BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. aman dan etis (College of Nurses of Ontario, 2014). Salah satu kompetensi
|
|
- Sugiarto Budi Kusnadi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kompetensi adalah pengetahuan, keterampilan, kemampuan, dan penilaian/sikap yang diperlukan dalam melakukan praktik keperawatan yang aman dan etis (College of Nurses of Ontario, 2014). Salah satu kompetensi perawat dalam eliminasi feses adalah perawatan kolostomi. Walaupun bukan perawat spesialis stoma, seorang perawat harus memahami perawatan kolostomi pada pasien (Salome et al., 2014). Kolostomi adalah lubang artifisial yang dibuat pada kolon untuk menyalurkan feses keluar tubuh (Yagnik, 2007). Sumber lain menyatakan stoma adalah lubang terbuka dari suatu saluran berongga yang menghubungkan saluran tersebut dengan permukaan kulit (Grace & Borley, 2006). Pembentukan stoma dilakukan melalui operasi setelah itu dipasang kantong kolostomi. Pemasangan dan penggantian kantong kolostomi merupakan bagian dari perawatan kolostomi. Perawat memberikan praktik keperawatan dan dukungan sosial pada periode awal post operasi (Thorpe et al., 2014). Namun, Jonkers et al. (2012) dan Salome et al. (2014) menambahkan peran perawat pada pasien kolostomi tidak hanya pada tahap post operasi tetapi juga pre operasi dalam hal memberikan konseling perawatan kolostomi. Ini menandakan bahwa perawat memiliki peranan yang penting pada pasien yang akan dan telah menjalani operasi pembentukan kolostomi. Berdasarkan Kann (2008), penerapan perawatan kolostomi yang benar dapat mencegah terjadinya komplikasi iritasi kulit peristomal pada pasien dengan 1
2 2 kolostomi. Iritasi kulit merupakan insidensi komplikasi paling banyak terjadi pada pasien kolostomi mencapai 55% dibandingkan dengan komplikasi lain seperti nekrosis (20%), perdarahan (14%), dan retraksi (9%) (Jonkers et al., 2012). Jonkers et al. (2012) juga menjelaskan bahwa komplikasi seperti nekrosis, abses, fistula, dan hernia parastomal, dan retraksi dapat ditangani melalui operasi ulang. Sementara iritasi kulit peristomal dapat dicegah melalui perawatan yang baik dan benar (Kann, 2008; Hyman & Nelson, 2012). Banyak pasien yang merasa kurang percaya diri dan nyaman ketika harus melakukan perawatan kolostomi sendiri sehingga bergantung kepada perawat (Thorpe et al., 2014). Para perawat memperoleh prinsip-prinsip perawatan kolostomi sejak menempuh pendidikan keperawatan. Pendidikan keperawatan merupakan awal dari seorang perawat menimba ilmu untuk mempersiapkan dunia kerja. Lulusan pendidikan keperawatan dituntut menguasai pengetahuan, memiliki sikap, dan keterampilan sesuai dengan tuntutan profesi (Simamora, 2008). Pengetahuan, sikap, dan keterampilan didapatkan mahasiswa keperawatan melalui berbagai metode pembelajaran contohnya kuliah, diskusi kelompok, demonstrasi, simulasi, dan role play (Bastable, 2002). Salah satu metode pembelajaran yang sering digunakan untuk pembelajaran keterampilan kolostomi adalah metode pembelajaran keterampilan di laboratorium (Skill Lab). Skill Lab adalah suatu laboratorium yang dirancang untuk pembelajaran dan evaluasi semua tingkatan mahasiswa kesehatan yang menyediakan tempat ideal untuk berlatih keterampilan klinik (Uniformed Services University Val G.
3 3 Hemming Simulation Center 2014, Clinical Skill lab ). Kompetensi dalam melakukan keterampilan harus dievaluasi secara periodik maupun dilakukan setiap akhir tahun ajaran (Oermann, 2015). Metode evaluasi kompetensi keterampilan yang banyak digunakan oleh institusi pendidikan kesehatan di Indonesia bahkan di dunia adalah Objective Structured Clinical Examination (OSCE). OSCE disusun pertama kali oleh Harden et al. pada tahun OSCE adalah serangkaian keterampilan klinik yang telah ditentukan dan kemudian tiap mahasiswa secara bergantian melakukannya (Newble, 1988). Mahasiswa dinilai oleh penguji dengan menggunakan checklist saat OSCE berlangsung. (Harden et al., 1975). Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada (PSIK FK UGM) merupakan salah institusi pendidikan keperawatan yang menggunakan checklist sebagai instrumen penilaian dalam OSCE. Salah satu keterampilan yang diujikan pada OSCE adalah perawatan kolostomi. Keterampilan kolostomi dipelajari pada blok 2.6 Elimination, Fluid, & Electrolyte dan diujikan pada tahun kedua (Haryani, et al., 2015). Penggunaan checklist sebagai suatu alat evaluasi suatu keterampilan perlu memperhatikan validitas dan reliabilitas untuk memastikan akurasi dan konsistensi dari checklist tersebut (Peyre et al., 2010). Ini menandakan bahwa suatu checklist harus memiliki validitas dan reliabilitas yang baik sehingga penilaian benar-benar mengukur yang seharusnya diukur dan konsisten.
4 4 Berdasarkan informasi dari pengelola skills lab PSIK FK UGM, terdapat masalah yang sering terjadi dalam pelaksanaan OSCE yaitu penguji OSCE yang telah dijadwalkan tidak bisa datang sehingga penguji OSCE digantikan oleh dosen/perawat klinik yang masih dalam bidang keilmuan yang sama. Namun, beberapa kali penguji OSCE yang menggantikan bukan merupakan penguji dengan bidang keilmuan yang sama. Melihat kondisi seperti ini seharusnya checklist OSCE PSIK memiliki tingkat interrater reliability (IRR) yang baik. Interrater reliability merupakan estimasi reliabilitas yang paling terkait dengan instrumen checklist prosedur keterampilan untuk evaluasi yang bergantung pada rater manusia (Downing 2004 dalam Peyre et al., 2010). Setelah melakukan wawancara dengan pihak pengelola skills lab, ternyata checklist keterampilan perawatan kolostomi PSIK FK UGM belum diketahui nilai interrater reliability-nya karena belum pernah dilakukan uji reliabilitas. Padahal reliablilitas merupakan suatu hal yang penting dalam mengembangkan suatu checklist untuk evaluasi keterampilan apalagi dengan kondisi OSCE PSIK yang sering terjadi penggantian dosen penguji. Oleh karena masalah di atas, peneliti melakukan penelitian terkait interrater reliability pada checklist perawatan kolostomi di PSIK FK UGM. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan dasar dalam pengembangan instrumen checklist perawatan kolostomi demi meningkatkan mutu lulusan perawat PSIK FK UGM khususnya dalam melakukan perawatan kolostomi.
5 5 B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka dapat disusun rumusan masalah penelitian, yakni Bagaimanakah interrater reliability dari checklist perawatan kolostomi di Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Gadjah Mada? C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui interrater reliability dari checklist perawatan kolostomi di Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Gadjah Mada. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi peneliti Menambah pengetahuan peneliti mengenai konsep interrater reliability dan mengenai checklist perawatan kolostomi di Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Gadjah Mada 2. Bagi peneliti lain Menambah sumber referensi untuk penelitian-penelitian lain terkait dengan OSCE, proses pendidikan keperawatan, interrater reliability, dan perawatan kolostomi. 3. Bagi institusi pendidikan keperawatan khususnya Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Gadjah Mada Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan evaluasi penggunaan checklist perawatan kolostomi dan mengembangkan penilaian evaluasi
6 6 keterampilan kolostomi dalam upaya peningkatan mutu dan kualitas perawat lulusan Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Gadjah Mada E. Keaslian penelitian Peneliti belum pernah menemukan penelitian terkait reliabilitas checklist keterampilan kolostomi dalam OSCE di Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada. Berikut ini merupakan beberapa penelitian yang telah meneliti tentang reliabilitas checklist keterampilan dan perawatan kolostomi: 1. Mary Cazzell dan Carol Howe (2012), yaitu Using Objective Clinical Evaluation for Simulation Evaluation: Checklist Consideration for Interrater reliability. Jenis Penelitian adalah deskriptif kuantitatif yang bertujuan mengukur interrater reliability pada checklist pemberian obat pada anak. Uji statistik data kuantitatif pada penelitian ini menggunakan Kappa dan Intraclass Correlation Coefficient (ICC). Hasil penelitian ini menunjukkan adanya interrater reliability yang adekuat pada enam item dari domain kognitif dan psikomotor sedangkan interrater reliability pada empat item dari domain afektif tidak bisa diterima. Persamaan penelitian ini dengan penelitian peneliti adalah mengenai uji interrater reliability pada checklist OSCE dan salah satu uji statistik sama. Perbedaan dari penelitian ini adalah jenis checklist keterampilan, penggunaan dua uji statistik, subyek penelitian, dan tempat penelitian. 2. Sarah E. Peyre et al. (2010), yaitu Reliability of A Procedural Checklist as A High Stakes Measurement of Advanced Technical Skill. Penelitian ini tidak
7 7 mencantumkan jenis penelitian yang digunakan. Tujuan penelitian ini adalah menentukan reliabilitas pada checklist prosedural laparoskopi Nissen fundoplication. Uji statistik yang digunakan adalah Fleiss Kappa Coefficient dan persentase agreement. Hasil penelitian ini menunjukkan checklist tersebut memiliki tingkat reliabilitas yang tinggi (lebih dari 0,80). Persamaan penelitian adalah mengenai uji interrater reliability pada suatu checklist prosedural dan penggunaan salah satu uji statistik yang sama. Perbedaan penelitian ini adalah jenis checklist keterampilan yang diujikan, subyek penelitian, tempat penelitian, dan prosedur penelitian. 3. Alvin Chao-Yu Chen et al. (2013), yaitu Assessment in Orthopedic Training- An Analysis of Rating Consistency by Using an Objective Structured Examination Video. Penelitian ini tidak mencantumkan jenis penelitian yang digunakan. Tujuan dari penelitian ini adalah mengevaluasi rater dan mengukur konsistensi rater dari berbagai subspesialis dan berbagai variasi tingkat senioritas. Uji statistik yang digunakan adalah Chronbach alpha, Kendall s W, KR 20, dan independent t-test. Hasil penelitian tersebut adalah checklist tersebut memiliki validitas yang tinggi, nilai interrater reliability sedang dan internal konsistensi yang tinggi. Persamaan penelitian ini adalah salah satu uji yang dilakukan merupakan uji interrater reliability pada sebuah checklist keterampilan prosedural. Perbedaan penelitian ini adalah jenis checklist keterampilan, jumlah uji, subyek, dan tempat penelitian. 4. Fred Tudiver et al. (2009), yaitu Reliability and Validity Testing of an Evidence based Medicine OSCE station. Penelitian ini tidak mencantumkan jenis penelitian yang digunakan. Tujuan penelitian ini adalah menguji reliabilitas dan
8 8 validitas checklist. Uji statistik yang digunakan adalah independent t-test, Chronbach alpha, dan Pearson Correlation Coefficient. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa interrater reliability tinggi, internal reliability dapat diterima, dan validitas checklist mencakup timbal balik pada revisi keterampilan Evidence-based Medicine. Persamaan penelitian adalah salah satu uji yang dilakukan merupakan uji interrater reliability pada sebuah checklist keterampilan prosedural. Perbedaan penelitian ini adalah jenis checklist keterampilan, jumlah uji, subyek, dan tempat penelitian.
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tenaga kesehatan profesional termasuk perawat perlu memiliki kemampuan komprehensif yang meliputi tiga ranah, yaitu afektif, kognitif, dan psikomotor (Susanti, 2010).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. individu untuk melakukan aktivitas sehari-hari yang berupa pergerakan sendi,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mobilitas merupakan kebutuhan dasar manusia yang diperlukan oleh individu untuk melakukan aktivitas sehari-hari yang berupa pergerakan sendi, sikap, gaya berjalan, latihan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pasien dengan gangguan saluran perkemihan. Kateter sendiri mengganggu
3 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemasangan kateter merupakan salah satu intervensi yang diberikan kepada pasien dengan gangguan saluran perkemihan. Kateter sendiri mengganggu pertahanan alami dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dengan laju modernisasi. Data World Health Organization (WHO) tahun 2000
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gangguan kesehatan mental penduduk dunia semakin meningkat seiring dengan laju modernisasi. Data World Health Organization (WHO) tahun 2000 menunjukkan angka gangguan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Health Organization, 2015). Ciri-ciri bayi baru lahir yang sehat adalah bayi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Neonatus adalah bayi baru lahir yang berusia 0 sampai dengan 28 hari (World Health Organization, 2015). Ciri-ciri bayi baru lahir yang sehat adalah bayi bergerak aktif,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Salah satu keterampilan yang harus dikuasai perawat adalah mampu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemasangan Nasogastric tube (NGT) adalah metode pemenuhan nutrisi yang dilakukan dengan menggunakan selang yang dimasukkan melalui hidung melewati esofagus menuju ke
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. zaman dan kecanggihan ilmu pengetahuan serta teknologi. Perubahan-perubahan
BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Dunia pendidikan adalah dunia yang terus berubah sesuai perkembangan zaman dan kecanggihan ilmu pengetahuan serta teknologi. Perubahan-perubahan yang terjadi meletakkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Komunikasi didefinisikan sebagai interaksi sosial yang terjadi melalui pesan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi didefinisikan sebagai interaksi sosial yang terjadi melalui pesan yang melibatkan transmisi informasi dari satu orang ke orang lain (Groves, 2014), dan merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mahasiswa ilmu keperawatan. Lulus dari ujian merupakan keharusan dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Evaluasi program sarjana merupakan komponen utama dalam menilai kemampuan peserta didik pada pendidikan tinggi ilmu keperawatan. Pengujian klinik lapangan merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Pendidikan keterampilan klinik di Laboratorium. Keterampilan Klinik (Skills laboratory atau disingkat
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pendidikan keterampilan klinik di Laboratorium Keterampilan Klinik (Skills laboratory atau disingkat Skills lab) memiliki peran penting untuk melatih mahasiswa S1
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang dan Masalah Penelitian
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Penelitian Basic Cardiopulmonary Resuscitation (CPR) adalah prosedur darurat yang digunakan untuk menjaga oksigenasi darah dan perfusi jaringan yang bertujuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran dengan teman sebaya (Peer-Assisted Learning; selanjutnya disingkat PAL) sudah cukup populer dan sejak lama digunakan dalam pendidikan kedokteran. Jika
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. afektif. Kompetensi kognitif, keterampilan, dan afektif harus diuji dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan kedokteran yang berdasarkan pada kompetensi mencakup tiga ranah (domain) yang saling terintegrasi yaitu kognitif, keterampilan, dan afektif. Kompetensi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. merupakan penilaian pada aspek pengetahuan (Khalidatunnur dkk, 2008).
BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Objective Structured Clinical Examination (OSCE) dan Multiple Choice Question (MCQ) merupakan bentuk ujian pada mahasiswa kedokteran untuk menilai hasil belajar yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Skills Lab merupakan tempat mahasiswa dapat. melatih keterampilan medis untuk mencapai kompetensi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Skills Lab merupakan tempat mahasiswa dapat melatih keterampilan medis untuk mencapai kompetensi yang diperlukan sebagai dokter (Kevin, 2010). Disebutkan dalam Standar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang berbasis kompetensi. Penilaian diperlukan sebagai bentuk dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan Ners yang diterapkan PSIK FK UGM merupakan proses pendidikan yang berbasis kompetensi. Penilaian diperlukan sebagai bentuk dari evaluasi hasil belajar yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang. seorang perawat harus memiliki sertifikat kompetensi (DEPKES, 2014).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Untuk dapat menjalankan praktik keperawatan, seorang perawat wajib memiliki Surat Tanda Registrasi (STR). Sedangkan untuk mendapatkan STR, seorang perawat harus memiliki
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian kuantitatif dengan desain quasi eksperimen, dan dengan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain quasi eksperimen, dan dengan pendekatan pretest-posttest
Lebih terperincikedokteran keluarga, salah satunya adalah patient centered care. Dalam
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lebih dari tiga dekade terakhir ini, model pendekatan secara biopsikososial oleh dokter terhadap pasien telah menjadi suatu hal yang dianggap penting dan efektif dalam dunia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tuntutan global akan mutu lulusan pendidikan dan sistem Pendidikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuntutan global akan mutu lulusan pendidikan dan sistem Pendidikan Tinggi (PT) saat ini membawa konsekuensi untuk memperkuat penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tugasnya, serta beberapa perilaku lain yang merupakan sifat-sifat kemanusiaan
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Selama berabad-abad lamanya sejarah manusia telah beradaptasi dengan berbagai metode pengobatan dan perkembangannya. Salah satu hal yang konsisten dalam perjalanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kompetensi lulusan pendidikan ilmu kesehatan termasuk pendidikan ilmu kedokteran gigi meliputi kognitif, skill, dan afektif. Kompetensi kognitif, skill dan afektif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. evaluasi pada penampilan yang bisa digunakan untuk menilai kompetensi klinik
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mini clinical evaluation exercise (Mini-CEX) adalah salah satu metode evaluasi pada penampilan yang bisa digunakan untuk menilai kompetensi klinik mahasiswa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dilatih untuk mengajar, penilaian, tujuan evaluasi dan secara konsisten
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai penentuan kelulusan pada perkuliahan keperawatan, salah satu ujian yang wajib di ikuti olah mahasiswa keperawatan yaitu mengikuti ujian OSCA (Objective Structured
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. A. Kesimpulan. 1. Nilai mahasiswa yang mengikuti PAL lebih tinggi dari yang tidak mengikuti
70 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Nilai mahasiswa yang mengikuti PAL lebih tinggi dari yang tidak mengikuti PAL. 2. Mahasiswa yang mengikuti PAL mempunyai persepsi yang baik tentang PAL. 3.
Lebih terperinciPEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA BAB V EVALUASI KEBERHASILAN
BAB V EVALUASI KEBERHASILAN Evaluasi dalam kurikulum berbasis kompetensi dengan metode PBL ini meliputi elemen hasil pembelajaran yaitu pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh oleh mahasiswa), proses
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah. Ujian selalu menjadi agenda penting dalam pendidikan ( Schuwirth dan
1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Ujian selalu menjadi agenda penting dalam pendidikan ( Schuwirth dan Van der Vleuten, 2011). Bagi institusi, ujian menjadi gambaran kualitas keseluruhan
Lebih terperinciBab II TINJAUAN PUSTAKA
Bab II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Interprofessional Education (IPE) a. Definisi IPE Menurut the Center for the Advancement of Interprofessional Education (CAIPE, 1997), IPE adalah dua atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Secara etimologis, persepsi atau dalam bahasa Inggris perception berasal dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara etimologis, persepsi atau dalam bahasa Inggris perception berasal dari bahasa Latin perception; dari percipere, yang artinya menerima atau mengambil.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membuat lubang ke dalam trakea dan memasukkan selang indwelling ke
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tracheostomy merupakan prosedur yang dilakukan dengan membuat lubang ke dalam trakea dan memasukkan selang indwelling ke dalam trakea yang dapat bersifat permanen (Hidayati,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ujian merupakan suatu rangkaian persoalan, pertanyaan-pertanyaan,
1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Ujian merupakan suatu rangkaian persoalan, pertanyaan-pertanyaan, latihan-latihan untuk menentukan tingkat pengetahuan, kemampuan, bakat atau kualifikasi seseorang
Lebih terperinciKomponen 2 HPEQ Project: Standarisasi Lulusan Profesi Kesehatan dengan Ujian Nasional
Komponen 2 HPEQ Project: Standarisasi Lulusan Profesi Kesehatan dengan Ujian Nasional Workshop Nasional Kesepakatan Sistem Ujian Kedokteran & Kedokteran Gigi Health Professional Education Quality Project
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Kecemasan bisa muncul sebagai respon terhadap stres, di mana stres
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Kecemasan bisa muncul sebagai respon terhadap stres, di mana stres muncul akibat suatu stresor. Stresor yaitu penghalang, kesukaran, atau aral melintang
Lebih terperinciPEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA BAB IV PENYELENGGARAAN PEMBELAJARAN
BAB IV PENYELENGGARAAN PEMBELAJARAN Kegiatan pembelajaran di Program Studi Pendidikan Dokter Gigi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya menerapkan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dengan menekankan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Keterampilan klinik (clinical skills) pada profesi kedokteran merupakan hal
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keterampilan klinik (clinical skills) pada profesi kedokteran merupakan hal yang mutlak dibutuhkan. Keterampilan tersebut merupakan kecakapan motorik yang dilandasi
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Wilayah Penelitian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta merupakan salah satu perguruan tinggi swasta yang terletak di Jl. Ringroad
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. Yogyakarta (FKIK UMY) telah menggunakan beberapa metode pembelajaran
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (FKIK UMY) telah menggunakan beberapa metode pembelajaran sejak berdiri tahun 1993.
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Profil Tempat Penelitian Penelitian quasi eksperimental ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode OSCE (Objective Structure Clinical Examination) terhadap kesiapan dan motivasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menampilkan kemampuan professional yang optimal. Untuk membentuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Evaluasi program sarjana merupakan komponen utama dalam menilai kemampuan peserta didik pada pendidikan tinggi ilmu keperawatan. Pengujian klinik lapangan merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang. Pada beberapa tahun terakhir ini terjadi inovasi. di dalam sistem pendidikan kedokteran di Indonesia,
BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang Pada beberapa tahun terakhir ini terjadi inovasi di dalam sistem pendidikan kedokteran di Indonesia, yang sebelumnya pembelajaran berbasis pengajar (teacher-centered
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.A.
BAB I PENDAHULUAN I.A. Latar Belakang Masalah Penggunaan multiple choice question (MCQ soal pilihan berganda) sebagai metode untuk menguji pencapaian hasil akhir belajar saat ini sudah sangat luas. Mulai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (Fidianty & Noviastuti, 2010). Menurut Taylor (2006) kecemasan adalah suatu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap orang dalam kehidupan sehari-hari pernah mengalami kecemasan. Kecemasan merupakan hal yang alamiah yang pernah dialami oleh setiap manusia dan sudah dianggap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menghasilkan tenaga kesehatan yang bermutu, yang mampu bersaing baik
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Roadmap mobilitas tenaga kerja profesional antar Negara di ASEAN telah di bentangkan khususnya bidang profesi keperawatan. Hal ini menjadi salah satu dorongan bagi penyelenggara
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Slameto (2003) menyatakan bahwa belajar ialah suatu proses usaha yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Belajar merupakan suatu proses kegiatan untuk memperoleh perubahan dengan tujuan, dimana setiap manusia memiliki cara yang berbeda. Kesulitan belajar yang dihadapi mahasiswa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ilmu pengetahuan serta sesuai kebutuhan masyarakat (Febriyani, 2014).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan kemajuan ilmu keperawatan, sangat penting untuk membentuk perawat-perawat yang profesional. Dengan demikian diperlukan suatu sistem pendidikan yang bermutu
Lebih terperinciPERAWATAN KOLOSTOMI Pengertian Jenis jenis kolostomi Pendidikan pada pasien
PERAWATAN KOLOSTOMI Pengertian * Sebuah lubang buatan yang dibuat oleh dokter ahli bedah pada dinding abdomen untuk mengeluarkan feses (M. Bouwhuizen, 1991) * Pembuatan lubang sementara atau permanen dari
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA MINAT DENGAN MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA DALAM MENGIKUTI PEMBELAJARAN PRAKTIK DILABORATORIUM KETERAMPILAN KEPERAWATAN
HUBUNGAN ANTARA MINAT DENGAN MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA DALAM MENGIKUTI PEMBELAJARAN PRAKTIK DILABORATORIUM KETERAMPILAN KEPERAWATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan
Lebih terperinciPelatihan Penguji OSCE
Pelatihan Penguji 1. Latar belakang Berdasarkan Undang-Undang Praktik Kedokteran, Konsil Kedokteran Indonesia (KKI) menetapkan pelaksanaan Standar Kompetensi Dokter Indonesia dan Standar Pendidikan Profesi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tersebut menjadikan perawat sebagai satu-satunya profesi dengan intensitas
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Keperawatan didasarkan pada sebuah upaya promotif, preventif, rehabilitatif serta kuratif bahkan kolaboratif dalam setiap asuhan keperawatan. Semua upaya tersebut menjadikan
Lebih terperinciBAB III METODE PENILITIAN. quasi eksperimen dengan times series design. Kelompok eksperimen
25 BAB III METODE PENILITIAN A. Jenis dan Rencana Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan rancangan penelitian quasi eksperimen dengan times series design. Kelompok
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kredensial merujuk pada proses verifikasi pendidikan, lisensi, dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kredensial merujuk pada proses verifikasi pendidikan, lisensi, dan sertifikasi praktek sebagai advanced practice registered nurse (APRN) (Kleinpell et al, 2008 : 279).
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. dengan menggunakan eksperimen semu (quasy-experiment) yang
28 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian 1. Pengukuran kognitif mahasiswa merupakan penelitian kuantitatif, dengan menggunakan eksperimen semu (quasy-experiment) yang mengujicobakan suatu
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan (Research and Development) diawali dengan studi pendahuluan sampai tahap uji produk dengan
Lebih terperinciSub-komponen pada Komponen 2
Komponen 2 HPEQ Project: Standarisasi Lulusan Profesi Kesehatan dengan Ujian Nasional Health Professional Education Quality Project Bandung, 14 September 2011 Sub-komponen pada Komponen 2 Sub-Komponen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Jenjang Diploma III keperawatan berperan sebagai perawat. terampil dalam menyelesaikan masalah keperawatan secara mandiri dan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Jenjang Diploma III keperawatan berperan sebagai perawat terampil dalam menyelesaikan masalah keperawatan secara mandiri dan berkelompok yang direncanakan sesuai dengan
Lebih terperinciMODUL PELATIHAN PELATIH PASIEN STANDAR
MODUL PELATIHAN PELATIH PASIEN STANDAR A. LATAR BELAKANG Dasar hukum kegiatan ini adalah : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
Lebih terperinciBAB IV METODOLOGI PENELITIAN. penelitian quasi eksperimen yaitu dengan pendekatan one group pre test post
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis penelitian Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan rancangan penelitian quasi eksperimen yaitu dengan pendekatan one group pre test post test design. Memberikan
Lebih terperinciLAMPIRAN. PERNYATAAN MENJADI RESPONDEN Saya yang bertandatangan di bawah ini: Nama :
LAMPIRAN Lampiran 1 PERNYATAAN MENJADI RESPONDEN Saya yang bertandatangan di bawah ini: Nama : Nim : Menyatakan bersedia untuk berpartisipasi sebagai responden penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa/mahasiswi
Lebih terperinciIDENTIFIKASI PERAN STAF EDUKASI YANG DIBUTUHKAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU DALAM RANGKA PELAKSANAAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI
IDENTIFIKASI PERAN STAF EDUKASI YANG DIBUTUHKAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU DALAM RANGKA PELAKSANAAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI Zulharman Staf pengajar FK Unri Mahasiswa S2 Ilmu Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang. Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada (FK. UGM) menerapkan metode Problem Based Learning (PBL)
BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada (FK UGM) menerapkan metode Problem Based Learning (PBL) dalam proses belajar mengajar sejak tahun 2002. Metode ini merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia tidak terlepas dari stres, masalahnya adalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia pada umumnya pernah mengalami stres. Stres merupakan bagian dari kehidupan yang tidak dapat dihindari. Meskipun demikian stres bukan sesuatu hal yang buruk dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia berdasarkan SK Mendiknas No. 323/U/2002 tentang kurikulum
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penerapan Problem Based Learning (PBL) di perguruan tinggi di Indonesia berdasarkan SK Mendiknas No. 323/U/2002 tentang kurikulum perguruan tinggi dan hasil belajar
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. a. Pengetahuan pasien simulasi mengenai feedback konstruktif meningkat
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN V.1. Kesimpulan a. Pengetahuan pasien simulasi mengenai feedback konstruktif meningkat secara bermakna setelah mengikuti pelatihan pemberian feedback konstruktif (t (18) = -3,491,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berbahaya, salah satunya medical error atau kesalahnan medis. Di satu sisi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini yang paling dibutuhkan dalam dunia kesehatan adalah kerja sama tim antar sesama profesi kesehatan. Keselamatan dan kualitas pelayanan kesehatan bergantung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Murwani, 2009). Lubang kolostomi yang muncul dipermukaan yang berupa
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Kolostomi merupakan sebuah lubang yang dibuat oleh dokter ahli bedah pada dinding abdomen untuk mengeluarkan feses (M. Bouwhuizen, 1991 dalam Murwani, 2009). Lubang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan kedokteran bertujuan untuk menghasilkan dokter yang. sebagai bekal untuk belajar sepanjang hayat (Konsil Kedokteran
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan kedokteran merupakan suatu rangkaian pendidikan yang ditempuh untuk menjadi seorang dokter maupun dokter gigi. Pendidikan kedokteran bertujuan untuk
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian quasy eksperimental design
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian quasy eksperimental design dengan pendekatan pretest-posttest control group design. Bentuk desain penelitian adalah
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. rancangan penelitian Quasi Eksperimen with control group design (Sugiyono, O1 X O2 O3 - O4
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, dengan penggunakan rancangan penelitian Quasi Eksperimen with control group design (Sugiyono, 2008).
Lebih terperinciPetunjuk pengisian : berilah tanda (V) untuk jawaban saudara. : Sangat Tidak Setuju : Tidak Setuju : Setuju : Sangat Setuju No Pernyataan SS S TS STS
41 Lampiran 1. Kuesioner komunikasi Nama : NIM : Angkatan : KUESIONER KOMUNIKASI Petunjuk pengisian : berilah tanda (V) untuk jawaban saudara Keterangan : STS TS S SS : Sangat Tidak Setuju : Tidak Setuju
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Pembelajaran IPE berbasis komunitas memberikan dampak positif dengan
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN V.I Kesimpulan 1. Pembelajaran IPE berbasis komunitas memberikan dampak positif dengan adanya peningkatan kemampuan kolaboratif (komunikasi, kolaborasi, peran dan tanggung jawab,
Lebih terperinciStandard Operating Procedure. PELAKSANAAN Objective Structured Clinical Examination (OSCE) NASIONAL
Standard Operating Procedure PELAKSANAAN Objective Structured Clinical Examination (OSCE) NASIONAL PROGRAM STUDI PROFESI DOKTER GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2017 0 LEMBAR
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Mulia Sukoharjo. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan
digilib.uns.ac.id BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Prodi D III Keperawatan Poltekkes Bhakti Mulia Sukoharjo. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli
Lebih terperinciLAPORAN WORKSHOP REGIONAL ITEM DEVELOPMENT OSCE KEDOKTERAN GIGI WILAYAH BARAT KOMPONEN 2 PROYEK HPEQ
LAPORAN WORKSHOP REGIONAL ITEM DEVELOPMENT OSCE KEDOKTERAN GIGI WILAYAH BARAT KOMPONEN 2 PROYEK HPEQ Hotel Best Western Premiere Basko Padang, 13 14 Agustus 2010 Direktorat Akademik Direktorat Jenderal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Joint United Nations Programme on HIV/AIDS (UNAIDS, 2013) melaporkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Joint United Nations Programme on HIV/AIDS (UNAIDS, 2013) melaporkan bahwa terdapat negara dengan beban Human Immunodeficiency Virus (HIV) tertinggi dan kasus
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Populasi adalah totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki
23 III. METODE PENELITIAN A. Populasi Penelitian Populasi adalah totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang akan diteliti. Populasi dalam penelitian
Lebih terperinciSertifikat Kompetensi diterbitkan oleh Kolegium (Dokter Gigi Indonesia) melalui Uji Kompetensi
Kolegium Dokter Gigi Indonesia Pelaksanaan Uji Kompetensi Dokter Gigi April 2007 Januari 2010 Undang-Undang RI Nomor: 29 Tahun 2004 BAB I Pasal 1Ayat 13 Kolegium (Dokter Gigi Indonesia) Badan yang dibentuk
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian analitik eksperimental dengan desain random control trial (RCT)
digilib.uns.ac.id 48 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian analitik eksperimental dengan desain random control trial (RCT) B. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini di lakukan di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Situasi pembelajaran merupakan pertimbangan utama sekolah kedokteran
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Situasi pembelajaran merupakan pertimbangan utama sekolah kedokteran untuk melakukan pembaharuan dan memajukan kualitas sebagai institusi pendidikan dengan memberikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
A. Latar Belakang Gangguan kecemasan diperkirakan dialami 1 dari 10 orang. Menurut data National Institute of Mental Health (2005) di Amerika Serikat terdapat 40 juta orang mengalami gangguan kecemasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. termasuk dunia pendidikan, dan memicu dunia pendidikan untuk selalu berinovasi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi informasi dan komunikasi yang sangat pesat di era globalisasi berdampak pada berbagai aspek kehidupan, termasuk dunia pendidikan,
Lebih terperinciWorkshop Penulisan Soal Uji Kompetensi - Objective Structured Clinical Examination (UK-OSCE) bagi Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Lampung
Workshop Penulisan Soal Uji Kompetensi - Objective Structured Clinical Examination (UK-OSCE) bagi Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Lampung Oktadoni Saputra, Rika Lisiswanti, Ety Apriliana, Reni Zuraida
Lebih terperinci4. METODOLOGI PENELITIAN
4. METODOLOGI PENELITIAN Dalam bab ini akan diuraikan mengenai metode yang digunakan dalam penelitian ini. Penjelasan mengenai metodologi dimulai dengan menjelaskan populasi dan sampel dalam penelitian
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. serta untuk menghindari kesalahn intepretasi. Instrumen diuji kepada 26
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Uji Validitas dan Reabilitas Uji validitas dan Reabilitas digunakan untuk mengetahui apakah pertanyaan dalam kuesioner dapat dipahami dan dimengerti oleh responden,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Program Studi Pendidikan Dokter Gigi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (PSPDG UMY) telah berdiri sejak tahun 2004. PSPDG UMY merupakan salah satu program studi yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang lebih luas yaitu rasional dan obyektif (Sudaryanto, 2008).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu kedokteran merupakan bidang ilmu terapan, di mana pengetahuan kompleks digunakan untuk memecahkan satu masalah sama. Hal ini berbeda dengan ilmu murni dimana
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 2000). Untuk hasil r hitung pada penelitian dapat dilihat pada kolom Corrected
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Uji validasi dan reliabilitas 1. Hasil Uji Validasi Uji validasi pada penelitian dilakukan dengan uji korelasi yaitu melalui korelasi setiap item pernyataan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pada saat ini, tuntutan masyarakat akan kompetensi dokter semakin berkembang. Masyarakat menuntut institusi pendidikan kedokteran untuk mempersiapkan lulusannya
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. akan dijadikan dalam dua kelas (kelas kontrol dan kelas eksperimen). Pemilihan
50 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Populasi / Sampel Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan pada empat kelas program studi di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Pattimura
Lebih terperinciKolegium Dokter Gigi Indonesia
Kolegium Dokter Gigi Indonesia Uji Kompetensi Dokter Gigi Laporan Persiapan Pelaksanaan CBT dan OSCE Rencana UKDGI 2010-2014 CBT Jenis Uji 2010 2011 2012 2013 2014 Persiapan PBT Implementasi Uji Coba Implementasi
Lebih terperinciBAB I PENDAFTARAN PRAKTIKUM Pasal 1 : SYARAT. Pasal 2 : MEKANISME
BAB I PENDAFTARAN PRAKTIKUM Pasal 1 : SYARAT 1. Pendaftar praktikum dasar disyaratkan telah menempuh (dengan nilai bukan K) mata kuliah yang bersangkutan. 2. Pendaftar praktikum konsentrasi disyaratkan
Lebih terperinciPengawasan dan Perijinan Tenaga Kesehatan: Peran berbagai stakeholder dengan studi kasus di Yogyakarta Konsultan Regulasi PHP-1, Bank Dunia
Pengantar Forum Mutu Jakarta, 29-30 Juni 2005 Pengawasan dan Perijinan Tenaga Kesehatan: Peran berbagai stakeholder dengan studi kasus di Yogyakarta 2001-2004 Konsultan Regulasi PHP-1, Bank Dunia Adi Utarini,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lingkungan praktik dan siap untuk merawat pasien (Casey et al., 2011).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mahasiswa keperawatan harus dipersiapkan untuk memasuki lingkungan praktik dan siap untuk merawat pasien (Casey et al., 2011). Pendidikan keperawatan adalah pendidikan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. diartikan sebagai metode penelitian yang berdasarkan pada filsafat positivisme,
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Sugiyono (2009:14), mengemukakan bahwa pendekatan kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berdasarkan pada filsafat positivisme, digunakan
Lebih terperinciLAPORAN WORKSHOP REGIONAL PASIEN STANDAR KEDOKTERAN WILAYAH I KOMPONEN 2 PROYEK HPEQ
LAPORAN WORKSHOP REGIONAL PASIEN STANDAR KEDOKTERAN WILAYAH I KOMPONEN 2 PROYEK HPEQ Hotel Aryaduta Medan, 20 21 September 2011 Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan Direktorat Jenderal Pendidikan
Lebih terperinciMateri Uji Kompetensi. Endang W. Jakarta,
Materi Uji Kompetensi Endang W. Jakarta, 6-06-2017 Pengantar Uji Kompetensi Tenaga Kesehatan Upaya standardisasi kompetensi tenaga kesehatan Menguji kompetensi calon lulusan dalam rangka memperoleh sertifikat
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. suatu tujuan. Makin baik metode yang dipakai, makin efektif pula pencapaian tujuan.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Metode Belajar Metode adalah cara yang didalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai suatu tujuan. Makin baik metode yang dipakai, makin efektif pula pencapaian tujuan. Metode
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Komunikasi merupakan hal yang mendasar dalam keperawatan, bahkan efektivitas pelayanan pasien dipengaruhi oleh kemampuan komunikasi yang dibangun perawat selama
Lebih terperinciKomentar dan Rekomendasi
Komentar dan Rekomendasi Nama Perguruan Tinggi Skema Reviewer : FK Universitas Sam Ratulangi (UNSRAT) :.Non Grantee : 1. Pratiwi Sudarmono 2. Hemma Yulfi 1. Komentar Umum Pada tanggal 2-3 Juni 2014 telah
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. validitas dan reliabilitas terlebih dahulu. corrected item-total correlation yang lebih besar dari 0,349 angka
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Untuk menguji apakah alat ukur (instrument) yang digunakan memenuhi syarat-syarat alat ukur yang baik, sehingga mengahasilkan
Lebih terperinciEmiliana Tarigan Staf Pengajar STIK Sint Carolus Jakarta
Emiliana Tarigan Staf Pengajar STIK Sint Carolus Jakarta Disampaikan pada : Tantangan Pengembangan Mutu Pelayanan Kesehatan: Antara Keselamatan Pasien, Biaya dan Efisiensi Surabaya, 29 Agustus 2007 Institusi
Lebih terperinci