Disusun oleh : Esthadi Wahyu Septony Pembimbing : Naning Aranti Wessiani,S.T,MM. Co Pembimbing : Dr.Ir.Sri Gunani Partiwi,MT

Transkripsi

1 Presentasi Sidang Tugas Akhir PERANCANGAN PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY PADA KLASTER INDUSTRI MIGAS JAWA TIMUR DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN HOUSE OF QUALITY DAN FAST AND PUGH. (Studi Kasus : Industri Pelumas di Jawa Timur) Disusun oleh : Esthadi Wahyu Septony Pembimbing : Naning Aranti Wessiani,S.T,MM Co Pembimbing : Dr.Ir.Sri Gunani Partiwi,MT

2 LATAR BELAKANG Triple Bottom Line Planet Profit People SOCIAL` PROGRAM CSR Klaster Migas Jatim Laut: Pulau Bawean,Gresik,dan Pulau kecil di Madura Darat : Tuban.Lamongan, Bojonegoro Adanya pergeseran persaingan, daya saing klaster dibutuhkan karena nantinya persaingan bukan mengarah pada persaingan perusahaan melainkan persaingan klaster (kompetitif klaster) Ada 32 triliun TCF (Triliun Cubic Feet), asumsi 1 TCF adalah 2 $,maka akan ada kekayaan 64 triliun dolar AS.(ESDM Jatim,2007)

3 Perumusan Masalah Industri Industri Industri Industri Perumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah bagaimana merancang sebuah program CSR untuk model klaster minyak dan gas bumi yang berwilayah di Jawa Timur dan berbasis idustri pengolahan pelumas. Program CSR yang yang akan dirancang akan ditinjau dari berbagai bidang, misalnya saja sosial dan ekonomi.

4 Tujuan Penelitian Merancang program CSR (C\orporate Social Responsibility) yang berkesinambungan dengan model klaster industri migas Jawa Timur Mengetahui faktor kritis yang menyusun elemen-elemen CSR pada sebuah model klaster migas Mengaplikasikan tools House Of Quality dan fast and pugh guna mengetahui skenario terbaik dalam merancang program CSR untuk sebuah model klaster migas Jatim.

5 Batasan dan Asumsi Batasan : 1. Program CSR yang akan dirancang adalah untuk model klaster minyak dan gas di Jawa Timur berbasis industri pengolahan pelumas 2.Identifikasi stakeholder model klaster migas akan dilakukan mulai industri hulu sampai hilir. Asumsi : 1.Penggunaan model klaster yang dirancang program CSR nya adalah model klaster yang sudah ada 2.Identifikasi stakeholder yang diambil untuk dijadikan VOC sudah mewakili dari industri yang sudah ada karena memiliki value chain yang sama

6 Manfaat Penelitian Model klaster migas Jatim dapat memiliki program CSR yang berkesinambungan Dapat mengetahui faktor-faktor kritis dari elemen CSR yang akan dirancang dalam model klaster tersebut Dapat mengetahui implementasi dari tools HOQ serta fast and pugh dengan lebih real (nyata)

7 Pengumpulan dan Pengolahan Data Perusahaan : 1. PT Pertamina (Pengolahan1 dan 2 Minyak Tanah) 2. PT AKR Corporindo (Penyimpanan Oil Base 1) 3. PT Media Cipta Sejahtera (Pengangkutan 1) 4. PT ALP Petro Industry (Pengolahan 2) 5. PT Lapindo Brantas Inc (Perusahaan Seismik) 6. PT Cahaya Hidup Prima Karya (Jasa Kontruksi) 7. PT Boma Bisma Indra (Jasa Kontruksi) 8. PT Puspetindo (Perusahaan Industri Peralatan) 9. PT Swadaya Graha (Jasa non Produksi) 30 End Customer Badan Instansi: 1.BP Migas Surabaya 2.Pemerintah Profinsi Jawa Timur 3.Kantor Pelayanan Pajak Perusahaan (Customer) Masyarakat : 1.Bu Ester (PT Cahaya Hidup Prima Karya) 2.Pak Didik (PT Boma Bisma Indra ) 3.Pak Bambang (PT Media Cipta Sejahtera) 4.Pak Tukimin (PT Pertamina dan PT AKR Corporindo) 5.Pak Soleh (PT Swadaya Graha) 6.Pak Dawam Ali (PT ALP Petro Industy) 7.Pak Maman (PT Puspetindo) 8.(PT Lapindo Brantas Inc)

8 Respon Teknis :hubungan lemah (1) :hubungan moderat (3) :hubungan kuat (9) Didapatkan dengan cara validasi dengan pihak expert di perusahaan Didapatkan dengan cara validasi dengan pihak expert di perusahaan pembobotan juga ditandai dengan simbol Atribut Valid

9 House Of Quality Importance To Customer Customer Satisfaction Goal dan Improvement Ratio Salespoint Raw Weight,NRW,CNRW Room 1 : Voice Stakeholder, menjelaskan kebutuhan konsumen serta rating tingkat kepentingan konsumen. Room 2 : Voice of the design team, menjelaskan list karakteristik desain yang harus dibuat. Room 3 : Matriks penghubung antara kebutuhan konsumen dan desain yang harus dibuat. Room 4 : Benchmarking, untuk mendapatkan persepsi customer yang sebenarnya, yang didapat dari jasa kompetitif. Room 5 : Technical Benchmarking. Dimana tim desain mengevaluasi kualitas desain kompetitor. Room 6 : Hubungan anatar karakteristik desain agar didapat desain yang paling potensial. Room 7 : Penghitungan atau pemilihan karakteristik terpenting dari ruang 1 dan 2 untuk membantu tim desain yang paling memuaskan. Room 8 : Daftar performa standar suatu jasa dibuat.

10 Imporatance To Customer Bagian dari planning matrix ini bertujuan untuk mengetahui data harapan stakeholder untuk tiap atribut terkait dengan adanya perancangan CSR klaster migas Jatim dengan merefleksikan ratarata tingkat kepentingan dari tiap atribut dalam histogram. Importance to Customer ini didapatkan dengan rumus rata-rata dari jumlah kuisioner setiap atribut di tingkat kepentingan dibagi dengan responden yang ada.

11 Customer Satisfaction Pada bagian ini digunakan cara yang sama dengan importance to customer, tetapi untuk data tingkat kepuasan customer.selain itu juga untuk mengetahui data kepuasan dari apa yang stakeholder rasakan terkait dengan pelaksanaan program CSR dan perancangan program CSR pada klaster migas Jatim. Importance to Customer ini didapatkan dengan rumus rata-rata dari jumlah kuisioner setiap atribut di tingkat kepuasan dibagi dengan responden yang ada..

12 Goal adalah target yang ingin dicapai oleh stakehoder yang kita amati untuk menjawab atribut dalam kepentingan perancagan program CSR klaster migas Jatim. Penentuan goal ini bersifat subyektif, namun harus didasari dengan analisa yang benar-benar kuat misalnya kemampuan perusahaan untuk melakukan peningkatan dan lain sebagainya. Range atau Interval dari goal ini berkisar mulai 1 sampai 5. Hasil dari goal dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Goal

13 Improvement Ratio Improvement Ratio merupakan rasio peningkatan semua atribut yang valid dengan bentuk perhitungan, Improvement ratio = goal / customer satisfaction Nilai ini bertujuan untuk untuk mengethaui peningkatan ratio dari masing masing stakeholder yang terlibat dalam perancangan klaster migas Jatim,Berikut merupakan rekapan dari maisng masing stakeholder terkait dengan nilai improvement rationya :

14 Salespoint Salespoint menunjukkan kemampuan industri / penyedia jasa dalam menjual ( memberikan ) jasa, berdasarkan seberapa besar kebutuhan konsumen terpenuhi jika perbaikan atribut dilakukan. Nilainilainya adalah sebagai berikut: 1: Tidak ada titik jual. 1.2: Titik Penjualan menengah. 1.5 :Titik penjualan kuat. Penunjujkkan angka salespoint dilakukan dengan subyektifitas terkait dengan pembobotannya.

15 Cummulative Normalized Raw Weight merupakan perhitungan kumulativ dari nilai NRW, berikut merupakan rekapan dari perhitungan masingmasing stakeholder yang berkaitan dengan perancangan dengan CSR klaster migas Jatim : Cummulative Normalized Raw Weight