II. PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "II. PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES"

Transkripsi

1 II. PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES Usaha prduksi dalam pabrik kimia membutuhkan berbagai sistem prses dan sistem pemrses yang dirangkai dalam suatu sistem prses prduksi yang disebut teknlgi prses. Secara garis besar, sistem prses utama dari sebuah pabrik kimia adalah sistem reaksi serta sistem pemisahan dan pemurnian. Prses perubahan bahan baku menjadi prduk terjadi dalam sistem reaksi. Sistem pemrses bagi sistem reaksi adalah reaktr. Sistem pemisahan dan pemurnian bertujuan agar hasil dari sistem pereaksian sesuai dengan permintaan pasar sehingga layak dijual. A. Macam-Macam Prses Ada dua macam reaksi untuk membentuk furfuril alkhl. Yaitu reaksi Cannizar dan reaksi hidrgenasi. Berikut masing-masing uraian prses: A.1. Reaksi Cannizar (Disprpsinasi aldehida dengan NaOH) Reaksi ini ditemukan pada tahun 1853 dan dinamai dari nama penemunya, Stanisla Cannizar. Merupakan reaksi kimia yang melibatkan disprpsinasi aldehida yang di ksidasi-reduksi menggunakan basa menjadi alkhl dan garam. Dalam hal pembuatan furfuril alkhl, furfural

2 15 (C 5 H 4 O 2 ) di reduksi menggunakan sdium hidrksida (NaOH) menghasilkan furfural alkhl (C 5 H 6 O 2 ) dan asam furat (C 5 H 3 O 3 Na). Berikut reaksinya : 2C 5 H 4 O 2 (l) + NaOH(l) C 5 H 6 O 2 (l) + C 5 H 3 O 3 Na(l) Furfural Sdium hidrksida Furfuril alkhl Asam furat Prses ini dilakukan dalam skala labratrium pada tahun 1864 menggunakan sistem batch. Berlangsung pada fasa cair dengan temperatur 70 C dan tekanan 10 atm. Prses ini tidak kmersil digunakan pada skala industri karena yields maksimal hanya 45% dengan knversi sebesar 50% (US Patent 2,374,149). A.2 Reaksi Hidrgenisasi Reaksi ini merupakan reaksi reduksi furfural menggunakan hidrgen (hidrgenasi) dengan penambahan katalis lgam. Prses ini banyak dilakukan pada skala industri dengan sistem cntinue yang kemudian dikembangkan leh FN Peters dari Quaker Oats Cmpany dari H. Adkinds dan R.Cnnr dari Universitas Wincnsin. Reaksi ini berlangsung ekstermis pada temperatur yang relatif tinggi atau tekanan tinggi namun dihasilkan knversi yang tinggi. Prses hidrgenasi untuk memprduksi furfuril alkhl merupakan reaksi katalitik dan dapat dijalankan pada 2 kndisi, yaitu furfural fasa cair dan furfural fasa uap (Mc. Ketta, 2003). Pada metde fasa cair reaksi

3 16 berlangsung pada suhu antara 150 O C-250 O C dan tekanan sangat tinggi (25 50 atm). Sedangkan pada vapr-phase reaksi berlangsung pada suhu 170 O C -250 O C dan pada tekanan hingga 3 atm. Oleh karena itu, pada prses hidrgenasi furfural lebih kmersil menggunakan metde vapr-phase sehingga mudah dalam penanganan alat dan murah dalam hal pembiayaan energi. (US.Patent 2,754,304) A.2.1. Hidrgenasi pada fasa cair Hidrgenasi furfural fase cair dapat dilakukan dimana furfural pada fase cair direaksikan dengan gas hidrgen dengan menggunakan katalis lgam cpper, nikel dan alumina. Kndisi perasi reaktr berlangsung dalam rentang 150 O C-250 O C dan tekanan atm. Selama prses reaksi berlangsung, kndisi fase cair furfural harus dikntrl agar tidak terjadi perubahan fase. Terjadinya penguapan furfural mengakibatkan perubahan reaksi akan sulit untuk di kntrl. Untuk menjaga kndisi tersebut maka dipilih tekanan yang tinggi ini (US.Patent 4,251,396). Tingginya tekanan perasi mengakibatkan biaya perasinal menjadi cukup mahal. Prses ini biasanya menggunakan katalis Cpper Chrmite. Penggunaan katalis ini sangatlah baik jika ditambah Calcium Oxide sebagai prmtr karena bisa menghasilkan knversi maksimum

4 17 hingga 99%. Sintesis katalis tersebut menghasilkan Cpper Chrmite Calcium Oxide (CuO-Cr 2 O 3.CaO). Katalis tersebut dipakai pada reaksi dengan ukuran 200 mesh dan bisa di simpan hingga 1 bulan tanpa mengurangi aktivitas nya. Katalis ini sangat beracun sehingga penyimpanan haruslah hati-hati agar tidak mencemari lingkungan. Sebelum digunakan katalis harus di cuci dengan demineralized water disertai pengadukan, dan setelah itu katalis dikeringkan menggunakan udara panas pada temperatur 95 O C. Pada temperatur antara 271 O C dan 310 O C katalis akan terdekmpsisi sehingga temperatur reaksi haruslah sangat dijaga agar tidak merusak aktivitas katalis ini. Luas permukaan katalis ini adalah 88 m 2 /gram. Katalis ini belum diprduksi di Indnesia, sehingga untuk mendapatkannya perlu didatangkan impr dari Jepang atau Krea. Berikut reaksi yang terjadi : C5H4O2(l) + H2(g) CuO-Cr 2 O 3.CaO C5H6O2(l) Furfural hidrgen P = 29 atm furfuril alkhl T = 180 C Karena bersifat hetergen (cair-gas), maka ketika keluar reaktr membutuhkan prses separasi untuk memisahkan prduk dengan reaktan yang tidak bereaksi. Kntrl temperatur perasi pada reaktr autclave juga cukup rumit untuk menjaga agar tidak terbentuknya by-prduct. Karena ketika temperatur tidak sesuai

5 18 maka reaksi juga akan membentuk white prduct (methylfuran) dan plimernya. Selain itu tekanan yang digunakan selama perasi juga sangat tinggi. Sehingga, selain kebutuhan energi tinggi, material yang digunakan untuk peralatan prses juga harus bahan yang terbaik sehingga membutuhkan investasi yang tinggi (US.Patent 4,251,396). A.2.2 Hidrgenasi pada fasa uap Hidrgenasi furfural fase uap dapat dilakukan dimana furfural cair (feedstck) diuapkan terlebih dahulu sebelum masuk reaktr. Sama seperti halnya pada hidrgenasi fasa cair, pada reaktr furfural direaksikan dengan gas hidrgen menggunakan katalis cpper, nikel alumina pada temperatur antara 170 O C dan 250 O C. Namun, karena direaksikan pada fasa uap maka kndisi perasi di reaktr berada pada rentang tekanan 1 5 atm. Prses ini biasanya menggunakan katalis Cpper sillicate atau Cpper xida. Furfural diumpankan ke dalam reaktr tubular fixed bed reactr yang didalamnya terdapat katalis cpper xide berbentuk extrudate CuO di dalam pipa-pipa tubular reaktr. Sebelum masuk reaktr furfural diuapkan leh vaprizer dan bersamaan dengan gas hidrgen diumpankan ke dalam reaktr.

6 19 Reaksi dapat berlangsung pada tekanan 2 atm dan temperatur 190 O C. Reaksi bersifat ekstermis, sehingga untuk menjaga temperatur reaksi reaktr harus dilengkapi leh sistem pendingin dengan knversi sebesar 80%. Pada kndisi ini furfural harus dijaga dalam fase uap lewat jenuh agar tidak terjadi plimerisasi yang akan menghasilkan white water prduct serta mencegah pengembunan furfural di dalam pipa katalis sehingga tidak terbentuk clured prduct. Oleh karena itu, reaktr diperasikan pada temperatur reaksi (190 O C) namun tidak bleh lebih dari 200 O C agar tidak terbentuk methylfuran (Swadesh. S, 1956). Berikut reaksi yang terjadi : C 5 H 4 O 2 (g) + H 2 (g) CuO C 5 H 6 O 2 (g) Furfural hidrgen P = 2 atm furfuril alkhl T = 190 C (US.Patent 2,754,304) B. Pemilihan Prses Pemilihan prses bertujuan untuk menentukan prses mana yang akan dipilih sehingga menguntungkan baik dari segi eknmi, energi dan investasi alat. B.1 Tinjauan Eknmi Tinjauan eknmi ini bertujuan untuk mengetahui keuntungan yang dihasilkan leh pabrik per kg prduk yang dihasilkan pada masing-masing

7 20 prses yang akan digunakan. Berikut perbandingan keuntungan yang diperleh melalui kedua prses di atas. Disprpsinasi aldehida (dengan NaOH) Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut : 2C 5 H 4 O 2 (l) + NaOH(l) C 5 H 6 O 2 (l) + C 5 H 3 O 3 Na(l) Furfural Sdium hidrksida Furfuril alkhl Asam furat Basis : 1 kg C 5 H 6 O 2 (prduk/furfuril alkhl) BM C 5 H 6 O 2 : 98 g/ml dan BM C 5 H 3 O 3 Na (by prduct) = 134,24 g/ml BM C 5 H 4 O 2 (bahan baku): 96 g/ml dan BM NaOH = 39,99 g/ml Jumlah Prduk C 5 H 6 O 2 : gram 98,1 gr / ml = 10,194 ml Knversi : 50 % terhadap furfural (C 5 H 4 O 2 ) Reaksi : 50% 2C 5 H 4 O 2 (l) + NaOH(l) C 5 H 6 O 2 (l) + C 5 H 3 O 3 Na(l) Mula-mula x 0,5x - - Bereaksi 20,388 10,194 10,194 10,194 Sisa x-20,388 0,5x-10,194 10,194 10,194 Ml mula-mula: x-0,5 x = x-20,388 0,5 x = x-20,388 = 40,776 ml C 5 H 4 O 2 = x = 40,776 ml NaOH = 0,5 x = 20,388 ml

8 21 Jumlah Reaktan yang dibutuhkan C 5 H 4 O 2 96,085gram 1 kg 40,776ml = 3,92 kg 1 ml 1000 gram NaOH 39,99gram 1 kg 20,388 ml = 0,814 kg 1 ml 1000 gram Jumlah Prduk yang terbentuk C 5 H 6 O 2 98,1 gram 1 kg 10,194ml = 1, kg 1 ml 1000 gram C 5 H 3 O 3 Na 134,24gram 1 kg 10,194 ml = 1,36 kg 1 ml 1000 gram Tabel II.1 Harga bahan baku dan prduk prses disprpsinasi aldehid Bahan Baku Prduk 1. Furfural (C 5 H ) 2. Sdium Hidrksida (NaOH) 3. Furfuril alkhl(c 5 H ) 4. Sdium Furat (C 5 H 3 O 3 Na) $/tn 1.100* 460** 2.500*** 430**** Sumber : */*** web f Puyang Dingxin Chemical C., Ltd. 12 Feb 2012 **/**** alibaba.cm. 9 Feb 2013 Untuk menghitung perlehan keuntungan kasar dapat digunakan persamaan berikut ini : EP = Harga Prduk Harga Bahan Baku EP = ( Harga Furfuril alkhl+ harga sdium furat) - ( harga furfural + harga hidrgen)

9 22 EP = {(1, kg) ( $ 2,5/kg) + (1,36 kg) ( $ 0,43/kg)} {(3,92 kg) ($ 1,1/kg) + (0,814) ($ 0,46/kg)} EP = $ (3,585-5,078)/kg prduk = - $ 1,493 /kg prduk (-41%) Prses Hidrgenasi Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut : C 5 H 4 O 2(g) + H 2(g) C 5 H 6 O 2(g) Basis : 1 kg C 5 H 6 O 2 (prduk/furfuril alkhl) BM C 5 H 6 O 2 : 98,1 g/ml BM C 5 H 4 O 2 (bahan baku): 96,085 g/ml dan BM H 2 = 2 g/ml Jumlah Prduk C 5 H 6 O 2 : ,1 = 10,194 ml Knversi : 80% terhadap furfural Reaksi : 80% C 5 H 4 O 2(g) + H 2(g) C 5 H 6 O 2(g) Mula-mula x - Bereaksi 10,194 10,194 10,194 Sisa x-10,194 10,194 Ml mula-mula : x-0,8000 x = x-10,194 0,2000 x = x-10,194 x = 12,7425 ml C 5 H 4 O 2 = x = 12,7425 ml H 2 = x = 10,1940 ml

10 23 Jumlah Reaktan yang dibutuhkan C 5 H 4 O 2 96gram 1 kg 12,7425ml = 0,995 kg 1 ml 1000 gram H 2 2gram 1 kg 10,194 ml = 0,0204 kg 1 ml 1000 gram Jumlah Prduk yang terbentuk C 5 H 6 O 2 98,1 gram 1 kg 10,194ml = 1, kg 1 ml 1000 gram Tabel II.2 Harga bahan baku dan prduk prses hidrgenasi Bahan Baku Prduk 1. Furfural (C 5 H ) 2. Hidrgen (H 2 ) 3. Furfuril alkhl(c 5 H ) $/tn 1.100* 3.000** 2.500*** Sumber : */*** web f Puyang Dingxin Chemical C., Ltd. 12 Feb 2012 ** web f PT Samatr Gas Indnesia. 9 Feb 2013 Untuk menghitung perlehan keuntungan kasar dapat digunakan persamaan berikut ini : EP = Harga Prduk Harga Bahan Baku EP = ( Harga furfuril alkhl) { ( harga furfural + harga hidrgen)} EP = (1, kg) ( $ 2,5/kg) {(0,995 kg) ($ 1,1/kg) + (0,0204) ($ 3/kg)} EP = $ (3, (1,194+0,0714))/kg prduk = $ 1,7347 /kg prduk (137%)

11 24 B.2 Tinjauan Termdinamika Perubahan entalpi (ΔH) menunjukkan panas reaksi yang dihasilkan ataupun panas reaksi yang dibutuhkan selama prses berlangsungnya reaksi kimia. Dalam hal ini, pada reaksi pembentukkan Furfuril alkhldari furfural. Besar atau kecil nilai ΔH tersebut menunjukkan jumlah energi yang dibutuhkan maupun dihasilkan. ΔH bernilai psitif (+) menunjukkan bahwa reaksi tersebut membutuhkan panas agar berlangsungnya reaksi sehingga semakin besar ΔH maka semakin besar juga energi yang dibutuhkan dan cst yang harus dikeluarkan. Sedangkan ΔH bernilai negatif (-) menunjukkan bahwa reaksi tersebut menghasilkan panas selama prses berlangsungnya reaksi sehingga tidak membutuhkan energi selama prses namun membutuhkan energi untuk penyerapan panas agar reaksi tetap berlangsung pada temperatur reaksinya. Penentuan panas reaksi yang berjalan secara ekstermis atau endtermis dapat dihitung dengan perhitungan panas pembentukan standar (ΔH f) pada P = 1 atm dan T = 298 K. B.2.1 Disprpsinasi aldehida (dengan NaOH) Reaksi yang terjadi : 2C 5 H 4 O 2 (l) + NaOH(l) C 5 H 6 O 2 (l) + C 5 H 3 O 3 Na(l) Furfural Sdium hidrksida Furfuril alkhl Asam furat Nilai ΔH f masing-masing kmpnen pada suhu 298 K dapat dilihat pada Tabel II.3. sebagai berikut:

12 25 Tabel II.3 Nilai ΔH f disprpsinasi aldehid Kmpnen ΔH f, kj/ml C 5 H 4 O 2 (l) -201,6 NaOH(l) -425,8 C 5 H 6 O 2 (l) -276,2 C 5 H 3 O 3 Na(l) -365,8 Sumber: Yaws, Thermdynamic chemical data ΔH r 298 K = ΔH f prduk - ΔH f reaktan = [ΔH f C 5 H 6 O 2 (l)+ C 5 H 3 O 3 Na(l) ] [ 2 x ΔH f C 5 H 4 O 2 (l) + (NaOH(l) ] = [ (-276,2 + (-365,8) ] [ (2 x -201,6) + (-425,8) ] = +187 kj/ml Karena nilai ΔH r 298 K psitif, maka reaksi bersifat endtermis Untuk panas reaksi pada suhu 343 K ΔH (343K) = ΔH 298 +( ΔC pmh ΔT) (Smith, pers. 4.21) Kmpnen C 5 H 4 O 2 (l) NaOH(l) C 5 H 6 O 2 (l) C 5 H 3 O 3 Na(l) Selisih (prduk-reaktan) Kefisien A B C D 2 66,792 7, , , ,639-4, , , ,353 9, , , ,639 4, , , ,231-0, , , Sumber: Yaws, Thermdynamic chemical data Untuk T am = 320,5 K

13 26 = -91,231 + ((-0,05846) x (320,5) + ((-0, /3) x ( 4 x 320, x 343)) + 0, / (298 x 343) ΔC pmh = 580,347 kj/ml K ΔHrx = (580,347 x ( ) ) ΔHrx = ,615 kj/ml B.2.2 Prses Hidrgenasi Fasa cair Reaksi yang terjadi : C 5 H 4 O 2 (l) + H 2 (g) C 5 H 6 O 2 (l) Furfural Hidrgen Furfuril alkhl Nilai ΔH f masing-masing kmpnen pada suhu 298 K dapat dilihat sebagai berikut : Tabel II.4 Nilai ΔH f prses hidrgenasi cair Kmpnen ΔH f, kj/ml C 5 H 4 O 2 (l) -201,6 H 2 (g) 0 C 5 H 6 O 2 (l) -276,2 Sumber: Yaws, Thermdynamic chemical data ΔH r 298 K = ΔH f prduk - ΔH f reaktan = [ ΔH f C 5 H 6 O 2 (l)] [ΔH f C 5 H 4 O 2 (l) + H 2 (g) ] = [(-276,2) (-201,6)] kj/ml = -74,6 kj/ml Karena nilai ΔH r 298 K negatif, maka reaksi bersifat ekstermis Untuk panas reaksi pada suhu 453 K

14 27 ΔH (453K) = ΔH 298 +( ΔC pmh ΔT) (Smith, pers. 4.21) Kmpnen C 5 H 4 O 2 (l) H 2 (g) C 5 H 6 O 2 (l) Selisih (prduk-reaktan) Kefisien A B C D 1 66,792 7, , , ,399 2, , , ,353 9, , , ,960 0, , , Sumber: Yaws, Thermdynamic chemical data Untuk T am = 375,5 K = 30,960 + ((0,09125) x (375,5) + ((-0,007689/3) x ( 4 x 375, x 453)) + -0, / (298 x 453) ΔC pmh = -115,122 kj/ml K ΔHrx = -74,6+ (-115,122 x ( ) ) ΔHrx = ,51 kj/ml Fasa uap Reaksi yang terjadi : C 5 H 4 O 2 (g) + H 2 (g) C 5 H 6 O 2 (g) Furfural Hidrgen Furfuril alkhl Nilai ΔH f masing-masing kmpnen pada suhu 298 K dapat dilihat sebagai berikut:

15 28 Tabel II.5 Nilai ΔH f prses hidrgenasi uap Kmpnen ΔH f, kj/ml C 5 H 4 O 2 (g) -151 H 2 (g) 0 C 5 H 6 O 2 (g) -211,8 Sumber: Yaws, Thermdynamic chemical data ΔH r 298 K = ΔH f prduk - ΔH f reaktan = [ ΔH f C 5 H 6 O 2 (g)] [ΔH f C 5 H 4 O 2 (g) + H 2 (g) ] = [(-211,8) (-151)] kj/ml = -60,8 kj/ml Karena nilai ΔH r 298 K negatif, maka reaksi bersifat ekstermis Untuk panas reaksi pada suhu 463 K ΔH (463 K) = ΔH 298 +( ΔC pmh ΔT) (Smith, pers. 4.21) Kmpnen Kefisien A B C D C 5 H 4 O 2 (g) 1 15,470 2, , , C 5 H 6 O 2 (g) 1-7,696 5, , , H 2 (g) 1 25,399 2, , , Selisih (prduk-reaktan) -1 2,233-0, , , Sumber: Yaws, Thermdynamic chemical data Untuk T am = 380,5 K

16 29 = 2,233 + ((-0,01569) x (370,5) + ((0,000861/3) x ( 4 x 370, x 443)) + -0, / (298 x 443) ΔC pmh = -96,743 kj/ml K ΔHrx = -60,8 + (96,743 x ( ) ) ΔHrx = ,355 kj/ml B.3 Tinjauan termdinamika berdasarkan energi Gibbs (ΔG ) Energi Gibbs standar menunjukkan spntan atau tidak spntannya suatu reaksi kimia. ΔG bernilai psitif (+) menunjukkan bahwa reaksi tersebut tidak dapat berlangsung secara spntan, sehingga dibutuhkan energi tambahan dari luar. Sedangkan ΔG bernilai negatif (-) menunjukan bahwa reaksi tersebut dapat berlangsung secara spntan dan hanya sedikit membutuhkan energi. Oleh karena itu, semakin kecil atau negatif ΔG maka reaksi tersebut akan semakin baik karena untuk berlangsung spntan energi yang dibutuhkan semakin kecil. B.3.1 Disprpsinasi aldehida (dengan NaOH) Reaksi yang terjadi : 2C 5 H 4 O 2 (l) + NaOH(l) C 5 H 6 O 2 (l) + C 5 H 3 O 3 Na(l) Furfural hidrksida Furfuril alkhl Asam furat Nilai ΔG f masing-masing kmpnen pada suhu 298 K dapat dilihat pada Tabel II.6. sebagai berikut :

17 30 Tabel II.6 Nilai ΔG f prses disprpsinasi aldehida Kmpnen ΔG f, kj/ml C 5 H 4 O 2 (l) -102,87 NaOH(l) -419,2 C 5 H 6 O 2 (l) -154 C 5 H 3 O 3 Na(l) -275,8 Sumber: Yaws, Thermdynamic chemical data ΔG 298 K = ΔG f prduk - ΔG f reaktan = [ ΔG f C 5 H 6 O 2 (l)+ C 5 H 3 O 3 Na(l) ] [ 2 x ΔG f C 5 H 4 O 2 (l) + (NaOH(l) ] = [ ( (-275,8) ] [ (2 x -102,87) + (-419,2) ] = +195,14 kj/ml Karena nilai ΔG 298 K psitif, maka reaksi bersifat tidak spntan. Untuk energi Gibbs pada suhu ΔG (343 K) Cp R T T R dt = A (T-T) + (T 2 -T 2 ) + (T 3 -T 3 ) + (T 4 -T 4 ) = -91,231 ( ) + (-0,05846/2)( )+( - 0, /3)( )+( 0, /4)( ) = +322,098 Kj/kml Cp dt R T T R T = A(ln T ln T ) + B(T-T ) + (T 2 - T 2 ) + (T 3 - T 3 ) = -91,231(ln 343-ln 298)+( -0,05846)( )+( - 0, /2)( )+( 0, /3)( ) = +21,355 kj/kml

18 31 G R( T ) H R( T0 ) R T T Cp H dt T R R( T0 ) G T R( T0 ) RT T T Cp R dt T G R(T ) = (322, (( ,14)/298)) -21,355 = +54 kj/kml B.3.2 Prses Hidrgenasi Reaksi yang terjadi (fasa uap) : C 5 H 4 O 2 (g) + H 2 (g) C 5 H 6 O 2 (g) Furfural Hidrgen Furfuril alkhl Nilai ΔG f masing-masing kmpnen pada suhu 298 K dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel II.7 Nilai ΔG f prses hidrgenasi uap Kmpnen ΔG f, kj/ml C 5 H 4 O 2 (g) -102,87 H 2 (g) 0 C 5 H 6 O 2 (g) -154 Sumber: Yaws, Thermdynamic chemical data ΔG 298 K = ΔG f prduk - ΔG f reaktan = [ ΔG f C 5 H 6 O 2 (g)] [ΔG f C 5 H 4 O 2 (g) + H 2 (g) ] = [(-154) - (-102,87)] kj/ml = -51,13 kj/ml Karena nilai ΔG 298 K negatif, maka reaksi bersifat spntan Untuk energi Gibbs pada suhu ΔG (443 K)

19 32 Cp R T T R dt = A (T-T) + (T 2 -T 2 ) + (T 3 -T 3 ) + (T 4 -T 4 ) = 2,233 ( ) + (-0,01569/2)( )+( - 0,007689/3)( )+( -0, /4)( ) = -89,398 Kj/kml Cp dt R T T R T = A(ln T ln T ) + B(T-T ) + (T 2 - T 2 ) + (T 3 - T 3 ) = 2,233(ln 443-ln298)+ (-0,01569)( )+( - 0,007689/2)( ( )+( -0, /3)( ) = -17,323 kj/kml G R( T ) T Cp H R( T G R T 0 ) ( 0 ) H R( T R T dt T RT R T 0 ) = -60,8+(-89,398)-443(-60,8-(-51,13))/298)-(-17,323) = -141,390 kj/kml T T Cp R dt T Reaksi yang terjadi (fasa cair) : C 5 H 4 O 2 (l) + H 2 (g) C 5 H 6 O 2 (l) Furfural Hidrgen Furfuril alkhl Nilai ΔG f masing-masing kmpnen pada suhu 298 K dapat dilihat pada tabel berikut :

20 33 Tabel II.8 Nilai ΔG f prses hidrgenasi cair Kmpnen ΔG f, kj/ml C 5 H 4 O 2 (l) -134,14 H 2 (g) 0 C 5 H 6 O 2 (l) -206,5 Sumber: Yaws, Thermdynamic chemical data ΔG 298 K = ΔG f prduk - ΔG f reaktan = [ ΔG f C 5 H 6 O 2 (l)] [ΔG f C 5 H 4 O 2 (l) + H 2 (g) ] = [(-206,5) (-134,14)] kj/ml = -71,46 kj/ml Karena nilai ΔG 298 K negatif, maka reaksi bersifat spntan. Untuk energi Gibbs pada suhu ΔG (453 K) Cp R T T R dt = A (T-T) + (T 2 -T 2 ) + (T 3 -T 3 ) + (T 4 -T 4 ) = 30,960( )+(0,09125/2)( )+(- 0,007689/3)( )+(-0, /4)( ) = -102,472 kj/kml Cp dt R T T R T = A(ln T ln T ) + B(T-T ) + (T 2 - T 2 ) + (T 3 - T 3 ) = 30,960(ln453-ln298)+0,09125( )+ ( -0,007689/2)( )+( -0, /3)( ) = -31,889 kj/kml G R( T ) H R( T0 ) R T T Cp H dt T R R( T0 ) G T R( T0 ) RT T T Cp R dt T = -74,5+(-102,472)-453(-74,5-(-71,46))/298)-(-31,889) = -149,704 kj/kml

21 34 Berikut matrik dalam mempertimbangkan pemilihan metde yang akan digunakan: Tabel II.9 Matrik pemilihan prses N 1 Parameter Temperatur reaksi Diprpsinasi dengan NaOH 70 C Hidrgenasi (Fasa cair) C Hidrgenasi (fasa uap) C 2 Tekanan perasi 10 atm atm 1-5 atm 3 Fasa reaksi Cair-Cair Cair-Gas Vapr-Gas 4 Knversi 50% Hingga 99% 80%-99% 5 Katalis - Cpper, nickle, Cpper, nickle, titanium titanium 6 Kemurnian prduk 97% 99% 7 Jenis reaktr Batch/CSTR 90% Fixed bed multitube Autclave 8 Keuntungan - $ 1,493/kg prduk $ 1,7347 /kg prduk $ 1,7347 /kg prduk (-41%) (137%) (137%) 9 Panas reaksi (ΔH 0 ) ,615 kj/ml ,51 kj/ml ,355 kj/ml 10 Energi Gibbs (ΔG ) +54 kj/ml -149,704 kj/ml -141,390 kj/ml 11 Prduk samping - Methylfuran - Berdasarkan matrik metde prses hidrgenasi di atas, maka di pilih prses hidrgenasi dengan katalis Cpper xide (CuO) pada fasa uap untuk memprduksi furfuril alkhl dari furfural dan/hidrgen karena pertimbangan memberikan kndisi perasi yang relatif aman dan kemurnian yang dihasilkan lebih baik dari metde yang lain.

22 35 C. Deskripsi Prses Prses pembuatan furfuril alchl melalui beberapa tahap sebagai berikut :. 1. Tahap penyiapan bahan baku 2. Tahap pembentukan prduk 3. Tahap pemurnian prduk C.1 Tahap penyiapan bahan baku Bahan baku furfural cair diperleh dari PT Sree Internatinal Indnesia dan langsung diangkut menuju pabrik menggunakan transprtasi darat. Furfural yang dibeli terdiri dari 99,4% furfural dan 0,6% air (persen berat) disimpan dalam tangki penyimpanan bahan baku (ST-101) pada temperatur ruangan 30 0 C dan tekanan 1 atm. Dari tangki penyimpanan, furfural dialirkan leh pmpa (P-101) menuju Adsrber (AD-101) untuk menghilangkan kandungan 100% air didalamnya agar memperleh kemurnian prduk yang tinggi dan peralatan seperti reaktr tidak mudah terksidasi dengan menggunakan adsrben zelit dan dalam kndisi istermal (tidak ada perubahan suhu). Setelah itu bahan diumpankan menuju vaprizer (VP-101) dimana furfural cair akan diubah fasanya menjadi uap. Kemudian leh separatr drum (SD-101) keluaran vaprizer akan dipisahkan antara fasa uap dan fasa cair nya. Fasa uap langsung diumpankan ke dalam reaktr dan fasa cair (kndensat) diumpankan kembali ke vaprizer setelah dicampur dengan fresh feed untuk diuapkan kembali.

23 36 Gas hidrgen 99,24% (persen ml) dibeli dari PT Air Liquid melalui sistem piping. Setelah tekanan nya diturunkan leh Expander (EV-101) bahan baku gas ini dipanaskan leh Heater (HT-101) untuk kemudian bercampur dengan bahan baku lain di mixing pint (MP-103). Dari MP-103 bahan diumpankan ke dalam reaktr fixed bed multitube (RE-201) melalui bagian atas reaktr yang didalamnya telah terdapat katalis-katalis. C.2 Tahap pembentukan prduk dan pemisahan prduk Di dalam reaktr terdapat tube-tube yang berisi tumpukan katalis cpper silicate, kemudian umpan akan melewati katalis dan terjadi reaksi hidrgenasi furfural sebagai berikut : Reaksi utama : C 5 H 4 O 2(g) + H 2(g) C 5 H 6 O 2(g) Reaksi terjadi pada fase gas-uap dengan katalis cpper silicate pada kisaran temperatur C dan tekanan 2 atm. Karena reaksi bersifat ekstermis, untuk mempertahankan temperatur dalam reaktr maka diberi pendingin. Hasil keluaran reaktr berupa uap furfuril alkhl dan furfural juga gas hidrgen, nitrgen dan ksigen. Bahan yang keluar dari reaktr ini dialirkan menuju kndensr (CD- 201) untuk mengkndensasikan seluruh furfuril alkhl dan furfural. Kemudian keluaran CD-201 ini akan dialirkan menuju Separatr Drum (SD- 201) untuk dipisahkan antara gas dan cairan nya. Gas sebagian di recycle ke

24 37 reaktr dan sebagian lagi di purge. Sedangkan cairan dialirkan menuju heater untuk kemudian diumpankan ke dalam menara distilasi untuk dimurnikan. C.3 Tahap pemurnian prduk Untuk mendapatkan kemurnian sesuai dengan yang diharapkan cairan dimurnikan dengan menggunakan distilasi. Cairan furfural dan furfuril alkhl dipanaskan leh heater (HT-301) hingga suhunya sesuai dengan suhu perasi menara distilasi. Aliran bttm prduct kaya akan furfuril alkhl dialirkan menuju tangki penampungan prduk (ST-301) dalam wujud cair setelah didinginkan leh Cler (HE-301). Sedangkan tp prduct sebagian diembunkan leh Cndensr (CD-301) dan dipisahkan antara fasa uap dan fasa cair nya leh Separatr Drum (SD-301) dimana fasa uap prduk inilah yang akan dikembalikan ke reaktr (RE-201).

II. DESKRIPSI PROSES

II. DESKRIPSI PROSES II. DESKRIPSI PROSES A. Jenis-Jenis Prses Ddekilbenzena dapat dibuat dengan mereaksikan ddekana dan benzena. Dalam prduksi ddekilbenzena dapat digunakan prses sebagai berikut: 1. Prses alkilasi benzena

Lebih terperinci

BAB II PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES. Ada dua proses pembuatan epichlorohydrin, yaitu:

BAB II PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES. Ada dua proses pembuatan epichlorohydrin, yaitu: BAB II PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES 2.1 Jenis Jenis Prses Ada dua prses pembuatan epichlrhydrin, yaitu: 1. Pembuatan epichlrhydrin dapat dilakukan dengan mereaksikan dichlrhydrin dan natrium hidrksida,

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PROSES

BAB II DESKRIPSI PROSES BAB II DESKIPSI POSES A. Prses Pembuatan Carbn Black Menurut prinsip dasarnya metde pembuatan Carbn Black ini pada jaman dahulu sangat sederhana, yaitu dengan cara pembakaran gas penerangan dengan jumlah

Lebih terperinci

BAB II PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES

BAB II PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES BAB II PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES Usaha produksi dalam pabrik kimia membutuhkan berbagai sistem proses dan sistem pemroses yang dirangkai dalam suatu sistem proses produksi yang disebut teknologi proses.

Lebih terperinci

BAB II PEMILIHAN DAN DESKRIPSI PROSES. Paraldehida merupakan senyawa polimer siklik asetaldehida yang

BAB II PEMILIHAN DAN DESKRIPSI PROSES. Paraldehida merupakan senyawa polimer siklik asetaldehida yang BAB II PEMILIHAN DAN DESKRIPSI PROSES A. Macam-macam Proses Paraldehida merupakan senyawa polimer siklik asetaldehida yang dihasilkan dengan mereaksikan katalis asam dengan asetaldehida. Beberapa jenis

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PROSES

BAB II DESKRIPSI PROSES BAB II DESKRIPSI PROSES A. Jenis-jenis Proses 1. Proses dengan Menggunakan Bahan Baku Chloroparaffin Proses dengan bahan baku chloroparaffin dan benzen merupakan proses tertua. Katalis yang digunakan yaitu

Lebih terperinci

II. DESKRIPSI PROSES. (2007), metode pembuatan VCM dengan mereaksikan acetylene dengan. memproduksi vinyl chloride monomer (VCM). Metode ini dilakukan

II. DESKRIPSI PROSES. (2007), metode pembuatan VCM dengan mereaksikan acetylene dengan. memproduksi vinyl chloride monomer (VCM). Metode ini dilakukan II. DESKIPSI POSES A. Jenis - Jenis Proses a) eaksi Acetylene (C2H2) dengan Hydrogen Chloride (HCl) Menurut Nexant s ChemSystem Process Evaluation/ esearch planning (2007), metode pembuatan VCM dengan

Lebih terperinci

DESKRIPSI PROSES. pereaksian sesuai dengan permintaan pasar sehingga layak dijual.

DESKRIPSI PROSES. pereaksian sesuai dengan permintaan pasar sehingga layak dijual. II. DESKRIPSI PROSES Usaha produksi dalam pabrik kimia membutuhkan berbagai sistem proses yang dirangkai dalam suatu sistem proses produksi yang disebut teknologi proses. Secara garis besar, sistem proses

Lebih terperinci

BAB II URAIAN PROSES. Benzil alkohol dikenal pula sebagai alpha hidroxytoluen, phenyl methanol,

BAB II URAIAN PROSES. Benzil alkohol dikenal pula sebagai alpha hidroxytoluen, phenyl methanol, 7 BB II URIN PROSES.. Jenis-Jenis Proses Benzil alkohol dikenal pula sebagai alpha hidroxytoluen, phenyl methanol, atau phenyl carbinol. Benzil alkohol mempunyai rumus molekul 6 H 5 H OH. Proses pembuatan

Lebih terperinci

LAMPIRAN A PERHITUNGAN NERACA MASSA

LAMPIRAN A PERHITUNGAN NERACA MASSA LAMPIRAN A PERHITUNGAN NERACA MASSA Kapasitas Prduk : 50.000 tn/tahun Satuan Operasi : kg/jam Waktu kerja pertahun : 330 hari Kapasitas prduksi perjam : tn 50.000 tahun 1 tahun 330 hari 1hari 4 jam 1000

Lebih terperinci

BAB II URAIAN PROSES. Benzil alkohol dikenal pula sebagai alpha hidroxytoluen, phenyl methanol,

BAB II URAIAN PROSES. Benzil alkohol dikenal pula sebagai alpha hidroxytoluen, phenyl methanol, 7 BAB II URAIAN PROSES 2.1. Jenis-Jenis Proses Benzil alkohol dikenal pula sebagai alpha hidroxytoluen, phenyl methanol, atau phenyl carbinol. Benzil alkohol mempunyai rumus molekul C 6 H 5 CH 2 OH. Proses

Lebih terperinci

II. DESKRIPSI PROSES

II. DESKRIPSI PROSES II. DESKRIPSI PROSES A. JENIS-JENIS PROSES Proses pembuatan metil klorida dalam skala industri terbagi dalam dua proses, yaitu : a. Klorinasi Metana (Methane Chlorination) Reaksi klorinasi metana terjadi

Lebih terperinci

PRARANCANGAN PABRIK FORMALDEHIDA DENGAN PROSES KATALIS PERAK KAPASITAS TON/TAHUN

PRARANCANGAN PABRIK FORMALDEHIDA DENGAN PROSES KATALIS PERAK KAPASITAS TON/TAHUN NASKAH PUBLIKASI PRARANCANGAN PABRIK FORMALDEHIDA DENGAN PROSES KATALIS PERAK KAPASITAS 20.000 TON/TAHUN Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperleh Gelar Kesarjanaan Strata 1 Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

II. DESKRIPSI PROSES

II. DESKRIPSI PROSES II. DESKRIPSI PROSES A. Proses Pembuatan Trimetiletilen Secara umum pembuatan trimetiletilen dapat dilakukan dengan 2 proses berdasarkan bahan baku yang digunakan, yaitu pembuatan trimetiletilen dari n-butena

Lebih terperinci

Prarancangan Pabrik Sikloheksana dengan Proses Hidrogenasi Benzena Kapasitas Ton/Tahun BAB II DESKRIPSI PROSES

Prarancangan Pabrik Sikloheksana dengan Proses Hidrogenasi Benzena Kapasitas Ton/Tahun BAB II DESKRIPSI PROSES BAB II DESKRIPSI PROSES 2.1. Spesifikasi Bahan Baku dan Produk 2.1.1. Spesifikasi Bahan Baku 1. Benzena a. Rumus molekul : C6H6 b. Berat molekul : 78 kg/kmol c. Bentuk : cair (35 o C; 1 atm) d. Warna :

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PROSES. Titik didih (1 atm) : 64,6 o C Spesifik gravity : 0,792 Kemurnian : 99,85% Titik didih (1 atm) : -24,9 o C Kemurnian : 99,5 %

BAB II DESKRIPSI PROSES. Titik didih (1 atm) : 64,6 o C Spesifik gravity : 0,792 Kemurnian : 99,85% Titik didih (1 atm) : -24,9 o C Kemurnian : 99,5 % BAB II DESKRIPSI PROSES 2.1 Spesifikasi Bahan Baku dan Produk 2.1.1 Spesifikasi Bahan Baku a. Metanol (PT. KMI, 2015) Fase : Cair Titik didih (1 atm) : 64,6 o C Spesifik gravity : 0,792 Kemurnian : 99,85%

Lebih terperinci

SISTEM DAN LINGKUNGAN

SISTEM DAN LINGKUNGAN SISTEM DA LIGKUGA Sistem: dapat berupa suatu zat atau campuran zat-zat yang dipelajari sifat-sifatnya pada kndisi yang dapat diatur. Segala sesuatu yang berada diluar sistem disebut lingkungan. Antara

Lebih terperinci

BAB II. DESKRIPSI PROSES

BAB II. DESKRIPSI PROSES BAB II. DESKRIPSI PROSES A. Latar Belakang Bahan Baku dan Produk Dalam upaya meningkatkan taraf hidup masyarakat dan mengentaskan kemiskinan, maka pemerintah berupaya melakukan pembangunan di segala bidang.

Lebih terperinci

II. DESKRIPSI PROSES. Proses produksi Metil Akrilat dapat dibuat melalui beberapa cara, antara

II. DESKRIPSI PROSES. Proses produksi Metil Akrilat dapat dibuat melalui beberapa cara, antara 11 II. DESKRIPSI PROSES A. Jenis-Jenis Proses Proses produksi Metil Akrilat dapat dibuat melalui beberapa cara, antara lain : 1. Pembuatan Metil Akrilat dari Asetilena Proses pembuatan metil akrilat adalah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dimetil Eter Dimetil Eter (DME) adalah senyawa eter yang paling sederhana dengan rumus kimia CH 3 OCH 3. Dikenal juga sebagai methyl ether atau wood ether. Jika DME dioksidasi

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PROSES. adalah sistem reaksi serta sistem pemisahan dan pemurnian.

BAB II DESKRIPSI PROSES. adalah sistem reaksi serta sistem pemisahan dan pemurnian. BAB II DESKRIPSI PROSES Usaha produksi dalam pabrik kimia membutuhkan berbagai sistem proses dan sistem pemrosesan yang dirangkai dalam suatu sistem proses produksi yang disebut teknologi proses. Secara

Lebih terperinci

II. DESKRIPSI PROSES. Pada proses pembuatan asam salisilat dapat digunakan berbagai proses seperti:

II. DESKRIPSI PROSES. Pada proses pembuatan asam salisilat dapat digunakan berbagai proses seperti: II. DESKRIPSI PROSES A. Jenis Proses Pada proses pembuatan asam salisilat dapat digunakan berbagai proses seperti: Proses Kolbe dan Kolbe Schmit. 1. Proses Kolbe Asam pertama kali ditemukan oleh R. Piria

Lebih terperinci

II. DESKRIPSI PROSES

II. DESKRIPSI PROSES II. DESKRIPSI PROSES A. Jenis-Jenis Proses 1-Butena atau butilen dengan rumus molekul C 4 H 8 merupakan senyawa berbentuk gas yang larut dalam senyawa hidrokarbon, alkohol, eter tetapi tidak larut dalam

Lebih terperinci

II. DESKRIPSI PROSES. Tahap-tahap reaksi formaldehid Du-Pont untuk memproduksi MEG sebagai

II. DESKRIPSI PROSES. Tahap-tahap reaksi formaldehid Du-Pont untuk memproduksi MEG sebagai II. DESKRIPSI PROSES 2.1 Macam Macam Proses 1. Proses Formaldehid Du Pont Tahap-tahap reaksi formaldehid Du-Pont untuk memproduksi MEG sebagai berikut : CH 2 O + CO + H 2 O HOCH 2 COOH 700 atm HOCH 2 COOH

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PROSES

BAB II DESKRIPSI PROSES BAB II DESKRIPSI PROSES II.1 Spesifikasi Bahan Baku, Bahan Pendukung, dan Produk Spesifikasi Bahan Baku 1. Metanol a. Bentuk : Cair b. Warna : Tidak berwarna c. Densitas : 789-799 kg/m 3 d. Viskositas

Lebih terperinci

10/18/2012. Enthalpi. Enthalpi

10/18/2012. Enthalpi. Enthalpi 6_7 1/18/212 Jurusan Kimia - FMIPA Universitas Gadjah Mada (UGM) TERMODINAMIKA KIMIA (KIMIA FISIK 1 ) dan Hukum Termdinamika Pertama Drs. Iqmal Tahir, M.Si. Labratrium Kimia Fisika,, Jurusan Kimia Fakultas

Lebih terperinci

V. SPESIFIKASI ALAT. Pada lampiran C telah dilakukan perhitungan spesifikasi alat-alat proses pembuatan

V. SPESIFIKASI ALAT. Pada lampiran C telah dilakukan perhitungan spesifikasi alat-alat proses pembuatan V. SPESIFIKASI ALAT Pada lampiran C telah dilakukan perhitungan spesifikasi alat-alat proses pembuatan pabrik furfuril alkohol dari hidrogenasi furfural. Berikut tabel spesifikasi alat-alat yang digunakan.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Sorbitol

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Sorbitol TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Srbitl Srbitl pertama kali ditemukan leh ahli kimia dari Perancis yaitu Jseph Bsingault pada tahun 1872 dari biji tanaman bunga rs. Prses hidrgenasi gula menjadi srbitl mulai berkembang

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PROSES. Kalsium hidroksida adalah senyawa kimia dengan rumus kimia Ca(OH)2. Dalam

BAB II DESKRIPSI PROSES. Kalsium hidroksida adalah senyawa kimia dengan rumus kimia Ca(OH)2. Dalam BAB II DESKRIPSI PROSES Kalsium hidroksida adalah senyawa kimia dengan rumus kimia Ca(OH)2. Dalam bahasa Inggris, kalsium hidroksida juga dinamakan slaked lime, atau hydrated lime (kapur yang di-airkan).

Lebih terperinci

PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES

PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES 10 II. PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES Usaha produksi dalam Pabrik Kimia membutuhkan berbagai sistem proses dan sistem pemroses yang dirangkai dalam suatu sistem proses produksi yang disebut Teknologi proses.

Lebih terperinci

BAB 6. Neraca Energi dengan Efek Reaksi Kimia

BAB 6. Neraca Energi dengan Efek Reaksi Kimia BAB 6 Neraca Energi dengan Efek Reaksi Kimia 1.1 Analisis Derajat Kebebasan untuk Memasukkan Neraca Energi dengan Reaksi Neraca energi dalam penghitungan derajat kebebasan menyebabkan penambahan persamaan

Lebih terperinci

LAMPIRAN B PERHITUNGAN NERACA ENERGI

LAMPIRAN B PERHITUNGAN NERACA ENERGI B-1 LAMPIRAN B PERHITUNGAN NERACA ENERGI Dari hasil perhitungan neraca massa selanjutnya dilakukan perhitungan neraca energi. Perhitungan neraca energi didasarkan pada : Basis : 1 jam operasi Satuan panas

Lebih terperinci

BAB II PEMILIHAN PROSES DAN URAIAN PROSES. Potassium karbonat memiliki beberapa nama lain yaitu : kalium karbonat, carbonate

BAB II PEMILIHAN PROSES DAN URAIAN PROSES. Potassium karbonat memiliki beberapa nama lain yaitu : kalium karbonat, carbonate BAB II PEMILIHAN PROSES DAN URAIAN PROSES II.1. Jenis Jenis Proses Potassium karbonat memiliki beberapa nama lain yaitu : kalium karbonat, carbonate of potash, dipotassium carbonate, pearl ash, potash,

Lebih terperinci

BAB II DISKRIPSI PROSES. 2.1 Spesifikasi Bahan Baku, Bahan Pendukung dan Produk. Isobutanol 0,1% mol

BAB II DISKRIPSI PROSES. 2.1 Spesifikasi Bahan Baku, Bahan Pendukung dan Produk. Isobutanol 0,1% mol BAB II DISKRIPSI PROSES 2.1 Spesifikasi Bahan Baku, Bahan Pendukung dan Produk 2.1.1. Spesifikasi bahan baku tert-butyl alkohol (TBA) Wujud Warna Kemurnian Impuritas : cair : jernih : 99,5% mol : H 2 O

Lebih terperinci

Soal dan Pembahasan Termokimia Kelas XI IPA

Soal dan Pembahasan Termokimia Kelas XI IPA Sal dan Pembahasan Termkimia Kelas XI IPA Sal 1. Diketahui H2O(l) H2O(g) ΔH = + 40 kj/ml, berapakah kalr yang diperlukan untuk penguapan 4,5 gram H2O (Ar H = 1,0 Ar O = 16)?. Mr H2O = 18 g/ml Massa H2O

Lebih terperinci

Termodinamika Material

Termodinamika Material Termdinamika Material Kuliah 4: Enthalphy(cnt d), Hukum II Termdinamika & Entrpi Oleh: Fajar Yusya Ramadhan 1306448312 (21) Ira Adelina 1306448331 (22) Kelmpk 11- paralel Teknik Metalurgi & Material Universitas

Lebih terperinci

II. PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES

II. PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES II. PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES.1 Jenis-jenis bahan baku dan proses Proses pembuatan VAM dapat dibuat dengan dua proses, yaitu proses asetilen dan proses etilen. 1. Proses Dasar Asetilen Reaksi yang terjadi

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PROSES. sodium klorat dilakukan dengan 2 cara, yaitu: Larutan NaCl jenuh dielektrolisa menjadi NaClO 3 sesuai reaksi:

BAB II DESKRIPSI PROSES. sodium klorat dilakukan dengan 2 cara, yaitu: Larutan NaCl jenuh dielektrolisa menjadi NaClO 3 sesuai reaksi: BAB II DESKRIPSI PROSES A. Macam macam Proses Kapasitas produksi sodium klorat di dunia pada tahun 1992 ± 2,3 juta ton dengan 1, 61 juta ton diproduksi oleh Amerika Utara. Proses pembuatan sodium klorat

Lebih terperinci

BAB 2 Pengenalan Neraca Energi pada Proses Tanpa Reaksi

BAB 2 Pengenalan Neraca Energi pada Proses Tanpa Reaksi BAB Pengenalan Neraca Energi pada Prses Tanpa Reaksi Knsep Hukum Kekekalan Energi Ttal energi pada sistem dan lingkungan tidak dapat diciptakan ataupun dimusnahkan..1 Neraca Energi untuk Sistem Tertutup

Lebih terperinci

Thermodinamika. Enthalpi - H (fungsi keadaan) Proses Endothermis and Eksothermis. Drs. Iqmal Tahir, M.Si.

Thermodinamika. Enthalpi - H (fungsi keadaan) Proses Endothermis and Eksothermis. Drs. Iqmal Tahir, M.Si. 6_7 IV. Hukum pertama Thermdinamika Thermdinamika Drs. Iqmal Tahir, M.Si. A. Panas dan Kerja Sublimasi CO 2 Perubahan kuantitas energi dalam suatu sistem (ΔE)( adalah jumlah panas yang ditranser (q)( menuju

Lebih terperinci

II. PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES

II. PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES II. PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES A. Pemilihan Proses Usaha produksi dalam pabrik kimia membutuhkan berbagai sistem proses dan sistem pemroses yang dirangkai dalam suatu sistem proses produksi yang disebut

Lebih terperinci

EVALUASI KINERJA AQUEOUS AMMONIA PLANT (STUDI DESKRIPTIF DI PABRIK PUPUK)

EVALUASI KINERJA AQUEOUS AMMONIA PLANT (STUDI DESKRIPTIF DI PABRIK PUPUK) EVALUASI KINERJA AQUEOUS AMMONIA PLANT (STUDI DESKRIPTIF DI PABRIK PUPUK) Nur Aida Amalia, Nurul Syefira Fatayatunnajmah, Bintang Iwhan Mehady Jurusan Teknik Kimia, Pliteknik Negeri Bandung, Bandung 40012

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PROSES

BAB II DESKRIPSI PROSES BAB II DESKRIPSI PROSES 2.1. Spesifikasi Bahan Baku dan Produk 2.1.1. Spesifikasi bahan baku Etanol Fase (30 o C, 1 atm) : Cair Komposisi : 95% Etanol dan 5% air Berat molekul : 46 g/mol Berat jenis :

Lebih terperinci

PRARANCANGAN PABRIK ACRYLAMIDE DARI ACRYLONITRILE MELALUI PROSES HIDROLISIS KAPASITAS TON/TAHUN BAB II DESKRIPSI PROSES

PRARANCANGAN PABRIK ACRYLAMIDE DARI ACRYLONITRILE MELALUI PROSES HIDROLISIS KAPASITAS TON/TAHUN BAB II DESKRIPSI PROSES BAB II DESKRIPSI PROSES 2.1. Spesifikasi Bahan Baku dan Produk 2.1.1. Spesifikasi Bahan Baku 1. Acrylonitrile Fase : cair Warna : tidak berwarna Aroma : seperti bawang merah dan bawang putih Specific gravity

Lebih terperinci

II. DESKRIPSI PROSES. MEK mulai dikembangkan pada tahun 1980-an sebagai pelarut cat. Dalam pembuatan

II. DESKRIPSI PROSES. MEK mulai dikembangkan pada tahun 1980-an sebagai pelarut cat. Dalam pembuatan II. DESKRIPSI PROSES A. Jenis Proses MEK mulai dikembangkan pada tahun 1980-an sebagai pelarut cat. Dalam pembuatan MEK dikenal 3 macam metode pembuatan berdasarkan perbedaan bahan bakunya (Ullman, 2007).

Lebih terperinci

II. PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES

II. PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES II. PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES Usaha produksi dalam pabrik kimia membutuhkan berbagai sistem pemroses yang dirangkai dalam suatu sistem proses produksi yang disebut teknologi proses. Secara garis besar,

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN PROSES

BAB III PERANCANGAN PROSES BAB III PERANCANGAN PROSES 3.1 Uraian Proses 3.1.1 Persiapan Bahan Baku Proses pembuatan Acrylonitrile menggunakan bahan baku Ethylene Cyanohidrin dengan katalis alumina. Ethylene Cyanohidrin pada T-01

Lebih terperinci

Bab 4 Prosedur Pengujian, Pengambilan Data, dan Pengolahan Data

Bab 4 Prosedur Pengujian, Pengambilan Data, dan Pengolahan Data Bab 4 rsedur engujian, engambilan Data, dan englahan Data 4.1 rsedur engujian Gasiikasi Bnggl Jagung Dalam melakukan pengujian gasiikasi bnggl jagung, terdapat prsedur yang harus diikuti. rsedur ini dimaksudkan

Lebih terperinci

Prarancangan Pabrik Metil Salisilat dari Asam Salisilat dan Metanol dengan Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENGANTAR

Prarancangan Pabrik Metil Salisilat dari Asam Salisilat dan Metanol dengan Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Prarancangan Pabrik Metil Salisilat dari Asam Salisilat dan Metanol dengan BAB I PENGANTAR Metil salisilat merupakan turunan dari asam salisat yang paling penting secara komersial, disamping

Lebih terperinci

II. DESKRIPSI PROSES. Precipitated Calcium Carbonate (PCC) dapat dihasilkan melalui beberapa

II. DESKRIPSI PROSES. Precipitated Calcium Carbonate (PCC) dapat dihasilkan melalui beberapa II. DESKRIPSI PROSES A. Macam - Macam Proses Precipitated Calcium Carbonate (PCC) dapat dihasilkan melalui beberapa proses sebagai berikut: 1. Proses Calcium Chloride-Sodium Carbonate Double Decomposition

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Yogyakarta, September Penyusun,

KATA PENGANTAR. Yogyakarta, September Penyusun, KATA PENGANTAR Segala puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-nya kepada penyusun, sehingga penyusunan Tugas Akhir dengan judul Pra Rancangan Pabrik Aseton dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Prarancangan Pabrik Dietil Eter dari Etanol dengan Proses Dehidrasi Kapasitas Ton/Tahun Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. 1 Prarancangan Pabrik Dietil Eter dari Etanol dengan Proses Dehidrasi Kapasitas Ton/Tahun Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dietil eter merupakan salah satu bahan kimia yang sangat dibutuhkan dalam industri dan salah satu anggota senyawa eter yang mempunyai kegunaan yang sangat penting.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN D

BAB I PENDAHULUAN D BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Pendirian Pabrik Perkembangan industri di Indonesia semakin lama semakin meningkat, hal ini disebabkan karena terbukanya pasar bebas di seluruh dunia. Semakin majunya

Lebih terperinci

A. HUKUM KEKEKALAN ENERGI B. ENTALPI (H) DAN PERUBAHAN ENTALPI

A. HUKUM KEKEKALAN ENERGI B. ENTALPI (H) DAN PERUBAHAN ENTALPI 2 TERMOKIMIA A. HUKUM KEKEKALAN ENERGI B. ENTALPI (H) DAN PERUBAHAN ENTALPI ( H) C. REAKSI EKSOTERM DAN REAKSI ENDOTERM D. PERUBAHAN ENTALPI STANDAR ( H O ) E. MENENTUKAN HARGA PERUBAHAN ENTALPI Partikel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya adalah pembangunan industri kimia di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya adalah pembangunan industri kimia di Indonesia. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Negara Indonesia saat ini sedang berusaha untuk tumbuh dan mengembangkan kemampuan yang dimiliki negara agar dapat mengurangi ketergantungan terhadap negara lain.

Lebih terperinci

II. DESKRIPSI PROSES NC-(CH 2 ) 4 -CN + 4 H 2 O. Reaksi menggunakan katalisator dari komponen fosfor, boron, atau silica gel.

II. DESKRIPSI PROSES NC-(CH 2 ) 4 -CN + 4 H 2 O. Reaksi menggunakan katalisator dari komponen fosfor, boron, atau silica gel. II. DESKRIPSI PROSES A. Jenis-Jenis Proses Adiponitril dibuat dengan beberapa macam proses, antara lain (Kirk and Othmer,1952) : 1. Dari asam adipat dan amoniak HOOC-(CH 2 ) 4 -COOH + 2NH 3 NC-(CH 2 )

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PROSES

BAB II DESKRIPSI PROSES 16 BAB II DESRIPSI PROSES II.1. Spesifikasi Bahan Baku dan Produk II.1.1. Spesifikasi Bahan Baku Nama Bahan Tabel II.1. Spesifikasi Bahan Baku Propilen (PT Chandra Asri Petrochemical Tbk) Air Proses (PT

Lebih terperinci

SIMULASI PROSES REFRIJERASI DENGAN KOMPRESI SATU TAHAP DAN LEBIH

SIMULASI PROSES REFRIJERASI DENGAN KOMPRESI SATU TAHAP DAN LEBIH PROSIDING SEMINAR NASIONAL REKAYASA KIMIA DAN PROSES 2004 ISSN : 1411-4216 SIMULASI PROSES REFRIJERASI DENGAN KOMPRESI SATU TAHAP DAN LEBIH Jhan Utm Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknlgi Industri UNPAR

Lebih terperinci

Bab 5 Pengujian dan Pengolahan Data

Bab 5 Pengujian dan Pengolahan Data Bab 5 Pengujian dan Penglahan Data 5.1 Prsedur Pengujian Gasiikasi Sekam Padi Dalam melakukan pengujian gasiikasi sekam padi, terdapat prsedur yang harus diikuti. Prsedur ini dimaksudkan untuk menghindari

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PROSES

BAB II DESKRIPSI PROSES 10 BAB II DESKRIPSI PROSES A. Macam-macam Proses Pembuatan kalium hidroksida ini dapat dilakukan dengan dua macam proses, yaitu; pembuatan kalium hidroksida dengan proses boiling dan pembuatan kalium hidroksida

Lebih terperinci

Prarancangan Pabrik Nitrogliserin dari Gliserin dan Asam Nitrat dengan Proses Biazzi Kapasitas Ton/ Tahun BAB II DESKRIPSI PROSES

Prarancangan Pabrik Nitrogliserin dari Gliserin dan Asam Nitrat dengan Proses Biazzi Kapasitas Ton/ Tahun BAB II DESKRIPSI PROSES BAB II DESKRIPSI PROSES 2.1 Spesifikasi Bahan Baku dan Produk 2.1.1 Bahan Baku 1. Gliserin (C3H8O3) Titik didih (1 atm) : 290 C Bentuk : cair Spesific gravity (25 o C, 1atm) : 1,261 Kemurnian : 99,5 %

Lebih terperinci

BAB II PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES. teknologi proses. Secara garis besar, sistem proses utama dari sebuah pabrik kimia

BAB II PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES. teknologi proses. Secara garis besar, sistem proses utama dari sebuah pabrik kimia BAB II PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES Usaha produksi dalam pabrik kimia membutuhkan berbagai sistem proses dan sistem pemroses yang dirangkai dalam suatu sistem proses produksi yang disebut teknologi proses.

Lebih terperinci

MODEL SISTEM DAN ANALISA PENGERING PRODUK MAKANAN

MODEL SISTEM DAN ANALISA PENGERING PRODUK MAKANAN MODEL SISTEM DAN ANALISA PENGERING PRODUK MAKANAN Abstrak Pengeringan adalah sebuah prses dimana kelembaban dari sebuah prduk makanan dikurangi agar rasa, dan bentuk tetap terjaga dengan meningkatnya kemampuan

Lebih terperinci

STUDI AWAL PENGAMBILAN KEMBALI ALUMINIUM DARI LIMBAH KEMASAN SEBAGAI ALUMINA

STUDI AWAL PENGAMBILAN KEMBALI ALUMINIUM DARI LIMBAH KEMASAN SEBAGAI ALUMINA STUDI AWAL PENGAMBILAN KEMBALI ALUMINIUM DARI LIMBAH KEMASAN SEBAGAI ALUMINA Dewi Widyabudiningsih dan Endang Widiastuti Jurusan Teknik Kimia Plban, Jl. Geger Kalng Hilir Desa Ciwaruga e-mail : Thewidyabudiningsih.@yah.cm

Lebih terperinci

PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES. teknologi proses. Secara garis besar, sistem proses utama dari sebuah pabrik kimia

PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES. teknologi proses. Secara garis besar, sistem proses utama dari sebuah pabrik kimia II. PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES Usaha produksi dalam pabrik kimia membutuhkan berbagai sistem proses dan sistem pemroses yang dirangkai dalam suatu sistem proses produksi yang disebut teknologi proses.

Lebih terperinci

PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES

PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES II. PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES Usaha produksi dalam pabrik kimia membutuhkan berbagai sistem proses dan sistem pemroses yang dirangkai dalam suatu sistem proses produksi yang disebut teknologi proses.

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN PROSES

BAB III PERANCANGAN PROSES BAB III PERANCANGAN PROSES 3.1. Uraian Proses Larutan benzene sebanyak 1.257,019 kg/jam pada kondisi 30 o C, 1 atm dari tangki penyimpan (T-01) dipompakan untuk dicampur dengan arus recycle dari menara

Lebih terperinci

II. PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES. dalam alkohol (Faith and Keyes,1957).

II. PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES. dalam alkohol (Faith and Keyes,1957). II. PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES A. Jenis-Jenis Proses Aluminium sulfat atau yang lebih dikenal dengan tawas merupakan salah satu bahan kimia yang sangat diperlukan baik dalam industri pengolahan air. Alum

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PROSES

BAB II DESKRIPSI PROSES BAB II DESKRIPSI PROSES II. Spesifikasi Bahan Baku dan Produk II... Spesifikasi bahan baku. Epichlorohydrin Rumus Molekul : C 3 H 5 OCl Wujud : Cairan tidak berwarna Sifat : Mudah menguap Kemurnian : 99,9%

Lebih terperinci

II. PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES

II. PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES 10 II. PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES A. Proses Pembuatan Disodium Fosfat Anhidrat Secara umum pembuatan disodium fosfat anhidrat dapat dilakukan dengan 2 proses berdasarkan bahan baku yang digunakan, yaitu

Lebih terperinci

atm dengan menggunakan steam dengan suhu K sebagai pemanas.

atm dengan menggunakan steam dengan suhu K sebagai pemanas. Pra (Rancangan PabrikjEthanoldan Ethylene danflir ' BAB III PERANCANGAN PROSES 3.1 Uraian Proses 3.1.1 Langkah proses Pada proses pembuatan etanol dari etilen yang merupakan proses hidrasi etilen fase

Lebih terperinci

PRARANCANGAN PABRIK DIBUTYL PHTHALATE DARI PHTHALIC ANHYDRIDE DAN N-BUTANOL KAPASITAS TON/TAHUN BAB I PENDAHULUAN

PRARANCANGAN PABRIK DIBUTYL PHTHALATE DARI PHTHALIC ANHYDRIDE DAN N-BUTANOL KAPASITAS TON/TAHUN BAB I PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendirian Pabrik Sebagai salah satu negara berkembang Indonesia banyak melakukan pengembangan di segala bidang, salah satunya adalah pembangunan di bidang industri,

Lebih terperinci

Prarancangan Pabrik Kloroform dari Sodium hidroksida, Klorin, dan Aseton dengan Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Kloroform dari Sodium hidroksida, Klorin, dan Aseton dengan Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Industri kimia senantiasa berkembang seiring dengan kemajuan teknologi untuk memenuhi berbagai macam kebutuhan manusia. Industri bulk chemical merupakan salah satu sektor

Lebih terperinci

Prarancangan Pabrik Green Epichlorohydrin (ECH) dengan Bahan Baku Gliserol dari Produk Samping Pabrik Biodiesel Kapasitas 75.

Prarancangan Pabrik Green Epichlorohydrin (ECH) dengan Bahan Baku Gliserol dari Produk Samping Pabrik Biodiesel Kapasitas 75. A. LATAR BELAKANG BAB I PENGANTAR Saat ini Asia Tenggara adalah produsen biodiesel terbesar di Asia dengan total produksi 1.455 juta liter per tahun. Hal ini didukung dengan ketersediaan tanaman kelapa,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Magnesium klorida Salah satu kegunaan yang paling penting dari MgCl 2, selain dalam pembuatan logam magnesium, adalah pembuatan semen magnesium oksiklorida, dimana dibuat melalui

Lebih terperinci

BAB II DISKRIPSI PROSES

BAB II DISKRIPSI PROSES 14 BAB II DISKRIPSI PROSES 2.1. Spesifikasi Bahan Baku dan Produk 2.1.1. Spesifikasi bahan baku a. CPO (Minyak Sawit) Untuk membuat biodiesel dengan kualitas baik, maka bahan baku utama trigliserida yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA II-1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tetradecene Senyawa tetradecene merupakan suatu cairan yang tidak berwarna yang diperoleh melalui proses cracking senyawa asam palmitat. Senyawa ini bereaksi dengan oksidan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kegunaan Produk Kuprisulfatpentahidrat Kegunaan kupri sulfat pentahidrat sangat bervariasi untuk industri. Adapun kegunaannya antara lain : - Sebagai bahan pembantu fungisida

Lebih terperinci

Prarancangan Pabrik Propilen Glikol dari Propilen Oksid Kapasitas ton/tahun BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang

Prarancangan Pabrik Propilen Glikol dari Propilen Oksid Kapasitas ton/tahun BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Dalam era industrialisasi sekarang ini, industri kimia mengalami perkembangan yang sangat pesat, jumlah dan jenis industri kimia dari tahun ke tahun semakin bertambah.

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PROSES 2.1. SPESIFIKASI BAHAN BAKU DAN PRODUK. - p-xylene : max 0,50 % wt. - m-xylene : max 0,30 % wt. - o-xylene : max 0,20 % wt

BAB II DESKRIPSI PROSES 2.1. SPESIFIKASI BAHAN BAKU DAN PRODUK. - p-xylene : max 0,50 % wt. - m-xylene : max 0,30 % wt. - o-xylene : max 0,20 % wt BAB II DESKRIPSI PROSES 2.1. SPESIFIKASI BAHAN BAKU DAN PRODUK 2.1.1. Bahan Baku Toluene Fasa Kenampakan Kemurnian : cair : jernih : min 99,0 % wt Impuritas - p-xylene : max 0,50 % wt - m-xylene : max

Lebih terperinci

BAB III SPESIFIKASI ALAT PROSES

BAB III SPESIFIKASI ALAT PROSES BAB III SPESIFIKASI ALAT PROSES Alat proses pabrik isopropil alkohol terdiri dari tangki penyimpanan produk, reaktor, separator, menara distilasi, serta beberapa alat pendukung seperti kompresor, heat

Lebih terperinci

Optimasi Sulfonating Agent H2SO4 dan Temperatur Operasi pada Sintesis Senyawa á-naftalen Sulfonat

Optimasi Sulfonating Agent H2SO4 dan Temperatur Operasi pada Sintesis Senyawa á-naftalen Sulfonat Optimasi Sulfnating Agent H2SO4 dan Temperatur Operasi pada Sintesis Senyawa á-naftalen Sulfnat Rintis Manfaati ; Dede Dini Rahman; Neng Sri Widianti Jurusan Teknik Kimia, Pliteknik Negeri Bandung, Bandung

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gambaran Umum Nitrometana Nitrometana merupakan senyawa organik yang memiliki rumus molekul CH 3 NO 2. Nitrometana memiliki nama lain Nitrokarbol. Nitrometana ini merupakan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN PROSES. bahan baku Metanol dan Asam Laktat dapat dilakukan melalui tahap-tahap sebagai

BAB III PERANCANGAN PROSES. bahan baku Metanol dan Asam Laktat dapat dilakukan melalui tahap-tahap sebagai BAB III PERANCANGAN PROSES 3.1 Uraian Proses Proses pembuatan Metil Laktat dengan reaksi esterifikasi yang menggunakan bahan baku Metanol dan Asam Laktat dapat dilakukan melalui tahap-tahap sebagai berikut

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Yogyakarta, Maret 2012 Penyusun, iii

KATA PENGANTAR. Yogyakarta, Maret 2012 Penyusun, iii KATA PENGANTAR Segala puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-nya kepada penyusun, sehingga penyusunan Tugas Akhir dengan judul Pra Rancangan Pabrik Asam Benzoat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perak Nitrat Perak nitrat merupakan senyawa anorganik tidak berwarna, tidak berbau, kristal transparan dengan rumus kimia AgNO 3 dan mudah larut dalam alkohol, aseton dan air.

Lebih terperinci

PERHITUNGAN NERACA PANAS

PERHITUNGAN NERACA PANAS PERHITUNGAN NERACA PANAS Data-data yang dibutuhkan: 1. Kapasitas panas masing-masing komponen gas Cp = A + BT + CT 2 + DT 3 Sehingga Cp dt = Keterangan: Cp B AT T 2 2 C T 3 = kapasitas panas (kj/kmol.k)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hexamine Hexamine merupakan produk dari reaksi antara amonia dan formalin dengan menghasilkan air sebagai produk samping. 6CH 2 O (l) + 4NH 3(l) (CH 2 ) 6 N 4 + 6H 2 O Gambar

Lebih terperinci

Prarancangan Pabrik Xylen dari Etil Benzen Kapasitas ton/tahun BAB I PENGANTAR

Prarancangan Pabrik Xylen dari Etil Benzen Kapasitas ton/tahun BAB I PENGANTAR BAB I PENGANTAR A. LATAR BELAKANG Pembangunan di bidang industri kimia di Indonesia semakin pesat perkembangannya. Hal ini dibuktikan dengan didirikannya beberapa pabrik kimia di Indonesia. Kegiatan pengembangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Asetanilida Asetanilida merupakan senyawa turunan asetil amina aromatis yang digolongkan sebagai amida primer, dimana satu atom hidrogen pada anilin digantikan dengan satu gugus

Lebih terperinci

II. DESKRIPSI PROSES

II. DESKRIPSI PROSES II. DESKRIPSI PROSES Usaha produksi dalam pabrik kimia membutuhkan berbagai sistem proses dan sistem pemroses yang dirangkai dalam suatu sistem proses produksi yang disebut teknologi proses. Secara garis

Lebih terperinci

PREPARASI DAN KARAKTERISASI ZEOLIT ALAM UNTUK KONVERSI SENYAWA ABE MENJADI HIDROKARBON

PREPARASI DAN KARAKTERISASI ZEOLIT ALAM UNTUK KONVERSI SENYAWA ABE MENJADI HIDROKARBON PROSIDING KONGGRES DAN SIMPOSIUM NASIONAL KEDUA MKICS 7 ISSN : 16-4183 PREPARASI DAN KARAKTERISASI ZEOLIT ALAM UNTUK KONVERSI SENYAWA ABE MENJADI HIDROKARBON Setiadi dan Astri Pertiwi Departemen Teknik

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PROSES. Rumus Molekul : C 3 H 4 O 2

BAB II DESKRIPSI PROSES. Rumus Molekul : C 3 H 4 O 2 BAB II DESKRIPSI PROSES II.1. Spesifikasi Bahan Baku dan Produk II.1.1. Spesifikasi Bahan Baku A. Asam Akrilat (PT. Nippon Shokubai) : Nama IUPAC : prop-2-enoic acid Rumus Molekul : C 3 H 4 O 2 Berat Molekul

Lebih terperinci

BAB IV PROSEDUR PENGUJIAN, PENGAMBILAN DATA, DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PROSEDUR PENGUJIAN, PENGAMBILAN DATA, DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV OSEDU ENGUJIAN, ENGAMBILAN DATA, DAN ENGOLAHAN DATA 41 rsedur engujian Gasiikasi Bnggl Jagung Dalam melakukan pengujian gasiikasi campuran bnggl jagung dan sekam padi, terdapat prsedur yang harus

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN PROSES

BAB III PERANCANGAN PROSES BAB III PERANCANGAN PROSES 3.1. Uraian Proses Reaksi pembentukan C8H4O3 (phthalic anhydride) adalah reaksi heterogen fase gas dengan katalis padat, dimana terjadi reaksi oksidasi C8H10 (o-xylene) oleh

Lebih terperinci

LAMPIRAN A HASIL PERHITUNGAN NERACA MASSA

LAMPIRAN A HASIL PERHITUNGAN NERACA MASSA LAMPIRAN A HASIL PERHITUNGAN NERACA MASSA Kapasitas Produksi 15.000 ton/tahun Kemurnian Produk 99,95 % Basis Perhitungan 1.000 kg/jam CH 3 COOH Pada perhitungan ini digunakan perhitungan dengan alur maju

Lebih terperinci

II. DESKRIPSI PROSES. Precipitated Calcium Carbonate (PCC) dapat dihasilkan melalui beberapa proses

II. DESKRIPSI PROSES. Precipitated Calcium Carbonate (PCC) dapat dihasilkan melalui beberapa proses II. DESKRIPSI PROSES A. Macam- Macam Proses Precipitated Calcium Carbonate (PCC) dapat dihasilkan melalui beberapa proses sebagai berikut: 1. Proses Calcium Chloride-Sodium Carbonate Double Decomposition

Lebih terperinci

BAB II. DISKRIPSI PROSES. bahan baku yang bervariasi. Berdasarkan bahan baku ada 2 proses komersial

BAB II. DISKRIPSI PROSES. bahan baku yang bervariasi. Berdasarkan bahan baku ada 2 proses komersial BAB II. DISKRIPSI PROSES 2.1 Jenis Proses Berdasarkan Bahan Baku Tricresyl phosphate (TCP) dapat dibuat melalui beberapa proses berdasarkan bahan baku yang bervariasi. Berdasarkan bahan baku ada 2 proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Dimetil Eter Proses Dehidrasi Metanol dengan Katalis Alumina Kapasitas Ton Per Tahun.

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Dimetil Eter Proses Dehidrasi Metanol dengan Katalis Alumina Kapasitas Ton Per Tahun. 1 Prarancangan Pabrik Dimetil Eter Proses Dehidrasi Metanol BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendirian Pabrik Dalam era perdagangan bebas, Indonesia dituntut untuk mampu bersaing dengan negara-negara

Lebih terperinci