MASALAH PENDISTRIBUSIAN BARANG MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN LINEAR INTEGER ANGGUN ARYANTI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MASALAH PENDISTRIBUSIAN BARANG MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN LINEAR INTEGER ANGGUN ARYANTI"

Transkripsi

1 MASALAH PENDISTRIBUSIAN BARANG MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN LINEAR INTEGER ANGGUN ARYANTI DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014

2

3 PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Masalah Pendistribusian Barang menggunakan Pemrograman Linear Integer adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Maret 2014 Anggun Aryanti NIM G

4 ABSTRAK ANGGUN ARYANTI. Masalah Pendistribusian Barang Menggunakan Pemrograman Linear Integer. Dibimbing oleh PRAPTO TRI SUPRIYO dan FARIDA HANUM. Salah satu hal penting dalam pendistribusian barang adalah penentuan skenario pendistribusian barang yang meminimumkan total waktu perjalanan dari perusahaan ke distributor-distributor. Permasalahan ini dapat dimodelkan sebagai suatu Pemrograman Linear Integer (PLI). Model ini diimplementasikan untuk kasus pengiriman produk berupa manisan kepada lima distributor dalam 12 periode pengiriman dengan kendala antara lain adalah banyaknya persediaan barang di distributor, penggunaan barang yang tidak melebihi persediaan, kapasitas penyimpanan barang di distributor, masa kadaluarsa barang, dan durasi maksimum tiap periode pengiriman. Perusahaan akan melakukan pengiriman barang kepada setiap distributor untuk memenuhi kebutuhan konsumen melalui rute yang sudah ditetapkan urutannya. Dengan model ini dihasilkan perjalanan yang terjadi dari perusahaan ke distributor-distributor hingga kembali ke perusahaan dalam tiap periode pengiriman beserta banyaknya barang yang dikirimkan ke setiap distributor. Kata kunci: meminimumkan waktu perjalanan, pemrograman linear integer, pendistribusian barang ABSTRACT ANGGUN ARYANTI. The Problem of Product Distribution using Integer Linear Programming. Supervised by PRAPTO TRI SUPRIYO and FARIDA HANUM. One of the important things in determining the distribution of products is searching distribution scenario that minimizes the total travel time from the depot to distributors, where the problem can be modeled as an Integer Linear Programming (ILP). In this work, we implemented the model to a candy company, where we had to deliver products to 5 distributors within 12 periods. Constraints should be considered are distributor inventory level, warehouse capacity, demandsupply balance, expiration date of product, and the maximum duration of each period of delivery. We here assumed that the delivery process to distributors is conducted through a predetermined order. The output of this model includes the retour trip between depot and distributors as well as the delivered amount of products in each period. Key words: distribution of products, integer linear programming, minimize time traveling

5 MASALAH PENDISTRIBUSIAN BARANG MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN LINEAR INTEGER ANGGUN ARYANTI Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana sains pada Departemen Matematika DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014

6

7 Judul Skripsi : Masalah Pendistribusian Barang menggunakan Pemrograman Linear Integer Nama : Anggun Aryanti NIM : G Disetujui oleh Drs Prapto Tri Supriyo, MKom Pembimbing I Dra Farida Hanum, MSi Pembimbing II Diketahui oleh Dr Toni Bakhtiar, MSc Ketua Departemen Tanggal Lulus:

8 Judul Skripsi: Masalah Pendistribusian Barang menggunakan Pemrograman Linear Integer Nama : Anggun Aryanti NIM : G Disetujui oleh ::'v 1 Drs Prapto Tri Supriyo, MKom Pembimbing I Dra Farida Hanum, MSi Pembimbing II...,.... Ketua Departemen Tanggal Lulus: '2B MAR 2(J14

9 PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta ala atas segala karunia-nya sehingga penelitian dengan judul Masalah Pendistribusian Barang menggunakan Pemrograman Linear Integer dapat diselesaikan. Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Drs Prapto Tri Supriyo, MKom dan Ibu Dra Farida Hanum, MSi selaku pembimbing, serta Bapak Muhammad Ilyas, MSi MSc yang telah banyak memberi saran. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada ayah, ibu, serta seluruh keluarga, atas segala doa dan kasih sayangnya. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat. Bogor, Maret 2014 Anggun Aryanti

10 DAFTAR ISI DAFTAR TABEL PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 Tujuan Penelitian 1 TINJAUAN PUSTAKA 2 MASALAH PENDISTRIBUSIAN BARANG 3 Deskripsi Masalah 3 Formulasi Masalah 3 IMPLEMENTASI MODEL 5 SIMPULAN DAN SARAN 11 Simpulan 11 Saran 11 DAFTAR PUSTAKA 12 LAMPIRAN 12 RIWAYAT HIDUP 25 vi

11 DAFTAR TABEL 1 Kuantitas barang yang dibutuhkan distributor 6 2 Waktu tempuh yang dibutuhkan (w t ij ) pada setiap periode (t) 6 3 Kuantitas barang yang dikirim perusahaan kepada setiap distributor 9 4 Banyaknya persediaan barang di distributor 9 5 Penyaluran barang yang terjadi pada proses pendistribusian barang 9

12 PENDAHULUAN Latar Belakang Sistem distribusi barang merupakan salah satu pendukung utama setelah proses produksi. Hasil produksi atau produk dikirimkan kepada konsumen untuk dipasarkan dengan tujuan memudahkan pemasaran produk. Tidak adanya kontrol terhadap pendistribusian barang dapat menyebabkan kerugian bagi perusahaan. Distribusi akan melibatkan pergerakan dan penyimpanan produk dari perusahaan ke konsumen dengan pertambahan nilai dari produk (Tersine 1994). Salah satu aspek yang dapat memengaruhi keberhasilan suatu perusahaan dalam bertahan dan bersaing adalah proses sistem distribusi. Pendistribusian ini mempunyai tujuan menyalurkan produk yang dihasilkan perusahaan untuk dapat dinikmati oleh para konsumen. Konsumen-konsumen yang tersebar secara tidak tertata menyebabkan perusahaan sulit untuk mendistribusikan produknya sehingga perusahaan menempatkan produknya di berbagai lokasi yang mendekati konsumen. Dalam melakukan pendistribusian barang menuju pihak distributor, sebuah kendaraan pendistribusi barang tidak hanya melayani satu distributor saja, namun harus melayani beberapa distributor sekaligus. Wilayah-wilayah distributor yang berbeda menyebabkan suatu kendaraan pendistribusi barang harus menentukan rute perjalanan yang akan dilaluinya sebelum melakukan perjalanan pendistribusian barang. Penentuan rute yang akan diambil harus sesuai dengan jarak terbaik antara distributor satu dengan distributor yang lainnya agar waktu tempuh minimum. Selain rute, lamanya waktu tempuh, dan masa kadaluarsa barang juga harus diperhatikan. Tiga hal tersebut menjadi sangat penting, karena pendistribusian barang yang tidak tertata dengan baik akan memengaruhi harga produk. Naiknya harga jual produk dapat menurunkan minat dan daya beli konsumen terhadap produk tersebut. Menurunnya tingkat penjualan produk pada akhirnya dapat mengancam kelangsungan hidup usaha dari sebuah perusahaan. Tujuan Penelitian Tujuan penulisan karya ilmiah ini ialah memodelkan masalah rute pendistribusian barang ke distributor sehingga total waktu perjalanan minimum menggunakan Pemrograman Linear Integer (PLI) dan menyelesaikannya dengan LINGO Dalam karya ilmiah ini akan diformulasikan masalah pendistribusian barang ke dalam integer programming yang dimodifikasi dari model dalam artikel yang berjudul Delivery Strategies for Blood Products Supplies ditulis oleh Vera Hemmelmayr, Karl F. Doerner, Richard F. Hartl dan Martin W. P. Savelsbergh tahun 2009.

13 2 TINJAUAN PUSTAKA Permasalahan pendistribusian barang dari suatu perusahaan ke para konsumen dapat diformulasikan sebagai suatu Vehicle Routing Problem (VRP). Dengan VRP dapat diperoleh suatu rute dengan jarak atau total biaya pendistribusian yang seminimum mungkin. Rute tersebut merupakan rute kendaraan yang mengunjungi setiap pelanggan tepat satu kali dengan mempertimbangkan kendala-kendala yang ada. Lebih dari 40 tahun yang lalu Dantzig dan Ramser memperkenalkan masalah yang terjadi pada tahun Mereka menggambarkan sebuah aplikasi dunia nyata mengenai pengiriman bensin untuk pusat pelayanan dan mengusulkan formulasi pemrograman matematika yang pertama dan pendekatan algoritmik. Beberapa tahun kemudian, pada tahun 1964 Clarke dan Wright mengusulkan heuristik greedy efektif, peningkatan dari pendekatan Dantzig-Ramser. Setelah dua makalah ini, ratusan model dan algoritme diusulkan untuk solusi optimal dan perkiraan versi yang berbeda dari VRP. Puluhan paket untuk solusi dari berbagai VRP dunia nyata kini tersedia. Contoh VRP terbesar yang dapat diselesaikan secara konsisten dengan algoritma yang tepat dan paling efektif sejauh ini hanya untuk sekitar 50 pelanggan, sedangkan contoh yang lebih besar dapat diselesaikan secara optimal hanya pada kasus tertentu (Toth dan Vigo 2002). Selain VRP masalah pendistribusian barang juga dapat diformulasikan menggunakan Multi Periode Single Sourcing Problem (MPSSP). MPSSP adalah masalah menemukan penempatan yang tepat, dari waktu ke waktu, dari pelanggan ke gudang sehingga setiap pelanggan dihubungkan dengan tepat satu gudang di setiap periode, sesuai dengan keterbatasan kapasitas, sehingga total biaya transportasi dan persediaan diminimalkan (Romeijn dan Morales 1998). MPSSP merupakan bagian dari masalah rantai suplai. Dalam MPSSP setiap titik permintaan dipenuhi oleh tepat satu sumber dengan memperhatikan kapasitasnya. Jaringan distribusi dianggap terdiri dari seperangkat fasilitas produksi dan penyimpanan, dan satu set pelanggan yang tidak mempunyai persediaan. Dengan memperhatikan kapasitas produksi, permintaan setiap pelanggan harus dihubungkan dengan fasilitas tunggal dalam setiap periode. Hal ini berhubungan dengan penempatan pelanggan untuk fasilitas, lokasi, waktu, dan ukuran persediaan (Romeijn dan Morales 1998). Diasumsikan bahwa setiap pabrik telah memiliki kapasitas yang telah diketahui dan terbatas dalam waktu yang berbeda-beda. Diasumsikan pula bahwa setiap gudang yang terhubung memiliki kapasitas dan penyaluran yang tidak terbatas. Dengan kata lain, diasumsikan bahwa kapasitas gudang cukup untuk mampu menyimpan akumulasi produksi dari pabrik-pabrik yang terhubung, bahkan jika pabrik memproduksi kapasitas penuh dalam setiap periode. Kapasitas penyaluran dari gudang juga cukup besar untuk mampu memenuhi berbagai kombinasi permintaan pelanggan yang dihubungkan dengan gudang tersebut. Jadi, setiap pelanggan perlu untuk ditempatkan ke fasilitas tertentu pada setiap periode (Romeijn dan Morales 1998).

14 3 MASALAH PENDISTRIBUSIAN BARANG Deskripsi Masalah Masalah pendistribusian barang yang dimaksud dalam karya ilmiah ini adalah masalah penentuan rute kendaraan dalam melakukan pengiriman barang dari perusahaan ke beberapa distributor hingga kembali ke perusahaan awal untuk meminimumkan total waktu perjalanan sehingga kendala-kendala yang terkait terpenuhi. Dalam meminimumkan waktu perjalanan, hal yang harus dipertimbangkan adalah masa kadaluarsa produk dan lamanya waktu perjalanan dari perusahaan ke beberapa distributor hingga kembali ke perusahaan. Banyaknya barang yang disimpan tidak boleh melampaui kapasitas penyimpanan distributor, dan barang yang disimpan itu selanjutnya akan dikirimkan kembali oleh distributor kepada konsumen pada periode selanjutnya selama tidak melewati masa kadaluarsa barang. Dalam setiap periode pengiriman barang perusahaan akan mengirimkan barang kepada distributor yang membutuhkan barang, jika suatu distributor tidak membutuhkan barang maka perusahaan akan mengirimkan barang ke distributor lain yang membutuhkan barang sebelum kembali ke perusahaan. Kunjungan ke setiap distributor bergantung pada permintaan distributor ke perusahaan. Keadaan ini memengaruhi penurunan biaya pengiriman, tetapi tetap harus diperhatikan dengan cermat pendistribusian barang ini agar pengiriman produk ke distributor terpenuhi setiap waktu dan banyaknya produk yang rusak seminimal mungkin. Dalam karya ilmiah ini, akan ditentukan total waktu perjalanan minimum dalam melakukan pendistribusian produk manisan dari perusahaan ke distributordistributor dengan mempertimbangkan kebutuhan barang di distributor, banyaknya barang yang dikirimkan ke distributor, lamanya pengiriman, dan masa kadaluarsa barang. Formulasi Masalah Masalah pendistribusian barang ini dapat diformulasikan sebagai suatu Pemrograman Linear Integer (PLI). Model dalam kasus ini menggunakan indeks, parameter dan variabel keputusan sebagai berikut: Indeks i = 1, 2,..., n, merupakan indeks untuk distributor, dengan i = 1 merupakan perusahaan tempat awal rute pendistribusian. j = 2, 3,..., n+1, merupakan indeks untuk distributor, dengan j = n+1 merupakan perusahaan tempat akhir rute pendistribusian. t = 1, 2,..., T, merupakan indeks untuk periode. Parameter t I i = banyaknya persediaan barang di distributor i pada periode t t u i = banyaknya barang yang dibutuhkan distributor i untuk memenuhi kebutuhan konsumen pada periode t

15 4 = banyaknya barang yang dikirim perusahaan ke distributor i pada periode t w ij = waktu tempuh dari distributor i ke distributor j C i = kapasitas penyimpanan di distributor i s i = lamanya bongkar muat di distributor i D = durasi maksimum tiap rute K 1 = lamanya penyimpanan barang K 2 = masa kadaluarsa barang d i t Variabel Keputusan t 1, jika distributor i dikunjungi pada periode t y i = { 0, jika selainnya t 1, jika terdapat perjalanan dari distributor i ke distributor j pada periode t x ij = { 0, jika selainnya z t 1, jika terdapat pengiriman barang pada periode t = { 0, jika selainnya Fungsi Objektif t min w ij x ij t yaitu meminimumkan total waktu perjalanan pendistribusian barang dari perusahaan ke distributor-distributor hingga kembali ke perusahaan. Kendala 1. Persediaan barang suatu distributor di periode selanjutnya ditentukan oleh persediaan barang di periode sekarang, kebutuhan barang dan kiriman barang dari perusahaan. I t+1 i = I t i u t i + d t i, i = 1,, n, t = 1,, T 2. Kebutuhan barang di beberapa periode selanjutnya tidak melebihi persediaan. t+k 1 1 I t s i u i, i = 1,, n, t = 1,, T s=t 3. Persediaan barang tidak kurang dari persediaan mula-mula. I t i I 1 i, i = 1,, n, t = 1,, T 4. Persediaan barang tidak melebihi kapasitas penyimpanan distributor. I t i C i, i = 1,, n, t = 1,, T 5. Persediaan barang harus habis sebelum masa kadaluarsa. t+k 2 1 I t s i u i, i = 1,, n, t = 1,, T s=t 6. Banyaknya barang yang dikirimkan ke distributor tidak melebihi kapasitas penyimpanan distributor. d i t C i y i t, i = 1,, n, t = 1,, T i,j

16 7. Pengiriman dilakukan secara berurut dimulai dari distributor dengan indeks kecil kemudian dilanjutkan dengan distributor berindeks yang lebih besar. Penentuan indeks ini diperoleh dari solusi masalah Travelling Salesman Problem (TSP). x t ij j 1 y t i + y t t j 1 y k, i = 0,, n, j = 1,..., n + 1, t = 1,, T k=i+1 Perusahaan akan mengirimkan barang ke Distributor 1 jika Distributor 1 membutuhkan kiriman barang, jika Distributor 1 tidak membutuhkan kiriman barang maka perusahaan akan langsung mengirimkan barang ke Distributor 2 tanpa melalui Distributor 1 terlebih dahulu, kemudian dilanjutkan ke Distributor 2 jika Distributor 2 juga membutuhkan kiriman barang, jika tidak perusahaan akan langsung mengirimkan barang ke Distributor 3 tanpa melalui Distributor 2 terlebih dahulu, lalu distributor-distributor lain secara berurut hingga ke Distributor n kemudian kembali ke Perusahaan. Perusahaan tidak melakukan kiriman barang secara acak, misal mengirimkan barang ke Distributor 5 terlebih dahulu kemudian mengirimkan ke Distributor 2, lalu ke Distributor 4 kemudian kembali ke perusahaan. 8. Lamanya pengiriman tidak melebihi durasi maksimum. n n+1 w ij x t ij i=1 j=2 n + y t i s i D, t = 1,, T i=1 9. Perusahaan selalu mengirimkan barang ke distributor di setiap periode. y t t 1 = y n+1 = 1, t = 1,, T 10. Jika ada distributor yang dikunjungi maka terdapat pengiriman barang dari perusahaan. z t t y i i = 1,, n, t = 1,, T 11. Semua variabel keputusan bernilai nol atau satu. y t i {0,1}; i, t x t ij {0,1}; i, j, t z t {0,1}; t 5 IMPLEMENTASI MODEL Dalam permasalahan ini misalkan diambil masalah pendistribusian manisan. Perusahaan produksi manisan harus mengirimkan produknya ke distributordistributor di setiap periodenya. Dalam melakukan pengiriman barang tentu saja tidak semua distributor harus dikunjungi, hanya distributor yang meminta saja yang dikunjungi untuk mendapatkan kiriman barang. Asumsi yang digunakan pada karya ilmiah ini ialah sebagai berikut: 1. Perusahaan awal dan perusahaan akhir adalah perusahaan yang sama yaitu sebagai sumber barang ke distributor. 2. Satu periode sama dengan 7 hari. 3. Banyaknya kebutuhan konsumen kepada distributor sudah diketahui sebelumnya.

17 6 4. Kapasitas produksi dan kapasitas kendaraan tidak dipertimbangkan. 5. Pengiriman barang hanya menggunakan satu unit kendaraan. Data yang diberikan merupakan data hipotetik dengan satuan unit untuk setiap barang dan satuan jam untuk waktu tempuh. Diandaikan dalam satu periode pengiriman terdapat lima distributor yang harus dipenuhi kebutuhannya dalam dua belas periode seperti yang diberikan pada Tabel 1. Tabel 1 Kuantitas barang yang dibutuhkan distributor Distributor Periode Persediaan awal Tabel 2 menampilkan lamanya perjalanan yang harus ditempuh perusahaan ke distributor. Tabel 2 Waktu tempuh yang dibutuhkan (w t ij ) pada setiap periode (t) Perusahaan (awal rute) Perusahaan (awal rute) Distributor 1 Distributor 2 Distributor 3 Distributor 4 Distributor 5 Perusahaan (akhir rute) Distributor Distributor Distributor Distributor Distributor Perusahaan (akhir rute) Berdasarkan permasalahan yang ada, formulasi matematik dari masalah tersebut dapat ditulis menggunakan indeks, parameter, dan variabel keputusan sebagai berikut:

18 Indeks i = 1, 2, 3, 4, 5, 6, merupakan indeks untuk distributor, dengan i = 1 merupakan perusahaan awal rute pendistribusian. j = 2, 3, 4, 5, 6, 7, merupakan indeks untuk distributor, dengan j = 7 merupakan perusahaan akhir rute pendistribusian. t = 1, 2,...,12, merupakan indeks untuk periode. Parameter t I i = banyaknya persediaan barang di distributor i pada periode t t u i = banyaknya barang yang dibutuhkan distributor i untuk memenuhi kebutuhan konsumen pada periode t t d i = banyaknya barang yang dikirimkan perusahaan ke distributor i pada periode t w ij = waktu tempuh dari distributor i ke distributor j C i = kapasitas penyimpanan di distributor i = 20 unit s i = lamanya bongkar muat di distributor i = 1 jam D = durasi rute maksimum tiap periode = 8 jam K 1 = lamanya penyimpanan barang = 2 periode K 2 = lamanya masa kadaluarsa barang = 5 periode Variabel Keputusan t 1, jika distributor i dikunjungi pada periode t y i = { 0, jika selainnya t 1, jika terdapat perjalanan dari distributor i ke distributor j pada periode t x ij = { 0, jika selainnya z t 1, jika terdapat pengiriman barang pada periode t = { 0, jika selainnya Fungsi Objektif t min w ij x ij t yaitu meminimumkan total waktu perjalanan pendistribusian barang dari perusahaan ke distributor-distributor hingga kembali ke perusahaan. Kendala 1. Persediaan barang suatu distributor di periode selanjutnya ditentukan oleh persediaan barang di periode sekarang, kebutuhan barang dan kiriman barang dari perusahaan. I t+1 i = I t i u t i + d t i, i = 1,,6, t = 1,,12 2. Penggunaan barang di beberapa periode selanjutnya tidak melebihi persediaan. I i t t+2 1 s u i, i = 1,, 6, t = 1,,12 s=t 3. Persediaan barang tidak kurang dari persediaan mula-mula. I i t I i 1, i = 1,, 6, t = 1,,12 i,j 7

19 8 4. Persediaan barang tidak melebihi kapasitas penyimpanan distributor. I t i 20, i = 1,,6, t = 1,,12 5. Persediaan barang harus habis sebelum masa kadaluarsa. I i t t+5 1 s u i, i = 1,, 6, t = 1,,12 s=t 6. Banyaknya barang yang dikirimkan ke distributor tidak melebihi kapasitas penyimpanan distributor. d t i 20y t i, i = 1,, 6, t = 1,,12 7. Pengiriman dilakukan secara berurut dimulai dari distributor dengan indeks kecil kemudian dilanjutkan dengan distributor berindeks yang lebih besar. Penentuan indeks ini diperoleh dari solusi masalah Travelling Salesman Problem (TSP). x t ij j 1 y t i + y t t j 1 y k, i = 1,, 6, j = 2,...,7, t = 1,,12 k=i+1 8. Lamanya pengiriman tidak melebihi durasi maksimum t ij x t ij + y t i 8, i = 1,, 6, j = 2,...,7, t = 1,,12 i=1 j=2 i=1 9. Perusahaan selalu mengirimkan barang ke distributor di setiap periode. y t 1 = y t 7 = 1, t = 1,, Jika ada distributor yang dikunjungi maka terdapat pengiriman barang dari perusahaan. z t t y i i = 1,,6, t = 1,, T 11. Semua variabel keputusan bernilai nol atau satu. y t i {0,1}; i, t x t ij {0,1}; i, j, t z t {0,1}; t Penyelesaian masalah pengiriman barang pada karya ilmiah ini dilakukan dengan bantuan software LINGO Program dan hasil komputasi dicantumkan pada Lampiran 1. Solusi yang didapat adalah solusi optimal dengan nilai fungsi objektif 26 jam untuk dua belas periode pengiriman barang dari perusahaan ke 5 distributor. Hasil yang diperoleh dari proses komputasi dapat dilihat pada Tabel 3 dan Tabel 4, sedangkan pada Tabel 5 diberikan penyaluran barang yang terjadi pada proses pendistribusian barang.

20 9 Tabel 3 Kuantitas barang yang dikirim perusahaan kepada setiap distributor Distributor Periode Tabel 4 Banyaknya persediaan barang di distributor Distributor Periode Tabel 5 Penyaluran barang yang terjadi pada proses pendistribusian barang Periode Penyaluran barang Distributor Persediaan awal distributor Kuantitas barang yang dibutuhkan Kiriman barang Persediaan barang Kuantitas barang yang dibutuhkan Kiriman barang Persediaan barang Kuantitas barang yang dibutuhkan Kiriman barang Persediaan barang Kuantitas barang yang dibutuhkan Kiriman barang Persediaan barang Kuantitas barang yang dibutuhkan Kiriman barang Persediaan barang Kuantitas barang yang dibutuhkan Kiriman barang Persediaan barang Kuantitas barang yang dibutuhkan Kiriman barang

21 10 Tabel 5 Penyaluran barang yang terjadi pada proses pendistribusian barang (lanjutan) Persediaan barang Kuantitas barang yang dibutuhkan Kiriman barang Persediaan barang Kuantitas barang yang dibutuhkan Kiriman barang Persediaan barang Kuantitas barang yang dibutuhkan Kiriman barang Persediaan barang Kuantitas barang yang dibutuhkan Kiriman barang Persediaan barang Kuantitas barang yang dibutuhkan Kiriman barang Dari Tabel 5 terlihat bahwa pada Periode 1 perusahaan mengirimkan barang ke Distributor 1, Distributor 4 dan Distributor 5, sedangkan pada Distributor 2 dan Distributor 3 tidak terdapat kiriman barang karena persediaan barang di awal periode pada kedua distributor masih dapat memenuhi kuantitas barang yang dibutuhkan. Pada Periode 2 terdapat perjalanan dari perusahaan ke Distributor 2 dilanjutkan ke Distributor 3 kemudian kembali ke perusahaan. Begitu pula yang terjadi pada periode-periode lainnya. Terlihat pula bahwa persediaan habis sebelum masa kadaluarsa, yaitu 5 periode seperti contoh Distributor 1 pada Periode 1 persediaan awal Distributor 1 adalah 1 dan persediaan awal ini habis sebelum Periode 6. Pada Periode 2 Distributor 1 memiliki persediaan barang 16 pada Periode 2 barang yang dibutuhkan 1, pada Periode 3 barang yang dibutuhkan 3, pada Periode 4 barang yang dibutuhkan 4, pada Periode 5 barang yang dibutuhkan 5, dan pada Periode 6 barang yang dibutuhkan 3, sehingga = 0. Barang habis sebelum Periode 7 pada Distributor 1. Sama halnya yang terjadi pada periode-periode selanjutnya di Distributor 1. Begitu pula yang terjadi pada distributor-distributor lainnya. Pada Tabel 5 dan Gambar 1 juga terlihat bahwa durasi pendistribusian tidak melebihi 8 jam. Sebagai contoh pada Periode pertama perusahaan mengirimkan barang kepada Distributor 1 yang ditempuh selama 1 jam dan melakukan bongkar muat selama 1 jam, setelah itu kendaraan perusahaan melanjutkan perjalanannya ke Distributor 4 yang ditempuh selama 2 jam dan melakukan bongkar muat selama 1 jam, kemudian dilanjutkan dengan mengunjungi Distributor 5 yang ditempuh selama 1 jam dan melakukan bongkar muat selama 1 jam, lalu kendaraan kembali ke perusahaan yang ditempuh selama 1 jam.

22 11 Periode Periode Periode Periode Periode 6 3 Periode Periode Periode 9 3 Gambar 1 Bagan waktu pendistribusian barang. Satu kotak mewakili 1 jam, ( ) waktu perjalanan, ( i ) waktu bongkar muat di Distributor i. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Masalah pendistribusian barang multiperiode dengan kendala waktu dapat diselesaikan menggunakan Pemrograman Linear Integer (PLI). Pendistribusian yang dibuat bertujuan meminimumkan total waktu perjalanan pendistribusian barang dari perusahaan ke distributor-distributor hingga kembali ke perusahaan dan memenuhi kendala yang ada. Model ini dapat diselesaikan menggunakan software LINGO 11.0, sehingga dapat diperoleh solusi optimal. Studi kasus dalam pengiriman produk berupa manisan kepada 5 distributor membutuhkan waktu 26 jam untuk 12 periode pengiriman. Saran Pada karya ilmiah ini, data yang digunakan merupakan data hipotetik. Penelitian ini dapat dikembangkan dengan mempertimbangkan kapasitas kendaraan dan kapasitas produksi barang agar penelitian semakin mendekati masalah sebenarnya.

23 12 DAFTAR PUSTAKA Hemmelmayr V, Doerner K F, Hartl R F, Savelsbergh MWP Delivery strategies for blood products supplies. OR Spectrum. 31: doi: /s Romeijn H E, Morales R D Generating experimental data for the generalized assignment problem. Operations Research. 49: doi: /opre Tersine J R Principles of Inventory and Materials Management. North Holland (NL) : PTR Prentice. Toth P, Vigo D An overview of vehicle routing problems. Di dalam Toth P, Vigo D, editor. The Vehicle Routing Problem. Philadelphia: Siam, hlm1-26.

24 Lampiran 1 Syntax dan hasil komputasi program LINGO 11.0 untuk masalah pendistribusian barang kepada 5 distributor dalam 12 periode model: sets: periode/1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12/; distributor/1,2,3,4,5,6,7/:s,c; link1(distributor,distributor):w; link2(distributor,periode):d,y,ii,u; link21(distributor,periode); link3(distributor,distributor,periode):x; endsets data: Dmax=8; c= ; s= ; k1=2; k2=5; w= ; u= ; enddata ii(2,1)=1; ii(3,1)=5; ii(4,1)=3; ii(5,1)=1; ii(6,1)=3;!fo : Meminimumkan total waktu perjalanan pendistribusian barang dari perusahaan ke distributor-distributor hingga kembali ke perusahaan. min=@sum(link3(i,j,t):w(i,j)*x(i,j,t));!kendala 1: Persediaan barang suatu distributor di periode selanjutnya ditentukan oleh persediaan barang di periode skarang, kebutuhan barang, dan kiriman barang dari (link2(i,t):@for (Link21(i,a) a#eq#t+1 :II(i,a)=II(i,t)-u(i,t)+d(i,t))); 13

25 14!kendala 2: Penggunaan barang di beberapa periode selanjutnya tidak melebihi a#le#k1+11#and#a#ge#12:u(i,a)));!kendala 3: Persediaan barang tidak kurang dari persediaan (Link2(i,t) t#ne#1:ii(i,t)>=ii(i,1));!kendala 4: Persediaan barang tidak melebihi kapasitas penyimpanan (link2(i,t):ii(i,t)<=c(i)));!kendala 5: Persediaan barang harus habis sebelum masa a#le#k2+11#and#a#ge#12:u(i,a)));!kendala 6: Banyaknya barang yang dikirimkan ke distributor tidak melebihi kapasitas penyimpanan distributor. 7: Pengiriman dilakukan secara berurut dimulai dari distributor dengan indeks kecil kemudian dilanjutkan dengan distributor berindeks besar. x(1,2,1)>=y(1,1)+y(2,1)-1; x(1,3,1)>=y(1,1)+y(3,1)-1-y(2,1); x(1,4,1)>=y(1,1)+y(4,1)-1-y(2,1)-y(3,1); x(1,5,1)>=y(1,1)+y(5,1)-1-y(2,1)-y(3,1)-y(4,1); x(1,6,1)>=y(1,1)+y(6,1)-1-y(2,1)-y(3,1)-y(4,1)-y(5,1); x(1,7,1)>=y(1,1)+y(7,1)-1-y(2,1)-y(3,1)-y(4,1)-y(5,1)-y(6,1); x(2,3,1)>=y(2,1)+y(3,1)-1; x(2,4,1)>=y(2,1)+y(4,1)-1-y(3,1); x(2,5,1)>=y(2,1)+y(5,1)-1-y(3,1)-y(4,1); x(2,6,1)>=y(2,1)+y(6,1)-1-y(3,1)-y(4,1)-y(5,1); x(2,7,1)>=y(2,1)+y(7,1)-1-y(3,1)-y(4,1)-y(5,1)-y(6,1);

26 15 x(3,4,1)>=y(3,1)+y(4,1)-1; x(3,5,1)>=y(3,1)+y(5,1)-1-y(4,1); x(3,6,1)>=y(3,1)+y(6,1)-1-y(4,1)-y(5,1); x(3,7,1)>=y(3,1)+y(7,1)-1-y(4,1)-y(5,1)-y(6,1); x(4,5,1)>=y(4,1)+y(5,1)-1; x(4,6,1)>=y(4,1)+y(6,1)-1-y(5,1); x(4,7,1)>=y(4,1)+y(7,1)-1-y(5,1)-y(6,1); x(5,6,1)>=y(5,1)+y(6,1)-1; x(5,7,1)>=y(5,1)+y(7,1)-1-y(6,1); x(6,7,1)>=y(6,1)+y(7,1)-1; x(1,2,2)>=y(1,2)+y(2,2)-1; x(1,3,2)>=y(1,2)+y(3,2)-1-y(2,2); x(1,4,2)>=y(1,2)+y(4,2)-1-y(2,2)-y(3,2); x(1,5,2)>=y(1,2)+y(5,2)-1-y(2,2)-y(3,2)-y(4,2); x(1,6,2)>=y(1,2)+y(6,2)-1-y(2,2)-y(3,2)-y(4,2)-y(5,2); x(1,7,2)>=y(1,2)+y(7,2)-1-y(2,2)-y(3,2)-y(4,2)-y(5,2)-y(6,2); x(2,3,2)>=y(2,2)+y(3,2)-1; x(2,4,2)>=y(2,2)+y(4,2)-1-y(3,2); x(2,5,2)>=y(2,2)+y(5,2)-1-y(3,2)-y(4,2); x(2,6,2)>=y(2,2)+y(6,2)-1-y(3,2)-y(4,2)-y(5,2); x(2,7,2)>=y(2,2)+y(7,2)-1-y(3,2)-y(4,2)-y(5,2)-y(6,2); x(3,4,2)>=y(3,2)+y(4,2)-1; x(3,5,2)>=y(3,2)+y(5,2)-1-y(4,2); x(3,6,2)>=y(3,2)+y(6,2)-1-y(4,2)-y(5,2); x(3,7,2)>=y(3,2)+y(7,2)-1-y(4,2)-y(5,2)-y(6,2); x(4,5,2)>=y(4,2)+y(5,2)-1; x(4,6,2)>=y(4,2)+y(6,2)-1-y(5,2); x(4,7,2)>=y(4,2)+y(7,2)-1-y(5,2)-y(6,2); x(5,6,2)>=y(5,2)+y(6,2)-1; x(5,7,2)>=y(5,2)+y(7,2)-1-y(6,2); x(6,7,2)>=y(6,2)+y(7,2)-1; x(1,2,3)>=y(1,3)+y(2,3)-1; x(1,3,3)>=y(1,3)+y(3,3)-1-y(2,3); x(1,4,3)>=y(1,3)+y(4,3)-1-y(2,3)-y(3,3); x(1,5,3)>=y(1,3)+y(5,3)-1-y(2,3)-y(3,3)-y(4,3); x(1,6,3)>=y(1,3)+y(6,3)-1-y(2,3)-y(3,3)-y(4,3)-y(5,3); x(1,7,3)>=y(1,3)+y(7,3)-1-y(2,3)-y(3,3)-y(4,3)-y(5,3)-y(6,3); x(2,3,3)>=y(2,3)+y(3,3)-1; x(2,4,3)>=y(2,3)+y(4,3)-1-y(3,3); x(2,5,3)>=y(2,3)+y(5,3)-1-y(3,3)-y(4,3); x(2,6,3)>=y(2,3)+y(6,3)-1-y(3,3)-y(4,3)-y(5,3);

27 16 x(2,7,3)>=y(2,3)+y(7,3)-1-y(3,3)-y(4,3)-y(5,3)-y(6,3); x(3,4,3)>=y(3,3)+y(4,3)-1; x(3,5,3)>=y(3,3)+y(5,3)-1-y(4,3); x(3,6,3)>=y(3,3)+y(6,3)-1-y(4,3)-y(5,3); x(3,7,3)>=y(3,3)+y(7,3)-1-y(4,3)-y(5,3)-y(6,3); x(4,5,3)>=y(4,3)+y(5,3)-1; x(4,6,3)>=y(4,3)+y(6,3)-1-y(5,3); x(4,7,3)>=y(4,3)+y(7,3)-1-y(5,3)-y(6,3); x(5,6,3)>=y(5,3)+y(6,3)-1; x(5,7,3)>=y(5,3)+y(7,3)-1-y(6,3); x(6,7,3)>=y(6,3)+y(7,3)-1; x(1,2,4)>=y(1,4)+y(2,4)-1; x(1,3,4)>=y(1,4)+y(3,4)-1-y(2,4); x(1,4,4)>=y(1,4)+y(4,4)-1-y(2,4)-y(3,4); x(1,5,4)>=y(1,4)+y(5,4)-1-y(2,4)-y(3,4)-y(4,4); x(1,6,4)>=y(1,4)+y(6,4)-1-y(2,4)-y(3,4)-y(4,4)-y(5,4); x(1,7,4)>=y(1,4)+y(7,4)-1-y(2,4)-y(3,4)-y(4,4)-y(5,4)-y(6,4); x(2,3,4)>=y(2,4)+y(3,4)-1; x(2,4,4)>=y(2,4)+y(4,4)-1-y(3,4); x(2,5,4)>=y(2,4)+y(5,4)-1-y(3,4)-y(4,4); x(2,6,4)>=y(2,4)+y(6,4)-1-y(3,4)-y(4,4)-y(5,4); x(2,7,4)>=y(2,4)+y(7,4)-1-y(3,4)-y(4,4)-y(5,4)-y(6,4); x(3,4,4)>=y(3,4)+y(4,4)-1; x(3,5,4)>=y(3,4)+y(5,4)-1-y(4,4); x(3,6,4)>=y(3,4)+y(6,4)-1-y(4,4)-y(5,4); x(3,7,4)>=y(3,4)+y(7,4)-1-y(4,4)-y(5,4)-y(6,4); x(4,5,4)>=y(4,4)+y(5,4)-1; x(4,6,4)>=y(4,4)+y(6,4)-1-y(5,4); x(4,7,4)>=y(4,4)+y(7,4)-1-y(5,4)-y(6,4); x(5,6,4)>=y(5,4)+y(6,4)-1; x(5,7,4)>=y(5,4)+y(7,4)-1-y(6,4); x(6,7,4)>=y(6,4)+y(7,4)-1; x(1,2,5)>=y(1,5)+y(2,5)-1; x(1,3,5)>=y(1,5)+y(3,5)-1-y(2,5); x(1,4,5)>=y(1,5)+y(4,5)-1-y(2,5)-y(3,5); x(1,5,5)>=y(1,5)+y(5,5)-1-y(2,5)-y(3,5)-y(4,5); x(1,6,5)>=y(1,5)+y(6,5)-1-y(2,5)-y(3,5)-y(4,5)-y(5,5); x(1,7,5)>=y(1,5)+y(7,5)-1-y(2,5)-y(3,5)-y(4,5)-y(5,5)-y(6,5); x(2,3,5)>=y(2,5)+y(3,5)-1; x(2,4,5)>=y(2,5)+y(4,5)-1-y(3,5); x(2,5,5)>=y(2,5)+y(5,5)-1-y(3,5)-y(4,5);

28 17 x(2,6,5)>=y(2,5)+y(6,5)-1-y(3,5)-y(4,5)-y(5,5); x(2,7,5)>=y(2,5)+y(7,5)-1-y(3,5)-y(4,5)-y(5,5)-y(6,5); x(3,4,5)>=y(3,5)+y(4,5)-1; x(3,5,5)>=y(3,5)+y(5,5)-1-y(4,5); x(3,6,5)>=y(3,5)+y(6,5)-1-y(4,5)-y(5,5); x(3,7,5)>=y(3,5)+y(7,5)-1-y(4,5)-y(5,5)-y(6,5); x(4,5,5)>=y(4,5)+y(5,5)-1; x(4,6,5)>=y(4,5)+y(6,5)-1-y(5,5); x(4,7,5)>=y(4,5)+y(7,5)-1-y(5,5)-y(6,5); x(5,6,5)>=y(5,5)+y(6,5)-1; x(5,7,5)>=y(5,5)+y(7,5)-1-y(6,5); x(6,7,5)>=y(6,5)+y(7,5)-1; x(1,2,6)>=y(1,6)+y(2,6)-1; x(1,3,6)>=y(1,6)+y(3,6)-1-y(2,6); x(1,4,6)>=y(1,6)+y(4,6)-1-y(2,6)-y(3,6); x(1,5,6)>=y(1,6)+y(5,6)-1-y(2,6)-y(3,6)-y(4,6); x(1,6,6)>=y(1,6)+y(6,6)-1-y(2,6)-y(3,6)-y(4,6)-y(5,6); x(1,7,6)>=y(1,6)+y(7,6)-1-y(2,6)-y(3,6)-y(4,6)-y(5,6)-y(6,6); x(2,3,6)>=y(2,6)+y(3,6)-1; x(2,4,6)>=y(2,6)+y(4,6)-1-y(3,6); x(2,5,6)>=y(2,6)+y(5,6)-1-y(3,6)-y(4,6); x(2,6,6)>=y(2,6)+y(6,6)-1-y(3,6)-y(4,6)-y(5,6); x(2,7,6)>=y(2,6)+y(7,6)-1-y(3,6)-y(4,6)-y(5,6)-y(6,6); x(3,4,6)>=y(3,6)+y(4,6)-1; x(3,5,6)>=y(3,6)+y(5,6)-1-y(4,6); x(3,6,6)>=y(3,6)+y(6,6)-1-y(4,6)-y(5,6); x(3,7,6)>=y(3,6)+y(7,6)-1-y(4,6)-y(5,6)-y(6,6); x(4,5,6)>=y(4,6)+y(5,6)-1; x(4,6,6)>=y(4,6)+y(6,6)-1-y(5,6); x(4,7,6)>=y(4,6)+y(7,6)-1-y(5,6)-y(6,6); x(5,6,6)>=y(5,6)+y(6,6)-1; x(5,7,6)>=y(5,6)+y(7,6)-1-y(6,6); x(6,7,6)>=y(6,6)+y(7,6)-1; x(1,2,7)>=y(1,7)+y(2,7)-1; x(1,3,7)>=y(1,7)+y(3,7)-1-y(2,7); x(1,4,7)>=y(1,7)+y(4,7)-1-y(2,7)-y(3,7); x(1,5,7)>=y(1,7)+y(5,7)-1-y(2,7)-y(3,7)-y(4,7); x(1,6,7)>=y(1,7)+y(6,7)-1-y(2,7)-y(3,7)-y(4,7)-y(5,7); x(1,7,7)>=y(1,7)+y(7,7)-1-y(2,7)-y(3,7)-y(4,7)-y(5,7)-y(6,7); x(2,3,7)>=y(2,7)+y(3,7)-1; x(2,4,7)>=y(2,7)+y(4,7)-1-y(3,7);

29 18 x(2,5,7)>=y(2,7)+y(5,7)-1-y(3,7)-y(4,7); x(2,6,7)>=y(2,7)+y(6,7)-1-y(3,7)-y(4,7)-y(5,7); x(2,7,7)>=y(2,7)+y(7,7)-1-y(3,7)-y(4,7)-y(5,7)-y(6,7); x(3,4,7)>=y(3,7)+y(4,7)-1; x(3,5,7)>=y(3,7)+y(5,7)-1-y(4,7); x(3,6,7)>=y(3,7)+y(6,7)-1-y(4,7)-y(5,7); x(3,7,7)>=y(3,7)+y(7,7)-1-y(4,7)-y(5,7)-y(6,7); x(4,5,7)>=y(4,7)+y(5,7)-1; x(4,6,7)>=y(4,7)+y(6,7)-1-y(5,7); x(4,7,7)>=y(4,7)+y(7,7)-1-y(5,7)-y(6,7); x(5,6,7)>=y(5,7)+y(6,7)-1; x(5,7,7)>=y(5,7)+y(7,7)-1-y(6,7); x(6,7,7)>=y(6,7)+y(7,7)-1; x(1,2,8)>=y(1,8)+y(2,8)-1; x(1,3,8)>=y(1,8)+y(3,8)-1-y(2,8); x(1,4,8)>=y(1,8)+y(4,8)-1-y(2,8)-y(3,8); x(1,5,8)>=y(1,8)+y(5,8)-1-y(2,8)-y(3,8)-y(4,8); x(1,6,8)>=y(1,8)+y(6,8)-1-y(2,8)-y(3,8)-y(4,8)-y(5,8); x(1,7,8)>=y(1,8)+y(7,8)-1-y(2,8)-y(3,8)-y(4,8)-y(5,8)-y(6,8); x(2,3,8)>=y(2,8)+y(3,8)-1; x(2,4,8)>=y(2,8)+y(4,8)-1-y(3,8); x(2,5,8)>=y(2,8)+y(5,8)-1-y(3,8)-y(4,8); x(2,6,8)>=y(2,8)+y(6,8)-1-y(3,8)-y(4,8)-y(5,8); x(2,7,8)>=y(2,8)+y(7,8)-1-y(3,8)-y(4,8)-y(5,8)-y(6,8); x(3,4,8)>=y(3,8)+y(4,8)-1; x(3,5,8)>=y(3,8)+y(5,8)-1-y(4,8); x(3,6,8)>=y(3,8)+y(6,8)-1-y(4,8)-y(5,8); x(3,7,8)>=y(3,8)+y(7,8)-1-y(4,8)-y(5,8)-y(6,8); x(4,5,8)>=y(4,8)+y(5,8)-1; x(4,6,8)>=y(4,8)+y(6,8)-1-y(5,8); x(4,7,8)>=y(4,8)+y(7,8)-1-y(5,8)-y(6,8); x(5,6,8)>=y(5,8)+y(6,8)-1; x(5,7,8)>=y(5,8)+y(7,8)-1-y(6,8); x(6,7,8)>=y(6,8)+y(7,8)-1; x(1,2,9)>=y(1,9)+y(2,9)-1; x(1,3,9)>=y(1,9)+y(3,9)-1-y(2,9); x(1,4,9)>=y(1,9)+y(4,9)-1-y(2,9)-y(3,9); x(1,5,9)>=y(1,9)+y(5,9)-1-y(2,9)-y(3,9)-y(4,9); x(1,6,9)>=y(1,9)+y(6,9)-1-y(2,9)-y(3,9)-y(4,9)-y(5,9); x(1,7,9)>=y(1,9)+y(7,9)-1-y(2,9)-y(3,9)-y(4,9)-y(5,9)-y(6,9); x(2,3,9)>=y(2,9)+y(3,9)-1;

30 19 x(2,4,9)>=y(2,9)+y(4,9)-1-y(3,9); x(2,5,9)>=y(2,9)+y(5,9)-1-y(3,9)-y(4,9); x(2,6,9)>=y(2,9)+y(6,9)-1-y(3,9)-y(4,9)-y(5,9); x(2,7,9)>=y(2,9)+y(7,9)-1-y(3,9)-y(4,9)-y(5,9)-y(6,9); x(3,4,9)>=y(3,9)+y(4,9)-1; x(3,5,9)>=y(3,9)+y(5,9)-1-y(4,9); x(3,6,9)>=y(3,9)+y(6,9)-1-y(4,9)-y(5,9); x(3,7,9)>=y(3,9)+y(7,9)-1-y(4,9)-y(5,9)-y(6,9); x(4,5,9)>=y(4,9)+y(5,9)-1; x(4,6,9)>=y(4,9)+y(6,9)-1-y(5,9); x(4,7,9)>=y(4,9)+y(7,9)-1-y(5,9)-y(6,9); x(5,6,9)>=y(5,9)+y(6,9)-1; x(5,7,9)>=y(5,9)+y(7,9)-1-y(6,9); x(6,7,9)>=y(6,9)+y(7,9)-1; x(1,2,10)>=y(1,10)+y(2,10)-1; x(1,3,10)>=y(1,10)+y(3,10)-1-y(2,10); x(1,4,10)>=y(1,10)+y(4,10)-1-y(2,10)-y(3,10); x(1,5,10)>=y(1,10)+y(5,10)-1-y(2,10)-y(3,10)-y(4,10); x(1,6,10)>=y(1,10)+y(6,10)-1-y(2,10)-y(3,10)-y(4,10)-y(5,10); x(1,7,10)>=y(1,10)+y(7,10)-1-y(2,10)-y(3,10)-y(4,10)-y(5,10)-y(6,10); x(2,3,10)>=y(2,10)+y(3,10)-1; x(2,4,10)>=y(2,10)+y(4,10)-1-y(3,10); x(2,5,10)>=y(2,10)+y(5,10)-1-y(3,10)-y(4,10); x(2,6,10)>=y(2,10)+y(6,10)-1-y(3,10)-y(4,10)-y(5,10); x(2,7,10)>=y(2,10)+y(7,10)-1-y(3,10)-y(4,10)-y(5,10)-y(6,10); x(3,4,10)>=y(3,10)+y(4,10)-1; x(3,5,10)>=y(3,10)+y(5,10)-1-y(4,10); x(3,6,10)>=y(3,10)+y(6,10)-1-y(4,10)-y(5,10); x(3,7,10)>=y(3,10)+y(7,10)-1-y(4,10)-y(5,10)-y(6,10); x(4,5,10)>=y(4,10)+y(5,10)-1; x(4,6,10)>=y(4,10)+y(6,10)-1-y(5,10); x(4,7,10)>=y(4,10)+y(7,10)-1-y(5,10)-y(6,10); x(5,6,10)>=y(5,10)+y(6,10)-1; x(5,7,10)>=y(5,10)+y(7,10)-1-y(6,10); x(6,7,10)>=y(6,10)+y(7,10)-1; x(1,2,11)>=y(1,11)+y(2,11)-1; x(1,3,11)>=y(1,11)+y(3,11)-1-y(2,11); x(1,4,11)>=y(1,11)+y(4,11)-1-y(2,11)-y(3,11); x(1,5,11)>=y(1,11)+y(5,11)-1-y(2,11)-y(3,11)-y(4,11); x(1,6,11)>=y(1,11)+y(6,11)-1-y(2,11)-y(3,11)-y(4,11)-y(5,11); x(1,7,11)>=y(1,11)+y(7,11)-1-y(2,11)-y(3,11)-y(4,11)-y(5,11)-y(6,11);

31 20 x(2,3,11)>=y(2,11)+y(3,11)-1; x(2,4,11)>=y(2,11)+y(4,11)-1-y(3,11); x(2,5,11)>=y(2,11)+y(5,11)-1-y(3,11)-y(4,11); x(2,6,11)>=y(2,11)+y(6,11)-1-y(3,11)-y(4,11)-y(5,11); x(2,7,11)>=y(2,11)+y(7,11)-1-y(3,11)-y(4,11)-y(5,11)-y(6,11); x(3,4,11)>=y(3,11)+y(4,11)-1; x(3,5,11)>=y(3,11)+y(5,11)-1-y(4,11); x(3,6,11)>=y(3,11)+y(6,11)-1-y(4,11)-y(5,11); x(3,7,11)>=y(3,11)+y(7,11)-1-y(4,11)-y(5,11)-y(6,11); x(4,5,11)>=y(4,11)+y(5,11)-1; x(4,6,11)>=y(4,11)+y(6,11)-1-y(5,11); x(4,7,11)>=y(4,11)+y(7,11)-1-y(5,11)-y(6,11); x(5,6,11)>=y(5,11)+y(6,11)-1; x(5,7,11)>=y(5,11)+y(7,11)-1-y(6,11); x(6,7,11)>=y(6,11)+y(7,11)-1; x(1,2,12)>=y(1,12)+y(2,12)-1; x(1,3,12)>=y(1,12)+y(3,12)-1-y(2,12); x(1,4,12)>=y(1,12)+y(4,12)-1-y(2,12)-y(3,12); x(1,5,12)>=y(1,12)+y(5,12)-1-y(2,12)-y(3,12)-y(4,12); x(1,6,12)>=y(1,12)+y(6,12)-1-y(2,12)-y(3,12)-y(4,12)-y(5,12); x(1,7,12)>=y(1,12)+y(7,12)-1-y(2,12)-y(3,12)-y(4,12)-y(5,12)-y(6,12); x(2,3,12)>=y(2,12)+y(3,12)-1; x(2,4,12)>=y(2,12)+y(4,12)-1-y(3,12); x(2,5,12)>=y(2,12)+y(5,12)-1-y(3,12)-y(4,12); x(2,6,12)>=y(2,12)+y(6,12)-1-y(3,12)-y(4,12)-y(5,12); x(2,7,12)>=y(2,12)+y(7,12)-1-y(3,12)-y(4,12)-y(5,12)-y(6,12); x(3,4,12)>=y(3,12)+y(4,12)-1; x(3,5,12)>=y(3,12)+y(5,12)-1-y(4,12); x(3,6,12)>=y(3,12)+y(6,12)-1-y(4,12)-y(5,12); x(3,7,12)>=y(3,12)+y(7,12)-1-y(4,12)-y(5,12)-y(6,12); x(4,5,12)>=y(4,12)+y(5,12)-1; x(4,6,12)>=y(4,12)+y(6,12)-1-y(5,12); x(4,7,12)>=y(4,12)+y(7,12)-1-y(5,12)-y(6,12); x(5,6,12)>=y(5,12)+y(6,12)-1; x(5,7,12)>=y(5,12)+y(7,12)-1-y(6,12); x(6,7,12)>=y(6,12)+y(7,12)-1;!kendala 8: Lamanya pengiriman tidak melebihi durasi maksimum. 9: Perusahaan selalu mengirimkan barang ke distributor di setiap

32 21 10 : jika ada distributor yang dikunjungi maka terdapat pengiriman barang 11: semua variabel keputusan bernilai nol (Link2(i,t):@bin(y(i,t))); Hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut : (Tidak semua hasil ditampilkan, hanya untuk variabel yang tidak bernilai 0 saja yang ditampilkan) Global optimal solution found. Objective value: Objective bound: Infeasibilities: E-15 Extended solver steps: 1571 Total solver iterations: Variable Value Reduced Cost DMAX K K Z( 1) Z( 2) Z( 3) Z( 4) Z( 5) Z( 6) Z( 7) Z( 8) Z( 9) Z(10) Z(11) Z(12) S( 1) S( 2) S( 3) S( 4) S( 5) S( 6) S( 7) C( 1) C( 2) C( 3) C( 4) C( 5) C( 6) C( 7) W( 1, 2) W( 1, 3) W( 1, 4) W( 1, 5) W( 1, 6) W( 2, 1) W( 2, 3) W( 2, 4) W( 2, 5) W( 2, 6) W( 2, 7) W( 3, 1) W( 3, 2) W( 3, 4) W( 3, 5) W( 3, 6) W( 3, 7) W( 4, 1) W( 4, 2) W( 4, 3) W( 4, 5) W( 4, 6) W( 4, 7) W( 5, 1) W( 5, 2) W( 5, 3) W( 5, 4) W( 5, 6) W( 5, 7)

33 22 W( 6, 1) W( 6, 2) W( 6, 3) W( 6, 4) W( 6, 5) W( 6, 7) W( 7, 2) W( 7, 3) W( 7, 4) W( 7, 5) W( 7, 6) D( 1, 12) D( 2, 1) D( 2, 5) D( 2, 7) D( 3, 2) D( 3, 5) D( 3, 7) D( 4, 2) D( 4, 6) D( 4, 9) D( 5, 1) D( 5, 4) D( 5, 8) D( 6, 1) D( 6, 4) D( 6, 8) D( 7, 12) Y( 1, 1) Y( 1, 2) Y( 1, 3) Y( 1, 4) Y( 1, 5) Y( 1, 6) Y( 1, 7) Y( 1, 8) Y( 1, 9) Y( 1, 10) Y( 1, 11) Y( 1, 12) Y( 2, 1) Y( 2, 5) Y( 2, 7) Y( 3, 2) Y( 3, 5) Y( 3, 7) Y( 4, 2) Y( 4, 6) Y( 4, 9) Y( 5, 1) Y( 5, 4) Y( 5, 8) Y( 6, 1) Y( 6, 4) Y( 6, 8) Y( 7, 1) Y( 7, 2) Y( 7, 3) Y( 7, 4) Y( 7, 5) Y( 7, 6) Y( 7, 7) Y( 7, 8) Y( 7, 9) Y( 7, 10) Y( 7, 11) Y( 7, 12) II( 2, 1) II( 2, 2) II( 2, 3) II( 2, 4) II( 2, 5) II( 2, 6) II( 2, 7) II( 2, 8) II( 2, 9) II( 2, 10) II( 2, 11) II( 2, 12) II( 3, 1) II( 3, 2) II( 3, 3) II( 3, 4) II( 3, 5) II( 3, 6) II( 3, 7) II( 3, 8) II( 3, 9) II( 3, 10) II( 3, 11) II( 3, 12) II( 4, 1) II( 4, 2) II( 4, 3) II( 4, 4) II( 4, 5) II( 4, 6) II( 4, 7) II( 4, 8) II( 4, 9) II( 4, 10) II( 4, 11) II( 4, 12) II( 5, 1) II( 5, 2) II( 5, 3)

34 23 II( 5, 4) II( 5, 5) II( 5, 6) II( 5, 7) II( 5, 8) II( 5, 9) II( 5, 10) II( 5, 11) II( 5, 12) II( 6, 1) II( 6, 2) II( 6, 3) II( 6, 4) II( 6, 5) II( 6, 6) II( 6, 7) II( 6, 8) II( 6, 9) II( 6, 10) II( 6, 11) II( 6, 12) U( 2, 2) U( 2, 3) U( 2, 4) U( 2, 5) U( 2, 6) U( 2, 7) U( 2, 8) U( 2, 9) U( 2, 10) U( 2, 11) U( 2, 12) U( 3, 2) U( 3, 3) U( 3, 4) U( 3, 5) U( 3, 6) U( 3, 7) U( 3, 9) U( 3, 10) U( 3, 11) U( 3, 12) U( 4, 3) U( 4, 4) U( 4, 5) U( 4, 6) U( 4, 7) U( 4, 8) U( 4, 9) U( 4, 10) U( 4, 11) U( 4, 12) U( 5, 2) U( 5, 3) U( 5, 4) U( 5, 5) U( 5, 6) U( 5, 7) U( 5, 9) U( 5, 10) U( 5, 11) U( 5, 12) U( 6, 2) U( 6, 3) U( 6, 4) U( 6, 5) U( 6, 6) U( 6, 7) U( 6, 8) U( 6, 9) U( 6, 10) U( 6, 11) U( 6, 12) X( 1, 2, 1) X( 1, 2, 5) X( 1, 2, 7) X( 1, 3, 2) X( 1, 4, 6) X( 1, 4, 9) X( 1, 5, 4) X( 1, 5, 8) X( 1, 7, 1) X( 1, 7, 2) X( 1, 7, 3) X( 1, 7, 4) X( 1, 7, 5) X( 1, 7, 6) X( 1, 7, 7) X( 1, 7, 8) X( 1, 7, 9) X( 1, 7, 10) X( 1, 7, 11) X( 1, 7, 12) X( 2, 3, 5) X( 2, 3, 7) X( 2, 5, 1) X( 3, 4, 2) X( 3, 7, 5) X( 3, 7, 7) X( 4, 7, 2) X( 4, 7, 6) X( 4, 7, 9) X( 5, 6, 1) X( 5, 6, 4) X( 5, 6, 8) X( 6, 7, 1)

35 24 X( 6, 7, 4) X( 6, 7, 8)

36 25 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Cianjur pada 16 Juli 1990 sebagai anak pertama dari tiga bersaudara, anak dari pasangan Ridwan dan Sri Mulyanti. Pada tahun 2002 penulis lulus dari SD Negeri Kebon Pedes 1 Bogor, kemudian pada tahun 2005 lulus dari SLTP Negeri 12 Kota Bogor. Tahun 2008 penulis lulus dari SMA Negeri 2 Kota Bogor dan pada tahun yang sama penulis lulus seleksi masuk IPB melalui jalur USMI (Undangan Seleksi Masuk IPB) dan diterima di Departemen Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Selama mengikuti perkuliahan, penulis aktif sebagai anggota Biro Kewirausahaan Matematika IPB (GUMATIKA IPB) 2009/2010, anggota Biro Kewirausahaan Matematika IPB (GUMATIKA IPB) 2010/2011. Penulis juga aktif mengikuti kepanitiaan sebagai ketua pelaksana Seminar Kewirausahaan Matematika IPB 2010, staf divisi Dana Usaha dan Sponsorship Matematika Ria Pesta Sains Nasional IPB 2010, staf divisi Dana Usaha Math Expo IPB 2010, staf divisi Publikasi Dekorasi dan Dokumentasi Green Society IPB 2010, staf divisi Dana Usaha Masa Perkenalan Departemen (MPD) Matematika IPB 2010, staf divisi Penanggung Jawab kelompok Masa Perkenalan Fakultas (MPF) FMIPA IPB 2010, staf divisi Komisi Disiplin Masa Perkenalan Fakultas (MPF) FMIPA IPB 2011, staf divisi Sponsorship dan Dana Usaha Pesta Sains Nasional IPB 2011.

TRAVELING SALESMAN PROBLEM DENGAN KENDALA TIME WINDOWS ACHMAD KAMILLUDDIN

TRAVELING SALESMAN PROBLEM DENGAN KENDALA TIME WINDOWS ACHMAD KAMILLUDDIN TRAVELING SALESMAN PROBLEM DENGAN KENDALA TIME WINDOWS ACHMAD KAMILLUDDIN DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014 PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI

Lebih terperinci

PENJADWALAN DISTRIBUSI BARANG MENGGUNAKAN MIXED INTEGER PROGRAMMING LAISANOPACI

PENJADWALAN DISTRIBUSI BARANG MENGGUNAKAN MIXED INTEGER PROGRAMMING LAISANOPACI PENJADWALAN DISTRIBUSI BARANG MENGGUNAKAN MIXED INTEGER PROGRAMMING LAISANOPACI DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014 PERNYATAAN MENGENAI

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI FLEET SIZE AND MIX VEHICLE ROUTING PROBLEM WITH TIME WINDOWS PADA PENDISTRIBUSIAN KORAN

IMPLEMENTASI FLEET SIZE AND MIX VEHICLE ROUTING PROBLEM WITH TIME WINDOWS PADA PENDISTRIBUSIAN KORAN IMPLEMENTASI FLEET SIZE AND MIX VEHICLE ROUTING PROBLEM WITH TIME WINDOWS PADA PENDISTRIBUSIAN KORAN Maya Widyastiti *), Farida Hanum, Toni Bakhtiar Departemen Matematika FMIPA, Institut Pertanian Bogor

Lebih terperinci

MASALAH PENJADWALAN KERETA SECARA PERIODIK DENGAN BIAYA MINIMUM PADA JALUR GANDA MUHAMMAD RIZQY HIDAYATSYAH

MASALAH PENJADWALAN KERETA SECARA PERIODIK DENGAN BIAYA MINIMUM PADA JALUR GANDA MUHAMMAD RIZQY HIDAYATSYAH MASALAH PENJADWALAN KERETA SECARA PERIODIK DENGAN BIAYA MINIMUM PADA JALUR GANDA MUHAMMAD RIZQY HIDAYATSYAH DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

PENYELESAIAN PERMAINAN SUDOKU, CHALLENGER PUZZLE, DAN N-QUEENS PROBLEM MENGGUNAKAN INTEGER PROGRAMMING ALI VIKRI

PENYELESAIAN PERMAINAN SUDOKU, CHALLENGER PUZZLE, DAN N-QUEENS PROBLEM MENGGUNAKAN INTEGER PROGRAMMING ALI VIKRI PENYELESAIAN PERMAINAN SUDOKU, CHALLENGER PUZZLE, DAN N-QUEENS PROBLEM MENGGUNAKAN INTEGER PROGRAMMING ALI VIKRI DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

PENJADWALAN MATA KULIAH MENGGUNAKAN INTEGER NONLINEAR PROGRAMMING Studi Kasus di Bina Sarana Informatika Bogor ERLIYANA

PENJADWALAN MATA KULIAH MENGGUNAKAN INTEGER NONLINEAR PROGRAMMING Studi Kasus di Bina Sarana Informatika Bogor ERLIYANA PENJADWALAN MATA KULIAH MENGGUNAKAN INTEGER NONLINEAR PROGRAMMING Studi Kasus di Bina Sarana Informatika Bogor ERLIYANA DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI MIX FLEET VEHICLE ROUTING PROBLEM PADA PENGANGKUTAN PEGAWAI IPB DENGAN MENGGUNAKAN BUS IPB GALIH FEBRIANTO

IMPLEMENTASI MIX FLEET VEHICLE ROUTING PROBLEM PADA PENGANGKUTAN PEGAWAI IPB DENGAN MENGGUNAKAN BUS IPB GALIH FEBRIANTO IMPLEMENTASI MIX FLEET VEHICLE ROUTING PROBLEM PADA PENGANGKUTAN PEGAWAI IPB DENGAN MENGGUNAKAN BUS IPB GALIH FEBRIANTO DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Vehicle Routing Problem (VRP) merupakan salah satu permasalahan yang terdapat pada bidang Riset Operasional. Dalam kehidupan nyata, VRP memainkan peranan penting dalam

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI

I PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah penentuan rute bus karyawan mendapat perhatian dari para peneliti selama lebih kurang 30 tahun belakangan ini. Masalah optimisasi rute bus karyawan secara matematis

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori graf 2.1.1 Defenisi graf Graf G adalah pasangan {,} dengan adalah himpunan terhingga yang tidak kosong dari objek-objek yang disebut titik (vertex) dan adalah himpunan pasangan

Lebih terperinci

PENYELESAIAN MASALAH PENGIRIMAN PAKET KILAT UNTUK JENIS NEXT-DAY SERVICE DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PEMBANGKITAN KOLOM. Oleh: WULAN ANGGRAENI G

PENYELESAIAN MASALAH PENGIRIMAN PAKET KILAT UNTUK JENIS NEXT-DAY SERVICE DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PEMBANGKITAN KOLOM. Oleh: WULAN ANGGRAENI G PENYELESAIAN MASALAH PENGIRIMAN PAKET KILAT UNTUK JENIS NEXT-DAY SERVICE DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PEMBANGKITAN KOLOM Oleh: WULAN ANGGRAENI G54101038 PROGRAM STUDI MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU

Lebih terperinci

MODEL OPTIMASI JADWAL UJIAN DAN IMPLEMENTASINYA PADA UNIVERSITAS TERBUKA ASMARA IRIANI TARIGAN

MODEL OPTIMASI JADWAL UJIAN DAN IMPLEMENTASINYA PADA UNIVERSITAS TERBUKA ASMARA IRIANI TARIGAN MODEL OPTIMASI JADWAL UJIAN DAN IMPLEMENTASINYA PADA UNIVERSITAS TERBUKA ASMARA IRIANI TARIGAN SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan

Lebih terperinci

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Graf Definisi 1 (Graf, Graf Berarah dan Graf Takberarah) 2.2 Linear Programming

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Graf Definisi 1 (Graf, Graf Berarah dan Graf Takberarah) 2.2 Linear Programming 4 II TINJAUAN PUSTAKA Untuk memahami permasalahan yang berhubungan dengan penentuan rute optimal kendaraan dalam mendistribusikan barang serta menentukan solusinya maka diperlukan beberapa konsep teori

Lebih terperinci

MASALAH PENENTUAN RUTE KENDARAAN ANTARJEMPUT ROTI SONIA MEITHANIA

MASALAH PENENTUAN RUTE KENDARAAN ANTARJEMPUT ROTI SONIA MEITHANIA MASALAH PENENTUAN RUTE KENDARAAN ANTARJEMPUT ROTI SONIA MEITHANIA DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014 PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

Lebih terperinci

PENJADWALAN SIARAN IKLAN PADA TELEVISI MENGGUNAKAN METODE INTEGER LINEAR PROGRAMMING DAN METODE HEURISTIK DEVINA ANGGRAINI

PENJADWALAN SIARAN IKLAN PADA TELEVISI MENGGUNAKAN METODE INTEGER LINEAR PROGRAMMING DAN METODE HEURISTIK DEVINA ANGGRAINI PENJADWALAN SIARAN IKLAN PADA TELEVISI MENGGUNAKAN METODE INTEGER LINEAR PROGRAMMING DAN METODE HEURISTIK DEVINA ANGGRAINI DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Persoalan rute terpendek merupakan suatu jaringan pengarahan rute perjalanan di mana seseorang pengarah jalan ingin menentukan rute terpendek antara dua kota berdasarkan

Lebih terperinci

PENJADWALAN MATA PELAJARAN DI SEKOLAH: STUDI KASUS DI SMPIT NURUL FAJAR BOGOR MUHAMMAD IZZUDDIN

PENJADWALAN MATA PELAJARAN DI SEKOLAH: STUDI KASUS DI SMPIT NURUL FAJAR BOGOR MUHAMMAD IZZUDDIN PENJADWALAN MATA PELAJARAN DI SEKOLAH: STUDI KASUS DI SMPIT NURUL FAJAR BOGOR MUHAMMAD IZZUDDIN DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2015 PERNYATAAN

Lebih terperinci

PENJADWALAN PETUGAS KEAMANAN MENGGUNAKAN INTEGER LINEAR PROGRAMMING: STUDI KASUS DI INSTITUT PERTANIAN BOGOR RANGGA GALUH SONIWAN

PENJADWALAN PETUGAS KEAMANAN MENGGUNAKAN INTEGER LINEAR PROGRAMMING: STUDI KASUS DI INSTITUT PERTANIAN BOGOR RANGGA GALUH SONIWAN PENJADWALAN PETUGAS KEAMANAN MENGGUNAKAN INTEGER LINEAR PROGRAMMING: STUDI KASUS DI INSTITUT PERTANIAN BOGOR RANGGA GALUH SONIWAN DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT

Lebih terperinci

OPTIMASI BIAYA OPERASIONAL KERETA API DALAM SISTEM LOOP LINE MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN INTEGER TAKLINEAR NOVARIA YUSRI

OPTIMASI BIAYA OPERASIONAL KERETA API DALAM SISTEM LOOP LINE MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN INTEGER TAKLINEAR NOVARIA YUSRI OPTIMASI BIAYA OPERASIONAL KERETA API DALAM SISTEM LOOP LINE MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN INTEGER TAKLINEAR NOVARIA YUSRI DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

MODEL OPTIMASI JADWAL UJIAN DAN IMPLEMENTASINYA PADA UNIVERSITAS TERBUKA ASMARA IRIANI TARIGAN

MODEL OPTIMASI JADWAL UJIAN DAN IMPLEMENTASINYA PADA UNIVERSITAS TERBUKA ASMARA IRIANI TARIGAN MODEL OPTIMASI JADWAL UJIAN DAN IMPLEMENTASINYA PADA UNIVERSITAS TERBUKA ASMARA IRIANI TARIGAN SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan

Lebih terperinci

PENGOPTIMUMAN BERBASIS DUAL MASALAH PENJADWALAN TIGA HARI KERJA DALAM SEMINGGU SECARA SIKLIS NUR HADI

PENGOPTIMUMAN BERBASIS DUAL MASALAH PENJADWALAN TIGA HARI KERJA DALAM SEMINGGU SECARA SIKLIS NUR HADI PENGOPTIMUMAN BERBASIS DUAL MASALAH PENJADWALAN TIGA HARI KERJA DALAM SEMINGGU SECARA SIKLIS NUR HADI DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

Lebih terperinci

OPTIMASI PENGATURAN RUTE KENDARAAN DENGAN MUATAN KONTAINER PENUH MENGGUNAKAN METODE DEKOMPOSISI LAGRANGIAN

OPTIMASI PENGATURAN RUTE KENDARAAN DENGAN MUATAN KONTAINER PENUH MENGGUNAKAN METODE DEKOMPOSISI LAGRANGIAN Tugas Akhir KI 091391 OPTIMASI PENGATURAN RUTE KENDARAAN DENGAN MUATAN KONTAINER PENUH MENGGUNAKAN METODE DEKOMPOSISI LAGRANGIAN Akhmed Data Fardiaz NRP 5102109046 Dosen Pembimbing Rully Soelaiman, S.Kom.,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengiriman barang dari pabrik ke agen atau pelanggan, yang tersebar di berbagai

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengiriman barang dari pabrik ke agen atau pelanggan, yang tersebar di berbagai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengiriman barang dari pabrik ke agen atau pelanggan, yang tersebar di berbagai tempat, sering menjadi masalah dalam dunia industri sehari-hari. Alokasi produk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah perusahaan melakukan proses produksi untuk menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah perusahaan melakukan proses produksi untuk menghasilkan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Sebuah perusahaan melakukan proses produksi untuk menghasilkan produk yang siap jual. Setelah menghasilkan produk yang siap jual, maka proses selanjutnya

Lebih terperinci

PENYELESAIAN VEHICLE ROUTING PROBLEM WITH SIMULTANEOUS PICK-UP AND DELIVERY SERVICE MENGGUNAKAN ALGORITME TABU SEARCH SYUKRIO IDAMAN

PENYELESAIAN VEHICLE ROUTING PROBLEM WITH SIMULTANEOUS PICK-UP AND DELIVERY SERVICE MENGGUNAKAN ALGORITME TABU SEARCH SYUKRIO IDAMAN PENYELESAIAN VEHICLE ROUTING PROBLEM WITH SIMULTANEOUS PICK-UP AND DELIVERY SERVICE MENGGUNAKAN ALGORITME TABU SEARCH SYUKRIO IDAMAN DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Supply Chain Management Supply chain adalah jaringan perusahaan-perusahaan yang secara bersama-sama bekerja untuk menciptakan dan menghantarkan produk ke tangan pemakai akhir.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebuah pabrik atau distributor tentunya memiliki konsumen-konsumen yang harus dipenuhi kebutuhannya. Dalam pemenuhan kebutuhan dari masing-masing konsumen

Lebih terperinci

PENJADWALAN PERAWAT RS CIPTO MANGUNKUSUMO LANTAI 4 ZONA A MENGGUNAKAN METODE GOAL PROGRAMMING IRMA FATMAWATI

PENJADWALAN PERAWAT RS CIPTO MANGUNKUSUMO LANTAI 4 ZONA A MENGGUNAKAN METODE GOAL PROGRAMMING IRMA FATMAWATI PENJADWALAN PERAWAT RS CIPTO MANGUNKUSUMO LANTAI 4 ZONA A MENGGUNAKAN METODE GOAL PROGRAMMING IRMA FATMAWATI DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

Pembentukan Rute Distribusi Menggunakan Algoritma Clarke & Wright Savings dan Algoritma Sequential Insertion *

Pembentukan Rute Distribusi Menggunakan Algoritma Clarke & Wright Savings dan Algoritma Sequential Insertion * Reka Integra ISSN: 2338-508 Jurusan Teknik Industri Itenas No.02 Vol. 02 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Oktober 204 Pembentukan Distribusi Menggunakan Algoritma Clarke & Wright Savings dan Algoritma

Lebih terperinci

Penentuan Rute Kendaraan Distribusi Produk Roti Menggunakan Metode Nearest Neighbor dan Metode Sequential Insertion *

Penentuan Rute Kendaraan Distribusi Produk Roti Menggunakan Metode Nearest Neighbor dan Metode Sequential Insertion * Reka Integra ISSN: 2338-5081 Jurusan Teknik Industri Itenas No.03 Vol.01 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Januari 2014 Penentuan Kendaraan Distribusi Produk Roti Menggunakan Metode Nearest Neighbor

Lebih terperinci

PANDUAN APLIKASI TSP-VRP

PANDUAN APLIKASI TSP-VRP PANDUAN APLIKASI TSP-VRP oleh Dra. Sapti Wahyuningsih, M.Si Darmawan Satyananda, S.T, M.T JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN IPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG 2016 0 Pengantar Aplikasi ini dikembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN I.1 I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Semakin tingginya perkembangan industri membuat persaingan setiap pelaku industri semakin ketat dan meningkat tajam. Setiap pelaku industri harus mempunyai strategi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tempat tujuan berikutnya dari sebuah kendaraan pengangkut baik pengiriman melalui

BAB 1 PENDAHULUAN. tempat tujuan berikutnya dari sebuah kendaraan pengangkut baik pengiriman melalui BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam masalah pengiriman barang, sebuah rute diperlukan untuk menentukan tempat tujuan berikutnya dari sebuah kendaraan pengangkut baik pengiriman melalui darat, air,

Lebih terperinci

AN ANALISIS RANCANGAN PENAWARAN DISKON DENGAN BANYAK PELANGGAN DAN TITIK IMPAS TUNGGAL

AN ANALISIS RANCANGAN PENAWARAN DISKON DENGAN BANYAK PELANGGAN DAN TITIK IMPAS TUNGGAL AN ANALISIS RANCANGAN PENAWARAN DISKON DENGAN BANYAK PELANGGAN DAN TITIK IMPAS TUNGGAL Oleh: Endang Nurjamil G05497044 DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dinas lingkungan Hidup (DLH) Kota Yogyakarta adalah dinas

BAB I PENDAHULUAN. Dinas lingkungan Hidup (DLH) Kota Yogyakarta adalah dinas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dinas lingkungan Hidup (DLH) Kota Yogyakarta adalah dinas pemerintahan yang bergerak di bidang lingkungan hidup daerah yang meliputi kegiatan dalam melakukan pengawasan,

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Bab 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 2 Bab 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Routing adalah proses dimana suatu router mem-forward paket jaringan yang dituju. Suatu router membuat keputusan berdasarkan IP address yang dituju oleh paket. Agar

Lebih terperinci

PENDEKATAN ALGORITMA PEMROGRAMAN DINAMIK DALAM MENYELESAIKAN PERSOALAN KNAPSACK 0/1 SKRIPSI SRI RAHAYU

PENDEKATAN ALGORITMA PEMROGRAMAN DINAMIK DALAM MENYELESAIKAN PERSOALAN KNAPSACK 0/1 SKRIPSI SRI RAHAYU PENDEKATAN ALGORITMA PEMROGRAMAN DINAMIK DALAM MENYELESAIKAN PERSOALAN KNAPSACK 0/1 SKRIPSI SRI RAHAYU 060823001 PROGRAM STUDI SARJANA MATEMATIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sistem distribusi/trasportasi adalah salah satu hal yang penting bagi perusahaan, karena berkaitan dengan pelayana kepada konsumen. Dalam sistem distribusi/trasportasi

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI ALGORITMA CLARKE AND WRIGHT S SAVINGS DALAM MENYELESAIKAN CAPACITATED VEHICLE ROUTING PROBLEM (CVRP) SKRIPSI DONNA DAMANIK

IMPLEMENTASI ALGORITMA CLARKE AND WRIGHT S SAVINGS DALAM MENYELESAIKAN CAPACITATED VEHICLE ROUTING PROBLEM (CVRP) SKRIPSI DONNA DAMANIK IMPLEMENTASI ALGORITMA CLARKE AND WRIGHT S SAVINGS DALAM MENYELESAIKAN CAPACITATED VEHICLE ROUTING PROBLEM (CVRP) SKRIPSI DONNA DAMANIK 110803063 DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

PENGARUH NILAI PARAMETER TERHADAP SOLUSI HEURISTIK PADA MODEL VTPTW

PENGARUH NILAI PARAMETER TERHADAP SOLUSI HEURISTIK PADA MODEL VTPTW INFOMATEK Volume 19 Nomor 1 Juni 2017 PENGARUH NILAI PARAMETER TERHADAP SOLUSI HEURISTIK PADA MODEL VTPTW Tjutju T. Dimyati Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Pasundan Abstrak: Penentuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. aplikasinya di berbagai area telah meningkat pesat. Hal ini ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. aplikasinya di berbagai area telah meningkat pesat. Hal ini ditandai dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam beberapa tahun terakhir, penelitian mengenai transportasi dan aplikasinya di berbagai area telah meningkat pesat. Hal ini ditandai dengan banyaknya studi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Bab II dalam penelitian ini terdiri atas vehicle routing problem, teori lintasan dan sirkuit, metode saving matriks, matriks jarak, matriks penghematan, dan penentuan urutan konsumen.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN an berkembang algoritma genetika (genetic algorithm) ketika I. Rochenberg dalam bukunya yang berjudul Evolution Strategies

BAB I PENDAHULUAN an berkembang algoritma genetika (genetic algorithm) ketika I. Rochenberg dalam bukunya yang berjudul Evolution Strategies BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan teori graf sangat pesat dari tahun ke tahun, pada tahun 1960-an berkembang algoritma genetika (genetic algorithm) ketika I. Rochenberg dalam bukunya yang

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN SIMULASI PENCARIAN JALUR TERAMAN PADA PERUTEAN KENDARAN

PERANCANGAN DAN SIMULASI PENCARIAN JALUR TERAMAN PADA PERUTEAN KENDARAN PERANCANGAN DAN SIMULASI PENCARIAN JALUR TERAMAN PADA PERUTEAN KENDARAN SUHARDIMAN USMAN NRP : 1204 100 027 Dosen Pembimbing : Subchan, Ph.D 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Penentuan rute kendaraan merupakan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Metodologi penelitian berperan untuk membantu agar masalah dapat diselesaikan secara lebih terarah dan sistematis. Dalam metodologi penelitian, akan diuraikan

Lebih terperinci

PENENTUAN RUTE DISTRIBUSI LPG DENGAN PENDEKATAN MODEL MATEMATIS

PENENTUAN RUTE DISTRIBUSI LPG DENGAN PENDEKATAN MODEL MATEMATIS PENENTUAN RUTE DISTRIBUSI LPG DENGAN PENDEKATAN MODEL MATEMATIS Annisa Kesy Garside, Xamelia Sulistyani, Dana Marsetiya Utama Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Malang,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Transportasi adalah salah satu bagian dari sistem logistik yang sangat penting. Transportasi itu sendiri digunakan untuk mengangkut penumpang maupun barang

Lebih terperinci

BAB 1. PENDAHULUAN. Permasalahan pendistribusian barang oleh depot ke konsumen merupakan

BAB 1. PENDAHULUAN. Permasalahan pendistribusian barang oleh depot ke konsumen merupakan BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan pendistribusian barang oleh depot ke konsumen merupakan komponen penting dalam sistem pelayanan depot suatu perusahaan, proses tersebut dapat terjadi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Penelitian Terdahulu Transportasi merupakan bagian dari distribusi. Ong dan Suprayogi (2011) menyebutkan biaya transportasi adalah salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hingga ke luar pulau Jawa. Outlet-outlet inilah yang menjadi channel distribusi

BAB I PENDAHULUAN. hingga ke luar pulau Jawa. Outlet-outlet inilah yang menjadi channel distribusi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah PT. Indoberka Investama merupakan perusahaan nasional yang bergerak di bidang kontruksi, pabrikasi, dan distributor rangka atap. Bentuk badan usaha dari PT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Alat transportasi merupakan salah satu faktor yang mendukung berjalannya

BAB I PENDAHULUAN. Alat transportasi merupakan salah satu faktor yang mendukung berjalannya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Alat transportasi merupakan salah satu faktor yang mendukung berjalannya kegiatan atau aktivitas manusia dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu kegiatan manusia

Lebih terperinci

PERANCANGAN PROTOKOL PENYEMBUNYIAN INFORMASI TEROTENTIKASI SHELVIE NIDYA NEYMAN

PERANCANGAN PROTOKOL PENYEMBUNYIAN INFORMASI TEROTENTIKASI SHELVIE NIDYA NEYMAN PERANCANGAN PROTOKOL PENYEMBUNYIAN INFORMASI TEROTENTIKASI SHELVIE NIDYA NEYMAN SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI HYBRID ALGORITMA GENETIKA DENGAN TEKNIK KENDALI LOGIKA FUZZY UNTUK MENYELESAIKAN VEHICLE ROUTING PROBLEM SKRIPSI DICKY ANDRYAN

IMPLEMENTASI HYBRID ALGORITMA GENETIKA DENGAN TEKNIK KENDALI LOGIKA FUZZY UNTUK MENYELESAIKAN VEHICLE ROUTING PROBLEM SKRIPSI DICKY ANDRYAN IMPLEMENTASI HYBRID ALGORITMA GENETIKA DENGAN TEKNIK KENDALI LOGIKA FUZZY UNTUK MENYELESAIKAN VEHICLE ROUTING PROBLEM SKRIPSI DICKY ANDRYAN ( 060803049 ) DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU

Lebih terperinci

Lampiran 1 Syntax Program LINGO 11.0 untuk Menyelesaikan Masalah Pemrograman Linear dengan Metode Branch-and-Bound beserta Hasil yang Diperoleh

Lampiran 1 Syntax Program LINGO 11.0 untuk Menyelesaikan Masalah Pemrograman Linear dengan Metode Branch-and-Bound beserta Hasil yang Diperoleh LAMPIRAN 26 27 Lampiran 1 Syntax Program LINGO 11.0 untuk Menyelesaikan Masalah Pemrograman Linear dengan Metode Branch-and-Bound beserta Hasil yang Diperoleh 1) LP-relaksasi masalah (6) Max z = 3x1+ 5x2

Lebih terperinci

PENYELESAIAN PERMAINAN FLOW COLORS DENGAN MEMINIMUMKAN DEVIASI PANJANG TIAP JALUR IRFAN CHAHYADI

PENYELESAIAN PERMAINAN FLOW COLORS DENGAN MEMINIMUMKAN DEVIASI PANJANG TIAP JALUR IRFAN CHAHYADI PENYELESAIAN PERMAINAN FLOW COLORS DENGAN MEMINIMUMKAN DEVIASI PANJANG TIAP JALUR IRFAN CHAHYADI DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Permasalahan Kereta api merupakan salah satu angkutan darat yang banyak diminati masyarakat, hal ini dikarenakan biaya yang relatif murah dan waktu tempuh yang

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Distribusi Distribusi adalah suatu kegiatan untuk memindahkan produk dari pihak supplier ke pihak konsumen dalan suatu supply chain (Chopra, 2010, p86). Distribusi terjadi

Lebih terperinci

PENENTUAN SOLUSI LASO DARI TRAVELING SALESMAN PROBLEM WITH PICK-UP AND DELIVERY DENGAN METODE HEURISTIK ATIKAH NURBAITI

PENENTUAN SOLUSI LASO DARI TRAVELING SALESMAN PROBLEM WITH PICK-UP AND DELIVERY DENGAN METODE HEURISTIK ATIKAH NURBAITI PENENTUAN SOLUSI LASO DARI TRAVELING SALESMAN PROBLEM WITH PICK-UP AND DELIVERY DENGAN METODE HEURISTIK ATIKAH NURBAITI DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lebih efektif dan efisien karena akan melewati rute yang minimal jaraknya,

BAB I PENDAHULUAN. lebih efektif dan efisien karena akan melewati rute yang minimal jaraknya, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Distribusi merupakan proses penyaluran produk dari produsen sampai ke tangan masyarakat atau konsumen. Kemudahan konsumen dalam mendapatkan produk yang diinginkan menjadi

Lebih terperinci

PENDEKATAN BARU UNTUK PENYELESAIAN MASALAH TRANSPORTASI SOLID ABSTRACT

PENDEKATAN BARU UNTUK PENYELESAIAN MASALAH TRANSPORTASI SOLID ABSTRACT PENDEKATAN BARU UNTUK PENYELESAIAN MASALAH TRANSPORTASI SOLID Siti Agustina Simanjuntak 1, Tumpal P. Nababan 2, M. D. H. Gamal 2 1 Mahasiswa Program Studi S1 Matematika 2 Dosen Jurusan Matematika Fakultas

Lebih terperinci

MODEL OPTIMASI VEHICLE ROUTING PROBLEM DAN IMPLEMENTASINYA ISKANDAR

MODEL OPTIMASI VEHICLE ROUTING PROBLEM DAN IMPLEMENTASINYA ISKANDAR MODEL OPTIMASI VEHICLE ROUTING PROBLEM DAN IMPLEMENTASINYA ISKANDAR SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Vehicle Routing problem (VRP) merupakan topik penelitian yang telah lama ada, yang pertama kali dilakukan oleh Dantzig dan Ramser (1959) dengan judul The Truck Dispatching

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan daerah perkotaan atau city development memiliki beberapa aspek penting salah satunya adalah logistik perkotaan atau city logistics. Alasan mengapa city

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI ALGORITMA PALGUNADI UNTUK MENYELESAIKAN SINGLE DAN MULTI PRODUCT VEHICLE ROUTING PROBLEM

IMPLEMENTASI ALGORITMA PALGUNADI UNTUK MENYELESAIKAN SINGLE DAN MULTI PRODUCT VEHICLE ROUTING PROBLEM IMPLEMENTASI ALGORITMA PALGUNADI UNTUK MENYELESAIKAN SINGLE DAN MULTI PRODUCT VEHICLE ROUTING PROBLEM SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Strata Satu Jurusan Informatika HALAMAN

Lebih terperinci

PENJADWALAN PERTANDINGAN SEPAK BOLA MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN INTEGER ACHMAD DICKY FACHRUDDIN

PENJADWALAN PERTANDINGAN SEPAK BOLA MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN INTEGER ACHMAD DICKY FACHRUDDIN PENJADWALAN PERTANDINGAN SEPAK BOLA MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN INTEGER ACHMAD DICKY FACHRUDDIN DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2016 PERNYATAAN

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu Terdapat beberapa penelitian-penelitian terdahulu yang membahas mengenai penentuan rute optimum. Sebagian besar penelitian yang telah dilakukan menggunakan

Lebih terperinci

ALGORITMA EKSAK UNTUK MENYELESAIKAN PERSOALAN BIN COVERING

ALGORITMA EKSAK UNTUK MENYELESAIKAN PERSOALAN BIN COVERING ALGORITMA EKSAK UNTUK MENYELESAIKAN PERSOALAN BIN COVERING TESIS Oleh ERI SAPUTRA 097021080/MT FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2012 ALGORITMA EKSAK UNTUK

Lebih terperinci

PEMODELAN PENENTUAN KOMPOSISI PRODUK UNTUK MEMAKSIMALKAN KEUNTUNGAN PERUSAHAAN JENANG KUDUS ROSMA MULYANI

PEMODELAN PENENTUAN KOMPOSISI PRODUK UNTUK MEMAKSIMALKAN KEUNTUNGAN PERUSAHAAN JENANG KUDUS ROSMA MULYANI PEMODELAN PENENTUAN KOMPOSISI PRODUK UNTUK MEMAKSIMALKAN KEUNTUNGAN PERUSAHAAN JENANG KUDUS ROSMA MULYANI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan sehari-hari. Proses distribusi barang dari suatu tempat ke tempat

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan sehari-hari. Proses distribusi barang dari suatu tempat ke tempat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permasalahan optimisasi merupakan permasalahan yang banyak dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Proses distribusi barang dari suatu tempat ke tempat lain merupakan

Lebih terperinci

PENENTUAN LOKASI GUDANG DAN RUTE PENDISTRIBUSIAN MENGGUNAKAN INTEGER PROGRAMMING ERMI RODITA HAYATI

PENENTUAN LOKASI GUDANG DAN RUTE PENDISTRIBUSIAN MENGGUNAKAN INTEGER PROGRAMMING ERMI RODITA HAYATI PENENTUAN LOKASI GUDANG DAN RUTE PENDISTRIBUSIAN MENGGUNAKAN INTEGER PROGRAMMING ERMI RODITA HAYATI DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014

Lebih terperinci

PENGOPTIMUMAN MASALAH PENJADWALAN EMPAT HARI KERJA DALAM SEMINGGU SECARA SIKLIS BERBASIS DUAL ARIYANTO PAMUNGKAS

PENGOPTIMUMAN MASALAH PENJADWALAN EMPAT HARI KERJA DALAM SEMINGGU SECARA SIKLIS BERBASIS DUAL ARIYANTO PAMUNGKAS PENGOPTIMUMAN MASALAH PENJADWALAN EMPAT HARI KERJA DALAM SEMINGGU SECARA SIKLIS BERBASIS DUAL ARIYANTO PAMUNGKAS DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

Penentuan Rute Distribusi Air Mineral Menggunakan Metode Clarke-Wright Algorithm dan Sequential Insertion *

Penentuan Rute Distribusi Air Mineral Menggunakan Metode Clarke-Wright Algorithm dan Sequential Insertion * Reka Integra ISSN: 2338-5081 Teknik Industri Itenas.2 Vol.1 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Oktober 2013 Penentuan Rute Distribusi Air Mineral Menggunakan Metode Clarke-Wright Algorithm dan Sequential

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, batasan

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, batasan BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan. 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 12 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Distribusi suatu produk mempunyai peran yang penting dalam suatu mata rantai produksi. Hal yang paling relevan dalam pendistribusian suatu produk adalah transportasi

Lebih terperinci

PENYELESAIAN VEHICLE ROUTING PROBLEM MENGGUNAKAN ALGORITME GENETIKA DEDI HARIYANTO

PENYELESAIAN VEHICLE ROUTING PROBLEM MENGGUNAKAN ALGORITME GENETIKA DEDI HARIYANTO PENYELESAIAN VEHICLE ROUTING PROBLEM MENGGUNAKAN ALGORITME GENETIKA DEDI HARIYANTO DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2016 PERNYATAAN MENGENAI

Lebih terperinci

Berdasarkan penelitian, biaya operasi gudang diestimasikan sebesar 15% - 70 % dari total biaya manufaktur. Tompkins, et al., 1996

Berdasarkan penelitian, biaya operasi gudang diestimasikan sebesar 15% - 70 % dari total biaya manufaktur. Tompkins, et al., 1996 2 1 Berdasarkan penelitian, biaya operasi gudang diestimasikan sebesar 15% - 70 % dari total biaya manufaktur Tompkins, et al., 1996 Optimasi Tata Letak Semi Dinamis Raw Material Fast Moving Pada Gudang

Lebih terperinci

PENDUGAAN FUNGSI SEBARAN DAN FUNGSI KEPEKATAN PELUANG WAKTU TUNGGU PROSES POISSON PERIODIK NADIROH

PENDUGAAN FUNGSI SEBARAN DAN FUNGSI KEPEKATAN PELUANG WAKTU TUNGGU PROSES POISSON PERIODIK NADIROH PENDUGAAN FUNGSI SEBARAN DAN FUNGSI KEPEKATAN PELUANG WAKTU TUNGGU PROSES POISSON PERIODIK NADIROH DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah Pusat hingga Pemerintah Daerah, salah satu program dari

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah Pusat hingga Pemerintah Daerah, salah satu program dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peningkatan kesejahteraan dalam memenuhi kebutuhan pangan masyarakat berpendapatan rendah merupakan program nasional dari Pemerintah Pusat hingga Pemerintah

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol.1 No. 2, Agustus 2012 ISSN

Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol.1 No. 2, Agustus 2012 ISSN PENENTUAN RUTE PENGAMBILAN SAMPAH DI KOTA MERAUKE DENGAN KOMBINASI METODE EKSAK DAN METODE HEURISTIC Endah Wulan Perwitasari Email : dek_endah@yahoo.com Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendistribusian suatu barang merupakan persoalan yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari baik oleh pemerintah maupun oleh produsen. Dalam pelaksanaannya

Lebih terperinci

OPTIMASI BIAYA ANTISIPASI BENCANA ALAM MEIDINA FITRIANTI

OPTIMASI BIAYA ANTISIPASI BENCANA ALAM MEIDINA FITRIANTI OPTIMASI BIAYA ANTISIPASI BENCANA ALAM MEIDINA FITRIANTI DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013 PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan utama dari hampir semua aktivitas industri adalah menekan biaya produksi dan biaya operasional seminimal mungkin guna mendapatkan keuntungan semaksimal

Lebih terperinci

PENJADWALAN KEGIATAN PERKULIAHAN MENGGUNAKAN GOAL PROGRAMMING: STUDI KASUS DI PROGRAM STUDI S1 MATEMATIKA FMIPA IPB PENDAHULUAN

PENJADWALAN KEGIATAN PERKULIAHAN MENGGUNAKAN GOAL PROGRAMMING: STUDI KASUS DI PROGRAM STUDI S1 MATEMATIKA FMIPA IPB PENDAHULUAN PENJADWALAN KEGIATAN PERKULIAHAN MENGGUNAKAN GOAL PROGRAMMING: STUDI KASUS DI PROGRAM STUDI S1 MATEMATIKA FMIPA IPB RUHIYAT 1, F. HANUM 1, R. A. PERMANA 2 Abstrak Jadwal mata kuliah mayor-minor yang tumpang

Lebih terperinci

PENJADWALAN DOKTER KAMAR DARURAT DI RSCM MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN LINEAR INTEGER RATNA RATU ALIT

PENJADWALAN DOKTER KAMAR DARURAT DI RSCM MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN LINEAR INTEGER RATNA RATU ALIT PENJADWALAN DOKTER KAMAR DARURAT DI RSCM MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN LINEAR INTEGER RATNA RATU ALIT DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011 ABSTRACT

Lebih terperinci

Pengembangan Model Periodic Inventory Routing Problem untuk Penjadwalan Truk Tangki Multi Kapasitas

Pengembangan Model Periodic Inventory Routing Problem untuk Penjadwalan Truk Tangki Multi Kapasitas Pengembangan Model Periodic Inventory Routing Problem untuk Penjadwalan Truk Tangki Multi Kapasitas (Studi Kasus: ISG PT. PERTAMINA UPms V SURABAYA) Oleh : Deni Irawan 2506 100 179 Dosen Pembimbing : Dr.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Distribusi merupakan proses penyaluran produk dari produsen sampai ke tangan masyarakat atau konsumen. Kemudahan konsumen dalam menjangkau produk yang diinginkan

Lebih terperinci

PENYELESAIAN MAGIC SQUARE SEBAGAI PERMASALAHAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR (SPL) RISMANTO FERNANDUS SIRINGO-RINGO

PENYELESAIAN MAGIC SQUARE SEBAGAI PERMASALAHAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR (SPL) RISMANTO FERNANDUS SIRINGO-RINGO PENYELESAIAN MAGIC SQUARE SEBAGAI PERMASALAHAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR (SPL) RISMANTO FERNANDUS SIRINGO-RINGO DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

Cross Docking 2/4/2010. Disusun oleh: Ahmad Fatih Fudhla ( ) Dibimbing oleh: Prof. Ir. I Nyoman Pujawan, M.Eng. PhD Arief Rahman, ST, MSc

Cross Docking 2/4/2010. Disusun oleh: Ahmad Fatih Fudhla ( ) Dibimbing oleh: Prof. Ir. I Nyoman Pujawan, M.Eng. PhD Arief Rahman, ST, MSc Tesis Pengembangan Model Matematis untuk Penjadwalan Rute Kendaraan Cross Docking dalam Rantai Pasok dengan Mempertimbangkan Batasan Kelas Jalan dan Kendaraan yang Heterogen Disusun oleh: Ahmad Fatih Fudhla

Lebih terperinci

Prof. Dr. Ir. ZULKIFLI ALAMSYAH, M.Sc. Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Jambi

Prof. Dr. Ir. ZULKIFLI ALAMSYAH, M.Sc. Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Jambi Prof. Dr. Ir. ZULKIFLI ALAMSYAH, M.Sc. Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Jambi Merupakan salah satu bentuk dari model jaringan kerja (network). Suatu model yang berhubungan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh terhadap keberhasilan penjualan produk. Salah satu faktor kepuasan

BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh terhadap keberhasilan penjualan produk. Salah satu faktor kepuasan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Distribusi adalah kegiatan yang selalu menjadi bagian dalam menjalankan sebuah usaha. Distribusi merupakan suatu proses pengiriman barang dari suatu depot ke

Lebih terperinci

PENJADWALAN MATA KULIAH DENGAN MEMECAH PERTEMUAN BERDASAR PEMROGRAMAN LINEAR INTEGER

PENJADWALAN MATA KULIAH DENGAN MEMECAH PERTEMUAN BERDASAR PEMROGRAMAN LINEAR INTEGER JMA, VOL. 9, NO.1, JULI 2010, 43-48 43 PENJADWALAN MATA KULIAH DENGAN MEMECAH PERTEMUAN BERDASAR PEMROGRAMAN LINEAR INTEGER PRAPTO TRI SUPRIYO Departemen Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

PENJADWALAN MATA KULIAH DENGAN MEMINIMUMKAN BANYAKNYA RUANGAN REGITA FEBRIYANTI SAMANTA

PENJADWALAN MATA KULIAH DENGAN MEMINIMUMKAN BANYAKNYA RUANGAN REGITA FEBRIYANTI SAMANTA PENJADWALAN MATA KULIAH DENGAN MEMINIMUMKAN BANYAKNYA RUANGAN REGITA FEBRIYANTI SAMANTA DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014 PERNYATAAN

Lebih terperinci

PREDIKSI JANGKA PANJANG DARI PROSES POISSON SIKLIK DENGAN FUNGSI INTENSITAS GLOBAL DIKETAHUI AGUSTINA MARGARETHA

PREDIKSI JANGKA PANJANG DARI PROSES POISSON SIKLIK DENGAN FUNGSI INTENSITAS GLOBAL DIKETAHUI AGUSTINA MARGARETHA PREDIKSI JANGKA PANJANG DARI PROSES POISSON SIKLIK DENGAN FUNGSI INTENSITAS GLOBAL DIKETAHUI AGUSTINA MARGARETHA DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

MODEL PERSEDIAAN TERINTEGRASI SATU-PRODUSEN MULTI-PENGECER DENGAN KENDALI BIAYA PERSIAPAN PRODUKSI DAN PENGOPTIMALAN JALUR TRANSPORTASI

MODEL PERSEDIAAN TERINTEGRASI SATU-PRODUSEN MULTI-PENGECER DENGAN KENDALI BIAYA PERSIAPAN PRODUKSI DAN PENGOPTIMALAN JALUR TRANSPORTASI MODEL PERSEDIAAN TERINTEGRASI SATU-PRODUSEN MULTI-PENGECER DENGAN KENDALI BIAYA PERSIAPAN PRODUKSI DAN PENGOPTIMALAN JALUR TRANSPORTASI oleh SITI ZULFA CHOIRUN NISAK M0111077 SKRIPSI ditulis dan diajukan

Lebih terperinci

PENJADWALAN KARYAWAN MENGGUNAKAN INTEGER LINEAR PROGRAMMING: STUDI KASUS DI TAMAN AIR TIRTAMAS PALEM INDAH JAKARTA PUTRI AGUSTINA EVERIA

PENJADWALAN KARYAWAN MENGGUNAKAN INTEGER LINEAR PROGRAMMING: STUDI KASUS DI TAMAN AIR TIRTAMAS PALEM INDAH JAKARTA PUTRI AGUSTINA EVERIA PENJADWALAN KARYAWAN MENGGUNAKAN INTEGER LINEAR PROGRAMMING: STUDI KASUS DI TAMAN AIR TIRTAMAS PALEM INDAH JAKARTA PUTRI AGUSTINA EVERIA DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

Lebih terperinci

PENENTUAN JALUR DISTRIBUSI BARANG YANG OPTIMAL PADA PT

PENENTUAN JALUR DISTRIBUSI BARANG YANG OPTIMAL PADA PT PENENTUAN JALUR DISTRIBUSI BARANG YANG OPTIMAL PADA PT. SURYA AGUNG KARYA UTAMA UNTUK MEMINIMALISASI BIAYA DENGAN METODE CLARKE AND WRIGHT SAVING HEURISTIC TUGAS AKHIR Oleh Dicky Handes 1100033536 Kishi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Distribusi merupakan salah satu komponen dari suatu sistem logistik yang bertanggungjawab akan perpindahan material antar fasilitas. Distribusi berperan dalam membawa

Lebih terperinci

Oleh: VINAYANTI EKA RAHMAWATI ( )

Oleh: VINAYANTI EKA RAHMAWATI ( ) Pendekatan Goal Programming untuk Penentuan Rute Kendaraan pada Kegiatan Distribusi (A Goal Programming Approach to Vehicle Routing Problems of Distribution) Oleh: VINAYANTI EKA RAHMAWATI (1207 100 020)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam hukum perekonomian kita ketahui bahwa untuk mencapai keuntungan yang maksimum kita harus mengeluarkan biaya yang seminimal mungkin. Dalam bidang-bidang

Lebih terperinci

Gambar 1.1 Contoh Ilustrasi Kasus CVRP 13

Gambar 1.1 Contoh Ilustrasi Kasus CVRP 13 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Vehicle Routing Problem (VRP) merupakan konsep umum yang digunakan untuk semua permasalahan yang melibatkan perancangan rute optimal untuk armada kendaraan yang melayani

Lebih terperinci