BAB I PENDAHULUAN. perhatian dari akademisi (Welch & Luostarinen, 1988). Dari beberapa penelitian,

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. perhatian dari akademisi (Welch & Luostarinen, 1988). Dari beberapa penelitian,"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Internasionalisasi bisnis merupakan topik yang mendapatkan banyak perhatian dari akademisi (Welch & Luostarinen, 1988). Dari beberapa penelitian, internasionalisasi yang dilakukan UKM tidak hanya menjadi topik yang mendapatkan banyak perhatian akademisi, akan tetapi juga menjadi topik yang cukup penting dalam literatur bisnis internasional (Korsakiene & Tvaronaviciene, 2012). Terdapat beberapa keterbatasan yang dimiliki UKM ketika melakukan proses internasionalisasi, contohnya seperti kecenderungan menghindari risiko (Dimitratos & Plakoyiannaki, 2003), keterbatasan kemampuan dalam mencari kesempatan pasar baru (Vos, Keizer, & Halman, 1998), keterbatasan dalam mencari informasi dan jejaring (Indarti & Langenberg, 2004), serta keterbatasan akses terhadap pasar internasional serta kurangnya kecakapan manajemen (Abor & Quartey, 2010). Walaupun memiliki beragam keterbatasan, pada bukti empiris terdapat 2100 UKM dari 21 negara yang menghasilkan pendapatan dari pasar global (Oxford Economics & SAP, 2013). Penemuan tersebut menandakan tidak sedikit UKM yang berhasil melakukan internasionalisasi di tengah-tengah keterbatasan yang dimiliki. Terdapat beberapa variabel yang dapat menjelaskan mengapa UKM masih dapat melakukan internasionalisasi dengan keterbatasan-keterbatasan di atas.

2 Variabel tersebut antara lain orientasi kewirausahaan, komitmen internasionalisasi, dan kemampuan untuk meningkatkan pengaruh sumber daya manusia (Javalgi & Todd, 2011); pengalaman dan orientasi budaya (Merino, Monreal-Perez, & Sanchez-Marin, 2014); dan jarak psikis (Nordman & Tolstoy, 2014). Dari berbagai variabel yang dapat menjelaskan proses internasionalisasi perusahaan tersebut, penelitian fokus kepada jarak psikis. Adapun alasan pemilihan variabel tersebut akan dijelaskan setelah ini. Jarak psikis merupakan salah satu pengembangan konsep jarak dalam internasionalisasi. Konsep jarak yang lebih awal seperti konsep jarak CAGE (Culture, Administrative, Geographic, Economics), membagi kategori jarak menjadi empat, yaitu jarak budaya, jarak administratif, jarak geografi, dan jarak ekonomi (Ghemawat 2013). Walaupun konsep tersebut banyak digunakan akademisi bisnis internasional, beberapa akademisi menganggap konsep CAGE kurang mampu menangkap seluruh faktor yang ada (Schmidt & Jakubowski, 2012). Salah satu alasan yang diberikan oleh akademisi terkait kritik terhadap konsep jarak CAGE adalah karena konsep tersebut dinilai terlalu sederhana untuk menjelaskan jarak dalam aktivitas lintas negara yang merupakan fenomena kompleks (Campbell, Eden, & Miller, 2011). Alasan lainnya adalah karena jarak CAGE yang diukur dengan skala objektif tidak dapat menangkap persepsi jarak sesungguhnya dari pelaku bisnis (Evans, Mavondo, & Bridson, 2008). Pada teorinya, keputusan yang terkait pasar internasional sangat dipengaruhi oleh aspek subjektif dan faktor persepsian dari pelaku bisnis (Cavusgil & Godiwalla, 1982 dalam Evans dkk., 2008). Dari penjelasan ini, pengukuran yang

3 sifatnya objektif dirasa kurang tepat untuk mengukur jarak yang sesungguhnya. Oleh karena itu, penelitian ini berusaha untuk menggunakan variabel jarak psikis untuk mengakomodasi kekurangan pengukuran jarak yang diukur secara objektif, seperti konsep jarak CAGE. Pada awal penelitiannya, variabel jarak psikis dimaknai sebagai faktor yang menghalangi informasi antar penjual dan pembeli (Vahlne & Wiedersheim-Paul, 1973). Informasi yang terhalang tersebut terjadi karena adanya perbedaanperbedaan antara pasar asing dan pasar asal pelaku bisnis (Vahlne & Wiedersheim- Paul, 1973). Dalam penelitian ini, jarak psikis dimaknai sebagai persepsi perbedaan yang diterima pelaku bisnis antara negara yang akan dituju dan negara asal (Hakanson & Ambos, 2010). Penelitian ini fokus kepada jarak psikis dimensi tingkat masyarakat (Sousa & Lages, 2011), dengan harapan dapat memberikan pandangan baru untuk konsep jarak yang lebih awal dan diharapkan memberikan hasil yang kontributif terhadap konteks penelitian internasionalisasi. Variabel jarak psikis menjadi menarik dalam penelitian internasionalisasi untuk penelitian dengan konteks perusahaan usaha kecil menengah (UKM) karena dua alasan. Pertama, UKM cenderung lebih sensitif terhadap jarak dan kedekatan merupakan hal yang penting bagi sebuah UKM (Christensen, 1991). Hal ini dikarenakan UKM memiliki karakteristik yang memiliki lebih banyak keterbatasan dibandingkan perusahaan yang lebih besar. Keterbatasan tersebut membuat UKM cenderung memilih pasar dengan risiko yang lebih rendah (George, Wiklund, & Zahra, 2005). Pada akhirnya, UKM akan memilih pasar dengan jarak psikis rendah,

4 sehingga UKM dapat menjaga risiko pada posisi yang rendah (Coviello & Martin, 1999). Kedua, jarak psikis lebih berpengaruh terhadap perusahaan yang memiliki komitmen rendah (seperti ekspor) dibandingkan dengan perusahaan yang memiliki komitmen tinggi (seperti investasi asing langsung) (Dow, 2000). Perusahaan yang memiliki komitmen tinggi tidak akan banyak terpengaruh oleh biaya yang dihasilkan dari jarak psikis yang tinggi, karena keuntungan yang didapatkan dari invetasi asing langsung (Ellis, 2008). Karakter komitmen rendah dalam internasionalisasi ini pada umumnya dimiliki oleh UKM (Rutashobya & Jaensson, 2004), sehingga jarak psikis akan lebih berpengaruh dalam internasionalisasi UKM. Berdasarkan dua pertimbangan tersebut, jarak psikis diperkirakan memiliki peran penting dalam internasionalisasi UKM. Selain karena adanya kebutuhan untuk meneliti jarak psikis dalam konteks UKM, penelitian jarak psikis juga menjadi lebih menarik apabila konteksnya adalah negara berkembang (Ciravegna, Majano, & Zhan, 2013), seperti Indonesia. Terdapat perkembangan jumlah pelaku bisnis internasionalisasi yang berasal dari negara berkembang (Cuervo-Cazurra, 2008). Meskipun demikian, terdapat celah besar untuk mencari tahu apakah wawasan topik internasionalisasi di negara maju dapat juga diterapkan dalam penelitian di negara berkembang (Sousa & Lengler, 2009). Berdasarkan penjelasan di atas, tujuan pertama penelitian ini adalah untuk melihat dampak variabel jarak psikis terhadap internasionalisasi dalam konteks UKM di Indonesia. Dengan meneliti jarak psikis pada UKM di Indonesia,

5 penelitian ini diharapkan dapat mengakomodasi kebutuhan penelitian dalam konteks UKM dan negara berkembang. Salah satu teori yang mampu menjelaskan fenomena internasionalisasi adalah model proses internasionalisasi Uppsala. Berdasarkan model proses internasionalisasi Uppsala, perusahaan cenderung masuk ke pasar yang jarak psikisnya rendah, yaitu pasar yang dikenali atau memiliki kemiripan praktek bisnis (Johanson & Wiedersheim-Paul, 1975). Ketika akan masuk ke pasar asing, perusahaan cenderung memanfaatkan kemiripan antar pasar (Rugman & Verbeke, 2004). Ketika suatu pelaku bisnis lebih mengenali pasar karena kemiripan, hal ini dapat mengurangi ketidakpastian dan membuat pelaku bisnis menjadi lebih berkomitmen terhadap pasar tersebut (Cavusgil, 1982). Sebaliknya, ketika terdapat perbedaan persepsional budaya atau praktek bisnis, pelaku bisnis akan cenderung menghindari pasar tersebut dan lebih memilih pasar yang lebih dikenali (Johanson & Vahlne, 2009). Jarak psikis yang tinggi akan dianggap pelaku bisnis sebagai penghambat aktivitas bisnis internasional (Magnusson, Schuster, & Taras, 2014). Oleh karena itu, jarak psikis diperkirakan memiliki dampak negatif terhadap internasionalisasi inter-regional UKM. Walaupun secara teori jarak psikis memang diperkirakan memiliki peran dalam internasionalisasi, akan tetapi pada beberapa kajian empiris, terdapat hasil yang bermacam-macam dan tidak semuanya sesuai dengan teori (Sousa & Bradley, 2006; Stöttinger & Schlegelmilch, 2000). Penelitian Blomkvist dan Drogendijk (2013) misalnya, menemukan bahwa jarak psikis berpengaruh negatif terhadap internasionalisasi investasi asing langsung. Penelitian Taylor dan Jack (2012),

6 menemukan bahwa jarak psikis merupakan faktor yang signifikan terhadap internasionalisasi perusahaan dari industri non-teknologi. Sementara itu, studi Czinkota dan Ursic (1987) menemukan bahwa jarak psikis bukan merupakan variabel yang signifikan memengaruhi keputusan internasionalisasi ekspor. Hasil penelitian empiris yang beragam tersebut membuat beberapa peneliti meragukan manfaat variabel jarak psikis dalam internasionalisasi (Stöttinger & Schlegelmilch, 2000). Walaupun ada keraguan, beberapa peneliti merasa variabel jarak psikis masih layak diteliti dan menyarankan model kontingensi untuk penelitiannya (Ellis, 2008; Magnusson & Boyle, 2009). Peran jarak psikis dalam internasionalisasi dianggap perlu dimoderasi oleh konsep tambahan (Hand & Godley, 2009). Penelitian ini bermaksud mengakomodasi saran dari beberapa peneliti tersebut (Ellis, 2008; Magnusson & Boyle, 2009; Hang & Godley, 2009) dan memperjelas manfaat jarak psikis dalam internasionalisasi dengan menambahkan variabel moderator dalam pengujian pengaruh jarak psikis terhadap internasionalisasi UKM. Penambahan variabel moderator diharapkan dapat menjelaskan fenomena pengaruh jarak psikis yang tidak konsisten terhadap internasionalisasi. Hal ini sejalan dengan apa yang dikemukakan Wu dan Zumbo (2008), bahwa hubungan kausal yang lemah, tidak signifikan, atau tidak konsisten dapat diakibatkan adanya efek moderasi yang tersembunyi. Berdasarkan penjelasan di atas, tujuan kedua penelitian ini adalah untuk menguji peran pemoderasian pada pengaruh jarak psikis terhadap internasionalisasi.

7 Variabel moderator yang digunakan dalam penelitian ini adalah orientasi kewirausahaan. Orientasi kewirausahaan adalah proses, strategi, struktur, dan perilaku perusahaan yang ditandai dengan karakter inovatif, pengambilan risiko, agresivitas kompetisi dan otonomi, dan pengejaran kesempatan (Lumpkin & Dess, 1996 dalam Lechner & Gudmundsson, 2014). Penelitian ini menggunakan pengambilan risiko dan sikap proaktif sebagai dimensi orientasi kewirausahaan. Alasan penggunaan kedua dimensi ini akan dijelaskan lebih lanjut di bab dua penelitian. Orientasi kewirausahaan merupakan salah satu faktor penting yang secara signifikan memengaruhi kinerja internasionalisasi perusahaan secara positif (Javalgi & Todd, 2011; Zhang, Ma, & Wang, 2012). Dari sudut pandang kapabilitas dinamis (dynamic capability), karakter kewirausahaan menggambarkan seberapa jauh UKM dapat menciptakan kesempatan (Zahra, Sapienza, & Davidson, 2006). Penciptaan kesempatan oleh pelaku bisnis yang berorientasi kewirausahaan tersebut merupakan hasil dari aktivitas dan pengalaman perusahaan (Kirzner, 1997). Dalam kaitannya dengan jarak psikis, pengalaman yang dimiliki perusahaan dapat mengurangi jarak psikis yang dirasakan (Yamin & Sinkovics, 2006; Gripsrud 1990 dalam Stöttinger & Schlegelmilch, 1998). Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat dikatakan bahwa jarak psikis yang tinggi merupakan konsekuensi perusahaan yang cenderung memiliki orientasi kewirausahaan yang rendah. Oleh karena itu, dampak negatif jarak psikis terhadap internasionalisasi inter-regional diperkirakan lebih kuat pada UKM dengan orientasi kewirausahaan rendah.

8 Dalam penelitian ini internasionalisasi dipandang dari aspek yang lebih spesifik, yaitu internasionalisasi inter-regional. Meskipun internasionalisasi dalam konteks UKM mendapatkan banyak perhatian, masih sedikit peneliti yang fokus pada aspek geografis atau pemilihan pasar, khususnya kemampuan UKM dalam melakukan internasionalisasi inter-regional (Leonidou, Katsikeas, Palihawadana, & Spyropoulou, 2007; Kuivalainen, Sundqvist & Servais, 2007; Pangarkar, 2008 dalam D Angelo, Zucchella, & Buck, 2013). Regional dimaknai sebagai blok dagang, yang terbagi berdasarkan beberapa definisi (Jilberto & Mommen, 2002). Mayoritas akademisi dalam literatur regionalisasi membagi blok dagang tersebut menjadi tiga, seperti Uni-Eropa, APEC (Asia Pasifik), dan NAFTA (Amerika Utara) (Perkmann & Sum, 2002). Berdasarkan definisi regional ini, internasionalisasi inter-regional dapat dimaknai sebagai aktivitas bisnis yang dilakukan di luar blok dagang wilayah asal oleh pelaku bisnis (Rugman & Verbeke, 2004). Sebagai contoh, UKM yang berasal dari wilayah dagang APEC dapat dikatakan melakukan ekspansi inter-regional apabila memperluas perdagangan internasionalnya di luar APEC seperti di Uni-Eropa dan/atau NAFTA. Beberapa akademisi memperlakukan inter-regional sebagai salah satu bentuk diversifikasi geografis internasionalisasi. Salah satunya kelompok akademisi tersebut adalah Qian, Khoury, Peng, dan Qian (2010). Kelompok akademisi tersebut menggunakan pendekatan internasionalisasi untuk memahami diversifikasi geografis internasionalisasi. Peneliti merujuk kepada penelitian tersebut dan

9 peneliti memperkirakaan menjadi masuk akal apabila internasionalisasi UKM dilihat dari sudut pandang internasionalisasi inter-regional. 1.2 Rumusan Masalah Terdapat beberapa kesenjangan yang dianalisis dalam penelitian ini. Pertama, terdapat celah untuk meneliti kerangka jarak psikis dan internasionalisasi dalam konteks negara berkembang (Ciravegna, Majano, & Zhan, 2013), khususnya terkait isu internasionalisasi UKM ke regional lain (McAuley, 2010). Penelitian tentang perusahaan dari negara berkembang yang melakukan internasionalisasi diperkirakan dapat menambah analisis strategi internasional (Sousa & Lengler, 2009). Oleh karena itu, penelitian ini bermaksud mengisi celah internasionalisasi UKM yang memiliki sasaran pasar inter-regional. Kedua, secara teori, jarak psikis diperkirakan memiliki hubungan negatif terhadap internasionaliasi (Johanson & Vahlne, 2009). Namun secara empiris jarak psikis memiliki peran yang tidak konsisten dalam internasionalisasi (Muller 1991 dalam Stöttinger & Schlegelmilch, 1998). Penambahan variabel moderator dari karakter organisasional atau manajerial disarankan untuk menghasilkan kerangka internasionalisasi yang lebih menyeluruh (Evans, Treadgold, & Mavondo, 2000). Oleh karena itu, penelitian ini bermaksud mengisi celah tersebut dengan menyertakan variabel orientasi kewirausahaan sebagai moderator. 1.3 Pertanyaan Penelitian Berdasarkan latar belakang tesebut, dirumuskan dua pertanyaan penelitian: 1. Apakah jarak psikis berpengaruh negatif terhadap internasionalisasi inter-regional UKM?

10 2. Apakah orientasi kewirausahaan memoderasi pengaruh jarak psikis terhadap internasionalisasi? 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah: 1. Menguji pengaruh jarak psikis terhadap internasionalisasi inter-regional UKM. 2. Menguji peran pemoderasian orientasi kewirausahaan pada pengaruh jarak psikis terhadap internasionalisasi inter-regional. 1.5 Motivasi Penelitian Topik jarak psikis memiliki sejarah yang tidak konsisten dan memicu perdebatan sejak pertama kali dikemukakan ke publik (Magnusson dkk., 2014). Meneliti jarak psikis dan melibatkan variabel moderasian yang bersifat strategis, diharapkan dapat memberi penjelasan lebih untuk permasalahan jarak psikis yang tidak konsisten dan dampaknya terhadap keluaran. Selain itu penelitian ini penting karena dapat memberikan bukti empiris tambahan tentang jarak psikis dalam konteks negara berkembang dan UKM. Pengabaian topik penelitian ini akan mengurangi kesempatan untuk memahami fenomena internasionalisasi pada UKM di Indonesia. 1.6 Manfaat Penelitian Dalam konteks empiris, penelitian ini memberikan pandangan yang berpotensi mengisi celah permasalahan jarak psikis dalam literatur bisnis internasional. Sementara itu, dalam konteks yang praktis, melakukan penelitian terkait internasionalisasi di Indonesia memiliki potensi ditemukannya masalah atau

11 solusi-solusi yang dapat diterapkan pelaku bisnis dan pemerintah untuk memperbaiki atau mengembangkan industri perdagangan internasional. 1.7 Kontribusi Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut: 1. Manfaat empiris penelitian ini diharapkan dapat memperkaya literatur sebelumnya dengan menganalisis pengaruh jarak psikis terhadap internasionalisasi inter-regional dalam konteks UKM Indonesia. Selain itu, penelitian ini juga meneliti peran yang kurang konsisten dari jarak psikis terhadap internasionalisasi dengan menambahkan variabel pemoderasi. Desain ini diharapkan dapat mengisi celah penelitian yang mengandung temuan kurang konsisten dari jarak psikis dalam internasionalisasi. 2. Manfaat praktis a) Bagi pemerintah, penelitian ini diharapkan dapat memberi pandangan tambahan dalam program pemerintah untuk mendorong internasionalisasi bisnis nasional. Penelitian ini juga diharapkan dapat memberi pemahaman aspek apa yang sekiranya dapat diperbaiki oleh pemerintah untuk meningkatkan jumlah dan kualitas internasionalisasi bisnis nasional demi menjawab tantangan globalisasi. b) Bagi praktisi, penelitian ini diharapkan dapat memberi pemahaman aspek-aspek yang perlu dipertimbangkan manajer dan pelaku bisnis dalam proses internasionalisasi. Dengan pemahaman tersebut,

12 pelaku bisnis dapat mencari solusi secara efektif dan efisien terkait masalah-masalah yang berhubungan dengan topik penelitian ini. c) Bagi akademisi dan peneliti; penelitian ini diharapkan memberikan kesempatan untuk memperbaiki serta memperluas literatur terkait manajemen strategi pada umumnya dan topik internasionalisasi pada khususnya. 1.8 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini dilakukan terhadap UKM dari berbagai industri di Indonesia yang pernah dan/atau sedang melakukan aktivitas perdagangan internasional di Eropa dan/atau Amerika. Selain itu, penelitian ini menggunakan variabel bebas dan variabel pemoderasi yang berasal dari internal perusahaan. Variabel yang digunakan adalah variabel jarak psikis, variabel orientasi kewirausahaan, dan variabel internasionalisasi inter-regional. 1.9 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan penelitian dibagi menjadi lima bab: 1. Bab pertama merupakan pendahuluan yang berisi latar belakang, rumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, kontribusi penelitian, dan sistematika penelitian. Bagian pendahuluan berisi masalah awal dari penelitian yang didukung dengan analisis literatur-literatur terdahulu, dan penjelasan variabel apa saja yang menjadi analisis penelitian; 2. Bab kedua berisi pembahasan model dan pendekatan yang digunakan, penjelasan variabel, serta perumusan hipotesis. Landasan yang digunakan adalah model proses internasionalisasi Uppsala dan pendekatan

13 kapabilitas dinamis. Sementara itu, variabel yang dijelaskan pada bab ini adalah jarak psikis, orientasi kewirausahaan, dan internasionalisasi interregional UKM; 3. Bab ketiga berisi pembahasan metode penelitian yang digunakan. Pembahasan metode penelitian terdiri dari penjelasan jenis penelitian, pemilihan sampel, pengumpulan data, definisi operasional dan pengukuran variabel, variabel kontrol yang digunakan, reliabilitas dan validitas data, serta analisis data yang digunakan. 4. Bab keempat berisi pembahasan hasil analisis deskriptif, analisis uji reliabilitas dan validitas data, dan analisis uji hipotesis. Bab ini juga menjelaskan analisis lain yang masih terkait dengan tujuan penelitian. 5. Bab kelima berisi pembahasan diskusi penemuan di bab 4, pembahasan lebih lanjut apabila terdapat hipotesis-hipotesis yang tidak didukung, dan kesimpulan akhir dari penelitian. Bab kelima menguraikan keterbatasan penelitian dan rekomendasi untuk penelitian selanjutnya.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perekonomian saat ini Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perekonomian saat ini Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam perekonomian saat ini Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) memiliki peranan yang vital dalam pembangunan dan pertumbuhan ekonomi dalam suatu negara. Kontribusi

Lebih terperinci

BAB I. Pendahuluan. yang seara langsung telah mempengaruhi cara pengusaha menciptakan dan

BAB I. Pendahuluan. yang seara langsung telah mempengaruhi cara pengusaha menciptakan dan 1 BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Globalisasi telah menciptakan lingkungan bisnis yang lebih kompetitif, yang seara langsung telah mempengaruhi cara pengusaha menciptakan dan mempertahankan operasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. internasionalisasi perusahaan di Indonesia. Bagian pertama membahas latar

BAB I PENDAHULUAN. internasionalisasi perusahaan di Indonesia. Bagian pertama membahas latar BAB I PENDAHULUAN Bab pertama pada tesis ini menjelaskan topik penelitian yaitu konsep internasionalisasi perusahaan di Indonesia. Bagian pertama membahas latar belakang penelitian yang didasarkan pada

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. konsep pemasaran (Kohli & Jaworski, 1990). Orientasi pasar adalah budaya

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. konsep pemasaran (Kohli & Jaworski, 1990). Orientasi pasar adalah budaya BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Orientasi Pasar Orientasi pasar merupakan salah satu konsep utama dalam literatur pemasaran karena mengacu pada sejauh mana perusahaan mengimplementasikan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. bagian. Bagian pertama memaparkan simpulan berdasarkan hasil penelitian.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. bagian. Bagian pertama memaparkan simpulan berdasarkan hasil penelitian. BAB V SIMPULAN DAN SARAN Bab kelima merupakan bab penutup dalam tesis ini. Bab ini terdiri dari dua bagian. Bagian pertama memaparkan simpulan berdasarkan hasil penelitian. Bagian kedua berisi tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di hampir semua periode sejarah manusia, kewirausahaan telah mengemban fungsi

BAB I PENDAHULUAN. Di hampir semua periode sejarah manusia, kewirausahaan telah mengemban fungsi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di hampir semua periode sejarah manusia, kewirausahaan telah mengemban fungsi penting dalam kemajuan peradaban modern (Sesen, 2013; Shane dan Venkataraman, 2000).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akibat dari globalisasi, para pelaku kegiatan bisnis antar negara membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. akibat dari globalisasi, para pelaku kegiatan bisnis antar negara membutuhkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Globalisasi telah membuat batasan negara sudah semakin tidak tampak sehingga mendorong terjadinya kegiatan bisnis di luar batas negara. Sebagai akibat dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Hakikat pembangunan adalah adanya pertumbuhan dan pemerataan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai proses kenaikan jumlah produksi perekonomian yang ditandai dengan

Lebih terperinci

Diajukan Oleh : Nama : Angga Chandraresmi Nim : C4C

Diajukan Oleh : Nama : Angga Chandraresmi Nim : C4C PENGARUH PERSEPSI MANAJER ATAS VISI ORGANISASI, KOMITMEN ORGANISASI, KETERLIBATAN KERJA MANAJER TERHADAP KINERJA MANAJERIAL, DENGAN KETIDAKPASTIAN LINGKUNGAN SEBAGAI VARIABEL MODERATOR (Studi Kasus pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manajemen adalah bagaimana sebuah perusahaan dapat bertahan, dan faktor-faktor apa

BAB I PENDAHULUAN. manajemen adalah bagaimana sebuah perusahaan dapat bertahan, dan faktor-faktor apa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tingginya tingkat turbulensi di hampir setiap industri ditandai oleh banyaknya perusahaan baru yang bermunculan dan bahkan menggeser perusahaan lama (Caves, 1998; Li

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Salah satu tantangan terberat bagi bangsa Indonesia pada era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Salah satu tantangan terberat bagi bangsa Indonesia pada era globalisasi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu tantangan terberat bagi bangsa Indonesia pada era globalisasi ini adalah bagaimana menyiapkan sumber daya manusia yang memiliki kualitas, kapabilitas dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peluang baru merupakan ancaman bagi pengusaha apotek. Meskipun layanan

BAB I PENDAHULUAN. peluang baru merupakan ancaman bagi pengusaha apotek. Meskipun layanan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Apotek merupakan tempat untuk pekerjaan kefarmasian dan penyaluran sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan lainnya kepada masyarakat (Kepmenkes No.1332/MENKES/SK/X/2002).

Lebih terperinci

Keberlangsungan Piramida Target:

Keberlangsungan Piramida Target: Keberlangsungan Piramida Target: Sebuah Sintesis Keberlanjutan dan Sistem Informasi Tabassom Hashemi Farzad Horst Junker Gaby Reveria Hellianto - 1306406820 Abstrak Lingkungan bisnis global cepat berubah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penelitian, tujuan penelitian, motivasi penelitian, manfaat penelitian, kontribusi

BAB I PENDAHULUAN. penelitian, tujuan penelitian, motivasi penelitian, manfaat penelitian, kontribusi BAB I PENDAHULUAN Bab pertama menguraikan latar belakang, rumusan masalah dan pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, motivasi penelitian, manfaat penelitian, kontribusi penelitian, ruang lingkup dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembiayaan lokal (Soelistianingsih, 2013). Fakta yang terjadi di lapangan justru menunjukkan sebaliknya. Tidak

BAB I PENDAHULUAN. pembiayaan lokal (Soelistianingsih, 2013). Fakta yang terjadi di lapangan justru menunjukkan sebaliknya. Tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kondisi krisis ekonomi yang melanda dunia membuat banyak perusahaan besar di beberapa negara mengalami kerugian. Di satu sisi, kondisi ini menjadikan banyak

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Pertumbuhan Ekonomi Negara di Dunia Periode (%)

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Pertumbuhan Ekonomi Negara di Dunia Periode (%) I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia pada periode 24 28 mulai menunjukkan perkembangan yang pesat. Kondisi ini sangat memengaruhi perekonomian dunia. Tabel 1 menunjukkan

Lebih terperinci

(Survey Pada Rumah Sakit Di Wilayah Kabupaten Klaten)

(Survey Pada Rumah Sakit Di Wilayah Kabupaten Klaten) PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL DENGAN PELIMPAHAN WEWENANG, BUDAYA ORGANISASI, DAN LOCUS OF CONTROL SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Survey Pada Rumah Sakit Di Wilayah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyatuan dua perusahaan atau lebih menjadi satu kekuatan, pada umumnya

BAB I PENDAHULUAN. penyatuan dua perusahaan atau lebih menjadi satu kekuatan, pada umumnya BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Persaingan global membuat banyak perusahaan melakukan berbagai upaya untuk bertahan hingga menjadi pemimpin dalam sektor usaha tersebut. Merger dan akuisisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kinerja dan keberlanjutan sebuah organisasi adalah tantangan terbesar yang

BAB I PENDAHULUAN. Kinerja dan keberlanjutan sebuah organisasi adalah tantangan terbesar yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kinerja dan keberlanjutan sebuah organisasi adalah tantangan terbesar yang dihadapi oleh seorang pemimpin (Emmons, 2013). Kesuksesan tidak hanya berbicara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dan persaingan pada dunia bisnis di era globalisasi ini

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dan persaingan pada dunia bisnis di era globalisasi ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dan persaingan pada dunia bisnis di era globalisasi ini semakin tinggi, dimana persaingan antara perusahaan besar dan tidak terkecuali bagi usaha

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan yang harus merata mencapai pedesaan dan perkotaan. Karena

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan yang harus merata mencapai pedesaan dan perkotaan. Karena BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan perekonomian Indonesia merupakan salah satu aspek pembangunan yang harus merata mencapai pedesaan dan perkotaan. Karena merupakan bukti komitmen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat dirasakan baik oleh perusahaan maupun karyawan (Giannikis dan

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat dirasakan baik oleh perusahaan maupun karyawan (Giannikis dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Selama satu dekade terakhir, pembahasan mengenai pengaturan kerja fleksibel telah mengalami peningkatan (Kattenbach, 2010; Origo dan Pagani, 2008; Sanchez

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dituntut untuk dapat ikut serta dalam persaingan. Perkembangan bisnis

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dituntut untuk dapat ikut serta dalam persaingan. Perkembangan bisnis 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dalam era industrialisasi yang semakin kompetitif sekarang ini, setiap perusahaan dituntut untuk dapat ikut serta dalam persaingan. Perkembangan bisnis

Lebih terperinci

Tabel di atas menunjukkan bahwa nilai pengaruh moderasi persepsi kenyamanan

Tabel di atas menunjukkan bahwa nilai pengaruh moderasi persepsi kenyamanan Tabel di atas menunjukkan bahwa nilai pengaruh moderasi persepsi kenyamanan terhadap hubungan antara kepercayaan dan intensi mengungkapkan data pribadi tidak signifikan > 0,05. Indikator nilai tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu organisasi beroperasi secara efektif dan efisien atau sebaliknya. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. suatu organisasi beroperasi secara efektif dan efisien atau sebaliknya. Dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kinerja pada dasarnya merupakan kunci utama dalam mengetahui apakah suatu organisasi beroperasi secara efektif dan efisien atau sebaliknya. Dalam menghasilkan kinerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ketidakpastian, maka perlu menciptakan kondisi ekonomi yang lebih fleksibel dan

BAB I PENDAHULUAN. ketidakpastian, maka perlu menciptakan kondisi ekonomi yang lebih fleksibel dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam lingkungan persaingan global sekarang ini yang diliputi banyak ketidakpastian, maka perlu menciptakan kondisi ekonomi yang lebih fleksibel dan inovatif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terakhir menciptakan sebuah paradigma baru e-commerce yang disebut social

BAB I PENDAHULUAN. terakhir menciptakan sebuah paradigma baru e-commerce yang disebut social BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Popularitas situs jejaring sosial yang semakin meningkat pada beberapa tahun terakhir menciptakan sebuah paradigma baru e-commerce yang disebut social commerce.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Friedman (2000) mendefinisikan globalisasi sebagai integrasi yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. Friedman (2000) mendefinisikan globalisasi sebagai integrasi yang tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Friedman (2000) mendefinisikan globalisasi sebagai integrasi yang tidak dapat dihindari terkait pasar, bangsa, negara dan teknologi,yangmemungkinkan individu, negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Budaya organisasi merupakan kumpulan nilai-nilai yang membantu anggota organisasi memahami tindakan yang dapat diterima dan yang tidak dapat diterima dalam organisasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berguna bagi keputusan bisnis ( FASB, 1978). Informasi yang umumnya

BAB I PENDAHULUAN. berguna bagi keputusan bisnis ( FASB, 1978). Informasi yang umumnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan pelaporan keuangan adalah untuk menyajikan informasi yang berguna bagi keputusan bisnis ( FASB, 1978). Informasi yang umumnya digunakan sebagai pertimbangan

Lebih terperinci

PEMASARAN INTERNASIONAL MINGGU PERTAMA BY. MUHAMMAD WADUD, SE., M.Si. FAKULTAS EKONOMI UNIV. IGM

PEMASARAN INTERNASIONAL MINGGU PERTAMA BY. MUHAMMAD WADUD, SE., M.Si. FAKULTAS EKONOMI UNIV. IGM PEMASARAN INTERNASIONAL MINGGU PERTAMA BY. MUHAMMAD WADUD, SE., M.Si. FAKULTAS EKONOMI UNIV. IGM 1 PENGERTIAN PEMASARAN INTERNASIONAL TUGAS PEMASARAN INTERNASIONAL GLOBALISASASI PASAR KONSEP PEMASARAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi dinamika perubahan lingkungan. Kondisi tersebut menuntut

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi dinamika perubahan lingkungan. Kondisi tersebut menuntut BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Globalisasi menjadi salah satu isu utama yang mendorong perusahaan menghadapi dinamika perubahan lingkungan. Kondisi tersebut menuntut perusahaan untuk senantiasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. serta perubahan politik yang tidak menentu (Eriksson, 2008:6). Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. serta perubahan politik yang tidak menentu (Eriksson, 2008:6). Hal ini BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Lingkungan bisnis saat ini memiliki karakteristik yang dinamis, kompleks, berkaitan dengan perubahan teknologi, keterbatasan sumber daya, ekonomi global serta perubahan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. 5.1 Simpulan

BAB V KESIMPULAN. 5.1 Simpulan BAB V KESIMPULAN 5.1 Simpulan Berdasar tujuan penelitian yang telah dirumuskan sebelumnya serta hasil penelitian maka disusun simpulan penelitian sebagai berikut. Penekanan pimpinan pada orientasi pasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah 12 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia usaha pada saat ini dihadapkan pada banyaknya persaingan yang menyebabkan suatu ketidakpastian lingkungan bisnis yang akan menimbulkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penuh pada kualitas (Gaspersz, 2001). Agar perusahaan mampu secara konsisten

BAB I PENDAHULUAN. penuh pada kualitas (Gaspersz, 2001). Agar perusahaan mampu secara konsisten BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era industrialisasi yang semakin kompetitif, setiap pelaku bisnis yang ingin memenangkan kompetisi dalam dunia industri akan memberikan perhatian penuh pada kualitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Cooperation (APEC) pada tahun 2010 serta Masyarakat Ekonomi Asean (MEA)

BAB I PENDAHULUAN. Cooperation (APEC) pada tahun 2010 serta Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia usaha perdagangan bebas di Indonesia ditandai dengan ditetapkannya ASEAN Free Trade Area (AFTA), Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah karena para pedagang merasa pasar dalam negeri tidak lagi

BAB I PENDAHULUAN. adalah karena para pedagang merasa pasar dalam negeri tidak lagi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Awal munculnya ide untuk melakukan perdagangan ke luar negeri adalah karena para pedagang merasa pasar dalam negeri tidak lagi menjanjikan keuntungan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dirancang untuk menaksir bagaimana aktivitas kinerja dan hasil akhir yang

BAB I PENDAHULUAN. dirancang untuk menaksir bagaimana aktivitas kinerja dan hasil akhir yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kinerja perusahaan merupakan sesuatu yang dihasilkan oleh perusahaan dalam periode tertentu dengan mengacu kepada standar dan kebijakan yang telah ditetapkan. Pengukuran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan melakukan inovasi untuk pengembangan produknya dan. mempertahankan konsumennya. Perusahaan yang tidak mampu bersaing akan

BAB I PENDAHULUAN. dengan melakukan inovasi untuk pengembangan produknya dan. mempertahankan konsumennya. Perusahaan yang tidak mampu bersaing akan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pendahuluan Kebutuhan dan selera pasar terus berkembang seiring waktu dan perkembangan jaman. Hal inilah yang mendasari perusahaan untuk bersaing dengan melakukan inovasi untuk pengembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kalangan profesi yang bergabung dalam sebuah lembaga resmi. Seperti banyak

BAB I PENDAHULUAN. kalangan profesi yang bergabung dalam sebuah lembaga resmi. Seperti banyak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di setiap negara, penyusunan laporan keuangan memiliki standar dan tahapan yang berbeda-beda. Standar dan tahapan tersebut ditentukan oleh kalangan profesi yang bergabung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi pada suatu negara dapat mewujudkan pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi pada suatu negara dapat mewujudkan pertumbuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi pada suatu negara dapat mewujudkan pertumbuhan ekonomi, tetapi pembangunan ekonomi juga menimbulkan dampak negatif berupa kerusakan lingkungan.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Orientasi Kewirausahaan Grinstein (2008) menyatakan bahwa terdapat serangkaian proses-proses ketika perusahaan membuat suatu keputusan strategi. Hal ini diwujudkan dalam bentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab pendahuluan dalam sebuah laporan penelitian menyajikan latar

BAB I PENDAHULUAN. Bab pendahuluan dalam sebuah laporan penelitian menyajikan latar BAB I PENDAHULUAN Bab pendahuluan dalam sebuah laporan penelitian menyajikan latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, hingga kontribusi yang diharapkan dari penelitian. Disamping

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa tahun terakhir ini, isu globalisasi telah menjadi sebuah fenomena

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa tahun terakhir ini, isu globalisasi telah menjadi sebuah fenomena 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Beberapa tahun terakhir ini, isu globalisasi telah menjadi sebuah fenomena yang tidak dapat dihindarkan dalam dunia bisnis. Sebagai respon atas meningkatnya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menurut data Gaikindo (Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia), industri

BAB 1 PENDAHULUAN. menurut data Gaikindo (Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia), industri BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sebagai negara berkembang seperti Indonesia, kemajuan sektor industri sangat berpengaruh bagi perekonomian negara. Salah satu industri yang menunjukan perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) saat ini telah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) saat ini telah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) saat ini telah melingkupi berbagai aspek kegiatan, mulai dari kegiatan individu hingga kegiatan organisasi. Peningkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan harapan mendapatkan pertumbuhan modal (capital growth) dalam jangka

BAB I PENDAHULUAN. dengan harapan mendapatkan pertumbuhan modal (capital growth) dalam jangka BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Investasi merupakan suatu kegiatan penempatan dana pada aset produktif dengan harapan mendapatkan pertumbuhan modal (capital growth) dalam jangka waktu tertentu.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi, banyak bidang dalam dunia usaha mengalami perkembangan serta pertumbuhan usaha yang cepat. Kecepatan perkembangan dan pertumbuhan ini memicu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Banyaknya skandal keuangan yang dilakukan oleh pihak-pihak internal

BAB I PENDAHULUAN. Banyaknya skandal keuangan yang dilakukan oleh pihak-pihak internal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Banyaknya skandal keuangan yang dilakukan oleh pihak-pihak internal perusahaan mengindikasikan pentingnya pengajaran etika bisnis kepada para mahasiswa fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena itu, arah dan besarnya pergerakan pasar modal menjadi topik yang

BAB I PENDAHULUAN. karena itu, arah dan besarnya pergerakan pasar modal menjadi topik yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar Modal merupakan salah satu tempat (media) yang memberikan kesempatan berinvestasi bagi investor perorangan maupun institusional. Oleh karena itu, arah

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh : ARIFAH NUR SABRINA B

SKRIPSI. Oleh : ARIFAH NUR SABRINA B PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA APARAT PEMERINTAH DAERAH: BUDAYA ORGANISASI DAN KOMITMEN ORGANISASI SEBAGAI VARIABEL MODERATING (Survey pada pemerintah daerah Se-Eks Karisidenan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. meningkatkan kepuasaan pelanggan sangatlah sengit. Terbukti dengan banyaknya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. meningkatkan kepuasaan pelanggan sangatlah sengit. Terbukti dengan banyaknya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti sekarang ini, persaingan antar perusahaan untuk meningkatkan kepuasaan pelanggan sangatlah sengit. Terbukti dengan banyaknya perusahaan-perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang disahkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) sebagai badan

BAB I PENDAHULUAN. yang disahkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) sebagai badan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Riset ini dimotivasi oleh terbitnya PSAK No. 13 tentang Properti Investasi yang disahkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) sebagai badan penyusun standar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. global (Nasution, 2015:17). Berubahnya lingkungan global telah membawa

BAB I PENDAHULUAN. global (Nasution, 2015:17). Berubahnya lingkungan global telah membawa BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Lingkungan perusahaan selalu berubah. Dahulu perusahaan hanya bersaing pada tingkat regional dan nasional, sekarang mereka bersaing secara global (Nasution, 2015:17).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. miskin di dunia berjumlah 767 juta jiwa atau 10.70% dari jumlah penduduk dunia

BAB I PENDAHULUAN. miskin di dunia berjumlah 767 juta jiwa atau 10.70% dari jumlah penduduk dunia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemiskinan absolut (absolute poverty) merupakan salah satu masalah ekonomi utama yang dihadapi sebagian besar pemerintahan di dunia. Data World Bank pada tahun

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH ORIENTASI KEWIRAUSAHAAN TERHADAP STRATEGI BISNIS DALAM MENINGKATKAN KINERJA USAHA KECIL DAN MENENGAH (UKM)

ANALISIS PENGARUH ORIENTASI KEWIRAUSAHAAN TERHADAP STRATEGI BISNIS DALAM MENINGKATKAN KINERJA USAHA KECIL DAN MENENGAH (UKM) ORBITH VOL. 11 NO. 1 MARET 2015 : 24 29 ANALISIS PENGARUH ORIENTASI KEWIRAUSAHAAN TERHADAP STRATEGI BISNIS DALAM MENINGKATKAN KINERJA USAHA KECIL DAN MENENGAH (UKM) Oleh: Bambang Sudarsono Staf Pengajar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam menunjang aktifitas yang semakin kompleks. Kondisi tersebut memicu

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam menunjang aktifitas yang semakin kompleks. Kondisi tersebut memicu BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada zaman Globalisasi seperti saat ini kebutuhan akan komunikasi merupakan kebutuhan yang mutlak bagi masyarakat sebagai salah satu sarana dalam menunjang aktifitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap organisasi baik itu swasta maupun pemerintah akan berupaya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap organisasi baik itu swasta maupun pemerintah akan berupaya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap organisasi baik itu swasta maupun pemerintah akan berupaya dan berorientasi pada tujuan jangka panjang, sejalan dengan itu maka Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

Profil Lulusan, Capaian Belajar, dan Bahan Kajian

Profil Lulusan, Capaian Belajar, dan Bahan Kajian Profil Lulusan, Capaian Belajar, dan Bahan Kajian a. Profil Lulusan 1. Perumus dan pelaksana hubungan untuk pemerintah (diplomat, staf kementerian luar negeri, staf pemerintah daerah, staf lembaga pemerintah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas dapat

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas dapat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Keberhasilan pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas dapat dilakukan melalui pengelolaan strategi pendidikan dan pelatihan, karena itu pembangunan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebijakan dividen telah menjadi subjek perdebatan dalam berbagai literatur keuangan. Para akademisi dan peneliti telah mengembangkan banyak model teoritis yang menjelaskan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. moneter terus mengalami perkembangan. Inisiatif kerjasama mulai dikembangkan

I. PENDAHULUAN. moneter terus mengalami perkembangan. Inisiatif kerjasama mulai dikembangkan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Proses integrasi di berbagai belahan dunia telah terjadi selama beberapa dekade terakhir, terutama dalam bidang ekonomi. Proses integrasi ini penting dilakukan oleh masing-masing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan inovatif dengan mempertimbangkan faktor-faktor ekstern organisasi yang. tujuan organisasi secara efektif dan efisien.

BAB I PENDAHULUAN. dan inovatif dengan mempertimbangkan faktor-faktor ekstern organisasi yang. tujuan organisasi secara efektif dan efisien. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam lingkungan persaingan global sekarang ini yang diliputi banyak ketidakpastian, maka perlu menciptakan kondisi ekonomi yang lebih fleksibel dan inovatif

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, SARAN, KETERBATASAN DAN REKOMENDASI. dan rekomendasi. Pembahasan dari masing-masing dijelaskan secara runtut sebagai

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, SARAN, KETERBATASAN DAN REKOMENDASI. dan rekomendasi. Pembahasan dari masing-masing dijelaskan secara runtut sebagai BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, SARAN, KETERBATASAN DAN REKOMENDASI Bab ini membahas tentang kesimpulan penelitian, implikasi, saran, keterbatasan dan rekomendasi. Pembahasan dari masing-masing dijelaskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan agar daya saing Asean meningkat serta bisa menyaingi Cina dan India

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan agar daya saing Asean meningkat serta bisa menyaingi Cina dan India BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lebih dari satu dekade lalu, para pemimpin Asean sepakat membentuk sebuah pasar tunggal di kawasan Asia Tenggara pada akhir 2015 mendatang. Ini dilakukan agar daya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. teknologi informasi memacu perubahan dalam bidang pemasaran, operasional,

BAB I PENDAHULUAN. teknologi informasi memacu perubahan dalam bidang pemasaran, operasional, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penguasaan teknologi berperan dalam mendukung pencapaian tujuan bisnis pada berbagai skala usaha dan jenis industri. Kecakapan dalam pemanfaatan teknologi informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kompleks sehingga diperlukan sebuah sistem pengelolaan yang baik.

BAB I PENDAHULUAN. kompleks sehingga diperlukan sebuah sistem pengelolaan yang baik. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia bisnis dewasa ini telah berkembang dengan sangat cepat dan semakin kompleks sehingga diperlukan sebuah sistem pengelolaan yang baik. Pengelolaan yang baik dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara. Pendidikan tidak terlepas dari Kurikulum pendidikan yang telah

BAB I PENDAHULUAN. negara. Pendidikan tidak terlepas dari Kurikulum pendidikan yang telah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah suatu usaha untuk melakukan proses pembelajaran bagi peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan yang diterapkan di suatu negara. Pendidikan tidak

Lebih terperinci

PROGRAM KERJA FAKULTAS

PROGRAM KERJA FAKULTAS PROGRAM KERJA FAKULTAS STRATEGI 2030 Untuk mewujudkan tujuan, Fakultas Pertanian IPB menyusun strategi dengan mempertimbangkan asumsi-asumsi sebagai berikut: 1. Berkembangnya kompetensi dan komitmen staf

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini International Financial Reporting Standards (IFRS) merupakan isu

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini International Financial Reporting Standards (IFRS) merupakan isu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Saat ini International Financial Reporting Standards (IFRS) merupakan isu hangat yang sedang marak diperbincangkan di berbagai negara. IFRS merupakan standar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Banyaknya perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Banyaknya perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Industri manufaktur merupakan industri yang mendominasi perusahaanperusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Banyaknya perusahaan manufaktur,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peraturan organisasi yang berlaku. Pada organisasi pemerintahan di Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. peraturan organisasi yang berlaku. Pada organisasi pemerintahan di Indonesia, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses penyusunan anggaran publik umumnya menyesuaikan dengan peraturan organisasi yang berlaku. Pada organisasi pemerintahan di Indonesia, proses penyusunan anggaran

Lebih terperinci

BAB 4 PENUTUP 4.1 Kesimpulan

BAB 4 PENUTUP 4.1 Kesimpulan BAB 4 PENUTUP 4.1 Kesimpulan Akuntansi merupakan satu-satunya bahasa bisnis utama di pasar modal. Tanpa standar akuntansi yang baik, pasar modal tidak akan pernah berjalan dengan baik pula karena laporan

Lebih terperinci

/BAB I PENDAHULUAN. persaingan antar perusahaan pada dunia baik yang ada di luar negeri maupun

/BAB I PENDAHULUAN. persaingan antar perusahaan pada dunia baik yang ada di luar negeri maupun /BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia bisnis sekarang ini semakin meningkat seiring dengan majunya dunia teknologi informasi, semakin menambah tingkat persaingan antar perusahaan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN. dalam bab sebelumnya, keterbatasan dan saran untuk penelitian selanjutnya. Hasil

BAB V SIMPULAN. dalam bab sebelumnya, keterbatasan dan saran untuk penelitian selanjutnya. Hasil BAB V SIMPULAN Bab ini berisi tentang simpulan hasil analisis yang telah diuraikan dalam bab sebelumnya, keterbatasan dan saran untuk penelitian selanjutnya. Hasil pengujian diperoleh dari partisipan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memperluas pangsa pasarnya. Baik dengan memperluas jangkauan pasarnya serta

BAB I PENDAHULUAN. memperluas pangsa pasarnya. Baik dengan memperluas jangkauan pasarnya serta BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Persaingan bisinis antar perusahaan yang semakin ketat menuntut untuk mengambangkan perusahaannya agar tetap bisa bertahan. Salah satu upaya yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi adalah proses perubahan kondisi perekonomian suatu negara secara berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik. Hal ini menjadi salah satu indikator

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Era Globalisasi dalam bidang ekonomi telah dimulai dengan

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Era Globalisasi dalam bidang ekonomi telah dimulai dengan I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Era Globalisasi dalam bidang ekonomi telah dimulai dengan ditandai kerja sama AFTA yang berlaku sejak tahun 2003. Perusahaan baik lokal maupun asing dituntut untuk mampu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN VISI

BAB I PENDAHULUAN VISI BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian (PSEKP), merupakan sebuah lembaga penelitian/pengkajian Eselon II di bawah Sekretariat Jenderal Departemen

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Selanjutnya keterbatasan dan saran penelitian dijelaskan untuk perbaikan

BAB V PENUTUP. Selanjutnya keterbatasan dan saran penelitian dijelaskan untuk perbaikan BAB V PENUTUP Bab ini menjelaskan simpulan hasil penelitian dan beberapa implikasi manajerial bagi para pembuat dan pengambil kebijakan untuk meningkatkan performa melalui peningkatan profitabilitas perusahaan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting baik secara ekonomi maupun sosial (Tambunan, 2006). UKM di

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting baik secara ekonomi maupun sosial (Tambunan, 2006). UKM di BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di negara berkembang memiliki peranan penting baik secara ekonomi maupun sosial (Tambunan, 2006). UKM di Indonesia memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Usaha kecil menengah (UKM) produksi tahu di industri tahu Kota

BAB I PENDAHULUAN. Usaha kecil menengah (UKM) produksi tahu di industri tahu Kota BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Usaha kecil menengah (UKM) produksi tahu di industri tahu Kota Bandung saat ini jumlahnya sedang mengalami pola peningkatan (BPS, 2015). Para pengusaha tahu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini berfokus pada penggunaan sistem pengukuran kinerja dan

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini berfokus pada penggunaan sistem pengukuran kinerja dan BAB I PENDAHULUAN Penelitian ini berfokus pada penggunaan sistem pengukuran kinerja dan faktor-faktor organisasional yang dapat berpengaruh terhadap akuntabilitas dan kinerja organisasi sektor publik di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemilik modal atau investor dengan harapan akan mendapatkan sejumlah

BAB I PENDAHULUAN. pemilik modal atau investor dengan harapan akan mendapatkan sejumlah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Investasi merupakan kegiatan menanamkan modal yang dilakukan oleh pemilik modal atau investor dengan harapan akan mendapatkan sejumlah keuntungan dari hasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mulai dari model dan standar pelaporan keuangan, relativisme jarak dalam pergerakan

BAB I PENDAHULUAN. mulai dari model dan standar pelaporan keuangan, relativisme jarak dalam pergerakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan Teknologi dan Globalisasi di bidang ekonomi dan juga bisnis yang terjadi begitu cepat berdampak pada banyak aspek khususnya di pasar modal, mulai

Lebih terperinci

Kabupaten Tasikmalaya 10 Mei 2011

Kabupaten Tasikmalaya 10 Mei 2011 DINAMIKA PELAKSANAAN OTONOMI DAERAH HUBUNGANNYA DENGAN PENETAPAN KEBIJAKAN STRATEGIS Oleh: Prof. Dr. Deden Mulyana, SE.,M.Si. Disampaikan Pada Focus Group Discussion Kantor Litbang I. Pendahuluan Kabupaten

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan merupakan suatu proses multidimensional yang mencakup berbagai perubahan mendasar atau struktur sosial, sikap-sikap masyarakat, dan institusi-institusi nasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Konservatisme merupakan suatu sikap hati-hati yang dikerjakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Konservatisme merupakan suatu sikap hati-hati yang dikerjakan oleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Konservatisme adalah suatu tema yang paling menonjol dalam penelitian akuntansi. Safiq (2010) menjelaskan bahwa konservatisme adalah salah satu prinsip utama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keban (2004) menyatakan bahwa kinerja organisasi perusahaan adalah

BAB I PENDAHULUAN. Keban (2004) menyatakan bahwa kinerja organisasi perusahaan adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam lingkungan bisnis yang kompetitif saat ini, organisasi perusahaan perlu mengevaluasi lingkungan internal dan eksternal, peluang serta tantangan untuk mempertahankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi membuka gerbang untuk masuknya teknologi informasi dan

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi membuka gerbang untuk masuknya teknologi informasi dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Globalisasi membuka gerbang untuk masuknya teknologi informasi dan komunikasi dari suatu negara ke negara lainnya. Dengan adanya globalisasi batasan geografis antar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tipe kepemilikan berkaitan dengan tipe konflik keagenan yang dialami

BAB I PENDAHULUAN. Tipe kepemilikan berkaitan dengan tipe konflik keagenan yang dialami BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tipe kepemilikan berkaitan dengan tipe konflik keagenan yang dialami perusahaan. Perusahaan keluarga memiliki karakteristik kepemilikan yang berbeda dengan perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. auditing masih sangat begitu kuat. Hal ini tampak dengan banyaknya bukti yang

BAB I PENDAHULUAN. auditing masih sangat begitu kuat. Hal ini tampak dengan banyaknya bukti yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sampai dengan awal tahun 2000-an, pengaruh tekanan dalam lingkungan auditing masih sangat begitu kuat. Hal ini tampak dengan banyaknya bukti yang menunjukkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia mengalami tantangan dalam menghadapi

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia mengalami tantangan dalam menghadapi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perekonomian Indonesia mengalami tantangan dalam menghadapi AFTA,ACFTA, dan MEA. Pemberlakuan perjanjian-perjanjian tersebut pada akhir 2015 menjadi sebuah realita

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi merupakan proses integrasi internasional yang dapat ditandai

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi merupakan proses integrasi internasional yang dapat ditandai BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Globalisasi merupakan proses integrasi internasional yang dapat ditandai dengan adanya kemajuan infrastruktur transportasi dan telekomunikasi, hal tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bersaing dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Negara-negara di ASEAN

BAB I PENDAHULUAN. bersaing dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Negara-negara di ASEAN BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Awal tahun 2016, Indonesia sebagai salah satu anggota ASEAN sudah memperbaiki pola pikir dalam menciptakan produk unggulan yang mampu bersaing dalam Masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan informasi keuangan yang diperlukan secara akurat, relevan,

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan informasi keuangan yang diperlukan secara akurat, relevan, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemerintah daerah selaku pengelola dana publik harus mampu menyediakan informasi keuangan yang diperlukan secara akurat, relevan, tepat waktu, dan dapat dipercaya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sekolah adalah salah satu institusi yang berperan dalam menyiapkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Sekolah adalah salah satu institusi yang berperan dalam menyiapkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Sekolah adalah salah satu institusi yang berperan dalam menyiapkan sumber daya manusia maupun untuk menciptakan masyarakat yang berkualitas, berbagai upaya dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. fleksibel dan inovatif dengan mempertimbangkan faktor-faktor ekstern

BAB I PENDAHULUAN. fleksibel dan inovatif dengan mempertimbangkan faktor-faktor ekstern BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam lingkungan persaingan global sekarang ini yang diliputi banyak ketidakpastian, maka perlu menciptakan kondisi ekonomi yang lebih fleksibel dan inovatif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peran signifikan bagi pembangunan ekonomi suatu negara (Carrter dan Jones-Evans,

BAB I PENDAHULUAN. peran signifikan bagi pembangunan ekonomi suatu negara (Carrter dan Jones-Evans, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) telah lama dipahami memiliki peran signifikan bagi pembangunan ekonomi suatu negara (Carrter dan Jones-Evans, 2006). Di

Lebih terperinci