BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. konsep pemasaran (Kohli & Jaworski, 1990). Orientasi pasar adalah budaya
|
|
- Suryadi Hermawan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka Orientasi Pasar Orientasi pasar merupakan salah satu konsep utama dalam literatur pemasaran karena mengacu pada sejauh mana perusahaan mengimplementasikan konsep pemasaran (Kohli & Jaworski, 1990). Orientasi pasar adalah budaya organisasi yang paling efektif dan efisien dalam menciptakan perilaku yang diperlukan untuk menghasilkan nilai superior bagi pembeli, dengan demikian kinerja bisnis yang unggul terus menerus dapat tercapai (Narver & Slater, 1990). Konsep ini menggambarkan tentang suatu evolusi strategi pemasaran dengan memfokuskan perhatian bukan hanya pada satu sisi orientasi saja melainkan selalu menyeimbangkan antara orientasi pelanggan dan pesaing (Narver & Slater, 1990). Afsharghasemi et al. (2013) menyatakan perusahaan harus meyakinkan bahwa strategi yang sedang dikembangkan tidak boleh didahului oleh pesaing dalam membuat inovasi baru dan lebih baik dalam menyediakan kebutuhan serta keinginan para konsumennya. Wang et al. (2012) menyatakan bahwa konsep utama dari orientasi pasar masih melibatkan pembangkit, penyebaran, berbagi informasi, dan bereaksi dengan baik terhadap perubahan kebutuhan pasar untuk mencapai tujuan organisasi, menjamin kebutuhan serta keinginan dari pelanggan, sementara secara bersamaan mempertimbangkan kepentingan seluruh pemangku kepentingan 11
2 perusahaan. Perusahaan yang berorientasi pasar mempertahankan pelanggan yang sudah ada dengan menjaga kepuasan dan loyalitas pelanggan, menarik pelanggan baru, mencapai tingkat pertumbuhan yang diinginkan dan pangsa pasar, serta akibatnya mampu mencapai tingkat yang diinginkan dari kinerja bisnis (Tsiotsou & Vlachopoulou, 2011). Orientasi pasar terdiri atas tiga komponen yaitu orientasi pelanggan, orientasi pesaing dan koordinasi antar fungsional yang mempunyai tingkat kepentingan yang sama (Narver & Slater, 1990). 1) Orientasi Pelanggan Orientasi pelanggan adalah hasil dari intensitas penggarapan kebijakan yang berorientasi pasar, perusahaan memiliki peluang untuk membentuk persepsi pada pelanggan atas nilai yang dibangunnya, selanjutnya nilai tersebut akan menghasilkan nilai kepuasan bagi pelanggan (Narver & Slater, 1990). Konsep portfolio pelanggan yang dimana implementasi konsep portfolio pelanggan merupakan strategi di dalam manajemen pemasaran sebagai upaya menciptakan nilai bagi konsumen, menjaga kepuasan konsumen dan membangun hubungan jangka panjang (Ferdinand, 2003). Nilai konsumen merupakan perbandingan antara manfaat dan pengorbanan yang diperlukan agar memperoleh manfaat tersebut, nilai ini meliputi penawaran produk berkualitas, memberi konsumen lebih dari yang mereka harapkan, menghindari harga yang tidak realistis, memberi fakta kepada pembeli, menawarkan komitmen organisasi dalam layanan dan dukungan purna jual (Ferdinand, 2003). 12
3 2) Orientasi Pesaing Orientasi pesaing merupakan pemahaman mengenai kekuatan dan kelemahan jangka pendek serta kemampuan dan strategi jangka panjang pesaing yang ada dan pesaing potensial (Narver & Slater, 1990). Perusahaan yang berorientasi pada pesaing akan menggunakan sebagian besar waktunya untuk melacak gerakan dan pangsa pasar pesaing serta perusahaan menemukakan berbagai strategi untuk melawannya (Zhou et al., 2005). Perusahaan yang berorientasi pesaing cenderung tergantung pada strategi yang dilakukan pesaingnya, perusahaan tidak mengembangkan cara yang lebih inovatif, perusahaan hanya menyesuaikan diri untuk memperluas praktik yang sudah ada, bukannya memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen yang memiliki nilai dan kepuasan (Zhou et al., 2005). 3) Koordinasi Antarfungsional Koordinasi antarfungsional dalam organisasi perlu dilakukan agar semua sumber daya yang dimiliki perusahaan dapat digunakan secara maksimal untuk menciptakan nilai dan kepuasan konsumen serta menjaga setiap langkah pesaing yang dapat menghambat strategi yang sedang dikembangkan oleh perusahaan (Han et al., 1998). Orientasi pelanggan dan orientasi pesaing sesungguhnya mencakup semua kegiatan yang ditujukan untuk mendapatkan informasi mengenai pembeli dan pesaing dalam pasar sasaran, informasi tersebut kemudian dikembangkan dan disebarluaskan melalui koordinasi antarfungsional di dalam organisasi (Han et al., 1998). Tingkat kemampuan organisasi dalam melakukan koordinasi antarfungsional secara efektif, menggunakan utilitas sumber daya perusahaan 13
4 secara efisien, mampu merespon dengan cepat setiap perubahan yang terjadi dalam lingkungan persaingan dan mengantisipasi perubahan strategi yang digunakan dengan demikian, perusahaan akan mampu menciptakan superior value bagi pelanggan sasaran (Zhou et al., 2005). Koordinasi antarfungsional mengidentifikasi kemampuan yang dibutuhkan oleh organisasi dalam rangka membentuk rantai nilai yang meliputi aktivitas utama dan aktivitas pendukung (Zhou et al., 2005) Keunggulan Kompetitif Keunggulan kompetitif adalah kemampuan manajemen puncak untuk memahami proses dimana kemampuan UKM diubah menjadi kompetensi inti untuk membuat peluang bagi perusahaan (Chelliah et al., 2010). Keunggulan kompetitif semakin dianggap sebagai salah satu pendorong utama keberhasilan jangka panjang dari organisasi di pasar yang kompetitif ini. Keunggulan kompetitif pada dasarnya berkembang dari nilai yang mampu diciptakan oleh sebuah perusahaan untuk konsumennya yang melebihi biaya perusahaan dalam menciptakannya (Porter, 1993:3). Nilai merupakan apa yang konsumen bersedia bayar, dan nilai yang unggul berasal dari tawaran harga yang lebih rendah dari pada pesaing untuk manfaat yang sepadan atau memberikan manfaat unik yang lebih daripada sekedar mengimbangi harga yang lebih tinggi (Porter, 1993:3). Keunggulan kompetitif menggambarkan cara perusahaan memilih dan mengimplementasikan strategi generik (biaya rendah, diferensiasi, dan fokus) untuk mencapai dan mempertahankan keunggulan kompetitif. Tipologi strategi 14
5 bisnis, dikembangkan dan digunakan sebagai dasar teoritis untuk mengidentifikasi kelompok strategis dan kerangka kerja yang mendefinisikan beberapa strategi generik yang tersedia untuk unit bisnis (Parnell et al., 2015). Persaingan adalah inti dari keberhasilan atau kegagalan perusahaan, hal ini mengandung pengertian bahwa kegagalan tergantung pada keberanian perusahaan untuk bersaing, tidak mungkin keberhasilan bisa diperoleh. Persaingan menentukan ketepatan aktivitas perusahaan yang dapat menyokong kinerjanya, seperti inovasi, budaya kohesif atau pelaksanaan yang baik (Porter, 1994:1) Internasionalisasi Internasionalisasi adalah proses yang rumit dan mahal serta membutuhkan evaluasi peluang yang teliti, ekspansi dengan membangun infrastruktur vital, pengembangan dan pelaksanaan beberapa strategi (George et al., 2005). Istilah internasionalisasi pada umumnya mencakup sejumlah mata pelajaran dan topik yang secara komprehensif yang telah diselidiki (Afsharghasemi et al., 2013). Internasionalisasi tidak dapat seutuhnya dijelaskan oleh teori tunggal dan akan lebih baik bila dijelaskan dengan kombinasi pendekatan terpadu (Chetty & Campbell-Hunt, 2003). Barney (1991) dalam Afsharghasemi et al. (2013) menyatakan bahwa teori mengenai internasionalisasi yaitu pandangan berbasis sumber daya (RBV), model Uppsala, model jaringan dan kerangka OLI. Pandangan berbasis sumber daya (RBV) teori ini menunjukkan bahwa potensi keberhasilan sebuah perusahaan dalam pasar tidak hanya tergantung pada indikator lingkungan tetapi juga pada 15
6 fungsi dari setiap bentuk dan pengaruhnya terhadap lingkungan. Teori ini menyatakan bahwa ketika perusahaan mengikuti strategi global, perusahaan mendukung sistem kontrol yang tinggi, terutama bila memiliki kemampuan dan sumber daya yang berharga (Ekeledo & Sivakumar, 2004). Barney (1991) dalam Afsharghasemi et al. (2013) menyatakan pandangan berbasis sumber daya menyiratkan bahwa sumber daya dan kemampuan perusahaan merupakan sumber dari keunggulan kompetitif. Teori ini mengasumsikan bahwa sumber daya beragam pada seluruh perusahaan. Pandangan berbasis sumber daya menunjukkan bahwa perusahaan dapat memperoleh keuntungan kompetitif jika mendapat akses ke beberapa sumber daya yang spesifik dan nilai yang tidak mudah ditiru oleh pesaing. Aplikasi sumber daya tersebut sebagai pilihan strategi yang dapat mengakibatkan keunggulan kompetitif sebagai sebuah prestasi (Afsharghasemi et al., 2013). Johanson & Mattsson (1988) dalam Afsharghasemi et al. (2013) menyatakan model jaringan mengadopsi tentang konsep jaringan industri, menawarkan lebih banyak pandangan eksternal untuk menggambarkan internasionalisasi perusahaan di pasar industri didefinisikan sebagai jaringan hubungan antara perusahaan. Johnson & Vahlne (1977) dalam Afsharghasemi et al. (2013) menegaskan bahwa dalam model Uppsala terdapat dua variabel yaitu perubahan internasionalisasi dan dimensi negara pada negara yang dianggap sebagai aspek pengetahuan pasar dan komitmen perubahan sementara. Dunning (1981) dalam Afsharghasemi et al. (2013) menyatakan pertama dan terpenting bagi perusahaan adalah perusahaan harus memiliki beberapa kepemilikan hak 16
7 istimewa atas perusahaan lain di pasar lokal (keuntungan kepemilikan). Kedua, harus bermanfaat bagi perusahaan untuk selanjutnya melaksanakan perintah atas keuntungan yang ada bukannya penyewaan untuk perusahaan lokal lainnya (keuntungan internalisasi). Ketiga, lokasi harus menawarkan beberapa keuntungan misalnya, faktor input, yang akan membuatnya diinginkan oleh perusahaan untuk mencari tempat di luar negeri (keuntungan lokasi). Dunning (1988) dalam Afsharghasemi et al. (2013) menjelaskan mengenai model eklektik atau lebih dikenal sebagai kerangka (OLI) dalam menjelaskan kegiatan yang berhubungan dengan investasi asing meliputi (O) keuntungan kepemilikan tertentu, (L) keuntungan spesifik lokasi, dan (I) keuntungan internalisasi. Strategi ekspor adalah cara untuk masuk ke pasar luar negeri yang digunakan oleh usaha kecil dalam upaya internasionalisasi. Internasionalisasi untuk usaha kecil menengah dilakukan melalui serangkaian tahapan progresif. Tahap model internasionalisasi menurut Bilkey & Tesar (1977) dan Reid (1983) dalam Karadeniz & Gocer (2007) perusahaan akan bergerak secara berurutan melalui tahap tahap yang berbeda dalam mengembangkan internasionalisasi, dimulai dengan tidak ada minat ekspor, maju melalui ekspor, dan model investasi asing langsung seperti usaha patungan dan anak perusahaan yang sepenuhnya dimiliki baik produksi dan penjualan. Proses internasionalisasi perusahaan biasanya membutuhkan waktu yang lama, perlahan dan ditandai dengan empat fase untuk memasuki pasar internasional, dimana fase berurutan mewakili derajat lebih tinggi dari keterlibatan internasional, komitmen, memperoleh pengetahuan lebih mengenai 17
8 internasionalisasi dan pengalaman. Pengetahuan tentang internasionalisasi adalah kesadaran atas kemampuan perusahaan dan sumber daya untuk terlibat dalam operasi internasional (Ahmad, 2014). 2.2 Hipotesis Penelitian Sugiyono (2014:93) menyatakan hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Hipotesis harus dibuktikan kebenarannya karena masih merupakan dugaan. Adapun hipotesis yang dikemukakan terhadap permasalahan dalam penelitian ini adalah dapat dirumuskan sebagai berikut Pengaruh Orientasi Pasar terhadap Keunggulan Kompetitif Tinjauan literatur menunjukkan bahwa orientasi pasar telah dikonseptualisasikan dari lima perspektif yang berbeda dikembangkan oleh Shapiro (1988); Kohli & Jaworski (1990); Narver & Slater (1990); Ruekert, (1992); Deshpande et al. (1993) dalam Kamya et al. (2010). Perspektif baru juga telah diusulkan oleh Foley & Fahy (2009) dimana perspektif ini fokus pada orientasi pasar sebagai sumber untuk pengetahuan berbasis pasar dan keunggulan kompetitif karena memungkinkan organisasi untuk mengembangkan kapiler kemampuan agar tampil pada tingkat yang lebih tinggi dibandingkan pesaingnya. Kohli & Jaworski (1990) mengembangkan perspektif intelijen orientasi pasar, orientasi dengan campuran tiga kegiatan yaitu organisasi intelijen pasar yang berkaitan dengan saat ini dan masa depan kebutuhan pelanggan, penyebaran intelijen dalam organisasi dan juga tanggap untuk intelijen pasar. Orientasi pasar 18
9 pada usaha kecil merupakan respon terus menerus kepada keinginan dan kebutuhan pelanggan, hal ini memfasilitasi pengembangan strategi yang fokus pada penciptaan nilai pelanggan untuk mencapai keunggulan kompetitif (Didonet et al., 2012). Penelitian sebelumnya yang dapat mendukung munculnya hipotesis ini yaitu Afsharghasemi et al. (2013) menunjukkan bahwa ada hubungan yang positif dan signifikan antara orientasi pasar dan keunggulan kompetitif bagi UKM manufaktur di Malaysia. Setiawan (2012) menyatakan bahwa hasil perhitungan statistik faktor orientasi pasar berpengaruh positif dan signifikan terhadap keunggulan kompetitif untuk usaha songket skala kecil di Kota Palembang. Rosnawintang et al. (2012) menyatakan bahwa semakin efektif orientasi pasar maka akan semakin tepat dalam menerapkan strategi untuk mencapai keunggulan kompetitif bagi industri kecil menengah di Sulawesi Tenggara berpengaruh secara positif dan signifikan. Berdasarkan kajian empiris sebelumnya, maka dapat disusun hipotesis sebagai berikut. H1 : Orientasi Pasar berpengaruh positif dan signifikan terhadap Keunggulan Kompetitif Pengaruh Keunggulan Kompetitif terhadap Internasionalisasi Keunggulan kompetitif adalah kemampuan manajemen puncak untuk memahami proses dimana kemampuan UKM diubah menjadi kompetensi inti untuk membuat peluang bagi perusahaan (Chelliah et al., 2010). Perusahaan yang memiliki keunggulan kompetitif ketika menciptakan strategi nilai yang tidak sama 19
10 dengan pesaing yang ada atau calon pesaing juga tidak mampu mereplikasi manfaat dari strategi yang diterapkan oleh Barney (1991) dalam Afsharghasemi et al. (2013). Keuntungan dan sumber daya dapat mengungguli pesaingnya dengan menawarkan nilai yang lebih besar bagi pelanggan, keunggulan kompetitif dikatakan telah terjadi (Huang et al., 2012). Afsharghasemi et al. (2013) menyatakan bahwa teori RBV bagi perusahaan internasionalisasi berhubungan dengan sumber daya yang digunakan untuk menciptakan nilai yang sangat berharga, sulit ditiru, dan unik untuk memperoleh keunggulan kompetitif. Kapasitas perusahaan secara efisien untuk memanfaatkan keunggulan kompetitif yang mendukung proses pengambilan keputusan masuk ke pasar luar negeri. Kemampuan bisnis yang kurang dari banyak pemilik UKM, akan membuat hubungan yang sulit antara strategi untuk mencapai keunggulan kompetitif dan kinerja organisasi. Secara umum UKM memilih untuk bersaing di pasar dengan cara membuat produk yang unik sehingga mampu bersaing dengan perusahaan besar. UKM biasanya beroperasi dengan sumber daya yang terbatas melalui peningkatan keunggulan kompetitif agar mampu melakukan kegiatan ekspor. Mengembangkan perusahaan agar lebih baik mampu menarik pesaing untuk bersaing di pasar tersebut (Parnell et al., 2015). Penelitian sebelumnya yang dapat mendukung munculnya hipotesis ini yaitu Afsharghasemi et al. (2013) menyatakan bahwa berdasarkan model langsung keunggulan kompetitif berhubungan positif dan signifikan dengan tingkat internasionalisasi UKM manufaktur di Malaysia. Riyanto (2008) menyatakan bahwa strategi internasional untuk mencapai keunggulan kompetitif 20
11 berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja ekspor pada UKM Eksportir di Semarang. Chelliah et al. (2010) menyatakan bahwa keunggulan kompetitif tidak memiliki hubungan yang signifikan terhadap internasionalisasi UKM di Malaysia. Berdasarkan kajian empiris sebelumnya, maka dapat disusun hipotesis sebagai berikut. H2 : Keunggulan Kompetitif berpengaruh positif dan signifikan terhadap Internasionalisasi Pengaruh Orientasi Pasar terhadap Internasionalisasi Orientasi pasar secara harfiah dianggap sebagai sejauh mana sebuah perusahaan terlibat dalam menanggapi dan memperbarui intelijen pasar yang berlaku dengan kebutuhan pelanggan saat ini dan masa depan, strategi dan langkah langkah yang diambil pesaing, dan lingkungan bisnis yang luas. Orientasi pasar membuat perusahaan mampu memperluas dan mengembangkan pasar baru, seperti pasar internasional. Perusahaan yang saling berhubungan dengan berbagai pasar eksternal ditawarkan oleh orientasi pasar (Knight & Cavusgil, 2004). Perusahaan dengan posisi strategis tertentu membuat kegiatan yang berorientasi pasar dirancang untuk mengatasi kesulitan dan memaksimalkan efisiensi. Perusahaan dari negara berkembang memiliki beberapa kelemahan yaitu kurang memiliki pengetahuan tentang pasar di seluruh dunia, dibandingkan dengan pesaing internasional dan lokal (Afsharghasemi et al., 2013). Beberapa penelitian sebelumnya yang mendukung hipotesis ini yaitu Afsharghasemi et al. (2013) menyatakan bahwa berdasarkan model langsung 21
12 terdapat hubungan positif dan signifikan antara orientasi pasar terhadap internasionalisasi. Armario et al. (2008) menyatakan hubungan antara orientasi pasar secara keseluruhan terhadap kinerja ekspor positif dan signifikan. Selain itu penelitian ini menunjukkan bahwa orientasi pasar merupakan faktor pendukung proses internasionalisasi bagi UKM yang mengikuti pendekatan berurutan. Javalgi et al. (2011) menyatakan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara orientasi pasar dengan internasionalisasi. Berdasarkan kajian empiris sebelumnya, maka dapat disusun hipotesis sebagai berikut. H3 : Orientasi Pasar berpengaruh positif dan signifikan terhadap Internasionalisasi Peran Keunggulan Kompetitif Memediasi Pengaruh Orientasi Pasar terhadap Internasionalisasi Orientasi pasar didefinisikan sebagai budaya organisasi yang paling efektif dan efisien untuk menciptakan perilaku yang diperlukan untuk penciptaan nilai superior bagi konsumen dengan demikian tercipta kinerja yang unggul terus menerus untuk bisnis (Narver & Slater, 1990). Orientasi pasar terdiri atas tiga komponen orientasi pelanggan, orientasi pesaing dan koordinasi antar fungsional (Narvers & Slater, 1990). Perspektif ini, harus ada pemahaman yang memadai unsur pasar yaitu pelanggan, pesaing, saluran anggota dan pemasok untuk dapat menciptakan nilai unggul berkelanjutan, ini berarti bahwa perusahaan untuk dapat memiliki keunggulan kompetitif, perusahaan harus memahami saat ini dan 22
13 mengantisipasi rantai nilai pasar masa depan yang dipengaruhi oleh dinamika pasar (Narvers & Slater, 1990). Orientasi pasar merupakan budaya perusahaan yang bisa membawa pada meningkatnya kinerja pemasaran melalui keunggulan kompetitif. Hubungan antara orientasi pasar dengan keunggulan bersaing perusahaan akan berbeda di setiap situasi dan akan mempercepat pertumbuhan pasar (Setiawan, 2012). Perusahaan dalam memasarkan produk secara internasional harus berorientasi pada pasar internasional dengan memiliki keunggulan kompetitif yang dapat meningkatkan kinerja secara maksimal. Perusahaan yang berorientasi pasar dengan baik tentu akan menciptakan keunggulan kompetitif karena mampu memahami kondisi pasar sehingga memilih strategi yang tepat dan dapat meningkatkan kinerja perusahaan yang akan mempermudah proses untuk melakukan internasionalisasi karena kelebihan yang dimiliki perusahaan dibandingankan para pesaing dapat menjadi keunggulan dalam bersaing di pasar internasional (Setiawan, 2012). Beberapa penelitian sebelumnya yang dapat mendukung hipotesis ini yaitu Afsharghasemi et al. (2013) menyatakan bahwa keunggulan kompetitif secara signifikan memediasi hubungan antara orientasi pasar dan internasionalisasi UKM manufaktur di Malaysia. Lengler et al. (2013) menyatakan bahwa tidak ada dukungan yang membuktikan bahwa keunggulan kompetitif memediasi hubungan orientasi pasar terhadap kinerja ekspor karena hasil uji statistik tidak signifikan. Javalgi et al. (2011) menyatakan bahwa keunggulan kompetitif yang memediasi hubungan orientasi pasar dan kinerja internasional UKM di India secara statistik 23
14 tidak signifikan, hal ini menunjukkan bahwa keunggulan kompetitif tidak signifikan dalam memediasi pengaruh orientasi pasar terhadap internasionalisasi. Berdasarkan kajian empiris sebelumnya, maka dapat disusun hipotesis sebagai berikut. H4 : Keunggulan Kompetitif memediasi secara signifikan pengaruh Orientasi Pasar terhadap Internasionalisasi. 2.3 Model Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk menjelaskan pengaruh antara orientasi pasar dan keunggulan kompetitif terhadap internasionalisasi serta peran keunggulan kompetitif memediasi pengaruh orientasi pasar terhadap internasionalisasi UKM mebel di Kabupaten Badung. Berdasarkan kerangka pemikiran serta kajian pustaka yang telah dipaparkan diatas, maka model dalam penelitian ini seperti berikut. Gambar 2.1 Model Penelitian Keunggulan Kompetitif (Y 1 ) H1 H4 H2 Orientasi Pasar (X 1 ) H3 Internasionalisasi (Y 2 ) 24
BAB I PENDAHULUAN. market sharenya, beberapa perusahaan menerapkan berbagai strategi yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Meningkatnya persaingan untuk memperebutkan pasar, menyebabkan perusahaan harus menetapkan strategi yang tepat dalam pemasaran produk usahanya. Pemasaran merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Porter Wachjuni 2014) (Departemen Perdagangan 2007). (Suaramerdeka, 2013)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam industri apapun, industri nasional ataupun internasional yang menghasilkan barang dan jasa, aturan persaingan tercakup dalam lima kekuatan bersaing
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dan persaingan pada dunia bisnis di era globalisasi ini
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dan persaingan pada dunia bisnis di era globalisasi ini semakin tinggi, dimana persaingan antara perusahaan besar dan tidak terkecuali bagi usaha
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Orientasi Pasar Orientasi pasar merupakan sesuatu yang penting bagi perusahaan sejalan dengan meningkatnya persaingan global dan perubahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tentang pemasaran yang berorientasi pasar serta inovasi produk akan
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Pada dasarnya tujuan didirikannya suatu perusahaan yaitu untuk mendapatkan keuntungan yang maksimal. Oleh sebab itu diperlukan adanya kelancaran dalam pemasaran produk
Lebih terperinciBAB II KERANGKA TEORITIS
BAB II KERANGKA TEORITIS 2.1 Teori Kinerja Pemasaran Kinerja pemasaran merupakan elemen penting dari kinerja perusahaan secara umum karena kinerja suatu perusahaan dapat dilihat dari kinerja pemasarannya
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. menciptakan nilai unggul bagi pelanggan. Orientasi pasar adalah budaya
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Orientasi Pasar Bakti & Harun (2011) mendefinisikan orientasi pasar merupakan budaya bisnis dimana organisasi mempunyai
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini, akan diuraikan mengenai Usaha Kecil Menengah, definisi dan teori mengenai orientasi pasar, serta dipaparkan pula penelitian terdahulu terkait dengan orientasi pasar.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk memahami dengan benar apa yang menjadi keinginan dan kebutuhan
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Pemahaman yang baik mengenai pelanggan, akan mendorong manajemen untuk memahami dengan benar apa yang menjadi keinginan dan kebutuhan konsumen. Dengan mengetahui keinginan
Lebih terperinciISSN : E-Jurnal Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana 5.6 (2016):
ISSN : 2337-3067 E-Jurnal Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana 5.6 (2016): 1651-1678 PERAN KEUNGGULAN KOMPETITIF MEMEDIASI ORIENTASI PASAR DENGAN INTERNASIONALISASI UKM MEBEL DI KABUPATEN BADUNG Ni Nengah
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. superior performance bagi perusahaan. Craven (1994) mendefinisikan orientasi
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Orientasi Pasar 1. Definisi Orientasi Pasar Narver dan Slater (1994) mendefinisikan orientasi pasar sebagai budaya organisasi yang paling efektif dan efisien untuk menciptakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. internasionalisasi perusahaan di Indonesia. Bagian pertama membahas latar
BAB I PENDAHULUAN Bab pertama pada tesis ini menjelaskan topik penelitian yaitu konsep internasionalisasi perusahaan di Indonesia. Bagian pertama membahas latar belakang penelitian yang didasarkan pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terhadap pemenuhan kebutuhan pelanggan yang cukup besar. Hingga saat ini
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan bisnis ritel di indonesia khususnya swalayan menunjukkan angka yang cukup signifikan sejalan dengan meningkatnya kebutuhan terhadap pemenuhan kebutuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meningkatnya jumlah kompetitior asing dan dalam negeri, organisasi diharapkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kondisi persaingan saat ini dapat dikatakan bahwa pada jaman sekarang perubahan sangat cepat terjadi, dimulai dari kemajuan teknologi, sistem perdagangan globalisasi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam perekonomian saat ini Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam perekonomian saat ini Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) memiliki peranan yang vital dalam pembangunan dan pertumbuhan ekonomi dalam suatu negara. Kontribusi
Lebih terperincimempertahankan dan meningkatkan tingkat keuntungan. Usaha ini hanya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap berkembang, perusahaan tujuan mempunyai tersebut tujuan hanya untuk dapat tetap dicapai hidup melalui dan usaha mempertahankan dan meningkatkan tingkat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. persaingan antar perusahaan semakin ketat. Kondisi persaingan saat ini
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan ekonomi yang semakin pesat di Indonesia membuat persaingan antar perusahaan semakin ketat. Kondisi persaingan saat ini menunjukan perubahan
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Pontianak untuk merancang dan memperkenalkan balanced scorecard sebagai
BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan Penelitian ini dilakukan pada PT Perkebunan Nusantara XIII (Persero) Pontianak untuk merancang dan memperkenalkan balanced scorecard sebagai sistem manajemen strategik yang dapat
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1.Industri Kecil 1. Pengertian Industri Kecil Usaha kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dan memiliki krietria kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan serta
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. dicapai pada suatu periode tertentu dan mengukur seberapa jauh terjadinya
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengukuran Kinerja Pengukuran merupakan upaya mencari informasi mengenai hasil yang dicapai pada suatu periode tertentu dan mengukur seberapa jauh terjadinya penyimpangan akibat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Loyalitas pelanggan juga merupakan penentu utama dalam memprediksi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelanggan setia dalam organisasi bisnis merupakan aset kompetitif. Loyalitas pelanggan juga merupakan penentu utama dalam memprediksi pangsa pasar dan tingkat keuntungan
Lebih terperinciBAB II KERANGKA TEORI
BAB II KERANGKA TEORI A. Landasan Teori 1. Keunggulan Bersaing Untuk dapat bertahan, apalagi untuk memenangkan persaingan, maka setiap perusahaan harus menciptakan daya saing khusus agar memiliki posisi
Lebih terperinciSAP PRODUCT LIFECYCLE MANAGEMENT
Karya Ilmiah E-Business SAP PRODUCT LIFECYCLE MANAGEMENT Manajemen Siklus Hidup Produk SAP Disusun oleh : Nama : Achmad Mustagfiri NIM : 09.11.2962 Kelas : 09-S1TI-06 SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Masyarakat akan semakin kritis memilih barang dan jasa yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini globalisasi telah menjangkau berbagai aspek kehidupan. Sebagai akibatnya persaingan pun semakin tajam. Dunia bisnis sebagai salah satu bagiannya
Lebih terperinciBab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang
Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan kemajuan teknologi di bidang transportasi semakin banyak alat transportasi yang digunakan pelanggan. Dengan berkembangnya
Lebih terperinciKata Kunci: Orientasi Pasar, Inovasi Produk, Keunggulan Bersaing, Kinerja Pemasaran
Judul : Peran Inovasi Produk dan Keunggulan Bersaing Memediasi Pengaruh Orientasi Pasar Terhadap Kinerja Pemasaran (Studi pada IKM Mebel di Kota Denpasar) Nama : A.A. Rai Narastika NIM : 1306205182 ABSTRAK
Lebih terperinciANALISIS KEBIJAKAN PERUSAHAAN DALAM MENENTUKAN STRATEGI PEMASARAN PADA PENERBIT PT. PABELAN DI SURAKARTA SKRIPSI
ANALISIS KEBIJAKAN PERUSAHAAN DALAM MENENTUKAN STRATEGI PEMASARAN PADA PENERBIT PT. PABELAN DI SURAKARTA SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Mencapai Derajat Sarjana-S1 Bidang Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di era globalisasi saat ini banyak sekali kemajuan dan perubahan yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi saat ini banyak sekali kemajuan dan perubahan yang terjadi dalam dunia bisnis. Adapun perubahan yang terjadi ditandai dengan pola pikir masyarakat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi, khususnya di era globalisasi saat ini tidak dapat dielakkan lagi. Untuk dapat berkembang dan bertahan di dunia bisnis, suatu perusahaan harus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemimpin perusahaan harus jeli kepada orientasi pasar. Berdasarkan pada Narver
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pergerakan industri yang dinamis dari tahun ke tahun membuat para pemimpin perusahaan harus jeli kepada orientasi pasar. Berdasarkan pada Narver dan Slater (1990),
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembiayaan lokal (Soelistianingsih, 2013). Fakta yang terjadi di lapangan justru menunjukkan sebaliknya. Tidak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kondisi krisis ekonomi yang melanda dunia membuat banyak perusahaan besar di beberapa negara mengalami kerugian. Di satu sisi, kondisi ini menjadikan banyak
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. melakukan inovasi dan mengembangkan diferensiasi produknya. Teknologi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era teknologi seperti ini, kompetisi untuk memenangkan persaingan pasar mengalami percepatan yang luar biasa. Perusahaan dituntut untuk selalu melakukan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia dikenal dengan negara yang memiliki keanekaragaman seni dan budaya. Hal ini yang menjadi salah satu daya tarik wisata di Indonesia. Salah satu daerah di Indonesia
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN. dalam bab sebelumnya, keterbatasan dan saran untuk penelitian selanjutnya. Hasil
BAB V SIMPULAN Bab ini berisi tentang simpulan hasil analisis yang telah diuraikan dalam bab sebelumnya, keterbatasan dan saran untuk penelitian selanjutnya. Hasil pengujian diperoleh dari partisipan dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk memiliki orientasi pada pasar yang lebih intensif. Naver dan Slater (1990)
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Persaingan bisnis yang ketat dewasa ini menuntut pihak pemasar/produsen untuk memiliki orientasi pada pasar yang lebih intensif. Naver dan Slater (1990) seperti dikutip
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil dan pembahasan, dapat disimpulkan hal-hal sebagai
BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan, dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut: 1. Kewajiban implementasi SAKIP melalui Inpres No. 7 Tahun 1999 tidak lepas dari tuntutan terselenggaranya
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN KONSEPTUAL
7 BAB II TINJAUAN KONSEPTUAL 2.1 Intensitas Kewirausahaan Sebagaimana dikatakan sebelumnya, kewirausahaan adalah faktor kunci yang menentukan kegiatan pengembangan kapabilitas perusahaan. Orientasi kewirausahaan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. daya untuk mencari peluang menuju sukses. Munculnya kreatifitas dan
9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Orientasi Kewirausahaan Suryana (2006) menyatakan bahwa kewirausahaan adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Kata kepuasan atau satisfaction berasal dari bahasa latin, yang terdiri dari kata
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Customer Satisfaction Kata kepuasan atau satisfaction berasal dari bahasa latin, yang terdiri dari kata satis yang artinya
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Orientasi Pasar Menurut kamus besar bahasa indonesia (KBBI), pengertian orientasi adalah peninjauan untuk menetukan sikap (arah, tempat, dan sebagainya) yang tepat dan besar;
Lebih terperinciFarah Esa B
ALTERNATIF PENERAPAN BALANCED SCORECARD SEBAGAI SISTEM PENILAIAN KINERJA (Studi Kasus pada RSUD dr. Soediran Mangun Soemarso Kab. Wonogiri) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang sangat cepat
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang sangat cepat dan berdampak luas bagi perekonomian di dalam negeri maupun di dunia internasional. Dampak yang
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Perencanaan Strategi Sistem dan Teknologi Informasi 2.1.1 Pengertian Perencanaan Strategis Perencanaan strategis, menurut Ward dan Peppard (2002, p462) adalah analisa
Lebih terperinciPERTEMUAN KE-9 AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN STRATEGI & AKTIFITAS
PERTEMUAN KE-9 AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN STRATEGI & AKTIFITAS A. TUJUAN PEMBELAJARAN. Adapun tujuan pembelajaran dalam bab ini, antara lain : 9.1. Mahasiswa mengetahui tentang sistem pertanggungjawaban
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tingkat keunggulan yang diharapkan dan pengendalian atas tingkat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Toko serba ada adalah salah satu saluran distribusi tidak langsung yang sudah seharusnya memberikan pelayanan kepada konsumen dengan sebaikbaiknya. Hal ini disebabkan
Lebih terperinciSISTEM INFORMASI MANAJEMEN
PERTEMUAN 2 SISTEM INFORMASI MANAJEMEN 25 BERSAING DENGAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI INFORMASI DASAR- DASAR KEUNGGULAN STRATEGIS TI Strategis Teknologi tidak lagi merupakan pemikiran terakhir dalam membentuk
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Riset pemasaran sangat penting untuk dilakukan sehingga perusahaan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Riset pemasaran sangat penting untuk dilakukan sehingga perusahaan dapat mengetahui posisi merek di pasar, mengetahui selera atau kepuasan konsumen ataupun mengurangi
Lebih terperinciBAB 2 TELAAH PUSTAKA
BAB 2 TELAAH PUSTAKA Sumber informasi mengenai strategi bersaing telah banyak tersedia, meski begitu sebagian besar dari sumber tersebut tidak terkait langsung dengan penerapan di dunia pendidikan. Oleh
Lebih terperinci7 Prinsip Manajemen Mutu - ISO (versi lengkap)
7 Prinsip Manajemen Mutu - ISO 9001 2015 (versi lengkap) diterjemahkan oleh: Syahu Sugian O Dokumen ini memperkenalkan tujuh Prinsip Manajemen Mutu. ISO 9000, ISO 9001, dan standar manajemen mutu terkait
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam setiap perusahaan yang semakin, membutuhkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Persaingan dalam setiap perusahaan yang semakin, membutuhkan penempatan orientasi dalam pemenuhan dan kepuasan konsumen sebagai tujuan perusahaan yang utama.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perusahaan dewasa ini berada ditengah tengah. kepada persaingan abad informasi (Kaplan & Norton, 2000).
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan perusahaan dewasa ini berada ditengah tengah transformasi yang revolusioner. Perkembangan abad industri telah bergeser kepada persaingan abad informasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tahun Ton
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah salah satu negara penghasil kopi yang memiliki beragam jenis kopi, setiap jenis kopi memiliki ciri khas dengan tingkat kekentalan, rasa dan tingkat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kualitas 2.1.1. Definisi Kualitas Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dalam blog yang ditulis oleh Rosianasfar (2013), kualitas berarti tingkat baik buruknya sesuatu, derajat
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Manajemen Manajemen merupakan proses pengkoordinasian kegiatan-kegiatan pekerjaan sehingga pekerjaan tersebut terselesaikan secara efisien
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. adalah perusahaan yang dapat menyampaikan superior value kepada pelanggan.
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Orientasi Pasar Perusahaan akan memenangkan persaingan dengan meraih keunggulan bersaing adalah perusahaan yang dapat menyampaikan
Lebih terperinciStandar Kualitas Internasional
MENGELOLA KUALITAS Definisi Kualitas Kualitas merupakan kemampuan suatu produk atau jasa untuk memenuhi kebutuhan pelanggannya. Terdapat tiga pendekatan : 1. Kualitas berbasis pengguna dimana kualitas
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan (Kotler dan Keller, 2012).
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Ekuitas Merek Ekuitas merek adalah nilai tambah yang diberikan pada produk dan jasa. Ekuitas merek dapat tercermin dalam cara konsumen berfikir, merasa, dan
Lebih terperinciVI. STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI AGRO INDONESIA
VI. STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI AGRO INDONESIA Penurunan daya saing sektor industri agro Indonesia pada tahun 1995-2000, khususnya dibandingkan dengan Thailand dan China, perlu diantisipasi
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Selanjutnya keterbatasan dan saran penelitian dijelaskan untuk perbaikan
BAB V PENUTUP Bab ini menjelaskan simpulan hasil penelitian dan beberapa implikasi manajerial bagi para pembuat dan pengambil kebijakan untuk meningkatkan performa melalui peningkatan profitabilitas perusahaan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya tujuan utama dari sebuah perusahaan ialah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya tujuan utama dari sebuah perusahaan ialah pencapaian profit (laba) dan hal ini dapat juga sebagai tolak ukur dalam sukses atau tidaknya sebuah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian kinerja menurut Hansen dan Mowen (2006:6), Tingkat
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengukuran Kinerja Pengertian kinerja menurut Hansen dan Mowen (2006:6), Tingkat konsitensi dan kebaikan fungsi-fungsi produk. Kinerja merupakan penentuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. industri jasa, sehingga mau tidak mau perusahaan jasa harus
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kemajuan ekonomi global membawa dampak persaingan pada industri jasa, sehingga mau tidak mau perusahaan jasa harus memperhatikan kualitas jasa atau pelayanan
Lebih terperinciTiga komponen barang yang ditawarkan. bab 12
MENENTUKAN STRATEGI PRODUK DAN MEREK M a n a j e m e n P e m a s a r a n bab 12 Produk didefinisikan sebagai segala sesuatu yang ditawarkan perusahaan ke pasar yang dapat memberikan kepuasan atas kebutuhan
Lebih terperinciDesain Organisasi dan Strategi dalam Mengubah Lingkungan Global
Modul ke: Desain Organisasi dan Strategi dalam Mengubah Lingkungan Global Fakultas Pasca Sarjanan Dr. Ir. Sugiyono, Msi. Program Studi Magister Manajemen www.mercubuana.ac.id Source: Jones, G.R.2004. Organizational
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berbagai upaya dilakukan perusahaan perbankan untuk tetap bertahan hidup (survive) di masa setelah krisis yang berkepanjangan ini dalan menghadapi persaingan yang sangat
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
II. TINJAUAN PUSTAKA A. UKM Saat ini, di Indonesia terdapat 41.301.263 (99,13%) usaha kecil (UK) dan 361.052 (0,86%) usaha menengah (UM). Kedua usaha tersebut atau dikenal sebagai Usaha Kecil Menengah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam beberapa tahun belakangan ini, perkembangan bisnis sekolah berbasis
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam beberapa tahun belakangan ini, perkembangan bisnis sekolah berbasis Internasional di Indonesia menjadi bagian penting dalam dunia pendidikan. Hanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. saat ini secara langsung sangat berpengaruh terhadap kinerja perusahaan-perusahaan di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Krisis ekonomi yang melanda negara-negara Asia tahun 997 maupun krisis global saat ini secara langsung sangat berpengaruh terhadap kinerja perusahaan-perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kepemilikan keunggulan kompetitif merupakan salah satu hal yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kepemilikan keunggulan kompetitif merupakan salah satu hal yang tidak mudah untuk dicapai oleh perusahaan dalam lingkungan persaingan bisnis yang ketat dewasa ini.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. mengembangkan strategi keunggulan bersaing. Perusahaan dalam
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perusahaan yang berhasil memenangkan persaingan atau kompetisi dalam dunia bisnis dengan perusahaan lainnya merupakan salah satu kunci keberhasilan perusahaan
Lebih terperinciBAB 2 BERSAING DENGAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI INFORMASI DASAR-DASAR KEUNGGULAN STRATEGIS
BAB 2 BERSAING DENGAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI INFORMASI DASAR-DASAR KEUNGGULAN STRATEGIS TI Strategis Teknologi tidak lagi merupakan pemikiran terakhir dalam membentuk strategi bisnis, tetapi merupakan penyebab
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1.Persepsi Perilaku konsumen adalah studi proses yang terlibat ketika individu atau kelompok memilih, membeli, menggunakan, atau mengatur (disposes) produk, jasa, ide, atau pengalaman
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Kondisi ekternal PT. Ishidataiseisha Indonesia. Perusahaan merupakan
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan pada bab IV diketahui bahwa: 1. Kondisi ekternal PT. Ishidataiseisha Indonesia. Perusahaan merupakan pendatang baru yang belum memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terjadi, problem sentral yang dihadapi perusahaan-perusahaan saat ini adalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan perusahaan dalam pencapaian tujuan sangat bergantung pada kemampuan manajemen dalam mengkombinasikan fungsi-fungsi yang ada dalam perusahaan secara optimal.
Lebih terperinciStudi kasus untuk merancang intervensi tingkat perusahaan untuk mempromosikan produktivitas dan kondisi kerja di UKM SCORE
Studi kasus untuk merancang intervensi tingkat perusahaan untuk mempromosikan produktivitas dan kondisi kerja di UKM SCORE 1. Persoalan apa yang akan diselesaikan? Pertumbuhan produktivitas di negara-negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Persaingan di industri telekomunikasi kian meningkat, khususnya di
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Persaingan di industri telekomunikasi kian meningkat, khususnya di bidang provider telepon seluler. Perkembangan teknologi, perkembangan ekonomi dan mobilitas manusia
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kegiatan suatu organisasi bisa dilihat dengan jelas bahwa salah satu sumber daya yang paling penting adalah sumber daya manusia. Sumber daya manusia di tingkat
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI. PEST dan Analisis 5 Kekuatan Porter, diperoleh hasil mengenai
BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Simpulan 1. Berdasarkan analisis lingkungan eksternal dengan menggunakan Analisis PEST dan Analisis 5 Kekuatan Porter, diperoleh hasil mengenai a. Gambaran kondisi Lingkungan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Analisis pengaruh..., Agnes Murniati, FE UI, 2010.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri rumah sakit saat ini mengalami persaingan yang ketat dengan semakin mudahnya perizinan pendirian rumah sakit swasta. Lokasinya pun saat ini sudah tidak lagi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sebagian besar masyarakat, sering mengertikan pemasaran sebagai proses
9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Dan Konsep Pemasaran 2.1.1 Definisi Pemasaran Sebagian besar masyarakat, sering mengertikan pemasaran sebagai proses penjualan barang dan jasa, tetapi apabila dilihat
Lebih terperinciProgram Peningkatan Kemampuan Pemasok secara Efektif Nike 1. Apa persoalan yang perlu diselesaikan?
Studi Kasus dalam merancang intervensi tingkat perusahaan mempromosikan produktivitas dan kondisi kerja di UKM Program Peningkatan Kemampuan Pemasok secara Efektif Nike 1. Apa persoalan yang perlu diselesaikan?
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keban (2004) menyatakan bahwa kinerja organisasi perusahaan adalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam lingkungan bisnis yang kompetitif saat ini, organisasi perusahaan perlu mengevaluasi lingkungan internal dan eksternal, peluang serta tantangan untuk mempertahankan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. ritel tertinggi yang pernah dicapai Indonesia dalam indeks sejak 2001.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini bisnis ritel di Indonesia sedang mengalami kemajuan yang sangat pesat. Indonesia berada diperingkat 12 dunia dalam Indeks Pembangunan Ritel Global
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan Indonesia pada khususnya, maka semakin banyak peluang bagi penyelenggara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring berkembangnya teknologi telekomunikasi di dunia pada umumnya dan Indonesia pada khususnya, maka semakin banyak peluang bagi penyelenggara telekomunikasi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Strategi pemasaran Pemasaran adalah salah satu kegiatan pokok yang dilahkukan oleh para pengusaha dalam usahanya untuk mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA. A. Strategi Kompetitif Porter dalam Menghadapi ACFTA. kompetitif sendiri, agar tidak kalah dalam persaingan global, baik itu
BAB IV ANALISIS DATA A. Strategi Kompetitif Porter dalam Menghadapi ACFTA Diberlakukannya ACFTA sebagai sebuah perdagangan bebas, memaksa setiap industri atau perusahaan harus mempunyai keunggulan kompetitif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada Era Globalisasi ini, aktivitas pembangunan dan perekonomian
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada Era Globalisasi ini, aktivitas pembangunan dan perekonomian semakin berkembang. Persaingan bisnis perusahaan-perusahaan semakin ketat. Hal ini tidak
Lebih terperinciRantai Pasokan Global (Global Supply Chains)
Rantai Pasokan Global (Global Supply Chains) McGraw-Hill/Irwin Copyright 2013 by The McGraw-Hill Companies, Inc. All rights reserved. Gambaran rantai pasokan global Kondisi Ekonomi global sebagai alasan
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN IMPLIKASI. menyajikan simpulan dan implikasi atas permasalahan mengenai kesadaran UKM
BAB V SIMPULAN DAN IMPLIKASI Setelah melakukan penelitian, analisis dan pembahasan maka peneliti dapat menyajikan simpulan dan implikasi atas permasalahan mengenai kesadaran UKM kuliner rumah makan terhadap
Lebih terperinciANDRI HELMI M, SE., MM MANAJEMEN OPERASI INTERNASIONAL
ANDRI HELMI M, SE., MM MANAJEMEN OPERASI INTERNASIONAL 1 STRATEGI OPERASI DALAM LINGKUNGAN GLOBAL Manajemen Operasional di lingkungan global dan pencapaian keunggulan kompetitif melalui operasional 2 APA
Lebih terperinciBAB I LATAR BELAKANG. dunia bisnis saat ini semakin kompetitif. Hal ini berlaku untuk segala jenis
BAB I LATAR BELAKANG 1.1 Latar Belakang Pada era saat ini perusahaan dituntut untuk lebih bergerak dinamis, inovatif, dan mampu memanfaatkan segala peluang yang ada karena persaingan di dunia bisnis saat
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. topik penelitian selama beberapa dekade terakhir. Budaya dan sejarah yang
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Country of Origin Country of Origin dalam mempengaruhi niat beli konsumen telah menjadi topik penelitian selama beberapa
Lebih terperinci8 BANGUNAN TEORI INTEGRASI AGROINDUSTRI
8 BANGUNAN TEORI INTEGRASI AGROINDUSTRI Pengembangan agroindustri terintegrasi, seperti dikemukakan oleh Djamhari (2004) yakni ada keterkaitan usaha antara sektor hulu dan hilir secara sinergis dan produktif
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. perkumpulan yang beranggotakan orang atau badan-badan yang memberikan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi 2.1.1 Pengertian koperasi Menurut Sumarni dan Soeprihanto (1995) koperasi adalah suatu perkumpulan yang beranggotakan orang atau badan-badan yang memberikan kebebasan
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Universal Broker Indonesia disimpulkan sebagai berikut : 1. Perusahaan mengimplementasikan tujuh faktor kompetitif dalam mensikapi
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Hasil analisis dan pembahasan pada bab terdahulu tentang keunggulan bersaing melalui diferensiasi produk jasa perantara perdagangan efek pada PT Universal Broker Indonesia
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Strategi Resources Based View (RBV) 2.1.1.1 Pengertian Strategi Resources Based View (RBV) Menurut Grant (2001) dalam Raduan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menggunakan pengukuran dari aspek keuangan, kurang memperhatikan. pengukuran tersebut dengan strategi badan usaha.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pada umumnya pengukuran kinerja yang dilakukan oleh suatu badan usaha hanya berorientasi pada jangka pendek dan mengandung tingkat subyektivitas yang tinggi. Di samping
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Pembahasan kinerja dengan konsep balanced scorecard telah banyak
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Pembahasan kinerja dengan konsep balanced scorecard telah banyak dibahas. Sebagaimana yang dikutip oleh Sony Yuwono dari penelitian Ovle, kata benda score merujuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melatih personel-personel jasa yang terampil, berpengetahuan dan menarik. Namun
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Secara umum, organisasi bisnis mempunyai perhatian besar pada kepuasan konsumen, banyak memfokuskan pada masalah bagaimana mempekerjakan dan melatih personel-personel
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh kualitas layanan, yang terdiri
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh kualitas layanan, yang terdiri dari 6 dimensi, yaitu: desain situs, reliabilitas, layanan pelanggan, keamanan/privasi, personalisasi,
Lebih terperinci