Optimasi Sulfonating Agent H2SO4 dan Temperatur Operasi pada Sintesis Senyawa á-naftalen Sulfonat
|
|
- Hengki Budi Tedja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Optimasi Sulfnating Agent H2SO4 dan Temperatur Operasi pada Sintesis Senyawa á-naftalen Sulfnat Rintis Manfaati ; Dede Dini Rahman; Neng Sri Widianti Jurusan Teknik Kimia, Pliteknik Negeri Bandung, Bandung rintismanfaati@gmail.cm; dede.dini.tkim12@plban.ac.id; neng.sriwidianti@gmail.cm ABSTRAK Sulfnasi adalah prses memasukkan gugus sulfnic acid (-SO OH) atau sulfnil halida 2 (-SO Cl) pada bahan baku senyawa rganik hidrkarbn. Pada penelitian ini prses sulfnasi 2 dilakukan dengan menggunakan bahan baku naftalen teknis dan sulfnating agent H SO 98 % untuk mendapatkan prduk á-naftalen sulfnat. Sulfnasi naftalen dipilih karena memiliki kndisi perasi yang ringan yaitu berlangsung pada temperatur dibawah 80 C sehingga dapat diterapkan pada Labratrium Satuan Prses sebagai mdul praktikum Satuan Prses 2. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui jumlah sulfnating agent (H SO 98%) dan temperatur reaksi ptimum pada sulfnasi naftalen. Variabel yang divariasikan adalah jumlah sulfnating agent H2SO 4 98% yang dihitung berdasarkan pada variasi nilai ð dan temperatur perasi. Nilai ð menyatakan knsentrasi SO minimum yang harus dipertahankan di dalam reaktr agar prses sulfnasi tetap berlangsung. Analisis yang dilakukan adalah pengujian titik leleh, %yield prduk, serta sisa asam. Prses sulfnasi naftalen dilakukan dengan massa naftalen 5 gram, waktu reaksi 60 menit dan kecepatan pengadukan rpm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kndisi ptimum diperleh pada jumlah sulfnating agent H SO 98% sebanyak 2,9 ml untuk nilai ð = 52 dan temperatur perasi 70C dengan titik leleh 78,9C dan persentase yield prduk sebesar 4,2%. Kata Kunci. Sulfnasi, á-naftalen sulfnat, sulfnating agent, nilai ð, temperatur PENDAHULUAN Pemilihan mdul praktikum Satuan Prses harus disesuaikan dengan kapasitas labratrium seperti peralatan prses yang mampu menyediakan kndisi perasi prses, kesehatan dan keselamatan kerja, ketersediaan bahan baku/agent, dan waktu praktikum. Sintesis senyawa rganik umumnya berlangsung pada kndisi perasi (suhu dan tekanan) yang cukup tinggi, waktu reaksi dan purifikasi yang lama, dan melibatkan bahan baku berbasiskan petrleum yang bersifat racun dan karsingenik. Penelitian yang seksama diperlukan agar suatu mdul praktikum layak dan aman diaplikasikan pada skala labratrium. Sulfnasi adalah prses utama industri kimia yang digunakan untuk membuat berbagai macam prduk. Prses sulfnasi diaplikasikan di industri kertas dalam pembentukan lignin sulfnat, pada pembuatan deterjen (ddecylbenzene sulfnat) sebagai zat aktif permukaan, metan/tluen sulfnat sebagai katalis untuk elektrplating, dan armatik sulfnil klrida s e b a g a i b a h a n b a k u p e m b u a t a n sulfnat/sulfur amides (sulfadrugs, sweeting agent, pewarna tekstil, dan taning agent) [1]. Prses sulfnasi menggunakan bahan baku naftalen dengan sulfnating agent cncentrated H2SO 4 dapat berlangsung pada temperatur kurang dari 80 C dengan tekanan 1 atm, leh karena itu, reaksi sulfnasi naftalen merupakan reaksi sulfnasi yang 15
2 16 Jurnal Fluida Vlume 11, N. 2, Npember 2015, Hlm cck dan aman diterapkan di labratrium Satuan Prses Teknik Kimia Pliteknik Negeri Bandung. Reaksi sulfnasi ini dipengaruhi leh beberapa faktr, salah satunya adalah knsentrasi SO dalam sulfnating agent serta temperatur perasi. Sulfnating agent H SO menyediakan kebutuhan elektrfil SO agar reaksi dapat berlangsung. Penentuan jumlah H SO yang ditambahkan berdasarkan pada nilai ð, dimana nilai ð menunjukkan knsentrasi minimum SO yang harus dipertahankan didalam reaktr agar 1 ml naftalen dapat habis bereaksi/ tersulfnasi. Pada prses sulfnasi naftalen temperatur perasi akan mempengaruhi letak gugus sulfnat pada bahan baku, jika temperatur perasi tinggi maka yang terbentuk adalah â-naftalen sulfnat, sedangkan á-naftalen sulfnat akan terbentuk pada temperatur perasi yang lebih rendah. Jumlah sulfnating agent yang harus ditambahkan dan temperatur perasi sulfnasi naftalen harus diperhitungkan secara tepat untuk menghasilkan yield prduk yang maksimum. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari pengaruh jumlah sulfnating agent H SO dan temperatur perasi pada sintesis á-naftalen sulfnat. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan jumlah sulfnating agent H SO dan temperatur ptimum untuk reaksi sulfnasi naftalen. TINJAUAN PUSTAKA Naftalen sulfnat merupakan hasil dari prses sulfnasi dengan menggunakan naftalen sebagai bahan bakunya. Prses sulfnasi naftalen membentuk 2 jenis naftalen sulfnat, yaitu á dan â-naftalen sulfnat yang dalam pembuatannya hanya dibedakan pada temperatur perasi. á-naftalen sulfnat berbentuk padatan putih keabuan dengan titik leleh C, tidak larut dalam air, namun dapat larut dalam pelarut rganik. Sifat fisika dan kimia dari naftalen dan á-naftalen sulfnat ditunjukkan pada Tabel 1 Tabel 1. Sifat fisika dan kimia naftalen dan á-naftalen sulfnat Sulfnasi merupakan prses memasukkan gugus sulfnic acid (-SO2OH) atau sulfnil halida (-SO Cl) pada bahan baku 2 senyawa rganik hidrkarbn. Sulfnasi merupakan salah satu jenis reaksi substitusi armatis elektrpilik [2]. Reaksi sulfnasi merupakan reaksi reversibel atau blak balik, namun pada temperatur rendah bersifat irreversibel karena reaksi desulfnasi berjalan sangat lambat. Reaksi sulfnasi sangat bergantung pada reaktifitas senyawa armatis dan sifat dari senyawa elektrfilik yang diturunkan dari H SO (asam sulfat) atau SO (sulfur triksida) []. Mekanisme reaksi sulfnasi dengan sulfnating agent cncentrated H2SO 4 diawali dengan pembentukan elektrfilik (SO ). Pada tahap ini terjadi penguraian asam sulfat. Pada tahap selanjutnya, terjadi prses penyerangan senyawa naftalen leh elektrfilik yang terbentuk [4].
3 Rintis Manfaati, Optimasi sulfnating agent H2SO4 dan temperature perasi pada sintesis senyawa á-naftalen Sulfnat 17 Reaksi sulfnasi dengan sulfnating agent H2SO 4 merupakan reaksi yang bersifat endterm sehingga diperlukan penambahan energi dari luar sistem. Prduk samping yang dihasilkan dari reaksi sulfnasi dengan sulfnating agent H SO adalah H O 2 Faktr-faktr yang mempengaruhi prses Sulfnasi diantaranya adalah knsentrasi SO pada Sulfnating Agent dalam reaktr serta temperatur perasi. 2. Temperatur Operasi Prses sulfnasi naftalen membentuk 2 jenis naftalen sulfnat, yaitu á dan â-naftalen sulfnat. Kedua jenis naftalen sulfnat tersebut berbeda pada penempatan gugus SOH pada naftalen. Pengaruh temperatur terhadap pembentukan naftalen sulfnat dan distribusi pembentukan á dan â- naftalen sulfnat disajikan pada Gambar 1 dan Tabel. 1. Knsentrasi SO pada Sulfnating Agent dalam reaktr Prses sulfnasi dapat berlangsung dengan baik tergantung pada knsentrasi SO dalam sulfnating agent yang digunakan. Knsentrasi SO minimum yang diperlukan agar reaksi sulfnasi tetap berlangsung didefinisikan sebagai ð. Persamaan yang menyatakan massa sulfnating agent H SO (gr) yang dibutuhkan untuk mensulfnasi 1 ml senyawa rganik diuraikan pada persamaan (1). á adalah %SO yang terkandung dalam sulfnating agent H2SO 4. Setiap senyawa rganik memiliki nilai ð yang berbeda-beda seperti yang ditunjukkan Tabel 2. Semakin mudah suatu bahan rganik disulfnasi semakin rendah nilai ð nya [1]. Gambar 1. Pembentukan Naftalen Sulfnat pada Temperatur Berbeda Tabel. Pengaruh temperatur terhadap sulfnasi naftalen [1] Tabel 2. Nilai ð beberapa senyawa rganik [1] Pada temperatur rendah, reaksi dikendalikan leh faktr kinetika atau faktr cepatlambatnya reaksi. á-naftalen sulfnat akan lebih cepat terbentuk pada kndisi ini karena reaksi berlangsung pada jalur energi aktivasi
4 18 Jurnal Fluida Vlume 11, N. 2, Npember 2015, Hlm yang lebih rendah. Reaksi yang berlangsung pada temperatur yang lebih tinggi akan dikendalikan leh faktr termdinamika atau faktr kestabilan prduk. Pada kndisi ini reaksi akan menghasilkan â-naftalen sulfnat yang lebih stabil karena nilai ÄGâ yang lebih negatif meskipun memiliki energi aktivasi yang lebih tinggi [5]. Diagram energi untuk sulfnasi naftalen disajikan pada Gambar 2. Gambar 2. Diagram Energi Sulfnasi Naftalen METODE Metde penelitian yang digunakan pada sintesis senyawa á-naftalen sulfnat merupakan metde eksperimental yang t e r d i r i d a r i b e b e r a p a t a h a p berkesinambungan. Tahap I adalah mengetahui kndisi prses sulfnasi naftalen, nilai ð, dan karakteristik prduk berdasarkan literatur. Tahap II adalah prses sulfnasi naftalen menjadi senyawa á-naftalen sulfnat. Pada tahap ini jumlah naftalen yang digunakan adalah 5 gram, dengan variabel yang di variasikan adalah nilai ð. Jumlah sulfnating agent H SO ditentukan dengan menggunakan persamaan (1). Setelah itu dilakukan prses pemurnian prduk dari sisa asam dan naftalen yang tidak bereaksi. Data yang diambil adalah berat prduk yang dihasilkan, titik leleh prduk, sisa asam dan jumlah sulfnating agent H2SO 4 ptimum. Tahap III adalah prses sulfnasi naftalen menjadi senyawa á-naftalen sulfnat dengan menggunakan jumlah sulfnating agent H 2SO 4 ptimum.variabel yang divariasikan adalah temperatur perasi, yaitu dari C. Data yang diambil adalah berat prduk yang dihasilkan, titik leleh prduk, jumlah sisa asam dan temperatur ptimum sulfnasi. Tahap IV adalah prses sulfnasi naftalen menjadi senyawa á-naftalen sulfnat dengan menggunakan jumlah sulfnating agent H SO dan temperatur ptimum. Kemudian dilakukan analisis titik leleh, berat prduk yang dihasilkan, sisa asam dan analisis FTIR. Prses reaksi sulfnasi naftalen dilakukan secara batch di dalam erlemeyer dengan menggunakan penangas air. Kndisi perasi yang dipertahankan tetap adalah massa naftalen sebanyak 5 gram yang dilarutkan dalam pelarut diklrmetan, knsentrasi sulfnating agent H SO 98 %, kecepatan pengadukan pada rpm, dan waktu reaksi selama 60 menit. Pemurnian prduk dilakukan dengan menggunakan pelarut etanl 96%. Analisis yang dilakukan terhadap prduk á-naftalen sulfnat adalah analisis titik leleh menggunakan digital melting pint apparatus-elektrthermal, berat kering prduk dengan metde gravimetri, analisis sisa asam dengan metde titrasi dan analisis FTIR (Furier Transfrm Infra Red). Analisis FTIR (Furier Transfrm Infra Red) dilakukan di labratrium Kimia Analitik, Jurusan Kimia ITB. DISKUSI Sulfnasi Naftalen pada Variasi Jumlah Sulfnating Agent H SO 98% Hasil analisis untuk sulfnasi naftalen pada variasi jumlah sulfnating agent H SO disajikan pada Tabel 4. Tabel 4. Hasil analisis prduk á-naftalen sulfnat dengan variasi jumlah sulfnating agent H SO 98%
5 Rintis Manfaati, Optimasi sulfnating agent H2SO4 dan temperature perasi pada sintesis senyawa á-naftalen Sulfnat 19 Dari Tabel 4 terlihat bahwa titik leleh prduk yang mendekati titik leleh á-naftalen sulfnat berdasarkan literatur (77-79 C) terjadi pada jumlah sulfnating agent H SO 2,90 ml,,10 ml, dan,9 ml, masing-masing adalah 79 C, 78,4 C, dan 78,1 C. Prduk yang dihasilkan pada jumlah sulfnating agent H SO 2,90 ml,,10 ml, dan,9 ml memiliki warna putih kelabu/abu-abu dan berbentuk kristal/serbuk halus. Sementara itu titik leleh pada jumlah sulfnating agent H SO 2,75 ml dan,80 ml menyimpang dari nilai titik leleh á-naftalen sulfnat. Titik leleh yang menyimpang ini disebabkan leh banyaknya pengtr dalam prduk yang dihasilkan. Pengtr ini dapat berupa naftalen yang tidak bereaksi serta senyawa pengtr lain yang terdapat pada bahan baku yang digunakan. Tabel 4 juga menunjukkan bahwa %yield pada penambahan sulfnating agent H SO sebanyak 2,75 ml ke 2,90 ml mengalami peningkatan yang cukup berarti, namun pada penambahan sulfnating agent H SO sebanyak,10 ml hingga,80 ml menunjukan penurunan %yield yang cukup berarti pula. Hal ini terjadi karena sifat alamiah dari senyawa armatik, dimana senyawa armatik merupakan senyawa yang sangat reaktif. Pada senyawa armatik terdapat elektrn elektrn yang bergerak pada cincin armatiknya [2]. Kelebihan asam pada reaktr akan menarik elektrn dalam cincin armatik naftalen. Penurunan jumlah elektrn di cincin naftalen akan mengurangi kereaktifan naftalen sehingga %yield prduk yang dihasilkan menjadi berkurang. Pada Tabel 4 ditunjukkan bahwa pada penambahan H SO sebanyak 2,7 ml ke 2,9 ml knsentrasi sisa asam mengalami penurunan, namun pada penambahan sulfnating agent H SO dari,1 ml ke,8 ml knsentrasi sisa asam dalam reaktr mengalami kenaikan. Penambahan jumlah H SO berlebih pada awal reaksi akan berpengaruh pada jumlah asam sisa. Semakin banyak penambahan jumlah H SO akan menyebabkan kereaktifan armatik naftalen berkurang. Kereaktifan naftalen yang berkurang menyebabkan jumlah asam sisa yang berada dalam reaktr akan semakin meningkat. Sulfnasi Naftalen pada Variasi Temperatur Operasi Hasil penelitian untuk sulfnasi naftalen pada variasi temperatur perasi disajikan pada Tabel 5. Tabel 5. Hasil analisis prduk á-naftalen sulfnat dengan variasi temperatur perasi Hasil analisis menghasilkan %yield prduk dengan bahan baku naftalen teknis lebih besar dari %yield prduk yang menggunakan naftalen pa. Hal ini terjadi karena ada pengtr dari naftalen teknis yang ikut tersulfnasi sehingga menambah % yield prduk. Pengtr yang terdapat dalam prduk masih berada dalam batas yang nrmal karena tidak mempengaruhi kualitas dari prduk á- naftalen sulfnat yang ditunjukan dengan titik leleh kedua prduk yang dihasilkan berada pada rentang titik leleh á-naftalen sulfnat sesuai literatur. Pada penggunaan bahan baku naftalen teknis, keadaan ptimum prses sulfnasi tercapai pada nilai ð 52 dan suhu 70 C, nilai tersebut menunjukkan penyimpangan dari kndisi ptimum menurut Grggins (lihat Tabel 2) yang mana kndisi prses sulfnasi untuk mnsulfnasi naftalen pada suhu 60 C dengan nilai ð sebesar 56. Perbedaan nilai ptimum tersebut disebabkan karena perbedaan kereaktifan dari bahan baku yang digunakan. Untuk bahan baku Naftalen Teknis yang digunakan dengan merk dagang Bagus, kndisi ptimum tercapai pada temperatur yang lebih tinggi dengan nilai ð
6 20 Jurnal Fluida Vlume 11, N. 2, Npember 2015, Hlm yang lebih rendah. Karakteristik Prduk á-naftalen Sulfnat dengan Analisis FTIR Hasil analisis gugus fungsi prduk naftalen sulfnat dengan menggunakan alat FTIR pada penggunaan bahan baku naftalen teknis ditunjukkan pada Gambar. Gambar. Hasil Analisis FTIR Prduk Naftalen Sulfnat Bahan Baku Naftalen Teknis Nilai panjang gelmbang masing-masing gugus fungsi berdasarkan literatur dan hasil dari analisis disajikan pada Tabel 7. Tabel 7. Nilai serapan gugus fungsi naftalen sulfnat [6] DAFTAR PUSTAKA Grggins, P.H. (1958). Unit Prcesses in Organic Syntesis, 5th Editin. Internatinal Student Editin: Mc. Gram- Hill kgakusha, Ltd. Fessenden, R., & Fessenden, J. (1982). Uji FTIR prduk á-naftalen sulfnat menunjukkan bahwa gugus SO- telah tersubstitusi ke dalam naftalen pada nilai serapan SO tak simetris 159,82 cm-1 dan SO simetris 1176,58 cm-1. Nilai serapan tersebut masuk dalam range nilai serapan literatur yaitu nilai serapan SO tak simetris cm-1 dan SO simetris cm-1. SIMPULAN Sulfnasi naftalen merupakan prses sulfnasi yang dapat dilakukan pada kndisi perasi yang ringan sehingga dapat diaplikasikan di Labratrium Satuan Prses Pliteknik Negeri Bandung. Reaksi sulfnasi naftalen sangat dipengaruhi leh jumlah sulfnating agent yang ditambahkan dan temperatur perasinya. Jumlah sulfnating agent H SO berpengaruh pada pemenuhan knsentrasi elektrfil SO agar reaksi sulfnasi dapat berlangsung, sedangkan temperatur perasi berpengaruh pada pemenuhan energi yang dibutuhkan selama prses sulfnasi. Jumlah sulfnating agent H SO ptimum untuk mensulfnasi naftalen teknis dengan merk Bagus sebanyak 5 gram adalah 2,90 ml dengan nilai ð 52. Prduk yang dihasilkan memiliki titik leleh 78,9 C dan %yield prduk sebanyak 4,2%. Temperatur ptimum reaksi sulfnasi naftalen adalah 70 C. UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam pelaksanaan penelitan ini baik di Labratrium Satuan prses maupun di lingkungan Prgram Studi D Teknik Kimia Jurusan Teknik Kimia Pliteknik Negeri Bandung. Organic Chemistry, 2nd Editin. Massachusetts, USA: Williard Grant Press Publisher. Katrizky, A. R., Kim, M. S., Fedseyenk, D., Widyan, K.,Siskin, M., &
7 Rintis Manfaati, Optimasi sulfnating agent H2SO4 dan temperature perasi pada sintesis senyawa á-naftalen Sulfnat 21 Fransisc, M. ( ). T h e Sulfnatin f A r m a t i c a n d H e t e r a r m a t i c Plycyclic Cmpund. USA: Department f C h e m i s t r y, University f Flrida. S l m n s, T. G. ( ). O rg a n i c Chemistry. Newyrk: Jhn Wiley & sns, Inc. We i n i n g e r, S., & S t e r m i t z, F. (1984).Organic Chemistry. Academic Press, Inc: United States f America. Silverstein, R., Bassler, C., & Mrril T. (1986). Penyidikan Spektrmetrik Senyawa Organik Edisi Keempat. Jakata : Erlangga.
EVALUASI KINERJA AQUEOUS AMMONIA PLANT (STUDI DESKRIPTIF DI PABRIK PUPUK)
EVALUASI KINERJA AQUEOUS AMMONIA PLANT (STUDI DESKRIPTIF DI PABRIK PUPUK) Nur Aida Amalia, Nurul Syefira Fatayatunnajmah, Bintang Iwhan Mehady Jurusan Teknik Kimia, Pliteknik Negeri Bandung, Bandung 40012
Lebih terperinciIRWNS Optimasi Komposisi Campuran Asam HNO 3 dan H 2 SO 4 dan Nilai R pada Sintesis α-nitronaftalen. Rintis Manfaati ABSTRAK
Optimasi Komposisi Campuran Asam HNO 3 dan H 2 SO 4 dan Nilai R pada Sintesis α-nitronaftalen Rintis Manfaati Jurusan Teknik Kimia, Politeknik Negeri Bandung, Bandung 40012 E-mail : rintismanfaati@gmail.com
Lebih terperinciKISI-KISI UJIAN TEORI KEJURUAN
KISI-KISI UJIAN TEORI KEJURUAN Jenis Seklah Kmpetensi Keahlian Kde Kurikulum Alkasi waktu Jumlah dan Bentuk Sal Tahun Ajaran : Seklah Menengah Kejuruan : Kimia Industri : 7294 : K13 : 120 menit : Pilihan
Lebih terperinciPENGARUH TEMPERATUR PADA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU. Oleh : Dra. ZULTINIAR,MSi Nip : DIBIAYAI OLEH
PENGARUH TEMPERATUR PADA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU Oleh : Dra. ZULTINIAR,MSi Nip : 19630504 198903 2 001 DIBIAYAI OLEH DANA DIPA Universitas Riau Nomor: 0680/023-04.2.16/04/2004, tanggal
Lebih terperinciPENGUKURAN DI LABORATORIUM
PENGUKURAN DI LABORATORIUM (POLARIMETRI) Abstrak Plarimeter merupakan alat yang digunakan untuk mengukur besarnya putaran ptik yang dihasilkan leh suatu zat yang bersifat ptis aktif yang terdapat dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kiswari Diah Puspita D
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejak dulu manusia di seluruh dunia tidak pernah lepas dari penggunaan sesuatu yang berbahan kimia dalam kehidupan sehari-hari Hal ini harus diperhatikan dan
Lebih terperinciDirendam dalam aquades selama sehari semalam Dicuci sampai air cucian cukup bersih
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Bahan katalis yang digunakan pada penelitian ini adalah zeolit alam yang berasal dari Tasikmalaya Jawa Barat dan phospotungstic acid (HPW, H 3 PW 12 O 40 )
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Amar Ma ruf D
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu bidang yang dapat menunjang perkembangan negara Indonesia adalah bidang industri, terutama industri kimia. Namun industri kimia dalam negeri masih
Lebih terperinciBAB III RANCANGAN PENELITIAN
BAB III RANCANGAN PENELITIAN 3.1. Metodologi Penelitian Surfaktan methyl ester sulfonat (MES) dibuat melalui beberapa tahap. Tahapan pembuatan surfaktan MES adalah 1) Sulfonasi ester metil untuk menghasilkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perancangan Pabrik Mononitrotoluena dari Toluena dan Asam Campuran dengan Proses Kontinyu Kapasitas 25.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perkembangan saat ini bidang industri di negara Indonesia mengalami peningkatan salah satunya yaitu industri kimia. Tetapi Indonesia masih banyak mengimpor bahan-bahan
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM SINTESIS KIMIA ORGANIK
LAPORAN PRAKTIKUM SINTESIS KIMIA ORGANIK PEMBUATAN t - BUTIL KLORIDA NAMA PRAKTIKAN : KARINA PERMATA SARI NPM : 1106066460 PARTNER PRAKTIKAN : FANTY EKA PRATIWI ASISTEN LAB : KAK JOHANNES BION TANGGAL
Lebih terperinci4 HASIL DAN PEMBAHASAN
14 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Pembuatan glukosamin hidroklorida (GlcN HCl) pada penelitian ini dilakukan melalui proses hidrolisis pada autoklaf bertekanan 1 atm. Berbeda dengan proses hidrolisis glukosamin
Lebih terperinciSTUDI AWAL PENGAMBILAN KEMBALI ALUMINIUM DARI LIMBAH KEMASAN SEBAGAI ALUMINA
STUDI AWAL PENGAMBILAN KEMBALI ALUMINIUM DARI LIMBAH KEMASAN SEBAGAI ALUMINA Dewi Widyabudiningsih dan Endang Widiastuti Jurusan Teknik Kimia Plban, Jl. Geger Kalng Hilir Desa Ciwaruga e-mail : Thewidyabudiningsih.@yah.cm
Lebih terperinciPENETAPAN KADAR TABLET ASETOSAL DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV
PENETAPAN KADAR TABLET ASETOSAL DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV I. TUJUAN Mahasiswa mengetahui dan mampu menetapkan kadar asetsal dalam sediaan tablet. II. DASAR TEORI Tablet asetsal disebut juga tablet
Lebih terperinciMODUL PRAKTIKUM LABORATORIUM INSTRUKSIONAL TEKNIK PANGAN
MODUL PRAKTIKUM LABORATORIUM KINETIKA ESTERIFIKASI (KIS) Disusun oleh: Dr. Megawati Zunita, S.Si., M.Si. Joanna Nadia, S.T., M.Sc. PROGRAM STUDI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2018
Lebih terperinciPENENTUAN Mv DAN DIMENSI POLIMER SECARA VISKOMETER
Lapran Praktikum Nama : Laela Wulan Sari Kimia Plimer NIM : G4409609 Hari/Tgl : Sabtu/ 4 Des 010 Waktu : 10.00-1.00 WIB Asisten : peni PJP : Andriawan Subekti PENENTUAN Mv DAN DIMENSI POLIMER SECARA VISKOMETER
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen laboratorium yang meliputi dua tahap. Tahap pertama dilakukan identifikasi terhadap komposis kimia dan fase kristalin
Lebih terperinciBab 5 Pengujian dan Pengolahan Data
Bab 5 Pengujian dan Penglahan Data 5.1 Prsedur Pengujian Gasiikasi Sekam Padi Dalam melakukan pengujian gasiikasi sekam padi, terdapat prsedur yang harus diikuti. Prsedur ini dimaksudkan untuk menghindari
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Ide Penelitian. Studi Literatur. Persiapan Alat dan Bahan Penelitian. Pelaksanaan Penelitian.
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian Tahapan penelitian secara umum mengenai pemanfaatan tulang sapi sebagai adsorben ion logam Cu (II) dijelaskan dalam diagram pada Gambar 3.1 berikut
Lebih terperinciGambar 3.1 Diagram Alir Penelitian Secara Keseluruhan
25 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian Secara umum penelitian akan dilakukan dengan pemanfaatan limbah media Bambu yang akan digunakan sebagai adsorben dengan diagram alir keseluruhan
Lebih terperinciPENGARUH KONSENTRASI NaOH PADA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU
PENGARUH KONSENTRASI NaOH PADA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU Drs. Syamsu herman,mt Nip : 19601003 198803 1 003 DIBIAYAI OLEH DANA DIPA Universitas Riau Nomor: 0680/023-04.2.16/04/2004,
Lebih terperinciBab III Metodologi. III.1 Alat dan Bahan. III.1.1 Alat-alat
Bab III Metodologi Penelitian ini dibagi menjadi 2 bagian yaitu isolasi selulosa dari serbuk gergaji kayu dan asetilasi selulosa hasil isolasi dengan variasi waktu. Kemudian selulosa hasil isolasi dan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Preparasi Awal Bahan Dasar Karbon Aktif dari Tempurung Kelapa dan Batu Bara
23 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab hasil dan pembahasan ini akan diuraikan mengenai hasil preparasi bahan dasar karbon aktif dari tempurung kelapa dan batu bara, serta hasil karakterisasi luas permukaan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alat yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu untuk sintesis di antaranya
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan 3.1.1 Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu untuk sintesis di antaranya adalah gelas kimia 100 ml (Pyrex), corong Buchner (Berlin), Erlenmeyer
Lebih terperinci3 METODE 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Metode Penelitian
9 3 METODE 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus sampai dengan September 2012. Laboratorium yang digunakan yaitu Laboratorium Biokimia Hasil Perairan I untuk preparasi sampel
Lebih terperinciDAFTAR ISI HALAMAN PERNYATAAN ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii UCAPAN TERIMA KASIH... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR...
DAFTAR ISI PERNYATAAN ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii UCAPAN TERIMA KASIH... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... x BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang
Lebih terperinciLatar Belakang. Latar Belakang. Ketersediaan Kapas dan Kapuk. Kapas dan Kapuk. Komposisi Kimia Serat Tanaman
L/O/G/O L/O/G/O Sidang SkripsiTeknik Kimia FTI-ITS PENDAHULUAN Latar Belakang Dosen Pembimbing : Tujuan Penelitian Prof. Dr. Ir. Mahfud, DEA Ir. Rr. Pantjawarni Prihatini Latar Belakang Sumber-Sumber Selulosa
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juli sampai bulan Oktober 2011 di
20 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juli sampai bulan Oktober 2011 di Laboratorium Instrumentasi Jurusan Kimia FMIPA Unila. B. Alat dan Bahan
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM ASPIRIN
LAPORAN PRAKTIKUM ASPIRIN I. Tujuan Praktikum 1. Melakukan sintesis aspirin dari asam salisilat dan asam asetat anhibrida 2. Menjelaskan prinsip asetilasi II. Landasan Teoritis Reaksi asam salisilat (asam
Lebih terperinciLAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT
LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT DI SUSUN OLEH : NAMA : IMENG NIM : ACC 109 011 KELOMPOK : 2 ( DUA ) HARI / TANGGAL : SABTU, 28 MEI 2011
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Pada bab ini akan diuraikan mengenai metode penelitian yang telah
BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini akan diuraikan mengenai metode penelitian yang telah dilakukan. Sub bab pertama diuraikan mengenai waktu dan lokasi penelitian, desain penelitian, alat dan bahan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Preparasi selulosa bakterial dari limbah cair tahu dan sintesis kopolimer
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Preparasi selulosa bakterial dari limbah cair tahu dan sintesis kopolimer superabsorbent di bawah radiasi microwave dilakukan di Laboratorium Riset Jurusan
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI ORGANIK DAN FISIK FA2212
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI ORGANIK DAN FISIK FA2212 PERCOBAAN VIII PEMURNIAN SENYAWA ORGANIK PADAT DENGAN REKRISTALISASI Tanggal Praktikum : 4 Maret 2014 Tanggal Pengumpulan : 13 Maret 2014 Disusun
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK PERCOBAAN II SIFAT-SIFAT KELARUTAN SENYAWA OGANIK
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK PERCOBAAN II SIFAT-SIFAT KELARUTAN SENYAWA OGANIK OLEH NAMA : ISMAYANI NIM : F1F1 10 074 KELOMPOK : III ASISTEN : SYAWAL ABDURRAHMAN, S.Si. LABORATORIUM FARMASI FAKULTAS
Lebih terperinci3 Metodologi Penelitian
3 Metodologi Penelitian 3.1 Alat Peralatan yang digunakan dalam tahapan sintesis ligan meliputi laboratory set dengan labu leher tiga, thermolyne sebagai pemanas, dan neraca analitis untuk penimbangan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Diagram Alir Penelitian Tahapan penelitian secara umum tentang pemanfaatan daun matoa sebagai adsorben untuk menyerap logam Pb dijelaskan dalam diagram pada Gambar 3.1. Preparasi
Lebih terperinciTitik Leleh dan Titik Didih
Titik Leleh dan Titik Didih I. Tujuan Percobaan Menentukan titik leleh beberapa zat ( senyawa) Menentukan titik didih beberapa zat (senyawa) II. Dasar Teori 1. Titik Leleh Titik leleh adalah temperatur
Lebih terperinciKELARUTAN SEBAGAI FUNGSI TEMPERATUR
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM KIMIA FISIKA KELARUTAN SEBAGAI FUNGSI TEMPERATUR Disusun oleh : 1. Juliana Sari Moelyono 6103008075 2. Hendra Setiawan 6103008098 3. Ivana Halingkar 6103008103 4. Lita Kuncoro 6103008104
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. tahun 2011 di Laboratorium riset kimia makanan dan material untuk preparasi
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitiaan Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan September tahun 2011 di Laboratorium riset kimia makanan dan material untuk preparasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Mononitrotoluen dari Toluen dan Asam Campuran Dengan Proses Kontinyu Kapasitas 55.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendirian Pabrik Indonesia begitu kaya dengan hasil alam. Potensi ini seharusnya dimanfaatkan dalam proses transformasi Indonesia dari negara agraris menjadi negara
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan September 2013 sampai bulan Maret 2014
25 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan pada bulan September 2013 sampai bulan Maret 2014 yang dilakukan di Laboratorium Kimia Organik Fakultas MIPA Unila, dan
Lebih terperinciPERCOBAAN 2 KONDENSASI SENYAWA KARBONIL DAN REAKSI CANNIZARO
PERCOBAAN 2 KONDENSASI SENYAWA KARBONIL DAN REAKSI CANNIZARO Septi Nur Diana 10510036 K-02 Kelompok J septinurdiana92@yahoo.com Abstrak Pada percobaan ini telah dilakukan sintesis senyawa organik dengan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sebelum melakukan uji kapasitas adsorben kitosan-bentonit terhadap
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Sebelum melakukan uji kapasitas adsorben kitosan-bentonit terhadap diazinon, terlebih dahulu disintesis adsorben kitosan-bentonit mengikuti prosedur yang telah teruji (Dimas,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekperimental.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekperimental. B. Tempat dan Waktu Pengerjaan sampel dilakukan di laboratorium Teknik Kimia
Lebih terperinci3 METODOLOGI PENELITIAN
3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alat dan bahan 3.1.1 Alat Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan alat yang berasal dari Laboratorium Tugas Akhir dan Laboratorium Kimia Analitik di Program
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK 1 PEMISAHAN KOMPONEN DARI CAMPURAN 11 NOVEMBER 2014 SEPTIA MARISA ABSTRAK
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK 1 PEMISAHAN KOMPONEN DARI CAMPURAN 11 NOVEMBER 2014 SEPTIA MARISA 1113016200027 ABSTRAK Larutan yang terdiri dari dua bahan atau lebih disebut campuran. Pemisahan kimia
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan, dimulai dari bulan
25 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Kegiatan penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan, dimulai dari bulan Januari 2011. Penelitian dilakukan di Laboratorium Fisika Material jurusan
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 2. Titrasi Permanganometri. Selasa, 6 Mei Disusun Oleh: Yeni Setiartini. Kelompok 3: Fahmi Herdiansyah
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 2 Titrasi Permanganometri Selasa, 6 Mei 2014 Disusun Oleh: Yeni Setiartini 1112016200050 Kelompok 3: Fahmi Herdiansyah Huda Rahmawati Aida Nadia Rizky Harry Setiawan. PROGRAM
Lebih terperinci3. Metodologi Penelitian
3. Metodologi Penelitian 3.1 Bahan dan Peralatan 3.1.1 Bahan-bahan yang Digunakan Bahan-bahan yang diperlukan dalam penelitian ini adalah metanol, NaBH 4, iod, tetrahidrofuran (THF), KOH, metilen klorida,
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Dalam penelitian ini digunakan TiO2 yang berderajat teknis sebagai katalis.
33 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakterisasi TiO2 Dalam penelitian ini digunakan TiO2 yang berderajat teknis sebagai katalis. TiO2 dapat ditemukan sebagai rutile dan anatase yang mempunyai fotoreaktivitas
Lebih terperinciPENGARUH RASIO ASAM SULFAT TERHADAP ASAM NITRAT PADA SINTESIS NITROBENZENA DALAM CSTR
PENGRUH RSIO SM SULFT TERHDP SM NITRT PD SINTESIS NITROBENZEN DLM CSTR Rudy gustriyanto 1), Lanny Sapei ), Reny Setiawan 3), Gabriella Rosaline 4) 1),),3),4) Teknik Kimia, Universitas Surabaya Jl. Raya
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM STANDARISASI LARUTAN NaOH
LAPORAN PRAKTIKUM STANDARISASI LARUTAN NaOH I. Tujuan Praktikan dapat memahami dan menstandarisasi larutan baku sekunder NaOH dengan larutan baku primer H 2 C 2 O 4 2H 2 O II. Dasar Teori Reaksi asam basa
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM KIMIA
LAPRA PRAKTIKUM KIMIA KIMIA ARGAIK II PEMBUATA IKEL-DMG KAMIS, 11 April 2014 DISUSU LEH: Fikri Sholiha 1112016200028 KELMPK 4 1. Annisa Etika Arum 1112016200009 2. Aini adhokhotani Herpi 1112016200016
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Industri yang menghasilkan limbah logam berat banyak dijumpai saat ini.
Industri yang menghasilkan limbah logam berat banyak dijumpai saat ini. Berbagai macam industri yang dimaksud seperti pelapisan logam, peralatan listrik, cat, pestisida dan lainnya. Kegiatan tersebut dapat
Lebih terperincikimia LAJU REAKSI 1 TUJUAN PEMBELAJARAN
KTSP & K-13 kimia K e l a s XI LAJU REAKSI 1 TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami konsep molaritas. 2. Memahami definisi dan faktor-faktor
Lebih terperinci1. Werthein E, A Laboratory Guide for Organic Chemistry, University of Arkansas, 3 rd edition, London 1953, page 51 52
I. Pustaka 1. Werthein E, A Laboratory Guide for Organic Chemistry, University of Arkansas, 3 rd edition, London 1953, page 51 52 2. Ralph J. Fessenden, Joan S Fessenden. Kimia Organic, Edisi 3.p.42 II.
Lebih terperinciSintesis Asam Salisilat Dari Minyak Gandapura Dan Kenaikan Titik Leleh
Sintesis Asam Salisilat Dari Minyak Gandapura Dan Kenaikan Titik Leleh Jumat, 4 April 2014 Raisa Soraya*, Naryanto, Melinda Indana Nasution, Septiwi Tri Pusparini Jurusan Pendidikan Imu Pengetahuan Alam
Lebih terperinci5009 Sintesis tembaga ftalosianin
P 59 Sintesis tembaga ftalosianin (H H ) 6 Mo 7 2 2. H2 + 8 + CuCl H 2-8 H 3-8 C 2 - H 2 - HCl Cu C 8 H 3 CH 2 CuCl H 2 Mo 7 6 2. H 2 C 32 H 16 8 Cu (18.1) (6.1) (99.) (1235.9) (576.1) Literatur Classic
Lebih terperinciHIDROLISIS KOLAGEN PEMBUATAN LEM DARI KULIT SPLIT DENGAN KATALISATOR H 2 SO 4
HIDROLISIS KOLAGEN PEMBUATAN LEM DARI KULIT SPLIT DENGAN KATALISATOR H 2 SO 4 Bambang Kusmartono, Meyti Agustin Noya Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri Institut Sains & Teknologi AKPRIND
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM SINTESIS SENYAWA ORGANIK : Reaksi Pembuatan Alkena dengan Dehidrasi Alkohol
Paraf Asisten Judul LAPORAN PRAKTIKUM SINTESIS SENYAWA ORGANIK : Reaksi Pembuatan Alkena dengan Dehidrasi Alkohol Tujuan Percobaan : 1. Mempelajari reaksi dehidrasi dari suatu alkohol untuk menghasilkan
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA II KLINIK
LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA II KLINIK NAMA NIM KEL.PRAKTIKUM/KELAS JUDUL ASISTEN DOSEN PEMBIMBING : : : : : : HASTI RIZKY WAHYUNI 08121006019 VII / A (GANJIL) UJI PROTEIN DINDA FARRAH DIBA 1. Dr. rer.nat
Lebih terperinciBAB IV HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
22 BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Produksi Furfural Bonggol jagung (corn cobs) yang digunakan dikeringkan terlebih dahulu dengan cara dijemur 4-5 hari untuk menurunkan kandungan airnya, kemudian
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mulai. Persiapan alat dan bahan. Meshing AAS. Kalsinasi + AAS. Pembuatan spesimen
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian berikut: Pada penelitian ini langkah-langkah pengujian mengacu pada diagram alir Mulai Persiapan alat dan bahan Meshing 100 + AAS Kalsinasi + AAS
Lebih terperinciBAB II PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES. Ada dua proses pembuatan epichlorohydrin, yaitu:
BAB II PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES 2.1 Jenis Jenis Prses Ada dua prses pembuatan epichlrhydrin, yaitu: 1. Pembuatan epichlrhydrin dapat dilakukan dengan mereaksikan dichlrhydrin dan natrium hidrksida,
Lebih terperinciBY SMAN 16 SURABAYA : Sri Utami, S. P LAJU REAKSI KESIMPULAN
BY SMAN 16 SURABAYA : Sri Utami, S. P LAJU REAKSI KESIMPULAN STANDAR KOMPETENSI 3. Memahami kinetika reaksi, kesetimbangan kimia, dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, serta penerapannya dalam kehidupan
Lebih terperinciPulp dan kayu - Cara uji kadar lignin - Metode Klason
Standar Nasional Indonesia ICS 85.040 Pulp dan kayu - Cara uji kadar lignin - Metode Klason Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif...
Lebih terperinci1.3 Tujuan Percobaan Tujuan pada percobaan ini adalah mengetahui proses pembuatan amil asetat dari reaksi antara alkohol primer dan asam karboksilat
1.1 Latar Belakang Senyawa ester hasil kondensasi dari asam asetat dengan 1-pentanol akan menghasilkan senyawa amil asetat.padahal ester dibentuk dari isomer pentanol yang lain (amil alkohol) atau campuran
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan eksperimental. B. Tempat dan Waktu Tempat penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan
Lebih terperinci4. Hasil dan Pembahasan
4. Hasil dan Pembahasan 4.1. Sintesis Polistiren (PS) Pada proses sintesis ini, benzoil peroksida berperan sebagai suatu inisiator pada proses polimerisasi, sedangkan stiren berperan sebagai monomer yang
Lebih terperinciPEMBUATAN GLISEROL TRIBENZOAT DARI GLISEROL (HASIL SAMPING INDUSTRI BIODIESEL) DENGAN VARIASI RASIO REAKTAN DAN TEMPERATUR REAKSI
Endah Kusuma Rastini, Jimmy, Wahyuda Auwalani, Nur Aini Setiawati: pembuatan gliserol tribenzoat dari gliserol (hasil samping industri biodiesel) dengan variasi rasio reaktan dan temperatur reaksi PEMBUATAN
Lebih terperinciI. Pendahuluan II. Agen Penitrasi
I. Pendahuluan Nitrasi merupakan reaksi terbentuknya senyawa nitro atau masuknya gugus nitro (-NO2) dalam suatu senyawa. Pada reaksi nitrasi, gugus nitro dapat berikatan dengan atom yang berbeda dan bisa
Lebih terperinci4. Hasil dan Pembahasan
4. Hasil dan Pembahasan 4.1 Metoda Sintesis Membran Kitosan Sulfat Secara Konvensional dan dengan Gelombang Mikro (Microwave) Penelitian sebelumnya mengenai sintesis organik [13] menunjukkan bahwa jalur
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Secara umum, penelitian yang dilakukan adalah pengujian laju korosi dari
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Disain Penelitian Secara umum, penelitian yang dilakukan adalah pengujian laju korosi dari senyawa tanin sebagai produk dari ekstraksi kulit kayu akasia (Acacia mangium)
Lebih terperinciBAB III. METODE PENELITIAN
BAB III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Percobaan I Percobaan ini dilaksanakan di Laboratorium Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Riau selama 2 bulan (April s/d Juni 2009) 3.2 Bahan dan
Lebih terperinci3. Metodologi Penelitian
3. Metodologi Penelitian 3.1 Alat dan bahan 3.1.1 Alat Peralatan gelas yang digunakan dalam penelitian ini adalah gelas kimia, gelas ukur, labu Erlenmeyer, cawan petri, corong dan labu Buchner, corong
Lebih terperinciHASIL KALI KELARUTAN (Ksp)
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA HASIL KALI KELARUTAN (Ksp) NAMA : YUSI ANDA RIZKY NIM : H311 08 003 KELOMPOK : II (DUA) HARI/TGL PERC. : SENIN/08 MARET 2010 ASISTEN : FITRI JUNIANTI LABORATORIUM KIMIA FISIKA
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Rancangan penelitian yang dijalankan untuk memberikan alternatif sintesis pelumas dasar bio melalui proses esterifikasi asam lemak (asam karboksilat) berkatalis heterogen
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. furnace, desikator, timbangan analitik, oven, spektronik UV, cawan, alat
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Alat-alat yang digunakan Ayakan ukuran 120 mesh, automatic sieve shaker D406, muffle furnace, desikator, timbangan analitik, oven, spektronik UV, cawan, alat titrasi
Lebih terperinciJURNAL PRAKTIKUM SENYAWA ORGANIK DAN ANORGANIK 12 Mei 2014
JURNAL PRAKTIKUM SENYAWA ORGANIK DAN ANORGANIK 12 Mei 2014 Oleh KIKI NELLASARI (1113016200043) BINA PUTRI PARISTU (1113016200045) RIZQULLAH ALHAQ F (1113016200047) LOLA MUSTAFALOKA (1113016200049) ISNY
Lebih terperinciPEMBUATAN GLISEROL TRIBENZOAT DARI GLISEROL (HASIL SAMPING INDUSTRI BIODIESEL) DENGAN VARIASI RASIO REAKTAN DAN TEMPERATUR REAKSI
Endah Kusuma Rastini, Jimmy, Wahyuda Auwalani, Nur Aini Setiawati: pembuatan gliserol tribenzoat dari gliserol (hasil samping industri biodiesel) dengan variasi rasio reaktan dan temperatur reaksi PEMBUATAN
Lebih terperinciPEMBUATAN GLISEROL TRIBENZOAT DARI GLISEROL (HASIL SAMPING INDUSTRI BIODIESEL) DENGAN VARIASI RASIO REAKTAN DAN TEMPERATUR REAKSI
Endah Kusuma Rastini, Jimmy, Wahyuda Auwalani, Nur Aini Setiawati: pembuatan gliserol tribenzoat dari gliserol (hasil samping industri biodiesel) dengan variasi rasio reaktan dan temperatur reaksi PEMBUATAN
Lebih terperinci5007 Reaksi ftalat anhidrida dengan resorsinol menjadi fluorescein
57 Reaksi ftalat anhidrida dengan resorsinol menjadi fluorescein CH H H + 2 + 2 H 2 H C 8 H 4 3 C 6 H 6 2 C 2 H 12 5 (148.1) (11.1) (332.3) Klasifikasi Tipe reaksi dan penggolongan bahan Reaksi pada gugus
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK I PERCOBAAN III SIFAT-SIFAT KIMIA HIDROKARBON
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK I PERCOBAAN III SIFAT-SIFAT KIMIA HIDROKARBON OLEH NAMA : HABRIN KIFLI HS. STAMBUK : F1C1 15 034 KELOMPOK ASISTEN : VI (ENAM) : HERIKISWANTO LABORATORIUM KIMIA FAKULTAS
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. selulosa Nata de Cassava terhadap pereaksi asetat anhidrida yaitu 1:4 dan 1:8
34 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini diawali dengan mensintesis selulosa asetat dengan nisbah selulosa Nata de Cassava terhadap pereaksi asetat anhidrida yaitu 1:4 dan 1:8
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Materi Pkk Metde : Termdinamika : Pertama dn Kedua / 4 x 45 menit : Ceramah dan mengerjakan sal A. Kmpetensi Dasar 3.2 Menganalisis perubahan keadaan gas ideal dengan menerapkan hukum termdinamika B. Indikatr
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah cincau hijau. Lokasi penelitian
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek dan Lokasi Penelitian Objek atau bahan penelitian ini adalah cincau hijau. Lokasi penelitian dilaksanakan di Laboratorium Riset, dan Laboratorium Kimia Instrumen
Lebih terperinciTermodinamika Material
Termdinamika Material Kuliah 4: Enthalphy(cnt d), Hukum II Termdinamika & Entrpi Oleh: Fajar Yusya Ramadhan 1306448312 (21) Ira Adelina 1306448331 (22) Kelmpk 11- paralel Teknik Metalurgi & Material Universitas
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA PENENTUAN TITIK LEBUR UNIVERSITAS PADJADJARAN 2015 PENENTUAN TITIK LEBUR
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA PENENTUAN TITIK LEBUR LABORATORIUM FAKULTAS KIMIA FISIKA FARMASI UNIVERSITAS PADJADJARAN 2015 PENENTUAN TITIK LEBUR I. Tujuan 1. Menentukan titik lebur zat padat dan menggunakannya
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK FARMASI PERCOBAAN I PERBEDAAN SENYAWA ORGANIK DAN ANORGANIK
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK FARMASI PERCOBAAN I PERBEDAAN SENYAWA ORGANIK DAN ANORGANIK OLEH: NAMA : ISMAYANI STAMBUK : F1 F1 10 074 KELOMPOK : III KELAS : B ASISTEN : RIZA AULIA JURUSAN FARMASI FAKULTAS
Lebih terperinciBAB 17 ALKOHOL DAN FENOL
Slaid kuliah Kimia Organik I untuk mhs S1 Kimia semester 3 BAB 17 ALKOHOL DAN FENOL Bagian Kimia Organik Departemen Kimia FMIPA-IPB TIU TIK 1 Daftar Pustaka: Fessenden RJ, Fessenden JS. 1998. Organic Chemistry.
Lebih terperinciBAB 3 RANCANGAN PENELITIAN
BAB 3 RANCANGAN PENELITIAN Penelitian ini dilakukan dalam tiga tahap: 1. Pembuatan (sintesis) material. Pada tahap ini, dicoba berbagai kombinasi yaitu suhu, komposisi bahan, waktu pemanasan dan lama pengadukan.
Lebih terperinciLAMPIRAN. Lampiran 1. Sertifikat analisis kalium diklofenak
LAMPIRAN Lampiran 1. Sertifikat analisis kalium diklofenak 40 Lampiran 2. Hasil uji kalium diklofenak dengan FT-IR 41 Lampiran 3. Hasil uji asam dikofenak dengan FT-IR 42 Lampiran 4. Hasil uji butil diklofenak
Lebih terperinciLaboratorium Kimia SMA... Praktikum II Kelas XI IPA Semester I Tahun Pelajaran.../...
Laboratorium Kimia SMA... Praktikum II Kelas XI IPA Semester I Tahun Pelajaran.../... Judul : Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi Praktikan : mor Absen : Kelas : Tanggal : Lembar Kegiatan Siswa
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kelapa Sawit (Elaeis guineensis jack) termasuk produk yang banyak diminati oleh investor karena nilai ekonominya cukup tinggi. Para investor menanam modalnya untuk
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dan banyak digunakan dalam aplikasi elektronik, keramik, adsorben semen,
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Silika merupakan senyawa yang umum ditemukan dalam kehidupan sehari-hari dan banyak digunakan dalam aplikasi elektronik, keramik, adsorben semen, katalisator dan masih
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI PROSES
BAB II DESKIPSI POSES A. Prses Pembuatan Carbn Black Menurut prinsip dasarnya metde pembuatan Carbn Black ini pada jaman dahulu sangat sederhana, yaitu dengan cara pembakaran gas penerangan dengan jumlah
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Januari sampai dengan Juli 2014,
III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Januari sampai dengan Juli 2014, bertempat di Laboratorium Kimia Organik Jurusan Kimia Fakultas Matematika
Lebih terperinciBAB 6. Neraca Energi dengan Efek Reaksi Kimia
BAB 6 Neraca Energi dengan Efek Reaksi Kimia 1.1 Analisis Derajat Kebebasan untuk Memasukkan Neraca Energi dengan Reaksi Neraca energi dalam penghitungan derajat kebebasan menyebabkan penambahan persamaan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
18 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Percobaan Penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahap berkesinambungan agar tujuan dari penelitian ini dapat tercapai. Penelitian dilakukan di laboratorium
Lebih terperinci3 Metodologi Penelitian
3 Metodologi Penelitian Prosedur penelitian ini terdiri dari beberapa tahap, tahap pertama sintesis kitosan yang terdiri dari isolasi kitin dari kulit udang, konversi kitin menjadi kitosan. Tahap ke dua
Lebih terperinci