BAB 2 LANDASAN TEORI. berkaitan dengan topik skripsi, seperti teori mengenai perencanaan strategi

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 LANDASAN TEORI. berkaitan dengan topik skripsi, seperti teori mengenai perencanaan strategi"

Transkripsi

1 9 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum Pada sub bab ini, penulis akan membahas tentang teori-teori dasar yang berkaitan dengan topik skripsi, seperti teori mengenai perencanaan strategi sistem informasi dan teknologi Pengertian Sistem Sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang erat berhubungan satu dengan yang lainnya, yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu. (Mulyadi, 2001: p5), juga terdiri atas sekelompok dua atau lebih komponen-komponen yang saling berkaitan (inter-related) atau subsistem-subsistem yang bersatu untuk mencapai tujuan yang sama (common purpose). (Hall, 2001: p5). Juga terdapat versi yang menyatakan bahwa sistem adalah a collection of components that implement modeling requirements, functions, and interface, yang berarti kumpulan komponen yang menerapkan model kebutuhan, fungsi dan tampilan. (Mathiassen, 2000: 9) Berdasarkan para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa sistem adalah rangkaian atau kesatuan dari elemen-elemen yang saling berhubungan untuk mencapai suatu tujuan Pengertian Informasi Informasi adalah processed data that is meaningful; it usually tells the user something that she or he did not already know, yang berarti data proses biasanya memberitahukan pengguna mengenai hal yang

2 10 tidak diketahui sebelumnya. (McLeod, 2004: 10), juga memiliki karakter yang relevan, tepat waktu, akurat dan lengkap. Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa informasi adalah hasil pengolahan data menjadi bentuk yang mempunyai manfaat bagi pihak yang membutuhkan dalam mengambil keputusan yang tepat. (Hall, 200: 17). Menurut O Brien yang diterjemahkan oleh Fitriasari dan Kwary (2005: 38), informasi adalah data yang telah diubah menjadi konteks yang berarti dan berguna bagi para pemakai akhir tertentu. Berdasarkan definisi-definisi diatas informasi adalah data yang telah mengalami proses hingga menjadi berguna bagi para pemakai. Menurut O Brien yang diterjemahkan oleh Fitriasari dan Kwary (2005: 38), informasi adalah data yang telah diubah menjadi konteks yang berarti dan berguna bagi para pemakai akhir tertentu. Jadi informasi adalah data yang telah mengalami proses hingga menjadi berguna bagi para pemakai Pengertian Sistem Informasi Menurut Hall (2001, p.7), yang diterjemahkan oleh Amir Abadi Jusuf, sistem informasi adalah sebuah rangkaian prosedur formal dimana data dikumpulkan, diproses menjadi informasi dan didistribusikan kepada para pemakai. Sistem informasi merupakan kombinasi yang terorganisasi dari orang, perangkat keras, perangkat lunak, jaringan komunikasi, dan sumber data yang mengumpulkan, mentransformasikan dan menyebarkan informasi didalam suatu organisasi. Jadi sitem informasi adalah penyebarluasan data yang telah diproses menjadi informasi

3 11 penting agar dapat digunakan oleh perusahaan. (O Brien, 2003: 7) Pengertian Analisis Sistem Analisis Sistem adalah sebuah teknik pemecahan masalah, yang menguraikan sebuah sistem menjadi bagian-bagian komponen dengan tujuan mempelajari seberapa bagus bagian-bagian komponen tersebut bekerja dan berinteraksi untuk meraih tujuannya. (Whitten dan Bentley, 2007: 160) Penyelesaian analisis sistem sering menghasilkan kebutuhan untuk memperbaharui banyak produk jadi yang diproduksi sebelumnya, selama permulaan sistem. Analisis mungkin mengungkapkan kebutuhan untuk merevisi lingkup bisnis atau tujuan proyek, yang dirasakan ruang lingkupnya terlalu besar atau terlalu kecil. Akibatnya jadwal dan anggaran proyek perlu direvisi. Akhirnya, kepraktisan proyek tersebut dipertanyakan apakah akan dibatalkan atau dilanjutkan ke fase berikutnya Analisis sistem adalah penelitian atas sistem yang telah ada dengan tujuan untuk merancang sistem yang barn atau diperbaharui. (McLeod dan Schell, 2004: 138). Pendapat lain mengatakan analisis sistem merupakan studi yang sangat mendalam mengenai informasi yang dibutuhkan pemakai akhir yang menghasilkan persyaratan fungsional (functional requirement) yang digunakan sebagai dasar untuk desain sistem informasi yang barn. Analisis sistem mendeskripsikan apa yang harus dilakukan oleh suatu sistem untuk memenuhi kebutuhan informasi penggunanya. (O'Brien, 2005: 518),

4 12 Sehingga dapat disimpulkan bahwa analisis sistem adalah penelitian mengenai sistem yang telah ada dan juga merupakan studi yang mendalam mengenai informasi yang dibutuhkan oleh pengguna dengan tujuan untuk melakukan perancangan sistem informasi yang baru atau diperbarui Pengertian Perancangan Sistem Perancangan Sistem adalah sebuah teknik pemecahan masalah yang saling melengkapi (dengan analisis sistem), untuk merangkai kembali bagian-bagian komponen menjadi sebuah sistem lengkap, yang diharapkan bisa dikembangkan lagi. Hal ini melibatkan penambahan, penghapusan, dan perubahan beberapa bagian pada sistem aslinya. (Whitten dan Bentley, 2007: 160) Fase ini mengembangkan cetak biru (blueprint) dan spesifikasi teknis yang dibutuhkan untuk mengimplementasi database, program, user-interface, dan jaringan yang dibutuhkan untuk sistem informasi. Pada suatu kasus, terdapat pilihan untuk membeli perangkat lunak daripada membangunnya, cetak biru tersebut menentukan bagaimana perangkat lunak yang dibeli akan diintegrasikan ke dalam bisnis dan sistem informasi lain. (Whitten dan Bentley, 2007: 446). Perancangan sistem juga merupakan penentuan proses dan data yang diperlukan oleh sistem baru. (McLeod, 2001: 192). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa perancangan sistem merupakan suatu tahapan dimana kita harus menentukan bagaimana membangun dan menyusun sistem informasi yang terbaik sesuai dengan kebutuhan pemakai informasi.

5 Pengertian Perencanaan Strategis sistem dan Teknologi Informasi Perencanaan Strategi Sistem dan Teknologi Informasi adalah proses kesuaian yang cocok antara sarana-sarana organisasi dan sumbersumber dayanya dan perubahan pasarnya dan peluang-peluang dan pemanfaatan teknologi. (Martin et al, 2005) Perencanaan Strategis sistem dan Teknologi Informasi merupakan suatu bentuk analisis terhadap perusahaan dalam mencapai tujuan serta membuat perencaan strategi yang ampuh untuk memberikan nilai tambah kepada perusahaan secara keseluruhan dan mampu bersaing Model Perencanaan Strategi sistem dan Teknologi Informasi Dari beberapa pengertian yang telah dikemukan sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Perencanaan Strategis Sistem dan Teknologi Informasi dalam suatu proses analisis yang menyeluruh dan sistematis dalam merumuskan tujuan dan sasaran perusahaan serta menentukan strategi yang memanfaatkan keunggulan sistem informasi dan dukungan teknologi informasi dalam menunjang strategi bisnis dan memberikan perusahaan suatu keunggulan jangka panjang untuk menghadapi persaingan dengan perusahaan lainnya. Model kerangka kerja dari Perencanaan Strategis sistem dan Teknologi Informasi dapat di lihat pada gambar di bawah ini :

6 14 Analisa SI/TI Eksternal Analisa SI/TI Internal Analisa Bisnis Eksternal Analisa Bisnis Internal Proses Strategi SI/TI Aplikasi Portofolio Masa Sekarang Analisa Bisnis Eksternal Analisa Bisnis Eksternal Analisa Bisnis Eksternal Aplikasi Portofolio Masa Mendatang Gambar 2.1 Framework Model Perencanaan Strategi sistem dan Teknologi Informasi (Ward and Pappard, 2002) 2.2 Teori Khusus Sub bab ini berisi tentang teori-teori khusus yang berhubungan dengan perencanaan strategi sistem dan teknologi informasi yang akan diimplementasikan didalam perusahaan.

7 Enterprise Architecture Bagaimana membuat suatu pandangan abstrak dari organisasi (enterprise) yang dapat membantu orang orang yang terlibat dalam enterprise untuk membuat rencana dan keputusan yang lebih baik. Enterprise Architecture memperluas rencana teknologi dengan cara menambah rencana strategis sebagai kunci utama pada enterprise, dan rencana bisnis sebagai sumber dari sebagian besar program dan kebutuhan sumber daya disebut Enterprise Architecture. (Bernard, 2005, p33) Dalam prakteknya, Enterprise Architecture dianggap sebagai program manajemen dan metode dokumentasi yang memperlihatkan pandangan yang terkoordinasi dari arah strategis dari enterprise, layanan bisnis, alur informasi dan utilisasi sumber daya. A. Enterprise Architecture Sebagai Program Manajemen Enterprise Architecture adalah suatu program manajemen yang memperlihatkan sebuah pendekatan yang strategis dan terintegrasi dari perencanaan sumber daya. Enterprise Architecture sebagai program manajemen menetapkan hal hal sebagai berikut: 1. Resource Alignment Enterprise Architecture mendukung perencanaan strategis dan perencanaan sumber daya operasional dengan menyediakan pandangan makro dan mikro tentang bagaimana sumberdaya dapat tersusun dalam rangka mencapai tujuan dari perusahaan enterprise

8 16 2. Standardized Policy Enterprise Architecture mendukung implementasi dari standarisasi kebijakan manajemen kepada pengembangan dan utilisasi dari TI dan sumber lainnya. Dokumen kebijakan termasuk semua yang dapat dikategorisasikan sebagai: a. General Guidance b. Specific Program Guidance c. Detailed Process Guidance d. Dengan menggunakan kategori hirarki dari dokumen dokumen tersebut, maka kebijakan yang terbaik akan terbentuk. 3. Decision Support Enterprise Architecture memberikan dukungan untuk pengambilan keputusan sumber TI dalam manajemen eksekutif dan tingkatan staff dari enterprise. Pada tingkat eksekutif, enterprise architecture memberikan pengelihatan untuk dukungan dan inisiatif dari TI yang cukup luas dan penentuan dari strategic alignment. Pada tingkat manajemen, enterprise architecture mendukung pola dan keputusan konfigurasi manajemen. Pada tingkat staffs, enterprise architecture mendukung keputusan yang berkaitan dengan operasional, perawatan dan pengembangan dari sumber dan layanan IT. 4. Resource Developement Enterprise Architecture mendukung pendekatan standarisasi untuk mengembangkan IT dan sumber lainnya. Berdasarkan

9 17 ruang lingkup dari sumber yang terlibat dan timeframe yang tersedia untuk pengembangan, bermacam macam sistem pengembangan metode daur hidup yang dapat digunakan untuk mengurangi resiko seperti biaya, jadwal atau parameter performa. B. Enterprise Architecture Sebagai Metode Dokumentasi Dokumentasi dari enterprise architecture akan terwujud jika melalui 6 elemen dasar, yaitu : 1. Framework Framework dari dokumentasi EA mengidentifikasikan ruang lingkup dari arsitektur untuk didokumentasikan dan membuat hubungan antara area- area arsitektur. Gambar 2.2 EA s cube documentation framework (Bernard, 2005, p38)

10 18 2. Component Enterprise Architecture adalah tujuan, proses, standart, dan sumber daya yang dapat diubah yang memperluas enterprisewide atau terlibat antara garis spesifik dari bisnis. Gambar 2.3 EA Component (Bernard, 2005 p40) 3. Current Architecture Current Architecture mengandung komponen komponen enterprise architecture yang telah ada pada enterprise pada setiap tingkatan dari framework yang ada. Perbedaan current dengan pandangan AS-IS adalah pandangan AS-IS hanya melihat dari aspek bisnis dan teknologi saja sedangkan pada current view ditambahkan dengan strategi yang mendukung pengembangan bisnis dan teknologi yang ada.

11 19 4. Future Architecture Future architecture adalah dokumen yang berisi tentang komponen enterprise architecture yang dibutuhkan oleh enterprise untuk mendukung strategi inisiatif baru, kebutuhan operasional atau solusi teknologi. Future architecture harus menjalankan rencana perubahan dari komponen enterprise architecture dalam jangka waktu pendek (1-3 tahun kedepan), sama baiknya dengan perubahan dari enterprise architecture yang merupakan hasil dari implementasi dari scenario jangka panjang yang direncanakan dalam jangka waktu 4-10 tahun kedepan. 5. EA Management Plans EA Management Plans mengartikulasi program enterprise architecture dan pendekatan dokumentasi. EA Management Plan juga menampilkan deskripsi dari pandangan current dan future dari suatu arsitektur, dan mengurutkan rencana untuk mengatur transisi kearah bisnis/teknologi masa depan. 6. Planning Threads Dokumentasi enterprise architecture termasuk threads dari aktifitas yang bersangkutan yang ada pada semua tingkatan dari framework. Threads ini termasuk 3 hal, yaitu: a. IT Security Program IT security yang komperehensif mempunyai beberapa area utama, seperti : informasi, personil, operasi, dan fasilitas.

12 20 b. IT Standards IT standards merupakan salah satu hal yang paling penting dalam fungsi enterprise architecture yang menampilkan standart dari teknologi pada semua level dari enterprise architecture framework. c. IT Workforce Penting untuk meyakinkan bahwa proses staffing, training karyawan IT sangat penting untuk menyesuaikan skill dengan LOB dan aktifitas aktifitas dari enterprise architecture framework. 2.3 Enterprise Architecture Artifacts EA artifacts adalah tipe dari dokumentasi yang mendeskripsikan komponen komponen seperti laporan, diagram, charts, spreadsheets, video dan tipe lainnya yang merekam informasi. Pada high-level artifact, biasanya terdiri atas dokumen teks atau diagram diagram yang mendeskripsikan semua strategi, program, dan outcome yang diharapkan. Mid-level artifact terdiri dari dokumen dokumen, diagram, charts, spreadsheet yang mendeskripsikan proses dari organisasi, proyek yang sedang berjalan, supply chains, alur informasi, jaringan dan website. Low-level artifacts mendeskripsikan aplikasi yang spesifik, kamus data, standart teknikal, tampilan, komponen jaringan, dan cable plants. (Bernard, 2005: 113)

13 21 Gambar 2.4 EA Components & Artifacts (Bernard, 2005, p113) Goals & Initiatives Level Enterprise yang kompleks terkadang membutuhkan pendekatan formal untuk merencanakan perubahan kondisi, partisipan, dan tujuan. Arahan dan tujuan dari enterprise telah didokumentasikan pada tingkatan goals & initiatives dari framework. A. Perencanaan Strategis (S-1) Perencanaan strategis adalah kebijakan high-level dan dokumen perencanaan yang digunakan enterprise untuk mendokumentasikan arah, strategi kompetitif, tujuan dan memungkinkan program dan proyek (strategic initiative) yang biasanya direncanakan untuk 3-5 tahun kedepan. Perencanaan strategis berfungsi sebagai: 1. Menampilkan pernyataan visi dan misi yang tertangkap sebagai tujuan dan arah dari enterprise.

14 22 2. Mengembangkan pernyataan dari arah strategis yang cocok dengan tujuan enterprise, menyakinkan ketahanan, fleksibel dan meningkatkan kesusksesan kompetitif. 3. Merangkum hasil dari analisis SWOT yang berdasarkan pernyataan dari arah strategis yang mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, kesempatan dan ancaman dari enterprise. 4. Merangkum situasi dan asumsi perencanaan untuk CONOPS scenario yang mendukung arah strategis dari enterprise. 5. Mengembangkan CONOPS diagram yang terdiri dari satu gambaran yang menangkap semua hal yang ada pada scenario. 6. Mengembangkan strategi kompetitif umum untuk enterprise yang bekerjasama dengan current dan future CONOPS scenario. 7. Mengidentifikasi tujuan strategis yang dapat mewujudkan strategi kompetitif dan spesifikasi sponsor eksekutif yang bertanggung jawab atas mencapai tujuan tujuan. 8. Mengidentifikasi strategi inisiatif dan sponsor sumber untuk inisiatif, dimana program yang sedang berjalan atau proyek pengembangan akan terwujud pada setiap tujuan strategis. 9. Merangkum outcome measure untuk setiap tujuan strategis dan inisiatif menggunakan balanced scorecard atau pendekatan yang sama lainnya.

15 23 B. Analisis SWOT (S-2) 1. Analisis SWOT Menurut Rangkuti (2006, p18-19), analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisa ini dilakukan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan dan peluang secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan dan ancaman. Analisis ini terbagi atas 4 komponen dasar (seperti yang digambarkan pada Gambar 2.5) yaitu : a. S : Strength : merupakan kekuatan dari organisasi. b. W : Weakness : merupakan kelemahan dari organisasi. c. O : Opportunity : merupakan peluang dari luar organisasi dan memberikan peluang kepada organisasi untuk berkembang dimasa mendatang. d. T : Threat : merupakan ancaman dari luarbagi organisasi dan dapat mengancam eksistensi organisasi dimasa mendatang. 2. Matriks SWOT Menurut Rangkuti (2006, p31), Alat yang dipakai untuk menyusuk faktor-faktor strategis perusahaan adalah Matriks SWOT. Matriks ini menggambarkan bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikannya dengan kekuatan dan kelemahan internal yang dimilikinya. Matriks ini dapat menghasilkan empat kemungkinan alternatif strategi.

16 24 Cara membuat matriks SWOT adalah dengan menggunakan faktor-faktor strategis eksternal maupun internal, yaitu dengan mentransfer peluang dan ancaman serta mentransfer kekuatan dan kelemahan dari kedalam sel yang sesuai dalam matriks SWOT. Kemudian dengan membandingkan faktor-faktor strategis tersebut selalu diberikan empat kemungkinan alternatif strategi (SO, ST, WO, WT) (Rangkuti, 2006, p31-32) : a. Strategis SO : strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan, yaitu dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya. b. Strategis ST : strategi dalam menggunakankekuatan yang dimiliki perusahaan untuk mengatasi ancaman. c. Strategis WO : strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan meminimalkan kelemahan yang ada. d. Strategis WT : strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensive dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman.

17 25 Tabel 2.1 Matrix SWOT (Rangkuti, 2006, p31) Opportunity (O) Tentukan faktor-faktor peluang eksternal Threats (T) Tentukan faktor-faktor peluang eksternal Strength (S) Tentukan faktorfaktor kekuatan internal Strategi SO Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang Strategi ST Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman Weakness (W) Tentukan faktorfaktor kekuatan internal Strategi WO Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang Strategi WT Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman 3. Value Shop Value Shop pada dasarnya adalah "pemecahan masalah" yang memberikan nilai dengan menyediakan solusi untuk klien dengan memberikan informasi yang intens dan luas untuk dipertukarkan baik dalam mendirikan transaksi bisnis maupun pengiriman solusi.

18 26 Gambar 2.5 Value Shop (Ward and Pappard, 2002) C. CONOPS Scenario (S-3) CONOPS scenario (A Concept of Operations Scenario) adalah sebuah dokumen naratif yang mendeskripsikan bagaimana enterprise beroperasi saat itu atau akan beroperasi beberapa tahun kedepan dengan memberikan pernyataan yang dapat dipercaya tentang faktor internal dan external yang berada pada analisis SWOT. D. CONOPS Diagram (S-4) CONOPS diagram adalah penggambaran secara grafis pada high-level tentang bagaimana fungsi dari enterprise, baik secara keseluruhan atau dalam beberapa area khusus.

19 Products & Service Level Gambar 2.7 CONOPS Diagram (Bernard, 2005, p295) Kunci dari proses dan dukungan suatu enterprise telah terdokumentasi pada tingkatan bisnis pada enterprise architecture framework. Komponen enterprise architecture pada level ini termasuk dokumentasi proses bisnis dan portofolio IT capital planning capital planning yang menampilakan dokumentasi kasus bisnis pada setiap investasi IT yang bertemu dengan puncak kesuksesan operasional dan keuangan. A. Business Plan (B-1) Business Plan menampilkan deskripsi high-level dari kunci fungsi fungsi alur bisnis dan strategi keuangan yang dapat membantu mencapai tujuan strategis dan inisiatif. Ada beberapa poin yang sering ditemukan pada business plan, yaitu:

20 28 1. Business Overview 2. Profil tim eksekutif 3. Hubungan antara aktivitas aktivitas bisnis dengan tujuan strategis 4. Struktur organisasi 5. Pandangan terhadap pasar dan strategi kompetitif 6. Daur bisnis 7. Ringkasan kapitalisasi 8. Strategi keuangan 9. Ringkasan status keuangan sekarang 10. Aliansi dan partner bisnis B. Swim Lane Process Diagram (B-3) Diagram dari aktifitas stakeholder menunjukkan mana stakeholder yang terlibat dalam alur bisnis. Diagram menggunakan format dari swim lanes untuk mengatur stakeholder pada baris dan timeframe pada kolom, lalu menghubungkan aktifitas aktifitas dengan symbol dari flowchart. Gambar 2.8 Swim Lane Diagram (Bernard, 2005, p299)

21 29 C. Activity / Product Matrix (B-5) Aktifitas bisnis dan metriks produk menempatkan daur hidup dari revenue-producing product untuk bermacam macam alur bisnis melalui enterprise. Matriks ini menjelaskan siapa yang memiliki proses bisnis dan produk. Matriks ini mengijinkan enterprise untuk melihat dimana vertical dan horizontal (crosscutting) dari aktifitas produk bisnis ditempatkan. Tabel 2.2 Activity & Products Matrix (Bernard, 2005, p301) LOB A LOB B LOB C LOB D LOB E LOB F LOB G Remarks Business Products Products 1 R F L Products 2 M W D S F L Products 3 M W D S F L Products 4 R F L Products 5 M F L Products 6 M W D S F R = Research & Develop W = Warehouse S = Service L = Legal M = Manufacture D = Distribute F = Finance D. Use Case Narrative & Diagram (B-6) Usecase narrative mengikuti format UML untuk mengidentifikasi kebutuhan bisnis, konteks, stakeholder dan aturan bisnis untuk interaksinya dengan sistem, layanan dan aplikasi yang teridentifikasi sebagai solusi teknologi yang dibutuhkan untuk pengembangan.

22 30 Gambar 2.9 Use Case Narrative & Diagram (Bernard, 2005, p302) Data & Information Level Komponen enterprise architecture pada tingkat ini termasuk dokumentasi dari rancangan, fungsi dan manajemen dari suatu sistem informasi, database, knowledge warehouse dan data marts serta dokumentasi pada struktur dan proses logical dari data yang berhubungan dengan enterprise. A. Object State Transition Diagram (D-3) State Transistion Diagram menggunakan notasi dari UML untuk menampilkan bagaimana daur hidup dari objek data yang spesifik. Diagram ini menunjukan perubahan pada atribut atribut, links, dan perilaku pada objek on-line order yang merupakan hasil dari sistem internal atau eksternal dimana trigger berubah pada state.

23 31 Gambar 2.10 Object State Transition Diagram (Bernard, 2005, p306) B. Logical Data Model (D-5) Semantic data model dapat dikembangkan menggunakan metode struktur tradisional dan symbol (Entity Relationship Diagram), atau dapat menggunakan metode object-oriented dan UML yang menghasilkan class diagram dan object diagram. Gambar 2.11 Class Diagram & ERD (Bernard, 2005, p308)

24 32 C. Activity / Entity Matrix (D-7) Activity / entity matrix dikembangkan dengan mengatur entiti data mana yang terpengaruh oleh jalur yang berhubungan dari sebuah aktifitas bisnis. Lebih dikenal dengan CRUD metrics karena mengidentifikasi tipe dasar dari transformasi yang ditampilkan pada data (Read, Update, Delete) melalui proses bisnis. Gambar 2.12 Entity Matrix (Bernard 2005, p310) D. Data Dictionary (D-8) Data Dictionary adalah sebuah kamus data yang menyediakan daftar komprehensif dari entitas data yang dikumpulkan dan dirawat oleh perusahaan, termasuk atribut standar, kunci, dan hubungan dari setiap data.

25 33 Tabel 2.13 Data Dictionary System & Application Level Pandangan yang sedang berjalan dari sistem dan aplikasi informasi teknologi, seharusmya mempunyai fungsi untung menampilkan gambaran yang akurat dari sebuaf aplikasi perangkat lunak, layanan front/back office, dan sistem operasi yang aktif pada sebuah perusahaan enterprise. Dengan banyaknya sumberdaya IT yang telah dikembangkan, pandangan yang lengkap dari dukungan level aplikasi pada framework mungkin akan menampilkan suatu kejanggalan integrasi pada area dengan kebutuhan untuk bertukar informasi, adanya duplikasi fungsi, adanya diversity vendor dan kebutuhan bisnis tidak bertemu. A. System Communication Description(SA-2) Artifek ini mendukung System Interface Diagram dengan menyediakan sebuah deskripsi tentang bagaimana data

26 34 berkomunikasi satu sama lain antara sistem dengan enterprise, termasuk spesifikasi tentang hubungan, paths, jaringan dan media. Gambar 2.14 System Communication Diagram (Bernard 2005, p313) B. System Data Flow Diagram (SA-4) System Data Flow Diagram lebih diketahui sebagai Data Flow Diagram dan diharapkan untuk menampilkan proses- proses antara sistem yang bertukar data dan bagaimana pertukaran itu berjalan. Tujuan dari Data Flow Diagram : 1. Mengembangkan deskripsi yang jelas mengenai aliran data sistem yang diperlukan yang berupa input (digunakan) dan output (yang dihasilkan) oleh setiap sistem. 2. Memastikan konektivitas fungsional selesai.

27 35 3. Mendukung tingkat fungsional yang benar dari dekomposisi untuk detail tambahan. Gambar 2.15 System Data Flow Diagram (Bernard 2005, p315) Networks & Infrastructure Pada level infrastruktur dari EA, jaringan, backbone, router, ruangan peralatan, lemari kabel, dan penanaman kabel harus terdeskripsikan dengan detail menggunakan dokumen berbentuk teks dan diagram yang menampilkan desain secara phisycal dan logical. A. Network Connectivity Diagram( NI-1) Diagram Konektivitas Jaringan menunjukkan hubungan secara fisik antara jaringan suara, data, dan video enterprise, mencakup Wide Area Network (WAN) dan Local Area Network (LAN) eksternal, yang disebut juga sebagai ekstranet dan intranet.

28 36 Gambar 2.16 Network Connectivity Diagram (Bernard 2005, p321) B. Network Inventory (NI-2) Network Inventory mencatat semua perangkat keras dan perangkat lunak pada jaringan suara, data, dan video enterprise dalam enterprise. Daftar ini mungkin mencakup nomor barcode atau pengenal unik lainnya.

29 37 Gambar 2.17 Network Inventory (Bernard 2005, p322) C. Capital Equipment Inventory (NI-3) Capital Equipment Inventory mencatat semua peralatan modal teknologi non-informasi (dapat didepresiasi) disetiap lini bisnis dalam enterprise. Daftar ini mungkin mencakup nomor barcode atau pengenal unik lainnya.

30 38 Gambar 2.18 Capital Equipment Inventory (Bernard 2005, p323) D. Building Blueprints (NI-4) Artifak NI-4 adalah sekumpulan cetak biru elektronik yang lengkap untuk semua bangunan dan ruangan secara fisik dalam enterprise. Cetak biru membantu dalam perencanaan dan pembuatan keputusan yang memperhatikan penempatan tempat kerja, fasilitas produksi, gudang, jaringan dan fungsi bisnis lainnya Securtiy / Standards / Workforce A. Security Plan (SP-1) Perencanaan keamanan menyediakan deskripsi tingkat tinggi dan detail mengenai program keamanan yang berdampak dalam enterprise. Hal ini mencakup secara fisik, data, personel, dan elemen elemen dan prosedur keamanan operasional. Pada Buku

31 39 Enterprise Architecture didalam Bab 11 menyediakan detail tambahan pada Perencanaan Keamanan. Kerangka Security Plan : 1. Pengenalan Tujuan dari Program Keamanan TI Prinsip prinsip dalam Keamanan TI Faktor faktor kesuksesan kritis Hasil yang diinginkan Pengukuran Kinerja 2. Kebijakan Panduan Eksekutif Panduan secara Teknis Hukum dan Regulasi yang dapat diterapkan Standar standar 3. Kebutuhan Pelaporan Peran dan Tanggungjawab Program Keamanan TI Penjadwalan dan Tolak Ukur Program Keamanan TI Pelaporan kejadian Keamanan TI 4. Konsep dari Operasi Rangkuman Ancaman terhadap Keamanan TI Penanggulangan Resiko Keamanan TI Integrasi dengan Arsitektur Enterprise Perencanaan Komponen/ Sistem Keamanan 5. Elemen elemen Program Keamanan Keamanan Informasi

32 40 Keamanan Personel Keamanan Operasional Keamanan secara Fisik 6. Standar Prosedur Operasi Tes dan Evaluasi Penilaian Resiko Sertifikasi dan Akreditasi Pemulihan Bencana/ Keberlangsungan Operasi Proteksi dan Pengarsipan Catatan Privasi Data B. Security Solutions Description (SP-2) Deskripsi Solusi Keamanan menyediakan sudut pandang tingkat tinggi mengenai bagaimana keamanan disediakan untuk sumber daya yang terpilih dalam enterprise. Solusi solusi ini mencakup 4 dimensi dari keamanan : secara fisik, data, personel, dan operasi, dan mungkin mencakup diagram diagram dan metriks metriks. Tabel 2.4 Security Solutions Description (Bernard 2005, p329)

33 41 C. Disaster Recovery Plan (SP-5) Perencanaan Pemulihan Bencana adalah matriks penilaian dan serangkaian prosedur untuk menangani berhentinya kemampuan berbagai bisnis dan atau teknologi yang tidak membutuhkan relokasi operasi dari enterprise. Hal ini mungkin dapat disebabkan oleh kejadian alam atau buatan manusia (misalnya kebakaran, banjir, atau padamnya listrik). Aktivasi Perencanaan Pemulihan Bencana mungkin harus dapat dicapai di tengah kekacauan bencana lokal atau nasional yang membuat kejelasan, keringkasan, kelengkapan, dan fleksibilitas (back up) kunci untuk kesuksesan. Beberapa elemen yang direkomendasikan dalam Perencanaan Pemulihan Bencana : 1. Aktivasi COOP Kondisi untuk mengaktifkan COOP. 2. Peran dan Tanggung jawab COOP Matriks peran dan tanggung jawab (dengan posisi) dari semua personal dalam enterprise yang terlibat dalam pengaktifan COOP. Alternatif disediakan untuk setiap posisi. 3. Penilaian Dampak Bencana dan Pemulihan Standar matriks untuk menilai tipe dan durasi dari pemadaman, sama seperti sistem dan fungsi dalam enterprise yang terpengaruh. Bergantung kepada tipe dari pemadaman dan periode pemadaman yang diperkirakan (menit, jam, dan hari), prosedur pemulihan mungkin berbeda.

34 42 4. Prosedur Pemulihan Prosedur prosedur yang digunakan untuk memperbaiki fungsi bisnis dan sistem yang telah dikacaukan. Contohnya mencakup : a. Pemadaman listrik b. Pemadaman pendingin/ pemanas udara c. Kerusakan bangunan (kebakaran, banjir, gempa bumi) d. Kerusakan ruangan (kebakaran, banjir, gempa bumi) e. Infeksi virus pada sistem informasi f. Hilangnya komunikasi data internal atau eksternal g. Hilangnya komunikasi telepon internal atau eksternal D. Technology Forecast (ST-2) Peramalan Teknologi mendukung dan berhubungan dengan Profil Standar Teknologi ST-1. Peramalan Teknologi mendokumentasikan perubahan yang telah diperkirakan dalam berbagai standar yang dicatat dalam artifak ST-1, dimana perubahan masa depan mulai terjadi atau akan terjadi. Tujuan : 1. Menangkap perubahan yang telah diperkirakan dalam teknologi berhubungan dengan standar dan konvensi. 2. Mengidentifikasikan standar teknologi kritis, kerapuhan mereka, dan dampak perubahan terhadap aristektur. 3. Berisi prediksi spesifik mengenai ketersediaan standar yang penting, dan menghubungkan kepada elemen kerangka kerja Sistem/ Aplikasi (SA) yang spesifik.

35 43 Tabel 2.5 Technology Forecast (Bernard 2005, p334) E. Workforce Plan (W-1) Perencanaan Angkatan Kerja menyediakan deskripsi tingkat tinggi mengenai bagaimana modal manusia diatur dalam enterprise. Perencanaan Tenaga Kerja mencakup strategi untuk mempekerjakan, mempertahankan, dan pengembangan profesional pada tingkat eksekutif, manajemen, dan staffs dari enterprise. Kerangka Perencanaan Angkatan Kerja 1. Ringkasan Strategi Manajemen Modal Manusia 2. Kebutuhan Lini Bisnis 3. Perencanaan Pengembangan Kompetensi dan Profesional Tingkat Eksekutif

36 44 4. Perencanaan Pengembangan Kompetensi dan Profesional Tingkat Manajemen a. Lini Bisnis A b. Lini Bisnis B c. Lini Bisnis C d. Lini Bisnis D 5. Perencanaan Pengembangan Kompetensi dan Profesional Tingkat Staff a. Lini Bisnis A b. Lini Bisnis B c. Lini Bisnis C d. Lini Bisnis D 6. Proses Peninjauan Kinerja 7. Program Manfaat 8. Program Asistensi Pelatihan dan Biaya Pendidikan F. Organization Chart (W-2) Bagan Organisasi menunjukkan bagaimana posisi dan personel diatur dalam diagram secara hierarki atau format matriks. Bagan Organisasi membantu untuk menunjukkan garis otorisasi, hubungan pekerjaan, sama seperti kepemilikan terhadap sumber daya, produk, dan proses.

37 45 Gambar 2.18 Organization Chart (Bernard 2005, p 336) G. Knowledge & Skills Profile Profil Pengetahuan dan Keterampilan menyediakan pendataan detail mengenai orang seperti apa yang harus mengetahui dan dapat lakukan dalam posisi khusus dalam enterprise. Contoh yang disediakan adalah Daftar Pengetahuan, Keterampilan, dan Kemampuan untuk Enterprise Architecture yang dikembangkan oleh Universitas Carnegie Mellon pada tahun 2004

38 46 Tabel 2.6 Knowledge & Skills Profile (Bernard 2005, p337) EA Management Plan EA Program Management Menurut Bernard (2005, p83), EA Management Plan mendukung kebijakan dalam pengembangan pengambilan keputusan dan menggunakan sumber daya yang efektif dan efisien. EA Program Management dibagi menjadi beberapa aktivitas, yaitu : a. Kebijakan dan Aturan b. Mendukung Strategi dan Bisnis c. Peran dan tanggung jawab EA d. Anggaran program EA e. Mengukur kinerja program EA

39 UML (Unified Modeling Language) Menurut Whitten dan Bentley (2007, p371), UML adalah satu kumpulan konvensi pemodelan yang digunakan untuk menentukan atau menggambarkan sebuah sistem software yang terkait dengan objek. Menurut Bruegge dan Dutoit (2010, p30) UML merupakan suatu notasi yang bertujuan untuk dapat dipakai oleh semua object-oriented methods dan untuk memilih dan mengintegrasi ke elemen terbaik dari notasi-notasi terdahulu. UML terdiri dari beberapa diagram, antara lain: Use Case Use Case diagram menggambarkan interaksi antara sistem dan sistem eksternal, serta user, dengan demikian Use Case diagram menggambarkan siapa yang akan menggunakan sistem dan dengan jalan apa yang diinginkan user untuk berinteraksi dengan sistem. Use Case juga digunakan untuk secara tekstual menggambarkan urutan langkah setiap interaksi tersebut. (Whitten dan Bentley, 2007: 382) Use Case juga merupakan suatu diagram yang dipakai dalam analisis kebutuhan, pada sistem yang sedang berjalan. Fokus Use Case adalah pada tugas sistem yang berasal dari pandangan secara eksternal. Use Case menjabarkan suatu entity yang berhubungan dengan sistem. Identifikasi dari aktor dan Use Case menghasilkan definisi dari batasan sistem, yang membedakan tugas yang sistem oleh sistem dan tugas yang diselesaikan oleh aktor. (Bruegge dan Dutoit, 2010: 31)

40 48 Gambar 2.19 Use Case Diagram (Whitten, 2004, p444) Class Diagram Class diagram menggambarkan struktur dari sistem. Serta menampilkan Class Object yang berada didalam sistem serta hubungan antara objek tersebut dan objek lainnya. (Whitten dan Bentley, 2007: 382), juga merupakan diagram yang dipakai untuk menjabarkan struktur dari suatu sistem. Class yang ada tersebut, menjelaskan mengenai struktur dan kegiatan secara umum yang dilakukan oleh serangkaian objek. Objek terdiri dari kumpulan class yang telah dibuat dan dimodifikasi selama sistem diimplementasi. Suatu objek juga memiliki state, yang terdapat nilai dari atribut dan hubungannya dengan objek lainnya. (Bruegge dan Dutoit, 2010: p32). Selain itu Class diagram juga mendeskripsikan tipe dari objek dalam sistem dan variasi jenis hubungan tetap yang ada diantara objek

41 49 tersebut. Class diagram juga menunjukkan properti dan operasi dari sebuah class dan kendala yang mempengaruhi bagaimana objek terhubung (Fowler, 2003). Berikut adalah contoh dari class diagram: Gambar 2.20 Class Diagram (Fowler, 2003, P36) 2.5 Definisi Pustaka Perpustakaan merupakan salah satu sarana pelestarian bahan pustaka sebagai produk budaya manusia. Perpustakaan juga merupakan sumber informasi ilmu pengetahuan, teknologi dan kebudayaan di berbagai bidang. 2.6 Definisi e-journal e-journal secara sederhana dapat diartikan sebagai penyampaian informasi dan komunikasi atau jurnal secara online. e-journal menyediakan seperangkat alat yang dapat memperkaya nilai suatu jurnal konvensional (terbitan dan kajian secara mendalam) sehingga dapat menjawab tantangan globalisasi.

42 50 E-journal tidak berarti menggantikan model jurnal konvensional, tetapi memperkuat jurnal tersebut melalui pengelolaan penulis, karya tulis dan tanggapan atas karya tersebut, bahkan sampai pada tingkat mendiskusikan secara tak terbatas. Karakteristik e-journal adalah pertama, memanfaatkan teknologi elektronik dimana antara penerbit, penulis dan pembaca dapat saling berkomunikasi dengan relatif mudah dengan tanpa dibatasi oleh hal-hal yang bersifat protokoler. Kedua, memanfaatkan keunggulan TIK (komputer dan jaringan komputer). Ketiga, data karya tulis disimpan secara mandiri sehingga dapat diakses kapan saja dan dimana saja bila penerbit, penulis dan pembaca memerlukannya Kelebihan e-journal 1. Kompresi Data Jika dalam sebuah server jurnal online mempunyai kapasitas HardDisk sebesar 40 GB maka server jurnal tersebut dapat memuat setara 228 ribu halaman buku dalam format pdf atau sama dengan 345 jilid kamus bahasa Inggris-Indonesia. 2. Lebih ringan Data yang telah dikompresi akan jauh lebih ringan dan akan lebih mudah membawa sekeping CD daripada membawa 6 kamus bahasa Inggris-Indonesia yang mempunyai berat 6 kg. 3. Mudah untuk untuk publikasi, diakses dan disalin Dengan kelebihan E-Journal tidak perlu harus mencetaknya terlebih dahulu cukup diketik dan disimpan dalam bentuk file, akses internet yang hanya keluar uang Rp per jam, tinggal buka e-

43 51 Journal, upload file karya ilmiah dan selanjutnya jika karya tulis yang dikirim dimuat sudah pasti jutaan orang diseluruh dunia mempunyai kesempatan membaca karya ilmiah tersebut tanpa terbatasi Kelemahan e-journal 1. Keamanan Data Serangan virus, spamming mail merupakan ancaman pertama begitu kita online di internet. Virus dapat menghapus data diharddisk, merusak file dan mencuri informasi pribadi. 2. Hak cipta Karya ilmiah yang dibuat online seringkali dijiplak oleh pihak lain tanpa seijin pemiliknya. Hal-hal ini dapat dikategorikan kejahatan intelektual, dan merugikan penulis asli tulisan tersebut. 3. Kendala teknis untuk artikel yang hanya tersedia versi cetak Tidak semua jurnal tersedia dalam bentuk elektronik. Terutama untuk artikel yang diterbitkan sebelum tahun 1990, seringkali hanya tersedia versi cetak. Artikel-artikel yang sudah tua juga masih tersedia dalam wujud kertas. Namun dewasa ini, sudah ditemukan teknologi scanner yang mampu men-scan satu halaman dokumen dalam waktu kurang dari 1 detik, dan langsung dikonversikan ke format PDF. 2.7 Definisi Digilib Digilib (Digital Library) adalah sistem digitalisasi perpustakaan dilengkapi dengan sistem pencatatan dan database buku dan anggota yang lengkap dan

44 52 terstruktur sehingga memudahkan pengunjung untuk mengakses baik secara online maupun offline. 2.8 Definisi Antiquariat Antiquariat atau rare books adalah koleksi yang dipertimbangkan sebagai koleksi yang sudah berumur lebih dari 50 tahun dan mempunyai nilai tertentu. Kepala Badan Litbang Pertanian sangat memperhatikan keberadaan koleksi antik ini, karena merupakan warisan peradaban bangsa Indonesia. 2.9 Mobile Application Mobile Application atau dalam bahasa Indonesianya : Aplikasi Bergerak adalah suatu aplikasi yang dibuat secara khusus untuk berjalan pada mobile device. Mobile device ini pada umumnya dikelompokkan berdasarkan platformnya, bebarapa kategori platform ini adalah : 1. Blackberry 2. Symbian 3. Windows Mobile 4. Android 5. iphone 6. dll. Pada umumnya Mobile Application spesifik dikembangkan berdasarkan masing-masing platform. Mobile Application biasanya diinstall ke mobile device dengan cara yang mudah, cukup dengan : 1. OTA atau Over The Air 2. Bluetooth 3. Send File via ( , Direct Download by URL, send file BBM or Chat )

45 Kataloging Kataloging adalah sebuah mekanisme dalam system supply chain yang melibatkan disiplin identifikasi dan deskripsi material yang digunakan didalam operasi perusahaan sehingga dapat dialokasikan, disortir dan direview oleh pengguna dan management. Disiplin identifikasi dan deskripsi membutuhkan pengaplikasian sejumlah aturan dan prosedur yang mana harus diseragamkan dan diaplikasikan secara konsisten. Adapun tujuan dari Kataloging adalah untuk mencapai keseragaman sistem dalam pola pembinaan suatu institusi Cloud Computing Cloud Computing adalah penggunaan sumber daya komputasi (hardware dan software) yang diwujudkan dalam bentuk layanan yang bisa diakses melalui jaringan (biasanya internet). Asal kata cloud diambil dari penggunaan simbol berbentuk awan yang sering digunakan sebagai abstraksi penggambaran infrastruktur kompleks yang dikandungnya dalam sebuah sistem Surat elektronik Surat elektronik atau surel merupakan surat yang pengirimannya berbasis pada penggunaan internet. Pada awalnya, perusahaan bernama Olt Break and Newman dikontrak oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat untuk membuat ARPANET pada ARPANET ini singkatan dari Advanced Research Projects Agency Network yang bertujuan untuk meciptakan metode komunikasi antara intitusi pendidikan dengan militer.

46 e-library e-library atau perpustakaan digital adalah perpustakaan yang mempunyai koleksi buku sebagian besar dalam bentuk format digital dan yang bisa diakses dengan komputer. Jenis perpustakaan ini berbeda dengan jenis perpustakaan konvensional yang berupa kumpulan buku tercetak, film mikro (microform dan microfiche), ataupun kumpulan kaset audio, video, dll. Isi dari perpustakaan digital berada dalam suatu komputer server yang bisa ditempatkan secara lokal, maupun di lokasi yang jauh, namun dapat diakses dengan cepat dan mudah lewat jaringan komputer Sirkulasi Sirkulasi adalah salah satu layanan yang diberikan di perpustakaan yang berupa layanan peminjaman dan pengembalian bahan pustaka. Layanan Sirkulasi di Perpustakaan Kabupaten Kulon Progo antara lain Berupa: 1. Layanan Pendaftaran Kartu Anggota 2. Layanan Peminjaman 3. Layanan Pengembalian 4. Layanan Pinjam Kolektif (Book Loan) 5. Layanan Bebas Pustaka 6. Layanan Pesan Koleksi dan Usulan Koleksi 2.15 Enterprise Service Bus and Data Access Frameworks Menurut Todd Gardner (2008), Proyek TI untuk membangun aplikasi Inventarisasi Ketersediaan untuk query masing-masing persediaan lain untuk model tertentu atau bagian. Upaya ini relatif sederhana telah berkembang

47 55 menjadi beberapa pertanyaan tentang peran layanan web, komunikasi b2b, dan layanan bis perusahaan. Komunikasi dengan mitra yang saat ini ditangani oleh alat Integrasi B2B dengan memperkirakan migrasi fungsi ini untuk ESB saat yang dikerahkan. Ini akan melibatkan termasuk di ESB pengetahuan (melalui konektor) untuk memahami dan menggunakan format XML yang disediakan oleh mitra kami melalui FTP. Selain itu juga memiliki database lokal di mana untuk menyimpan sejarah persediaan. Kami ingin menggunakan layanan data untuk menarik informasi dari itu. Gambar 2.25 Enterprise Service Bus (Todd Gardner, 2008)

48 Government of IT Governance Menurut Todd Gardner (2008), Efektif IT Governance sangat penting bagi keberhasilan Program Arsitektur Enterprise. Governance menyediakan mekanisme untuk menyelaraskan pengiriman proyek TI dengan strategi perusahaan ditentukan melalui EA. Dalam pemodelan proses tata kelola TI pada organisasi saat ini, kami mencari inspirasi dari PKn SMP, Model Pemerintah AS. Kami memisahkan tugas IT Governance dalam Legislatif, Eksekutif, dan Peradilan. Bagian Legislatif dari IT Governance meliputi perwakilan kami dengan unit bisnis untuk menentukan kebutuhan bisnis dan prioritas. "lower house" adalah Dewan Standar untuk mengatur standar teknologi yang digunakan untuk pengiriman rinci. Ini telah sangat baik bagi kita dalam menempatkan tubuh standar persetujuan luar Enterprise Architecture, ia bisa menghilangkan " Ivory Tower" persepsi yang sering datang dengan tim EA. Cabang Eksekutif bertanggung jawab untuk pengiriman solusi yang memenuhi prioritas bisnis dan standar teknologi. Ini terdiri dari badan persetujuan Perubahan dan Manajemen Proyek. Hal ini menempatkan beban penegakan jauh dari Enterprise Architecture ke dalam tubuh pemerintahan yang ada dan mapan. Cabang Yudisial dalam model ini adalah Dewan Enterprise Architecture sendiri yang melakukan review atas arsitektur semua solusi untuk menjamin keselarasan dengan strategi dan standar organisasi. Ini bertindak sebagai "conscience" dari organisasi untuk melakukan hal yang benar pertama kalinya.

49 The Scope of Enterprise Architecture Menurut Todd Gardner (2008), EA diharapkan untuk menyelaraskan TI dengan upaya strategi bisnis sehingga TI memberikan hal-hal yang menambah nilai. Dalam mencoba untuk melakukan yang lebih baik, saya telah menghabiskan banyak waktu mendefinisikan TI Portofolio dan struktur manajemen di sekitar mereka. Saya melakukan ini dalam rangka untuk menentukan kepemilikan, fungsi, dan strategi untuk semua "barang" yang kita miliki, dan sejauh ini telah berhasil dalam memberikan diri saya dan orang lain lebih baik menangani apa yang kita miliki dan di mana kita akan pergi. Perusahaan arsitek fokus pada aspek yang berbeda dari TI, hal-hal seperti Sistem Pelaporan, Manajemen Konfigurasi, atau IT Governance. Tetapi melalui semua ini untuk memahami lingkungan di mana sekarang sehingga kita dapat memutuskan dan menyelaraskannya Partnering, Procurement and Persuasion Menurut James Hooper (2008), Pada Saint Louis University, kami telah bermitra dengan Kantor Bisnis ITS dalam mendukung proses pengadaan TI. Kami telah membantu memperjelas standar dan kami telah membantu menganalisis keluar dari permintaan pengadaan biasa. Kami memupuk proses RFI dan RFP yang telah menyebabkan perubahan dalam praktek pengadaan untuk server dan penyimpanan. Hasil dari upaya ini telah memasukkan implementasi lingkungan Unified Core Computing dan sekitar $ 2 Juta di tabungan untuk Saint Louis University. Kami telah memutuskan pada isu-isu arsitektur dan berbagai standar, membantu membujuk para pembuat keputusan

50 58 dan pengembang untuk mendukung menjadi arsitektur yang disarankan oleh strategi. Dukungan manajemen pemerintahan arsitektur dan akses terhadap peluang perencanaan strategis terus menjadi tantangan. Masalah pertama memiliki banyak hubungannya dengan jatuh tempo organisasi. TOGAF memiliki banyak berbicara tentang kematangan arsitektur, dimana saya pikir kita mungkin ada di Level 1. Level 1: Awal Proses Informal arsitektur TI. 1. Beberapa proses arsitektur TI didefinisikan. Tidak ada proses arsitektur terpadu di seluruh teknologi atau proses bisnis. Kesuksesan tergantung pada upaya individu. 2. Proses arsitektur TI, dokumentasi, dan standar yang ditetapkan oleh berbagai cara lokal atau informal 3. Minimal, atau implisit hubungan ke strategi bisnis atau driver bisnis. 4. Terbatasnya kesadaran tim manajemen atau keterlibatannya dalam proses arsitektur. 5. Terbatasnya unit operasi penerimaan proses arsitektur TI. 6. Versi terbaru dari unit operasi arsitektur TI dokumentasi adalah di web. Ada sedikit komunikasi tentang proses arsitektur TI dan proses perbaikan mungkin. 7. Pertimbangan keamanan IT lokal. 8. Tidak ada pemerintahan yang eksplisit dari standar arsitektur.

51 59 9. Ada atau tidak ada keterlibatan perencanaan strategis dan personil akuisisi dalam proses arsitektur enterprise. Ada atau tidak ada kepatuhan terhadap standar yang ada. Kunci untuk Sukses : Tidak diragukan lagi, individu dalam posisi arsitek perusahaan sangat termotivasi diri, dan dalam pikiran mereka, keberhasilan tidak pernah dalam pertanyaan. Namun, ada hal CIO dapat lakukan untuk memastikan arsitek perusahaan mereka (dan arsitektur) mencapai kesuksesan. Berikut adalah tujuh tindakan yang dapat Anda lakukan: 1. Make Room at the Table for Architecture Leadership. Pemimpin arsitektur harus memiliki kursi di meja CIO pada IT kepemimpinan dan pengaturan bisnis kepemimpinan. Tetapkan Tujuan Dibagi untuk, Proyek Arsitektur Anda dan Portofolio Pemimpin. 2. Set Shared Goals for Your Architecture, Project and Portfolio Leaders. Mengurangi ketegangan antara arsitektur alami, proyek, dan portofolio, dengan menetapkan beberapa tujuan bersama yang berkaitan dengan produktivitas awal, pemanfaatan aset, dan peningkatan produktivitas. 3. Fund and Resource the Architecture Team, Early. Untuk mewujudkan arsitektur, tim arsitektur harus memiliki sumber daya pengembangan dan rekayasa. 4. Transition the Architecture Assets to Operations. Sebagai portofolio arsitektur yang dibangun dan dimasukkan ke dalam proyek, transisi operasi sehari-hari dari alat yang dihasilkan dan

52 60 infrastruktur untuk tim operasi. Jangan kehilangan tim arsitektur anda untuk tugas-tugas operasional. 5. Integrate Enterprise Architects and Project Teams Mengurangi ketegangan alami antara arsitek perusahaan dan tim proyek dengan meminta mereka berkolaborasi dalam proyek. 6. Sponsor an Architect s Forum Bawa semua arsitektur TI anda (perusahaan, domain, teknologi) bersamasama secara berkala untuk saling bertukar ide, mendiskusikan tantangan, dan mengatasi masalah Anda terberat. Memanfaatkan kekuatan otak kolektif mereka. 7. Encourage Enterprise Architects to Feed Their Brains. Arsitek perusahaan untuk tetap di mengawasi pekerjaan mereka, mereka perlu untuk terus mengeksplorasi, meregangkan batas-batas mereka, dan kadang-kadang, hanya duduk dan berpikir. Mempercayai naluri mereka Business Analysis and Enterprise Architecture Menurut James Hooper (2008), Business Analysis adalah kehadiran yang kuat di lingkungan bisnis dan bahkan memiliki Body Of Knowledge (BABOK) seperti Project Management PMBOK (tidak bisa mendapatkannya secara gratis lagi) dan menawarkan sertifikasi melalui IIBA tersebut. Dalam banyak aspek, sudah ada lebih lama dan memiliki eksposur lebih banyak daripada EA. Sementara Business Analysis dan Enterprise Architecture keduanya mengklaim sebagai "bridge" antara "Business" dan "IT" dan jangan bergantung pada iteratif persyaratan pengumpulan dan validasi, raison d'être mendasar dari disiplin masing-masing sangat berbeda. Business analysis tampaknya

53 61 berhubungan karena proyek atau inisiatif atau gagasan, EA bergerak meskipun proyek, inisiatif, atau ide. Sementara Perusahaan fase Analisis BA jelas terlihat pada konteks strategis, snapshot dalam waktu relatif terhadap proyek di tangani, pendekatan perusahaan EA adalah untuk memberikan konteks hidup di seluruh proyek dan sepanjang waktu. Jika EA terlibat dalam pengumpulan persyaratan dalam sebuah proyek, Anda bisa bersaing pada proyek yang merupakan pembeda strategis bagi organisasi. Pemerintahan arsitektur melalui kerangka formal (seperti TOGAF, atau E2AF juga merupakan aspek unik dari EA. Sepertinya salah satu tantangan untuk Enterprise Architecture - terutama dalam organisasi belum dewasa - akan mengintai klaim atas bagian dari pengumpulan persyaratan dan hubungan yang milik kita, agar tidak merusak hubungan dengan teman-teman dalam Manajemen Proyek dan analisis bisnis. Analisis bisnis dapat menjadi mitra yang berharga dengan program EA, jika hubungan tersebut didirikan dari awal Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM) Menurut Fred R. David (2001), QSPM adalah alat yang memungkinkan para penyusun strategi mengevaluasi berbagai strategi alternatif secara objektif, berdasarkan faktor-faktor keberhasilan penting eksternal dan internal yang diidentifikasi sebelumnya. QSPM menentukan daya tarik relatif dari berbagai strategi yang dibangun pada tahap pencocokan. Berikut ini adalah tiga tahapan perumusan strategi : 1. Tahap Masukan (Input Stage)

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum Pada sub bab ini, penulis akan membahas tentang teori-teori dasar yang berkaitan dengan topik tugas akhir, seperti teori mengenai perencanaan strategi sistem informasi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1Enterprise Architecture Menurut Bernard (2012:31), Enterprise Architecture adalah praktik manajemen dan teknologi yang ditujukan untuk meningkatkan kinerja perusahaan dengan memungkinkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Perencanaan Strategi Sistem Informasi Menurut Turban (2003, p.432), perencanaan strategi sistem informasi merupakan sekumpulan tujuan jangka panjang yang menggambarkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia bisnis dewasa ini mengalami tekanan-tekanan yang sangat berat. Persaingan bisnis yang semakin ketat membuat perusahaan bisnis meningkatkan atau bahkan mengubah

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI Perencanaan Strategi Sistem Informasi

BAB 2 LANDASAN TEORI Perencanaan Strategi Sistem Informasi BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teori Umum 2.1.1. Perencanaan Strategi Sistem Informasi 2.1.1.1. Pengertian Perencanaan Menurut Ward dan Peppard (2002, p69), perencanaan merupakan sebuah analisis yang menyeluruh

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Pengertian Hotel Menurut Sulastiyono (2011:5), hotel adalah suatu perusahaan yang dikelola oleh pemiliknya dengan menyediakan pelayanan makanan, minuman, dan fasilitas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini telekomunikasi sangatlah penting untuk medukung kehidupan sehari hari. Industri yang maju tidak luput oleh adanya teknologi telekomunikasi yang baik, dengan

Lebih terperinci

Enterprise Architecture. Muhammad Bagir, S.E., M.T.I

Enterprise Architecture. Muhammad Bagir, S.E., M.T.I Enterprise Architecture Muhammad Bagir, S.E., M.T.I 1 2 Outline Materi Kriteria Framework EA Perbandingan EA Framework Elemen Dasar Dokumentasi EA Pendekatan Lengkap EA 3 Kriteria Framework EA Untuk memilih

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dewasa ini, kebutuhan rumah tangga semakin meningkat, disertai dengan gaya hidup masyarakat yang semakin konsumtif, menyebabkan pengeluaran menjadi semakin

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-teori Umum 2.1.1 Pengertian Perencanaan Perencanaan merupakan sebuah analisis yang menyeluruh dan sistematis dalam mengembangkan sebuah rencana kegiatan (Ward & Peppard,

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRATEGIS SISTEM INFORMASI PENGIRIMAN BARANG DAN WESEL PADA PT.POS INDONESIA DENGAN METODE ENTERPRISE ARCHITECTURE LAPORAN TUGAS AKHIR

PERENCANAAN STRATEGIS SISTEM INFORMASI PENGIRIMAN BARANG DAN WESEL PADA PT.POS INDONESIA DENGAN METODE ENTERPRISE ARCHITECTURE LAPORAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRATEGIS SISTEM INFORMASI PENGIRIMAN BARANG DAN WESEL PADA PT.POS INDONESIA DENGAN METODE ENTERPRISE ARCHITECTURE LAPORAN TUGAS AKHIR Oleh Adeline 1301036780 Erwin Rianto 1301036811 Dennis

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. terpadu atau dengan microprosesor dan memori. Smartcard mempunyai. beberapa jenis sesuai dengan bidang kebutuhannya.

BAB 1 PENDAHULUAN. terpadu atau dengan microprosesor dan memori. Smartcard mempunyai. beberapa jenis sesuai dengan bidang kebutuhannya. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era informasi seperti saat ini, teknologi dituntut untuk mempermudah tugas keseharian manusia. Kepentingan manusia yang sangat beragam membuat banyak celah dalam

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum Pada sub bab ini, akan dibahas tentang teori - teori dasar yang berkaitan dengan topik skripsi, seperti teori mengenai perencanaan strategi sistem informasi dan teknologi.

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE ENTERPRISE ARCHITECTURE DALAM MENINGKATKAN STRATEGI, BISNIS DAN TEKNOLOGI PADA PT.GETRACO UTAMA

PENERAPAN METODE ENTERPRISE ARCHITECTURE DALAM MENINGKATKAN STRATEGI, BISNIS DAN TEKNOLOGI PADA PT.GETRACO UTAMA PENERAPAN METODE ENTERPRISE ARCHITECTURE DALAM MENINGKATKAN STRATEGI, BISNIS DAN TEKNOLOGI PADA PT.GETRACO UTAMA LAPORAN TUGAS AKHIR Oleh : Dimas Soeratno 1100024185 Fuad Perdana Putra 1100027943 Muhammad

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Tinjauan Pustaka Pemanfaatan enterprise Architecture planning (EAP) untuk perencanaan system informasi melibatkan pemahaman dan kejelasan beberapa definisi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Strategi IS/IT Strategi berasal dari kata Yunani yaitu strategos yang memiliki arti komandan militer pada zaman demokrasi Athena. Kata ini pada mulanya digunakan untuk kepentingan

Lebih terperinci

Developing an Enterprise Architecture Management Plan

Developing an Enterprise Architecture Management Plan Developing an Enterprise Architecture Management Plan Learning Objectives LOGO Memahami tujuan dari rencana pengelolaan EA Melihat format contoh untuk rencana pengelolaan EA Memahami jenis konten yang

Lebih terperinci

PBAB 2 LANDASAN TEORI. & Peppard, 2002, p.69). mengkoordinasikan pekerjaan organisasi.

PBAB 2 LANDASAN TEORI. & Peppard, 2002, p.69). mengkoordinasikan pekerjaan organisasi. PBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Kerangka Teori 2.1.1. Teori Umum 2.1.1.1. Pengertian Perencanaan Perencanaan merupakan sebuah analisis yang menyeluruh dan sistematis dalam mengembangkan sebuah rencana kegiatan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Umum 2.1.1 Organisasi dan Enterprise Organisasi merupakan bagian kecil dari sebuah enterprise yang dikoordinasikan melalui beberapa hirarki dengan aktivitas proses

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. isi dari penelitian dalam bab 3 maupun bab 4. fisik atau transaksi bisnis (O Brien, 2006: 38), atau juga diartikan sebagai fakta

BAB 2 LANDASAN TEORI. isi dari penelitian dalam bab 3 maupun bab 4. fisik atau transaksi bisnis (O Brien, 2006: 38), atau juga diartikan sebagai fakta 9 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum Menjelaskan teori-teori yang digunakan secara garis besar dalam menunjang isi dari penelitian dalam bab 3 maupun bab 4. 2.1.1 Data Data adalah fakta atau observasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. proses penyusunan perencanaan strategi, terdapat beberapa komponen yang perlu. diperhatikan. Komponen-komponen tersebut adalah :

BAB III METODOLOGI. proses penyusunan perencanaan strategi, terdapat beberapa komponen yang perlu. diperhatikan. Komponen-komponen tersebut adalah : 19 BAB III METODOLOGI 3.1. Komponen Sebuah Perencanaan Penyusunan sebuah perencanaan terdiri atas beberapa komponen. Pada proses penyusunan perencanaan strategi, terdapat beberapa komponen yang perlu diperhatikan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka Pada penelitian sebelumnya yang berjudul Pengembangan Model Arsitektur Enterprise Untuk Perguruan Tinggi dilakukan pengembangan model arsitektur enterprise untuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pesatnya perkembangan teknologi saat ini tentunya mampu memberikan dampak positif bagi perusahaan seperti mudahnya mendapatkan informasi sehingga, memudahkan

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRATEGI SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI DENGAN METODE ENTERPRISE ARCHITECTURE PADA PT. MANUNGGAL JAYA MAKMUR

PERENCANAAN STRATEGI SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI DENGAN METODE ENTERPRISE ARCHITECTURE PADA PT. MANUNGGAL JAYA MAKMUR PERENCANAAN STRATEGI SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI DENGAN METODE ENTERPRISE ARCHITECTURE PADA PT. MANUNGGAL JAYA MAKMUR Faldhi Firdhaus, Chairul Anwar, Anugrah Ramadhany, Universitas Bina Nusantara, Jl.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seperti berita-berita yang sedang marak beredar di televisi saat ini mengenai kurangnya

BAB I PENDAHULUAN. Seperti berita-berita yang sedang marak beredar di televisi saat ini mengenai kurangnya 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seperti berita-berita yang sedang marak beredar di televisi saat ini mengenai kurangnya jumlah panen yang dilakukan oleh para petani dalam pemanen bahan baku utama

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Teori Umum 2.1.1 Perencanaan Menurut Ward dan Peppard (2002, p69), perencanaan merupakan sebuah analisis yang menyeluruh dan sistematis dalam mengembangkan sebuah rencana kegiatan.

Lebih terperinci

Meningkatkan Kualitas Strategi, Proses Bisnis, dan Teknologi. Informasi Pada PT.Trinaga Cemerlang Dengan Metode Enterprise. Architecture SKRIPSI

Meningkatkan Kualitas Strategi, Proses Bisnis, dan Teknologi. Informasi Pada PT.Trinaga Cemerlang Dengan Metode Enterprise. Architecture SKRIPSI Meningkatkan Kualitas Strategi, Proses Bisnis, dan Teknologi Informasi Pada PT.Trinaga Cemerlang Dengan Metode Enterprise Architecture SKRIPSI Oleh : Yongko (1000871063) Ria Selvani (1100027716) 08 PAM

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. yang terpercaya untuk digunakan sebagai landasan dalam penulisan laporan tugas

BAB 2 LANDASAN TEORI. yang terpercaya untuk digunakan sebagai landasan dalam penulisan laporan tugas BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum Teori umum adalah teori dasar yang didapat dari berbagai sumber pustaka yang terpercaya untuk digunakan sebagai landasan dalam penulisan laporan tugas akhir ini. Berikut

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Umum Pada dasarnya Enterprise Architecture (EA) adalah sebuah evaluasi dan penggambaran aspek manusia, proses dan sumber daya dalam suatu organisasi. Pemahaman ini

Lebih terperinci

ANALISA STRATEGIS SI/TI: MENILAI DAN MEMAHAMI KONDISI SAAT INI. Titien S. Sukamto

ANALISA STRATEGIS SI/TI: MENILAI DAN MEMAHAMI KONDISI SAAT INI. Titien S. Sukamto ANALISA STRATEGIS SI/TI: MENILAI DAN MEMAHAMI KONDISI SAAT INI Titien S. Sukamto Pengantar Dalam proses mencapai keselarasan dan dampaknya, diperlukan adanya pemahaman akan lingkungan bisnis dan teknologi,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Dasar/Umum Sub Bab ini berisikan teori-teori yang dipakai dalam pembuatan skripsi mengenai perencanaan sistem dan teknologi informasi 2.1.1 Pengertian Perencanaan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. aktifitas-aktifitas proyek untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan proyek.

BAB III LANDASAN TEORI. aktifitas-aktifitas proyek untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan proyek. 13 BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Manajemen Proyek Menurut PMBOK (Project Management Body of Knowledge) dalam buku Budi Santoso (2009:3) manajemen proyek adalah aplikasi pengetahuan (knowledges), keterampilan

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. domain & Web Hosting. Untuk lebih jelas mengenai gambaran umum perusahaan,

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. domain & Web Hosting. Untuk lebih jelas mengenai gambaran umum perusahaan, BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Penulis melakukan objek penelitian pada Qwords.com perusahaan penyedia jasa layanan Web Hosting (Web Hosting Provider) yang melayani registrasi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Perencanaan. & Peppard, 2002, p.69). mengkoordinasikan pekerjaan organisasi Pengertian Strategis

BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Perencanaan. & Peppard, 2002, p.69). mengkoordinasikan pekerjaan organisasi Pengertian Strategis BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Kerangka Teori 2.1.1. Teori Dasar 2.1.1.1. Pengertian Perencanaan Perencanaan merupakan sebuah analisis yang menyeluruh dan sistematis dalam mengembangkan sebuah rencana kegiatan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Proyek 2.1.1. Pengertian Manajemen Menurut James A.F. Stoner (2006) Manajemen adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian upaya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Dalam penyusunan thesis ini kerangka berpikir yang akan digunakan adalah untuk

BAB III METODOLOGI. Dalam penyusunan thesis ini kerangka berpikir yang akan digunakan adalah untuk BAB III METODOLOGI 3.1. Kerangka Berpikir Dalam penyusunan thesis ini kerangka berpikir yang akan digunakan adalah untuk menjawab pertanyaan Apakah Strategi TI Bank Indonesia sudah sesuai dan sejalan dengan

Lebih terperinci

Enterprise Architecture Planning Untuk Proses Pengelolaan Manajemen Aset Dengan Zachman Framework

Enterprise Architecture Planning Untuk Proses Pengelolaan Manajemen Aset Dengan Zachman Framework Enterprise Architecture Planning Untuk Proses Pengelolaan Manajemen Aset Dengan Zachman Framework Titus Kristanto Teknik Informatika Institut Teknologi Adhi Tama, Surabaya E-mail: tintus.chris@gmail.com

Lebih terperinci

PENGUKURAN KESENJANGAN DAN PERENCANAAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI INFORMASI MENGGUNAKAN TOGAF (Studi Kasus : Politeknik Surabaya)

PENGUKURAN KESENJANGAN DAN PERENCANAAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI INFORMASI MENGGUNAKAN TOGAF (Studi Kasus : Politeknik Surabaya) PENGUKURAN KESENJANGAN DAN PERENCANAAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI INFORMASI MENGGUNAKAN TOGAF (Studi Kasus : Politeknik Surabaya) Agus Hermanto [9112205310] Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Hari Ginardi, M.Kom PROGRAM

Lebih terperinci

Rancang Bangun Aplikasi Cash Bank dan Sales dengan Service Oriented Architecture pada Platform Java

Rancang Bangun Aplikasi Cash Bank dan Sales dengan Service Oriented Architecture pada Platform Java Rancang Bangun Aplikasi Cash Bank dan Sales dengan Service Oriented Architecture pada Platform Java Riyanarto Sarno 1, Dwi Sunaryono 2, Gita Ventyana 3 1,2,3 Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

BAB 4 PERENCANAAN INVESTASI TEKNOLOGI INFORMASI. menghubungkan strategi dan perencanaan TI dengan bisnis strategic intention. Konteks strategi bisnis

BAB 4 PERENCANAAN INVESTASI TEKNOLOGI INFORMASI. menghubungkan strategi dan perencanaan TI dengan bisnis strategic intention. Konteks strategi bisnis BAB 4 PERENCANAAN INVESTASI TEKNOLOGI INFORMASI 4.1 Demand/ Supply Planning Demand/ Supply Planning merupakan kebutuhan strategi TI sebagai demand dan perencanaan strategi TI sebagai solusi kebutuhan TI

Lebih terperinci

MENGEMBANGKAN STRATEGI SI/TI Titien S. Sukamto

MENGEMBANGKAN STRATEGI SI/TI Titien S. Sukamto MENGEMBANGKAN STRATEGI SI/TI Titien S. Sukamto Pengembangan Strategi SI/TI Mengembangkan sebuah strategi SI/TI berarti berpikir secara strategis dan merencanakan manajemen yang efektif untuk jangka waktu

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PENGUKURAN RISIKO TI

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PENGUKURAN RISIKO TI BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PENGUKURAN RISIKO TI 4.1 Latar Belakang Pembahasan Dalam pengukuran risiko yang dilakukan pada PT National Label, kami telah mengumpulkan dan mengolah data berdasarkan kuisioner

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Dasar/Umum Pada tugas akhir ini pertama-tama akan dijelaskan tentang teori dasar mengenai organisasi dalam suatu perusahaan. Setelah menjelaskan tentang teori dasar

Lebih terperinci

BAB III Landasan Teori

BAB III Landasan Teori BAB III Landasan Teori 3.1 Sistem Informasi Sistem Informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengelolaan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka Tinjauan pustaka menguraikan temuan dan bahan penelitian yang diperoleh dari acuan yang akan dijadikan landasan untuk melakukan kegiatan penelitian Tugas Akhir

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. daya organisasi yang di perlukan untuk mencapai tujuannya Pengertian Strategi Teknologi Informasi

BAB 2 LANDASAN TEORI. daya organisasi yang di perlukan untuk mencapai tujuannya Pengertian Strategi Teknologi Informasi BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Teori Umum 2.1.1 Pengertian Perencanaan Menurut Dyck & Neubert (2009, p.8) perencanaan di definisikan sebagai mengidentifikasikan tujuan organisasi, strategi dan mengalokasikan

Lebih terperinci

KOLABORASI INFORMASI UNTUK MENDUKUNG INTEGRASI SISTEM INFORMASI. Abstrak

KOLABORASI INFORMASI UNTUK MENDUKUNG INTEGRASI SISTEM INFORMASI. Abstrak KOLABORASI INFORMASI UNTUK MENDUKUNG INTEGRASI SISTEM INFORMASI SATRIYO ADHY Program Studi Teknik Informatika Jurusan Matematika Fakultas MIPA Universitas Diponegoro Semarang satriyo@undip.ac.id Abstrak

Lebih terperinci

Bab 3 Metodologi Penelitian

Bab 3 Metodologi Penelitian 36 Bab 3 Metodologi Penelitian 3.1. Tahapan Penelitian Tahapan penelitian yang dilakukan mengacu pada kerangka The Open Group Architecture Framework (TOGAF) yang merupakan kerangka kerja arsitektur di

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Pengertian Dasar Enterprise Arsitektur 3.1.1. Enterprise Architecture Enterprise Architecture atau dikenal dengan arsitektur enterprise adalah deskripsi yang didalamnya termasuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Globalisasi dan perkembangan industri teknologi informasi dewasa ini telah meningkatkan tekanan terhadap perusahaan dan bisnis yang dijalankan untuk tetap dapat

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori-teori yang menjadi dasar penulisan adalah sebagai berikut :

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori-teori yang menjadi dasar penulisan adalah sebagai berikut : BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-teori Dasar/Umum Teori-teori yang menjadi dasar penulisan adalah sebagai berikut : 2.1.1 Sistem Pengertian sistem menurut Williams dan Sawyer (2005, p457) adalah sekumpulan

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN. 4.1 Proses Bisnis Pengadaan Barang

BAB IV PERANCANGAN. 4.1 Proses Bisnis Pengadaan Barang BAB IV PERANCANGAN Pada tahap perancangan ini akan dilakukan perancangan proses pengadaan barang yang sesuai dengan proses bisnis rumah sakit umum dan perancangan aplikasi yang dapat membantu proses pengadaan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum Pada bab ini menjelaskan mengenai teori-teori yang digunakan dalam menunjang isi dari penelitian dalam bab 3 maupun bab 4. 2.1.1 Data Data adalah faktah mentah yang

Lebih terperinci

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2017 TENTANG TATA KELOLA TEKNOLOGI

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE ENTERPRISE ARCHITECTURE DALAM MENINGKATKAN STRATEGI BISNIS DAN TEKNOLOGI PADA PT. PAKARTI GRAHA SENTOSA

PENERAPAN METODE ENTERPRISE ARCHITECTURE DALAM MENINGKATKAN STRATEGI BISNIS DAN TEKNOLOGI PADA PT. PAKARTI GRAHA SENTOSA 1 PENERAPAN METODE ENTERPRISE ARCHITECTURE DALAM MENINGKATKAN STRATEGI BISNIS DAN TEKNOLOGI PADA PT. PAKARTI GRAHA SENTOSA Galih Permadi Putra Binus University, Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia dan Derly

Lebih terperinci

Bab II Tinjauan Pustaka

Bab II Tinjauan Pustaka Bab II Tinjauan Pustaka II.1 Definisi Enterprise Architecture (EA) Sebelum membahas EA, harus terlebih dahulu diketahui pengertian atau definisi tentang enterprise dan arsitektur. Definisi enterprise dalam

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Penelitian Dalam mengembangkan blueprint Sistem Informasi penerapan SNP di Sekolah Menengah Atas, keseluruhan proses yang dilalui harus melalui beberapa tahapan.

Lebih terperinci

Dimensi Kelembagaan. Kebijakan Kelembagaan 1. Perencanaan 0.5

Dimensi Kelembagaan. Kebijakan Kelembagaan 1. Perencanaan 0.5 Dimensi Kelembagaan Perencanaan Kebijakan 5 4.5 4 3.5 3 2.5 2 1.5 1 0.5 0 Kelembagaan Aplikasi Infrastruktur 1 KONSEP KELEMBAGAAN 2 Pembentukan Organisasi: Elemen-Elemen Utama Elemen-elemen yang perlu

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Tempat yang digunakan sebagai objek dalam penelitian ini adalah UMKM Center Provinsi Jawa Tengah yang berada di Jl. Setiabudi No. 192 Srondol Wetan, Banyumanik

Lebih terperinci

Bab IV Usulan Perencanaan Investasi Teknologi Informasi

Bab IV Usulan Perencanaan Investasi Teknologi Informasi Bab IV Usulan Perencanaan Investasi Teknologi Informasi IV.1 Usulan Perencanaan Investasi Teknologi Informasi dengan Val IT Perencanaan investasi TI yang dilakukan oleh Politeknik Caltex Riau yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. struktur organisasi dan pembagian tugas berdasarkan Keputusan Presiden R.I. No.

BAB III METODOLOGI. struktur organisasi dan pembagian tugas berdasarkan Keputusan Presiden R.I. No. BAB III METODOLOGI 3.1 Gambaran Umum Instansi 3.1.1 Sejarah Berdiri Kementerian Pertanian terdiri dari beberapa unit Eselon I dengan tujuan struktur organisasi dan pembagian tugas berdasarkan Keputusan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori teori yang menjadi dasar dari penulisan adalah :

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori teori yang menjadi dasar dari penulisan adalah : BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teori Teori Dasar Teori teori yang menjadi dasar dari penulisan adalah : 2.1.1. Data Pengertian data menurut Bernard (2013, p130) adalah kumpulan fakta mengenai manusia,kejadian,

Lebih terperinci

BAB III. Landasan Teori

BAB III. Landasan Teori BAB III Landasan Teori Dalam bab ini akan dijelaskan berbagai macam landasan teori yang digunakan untuk mendukung penyusunan laporan kerja praktek. Landasan teori yang dibahas meliputi permasalahan-permasalahan

Lebih terperinci

SI402 Arsitektur Enterprise Pertemuan #4 Suryo Widiantoro, ST, MMSI, M.Com(IS)

SI402 Arsitektur Enterprise Pertemuan #4 Suryo Widiantoro, ST, MMSI, M.Com(IS) SI402 Arsitektur Enterprise Pertemuan #4 Suryo Widiantoro, ST, MMSI, M.Com(IS) Mahasiswa mampu menjelaskan bahasa, pedoman, dan visualisasi yang digunakan sebagai dasar pembuatan sebuah pemodelan arsitektur

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat penting dalam perkembangan suatu perusahaan. Dengan bantuan

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat penting dalam perkembangan suatu perusahaan. Dengan bantuan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Di era yang dewasa ini, teknologi dan informasi menjadi hal yang sangat penting dalam perkembangan suatu perusahaan. Dengan bantuan teknologi, semua pekerjaan menjadi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan teknologi informasi yang kian pesat membuat peran teknologi menjadi hal yang penting bagi proses bisnis di suatu perusahaan. Teknologi informasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Teori Umum 2.1 Perencanaan Strategi Sistem Informasi 2.1.1 Pengertian Perencanaan Menurut (Robbins and Coulter, 2005, p160), Perencanaan adalah suatu proses yang meilibatkan penentuan

Lebih terperinci

III METODOLOGI PENELITIAN

III METODOLOGI PENELITIAN 39 III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Permasalahan Dukungan SIMPEG yang berkualitas bagi Badan Litbang Pertanian merupakan suatu keharusan agar mampu menghasilkan informasi yang bermanfaat bagi stakeholder.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu. bersatu untuk mencapai tujuan yang sama.

BAB 2 LANDASAN TEORI. bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu. bersatu untuk mencapai tujuan yang sama. BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Pengertian Sistem Menurut Mulyadi (2001, p2) Sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang berhubungan erat antara satu dengan yang lainnya, yang berfungsi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Pengertian Sistem Menurut O'Brien (2005,p22) sistem adalah kelompok komponen yang saling berhubungan dan bekerjasama dalam mencapai tujuan bersama dengan menerima

Lebih terperinci

Bab II. Tinjauan Pustaka

Bab II. Tinjauan Pustaka Bab II Tinjauan Pustaka Pada bab ini akan dijelaskan mengenai tinjauan pustaka yang digunakan dalam pemodelan Customer Relationship Management. Adapun teori yang akan dijelaskan antara lain adalah Customer

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam memperkenalkan identitas suatu bangsa. Provinsi Jawa Barat adalah salah

BAB I PENDAHULUAN. dalam memperkenalkan identitas suatu bangsa. Provinsi Jawa Barat adalah salah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seni dan kebudayaan adalah suatu media yang memiliki peran cukup besar dalam memperkenalkan identitas suatu bangsa. Provinsi Jawa Barat adalah salah satu wilayah yang

Lebih terperinci

BAB 4 EVALUASI PENGENDALIAN SISTEM INFORMASI PENJUALAN PADA PT. BANGUNAN JAYA. kematangan penerapan sistem informasi pada PT. Bangunan Jaya.

BAB 4 EVALUASI PENGENDALIAN SISTEM INFORMASI PENJUALAN PADA PT. BANGUNAN JAYA. kematangan penerapan sistem informasi pada PT. Bangunan Jaya. BAB 4 EVALUASI PENGENDALIAN SISTEM INFORMASI PENJUALAN PADA PT. BANGUNAN JAYA 4.1 Prosedur Evaluasi Evaluasi terhadap sistem informasi penjualan pada PT. Bangunan Jaya adalah merupakan suatu proses evaluasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Dalam pembuatan tugas akhir Sistem Informasi Administrasi Salon SN berbasis desktop ini dilakukan beberapa tinjauan sumber pustaka, dan berikut

Lebih terperinci

DAFTAR PERTANYAAN. 1. Apakah kebutuhan pemakai / end-user (dalam kasus ini divisi penjualan) telah

DAFTAR PERTANYAAN. 1. Apakah kebutuhan pemakai / end-user (dalam kasus ini divisi penjualan) telah DAFTAR PERTANYAAN EVALUASI SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT Studi Kasus Pada PT. COCA-COLA BOTTLING INDONESIA UNIT JATENG AI1 : Identify Automated Solutions 1. Apakah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini, bertahan dan menjadi yang terdepan dalam dunia bisnis tidaklah mudah, butuh usaha keras, perjuangan serta kemampuan untuk tetap bisa bertahan.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 11 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Teori Dasar / Umum 2.1.1 Perencanaan Menurut Chuck Williams (2011, p9), perencanaan adalah menentukan tujuan organisasi dan cara-cara untuk mencapai tujuan tersebut. (p160)

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teori Umum 2.1.1. Sistem Informasi Menurut Hall (2008: 6), sistem informasi adalah sebuah rangkaian prosedur formal di mana data dikumpulkan, diproses menjadi informasi dan didistribusikan

Lebih terperinci

PENGANTAR RUP & UML. Pertemuan 2

PENGANTAR RUP & UML. Pertemuan 2 PENGANTAR RUP & UML Pertemuan 2 PENGANTAR RUP Rational Unified Process (RUP) atau dikenal juga dengan proses iteratif dan incremental merupakan sebuah pengembangan perangkat lunak yang dilakukan secara

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Information Technology Infrastructure Library (ITIL) Framework Tujuan Penelitian Ruang Lingkup Penelitian

TINJAUAN PUSTAKA Information Technology Infrastructure Library (ITIL) Framework Tujuan Penelitian Ruang Lingkup Penelitian 2 sebanyak 92% pada incident bisnis kritis pada tahun 2003. Dari beberapa fakta di atas terbukti bahwa ITIL framework dapat memberikan solusi penanganan incident di perusahaan. Pada penelitian ini, ITIL

Lebih terperinci

BAB II. 2.1 Model Data High Level Data Model (Conceptual Data Model)

BAB II. 2.1 Model Data High Level Data Model (Conceptual Data Model) BAB II PENGEMBANGAN SISTEM BASIS DATA Bab ini akan membahas lebih lanjut mengenai arsitektur sistem basis data dan pengembangan sistem basis data. Sistem basis data tidak berdiri sendiri, tetapi selalu

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Perencanaan David (2006, p.5) mengatakan bahwa perencanaan strategi dapat didefinisikan sebagai seni dan ilmu untuk memformulasi, mengimplementasi, dan mengevaluasi

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.2. Enterprise Arsitektur Arsitektur enterprise adalah sebuah pendekatan yang didirikan berdasarkan model dan manajemen holistik TI sebagai kerangka kerja untuk menunjukan penciptaan

Lebih terperinci

INFRASTRUKTUR E-BISNISE Pertemuan ke-4

INFRASTRUKTUR E-BISNISE Pertemuan ke-4 MKK-3161 E-BisnisE INFRASTRUKTUR E-BISNISE Pertemuan ke-4 Infrastruktur Dasar E-Bisnis Infrastruktur e-bisnis adalah arsitektur hardware, software, konten dan data yang digunakan untuk memberikan layanan

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN I PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : PER-37PJ/2010 TENTANG : KEBIJAKAN TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DIREKTORAT JENDERAL PAJAK KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Perencanaan Strategi Sistem dan Teknologi Informasi 2.1.1 Pengertian Perencanaan Strategis Perencanaan strategis, menurut Ward dan Peppard (2002, p462) adalah analisa

Lebih terperinci

MATERI PEMODELAN PERANGKAT LUNAK KELAS XI RPL

MATERI PEMODELAN PERANGKAT LUNAK KELAS XI RPL MATERI PEMODELAN PERANGKAT LUNAK KELAS XI RPL Oleh : Samsul Arifin, S.Kom Email : samsul.skom@gmail.com Konsep Pemodelan Perangkat Lunak (PL) Konsep rekayasa PL. Suatu disiplin ilmu yang membahas semua

Lebih terperinci

ANALISA & PERANCANGAN SISTEM

ANALISA & PERANCANGAN SISTEM ANALISA & PERANCANGAN SISTEM Analisis System Mulyadi, S.Kom, M.S.I Analisa Sistem Analisis sistem - teknik pemecahan masalah yang menguraikan sistem ke dalam beberapa komponen dengan tujuan mempelajari

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PENGUKURAN RISIKO TI. Sebagaimana individu, perusahaan, dan ekonomi semakin bergantung pada sistem

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PENGUKURAN RISIKO TI. Sebagaimana individu, perusahaan, dan ekonomi semakin bergantung pada sistem BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PENGUKURAN RISIKO TI 4.1 Latar Belakang Pembahasan Sebagaimana individu, perusahaan, dan ekonomi semakin bergantung pada sistem IT dan internet, maka risiko dalam sistem-sistem

Lebih terperinci

MEMBANGUN SISTEM INFORMASI PEMBELIAN TUNAI PADA APOTIK CIPTA DENGAN OBJECT ORIENTED METHODOLOGY

MEMBANGUN SISTEM INFORMASI PEMBELIAN TUNAI PADA APOTIK CIPTA DENGAN OBJECT ORIENTED METHODOLOGY MEMBANGUN SISTEM INFORMASI PEMBELIAN TUNAI PADA APOTIK CIPTA DENGAN OBJECT ORIENTED METHODOLOGY Hamidah 1 1, Okkita Rizan 2 2 1 Program Studi Komputerisasi Akuntansi, STMIK Atma Luhur, Pangkalpinang E-mail

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Pemecahan Masalah Gambar 3.1 Diagram Alir Metode Penelitian 88 A B Analisis Sistem Berjalan Membuat Rich Picture dari sistem yang sedang berjalan Perancangan database

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1. Sistem Informasi Sistem informasi adalah sekumpulan elemen yang saling bekerja sama baik secara manual atau berbasis komputer yang didalamnya ada pengumpulan, pengolahan, pemprosesan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan membahas tentang semua aktifitas mulai dari tahap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan membahas tentang semua aktifitas mulai dari tahap BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan membahas tentang semua aktifitas mulai dari tahap awal, tahap visioning, tahap analysis, tahap direction, dan tahap recommendation. Tahap perencanaan STI

Lebih terperinci

AUDIT SISTEM INFORMASI PADA DIGILIB UNIVERSITAS XYZ MENGGUNAKAN KERANGKA KERJA COBIT 4.0

AUDIT SISTEM INFORMASI PADA DIGILIB UNIVERSITAS XYZ MENGGUNAKAN KERANGKA KERJA COBIT 4.0 AUDIT SISTEM INFORMASI PADA DIGILIB UNIVERSITAS XYZ MENGGUNAKAN KERANGKA KERJA COBIT 4.0 1 Juliandarini (07018215), 2 Sri Handayaningsih (0530077701) 1,2 Program Studi Teknik Informatika Universitas Ahmad

Lebih terperinci

Bab 9 KONSEP e SUPPLY CHAIN DALAM SISTEM INFORMASI KORPORAT TERPADU

Bab 9 KONSEP e SUPPLY CHAIN DALAM SISTEM INFORMASI KORPORAT TERPADU Bab 9 KONSEP e SUPPLY CHAIN DALAM SISTEM INFORMASI KORPORAT TERPADU Sistem Informasi Korporat Terpadu Konsep manajemen supply chain memperlihatkan adanya proses ketergantungan antara berbagai perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang sedemikian pesat serta potensi pemanfaatannya secara luas, membuka peluang bagi proses akses, pengelolaan, dan

Lebih terperinci

PERENCANAAN ARSITEKTUR ENTERPRISE UNTUK PENINGKATAN KUALITAS MANAJEMEN LAYANAN PADA BAGIAN ADMINISTRASI AKADEMIK STIKOM SURABAYA

PERENCANAAN ARSITEKTUR ENTERPRISE UNTUK PENINGKATAN KUALITAS MANAJEMEN LAYANAN PADA BAGIAN ADMINISTRASI AKADEMIK STIKOM SURABAYA PERENCANAAN ARSITEKTUR ENTERPRISE UNTUK PENINGKATAN KUALITAS MANAJEMEN LAYANAN PADA BAGIAN ADMINISTRASI AKADEMIK STIKOM SURABAYA Yoppy Mirza Maulana 1) dan Febriliyan Samopa ) 1) Program Studi Magister

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini, teknologi informasi merupakan salah satu teknologi yang sedang berkembang dengan pesat. Dengan kemajuan teknologi informasi, pengaksesan terhadap data atau

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI Teori Umum Pada sub bab ini, penulis akan membahas tentang teori-teori dasar yang berkaitan dengan topik skripsi ini.

BAB 2 LANDASAN TEORI Teori Umum Pada sub bab ini, penulis akan membahas tentang teori-teori dasar yang berkaitan dengan topik skripsi ini. BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teori Umum Pada sub bab ini, penulis akan membahas tentang teori-teori dasar yang berkaitan dengan topik skripsi ini. 2.1.1. Pengertian Sistem Salah satu yang dapat membantu mengoptimalkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan sistem informasi saat ini telah mengalami pertumbuhan yang sangat pesat. Hal ini mengakibatkan timbulnya persaingan yang semakin ketat pada sektor bisnis

Lebih terperinci