ANALISIS KONTINGENSI SISTEM TENAGA LISTRIK DENGAN MENGGUNAKAN POWER WORLD SIMULATOR (Aplikasi SUTT 150 kv SumBagTeng)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS KONTINGENSI SISTEM TENAGA LISTRIK DENGAN MENGGUNAKAN POWER WORLD SIMULATOR (Aplikasi SUTT 150 kv SumBagTeng)"

Transkripsi

1 ANALISIS KONTINGENSI SISTEM TENAGA LISTRIK DENGAN MENGGUNAKAN POWER WORLD SIMULATOR (Apliasi SUTT 150 V SumBagTeng) Cahayahati,Osar Nedi Jurusan Teni Eletro, Faultas Tenologi Industri, Universitas Bung Hatta cahayahati_fti@yahoo.com, oscar_neady@yahoo.com Abstrac Power system deterministic Contingency analysis represent a power system security analysis by maing simulation breaing of line transmission, generating unit and power transformator at one particular the power system, and also see resulted influenced. In this research analyse power system deterministic contingency by using Newton-Raphson load flow method, to analyse normal situation or change of load flow effect of contingency, made as data a power of electric system. So with analyse different comparison of voltage with tolerance 5%, hence got by PI value is e-020 until 2. Calculation PI value and Newton- Rapshon load flow to the condition of early and to each every contingency constructively Matlab software. For the simulation of electric power system contingency, used by Simulator Power World. Moment happened release of transmission line at Ombilin bus with Sala bus hence power awaened by PLTU Ombilin channelled to transmission is to Indarung bus, Batu Sangar and Kiliran Jao equal to 92 MW and experience of system pea load equal to MW. So also to the condition shedding of other transmission. To the condition of shedding of generating unit, seen at case shedding of PLTA Maninjau generator, load for the PLTA of Maninjau in taing over by PLTA Singara and power supply can equal to 7.5 MVR. Power System application is middle shares sumatera. Keyword: Kontingensi, Power World Simulator. 1. Pendahuluan Suatu sistem tenaga listri yang sedang beroperasi normal dapat mengalami gangguan atau perubahan ondisi, seperti eluarnya unit pembangit, terbuanya cabang jaringan, terjadinya pelepasan beban secara tiba-tiba, dan lain-lain. Efe dari gangguan tersebut aan menyebaban perubahan aliran daya pada cabang-cabang lain dan atau perubahan besar tegangan pada bus-bus lain. Jia perubahan-perubahan tersebut berada diluar batas yang diperbolehan (batas termal dan limit stabilitas untu cabang yang panjang serta batasan masimum dan minimum untu tegangan pada bus), maa ondisi ini merupaan pelanggaran terhadap batasan erja sistem. Jia ondisi ini tetap belangsung, maa aan terjadi pelepasan bertingat (cascade) pada sistem, yang ahirnya dapat menyebaban sistem padam total(blacout). Studi yang beraitan dengan usahausaha untu mencegah terjadinya ondisiondisi yang tida diinginan diatas dinamaan analisis eamanan sistem tenaga (system security). Salah satu fungsi penting yang dijalanan dalam analisis eamanan ini adalah memodelan setiap gangguan yang mungin terjadi, yang disebut juga dengan analisis ontingensi (Contingency Analysis). Dari analisis ontingensi ini diharapan dapat diperoleh informasi tentang periraan eadaan sistem, jia ondisi gangguan itu benar-benar terjadi. Hasil analisis ini selanjutnya digunaan oleh operator untu menentuan langah persiapan atau tindaan pemulihan yang tepat, sehingga sistem masih dapat dioperasin dengan tingat eandalan yang tinggi. 2. Dasar Teori Dalam operasi sistem tenaga listri, selain upaya untu meminimalisasi biaya Jurnal Tenos-2, Vol.8, No. 1, Januari

2 operasi, fator penting lainnya adalah menjaga eamanan dalam operasinya. Salah satu tindaan pengamanan sistem tenaga yang amat diperluan adalah menjaga agar saluran transmisi maupun transformator daya tida ada yang mengalami pembebanan lebih, terutama bila terdapat satu atau beberapa elemen sistem yang terganggu. Pembebanan yang berlebihan tersebut aan mengaibatan jatuh tegangan pada elemen yang bersangutan bertambah. Aibatnya tegangan pada beberapa bus dalam sistem tenaga tersebut menurun. Penurunan tegangan pada setiap bus harus diontrol, agar tida melebihi harga yang ditetapan. Pada suatu pusat pengatur operasi, upaya untu menjaga eamanan sistem dilauan dalam tiga tahap yaitu : 1. Pemantauan sistem (sistem monitoring) Pemantauan sistem adalah identifiasi on-line dari ondisi sistem tenaga yang sebenarnya. Untu mendapatan informasi realtime tentang sistem, belaangan telah diembangan sistem telemetri yang dinamai SCADA (Supervisory And Data Acquisition) sistem hasil dari pemantauan ini emudian diproses untu memperiraan emunginan emunginan yang dapat terjadi untu selanjutnya aan dilauan tindaan pencegahan atau perbaian yang diperluan. 2. Analisis Kontingensi (Contingency Analysis) Dalam analisis ini gangguan yang mungin terjadi pada sistem dimodelan sehingga bisa diambil tindaan yang diperluan, jia benarbenar terjadi. 3. Analisis Untu Tindaan Pemulihan (Corrective Action Analysis) Analisis untu tindaan pemulihan yang salah satunya dienal dengan istilah SCOPEF (Security Contarined Optimal Power Flows). Dalam SCOPEF, analisis ontingensi digabungan dengan aliran daya optimal diiuti dengan melauan beberapa penyesuaian. Masalah studi aliran daya terdiri dari perhitungan aliran daya dan spesifiasi tegangan bus. Dengan umparan setiap bus ada empat besaran yaitu daya atif, daya reatif, tegangan dan sudut fasa. Tiga tipe dari masing-masin bus dipresentasian pada perhitungan aliran daya dan hanya sebuah bus yang dipilih dengan dua besaran dari empat besaran yang ditentuan. Oleh sebab itu diperluan satu bus yang disebut slac bus. Yaitu bus yang menyediaan penambahan daya atif dan daya reatif untu mengantisipasi rugi-rugi daya transmisi, setelah parameter-parameter yang ta dietahui sampai solusi ahir dietahui. Generator pada bus penadah memicu selisih antara daya atif edalam sistem pada bus yang lain dengan eluaran total sistem ditambah ehilangan aliran daya. Bai besarnya tegangan maupun sudut fasa pada bus ini ditentuan. Sisanya, bus-bus pada sistem dari salah satu dari dua yang ditandai sebagai bus pengontrol tegangan atau bus beban. Studi aliran daya adalah studi yang dilasanaan untu mendapatan informasi mengenai aliran daya dan atau tegangan sistem dalam ondisi operasi luna. Informasi ini sangat dibutuhan untu mengevaluasi unju erja sistem tenaga dan menganalisa ondisi pembangitan dan pembebanan. Metode Newton-Rhapson menghasilan sebuah ombinasi-ombinasi has yang menari, yang didapatan dari beberapa euntungan yang ada pada metoda ini, sebut saja dari segi ecepatan, eandalan, penyederhanaan dan penyimpanan, untu solusi aliran beban yang lazim digunaan. Algoritma tida aan mengalami perubahan untu variasi-variasi apliasi yang berbeda. Memberian sebuah pengaturan untu rutinitas urutan eliminasi yang bai, program mudah untu diterapan dengan efisien, dan ebutuhan aan ecepatan dan penyimpanan dalam solusi, sangat proposional untu uuran sistem. Sebuah eutamaan yang bermanfaat dari metoda-metoda adalah esanggupan untu mengurangi ebutuhan aan penyimpanan inti, yang terait dengan metoda Gaus-Seidel dengan jumlah yang ecil dari blo transfer dis inti. Tampilan sebuah metoda yang bai dengan algoritma pengaturan yang lazim digunaan, dan penyelesaian asus-asus Jurnal Tenos-2, Vol.8, No. 1, Januari

3 pengecean eamanan Autage Generator, biasanya membutuhan satu atau dua ali iterasi. Hal ini secara perhitungan, sesuai untu optimasi perhitungan aliran beban, dan pengembangan-pengembangan yang ada dalam wilayah ini aan dilaporan secara terpisah Sistem Per-Unit Untu mempermudah perhitungan atau analisa pada system tenaga listri biasanya dipaai nilai-nilai dalam per-satuan (per-unit). Besaran per-unit didefenisian sebagai beriut : Per-unit = BesaranYan gsebenarnya BesaranDasarDenganDimensiYangSama Dengan demiian nilai dari besaran per-unit merupaan nilai yang telah di normalisasian terhadap besaran yang telah dipilih. Terdapat empat besaran yang sering diperhitungan di dalam menganalisis sistem tenaga listri, yaitu : daya, tegangan, arus, dan impedansi. Dengan memilih dua buah besaran secara sembarang (misalnya daya dan tegangan) sebagai besaran, secara langsung dapat diperoleh besaran-besaran yang lain. Dalam perhitungan sistem tenaga listri, tegangan nominal saluran serta peralatan selalu dietahui, oleh sebab itu dipilih sebagai besaran. Besaran yang edua yang biasa dipilih sebagai pedoman adalah daya (MVA). I = VA 3xV (1) R sebenarnya = L saluran x R ondutor (2) R = R pu = ( KV MVA R ) sebenarnya R 2 x 10 3 (3) (4) MNJAU 12 MW 81 AMP LBALG 29 MW 112 AMP PLIMO 12.0 MW 4.0 MVR 50.7 MW 32.0 MVR 149 KV SHARU 154 KV 148 KV 25.0 MVR 9.0 MW 4.0 MVR 15.5 MW 6.0 MVR KV 11 MW 60.0 MW 18 MW 72 AMP IND 28 MW 121 AMP 0.0 MW 0.0 MVR 5 MW 38 AMP PDGLR 40.0 MW 20.0 MVR SNKRK 6 MW 6 MW 4 MW 4 MW 67 AMP 63 AMP PYBUH 49 AMP 40 AMP 154 KV 24.0 MW 10.0 MVR 150 KV 1.00 MW 0.5 MVR 31 MW 155 AMP 150 KV 150 KV ALIRAN DAYA SISTEM SUMBAGTENG PYBUH KV BAGAM SEMEN tap 7.5 MW 2.5 MVR 15.0 MW 9.0 MW 4.5 MVR SOLOK 152 KV 156 KV KV KV MW MVR KTPJG 31 MW SALAK 155 KV 158 KV 157 KV 23 MW 31 MW 39 MW 39 MW 55 MW 55 MW 125 AMP 25.0 MW 12.0 MVR 15.0 MW 7.0 MVR 14 MW 52 AMP 2 MW 1 MVR 34 MW 20 MVR 34 MW 20 MVR BTSKR 16.0 MW 7.0 MVR 36.0 MW 13.0 MVR 50 MW 187 AMP 6.5 MW 3.0 MVR 12.0 MW 6.0 MVR 15 MW 57 AMP 80 MW 40 MVR BNKNG 9.0 MW 4.0 MVR 15 MW 57 AMP 80 MW 36 MVR OMBLN KV KLJAO 49 MW 190 AMP 50.0 MW 22.0 MVR GRDSK 17 MW 71 AMP 154 KV TLMBU 154 KV Gambar 1. Single line transmisi sistem Sumbagteng 2.2. Analisis Kontingensi Sistem Tenaga Teni analisis ontingensi dari tahun etahun berembang terus seiring dengan perembangan Komputer. Walaupun ada metoda aliran daya yang lebih bai seperti Gauss-Seidal dan Newton-Rapshon yang bisa mempercepat proses omputasi, namun untu menganalisis sistem dengan mensimulasi satu persatu gangguan pada saluran dan pembangit, aan memaan watu yang lama. untu itu husus untu analisis ontingensi ini, diembangan beberapa metode yang latar belaangnya bermula dari analisis aliran daya. Ada dua metoda analisis ontingensi : 1. Analisis Kontingensi Deterministi Yaitu cara penganalisaan dengan membuat simulasi terlepasnya elemen dari sistem tenaga misalnya satu saluran dilepas, satu trafo dilepas atau satu unit pembangit dilepas, serta melihat pengaruh yang diaibatannya.beberapa metoda analisis ontingensi deterministi yang dienal saat ini yaitu: Analisis ontingensi dengan menggunaan aliran daya arus searah (DC Power Flow Kontingency Analisis) Metoda ini paling sederhana tetapi hasil yang diberian urang aurat dapat digunaan untu menganalisis ontingensi tunggal atau ontingensi multi. Pada metoda ini, resistansi saluran diabaian sehingga daya reatifnya dapat diabaian dan didapat model rangaian linearnya (P- ) dengan aliran daya DC ini, diembangan beberapa metode, diantaranya: analisis ontingensi dengan 14 MW 4 MVR 8 MW 4 MVR 48.0 MW 21.0 MVR KV DUMAI 0.89 tap 13 MW 6 MVR KV MRBGO 12 MW DURI 6 MVR KV 13 MW 6 MVR 0.92 tap KV 10 MW KV 5 MW 2 MVR BANGKO KV 5 MVR KV 6.8 MVR 12 MW 6 MVR 6.7 MVR Jurnal Tenos-2, Vol.8, No. 1, Januari

4 menggunaan factor distribusi dan analisis ontingensi dengan menggunaan indes prilau (PI methods). Dengan metoda ini, eadaan saluran yang berbahaya diurut dari yang paling berbahaya sampai pada yang urang membahayaan. Dengan demiian, penganalisaan hanya dilauan pada bagian tertentu saja sehingga watu omputasi dapat dipersingat. Analisis ontingensi dengan menggunaan matris impedansi bus (Z bus). Analisis ontingensi dengan menggunaan metoda Newton Rhapson). Dari persamaan daya omple yang non linier harus dicari tegangan dan sudutnya untu tiap-tiap bus ecuali bus referensi. Dari persamaan aliran daya Newton Rhapson, pemerisaan dilanjutan dengan mengamati arus pada setiap cabang dan memandingannya dengan emampuan masimumnya. Tegangan pada setiap bus diamati pula apaah ada bus-bus dengan tegangan dibawah harga ritisnya. 2. Analisis ontingensi non-deterministi. Penganalisaan dian pada tingat eandalan sistem yang didefinisian pada dua indes eandalan yaitu LOLP (Loss Of Loop Probability) dan EDNS (Expected Values Of Demand Not Served). Keandalan sistem yang dimasud tergantung pada : - etidapastian periraan beban - tingat epercayaan omponen atau unit sistem tenaga - jadwal pemeliharaan omponen atau unit sistem tenaga - endala-endala bagian yang terinteronesi Degan edua metode diatas (LOLP dan EDNS ), maa perencanaan sistem mampu menentuan apasitas elemen sistem tenaga yang aan dievaluasi dengan menggunaan fungsi probabilitas erapatan. Dengan teni penganalisaan secara probabilitas ini dapat ditentuan bagian saluran yang mana dibebani lebih atau bus mana yang bertegangan abnormal tanpa mengevaluasi eseluruhan sistem. Dengan demiian diharapan watu omputasi lebih cepat dan pengevaluasian dan dititiberatan pada daerah dimana sering terjadi gangguan (outage). Analisis ontingensi deterministi sistem tenaga dengan metoda aliran daya Newton-Rhapson dapat dilauan dalam bentu pelepasan hubungan saluran transmisi, pelepasan hubungan unit pembangit dan pelepasan hubungan transformator daya Pelepasan Hubungan Saluran Transmisi Pada analisis ontingensi deterministi dengan melepas hubungan saluran transmisi, nilai impedansi dari saluran transmisi yang dilepas menjadi nol. Dengan demiian elemen-elemen matris admitansi bus (Y bus) dan parameter-parameter aliran daya Newton-Rhapson mengalami perubahan nilai sebagai beriut: 1. Perubahan pada elemen-elemen matris admitansi bus Nilai admitansi (Y) dari saluran transmisi yang dilepas menjadi nol (0). 2. Perubahan parameter-parameter aliran daya Nilai daya atif P p dan daya reatif Q p pada bus awal dan atau bus ahir dari satu saluran transmisi yang dilepas berubah, jia bus awal dan atau bus ahir tersebut merupaan bus beban. Hal ini menyebaban nilai perubahan daya atif dan daya reatif (Q p dan ) pada bus-bus Q p tersebut juga berubah. Nilai daya atif (P p ) pada bus awal dan atau bus ahir dari saluran transmisi yang dilepas berubah, jia bus awal dan atau bus ahir tersebut merupaan bus generator. Denagn demiian nilai perubahan daya atif pada bus-bus tersebut juga berubah. Elemen-elemen matris Jacobian yang berhubungan dengan bus awal dan atau bus ahir dari saluran transmisi yang dilepas berubah. Nilai perubahan sudut phasa tegangan untu setiap bus beban dan bus generator berubah. Dengan demiian nilai sudut phasa tegangan untu iterasi beriutnya untu bus-bus tersebut juga berubah. Nilai perubahan besaran tegangan untu setiap bus beban berubah. Jurnal Tenos-2, Vol.8, No. 1, Januari

5 Dengan demiian nilai besaran tegangan untu iterasi beriutnya untu bus-bus beriutnya juga berubah. Prosedur-prosedur analisa aliran daya diulangi lagi sampai P p masimum dan Q p masimum memenuhi suatu etentuan harga yang diberian. Pada beberapa ondisi ontingensi, pelepasan hubungan saluran transmisi pada sistem tenaga dapat menyebaban adanya satu atau beberapa bus yang terlepas dari interonesi sistem tenaga sehingga matris admitansi bus untu sistem tenaga tersebut mengalami perubahan. Dengan demiian pada ondisi-ondisi seperti ini, perubahan parameter-parameter aliran daya disesuaian dengan perubahan matris admitansi bus Pelepasan Hubungan Unit Pembangit Pada analisis ontingensi deterministi dengan melepas hubungan unit pembangit, bus P dari unit pembangit yang dilepas tida lagi berfungsi sebagai bus generator atau bus pedoman melainan berfungsi sebagai bus beban. Dengan demiian perubahan parameter-parameter aliran daya berlau untu bus bus beban sebagai beriut: Nilai tebaan awal untu sudut phasa tegangan dan besaran tegangan pada bus P dari unit pembangit yang dilepas masing-masing diasumsian bernilai 1,0 dan 0,0 pu. Nilai P p berubah sehingga nilai juga berubah. P p Oleh arena bus p dari unit pembangit yangdilepas berfungsi sebagai bus beban, maa Q p dan juga dihitung. Q p Nilai perubahan sudut phasa tegangan pada setiap bus beban dan bus generator berubah. Dengan demiian nilai sudut phasa tegangan untu iterasi beriutnya pada bus-bus tersebut juga berubah. Nilai perubahan besaran tegangan pada setiap bus beban berubah. Dengan demiian nilai besaran tegangan untu iterasi beriutnya pada bus-bus tersebut juga berubah. Prosedur-prosedur aliran daya diulangi sampai P p masimum dan Q p masimum memenuhi suatu etentuan harga yang diberian Pelepasan Hubungan Transformator Daya Hubungan transformator daya yang dilepas untu analisis ontingensi deterministi adalah transformator daya pada unit beban (gardu indu). Pada analisis ontingensi deterministi untu pelepasan hubungan transformator daya, daya beban yang dijadwalan pada bus p (P dan Q) dari transformator daya yang dilepas menjadi nol(0). Dengan demiian parameter-parameter aliran daya Newton-Rapshon mengalami perubahan nilai sebagai beriut : Nilai perubahan daya atif dan daya reatif pada bus p (bus beban) dari transformator daya yang dilemas berubah arena nilai daya beban (daya atif dan daya reatif) yang dijadwalan pada bus p tersebut menjadi nol (0). Nilai perubahan sudut phasa tegangan untu setiap bus beban dan bus generator berubah. Dengan demiian nilai sudut phasa tegangan untu iterasi pada bus-bus tersebut beriutnya juga berubah. Nilai perubahan besaran tegangan untu setiap bus beban berubah. Dengan demiian nilai besaran tegangan untu iterasi beriutnya pada bus-bus tersebut juga berubah. Prosedur-prosedur aliran daya diulangi sampai P p masimum dan Q p masimum memenuhi suatu etentuan harga yang diberian. Pada saluran transmisi, unit pembangit, dan transformator daya, memunginan untu mengombinasian bentu pelepasan hubungan omponen- Jurnal Tenos-2, Vol.8, No. 1, Januari

6 omponen sistem tenaga listri antara satu sama lainnya. 3 Formula Penyederhanaan Kontingensi Penguuran yang dapat digunaan untu mengevaluasi penyederhanaan yang relatif terhadap ontingensi adalah nilai indes prilau sistem. Bentu yang paling umum dari indes prilau aan memberian sebuah deviasi penguuran dari nilai batas variabel-variabel sistem seperti aliran saluran, tegangan bus, injesi daya bus. Nilai PI sebenarnya hanyalah gambaran dari tingat etidatersediaan daya yang ditimbulan oleh ontingensi. Didalam studi eamanan, nilai PI berfungsi sebagai informasi awal untu menyusun daftar ontigensi. Formulasi untu mendapatan nilai PI adalah sebagai beriut : Sedangan I (ampacity) l max diperoleh dari tabel standar nilai arateristi untu ondutor yang dieluaran oleh pabri yang membuatnya. 4. Power World Power World adalah suatu perangat luna yang dapat digunaan menentuan susut energi, mensimulasian aliran daya dan ondisi pembebanan suatu sistem. Simulator sesungguhnya merupaan sistem terintegrasi. Dalam perhitungan susut energi, simulator sangat berguna sehingga memudahan ita dalam perhitungan. Simulator ini dapat digunaan untu memvisualisasian sistem itu melalui penggunaan diagram. Tampilan dari simulator power woeld adalah sebagai beriut PI semuacabang i p pl l max 2n semuabusi V V1 1 max 2n Dimana : P l, P lmax = daya yang mengalir dan daya masimum yang boleh dilewatan pada saluran l max i, Vi V = beda tegangan masimum yang diizinan pada bus i m,n = fator pangat, yang harganya spesifi pada tiap sistem Toleransi beda tegangan sebesar 5% Pembebanan (loading) dinyataan sebagai perbandingan arus yang mengalir pada saluran l dengan arus masimum yang diperbolehan melewatinya. Dalam bentu formula ditulisan sebagai beriut I l loading (3.1.) max I l Dimana : I y V V ) (3.2.) l pq( p q Gambar 3 Tampilan Power World Simulator 5. Hasil Analisa Simulator Power World sesungguhnya merupaan salah satu sistem yang dapat digunaan dalam mengatasi permasalahan yang muncul pada sistem tenaga, termasu didalamnya masalah ontingensi. Pada simulator ini masalah ontingensi dapat dianalisa dengan langahlangah sebagai beriut: Memasuan data-data pada menu Power World sesuai dengan yang dibutuhan. Seperti pengisian data bus-bus sistem Sumbagteng meliputi nama-nama bus, nilai-nilai tegangan dalam satuan per-unit, data-data beban dalam satuan MW, data-data emampuan generator dalam satuan MW, data apasitas pembangit dalam satuan Mega Volt Amper Reatif (MVAr). Beriut ini ditampilan tabel analisis ontingensi sistem Sumbagteng dengan menggunaan Power World Simulator, dari semua emunginan asus yang mungin Jurnal Tenos-2, Vol.8, No. 1, Januari

7 terjadi pada sistem tenaga. Untu memberian gambaran tentang eadaan sistem yang sebenarnya pada tiap-tiap asus diberian juga informasi tentang tegangan masimum dan tegangan minimum pada bus dan jumlahnya, jumlah terjadinya violasi sistem, serta pembebanan saluran terbesar pada sistem. Hasil analisis ontingensi pelepasan saluran transmisi dan pelepasan unit pembangit sistem sumbagteng dengan menggunaan Power World Simulator. Beriut ini merupaan data pada Power World, dalam eadaan normal : Contingency Records Label Set Min Max Vio volt Volt L C L C L C L C L C L C L C L C L C L C L C L C L C L C L C L C L C L C L C L C L C L C L C L C L C L C L C L C L C L C L C L C L C L C L C L C L C L C L C Label L C1 sampai dengan label L C2 merupaan urutan nama-nama saluran transmisi sistem Sumbagteng, sedangan violations merupaan data yang menunjuan jumlah terjadinya ontingensi pada suatu saluran. Mint volt merupaan indiasi untu tegangan terendah yang dicapai oleh sistem. Max Volt merupaan indiasi untu tegangan tertinggi yang mampu dicapai oleh sistem. Ketia mengalami ontingensi maa aan terjadi perubahan aliran daya pada sistem dan mengalami perubahan data pada sistem itu, terutama pada tegangan masimum sistem. Untu melihat data-data ontingensi dalam eadaan yang tida normal, Pada Power World Simulator perubahan-perubahan yang muncul dalam sistem disaat pengaliran daya, saat itu program Power World memperhitungannya, seperti terlihat saat melauan simulasi pada sistem tersebut. Untu simulasi ontingensi sistem tenaga listri, digunaan Simulator Power World. Saat terjadi pelepasan saluran transmisi pada bus Ombilin dengan bus Sala maa daya yang dibangitan oleh PLTU Ombilin disaluran e transmisi lain yaitu e Bus Indarung, Batu Sangar dan Kiliran Jao sebesar 92 MW dan mengalami beban punca sistem sebesar MW. Begitu juga untu ondisi pelepasn transmisi yang lain. Untu ondisi pelepasan unit pembangit, terlihat pada asus pelepasan generator PLTA Maninjau, beban untu PLTA Maninjau di ambil alih oleh PLTA Singara dan mampu menyuplai daya sebesar 7.5 MVR. Artinya bahwa untu sistem Sumbagteng masih mampu menampung beban yang besar mesipun beberapa unit pembangit tida beroperasi. Apabila terjadi elebihan beban pada sistem Sumbagteng maa dilauan pelepasan transmisi dalam janga watu tertentu dan dilauan pemadaman bergilir. Jurnal Tenos-2, Vol.8, No. 1, Januari

8 6. Kesimpulan Adapun esimpulan yang dapat diambil dari penulisan sripsi ini adalah : Analisa aliran daya bertujuan untu memerisa tegangan dan pengaturan tegangan, untu memperoleh ondisi normal, serta mengetahui gangguan sistem, untu perencanaan, dan pengembangan sistem yang sesuai dengan perembangan beban. Penggunaan Power World Simulator digunaan dalam pengoperasian sistem tenaga listri. Termasu didalamnya untu analisis ontingensi deterministi suatu sistem tenaga listri. Penggunaan Power World Simulator secara tida langsung adalah untu eperluan perencanaan operasi juga untu menganalisis hasil operasi Untu simulasi ontingensi sistem tenaga listri, digunaan Simulator Power World. Saat terjadi pelepasan saluran transmisi pada bus Ombilin dengan bus Sala maa daya yang dibangitan oleh PLTU Ombilin disaluran e transmisi lain yaitu e Bus Indarung, Batu Sangar dan Kiliran Jao sebesar 92 MW dan mengalami beban punca sistem sebesar MW. Begitu juga untu ondisi pelepasn transmisi yang lain. Untu ondisi pelepasan unit pembangit, terlihat pada asus pelepasan generator PLTA Maninjau, beban untu PLTA Maninjau di ambil alih oleh PLTA Singara dan mampu menyuplai daya sebesar 7.5 MVR. Artinya bahwa untu sistem Sumbagteng masih mampu menampung beban yang besar mesipun beberapa unit pembangit tida beroperasi. Apabila terjadi elebihan beban pada sistem Sumbagteng maa dilauan pelepasan transmisi dalam janga watu tertentu dan dilauan pemadaman bergilir. maa bus 8 tida lagi berfungsi sebagai bus generator, melainan berfungsi sebagai bus beban. Dengan demiian perubahan parameter-parameter aliran daya Newton- Rapshon merupaan perubahan parameterparameter aliran daya yang berlau untu bus beban Daftar Pustaa 1. A.P.Gupta. Wored Examples In Electrical Power Third Edition. Oxford & IBH Publishing.Co. 2. Arismunandar, A, Kuwahara, S, Teni Tenaga Listri, Penerbit Pradnya Paramita, Jaarta, Gonen Turan, Modern Power System Analysis, California: John Wiley & sons, Hutahuru, TS, Transmisi Daya Listri, Penerbit Erlangga, Jaarta, Hutauru TS, Analisa Sistem Tenaga Listri I, Institut Tenologi Bandung, Hutauru TS, Analisa Sistem Tenaga Listri II, Sistem Tida Seimbang, Institut Tenologi Bandung, Julian Fery, Modifiasi Metode Quasi Newton-Rapshon Orde Kedua Untu Studi Aliran Daya Dalam oordinat Rectangular, Tugas Ahir TE, Univ Bung Hatta, Padang, Marsudi Djiteng, Operasi Sistem Tenaga Listri, Balai Penerbit Dan Humas ISTN, Jaarta, Pabla.AS, Sistem Distribusi Daya Listri, Erlangga, Jaarta, Petruzella, Fran D, Eletroni Industri, Penerbit ANDI,Yogyaarta, Power World Simulator, Menu Help, Versi 6.0, Pratitia, Studi Analisis Sistem Kelistrian Sumbagsel Dengan Menggunaan Power World, tugas Ahir TE, Univ Bung Hatta, Padang, Satria Deni, Perencanaan Sistem Protesi Busbar dan Saluran Transmisi 150 V Sumbar-Riau dengan Menggunaan Sistem SCADA, Tugas Ahir TE, Univ Bung Hatta, Padang, Sistem Sumbar SUTT 150 V UPT Padang, Padang, Mei, Stevenson, Jr, William. D, Analisis Sistem Tenaga Listri, Penerbit Erlangga, Jaarta, Tim, Tibbals and Darrold Woodward P.E, Sel-7000 Integrated Substantion Control And Protection System, Schweitzer Engineering Laboratories, Inc, Pullman, USA, Valenburg, M.E. Van, Analisa Jaringan Listri, Penerbit Erlangga, Jaarta, Zuhal, Dasar Teni Tenaga Listri Dan Eletronia Daya, Penerbit PT. Gramedia Pustaa Utama, Jaarta, Jurnal Tenos-2, Vol.8, No. 1, Januari

Pengaruh Masuknya Penambahan Pembangkit Baru kedalam Jaringan 150 kv pada Kapasitas Circuit Breaker

Pengaruh Masuknya Penambahan Pembangkit Baru kedalam Jaringan 150 kv pada Kapasitas Circuit Breaker Pengaruh Masunya Penambahan Pembangit Baru edalam Jaringan 150 V pada Kapasitas Circuit Breaer Emelia, Dian Yayan Suma Jurusan Teni Eletro Faultas Teni Universitas Riau Kampus Binawidya Km 12,5 Simpang

Lebih terperinci

BAB III DESAIN DAN APLIKASI METODE FILTERING DALAM SISTEM MULTI RADAR TRACKING

BAB III DESAIN DAN APLIKASI METODE FILTERING DALAM SISTEM MULTI RADAR TRACKING Bab III Desain Dan Apliasi Metode Filtering Dalam Sistem Multi Radar Tracing BAB III DESAIN DAN APLIKASI METODE FILTERING DALAM SISTEM MULTI RADAR TRACKING Bagian pertama dari bab ini aan memberian pemaparan

Lebih terperinci

Optimasi Non-Linier. Metode Numeris

Optimasi Non-Linier. Metode Numeris Optimasi Non-inier Metode Numeris Pendahuluan Pembahasan optimasi non-linier sebelumnya analitis: Pertama-tama mencari titi-titi nilai optimal Kemudian, mencari nilai optimal dari fungsi tujuan berdasaran

Lebih terperinci

ANALISA STATIK DAN DINAMIK GEDUNG BERTINGKAT BANYAK AKIBAT GEMPA BERDASARKAN SNI DENGAN VARIASI JUMLAH TINGKAT

ANALISA STATIK DAN DINAMIK GEDUNG BERTINGKAT BANYAK AKIBAT GEMPA BERDASARKAN SNI DENGAN VARIASI JUMLAH TINGKAT Jurnal Sipil Stati Vol. No. Agustus (-) ISSN: - ANALISA STATIK DAN DINAMIK GEDUNG BERTINGKAT BANYAK AKIBAT GEMPA BERDASARKAN SNI - DENGAN VARIASI JUMLAH TINGKAT Revie Orchidentus Francies Wantalangie Jorry

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Statisti Inferensia Tujuan statisti pada dasarnya adalah melauan desripsi terhadap data sampel, emudian melauan inferensi terhadap data populasi berdasaran pada informasi yang

Lebih terperinci

BAB VII. RELE JARAK (DISTANCE RELAY)

BAB VII. RELE JARAK (DISTANCE RELAY) BAB VII. RELE JARAK (DISTANCE RELAY) 7.1 Pendahuluan. Rele jara merespon terhadap banya inputsebagai fungsi dari rangaian listri yang panjang (jauh) antara loasi rele dengan titi gangguan. Karena impedansi

Lebih terperinci

Penempatan Optimal Phasor Measurement Unit (PMU) dengan Integer Programming

Penempatan Optimal Phasor Measurement Unit (PMU) dengan Integer Programming JURAL TEKIK POMITS Vol. 2, o. 2, (2013) ISS: 2337-3539 (2301-9271 Print) B-137 Penempatan Optimal Phasor Measurement Unit (PMU) dengan Integer Programming Yunan Helmy Amrulloh, Rony Seto Wibowo, dan Sjamsjul

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belaang Model Loglinier adalah salah satu asus husus dari general linier model untu data yang berdistribusi poisson. Model loglinier juga disebut sebagai suatu model statisti

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belaang Masalah untu mencari jalur terpende di dalam graf merupaan salah satu masalah optimisasi. Graf yang digunaan dalam pencarian jalur terpende adalah graf yang setiap sisinya

Lebih terperinci

PENGARUH PENAMBAHAN PLTU TELUK SIRIH 100 MEGAWATT PADA SISTEM SUMATERA BAGIAN TENGAH

PENGARUH PENAMBAHAN PLTU TELUK SIRIH 100 MEGAWATT PADA SISTEM SUMATERA BAGIAN TENGAH PENGARUH PENAMBAHAN PLTU TELUK SIRIH 100 MEGAWATT PADA SISTEM SUMATERA BAGIAN TENGAH TUGAS AKHIR Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan program strata-1 pada Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik

Lebih terperinci

ANALISA ALIRAN DAYA DENGAN METODE INJEKSI ARUS PADA SISTEM DISTRIBUSI 20 KV

ANALISA ALIRAN DAYA DENGAN METODE INJEKSI ARUS PADA SISTEM DISTRIBUSI 20 KV ANALISA ALIRAN DAA DENGAN METODE INJEKSI ARUS PADA SISTEM DISTRIBUSI 0 K IBG Manuaba 1, Kade Amerta asa 1 Staff pengajar Teni Eletro Faultas Teni Universitas Udayana Kampus Buit Jimbaran, Bali, 80361 Staff

Lebih terperinci

PENYELESAIAN PERSAMAAN LOTKA-VOLTERRA DENGAN METODE TRANSFORMASI DIFERENSIAL. Sutriani Hidri. Ja faruddin. Syafruddin Side, ABSTRAK

PENYELESAIAN PERSAMAAN LOTKA-VOLTERRA DENGAN METODE TRANSFORMASI DIFERENSIAL. Sutriani Hidri. Ja faruddin. Syafruddin Side, ABSTRAK PENYELESAIAN PERSAMAAN LOTKA-VOLTERRA DENGAN METODE TRANSFORMASI DIFERENSIAL Syafruddin Side, Jurusan Matematia, FMIPA, Universitas Negeri Maassar email:syafruddinside@yahoo.com Info: Jurnal MSA Vol. 3

Lebih terperinci

PENERAPAN DYNAMIC PROGRAMMING DALAM WORD WRAP Wafdan Musa Nursakti ( )

PENERAPAN DYNAMIC PROGRAMMING DALAM WORD WRAP Wafdan Musa Nursakti ( ) PENERAPAN DYNAMIC PROGRAMMING DALAM WORD WRAP Wafdan Musa Nursati (13507065) Program Studi Teni Informatia, Seolah Teni Eletro dan Informatia, Institut Tenologi Bandung Jalan Ganesha No. 10 Bandung, 40132

Lebih terperinci

Aplikasi diagonalisasi matriks pada rantai Markov

Aplikasi diagonalisasi matriks pada rantai Markov J. Sains Dasar 2014 3(1) 20-24 Apliasi diagonalisasi matris pada rantai Marov (Application of matrix diagonalization on Marov chain) Bidayatul hidayah, Rahayu Budhiyati V., dan Putriaji Hendiawati Jurusan

Lebih terperinci

BAB 2 TEORI PENUNJANG

BAB 2 TEORI PENUNJANG BAB EORI PENUNJANG.1 Konsep Dasar odel Predictive ontrol odel Predictive ontrol P atau sistem endali preditif termasu dalam onsep perancangan pengendali berbasis model proses, dimana model proses digunaan

Lebih terperinci

MENGHITUNG PELUANG PERSEBARAN TRUMP DALAM PERMAINAN CONTRACT BRIDGE

MENGHITUNG PELUANG PERSEBARAN TRUMP DALAM PERMAINAN CONTRACT BRIDGE MENGHITUNG PELUANG PERSEBARAN TRUMP DALAM PERMAINAN CONTRACT BRIDGE Desfrianta Salmon Barus - 350807 Jurusan Teni Informatia, Institut Tenologi Bandung Bandung e-mail: if807@students.itb.ac.id ABSTRAK

Lebih terperinci

Perhitungan Kehilangan Pratekan Total dengan Memakai Teori Kemungkinan ABSTRAK

Perhitungan Kehilangan Pratekan Total dengan Memakai Teori Kemungkinan ABSTRAK Jurnal APLIKASI Volume 5, Nomor 1, Agustus 2008 Perhitungan Kehilangan Pratean Total dengan Memaai Teori Kemunginan M. Sigit Darmawan Dosen Jurusan Diploma Teni Sipil, FTSP - ITS Email: msdarmawan@ce.its.ac.id

Lebih terperinci

BAB III PENENTUAN HARGA PREMI, FUNGSI PERMINTAAN, DAN TITIK KESETIMBANGANNYA

BAB III PENENTUAN HARGA PREMI, FUNGSI PERMINTAAN, DAN TITIK KESETIMBANGANNYA BAB III PENENTUAN HARGA PREMI, FUNGSI PERMINTAAN, DAN TITIK KESETIMBANGANNYA Pada penelitian ini, suatu portfolio memilii seumlah elas risio. Tiap elas terdiri dari n, =,, peserta dengan umlah besar, dan

Lebih terperinci

Analisa Drop Tegangan dan Susut Daya pada Jaringan Listrik Penyulang Renon Menggunakan Metode Artificial Neural Network

Analisa Drop Tegangan dan Susut Daya pada Jaringan Listrik Penyulang Renon Menggunakan Metode Artificial Neural Network Analisa Drop Tegangan dan Susut Daya pada Jaringan Listri Penyulang Renon Menggunaan Metode Artificial Neural Networ I Gede Dyana Arana Jurusan Teni Eletro Faultas Teni, Universitas Udayana Denpasar, Bali,

Lebih terperinci

Analisis Pengaruh Peralatan Laboratorium Terhadap Kualitas Daya Pada Laboratorium Elektroteknika Dasar

Analisis Pengaruh Peralatan Laboratorium Terhadap Kualitas Daya Pada Laboratorium Elektroteknika Dasar 3 Analisis Pengaruh Peralatan Laboratorium Terhadap Kualitas Daya Pada Laboratorium Eletrotenia Dasar Jamhir slami Pranata Laboratorium Pendidian (PLP) Ahli Muda Laboratorium Eletrotenia Dasar Faaultas

Lebih terperinci

Peningkatan Keandalan Sistem Distribusi Tenaga Listrik 20 kv PT. PLN (Persero) APJ Magelang Menggunakan Static Series Voltage Regulator (SSVR)

Peningkatan Keandalan Sistem Distribusi Tenaga Listrik 20 kv PT. PLN (Persero) APJ Magelang Menggunakan Static Series Voltage Regulator (SSVR) 1 Peningatan Keandalan Sistem Distribusi Tenaga Listri 20 V PT. PLN (Persero) APJ agelang enggunaan Static Series Voltage Regulator (SSVR) Putty Ia Dharmawati, Sjamsjul Anam, Adi Soeprijanto Jurusan Teni

Lebih terperinci

PENYELESAIAN PERSAMAAN LOTKA-VOLTERRA DENGAN METODE TRANSFORMASI DIFERENSIAL SUTRIANI HIDRI

PENYELESAIAN PERSAMAAN LOTKA-VOLTERRA DENGAN METODE TRANSFORMASI DIFERENSIAL SUTRIANI HIDRI PENYELESAIAN PERSAMAAN LOTKA-VOLTERRA DENGAN METODE TRANSFORMASI DIFERENSIAL SUTRIANI HIDRI Jurusan Matematia, FMIPA, Universitas Negeri Maassar Email: nanni.cliq@gmail.com Abstra. Pada artiel ini dibahas

Lebih terperinci

BAB 3 PATTERN MATCHING BERBASIS JARAK EUCLID, PATTERN MATCHING BERBASIS JARAK MAHALANOBIS, DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BERBASIS PROPAGASI BALIK

BAB 3 PATTERN MATCHING BERBASIS JARAK EUCLID, PATTERN MATCHING BERBASIS JARAK MAHALANOBIS, DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BERBASIS PROPAGASI BALIK BAB 3 PATTERN MATCHING BERBASIS JARAK EUCLID, PATTERN MATCHING BERBASIS JARAK MAHALANOBIS, DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BERBASIS PROPAGASI BALIK Proses pengenalan dilauan dengan beberapa metode. Pertama

Lebih terperinci

VARIASI NILAI BATAS AWAL PADA HASIL ITERASI PERPINDAHAN PANAS METODE GAUSS-SEIDEL

VARIASI NILAI BATAS AWAL PADA HASIL ITERASI PERPINDAHAN PANAS METODE GAUSS-SEIDEL SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN SAINS Peningatan Kualitas Pembelajaran Sains dan Kompetensi Guru melalui Penelitian & Pengembangan dalam Menghadapi Tantangan Abad-1 Suraarta, Otober 016 VARIASI NILAI BATAS

Lebih terperinci

SIMULASI DAN ANALISIS ALIRAN DAYA PADA SISTEM TENAGA LISTRIK MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK ELECTRICAL TRANSIENT ANALYSER PROGRAM (ETAP) VERSI 4.

SIMULASI DAN ANALISIS ALIRAN DAYA PADA SISTEM TENAGA LISTRIK MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK ELECTRICAL TRANSIENT ANALYSER PROGRAM (ETAP) VERSI 4. SIMULASI DAN ANALISIS ALIRAN DAYA PADA SISTEM TENAGA LISTRIK MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK ELECTRICAL TRANSIENT ANALYSER PROGRAM (ETAP) VERSI 4.0 Rudi Salman 1) Mustamam 2) Arwadi Sinuraya 3) Abstrak Penelitian

Lebih terperinci

Pencitraan Tomografi Elektrik dengan Elektroda Planar di Permukaan

Pencitraan Tomografi Elektrik dengan Elektroda Planar di Permukaan Abstra Pencitraan omografi Eletri dengan Eletroda Planar di Permuaan D. Kurniadi, D.A Zein & A. Samsi KK Instrumentasi & Kontrol, Institut enologi Bandung Jl. Ganesa no. 10 Bandung Received date : 22 November2010

Lebih terperinci

APLIKASI PREDIKSI HARGA SAHAM MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF RADIAL BASIS FUNCTION DENGAN METODE PEMBELAJARAN HYBRID

APLIKASI PREDIKSI HARGA SAHAM MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF RADIAL BASIS FUNCTION DENGAN METODE PEMBELAJARAN HYBRID APLIKASI PREDIKSI HARGA SAHAM MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF RADIAL BASIS FUNCTION DENGAN METODE PEMBELAJARAN HYBRID Ferry Tan, Giovani Gracianti, Susanti, Steven, Samuel Luas Jurusan Teni Informatia, Faultas

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Gambar 3.1 Bagan Penetapan Kriteria Optimasi Sumber: Peneliti Determinasi Kinerja Operasional BLU Transjaarta Busway Di tahap ini, peneliti

Lebih terperinci

BAB III METODE SCHNABEL

BAB III METODE SCHNABEL BAB III METODE SCHNABEL Uuran populasi tertutup dapat diperiraan dengan teni Capture Mar Release Recapture (CMRR) yaitu menangap dan menandai individu yang diambil pada pengambilan sampel pertama, melepasan

Lebih terperinci

Kata Kunci : Multipath, LOS, N-LOS, Network Analyzer, IFFT, PDP. 1. Pendahuluan

Kata Kunci : Multipath, LOS, N-LOS, Network Analyzer, IFFT, PDP. 1. Pendahuluan Statisti Respon Kanal Radio Dalam Ruang Pada Freuensi,6 GHz Christophorus Triaji I, Gamantyo Hendrantoro, Puji Handayani Institut Tenologi Sepuluh opember, Faultas Tenologi Industri, Jurusan Teni Eletro

Lebih terperinci

SETTING RELAI JARAK PADA SISTEM 150 KV

SETTING RELAI JARAK PADA SISTEM 150 KV TUGAS AKHIR SETTING RELAI JARAK PADA SISTEM 150 KV Disusun guna memenuhi persyaratan aademis dan untu mencapai gelar sarjana S-1 pada jurusan Teni Eletro Universitas Mercu Buana Disusun oleh SIGIT SUPRIYANTO

Lebih terperinci

PERHITUNGAN KEHILANGAN PRATEKAN (LOSS OF PRESTRESS) AKIBAT SUSUT DAN RANGKAK PADA BETON DENGAN MEMPERHITUNGKAN VARIABILITAS SIFAT-SIFAT BETON

PERHITUNGAN KEHILANGAN PRATEKAN (LOSS OF PRESTRESS) AKIBAT SUSUT DAN RANGKAK PADA BETON DENGAN MEMPERHITUNGKAN VARIABILITAS SIFAT-SIFAT BETON PERHITUNGAN KEHILANGAN PRATEKAN (LOSS OF PRESTRESS) AKIBAT SUSUT DAN RANGKAK PADA BETON DENGAN MEMPERHITUNGKAN VARIABILITAS SIFAT-SIFAT BETON M. Sigit Darmawan Dosen Diploma Teni Sipil ITS Email: msdarmawan@ce.its.ac.id

Lebih terperinci

STUDI ALIRAN DAYA PADA SISTEM KELISTRIKAN SUMATERA BAGIAN UTARA (SUMBAGUT) 150 kv DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE POWERWORLD VERSI 17

STUDI ALIRAN DAYA PADA SISTEM KELISTRIKAN SUMATERA BAGIAN UTARA (SUMBAGUT) 150 kv DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE POWERWORLD VERSI 17 STUDI ALIRAN DAYA PADA SISTEM KELISTRIKAN SUMATERA BAGIAN UTARA (SUMBAGUT) 50 kv DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE POWERWORLD VERSI 7 Adly Lidya, Yulianta Siregar Konsentrasi Teknik Energi Listrik, Departemen

Lebih terperinci

DESAIN SENSOR KECEPATAN BERBASIS DIODE MENGGUNAKAN FILTER KALMAN UNTUK ESTIMASI KECEPATAN DAN POSISI KAPAL

DESAIN SENSOR KECEPATAN BERBASIS DIODE MENGGUNAKAN FILTER KALMAN UNTUK ESTIMASI KECEPATAN DAN POSISI KAPAL DESAIN SENSOR KECEPAAN BERBASIS DIODE MENGGUNAKAN FILER KALMAN UNUK ESIMASI KECEPAAN DAN POSISI KAPAL Alrijadjis, Bambang Siswanto Program Pascasarjana, Jurusan eni Eletro, Faultas enologi Industri Institut

Lebih terperinci

Analisis Kontingensi Sistem Tenaga Listrik dengan Metode Bounding

Analisis Kontingensi Sistem Tenaga Listrik dengan Metode Bounding 92 Jurnal Rekayasa Elektrika Vol 10, No. 2, Oktober 2012 Analisis Kontingensi Sistem Tenaga Listrik dengan Metode Bounding Syafii dan Nurul Rahmawati Gedung Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Kampus

Lebih terperinci

Makalah Seminar Tugas Akhir

Makalah Seminar Tugas Akhir Maalah Seminar ugas Ahir Simulasi Penapisan Kalman Dengan Kendala Persamaan Keadaan Pada Kasus Penelusuran Posisi Kendaraan (Vehicle racing Problem Iput Kasiyanto [], Budi Setiyono, S., M. [], Darjat,

Lebih terperinci

Penentuan Nilai Ekivalensi Mobil Penumpang Pada Ruas Jalan Perkotaan Menggunakan Metode Time Headway

Penentuan Nilai Ekivalensi Mobil Penumpang Pada Ruas Jalan Perkotaan Menggunakan Metode Time Headway Rea Racana Jurnal Online Institut Tenologi Nasional Teni Sipil Itenas No.x Vol. Xx Agustus 2015 Penentuan Nilai Eivalensi Mobil Penumpang Pada Ruas Jalan Perotaan Menggunaan Metode Time Headway ENDI WIRYANA

Lebih terperinci

STUDI PENYELESAIAN PROBLEMA MIXED INTEGER LINIER PROGRAMMING DENGAN MENGGUNAKAN METODE BRANCH AND CUT OLEH : RISTA RIDA SINURAT

STUDI PENYELESAIAN PROBLEMA MIXED INTEGER LINIER PROGRAMMING DENGAN MENGGUNAKAN METODE BRANCH AND CUT OLEH : RISTA RIDA SINURAT TUGAS AKHIR STUDI PENYELESAIAN PROBLEMA MIXED INTEGER LINIER PROGRAMMING DENGAN MENGGUNAKAN METODE BRANCH AND CUT OLEH : RISTA RIDA SINURAT 040803023 DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU

Lebih terperinci

BAB IV APLIKASI PADA MATRIKS STOKASTIK

BAB IV APLIKASI PADA MATRIKS STOKASTIK BAB IV : ALIKASI ADA MARIKS SOKASIK 56 BAB IV ALIKASI ADA MARIKS SOKASIK Salah satu apliasi dari eori erron-frobenius yang paling terenal adalah penurunan secara alabar untu beberapa sifat yang dimilii

Lebih terperinci

ESTIMASI TRAJECTORY MOBILE ROBOT MENGGUNAKAN METODE ENSEMBLE KALMAN FILTER SQUARE ROOT (ENKF-SR)

ESTIMASI TRAJECTORY MOBILE ROBOT MENGGUNAKAN METODE ENSEMBLE KALMAN FILTER SQUARE ROOT (ENKF-SR) SEMINAR NASIONAL PASCASARJANA SAL ESIMASI RAJECORY MOBILE ROBO MENGGUNAKAN MEODE ENSEMBLE KALMAN FILER SQUARE ROO (ENKF-SR) eguh Herlambang Zainatul Mufarrioh Firman Yudianto Program Studi Sistem Informasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belaang Keadaan dunia usaha yang selalu berubah membutuhan langah-langah untu mengendalian egiatan usaha di suatu perusahaan. Perencanaan adalah salah satu langah yang diperluan

Lebih terperinci

Variasi Spline Kubik untuk Animasi Model Wajah 3D

Variasi Spline Kubik untuk Animasi Model Wajah 3D Variasi Spline Kubi untu Animasi Model Wajah 3D Rachmansyah Budi Setiawan (13507014 1 Program Studi Teni Informatia Seolah Teni Eletro dan Informatia Institut Tenologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung 40132,

Lebih terperinci

PENENTUAN FAKTOR KALIBRASI ACCELEROMETER MMA7260Q PADA KETIGA SUMBU

PENENTUAN FAKTOR KALIBRASI ACCELEROMETER MMA7260Q PADA KETIGA SUMBU PENENTUAN FAKTOR KALIBRASI ACCELEROMETER MMA7260Q PADA KETIGA SUMBU Wahyudi 1, Adhi Susanto 2, Sasongo P. Hadi 2, Wahyu Widada 3 1 Jurusan Teni Eletro, Faultas Teni, Universitas Diponegoro, Tembalang,

Lebih terperinci

4. 1 Spesifikasi Keadaan dari Sebuah Sistem

4. 1 Spesifikasi Keadaan dari Sebuah Sistem Dalam pembahasan terdahulu ita telah mempelajari penerapan onsep dasar probabilitas untu menggambaran sistem dengan jumlah partiel ang cuup besar (N). Pada bab ini, ita aan menggabungan antara statisti

Lebih terperinci

ADAPTIVE NOISE CANCELING MENGGUNAKAN ALGORITMA LEAST MEAN SQUARE (LMS) Anita Nardiana, SariSujoko Sumaryono ABSTRACT

ADAPTIVE NOISE CANCELING MENGGUNAKAN ALGORITMA LEAST MEAN SQUARE (LMS) Anita Nardiana, SariSujoko Sumaryono ABSTRACT Jurnal Teni Eletro Vol. 3 No.1 Januari - Juni 1 6 ADAPTIVE NOISE CANCELING MENGGUNAKAN ALGORITMA LEAST MEAN SQUARE (LMS) Anita Nardiana, SariSujoo Sumaryono ABSTRACT Noise is inevitable in communication

Lebih terperinci

Makalah Seminar Tugas Akhir

Makalah Seminar Tugas Akhir Maalah Seminar Tugas Ahir PENDETEKSI POSISI MENGGUNAKAN SENSOR ACCELEROMETER MMA7260Q BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 32 Muhammad Riyadi Wahyudi, ST., MT. Iwan Setiawan, ST., MT. Abstract Currently, determining

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Keranga Pemiiran Pemerintah ahir-ahir ini sering dihadapan pada masalah persediaan pupu bersubsidi yang daya serapnya rendah dan asus elangaan di berbagai loasi di Indonesia.

Lebih terperinci

PENCARIAN JALUR TERPENDEK MENGGUNAKAN ALGORITMA SEMUT

PENCARIAN JALUR TERPENDEK MENGGUNAKAN ALGORITMA SEMUT Seminar Nasional Apliasi Tenologi Informasi 2007 (SNATI 2007) ISSN: 1907-5022 Yogyaarta, 16 Juni 2007 PENCARIAN JALUR TERPENDEK MENGGUNAKAN ALGORITMA SEMUT I ing Mutahiroh, Indrato, Taufiq Hidayat Laboratorium

Lebih terperinci

SISTEM ADAPTIF PREDIKSI PENGENALAN ISYARAT VOKAL SUARA KARAKTER. Abstrak

SISTEM ADAPTIF PREDIKSI PENGENALAN ISYARAT VOKAL SUARA KARAKTER. Abstrak SISTEM ADAPTIF PREDIKSI PENGENALAN ISYARAT VOKAL SUARA KARAKTER Oleh : Pandapotan Siagia, ST, M.Eng (Dosen tetap STIKOM Dinamia Bangsa Jambi) Abstra Sistem pengenal pola suara atau yang lebih dienal dengan

Lebih terperinci

khazanah Sistem Klasifikasi Tipe Kepribadian dan Penerimaan Teman Sebaya Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation informatika

khazanah Sistem Klasifikasi Tipe Kepribadian dan Penerimaan Teman Sebaya Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation informatika hazanah informatia Jurnal Ilmu Komputer dan Informatia Sistem Klasifiasi Tipe Kepribadian dan Penerimaan Teman Sebaya Menggunaan Jaringan Syaraf Tiruan Bacpropagation Yusuf Dwi Santoso *, Suhartono Departemen

Lebih terperinci

khazanah Sistem Klasifikasi Tipe Kepribadian dan Penerimaan Teman Sebaya Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation informatika

khazanah Sistem Klasifikasi Tipe Kepribadian dan Penerimaan Teman Sebaya Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation informatika hazanah informatia Jurnal Ilmu Komputer dan Informatia Sistem Klasifiasi Tipe Kepribadian dan Penerimaan Teman Sebaya Menggunaan Jaringan Syaraf Tiruan Bacpropagation Yusuf Dwi Santoso *, Suhartono Program

Lebih terperinci

Implementasi Algoritma Pencarian k Jalur Sederhana Terpendek dalam Graf

Implementasi Algoritma Pencarian k Jalur Sederhana Terpendek dalam Graf JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No., (203) ISSN: 2337-3539 (230-927 Print) Implementasi Algoritma Pencarian Jalur Sederhana Terpende dalam Graf Anggaara Hendra N., Yudhi Purwananto, dan Rully Soelaiman Jurusan

Lebih terperinci

TUGAS I RANCANGAN PERCOBAAN BAB I

TUGAS I RANCANGAN PERCOBAAN BAB I TUGAS I RANCANGAN PERCOBAAN Nama : Dwi Shinta Marselina A. Pengertian Desain Esperimen BAB I Desain Esperimen Merupaan langah-langah lengap yang perlu di ambil jauh sebelum esperimen dilauan supaya data

Lebih terperinci

Studi dan Analisis mengenai Hill Cipher, Teknik Kriptanalisis dan Upaya Penanggulangannya

Studi dan Analisis mengenai Hill Cipher, Teknik Kriptanalisis dan Upaya Penanggulangannya Studi dan Analisis mengenai Hill ipher, Teni Kriptanalisis dan Upaya enanggulangannya Arya Widyanaro rogram Studi Teni Informatia, Institut Tenologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung Email: if14030@students.if.itb.ac.id

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Fuzzy 2.1.1 Dasar-Dasar Teori Fuzzy Secara prinsip, di dalam teori fuzzy set dapat dianggap sebagai estension dari teori onvensional atau crisp set. Di dalam teori crisp

Lebih terperinci

PEBANDINGAN METODE ROBUST MCD-LMS, MCD-LTS, MVE-LMS, DAN MVE-LTS DALAM ANALISIS REGRESI KOMPONEN UTAMA

PEBANDINGAN METODE ROBUST MCD-LMS, MCD-LTS, MVE-LMS, DAN MVE-LTS DALAM ANALISIS REGRESI KOMPONEN UTAMA PEBANDINGAN METODE ROBUST MCD-LMS, MCD-LTS, MVE-LMS, DAN MVE-LTS DALAM ANALISIS REGRESI KOMPONEN UTAMA Sear Wulandari, Nur Salam, dan Dewi Anggraini Program Studi Matematia Universitas Lambung Mangurat

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI DAN ANALISIS ALGORITMA PENCARIAN RUTE TERPENDEK DI KOTA SURABAYA

IMPLEMENTASI DAN ANALISIS ALGORITMA PENCARIAN RUTE TERPENDEK DI KOTA SURABAYA 94 IMPLEMENTASI DAN ANALISIS ALGORITMA PENCARIAN RUTE TERPENDEK DI KOTA SURABAYA Yudhi Purwananto 1, Diana Purwitasari 2, Agung Wahyu Wibowo Jurusan Teni Informatia, Institut Tenologi Sepuluh Nopember

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Graf adalah kumpulan simpul (nodes) yang dihubungkan satu sama lain

BAB II LANDASAN TEORI. Graf adalah kumpulan simpul (nodes) yang dihubungkan satu sama lain 8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Graf 2.1.1 Definisi Graf Graf adalah umpulan simpul (nodes) yang dihubungan satu sama lain melalui sisi/busur (edges) (Zaaria, 2006). Suatu Graf G terdiri dari dua himpunan

Lebih terperinci

ANALISIS PEHITUNGAN RUGI-RUGI DAYA PADA GARDU INDUK PLTU 2 SUMUT PANGKALAN SUSU DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM SIMULASI ELECTRICAL TRANSIENT ANALYZER

ANALISIS PEHITUNGAN RUGI-RUGI DAYA PADA GARDU INDUK PLTU 2 SUMUT PANGKALAN SUSU DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM SIMULASI ELECTRICAL TRANSIENT ANALYZER ANALISIS PEHITUNGAN RUGI-RUGI DAYA PADA GARDU INDUK PLTU SUMUT PANGKALAN SUSU DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM SIMULASI ELECTRICAL TRANSIENT ANALYZER Asri Akbar, Surya Tarmizi Kasim Konsentrasi Teknik Energi

Lebih terperinci

PERBANDINGAN PERFORMANSI ALGORITMA GENETIKA DAN ALGORITMA SEMUT UNTUK PENYELESAIAN SHORTEST PATH PROBLEM

PERBANDINGAN PERFORMANSI ALGORITMA GENETIKA DAN ALGORITMA SEMUT UNTUK PENYELESAIAN SHORTEST PATH PROBLEM Seminar Nasional Sistem dan Informatia 2007; Bali, 16 November 2007 PERBANDINGAN PERFORMANSI ALGORITMA GENETIKA DAN ALGORITMA SEMUT UNTUK PENYELESAIAN SHORTEST PATH PROBLEM Fajar Saptono 1) I ing Mutahiroh

Lebih terperinci

SISTEM ADAPTIF PREDIKSI PENGENALAN ISYARAT VOKAL SUARA KARAKTER

SISTEM ADAPTIF PREDIKSI PENGENALAN ISYARAT VOKAL SUARA KARAKTER SISTEM ADAPTIF PREDIKSI PENGENALAN ISYARAT VOKAL SUARA KARAKTER Pandapotan Siagian, ST, M.Eng Dosen Tetap STIKOM Dinamia Bangsa - Jambi Jalan Sudirman Theoo Jambi Abstra Sistem pengenal pola suara atau

Lebih terperinci

Makalah Seminar Tugas Akhir. Aplikasi Kendali Adaptif pada Pengendalian Plant Pengatur Suhu dengan Self Tuning Regulator (STR)

Makalah Seminar Tugas Akhir. Aplikasi Kendali Adaptif pada Pengendalian Plant Pengatur Suhu dengan Self Tuning Regulator (STR) Maalah Seminar ugas Ahir Apliasi Kendali Adaptif pada Pengendalian Plant Pengatur Suhu dengan Self uning Regulator (SR) Oleh : Muhammad Fitriyanto e-mail : D_3_N2@yahoo.com Maalah Seminar ugas Ahir Apliasi

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) 2014ISSN: X Yogyakarta,15 November 2014

Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) 2014ISSN: X Yogyakarta,15 November 2014 ANALISIS PERBAIKAN TEGANGAN PADA SUBSISTEM DENGAN PEMASANGAN KAPASITOR BANK DENGAN ETAP VERSI 7.0 Wiwik Handajadi 1 1 Electrical Engineering Dept. of Institute of Sains & Technology AKPRIND Yogyakarta

Lebih terperinci

MODEL OPTIMASI PEMETAAN MATA KULIAH BERPRASYARAT UNTUK RENCANA STUDI MAHASISWA (STUDI KASUS PROGRAM STUDI MATEMATIKA FMIPA UT)

MODEL OPTIMASI PEMETAAN MATA KULIAH BERPRASYARAT UNTUK RENCANA STUDI MAHASISWA (STUDI KASUS PROGRAM STUDI MATEMATIKA FMIPA UT) MODEL OPTIMASI PEMETAAN MATA KULIAH BERPRASYARAT UNTUK RENCANA STUDI MAHASISWA (STUDI KASUS PROGRAM STUDI MATEMATIKA FMIPA UT) Asmara Iriani Tarigan (asmara@ut.ac.id) Sitta Alief Farihati Jurusan Matematia

Lebih terperinci

PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA

PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA 1 Latar Belaang PENDAHULUAN Sistem biometri adalah suatu sistem pengenalan pola yang melauan identifiasi personal dengan menentuan eotentian dari arateristi fisiologis dari perilau tertentu yang dimilii

Lebih terperinci

Modifikasi ACO untuk Penentuan Rute Terpendek ke Kabupaten/Kota di Jawa

Modifikasi ACO untuk Penentuan Rute Terpendek ke Kabupaten/Kota di Jawa 187 Modifiasi ACO untu Penentuan Rute Terpende e Kabupaten/Kota di Jawa Ahmad Jufri, Sunaryo, dan Purnomo Budi Santoso Abstract This research focused on modification ACO algorithm. The purpose of this

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN (BAHAN DAN METODE)

BAB III METODE PENELITIAN (BAHAN DAN METODE) BAB III METODE PENELITIAN (BAHAN DAN METODE) Tahapan-tahapan pengerjaan yang dilauan dalam penelitian ini adalah sebagai beriut : 1. Tahap Persiapan Penelitian Pada tahapan ini aan dilauan studi literatur

Lebih terperinci

ANALISIS PETA KENDALI DEWMA (DOUBLE EXPONENTIALLY WEIGHTED MOVING AVERAGE)

ANALISIS PETA KENDALI DEWMA (DOUBLE EXPONENTIALLY WEIGHTED MOVING AVERAGE) Seminar Nasional Matematia dan Apliasinya, 1 Otober 17 ANALISIS PETA KENDALI DEWMA (DOUBLE EXPONENTIALLY WEIGHTED MOVING AVERAGE) DALAM PENGENDALIAN KUALITAS PRODUKSI FJLB (FINGER JOINT LAMINATING BOARD)

Lebih terperinci

MAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTEK

MAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTEK MAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTEK SIMULASI ALIRAN DAYA PADA DIVISI WIRE ROD MILL (WRM) PT. KRAKATAU STEEL (PERSERO) TBK. DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE ETAP 7 Andri Wibowo 1, Ir. Tedjo Sukmadi 2 1 Mahasiswa dan

Lebih terperinci

SIMULASI DAN ANALISIS ALIRAN DAYA PADA SISTEM TENAGA LISTRIK MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK ELECTRICAL TRANSIENT ANALYSER PROGRAM (ETAP) VERSI 4.

SIMULASI DAN ANALISIS ALIRAN DAYA PADA SISTEM TENAGA LISTRIK MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK ELECTRICAL TRANSIENT ANALYSER PROGRAM (ETAP) VERSI 4. SIMULASI DAN ANALISIS ALIRAN DAYA PADA SISTEM TENAGA LISTRIK MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK ELECTRICAL TRANSIENT ANALYSER PROGRAM (ETAP) VERSI 4.0 Rudi Salman 1) Mustamam 2) Arwadi Sinuraya 3) mustamam1965@gmail.com

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang BAB PENDAHULUAN. Latar belaang Metode analisis yang telah dibicaraan hingga searang adalah analisis terhadap data mengenai sebuah arateristi atau atribut (jia data itu ualitatif) dan mengenai sebuah variabel,

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI ALGORITMA KOLONI SEMUT PADA PROSES PENCARIAN JALUR TERPENDEK JALAN PROTOKOL DI KOTA YOGYAKARTA

IMPLEMENTASI ALGORITMA KOLONI SEMUT PADA PROSES PENCARIAN JALUR TERPENDEK JALAN PROTOKOL DI KOTA YOGYAKARTA Seminar Nasional Informatia 2009 (semnasif 2009) ISSN: 1979-2328 UPN Veteran Yogyaarta, 23 Mei 2009 IMPLEMENTASI ALGORITMA KOLONI SEMUT PADA PROSES PENCARIAN JALUR TERPENDEK JALAN PROTOKOL DI KOTA YOGYAKARTA

Lebih terperinci

PEMANFAATAN METODE HEURISTIK DALAM PENCARIAN JALUR TERPENDEK DENGAN ALGORITMA SEMUT DAN ALGORITMA GENETIKA

PEMANFAATAN METODE HEURISTIK DALAM PENCARIAN JALUR TERPENDEK DENGAN ALGORITMA SEMUT DAN ALGORITMA GENETIKA PEMANFAATAN METODE HEURISTIK DALAM PENCARIAN JALUR TERPENDEK DENGAN ALGORITMA SEMUT DAN ALGORITMA GENETIKA Iing Mutahiroh, Fajar Saptono, Nur Hasanah, Romi Wiryadinata Laboratorium Pemrograman dan Informatia

Lebih terperinci

Penerapan Sistem Persamaan Lanjar untuk Merancang Algoritma Kriptografi Klasik

Penerapan Sistem Persamaan Lanjar untuk Merancang Algoritma Kriptografi Klasik Penerapan Sistem Persamaan Lanjar untu Merancang Algoritma Kriptografi Klasi Hendra Hadhil Choiri (135 08 041) Program Studi Teni Informatia Seolah Teni Eletro dan Informatia Institut Tenologi Bandung,

Lebih terperinci

PERBANDINGAN ANALISA ALIRAN DAYA DENGAN MENGGUNAKAN METODE GAUSS-SEIDEL DAN METODE NEWTON-RAPHSON

PERBANDINGAN ANALISA ALIRAN DAYA DENGAN MENGGUNAKAN METODE GAUSS-SEIDEL DAN METODE NEWTON-RAPHSON PERBANDINGAN ANALISA ALIRAN DAYA DENGAN MENGGUNAKAN METODE GAUSS-SEIDEL DAN METODE NEWTON-RAPHSON Ir. Marada Sitompul, MSEE Jurusan Teknik Elektro Fakultas TeknikUNiversitas HKBP Nommensen-Medan Jl. Sutomo

Lebih terperinci

Model Pembelajaran Off-Line Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan Untuk Pengemudian Otomatis pada Kendaraan Beroda Jurusan Teknik Elektronika PENS 2009

Model Pembelajaran Off-Line Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan Untuk Pengemudian Otomatis pada Kendaraan Beroda Jurusan Teknik Elektronika PENS 2009 Model Pembelaaran Off-Line Menggunaan Jaringan Syaraf Tiruan Untu Pengemudian Otomatis pada Kendaraan Beroda Jurusan Teni Eletronia PENS 2009 Arie Setya Wulandari#, Eru Puspita S.T., M.Kom#2 # Jurusan

Lebih terperinci

( s) PENDAHULUAN tersebut, fungsi intensitas (lokal) LANDASAN TEORI Ruang Contoh, Kejadian dan Peluang

( s) PENDAHULUAN tersebut, fungsi intensitas (lokal) LANDASAN TEORI Ruang Contoh, Kejadian dan Peluang Latar Belaang Terdapat banya permasalahan atau ejadian dalam ehidupan sehari hari yang dapat dimodelan dengan suatu proses stoasti Proses stoasti merupaan permasalahan yang beraitan dengan suatu aturan-aturan

Lebih terperinci

MODEL REGRESI INTERVAL DENGAN NEURAL FUZZY UNTUK MEMPREDIKSI TAGIHAN AIR PDAM

MODEL REGRESI INTERVAL DENGAN NEURAL FUZZY UNTUK MEMPREDIKSI TAGIHAN AIR PDAM MODEL REGRESI INTERVAL DENGAN NEURAL FUZZY UNTUK MEMPREDIKSI TAGIHAN AIR PDAM 1,2 Faultas MIPA, Universitas Tanjungpura e-mail: csuhery@sisom.untan.ac.id, email: dedi.triyanto@sisom.untan.ac.id Abstract

Lebih terperinci

Penggunaan Induksi Matematika untuk Mengubah Deterministic Finite Automata Menjadi Ekspresi Reguler

Penggunaan Induksi Matematika untuk Mengubah Deterministic Finite Automata Menjadi Ekspresi Reguler Penggunaan Indusi Matematia untu Mengubah Deterministic Finite Automata Menjadi Espresi Reguler Husni Munaya - 353022 Program Studi Teni Informatia Seolah Teni Eletro dan Informatia Institut Tenologi Bandung,

Lebih terperinci

BAB IV Solusi Numerik

BAB IV Solusi Numerik BAB IV Solusi Numeri 4. Algoritma Genetia Algoritma Genetia (AG) [2] merupaan teni pencarian stoasti yang berdasaran pada meanisme selesi alam dan prinsip penurunan genetia. Algoritma genetia ditemuan

Lebih terperinci

KORELASI ANTARA DUA SINYAL SAMA BERBEDA JARAK PEREKAMAN DALAM SISTEM ADAPTIF. Sri Arttini Dwi Prasetyawati 1. Abstrak

KORELASI ANTARA DUA SINYAL SAMA BERBEDA JARAK PEREKAMAN DALAM SISTEM ADAPTIF. Sri Arttini Dwi Prasetyawati 1. Abstrak KORELASI ANARA DUA SINYAL SAMA BERBEDA JARAK PEREKAMAN DALAM SISEM ADAPIF Sri Arttini Dwi Prasetyawati 1 Abstra Masud pembahasan tentang orelasi dua sinyal adalah orelasi dua sinyal yang sama aan tetapi

Lebih terperinci

PENINGKATAN EFISIENSI & EFEKTIFITAS PENGOLAHAN DATA PERCOBAAN PETAK BERJALUR

PENINGKATAN EFISIENSI & EFEKTIFITAS PENGOLAHAN DATA PERCOBAAN PETAK BERJALUR PENINGKATAN EFISIENSI & EFEKTIFITAS PENGOLAHAN DATA PERCOBAAN PETAK BERJALUR Ngarap Im Mani 1) dan Lim Widya Sanjaya ), 1) & ) Jurs. Matematia Binus University PENGANTAR Perancangan percobaan adalah suatu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Kendali Lup [1] Sistem endali dapat diataan sebagai hubungan antara omponen yang membentu sebuah onfigurasi sistem, yang aan menghasilan tanggapan sistem yang diharapan.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Load Flow atau studi aliran daya di dalam sistem tenaga merupakan studi

BAB 1 PENDAHULUAN. Load Flow atau studi aliran daya di dalam sistem tenaga merupakan studi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Load Flow atau studi aliran daya di dalam sistem tenaga merupakan studi yang mengungkapkan kinerja dan aliran daya (nyata dan reaktif) untuk keadaan tertentu ketika

Lebih terperinci

Tanggapan Waktu Alih Orde Tinggi

Tanggapan Waktu Alih Orde Tinggi Tanggapan Watu Alih Orde Tinggi Sistem Orde-3 : C(s) R(s) ω P ( < ζ (s + ζω s + ω )(s + p) Respons unit stepnya: c(t) βζ n n < n ζωn t e ( β ) + βζ [ ζ + { βζ ( β ) cos ( β ) + ] sin ζ ) ζ ζ ω ω n n t

Lebih terperinci

KENDALI LOGIKA FUZZY DENGAN METODA DEFUZZIFIKASI CENTER OF AREA DAN MEAN OF MAXIMA. Thiang, Resmana, Wahyudi

KENDALI LOGIKA FUZZY DENGAN METODA DEFUZZIFIKASI CENTER OF AREA DAN MEAN OF MAXIMA. Thiang, Resmana, Wahyudi KENDALI LOGIKA FUZZY DENGAN METODA DEFUZZIFIKASI CENTER OF AREA DAN MEAN OF MAXIMA Thiang, Resmana, Wahyudi Jurusan Teni Eletro, Universitas Kristen Petra Jl. Siwalanerto 121-131 Surabaya Email : thiang@petra.ac.id,

Lebih terperinci

Bahan Minggu II, III dan IV Tema : Kerangka acuan inersial dan Transformasi Lorentz Materi :

Bahan Minggu II, III dan IV Tema : Kerangka acuan inersial dan Transformasi Lorentz Materi : Bahan Minggu II, III dan IV Tema : Keranga auan inersial dan Transformasi Lorent Materi : Terdaat dua endeatan ang digunaan untu menelusuri aedah transformasi antara besaran besaran fisis (transformasi

Lebih terperinci

STUDI KESTABILAN SISTEM BERDASARKAN PREDIKSI VOLTAGE COLLAPSE PADA SISTEM STANDAR IEEE 14 BUS MENGGUNAKAN MODAL ANALYSIS

STUDI KESTABILAN SISTEM BERDASARKAN PREDIKSI VOLTAGE COLLAPSE PADA SISTEM STANDAR IEEE 14 BUS MENGGUNAKAN MODAL ANALYSIS STUDI KESTABILAN SISTEM BERDASARKAN PREDIKSI VOLTAGE COLLAPSE PADA SISTEM STANDAR IEEE 14 BUS MENGGUNAKAN MODAL ANALYSIS OLEH : PANCAR FRANSCO 2207100019 Dosen Pembimbing I Prof.Dr. Ir. Adi Soeprijanto,

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN HARGA PREMI BERDASARKAN FUNGSI PERMINTAAN PADA TITIK KESETIMBANGAN

BAB IV PERHITUNGAN HARGA PREMI BERDASARKAN FUNGSI PERMINTAAN PADA TITIK KESETIMBANGAN BAB IV PERHITUNGAN HARGA PREMI BERDASARKAN FUNGSI PERMINTAAN PADA TITIK KESETIMBANGAN Berdasaran asumsi batasan interval pada bab III, untu simulasi perhitungan harga premi pada titi esetimbangan, maa

Lebih terperinci

MEKANIKA TANAH HIDROLIKA TANAH DAN PERMEABILITAS MODUL 3

MEKANIKA TANAH HIDROLIKA TANAH DAN PERMEABILITAS MODUL 3 MEKANIKA TANAH MODUL 3 HIDROLIKA TANAH DAN PERMEABILITAS UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bintaro Setor 7, Bintaro Jaya Tangerang Selatan 15224 Silus hidrologi AIR TANAH DEFINISI : air yang terdapat

Lebih terperinci

III DESKRIPSI DAN FORMULASI MASALAH PENGANGKUTAN SAMPAH DI JAKARTA PUSAT

III DESKRIPSI DAN FORMULASI MASALAH PENGANGKUTAN SAMPAH DI JAKARTA PUSAT III DESKRIPSI DAN FORMULASI MASALAH PENGANGKUTAN SAMPAH DI JAKARTA PUSAT 3.1 Studi Literatur tentang Pengelolaan Sampah di Beberapa Kota di Dunia Kaian ilmiah dengan metode riset operasi tentang masalah

Lebih terperinci

Soal-Jawab Fisika OSN x dan = min. Abaikan gesekan udara. v R Tentukan: a) besar kelajuan pelemparan v sebagai fungsi h. b) besar h maks.

Soal-Jawab Fisika OSN x dan = min. Abaikan gesekan udara. v R Tentukan: a) besar kelajuan pelemparan v sebagai fungsi h. b) besar h maks. Soal-Jawab Fisia OSN - ( poin) Sebuah pipa silinder yang sangat besar (dengan penampang lintang berbentu lingaran berjarijari R) terleta di atas tanah. Seorang ana ingin melempar sebuah bola tenis dari

Lebih terperinci

PENERAPAN AKAR KUADRAT PADA ENSEMBLE KALMAN FILTER (EnKF) ABSTRAK

PENERAPAN AKAR KUADRAT PADA ENSEMBLE KALMAN FILTER (EnKF) ABSTRAK PENERAPAN AKAR KUADRA PADA ENSEMBLE KALMAN FILER (EnKF) Jasmir 1, Erna Apriliani 2, Didi Khusnul Arif 3 Email: ijas_1745@yahoo.co.id ABSRAK Ensemble Kalman Filter (EnKF) merupaan salah satu metode untu

Lebih terperinci

KINETIKA REAKSI KIMIA TIM DOSEN KIMIA DASAR FTP UB 2012

KINETIKA REAKSI KIMIA TIM DOSEN KIMIA DASAR FTP UB 2012 KINETIKA REAKSI KIMIA TIM DOSEN KIMIA DASAR FTP UB Konsep Kinetia/ Laju Reasi Laju reasi menyataan laju perubahan onsentrasi zat-zat omponen reasi setiap satuan watu: V [ M ] t Laju pengurangan onsentrasi

Lebih terperinci

Usulan Level Faktor Variasi Bahan untuk Mencapai Kuat Tekan Beton 50 Mpa dengan Metode Perancangan Eksperimen *

Usulan Level Faktor Variasi Bahan untuk Mencapai Kuat Tekan Beton 50 Mpa dengan Metode Perancangan Eksperimen * Rea Integra ISSN: 338-508 Teni Industri Itenas No. Vol. 0 Jurnal Online Institut Tenologi Nasional Otober 03 Usulan Level Fator Variasi Bahan untu Mencapai Kuat Tean Beton 50 Mpa dengan Metode Perancangan

Lebih terperinci

KOORDINASI SUPPLY CHAIN SATU PABRIK-SATU DISTRIBUTOR PADA MODEL PENENTUAN HARGA & KEPUTUSAN PRODUKSI/ORDER

KOORDINASI SUPPLY CHAIN SATU PABRIK-SATU DISTRIBUTOR PADA MODEL PENENTUAN HARGA & KEPUTUSAN PRODUKSI/ORDER KOORDIASI SUPPLY CHAI SATU PABRIK-SATU DISTRIBUTOR PADA ODEL PEETUA HARGA & KEPUTUSA PRODUKSI/ORDER Evi Yuliawati Faultas Tenologi Industri, Jurusan Teni Industri Institut Tenologi Adhi Tama Surabaya Email:

Lebih terperinci

KENDALI OPTIMAL PADA MASALAH INVENTORI YANG MENGALAMI PENINGKATAN

KENDALI OPTIMAL PADA MASALAH INVENTORI YANG MENGALAMI PENINGKATAN KENDALI OPTIMAL PADA MASALAH INVENTORI YANG MENGALAMI PENINGKATAN Pardi Affandi, Faisal, Yuni Yulida Abstra: Banya permasalahan yang melibatan teori sistem dan teori ontrol serta apliasinya. Beberapa referensi

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. II.1. Pendahuluan

BAB II DASAR TEORI. II.1. Pendahuluan BAB II DASAR EORI II.1. Pendahuluan Pada bab ini pertama-tama aan dijelasan secara singat apa yang dimasud dengan target tracing dalam sistem Radar. Di dalam sebuah sistem Radar ada beberapa proses yang

Lebih terperinci

Pendeteksi Rotasi Menggunakan Gyroscope Berbasis Mikrokontroler ATmega8535

Pendeteksi Rotasi Menggunakan Gyroscope Berbasis Mikrokontroler ATmega8535 Maalah Seminar Tugas Ahir Pendetesi Rotasi Menggunaan Gyroscope Berbasis Miroontroler ATmega8535 Asep Mubaro [1], Wahyudi, S.T, M.T [2], Iwan Setiawan, S.T, M.T [2] Jurusan Teni Eletro, Faultas Teni, Universitas

Lebih terperinci

STUDI KEANDALAN PENYULANG 20 kv DI GARDU INDUK PADANG SAMBIAN MENGGUNAKAN METODE SIMULASI MONTE CARLO INTISARI

STUDI KEANDALAN PENYULANG 20 kv DI GARDU INDUK PADANG SAMBIAN MENGGUNAKAN METODE SIMULASI MONTE CARLO INTISARI Studi Keandalan Penyulang 20 V anuaba, Suerayasa, Oa STUDI KEANDALAN PENYULANG 20 V DI GARDU INDUK PADANG SABIAN ENGGUNAKAN ETODE SIULASI ONTE CARLO IBG anuaba*, I Wayan Suerayasa*, I ade Oa Widnya** *Staff

Lebih terperinci