Wistyan Okky Saputra dan Dr. Mukhamad Murdiono, M. Pd. Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Yogyakarta

Transkripsi

1 1 EFEKTIVITAS COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT) DENGAN MEDIA PERMAINAN MONOPOLI DALAM UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PPKn DI SMA N 2 WONOSARI Wistyan Okky Saputra dan Dr. Mukhamad Murdiono, M. Pd. Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Yogyakarta wistyan.okky.pkn@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas model cooperative learning tipe team games tournament (TGT) dengan media permainan monopoli dalam upaya peningkatan prestasi belajar PPKn di SMA N 2 Wonosari. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA N 2 Wonosari yang berjumlah 189 orang siswa. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling sehingga sampel dalam penelitian ini adalah kelas X-MIPA1 sebagai kelas eksperimen sebanyak 33 siswa dan X-MIPA2 sebagai kelas kontrol sebanyak 33 siswa. Metode pengumpulan data menggunakan tes hasil belajar yang berupa pretest dan posttest serta dokumentasi yang berupa data hasil belajar peserta didik dan RPP. Teknik analisis data menggunakan uji hipotesis berupa t-test dan uji gain score, yang sebelumnya dilakukan uji prasyarat analisis yang meliputi uji normalitas dan uji homogenitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model cooperative learning tipe team games tournament (TGT) dengan media permainan monopoli efektif untuk meningkatan prestasi belajar PPKn siswa kelas X di SMA N 2 Wonosari. Jika dibandingkan dengan model pembelajaran STAD, model pembelajaran TGT lebih efektif. Hal ini dibuktikan dari nilai thitung pada posttest prestasi belajar siswa sebesar 3,362 dan dengan taraf signifikansi sebesar 0,001 lebih kecil dari nilai taraf signifikansi 5% (0,001<0,05). Berdasarkan hasil uji gain score diperoleh hasil bahwa rata-rata kenaikan skor pada prestasi belajar kelas eksperimen adalah sebesar 0,55, dimana angka tersebut menunjukkan bahwa kenaikan skor pada hasil belajar siswa tergolong sedang. Kata kunci : model pembelajaran team games tournament, permainan monopoli, prestasi belajar PPKn

2 2 THE EFECTIVITY OF COOPERATIVE LEARNING TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT) TYPE USING MONOPOLY GAME IN INCREASING CIVIC EDUCATION ACHIEVEMENT IN SMA N 2 WONOSARI Wistyan Okky Saputra and Dr. Mukhamad Murdiono, M. Pd. Study Program of Civic Education, Faculty of Social Sciences, Yogyakarta State University wistyan.okky.pkn@gmail.com ABSTRACT This research is to know the effectivity of cooperative learning model in team games tournament type, using monopoly game in order to increase the study achievement of civic education learning in Senior High School of 2 Wonosari. This research is a quasi experimental research using quantitative approach. The population in this research is all of the students in Senior High School of 2 Wonosari grade 10 th consisted of 189 students. The sampling technique is using purposive sampling. The sample in this research was 10 th grade of the MIPA 1 class as the experimental class (33 students) and the 10 th grade of the MIPA 2 class as a control class (33 students). The collecting data method used pretest and posttest. The document of study result of the students and the RPP are included the data analysis technique used hypotheses test, that is t-test. The result of the research indicated that the cooperative learning model in team games tournament (TGT) using monopoly game is effective to increase the civic education study achievement of the 10 th grade students in Senior High School of 2 Wonosari. If compared with the learning model of STAD, TGT learning model is more effective. It is proved by the score of tcount in posttest the study achievement of the student is 3,362 with the 0,001 of significancy level less than 5% (0,001<0,05) of significancy level score. Based on gain score test result, it was found that the mean of score increased in the study achievement of experiment class was 0,55. It was moderate. Keywords : team games tournament learning model, monopoly game, study achievement of civic education

3 3 PENDAHULUAN Pendidikan memiliki peran penting dalam penanaman nilai-nilai, pembentukan karakter bangsa, dan menjadikan bangsa yang mampu bersaing di era global saat ini. Melalui jalur pendidikan diharapkan mampu untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Penyelenggaraan pendidikan di Indonesia menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 13 terdiri atas 3 jalur, yaitu jalur pendidikan formal, nonformal, dan informal. Dalam hal ini yang merupakan pendidikan formal adalah sekolah, yang terdiri dari jenjang pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaran (PPKn) merupakan salah satu mata pelajaran wajib mulai dari jenjang pendidikan dasar hingga jenjang perguruan tinggi. Mata pelajaran PPKn merupakan mata pelajaran yang sangat penting bagi seluruh siswa. Sebagaimana tercantum dalam Permendikbud Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi, karena PPKn membentuk siswa menjadi warga negara yang baik, cerdas, trampil, dan berkarakter. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa PPKn merupakan program pendidikan yang memberi bekal pada peserta didik dengan pengetahuan kewarganegaraan (civic knowledge), keterampilan kewarganegaraan (civic skills), dan karakter kewarganegaraan (civic disposition). Tanpa adanya proses pembelajaran yang dapat dikatakan berhasil, maka tidak mudah bagi peserta didik untuk dapat menguasai ketiga elemen tersebut. Keberhasilan suatu proses pembelajaran dalam sebuah lembaga pendidikan dapat diukur dari pencapaian prestasi belajar siswanya. Slameto (2012: 54), menggolongkan faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa menjadi dua golongan, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang ada dalam diri siswa, sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri siswa. Faktor dari luar siswa sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa, salah satunya yaitu metode yang digunakan guru dalam mengajar. Oleh karena itu sebaiknya guru dapat menyampaikan materi kepada siswa dengan berbagai teknik mengajar agar proses pembelajaran menjadi aktif, efektif, dan efisien. Namun kenyataannya, sering dijumpai bahwa guru hanya menggunakan metode ceramah saja, tanpa mengombinasikan dengan metode lain. Akibatnya, interaksi dengan siswa menjadi kurang, sehingga kelas menjadi cenderung pasif dan teacher centred. Anita Lie (2008: 55), menjelaskan bahwa seorang profesional, guru harus mempunyai pengetahuan dan persediaan strategi-strategi pembelajaran. Guru yang baik tidak akan terpaku pada satu strategi saja. Guru yang ingin maju dan berkembang perlu mempunyai persediaan strategi dan teknikteknik pembelajaran yang pasti akan selalu bermanfaat dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar sehari-hari. Mata pelajaran PPKn sebenarnya merupakan mata pelajaran yang menarik, karena mempelajari interaksi manusia dengan negara dan interaksi sesama manusia, akan tetapi motivasi siswa untuk mempelajari mata pelajaran PPKn masih rendah karena metode yang digunakan dalam proses pembelajaran kurang bervariasi, sehingga mengakibatkan sebagian

4 4 besar siswa kurang memahami dengan baik konsep-konsep dasar PPKn. Hal tersebut seperti yang terjadi di SMA N 2 Wonosari, Kabupaten Gunungkidul. Mata pelajaran PPKn di SMA N 2 Wonosari masih diajarkan dengan metode konvensional atau ceramah. Akibatnya siswa lebih banyak melakukan aktivitas mencatat penjelasan guru pada proses pembelajaran yang berakibat siswa kurang aktif dalam kegiatan pembelajaran dan tidak tersalurkannya materi pembelajaran PPKn secara efektif, sehingga prestasi belajar beberapa siswa dalam mata pelajaran PPKn masih belum memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM). Untuk mengatasi hal ini maka diperlukan model pembelajaran yang sekiranya mampu untuk menarik minat siswa dalam mempelajari mata pelajaran PPKn, sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Team Games Tournament (TGT) dan Student Team Achievement Divisions (STAD) adalah dua tipe model pembelajaran dari sekian banyak model pembelajaran kooperatif yang semuanya sama-sama dikembangkan oleh Robert E. Slavin. Kedua model pembelajaran kooperatif tersebut dapat digunakan guru dalam kegiatan pembelajaran baik yang diselenggarakan di dalam kelas maupun di luar kelas. Penerapan model Team Games Tournament (TGT) dan Cooperative Learning tipe Student Team Achievement Divisions (STAD) memiliki kemiripan yaitu dalam hal komposisi kelompok, format instruksional, dan lembar kerjanya. Bedanya jika dalam STAD yang digunakan adalah kuis, sedangkan dalam TGT perlu didukung oleh media berupa permainan akademik (Miftahul Huda, 2012: ). Salah satu media permainan akademik yang diharapkan dapat meningkatkan partisipasi aktif siswa adalah melalui media permanian monopoli. Tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah model Cooperative Learning tipe Team Games Tournament (TGT) dengan media permainan monopoli lebih efektif dapat meningkatan prestasi belajar siswa kelas X di SMA N 2 Wonosari pada mata pelajaran PPKn, dibandingkan dengan model Cooperative Learning tipe Student Team Achievement Division (STAD). METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen. Menurut Sugiyono (2011:7), penelitian dengan pendekatan eksperimen adalah suatu penelitian yang berusaha mencari pengaruh variabel tertentu terhadap variabel yang lain dalam kondisi yang terkontrol secara ketat.penelitian eksperimen yang digunakan merupakan penelitian quasi experimental. Desain dalam penelitin ini menggunakan desain Nonequivalent Control Group Design. Gambar 1. Desain Penelitian O1 X1 O2 O3 X2 O4

5 5 Keterangan : O1 : Pretest Kelas Pertama O3 : Pretest Kelas Kedua X1 : Perlakuan Pertama X2 : Perlakuan Kedua O2 : Postest Kelas pertama O4 : Postest Kelas Kedua Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Maret 2016 sampai dengan Mei 2016 di SMAN 2 Wonosari, Gunungkidul, Yogyakarta tahun ajaran 2015/2016. Populasi dan Sampel Populasi penelitian ini adalah siswa kelas X SMAN 2 Wonosari dengan jumlah populasinya 189 siswa yang terbagi menjadi 6 kelas. Sedangkan sampel dalam penelitian ini adalah dua kelas yaitu satu kelas eksperimen dan satu kelas kontrol. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Kelas eksperimen dalam penelitian ini adalah X-MIPA 1 sedangkan kelas kontrolnya adalah X-MIPA 2. Data, Instrumen, dan Teknik Pengumpulan Data Penelitian ini menghasilkan data prestasi belajar. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah soal tes pilihan ganda. Soal tes pilihan ganda digunakan dalam pengambilan data prestasi belajar siswa. Soal tes tersebut dibagikan dua kali yaitu sebelum dan sesudah di beri perlakuan. Hal ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan awal dan kemampuan akhir siswa baik yang menggunakan model TGT maupun yang menggunakan model STAD. Teknik Analisis Data. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan statistik inferensial yaitu statistik parametris sehingga memerlukan terpenuhi banyak asumsi. Pengujian yang dilakukan ada dua yaitu uji prasyarat dan uji hipotesis. Untuk uji prasyarat terdiri dari dua macam yaitu uji normalitas dan uji homogenitas data. Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan uji satu sampel Kolmogrov- Smirnov (One Sampel Kolmogrov Smirnov) pada program SPSS versi Apabila nilai significant yang dihasilkan lebih besar dari 0.05 berarti distribusi variabel adalah normal. Sedangkan pengujian homogenitas dilakukan dengan analisis tes homogeneity of variance menggunakan SPSS. Persyaratan homogen jika probability (sig) > 0,05 dan jika probabilitas (sig) < 0,05 maka data tersebut tidak homogen. Sedangkan untuk uji hipotesis dilakukan dengan uji independent samples t-test. Pengujian hipotesis untuk membuktikan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe TGT dengan media permainan monopoli lebih efektif untuk meningkatkan prestasi belajar PPKn siswa kelas X SMA N 2 Wonosari, dibandingkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Dikatakan ada perbedaan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol atau hipotesis diterima jika Sig < 0,05, thitung > ttabel dimana ttabel = 2,00, dan rata-rata posttest kelas

6 6 eksperimen lebih tinggi daripada rata-rata posttest kelas kontrol. Dengan demikian hipotesis dapat diterima yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan antara nilai kelas eksperimen dan nilai kelas kontrol. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berikut adalah tabel dan gambar yang dapat digunakan untuk menggambarkan persebaran perolehan nilai pretest dan posttest baik pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Tabel 1. Persebaran Nilai Prestasi Belajar No Interval Kelas Eksperimen Kelas Kontrol pretest posttest pretest posttest Uji normalitas dilakukan pretest prestasi belajar kelas eksperimen, posttest prestasi belajar kelas eksperimen, pretest prestasi belajar kelas kontrol, dan posttest prestasi belajar kelas kontrol. Berikut adalah hasil uji normalitas. Tabel 2. Hasil Uji Normalitas Data Asymp. Sig. (2-tailed) Keterangan Pretest Eksperimen 0,374 Signifikansi > 0,05= Normal Posttest Eksperimen 0,086 Signifikansi > 0,05 = Normal Pretest Kontrol 0,313 Signifikansi > 0,05= Normal Posttest Kontrol 0,210 Signifikansi > 0,05 = Normal Berdasarkan hasil perhitungan program SPSS versi 16.0, dapat diketahui bahwa sebaran data normal. Dari hasil perhitungan normalitas sebaran data pretest dan posttest prestasi belajar PPKn pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen, dalam penelitian ini berdistribusi normal, karena mempunyai nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 pada (p>0,05). Jadi, data ini telah memenuhi syarat untuk dianalisis. Uji homogenitas ini dilakukan untuk mengetahui kesamaan varians pretest prestasi belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol, serta posttest prestasi belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol. Tabel 3. Hasil Uji Homogenitas. F hitung F tabel Sig Kriteria Pretest 0,027 4,001 0,870 Homogen Posttest 1,074 4,001 0,304 Homogen

7 7 Dari hasil perhitungan uji homogenitas variabel pretest dan posttest dengan program SPSS dalam penelitian ini menunjukkan bahwa data tersebut mempunyai varians yang homogen, karena nilai signifikansi lebih besar dari 5% (p>0,05) atau memiliki F hitung < F tabel. Jadi, data tersebut telah memenuhi syarat untuk dianalisis. Selanjutnya dilakukan pengujian hipotesis. Hipotesis dalam penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif tipe TGT dengan media permainan monopoli lebih efektif dalam upaya meningkatkan prestasi belajar PPKn siswa kelas X SMA N 2 Wonosari dibandingkan model pembelajaran kooperatif STAD. Pengujian hipotesis menggunakan uji-t dengan bantuan program SPSS 16.0 untuk mengetahui perbedaan hasil belajar antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Adapun hasil perhitungan uji-t yang dikemas dalam tabel berikut. Tabel 4. Hasil Uji Independent T-Test Posttest Kelas Rata-rata t hitung t tabel Sig. (2-tailed) Eksperimen 7,95 3,362 2,00 0,001 Kontrol 7,41 Dikatakan ada perbedaan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol atau hipotesis diterima jika Sig < 0,05, thitung > ttabel, dimana ttabel = 2,00, dan rata-rata posttest kelas eksperimen lebih tinggi daripada rata-rata posttest kelas kontrol. Tabel di atas menunjukkan taraf signifikansi lebih kecil dari 0,05 yakni sejumlah 0,001. Nilai thitung = 3,362, sehingga lebih besar dari ttabel. Rata-rata posttest kelas eksperimen adalah 7,95 dan rata-rata posttest kontrol adalah 7,41. Dengan demikian hipotesis dapat diterima yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan antara nilai kelas eksperimen dan nilai kelas kontrol. Hasil uji hipotesis di atas menyatakan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe TGT dengan media permainan monopoli lebih efektif dalam upaya meningkatkan hasil belajar peserta didik jika dibandingkan dengan model pembelajaran kooperatif STAD. Dengan demikian, untuk mengetahui efektivitas perlakuan dapat menggunakan uji gain score, karena terdapat perbedaan antara nilai pretest dan posttest pada kelas eksperimen. Dari hasil perhitungan uji gain score, menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe TGT dengan media permainan monopoli yang diterapkan pada kelas eksperimen memiliki tingkat efektivitas yang sedang, dengan nilai gain score 0,55. SIMPULAN Berdasarkan analisis data yang dilakukan, diperoleh kesimpulan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe TGT dengan media permainan monopoli lebih efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PPKn diabandingkan dengan model pembelajaran kooperatif STAD. Hal ini didasarkan dari hasil uji-t (independent t test) sebesar 3,362 (t hitung ) sehingga lebih besar dai t tabel, dengan taraf signifikansi lebih kecil dari 0,05 yaitu sebesar 0,001. Didukung dengan hasil gain score yang meskipun kedua kelas baik eksperimen maupun kontrol menunjukkan tingkat efektivitas yang sedang, namun secara angka kelas eksperimen dengan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dengan media

8 8 permainan monopoli memiliki nilai gain score sebesar 0,55. Sedangkan kelas kontrol dengan model pembelajaran kooperatif STAD memiliki nilai gain score hanya sebesar 0,39. DAFTAR PUSTAKA Anita Lie. (2008). Cooperative Learning Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang- Ruang Kelas. Jakarta: PT Gramedia. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Slameto. (2012). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Cipta. PT Rineka Miftahul Huda (2012). Cooperative Learning Metode, Teknik, Struktur dan Model Penerapan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta.