ANALISIS GENDER TERHADAP SELF-EFFICACY, SELF REGULATED LEARNING, DAN PRESTASI AKADEMIK REMAJA DALAM PELAJARAN MATEMATIKA DAN BAHASA INDONESIA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS GENDER TERHADAP SELF-EFFICACY, SELF REGULATED LEARNING, DAN PRESTASI AKADEMIK REMAJA DALAM PELAJARAN MATEMATIKA DAN BAHASA INDONESIA"

Transkripsi

1 ANALISIS GENDER TERHADAP SELF-EFFICACY, SELF REGULATED LEARNING, DAN PRESTASI AKADEMIK REMAJA DALAM PELAJARAN MATEMATIKA DAN BAHASA INDONESIA DINNI JUFITA PUTRI DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013

2

3 PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA* Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Gender terhadap Self-efficacy, Self Regulated Learning, dan Prestasi Akademik Remaja dalam Pelajaran Matematika dan Bahasa Indonesia adalah benar karya saya dengan arahan dari dosen pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, September 2013 Dinni Jufita Putri I

4

5 ABSTRAK DINNI JUFITA PUTRI. Analisis Gender terhadap Self-efficacy, Self Regulated Learning, dan Prestasi Akademik Remaja dalam Pelajaran Matematika dan Bahasa Indonesia. Dibimbing oleh MELLY LATIFAH. Beberapa studi sebelumnya menunjukkan bahwa perbedaan gender berpengaruh dalam capaian prestasi akademik. Laki-laki dianggap mengungguli perempuan dalam pelajaran Matematika sedangkan perempuan dianggap mengungguli lakilaki dalam pelajaran Bahasa Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh gender, self-efficacy, self regulated learning, dan karakteristik keluarga terhadap prestasi akademik bidang Matematika dan Bahasa Indonesia. Penelitian ini melibatkan 91 siswa SMPN kelas VIII yang dipilih secara simple random sampling. Pengambilan data dilakukan dengan meminta siswa untuk mengisi kuesioner secara mandiri dengan diberikan pengarahan terlebih dahulu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa self efficacy pelajaran Matematika pada remaja laki-laki lebih tinggi daripada remaja perempuan, namun capaian prestasi Bahasa Indonesia remaja perempuan lebih tinggi daripada remaja laki-laki. Self regulated learning dan karakteristik keluarga tidak berpengaruh signifikan terhadap prestasi Matematika maupun Bahasa Indonesia. Kata kunci: gender, self-efficacy, self regulated learning, prestasi Matematika, prestasi Bahasa Indonesia ABSTRACT DINNI JUFITA PUTRI. Gender Analysis of Self-efficacy, Self Regulated Learning, and Mathematics and Bahasa Achievement in Adolescent. Supervised by MELLY LATIFAH Earlier studies show that gender difference was influential into the academic achievement. Boys are considered to outperform girls in Mathematics while girls are considered to outperform boys in Bahasa. This study aimed to determine the effect of gender, self-efficacy, self regulated learning, and family characteristics in Mathematics and Bahasa achievement. The study involved 91 Junior High School students in 8 th grade, the students were selected by simple random sampling. The data were collected by self report using questionnaire that are done by student. The results showed that self-efficacy in Mathematics the boys higher than girls, but the Bahasa achievements girls is higher than boys. Self regulated learning and family characteristics did not significantly influence the Mathematics and Bahasa achievement. Keywords: gender, self-efficacy, self regulated learning, Mathematics achievement, Bahasa achievment

6 ANALISIS GENDER TERHADAP SELF-EFFICACY, SELF REGULATED LEARNING, DAN PRESTASI AKADEMIK PELAJARAN MATEMATIKA DAN BAHASA INDONESIA REMAJA DINNI JUFITA PUTRI Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains pada Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013

7 Judul Skripsi : Analisis Gender terhadap Self-efficacy, Self Regulated Learning, dan Prestasi Akademik Remaja dalam Pelajaran Matematika dan Bahasa Indonesia Nama : Dinni Jufita Putri NIM : I Disetujui oleh, Ir. Melly Latifah, M.Si. Pembimbing Diketahui oleh, Dr. Ir. Hartoyo, M.Sc. Ketua Departemen Tanggal Menyetujui:

8 PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia- Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi yang berjudul Analisis Gender terhadap Self-efficacy, Self Regulated Learning, dan Prestasi Akademik Remaja dalam Pelajaran Matematika dan Bahasa Indonesia yang merupakan penelitian payung dengan topik Self Regulated Learning. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada: 1. Ir. Melly Latifah, M.Si. selaku dosen pembimbing skripsi yang telah bersedia mebimbing, membantu memberikan saran dan kritik kepada penulis dalam pembuatan skripsi ini. 2. Alfiasari Sp, M.Si dan Ir. M.D Djamaludin, M.Sc selaku dosen penguji yang telah memberikan kritik dan saran dalam penulisan skripsi ini. 3. Dr.Ir. Hartoyo, M.Sc. selaku dosen pembimbing akademik yang telah memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis selama penulisan skripsi ini. 4. Pihak sekolah menengah pertama negeri yang telah menjadi narasumber dari penelitian ini. 5. Julia Theresya dan Rizky Amelia selaku rekan sepayung dalam penelitian ini. 6. H.M. Syahruddin Rahim dan Juju Juhariah selaku orang tua penulis yang telah memberikan dukungan kepada penulis selama penulisan skripsi ini. 7. Seluruh mahasiswa Ilmu Keluarga dan Konsumen angkatan 46 yang telah memberikan masukan dan dukungan selama penulisan skripsi ini. 8. Seluruh pihak yang terkait yang belum disebutkan namanya yang telah memberikan kontribusinya dalam penulisan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih terdapat beberapa kekurangan dan keterbatasan. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini dan semoga skripsi penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua. Bogor, September 2013 Dinni Jufita Putri

9 DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR ISI PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 Perumusan Masalah 4 Tujuan Penelitian 5 Manfaat Penelitian 5 KERANGKA BERPIKIR 5 METODE 7 Desain, Tempat, dan Waktu 7 Teknik Penarikan Contoh 8 Jenis dan Teknik Pengumpulan Data 8 Pengolahan dan Analsisis Data 9 Definisi Operasional 11 HASIL DAN PEMBAHASAN 13 Karakteristik Keluarga dan Remaja 13 Perbedaan Self-efficacy, Self Regulated Learning, dan Prestasi Akademik dalam Pelajaran Matematika dan Bahasa Indonesia antara Contoh Perempuan dan Contoh Laki-laki 13 Pengaruh Gender, Self-efficacy, Self Regulated Learning, dan Karakteristik Keluarga terhadap Prestasi Akademik dalam Pelajaran Matematika dan Bahasa Indonesia 14 PEMBAHASAN 15 SIMPULAN DAN SARAN 19 Simpulan 19 Saran 19 DAFTAR PUSTAKA 20 RIWAYAT HIDUP 23 ix ix ix

10 DAFTAR TABEL Tabel 1 Jenis dan teknik pengumpulan data 8 Tabel 2 Pengukuran, dimensi, dan jumlah item pertanyaan pada instrumen MSLQ 9 Tabel 3 Jenis data dan pengkategorian data 10 Tabel 4 Sebaran contoh berdasarkan karakteristik keluarga dan remaja 13 Tabel 5 Perbedaan self-efficacy, self regulated learning, dan prestasi akademik dalam pelajaran Matematika dan Bahasa Indonesia antara contoh perempuan dan contoh laki-laki 14 Tabel 6 Pengaruh gender, self-efficacy, self regulated learning, dan karakteristik keluarga terhadap prestasi akademik dalam pelajaran Matematika dan Bahasa Indonesia 15 DAFTAR GAMBAR Gambar 1 Analisis gender terhadap self-efficacy, self regulated learning, dan prestasi akademik dalam pelajaran Matematika dan Bahasa Indonesia 7

11 PENDAHULUAN Latar Belakang Remaja adalah periode peralihan antara masa anak-anak dan dewasa (Gunarsa & Gunarsa 2001; Santrock 2003) yang disertai dengan perubahan biologis, kognitif, dan sosioemosional (Santrock 2003). Remaja merupakan masa kritis karena individu menghadapi ragam perubahan biologis dan psikologis dalam proses mencari identitas baru dalam menghadapi tantangan untuk memecahkan persoalan hidup (Gunarsa & Gunarsa 2001). Batasan usia remaja berada pada rentang akhir masa kanak-kanak (10-12 tahun) hingga usia tahun (Santrock 2003). Perkembangan masa remaja disertai perubahan fisik, kognitif, dan psikososial; pada perkembangan fisik terjadi proses pematangan organ seksual (Papalia et al 2001); pada perkembangan kognitif mereka memasuki tahap operasi formal (Papalia et al 2001), berpikir abstrak dan logis (Rice 1999); pada aspek psikososial mereka mencari koherensi atau keselarasan identitas diri dengan peran sosialnya. Remaja berada pada fase optimalisasi aspek kognitif yang berkaitan dengan kemampuan intelektual seperti memahami, mencerna, dan mengatasi masalah dalam proses belajar (Piaget dalam Santrock 2003). Dalam hal ini meraih prestasi akademik yang baik merupakan suatu capaian yang diharapkan oleh setiap remaja. Prestasi1 akademik sudah sejak lama menjadi kajian yang menarik dalam berbagai penelitian, terutama dalam penelitian bidang psikologi pendidikan. Ini dikarenakan prestasi akademik merupakan salah satu tolak ukur dari keberhasilan seseorang dalam dunia akademik. Prestasi akademik menurut perspektif kognisi sosial dipandang sebagai hubungan yang kompleks antara kemampuan individu, persepsi diri, penilaian terhadap tugas, harapan akan kesuksesan, strategi kognitif dan regulasi diri, gender, status sosioekonomi, kinerja dan sikap individu terhadap sekolah (Clemons 2008). Hal ini menunjukkan bahwa prestasi akademik individu ditentukan oleh dua faktor yaitu, eksternal dan internal. Chung (2000) menyatakan bahwa belajar tidak hanya dikontrol oleh aspek eksternal saja, melainkan juga dikontrol oleh aspek internal yang diatur sendiri (self regulated). Dalam proses pembelajaran baik di tingkat dasar maupun lanjutan, regulasi diri dalam belajar (self regulated learning) merupakan sebuah pendekatan yang penting. Strategi regulasi diri dalam belajar merupakan sebuah strategi pendekatan belajar secara kognitif (Graham & Harris 1993). Terdapat korelasi positif yang sangat signifikan antara prestasi akademik dengan penggunaan strategi regulasi diri dalam belajar (Zimmerman & Martinez Pons 1990). Self regulated learning adalah suatu latihan yang berpengaruh terhadap motivasi diri, proses berpikir, keadaan emosional dan pola perilaku (Bandura 1994). Latipah (2010) menyatakan bahwa self regulation berkorelasi positif dengan prestasi belajar. Penelitian Suminarti (2013) dan Fitria (2009) pun mengungkapkan bahwa self regulated learning berpengaruh terhadap prestasi akademik.

12 2 Istilah self regulated learning berkembang dari teori kognisi sosial Bandura (1997). Menurut teori kognisi sosial, manusia merupakan hasil struktur kausal yang interdependen dari aspek pribadi, perilaku, dan lingkungan (Bandura 1997). Ketiga aspek ini merupakan aspek aspek determinan dalam self regulated learning. Ketiga aspek determinan ini saling berhubungan sebab akibat, dimana seseorang berusaha untuk meregulasi diri sendiri (self regulated), hasilnya berupa kinerja atau perilaku, dan perilaku ini berdampak pada perubahan lingkungan, dan demikian seterusnya (Bandura 1986). Pengaruh yang ditimbulkan oleh self sebagai salah satu determinan tingkah laku tidak dapat dihilangkan. Dengan kata lain, self diakui sebagai unsur dari struktur kepribadian. Sistem self bukan unsur psikis yang mengontrol tingkah laku tapi mengacu ke struktur kognitif yang memberi pedoman mekanisme dan seperangkat fungsi-fungsi persepsi, evaluasi, dan pengaturan tingkah laku. Pengaruh self tidak otomatis atau mengatur tingkah laku secara otonom, tapi self menjadi bagian dari sistem interaksi resiprokal (Alwisol 2006). Manusia mempunyai kemampuan berpikir, dengan kemampuan tersebut manusia memanipulasi lingkungan sehingga terjadi perubahan lingkungan akibat kegiatan manusia. Menurut Bandura, akan terjadi strategi reaktif dan proaktif dalam regulasi diri. Strategi reaktif dipakai untuk mencapai tujuan, namun ketika tujuan hampir tercapai, strategi proaktiflah yang menentukan tujuan baru yang lebih tinggi. Ada tiga proses yang dapat diapakai untuk melakukan pengaturan diri, yaitu memanipulasi faktor eksternal, memonitoring dan mengevaluasi tingkah laku internal. Tingkah laku manusia merupakan hasil pengaruh resiprokal faktor eksternal dan internal (Alwisol 2006). Menurut Bandura (1986) prediksi mengenai hasil yang mungkin terjadi dari sebuah tingkah laku merupakan sumber penting dari motivasi. Prediksi ini dipengaruhi oleh self-efficacy, yakni kepercayaan yang dimiliki seseorang mengenai kompetensi atau efektivitasnya dalam area tertentu (Woolfolk 2004). Self-efficacy merupakan keyakinan terhadap kemampuan yang dimiliki untuk menghasilkan suatu tingkat performa yang dipengaruhi latihan dan berdampak pada kehidupan (Bandura 1994). Li (2012) menyatakan bahwa self-efficacy secara signifikan dapat memprediksi usaha seseorang. Keyakinan dalam self-efficacy menentukan bagaimana seseorang merasa, berpikir, dan memotivasi diri. Keyakinan tersebut menghasilkan efek yang beragam melalui empat proses yaitu kognitif, afektif, motivasi, dan proses selesksi (Bandura 1994). Dengan kata lain, self-efficacy menentukan keberhasilan seseorang dalam belajar, dalam hal ini meraih prestasi akademik. Turner et al (2009) menyatakan bahwa self-efficacy adalah salah satu prediktor dalam prestasi akademik. Prestasi akademik seseorang diduga dipengaruhi oleh keluarga. Keluarga, lingkungan, dan sekolah memiliki karakteristik sosioekonomi. Beberapa anak memiliki orangtua yang memiliki banyak uang dan memiliki pekerjaan prestisius. Anak-anak ini tinggal di lingkungan yang baik dan bersekolah di sekolah yang muridnya memiliki latar belakang sosioekonomi menengah dan atas. Sementara anak-anak yang tinggal di lingkungan kurang baik berasal dari keluarga kurang mampu dan bersekolah di sekolah yang

13 3 latar belakang siswanya berasal dari kalangan bawah. Variasi demikian pada lingkungan dan sekolah mempengaruhi penyesuaian dan perkembangan anak (Blyth 2000, Collin & Steinberg 2006, Leviathal & Brook-Gunn 2003 dalam Santrock 2007). Perbedaan kondisi sosioekonomi juga mempengaruhi orientasi intelektual anak (Chapman 2003 dalam Santrock 2007). Bagaimanapun kondisi sosioekonominya, anak memiliki ketertarikan yang berbeda pada setiap mata pelajaran. Kurman (2004) menyebutkan bahwa mata pelajaran di sekolah terbagi menjadi dua yaitu, mata pelajaran feminin dan maskulin. Pelajaran Matematika dianggap mewakili pelajaran maskulin karena sifatnya yang berkaitan dengan logika dan pelajaran Bahasa Indonesia dianggap mewakili pelajaran feminin karena berkaitan dengan kemampuan verbal. Matematika dianggap mewakili mata pelajaran maskulin karena banyaknya literatur dan hasil temuan sebelumnya yang membahas mengenai perbedaan gender menemukan bahwa dalam pelajaran Matematika terlihat perbedaan yang konsisten antara perempuan dan laki-laki. Secara tradisional pelajaran bahasa dianggap pelajaran yang feminin (Birenbaum & Kraemer 1995 dalam Kurman 2004). Mata pelajaran yang terbagi dua ini menunjukkan bahwa dalam kegiatan belajar di sekolah pun terdapat isu mengenai perbedaan gender. Penelitian mengenai perbedaan gender dalam self-efficacy, self regulated learning, dan prestasi akademik merupakan suatu isu penting dalam penelitian pendidikan dan perkembangan remaja. Hal ini dapat menunjukkan bahwa strategi dan kecenderungan belajar yang dimiliki oleh perempuan dan laki-laki berbeda. Beberapa studi menunjukkan bahwa terdapat perbedaan capaian prestasi akademik antara perempuan dan lakilaki. Perempuan hampir selalu mempunyai prestasi belajar yang lebih rendah daripada laki-laki. Rendahnya performa dan konsep diri pada perempuan membuat mereka menilai rendah kapabilitas diri mereka sendiri (Pajares & Miller 1994). Perbedaan performa belajar antara satu siswa dengan siswa yang lain menunjukkan bahwa daya serap setiap siswa terhadap suatu mata pelajaran bervariasi dengan tingkat keberhasilan maksimal, optimal, minimal, dan kurang. Hasil penelitian Kurman (2004) menunjukkan bahwa dalam pelajaran Matematika, perempuan secara signifikan mengimplementasikan lebih sedikit perilaku belajar daripada laki-laki.senada dengan temuan Kurman, Pajares dan Miller (1994) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa laki-laki memiliki self-efficacy Matematika yang lebih tinggi dibandingkan perempuan. Martono et al (2009) menemukan hal sebaliknya dimana perempuan lebih berprestasi daripada laki-laki. Pertentangan hasil temuan sebelumnya mengenai perbedaan prestasi akademik antara anak perempuan dan anak laki-laki dalam matapelajaran Matematika dan Bahasa sangat menarik untuk diteliti. Oleh sebab itu, penelitian lanjutan perlu dilakukan untuk mempertegas apakah benar perbedaan gender berpengaruh terhadap prestasi akademik, khususnya dalam pelajaran Matematika dan Bahasa.

14 4 Perumusan Masalah Membandingkan self-efficacy, self regulated learning, dan prestasi akademik bidang Matematika dan Bahasa Indonesia berdasarkan perbedaan gender merupakan suatu isu yang menarik untuk diteliti. Pajares dan Miller (1994) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa laki-laki memiliki selfefficacy Matematika yang lebih tinggi dibandingkan perempuan. Sementara Goodwin et al (2009) dalam penelitiannya menemukan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara perempuan dan laki-laki dalam selfefficacy Matematika. Zimmerman dan Martinez-Pons (1990) menyebutkan bahwa self-efficacy Bahasa laki-laki lebih baik daripada perempuan. Sementara menurut Mahyuddin et al (2006) self-efficacy Bahasa anak perempuan lebih tinggi dibandingkan dengan anak laki-laki. Zimmerman dan Martinez-Pons (1990) dalam penelitiannya menemukan bahwa perbedaan gender berpengaruh dalam strategi self regulated learning, dimana perempuan secara signifikan lebih dapat menjaga dan memonitor, menyusun lingkungan, serta membuat rencana dan tujuan yang lebih baik daripada laki-laki. Kurman (2004) menyatakan bahwa dalam pelajaran Matematika, anak perempuan secara signifikan mengimplementasikan lebih sedikit perilaku belajar daripada anak laki-laki. Hal tersebut senada dengan apa yang diungkapkan Browning (2007) dalam bukunya yang menyatakan bahwa pria lebih unggul dibanding wanita dalam pemaham logika matematika, dan anak laki-laki mendapat nilai lebih baik daripada anak perempuan dalam tes matematika. Hasil penelitian Martono et al (2009) menunjukkan hasil sebaliknya, dimana secara umum prestasi perempuan lebih baik daripada laki-laki. Secara teoritis, perempuan lebih berprestasi daripada laki-laki dikarenakan perempuan lebih termotivasi dan bekerja lebih rajin daripada laki-laki dalam mengerjakan pekerjaan sekolah, kepercayaan diri perempuan lebih bagus daripada laki-laki, dan perempuan lebih suka membaca daripada laki-laki (Martono et al 2009). Latar belakang keluarga seperti, pendapatan perkapita keluarga, tingkat pendidikan orangtua, dan besar keluarga diduga berpengaruh terhadap perbedaan prestasi akademik. Ada remaja yang berasal dari keluarga dengan sosioekonomi tinggi, menengah, bahkan rendah. Variasi pada lingkungan dan sekolah mempengaruhi penyesuaian dan perkembangan anak (Blyth 2000, Collin & Steinberg 2006, Leviathal & Brook-Gunn 2003 dalam Santrock 2007). Hasil studi menemukan bahwa anak yang berasal dari keluarga yang sosioekonominya rendah membaca dan menonton televisi lebih sedikit dibandingkan dengan teman-temannya yang berasal dari keluarga dengan sosioekonomi menengah (Erlick dan Starry 1973 dalam Santrock 2007). Berdasarkan paparan tersebut, maka yang menjadi pertanyaan peneliti adalah: 1. Adakah perbedaan self-efficacy, self regulated learning dan prestasi akademik dalam pelajaran Matematika dan Bahasa Indonesia antara perempuan dan laki-laki?

15 5 2. Adakah pengaruh gender, self-efficacy, self regulated learning, dan karakteristik keluarga terhadap prestasi akademik dalam pelajaran Matematika dan Bahasa Indonesia? Tujuan Penelitian Tujuan Umum Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh gender terhadap self-efficacy, self regulated learning, dan prestasi akademik dalam pelajaran Matematika dan Bahasa Indonesia. Tujuan Khusus 1. Menganalisis perbedaan self-efficacy, self regulated learning dan prestasi akademik dalam pelajaran Matematika dan Bahasa Indonesia antara perempuan dan laki-laki 2. Menganalisis pengaruh gender, self-efficacy, self regulated learning, dan karakteristik keluarga terhadap prestasi akademik dalam pelajaran Matematika dan Bahasa Indonesia Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran bagi orangtua mengenai pengaruh gender terhadap self-efficacy, self regulated learning dan prestasi akademik remaja dalam pelajaran Matematika dan Bahasa Indonesia. Bagi pihak sekolah untuk dijadikan gambaran agar dapat menerapkan metode pembelajaran yang lebih baik. Bagi pemerintah untuk dijadikan gambaran dalam menentukan kebijakan terkait pendidikan khususnya bagi remaja. Pertentangan hasil temuan sebelumnya mengenai perbedaan prestasi akademik antara perempuan dan laki-laki dalam mata pelajaran Matematika dan Bahasa sangat menarik untuk diteliti. Oleh sebab itu, penelitian lanjutan perlu dilakukan untuk mempertegas apakah benar gender berpengaruh terhadap prestasi akademik, khususnya dalam pelajaran Matematika dan Bahasa Indonesia. KERANGKA BERPIKIR Keberhasilan seorang siswa seringkali dinilai berdasarkan prestasi akademiknya di dalam kelas. Prestasi akademik sendiri merupakan suatu perubahan dalam hal kecakapan tingkah laku, ataupun kemampuan yang dapat bertambah selama beberapa waktu dan tidak disebabkan proses pertumbuhan, tetapi adanya situasi belajar. Perwujudan bentuk hasil proses belajar tersebut dapat berupa pemecahan lisan maupun tulisan dan keterampilan serta pemecahan masalah langsung yang dapat diukur atau dinilai menggunakan tes yang berstandar (Sobur 2006). Prestasi akademik seorang siswa dapat dilihat dari nilai yang diperolehnya dalam setiap mata pelajaran, seperti pelajaran Matematika, Bahasa Indonesia, dan sebagainya.

16 6 Mencapai prestasi yang tinggi adalah harapan setiap siswa. Pencapaian prestasi tersebut tidak terlepas dari faktor-faktor yang mendukungnya. Self efficacy diduga berpengaruh positif terhadap prestasi akademik Matematika dan Bahasa Indonesia. Kumar dan Lal (2006) mengemukakan bahwa siswa yang memiliki self-efficacy tinggi mendapatkan skor yang lebih tinggi pada tes kecerdasan dibandingkan siswa yang memiliki self-efficacy rendah. Self-efficacy adalah perasaan, keyakinan, persepsi, kepercayaan terhadap kemampuan mengatasi suatu situasi tertentu yang nantinya akan berpengaruh pada cara individu mengatasi situasi tersebut. Self-efficacy memiliki empat macam fungsi yaitu menentukan pilihan tingkah laku, menentukan berapa besar level komitmen, usaha yang dilakuka, dan ketekunan usaha, mempengaruhi pola pikir dan reaksi emosional, serta memntukan standar yang akan dilakukan selanjutnya (Bandura dalam Santrock 2002). Bandura (1995) menjelaskan bahwa terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi self-efficacy yaitu pengalaman keberhasilan, pengalaman orang lain, persuasi social, serta keadaan fisiologis dan emosional. Chung (2002) menyatakan bahwa proses belajar tidak hanya dikontrol oleh aspek eksternal saja, melainkan dikontrol oleh aspek internal yang diatur sediri (self regulated). Self regulated learning diduga berpengaruh positif terhadap prestasi akademik Matematika dan Bahasa Indonesia. Siswa yang belajar akan mendapatkan prestasi akademik yang baik, bila ia menyadari, bertanggungjawab, dan mengetahui cara belajar yang efektif atau memiliki strategi regulasi diri dalam belajar (self regulated learning) yang baik. Cobb (2003) menemukan hubungan yang signifikan antara aspek perilaku self regulated learning dengan prestasi akademik. Self regulated learning adalah kegiatan dimana individu yang belajar secara aktif sebagai pengatur proses belajarnya sendiri, mulai dari merencanakan, memantau, mengontrol dan mengevaluasi dirinya secara sistematis untuk mencapai tujuan dalam belajar, dengan menggunakan berbagai strategi baik kognitif, motivasional maupun behavioral. Cobb (2003) menyatakan bahwa self regulated learning dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya adalah selfefficacy, motivasi, dan tujuan. Seorang peserta didik dianggap melakukan regulasi diri jika secara metakognisi, motivasional, dan behavioral berpartisipasi aktif selama situasi pembelajaran (Zimmerman 1989) Prestasi akademik dipengaruhi oleh faktor eksternal dan internal siswa. Keluarga merupakan salah satu faktor eksternal yang paling dekat dengan siswa. Karakteristik keluarga seperti pendidikan orangtua, pendapatan perkapita keluarga, dan besar keluarga diduga berpengaruh terhadap prestasi akademik Matematika dan Bahasa Indonesia. Farooq et al (2011) mengemukakan bahwa status sosioekonomi dan pendidikan orangtua berpengaruh pada prestasi Matematika dan Bahasa siswa. Clemons (2008) mengungkapkan hal serupa bahwa prestasi siswa dipengaruhi kondisi sosioekonomi keluarga. Gender adalah istilah yang merujuk pada seperangkat karakteristik yang di pandang manusia sebagai hal-hal yang membedakan antara laki-laki dan perempuan, dari hal-hal biologis seperti jenis kelamin, sampai peran sosial dan identitas gender. Perbedaan gender diduga berpengaruh terhadap

17 7 prestasi akademik Matematika dan Bahasa Indonesia. Martono et al (2009) mengungkapkan bahwa perempuan lebih berprestasi daripada laki-laki. Karakteritik keluarga: -Pendapatan perkapita -Besar keluarga -pendidikan orangtua Gender Self-efficacy Self regulated learning Prestasi akademik - Matematika -Bahasa Indonesia Gambar 1 Analisis gender terhadap self-efficacy, self regulated learning, dan prestasi akademik dalam pelajaran Matematika dan Bahasa Indonesia METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan desain cross sectional study. Penelitian ini dilakukan di dua Sekolah Menengah Pertama di Kabupaten dan Kota Bogor. Penentuan sekolah yang dijadikan lokasi penelitian dilakukan secara purposive dengan pertimbangan bahwa karakteristik sekolah yang dipilih sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan yaitu, kedua SMP merupakan SMP negeri yang tidak memiliki sistem akselerasi serta tidak memiliki kelas unggulan dan non-unggulan. Pengambilan data dilaksanakan selama tiga bulan mulai Maret hingga Mei 2013.

18 8 Teknik Penarikan Contoh Populasi penelitian ini adalah siswa dan siswi SMP X dan SMP Y. Contoh dari penelitian ini adalah siswa kelas VIII reguler dari masingmasing sekolah. Pengambilan contoh kelas VIII didasarkan atas pertimbangan kelas VIII tidak disibukkan dengan persiapan Ujian Akhir Nasional seperti kelas IX dan telah memiliki pengalaman belajar di SMP lebih lama dibandingkan kelas VII. Contoh dari SMP X dan SMP Y masingmasing diambil 54 remaja dengan teknik simple random sampling.namun, setelah melaukan cleaning data hanya 91 remaja yang menjadi contoh pada penelitian ini. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data Jenis data yang dikumpulkan meliputi data primer dan data sekunder. Data primer dikumpulkan melalui teknik self report dengan alat bantu kuesioner yang diisi oleh contoh setelah mendapat penjelasan dari peneliti. Data primer meliputi karakteristik keluarga (tingkat pendidikan orang tua, pendapatan perkapita keluarga, dan besar keluarga), karakteristik contoh (jenis kelamin dan usia), self-efficacy Matematika, self efficacy Bahasa Indonesia, dan self regulated learning. Data sekunder atas prestasi akademik, jumlah siswa dan keadaan umum sekolah yang diperoleh dari pihak sekolah. Jenis dan cara pengumpulan data disajikan dalam Tabel 1. Tabel 1 Jenis dan teknik pengumpulan data Jenis Data Variabel Alat Bantu Skala Data Primer Karakteristik keluarga: Kuesioner - Pendapatan per kapita Rasio - Pendidikan orangtua Rasio - Besar Keluarga Rasio Primer Karakteristik contoh: - Usia - Jenis kelamin Kuesioner Rasio Nominal Primer Self-efficacy Kuesioner Ordinal Primer Self regulated learning Kuesioner Ordinal Sekunder Prestasi akademik Rapor contoh Rasio Sekunder Jumlah siswa Sekolah Rasio Self-efficacy diukur menggunakan kuesioner yang mengacu pada kuesioner self-efficacy yang disusun oleh Hambawany pada tahun 2007 (dalam Novariandhini 2011) mengenai self-efficacy remaja yang dimodifikasi kembali oleh peneliti agar lebih sesuai untuk mengukur selfefficacy dalam pelajaran Matematika dan Bahasa Indonesia. Variabel selfefficacy Matematika terdiri atas 16 pertanyaan dengan skala Likert meliputi keterangan STS = sangat tidak setuju; TS = tidak setuju; S = setuju; SS = sangat setuju. Reliabilitas dari kuesioner self-efficacy matematika adalah Variabel self-efficacy bahasa Indonesia terdiri atas 18 pertanyaan dengan skala likert meliputi keterangan STS = sangat tidak setuju; TS = tidak setuju; S = setuju; SS = sangat setuju. Reliabilitas dari kuesioner selfefficacybahasa Indonesia adalah

19 9 Self regulated learning diukur menggunakan instrumen Motivated Strategies for Learning Questionnaire (MSLQ) yang dikembangkan oleh Pintrich et al pada tahun 1991 (dalam Taylor 2012) yang terdiri dari dua dimensi, yakni motivasi dan strategi belajar siswa. Variabel self regulated learning terdiri atas 81 pertanyaan yang dijawab dengan menggunakan skala Likert 1-7, meliputi SSTS = sangat-sangat tidak setuju; STS = sangat tidak setuju; TS = tidak setuju; N = netral; S = setuju; SS = sangat setuju; dan SSS = sangat-sangat setuju. Reliabilitas dari kuesioner self regulated learning adalah Berikut ini adalah pengukuran, dimensi dan jumlah item pertanyaan pada MSLQ yang disajikan dalam Tabel 2. Tabel 2 Pengukuran, dimensi, dan jumlah item pertanyaan pada instrumen MSLQ Pengukuran Motivasi Pengukuran Strategi Belajar Dimensi Jumlah item Dimensi Jumlah item Orientasi tujuan intrinsik 4 Latihan 4 Orientasi tujuan ekstrinsik 4 Elaborasi 6 Nilai tugas 6 Pengorganisasian 4 Kontrol atas kepercayaan dalam 4 Berpikir kritis 5 pembelajaran Self-efficacy pada belajar dan 8 Metakoginisi dalam pengaturan 12 performance diri Kecemasan akan ujian 5 Manajemen waktu/lingkungan 8 belajar Pengaturan usaha 4 Pembelajaran dari lingkungan 3 teman Upaya pencarian bantuan 4 Total item 31 Total item 50 Dikembangkan oleh Pintrich et al (1991) Pengolahan dan Analsisis Data Data yang diperoleh melalui proses pengolahan dan dianalisis secara deskriptif dan inferensia. Proses pengolahan data meliputi editing, coding, entrying, scoring dan cleaning data. Pengolahan dan analisis data dilakukan dengan menggunakan program Microsoft Excel dan SPSS for Windows. Pengontrolan kualitas data dilakukan melalui uji reliabilitas instrumen selfefficacy dan self regulated learning dengan metode Cronbach s Alpha. Data prestasi akademik Matematika dan Bahasa Indonesia didapatkan dari nilai rapor contoh saat kelas VIII semester I. Penentuan sistem skoring untuk variabel self-efficacy dan prestasi akademik bidang Matematika dan Bahasa Indonesia dipisahkan berdasarkan jenis kelamin contoh agar dapat terlihat perbedaan antara perempuan dan laki-laki. Berikut formulasi pengkategorian self-efficacy dan prestasi akademik bidang Matematika dan Bahasa Indonesia: Interval Kelas (A) = Skor Maksimum (NT) Skor Minimum (NR) Jumlah Kelas Pengelompokkan kelas dengan formulasi sebagai berikut: Rendah : NR sampai (NR + A) Tinggi : (NR + A) sampai ((NR + A) + A)

20 10 Data self regulated learning menggunakan sistem skoring baku di mana semakin tinggi skor maka semakin positif nilai variabel. Hasil jawaban dari pengukuran pada contoh diperiksa dan diberikan nilai sesuai jawaban dengan ketentuan, antara lain: 1=sangat sangat tidak setuju; 2=sangat tidak setuju; 3=tidak setuju; 4=netral; 5=setuju; 6=sangat setuju; dan 7=sangat sangat setuju. Nilai tersebut dikompositkan sesuai dimensi dan ditotal untuk menentukan skor SRL yang kemudian dikategorikan menjadi tiga kategori (rendah, sedang, dan tinggi). Tabel 3 Jenis data dan pengkategorian data Jenis Data Karakteristik keluarga Tingkat pendidikan orangtua Pendapatan per kapita keluarga Besar Keluarga Karakteristik contoh Jenis kelamin Usia Pengkategorian Data Tidak tamat SD, SD/sederajat, SMP/sederajat, SMA/sederajat, D1/D2/D3, S1/S2/S3 Rp , Rp Rp , Rp Rp , Rp Rp , Rp Rp , Rp Rp > Rp orang (keluarga kecil), 5-6 orang (keluarga sedang), 7 orang (keluarga besar) Perempuan, Laki-laki tahun, tahun, 15 tahun Self-efficacy Matematika Skor perempuan: Rendah (27-37), Sedang (38-47), Tinggi (48-57) Skor laki-laki: Rendah (31-40), Sedang (41-49), Tinggi (50-59) Self-efficacy Bahasa Indonesia Skor perempuan: Rendah (44-50), Sedang (51-56), Tinggi (57-62) Skor laki-laki: Rendah (44-51), Sedang (52-58), Tinggi (59-65) Self regulated learning Prestasi akademik bidang Matematika Skor perempuan: Rendah ( ), Sedang ( ), Tinggi ( ) Skor laki-laki: Rendah ( ), Sedang ( ), Tinggi ( ) Skor perempuan : Rendah (71-80), Sedang(81-89), Tinggi (90-98) Skor laki-laki: Rendah (70-78), Sedang (79-86), Tinggi (87-94) Prestasi akademik bidang Bahasa Indonesia Skor perempuan : Rendah (73-79), Sedang (80-85), Tinggi (86-91) Skor laki-laki: Rendah (72-78), Sedang (79-84), Tinggi (85-90) Analisis deskriptif yang digunakanadalah rata-rata, frekuensi, standar deviasi, minimal, dan maksimal. Analisis secara statistik inferensial yang digunakan, antara lain: 1) uji independent sample t-test untuk mengetahui perbedaan dalam self-efficacy, self regulated learning, prestasi akademik bidang Matematika dan Bahasa Indonesia antara contoh perempuan dan laki-laki; 2) uji regresi linear berganda yang digunakan untuk mengetahui pengaruh gender, self-efficacy, self regulated learning, dan karakteristik keluarga terhadap prestasi akademik bidang Matematika dan Bahasa Indonesia. Berikut adalah persamaan dari uji yang akan dilakukan: Y = a + b 1 X 1 + b 2 X 2 + b 3 X 3 + b 4 X 4 + b 5 X 5 +b 6 X 6 + b 7 X 7 + b 8 X 8

21 11 dengan keterangan sebagai berikut: Y : Prestasi akademik dalam Matematika dan Bahasa Indonesia a : konstanta b 1 : koefisien regresi variabel X 1 X 1 : Gender b 2 : koefisien regresi variabel X 2 X 2 : Self-efficacy dalam Matematika b 3 : koefisien regresi variabel X 3 X 3 : Self-efficacy dalam Bahasa Indonesia b 4 : koefisien regresi variabel X 4 X 4 : Self regulated learning b 5 : koefisien regresi variabel X 5 X 5 : Pendapatan perkapita keluarga b 6 : koefisien regresi variabel X 6 X 6 : Tingkat pendidikan ayah contoh b 7 : koefisien regresi variabel X 7 X 7 : Tingkat pendidikan ibu contoh b 8 : koefisien regresi variabel X 8 X 8 : Besar keluarga contoh Definisi Operasional Contoh adalah 91 siswa kelas VIII yang berada di dua SMPN Kota dan Kabupaten yang diteliti dalam penelitian ini. Gender adalah dimensi-dimensi psikologis dan sosiokultural yang dimiliki karena seseorang laki-laki atau perempuan (Santrock 2007). Karakteristik remaja adalah ciri khas remaja yang terdiri atas usia dan jenis kelamin contoh. Karakteristik keluarga adalah ciri khas keluarga contoh yang terdiri atas pendapatan perkapita, pendidikan orangtua, dan besar keluarga. Learning Strategies adalah salah satu dimensi yang diukur dari SRL yang melihat segala sesuatu yang dikaitkan dengan penggunaan strategi belajar proaktif dan spesifik individu untuk mencapai tujuan belajar. Dimensi strategi belajar ini terdiri dari beberapa subdimensi, antara lain latihan, elaborasi, pengorganisasian, berpikir kritis, regulasi diri pada metakoginisi, manajemen waktu/lingkungan belajar, regulasi untuk berusaha, pembelajaran dari lingkungan teman sebaya, dan upaya pencarian bantuan. Motivation adalah salah satu dimensi yang diukur dari SRL yang melihat segala sesuatu yang dikaitkan dengan pengarahan internal dari individu untuk berhasil dalam tugas akademis. Dimensi motivasi terdiri dari beberapa subdimensi yang antara lain adalah orientasi tujuan intrinsik, orientasi tujuan ekstrinsik, nilai terhadap nilai tugas, kontrol atas kepercayaan belajar, self efficacy pada belajar dan performance, dan ketakutan akan ujian. Besar keluarga adalah jumlah anggota keluarga contoh.

22 12 Pendapatan per kapita adalah penghasilan keluarga contoh yang dibagi dengan jumlah anggota keluarga contoh dan dikelompokkan dalam tujuh kelas. Pendidikan orang tua adalah lama pendidikan formal yang telah ditempuh oleh ayah dan ibu contoh yang dihitung dengan satuan tahun yang dikelompokkan ke dalam enam kelas. Self regulated learning adalah suatu latihan yang berpengaruh terhadap motivasi diri, proses berpikir, keadaan emosional dan pola perilaku (Bandura 1994), diukur menggunakan MSLQ yang terdiri dari 2 dimensi Learning Strategies dan Motivation. Self-efficacy adalah keyakinan terhadap kemampuan yang dimiliki untuk menghasilkan suatu tingkat performa yang dipengaruhi latihan dan berdampak pada kehidupan (Bandura 1994). Usia adalah usia anak pada penelitian yang berkisar antara 11 tahun sampai dengan 15 tahun yang termasuk dalam kategori usia remaja awal (Santrock 2003). Prestasi Akademik Bidang Matematika adalah hasil pencapaian siswa yang dilihat dari nilai mutu dalam pelajaran Matematika berdasarkan rapor kelas VIII semester I. Prestasi Akademik Bidang Bahasa Indonesia adalah hasil pencapaian siswa yang dilihat dari nilai mutu dalam pelajaran bahasa Indonesia berdasarkan rapor kelas VIII semester I.

23 13 HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Keluarga dan Remaja Karakteristik Keluarga Rata-rata pendapatan per kapita keluarga contoh sebesar Rp Rata-rata lama pendidikan ayah contoh adalah selama 12.1 tahun, sementara lama pendidikan ibu contoh adalah selama 11.6 tahun. Besar keluarga contoh jumlahnya berada pada rentang 3-10 orang.. Berikut sebaran karakteristik keluarga dijelaskan dalam Tabel 4. Karakteristik Remaja Penelitian ini mengambil contoh dengan jenis kelamin dan usia yang berbeda. Rata-rata usia contoh adalah 13.9 tahun. Hasil penelitian menemukan bahwa 53.8 persen contoh dalam penelitian ini berjenis kelamin perempuan. Berikut sebaran karakteristik remaja dijelaskan dalam Tabel 4. Tabel 4 Sebaran contoh berdasarkan karakteristik keluarga dan remaja Variabel Rata-rata±std Min-max Karakteristik Keluarga Remaja Pendapatan per kapita keluarga (Rp) ± Pendidikan orangtua Pendidikan ayah (tahun) 12.1 ± Pendidikan ibu (tahun) 11.6 ± Besar keluarga 4.7± Karakteristik Remaja Usia (tahun) Jenis kelamin perempuan 53.8% 13.9 ± Perbedaan Self-efficacy, Self Regulated Learning, dan Prestasi Akademik dalam Pelajaran Matematika dan Bahasa Indonesia antara Contoh Perempuan dan Contoh Laki-laki Lebih dari separuh contoh perempuan dalam penelitian ini termasuk kategori sedang dalam self-efficacy Matematika (67.3%) dan juga termasuk kategori sedang dalam self-efficacy Bahasa Indonesia (53.1%). Separuh contoh laki-laki dalam penelitian ini memiliki self-efficacy Matematika dan Bahasa Indonesia dengan kategori sedang. Self regulated learning contoh perempuan sebanyak 53.1 persen dan contoh laki-laki sebanyak 57.1 persen termasuk dalam kategori sedang. Dalam capaian prestasi Matematika, baik contoh perempuan (71.4%) maupun contoh laki-laki (64.3%) termasuk dalam kategori rendah. Sementara dalam prestasi Bahasa Indonesia sebanyak 42.9 persen contoh perempuan dan 33.3 persen contoh laki-laki termasuk dalam kategori sedang. Untuk mengetahui perbedaan antara self-efficacy, self regulated learning, dan prestasi akademik Matematika dan Bahasa Indonesia antara contoh perempuan dan contoh laki-laki dilakukan uji independent sample t- test. Berdasarkan tabel 5 dapat kita lihat bahwa terdapat perbedaan yang signifikan (p-value<0.05) antara capaian self-efficacy Matematika contoh

24 14 laki-laki (45.07%) dengan contoh perempuan (41.33%), artinya hasil capaian self-efficacy Matematika contoh laki-laki lebih tinggi daripada contoh perempuan. Hasil penelitian juga menemukan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan (p-value<0.05) antara capaian prestasi akademik Bahasa Indonesia antara contoh laki-laki (79.02%) dan contoh perempuan (82.33%), yang artinya adalah prestasi akademik Bahasa Indonesia contoh perempuan cenderung lebih tinggi daripada contoh laki-laki. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan (p-value<0.05) dalam ketakutan akan ujian antara contoh lakilaki (21.52%) dengan contoh perempuan (23.57%), artinya contoh perempuan memiliki kecemasan akan ujian yang lebih tinggi dibandingkan dengan contoh laki-laki. Penelitian ini juga mendapatkan hasil bahwa terdapat perbedaan yang signifikan (p-value<0.05) dalam pembelajaran lingkungan dan teman sebaya antara contoh laki-laki (13.76%) dengan contoh perempuan (14.76), yang artinya perempuan lebih tinggi capaiannya dalam pembelajaran dari lingkungan teman jika dibandingkan dengan contoh laki-laki. Tabel 5 Perbedaan self-efficacy, self regulated learning, dan prestasi akademik dalam pelajaran Matematika dan Bahasa Indonesia antara contoh perempuan dan contoh laki-laki Variabel Rata-rata P-value Laki-laki Perempuan Self-efficacy Matematika * Self-efficacyBahasa Indonesia Self regulated learning Motivasi -orientasi tujuan instrinsik -orientasi tujuan ekstrinsik -nilai tugas - Kontrol atas kepercayaan dalam pembelajaran -self-efficacy belajar dan performance -kecemasan akan ujian Strategi Belajar -latihan -elaborasi -pengorganisasian -berpikir kritis - metakognisi dalam pengaturan diri -manajemen waktu/lingkungan belajar -Pengaturan usaha -pembelajaran dari lingkungan teman -upaya pencarian bantuan * * Prestasi akademik Matematika Prestasi akademik Bahasa Indonesia * keterangan:*signifikan pada p-value<0.05, **sangat signifikan pada p-value<0.001 Pengaruh Gender, Self-efficacy, Self Regulated Learning, dan Karakteristik Keluarga terhadap Prestasi Akademik dalam Pelajaran Matematika dan Bahasa Indonesia Untuk mengetahui pengaruh gender, self-efficacy, self regulated learning, dan karakteristik keluarga terhadap prestasi akademik dalam

25 15 pelajaran Matematika dan Bahasa Indonesia dilakukan uji pengaruh linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa self-efficacy Matematika berpengaruh positif signifikan (β=0.389) terhadap prestasi Matematika, artinya setiap kenaikan self-efficacy Matematika akan menaikan prestasi Matematika sebesar point. Nilai adjust R square menunjukkan bahwa model tersebut hanya menjelaskan 12.6 persen pengaruh self-efficacy terhadap prestasi Matematika dan sisanya dipengaruhi faktor lain yang tidak diteliti. Hasil penelitian menunjukan bahwa gender, self regulated learning, dan karakteristik keluarga tidak berpengaruh signifikan terhadap prestasi akademik Matematika (signifikan>0.05). Gender berpengaruh positif signifikan (β= 0.360) terhadap prestasi Bahasa Indonesia, artinya contoh perempuan cenderung akan menaikkan prestasi Bahasa Indonesia sebesar point. Nilai adjust R square menunjukkan bahwa model tersebut hanya menjelaskan 12.9 persen pengaruh gender terhadap prestasi Bahasa Indonesia, sisanya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti. Sementara self-efficacy Bahasa Indonesia, self regulated learning, dan karakteristik keluarga tidak berpengaruh signifikan terhadap prestasi bahasa Indonesia (signifikan>0.05). Penjelasan mengenai pengaruh gender, self-efficacy, self regulated learning, dan karakteristik keluarga terhadap prestasi akademik Matematika dan Bahasa Indonesia dapat dilihat pada tabel 6. Tabel 6 Pengaruh gender, self-efficacy, self regulated learning, dan karakteristik keluarga terhadap prestasi akademik dalam pelajaran Matematika dan Bahasa Indonesia Variabel Prestasi Matematika Prestasi Bahasa Indonesia Β Sig β Sig Konstanta Gender * Self-efficacy Matematika * - - Self-efficacy Bahasa Indonesia self regulated learning Karakteristik keluarga Besar keluarga Lama pendidikan ayah Lama pendidikan ibu Pendapatan perkapita keluarga R Adj R F Sig * 0.009* Keterangan: *nyata pada signifikan <0.05; **nyata pada signifikan <0.001 PEMBAHASAN Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan self-efficacy, self regulated learning, dan prestasi akademik dalam pelajaran Matematika dan Bahasa Indonesia antara contoh perempuan dan laki-laki. Selain itu, penelitian ini pun bertujuan untuk melihat pengaruh gender, self-efficacy, dan self regulated learning terhadap prestasi akademik dalam pelajaran

26 16 Matematika dan Bahasa Indonesia. Pintrich dan Groot (1990) menyatakan bahwa self-regulation dan self-efficacy merupakan prediktor prestasi yang baik. Remaja mengkonstruk possible self dengan menyatukan apa yang mereka ketahui mengenai trait dan kemampuan mereka serta apa yang mereka tahu tentang skill yang diperlukan untuk menjadi berbagai macam diri yang memungkinkan di masa yang akan datang (Santrock 2007). Ketika remaja memiliki possible self maka terjadi peningkatan prestasi akademik pada mereka (Oyserman & Fryberg dalam Santrock 2007). Possible self adalah suatu suatu prilaku yang sebaiknya dikembangkan oleh remaja. Sebagian psikolog percaya bahwa tingkah laku pada dasarnya dipengaruhi oleh pengalaman lingkungan. Hal ini seperti yang diungkapkan dalam teori belajar sosial. Teori belajar sosial adalah pandangan psikolog yang menekankan tingkah laku, lingkungan, dan kognisi sebagai faktor utama dalam perkembangan (Santrock 2003). Bandura merupakan pionir dalam perkembangan teor belajar sosial dimana ia menjelaskan suatu konsep selfsystem. Self-system adalah suatu set proses kognitif yang individu gunakan dalam mempersepsi, mengevaluasi, dan meregulasi perilakunya sendiri agar sesuai dengan lingkungannya dan efektif dalam mencapai tujuan yang ingin dicapai (Bandura 1978 dalam Friedman & Schustack 2008). Oleh karena itu individu tidak hanya dipengaruhi oleh proses reinforcement eksternal yang disediakan lingkungan tetapi juga ekspektasi, reinforcement, pikiran, rencana, dan tujuan, atau oleh proses internal dari self. Menurut Bandura, kita belajar dengan mengamati apa yang dilakukan oleh orang lain. Melalui belajar observasi (modelling atau imitasi), kita secara kognitif mempresentasikan tingkah laku orang lain dan kemudian mungkin mengambil tingkah laku tersebut. Menurut Bandura tingkah laku dapat mempengaruhi kognisi dan sebaliknya; aktivitas kognitif individu dapat mempengaruhi lingkungan; pengaruh lingkungan dapat mengubah proses pikiran individu dan seterusnya (Santrock 2003). Santrock (2003) dalam bukunya mencotohkan bahwa ketika seorang siswa belajar dengan rajin dan mendapat nilai bagus, maka ia akan menghasilkan pikiran positif mengenai kemampuannya. Konsep inilah yang diperkenalkan oleh Bandura sebagai self-efficacy. Self-efficacy merupakan keyakinan terhadap kemampuan yang dimiliki untuk menghasilkan suatu tingkat performa yang dipengaruhi latihan dan berdampak pada kehidupan (Bandura 1994). Mereka yang memiliki self-efficacy rendah dengan mudah yakin bahwa usaha yang mereka lakukan sia-sia, sehingga mereka cenderung untuk mengalami gejala negatif dari stress. Sementara mereka yang memiliki self-efficacy tinggi akan cenderung untuk melihat tantangan sebagai sesuatu yang dapat diatasi dan akan memberikan kompetensi serta upaya yang cukup (Bandura dalam Avey, Luthans & Jensen 2009). Hasil penelitian menunjukkan bahwa contoh laki-laki memiliki self-efficacy Matematika yang lebih tinggi dibandingkan dengan contoh perempuan. Pajares dan Miller (1994) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa laki-laki memiliki self-efficacy Matematika yang lebih tinggi dibandingkan perempuan. Rendahnya

27 17 performa dan konsep diri pada perempuan membuat mereka menilai rendah kapabilitas diri mereka sendiri (Pajares & Miller 1994). Perempuan cenderung menunjukkan kecemasan yang tinggi pada pelajaran Matematika (Pajares & Miller 1994). Hasil Penelitian menunjukkan bahwa perempuan memiliki kecemasan yang tinggi pada ujian dibandingkan dengan laki-laki. Karakteristik lain dari perempuan yang kadang kala dinyatakan menjadi penyebab kekurangsuksesan mereka (dibandingkan dengan laki-laki) adalah ketakutan terhadap sukses, meskipun demikian fakta empiris mengenai adanya fobia ini tidak terlihat (Friedman & Schustack 2008). Pada masa awal remaja, perempuan menyatakan bahwa mereka lebih banyak mengalami kesedihan, malu, kecemasan, dan menunjukkan emosi yang lebih intens daripada laki-laki (Santrock 2007). Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa dalam pembelajaran dari lingkungan teman perempuan menunjukkan capaian yang lebih tinggi daripada laki-laki. Tuntutan teman sebaya untuk konformitas peran gender menjadi sangat intens pada masa remaja (Santrock 2007). Dalam hubungan pertemanan dan kelompok sebaya anak perempuan, intiminasi adalah hal yang bersikap mendalam. Perempuan lebih memiliki orientasi terhadap hubungan interpersonal dibandingkan dengan laki-laki (Santrock 2007). Perkembangan Bahasa selama masa remaja meliputi peningkatan penguasaan dalam penggunaan kata-kata yang kompleks (Fischer & Lazerson 1984 dalam Santrock 2007). Terdapat perbedaan yang signifikan pada prestasi akademik Bahasa Indonesia antara contoh yang laki-laki dan contoh perempuan, dimana prestasi akademik Bahasa Indonesia contoh perempuan lebih tinggi daripada contoh laki-laki. Kumar dan Lal (2006) mengemukakan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara gender dan kecerdasan, dimana perempuan mendapatkan nilai yang lebih tinggi dibandingkan laki-laki. Hal ini mungkin disebabkan karena anak perempuan lebih banyak menghabiskan waktu untuk belajar sementara anak laki-laki cenderung malas untuk belajar, namun hal ini tidak dapat membuktikan bahwa laki-laki kurang cerdas jika dibandingkan perempuan. Hasil penelitian Martono et al (2009) juga menemukan bahwa perempuan lebih berprestasi daripada laki-laki dikarenakan perempuan lebih termotivasi dan bekerja lebih rajin daripada laki-laki dalam mengerjakan pekerjaan sekolah, kepercayaan diri perempuan lebih bagus daripada laki-laki, dan perempuan lebih suka membaca dibandingkan laki-laki. Coles dan Hall (2002) menemukan bahwa anak laki-laki kurang suka membaca dibandingkan anak perempuan, hasil survey menunjukan respon yang positif signifikan bahwa laki-laki persentasenya lebih rendah (74.5%) dibanding perempuan (81.4%). Sebaliknya, Kurman (2004) dalam penelitiannya menerangkan bahwa tidak terdapat hubungan yang kuat antara perbedaan gender dengan tugas yang bersifat feminin (Bahasa). Hasil penelitian menemukan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara contoh laki-laki dan contoh perempuan dalam self-efficacy Bahasa Indonesia, self regulated learning, dan prestasi Matematika. Ketiga hal ini diluar dugaan karena hasil penelitian sebelumnya menunjukkan hasil yang berlawanan. Mahyuddin et al (2006) menyebutkan bahwa self-efficacy

METODE PENELITIAN Disain, Lokasi dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Disain, Lokasi dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data 19 METODE PENELITIAN Disain, Lokasi dan Waktu Penelitian Disain penelitian adalah cross sectional study, yakni data dikumpulkan pada satu waktu (Singarimbun & Effendi 1995. Penelitian berlokasi di Kota

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan dan sepanjang hidup serta segala situasi hidup yang mempengaruhi pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan dan sepanjang hidup serta segala situasi hidup yang mempengaruhi pertumbuhan BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah salah satu proses penting yang harus didapatkan dalam hidup setiap individu, yang terdiri dari segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Disain, Tempat, dan Waktu Cara Pemilihan Contoh

METODE PENELITIAN Disain, Tempat, dan Waktu Cara Pemilihan Contoh METODE PENELITIAN Disain, Tempat, dan Waktu Penelitian ini berjudul Konsep Diri, Kecerdasan Emosional, Tingkat Stres, dan Strategi Koping Remaja pada Berbagai Model Pembelajaran di SMA. Disain penelitian

Lebih terperinci

METODE Desain, Lokasi dan Waktu Teknik Penarikan Contoh Jenis dan Teknik Pengumpulan Data

METODE Desain, Lokasi dan Waktu Teknik Penarikan Contoh Jenis dan Teknik Pengumpulan Data 29 METODE Desain, Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan desain cross sectional study. Penelitian dilakukan di dua Sekolah Menengah Atas Negeri di Kota Bogor, terdiri dari tiga

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Teoritis 1. Self-Efficacy a. Pengertian Self-Efficacy Self-efficacy menurut Bandura (1997) adalah keyakinan individu mengenai kemampuan dirinya dalam melakukan tugas atau

Lebih terperinci

Kerangka pemikiran oprasional analisis self-esteem, self-efficacy, motivasi belajar dan prestasi akademik siswa disajikan pada gambar 1.

Kerangka pemikiran oprasional analisis self-esteem, self-efficacy, motivasi belajar dan prestasi akademik siswa disajikan pada gambar 1. 20 KERANGKA PEMIKIRAN Menurut seorang pakar ekologi keluarga yaitu Bronfenbrener menyatakan bahwa anak adalah salah sebuah unsur dalam lingkungan. Hal tersebut ditinjau dari sudut pandang dalam perpsektif

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Dengan menggunakan rumus dan margin error 0,1 diperoleh jumlah contoh sebagai berikut:

METODE PENELITIAN. Dengan menggunakan rumus dan margin error 0,1 diperoleh jumlah contoh sebagai berikut: METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Desain penelitian ini adalah cross sectional study dengan metode survei. Penelitian dengan desain cross sectional study adalah penelitian yang dilakukan dengan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. N 1+ Ne 2. n =

METODE PENELITIAN. N 1+ Ne 2. n = 27 METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian cross-sectional dengan metode survei. Penelitian cross-sectional adalah penelitian yang dilakukan

Lebih terperinci

PENGARUH GAYA PENGASUHAN, SELF-EFFICACY, DAN SELF REGULATED LEARNING TERHADAP PRESTASI AKADEMIK REMAJA JULIA THERESYA

PENGARUH GAYA PENGASUHAN, SELF-EFFICACY, DAN SELF REGULATED LEARNING TERHADAP PRESTASI AKADEMIK REMAJA JULIA THERESYA PENGARUH GAYA PENGASUHAN, SELF-EFFICACY, DAN SELF REGULATED LEARNING TERHADAP PRESTASI AKADEMIK REMAJA JULIA THERESYA DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

PENGARUH KARAKTERISTIK KELUARGA, KARAKTERISTIK INDIVIDU, KECERDASAN KOGNITIF, DAN SELF REGULATED LEARNING TERHADAP PRESTASI AKADEMIK REMAJA

PENGARUH KARAKTERISTIK KELUARGA, KARAKTERISTIK INDIVIDU, KECERDASAN KOGNITIF, DAN SELF REGULATED LEARNING TERHADAP PRESTASI AKADEMIK REMAJA PENGARUH KARAKTERISTIK KELUARGA, KARAKTERISTIK INDIVIDU, KECERDASAN KOGNITIF, DAN SELF REGULATED LEARNING TERHADAP PRESTASI AKADEMIK REMAJA RIZKY AMELIA DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN FAKULTAS EKOLOGI

Lebih terperinci

Karakteristik Anak Umur Jenis Kelamin Urutan anak Kepribadian Cita-cita dan tujuan. Tingkat Stres Menghadapi UN SMA Negeri SMA Swasta

Karakteristik Anak Umur Jenis Kelamin Urutan anak Kepribadian Cita-cita dan tujuan. Tingkat Stres Menghadapi UN SMA Negeri SMA Swasta 44 KERANGKA PEMIKIRAN Salah satu ciri yang paling sering muncul pada remaja untuk menjalani penanganan psikologisnya adalah stres. Stres pada remaja yang duduk dibangku sekolah dapat dilanda ketika mereka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu proses dalam rangka mempengaruhi siswa agar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu proses dalam rangka mempengaruhi siswa agar 17 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu proses dalam rangka mempengaruhi siswa agar dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungannya dan dengan demikian akan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Tehnik Pengambilan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Tehnik Pengambilan Contoh 29 METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Desain penelitian ini menggunakan cross sectional study yaitu suatu penelitian yang dilakukan pada saat dan waktu tertentu. Penelitian dilakukan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Jenis dan Teknik Pengambilan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Jenis dan Teknik Pengambilan Contoh 20 METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study, karena data dikumpulkan pada satu waktu dan tidak berkelanjutan dengan sampel yang dipilih khusus

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Lokasi dan Waktu Penelitian Teknik dan Cara Pemilihan Sampel

METODE PENELITIAN Desain, Lokasi dan Waktu Penelitian Teknik dan Cara Pemilihan Sampel 15 METODE PENELITIAN Desain, Lokasi dan Waktu Penelitian Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross-sectional study yaitu suatu teknik pengambilan data yang dilakukan melalui survey lapang

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Cara Pemilihan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Cara Pemilihan Contoh METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study yakni data yang dikumpulkan pada suatu waktu dan tidak berkelanjutan (Singarimbun & Efendi 1995). Penelitian

Lebih terperinci

HUBUNGAN KARAKTERISTIK KELUARGA DAN PEER GROUP DENGAN KARAKTER DAN PERILAKU BULLYING REMAJA KARINA

HUBUNGAN KARAKTERISTIK KELUARGA DAN PEER GROUP DENGAN KARAKTER DAN PERILAKU BULLYING REMAJA KARINA HUBUNGAN KARAKTERISTIK KELUARGA DAN PEER GROUP DENGAN KARAKTER DAN PERILAKU BULLYING REMAJA KARINA DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2012 Hak Cipta

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh 17 METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Desain penelitian ini adalah cross sectional study, yaitu penelitian yang dilakukan pada satu waktu. Pemillihan tempat dilakukan dengan cara pupossive, yaitu

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. SMP Negeri 1 Dramaga. Siswa kelas 8 (9 kelas) Siswa kelas 8.4 dan 8.6 n= siswa laki-laki 30 siswa perempuan

METODE PENELITIAN. SMP Negeri 1 Dramaga. Siswa kelas 8 (9 kelas) Siswa kelas 8.4 dan 8.6 n= siswa laki-laki 30 siswa perempuan 18 METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian interaksi keluarga yang memfokuskan pada interaksi antara ibu dengan anak. Desain yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Disain, Lokasi, dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Disain, Lokasi, dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data 19 METODE PENELITIAN Disain, Lokasi, dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan disain cross sectional study. Penelitian ini dilaksanakan di dua sekolah menengah atas yaitu Sekolah Menengah Atas Negeri

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Disain, Tempat dan Waktu Cara Pemilihan dan Jumlah Contoh

METODE PENELITIAN Disain, Tempat dan Waktu Cara Pemilihan dan Jumlah Contoh 27 METODE PENELITIAN Disain, Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di dalam lingkungan SMA, yaitu dari SMA Negeri 10 sebagai SMA negeri dan SMA Kesatuan sebagai SMA swasta yang ada di Kota Bogor, Jawa

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Pemilihan Pondok Pesantren Modern Purposive. Santri telah tinggal 1 tahun di pondok pesantren. Laki-laki. Perempuan.

METODE PENELITIAN. Pemilihan Pondok Pesantren Modern Purposive. Santri telah tinggal 1 tahun di pondok pesantren. Laki-laki. Perempuan. 27 METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional study yaitu penelitian yang dilakukan dalam satu waktu. Pemilihan tempat dilakukan secara sengaja

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Keterangan : n = jumlah mahasiswa yang diambil N = jumlah populasi mahasiswa program sarjana e = batas kesalahan pengambilan contoh

METODE PENELITIAN. Keterangan : n = jumlah mahasiswa yang diambil N = jumlah populasi mahasiswa program sarjana e = batas kesalahan pengambilan contoh 21 METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian Desain penelitian ini adalah cross sectional study, yaitu penelitian yang dilakukan pada satu waktu atau periode tertentu. Lokasi penelitian dilakukan

Lebih terperinci

Karakteristik TKW Umur Pendidikan Pekerjaan Pendapatan Lama menjadi TKW. Kualitas Perkawinan Kebahagiaan perkawinan Kepuasan Perkawinan

Karakteristik TKW Umur Pendidikan Pekerjaan Pendapatan Lama menjadi TKW. Kualitas Perkawinan Kebahagiaan perkawinan Kepuasan Perkawinan 46 KERANGKA PEMIKIRAN Keluarga Tenaga Kerja Wanita (TKW) merupakan keluarga yang mengalami perpisahan dengan istri dalam jangka waktu yang relatif lama. Ketiadaan istri dalam keluarga menjadi tantangan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN. Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study dengan metode survey di Kelurahan Kertamaya, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor. Pemilihan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Sekolah di Kota Bogor SMAN 1. Kelas Bertaraf Internasional. 12 Laki-laki 24 Perempuan 12 Laki-laki 25 Perempuan

METODE PENELITIAN. Sekolah di Kota Bogor SMAN 1. Kelas Bertaraf Internasional. 12 Laki-laki 24 Perempuan 12 Laki-laki 25 Perempuan 60 METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Desain penelitian ini adalah cross sectional. Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 1 Bogor, Kota Bogor Provinsi Jawa Barat. Lokasi penelitian dilakukan secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dua dasawarsa terakhir ini, perubahan yang terjadi dalam berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dua dasawarsa terakhir ini, perubahan yang terjadi dalam berbagai BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Masalah Dalam dua dasawarsa terakhir ini, perubahan yang terjadi dalam berbagai sektor kehidupan semakin pesat, sebagai dampak dari faktor kemajuan di bidang teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kebutuhan dibentuk oleh lima kebutuhan konatif (conative needs), yang memiliki karakter

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kebutuhan dibentuk oleh lima kebutuhan konatif (conative needs), yang memiliki karakter BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Prestasi menjadi suatu hal yang sangat didambakan oleh banyak orang di era globalisasi saat ini. Ketika seseorang mampu mencapai prestasi yang baik maka akan memunculkan

Lebih terperinci

PENGARUH PEMENUHAN TUGAS PERKEMBANGAN KELUARGA DENGAN ANAK USIA REMAJA TERHADAP PENCAPAIAN TUGAS PERKEMBANGAN REMAJA. Lia Nurjanah

PENGARUH PEMENUHAN TUGAS PERKEMBANGAN KELUARGA DENGAN ANAK USIA REMAJA TERHADAP PENCAPAIAN TUGAS PERKEMBANGAN REMAJA. Lia Nurjanah PENGARUH PEMENUHAN TUGAS PERKEMBANGAN KELUARGA DENGAN ANAK USIA REMAJA TERHADAP PENCAPAIAN TUGAS PERKEMBANGAN REMAJA Lia Nurjanah DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Gambar 2 Kerangka Penarikan Contoh Penelitian. Purposive. Kecamatan Bogor Barat. Purposive. Kelurahan Bubulak

METODE PENELITIAN. Gambar 2 Kerangka Penarikan Contoh Penelitian. Purposive. Kecamatan Bogor Barat. Purposive. Kelurahan Bubulak 25 METODE PENELITIAN Disain, Lokasi, dan Waktu Penelitian Disain yang digunakan dalam penelitian ini adalah kombinasi antara cross sectional study, yaitu penelitian yang hanya dilakukan pada satu waktu

Lebih terperinci

REGULASI DIRI DALAM BELAJAR PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 83 JAKARTA UTARA

REGULASI DIRI DALAM BELAJAR PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 83 JAKARTA UTARA 70 Regulasi Diri Dalam Belajar Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 83 Jakarta Utara REGULASI DIRI DALAM BELAJAR PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 83 JAKARTA UTARA Nurhasanah 1 Moch. Dimyati, M.Pd 2 Dra. Meithy

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Waktu dan Tempat Penelitian Populasi dan Sampel

METODE PENELITIAN Desain, Waktu dan Tempat Penelitian Populasi dan Sampel METODE PENELITIAN Desain, Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksplanasi yang memiliki tujuan untuk menganalisis pengaruh peubah-peubah prediktor (independent variable), yaitu

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN. Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian 17 METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian Penelitian mengenai pengaruh pola penggunaan jejaring sosial terhadap motivasi dan alokasi waktu belajar siswa SMPN 1 Dramaga, menggunakan desain

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Cara Pemilihan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Cara Pemilihan Contoh 23 METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Desain penelitian ini menggunakan cross sectional study yakni data dikumpulkan pada satu waktu untuk memperoleh gambaran karakteristik contoh.

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian Contoh dan Metode Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian Contoh dan Metode Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data 21 METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan desain Cross Sectional Study yaitu penelitian yang dilakukan pada satu waktu dan menggunakan metode survei. Lokasi penelitian

Lebih terperinci

Gambar 1 Kerangka Pemikiran Penelitian. Karakteristik anak 1. jenis kelamin 2. usia. Status Gizi

Gambar 1 Kerangka Pemikiran Penelitian. Karakteristik anak 1. jenis kelamin 2. usia. Status Gizi KERANGKA PEMIKIRAN Perkembangan kognitif merupakan suatu proses psikologis yang terjadi dalam bentuk pengenalan, pengertian, dan pemahaman dengan menggunakan pengamatan, pendengaran, dan pemikiran (Baraja

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN. Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan desain Cross-Sectional Study yaitu penelitian yang dilakukan dengan cepat, lengkap serta dalam satu waktu dan tidak berkelanjutan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Lokasi Teknik Pengambilan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Lokasi Teknik Pengambilan Contoh METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Lokasi Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian yang berjudul Analisis Konsumsi Beras Merah (Oryza nivara) dengan Pendekatan Theory of Planned Behavior (TPB).

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Disain, Lokasi, dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh

METODE PENELITIAN Disain, Lokasi, dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh 32 METODE PENELITIAN Disain, Lokasi, dan Waktu Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian interaksi keluarga yang memfokuskan pada interaksi suami istri. Variabel yang diteliti pada penelitian interaksi

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Cara Pemilihan Contoh

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Cara Pemilihan Contoh 25 METODE PENELITIAN Desain Penelitian Desain penelitian ini adalah cross sectional study dan restrospective. Cross sectional study yaitu penelitian yang dilakukan hanya pada satu waktu tertentu, desain

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Gambar 2 Kerangka pengambilan contoh penelitian. Purposive. Proporsional random sampling. Mahasiswa TPB-IPB 2011/2012 (N=3494)

METODE PENELITIAN. Gambar 2 Kerangka pengambilan contoh penelitian. Purposive. Proporsional random sampling. Mahasiswa TPB-IPB 2011/2012 (N=3494) 19 METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian ini menggunakan desain cross sectional karena pengumpulan data hanya dilakukan pada satu waktu dan tidak berkelanjutan, serta retrospektif karena

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh 25 METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study. Data dikumpulkan untuk meneliti suatu fenomena dalam satu kurun waktu tertentu (Umar 2006).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk hidup yang senantiasa berkembang dan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk hidup yang senantiasa berkembang dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk hidup yang senantiasa berkembang dan mengalami perubahan-perubahan bertahap dalam hidupnya. Sepanjang rentang kehidupannya tersebut,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai lembaga pendidikan formal, sekolah diharapkan mampu. memfasilitasi proses pembelajaran yang efektif kepada para siswa guna

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai lembaga pendidikan formal, sekolah diharapkan mampu. memfasilitasi proses pembelajaran yang efektif kepada para siswa guna BAB I PENDAHULUAN Pada Bab ini diuraikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan asumsi penelitian. A. Latar Belakang Masalah Sebagai lembaga pendidikan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Populasi, Contoh, dan Teknik Penarikan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Populasi, Contoh, dan Teknik Penarikan Contoh METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Desain penelitian ini adalah cross sectional study. Penelitian dilakukan di 6 sekolah yang terdiri dari SMA dan SMK negeri dan swasta di Kota Bogor.

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh 19 METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study, yaitu penelitian yang dilakukan pada satu waktu tertentu. Lokasi penelitian adalah Desa

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Konsep self-efficacy pertama kali dikemukakan oleh Bandura. Self-efficacy

BAB II LANDASAN TEORI. Konsep self-efficacy pertama kali dikemukakan oleh Bandura. Self-efficacy BAB II LANDASAN TEORI A. SELF-EFFICACY 1. Pengertian Self-efficacy Self-efficacy merupakan salah satu kemampuan pengaturan diri individu. Konsep self-efficacy pertama kali dikemukakan oleh Bandura. Self-efficacy

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. masing-masing akan dijelaskan dalam sub bab berikut.

BAB III METODE PENELITIAN. masing-masing akan dijelaskan dalam sub bab berikut. 25 BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini menjelaskan tentang metodologi penelitian dalam penelitian ini, terdiri dari: pendekatan penelitian, variabel penelitian, definisi operasional variabel, subjek

Lebih terperinci

EFIKASI DIRI, DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DAN SELF REGULATED LEARNING PADA SISWA KELAS VIII. Abstract

EFIKASI DIRI, DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DAN SELF REGULATED LEARNING PADA SISWA KELAS VIII. Abstract EFIKASI DIRI, DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DAN SELF REGULATED LEARNING PADA SISWA KELAS VIII Nobelina Adicondro & Alfi Purnamasari Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan Jalan Kapas No. 9 Yogyakarta alfi_purnamasari@yahoo.com.

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Desain, Tempat dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN. Desain, Tempat dan Waktu Penelitian 36 METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan desain Cross Sectional Study dengan metode survey. Penelitian dengan desain Cross Sectional Study yaitu penelitian yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif, yaitu digunakan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif, yaitu digunakan BAB III METODE PENELITIAN 3.1.Metode Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif, yaitu digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada

Lebih terperinci

PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL, KONSEP DIRI, DAN STRATEGI PENGATURAN DIRI DALAM BELAJAR TERHADAP PRESTASI AKADEMIK SISWA SMP ZERVINA RUBYN DEVI SITUMORANG

PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL, KONSEP DIRI, DAN STRATEGI PENGATURAN DIRI DALAM BELAJAR TERHADAP PRESTASI AKADEMIK SISWA SMP ZERVINA RUBYN DEVI SITUMORANG PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL, KONSEP DIRI, DAN STRATEGI PENGATURAN DIRI DALAM BELAJAR TERHADAP PRESTASI AKADEMIK SISWA SMP ZERVINA RUBYN DEVI SITUMORANG DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN FAKULTAS EKOLOGI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hanya membekali siswa dengan kemampuan akademik atau hard skill,

BAB I PENDAHULUAN. hanya membekali siswa dengan kemampuan akademik atau hard skill, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peran penting dalam kemajuan suatu bangsa, termasuk di Indonesia. Pendidikan kejuruan, atau yang sering disebut dengan Sekolah Menengah Kejuruan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Disain, Tempat, dan Waktu Penelitian Populasi dan Teknik Penarikan Contoh

METODE PENELITIAN Disain, Tempat, dan Waktu Penelitian Populasi dan Teknik Penarikan Contoh METODE PENELITIAN Disain, Tempat, dan Waktu Penelitian Disain yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional study, artinya data penelitian dikumpulkan pada satu periode waktu tertentu. Penelitian

Lebih terperinci

pengetahuan, dan sikap akan berhubungan dengan perilaku pembelian buku bajakan. Kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 3.

pengetahuan, dan sikap akan berhubungan dengan perilaku pembelian buku bajakan. Kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 3. 17 KERANGKA PEMIKIRAN Perguruan tinggi merupakan komunitas yang terdiri dari orang-orang intelektual dalam berbagai aktivitas akademis. Perguruan tinggi memiliki peran strategis dan sangat penting sebagai

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Peneliti menggunakan dua variabel dalam penelitian ini, yaitu:

BAB 3 METODE PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Peneliti menggunakan dua variabel dalam penelitian ini, yaitu: BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Hipotesis 3.1.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Peneliti menggunakan dua variabel dalam penelitian ini, yaitu: A. Variabel X: academic locus

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Contoh dan Cara Pengambilan Contoh

METODE PENELITIAN. Contoh dan Cara Pengambilan Contoh 35 METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Desain penelitian adalah cross sectional study. Penelitian ini dilakukan di Kota Bogor untuk mewakili wilayah perkotaan dan Kabupaten Bogor untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di bidang tekhnologi, ilmu pengetahuan, ekonomi, dan pendidikan. Perubahan

BAB I PENDAHULUAN. di bidang tekhnologi, ilmu pengetahuan, ekonomi, dan pendidikan. Perubahan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada tahun-tahun terakhir terjadi perubahan yang semakin pesat dalam berbagai sektor kehidupan. Perubahan tersebut terjadi sebagai dampak dari kemajuan di

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif. Yakni penelitian dengan pendekatan kuantitatif menekankan analisisnya pada pola-pola numerikal (angka)

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU-SISWA DENGAN SELF-REGULATED LEARNING PADA SISWA SMAN 9 SEMARANG

HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU-SISWA DENGAN SELF-REGULATED LEARNING PADA SISWA SMAN 9 SEMARANG HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU-SISWA DENGAN SELF-REGULATED LEARNING PADA SISWA SMAN 9 SEMARANG Lucky Rianatha 1, Dian Ratna Sawitri 2 1,2 Fakultas Psikologi,Universitas Diponegoro Jl. Prof.

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN. Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian 19 METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan desain retrospektif dan cross sectional karena data yang diambil berkenaan dengan pengalaman masa lalu yaitu saat keluarga

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI GIZI MASYARAKAT DAN SUMBERDAYA KELUARGA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

PROGRAM STUDI GIZI MASYARAKAT DAN SUMBERDAYA KELUARGA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR PENGARUH STIMULASI PSIKOSOSIAL, PERKEMBANGAN KOGNITIF, DAN PERKEMBANGAN SOSIAL EMOSI TERHADAP PERKEMBANGAN BAHASA ANAK USIA PRASEKOLAH DI KABUPATEN BOGOR GIYARTI PROGRAM STUDI GIZI MASYARAKAT DAN SUMBERDAYA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat menentukan bagi. dan negara. Contoh peran pendidikan yang nyata bagi perkembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat menentukan bagi. dan negara. Contoh peran pendidikan yang nyata bagi perkembangan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peranan yang sangat menentukan bagi perkembangan dan perwujudan diri individu, terutama bagi pembangunan bangsa dan negara. Contoh peran

Lebih terperinci

Disain, Lokasi, dan Waktu Penelitian

Disain, Lokasi, dan Waktu Penelitian 37 METODE PENELITIAN Disain, Lokasi, dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan disain cross sectional study yaitu data dikumpulkan pada satu waktu tidak berkelanjutan untuk memperoleh karakteristik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN.1 Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian dilakukan di Madrasah Tsanawiyah Negeri Medan, Medan Estate Deli Serdang dan waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Mei- Juni

Lebih terperinci

Bab 4. Hasil Penelitian Gambaran subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin. belajar dan self regulation yaitu siswa yang berjenis kelamin

Bab 4. Hasil Penelitian Gambaran subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin. belajar dan self regulation yaitu siswa yang berjenis kelamin Bab 4 Hasil Penelitian 4.1 Gambaran profil subjek 4.1.1 Gambaran subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin Subjek yang ikut mengisi kuesioner penelitian motivasi belajar dan self regulation yaitu siswa

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori yang akan dibahas dalam bab ini adalah teori mengenai self-efficacy dan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori yang akan dibahas dalam bab ini adalah teori mengenai self-efficacy dan BAB 2 LANDASAN TEORI Teori yang akan dibahas dalam bab ini adalah teori mengenai self-efficacy dan prestasi belajar. 2.1 Self-Efficacy 2.1.1 Definisi self-efficacy Bandura (1997) mendefinisikan self-efficacy

Lebih terperinci

PENGARUH KONFORMITAS DAN HARGA DIRI TERHADAP KECENDERUNGAN MENJADI KORBAN KEKERASAN (BULLYING VICTIM) PADA REMAJA

PENGARUH KONFORMITAS DAN HARGA DIRI TERHADAP KECENDERUNGAN MENJADI KORBAN KEKERASAN (BULLYING VICTIM) PADA REMAJA PENGARUH KONFORMITAS DAN HARGA DIRI TERHADAP KECENDERUNGAN MENJADI KORBAN KEKERASAN (BULLYING VICTIM) PADA REMAJA NUR IKHSANIFA Fakultas Psikologi Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda INTISARI Penelitian

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. responden disetiap rangkap kuesioner yang terdiri dari :

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. responden disetiap rangkap kuesioner yang terdiri dari : BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Statistik Deskriptif Subyek Penelitian Sebelum melakukan pengujian statistik terlebih dahulu penelitit melihat profil remaja sebagai responden. Peneliti menyertakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian No.Daftar : 056/S/PPB/2012 Desi nur hidayati,2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian No.Daftar : 056/S/PPB/2012 Desi nur hidayati,2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Di era globalisasi yang semakin berkembang, perlu dipersiapkan sumber daya manusia yang semakin kompeten dan berkualitas yang mampu menghadapi tantangan

Lebih terperinci

HASIL BELAJAR KOGNITIF BIOLOGI DIPREDIKSI DARI EMOTIONAL QUOTIENT

HASIL BELAJAR KOGNITIF BIOLOGI DIPREDIKSI DARI EMOTIONAL QUOTIENT HASIL BELAJAR KOGNITIF BIOLOGI DIPREDIKSI DARI EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DAN KESIAPAN BELAJAR SISWA KELAS X SMA NEGERI 7 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI Oleh : RESTY HERMITA NIM K4308111 FAKULTAS

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Kota (n=20) Kabupaten (n=27) Purposive. Gambar 2 Cara Penarikan Contoh Penelitian. SDN Akreditasi A Penjaja (n=11)

METODE PENELITIAN. Kota (n=20) Kabupaten (n=27) Purposive. Gambar 2 Cara Penarikan Contoh Penelitian. SDN Akreditasi A Penjaja (n=11) METODE PENELITIAN Disain, Tempat, dan Waktu Penelitian ini desain Cross Sectional Study yaitu mengumpulkan informasi dengan satu kali survei yang dilakukan di empat sekolah dasar dengan karakteristik mutu

Lebih terperinci

3. MASALAH, HIPOTESIS DAN METODE PENELITIAN

3. MASALAH, HIPOTESIS DAN METODE PENELITIAN 30 3. MASALAH, HIPOTESIS DAN METODE PENELITIAN Pada bab ini akan diuraikan tentang masalah dan metode penelitian yang terdiri dari masalah penelitian, variabel penelitian, hipotesis penelitian, subyek

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. mengenai bagaimana individu menjadi regulator atau pengatur bagi dirinya sendiri.

BAB 2 LANDASAN TEORI. mengenai bagaimana individu menjadi regulator atau pengatur bagi dirinya sendiri. BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Self Regulated Learning 2.1.1. Definisi Self Regulated Learning Menurut Zimmerman (1988), Self regulated learning adalah sebuah konsep mengenai bagaimana individu menjadi regulator

Lebih terperinci

RATIH DEWI PUSPITASARI K

RATIH DEWI PUSPITASARI K HUBUNGAN ANTARA IQ, MOTIVASI BELAJAR DAN PEMANFAATAN SARANA PRASARANA PEMBELAJARAN DENGAN HASIL BELAJAR KOGNITIF BIOLOGI SISWA KELAS X SMA NEGERI 7 SURAKARTA SKRIPSI Oleh: RATIH DEWI PUSPITASARI K4308021

Lebih terperinci

Bab 3 METODE PENELITIAN

Bab 3 METODE PENELITIAN Bab 3 METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan dan Metodologi Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode kuantitatif. Dengan metode kuantitatif ini diharapkan dapat memberikan penjelasan mengenai perilaku

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. = = 95,34 ~ 96 orang

METODE PENELITIAN. = = 95,34 ~ 96 orang METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan desain crosssectional karena data dikumpulkan dan diteliti pada satu waktu dan tidak berkelanjutan. Metode yang digunakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Banyak orang yang mengatakan masa remaja adalah masa yang paling

BAB 1 PENDAHULUAN. Banyak orang yang mengatakan masa remaja adalah masa yang paling 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Banyak orang yang mengatakan masa remaja adalah masa yang paling menyenangkan. Dimana individu tersebut tidak lagi dianggap sebagai anak-anak, mulai diberi kebebasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik, untuk membentuk Sumber Daya Manusia yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik, untuk membentuk Sumber Daya Manusia yang berkualitas. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia yang selalu berkembang dan berubah sesuai dengan perubahan zaman. Saat ini pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah individu yang selalu belajar. Individu belajar berjalan, berlari,

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah individu yang selalu belajar. Individu belajar berjalan, berlari, BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Manusia adalah individu yang selalu belajar. Individu belajar berjalan, berlari, dan lain-lain. Setiap tugas dipelajari secara optimal pada waktu-waktu tertentu

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Cara Pemilihan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Cara Pemilihan Contoh 23 METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Desain penelitian ini adalah cross-sectional study yaitu penelitian yang dilakukan dalam satu waktu tertentu. Lokasi penelitian dipilih secara purposive dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. disebabkan karena masa remaja dikenal sebagai masa untuk mencari identitas dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. disebabkan karena masa remaja dikenal sebagai masa untuk mencari identitas dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Membicarakan remaja seperti tidak akan pernah ada habisnya, hal ini disebabkan karena masa remaja dikenal sebagai masa untuk mencari identitas dan eksistensi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejalan dengan upaya peningkatan mutu pendidikan kiranya perlu diperhatikan masalah pencapaian prestasi siswa, karena dalam lembaga pendidikan prestasi belajar

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. variabel keaktifan bertanya dengan berpikir kreatif siswa. dan berpikir kreatif sebagai variabel dependen (terikat).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. variabel keaktifan bertanya dengan berpikir kreatif siswa. dan berpikir kreatif sebagai variabel dependen (terikat). 62 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian kuantitatif korelasional dimana penelitian yang akan dilaksanakan adalah penelitian yang ditujukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akademik dan/atau vokasi dalam sejumlah ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau seni

BAB I PENDAHULUAN. akademik dan/atau vokasi dalam sejumlah ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau seni 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Universitas adalah perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan akademik dan/atau vokasi dalam sejumlah ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau seni dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Jurusan Psikologi

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Jurusan Psikologi BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Jurusan Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia

Lebih terperinci

PENGARUH GAYA PENGASUHAN, MOTIVASI, DAN STRATEGI PENGATURAN DIRI DALAM BELAJAR TERHADAP PRESTASI AKADEMIK REMAJA NURAINI NOVIANTI

PENGARUH GAYA PENGASUHAN, MOTIVASI, DAN STRATEGI PENGATURAN DIRI DALAM BELAJAR TERHADAP PRESTASI AKADEMIK REMAJA NURAINI NOVIANTI i PENGARUH GAYA PENGASUHAN, MOTIVASI, DAN STRATEGI PENGATURAN DIRI DALAM BELAJAR TERHADAP PRESTASI AKADEMIK REMAJA NURAINI NOVIANTI DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 24 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Subyek Penelitian Subyek dalam penelitian ini adalah 113 pasang antara siswa kelas tujuh (56 siswa laki-laki dan 57 siswa perempuan) yang berasal dari dua SMP di Bekasi

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang. Nasional Pendidikan merupakan kriteria minimal tentang sistem pendidikan di

BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang. Nasional Pendidikan merupakan kriteria minimal tentang sistem pendidikan di BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Peraturan pemerintah No. 19 tahun 2005 menyebutkan bahwa Standar Nasional Pendidikan merupakan kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. mahasiswa fakultas psikologi dan kesehatan yang sedang mengambil program

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. mahasiswa fakultas psikologi dan kesehatan yang sedang mengambil program BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Subyek Responden dalam penelitian ini diambil dari jumlah populasi mahasiswa fakultas psikologi dan kesehatan yang sedang mengambil program dan mengerjakan

Lebih terperinci

Strategi Koping Fungsi Ekonomi: Strategi penghematan Strategi penambahan pendapatan. Dukungan Sosial: Keluarga Besar Tetangga. Input Throughput Output

Strategi Koping Fungsi Ekonomi: Strategi penghematan Strategi penambahan pendapatan. Dukungan Sosial: Keluarga Besar Tetangga. Input Throughput Output 34 KERANGKA PEMIKIRAN Kemiskinan yang melanda bangsa Indonesia selama bertahun-tahun menimbulkan dampak negatif bagi masyarakat Indonesia. Salah satunya adalah meningkatnya harga kebutuhan pokok yang mengakibatkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Dalam melaksanakan penelitian ini, peneliti melakukan penelitian di lingkungan Kampus Universitas Pendidikan

Lebih terperinci

ANALISIS PERSEPSI DAN SIKAP TERHADAP PERAN GENDER PADA MAHASISWA FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR NI NYOMAN SUSI RATNA DEWANTI

ANALISIS PERSEPSI DAN SIKAP TERHADAP PERAN GENDER PADA MAHASISWA FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR NI NYOMAN SUSI RATNA DEWANTI ANALISIS PERSEPSI DAN SIKAP TERHADAP PERAN GENDER PADA MAHASISWA FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR Oleh: NI NYOMAN SUSI RATNA DEWANTI PROGRAM STUDI GIZI MASYARAKAT DAN SUMBERDAYA KELUARGA

Lebih terperinci

PENGARUH PENGASUHAN, SELF EFFICACY, DAN KECEMASAN TERHADAP PRESTASI AKADEMIK SISWA SMP TRI SUSANDARI

PENGARUH PENGASUHAN, SELF EFFICACY, DAN KECEMASAN TERHADAP PRESTASI AKADEMIK SISWA SMP TRI SUSANDARI PENGARUH PENGASUHAN, SELF EFFICACY, DAN KECEMASAN TERHADAP PRESTASI AKADEMIK SISWA SMP TRI SUSANDARI ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014 PERNYATAAN

Lebih terperinci

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN F ASILITAS PEMBELAJARAN DENGAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP (PLH)

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN F ASILITAS PEMBELAJARAN DENGAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP (PLH) HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN F ASILITAS PEMBELAJARAN DENGAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP (PLH) (Studi pada Siswa Kelas VIII SMPN 1 Langkaplancar Kabupaten Pangandaran Tahun Pelajaran 2013/2014)

Lebih terperinci

PENGARUH TEMAN SEBAYA, EFIKASI DIRI, DAN PROKRASTINASI AKADEMIK TERHADAP PRESTASI AKADEMIK REMAJA DI WILAYAH PERDESAAN YUANA ZAHRA

PENGARUH TEMAN SEBAYA, EFIKASI DIRI, DAN PROKRASTINASI AKADEMIK TERHADAP PRESTASI AKADEMIK REMAJA DI WILAYAH PERDESAAN YUANA ZAHRA PENGARUH TEMAN SEBAYA, EFIKASI DIRI, DAN PROKRASTINASI AKADEMIK TERHADAP PRESTASI AKADEMIK REMAJA DI WILAYAH PERDESAAN YUANA ZAHRA DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sugiyono (2008:119) mengemukakan bahwa metode komparatif atau ex post facto

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sugiyono (2008:119) mengemukakan bahwa metode komparatif atau ex post facto BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, karena dalam proses penelitiannya menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Populasi dan Teknik Pengambilan Contoh

METODE PENELITIAN. Populasi dan Teknik Pengambilan Contoh METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan desain cross sectional study, yaitu data dikumpulkan pada satu waktu untuk memperoleh gambaran

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perguruan tinggi adalah pengalaman baru yang menuntut siswa untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Perguruan tinggi adalah pengalaman baru yang menuntut siswa untuk BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perguruan tinggi adalah pengalaman baru yang menuntut siswa untuk menggunakan cara-cara baru dan strategi yang matang sejak awal perkuliahan hingga akhir perkuliahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah penelitian korelasional. Menurut Arikunto (2002) penelitian korelasi bertujuan untuk menemukan ada tidaknya

Lebih terperinci