BAB III METODE PENELITIAN Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun akademik 2013/2014.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III METODE PENELITIAN Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun akademik 2013/2014."

Transkripsi

1 4 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat, Waktu, dan Sasaran Peneltan Tempat Peneltan Peneltan n dlakukan d SMKN 3 Kunngan yang berlokas d d jalan Gunung Kelng,Crendang-Kunngan 4551, tepatnya d Jurusan Teknk Bangunan SMKN 3 Kunngan Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan pada semester genap tahun akademk 013/ Sasaran Peneltan Sasaran peneltan n adalah sswa yang telah mengkut kegatan pembelajaran keselamatan dan kesehatan kerja dalam penerapan pada saat praktk yatu sswa kelas XII SMKN 3 Kunngan. 3. Populas Dan Sampel 3..1 Populas Sugyono (011, hal. 80) mengungkapkan yang dmaksudkan dengan populas adalah wlayah generalsas yang terdr atas: objek/subyek yang mempunya kualtas dan karakterstk tertentu yang dterapkan oleh penelt untuk dpelajar dan kemudan dtark kesmpulannya. Adapun populas yang berkenaan dengan peneltan n adalah sswa SMK N 3 Kunngan kelas XII. Tabel 3.1 Populas Peneltan SMK N 3 Kunngan kelas XII Program Stud TGB Kelas XII 31 TKBB Kelas XII 4 Populas San Husn Sabar, 014

2 43 Jumlah Sampel Karena subjek populas dalam peneltan n berjumlah 55 sswa maka sampel yang dgunakan adalah sampel total adalah seluruh sswa kelas XII, yakn sebanyak 55 orang sswa. 3.3 Desan Peneltan Menurut, Nazr ( 003, hlm. 84) Desan dar peneltan adalah semua proses yang dperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan peneltan. Peneltan n bertujuan melhat hubungan varabel pelaksanaan : Perseps Sswa Tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Prlaku Sswa Dalam Praktk, dan haslnya akan dnterpretaskan dengan analss deskrptf. Peneltan n juga dapat dgolongkan ke dalam jens peneltan korelas karena bertujuan untuk menunjukan ada tdaknya hubungan dan apabla ada, berapa eratnya hubungan serta berart atau tdaknya hubungan tu (Arkunto, 010, hlm.313). Secara skemats hubungan kedua varabel tersebut dapat dgambarkan sebaga berkut: Varabel X Varabel Y Gambar 3.1. Skema Rancangan Peneltan Ket: Varabel X Varabel Y : Perseps Sswa Tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja : Prlaku Sswa Dalam Pembelajaran Praktk San Husn Sabar, 014

3 Metode Peneltan Peneltan n menggunakan metode deskrptf dengan pendekatan korelatf, menurut Nazr (003, hlm.54) Metode deskrptf adalah suatu metode status sekelompok manusa, suatu obyek, suatu set konds, suatu system pemkran, ataupun suatu kelas perstwa pada masa sekarang. Tujuan dar peneltan deskrptf n adalah untuk membuat deskrps. Gambaran atau luksan secara sstemats, factual dan akurat mengena fakta-fakta, sfat-sfat serta hubungan antar fenomena yang dseldk 3.5 Defns Operasonal Defns operasonal dmaksudkan untuk menjelaskan makna varabel yang sedang dtelt. Menurut Sngarmbun. M dan Effend (003, hlm.46-47) dalam Rduwan (01,hlm.313) bahwa Defns operasonal adalah unsur peneltan yang membertahukan cara mengukur suatu varabel. Dengan kata lan defns operasonal adalah semacam petunjuk pelaksanaan caranya mengukur suatu varabel. a. Kontrbus Kontrbus adalah segala bentuk tndakan dan pemkran yang bertujuan untuk mewujudkan sebuah cta-cta bersama. b. Perseps Pengalaman tentang obyek, perstwa, atau hubungan-hubungan yang dperoleh dengan menympulkan nformas dan menafsrkan. c. Keselamatan dan Kesehatan Kerja Suatu pemkran dan upaya umtk menjamn keutuhaan dan kesempurnaan bak jasmanah maupun rohanah tenaga kerja khususnya dan manusa pada umumnya, hasl karya dan budayanya menuju masyarakat adl dan makmur. d. Perlaku Pembelajaran Praktk Sswa San Husn Sabar, 014

4 45 Pembelajaran praktk merupakan suatu proses untuk menngkatkan keteramplan peserta ddk dengan menggunakan berbaga metode yang sesua dengan keteramplan yang dberkan dan peralatan yang dgunakan. Berdasarkan defns operasonal yang djelaskan d atas, maka defns secara komprehensf dar judul adalah kontrbus atau sumbangan yang dberkan oleh pandangan sswa tentang keselamatan dan kesehatan kerja dalam pekerjaan praktk terhadap perlaku pembelajarannya ketka mengkut setap kegatan praktk yang dlaksanakan d workshop bangunan dan studo gambar. 3.6 Instrumen Peneltan Instrumen peneltan merupakan alat ukur yang dgunakan dalam melakukan suatu peneltan, Menurut Sugyono (010, hlm.147) menympulkan bahwa nstrumen peneltan adalah suatu alat yang dgunakan mengukur fenomena alam maupun sosal yang damat. Karena pada prnspnya menelt adalah melakukan pengukuran, maka harus ada alat ukur yang bak. Instrument peneltan yang dgunakan sebaga alat pengumpul data dalam peneltan n adalah angket. Teknk angket (kuesoner) menurut Sugyono (011, hlm.14) adalah teknk pengumpulan data yang dlakukan dengan cara member seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertuls kepada responden untuk djawabnya. Dalam peneltan n, angket yang dgunakan terdr dar satu varabel X dan satu varable Y yang djabarkan melalu ndkator-ndkator dan pertanyaan - pertanyaan. Adapun butr pertanyaan yang akan dajukan bertujuan untuk mengungkap varable dalam hal n varable yang akan dungkap adalah seberapa besar kontrbus Pemahaman Sswa Tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (Varable X) dan Prlaku Sswa Dalam Pembelajaran Praktk d SMKN 3 Kunngan kelas XII. San Husn Sabar, 014

5 46 Adapun bentuk angket yang dgunakan untuk memperoleh nformas atau data dar responden yatu angket tertutup, sebagamana penjelasan dar Nasuton (009, hlm.18) bahwa Angket tertutup terdr atas pertanyaan atau pernyataan dengan jumlah jawaban tertentu sebaga plhan. Responden mencek jawaban tertentu sebaga plhan. Responden mencek jawaban sesua dengan pendrannya. Angket tertutup dplh oleh penelt basanya karena penelt dapat menggambarkan terlebh dahulu jawaban yang akan dkeluarkan oleh peserta atau sampel. Adapun beberapa keuntungan dan kerugan yang dapat dtemukan dalam menggunakkan angket tertutup yang dkemukakan oleh Nasuton (009, hlm.131) yatu : Keuntungan dar angket tertutup adalah: 1. Haslnya mudah dolah, dber kode dan dskor, bahkan dapat dolah dengan menggunakan komputer,. Responden tdak perlu menuls atau mengekspreskan buah pkrannya dalam bentuk tulsan, 3. Mengs angket relatf tdak banyak memerlukan waktu dbandngkan dengan angket terbuka, 4. Lebh besar harapan bahwa angket tu ds dan dkembalkan bla angket tu tertutup. Kekurangan dar angket tertutup adalah: 1. Keberatan utama alah bahwa responden tdak dber kesempatan member jawaban yang tdak tercantum dalam angket tu, sehngga a terpaksa mengecek atau memlh jawaban yang tdak sepenuhnya sesua pendapatnya.. Ada kemungknan bahwa responden asal-asal saja mengecek salah satu alternatf sekedar memenuh permntaan untuk mengsnya, tanpa memkrkan benar-benar apakah jawaban tu sesua atau tdak dengan pendrannya. Angket pengukur skap basanya memuat sejumlah tem San Husn Sabar, 014

6 47 yang dapat menunjukkan konsstens dalam jawaban. Jawaban yang tdak konssten mengandung ketdakbenaran. Kecerobohan menjawab antara lan dsebabkan oleh panjangnya angket tu sehngga menmbulkan keengganan untuk mengeluarkan waktu yang banyak untuk tu. Jawaban dalam angket tersebut, untuk Varabel X dan Y penuls menggunakan Skala dengan bobot nla atau skor pada setap angket adalah sebaga berkut: Sangat setuju = 4 Setuju = 3 Tdak setuju = Sangat tdak setuju = 1 Instrumen n menggunakan skala Lkert dengan empat jawaban; Sangat Setuju (SS), Setuju (ST), Tdak Setuju (TS), Sangat Tdak Setuju (STS). (Hamzah, 011:95) Untuk membuat nstrumen lebh terarah dan sstemats maka perlu dbuat ksks nstrumen, sepert yang dungkapakan oleh Sugyono (011, hlm.113) supaya penyusunan nstrumen lebh sstemats, sehngga mudah untuk dkontrol, dkoreks, dan dkonsultaskan pada orang ahl maka perlu dbuat ks-ks. Pada ks - ks ddalamnya terdapat varable dan ndkator yang akan dtelt dan djabarkan menjad butr butr nstrumen. Adapun ks-ks nstrumen pada peneltan n, dgambarkan pada tabel berkut n: San Husn Sabar, 014

7 48 Tabel 3. Ks-Ks Instrumen Uj Coba Peneltan Varabel X - Perseps Sswa Tentang Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (Sebelum Uj Coba) JUDUL PENELITIAN Kontrbus Perseps Sswa Tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Terhadap Perlaku Sswa Dalam Pembelajaran Praktk pada Sswa Bdang Keahlan teknk Bangunan d SMKN 3 Kunngan VARIABEL PENELITIAN Perseps Sswa Tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja ASPEK YANG DIUNGKAP Konsep Keselamatan dan Kesehatan Kerja Prosedur Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja INDIKATOR 1. Tujuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Aspek legaltas Keselamatan dan Kesehatan Kerja 3. Macam-macam Kecelakaan Kerja 4. Faktor-faktor Penyebab Kecelakaan Kerja 1. Prosedur penerapan K3. Penggunaan smbolsmbol/rambu- rambu K3 3. Penggunaan Alat Pengaman Dr 4. Tndakan Penanggulangan Kecelakaan Kerja NOMOR ITEM ANGKET 1,3,6 10,,3 4,5,8,7,1 14,15,16 9,17,19,4 18,0,1 11,13,5 RESPONDEN Sswa Kelas XII Bdang Keahlan Teknk Bangunan SMKN 3 Kunngan San Husn Sabar, 014 PRILAKU SISWA DALAM PEMBELAJARAN PRAKTIK DI BIDANG KEAHLIAN TEKNIK BANGUNAN SMK N 3

8 49 Tabel 3.3 Ks-Ks Instrumen Uj Coba Peneltan Varabel Y - Perlaku Sswa Dalam Pembelajaran Praktk (Sebelum Uj Coba) JUDUL PENELITIAN Kontrbus Perseps Sswa Tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Terhadap Perlaku Sswa Dalam Pembelajaran Praktk pada Sswa Bdang Keahlan teknk Bangunan d SMKN 3 Kunngan VARIABEL PENELITIAN Perlaku Sswa Dalam Pembelajaran Praktk ASPEK YANG DIUNGKAP Persapan Pembelajaran Praktk Pelaksanaan Pembelajaran Praktk Akhr Pembelajaran Praktk INDIKATOR 1. Penyapan Fsk dan Mental Sebelum Praktk. Penggunaan Baju Praktk dan APD 1. Menymak Penjelasan Instruktur/Guru Praktk. Mempelajar Lembar Kerja Praktk 3. Menggunakan Peralatan Praktk 4. Kedsplnan Dalam Praktk 1. Peraphan Tempat Praktk. Pembershan Peralatan Praktk dan APD NOMOR ITEM ANGKET 1,,4,0 3,5,6 7,8,9 10,1,13 14,15,16, 18,19,1 11,,3 17,4,5 RESPONDEN Sswa Kelas XII Bdang Keahlan Teknk Bangunan SMKN 3 Kunngan San Husn Sabar, 014 PRILAKU SISWA DALAM PEMBELAJARAN PRAKTIK DI BIDANG KEAHLIAN TEKNIK BANGUNAN SMK N 3

9 Pengujan Valdtas dan Realbltas Pengujan Valdtas Cara untuk mengetahu valdtas suatu nstrumen umumnya dgunakan rumus korelas dengan rumus Pearson Product Moment. Langkah-langkah perhtungan uj valdtas angket adalah sebaga berkut : 1. Menghtung koefsen korelas r htung Keterangan: XY X. Y X. ny n X Y r htung = Koefsen korelas n ΣX = Jumlah skor tem dseluruh responden ΣY = Jumlah skor seluruh tem dar keseluruhan responden n = Jumlah responden (Arkunto, 006, hlm. 170). Menghtung harga t r t Selanjutnya dhtung dengan Uj-t dengan rumus: n 1 r (Sugyono, 011 : 59) Dstrbus (Tabel t) untuk α = 0,05 dan derajat kebebasan (dk = n ) Kadah Keputusan : Jka t htung > t tabel berart vald, sebalknya t htung < t tabel berart tdak vald San Husn Sabar, 014

10 51 Tabel 3.4 Valdtas Angket Uj Coba Varabel (X) Valdtas Nomor Soal Jumlah Vald 1,3,4,5,6,8,9,10,11,1,13,14,15,17,19,0,1,,3,4,5 1 Tdak Vald,7,16,18 4 Total 5 (Hasl lengkap dapat dlhat dalam lampran.1) Tabel 3.5 Valdtas Angket Uj Coba Varabel (Y) Valdtas Nomor Soal Jumlah Vald 1,,3,4,5,6,9,10,1,13,14,16,18,19,0,1,,3,4,5 0 Tdak Vald 7,8,11,15,17 5 Total 5 (Hasl lengkap dapat dlhat dalam lampran.) San Husn Sabar, 014 PRILAKU SISWA DALAM PEMBELAJARAN PRAKTIK DI BIDANG KEAHLIAN TEKNIK BANGUNAN SMK N 3

11 Pengujan Realbltas Relabltas alat ukur adalah ketepatan atau keajegan alat ukur tersebut dalam mengukur apa yang dukurnya, artnya kapanpun alat ukur tersebut dgunakan akan memberkan hasl ukur yang sama. Untuk menguj realbltas alat ukur dalam peneltan n dgunakan rumus Alpha. Langkah-langkah pengujan relabltas nstrumen sebaga berkut: a. Menghtung varans skor tap-tap tem dengan rumus: S X ( N X N ) (Arkunto, 1991:150) S Dmana: = varans skor tap-tap tem X = jumlah kuadrat tem X ( X ) = jumlah tem X dkuadratkan N = jumlah responden b. Menghtung harga varans total dengan rumus: Dmana: S = varans total t Xt ( Xt) N S t = jumlah kuadrat X total = jumlah X total yang dkuadratkan = jumlah responden c. Masukkan nla alpha dengan rumus: r 11 = Xt N X N t k S 1 k 1 St San Husn Sabar, 014

12 53 Keterangan: r 11 k = Koefsen relabltas = Jumlah tem pertanyaan Hasl perhtungan menyatakan besarnya r 11 > r tabel, dengan demkan maka semua data yang danalss dengan metode Alpha adalah Relabel. Selanjutnya nla r 11 d atas dkonsultaskan dengan pedoman krtera penafsran 0,800 1,000 Sangat tngg 0,600 0,799 Tngg 0,400 0,599 Cukup 0,00 0,399 Rendah < 0,00 Sangat rendah (Arkunto, 1991:09) Hasl yang ddapat pada uj relabltas untuk varabel X adalah sebesar 0,987 atau bsa dkategorkan relabltas sangat tngg, sedangkan untuk varabel Y adalah sebesar 0,988 atau bsa dkategorkan relabltas sangat tngg. Untuk lebh lengkapnya bsa dlhat d lampran.3. Setelah melakukan uj valdtas dan uj relabltas dar uj coba nstrumen n, penelt menympulkan kembal ks-ks nstrumen peneltan beserta nstrumennya yang semuanya terlampr pada lampran 3.1. Kemudan dlakukan kembal peneltan berdasarkan ks-ks nstrumen yang telah dperbaharu. Setelah semua data terkumpul, maka dlanjutkan pada teknk analss data, yang akan djabarkan pada pon selanjutnya. 3.8 Teknk Analss Data Menurut Sugyono (010, hlm.07) Analss data merupakan kegatan setelah data dar seluruh responden atau sumber data lan terkumpul. Adapun kegatan dalam analss data adalah: mengelompokkan data berdasarkan varabel dar seluruh responden, menyajkan data tap varabel yang dtelt, melakukan perhtungan untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhtungan untuk menguj hpotess yang telah dajukan. Apakah hpotess dapat dterma atau tdak San Husn Sabar, 014

13 54 berdasarkan pertmbangan-pertmbangan kepada hpotess yang duj, tujuan peneltan, jens data dan varabel peneltan, oleh karena tu penuls memutuskan memperoleh data secara statstk. Tujuan dar analss data yatu untuk menyederhanakan data ke dalam bentuk yang dapat dmengert. Sebelum menentukan teknk analss perlu dlakukan uj data. Uj data dlakukan untuk menentukan teknk analss yang tepat. Adapun beberapa uj data yang dlakukan, yatu: Pengolahan Skor Mentah Menjad T-Skor Untuk pengolahan data dar skor mentah menjad skor standar, menggunakan rumus : T-Skor = 10 Z + 50 X - X Z S ( Sregar S., 001 : 3) Dmana : X S Rumus : S = skor mentah = rata-rata seluruh responden = smpangan baku X - X n -1 ( Sregar S., 001 : 3) Ket: hasl lengkap perhtungan dapat dlhat dalam lampran 3.8. Analss Varabel X dan Y Hasl tabulas kembal danalss dan dtafsrkan sesua sstematka data yang dperlukan. Dalam menganalss data, teknk yang dgunakan adalah persentase (%) yatu dengan melhat perbandngan frekuens dar tap tem jawaban yang muncul dar responden. Rumus pengolahan data San Husn Sabar, 014

14 55 P fo N x100% Keterangan : P = Prosentase jawaban Fo N = Frekuens jawaban (Surakhmad, 1998:09) = jumlah jawaban responden Untuk menafsrkan setap data jawaban selanjutnya dgunakan krtera dar perhtungan presentase sebaga berkut: 0 % : dtafsrkan tdak seorangpun 1-30% : dtafsrkan sebagan kecl 31-49% : dtafsrkan hampr setengahnya 50% : dtafsrkan setengahnya 51-80% : dtafsrkan sebagan besar 81-99% : dtafsrkan hampr seluruhnya 100% : dtafsrkan seluruhnya (Al, 198:184) Uj Kecenderungan Dalam perhtungan uj kecenderungan n yatu dengan cara menaksr rata-rata skor yang dperoleh dbandngkan dengan skor deal untuk selanjutnya nterval skor yang ddapatkan kemudan dkategorkan dalam nterpretas tertentu. Rumus yang dgunakan dalam klasfkas skor adalah sebaga berkut: Tabel 3.6 Krtera Kecenderungan Krtera Kecenderungan X M + 1,5 SD M+0,5 SD X < M+1,5 SD M-0,5 SD X < M+1,5 SD M-0,5 SD X < M-1,5 SD X<M-1,5 SD Kategor Sangat Bak Bak Cukup Kurang Sangat Kurang (Supran. 005:8) San Husn Sabar, 014

15 56 Ket: hasl lengkap perhtungan dapat dlhat dalam lampran Uj Normaltas Langkah-langkah yang dtempuh dalam uj normaltas dstrbus frekuens sebaga berkut : 1. Membuat tabel frekuens Langkah-langkah membuat tabel frekuens : a. Menentukan rentang skor (R), yatu skor tertngg dkurang skor terendah. b. Menentukan banyaknya kelas nterval (bk), yatu dengan menggunakan aturan Sturgers : bk = 1 + (3,3) log n (Sudjana, 00 : 47) Keterangan : bk = banyak kelas nterval n = jumlah data c. Menentukan panjang kelas nterval (P), dengan rumus : P = R (rentang skor) bk (banyak kelas) (Sudjana, 00 : 47) d. Membuat tabel dstrbus frekuens Tabel 3.7 dstrbus frekuens Kelas No F X f. X (X-M) (X-M) f. (X-M) Interval Jumlah - X f. X f. (X-M) San Husn Sabar, 014

16 57 e. Menghtung rata-rata skor (M), dengan rumus : M = f. f Keterangan : M = mean / nla rata-rata (Sudjana, 00 : 93) f = frekuens yang sesua dengan tanda x X = tanda kelas nterval f = jumlah frekuens seluruhnya f. Smpangan baku adalah ukuran keseragaman yang dgunakan untuk melhat homogentas data dalam pengertan derajat penyebaran skor relatf sama atau adanya keragaman skor : S = f n 1 M (Sudjana, 00 : 93) g. Membuat tabel dstrbus untuk harga-harga yang dperlukan dalam Chkuadrat ( ), yatu sebaga berkut : Menentukan batas kelas nterval (bk) - Batas Atas (Ba) - Batas Bawah (Bb) X M Z Menghtung nla baku (Z): S Mencar luas tap kelas nterval (L) dengan menggunakan daftar F Menentukan frekuens harapan (e): e = L x n ( f e) Menentukan Ch-Kuadrat ( ): = e San Husn Sabar, 014

17 58 (Sregar S., 001 : 15-65) Krtera pengujan normaltas yang dlakukan adalah : χ htung< χ tabel pada taraf kepercayaan 95 % dengan derajat kebebasan (dk = k - 3), dmana k = kelas nterval, maka data yang duj berdstrbus normal.dar hasl perhtungan uj normaltas dstrbus n akan dketahu apakah varabel yang d uj berdstrbus normal atau tdak. Jka tdak berdstrbus normal, maka dlanjutkan pada statstk non parametrk. Ket: hasl lengkap perhtungan dapat dlhat dalam lampran Analss Korelas Analss korelas dgunakan untuk mengetahu kuatnya hubungan antar varabel. Jka nla korelasnya postf maka dapat dlanjutkan perhtungannya dengan regres. Langkah-langkah yang dtempuh dalam menghtung analss korelas adalah menghtung koefsen korelas dan menentukan kebeartan korelas. Statstk yang dgunakan dalam peneltan n merupakan statstk nferesal dmana terdr atas duamacam yatu parametrs dan non parametrs. Untuk analss korelas peneltan n dplh dua alternatf. Pertama jka data berdstrbus normal, maka korelasnya menggunakan product moment. Alternatf kedua adalah jka data berdstrbus bebas, maka korelasnya danalss menggunakan korelas spearman rank. a. Alternatf Pertama (Jka Data Berdstrbus Normal) r xy Untuk data bebas berdstrbus maka menghtung koefsen korelasnya dapat menggunakan rumus product moment dbawah n : XY X Y X n Y n (Rduwan, 007: 138) Dmana: n X Y dkorelaskan r xy = Koefesen antara varabel X dan varabel Y, data varabel yang San Husn Sabar, 014

18 59 X = Skor varabel X Y = Skor varabel Y n = Jumlah responden b. Alternatf Kedua (Jka Data Bebas Berdstrbus) Untuk mencar koefsen korelas dengan menggunakan rumus korelas spearman rank, yatu: Dmana : ρ b 1 n = koefsen korelas spearman rank = jumlah kuadrat skor yang berpasangan = Banyaknya responden (Sugyono, 01 hlm. 8) Untuk dapat memberkan penafsran terhadap koefsen yang dtemukan tersebut besar atau kecl, maka dapat berpedoman pada tabel berkut : (Sugyono, 01 hlm. 31) Tabel 3.8 Tabel Pedoman Untuk Memberkan Interfretas Terhadap Koefsen Korelas Interval Koefsen Tngkat Hubungan 0,00 0,199 0,0-0,399 0,40-0,599 0,60-0,799 0,80-1,00 Sangat rendah Rendah Sedang Kuat Sangat kuat San Husn Sabar, 014

19 60 Koefsen korelas postf terbesar = 1 dan koefsen korelas negatve terbesar = -1, sedangkan yang terkecl = 0 (Sugyono, 01, hlm.6). korelas postf adalah tngkat hubungan antara dua varable yang mempunya cr, bahwa perubahan varable ndependent X (varable bebas X) d kut varable depedent Y (varable tdak bebas) secara searah, sementara korelas negatve secara berlawanan. (Supangat, 010 hlm.340) Pengujan Hpotess Pengujan hpotess dlakukan untuk mengetahu dterma atau tdaknya hpotess yang dajukan. Untuk menguj hpotess yang telah dajukan dapat dgunakan rumus sebaga berkut: t r n (Sudjana, 005: 380) 1 r Hpotess yang harus duj adalah Ho : ρ = 0 melawan Ha : ρ 0 Ho : ρ = 0 (tdak terdapat hubungan antara varabel) Ha : ρ 0 (terdapat hubungan antara varabel) Dengan tngkat sgnfkans dan tak tertentu, dengan ketentuan terma Ho jka t (1-1/α) < t < t (1-1/α), atau dengan kata lan jka t htung < t tabel, maka Ho dterma, begtupun sebalknya jka t htung > t tabel, maka Ho dtolak Koefsen Determnas Koefsen determnas bertujuan untuk mengetahu besarnya presentase sumbangan (kontrbus) varable X terhadap varabel Y, koefsen determnas dhtung dengan rumus: KP=r x100% Dmana : KP = Nla koefsen determnas San Husn Sabar, 014

20 61 R = nla koefsen korelas San Husn Sabar, 014

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf. Peneltan deskrptf merupakan peneltan yang dlakukan untuk menggambarkan sebuah fenomena atau suatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Pada peneltan n, penuls memlh lokas d SMA Neger 1 Bolyohuto khususnya pada sswa kelas X, karena penuls menganggap bahwa lokas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada 3 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Peneltan yang dlakukan oleh penelt berlokas d Kelas Ak 6, SMK Neger I Gorontalo. Penetapan lokas tersebut berdasarkan pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pretest postes control group design dengan satu macam perlakuan. Di dalam

BAB III METODE PENELITIAN. pretest postes control group design dengan satu macam perlakuan. Di dalam BAB III METODE PEELITIA A. Bentuk Peneltan Peneltan n merupakan peneltan ekspermen dengan model pretest postes control group desgn dengan satu macam perlakuan. D dalam model n sebelum dmula perlakuan kedua

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Jens dan Desan Peneltan Jens peneltan n adalah kuas ekspermen. Pada peneltan n terdapat dua kelompok subjek peneltan yatu kelompok ekspermen yang dberkan suatu perlakuan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger 3 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n yatu seluruh sswa kelas VIII SMP Neger 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 0/03 yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokas Peneltan Lokas peneltan adalah d kampus Jurusan Penddkan Teknk Spl FPTK UPI yang beralamat d Jl. Dr. Setabud No. 07 Bandung, 40154. 3. Metode Peneltan Metode peneltan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan. 3 III. METDE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan merupakan langkah atau aturan yang dgunakan dalam melaksanakan peneltan. Metode pada peneltan n bersfat kuanttatf yatu metode peneltan yang dgunakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Peneltan n menggunakan peneltan ekspermen; subyek peneltannya dbedakan menjad kelas ekspermen dan kelas kontrol. Kelas ekspermen dber

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mencari jawaban atau menggambarkan permasalahan yang akan dibahas. Metode

BAB III METODE PENELITIAN. mencari jawaban atau menggambarkan permasalahan yang akan dibahas. Metode 34 BAB III METODE PENELITIAN A Metode yang Dgunakan Metode peneltan merupakan suatu pendekatan yang dgunakan untuk mencar jawaban atau menggambarkan permasalahan yang akan dbahas Metode peneltan juga dapat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap 5 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. Lokas Dan Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMA Neger I Tbawa pada semester genap tahun ajaran 0/03. Peneltan n berlangsung selama ± bulan (Me,Jun) mula dar tahap

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen yang telah dlaksanakan d SMA Neger 3 Bandar Lampung. Peneltan n dlaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jens Peneltan Jens peneltan yang dpaka adalah peneltan kuanttatf, dengan menggunakan metode analss deskrptf dengan analss statstka nferensal artnya penuls dapat

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam 1 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMPN 8 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas VII SMPN 8 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 01/013 yang terdr

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak d Jl. Gn. Tanggamus Raya Way Halm, kota Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau langkah-langkah yang harus

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau langkah-langkah yang harus BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan merupakan cara atau langkah-langkah yang harus dtempuh dalam kegatan peneltan, sehngga peneltan yang dlakukan dapat mencapa sasaran yang dngnkan. Metodolog peneltan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Satelah melakukan peneltan, penelt melakukan stud lapangan untuk memperoleh data nla post test dar hasl tes setelah dkena perlakuan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan 7 BAB III METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel 1. Populas Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas XI SMA Yadka Bandar Lampung semester genap tahun pelajaran 014/ 015 yang berjumlah empat

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu 4 III. METODE PENELITIAN A. Populas Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen dengan populas peneltan yatu seluruh sswa kelas VIII C SMP Neger Bukt Kemunng pada semester genap tahun pelajaran 01/013

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlakukan d MTs Neger Bandar Lampung dengan populas sswa kelas VII yang terdr dar 0 kelas yatu kelas unggulan, unggulan, dan kelas A sampa dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.3.1 Tempat Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger Gorontalo khususnya pada sswa kelas VIII. 3.3. Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan selama

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi 3 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SD Al-Azhar Wayhalm Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas V yang terdr dar 5 kelas yatu V A, V B, V

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN 6 BAB IV HAIL PENELITIAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Untuk mengetahu keefektfan penerapan model pembelajaran cooperatve learnng tpe TAD (tudent Teams-Achevement Dvsons) terhadap hasl belajar matematka

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. hasil penelitian. Walaupun penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen,

BAB III METODE PENELITIAN. hasil penelitian. Walaupun penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen, BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode peneltan n adalah quas ekspermen karena terdapat unsur manpulas, yatu mengubah keadaan basa secara sstemats ke keadaan tertentu serta tetap

Lebih terperinci

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas 9 BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3. Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan n d laksanakan d Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. Gorontalo pada kelas VIII. Waktu peneltan dlaksanakan pada semester ganjl, tahun ajaran

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo.

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Adapun yang menjad objek peneltan adalah sswa MAN Model Gorontalo. Penetapan lokas n ddasarkan pada beberapa pertmbangan yakn,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n telah dlaksanakan d SMA Neger 1 Bandar Lampung pada tahun pelajaran 011/ 01. Populas peneltan n adalah seluruh sswa kelas X yang terdr dar

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Berdasarkan masalah yang akan dtelt dengan melhat tujuan dan ruang lngkup dserta dengan pengolahan data, penafsran serta pengamblan kesmpulan, maka metode

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode adalah suatu pendekatan yang dilakukan untuk mendapatkan data

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode adalah suatu pendekatan yang dilakukan untuk mendapatkan data BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode adalah suatu pendekatan yang dlakukan untuk mendapatkan data yang dperlukan sehngga mendapatkan hasl yang optmal (Suharsm Arkunto : 1998). Metode

Lebih terperinci

Post test (Treatment) Y 1 X Y 2

Post test (Treatment) Y 1 X Y 2 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode Peneltan adalah cara lmah untuk memaham suatu objek dalam suatu kegatan peneltan. Peneltan yang dlakukan n bertujuan untuk mengetahu penngkatan hasl

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum dlakukan peneltan, langkah pertama yang harus dlakukan oleh penelt adalah menentukan terlebh dahulu metode apa yang akan dgunakan dalam peneltan. Desan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK BAB IV PEMBAASAN ASIL PENELITIAN PENGARU PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK TERADAP ASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS MATERI POKOK KERAGAMAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA DI INDONESIA A. Deskrps Data asl Peneltan.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode berasal dari kata Yunani yaitu methodos yang beraal dari kata meta

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode berasal dari kata Yunani yaitu methodos yang beraal dari kata meta BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode berasal dar kata Yunan yatu methodos yang beraal dar kata meta yang berart jalan atau cara. Jad metode adalah cara kerja yang dlakukan untuk mencapa

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and III. METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan pengembangan yang dlakukan adalah untuk mengembangkan penuntun praktkum menjad LKS

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen.

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen. BAB II METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Peneltan Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan deskrptf dengan analsa kuanttatf, dengan maksud untuk mencar pengaruh antara varable ndependen

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menjelaskan secara operasional mengenai penelitian yang akan dilaksanakan.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menjelaskan secara operasional mengenai penelitian yang akan dilaksanakan. 1 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Defns Operasonal Defns operasonal merupakan penjelasan maksud dar stlah yang menjelaskan secara operasonal mengena peneltan yang akan dlaksanakan. Defns operasonal n

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jens dan Pendekatan Peneltan Jens peneltan n termasuk peneltan korelasonal (correlatonal studes. Peneltan korelasonal merupakan peneltan yang dmaksudkan untuk mengetahu ada

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan adalah cara lmah untuk memaham suatu objek dalam suatu kegatan peneltan. Menurut Sugyono (013: 6) bahwa: Metode peneltan dapat dartkan sebaga

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf analts dengan jens pendekatan stud kasus yatu dengan melhat fenomena permasalahan yang ada

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Peneltan Tujuan dalm peneltan n adalah mengetahu keefektfan strateg pembelajaran practce-rehearsal pars dengan alat peraga smetr lpat dan smetr putar dalam menngkatkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Karangkajen, Madrasah Tsanawiyah Mu'allimaat Muhammadiyah Yogyakarta,

BAB III METODE PENELITIAN. Karangkajen, Madrasah Tsanawiyah Mu'allimaat Muhammadiyah Yogyakarta, BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Peneltan Peneltan n dlakukan pada 6 (enam) MTs d Kota Yogyakarta, yang melput: Madrasah Tsanawyah Neger Yogyakarta II, Madrasah Tsanawyah Muhammadyah Gedongtengen,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Untuk menjawab permasalahan yatu tentang peranan pelathan yang dapat menngkatkan knerja karyawan, dgunakan metode analss eksplanatf kuanttatf. Pengertan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat Peneltan Peneltan n dlakukan d Jurusan Penddkan Teknk Spl, Fakultas Penddkan Teknolog dan Kejuruan, Unverstas Penddkan Indonesa.Yang terdr dar 3 program stud yatu: Penddkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Definisi operasional diperlukan agar tidak terjadi salah pengertian dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Definisi operasional diperlukan agar tidak terjadi salah pengertian dan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Defns Operasonal Defns operasonal dperlukan agar tdak terjad salah pengertan dan penafsran terhadap stlah-stlah yang terkandung d dalam judul peneltan n. Istlah-stlah yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan prosedur atau cara yang ditempuh dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan prosedur atau cara yang ditempuh dalam BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan merupakan prosedur atau cara yang dtempuh dalam mencapa suatu tujuan peneltan. Tujuan peneltan yang akan dlakukan adalah untuk mengetahu perbandngan

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Perusahaan Daerah Kebersihan Kota Bandung Jl. Surapati No.

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Perusahaan Daerah Kebersihan Kota Bandung Jl. Surapati No. BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN A. Objek Peneltan Peneltan n dlakukan d Perusahaan Daerah Kebershan Kota Bandung Jl. Surapat No. 15 Bandung. Adapun yang menjad responden dalam peneltan n adalah para

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (1822 1911). Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity 37 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens peneltan yang dgunakan adalah peneltan deskrptf, yang mana dgunakan untuk mengetahu bagamana pengaruh varabel X (celebrty endorser) terhadap varabel

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011. 44 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Penyajan Data Peneltan Untuk memperoleh data dar responden yang ada, maka dgunakan kuesoner yang telah dsebar pada para pelanggan (orang tua sswa) d Kumon

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Hasl Peneltan Pada peneltan yang telah dlakukan penelt selama 3 mnggu, maka hasl belajar matematka pada mater pokok pecahan d kelas V MI I anatussbyan Mangkang Kulon

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Suharsimi Arikunto (1998:151) mengatakan bahwa Metode merupakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Suharsimi Arikunto (1998:151) mengatakan bahwa Metode merupakan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A Metode Peneltan Suharsm Arkunto (1998:151) mengatakan bahwa Metode merupakan cara yang dlakukan oleh seseorang dalam mencapa tujuan Metode peneltan menurut Nana Syaodh (005:5)

Lebih terperinci

BAB III METODELOGIPENELITIAN. pada semester genap tahun ajaran 2012/2013. Penelitian ini dilaksanakan selama ±4 bulan dari persiapan sampai

BAB III METODELOGIPENELITIAN. pada semester genap tahun ajaran 2012/2013. Penelitian ini dilaksanakan selama ±4 bulan dari persiapan sampai 3 BAB III METODELOGIPENELITIAN 3. Lokas dan Waktu Peneltan 3.. Lokas Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMA Neger Bonepanta pada kelas X pada semester genap tahun ajaran 0/03. 3.. Waktu Peneltan Peneltan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen dengan bentuk kuas ekspermen. Pre test dlakukan d awal peneltan dan post tes dlakukan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Setiap melakukan penelitian ilmiah diperlukan suatu metode penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Setiap melakukan penelitian ilmiah diperlukan suatu metode penelitian 4 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Setap melakukan peneltan lmah dperlukan suatu metode peneltan tertentu yang dharapkan dapat memberkan arah dan cara dalam memecahkan permasalahan peneltan.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen 3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen karena sesua dengan tujuan peneltan yatu melhat hubungan antara varabelvarabel

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam melaksanakan penelitian ini dibutuhkan suatu metode penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam melaksanakan penelitian ini dibutuhkan suatu metode penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Dalam melaksanakan peneltan n dbutuhkan suatu metode peneltan untuk mengumpulkan data atau nformas tentang masalah pokok yang akan dtelt, sehngga dapat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan n adalah peneltan quas expermental dengan one group pretest posttest desgn. Peneltan n tdak menggunakan kelas pembandng namun sudah menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara ilmiah yang digunakan untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara ilmiah yang digunakan untuk A. Metode dan Desan Peneltan 1. Metode Peneltan BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode peneltan merupakan cara lmah yang dgunakan untuk mendapatkan data dengan tujuan tertentu. Dalam art yang lebh luas,

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. penelitian, hal ini dilakukan untuk kepentingan perolehan dan analisis data.

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. penelitian, hal ini dilakukan untuk kepentingan perolehan dan analisis data. BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan harus dsesuakan dengan masalah dan tujuan peneltan, hal n dlakukan untuk kepentngan perolehan dan analss data. Mengena pengertan metode peneltan,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan serangkaian strategi yang digunakan oleh

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan serangkaian strategi yang digunakan oleh BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Metode peneltan merupakan serangkaan strateg yang dgunakan oleh penelt dalam mengumpulkan data peneltan yang dperlukan untuk mencapa suatu tujuan peneltan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tujuan Peneltan Adapun tujuan dar peneltan n adalah:. Untuk mengetahu pelaksanaan model pembelajaran Problem Based Learnng pada mater pokok kalor kelas VII d MTs Nurul Itthad

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini III. METODE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode dalam peneltan n adalah metode ekspermen. Penggunaan metode ekspermen n bertujuan untuk mengetahu apakah suatu metode, prosedur, sstem, proses, alat, bahan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian adalah cara ilmiah untuk memahami suatu objek dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian adalah cara ilmiah untuk memahami suatu objek dalam BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan adalah cara lmah untuk memaham suatu objek dalam suatu kegatan peneltan. Menurut Sugyono (009:6) bahwa: Metode peneltan dapat dartkan sebaga

Lebih terperinci

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: 1.1. Latar Belakang Masalah SDM kn makn berperan besar bag kesuksesan suatu organsas. Banyak organsas menyadar bahwa unsur manusa dalam suatu organsas dapat memberkan keunggulan

Lebih terperinci

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel 4 BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Peneltan Obyek dalam peneltan n adalah kebjakan dvden sebaga varabel ndependen (X) dan harga saham sebaga varabel dependen (Y). Peneltan n dlakukan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan lapangan kuanttatf yang bersfat korelasonal. Peneltan lapangan merupakan suatu peneltan untuk memperoleh data-data yang sebenarnya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sugiyono (2008:56) menjelaskan metode penelitian deskriptif adalah:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sugiyono (2008:56) menjelaskan metode penelitian deskriptif adalah: 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Sugyono (008:56) menjelaskan metode peneltan deskrptf adalah: Rumusan masalah deskrptf adalah suatu rumusan masalah yang berkenaan dengan pertanyaan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Pada peneltan n, metode yang dgunakan adalah metode kuas ekspermen. Metode n dlakukan untuk mengetahu ada atau tdaknya pengaruh pendekatan keteramplan metakogntf

Lebih terperinci

BAB IlI METODE PENELITIAN

BAB IlI METODE PENELITIAN BAB IlI METODE PENELITIAN A. Lokas dan Subjek Populas/Sampel Peneltan 1. Lokas Peneltan Lokas adalah tempat dmana peneltan akan dlaksanakan, lokas dalam peneltan n adalah pada program stud Penddkan Teknk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 61 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokas dan Subjek Populas/Sampel Peneltan 1. Lokas Peneltan Lokas peneltan adalah SMP Neger 1 Jalancagak yang terletak d Jalan Raya Jalancagak KM 16 Kecamatan Jalancagak

Lebih terperinci

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Hpotess Berdasarkan kerangka pemkran sebelumnya, maka dapat drumuskan hpotess sebaga berkut : H1 : ada beda sgnfkan antara sebelum dan setelah penerbtan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan suatu cara yang teratur dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan suatu cara yang teratur dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Metode peneltan Metode peneltan merupakan suatu cara yang teratur dengan menggunakan alat atau teknk tertentu untuk suatu kepentngan peneltan. Menurut Suharsm Arkunto (00:136)

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penulis dalam penelitian ini mengambil lokasi di salah satu Sekolah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penulis dalam penelitian ini mengambil lokasi di salah satu Sekolah 33 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokas dan Subjek Peneltan Penuls dalam peneltan n mengambl lokas d salah satu Sekolah Menengah Kejuruan Neger d Kabupaten Canjur tepatnya d SMK Neger 1 Tanggeung Kabupaten

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. 3.1 Pendekatan Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB 3 METODE PENELITIAN. 3.1 Pendekatan Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen 68 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen semu (quas experment) dengan membag dua kelas yatu kelas ekspermen dan juga kelas

Lebih terperinci

UJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD

UJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD UJI F DAN UJI T Uj F dkenal dengan Uj serentak atau uj Model/Uj Anova, yatu uj untuk melhat bagamanakah pengaruh semua varabel bebasnya secara bersama-sama terhadap varabel terkatnya. Atau untuk menguj

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. bulan November 2011 dan direncanakan selesai pada bulan Mei 2012.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. bulan November 2011 dan direncanakan selesai pada bulan Mei 2012. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1.1. Tempat dan waktu Peneltan Peneltan dlakukan pada Perusahaan Daerah Ar Mnum Kabupaten Gorontalo yang beralamat d jalan Gunung Bolyohuto No. 390 Kelurahan Bolhuangga Kecamatan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel BAB LANDASAN TEORI. Analss Regres Regres merupakan suatu alat ukur yang dgunakan untuk mengukur ada atau tdaknya hubungan antar varabel. Dalam analss regres, suatu persamaan regres atau persamaan penduga

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 22 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Model Pengembangan Produk model pengembangan pembelajaran mengacu pada proses pembelajaran yang menekankan pada pemberdayaan teman sejawat dan permanan. Pemberdayaan teman

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan oleh penulis yaitu korelasional dan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan oleh penulis yaitu korelasional dan 46 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desan Peneltan Jens peneltan yang dlakukan oleh penuls yatu korelasonal dan verfkatf yatu suatu metode yang dgunakan untuk menentukan apakah terdapat hubungan antara dua

Lebih terperinci

III.METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini subyek yang digunakan adalah siswa VII A SMPN 5

III.METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini subyek yang digunakan adalah siswa VII A SMPN 5 33 III.METODE PENELITIAN A Jens Dan Desan Peneltan. Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan kuanttatf. Peneltan n merupakan peneltan korelas yang bertujuan untuk mengetahu hubungan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. aturan-aturan, direncanakan oleh para peneliti untuk memecahkan

III. METODOLOGI PENELITIAN. aturan-aturan, direncanakan oleh para peneliti untuk memecahkan 39 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metodolog peneltan adalah cara yang dlakukan secara sstemats mengkut aturan-aturan, drencanakan oleh para penelt untuk memecahkan permasalahan yang hdup

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Indomaret yang berada di Jalan Tubagus Ismail

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Indomaret yang berada di Jalan Tubagus Ismail BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 1.1 Objek Peneltan Peneltan n dlakukan d Indomaret yang berada d Jalan Tubagus Ismal Raya No. 18 bandung dengan menelt keragaman produk sebaga varabel bebas (ndependen)

Lebih terperinci

pendekatan ex post facto dan survey. Menurut Nawawi (2003: 61), penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan atau

pendekatan ex post facto dan survey. Menurut Nawawi (2003: 61), penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan atau III. METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Peneltan n menggunakan desan peneltan deskrptf verfkatf dengan pendekatan ex post facto dan survey. Menurut Nawaw (003: 61), peneltan deskrptf adalah peneltan yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilaksanakan adalah quasi eksperimen, dimana

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilaksanakan adalah quasi eksperimen, dimana A. Jens dan Desan Peneltan BAB III METODE PENELITIAN Jens peneltan yang dlaksanakan adalah quas ekspermen, dmana kelompok kontrol tdak dapat berfungs sepenuhnya untuk mengontrol varabel-varabel luar yang

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode adalah suatu cara yang dtempuh untuk mencapa suatu tujuan. Sepert yang dpaparkan oleh Surakhmad (985:3) yatu Metode merupakan cara utama yang dpergunakan

Lebih terperinci

BAB III DESAIN PENELITIAN. Objek penelitian dari pengaruh aplikasi otomatisasi kantor terhadap

BAB III DESAIN PENELITIAN. Objek penelitian dari pengaruh aplikasi otomatisasi kantor terhadap 43 BAB III DESAIN PENELITIAN A. Objek Peneltan Objek peneltan dar pengaruh aplkas otomatsas kantor terhadap efektvtas kerja karyawan pada Dvs Manajemen Sumber Daya Manusa PT. INTI (PERSERO) Bandung adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan dengan terjun langsung ke lapangan untuk meneliti keefektifan media

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan dengan terjun langsung ke lapangan untuk meneliti keefektifan media BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Dan Pendekatan Peneltan Jens peneltan n adalah peneltan lapangan, yatu peneltan yang dlakukan dengan terjun langsung ke lapangan untuk menelt keefektfan meda pembelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN. Tempat dan Waktu Peneltan Peneltan dlakukan pada sswa kelas XI d SMA Neger Gorontalo, Kota Gorontalo waktu peneltan dlaksanakan d mula pada bulan Oktober 03 sampa bulan Desember

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Suatu penelitian dapat berhasil dengan baik dan sesuai dengan prosedur ilmiah,

III. METODELOGI PENELITIAN. Suatu penelitian dapat berhasil dengan baik dan sesuai dengan prosedur ilmiah, III. METODELOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Suatu peneltan dapat berhasl dengan bak dan sesua dengan prosedur lmah, apabla peneltan tersebut menggunakan metode atau alat yang tepat. Dengan menggunakan

Lebih terperinci

Jurnal Mantik Penusa Vol 15 No 1 Juni 2014 ISSN :

Jurnal Mantik Penusa Vol 15 No 1 Juni 2014 ISSN : Jurnal Mantk Penusa Vol No Jun 0 ISSN : 088-9 PENGARUH KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP KEMALA BHAYANGKARI MEDAN TAHUN AJARAN 0/0 AWALUDIN FITRA, S.Pd.,

Lebih terperinci

A. Soal 1 yg dikerjakan seharian tadi ttg regresi tunggal MENGHITUNG REGRESI LINEAR SEDERHANA

A. Soal 1 yg dikerjakan seharian tadi ttg regresi tunggal MENGHITUNG REGRESI LINEAR SEDERHANA 009 T u g a s a p l k a s S t a t s t k P a g e 1 A. Soal 1 yg dkerjakan seharan tad ttg regres tunggal MENGHITUNG REGRESI LINEAR SEDERHANA Persamaan umum regres lnear sederhana adalah : Ŷ = a + bx Contoh

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi.

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi. BAB LANDASAN TEORI Pada bab n akan durakan beberapa metode yang dgunakan dalam penyelesaan tugas akhr n. Selan tu penuls juga mengurakan tentang pengertan regres, analss regres berganda, membentuk persamaan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam melaksanakan suatu penelitian biasanya digunakan lebih dari satu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam melaksanakan suatu penelitian biasanya digunakan lebih dari satu 6 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Dalam melaksanakan suatu peneltan basanya dgunakan lebh dar satu metode atau nstrumen, dengan maksud agar kelemahan yang satu dapat dtutup dengan kebakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 33 BAB III METODE PENELITIAN A. Tujuan Peneltan Sesua dengan permasalahan yang sudah dkemukakan pada bab sebelumnya, peneltan n dlakukan dengan tujuan untuk:. Mengetahu hasl belajar dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dgunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (18 1911).Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang selanjutnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan atau metodolog peneltan adalah strateg umum yang danut dalam mengumpulkan dan menganalss data yang dperlukkan, guna menjawab persoalan yang dhadap. Adapun rencana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dengan terjun langsung ke lapangan untuk meneliti perbandingan hasil belajar

BAB III METODE PENELITIAN. dengan terjun langsung ke lapangan untuk meneliti perbandingan hasil belajar BAB III METODE PENELITIAN A. Jens dan Pendekatan Jens peneltan n adalah peneltan lapangan. Peneltan yang dlakukan dengan terjun langsung ke lapangan untuk menelt perbandngan hasl belajar sswa melalu model

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) pada materi Geometri dengan

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) pada materi Geometri dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan yang bertujuan untuk menghaslkan Lembar Kegatan Sswa (LKS) pada mater Geometr dengan pendekatan pembelajaran berbass

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penulis melaksanakan penelitian terlebih dahulu membuat surat izin penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penulis melaksanakan penelitian terlebih dahulu membuat surat izin penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Peneltan Penuls melaksanakan peneltan terlebh dahulu membuat surat zn peneltan yang dtujukan pada SMK Neger 1 Cmah, dengan waktu pelaksanaan peneltan

Lebih terperinci