Laporan Hasil Pemantauan Konflik di Aceh 1 September 30 September 2005

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Laporan Hasil Pemantauan Konflik di Aceh 1 September 30 September 2005"

Transkripsi

1 Laporan Hasil Pemantauan Konflik di Aceh 1 September 30 September 2005 Bank Dunia/DSF Sebagai bagian dari program dukungan untuk proses damai, Program Konflik dan Pengembangan Masyarakat di Bank Dunia Jakarta menggunakan metodologi pemetaan konflik melalui surat kabar untuk merekam dan mengkategorisasikan semua insiden dari konflik di Aceh sesuai yang dilaporkan kedue surat kabar tingkat propinsi (Serambi and Aceh Kita). Program tersebut dengan bantuan dari Decentralization Support Facility (DSF) akan menerbitkan laporan bulanan dan analisa data serta kunjungan lapangan. Seperti bulan Agustus, data di bulan September juga menunjukkan kemajuan yang positif. Ada dua insiden konflik yang terjadi antara GAM-RI telah dilaporkan, dua-duanya terjadi pada dua minggu awal bulan, yaitu tidak ada insiden yang dilaporkan sejak AMM mulai beroperasi pada 15 September. Kunjungan ke lapangan menunjukkan bahwa masyarakat mulai berpercaya kepada proses pedamaian, meskipun adanya jurang yang jelas dalam proses sosialisasi. Di sisi lainnya, insiden main hakim sendiri meningkat dan di beberapa daerah kelihatnya bawah tipe konflik ini mulai mengganti konflik GAM-RI. Lebih lanjut, cara pemerasan nampak berubah bentuk dan bukan berhenti. 1 Insiden GAM-RI terus menurun di bulan September Insiden konflik antara GAM-RI terus berkurang sejak puncak insiden terhitung 33 kali pada bulan Juni. Pengurangan ini terus berlanjut di bulan September dimana Serambi and Aceh Kita hanya melaporkan dua insiden. Kedua kejadian ini terjadi pada pertengahan awal September padahal pada pertengahan selanjutnya tidak dilaporkan lagi insiden antara GAM-RI (Grafik 2). Untuk kedua insiden tersebut GAM menyangkal bertanggungjawab sehingga menjadi lebih sulit untuk mengungkap fakta apakah insiden tersebut dinyatakan sebagai tindakan kriminal biasa. Grafik 1: Insiden GAM-RI berdasarkan bulan Grafik 2: Insiden GAM-RI Pasca 15 Agustus berdasarkan minggu 1 Ada keterbatasan dalam menggunakan pemetaan lewat surat kabar: surat kabar biasanya menerbitkan insiden di tingkat provinsi, tidak mencakup semua insiden dan agak bias dalam melaporkan beberapa insiden. Secara umum, surat kabar bisa dipercaya untuk digunakan sebagai data insiden kekerasan dan keterlibatan para pelaku, tetapi surat kabar kurang bisa untuk digunakan dalam pemetaan pelaku pihak menengah dan insiden kecil berskala lokal yang sifatnya bukan kekerasan. Untuk informasi lebih lanjut pada kumpulan data dan analisisnya, lihat: Patrick Barron, Samuel Clark dan Muslahuddin Daud (2005). Conflict and Recovery in Aceh: An Assessment of Conflict and Options for Supporting the Peace Process. Jakarta: Bank Dunia. Untuk metodologinya, lihat: Patrick Barron dan Joanne Sharpe (2005). Counting Conflict: Using Newspaper Reports to Understand Violence in Indonesia Indonesia Social Development Paper No. 7 Jakarta: Bank Dunia. Kedua laporan diatas terus diperbaharui setiap bulannya dapat dilihat di: Data tersedia bagi siapa saja yang berminat, harap hubungi Samuel Clark di: sclark@wboj.or.id

2 Insiden dan Dampak yang terjadi Pasca 15 Agustus di empat kabupaten Sejak nota kesepahaman ditandatangani (MoU) antara GAM and Pemerintah Indonesia tercatat ada lima insiden seperti yang dilaporkan oleh surat kabar lokal. Pada bulan September terjadi di Aceh Barat dan Aceh Utara. Pasca 15 Agustus insiden lebih bersifat sporadic di berbagai tempat dan bukan sistematis Tabel 1: Dampak Insiden GAM-RI Pasca 15 Agustus berdasarkan kabupaten Kabupaten Insiden Tewas Terluka Gedung Dirusak September Aceh Barat Aceh Utara Agustus Aceh Barat Aceh Besar Bireuen TOTAL Aceh Utara, Kecamatan Baktiya, 10 September Aceh Kita dan Serambi keduanya melaporkan bahwa dua anggota TNI non-organik ditembak ketika berjalan di jalur irigasi pada sore hari. Penduduk setempat ketika ditanyai Serambi tidak mampu mengidentikaskan siapa pelakunya, namun demikian TNI menuduh bahwa pelakunya adalah 20 anggota GAM. Komandannya tidak menganjurkan anak buahnya melakukan perlawanan terhadap GAM namun melaporkan insiden tersebut pada AMM. Aceh Kita melaporkan GAM sangat kecewa dengan tuduhan tersebut. Tim AMM/IMP setempat mengumpulkan bahan bukti dari tempat insiden dan akan melaporkan insiden tersebut ke kantor utama mereka. Aceh Barat, Kecamatan Pante Ceremen, 11 September Serambi melaporkan adanya kasus pemerasan dan penyanderaan yang berakhir dengan kepala desa Lawet dan keluarganya, serta seorang guru yang berasal dari dekat Desa Keutambang mengungsi ke Meulaboh. Rumah mereka diancam akan dibakar dalam waktu satu minggu setelah sekelompok bersenjata menuntut Rp. 50 juta dari guru tersebut. Kapolres setempat mengatakan bahwa pelakunya ada di bawah kepemimpinan komandan GAM setempat yang bernama Gambiet. Sebelumnya pada bulan Agustus, Gambiet dilaporkan bertanggungjawab atas pembunuhan Arifin (Lihat Kotak 1). Kepercayaan Masyarakat Meningkat tetapi ketakutan atas balas dendam masih tetap Kerja lapangan yang dilakukan oleh Tim Konflik dan Pengembangan Masyarakat selama bulan September menunjukkan bahwa masyarakat Photo 1: Dua Wanita membaca MoU di Calang, Aceh Jaya sudah sangat optimis dan mulai merasakan pengaruh dari perjanjian damai dalam kehidupan mereka sehari-hari. Socialisasi dari MoU sudah mulai mencapai masyarakat di level yang paling bawah. Terlepas dari langkah positif, beberapa informan masih memiliki dendam pribadi. Apabila petani akan kembali ke hutan, dimana pada masa lalu mereka diganggu GAM, maslahnya kini terpecahkan. Tetapi apabla kalu dilihat secara pribadi 2

3 tanggapan mereka bahwa mereka menerima GAM belum tentu semudah itu. Perdamaian itu milik pemerintah, tetapi belum jelas apakah GAM dan TNI sudah berdamai didepan masyarakat. Aceh Barat Pada perkembangan terakhir,kami melaporkan adanya pembunuhan seorang anggota gerilyawan GAM di Pante Ceremen, Aceh Barat. Kunjungan lapangan memberikan banyak informasi atas insiden perseteruan antara GAM dengan salah satu pengikutnya (lihat Kotak 1). Insiden ini terkesan tertutup meskipun sangat jelas bahwa banyak kejadian kecil yang tidak tersentuh wartawan. Kotak 1: Pembunuhan salah seorang gerilywan GAM di Pante Ceremen, Aceh Barat Kasus pembunuhan Arifin, salah seorang gerilyawan GAM pada tanggal 21 Agustus telah dijelaskan kepada kami melalui seorang informan.lokal Petama, kamu harus mengerti bahwa Arifin adalah bekas anggota GAM. Sudah setahun dia meninggalkan GAM. GAM tidak punya masalah jika anggotanya ingin pergi tapi ada 2 syarat yang harus dipenuhi: Tinggalkan senjata kamu dan jangan memberi informasi kapada aparat dimana lokasi GAM. Arifin tidak mengindahkannya. Dia juga dianggap sebagai pembuat masalah ketika masih jadi anggota GAM. Dari beberapa peristiwa dia memaksa meminta uang masyarakat atas nama komandan GAM yang tidak pernah ada. Ia juga menikah 2 kali,padahal peraturan dianatara GAM tidak boleh menikah lebih dari sekali. Pada 21 Agustus Arifin diundang oleh Gambiet [pemimpin GAM di Aceh Barat] untuk bertemu dan memecahkan masalah masa lalu. Lokasi pertemuan pada sebuah pertandingan bola. Gambiet mengikutsertakan 15 gerilyawan,ada 5 diantaranya pernah dilaporkan di suratkabar, dan ketika Arifin melihat mereka dia langsung melarikan diri. GAM mengejar sambil berteriak jangan lari, jangan lari, tidak masalah jika kamu tidak lari. Dia terus ber berlari dan ketika dia menyebrangi sungai kecil Gambiet pun menembak Arifin. Kemudian GAM membawa tubuhnya kembali ke pertandingan bola dan meminta masyarakat untuk memberitahu keluarga Arifin bahwa yang menembaknya adalah GAM dan bukan aparat. Insiden main hakim sendiri meningkat Jumlah insiden jenis main hakim sendiri meningkat di bulan September menjadi sembilan. Ini merupakan gabungan dari beberapa insiden setelah kejadian tsunami (Grafik 3). Insiden terjadi di Aceh Selatan, Aceh Timur, Pidie, Gayo Lues, Bireuen dan Lhokseumawe dan mengakibatkan satu orang tewas dan suta luka masing-masing di Bireuen dan Lhokseumawe. Jumlah insiden ini mengakibatkan pada orang tewas pasca 15 Agustus menjadi empat. Grafik 3: Insiden main hakim sendiri tahun 2005 berdasarkan bulan 3

4 Pasca 15 Agustus ada tiga bentuk main hakim sendiri. Kategori pertama, terdiri dari dua insiden yaitu di Bireuen dan satunya lagi di Lhokseumawe dan Aceh utara, yang melibatkan penyerangan tanpa sebab dan akibat yang jelas, maupun tujuan tidak dilaporkan dan motifnya adalah pelaku yang tidak teridentifikasi. Semua kekerasan dari tindakan main hakim sendiri termasuk dalam kategori ini. Meskipun tidak dilaporkan, insiden ini bisa jadi adalah pembunuhan dengan alasan balas dendam yang menyebabkan masyarakat ketakutan. Kategori kedua, yang termasuk insiden di Aceh Selatan, Aceh Timur, Pidie dan Gayo Lues yang melibatkan pemerasan oleh pihak yang dipanggil OTK (orang tak dikenal). Walaupun bisa jadi GAM, milisi atau hanya penjahat, surat kabar pun tidak ingin berspekulasi. Beberapa kasus diantaranya, pada laporan terpisah di Serambi melaporkan bahwa menurut Kapolres Pidie anggota GAM yang bertanggungjawab. Sebaliknya, perwakilan GAM kepada AMM, Teungku Marzuki, menyebutkan bahwa tidak ada laporan bahwa GAM yang melakukan pemerasan. 2 Kategori yang ketiga dan kurang membahayakan adalah insiden dimana warga jarang mengambil keputusan di tangan mereka. Ini termasuk pada satu insiden di Aceh Barat dimana seorang penduduk menegur dan mendatangi seorang anggota DPRD untuk alasan pribadi dan satu insiden di Aceh Utara dimana penduduk menuduh pegawai PLN melakukan korupsi. Tabel 2: Pasca 15 Agustus dampak main hakim sendiri berdasarkan kabupaten Kabupaten Insiden Tewas Terluka Gedung Dirusak Kemungkinan balas dendam Bireuen Lhokseumawe Aceh Utara Terkait pemerasan Aceh Selatan Aceh Timur Pidie Gayo Lues Insiden kecil Aceh Barat Aceh Utara TOTAL Tingkat pemerasan dan bentuknya berubah Penelitian dan wawancara yang dilakukan sebelum penandatangan MoU menunjukkan bahwa pemerasan besar-besaran terhadap angkutan umum dan komersial sangat terlihat di seluruh propinsi. Pada enam minggu terakhir keadaan ini sudah mulai berubah. Pesisir pantai barat, para informan mengatakan cara pemerasan terhadap truk pribadi tidak lagi terjadi di jalan kecuali pada suatu posko Brimob dekat Tapaktuan di Aceh Selatan dimana Rp dikutip untuk sekali perjalanan ke Medan. Lebih dari itu, informan melaporkan bahwa posko polisi tekah menaikkan tariff pengutipan di setiap posko sepanjang perbatasan Sumatera Utara dari rata-rata Rp per posko hingga Rp Berita yang belum dibuktikan dari perjalanan di pesisir pantai timur menujukkan bahwa pengutipan dilakukan TNI/Polri banyak telah dihentikan. 2 Serambi Indonesia, Pemersan Masih Marak, 15 September

5 Insiden Konflik Lokal (non-gam-ri) terus meningkat Data surat kabar merangkum insiden konflik lokal yang non-gam-ri. Kedua-duanya baik perseturuan faktor alam maupun akibat ulah manusia, perseturuan administratif, konflik politik dan insiden main hakim sendiri. Seperti pada Grafik 4, insiden tidak mengikuti trendnya menurun seperti yang terjadi antara konflik GAM-RI. Terlihat indikasi meningkat insiden tersebut dan untuk pertama kalinya pada masa setelah tsunami jenis konflik ini lebih tinggi dari konflik GAM-RI. Pada tingkat tertentu, konflik lokal sudah mulai menggantikan konflik GAM-RI. Sembilan dari 15 insiden konflik lokal pada bulan September tergolong insiden main hakim sendiri yang mungkin sebelumya bisa digolongkan konflik vetikal GAM-RI (lihat diatas). Dengan alasan ini sangat dibutuhkan dilakukan pemantauan yang berkelanjutan pada berbagai tingkat dan bentuk dalam beberapa bulan ke depan khusunya di saat pasukan TNI dan Polri telah ditarik dan GAM telah menyerahkan senjatanya. Grafik 4: Insiden GAM-RI and Konflik Lokal berdasarkan bulan 5

Laporan Hasil Pemantauan Konflik di Aceh 1 st 31 st November 2005 World Bank/DSF

Laporan Hasil Pemantauan Konflik di Aceh 1 st 31 st November 2005 World Bank/DSF Laporan Hasil Pemantauan Konflik di Aceh 1 st 31 st November 2005 World Bank/DSF Sebagai bagian dari program dukungan untuk proses damai, Program Konflik dan Pengembangan Masyarakat di Bank Dunia Jakarta

Lebih terperinci

Laporan Hasil Pemantauan Konflik di Aceh 1 31 Mei 2006 Bank Dunia/DSF

Laporan Hasil Pemantauan Konflik di Aceh 1 31 Mei 2006 Bank Dunia/DSF Laporan Hasil Pemantauan Konflik di Aceh 1 31 Mei 2006 Bank Dunia/DSF Sebagai bagian dari program dukungan untuk proses perdamaian, Program Konflik dan Pengembangan Masyarakat di Bank Dunia Jakarta menggunakan

Lebih terperinci

Laporan Hasil Pemantauan Konflik di Aceh 1 st 31 st Januari 2006 World Bank/DSF

Laporan Hasil Pemantauan Konflik di Aceh 1 st 31 st Januari 2006 World Bank/DSF Laporan Hasil Pemantauan Konflik di Aceh 1 st 31 st Januari 2006 World Bank/DSF Sebagai bagian dari program dukungan untuk proses damai, Program Konflik dan Pengembangan Masyarakat di Bank Dunia Jakarta

Lebih terperinci

Laporan Hasil Pemantauan Konflik di Aceh 1 28 Februari 2006 World Bank/DSF

Laporan Hasil Pemantauan Konflik di Aceh 1 28 Februari 2006 World Bank/DSF Laporan Hasil Pemantauan Konflik di Aceh 28 Februari 2006 World Bank/DSF Sebagai bagian dari program dukungan untuk proses perdamaian, Program Konflik dan Pengembangan Masyarakat di Bank Dunia Jakarta

Lebih terperinci

Laporan Hasil Pemantauan Konflik di Aceh 1 31 Maret 2006 World Bank/DSF

Laporan Hasil Pemantauan Konflik di Aceh 1 31 Maret 2006 World Bank/DSF Laporan Hasil Pemantauan Konflik di Aceh 1 31 Maret 2006 World Bank/DSF Sebagai bagian dari program dukungan untuk proses perdamaian, Program Konflik dan Pengembangan Masyarakat di Bank Dunia Jakarta menggunakan

Lebih terperinci

Laporan Hasil Pemantauan Konflik di Aceh 1 Juni 31Juli 2006

Laporan Hasil Pemantauan Konflik di Aceh 1 Juni 31Juli 2006 Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Laporan Hasil Pemantauan Konflik di Aceh 1 Juni 31Juli 2006 World Bank/DSF Sebagai bagian

Lebih terperinci

Laporan Pemantauan Konflik di Aceh 1 31 Mei 2007 Bank Dunia/DSF

Laporan Pemantauan Konflik di Aceh 1 31 Mei 2007 Bank Dunia/DSF Laporan Pemantauan Konflik di Aceh 1 31 Mei 7 Bank Dunia/DSF Pelemparan-pelemparan granat misterius, yang mulai bulan lalu, terus berlanjut bulan ini dengan empat insiden baru, sehingga jumlah insiden

Lebih terperinci

Laporan Pemantauan Konflik di Aceh 1 31 Oktober 2006 World Bank/DSF

Laporan Pemantauan Konflik di Aceh 1 31 Oktober 2006 World Bank/DSF Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Laporan Pemantauan Konflik di Aceh 1 31 Oktober 26 World Bank/DSF Sebagai bagian dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat dibagi dalam 4 daerah, yaitu Gayo Laut yang mendiami sekitar danau Laut

BAB I PENDAHULUAN. dapat dibagi dalam 4 daerah, yaitu Gayo Laut yang mendiami sekitar danau Laut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suku Bangsa Gayo menurut daerah kediaman dan tempat tinggalnya dapat dibagi dalam 4 daerah, yaitu Gayo Laut yang mendiami sekitar danau Laut Tawar, Gayo Linge yang

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. perusakan dan pembakaran. Wilayah persebaran aksi perkelahian terkait konflik

BAB VI PENUTUP. perusakan dan pembakaran. Wilayah persebaran aksi perkelahian terkait konflik BAB VI PENUTUP VI.1 Kesimpulan Konflik TNI-Polri selama periode pasca Reformasi, 80% merupakan aksi perkelahian dalam bentuk penganiayaan, penembakan, pengeroyokan dan bentrokan; dan 20% sisanya merupakan

Lebih terperinci

Laporan Hasil Pemantauan Konflik Di Aceh 1 31 Desember 2006 Bank Dunia /DSF

Laporan Hasil Pemantauan Konflik Di Aceh 1 31 Desember 2006 Bank Dunia /DSF Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Laporan Hasil Pemantauan Konflik Di Aceh 1 31 Desember 6 Bank Dunia /DSF Sebagai bagian

Lebih terperinci

Laporan Pemantauan Konflik di Aceh 1 30 September 2008 Bank Dunia

Laporan Pemantauan Konflik di Aceh 1 30 September 2008 Bank Dunia Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Laporan Pemantauan Konflik di Aceh 1 30 September 2008 Bank Dunia Pada bulan ketiga dalam

Lebih terperinci

Laporan Pemantauan Konflik di Aceh 1 31 Januari 2007 World Bank/DSF

Laporan Pemantauan Konflik di Aceh 1 31 Januari 2007 World Bank/DSF Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Laporan Pemantauan Konflik di Aceh 1 31 Januari 27 World Bank/DSF Sebagai bagian dari

Lebih terperinci

Laporan Pemantauan Konflik Aceh 1 31 Desember 2007

Laporan Pemantauan Konflik Aceh 1 31 Desember 2007 Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Laporan Pemantauan Konflik Aceh 1 31 Desember 2007 World Bank/DSF Pada bulan Desember,

Lebih terperinci

Perdamaian dan Politik Lokal di Nangroe Aceh Darussalam. Survei Nasional Maret Lembaga Survei Indonesia (LSI)

Perdamaian dan Politik Lokal di Nangroe Aceh Darussalam. Survei Nasional Maret Lembaga Survei Indonesia (LSI) Perdamaian dan Politik Lokal di Nangroe Aceh Darussalam Survei Nasional Maret 2006 Lembaga Survei Indonesia (LSI) Ihtisar Sudah lebih dari 6 bulan sejak dilaksanakannya kesepahaman Helsinki, kondisi di

Lebih terperinci

Refleksi Akhir Tahun Papua 2010: Meretas Jalan Damai Papua

Refleksi Akhir Tahun Papua 2010: Meretas Jalan Damai Papua Refleksi Akhir Tahun Papua 2010: Meretas Jalan Damai Papua Oleh Dr. Muridan S. Widjojo (Koordinator Tim Kajian Papua LIPI) Ballroom B Hotel Aryaduta Jakarta, Senin,13 Desember 2010 Refleksi: 1. catatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kehadiran Partai Politik Lokal di Aceh merupakan suatu bukti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kehadiran Partai Politik Lokal di Aceh merupakan suatu bukti 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehadiran Partai Politik Lokal di Aceh merupakan suatu bukti perkembangan demokrasi di Indonesia. Dengan hadirnya Partai Politik Lokal merupakan tambahan sarana

Lebih terperinci

Laporan Pemantauan Konflik di Aceh 1 30 April 2007 Bank Dunia /DSF

Laporan Pemantauan Konflik di Aceh 1 30 April 2007 Bank Dunia /DSF Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Laporan Pemantauan Konflik di Aceh 1 30 April 2007 Bank Dunia /DSF Pada bulan April terdapat

Lebih terperinci

Pelanggaran Hak-Hak Tersangka 2013 Wednesday, 01 January :00 - Last Updated Wednesday, 22 January :36

Pelanggaran Hak-Hak Tersangka 2013 Wednesday, 01 January :00 - Last Updated Wednesday, 22 January :36 Sejak 2 Januari 29 Desember 2013, Perhimpunan Bantuan Hukum dan Hak Asasi Manusia Indonesia (PBHI) melakukan pemantauan atau penelitian tentang dugaan pelanggaran hak-hak manusia yang difokuskan pada pelanggaran

Lebih terperinci

BAB 5 PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN SEPARATISME

BAB 5 PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN SEPARATISME BAB 5 PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN SEPARATISME Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) merupakan kerangka utama yang mendasari pembentukan bangsa dan negara Republik Indonesia. Upaya kelompok atau golongan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Skripsi ini meneliti mengenai peran Aceh Monitoring Mission (AMM)

BAB V PENUTUP. Skripsi ini meneliti mengenai peran Aceh Monitoring Mission (AMM) BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Skripsi ini meneliti mengenai peran Aceh Monitoring Mission (AMM) dalam proses peacebuilding di Aceh paska konflik GAM dengan Pemerintah Indonesia. Paska konflik GAM dengan

Lebih terperinci

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR 33 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR 33 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR 33 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR OPERASIONAL PRUSEDUR PENCEGAHAN KONFLIK, PENGHENTIAN KONFLIK DAN PENYELESAIAN KONFLIK SOSIAL

Lebih terperinci

Nota Kesepahaman. antara Pemerintah Republik Indonesia Dan. Gerakan Aceh Merdeka

Nota Kesepahaman. antara Pemerintah Republik Indonesia Dan. Gerakan Aceh Merdeka Lampiran Terjemahan resmi ini telah disetujui oleh delegasi RI dan GAM. Hanya terjemahan resmi ini yang Nota Kesepahaman antara Pemerintah Republik Indonesia Dan Gerakan Aceh Merdeka Pemerintah Republik

Lebih terperinci

RUU ACEH PRESENT UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

RUU ACEH PRESENT UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA RUU ACEH PRESENT UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA PEMERINTAHAN ACEH PASCA KESEPAKATAN HELSINKI Gerakan Aceh Merdeka (GAM) : Dibentuk pada tahun 1975, merupakan gerakan yang didirikan sebagai bentuk perlawanan

Lebih terperinci

Laporan Pemantauan Konflik di Aceh

Laporan Pemantauan Konflik di Aceh Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Laporan Pemantauan Konflik di Aceh 1 et 3 il 8 Bank Dunia Figur 1: Insiden kekerasan dan jumlah total konflik, per

Lebih terperinci

Ini Dia Kronologis Kebakaran Hutan Yang Habiskan Lahan Riau

Ini Dia Kronologis Kebakaran Hutan Yang Habiskan Lahan Riau Ini Dia Kronologis Kebakaran Hutan Yang Habiskan Lahan Riau Nusantarapos,- Kebakaran hutan di Propinsi Riau yang terjadi beberapa waktu yang lalu ternyata menjadikan Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup,

Lebih terperinci

Laporan Pemantauan Konflik di Aceh 1 Juni 31 Juli Bank Dunia/DSF

Laporan Pemantauan Konflik di Aceh 1 Juni 31 Juli Bank Dunia/DSF Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Laporan Pemantauan Konflik di Aceh 1 Juni 31 Juli 20 1 Bank Dunia/DSF 1032 Konflik politik

Lebih terperinci

Laporan Pemantauan Konflik di Aceh

Laporan Pemantauan Konflik di Aceh Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Laporan Pemantauan Konflik di Aceh 1 Mei - 30 Juni 2008 Bank Dunia 44877 Jumlah konflik

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2005 TENTANG PELAKSANAAN NOTA KESEPAHAMAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN GERAKAN ACEH MERDEKA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Dalam rangka pelaksanaan

Lebih terperinci

Letkol Inf Jansen Simanjuntak, Kapendam XVII Cendrawasih, Jayapura, Papua

Letkol Inf Jansen Simanjuntak, Kapendam XVII Cendrawasih, Jayapura, Papua Letkol Inf Jansen Simanjuntak, Kapendam XVII Cendrawasih, Jayapura, Papua Organisasi Papua Merdeka (OPM) terus bergerak di Papua. Tidak hanya melakukan aktivitas politik tapi menggunakan kekerasan. Mereka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan rangkaian ribuan pulau di sekitar khatulistiwa yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan rangkaian ribuan pulau di sekitar khatulistiwa yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan rangkaian ribuan pulau di sekitar khatulistiwa yang terbentang luas dari Sabang sampai Merauke. Itulah sebabnya Indonesia dijuluki sebagai

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. mengatasi konflik di Sampit, melalui analisis sejumlah data terkait hal tersebut,

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. mengatasi konflik di Sampit, melalui analisis sejumlah data terkait hal tersebut, BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Dari analisis yang telah dilakukan terkait resolusi konflik yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia, baik jangka pendek maupun jangka panjang guna mengatasi konflik di Sampit,

Lebih terperinci

QANUN KABUPATEN BIREUEN NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA KUASA BUPATI BIREUEN,

QANUN KABUPATEN BIREUEN NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA KUASA BUPATI BIREUEN, QANUN KABUPATEN BIREUEN NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA KUASA BUPATI BIREUEN, Menimbang : a. bahwa pengelolaan sampah memerlukan suatu

Lebih terperinci

Westget Mall diperkirakan merupakan supermarket milik Israel yang sering dikunjungi orang-orang asing.

Westget Mall diperkirakan merupakan supermarket milik Israel yang sering dikunjungi orang-orang asing. Westget Mall diperkirakan merupakan supermarket milik Israel yang sering dikunjungi orang-orang asing. Balas campur tangan militer Kenya di Somalia, kelompok al Shabab menyerang sebuah mal di Nairobi,

Lebih terperinci

TERBENTUKNYA GAM DAN RMS SEBAGAI BUKTI LEMAHNYA PENERAPAN PANCASILA

TERBENTUKNYA GAM DAN RMS SEBAGAI BUKTI LEMAHNYA PENERAPAN PANCASILA TERBENTUKNYA GAM DAN RMS SEBAGAI BUKTI LEMAHNYA PENERAPAN PANCASILA Oleh: NAMA : AGUNG CHRISNA NUGROHO NIM : 11.02.7990 KELOMPOK :A PROGRAM STUDI : DIPLOMA 3 JURUSAN DOSEN : MANAJEMEN INFORMATIKA : Drs.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penderitaan. Manusia diciptakan bersuku suku dan berbangsa bangsa untuk saling

BAB I PENDAHULUAN. penderitaan. Manusia diciptakan bersuku suku dan berbangsa bangsa untuk saling BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada hakekatnya semua manusia mendambakan untuk hidup dalam suasana damai, tenteram, dan sejahtera, bahkan tak satupun makhluk hidup ini yang suka akan penderitaan.

Lebih terperinci

QANUN KABUPATEN ACEH JAYA

QANUN KABUPATEN ACEH JAYA QANUN KABUPATEN ACEH JAYA NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG PENERTIBAN TERNAK BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA PENGASIH LAGI MAHA PENYAYANG ATAS RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA BUPATI ACEH JAYA,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Nanggroe Aceh Darussalam dikenal dengan sebutan Seramoe Mekkah

BAB I PENDAHULUAN. Nanggroe Aceh Darussalam dikenal dengan sebutan Seramoe Mekkah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nanggroe Aceh Darussalam dikenal dengan sebutan Seramoe Mekkah (Serambi Mekkah) memiliki prinsip bahwa Syariat Islam merupakan satu kesatuan adat, budaya dan

Lebih terperinci

[Oleh Ujang Dede Lasmana dari Buku berjudul Survival DiSaat dan Pasca Bencana Edisi 2]

[Oleh Ujang Dede Lasmana dari Buku berjudul Survival DiSaat dan Pasca Bencana Edisi 2] BERADA DI TENGAH-TENGAH AKSI TERORISME i [Oleh Ujang Dede Lasmana dari Buku berjudul Survival DiSaat dan Pasca Bencana Edisi 2] Bukanlah hal yang diduga bila suatu waktu anda tiba-tiba berada di tengah-tengah

Lebih terperinci

BAB II. Gambaran Umum. A. Konflik Multikulturalisme di Maluku Pasca karya Rustam Kastor (2000:54) menjelaskan bahwa desa-desa di Maluku sebelum

BAB II. Gambaran Umum. A. Konflik Multikulturalisme di Maluku Pasca karya Rustam Kastor (2000:54) menjelaskan bahwa desa-desa di Maluku sebelum BAB II Gambaran Umum A. Konflik Multikulturalisme di Maluku Pasca 1998 Menurut buku Badai Pembalasan Laskar Mujahidin Ambon dan Maluku karya Rustam Kastor (2000:54) menjelaskan bahwa desa-desa di Maluku

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Film Ip Man III Dikisahkan kehidupan seorang guru besar bela diri aliran Wing Chun yang sangat dihormati oleh masyarakat di wilayah itu bernama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini banyak ditemukan tindak pidana atau kejahatan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini banyak ditemukan tindak pidana atau kejahatan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini banyak ditemukan tindak pidana atau kejahatan yang dilakukan dengan menggunakan senjata api,salah satu jenis kejahatan menggunakan senjata api yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gerakan Aceh Merdeka atau sering kita dengar dalam penyebutan GAM ataupun AGAM adalah organisasi yang dianggap separatis yang memiliki tujuan supaya Aceh lepas

Lebih terperinci

PERANG BERUJUNG MAKAN BUAH SIMALAKAMA

PERANG BERUJUNG MAKAN BUAH SIMALAKAMA Nama: ika Putri k Nim: 09.11.2577 Kelas: S1 TI 01 PERANG BERUJUNG MAKAN BUAH SIMALAKAMA Pada suatu hari terjadi perang antara rakyat Indonesia dengan Malaysia dikarenakan Malaysia sering kali merebut wilayah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Penduduk Laki Laki dan Wanita Usia 15 Tahun Ke Atas menurut Jenis Kegiatan Utama, (ribu orang)

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Penduduk Laki Laki dan Wanita Usia 15 Tahun Ke Atas menurut Jenis Kegiatan Utama, (ribu orang) I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penduduk dapat merupakan potensi yang besar untuk peningkatan produksi nasional. Produksi nasional bisa meningkat jika penduduk merupakan tenaga kerja yang produktif,

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA TAHUN 2006 NOMOR 13 SERI E NOMOR SERI 9 PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 10 TAHUN 2006

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA TAHUN 2006 NOMOR 13 SERI E NOMOR SERI 9 PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 10 TAHUN 2006 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA TAHUN 2006 NOMOR 13 SERI E NOMOR SERI 9 PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 10 TAHUN 2006 TENTANG STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAHAN

Lebih terperinci

Luas Penggunaan Lahan Pertanian Bukan Sawah Menurut Kabupaten/Kota (hektar)

Luas Penggunaan Lahan Pertanian Bukan Sawah Menurut Kabupaten/Kota (hektar) Luas Penggunaan Lahan Pertanian Bukan Sawah Menurut (hektar) Dicetak Tanggal : Penggunaan Lahan Total Pertanian Bukan Luas Lahan Sawah Bukan Sawah Pertanian (1) (2) (3) (4) (5) 01 Simeulue 10.927 74.508

Lebih terperinci

Laporan Pemantauan Konflik di Aceh 1 30 November 2007 Bank Dunia/DSF

Laporan Pemantauan Konflik di Aceh 1 30 November 2007 Bank Dunia/DSF Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Laporan Pemantauan Konflik di Aceh 1 30 November 2007 Bank Dunia/DSF Di bulan November,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Aceh memiliki kedudukan yang sangat strategis sebagai pusat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Aceh memiliki kedudukan yang sangat strategis sebagai pusat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Aceh memiliki kedudukan yang sangat strategis sebagai pusat perdagangan. Aceh banyak menghasilkan lada dan tambang serta hasil hutan. Oleh karena itu, Belanda

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pemerintah negara indonesia yang melindungi segenap bangsa indonesia dan

I. PENDAHULUAN. pemerintah negara indonesia yang melindungi segenap bangsa indonesia dan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelaksanaan berbagai kebijakan pemerintah dalam proses perjalanan kehidupan bernegara diarahkan pada upaya mewujudkan tujuan dari dibentuknya suatu negara. Di Indonesia

Lebih terperinci

Society ISSN :

Society ISSN : Pembangunan Demokrasi Pasca Konflik di Aceh Oleh Alfon Kimbal 1 Abstract Tulisan ini akan mengulas tentang pembangunan di Aceh pasca Konflik antara Pemerintah dan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) yang sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. digunakan pada tahun 1920-an untuk mengistilahkan jenis media yang secara

BAB I PENDAHULUAN. digunakan pada tahun 1920-an untuk mengistilahkan jenis media yang secara BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Media massa biasa disingkat media berasal dari bahasa Latin sekaligus bentuk jamak dari kata medium. Istilah media massa atau pers mulai digunakan pada tahun

Lebih terperinci

penjajahan sudah dirasakan bangsa Indonesia, ketika kemerdekaan telah diraih, maka akan tetap dipertahankan meskipun nyawa menjadi taruhannya.

penjajahan sudah dirasakan bangsa Indonesia, ketika kemerdekaan telah diraih, maka akan tetap dipertahankan meskipun nyawa menjadi taruhannya. BAB V KESIMPULAN Keadaan umum Kebumen pada masa kemerdekaan tidak jauh berbeda dengan wilayah lain di Indonesia. Konflik atau pertempuran yang terjadi selama masa Perang Kemerdekaan, terjadi juga di Kebumen.

Lebih terperinci

Laporan Hasil Pemantauan Konflik di Aceh 1 30 September 2006 Bank Dunia /DSF

Laporan Hasil Pemantauan Konflik di Aceh 1 30 September 2006 Bank Dunia /DSF Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Laporan Hasil Pemantauan Konflik di Aceh 1 3 September 6 Bank Dunia /DSF Sebagai bagian

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 10 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 10 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 10 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI INDRAMAYU, Menimbang : a. bahwa pengelolaan limbah

Lebih terperinci

Kalender Doa Agustus 2015 Berdoa Bagi Wanita Korban Kekerasan Rumah Tangga

Kalender Doa Agustus 2015 Berdoa Bagi Wanita Korban Kekerasan Rumah Tangga Kalender Doa Agustus 2015 Berdoa Bagi Wanita Korban Kekerasan Rumah Tangga Suami Rosa biasa memukulinya. Ia memiliki dua anak dan mereka tidak berani berdiri di hadapan ayahnya karena mereka takut akan

Lebih terperinci

yang berperan sebagai milisi dan non-milisi. Hal inilah yang menyebabkan skala kekerasan terus meningkat karena serangan-serangaan yang dilakukan

yang berperan sebagai milisi dan non-milisi. Hal inilah yang menyebabkan skala kekerasan terus meningkat karena serangan-serangaan yang dilakukan Bab V Kesimpulan Hal yang bermula sebagai sebuah perjuangan untuk memperoleh persamaan hak dalam politik dan ekonomi telah berkembang menjadi sebuah konflik kekerasan yang berbasis agama di antara grup-grup

Lebih terperinci

edited by: Sumartono, S.Sos., MSi Pertemuan 6

edited by: Sumartono, S.Sos., MSi Pertemuan 6 Pertemuan 6 Kemampuan akhir yang diharapkan Mahasiswa mampu menjelasakan peran media dalam pembentukan opini publik Kasus Film Mad City Film Mad City merupakan contoh yang tepat untuk menggambarkan pengaruh

Lebih terperinci

LAMPIRAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1994 TENTANG PENGESAHAN PERJANJIAN EKSTRADISI ANTARA REPUBLIK INDONESIA DAN AUSTRALIA

LAMPIRAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1994 TENTANG PENGESAHAN PERJANJIAN EKSTRADISI ANTARA REPUBLIK INDONESIA DAN AUSTRALIA LAMPIRAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1994 TENTANG PENGESAHAN PERJANJIAN EKSTRADISI ANTARA REPUBLIK INDONESIA DAN AUSTRALIA PERJANJIAN EKSTRADISI ANTARA REPUBLIK INDONESIA DAN AUSTRALIA

Lebih terperinci

Kompilasi Kasus Penembakan di Aceh medio Desember 2011 Januari 2012

Kompilasi Kasus Penembakan di Aceh medio Desember 2011 Januari 2012 Kompilasi Kasus Penembakan di Aceh medio Desember 2011 Januari 2012 No Waktu Lokasi Peristiwa 1 4 Desember 2011 Perusahaan Sawit Kreung Jawa, Aceh Utara Pelaku penembakan : Penembakan terjadi saat para

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sehingga banyak teori-teori tentang kejahatan massa yang mengkaitkan dengan

I. PENDAHULUAN. sehingga banyak teori-teori tentang kejahatan massa yang mengkaitkan dengan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Meningkatnya kekerasan yang dilakukan oleh massa sebagai kejahatan kekerasan, sewaktu-waktu berubah sejalan dengan keadaan yang terdapat dalam masyarakat, sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penduduk Muslim dunia (Top ten largest with muslim population, 2012). Muslim

BAB I PENDAHULUAN. penduduk Muslim dunia (Top ten largest with muslim population, 2012). Muslim BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara dengan jumlah penduduk Muslim terbanyak di dunia. Penduduk muslimnya berjumlah 209.120.000 orang atau 13% dari jumlah penduduk Muslim

Lebih terperinci

Laporan Pemantauan Perdamaian Aceh 1 Juli 31 Agustus 2009 Pusat Studi Perdamaian dan Resolusi Konflik Universitas Syiah Kuala

Laporan Pemantauan Perdamaian Aceh 1 Juli 31 Agustus 2009 Pusat Studi Perdamaian dan Resolusi Konflik Universitas Syiah Kuala Laporan Pemantauan Perdamaian Aceh 1 Juli 31 Agustus 2009 Pusat Studi Perdamaian dan Resolusi Konflik Universitas Syiah Kuala Bulan Agustus 2009 merupakan momentum penting bagi masyarakat Aceh. Bulan ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi dalam kehidupan sehari-hari mempunyai peranan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi dalam kehidupan sehari-hari mempunyai peranan yang sangat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Komunikasi dalam kehidupan sehari-hari mempunyai peranan yang sangat penting bagi kelangsungan hidup manusia terutama dalam aktivitas bermasyarakat, komunikasi

Lebih terperinci

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN by DANIEL ARNOP HUTAPEA, S.Pd PERTEMUAN KE-3

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN by DANIEL ARNOP HUTAPEA, S.Pd PERTEMUAN KE-3 PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN by DANIEL ARNOP HUTAPEA, S.Pd PERTEMUAN KE-3 Pelanggaran HAM Menurut Undang-Undang No.39 tahun 1999 pelanggaran hak asasi manusia adalah setiap perbuatan seseorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pusat yang dilakukan oleh beberapa teroris serta bom bunuh diri.

BAB I PENDAHULUAN. Pusat yang dilakukan oleh beberapa teroris serta bom bunuh diri. BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Penelitian Kasus teroris tidak pernah habis untuk dibahas dan media merupakan sebuah sarana atau alat untuk menyampaikan pesan kepada masyarakat mengenai peristiwa-peristiwa

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG PEMBAGIAN DAN PENYALURAN DANA BAGI HASIL PAJAK ROKOK KEPADA KABUPATEN/KOTA DALAM WILAYAH ACEH BERDASARKAN REALISASI PENERIMAAN BULAN DESEMBER 2015 DAN

Lebih terperinci

TIPIKAL & JENIS KERUSAKAN BANGUNAN AKIBAT GEMPA?

TIPIKAL & JENIS KERUSAKAN BANGUNAN AKIBAT GEMPA? TIPIKAL & JENIS KERUSAKAN BANGUNAN AKIBAT GEMPA? TYPIKAL KERUSAKAN BANGUNAN Kampus STIE Kerjasama Tipikal keruntuhan karena desain kolom lemah balok kuat. Desain seperti ini tidak sesuai kaidah bangunan

Lebih terperinci

Laporan Pemantauan Konflik di Aceh 1 Oktober 30 November 2008 Bank Dunia

Laporan Pemantauan Konflik di Aceh 1 Oktober 30 November 2008 Bank Dunia Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Laporan Pemantauan Konflik di Aceh 1 Oktober 30 November 2008 Bank Dunia 47084 Jumlah

Lebih terperinci

Bab XXVIII : Kejahatan Jabatan

Bab XXVIII : Kejahatan Jabatan Bab XXVIII : Kejahatan Jabatan Pasal 413 Seorang komandan Angkatan Bersenjata yang menolak atau sengaja mengabaikan untuk menggunakan kekuatan di bawah perintahnya, ketika diminta oleh penguasa sipil yang

Lebih terperinci

P E R A T U R A N D A E R A H

P E R A T U R A N D A E R A H P E R A T U R A N D A E R A H KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 4 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAHAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI HULU SUNGAI SELATAN,

Lebih terperinci

Sirajuddin hanya seorang pelayan bakso dia bukan seorang teroris namun dibunuh oleh Densus 88.

Sirajuddin hanya seorang pelayan bakso dia bukan seorang teroris namun dibunuh oleh Densus 88. Sepak terjang Densus 88 kian hari kian terkuak. Bukan profesionalisme yang dimunculkan, tapi kebrutalan yang tidak sesuai dengan jati dirinya sebagai penegak hukum. Walhasil banyak pihak sekarang menuntut

Lebih terperinci

QANUN ACEH NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG ACEH TAHUN

QANUN ACEH NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG ACEH TAHUN QANUN ACEH NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG ACEH TAHUN 2012-2032 BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA PENGASIH LAGI MAHA PENYAYANG ATAS RAHMAT ALLAH YANG MAHA

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SERDANG BEDAGAI,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SERDANG BEDAGAI, PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SERDANG BEDAGAI, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan Pasal 52 Peraturan

Lebih terperinci

QuizNona: Apakah Nona Mengalami Kekerasan Dalam Pacaran?

QuizNona: Apakah Nona Mengalami Kekerasan Dalam Pacaran? QuizNona: Apakah Nona Mengalami Kekerasan Dalam Pacaran? Dear Nona, masihkah Nona ragu tentang kekerasan dalam pacaran yang mungkin tengah Nona alami? Jika iya, Nona bisa mengisi kolom di bawah ini untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. TNI bukanlah peristiwa yang baru. Kasus-kasus serupa kerap terjadi sebelumnya

BAB I PENDAHULUAN. TNI bukanlah peristiwa yang baru. Kasus-kasus serupa kerap terjadi sebelumnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konflik antara dua institusi Negara seperti penyerangan Markas Polres oleh TNI bukanlah peristiwa yang baru. Kasus-kasus serupa kerap terjadi sebelumnya sepanjang 10

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG PENANGANAN KONFLIK SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dilakukan oleh sebagian besar rakyat Indonesia senantiasa membutuhkan dan

I. PENDAHULUAN. dilakukan oleh sebagian besar rakyat Indonesia senantiasa membutuhkan dan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanah mempunyai arti penting bagi kehidupan bangsa Indonesia. Hal ini dikarenakan bahwa Negara Indonesia merupakan negara agraris, sehingga setiap kegiatan yang dilakukan

Lebih terperinci

QANUN KABUPATEN ACEH JAYA NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG RETRIBUSI PENGENDALIAN MENARA TELEKOMUNIKASI BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN NAMA ALLAH YANG

QANUN KABUPATEN ACEH JAYA NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG RETRIBUSI PENGENDALIAN MENARA TELEKOMUNIKASI BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN NAMA ALLAH YANG QANUN KABUPATEN ACEH JAYA NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG RETRIBUSI PENGENDALIAN MENARA TELEKOMUNIKASI BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA PENGASIH LAGI MAHA PENYAYANG ATAS RAHMAT ALLAH YANG

Lebih terperinci

Kasus-kasus penggunaan senjata Pembunuhan, di Pante Cermin Aceh Barat

Kasus-kasus penggunaan senjata Pembunuhan, di Pante Cermin Aceh Barat Kasuskasus penggunaan senjata No 1 Tgl Kejadian 21Agust 05 2 10Sep05 3 Sumber SI 24 Agustus RA 12 SI 5 Kasus Pembunuhan, di Pante Cermin Aceh Barat Kontak Senjata, Korban dari TNI prada Heri Susanto (22)

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2005 TENTANG PELAKSANAAN NOTA KESEPAHAMAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN GERAKAN ACEH MERDEKA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Dalam rangka pelaksanaan

Lebih terperinci

RGS Mitra 1 of 7 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERCEPATAN PEMULIHAN PEMBANGUNAN PROPINSI MALUKU DAN PROPINSI MALUKU UTARA PASCAKONFLIK

RGS Mitra 1 of 7 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERCEPATAN PEMULIHAN PEMBANGUNAN PROPINSI MALUKU DAN PROPINSI MALUKU UTARA PASCAKONFLIK RGS Mitra 1 of 7 INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2003 TENTANG PERCEPATAN PEMULIHAN PEMBANGUNAN PROPINSI MALUKU DAN PROPINSI MALUKU UTARA PASCAKONFLIK PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 29TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 29TAHUN 2016 TENTANG PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 29TAHUN 2016 TENTANG PEMBAGIAN DAN PENYALURAN KEKURANGAN DANA BAGI HASIL PAJAK ROKOK KEPADA KABUPATEN/KOTA DALAM WILAYAH ACEH BERDASARKAN REALISASI PENERIMAAN TAHUN 2014 DAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG PENANGANAN KONFLIK SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA INSTRUKSI PRESIDEN NOMOR 6 TAHUN 2003 TENTANG PERCEPATAN PEMULIHAN PEMBANGUNAN PROPINSI MALUKU DAN PROPINSI MALUKU UTARA PASCAKONFLIK PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa saat ini masih terdapat permasalahan

Lebih terperinci

-1- RANCANGAN QANUN ACEH NOMOR TAHUN 2015 TENTANG BADAN REINTEGRASI ACEH

-1- RANCANGAN QANUN ACEH NOMOR TAHUN 2015 TENTANG BADAN REINTEGRASI ACEH -1- RANCANGAN QANUN ACEH NOMOR TAHUN 2015 TENTANG BADAN REINTEGRASI ACEH BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA PENGASIH LAGI MAHA PENYAYANG ATAS RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA GUBERNUR ACEH,

Lebih terperinci

PUSAT REHABILITASI TRAUMA DI PIDIE, NANGGROE ACEH DARUSSALAM

PUSAT REHABILITASI TRAUMA DI PIDIE, NANGGROE ACEH DARUSSALAM PUSAT REHABILITASI TRAUMA DI PIDIE, NANGGROE ACEH DARUSSALAM ALAM SEBAGAI ACUAN DESAIN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Trauma di Pidie 1.1.1 Latar Belakang Trauma Konflik di Pidie Masih lekat dalam

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG TEKNIS PENANGANAN KONFLIK SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG TEKNIS PENANGANAN KONFLIK SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG TEKNIS PENANGANAN KONFLIK SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PEMERINTAH FILIPINA DALAM MENANGANI GERAKAN SEPARATIS MORO DI MINDANAO RESUME SKRIPSI

KEBIJAKAN PEMERINTAH FILIPINA DALAM MENANGANI GERAKAN SEPARATIS MORO DI MINDANAO RESUME SKRIPSI KEBIJAKAN PEMERINTAH FILIPINA DALAM MENANGANI GERAKAN SEPARATIS MORO DI MINDANAO RESUME SKRIPSI Disusun Oleh: TRI SARWINI 151070012 JURUSAN ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gerakan Aceh Merdeka atau sering kita dengar dalam penyebutan GAM ataupun AGAM adalah organisasi yang dianggap separatis yang memiliki tujuan supaya Aceh lepas

Lebih terperinci

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENCALONAN, PEMILIHAN, PELANTIKAN

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang Bangsa dan negara Indonesia sejak proklamasi pada tanggal 17 Agustus

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang Bangsa dan negara Indonesia sejak proklamasi pada tanggal 17 Agustus BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Bangsa dan negara Indonesia sejak proklamasi pada tanggal 17 Agustus 1945 pun tidak lepas dan luput dari persoalan yang berkaitan dengan ketahanan wilayah karena dalam

Lebih terperinci

2 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG PENANGANAN KONFLIK SOSIAL. BAB

2 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG PENANGANAN KONFLIK SOSIAL. BAB LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.25, 2015 SOSIAL. Stabilitas Nasional. Konflik. Penanganan. Pelaksanaan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5658) PERATURAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, KEPPRES 110/2000, PENETAPAN JUMLAH DAN TATA CARA PENGISIAN KEANGGOTAAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROPINSI DAN KABUPATEN/KOTA YANG DIBENTUK SETELAH PEMILIHAN UMUM 1999 KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

Keterlibatan Pemerintah Amerika Serikat dan Inggris. dalam Genosida 65

Keterlibatan Pemerintah Amerika Serikat dan Inggris. dalam Genosida 65 Keterlibatan Pemerintah Amerika Serikat dan Inggris dalam Genosida 65 Majalah Bhinneka April 2, 2016 http://bhinnekanusantara.org/keterlibatan-pemerintah-amerika-serikat-dan-inggris-dalam-genosida-65/

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. antara dua kelompok yang masing-masing memiliki nilai-nilai yang telah

BAB I PENDAHULUAN. antara dua kelompok yang masing-masing memiliki nilai-nilai yang telah BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar belakang Tawuran merupakan bentuk dari pertentangan atau konflik, terjadi antara dua kelompok yang masing-masing memiliki nilai-nilai yang telah melembaga, dimana tawuran terwujud

Lebih terperinci

KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMBANGUNAN PERDAMAIAN DAN PENANGANAN KONFLIK 1

KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMBANGUNAN PERDAMAIAN DAN PENANGANAN KONFLIK 1 KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMBANGUNAN PERDAMAIAN DAN PENANGANAN KONFLIK 1 Oleh Herry Darwanto 2 I. PERMASALAHAN Sebagai negara yang masyarakatnya heterogen, potensi konflik di Indonesia cenderung akan tetap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia sebagai negara hukum berdasarkan Pancasila dan UUD

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia sebagai negara hukum berdasarkan Pancasila dan UUD BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai negara hukum berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 mengakui bahwa kemerdekaan pers merupakan salah satu wujud kedaulatan rakyat dan menjadi unsur

Lebih terperinci

Pelajaran 1 HIDUP SEBAGAI WARGA NEGARA SORGA Sulit Untuk bersembunyi 5 Januari 2013

Pelajaran 1 HIDUP SEBAGAI WARGA NEGARA SORGA Sulit Untuk bersembunyi 5 Januari 2013 Pelajaran 1 HIDUP SEBAGAI WARGA NEGARA SORGA Sulit Untuk bersembunyi 5 Januari 2013 Sulit Untuk Bersembunyi (Apa kira-kira hubungan ilustrasi berikut dengan ayat-ayat Alkitab di pelajaran hari Rabu?) Pada1996

Lebih terperinci

ETNIK KONFLIK DAN PERDAMAIAN DI KALIMANTAN TENGAH

ETNIK KONFLIK DAN PERDAMAIAN DI KALIMANTAN TENGAH Pendahuluan ETNIK KONFLIK DAN PERDAMAIAN DI KALIMANTAN TENGAH Konflik etnik antara suku Dayak dan Madura di Kalimantan Tengah (Kalteng) terjadi pada Febuari 2001. Akhir dari konflik ini lebih merupakan

Lebih terperinci