BAB I PENDAHULUAN. Friedman (2000) mendefinisikan globalisasi sebagai integrasi yang tidak

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. Friedman (2000) mendefinisikan globalisasi sebagai integrasi yang tidak"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Friedman (2000) mendefinisikan globalisasi sebagai integrasi yang tidak dapat dihindari terkait pasar, bangsa, negara dan teknologi,yangmemungkinkan individu, negara dan bangsa untuk menjangkau seluruh dunia dengan lebih cepat, jauh, mendalam dan murah dibandingkan sebelumnya.globalisasi mengakibatkan banyak perusahaan terpaksa berekspansi ke negara lain untuk memenangkan persaingan dan menemukan pasar baru. Dari sisi penawaran, globalisasi menyebabkan perusahaan harus memindahkan unit produksinya ke negara lain untuk mengejar biaya produksi yang lebih murah (Goshal, 1987). Dari sisi permintaan, globalisasi memungkinkan konsumen dari berbagai belahan dunia yang berbeda, bisa memiliki sikap, preferensi dan permintaan produk yang sama (Levitt, 1983), juga memungkinkan produk atau jasa yang dibuat di suatu negara diterima secara antusias oleh konsumen di negara lain (Kottler& Keller, 2012). Beberapa penelitian menunjukkan bahwa sikap terhadapcountry of Origin (negara asal) produk memegang peranan penting, karena sikap tersebut nantinya dapat mempengaruhi niat pembelian dan perilaku konsumen ( Holbrook & Schindler, 1994; Marconi, 1996; Sierra & Quitty, 2007; Solomon, 2013). Theory of Reasoned Action (TRA) merupakan salah satu teori yang menunjukkan pentingnya sikap bagi pembentukan perilaku. TRA menunjukkan integrasi dari komponen-komponen pembentuk sikap yang pada akhirnya mempengaruhi niat

2 dan prilaku. Schiffman & Kanuk (2010) menyatakan bahwa untuk mengetahui inti dari pemicu perilaku konsumen, penelitian terhadap sikap konsumen adalah jawabannya. Sikap konsumen digunakan secara luas dalam berbagai isu mengenai pemasaran strategis,misalnya penelitian mengenai sikap sering digunakan untuk mengetahui apakah konsumen akan menyukai produk yang baru diluncurkan. Pemasar juga meneliti sikap konsumen terkait ukuran, kenyamanan produk, elemen fashion, kemasan, iklan dan beragam hal lainnya. Schiffman & Kanuk (2010) menegaskan bahwa semua aktivitas pemasaran selalu berhubungan dengan upaya pemasar untuk mempengaruhi, membentuk dan merubah sikap konsumen. Demikianlah pentingnya sikap konsumen dalam dunia pemasaran, pun dalam pemasaran internasional. Konsekuensinya bagi konsumen internasional, negara asal menjadi petunjuk penting dalam mengevaluasi produk lokal dan internasional yang nantinya akan membentuk sikap konsumen. Beruntungnya bagi para pemasar, kajian mengenai negara asal menunjukkan bahwa sikap konsumen tidak melulu dipengaruhi oleh petunjuk intrinsik dan ekstrinsik seperti merk, kualitas, harga dan kemasan(agarwal dan Teas, 2001; Aqueveque, 2006). Penelitian terdahulu menunjukkan bahwa perasaan juga mempengaruhi keputusan konsumsi (Batra dan Holbrook, 1990). Situasi ini disebut Finucane et al. (2000) sebagai heuristis afek, keadaan ketika seseorang melandaskan pada afek seperti cinta, familiaritas, benci dalam menentukan sesuatu. Heuristis afek memiliki peran penting terhadap pembentukan sikap dan perilaku konsumen. Pada beberapa kasus, penyebutan namanegara dapat menimbulkan perasaan tertentu bagi konsumen. Perasaan 2 P a g e

3 tersebut dapat berupa perasaan positif terhadap negara target, misalnya afinitas (Oberecker et al., 2008) atau perasaan negatifmisalnya animositas(klein et al., 1998). Animositas dan afinitas merupakan afek spesifik (positif negatif) terkait suatu negara (Rice & Wongtada, 2007; Wongtada et al., 2012). Penelitian terdahulu menunjukkan bahwa animositas dan afinitas adalah dua afek yang mempengaruhi persepsi risiko, sikap dan niat keprilakukan (Klein et al., 1998; Oberecker& Diamantopoulos, 2011; Rice & Wongtada, 2007). Hingga saat ini masih menjadi perdebatan apakah afek positif dan afek negatif berada dalam satu kontinum (Brown et al., 1998;Diener & Emmons 1984; Jaffe & Nebenzahl, 2001), atau apakah keduanya merupakan konstruk yang berbeda dan tidak berada dalam kontinum yang sama ( Burke & Edell 1989; Keller et al., 2003; Murry & Dacin 1996; Oberecker & Diamantopoulos, 2011).Perdebatantersebut menjadikan kemungkinan afek positif dan negatif (khususnya afek terkait suatu negara) muncul bersamaan, menjadi terabaikan.hal ini terlihat dari masih sedikitnya penelitian empiris yang meneliti dua konstruk tersebut secara simultan (Tabel 1.1).Padahal dari sudut pandang manajerial, misalnya untuk kepentingan segmentasi pasar, adalah sama pentingnya bagi pemasar untuk mendapat informasi mengapa konsumen lokal membeli suatu produk dari negara asing dan informasi mengapa konsumen tidak membeli produk dari negara asing. Dengan demikian, afek positif dan afek negatif terhadap suatu negara, serta impaknya terhadap evaluasi produk, memiliki tingkat urgensi yang sama tingginya untuk diteliti. 3 P a g e

4 Tabel 1.1 Penelitian Empiris Mengenai Afek terkait Negara Asing AFEK LINGKUP UMUM SPESIFIK TERHADAP SUATU NEGARA NEGATIF (A) ETHNOCENTRISM Shimp & Sharma (1987) Good & Huddleston (1995) cleveland et al. (2009) Banyak penelitian Z, Ahmed et al. (2013) ANIMOSITAS Klein et al. s (1998) Jung et al. (2002) Ang et al. (2004) Brkic et al. (2011) Banyak penelitian Wang et al. (2013) POSITIF (B) WORLD-MINDEDNESS KOSMOPOLITANISME Canon & Yaprak (2002) Nijssen et al. (2008) Cleveland et al. (2008) Banyak penelitian Cleveland et al. (2014) AFINITAS Oberecker, et al., (2008) Oberecker & Diamantopoulos (2011) Masih sedikit penelitian empiris mengenai afinitas, GapEmpiris SIMULTAN (A & B) Cleveland et al. (2009) Nijssen &Douglas (2011) Tillery et al. (2013) Wongtada et al. (2013) Masih sedikit penelitian empiris mengenai afinitas &Animositas secara simultan, * Berdasarkan Scopus dan Ebsco per 1 Februari 2014 Afek tidak hanya merupakan komponen penting dalam pembentukan sikap, namun afek juga memiliki peranan penting dalam menjelaskan persepsi risiko. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa persepsi risiko dipengaruhi oleh afek ( Finucane et al., 2000; Keller et al., 2003; Slovic et al., 2004). Kemudian persepsi risiko dapat mempengaruhi konsumen dalam membangun penilaian, pilihan dan perilaku (Dowling, 1994). Persepsi risiko me rupakan aspek penting dalam perilaku konsumen, karena dalam proses konsumsi, konsumen lebih sering dimotivasi oleh perilaku untuk menghindari risiko ketimbang memaksimalkan utilitas (Mitchell, 1999). Pada tataran praktis, hal ini memicu pemasar untuk menciptakan atau memposisikan produknya sebagai produk dengan risiko rendah. Namun demikian belum banyak penelitian yang menguji hubungan persepsi risiko dalam kaitannya dengan afek dan sikap terhadap produk asing. Hal ini menurut Slovic et al. (200 4) disebabkan karena adanya tuntutan mengenai rasionalitas, sehingga riset mengenai persepsi risiko dan pengambilan keputusan 4 P a g e

5 lebih sering menekankan pada sisi kognitif dan mengabaikan sisi afektif.diantara terbatasnya penelitian mengenai pengaruh afek terhadap persepsi risiko, lebih sedikit lagi penelitianyang secara spesifik menguji pengaruh afek konsumen terkait suatu negara terhadap persepsi risiko sosial dan risiko psikologis ( Tabel 1.2), padahal persepsi risiko psikologis dan persepsi risiko sosialdinyatakan sebagai dimensi persepsi risiko yang paling relevanuntuk konteks animositas dan afinitas(arslan et al., 2013; Wright, 2005). Tabel 1.2 Penelitian Empiris Mengenai Persepsi Risiko dan Afek Persepsi Risiko (A) Risiko sebagai analisa /Manajemen risiko Cunningham (1967) Peter & Ryan (1976) Stone & Winter (1987) Banyak penelitian. Lee et al. (2013) Risiko sebagai perasaan / Heuristis Afek Schwarz & Clore (1988) Finucane et al. (2000) Keller et al. (2003) Slovic et al. (2004) GapEmpiris Afek (B) Positif / Negatif (Lihat pada tabel 1) Afinitas Animositas World mindedness Kosmopolitanisme Ethnocentrism Simultan A & B Oberecker & Diamantopoulos (2011) GapEmpiris Masih sedikit penelitian mengenai afek terkait negara asal terhadap persepsi risiko Masih sedikit penelitian mengenai heuristis afek dalam persepsi risiko * Berdasarkan Scopus dan Ebsco per 1 Februari 2014 Berusaha mengisi gap yang ada, penelitian ini akan menguji hubungan antara afek positif dan afek negatif terhadap risiko sosial, risiko psikologis dan sikap konsumen terhadap produk dari negara asing.penelitian inidilakukan dengan desain eksperimen. Nama negara afinitas dan nama negara animositas digunakan sebagai stimuli bagi afek positif dan afek negatif. 5 P a g e

6 Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan dua kategoriproduk, yaitu produk habis pakai yang mengandung nilai simbolis dan utilitarian. Penggunaan kategori produk habis pakai utilitarian dan simbolisditujukanuntuk mengisi gap yang dinyatakan oleh Riefler & Diamantopoulos (2007) bahwa penelitian mengenai animositas didominasi oleh produk tahan lama, sehingga kategori produk lainnya menjadi terabaikan. Padahal penelitian terdahulu menyatakan bahwa konsumen akan melakukan mekanisme pengambilan keputusan yang berbeda untuk kategori produk yang berbeda, misalnya memilih antara antara produk tahan lama dan habis pakai, serta utilitarian dan simbolis ( Menguc, 1999;Mittal, 1987; Olshavsky & Granbois 1979). Dengan demikian penelitian menggunakan kategori produk selain produk habis pakai, menjadi hal yang penting dan relevan dalam penelitian ini. Ringkasan mengenai gap yang menjadi perhatian penelitian ini, disampaikan pada Tabel P a g e

7 Tabel 1.3 Ringkasan Gap yang Menjadi Perhatian Penelitian 1.2. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh afek padarisiko psikologis, risiko sosial dan sikap konsumen,dalam pembelian produk negara asing. Konstruk animositas(klein et al., 1998) dan afinitas (Oberecker et al., 2008) digunakan sebagai stimulus bagi afek. Penelitian ini juga menguji pengaruh kategori produk, yaitu produk simbolis dan produk utilitarian terhadap hubungan afek, risiko psikologis dan risiko sosial terhadap sikap konsumen. 7 P a g e

8 1.3. Pertanyaan Penelitian 1. Apakah afek mempengaruhi sikap? 2. Apakah afek mempengaruhi risiko psikologis? 3. Apakah afek mempengaruhi risiko sosial? 4. Apakah terdapat perbedaan sikap konsumen terhadap produk dari negara afinity dan produk dari negara animositas? 5. Apakah terdapat perbedaan persepsi risiko psikologis konsumen terhadap produk dari negara afinity dan produk dari negara animositas? 6. Apakah terdapat perbedaan persepsi risiko sosial konsumen terhadap produk dari negara afinity dan produk dari negara animositas? 7. Apakah risiko sosial memiliki pengaruh negatif terhadap sikap konsumen? 8. Apakah risiko psikologis memiliki pengaruh negatif terhadap sikap konsumen? 9. Apakah terdapat perbedaan pengaruh afek terhadap risiko sosial ketika produk yang dievaluasi adalah produk simbolisdan produk utilitarian? 10. Apakah terdapat perbedaan pengaruh afek terhadap risiko psikologis ketika produk yang dievaluasi adalahproduk simbolis dan produk utilitarian? 11. Apakah terdapat perbedaan pengaruh afek terhadap sikap ketika produk yang dievaluasi adalah produksimbolis dan produk utilitarian? 8 P a g e

9 1.4. Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan modifikasi dari penelitian mengenai animositasyang dilakukan oleh Klein et al. (1998), penelitian mengenai afinitas yang dilakukan oleh Wongtada, et al. (2012) dan Oberecker & Diamantopoulos, (2011), serta penelitian heuristis afek yang dilakukan oleh Finucane et al.(2000) serta Bodur et al. ( 2000). Konstruk konstruk dalam penelitian ini disatukan berdasarkan pada teori identitas sosial, model tiga komponen sikapdan pendekatan fungsional sikap (Katz, 1960) Kontribusi Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran berbagai pihak. Adapun manfaat yang diharapkan dapat diberikan adalah: Kontribusi Empiris a. Menerapkan kerangka heuristis afek dan teori identitas sosialpada konteks pemasaran internasional, dan mengkonfirmasi teori yang menjelaskan hubungan pengaruh afek, risiko sosial, risiko psikologis dan sikap konsumen. b.sebagai model alternatif dari berbagai model sikap terhadap produk dari negara asing danmemperkaya kajian literatur mengenai hubungan antara afek terhadap risiko sosial, risiko psikologis dan sikap, dengan 9 P a g e

10 memasukkan variabel moderasi berupa kategori produk simbolis dan utilitarian. c. Menguji alat ukur mengenai afinitas dan animositaspada negara yang berbeda dari penelitian yang sudah pernah dilakukan sebelumnya. Hal ini akan memberikan validasi lintas negara bagi kedua konstruk tersebut. d. Penggunaan kategori produk parfum dan pasta gigi dalam penelitian ini akan mengisi celah penelitian terdahulu yang dianggap masih mengabaikan produk habis pakai, serta mengisi celah mengenai produk simbolis dan utilitarian Kontribusi Praktis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan informasi dan pemikiran bagi praktisi untuk membangun strategi pemasaran mengenai bagaimana mempengaruhi sikap dan persepsi risiko konsumen, utamanya jika produk yang dipasarkan memiliki kaitan dengan penilaian baik dan buruk konsumen terhadap negara asal produk tersebut Sistematika Penulisan Penelitian ini memiliki sistematika penulisan sebagai berikut: Bab I. PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan latar belakang masalah, masalah penelitian, tujuan penelitian, lingkup penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. Bab II. TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 10 P a g e

11 Bab ini menjelaskan berbagai dasar teoritis yang digunakan sebagai dasar penelitian dan hasil penelitian-penelitian sebelumnya yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan, pengembangan hipotesis dan model penelitian. Bab III. METODE PENELITIAN Bab ini memberikan deskripsi mengenai strategi penelitian, desain eksperimen, definisi operasional dan variabel penelitian, desain dan cek manipulasi, prosedur eksperimen, serta teknik analisis data yang digunakan pada penelitian. Bab IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini menyajikan deskripsi partisipan penelitian, pembahasan hasil cek manipulasi, hasil uji validitas dan reliabilitas, hasil pengujian asumsi, hasil pengujian hipotesis beserta pembahasannya.16 Bab V. SIMPULAN DAN SARAN Bab ini menyajikan simpulan dari hasil penelitian, keterbatasan penelitian, implikasi teoritis dan praktis, dan saran bagi penelitian selanjutnya. 11 P a g e

Cultural Product Branding, Anteseden dan Implikasinya: Studi pada Konteks Batik Indonesia. W. Rofianto

Cultural Product Branding, Anteseden dan Implikasinya: Studi pada Konteks Batik Indonesia. W. Rofianto Cultural Product Branding, Anteseden dan Implikasinya: Studi pada Konteks Batik Indonesia W. Rofianto Latar Belakang Industri fashion memberikan kontribusi sebesar 2% dari Produk Domesitik Bruto (PDB)

Lebih terperinci

BAB V. SIMPULAN, KONTRIBUSI, KETERBATASAN DAN IMPLIKASI PADA PENELITIAN BERIKUTNYA. 5.1 Simpulan

BAB V. SIMPULAN, KONTRIBUSI, KETERBATASAN DAN IMPLIKASI PADA PENELITIAN BERIKUTNYA. 5.1 Simpulan 123 BAB V. SIMPULAN, KONTRIBUSI, KETERBATASAN DAN IMPLIKASI PADA PENELITIAN BERIKUTNYA 5.1 Simpulan Penelitian ini menemukan faktor yang mempengaruhi kontradiksi pengaruh iklim psikologis persaingan terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Fenomena persaingan yang ada dalam era globalisasi akan semakin

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Fenomena persaingan yang ada dalam era globalisasi akan semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Fenomena persaingan yang ada dalam era globalisasi akan semakin mengarahkan sistem perekonomian Indonesia ke mekanisme pasar yang memposisikan pemasar untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di zaman globalisasi sekarang ini, sekat-sekat yang membatasi wilayah

BAB I PENDAHULUAN. Di zaman globalisasi sekarang ini, sekat-sekat yang membatasi wilayah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di zaman globalisasi sekarang ini, sekat-sekat yang membatasi wilayah antar-negara sudah mulai hilang. Dengan didukung oleh kemajuan teknologi informasi, maka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan aktivitas gaya hidup (misalnya Lury, 1996; Bayley dan Nancarrow, 1998

BAB I PENDAHULUAN. dan aktivitas gaya hidup (misalnya Lury, 1996; Bayley dan Nancarrow, 1998 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini kegiatan berbelanja bukan merupakan kegiatan untuk memperoleh barang-barang atau memenuhi kebutuhan namun telah menjadi hiburan penting dan aktivitas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. hasil yang paling diharapkan dari sebuah penelitian mengenai perilaku konsumen.

BAB II LANDASAN TEORI. hasil yang paling diharapkan dari sebuah penelitian mengenai perilaku konsumen. BAB II LANDASAN TEORI A. LOYALITAS MEREK 1. Definisi Loyalitas Merek Schiffman dan Kanuk (2004) mengatakan bahwa loyalitas merek merupakan hasil yang paling diharapkan dari sebuah penelitian mengenai perilaku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hand & body lotion. Merek, jenis dan fungsi hand & body lotion sangat

BAB I PENDAHULUAN. hand & body lotion. Merek, jenis dan fungsi hand & body lotion sangat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti sekarang ini perkembangan ekonomi sangatlah pesat. Salah satunya dibidang produk-produk perawatan tubuh yaitu hand & body lotion.

Lebih terperinci

Daftar Isi. Halaman Judul Halaman Setelah Halaman Judul. Halaman Persetujuan Promotor Halaman Pernyataan. Kata Pengantar.

Daftar Isi. Halaman Judul Halaman Setelah Halaman Judul. Halaman Persetujuan Promotor Halaman Pernyataan. Kata Pengantar. Daftar Isi Halaman Judul Halaman Setelah Halaman Judul. Halaman Persetujuan Promotor Halaman Pernyataan. Kata Pengantar. Daftar Isi. Daftar Tabel Daftar Grafik Daftar Gambar. Abstract. Intisari.. i ii

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan (Kotler dan Keller, 2012).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan (Kotler dan Keller, 2012). BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Ekuitas Merek Ekuitas merek adalah nilai tambah yang diberikan pada produk dan jasa. Ekuitas merek dapat tercermin dalam cara konsumen berfikir, merasa, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pasar merupakan tempat bertemunya antara penjual dan pembeli.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pasar merupakan tempat bertemunya antara penjual dan pembeli. 1 BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Masalah Pasar merupakan tempat bertemunya antara penjual dan pembeli. Konsumen dapat memperoleh semua kebutuhannya di pasar, karena pasar menyediakan berbagai kebutuhan

Lebih terperinci

BAB 1 Perilaku Konsumen

BAB 1 Perilaku Konsumen BAB 1 Perilaku Konsumen Tujuan Pembelajaran Pembaca memahami mengenai mengenai sejumlah konsep yaitu: 1. Definisi Perilaku Konsumen. 2. Perspektif Utilitarianisme. 3. Perspektif Hedonisme. 4. Sisi Positif

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemalsuan produk adalah proses produksi sebuah merek dagang. yang dilakukan oleh individu atau organisasi dengan maksud meniru

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemalsuan produk adalah proses produksi sebuah merek dagang. yang dilakukan oleh individu atau organisasi dengan maksud meniru BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pemalsuan produk adalah proses produksi sebuah merek dagang yang dilakukan oleh individu atau organisasi dengan maksud meniru secara identik produk asli yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. didefenisikan dari perspektif pengalaman konsumen setelah mengkonsumsi

BAB I PENDAHULUAN. didefenisikan dari perspektif pengalaman konsumen setelah mengkonsumsi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam konteks teori perilaku konsumen, kepuasan lebih banyak didefenisikan dari perspektif pengalaman konsumen setelah mengkonsumsi atau menggunakan suatu produk

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN KONSUMEN DALAM PEMBELIAN AIR MINUM TOTAL DI KECAMATAN LAWEYAN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN KONSUMEN DALAM PEMBELIAN AIR MINUM TOTAL DI KECAMATAN LAWEYAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN KONSUMEN DALAM PEMBELIAN AIR MINUM TOTAL DI KECAMATAN LAWEYAN SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam konteks teori perilaku konsumen, kepuasan lebih banyak

BAB I PENDAHULUAN. Dalam konteks teori perilaku konsumen, kepuasan lebih banyak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam konteks teori perilaku konsumen, kepuasan lebih banyak didefenisikan dari perspektif pengalaman konsumen setelah mengkonsumsi atau menggunakan suatu produk

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Perhatian dan konsumsi terhadap produk yang ramah lingkungan, khususnya produk organik merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi proses penurunan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI MANAJERIAL. afektif, dan nilai tukar pada niat pembelian ulang Viva Cosmetics di komunitas Make Up and

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI MANAJERIAL. afektif, dan nilai tukar pada niat pembelian ulang Viva Cosmetics di komunitas Make Up and 120 BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI MANAJERIAL 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian ini maka dapat disimpulkan bahwa nilai simbolis, nilai afektif, dan nilai tukar pada niat pembelian ulang Viva

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konsumen. Perilaku konsumen juga akan menentukan proses pengambilan

BAB I PENDAHULUAN. konsumen. Perilaku konsumen juga akan menentukan proses pengambilan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Konsep pemasaran sekarang ini menjadi lebih nyata dan para pelaku usaha melakukan persaingan yang sangat ketat untuk mengambil simpati para konsumen dan mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN RUMUSAN HIPOTESIS

BAB II LANDASAN TEORI DAN RUMUSAN HIPOTESIS BAB II LANDASAN TEORI DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 LANDASAN TEORI 2.1.1 Country of Origin Menurut Elliott dan Cameron (1994) dalam Setiyaningrum (2013) dalam mengevaluasi suatu produk seorang konsumen tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. produk atau jasa. Dengan demikian kepuasan dapat diartikan sebagai hasil dari

BAB I PENDAHULUAN. produk atau jasa. Dengan demikian kepuasan dapat diartikan sebagai hasil dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam konteks teori perilaku konsumen, kepuasan lebih banyak didefenisikan dari perspektif pengalaman konsumen setelah mengkonsumsi atau menggunakan suatu produk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Sebelum membeli suatu produk atau jasa, umumnya konsumen melakukan evaluasi untuk

BAB II LANDASAN TEORI. Sebelum membeli suatu produk atau jasa, umumnya konsumen melakukan evaluasi untuk BAB II LANDASAN TEORI A. Proses Pengambilan Keputusan Membeli Sebelum membeli suatu produk atau jasa, umumnya konsumen melakukan evaluasi untuk melakukan pemilihan produk atau jasa. Evaluasi dan pemilihan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bentuk diskon atau potongan harga kepada pelanggan. Motivasi menurut

BAB I PENDAHULUAN. bentuk diskon atau potongan harga kepada pelanggan. Motivasi menurut BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan bisnis yang ketat dewasa ini telah merambah ke segala sub sektor perdagangan dan menjangkau daerah pemasaran yang luas. Banyak bisnis dengan karakteristik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diprediksi berdasarkan pada perilaku masa lalunya. Pembelajaran (learning)

BAB I PENDAHULUAN. diprediksi berdasarkan pada perilaku masa lalunya. Pembelajaran (learning) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Konsumen belajar dari pengalaman masa lalunya dan perilaku di masa akan datang diprediksi berdasarkan pada perilaku masa lalunya. Pembelajaran (learning) didefinisikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting bagi kelangsungan hidup sebuah perusahaan. Apalagi pemasaran

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting bagi kelangsungan hidup sebuah perusahaan. Apalagi pemasaran 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di pasar yang serba kompetitif seperti sekarang ini, merek mempunyai peranan penting bagi kelangsungan hidup sebuah perusahaan. Apalagi pemasaran di masa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Perkembangan dunia bisnis saat ini semakin pesat, persaingan yang semakin ketat menjadi tantangan maupun ancaman bagi pelaku bisnis. Agar dapat memenangkan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, SARAN, KETERBATASAN DAN REKOMENDASI. dan rekomendasi. Pembahasan dari masing-masing dijelaskan secara runtut sebagai

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, SARAN, KETERBATASAN DAN REKOMENDASI. dan rekomendasi. Pembahasan dari masing-masing dijelaskan secara runtut sebagai BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, SARAN, KETERBATASAN DAN REKOMENDASI Bab ini membahas tentang kesimpulan penelitian, implikasi, saran, keterbatasan dan rekomendasi. Pembahasan dari masing-masing dijelaskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. E-commerce adalah media yang relatif baru dalam dunia bisnis. Namun, keberadaannya

BAB I PENDAHULUAN. E-commerce adalah media yang relatif baru dalam dunia bisnis. Namun, keberadaannya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah E-commerce adalah media yang relatif baru dalam dunia bisnis. Namun, keberadaannya telah mengubah cara pelanggan untuk membeli produk atau jasa. Pelanggan mulai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara maju, preferensi terhadap status simbolik, kosmopolitanisme, world

BAB I PENDAHULUAN. negara maju, preferensi terhadap status simbolik, kosmopolitanisme, world BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Merek telah menjadi elemen krusial yang berkontribusi terhadap kesuksesan sebuah organisasi pemasaran, baik perusahaan bisnis maupun nirlaba, pemanufaktur maupun penyedia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara-negara maju dan berkembang sehingga dunia perdagangan pun menjadi

BAB I PENDAHULUAN. negara-negara maju dan berkembang sehingga dunia perdagangan pun menjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada era globalisasi ini, perdagangan bebas telah diberlakukan pada negara-negara maju dan berkembang sehingga dunia perdagangan pun menjadi semakin ramai. Banyak

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. teknologi, dan perubahan gaya hidup manusia modern, maka jenis dan tingkat

LANDASAN TEORI. teknologi, dan perubahan gaya hidup manusia modern, maka jenis dan tingkat II. LANDASAN TEORI 2.1 Arti dan Pentingnya Pemasaran Kegiatan pemasaran adalah kegiatan penawaran suatu produk sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen. Seiring dengan perkembangan jaman, teknologi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan yang berpusat kepada pelanggan atau customer centricity menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan yang berpusat kepada pelanggan atau customer centricity menjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pelayanan yang berpusat kepada pelanggan atau customer centricity menjadi suatu konsep yang telah diterapkan dibanyak perusahaan untuk menghadapi kompetisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perkembangan jumlah pengguna internet di Indonesia saat ini sedang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perkembangan jumlah pengguna internet di Indonesia saat ini sedang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan jumlah pengguna internet di Indonesia saat ini sedang berkembang dengan cepat dalam beberapa tahun terakhir. Dalam publikasi hasil survei yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang ada di pasar untuk membeli produknya. merek yang mapan, sehingga telah memiliki kekuatan pasar. Di tengah

BAB I PENDAHULUAN. yang ada di pasar untuk membeli produknya. merek yang mapan, sehingga telah memiliki kekuatan pasar. Di tengah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring semakin cerdasnya konsumen dan semakin bertambahnya pilihan produk yang tersedia di pasar, menimbulkan persaingan yang semakin ketat pada sisi produsen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kinerja dan keberlanjutan sebuah organisasi adalah tantangan terbesar yang

BAB I PENDAHULUAN. Kinerja dan keberlanjutan sebuah organisasi adalah tantangan terbesar yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kinerja dan keberlanjutan sebuah organisasi adalah tantangan terbesar yang dihadapi oleh seorang pemimpin (Emmons, 2013). Kesuksesan tidak hanya berbicara

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, KONTRIBUSI, KETERBATASAN DAN IMPLIKASI PENELITIAN Simpulan. Pokok masalah yang hendak dipecahkan dalam studi ini adalah

BAB V SIMPULAN, KONTRIBUSI, KETERBATASAN DAN IMPLIKASI PENELITIAN Simpulan. Pokok masalah yang hendak dipecahkan dalam studi ini adalah BAB V SIMPULAN, KONTRIBUSI, KETERBATASAN DAN IMPLIKASI PENELITIAN 5.1. Simpulan Pokok masalah yang hendak dipecahkan dalam studi ini adalah mengonfirmasi elaboration likelihood model for workplace aggression

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Pengertian Konsumsi dan Konsumen Konsumsi berasal dari bahasa Belanda consumptie. Pengertian konsumsi secara tersirat dikemukakan oleh Holbrook

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemasaran sensorik (sensory marketing) didefinisikan oleh Krishna (2012) sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Pemasaran sensorik (sensory marketing) didefinisikan oleh Krishna (2012) sebagai BAB I PENDAHULUAN Pemasaran sensorik (sensory marketing) didefinisikan oleh Krishna (2012) sebagai pemasaran yang melibatkan indera konsumen dan mempengaruhi persepsi, penilaian dan perilakunya. Fenomena

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. kualitas layanan, kepercayaan, kepuasan konsumen, citra perusahaan dan harga

BAB V PENUTUP. kualitas layanan, kepercayaan, kepuasan konsumen, citra perusahaan dan harga BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan Hasil pengujian hipotesis secara simultan variabel bebas yang terdiri dari kualitas layanan, kepercayaan, kepuasan konsumen, citra perusahaan dan harga berpengaruh terhadap variabel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. produk atau jasa untuk menarik simpatik masyarakat. Banyaknya usaha-usaha

BAB I PENDAHULUAN. produk atau jasa untuk menarik simpatik masyarakat. Banyaknya usaha-usaha BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di era globalisasi banyak faktor yang mempengaruhi kegiatan perekonomian termasuk dalam bidang pemasaran. Bentuk kegiatan yang dilakukan di dalam bidang apa pun, dimana

Lebih terperinci

ABSTRAK. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh iklan televisi dan brand equity terhadap loyalitas pelanggan produk air mineral Aqua.

ABSTRAK. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh iklan televisi dan brand equity terhadap loyalitas pelanggan produk air mineral Aqua. ABSTRAK Iklan televisi merupakan sebuah media yang efektif dalam suatu pemberian informasi kepada konsumen. Televisi adalah sebuah media yang mampu menjangkau wilayah luas, dapat dimanfaatkan oleh semua

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang akan dikonsumsi atau digunakannya. Banyak faktor yang digunakan

BAB I PENDAHULUAN. yang akan dikonsumsi atau digunakannya. Banyak faktor yang digunakan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keputusan pembelian didefinisikan Kotler (2012) sebagai tahap dalam proses pengambilan keputusan pembeli dimana konsumen benar-benar akan membeli suatu produk atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konsumtif. Selain itu, Indonesia merupakan negara dengan pasar potensial. dengan kemasan, rasa, dan harga yang bervariasi.

BAB I PENDAHULUAN. konsumtif. Selain itu, Indonesia merupakan negara dengan pasar potensial. dengan kemasan, rasa, dan harga yang bervariasi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era modern sekarang ini, Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang berkembang dan memiliki penduduk cukup besar serta bersifat konsumtif. Selain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan pesat. Kesadaran akan lingkungan telah meningkat dalam dua dasawarsa

BAB I PENDAHULUAN. dengan pesat. Kesadaran akan lingkungan telah meningkat dalam dua dasawarsa BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Upaya perlindungan lingkungan semakin lama semakin berkembang dengan pesat. Kesadaran akan lingkungan telah meningkat dalam dua dasawarsa terakhir. Menurut riset,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan mempunyai pandangan yang baik terhadap perusahaan tersebut. menarik konsumen untuk melakukan keputusan pembelian produk yang

BAB I PENDAHULUAN. dan mempunyai pandangan yang baik terhadap perusahaan tersebut. menarik konsumen untuk melakukan keputusan pembelian produk yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemasaran merupakan kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan perusahaannya agar terus berkembang dan mendapatkkan laba semaksimal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. produk atau jasa tertentu (Balawera, 2013). Pengambilan keputusan. banyaknya produk yang beredar mengakibatkan perlunya berbagai

BAB I PENDAHULUAN. produk atau jasa tertentu (Balawera, 2013). Pengambilan keputusan. banyaknya produk yang beredar mengakibatkan perlunya berbagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keputusan pembelian merupakan suatu konsep dalam perilaku pembelian dimana konsumen memutuskan untuk bertindak atau melakukan sesuatu dan dalam hal ini melakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat cepat mendorong timbulnya laju persaingan dalam dunia usaha, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat cepat mendorong timbulnya laju persaingan dalam dunia usaha, sehingga BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan yang terjadi di dunia usaha saat ini berkembang semakin ketat, hal tersebut disebabkan oleh banyaknya bidang usaha yang bermacam-macam dan arus informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bidang, terutama di dunia industri gadget. Melihat kondisi tersebut menyebabkan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. bidang, terutama di dunia industri gadget. Melihat kondisi tersebut menyebabkan perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan usaha saat ini telah diwarnai dengan berbagai macam persaingan di segala bidang, terutama di dunia industri gadget. Melihat kondisi tersebut menyebabkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tergantung pada perilaku konsumennya (Tjiptono, 2002). konsumen ada dua hal yaitu faktor internal dan eksternal.

BAB I PENDAHULUAN. tergantung pada perilaku konsumennya (Tjiptono, 2002). konsumen ada dua hal yaitu faktor internal dan eksternal. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan produk saat ini merupakan sebuah dampak dari semakin banyak dan kompleksnya kebutuhan manusia. Dengan dasar tersebut, maka setiap perusahaan harus memahami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konsumen dalam menentukan produk yang akan dibelinya. Konsumen akan memilih

BAB I PENDAHULUAN. konsumen dalam menentukan produk yang akan dibelinya. Konsumen akan memilih BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persaingan dalam bidang pemasaran produk begitu ketat guna mendapatkan pangsa pasar yang tinggi. Persaingan tersebut ditambah dengan semakin kritisnya konsumen dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perilaku konsumen yang terjadi pada era globalisasi saat ini sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perilaku konsumen yang terjadi pada era globalisasi saat ini sangat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perilaku konsumen yang terjadi pada era globalisasi saat ini sangat mengkhawatirkan karena konsumen lebih menyukai produk luar negeri. Fashion luar negeri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan dunia usaha mengalami kemajuan yang. tersebut. Banyak produk elektronik yang beragam jenis dan variasi yang

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan dunia usaha mengalami kemajuan yang. tersebut. Banyak produk elektronik yang beragam jenis dan variasi yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini perkembangan dunia usaha mengalami kemajuan yang sangat pesat. Hal ini ditandai dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat akan produk yang benar-benar

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh kualitas layanan, yang terdiri

BAB V PENUTUP. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh kualitas layanan, yang terdiri BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh kualitas layanan, yang terdiri dari 6 dimensi, yaitu: desain situs, reliabilitas, layanan pelanggan, keamanan/privasi, personalisasi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi informasi, telekomunikasi, dan internet

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi informasi, telekomunikasi, dan internet BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi informasi, telekomunikasi, dan internet menyebabkan mulai munculnya aplikasi bisnis yang berbasis internet. Internet menawarkan kenyamanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara dengan jumlah penduduk terpadat ke-4 di dunia

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara dengan jumlah penduduk terpadat ke-4 di dunia 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai negara dengan jumlah penduduk terpadat ke-4 di dunia memiliki kebutuhan pangan yang besar untuk memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakatnya. Seiring

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena persaingan yang ada dalam era globalisasi akan semakin. mengarahkan sistem perekonomian Indonesia ke mekanisme pasar yang

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena persaingan yang ada dalam era globalisasi akan semakin. mengarahkan sistem perekonomian Indonesia ke mekanisme pasar yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Era globalisasi menjanjikan suatu peluang dan tantangan bisnis baru bagi perusahaan yang beroperasi di Indonesia. Di satu sisi, era globalisasi memperluas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. orang-orang menggunakan tanaman herbal, rempah-rempah dan bunga dan dicampurkan

BAB I PENDAHULUAN. orang-orang menggunakan tanaman herbal, rempah-rempah dan bunga dan dicampurkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Parfum adalah produk yang sudah tidak asing lagi dalam kehidupan sehari-hari. Apalagi saat ini aroma parfum yang ditawarkan sudah semakin beragam, baik yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman mereka (Joy dan Sherry, 2003). Schmitt (1999) mengemukakan bahwa saat ini

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman mereka (Joy dan Sherry, 2003). Schmitt (1999) mengemukakan bahwa saat ini BAB I PENDAHULUAN Pengalaman merek merupakan isu penting yang cukup fenomenal di kalangan akademisi, dimana pasar saat ini telah mengalami perubahan yang substansial dimulai dari menjual dan mempromosikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. produk dan jasa dari negara-negara lain seperti akses informasi, tingkat

BAB I PENDAHULUAN. produk dan jasa dari negara-negara lain seperti akses informasi, tingkat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di tengah-tengah munculnya liberalisasi dan globalisasi, konsumen di seluruh dunia telah diuntungkan dari peningkatan akses ke berbagai macam produk dan jasa dari negara-negara

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pada bab ini peneliti menguraikan kesimpulan berdasarkan hasil analisis

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pada bab ini peneliti menguraikan kesimpulan berdasarkan hasil analisis BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini peneliti menguraikan kesimpulan berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis. Selain itu, bab ini juga dilengkapi dengan implikasi manajerial, keterbatasan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan bisnis di Indonesia yang semakin pesat telah banyak membuat bisnis baru bermunculan dalam berbagai bidang yang menarik perhatian masyarakat. Salah

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Sebagian besar konsumen yang memberi pengaruh pada pergerakan konsumsi adalah konsumen akhir yang biasanya merupakan konsumen individu (Engel et al. 1995). Setiap konsumen individu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ogranisasi. Peningkatan ledakan pengguna internet telah menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. ogranisasi. Peningkatan ledakan pengguna internet telah menyebabkan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Internet telah menjadi kebutuhan bagi setiap individu ataupun ogranisasi. Peningkatan ledakan pengguna internet telah menyebabkan pergeseran dramatis dalam cara melakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terakhir menciptakan sebuah paradigma baru e-commerce yang disebut social

BAB I PENDAHULUAN. terakhir menciptakan sebuah paradigma baru e-commerce yang disebut social BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Popularitas situs jejaring sosial yang semakin meningkat pada beberapa tahun terakhir menciptakan sebuah paradigma baru e-commerce yang disebut social commerce.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN...iii KATA PENGANTAR... iv DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR GRAFIK... xi DAFTAR LAMPIRAN... xii INTISARI...xiii

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. impulsif menjadi kebiasaan yang rutin di dalam masyarakat, termasuk di

BAB I PENDAHULUAN. impulsif menjadi kebiasaan yang rutin di dalam masyarakat, termasuk di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Perilaku konsumtif kini menjadi kebiasaan bagi masyarakat perkotaan. Konsumen cenderung membeli barang bukan berdasarkan kebutuhan namun karena keinginan. Hal itu dibuktikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam era globalisasi seperti saat ini, perusahan dituntut agar bisa

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam era globalisasi seperti saat ini, perusahan dituntut agar bisa 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi seperti saat ini, perusahan dituntut agar bisa menciptakan sebuah produk yang mampu bersaing dengan produk yang lain apabila ingin tetap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dijelaskan tentang latar belakang masalah yang berisi

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dijelaskan tentang latar belakang masalah yang berisi BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan dijelaskan tentang latar belakang masalah yang berisi tentang bagaimana perusahaan khususnya merek terkenal dapat meningkatkan kepuasan konsumen, kesetiaan konsumen,

Lebih terperinci

BAB V. PENUTUP. DeLone & McLean (2003) dengan memformulasikan teori dan literatur yang

BAB V. PENUTUP. DeLone & McLean (2003) dengan memformulasikan teori dan literatur yang BAB V. PENUTUP 5.1 Kesimpulan Tujuan dari penelitian ini adalah melakukan spesifikasi ulang model DeLone & McLean (2003) dengan memformulasikan teori dan literatur yang berhubungan dengan sistem informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konsumen telah dikenalkan dengan sistem perbankan berbasis internet untuk

BAB I PENDAHULUAN. konsumen telah dikenalkan dengan sistem perbankan berbasis internet untuk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Dunia internet pada saat ini sudah semakin maju dan canggih. Tentunya hal ini berperan untuk dimanfaatkan pada semua bidang termasuk pada jasa perbankan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan sekarang adalah promosi secara online. Promosi secara online adalah

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan sekarang adalah promosi secara online. Promosi secara online adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring perkembangan jaman saat ini perusahaan dituntut untuk selalu berkembang dan berinovasi untuk dapat menjual produknya lebih banyak dan terus membuat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perilaku Konsumen Menurut Kotler dan Keller (2009:213) Perilaku konsumen adalah studi tentang bagaimana individu, kelompok, dan organisasi memilih, membeli, menggunakan, dan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN, DAN IMPLIKASI PENELITIAN

BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN, DAN IMPLIKASI PENELITIAN BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN, DAN IMPLIKASI PENELITIAN 5.1 Kesimpulan Penelitian ini memberikan lima kesimpulan yang dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Variabel kebaruan, pujian dari orang

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... PERNYATAAN ORISINALITAS... KATA PENGANTAR... ABSTRAK...

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... PERNYATAAN ORISINALITAS... KATA PENGANTAR... ABSTRAK... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... PERNYATAAN ORISINALITAS... KATA PENGANTAR... ABSTRAK... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL.... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... Halaman i ii iii iv vi vii ix

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Konsumen dan Perilaku Konsumen Konsumen adalah orang yang melakukan tindakan menghabiskan nilai barang dan jasa setelah mengeluarkan sejumlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membuat para pebisnis berusaha untuk mencari strategi yang tepat dalam memasarkan

BAB I PENDAHULUAN. membuat para pebisnis berusaha untuk mencari strategi yang tepat dalam memasarkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan dalam dunia bisnis semakin ketat khususnya dibidang peralatan dan perlengkapan olahraga. Hal ini ditandai dengan banyaknya jenis usaha yang beroperasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melalui pengembangan merek perusahaan yang kuat. Namun semakin

BAB I PENDAHULUAN. melalui pengembangan merek perusahaan yang kuat. Namun semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keadaan yang semakin ketat di era globalisasi saat ini mendorong perusahaan untuk selalu mengembangkan usahanya dan merebut pangsa pasar (market share). Selain itu,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. eksistensinya dalam suatu lingkungan bisnis. Pada era sekarang itu bukan lagi

BAB I PENDAHULUAN. eksistensinya dalam suatu lingkungan bisnis. Pada era sekarang itu bukan lagi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan bisnis yang semakin ketat menuntut perusahaan untuk dapat menyusun strategi bisnis yang tepat dalam rangka mempertahankan eksistensinya dalam suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendekatan berdasarkan kepentingan pelanggan (customer oriented) sebaiknya dilakukan secara lebih sistematis dan efektif.

BAB I PENDAHULUAN. Pendekatan berdasarkan kepentingan pelanggan (customer oriented) sebaiknya dilakukan secara lebih sistematis dan efektif. BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Kelangsungan hidup sebuah perusahaan sangat tergantung pada kepuasan para pelanggannya dan kemampuan menghasilkan laba. Sebuah perusahaan yang mampu memuaskan kebutuhan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Hasil penelitian ini membuktikan dugaan hipotesis dapat diterima yaitu :

BAB V PENUTUP. Hasil penelitian ini membuktikan dugaan hipotesis dapat diterima yaitu : BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian, maka kesimpulan penelitian ini adalah sebagai berikut: Hasil penelitian ini membuktikan dugaan hipotesis dapat diterima yaitu : 1) Tanggapan responden

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. modern tidak lagi hanya membeli produk dan jasa, sebaliknya konsumen membeli

BAB I PENDAHULUAN. modern tidak lagi hanya membeli produk dan jasa, sebaliknya konsumen membeli BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam berbagai industri, cara pemasaran perusahaan telah bergeser dari tradisional fitur dan manfaat menjadi penciptaan pengalaman bagi konsumen (Schmitt, 1999). Literature

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pelaku bisnis beroperasi dalam perekonomian global, yakni segala sesuatu

BAB I PENDAHULUAN. Pelaku bisnis beroperasi dalam perekonomian global, yakni segala sesuatu 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pelaku bisnis beroperasi dalam perekonomian global, yakni segala sesuatu bergerak dalam hitungan detik, pasar diwarnai oleh persaingan yang luar biasa

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. topik penelitian selama beberapa dekade terakhir. Budaya dan sejarah yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. topik penelitian selama beberapa dekade terakhir. Budaya dan sejarah yang BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Country of Origin Country of Origin dalam mempengaruhi niat beli konsumen telah menjadi topik penelitian selama beberapa

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Untuk mendapatkan gambaran tentang pemenuhan kebutuhan dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Untuk mendapatkan gambaran tentang pemenuhan kebutuhan dan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Kualitas jasa Untuk mendapatkan gambaran tentang pemenuhan kebutuhan dan keinginan pelanggan yang dijadikan tolak ukur dalam pelayanan yang baik maka perlu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi dari masa anak-anak menuju masa

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi dari masa anak-anak menuju masa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa transisi dari masa anak-anak menuju masa dewasa. Masa ini merupakan waktu bagi individu mengalami perubahan yang besar. Perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi, manusia dimanjakan dengan kemajuan teknologi yang semakin maju, sehingga manusia cenderung berfikir konsumtif yang mencerminkan perilaku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tingkat persaingan dunia usaha di Indonesia sangat ketat, karena setiap

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tingkat persaingan dunia usaha di Indonesia sangat ketat, karena setiap 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tingkat persaingan dunia usaha di Indonesia sangat ketat, karena setiap perusahaan senantiasa berusaha untuk dapat meningkatkan pangsa pasar dan meraih konsumen baru.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber daya manusia merupakan aset berharga dalam setiap organisasi. Oleh karena itu pengembangan sumber daya manusia merupakan salah satu prioritas dalam manajemen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini persaingan bisnis di antara perusahaan-perusahaan semakin

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini persaingan bisnis di antara perusahaan-perusahaan semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini persaingan bisnis di antara perusahaan-perusahaan semakin ketat. Hal ini menyebabkan perlunya suatu kebijaksanaan tertentu dari perusahaan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi seperti sekarang ini, secara tidak langsung akan

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi seperti sekarang ini, secara tidak langsung akan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi seperti sekarang ini, secara tidak langsung akan mempengaruhi pola hidup masyarakat dalam menjalankan aktivitasnya. Pemasaran merupakan kegiatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri ritel merupakan salah satu industri yang cukup kuat untuk bisa bertahan dalam segala situasi dan kondisi ekonomi apapun, dalam krisis ataupun keadaan yang

Lebih terperinci

571 / BIDANG MANAJEMEN

571 / BIDANG MANAJEMEN 571 / BIDANG MANAJEMEN 1 LAPORAN TAHUNAN / AKHIR* HIBAH BERSAING ANTESEDEN NIAT BELI PRODUK KEUANGAN SYARIAH Tahun ke 1 dari rencana 2 tahun TIM PENGUSUL Dr. Anton Agus Setyawan, SE,MSi NIDN: 0616087401

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh terhadap Word Of Mouth, dengan demikian, hal tersebut dapat di

BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh terhadap Word Of Mouth, dengan demikian, hal tersebut dapat di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kepercayaan merek, kecintaan dan komitmen merek saat ini sangat berpengaruh terhadap Word Of Mouth, dengan demikian, hal tersebut dapat di kaitkan dengan kepercayaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat dipertahankan selamanya. Ini bukan merupakan tugas yang mudah mengingat

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat dipertahankan selamanya. Ini bukan merupakan tugas yang mudah mengingat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemasar pada umumnya menginginkan bahwa pelanggan yang diciptakannya dapat dipertahankan selamanya. Ini bukan merupakan tugas yang mudah mengingat perubahan-perubahan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perilaku Konsumen 2.1.1 Definisi Perilaku Konsumen Menurut American Marketing Association (Peter dan Olson, 2013:6), perilaku konsumen sebagai dinamika interaksi antara pengaruh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terhadap pemenuhan kebutuhan pelanggan yang cukup besar. Hingga saat ini

BAB I PENDAHULUAN. terhadap pemenuhan kebutuhan pelanggan yang cukup besar. Hingga saat ini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan bisnis ritel di indonesia khususnya swalayan menunjukkan angka yang cukup signifikan sejalan dengan meningkatnya kebutuhan terhadap pemenuhan kebutuhan

Lebih terperinci

Daftar Isi Pernyataan... i. Prakata... ii. Daftar Isi... viii. Daftar Tabel... xii. Daftar Gambar... xiv. Daftar Lampiran... xv. Intisari...

Daftar Isi Pernyataan... i. Prakata... ii. Daftar Isi... viii. Daftar Tabel... xii. Daftar Gambar... xiv. Daftar Lampiran... xv. Intisari... Daftar Isi Pernyataan... i Prakata... ii Daftar Isi... viii Daftar Tabel... xii Daftar Gambar... xiv Daftar Lampiran... xv Intisari... xvi Abstract... xvii Bab I Pendahuluan... 1 1.1 Latar Belakang...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi perubahan gaya hidup sosial dalam berbagai aspek kehidupan (Al-

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi perubahan gaya hidup sosial dalam berbagai aspek kehidupan (Al- BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Seiring berkembangnya zaman dan teknologi yang semakin cepat telah mempengaruhi perubahan gaya hidup sosial dalam berbagai aspek kehidupan (Al- Kasasbeh, 2011).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesadaran masyarakat terhadap pentingnya arti kesehatan, maka jasa

BAB I PENDAHULUAN. kesadaran masyarakat terhadap pentingnya arti kesehatan, maka jasa 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Saat ini banyak ditemukan berbagai jenis penyakit baru yang mengancam kesehatan masyarakat. Dengan semakin meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sistem evaluasi kinerja masih menjadi topik yang mendominasi dalam

BAB I PENDAHULUAN. Sistem evaluasi kinerja masih menjadi topik yang mendominasi dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sistem evaluasi kinerja masih menjadi topik yang mendominasi dalam penelitian akuntansi manajemen (Harris dan Durden, 2012). Lebih lanjut Harris dan Durden

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang akan membuka usaha atau mengembangkan usahanya harus berpikir dengan

BAB I PENDAHULUAN. yang akan membuka usaha atau mengembangkan usahanya harus berpikir dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kondisi perekonomian yang tidak menentu berdampak pada persaingan usaha yang tidak dapat diprediksi. Oleh karena itu, setiap produsen atau calon pebisnis yang

Lebih terperinci