PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING

Transkripsi

1 PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS XI IPA SMAN 1 BATANG ANAI KABUPATEN PADANG PARIAMAN Ratih Purnama Ningsih 1, Rahmi 2, Dewi Yuliana Fitri 2 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat 2 Dosen Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat ratihpurnamaningsih11@gmail.com ABSTRACT Background of the research was that student s mathematical concept understanding was low. The research was to find out how student s mathematical concept understanding after applying cooperative learning model of Snowball Throwing type at class XI IPA SMAN 1 Batang Anai. It was an experimental research with research design random to subject. The population was all students at class XI IPA SMAN 1 Batang Anai Academic Year 2016/2017. Sampling classes were XI IPA.3 as the experimental class and XI IPA.1 control class. The instrument was an essay of final test. Technique of data analysis used in hypothesis testing was one-tailed t-test. The research shows that both classes have nomal distribution and homogenity on the significance level α = 0,05 and result of hypothesis testing shows t count =2,099 and t table = 1,670, so that t count > t tabel and the hypothesis is accepted. The research finds that how student s mathematical concept understanding after applying cooperative learning model of Snowball Throwing type is better than conventional learning at class XI IPA SMAN 1 Batang Anai, Padang Pariaman Regency. Keywords: Cooperative Learning, Snowball Throwing Type, Concept Understanding PENDAHULUAN Berdasarkan observasi yang dilakukan pada tanggal Oktober 2016 di SMAN 1 Batang Anai terlihat pembelajaran masih cendrung terpusat pada guru, siswa kurang termotivasi untuk belajar dan malas bertanya tentang materi yang tidak dipahaminya. Di saat guru menjelaskan materi pelajaran kebanyakan siswa sibuk dengan kegiatannya sendiri seperti mengganggu teman sebelahnya, bicara dengan teman sebangku dan mengerjakan tugas lain. Saat guru memberikan latihan, siswa kurang mampu untuk menyelesaikan latihan tersebut. Kebanyakan di antara siswa menunggu jawaban dari temannya, sehingga mengakibatkan pemahaman konsep matematis siswa masih rendah dan hasil belajarnya masih

2 rendah. Jadi dari proses pembelajaran yang berlangsung dapat disimpulkan bahwa siswa kurang termotivasi untuk belajar dan malas bertanya tentang materi yang tidak dipahaminya, siswa kurang bertanggung jawab dalam mengerjakan latihan yang diberikan guru dan hasil belajar siswa juga rendah karena siswa kurang paham dengan konsep-konsep matematis. Mengatasi permasalahan yang terjadi maka diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing. Model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif dimana masing-masing siswa membuat satu pertanyaan dalam selembar kertas kemudian digulung membentuk bola dan dilemparkan ke siswa yang lain, sehingga siswa akan termotivasi untuk menguasai materi serta dapat memudahkan siswa menyelesaikan soal dalam berbagai bentuk. Menurut Munaworah (2014: 168) Model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing melatih siswa lebih tanggap menerima pesan dari orang lain yang berbentuk bola salju kertas, dan menyampaikan pesan tersebut kepada temannya dalam satu kelompok. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pemahaman konsep matematis siswa kelas XI IPA SMAN 1 Batang Anai setelah diterapkan pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing. Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Hengri Dian Putra (2014), dengan judul Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing terhadap pemahaman konsep matematis siswa kelas VIII SMPN 4 Solok Selatan. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian tersebut adalah pemahaman konsep matematis siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing lebih baik daripada pemahaman konsep matematis siswa dengan pembelajaran konvensional. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 7 sampai dengan 28

3 Februari 2017 semester genap tahun pelajaran 2016/2017 di kelas XI IPA SMAN 1 Batang Anai. Jenis penelitian adalah penelitian eksperimen dengan rancangan penelitian random terhadap subjek. Tabel 1. Rancangan Penelitian Kelas Perlakuan Tes akhir Eksperimen X O Kontrol - O Sumber : Arikunto (2010:126) Keterangan : X= Pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball. O= Tes akhir. Variabel bebas pada penelitian ini adalah Pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing. Variabel terikat pada penelitian ini adalah pemahaman konsep matematis siswa. Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas XI IPA SMAN 1 Batang Anai yang terdaftar pada Tahun Pelajaran 2016/2017 yang terdiri dari empat kelas. Teknik pengambilan sampel dilakukan secara acak, terpilih kelas XI IPA.3 sebagai kelas eksperimen dan XI IPA.1 sebagai kelas kontrol. Instrumen penelitian yang digunakan adalah tes akhir berbentuk esai yang terdiri dari lima butir soal dengan indikator pemahaman konsep. Skala penilaian berpedoman pada Iryanti (2004:14). Sebelum dilakukan tes akhir terlebih dahulu dilakukan uji coba tes di SMAN 2 Batang Anai. Analisis data tes uji coba berpedoman pada Depdiknas (2001:27). Hasil analisis soal diperoleh bahwa soal 1a, 1b, 2a, 3, 4a, 4b, dan 5 termasuk pada kriteria sedang dan 2b termasuk pada kriteria mudah, dan semua soal mempunyai daya pembeda soal yang baik atau diterima. Uji reliabilitas tes berpedoman kepada Arikunto (2010:239), diperoleh r 11 = 0,568 dan r tabel = 0,404 karena r 11 > r tabel, berarti soal reliabel. Teknik analisis data menggunakan uji t satu pihak dengan rumus: t = X 1 X 2 S n 1 n 2 Kriteria pengujian terima H 0 jika t hitung < t tabel dan tolak H 0 jika t mempunyai harga lain dengan derajat kebebasan n 1 + n 2 2, (Sudjana, 2005:239).

4 HASIL DAN PEMBAHASAN Pemahaman konsep matematis siswa kelas sampel dapat dilihat dari hasil tes akhir belajar matematika siswa pada Tabel 2: Tabel 2. Analisis Pemahaman Konsep Matematis Siswa Kelas Sampel Kelas x S x maks x min Eksperimen 73,2 14, Kontrol 64,3 18, Berdasarkan Tabel 2 dapat dilihat bahwa nilai rata-rata siswa kelas eksperimen lebih tinggi daripada nilai rata-rata siswa kelas kontrol. Sedangkan simpangan baku kelas eksperimen lebih kecil dari kelas kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa penyebaran nilai siswa kelas eksperimen tidak jauh dari nilai ratarata. Sebelum melakukan uji hipotesis, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas variansi, uji normalitas dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov (Djarwanto dalam Suliyanto, 2014:38). Hasil pengujian didapat D hitung = 0,167 dan D tabel = 0,238 pada kelas eksperimen, sedangkan kelas kontrol D hitung = 0,222 dan D tabel = 0,234. Dari perhitungan diketahui bahwa D hitung < D tabel, hal ini berarti kedua kelas sampel berdistribusi normal. Hasil uji homogenitas dengan menggunakan uji F menunjukkan bahwa kedua kelas sampel mempunyai variansi yang homogen. Selanjutnya dilakukan uji hipotesis menggunakan uji t. Menurut Sudjana (2005:239): jika kedua kelas sampel berdistribusi normal dan mempunyai variansi homogen maka uji statistik yang digunakan adalah uji t. Setelah dilakukan perhitungan diperoleh t hitung = 2,099 dan t tabel = 1,670. Karena t hitung > t tabel maka tolak H 0. Jadi dapat disimpulkan bahwa pemahaman konsep matematis siswa menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing lebih baik dari pemahaman konsep matematis siswa dengan pembelajaran konvensional siswa kelas XI IPA SMAN 1 Batang Anai. Diawal pembelajaran guru membagikan ringkasan materi kepada masing-masing siswa, dan membagi siswa dalam beberapa kelompok berdasarkan kemampuan akademiknya. Kemudian guru menunjuk ketua dari masing-masing

5 kelompok, yang mana ketua kelompok tersebut adalah siswa yang nilai akademik tertinggi. Selanjutnya guru memanggil masing-masing ketua kelompok untuk diberi penjelasan materi, sementara itu siswa yang lain disuruh memahami ringkasan materi yang telah dibagikan oleh guru. Setelah guru selesai menerangkan materi kepada ketua kelompok, masing-masing ketua kelompok disuruh kembali ke kelompoknya dan menjelaskan materi yang telah dijelaskan oleh guru ke anggota kelompoknya. Setelah ketua kelompok selesai menerangkan materi kepada anggotanya, guru membagikan 1 kertas kepada masing-masing siswa untuk membuat 1 pertanyaan, dan masing-masing kelompok memilih 2 buah pertanyaan yang akan dilemparkan kepada kelompok lain, dengan lemparan terarah. Setelah itu guru mengintruksikan kepada masing-masing kelompok melemparkan pertanyaan kepada kelompok lain sesuai dengan arahan guru. Setelah masing-masing kelompok mendapatkan 2 pertanyaan dari kelompok lain, masing-masing kelompok mendiskusikan jawaban dari pertanyaan tersebut, dan menuliskan jawabannya di kertas yang sama. Guru mengintruksikan kepada siswa yang kena lemparan bola untuk mempresentasikan hasil kerja kelompoknya di depan kelas, setelah itu guru bersama siswa membahas tentang apa yang telah dibuat oleh temannya. Kemudian guru memberikan latihan dan meminta siswa untuk mengumpulkan latihannya. Guru memberikan penghargaan (reward) berupa pujian kepada kelompok yang aktif dalam berdiskusi, guru bersama dengan siswa menyimpulkan pelajaran pada pertemuan itu dan memberikan pekerjaan rumah. Pertemuan pertama pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing belum berjalan dengan baik, siswa malas duduk dengan kelompoknya dan mereka memilih-milih anggota kelompok, dan saat guru menerangkan materi pada ketua

6 kelompok, siswa yang lain meribut dan hanya sebagian yang memahami ringkasan materi yang telah dibagikan oleh guru. Di saat guru meminta siswa membuat satu pertanyaan tentang materi yang telah diterangkan ketua kelompok, sebagian siswa masih ragu dan bingung dalam membuat pertanyaan. Pada pertemuan pertama yang mendapatkan pujian adalah kelompok 6, karena selama pembelajaran berlangsung kelompok 6 lebih aktif dalam berdiskusi. Pertemuan kedua siswa sudah mulai mengikuti model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing, diskusi berjalan dengan baik, dan siswa mulai terlihat aktif dan bersemangat dalam kelompok masing-masing untuk membuat serta menjawab soal yang mereka dapat dari kelompok lain. Pada pertemuan kedua kelompok yang terlihat lebih aktif adalah kelompok 7, guru memberikan penghargaan berupa pujian pada kelompok 7. Pertemuan ketiga siswa sudah tidak ragu dan bingung lagi dalam membuat pertanyaan, dan siswa antusias dalam mengikuti proses pembelajaran. Pada pertemuan ketiga guru memberikan pujian pada kelompok 1, karena kelompok 1 lebih aktif dari kelompok lain. Pertemuan keempat siswa lebih aktif dan memahami konsep yang diberikan. Siswa mampu membuat pertanyaan dan menjawab pertanyaan dari kelompok lain dengan baik. Pada pertemuan keempat yang mendapatkan pujian adalah kelompok 5, karena kelompok 5 lebih aktif dan antusias dalam mengikuti proses pembelajaran sertabisa mempertanggung jawabkan hasil kerjanya di depan kelas. Berdasarkan uraian di atas terlihat bahwa melalui pembelajaran dengan model kooperatif tipe Snowball Throwing siswa terlihat aktif sehingga pembelajaran menjadi bermakna. Pembelajaran yang berlangsung pada kelas kontrol adalah pembelajaran konvensional. Pembelajaran ini berlangsung dimana guru menerangkan pelajaran sedangkan kegiatan siswa hanya mendengar, memperhatikan, dan mencatat apa yang disampaikan guru. Setelah guru menerangkan pelajaran, siswa diberi

7 beberapa contoh soal dan disuruh mengerjakan latihan. Pada pertemuan kelima diadakan tes akhir di kelas sampel, soal yang diberikan mengandung indikator pemahaman konsep, dari hasil tes akhir pemahaman konsep siswa diperoleh nilai yang terendah adalah 40 pada kelas eksperimen dan 32 pada kelas kontrol. Kesalahan yang dilakukan di kelas eksperimen pada salah satu soal dengan indikator mengklasifikasikan objek-objek menurut sifat-sifat tertentu (sesuai dengan konsepnya) adalah alasan yang diberikan siswa masih kurang tepat. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 1. Gambar 1. Jawaban siswa kelas eksperimen. Begitu juga dengan kesalahan yang dilakukan siswa di kelas kontrol, yang mana siswa belum bisa mengklasifikasikan objek-objek menurut sifat-sifat tertentu (sesuai dengan konsepnya) yaitu siswa belum bisa membedakan mana fungsi satu-satu dan mana yang bukan fungsi satu-satu. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 2. Gambar 2. Jawaban siswa kelas kontrol. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa: pemahaman konsep matematis siswa menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing lebih baik dari pemahaman konsep matematis siswa dengan pembelajaran konvensional kelas XI IPA SMAN 1 Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka cipta Depdiknas. (2001). Penyusun Butir- Butir Soal dan Instrument Penilaian. Jakarta: Depdiknas. Iryanti, Puji. (2004). Penilaian Unjuk Kerja. Yogyakarta: Depdiknas. Munawaroh, Mumun Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Snowball

8 Throwing Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Dengan Pokok Bahasan Relasi Dan Fungsi. Jurnal IAIN Syekh Nurjati Cirebon. Hlm Putra, Hengri Dian Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball Throwing Terhadap Pemahaman konsep Matematis Siswa Kelas VIII SMPN 4 Solok Selatan. Skripsi. Program Studi Pendidikan Matematika. STKIP PGRI Sumatera Barat. Sudjana. (2005). Metode Statistika. Bandung: Tarsito. Suliyanto Statistika Non Parametrik dalam Aplikasi Penelitian. Yogyakarta: C.V Andi Offset.