfat kompleks dan dapat beradaptas (adabtable) atau tdak sederhana dan tdak stats.dar defns tersebut, maka yang dmaksud dengan hasl belajar adalah akbat yang dperoleh setelah melakukan aktvtas mental/ psks yang berlangsung dalam nteraks aktf dengan lngkungannya sehngga ada perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keteramp lan, dan nla skap. METODE PENELITIAN Peneltan n dlaksanakan d SMA Neger 1 Sjunjung pada kelas XI IPA pada tanggal 1 Aprl 2015 Jens peneltan adalah deskrptf. Analsa dalam peneltan n menggambarkan hasl hubungan pemanfaatan laboratorum bolog sswa kelas XI IPA semester 1 d SMA Neger 1 Sjunjung tahun ajar 2014/2015. Populas peneltan n adalah seluruh sswa kelas XI IPA SMA Neger 1 Sjunjung tahun pelajaran 2014/2015. Berdasarkan pendapat Arkunto (dalam Humara 2011:23) bahwa apabla subjek peneltan kurang dar 100 lebh bak dambl semuanya, sehngga peneltannya merupakan peneltan populas. Berdasarkan pernyataan n penuls mengambl seluruh populas untuk 4

5 djadkan sampel peneltan. Dmana jumlah sampel sebanyak 84 orang. Varabel dalam peneltan n ada 2 yatu : 1. Varabel bebas, yatu pemanfaatan laboratorum dalam pembelajaran bolog (X) 2. Varabel terkat, yatu hasl belajar sswa (Y) Sesua dengan varabel peneltan n, maka jens data yang dperlukan adalah: 1. Data prmer adalah data mengena angket hubungan pemanfaatan laboratorum terhadap hasl belajar bolog sswa kelas XI IPA semester 1 d SMA N 1 Sjunjung tahun ajar 2014/ Data sekunder adalah hasl belajar bolog sswa kelas XI IPA semester 1 d SMAN 1 Sjunjung. Pelaksanaan peneltan n dlakukan dengan tahap tahap sebaga berkut: 1. Menyusun proposal peneltan 2. Menyusun ks ks tem nstrumen 3. Membuat nstrumen 4. Semnar proposal 5. Melakukan valdtas angket, yang d valdas oleh valdator. Valdtas angket dlakukan untuk memerksa kesesuaan mater, penyajan, dan tata bahasa angket pemanfaatan laboratorum IPA. Masukan dar valdator menjad bahan untuk revs dar angket. Uj valdtas dlakukan dengan langkahlangkah sebaga berkut: 1) Memnta kesedaan dosen untuk menjad valdator dar angket pemanfaatan laboratorum dengan sswa dalam proses pembelajaran bolog. Daftar nama valdator dapat dlhat pada tabel berkut n: Tabel 3. Daftar nama valdator yang mengs angket Pemanfaatan Laboratorum terhadap hasl belajar bolog sswa kelas XI IPA SMAN 1 Sjunjung. 5

6 No Nama Jabatan 1. Drs. Wnce Dosen Prod Hendr, M.S Bolog PMIPA UBH 2. Dr. Azrta, S.P, M.S Dosen Prod Bolog PMIPA UBH Instrumen dalam peneltan n berupa angket tentang pemanfaatan laboratorum sswa kelas XI SMA Neger 1 Sjunjung. Angket tersebut dbuat dengan langkah-langkah sebaga berkut: 1) Angket Koesoner (angket) merupakan alat pengumpul data umumnya terdr dar serangkaan pertanyaan atau pernyataan tertuls yang dgunakan untuk mengumpulkan nformas peneltan yang dkendak (Anggoro, 2007: 5,6) Bentuk angket yang penuls buat dlengkap lma alternatf jawaban. Angket yang dbuat menggunakan skala lkert yatu : a. Alternatf jawaban SS = Sangat setuju dengan skor 5 b. Alternatf jawaban ST = Setuju dengan skor 4 c. Alternatf jawaban RG = Raguragu dengan skor 3 d. Alternatf jawaban TS = Tdak setuju dengan skor 2 e. Alternatf jawaban STS = Sangat tdak setuju skor 1 (Sogono (2012 : 135) Langkah-langkah dalam penyusunan angket : a. Menetapkan varabel peneltan. b. Menetukan ndkatorndkator yang dukur c. Menjabarkan ndkatorndkator menjad butr-butr pertanyaan. d. Valdas angket. e. Revs nstrument. Angket yang dgunakan untuk mengungkap varabel pemanfaatan laboratorum terdr dar 30 burtr pernyataan pada tabel berkut: 2) Hasl Belajar Sswa Pengumpulan data dlakukan dengan cara membaca hasl belajar bolog ulangan haran semester 1 tahun ajaran 2014/2015. Pengujan Instrument Peneltan 1. Uj coba angket Dalam mempersapkan peneltan n penuls melakukan uj coba angket yang telah dbuat untuk 6

7 mengetahu valdtas dan relabltas. Uj coba angket n dlakukan pada 31 orang sswa kelas XI IPA SMA Neger 9 Sjunjung. 2. Uj valdtas angket Arkunto (2013:211) mengatakan sebuah nstrument dkatakan vald apabla mampu mengukur apa yang dngnkan. Valdtas dalam peneltan n menggunakan valdtas logs. Valdtas logs dengan bertanya kepada ahl sebelum nstrument d ujcobakan. 3. Uj relabltas angket Relabltas adalah ketetapan suatu tes apabla dtes kepada subjek yang sama. Untuk menguj relabltas angket dgunakan rumus Alpha yang dkemukakan oleh Arkunto (2013:239) dengan bantuan SPSS 16.0 Keterangan : [ ] =Koefsen relabltas =Jumlah butr tem angket = Jumlah varans skor tap-tap tem = Varans total Untuk mencar varans, dapat dgunakan rumus berkut : Keterangan : dkuadratkan N = varans skor tap tem = jumlah kuadrat skor tem = jumlah skor tem = Jumlah responden Sedangkan varans total dapat d car dengan rumus Keterangan : an N = varans total = jumlah kuadrat skor total =jumlah skor total dkuadratk = Jumlah responden Tabel 5. Krtera Koefsen Relablt as Koefsen Keterangan Relabltas 0,80-1,00 Sangat Tngg 0,60-0,79 Tngg 0,40-0,59 Cukup 0,20-0,39 Rendah 0,00-0,19 Sangat Rendah Sumber : Sukman (2012:190) 7

8 Setelah semua data terkumpul, dlakukan analsa data untuk mengetahu hubungan pemanfaatan laboratorum terhadap hasl belajar bolog sswa. Analsa data dalam peneltan n menggunakan program SPSS Setap angket yang ds oleh sswa dolah untuk memperoleh skor. Soal nomor 1-5 adalah tem kegatan yang dgunakan alah Kolmogorof- Smrnov pada SPSS Koefsen Korelas Regres Dmana untuk mengetahu derajat hubungan antara varabel X (pemanfaatan laboratorum) dan varabel Y (hasl belajar sswa) dgunakan rumus product moment dar pearson (Arkunto, 2013:87) sebaga berkut : laboratorum, Soal nomor 6-12 adalah tem keadaan laboratorum, soal nomor adalah tem waktu pelaksanaan pratkum, soal nomor adalah persapan dan pelaksanaan pratkum, soal nomor adalah tem laporan dan hasl evaluas pratkum. Pada peneltan n sebelum melakukan uj korelas dan hpotess terlebh dahulu dlakukan uj normaltas sampel. Pengujan n bertujuan untuk melhat apakah sebaran data yang akan d analss terdstrbus normal. Uj normaltas sampel n dlakukan pada kedua varabel yatu pemanfaatan laboratorum dan hasl belajar sswa. 1. Uj nomaltas Uj normaltas pada peneltan n menggunakan uj Keterangan : = Koefsen korelas antara skor tem dengan skor total = jumlah skor asl varable x = jumlah skor asl varable y = Jumlah sampel Adapun krtera korelas koefsen menurut Sugono (2012:257) dapat dlhat pada tabel dbawah n: Tabel 6. Interval Koefsen Korelas Interval Koefsen 0,00-0,199 0,20-0,399 0,40-0,599 0,60-0,799 0,80-1,000 Tngkat Hubungan Sangat rendah Rendah Sedang Kuat Sangat kuat Sumber : Sugono (2012:257) 8

9 Harga r yang memlk nla postf menunjukkan bahwan antar varabel memlk hubungan yang searah. Sebalknya jka harga r menunjukkan nla megatf, maka antar varabel mempunya hubungan yang tdak searah. Pada program SPSS untuk melhat hubungan yang terbalk atau ydak dapat dlhat pada nla sgnfkcant (Sg.2-taled) dengan angka sgnfkan hasl rset <0,05 maka hubungan antar varabel sgnfkan. Kemudan untuk mengetahu apakah antara varabel X dan Y lnear atau tdak dgunakan persamaan regres sederhana yang dkemukakan oleh Sudjana (2008 :315), yatu Y = a + bx Koefsen a dhtung dengan rumus 2 ) 2 ( Y )( X a n X ( X ( X )( X Y ) Koefsen b dhtung dengan rumus n X Y ( X )( Y ) b 2 n X ( X ) 2 Keterangan : Y = varable y (hasl belajar) X = varable x ( Pemanfaatan Laboratorum) a,b = koefsen regres ) 2 n = jumlah sampel 3. Analss Regres Lner Berganda Untuk melhat pengaruh pemanfaatan laboratorum dengan hasl belajar (Y) dgunakan analss koefsen regres berganda yang dkemukakan oleh Sudjana (2008:385) yatu: Keterangan: : korelas antara, dengan dan Y : koefsen korelas antara Y dan koefsen korelas antara Y dan : koefsen korelas antara dan Kemudan untuk melhat pengaruh pemanfaatan laboratorum dengan hasl belajar bolog sswa dapat dgunakan persamaan regres lner berganda yang dkemukakan oleh Sudjana (2008:387). = Keterangan: + = kegatan laboratoum 9

10 = keadaan laboratorum = waktu pelaksanaan pratkum = Persapan dan pelaksanaan pratkum = Lap dan hasl evaluas pratkum Untuk menentukan apakah hpotess yang dajukan dterma atau dtolak dlakukan analss data dengan uj t. Pengujan menggunakan tngkat sgnfkans 0,05 dengan bantuaan SPSS 16,0 (Pryatno 2008). Jka maka dterma. > maka dtolak HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Uj coba angket pada peneltan n dlakukan d SMAN 9 Sjunjung pada sswa kelas XI IPA sebanyak 31 orang sswa. Uj coba angket dlakukan pada tanggal 30 Maret Uj valdtas angket dalam peneltan dengan valdtas logs. Penelt bertanya kepada pakar yatu kepada dosen Penddkan Bolog UBH Bapak Drs. Wnce Hendr, M.S dan Ibu Dr. Azrta, S.P,M.S. setelah melakukan valdtas kepada kedua pakar tersebut maka nstrument peneltan atau angket dalam peneltan n telah memenuh persyaratan vald berdasarkan hasl penalaran. Setelah dlakukan valdtas, selanjutnya dcar relabltas angket menggunakan teknk Cronbach Alpha untuk mengetahu konsstens alat ukur dengan bantuan SPSS 16. Setelah dlakukan perhtungan dperoleh Cronbach Alpha adalah 0,929 yang berart angket yang dgunakan mempunya reabltas yang sangat tngg. Uj normaltas menggunakan bantuan SPSS Alat uj yang dgunakan alah One-Sample Kolmogorov-Smrnov Test dengan krtera pengujan sebaga berkut: - Sgnfkas > 0,05 maka data terdstrbus normal - Sgnfkas < 0,05 maka data tdak terdstrbus secara normal Pada skor angket pemanfaata n laboratorum mempunya sgnfka n sebesar 0,917 dan analsa hasl belajar sswa ddapatkan sgnfkans sebesar 0,621. Hal n berart kedua data terdstrbus secara normal 10

11 karena melebh taraf sgnfkans yatu sebesar > 0,05. Setelah uj normaltas, maka selanjutnya dlakukan uj korelas untuk mengetahu hubungan kedua varabel, yatu pemanfaatan laboratorum dan hasl belajar. Menghtung nla korelas menggunakan rumus korelas Pearson Product Moment dengan program SPSS 16,0. Berdasarkan hasl analss korelas dar kelma sub varabel adalah sebaga berkut: A. Hubungan sub varabel kegatan laboratorum dengan hasl belajar sswa. Pada hubungan sub varabel kegatan laboratorum dengan hasl belajar dperoleh r sebesar dengan kategor korelas rendah. Dapat dsmpulkan bahwa hubungan antara sub varabel kegatan laboratrum dengan hasl belajar sgnfkan pada taraf kepercayaan 0,01. B. Hubungan sub varabel keadaan laboratorum dengan hasl belajar. Hubungan keadaan laboratorum dengan hasl belajar yatu dperoleh r sebesar dengan kategor korelas sedang. Dapat dsmpulkan bahwa hubungan antara sub varabel keadaan laboratorum dengan hasl belajar sgnfkan pada taraf kepercayaan 0,01 bntang. Dapat dsmpulkan bahwa hubungan antara sub varabel keadaan laboratorum dengan hasl belajar sgnfkan pada taraf kepercayaan 0,01.. C. Hubungan sub varabel waktu pelaksanaan pratkum dengan hasl belajar. Hubungan sub varabel waktu pelaksanaan pratkum dengan hasl belajar, yatu dengan kategor korelas sedang dan taraf kepercayaan 0.01 atau 99%. D. Hubungan sub varabel persapan dan pelaksanaan pratkum dengan hasl belajar. Hubungan sub varabel persapan dan pelaksanaan pratkum dengan hasl belajar, yatu yang berart mempunya korelas kuat dan taraf kepercayaan 0.01 atau 99%. E. Hubungan sub varabel laporan dan hasl evaluas pratkum dengan hasl belajar. 11

12 Hubungan sub varabel laporan dan hasl evaluas pratkum dengan hasl belajar dperoleh r sebesar dengan kategor korelas kuat dan taraf kepercayaan 0.01 atau 99%. Setelah mencar koleras antara sub varabel dengan hasl belajar, maka dlakukan uj koleras hubungan varabel pemanfaatan laboratorum dengan hasl belajar dengan menggunakan rumus koleras pearson product moment dengan program SPSS 16.0 dengan hasl sebaga berkut: analss n juga ddapatkan harga R square atau koefsen determnas sebesar 0,960 yang artnya angka n d ubah kedalam bentuk persen sehngga ddapatkan persentase sumbangan varabel X terhadap Y yatu sebesar 96%. Hasl analss korelas sepert yang terlhat pada Tabel 9 d bawah n bahwa nla koefesen korelas adalah 0,980 atau 98% maka dapat dambl kesmpulan bahwa hubungan antara kedua varabel memlk pengaruh hubungan yang sangat kuat. Pada nla Sgnfkans (2-taled) adalah 0,000 < 0,05 dengan dua bntang (**) maka dapat dsmpulkan bahwa hubungan antara kedua varabel pemanfaatan laboratorum dan hasl belajar tngkat sgnfkas pada taraf kepercayaan 0,01. Tabel 9. Hasl Uj Korelas Varabel Pemanfaatan Laboratorum dengan Hasl Belajar Skor Pemanfaatan Laboratorum Correlatons Skor Pemanfaatan Laboratorum Hasl Belajar Pearson Correlaton ** Sg. (2-taled).000 N Hasl Belajar Pearson Correlaton.980 ** 1 Sg. (2-taled).000 N **. Correlaton s sgnfcant at the 0.01 level (2-taled). 12

13 Kemudan dlakukan analss pengaruh sub varabel kegatan laboratorum, keadaan laboratorum, waktu pelakasanaan pratkum, persapan dan pelaksanaan pratkum, laporan dan hasl evaluas pratkum dengan hasl belajar bolog sswa dperoleh persamaan Lnear Y = 45, 874+1,102x1+0,884x2+0,890x3+1,0 63x4+0,895x5. yang artnya : y = Hasl Belajar x1 = Kegatan Laboratorum (dengan bertambahnya kegatan laboratorum satu unt maka dapat menambah hasl belajar sswa 1,102) x2 = Keadaan Laboratorum (dengan bertambahnya keadaan laboratorum satu unt maka dapat menambah hasl belajar sswa 0,884) x3 = Waktu Pelaksanaan Pratkum (dengan bertambahnya waktu pelaksanaan pratkum satu unt maka dapat menambah hasl belajar sswa 0,890) x4 = Persapan dan Pelaksanaan pratkum (dengan bertambahnya persapan dan pelasanaan pratkum satu unt maka dapat menambah hasl belajar sswa 1,063) x5 = Lap dan Hasl Evaluas Pratkum (dengan bertambahn ya laporan dan hasl evaluas pratkum satu unt maka dapat menambah hasl belajar 0,895) PEMBAHASAN Hubungan n dapat dlhat pada hasl analss korelas Product Moment Pearson ddapat koefsen yang deroleh sebesar 0,980** (sangat kuat). Karena koefsen mendekat 1, maka dapat dsmpulkan bahwa hubungan antara pemanfaatan laboratorum dengan hasl belajar adalah erat, sehngga korelas bsa dsebut korelas postf dan harga koefsen determnas (R 2 ) sebesar 0,960 atau sebesar 96%. Hal n berart hubungan pemanfaatan laboratorum dalam proses pembelajaran memberkan nterpretas atau pandangan yang cukup terhadap hasl belajar bolog. Kemudan dperoleh persamaan lnear Y = 44,867+0,961 x yang artnya dengan bertambahnya pemanfaatan laboratorum satu unt maka dapat menambah hasl belajar 0,961. Jka dlhat dar korelas 13

14 regres dapat dkatakan bahwa pemanfaatan laboratorum dengan hasl belajar sswa mempunya hubungan yang lnear yatu semakn tngg pemanfaatan laboratorum maka akan semakn tngg pula hasl belajar sswa. Hubungan setap sub varabel dengan hasl belajar yatu pada sub varabel kegatan laboratorum dengan hasl belajar mempunya nla r = 0.38 yang berart mempunya korelas rendah. Sub varabel keadaan laboratorum dengan hasl belajar mempunya nla r = 0.43 yang berart memlk korelas sedang. Sub varabel waktu pelaksanaan pratkum dengan hasl belajar mempunya nla r = 0.44 yang berart mempunya korelas sedang. Sub varabel persapan dan pelaksanaan pratkum dengan hasl belajar mempunya nla r = 0.75 dan berart terdapat korelas yang kuat. Sub varabel laporan dan hasl evaluas pratkum dengan hasl belajar mempunya nla r = 0.65 yang berart mempunya korelas atau hubungan yang kuat terhadap hasl belajar. Dapat dsmpulkan bahwa setap sub varabel mempunya korelas yang rendah, sedang, dan kuat dengan hasl belajar sswa. KESIMPULAN Berdasarkan hasl peneltan yang telah durakan sebelumnya, maka dapat dambl kesmpulan: 1. Berdasarkan hasl peneltan n menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang sangat kuat antara pemanfaatan laboratorum dengan hasl belajar sswa kelas XI IPA SMA N 1 Sjunjung, dlhat dar rata-rata skor angket sebesar 132,33, dengan koefsen korelas (r) 0,980 bernla postf dan koefsen determnas (R 2 ) 0,960. Sehngga memberkan pengaruh yang postf terhadap hasl belajar. Dar hasl peneltan hpotess yang dbangun H 1 dterma dan H 0 dtolak artnya sgnfkan, terdapat hubungan pemanfaatan laboratorum dengan hasl belajar bolog sswa. 2. Analss korelas pemanfaatan laboratorum dengan hasl belajar bolog sswa kelas XI IPA SMA N1 Sjunjung juga menunjukkan terdapatnya hubungan. Hal n dapat dlhat pada nla korelas 14

15 kelma sub varabel pemanfaatan laboratorum yatu, kegatan laboratorum sebesar 0,388 kategor rendah, keadaan laboratorum sebesar 0,438 kategor sedang, waktu pelaksanaan pratkum sebesar 0,445 kategor sedang, persapan dan pelaksanaan pratkum sebesar 0,750 kategor kuat, laporan dan hasl evaluas pratkum sebesar 0,659 kategor kuat terhadap hasl belajar bolog sswa kelas XI IPA SMA N 1 Sjunjung. DAFTAR PUSTAKA Arkunto, S Prosedur Peneltan Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rneka Cpta. Padang:Juruasan Bolog FMIPA UNP Sobroh,A.2006.Pemanfaatan Laboratorum Untuk Menngkatkan Hasl Belajar Bolog Sswa Kelas 2 SMA Se Kabupaten Banjarnegara Semester 1 Tahun 2004/2005.Skrps. Semarang: FMIPA Unnes Sukman Pengembangan Sstem Evaluas. Yogyakrta: Insan Madan. Sugono Metode Peneltan Penddkan Pendekatan Kuanttatf, Kualtatf, dan R&D. Bandung : Alfabeta Humara, M Hubungan Pemanfaatan Laboratorum dengan Hasl Belajar Bolog Sswa Kelas XI d SMA Neger Se-Kota Paraman Tahun Skrps. Padang: PMIPA Unverstas Bung Hatta Lufr Strateg Pembelajaran Bolog Teor, Praktk, dan Peneltan. 15

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan 7 BAB III METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel 1. Populas Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas XI SMA Yadka Bandar Lampung semester genap tahun pelajaran 014/ 015 yang berjumlah empat

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan. 3 III. METDE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan merupakan langkah atau aturan yang dgunakan dalam melaksanakan peneltan. Metode pada peneltan n bersfat kuanttatf yatu metode peneltan yang dgunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf. Peneltan deskrptf merupakan peneltan yang dlakukan untuk menggambarkan sebuah fenomena atau suatu

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen yang telah dlaksanakan d SMA Neger 3 Bandar Lampung. Peneltan n dlaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pretest postes control group design dengan satu macam perlakuan. Di dalam

BAB III METODE PENELITIAN. pretest postes control group design dengan satu macam perlakuan. Di dalam BAB III METODE PEELITIA A. Bentuk Peneltan Peneltan n merupakan peneltan ekspermen dengan model pretest postes control group desgn dengan satu macam perlakuan. D dalam model n sebelum dmula perlakuan kedua

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Pada peneltan n, penuls memlh lokas d SMA Neger 1 Bolyohuto khususnya pada sswa kelas X, karena penuls menganggap bahwa lokas

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n telah dlaksanakan d SMA Neger 1 Bandar Lampung pada tahun pelajaran 011/ 01. Populas peneltan n adalah seluruh sswa kelas X yang terdr dar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada 3 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Peneltan yang dlakukan oleh penelt berlokas d Kelas Ak 6, SMK Neger I Gorontalo. Penetapan lokas tersebut berdasarkan pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.3.1 Tempat Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger Gorontalo khususnya pada sswa kelas VIII. 3.3. Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan selama

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu 4 III. METODE PENELITIAN A. Populas Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen dengan populas peneltan yatu seluruh sswa kelas VIII C SMP Neger Bukt Kemunng pada semester genap tahun pelajaran 01/013

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau langkah-langkah yang harus

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau langkah-langkah yang harus BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan merupakan cara atau langkah-langkah yang harus dtempuh dalam kegatan peneltan, sehngga peneltan yang dlakukan dapat mencapa sasaran yang dngnkan. Metodolog peneltan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum dlakukan peneltan, langkah pertama yang harus dlakukan oleh penelt adalah menentukan terlebh dahulu metode apa yang akan dgunakan dalam peneltan. Desan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jens Peneltan Jens peneltan yang dpaka adalah peneltan kuanttatf, dengan menggunakan metode analss deskrptf dengan analss statstka nferensal artnya penuls dapat

Lebih terperinci

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas 9 BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3. Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan n d laksanakan d Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. Gorontalo pada kelas VIII. Waktu peneltan dlaksanakan pada semester ganjl, tahun ajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jens dan Pendekatan Peneltan Jens peneltan n termasuk peneltan korelasonal (correlatonal studes. Peneltan korelasonal merupakan peneltan yang dmaksudkan untuk mengetahu ada

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap 5 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. Lokas Dan Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMA Neger I Tbawa pada semester genap tahun ajaran 0/03. Peneltan n berlangsung selama ± bulan (Me,Jun) mula dar tahap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Jens dan Desan Peneltan Jens peneltan n adalah kuas ekspermen. Pada peneltan n terdapat dua kelompok subjek peneltan yatu kelompok ekspermen yang dberkan suatu perlakuan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen 3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen karena sesua dengan tujuan peneltan yatu melhat hubungan antara varabelvarabel

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Peneltan n menggunakan peneltan ekspermen; subyek peneltannya dbedakan menjad kelas ekspermen dan kelas kontrol. Kelas ekspermen dber

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode adalah suatu pendekatan yang dilakukan untuk mendapatkan data

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode adalah suatu pendekatan yang dilakukan untuk mendapatkan data BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode adalah suatu pendekatan yang dlakukan untuk mendapatkan data yang dperlukan sehngga mendapatkan hasl yang optmal (Suharsm Arkunto : 1998). Metode

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak d Jl. Gn. Tanggamus Raya Way Halm, kota Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam 1 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMPN 8 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas VII SMPN 8 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 01/013 yang terdr

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen.

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen. BAB II METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Peneltan Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan deskrptf dengan analsa kuanttatf, dengan maksud untuk mencar pengaruh antara varable ndependen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. hasil penelitian. Walaupun penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen,

BAB III METODE PENELITIAN. hasil penelitian. Walaupun penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen, BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode peneltan n adalah quas ekspermen karena terdapat unsur manpulas, yatu mengubah keadaan basa secara sstemats ke keadaan tertentu serta tetap

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlakukan d MTs Neger Bandar Lampung dengan populas sswa kelas VII yang terdr dar 0 kelas yatu kelas unggulan, unggulan, dan kelas A sampa dengan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity 37 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens peneltan yang dgunakan adalah peneltan deskrptf, yang mana dgunakan untuk mengetahu bagamana pengaruh varabel X (celebrty endorser) terhadap varabel

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini III. METODE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode dalam peneltan n adalah metode ekspermen. Penggunaan metode ekspermen n bertujuan untuk mengetahu apakah suatu metode, prosedur, sstem, proses, alat, bahan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokas Peneltan Lokas peneltan adalah d kampus Jurusan Penddkan Teknk Spl FPTK UPI yang beralamat d Jl. Dr. Setabud No. 07 Bandung, 40154. 3. Metode Peneltan Metode peneltan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi 3 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SD Al-Azhar Wayhalm Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas V yang terdr dar 5 kelas yatu V A, V B, V

Lebih terperinci

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: 1.1. Latar Belakang Masalah SDM kn makn berperan besar bag kesuksesan suatu organsas. Banyak organsas menyadar bahwa unsur manusa dalam suatu organsas dapat memberkan keunggulan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Untuk menjawab permasalahan yatu tentang peranan pelathan yang dapat menngkatkan knerja karyawan, dgunakan metode analss eksplanatf kuanttatf. Pengertan

Lebih terperinci

Post test (Treatment) Y 1 X Y 2

Post test (Treatment) Y 1 X Y 2 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode Peneltan adalah cara lmah untuk memaham suatu objek dalam suatu kegatan peneltan. Peneltan yang dlakukan n bertujuan untuk mengetahu penngkatan hasl

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger 3 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n yatu seluruh sswa kelas VIII SMP Neger 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 0/03 yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi.

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi. BAB LANDASAN TEORI Pada bab n akan durakan beberapa metode yang dgunakan dalam penyelesaan tugas akhr n. Selan tu penuls juga mengurakan tentang pengertan regres, analss regres berganda, membentuk persamaan

Lebih terperinci

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Hpotess Berdasarkan kerangka pemkran sebelumnya, maka dapat drumuskan hpotess sebaga berkut : H1 : ada beda sgnfkan antara sebelum dan setelah penerbtan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (1822 1911). Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Satelah melakukan peneltan, penelt melakukan stud lapangan untuk memperoleh data nla post test dar hasl tes setelah dkena perlakuan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) pada materi Geometri dengan

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) pada materi Geometri dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan yang bertujuan untuk menghaslkan Lembar Kegatan Sswa (LKS) pada mater Geometr dengan pendekatan pembelajaran berbass

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Peneltan Tujuan dalm peneltan n adalah mengetahu keefektfan strateg pembelajaran practce-rehearsal pars dengan alat peraga smetr lpat dan smetr putar dalam menngkatkan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK BAB IV PEMBAASAN ASIL PENELITIAN PENGARU PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK TERADAP ASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS MATERI POKOK KERAGAMAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA DI INDONESIA A. Deskrps Data asl Peneltan.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. bulan November 2011 dan direncanakan selesai pada bulan Mei 2012.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. bulan November 2011 dan direncanakan selesai pada bulan Mei 2012. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1.1. Tempat dan waktu Peneltan Peneltan dlakukan pada Perusahaan Daerah Ar Mnum Kabupaten Gorontalo yang beralamat d jalan Gunung Bolyohuto No. 390 Kelurahan Bolhuangga Kecamatan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and III. METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan pengembangan yang dlakukan adalah untuk mengembangkan penuntun praktkum menjad LKS

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbasis masalah ini

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbasis masalah ini BAB III METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam pengembangan perangkat pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbass masalah n adalah metode pengembangan atau

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan n adalah peneltan quas expermental dengan one group pretest posttest desgn. Peneltan n tdak menggunakan kelas pembandng namun sudah menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tujuan Peneltan Adapun tujuan dar peneltan n adalah:. Untuk mengetahu pelaksanaan model pembelajaran Problem Based Learnng pada mater pokok kalor kelas VII d MTs Nurul Itthad

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Analsa Regres Dalam kehdupan sehar-har, serng kta jumpa hubungan antara satu varabel terhadap satu atau lebh varabel yang lan. Sebaga contoh, besarnya pendapatan seseorang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mencari jawaban atau menggambarkan permasalahan yang akan dibahas. Metode

BAB III METODE PENELITIAN. mencari jawaban atau menggambarkan permasalahan yang akan dibahas. Metode 34 BAB III METODE PENELITIAN A Metode yang Dgunakan Metode peneltan merupakan suatu pendekatan yang dgunakan untuk mencar jawaban atau menggambarkan permasalahan yang akan dbahas Metode peneltan juga dapat

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat BAB LANDASAN TEORI. 1 Analsa Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstk pada tahun 1877 oleh Sr Francs Galton. Galton melakukan stud tentang kecenderungan tngg badan anak. Teor Galton

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN 6 BAB IV HAIL PENELITIAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Untuk mengetahu keefektfan penerapan model pembelajaran cooperatve learnng tpe TAD (tudent Teams-Achevement Dvsons) terhadap hasl belajar matematka

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Karangkajen, Madrasah Tsanawiyah Mu'allimaat Muhammadiyah Yogyakarta,

BAB III METODE PENELITIAN. Karangkajen, Madrasah Tsanawiyah Mu'allimaat Muhammadiyah Yogyakarta, BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Peneltan Peneltan n dlakukan pada 6 (enam) MTs d Kota Yogyakarta, yang melput: Madrasah Tsanawyah Neger Yogyakarta II, Madrasah Tsanawyah Muhammadyah Gedongtengen,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf analts dengan jens pendekatan stud kasus yatu dengan melhat fenomena permasalahan yang ada

Lebih terperinci

BAB III METODELOGIPENELITIAN. pada semester genap tahun ajaran 2012/2013. Penelitian ini dilaksanakan selama ±4 bulan dari persiapan sampai

BAB III METODELOGIPENELITIAN. pada semester genap tahun ajaran 2012/2013. Penelitian ini dilaksanakan selama ±4 bulan dari persiapan sampai 3 BAB III METODELOGIPENELITIAN 3. Lokas dan Waktu Peneltan 3.. Lokas Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMA Neger Bonepanta pada kelas X pada semester genap tahun ajaran 0/03. 3.. Waktu Peneltan Peneltan

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Suatu penelitian dapat berhasil dengan baik dan sesuai dengan prosedur ilmiah,

III. METODELOGI PENELITIAN. Suatu penelitian dapat berhasil dengan baik dan sesuai dengan prosedur ilmiah, III. METODELOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Suatu peneltan dapat berhasl dengan bak dan sesua dengan prosedur lmah, apabla peneltan tersebut menggunakan metode atau alat yang tepat. Dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Hasl Peneltan Pada peneltan yang telah dlakukan penelt selama 3 mnggu, maka hasl belajar matematka pada mater pokok pecahan d kelas V MI I anatussbyan Mangkang Kulon

Lebih terperinci

III.METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini subyek yang digunakan adalah siswa VII A SMPN 5

III.METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini subyek yang digunakan adalah siswa VII A SMPN 5 33 III.METODE PENELITIAN A Jens Dan Desan Peneltan. Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan kuanttatf. Peneltan n merupakan peneltan korelas yang bertujuan untuk mengetahu hubungan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode berasal dari kata Yunani yaitu methodos yang beraal dari kata meta

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode berasal dari kata Yunani yaitu methodos yang beraal dari kata meta BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode berasal dar kata Yunan yatu methodos yang beraal dar kata meta yang berart jalan atau cara. Jad metode adalah cara kerja yang dlakukan untuk mencapa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan lapangan kuanttatf yang bersfat korelasonal. Peneltan lapangan merupakan suatu peneltan untuk memperoleh data-data yang sebenarnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan yang bertujuan untuk mendeskrpskan langkah-langkah pengembangan perangkat pembelajaran matematka berbass teor varas berupa Rencana

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan yang dgunakan adalah peneltan pengembangan yang bertujuan membuat suatu produk dan duj kelayakannya. B. Metode Pengembangan Peneltan n menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 22 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Model Pengembangan Produk model pengembangan pembelajaran mengacu pada proses pembelajaran yang menekankan pada pemberdayaan teman sejawat dan permanan. Pemberdayaan teman

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU DENGAN PENDEKATAN SCIENTIFIC TERHADAP MINAT BELAJAR PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 3 DERMOLO JEPARA

PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU DENGAN PENDEKATAN SCIENTIFIC TERHADAP MINAT BELAJAR PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 3 DERMOLO JEPARA PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU DENGAN PENDEKATAN SCIENTIFIC TERHADAP MINAT BELAJAR PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 3 DERMOLO JEPARA Oleh: Ferna Agustn, Shat Harles Saputr UNIVERSITAS PGRI SEMARANG Abstract

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB LANDASAN TEORI.1 Analsa Regres Analsa regres dnterpretaskan sebaga suatu analsa yang berkatan dengan stud ketergantungan (hubungan kausal) dar suatu varabel tak bebas (dependent varable) atu dsebut

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen dengan bentuk kuas ekspermen. Pre test dlakukan d awal peneltan dan post tes dlakukan

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy ANALISIS REGRESI Regres Lner Sederhana : Contoh Perhtungan Regres Lner Sederhana Menghtung harga a dan b Menyusun Persamaan Regres Korelas Pearson (Product Moment) Koefsen Determnas (KD) Regres Ganda :

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dgunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (18 1911).Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang selanjutnya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan adalah cara lmah untuk memaham suatu objek dalam suatu kegatan peneltan. Menurut Sugyono (013: 6) bahwa: Metode peneltan dapat dartkan sebaga

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Berdasarkan masalah yang akan dtelt dengan melhat tujuan dan ruang lngkup dserta dengan pengolahan data, penafsran serta pengamblan kesmpulan, maka metode

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011. 44 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Penyajan Data Peneltan Untuk memperoleh data dar responden yang ada, maka dgunakan kuesoner yang telah dsebar pada para pelanggan (orang tua sswa) d Kumon

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Perusahaan Daerah Kebersihan Kota Bandung Jl. Surapati No.

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Perusahaan Daerah Kebersihan Kota Bandung Jl. Surapati No. BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN A. Objek Peneltan Peneltan n dlakukan d Perusahaan Daerah Kebershan Kota Bandung Jl. Surapat No. 15 Bandung. Adapun yang menjad responden dalam peneltan n adalah para

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan yang akan dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan Research and Development (R&D) n merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat Peneltan Peneltan n dlakukan d Jurusan Penddkan Teknk Spl, Fakultas Penddkan Teknolog dan Kejuruan, Unverstas Penddkan Indonesa.Yang terdr dar 3 program stud yatu: Penddkan

Lebih terperinci

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel 4 BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Peneltan Obyek dalam peneltan n adalah kebjakan dvden sebaga varabel ndependen (X) dan harga saham sebaga varabel dependen (Y). Peneltan n dlakukan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menjelaskan secara operasional mengenai penelitian yang akan dilaksanakan.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menjelaskan secara operasional mengenai penelitian yang akan dilaksanakan. 1 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Defns Operasonal Defns operasonal merupakan penjelasan maksud dar stlah yang menjelaskan secara operasonal mengena peneltan yang akan dlaksanakan. Defns operasonal n

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel BAB LANDASAN TEORI. Analss Regres Regres merupakan suatu alat ukur yang dgunakan untuk mengukur ada atau tdaknya hubungan antar varabel. Dalam analss regres, suatu persamaan regres atau persamaan penduga

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan kestablan ekonom, adalah dua syarat pentng bag kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pertumbuhan yang cukup, negara dapat melanjutkan pembangunan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Definisi operasional diperlukan agar tidak terjadi salah pengertian dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Definisi operasional diperlukan agar tidak terjadi salah pengertian dan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Defns Operasonal Defns operasonal dperlukan agar tdak terjad salah pengertan dan penafsran terhadap stlah-stlah yang terkandung d dalam judul peneltan n. Istlah-stlah yang

Lebih terperinci

KORELASI DAN REGRESI LINIER. Debrina Puspita Andriani /

KORELASI DAN REGRESI LINIER. Debrina Puspita Andriani    / KORELASI DAN REGRESI LINIER 9 Debrna Puspta Andran www. E-mal : debrna.ub@gmal.com / debrna@ub.ac.d 2 Outlne 3 Perbedaan mendasar antara korelas dan regres? KORELASI Korelas hanya menunjukkan sekedar hubungan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN. Tempat dan Waktu Peneltan Peneltan dlakukan pada sswa kelas XI d SMA Neger Gorontalo, Kota Gorontalo waktu peneltan dlaksanakan d mula pada bulan Oktober 03 sampa bulan Desember

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun akademik 2013/2014.

BAB III METODE PENELITIAN Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun akademik 2013/2014. 4 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat, Waktu, dan Sasaran Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Peneltan n dlakukan d SMKN 3 Kunngan yang berlokas d d jalan Gunung Kelng,Crendang-Kunngan 4551, tepatnya d Jurusan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Suharsimi Arikunto (1998:151) mengatakan bahwa Metode merupakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Suharsimi Arikunto (1998:151) mengatakan bahwa Metode merupakan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A Metode Peneltan Suharsm Arkunto (1998:151) mengatakan bahwa Metode merupakan cara yang dlakukan oleh seseorang dalam mencapa tujuan Metode peneltan menurut Nana Syaodh (005:5)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Peneltan 1. Tempat Peneltan Peneltan n dlakukan pada sswa kelas X tahun ajaran 013/014 yang bertempat d SMA N 1Sambungmacan Sragen.. Waktu Peneltan Peneltan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan atau metodolog peneltan adalah strateg umum yang danut dalam mengumpulkan dan menganalss data yang dperlukkan, guna menjawab persoalan yang dhadap. Adapun rencana

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Indomaret yang berada di Jalan Tubagus Ismail

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Indomaret yang berada di Jalan Tubagus Ismail BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 1.1 Objek Peneltan Peneltan n dlakukan d Indomaret yang berada d Jalan Tubagus Ismal Raya No. 18 bandung dengan menelt keragaman produk sebaga varabel bebas (ndependen)

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. bulan September - November 2010 di SMP Negeri 1 Kalianda Kabupaten

III. METODE PENELITIAN. bulan September - November 2010 di SMP Negeri 1 Kalianda Kabupaten III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n dlaksanakan pada semester ganjl tahun ajaran 010/011 antara bulan September - November 010 d SMP Neger 1 Kalanda Kabupaten Lampung Selatan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 61 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokas dan Subjek Populas/Sampel Peneltan 1. Lokas Peneltan Lokas peneltan adalah SMP Neger 1 Jalancagak yang terletak d Jalan Raya Jalancagak KM 16 Kecamatan Jalancagak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Peneltan Peneltan n menggunakan metode peneltan deskrptf dengan pendekatan kuanttatf. Peneltan deskrptf yang dmaksud adalah bersfat menjelaskan hubungan kausal dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan prosedur atau cara yang ditempuh dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan prosedur atau cara yang ditempuh dalam BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan merupakan prosedur atau cara yang dtempuh dalam mencapa suatu tujuan peneltan. Tujuan peneltan yang akan dlakukan adalah untuk mengetahu perbandngan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan atau metodolog peneltan adalah strateg umum yang danut dalam mengumpulkan dan menganalss data yang dperlukkan, guna menjawab persoalan yang dhadap. Adapun rencana

Lebih terperinci

UJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD

UJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD UJI F DAN UJI T Uj F dkenal dengan Uj serentak atau uj Model/Uj Anova, yatu uj untuk melhat bagamanakah pengaruh semua varabel bebasnya secara bersama-sama terhadap varabel terkatnya. Atau untuk menguj

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo.

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Adapun yang menjad objek peneltan adalah sswa MAN Model Gorontalo. Penetapan lokas n ddasarkan pada beberapa pertmbangan yakn,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan suatu cara yang teratur dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan suatu cara yang teratur dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Metode peneltan Metode peneltan merupakan suatu cara yang teratur dengan menggunakan alat atau teknk tertentu untuk suatu kepentngan peneltan. Menurut Suharsm Arkunto (00:136)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan oleh penulis yaitu korelasional dan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan oleh penulis yaitu korelasional dan 46 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desan Peneltan Jens peneltan yang dlakukan oleh penuls yatu korelasonal dan verfkatf yatu suatu metode yang dgunakan untuk menentukan apakah terdapat hubungan antara dua

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN

ANALISIS PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN ANALISIS PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN STUDI KASUS PADA PT. DOK & PERKAPALAN KODJA BAHARI (PERSERO) CABANG SEMARANG SKRIPSI Dajukan sebaga salah satu syarat Untuk menyelesakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum melakukan penelitian, langkah yang dilakukan oleh penulis

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum melakukan penelitian, langkah yang dilakukan oleh penulis BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum melakukan peneltan, langkah yang dlakukan oleh penuls adalah mengetahu dan menentukan metode yang akan dgunakan dalam peneltan. Sugyono (2006: 1) menyatakan:

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Pizza Hut Garden 6 - Jakarta Barat. Penelitian dilakukan pada bulan Mei 2014 Juni 2014.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Pizza Hut Garden 6 - Jakarta Barat. Penelitian dilakukan pada bulan Mei 2014 Juni 2014. BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Peneltan 1. Tempat dan peneltan dlakukan Peneltan n dlaksanakan d Pzza Hut Garden 6 - Jakarta Barat 2. Waktu Pengumpulan data Peneltan dlakukan pada bulan

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Metode peneltan mengungkapkan dengan jelas bagamana cara memperoleh data yang dperlukan, oleh karena tu metode peneltan lebh menekankan pada strateg, proses

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan atau metodolog peneltan adalah strateg umum yang danut dalam mengumpulkan dan menganalss data yang dperlukan, guna menjawab persoalanpersoalan yang d hadap. Adapun

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. problems. Cresswell (2012: 533) beranggapan bahwa dengan

BAB III METODE PENELITIAN. problems. Cresswell (2012: 533) beranggapan bahwa dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan n adalah peneltan kombnas atau mxed methods. Cresswell (2012: 533) A mxed methods research desgn s a procedure for collectng, analyzng and mxng

Lebih terperinci

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351)

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) Suplemen Respons Pertemuan ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) 7 Departemen Statstka FMIPA IPB Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Referens Waktu Korelas Perngkat (Rank Correlaton) Bag. 1 Koefsen Korelas Perngkat

Lebih terperinci