SISTEM DAN LINGKUNGAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SISTEM DAN LINGKUNGAN"

Transkripsi

1 SISTEM DA LIGKUGA Sistem: dapat berupa suatu zat atau campuran zat-zat yang dipelajari sifat-sifatnya pada kndisi yang dapat diatur. Segala sesuatu yang berada diluar sistem disebut lingkungan. Antara sistem dan lingkungannya dapat terjadi pertukaran energi atau materi. Sistem tersekat : sistem dan lingkungan tidak dapat mempertukarkan energi maupun materi. Sistem dengan energi tetap, walaupun didalamnya dapat terjadi perubahan energi dari satu bentuk ke bentuk yang lain. Sistem tertutup : sistem dan lingkungan hanya dapat mempertukarkan energi. Sistem terbuka : sistem dan lingkungannya dapat mempertukarkan baik energi maupun materi. Suatu sistem dalam keadaan tertentu apabila semua sifat-sifatnya mempunyai harga tertentu dan tidak berubah dengan waktu. Keadaan sistem ditentukan leh sejumlah variabel atau parameter sistem, misalnya suhu, tekanan, jumlah ml, vlum, kmpsisi dsb.

2 Variabel yang harganya hanya tergantung pada keadaan sistem dan tidak tergantung pada bagaimana keadaan itu tercapai disebut fungsi keadaan. Cnth : suhu, tekanan, vlum, energi dalam dan entrpi V = f (, T, n). Diferensial dari suatu fungsi keadaan adalah diferensial ttal. Bila x adalah fungsi keadaan maka dx sebagai diferensial ttal.. dx = x x. dx = 0 3. x = f (y, z) dx = ( x/ y) z dy + ( x/ z) y dz.

3 Hukum ertama Termdinamika rses : Reversible dan tidak reversible. rses reversible: H O (l) H O (g) atm, 00 0 C fasa cair dan uap berada dalam kesetimbangan. Kalr dan Kerja Kalr (q): energi yang dipindahkan melalui batas-batas sistem sebagai akibat langsung dari perbedaan suhu antara sistem dan lingkungannya. q: psitif jika kalr masuk sistem q: negatif jika kalr keluar dari sistem. Kerja (W): energi dan bukan kalr yang dipertukarkan antara sistem dengan lingkungannya pada suatu perubahan keadaan. W psitif bila lingkungan melakukan kerja terhadap sistem, misalnya prses pemampatan gas. W negatif bila sistem melakukan kerja terhadap lingkungan, misalnya prses pemuaian gas terhadap atmsfer. 3

4 Luas penampang penghisap : A Tekanan luar : l Jarak : dx Kerja = gaya * jarak dw = - l * A * dx dw = - l * dv dv = perubahan vlum yang terjadi pada prses tanda (-) karena kerja dilakukan leh gas. V W = - l dv V. l = 0 : gas memuai terhadap vakum W = 0 prses ekspansi bebas. l tetap gas memuai pada tekanan atmsfir yang tetap. V W = - l dv = - l (V V ) V W = - l ΔV 3. rses pemuaian reversibel : l = d V V V W = - ( d) dv = - dv + d dv V V V V W rev = - dv V = tekanan gas. 4

5 Untuk gas ideal : V = nrt V W rev = - nrt (dv/v) = -nrt ln (V /V ) V Energi dalam dan perubahan energi dalam. ΔU = U U Hukum pertama Termdinamika. du = dq + dw du = dq + dw (dw = - l dv) U U = ΔU = q + W. Untuk prses yang berjalan pada Vlume tetap, maka harga ΔU = q v Enthalpi dan erubahan Enthalpi Reaksi kimia berjalan pada tekanan sistem yang tetap dan sama dengan tekanan luar. 5

6 du = dq - dv U U = q p - (V V ) U U = q p - V + V U U = q p - V + V (U + V ) = (U + V ) + q p H = U + V H : fungsi keadaan. H H = q p ΔH = q p Kapasitas kalr. dq C = dt U = f (T, V) du = ( U/ V) T dv + ( U/ T) V dt du = dq dv dq = du + dv dq = ( U/ V) T dv + ( U/ T) V dt + dv dq = ( U/ T) V dt + ( + ( U/ V) T ) dv rses pada vlum tetap : dq v = ( U/ T) V dt C V = (dq v / dt) = ( U/ T) V 6

7 C V : kapasitas panas pada vlum tetap. rses pada vlume tetap: T ΔU = C v dt T H = f (, T) dh = ( H/ ) T d + ( H/ T) dt rses pada tekanan tetap : dq p = ( H/ T) dt dq C = dt = ( H/ T) T ΔH = C dt T enggunaan Hukum Termdinamika I :. Ekspansi Reversibel Istermal gas ideal. dv V W rev = - RT = - RT ln V V (per ml gas) V = V W = RT ln n ml : W = nrt ln 7

8 ΔH dan ΔU = 0 pada prses istermal W = -q. Ekspansi Reversibel Adiabatis Gas Ideal Adiabatis q = 0 du = dw = - dv du = C V dt C V dt = - dv = - RT (dv/v) C V (dt/t) = - R (dv/v) C V ln T V = - R ln T V C C V = γ ln T = - T C - C C V V ln V V = - (γ - ) ln V V T = ( V ) T V (γ - ) 8

9 Cnth Sal. Satu ml gas ideal diekspansikan dari 5 sampai bar pada 98 0 K. Berapa harga q dan W jika a) ekspansi berjalan secara reversibel dan b) melawan tekanan luar yang tetap sebesar bar?. Berapa harga c) U dan d) H? enyelesaian: (a). W rev = RT ln = (8,34 J K - ml - ) (98 K) ln = J ml - bar 5bar q rev = U - W rev = 0 ( J ml - ) = 3988 J ml - (b). W = - l (V V ) = - l ( RT RT - ) = -( bar)(8,34 J K - ml - )(98 K)( bar - 5bar ) = - 98 J ml - q = U W = 98 J ml - 9

10 c) U = q + W = 0 d) H = U + (V) = 0.. Satu ml gas ideal mnatm pada bar dan 73,5 0 K diekspansikan secara adibatis melawan tekanan luar yang tetap sebesar 0,35 bar sampai vlum kali vlum semula. Berapa besarnya kerja yang dilakukan pada gas, suhu akhir dan perubahan energi dalam dari gas tersebut. Harga C V = 3/ R. enyelesaian. V = RT/ =(0,0834 L bar K - ml - )(73,5 K)/( bar) V =,7 L ml - W = - l dv = - l (V V ) = - l V W = - (0,35 bar * (atm/,035 bar)) *,7 L ml - W = - 7,06 L atm ml - = - 75,4 J ml - Adiabatis q = 0 U = W = C V T T = (- 75,4 J ml - )/(3/ * 8,34 J K - ml - ) T T = - 57,4 0 K T = 73,5 57,4 = 5,75 0 K. U = - 75,4 J ml -. 0

11 3. Satu ml gas ideal dengan C V = 5/ R, diekspansikan secara adiabatis melawan tekanan luar yang tetap sebesar atm, sampai vlum kalinya. Suhu awal gas 5 0 C dan tekanan 5 atm. Hitung T, q, W, ΔU dan ΔH untuk prses perubahan tersebut. enyelesaian. Mula-mula T V T V l = atm q = 0 ΔU = - l dv C V dt = - l dv C V (T - T ) = - l (V - V ) V = V 5/ R (T - T ) = - l (RT / ) T = T - /5( l (T / )) T = 98 K /5( atm)(98 K/5 atm) T = 74 K ΔU = C V (T - T ) = 5/ (8,34 J/K.ml)(74 98)K ΔU = J ml - = W T ΔH = C dt = (5/ R + R)(T T ) T ΔH = 7/(8,34 J K - ml - )(74-98)K = 700 J ml -

12 4. Satu ml gas ideal dengan vlum l pada suhu 5 0 C mengalami prses siklis sebagai berikut: Mula-mula gas diekspansikan adibatis dan reversibel sehingga tekanan menjadi atm, kemudian ditekan secara istermal reversibel dan akhirnya gas mengalami prses vlume tetap sampai kembali kekeadaan semula. Hitung q dan W untuk prses siklis tersebut jika harga C V = 3/ R. enyelesaian : < > > 3 T = 98 K T = 09 0 K T 3 = T V = l V = 8,93 l V 3 = V = nrt/v = atm 3 = = (0,0805 l atm K - ml - )(98 K)/( l) =,3 atm Adiabatis reversibel : V γ = γ V γ = C /C V = 5/3 (,3)() 5/3 = V V 5/3 = 38,84 V = 8,93 l T = ( V )/R T = ()(8,93)/(0,0805) = 09 K γ

13 ΔU = q + W ΔU = C V (T T ) ΔU = 3/ (8,34 J K - ml - )(09 98)K ΔU = -357,0 J ml - q = 0 dan W = -357,0 J ml - rses - 3 : istermal reversibel ΔU = 0 q = - W W = -RT ln (V 3 /V ) W = - (8,34 J K - ml - )(09K)(ln /8,93) W = 355,96 J ml - q = - 355,96 J ml - rses vlum tetap 3 : W 3 = - l dv = 0 ΔU 3 = q 3 = C V (T T 3 ) ΔU 3 = 3/ (8,34 J K - ml - )(98 09)K ΔU 3 = 357,0 J ml - W = W + W = -357,0 J ml ,96 J ml - W = -00,06 J ml - q = q + q 3 = - 355,96 J ml ,0 J ml - q = 00,06 J ml -. 3

14 5. 0,4 ml udara (80% dan 0% O ) mula-mula mempunyai suhu 300 K dan tekanan 4 atm. Udara dipanaskan pada tekanan knstan sampai vlum menjadi,5 kali vlum semula. Kemudian gas mengembang secara adiabatis reversibel sampai suhu kembali menjadi 300 K. Hitunglah vlum akhir dan kerja ttal. C = 0,4 kal K - gram -, C V = 0,7 kal K - gram - enyelesaian > > 3 T = 300K T = T 3 = 300K = 4 atm = 4 atm 3 = V = nrt / V =,5 V V 3 =? V = (0,4 ml)(0,0805 L atm K - ml - )(300K)/(4 atm) V =,46 L V =,5 *,46 = 3,075 L V/T knstan T =,5 * T = 375 K rses adiabatis reversibel. T 3 γ- V = T 3 γ- V γ = C /C V = 0,4/0,7=,4 V 3 0,4 = (375/300) * 3,075 0,4 V 3 = 5,37 L W = - ΔV = -4 (3,075,46) L atm W = -,46 L atm = -59,57 kal. W = ΔU = n C V (T 3 T ) W = 0,4 (0,8*8 + 0,*3)(0,7)( ) W = - 48,6 kal. 4

15 Term kimia Reaksi ekstermis : - reaksi mengeluarkan panas - ΔH dan ΔU negatif. Reaksi endtermis : - Reaksi membutuhkan panas - ΔH dan ΔU psitif. Kalrimeter bekerja dengan tekanan tetap atau vlum tetap. Vlum tetap : q V = ΔU Tekanan tetap : q = ΔH H = U + V dh = du + d(v) ΔH = ΔU + Δ(V) Fasa padat dan cair : Δ(V) << ΔH = ΔU Gas : Δ(V) = Δ(nRT) Δ(V) = RT (Δn) ΔH = ΔU + RT (Δn) (Δn) = jumlah ml gas hasil reaksi jumlah ml gas pereaksi. 5

16 Entalpi pembentukan. v A + v A v 3 A 3 + v 4 A 4 v i A i = 0 ΔH reaksi = H rduk - H Reaktan. (T tertentu) Entalpi pembentukan : perubahan entalpi dalam prses pembentukan satu ml senyawa dari unsur-unsurnya. Entalpi standar dari semua unsur = 0 entalpi standar zat = entalpi pembentukan standar (ΔH f ) erubahan entalpi standar pada reaksi kimia : ΔH = v i ΔH f,i Cnth Ca () + C () + ½ O (g) CaCO 3() ΔH = H CaCO3 - H Ca - ½ H O - H C = H CaCO3 ΔH = H CaCO3 = ΔH f CaCO3 6

17 engaruh suhu terhadap kalr reaksi v A + v A v 3 A 3 + v 4 A 4 ΔH = v 3 H 3 + v 4 H 4 v H v H = v i H i ΔH = v i H i = v i ΔH f,i ersamaan Kirchnff : ΔH T d (ΔH) = ΔC dt ΔH T T ΔH = ΔH + ΔC dt T C bukan fungsi suhu : ΔH ΔH = ΔC (T T ) Reaktan rduk T ΔH T? T Reaktan (98K) rduk (98K) ΔH T ΔH T = ΣCp R dt + ΔH 98 + ΣCp dt T T ΔH T = ΣCp R dt + ΔH 98 + ΣCp dt T 98 7

18 Hukum Termdinamika II rses lingkar Carnt : Ekspansi istermal reversibel dari A B Ekspansi adiabatik reversibel dari B C Kmpresi istermal reversibel dari C D Kmpresi adiabatik reversibel dari D A. Ekspansi istermal reversibel dari A B ΔU = 0 V W = - q = - dv = - nrt ln (V /V ) V. Ekspansi adiabatik reversibel dari B C q = 0 T ΔU = W = n C V dt = n C V (T T ) T 3. Kmpresi istermal reversibel dari C D ΔU 3 = 0 V 4 W 3 = - q 3 = - dv = - nrt ln (V 4 /V 3 ) V 3 4. Kmpresi adiabatik reversibel dari D A q 4 = 0 8

19 T ΔU 4 = W 4 = n C V dt = n C V (T T ) T W ttal = W + W + W 3 + W 4 W ttal = - nrt ln (V /V ) - nrt ln (V 4 /V 3 ) Karena V 3 = V V4 V maka : W ttal = - nrt ln (V /V ) + nrt ln (V /V ) W ttal = - nr(t T ) ln (V /V ) rses A B - q = - nrt ln (V /V ) - (q /T ) = - n R ln (V /V ) T - T W = - q ( T ) Hukum Clausius : Kalr tidak pernah dapat lewat dari benda yang lebih dingin ke benda yang lebih panas tanpa suatu perubahan lain yang berhubungan dengannya dan yang berlangsung pada waktu bersamaan. 9

20 q /q 3 = nrt ln (V /V ) / - nrt ln (V /V ) = T / - T q /T = q 3 /-T q /T + q 3 /T = 0 erubahan entrpi pada gas ideal ada suhu knstan perubahan entrpi : S S = ΔS = q rev T ada tetap q rev = ΔH maka S S = ΔS = ΔH T erubahan entrpi karena perubahan suhu : q rev = C dt dt ds = C T dt dt ds = C = (a+bt+ct ) T T bila C bukan fungsi suhu : S S = C ln (T /T ) T S S = C ln T T 0

21 Bila perubahan suhu dan vlum secara reversibel : dt dv ds = C V + R C V bukan f (T) T V ΔS = S S = C V ln (T /T ) + R ln (V /V ) rses pada suhu tetap : ΔS = S S = R ln (V /V ) erubahan entrpi pada prses perubahan suhu dan tekanan secara reversibel : dt V dt d ds = C - d = C - R T T T dt d ds = C - R T ΔS = C ln (T /T ) R ln ( / ) rses perubahan tekanan pada suhu tetap : ΔS = R ln ( / ) erubahan entrpi untuk prses tidak reversibel: pembekuan ml air lewat dingin pada -0 0 C 73 H O (L) -0 0 C H O (L) 0 0 C ΔS = C Cair (dt/t) 63 ΔH H O (L) 0 0 C H O (S) 0 0 C ΔS = T H O (S) 0 0 C H O (S) -0 0 C 63 ΔS = C padat (dt/t) 73

22 Δ H ΔS ttal = C Cair (dt/t) + T + Cpadat (dt/t) erubahan entrpi untuk suatu reaksi kimia : v A + v A v 3 A 3 + v 4 A 4 ΔS = v 3 S A3 + v 4 S A4 v S A v S A ΔS = Σv i S i Cnth sal. Satu ml gas ideal pada 7 0 C diekspansikan istermal dan reversibel dari 0 sampai bar. Hitung q, W, ΔU, ΔH, ΔG, ΔA dan ΔS pada perubahan tersebut. enyelesaian. W max = -RT ln (V /V ) = - RT ln ( / ) = -(8,34 J K - ml - )(300 K) ln (0/) = J ml - ΔA = W max

23 ΔU = 0 q = - W = 5746 J ml - ΔH = ΔU + Δ(V) = 0 ΔG = V dp = RT ln ( / ) 0 ΔG = (8,34 J K - ml - )(300 K) ln (/0) = J ml - ΔS = q rev / T = 5746 J ml - / 300 K ΔS = 9,4 J K - ml - Satu ml amnia (dianggap sebagai gas ideal) pada 5 0 C dan atm dipanaskan pada tekanan tetap sampai vlum 3 kali vlum semula. Hitung q, W, ΔU, ΔH dan ΔS nya. C = 6, ,96 * 0-3 T 3,377 * 0-7 T J K - ml -. enyelesaian: T = 98K > T = 3T = 894K = atm = atm V = (0,0805)(98)/ V = 4,45 l V = 3*4,45 = 73,35 l T ΔH = C dt T 3

24 ΔH = 6,9835*(894 98) + ((5,96 * 0-3 )/)* ( ) ((3,377 * 0-7 )/3)*( ) ΔH = 6,4 Kj ml - rses tetap q = ΔH = 6,4 Kj ml - W = -(ΔV) = - ()(73,35 4,45) l atm ml - W = - 4,955 Kj ml - ΔU = q + W = 6,4 4,955 =,445 Kj ml - T ΔS = C dt/t = 46,99 J K - ml -. T {(a+bt+ct )dt/t = a(lnt /T ) + b(t -T ) + c/ (T - T )} Hitung kerja yang dilakukan jika ml tluene diuapkan pada titik didihnya 0 C pada atm. anas penguapan pada suhu tersebut 36,9 J g -. Un tuk penguapan ml hitung pula q, ΔU, ΔH, ΔG dan ΔS nya. BM tluene = 9. enyelesaian : ml C 6 H 5 CH 3 BM = 9 q = 36,9 * 9 = 33,95 Kj ml - W = - (ΔV) = - (V g V l ) V l << V g W = - RT = -(8,34)(384) = -3,93 Kj ml - 4

25 ΔU = q + W = 33,95 3,93 = 30,0 Kj ml - ΔH = q = 33,95 Kj ml - ΔG = 0 ΔS = q/t = 33,95 Kj ml - / 384 K ΔS = 86,7 J K - ml -. 5

26 Kesetimbangan Kimia ersamaan untuk sistem terbuka : Bila zat ditambahkan atau diambil atau terjadi reaksi kimia dari sistem, sifat termdinamika berubah sistem terbuka. Sistem hmgen mengandung berbagai zat : Energi Gibbs G = f (T,, n, n, n 3,., n ) dg = G T,n i dt + G T,n i d + i G i, T, n j dn i n i : semua zat banyaknya dibuat tetap. j : semua zat banyaknya dibuat tetap kecuali satu divariasi i tdk sama dengan j. dg = - S dt + V d + μ i = G i, T, n j i μ i dn i : ptensial kimia zat ke i. Sistem dengan, T dan prprsi relatif dari kmpnen dibuat tetap maka : G = i μ i n i 6

27 Energi Gibbs suatu sistem adalah jumlah dari kntribusi dari berbagai kmpnennya. Kesetimbangan dicapai pada, T tetap bila harga G mencapai minimum. Untuk sistem yang terdiri jenis zat maka : G = μ n Jadi untuk zat murni tensial kimia = energi gibbs per ml. tensial kimia untuk kmpnen ke i dari campuran gas ideal : μ i = μ i + RT ln i / enurunan ungkapan kesetimbangan yang umum untuk Gas ideal : Bila suatu reaksi : v A + v A v 3 A 3 + v 4 A 4 maka : i v i A i = 0 dn, dn adalah zat A dan A yang bereaksi dan dn 3, dn 4 adala zat A 3 dan A 4 yang terbentuk maka : 7

28 dn v = dn v = dn3 v3 = dn4 v4 = dξ dξ = Cakupan reaksi atau krdinat reaksi. dni vi = dξ dn i = v i dξ ersamaan : dg = - S dt + V d + i μ i dn i Bila suatu reaksi kimia berjalan pada, T tetap maka : (dg) T, = (dg) T, = i i μ i dn i (v i μ i )dξ (dg/dξ) T, = i v i μ i = ΔG Sistem mencapai kesetimbangan bila : ΔG = i v i μ i = 0. Reaksi : + 3H H 3 mencapai kesetimbangan pada, T tetap maka berlaku : ΔG = H 3 3 H = 0 8

29 Secara umum ptensial kimia suatu gas : μ i = μ i + RT ln f i / f f : fugasitas ada keadaan standart harga f = ΔG = v i μ i i ΔG = i v i μ i RT ln f i ΔG = i v i μ i + i RT ln f i V i ΔG = ΔG + RT ln i f i V i ΔG = ΔG + RT ln Q Q = i Kesetimbangan ΔG = 0 f i V i ΔG = - RT ln i f i V i kesetimbangan. ΔG = - RT ln K (K = knstanta kesetimbangan) K = i f i V i kesetimbangan. 9

30 Untuk gas ideal : K = i i V i kesetimbangan. ( i = tekanan parsial gas ke i) Cnth : Reaksi + 3H H 3 maka : K = H / 3 / / 3 H enentuan Knstanta Kesetimbangan : A nb Mula-mula : ml Disssiasi : α ml Akhir reaksi: - α ml nα ml n t = + (n-)α erbandingan density sebelum dan sesudah disssiasi berbanding terbalik dengan perbandingan ml: ρ = ρ + (n -)α ρ ρ = + (n-)α 30

31 α = α = ρ - ρ ρ (n -) M M - M (n -) (n-) = v i M = berat ml gas mula-mula (A) M = berat ml rata-rata gas setelah diss. (sisa A dan B yang terbentuk). Hubungan α dengan Kp untuk diss. O 4 pada tekanan. O 4 (g) O (g) Mula-mula : ml - Disssiasi : α ml Akhir : (- α) ml α ml n t = (+ α) ml O = 4 - α + α O = α + α Kp = ( O O 4 / / ) 4α ( / = - α ) Kp α = [ ] K 4( / ) + / 3

32 Cnth sal : Jika,588 g dari O 4 pada tekanan ttal,033 bar ketika berdisssiasi parsial dalam vessel 500 cm 3, 5 C, berapa α dan Kp? dan berapa α dari reaksi pada tekanan ttal 0,5 bar?. enyelesaian: RT m (0,0834 L bar K ml )(98K)(,588g) = (,033bar)(0,5L) M = V M = 77,70 g ml ,70 77,70 α = = 0, α ( / Kp = - α ) 4(0,84) = - (0,84) (,033) = 0,43 α pada tekanan 0,5 bar : Kp α = [ ] / K + = [ 4( / ) 0,43 0,43 + 4(0,5) ] / = 0,58. Hubungan α dan K untuk reaksi : Cl 5 (g) Cl 3 (g) + Cl (g) ml α ml α ml α ml n t = + α ml 3

33 - α Cl 5 = α + 3 α Cl = α + ( Cl / )(Cl / ) α ( / 3 Kp = = / - α Cl 5 α Cl = + α ) engaruh tekanan terhadap harga K: Hanya K yang dinyatakan dalam ml fraksi. Ky = П Y i Vi = (/ ) -V Kp i= Jika jml ml prduk = jml ml reaktan maka v = v i = 0 Ky = Kp maka perubahan tekanan reaktan tidak berpengaruh pada kesetimbangan. Bila v > 0 Ky akan turun bila tekanan ttal naik pada suhu tetap. engaruh kmpsisi awal: (g) + 3 H (g) H 3 (g) Mula-mula: 3 - ml - ml Setelah reaksi: -ξ 3-3ξ ξ n t = 4-ξ -ξ -3ξ ξ n t = -ξ 33

34 YH 3 Ky = Y Y H (ξ) (4 - ξ) = 3 (- ξ) (3-3ξ) (ξ) ( - ξ) Ky = 3 (- ξ) (- 3ξ) engaruh suhu: [ (ΔG/T) ] [ (/T) ] = ΔH ΔG = -RT ln K ΔG /T = -R ln K [ ln K] = - ΔH [ (/T)] R [ ln K] = ΔH [ T ] RT d ln K = ΔH dt RT ln K ΔH (T = K RTT - T ) 34

35 ΔH bukan f(t) maka ΔC = 0 berarti ΔS juga bukan f(t) maka: ΔG = - RT ln K = ΔH - T ΔS ln K = - ΔH RT + TΔS R Kesetimbangan antara gas dan cairan / padat : CaCO 3 (s) CaO (s) + CO (g) ΔG = + μ - μ = 0 μ CaO(s) CO (g) CaCO 3 (s) μ CO (g) = μ CO (g) + RT ln CO μ untuk zat padat tetap = μ μ CaO(s) + μ CO CO (g) - μ CaCO (s) + RT ln = 0 3 ΔG + RT ln CO = 0 35

36 ΔG = -RT ln CO Kp = CO Untuk reaksi gas-cair atau gas-padat harga Kp hanya tergantung pada tekanan parsial dari gas. Cnth sal. Untuk disssiasi sulfuril chlrida: SO Cl (g) SO (g) + Cl (g) ada suhu 450 K tekanan ttal 4/3 atm, maka 3,5 gram SO Cl yang sebagian telah terdisssiasi mempunyai vlum 4,48 liter. a. Hitunglah α dan K b. Berapa gram SO Cl harus dimasukkan dalam labu yang vlumnya 4,9 liter pada 450 K, untuk memperleh tekanan ttal,5 atm setelah terjadi kesetimbangan. c. Campuran pada sal b dipanaskan sampai 500 K. Hitunglah prsen berat masing-masing gas dan tekanan ttal pada kesetimbangan yang baru. ΔH = 640,9 kal/ml. 36

37 enyelesaian. SO Cl (g) SO (g) + Cl (g) a. M = RT m V = (0,0805)(450)(3,5) (4 / 3)(4,48) = 84,375 α = M M - M (n -) = 35-84,375 84,375 = 0,60 α / K = - α (0,6) = - (0,6) (4 / 3) = 0,75 α (,5) b. ada =,5 atm, 0,75 = - α 0,75 0,75α =,5 α 3α = 0,75 α = 0,5 SO Cl (g) SO (g) + Cl (g) x ml - - x (- α) αx αx n t = x(+ α) ml =,5x ml 37

38 Gas ideal V = nrt (,5)(4,9) =,5x(0,0805)(450) 55,38 x =,07 x = 0, ml SO Cl = 0, * 35 = 7 gram. c. ln Kp ΔH (T - T ) = = Kp R TT (,987)(450)(500) (640,9)( ) ln Kp Kp = 0,835 Kp =, * 0,75 = 0,90 SO Cl (g) SO (g) + Cl (g) 0, ml - - (0, x)ml x ml x ml SO Cl = (0,-x)RT/V = = xrt/v SO Cl Kp = (xrt / V) (0, - x)rt/v = 0.90 x RT/V = 0,90 (0,-x) {(0,0805)(500)/4,9}x = 0,8-0,9x 8,34x + 0,9x 0,8 = 0 x = 0,03 38

39 Kmpsisi: Gas ml M berat % berat SO Cl 0, ,095 48,50 SO 0, ,59 4,4 Cl 0,03 7 7,33 7,09 n t = 0, t = n t RT/V = 0,303(0,0805)(500) 4,9 =,57 atm. 39

40 Sal-sal: ada suhu 55 C, Kp=,36 untuk reaksi: O 4 (g) O (g). Berapa ml O 4 yang harus ditambahkan pada labu 0 liter pada suhu tersebut agar knsentrasi O = 0, ml/liter. Fsgen terdisssiasi : COCl (g) CO (g) + Cl (g) ada suhu 350 K dan tekanan,8 atm, der. diss. = 0,60 a. Hitunglah Kp pada 350 K b. 0,50 ml campuran yang terdiri dari : 40% COCl, 0% CO dan 50% dimasukkan dalam suatu silinder pada suhu 450 K, kemudian campuran ditekan sehingga tekanan ttal 6 atm. Hitunglah prsen berat masing-masing zat dan vlum campuran setelah mencapai keadaan kesetimbangan. ΔH = 37,0 kal/ml. Suatu campuran dan H dilewatkan katalis pada 400 C untuk mendapatkan knversi kesetimbangan dari H 3. Tetapan setimbang pada suhu ini untuk reaksi : + 3 H H 3 adalah,64 * 0-4. Hitung tekanan ttal yang diperlukan untuk menghasilkan 5,6% ml H 3 bila campuran equimlar dari dan H dilewatkan katalis. 40

41 . Reaksi O 4 (g) O (g). Vlum 0 L x ml 0,ml/L ml/0l x-0,5 ml ml O = (x-0,5)rt/v 4 O = RT/V Kp = ( O O / 4 / ) = (RT / V) (x - 0,5)RT/V =,36 (0,0805)(38)/0 = (x-0,5)(,36),69 =,36x 0,68 x =,48 ml Jumlah O 4 yang harus ditambahkan adalah,48 ml.. Reaksi : COCl (g) CO (g) + Cl (g) α / 0,6 (,8) Kp = = = 0, 7 - α - 0,36 ln ada suhu 450K : Kp ΔH (T - T ) (37,0)( ) = = Kp R T T (,987)(350)(450) Kp = 0,8 =0,778 4

42 Misalkan COCl yang terdisssiasi = x ml, = 6 atm. Mula-mula: COCl = 0,4*0,5 ml = 0, ml CO = 0,*0,5 ml = 0,05 ml = 0,5*0,5 ml = 0,5 ml Setelah disssiasi : COCl = 0, x ml CO = 0,05 + x ml Cl = x ml = 0,5 ml n t = 0,5 + x ml i = (n i /n t ) Kp = Kp = ( CO / COCl )( Cl / / ) [(0,05 + x) /(0,5 + x)](6)[x /(0,5 + x)](6) [(0, - x)/(0,5 + x)](6) = 0,8 (0,05+x)(6x) = 0,8(0,-x)(0,5+x) 6x + 0,3x = 0,8(0, 0,3x x ) 6,8x + 0,543x 0,08 = 0 x = 0,076 n t = 0,576 ml Gas ml BM berat % berat COCl = 0,4 99,76 g 43,53 CO = 0,6 8 3,58 g,5 Cl = 0, ,396 g 9,4 = 0,5 8 7,00 g 4,8 4

43 V = nrt (6)V = 0,576 (0,0805)(450) V = 3,54 liter H H 3 Kp =,64 * 0-4 Mula-mula = ml, knversi = x ml -x -3x x n t = -x ml x ml fraksi H 3 = = 0, x x/(-x) = 0,056 x = 0,056 0,056x,056x = 0,056 x = 0, H H 3 0,95 0,85 0, ml n t =,9 ml i = x i 3 = (0,/,9) = (0,95/,9) / H / = (0,85 /,9) / H (0,/,9) Kp = 3 3 =,64 *0 (0,95 /,9) *(0,85 /,9) 0,0/(0,66 ) =,64 * 0-4 0,65 = 00 = 9,43 atm

Termodinamika Material

Termodinamika Material Termdinamika Material Kuliah 4: Enthalphy(cnt d), Hukum II Termdinamika & Entrpi Oleh: Fajar Yusya Ramadhan 1306448312 (21) Ira Adelina 1306448331 (22) Kelmpk 11- paralel Teknik Metalurgi & Material Universitas

Lebih terperinci

10/18/2012. Enthalpi. Enthalpi

10/18/2012. Enthalpi. Enthalpi 6_7 1/18/212 Jurusan Kimia - FMIPA Universitas Gadjah Mada (UGM) TERMODINAMIKA KIMIA (KIMIA FISIK 1 ) dan Hukum Termdinamika Pertama Drs. Iqmal Tahir, M.Si. Labratrium Kimia Fisika,, Jurusan Kimia Fakultas

Lebih terperinci

TERMODINAMIKA (II) Dr. Ifa Puspasari

TERMODINAMIKA (II) Dr. Ifa Puspasari TERMODINAMIKA (II) Dr. Ifa Puspasari PV Work Irreversible (Pressure External Constant) Kompresi ireversibel: Kerja = Gaya x Jarak perpindahan W = F x l dimana F = P ex x A W = P ex x A x l W = - P ex x

Lebih terperinci

II. DESKRIPSI PROSES

II. DESKRIPSI PROSES II. DESKRIPSI PROSES A. Jenis-Jenis Prses Ddekilbenzena dapat dibuat dengan mereaksikan ddekana dan benzena. Dalam prduksi ddekilbenzena dapat digunakan prses sebagai berikut: 1. Prses alkilasi benzena

Lebih terperinci

kimia KTSP & K-13 TERMOKIMIA 2 K e l a s A. HUKUM HESS TUJUAN PEMBELAJARAN

kimia KTSP & K-13 TERMOKIMIA 2 K e l a s A. HUKUM HESS TUJUAN PEMBELAJARAN KTSP & K-13 kimia K e l a s XI TERMOKIMIA TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami cara menentukan entalpi reaksi berdasarkan hukum Hess,

Lebih terperinci

BAB IV TERMOKIMIA A. PENGERTIAN KALOR REAKSI

BAB IV TERMOKIMIA A. PENGERTIAN KALOR REAKSI BAB IV TERMOKIMIA A. Standar Kompetensi: Memahami tentang ilmu kimia dan dasar-dasarnya serta mampu menerapkannya dalam kehidupan se-hari-hari terutama yang berhubungan langsung dengan kehidupan. B. Kompetensi

Lebih terperinci

I. Beberapa Pengertian Dasar dan Konsep

I. Beberapa Pengertian Dasar dan Konsep BAB II ENERGETIKA I. Beberapa Pengertian Dasar dan Konsep Sistem : Bagian dari alam semesta yang menjadi pusat perhatian kita dengan batasbatas yang jelas Lingkungan : Bagian di luar sistem Antara sistem

Lebih terperinci

MODUL 1 TERMOKIMIA. A. Hukum Pertama Termodinamika. B. Kalor Reaksi

MODUL 1 TERMOKIMIA. A. Hukum Pertama Termodinamika. B. Kalor Reaksi MODUL 1 TERMOKIMIA Termokimia adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara energi panas dan energi kimia. Sebagai prasyarat untuk mempelajari termokimia, kita harus mengetahui tentang perbedaan kalor (Q)

Lebih terperinci

BAB 6. Neraca Energi dengan Efek Reaksi Kimia

BAB 6. Neraca Energi dengan Efek Reaksi Kimia BAB 6 Neraca Energi dengan Efek Reaksi Kimia 1.1 Analisis Derajat Kebebasan untuk Memasukkan Neraca Energi dengan Reaksi Neraca energi dalam penghitungan derajat kebebasan menyebabkan penambahan persamaan

Lebih terperinci

Sulistyani, M.Si.

Sulistyani, M.Si. Sulistyani, M.Si. sulistyani@uny.ac.id Termokimia adalah cabang dari ilmu kimia yang mempelajari hubungan antara reaksi dengan panas. Cakupan Perubahan energi yang menyertai reaksi kimia Reaksi kimia yang

Lebih terperinci

Hubungan entalpi dengan energi yang dipindahkan sebagai kalor pada tekanan tetap kepada sistem yang tidak dapat melakukan kerja lain

Hubungan entalpi dengan energi yang dipindahkan sebagai kalor pada tekanan tetap kepada sistem yang tidak dapat melakukan kerja lain Hubungan entalpi dengan energi yang dipindahkan sebagai kalor pada tekanan tetap kepada sistem yang tidak dapat melakukan kerja lain Jika sistem mengalami perubahan, maka : ΔH = H 2 H 1 ΔH = ( U 2 + p

Lebih terperinci

Disampaikan oleh : Dr. Sri Handayani 2013

Disampaikan oleh : Dr. Sri Handayani 2013 Disampaikan oleh : Dr. Sri Handayani 2013 PENGERTIAN Termokimia adalah cabang dari ilmu kimia yang mempelajari hubungan antara reaksi dengan panas. HAL-HAL YANG DIPELAJARI Perubahan energi yang menyertai

Lebih terperinci

BAB II PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES. Ada dua proses pembuatan epichlorohydrin, yaitu:

BAB II PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES. Ada dua proses pembuatan epichlorohydrin, yaitu: BAB II PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES 2.1 Jenis Jenis Prses Ada dua prses pembuatan epichlrhydrin, yaitu: 1. Pembuatan epichlrhydrin dapat dilakukan dengan mereaksikan dichlrhydrin dan natrium hidrksida,

Lebih terperinci

Contoh soal dan pembahasan

Contoh soal dan pembahasan Contoh soal dan pembahasan Soal No. 1 Suatu gas memiliki volume awal 2,0 m 3 dipanaskan dengan kondisi isobaris hingga volume akhirnya menjadi 4,5 m 3. Jika tekanan gas adalah 2 atm, tentukan usaha luar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Turbin gas merupakan suatu penggerak mula yang mengubah energi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Turbin gas merupakan suatu penggerak mula yang mengubah energi BAB II INJAUAN USAKA 2.1. Cara Kerja Instalasi urbin Gas urbin gas merupakan suatu penggerak mula yang mengubah energi ptensial gas menjadi energi kinetik dan energi kinetik ini selanjutnya diubah menjadi

Lebih terperinci

A. HUKUM KEKEKALAN ENERGI B. ENTALPI (H) DAN PERUBAHAN ENTALPI

A. HUKUM KEKEKALAN ENERGI B. ENTALPI (H) DAN PERUBAHAN ENTALPI 2 TERMOKIMIA A. HUKUM KEKEKALAN ENERGI B. ENTALPI (H) DAN PERUBAHAN ENTALPI ( H) C. REAKSI EKSOTERM DAN REAKSI ENDOTERM D. PERUBAHAN ENTALPI STANDAR ( H O ) E. MENENTUKAN HARGA PERUBAHAN ENTALPI Partikel

Lebih terperinci

Bab 4 Termodinamika Kimia

Bab 4 Termodinamika Kimia Bab 4 Termodinamika Kimia Kimia Dasar II, Dept. Kimia, FMIPA-UI, 2009 Keseimbangan Pada keseimbangan Tidak stabil Stabil secara lokal Lebih stabil 2 2 Hukum Termodinamika Pertama Energi tidak dapat diciptakan

Lebih terperinci

DEPARTEMEN KEMENTRIAN PENDIDIKAN NASIONAL JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

DEPARTEMEN KEMENTRIAN PENDIDIKAN NASIONAL JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PALANGKA RAYA 1 TUGAS KIMIA DASAR II TERMODINAMIKA Disusun Oleh NAMA : NIM : JURUSAN : TEKNIK PERTAMBANGAN DEPARTEMEN KEMENTRIAN PENDIDIKAN NASIONAL JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

Lebih terperinci

Soal dan Pembahasan Termokimia Kelas XI IPA

Soal dan Pembahasan Termokimia Kelas XI IPA Sal dan Pembahasan Termkimia Kelas XI IPA Sal 1. Diketahui H2O(l) H2O(g) ΔH = + 40 kj/ml, berapakah kalr yang diperlukan untuk penguapan 4,5 gram H2O (Ar H = 1,0 Ar O = 16)?. Mr H2O = 18 g/ml Massa H2O

Lebih terperinci

WUJUD ZAT. 1. Fasa, Komponen dan Derajat Bebas

WUJUD ZAT. 1. Fasa, Komponen dan Derajat Bebas WUJUD ZAT 1. Fasa, Komponen dan Derajat Bebas 1.1 Jumlah Fasa (P) Fasa adalah bagian dari sistem yang bersifat homogen, dan dipisahkan dari bagian sistem yang lain dengan batas yang jelas. Jumlah Fasa

Lebih terperinci

HUKUM TERMODINAMIKA I

HUKUM TERMODINAMIKA I HUKUM TERMODINAMIKA I Pertemuan 3 Sistem Isotermal: Suhu-nya tetap Adiabatik: Tidak terjadi perpindahan panas antara sistem dan lingkungan Tertutup: Tidak terjadi pertukaran materi dengan lingkungan Terisolasi:

Lebih terperinci

Sulistyani, M.Si.

Sulistyani, M.Si. Sulistyani, M.Si. sulistyani@uny.ac.id Pendahuluan Termodinamika berasal dari bahasayunani, yaitu thermos yang berarti panas, dan dynamic yang berarti perubahan. Termodinamika adalah ilmu yang mempelajari

Lebih terperinci

II. PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES

II. PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES II. PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES Usaha prduksi dalam pabrik kimia membutuhkan berbagai sistem prses dan sistem pemrses yang dirangkai dalam suatu sistem prses prduksi yang disebut teknlgi prses. Secara

Lebih terperinci

Dengan mengalikan kedua sisi persamaan dengan T akan dihasilkan

Dengan mengalikan kedua sisi persamaan dengan T akan dihasilkan Hukum III termodinamika Hukum termodinamika terkait dengan temperature nol absolute. Hukum ini menyatakan bahwa pada saat suatu system mencapai temperature nol absolute, semua proses akan berhenti dan

Lebih terperinci

TERMODINAMIKA (I) Dr. Ifa Puspasari

TERMODINAMIKA (I) Dr. Ifa Puspasari TERMODINAMIKA (I) Dr. Ifa Puspasari Kenapa Mempelajari Termodinamika? Konversi Energi Reaksi-reaksi kimia dikaitkan dengan perubahan energi. Perubahan energi bisa dalam bentuk energi kalor, energi cahaya,

Lebih terperinci

Hukum Termodinamika 1. Adhi Harmoko S,M.Kom

Hukum Termodinamika 1. Adhi Harmoko S,M.Kom Hukum Termodinamika 1 Adhi Harmoko S,M.Kom Apa yang dapat anda banyangkan dengan peristiwa ini Balon dicelupkan ke dalam nitrogen cair Sistem & Lingkungan Sistem: sebuah atau sekumpulan obyek yang ditinjau

Lebih terperinci

H 2 O (l) H 2 O (g) Kesetimbangan kimia. N 2 O 4 (g) 2NO 2 (g)

H 2 O (l) H 2 O (g) Kesetimbangan kimia. N 2 O 4 (g) 2NO 2 (g) Purwanti Widhy H Kesetimbangan adalah suatu keadaan di mana tidak ada perubahan yang terlihat seiring berjalannya waktu. Kesetimbangan kimia tercapai jika: Laju reaksi maju dan laju reaksi balik sama besar

Lebih terperinci

BAB 6. (lihat diktat kuliah KIMIA : Bab 6 dan 7)

BAB 6. (lihat diktat kuliah KIMIA : Bab 6 dan 7) BAB 6 (lihat diktat kuliah KIMIA : Bab 6 dan 7) KONSEP KESETIMBANGAN KIMIA 1. HUKUM KEKEKALAN ENERGI 2. PENGERTIAN KERJA DAN KALOR 3. PENGERTIAN SISTEM, LINGKUNGAN, DAN FUNGSI KEADAAN 4. HUKUM PERTAMA

Lebih terperinci

10/18/2012. James Prescoutt Joule. Konsep dasar : Kerja. Kerja. Konsep dasar : Kerja. TERMODINAMIKA KIMIA (KIMIA FISIK 1 ) Hukum Termodinamika Pertama

10/18/2012. James Prescoutt Joule. Konsep dasar : Kerja. Kerja. Konsep dasar : Kerja. TERMODINAMIKA KIMIA (KIMIA FISIK 1 ) Hukum Termodinamika Pertama Jurusan Kimia - FMIPA Universitas Gadjah Mada (UGM) TERMODINAMIKA KIMIA (KIMIA FISIK 1 ) Hukum Termodinamika Pertama Drs. Iqmal Tahir, M.Si. Laboratorium Kimia Fisika,, Jurusan Kimia Fakultas Matematika

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Materi Pkk Metde : Termdinamika : Pertama dn Kedua / 4 x 45 menit : Ceramah dan mengerjakan sal A. Kmpetensi Dasar 3.2 Menganalisis perubahan keadaan gas ideal dengan menerapkan hukum termdinamika B. Indikatr

Lebih terperinci

BAB 10 SPONTANITAS DAN KESETIMBANGAN Kondisi Umum untuk Kesetimbangan dan untuk Spontanitas

BAB 10 SPONTANITAS DAN KESETIMBANGAN Kondisi Umum untuk Kesetimbangan dan untuk Spontanitas BAB 10 SPONTANITAS DAN KESETIMBANGAN 10.1 Kondisi Umum untuk Kesetimbangan dan untuk Spontanitas Fokus kita sekarang adalah untuk mencari tahu karakteristik apa yang dapat membedakan transformasi irreversibel

Lebih terperinci

KESETIMBANGAN FASA. Sistem Satu Komponen. Aturan Fasa Gibbs

KESETIMBANGAN FASA. Sistem Satu Komponen. Aturan Fasa Gibbs KESETIMBANGAN FASA Fasa adalah bagian sistem dengan komposisi kimia dan sifat sifat fisik seragam, yang terpisah dari bagian sistem lain oleh suatu bidang batas. Pemahaman perilaku fasa mulai berkembang

Lebih terperinci

Bab I Thermodinamika untuk Teknik Lingkungan

Bab I Thermodinamika untuk Teknik Lingkungan Bab I Thermodinamika untuk Teknik Lingkungan Termodinamika adalah studi tentang energi yang terjadi pada proses reaksi (baik fisika maupun kimia), dan transformasi energi dari satu bentuk energi ke bentuk

Lebih terperinci

Kesetimbangan dinamis adalah keadaan dimana dua proses yang berlawanan terjadi dengan laju yang sama, akibatnya tidak terjadi perubahan bersih dalam

Kesetimbangan dinamis adalah keadaan dimana dua proses yang berlawanan terjadi dengan laju yang sama, akibatnya tidak terjadi perubahan bersih dalam Kesetimbangan dinamis adalah keadaan dimana dua proses yang berlawanan terjadi dengan laju yang sama, akibatnya tidak terjadi perubahan bersih dalam sistem pada kesetimbangan Uap mengembun dengan laju

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERHITUNGAN

BAB III ANALISA DAN PERHITUNGAN BAB III ANALISA DAN PERHITUNGAN 3.1. Perhitungan Dalam perhitungan perlu diperhatikan hal-hal yang berkaitan dengan kemampuan mesin, meliputi : a. Perhitungan efisiensi bahan bakar b. Perhitungan sistem

Lebih terperinci

-Ibnu Fariz A -Akhmad Rivaldi C -Ghanang Samanata Y -Fadlan Izra -Raihan Aldo -Dimas Nur. Kelompok 6 Termokimia, Arah dan Proses

-Ibnu Fariz A -Akhmad Rivaldi C -Ghanang Samanata Y -Fadlan Izra -Raihan Aldo -Dimas Nur. Kelompok 6 Termokimia, Arah dan Proses -Ibnu Fariz A -Akhmad Rivaldi C -Ghanang Samanata Y -Fadlan Izra -Raihan Aldo -Dimas Nur Kelompok 6 Termokimia, Arah dan Proses Pendahuluan Termokimia mempelajari perubahan energi yang menyertai reaksi

Lebih terperinci

H 2 O (L) H 2 O (G) KESETIMBANGAN KIMIA. N 2 O 4 (G) 2NO 2 (G)

H 2 O (L) H 2 O (G) KESETIMBANGAN KIMIA. N 2 O 4 (G) 2NO 2 (G) H 2 O (L) H 2 O (G) KESETIMBANGAN KIMIA. N 2 O 4 (G) 2NO 2 (G) Purwanti Widhy H Kesetimbangan adalah suatu keadaan di mana tidak ada perubahan yang terlihat seiring berjalannya waktu. Kesetimbangan kimia

Lebih terperinci

KESETIMBANGAN KIMIA SOAL DAN PEMBAHASAN

KESETIMBANGAN KIMIA SOAL DAN PEMBAHASAN KESETIMBANGAN KIMIA SOAL DAN PEMBAHASAN 1. Suatu reaksi dikatakan mencapai kesetimbangan apabila. A. laju reaksi ke kiri sama dengan ke kanan B. jumlah koefisien reaksi ruas kiri sama dengan ruas kanan

Lebih terperinci

4. Hukum-hukum Termodinamika dan Proses

4. Hukum-hukum Termodinamika dan Proses 4. Hukum-hukum Termodinamika dan Proses - Kesetimbangan termal -Kerja - Hukum Termodinamika I -- Kapasitas Panas Gas Ideal - Hukum Termodinamika II dan konsep Entropi - Relasi Termodinamika 4.1. Kesetimbangan

Lebih terperinci

KUIS I PROSES TRANSFER Hari, tanggal : Rabu, 3 November 2004 Waktu : 100 menit Sifat : Tabel Terbuka

KUIS I PROSES TRANSFER Hari, tanggal : Rabu, 3 November 2004 Waktu : 100 menit Sifat : Tabel Terbuka KUIS I Hari, tanggal : Rabu, 3 Nvember 2004 Waktu : 100 menit 1. Suatu sistem seperti ditunjukkan pada gambar di bawah. Batangan silinder yang kaksial dengan silendernya bergerak dengan kecepatan V. Tentukan

Lebih terperinci

Laporan Praktikum. Percobaan A-1 TERMOKIMIA. : Suciyati Nurul Intan. Shift/Tanggal Praktikum : Kamis pagi/13 Maret M.

Laporan Praktikum. Percobaan A-1 TERMOKIMIA. : Suciyati Nurul Intan. Shift/Tanggal Praktikum : Kamis pagi/13 Maret M. Laporan Praktikum Percobaan A-1 TERMOKIMIA Nama : Suciyati Nurul Intan NIM : 10512063 Kelompok : VI Shift/Tanggal Praktikum : Kamis pagi/13 Maret 2014 Asisten : Alimuddin M. Hafizhan LABORATORIUM KIMIA

Lebih terperinci

Kesetimbangan Fasa Bab 17

Kesetimbangan Fasa Bab 17 14.49 Pada diagram fase dibawah ini kesetimbangan cair uap digambarkan sebagai T terhadap xa pada tekanan konstan, tentukan fase-fase dan hitunglah derajat kebebasan dari daerah yang ditandai. Jawab: Daerah

Lebih terperinci

Pengertian Dasar Termodinamika Termodinamika secara sederhana dapat diartikan sebagai ilmu pengetahuan yang membahas dinamika panas suatu sistem Termo

Pengertian Dasar Termodinamika Termodinamika secara sederhana dapat diartikan sebagai ilmu pengetahuan yang membahas dinamika panas suatu sistem Termo Tinjauan Singkat Termodinamika Pengertian Dasar Termodinamika Termodinamika secara sederhana dapat diartikan sebagai ilmu pengetahuan yang membahas dinamika panas suatu sistem Termodinamika merupakan sains

Lebih terperinci

BAB 1 Energi : Pengertian, Konsep, dan Satuan

BAB 1 Energi : Pengertian, Konsep, dan Satuan BAB Energi : Pengertian, Konsep, dan Satuan. Pengenalan Hal-hal yang berkaitan dengan neraca energi : Adiabatis, isothermal, isobarik, dan isokorik merupakan proses yang digunakan dalam menentukan suatu

Lebih terperinci

KONSEP KESETIMBANGAN KIMIA

KONSEP KESETIMBANGAN KIMIA KONSEP KESETIMBANGAN KIMIA 1. 2. 3. HUKUM KEKEKALAN ENERGI PENGERTIAN KERJA DAN KALOR PENGERTIAN SISTEM, LINGKUNGAN, DAN FUNGSI KEADAAN HUKUM PERTAMA TERMODINAMIKA HUKUM KEDUA TERMODINAMIKA 4. 5. 6. ENERGI

Lebih terperinci

Kesetimbangan Kimia. Tim Dosen Kimia Dasar FTP

Kesetimbangan Kimia. Tim Dosen Kimia Dasar FTP Kesetimbangan Kimia Tim Dosen Kimia Dasar FTP Pengertian kesetimbangan kimia Suatu sistem dikatakan setimbang jika dua proses yang berlawanan terjadi dengan laju yang sama atau dengan kata lain tidak terjadi

Lebih terperinci

TERMOKIMIA PENGERTIAN HAL-HAL YANG DIPELAJARI

TERMOKIMIA PENGERTIAN HAL-HAL YANG DIPELAJARI TERMOKIMIA PENGERTIAN TERMOKIMIA ilmu kimia yang mempelajari perubahan kalor atau panas suatu zat yang menyertai suatu reaksi atau proses kimia dan fisika disebut termokimia. HAL-HAL YANG DIPELAJARI Perubahan

Lebih terperinci

Thermodinamika. Enthalpi - H (fungsi keadaan) Proses Endothermis and Eksothermis. Drs. Iqmal Tahir, M.Si.

Thermodinamika. Enthalpi - H (fungsi keadaan) Proses Endothermis and Eksothermis. Drs. Iqmal Tahir, M.Si. 6_7 IV. Hukum pertama Thermdinamika Thermdinamika Drs. Iqmal Tahir, M.Si. A. Panas dan Kerja Sublimasi CO 2 Perubahan kuantitas energi dalam suatu sistem (ΔE)( adalah jumlah panas yang ditranser (q)( menuju

Lebih terperinci

TERMOKIMIA. Sistem terbagi atas: 1. Sistem tersekat: Antara sistem dan lingkungan tidak dapat terjadi pertukaran energi maupun materi

TERMOKIMIA. Sistem terbagi atas: 1. Sistem tersekat: Antara sistem dan lingkungan tidak dapat terjadi pertukaran energi maupun materi TERMOKIMIA almair amrulloh 12:04:00 AM 11 IPAKimia 11 IPA Asas kekekalan energi menyatakan bahwa energi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan, tetapi energi dapat diubah dari satu bentuk kebentuk lain

Lebih terperinci

NAMA : FAHMI YAHYA NIM : DBD TEKNIK PERTAMBANGAN TERMODINAMIKA DALAM KIMIA TERMODINAMIKA 1 FISIKA TERMODINAMIKA 2 FISIKA

NAMA : FAHMI YAHYA NIM : DBD TEKNIK PERTAMBANGAN TERMODINAMIKA DALAM KIMIA TERMODINAMIKA 1 FISIKA TERMODINAMIKA 2 FISIKA NAMA : FAHMI YAHYA NIM : DBD 111 0022 TEKNIK PERTAMBANGAN TUGAS KIMIA DASAR 2 TERMODINAMIKA DALAM KIMIA TERMODINAMIKA 1 FISIKA TERMODINAMIKA 2 FISIKA CONTOH SOAL DAN PEMBAHASAN FAHMI YAHYA TUGAS TERMODINAMIKA

Lebih terperinci

BAB 4. WUJUD ZAT 1. WUJUD GAS 2. HUKUM GAS 3. HUKUM GAS IDEAL 4. GAS NYATA 5. CAIRAN DAN PADATAN 6. GAYA ANTARMOLEKUL 7. TRANSISI FASA 8.

BAB 4. WUJUD ZAT 1. WUJUD GAS 2. HUKUM GAS 3. HUKUM GAS IDEAL 4. GAS NYATA 5. CAIRAN DAN PADATAN 6. GAYA ANTARMOLEKUL 7. TRANSISI FASA 8. BAB 4. WUJUD ZAT 1. WUJUD GAS 2. HUKUM GAS 3. HUKUM GAS IDEAL 4. GAS NYATA 5. CAIRAN DAN PADATAN 6. GAYA ANTARMOLEKUL 7. TRANSISI FASA 8. DIAGRAM FASA WUJUD ZAT: GAS CAIRAN PADATAN PERMEN (sukrosa) C 12

Lebih terperinci

Bab 4 Analisis Energi dalam Sistem Tertutup

Bab 4 Analisis Energi dalam Sistem Tertutup Catatan Kuliah TERMODINAMIKA Bab 4 Analisis Energi dalam Sistem Tertutup Pada bab ini pembahasan mengenai perpindahan pekerjaan batas atau pekerjaan P dv yang biasa dijumpai pada perangkat reciprocating

Lebih terperinci

kimia KTSP & K-13 TERMOKIMIA I K e l a s A. HUKUM KEKEKALAN ENERGI TUJUAN PEMBELAJARAN

kimia KTSP & K-13 TERMOKIMIA I K e l a s A. HUKUM KEKEKALAN ENERGI TUJUAN PEMBELAJARAN KTSP & K-13 kimia K e l a s XI TERMOKIMIA I TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Menjelaskan hukum kekekalan energi, membedakan sistem dan

Lebih terperinci

Contoh Soal & Pembahasan Reaksi Kesetimbangan

Contoh Soal & Pembahasan Reaksi Kesetimbangan Soal No.1 Contoh Soal & Pembahasan Reaksi Kesetimbangan Reaksi kimia ada yang berlangsung searah (berkesudahan) dan ada yang dapat balik (bolak-balik). Jelaskan perbedaanya disertai dengan contoh-contohnya.

Lebih terperinci

BAB III PERUMUSAN MODEL MATEMATIS SEL BAHAN BAKAR MEMBRAN PERTUKARAN PROTON

BAB III PERUMUSAN MODEL MATEMATIS SEL BAHAN BAKAR MEMBRAN PERTUKARAN PROTON BAB III PERUMUSAN MODEL MATEMATIS SEL BAHAN BAKAR MEMBRAN PERTUKARAN PROTON 3.. Pendahuluan Pada bab ini akan dijelaskan mengenai pemodelan matematis Sel Bahan Bakar Membran Pertukaran Proton (Proton Exchange

Lebih terperinci

Panas dan Hukum Termodinamika I

Panas dan Hukum Termodinamika I Panas dan Hukum Termodinamika I Termodinamika yaitu ilmu yang mempelajari hubungan antara kalor (panas) dengan usaha. Kalor (panas) disebabkan oleh adanya perbedaan suhu. Kalor akan berpindah dari tempat

Lebih terperinci

SUHU DAN KALOR DEPARTEMEN FISIKA IPB

SUHU DAN KALOR DEPARTEMEN FISIKA IPB SUHU DAN KALOR DEPARTEMEN FISIKA IPB Pendahuluan Dalam kehidupan sehari-hari sangat banyak didapati penggunaan energi dalambentukkalor: Memasak makanan Ruang pemanas/pendingin Dll. TUJUAN INSTRUKSIONAL

Lebih terperinci

Diktat Kimia Fisika SIFAT-SIFAT GAS

Diktat Kimia Fisika SIFAT-SIFAT GAS SIFA-SIFA GAS Gas terdiri atas molekul-molekul yang bergerak menurut jalan-jalan yang lurus ke segala arah, dengan kecepatan yang sangat tinggi. Molekul-molekul gas ini selalu bertumbukan dengan molekul-molekul

Lebih terperinci

LEMBAR AKTIVITAS SISWA ( LAS )_ 1

LEMBAR AKTIVITAS SISWA ( LAS )_ 1 LEMBAR AKTIVITAS SISWA ( LAS )_ 1 1. Perhatikan reaksi berikut: CaCO 2 (s) CaO (s) + CO 2 (g) H = 178 KJ/mol. Jelaskan! a. Arah kesetimbangan ditambahkan CaCO 2 (s) b. Tiga kemungkinan yang dapat dilakukan

Lebih terperinci

Hukum Termodinamika I Proses-proses Persamaan Keadaan Gas Usaha

Hukum Termodinamika I Proses-proses Persamaan Keadaan Gas Usaha Contoh Soal dan tentang Termodinamika, Materi Fisika kelas 2 (XI) SMA. Mencakup Usaha, Proses-Proses Termodinamika, Hukum Termodinamika I dan Mesin Carnot. Rumus Rumus Minimal Hukum Termodinamika I ΔU

Lebih terperinci

KELAS XI (SEMESTER GENAP) JURUSAN TEKNOLOGI DAN KESEHATAN. Disusun Oleh; Zubaidah,S.Pd NIP

KELAS XI (SEMESTER GENAP) JURUSAN TEKNOLOGI DAN KESEHATAN. Disusun Oleh; Zubaidah,S.Pd NIP KELAS XI (SEMESTER GENAP) JURUSAN TEKNOLOGI DAN KESEHATAN Disusun Oleh; Zubaidah,S.Pd NIP. 19820324 201001 2 015 SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN TAHUN PELAJARAN 2015/2016 i KATA PENGANTAR Segala puji syukur

Lebih terperinci

KESETIMBANGAN. titik setimbang

KESETIMBANGAN. titik setimbang KESETIMBANGAN STANDART KOMPETENSI;. Memahami kinetika reaksi, kesetimbangan kimia, dan faktor-faktor yang berpengaruh, serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. KOMPETENSI DASAR;.. Menjelaskan kestimbangan

Lebih terperinci

Bab 4 Prosedur Pengujian, Pengambilan Data, dan Pengolahan Data

Bab 4 Prosedur Pengujian, Pengambilan Data, dan Pengolahan Data Bab 4 rsedur engujian, engambilan Data, dan englahan Data 4.1 rsedur engujian Gasiikasi Bnggl Jagung Dalam melakukan pengujian gasiikasi bnggl jagung, terdapat prsedur yang harus diikuti. rsedur ini dimaksudkan

Lebih terperinci

KULIAH - XIV TERMODINAMIKA TEKNIK I TKM 203 (4 SKS) SEMESTER III DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA TAHUN 2006 MHZ 1

KULIAH - XIV TERMODINAMIKA TEKNIK I TKM 203 (4 SKS) SEMESTER III DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA TAHUN 2006 MHZ 1 KULIAH - XIV ERMODINAMIKA EKNIK I KM 03 (4 SKS) SEMESER III DEPAREMEN EKNIK MESIN FAKULAS EKNIK UNIVERSIAS SUMAERA UARA AHUN 006 MHZ Hukum ermodamika I adalah : BAB IV HUKUM ERMODINAMIKA II - Menetakan

Lebih terperinci

FISIKA DASAR HUKUM-HUKUM TERMODINAMIKA

FISIKA DASAR HUKUM-HUKUM TERMODINAMIKA FISIKA DASAR HUKUM-HUKUM TERMODINAMIKA HUKUM PERTAMA TERMODINAMIKA Hukum ini terkait dengan kekekalan energi. Hukum ini menyatakan perubahan energi dalam dari suatu sistem termodinamika tertutup sama dengan

Lebih terperinci

BAB IV PROSEDUR PENGUJIAN, PENGAMBILAN DATA, DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PROSEDUR PENGUJIAN, PENGAMBILAN DATA, DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV OSEDU ENGUJIAN, ENGAMBILAN DATA, DAN ENGOLAHAN DATA 41 rsedur engujian Gasiikasi Bnggl Jagung Dalam melakukan pengujian gasiikasi campuran bnggl jagung dan sekam padi, terdapat prsedur yang harus

Lebih terperinci

A. KESEIMBANGAN DINAMIS

A. KESEIMBANGAN DINAMIS 1 Tugas Kimia IV Prakerin KESEIMBANGAN KIMIA Coba kamu perhatikan proses pendidihan air dengan panci tertutup. Pada waktu air menguap, uap air akan tertahan dalam tutup panci. Selanjutnya, uap air akan

Lebih terperinci

Kesetimbangan Kimia KIM 2 A. PENDAHULUAN B. REAKSI KESETIMBANGAN. α = KESETIMBANGAN KIMIA. materi78.co.nr. setimbang

Kesetimbangan Kimia KIM 2 A. PENDAHULUAN B. REAKSI KESETIMBANGAN. α = KESETIMBANGAN KIMIA. materi78.co.nr. setimbang konsentrasi laju reaksi materi78.co.nr Kesetimbangan Kimia A. PENDAHULUAN Reaksi satu arah (irreversible) atau reaksi tidak dapat balik adalah reaksi yang terjadi pada satu arah, dan produknya tidak dapat

Lebih terperinci

LEMBARAN SOAL 5. Pilih satu jawaban yang benar!

LEMBARAN SOAL 5. Pilih satu jawaban yang benar! LEMBARAN SOAL 5 Mata Pelajaran : KIMIA Sat. Pendidikan : SMA Kelas / Program : XI IPA ( SEBELAS IPA ) PETUNJUK UMUM 1. Tulis nomor dan nama Anda pada lembar jawaban yang disediakan 2. Periksa dan bacalah

Lebih terperinci

T P = T C+10 = 8 10 T C +10 = 4 5 T C+10. Pembahasan Soal Suhu dan Kalor Fisika SMA Kelas X. Contoh soal kalibrasi termometer

T P = T C+10 = 8 10 T C +10 = 4 5 T C+10. Pembahasan Soal Suhu dan Kalor Fisika SMA Kelas X. Contoh soal kalibrasi termometer Soal Suhu dan Kalor Fisika SMA Kelas X Contoh soal kalibrasi termometer 1. Pipa kaca tak berskala berisi alkohol hendak dijadikan termometer. Tinggi kolom alkohol ketika ujung bawah pipa kaca dimasukkan

Lebih terperinci

SOAL KIMIA 2 KELAS : XI IPA

SOAL KIMIA 2 KELAS : XI IPA SOAL KIMIA KELAS : XI IPA PETUNJUK UMUM. Tulis nomor dan nama Anda pada lembar jawaban yang disediakan. Periksa dan bacalah soal dengan teliti sebelum Anda bekerja. Kerjakanlah soal anda pada lembar jawaban

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PROSES

BAB II DESKRIPSI PROSES BAB II DESKIPSI POSES A. Prses Pembuatan Carbn Black Menurut prinsip dasarnya metde pembuatan Carbn Black ini pada jaman dahulu sangat sederhana, yaitu dengan cara pembakaran gas penerangan dengan jumlah

Lebih terperinci

HUBUNGAN ENERGI DALAM REAKSI KIMIA

HUBUNGAN ENERGI DALAM REAKSI KIMIA HUBUNGAN ENERGI DALAM REAKSI KIMIA _KIMIA INDUSTRI_ DEWI HARDININGTYAS, ST, MT, MBA WIDHA KUSUMA NINGDYAH, ST, MT AGUSTINA EUNIKE, ST, MT, MBA ENERGI & KERJA Energi adalah kemampuan untuk melakukan kerja.

Lebih terperinci

BAB 2 Pengenalan Neraca Energi pada Proses Tanpa Reaksi

BAB 2 Pengenalan Neraca Energi pada Proses Tanpa Reaksi BAB Pengenalan Neraca Energi pada Prses Tanpa Reaksi Knsep Hukum Kekekalan Energi Ttal energi pada sistem dan lingkungan tidak dapat diciptakan ataupun dimusnahkan..1 Neraca Energi untuk Sistem Tertutup

Lebih terperinci

Kekekalan Energi energi tidak dapat diciptakan maupun dimusnahkan

Kekekalan Energi energi tidak dapat diciptakan maupun dimusnahkan Termokimia XI IPA CO 2, mineral, panas, cahaya Kekekalan Energi energi tidak dapat diciptakan maupun dimusnahkan Manusia Fotosintesis Sayuran dan Buah Entalpi energi / kalor yang terdapat dalam suatu materi.

Lebih terperinci

Soal Soal Kesetimbangan Kimia. Proses Haber-Bosch merupakan proses pembentukan atau produksi ammonia berdasarkan reaksi:

Soal Soal Kesetimbangan Kimia. Proses Haber-Bosch merupakan proses pembentukan atau produksi ammonia berdasarkan reaksi: Nama : Fitria Puspita NIM : 1201760 Kelas : Pendidikan Kimia A Soal Soal Kesetimbangan Kimia SBMPTN 2014 Untuk soal no 1-3, bacalah narasi berikut. Proses Haber-Bosch merupakan proses pembentukan atau

Lebih terperinci

PERCOBAAN I PENENTUAN BERAT MOLEKUL BERDASARKAN PENGUKURAN MASSA JENIS GAS

PERCOBAAN I PENENTUAN BERAT MOLEKUL BERDASARKAN PENGUKURAN MASSA JENIS GAS PERCOBAAN I PENENTUAN BERAT MOLEKUL BERDASARKAN PENGUKURAN MASSA JENIS GAS I. Tujuan 1. Menentukan berat molekul senyawa CHCl 3 dan zat unknown X berdasarkan pengukuran massa jenis gas secara eksperimen

Lebih terperinci

SOAL-SOAL KESETIMBANGAN KIMIA

SOAL-SOAL KESETIMBANGAN KIMIA H=+380 kj/mol SOAL-SOAL KESETIMBANGAN KIMIA 1. Ebtanas 99 Suatu reaksi berada dalam keadaan setimbang apabila A. Reaksi ke kanan dan kiri telah berhenti B. Mol pereaksi selalu sama dengan mol hasil reaksi

Lebih terperinci

SIFAT TERMODINAMIK SISTEM BINER METANOL-AIR*) Oleh: Isana SYL**)

SIFAT TERMODINAMIK SISTEM BINER METANOL-AIR*) Oleh: Isana SYL**) SIFAT TERMODINAMIK SISTEM BINER METANOL-AIR*) Oleh: Isana SYL**) isana_supiah @uny.ac.id ABSTRAK Sifat-sifat fisik suatu sistem dapat dipelajari dengan menentukan besaran termodinamik sistem itu. Campuran

Lebih terperinci

BAB TERMODINAMIKA. dw = F dx = P A dx = P dv. Untuk proses dari V1 ke V2, kerja (usaha) yang dilakukan oleh gas adalah W =

BAB TERMODINAMIKA. dw = F dx = P A dx = P dv. Untuk proses dari V1 ke V2, kerja (usaha) yang dilakukan oleh gas adalah W = 1 BAB TERMODINAMIKA 14.1 Usaha dan Proses dalam Termodinamika 14.1.1 Usaha Sistem pada Lingkungannya Dalam termodinamika, kumpulan benda-benda yang kita tinjau disebut sistem, sedangkan semua yang ada

Lebih terperinci

Chapter 6. Gas. Copyright The McGraw-Hill Companies, Inc. Permission required for reproduction or display.

Chapter 6. Gas. Copyright The McGraw-Hill Companies, Inc. Permission required for reproduction or display. Chapter 6 Gas Copyright The McGraw-Hill Companies, Inc. Permission required for reproduction or display. Beberapa zat yang berwujud gas pada suhu 25 0 C dan tekanan 1 Atm 5.1 1 5.1 Sifat-sifat fisis yang

Lebih terperinci

X. GEJALA GELOMBANG. Buku Ajar Fisika Dasar II Pendahuluan X - 1

X. GEJALA GELOMBANG. Buku Ajar Fisika Dasar II Pendahuluan X - 1 X - 1 X. GEJALA GELOMBANG 10.1 Pendahuluan Situasi fisis yang ditimbulkan pada suatu titik menjalar dalam medium kemudian dapat dirasakan pada bagian lain, merupakan prses gerakan gelmbang. Beberapa cnth

Lebih terperinci

AZAS TEKNIK KIMIA (NERACA ENERGI) PRODI TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

AZAS TEKNIK KIMIA (NERACA ENERGI) PRODI TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG AZAS TEKNIK KIMIA (NERACA ENERGI) PRODI TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG KESETIMBANGAN ENERGI Konsep dan Satuan Perhitungan Perubahan Entalpi Penerapan Kesetimbangan Energi Umum

Lebih terperinci

Soal Pilihan Ganda Berilah tanda silang pada huruf A, B, C, D atau E di depan jawaban yang benar!

Soal Pilihan Ganda Berilah tanda silang pada huruf A, B, C, D atau E di depan jawaban yang benar! Soal Pilihan Ganda Berilah tanda silang pada huruf A, B, C, D atau E di depan jawaban yang benar!. Berikut ini adalah ciri-ciri terjadinya reaksi kesetimbangan, kecuali. reaksi reversibel B. terjadi dalam

Lebih terperinci

Kesetimbangan Kimia. Bab 4

Kesetimbangan Kimia. Bab 4 Kesetimbangan Kimia Bab 4 Standar Kompetensi 3. Memahami kinetika reaksi, kesetimbangan kimia, dan faktor-faktor yang memengaruhinya, serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari dan industri Kompetensi

Lebih terperinci

TEORI KINETIK GAS (II) Dr. Ifa Puspasari

TEORI KINETIK GAS (II) Dr. Ifa Puspasari TEORI KINETIK GAS (II) Dr. Ifa Puspasari a) Gas terdiri atas partikelpartikel yang sangat kecil yang disebut molekul, massa dan besarnya sama untuk tiap-tiap jenis gas. b) Molekul-molekul ini selalu bergerak

Lebih terperinci

SILABUS : : : : o Memformulasikan pengaruh torsi pada sebuah benda dalam kaitannya dengan gerak rotasi benda tersebut. o Mengungkap analogi +...

SILABUS : : : : o Memformulasikan pengaruh torsi pada sebuah benda dalam kaitannya dengan gerak rotasi benda tersebut. o Mengungkap analogi +... Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas Semester SILABUS : : : : SMA Dwija Praja Pekalngan FISIKA XI (Sebelas) ( Dua ) Alkasi Standar Kmpetensi : 48 x 45 menit :. Menerapkan knsep prinsip mekanika klasik

Lebih terperinci

H = H hasil reaksi H pereaksi. Larutan HCl

H = H hasil reaksi H pereaksi. Larutan HCl Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Memahami perubahan energi dalam kimia, cara pengukuran dan sifat ketidakteraturan dalam alam semesta. Menjelaskan pengertian tentang entalpi suatu zat dan perubahannya.

Lebih terperinci

IV.3. Kegunaan Hukum Termodinámika II

IV.3. Kegunaan Hukum Termodinámika II IV.. Kegunaan Hukum ermodámika II. Menentukan effisiensi alg tggi dari mes anas atau KP yang maximum dari mes endg.. Menentukan aakah roses daat berlangsung atau tidak (irreersible atau reersible)..menentukan

Lebih terperinci

kimia KTSP & K-13 KESETIMBANGAN KIMIA 1 K e l a s A. Reaksi Kimia Reversible dan Irreversible Tujuan Pembelajaran

kimia KTSP & K-13 KESETIMBANGAN KIMIA 1 K e l a s A. Reaksi Kimia Reversible dan Irreversible Tujuan Pembelajaran KTSP & K-13 kimia K e l a s XI KESETIMBANGAN KIMIA 1 Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami definisi reaksi kimia reversible dan irreversible..

Lebih terperinci

Karena volumnya adalah satu liter, maka konsentrasinya tinggal masukkan molnya masingmasing.

Karena volumnya adalah satu liter, maka konsentrasinya tinggal masukkan molnya masingmasing. Kimia Study Center - Contoh soal dan pembahasan tentang kesetimbangan kimia SMA kelas 11 IPA. Tetapan kesetimbangan berdasarkan konsentrasi dan tekanan parsial gas. Soal No. 1 Tentukan persamaan tetapan

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 DATA PENGAMATAN. mol NaCl

LAMPIRAN 1 DATA PENGAMATAN. mol NaCl LAMPIRAN 1 DATA PENGAMATAN No. gr NaCl Tabel 10. Ketinggian H 2 pada Tabung Penampung H 2 h H 2 (cm) mmhg P atm mol NaCl volume Air (L) Konsentrasi NaCl (Mol/L) 0,0285 1 10 28 424 1,5578 0,1709 2 20 30

Lebih terperinci

PHYSICAL CHEMISTRY I

PHYSICAL CHEMISTRY I PHYSICAL CHEMISTRY I NANIK DWI NURHAYATI,S.SI, M.SI nanikdn.staff.uns.ac.id nanikdn.staff.fkip.uns.ac.id 081556431053 / (0271) 821585 Law of 1. The Zero Law of 2. The First Law of 3. The Second Law of

Lebih terperinci

V. Potensial Termodinamika

V. Potensial Termodinamika V. otensial ermodinamika 5.1. Fungsi Helmholtz dan Gibbs Selain energi dalam (U) dan entropi (S) cukup banyak besaran yang dapat didefinisikan berdasarkan kombinasi U, S serta variabel keadaan lainnya.

Lebih terperinci

Merupakan cabang ilmu fisika yang membahas hubungan panas/kalor dan usaha yang dilakukan oleh panas/kalor tersebut

Merupakan cabang ilmu fisika yang membahas hubungan panas/kalor dan usaha yang dilakukan oleh panas/kalor tersebut Termodinamika Merupakan cabang ilmu fisika yang membahas hubungan panas/kalor dan usaha yang dilakukan oleh panas/kalor tersebut Usaha sistem terhadap lingkungan Persamaan usaha yang dilakukan gas dapat

Lebih terperinci

1. Suhu dan Termometer. Suhu ukuran/derajat panas dinginnya suatu benda atau energi kinetik rata-rata yang dimiliki oleh molekul2 suatu benda.

1. Suhu dan Termometer. Suhu ukuran/derajat panas dinginnya suatu benda atau energi kinetik rata-rata yang dimiliki oleh molekul2 suatu benda. 1. Suhu dan Termometer Suhu ukuran/derajat panas dinginnya suatu benda atau energi kinetik rata-rata yang dimiliki oleh molekul2 suatu benda. besaran pokok satuan SI Kelvin (K) skala Kelvin tidak dikalibrasi

Lebih terperinci

Heri Rustamaji Jurusan Teknik Kimia Universitas Lampung

Heri Rustamaji Jurusan Teknik Kimia Universitas Lampung Heri Rustamaji Jurusan Teknik Kimia Universitas Lampung Optimasi mencakup dua proses : ❶ formulasi problem optimasi dalam bentuk persamaan matematis, ❷ penyelesaian problem matematis yang terbentuk Tujuan

Lebih terperinci

Sifat Koligatif Larutan

Sifat Koligatif Larutan Sifat Koligatif Larutan A. PENDAHULUAN Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang tidak bergantung kepada jenis zat, tetapi hanya bergantung pada konsentrasi larutan. Sifat koligatif terdiri dari

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA PENENTUAN BERAT MOLEKUL BERDASARKAN PENGUKURAN MASSA JENIS GAS. Oleh:

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA PENENTUAN BERAT MOLEKUL BERDASARKAN PENGUKURAN MASSA JENIS GAS. Oleh: LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA PENENTUAN BERAT MOLEKUL BERDASARKAN PENGUKURAN MASSA JENIS GAS Oleh: NI PUTU WIDIASTI NI PUTU MERRY YUNITHASARI I DEWA GEDE ABI DARMA (1113031049)/D (1113031059)/D (1113031064)/D

Lebih terperinci

MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN KIMIA

MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN KIMIA SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN KIMIA BAB III ENERGITIKA, KINETIKA, DAN KESETIMBANGAN KIMIA Prof. Dr. Sudarmin, M.Si Dra. Woro Sumarni, M.Si Cepi Kurniawan, M.Si, Ph.D

Lebih terperinci