oleh AHMAD ISNAINI HASAN NIM. M SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sains Matematika

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "oleh AHMAD ISNAINI HASAN NIM. M SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sains Matematika"

Transkripsi

1 digilib.uns.ac.id PERBANDINGAN PENAKSIR METODE KAPLAN-MEIER DAN METODE MODIFIKASI KAPLAN-MEIER PADA ANALISIS TAHAN HIDUP PENDERITA LEUKEMIA DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA oleh AHMAD ISNAINI HASAN NIM. M SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sains Matematika FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA commit 2011 to user i

2 digilib.uns.ac.id ii

3 digilib.uns.ac.id ABSTRAK Ahmad Isnaini Hasan, PERBANDINGAN PENAKSIR METODE KAPLAN-MEIER DAN METODE MODIFIKASI KAPLAN-MEIER PADA ANALISIS TAHAN HIDUP PENDERITA LEUKEMIA DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sebelas Maret. Leukemia merupakan penyakit yang ditandai dengan adanya pertambahan sel darah putih yang sangat cepat dan tidak terkendali. Probabilitas tahan hidup penderita leukemia dapat dicari dengan penaksir metode Kaplan-Meier dan metode modiikasi Kaplan-Meier. Penelitian ini membandingkan estimasi ungsi tahan hidup pada penderita leukemia menggunakan penaksir metode Kaplan- Meier dan dengan metode modiikasi Kaplan-Meier. Penaksir Kaplan-Meier dimodiikasi dengan menggunakan pendekatan dari ungsi tahan hidup distribusi Weibull. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa nilai estimasi dengan penaksir modiikasi Kaplan-Meier terlihat lebih baik dan lebih masuk akal dibanding penaksir Kaplan-Meier. Selain itu dari studi simulasi diketahui bahwa nilai mean square error (MSE) dari penaksir metode modiikasi Kaplan-Meier lebih kecil daripada metode Kaplan-Meier. Hal ini menunjukkan bahwa penaksir modiikasi Kaplan-Meier lebih baik dibanding penaksir Kaplan-Meier biasa. Kata kunci : leukemia, probabilitas tahan hidup, penaksir Kaplan-Meier, MSE. iii

4 digilib.uns.ac.id ABSTRACT Ahmad Isnaini Hasan, COMPARISON OF ESTIMATOR WITH KAPLAN MEIER METHOD AND MODIFICATION OF KAPLAN MEIER METHOD ON SURVIVAL ANALYSIS FROM LEUKEMIA PATIENTS IN Dr. MOEWARDI PUBLIC HOSPITAL, SURAKARTA. Faculty o Mathematics and Natural Sciences, Sebelas Maret University. Leukemia is a disease signed o very ast and uncontrolled leukocytes addition. Survival probability o leukemia patients can be ound by Kaplan Meier method and modiication o Kaplan Meier method. This research compare survival unctions estimation on the leukemia patients using Kaplan- Meier method and modiication o Kaplan-Meier method. Kaplan-Meier estimator will be modiied using approximation o survival unction by Weibull distribution. Based on this research results, it is known that the estimation value using modiication o Kaplan-Meier estimator is better and more reasonable than Kaplan-Meier estimator. Thereore, rom simulation study it is known that the MSE o estimator with modiication o Kaplan-Meier method is smaller than Kaplan-Meier method. It shows that modiication o Kaplan-Meier estimator is better than the original Kaplan-Meier estimator. Keywords : leukemia, survival probability, Kaplan-Meier method, MSE. iv

5 digilib.uns.ac.id MOTO Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan sesuatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri (Q.S. Ar Ra d : 11) v

6 digilib.uns.ac.id PERSEMBAHAN Karya ini kupersembahkan untuk Ayah ibuku tercinta yang telah membimbingku dari kecil hingga saat ini Kakak dan adikku tersayang yang telah memberi semangat dan doa vi

7 digilib.uns.ac.id KATA PENGANTAR Segala puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan banyak kenikmatan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan beberapa pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada 1. Drs. Sugiyanto, M.Si. sebagai dosen Pembimbing I dan Drs. Muslich, M.Si. sebagai dosen Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis selama menyelesaikan skripsi ini, 2. Pihak RSUD Dr. Moewardi Surakarta, 3. Nurul Azizah Rahmawati yang selalu memberi motivasi saat penulis kehilangan semangat, 4. Drajat, Markus, Ahmad, Anam, Wawan Yudha, Anis serta semua temanteman angkatan 2006 atas kerjasama dan bantuan yang diberikan saat penulis menghadapi kendala dalam penyusunan skripsi ini, 5. Semua pihak yang membantu dalam penulisan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebut satu per satu. Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan yang telah mereka berikan selama ini dan semoga skripsi ini dapat memberi manaat. Surakarta, Desember 2011 Penulis vii

8 digilib.uns.ac.id DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i PENGESAHAN... ii ABSTRAK... iii ABSTRACT... iv MOTO... v PERSEMBAHAN... vi KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xi BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Perumusan Masalah Batasan Masalah Tujuan Penelitian Manaat Penelitian... 3 BAB II LANDASAN TEORI Tinjauan Pustaka Teori-Teori Penunjang Leukemia Konsep Dasar Statistika Konsep Dasar Analisis Tahan Hidup Model Kontinu Model Diskrit Jenis-Jenis Sensor Fungsi Tahan Hidup Distribusi Weibull Fungsi Tahan Hidup Distribusi Eksponensial Metode Maksimum commit Likelihood to user viii

9 digilib.uns.ac.id Penaksir Kaplan-Meier Modiikasi Penaksir Kaplan-Meier Modiikasi Penaksir Kaplan-Meier dengan M = Modiikasi Penaksir Kaplan-Meier dengan M > Kerangka Pemikiran BAB III METODE PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN Deskripsi Data Penaksir Kaplan-Meier Modiikasi Penaksir Kaplan-Meier Modiikasi Penaksir Kaplan-Meier dengan M = Modiikasi Penaksir Kaplan-Meier dengan M = Estimasi Fungsi Tahan Hidup pada Penderita Leukemia Estimasi Fungsi Tahan Hidup pada Penderita Leukemia dengan Penaksir Kaplan-Meier Estimasi Fungsi Tahan Hidup pada Penderita Leukemia dengan Penaksir Modiikasi Kaplan-Meier Studi Simulasi BAB V PENUTUP Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA DAFTAR LAMPIRAN ix

10 digilib.uns.ac.id DAFTAR TABEL Tabel 4.1 Ringkasan data penderita Leukemia Limositik Akut x

11 digilib.uns.ac.id DAFTAR GAMBAR Gambar 4.1 Graik Estimasi Fungsi Tahan Hidup dengan KM Gambar 4.2 Graik Estimasi Fungsi Tahan Hidup dengan Modiikasi Penaksir Kaplan-Meier untuk M = 2 dan M = Gambar 4.3 Perbandingan Graik Estimasi Fungsi Tahan Hidup dengan KM, S 2 t dan S 3 t Gambar 4.4 Perbandingan Graik Estimasi Fungsi Tahan Hidup Data Simulasi dengan S t, KM(t), S 2 t dan S 3 t Gambar 4.5 Graik Perbandingan Nilai MSE KM(t), S 2 t dan S 3 t xi

12 digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Analisis statistik yang digunakan untuk menganalisis data waktu hidup dinamakan analisis tahan hidup. Waktu hidup dideinisikan sebagai variabel random nonnegati sehingga analisis tahan hidup adalah suatu analisis statistik pada variabel random nonnegati yang berungsi untuk mengetahui ketahanan hidup suatu obyek yang diteliti. Salah satu metode analisis tahan hidup adalah estimasi ungsi tahan hidup. Fungsi tahan hidup dideinisikan sebagai probabilitas tahan hidup sampai waktu tertentu (Lawless, 1982). Data tidak tersensor yang disebut data lengkap lebih baik digunakan dalam analisis tahan hidup karena dapat memberikan inormasi terhadap ketahanan hidup semua unit dalam sampel. Akan tetapi, dalam melakukan suatu penelitian yang berhubungan dengan waktu hidup, sering dijumpai kendala-kendala antara lain keterbatasan dana, waktu, dan tenaga sehingga sulit mendapatkan data lengkap. Oleh karena itu, data waktu hidup biasanya merupakan data tak lengkap atau data tersensor (Nelson, 1982). Salah satu permasalahan yang menyangkut tahan hidup dijumpai dalam bidang kesehatan, sebagai contoh penyakit leukemia (kanker darah). Leukemia merupakan suatu penyakit yang ditandai dengan adanya pertambahan sel darah putih (leukosit) pada penderita. Pertambahan ini sangat cepat dan tidak terkendali serta bentuk sel-sel darah putihnya tidak normal. Penyakit leukemia memberi andil sebesar empat persen dari seluruh penyakit kanker penyebab kematian pada manusia (Yatim, 2003). Agar angka tersebut tidak terus bertambah maka ketepatan dalam pemberian obat atau perawatan terhadap pasien menjadi sangat penting dan tidak lepas dari pengamatan tentang waktu hidup pasien Fungsi tahan hidup penderita leukemia dapat diestimasi dengan menggunakan penaksir metode Kaplan-Meier. Kelebihan dari penaksir Kaplan- Meier adalah dapat digunakan untuk data yang tersensor (Lawless, 1982). Data yang tersensor dapat diartikan commit sebagai to data user yang hilang dalam penelitian, 1

13 digilib.uns.ac.id 2 misalnya seorang pasien yang telah dikenai perlakuan dan sedang dalam masa penelitian menghilang, mungkin karena pindah rumah sakit atau alasan lain. Menurut Rossa dan Zielinski (2002), penaksir Kaplan-Meier juga mempunyai kelemahan, yaitu pada sampel yang kecil dan menengah dimana jarak antara dua waktu yang berurutan, misalnya t 1 dan t 2 (dengan t 1 < t 2 ) dan selang waktu t 1 dan t 2 cukup besar maka nilai penaksir Kaplan-Meier KM(t 1 ) dan KM(t 2 ) akan mempunyai kemungkinan untuk bernilai sama KM t 1 = KM(t 2 ). Untuk mengatasi masalah ini Rossa dan Zielinski (2002) melakukan modiikasi terhadap penaksir Kaplan-Meier dengan menggunakan pendekatan dari distribusi Weibull. Modiikasi penaksir Kaplan-Meier dinotasikan dengan S M (t). Nilai S M (t) merupakan penaksir untuk nilai P(T t) yang berbasis pada M persekitaran pada t, nilai M dapat dipilih dengan syarat M = 2, 3,. Rossa dan Zielinski (2002) menggunakan metode modiikasi Kaplan-Meier untuk mengestimasi ungsi tahan hidup pada data leukemia hasil penelitian Freireich (1963). Oleh karena itu penulis tertarik untuk mengaplikasikan penelitian Rossa dan Zielinski (2002) dengan membandingkan metode Kaplan-Meier dan metode modiikasi Kaplan-Meier pada analisis tahan hidup penderitan leukemia di RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Selain menggunakan data penderita leukemia, pada penelitian ini juga menggunakan data dari simulasi agar perbedaan hasil estimasi antara kedua penaksir tersebut semakin terlihat jelas. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, maka perumusan masalahnya adalah bagaimana menentukan estimasi ungsi tahan hidup dengan penaksir metode Kaplan-Meier dan dengan metode modiikasi Kaplan-Meier baik pada penderita leukemia maupun pada data simulasi serta bagaimana perbandingan kedua penaksir tersebut. 1.3 Batasan Masalah Agar tidak memperluas pembahasan, maka penelitian ini dibatasi pada hal berikut :

14 digilib.uns.ac.id 3 1. Data yang digunakan adalah data penderita Leukemia Limositik Akut (LLA) yang diambil dari RSUD Dr. Moewardi Surakarta dan data simulasi berdistribusi eksponensial yang dibangkitkan secara random dengan sotware R. 2. Estimasi ungsi tahan hidup dengan penaksir metode modiikasi Kaplan- Meier hanya untuk M = 2 dan Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah, maka tujuan dari penelitian ini adalah menentukan estimasi ungsi tahan hidup pada data penderita leukemia dan data simulasi dengan penaksir metode Kaplan-Meier dan metode modiikasi Kaplan- Meier serta membandingkan hasil estimasi dari kedua penaksir tersebut. 1.5 Manaat Penelitian Penelitian diharapkan dapat menambah wawasan dalam bidang statistika dan kesehatan. Dalam bidang statistika, dapat menerapkan atau mengaplikasikan penaksir metode Kaplan-Meier dan metode modiikasi Kaplan-Meier pada suatu penyakit. Dalam bidang kesehatan, setelah diketahui probabilitas tahan hidup penderita leukemia diharapkan pihak rumah sakit dapat lebih waspada dan meningkatkan pelayanan medis terhadap penderita leukemia.

15 digilib.uns.ac.id BAB II LANDASAN TEORI Pada bagian pertama dari bab ini diberikan tinjauan pustaka yang berisi hasil-hasil penelitian sebelumnya yang menjadi dasar penelitian ini. Pada bagian kedua dari bab ini diberikan teori-teori penunjang yang berisi deinisi dan teori yang mendukung dalam mencapai tujuan penulisan. Pada bagian ketiga dari bab ini disusun kerangka pemikiran yang menjelaskan alur pemikiran dalam penulisan skripsi ini. 2.1 Tinjauan Pustaka dd Menurut Belson (2007) berdasarkan karakteristik sosiodemograi (variabel orang), leukemia pada umumnya terjadi pada usia dibawah 15 tahun dan puncaknya terjadi pada umur 2-5 tahun, kasus lebih banyak terjadi pada laki-laki daripada perempuan. Dari penelitian yang dilakukan di Amerika ditemukan bahwa leukemia lebih banyak terjadi pada anak dengan ras kaukasoit (kulit putih) dibandingkan dengan ras lain. Mahoney (1955) menyebutkan bahwa tingkat resiko leukemia pada orang yang tinggal m dari daerah ledakan bom atom Hiroshima dan Nagasaki 20 kali lipat lebih tinggi dibandingkan populasi umum (di luar daerah tersebut). Kejadian lain adalah bencana radioakti Chernobyl yang menyebabkan tanah, air dan tanaman terkontaminasi bahan radioakti pada sebagian besar wilayah Eropa Timur. Negara Belarusia, Rusia dan Ukraina adalah negara yang paling banyak terkontaminasi. Negara-negara ini menjadi tempat dimana banyak ditemukan kasus leukemia. Kent et al. (2009) menyebutkan bahwa di Caliornia, leukemia merepresentasikan masing-masing sebesar 35%, 5% dan 2% pada seluruh penyakit kanker pada usia 0-14 tahun, tahun dan tahun. Kent et al. (2009) melakukan penelitian pada kasus leukemia yang terjadi pada penderita berusia 0-39 tahun. Penelitian dilakukan menggunakan metode Kaplan- Meier dan regresi Cox proporsional commit hazard to untuk user mengestimasi Hazard ratio. 4

16 digilib.uns.ac.id 5 Bhatia et al. (2002) melakukan penelitian tentang perbedaan antara ras dan etnik dalam ketahanan hidup pada anak penderita Leukemia Limobastik Akut dengan menggunakan metode Kaplan-Meier. Sebanyak 8762 anak dari berbagai ras meliputi 6703 ras kulit putih, 1071 Hispanic, 506 kulit hitam, 167 Asia dan 315 dari campuran berbagai ras. Salah satu hasil dari penelitian tersebut adalah terdapat perbedaan daya tahan hidup dari penderita Leukemia antara masingmasing ras dan etnik. Penelitian ini akan mengembangkan penelitian yang sudah dilakukan oleh Kent et al. (2009) dan Bhatia et al. (2002). Dua penelitian tersebut masih menggunakan penaksir metode Kaplan-Meier untuk mengestimasi ungsi tahan hidup. Penelitian ini akan membandingkan penaksir metode Kaplan-Meier dan metode modiikasi penaksir Kaplan-Meier untuk mengestimasi ungsi tahan hidup pada penderita leukemia. Data pasien penderita leukemia diambil dari RSUD Dr.Moewardi. Selain itu dalam penelitian ini juga akan dilakukan simulasi agar perbedaan penaksir metode Kaplan-Meier dan metode modiikasi penaksir Kaplan-Meier semakin terlihat jelas. 2.2 Teori-Teori Penunjang Teori-teori yang relevan dengan pembahasan diperlukan untuk mencapai tujuan penelitian. Teori-teori tersebut meliputi penyakit leukemia, konsep dasar statistika, konsep dasar analisis tahan hidup, jenis-jenis sensor, metode maksimum Likelihood, Estimasi Kaplan-Meier dan modiikasi dari Estimasi Kaplan-Meier Leukemia Leukemia merupakan suatu penyakit yang ditandai dengan adanya pertambahan sel darah putih (leukosit) pada penderita. Pertambahan ini sangat cepat dan tidak terkendali serta bentuk sel-sel darah putihnya tidak normal. Penyebab leukemia belum diketahui secara pasti tetapi diperkirakan bukan berasal dari penyebab tunggal melainkan gabungan dari beberapa aktor antara lain karena terinveksi virus, aktor keturunan ataupun karena zat kimia tertentu. (Yatim, 2003)

17 digilib.uns.ac.id 6 Leukemia dapat diklasiikasikan atas dasar perjalanan alamiah penyakit yaitu leukemia akut dan kronis. Leukemia akut ditandai dengan suatu perjalanan penyakit yang sangat cepat, mematikan, dan memburuk. Apabila tidak segera diobati, maka penderita dapat meninggal dalam hitungan minggu hingga hari. Sedangkan leukemia kronis memiliki perjalanan penyakit yang tidak begitu cepat sehingga memiliki harapan hidup yang lebih lama, hingga lebih dari 1 tahun bahkan ada yang mencapai 5 tahun. Ketika leukemia mempengaruhi limosit atau sel limoid, maka disebut leukemia limositik dan ketika leukemia mempengaruhi sel mieloid seperti neutroil, basoil, dan eosinoil, maka disebut leukemia meilositik (Berita Kesehatan). Berdasarkan dua klasiikasi tersebut maka leukemia dapat dibagi menjadi empat yaitu : 1. Leukemia Limositik Akut (LLA) Leukemia Limositik Akut (LLA) adalah suatu penyakit yang berakibat atal, dimana sel-sel yang dalam keadaan normal berkembang menjadi limosit berubah menjadi ganas dan dengan segera akan menggantikan selsel normal di dalam sumsum tulang. Penyakit LLA merupakan leukemia yang paling sering terjadi pada anak-anak, leukemia jenis ini merupakan 25% dari semua jenis kanker yang mengenai anak-anak dibawah umur 15 tahun. LLA paling sering terjadi pada anak usia antara 3-5 tahun, tetapi kadang terjadi pada usia remaja dan dewasa. 2. Leukemia Meilositik Akut (LMA) Leukemia Meilositik Akut (LMA) lebih sering terjadi pada orang dewasa dari pada anak-anak, kejadian leukemia jenis LMA biasanya tidak lebih dari 5%. 3. Leukemia Limositik Kronis (LLK) Pada Leukemia Limositik Kronis (LLK) lebih dari 3 4 penderita berumur lebih dari 60 tahun dan 2-3 kali lebih sering menyerang pria. 4. Leukemia Meilositik Kronis (LMK) Penyakit ini dapat mengenai semua kelompok umur, baik pria maupun wanita, tetapi jarang ditemukan pada anak-anak berumur kurang dari 10 tahun. LMK banyak ditemukan pada kelompok usia 55 tahun keatas.

18 digilib.uns.ac.id 7 Dalam penelitian ini menggunakan data leukemia jenis Leukemia Limositik Akut (LLA). Data penderita leukemia diambil dari RSUD Dr. Moewardi Surakarta Konsep Dasar Statistika Deinisi-deinisi yang berhubungan dengan konsep dasar statistika berikut ini dirujuk dari Bain dan Engelhardt (1992). Deinisi Himpunan semua hasil yang mungkin dari suatu percobaan disebut ruang sampel dan dinotasikan dengan S. Deinisi Variabel random T adalah ungsi yang memetakan setiap hasil yang mungkin e pada ruang sampel S dengan suatu bilangan real t, sedemikian sehingga T e = t, e S. Deinisi Jika himpunan seluruh nilai yang mungkin dari variabel random T, merupakan himpunan terhitung, t 1, t 2,..., t n atau t 1, t 2,... maka T disebut variabel random diskrit. Fungsi t = P T = t, t = t 1, t 2,. menyatakan probabilitas untuk tiap-tiap nilai t yang mungkin, selanjutnya disebut ungsi densitas probabilitas diskrit. Deinisi Fungsi distribusi kumulati dari variabel random diskrit T dideinisikan untuk sebarang bilangan real t dengan F t = P T t. Deinisi Fungsi t disebut ungsi densitas probabilitas dari variabel random kontinu T jika dan hanya jika memenuhi siat 1. (t) 0, untuk semua t dan 2. t dt = 1. Deinisi Variabel random T disebut variabel random kontinu jika terdapat ungsi (t) yang merupakan ungsi densitas dari T, sehingga ungsi distribusi kumulati dinyatakan

19 digilib.uns.ac.id 8 F t = t x dx. Deinisi Probabilitas bersyarat dari kejadian A diberikan kejadian B dideinisikan sebagai P A B = P(A B), P(B) 0. P(B) Deinisi Statistik U = l(x 1, X 2,, X n ) yang digunakan untuk mengestimasi nilai τ(θ) disebut penaksir dari τ(θ) dan nilai statistik u = l(x 1, x 2,, x n ) disebut estimasi dari τ(θ). Deinisi Jika T adalah penaksir dari τ(θ), maka bias adalah b T = E T τ(θ) dan rata-rata kesalahan standar atau mean square error (MSE) dari T dideinisikan sebagai MSE T = E T τ(θ) Konsep Dasar Analisis Tahan Hidup Model Kontinu Menurut Lawless (1982), variabel random kontinu nonnegati T menunjukkan waktu hidup dari suatu individu sehingga semua ungsi yang berkaitan dengan T dideinisikan dalam interval [0, ). Secara matematika ungsi densitas probabilitas menurut Cox dan Oakes (1984) adalah P[t T < t + t] t = lim. t 0 t Menurut Lawless (1982), ungsi distribusi kumulati ditulis F t = P T < t = t x dx. 0 Fungsi tahan hidup dideinisikan sebagai probabilitas bertahan hidup sampai waktu t, sebagai berikut S t = P T t = 1 P T < t = 1 t x dx 0 Fungsi tahan hidup merupakan ungsi monoton turun dengan siat 1. S(0) = 1, 2. S(t) = 0, untuk t. = x dx. t

20 digilib.uns.ac.id 9 Hubungan ungsi densitas probabilitas (t) dan ungsi tahan hidup S(t) (Elandt dan Johnson, 1980), dapat ditunjukkan dengan S t = ds(t) dt = d t x dx dt = x t = 0 t S t = t. (2.1) Fungsi hazard adalah laju kematian / peluang individu mati pada saat t dengan syarat individu tersebut mampu bertahan hidup sampai waktu t dan dideinisikan sebagai h t = lim t 0 P t T < t + t T t] t h t = = lim t 0 P t T < t + t T t P T t t = lim t 0 P t T < t + t P T t t P[t T < t + t ] 1 = lim. t 0 t P[T t] t S t. (2.2) Berdasarkan persamaan (2.1) dan (2.2) hubungan antara ungsi hazard h t dan ungsi tahan hidup S t adalah h t = S (t) S(t) d ln S(t) =. dt Model Diskrit Misal T adalah variabel random diskrit, dengan T mempunyai nilai t 1, t 2, dengan 0 < t 1 < t 2 <. Menurut Lawless (1982), secara matematika ungsi peluangnya dapat ditulis t j = P (T = t j ) dan ungsi tahan hidupnya menjadi

21 digilib.uns.ac.id 10 dengan siat S t = P T t = (t j ). j :t j t Seperti pada penjelasan model kontinu, S t adalah ungsi monoton turun 1. S(0) = 1, 2. S(t) = 0, untuk t. Fungsi hazard diskrit dideinisikan sebagai h t j = P T = t j T t j = (t j ) S(t j ). Fungsi probabilitas, ungsi tahan hidup dan ungsi hazard memberikan spesiikasi yang sama terhadap T. Jika diketahui t j = S t j S(t j +1 ) maka h t j = 1 S(t j +1) S(t j ). Menurut Lawless (1982) ungsi tahan hidup yang berhubungan dengan ungsi hazard dapat dinyatakan sebagai S t = [1 h( t j )]. j :t j t Jenis-Jenis Sensor Data waktu hidup dikatakan tersensor jika terdapat individu yang mempunyai nilai batas atas atau batas bawah pada waktu hidupnya (Lawless, 1982). Menurut Kleln dan Moeschberger (1997) dan Lawless (1982), tiga jenis sensor yang dapat digunakan dalam penelitian tahan hidup yaitu sensor kanan, sensor kiri, dan sensor umum. 1. Sensor kanan Diasumsikan terdapat waktu hidup T dan ditentukan waktu sensor di C r, waktu hidup T dari suatu individu diketahui jika dan hanya jika T C r. Jika T >C r maka individu dikatakan bertahan hidup dengan waktu tersensor di C r. Data tersensor kanan dapat dinyatakan dalam pasangan variabel random (X, δ) dengan X sama dengan T commit untuk to waktu user hidup yang diobservasi dan δ

22 digilib.uns.ac.id 11 menyatakan apakah waktu hidup T tak tersensor (δ = 1) atau tersensor (δ = 0) sehingga diperoleh X = min(t, C r ). 2. Sensor kiri Misalkan terdapat waktu hidup T dan ditentukan waktu sensor di C l, waktu hidup T dari suatu individu diketahui jika dan hanya jika T C l. Jika T <C l maka individu dikatakan bertahan hidup dengan waktu tersensor di C l. Data tersensor kiri dapat dinyatakan dalam pasangan variabel random (X, ε) dengan X sama dengan T untuk waktu hidup yang diobservasi dan ε menyatakan apakah waktu hidup T tak tersensor (ε = 1) atau tersensor (ε = 0) sehingga diperoleh X = maks(t, C l ). 3. Sensor umum Suatu sampel dikatakan tersensor secara umum jika terdapat data sejumlah n objek yang diamati pada waktu 0 dan masing-masing objek diamati sampai gagal (mati) atau tidak. Jika objek tersebut tidak gagal (tidak mati), maka data tersebut merupakan data tersensor Fungsi Tahan Hidup Distribusi Weibull Distribusi Weibull merupakan distribusi yang paling luas penggunaannya dalam model tahan hidup. Model ungsi tahan hidup distribusi Weibull banyak diaplikasikan dalam bidang biomedis, contohnya dalam penelitian Whittemore dan Altschuler tahun 1976 tentang waktu kejadian tumor dalam populasi manusia (Lawless, 1982). Kelebihan dari ungsi tahan hidup distribusi Weibull adalah distribusi ini mampu mendekati ungsi tahan hidup dari distribusi yang lain. Fungsi densitas probabilitas dari distribusi Weibull dideinisikan sebagai t = αλ λt α 1 exp( λt α ) ; α > 0 ; λ > 0 ; t > 0. (2.3) Berdasarkan persamaan (2.3) dapat dicari ungsi tahan hidup distribusi Weibull sebagai berikut S t = x dx t

23 digilib.uns.ac.id 12 = αλ λx α 1 exp( λx α ) dx t = exp λx α t S t = exp λt α. (2.4) Fungsi Tahan Hidup Distribusi Eksponensial Distribusi eksponensial merupakan kasus khusus dari distribusi Weibull, yaitu jika distribusi Weibull memiliki nilai α = 1, maka akan menjadi distribusi eksponensial. Fungsi densitas probabilitas dari distribusi Eksponensial dideinisikan sebagai t = λ exp λt ; t 0 ; λ > 0. (2.5) Kemudian ungsi tahan hidup distribusi eksponensial dapat dituliskan sebagai berikut S t = exp λt (2.6) Metode Maksimum Likelihood Berikut ini diberikan deinisi yang berhubungan ungsi likelihood dan estimasi maksimum likelihood menurut Bain dan Engelhardt (1992) Deinisi Jika ungsi densitas probabilitas bersama dari n-variabel random T 1, T 2,, T n yang diobservasi di t 1, t 2,, t n dinotasikan dengan t 1, t 2,, t n, maka ungsi likelihood dari himpunan pengamatan t 1, t 2,, t n dinyatakan sebagai L θ = t 1, t 2,, t n ; θ dengan θ adalah parameter yang belum diketahui. Deinisi Jika L(θ) adalah ungsi likelihood suatu himpunan pengamatan t 1, t 2,, t n dengan θ parameter yang tidak diketahui, maka suatu harga θ dalam ruang parameter Ω yang memaksimumkan L(θ) disebut sebagai estimasi maksimum likelihood dari θ, dapat ditulis t 1, t 2,, t n ; θ = max t 1, t 2,, t n ; θ. θε Ω

24 digilib.uns.ac.id 13 Setiap θ yang memaksimumkan L(θ) akan memaksimumkan log-likelihood ln L(θ) juga, sehingga alternati bentuk persamaan likelihood maksimum yaitu d ln L θ = 0. dθ Penaksir Kaplan-Meier Estimasi ungsi tahan hidup dengan menggunakan penaksir Kaplan-Meier disebut juga estimasi product limit. Kaplan dan Meier (1958) adalah orang pertama yang membahas estimasi ungsi ini. Misal T variabel random kontinu nonnegati. Semua ungsi yang berkaitan dengan T dideinisikan dalam interval [t j, t j +1 ). Penaksir Kaplan-Meier merupakan modiikasi dari ungsi tahan hidup empiris. Fungsi tahan hidup empiris dideinisikan sebagai S t = J n, t 0 (2.7) dengan J merupakan jumlah pengamatan yang lebih besar atau sama dengan t. Jika terdapat data yang tersensor (tak lengkap), maka persamaan tersebut diubah menjadi penaksir Kaplan-Meier. Misalkan terdapat n individu dengan k(k n) waktu terjadinya kematian yang berbeda t 1 < t 2 < < t k dan d j adalah jumlah kematian pada saat t j (j = 1,2,, k), m j adalah jumlah tersensor dalam interval [t j, t j +1 ) pada waktu t j1, t j2,, t j mj untuk j = 0, 1,, k dimana t 0 = 0 dan t k+1 =, n j = m j + d j + + m k + d k adalah jumlah individu beresiko pada saat t j, penaksir Kaplan-Meier dideinisikan sebagai S KM t = j :t j t n j d j n j. (2.8) Modiikasi Penaksir Kaplan Meier Menurut Rossa dan Zielinski (2002) penaksir Kaplan-Meier mempunyai kelemahan yaitu, pada sampel yang kecil dan menengah nilai penaksir Kaplan- Meier untuk dua waktu yang berurutan akan mempunyai kemungkinan untuk bernilai sama. Kelemahan pada penaksir Kaplan-Meier diatasi dengan

25 digilib.uns.ac.id 14 memodiikasi penaksir Kaplan-Meier dengan menggunakan pendekatan ungsi tahan hidup dari distribusi Weibull seperti pada persamaan (2.4). Modiikasi dari penaksir Kaplan-Meier dinotasikan dengan S M t, dimana M dapat dipilih dengan syarat M = 2, 3. Nilai S M (t) merupakan penaksir untuk nilai P(T t) yang berbasis pada M persekitaran pada t. Nilai M dapat dipilih dengan syarat M = 2, 3, Semakin besar nilai M maka akan menghasilkan estimasi yang lebih baik akan tetapi perhitungannya akan lebih rumit (Rossa dan Zielinski, 2002). Oleh karena itu dalam penelitian ini hanya akan dibahas penaksir S M t dengan M = 2 dan 3. Misalkan terdapat n sampel dan akan dicari penaksir ungsi tahan hidup dari sampel terurut yang tidak lengkap dari T 1, δ 1, T 2, δ 2,, T n, δ n dengan δ = 1 untuk data yang tidak tersensor dan δ = 0 untuk data yang tersensor. Kemudian dimisalkan N 1 adalah jumlah elemen yang berbeda pada sampel yang tidak tersensor. Nilai KM t dengan 0 < t < T n, memiliki titik-titik loncatan (jump point) di T untuk = 1,2,, N 1. Jika δ n = 1, maka nilai KM t dengan t = T n juga merupakan titik loncatan dari KM. Kemudian penaksir Kaplan-Meier dituliskan dalam bentuk pasangan baris (T, KM ) dengan = 1,2,, N, dimana dengan KM = KM(T 1 ) + KM(T ), 2 untuk = 1,2,, N 1 KM T n, 2 untuk = N dan jika δ n = 1 KM T n, untuk = N dan jika δ n = 0 T 0 = 0 ; T N = T n ; KM(T 0 ) = Modiikasi Penaksir Kaplan-Meier dengan M = 2 Untuk M = 2 penaksir modiikasi Kaplan-Meier dideinisikan sebagai S 2 t = exp{ exp (Y)} (2.9) dengan

26 digilib.uns.ac.id 15 Y 1 + Y 2 Y 1 X 2 X 1 X X 1, untuk T 0 < t T 1 Y = Y 1 + Y Y 1 X X X X 1, untuk T 1 < t T T N dengan 2 1 Y N 1 + Y N Y N 1 X N X N 1 X X N 1, untuk t > T N dan δ N = 1 dengan tidak terdeinisi, untuk t > T N dan δ N = 0 X = ln (T ) ; Y = ln [ ln KM ] ; X = ln t Modiikasi Penaksir Kaplan-Meier dengan M > 2 Untuk menentukan penaksir S M t dengan M > 2 terlebih dahulu dideinisikan pembobot w(t) sebagai berikut (Rossa dan Zielinski, 2002) : i. Jika M bernilai ganjil atau M = 2K + 1 (dimana K merupakan bilangan bulat posti yang lebih besar atau sama dengan 1), maka ditentukan sedemikian sehingga Kemudian, T < t T +1 (jika t > T N ambil nilai = N). jika K maka w 1 t = = w M t = 1, jika N K maka w N M+1 = = w N t = 1, untuk nilai-nilai ` yang lain dideinisikan w K+1 t = w K+2 t = = w +K t = 1 w K t = T +1 t T T +1 w +K+1 t = t T T +1 T ii. Jika M bernilai genap atau M = 2K, (dimana K merupakan bilangan bulat posti yang lebih besar atau sama dengan 2) maka ditentukan sedemikian sehingga (T 1 +T ) 2 < t (T +T +1 ) (jika t T 2 1 /2 ambil nilai = 0 atau jika t > (T N 1 + T N )/2 ambil = N). Kemudian, jika K maka w 1 t commit = = to w user M t = 1

27 digilib.uns.ac.id 16 jika N K + 1 maka dideinisikan w N M+1 = = w N t = 1 dan untuk nilai yang lain dideinisikan w K+1 t = w K+2 t = = w +K 1 t = 1, 1 w K t = 2 (T + T +1 ) t 1 2 (T +1 T 1 ) w +K t = t 1 2 (T + T 1 ). 1 2 (T +1 T 1 ) Kemudian, ditentukan semua pembobot yang lain sama dengan nol. Setelah semua pembobot ditentukan, dicari nilai Λ dan α dengan meminimumkan w t (Y Λ αx ) 2 (2.10) jika nilai Λ dan α adalah solusi dari (2.10), maka modiikasi penaksir Kaplan- Meier dengan M > 2 dapat dituliskan sebagai dengan λ = exp Λ. S M t = exp λt α (2.11) 2.3 Kerangka Pemikiran Leukemia adalah jenis penyakit kanker yang menyerang sel-sel darah putih yang diproduksi oleh sumsum tulang. Leukemia umumnya muncul pada diri seseorang sejak dimasa kecilnya. Sumsum tulang tanpa diketahui dengan jelas penyebabnya telah memproduksi sel darah putih yang berkembang tidak normal. Dalam keadaan normal, sel darah putih mereproduksi ulang bila tubuh memerlukannya. Sel darah putih berungsi sebagai pertahanan tubuh, akan terus membelah dalam suatu kontrol yang teratur. Tubuh manusia akan memberikan tanda/signal secara teratur kapankah sel darah diharapkan bereproduksi kembali. Pada penderita leukemia, sumsum tulang memproduksi sel darah putih yang tidak normal yang disebut sel leukemia. Tidak seperti sel darah normal, sel-sel leukemia tidak mati ketika mereka seharusnya mati. Sel leukemia yang terdapat dalam sumsum tulang akan terus commit membelah to user dan semakin mendesak sel normal,

28 digilib.uns.ac.id 17 sehingga produksi sel darah normal akan mengalami penurunan, sel darah putih tidak merespon kepada tanda/signal yang diberikan. Akhirnya produksi yang berlebihan / tidak terkontrol akan keluar dari sumsum tulang dan dapat ditemukan di dalam darah perier atau darah tepi. Jumlah sel darah putih yang abnormal ini bila berlebihan dapat mengganggu ungsi normal sel darah lainnya dan pada akhirnya dapat menyebabkan kematian (Cancerhelps). Waktu tahan hidup pasien leukemia dapat diukur mulai dari seseorang didiagnosa terkena leukemia / masuk rumah sakit sampai meninggal. Pertama yang dilakukan adalah mengumpulkan data pasien penderita leukemia dari RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Data yang diambil adalah data pasien penderita leukemia jenis Leukemia Limositik Akut (LLA). Selain menggunakan data yang diambil dari RSUD Dr. Moewardi Surakarta, dalam penelitian ini juga menggunakan data simulasi yang dibangkitkan secara random. Kemudian data dianalisis dengan mengestimasi ungsi tahan hidup pasien dengan penaksir Kaplan-Meier. Kelemahan dari penaksir Kaplan-Meier yaitu, pada sampel yang kecil dan menengah nilai penaksir Kaplan-Meier untuk dua waktu yang berurutan akan mempunyai kemungkinan untuk bernilai sama. Oleh karena itu ungsi tahan hidup juga akan diestimasi dengan penaksir Kaplan-Meier yang telah dimodiikasi untuk M = 2 dan 3 yang akan memberikan nilai estimasi yang lebih baik. Dengan diperolehnya estimasi ungsi tahan hidup, maka dapat diketahui probabilitas seorang pasien dapat bertahan hidup baik dengan penaksir metode Kaplan-Meier biasa maupun metode modiikasi Kaplan-Meier. Berdasarkan hasil estimasi yang diperoleh, akan dilakukan perbandingan antara hasil estimasi dengan menggunakan penaksir metode Kaplan-Meier biasa dan metode modiikasi Kaplan-Meier.

29 digilib.uns.ac.id BAB III METODE PENELITIAN Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah studi kasus dengan menggunakan data sekunder. Selain itu penulis juga menggunakan metode studi literatur yang mengacu pada buku dan jurnal-jurnal yang berkaitan dengan analisis tahan hidup. Secara garis besar penelitian ini terbagi dalam dua tahap 1. Tahap pengumpulan data. Dalam tahap ini penulis mengumpulkan data penderita leukemia jenis Leukemia Limositik Akut (LLA). Data yang digunakan adalah data sekunder yang diambil dari dari RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Waktu tahan hidup penderita leukemia dapat diukur mulai dari seseorang didiagnosa terkena leukemia atau masuk rumah sakit sampai meninggal dalam satuan bulan. Pasien yang meninggal dianggap sebagai data yang tidak tersensor, sedangkan pasien yang sembuh atau masih dalam perawatan dianggap sebagai data tersensor. Selain menggunakan data yang diambil dari RSUD Dr. Moewardi Surakarta, dalam penelitian ini juga menggunakan data simulasi yang dibangkitkan secara random. 2. Tahap analisis data. Setelah data diperoleh, data diurutkan dari kecil ke besar baik untuk data yang tidak tersensor maupun yang tersensor. Kemudian langkah selanjutnya adalah mengestimasi ungsi tahan hidup data penderita leukemia dan data simulasi menggunakan penaksir metode Kaplan-Meier dan metode modiikasi Kaplan-Meier sehingga diperoleh nilai probabilitas tahan hidup. Setelah diperoleh nilai probabilitas tahan hidup langkah selanjutnya adalah membuat graik estimasi ungsi tahan hidup kemudian membandingkan hasil estimasi dan graik ungsi tahan hidup dari kedua penaksir tersebut. 18

30 digilib.uns.ac.id BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Data Data penderita Leukemia diambil dari RSUD Dr.Moewardi Surakarta. Waktu tahan hidup pasien diukur mulai dari seseorang didiagnosa terkena kanker dan masuk rumah sakit sampai meninggal (dalam satuan bulan). Pasien yang meninggal dianggap sebagai data yang tidak tersensor (δ = 1), sedangkan pasien yang sembuh atau masih dalam perawatan dianggap sebagai data tersensor (δ = 0). Ringkasan data dapat dilihat pada Tabel 4.1. Tabel 4.1 Ringkasan data penderita Leukemia Limositik Akut Banyak Pasien Jumlah Tidak Tersensor Tersensor Penaksir Kaplan-Meier Penaksir Kaplan-Meier dari S(t) dideinisikan seperti pada persamaan (2.8). Dari persamaan (2.8) diasumsikan terdapat k waktu hidup yang berbeda t 1 < t 2 < < t k dengan d j adalah jumlah kematian pada waktu t j. Fungsi tahan hidup dapat dinyatakan dengan S t = 1 h t j. j :t j t Penaksir dari ungsi tahan hidup pada persamaan (4.1) adalah 4.1 S t = j :t j t 1 h t j (4.2) dengan h(t j ) adalah penaksir maksimum likelihood dari h(t j ). Langkah untuk menentukan penaksir maksimum likelihood dari h(t j ) yaitu : 1. menentukan ungsi likelihood L t 1, t 2,, t j : h t j = commit t 1, h t 1 to user, t 2, h t 2 t j, h t j, 19

31 digilib.uns.ac.id membentuk logaritma natural likelihood K t 1, t 2,, t j : h t j = ln L t 1, t 2,, t j : h t j, 3. membentuk persamaan log likelihood dengan menyelesaikan K t 1, t 2,, t j : h t j = 0, j = 1,2, k, h t j 4. didapatkan estimator maksimum likelihood. Misal pada k percobaan binomial yang independen terjadi n j kejadian dan d j jumlah kematian serta peluang/laju kematian h(t j ), maka ungsi likelihoodnya sebagai berikut L t j, h t j = h t d j j 1 h t n j d j j persamaan (4.3) dibentuk logaritma natural likelihood menjadi j (4.3) ln L t j, h t j = ln h t j d j j 1 h t j n j d j = d j ln h t j + n j d j ln 1 h t j. (4.4) j Persamaan (4.4) dibentuk persamaan log likelihood untuk mendapatkan penaksir maksimum likelihood dari h t j ln L t j, h t j h t j = 0 h t j j d j ln h t j + n j d j ln 1 h t j = 0 j d j 1 h t j + n j d j 1 1 h t j ( 1) = 0 j d j h t j n j d j 1 h t j = 0 j d j n j h t j h t j. 1 h t j = 0.

32 digilib.uns.ac.id 21 Agar d j n j h t j j = 0, maka untuk setiap j, d j n j h t j = 0. Jadi h t j. 1 h t j penaksir maksimum likelihood dari h t j = h t j = d j n j. Dengan demikian persamaan (4.2) menjadi KM = S KM t = KM = S KM t = j :t j t j :t j t 1 d j n j n j d j n j (4.5) dengan n j = m j + d j + + m k + d k, n j adalah jumlah individu yang beresiko pada waktu t j, d j adalah jumlah kematian pada waktu t j, m j adalah jumlah individu yang tersensor pada waktu t j. 4.3 Modiikasi Penaksir Kaplan-Meier Kelemahan pada estimasi ungsi tahan hidup dengan penaksir metode Kaplan-Meier dapat diatasi dengan menggunakan metode modiikasi Kaplan- Meier. Rossa dan Zielinski (2002) melakukan modiikasi pada penaksir Kaplan- Meier dengan menggunakan pendekatan dari ungsi tahan hidup distribusi Weibull seperti pada persamaan (2.4). Pemilihan distribusi Weibull dikarenakan distribusi tersebut dapat memberikan algoritma perhitungan yang lebih sederhana untuk melakukan transormasi logaritma, serta mengaplikasikan prosedur estimasi standar untuk a dan b pada model regresi linier sederhana y = a + bx. Adapun transormasi logaritma yang dimaksud adalah sebagai berikut : W = exp λt α ln W = ln exp λt α ln W = λt α ln e ln W = λt α ln( ln W) = ln λt α ln( ln W) = ln λ + α ln t (4.6) jika dimisalkan y = ln( ln W) ; Λ = ln λ ; x = ln t

33 digilib.uns.ac.id 22 maka persamaan (4.6) menjadi y = Λ + ax. (4.7) Modiikasi Penaksir Kaplan-Meier dengan M = 2 Modiikasi penaksir Kaplan-Meier dengan M = 2 dinotasikan dengan S 2 (t). Akan diestimasi ungsi tahan hidup di t dimana T 1 < t T, kemudian dibentuk pasangan baris (T 1, KM 1 ) dan (T, KM ) sehingga diperoleh dua persamaan W T 1 ; λ; α = KM 1 dan W T ; λ; α = KM. (4.8) Kemudian akan diestimasi nilai probabilitas tahan hidup di t dengan nilai W(t; λ; α), dimana λ dan α dapat dicari dengan menyelesaikan persamaan (4.8) dengan terlebih dahulu diubah ke bentuk logaritma seperti pada persamaan (4.7), sehingga diperoleh Y 1 = Λ + αx 1 dan Y = Λ + αx (4.9) dengan menyelesaikan persamaan (4.9) maka diperoleh α = Y Y 1 X X 1 (4.10) Λ = Y 1 Y Y 1 X X 1 X 1 karena Λ = ln λ sehingga diperoleh λ = exp Λ = exp Y 1 Y Y 1 X X 1 X 1. (4.11) Estimasi ungsi tahan hidup dapat dicari dengan menggunakan pendekatan ungsi tahan hidup distribusi Weibull dengan nilai α dan λ pada persamaan (4.10) dan (4.11). Sehingga untuk T 1 berikut S 2 t = exp λt α < t T diperoleh penaksir S 2 t sebagai = exp exp Y 1 Y Y 1 commit X to user X 1 Y Y 1 X X 1 t X 1

34 digilib.uns.ac.id 23 = exp exp Y 1 Y Y 1 X X 1 X 1 exp X Y Y 1 X X 1 = exp exp Y 1 Y Y 1 X X 1 X 1 + Y Y 1 X X 1 X = exp exp Y 1 + Y Y 1 X X 1 X X 1. (4.12) Jika T 0 < t T 1 maka dibentuk pasangan baris (T 1, KM 1 ) dan (T 2, KM 2 ), kemudian diperoleh dua persamaan W T 1 ; λ; α = KM 1 dan W T 2 ; λ; α = KM 2. Sehingga untuk T 0 < t T 1 diperoleh penaksir S 2 t sebagai berikut S 2 t = exp exp Y 1 + Y 2 Y 1 X 2 X 1 X X 1. (4.13) Jika t > T N dan δ N = 1, maka dibentuk pasangan baris (T N 1, KM N 1 ) dan (T N, KM N ), kemudian diperoleh dua persamaan W T N 1 ; λ; α = KM N 1 dan W T N ; λ; α = KM N. Sehingga untuk t > T N dan δ N = 1 diperoleh penaksir S 2 t sebagai berikut dengan S 2 t = exp exp Y N 1 + Y N Y N 1 X N X N 1 X X N 1. (4.14) Secara umum persamaan (4.12), (4.13) dan (4.14) dapat ditulis S 2 t = exp{ exp (Y)} (4.15) Y 1 + Y 2 Y 1 X 2 X 1 X X 1, untuk T 0 < t T 1 Y = Y 1 + Y Y 1 X X X X 1, untuk T 1 < t T 1 Y N 1 + Y N Y N 1 X N X N 1 X X N 1, untuk t > T N dan δ N = 1 T N dengan 2 dengan X = ln (T ) tidak terdeinisi, untuk t > T N dan δ N = 0 Y = ln [ ln KM X = ln t. ]

35 digilib.uns.ac.id Modiikasi Penaksir Kaplan-Meier dengan M = 3 Modiikasi penaksir Kaplan-Meier dengan M = 3 dinotasikan dengan S 3 (t). Dengan M = 2K + 1 maka dapat dicari nilai K = 1. Untuk menentukan penaksir S 3 t terlebih dahulu dideinisikan pembobot w(t). Ditentukan sedemikian sehingga T < t T +1 dan jika K maka deinisikan w 1 t = w 2 t = w 3 t = 1; jika N K maka dideinisikan w N 2 = w N 1 = w N t = 1; untuk nilai-nilai yang lain deinisikan w t = w +1 t = 1 dan w 1 t = T +1 t T T +1 w +2 t = t T T +1 T kemudian ditentukan semua pembobot yang lain sama dengan nol. Setelah semua pembobot ditentukan, nilai Λ dan α dapat dicari dengan meminimumkan Q Λ, α = w t (Y Λ αx ) 2. Jika derivati parsial Q terhadap Λ dan α keduanya sama dengan nol maka diperoleh Λ dan α sedemikian sehingga Q minimum. Q = w t Y Λ αx 2 = w t Y 2 ΛY αx Y ΛY + Λ 2 + ΛαX αx Y + ΛαX + α 2 X 2 = w t Y 2 2ΛY 2αX Y + Λ 2 + 2ΛαX + α 2 X 2 = (Y 2 w t 2ΛY w t 2αX Y w t + Λ 2 w t + 2ΛαX w t + α 2 X 2 w t ). Untuk menentukan nilai minimum dari Q Λ, α terlebih dahulu dicari derivati parsial Q terhadap Λ dan α

36 digilib.uns.ac.id 25 Q Λ = ( 2Y w t + 2Λw t + 2αX w t ) dan y x = = 2 (Y w t Λw t αx w t ) 2X Y w t + 2ΛX w t + 2αX 2 w t = 2 X Y w t ΛX w t αx 2 w t Kemudian derivati parsial Q terhadap Λ dan α disamadengankan nol sehingga diperoleh y x = 0. 2 Y w t Λw t αx w t = 0 Y w t Λw t αx w t = 0 dan y x = 0 2 X Y w t ΛX w t αx 2 w t = 0 X Y w t ΛX w t αx 2 w t = 0. Langkah selanjutnya adalah mencari nilai Λ dan α dengan menyelesaikan dua persamaan berikut Λ w t + α X w t = Y w t Λ X w t + α X 2 w t Solusi dari (4.16) adalah = X Y w t. (4.16)

37 digilib.uns.ac.id 26 Λ = Y w t X Y w t w t X w t X w t X 2 w t X w t X 2 w t Λ = Y w t w t X 2 w t X 2 w t X w t X w t X Y w t 2 dan w t Y w t α = X w t w t X Y w t X w t X w t X 2 w t α = w t w t X Y w t X 2 w t Y w t X w t X w t 2. Λ, α merupakan solusi dari masalah (4.16) dan jika λ = exp Λ maka modiikasi penaksir Kaplan-Meier dengan M = 3 dapat dituliskan sebagai S 3 t = exp λt α. (4.17) 4.4 Estimasi Fungsi Tahan Hidup pada Penderita Leukemia Estimasi Fungsi Tahan Hidup pada Penderita Leukemia dengan Penaksir Kaplan-Meier Berdasarkan estimasi ungsi tahan hidup dengan penaksir metode Kaplan- Meier pada persamaan (4.5), dihitung nilai estimasinya untuk setiap t pada data penderita leukemia. Nilai estimasi untuk setiap nilai t dengan penaksir KM

38 digilib.uns.ac.id 27 diberikan dalam Lampiran 1 kemudian diperoleh graik estimasi ungsi tahan hidup seperti pada Gambar 4.1. Gambar 4.1 Graik Estimasi Fungsi Tahan Hidup dengan KM Gambar 4.1 menunjukkan nilai-nilai dari penaksir Kaplan-Meier untuk setiap nilai t, terlihat bahwa estimasi ungsi tahan hidup semakin mengecil untuk waktu yang semakin lama. Ini berarti semakin lama pasien yang dinyatakan menderita leukemia semakin kecil probabilitas pasien untuk dapat bertahan hidup. Hal ini dapat disebabkan karena komplikasi yang timbul pada leukemia mulai dari anemia, pendarahan atau gangguan ungsi organ vital seperti otak, jantung dan paru. Berdasarkan nilai hasil estimasi ungsi tahan hidup pada Lampiran 1 didapatkan nilai KM 4 = KM 9 = 0,70263, hal ini berarti probabilitas penderita leukemia dapat bertahan hidup sampai 4 bulan dan sampai 9 bulan adalah sama yaitu 0, Inilah yang menjadi kelemahan dari penaksir Kaplan- Meier, yaitu pada waktu yang berurutan, dalam hal ini pada t 1 = 4 dan t 2 = 9, nilai dari KM 4 dan KM 9 sama besar. Sulit dijelaskan secara logis mengapa probabilitas penderita leukemia mampu bertahan hidup sampai 4 bulan sama dengan probabilitas penderita leukemia mampu bertahan hidup sampai 9 bulan. Oleh karena itu akan diestimasi ungsi tahan hidup penderita leukemia dengan penaksir metode modiikasi Kaplan-Meier yang akan memberikan nilai probabilitas tahan hidup yang lebih masuk akal daripada penaksir Kaplan-Meier.

39 digilib.uns.ac.id Estimasi Fungsi Tahan Hidup pada Penderita Leukemia dengan Penaksir Modiikasi Kaplan-Meier Penaksir modiikasi Kaplan-Meier dideinisikan seperti pada persamaan (4.15) dan (4.17). Nilai estimasi ungsi tahan hidup pada penderita leukemia dengan S 2 t dan S 3 t masing-masing diberikan dalam Lampiran 2 dan Lampiran 3, kemudian diperoleh graik estimasi ungsi tahan hidup seperti pada Gambar 4.2. Gambar 4.2 Graik Estimasi Fungsi Tahan Hidup dengan Modiikasi Penaksir Kaplan-Meier untuk M = 2 dan M = 3. Berdasarkan Gambar 4.2 terlihat bahwa estimasi ungsi tahan hidup semakin mengecil untuk waktu yang semakin lama. Ini berarti semakin lama pasien yang dinyatakan menderita leukemia semakin kecil probabilitas pasien untuk bertahan hidup. Selain itu graik estimasi ungsi tahan hidup penderita leukemia dengan metode modiikasi Kaplan-Meier juga tampak lebih halus dibandingkan dengan metode Kaplan-Meier biasa. Kemudian untuk melihat perbedaan hasil estimasi ungsi tahan hidup penderita leukemia dengan ketiga penaksir, graik ungsi tahan hidup dengan penaksir metode Kaplan-Meier dibandingkan dengan graik ungsi tahan hidup dengan metode modiikasi Kaplan-Meier, seperti tampak pada Gambar 4.3.

40 digilib.uns.ac.id 29 Gambar 4.3 Perbandingan Graik Estimasi Fungsi Tahan Hidup dengan KM, S 2 t dan S 3 t Perbedaan estimasi ungsi tahan hidup penderita leukemia dengan penaksir metode modiikasi Kaplan-Meier dan metode Kaplan-Meier biasa terlihat jelas pada nilai hasil estimasi dan graik ungsinya. Berdasarkan Gambar 4.3 terlihat bahwa kelemahan dari penaksir Kaplan-Meier dapat diatasi dengan menggunakan penaksir modiikasi Kaplan-Meier. Terlihat probabilitas pasien penderita Leukemia dapat bertahan hidup sampai 4 bulan dan sampai 9 bulan dari Lampiran 1 adalah KM 4 = KM 9 = 0,70263, sementara itu dari Lampiran 2 diperoleh nilai probabilitasnya S 2 4 = 0, dan S 2 9 = 0, dan dari Lampiran 3 diperoleh nilai probabilitasnya S 3 4 = 0, dan S 3 9 = 0, Dengan menggunakan penaksir S 2 t dan S 3 t tidak terlihat apa yang menjadi kelemahan dari penaksir Kaplan-Meier biasa. Selain itu graik ungsi tahan hidup dengan penaksir S 3 t tampak lebih halus dibandingkan dengan penaksir S 2 t. 4.5 Studi Simulasi Simulasi dilakukan dengan cara membangkitkan data dari dua buah distribusi, yaitu F untuk distribusi waktu hidup dan G untuk distribusi waktu sensor. F dan G masing-masing berasal dari distribusi eksponensial dengan nilai λ = 0,2 dan λ = 0,1. Data yang digunakan adalah min(f, G) dengan 1, jika F G δ = 0, jika F > G,

41 digilib.uns.ac.id 30 artinya jika F G maka δ = 1 (data tidak tersensor) dan jika F > G maka δ = 0 (data tersensor). Pemilihan distribusi eksponensial dalam simulasi ini dikarenakan distribusi ini merupakan kasus khusus dari distribusi Weibull, yaitu jika distribusi Weibull memiliki nilai α = 1, maka akan menjadi distribusi eksponensial. Berdasarkan hasil estimasi ungsi tahan hidup pada Lampiran 4 diberikan graik estimasi ungsi tahan hidup dan dibandingkan dengan ungsi tahan hidup distribusi eksponensial S t = exp λt dengan λ = 0,2. Gambar 4.4 Graik Perbandingan Estimasi Fungsi Tahan Hidup Data Simulasi dengan S t,km(t), S 2 t dan S 3 t Gambar 4.4 menunjukkan baik penaksir S 2 t maupun S 3 t memberikan hasil estimasi yang lebih baik daripada penaksir Kaplan-Meier, karena kedua graik tersebut cenderung mampu mengikuti graik ungsi tahan hidup distribusi eksponensial. Terlihat pula bahwa S 3 t memberikan estimasi yang terbaik karena graiknya paling mendekati graik ungsi tahan hidup distribusi eksponensial daripada kedua penaksir lainnya. Kemudian simulasi tersebut diulang sebanyak 2000 kali dan dihitung nilai mean square error (MSE) pada setiap S(t). Nilai MSE dihitung dengan mencari kuadrat selisih antara nilai masing-masing penaksir (Kaplan-Meier, S 2 t dan S 3 t ) dengan nilai S(t) pada tiap-tiap t untuk setiap perulangan kemudian dicari rata-ratanya. Secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut: R MSE KM t = 1 KM t R i S t 2 i=1 R MSE S 2 t = commit 1 to Suser R 2 t ) i S t 2 i=1

42 digilib.uns.ac.id 31 MSE S 3 t = 1 R R i=1 S 3 t i S t 2 dimana KM(t) i, S 2 t i dan S 3 t i masing-masing adalah nilai penaksir KM(t), S 2 t dan S 3 t pada perulangan ke-i dan R adalah jumlah perulangan. Berikut adalah graik perbandingan nilai MSE untuk masing-masing penaksir : Gambar 4.5 Graik Perbandingan Nilai MSE KM(t), S 2 t dan S 3 t Gambar 4.5 menunjukkan perbandingan nilai MSE untuk KM(t), S 2 t dan S 3 t. Terlihat garis hitam lebih banyak berada diatas garis berwarna merah, hal ini menunjukkan bahwa nilai MSE pada estimasi ungsi tahan hidup dengan menggunakan penaksir Kaplan-Meier lebih besar dari nilai MSE pada estimasi ungsi tahan hidup dengan menggunakan modiikasi penaksir Kaplan-Meier. Nilai MSE antara S 2 t dan S 3 t tidak terlalu berbeda, tetapi MSE S 3 t cenderung lebih kecil daripada nilai MSE S 2 t, hal ini terlihat dari garis warna hijau lebih sering berada dibawah garis warna merah. Berdasarkan simulasi yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa untuk sampel yang kecil atau menengah, estimasi ungsi tahan hidup dengan menggunakan modiikasi penaksir Kaplan-Meier lebih baik digunakan daripada dengan menggunakan penaksir Kaplan-Meier biasa. Akan tetapi untuk data yang besar penaksir metode modiikasi Kaplan-Meier akan memberikan nilai estimasi yang tidak jauh berbeda dengan metode Kaplan-Meier biasa. Selain itu semakin besar nilai M yang dipilih akan commit memberikan to user nilai estimasi yang lebih baik.

43 digilib.uns.ac.id BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berikut kesimpulan yang diperoleh berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan. 1. Estimasi ungsi tahan hidup pada penderita leukemia dengan menggunakan modiikasi penaksir Kaplan-Meier tampak lebih masuk akal dibandingkan dengan menggunakan penaksir Kaplan-Meier biasa. Apabila menggunakan penaksir Kaplan-Meier diperoleh probabilitas penderita leukemia mampu bertahan hidup sampai 4 bulan sama dengan probabilitas penderita leukemia mampu bertahan hidup sampai 9 bulan, KM 4 = KM 9 = 0, Tetapi dengan menggunakan modiikasi penaksir Kaplan-Meier untuk M = 2 diperoleh S 2 4 = 0, dan S 2 9 = 0, serta untuk M = 3 diperoleh S 3 4 = 0, dan S 3 9 = 0, Berdasarkan simulasi yang telah dilakukan, diketahui bahwa nilai MSE pada modiikasi penaksir Kaplan-Meier lebih kecil dari pada menggunakan penaksir Kaplan-Meier biasa. Hal ini menunjukkan bahwa modiikasi penaksir Kaplan-Meier lebih baik dibanding menggunakan penaksir Kaplan-Meier biasa dan semakin besar nilai M yang dipilih akan menghasilkan nilai estimasi yang lebih baik. 5.2 Saran Pada skripsi ini dibahas mengenai analisis tahan hidup pada penderita Leukemia, bagi pembaca yang ingin mengembangkannya dapat diaplikasikan pada penyakit lain atau diaplikasikan pada bidang yang lain seperti bidang industri. Selain itu dalam menggunakan metode modiikasi penaksir Kaplan- Meier S M t dapat dipilih nilai M yang lebih besar. 32

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Analisis uji hidup (Survival analysis) adalah suatu penyelidikan mengenai data tahan hidup dari suatu individu atau komponen dalam industri. Salah satu individu atau

Lebih terperinci

PERBANDINGAN PENAKSIR KAPLAN MEIER DAN BERLINER HILL PADA ANALISIS TAHAN HIDUP PENDERITA KANKER PAYUDARA

PERBANDINGAN PENAKSIR KAPLAN MEIER DAN BERLINER HILL PADA ANALISIS TAHAN HIDUP PENDERITA KANKER PAYUDARA PERBANDINGAN PENAKSIR KAPLAN MEIER DAN BERLINER HILL PADA ANALISIS TAHAN HIDUP PENDERITA KANKER PAYUDARA oleh USWATUN KHAYANATUN M 0106019 SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Analisis survival atau analisis ketahanan hidup adalah metode yang

BAB II KAJIAN TEORI. Analisis survival atau analisis ketahanan hidup adalah metode yang BAB II KAJIAN TEORI BAB II KAJIAN TEORI A. Analisis Survival Analisis survival atau analisis ketahanan hidup adalah metode yang berhubungan dengan jangka waktu, dari awal pengamatan sampai suatu kejadian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam pembicaraan statistik, jawaban yang diinginkan adalah jawaban untuk ruang lingkup yang lebih luas, yakni populasi. Tetapi objek dari studi ini menggunakan sampel

Lebih terperinci

PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI REGRESI NONPARAMETRIK SPLINE DAN REGRESI NONPARAMETRIK KERNEL PADA PERTUMBUHAN BALITA DI KOTA SURAKARTA

PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI REGRESI NONPARAMETRIK SPLINE DAN REGRESI NONPARAMETRIK KERNEL PADA PERTUMBUHAN BALITA DI KOTA SURAKARTA PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI REGRESI NONPARAMETRIK SPLINE DAN REGRESI NONPARAMETRIK KERNEL PADA PERTUMBUHAN BALITA DI KOTA SURAKARTA oleh FEBRIANI ASTUTI M0111036 SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi

Lebih terperinci

DEFICIENCY PENAKSIR PARAMETER PADA DISTRIBUSI GAMMA

DEFICIENCY PENAKSIR PARAMETER PADA DISTRIBUSI GAMMA digilib.uns.ac.id DEFICIENCY PENAKSIR PARAMETER PADA DISTRIBUSI GAMMA oleh ANIS TELAS TANTI M0106003 SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sains Matematika

Lebih terperinci

Oleh FATMA JULITA M SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sains Matematika

Oleh FATMA JULITA M SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sains Matematika PERBANDINGAN EFISIENSI PENDUGA RASIO EKSPONENSIAL MENGGUNAKAN KOEFISIEN VARIASI DAN KOEFISIEN KURTOSIS VARIABEL BANTU PADA PENGAMBILAN SAMPEL ACAK STRATIFIKASI Oleh FATMA JULITA M0111034 SKRIPSI ditulis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu dihadapkan dengan berbagai macam kejadian/peristiwa (event). Meskipun begitu, tidak semua peristiwa tersebut menjadi

Lebih terperinci

REGRESI LOG-LOGISTIK UNTUK DATA TAHAN HIDUP TERSENSOR TIPE I. oleh NANDA HIDAYATI M

REGRESI LOG-LOGISTIK UNTUK DATA TAHAN HIDUP TERSENSOR TIPE I. oleh NANDA HIDAYATI M REGRESI LOG-LOGISTIK UNTUK DATA TAHAN HIDUP TERSENSOR TIPE I oleh NANDA HIDAYATI M0108098 SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sains Matematika JURUSAN

Lebih terperinci

ANALISIS TAHAN HIDUP DATA TERSENSOR TIPE II MENGGUNAKAN MODEL DISTRIBUSI WEIBULL PADA PENDERITA HEPATITIS C

ANALISIS TAHAN HIDUP DATA TERSENSOR TIPE II MENGGUNAKAN MODEL DISTRIBUSI WEIBULL PADA PENDERITA HEPATITIS C ANALISIS TAHAN HIDUP DATA TERSENSOR TIPE II MENGGUNAKAN MODEL DISTRIBUSI WEIBULL PADA PENDERITA HEPATITIS C oleh BUDI SANTOSO M0110013 SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Waktu hidup adalah waktu terjadinya suatu peristiwa. Peristiwa yang

BAB I PENDAHULUAN. Waktu hidup adalah waktu terjadinya suatu peristiwa. Peristiwa yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Waktu hidup adalah waktu terjadinya suatu peristiwa. Peristiwa yang dimaksud di sini adalah peristiwa kegagalan yang dapat berupa tidak berfungsinya benda tersebut

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diperhatikan adalah jangka waktu dari awal pengamatan sampai suatu event

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diperhatikan adalah jangka waktu dari awal pengamatan sampai suatu event BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Analisis Survival Analisis survival merupakan suatu analisis data dimana variabel yang diperhatikan adalah jangka waktu dari awal pengamatan sampai suatu event terjadi dengan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. ruang sampel dan dilambangkan dengan huruf S. Ruang sampel beranggotakan

TINJAUAN PUSTAKA. ruang sampel dan dilambangkan dengan huruf S. Ruang sampel beranggotakan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Percobaan dan Ruang Sampel Menurut Walpole (1995), istilah percobaan digunakan untuk sembarang proses yang dapat membangkitkan data. Himpunan semua hasil suatu percobaan disebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Analisis survival adalah analisis data yang memanfaatkan informasi kronologis dari suatu kejadian atau peristiwa (event). Respon yang diperhatikan adalah waktu sampai

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. landasan pembahasan pada bab selanjutnya. Pengertian-pengertian dasar yang di

BAB II LANDASAN TEORI. landasan pembahasan pada bab selanjutnya. Pengertian-pengertian dasar yang di 5 BAB II LANDASAN TEORI Bab ini membahas pengertian-pengertian dasar yang digunakan sebagai landasan pembahasan pada bab selanjutnya. Pengertian-pengertian dasar yang di bahas adalah sebagai berikut: A.

Lebih terperinci

PERBANDINGAN KEPEKAAN UJI KENORMALAN UNIVARIAT PADA KATEGORI MOMEN MELALUI SIMULASI MONTE CARLO

PERBANDINGAN KEPEKAAN UJI KENORMALAN UNIVARIAT PADA KATEGORI MOMEN MELALUI SIMULASI MONTE CARLO PERBANDINGAN KEPEKAAN UJI KENORMALAN UNIVARIAT PADA KATEGORI MOMEN MELALUI SIMULASI MONTE CARLO oleh SITI NURJANAH M0109061 SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar

Lebih terperinci

ESTIMASI RASIO MENGGUNAKAN KOEFISIEN REGRESI DAN KORELASI PADA PRODUKSI KACANG TANAH DI PROVINSI JAWA TENGAH

ESTIMASI RASIO MENGGUNAKAN KOEFISIEN REGRESI DAN KORELASI PADA PRODUKSI KACANG TANAH DI PROVINSI JAWA TENGAH ESTIMASI RASIO MENGGUNAKAN KOEFISIEN REGRESI DAN KORELASI PADA PRODUKSI KACANG TANAH DI PROVINSI JAWA TENGAH oleh RAMADHANI KUSUMA PUTRA M0110069 SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan

Lebih terperinci

Oleh FATMA JULITA M SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sains Matematika

Oleh FATMA JULITA M SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sains Matematika PERBANDINGAN EFISIENSI PENDUGA RASIO EKSPONENSIAL MENGGUNAKAN KOEFISIEN VARIASI DAN KOEFISIEN KURTOSIS VARIABEL BANTU PADA PENGAMBILAN SAMPEL ACAK STRATIFIKASI Oleh FATMA JULITA M0111034 SKRIPSI ditulis

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Himpunan Fuzzy Tidak semua himpunan yang dijumpai dalam kehidupan sehari-hari terdefinisi secara jelas, misalnya himpunan orang miskin, himpunan orang pandai, himpunan orang tinggi,

Lebih terperinci

MODEL PERSEDIAAN FUZZY DENGAN PENGURANGAN BIAYA PEMESANAN DAN KENDALA TINGKAT LAYANAN

MODEL PERSEDIAAN FUZZY DENGAN PENGURANGAN BIAYA PEMESANAN DAN KENDALA TINGKAT LAYANAN MODEL PERSEDIAAN FUZZY DENGAN PENGURANGAN BIAYA PEMESANAN DAN KENDALA TINGKAT LAYANAN oleh MARIA VEANY ALVITARIA PRASETYAWATI NIM. M0109046 SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan

Lebih terperinci

PROSIDING Kajian Ilmiah Dosen Sulbar ISBN: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI WAKTU SEMBUH ALERGI DENGAN ANALISIS SURVIVAL

PROSIDING Kajian Ilmiah Dosen Sulbar ISBN: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI WAKTU SEMBUH ALERGI DENGAN ANALISIS SURVIVAL FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI WAKTU SEMBUH ALERGI DENGAN ANALISIS SURVIVAL Hikmah FMIPA Universitas Sulawesi Barat hikmah.ugm@gmail.com Abstrak Faktor waktu sembuh penyakit alergi dan perbedaan waktu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 21 Beberapa Pengertian Definisi 1 [Ruang Contoh] Ruang contoh adalah himpunan semua hasil yang mungkin dari suatu percobaan acak, dan dinotasikan dengan (Grimmet dan Stirzaker,1992)

Lebih terperinci

oleh ANADIORA EKA PUTRI M SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sains Matematika

oleh ANADIORA EKA PUTRI M SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sains Matematika MODEL PERSEDIAAN TERINTEGRASI PRODUSEN DAN DISTRIBUTOR DENGAN INVESTASI UNTUK MENGURANGI BIAYA PERSIAPAN, PENINGKATAN KUALITAS PROSES PRODUKSI, DAN POTONGAN HARGA UNTUK BACKORDER oleh ANADIORA EKA PUTRI

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. analisis kesintasan bertujuan menaksir probabilitas kelangsungan hidup, kekambuhan,

BAB III LANDASAN TEORI. analisis kesintasan bertujuan menaksir probabilitas kelangsungan hidup, kekambuhan, 17 BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Data Analisis Survival (Survival Analysis) Analisis survival (survival analysis) atau analisis kelangsungan hidup atau analisis kesintasan bertujuan menaksir probabilitas

Lebih terperinci

RATA-RATA KUADRAT SESATAN PENDUGA REGRESI DENGAN KOMBINASI LINIER DUA VARIABEL BANTU PADA SAMPEL ACAK SEDERHANA

RATA-RATA KUADRAT SESATAN PENDUGA REGRESI DENGAN KOMBINASI LINIER DUA VARIABEL BANTU PADA SAMPEL ACAK SEDERHANA RATA-RATA KUADRAT SESATAN PENDUGA REGRESI DENGAN KOMBINASI LINIER DUA VARIABEL BANTU PADA SAMPEL ACAK SEDERHANA oleh INTAN LISDIANA NUR PRATIWI NIM. M0110040 SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi

Lebih terperinci

ESTIMASI PARAMETER MODEL REGRESI COM-POISSON UNTUK DATA TERSENSOR KANAN MENGGUNAKAN METODE MAKSIMUM LIKELIHOOD. Oleh DIAN ANGGRAENI NIM.

ESTIMASI PARAMETER MODEL REGRESI COM-POISSON UNTUK DATA TERSENSOR KANAN MENGGUNAKAN METODE MAKSIMUM LIKELIHOOD. Oleh DIAN ANGGRAENI NIM. digilib.uns.ac.id ESTIMASI PARAMETER MODEL REGRESI COM-POISSON UNTUK DATA TERSENSOR KANAN MENGGUNAKAN METODE MAKSIMUM LIKELIHOOD Oleh DIAN ANGGRAENI NIM. M0107028 SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi

Lebih terperinci

Estimasi Titik. (Point Estimation) Minggu ke 1-3. Prof. Dr. Sri Haryatmi, M. Sc. Universitas Gadjah Mada

Estimasi Titik. (Point Estimation) Minggu ke 1-3. Prof. Dr. Sri Haryatmi, M. Sc. Universitas Gadjah Mada Estimasi Titik (Point Estimation) Minggu ke 1-3 Prof. Dr. Sri Haryatmi, M. Sc. Universitas Gadjah Mada 2014 Prof. Dr. Sri Haryatmi, M. Sc. (UGM) Daftar Isi 2014 1 / 33 DAFTAR ISI 1 Minggu 1 Pertemuan 1

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam bab ini akan dijelaskan pengertian tentang distribusi Weibull, maximum

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam bab ini akan dijelaskan pengertian tentang distribusi Weibull, maximum 4 II. TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini akan dijelaskan pengertian tentang distribusi Weibull, maximum likelihood estimation, penyensoran, bias relatif, penduga parameter distribusi Weibull dan beberapa istilah

Lebih terperinci

PENDUGA RASIO MENGGUNAKAN KOEFISIEN REGRESI, VARIASI VARIABEL BANTU, DAN KORELASI PADA PRODUKSI KEDELAI DI PULAU JAWA TAHUN 2013

PENDUGA RASIO MENGGUNAKAN KOEFISIEN REGRESI, VARIASI VARIABEL BANTU, DAN KORELASI PADA PRODUKSI KEDELAI DI PULAU JAWA TAHUN 2013 PENDUGA RASIO MENGGUNAKAN KOEFISIEN REGRESI, VARIASI VARIABEL BANTU, DAN KORELASI PADA PRODUKSI KEDELAI DI PULAU JAWA TAHUN 2013 oleh TONI IRAWAN M0110078 SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Proses Pencabangan model DTMC SIR

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Proses Pencabangan model DTMC SIR BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Proses Pencabangan model DTMC SIR Proses pencabangan suatu individu terinfeksi berbentuk seperti diagram pohon dan diasumsikan bahwa semua individu terinfeksi adalah saling independent

Lebih terperinci

SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sains Matematika

SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sains Matematika PERBANDINGAN GRAFIK PENGENDALI GRAND MEDIAN DAN CUMULATIVE SUM PADA VARIABEL BERAT SHUTTLECOCK DI CV MARJOKO KOMPAS DAN DOMAS oleh NURUL MUSDALIFAH M0112064 SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN... 64

BAB IV KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN... 64 DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... ii HALAMAN PENGESAHAN... iii KATA PENGANTAR... v ABSTRAK... vii ABSTACT... viii DAFTAR ISI... ix DAFTAR SIMBOL... xii DAFTAR TABEL... xiv DAFTAR GAMBAR... xv DAFTAR

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Analisis survival (survival analysis) atau analisis kelangsungan hidup bertujuan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Analisis survival (survival analysis) atau analisis kelangsungan hidup bertujuan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisis Survival Analisis survival (survival analysis) atau analisis kelangsungan hidup bertujuan menduga probabilitas kelangsungan hidup, kekambuhan, kematian, dan peristiwaperistiwa

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini diberikan beberapa konsep dasar seperti teorema dan beberapa definisi sebagai landasan dalam penelitian ini. Konsep dasar ini berkaitan dengan masalah yang dibahas dalam

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman. viii

DAFTAR ISI. Halaman. viii DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii KATA PENGANTAR... iv ABSTRAK... vi ABSTACT... vii DAFTAR ISI... viii DAFTAR SIMBOL... xi DAFTAR TABEL... xiii DAFTAR GAMBAR... xiv DAFTAR

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 7 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Metode yang digunakan untuk menganalisis keberlanjutan studi dalam wajib belajar 6 tahun (SD/MI) adalah metode Life Table, Kaplan-Meier, dan hazard proporsional Cox. 4.1 Metode

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Distribusi Weibull adalah distribusi yang paling banyak digunakan untuk waktu

TINJAUAN PUSTAKA. Distribusi Weibull adalah distribusi yang paling banyak digunakan untuk waktu II. TINJAUAN PUSTAKA. Distribusi Weibull Distribusi Weibull adalah distribusi yang paling banyak digunakan untuk waktu hidup dalam tekhnik ketahanan. Distribusi ini adalah distribusi serbaguna yang dapat

Lebih terperinci

PEMODELAN LAJU KESEMBUHAN PASIEN RAWAT INAP TYPHUS ABDOMINALIS

PEMODELAN LAJU KESEMBUHAN PASIEN RAWAT INAP TYPHUS ABDOMINALIS PEMODELAN LAJU KESEMBUHAN PASIEN RAWAT INAP TYPHUS ABDOMINALIS (DEMAM TIFOID) MENGGUNAKAN MODEL REGRESI KEGAGALAN PROPORSIONAL DARI COX (Studi Kasus di RSUD Kota Semarang) SKRIPSI Disusun oleh: Nama :

Lebih terperinci

Penyakit Leukimia TUGAS 1. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Browsing Informasi Ilmiah. Editor : LUPIYANAH G1C D4 ANALIS KESEHATAN

Penyakit Leukimia TUGAS 1. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Browsing Informasi Ilmiah. Editor : LUPIYANAH G1C D4 ANALIS KESEHATAN Penyakit Leukimia TUGAS 1 Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Browsing Informasi Ilmiah Editor : LUPIYANAH G1C015041 D4 ANALIS KESEHATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN DAN KEPERAWATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Distribusi probabilitas binomial adalah distribusi probabilitas diskrit yang paling sering digunakan untuk merepresentasikan kejadian dalam kehidupan sehari-hari.

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. menyatakan hubungan antara variabel respon Y dengan variabel-variabel

LANDASAN TEORI. menyatakan hubungan antara variabel respon Y dengan variabel-variabel 5 II. LANDASAN TEORI 2.1 Model Regresi Poisson Analisis regresi merupakan metode statistika yang populer digunakan untuk menyatakan hubungan antara variabel respon Y dengan variabel-variabel prediktor

Lebih terperinci

PERBANDINGAN PENYELESAIAN SISTEM OREGONATOR DENGAN METODE ITERASI VARIASIONAL DAN METODE ITERASI VARIASIONAL TERMODIFIKASI

PERBANDINGAN PENYELESAIAN SISTEM OREGONATOR DENGAN METODE ITERASI VARIASIONAL DAN METODE ITERASI VARIASIONAL TERMODIFIKASI PERBANDINGAN PENYELESAIAN SISTEM OREGONATOR DENGAN METODE ITERASI VARIASIONAL DAN METODE ITERASI VARIASIONAL TERMODIFIKASI oleh AMELIA FEBRIYANTI RESKA M0109008 SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi

Lebih terperinci

MODEL REGRESI ROBUST MENGGUNAKAN ESTIMASI S DAN ESTIMASI GS

MODEL REGRESI ROBUST MENGGUNAKAN ESTIMASI S DAN ESTIMASI GS MODEL REGRESI ROBUST MENGGUNAKAN ESTIMASI S DAN ESTIMASI GS (Studi Kasus Produksi Jagung di Indonesia) Oleh VICTOR SATRIA SAPUTERA M0112089 SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan

Lebih terperinci

oleh ACHMAD BAIHAQIH M SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sains Matematika

oleh ACHMAD BAIHAQIH M SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sains Matematika TOTAL VERTEX IRREGULARITY STRENGTH DARI GRAF FRIENDSHIP DAN GRAF (n, t) KITE oleh ACHMAD BAIHAQIH M0108025 SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sains

Lebih terperinci

ANALISIS LAMA KAMBUH PASIEN HIPERTENSI DENGAN SENSOR TIPE III MENGGUNAKAN REGRESI COX KEGAGALAN PROPORSIONAL

ANALISIS LAMA KAMBUH PASIEN HIPERTENSI DENGAN SENSOR TIPE III MENGGUNAKAN REGRESI COX KEGAGALAN PROPORSIONAL ANALISIS LAMA KAMBUH PASIEN HIPERTENSI DENGAN SENSOR TIPE III MENGGUNAKAN REGRESI COX KEGAGALAN PROPORSIONAL (Studi Kasus di RSUD Kartini Jepara) SKRIPSI Disusun oleh : ISHLAHUL KAMAL 24010211140074 JURUSAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam statistika, sebuah penaksir adalah sebuah fungsi dari sample data

BAB I PENDAHULUAN. Dalam statistika, sebuah penaksir adalah sebuah fungsi dari sample data BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam statistika, sebuah penaksir adalah sebuah fungsi dari sample data observasi yang digunakan untuk menaksir parameter populasi yang tidak diketahui. Ada

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Regresi Linier Sederhana Dalam beberapa masalah terdapat dua atau lebih variabel yang hubungannya tidak dapat dipisahkan karena perubahan nilai suatu variabel tidak selalu terjadi

Lebih terperinci

BAB III PERLUASAN MODEL REGRESI COX PROPORTIONAL HAZARD DENGAN VARIABEL TERIKAT OLEH WAKTU

BAB III PERLUASAN MODEL REGRESI COX PROPORTIONAL HAZARD DENGAN VARIABEL TERIKAT OLEH WAKTU BAB III PERLUASAN MODEL REGRESI COX PROPORTIONAL HAZARD DENGAN VARIABEL TERIKAT OLEH WAKTU 3.1 Model Regresi Cox Proportional Hazard dengan Variabel Terikat oleh Waktu Model regresi Cox proportional hazard

Lebih terperinci

PENDUGA RASIO PADA PENGAMBILAN SAMPEL ACAK SEDERHANA MENGGUNAKAN KOEFISIEN REGRESI, KURTOSIS, DAN KORELASI

PENDUGA RASIO PADA PENGAMBILAN SAMPEL ACAK SEDERHANA MENGGUNAKAN KOEFISIEN REGRESI, KURTOSIS, DAN KORELASI PENDUGA RASIO PADA PENGAMBILAN SAMPEL ACAK SEDERHANA MENGGUNAKAN KOEFISIEN REGRESI, KURTOSIS, DAN KORELASI oleh EKO BUDI SUSILO M0110022 SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan

Lebih terperinci

MAT 602 DASAR MATEMATIKA II

MAT 602 DASAR MATEMATIKA II MAT 60 DASAR MATEMATIKA II Disusun Oleh: Dr. St. Budi Waluya, M. Sc Jurusan Pendidikan Matematika Program Pascasarjana Unnes 1 HIMPUNAN 1. Notasi Himpunan. Relasi Himpunan 3. Operasi Himpunan A B : A B

Lebih terperinci

SIMULASI INTENSITAS SENSOR DALAM PENDUGAAN PARAMATER DISTRIBUSI WEIBULL TERSENSOR KIRI. Abstract

SIMULASI INTENSITAS SENSOR DALAM PENDUGAAN PARAMATER DISTRIBUSI WEIBULL TERSENSOR KIRI. Abstract ISBN: 978-602-71798-1-3 SIMULASI INTENSITAS SENSOR DALAM PENDUGAAN PARAMATER DISTRIBUSI WEIBULL TERSENSOR KIRI Widiarti 1), Ayu Maidiyanti 2), Warsono 3) 1 FMIPA Universitas Lampung widiarti08@gmail.com

Lebih terperinci

terdefinisi. Oleh karena itu, estimasi resiko kematian pasien dapat diperoleh berdasarkan nilai hazard ratio. Model hazard proporsional parametrik

terdefinisi. Oleh karena itu, estimasi resiko kematian pasien dapat diperoleh berdasarkan nilai hazard ratio. Model hazard proporsional parametrik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Waktu tahan hidup (survival) merupakan waktu tunggu hingga terjadinya suatu kejadian (event) tertentu. Pada bidang kesehatan, event dapat dianggap sebagai suatu kegagalan

Lebih terperinci

ESTIMASI-MM PADA REGRESI ROBUST (Studi Kasus Produksi Kedelai di Indonesia Tahun 2010)

ESTIMASI-MM PADA REGRESI ROBUST (Studi Kasus Produksi Kedelai di Indonesia Tahun 2010) ESTIMASI-MM PADA REGRESI ROBUST (Studi Kasus Produksi Kedelai di Indonesia Tahun 2010) oleh ENDAH KRISNA MURTI M0106039 SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar

Lebih terperinci

APLIKASI METODE KAPLAN MEIER UNTUK MENDUGA SELANG WAKTU KETAHANAN HIDUP (Studi Kasus: Pasien Kanker Payudara di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta)

APLIKASI METODE KAPLAN MEIER UNTUK MENDUGA SELANG WAKTU KETAHANAN HIDUP (Studi Kasus: Pasien Kanker Payudara di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta) APLIKASI METODE KAPLAN MEIER UNTUK MENDUGA SELANG WAKTU KETAHANAN HIDUP (Studi Kasus: Pasien Kanker Payudara di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta) Tugas Akhir Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Lebih terperinci

oleh WAHYUNI PUTRANTO NIM. M SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sains Matematika

oleh WAHYUNI PUTRANTO NIM. M SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sains Matematika PERBANDINGAN METODE GRADIENT DESCENT DAN GRADIENT DESCENT DENGAN MOMENTUM PADA JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION DALAM PERAMALAN KURS TENGAH RUPIAH TERHADAP DOLAR AMERIKA oleh WAHYUNI PUTRANTO NIM.

Lebih terperinci

PEMODELAN DENGAN REGRESI LOGISTIK. Secara umum, kedua hasil dilambangkan dengan (sukses) dan (gagal)

PEMODELAN DENGAN REGRESI LOGISTIK. Secara umum, kedua hasil dilambangkan dengan (sukses) dan (gagal) PEMODELAN DENGAN REGRESI LOGISTIK 1. Data Biner Data biner merupakan data yang hanya memiliki dua kemungkinan hasil. Secara umum, kedua hasil dilambangkan dengan (sukses) dan (gagal) dengan peluang masing-masing

Lebih terperinci

KEAKURATAN PENDUGA RASIO MENGGUNAKAN KOEFISIEN VARIASI SELURUH STRATA VARIABEL BANTU PADA SAMPEL ACAK STRATIFIKASI

KEAKURATAN PENDUGA RASIO MENGGUNAKAN KOEFISIEN VARIASI SELURUH STRATA VARIABEL BANTU PADA SAMPEL ACAK STRATIFIKASI KEAKURATAN PENDUGA RASIO MENGGUNAKAN KOEFISIEN VARIASI SELURUH STRATA VARIABEL BANTU PADA SAMPEL ACAK STRATIFIKASI oleh ATIKA OKTAFIANA M0110010 SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di negara-negara berkembang termasuk di Indonesia terdapat banyak kasus yang berkaitan dengan kesehatan, salah satunya adalah munculnya penyakit, baik menular

Lebih terperinci

PENERAPAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR ITERATIF MAKS-PLUS PADA MASALAH LINTASAN TERPANJANG

PENERAPAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR ITERATIF MAKS-PLUS PADA MASALAH LINTASAN TERPANJANG PENERAPAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR ITERATIF MAKS-PLUS PADA MASALAH LINTASAN TERPANJANG oleh MIRA AMALIA M0113030 SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana

Lebih terperinci

PENDETEKSIAN KRISIS KEUANGAN DI INDONESIA MENGGUNAKAN GABUNGAN MODEL VOLATILITAS DAN MARKOV SWITCHING BERDASARKAN INDIKATOR HARGA MINYAK

PENDETEKSIAN KRISIS KEUANGAN DI INDONESIA MENGGUNAKAN GABUNGAN MODEL VOLATILITAS DAN MARKOV SWITCHING BERDASARKAN INDIKATOR HARGA MINYAK PENDETEKSIAN KRISIS KEUANGAN DI INDONESIA MENGGUNAKAN GABUNGAN MODEL VOLATILITAS DAN MARKOV SWITCHING BERDASARKAN INDIKATOR HARGA MINYAK oleh APRILIA AYU WIDHIARTI M0111010 SKRIPSI ditulis dan diajukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN digilib.uns.ac.id BAB III METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kajian pustaka dari buku referensi karya ilmiah. Karya ilmiah yang digunakan adalah hasil penelitian serta

Lebih terperinci

PENAKSIR MAKSIMUM LIKELIHOOD DENGAN METODE ITERASI NEWTON - RAPHSON

PENAKSIR MAKSIMUM LIKELIHOOD DENGAN METODE ITERASI NEWTON - RAPHSON PENAKSIR MAKSIMUM LIKELIHOOD DENGAN METODE ITERASI NEWTON - RAPHSON Haposan Sirait 1 dan Rustam Efendi 2 1,2 Dosen Program Studi Matematika FMIPA Universitas Riau. Abstrak: Makalah ini menyajikan tentang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Definisi 1 Himpunan semua hasil yang mungkin dari suatu percobaan disebut ruang sampel dan dinyatakan dengan S.

BAB 2 LANDASAN TEORI. Definisi 1 Himpunan semua hasil yang mungkin dari suatu percobaan disebut ruang sampel dan dinyatakan dengan S. BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Ruang Sampel dan Kejadian Definisi 1 Himpunan semua hasil yang mungkin dari suatu percobaan disebut ruang sampel dan dinyatakan dengan S. Tiap hasil dalam ruang sampel disebut

Lebih terperinci

ESTIMASI PARAMETER DISTRIBUSI LOG-LOGISTIK PADA DATA SURVIVAL TERSENSOR TIPE II

ESTIMASI PARAMETER DISTRIBUSI LOG-LOGISTIK PADA DATA SURVIVAL TERSENSOR TIPE II ESTIMASI PARAMETER DISTRIBUSI LOG-LOGISTIK PADA DATA SURVIVAL TERSENSOR TIPE II Ryndha, Anna 2, Nasrah 3 ABSTRAK Data survival adalah data yang menunjukkan waktu suatu individu atau objek dapat bertahan

Lebih terperinci

-LIMIT- -KONTINUITAS- -BARISAN- Agustina Pradjaningsih, M.Si. Jurusan Matematika FMIPA UNEJ

-LIMIT- -KONTINUITAS- -BARISAN- Agustina Pradjaningsih, M.Si. Jurusan Matematika FMIPA UNEJ -LIMIT- -KONTINUITAS- -BARISAN- Agustina Pradjaningsih, M.Si. Jurusan Matematika FMIPA UNEJ agustina.mipa@unej.ac.id Konsep Limit Fungsi mendasari pembentukan kalkulus dierensial dan integral. Konsep ini

Lebih terperinci

PENDETEKSIAN KRISIS KEUANGAN DI INDONESIA BERDASARKAN INDIKATOR PERTUMBUHAN KREDIT DOMESTIK

PENDETEKSIAN KRISIS KEUANGAN DI INDONESIA BERDASARKAN INDIKATOR PERTUMBUHAN KREDIT DOMESTIK PENDETEKSIAN KRISIS KEUANGAN DI INDONESIA BERDASARKAN INDIKATOR PERTUMBUHAN KREDIT DOMESTIK oleh PITANINGSIH NIM. M0110064 SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar

Lebih terperinci

PENAKSIR RATA-RATA DISTRIBUSI EKSPONENSIAL TERPOTONG. Agustinus Simanjuntak ABSTRACT

PENAKSIR RATA-RATA DISTRIBUSI EKSPONENSIAL TERPOTONG. Agustinus Simanjuntak ABSTRACT PENAKSIR RATA-RATA DISTRIBUSI EKSPONENSIAL TERPOTONG Agustinus Simanjuntak Mahasiswa Program Studi S1 Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Riau Kampus Bina Widya Pekanbaru

Lebih terperinci

OLEH : Riana Ekawati ( ) Dosen Pembimbing : Dra. Farida Agustini W, M.S

OLEH : Riana Ekawati ( ) Dosen Pembimbing : Dra. Farida Agustini W, M.S OLEH : Riana Ekawati (1205 100 014) Dosen Pembimbing : Dra. Farida Agustini W, M.S Salah satu bagian penting dari statistika inferensia adalah estimasi titik. Estimasi titik mendasari terbentuknya inferensi

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA MODEL COX STRATIFIKASI SKRIPSI DWI ANJAR FERIANA

UNIVERSITAS INDONESIA MODEL COX STRATIFIKASI SKRIPSI DWI ANJAR FERIANA UNIVERSITAS INDONESIA MODEL COX STRATIFIKASI SKRIPSI DWI ANJAR FERIANA 0706261612 FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM PROGRAM STUDI SARJANA MATEMATIKA DEPOK JULI 2011 UNIVERSITAS INDONESIA MODEL

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Secara umum, analisis survival dapat didefinisikan sebagai seperangkat metode yang digunakan untuk menganalisis data di mana variabel outputnya berupa lama

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Analisis Regresi adalah analisis statistik yang mempelajari bagaimana memodelkan sebuah model fungsional dari data untuk dapat menjelaskan ataupun meramalkan suatu

Lebih terperinci

oleh FAIFAR NUR CHAYANINGTYAS M SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sains Matematika

oleh FAIFAR NUR CHAYANINGTYAS M SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sains Matematika MODEL REGRESI B-SPLINE PADA LAJU PERTUMBUHAN PENDUDUK DI INDONESIA oleh FAIFAR NUR CHAYANINGTYAS M0112032 SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sains

Lebih terperinci

MODEL EPIDEMI DISCRETE TIME MARKOV CHAIN (DTMC ) SUSCEPTIBLE INFECTED SUSCEPTIBLE (SIS) SATU PENYAKIT PADA DUA DAERAH

MODEL EPIDEMI DISCRETE TIME MARKOV CHAIN (DTMC ) SUSCEPTIBLE INFECTED SUSCEPTIBLE (SIS) SATU PENYAKIT PADA DUA DAERAH MODEL EPIDEMI DISCRETE TIME MARKOV CHAIN (DTMC ) SUSCEPTIBLE INFECTED SUSCEPTIBLE (SIS) SATU PENYAKIT PADA DUA DAERAH oleh FIRDAUS FAJAR SAPUTRA M0112034 SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian

Lebih terperinci

KONSISTENSI ESTIMATOR

KONSISTENSI ESTIMATOR KONSISTENSI ESTIMATOR TUGAS STATISTIKA MATEMATIKA II Oleh 1. Wahyu Nikmatus S. (121810101010) 2. Vivie Aisyafi F. (121810101050) 3. Rere Figurani A. (121810101052) 4. Dwindah Setiari W. (121810101054)

Lebih terperinci

PERBANDINGAN RAMALAN MODEL TARCH DAN EGARCH PADA NILAI TUKAR KURS EURO TERHADAP RUPIAH

PERBANDINGAN RAMALAN MODEL TARCH DAN EGARCH PADA NILAI TUKAR KURS EURO TERHADAP RUPIAH PERBANDINGAN RAMALAN MODEL TARCH DAN EGARCH PADA NILAI TUKAR KURS EURO TERHADAP RUPIAH Oleh RETNO HESTININGTYAS M0106061 SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini banyak sekali penyakit berbahaya yang muncul dalam dunia kesehatan. Penyakit-penyakit ini bukan lagi diturunkan melalui faktor gen namun gaya hidup (pola

Lebih terperinci

Kanker Darah Pada Anak Wednesday, 06 November :54

Kanker Darah Pada Anak Wednesday, 06 November :54 Leukemia adalah kondisi sel-sel darah putih yang lebih banyak daripada sel darah merah tapi sel-sel darah putih ini bersifat abnormal. Leukemia terjadi karena proses pembentukan sel darahnya tidak normal.

Lebih terperinci

MODEL REGRESI DATA TAHAN HIDUP TERSENSOR TIPE III BERDISTRIBUSI LOG-LOGISTIK ABSTRAK

MODEL REGRESI DATA TAHAN HIDUP TERSENSOR TIPE III BERDISTRIBUSI LOG-LOGISTIK ABSTRAK JURNAL GAUSSIAN, Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 83-92 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian MODEL REGRESI DATA TAHAN HIDUP TERSENSOR TIPE III BERDISTRIBUSI LOG-LOGISTIK Ibnu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Analisis data survival merupakan salah satu bidang dalam statistika yang digunakan untuk menganalisis data yang mengukur waktu terjadinya suatu kejadian ( event).

Lebih terperinci

BAB 4 ANALSIS DAN BAHASAN. Tuberculosis (TB Paru) berdasarkan variabel usia, jenis kelamin, perilaku

BAB 4 ANALSIS DAN BAHASAN. Tuberculosis (TB Paru) berdasarkan variabel usia, jenis kelamin, perilaku BAB 4 ANALSIS DAN BAHASAN 4.1. Analisis Data dan Bahasan 4.1.1. Analsis Deskriptif Analisis deskriptif berikut ini menjelaskan kateristik pasien penderita Tuberculosis (TB Paru) berdasarkan variabel usia,

Lebih terperinci

METODE TRANSFORMASI DIFERENSIAL FRAKSIONAL UNTUK MENYELESAIKAN MASALAH STURM-LIOUVILLE FRAKSIONAL

METODE TRANSFORMASI DIFERENSIAL FRAKSIONAL UNTUK MENYELESAIKAN MASALAH STURM-LIOUVILLE FRAKSIONAL METODE TRANSFORMASI DIFERENSIAL FRAKSIONAL UNTUK MENYELESAIKAN MASALAH STURM-LIOUVILLE FRAKSIONAL oleh ASRI SEJATI M0110009 SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar

Lebih terperinci

Peubah Acak dan Distribusi

Peubah Acak dan Distribusi BAB 1 Peubah Acak dan Distribusi 1.1 ILUSTRASI (Ilustrasi 1) B dan G secara bersamaan menembak sasaran tertentu. Peluang tembakan B mengenai sasaran adalah 0.7 sedangkan peluang tembakan G (bebas dari

Lebih terperinci

Pengantar Statistika Matematik(a)

Pengantar Statistika Matematik(a) Catatan Kuliah Pengantar Statistika Matematik(a) Statistika Lebih Dari Sekadar Matematika disusun oleh Khreshna I.A. Syuhada, MSc. PhD. Kelompok Keilmuan STATISTIKA - FMIPA Institut Teknologi Bandung 2014

Lebih terperinci

Oleh TRI SEPTIYANI M SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sains Matematika

Oleh TRI SEPTIYANI M SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sains Matematika ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PASIEN PENDERITA STROKE DI RSUD DR. MOEWARDI MENGGUNAKAN POHON KLASIFIKASI BINER DENGAN ALGORITMA QUEST (QUICK, UNBIASED EFFICIENT STATISTICAL TREE) Oleh TRI SEPTIYANI

Lebih terperinci

BI5106 ANALISIS BIOSTATISTIK Bab 3 Peubah Acak dan Dist

BI5106 ANALISIS BIOSTATISTIK Bab 3 Peubah Acak dan Dist BI5106 ANALISIS BIOSTATISTIK Bab 3 Peubah Acak dan Distribusi Orang Biologi Tidak Anti Statistika Silabus Silabus dan Tujuan Konsep peubah acak, fungsi peluang (probability density function), fungsi distribusi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Estimasi minimax adalah suatu upgrade pendekatan non-klasik (upgraded non-classical approach) dalam bidang estimasi inferensi statistik yang diperkenalkan oleh Abraham

Lebih terperinci

Pengantar Statistika Matematika II

Pengantar Statistika Matematika II Bab 6: Statistika FMIPA Universitas Islam Indonesia Inferensi Statistik Pendahuluan Inferensi Statistik Inferensi statistik adalah metode untuk menarik kesimpulan mengenai suatu populasi. Inferensi statistik

Lebih terperinci

MODEL EPIDEMI STOKASTIK SUSCEPTIBLE INFECTED SUSCEPTIBLE (SIS)

MODEL EPIDEMI STOKASTIK SUSCEPTIBLE INFECTED SUSCEPTIBLE (SIS) MODEL EPIDEMI STOKASTIK SUSCEPTIBLE INFECTED SUSCEPTIBLE (SIS) oleh SILVIA KRISTANTI M0109060 SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sains Matematika

Lebih terperinci

PENYELESAIAN MASALAH STURM-LIOUVILLE DARI PERSAMAAN GELOMBANG SUARA DI BAWAH AIR DENGAN METODE BEDA HINGGA

PENYELESAIAN MASALAH STURM-LIOUVILLE DARI PERSAMAAN GELOMBANG SUARA DI BAWAH AIR DENGAN METODE BEDA HINGGA PENYELESAIAN MASALAH STURM-LIOUVILLE DARI PERSAMAAN GELOMBANG SUARA DI BAWAH AIR DENGAN METODE BEDA HINGGA oleh FIQIH SOFIANA M0109030 SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh

Lebih terperinci

PERAMALAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLAR AMERIKA MENGGUNAKAN MODEL RUNTUN WAKTU FUZZY -RANTAI MARKOV

PERAMALAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLAR AMERIKA MENGGUNAKAN MODEL RUNTUN WAKTU FUZZY -RANTAI MARKOV PERAMALAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLAR AMERIKA MENGGUNAKAN MODEL RUNTUN WAKTU FUZZY -RANTAI MARKOV oleh ERIKHA AJENG CHISWARI NIM. M0111028 SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di zaman sekarang, kemajuan sains dan teknologi sangat berkembang pesat. Salah satu ilmu yang berkembang adalah matematika yang merupakan induk dari semua ilmu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Estimasi reliabilitas adalah estimasi yang menggambarkan sebuah taksiran terhadap suatu komponen tertentu, dimana dan adalah variabel random yang independen dengan

Lebih terperinci

MODEL HIBRIDA RUNTUN WAKTU FUZZY TERBOBOT-DERET FOURIER UNTUK PERAMALAN CURAH HUJAN DI DAERAH ALIRAN SUNGAI BENGAWAN SOLO

MODEL HIBRIDA RUNTUN WAKTU FUZZY TERBOBOT-DERET FOURIER UNTUK PERAMALAN CURAH HUJAN DI DAERAH ALIRAN SUNGAI BENGAWAN SOLO MODEL HIBRIDA RUNTUN WAKTU FUZZY TERBOBOT-DERET FOURIER UNTUK PERAMALAN CURAH HUJAN DI DAERAH ALIRAN SUNGAI BENGAWAN SOLO oleh INDIAWATI AYIK IMAYA M0111045 SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi

Lebih terperinci

ESTIMASI PARAMETER UNTUK DATA WAKTU HIDUP YANG BERDISTRIBUSI RAYLEIGH PADA DATA TERSENSOR TIPE II DENGAN METODE MAKSIMUM LIKELIHOOD SKRIPSI

ESTIMASI PARAMETER UNTUK DATA WAKTU HIDUP YANG BERDISTRIBUSI RAYLEIGH PADA DATA TERSENSOR TIPE II DENGAN METODE MAKSIMUM LIKELIHOOD SKRIPSI 0 ESTIMASI PARAMETER UNTUK DATA WAKTU HIDUP YANG BERDISTRIBUSI RAYLEIGH PADA DATA TERSENSOR TIPE II DENGAN METODE MAKSIMUM LIKELIHOOD SKRIPSI JULHAIDI 09083045 PROGRAM STUDI SARJANA MATEMATIKA DEPARTEMEN

Lebih terperinci

Kata Kunci: Model Regresi Logistik Biner, metode Maximum Likelihood, Demam Berdarah Dengue

Kata Kunci: Model Regresi Logistik Biner, metode Maximum Likelihood, Demam Berdarah Dengue Jurnal Matematika UNAND Vol. VI No. 1 Hal. 9 16 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND PEMODELAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN DBD (DEMAM BERDARAH DENGUE) MENGGUNAKAN REGRESI LOGISTIK

Lebih terperinci

Penggunaan Metode Nonparametrik Untuk Membandingkan Fungsi Survival Pada Uji Gehan, Cox Mantel, Logrank, Dan Cox F

Penggunaan Metode Nonparametrik Untuk Membandingkan Fungsi Survival Pada Uji Gehan, Cox Mantel, Logrank, Dan Cox F Penggunaan Metode Nonparametrik Untuk Membandingkan Fungsi Survival Pada Uji Gehan, Cox Mantel, Logrank, Dan Cox F Used of Non Parametric Method to Compare Survival Function on Gehan Test, Cox Mantel,

Lebih terperinci

BAB III ESTIMASI BIAYA GARANSI TV. Pada bab ini akan dibahas tahapan-tahapan yang dilakukan untuk

BAB III ESTIMASI BIAYA GARANSI TV. Pada bab ini akan dibahas tahapan-tahapan yang dilakukan untuk BAB III ESTIMASI BIAYA GARANSI TV Pada bab ini akan dibahas tahapan-tahapan yang dilakukan untuk mengestimasi biaya garansi satu dimensi pada TV. Adapun tahapan-tahapan yang dilakukan seperti terlihat

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ruang sampel S adalah himpunan semua hasil dari suatu percobaan. Kejadian E

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ruang sampel S adalah himpunan semua hasil dari suatu percobaan. Kejadian E 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Peluang Ruang sampel S adalah himpunan semua hasil dari suatu percobaan. Kejadian E adalah himpunan bagian dari ruang sampel. Peluang suatu kejadian P(E) adalah

Lebih terperinci

Jurnal EKSPONENSIAL Volume 5, Nomor 2, Nopember 2014 ISSN

Jurnal EKSPONENSIAL Volume 5, Nomor 2, Nopember 2014 ISSN Jurnal EKSPONENSIAL Volume 5, Nomor 2, Nopember 204 ISSN 2085-7829 Perbandingan Aplikasi Metode Parametrik (Distribusi Log logistik) dan Non Parametrik (Nelson-Aalen Estimator) dalam Analisis Data Uji

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2. Pengertian Distribusi Eksponensial Distribusi eksponensial adalah distribusi yang paling penting dan paling sederhana kegagalan mesin penghitung otomatis dan kegagalan komponen

Lebih terperinci