IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "IV. HASIL DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan Sejarah PT X Sejarah berdirinya PT X diawali dari tahun 1884 dengan nama POST EN TELEGRAAFDIENST, kemudian pada tahun 1906 dirubah menjadi POST, TELEGRAAF EN TELEFOONDIENST (PTT). Pada waktu itu Pemerintah Kolonial Belanda mendirikan perusahaan swasta untuk menyediakan layanan pos dan telegraf domestik. Layanan telegraf ini semakin berkembang hingga menjadi layanan internasional. Pada tahun 1906, pemerintah Kolonial Belanda kembali membentuk badan pemerintah yang mengontrol seluruh pelayanan pos dan telekomunikasi di Indonesia. Setelah Indonesia merdeka, sebagian besar layanan swasta dialihkan ke Perusahaan Negara tersebut pada tahun Visi dan Misi PT X Visi PT X : To become a leading InfoCom player in the region. PT X berupaya untuk menempatkan diri sebagai perusahaan InfoCom terkemuka di kawasan Asia Tenggara, Asia dan akan berlanjut ke kewasan Asia Pasifik. Visi PT X Bogor : Menjadi Kantor daerah terbaik di Indonesia yang menguasai pangsa pasar InfoCom di area Bogor melalui penyediaan layanan prima. Misi : PT X mempunyai misi memberikan layanan One Stop InfoCom Services with Excellent Quality and Competitive Price and To Be the Role Model as the Best Managed Indonesian Corporation dengan jaminan bahwa pelanggan akan mendapatkan layanan terbaik, berupa kemudahan, produk dan jaringan berkualitas, dengan harga kompetitif. PT X akan mengelola bisnis melalui praktek-praktek terbaik dengan mengoptimalkan SDM yang unggul, penggunaan teknologi yang kompetitif, serta membangun kemitraan yang saling menguntungkan dan saling mendukung secara sinergis. Sedangkan Misi PT X Bogor : Menyediakan layanan InfoCom berkualitas tinggi yang berorientasi kepada pelanggan dengan memanfaatkan seluruh SDM secara optimal dan meningkatkan nilai perusahaan di mata share holder, sekaligus memberikan kepuasan kepada seluruh stake holder.

2 Struktur Organisasi PT X Bogor PT X Bogor dipimpin oleh seorang General Manager (GM), dan mempunyai bawahan seorang Deputy GM. Di bawahnya terdapat Asisten Manajer Sekretariat dan Staf Ahli, serta Staf Administrasi. Struktur organisasi PT X Bogor secara lebih jelas dapat dilihat pada Lampiran 2. PT X Bogor mempunyai delapan manajer, yaitu : 1. Manajer layanan kehandalan jaringan, yang membawahi : a. Asisten Manajer administrasi dan logistik b. Asisten Manajer layanan gangguan c. Asisten Manajer administrasi dan validasi data jaringan d. Asisten Manajer customer, acces dan network e. Asisten Manajer pemeliharaan jaringan f. Asisten Manajer transmisi akses pelanggan 2. Manajer layanan pelanggan, yang membawahi : a. Asisten Manajer customer service representative b. Asisten Manajer layanan pelanggan c. Asisten Manajer administrasi validasi data pelanggan d. Asisten Manajer program penjualan 3. Manajer layanan umum, yang membawahi : a. Asisten Manajer administrasi dan dukungan operasional b. Asisten Manajer program telepon umum c. Asisten Manajer warung telekomunikasi d. Asisten Manajer operasi pemeliharaan area I e. Asisten Manajer operasi pemeliharaan area II 4. Manajer dukungan manajemen, yang membawahi : a. Asisten Manajer SDM b. Asisten Manajer logistik 5. Manajer keuangan, yang membawahi : a. Asisten Manajer perbendaharaan b. Asisten Manajer akuntansi c. Asisten Manajer anggaran

3 6. Manajer perencanaan dan pengembangan mutu, yang membawahi : a. Asisten Manajer perencanaan jaringan b. Asisten Manajer analisa performance bisnis c. Asisten Manajer pengembangan mutu Strategi Bisnis a. Multi service bundling Untuk mengembangkan bisnis InfoCom, PT X Bogor harus dapat memberikan layanan yang terpadu. Dalam memasarkan sambungan telepon sudah mencakup layanan multimedia. Pelanggan tidak lagi mengenal PT X Bogor sebagai penyedia telepon, tetapi sudah menikmati berbagai layanan. b. Service excellent Layanan prima baik dari sisi mutu produk, distribusi, harga dan layanan prima jual menjadi bagian penting yang harus mendapat perhatian jajaran PT X Bogor. c. Build business scale Membangun bisnis berskala besar sangat penting bagi PT X Bogor yang sudah dikenal sebagai National Company. Untuk itulah, Central Policy harus diperkuat dan produk harus mencakup National Wide. Produk-produk dengan branding lokal perlu dihentikan, lalu dibuatkan standarisasinya, sehingga apabila diimplementasikan secara Nasional akan membentuk Business Scale yang besar dan kompetitif (barrier to entry bagi pesaing). d. Strong financial growth Pertumbuhan perusahaan secara finansial perlu ditingkatkan dan akan semakin menjadi kunci keseimbangan, serta pertumbuhan perusahaan Karakteristik Karyawan Analisis karakteristik karyawan penting dilakukan karena karakteristik tersebut akan mempengaruhi kemampuan karyawan dalam memahami penilaian prestasi kerja yang ada di perusahaan. Karakteristik karyawan ditinjau dari segi jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan dan masa kerja.

4 a. Jenis kelamin karyawan Jenis kelamin karyawan PT X Bogor dapat dilihat pada Gambar Jumlah Karyawan 32 Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan Gambar 7. Karakteristik jenis kelamin karyawan Berdasarkan Gambar 7, dapat diketahui bahwa jenis kelamin karyawan 68 persen didominasi oleh laki-laki dan 32 persen adalah perempuan. Hal ini terjadi karena PT X merupakan penyedia jasa dan jaringan telekomunikasi, baik itu jasa telepon tidak bergerak kabel (fixed wireline), jasa telepon tidak bergerak nirkabel (fixed wireless), jasa telepon bergerak (cellular), data & internet dan network & interkoneksi. Sebagian besar pekerjaan karyawan PT X Bogor adalah memperbaiki, mengukur, dan menyambung kabel. Tidak jarang dalam menyambung kabel, karyawan harus naik turun tangga, bahkan ke atas rak setinggi tiga meter untuk memosisikan kabel. Oleh karena itu, karyawannya lebih banyak laki-laki. b. Usia karyawan Usia karyawan dapat menunjukkan kemampuan karyawan dalam menyerap pengetahuan dan informasi yang berkaitan dengan pekerjaannya. Selain itu juga dapat menunjukkan produktivitas karyawan dalam bekerja (Aryani, 2008). Sebaran usia dari kelompok karyawan dapat dilihat pada Gambar 8.

5 54 Jumlah Karyawan Tahun Tahun Tahun Tahun Thn Thn Th Thn Gambar 8. Karakteristik usia karyawan Gambar 8 menunjukkan bahwa usia karyawan PT X Bogor menyebar dalam beberapa kelompok usia. Sebagian besar karyawan berusia antara 40 sampai 49 tahun, yaitu sebesar 54 persen. c. Tingkat pendidikan karyawan Tingkat pendidikan karyawan PT X Bogor dapat dilihat pada Gambar Jumlah Karyawan SMU D3 S1 SMU D3 S1 Gambar 9. Karakteristik tingkat pendidikan karyawan Tingkat pendidikan karyawan berpengaruh dalam menentukan upah atau gaji, deskripsi kerja dan jabatan karyawan. Tingkat pendidikan juga dapat berpengaruh terhadap tingkat pengambilan keputusan perusahaan. Semakin tinggi tingkat pendidikan, partisipasi karyawan terhadap pengambilan keputusan karyawan akan semakin baik (Aryani, 2008). Berdasarkan Gambar 9, sebagian besar karyawan memiliki tingkat pendidikan Diploma, yaitu sebesar 45 persen. Hal ini terjadi karena sebagian karyawan merupakan karyawan yang memiliki

6 masa kerja cukup lama yang memulai karirnya dari dasar, sehingga posisi saat ini lebih dipengaruhi oleh jasa dan prestasi karyawan terhadap perusahaan. d. Masa kerja karyawan Masa kerja karyawan PT X Bogor dapat dilihat pada Gambar Tahun 6-10 Tahun Jumlah Karyawan Tahun Tahun Tahun Tahun Gambar 10. Karakteristik masa kerja karyawan Berdasarkan Gambar 14, masa kerja karyawan tersebar ke dalam beberapa kelompok dan dapat dilihat bahwa 26 persen karyawan memiliki masa kerja antara 21 sampai 25 tahun Penilaian Prestasi Kerja PT X Bogor Proses Penilaian Prestasi Kerja PT X Bogor Proses penilaian prestasi kerja adalah suatu langkah dalam mengambil keputusan untuk menentukan penilaian prestasi kerja. Pelaksanaan penilaian prestasi kerja pada PT X Bogor, sesuai dengan pendapat Mondy et al (1993) dalam Setiawati (2005), yaitu mengidentifikasikan tujuan spesifik dari penilaian, mengetahui pekerjaan yang ingin dicapai, menguji kerja karyawan, penilaian prestasi kerja dan mendiskusikan hasil penilaian dengan karyawan. PT X Bogor melakukan penilaian prestasi kerja karyawannya dengan menetapkan kinerja individu. Kinerja individu merupakan suatu proses yang berkesinambungan selama satu tahun dan setiap karyawan diharuskan membuat target selama satu tahun ke depan. Terdiri dari beberapa komponen yang termasuk dalam pola kinerja individu yaitu :

7 a. Perencanaan : Merupakan aktivitas untuk menetapkan sasaran kinerja unit (SKU) dan sasaran kinerja individu (SKI), dengan berpedoman kepada sasaran organisasi keseluruhan. Perencanaan SKI harus mengacu kepada Rencana Kerja Anggaran dan Pendapatan Perusahaan (RKAP) serta Kontrak Manajemen (KM) yang telah ditetapkan dan yang telah didistribusikan ke seluruh unit kerja. Perencanaan SKI harus dilakukan pada awal tahun. Perencanaan ini merupakan uraian aktivitas yang harus dikerjakan selama 1 (satu) tahun. Distribusi SKU harus dilakukan secara merata ke seluruh karyawan di unit tersebut yang disesuaikan dengan brand posisi dan kompetensi karyawan. b. Komunikasi dan konseling : Merupakan proses komunikasi dua arah antara bawahan dan atasan langsung, berlangsung sejak penetapan target kinerja individu dan dilakukan secara berkesinambungan. Penetapan target tersebut harus dibicarakan secara baik dan disepakati oleh kedua belah pihak. Memberikan kesempatan kepada bawahan untuk menyatakan keinginannya dan kebutuhannya dalam rangka keberhasilan kinerjanya. Konseling adalah pertemuan formal antara atasan dan bawahan untuk mengevaluasi performansi sesuai SKI karyawan dan mencari solusi bersama untuk masalah-masalah yang dihadapi karyawan. Pada dasarnya konseling dilakukan terhadap seluruh karyawan yang berada di bawah tanggung jawab atasan. Konseling bertujuan untuk membantu karyawan dalam melaksanakan pekerjaan agar SKI yang ditetapkan dapat dilaksanakan dengan baik. Selain itu, konseling dimanfaatkan untuk media konsultasi untuk menemukan solusi atas permasalahan yang dihadapi karyawan. Karyawan diberikan pengertian bagaimana untuk mengatasi masalahnya, dengan langkah-langkah sebagai berikut : a. Mencari akar permasalahan yang menyebabkan tidak tercapainya target yang telah ditetapkan. Beberapa faktor yang perlu dievaluasi adalah : 1) Proses penetapan target per tahun. 2) Perilaku dan pola tindak dari karyawan yang bersangkutan. 3) Kompetensi karyawan.

8 4) Sistem dan prosedur. 5) Dukungan atasan. 6) Reward & recognition. b. Adakan diskusi one-to-one dengan karyawan tersebut. Diskusi berjalan efektif apabila atasan memiliki kemampuan : 1) Mendengar aktif penjelasan karyawan yang bersangkutan. 2) Menggali permasalahan dengan pertanyaan-pertanyaan yang memancing karyawan tersebut untuk bicara secara terbuka. 3) Meyakinkan pemahaman karyawan yang bersangkutan mengenai hal-hal yang perlu diperbaiki dan cara memperbaiki serta waktu evaluasi berikutnya. 4) Mencatat seluruh hasil diskusi dan kesepakatan yang dihasilkan. c. Format laporan konseling sebagaimana tercantum dalam Lampiran 3. d. Melakukan tindak lanjut yang dibutuhkan : 1) Apabila permasalahan berkaitan dengan kompetensi karyawan maka tindak lanjut yang diberikan adalah coaching atau pelatihan. 2) Apabila permasalahan berkaitan dengan reward & recoqnition maka tindak lanjut yang diberikan adalah memperbaiki pemberian reward & recoqnition yang memotivasi karyawan untuk menghasilkan yang terbaik. 3) Apabila permasalahan berkaitan dengan kelalaian karyawan yang bersangkutan maka tindak lanjut yang diberikan adalah tindakan disiplin yang diproses sesuai ketentuan yang berlaku. 4) Apabila permasalahan berkaitan dengan sistem dan prosedur maka tindak lanjut yang diberikan adalah mengevaluasi ulang sistem dan prosedur yang ada dan memperbaiki bila diperlukan. 5) Apabila permasalahan berkaitan dengan disain dari tugas maka tindak lanjut yang diberikan adalah menata ulang tugas. 6) Apabila permasalahan berkaitan dengan faktor eksternal seperti tekanan pasar/persaingan maka tindak lanjut yang diberikan adalah mendapatkan komitmen dari karyawan untuk berusaha mengatasi permasalahan yang dihadapi secara bersama.

9 Adapun proses konseling SKI dapat dilihat pada Gambar 11 dibawah ini : Pegawai yang dinilai Penilai I atau unit konseling Butuh konseling Mencari akar permasalahan Diskusi Tindak lanjut Ya Perlu pengembangan Pengembangan Tidak Pencapaian target-target Gambar 11. Proses konseling SKI c. Pengumpulan data, dokumentasi, dan pengamatan : Data yang dibutuhkan, yang berkaitan dengan target individu yang telah ditetapkan, harus dicatat dan terdokumentasi dengan baik. Data dan dokumentasi yang dilakukan harus dapat dapat diaudit dan ditelusuri untuk menemukan permasalahan utama yang terjadi. Pengamatan selama berlangsungnya aktivitas kerja karyawan juga harus dilakukan oleh atasan langsung. Pengamatan tersebut dilakukan terhadap proses kerja, metode kerja, dan kualitas kerja. Tujuan pengawasan adalah untuk mengantisipasi terjadinya penyimpangan terhadap perencanaan SKI yang telah ditetapkan baik kualitas maupun kuantitas melalui pengawasan melekat. d. Diagnosa dan coaching : Bila ditemukan ada permasalahan yang dihadapi karyawan yang berkaitan dengan tugas yang diembannya, atasan dan karyawan yang bersangkutan harus melakukan diagnosa penyebab masalah. Dalam hal hasil diagnosa menunjukkan karyawan tersebut membutuhkan bimbingan yang berkaitan

10 dengan upaya meningkatkan kompetensi karyawan, maka atasan harus melakukan proses coaching. Dalam hal karyawan tersebut membutuhkan bantuan sumber daya tertentu, maka atasan harus dapat memberikan dukungan untuk menyediakan sumber daya dimaksud. Coaching bertujuan untuk memberikan arahan teknis mengenai tata cara dan pola kerja yang harus dilakukan karyawan agar dapat meningkatkan pengetahuan dan keahlian dalam melaksanakan tugas. SKU harus sejalan dengan rencana jangka panjang yang tertuang pada Corporate Strategic Scenario (CSS). SKU yang ditetapkan merupakan Kontrak Manajemen (KM) antara Board of Directors dengan pimpinan unit. SKU yang ditetapkan bertujuan untuk mencapai sasaran perusahaan dan sasaran unit tahun berjalan sesuai dengan fungsi dan peran unit tersebut. Saat menetapkan SKU maka harus diikuti dengan penetapan standar, cara mengukur kinerja, dan sumber data yang disepakati sebagai basis pengukuran. SKU kemudian dijabarkan menjadi SKU tingkat departemen/fungsi-fungsi yang ada pada unit tersebut. Penyusunan SKI harus mendukung Corporate Strategic Scenario (CSS) dan KM yang dituangkan dalam SKU. Berdasarkan SKU, kepala unit bertugas menjabarkan ke seluruh unit kerja yang berada di bawahnya dan masing-masing karyawan membuat SKI yang merupakan penjabaran dari SKU dan selaras dengan job description serta misi jabatan/posisi. Penetapan SKI masing-masing karyawan berdasarkan fungsi dan tugas masing-masing karyawan sebagaimana tertuang dalam job description, oleh sebab itu tidak seluruh unsur SKU harus masuk dalam SKI setiap karyawan pada unit tersebut. Adapun pola penyusunan SKI (SKU dan Program Kerja) dapat dilihat pada Gambar 12 dibawah ini :

11 DIRUT : SKU : CAM, RKAP Program Kerja : Menjabarkan Kontrak Manajemen (KM) ke dalam beberapa program DIREKTUR, SEKPER, Ka IA, Ka CPG, Ka CTG : SKU : Mengacu Kontrak Manajemen, Program Kerja : Menjabarkan SKU ke dalam aktivitas, dan membagi SKU ke fungsi-fungsi dibawah pengendaliannya dan diselaraskan dengan job description dan misi jabatan/posisi Para Kadiv, Para Assisten/setingkat di CO, Para KAPUS SKU : Mengacu kepada Kontrak Manajemen/RKAP/RMO Unit Program Kerja : Menjabarkan SKU ke dalam aktivitas, dan membagi SKU ke fungsi-fungsi dibawah pengendaliannya dan diselaraskan dengan job description dan misi jabatan/posisi Para KAKANDATEL/setingkat di Divisi & Pusat, Para KABID/setingkat di Divisi & Pusat, Para Analis/setingkat di CO : SKU : Mengacu kepada Program Kerja Atasan dan diselaraskan dengan job description dan misi jabatan/posisi masing-masing Program Kerja : Menjabarkan SKU masing-masing ke dalam aktivitas Gambar 12. Pola penyusunan SKI, SKU dan program kerja Pada dasarnya seluruh karyawan wajib membuat SKI, karena merupakan salah satu pedoman untuk penentuan pengembangan kompetensi, peningkatan karir, dan peningkatan gaji. Format SKI mempunyai tujuh komponen yaitu : SKU, bobot SKU, program, bobot program, target waktu, target output, dan hubungan (internal dan eksternal). Contoh sampul SKI dapat dilihat pada Lampiran 4. Dan format penilaian SKI dapat dilihat pada Lampiran 5. Saat penyusunan SKI, maka harus diikuti dengan penetapan standar, cara mengukur kinerja, dan sumber data yang disepakati sebagai basis pengukuran. Penyusunan SKI harus selesai paling lambat satu bulan setelah penetapan SKU. Manajer Lini dituntut agar berperan secara optimal dalam membagi tugas, dan menetapkan target SKI bawahannya yang dilaksanakan melalui proses negosiasi.

12 Proses penyusunan SKI hendaknya dilaksanakan secara cermat atau matang dan antisipatif atas program kerja manajerial, sehingga dapat mengeliminasi munculnya program tambahan yang bersifat strategis di kemudian hari. Bila dalam pelaksanaannya tidak dapat dihindari, maka tugas tambahan tersebut agar dibuat tertulis dan dimasukkan sebagai SKI bagi karyawan tersebut dengan melakukan revisi terhadap SKI yang ada. Bagi karyawan yang mutasi atau penempatan baru setelah pendidikan, wajib membuat SKI apabila lebih dari tiga bulan di unit kerja yang baru. Adapun proses penyusunan SKI dapat dilihat pada Gambar 13 di bawah ini : Pegawai yang dinilai Atasan langsung (Penilai I) Atasan penilai I (Penilai II) Penyusunan SKI Penetapan SKU Negosiasi target : Waktu & Output Setuju Tanda tangan SKI yang telah disepakati Tanda tangan SKI yang telah disepakati Tanda tangan SKI yang telah disepakati SKI yang telah disepakati Gambar 13. Proses penyusunan SKI Target adalah standar kinerja yang besarannya ditetapkan oleh pejabatpejabat yang ditunjuk, untuk direalisasikan pada suatu periode. Target disusun berdasarkan RKAP/RKM yang diturunkan kepada masing-masing unit, baik secara kuantitatif, kualitatif dan waktu. Tujuan dari penetapan target ini adalah agar karyawan lebih terstruktur dalam melakukan pekerjaannya dalam kurun waktu satu tahun ke depan. Target dapat dibagi menjadi dua yaitu : target waktu yang menyatakan batas waktu selesai pelaksanaan suatu pekerjaan dan target output (hasil) yang menyatakan jumlah suatu satuan atas sasaran yang akan dicapai seperti ukuran finansial, ukuran

13 standar teknis/operasi, ukuran behavior (customer/employee satisfaction), dan ukuran kualitas. Dalam menyusun target perlu diperhatikan prinsip SMART (Streching, Measurable, Achievable, Realistic, Time Related). Streching, yaitu target yang ditetapkan sejalan dengan nilai-nilai organisasi, misi jabatan/posisi, dan job description dan mendorong pencapaian kinerja yang prima dan kepuasan kerja. Measurable, yaitu ukuran yang ditetapkan dapat diukur dan dipertanggungjawabkan dengan baik. Achievable, yaitu target ditetapkan telah memperhitungkan tingkat kesulitan, keterbatasan-keterbatasan yang dihadapi. Realistic, yaitu target yang ditetapkan dapat dicapai karena berada pada ambang batas kemampuan maksimum yang bersangkutan. Sedangkan time related yaitu target yang ditetapkan dapat diselesaikan secara baik dalam batas waktu yang ditetapkan. Pedoman penetapan target adalah target harus mengukur hasil, bukan proses atau usaha yang dilakukan, target harus berada pada kendali karyawan yang bersangkutan, target harus objektif dan terukur, data untuk penilaian harus ada atau terdokumentasi dan cara mengukur yang ditetapkan harus diterapkan sepanjang memungkinkan. Implementasi penetapan target ini, setiap karyawan diharuskan membuat SKI untuk satu tahun ke depan yang dilakukan di awal tahun. Penetapan SKI adalah hasil kesepakatan antara karyawan yang bersangkutan dengan atasan langsung dari karyawan tersebut dan harus disesuaikan dengan SKU pada unit dimana dia berada. Setelah penetapan target dilakukan, langkah selanjutnya adalah proses negosiasi. Negosiasi adalah proses pencapaian kesepakatan dalam menetapkan program kerja dan target SKI antara seorang karyawan dengan atasannya. Negosiasi dilakukan antara bawahan dan atasan dalam rangka mencapai kesepakatan dalam program kerja dan target yang akan dicapai. Pada saat negosiasi ini karyawan dapat mengajukan kebutuhan yang diperlukan untuk mencapai target yang diharapkan. Sasaran kinerja individu yang telah disepakati harus mendapat persetujuan dari atasan langsung karyawan yang bersangkutan dan dituangkan dalam form SKI.

14 Penilaian kinerja individu menggunakan pola top-down (atasan akan menilai bawahannya). Evaluasinya dilakukan tiap triwulan dan untuk tiap akhir tahun akan dibuat laporan berkala, dan disini akan terlihat karyawan mana saja yang tidak sesuai dengan target dan bagi mereka akan diberikan konseling oleh atasannya langsung. Penilaian SKI dilaksanakan secara objektif dengan melihat tingkat pencapaian dalam setiap program maupun SKU yang dilakukan satu kali setahun. Penilaian secara objektif hanya dapat dilakukan bila didukung oleh data yang akurat dan komunikasi yang berkesinambungan telah dilakukan sepanjang tahun penilaian. Proses penilaian SKI ini dapat dilihat pada Gambar 14. Pegawai yang dinilai Atasan langsung (Penilai I) Atasan penilai I (Penilai II) Kabid SDM/DUKMAN AS BANGEKS CO Pencapaian targettarget Penilaian SKI Tindak lanjut (reward, recog, development) Tindak lanjut (reward, recog, development) Harmonisasi nilai (NKI = NKU) Catat HRIS & file SKI Ya Setuju Tidak Tanda tangan NKI SKI lembar 1 + Berkas PK & K Tanda tangan NKI Evaluasi Tanda tangan NKI Tindak lanjut Belum Ya Selaras NKI-NKU (SKI lembar II & Berkas PK & K) Nilai P & K untuk band III ke atas (Talent pool) Gambar 14. Proses penilaian SKI Proses penilaian SKI diawali dengan melihat pencapaian hasil karyawan berdasarkan target-target yang telah disepakati. Atasan langsung (Penilai I)

15 akan menilai kesesuaian SKI dan SKU, hingga mendapatkan nilai kinerja individu (NKI) dan nilai kinerja unit (NKU). NKI yang sudah dibandingkan dengan NKU akan ditandatangani oleh karyawan dan Penilai I. Jika karyawan merasa tidak setuju akan hasil NKI tersebut, maka akan dilakukan evaluasi oleh Atasan Penilai I (Penilai II) diteruskan untuk disepakati dan ditandatangani. Langkah berikutnya adalah menyelaraskan NKI dan NKU oleh Kepala Bidang SDM untuk dilaksanakan tindak lanjut atas hasil penilaian prestasi kerja karyawan. Program kerja disusun berdasarkan penjabaran dari SKU dan atau merupakan rincian dari program kerja atasan. Sebelum menetapkan program kerja, atasan dan karyawan yang bersangkutan melakukan evaluasi terhadap : rencana strategis perusahaan maupun rencana operasional, rencana kerja unit, nilai prestasi tahun sebelumnya dan deskripsi dari tugas karyawan yang bersangkutan. Penilaian SKI dibuat berdasarkan pencapaian atas program kerja dan nilai SKI dihitung sesuai pencapaian waktu dan output. Adapun formula perhitungan pencapaian waktu, pencapaian output dan nilai akhir adalah sebagai berikut : a. Pencapaian waktu = 1 + (Target waktu Realisasi waktu) x 100% Target waktu b. Pencapaian output = Realisasi output x 100 % Target output c. Pencapaian akhir = (Pencapaian output + Pencapaian waktu) x Bobot 2 Pembobotan SKU dan program kerja SKI didasarkan pada tingkat kepentingan dan tingkat kesulitan. Untuk pekerjaan yang sama bila dikerjakan lebih dari satu orang, maka pembobotan bisa berbeda antara satu orang dengan lainnya karena disesuaikan dengan tingkat keterlibatan karyawan tersebut dalam menentukan sukses tidaknya pekerjaan tersebut. Apabila pada saat pelaksanaan terdapat tambahan atau perubahan tugas, program kerja maupun besaran target maka perlu dilakukan penyesuaian terhadap uraian program kerja pada SKI maupun pembobotan masing-masing.

16 Adapun batasan nilai prosentase masing-masing prestasi (P1 s/d P5) dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Batasan nilai prosentase prestasi kerja PT. X Bogor Range Nilai (%) Prestasi Keterangan > 110 P1 Istimewa > 103 s/d < 110 P2 Baik sekali > 96 s/d < 103 P3 Baik > 90 s/d < 96 P4 Kurang < 90 P5 Kurang sekali Pihak pihak yang Menilai Pihak-pihak yang menilai kinerja individu yaitu atasan langsung (penilai I) dan atasan penilai I (penilai II). Atasan langsung yaitu posisi yang tepat berada di atasnya atau posisi yang memberikan pengawasan secara langsung. Atasan langsung biasanya seorang pejabat penilai, minimal membawahi karyawan yang dinilai selama 3 (tiga) bulan terus-menerus. Atasan penilai I yaitu atasan yang tidak memberikan pengawasan secara langsung (lebih jelasnya atasan dari atasan pertama). Peran atasan langsung adalah menetapkan SKI yang berkaitan dengan kontribusi karyawan yang sejalan dengan peran dan fungsi serta misi jabatan karyawan yang bersangkutan, menetapkan target baik output maupun waktu, melakukan negosiasi dengan menetapkan karyawan yang bersangkutan bahwa target-target tersebut dapat diselesaikan dengan baik, memberikan komitmen dukungan yang diperlukan bawahan untuk mencapai target, dan menandatangani SKI bilamana sudah disepakati. Peran atasan penilai I adalah menetapkan SKI atasan langsung, memeriksa SKI karyawan yang bersangkutan dan meyakini SKI tersebut sudah sejalan dengan SKU, job description dan misi jabatan, dan menandatangani SKI karyawan yang bersangkutan bilamana sudah disepakati. Atasan penilai I sesuai dengan fungsi dan perannya harus lebih objektif dalam memberikan penilaian dan dapat mengurangi unsur subjektivitas atasan langsung, sehingga nilai kerja individu para karyawan tersebut lebih realistis dan merupakan nilai kerja individu.

17 Pemanfaatan Hasil Penilaian Penilaian prestasi kerja pada PT X Bogor bermanfaat sebagai : 1. Pedoman tata cara perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan karyawan agar memberikan kontribusi maksimal terhadap pencapaian kinerja unit maupun perusahaan. 2. Alat komunikasi yang efektif diantara pelaku di dalam perusahaan tentang arah dan tujuan perusahaan jangka pendek dan jangka panjang. 3. Alat pengendali strategis dari manajemen, baik di tingkat kantor Korporat, Divisi maupun Unit Bisnis. 4. Standarisasi pola penilaian Kinerja Individu dan Kompetensi. 5. Alat manajemen SDM untuk pengembangan kompetensi dan karir karyawan. Review hasil akhir bertujuan : 1. Untuk melihat hasil total performansi organisasi, unit, dan individu. Hasil total performansi organisasi, unit, dan individu mungkin tidak harus sama, tetapi harus tetap dijaga keseimbangan secara proporsional. 2. Untuk melihat keseimbangan antara performansi organisasi, unit, dan individu. 3. Untuk melihat gap performansi yang perlu diperbaiki. Gap dapat terjadi pada pelaksanaan yang tidak mencapai target dan ketidakseimbangan nilai total individu dengan unit, atau unit dengan organisasi Uji Validitas dan Reliabilitas Hasil Uji Validitas Uji validitas untuk mengetahui apakah variabel indikator mampu mengukur variabel laten. Ghozali dan Fuad (2005) mengatakan bahwa validitas suatu indikator dapat dievaluasi dengan tingkat signifikansi pengaruh antara variabel laten dengan indikatornya. Jika nilai loadingnya (λ) signifikan yaitu nilai t lebih besar dari 1,96 dengan tingkat signifikansi lima persen, maka suatu indikator tersebut adalah valid. Berdasarkan Gambar 15, dapat dilihat bahwa semua indikator valid.

18 Gambar 15. Nilai t model pengaruh penilaian prestasi kerja terhadap promosi jabatan Hasil Uji Reliabilitas Uji reliabilitas dilakukan terhadap model struktural dalam penelitian ini untuk melihat kekonsistenan variabel indikator dalam mengukur variabel laten. Pada penelitian ini, uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan jenis pengukuran construct reliability. Hasil perhitungan uji reliabilitas dapat dilihat pada Lampiran 6. Pada Lampiran 6 dapat dilihat bahwa nilai construct reliability variabel penilaian prestasi kerja dan variabel promosi jabatan memiliki nilai yang baik yaitu 0,57 dan 0,75, berada diatas 0,6 (Bagozzi dan Yi, 1988 dalam Ghozali dan Fuad, 2005). Reliabilitas yang tinggi menunjukkan bahwa indikator mempunyai kekonsistenan yang tinggi dalam mengukur variabel laten. Nilai reliabilitas tertinggi yaitu pada variabel promosi jabatan sebesar 0, Keberhasilan Sensus Setelah uji validitas dan reliabilitas dilakukan terhadap kuesioner yang disebarkan kepada karyawan, kemudian diuji keberhasilan dari sensus yang dilakukan dalam penelitian dengan perhitungan sebagai berikut : Keberhasilan sensus = Objek yang berhasil disensus x 100% Jumlah seluruh objek sensus

19 Keberhasilan sensus = 100 x 100% = 100% 100 Berdasarkan hasil perhitungan dari 100 karyawan yang ada, semua karyawan dapat mengisi kuesioner. Hal ini dapat terjadi karena waktu yang diperlukan untuk menyebarkan kuesioner cukup lama sehingga pengumpulan kuesioner dapat dilakukan secara optimal dan sensus yang dilakukan dalam penelitian ini mencapai keberhasilan sebesar 100 persen Analisis Persepsi Karyawan Terhadap Penilaian Prestasi Kerja dan Promosi Jabatan Penilaian prestasi kerja akan menjadi sistem yang baik jika dapat dipahami dan diterima karyawan. Oleh karena itu, analisis persepsi karyawan terhadap penilaian prestasi kerja dan promosi jabatan perlu dilakukan dalam penelitian ini. Skala yang digunakan untuk melihat persepsi karyawan terhadap penilaian prestasi kerja dan promosi adalah skala Likert. Nilai rentang skala (RS) yang didapat adalah 0,75, yang didapat dari rumus sebagai berikut : RS = 4-1 = 0,75 4 Nilai skor rataan diperoleh dari hasil perkalian antara skor nilai jawaban berdasarkan skala dengan jumlah karyawan. Berdasarkan nilai skor rataan tersebut, maka posisi tanggapan / keputusan karyawan : Tabel 4. Posisi tanggapan / keputusan karyawan Skor Nilai Tanggapan / Keputusan Karyawan 1,00 1,75 Sangat tidak baik 1,76 2,50 Tidak baik 2,51 3,25 Baik 3,26 4,00 Sangat baik Posisi tersebut jika diinterprestasikan adalah sebagai berikut : 1. Jika nilai skor rataan yang dihasilkan berada di dalam rentang 1 sampai 1,75 maka pelaksanaan penilaian prestasi kerja dan promosi jabatan sangat tidak sesuai dengan harapan karyawan. 2. Jika nilai skor rataan yang dihasilkan berada di dalam rentang 1,75 sampai 2,50 maka pelaksanaan penilaian prestasi kerja dan promosi jabatan karyawan tidak sesuai dengan harapan karyawan.

20 3. Jika nilai skor rataan dihasilkan berada di dalam rentang 2,50 sampai 3,25 maka pelaksanaan penilaian prestasi kerja dan promosi jabatan sesuai dengan harapan karyawan. 4. Jika nilai skor rataan yang dihasilkan berada di dalam rentang 3,25 sampai 4 maka pelaksanaan penilaian prestasi kerja dan promosi jabatan sangat sesuai dengan harapan karyawan Persepsi Karyawan Terhadap Penilaian Prestasi Kerja Analisis persepsi karyawan terhadap penilaian prestasi kerja dilakukan berdasarkan proses penilaian prestasi kerja, pihak-pihak yang menilai dan pemanfaatan hasil penilaian. Masing-masing komponen terdiri dari beberapa pertanyaan yang menggambarkan penilaian prestasi kerja. Berdasarkan Tabel 5, dapat diketahui bahwa karyawan memiliki persepsi yang baik terhadap proses penilaian prestasi kerja yang diterapkan perusahaan. Karyawan mengetahui dengan baik prosedur (tata cara), tujuan, standar prestasi dan hal (faktor) yang dinilai dalam pelaksanaan penilaian prestasi kerja. Hal ini sesuai dengan pendapat Dessler (1997), yang mengatakan bahwa penilaian prestasi kerja merupakan suatu prosedur yang terdiri dari penetapan standar kinerja, penilaian dan akhirnya memberi umpan balik kepada karyawan atas hasil kinerjanya tersebut. Karyawan memahami makna faktor-faktor penilaian prestasi kerja sebagai acuan oleh perusahaan dalam penilaian prestasi kerja dengan baik. Karena karyawan selalu berpedoman pada SKU dan SKI yang telah ditetapkan sebelumnya. Manajemen PT X Bogor berdasarkan Management By Objective, yang sejalan dengan pendapat Rivai (2006) dimana Management By Objective adalah suatu bentuk penilaian dimana karyawan dan penyelia bersama-sama menetapkan tujuan-tujuan atau sasaran-sasaran pelaksanaan kerja di waktu yang akan datang.

21 Tabel 5. Persepsi karyawan terhadap proses penilaian prestasi kerja No. Indikator Penilaian Prestasi Kerja Skor Rataan Interpretasi Hasil 1. Prosedur (tata cara) penilaian prestasi kerja 3,46 Sangat baik 2. Tujuan diadakannya penilaian prestasi kerja 3,43 Sangat baik 3. Hal (faktor) yang dinilai dalam 3,30 Sangat baik pelaksanaan penilaian prestasi kerja 4. Faktor-faktor penilaian prestasi kerja sebagai acuan oleh perusahaan dalam penilaian prestasi kerja 3,40 Sangat baik 5. Standar prestasi yang diterapkan 3,39 Sangat baik perusahaan dalam penilaian prestasi kerja 6. Keobjektifan dalam pelaksanaan penilaian 3,38 Sangat baik prestasi kerja 7. Kesesuaian unit tempat bekerja karyawan 3,32 Sangat baik 8. Mampu membedakan karyawan produktif 3,28 Sangat baik dan tidak produktif 9. Kepuasan hasil penilaian bagi karyawan 3,21 Baik 10. Hasil penilaian diketahui dengan baik oleh karyawan 3,33 Sangat baik 11. Penilaian prestasi kerja dapat menilai seluruh lapisan karyawan 3,34 Sangat baik 12. Penilaian prestasi kerja dapat diterima oleh semua pihak 3,21 Baik 13. Penilaian prestasi kerja mudah untuk dilakukan 3,79 Sangat baik 14. Pelaksanaan penilaian prestasi kerja 3,32 Sangat baik dilaksanakan dengan baik Total 3,37 Sangat baik Karyawan mengakui penilaian prestasi kerja dilaksanakan secara objektif dan sesuai dengan unit tempat kerja karyawan. Karena distribusi SKU dilakukan secara merata ke seluruh karyawan di setiap unit yang disesuaikan dengan brand posisi dan kompetensi karyawan. Dan penilaian prestasi kerja tersebut mampu membedakan karyawan yang produktif dan tidak produktif. Karyawan merasa puas dengan hasil penilaian prestasi kerja dan dapat mengetahui hasil penilaian prestasi kerjanya. Sehingga dapat diterima oleh seluruh lapisan karyawan dan semua pihak. Sesuai dengan pendapat Cascio (2003) dalam Setiawati (2005), yang menyatakan bahwa penilaian prestasi kerja yang efektif

22 harus memenuhi beberapa syarat yaitu relevan, sensitif, dapat dipercaya, kemamputerimaan, dan praktis. Tabel 6. Persepsi karyawan terhadap pihak-pihak yang menilai No. Indikator Penilaian Prestasi Kerja Skor Rataan Interpretasi Hasil 1. Prestasi dinilai oleh Atasan langsung 3,32 Sangat baik 2. Penilaian prestasi kerja dilakukan oleh 3,36 Sangat baik bawahan dan rekan sekerja 3. Penilaian prestasi kerja dilakukan oleh 3,36 Sangat baik semua pihak 4. Dalam pelaksanaan penilaian prestasi 3,36 Sangat baik kerja, atasan selalu memberikan saran/ perbaikan 5. Dalam pelaksanaan penilaian prestasi 3,24 Baik kerja, atasan selalu mendiskusikan hasil penilaian prestasi kerja 6. Perusahaan selalu menjamin kerahasiaan 3,38 Sangat baik hasil penilaian 7. Atasan memahami deskripsi pekerjaan 3,39 Sangat baik karyawan yang dinilainya Total 3,34 Sangat baik Tabel 6 menunjukkan bahwa penilaian prestasi kerja yang dinilai oleh atasan langsung, bawahan dan rekan sekerja serta semua pihak dapat dilaksanakan dengan baik. Sesuai dengan pendapat Rivai (2006), yang menyatakan bahwa yang berfungsi sebagai penilai dalam penilaian prestasi kerja adalah atasan (atasan langsung), dan bawahan langsung (jika karyawan yang dinilai mempunyai bawahan langsung). Dalam pelaksanaan penilaian prestasi kerja, atasan selalu memberikan saran/perbaikan dan mendiskusikan hasil penilaian prestasi kerja kepada para karyawan agar prestasi karyawan meningkat. Jika dari hasil diagnosa ditemukan karyawan yang membutuhkan bimbingan yang berkaitan dengan prestasi kerjanya, maka atasan harus melakukan proses coaching, agar pengetahuan dan keahlian karyawan dapat meningkat. Atasan harus memahami deskripsi pekerjaan karyawan yang akan dinilainya. Dan perusahaan selalu menjamin kerahasiaan hasil penilaian prestasi kerja dalam arti hanya pihak-pihak yang berkepentingan saja yang boleh mengetahui hasil penilaian. Dengan hal tersebut merasa nyaman dan bebas menilai atasan atau rekan sekerjanya.

23 Tabel 7. Persepsi karyawan terhadap pemanfaatan hasil penilaian No. Indikator Penilaian Prestasi Kerja Skor Rataan Interpretasi Hasil 1. Penilaian prestasi kerja memberikan 3,37 Sangat baik manfaat dalam perbaikan prestasi kerja 2. Penilaian prestasi kerja memberikan 3,36 Sangat baik manfaat dalam pengembangan karyawan 3. Penilaian prestasi kerja memberikan 3,23 Baik pengaruh dalam keputusan kompensasi (promosi, kenaikan gaji) 4. Penilaian prestasi kerja memberikan 3,19 Baik pengaruh dalam keputusan pelatihan 5. Penilaian prestasi kerja memberikan 3,37 Sangat baik pengaruh keputusan karir 6. Penilaian prestasi kerja merupakan sarana 3,36 Sangat baik untuk mendapatkan umpan balik bagi perusahaan 7. Penilaian prestasi kerja bermanfaat untuk 3,30 Sangat baik mengetahui kekuatan dan kelemahan karyawan Total 3,31 Sangat baik Tabel 7 menerangkan bahwa penilaian prestasi kerja sangat bermanfaat bagi karyawan dalam perbaikan prestasi kerja, pengembangan karyawan dan keputusan kompensasi. Serta memberikan pengaruh dalam keputusan pelatihan dan keputusan karir karyawan. Karyawan menyadari bahwa penilaian prestasi kerja merupakan sarana bagi karyawan untuk mendapatkan umpan balik dari perusahaan. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Mangkupawira (2004), yang berpendapat bahwa tujuan dan manfaat penilaian prestasi kerja adalah perbaikan kinerja, penyesuaian kompensasi, keputusan penempatan, kebutuhan pelatihan dan pengembangan, perencanaan dan pengembangan karir, dan sebagainya. Tabel 8. Persepsi karyawan terhadap penilaian prestasi kerja No. Komponen Penilaian Prestasi Kerja Skor Rataan Interpretasi Hasil 1. Proses penilaian prestasi kerja 3,37 Sangat baik 2. Pihak-pihak yang menilai 3,34 Sangat baik 3. Pemanfaatan hasil penilaian 3,31 Sangat baik Total 3,34 Sangat baik

24 Secara umum dapat disimpulkan bahwa penilaian prestasi kerja yang dianut PT X Bogor dapat dikategorikan sangat baik. Terlihat dari hasil skor rataan yang nilainya di atas 3,34 artinya karyawan sangat setuju terhadap indikator-indikator penilaian prestasi kerja. Hal tersebut dikarenakan karyawan mengetahui dengan baik prosedur, tujuan, standar prestasi dan faktor yang dinilai dalam pelaksanaan penilaian prestasi kerja. Atasan dan karyawan bekerja sama dengan baik dalam penilaian prestasi kerja, dimana atasan melalukan coaching jika menemukan hambatan dalam mencapai target yang telah disepakati. Dan karyawan merasakan manfaat dari hasil penilaian prestasi kerja yang sesuai dengan pendapat Mangkupawira (2004), yang berpendapat bahwa tujuan dan manfaat penilaian prestasi kerja adalah perbaikan kinerja, penyesuaian kompensasi, keputusan penempatan, kebutuhan pelatihan dan pengembangan, perencanaan dan pengembangan karir, dan sebagainya Persepsi Karyawan Terhadap Promosi Jabatan Karyawan Pelaksanaan promosi jabatan disesuaikan dengan hasil penilaian prestasi kerja, dimana batasan nilai prosentase masing-masing prestasi dapat dilihat pada Tabel 3. Karyawan yang mendapatkan nilai P1 ( > 110 %) akan mendapatkan prioritas promosi jabatan, sedangkan karyawan yang mendapatkan nilai P5 (< 90 %) tidak akan dapat melakukan promosi jabatan. Dan jika ada dua orang karyawan atau lebih yang berada pada posisi sama misalkan pada posisi P2, maka karyawan yang berada pada posisi sama tersebut harus menyampaikan suatu prestasi kerja yang telah dicapainya, melakukan tes akademis dan wawancara, kemudian akan dilihat latar belakang pendidikannya. Karyawan yang terpilih adalah karyawan yang memiliki nilai terbesar dari hasil tes-tes tersebut. Analisis persepsi karyawan terhadap promosi jabatan karyawan dilakukan berdasarkan pertanyaan yang diberikan kepada karyawan. Hasil perhitungan skor rataan persepsi karyawan terhadap promosi jabatan dapat dilihat pada Tabel 9.

25 Tabel 9. Persepsi karyawan terhadap asas promosi jabatan No. Indikator Promosi Jabatan Karyawan Skor Rataan Interpretasi Hasil 1. Jabatan karyawan sesuai dengan latar 3,38 Sangat baik belakang pendidikan 2. Perusahaan memberikan kesempatan untuk 3,36 Sangat baik mengisi kekosongan jabatan 3. Perusahaan memberikan kesempatan untuk 3,49 Sangat baik mengembangkan karir 4. Atasan memberikan jabatan sesuai dengan kemampuan karyawan 3,31 Sangat baik 5. Pelaksanaan promosi jabatan oleh perusahaan 3,28 Sangat baik telah dilakukan secara objektifitas, dalam arti tidak membedakan karyawan berdasarkan kedekatan hubungan dengan atasan, suku, agama dan jenis kelamin Total 3,36 Sangat baik Berdasarkan Tabel 9, dapat diketahui bahwa perusahaan memberikan kesempatan kepada para karyawan untuk mengembangkan karir, salah satunya adalah dengan promosi jabatan. Karena setiap karyawan pasti menginginkan adanya suatu promosi jabatan. Dan karyawan memandangnya sebagai penghargaan atas prestasi kerja yang telah dilakukan (Siagian, 2004 dalam Setiawati, 2005). Karyawan merasa setuju bahwa jabatannya sesuai dengan latar belakang pendidikannya dan atasan selalu memberikan jabatan sesuai dengan kemampuan karyawan. Karyawan merasakan bahwa perusahaan telah memberikan kesempatan untuk mengisi kekosongan jabatan. Dan pelaksanaan promosi jabatan oleh perusahaan telah dilakukan secara objektif. Tabel 10. Persepsi karyawan terhadap syarat promosi jabatan No. Indikator Promosi Jabatan Karyawan Skor Rataan Interpretasi Hasil 1. Karyawan mengetahui syarat promosi jabatan yang diberlakukan perusahaan 3,27 Sangat baik 2. Perusahaan menetapkan disiplin sebagai syarat dalam promosi jabatan 3,28 Sangat baik 3. Prestasi kerja merupakan syarat yang 3,26 Sangat baik telah ditetapkan perusahaan sebagai syarat promosi jabatan 4. Perusahaan menetapkan loyalitas sebagai 3,21 Baik syarat dalam promosi jabatan Total 3,26 Sangat baik

26 Berdasarkan Tabel 10, dapat diketahui bahwa karyawan memiliki persepsi yang sangat baik terhadap syarat promosi jabatan yang diberlakukan perusahaan, karena karyawan mengetahui syarat-syarat promosi jabatannya. Karyawan sangat setuju, jika disiplin dan prestasi kerja ditetapkan sebagai syarat dalam promosi jabatan. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Hasibuan (2003) yang mengatakan bahwa syarat promosi yaitu jujur pada diri sendiri, bawahan serta perjanjian dalam menjalankan jabatan yang dipegangnya, disiplin kepada diri sendiri, tugas-tugas dan mentaati peraturan yang berlaku, serta mencapai prestasi kerja baik secara kualitatif dan kuantitatif yang dapat dipertanggungjawabkan, mampu bekerjasama dengan rekan kerjanya baik secara vertikal maupun horizontal, dan memiliki kecakapan. Tabel 11. Persepsi karyawan terhadap prosedur promosi jabatan No. Indikator Promosi Jabatan Karyawan Skor Rataan Interpretasi Hasil 1. Karyawan mengetahui prosedur promosi 3,20 Baik jabatan yang berlaku pada perusahaan 2. Karyawan mengetahui waktu pelaksanaan 3,05 Baik promosi jabatan dalam perusahaan 3. Prosedur pelaksanaan promosi jabatan 3,06 Baik sudah efektif dan efisiensi Total 3,10 Baik Tabel 11 menunjukkan bahwa karyawan mengetahui prosedur dan waktu pelaksanaan promosi jabatan dalam perusahaan. Dengan pengetahuan mengenai prosedur dan waktu promosi jabatan, karyawan dapat mempersiapkan diri dan berlatih terlebih dahulu. Karyawan dapat menanyakan kepada atasan langsung mengenai hal-hal yang akan ditanyakan pada saat wawancara dengan atasan II. Prosedur pelaksanaan promosi jabatan yang diberlakukan perusahaan sudah efektif dan efisien. Karena dilakukan secara praktis dan sesuai prosedur.

27 Tabel 12. Persepsi karyawan terhadap dasar promosi jabatan No. Indikator Promosi Jabatan Karyawan Skor Rataan Interpretasi Hasil 1. Perusahaan mempertimbangkan hasil 3,25 Baik penilaian prestasi kerja yang telah dicapai karyawan 2. Atasan memberikan dukungan kepada 3,25 Baik karyawan untuk melakukan promosi jabatan 3. Karyawan yang cakap/ahli dalam 3,25 Baik pekerjaannya menjadi prioritas pertama perusahaan dalam memberikan kesempatan promosi jabatan 4. Promosi jabatan sudah berdasarkan 3,25 Baik pengalaman dan kecakapan karyawan dalam bekerja Total 3,25 Baik Tabel 12 menerangkan bahwa perusahaan selalu mempertimbangkan hasil penilaian prestasi kerja yang telah dicapai karyawan dan atasan selalu memberikan dukungan kepada karyawan untuk melakukan promosi jabatan. Dukungan tersebut dilakukan melalui proses negosiasi ketika menetapkan target SKI, dimana karyawan dan atasan berhak menetapkan target yang mampu dicapai karyawannya. Karyawan setuju jika karyawan yang cakap/ahli dalam pekerjaannya serta memiliki pengalaman dan kecakapan menjadi prioritas perusahaan dalam memberikan kesempatan promosi jabatan. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Hasibuan (2003), dimana dasar promosi jabatan yaitu pengalaman, kecakapan, dan kombinasi pengalaman dan kecakapan.

28 Tabel 13. Persepsi karyawan terhadap tujuan promosi jabatan No. Indikator Promosi Jabatan Karyawan Skor Rataan Interpretasi Hasil 1. Karyawan mengetahui tujuan perusahaan mengadakan promosi jabatan 3,18 Baik 2. Karyawan merasa diakui keberadaaanya oleh perusahaan 3,31 Sangat baik 3. Promosi jabatan membuat karyawan lebih 3,45 Sangat baik bersemangat dan senang terhadap pekerjaannya sehingga dapat meningkatkan produktivitas karyawan 4. Promosi jabatan yang diterima karyawan 3,42 Baik membuatnya puas, bangga dan menyebabkan status sosialnya semakin tinggi 5. Dengan adanya promosi jabatan, 3,35 Sangat baik pendapatan dan nilai finansial karyawan semakin meningkat Total 3,34 Sangat baik Berdasarkan Tabel 13, dapat dilihat bahwa karyawan mengetahui tujuan diadakannya promosi jabatan dan karyawan merasa diakui keberadaannya oleh perusahaan. Promosi jabatan membuat karyawan lebih bersemangat dan senang terhadap pekerjaaannya sehingga dapat meningkatkan produktivitas, serta menyebabkan status sosial dan pendapatan/nilai finansialnya semakin meningkat. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Hasibuan (2003), yang berpendapat bahwa promosi jabatan bertujuan untuk memberikan pengakuan, jabatan, dan imbalan jasa yang semakin besar kepada karyawan yang berprestasi kerja tinggi, menimbulkan kepuasan dan kebanggan pribadi, status sosial yang semakin tinggi dan penghasilan yang semakin besar, merangsang karyawan agar bekerja lebih bergairah, bersemangat, dan berdisiplin. Dengan promosi jabatan, gaji dasar karyawan dapat meningkat. Peningkatan gaji dasar tersebut berdasarkan nilai prosentase prestasi kerja yang terdapat pada Tabel 3. Dimana pada tingkat P1, gaji dasar akan meningkat sebesar 8 %, P2 gaji dasar meningkat sebesar 6 %, P3 gaji dasar meningkat 4 %, P4 gaji dasar meningkat 2 persen dan P5 tidak mengalami peningkatan.

29 Tabel 14. Persepsi karyawan terhadap promosi jabatan karyawan No. Komponen Promosi Jabatan Karyawan Skor Rataan Interpretasi Hasil 1. Asas promosi jabatan 3,36 Sangat baik 2. Syarat promosi jabatan 3,26 Sangat baik 3. Prosedur promosi jabatan 3,10 Baik 4. Dasar promosi jabatan 3,25 Baik 5. Tujuan promosi jabatan 3,34 Sangat baik Total 3,26 Sangat baik Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa promosi jabatan karyawan PT X Bogor berada pada kategori sangat baik. Hal ini berarti dapat dilihat bahwa hasil persepsi karyawan mengenai promosi jabatan memiliki skor rataan 3,26 yang berarti sangat baik. Dalam hal ini karyawan sudah memiliki kemampuan yang baik dalam bekerja yang meliputi pengetahuan, sikap dan memiliki hubungan kerja yang baik. Disiplin dan prestasi kerja merupakan syarat dalam promosi jabatan. Dasar promosi jabatan diprioritaskan kepada karyawan yang berpengalaman dan memiliki kecakapan. Promosi jabatan memberikan semangat kepada karyawan sehingga dapat meningkatkan produktivitas, serta menyebabkan status sosial dan pendapatan/nilai finansialnya semakin meningkat Pengaruh Penilaian Prestasi Kerja terhadap Promosi Jabatan Karyawan Setelah mengetahui kondisi penilaian prestasi kerja dan promosi jabatan secara keseluruhan berdasarkan nilai skor rataan, selanjutnya akan dilihat pengaruh penilaian prestasi kerja terhadap promosi jabatan. Dalam penelitian ini besarnya pengaruh penilaian prestasi kerja terhadap promosi jabatan karyawan dapat diketahui dengan menggunakan metode Structural Equation Modeling (SEM) dan metode unweighted least square. Model tersebut digunakan untuk mengetahui bentuk dan besar pengaruh antara dua variabel, yaitu variabel laten bebas dan variabel laten tidak bebas. Penilaian prestasi kerja (ξ) merupakan variabel laten bebas dan promosi jabatan karyawan (η) merupakan variabel laten tidak bebas. Variabel penelitian dan indikator-indikator yang diukur dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 15.

30 Tabel 15. Variabel-variabel penelitian Variabel Penelitian Indikator yang diukur No Pertanyaan Penilaian prestasi 1. Proses penilaian prestasi kerja 1 s/d 14 kerja (ξ) 2. Pihak-pihak yang menilai 3. Pemanfaatan hasil penilaian 15 s/d s/d 28 Promosi jabatan 1. Asas promosi jabatan 29 s/d 33 karyawan (η) 2. Syarat promosi jabatan 3. Prosedur promosi jabatan 4. Dasar promosi jabatan 5. Tujuan promosi jabatan 34 s/d s/d s/d s/d 49 Nilai dari masing-masing pertanyaan tiap komponen diambil nilai rataratanya. Pengambilan nilai rata-rata ini bertujuan untuk mendapatkan satu angka yang dapat mewakili setiap variabel indikator yang ada. Kemudian nilai tersebut diolah dengan menggunakan software LISREL 8.7 yang membentuk diagram lintas model pengaruh penilaian prestasi kerja terhadap promosi jabatan karyawan yang dapat dilihat pada Gambar 16. Gambar 16. Diagram lintas model pengaruh penilaian prestasi kerja Terhadap promosi jabatan Secara keseluruhan uji kecocokan model ini dapat diterima. Kecocokan model ini dapat dilihat pada Lampiran 7. Dimana RMSEA sebesar 0,11 yang berarti cukup dekat dengan data yang ada. RMR memiliki nilai lebih kecil dari 0,1 yaitu 0,019 yang artinya nilai sisaan dalam membangun model pengaruh penilaian prestasi kerja terhadap promosi jabatan karyawan sudah sangat bagus. GFI yang dikatakan layak berada pada batas minimal 0,9 dalam penelitian ini GFI

31 memiliki nilai 0,90 yang berarti layak. Nilai AGFI yang sering dijadikan acuan suatu model dikatakan layak adalah 0,8 dalam penelitian ini nilai AGFI berada pada nilai 0,82 yang berarti layak. Nilai RMSEA, RMR, GFI dan AGFI yang dihasilkan menunjukkan bahwa model yang dibangun sudah fit (bagus) sehingga dapat digunakan untuk menduga parameter Pengaruh Variabel Laten Bebas dan Variabel Laten Terikat Gambar 16 menunjukkan bahwa penilaian prestasi kerja memberikan pengaruh nyata terhadap promosi jabatan karyawan sebesar 0,99 atau 99 persen dengan nilai t (Gambar 15) sebesar 7, 24 pada taraf nyata lima persen (>1,96). Hal ini menunjukkan bahwa setiap kenaikan satu persen penilaian prestasi kerja akan meningkatkan promosi jabatan karyawan sebesar 99 persen. Besarnya pengaruh penilaian prestasi kerja terhadap promosi jabatan karyawan ini dikarenakan karyawan menilai bahwa penilaian prestasi kerja merupakan salah satu cara yang dilakukan perusahaan dalam menilai karyawannya. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Mangkuprawira (2004) bahwa penilaian prestasi kerja adalah sebagai proses yang dilakukan perusahaan dalam mengevaluasi kinerja pekerjaan seseorang Variabel Laten Bebas Penilaian Prestasi Kerja Variabel laten bebas penilaian prestasi kerja dibentuk oleh beberapa indikator, yaitu proses penilaian prestasi kerja, pihak-pihak yang menilai dan pemanfaatan hasil penilaian. Berdasarkan Gambar 15 dan Gambar 16, besarnya pengaruh indikator yang paling besar secara berturut-turut dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Pihak-pihak yang menilai Pihak-pihak yang menilai (X2) memberikan kontribusi terbesar terhadap pembentukan efektivitas penilaian prestasi kerja yaitu sebesar 0,20 (20 persen) yang memiliki pengaruh nyata dengan nilai t sebesar 6,95 (>1,96). Hal ini berarti peningkatan efektivitas pihak-pihak yang menilai menyebabkan perubahan yang besar terhadap pembentukan efektivitas penilaian prestasi kerja. Kontribusi yang besar ini dikarenakan penilaian prestasi kerja dinilai oleh atasan langsung, bawahan, rekan sekerja dan semua pihak yang terkait. Sesuai

Lampiran 1. Lembar kuesioner penilaian prestasi kerja dan promosi jabatan karyawan

Lampiran 1. Lembar kuesioner penilaian prestasi kerja dan promosi jabatan karyawan Lampiran 1. Lembar kuesioner penilaian prestasi kerja dan promosi jabatan karyawan KUESIONER PENELITIAN Pengaruh Penilaian Prestasi Kerja terhadap Promosi Jabatan Karyawan PT X Bogor Terima kasih atas

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Manajemen Sumber Daya Manusia

TINJAUAN PUSTAKA Manajemen Sumber Daya Manusia II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Sumber Daya Manusia MSDM menurut Mangkuprawira (2004) merupakan penerapan pendekatan SDM dimana secara bersama-sama terdapat dua tujuan yang ingin dicapai, yaitu (1)

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan PT. Infomedia Solusi Humanika (INSANI) yang beralamatkan di Jl RS Fatmawati No 75 Jakarta Selatan didirikan di Jakarta pada 24 Oktober 2012 berdasarkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan ekonomi global dan kemajuan teknologi yang demikian cepat membawa dampak timbulnya persaingan usaha yang begitu ketat dan terjadi di semua sektor ekonomi.

Lebih terperinci

PENGARUH PENILAIAN PRESTASI KERJA TERHADAP PROMOSI JABATAN KARYAWAN PT X BOGOR. Oleh : NOVITA MAULIDA H

PENGARUH PENILAIAN PRESTASI KERJA TERHADAP PROMOSI JABATAN KARYAWAN PT X BOGOR. Oleh : NOVITA MAULIDA H PENGARUH PENILAIAN PRESTASI KERJA TERHADAP PROMOSI JABATAN KARYAWAN PT X BOGOR Oleh : NOVITA MAULIDA H24076090 PROGRAM SARJANA MANAJEMEN PENYELENGGARAAN KHUSUS DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 14 III. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian PT. YCH Indonesia adalah salah satu perusahaan distributor yang hampir 90% mendistribusikan produk susu dari perusahaan Frisian Flag Indonesia

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. penyelenggara informasi dan telekomunikasi (InfoComm) serta penyedia jasa dan

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. penyelenggara informasi dan telekomunikasi (InfoComm) serta penyedia jasa dan BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Riwayat Perusahaan PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk (TELKOM) merupakan perusahaan penyelenggara informasi dan telekomunikasi (InfoComm) serta penyedia jasa dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Divisi Telkom Regional III Jawa Barat dibentuk berdasarkan Peraturan Perusahaan PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk, nomor PD.202.06/r02/HK200/COP-J4000000/2014

Lebih terperinci

BAB 3 PERUMUSAN OBYEK PENELITIAN PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk

BAB 3 PERUMUSAN OBYEK PENELITIAN PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk 64 BAB 3 PERUMUSAN OBYEK PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian 3.1.1 PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. (PT. Telkom) merupakan perusahaan penyelenggara informasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Menurut Samsudin (2006: 22) Manajemen Sumber Daya Manusia (Human Resources Management) adalah suatu kegiatan pengelolaan yang meliputi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Umum PT. Pos Indonesia (Persero)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Umum PT. Pos Indonesia (Persero) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Profil Umum PT. Pos Indonesia (Persero) PT. Pos Indonesia (Persero) telah beberapa kali mengalami perubahan status mulai dari jawatan PTT (Post,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Gambaran Umum Objek Studi Gambar 1.1 Logo Perusahaan PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk.

BAB I PENDAHULUAN Gambaran Umum Objek Studi Gambar 1.1 Logo Perusahaan PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Studi Gambar 1.1 Logo Perusahaan PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Sumber: http://www.telkom.co.id/ 1.1.1. Profil Perusahaan PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk.

Lebih terperinci

Bab IV Usulan Perencanaan Investasi Teknologi Informasi

Bab IV Usulan Perencanaan Investasi Teknologi Informasi Bab IV Usulan Perencanaan Investasi Teknologi Informasi IV.1 Usulan Perencanaan Investasi Teknologi Informasi dengan Val IT Perencanaan investasi TI yang dilakukan oleh Politeknik Caltex Riau yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam mencapai tujuannya adalah tenaga kerja atau Sumber Daya Manusia

BAB I PENDAHULUAN. dalam mencapai tujuannya adalah tenaga kerja atau Sumber Daya Manusia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan - perusahaan selalu berupaya untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Salah satu faktor yang sangat mempengaruhi perusahaan dalam mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Dalam melakukan penelitian, penulis mengambil obyek di Divisi Enterprise (Dives), PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk (Telkom) untuk karyawan dengan jabatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Satu hal yang penting yaitu

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Satu hal yang penting yaitu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Suatu perusahaan dalam melaksanakan kegiatannya, baik perusahaan yang bergerak dibidang industri, perdagangan maupun jasa akan berusaha untuk mencapai tujuan

Lebih terperinci

BAB III OBYEK PENELITIAN. III.1 Profil Perusahaan PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk.

BAB III OBYEK PENELITIAN. III.1 Profil Perusahaan PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. BAB III OBYEK PENELITIAN III.1 Profil Perusahaan PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. III.1.1 Sejarah PT Telkom (Persero) Pada tahun 1882, didirikan sebuah badan usaha swasta penyedia layanan pos

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Pelatihan Divisi Sumber Daya Manusia (SDM) PT. INTI (Persero) 4.1.1 Bentuk-bentuk Pelatihan Bentuk-bentuk pelatihan kerja yang dilaksanakan di Divisi Sumber

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Menurut Hasibuan (2013:10), manajemen sumber daya manusia adalah ilmu dan seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mendorong perusahaan untuk meningkatkan kinerjanya agar tetap bertahan dan

BAB I PENDAHULUAN. mendorong perusahaan untuk meningkatkan kinerjanya agar tetap bertahan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan perekonomian yang semakin lama semakin cepat mendorong perusahaan untuk meningkatkan kinerjanya agar tetap bertahan dan berkembang. Pada umumnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sejarah PT Pos Indonesia (Persero)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sejarah PT Pos Indonesia (Persero) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Sejarah PT Pos Indonesia (Persero) Sejarah mencatat keberadaan Pos Indonesia begitu panjang, Kantor Pos pertama didirikan di Batavia (sekarang

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. (Telkom) merupakan salah satu

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. (Telkom) merupakan salah satu BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. (Telkom) merupakan salah satu badan usaha milik negara yang bergerak dalam bidang pelayanan jasa telekomunikasi. 2.1 Sejarah Singkat Telkom

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS Definisi Kinerja dan Pengukuran Kinerja. Menurut Mahsun (2006:25) kinerja (performance) adalah gambaran

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS Definisi Kinerja dan Pengukuran Kinerja. Menurut Mahsun (2006:25) kinerja (performance) adalah gambaran BAB 2 TINJAUAN TEORETIS 2. 1 Tinjauan Teoretis 2.1. 1 Definisi Kinerja dan Pengukuran Kinerja Menurut Mahsun (2006:25) kinerja (performance) adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam suatu perusahaan baik itu perusahaan milik pemerintah ataupun perusahaan swasta, peranan sumber daya manusia sangat penting yang harus diperhatikan oleh perusahaan.

Lebih terperinci

delivery channel untuk personal customer dan cluster 4. Serta peran pengelolaan

delivery channel untuk personal customer dan cluster 4. Serta peran pengelolaan URAIAN TUGAS Deputy General Manager (DGM): Menjamin terlaksananya operasional peran delivery channel untuk personal customer dan cluster Serta peran pengelolaan jaringan akses di KANDATEL serta KANCATEL

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian dan Fungsi Manajemen Personalia Pengertian Manajemen Personalia telah banyak dikemukakan oleh beberapa ahli manajemen baik dari dalam maupun luar negeri. Berikut ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan adalah suatu lembaga yang bertujuan memenuhi kebutuhankebutuhan konsumen melalui barang dan jasa disamping mencari laba sebanyakbanyaknya. Perusahaan agar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di tengah persaingan bisnis yang semakin ketat, perusahaan haruslah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di tengah persaingan bisnis yang semakin ketat, perusahaan haruslah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di tengah persaingan bisnis yang semakin ketat, perusahaan haruslah mempunyai strategi agar tetap dapat mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan tersebut. Selain

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Uraian berikut berisi hasil dari pengujian (try-out) dari kuesioner dalam penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Uraian berikut berisi hasil dari pengujian (try-out) dari kuesioner dalam penelitian BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil 4.1.1 Hasil Pengujian Kuesioner Penelitian Uraian berikut berisi hasil dari pengujian (try-out) dari kuesioner dalam penelitian ini. Pengujian ini meliputi analisis

Lebih terperinci

ALIK PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 23 TAHUN 2012

ALIK PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 23 TAHUN 2012 SALINAN ALIK PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 23 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 86 TAHUN 2011 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN UANG KINERJA PADA BELANJA LANGSUNG

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengatur. Pengaturan dilakukan melalui proses dan diatur berdasarkan urutan dari fungsi fungsi perencanaan, pengorganisasian,

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TENGAH DAN D.I. YOGYAKARTA

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TENGAH DAN D.I. YOGYAKARTA BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TENGAH DAN D.I. YOGYAKARTA 2.1 Sejarah Berdirinya PT PLN (Persero) Perkembangan ketenaga listrikan di Indonesia terjadi sejak awal abad

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Manajemen Manajemen adalah suatu proses yang terdiri dari serangkaian kegiatan seperti perencanaan, pengendalian/pengawasan, yang dilakukan untuk menentukan dan mencapai

Lebih terperinci

Penilaian Kinerja. Levinson mendefinisikan kinerja dan beberapa istilah lain yang terkait berikut ini.

Penilaian Kinerja. Levinson mendefinisikan kinerja dan beberapa istilah lain yang terkait berikut ini. Penilaian Kinerja Penilaian Kinerja Levinson mendefinisikan kinerja dan beberapa istilah lain yang terkait berikut ini. Kinerja, atau unjuk kerja adalah pencapaian atau prestasi seseorang berkenaan dengan

Lebih terperinci

SEM OUTSOURCING. Semua kriteria goodness of fit tidak cut of value sehingga perlu dilakukan modifikasi

SEM OUTSOURCING. Semua kriteria goodness of fit tidak cut of value sehingga perlu dilakukan modifikasi SEM OUTSOURCING Model lstruktural lhubungan Kemampuan, Kepribadian, Motivasi Dan Komitmen terhadap Kinerja e.36.3 X.. e0 X2...08 e X2..2. e2 X2..3.80 e3 X2.2. 2.95.79 4.7 e4 X2.2.2 3.78.49.07 e5 X2.2.3.20.3.9

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perencanaan Sumber Daya Manusia

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perencanaan Sumber Daya Manusia II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perencanaan Sumber Daya Manusia Siagian (2008) menyatakan perencanaan pada dasarnya merupakan pengambilan keputusan sekarang tentang hal-hal yang akan dikerjakan dimasa depan.

Lebih terperinci

VIII ANALISIS SERVICE QUALITY DALAM MEMBENTUK KEPUASAN DAN LOYALITAS

VIII ANALISIS SERVICE QUALITY DALAM MEMBENTUK KEPUASAN DAN LOYALITAS VIII ANALISIS SERVICE QUALITY DALAM MEMBENTUK KEPUASAN DAN LOYALITAS Faktor faktor yang mempengaruhi kepuasan konsumen dapat diidentifikasi dengan melihat faktor eksternal dan internak yang mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek Penelitian Subjek yang akan diteliti dalam penelitian dengan judul Pengaruh Kemampuan Kerja, Lingkungan Kerja, Motivasi dan Insentif terhadap Kinerja Multi-Dimensional

Lebih terperinci

BAB III SOLUSI BISNIS

BAB III SOLUSI BISNIS BAB III SOLUSI BISNIS Untuk membantu perusahaan dalam mempersiapkan diri mengimplementasikan MBCfPE di dalam organisasi, maka penulis mencoba untuk membuat suatu model yang bertujuan: - Mengidentifikasi

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Pegawai merupakan asset utama perusahaan yang menjadi perencana dan pelaku aktif dari setiap aktivitas organisasi. Mereka mempunyai pikiran, perasaan,

Lebih terperinci

BAB III DESAIN DAN METODE PENELITIAN

BAB III DESAIN DAN METODE PENELITIAN BAB III DESAIN DAN METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kausal karena bertujuan untuk menguji hipotesis tentang pengaruh satu atau beberapa variabel (variabel independen)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi adalah sarana dalam pencapaian tujuan, yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi adalah sarana dalam pencapaian tujuan, yang merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Organisasi adalah sarana dalam pencapaian tujuan, yang merupakan wadah kegiatan dari orang-orang yang bekerja sama dalam usahanya mencapai tujuan. Organisasi atau perusahaan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Peusahaan ini, memiliki visi dan misi sebagai berikut: dan jaringan pemasaran di dalam dan di luar negeri.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Peusahaan ini, memiliki visi dan misi sebagai berikut: dan jaringan pemasaran di dalam dan di luar negeri. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan PT Cakrawala Maju Makmur adalah perusahaan yang bergerak di bidang penjualan bahan bangunan yang telah berdiri selama 16 tahun lalu tepatnya pada

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Sekilas Tentang PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk.

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Sekilas Tentang PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. 2.1.1 Sekilas Tentang PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. (TELKOM) adalah Badan Usaha Milik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Organisasi merupakan suatu wadah bagi orang-orang untuk mencapai tujuan ataupun sasaran tertentu. Dengan kata lain organisasi merupakan sistem yang menghubungkan

Lebih terperinci

BAB III MENENTUKAN & MENETAPKAN ARAH PERUSAHAAN

BAB III MENENTUKAN & MENETAPKAN ARAH PERUSAHAAN BAB III MENENTUKAN & MENETAPKAN ARAH PERUSAHAAN Visi Perusahaan (strategic architecture) : - Visi adalah suatu pernyataan yang menggambarkan kondisi perusahaan di masa yang akan datang - Visi merupakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Berikut ini adalah pengertian dari perangkat lunak : Menurut Jogiyanto H.M (1992 : 420), perangkat lunak adalah program yang

BAB II LANDASAN TEORI. Berikut ini adalah pengertian dari perangkat lunak : Menurut Jogiyanto H.M (1992 : 420), perangkat lunak adalah program yang BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Perangkat Lunak Berikut ini adalah pengertian dari perangkat lunak : 2.1.1 Pengertian Perangkat Lunak Menurut Jogiyanto H.M (1992 : 420), perangkat lunak adalah program yang di

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 24 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian PT XYZ merupakan perusahaan asuransi multinasional yang memiliki visi, misi serta tujuan yang ingin dicapai. Visi merupakan proyeksi atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelaksana pekerjaan. Organisasi merupakan suatu kumpulan orang-orang yang

BAB I PENDAHULUAN. pelaksana pekerjaan. Organisasi merupakan suatu kumpulan orang-orang yang BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Setiap organisasi memiliki tujuan yang harus dicapai dalam operasionalnya. Dalam pencapaian tujuan tersebut, sumber daya manusia memegang peranan yang paling

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Prestasi Kerja

II. TINJAUAN PUSTAKA Prestasi Kerja II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Prestasi Kerja Kinerja merupakan istilah yang berasal dari kata Job Performance atau Actual Performance (prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang).

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan sistem teknologi informasi telah berkembang sangat pesat. Jika diamati,

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan sistem teknologi informasi telah berkembang sangat pesat. Jika diamati, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan sistem teknologi informasi telah berkembang sangat pesat. Jika diamati, setiap dekade terjadi perkembangan yang cukup signifikan dari sistem teknologi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Saat ini SDM berperan aktif dan menjadi salah satu faktor keberhasilan dalam pencapaian visi dan misi perusahaan. Oleh karena itu, SDM suatu perusahaan

Lebih terperinci

LANDASAN TEORITIS. 1. Pengertian Prestasi Kerja dan Indikatornya. memberikan dampak yang positif terhadap organisasi, antara lain

LANDASAN TEORITIS. 1. Pengertian Prestasi Kerja dan Indikatornya. memberikan dampak yang positif terhadap organisasi, antara lain BAB II LANDASAN TEORITIS A. Uraian Teoritis 1. Pengertian Prestasi Kerja dan Indikatornya 1.1. Pengertian Prestasi Kerja Prestasi kerja merupakan aspek yang sangat penting dalam menciptakan suatu iklim

Lebih terperinci

L A P O R A N K I N E R J A

L A P O R A N K I N E R J A L A P O R A N K I N E R J A 2 0 1 4 A s i s t e n D e p u t i B i d a n g P e m b e r d a y a a n M a s y a r a k a t Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kabinet Republik Indonesia 2014 K a

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Manajemen Sumber Daya Manusia

II. TINJAUAN PUSTAKA Manajemen Sumber Daya Manusia II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Sumber Daya Manusia Menurut Mangkunegara (2002) menyatakan Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) adalah sebagai suatu pengelolaan dan pendayagunaan sumber daya yang ada

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, tahapan penelitian, penelitian pendahuluan yang dilakukan, penentuan populasi dan sampel

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Suatu perusahaan atau organisasi dibentuk dengan maksud untuk mencapai tujuan tertentu, dan tujuan utama dari suatu perusahaan adalah untuk meningkatkan

Lebih terperinci

SKRIPSI. ANALISIS PENERAPAN BALANCED SCORECARD (Studi Kasus pada PT. Telkom Divisi Consumer Service Barat )

SKRIPSI. ANALISIS PENERAPAN BALANCED SCORECARD (Studi Kasus pada PT. Telkom Divisi Consumer Service Barat ) SKRIPSI ANALISIS PENERAPAN BALANCED SCORECARD (Studi Kasus pada PT. Telkom Divisi Consumer Service Barat ) Mahasiswa Program Strata Satu ( S-1 ) Jurusan Akuntansi Diajukan Untuk Memenuhi Sebahagian Syarat-Syarat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Menurut Hasibuan (2009:10) manajemen sumber daya manusia adalah ilmu dan seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. TelkomRisTI merupakan unit pendukung PT Telekomunikasi Indonesia yang

BAB 1 PENDAHULUAN. TelkomRisTI merupakan unit pendukung PT Telekomunikasi Indonesia yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Profil Perusahaan TelkomRisTI merupakan unit pendukung PT Telekomunikasi Indonesia yang berfungsi sebagai divisi riset dan pengembangan untuk membangun kapabilitas perusahaan dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aktivitas kerja yang terpisah, tetapi berhubungan dan memberikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aktivitas kerja yang terpisah, tetapi berhubungan dan memberikan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1. Pengertian Perencanaan Karir Karir adalah suatu deretan posisi yang diduduki oleh seseorang selama perjalanan usianya (Rivai, 2009:369). Karir adalah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan dan hasil kerja karyawan, maka karyawan diharapkan mampu

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan dan hasil kerja karyawan, maka karyawan diharapkan mampu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Untuk meningkatkan peranan karyawan dalam proses pencapaian target perusahaan dan hasil kerja karyawan, maka karyawan diharapkan mampu menciptakan lingkungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia sebagai makhluk sosial tentu membutuhkan orang lain dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia sebagai makhluk sosial tentu membutuhkan orang lain dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk sosial tentu membutuhkan orang lain dalam hidupnya. Saling ketergantungan manusia dengan manusia yang lain dapat terjalin dengan baik

Lebih terperinci

PENGARUH PENILAIAN PRESTASI KERJA TERHADAP PROMOSI JABATAN KARYAWAN PT X BOGOR. Oleh : NOVITA MAULIDA H

PENGARUH PENILAIAN PRESTASI KERJA TERHADAP PROMOSI JABATAN KARYAWAN PT X BOGOR. Oleh : NOVITA MAULIDA H PENGARUH PENILAIAN PRESTASI KERJA TERHADAP PROMOSI JABATAN KARYAWAN PT X BOGOR Oleh : NOVITA MAULIDA H24076090 PROGRAM SARJANA MANAJEMEN PENYELENGGARAAN KHUSUS DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia 2.1.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Setelah mengemukakan latar belakang penelitian yang diantaranya memuat rumusan masalah dan ruang lingkup

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan teknologi digital dengan percepatan akses yang sedemikian besar

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan teknologi digital dengan percepatan akses yang sedemikian besar BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini persaingan yang kompetitif, keadaan perekonomian yang fluktuatif dan teknologi informasi yang berkembang dengan pesat dimana perkembangan teknologi

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Pemasaran

TINJAUAN PUSTAKA Pemasaran II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pemasaran Pemasaran adalah proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan apa yang dibutuhkan dan diinginkan melalui penciptaan dan pertukaran produk serta

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perkembangan dunia bisnis semakin pesat yang didukung oleh kemajuan

I. PENDAHULUAN. perkembangan dunia bisnis semakin pesat yang didukung oleh kemajuan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejalan dengan masuknya era globalisasi dan perdagangan bebas membuat perkembangan dunia bisnis semakin pesat yang didukung oleh kemajuan teknologi informasi dan komunikasi.

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. yang hasil pengukuran sampelnya akan mengeneralisasikan populasi dari obyek

BAB 3 METODE PENELITIAN. yang hasil pengukuran sampelnya akan mengeneralisasikan populasi dari obyek BAB 3 METODE PENELITIAN 1.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain survey. Survey adalah penelitian yang hasil pengukuran sampelnya akan mengeneralisasikan populasi dari obyek yang diteliti

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 35 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisis Deskriptif Menggunakan Crosstab PT XYZ memiliki 5 level jabatan yang disebut dengan band. Band pada PT XYZ memiliki istilah yang berbeda, tetapi dapat dilihat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya yang mempunyai pikiran dan perasaan yang membedakannya

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya yang mempunyai pikiran dan perasaan yang membedakannya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sumber daya manusia merupakan faktor penting dalam organisasi karena manusia inilah yang mampu menggerakkan seluruh komponen yang berada dalam organisasi.

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2011 TENTANG PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2011 TENTANG PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2011 TENTANG PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa untuk

Lebih terperinci

L A P O R A N K I N E R J A

L A P O R A N K I N E R J A L A P O R A N K I N E R J A 2 014 Asisten Deputi Bidang Pendidikan, Agama, Kesehatan, dan Kependudukan Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kabinet Republik Indonesia 2014 Kata Pengantar Dengan

Lebih terperinci

PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA

PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA RESEARCH AND DEVELOPMENT CENTER PKETI C - Fariz Rifqi A ( 5211100052) - Balqis Lembah M (5212100066) VISI dan MISI RnD VISI Menjadi sebuah Research dan Development Telekomunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagi perusahaan. Hal ini disebabkan karena kualitas jasa dapat digunakan

BAB I PENDAHULUAN. bagi perusahaan. Hal ini disebabkan karena kualitas jasa dapat digunakan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada dekade terakhir, kualitas jasa semakin mendapatkan banyak perhatian bagi perusahaan. Hal ini disebabkan karena kualitas jasa dapat digunakan sebagai alat untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini dikategorikan sebagai explanatory research yaitu penelitian yang bertujuan menjelaskan hubungan kausal antara variabel-variabel melalui

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Penilaian Prestasi Kerja Pegawai terhadap Kebijakan Promosi pada Kantor Bupati

BAB II URAIAN TEORITIS. Penilaian Prestasi Kerja Pegawai terhadap Kebijakan Promosi pada Kantor Bupati BAB II URAIAN TEORITIS I. Penelitian Terdahulu Peneliti terdahulu Musyayyadah (2006) dengan skripsi berjudul Pengaruh Penilaian Prestasi Kerja Pegawai terhadap Kebijakan Promosi pada Kantor Bupati Deli

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 86 TAHUN 2011 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN UANG KINERJA PADA BELANJA LANGSUNG

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 86 TAHUN 2011 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN UANG KINERJA PADA BELANJA LANGSUNG WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 86 TAHUN 2011 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN UANG KINERJA PADA BELANJA LANGSUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA, Menimbang : a.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 177 UU No. 34 tahun 2004 yang menyebutkan bahwa pemerintah daerah dapat

BAB I PENDAHULUAN. 177 UU No. 34 tahun 2004 yang menyebutkan bahwa pemerintah daerah dapat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembentukan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) didasarkan pada Pasal 177 UU No. 34 tahun 2004 yang menyebutkan bahwa pemerintah daerah dapat memiliki BUMD yang pembentukan,

Lebih terperinci

Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid

Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid 70 3 0.521 Valid 4 0.477 Valid 5 0.513 Valid 6 0.424 Valid 7 0.576 Valid 8 0.705 Valid 9 0.603 Valid 10 0.706 Valid Dari hasil pengujian ini, diketahui bahwa r tabel = 0.312 dan semua hasil validitas pertanyaan

Lebih terperinci

Agar setiap fungsi MSDM dapt diterapkan dengan baik dan tepat maka perlu adanya perencanaan. 1. Perencanaan organisasi

Agar setiap fungsi MSDM dapt diterapkan dengan baik dan tepat maka perlu adanya perencanaan. 1. Perencanaan organisasi PERTEMUAN KE-TUJUH PERENCANAAN FUNGSI-FUNGSI MSDM Agar setiap fungsi MSDM dapt diterapkan dengan baik dan tepat maka perlu adanya perencanaan. 1. Perencanaan organisasi organisasi merupakan alat dan wadah

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KEPEMIMPINAN BERBASIS KOMPETENSI

PENGEMBANGAN KEPEMIMPINAN BERBASIS KOMPETENSI PENGEMBANGAN KEPEMIMPINAN BERBASIS KOMPETENSI UU No.4 Tahun 2014 tentang ASN PEMBINAAN KARIR JABATAN DAN JENJANG PANGKAT POLA DASAR KARIR PERPINDAHAN JABATAN POLA KARIR MANAJEMEN KARIR TALENT POOL SDM

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja 2.1.1. Pengertian Kinerja Kinerja pada dasarnya memiliki banyak arti berdasarkan sudut pandang atau pendapat para ahli. Menurut Hardiyanto (2003), kinerja adalah hasil

Lebih terperinci

BAB II PT. TELKOM MEDAN. penyelenggara informasi dan Telekomuniasi (InfoComm) serta penyedia jasa

BAB II PT. TELKOM MEDAN. penyelenggara informasi dan Telekomuniasi (InfoComm) serta penyedia jasa BAB II PT. TELKOM MEDAN A. Sejarah Ringkas PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk (TELKOM) merupakan perusahaan penyelenggara informasi dan Telekomuniasi (InfoComm) serta penyedia jasa dan jaringan telekomunikasi

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Gambaran Umum Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang telekomunikasi. PT. Telkom

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PT. TELKOM MEDAN. PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk (TELKOM) merupakan. network provider) yang terbesar di Indonesia. Pada awalnya PT.

BAB II PROFIL PT. TELKOM MEDAN. PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk (TELKOM) merupakan. network provider) yang terbesar di Indonesia. Pada awalnya PT. BAB II PROFIL PT. TELKOM MEDAN A. Sejarah Ringkas PT. TELKOM PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk (TELKOM) merupakan perusahaan penyelenggara informasi dan Telekomuniasi (InfoComm) serta penyedia jasa dan

Lebih terperinci

Kuesioner. Dalam rangka penelitian ilmiah, saya memerlukan informasi untuk mendukung penelitian yang saya

Kuesioner. Dalam rangka penelitian ilmiah, saya memerlukan informasi untuk mendukung penelitian yang saya Kuesioner Perihal: Permohonan kesediaan menjadi responden Kepada Yth. Bapak/ Ibu Manajer Tingkat Atas/Menengah/Bawah.. Dengan hormat, Yang mengirim kuisioner ini: Nama Status : Adrianus Yanuar : Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan sumber daya yang paling penting dan menentukan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan sumber daya yang paling penting dan menentukan dalam 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Manusia merupakan sumber daya yang paling penting dan menentukan dalam arah dan perubahan organisasi. Tanpa manusia sebagai penggeraknya, organisasi menjadi

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 43 BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pengelolaan SDM yang dilaksanakan dengan baik di perusahaan dapat mempengaruhi kinerja suatu perusahaan. Untuk itu, perlu dilakukan audit operasional atas fungsi SDM di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Lingkungan bisnis pada saat ini tumbuh dan berkembang secara drastis

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Lingkungan bisnis pada saat ini tumbuh dan berkembang secara drastis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lingkungan bisnis pada saat ini tumbuh dan berkembang secara drastis dan sangat dinamis dan karena perkembangan tersebut diperlukan sistem manajemen yang efektif dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pada waktu dan tempat dari karyawan serta organisasi bersangkutan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pada waktu dan tempat dari karyawan serta organisasi bersangkutan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Definisi Penilaian Kinerja Kinerja adalah hasil dari suatu proses pekerjaan tertentu secara terencana pada waktu dan tempat dari karyawan serta organisasi

Lebih terperinci

PENGARUH PENDELEGASIAN WEWENANG DALAM MENINGKATKAN EFEKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA (PERSERO) CABANG LAMPUNG

PENGARUH PENDELEGASIAN WEWENANG DALAM MENINGKATKAN EFEKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA (PERSERO) CABANG LAMPUNG PENGARUH PENDELEGASIAN WEWENANG DALAM MENINGKATKAN EFEKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA (PERSERO) CABANG LAMPUNG Hazairin Habe Dosen Tetap Fakultas Ekonomi Universitas Sang Bumi

Lebih terperinci

Apa Arti Kinerja / Performance?

Apa Arti Kinerja / Performance? Apa Arti / Performance? Kamus Besar Bahasa Indonesia Sesuatu yang dicapai Kemampuan kerja Prestasi yang diperlihatkan Webster Dictionary The act of performing Execution A thing performed Efficiency Nelson

Lebih terperinci

Struktur Organisasi. PT. Akari Indonesia. Pusat dan Cabang. Dewan Komisaris. Direktur. General Manager. Manajer Sumber Daya Manusia Kepala Cabang

Struktur Organisasi. PT. Akari Indonesia. Pusat dan Cabang. Dewan Komisaris. Direktur. General Manager. Manajer Sumber Daya Manusia Kepala Cabang 134 Struktur Organisasi PT. Akari Indonesia Pusat dan Cabang Dewan Komisaris Direktur Internal Audit General Manager Manajer Pemasaran Manajer Operasi Manajer Keuangan Manajer Sumber Daya Manusia Kepala

Lebih terperinci

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA PADA PT ABC

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA PADA PT ABC BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA PADA PT ABC IV.1. Survei Pendahuluan (Preliminary Survey) Tahap survei pendahuluan merupakan tahap awal yang harus dilaksanakan oleh seorang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengertian performance sebagai hasil kerja atau prestasi kerja. Namun,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengertian performance sebagai hasil kerja atau prestasi kerja. Namun, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kinerja 2.1.1 Defenisi Kinerja Kinerja berasal dari pengertian performance. Ada pula yang memberikan pengertian performance sebagai hasil kerja atau prestasi kerja. Namun, sebenarnya

Lebih terperinci

KUESIONER. 1 Apakah perusahaan memiliki struktur organisasi yang jelas dan rinci? V

KUESIONER. 1 Apakah perusahaan memiliki struktur organisasi yang jelas dan rinci? V L1 KUESIONER Berilah tanda (V) pada jawaban yang dipilih UMUM 1 Apakah perusahaan memiliki struktur organisasi yang jelas dan rinci? V 2 Apakah struktur organisasi perusahaan memuat secara jelas garis

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN. teoretik. Manajemen strategi didefinisikan sebagai ilmu tentang perumusan

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN. teoretik. Manajemen strategi didefinisikan sebagai ilmu tentang perumusan 22 BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Manajemen Strategi Penelitian ini menggunakan perencanaan strategi sebagai kerangka teoretik. Manajemen strategi didefinisikan sebagai

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2011 TENTANG PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2011 TENTANG PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2011 TENTANG PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk

Lebih terperinci

BAB 4 EVALUASI SISTEM INFORMASI DISTRIBUSI PADA PT PRIMA CIPTA INSTRUMENT

BAB 4 EVALUASI SISTEM INFORMASI DISTRIBUSI PADA PT PRIMA CIPTA INSTRUMENT BAB 4 EVALUASI SISTEM INFORMASI DISTRIBUSI PADA PT PRIMA CIPTA INSTRUMENT 4.1 Prosedur Evaluasi Evaluasi terhadap sistem informasi distribusi pada PT Prima Cipta Instrument merupakan suatu proses evaluasi

Lebih terperinci