BAB I PENDAHULUAN. termasuk dunia pendidikan, dan memicu dunia pendidikan untuk selalu berinovasi

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi informasi dan komunikasi yang sangat pesat di era globalisasi berdampak pada berbagai aspek kehidupan, termasuk dunia pendidikan, dan memicu dunia pendidikan untuk selalu berinovasi dalam usaha peningkatan akses maupun mutu pendidikan. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah memicu perubahan paradigma pembelajaran dari pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher-centered learning/ TCL) ke pembelajaran yang berpusat pada peserta didik (student-centered learning/ SCL). Dalam pembelajaran TCL, menurut Harsono (2006), pengajar/dosen merupakan tokoh sentral dan lebih kurang 80% waktunya digunakan untuk transfer ilmunya secara konvensional (one-way traffic), sementara itu mahasiswa duduk mendengarkan ceramahnya dengan aktivitas yang minimal. Apatis dan sikap tidak tertarik terhadap proses pembelajaran merupakan karakteristik mahasiswa dalam sistem pendidikan konvensional. Sebagian besar mahasiswa memiliki kemampuan konseptualisasi yang terbatas, karena mereka belajar dalam struktur dan pengarahan yang kaku. Mereka tidak dapat think outside the box. Oleh karena itu, metode pembelajaran TCL tidak bisa memenuhi tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, juga tidak tepat untuk diterapkan di perguruan tinggi yang pembelajarnya dalam konteks sebagai adult learner. Student centered learning (SCL) diartikan sebagai strategi pembelajaran yang menempatkan mahasiswa sebagai peserta didik (subjek) aktif dan mandiri, 1

2 2 dengan kondisi psikologis sebagai adult learner, bertanggung jawab sepenuhnya atas pembelajaranya serta mampu belajar beyond the classroom (Harsono, 2005). Maksud dari siswa sebagai pusat pembelajaran adalah siswa merupakan subjek pendidikan dengan siswa dituntut tidak tergantung dari gurunya. Dosen dituntut untuk mampu melaksanakan pengajaran yang efektif, mengembangkan strategi atau metode ataupun model pembelajaran yang efektif dalam mendidik. Perubahan paradigma pembelajaran dari teacher centered (berpusat pada pengajar) menjadi student centered (berpusat pada peserta didik) telah lama diterapkan di berbagai perguruan tinggi di Indonesia, seperti amanat pemerintah yang tertuang dalam HELTS yang dikeluarkan Ditjen Dikti bulan April 2003 memberi amanah, salah satunya adalah penerapan prinsip studentcentered learning (SCL) dalam proses pembelajaran. Di samping perubahan dari TCL menjadi SCL, perubahan lain dalam pendidikan kedokteran dalam dua dekade terakhir adalah terkait dengan sistem penilaian kinerja mahasiswa, seperti penerapan OSCE (objective structured clinical examination), menggunakan pasien standar, logbook, penilaian portofolio, self assessment, dan lain-lain. Semua perubahan ini dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas lulusan universitas. Dalam hal ini peran anggota fakultas menjadi sangat penting (Jalahi, et al., 2015). Perubahan-perubahan yang terjadi dalam pendidikan kedokteran akan berdampak pada perubahan peran dosen di fakultas kedokteran, yaitu dosen tidak sekedar memberikan kuliah, namun memiliki peran yang lebih luas (Mclean, et al., 2008), sehingga dengan

3 3 pendekatan ini diperlukan staf dosen dengan jumlah lebih banyak dengan spesifikasi yang beraneka ragam sesuai dengan peran yang dilaksanakannya. Harden dan Crosby (2000) menyebutkan terdapat 6 peran besar dosen kedokteran, yaitu: 1) sebagai penyedia informasi (information provider) yang meliputi peran sebagai seorang guru yang memberikan kuliah di kelas dan sebagai guru di lingkungan klinik; 2) sebagai role model yang meliputi role model sebagai seorang dokter di lingkungan kerja (on-the job role model) dan role model sebagai seorang guru (the role model as a teacher); 3) sebagai fasilitator yang meliputi fasilitator pembelajaran dan fasilitator individual/mentor; 4) sebagai perencana yang meliputi perencana kurikulum dan perencana kegiatan belajar; 5) sebagai pengembang sumber daya pembelajaran meliputi pencipta/ pembuat sumber daya pembelajaran dan penghasil buku panduan/ modul pembelajaran; dan 6) sebagai asesor yang meliputi asesor mahasiswa dan asesor kurikulum. Pendidikan yang ideal diperoleh ketika anggota-anggota fakultas atau dosen-dosennya memiliki mutu yang baik (excellence). Harden & Crosby (2000) juga menyatakan bahwa ketersediaan dosen yang baik (berkualitas) memiliki pengaruh yang lebih besar terhadap peningkatan prestasi mahasiswa daripada faktor-faktor umum lainnya, seperti ukuran/luas kelas, dan sebagainya. Fakultas Kedokteran Universitas Mataram (FK UNRAM) memiliki 138 orang staf pengajar, yang terdiri dari 91 dosen tetap dan 47 dosen tidak tetap yang berasal dari Rumah Sakit Provinsi Nusa Tenggara Barat (Rumah Sakit Pendidikan Utama) dan Rumah Sakit Jiwa Pusat Mataram, Dinas Kesehatan dan sebagainya.

4 4 Dari 91 dosen tetap FK UNRAM sebanyak 36 dosen (40%) sedang melaksanakan studi lanjut baik ke jenjang S2, spesialis, maupun S3, sehingga tidak terlibat dalam kegiatan pengajaran. Jumlah mahasiswa FK UNRAM saat ini sebanyak 443 mahasiswa, terdiri dari 287 mahasiswa tahap Sarjana Kedokteran dan 156 mahasiswa tahap profesi. Berdasarkan data tersebut rasio dosen dengan mahasiswa untuk jenjang tahap Sarjana lebih kurang 1 : 12,5 dan rasio dosen dengan mahasiswa untuk jenjang profesi lebih kurang 1:6 (Bagian Kepegawaian FK UNRAM, 2015). Meskipun rasio dosen hampir memenuhi standar AIPKI (Asosiasi Institusi Pendidikan Kedokteran Indonesia), namun mobilitas dosen atau pergantian dosen aktif tinggi (dapat dilihat dalam Tabel 1.1), karena dosen masih banyak yang perlu melanjutkan studi untuk mengembangkan keilmuannya. Di sisi lain, rekrutmen tetap berjalan hampir setiap tahun, dan dosen yang sudah selesai studi lanjut kembali ke institusi, sehingga sistem yang berjalan di internal fakultas termasuk sistem pembelajaran diselenggarakan oleh staf dosen yang bergantiganti. Tabel 1.1 Data mobilitas dosen FK UNRAM 4 tahun terakhir Tahun Dosen berangkat tugas belajar Dosen selesai tugas belajar Dosen baru Dari 49 dosen tetap yang aktif saat ini, beberapa di antaranya juga harus melaksanakan tugas administratif atau sebagai pejabat universitas/fakultas (mulai

5 5 dari sebagai Direktur Rumah Sakit Universitas, Dekan, Wakil Dekan, Ketua Unit, Ketua Departemen, Kaprodi, dan sebagainya), sehingga mengakibatkan tugas yang harus dikerjakan menjadi sangat banyak. Di sisi lain, dosen kedokteran pada dasarnya dididik untuk menjadi seorang dokter (klinisi), ketika beliau menjadi dosen, mungkin pada beberapa dokter/dosen tersebut harus diajarkan lagi atau dibekali dengan kompetensi sebagai seorang dosen (pendidik). Oleh karena itu, perlu dilakukan evaluasi terhadap pelaksanaan peran dosen dalam dalam pembelajaran, sehingga dapat ditentukan prioritas peran untuk dikembangkan sebagai upaya untuk peningkatan dan promosi dosen. Harden & Crosby (2000); Elzubeir & Rizk (2002) bahwa di lembaga pendidikan dokter telah diakui bahwa peran penting dosen harus dievaluasi sebagai upaya untuk promosi atau pengembangan institusi. Evaluasi terhadap pengajaran dan efektivitas dosen, telah mendapat perhatian besar dalam lembaga pendidikan tinggi, dan mahasiswa merupakan salah satu evaluator kinerja dosen (Beasley, et al., 1997 dalam Siddiqui, et al., 2007). 1.2 Permasalahan Perubahan yang terjadi dalam pendidikan kedokteran telah mengubah peran dosen tidak sekedar memberikan kuliah, namun memiliki peran yang lebih luas yaitu harus berperan juga sebagai fasilitator, role model, asesor, planner, dan resource developer. Evaluasi terhadap peran dosen sangat penting untuk pengembangan institusi. Selama ini FK UNRAM belum pernah melakukan evaluasi pelaksanaan peran dosen, sehingga belum ada data yang cukup untuk

6 6 digunakan sebagai dasar perencanaan pengembangan dosen. Oleh karena itu, diperlukan penelitian untuk mengetahui pelaksanaan peran dosen dalam pembelajaran mahasiswa di Fakultas Kedokteran Universitas Mataram. 1.3 Keaslian Penelitian Penelitian tentang peran dosen dalam pembelajaran mahasiswa sudah sering dilakukan (secara rinci penelitian-penelitian tersebut akan dipaparkan di Bab 2 pada tinjauan pustaka). Perbedaannya dengan penelitian ini terletak pada fokus penelitian, begitu pula dengan lokasi penelitian yang berbeda. Misalnya, penelitian Jalahi (2015) menggali peran dosen dan menentukan prioritas peran untuk dikembangkan sebagai upaya peningkatan dan promosi. Perbedaannya dengan penelitian ini adalah pada cara menentukan prioritas peran untuk dikembangkan. Dalam penelitian Jalahi (2015), penentuan prioritas peran untuk dikembangkan didasarkan pada rerata tingkat kepentingan idealnya dan perbedaan rerata (besar gap) antara tingkat kepentingan idealnya dengan keadaan sebenarnya menurut anggota fakultas (dosen). Pada penelitian yang dilakukan peneliti, penentuan prioritas peran yang perlu dikembangkan didasarkan pada hasil evaluasi pelaksanaan peran dosen, yaitu skor rata-rata peran yang nilainya rendah oleh mahasiswa dan dari tingkat kesesuaian menurut dosen. Dengan kata lain, penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya kebanyakan berfokus pada penggalian/identifikasi peran dosen dan penentuan tingkat kepentingan peran dosen tersebut, sedangkan penelitian yang akan dilakukan fokus pada evaluasi terhadap pelaksanaan peran dosen dalam pembelajaran mahasiswa. Peran dosen

7 7 dimaksud mengacu pada peran dosen kedokteran menurut Harden & Crosby (2000), yaitu 6 peran besar dosen kedokteran. Berdasarkan hal tersebut, sejauh yang peneliti ketahui penelitian tentang peran dosen dalam pembelajaran mahasiswa pada tahap sarjana kedokteran di Fakultas Kedokteran Universitas Mataram belum pernah dilakukan. 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk : 1. Mengetahui pelaksanaan peran dosen dalam pembelajaran mahasiswa tahap sarjana kedokteran di FK UNRAM; 2. Mengetahui kendala-kendala yang dihadapi dosen dalam menjalankan perannya dalam pembelajaran mahasiswa tahap sarjana kedokteran di FK UNRAM; 3. Menentukan skala prioritas peran dosen yang perlu dikembangkan dalam pembelajaran mahasiswa pada tahap sarjana kedokteran di FK UNRAM. 1.5 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut : Bagi institusi 1) Memberi informasi berupa data terkait dengan kinerja dosen dalam melaksanakan pembelajaran pada tahap sarjana kedokteran, sehingga

8 8 diharapkan dapat digunakan sebagai masukan untuk perbaikan kinerja dosen FK UNRAM. 2) Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan terkait perencanaan strategi pengembangan dosen dan Fakultas Kedokteran Universitas Mataram di masa mendatang Bagi Dosen 1) Sebagai refleksi kinerja dosen terkait dengan pembelajaran mahasiswa 2) Memberikan tambahan pemahaman tentang berbagai peran yang harus diemban oleh seorang dosen kedokteran 3) Memberikan sumbangan bagi upaya peningkatan kecakapan dan profesionalitas dosen kedokteran.