BAB I PENDAHULUAN. perhatian dari akademisi (Welch & Luostarinen, 1988). Dari beberapa penelitian,
|
|
- Widya Pranoto
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Internasionalisasi bisnis merupakan topik yang mendapatkan banyak perhatian dari akademisi (Welch & Luostarinen, 1988). Dari beberapa penelitian, internasionalisasi yang dilakukan UKM tidak hanya menjadi topik yang mendapatkan banyak perhatian akademisi, akan tetapi juga menjadi topik yang cukup penting dalam literatur bisnis internasional (Korsakiene & Tvaronaviciene, 2012). Terdapat beberapa keterbatasan yang dimiliki UKM ketika melakukan proses internasionalisasi, contohnya seperti kecenderungan menghindari risiko (Dimitratos & Plakoyiannaki, 2003), keterbatasan kemampuan dalam mencari kesempatan pasar baru (Vos, Keizer, & Halman, 1998), keterbatasan dalam mencari informasi dan jejaring (Indarti & Langenberg, 2004), serta keterbatasan akses terhadap pasar internasional serta kurangnya kecakapan manajemen (Abor & Quartey, 2010). Walaupun memiliki beragam keterbatasan, pada bukti empiris terdapat 2100 UKM dari 21 negara yang menghasilkan pendapatan dari pasar global (Oxford Economics & SAP, 2013). Penemuan tersebut menandakan tidak sedikit UKM yang berhasil melakukan internasionalisasi di tengah-tengah keterbatasan yang dimiliki. Terdapat beberapa variabel yang dapat menjelaskan mengapa UKM masih dapat melakukan internasionalisasi dengan keterbatasan-keterbatasan di atas.
2 Variabel tersebut antara lain orientasi kewirausahaan, komitmen internasionalisasi, dan kemampuan untuk meningkatkan pengaruh sumber daya manusia (Javalgi & Todd, 2011); pengalaman dan orientasi budaya (Merino, Monreal-Perez, & Sanchez-Marin, 2014); dan jarak psikis (Nordman & Tolstoy, 2014). Dari berbagai variabel yang dapat menjelaskan proses internasionalisasi perusahaan tersebut, penelitian fokus kepada jarak psikis. Adapun alasan pemilihan variabel tersebut akan dijelaskan setelah ini. Jarak psikis merupakan salah satu pengembangan konsep jarak dalam internasionalisasi. Konsep jarak yang lebih awal seperti konsep jarak CAGE (Culture, Administrative, Geographic, Economics), membagi kategori jarak menjadi empat, yaitu jarak budaya, jarak administratif, jarak geografi, dan jarak ekonomi (Ghemawat 2013). Walaupun konsep tersebut banyak digunakan akademisi bisnis internasional, beberapa akademisi menganggap konsep CAGE kurang mampu menangkap seluruh faktor yang ada (Schmidt & Jakubowski, 2012). Salah satu alasan yang diberikan oleh akademisi terkait kritik terhadap konsep jarak CAGE adalah karena konsep tersebut dinilai terlalu sederhana untuk menjelaskan jarak dalam aktivitas lintas negara yang merupakan fenomena kompleks (Campbell, Eden, & Miller, 2011). Alasan lainnya adalah karena jarak CAGE yang diukur dengan skala objektif tidak dapat menangkap persepsi jarak sesungguhnya dari pelaku bisnis (Evans, Mavondo, & Bridson, 2008). Pada teorinya, keputusan yang terkait pasar internasional sangat dipengaruhi oleh aspek subjektif dan faktor persepsian dari pelaku bisnis (Cavusgil & Godiwalla, 1982 dalam Evans dkk., 2008). Dari penjelasan ini, pengukuran yang
3 sifatnya objektif dirasa kurang tepat untuk mengukur jarak yang sesungguhnya. Oleh karena itu, penelitian ini berusaha untuk menggunakan variabel jarak psikis untuk mengakomodasi kekurangan pengukuran jarak yang diukur secara objektif, seperti konsep jarak CAGE. Pada awal penelitiannya, variabel jarak psikis dimaknai sebagai faktor yang menghalangi informasi antar penjual dan pembeli (Vahlne & Wiedersheim-Paul, 1973). Informasi yang terhalang tersebut terjadi karena adanya perbedaanperbedaan antara pasar asing dan pasar asal pelaku bisnis (Vahlne & Wiedersheim- Paul, 1973). Dalam penelitian ini, jarak psikis dimaknai sebagai persepsi perbedaan yang diterima pelaku bisnis antara negara yang akan dituju dan negara asal (Hakanson & Ambos, 2010). Penelitian ini fokus kepada jarak psikis dimensi tingkat masyarakat (Sousa & Lages, 2011), dengan harapan dapat memberikan pandangan baru untuk konsep jarak yang lebih awal dan diharapkan memberikan hasil yang kontributif terhadap konteks penelitian internasionalisasi. Variabel jarak psikis menjadi menarik dalam penelitian internasionalisasi untuk penelitian dengan konteks perusahaan usaha kecil menengah (UKM) karena dua alasan. Pertama, UKM cenderung lebih sensitif terhadap jarak dan kedekatan merupakan hal yang penting bagi sebuah UKM (Christensen, 1991). Hal ini dikarenakan UKM memiliki karakteristik yang memiliki lebih banyak keterbatasan dibandingkan perusahaan yang lebih besar. Keterbatasan tersebut membuat UKM cenderung memilih pasar dengan risiko yang lebih rendah (George, Wiklund, & Zahra, 2005). Pada akhirnya, UKM akan memilih pasar dengan jarak psikis rendah,
4 sehingga UKM dapat menjaga risiko pada posisi yang rendah (Coviello & Martin, 1999). Kedua, jarak psikis lebih berpengaruh terhadap perusahaan yang memiliki komitmen rendah (seperti ekspor) dibandingkan dengan perusahaan yang memiliki komitmen tinggi (seperti investasi asing langsung) (Dow, 2000). Perusahaan yang memiliki komitmen tinggi tidak akan banyak terpengaruh oleh biaya yang dihasilkan dari jarak psikis yang tinggi, karena keuntungan yang didapatkan dari invetasi asing langsung (Ellis, 2008). Karakter komitmen rendah dalam internasionalisasi ini pada umumnya dimiliki oleh UKM (Rutashobya & Jaensson, 2004), sehingga jarak psikis akan lebih berpengaruh dalam internasionalisasi UKM. Berdasarkan dua pertimbangan tersebut, jarak psikis diperkirakan memiliki peran penting dalam internasionalisasi UKM. Selain karena adanya kebutuhan untuk meneliti jarak psikis dalam konteks UKM, penelitian jarak psikis juga menjadi lebih menarik apabila konteksnya adalah negara berkembang (Ciravegna, Majano, & Zhan, 2013), seperti Indonesia. Terdapat perkembangan jumlah pelaku bisnis internasionalisasi yang berasal dari negara berkembang (Cuervo-Cazurra, 2008). Meskipun demikian, terdapat celah besar untuk mencari tahu apakah wawasan topik internasionalisasi di negara maju dapat juga diterapkan dalam penelitian di negara berkembang (Sousa & Lengler, 2009). Berdasarkan penjelasan di atas, tujuan pertama penelitian ini adalah untuk melihat dampak variabel jarak psikis terhadap internasionalisasi dalam konteks UKM di Indonesia. Dengan meneliti jarak psikis pada UKM di Indonesia,
5 penelitian ini diharapkan dapat mengakomodasi kebutuhan penelitian dalam konteks UKM dan negara berkembang. Salah satu teori yang mampu menjelaskan fenomena internasionalisasi adalah model proses internasionalisasi Uppsala. Berdasarkan model proses internasionalisasi Uppsala, perusahaan cenderung masuk ke pasar yang jarak psikisnya rendah, yaitu pasar yang dikenali atau memiliki kemiripan praktek bisnis (Johanson & Wiedersheim-Paul, 1975). Ketika akan masuk ke pasar asing, perusahaan cenderung memanfaatkan kemiripan antar pasar (Rugman & Verbeke, 2004). Ketika suatu pelaku bisnis lebih mengenali pasar karena kemiripan, hal ini dapat mengurangi ketidakpastian dan membuat pelaku bisnis menjadi lebih berkomitmen terhadap pasar tersebut (Cavusgil, 1982). Sebaliknya, ketika terdapat perbedaan persepsional budaya atau praktek bisnis, pelaku bisnis akan cenderung menghindari pasar tersebut dan lebih memilih pasar yang lebih dikenali (Johanson & Vahlne, 2009). Jarak psikis yang tinggi akan dianggap pelaku bisnis sebagai penghambat aktivitas bisnis internasional (Magnusson, Schuster, & Taras, 2014). Oleh karena itu, jarak psikis diperkirakan memiliki dampak negatif terhadap internasionalisasi inter-regional UKM. Walaupun secara teori jarak psikis memang diperkirakan memiliki peran dalam internasionalisasi, akan tetapi pada beberapa kajian empiris, terdapat hasil yang bermacam-macam dan tidak semuanya sesuai dengan teori (Sousa & Bradley, 2006; Stöttinger & Schlegelmilch, 2000). Penelitian Blomkvist dan Drogendijk (2013) misalnya, menemukan bahwa jarak psikis berpengaruh negatif terhadap internasionalisasi investasi asing langsung. Penelitian Taylor dan Jack (2012),
6 menemukan bahwa jarak psikis merupakan faktor yang signifikan terhadap internasionalisasi perusahaan dari industri non-teknologi. Sementara itu, studi Czinkota dan Ursic (1987) menemukan bahwa jarak psikis bukan merupakan variabel yang signifikan memengaruhi keputusan internasionalisasi ekspor. Hasil penelitian empiris yang beragam tersebut membuat beberapa peneliti meragukan manfaat variabel jarak psikis dalam internasionalisasi (Stöttinger & Schlegelmilch, 2000). Walaupun ada keraguan, beberapa peneliti merasa variabel jarak psikis masih layak diteliti dan menyarankan model kontingensi untuk penelitiannya (Ellis, 2008; Magnusson & Boyle, 2009). Peran jarak psikis dalam internasionalisasi dianggap perlu dimoderasi oleh konsep tambahan (Hand & Godley, 2009). Penelitian ini bermaksud mengakomodasi saran dari beberapa peneliti tersebut (Ellis, 2008; Magnusson & Boyle, 2009; Hang & Godley, 2009) dan memperjelas manfaat jarak psikis dalam internasionalisasi dengan menambahkan variabel moderator dalam pengujian pengaruh jarak psikis terhadap internasionalisasi UKM. Penambahan variabel moderator diharapkan dapat menjelaskan fenomena pengaruh jarak psikis yang tidak konsisten terhadap internasionalisasi. Hal ini sejalan dengan apa yang dikemukakan Wu dan Zumbo (2008), bahwa hubungan kausal yang lemah, tidak signifikan, atau tidak konsisten dapat diakibatkan adanya efek moderasi yang tersembunyi. Berdasarkan penjelasan di atas, tujuan kedua penelitian ini adalah untuk menguji peran pemoderasian pada pengaruh jarak psikis terhadap internasionalisasi.
7 Variabel moderator yang digunakan dalam penelitian ini adalah orientasi kewirausahaan. Orientasi kewirausahaan adalah proses, strategi, struktur, dan perilaku perusahaan yang ditandai dengan karakter inovatif, pengambilan risiko, agresivitas kompetisi dan otonomi, dan pengejaran kesempatan (Lumpkin & Dess, 1996 dalam Lechner & Gudmundsson, 2014). Penelitian ini menggunakan pengambilan risiko dan sikap proaktif sebagai dimensi orientasi kewirausahaan. Alasan penggunaan kedua dimensi ini akan dijelaskan lebih lanjut di bab dua penelitian. Orientasi kewirausahaan merupakan salah satu faktor penting yang secara signifikan memengaruhi kinerja internasionalisasi perusahaan secara positif (Javalgi & Todd, 2011; Zhang, Ma, & Wang, 2012). Dari sudut pandang kapabilitas dinamis (dynamic capability), karakter kewirausahaan menggambarkan seberapa jauh UKM dapat menciptakan kesempatan (Zahra, Sapienza, & Davidson, 2006). Penciptaan kesempatan oleh pelaku bisnis yang berorientasi kewirausahaan tersebut merupakan hasil dari aktivitas dan pengalaman perusahaan (Kirzner, 1997). Dalam kaitannya dengan jarak psikis, pengalaman yang dimiliki perusahaan dapat mengurangi jarak psikis yang dirasakan (Yamin & Sinkovics, 2006; Gripsrud 1990 dalam Stöttinger & Schlegelmilch, 1998). Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat dikatakan bahwa jarak psikis yang tinggi merupakan konsekuensi perusahaan yang cenderung memiliki orientasi kewirausahaan yang rendah. Oleh karena itu, dampak negatif jarak psikis terhadap internasionalisasi inter-regional diperkirakan lebih kuat pada UKM dengan orientasi kewirausahaan rendah.
8 Dalam penelitian ini internasionalisasi dipandang dari aspek yang lebih spesifik, yaitu internasionalisasi inter-regional. Meskipun internasionalisasi dalam konteks UKM mendapatkan banyak perhatian, masih sedikit peneliti yang fokus pada aspek geografis atau pemilihan pasar, khususnya kemampuan UKM dalam melakukan internasionalisasi inter-regional (Leonidou, Katsikeas, Palihawadana, & Spyropoulou, 2007; Kuivalainen, Sundqvist & Servais, 2007; Pangarkar, 2008 dalam D Angelo, Zucchella, & Buck, 2013). Regional dimaknai sebagai blok dagang, yang terbagi berdasarkan beberapa definisi (Jilberto & Mommen, 2002). Mayoritas akademisi dalam literatur regionalisasi membagi blok dagang tersebut menjadi tiga, seperti Uni-Eropa, APEC (Asia Pasifik), dan NAFTA (Amerika Utara) (Perkmann & Sum, 2002). Berdasarkan definisi regional ini, internasionalisasi inter-regional dapat dimaknai sebagai aktivitas bisnis yang dilakukan di luar blok dagang wilayah asal oleh pelaku bisnis (Rugman & Verbeke, 2004). Sebagai contoh, UKM yang berasal dari wilayah dagang APEC dapat dikatakan melakukan ekspansi inter-regional apabila memperluas perdagangan internasionalnya di luar APEC seperti di Uni-Eropa dan/atau NAFTA. Beberapa akademisi memperlakukan inter-regional sebagai salah satu bentuk diversifikasi geografis internasionalisasi. Salah satunya kelompok akademisi tersebut adalah Qian, Khoury, Peng, dan Qian (2010). Kelompok akademisi tersebut menggunakan pendekatan internasionalisasi untuk memahami diversifikasi geografis internasionalisasi. Peneliti merujuk kepada penelitian tersebut dan
9 peneliti memperkirakaan menjadi masuk akal apabila internasionalisasi UKM dilihat dari sudut pandang internasionalisasi inter-regional. 1.2 Rumusan Masalah Terdapat beberapa kesenjangan yang dianalisis dalam penelitian ini. Pertama, terdapat celah untuk meneliti kerangka jarak psikis dan internasionalisasi dalam konteks negara berkembang (Ciravegna, Majano, & Zhan, 2013), khususnya terkait isu internasionalisasi UKM ke regional lain (McAuley, 2010). Penelitian tentang perusahaan dari negara berkembang yang melakukan internasionalisasi diperkirakan dapat menambah analisis strategi internasional (Sousa & Lengler, 2009). Oleh karena itu, penelitian ini bermaksud mengisi celah internasionalisasi UKM yang memiliki sasaran pasar inter-regional. Kedua, secara teori, jarak psikis diperkirakan memiliki hubungan negatif terhadap internasionaliasi (Johanson & Vahlne, 2009). Namun secara empiris jarak psikis memiliki peran yang tidak konsisten dalam internasionalisasi (Muller 1991 dalam Stöttinger & Schlegelmilch, 1998). Penambahan variabel moderator dari karakter organisasional atau manajerial disarankan untuk menghasilkan kerangka internasionalisasi yang lebih menyeluruh (Evans, Treadgold, & Mavondo, 2000). Oleh karena itu, penelitian ini bermaksud mengisi celah tersebut dengan menyertakan variabel orientasi kewirausahaan sebagai moderator. 1.3 Pertanyaan Penelitian Berdasarkan latar belakang tesebut, dirumuskan dua pertanyaan penelitian: 1. Apakah jarak psikis berpengaruh negatif terhadap internasionalisasi inter-regional UKM?
10 2. Apakah orientasi kewirausahaan memoderasi pengaruh jarak psikis terhadap internasionalisasi? 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah: 1. Menguji pengaruh jarak psikis terhadap internasionalisasi inter-regional UKM. 2. Menguji peran pemoderasian orientasi kewirausahaan pada pengaruh jarak psikis terhadap internasionalisasi inter-regional. 1.5 Motivasi Penelitian Topik jarak psikis memiliki sejarah yang tidak konsisten dan memicu perdebatan sejak pertama kali dikemukakan ke publik (Magnusson dkk., 2014). Meneliti jarak psikis dan melibatkan variabel moderasian yang bersifat strategis, diharapkan dapat memberi penjelasan lebih untuk permasalahan jarak psikis yang tidak konsisten dan dampaknya terhadap keluaran. Selain itu penelitian ini penting karena dapat memberikan bukti empiris tambahan tentang jarak psikis dalam konteks negara berkembang dan UKM. Pengabaian topik penelitian ini akan mengurangi kesempatan untuk memahami fenomena internasionalisasi pada UKM di Indonesia. 1.6 Manfaat Penelitian Dalam konteks empiris, penelitian ini memberikan pandangan yang berpotensi mengisi celah permasalahan jarak psikis dalam literatur bisnis internasional. Sementara itu, dalam konteks yang praktis, melakukan penelitian terkait internasionalisasi di Indonesia memiliki potensi ditemukannya masalah atau
11 solusi-solusi yang dapat diterapkan pelaku bisnis dan pemerintah untuk memperbaiki atau mengembangkan industri perdagangan internasional. 1.7 Kontribusi Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut: 1. Manfaat empiris penelitian ini diharapkan dapat memperkaya literatur sebelumnya dengan menganalisis pengaruh jarak psikis terhadap internasionalisasi inter-regional dalam konteks UKM Indonesia. Selain itu, penelitian ini juga meneliti peran yang kurang konsisten dari jarak psikis terhadap internasionalisasi dengan menambahkan variabel pemoderasi. Desain ini diharapkan dapat mengisi celah penelitian yang mengandung temuan kurang konsisten dari jarak psikis dalam internasionalisasi. 2. Manfaat praktis a) Bagi pemerintah, penelitian ini diharapkan dapat memberi pandangan tambahan dalam program pemerintah untuk mendorong internasionalisasi bisnis nasional. Penelitian ini juga diharapkan dapat memberi pemahaman aspek apa yang sekiranya dapat diperbaiki oleh pemerintah untuk meningkatkan jumlah dan kualitas internasionalisasi bisnis nasional demi menjawab tantangan globalisasi. b) Bagi praktisi, penelitian ini diharapkan dapat memberi pemahaman aspek-aspek yang perlu dipertimbangkan manajer dan pelaku bisnis dalam proses internasionalisasi. Dengan pemahaman tersebut,
12 pelaku bisnis dapat mencari solusi secara efektif dan efisien terkait masalah-masalah yang berhubungan dengan topik penelitian ini. c) Bagi akademisi dan peneliti; penelitian ini diharapkan memberikan kesempatan untuk memperbaiki serta memperluas literatur terkait manajemen strategi pada umumnya dan topik internasionalisasi pada khususnya. 1.8 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini dilakukan terhadap UKM dari berbagai industri di Indonesia yang pernah dan/atau sedang melakukan aktivitas perdagangan internasional di Eropa dan/atau Amerika. Selain itu, penelitian ini menggunakan variabel bebas dan variabel pemoderasi yang berasal dari internal perusahaan. Variabel yang digunakan adalah variabel jarak psikis, variabel orientasi kewirausahaan, dan variabel internasionalisasi inter-regional. 1.9 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan penelitian dibagi menjadi lima bab: 1. Bab pertama merupakan pendahuluan yang berisi latar belakang, rumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, kontribusi penelitian, dan sistematika penelitian. Bagian pendahuluan berisi masalah awal dari penelitian yang didukung dengan analisis literatur-literatur terdahulu, dan penjelasan variabel apa saja yang menjadi analisis penelitian; 2. Bab kedua berisi pembahasan model dan pendekatan yang digunakan, penjelasan variabel, serta perumusan hipotesis. Landasan yang digunakan adalah model proses internasionalisasi Uppsala dan pendekatan
13 kapabilitas dinamis. Sementara itu, variabel yang dijelaskan pada bab ini adalah jarak psikis, orientasi kewirausahaan, dan internasionalisasi interregional UKM; 3. Bab ketiga berisi pembahasan metode penelitian yang digunakan. Pembahasan metode penelitian terdiri dari penjelasan jenis penelitian, pemilihan sampel, pengumpulan data, definisi operasional dan pengukuran variabel, variabel kontrol yang digunakan, reliabilitas dan validitas data, serta analisis data yang digunakan. 4. Bab keempat berisi pembahasan hasil analisis deskriptif, analisis uji reliabilitas dan validitas data, dan analisis uji hipotesis. Bab ini juga menjelaskan analisis lain yang masih terkait dengan tujuan penelitian. 5. Bab kelima berisi pembahasan diskusi penemuan di bab 4, pembahasan lebih lanjut apabila terdapat hipotesis-hipotesis yang tidak didukung, dan kesimpulan akhir dari penelitian. Bab kelima menguraikan keterbatasan penelitian dan rekomendasi untuk penelitian selanjutnya.
BAB I PENDAHULUAN. Dalam perekonomian saat ini Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam perekonomian saat ini Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) memiliki peranan yang vital dalam pembangunan dan pertumbuhan ekonomi dalam suatu negara. Kontribusi
Lebih terperinciBAB I. Pendahuluan. yang seara langsung telah mempengaruhi cara pengusaha menciptakan dan
1 BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Globalisasi telah menciptakan lingkungan bisnis yang lebih kompetitif, yang seara langsung telah mempengaruhi cara pengusaha menciptakan dan mempertahankan operasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. internasionalisasi perusahaan di Indonesia. Bagian pertama membahas latar
BAB I PENDAHULUAN Bab pertama pada tesis ini menjelaskan topik penelitian yaitu konsep internasionalisasi perusahaan di Indonesia. Bagian pertama membahas latar belakang penelitian yang didasarkan pada
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. konsep pemasaran (Kohli & Jaworski, 1990). Orientasi pasar adalah budaya
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Orientasi Pasar Orientasi pasar merupakan salah satu konsep utama dalam literatur pemasaran karena mengacu pada sejauh mana perusahaan mengimplementasikan
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN. bagian. Bagian pertama memaparkan simpulan berdasarkan hasil penelitian.
BAB V SIMPULAN DAN SARAN Bab kelima merupakan bab penutup dalam tesis ini. Bab ini terdiri dari dua bagian. Bagian pertama memaparkan simpulan berdasarkan hasil penelitian. Bagian kedua berisi tentang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di hampir semua periode sejarah manusia, kewirausahaan telah mengemban fungsi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di hampir semua periode sejarah manusia, kewirausahaan telah mengemban fungsi penting dalam kemajuan peradaban modern (Sesen, 2013; Shane dan Venkataraman, 2000).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. akibat dari globalisasi, para pelaku kegiatan bisnis antar negara membutuhkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Globalisasi telah membuat batasan negara sudah semakin tidak tampak sehingga mendorong terjadinya kegiatan bisnis di luar batas negara. Sebagai akibat dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Hakikat pembangunan adalah adanya pertumbuhan dan pemerataan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai proses kenaikan jumlah produksi perekonomian yang ditandai dengan
Lebih terperinciDiajukan Oleh : Nama : Angga Chandraresmi Nim : C4C
PENGARUH PERSEPSI MANAJER ATAS VISI ORGANISASI, KOMITMEN ORGANISASI, KETERLIBATAN KERJA MANAJER TERHADAP KINERJA MANAJERIAL, DENGAN KETIDAKPASTIAN LINGKUNGAN SEBAGAI VARIABEL MODERATOR (Studi Kasus pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manajemen adalah bagaimana sebuah perusahaan dapat bertahan, dan faktor-faktor apa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tingginya tingkat turbulensi di hampir setiap industri ditandai oleh banyaknya perusahaan baru yang bermunculan dan bahkan menggeser perusahaan lama (Caves, 1998; Li
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Salah satu tantangan terberat bagi bangsa Indonesia pada era globalisasi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu tantangan terberat bagi bangsa Indonesia pada era globalisasi ini adalah bagaimana menyiapkan sumber daya manusia yang memiliki kualitas, kapabilitas dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peluang baru merupakan ancaman bagi pengusaha apotek. Meskipun layanan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Apotek merupakan tempat untuk pekerjaan kefarmasian dan penyaluran sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan lainnya kepada masyarakat (Kepmenkes No.1332/MENKES/SK/X/2002).
Lebih terperinciKeberlangsungan Piramida Target:
Keberlangsungan Piramida Target: Sebuah Sintesis Keberlanjutan dan Sistem Informasi Tabassom Hashemi Farzad Horst Junker Gaby Reveria Hellianto - 1306406820 Abstrak Lingkungan bisnis global cepat berubah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penelitian, tujuan penelitian, motivasi penelitian, manfaat penelitian, kontribusi
BAB I PENDAHULUAN Bab pertama menguraikan latar belakang, rumusan masalah dan pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, motivasi penelitian, manfaat penelitian, kontribusi penelitian, ruang lingkup dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembiayaan lokal (Soelistianingsih, 2013). Fakta yang terjadi di lapangan justru menunjukkan sebaliknya. Tidak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kondisi krisis ekonomi yang melanda dunia membuat banyak perusahaan besar di beberapa negara mengalami kerugian. Di satu sisi, kondisi ini menjadikan banyak
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tabel 1. Pertumbuhan Ekonomi Negara di Dunia Periode (%)
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia pada periode 24 28 mulai menunjukkan perkembangan yang pesat. Kondisi ini sangat memengaruhi perekonomian dunia. Tabel 1 menunjukkan
Lebih terperinci(Survey Pada Rumah Sakit Di Wilayah Kabupaten Klaten)
PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL DENGAN PELIMPAHAN WEWENANG, BUDAYA ORGANISASI, DAN LOCUS OF CONTROL SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Survey Pada Rumah Sakit Di Wilayah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penyatuan dua perusahaan atau lebih menjadi satu kekuatan, pada umumnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Persaingan global membuat banyak perusahaan melakukan berbagai upaya untuk bertahan hingga menjadi pemimpin dalam sektor usaha tersebut. Merger dan akuisisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kinerja dan keberlanjutan sebuah organisasi adalah tantangan terbesar yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kinerja dan keberlanjutan sebuah organisasi adalah tantangan terbesar yang dihadapi oleh seorang pemimpin (Emmons, 2013). Kesuksesan tidak hanya berbicara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dan persaingan pada dunia bisnis di era globalisasi ini
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dan persaingan pada dunia bisnis di era globalisasi ini semakin tinggi, dimana persaingan antara perusahaan besar dan tidak terkecuali bagi usaha
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan yang harus merata mencapai pedesaan dan perkotaan. Karena
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan perekonomian Indonesia merupakan salah satu aspek pembangunan yang harus merata mencapai pedesaan dan perkotaan. Karena merupakan bukti komitmen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang dapat dirasakan baik oleh perusahaan maupun karyawan (Giannikis dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Selama satu dekade terakhir, pembahasan mengenai pengaturan kerja fleksibel telah mengalami peningkatan (Kattenbach, 2010; Origo dan Pagani, 2008; Sanchez
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan dituntut untuk dapat ikut serta dalam persaingan. Perkembangan bisnis
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dalam era industrialisasi yang semakin kompetitif sekarang ini, setiap perusahaan dituntut untuk dapat ikut serta dalam persaingan. Perkembangan bisnis
Lebih terperinciTabel di atas menunjukkan bahwa nilai pengaruh moderasi persepsi kenyamanan
Tabel di atas menunjukkan bahwa nilai pengaruh moderasi persepsi kenyamanan terhadap hubungan antara kepercayaan dan intensi mengungkapkan data pribadi tidak signifikan > 0,05. Indikator nilai tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. suatu organisasi beroperasi secara efektif dan efisien atau sebaliknya. Dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kinerja pada dasarnya merupakan kunci utama dalam mengetahui apakah suatu organisasi beroperasi secara efektif dan efisien atau sebaliknya. Dalam menghasilkan kinerja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ketidakpastian, maka perlu menciptakan kondisi ekonomi yang lebih fleksibel dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam lingkungan persaingan global sekarang ini yang diliputi banyak ketidakpastian, maka perlu menciptakan kondisi ekonomi yang lebih fleksibel dan inovatif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terakhir menciptakan sebuah paradigma baru e-commerce yang disebut social
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Popularitas situs jejaring sosial yang semakin meningkat pada beberapa tahun terakhir menciptakan sebuah paradigma baru e-commerce yang disebut social commerce.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Friedman (2000) mendefinisikan globalisasi sebagai integrasi yang tidak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Friedman (2000) mendefinisikan globalisasi sebagai integrasi yang tidak dapat dihindari terkait pasar, bangsa, negara dan teknologi,yangmemungkinkan individu, negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Budaya organisasi merupakan kumpulan nilai-nilai yang membantu anggota organisasi memahami tindakan yang dapat diterima dan yang tidak dapat diterima dalam organisasi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berguna bagi keputusan bisnis ( FASB, 1978). Informasi yang umumnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan pelaporan keuangan adalah untuk menyajikan informasi yang berguna bagi keputusan bisnis ( FASB, 1978). Informasi yang umumnya digunakan sebagai pertimbangan
Lebih terperinciPEMASARAN INTERNASIONAL MINGGU PERTAMA BY. MUHAMMAD WADUD, SE., M.Si. FAKULTAS EKONOMI UNIV. IGM
PEMASARAN INTERNASIONAL MINGGU PERTAMA BY. MUHAMMAD WADUD, SE., M.Si. FAKULTAS EKONOMI UNIV. IGM 1 PENGERTIAN PEMASARAN INTERNASIONAL TUGAS PEMASARAN INTERNASIONAL GLOBALISASASI PASAR KONSEP PEMASARAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menghadapi dinamika perubahan lingkungan. Kondisi tersebut menuntut
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Globalisasi menjadi salah satu isu utama yang mendorong perusahaan menghadapi dinamika perubahan lingkungan. Kondisi tersebut menuntut perusahaan untuk senantiasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. serta perubahan politik yang tidak menentu (Eriksson, 2008:6). Hal ini
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Lingkungan bisnis saat ini memiliki karakteristik yang dinamis, kompleks, berkaitan dengan perubahan teknologi, keterbatasan sumber daya, ekonomi global serta perubahan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. 5.1 Simpulan
BAB V KESIMPULAN 5.1 Simpulan Berdasar tujuan penelitian yang telah dirumuskan sebelumnya serta hasil penelitian maka disusun simpulan penelitian sebagai berikut. Penekanan pimpinan pada orientasi pasar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
12 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia usaha pada saat ini dihadapkan pada banyaknya persaingan yang menyebabkan suatu ketidakpastian lingkungan bisnis yang akan menimbulkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penuh pada kualitas (Gaspersz, 2001). Agar perusahaan mampu secara konsisten
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era industrialisasi yang semakin kompetitif, setiap pelaku bisnis yang ingin memenangkan kompetisi dalam dunia industri akan memberikan perhatian penuh pada kualitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Cooperation (APEC) pada tahun 2010 serta Masyarakat Ekonomi Asean (MEA)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia usaha perdagangan bebas di Indonesia ditandai dengan ditetapkannya ASEAN Free Trade Area (AFTA), Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adalah karena para pedagang merasa pasar dalam negeri tidak lagi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Awal munculnya ide untuk melakukan perdagangan ke luar negeri adalah karena para pedagang merasa pasar dalam negeri tidak lagi menjanjikan keuntungan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dirancang untuk menaksir bagaimana aktivitas kinerja dan hasil akhir yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kinerja perusahaan merupakan sesuatu yang dihasilkan oleh perusahaan dalam periode tertentu dengan mengacu kepada standar dan kebijakan yang telah ditetapkan. Pengukuran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan melakukan inovasi untuk pengembangan produknya dan. mempertahankan konsumennya. Perusahaan yang tidak mampu bersaing akan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pendahuluan Kebutuhan dan selera pasar terus berkembang seiring waktu dan perkembangan jaman. Hal inilah yang mendasari perusahaan untuk bersaing dengan melakukan inovasi untuk pengembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kalangan profesi yang bergabung dalam sebuah lembaga resmi. Seperti banyak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di setiap negara, penyusunan laporan keuangan memiliki standar dan tahapan yang berbeda-beda. Standar dan tahapan tersebut ditentukan oleh kalangan profesi yang bergabung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi pada suatu negara dapat mewujudkan pertumbuhan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi pada suatu negara dapat mewujudkan pertumbuhan ekonomi, tetapi pembangunan ekonomi juga menimbulkan dampak negatif berupa kerusakan lingkungan.
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Orientasi Kewirausahaan Grinstein (2008) menyatakan bahwa terdapat serangkaian proses-proses ketika perusahaan membuat suatu keputusan strategi. Hal ini diwujudkan dalam bentuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bab pendahuluan dalam sebuah laporan penelitian menyajikan latar
BAB I PENDAHULUAN Bab pendahuluan dalam sebuah laporan penelitian menyajikan latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, hingga kontribusi yang diharapkan dari penelitian. Disamping
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Beberapa tahun terakhir ini, isu globalisasi telah menjadi sebuah fenomena
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Beberapa tahun terakhir ini, isu globalisasi telah menjadi sebuah fenomena yang tidak dapat dihindarkan dalam dunia bisnis. Sebagai respon atas meningkatnya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. menurut data Gaikindo (Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia), industri
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sebagai negara berkembang seperti Indonesia, kemajuan sektor industri sangat berpengaruh bagi perekonomian negara. Salah satu industri yang menunjukan perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) saat ini telah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) saat ini telah melingkupi berbagai aspek kegiatan, mulai dari kegiatan individu hingga kegiatan organisasi. Peningkatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan harapan mendapatkan pertumbuhan modal (capital growth) dalam jangka
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Investasi merupakan suatu kegiatan penempatan dana pada aset produktif dengan harapan mendapatkan pertumbuhan modal (capital growth) dalam jangka waktu tertentu.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi, banyak bidang dalam dunia usaha mengalami perkembangan serta pertumbuhan usaha yang cepat. Kecepatan perkembangan dan pertumbuhan ini memicu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Banyaknya skandal keuangan yang dilakukan oleh pihak-pihak internal
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Banyaknya skandal keuangan yang dilakukan oleh pihak-pihak internal perusahaan mengindikasikan pentingnya pengajaran etika bisnis kepada para mahasiswa fakultas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. karena itu, arah dan besarnya pergerakan pasar modal menjadi topik yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar Modal merupakan salah satu tempat (media) yang memberikan kesempatan berinvestasi bagi investor perorangan maupun institusional. Oleh karena itu, arah
Lebih terperinciSKRIPSI. Oleh : ARIFAH NUR SABRINA B
PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA APARAT PEMERINTAH DAERAH: BUDAYA ORGANISASI DAN KOMITMEN ORGANISASI SEBAGAI VARIABEL MODERATING (Survey pada pemerintah daerah Se-Eks Karisidenan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. meningkatkan kepuasaan pelanggan sangatlah sengit. Terbukti dengan banyaknya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti sekarang ini, persaingan antar perusahaan untuk meningkatkan kepuasaan pelanggan sangatlah sengit. Terbukti dengan banyaknya perusahaan-perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang disahkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) sebagai badan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Riset ini dimotivasi oleh terbitnya PSAK No. 13 tentang Properti Investasi yang disahkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) sebagai badan penyusun standar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. global (Nasution, 2015:17). Berubahnya lingkungan global telah membawa
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Lingkungan perusahaan selalu berubah. Dahulu perusahaan hanya bersaing pada tingkat regional dan nasional, sekarang mereka bersaing secara global (Nasution, 2015:17).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. miskin di dunia berjumlah 767 juta jiwa atau 10.70% dari jumlah penduduk dunia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemiskinan absolut (absolute poverty) merupakan salah satu masalah ekonomi utama yang dihadapi sebagian besar pemerintahan di dunia. Data World Bank pada tahun
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH ORIENTASI KEWIRAUSAHAAN TERHADAP STRATEGI BISNIS DALAM MENINGKATKAN KINERJA USAHA KECIL DAN MENENGAH (UKM)
ORBITH VOL. 11 NO. 1 MARET 2015 : 24 29 ANALISIS PENGARUH ORIENTASI KEWIRAUSAHAAN TERHADAP STRATEGI BISNIS DALAM MENINGKATKAN KINERJA USAHA KECIL DAN MENENGAH (UKM) Oleh: Bambang Sudarsono Staf Pengajar
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dalam menunjang aktifitas yang semakin kompleks. Kondisi tersebut memicu
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada zaman Globalisasi seperti saat ini kebutuhan akan komunikasi merupakan kebutuhan yang mutlak bagi masyarakat sebagai salah satu sarana dalam menunjang aktifitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap organisasi baik itu swasta maupun pemerintah akan berupaya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap organisasi baik itu swasta maupun pemerintah akan berupaya dan berorientasi pada tujuan jangka panjang, sejalan dengan itu maka Universitas Muhammadiyah
Lebih terperinciProfil Lulusan, Capaian Belajar, dan Bahan Kajian
Profil Lulusan, Capaian Belajar, dan Bahan Kajian a. Profil Lulusan 1. Perumus dan pelaksana hubungan untuk pemerintah (diplomat, staf kementerian luar negeri, staf pemerintah daerah, staf lembaga pemerintah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas dapat
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Keberhasilan pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas dapat dilakukan melalui pengelolaan strategi pendidikan dan pelatihan, karena itu pembangunan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebijakan dividen telah menjadi subjek perdebatan dalam berbagai literatur keuangan. Para akademisi dan peneliti telah mengembangkan banyak model teoritis yang menjelaskan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. moneter terus mengalami perkembangan. Inisiatif kerjasama mulai dikembangkan
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Proses integrasi di berbagai belahan dunia telah terjadi selama beberapa dekade terakhir, terutama dalam bidang ekonomi. Proses integrasi ini penting dilakukan oleh masing-masing
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan inovatif dengan mempertimbangkan faktor-faktor ekstern organisasi yang. tujuan organisasi secara efektif dan efisien.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam lingkungan persaingan global sekarang ini yang diliputi banyak ketidakpastian, maka perlu menciptakan kondisi ekonomi yang lebih fleksibel dan inovatif
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, SARAN, KETERBATASAN DAN REKOMENDASI. dan rekomendasi. Pembahasan dari masing-masing dijelaskan secara runtut sebagai
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, SARAN, KETERBATASAN DAN REKOMENDASI Bab ini membahas tentang kesimpulan penelitian, implikasi, saran, keterbatasan dan rekomendasi. Pembahasan dari masing-masing dijelaskan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dilakukan agar daya saing Asean meningkat serta bisa menyaingi Cina dan India
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lebih dari satu dekade lalu, para pemimpin Asean sepakat membentuk sebuah pasar tunggal di kawasan Asia Tenggara pada akhir 2015 mendatang. Ini dilakukan agar daya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. teknologi informasi memacu perubahan dalam bidang pemasaran, operasional,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penguasaan teknologi berperan dalam mendukung pencapaian tujuan bisnis pada berbagai skala usaha dan jenis industri. Kecakapan dalam pemanfaatan teknologi informasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kompleks sehingga diperlukan sebuah sistem pengelolaan yang baik.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia bisnis dewasa ini telah berkembang dengan sangat cepat dan semakin kompleks sehingga diperlukan sebuah sistem pengelolaan yang baik. Pengelolaan yang baik dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. negara. Pendidikan tidak terlepas dari Kurikulum pendidikan yang telah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah suatu usaha untuk melakukan proses pembelajaran bagi peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan yang diterapkan di suatu negara. Pendidikan tidak
Lebih terperinciPROGRAM KERJA FAKULTAS
PROGRAM KERJA FAKULTAS STRATEGI 2030 Untuk mewujudkan tujuan, Fakultas Pertanian IPB menyusun strategi dengan mempertimbangkan asumsi-asumsi sebagai berikut: 1. Berkembangnya kompetensi dan komitmen staf
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Saat ini International Financial Reporting Standards (IFRS) merupakan isu
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Saat ini International Financial Reporting Standards (IFRS) merupakan isu hangat yang sedang marak diperbincangkan di berbagai negara. IFRS merupakan standar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Banyaknya perusahaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Industri manufaktur merupakan industri yang mendominasi perusahaanperusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Banyaknya perusahaan manufaktur,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peraturan organisasi yang berlaku. Pada organisasi pemerintahan di Indonesia,
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses penyusunan anggaran publik umumnya menyesuaikan dengan peraturan organisasi yang berlaku. Pada organisasi pemerintahan di Indonesia, proses penyusunan anggaran
Lebih terperinciBAB 4 PENUTUP 4.1 Kesimpulan
BAB 4 PENUTUP 4.1 Kesimpulan Akuntansi merupakan satu-satunya bahasa bisnis utama di pasar modal. Tanpa standar akuntansi yang baik, pasar modal tidak akan pernah berjalan dengan baik pula karena laporan
Lebih terperinci/BAB I PENDAHULUAN. persaingan antar perusahaan pada dunia baik yang ada di luar negeri maupun
/BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia bisnis sekarang ini semakin meningkat seiring dengan majunya dunia teknologi informasi, semakin menambah tingkat persaingan antar perusahaan
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN. dalam bab sebelumnya, keterbatasan dan saran untuk penelitian selanjutnya. Hasil
BAB V SIMPULAN Bab ini berisi tentang simpulan hasil analisis yang telah diuraikan dalam bab sebelumnya, keterbatasan dan saran untuk penelitian selanjutnya. Hasil pengujian diperoleh dari partisipan dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memperluas pangsa pasarnya. Baik dengan memperluas jangkauan pasarnya serta
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Persaingan bisinis antar perusahaan yang semakin ketat menuntut untuk mengambangkan perusahaannya agar tetap bisa bertahan. Salah satu upaya yang dilakukan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi adalah proses perubahan kondisi perekonomian suatu negara secara berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik. Hal ini menjadi salah satu indikator
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Era Globalisasi dalam bidang ekonomi telah dimulai dengan
I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Era Globalisasi dalam bidang ekonomi telah dimulai dengan ditandai kerja sama AFTA yang berlaku sejak tahun 2003. Perusahaan baik lokal maupun asing dituntut untuk mampu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN VISI
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian (PSEKP), merupakan sebuah lembaga penelitian/pengkajian Eselon II di bawah Sekretariat Jenderal Departemen
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Selanjutnya keterbatasan dan saran penelitian dijelaskan untuk perbaikan
BAB V PENUTUP Bab ini menjelaskan simpulan hasil penelitian dan beberapa implikasi manajerial bagi para pembuat dan pengambil kebijakan untuk meningkatkan performa melalui peningkatan profitabilitas perusahaan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peranan penting baik secara ekonomi maupun sosial (Tambunan, 2006). UKM di
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di negara berkembang memiliki peranan penting baik secara ekonomi maupun sosial (Tambunan, 2006). UKM di Indonesia memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Usaha kecil menengah (UKM) produksi tahu di industri tahu Kota
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Usaha kecil menengah (UKM) produksi tahu di industri tahu Kota Bandung saat ini jumlahnya sedang mengalami pola peningkatan (BPS, 2015). Para pengusaha tahu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini berfokus pada penggunaan sistem pengukuran kinerja dan
BAB I PENDAHULUAN Penelitian ini berfokus pada penggunaan sistem pengukuran kinerja dan faktor-faktor organisasional yang dapat berpengaruh terhadap akuntabilitas dan kinerja organisasi sektor publik di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemilik modal atau investor dengan harapan akan mendapatkan sejumlah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Investasi merupakan kegiatan menanamkan modal yang dilakukan oleh pemilik modal atau investor dengan harapan akan mendapatkan sejumlah keuntungan dari hasil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mulai dari model dan standar pelaporan keuangan, relativisme jarak dalam pergerakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan Teknologi dan Globalisasi di bidang ekonomi dan juga bisnis yang terjadi begitu cepat berdampak pada banyak aspek khususnya di pasar modal, mulai
Lebih terperinciKabupaten Tasikmalaya 10 Mei 2011
DINAMIKA PELAKSANAAN OTONOMI DAERAH HUBUNGANNYA DENGAN PENETAPAN KEBIJAKAN STRATEGIS Oleh: Prof. Dr. Deden Mulyana, SE.,M.Si. Disampaikan Pada Focus Group Discussion Kantor Litbang I. Pendahuluan Kabupaten
Lebih terperinciI PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan merupakan suatu proses multidimensional yang mencakup berbagai perubahan mendasar atau struktur sosial, sikap-sikap masyarakat, dan institusi-institusi nasional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Konservatisme merupakan suatu sikap hati-hati yang dikerjakan oleh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Konservatisme adalah suatu tema yang paling menonjol dalam penelitian akuntansi. Safiq (2010) menjelaskan bahwa konservatisme adalah salah satu prinsip utama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keban (2004) menyatakan bahwa kinerja organisasi perusahaan adalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam lingkungan bisnis yang kompetitif saat ini, organisasi perusahaan perlu mengevaluasi lingkungan internal dan eksternal, peluang serta tantangan untuk mempertahankan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Globalisasi membuka gerbang untuk masuknya teknologi informasi dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Globalisasi membuka gerbang untuk masuknya teknologi informasi dan komunikasi dari suatu negara ke negara lainnya. Dengan adanya globalisasi batasan geografis antar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tipe kepemilikan berkaitan dengan tipe konflik keagenan yang dialami
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tipe kepemilikan berkaitan dengan tipe konflik keagenan yang dialami perusahaan. Perusahaan keluarga memiliki karakteristik kepemilikan yang berbeda dengan perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. auditing masih sangat begitu kuat. Hal ini tampak dengan banyaknya bukti yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sampai dengan awal tahun 2000-an, pengaruh tekanan dalam lingkungan auditing masih sangat begitu kuat. Hal ini tampak dengan banyaknya bukti yang menunjukkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia mengalami tantangan dalam menghadapi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perekonomian Indonesia mengalami tantangan dalam menghadapi AFTA,ACFTA, dan MEA. Pemberlakuan perjanjian-perjanjian tersebut pada akhir 2015 menjadi sebuah realita
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Globalisasi merupakan proses integrasi internasional yang dapat ditandai
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Globalisasi merupakan proses integrasi internasional yang dapat ditandai dengan adanya kemajuan infrastruktur transportasi dan telekomunikasi, hal tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bersaing dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Negara-negara di ASEAN
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Awal tahun 2016, Indonesia sebagai salah satu anggota ASEAN sudah memperbaiki pola pikir dalam menciptakan produk unggulan yang mampu bersaing dalam Masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyediakan informasi keuangan yang diperlukan secara akurat, relevan,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemerintah daerah selaku pengelola dana publik harus mampu menyediakan informasi keuangan yang diperlukan secara akurat, relevan, tepat waktu, dan dapat dipercaya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Sekolah adalah salah satu institusi yang berperan dalam menyiapkan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Sekolah adalah salah satu institusi yang berperan dalam menyiapkan sumber daya manusia maupun untuk menciptakan masyarakat yang berkualitas, berbagai upaya dilakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. fleksibel dan inovatif dengan mempertimbangkan faktor-faktor ekstern
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam lingkungan persaingan global sekarang ini yang diliputi banyak ketidakpastian, maka perlu menciptakan kondisi ekonomi yang lebih fleksibel dan inovatif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peran signifikan bagi pembangunan ekonomi suatu negara (Carrter dan Jones-Evans,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) telah lama dipahami memiliki peran signifikan bagi pembangunan ekonomi suatu negara (Carrter dan Jones-Evans, 2006). Di
Lebih terperinci