Merancang Kegiatan Promosi Kesehatan Dengan Menilai Keterampilan Manajerial Mahasiswa Melalui Performance Based Assessment

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Merancang Kegiatan Promosi Kesehatan Dengan Menilai Keterampilan Manajerial Mahasiswa Melalui Performance Based Assessment"

Transkripsi

1 Promotif, Vol.4 No.1, Okt 2014 Hal Merancang Kegiatan Promosi Kesehatan Dengan Menilai Keterampilan Manajerial Mahasiswa Melalui Performance Based Assessment Herman Kurniawan Bagian Promosi Kesehatan FKIK UNTAD Abstrak Promosi kesehatan merupakan keterampilan yang harus dimiliki oleh setiap tenaga kesehatan, walaupun saat ini keterampilan tersebut belum menjadi sebuah kompetensi kritis di hampir semua institusi pendidikan tenaga kesehatan. Kendala utama yang sering dihadapi dalam menilai mahasiswa terkait keterampilan ini adalah metode yang digunakan. Keterbatasan waktu yang dimiliki sering kali tidak memungkinkan pengajar untuk dapat menilai secara objektif. Sehingga dengan menggunakan metode penilaian performance based assessment, pengajar dapat menyajikan kasus yang memiliki otentisitas yang hampir sama dengan kondisi yang nyata di lapangan sehingga mahasiswa dapat melatih keterampilannya dalam merancang kegiatan promosi kesehatan. Sedangkan untuk instrumen penilaiannya, pengajar dapat menggunakan rating scale dengan item-item penilaian yang memuat setiap komponen keterampilan manajerial promosi kesehatan, yang dimulai dari tahap perencanaan, pengorganisasian, aktualisasi kegiatan, pengawasan dan pengendalian, serta evaluasi dan pelaporan. Kata kunci: keterampilan manajerial, perancangan, promosi kesehatan, performance based assessment 61

2 Promotif, Vol.4 No.1, Okt 2014 Hal PENDAHULUAN Health promotion is the process of enabling people to increase control over, and to improve, their health. It is a positive concept emphasising personal, social, political, and institutional resources, as well as physical capaties. Selanjutnya dijelaskan pula bahwa promosi kesehatan mewakili proses sosial dan politik secara komprehensif, bukan hanya dalam bentuk tindakan memperkuat keterampilan dan kemampuan secara individual saja, tetapi juga tindakan yang dapat memunculkan adanya perubahan kondisi sosial, lingkungan, dan ekonomi sehingga memungkinkan orang untuk meningkatkan status kesehatannya baik secara individu maupun kelompok/masyarakat. Dalam Ottawa Charter for Health Promotion tersebut juga mengidentifikasi tiga strategi dasar yang diperlukan dalam promosi kesehatan, yaitu: 1) advokasi untuk kesehatan, dalam rangka menciptakan kondisi yang sesuai dalam meningkatkan status kesehatan, 2) mendukung setiap orang untuk mencapai potensi kesehatan mereka secara maksimal, dan 3) mediasi antara berbagai unsur dalam masyarakat untuk mencapai derajat kesehatan. Berdasarkan hal tersebut diatas, maka tak dapat dipungkiri bahwa promosi kesehatan merupakan salah satu jenis keterampilan (skill) yang harus dimiliki oleh seorang tenaga kesehatan. Selama menjalani proses pendidikan seorang calon tenaga kesehatan diajarkan untuk mampu memperkenalkan dan mengajarkan nilai-nilai kesehatan secara positif baik kepada individu, kelompok, maupun masyarakat dalam lingkup yang lebih luas. Walaupun di sebagian institisi pendidikan kesehatan keterampilan ini belum menjadi sebuah kompetensi kritis, akan tetapi bidang kerja seorang tenaga kesehatan banyak bersentuhan dengan ruang publik dan masalah-masalah sosial di masyarakat sehingga kompetensi ini nantinya akan sangat menunjang dalam profesinya nanti. Sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya dalam Ottawa Charter for Health Promotion, bahwa ada tiga strategi dasar dalam melakukan promosi kesehatan yaitu advokasi, dukungan, dan mediasi sehingga banyak segi keterampilan yang diperlukan oleh seorang calon tenaga kesehatan, salah satu diantaranya adalah keterampilan manajerial yaitu keterampilan untuk mengelola suatu kegiatan promosi kesehatan mulai dari melakukan identifikasi masalah hingga melakukan evaluasi serta menyusun laporan kegiatan. 62

3 Pertanyaannya kemudian adalah, bagaimana kita mengetahui bahwa seorang calon tenaga kesehatan tersebut benar-benar telah mampu untuk menerapkan keterampilan terkait promosi kesehatan tersebut?. Masih sulit bagi pengajar untuk mengukur sampai sejauh mana pencapaian keterampilan manajerial tersebut, kecuali bila mahasiswa telah melakukan kegiatan yang bersifat aplikatif di lapangan. Namun hal ini baru bisa terjadi apabila mahasiswa telah berada di tahun terakhir dari masa studinya atau apabila ada keikutsertaan mahasiswa dalam kegiatan - kegiatan yang bersifat ekstrakurikuler semacam bakti sosial, walaupun dengan cara tersebut penilaian kemampuan individual secara objektif masih sulit untuk dilakukan. PEMBAHASAN Untuk menilai kompetensi mahasiswa terkait keterampilan (skill) manajerial tidaklah sederhana, penilaian tersebut harus bersifat objektif karena akan berpengaruh pada mutu lulusan tenaga kesehatan yang nantinya akan terjun ke masyarakat. Sebagaimana kita ketahui bahwa yang dimaksud dengan penilaian mahasiswa (student assessment) merupakan suatu tahapan dalam pendidikan yang dijalankan untuk mengevaluasi pencapaian belajar mahasiswa yang dilakukan baik sebelum, sedang atau sesudah proses belajar dilakukan. Tahapan ini ditujukan untuk, menentukan pengetahuan dan keterampilan yang penting untuk dicapai, mengukur perkembangan mahasiswa dari waktu ke waktu, mengidentifikasi kesulitan yang dihadapi mahasiswa, memberikan feedback, mengevaluasi keefektifan proses belajar, memotivasi mahasiswa, standard setting, dan melakukan quality control di masyarakat. 2 Dalam konsep lain, penilaian (assessment) merupakan suatu proses pengumpulan informasi yang digunakan untuk membuat keputusan terkait dengan mahasiswa, kurikulum, dan program, serta kebijakan dalam pendidikan. 3 Untuk menentukan metode penilaian yang sesuai maka ada beberapa tahap yang harus dilalui. 3 tahapan tersebut meliputi: 1. Menentukan target belajar yang ingin dicapai, 2. Memastikan bahwa teknik penilaian tersebut sesuai dengan target belajar yang ingin dicapai, 3. Memastikan bahwa teknik penilaian yang dipilih sesuai dengan kebutuhan mahasiswa, 4. Jika memungkinkan, dapat menggunakan indikator performa yang beragam untuk setiap target belajar, dan 5. Memastikan bila ingin menginterpretasikan hasil 63

4 penilaian akan mudah diukur. Dalam menentukan proses metode penilaian yang sesuai meliputi: 4 1. Mengidentifikasi tujuan instruksional, 2. Mengukur kebutuhan belajar mahasiswa, 3. Menyediakan arahan/instruksi yang relevan, 4. Mengukur sesuai learning outcome yang ingin dicapai, dan 5. Penggunaan hasil penilaian. Dengan melalui tahapan dalam proses tersebut, diharapkan penilaian tersebut akan memenuhi pronsip-prinsip : 1. Kejelasan dalam menspesifikasikan hal-hal apa saja yang secara prioritas ingin dinilai, 2. Sebuah prosedur penilaian seharusnya dipilih karena alasan kesesuaiannya dengan karakteristik item atau performa yang ingin diukur, 3. Penilaian secara komprehensif membutuhkan prosedur yang beragam, 4. Penggunaan prosedur penilaian yang tepat memerlukan penentuan batasan. 5. Penilaian bukan berarti "sampai di situ saja tetapi merupakan suatu awal yang penting dalam rantai proses pendidikan. Berdasarkan pemaparan diatas terlihat bahwa hal pertama yang paling penting dalam menentukan metode penilaian yang sesuai adalah mengidentifikasi tujuan belajar (learning objective) yang ingin dicapai. Spesifikasi dalam hal tersebut akan membantu pengajar untuk dapat menentukan cara yang sesuai untuk mengukur kemampuan mahasiswa sehingga dalam penerapannya terdapat relevansi antara item-item pengukuran dengan learning objective tersebut. Dalam kaitannya dengan penilaian keterampilan manajerial promosi kesehatan keterampilan manajerial yang ingin dicapai sebagai learning objective meliputi keterampilan mahasiswa dalam menyusun perencanaan, melakukan pengorganisasian kegiatan, melaksanakan kegiatan, pengawasan dan pengendalian, serta evaluasi dan pelaporan. Ada enam keterampilan manajerial inti yang harus dimiliki dalam promosi kesehatan atau yang lebih dikenal dengan Core Skill in Health Promotion Project (CSHPP) meliputi: 1) keterampilan untuk menginformasikan kepada kader kesehatan masyarakat tentang temuan hasil evaluasi, 2) mengakses respon kader kesehatan di masyarakat tentang data kesehatan, 3) mengidentifikasi strategi pengelolaan kegiatan untuk mendukung dan memfasilitasi promosi kesehatan, 4) memprioritaskan dan memilih 64

5 strategi yang sesuai, 5) melaksanakan strategi promosi kesehatan, 6) serta melakukan monitoring dan evaluasi keefektifan dari penerepan strategi tersebut dalam kerangka organisasi. 5 Dalam penyusunan kemampuan yang lebih terperinci, maka keterampilan manajerial promosi kesehatan yang ingin dicapai mencakup sebagai berikut: 6 a. Keterampilan menyusun perencanaan meliputi : Mampu melakukan analisis situasi dan identifikasi masalah Mampu menentukan tujuan kegiatan Mampu menentukan prioritas kegiatan Mampu melakukan analisis kekuatan dan kelemahan (analisis SWOT) Mampu menuangkan rencana kegiatan dalam bentuk pembuatan Rencana Kerja Operasional atau Plan of Action (POA) b. Keterampilan pengorganisasian kegiatan meliputi: Mampu menyusun struktur organisasi kegiatan Mampu menganalisis jalur koordinasi baik secara internal maupun eksternal organisasi Mampu melakukan analisis job description Mampu melakukan analisis staffing c. Keterampilan mengaktualisasikan kegiatan meliputi: Mampu mendeskripsikan metode promosi kesehatan yang digunakan Mampu mendeskripsikan bentuk komunikasi yang digunakan baik dengan staf maupun dengan audience Mampu menentukan strategi promosi kesehatan yang akan digunakan d. Keterampilan melakukan pengawasan dan pengendalian Meliputi: Mampu menyusun bentukbentuk pengawasan dan pengendalian yang digunakan Mampu menyusun itemitem yang diawasi dan dikendalikan sesuai perencanaan e. Keterampilan mengevaluasi dan menyusun laporan kegiatan meliputi: Mampu menyusun bentuk - bentuk evaluasi yang digunakan Mampu menyusun item - item yang di evaluasi Mampu mengukur persentasi kegiatan promosi kesehatan (Ragpie Program Matrix) Mampu menyusun laporan kegiatan promosi kesehatan secara sistematis. Untuk menyesuaikan 65

6 antara learning objective dengan metode penilaian yang dipakai, dapat berpatokan pada piramida penilaian Miller. 7 sebagaimana yang tampak pada Gambar 1 dibawah ini: Gambar 1 Piramida Penilaian Assesment Category Written Assesments Clinical/Practical Assesments Representative instruments Essay Short Answer Questions Completion Question Multiple Choise Questions (MCQs) Extended Matching Items (EMIs) Modified Essay Questions (MEQs) Patient Management Problems (PMPs) Progress Test Dissertation Report Long Cases Practical Examinations Spot Examination Objective Structured Clinical Examination (OSCE) Objective Structured Practical Examination (OSPE) Objective Structured Long Examinationn Record (OSLER) Group Objective Structured Clinical Examination (GOSCE) Untuk mengukur keterampilan promosi kesehatan sebagaimana disebutkan sebelumnya, bukan hanya sampai pada batas knows dan knows how saja, akan tetapi sudah mencapai tahap menunjukkan cara (shows how) dan melakukan (does), sehingga bentuk penilaian yang sesuai adalah dengan penilaian dalam bentuk aplikasi langsung baik dengan langsung turun ke lapangan atau praktek di kelas/laboratorium dengan menggunakan kasus tertentu. Adapun instrumen penilaian yang dipakai sesuai dengan level tujuan dan kompetensi yang ingin dicapai adalah sebagaimana dalam Tabel 1 berikut ini: 7 Tabel 1 Kategori Instrumen Penilaian dan Contohnya Observation Portfolio and Other Records of Performance Peer and Self-Assessment Tutor s report Checklists Rating Scales Patient report Logbooks Portfolios Procedural Logs Peer report Self-report Untuk menilai keterampilan manajerial mahasiswa dalam tahapan melakukan sendiri (does) memang akan sangat efektif apabila mahasiswa langsung mengaplikasikannya dalam bentuk praktek langsung di lapangan dengan terjun ke masyarakat, akan tetapi sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya adalah pada sebagian besar institusi pendidikan hal itu baru dapat dilihat apabila mahasiswa telah berada pada tahun akhir perkuliahan atau manakala mereka terlibat dalam kegiatan ekstrakurikuler seperti bakti sosial. Hal ini dapat menimbulkan kesulitan tersendiri bagi pengajar 66

7 untuk menilai keterampilan tersebut secara objektif. Maka sebagai jalan keluar adalah dengan menggunakan metode Performance Based Assessment (PBA). Melalui metode PBA ini, pengajar dapat/menilai kemampuan manajerial mahasiswa secara objektif dengan memberikan kepada mereka contoh kasus atau skenario yang sudah dirancang sebelumnya sehingga mendekati kondisi nyata yang ada di masyarakat. Bentuk-bentuk PBA yang digunakan pun bisa beragam baik melalui essay test, oral presentation, case management, atau laporan (report). PBA sesuai untuk aplikasi pengajaran kasus-kasus berstruktur sederhana seperti identifikasi masalah, pengumpulan data, pengorganisasian, integrasi, dan evaluasi informasi. 4 PBA juga dapat diterapkan untuk mata ajar yang memiliki learning outcomes dalam bentuk kreasi benda (tulisan atau lukisan), atau oral maupun performa secara fisik (misalnya presentasi dan penggunaan instrumen). Untuk menilai keterampilan manajerial tersebut, mahasiswa dapat diberikan kasus atau skenario dalam bentuk yang se-otentik mungkin sehingga mendekati kondisi nyata. Kasus tersebut bisa dalam berbagai setting di mas yarakat baik individu, kelompok, maupun masyarakat luas. Kasus-kasus kesehatan yang ditampilkan bisa dalam bentuk tertulis (written) maupun dengan memperlihatkan video, kemudian berdasarkan kasus tersebut mahasiswa diminta untuk mengelola sebuah kegiatan promosi kesehatan mulai dari merencanakan sampai dengan tahap terakhir penyusunan laporan. Seluruh tahapan yang dilakukan oleh mahasiswa dapat dibuat dalam bentuk tertulis dengan merincikan setiap aspek pengelolaan, kemudian hasil tersebut dipresentasikan di kelas. Sedangkan untuk instrumen penilaian bagi pengajar itu sendiri dapat menggunakan rating scale atau checklist dengan menyertakan item-item keterampilan manajerial promosi kesehatan sebagai kriteria ukurnya. 67

8 Promotif, Vol.4 No.1, Okt 2014 Hal Instrumen penilaian dengan menggunakan rating scale : Petunjuk: berilah tanda cek ( ) pada salah satu kolom skala 5 = sangat baik 4 = baik 3 = cukup 2 = kurang 1 = sangat kurang No. Keterampilan Skala Catatan 1 Menyusun perencanaan a. Mampu melakukan analisis situasi dan identifikasi masalah b. Mampu menentukan tujuan kegiatan c. Mampu menentukan prioritas kegiatan d. Mampu melakukan analisis kekuatan dan kelemahan (analisis SWOT) e. Mampu menuangkan rencana kegiatan dalam bentuk pembuatan Rencana Kerja Operasional atau Plan of Action (POA) Total =... 2 Pengorganisasian kegiatan : a. Mampu menyusun struktur organisasi kegiatan b. Mampu menganalisis jalur koordinasi baik secara intern maupun ekstern organisasi c. Mampu melakukan analisis job description d. Mampu melakukan analisis staffing Total =... 3 Aktualisasi kegiatan : a. Mampu mendeskripsikan metode promosi kesehatan yang digunakan b. Mampu mendeskripsikan bentuk komunikasi yang digunakan baik dengan staf maupun dengan audience c. Mampu menentukan strategi promosi kesehatan yang akan digunakan Total =... 4 Melakukan pengawasan dan pengendalian : a. Mampu menyusun bentuk - bentuk pengawasan dan pengendalian yang digunakan b. Mampu menyusun item - item yang diawasi dan dikendalikan sesuai perencanaan Total =... 68

9 5 Mengevaluasi dan menyusun laporan kegiatan a. Mampu menyusun bentuk - bentuk evaluasi yang digunakan b. Mampu menyusun item - item yang di evaluasi c. Mampu mengukur persentasi kegiatan promosi kesehatan (Ragpie Program Matrix) d. Mampu menyusun laporan kegiatan promosi kesehatan secara sistematis Total =... 69

10 Keterbatasan dalam metode ini tentu saja terkait dengan otentisitas kasus. Bahwa otentisitas dalam metode PBA ini biasanya hanya bersifat perkiraan saja, tetapi yang paling penting adalah bagaimana memberikan konteks masalah secara nyata sehingga dapat lebih melibatkan mahasiswa serta dapat membantu pengajar untuk mengevaluasi apakah mahasiswa tersebut dapat menyelesaikan masalah dalam satu konteks dapat berbuat hal serupa dalam konteks kasus yang lain. 4 Selanjutnya dipaparkan bahwa dengan penanganan kasus secara langsung oleh mahasiswa melalui manipulasi objek, pengukuran outcome, dan mengobservasi hasil akan sangat membantu mahasiswa dalam memperoleh keterampilan penuh untuk memenuhi tugas yang lebih "otentik di kemudian hari. Beberapa saran yang dapat ditempuh dalam menyusun sebuah PBA yakni: 1. Memfokuskan pada learning outcomes yang membutuhkan adanya keterampilan kognitif yang kompleks dan performa mahasiswa, 2. Memilih atau mengembangkan tugas-tugas yang merepresentasikan baik konten maupun keterampilan, 3. Meminimalisasikan ketergantungan performa tugas pada keterampilan yang tidak relevan dengan tujuan dari penilaian tugas, 4. Menyediakan instruksi yang jelas bagi mahasiswa untuk memahami tugas yang harus dilakukannya serta hal-hal apa saja yang diharapkan lewat tugas tersebut, 5. Menyusun petunjuk tugas yang jelas, 6. Secara jelas mengkomunikasikan kepada mahasiswa harapan dari performa yang akan dilakukan, dalam arti memberikan kejelasan tentang cara penilaian dan item - item apa saja yang akan dinilai. Sedangkan dalam menyusun skoring penilaian dalam PBA, harus memenuhi kriteria reliable, fair, serta valid. Spesifikasi kriteria penilaian harus dibangun sejak awal suatu bentuk kasus atau tugas dipilih. Baik pengajar maupun mahasiswa harus mengetahui dan memahami kriteria tersebut. Sebagai catatan, kriteria penilaian akan membantu dalam memperjelas learning objective yang harus dicapai oleh mahasiswa. KESIMPULAN Keterampilan manajerial dalam promosi kesehatan sangat penting untuk dimiliki oleh setiap calon tenaga kesehatan, karena bidang tugas yang akan dijalani nantinya akan banyak bersentuhan dengan masalahmasalah kesehatan yang terjadi baik secara individu, kelompok, maupun masyarakat dalam lingkup yang lebih luas. Keterampilan ini belum menjadi kompetensi kritis di sebagian besar institusi pendidikan kesehatan sehingga proporsi pemberiannya masih dalam lingkup waktu yang terbatas. Selain itu, kesulitan yang sering dihadapi oleh pengajar adalah bagaimana melakukan penilaian secara objektif terkait keterampilan tersebut. Dengan metode Performance Based Assessment (PBA), maka pengajar dapat mengukur sampai sejauh mana keterampilan kognitif mahasiswa untuk mengelola sebuah kegiatan promosi kesehatan dengan memenuhi tahap-tahap proses pengelolaan, mulai dari menyusun perencanaan hingga penyusunan laporan. Bentuk tugas yang diberikan dalam PBA di setting se-otentik mungkin mendekati kondisi asli di masyarakat sehingga nantinya mahasiswa akan lebih siap dalam menghadapi tugas yang lebih nyata di masyarakat. 70

11 DAFTAR PUSTAKA World Health Organisation (WHO), 1990, Health Promotion Glossary. Newble, D., & Cannon, R A Handbook for Medical Teacher. Fourth Edition. Kluwer Academic Publishers. Dordrecht, The Netherlands. Nitko, AJ Educational Assessment of Students. Second Edition. Prentice - Hall. Englewood Cliffs, New Jersey. USA. Miller, MD; Linn, RL; Gronlund, NE Measurement and Assessment in Teaching. Tenth Edition. Pearson Education Inc. New Jersey, USA. Yeatman, HR; Nove, T Reorienting Health Services with Capacity Building: a Case Study of the Core Skills in Health Promotion Project. Paper. England. Muninjaya, Gde A. A, 2004, Manajemen Kesehatan (edisi 2), EGC, Jakarta. Shumway, JM; Harden, RM AMEE Guide No. 25 : The Assessment of Learning Outcomes for the Competent and Reflective Physician. Medical Teacher. Vol. 25, No. 6, pp Taylor & Francis Ltd. 71

BAB I PENDAHULUAN I.A.

BAB I PENDAHULUAN I.A. BAB I PENDAHULUAN I.A. Latar Belakang Masalah Penggunaan multiple choice question (MCQ soal pilihan berganda) sebagai metode untuk menguji pencapaian hasil akhir belajar saat ini sudah sangat luas. Mulai

Lebih terperinci

Bab II TINJAUAN PUSTAKA

Bab II TINJAUAN PUSTAKA Bab II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Interprofessional Education (IPE) a. Definisi IPE Menurut the Center for the Advancement of Interprofessional Education (CAIPE, 1997), IPE adalah dua atau

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan penilaian pada aspek pengetahuan (Khalidatunnur dkk, 2008).

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan penilaian pada aspek pengetahuan (Khalidatunnur dkk, 2008). BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Objective Structured Clinical Examination (OSCE) dan Multiple Choice Question (MCQ) merupakan bentuk ujian pada mahasiswa kedokteran untuk menilai hasil belajar yang

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN PELATIH PASIEN STANDAR

MODUL PELATIHAN PELATIH PASIEN STANDAR MODUL PELATIHAN PELATIH PASIEN STANDAR A. LATAR BELAKANG Dasar hukum kegiatan ini adalah : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

Lebih terperinci

BAGAIMANA MENILAI KEMAMPUAN BERIKUT :

BAGAIMANA MENILAI KEMAMPUAN BERIKUT : BAGAIMANA MENILAI KEMAMPUAN BERIKUT : MENGGAMBAR ( Picasso ) MENYAYI ( Mariah Carrey ) BERMAIN BOLA ( Ronaldinho ) BERMAIN FILM ( Christien Hakim ) MENCIPTA LAGU ( Titiek Puspa ) PIDATO ( Soekarno ) MANAJEMEN

Lebih terperinci

Pengembangan OSCE. E.Suryadi. Assessment

Pengembangan OSCE. E.Suryadi. Assessment Pengembangan OSCE E.Suryadi Assessment Assessment membutuhkan measurement Measurement membutuhkan requirements yaitu: Valid (Sahih) Reliable (Handal, terpercaya) Accountable (Bisa dipertangungjawabkan)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan kedokteran bertujuan untuk menghasilkan dokter yang. sebagai bekal untuk belajar sepanjang hayat (Konsil Kedokteran

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan kedokteran bertujuan untuk menghasilkan dokter yang. sebagai bekal untuk belajar sepanjang hayat (Konsil Kedokteran 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan kedokteran merupakan suatu rangkaian pendidikan yang ditempuh untuk menjadi seorang dokter maupun dokter gigi. Pendidikan kedokteran bertujuan untuk

Lebih terperinci

REFLEKSI : PENTINGKAH BAGI DOSEN PENDIDIKAN KEDOKTERAN? dr. Rika Lisiswanti Bagian Pendidikan Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Lampung

REFLEKSI : PENTINGKAH BAGI DOSEN PENDIDIKAN KEDOKTERAN? dr. Rika Lisiswanti Bagian Pendidikan Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Lampung REFLEKSI : PENTINGKAH BAGI DOSEN PENDIDIKAN KEDOKTERAN? dr. Rika Lisiswanti Bagian Pendidikan Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Lampung Refleksi bukan merupakan hal yang baru. Kita sebenarnya

Lebih terperinci

BAGAIMANA MELAKUKAN PENILAIAN PROSES PADA PEMBELAJARAN BERBASIS INKUIRI?

BAGAIMANA MELAKUKAN PENILAIAN PROSES PADA PEMBELAJARAN BERBASIS INKUIRI? Laksana, Dasna (07). Journal of Education Technology. Vol.. (4) pp. 4-0 BAGAIMANA MELAKUKAN PENILAIAN PROSES PADA PEMBELAJARAN BERBASIS INKUIRI? Dek Ngurah Laba Laksana STKIP Citra Bakti, NTT laba.laksana@citrabakti.ac.id

Lebih terperinci

Evaluasi pembelajaran fisika FI SKS

Evaluasi pembelajaran fisika FI SKS Evaluasi pembelajaran fisika FI 462 2 SKS Apakah yang dimaksud dengan PENILAIAN Penilaian adalah proses penentuan informasi yang diperlukan, pengumpulan serta penggunaan informasi tersebut untuk melakukan

Lebih terperinci

PRAKTIK BELAJAR LAPANGAN TERINTEGRASI

PRAKTIK BELAJAR LAPANGAN TERINTEGRASI www.iakmi.or.id PRAKTIK BELAJAR LAPANGAN TERINTEGRASI Aplikasi Student Centered Active Learning untuk Meningkatkan Mutu Lulusan Agustin Kusumayati, dr., MSc., PhD. Ketua Asosiasi Institusi Pendidikan Tinggi

Lebih terperinci

Rencana Pelaksanaan Perkuliahan

Rencana Pelaksanaan Perkuliahan No. Dokumen Revisi : 00 Tgl. berlaku Hal 1 dari 5 Rencana Pelaksanaan Perkuliahan Nama Mata Kuliah : Asesmen Pembelajaran Matematika Kode Mata Kuliah : PMA 8207 SKS : 2 Dosen : Dr. Jailani Program Studi

Lebih terperinci

Peta Kompetensi Mata Kuliah Evaluasi Pembelajaran Biologi

Peta Kompetensi Mata Kuliah Evaluasi Pembelajaran Biologi Peta Kompetensi Mata Kuliah Evaluasi Pembelajaran Biologi Menjelaskan karakteristik Bidang Studi Biologi Kemampuan Prasyarat Merumuskan Tujuan Pembelajaran Membedakan berbagai Jenjang Berfikir Menjelaskan

Lebih terperinci

P EDAGOGIA : Jurnal Ilmu Pendidikan

P EDAGOGIA : Jurnal Ilmu Pendidikan VALIDITAS ISI ALAT UUKUR PENELITIAN: KONSEP DAN PANDUAN PENILAIANNYA Helli Ihsan Universitas Pendidikan Indonesia Helli_psi@upi.edu P EDAGOGIA : Jurnal Ilmu Pendidikan Abstrak Ada banyak definisi tentang

Lebih terperinci

MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING)

MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING) MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING) Definisi/Konsep Pembelajaran berbasis masalah merupakan sebuah pendekatan pembelajaran yang menyajikan masalah kontekstual sehingga merangsang

Lebih terperinci

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING) BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN Definisi/Konsep

Lebih terperinci

PENILAIAN BERBASIS KURIKULUM 2013*)

PENILAIAN BERBASIS KURIKULUM 2013*) PENILAIAN BERBASIS KURIKULUM 2013*) Disampaikan Oleh: Badrun Kartowagiran**) UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2014 ============================ *) Makalah disampaikan pada Pelatihan Penilaian Otentik Bagi

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI PERAN STAF EDUKASI YANG DIBUTUHKAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU DALAM RANGKA PELAKSANAAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI

IDENTIFIKASI PERAN STAF EDUKASI YANG DIBUTUHKAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU DALAM RANGKA PELAKSANAAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI IDENTIFIKASI PERAN STAF EDUKASI YANG DIBUTUHKAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU DALAM RANGKA PELAKSANAAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI Zulharman Staf pengajar FK Unri Mahasiswa S2 Ilmu Pendidikan

Lebih terperinci

ANALISIS BUTIR SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER MATA KULIAH BIOLOGI UMUM DI UNIVERSITAS PAPUA

ANALISIS BUTIR SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER MATA KULIAH BIOLOGI UMUM DI UNIVERSITAS PAPUA Prosiding Seminar Nasional Volume 02, Nomor 1 ISSN 2443-1109 ANALISIS BUTIR SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER MATA KULIAH BIOLOGI UMUM DI UNIVERSITAS PAPUA Insar Damopolii 1 Universitas Papua 1 i.damopoli@unipa.ac.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. termasuk dunia pendidikan, dan memicu dunia pendidikan untuk selalu berinovasi

BAB I PENDAHULUAN. termasuk dunia pendidikan, dan memicu dunia pendidikan untuk selalu berinovasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi informasi dan komunikasi yang sangat pesat di era globalisasi berdampak pada berbagai aspek kehidupan, termasuk dunia pendidikan,

Lebih terperinci

HEALTH PROMOTION: PRINCIPLES. Drs. Wiranto, M.Kes.

HEALTH PROMOTION: PRINCIPLES. Drs. Wiranto, M.Kes. HEALTH PROMOTION: PRINCIPLES Drs. Wiranto, M.Kes. Konsep sehat/kesehatan Awam: Sehat itu tidak sakit Sehat itu keadaan biasa, hanya dipikirkan bila terjadi gangguan dalam hidup sehari-hari. Cara pandang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ujian merupakan suatu rangkaian persoalan, pertanyaan-pertanyaan,

BAB I PENDAHULUAN. Ujian merupakan suatu rangkaian persoalan, pertanyaan-pertanyaan, 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Ujian merupakan suatu rangkaian persoalan, pertanyaan-pertanyaan, latihan-latihan untuk menentukan tingkat pengetahuan, kemampuan, bakat atau kualifikasi seseorang

Lebih terperinci

ABSTRACT

ABSTRACT CORRELATION BETWEEN PROGRESS TESTING SCORE ON PROFESSION STAGE WITH CUMULATIVE GRADE POINT ACADEMIC OF GRADUATED DENTISTRY STUDENT OF UNIVERSITY OF MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA HUBUNGAN ANTARA NILAI PROGRESS

Lebih terperinci

LAPORAN WORKSHOP ITEM REVIEW OSCE KEDOKTERAN

LAPORAN WORKSHOP ITEM REVIEW OSCE KEDOKTERAN LAPORAN WORKSHOP ITEM REVIEW OSCE KEDOKTERAN Sheraton Mustika Yogyakarta, 22 23 Agustus 2011 Direktorat Akademik Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Nasional WORKSHOP KOMPONEN

Lebih terperinci

1. PERSOALAN PENILAIAN BELAJAR

1. PERSOALAN PENILAIAN BELAJAR Substansi 1. Identifikasi persoalan penilaian pembelajaran 2. Tujuan penilaian pembelajaran 3. Ranah tujuan penilaian pembelajaran 4. Strategi penilaian pembelajaran 5. Beberapa contoh aplikasi pd aspek

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Kelompok Menurut Thomas (dalam Bell, 1978), pembelajaran metode proyek merupakan model pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada guru untuk mengelola pembelajaran

Lebih terperinci

ORGANISASI PEMBELAJARAN. Hendrawan Soetanto. Bagian Ketiga

ORGANISASI PEMBELAJARAN. Hendrawan Soetanto. Bagian Ketiga ORGANISASI Bagian Ketiga PEMBELAJARAN YANG AKAN KITA DISKUSIKAN TTG ORGANISASI PEMBELAJARAN : APA DAN BAGAIMANA? KARAKTERISTIK ORGANISASI PEMBELAJARAN PERGURUAN TINGGI SBG ORGANISASI PEMBELAJARAN PENGEMBANGAN

Lebih terperinci

Draft Naskah Akademik Pengembangan Staf Dosen Pendidik Klinis Menggunakan Metode e-learning. Perkembangan jumlah institusi pendidikan kedokteran,

Draft Naskah Akademik Pengembangan Staf Dosen Pendidik Klinis Menggunakan Metode e-learning. Perkembangan jumlah institusi pendidikan kedokteran, Draft Naskah Akademik Pengembangan Staf Dosen Pendidik Klinis Menggunakan Metode e-learning I. Pendahuluan 1. Latar Belakang Perkembangan jumlah institusi pendidikan kedokteran, Tuntutan kualitas, pentingnya

Lebih terperinci

DASAR-DASAR PEMILIHAN ASSESSMENT DI PENDIDIKAN KEDOKTERAN

DASAR-DASAR PEMILIHAN ASSESSMENT DI PENDIDIKAN KEDOKTERAN DASAR-DASAR PEMILIHAN ASSESSMENT DI PENDIDIKAN KEDOKTERAN Rika Lisiswanti Bagian Pendidikan Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Lampung Abstract Assessment can not be separated from learning. Assessment

Lebih terperinci

Ide Pustaka Setiawan, Noviarina Kurniawati, Rr. Siti Rokhmah Projosasmito Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

Ide Pustaka Setiawan, Noviarina Kurniawati, Rr. Siti Rokhmah Projosasmito Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Yogyakarta Standardisasi Observer OSCE dengan Rubrik dan Multivideo Ide Pustaka Setiawan, Noviarina Kurniawati, Rr. Siti Rokhmah Projosasmito Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Yogyakarta Abstract Background:

Lebih terperinci

PENGARAHAN SKILLS LAB DAN OSCE MAHASISWA BARU. dr. Ratna Fitri R. Koordinator OSCE

PENGARAHAN SKILLS LAB DAN OSCE MAHASISWA BARU. dr. Ratna Fitri R. Koordinator OSCE PENGARAHAN SKILLS LAB DAN OSCE MAHASISWA BARU dr. Ratna Fitri R. Koordinator OSCE KNOWLEDGE SGD PRAKTIKUM dst SKILL SKILLS LAB OSCE NILAI MODUL RUANG LINGKUP Ka.OSCE Skills Lab klinis dan OSCE Teknis

Lebih terperinci

Strategy Review, Evaluation, and Control

Strategy Review, Evaluation, and Control Chapter 9 Strategy Review, Evaluation, and Control The Nature of Strategy Evaluation Hasil dari sebuah strategic-management process adalah keputusan dapat signifikan, bahkan konsekuensinya adalah jangka

Lebih terperinci

HUBUNGAN PRIOR KNOWLEDGE TERHADAP KEEFEKTIFAN KELOMPOK PADA METODE BELAJAR PROBLEM BASED LEARNING DI PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN STIK IMMANUEL

HUBUNGAN PRIOR KNOWLEDGE TERHADAP KEEFEKTIFAN KELOMPOK PADA METODE BELAJAR PROBLEM BASED LEARNING DI PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN STIK IMMANUEL HUBUNGAN PRIOR KNOWLEDGE TERHADAP KEEFEKTIFAN KELOMPOK PADA METODE BELAJAR PROBLEM BASED LEARNING DI PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN STIK IMMANUEL Imelda Martina GS STIK Immanuel Abstrak Keefektifan kelompok

Lebih terperinci

PENILAIAN AUTENTIK DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA

PENILAIAN AUTENTIK DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA PENILAIAN AUTENTIK DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA Laelasari Unswagati, Jalan Perjuangan No. 01, Cirebon; Email: lala.mathunswagati@gmail.com Abstrak Authentic assessment or direct assessment is important

Lebih terperinci

Active participation

Active participation THE USE OF SIMULATED PATIENTS AND VIDEO RECORDING AS SUPPORTING TOOLS IN COMMUNICATION SKILLS TRAINING dr. Widyandana, MHPE, PhD Skills Lab & Department of Medical Education Gadjah Mada University Cp:

Lebih terperinci

PENYUSUNAN ALAT PENILAIAN HASIL BELAJAR *) Oleh: Ali Muhson, M.Pd. **)

PENYUSUNAN ALAT PENILAIAN HASIL BELAJAR *) Oleh: Ali Muhson, M.Pd. **) PENYUSUNAN ALAT PENILAIAN HASIL BELAJAR *) Oleh: Ali Muhson, M.Pd. **) A. Pengertian Penilaian Kelas Penilaian kelas adalah suatu bentuk kegiatan guru yang terkait dengan pengambilan keputusan tentang

Lebih terperinci

Komponen 2 HPEQ Project: Standarisasi Lulusan Profesi Kesehatan dengan Ujian Nasional

Komponen 2 HPEQ Project: Standarisasi Lulusan Profesi Kesehatan dengan Ujian Nasional Komponen 2 HPEQ Project: Standarisasi Lulusan Profesi Kesehatan dengan Ujian Nasional Workshop Nasional Kesepakatan Sistem Ujian Kedokteran & Kedokteran Gigi Health Professional Education Quality Project

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. mahasiswa dapat berbagi ide dengan kelompoknya, mengidentifikasi isuisu

TINJAUAN PUSTAKA. mahasiswa dapat berbagi ide dengan kelompoknya, mengidentifikasi isuisu II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Problem Based Learning (PBL) Problem based learning (PBL) adalah cara belajar dengan kelompok kecil yang distimulasi oleh skenario atau masalah. Dari masalah tersebut mahasiswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan Pembelajaran. Proses Pembelajaran Evaluasi. Gambar 1.1 Hubungan ketiga komponen dalam pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan Pembelajaran. Proses Pembelajaran Evaluasi. Gambar 1.1 Hubungan ketiga komponen dalam pembelajaran BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam proses pendidikan, kegiatan belajar dan mengajar merupakan dua aspek utama demi tercapainya keberhasilan tujuan pembelajaran; dimana keduanya secara

Lebih terperinci

KERANGKA RENSTRA. Where Do We Want TO BE VISI / MISI SASARAN/OBJECTIVE TARGET

KERANGKA RENSTRA. Where Do We Want TO BE VISI / MISI SASARAN/OBJECTIVE TARGET Rencana Strategis Program Studi Pendidikan Dokter FKUB: KERANGKA RENSTRA Where Are We NOW HOW Do We Get There Where Do We Want TO BE EVALUASI DIRI VISI / MISI ANALISIS SWOT GRAND STRATEGY TUJUAN/GOAL RENSTRA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mahasiswa ilmu keperawatan. Lulus dari ujian merupakan keharusan dan

BAB I PENDAHULUAN. mahasiswa ilmu keperawatan. Lulus dari ujian merupakan keharusan dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Evaluasi program sarjana merupakan komponen utama dalam menilai kemampuan peserta didik pada pendidikan tinggi ilmu keperawatan. Pengujian klinik lapangan merupakan

Lebih terperinci

LEMBAGA PENGEMBANGAN UJI KOMPETENSI (LPUK)

LEMBAGA PENGEMBANGAN UJI KOMPETENSI (LPUK) LEMBAGA PENGEMBANGAN UJI KOMPETENSI (LPUK) Komponen 2 Health Professional Education Quality Project (HPEQ Project) HPEQ: 1 Latar Belakang Pelayanan kesehatan yang paripurna Penerapan beberapa aturan hukum

Lebih terperinci

MANAJEMEN PENGELOLAAN DAN STRATEGI PERUBAHAN PERGURUAN TINGGI

MANAJEMEN PENGELOLAAN DAN STRATEGI PERUBAHAN PERGURUAN TINGGI MANAJEMEN PENGELOLAAN DAN STRATEGI PERUBAHAN PERGURUAN TINGGI 1 Pendahuluan globalization free trade market, globalization in Berdirinya Perguruan tinggi Baru Masyarakat Semakin Cerdas Orientasi persaingan

Lebih terperinci

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS) Satuan Kredit Semester : 2 SKS Tgl revisi : 18 Agustus 2015

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS) Satuan Kredit Semester : 2 SKS Tgl revisi : 18 Agustus 2015 RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS) Kode / Nama Mata Kuliah : D11.6301/Dasar Promosi Kesehatan Revisi ke : 0 Satuan Kredit Semester : 2 SKS Tgl revisi : 18 Agustus 2015 Jml Jam kuliah

Lebih terperinci

Perancangan Objective Structured Clinical Examination (OSCE) untuk Menilai Kompetensi Klinik

Perancangan Objective Structured Clinical Examination (OSCE) untuk Menilai Kompetensi Klinik Perancangan Objective Structured Clinical Examination (OSCE) untuk Menilai Kompetensi Klinik Zulharman ABSTRACT When planned and organized correctly, OSCE can be highly successful as an instrument to assess

Lebih terperinci

PENGGUNAAN RUBRIK SEBAGAI ALTERNATIVE ASSESSMENT PADA MATA KULIAH SEMINAR STUDI SOSIAL

PENGGUNAAN RUBRIK SEBAGAI ALTERNATIVE ASSESSMENT PADA MATA KULIAH SEMINAR STUDI SOSIAL PENGGUNAAN RUBRIK SEBAGAI ALTERNATIVE ASSESSMENT PADA MATA KULIAH SEMINAR STUDI SOSIAL Nuansa Bayu Segara 1 1. Dosen Prodi Pendidikan Ekonomi Unswagati ABSTRAK Evaluasi merupakan salah satu tahap yang

Lebih terperinci

Pengantar Power Mapping. Priyatno Harsasto, Fisip Universitas Diponegoro

Pengantar Power Mapping. Priyatno Harsasto, Fisip Universitas Diponegoro Pengantar Power Mapping Priyatno Harsasto, Fisip Universitas Diponegoro The first and second steps How important Pemetaan konteks Mengidentifikasikan Pemangku Kepentingan Merupakan dua langkah utama untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. evaluasi pada penampilan yang bisa digunakan untuk menilai kompetensi klinik

BAB I PENDAHULUAN. evaluasi pada penampilan yang bisa digunakan untuk menilai kompetensi klinik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mini clinical evaluation exercise (Mini-CEX) adalah salah satu metode evaluasi pada penampilan yang bisa digunakan untuk menilai kompetensi klinik mahasiswa

Lebih terperinci

THE BENEFIT AND WEAKNESS OF ORAL EXAMINATION IN MEDICAL EDUCATION

THE BENEFIT AND WEAKNESS OF ORAL EXAMINATION IN MEDICAL EDUCATION [ REVIEW ARTICLE ] THE BENEFIT AND WEAKNESS OF ORAL EXAMINATION IN MEDICAL EDUCATION Rika Lisiswanti Department of Medical Education, Faculty of Medicine, Universitas Lampung Abstract Oral examination

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kompetensi lulusan pendidikan ilmu kesehatan termasuk pendidikan ilmu kedokteran gigi meliputi kognitif, skill, dan afektif. Kompetensi kognitif, skill dan afektif

Lebih terperinci

KERANGKA SISTEM UJI KOMPETENSI DOKTER INDONESIA. Komite Bersama Uji Kompetensi Dokter Indonesia

KERANGKA SISTEM UJI KOMPETENSI DOKTER INDONESIA. Komite Bersama Uji Kompetensi Dokter Indonesia KERANGKA SISTEM UJI KOMPETENSI DOKTER INDONESIA Komite Bersama Uji Kompetensi Dokter Indonesia Latar Belakang UU No 20 TAHUN 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 20 ayat 3 berbunyi : Perguruan

Lebih terperinci

Penilaian Kinerja. Levinson mendefinisikan kinerja dan beberapa istilah lain yang terkait berikut ini.

Penilaian Kinerja. Levinson mendefinisikan kinerja dan beberapa istilah lain yang terkait berikut ini. Penilaian Kinerja Penilaian Kinerja Levinson mendefinisikan kinerja dan beberapa istilah lain yang terkait berikut ini. Kinerja, atau unjuk kerja adalah pencapaian atau prestasi seseorang berkenaan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Evaluasi telah berlaku sebagai bagian integral dari setiap proses

BAB I PENDAHULUAN. Evaluasi telah berlaku sebagai bagian integral dari setiap proses 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Evaluasi telah berlaku sebagai bagian integral dari setiap proses pengembangan pendidikan pada saat ini. Kegiatan evaluasi pendidikan menempati posisi penting

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Lind dan Gronlund (1995) asesmen merupakan sebuah proses yang ditempuh

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Lind dan Gronlund (1995) asesmen merupakan sebuah proses yang ditempuh 8 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Asesmen dan Asesmen Kinerja Menurut Lind dan Gronlund (1995) asesmen merupakan sebuah proses yang ditempuh untuk mendapatkan informasi tentang belajar siswa (observasi,

Lebih terperinci

Materi/ Pokok Bahasan/Sub Pokok Bahasan

Materi/ Pokok Bahasan/Sub Pokok Bahasan Nama Mata Kuliah PROGRAM PASCASARJANA No. Dokumen Revisi : 00 Tgl. berlaku Hal 1 dari 6 RPP Kode Mata Kuliah : IKR 206 SKS Dosen Program Studi Prasyarat : - : Assessment Olahraga : 2 SKS : Dr. Tomoliyus

Lebih terperinci

MENGAPA PROMOSI KESEHATAN?

MENGAPA PROMOSI KESEHATAN? MENGAPA PROMOSI KESEHATAN? Promosi Pro = Depan Mosi = Gerak Promosi = Mengedepankan Promosi Kesehatan = Mengedepankan Kesehatan Siapakah Penghasil Kesehatan Yang Utama? Atau Mereka? Bagaimana dengan Mereka?

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. memicu perubahan kurikulum dan semua perangkat kerjanya termasuk sistem

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. memicu perubahan kurikulum dan semua perangkat kerjanya termasuk sistem 1 BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini pendidikan dokter spesialis mengalami perubahan yang pesat, dimulai dengan munculnya istilah kompetensi dan pengobatan berbasis bukti yang memicu

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Pembelajaran IPE berbasis komunitas memberikan dampak positif dengan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Pembelajaran IPE berbasis komunitas memberikan dampak positif dengan BAB V KESIMPULAN DAN SARAN V.I Kesimpulan 1. Pembelajaran IPE berbasis komunitas memberikan dampak positif dengan adanya peningkatan kemampuan kolaboratif (komunikasi, kolaborasi, peran dan tanggung jawab,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan global akan mutu lulusan pendidikan dan sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan global akan mutu lulusan pendidikan dan sistem Pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuntutan global akan mutu lulusan pendidikan dan sistem Pendidikan Tinggi (PT) saat ini membawa konsekuensi untuk memperkuat penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Lebih terperinci

Seminar Internasional, ISSN Peran LPTK Dalam Pengembangan Pendidikan Vokasi di Indonesia

Seminar Internasional, ISSN Peran LPTK Dalam Pengembangan Pendidikan Vokasi di Indonesia IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PRODUKSI DENGAN PENDEKATAN ASESMEN PORTOFOLIO Oleh Dedy Suryadi dan Ahmad Anwar Yusa Dosen jurusan Pendidikan Teknik Sipil FPTK UPI Abstrak Dalam pembelajaran teknologi

Lebih terperinci

SKEMA GRAND DESIGN LAM-PTKes

SKEMA GRAND DESIGN LAM-PTKes SKEMA GRAND DESIGN LAM-PTKes 1 Kompetensi tenaga kesehatan yang belum sesuai dengan kebutuhan individual pasien maupun populasi; Kerja sama antar profesi yang masih rendah; Paradigma yang lebih berorientasi

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PBM) DALAM PEMBELAJARANMENULIS TEKS LAPORAN HASIL OBSERVASI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PBM) DALAM PEMBELAJARANMENULIS TEKS LAPORAN HASIL OBSERVASI 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) atau Problem based learning merupakan sebuah model pembelajaran yang menyajikan masalah kontekstual untuk merangsang peserta

Lebih terperinci

POTRET CAPAIAN IMPLEMENTASI KOMPONEN 2 Periode Januari - April 2012

POTRET CAPAIAN IMPLEMENTASI KOMPONEN 2 Periode Januari - April 2012 POTRET CAPAIAN IMPLEMENTASI KOMPONEN 2 Periode Januari - April 2012 Tri Hanggono Achmad Health Professional Education Quality (HPEQ) Project Sistematika Presentasi n Overview Komponen 2 n Evaluasi Pencapaian

Lebih terperinci

Penilaian Kelas (Classroom Assessment) dalam Penerapan Standard Kompetensi

Penilaian Kelas (Classroom Assessment) dalam Penerapan Standard Kompetensi Penilaian Opini Kelas (Classroom Assessment) dalam Penerapan Standard Kompetensi Penilaian Kelas (Classroom Assessment) dalam Penerapan Standard Kompetensi Bahrul Hayat, Ph.D* ) R Pendahuluan endahnya

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI 216 BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Pemaparan mengenai kesimpulan pada bagian ini dirumuskan sesuai dengan pertanyaan penelitian yang terdapat pada bab satu yang diuraian sebagai

Lebih terperinci

EXECUTIVE SUMMARY PENELITIAN HIBAH DOSEN PEMULA

EXECUTIVE SUMMARY PENELITIAN HIBAH DOSEN PEMULA 1 Kode/Nama Rumpun Ilmu:772/Pendidikan Matematika EXECUTIVE SUMMARY PENELITIAN HIBAH DOSEN PEMULA DESAIN TUGAS DAN ASESMEN BERBASIS PROYEK YANG TERINTEGRASI DENGAN E-LEARNING MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. aman dan etis (College of Nurses of Ontario, 2014). Salah satu kompetensi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. aman dan etis (College of Nurses of Ontario, 2014). Salah satu kompetensi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kompetensi adalah pengetahuan, keterampilan, kemampuan, dan penilaian/sikap yang diperlukan dalam melakukan praktik keperawatan yang aman dan etis (College of Nurses

Lebih terperinci

Penilaian Berbasis Kinerja untuk Penjasorkes. Oleh : Tomoliyus

Penilaian Berbasis Kinerja untuk Penjasorkes. Oleh : Tomoliyus Penilaian Berbasis Kinerja untuk Penjasorkes Oleh : Tomoliyus FIK UNY Abstrak Diterapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) penjasorkes di sekolah hendaknya dipahami tidak hanya sekedar penyesuaian

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PADA MATERI INTERAKSI ANTAR FAKTOR-FAKTOR FISIK DENGAN MEDIA PEMBELAJARAN MOTOR LISTRIK

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PADA MATERI INTERAKSI ANTAR FAKTOR-FAKTOR FISIK DENGAN MEDIA PEMBELAJARAN MOTOR LISTRIK PENSA E Jurnal 67 PENINGKATAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PADA MATERI INTERAKSI ANTAR FAKTOR-FAKTOR FISIK DENGAN MEDIA PEMBELAJARAN MOTOR LISTRIK Mohammad Budiyanto dan Beni Setiawan Dosen Program Studi S1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran dengan teman sebaya (Peer-Assisted Learning; selanjutnya disingkat PAL) sudah cukup populer dan sejak lama digunakan dalam pendidikan kedokteran. Jika

Lebih terperinci

PENILAIAN BERBASIS KELAS

PENILAIAN BERBASIS KELAS PENILAIAN BERBASIS KELAS Oleh: Kana Hidayati, M.Pd. Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY A. Pendahuluan Sebagai konsekwensi desentralisasi pendidikan, saat ini sejumlah pembaharuan pendidikan terus

Lebih terperinci

Oleh. Ace Suryadi, MSc, Ph.D. Direktur Jenderal Pendidikan Luar Sekolah

Oleh. Ace Suryadi, MSc, Ph.D. Direktur Jenderal Pendidikan Luar Sekolah Oleh Ace Suryadi, MSc, Ph.D Direktur Jenderal Pendidikan Luar Sekolah PROSES BELAJAR DI SEKOLAH (yang selama ini berlangsung)? TEACHING MEMORIZING NOTHING REMEMBERING FORGETING 6 KELEMAHAN OUTCOME PENDIDIKAN

Lebih terperinci

Pengembangan Sistem Penjaminan Mutu Akademik

Pengembangan Sistem Penjaminan Mutu Akademik Pengembangan Sistem Penjaminan Mutu Akademik Disusun : Pudjo Soekarno Dewan Pendidikan Tinggi Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Jakarta, Maret 2006 QUALITY ASSURANCE Quality Standard CONTINUOUS IMPROVEMENT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang dan Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang dan Masalah Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Penelitian Basic Cardiopulmonary Resuscitation (CPR) adalah prosedur darurat yang digunakan untuk menjaga oksigenasi darah dan perfusi jaringan yang bertujuan

Lebih terperinci

Penerapan Problem-Based Learning Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas X-1 Sma Islam I Surakarta Tahun Ajaran 2013/ 2014

Penerapan Problem-Based Learning Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas X-1 Sma Islam I Surakarta Tahun Ajaran 2013/ 2014 Penerapan Problem-Based Learning Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas X-1 Sma Islam I Surakarta Tahun Ajaran 2013/ 2014 TITIS YUNIARTI, BOWO SUGIHARTO, PUGUH KARYANTO ABSTRACT This

Lebih terperinci

KURIKULUM 2013 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2015

KURIKULUM 2013 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2015 KURIKULUM 2013 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2015 1 1.3c MODEL PROBLEM BASED LEARNING 2 Model Problem Based Learning 3 Definisi Problem Based Learning : model pembelajaran yang dirancang agar peserta

Lebih terperinci

Sistem Penjaminan Mutu. Sistem Penjaminan Mutu Akademik* Akademik

Sistem Penjaminan Mutu. Sistem Penjaminan Mutu Akademik* Akademik Sistem Penjaminan Mutu Akademik* * Reference : Pengembangan Sistem Penjaminan Mutu Institut Teknologi Bandung Disusun : Pudjo Soekarno Dewan Pendidikan Tinggi Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Jakarta,

Lebih terperinci

Teaching and Midwifery Care Model

Teaching and Midwifery Care Model Teaching and Midwifery Care Model Apa tantangan yang dihadapi Pendidikan Kebidanan?? Kualitas / Profesionalisme Undang Undang, PP, Kepmen Tuntutan / perkembangan masyarakat dan IPTEK Globalisasi MEA 2015

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. jadi, yang tinggal dipindahkan ke orang lain dengan istilah transfer of knowledge.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. jadi, yang tinggal dipindahkan ke orang lain dengan istilah transfer of knowledge. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pergeseran pembelajaran adalah pergeseran paradigma, yaitu paradigma dalam cara kita memandang pengetahuan, paradigma belajar dan pembelajaran itu sendiri. Paradigma

Lebih terperinci

Profil Keterampilan Mengajar Mahasiswa Calon Guru Melalui Kegiatan Induksi Guru Senior

Profil Keterampilan Mengajar Mahasiswa Calon Guru Melalui Kegiatan Induksi Guru Senior Jurnal Riset Pendidikan ISSN: 2460-1470 Profil Keterampilan Mengajar Mahasiswa Calon Guru Melalui Kegiatan Induksi Guru Senior STKIP Al Hikmah Surabaya e-mail: kurnia.noviartati@gmail.com Abstrak Guru

Lebih terperinci

Rika L, Dwita O, Merry, Arif Yudho l Perbedeaan Nilai sebelum dan sesudah Bimbingan Metode Small Group Learning dalam Persiapan UKMPPD Nasional

Rika L, Dwita O, Merry, Arif Yudho l Perbedeaan Nilai sebelum dan sesudah Bimbingan Metode Small Group Learning dalam Persiapan UKMPPD Nasional Perbedaan Sebelum dan Sesudah Bimbingan Metode Small Group Learning dalam Persiapan Fakultas Kedokteran Universitas Lampung Rika Lisiswanti 1, Dwita Oktaria 1, Merry Indah Sari 1, Arif Yudho Prabowo 1

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Profil Responden Berdasarkan Variabel yang Diteliti. Pada tabel 4.1 terdapat 95 responden achiever dan 97 responden

BAB V PEMBAHASAN. A. Profil Responden Berdasarkan Variabel yang Diteliti. Pada tabel 4.1 terdapat 95 responden achiever dan 97 responden BAB V PEMBAHASAN A. Profil Responden Berdasarkan Variabel yang Diteliti Pada tabel 4.1 terdapat 95 responden achiever dan 97 responden underachiever. Kriteria underachievement sendiri bukan merupakan suatu

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA MATERI PECAHAN

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA MATERI PECAHAN PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA MATERI PECAHAN Robia Astuti Pendidikan Matematika, STKIP Muhammadiyah Pringsewu Email: pakde_hardy@yahoo.co.id Abstract The purpose of this study is

Lebih terperinci

1.Pengertian Asesmen pendidikan

1.Pengertian Asesmen pendidikan 1.Pengertian Asesmen pendidikan Asesmen merupakan sebuah proses pengumpulan informasi yang terus menerus berlangsung untuk mengukur performansi murid dan proses pembelajaran. Asesmen perkembangan dan belajar

Lebih terperinci

BLUEPRINT UJI KOMPETENSI APOTEKER INDONESIA METODE OSCE

BLUEPRINT UJI KOMPETENSI APOTEKER INDONESIA METODE OSCE BLUEPRINT UJI KOMPETENSI APOTEKER INDONESIA METODE OSCE 2017 I. PENGANTAR Uji Kompetensi Apoteker Indonesia (UKAI) merupakan penerapan sistem uji kompetensi secara nasional pada tahap akhir pendidikan

Lebih terperinci

KONTRAK PERKULIAHAN. Hari Pertemuan/Jam : Rabu/ WIB Tempat Pertemuan : Ruang kuliah program B (Ruang F)

KONTRAK PERKULIAHAN. Hari Pertemuan/Jam : Rabu/ WIB Tempat Pertemuan : Ruang kuliah program B (Ruang F) KONTRAK PERKULIAHAN Nama Mata Kuliah : Keperawatan Komunitas Kode Mata Kuliah : NKK 318 Pengajar : Ns. Rika Sabri, M.Kep.,Sp.Kom Staf Puskesmas Semester : III/2005-2006 Hari Pertemuan/Jam : Rabu/14.00-15.40

Lebih terperinci

KEMAMPUAN ASSESSMENT PEMBELAJARAN KIMIA MAHASISWA CALON GURU. Abstrak

KEMAMPUAN ASSESSMENT PEMBELAJARAN KIMIA MAHASISWA CALON GURU. Abstrak KEMAMPUAN ASSESSMENT PEMBELAJARAN KIMIA MAHASISWA CALON GURU Nahadi 1 ( 1 Universitas Pendidikan Indonesia) Abstrak Peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia dilakukan melalui berbagai cara. Guru sebagai

Lebih terperinci

Sub-komponen pada Komponen 2

Sub-komponen pada Komponen 2 Komponen 2 HPEQ Project: Standarisasi Lulusan Profesi Kesehatan dengan Ujian Nasional Health Professional Education Quality Project Bandung, 14 September 2011 Sub-komponen pada Komponen 2 Sub-Komponen

Lebih terperinci

PROGRAM PENGEMBANGAN STAF EDUKASI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU DALAM RANGKA PELAKSANAAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI

PROGRAM PENGEMBANGAN STAF EDUKASI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU DALAM RANGKA PELAKSANAAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI PROGRAM PENGEMBANGAN STAF EDUKASI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU DALAM RANGKA PELAKSANAAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI Zulharman Mahasiswa S2 Ilmu Pendidikan Kedokteran FK UGM PENDAHULUAN Penerapan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN PENILAIAN TEMAN SEJAWAT (PEER ASSESMEN) UNTUK MENGUKUR HASIL BELAJAR PSIKOMOTORIK PADA PERKULIAHAN

PENGGUNAAN PENILAIAN TEMAN SEJAWAT (PEER ASSESMEN) UNTUK MENGUKUR HASIL BELAJAR PSIKOMOTORIK PADA PERKULIAHAN PENGGUNAAN PENILAIAN TEMAN SEJAWAT (PEER ASSESMEN) UNTUK MENGUKUR HASIL BELAJAR PSIKOMOTORIK PADA PERKULIAHAN Indri Anugraheni PGSD FKIP UKSW Indri.anugraheni@staff.uksw.edu Abstrak Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

SERTIFIKASI KOMPETENSI KONSERVASI ENERGI HIMPUNAN AHLI KONSERVASI ENERGI (HAKE)

SERTIFIKASI KOMPETENSI KONSERVASI ENERGI HIMPUNAN AHLI KONSERVASI ENERGI (HAKE) SERTIFIKASI KOMPETENSI KONSERVASI ENERGI HIMPUNAN AHLI KONSERVASI ENERGI (HAKE) Jakarta, 19 Mei 2015 1. Pendahuluan OUTLINE 2. SKKNI Manajer Energi dan Auditor Energi 3. Sertifikasi Kompetensi Konservasi

Lebih terperinci

SILABUS. Pertemuan ke-2 Pertemuan ini membahas dan mendiskusikan tentang peranan formatif asesmen dan sumatif asesmen pada proses pembelajaran sejarah

SILABUS. Pertemuan ke-2 Pertemuan ini membahas dan mendiskusikan tentang peranan formatif asesmen dan sumatif asesmen pada proses pembelajaran sejarah UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH SILABUS Mata Kuliah : Evaluasi Pembelajaran Sejarah Kode Mata Kuliah : SJ 503 SKS/Semester : 2/5

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

SATUAN ACARA PERKULIAHAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH SATUAN ACARA PERKULIAHAN Mata Kuliah : Evaluasi Pembelajaran Sejarah Kode Mata Kuliah : SJ 503 SKS/Semester

Lebih terperinci

Peran Problem Based Learning dalam Proses Belajar Mengajar

Peran Problem Based Learning dalam Proses Belajar Mengajar Tinjauan Pustaka Peran Problem Based Learning dalam Proses Belajar Mengajar Mirza Indrajanti S Dosen Bagian Fisioologi Fakultas Kedokteran Ukrida Alamat Korespondensi : Jl. Arjuna Utara No.6, Jakarta 11510

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk menunjang keakuratan data penelitian yang dilakukan peneliti dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk menunjang keakuratan data penelitian yang dilakukan peneliti dalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Landasan penelitian terdahulu digunakan sebagai referensi atau acuan untuk menunjang keakuratan data penelitian yang dilakukan peneliti dalam menyelesaikan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PANDUAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR 1 BERBASIS GUIDED INQUIRY

PENGEMBANGAN PANDUAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR 1 BERBASIS GUIDED INQUIRY PENGEMBANGAN PANDUAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR 1 BERBASIS GUIDED INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN HARD SKILL DAN SOFT SKILL MAHASISWA (CALON GURU FISIKA) Suprianto, S. Ida Kholida, Herman Jufri Andi Universitas

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kaca kunci: lesson study, profesionalisme guru

ABSTRAK. Kaca kunci: lesson study, profesionalisme guru ABSTRAK Anita Krisnawati: Evaluasi Kegiatan Lesson Study dalam Program SISTTEMS untuk Peningkatan Profesionalisme Guru. Tesis. Yogyakarta: Program Pasca sarjana, universitas Negeri Yogyakarta, 2009. Penelitian

Lebih terperinci

PELATIHANAN PENYUSUNAN ASESMEN OTENTIK KURIKULUM 2013 PADA GURU-GURU PENGAMPU MATA PELAJARAN PRODUKTIF DI SMK NEGERI KABUPATEN BULELENG

PELATIHANAN PENYUSUNAN ASESMEN OTENTIK KURIKULUM 2013 PADA GURU-GURU PENGAMPU MATA PELAJARAN PRODUKTIF DI SMK NEGERI KABUPATEN BULELENG I Gede Sudirtha. (2017 Pelatihanan Penyusunan Asesmen Otentik Kurikulum 2013 Pada Guru-Guru Pengampu Mata Pelajaran Produktif di SMK Negeri Kabupaten Buleleng. International Journal of Community Service

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Slameto (2003) menyatakan bahwa belajar ialah suatu proses usaha yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Slameto (2003) menyatakan bahwa belajar ialah suatu proses usaha yang BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Belajar merupakan suatu proses kegiatan untuk memperoleh perubahan dengan tujuan, dimana setiap manusia memiliki cara yang berbeda. Kesulitan belajar yang dihadapi mahasiswa

Lebih terperinci

PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU SEBAGAI BENTUK STUDENT SUPPORT

PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU SEBAGAI BENTUK STUDENT SUPPORT PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU SEBAGAI BENTUK STUDENT SUPPORT Zulharman Staf Pengajar FK Unri Mahasiswa S2 Ilmu Pendidikan Kedokteran FK UGM PENDAHULUAN Para mahasiswa

Lebih terperinci