BAB II LANDASAN TEORI. Mulai dari jaman kuno sampai jaman pertengahan dan memasuki abad

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II LANDASAN TEORI. Mulai dari jaman kuno sampai jaman pertengahan dan memasuki abad"

Transkripsi

1 BAB II LANDAAN TEORI Riwayat Elevator Mulai ari jaman kuno sampai jaman pertengahan an memasuki aba ke-13, tenaga manusia an binatang merupakan tenaga penggerak. Paa tahun 1850 telah iperkenalkan elevator uap an hirolik. Tahun 1852 terjai babak baru alam sejarah elevator yaitu penemuan elevator yang aman pertama i Dunia oleh Elisha Graves Otis. Elevator penumpang pertama ipasang oleh Otis i New York paa tahun etelah meninggalnya Otis paa tahun 1861, anaknya, Charles an Norton mengembangkan warisan yang itinggalkan oleh Otis engan membentuk Otis Brothers & Co. Paa tahun Paa tahun 1873 lebih ari 2000 elevator Otis telah ipergunakan i geung-geung perkantoran, hotel, an epartment store i seluruh Amerika, an lima tahun kemuian ipasanglah elevator penumpang hirolik Otis yang pertama. Era Pencakar Langit paa tahun 1889 Otis mengeluarkan mesin elevator listrik irect-connecte geare pertama yang sangat sukses. Paa tahun 1903, Otis memperkenalkan esain yang akan menjai tulang punggung inustri elevator, yaitu elevator listrik gearless traction yang irancang an terbukti mengalahkan usia bangunan itu seniri. Hal ini membawa paa berkembangnya jaman struktur-struktur tinggi, termasuk

2 yang paling menonjol aalah Empire tate builing an Worl Trae Center i New York, John Hancock Center i Chicago an CN Tower i Toronto. elama bertahun-tahun ini, beberapa ari inovasi yang ibuat oleh Otis alam biang pengenalian otomatis aalah istem Pengenalian inyal, Peak Perio Control, istem Autotronik Otis an Multiple Zoning. Otis aalah yang terepan i unia alam pengembangan teknologi komputer an perusahaan tersebut telah membuat revolusi alam pengenalian elevator sehingga tercipta peningkatan yang ramatis alam hal waktu reaksi elevator an mutu berkenara alam elevator ejarah Perkembangan Elevator Elevator atau yang lebih akrab ikenal oleh masyarakat luas engan nama lift. Lift aalah salah satu alat Bantu alam kehiupan manusia yang berfungsi untuk mempermuah aktifitas manusia yang rutinitasnya lebih sering beraa ialam geung-geung bertingkat. Elevator merupakan alat transportasi yang pengenaliannya tiak ilakukan oleh manusia secara langsung, sehingga semua pengguna elevator sepenuhnya tergantung paa kehanalan teknologi ari alat transportasi vertikal ini. eberaaan ari elevator ini merupakan sebagai pengganti fungsi ari paa tangga alam mencapai tiap-tiap lantai berikutnya paa suatu geung bertingkat, engan emikian keberaaan elevator tiak ikesampingkan ini ikarenakan apat mengefisienkan energi an waktu sipengguna elevator tersebut. istem keberaaan elevator an segala kemajuan an kehanalannya

3 tiak serta merta mengalami perkembangan-perkembangan secara bertahap, sejak keberaaannya pertama kali ibangun. ejak pertama kali ibangun, sistem penggerak elevator paa awal perkembangannya imulai engan cara yang sangat seerhana, yaitu engan menggunakan tenaga non mekanik. ejarah perkembangan elevator moern sebenarnya baru imulai sejak tahun 1830-an, setelah iperkenalkannya pasangan kawat selling ( wire rope ) engan katrol ( pully ). Awal mulanya penggunaan elevator ini igunakan untuk pertambangan i eropa an segera iikuti oleh negara-negara lain termasuk amerika. Perkembangan elevator sangat lambat paa awal tahun 1970-an, namun sejak iperkenalkannya transistor an alat penukung elektronik lainnya paa sistem kontrol elevator paa saat itulah perkembangan kontroller elevator begitu pesat Jenis jenis Elevator apat ibagi menjai beberapa bagian, yaitu : 1. Elevator penumpang 2. Elevator barang atau umb waiter 3. Elevator service 4. Elevator hiraulik

4 Elevator Penumpang Elevator penumpang ini merupakan elevator yang sifatnya berfungsi an sangat khusus untuk manusia saja, elevator ini sangat ijaga kehanalannya an juga sangat ijaga keamanan an keselamatan manusianya Elevator Barang atau Dumb Waiter Elevator ini sangat khusus fungsinya untuk barang saja, elevator ini juga tak kalah hanalnya engan elevator penumpang namun aa seikit perbeaan alam system keamanannya Elevator ervice Elevator servise ini biasanya ipasang iperhotelan, yaitu fungsinya untuk pelayan-pelayan hotel untuk mengantarkan barang ke kamar-kamar penghuni hotel. Perbeaan ari elevator service engan elevator penumpang ini, yaitu elevator penumpang hanya khusus untuk manusia saja tapi elevator service ini juga berfungsi sebagai pengangkutan manusia an barang Elevator Hiraulik Elevator hirolik ini sangat lain arpaa yang lain, ini ilihat ari cara kerjanya an juga fisiknya, kapasitas aya angkutnya pun sangat terbatas elevator. Elevator ini biasanya igunakan oleh pasukan pemaam kebakaran, perusahaan telekomunikasi, bengkel-bengkel kenaraan bermotor, an lainlain.

5 2.2. omponen Utama Elevator Barang Apabila kita ingin mengetahui sistem kerja elevator, maka kita harus mengetahui komnponen utama alam elevator tersebut. Untuk mempermuah kita mengetahui cara kerja elevator secara keseluruhan, isini penulis akan menggolongkan tata letak komponen-komponen elevator alam ua bagian ruangan, yaitu ruang mesin ( Machine Room ) an ruang luncur ( Hoistway ). Gambar omponen Utama Elevator Barang

6 Ruang Mesin ( Machine Room ) Ruang mesin aalah ruang terpenting, imana ruang tersebut terjainya semua proses pengoperasian elevator berlangsung secara keseluruhan. Dialam ruang mesin terapat beberapa alat penggerak elevator, yaitu : Motor Penggerak Motor penggerak elevator ini memiliki asupan aya tegangan bolakbalik (Ac) ari PLN yang sangat berperan alam pelaksanaan kerja elevator. Motor penggerak ini ilengkapi engan rem magnet ( magnetic brake ) yang berfungsi menahan motor ketika kereta elevator telah sampai paa lantai.. Motor penggerak alam menarik an menurunkan elevator menggunakan tali baja ( rope ) yang melingkar paa puli mesin ( sheave ), lebih jelas mengenai pembahasan an perhitungan aya motor listrik yang ipakai oleh elevator akan i jelaskan paa bab III. Dibawah ini aalah gambar motor listrik yang igunakan paa elevator. Gambar Motor Penggerak

7 2.2.3 Governor Governor aalah komponen penggerak utama alam elevator, ialam governoor ini terapat saklar yang berfungsi untuk menonaktifkan semua rangkaian sehingga otomatisasi elevator mati an tiak berfungsi. elain saklar juga terapat pengait rem, pengait rem ini berfungsi untuk menghentikan kawat selling an kawat selling ini menarik rem yang aa i kereta elevator. Gambar Governor

8 2.2.4 Panel Panel ini aalah tempat control elevator secara otomatis, panel ini terapat inverter motor an analog control atau engan programmable logic control (PLC) yang berfungsi untuk mengatur geraknya elevator Ruang Luncur Ruang luncur ini aalah tempat imana elevator beroperasi berbentuk lorong vertikal, isinilah elevator menjangkau tiap-tiap lantainya.ialam ruang luncur ini terapat beberapa komponen utama yang tak kalah pentingnya ibaningkan alam ruang mesin ereta ereta elevator beroperasi paa ruang luncur an menapak paa rail i keua sisinya, paa sisi kanan an kiri terapat pemanu rail ( sliing guie ) yang berfungsi memanu atau menapaki rail.

9 Gambar liing Guie elain pemanu rail ( sliing guie ) juga terapat karet peream ( silencer rubber ) yang berfungsi untuk mengurangi kejutan ketika elevator berhenti maupun mulai start, selain itu pula terapat peneteksi beban ( switch overloa ) yang terapat ibawah kereta elevator. Paa pintu kereta elevator juga terapat sensor gerak ( safety ray ) an sensor sentuh ( safety shoe ) yang terpasang paa pintu kereta an berfungsi supaya untuk penumpang elevator tiak terjepit pintu elevator, ialam kereta elevator juga terapat tombol-tombol pemesanan lantai ( floor button ) yang akan ituju oleh pengguna elevator. ereta elevator memiliki pintu otomatis yang igerakkan oleh motor stepper yang bekerja berasarkan sinyal igital yang asalnya ari sensor keekatan ( proximity ) yang berfungsi menentukan level atau tiaknya lantai,

10 setelah lantai inyatakan level atau rata maka motor stepper akan membuka pintu secara otomatis. Gambar ensor eekatan (Proximity) elain yang isebutkan iatas, aa beberapa komponen penukung kerja elevator antara lain seperti ibawah ini : 1. aklar pintu ( oor contact ) : aklar pintu ( oor contact ) ini termasuk alam komponen pengaman elevator. 2. unci pintu ( oor lock ) : Berfungsi untuk mengunci pintu agar pintu tiak apat ibuka ari luar 3. aklar batas atas ( final up ) an bawah ( final own ) : aklar batas atas an bawah berfungsi untuk mengamankan kereta elevator terhaap kemungkinan terjainya kelebihan kecepatan.

11 2.2.7 aklar Pintu aklar pintu atau sering isebut engan oor contact aalah salah satu komponen yang termasuk penting alam pengamanan elevator, cara kerja ari saklar pintu ( oor contact ) ini aalah saklarihubungkan kabel saklar pintu ( oor contact ) tiap-tiap lantai secara seri. Apabila salah satu pintu ibuka secara sengaja maka elevator tiak akan bekerja, ini ikarenakan untuk keselamatan pengguna elevator atau bagian perawatan elevator. Gambar aklar Pintu (Door Contact) Bobot Pengimbang ( Counterweight ) Bobot imbang atau counterweight biasanya terpasang ibelakang atau isamping kereta elevator, bobot ari bobot imbang ini harus sesuai engan ketentuan yang aa. Faktor-faktor yang menentukan berapa berat ari bobot imbang ini iantaranya harus memperhitungkan berat kereta, kapasitas penuh paa kereta an faktor keseimbangan.

12 Mengenal ecara umum peralatan pengaman safety evice paa lift 1. Circuit braker : Berfungsi untuk memutuskan sumber (aliran) listrik ari panel inuk (sub panel) ke panel control lift, menjaga peralatan elektronik ari lift jika terjai arus lebih (over current). 2. Governoor : Berfungsi untuk memutuskan power/aliran listrik ke control panel lift jika governor meneteksi terjainya over spee (kecepatan lebih) paa traffict lift (putaran roa pulley governoornya). Menjepit sling governor (catching).ecara mekanik banul governor akan menjepit sling governor (rope governor) an engan terjepitnya sling ini,maka sling ini akan menarik safety wege paa unit safety gear/safety wege yang terletak i bawah car lift an akan mencengkaram rail untuk melakukan pengereman secara paksa terhaap lift. 3. Final limit switch (upper/bagian atas) : Berfungsi sebagai ouble proteksi untuk menghentikan operasi lift jika limit switch (upper) gagal beroperasi. 4. Limit switch (upper/bagian atas) : Berfungsi untuk menjaga lift beroperasi melewati batas travel lantai tertingginya. 5. Emergency light (lampu emergency) : Lampu emergency akan menyala secara otomatis jika terjai pemaman sumber listrik.lampu ini apat bertahan rata-rata sampai engan 15 menit.

13 6. limit switch (Lower/bagian bawah) : Berfungsi menjaga lift beroperasi melewati batas travel lantai terenahnya. 7. Final limit switch (lower/bagian bawah) : Merupakan ouble proteksi untuk menghentikan opersi lift jika limit swich gagal beroperasi. 8. Door lock switch : Berfungsi untuk mencegah pintu terbuka paa saat lift seang beroperasi (running).pintu hanya apat i buka setelah sangkar berhenti. 9. Weighing Device (peneteksi beban) : Berfungsi mengaktifkan buzzer alarm paa saat weighing evice ini meneteksi beban sangkar yang berlebih.jika weighing evice ini aktif pintu lift akan tetap terbuka sampai engan sangkar i kurang bebannya. 10. Buffer : Brfungsi jika sangkar atau counterweight (beban penyeimbang) bergerak kearah paling bawah,buffer akan mengurangi terjainya shock (guncangan). 2.3 Tali Baja Tali baja ibuat engan mesin khusus, pertama-tama kawat ililitkan menjai untaian an kemuian ianyam lagi menjai tali bulat. eua proses berlangsung secara bersamaan untaian illitkan paa inti yang terbuat ari rami, asbes atau kawat baja yang lunak. Inti asbes an kawat baja igunakan untuk tali yang beroperasi paa suhu yang tinggi (misalnya ekat apur pengecoran).

14 Akan tetapi inti kawat akan mengurangi kefleksibelan tali an biasanya hanya igunakan untuk tali yang mengalami gaya tekan yang tinggi. Pemakaian tali baja igunakan secara luas paa mesin-mesin pengangkat termasuk paa elevator sebagai perabot pengangkat, tali baja mempunyai keunggulan-keunggulan ibaningkan engan rantai, tetapi juga memiliki kekurangannya, yaitu : eunggulannya : 1. Tahan terhaap beban kejut. 2. Bila akan putus memperlihatkan tana-tana. 3. Berat per satuan panjang aalah kecil. 4. Elastis. 5. Tiak berisik bila igunakan. 6. Dapat igunakan untuk kecepatan angkat yang tinggi. ekurangannya : 1. Tiak tahan terhaap korosi. 2. ukar untuk itekuk-tekuk, sehingga memerlukan rum atau teromol penggulung yang besar. 3. Dapat mulur atau memanjang. 4. Cenerung untuk berputar.

15 2.3.1 onstruksi Tali Baja Tali baja tarik khusus untuk lift harus ibuat ari kawat baja yang cukup kuat, tetapi cukup lemas tahan tekukan, imana tali tersebut bergerak bolak balik melalui roa. Batas patah elemen kawat baja ialah kira-kira 130 kgf/mm 2 sampai engan 200 kgf/mm 2 (high content carbon steel). onstruksi tali yang khas untuk lift teriri ari 6 pintalan yang ililitkan bersama, arah kekiri ataupun kekanan engan inti itengah ari serat sisal manila henep, yang jenuh menganung minyak lumas. Tiap-tiap pintalan teriri ari 19 kawat yaitu 9.9.1, artinya 9 kawat iluar, 1 ipusat an 9 lagi iantaranya. Biasanya 9 elemen kawat baja yang iluar ibuat ari baja "lunak" (130 kgf/mm 2 ) agar menyesuaikan gesekan engan roa puli ari besi tuang, tanpa rnenimbulkan keausan berlebihan. onstruksi tali sering isebut atau itulis 6 x 19 atau 6 x FC (fibre core). Paa gambar an terapat beberapa contoh bentuk konstruksi tali an arah lilitan. Gambar Arah Lilitan Tali

16 Gambar onstruksi Tali Paa Gambar a aalah jenis regular 6 x 19 FC, b aalah jenis Warrington 6 x 19 FC, c aalah jenis seale 6 x 19 FC (untuk lift 6 x 19 FC /lebih luwes), aalah jenis tiller 6 x 6 x 7 (ilarang untuk lift) Inti serat sisal apat juga iganti engan serat sintetis. Aapun tujuannya hanya sebagai bantalan untuk mempertahankan bentuk bulat tali an memberikan pelumasan paa elemen kawat. Tali baja yang ilengkapi inti serat iberi koe FC (fibre core), untuk membeakan engan tali yang ilengkapi inti kawat baja atau kawat besi yang iberi koe IWC (inepenent wire core).

17 Yang tersebut terakhir tiak memberikan pelumasan an tiak igunakan untuk lift karena tiak luwes. Dilihat ari segi arah pilinan, tali ibeakan atas 2 jenis yaitu : 1. Regular lay, jika arah pilinan kawat berlawanan engan arah lilitan an stran 2. Lang lay, jika arah pilinan kawat sama searah engan lilitan an stan. euntungan ari lang lay ialah kemuluran tali lebih kecil yaitu 0.1 % hanya ibaning engan regular lay 0.5%. Tekanan paa alur puli lebih kecil sehingga lebih awet an lebih luwes, tiak mempunyai sifat kaku (menenang) saat mau ipasang. Lang lay ipakai untuk instalasi lift berkecepatan tinggi iatas 300 m/menit, an jarak lintas iatas 200 m. Lang lay juga lebih tahan terhaap fatigue, tetapi batas patah lebih kecil kira-kira 10% ibaning engan regular lay. Umpama paa tali beriameter 13 mm, untuk regular lay batas patah 6500 kgf, seangkan paa lang lay sebesar kira-kira 5800 kgf Teori Menentukan Jumlah Lengkungan Tali Baja Gambar Diagram Lengkungan Dengan Puli Pengangkat

18 Untuk menapatkan umur tali yang seragam, jumlah lengkungan ari tali baja terhaap sistem puli pengangkat yang igunakan sangatlah berpengaruh, apat kita lihat ari gambar jumlah lengkungan ari tali baja, atau NB (Number Of Ben). Paa iagram tersebut jumlah lengkungan aalah = 6. Untuk menentukan jumlah NB = Jumlah Lengkungan ibagi 2. 6 NB = 2 NB = 3 Maka jumlah ari lengkungan atau NB (Number of Ben) harus i kompensasikan engan suatu perubahan paa perbaningan /. Paa tabel 2.1 apat itentukan nilai /, yaitu ari nilai paa jumlah 6 lengkungan paa sistem puli tersebut iatas NB = 3, maka / aalah 23. TABEL 2.1 umber referensi tabel : Mesin Pengangkat, Ruenko, N

19 Pemeriksaan kekuatan tali ilakukan sebagai berikut, berasarkan metoe pengantungan muatan, tegangan paa yang ibebani paa bagian yang melengkung karena tarikan an lenturan maka apat ilihat engan perumusan ari persamaan 2.1.a. δ E Ơ = = + (kg/m 2 ) A ( Persamaan ) umber referensi persamaan : Mesin Pengangkat, Ruenko, N Dimana : = ekuatan putus bahan kawat tali, alam kg/cm 2 = Faktor keamanan tali = Tarikan paa tali, alam kg A = Penampang berguna tali, alam cm 2 E = 3/8.E = Moulus elastisitas yang ikoreksi E = 3/8 x 2,100,000 = kg/cm 2 = kg/m 2 Dari persamaan apat iturunkan untuk menentukan luas penampang ari tali baja untuk satu ukuran kawat atau wiyer, apat ilihat paa persamaan 2.1.2, an A = X E ( Persamaan ) umber referensi persamaan : Mesin Pengangkat, Ruenko, N

20 A = X δ E ( Persamaan ) A = X E 1,5 X i ( Persamaan ) umber referensi persamaan : Mesin Pengangkat, Ruenko, N Dimana : = ekuatan putus bahan kawat tali, alam kg/cm 2 = Faktor keamanan tali = Tarikan paa tali, alam kg A = Penampang berguna tali, alam m 2 E = 3/8.E = Moulus elastisitas yang ikoreksi E = 3/8 x 2,100,000 = kg/cm 2 = kg/m 2 i = Jumlah kawat atau wiyer /min = itentukan berasarkan konstruksi ari tali

21 Dengan menurunkan persamaan maka kita apat menggunakan persamaan engan pemilihan kateristik ari tali baja yang igunakan, apat ilihat ari persamaan 2.1.5, 2.1.6, 2.1.7, 2.1.8, X 6 X 7 = 7 A 252 = ( m 2 ) - X 33, ( Persamaan ) 6 X 19 = FC A 114 = - X ( m 2 ) ( Persamaan ) 6 X 37 = FC A 222 = - X ( m 2 ) ( Persamaan ) 6 X 61 = FC A 366 = - X ( m 2 ) ( Persamaan ) 18 X 19 = FC A 114 = - X ( m 2 ) ( Persamaan )

22 Dengan menggunakan penurunan persamaan sesuai spesifikasi tali yang ipilih aalah ; 6 x FC, maka penurunan persamaannya aalah sebagai berikut : 6 X 19 = FC A 114 = - X ( m 2 ) A = X E 1,5 X i ( Persamaan 2.1.4) Jika : i = 6 x 19 = 114 wiyer Maka : A = X ,5 X 114 A = X

23 6 X 19 = FC A 114 = - X ( m 2 ) ( Persamaan ) Jai turunan persamaan yang igunakan engan spesifikasi tali baja yang ipilih yaitu 6 x FC, aalah persamaan Menentukan Beban Total Paa Elevator Barang Q total = Q + WM + WO ( Persamaan ) umber referensi persamaan : Pesawat pesawat Pengangkat, A. Muin yamsir Dimana : Q = Beban kapasitas muatan alam perencanaan ( 1 Ton ) WM WO = Berat sangkar kereta = Berat bobot pengimbang Menetukan Berat angkar ereta Paa sangkar elevator barang apat itentukan engan persamaan sebagai berikut : G sangkar = F untuk Q = 500 kg G sangkar = F untuk Q = 1000 kg G sangkar = F untuk Q = 1500 kg ( Persamaan ) umber referensi persamaan : Mesin Pengangkat, Ruenko, N

24 Dengan : F Q = Luas lantai alam m = apasitas, alam kg Menetukan F ( Luas angkar Berat Bobot ) = Panjang Pengimbang X Lebar ( Persamaan ) Biasanya bobot pengimbang yang itunjukan paa iagram gambar a, b, c, an ianggap sama engan bobot sangkar itambah 0,4 sampai 0,5 ari muatan maksimum. Persamaannya aalah : umber referensi gambar : Mesin Pengangkat, Ruenko, N Gambar Diagram Bobot Pengimbang G sangkar (WO) = G sangkar + 0,5 Q ( Persamaan ) umber referensi persamaan : Mesin Pengangkat, Ruenko, N

25 2.3.6 Menentukan Tegangan Tali Maksimum Tegangan tali maksimum bila gesekan iabaikan = Q total Z η ( Persamaan ) umber referensi persamaan : Mesin Pengangkat, Ruenko, N Dimana : = Tegangan tali (kg) Q total = Q + WM + WO Z η = Jumlah bagian tali = Efisiensi puly system Menentukan Diameter Tali Untuk menentukan iameter tali, harus mencari nilai yang apat ilihat paa tabel 2.1, yaitu engan persamaan = 1,5 x δ i 1,5 δ i ( Persamaan ) umber referensi persamaan : Mesin Pengangkat, Ruenko, N

26 δ = 4 x A / π x i ( Persamaan ) umber referensi persamaan : Mesin Pengangkat, Ruenko, N Dimana δ i = iameter satu kawat = jumlah kawat paa tali Dengan penurunan persamaan , untuk mencari besar iameter tali tergantung ari jenis spesifikasi tali yang kita pilih. Dapat ilihat engan persamaan pesifikasi tali yang ipilih aalah ; 6 x FC Maka persamaannya aalah : A 114 = 6 x 19 x π / 4 x δ 2 δ = 4 x A / 6 x 19 x π ( Persamaan ) Dimana : δ A = iameter satu kawat = Nilai penampang guna tali Cara pengukuran iameter tali engan menggunakan jangka sorong (sigmat) lihat paa gambar Benar alah umber referensi gambar : Pesawat pesawat Pengangkat, A. Muin yamsir gambar

27 2.3.8 Menentukan ekuatan Putus Tali Dengan menapatkan nilai persamaan 2.1.5, 2.1.6, 2.1.7, 2.1.8, 2.1.9, maka untuk menentukan kekuatan putus tali apat ilihat engan persamaan , , , , P 252 = x σb - X 33, ( kg) ( Persamaan ) P 114 = x σb - X ( kg) ( Persamaan ) P 222 = x σb - X ( kg) ( Persamaan ) P 366 = x σb - X ( kg) ( Persamaan )

28 P 342 = x σb - X ( kg) ( Persamaan ) Dimana : = ekuatan putus bahan kawat tali, alam kg/cm 2 / P = Faktor keamanan tali = Tarikan paa tali, alam kg = Ditentukan berasarkan NB ari system puli = ekuatan putus paa penampang total tali Menentukan Tegangan Tali Yang Di Izinkan Tali iperiksa terhaap pengecekan tegangan tarik yang iizinkan sesuai engan persamaan Dimana : = P ( Persamaan ) umber referensi persamaan : Pesawat pesawat Pengangkat, A. Muin yamsir P = Tarikan paa tali, alam kg = ekuatan putus tali alam kg = Faktor keamanan

29 Menentukan Umur Tali Baja Menentukan umur tali berhubungan engan jumlah lengkungan tali, an untuk menapatkan secara matematis rumus esain aalah engan menggunakan persamaan A = D = m.σ.c.c1.c2 ( Persamaan ) Dimana : umber referensi persamaan : Mesin Pengangkat, Ruenko, N A m = D/ perbaningan iameter rum atau puli engan iameter tali = Faktor yang tergantung paa jumlah lengkungan berulang paa tali z selama perioe keausan sampai tali tersebut rusak. σ = Tegangan tarik sebenarnya paa tali, alam kg/mm 2 C = Faktor yang memberi karakteristik konstruksi tali an kekuatan tarik maksimum bahan kawat C1 C2 = Faktor tergantung paa tali = Faktor yang menentukan faktor prouksi an operasi tambahan, yang tiak iperhitungakan oleh faktor C an C1

30 Menentukan jumlah lengkungan yang iperbolehkan Bila kita mengetahui konisi operasi mekanisme pengangkat an untuk menentukan nilai umur tali, maka harus menentukan jumlah lengkungan yang iperbolehkan Z 1, engan perasamaan Z 1 = a. Z 2. N. β ( Persamaan ) umber referensi persamaan : Mesin Pengangkat, Ruenko, N Dimana : N a Z 2 = Umur tali alarm bulan = Jumlah siklus kerja rata-rata perbulan = Jumlah lengkungan berulang per siklus kerja (mengangkat an menurunkan) paa tinggi pengangkatan penuh an lengkungan satu sisi Β = Faktor perubahan aya tahan tali akibat mengangkat muatan lebih renah ari tinggi total an lebih ringan ari muatan penuh. Z 1 = Jumlah lengkungan yang iperbolehkan

BAB III PERENCANAAN PEMILIHAN TALI BAJA PADA ELEVATOR BARANG. Q = Beban kapasitas muatan dalam perencanaan ( 1 Ton )

BAB III PERENCANAAN PEMILIHAN TALI BAJA PADA ELEVATOR BARANG. Q = Beban kapasitas muatan dalam perencanaan ( 1 Ton ) BAB III PERENCANAAN PEMILIHAN TALI BAJA PADA ELEVATOR BARANG 3.1 Perencanaan Beban Total Paa Elevator Barang Q total = Q + WM + WO ( Persamaan 2.1.10 ) Q = Beban kapasitas muatan alam perencanaan ( 1 Ton

Lebih terperinci

BAB III DASAR PERANCANGAN LIFT

BAB III DASAR PERANCANGAN LIFT BAB III DASAR PERANCANGAN LIFT 3.1. Sejarah Perkembangan Lift Elevator atau yang lebih akrab dikenal oleh masyarakat luas dengan nama lift. Lift adalah salah satu alat Bantu dalam kehidupan manusia yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASANTEORI

BAB II LANDASANTEORI BAB II LANDASANTEORI 2.1. Sejarah Perkembangan Elevator Elevator atau yang lebih akrab dikenal oleh masyarakat luas dengan nama lift, lift adalah salah satu alat Bantu dalam kehidupan manusia yang berfungsi

Lebih terperinci

JENIS-JENIS LIFT DAN FUNGSINYA

JENIS-JENIS LIFT DAN FUNGSINYA Lift adalah angkutan transportasi vertikal yang digunakan untuk mengangkut orang atau barang. Lift umumnya digunakan di gedung-gedung bertingkat tinggi; biasanya lebih dari tiga atau empat lantai. Gedung-gedung

Lebih terperinci

Program pemeliharaan. Proses pemeliharaan. Staf pemeliharaan. Catatan hasil pemeliharaan

Program pemeliharaan. Proses pemeliharaan. Staf pemeliharaan. Catatan hasil pemeliharaan 32 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ALUR PROSES Berikut diagram alir proses perawatan dan pemeliharaan Jadwal pemeliharaan Program pemeliharaan Pemeliharaan mingguan Staf pemeliharaan Proses pemeliharaan

Lebih terperinci

TUGAS MEKATRONIKA SISTEM LIFT

TUGAS MEKATRONIKA SISTEM LIFT TUGAS MEKATRONIKA SISTEM LIFT Di susun oleh: 1. Kevin Adelin (L2F009059) 2. Rohmat Hidayat (L2F009064) 3. Alga Bagas S (L2F009065) 4. Adhi Warsito (L2F009077) JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Baja : Tipe 6 x Fibre Core

Baja : Tipe 6 x Fibre Core Lampiran 1 Nilai Sebagai Fungsi Lengkungan an Tegangan Tarik Maksimum Tali Baja Tipe : x 19 + 1 Fibre Core Tabel L.1.1. Nilai Sebagai Fungsi Lengkungan lengkungan 1 2 3 1 20 23 25 Sumber : Zainuri (200)

Lebih terperinci

UTILITAS 02 PROGRAM STUDI TEKNIK ARSITEKTUR UNIVERSITAS GUNADARMA

UTILITAS 02 PROGRAM STUDI TEKNIK ARSITEKTUR UNIVERSITAS GUNADARMA UTILITAS 02 PROGRAM STUDI TEKNIK ARSITEKTUR UNIVERSITAS GUNADARMA Veronika Widi Prabawasari adalah angkutan transportasi vertikal yang digunakan untuk mengangkut orang atau barang. Lift umumnya digunakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mesin Pemindah Bahan Mesin pemindah bahan dengan menggunakan Sling (tali baja) merupakan bagian terpadu perlengkapan mekanis dalam setiap industri modern. Desain mesin pemindah

Lebih terperinci

BAB II TEORI ELEVATOR

BAB II TEORI ELEVATOR BAB II TEORI ELEVATOR 2.1 Definisi Elevator. Elevator atau sering disebut dengan lift merupakan salah satu jenis pesawat pengangkat yang berfungsi untuk membawa barang maupun penumpang dari suatu tempat

Lebih terperinci

LIFT (ELEVATOR) Berikut yang perlu diketahui tentang lift, antara lain : A. Jenis Jenis Motor Penggerak Lift. 1. Motor Gear

LIFT (ELEVATOR) Berikut yang perlu diketahui tentang lift, antara lain : A. Jenis Jenis Motor Penggerak Lift. 1. Motor Gear LIFT (ELEVATOR) Lift atau elevator merupakan alat transfortasi vertikal suatu gedung. Lift sekarang ini telah menjadi kebutuhan yang mendasar di gedung gedung pemerintahan, perkantoran, hotel, apartemen,

Lebih terperinci

IV. ANALISA RANCANGAN

IV. ANALISA RANCANGAN IV. ANALISA RANCANGAN A. Rancangan Fungsional Dalam penelitian ini, telah irancang suatu perontok pai yang mempunyai bentuk an konstruksi seerhana an igerakkan engan menggunakan tenaga manusia. Secara

Lebih terperinci

MAKALAH ELEVATOR (LIFT) Disusun oleh: Jhon Fetra Sitepu Miftahudin TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

MAKALAH ELEVATOR (LIFT) Disusun oleh: Jhon Fetra Sitepu Miftahudin TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI MAKALAH ELEVATOR (LIFT) Disusun oleh: Jhon Fetra Sitepu 413111100 Miftahudin 41311110058 TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2014/2015 PENGENALAN ELEVATOR I. SEJARAH

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. Beton bertulang merupakan kombinasi antara beton dan baja. Kombinasi

BAB III LANDASAN TEORI. Beton bertulang merupakan kombinasi antara beton dan baja. Kombinasi 16 BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Umum Beton bertulang merupakan kombinasi antara beton an baja. Kombinasi keuanya membentuk suatu elemen struktur imana ua macam komponen saling bekerjasama alam menahan beban

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sekarang ini banyak bangunan atau gedung (perkantoran, apartemen, instansi, hotel berbintang, trade center, dan lainnya) yang dibangun dengan konsep luas dan ketinggian

Lebih terperinci

BAB 6 P E G A S M E K A N I S

BAB 6 P E G A S M E K A N I S BAB 6 P E G A S M E K A N I S Pegas, aalah suatu elemen mesin yang memperoleh gaya bila iberi perubahan bentuk. Pegas mekanis ipakai paa Mesin untuk menesakan gaya, untuk menyeiakan lenturan an untuk menyimpan

Lebih terperinci

BAB 3 MODEL DASAR DINAMIKA VIRUS HIV DALAM TUBUH

BAB 3 MODEL DASAR DINAMIKA VIRUS HIV DALAM TUBUH BAB 3 MODEL DASA DINAMIKA VIUS HIV DALAM TUBUH 3.1 Moel Dasar Moel asar inamika virus HIV alam tubuh menggunakan beberapa asumsi sebagai berikut: Mula-mula tubuh alam keaaan tiak terinfeksi virus atau

Lebih terperinci

BAB 7 P A S A K. Gambar 1. Jenis-Jenis Pasak

BAB 7 P A S A K. Gambar 1. Jenis-Jenis Pasak BAB 7 P A S A K Pasak atau keys merupakan elemen mesin yang igunakan untuk menetapkan atau mengunci bagian-bagian mesin seperti : roa gigi, puli, kopling an sprocket paa poros, sehingga bagian-bagian tersebut

Lebih terperinci

Kombinasi Gaya Tekan dan Lentur

Kombinasi Gaya Tekan dan Lentur Mata Kuliah Koe SKS : Perancangan Struktur Beton : CIV-204 : 3 SKS Kombinasi Gaya Tekan an Lentur Pertemuan 9,10,11 Sub Pokok Bahasan : Analisis an Desain Kolom Penek Kolom aalah salah satu komponen struktur

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Lift Penumpang Lift Penumpang adalah pesawat pengangkat atau pengangkut manusia yang digerakkan dengan tenaga listrik baik melalui tarikan langsung (tanpa atau dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sistem alat angkat Elevator Barang sangat dibutuhkan pada industri

BAB I PENDAHULUAN. Sistem alat angkat Elevator Barang sangat dibutuhkan pada industri BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Sistem alat angkat Elevator Barang sangat dibutuhkan pada industri gedung bertingkat, dimana akan lebih efektif dan efisien, dibandingkan memindahkan barang

Lebih terperinci

BAB II DISKRIPSI BUKA TUTUP PINTU YANG DIBANGUN. Fungsi lift merupakan alat transportasi pada gedung atau bangunan bertingkat

BAB II DISKRIPSI BUKA TUTUP PINTU YANG DIBANGUN. Fungsi lift merupakan alat transportasi pada gedung atau bangunan bertingkat BAB II DISKRIPSI BUKA TUTUP PINTU YANG DIBANGUN A.2.1 KLASIFIKASI LIFT SECARA UMUM Fungsi lift merupakan alat transportasi pada gedung atau bangunan bertingkat yang dapat digunakan untuk mengangkat orang

Lebih terperinci

Mechanical Engineering Ismanto Alpha's

Mechanical Engineering Ismanto Alpha's 1 of 8 9/25/2015 11:04 PM Selamat Datang Semoga Dapat Bermanfaat Mengenai Saya Mechanical Engineering Ismanto Alpha's Jumat, 04 Desember 2009 Nama: IsmantoAlpha's Lokasi: Bandar Lampung, Lampung, Indonesia

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR ANALISA PERENCANAAN LIFT PENUMPANG BERKAPASITAS MAKSIMUM 1150 KG MODEL P-17-CO-105 SANYO

TUGAS AKHIR ANALISA PERENCANAAN LIFT PENUMPANG BERKAPASITAS MAKSIMUM 1150 KG MODEL P-17-CO-105 SANYO TUGAS AKHIR ANALISA PERENCANAAN LIFT PENUMPANG BERKAPASITAS MAKSIMUM 1150 KG MODEL P-17-CO-105 SANYO Diajukan Untuk Memenuhi salah satu syarat untuk meraih Gelar Sarjana (Strata 1) Teknik Mesin Disusun

Lebih terperinci

PERANCANGAN LIFT PENUMPANG KAPASITAS 1000Kg KECEPATAN 90M/Menit DAN TINGGI TOTAL 80M DENGAN SISTEM KONTROL VVVF

PERANCANGAN LIFT PENUMPANG KAPASITAS 1000Kg KECEPATAN 90M/Menit DAN TINGGI TOTAL 80M DENGAN SISTEM KONTROL VVVF TUGAS SARJANA PERANCANGAN LIFT PENUMPANG KAPASITAS 1000Kg KECEPATAN 90M/Menit DAN TINGGI TOTAL 80M DENGAN SISTEM KONTROL VVVF Diajukan Sebagai salah satu tugas dan syarat untuk memperoleh gelar Strata

Lebih terperinci

BAB III PROSES PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN

BAB III PROSES PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN BB III PROSES PERNCNGN DN PERHITUNGN 3.1 Diagram alir penelitian MULI material ie an material aluminium yang iekstrusi Perancangan ie Proses pembuatan ie : 1. Pemotongan bahan 2. Pembuatan lubang port

Lebih terperinci

MACAM-MACAM SAMBUNGAN BAJA

MACAM-MACAM SAMBUNGAN BAJA MACAM-MACAM SAMBUNGAN BAJA 1. PENGETAHUAN DASAR a. Fungsi / Tujuan Sambungan Baja Suatu konstruksi bangunan baja aalah tersusun atas batang-batang baja yang igabung membentuk satu kesatuan bentuk konstruksi

Lebih terperinci

2.3 Perbandingan Putaran dan Perbandingan Rodagigi. Jika putaran rodagigi yang berpasangan dinyatakan dengan n 1. dan z 2

2.3 Perbandingan Putaran dan Perbandingan Rodagigi. Jika putaran rodagigi yang berpasangan dinyatakan dengan n 1. dan z 2 .3 Perbaningan Putaran an Perbaningan Roagigi Jika putaran roagigi yang berpasangan inyatakan engan n (rpm) paa poros penggerak an n (rpm) paa poros yang igerakkan, iameter lingkaran jarak bagi (mm) an

Lebih terperinci

ANALISAPERHITUNGANWAKTU PENGALIRAN AIR DAN SOLAR PADA TANGKI

ANALISAPERHITUNGANWAKTU PENGALIRAN AIR DAN SOLAR PADA TANGKI ANALISAPERITUNGANWAKTU PENGALIRAN AIR DAN SOLAR PADA TANGKI Nurnilam Oemiati Staf Pengajar Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammaiyah Palembang Email: nurnilamoemiatie@yahoo.com Abstrak paa

Lebih terperinci

MESIN PEMINDAH BAHAN PERANCANGAN HOISTING CRANE DENGAN KAPASITAS ANGKAT 5 TON PADA PABRIK PENGECORAN LOGAM

MESIN PEMINDAH BAHAN PERANCANGAN HOISTING CRANE DENGAN KAPASITAS ANGKAT 5 TON PADA PABRIK PENGECORAN LOGAM MESIN PEMINDAH BAHAN PERANCANGAN HOISTING CRANE DENGAN KAPASITAS ANGKAT 5 TON PADA PABRIK PENGECORAN LOGAM SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik KURNIAWAN

Lebih terperinci

VIII. ALIRAN MELALUI LUBANG DAN PELUAP

VIII. ALIRAN MELALUI LUBANG DAN PELUAP VIII. ALIRAN MELALUI LUBANG DAN PELUAP 8.. Penahuluan Lubang aalah bukaan paa ining atau asar tangki imana zat cair mengalir melaluinya. Lubang tersebut bisa berbentuk segi empat, segi tiga, ataupun lingkaran.

Lebih terperinci

Jenis transportasi vertikal. 1. elevator/lift 2. Gondola 3. Dumb waiters

Jenis transportasi vertikal. 1. elevator/lift 2. Gondola 3. Dumb waiters Jenis transportasi vertikal 1. elevator/lift 2. Gondola 3. Dumb waiters Tranportasi vertikal Elevator Kriteria kualitas pelayanan elevator adalah : 1. Waktu menunggu (Interval, Waiting time) 2. Daya angkut

Lebih terperinci

BAB III TEORI PENUNJANG. penggerak frekuensi variable. KONE Minispace TM

BAB III TEORI PENUNJANG. penggerak frekuensi variable. KONE Minispace TM BAB III TEORI PENUNJANG 3.1. KONE MiniSpace TM KONE Minispace TM adalah lift dengan pengimbang menggunakan EcoDisc, motor sinkronisasi tanpa perseneling yang digerakkan oleh suatu penggerak frekuensi variable.

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN KOMPONEN UTAMA ELEVATOR BARANG

BAB IV PERHITUNGAN KOMPONEN UTAMA ELEVATOR BARANG IV PERHITUNGN KOMPONEN UTM ELEVTOR RNG 4.1 Perhitungan obot Pengimbang. obot pengimbang berfungsi meringkankan kerja mesin hoist pada saat mengangkat box. obot pengimbang yang akan kita buat disini adalah

Lebih terperinci

TUGAS BESAR PERANCANGAN SISTEM MEKANIK

TUGAS BESAR PERANCANGAN SISTEM MEKANIK TUGAS BESAR PERANCANGAN SISTEM MEKANIK SURVEY DAN ANALISIS LIFT GEDUNG C FEB UNDIP Disusun oleh: Ricky Petra F S- 1 TEKNIK MESIN UNIVERSITAS DIPONEGORO 2016 Lift Gedung C FEB Universitas Diponegoro Semarang

Lebih terperinci

SIRKULASI (VERTIKAL & HORIZONTAL) PADA BANGUNAN BERTINGKAT.

SIRKULASI (VERTIKAL & HORIZONTAL) PADA BANGUNAN BERTINGKAT. Pertemuan ke-2 dan ke-3 Materi Perkuliahan : Sirkulasi ( vertikal dan horizontal) pada bangunan bertingkat yang berkaitan dengan pergerakan manusia, barang dan kendaraan. Sistem aksesibilitas dari moda

Lebih terperinci

PERENCANAAN PENULANGAN LENTUR DAN GESER BALOK PERSEGI MENURUT SNI 03-847-00 Slamet Wioo Staf Pengajar Peniikan Teknik Sipil an Perenanaan FT UNY Balok merupakan elemen struktur yang menanggung beban layan

Lebih terperinci

TUGAS SARJANA MESIN PEMINDAH BAHAN

TUGAS SARJANA MESIN PEMINDAH BAHAN TUGAS SARJANA MESIN PEMINDAH BAHAN PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SHOP DRAWING PADA PEMBANGUNAN LIFT PENUMPANG KAPASITAS 20 ORANG/1350 KG DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE AUTOCAD 2007 DI GEDUNG CAMBRIDGE MALL Skripsi

Lebih terperinci

PERENCANAAN OVERHEAD TRAVELLING CRANE KAPASITAS 10 TON BENTANGAN 25 METER

PERENCANAAN OVERHEAD TRAVELLING CRANE KAPASITAS 10 TON BENTANGAN 25 METER PERENCANAAN OVERHEAD TRAVELLING CRANE KAPASITAS 10 TON BENTANGAN 25 METER Tugas Akhir Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Gelar Kesarjanaan Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. buah kabin operator yang tempat dan fungsinya adalah masing-masing. 1) Kabin operator Truck Crane

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. buah kabin operator yang tempat dan fungsinya adalah masing-masing. 1) Kabin operator Truck Crane BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bagian-bagian Utama Pada Truck Crane a) Kabin Operator Seperti yang telah kita ketahui pada crane jenis ini memiliki dua buah kabin operator yang tempat dan fungsinya adalah

Lebih terperinci

LIFT ELEVATOR & ESCALATOR

LIFT ELEVATOR & ESCALATOR I. JENIS ELEVATOR / LIFT LIFT ELEVATOR & ESCALATOR Secara umum jenis lift dilihat dari pemakaian muatan dapat digolongkan menjadi 3 (tiga) kelompok, yaitu : 1. Lift Penumpang ( Passenger Elevator) 2. Lift

Lebih terperinci

PERANCANGAN ELEVATOR DAN PEMBUATAN PROTOTIPE PENGENDALI OTOMATIS ELEVATOR BERBASIS MIKROKONTROLER ATmega 8535

PERANCANGAN ELEVATOR DAN PEMBUATAN PROTOTIPE PENGENDALI OTOMATIS ELEVATOR BERBASIS MIKROKONTROLER ATmega 8535 PERANCANGAN ELEVATOR DAN PEMBUATAN PROTOTIPE PENGENDALI OTOMATIS ELEVATOR BERBASIS MIKROKONTROLER ATmega 8535 SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik DEDY

Lebih terperinci

Praktikum Total Quality Management

Praktikum Total Quality Management Moul ke: 09 Dr. Fakultas Praktikum Total Quality Management Aries Susanty, ST. MT Program Stui Acceptance Sampling Abstract Memberikan pemahaman tentang rencana penerimaan sampel, baik satu tingkat atau

Lebih terperinci

MESIN PEMINDAH BAHAN

MESIN PEMINDAH BAHAN TUGAS SARJANA MESIN PEMINDAH BAHAN PERENCANAAN LIFT UNTUK KEPERLUAN GEDUNG PERKANTORAN BERLANTAI SEPULUH Oleh : R O I M A N T A S. NIM : 030421007 PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA EKSTENSI DEPARTEMEN TEKNIK

Lebih terperinci

SISTEM TRANSPORTASI PADA BANGUNAN

SISTEM TRANSPORTASI PADA BANGUNAN SISTEM TRANSPORTASI PADA BANGUNAN SEBAGAI TUGAS MATA KULIAH UTILITAS BANGUNAN DOSEN : Ir. Edi Hari Purnomo, MT OLEH : MARDIAN SANJAYA (08106100 ) WAHYU RESTRIONO (0810610022) ARIF LUKITO (0810610033) AYU

Lebih terperinci

MAKALAH PESAWAT ANGKAT. Rantai dan Tali

MAKALAH PESAWAT ANGKAT. Rantai dan Tali MAKALAH PESAWAT ANGKAT Rantai dan Tali Disusun oleh : Rungky R. Pratama (02.2010.1.08126) JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA 2013 1. Rantai Lasan rantai

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Data Langkah-Langkah Penelitian

METODE PENELITIAN Data Langkah-Langkah Penelitian METODE PENELITIAN Data Inonesia merupakan salah satu negara yang tiak mempunyai ata vital statistik yang lengkap. Dengan memperhatikan hal tersebut, sangat tepat menggunakan Moel CPA untuk mengukur tingkat

Lebih terperinci

ANALISA KEMAMPUAN ANGKAT DAN UNJUK KERJA PADA OVER HEAD CONVEYOR. Heri Susanto

ANALISA KEMAMPUAN ANGKAT DAN UNJUK KERJA PADA OVER HEAD CONVEYOR. Heri Susanto ANALISA KEMAMPUAN ANGKAT DAN UNJUK KERJA PADA OVER HEAD CONVEYOR Heri Susanto ABSTRAK Keinginan untuk membuat sesuatu hal yang baru serta memperbaiki atau mengoptimalkan yang sudah ada adalah latar belakang

Lebih terperinci

BAB III INTERFERENSI SEL

BAB III INTERFERENSI SEL BAB NTEFEENS SEL Kinerja sistem raio seluler sangat ipengaruhi oleh faktor interferensi. Sumber-sumber interferensi apat berasal ari ponsel lainya ialam sel yang sama an percakapan yang seang berlangsung

Lebih terperinci

PERBAIKAN KERUSAKAN LIFT BARANG KAPASITAS 1,6 TON DI IRM

PERBAIKAN KERUSAKAN LIFT BARANG KAPASITAS 1,6 TON DI IRM PERBAIKAN KERUSAKAN LIFT BARANG KAPASITAS 1,6 TON DI IRM Supriyono, Eric Johneri Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir BATAN Email: pri17025@yahoo.co.id ABSTRAK PERBAIKAN KERUSAKAN LIFT BARANG KAPASITAS 1,6

Lebih terperinci

F = M a Oleh karena diameter pipa adalah konstan, maka kecepatan aliran di sepanjang pipa adalah konstan, sehingga percepatan adalah nol, d dr.

F = M a Oleh karena diameter pipa adalah konstan, maka kecepatan aliran di sepanjang pipa adalah konstan, sehingga percepatan adalah nol, d dr. Hukum Newton II : F = M a Oleh karena iameter pipa aalah konstan, maka kecepatan aliran i sepanjang pipa aalah konstan, sehingga percepatan aalah nol, rr rr( s) rs rs( r r) rrs sin o Bentuk tersebut apat

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. c) Untuk mencari torsi dapat dirumuskan sebagai berikut:

BAB II DASAR TEORI. c) Untuk mencari torsi dapat dirumuskan sebagai berikut: BAB II DASAR TEORI 2.1 Daya Penggerak Secara umum daya diartikan sebagai suatu kemampuan yang dibutuhkan untuk melakukan sebuah kerja, yang dinyatakan dalam satuan Watt ataupun HP. Penentuan besar daya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mobile Crane Mobile crane adalah Alat pengangkat ( crane) dengan sebuah mesin yang mempunyai struktur traktor atau truck yang dapat dipindahkan dengan mudah karena dukungan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Umum Peralatan pengangkat ahan igunakan unuk meminahkan muatan i lokasi atau area, epartemen, parik, lokasi konstruksi, tempat penyimpanan, pemongkaran muatan an seagainya. Proses

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 1 Planetary Gearbox Untuk pengertian secara umumnya sistem roa gigi planet aalah sebuah sistem roa gigi yang teriri ari sun gear, carrier gear an ring gear atau internal gear Satu

Lebih terperinci

BAB III UJICOBA KALIBRASI KAMERA

BAB III UJICOBA KALIBRASI KAMERA BAB III UJICOBA KALIBRASI KAMERA 3.1 Spesifikasi kamera Kamera yang igunakan alam percobaan paa tugas akhir ini aalah kamera NIKON Coolpix 7900, engan spesifikasi sebagai berikut : Resolusi maksimum :

Lebih terperinci

PENALAAN KENDALI PID UNTUK PENGENDALI PROSES

PENALAAN KENDALI PID UNTUK PENGENDALI PROSES PENALAAN KENDALI PID UNTUK PENGENDALI PROSES Raita.Arinya Universitas Satyagama Jakarta Email: raitatech@yahoo.com Abstrak Penalaan parameter kontroller PID selalu iasari atas tinjauan terhaap karakteristik

Lebih terperinci

=== PERANCANGAN RANGKAIAN KOMBINASIONAL ===

=== PERANCANGAN RANGKAIAN KOMBINASIONAL === TKNIK IITL === PRNNN RNKIN KOMINSIONL === Rangkaian logika atau igital apat ibagi menjai 2 bagian yaitu:. Rangkaian Kombinasional, aalah suatu rangkaian logika yang keaaan keluarannya hanya ipengaruhi

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN ALAT UKUR UJI TEKANAN DAN LAJU ALIRAN FLUIDA MENGGUNAKAN POMPA CENTRIFUGAL

RANCANG BANGUN ALAT UKUR UJI TEKANAN DAN LAJU ALIRAN FLUIDA MENGGUNAKAN POMPA CENTRIFUGAL Jurnal J-Ensitec: Vol 0 No. 0, Mei 06 RANCANG BANGUN ALAT UKUR UJI TEKANAN DAN LAJU ALIRAN FLUIDA MENGGUNAKAN POMPA CENTRIFUGAL Gugun Gunai, Asep Rachmat, Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Majalengka

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Umum Tune mass amper (TMD) aalah sebuah alat atau instrument yang teriri ari suatu massa, kekakuan an sebuah amper (peream) yang empet atau menempel paa suatu struktur yang

Lebih terperinci

BAB V KAPASITOR. (b) Beda potensial V= 6 volt. Muatan kapasitor, q, dihitung dengan persamaan q V = ( )(6) = 35, C = 35,4 nc

BAB V KAPASITOR. (b) Beda potensial V= 6 volt. Muatan kapasitor, q, dihitung dengan persamaan q V = ( )(6) = 35, C = 35,4 nc BAB KAPASITOR ontoh 5. Definisi kapasitas Sebuah kapasitor 0,4 imuati oleh baterai volt. Berapa muatan yang tersimpan alam kapasitor itu? Jawab : Kapasitas 0,4 4 0-7 ; bea potensial volt. Muatan alam kapasitor,,

Lebih terperinci

BAB IV PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN ELEVATOR DENGAN. KAPASITAS 1150 kg

BAB IV PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN ELEVATOR DENGAN. KAPASITAS 1150 kg BAB IV PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN ELEVATOR DENGAN KAPASITAS 1150 kg 4.1. Perencanaan Elevator Dalam merencanakan unit lift yang akan digunakan pada sebuah gedung pertama-tama yang harus di hitung adalah

Lebih terperinci

SKRIPSI. Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik STEVANUS SITUMORANG NIM

SKRIPSI. Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik STEVANUS SITUMORANG NIM PERANCANGAN TROLLEY DAN SPREADER GANTRY CRANE KAPASITAS ANGKAT 40 TON TINGGI ANGKAT 41 METER YANG DIPAKAI DI PELABUHAN INDONESIA I CABANG BELAWAN INTERNATIONAL CONTAINER TERMINAL (BICT) SKRIPSI Skripsi

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. II.1 Saham

BAB II DASAR TEORI. II.1 Saham BAB II DASAR TEORI Paa bab ini akan ijelaskan asar teori yang igunakan selama pelaksanaan Tugas Akhir ini: saham, analisis funamental, analisis teknis, moving average, oscillator, an metoe Relative Strength

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METOE PENELITIAN 3.1 Kajian Singkat Produk Model alat uji bending merupakan sebuah alat yang berfungsi untuk mengetahui kekuatan lengkung produk-produk yang akan diuji dengan cara bending test.

Lebih terperinci

PERENCANAAN OVERHEAD TRAVELLING CRANE YANG DIPAKAI PADA PABRIK PELEBURAN BAJA DENGAN KAPASITAS ANGKAT CAIRAN 10 TON

PERENCANAAN OVERHEAD TRAVELLING CRANE YANG DIPAKAI PADA PABRIK PELEBURAN BAJA DENGAN KAPASITAS ANGKAT CAIRAN 10 TON UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS TEKNIK DEPARTEMEN TEKNIK MESIN MEDAN TUGAS SARJANA MESIN PEMINDAH BAHAN PERENCANAAN OVERHEAD TRAVELLING CRANE YANG DIPAKAI PADA PABRIK PELEBURAN BAJA DENGAN KAPASITAS

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN MINIMISASI RIAK TEGANGAN DAN ARUS SISI DC

BAB 4 ANALISIS DAN MINIMISASI RIAK TEGANGAN DAN ARUS SISI DC BAB ANAL DAN MNMA RAK EGANGAN DAN ARU DC. Penahuluan ampai saat ini, penelitian mengenai riak sisi DC paa inverter PWM lima-fasa paa ggl beban sinusoial belum pernah ilakukan. Analisis yang ilakukan terutama

Lebih terperinci

BAB IV ESTIMASI DIMENSI ELEMEN STRUKTUR. 1 basement. Denah bangunan hotel seperti terlihat pada gambar 4.1 : Gambar 4.1.

BAB IV ESTIMASI DIMENSI ELEMEN STRUKTUR. 1 basement. Denah bangunan hotel seperti terlihat pada gambar 4.1 : Gambar 4.1. BAB IV ESTIMASI DIMENSI ELEMEN STRUKTUR 4.1. Denah Bangunan Dalam tugas akhir ini penulis akan merancang geung hotel 7 lantai an 1 basement. Denah bangunan hotel seperti terlihat paa gambar 4.1 : Gambar

Lebih terperinci

PROGRAM KOMPUTER UNTUK PEMODELAN SEBARAN PERGERAKAN. Abstrak

PROGRAM KOMPUTER UNTUK PEMODELAN SEBARAN PERGERAKAN. Abstrak PROGRAM KOMPUTER UNTUK PEMODELAN SEBARAN PERGERAKAN Ruy Setiawan, ST., MT. Sukanto Tejokusuma, Ir., M.Sc. Jenny Purwonegoro, ST. Staf Pengajar Fakultas Staf Pengajar Fakultas Alumni Fakultas Teknik Sipil

Lebih terperinci

MESIN PEMINDAH BAHAN

MESIN PEMINDAH BAHAN MESIN PEMINDAH BAHAN PERANCANGAN DAN ANALISA PERHITUNGAN BEBAN ANGKAT MAKSIMUM PADA VARIASI JARAK LENGAN TOWER CRANE KAPASITAS ANGKAT 3,2 TON TINGGI ANGKAT 40 METER DAN RADIUS LENGAN 70 METER SKRIPSI Skripsi

Lebih terperinci

ANALISA KEKUATAN DAN UMUR TALI BAJA KRAN HYDROLIK DENGAN KAPASITAS ANGKAT 25 TON SKRIPSI

ANALISA KEKUATAN DAN UMUR TALI BAJA KRAN HYDROLIK DENGAN KAPASITAS ANGKAT 25 TON SKRIPSI ANALISA KEKUATAN DAN UMUR TALI BAJA KRAN HYDROLIK DENGAN KAPASITAS ANGKAT 25 TON SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik MARAHALIM LUBIS NIM. 050421022 DEPARTEMEN

Lebih terperinci

KAPASITOR. Pengertian Kapasitor

KAPASITOR. Pengertian Kapasitor 7/3/3 KAPASITOR Pengertian Kapasitor Dua penghantar berekatan yang imaksukan untuk iberi muatan sama tetapi berlawanan jenis isebut kapasitor. Sifat menyimpan energi listrik / muatan listrik. Kapasitas

Lebih terperinci

MAKALAH TUGAS AKHIR DIMENSI METRIK PADA PENGEMBANGAN GRAPH KINCIR DENGAN POLA K 1 + mk n

MAKALAH TUGAS AKHIR DIMENSI METRIK PADA PENGEMBANGAN GRAPH KINCIR DENGAN POLA K 1 + mk n MAKALAH TUGAS AKHIR DIMENSI METRIK PADA PENGEMBANGAN GRAPH KINCIR DENGAN POLA K 1 + mk n Oleh : JOHANES ARIF PURWONO 105 100 00 Pembimbing : Drs. Suhu Wahyui, MSi 131 651 47 ABSTRAK Graph aalah suatu sistem

Lebih terperinci

Lift traksi listrik pada bangunan gedung Bagian 2: Pemeriksaan dan pengujian berkala

Lift traksi listrik pada bangunan gedung Bagian 2: Pemeriksaan dan pengujian berkala Standar Nasional Indonesia Lift traksi listrik pada bangunan gedung Bagian 2: Pemeriksaan dan pengujian berkala ICS 91.140.90 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii Pendahuluan...

Lebih terperinci

Instalasi Listrik II Makalah Instalasi Passenger Lift

Instalasi Listrik II Makalah Instalasi Passenger Lift Instalasi Listrik II Makalah Instalasi Passenger Lift Disusun Oleh: Kelas D3-2D Danies Haningtyas Saraswati 1131120057 / 06 Widamuri Anistia 1131120095 / 22 JURUSAN TEKNIK ELEKTRO PROGRAM STUDI TEKNIK

Lebih terperinci

PANJANG PENYALURAN TULANGAN

PANJANG PENYALURAN TULANGAN 131 6 PANJANG PENYALURAN TULANGAN Penyauran gaya seara sempurna ari baja tuangan ke beton yang aa i sekeiingnya merupakan syarat yang muthak harus ipenuhi agar beton bertuang apat berfungsi engan baik

Lebih terperinci

BAB VI PERENCANAAN TEKNIS

BAB VI PERENCANAAN TEKNIS BAB I PERENCANAAN TEKNIS I.1. Umum Paa Bab telah ipilih satu alternatif jalur penyaluran an sistem pengolahan air buangan omestik Ujung Berung Regency. Paa bab ini akan itentukan imensi jaringan pipa,

Lebih terperinci

BAB III DASAR TEORI. 3.1 Penjelasan Umum Crane Hoist

BAB III DASAR TEORI. 3.1 Penjelasan Umum Crane Hoist BAB III DASAR TEORI 3.1 Penjelasan Umum Crane Hoist Crane Hoist adalah salah satu dari jenis pesawat angkat yang banyak dipakai sebagai alat pengangkat dan pengangkut pada daerah-daerah industri, pabrik,

Lebih terperinci

PERSAMAAN DIFFERENSIAL. Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Matematika

PERSAMAAN DIFFERENSIAL. Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Matematika PERSAMAAN DIFFERENSIAL Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Matematika Disusun oleh: Aurey Devina B 1211041005 Irul Mauliia 1211041007 Anhy Ramahan 1211041021 Azhar Fuai P 1211041025 Murni Mariatus

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. TINJAUAN PUSTAKA Potato peeler atau alat pengupas kulit kentang adalah alat bantu yang digunakan untuk mengupas kulit kentang, alat pengupas kulit kentang yang

Lebih terperinci

LAMPIRAN I DATA PENGAMATAN. 1. Data Uji Kinerja Alat Penepung dengan Sampel Ubi Jalar Ungu

LAMPIRAN I DATA PENGAMATAN. 1. Data Uji Kinerja Alat Penepung dengan Sampel Ubi Jalar Ungu LAMPIRAN I ATA PENGAMATAN. ata Uji Kinerja Alat Penepung dengan Sampel Ubi Jalar Ungu Berikut merupakan tabel data hasil penepungan selama pengeringan jam, 4 jam, dan 6 jam. Tabel 8. ata hasil tepung selama

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bucket Wheel Excavator (B.W.E) 2.1.1 Pengertian Bucket Wheel Excavator (B.W.E) Bucket wheel excavator (B.W.E) adalah alat berat yang digunakan pada surface mining, dengan fungsi

Lebih terperinci

Perancangandanpembuatan Crane KapalIkanUntukDaerah BrondongKab. lamongan

Perancangandanpembuatan Crane KapalIkanUntukDaerah BrondongKab. lamongan Perancangandanpembuatan Crane KapalIkanUntukDaerah BrondongKab. lamongan Latar Belakang Dalam mencapai kemakmuran suatu negara maritim penguasaan terhadap laut merupakan prioritas utama. Dengan perkembangnya

Lebih terperinci

PEMODELAN Deskripsi Masalah

PEMODELAN Deskripsi Masalah PEMODELAN Deskripsi Masalah Sebelum membuat penjawalan perkuliahan perlu iketahui semua mata kuliah yang itawarkan, osen yang mengajar, peserta perkuliahan, bobot sks an spesifikasi ruang yang iperlukan.

Lebih terperinci

M SIN PENGANGKAT PENGANGKA ( o h ist s ing n machi h ne n )

M SIN PENGANGKAT PENGANGKA ( o h ist s ing n machi h ne n ) MATERI 2 MESIN PENGANGKAT (hoisting machine) Tujuan Pembelajaran Setelah melalui penjelasan dan diskusi Mahasiswa dapat menghitung kapasitas pesawat angkat Mahasiswa dapat menyebutkan komponenkomponen

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR. Elevator merupakan alat untuk menaikkan dan menurunkan. pada tahun Elevator ini hanya dapat melayani dua tingkat, namun tali

BAB II TEORI DASAR. Elevator merupakan alat untuk menaikkan dan menurunkan. pada tahun Elevator ini hanya dapat melayani dua tingkat, namun tali BAB II TEORI DASAR 2.1 Pengertian dan Sejarah Elevator Elevator merupakan alat untuk menaikkan dan menurunkan muatan di antara tingkat-tingkat pada sebuah bangunan bertingkat banyak atau lebih dari satu

Lebih terperinci

Rancang Bangun Sistem Kontrol Lubrikasi Roda Penyangga Cooler Untuk Memudahkan Troubleshooting Berbasis Programmable Logic Controller (PLC)

Rancang Bangun Sistem Kontrol Lubrikasi Roda Penyangga Cooler Untuk Memudahkan Troubleshooting Berbasis Programmable Logic Controller (PLC) Rancang Bangun Sistem Kontrol Lubrikasi Roa Penyangga Cooler Untuk Memuahkan Troubleshooting Berbasis Programmable Logic (PLC) Sugiono, Muhamma Atto illah ABSTRAK Lubrikasi roa penyangga cooler sangat

Lebih terperinci

PERANCANGAN OVERHEAD TRAVELLING CRANE YANG DIPAKAI DI WORKSHOP PEMBUATAN PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN KAPASITAS ANGKAT 10 TON

PERANCANGAN OVERHEAD TRAVELLING CRANE YANG DIPAKAI DI WORKSHOP PEMBUATAN PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN KAPASITAS ANGKAT 10 TON TUGAS SARJANA MESIN PEMINDAH BAHAN PERANCANGAN OVERHEAD TRAVELLING CRANE YANG DIPAKAI DI WORKSHOP PEMBUATAN PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN KAPASITAS ANGKAT 10 TON OLEH : RAMCES SITORUS NIM : 070421006 FAKULTAS

Lebih terperinci

1) Functional Failure dan Penyebabnya

1) Functional Failure dan Penyebabnya Interval Inspeksi E «> Pekerjaan pemeliharaan ilakukan x CUD x x Lakukan inspeksi paa koneksi elektrikal regulator untuk mengetahui aa korosi an suak terpasang engn erat konisi kabel an koneksinya ke perangkat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Umum Pesawat angkat atau alat pengangkat merupakan salah satu jenis peralatan yang bekerja secara periodik untuk mengangkat dan memindahkan suatu barang yang mempunyai beban

Lebih terperinci

3.3.3 Perancangan dan Pembuatan Rangkaian Mekanis Pemasangan Sistem Telemetri dan Rangkaian Sensor

3.3.3 Perancangan dan Pembuatan Rangkaian Mekanis Pemasangan Sistem Telemetri dan Rangkaian Sensor 3.3.3 Perancangan dan Pembuatan Rangkaian Mekanis Rangkaian mekanik berfungsi untuk menunjang mekanisme gerak vertikal. Pada platform yang akan dibuat pembuatan rangkaian ini menggunakan komponen mekanik

Lebih terperinci

MESIN PEMINDAH BAHAN PERENCANAAN TOWER CRANE DENGAN KAPASITAS ANGKAT 7 TON, TINGGI ANGKAT 55 METER, RADIUS 60 M, UNTUK PEMBANGUNAN GEDUNG BERTINGKAT.

MESIN PEMINDAH BAHAN PERENCANAAN TOWER CRANE DENGAN KAPASITAS ANGKAT 7 TON, TINGGI ANGKAT 55 METER, RADIUS 60 M, UNTUK PEMBANGUNAN GEDUNG BERTINGKAT. MESIN PEMINDAH BAHAN PERENCANAAN TOWER CRANE DENGAN KAPASITAS ANGKAT 7 TON, TINGGI ANGKAT 55 METER, RADIUS 60 M, UNTUK PEMBANGUNAN GEDUNG BERTINGKAT. SKRIPSI Skripsi yang Diajukan untuk Melengkapi Syarat

Lebih terperinci

PERANCANGAN SEMI GANTRY CRANE KAPASITAS 10 TON DENGAN BANTUAN SOFTWARE

PERANCANGAN SEMI GANTRY CRANE KAPASITAS 10 TON DENGAN BANTUAN SOFTWARE PERANCANGAN SEMI GANTRY CRANE KAPASITAS 10 TON DENGAN BANTUAN SOFTWARE Joseph Rama Wiratama 1) dan Soeharsono 2) 1) Program Studi Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Tarumanagara 2) Jurusan Teknik

Lebih terperinci

DETEKSI API REAL-TIME DENGAN METODE THRESHOLDING RERATA RGB

DETEKSI API REAL-TIME DENGAN METODE THRESHOLDING RERATA RGB ISSN: 1693-6930 17 DETEKSI API REAL-TIME DENGAN METODE THRESHOLDING RERATA RGB Kartika Firausy, Yusron Saui, Tole Sutikno Program Stui Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Inustri, Universitas Ahma Dahlan

Lebih terperinci

Perancangan Mesin Pengangkut Produk Bertenaga Listrik (Electric Low Loader) PT. Bakrie Building Industries BAB III

Perancangan Mesin Pengangkut Produk Bertenaga Listrik (Electric Low Loader) PT. Bakrie Building Industries BAB III BAB III PERANCANGAN MESIN PENGANGKUT PRODUK BERTENAGA LISTRIK (ELECTRIC LOW LOADER) PT. BAKRIE BUILDING INDUSTRIES 3.1 Latar Belakang Perancangan Mesin Dalam rangka menunjang peningkatan efisiensi produksi

Lebih terperinci

PERILAKU KOMPONEN STRUKTUR LENTUR PROFIL I BERDASARKAN FORMULA AISC

PERILAKU KOMPONEN STRUKTUR LENTUR PROFIL I BERDASARKAN FORMULA AISC PERILAKU KOMPONEN STRUKTUR LENTUR PROFIL I BERDASARKAN FORMULA AISC A. PENDAHULUAN. Aa ua kegagalan yang apat terjai paa komponen struktur lentur profil I yang mengelami lentur. Kegagalan pertama profil

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI A II LANASAN TEORI. MICRO ULE GENERATOR Micro ubble Generator (MG) aalah suatu alat yang berfungsi untuk menghasilkan gelembung uara i alam air engan ukuran iameter kurang ari 00 µm. Micro bubble apat

Lebih terperinci

TRANSMISI LIFT KAPASITAS 10 ORANG KECEPATAN 1 METER/DETIK MAKALAH SEMINAR PERANCANGAN MESIN

TRANSMISI LIFT KAPASITAS 10 ORANG KECEPATAN 1 METER/DETIK MAKALAH SEMINAR PERANCANGAN MESIN TRANSMISI LIFT KAPASITAS 10 ORANG KECEPATAN 1 METER/DETIK MAKALAH SEMINAR PERANCANGAN MESIN Disusun oleh : ARIS MUNANDAR 210004028 JURUSAN TEKNIK MESIN SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA 2010

Lebih terperinci

BAB II PEMBAHASAN MATERI

BAB II PEMBAHASAN MATERI BAB II PEMBAHASAN MATERI 2.1 Mesin Pemindah Bahan Mesin pemindah bahan merupakan satu diantara peralatan mesinyang digunakan untuk memindahkan muatan di lokasi atau area pabrik, lokasi konstruksi, tempat

Lebih terperinci

Perbaikan Kualitas Arus Output pada Buck-Boost Inverter yang Terhubung Grid dengan Menggunakan Metode Feed-Forward Compensation (FFC)

Perbaikan Kualitas Arus Output pada Buck-Boost Inverter yang Terhubung Grid dengan Menggunakan Metode Feed-Forward Compensation (FFC) JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (01) 1-6 1 Perbaikan Kualitas Arus Output paa Buck-Boost Inverter yang Terhubung Gri engan Menggunakan Metoe Fee-Forwar Compensation (FFC) Faraisyah Nugrahani, Deet

Lebih terperinci