BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. jadi, yang tinggal dipindahkan ke orang lain dengan istilah transfer of knowledge.
|
|
- Sudirman Susanto
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pergeseran pembelajaran adalah pergeseran paradigma, yaitu paradigma dalam cara kita memandang pengetahuan, paradigma belajar dan pembelajaran itu sendiri. Paradigma lama memandang pengetahuan sebagai sesuatu yang sudah jadi, yang tinggal dipindahkan ke orang lain dengan istilah transfer of knowledge. Paradigma baru memandang pengetahuan sebagai sebuah hasil konstruksi atau bentukan dari orang yang belajar. Sehingga belajar adalah sebuah proses mencari dan membentuk pengetahuan, jadi bersifat aktif, dan spesifik caranya (Dikti, 2008). Hal tersebut sesuai dengan UU Sisdiknas no 2 tahun 2003 yang menyatakan bahwa pembelajaran adalah interaksi antara pendidik, peserta didik, dan sumber belajar di dalam lingkungan belajar tertentu. Sehingga dengan mendeskripsikan setiap unsur yang terlibat dalam pembelajaran tersebut dapat ditengarai ciri pembelajaran yang berpusat pada siswa (student-centered learning) (Dikti, 2008). Terdapat beragam metode pembelajaran untuk student-centered learning (SCL), salah satu diantaranya adalah problem-based learning (PBL). PBL didasarkan atas prinsip adult learning theory, termasuk memotivasi dan mendorong mahasiswa untuk menyusun dan menetapkan tujuan belajar, serta memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk berperan dalam pengambilan keputusan yang berdampak pada proses pembelajaran mereka (Harsono, 2004). 1
2 2 PBL telah menjadi salah satu pendekatan pendidikan utama yang digunakan di beberapa fakultas kedokteran (Parikh et al, 2001). Lulusan dari sekolah PBL menilai diri mereka mempunyai kemampuan interpersonal yang lebih baik, kemampuan memecahkan masalah, dan kemampuan belajar mandiri serta kemampuan mengumpulkan informasi (Schmidt, 2006). Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada (FK UGM) dapat dikatakan sebagai pioneer dalam pelaksanaan PBL. Pada tahun akademik 1992/1993 FK UGM telah memulai dengan partial PBL atau hybrid PBL dan pada tahun akademik 2002/2003 FK UGM lebih maju lagi dalam melaksanakan total PBL (Harsono, 2004). Partial PBL atau hybrid PBL adalah salah satu bagian dari metode PBL dimana pada suatu kasus, masalah diselesaikan oleh kelompok, akan tetapi kuliah juga digunakan sebagai konsep mendasar dan digunakan untuk beberapa topik yang sulit (O Kelly et al, 2004 cit. Yuniza, 2010). Program Studi Ilmu Keperawatan (PSIK) FK UGM mulai melaksanakan metode full studentcentered learning (SCL) pada tahun 2008 (Panduan Akademik, 2009). Mahasiswa ditantang untuk menguji, mencari, menyelidiki, merefleksikan, memahami makna, dan memahami ilmu dalam konteks yang relevan dengan profesi mereka di masa mendatang (Harsono, 2004). Sebagai pondasi dalam mendukung kompetensi praktik profesional, mahasiswa keperawatan juga dituntut untuk mempunyai pemahaman dan kemampuan yang memadai untuk menerapkan pembelajaran terus-menerus. Kemampuan mahasiswa dalam menerapkan self-directed learning (SDL) merupakan indikasi penting dalam menggambarkan kemampuan mengejar
3 3 pembelajaran yang terus-menerus (Williams, 2004). Hal tersebut dapat diwujudkan dengan adanya program PBL yang memfasilitasi pengembangan kemampuan mahasiswa untuk menjadi mahasiswa yang menerapkan SDL dalam karir profesionalnya (Williams, 2004). Pendidikan, atau lebih spesifiknya pembelajaran, saat ini didefinisikan sebagai proses yang terus-menerus, dan SDL merupakan gagasan untuk memfasilitasi life long learning (McDiarmid, 1998 cit. Levett, 2005). Institusi pendidikan keperawatan harus menambahkan pengembangan self directed lifelong learners dalam misi dan tujuan mereka (Li et al, 2009 cit. Yuan et al, 2011). Beberapa keuntungan dari SDL yang telah diketahui antara lain: meningkatkan pilihan, percaya diri, otonomi, motivasi, dan mengembangkan kemampuan life long learning (Yuan et al, 2011). Diskusi kelompok kecil (tutorial) merupakan jantung bagi PBL. Kehidupan PBL (aktivitas pembelajaran) bertumpu pada proses tutorial. Di dalam proses tutorial ini mahasiswa bersama-sama dengan tutor melakukan pemahaman dan pencarian pengetahuan yang tersimpan di dalam masalah yang tersaji di modul (skenario) melalui langkah-langkah yang terstruktur guna mencapai tujuan belajar yang telah ditetapkan maupun tujuan belajar yang lebih dari itu (Harsono, 2004). Mahasiswa PSIK FK UGM melaksanakan tutorial sebanyak 2 pertemuan dalam 1 minggu dan setiap pertemuan berlangsung pada sebuah ruang diskusi yang diikuti mahasiswa dan dibimbing oleh seorang tutor. Mahasiswa bertugas merumuskan tujuan belajar dari suatu masalah yang dibahas mengikuti 7 langkah (Seven Jumps In PBL). Langkah-langkah yang digunakan tersebut
4 4 meliputi : 1) klarifikasi istilah dan konsep, 2) menetapkan masalah, 3) curah pendapat mengenai masalah, 4) membuat review terhadap langkah 2 dan 3, 5) menetapkan tujuan pembelajaran, 6) mengumpulkan informasi dan belajar mandiri, dan 7) mengungkapkan hasil pengumpulan informasi dan belajar mandiri (Panduan Akademik, 2012). Setiap langkah dalam kegiatan tutorial memiliki tujuan tertentu. Diskusi tutorial mendorong mahasiswa mengembangkan kompetensi dasar dalam tutorial, yaitu: participation and communication skills, cooperation or team-building skills, comprehension or reasoning skill, knowledge or information-gathering skills (Sim et al., 2006). Diskusi tentang masalah tertentu di dalam kelompok kecil juga akan mengembangkan ketertarkaitan gagasan dan konsep serta membantu perkembangan kerjasama (Harsono, 2004). Penilaian kompetensi mahasiswa (student performance) dalam PBL sebaiknya memenuhi kriteria yang diharapkan oleh PBL itu sendiri (Rukmini, 2007). Penilaian kompetensi mahasiswa dalam tutorial penting tidak saja untuk mahasiswa sebagai legitimasi hasil belajarnya tetapi juga untuk pihak-pihak lain yang terlibat dalam proses belajar mengajar. Penilaian bagi mahasiswa penting untuk menilai sejauh mana dirinya mampu mencapai pengetahuan dan kompetensi/performa yang diinginkan. Sementara itu bagi fakultas, sistem penilaian terhadap mahasiswa juga menunjukkan penilaian terhadap tercapai atau tidaknya suatu program dan mendorong perbaikan penting pada modifikasi ataupun inovasi baru (Amin et al., 2006 cit. Rukmini, 2007).
5 5 Berdasarkan hasil wawancara tidak terstruktur dengan mahasiswa PSIK FK UGM tahun keempat didapatkan bahwa mahasiswa menyatakan diskusi tutorial yang dilaksanakan tiap 1 minggu 2 kali dirasa membosankan, semangat hanya saat dosen tertentu, malas untuk mencari referensi, mendapatkan referensi pada saat hari H diskusi tutorial dengan meminjam referensi teman lain yang sudah melaksanakan tutorial, mulai membaca referensi pada saat tutorial dimulai. Mahasiswa tahun pertama mengatakan bahwa beberapa mempunyai pengalaman yang sedikit tentang SDL dan masih perlu motivasi untuk melakukan SDL. Sedangkan dari observasi dan kejadian yang peneliti alami selama mengikuti kegiatan tutorial diketahui bahwa yang umumnya terjadi dalam diskusi tutorial adalah adanya mahasiswa yang dominan selama tutorial berlangsung, mahasiswa lain yang sebelumnya telah mempersiapkan materi diskusi menjadi tidak berpartisipasi dengan maksimal. Berdasarkan uraian latar belakang di atas peneliti tertarik untuk mengkaji lebih lanjut tentang kemampuan SDL mahasiswa untuk mendorong mahasiswa dalam menerapkan pembelajaran yang terus-menerus dan kompetensi mahasiswa (student performance) dalam kegiatan tutorial. Bagi fakultas, penelitian ini menunjukkan penilaian terhadap tercapai atau tidaknya suatu program dan mendorong perbaikan penting pada modifikasi ataupun inovasi baru.
6 6 B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, rumusan masalah yang muncul adalah apakah terdapat hubungan antara SDL dengan student performance dalam tutorial pada mahasiswa PSIK FK UGM?. C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara SDL dengan student performance dalam tutorial pada mahasiswa PSIK FK UGM. 2. Tujuan khusus Tujuan khusus dari penelitian ini untuk mengetahui: a. Gambaran kemampuan SDL mahasiswa PSIK FK UGM. b. Gambaran student performance dalam tutorial mahasiswa PSIK FK UGM D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini akan memberikan manfaat bagi: 1. Peneliti Sebagai pengalaman proses belajar dan meningkatkan pengetahuan tentang kemampuan SDL pada mahasiswa, serta untuk meningkatkan kemampuan dalam melakukan penelitian di bidang keperawatan
7 7 2. Peneliti Lain Penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi dan data dasar untuk penelitian selanjutnya. 3. Mahasiswa Keperawatan Menambah wawasan bagi mahasiswa mengenai belajar mandiri dan memberikan masukan bagi mahasiswa untuk dapat meningkatkan motivasi dalam menerapkan belajar mandiri. 4. Institusi Pendidikan Sebagai informasi mengenai gambaran tentang kemampuan SDL yang dimiliki mahasiswa dan hubungannya dengan student performance dalam tutorial, sehingga nantinya dapat disusun rencana pengembangan SDL pada mahasiswa agar dapat mengembangkan dan menerapkan kemampuan lifelong learning. E. Keaslian Penelitian Sejauh pengetahuan peneliti, belum ada penelitian serupa yang dilakukan di PSIK FK UGM. Adapun beberapa beberapa penelitian yang berkaitan dengan SDL, antara lain: 1. Penelitian yang dilakukan oleh Fisher et al (2001) dengan judul development of a self-directed learning readiness scale for nursing education. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menyusun instrument self-directed learning readinesss yang valid dan reliable. Merupakan penelitian yang digunakan adalah metode penelitian campuran (mixed method), dengan mengkombinasikan dua pendekatan yaitu pendekatan
8 8 kualitatif dan kuantitatif. Penelitian dilakukan melalui 2 tahapan, yaitu Delphi technique dan pengisian kuesioner. Sampel penelitian terdiri dari 11 dosen dan 201 mahasiswa keperawatan. 2. Penelitian yang dilakukan oleh Julie A. Regan (2003) dengan judul Motivating student towards self-directed learning. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian campuran (mixed method), dengan mengkombinasikan dua pendekatan, yaitu pendekatan kualitatif sebagai pendekatan utama dan pendekatan kuantitatif sebagai fasilitator. Penelitian yang akan dilakukan menggunakan metode kuantitatif dengan design cross sectional. Pengambilan data penelitian ini menggunakan Focus group discussion diikuti dengan pengisian kuesioner. Sedangkan penelitian yang akan dilakukan menggunakan kuesioner Self-Directed Learning Instrument (SDLI) yang dikembangkan oleh Cheng et al (2010). untuk mengukur tingkat belajar mandiri. Responden penelitian ini adalah mahasiswa dan tutor dari sekolah perawat dan bidan. Responden penelitian yang akan dilakukan adalah mahasiswa PSIK FK UGM, sampel penelitian diambil menggunakan metode stratified random sampling/penarikan sampel secara berstrata. Persamaan dengan penelitian yang akan dilakukan adalah variable belajar mandiri. 3. Penelitian yang dilakukan oleh Zulharman (2008) dengan judul peran selfdirected learning readiness pada prestasi belajar mahasiswa tahun pertama Fakultas Kedoteran Universitas Riau. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian campuran (mixed method), dengan
9 9 mengkombinasikan dua pendekatan, yaitu pendekatan kuantitatif sebagai pendekatan utama dan pendekatan kualitatif sebagai fasilitator. Penelitian yang akan dilakukan menggunakan metode kuantitatif dengan design cross sectional. Instrument yang digunakan untuk mengukur tingkat SDLR adalah intrumen SDLR scale dari Fisher et al (2001) dan variable prestasi menggunakan indikator evaluasi indeks prestasi kumulatif (IPK). Penelitian yang akan dilakukan menggunakan kuesioner Self-Directed Learning Instrument (SDLI) yang dikembangkan oleh Cheng et al (2010). Responden adalah mahasiswa tahun pertama FK Unri. Responden penelitian yang akan dilakukan adalah mahasiswa PSIK FK UGM. Hasil dari penelitian ini adalah terdapat peran SDLR pada prestasi belajar mahasiswa tahun pertama FK Unri. Persamaan dengan penelitian ini adalah variable bebas yaitu belajar mandiri. 4. Penelitian yang dilakukan oleh Cheng et al (2010) dengan judul development and preliminary testing of a self-rating instrument to measure self-directed learning ability of nursing student. Tujuan dari penelitian ini adalah mengembangkan instrument untuk mengukur kemampuan self-directed learning. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif melalui 4 tahapan. Tahap pertama, pencarian literature untuk menyusun instrument. Tahap kedua, Delphi technique untuk menentukan validitas instrument. Tahap ketiga, uji validitas instrument pada 1072 mahasiswa keperawatan. Tahap keempat, uji konsistensi dan validasi internal.
10 10 5. Penelitian ini dilakukan oleh Yuan, H. B., et al (2012) dengan judul The relationship between self-directed learning readiness and problem solving in Chinese baccalaureate nursing students. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan metode cross-sectional study. Penelitian yang akan dilakukan menggunakan metode kuantitatif dengan design cross sectional. Instrument yang digunakan adalah intrumen skala SDLR dari Fisher et al (2001) yang di modifikasi kedalam bahasa China. Penelitian yang akan dilakukan menggunakan kuesioner Self-Directed Learning Instrument (SDLI) yang dikembangkan oleh Cheng et al (2010) untuk mengukur tingkat belajar mandiri. Responden penelitian ini adalah 536 mahasiswa keperawatan dari 4 universitas di Beijing, Shanghai, Chengdu, dan Macau. Responden penelitian yang akan dilakukan adalah mahasiswa PSIK FK UGM. Persamaan dengan penelitian yang akan dilakukan adalah variable bebas yaitu belajar mandiri. Penelitian tersebut menunjukkan hasil bahwa terdapat hubungan yang positif antara SDLR dengan problem solving. 6. Penelitian yang dilakukan oleh Sim, et al (2006) dengan judul a simple instrument for the assessment of student performance in problem-based learning tutorials. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif suvey tentang pengembangan dan evaluasi penggunaan instrument untuk menilai student performance dalam PBL termasuk acceptability dan feasibility instrument bagi tutor yang menggunakan intrumen tersebut. Hasil penelitan ini menunujukkan bahwa instrument yang telah disusun untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemampuan Self-Directed Learning (SDL) merupakan salah satu karakteristik yang ada pada pembelajar orang dewasa. SDL digambarkan oleh Knowles (1975, disitasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berbagai model telah banyak ditemukan oleh para peneliti pendidikan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perubahan paradigma pembelajaran yang berpusat pada peserta didik telah diterapkan pada perguruan tinggi di dunia termasuk di Indonesia. Berbagai model telah banyak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang Pergeseran paradigma pendidikan kedokteran di Indonesia dari pembelajaran berpusat pada pendidik (teacher centered learning/tcl) kearah pembelajaran berpusat pada
Lebih terperinciHUBUNGAN PRIOR KNOWLEDGE TERHADAP KEEFEKTIFAN KELOMPOK PADA METODE BELAJAR PROBLEM BASED LEARNING DI PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN STIK IMMANUEL
HUBUNGAN PRIOR KNOWLEDGE TERHADAP KEEFEKTIFAN KELOMPOK PADA METODE BELAJAR PROBLEM BASED LEARNING DI PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN STIK IMMANUEL Imelda Martina GS STIK Immanuel Abstrak Keefektifan kelompok
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang. Pada beberapa tahun terakhir ini terjadi inovasi. di dalam sistem pendidikan kedokteran di Indonesia,
BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang Pada beberapa tahun terakhir ini terjadi inovasi di dalam sistem pendidikan kedokteran di Indonesia, yang sebelumnya pembelajaran berbasis pengajar (teacher-centered
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. didik. Belajar tidak hanya menerima informasi dari orang lain. Belajar yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses belajar melibatkan keterampilan dan perilaku baru bagi peserta didik. Belajar tidak hanya menerima informasi dari orang lain. Belajar yang sesungguhnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manajemen waktu dapat dilakukan dengan metode Problem Based. pendekatan SCL adalah metode pembelajaran dengan Problem Based
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Student center learning (SCL) atau pembelajaran yang berfokus pada peserta didik merupakan model pembelajaran yang menempatkan peserta didik sebagai pusat dari proses
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kurikulum dan ilmu pendidikan (Anonim, 2014).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan dokter merupakan pendidikan akademik profesional yang diselenggarakan di tingkat universitas. Pendidikan ini berbeda dengan pendidikan tinggi lainnya karena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Situasi pembelajaran merupakan pertimbangan utama sekolah kedokteran
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Situasi pembelajaran merupakan pertimbangan utama sekolah kedokteran untuk melakukan pembaharuan dan memajukan kualitas sebagai institusi pendidikan dengan memberikan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. kedokteran dasar di Indonesia. Dari sistem konvensional berupa teacher
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan paradigma pendidikan kedokteran, menyebabkan perlu diadakan perubahan pada kurikulum pendidikan dokter khususnya kedokteran dasar di Indonesia. Dari sistem konvensional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kurikulum Problem-Based Learning (PBL) diperkenalkan pertama kali di
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kurikulum Problem-Based Learning (PBL) diperkenalkan pertama kali di Fakultas Kedokteran Universitas McMaster Kanada pada tahun 1969, selanjutnya banyak fakultas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah. perubahan paradigma dalam dunia pendidikan kesehatan, termasuk pendidikan
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Lingkungan kesehatan yang semakin kompleks dan tuntutan pelayanan profesional dari masyarakat yang terus meningkat mendorong terjadinya perubahan paradigma
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Metode pendidikan di perguruan tinggi mulai mengalami pergeseran dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Metode pendidikan di perguruan tinggi mulai mengalami pergeseran dari TCL (Teacher Centered Learning) ke SCL (Student Centered Learning) dikarenakan a) persaingan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (PSIK FK UMY) menggunakan
13 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada buku panduan akademik PSIK tahun 2007 tercantum bahwa model pendidikan Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan kedokteran diharapkan dapat berperan serta dalam Sistem
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring perkembangan ilmu pengetahuan dan globalisasi, lulusan pendidikan kedokteran diharapkan dapat berperan serta dalam Sistem Kesehatan Nasional dan mengikuti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tinggi diharapkan proses pemahaman akan menjadi lebih berkembang dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuntutan era globalisasi membuat setiap orang harus mampu untuk bersaing sesuai kompetensi yang dimiliki. Upaya pengembangan sumber daya manusia (SDM) tertuju pada
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
digilib.uns.ac.id BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Motivasi Akademik a. Definisi Motivasi berasal dari kata Latin movere diartikan sebagai dorongan atau menggerakkan (Hasibuan, 2006). Sedangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni pada era global
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni pada era global saat ini, menuntut perguruan tinggi untuk menyesuaikan tuntutan dunia kerja, alasan ini dikembangkan
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DENGAN MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
40 JURNAL KEPERAWATAN NOTOKUSUMO VOL. IV, NO. 1, AGUSTUS 2016 HUBUNGAN ANTARA PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DENGAN MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN Fika Nur
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. mahasiswa dapat berbagi ide dengan kelompoknya, mengidentifikasi isuisu
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Problem Based Learning (PBL) Problem based learning (PBL) adalah cara belajar dengan kelompok kecil yang distimulasi oleh skenario atau masalah. Dari masalah tersebut mahasiswa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia berdasarkan SK Mendiknas No. 323/U/2002 tentang kurikulum
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penerapan Problem Based Learning (PBL) di perguruan tinggi di Indonesia berdasarkan SK Mendiknas No. 323/U/2002 tentang kurikulum perguruan tinggi dan hasil belajar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang. Suatu metode pembelajaran digunakan sesuai dengan. tujuan dan materi pembelajaran, serta karakteristik
BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang Suatu metode pembelajaran digunakan sesuai dengan tujuan dan materi pembelajaran, serta karakteristik mahasiswa maupun sumber daya yang ada. Pembelajaran merupakan
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. jenis kelamin sama, yaitu jumlah responden mahasiswa perempuan lebih
digilib.uns.ac.id BAB V PEMBAHASAN A. Analisis Hasil Penelitian Pada tabel 4.1 terlihat bahwa karakteristik dari setiap angkatan menurut jenis kelamin sama, yaitu jumlah responden mahasiswa perempuan lebih
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Slameto (2003) menyatakan bahwa belajar ialah suatu proses usaha yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Belajar merupakan suatu proses kegiatan untuk memperoleh perubahan dengan tujuan, dimana setiap manusia memiliki cara yang berbeda. Kesulitan belajar yang dihadapi mahasiswa
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Problem Based Learning (PBL) 1. Pengertian Problem Based Learning (PBL) Problem Based Learning (PBL) merupakan suatu model pembelajaran yang berbasis pada masalah, dimana masalah
Lebih terperinciNaskah Publikasi Disusun Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Derajat Sarjana Keperawatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta SRI MUHARNI
PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP PERAN TUTOR DALAM PELAKSANAAN SEVEN JUMPS PADA DISKUSI TUTORIAL MAHASISWA PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH Naskah Publikasi Disusun
Lebih terperinciContoh Pendidikan Karakter Dalam Mata Kuliah: Sikap Mental Etika Profesi
Majelis Pendidikan Tinggi Dewan Pendidikan Tinggi Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Kopertis Wilayah V Yogyakarta, 4 April 2017 Contoh Pendidikan Karakter Dalam Mata Kuliah: Sikap Mental
Lebih terperinciB. SARAN. kemampuan SDL dengan berpartisipasi aktif dalam pembelajaran dan. pelaksanaan SDL agar terlaksana pembelajaran yang efektif.
64 B. SARAN 1. Bagi mahasiswa Mahasiswa diharapkan dapat melatih dan mengembangkan kemampuan SDL dengan berpartisipasi aktif dalam pembelajaran dan diskusi tutorial dan dapat meningkatkan disiplin dalam
Lebih terperinciBAGIAN SATU. Mengapa Harus Berubah? Penerapan Metode Problem-Based Learning (PBL)
BAGIAN SATU Mengapa Harus Berubah? Penerapan Metode Problem-Based Learning (PBL) 1 2 Elsa Krisanti, Ph.D. & Kamarza Mulia, Ph.D. Aniek dan Tara adalah dua mahasiswa jurusan Teknik Kimia semester tiga yang
Lebih terperinciP e n g a n t a r SELF-DIRECTED LEARNING. Self-directed learning: batasan. Self-directed learning (1)
P e n g a n t a r SELF-DIRECTED LEARNING Harsono Bagian Pendidikan Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Belajar: Melibatkan ketrampilan dan perilaku Bukan sekedar menerima informasi dari
Lebih terperinciTim Pengembang Kurikulum DIKTI
Tim Pengembang Kurikulum DIKTI Pengertian pembelajaran PENDIDIK INTERAKSI SUMBER BELAJAR PESERTA DIDIK PEMBELAJARAN BERPUSAT PADA DOSEN/ GURU PEMBELAJARAN BERPUSAT PADA MAHASISWA MENGAPA HARUS STUDENT
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSATAKA. sebagai satu kesatuan pada jenjang pendidikan tinggi yang diselenggarakan
BAB II TINJAUAN PUSATAKA A. Pendidikan Kedokteran Pendidikan dokter merupakan pendidikan akademik profesional yang diselenggarakan di tingkat universitas. Pendidikan kedokteran adalah pendidikan formal
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Smartphone atau telepon pintar adalah telepon genggam yang mempunyai
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Smartphone Smartphone atau telepon pintar adalah telepon genggam yang mempunyai kemampuan lebih tinggi daripada ponsel biasa. Kemampuan yang dimiliki smartphone
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Metode pembelajaran PiTBL berdampak positif terhadap nilai student
130 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN V.1. Kesimpulan 1. Metode pembelajaran PiTBL berdampak positif terhadap nilai student engagement, dibuktikan dengan nilai rata-rata student engagement di tiap minggu pembelajaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berbahaya, salah satunya medical error atau kesalahnan medis. Di satu sisi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini yang paling dibutuhkan dalam dunia kesehatan adalah kerja sama tim antar sesama profesi kesehatan. Keselamatan dan kualitas pelayanan kesehatan bergantung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memperoleh pengetahuan yang diinginkan (Slameto, 2010).
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya
Lebih terperinciVALIDASI MODEL KOMPETENSI DOSEN STUDENT CENTERED LEARNING. Wahyu Widhiarso. Disampaikan pada seminar hasil penelitian
VALIDASI MODEL KOMPETENSI DOSEN DALAM PEMBELAJARAN BERBASIS STUDENT CENTERED LEARNING Wahyu Widhiarso Disampaikan pada seminar hasil penelitian LPPM UGM Latar Belakang Permasalahan Pembelajaran di UGM
Lebih terperinciManual Prosedur. Pembelajaran Metode Problem Based Learning PROGRAM STUDI ILMU GIZI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Manual Prosedur Pembelajaran Metode Problem Based Learning PROGRAM STUDI ILMU GIZI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA Universitas Brawijaya, 2012 All Rights Reserved Deleted: 11 Manual Prosedur
Lebih terperinciMEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol.1 No.3 September 2014
HUBUNGAN PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP PERAN TUTOR PADA TUTORIAL DENGAN PRESTASI BELAJAR DI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS TADULAKO Indah Puspasari Kiay
Lebih terperinciKeywords: PBL, constructive, self-directed, collaborative, contextual learning, FM UGM
Tingkat Pelaksanaan Problem-Based Learning di Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Berdasarkan Banu Aji Dibyasakti, Gandes Retno Rahayu, Yoyo Suhoyo Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut Dikti (2007), materi pembelajaran pendidikan tinggi di Indonesia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Dikti (2007), materi pembelajaran pendidikan tinggi di Indonesia saat ini umumnya disusun tidak mengikuti taksonomi dimensi pengetahuan yang akan dicapai
Lebih terperinciTujuan: Di akhir sesi ini, peserta diharapkan mampu untuk:
Team Based Learning Tujuan: Di akhir sesi ini, peserta diharapkan mampu untuk: Mendefinisikan Team Based Learning (TBL) Menggambarkan empat prinsip dasar TBL Mengidentifikasi keuntungan TBL Menyebutkan
Lebih terperinciSoftskill, Kurikulum, Dosen, dan Mahasiswa. Bertalya Universitas Gunadarma
Softskill, Kurikulum, Dosen, dan Mahasiswa Bertalya Universitas Gunadarma TIM PROGRAM HIBAH KOMPETISI BERBASIS INSTITUSI (PHKI) BATCH 3 Universitas Gunadarma (2010 2012) Ketua Pelaksana : Dr. Asep Djuarna..
Lebih terperinciPERBANDINGAN EFEKTIFITAS METODE SEVEN JUMPS DENGAN METODE INTERACTIVE SKILL STATION (ISS) PADA MAHASISWA PSIK FK UNSYIAH
ISSN: 2087-2879 PERBANDINGAN EFEKTIFITAS METODE SEVEN JUMPS DENGAN METODE INTERACTIVE SKILL STATION (ISS) PADA MAHASISWA PSIK FK UNSYIAH The Comparison of Effectivity The Seven Jumps Method and Interactive
Lebih terperinciyahoo.com
endrotomoits@ yahoo.com endrop3ai@ its.ac.id endrotomoits@yahoo.com endrotomoits@yahoo.com endrotomoits@yahoo.com KEMAMPUAN APA YANG BISA DIHASILKAN DENGAN CERAMAH/ KULIAH Mendengarkan Mencatat yang ia
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Problem Based Learning (PBL)
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Problem Based Learning (PBL) 1. Pengertian Problem Based Learning (PBL) Problem Based Learning (PBL) merupakan suatu model pembelajaran yang berbasis pada masalah, dimana masalah
Lebih terperinciPEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA BAB IV PENYELENGGARAAN PEMBELAJARAN
BAB IV PENYELENGGARAAN PEMBELAJARAN Kegiatan pembelajaran di Program Studi Pendidikan Dokter Gigi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya menerapkan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dengan menekankan
Lebih terperinciGambaran Pelaksanaan Problem-Based Learning Pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi
Gambaran Pelaksanaan Problem-Based Learning Pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi Anggia Rohdila Sari 1, Nyimas Natasha Ayu Shafira 2 Fakultas
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. V.1. Kesimpulan
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN V.1. Kesimpulan V.1.1. Mahasiswa PSIK FK UGM yang telah terpapar dengan kurikulum PBL selama fase pendidikan praklinik dan sedang mengikuti pendidikan klinik dalam penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. universitas dimana mahasiswa sebagai komponen didalamnya sebagai peserta
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia pada hakekatnya adalah makhluk sosial yang perlu dan harus berinteraksi dengan sesama, oleh karena itu manusia harus memiliki kemampuan intelektual. Salah
Lebih terperinci21/04/2006 Draft MODUL TEACHING LEARNING
PERUBAHAN PEMBELAJARAN DARI TEACHER CENTERED LEARNING MENJADI STUDENT CENTERED LEARNING MENGAPA HARUS MELAKUKAN PERUBAHAN PEMBELAJARAN? APAKAH DENGAN SISTIM PEMBELAJARAN YANG BIASA DILAKUKAN SUDAH DIANGGAP
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Joint United Nations Programme on HIV/AIDS (UNAIDS, 2013) melaporkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Joint United Nations Programme on HIV/AIDS (UNAIDS, 2013) melaporkan bahwa terdapat negara dengan beban Human Immunodeficiency Virus (HIV) tertinggi dan kasus
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. merupakan penilaian pada aspek pengetahuan (Khalidatunnur dkk, 2008).
BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Objective Structured Clinical Examination (OSCE) dan Multiple Choice Question (MCQ) merupakan bentuk ujian pada mahasiswa kedokteran untuk menilai hasil belajar yang
Lebih terperinciABSTRACT
CORRELATION BETWEEN PROGRESS TESTING SCORE ON PROFESSION STAGE WITH CUMULATIVE GRADE POINT ACADEMIC OF GRADUATED DENTISTRY STUDENT OF UNIVERSITY OF MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA HUBUNGAN ANTARA NILAI PROGRESS
Lebih terperinci: FAHRIZAL KUSUMA WIJAYA NIM:
KARYA TULIS ILMIAH PERBEDAAN ANTARA METODE TUTORIAL PROBLEM BASED LEARNING DENGAN CASE BASED LEARNING TERHADAP TINGKAT KEPUASAN MAHASISWA PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. termasuk dunia pendidikan, dan memicu dunia pendidikan untuk selalu berinovasi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi informasi dan komunikasi yang sangat pesat di era globalisasi berdampak pada berbagai aspek kehidupan, termasuk dunia pendidikan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dokter di Indonesia, dengan urutan sebagai berikut: profesionalitas yang luhur,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi ini, seorang dokter dituntut untuk memiliki berbagai keterampilan untuk dapat menjalin hubungan yang baik dengan pasiennya. Menurut SKDI,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Belajar didefinisikan sebagai proses perubahan perilaku yang relatif permanen sebagai akibat dari pengalaman, dan belajar juga didefinisikan sebagai perubahan
Lebih terperinciHilman Syarif Faculty of Nursing, Syiah Kuala University, Banda Aceh, Indonesia
Vol. V No. 1 SOFT SKILL MAHASISWA KEPERAWATAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA PADA KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI DAN PENDEKATAN LECTURING 2011 49 The Analysis of Nursing Student Soft Skills Development Between
Lebih terperinciAdult Learning dan Berpikir Kritis. By : Kelompok 6
Adult Learning dan Berpikir Kritis By : Kelompok 6 Anggota kelompok Wahyu Prasetyo A. (09020037) Cut Ainunin Nova (09020038) Riza Nur Azizi (09020039) Fadhiel Yudistiro (09020040) Fatimah (09020041) Erwin
Lebih terperinciPENGALAMAN MAHASISWA S1 KEPERAWATAN DALAM METODE PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING
PENGALAMAN MAHASISWA S1 KEPERAWATAN DALAM METODE PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING Indah Sri Wahyuningsih*, Agus Santoso* *) Management Departmen, Faculty of Nursing, Sultan Agung Islamic University,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tinggi yang bersifat mendasar berupa perubahan dari pandangan kehidupan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Kehidupan di abad XXI menghendaki dilakukannya perubahan pendidikan tinggi yang bersifat mendasar berupa perubahan dari pandangan kehidupan masyarakat lokal ke masyarakat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA Definisi Problem-Based Learning (PBL) pelajaran (Sudarman, 2007).
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Problem-Based Learning (PBL) 2.1.1 Definisi Problem-Based Learning (PBL) Problem-Based Learning (PBL) adalah suatu pendekatan pembelajaran yang menggunakan masalah dunia kerja
Lebih terperinciIDENTIFIKASI PERAN STAF EDUKASI YANG DIBUTUHKAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU DALAM RANGKA PELAKSANAAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI
IDENTIFIKASI PERAN STAF EDUKASI YANG DIBUTUHKAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU DALAM RANGKA PELAKSANAAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI Zulharman Staf pengajar FK Unri Mahasiswa S2 Ilmu Pendidikan
Lebih terperinciEVALUASI KEGIATAN PBL MENURUT PERSEPSI MAHASISWA FK UKWM DENGAN ANALISIS IMPORTANCE AND PERFORMANCE MODEL TAHUN 2014
EVALUASI KEGIATAN PBL MENURUT PERSEPSI MAHASISWA FK UKWM DENGAN ANALISIS IMPORTANCE AND PERFORMANCE MODEL TAHUN 2014 Lukas Slamet Rihadi * Abstract Problem-Based Learning Methods which well known as the
Lebih terperinciBab II TINJAUAN PUSTAKA
Bab II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Interprofessional Education (IPE) a. Definisi IPE Menurut the Center for the Advancement of Interprofessional Education (CAIPE, 1997), IPE adalah dua atau
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. dengan menggunakan eksperimen semu (quasy-experiment) yang
28 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian 1. Pengukuran kognitif mahasiswa merupakan penelitian kuantitatif, dengan menggunakan eksperimen semu (quasy-experiment) yang mengujicobakan suatu
Lebih terperinciPenyusunan RPKPS dengan strategi student-centered learning. Harsono Pusat Pengembangan Pendidikan Universitas Gadjah Mada
Penyusunan RPKPS dengan strategi student-centered learning Harsono Pusat Pengembangan Pendidikan Universitas Gadjah Mada Lima Pilar Utama RPKPS: 1. Materi lebih didekatkan pada persoalan nyata 2. Integrasi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Tujuan warga asing masuk ke perguruan tinggi Indonesia adalah untuk melanjutkan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perguruan tinggi di Indonesia menerima warga asing sebagai mahasiswanya. Tujuan warga asing masuk ke perguruan tinggi Indonesia adalah untuk melanjutkan pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berjalan secara efektif dan efisien yang dimulai dari perencanaan, mengupayakan agar individu dewasa tersebut mampu menemukan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses pembelajaran merupakan upaya secara sistematis yang dilakukan pengajar untuk mewujudkan proses pembelajaran berjalan secara efektif dan efisien yang dimulai
Lebih terperinciABSTRAK. Ibnu Katsir Machbub, 2009 : Pembimbing I : Dr. Slamet Santosa dr., M.Kes. Pembimbing II : July Ivone dr., M.S.MpdKed.
ABSTRAK GAMBARAN PERSEPSI MAHASISWA TENTANG PELAKSANAAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI DENGAN METODE PROBLEM BASED LEARNING PADA FAKULTAS KEDOKTERAN X DI BANDUNG TAHUN 2009 Ibnu Katsir Machbub, 2009 : Pembimbing
Lebih terperinciPENGARUH METODE PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP CRITICAL THINKING MAHASISWA FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
PENGARUH METODE PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP CRITICAL THINKING MAHASISWA FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA THE INFLUENCE OF PROBLEM BASED LEARNING (PBL) METHOD TO PHARMACY
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hubungan antar manusia. Pada profesi keperawatan, komunikasi menjadi lebih
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan proses yang sangat penting dan berarti dalam hubungan antar manusia. Pada profesi keperawatan, komunikasi menjadi lebih bermakna karena
Lebih terperinciPENDAPAT MAHASISWA TERHADAP IMPLEMENTASI PBL PADA KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
PENDAPAT MAHASISWA TERHADAP IMPLEMENTASI PBL PADA KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN Richa prianty Dosen Program Studi S1 Keperawatan STIKes Dharma Husada Bandung ABSTRACT Background:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. setingkat dengan perguruan tinggi (Siswoyo, 2007). Berdasarkan Indonesian
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mahasiswa adalah individu yang memiliki tingkat intelektualitas yang tinggi, kecerdasan dalam berpikir, serta kerencanaan dalam bertindak dan sedang menuntut ilmu
Lebih terperinciHUBUNGAN PERSEPSI MAHASISWA TENTANG PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA MAHASISWA S1 KEPERAWATAN UMS SKRIPSI
HUBUNGAN PERSEPSI MAHASISWA TENTANG PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA MAHASISWA S1 KEPERAWATAN UMS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Konsep Student Center Learning (SCL) a. Pengertian Metode pembelajaran student center learning (SCL) merupakan metode pembelajaran yang memfokuskan pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tugasnya, serta beberapa perilaku lain yang merupakan sifat-sifat kemanusiaan
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Selama berabad-abad lamanya sejarah manusia telah beradaptasi dengan berbagai metode pengobatan dan perkembangannya. Salah satu hal yang konsisten dalam perjalanan
Lebih terperinciC. Melawati. et. al. JRPK Vol. 4 No. 1 Desember 2014
ANALISIS KEMAMPUAN KOMUNIKASI DAN KERJA SAMA SISWA PADA PEMBELAJARAN KIMIA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI (Team Assisted Individualization) Cyntia Melawati, Maria Paristiowati, Suhartono
Lebih terperinciPROBLEM BASED LEARNING (PBL)
Instruksi Kerja PROSES BELAJAR MENGAJAR METODE PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PROGRAM STUDI ILMU GIZI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA Universitas Brawijaya, 2012 All Rights Reserved Instruksi Kerja
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Metode Pembelajaran Metode pembelajaran di pendidikan kedokteran terdiri dari : a. Outcome-based curriculum Pembelajaran metode outcome-based curriculum
Lebih terperinciProdi kedokteran FK UNS Oktober 2016
Prodi kedokteran FK UNS Oktober 2016 Pimpinan Fakultas Pengelola Program Studi Kedokteran VISI Prodi Kedokteran Menjadi Prodi Kedokteran Sebagai Pusat Pengembangan IPTEK Kedokteran bereputasi Internasional,
Lebih terperinciKarya Tulis Ilmiah Disusun Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Derajat Sarjana Keperawatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta SRI MUHARNI
PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP PERAN TUTOR DALAM PELAKSANAAN SEVEN JUMPS PADA DISKUSI TUTORIAL MAHASISWA PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA Karya Tulis
Lebih terperinciEndrotomo, tim DIKTI
Endrotomo, tim DIKTI endrop3ai@ its.ac.id KEMAMPUAN APA YANG BISA DIHASILKAN DENGAN CERAMAH/ KULIAH PEMBELAJARAN KOGNITIVISME Perubahan persepsi / pemahaman endrotomoits@yahoo.com 10% 20% 30% 50% 70% Reading
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mendapatkan ilmu tidak hanya dari dosen. Metode Pembelajaran SCL
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran TCL (Teaching Centerd learning) yang berpusat kepada dosen sudah tidak lagi sesuai dengan capaian pembelajaran mengingat perkembangan tekhnologi yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan individual discovery, proses pembelajaran yang sebelumnya lebih
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia terus dilakukan oleh berbagai instansi yang dilandasi akan pentingnya pendidikan dalam pengembangan sumber daya manusia.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Prestasi belajar merupakan hasil maksimal yang dicapai seseorang yang telah melakukan usaha belajar. Dalam belajar seseorang selalu mempunyai keinginan atau harapan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemberlakuan kurikulum berbasis kompetensi (KBK) resmi dicanangkan oleh DIKTI tahun 2005. Dengan penerapan KBK diharapkan peserta didik dapat memperoleh seperangkat
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan rancangan cross sectional. Artinya pengukuran variabel hanya dilakukan satu kali pada satu
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. kurikulum. Oleh karena itu, pendidikan harus membekali mereka dengan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kurikulum pembelajaran kedokteran Mahasiswa dituntut untuk mengetahui segala hal yang dituntut oleh kurikulum. Oleh karena itu, pendidikan harus membekali mereka dengan kemampuan-kemampuan
Lebih terperinciHUBUNGAN KESIAPAN BELAJAR MANDIRI DENGAN PERFORMA MAHASISWA FK UNILA ANGKATAN 2015 DALAM MENGIKUTI TUTORIAL BLOK SPESIAL SENSE.
HUBUNGAN KESIAPAN BELAJAR MANDIRI DENGAN PERFORMA MAHASISWA FK UNILA ANGKATAN 2015 DALAM MENGIKUTI TUTORIAL BLOK SPESIAL SENSE (Skripsi) Oleh : NURUL PURNA MAHARDIKA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS
Lebih terperinciInfinityJurnal Ilmiah Program Studi Matematika STKIP Siliwangi Bandung, Vol 4, No.2, September 2015
PEMBELAJARAN ICARE (INRODUCTION, CONNECT, APPLY, REFLECT, EXTEND) DALAM TUTORIAL ONLINE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS MAHASISWA UT Oleh: 1) Yumiati, 2) Endang Wahyuningrum 1,
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. validitas dan reliabilitas terlebih dahulu. corrected item-total correlation yang lebih besar dari 0,349 angka
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Untuk menguji apakah alat ukur (instrument) yang digunakan memenuhi syarat-syarat alat ukur yang baik, sehingga mengahasilkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Belajar di perguruan tinggi merupakan pilihan strategis untuk mencapai tujuan bagi mereka yang menyatakan diri untuk belajar melalui jalur formal. Namun, realitas
Lebih terperinci: Indrayanti, S.Kep; Ns. : STIKES Bethesda Yakkum Yogyakarta : drg. Gilang Yubiliana
Nama Institusi Tugas : Indrayanti, S.Kep; Ns. : STIKES Bethesda Yakkum Yogyakarta : drg. Gilang Yubiliana Selasa, 5 Juli 2011 Kegiatan : Pertemuan di BAA dengan dr. Gilang Yubiliana Pertemuan dengan dr.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memecahkan masalah (problem solving skill) serta berfokus pada mahasiswa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem PBL (Problem Based Learning) merupakan metoda pembelajaran yang meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam hal berpikir kritis dan memecahkan masalah (problem solving
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran dengan teman sebaya (Peer-Assisted Learning; selanjutnya disingkat PAL) sudah cukup populer dan sejak lama digunakan dalam pendidikan kedokteran. Jika
Lebih terperinciHASIL PENELITIAN KELOMPOK TAHUN ANGGARAN 2012
HASIL PENELITIAN KELOMPOK TAHUN ANGGARAN 2012 PENINGKATAN PARTISIPASI DAN KEMANDIRIAN BELAJAR MAHASISWA MELALUI TEKNIK SEVEN JUMPS DI JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI DR. MUKMINAN MUHAMMAD NURSA BAN, M.PD SUPARMINI,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional SK No. 045/U/202. tentang Kurikulum Pendidikan Tinggi yang berbasis
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peraturan Menteri Pendidikan Nasional SK No. 045/U/202 tentang Kurikulum Pendidikan Tinggi yang berbasis kompetensi menyebabkan sistem pendidikan perguruan tinggi
Lebih terperinciKode: NAMA MATA KULIAH. BUKU BLOK PSIK FKUB Semester, Program A Reguler TIM FASILITATOR:
Kode: 00802 08015. 01 NAMA MATA KULIAH BUKU BLOK PSIK FKUB Semester, Program A Reguler TIM FASILITATOR: BUKU BLOK SISTEM KARDIOVASKULAR A. DESKRIPSI MODUL B. KOMPETENSI BLOK SISTEM KARDIOVASKULER C. TUJUAN
Lebih terperinci