INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA KABUPATEN MANOKWARI TAHUN 2012 ISSN : No. Publikasi/Publication Number : No. Katalog/Catalogue Number:

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA KABUPATEN MANOKWARI TAHUN 2012 ISSN : No. Publikasi/Publication Number : No. Katalog/Catalogue Number:"

Transkripsi

1

2 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA KABUPATEN MANOKWARI TAHUN 2012 ISSN : No. Publikasi/Publication Number : No. Katalog/Catalogue Number: Ukuran Buku/Book Size : 16,5 cm x 21,5 cm Jumlah Halaman/Total Pages : vii halaman Penulis/Writer : Yeddi Aprian Syakh, S.ST Draft Naskah/Manuscript Draft : Seksi Neraca Wilayah dan Analisis Statistik Badan Pusat Statistik Kabupaten Manokwari Gambar Kulit/Cover Design : Seksi Integrasi, Pengolahan dan Diseminasi Statistik Badan Pusat Statistik Kabupaten Manokwari Dicetak Oleh/Published by : Badan Pusat Statistik Kabupaten Manokwari Dicetak Oleh /Printed by : Badan Pusat Statistik Kabupaten Manokwari / warik Boleh Mengutip Bila Menyebutkan Sumbernya May be cited with refers to the source

3 Kata Pengantar Kepala BPS Kabupaten Manokwari Indeks Pembangunan Manusia atau biasa disingkat dengan IPM, merupakan salah satu data strategis yang dihasilkan oleh Badan Pusat Statistik. Sebagai indeks komposit, IPM mampu mengukur pembangunan manusia melalui tiga dimensi penting yaitu dimensi umur panjang yang diukur dengan angka harapan hidup, dimensi pengetahuan yang diukur dengan angka melek huruf dan rata-rata a lama sekolah, dan dimensi kehidupan layak yang diukur dengan kemampuan daya beli yang disesuaikan. Publikasi Indekks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2012 memuat informasi penting capaian pemerintah Kabupaten Manokwari dalam meningkatkan derajat kesehatan, status pendidikan dan perekonomian masyarakat di Kabupaten Manokwari pada tahun Kami menyambut baik semua kritik dan saran yang bersifat konstruktif dalam rangka meningkatkan kualitas penyajian publikasi ini. Terima kasih. Manokwari, Desember 2012 Kepala BPS Kabupaten Manokwari /www arikab.bps.go YAHYA KAMBU, S.Sos Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2012 ii

4 Daftar Isi KATA PENGANTAR... idii ii DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan Penulisan Ruang Lingkup dan Sumber Data... 8 BAB B II METODOLOGI Konsep Pembangunan Manusia Pengukuran Pembangunan Manusia Metode Penghitungan IPM Ilustrasi Penghitungan IPM. w.manokwarikab.bps.go ab.bps.g iii v vii Ukuran Pencapaian IPM 2.6 Beberapa Definisi Operasional Indikator Terpilih Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2012 iii

5 BAB III PEMBANGUNAN MANUSIA KABUPATEN MANOKWARI TAHUN Sekilas Manokwari Status Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari 3.3 Pembangunan Manusia Bidang Kesehatan Pembangunan Manusia Bidang Pendidikan Pembangunan Manusia Bidang Perekonomian Perkembangan Indeks Komponen IPM BAB IV PENUTUP (SEBUAH LANGKAH KE DEPAN) Prioritas Pertama : Bidang Perekonomian Prioritas Kedua : Bidang Kesehatan Prioritas Ketiga : Bidang Pendidikan Kesimpulan... LAMPIRAN.. / arikab.bp Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2011 iv

6 Tabel 1 Daftar Tabel Persinggungan Antara Pembangunan Manusia dan Tujuan Pembangunan Milenium (MDGs) Tabel 2 Nilai Maksimum dan Minimum Komponen n IPM Tabel 3 Tabel 4 Tabel 5 Tabel 6 Tabel 7 Tabel 8 Tabel 9 Tabel 10 Tabel 11 Skor Tahun Konversi Dari Tingkat Pendidikan Tertinggi- Yang Ditamatkan. Daftar 27 Komoditi Terpilih Untuk Menghitung Paritas Daya Beli (PPP)... Skor Variabel Kualitas dan Fasilitas Rumah... Contoh Penghitungan IPM Kabupaten Manokwari Tahun Analisis Diagnosis IPM Rendah Indeks Pembangunan Manusia Provinsi Papua Barat Ta- hun 2012 Komponen IPM tahun 2012 : Perbandingan 3 Kabupaten/ Kota Terdekat Angka Kematian Bayi di Provinsi Papua Barat Tahun w.ma warika kab.b ps.go Persentase Penolong Kelahiran Terakhir Di Kabupaten Manokwari Tahun Tabel 12 Lama Balita Menyusui di Kabupaten Manokwari Tahun Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2012 v

7 Tabel 13 Indikator Kesakitan di Kabupaten Manokwari Tahun Tabel 14 Tabel 15 Tabel 16 Komponen Indeks Pendidikan Kabupaten Manokwari Tahun Angka Putus Sekolah di Kabupaten Manokwari Tahun Ukuran Tingkat Pemerataan Pendapatan di Kabupaten Manokwari Menurut Bank Dunia Tahun id80 bps.go 90 go80 Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2012 vi

8 Gambar 1 Daftar Gambar Gambar 2 Diagnosis IPM Gambar 3 Piramida Penduduk Kabupaten Manokwari Tahun Gambar 4 IPM Kabupaten Manokwari Tahun Gambar 5 Gambar 6 Gambar 7 IPM Beberapa Kabupaten/Kota di Provinsi Papua Barat Tahun Indeks Komponen IPM Kabupaten Manokwari Tahun Kaitan Antara Investasi Kesehatan dan Pembangunan Manusia... Gambar 8 Visi Indonesia Dimensi, Indikator dan Indeks Dimensi Dalam Penghitungan IPM ww.manokwarikab.bps.go arika Gambar 9 Rata-Rata Usia Harapan Hidup Penduduk Kabupaten Manokwari Tahun Gambar 10 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Indikator Indeks Harapan Hidup Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2012 vii

9 Gambar 11 Gambar 12 Persentase Balita Yang Mendapatkan Imunisasi Dasar di Kabupaten Manokwari dan Provinsi Papua Barat Tahun Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Indeks Pendidikan.... Gambar 13 Trend APM Kabupaten Manokwari Tahun Gambar 14 Gambar 15 Gambar 16 Gambar 17 Gambar 18 Gambar 19 Rata-Rata Lama Sekolah Kabupaten Manokwari Tahun Dibandingkan dengan Rata-Rata Lama Sekolah Kabupaten Fakfak, Kota Sorong dan Provinsi Papua Barat... Angka Melek Huruf Kabupaten aten Manokwari Tahun Dibandingkan dengan Kabupaten/Kota Lainnya Di Provinsi papua Barat... Pengeluaran Perkapita Riil Kabupaten Manokwari Tahun dan keterbandingannya dengan Provinsi Papua Barat... Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Manokwari Tahun Angka Gini Rasio Kabupaten Manokwari Tahun w.ma warika kab.bp.bps.g Pentagon Indeks Komponen IPM Kabupaten Manokwari Tahun Gambar 20 Pentagon Indeks Indikator Komponen IPM Kabupaten Manokwari Tahun Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun viii

10 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Bab I PENDAHULUAN Keberhasilan pembangunan seringkali diidentikkan dengan pertumbuhan ekonomi yang positif, yang lebih menekankan pada peningkatan pendapatan nasional. Asumsinya, bahwa dengan pertumbuhan ekonomi yang positif seharusnya akan meningkatkan pendapatan masyarakat. Atau dengan kata lain, bahwa bagian pendapatan yang diterima oleh masyarakat akan bertambah besar. Namun ironisnya, pertumbuhan ekonomi yang positif yang seharusnya akan meningkatkan ngkatkan pendapatan masyarakat, justru seringkali tidak diikuti oleh distribusi pendapatan perkapita penduduknya, yang merupakan hasil bagi antara Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dengan jumlah penduduk di suatu wilayah. Pendapatan n perkapita tinggi seringkali diterjemahkan secara langsung sebagai gambaran tingkat kesejahteraan yang tinggi di wilayah itu. Padahal pada kenyataannya, pendapatan perkapita yang tinggi namun jika tidak diimbangi oleh pemerataan distribusi pendapatannya, maka pendapatan perkapita tersebut akan tampak semu. Artinya, pendapatan tersebut hanya akan dinikmati oleh sekelompok atau segelintir golongan tertentu saja. Akibatnya, pembangunan yang tp://w ww.man warika kab.bp bps.go Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2012 Halaman 1

11 Pendahuluan berorientasi pada pertumbuhan ekonomi yang positif seringkali memunculkan kantong-kantong kemiskinan yang baru, sehingga pertumbuhan ekonomi tersebut tidak akan dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat. Data menunjukkan bahwa pada tahun 2012, PDRB Kabupaten Manokwari atas dasar harga berlaku mencapai angka 3,78 triliun, tumbuh sebesar 13,35 persen dari tahun 2011 yang hanya mencapai angka 3,34 triliun. Sementara di sisi lain, hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) pada tahun 2012 mencatat angka gini r atio Kabupaten Manokwari sebesar 0,47 pada skala 0 1, yang berarti masih terdapat ketimpangan pendapatan patan penduduk di Kabupaten Manokwari, meskipun belum termasuk kategori ketimpangan yang tinggi. Nah, inilah yang disebut sebagai pertumbuhan ekonomi tinggi namun tidak diimbangi oleh pemerataan distribusi penduduk. Dalam Konferensi Internasional bertema Asia 2015 di London pada tanggal 6 7 Maret 2006 terungkap bahwa ternyata pertumbuhan ekonomi yang tidak diikuti perbaikan ketimpangan pendapatan n penduduknya, kurang efektif dalam mengentaskan kemiskinan dan pengangguran. Ada beberapa model alternatif pembangunan yang ditawarkan, antara lain seperti: (a) model pembangunan yang diarahkan pada upaya pemenuhan kebutuhan dasar; (b) model pembangunan sumber ttp:// ww.man warika ab.bp bps.go daya manusia; dan (c) model pembangunan kesejahteraan manusia. Akan tetapi, ketiga model pembangunan tersebut dinilai masih Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2012 Halaman 2

12 Pendahuluan bersifat parsial dan belum bersifat menyeluruh. Pada model pembangunan yang diarahkan pada upaya pemenuhan kebutuhan dasar (basic needs development), pembangunan hanya berorientasi pada pemenuhan kebutuhan dasar manusia agar kelak dapat keluar dari kemiskinan, yang diterjemahkan sebagai ketidakmampuan penduduk dalam memenuhi kebutuhan dasarnya. Dengan demikian, jika kebutuhan dasar penduduk tersedia, maka asumsinya pembangunan mungkin saja dapat mengurangi kemiskinan, namun nyatanya, dengan model pembangunan seperti ini, penduduk sebagai subjek pembangunan justru hanya akan terpasung hingga tidak memiliki pilihan-pilihan lain, karena pilihan yang ada dibatasi oleh pemerintah dalam menyediakan barang dan jasa bagi kelompok-kelompok tertinggal. Kemudian, pada model pembangunan sumber daya manusia (human resources development),, masyarakat sebagai sumber daya manusia dipandang sebagai input dalam proses produksi, seperti halnya dengan faktor produksi lainnya yaitu tanah, modal dan mesin. Di satu sisi, model pembangunan seperti ini baik, karena sumber daya manusia a terus dikembangkan hingga menjadi sumber daya yang berkualitas dimana nantinya diharapkan dengan sumberdaya manusia yang berkualitas, maka pembangunan akan tetap berjalan meskipun dibatasi oleh kekurangan sumber daya alam yang ada. Namun di sisi tp:// ww.man warika ab.bp bps.go lain, model pembangunan seperti ini seringkali melupakan manusia sebagai objek pembangunan yang juga harus menikmati hasil-hasil Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2012 Halaman 3

13 Pendahuluan pembangunan. Manusia dalam model ini hanya diperalat untuk mengejar tingkat output yang tinggi namun dalam prosesnya bukan dipandang sebagai pewaris dari apa yang dihasilkan. Sedangkan pada model pembangunan kesejahteraan manusia (human welfare development), orientasi pembangunan lebih difokuskan pada manusia sebagai objek pembangunan. Namun sayangnya, model pembangunan seperti ini seringkali mengabaikan peran aktif manusia sebagai pelaku pembangunan, sehingga akibatnya ketimpangan peran setiap komponen masyarakat akan mungkin terjadi. Oleh karena itu, pada akhirnya diperlukanlah sebuah model pembangunan yang berpijak pada prinsip dari penduduk, oleh penduduk dan untuk penduduk. Dari penduduk, diwujudkan dalam bentuk investasi di bidang pendidikan, kesehatan dan pelayanan sosial lainnya; oleh penduduk, diwujudkan dalam bentuk upaya pemberdayaan (empowerment) setiap komponen masyarakat sebagai nos subjek pembangunan nan untuk memiliki kesempatan yang sama untuk dapat berpartisipasi dan berperan aktif di dalam proses politik dan pembangunan; nan; sedangkan untuk penduduk, diartikan bahwa hasil akhir pembangunan tentunya harus dapat dinikmati oleh setiap komponen masyarakat sebagai objek pembangunan yang nantinya diharapkan dapat menjadi input bagi proses pembangunan selanjutnya secara berkesinambungan. ttp:// ww.manokwarikab.bps.go warika ab.bp bps.go Model pembangunan manusia adalah suatu model pembangunan yang memiliki konsep yang lebih luas daripada model Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2012 Halaman 4

14 Pendahuluan dengan pendekatan pembangunan sumber daya manusia, pemenuhan kebutuhan dasar serta kesejahteraan manusia. Konsep pembangunan manusia lebih komprehensif dan bersifat holistik yang telah mencakup ketiga model pembangunan sebelumnya. Pada tahun 1990, United N ations atau yang lebih dikenal dengan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), memperkenalkan konsep pembangunan manusia sebagai paradigma baru model pembangunan. Dimana dalam konteks ini, pembangunan manusia didefinisikan sebagai suatu proses memperluas pilihan-pilihan ihan bagi penduduk (a process o f e nlarging p eople s choices), yang dapat dilihat sebagai proses upaya ke arah perluasan pilihan dan sekaligus sebagai taraf yang dicapai dari upaya tersebut. Berbicara mengenai pilihan-pilihan manusia adalah sangat tidak terbatas jumlahnya dan bahkan cenderung berubah setiap waktu. Namun diantara sejumlah pilihan ini, ada tiga pilihan yang sangat esensial untuk dipenuhi, yakni pilihan untuk hidup sehat dan berumur panjang; ang; pilihan untuk memiliki ilmu pengetahuan; dan pilihan untuk uk mempunyai akses ke berbagai sumber yang diperlukan agar dapat memenuhi standar kehidupan yang layak (a decent standard of l iving). Apabila ketiga pilihan mendasar tersebut dapat dipenuhi, maka seseorang akan mudah meningkatkan kemampuannya dalam aktifitas sehari-hari dan memiliki kemampuan untuk menangkap ttp:// ww.man arika ab.bp bps.go peluang yang ada untuk meningkatkan taraf hidupnya serta memiliki kemampuan pula untuk meraih pilihan-pilihan lain yang juga tidak Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2012 Halaman 5

15 Pendahuluan kalah pentingnya, seperti pilihan untuk berpartisipasi dalam bidang politik, kebebasan mengeluarkan pendapat, dan sebagainya. Sebagai fokus dan sasaran akhir pembangunan, informasi mengenai kualitas pembangunan manusia sangatlah penting untuk diketahui. Maka, untuk mengetahui perkembangan mengenai kualitas pembangunan manusia, United Nations Dev elopment P rogram (UNDP) memperkenalkan sebuah alat ukur yang lazim dikenal sebagai Human Dev elopment I ndex ( HDI) atau Indeks Pembangunan Manusia (IPM), yang dipopulerkan melalui Laporan Pembangunan Manusia (Human Development Report - HDR) ) yang diterbitkan pertama kali pada tahun IPM dirancang untuk menghasilkan satu angka yang dapat digunakan dengan mudah untuk membandingkan kondisi di antara negara dan daerah yang berbeda. IPM memasukkan empat dimensi untuk memberikan indikasi kondisi kehidupan yang lebih luas, yaitu harapan hidup, tingkat melek huruf dewasa, rata-rata lama pendidikan dan pengeluaran perkapita yang diukur secara nyata untuk memungkinkan mungkinka perbandingan dari waktu ke waktu. Perkembangan capaian IPM Kabupaten Manokwari dari waktu ke waktu diamati secara cermat oleh Pemerintah Kabupaten Manokwari. Sejak tahun 2005, IPM Kabupaten Manokwari telah disajikan dalam bentuk publikasi resmi kerjasama Badan tp:// ww.man ab.bp bps.go Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Manokwari dan Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Manokwari. Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2012 Halaman 6

16 Pendahuluan Pada tahun 2013, publikasi serupa diterbitkan dengan merujuk pada data IPM Kabupaten Manokwari tahun Capaian IPM Kabupaten Manokwari tahun 2012 sangat penting mengingat tahun ini merupakan tahun kedua periode awal kepemimpinan Kabupaten Manokwari. Setidaknya, yang perlu digarisbawahi disini adalah bahwa capaian IPM tahun 2012 menjadi catatan tahun kedua bagi babak baru perjalanan Bupati Manokwari DR. Bastian Salabay, MA, M.Th. periode tahun Tujuan Penulisan Penyusunan publikasi Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2012 secara umum adalah untuk menilai kemajuan pembangunan nan manusia di Kabupaten Manokwari, melihat tantangan-tantangan yang dihadapinya, serta arah kebijakan yang perlu diambil untuk meningkatkan kinerja pembangunan. Adapun secara khusus, penyusunan publikasi ini bertujuan untuk memberikan erikan gambaran capaian pembangunan manusia di Kabupaten Manokwari dan perubahan-perubahan komponen penting penghitungan IPM yang secara rinci bertujuan antara lain: pertama, untuk melihat perkembangan pembangunan manusia di Kabupaten Manokwari tahun Kedua, memberi gambaran yang lebih sederhana dan lengkap dalam melihat dampak pembangunan yang hd dilaksanakan dan implikasinya terhadap peningkatan kualitas tp://w ww.man warika bps.go penduduk. Ketiga, untuk memberikan gambaran tentang seberapa Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2012 Halaman 7

17 Pendahuluan besar kemajuan IPM di Kabupaten Manokwari dibanding tahuntahun sebelumnya. Keempat, untuk mengetahui posisi relatif status capaian IPM Kabupaten Manokwari terhadap capaian IPM Provinsi Papua Barat dan juga capaian IPM kabupaten/kota lainnya di Provinsi Papua Barat. Dan kelima, tersedianya informasi tersebut diharapkan dapat membantu berbagai pihak yang berkepentingan dalam menyusun program dan kebijakan di Kabupaten aten Manokwari, khususnya yang berkaitan dengan program pembangunan manusia di Kabupaten Manokwari Ruang Lingkup dan Sumber Data Perencanaan bagi program-program pelaksanaan pembangunan memerlukan informasi yang dapat menyajikan gambaran sebenarnya di lapangan (represent reality). Semua informasi yang ada tersebut berguna sebagai penunjang bagi analisis, monitoring dan evaluasi suatu kebijakan. Dari sini dapat dilihat pentingnya pemanfaatan data yang relevan dengan kualitas yang baik dan dari sumber yang terpercaya dikarenakan kecermatan dan konsistensi data sangat diperlukan untuk mencegah kekeliruan dalam menarik kesimpulan yang dapat terjadi di kemudian hari secara dini. Ruang lingkup Penyusunan Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2012 ini adalah mencakup seluruh tp://w ww.man arika bps.go wilayah administratif Kabupaten Manokwari. Sedangkan rentang isu Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2012 Halaman 8

18 Pendahuluan yang dibahas mencakup aspek kependudukan, sosial budaya, ketenagakerjaan, kesehatan, pendidikan, dan lingkungan perumahan. Sumber data yang digunakan dalam penulisan ini sebagian besar berasal dari hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) tahun Juga dilengkapi dengan data hasil Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) tahun 2012, Perhitungan PDRB tahun 2012 dan data-data sekunder lainnya yang dikumpulkan kan dari berbagai dinas/instansi yang ada kaitannya dengan penulisan analisis dalam publikasi ini. bps.go Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2012 Halaman 9

19 Metodologi Bab II METODOLOGI 2.1. Konsep Pembangunan Manusia Pembangunan manusia merupakan paradigma pembangunan yang menempatkan manusia sebagai fokus dan sasaran akhir dari seluruh kegiatan pembangunan, yaitu tercapainya penguasaan atas sumber daya guna memperoleh pendapatan atan untuk mencapai hidup layak, peningkatan derajat kesehatan demi meningkatkan usia harapan hidup dan meningkatkan kan pendidikan (kemampuan baca tulis dan keterampilan untuk dapat berpartisipasi dalam masyarakat dan kegiatan ekonomi). Menurut UNDP (1990:1), pembangunan manusia secara holistik merupakan suatu proses untuk memperbesar pilihan-pilihan bagi manusia ( a a process of enlarging people s choices ). Ini berarti fokus pembangunan nan adalah penduduk karena penduduk adalah kekayaan nyata suatu negara. Konsep pembangunan manusia tersebut pada dasarnya arnya mencakup dimensi pembangunan yang sangat luas. Lebih luas dari definisi pembangunan yang hanya menitikberatkan pada pertumbuhan ekonomi. Dalam konsep pembangunan manusia, pembangunan tp://w ww.man warika kab.bp bps.go Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2012 Halaman 10

20 Metodologi seharusnya dianalisis serta dipahami dari sudut manusianya, bukan hanya dari pertumbuhan ekonominya. Pembangunan yang dapat mencapai manusia yang berharga dan diakui kemanusiaanya dan pencapaiannya. Premis penting dalam pembangunan manusia diantaranya: Pembangunan harus mengutamakan penduduk sebagai fokus pembangunan; Pembangunan dimaksudkan an untuk memperbesar pilihan-pilihan bagi penduduk, tidak hanya untuk meningkatkan pendapatan mereka; oleh karena itu, konsep pembangunan manusia harus terpusat pada penduduk secara keseluruhan, dan bukan hanya pada aspek ekonomi saja; Pembangunan manusia memperhatikan bukan hanya pada upaya meningkatkan kemampuan (kapabilitas) abilitas) manusia tetapi juga pada upaya-upaya memanfaatkan kemampuan manusia tersebut secara optimal; Pembangunan manusia didukung empat pilar pokok, yaitu: produktifitas, pemerataan, aan, kesinambungan, dan pemberdayaan; dan Pembangunan manusia menjadi dasar dalam penentuan tujuan pembangunan dan dalam menganalisis pilihan-pilihan untuk mencapainya (UNDP, 1995:118). Konsep pembangunan manusia juga mempunyai singgungan yang sangat besar dengan Tujuan Pembangunan Milenium (Millenium Development G oals - MDGs). Dua-duanya menempatkan manusia sebagai titik sentral pembangunan. Seperti diketahui, MDGs tp:// ww.man warika ab.bp bps.go merupakan road map dari Deklarasi Milenium (yang disepakati oleh Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2012 Halaman 11

21 Metodologi 189 kepala negara pada September 2000). Road map tersebut terdiri dari 8 tujuan, 18 sasaran dan 48 indikator. Singgungan antara tujuan pembangunan manusia dan tujuan pembangunan milenium (MDGs) adalah sebagai berikut : Tabel 1. Persinggungan antara Tujuan Pembangunan Manusia dan Tujuan Pembangunan Milenium (MDGs) Tujuan Pembangunan Manusia Hidup yang sehat dan berusia panjang Terdidik Tingkat hidup yang layak Kebebasan berpolitik dan kegiatan sosial Prasyarat Lainnya Kelestarian lingkungan Keadilan, utamanya jender Tujuan Pembangunan Milenium (MDGs) Tujuan 4, 5 dan 6 : Menurunkan angka kematian anak, meningkatkan n kesehatan ibu, dan memberantas wabah penyakit menular Tujuan 2 dan 3 : Pendidikan dasar bagi semua, kesetaraan etaraan jender dan pemberdayaan perempuan Tujuan 1 : Menurunkan kemiskinan dan kelaparan Tidak masuk dalam tujuan pembangunan tetapi merupakan unsur penting dalam Deklarasi Milenium Tujuan 7 : Menjamin kelestarian lingkungan Tujuan 3 : Kesetaraan jender dalam memberdayakan perempuan 2.2. Pengukuran Pembangunan Manusia Seperti halnya dengan pendekatan pembangunan ekonomi, konsep pembangunan manusia juga terukur. Berdasarkan perspektif pembangunan seperti telah diuraikan di atas, pembangunan manusia tidak diukur dari pendapatan semata, tetapi dari indeks komposit ww. w.man manokw okwa kwar warika arikab.bp ab.bp b.bps.bps.go Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2012 Halaman 12

22 Metodologi yang dapat menggambarkan perkembangan pembangunan manusia secara komprehensif yang disebut dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Idealnya indeks tersebut mencakup sebanyak mungkin variabel sehingga benar-benar dapat mencerminkan berbagai segi kehidupan manusia yang sangat banyak dan kompleks. Tetapi ketersediaan data statistik membatasi hal itu. Keterbatasan asan tersebut di sisi lain justru membawa manfaat, yaitu kita tidak kehilangan fokus atas hakekat pembangunan manusia. Pada tahap awal penyusunan indeks pembangunan manusia (IPM), pilihan diberikan pada tiga unsur ur penting atau tiga pilar utama atau tiga dimensi kehidupan manusia, yakni: peluang hidup (longevity), pengetahuan (knowledge) dan standar hidup yang layak (decent living). Indikator-indikator sebagai unsur-unsur pembentuk indeks tersebut harus dipilih dengan cermat agar dapat menangkap dengan baik berbagai dimensi dari pilihan-pilihan manusia. Pertama, Dimensi Usia Hidup (longevity). Dimensi ini diwakili oleh indikator Angka Harapan Hidup (AHH) pada waktu lahir. Angka Harapan Hidup adalah perkiraan lama hidup rata-rata penduduk dengan asumsi tidak ada perubahan pola mortalitas (kematian) menurut usia. Pertimbangannya adalah sebagai berikut. Usia yang panjang pada ttp:// ww.man warika ps.go dirinya adalah tujuan tersendiri. Usia harapan hidup yang tinggi juga Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2012 Halaman 13

23 Metodologi mencerminkan tingkat kesehatan dan gizi yang baik. Kedua, Dimensi Pendidikan/Pengetahuan (knowledge). Dimensi ini menggambarkan tingkat pendidikan yang dicapai oleh penduduk dewasa, yakni penduduk yang berusia 15 tahun ke atas. Dengan pertimbangan ketersediaan data, dimensi pengetahuan diukur dengan dua indikator, yakni Angka Melek Huruf (AMH) dan rata-rata lama sekolah (MYS - means y ears schooling). Angka Melek Huruf (AMH) adalah proporsi penduduk berusia 15 tahun ke atas yang dapat membaca dan menulis dalam huruf latin dan huruf lainnya. Sedangkan rata-rata lama sekolah (MYS) adalah rata-rata jumlah tahun yang dihabiskan oleh penduduk berusia 15 tahun ke atas untuk menempuh suatu jenjang pendidikan formal yang pernah dijalani. Ketiga, Dimensi S tandar Hidup y ang Layak (decent l iving). Informasi tentang akses terhadap sumber daya sangat langka. Oleh karena itu dimensi ini diwakili oleh indikator pendapatan perkapita. Namun agar dapat diperbandingkan antar negara, angka pendapatan perkapita tersebut perlu disesuaikan dayabelinya melalui konsep yang disebut dengan Paritas Daya Beli (Purchasing P ower P arity - PPP). Paritas Daya Beli (PPP) adalah ukuran daya beli penduduk dalam memenuhi kebutuhan konsumsi makanan dan non makanan. PPP memungkinkan dilakukannya perbandingan harga-harga riil antar tp:// ww.man arika ab.bp bps.go wilayah, mengingat nilai tukar yang biasa digunakan dapat Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2012 Halaman 14

24 Metodologi menurunkan atau menaikkan nilai daya beli yang terukur dari konsumsi perkapita yang telah disesuaikan. Dalam konteks PPP untuk Indonesia, satu rupiah di suatu wilayah memiliki daya beli yang sama dengan satu rupiah di Jakarta. PPP dihitung berdasarkan ark pengeluaran riil perkapita setelah disesuaikan dengan indeks harga konsumen dan penurunan utilitas marginal. Penyesuaian perlu dilakukan untuk mencerminkan adanya diminishing ng r eturn o f t he income utility. Gambar 1. Dimensi, Indikator dan Indeks Dimensi dalam Penghitungan n IPM kab.bps.go 2.3. Metode Penghitungan IPM ikab.bps.go Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2012 Halaman 15

25 Metodologi Sebagaimana telah diuraikan di atas, bahwa untuk menghitung Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dibutuhkan tiga komponen, yaitu: indeks harapan hidup, indeks pendidikan dan indeks pendapatan. Model perhitungan yang digunakan berdasarkan ark konsepsi atau rumusan bersama antara Dirjen Bina Pembangunan Daerah, Badan Pusat Statistik (BPS) dan UNDP (1997), yakni sebagai berikut: Pada t ahap p ertama p enghitungan IP M, adalah menghitung masing-masing indeks komponen n IPM yang merupakan perbandingan antara selisih nilai suatu indikator dan nilai minimumnya dengan selisih nilai maksimum dan nilai minimum indikator yang bersangkutan. Rumusnya dapat disajikan sebagai berikut : dimana, X (i) : Nilai indeks komponen IPM ke-i (i = 1,2,3) X (i)maks : maks : Indeks X (i) = (X (i) - X (i-min) ) / (X (i-maks) - X (i-min) ) Nilai maksimum X(i) X (i)min : Nilai minimum X(i) X (i)min = (X (i) - X w.mano warika ab.bp Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2012 Halaman 16

26 Metodologi Formula ini akan menghasilkan nilai X (i) antara 0 dan 1. Untuk mempermudah dalam membacanya, maka hasil perhitungan dinyatakan dalam skala (artinya hasil akhir perhitungan indeks harus dikalikan dengan 100), sehingga diperoleh hasil X (i) antara 0 dan 100. Adapun nilai maksimum dan minimum m indikator X (i) dapat dilihat pada tabel 2. Tabel 2. Nilai Maksimum dan Minimum m Komponen IPM Indikator Komponen IPM Nilai Catatan (=X (i) ) Maksimum Minimum (1) (2) rikanilai (3) (4) Angka Harapan Hidup (AHH) Sesuai standar global (UNDP) Angka Melek Huruf (AMH) Sesuai standar global Rata-Rata lama sekolah (MYS) Konsumsi per kapita yang disesuaikan 2005 (PPP) X (i) (UNDP) 15 0 Sesuai standar global (UNDP) a) UNDP menggunakan (1996) b) PDB per kapita riil yang disesuaikan (1999, 2002) tp:// w.man kwarikab.bps.go kab.b ab.bp.go Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2012 Halaman 17

27 Metodologi Catatan: a) Proyeksi p engeluaran r iil/unit/tahun u ntuk p ropinsi y ang memiliki angka tertinggi (Jakarta) pada tahun 2018 (akhir periode p embangunan j angka p anjang k edua) setelah disesuaikan d engan f ormula At kinson. P royeksi ini didasarkan pada asumsi pertumbuhan sebesar 6,5 persen per tahun selama kurun waktu tahun b) Setara dengan d ua k ali ga ris k emiskinan untuk p ropinsi dengan k onsumsi p erkapita terendah pada a tahun (daerah p edesaan S ulawesi S elatan). Untuk ta hun dan 2 002, n ilai m inimum disesuaikan m enjadi Rp ,- Pe nyesuaian i ni d iperlukan k arena k risis ekonomi s ecara d rastis t elah men urunkan daya b eli masyarakat. H al i ni t ercermin d ari k enaikan t ingkat kemiskinan d an p enurunan u pah r iil. T ambahan Rp ,- d idasarkan p ada p erbedaan antara garis kemiskinan n l ama d an garis k emiskinan b aru y ang berjumlah s ekitar Rp.5.000,- per bu lan ( atau Rp ,- per tahun). Prosedur Penghitungan Indeks Harapan Hidup Untuk menghitung indeks harapan hidup, UNDP memilih indikator angka harapan hidup waktu lahir (life expectancy a t b irth) yang biasa dinotasikan dengan e 0. Indikator ini dipilih dengan w.ma warika kab.bp bps.go. o pertimbangan ketersediaan data secara global. Sebenarnya banyak Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2012 Halaman 18

28 Metodologi indikator yang dapat dipergunakan, misalnya angka kematian bayi (AKB/IMR). Namun indikator ini tidak dipergunakan karena dinilai tidak peka bagi negara-negara industri yang telah maju. Seperti halnya AKB/IMR, e 0 sebenarnya merefleksikan keseluruhan tingkat pembangunan, dan bukan hanya bidang kesehatan. Dalam suatu negara yang belum memiliki sistem vital registrasi yang baik seperti Indonesia, e 0 dihitung dengan menggunakan metode tidak langsung (yakni dengan Metode Brass dan Varian Trussel). Metode ini menggunakan dua macam data dasar, yaitu rata-rata anak yang dilahirkan hidup dan rata-rata anak yang masih hidup yang dilaporkan dari tiap kelompok wanita berumur tahun. Prosedur penghitungan e 0 dengan metode ini hanya efisien jika dilakukan dengan menggunakan Paket Program Mortpack Lite atau software lainnya. Selanjutnya dipilih metode Trussel dengan model West karena menurut Preston (2004), Metode Trussel dengan Model West sangat sesuai dengan histori kependudukan Indonesia dan negara-negara Asia Tenggara pada umumnya. Sebagai catatan, e 0 yang diperoleh dengan metode tidak langsung g merujuk pada keadaan 3 4 tahun dari tahun survei. Adapun langkah-langkah penghitungan angka harapan hidup waktu lahir (e 0 ) adalah sebagai berikut: 1. Mengelompokkan umur wanita dalam interval 15 19, 20 24, ttp:// ww.man warika ab.bp bps.go 25 29, 30 34, 35 39, 40 44, dan tahun; Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2012 Halaman 19

29 Metodologi 2. Menghitung rata-rata anak yang lahir hidup (ALH) dan rata-rata anak yang masih hidup (AMH) dari wanita pernah kawin menurut kelompok umur pada point satu di atas; 3. Input rata-rata anak yang lahir hidup (ALH) dan rata-rata anak yang masih hidup (AMH) pada point dua di atas pada paket program MORTPACK sub program CEBCS; 4. Kemudian gunakan Metode Trussel untuk mendapatkan angka harapan hidup waktu lahir (e 0 ) dengan menggunakan referensi waktu 3 atau 4 tahun sebelum survey; 5. Melakukan ekstrapolasi guna mendapatkan angka harapan hidup waktu lahir tahun Setelah mendapatkan angka harapan hidup waktu lahir tahun 2012, langkah selanjutnya adalah ah menghitung Indeks Harapan Hidup menggunakan rumus berikut: dimana, Indeks Harapan an Hidup = (X (t) - X (min) ) / (X (maks) - X (min) ) X (t) : Angka Harapan Hidup pada tahun X (maks) : Angka Harapan Hidup maksimum = 85. X (maks) : X (min) : Angka Harapan Hidup minimum = 25. X (mi ww.manokwarikab.bps.go bps.go Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2012 Halaman 20

30 Metodologi Prosedur Penghitungan Indeks Pendidikan Menghitung Indeks Pendidikan berbeda dengan menghitung Indeks Harapan Hidup, karena di dalam Indeks Pendidikan mengakomodir dua indikator komponen prestasi, yakni Indeks Melek Huruf dan Indeks Rata-Rata Lama Sekolah. Indeks Melek Huruf dihitung berdasarkan perubahan angka melek huruf (AMH) yang diperoleh dari variabel kemampuan membaca dan menulis baik huruf latin maupun huruf lainnya. Sedangkan Indeks Rata-Rata Lama Sekolah dihitung berdasarkan angka rata-rata lama sekolah (MYS yang dihitung dengan menggunakan dua variabel secara simultan, yaitu tingkat /kelas yang sedang atau au pernah dijalani dan jenjang pendidikan tertinggi yang ditamatkan. tkan. Selanjutnya kedua indeks ini diberi bobot yang berbeda. Bobot masing-masing adalah dua pertiga untuk Indeks Melek Huruf dan sepertiga untuk Indeks Rata-Rata Lama Sekolah. Baik angka melek huruf maupun angka rata-rata lama sekolah, keduanya dihitung menggunakan data Susenas KOR, dan dalam penghitungan nilai IPM ini menggunakan variabel penduduk berusia 15 tahun ke atas. Batasan ini diperlukan agar angkanya lebih mencerminkan kondisi riil di lapangan mengingat penduduk yang berusia kurang dari 15 tahun masih dalam proses sekolah atau akan sekolah sehingga belum cocok untuk mendapatkan angka rata-rata ttp:// ww.man arika ab.bp bps.go lama sekolahnya. Kedua indikator Indek Pendidikan ini dimunculkan Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2012 Halaman 21

31 Metodologi dengan harapan dapat mencerminkan tingkat pendidikan/pengetahuan, dimana angka melek huruf menggambarkan persentase penduduk berusia 15 tahun ke atas yang memiliki kemampuan baca tulis dalam kelompok penduduk secara keseluruhan. Sedangkan cerminan angka rata-rata lama sekolah merupakan gambaran terhadap keterampilan yang dimiliki penduduk. Indeks Melek Huruf dihitung dengan melakukan pengolahan tabulasi data Susenas KOR tahun 2012 guna mendapatkan angka melek huruf pada tahun Pengolahannya nnya dengan menggunakan paket program SPSS dengan menjumlahkan kasus berkode 1 (penduduk berusia 15 tahun ke atas yang dapat membaca dan menulis huruf latin) dan berkode 2 (penduduk berusia 15 tahun ke atas yang dapat membaca a dan menulis huruf lainnya), kemudian membaginya dengan total jumlah penduduk berusia 15 tahun ke atas dikalikan dengan 100. Setelah mendapatkan angka melek huruf, maka langkah selanjutnya adalah menghitung Indeks Melek Huruf menggunakan an rumus berikut: dimana, Indeks Melek Huruf = (X (t) - X (min) ) / (X (maks) - X (min) ) p:// ww.man warika ab.bp X (t) : Angka Melek Huruf pada tahun Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2012 Halaman 22

32 Metodologi X (maks) : Angka Melek Huruf maksimum = 100. X (min) : Angka Melek Huruf minimum = 0. Berbeda halnya dengan penghitungan Indeks Melek Huruf yang menggunakan metode penghitungan langsung, maka penghitungan Indeks Rata-Rata Lama Sekolah dilakukan an dengan metode penghitungan tidak langsung. Langkah pertama adalah memberikan bobot atau skor pada variabel pendidikan ikan tertinggi yang ditamatkan sebagaimana disajikan pada tabel 3. Tabel 3. Skor Tahun Konversi dari Tingkat Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan tkan Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan Skor Tahun Konversi 1. Tidak pernah sekolah 0 2. Sekolah Dasar (SD) 6 3. Sekolah Menengah engah Pertama (SMP) 9 4. Sekolah Menengah Atas (SMA) Diploma I (D1) Diploma II (D2) Akademi/ Diploma III (D3) Diploma IV/ Sarjana (S1) Master (S2) 18 / warikab kab.b.bps.g.go 10. Doktor (S3) 21 Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2012 Halaman 23

33 Metodologi Langkah selanjutnya adalah menghitung rata-rata tertimbang dari variabel tersebut sesuai dengan bobot atau skornya. Secara sederhana, prosedur penghitungan tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut: (f (i ). YS i ) i MYS = f ( i ) i dimana, MYS : Rata-Rata Lama Sekolah (dalam tahun) f (i) : frekuensi penduduk yang berusia 15 tahun ke atas untuk jenjang pendidikan i. YS (i) : Skor t ahun k onversi + k elas y ang diduduki 1 (bila masih sekolah dan pernah tamat) YS (i) : Kelas yang diduduki 1 (bila jenjang pendidikan yang sedang diduduki SD sederajat) i : Jenjang pendidikan (1,2,3,..., 10) Adapun langkah-langkah penghitungan angka rata-rata lama sekolah (MYS) menggunakan paket program pengolahan SPSS adalah sebagai berikut: tp:// warika 1. Menghitung jumlah penduduk berusia 15 tahun ke atas. Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2012 Halaman 24

34 Metodologi 2. Melakukan konversi variabel tingkat pendidikan tertinggi yang ditamatkan ke variabel lama sekolah seperti pada tabel Menghitung rata-rata lama sekolah (MYS) dengan melakukan agregat data menggunakan fungsi MEANS dalam paket program SPSS. Setelah mendapatkan angka rata-rata lama sekolah (MYS), maka langkah selanjutnya adalah menghitung Indeks Rata-Rata Lama Sekolah menggunakan rumus berikut: dimana, Indeks Rata-Rata Lama Sekolah = (X (t) - X (min) ) / (X (maks) - X (min) ) X (t) : Angka Rata-Rata Lama Sekolah pada tahun X (maks) : Angka Rata-Rata Lama Sekolah maksimum = 15. X (min) : Angka Rata-Rata Lama Sekolah minimum = 0. Langkah terakhir setelah mendapatkan nilai Indeks Melek Huruf dan Indeks Rata-Rata Lama Sekolah, adalah melakukan penyesuaian sehingga kedua nilai indeks ini berada pada skala yang sama a yaitu antara 0 dan 1. Cara penyesuaian ini dilakukan dengan memberikan bobot dua pertiga untuk Indeks Melek Huruf dan sepertiga untuk Indeks Rata-Rata Lama Sekolah. Dengan demikian tp://ww ww.ma ari kab. ab.bps.go untuk menghitung Indeks Pendidikan digunakan rumus berikut: Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2012 Halaman 25

35 Metodologi Indeks Pendidikan = (2/3 * IMH) + (1/3 * IRLS) dimana, IMH : Indeks Melek Huruf. IRLS : Indeks Rata-Rata Lama Sekolah. Prosedur Penghitungan Indeks Pendapatan Berbeda halnya dengan Indeks Harapan Hidup dan Indeks Pendidikan yang merupakan indikator dampak, maka Indeks Pendapatan diakui sebagai indikator input, yang sebenarnya kurang sesuai sebagai indeks komponen IPM. Walaupun demikian, UNDP tetap mempertahankannya karena indikator lain yang sesuai tidak tersedia secara global. Selain itu, dipertahankannya indikator input juga merupakan argumen bahwa selain indikator harapan hidup, indikator pendidikan, dan indikator pendapatan, masih banyak indikator lainnya yang pantas diperhitungkan dalam perhitungan IPM. Dilemanya adalah bahwa memasukkan banyak variabel atau indikator akan lebih mencerminkan luas dan kompleksitas pembangunan manusia namun menyebabkan indikator komposit menjadi tidak sederhana atau tidak fokus. Dengan alasan itulah, maka PDRB riil tp://w www. ww.manokwarikab.bps.go w.man arika ab.bp Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2012 Halaman 26

36 Metodologi perkapita yang telah disesuaikan dianggap mewakili indikator input IPM lainnya. Namun sayangnya, untuk keperluan perhitungan IPM, data dasar PDRB perkapita tidak dapat digunakan untuk mengukur Indeks Pendapatan karena bukan ukuran yang peka untuk mengukur daya beli penduduk yang merupakan fokus IPM. Sebagai penggantinya, maka digunakanlah indikator konsumsi perkapita riil yang telah disesuaikan untuk keperluan yang sama. a. Penghitungan indikator konsumsi riil per kapita yang telah disesuaikan dilakukan melalui tahapan kegiatan sebagai berikut (Depdagri, 1998) : 1. Menghitung pengeluaran konsumsi per kapita dari Susenas KOR (=A). 2. Menyesuaikan nilai A dengan data Susenas Modul Konsumsi (=B). Penyesuaian ini diperlukan karena data konsumsi Susenas KOR cenderung ng under estimate sebesar kira-kira 20%. 3. Mempelajari pola konsumsi Susenas Modul Konsumsi dengan membandingkan dengan pola konsumsi Survei Biaya Hidup (SBH). Tujuan dari perbandingan ini adalah untuk mencari Indeks Harga Konsumen (IHK) yang sesuai. 4. Menghitung nilai B riil dengan mengurangi nilai B dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) ibukota kabupaten yang sesuai tp://w ww.ma warik ab.bp bps.go (=C). Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2012 Halaman 27

37 Metodologi 5. Menghitung daya beli per unit (Purchasing Power Parity (PPP)/unit). Metode penghitungan sama seperti metode yang digunakan International C omparison Pr oject (ICP) dalam menstandarkan nilai PDB suatu negara. Data dasar yang digunakan adalah data harga dan kuantum dari suatu paket komoditi yang terdiri dari nilai 27 komoditi yang diperoleh dari Susenas Modul (Tabel 4). 6. Membagi nilai C dengan PPP/unit untuk memperoleh nilai rupiah standar (=D). 7. Menyesuaikan nilai D dengan rumus formula Atkinson sebagai upaya untuk memperkirakan nilai marginal utility dari D guna mengakomodasi aturan penurunan unan utilitas pendapatan marjinal. Adapun penghitungan n PPP/unit Kabupaten Manokwari dilakukan dengan rumus berikut : E ( j ) j PPP / unit = (p ( 9, j ). q ( j ) j Sedangkan penghitungan estimasi PPP/unit Kabupaten Manokwari tahun 2012 dilakukan dengan rumus berikut : ww.manokwarikab.bps.go Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2012 Halaman 28

38 Metodologi dimana, (F) x E ( j ) j PPP / unit tahun 2011 = (F) x (p ( 9, j ) x q ( j ) j E ( j ) : pengeluaran konsumsi untuk komoditi j di Kabupaten Manokwari. P ( 9, j ) : harga komoditi j di DKI Jakarta (Jakarta Selatan) q ( j ) : jumlah komoditi j (unit) yang dikonsumsi di Kabupaten Manokwari. F : implicit inflation bps.go Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2012 Halaman 29

39 Metodologi Tabel 4. Daftar 27 Komoditi Terpilih Untuk Menghitung Paritas Daya Beli (PPP) Sumbangan thd Komoditi Unit total konsumsi (%) *) (1) (2) (3) 1. Beras Lokal Kg Tepung Terigu Kg Ketela Pohon/Singkong/Ubi Kg Ikan Tongkol/Tuna/Cakalang Kg Ikan Teri Ons Daging Sapi Kg Daging Ayam Kg Telur Ayam Butir Susu Kental Manis 397 gram Bayam Kg Kacang Panjang Kg Kacang Tanah ah Kg Tempe Kg Jeruk Kg Pepaya Kg Kelapa Butir Gula Pasir Ons Kopi Bubuk Ons Garam Ons w.m arikab bps.g.go 20. Merica/Lada Ons 0.13 Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2012 Halaman 30

40 Metodologi 21. Mie Instant 80 gram Rokok Kretek/ Filter 10 batang Listrik Kwh Air Minum M Bensin Liter Minyak Tanah Liter Sewa Rumah Unit Total *) Berdasarkan data Susenas 1996 Badan Pusat Statistik. Secara keseluruhan, penghitungan gan konsumsi perkapita riil yang telah disesuaikan Kabupaten Manokwari dilakukan melalui tujuh tahapan sebagai berikut : 1. Menghitung pengeluaran n konsumsi perkapita tahun 2012 dari data Susenas KOR (=A); 2. Menaikkan nilai A dengan faktor sebesar 20% (=B). Hal ini perlu dilakukan karena dari berbagai studi, diperkirakan bahwa data konsumsi dari Susenas KOR cenderung lebih rendah (under estimate) te ) sebesar kira-kira 20%; 3. Mempelajari pola konsumsi Susenas Modul Konsumsi dengan membandingkannya dengan pola konsumsi dari Survei Biaya Hidup (SBH). Tujuan dari perbandingan ini adalah untuk mencari Indeks Harga Konsumen (IHK) yang sesuai; p:// ww.ma warika ab.bps.g Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2012 Halaman 31

41 Metodologi 4. Menghitung nilai B riil dengan mendeflasikan nilai B dengan Indeks Harga Konsumen ibukota Kabupaten Manokwari (=C); 5. Menghitung Paritas Daya Beli (PPP) per unit sebagai harga relatif sejumlah komoditas tertentu. Metode penghitungan sama seperti metode yang digunakan International C omparison Pr oject (ICP) dalam standarisasi PDB untuk perbandingan internasional. Data dasar yang digunakan adalah data harga dan kuantitas dari suatu paket komoditi yang terdiri dari nilai 27 komoditi yang diperoleh dari Susenas Modul Konsumsi (lihat Tabel 4); 6. Membagi nilai C dengan PPP per unit untuk memperoleh nilai rupiah yang sudah disetarakan antar daerah (=D); 7. Mengurangi nilai D dengan formula Atkinson untuk mendapatkan estimasi daya a beli (=E). Khusus komoditi Sewa Rumah, unit kualitasnya dihitung berdasarkan Indeks Kualitas Rumah yang dibentuk dari tujuh komponen kualitas dan fasilitas tempat tinggal yang diperoleh dari data Susenas KOR. Ketujuh komponen kualitas yang digunakan dalam penghitungan indeks kualitas rumah diberi skor berdasarkan karakteristik ristik yang sesuai sebagai berikut : ww.man warika ab.bp bps.go o Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2012 Halaman 32

42 Metodologi Tabel 5. Skor Variabel Kualitas dan Fasilitas Rumah Indeks Kualitas Rumah merupakan penjumlahan dari skor yang dimiliki oleh suatu rumah tinggal dan bernilai antara 1 sampai dengan 8. Kuantitas dari rumah yang dikonsumsi oleh suatu rumah tangga adalah Indeks Kualitas Rumah dibagi 8. Sebagai contoh, jika suatu rumah tangga menempati suatu rumah tinggal yang mempunyai Indeks Kualitas Rumah = 6, maka kuantitas rumah yang dikonsumsi oleh rumah tangga tersebut adalah 6/8 atau 0,75 unit. Artinya, kuantitas rumah yang dikonsumsi rumah tangga tersebut adalah 0,75 unit. ttp:// ww.ma okwarikab.bps.go Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2012 Halaman 33

43 Metodologi Rumus Atkinson (dikutip dari Arizal Ahnaf dkk, 1998;129) yang digunakan untuk penyesuaian rata-rata konsumsi riil secara matematis dapat dinyatakan sebaga berikut : C (i) * = C (i) jik a C(i) < Z = Z + 2(C (i) Z) (1/2) jik a Z < C (i) < 2Z = Z + 2(Z) (1/2) + 3(C (i) 2Z) ps.goa (1/3) jika 2Z < C (i) < 3Z = Z + 2(Z) (1/2) + 3(Z) (1/3) +4(C 3Z) (1/4) (i) jika 3Z < C (i) < 4Z di mana, C (I) = Konsumsi per kapita riil yang telah disesuaikan dengan PPP/unit (hasil tahapan 6) Z = Threshold atau tingkat pendapatan tertentu yang digunakan sebagai batas kecukupan (biasanya menggunakan garis kemiskinan) yang dalam laporan ini nilai Z ditetapkan secara arbiter sebesar Rp ,- per kapita setahun, atau Rp 1.500,- per kapita per hari. ww.manokwarikab.bps.go arikab +4(Cab.bps Setelah dilakukan perhitungan pengeluaran konsumsi perkapita per tahun yang disesuaikan, selanjutnya adalah melakukan Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2012 Halaman 34

44 Metodologi penghitungan Indeks Pendapatan menggunakan rumus berikut: dimana, X (t) : Pengeluaran perkapita riil yang disesuaikan pada tahun X (maks) : Pengeluaran perkapita maksimum mum = Rp ,- X (min) : Pengeluaran perkapita minimum = Rp ,- Merujuk pada ketiga indikator IPM yang telah dijelaskan sebelumnya (Indeks Harapan Hidup, Indeks Pendidikan dan Indeks Pendapatan), maka Tahap Kedua P erhitungan I PM adalah menghitung rata-rata hitung dari masing-masing indeks komponen IPM tersebut dengan n rumus sebagai berikut: dimana, X 1 : Indeks Harapan Hidup X 2 : X 3 : Indeks Pendapatan = (X (t) - X (min) ) / (X (maks) - X (min) ) mip IPM = 1/3 (X 1 + X 2 + X 3 ) Indeks Pendidikan Indeks Pendapatan /ww ww.manokwarikab.bps.go warikab.bp id Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2012 Halaman 35

45 Metodologi 2.4. Ilustrasi Penghitungan IPM Sebagai ilustrasi perhitungan IPM, maka digunakan data IPM Kabupaten Manokwari tahun 2012 yang memiliki data sebagai berikut : Tabel 6. Contoh Perhitungan IPM Kabupaten Manokwari Tahun 2012 No Indikator Satuan an Nilai 1. Angka Harapan Hidup (AHH) Tahun 68,58 2. Angka Melek Huruf (AMH) % 89,03 3. Rata-Rata lama sekolah (MYS) Tahun 8,53 4. Pengeluaran per kapita yang telah disesuaikan (PPP) Ribu Rp. 590,54 Berdasarkan data di atas, maka dapat dihitung masing-masing indeks komponen IPM Kabupaten Manokwari sebagai berikut : Indeks Harapan Hidup : = (68,58-25)/(85-25) x 100 = 72,63 % Indeks Pendidikan : Indeks Melek Huruf: = (89,03-0)/(100-0) x 100 = 89,03 % ttp://wwtp://w / ww.m manokwarikab.bps.go kab.b bps. Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2012 Halaman 36

46 Metodologi Indeks Rata-Rata Lama Sekolah: = (8,53-0)/(15-0) x 100 = 56,89 % = (2/3 x 89,03 %) + (1/3 x 56,89%) = 78,31 % Indeks Pendapatan: = (590,54-360)/(732,72-300) x 100 = 53,28 % IPM Kabupaten Manokwari Tahun 2012 : = 1/3 x (72,63 % + 78,31 % + 53,28 %) = 68,07 % Ukuran Pencapaian IPM Untuk mengukur kecepatan pencapaian IPM dalam suatu kurun waktu sebagai ukuran kemajuan pembangunan manusia di suatu daerah, dapat dilihat dari 3 (tiga) cara, yaitu : Pertama, melalui Pemeringkatan I PM. Cara ini dilakukan untuk melakukan keterbandingan posisi relatif capaian IPM dari satu wilayah terhadap wilayah yang lain berdasarkan peringkatnya dalam suatu kawasan tertentu. entu. Berdasarkan arkan kajian aspek status capaian pembangunan manusia, pemeringkatan tinggi rendahnya capaian IPM menurut UNDP pada skala 0,0 100,0 dapat diklasifikasi menjadi 3 (tiga) tingkatan, yaitu : a. Tingkatan IPM R endah (Low H uman D evelopment), jika nilai IPM kurang dari 50,0. p://www www. ww.manokwarikab.bps.go w.man warika Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2012 Halaman 37

47 Metodologi b. Tingkatan IPM Menengah (Medium Human Development), jika nilai IPM berada antara 50,0 79,9. c. Tingkatan IPM T inggi ( High H uman Dev elopment), jika nilai IPM sama dengan atau lebih dari 80,0. Namun, untuk tujuan keterbandingan antar wilayah di Indonesia, yaitu untuk melakukan perbandingan ngan antar kabupaten/kota, maka Tingkatan IPM Menengah (Medium Human Development) dimodifikasi oleh UNDP menjadi 2 (dua) tingkatan baru sehingga pemeringkatan status capaian pembangunan manusia akan berubah menjadi : a. Tingkatan I PM R endah (Low H uman Dev elopment), jika nilai IPM kurang dari 50,0. b. Tingkatan I PM Menengah B awah (Medium H uman Development), jika nilai IPM berada antara 50,0 65,9. c. Tingkatan n I PM M enengah A tas (High Hu man Development), jika nilai IPM berada antara 66,0 79,9. d. Tingkatan I PM T inggi ( Very High H uman Dev elopment), jika nilai IPM sama dengan atau lebih dari 80,0. Pemeringkatan status capaian IPM dapat digunakan secara efektif dalam rangka advokasi untuk menunjukkan apakah upaya pembangunan yang telah dilakukan dapat meningkatkan peringkat ttp:// jik capaian IPM suatu wilayah. tp:// w.man arikab.bp bps.go Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2012 Halaman 38

48 Metodologi Kedua, melalui Tingkat K ecepatan P encapaian IPM. Cara ini dilakukan untuk mengkaji pencapaian tingkat kemajuan capaian pembangunan manusia suatu daerah setelah berbagai program dan kebijakan diimplementasikan dalam suatu periode tertentu, yang dinotasikan berdasarkan nilai positif dari nilai reduksi s hortfall tahunan (annual re duction shortfall). Ukuran ini secara a sederhana ditujukan untuk mengukur keberhasilan dipandang dari segi jarak antara capaian yang telah ditempuh dengan capaian an yang masih harus ditempuh untuk mencapai kondisi ideal. Kondisi ideal yang akan dicapai didefinisikan sebagai IPM yang besarnya sama dengan 100. Formula penghitungan reduksi shortfall IPM (=r) (dikutip dari Arizal Ahnaf dkk, 1998;141) dapat dirumuskan sebagai berikut : dimana, (IPM t+n IPM t ) x 100 r = (IPM ideal IPM t ) IPM t : IPM pada tahun t IPM t+n : IPM pada tahun t + n IPM ideal : 100 ideal w: /ww: Nilai reduksi s hortfall yang lebih besar menandakan /w arika ab.bp bps.go peningkatan IPM yang lebih cepat. Atau dapat dikatakan bahwa semakin besar nilai reduksi sho rtfall di suatu wilayah menunjukkan 1/n Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2012 Halaman 39

49 Metodologi semakin besar kemampuan yang dicapai oleh wilayah tersebut dalam periode waktu tertentu. Kecepatan pencapaian ini didasarkan pada asumsi bahwa pertumbuhan IPM tidak bersifat linier, tetapi laju perubahan cenderung melambat pada tingkatan IPM yang lebih tinggi. UNDP menetapkan peringkat tingkat kecepatan pencapaian IPM dengan kategori sebagai berikut : a. Kecepatan P encapaian Sangat L ambat, jika nilai reduksi shortfall kurang dari 1,30. b. Kecepatan P encapaian Lambat, jika nilai reduksi s hortfall berada antara1,30 dan 1,50. c. Kecepatan Pencapaian Menengah, engah, jika nilai reduksi shortfall berada antara 1,50 dan 1,70. d. Kecepatan P encapaian n Cepat, jika nilai reduksi sho rtfall lebih dari 1,70. Selanjutnya a berdasarkan tingkat kecepatan pencapaian IPM tersebut di atas, as, dapat dibuat peta sebaran (mapping) daerah-daerah yang tertinggal dalam bidang pembangunan manusia untuk selanjutnya dilakukan analisa deskriptif kualitatif untuk mengetahui penyebab ketertinggalan itu. Ketiga, melalui Diagnosis I PM. Cara ini dilakukan untuk menganalisis fenomena tentang capaian IPM baik tentang rendahnya tp://w ww.man arika ab.bps.go IPM, sebab-sebabnya dan solusi untuk mengatasi rendahnya capaian Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2012 Halaman 40

50 Metodologi IPM dengan logical f rame w ork approach (diagram what-what, wh y-why dan how-how). Bentuk diagramnya dapat disusun sebagai berikut : Gambar 2. Diagnosis IPM ttp:// Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2012 Halaman 41

51 Metodologi Tabel 7. Analisis Diagnosis IPM Rendah Indeks Harapan Indeks Determinan Indikator Hidup Pendidikan Indeks Pendapatan (1) (2) (3) (4) Penyebab Langsung Persentase penolong kelahiran oleh tenaga medis masih rendah Penyebab Tidak Langsung Penyebab Mendasar Pemeriksaan antenatal, mat Status Gizi i Ibu Hamil i Ibu Hamrikab Kemiskinan dan Tingkat Pendidikan Angka Partisipasi Sekolah Usia tahun masih rendah Ketersediaan fasilitas pendidikan Kemiskinan dan Nilai yang rendah Pendidikan Tingkat upah / pendapatan masih rendah Rendahnya Kesempatan Kerja Pertumbuhan ekonomi yang lambat anokwarikab.bps.go kab. ab.bp bps.g o Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2012 Halaman 42

52 Metodologi 2.6. Beberapa Definisi Operasional Indikator Terpilih Untuk bisa melihat dengan jelas dan terarah beragam permasalahan pembangunan manusia selama ini dan bagaimana mengimplementasikan program-program pembangunan secara baik dan terukur, diperlukan ukuran atau indikator yang handal. Beberapa indikator yang sering digunakan diantaranya adalah : Rasio jenis kelamin Perbandingan an tara ppenduduk l akilaki t erhadap ppenduduk p erempuan, dikalikan 100. Angka ketergantungan Perbandingan an tara j umlah Rata-Rata Lama Sekolah Angka Melek Huruf Angka Partisipasi Murni (APM) SD Angka Partisipasi Murni (APM) SLTP penduduk usia < 1 5 t ahun ditambah usia > 6 5 t ahun t erhadap p enduduk usia tahun, dikalikan 100. Lama s ekolah ( tahun) p enduduk u sia 15 tahun ke atas. Proporsi p enduduk usia 15 ta hun k e atas y ang b isa m embaca dan m enulis (baik h uruf l atin m aupun h uruf lainnya) Proporsi p enduduk usia 7-12 ta hun yang sedang bersekolah di SD Proporsi penduduk usia tahun yang sedang bersekolah di SLTP ttp://wtp://w p:// w.manokw nokwarikab. kab.bp b.bps bps.go Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2012 Halaman 43

53 Metodologi Angka Partisipasi Murni (APM) SLTA Persentase penduduk dengan pendidikan SLTP ke atas Proporsi p endudk u sia ta hun yang sedang bersekolah di SLTA Proporsi p enduduk y ang m enamatkan pendidikan S LTP a tau jenja enja ng pendidikan yang lebih tinggi Jumlah penduduk usia sekolah Banyaknya p enduduk yang bberusia antara 7 sampai 24 tahun Bekerja Melakukan k kegiatan/ p ekerjaan paling s edikit it 1 ((satu) j am b erturutturut selama seminggu dengan maksud untuk uk mmemperoleh p endapatan a tau keuntungan. P ekerja k eluarga yang tidak dibayar t ermasuk k elompok penduduk yang bekerja. Angkatan Kerja Penduduk usia 15 tahun ke atas yang bekerja atau mencari pekerjaan. Tingkat Partisipasi Angkatan Perbandingan angkatan kerja terhadap Kerja (TPAK) penduduk usia 15 tahun Angka Pengangguran Terbuka Perbandingan p enduduk y ang m encari (TPT) kerja terhadap angkatan kerja Persentase pekerja yang Proporsi p enduduk usia 1 5 tahun k e setengah menganggur atas yang bekerja kurang dari 35 jam dalam seminggu ttp:// ww.manokwarikab.b kab.bp b.bps. bps.go s.go Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2012 Halaman 44

54 Metodologi Persentase pekerja dengan Proporsi p enduduk u sia 1 5 tahun status berusaha sendiri keatas dengan status berusaha sendiri Persentase pekerja dengan Proporsi p enduduk usia 1 5 tahun k e status berusaha sendiri dibantu atas de ngan s tatus b erusaha s endiri pekerja tidak tetap dibantu pekerja tak dibayar Persentase pekerja dengan Proporsi p enduduk u sia 1 5 tahun status berusaha dengan buruh keatas y ang b erusaha dengan b uruh tetap tetap Persentase pekerja dengan Proporsi p enduduk usia 1 5 tahun k e status berusaha pekerja tak atas dengan status pekerja keluarga dibayar Persentase persalinan yang ditolong oleh tenaga medis Angka Harapan Hidup waktu lahir Angka Kematian Bayi Persentase rumah tangga berlantai tanah Proporsi balita y ang kelahirannya ditolong o leh t enaga m edis ( d okter, bidan, dan tenaga medis lainnya ) Perkiraan rat a-rata l amanya h idup sejak l ahir y ang ak an di capai o leh sekelompok penduduk Besarnya kemungkinan bayi meninggal sebelum m encapai usia s atu t ahun, dinyatakan dengan p er s eribu kelahiran hidup. Proporsi r umah t angga y ang t inggal dalam rumah dengan lantai tanah www. ww.manokwar kwarik warikab.bps.go ab.bps.go Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2012 Halaman 45

55 Metodologi Persentase rumah tangga Proporsi rumah tangga y ang beratap layak menempati rumah de ngan at ap layak (atap selain dari dedaunan ). Persentase rumah tangga Proporsi ru mah tangga y ang berpeneranganlistrik menggunakan s umber p enerangan listrik Persentase rumah tangga bersumber air minum leding Proporsi rumah tangga ga dengan sumber air minum leding Persentase r umah t angga Proporsi rumah tangga dengan sumber bersumber air minum bersih Persentase rumah tangga a berjamban dengan tangki septik air mi num p ompa /sumur/mata ai r yang j araknya l ebih b esar da ri 1 0 meter d engan t empat p enampungan limbah / kotoran terdekat Proporsi ru mah tangga y ang mempunyai ja mban dengan t angki septik Pengeluaran Pengeluaran p er k apita u ntuk makanan d an b ukan m akanan. Makanan m encakup s eluruh jeni s makanan t ermasuk makanan j adi, minuman, t embakau, dan s irih. Bukan m akanan m encakup perumahan, sandang, biaya kesehatan, kwarik warikab.bps.go ab.bp bps.go Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2012 Halaman 46

56 Metodologi pendidikan dan sebagainya. Gini Rasio Ukuran kemerataan pendapatan yang dihitung b erdasarkan k elas Penduduk Miskin Garis Kemiskinan pendapatan. Nilai Gini Rasio terletak antara 0 y ang mencerminkan kemerataan sempurna dan 1 y ang menggambarkan k etidak m erataan sempurna. Penduduk yang s ecara e konomi t idak mampu m emenuhi k ebutuhan makanan anan s etara k alori dan kebutuhan no n m akanan yang mendasar. Suatu batas dimana penduduk dengan pengeluaran kurang dari batas tersebut dikategorikan s ebagai m iskin. G aris kemiskinan terdiri dari dua komponen yaitu k omponen b atas k ecukupan pangan (GKM), dan komponen batas kecukupan non makanan (GKNM) warikab.bps.go bps.go Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2012 Halaman 47

57 Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Bab III PEMBANGUNAN MANUSIA KABUPATEN MANOKWARI Bab ini membahas status pembangunan n manusia di Kabupaten Manokwari dan menyajikan secara ringkas capaiancapaian pembangunan di bidang kesehatan, pendidikan serta standar hidup yang layak. Indikator capaian pembangunan manusia, sebagaimana diukur menggunakan indeks pembangunan manusia (IPM), akan dibahas dalam konteks ks komparatif secara regional dalam lingkup wilayah Provinsi Papua Barat dengan harapan dapat memberikan pemaknaan yang multidimensi terhadap angka-angka dan capaian pembangunan manusia di Kabupaten Manokwari. Lebih lanjut, dalam upaya lebih memahami letak permasalahan yang dihadapi oleh Kabupaten Manokwari serta memberikan informasi bagi langkah maju yang lebih akurat di masa depan, maka dilakukan pula pembahasan dan analisis komparatif dengan kabupaten/kota lainnya nya di wilayah Provinsi Papua Barat Sekilas Manokwari tp://ww ww.man warika ab.bp bps.go Kabupaten Manokwari merupakan salah satu kabupaten yang terletak di daerah kepala burung Pulau Papua. Posisinya berbatasan langsung dengan tiga kabupaten lainnya yakni Kabupaten Teluk Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2012 Halaman 48

58 Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Wondama dan Kabupaten Teluk Bintuni di sebelah selatan dan Kabupaten Sorong Selatan di sebelah barat. Kabupaten Manokwari merupakan salah satu daerah yang memiliki jumlah penduduk yang cukup besar, bahkan terbesar kedua dibanding kabupaten/kota lainnya di Provinsi Papua Barat. Menurut data Proyeksi Penduduk Badan Pusat Statistik tahun 2012, jumlah penduduk Kabupaten Manokwari mencapai jiwa, dengan dengan kepadatan penduduk rata-rata sebesar 14 jiwa per km 2 dan laju pertumbuhan penduduk yang relatif tinggi gi yakni rata-rata sebesar 4,85 persen sepanjang periode tahun Dengan jumlah rumah tangga sebanyak rumahtangga, maka dengan demikian rata-rata rumah tangga beranggotakan sebanyak 4-5 orang. Gambar 3. Piramida Penduduk Kabupaten Manokwari Tahun anokw okwarikab.bps.go ab.bp bps.go Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2012 Halaman 49

59 Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Berdasarkan gambar piramida penduduk Kabupaten Manokwari di atas, terlihat bahwa penduduk Kabupaten Manokwari tergolong penduduk menengah (intermediate). Hal ini diperlihatkan oleh panjang batang piramida untuk kelompok umur 20-24, dan tahun yang lebih panjang dari kelompok umur lainnya, khususnya pada kelompok umur 20-24, dimana umur median penduduk Kabupaten Manokwari (yakni sebesar 23,4 tahun) terletak pada kelompok umur ini, terlihat paling panjang ang dari kelompok umur lainnya. Artinya, ada kecenderungan n komposisi penduduk Kabupaten Manokwari di masa depan akan an semakin didominasi oleh penduduk usia produktif. Untuk itu, Pemerintah Daerah Kabupaten Manokwari memiliki pekerjaan besar untuk terus mengawal perkembangan penduduk secara terintegrasi dan berkelanjutan agar terbentuk masyarakat yang berkualitas dengan capaian kualitas kesehatan, pendidikan dan ekonomi yang terus meningkat. Pendidikan rata-rata penduduk Kabupaten Manokwari secara umum relatif masih rendah. Rata-rata lama sekolah hanya sebesar 8,53 tahun. Data Susenas tahun 2012 menunjukkan bahwa hampir 40 persen en penduduk Kabupaten Manokwari berpendidikan sekolah dasar ar atau lebih rendah, 20 persen penduduk berpendidikan SMP, serta 27 persen penduduk berpendidikan SMA sederajat dan hanya 12 persen penduduk yang menamatkan pendidikan di perguruan tp:// ww.man warika ab.bp bps.go tinggi. Meski tingkat partisipasi sekolah kelompok umur 7-12 tahun mencapai 97,07 persen, namun tingkat partisipasi sekolah kelompok umur tahun hanya sebesar 88,45 persen, dan bahkan tingkat Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2012 Halaman 50

60 Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari partisipasi sekolah kelompok umur tahun jauh lebih rendah lagi, yakni hanya sebesar 54,38 persen. Hal ini menunjukkan bahwa masih banyak diantara anak-anak yang lulus sekolah dasar sederajat yang tidak melanjutkan ke jenjang pendidikan SMP atau sederajat, serta begitu pula halnya dengan anak-anak yang lulus SMP sederajat yang tidak melanjutkan ke jenjang pendidikan SMA atau sederajat. Angka melek huruf di Kabupaten Manokwari dapat dikatakan cukup tinggi, yakni mencapai 89,03 persen. Namun angka ini masih belum lebih baik dari pada angka melek huruf uf Provinsi Papua Barat yang berada pada tingkat 93,74 persen. Meski Kabupaten Manokwari merupakan ibukota Provinsi Papua Barat, namun secara umum kondisi pendidikan di Kabupaten Manokwari masih relatif tertinggal dari kabupaten/kota lainnya di Provinsi Papua Barat. Indikator kinerja di bidang kesehatan menunjukan bahwa Kabupaten Manokwari juga tertinggal dari kabupaten/kota lainnya di Provinsi Papua Barat, seperti Kabupaten Fakfak, Kaimana dan Kota Sorong, bahkan juga dapat dikatakan tertinggal dari salah satu kabupaten hasil pemekaran Kabupaten Manokwari itu sendiri, yakni Kabupaten Teluk Bintuni. Angka harapan hidup Kabupaten Manokwari yang berada pada besaran 68,58 tahun masih lebih rendah dari angka harapan hidup Provinsi Papua Barat yang mencapai 69,14 tahun. tp:// ww.man warika ab.bp bps.go Di bidang ekonomi, Kabupaten Manokwari juga mengalami ketertinggalan yang cukup jauh dibanding dengan kabupaten/kota lainnya di Provinsi Papua Barat. Produk Domestik Regional Bruto Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2012 Halaman 51

61 Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari (PDRB) perkapita tanpa migas atas dasar harga berlaku pada tahun 2011 untuk Kabupaten Manokwari adalah sebesar Rp. 18,74 juta. Bandingkan angka tersebut dengan Kota Sorong, Kabupaten Sorong dan bahkan dengan Kabupaten Teluk Bintuni. Ketertinggalan gal tersebut salah satunya disebabkan oleh melambatnya pertumbuhan ekonomi Kabupaten Manokwari di tahun 2012 yang hanya sebesar 8,18 persen padahal pada tahun sebelumnya pertumbuhan ekonomi Kabupaten Manokwari mencapai angka 9,12 persen. en. Ekonomi Kabupaten Manokwari didominasi oleh sektor pertanian, dimana sektor ini menyumbang sebesar 24,15 persen kepada produk domestik regional bruto (PDRB). Sumbangan sektorsektor lainnya adalah sebagai berikut: sektor bangunan sebesar 23,22 persen, sektor jasa-jasa sebesar 15,37 persen, sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 16,05 persen, dan sektor lainnya kurang dari 21 persen Status P embangunan M anusia K abupaten Manokwari Status pembangunan manusia di Kabupaten Manokwari tahun 2012 secara umum membaik bila dibanding tahun-tahun sebelumnya, meskipun masih berada pada tingkatan yang relatif rendah. IPM Kabupaten Manokwari tahun 2012 mencapai angka h6 68,07 berada sedikit di bawah capaian IPM Provinsi Papua Barat yang tp://w ww.m warika ab.bp bps.go mencapai angka 70,22 pada tahun yang sama. Dalam peringkat Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2012 Halaman 52

62 Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari regional di wilayah Provinsi Papua Barat, Kabupaten Manokwari menempati posisi ke-5 dari 11 kabupaten/kota, berada langsung di bawah IPM Kabupaten Sorong dan di atas IPM Kabupaten Teluk Bintuni. Berdasarkan capaian itu, Kabupaten Manokwari berada pada tingkatan Menengah Atas (High H uman Dev elopment) berdasarkan pemeringkatan UNDP. Gambar 4. IPM Kabupaten Manokwari Tahun IPM / ww.manok w.manokwarikab ikab.bps.go Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2012 Halaman 53

63 Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tabel 8. Indeks Pembangunan Manusia Provinsi Papua Barat Tahun 2012 Nilai IPM AHH AMH MYS PPP 1. Kota Sorong (78,36) 2. Kab Fakfak (72,64) 3. Kab Kaimana (71,22) 4. Kab Sorong (69,23) 5. Kab Manokwari (68,07) 6. KabTeluk Bintuni (67,58) 7. Kab Maybrat (67,26) 8. Kab Sorong Selatan (66,83) 9. Kab Teluk Wondama (66,80) 2. Kab Fakfak (71,24) 3. Kab Kaimana (70,11) 4. Kab Teluk Bintuni (68,88) 5. Kab Sorong (68,59) 6. Kab Manokwari (68,58) 7. Kab Teluk Wondama (68,01) 8. Kab Sorong Selatan (66,99) 9. Kab Maybrat (66,92) 10. Kab Raja Ampat (66,82) 3. Kab Kaimana (96,99) 4. Kab Raja Ampat (94,34) 5. Kab Sorong (91,84) 6. Kab Maybrat (91,22) 7. Kab Manokwari (89,03) 8. Kab Sorong Selatan (88,45) 9. Kab Teluk Bintuni (87,38) 10. Kab Teluk Wondama (85,12) 11. Kab Tambrauw (77,38) 1. Kota Sorong (10,99) 2. Kab Fakfak (9,49) 3. Kab Maybrat (8,64) 4. Kab Manokwari (8,53) 5. Kab Sorong (8,11) 6. Kab Sorong Selatan (8,09) 7. Kab Kaimana (7,95) 8. Kab Raja Ampat (7,53) 4. Kab Sorong (601,41) 5. Kab Teluk Bintuni (601,28) 6. Kab Fakfak (594,23) 7. Kab Sorong Selatan (591,79) 8. Kab Manokwari (590,54) 9. Kab Maybrat (584,54) 10. Kab Raja Ampat (563,96) 11. Kab Tambrauw (446,25) Tabel 8 di atas menggambarkan bahwa kabupaten/kota dengan tingkatan capaian IPM yang sama dengan Kabupaten Manokwari (tingkatan menengah atas/high h uman d evelopment) tp:// ww.ma kwarikab.bps.go kab.bp bps.g.go ternyata memiliki tingkat pengeluaran perkapita riil dan angka harapan hidup yang sangat berbeda. ik5 Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2012 Halaman 54

64 Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Kota Sorong Fakfak Kaimana Sorong MANOKWARI T. Bintuni Maybrat Sorong Selatan T. Wondama Raja Ampat Tambrauw Gambar 5. IPM Beberapa Kabupaten/Kota di Provinsi Papua Barat Tahun s ps Seperti erti terlihat dalam gambar di atas, dibandingkan dengan Kota Sorong ong dan Kabupaten Tambrauw, posisi IPM Kabupaten Manokwari berada di tengah-tengah. Kabupaten yang posisi IPM-nya berbatasan langsung dengan Kabupaten Manokwari adalah Kabupaten Sorong dan Kabupaten Teluk Bintuni. Dan untuk itu, akan menjadi menarik jika membandingkan pencapaian ww.manokw okwarik warika arikab ikab.b kab.bps.bps.go pembangunan manusia di Kabupaten Manokwari dengan kedua kabupaten ini. Pencapaian peningkatan IPM antara Kabupaten Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2012 Halaman 55

65 Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Manokwari dengan kedua kabupaten ini dapat dikatakan setara, yakni sama-sama memiliki usia harapan hidup pada besaran 28 tahun. Jika dibandingkan dengan Kabupaten Teluk Bintuni dengan capaian IPM yang berada satu peringkat di bawah Kabupaten Manokwari, angka melek huruf Kabupaten Manokwari sedikit lebih tinggi dibanding angka melek huruf Kabupaten Teluk Bintuni dengan rata-rata lama sekolah 1,5 tahun lebih tinggi. Sedangkan jika dibandingkan dengan Kabupaten Sorong dengan n capaian IPM satu peringkat di atas Kabupaten Manokwari, dengan rata-rata lama sekolah yang sama-sama berada pada besaran 8 tahun, ternyata angka melek huruf Kabupaten Manokwari masih jauh berada di bawah angka melek huruf Kabupaten Sorong. ong. ab.bp bps.go Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2012 Halaman 56

66 Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tabel 9. Komponen IPM Tahun 2012: Perbandingan 3 kabupaten/kota terdekat Indikator Kab Manokwari Kab Sorong Kab Teluk Bintuni (1) (2) (3) d( (4) Angka Harapan Hidup (tahun) 68,58 68,59 68,88 Angka Melek Huruf (persen) 89,03 91,84 87,38 Rata-Rata Lama Sekolah (tahun) 8,53 8,11 7,02 Pengeluuaran riil perkapita (PPP) (ribu rupiah) 590, ,41 601,28 Gambar 6. Indeks Komponen IPM Kabupaten Manokwari Tahun /www ww.m w.mano manok anokwarikab.bps.go arikab ab.b bps.g o Indek Harapan Hidup Indeks Melek Huruf Indeks Rata-Rata Lama Sekolah Indeks Pendapatan Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2012 Halaman 57

67 Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari 3.3. Pembangunan Manusia Bidang Kesehatan Kesehatan merupakan satu dari tiga indikator penting pembangunan manusia dan menjadi dasar bagi pembangunan bidang lainnya. Manusia yang sehat merupakan prasyarat untuk mewujudkan udka people centered development. Mengingat peran penting kesehatan an dalam pembangunan manusia serta dalam upaya mewujudkan people centered development, maka investasi sumberdaya manusia di bidang kesehatan harus dilakukan dengan pendekatan siklus hidup (lifecycle a pproach), yang dimulai sejak sebelum bayi itu lahir, sampai tumbuh menjadi calon generasi yang sehat. Kementerian Kesehatan memperlihatkan kaitan yang menarik antara investasi di bidang kesehatan dengan pembangunan manusia seperti diperlihatkan pada gambar berikut. Gambar 7. Kaitan Antara Investasi Kesehatan & Pembangunan Manusia kwarikab.bps.go bps.g Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2012 Halaman 58

68 Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Investasi sumber daya manusia di bidang kesehatan harus dimulai sejak dini, atau sejak dalam kandungan. Karena sejak anak dalam kandungan hingga berumur dua tahun merupakan masa emas yang sekaligus juga merupakan masa kritis bagi tumbuh kembang fisik, mental dan sosial anak. Anak yang dilahirkan dengan berat badan rendah berpotensi menjadi anak yang kurang gizi bahkan menjadi gizi buruk. Kondisi ini sangat berdampak pada penurunan tingkat kecerdasan. Lebih lanjut akan berdampak pada meningkatnya kejadian kesakitan bahkan kematian. Mereka yang masih bertahan hidup akibat kekurangan gizi yang bersifat permanen, kualitas hidup selanjutnya mempunyai tingkat yang sangat rendah dan tidak dapat diperbaiki, meskipun pada usia selanjutnya kebutuhan gizinya sudah terpenuhi. Istilah generasi hilang (lost g eneration) terutama disebabkan pada awal kehidupannya sulit memperoleh pertumbuhan dan perkembangan secara optimal. Pada tahap selanjutnya, upaya peningkatan status kesehatan penduduk akan meningkatkan kualitas penduduk, yang selanjutnya akan memberikan suatu kemampuan kepada seseorang eorang menjadi lebih produktif, dan dengan demikian mempunyai daya saing dalam pekerjaan dan memperoleh penghasilan yang layak. Kesehatan yang rendah tidak akan memberikan sumbangan terhadap produktivitas dan daya saing sebagai pekerja. Jika peningkatan kualitas penduduk diabaikan, besar kemungkinan tp:// ww.man warika ab.bp bps.go penduduk yang produktif menjadi tidak produktif, bahkan menjadi beban. Bahkan beban ini akan menjadi semakin besar, jika yang benar-benar produktif hanya sebagian kecil dari kelompok usia Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2012 Halaman 59

69 Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari produktif. Jika kondisi ini dibiarkan terus berlanjut maka akan berdampak pada kemiskinan dan pertumbuhan ekonomi. Kesehatan, pendidikan dan ekonomi (dengan indikator income) sebagaimana dikatakan oleh Moeloek (2005) merupakan tiga pilar yang saling berinteraksi dan berinter-relasi satu dengan yang lainnya dalam membentuk kualitas sumber daya manusia (Moeloek, 2005). Peningkatan status kesehatan mempengaruhi kemampuan masyarakat untuk meningkatkan tingkat pendidikan, dan pada gilirannya mempengaruhi produktivitas masyarakat. arakat. Tanpa kesehatan yang baik, pendidikan sulit untuk dapat berjalan dengan baik, dan bila kesehatan dan pendidikan tidak baik mustahil ekonomi keluarga/masyarakat dapat membaik. Status kesehatan masyarakat juga sangat erat kaitannya a dengan kemiskinan. Kemiskinan menyebabkan masyarakat kesulitan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang layak, obat-obatan yang memadai dan bahkan memelihara lingkungan ngan yang sehat. Upaya peningkatan status kesehatan penduduk sangat penting karena jika status kesehatan penduduk meningkat, berarti morbiditas atau angka kesakitan penduduk berkurang. Status kesehatan yang lebih baik akan meningkatkan kemampuan belajar, menurunkan tingkat pembolosan kerja dan juga meningkatkan produktivitas kerja. tp:// ww.man warika ab.bp bps.go Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2012 Halaman 60

70 Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Gambar 8. Visi Indonesia 2030 Dokumen Visi Indonesia 2030 tentang kesehatan seperti pada gambar 8 juga memperlihatkan betapa kesehatan sangat erat hubungannya dengan kehidupan berkualitas dan produktif. Gambar di atas menggambarkan pola kebijakan pembangunan kesehatan yang diadopsi oleh Pemerintah Indonesia yang komprehensif (dana, fasilitas dan perilaku) dan terukur (pemetaan akses, indikator yang akan dicapai dan prestasi yang tp://ww ww.manokwarikab.bps.goo diharapkan). Status kesehatan penduduk diukur dengan berbagai cara, baik langsung maupun tidak langsung. Umumnya indikator untuk Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2012 Halaman 61

71 Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari mencerminkan status kesehatan diperoleh secara tidak langsung menggunakan estimasi tertentu, mengingat data kematian sulit diperoleh. Indikator yang sering digunakan untuk mencerminkan status kesehatan adalah angka mortalitas (angka kematian), status s gizi dan angka morbiditas (angka kesakitan). Sampai saat ini data untuk mengukur status kesehatan tersebut sangat sulit diperoleh, karena sifat kejadian insidentil dan tersebar di masyarakat, sistem registrasi yang belum berjalan dengan baik, dan kesadaran an masyarakat akan pentingnya pelaporan setiap kejadian tersebut juga masih rendah. Oleh karena itu, indikator yang digunakan untuk mencerminkan status kesehatan dalam pencapaian Indeks Pembangunan Manusia (IPM) adalah Angka Harapan Hidup. Angka ini mencerminkan rata-rata tahun hidup yang masih akan dijalani oleh seseorang sejak lahir. Angka harapan hidup tinggi akan dicapai jika penduduk mempunyai status kesehatan yang baik. Dalam konteks Kabupaten Manokwwari, permasalahan pokok kesehatan yang dihadapi penduduk Kabupaten Manokwari hampir sama dengan yang dihadapi penduduk kabupaten/kota lainnya, hanya cakupannya yang berbeda. Secara umum, Angka Harapan Hidup di Kabupaten Manokwari terus mengalami peningkatan dibanding tahun-tahun sebelumnya. Seperti terlihat dalam gambar 9, angka harapan hidup penduduk Manokwari tahun 2007 hanya tp:// ww.man warika ab.bp bps.go sebesar 66,90 tahun dan terus meningkat dari tahun ke tahunnya hingga mencapai angka 68,58 tahun pada tahun Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2012 Halaman 62

72 Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Gambar 9. Rata-Rata Usia Harapan Hidup Penduduk Kabupaten Manokwari Tahun Kenaikan angka harapan hidup Manokwari perlu juga dilihat posisinya dan dilakukan keterbandingan dengan kabupatenkabupaten lainnya di Provinsi Papua Barat, dan juga terhadap target nasional. Angka harapan hidup di Kabupaten Manokwari tergolong masih rendah (yakni sebesar 68,58 tahun) jika dibandingkan dengan angka propinsi (yakni sebesar 69,14 tahun) maupun dengan kabupaten lain di Provinsi Papua Barat, seperti Kabupaten Teluk Bintuni, Fakfak, Kaimana, Kabupaten Sorong dan Kota Sorong. Kemudian jika dilakukan keterbandingan terhadap target nasional tp://ww ww.man warikab kab.b ab.bps. bps.go yang ditetapkan Pemerintah Republik Indonesia dalam Visi Indonesia 2030 melalui Peraturan Presiden RI Nomor 5 Tahun 2010 yang menargetkan angka harapan hidup menjadi 72 tahun pada Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2012 Halaman 63

73 Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari akhir tahun 2014, maka masih terdapat jarak sejauh 3,42 tahun antara capaian angka harapan hidup Kabupaten Manokwari dan pencapaian target angka harapan hidup Indonesia tahun Kondisi seperti ini mengindikasikan bahwa status kesehatan penduduk di Kabupaten Manokwari masih memberikan sumbangan yang rendah terhadap pencapaian Indeks Pembangunan Manusia. Hal ini perlu menjadi perhatian serius bagi Pemerintah Daerah mengingat Kabupaten Manokwari merupakan ibukota dari Provinsi Papua Barat yang seharusnya mempunyai status kesehatan yang lebih baik, mengingat fasilitas dan akses terhadap pelayanan kesehatan umumnya lebih baik. Untuk menemukan penjelasan yang mendasar, perlu menggali lebih lanjut permasalahan lainnya termasuk kesadaran penduduk akan hidup sehat di Kabupaten Manokwari. Berbagai kejanggalan juga perlu diteliti lebih lanjut terutama terkait dengan faktor-faktor yang berpengaruh dalam perhitungan Angka Harapan Hidup sebagaimana terlihat pada gambar w.manok anokwarikab.bps.go ab.bp bps.go Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2012 Halaman 64

74 Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Gambar 10. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Indikator Indeks Harapan Hidup Berdasarkan rkan gambar di atas, terlihat bahwa indeks harapan hidup sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor penyebab langsung seperti angka kematian bayi, angka kematian ibu melahirkan dan juga angka kesakitan. Ketiga faktor penyebab langsung ini dalam kenyataannya juga dipengaruhi oleh faktor-faktor penyebab tidak langsung. Misalnya, tingginya kematian bayi dan kematian ibu tp://ww ww.manokwarikab.bps.goo melahirkan berhubungan erat dengan indikator angka persalinan oleh tenaga kesehatan juga cakupan imunisasi pada bayi. Sedangkan Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2012 Halaman 65

75 Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari tingginya angka kesakitan (angka morbiditas) berhubungan dengan indikator prevalensi penyakit menular. Kemudian pada tahap yang lebih komprehensif dan holistik, keseluruhan faktor penyebab langsung dan faktor penyebab tidak langsung ini sangat berkaitan erat dengan faktor-faktor penyebab yang mendasar yang dibedakan menjadi faktor fisik seperti ketersediaan sarana dan prasarana kesehatan, ketersediaan tenaga kesehatan serta akses dan kualitas dari pelayanan kesehatan itu sendiri, dan faktor non fisik seperti perilaku dan kesadaran masyarakat untuk hidup sehat. Angka Harapan Hidup merupakan fungsi matematis dari Angka Kematian. Panjangnya usia hidup secara negatif berhubungan dengan rendahnya Angka Kematian (bayi lahir mati, kematian bayi bawah 1 tahun, kematian anak balita di bawah lima tahun dan kematian ibu) dan tingginya Angka Kesehatan. Makin tinggi angka kesehatan menyebabkan makin rendahnya angka kematian sehingga memperbesar harapan untuk hidup. Informasi terkait Angka Kematian Bayi di Kabupaten Manokwari sangat sulit diperoleh. Satu-satunya data tentang angka kematian bayi di Kabupaten Manokwari diperoleh dari perkiraan angka kematian bayi hasil input angka harapan hidup Kabupaten Manokwari Tahun 2012 pada Program Mortpack. Menurut hasil ttp:// ww.man warikab.bp bps.go input Program Mortpack, perkiraan angka kematian bayi di Kabupaten Manokwari pada tahun 2012 adalah sebesar 33,92 per 1000 kelahiran hidup. Angka ini masih lebih tinggi dari perkiraan Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2012 Halaman 66

76 Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari angka kematian bayi di Provinsi Papua Barat pada tahun yang sama (yakni sebesar 31,87 per 1000 kelahiran hidup). Suatu tantangan yang cukup besar jika ingin mencapai target MDGs Angka Kematian Bayi tahun 2015 sebesar 23 per 1000 kelahiran hidup. Tabel 10. Perkiraan Angka Kematian Bayi di Provinsi Papua Barat Kabupaten/Kota Tahun 2012 Angka Kematian Bayi Kabupaten Fakfak 24,45 Kabupaten Kaimana 28,33 Kabupaten Teluk Wondama 36,04 Kabupaten Teluk Bintuni 32,82 Kabupaten Manokwari 33,92 Kabupaten Sorong 33,88 Kabupaten Sorong Selatan 40,29 Kabupaten Raja Ampat 40,99 Kabupaten Tambrauw 42,41 Kabupaten Maybrat 40,58 Kota Sorong 20,28 Provinsi Papua Barat 31,87 Sumber : Perkiraan Angka Kematian Bayi Program Mortpack Tahun 2012 Angka kematian bayi baru lahir terutama disebabkan oleh ww.m w.ma warika ab.bps.bps. bps.g antara lain infeksi dan berat bayi lahir rendah. Kondisi tersebut berkaitan erat dengan kondisi kehamilan, pertolongan persalinan yang aman oleh tenaga kesehatan terlatih, dan perawatan bayi baru Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2012 Halaman 67

77 Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari lahir (Kompas, 7 April 2005). Menurut data Susenas tahun 2012, angka persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih di Kabupaten Manokwari mencapai 78,80 persen, namun masih terdapat 21,20 persen balita yang lahir hanya mendapatkan atk pertolongan persalinan dari tenaga non paramedis seperti dukun, famili/keluarga, dan lainnya. Hal ini menunjukan bahwa persalinan yang dibantu oleh tenaga kesehatan hanya tigaperempatnya saja, sedangkan kurang dari seperempat sisanya masih dilakukan oleh tenaga yang tidak terlatih. Ini perlu dikaji, apakah karena ketiadaan biaya, faktor budaya atau mencari mudahnya saja. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa 2 dari 10 balita di Kabupaten Manokwari masih memiliki peluang yang lebih besar untuk terkena infeksi atau perawatan pasca persalinan yang kurang baik dibandingkan dengan yang ditolong oleh tenaga medis terlatih seperti dokter, bidan, maupun tenaga paramedis lain saat kelahirannya. Tabel 11. Persentase Penolong Kelahiran Terakhir di Kabupaten Manokwari Tahun Indikator Penolong ong Kelahiran (terakhir) 1. Dokter 29,05 26,72 2. Bidan 41,36 51,27 3. Paramedis Lain 3,87 0,81 tp://w www. ww.manokwarikab.bps.go w.man warika ab.bp bps.go http2. B 4. Dukun 7,69 5,54 5. Famili/Lainnya 12,03 15,67 Sumber: Susenas, Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2012 Halaman 68

78 Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Kematian bayi juga dapat dicegah dengan mempertahankan kegiatan imunisasi pada bayi atau jika perlu ditingkatkan cakupannya sehingga mencapai Universal C hild I mmunization (UCI) sampai di tingkat desa. Kementerian Kesehatan menetapkan bahwa imunisasi yang wajib diberikan adalah BCG, DPT, Polio, Campak, dan Hepatitis B. Waktu pemberiannya sudah ditetapkan secara bertahap. Imunisasi BCG diberikan satu kali pada anak usia 0-2 bulan. Imunisasi DPT dan Polio diberikan secara bersamaan pada usia kurang dari satu bulan dan berulang pada usia 2, 3, atau 4 bulan. Imunisasi campak memberikan kekebalan an aktif terhadap penyakit campak, yang diberikan sebanyak 2 kali. Pertama, pada saat anak berumur 9 bulan atau lebih, dan kedua diberikan pada usia 5-7 tahun. Pada kejadian luar biasa dapat diberikan pada usia 6 bulan dan diulangi 6 bulan kemudian. Imunisasi campak pertama diperlukan untuk menimbulkan respon kekebalan primer, sedangkan imunisasi campak kedua diperlukan untuk meningkatkan kekuatan antibodi. Efek samping yang mungkin terjadi berupa demam, ruam kulit, dan diare. Pemerintah Republik Indonesia menargetkan pemberian imunisasi dasar kepada 90 persen balita hingga akhir tahun 2014 (RPJMN ). Gambar 11 menyajikan persentase balita yang pernah mendapatkan imunisasi dasar hingga tahun 2012 di Kabupaten Manokwari dan Provinsi Papua Barat. tp:// ww.man warika ab.bp bps.go Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2012 Halaman 69

79 Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Gambar 11. Persentase Balita yang Mendapatkan Imunisasi Dasar di Kabupaten Manokwari dan Provinsi Papua Barat Tahun BCG DPT Polio Campak Hepatitis B Manokwari Propinsi Untuk Kabupaten Manokwari, belum ada satu pun imunisasi dasar yang telah menjangkau lebih dari 90 persen balita yang berarti belum melampaui target nasional pemberian imunisasi dasar. Hingga tahun 2012, 2, capaian imunisasi campak baik di Kabupaten Manokwari ari maupun di Provinsi Papua Barat adalah yang paling terendah, yakni masing-masing baru mencapai 71,80 persen dan 77,81 7,81 persen. Karena itu wajar apabila Pemerintah Provinsi Papua Barat maupun Pemerintah Kabupaten Manokwari masih tp://w ww.ma arika rikab.b ab.bps.bps.g ps.go.i.go menggalakkan Pekan Imunisasi Campak pada balita. Selain permasalahan kematian bayi, faktor penyebab langsung lainnya yang berhubungan dengan Angka Harapan Hidup adalah Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2012 Halaman 70

80 Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Angka Kematian Ibu. Informasi terkait Angka Kematian Ibu di Kabupaten Manokwari sangat sulit diperoleh. Data yang tersedia hanyalah data estimasi dari Dinas Kesehatan Kabupaten Manokwari. Sebagai gambaran, Dinas Kesehatan Kabupaten Manokwari memperkirakan Angka Kematian Ibu di Kabupaten Manokwari tahun 2010 masih sekitar 405 per kelahiran hidup, lebih tinggi dari angka nasional (228 per kelahiran hidup hasil SDKI tahun 2007). Jika perkiraan Angka Kematian Ibu ini digunakan, maka target MDGs tahun 2015 yang menargetkan Angka Kematian Ibu menjadi 102 per kelahiran hidup sangat berat untuk dicapai. Perlu upaya yang terintegrasi untuk menurunkan Angka Kematian Ibu diantaranya anya melalui peningkatan taraf pengetahuan perempuan mengenai kesehatan dan kesehatan reproduksi, serta upaya peningkatan status sosial ekonomi, peningkatan peran ibu dalam keluarga, serta peningkatan ketersediaan pelayanan kesehatan reproduksi dan keluarga berencana (KB). Adapun penyebab langsung yang berkaitan dengan Angka Kematian an Ibu adalah komplikasi pada kehamilan, persalinan, dan nifas yang tidak tertangani dengan baik dan tepat waktu. Dari hasil survei (SKRT 2001) diketahui bahwa komplikasi penyebab kematian ibu yang terbanyak adalah pendarahan, hipertensi dalam kehamilan ttp:// w.man warika ab.bp bps.go (eklampsia), infeksi, partus lama, dan komplikasi keguguran (Kompas, 7 April 2005). Oleh karena itu, pemeriksaan kesehatan pada saat hamil dan kehadiran serta pertolongan tenaga kesehatan yang Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2012 Halaman 71

81 Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari terampil pada masa persalinan menjadi sangat penting. Pemeriksaan kehamilan oleh tenaga kesehatan disertai dengan penerimaan imunisasi tetanus paling sedikit satu kali, penerimaan zat besi selama hamil serta melahirkan oleh tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan sangat membantu mengatasi terjadinya kematian ibu. Faktor lain yang juga penting untuk meningkatkan status kesehatan ibu dan bayi adalah peningkatan Status Gizi. Status gizi anak balita secara sederhana dapat diketahui dengan membandingkan antara berat badan menurut umur maupun menurut panjang badannya dengan rujukan ukan (standar) yang telah ditetapkan yaitu melalui pemeriksaan antropometri (Muhamad Thohar Arifin, M.D, 2005). Apabila berat badan menurut umur sesuai dengan standar, anak disebut gizi baik.. Kalau sedikit di bawah standar disebut gizi kurang, dan apabila jauh di bawah standar dikatakan gizi buruk. Satu-satunya informasi tentang persentase balita kurang gizi di Kabupaten Manokwari diperoleh dari publikasi Indikator Kesejahteraan an Daerah Provinsi Papua Barat Tahun 2010 yang diterbitkan oleh TNP2K Pusat. Menurut publikasi tersebut, persentase balita kurang gizi di kabupaten Manokwari pada tahun 2007 adalah sebesar 18,22 persen. Angka capaian ini terlihat jauh lebih baik dibanding angka capaian Provinsi Papua Barat pada tahun ttp:// ww.man warik arika ab.bp bps.go yang sama yang mencapai 23,20 persen maupun angka capaian nasional yang mencapai 18,40 persen. Penyebab kekurangan gizi pada anak biasanya disebabkan oleh kuantitas dan kualitas asupan Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2012 Halaman 72

82 Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari makanan yang dikonsumsi dan tingkat kesehatan anak tersebut. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi gizi buruk adalah saat bayi hingga usia 2 tahun anak tidak cukup mendapat makanan bergizi seimbang seperti Air Susu Ibu (ASI). Gizi lebih juga harus diwaspadai karena akan berpengaruh terhadap kesehatan balita tersebut. Masalah akan timbul jika asupan energi lewat makanan jauh lebih besar dari pada energi yang diperlukan untuk beraktivitas, atau peningkatan gizi yang terjadi tidak disertai peningkatan aktifitas/bergerak. Ketahanan tubuh bayi sangat dipengaruhi oleh masukan gizi dan imunisasi yang diberikan. Masukan gizi yang baik untuk bayi berasal dari ASI. Air susu ibu disamping ing memenuhi kebutuhan akan gizi juga mengandung zat antibodi terhadap penyakit. ASI merupakan sumber zat gizi utama dan paling berperan pada masa-masa pertama anak yang baru lahir hingga ga usia 2 tahun. Obat pencegah gangguan gizi pada bayi ini mengandung beberapa nutrien khusus bagi pertumbuhan otak bayi, seperti taurin, l aktosa, omega-3 asam l inoleat alfa, dan asam lemak ikatan panjang antara lain DHA (Docosahexanoic Acid) dan AA (Arachidonic Acid) yang ke semua nutrien tersebut tidak bisa didapat dapat dari susu sapi atau fomula. Kalaupun ada itupun hanya dengan komposisi yang sangat sedikit. Berbagai fakta ilimiah membuktikan bayi dapat tumbuh lebih sehat dan cerdas jika diberi ASI secara ekslusif pada 4 6 bulan pertama kehidupannya. Ekslusif tp:// ww.m w.man warika ab.bp bps.go artinya adalah pada kurun waktu tersebut bayi hanya mengkonsumsi ASI saja dan tidak diberi tambahan makanan cairan apapun seperti Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2012 Halaman 73

83 Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih, maupun tambahan makanan seperti pisang, bubur susu, biskuit, maupun nasi tim. Tabel 12. Lama Balita Menyusui di Kabupaten Manokwari Tahun Indikator % disusui 5 bulan 8,98 3,76 2. % disusui 6-11 bulan 3,93 4,35 3. % disusui bulan 19,58 35,23 4. % disusui bulan 25,38 21,63 5. % disusui 24 bulan 42,13 35,03 Sumber: Susenas Bayi yang diberi ASI secara khusus terlindung dari serangan penyakit sistem pernapasan dan pencernaan. Hal itu disebabkan zatzat kekebalan tubuh uh di dalam ASI memberikan perlindungan langsung melawan an serangan penyakit. Sifat lain dari ASI yang juga memberikan perlindungan terhadap penyakit adalah penyediaan lingkungan yang ramah bagi bakteri menguntungkan yang disebut flora normal. Keberadaan bakteri ini menghambat perkembangan bakteri, virus dan parasit berbahaya. Tambahan lagi, telah dibuktikan pula bahwa terdapat unsur-unsur di dalam ASI yang dapat ttp:// /www w.ma manokwarikab.bps.go ab.bp membentuk sistem kekebalan melawan penyakit-penyakit menular dan membantunya agar bekerja dengan benar Menurut Harun Yahya (2006) dalam artikelnya menyebutkan bahwa kelebihan yang Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2012 Halaman 74

84 Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari diberikan ASI kepada bayi di antaranya adalah kandungan minyak omega-3 asam linoleat alfa dalam ASI yang merupakan zat penting bagi otak dan retina manusia. Dari data Susenas tahun 2012 diketahui bahwa 35,03 persen balita di Kabupaten Manokwari disusui lebih dari 2 tahun, sedangkan 56,86 persen disusui selama 1-2 tahun dan sisanya sebanyak 8,11 persen balita hanya mendapatkan asupan ASI dari ibunya kurang dari 12 bulan. Situasi ini sangat at menggembirakan karena tingkat kesadaran orang tua terutama ibu untuk memberikan asupan gizi terbaik bagi si kecil makin baik. Dengan kata lain semakin panjang usia pemberian ASI terutama ASI ekslusif 4 6 bulan pertama akan menjamin tercapainya pertumbuhan otak secara optimal, sehingga diharapkan pengembangan potensi anak dapat berjalan baik dan semakin optimal pula. Namun demikian pemberian ASI kadang terpaksa tidak dilakukan dengan optimal. Hal ini terjadi karena meninggalnya nya ibu pasca persalinan, ASI yang tidak keluar ataupun jika keluar tapi tidak memenuhi kebutuhan bayi dan anak, atau karena alasan pekerjaan dan penampilan. Selain melalui Angka Kematian Bayi dan Angka Kematian Ibu, status kesehatan penduduk yang diinterpretasikan melalui Indeks Harapan Hidup juga berhubungan dengan variabel Angka Morbiditas (Angka Kesakitan) yang menunjukkan banyaknya tp:// ww.man warika ab.bp bps.go penduduk yang mengalami keluhan kesehatan, sehingga mengakibatkan gangguan terhadap aktivitas sehari-hari. Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2012 Halaman 75

85 Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tabel 13. Indikator Kesakitan di Kabupaten Manokwari Tahun Indikator Penduduk dgn keluhan kesehatan (%) 26,02 23,87 2. Angka Morbiditas (%) 14,18 15,47 3. Rata-Rata Lama Sakit (hari) 3,95 1,68 Sumber: Susenas Secara umum, angka morbiditas atau angka kesakitan penduduk Kabupaten Manokwari meningkat dari 14,18 persen pada tahun 2011 menjadi 15,47 persen pada a tahun Angka kesakitan penduduk Kabupaten Manokwari menempati posisi tertinggi kedua di wilayah Provinsi Papua Barat setelah Kabupaten Teluk Bintuni. Capaian ini mengindikasikan an bahwa ada yang salah dalam hal akses terhadap pelayanan kesehatan di Kabupaten Manokwari, meskipun ketersediaan tenaga-tenaga medis seperti dokter umum, dokter ahli, perawat maupun bidan semakin meningkat jumlahnya Pembangunan Manusia Bidang Pendidikan Di bidang pendidikan, setidaknya ada beberapa indikator yang bisa mencerminkan kualitas dasar dari pendidikan. Kualitas pendidikan yang digunakan sebagai standar Indek Pembangunan ww.manokwarikab.bps.go warikab ab.bps.g Manusia (IPM) dicerminkan oleh Angka Melek Huruf (literacy rate AMH), rata-rata lama sekolah (mean y ears o f s chooling MYS) dan Angka Partisipasi Murni (net enrolment rate APM). Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2012 Halaman 76

86 Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Secara umum, Indeks Pendidikan di Kabupaten Manokwari (yang merupakan indeks komposit dari Indeks Melek Huruf dan Indeks Rata-Rata Lama Sekolah) mengalami peningkatan pada tahun Pada tahun 2012, Indeks Pendidikan Kabupaten Manokwari adalah sebesar 78,31, meningkat sebesar 0,53 persen dari tahun 2011 yang hanya sebesar 77,90. Peningkatan Indeks Pendidikan ini merupakan dampak dari meningkatnya capaian Angka Melek Huruf sebesar 0,29 persen dari tahun 2011 yang sebesar 88,77 persen menjadi 89,03 persen pada tahun 2012, dengan peningkatan rata-rata lama sekolah hanya sebesar 0,10 tahun. Tabel 14. Komponen Indeks Pendidikan Kabupaten Manokwari Tahun Indikator Angka Melek Huruf (%) 88,77 89,03 2. Indeks Melek Huruf 88,77 89,03 3. Rata-Rata Lama Sekolah (tahun) 8,43 8,53 4. Indeks Rata-Rata Lama Sekolah 56,20 56,89 5. Indeks Pendidikan 77,91 78,31 Sumber: Susenas Untuk menemukan penjelasan yang mendasar mengenai indikator pembangunan manusia bidang pendidikan, maka perlu p://ww / ww.man okwarikab.bps.go ab.bp bps.go diteliti lebih lanjut terutama terkait dengan faktor-faktor yang berpengaruh dalam perhitungan Indeks Pendidikan sebagaimana terlihat pada gambar 12. Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2012 Halaman 77

87 Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Gambar 12. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Indikator Indeks Pendidikan Indeks Pendidikan yang dihasilkan dari indeks komponen Angka Melek Huruf dan Rata-Rata Lama Sekolah dipengaruhi secara langsung oleh tingkat partisipasi sekolah, terutama oleh angka partisipasi i murni pada masing-masing jenjang pendidikan formal. Sedangkan secara tidak langsung, dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti jumlah tenaga pengajar/guru, kualitas tenaga pengajar dan mutu kurikulum pengajaran. / nokwarikab.bps.go. s.go Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2012 Halaman 78

88 Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Angka Partisipasi Murni Dalam kurun waktu 5 tahun terakhir, Angka Partisipasi Murni (APM) pada jenjang pendidikan SD, SMP dan SMA cenderung mengalami tren menurun, kecuali pada jenjang pendidikan SD yang mengalami tren meningkat dalam 2 tahun terakhir. Pola dan tren peningkatan APM dapat dilihat pada gambar 13 berikut. Gambar 13. Trend APM Kabupaten Manokwari Tahun Pada jenjang pendidikan SD, nilai APM tidak mengalami peningkatan yang berarti karena memang sejak awak nilai capaiannya sudah tinggi, yaitu 83,99 persen pada tahun 2007 dan meningkat menjadi 85,98 persen pada tahun Ini berarti masih ada sebesar 14,02 persen anak usia 7-12 tahun yang tidak memperoleh pendidikan SD. Jumlah ini akan semakin besar jika kita memasukkan jenjang pendidikan SMP sebagai bagian dari pendidikan dasar yang wajib. APM untuk SMP hanya sebesar 51,25 persen meningkat dari warik arika kab. o Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2012 Halaman 79

89 Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari 45,26 persen pada tahun Sedangkan untuk APM tingkat SMA lebih rendah lagi yaitu hanya 38,87 persen meningkat dari 36,92 persen pada tahun Berdasarkan gambar 13, kita dapat menyimpulkan bahwa APM yang semakin rendah pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi memberikan indikasi bahwa tingkat keberlanjutan pendidikan ke tingkat sekolah yang lebih tinggi masih rendah, serta pemerataan dan perluasan akses pendidikan juga masih sangat terbatas. Sementara di sisi lain, tingkat putus sekolah di Kabupaten Manokwari juga cukup memberikan kontribusi yang cukup berarti. Pada tahun 2012, angka putus sekolah (drop out DO) di Kabupaten Manokwari hanya terjadi pada tingkat SD yakni mencapai 0,49 persen. Angka putus sekolah ini mungkin bisa saja rendah, akan tetapi dengan tingkat keberlanjutan ke jenjang pendidikan lebih tinggi yang rendah tentu ini menjadi masalah yang harus mendapatkan perhatian serius. Tabel 15. Angka Putus Sekolah di Kabupaten Manokwari Tahun 2012 Indikator Angka Putus Sekolah di SD (%) 0,49 2. Angka Putus Sekolah di SMP (%) 0,00 3. Angka Putus Sekolah di SMA (%) 0,00 Sumber: Susenas :// ww.m warika ab.bp bps.go Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2012 Halaman 80

90 Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Satu hal penting lainnya yang seringkali diabaikan adalah bahwa angka partisipasi tidak serta merta mencerminkan kualitas pendidikan. Angka partisipasi ini hanya mencerminkan seberapa banyak anak di usia tertentu terdaftar dan tercatat sebagai siswa pada sekolah dan menunjukan tingkat pemerataan dan perluasan an akses pendidikan bagi semua warga. Tidak lebih dari itu. Karena pada kenyataannya, tercatatnya seorang anak sebagai siswa swa tidak serta merta menunjukan tingkat kehadiran di sekolah dan dengan hadir di sekolah pun tidak berarti bisa mengikuti dan memahami pelajaran yang diberikan dengan baik. Rata-Rata Lama Sekolah (MYS) Menurut data Susenas tahun 2012, tercatat sebesar 27,88 persen penduduk berusia 15 tahun ke atas telah menamatkan jenjang pendidikan SMA atau sederajat. Sementara tamatan SMP sebesar 20,20 persen dan tamatan SD hanya sebesar 19,60 persen. Susunan proporsi ini jauh berbeda dengan data pada tahun 2007, dimana tamatan SMA hanya sebesar 13,18 persen dan yang paling banyak adalah tamatan SD yang mencapai 16,20 persen. Fakta ini menunjukan bahwa ada perbaikan dalam jumlah tamatan SMA yang berarti semakin banyak penduduk yang bersekolah formal lebih lama. Rata-rata lama sekolah penduduk usia 15 tahun ke atas pada tahun tp://w ww.man ab.bp bps.go 2012 adalah 8,53 tahun meningkat dari 7,19 tahun pada tahun Indikator ini (yakni rata-rata lama sekolah) meskipun menyembunyikan variasi, rentang dan distribusi pendidikan dalam Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2012 Halaman 81

91 Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari populasi tetapi dianggap cukup baik dalam memberikan gambaran tentang kemajuan dalam pembangunan manusia khususnya bidang pendidikan. Gambar 14. Rata-Rata Lama Sekolah Kabupaten Manokwari Tahun Dibandingkan dengan Rata-Rata Lama Sekolah Kabupaten Fakfak, Kota Sorong dan Provinsi Papua Barat Jika kita bandingkan dengan kabupaten/kota lainnya seperti Kabupaten Fakfak dan Kota Sorong, maka pencapaian rata-rata lama :// kab.bps. bps.go sekolah Kabupaten Manokwari masih tergolong rendah. Capaian rata-rata lama sekolah Kabupaten Manokwari hanya lebih tinggi Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2012 Halaman 82

92 Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari sedikit dibanding capaian Provinsi Papua Barat dalam 2 tahun terakhir. Rendahnya rata-rata lama sekolah penduduk Kabupaten Manokwari erat kaitannya dengan masih rendahnya tingkat keberlanjutan siswa ke tingkat pendidikan yang lebih tinggi atau rendahnya APM pendidikan menengah atas dan pendidikan dikan tinggi. Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut: dengan tidak melanjutkan pendidikan lebih tinggi, seorang siswa tidak akan memperoleh ratarata lama sekolah (MYS) yang lebih panjang. Jika ini terjadi pada banyak siswa yang dicerminkan oleh semakin rendahnya APM pendidikan yang lebih tinggi maka rata-rata lama sekolah di tingkat Kabupaten Manokwari tentu akan lebih rendah. Maka kemudian menjadi sangat penting bagi pemerintah untuk memberikan perhatian yang lebih besar untuk meningkatkan tingkat keberlanjutan siswa ke pendidikan yang lebih tinggi. Setidaknya ada beberapa berapa penyebab rendahnya tingkat keberlanjutan, antara lain rendahnya tingkat ketersediaan sekolah (selain sekolah dasar) di daerah-daerah, mahalnya proses memasuki sekolah baru yang lebih tinggi, serta tuntutan sebagian orang tua agar anaknya membantu mbantu bekerja sebelum menyelesaikan pendidikan dasar wajib 9 tahun. tp:// ww.man warika ab.bp bps.go Angka Melek Huruf (AMH) Indikator ini merupakan salah satu indikator output bidang pendidikan yang memberikan gambaran kualitas sumber daya Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2012 Halaman 83

93 Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari manusia. Kemampuan membaca dan menulis tercermin dari angka melek huruf yang didefinisikan sebagai persentase penduduk usia 15 tahun ke atas yang dapat membaca dan menulis huruf latin maupun huruf lainnya. Persentase penduduk berusia 15 tahun ke atas yang bisa membaca dan menulis di Kabupaten Manokwari memang mang cukup tinggi, yakni sebesar 89,03 persen (tahun 2012). Namun lagi-lagi angka ini masih lebih rendah dari angka capaian Provinsi Papua Barat (yakni sebesar 93,74 persen), dan kabupaten/kota kota lainnya di Provinsi Papua Barat seperti Kota Sorong (99,69 persen), Kabupaten Fakfak (98,47 persen), Kabupaten Kaimana (96,99 persen), Kabupaten Raja Ampat (94,34 persen), Kabupaten Sorong (91,84 persen) dan bahkan dengan Kabupaten Maybrat sekalipun (91,22 persen). Pada era modern seperti saat ini, sangat susah dijumpai seseorang yang tidak bisa membaca dan menulis. Kemampuan untuk bisa membaca dan menulis sudah menjadi kebutuhan dasar yang sangat melekat pada setiap individu. Namun, untuk meningkatkan kualitas pendidikan sangat tidak cukup hanya mengandalkan angka melek huruf. Menarik untuk dicermati adalah bahwa dengan kondisi rata-rata lama sekolah yang lebih tinggi dari angka capaian Provinsi Papua Barat, namun angka melek huruf Kabupaten Manokwari jauh tertinggal dibawah angka capaian Provinsi Papua Barat. Telaah secara ttp:// ww.man warika ab.bp bps.go lebih mendalam terhadap fenomena menarik ini menunjukan bahwa tingkat partisipasi sekolah pada jenjang pendidikan formal yang lebih Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2012 Halaman 84

94 Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari lama ternyata tidak serta merta menunjukan tingkat kemampun membaca dan menulis yang lebih baik. Gambar 15. Angka Melek Huruf Kabupaten Manokwari Tahun Dibandingkan dengan Kabupaten/Kota Lainnya di Provinsi Papua Barat 3.5. Pembangunan Manusia Bidang Perekonomian Dalam paradigma pembangunan manusia, pendapatan adalah alat untuk menguasai sumber daya agar dapat hidup dengan layak. Semakin besar pendapatan, maka semakin besar pula jumlah barang dan jasa yang tersedia untuk mendukung standar hidup yang layak. /www manokwarikab.bps.go Sumber daya atau barang dan jasa itu sendiri harus pula dilihat sebagai wahana untuk meningkatkan kemampuan individu dari segi pendidikan, keterampilan, kesehatan, kemampuan dalam pergaulan Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2012 Halaman 85

95 Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari di masyarakat, dan lain sebagainya bukan barangnya itu sendiri. Dalam konteks inilah pendapatan sebagai proksi dari dimensi standar hidup yang layak, dipilih sebagai salah satu indikator pembangunan manusia, yakni Indeks Pendapatan. Keterkaitan antara pendapatan perkapita dengan pembangunan manusia dapat dijelaskan sebagai berikut: semakin tinggi pendapatan perkapita suatu daerah, maka semakin tinggi pula tingkat pembangunan manusia. Sebaliknya semakin tinggi tingkat pembangunan manusia maka semakin tinggi pula pendapatan perkapitanya. Namun hubungan tersebut tidak bersifat otomatis. Ada daerah dengan pendapatan perkapita yang rendah tapi memiliki tingkat capaian pembangunan manusia (IPM) yang cukup tinggi. Sebaliknya ada juga daerah dengan pendapatan perkapita yang relatif tinggi tetapi capaian pembangunan manusianya tidak seimbang. Pendapatan perkapita yang diproksi dengan pengeluaran perkapita riil yang disesuaikan, selama beberapa tahun terakhir menunjukan trend yang meningkat. Tahun 2004 pengeluaran perkapita riil il Kabupaten Manokwari termasuk rendah yakni sebesar Rp ,- sementara pada tahun 2012 sudah jauh meningkat menjadi Rp ,- Dalam lingkup wilayah Provinsi Papua Barat, tingkat pengeluaran perkapita riil Kabupaten Manokwari menempati posisi terendah keempat setelah Kabupaten Tambrauw, Raja Ampat ttp:// ww.man warika ab.bp bps.go dan Maybrat. Daerah-daerah yang rendah pendapatan perkapitanya umumnya memiliki tingkat kesulitan geografis yang cukup tinggi, seperti akses ke pasar yang cukup sulit. Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2012 Halaman 86

96 Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Gambar 16. Pengeluaran Perkapita Riil Kabupaten Manokwari Tahun dan Keterbandingannya dengan Provinsi Papua Barat Berbeda halnya dengan tingkat pendapatan perkapita yang trendnya terlihat terus mengalami peningkatan, namun untuk laju pertumbuhan ekonomi omi tanpa migas justru memperlihatkan trend yang sebaliknya. Laju pertumbuhan ekonomi tanpa migas atas dasar harga konstan n Kabupaten Manokwari sepanjang periode tahun terus mengalami penurunan, dari sebesar 10,20 persen pada tahun 2008, kemudian turun menjadi 10,09 persen pada tahun 2009, dan terus turun menjadi hanya sebesar 8,18 persen pada tahun /www ww.ma kwarikab.bps.goi Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2012 Halaman 87

97 Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Gambar 17. Laju Pertumbuhan Ekonomi Kab Manokwari Tahun Terus menurunnya nya laju pertumbuhan ekonomi ini disebabkan oleh meningkatnya ngkatnya laju pertumbuhan penduduk sebagai akibat dari masih tingginya tingkat kelahiran di Kabupaten Manokwari. Upaya meningkatkan tingkat kesejahteraan masyarakat tidak hanya diukur dari aspek laju pertumbuhan ekonomi semata tetapi yang lebih penting pada seberapa jauh geliat perekonomian dapat dinikmati oleh masyarakat sehingga aspek pemerataan dan pola konsumsi masyarakat merupakan hal yang selalu terkait untuk tp://w w.man kwarikab.bps.go dicermati. Asumsi bahwa laju pertumbuhan ekonomi akan mampu meningkatkan pendapatan rata-rata masyarakat terkadang masih memiliki suatu peluang untuk memunculkan suatu masalah Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2012 Halaman 88

98 Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari ketimpangan pendapatan. Dari pengukuran disparitas (ketimpangan) pendapatan penduduk dengan menerapkan indeks Gini Ratio pada masyarakat Kabupaten Manokwari sepanjang tahun 2012, terbukti bahwa pertumbuhan ekonomi di atas ternyata tidak diimbangi dengan pemerataan pembagian pendapatan dalam masyarakat. Dan hal ini justru akan membuat kesenjangan semakin melebar antar kelompok pendapatan. Dalam kurun waktu tahun , angka gini ratio Kabupaten Manokwari menunjukan keecenderungan meningkat. Dari hanya sebesar 0,38 pada tahun 2007 meningkat menjadi 0,47 pada tahun Dengan semakin meningkatnya angka gini rasio dari tahun ke tahun jelas mengindikasikan bahwa telah terjadi ketimpangan dalam am pola distribusi pendapatan masyarakat yang semakin melebar. Gambar 18. Angka Gini Rasio Kab Manokwari Tahun ttp:// arika ab.bp bps.go Pendekatan lainnya yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat kemerataan pendapatan adalah Tingkat Kemerataan Menurut Bank Dunia. Bank Dunia mengelompokkan penduduk ke dalam tiga Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2012 Halaman 89

99 Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari kelompok sesuai dengan besarnya pendapatan, yakni 40% penduduk dengan pendapatan terendah, 40% penduduk dengan pendapatan menengah dan 20% penduduk dengan pendapatan tertinggi. Ketimpangan pendapatan diukur dengan menghitung persentase jumlah pendapatan penduduk dari kelompok penduduk uk yang berpendapatan 40% terendah dibandingkan dengan total pendapatan seluruh penduduk. Apabila persentasenya kurang dari 12 persen, maka termasuk dalam kategori ketimpangan tinggi, apabila berada diantara persen kategori ketimpangan sedang dan apabila lebih dari 17 persen maka kategori ketimpangan n rendah. Tabel 16. Ukuran Tingkat Pemerataan erataan Pendapatan di Kabupaten Tahun Manokwari Menurut Bank Dunia Tahun persen terbawah 40 persen menengah 20 persen tertinggi Gini Ratio ,26 37,36 48,38 0, ,84 37,68 46,48 0,47 Sumber: Susenas, Dari tabel di atas terlihat bahwa meskipun terjadi kenaikan koefisien gini dari 0,43 pada tahun 2011 menjadi 0,47 pada tahun 2012, namun status ketimpangan pendapatan masih pada posisi tp://ww // ww.manokwarikab.bps.go ab.bp bps.go ketimpangan sedang. Menurut Oshima, jika nilai gini rasio di bawah 0,3 maka dikatakan ketimpangan rendah, jika nilai gini rasio berada antara 0,3 0,5 maka dikatakan ketimpangan sedang, dan bila nilai Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2012 Halaman 90

100 Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari gini rasio di atas 0,5 maka dikatakan ketimpangan tinggi. Dilihat dari tingkat kemerataan menurut Bank Dunia pun, tingkat ketimpangan pendapatan di Kabupaten Manokwari juga masih termasuk dalam kategori ketimpangan sedang, hal ini ditunjukkan oleh proporsi po pengeluaran dari kelompok penduduk 40 persen terbawah terhadap total pengeluaran seluruh penduduk yang masih berada antara persen selama tahun Kondisi ini i bisa dikatakan sebagai ketimpangan moderat. Artinya selama tahun ketimpangan pendapatan di Kabupaten Manokwari tidak mengalami perubahan menuju kondisi membaik bahkan semakin memburuk. Namun meskipun demikian, tampaknya justru pengeluaran rumah tangga di Kabupaten Manokwari secara umum dapat dikatakan membaik. Hal ini i terlihat dari proporsi pengeluaran penduduk untuk makanan n sebesar 45,26 persen pada tahun 2011 telah menurun menjadi 42,56 persen pada tahun Di sisi lain, berkurangnya proporsi porsi konsumi makanan akan menyebabkan proporsi konsumsi non makanan meningkat dari 54,74 persen pada tahun menjadi 57,44 persen pada tahun Dalam teori ekonomi kesejahteraan, meningkatnya proporsi konsumsi non makanan anan berdampak terhadap meningkatnya kesejahteraan masyarakat. (Kementerian Koordinasi Kesejahteraan Rakyat, 1992). Peningkatan relatif proporsi konsumsi non makanan ini tp:// ww.man warika ab.bp bps.go dimungkinkan oleh peningkatan pendapatan masyarakat yang juga disertai oleh peningkatan pengeluaran rumah tangga untuk pendidikan, kesehatan dan perumahan. Dengan demikian kegiatan Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2012 Halaman 91

101 Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari dan pengeluaran rumah tangga juga telah memberikan kontribusi bagi meningkatnya pencapaian pembangunan manusia di Kabupaten Manokwari Perkembangan Indeks Komponen IPM Perkembangan capaian IPM dari tahun ke tahun dipengaruhi oleh perubahan indikator-indikator pembentuk IPM yaitu Indeks Harapan Hidup, Indeks Pendidikan, dan Indeks Pendapatan. Perubahan masing-masing indikator komponen IPM ini berbeda-beda bergantung pada program pembangunan n mana yang diprioritaskan apakah di bidang kesehatan, pendidikan atau perekonomian. oo Gambar 19. Pentagon Indeks Komponen IPM Kab Manokwari Tahun kab.bp bps.go Gambar 19 di atas memperlihatkan bahwa Indeks Pendidikan adalah indeks komponen yang memberikan kontribusi terbesar dalam Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2012 Halaman 92

102 Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari peningkatan capaian Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari sepanjang periode tahun , dengan nilai capaian rata-rata sebesar 77,78. Sedangkan Indeks Pendapatan adalah indeks komponen IPM yang memberikan kontribusi terkecil dari tahun ke tahun, dengan nilai capaian rata-rata hanya sebesar 53,00. Sementara jika dilihat dari laju pertumbuhan dari masing-masing indikator komponen tersebut, terlihat bahwa Indeks Pendidikan adalah indeks komponen dengan laju pertumbuhan tertinggi di tahun 2012 dan tercepat dari tahun ke tahun, dengan nilai pertumbuhan tahun 2012 sebesar 0,53 persen dibanding tahun 2011 dan nilai pertumbuhan rata-rata sebesar 1,51 persen. Sedangkan Indeks Harapan Hidup, selain memiliki miliki nilai capaian tertinggi kedua setelah Indeks Pendidikan juga memiliki nilai pertumbuhan tercepat kedua setelah Indeks Pendidikan, yakni sebesar 0,70 persen per tahunnya. Sedangkan Indeks Pendapatan, selain memiliki nilai capaian yang terkecil ecil di tahun 2012, ternyata secara rata-rata dari tahun ke tahun juga memiliki nilai pertumbuhan terlambat dengan nilai pertumbuhan rata-rata sebesar 0,63 persen per tahunnya. ww.man warika ab.bp bps.go Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2012 Halaman 93

103 Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Gambar 20. Pentagon Indeks Indikator Komponen IPM Kab Manokwari Tahun Gambar 20 di atas memperlihatkan mperlihatkan bahwa indikator komponen pembentuk Indeks Pendidikan merupakan indikator komponen yang memberikan mberikan kontribusi terbesar dan juga terkecil dalam pencapaian n indeks pembangunan manusia (IPM) Kabupaten Manokwari sepanjang periode tahun Indikator Angka Melek Huruf (AMH) sebagai penyumbang duapertiga Indeks Pendidikan dikan adalah indikator komponen yang memberikan kontribusi terbesar, sedangkan indikator Rata-Rata Lama Sekolah (MYS) sebagai penyumbang sepertiga Indeks Pendidikan adalah indikator komponen yang memberikan kontribusi terkecil. Hal ini /www w.ma manokwari warikab.b kab.bps.go mengindikasikan bahwa upaya pembangunan di bidang pendidikan ternyata cukup nyata dan berdampak positif di masa mendatang. Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2012 Halaman 94

104 Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Penurunan angka putus sekolah dari tahun ke tahun dan peningkatan angka melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi tampaknya harus terus digalakkan dan lebih diprioritaskan dari sekedar upaya penuntasan buta aksara guna menunjang pencapaian pai rata-rata lama tahun bersekolah (MYS) yang cukup membanggakan, dan pada akhirnya akan memberikan angka pencapaian aian Indeks Pendidikan yang terus membaik, karena faktanya rendahnya pencapaian rata-rata lama sekolah penduduk Kabupaten Manokwari erat kaitannya dengan masih rendahnya tingkat keberlanjutan siswa ke tingkat pendidikan yang lebih tinggi dan juga masih tingginya angka putus sekolah pada jenjang pendidikan tertentu. Sedangkan untuk Indeks Pendapatan (PPP), yang memberikan kontribusi yang tidak berbeda jauh dan hanya sedikit lebih besar dibanding indikator rata-rata lama sekolah kemungkinan disebabkan oleh belum membaiknya perekonomian masyarakat yang kemudian berpengaruh terhadap peningkatan kemampuan daya beli masyarakat Kabupaten Manokwari yang masih relatif lambat. Relatif lambatnya peningkatan kemampuan daya beli masyarakat ini, kemungkinan kinan lebih disebabkan oleh faktor-faktor eksternal dari luar Kabupaten Manokwari, seperti belum mantapnya kebijakan makro ekonomi nasional. Padahal dalam situasi perekonomian Kabupaten Manokwari yang semakin membaik selama 5 tahun terakhir, tp:// ww.man warika ab.bp bps.go meskipun masih memperlihatkan laju pertumbuhan yang melambat, ekspetasi pencapaian indikator kemampuan daya beli masyarakat sebenarnya diharapkan lebih dari kisaran Rp ,-. Untuk itu Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2012 Halaman 95

105 Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari tampaknya Pemerintah Daerah Kabupaten Manokwari harus menyiapkan strategi dan kebijakan yang berpihak kepada masyarakat terutama masyarakat miskin, seperti menyiapkan program ketahanan pangan yang berkelanjutan, mempertahankan kemampuan daya a beli masyarakat miskin, mengaktifkan kembali program subsidi bantuan langsung tunai (BLT) yang terbukti efektif meningkatkan kemampuan daya beli masyarakat. Sementara untuk Indikator Harapan Hidup meskipun merupakan indikator komponen yang memberikan kontribusi terbesar kedua setelah indikator komponen onen angka melek huruf, namun laju pertumbuhannya dari tahun ke tahun adalah yang paling lambat, dengan rata-rata pertumbuhan uhan hanya sebesar 0,70 persen per tahun. Pencapaian angka harapan hidup Kabupaten Manokwari dewasa ini masih belum begitu menggembirakan walaupun terdapat peningkatan yang cukup signifikan, tetapi belum mampu mencerminkan bahwa kualitas kesehatan masyarakat Kabupaten Manokwari dapat at dikatakan cukup baik. Menurut data Susenas tahun 2012, capaian angka harapan hidup Kabupaten Manokwari baru mencapai ai 68,58 tahun, meningkat sedikit dibanding tahun 2011 yang hanya mencapai 68,29 tahun. Tampaknya diperlukan upaya yang bersifat komprehensif dan lintas sektor, agar perbaikan derajat kesehatan yang ditunjukkan dengan meningkatnya angka harapan ttp:// ww.man warika ab.bp hidup dan terus menurunnya angka kematian bayi, angka kematian ibu dan angka morbiditas secara konsisten dapat terwujud di masa mendatang. Atau dalam perspektif peningkatan derajat kesehatan, Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2012 Halaman 96

106 Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari upaya menurunkan tingkat kematian bayi dan ibu secara bertahap harus terus menjadi prioritas, begitu pula halnya dengan penanganan status gizi pada balita dari waktu ke waktu agar terus ditingkatkan, dengan tidak mengabaikan program-program lain yang bersentuhan langsung dengan perbaikan derajat kesehatan masyarakat Kabupaten Manokwari guna memperkecil angka morbiditas. Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2012 Halaman 97

107 Penutup Bab IV. PENUTUP : SEBUAH LANGKAH KE DEPAN IPM merupakan indikator penting yang dapat digunakan untuk melihat upaya dan kinerja program pembangunan secara menyeluruh di suatu wilayah. Dalam hal ini i IPM dianggap sebagai gambaran dari hasil program pembangunan yang telah dilakukan beberapa tahun sebelumnya. Demikian juga kemajuan program pembangunan dalam suatu periode dapat diukur dan ditunjukkan oleh besaran IPM pada awal al dan akhir periode tersebut. IPM merupakan ukuran untuk melihat dampak kinerja pembangunan wilayah yang mempunyai dimensi yang sangat luas, karena memperlihatkan kualitas penduduk suatu wilayah dalam hal harapan hidup, intelektualitas dan standar hidup layak. Dalam am perencanaan pembangunan, IPM juga berfungsi dalam memberikan tuntunan dalam menentukan prioritas dalam merumuskan kebijakan dan menentukan program. Hal ini juga merupakan tuntunan dalam mengalokasikan anggaran yang sesuai dengan kebijakan umum yang telah ditentukan oleh pembuat kebijakan dan pengambil keputusan. Indikator IPM merupakan salah satu alat ukur yang dapat digunakan untuk menilai kualitas pembangunan manusia, baik dari tp://ww ww.man warika ab.bp bps.go Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2012 Halaman 98

108 Penutup sisi dampaknya terhadap kondisi fisik manusia (kesehatan dan kesejahteraan) maupun yang bersifat non-fisik (intelektualitas). Pembangunan yang berdampak pada kondisi fisik masyarakat diharapkan tercermin dalam angka harapan hidup dan kemampuan daya beli, sedangkan untuk dampak non-fisiknya (intelektualitas) itas) bisa dilihat dari tingkat pendidikan yang ditamatkan oleh masyarakat. Namun perlu diingat bahwa IPM bukanlah satu-satunya alat ukur untuk menilai keberhasilan dalam pembangunan manusia. Karena dimensi pembangunan manusia yang diukur oleh IPM hanya meliputi tiga indikator saja, yaitu kesehatan, pendidikan dan ekonomi. Aspek-aspek lain seperti kesetaran etaran jender, tingkat partisipasi masyarakat, kesehatan mental dan lainnya. Sehingga evaluasi dalam pembangunan manusia perlu juga melihat indikator-indikator lain. Penyusunan publikasi ini merupakan salah satu langkah awal sebuah proses jangka a panjang menuju masyarakat Kabupaten Manokwari yang sejahtera. Langkah ini perlu diteruskan dan diikuti dengan langkah-langkah lanjutannya. Melalui publikasi ini diharapkan Pemerintah Daerah Kabupaten Manokwari dapat dengan lebih mudah menemukenali permasalahan dan tantangan yang dihadapi, serta kelemahan dan kekuatan yang dimiliki. Hanya pemerintah yang sadar akan keadaan dirinya sendiri yang mampu merumuskan program kerja yang relevan dan efektif. Sebagai langkah tp:// ww.man warika ab.bp bps.go awal, tinjauan keadaan pembangunan manusia di Kabupaten Manokwari ini memang belum sempurna, tetapi langkah awal ini sudah pada arah yang benar. Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2012 Halaman 99

109 Penutup 4.1 Prioritas Pertama : Bidang Perekonomian Berdasarkan pembahasan pada Bab 3, terlihat bahwa dari data pencapaian Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari sepanjang periode tahun , bisa disimpulkan bahwa pencapaian Indeks Pendapatan (indeks daya beli) belum menggembirakan dan paling lamban serta memberikan kontribusi yang paling kecil dibandingkan dengan Indeks Pendidikan (indeks rata-rata lama sekolah dan indeks melek huruf) uf) maupun Indeks Harapan Hidup (indeks harapan hidup), sehingga wajar jika Menteri Perencanaan dan Pembangunan Nasional, Prof. Armida Salsiah Alisjahbana mengatakan bahwa peningkatan daya beli merupakan kunci untuk meningkatkan pencapaian Indeks Pembangunan Manusia (IPM), karena melihat capaian indeks pendidikan dan indeks kesehatan yang sudah cukup tinggi. Begitu pula halnya dengan Kabupaten Manokwari, Pemerintah Daerah Kabupaten Manokwari dalam menyusun program-program kerja ke depan juga perlu memberikan prioritas utama dalam upaya meningkatkan kemampuan daya beli masyarakat guna meningkatkan pencapaian Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari. Satu-satunya instrumen untuk meningkatkan kemampuan daya beli masyarakat adalah pendapatan. Karena pendapatan menjadi tp:// ww.man warika kab.bp bps.go o ukuran untuk melihat sejauhmana daya beli masyarakat meningkat atau tidak. Sedangkan tingkat pendapatan masyarakat itu sendiri diukur dari seberapa besar pendapatan tersebut bisa memenuhi Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2012 Halaman 100

110 Penutup kebutuhan terhadap 27 komoditas. Maksudnya, apakah pendapatan yang diperoleh bisa memenuhi kebutuhan seperti membeli beras lokal, daging sapi, daging ayam, membayar listrik, membayar sewa rumah, membeli air minum, membeli ikan atau komoditas lainnya. Manakala masyarakat bisa memenuhi kebutuhan 27 komoditas tersebut, maka bisa dikatakan indeks daya beli masyarakat at bagus atau membaik. Namun daya beli tidaklah berdiri sendiri, karena ia merupakan tujuan akhir. Sedangkan proses untuk mencapai daya beli itu sendiri ada pada pengembangan perekonomian. Peningkatan indeks daya beli merupakan akibat dari pengembangan perekonomian. Sementara berbicara persoalan perekonomian, ia pun tidak berdiri sendiri karena saling terkait dengan kondisi ekonomi makro nasional. Bila terjadi guncangan ekonomi makro nasional, maka dengan n sendirinya memberikan pengaruh kepada perekonomian Kabupaten Manokwari. Hal serupa juga menyangkut kebijakan investasi, masalah kepastian hukum, dan sebagainya. Singkat kata, kebijakan ekonomi tidaklah berdiri tunggal, karena sangat bergantung kepada ekonomi makro nasional dan kebijakan pemerintah pusat. Atas dasar hal tersebut di atas, maka penting adanya untuk menyadarkan Pemerintah Daerah Kabupaten Manokwari terhadap tp://ww ww.man warika ab.bp lambannya pencapaian Indeks Pendapatan di masyarakat. Atau jika dipandang perlu, Pemerintah Kabupaten Manokwari dapat melakukan berbagai terobosan dan kebijakan. Misalnya, alokasi Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2012 Halaman 101

111 Penutup anggaran APBD bisa lebih difokuskan kepada peningkatan daya beli dengan merumuskan tujuan bersama dengan menempatkan para pemangku kepentingan (stakeholder) seperti organisasi kemasyarakatan (ormas), perguruan tinggi (akademisi) dan lembaga swadaya masyarakat (LSM) sebagai leading s ector dalam peningkatan pencapaian Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Manokwari. Upaya ini akan menjadikan para pemangku kepentingan sebagai ujung tombak dalam peningkatan daya beli masyarakat yang kemudian juga akan memunculkan kreativitas tas secara bersama-sama untuk membuat masyarakat lebih sejahtera. a. Atau juga misalnya dengan menciptakan kesempatan kerja yang seluas-luasnya, karena faktor yang mempengaruhi tingkat pendapatan masyarakat adalah lapangan pekerjaan yang pada akhirnya akan mendatangkan penghasilan atau upah bagi masyarakat. Untuk itu, diperlukan adanya employment g enerating g rowth s trategy yang meliputi (a) komitmen politik untuk mencapai kesempatan kerja penuh; (b) pembangunan sumber daya manusia, termasuk pelatihan kembali tenaga kerja untuk mengantisipasi tantangan dan perubahan global; (c) pemberdayaan usaha kecil dan sektor informal; dan (d) meningkatkan akses pada tanah sebagai salah satu faktor produksi utama sektor pertanian. Untuk mewujudkan komitmen politik untuk mencapai tp:// ww.man arika ab.bp bps.go kesempatan kerja penuh, perlu untuk secara sadar mengarahkan keputusan investasi publik dan instrumen kebijakan untuk mengarahkan dinamika sektor swasta pada penciptaan kesempatan Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2012 Halaman 102

112 Penutup kerja baru. APBD sebagai salah satu instrumen fiskal terpenting perlu difokuskan pada kegiatan-kegiatan prioritas yang berorientasi pada penciptaan lapangan kerja dan dapat menjadi media untuk membangun komitmen bersama antar para pemaku kepentingan ng (stakeholder). Di bidang sumber daya manusia, pelatihan kembali tenaga kerja professional dan teknisi seyogyanya diarahkan untuk meningkatkan pemahaman dan kemudian mengikuti standar kebutuhan teknis. Sementara untuk memperkuat erkuat sektor pertanian yang menjadi andalan Kabupaten Manokwari sebagai lapangan usaha yang paling besar menyerap tenaga kerja, pelatihan perlu diberikan kepada para petani melalui perbaikan lembaga penyuluhan kembali agar intensitas bimbingan dan penyuluhan dapat berkelanjutan. Upaya memperkuat usaha kecil dan sektor informal sebaiknya difokuskan pada perluasan akses terhadap kredit usaha kecil yang disertai dengan bimbingan. Langkah ini perlu difasilitasi pemerintah daerah terkait dengan penyelesaian kredit macet yang terjadi maupun kecil memiliki kemampuan dalam mengelola kredit, termasuk di dalamnya pembinaan usaha kecil agar lebih memahami persyaratan administrasi dan keuangan. Pembinaan yang lain adalah pembinaan usaha bisnis terkait dengan pemasaran dan perbaikan mutu produk pengembangan gan skim-skim lain yang dapat membuat kelompok usaha ttp:// ww.man warika ab.bp bps.go yang selama ini menjadi kendala utama usaha kecil. Akses pada tanah perlu diperluas dan diarahkan pada upaya untuk menjadikannya sebagai asset dalam pengertian yang luas yang Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2012 Halaman 103

113 Penutup bisa mendukung akses pada fasilitas kredit modal kerja. Sertifikasi tanah yang dimiliki para petani perlu diintensifkan dalam rangka membantu petani memperoleh kredit maupun bantuan lainnya. Akses terhadap tanah juga dapat dilakukan bagi buruh tani ataupun petani penggarap untuk dapat memiliki hak pakai dari lahan-lahan produktif yang tidak diusahakan. Dan terakhir, fokus juga perlu ditujukan kepada kelompokkelompok masyarakat yang rentan terhadap gejolak, khususnya kenaikan harga kebutuhan pokok. Kelompok ini termasuk ke dalam kelompok paling miskin sepanjang hidupnya yakni kelompok yang tidak pernah keluar dari garis kemiskinan. Kelompok ini perlu dibantu dengan subsidi pemerintah, baik melalui beras miskin (RASKIN), bantuan langsung tunai (BLT), pelayanan gratis kesehatan (JAMKESMAS), maupun jangkauan gratis akses pendidikan (BSM). Kelompok-kelompok ini umumnya terdapat di daerah-daerah tertinggal seperti di desa-desa dan distrik-distrik pedalaman. 4.2 Prioritas Kedua : Bidang Kesehatan Bidang kesehatan adalah prioritas kedua setelah bidang perekonomian yang perlu mendapat perhatian khusus dari Pemerintah Daerah Kabupaten Manokwari, mengingat pencapaian Indeks Kesehatan (Indeks Harapan Hidup) masih lebih rendah dan hju juga masih memberikan kontribusi yang lebih kecil bila dibandingkan tp://w w.man warika ab.bp bps.go Indeks Pendidikan. Banyak dan kompleksnya permasalahan kesehatan yang Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2012 Halaman 104

114 Penutup dihadapi Pemerintah Kabupaten Manokwari akan membutuhkan penanganan bertahap dengan langkah-langkah yang strategis demi memaksimalkan kapasitas fiskal, sumber daya manusia dan kelembagaan yang tersedia. Dengan latar belakang untuk memperbaiki capaian pembangunan manusia dan menyiapkan sumber daya manusia bagi pembangunan yang lebih bermakna maka langkah-langkah strategis tersebut perlu dilaksanakan secara fokus. Di bidang kesehatan, Pemerintah Daerah Kabupaten Manokwari mesti lebih intensif dalam hal perbaikan angka harapan hidup dan penurunan angka kematian bayi dan ibu, yang banyak dipengaruhi oleh faktor pelayanan kesehatan, lingkungan dan perilaku masyarakat. Intervensi pelayanan diarahkan dalam rangka memperbaiki faktor lingkungan dan perilaku masyarakat. Pembangunan berbagai sarana dan prasarana kesehatan seperti rumah sakit, poliklinik, puskesmas, puskesmas pembantu, tempat praktek serta tersedianya tenaga-tenaga dokter, bidan dan tenaga paramedis lain hingga ke pelosok-pelosok daerah terpencil yang terletak di daerah pedalaman perlu ditingkatkan untuk menunjang kualitas kesehatan penduduk. Di bidang pelayanan kesehatan dasar, upaya-upaya pembangunan seyogyanya difokuskan pada peningkatan keselamatan ibu hamil dan ibu melahirkan guna menurunkan angka kematian ttp:// ww.man arika ab.bp bps.go ibu, pelayanan imunisasi ibu, bayi dan balita, pelayanan kesehatan di daerah terpencil dan akses pada fasilitas dan sanitasi lingkungan. Terkait upaya peningkatan status gizi masyarakat, agenda Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2012 Halaman 105

115 Penutup mendesak yang perlu dilakukan adalah dengan cara pemantauan tumbuh kembang balita dan pemberian suplemen gizi. Di bidang sumber daya manusia, prioritas perlu diberikan pada pengembangan tenaga paramedis yang handal. Hambatan yang dihadapi selama ini untuk merekrut tenaga medis dokter seyogyanya tidak dijadikan hambatan yang terlalu mengganggu dalam upaya memperbaiki sumber daya manusia kesehatan dan pelayanan kesehatan secara umum. 4.3 Prioritas Ketiga : Bidang Pendidikan Meskipun Indeks Pendidikan n merupakan indeks penyusun IPM yang paling cepat pertumbuhannya dan paling besar kontribusinya terhadap capaian an Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Manokwari sepanjang periode tahun , namun prioritas terhadap bidang pendidikan juga perlu dilakukan, mengingat indikator komponen penyusun Indeks Pendidikan, yakni rata-rata lama sekolah (MYS) merupakan indikator komponen yang pertumbuhannya paling lambat dan memberikan kontribusi yang paling kecil, bahkan lebih lambat dan lebih kecil bila dibandingkan dengan Indeks Pendapatan dengan indikator komponen daya belinya. Di bidang ini, penurunan angka putus sekolah dan peningkatan angka keberlanjutan ke jenjang pendidikan yang lebih ht tinggi harus tetap menjadi prioritas yang utama mengingat hal ini tp://w ww.man warika bps.go akan berdampak pada meningkatnya pencapaian angka rata-rata lama Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2012 Halaman 106

116 Penutup tahun bersekolah penduduk usia sekolah di Kabupaten Manokwari, disamping terus melakukan upaya penuntasan buta huruf, dan juga upaya-upaya lainnya seperti pembangunan dan revitalisasi gedunggedung sekolah sebagai upaya meningkatkan partisipasi murid sekolah secara berkelanjutan. Memperbaiki akses dan pemerataan pendidikan n di daerah dengan penduduk yang tinggal terpencar-pencar seperti Kabupaten Manokwari bukanlah masalah sederhana, dan akan memerlukan upaya yang berbeda dari upaya-upaya perluasan akses dan pemerataan di wilayah yang padat dan merata penduduknya. duknya. Dalam pembahasan bab sebelumnya, jarak tempuh menuju sekolah SD, SMP dan SMA terdekat masih merupakan salah satu alasan meningkatnya angka putus sekolah bagi masyarakat yang tinggal di daerah-daerah terpencil. Untuk mengatasi persoalan ini perlu dipikirkan pendekatanpendekatan yang tidak konvensional demi mendekatkan sekolah kepada tempat tinggal para siswa. Pendekatan melalui pembentukan sekolah terpadu yang mencakup SD dan SMP sebagaimana telah dikembangkan kan di banyak daerah terpencil merupakan satu alternatif kebijakan an yang perlu dipertimbangkan secara serius. Lebih jauh dari itu, bahkan untuk daerah yang benar-benar terpencil dapat dipertimbangkan sekolah-sekolah dengan ruang yang berisi multi kelas. Literatur internasional menunjukkan bahwa ttp:// ww.man warika ab.bp bps.go pendekatan ruang dengan multi kelas secara empiris dapat memfasilitasi proses pembelajaran dengan kualitas yang tidak kalah dari kelas konvensional. Pendekatan ini dapat mulai dicoba untuk Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2012 Halaman 107

117 Penutup diterapkan di daerah-daerah terpencil yang ada di Kabupaten Manokwari. Upaya-upaya lainnya yang terbilang standar seperti perbaikan sekolah dan ruang kelas untuk menjaga kelayakan fisik tetap harus dilakukan untuk mempertahankan daya tamping dan mendukung proses pembelajaran yang lebih baik. Upaya peningkatan mutu dan efisiensi internal perlu dilakukan dan diarahkan pertama-tama untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, dan menurunkan angka putus sekolah. Sulit dipungkiri bahwa upaya ini akan memerlukan upaya multidimensi yang meliputi ketersediaan dan perbaikan persebaran serta kualitas guru, penyediaan sarana penunjang dan media pembelajaran dan lain-lainnya. Dalam kaitan ini, dan dengan latar belakang kondisi guru utamanya dalam hal kualifikasinya, maka perbaikan mutu guru perlu ditempatkan pada prioritas tertinggi. Dalam konteks Kabupaten Manokwari, dengan disparitas antar wilayah di dalamnya, prioritas pelatihan guru perlu diberikan pada mereka yang bertugas di sekolahsekolah pelosok yang umumnya kualifikasi rata-ratanya lebih rendah dan bahkan seringkali gurunya tidak lengkap jumlahnya. Di tempattempat seperti ini kapasitas guru dituntut untuk lebih tinggi karena peran yang dimainkannya seringkali lebih banyak dibanding guru- guru di sekolah perkotaan yang relatif serba lebih lengkap. Dalam bab sebelumnya juga dikemukakan bahwa kesadaran ttp:// ww.man warika ab.bp bps.go akan pentingnya pendidikan di masyarakat yang tinggal di daerah pedesaan masih sangat kecil. Mereka lebih cenderung menyuruh anak-anak mereka untuk bekerja atau membantu mencari nafkah Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2012 Halaman 108

118 Penutup keluarga dibanding untuk menyuruh anak-anak mereka sekolah, bahkan terhadap anak-anak perempuan mereka, orangtua lebih cenderung menikahkan anak-anak perempuan mereka pada usia muda. Upaya meningkatkan kesadaran akan pentingnya pendidikan dik bagi masyarakat pedesaan ini, tidak bisa dilepaskan dari upaya memperbaiki kualitas pendidikan itu sendiri. Secara singkat, perbaiki kualitas pendidikan kemudian tunjukkan kepada masyarakat bahwa bersekolah dan tidak akan memiliki perbedaan yang signifikan, maka masyarakat dengan sendirinya akan percaya pada pendidikan. 4.4 Kesimpulan Sebagai langkah akhir dari penyusunan publikasi ini, dapat kami berikan beberapa kesimpulan dan saran sebagai berikut, Pertama, Pemerintah Daerah Kabupaten Manokwari perlu menetapkan tujuan dan sasaran rinci pembangunan manusia. Berbagai rumusan yang terasa terlalu umum seperti meningkatkan pendidikan, kesehatan dan standar hidup yang layak, tidak banyak membantu. Tujuan dan sasaran yang lebih rinci tersebut bermanfaat dalam memproses penyusunan program/kegiatan pembangunan, perkembangannya dapat dimonitor dan hasilnya dapat dievaluasi secara terukur. Kedua, Pemerintah Daerah Kabupaten Manokwari perlu hm menyelenggarakan pertemuan tingkat tinggi, semacam social su mmit tp://w ww.man ab.bp bps.go dalam rangka menggalang kesepakatan sosial pembangunan manusia Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2012 Halaman 109

119 Penutup di Kabupaten Manokwari. Melalui pertemuan yang inklusif dari seluruh pemangku kepentingan (stakeholder), tujuan dan sasaran pembangunan manusia dapat diangkat menjadi komitmen politik semua pihak. Ketiga, pembagian kerja antara pemerintah dan masyarakat arakat di antara berbagai tingkatan pemerintahan perlu segera ditetapkan. Hal ini penting untuk menghindari duplikasi dan atau kekosongan kosongan dalam pelaksanaan pembangunan. Dalam pembagian kerja ini, perlu dipertimbangkan dua hal, yaitu keunggulan n relatif masing-masing serta sinergi antar komponen tersebut. Sementara itu pembagian kerja antara pemerintah dengan swasta adalah dalam kaitannya dengan penyediaan barang dan jasa kepentingan bersama atau perseorangan. Sinergi juga diperlukan antara kegiatan swasta, pemerintah pusat dan pemerintah daerah agar daya guna dan hasil guna pengeluaran swasta dan pemerintah meningkat. Keempat, Pemerintah Daerah Kabupaten Manokwari perlu menyusun rencana dan biaya-biaya program pembangunan manusia serta strategi pembiayaannya. Taksiran kebutuhan dana pembangunan dan sumber dana pembangunan ini merupakan langkah awal menuju ke allocative ef ficiency a nd o perational ef ficiency. Langkah ini juga akan menyadarkan kepada kita semua bahwa tidak ada daerah yang terlalu miskin untuk segera memulai pembangunan ttp:// ww.man warika ab.bp bps.go manusia. Kelima, program pembangunan manusia yang sekarang sedang dilaksanakan perlu dievaluasi efektivitas dan efisiensinya. Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2012 Halaman 110

120 Penutup Disamping itu, evaluasi juga perlu untuk pertanggung gugatan program-program pembangunan. Tidak pada tempatnya kalau kita dari tahun ke tahun selalu meningkatkan alokasi dana untuk program-program pembangunan yang ternyata tidak membantu memecahkan permasalahan riil yang dihadapi masyarakat. at. Hasil evaluasi juga dapat dimanfaatkan untuk menyusun pembiayaan program-program pembangunan ke depan. Semua itu penting untuk meningkatkan hasil guna dan daya guna dari dana pembangunan yang masih terbatas. bps.go Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun 2012 Halaman 111

121 Lampiran

122 1 Angka Harapan Hidup Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Papua Barat Tahun No Kabupaten/Kota Angka Harapan Hidup (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 01. Kab. Fakfak 69,81 70,16 70,52 70,88 71, Kab. Kaimana 69,26 69,48 69,65 69,88 70, Kab. Teluk Wondama 67,00 67,25 67,51 67,76 68, Kab. Teluk Bintuni 67,55 67,88 68,21 68,54 68, Kab. Manokwari 67,38 67,67 68,00 68,29 68, Kab. Sorong Selatan 66,33 66,49 66,66 66,82 66, Kab. Sorong 67,12 67,49 67,85 68,22 68, Kab. Raja Ampat 65,43 65,75 66,17 66,50 66, Kab. Tambrauw 66,09 66,15 66,31 66, Kab. Maybrat 66,03 66,33 66,62 66, Kota Sorong 71,12 71,53 71,95 72,36 72,52 Provinsi Papua Barat 67,90 68,20 68,51 68,81 69,14 www. ww.manokwarika warika rikab.bps.go.i bps.g go Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun

123 2 Angka Melek Huruf Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Papua Barat Tahun No Kabupaten/Kota Angka Melek Huruf (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 01. Kab. Fakfak 97,17 97,18 97,46 98,13 98, Kab. Kaimana 95,48 95,49 95,50 96,91 96, Kab. Teluk Wondama 82,85 83, ,05 84,18 85, Kab. Teluk Bintuni 82,67 82,98 85,90 87,05 87, Kab. Manokwari 85,37 85,67 87,79 88,77 89, Kab. Sorong Selatan 88,07 88,20 88,32 88,43 88, Kab. Sorong 91,39 91,40 91,69 91,76 91, Kab. Raja Ampat 92,69 92,77 93,62 94,13 94, Kab. Tambrauw 76,38 77,15 77,33 77, Kab. Maybrat 89,80 90,73 90,87 91, Kota Sorong 99,10 99,12 99,13 99,14 99,69 Provinsi Papua Barat 92,15 92,34 93,19 93,39 93,74 www. ww.ma w.manokwarika warik arikab.bps.go.i bps.g.go Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun

124 3 Rata-rata Lama Sekolah Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Papua Barat Tahun No Kabupaten/Kota Rata-Rata Lama Sekolah (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 01. Kab. Fakfak 8,93 9,09 9,27 9,37 9, Kab. Kaimana 7,10 7,32 7,55 7,63 7, Kab. Teluk Wondama 6,39 6,444 6,61 6,69 7, Kab. Teluk Bintuni 6,85 6,88 6,90 6,91 7, Kab. Manokwari 7,59 7,95 8,37 8,43 8, Kab. Sorong Selatan 7,90 7,94 7,98 8,06 8, Kab. Sorong 8,00 8,04 8,06 8,09 8, Kab. Raja Ampat 7,00 7,26 7,35 7,43 7, Kab. Tambrauw 4,21 5,74 5,78 5, Kab. Maybrat 6,92 7,78 8,00 8, Kota Sorong 10,52 10,54 10,59 10,68 10,99 Provinsi Papua Barat 7,67 8,01 8,21 8,26 8,45 www. ww.ma w.manokwarika warik arikab.bps.go.i bps.g.go Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun

125 4 No Daya Beli yang Disesuaikan (PPP) Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Papua Barat Tahun Kabupaten/Kota PPP (Dalam Ribu Rupiah) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 01. Kab. Fakfak 582,51 585,63 589,06 592,30 594, Kab. Kaimana 596,37 599,40 600,31 601,27 603, Kab. Teluk Wondama 597,65 600,79 601, ,97 602, Kab. Teluk Bintuni 596,30 597,49 598,46 600,33 601,28 05 Kab. Manokwari 584,87 588, ,30 589,12 590, Kab. Sorong Selatan 585,70 587,90 588,85 590,23 591, Kab. Sorong 596,11 597,45 598,18 600,62 601, Kab. Raja Ampat 558,87 58,87 560,49 560,70 562,22 563, Kab. Tambrauw 440,53 441,15 443,07 446, Kab. Maybrat 580,93 582,12 583,20 584, Kota Sorong 633,78 634,63 635,48 638,70 641,28 Provinsi Papua Barat 593,13 595,28 596,08 599,28 601, warik arikab.bps.go.i bps.g.go.i go Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun

126 5 Indeks Pendidikan Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Papua Barat Tahun No Kabupaten/Kota Indeks Pendidikan (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 01. Kab. Fakfak 84,62 84,99 85,57 86,24 86, Kab. Kaimana 79,43 79,93 80,44 81,56 82, Kab. Teluk Wondama 69,45 69,74 70,73 70,99 72, Kab. Teluk Bintuni 70,33 70,60 72,61 73,40 73, Kab. Manokwari 73, ,78 77,13 77,90 78, Kab. Sorong Selatan 76,26 76,44 76,62 76,85 76, Kab. Sorong 78,70 78,79 79,04 79,15 79, Kab. Raja Ampat 77,35 77,98 78,74 79,27 79, Kab. Tambrauw 64,20 64,40 64, Kab. Maybrat 77,78 78,35 80, Kota Sorong 89,44 89,50 89,63 89,82 90,88 Provinsi Papua Barat 78,48 79,36 80,37 80,62 81,27 www. ww.ma w.manokwarika warik arikab.bps.go.i bps.g.go Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun

127 6 Indeks Kesehatan/Harapan Hidup Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Papua Barat Tahun No Kabupaten/Kota Indeks Kesehatan (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 01. Kab. Fakfak 74,68 75,27 75,87 76,47 77, Kab. Kaimana 73,76 74,14 74,42 74,80 75, Kab. Teluk Wondama 70,00 70,42 70,84 71,27 71, Kab. Teluk Bintuni 70,92 71,47 72,02 72,57 73, Kab. Manokwari 70,63 71,11 71,66 72,15 72, Kab. Sorong Selatan 68,88 69,15 69,43 69,70 69, Kab. Sorong 70,20 70,81 71,42 72,03 72, Kab. Raja Ampat 67,39 67,92 68,62 69,17 69, Kab. Tambrauw 68,58 68,85 69, Kab. Maybrat 68,88 69,37 69, Kota Sorong 76,87 77,55 78,25 78,93 79,20 Provinsi Papua Barat 71,50 72,00 72,52 73,02 73,56 www. ww.ma w.manokwarika warik arikab.bps.go.i bps.g.go Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun

128 7 Indeks Perekonomian/Pendapatan Menurut Kabup/Kota di Provinsi Papua Barat Tahun No Kabupaten/Kota Indeks Perekonomian (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 01. Kab. Fakfak 51,42 52,14 52,94 53,68 54, Kab. Kaimana 54,62 55,32 55,53 5,53 55,76 56, Kab. Teluk Wondama 54,92 55, ,69 55,92 56, Kab. Teluk Bintuni 54,61 54,88 55,11 55,54 55, Kab. Manokwari 51,97 52,72 52,76 52,95 53, Kab. Sorong Selatan 52,16 52,67 52,89 53,20 53, Kab. Sorong 54,56 54,87 55,04 55,61 55, Kab. Raja Ampat 45,96 46,33 46,38 46,73 47, Kab. Tambrauw 18,75 19,20 19, Kab. Maybrat 51,33 51,58 51, Kota Sorong 63,27 63,47 63,66 64,41 65,00 Provinsi Papua Barat 53,88 54,37 54,56 55,30 55,82 www. ww.ma w.manokwarika warik arikab.bps.go.i bps.g.go Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun

129 8 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Menurut Kabup/Kota di Provinsi Papua Barat Tahun No Kabupaten/Kota IPM (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 01. Kab. Fakfak 70,24 70,80 71,46 72,13 72, Kab. Kaimana 69,27 69,80 70,13 70,71 71, Kab. Teluk Wondama 64,79 65,27 65,76 66,06 66, Kab. Teluk Bintuni 65,29 65,65 66,58 67,17 67, Kab. Manokwari 65,46 66,20 67,19 67,67 68, Kab. Sorong Selatan 65,77 66,09 66,31 66,59 66, Kab. Sorong 67,82 68,16 68,50 68,93 69, Kab. Raja Ampat 63,57 64,08 64,58 65,06 65, Kab. Tambrauw 49,12 50,51 50,81 51, Kab. Maybrat 64,89 66,00 66,43 67, Kota Sorong 76,52 76,84 77,18 77,72 78,36 Provinsi Papua Barat 67,95 68,58 69,15 69,65 70,22 www. ww.ma w.manokwarika warik arikab.bps.go.i bps.g.go Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun

130 9 Reduksi Shortfall Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Papua Barat Tahun No Kabupaten/Kota Reduksi Shortfall (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Kab. Fakfak 1,84 1,60 2,35 1, Kab. Kaimana 1,64 1,22 1,92 1, Kab. Teluk Wondama 1,20 1,40 0,88 2, Kab. Teluk Bintuni 0,82 1,81 1,76 1, Kab. Manokwari 1,91 2,84 1,46 1, Kab. Sorong Selatan 0,34 1,01 0,82 0, Kab. Sorong 0,85 1,08 1,36 0, Kab. Raja Ampat 0,93 1,25 1,34 1, Kab. Tambrauw 2,73 0,61 0, Kab. Maybrat 3,14 1,28 2, Kota Sorong 1,81 1,23 2,37 2,88 Provinsi Papua Barat 1,42 1,81 1,62 1,88 ww.manokwarika warik arikab.bps.go.i bps.g.go Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Tahun

131

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA KABUPATEN MANOKWARI TAHUN 2013 ISSN : No. Publikasi/Publication Number : 9105.1104 No. Katalog BPS/Catalogue Number: 1101001.9105 Ukuran Buku/Book Size : 16,5 cm x 21,5 cm Jumlah

Lebih terperinci

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA KABUPATEN MANOKWARI TAHUN 2011 ISSN : No. Publikasi/Publication Number : No. Katalog/Catalogue Number:

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA KABUPATEN MANOKWARI TAHUN 2011 ISSN : No. Publikasi/Publication Number : No. Katalog/Catalogue Number: http://www.manokwarikab.bps.go.id INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA KABUPATEN MANOKWARI TAHUN 2011 ISSN : No. Publikasi/Publication Number : 9105.12.04 No. Katalog/Catalogue Number: 1101001.9105 Ukuran Buku/Book

Lebih terperinci

2.1. Konsep dan Definisi

2.1. Konsep dan Definisi 2.1. Konsep dan Definisi Angka Harapan Hidup 0 [AHHo] Perkiraan rata-rata lamanya hidup sejak lahir (0 tahun) yang akan dicapai oleh sekelompok penduduk. Angka Kematian Bayi (AKB) Banyaknya kematian bayi

Lebih terperinci

Secara lebih sederhana tentang IPM dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Angka harapan hidup pd saat lahir (e0)

Secara lebih sederhana tentang IPM dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Angka harapan hidup pd saat lahir (e0) Lampiran 1. Penjelasan Singkat Mengenai IPM dan MDGs I. INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA 1 Sejak 1990, Indeks Pembangunan Manusia -IPM (Human Development Index - HDI) mengartikan definisi kesejahteraan secara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ekonomi bagi suatu negara. Demi meningkatkan kelanjutan ekonomi suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ekonomi bagi suatu negara. Demi meningkatkan kelanjutan ekonomi suatu 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Manusia merupakan harta atau aset yang sangat berharga bagi kelanjutan ekonomi bagi suatu negara. Demi meningkatkan kelanjutan ekonomi suatu negara, pengembangan kualitas akan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pembangunan adalah menciptakan lingkungan yang memungkinkan bagi rakyatnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pembangunan adalah menciptakan lingkungan yang memungkinkan bagi rakyatnya BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pembangunan Manusia Manusia adalah kekayaan bangsa yang sesungguhnya. Tujuan utama dari pembangunan adalah menciptakan lingkungan yang memungkinkan bagi rakyatnya untuk menikmati

Lebih terperinci

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA 2007-2008 ISBN : Nomor Publikasi : Katalog : Ukuran buku Jumlah halaman : 17.6 x 25 cm : x + 100 halaman Naskah : Sub Direktorat Konsistensi Statistik Diterbitkan oleh : Badan

Lebih terperinci

Alhamdulillahirabbil alamin, puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, atas izin dan pertolongan-nya sehingga Publikasi Data Basis

Alhamdulillahirabbil alamin, puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, atas izin dan pertolongan-nya sehingga Publikasi Data Basis Alhamdulillahirabbil alamin, puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, atas izin dan pertolongan-nya sehingga Publikasi Data Basis Pembangunan Manusia Kota Bandung Tahun 2014 ini dapat terselesaikan.

Lebih terperinci

BAPPEDA KAB. LAMONGAN

BAPPEDA KAB. LAMONGAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keberhasilan pembangunan khususnya pembangunan manusia dapat dinilai secara parsial dengan melihat seberapa besar permasalahan yang paling mendasar di masyarakat tersebut

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pembangunan manusia dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Pada tahun 1990 UNDP (United Nations Development Programme) dalam

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pembangunan manusia dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Pada tahun 1990 UNDP (United Nations Development Programme) dalam BAB II KAJIAN PUSTAKA Dalam bab ini diuraikan definisi dan teori pembangunan manusia, pengukuran pembangunan manusia, kajian infrastruktur yang berhubungan dengan pembangunan manusia, dan kajian empiris

Lebih terperinci

Bupati Kepulauan Anambas

Bupati Kepulauan Anambas Bupati Kepulauan Anambas KATA SAMBUTAN Assalammulaikum Wr. Wb. Salam Sejahtera Untuk Kita Semua Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmatnya kepada kita semua dan tak lupa dihaturkan

Lebih terperinci

Halaman Tulisan Jurnal (Judul dan Abstraksi)

Halaman Tulisan Jurnal (Judul dan Abstraksi) Halaman Tulisan Jurnal (Judul dan Abstraksi) Jurnal Paradigma Ekonomika Vol.1, No.7 April 2013 ANALISIS INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT PERIODE 2007-2011 H. Syamsuddin. HM ABSTRACT

Lebih terperinci

PROFIL KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH SEPTEMBER 2016

PROFIL KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH SEPTEMBER 2016 No. 07/01/62/Th. XI, 3 Januari 2017 PROFIL KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH SEPTEMBER 2016 RINGKASAN Jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan)

Lebih terperinci

HUMAN DEVELOPMENT INDEX

HUMAN DEVELOPMENT INDEX HUMAN DEVELOPMENT INDEX Oleh : 1. ITRA MUSTIKA (135030201111117) 2. YUSRIN RIZQI FARADITA (135030201111119) 3. DINAR DWI PURNAMASARI (135030201111135) 4. ERVINGKA RAHMA Y.S (135030207111101) Jurusan Ilmu

Lebih terperinci

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA KABUPATEN GUNUNG MAS 2017

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA KABUPATEN GUNUNG MAS 2017 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA KABUPATEN GUNUNG MAS 2017 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA KABUPATEN GUNUNG MAS 2017 Nomor ISBN : Ukuran Buku : 6,5 x 8,5 inchi Jumlah Halaman : vii + 38 Halaman Naskah Penanggung

Lebih terperinci

TINGKAT KEMISKINAN DI PROVINSI BENGKULU SEPTEMBER 2014

TINGKAT KEMISKINAN DI PROVINSI BENGKULU SEPTEMBER 2014 No. 05/01/17/IX, 2 Januari 2015 TINGKAT KEMISKINAN DI PROVINSI BENGKULU SEPTEMBER 2014 - JUMLAH PENDUDUK MISKIN SEPTEMBER 2014 MENCAPAI 316,50 RIBU ORANG - TREN KEMISKINAN SEPTEMBER 2014 MENURUN DIBANDINGKAN

Lebih terperinci

Bab I. Pendahuluan. Analisis Pembangunan Sosial Kabupaten Bandung Latar Belakang

Bab I. Pendahuluan. Analisis Pembangunan Sosial Kabupaten Bandung Latar Belakang Bab I. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Informasi statistik merupakan salah satu bahan evaluasi pelaksanaan perencanaan pembangunan daerah, serta sebagai bahan masukan dalam proses perumusan kebijakan perencanaan

Lebih terperinci

ANALISIS HASIL INDIKATOR PEMBANGUNAN MANUSIA KOTA JAKARTA SELATAN 2014

ANALISIS HASIL INDIKATOR PEMBANGUNAN MANUSIA KOTA JAKARTA SELATAN 2014 ANALISIS HASIL INDIKATOR PEMBANGUNAN MANUSIA KOTA JAKARTA SELATAN 2014 (Oleh Endah Saftarina Khairiyani, S.ST) 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, perkembangan era globalisasi menuntut setiap insan untuk menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keberhasilan pembangunan, khususnya pembangunan manusia dapat dinilai secara parsial dengan melihat seberapa besar permasalahan yang paling mendasar di masyarakat

Lebih terperinci

TINGKAT KEMISKINAN DI DKI JAKARTA MARET 2017

TINGKAT KEMISKINAN DI DKI JAKARTA MARET 2017 Tingkat Kemiskinan di DKI Jakarta Maret 2017 No. 35/07/31/Th.XIX, 17 Juli 2017 TINGKAT KEMISKINAN DI DKI JAKARTA MARET 2017 Jumlah penduduk miskin di DKI Jakarta pada bulan Maret 2017 sebesar 389,69 ribu

Lebih terperinci

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS TAHUN 2009

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS TAHUN 2009 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS TAHUN 2009 No. Katalog BPS : 4102002.05 Ukuran Buku : 21 cm x 28 cm Jumlah Halaman : x + 70 Naskah : Badan Pusat Statistik Propinsi Kepulauan Riau

Lebih terperinci

BPS PROVINSI KEPULAUAN RIAU

BPS PROVINSI KEPULAUAN RIAU BPS PROVINSI KEPULAUAN RIAU No. 06/01/21/Th.VII, 2 Januari 2012 PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU, SEPTEMBER 2011 Jumlah penduduk miskin (penduduk yang berada di bawah Garis Kemiskinan) di Provinsi

Lebih terperinci

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA KABUPATEN RAJA AMPAT

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA KABUPATEN RAJA AMPAT INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA KABUPATEN RAJA AMPAT 2011 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) KABUPATEN RAJA AMPAT 2011 Nomor Katalog / Catalog Number : 4102002.9108 Nomor Publikasi / Publication Numbe r : 91080.12.28

Lebih terperinci

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA 2013

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA 2013 BADAN PUSAT STATISTIK INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA 2013 BPS KABUPATEN WONOSBO Visi: Pelopor Data Statistik Terpercaya Untuk Semua Nilai-nilai Inti BPS: Profesional Integritas Amanah Pelopor Data Statistik

Lebih terperinci

PROFIL KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH SEPTEMBER 2014

PROFIL KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH SEPTEMBER 2014 No. 07/01/62/Th. IX, 2 Januari 2015 PROFIL KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH SEPTEMBER 2014 RINGKASAN Jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan)

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA KABUPATEN NGADA, TAHUN O15

PERKEMBANGAN INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA KABUPATEN NGADA, TAHUN O15 BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN NGADA No. 0/07/Th. VIII, 1 Juli 016 PERKEMBANGAN INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA KABUPATEN NGADA, TAHUN 011 - O15 Selama kurun waktu 011-015, IPM Kabupaten Ngada meningkat dari

Lebih terperinci

BAB II JAWA BARAT DALAM KONSTELASI NASIONAL

BAB II JAWA BARAT DALAM KONSTELASI NASIONAL BAB II JAWA BARAT DALAM KONSTELASI NASIONAL 2.1 Indeks Pembangunan Manusia beserta Komponennya Indikator Indeks Pembangunan Manusia (IPM; Human Development Index) merupakan salah satu indikator untuk mengukur

Lebih terperinci

PROFIL KEMISKINAN DI BALI SEPTEMBER 2014

PROFIL KEMISKINAN DI BALI SEPTEMBER 2014 No. 06/01/51/Th. IX, 2 Januari 2015 PROFIL KEMISKINAN DI BALI SEPTEMBER 2014 JUMLAH PENDUDUK MISKIN SEPTEMBER 2014 MENCAPAI 195,95 RIBU ORANG Jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran per kapita

Lebih terperinci

Katalog BPS :

Katalog BPS : Katalog BPS : 4102002.3523 Katalog BPS: 4102002.3523 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA KABUPATEN TUBAN TAHUN 2011 BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN TUBAN INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA KABUPATEN TUBAN 2011 No. Publikasi

Lebih terperinci

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA KABUPATEN TUBAN 2009

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA KABUPATEN TUBAN 2009 Katalog BPS: 1413.3523 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA KABUPATEN TUBAN 2009 BADAN PUSAT STATISTIK DAN BAPPEDA KABUPATEN TUBAN INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA KABUPATEN TUBAN 2009 No. Publikasi : 35230.0310 Katalog

Lebih terperinci

TINGKAT KEMISKINAN DI DKI JAKARTA MARET 2014

TINGKAT KEMISKINAN DI DKI JAKARTA MARET 2014 No. 34/07/31/Th. XVI, 1 Juli 2014 TINGKAT KEMISKINAN DI DKI JAKARTA MARET 2014 Pada bulan Maret 2014, jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan)

Lebih terperinci

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA TENGAH SEPTEMBER 2014

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA TENGAH SEPTEMBER 2014 No. 05/01/33/Th. IX, 2 Januari 2015 PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA TENGAH SEPTEMBER 2014 JUMLAH PENDUDUK MISKIN SEPTEMBER 2014 MENCAPAI 4,562 JUTA ORANG RINGKASAN Jumlah penduduk miskin (penduduk yang

Lebih terperinci

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA KABUPATEN SORONG TAHUN 2010 Nomor Publikasi : 9107.11.03 Katalog BPS : 1413.9107 Ukuran Buku : 16,5 x 21,5 cm Jumlah Halaman : v rumawi + 111 halaman Naskah : Seksi Statistik

Lebih terperinci

Katalog BPS : KERJASAMA BADAN PUSAT STATISTIK DENGAN BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PELALAWAN

Katalog BPS : KERJASAMA BADAN PUSAT STATISTIK DENGAN BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PELALAWAN Katalog BPS : 4102002.1404 KERJASAMA BADAN PUSAT STATISTIK DENGAN BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PELALAWAN Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Pelalawan Tahun 2008 ISBN : 979 484 930 8

Lebih terperinci

PROFIL KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH MARET 2017

PROFIL KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH MARET 2017 No. 06/07/62/Th. XI, 17 Juli 2017 1. PROFIL KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH MARET 2017 RINGKASAN Jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan)

Lebih terperinci

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI SULAWESI BARAT MARET 2017

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI SULAWESI BARAT MARET 2017 BPS PROVINSI SULAWESI BARAT No. 41/07/76/Th.XI, 17 Juli 2017 PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI SULAWESI BARAT MARET 2017 JUMLAH PENDUDUK MISKIN sebesar 149,76 RIBU JIWA (11,30 PERSEN) Persentase penduduk miskin

Lebih terperinci

BPS PROVINSI KEPULAUAN RIAU

BPS PROVINSI KEPULAUAN RIAU BPS PROVINSI KEPULAUAN RIAU No. 06/01/21/Th X, 2 Januari 2015 PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU, SEPTEMBER 2014 Jumlah penduduk miskin (penduduk yang berada di bawah Garis Kemiskinan) di Provinsi

Lebih terperinci

PROFIL KEMISKINAN DI INDONESIA SEPTEMBER 2012

PROFIL KEMISKINAN DI INDONESIA SEPTEMBER 2012 BADAN PUSAT STATISTIK No. 06/01/Th. XVI, 2 Januari 2013 PROFIL KEMISKINAN DI INDONESIA SEPTEMBER 2012 JUMLAH PENDUDUK MISKIN SEPTEMBER 2012 MENCAPAI 28,59 JUTA ORANG Pada bulan September 2012, jumlah penduduk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam pembangunan adalah IPM (Indeks Pembangunan Manusia). Dalam. mengukur pencapaian pembangunan sosio-ekonomi suatu negara yang

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam pembangunan adalah IPM (Indeks Pembangunan Manusia). Dalam. mengukur pencapaian pembangunan sosio-ekonomi suatu negara yang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesejahteraan masyarakat merupakan hal yang harus dicapai dalam pembangunan. Adapun salah satu indikator untuk mengukur keberhasilan dalam pembangunan adalah

Lebih terperinci

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU, MARET 2016

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU, MARET 2016 BPS PROVINSI KEPULAUAN RIAU No. 57/07/21/Th. XI, 18 Juli 2016 PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU, MARET 2016 Jumlah penduduk miskin (penduduk yang berada di bawah Garis Kemiskinan) di Provinsi

Lebih terperinci

PROFIL KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH MARET 2016

PROFIL KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH MARET 2016 No. 07/07/62/Th. X, 18 Juli 2016 PROFIL KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH MARET 2016 RINGKASAN Jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan) di

Lebih terperinci

TINGKAT KEMISKINAN DI DKI JAKARTA TAHUN 2010

TINGKAT KEMISKINAN DI DKI JAKARTA TAHUN 2010 BPS PROVINSI DKI JAKARTA No. 21/07/31/Th. XII, 1 Juli 2010 TINGKAT KEMISKINAN DI DKI JAKARTA TAHUN 2010 RINGKASAN Jumlah penduduk miskin (penduduk yang berada di bawah Garis Kemiskinan) di DKI Jakarta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maka membutuhkan pembangunan. Manusia ataupun masyarakat adalah kekayaan

BAB I PENDAHULUAN. maka membutuhkan pembangunan. Manusia ataupun masyarakat adalah kekayaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat di suatu negara maka membutuhkan pembangunan. Manusia ataupun masyarakat adalah kekayaan bangsa dan sekaligus sebagai

Lebih terperinci

BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR No. 58/07/64/Th.XX, 17 Juli 2017 TINGKAT KEMISKINAN DI KALIMANTAN UTARA MARET TAHUN 2017 R I N G K A S A N Jumlah penduduk miskin di Kalimantan Utara pada Maret 2017 sebanyak

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK

BADAN PUSAT STATISTIK BADAN PUSAT STATISTIK No. 05/09/53/Th.XVIII, 15 Sept 2015 PROFIL KEMISKINAN DI NUSA TENGGARA TIMUR MARET 2015 JUMLAH PENDUDUK MISKIN MARET 2015 MENCAPAI 1.159,84 RIBU ORANG (22,61PERSEN) Jumlah penduduk

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA KABUPATEN NGADA, TAHUN O14

PERKEMBANGAN INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA KABUPATEN NGADA, TAHUN O14 BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN NGADA No. 02/10/Th. VII, 05 Oktober 2015 PERKEMBANGAN INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA KABUPATEN NGADA, TAHUN 2010-2O14 (PENGHITUNGAN DENGAN MEMAKAI METODE BARU) Selama kurun

Lebih terperinci

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) KABUPATEN TAMBRAUW 2009 Nomor Katalog / Catalog Number : 9105.9109 Nomor Publikasi / Publication Numbe r : 9109.10.01 Ukuran Buku / Book Size Jumlah Halaman / Page Number

Lebih terperinci

DAFTAR TABEL HALAMAN. iii

DAFTAR TABEL HALAMAN. iii i DAFTAR ISI HALAMAN KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii BAB I PENDAHULUAN... 1 I.1 Latar Belakang... 1 I.2 Tujuan dan Sasaran... 3 I.3 Sumber Data... 4 I.4 Sistematika Penulisan... 5 BAB II Metodologi...

Lebih terperinci

Indeks Pembangunan Manusia IPM KABUPATEN TELUK BINTUNI 2009 BPS Kabupaten Teluk Bintuni menerbitkan publikasi IPM Kabupaten Teluk Bintuni secara berkala sejak tahun 2005. BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN

Lebih terperinci

PROFIL KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH SEPTEMBER 2013

PROFIL KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH SEPTEMBER 2013 No. 07/01/62/Th. VIII, 2 Januari 2014 PROFIL KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH SEPTEMBER 2013 RINGKASAN Jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan)

Lebih terperinci

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA KOTA BOGOR

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA KOTA BOGOR INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA KOTA BOGOR Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Badan Pusat Statistik Kota Bogor Tahun Anggaran 2014 Indeks Pembangunan Manusia Kota Bogor Tahun Anggaran 2014 i Penyusunan

Lebih terperinci

PROFIL KEMISKINAN MALUKU UTARA SEPTEMBER 2016

PROFIL KEMISKINAN MALUKU UTARA SEPTEMBER 2016 No. 05/01/82/Th. XVI, 3 Januari 2017 PROFIL KEMISKINAN MALUKU UTARA SEPTEMBER 2016 JUMLAH PENDUDUK MISKIN DI MALUKU UTARA KEADAAN SEPTEMBER 2016 SEBANYAK 76,40 RIBU ORANG ATAU SEBESAR 6,41 PERSEN Jumlah

Lebih terperinci

PROFIL KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH MARET 2014

PROFIL KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH MARET 2014 No. 07/07/62/Th. VIII, 1 Juli 2014 PROFIL KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH MARET 2014 RINGKASAN Jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan)

Lebih terperinci

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT No. 40/7/61/Th. XVII, 1 Juli 2014 TINGKAT KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN BARAT MARET 2014 Jumlah penduduk miskin (penduduk yang berada dibawah Garis Kemiskinan) di Kalimantan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan, yang dilakukan setiap negara ataupun wilayah-wilayah administrasi dibawahnya, sejatinya membutuhkan pertumbuhan, pemerataan dan keberlanjutan. Keberhasilan

Lebih terperinci

TINGKAT KEMISKINAN DI PROVINSI BENGKULU MARET 2015 SEBESAR 17,88 PERSEN.

TINGKAT KEMISKINAN DI PROVINSI BENGKULU MARET 2015 SEBESAR 17,88 PERSEN. No. 55/09/17/Th.IX, 15 September 2015 TINGKAT KEMISKINAN DI PROVINSI BENGKULU MARET 2015 SEBESAR 17,88 PERSEN. Jumlah penduduk miskin (penduduk yang berada dibawah Garis Kemiskinan) di Provinsi Bengkulu

Lebih terperinci

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU, SEPTEMBER 2016

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU, SEPTEMBER 2016 BPS PROVINSI KEPULAUAN RIAU No 07/01/21/Th. XII, 3 Januari 2017 PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU, SEPTEMBER 2016 Jumlah penduduk miskin (penduduk yang berada di bawah Garis Kemiskinan) di Provinsi

Lebih terperinci

jayapurakota.bps.go.id

jayapurakota.bps.go.id INDEKS PEMBANGUNGAN MANUSIA DAN ANALISIS SITUASI PEMBANGUNAN MANUSIA KOTA JAYAPURA TAHUN 2015/2016 ISSN: Nomor Katalog : 2303003.9471 Nomor Publikasi : 9471.1616 Ukuran Buku Jumlah Halaman Naskah : : 16,5

Lebih terperinci

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI SULAWESI BARAT SEPTEMBER 2016

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI SULAWESI BARAT SEPTEMBER 2016 BPS PROVINSI SULAWESI BARAT No. 05/01/76/Th.XI, 3 Januari 2017 PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI SULAWESI BARAT SEPTEMBER 2016 JUMLAH PENDUDUK MISKIN sebesar 146,90 RIBU JIWA (11,19 PERSEN) Persentase penduduk

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN BLITAR No. 01/11/Th.I, 21 November 2016 PROFIL KEMISKINAN KABUPATEN BLITAR TAHUN 2015 RINGKASAN Persentase penduduk miskin (P0) di Kabupaten Blitar pada tahun 2015

Lebih terperinci

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2011

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2011 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2011 ISBN Nomor Publikasi Nomor Katalog Ukuran Buku Jumlah Halaman : 979.486.6199 : 3204.1137 : 4716 3204 : 25,7 Cm x 18,2 Cm : 70 + vi Naskah :

Lebih terperinci

PROFIL KEMISKINAN DI JAWA TENGAH SEPTEMBER 2015

PROFIL KEMISKINAN DI JAWA TENGAH SEPTEMBER 2015 PROFIL KEMISKINAN DI JAWA TENGAH SEPTEMBER 2015 No. 05/01/33/Th. X, 4 Januari 2016 PERSENTASE PENDUDUK MISKIN SEPTEMBER 2015 MENCAPAI 13,32 PERSEN Pada bulan ember 2015, jumlah penduduk miskin (penduduk

Lebih terperinci

Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Mamuju

Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Mamuju Katalog BPS: 4102002.7604 Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Mamuju Human Development Index of Mamuju Regency 2012 BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN MAMUJU Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Mamuju

Lebih terperinci

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA TENGAH MARET 2015

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA TENGAH MARET 2015 No. 66/09/33/Th. IX, 15 ember 2015 PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA TENGAH MARET 2015 JUMLAH PENDUDUK MISKIN MARET 2015 MENCAPAI 4,577 JUTA ORANG RINGKASAN Jumlah penduduk miskin (penduduk yang berada

Lebih terperinci

PROFIL KEMISKINAN SULAWESI SELATAN, MARET 2017

PROFIL KEMISKINAN SULAWESI SELATAN, MARET 2017 BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN PROFIL KEMISKINAN SULAWESI SELATAN, MARET 2017 PERSENTASE PENDUDUK MISKIN MARET 2017 SEBESAR 9,38 PERSEN No. 39/07/73/Th. XI, 17 Juli 2017 Penduduk miskin di Sulawesi Selatan

Lebih terperinci

BPS PROVINSI KEPULAUAN RIAU

BPS PROVINSI KEPULAUAN RIAU BPS PROVINSI KEPULAUAN RIAU No. 06/01/21/Th.VIII, 2 Januari 2013 PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU, SEPTEMBER 2012 Jumlah penduduk miskin (penduduk yang berada di bawah Garis Kemiskinan) di

Lebih terperinci

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) METODE BARU

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) METODE BARU INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) METODE BARU H.Nevi Hendri, S.Si Soreang, 1 Oktober 2015 Pendahuluan Metodologi IPM Hasil Penghitungan IPM Metode Baru Penutup Pendahuluan SEJARAH PENGHITUNGAN IPM 1990:

Lebih terperinci

PROFIL KEMISKINAN DI JAWA TENGAH SEPTEMBER 2016

PROFIL KEMISKINAN DI JAWA TENGAH SEPTEMBER 2016 PROFIL KEMISKINAN DI JAWA TENGAH SEPTEMBER 2016 No. 05/01/33/Th. XI, 3 Januari 2017 PERSENTASE PENDUDUK MISKIN SEPTEMBER 2016 MENCAPAI 13,19 PERSEN Pada bulan ember 2016, jumlah penduduk miskin (penduduk

Lebih terperinci

IPM KABUPATEN BANGKA: CAPAIAN DAN TANTANGAN PAN BUDI MARWOTO BAPPEDA BANGKA 2014

IPM KABUPATEN BANGKA: CAPAIAN DAN TANTANGAN PAN BUDI MARWOTO BAPPEDA BANGKA 2014 IPM KABUPATEN BANGKA: CAPAIAN DAN TANTANGAN PAN BUDI MARWOTO BAPPEDA BANGKA 2014 LATAR BELAKANG Sebelum tahun 1970-an, pembangunan semata-mata dipandang sebagai fenomena ekonomi saja. (Todaro dan Smith)

Lebih terperinci

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA TENGAH SEPTEMBER 2012

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA TENGAH SEPTEMBER 2012 No. 05/01/33/Th. VII, 2 Januari 2013 PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA TENGAH SEPTEMBER 2012 JUMLAH PENDUDUK MISKIN SEPTEMBER 2012 MENCAPAI 4,863 JUTA ORANG RINGKASAN Jumlah penduduk miskin (penduduk

Lebih terperinci

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI BANTEN SEPTEMBER 2015

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI BANTEN SEPTEMBER 2015 No. 05/01/36/Th.X, 4 Januari 2016 PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI BANTEN SEPTEMBER 2015 JUMLAH PENDUDUK MISKIN SEPTEMBER 2015 MENCAPAI 690,67 RIBU ORANG Pada bulan ember 2015, jumlah penduduk miskin (penduduk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat di suatu negara, maka dibutuhkan pembangunan. Pada September tahun 2000, mulai dijalankannya Millennium Development

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI Konsep dan Definisi. Angka Harapan Hidup 0 [AHHo]

BAB II METODOLOGI Konsep dan Definisi. Angka Harapan Hidup 0 [AHHo] BAB II METODOLOGI 2.1. Konsep dan Definisi Angka Harapan Hidup 0 [AHHo] Perkiraan rata-rata lamanya hidup sejak lahir (0 tahun) yang akan dicapai oleh sekelompok penduduk. Angka Kematian Bayi (AKB) Banyaknya

Lebih terperinci

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT No. 05/01/61/Th. XVI, 2 Januari 2013 TINGKAT KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN BARAT JANUARI 2013 Jumlah penduduk miskin (penduduk yang berada dibawah Garis Kemiskinan) di Kalimantan

Lebih terperinci

TINGKAT KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN BARAT MARET 2011

TINGKAT KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN BARAT MARET 2011 BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT No. 37/08/61/Th. XIV, 5 Agustus 2011 TINGKAT KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN BARAT MARET 2011 Jumlah penduduk miskin (penduduk yang berada dibawah Garis Kemiskinan) di Kalimantan

Lebih terperinci

PROFIL KEMISKINAN DI NUSA TENGGARA BARAT MARET 2015

PROFIL KEMISKINAN DI NUSA TENGGARA BARAT MARET 2015 BADAN PUSAT STATISTIK No. 64 /09/52/TH.IX, 15 SEPTEMBER 2015 PROFIL KEMISKINAN DI NUSA TENGGARA BARAT MARET 2015 JUMLAH PENDUDUK MISKIN MARET 2015 MENCAPAI 823,89 RIBU ORANG Jumlah penduduk miskin di Nusa

Lebih terperinci

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU, MARET 2017

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU, MARET 2017 BPS PROVINSI KEPULAUAN RIAU Nomor 51/07/21/Th. XII, 17 Juli 2017 PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU, MARET 2017 Jumlah penduduk miskin (penduduk yang berada di bawah Garis Kemiskinan) di Provinsi

Lebih terperinci

BPS PROVINSI LAMPUNG

BPS PROVINSI LAMPUNG BPS PROVINSI LAMPUNG No. 07/09/18/TH.VII, 15 September 2015 ANGKA KEMISKINAN LAMPUNG MARET 2015 Jumlah penduduk miskin di Lampung pada Maret 2015 mencapai 1.163,49 ribu orang (14,35 persen), bertambah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan milenium (Millenium Development Goals/MDG s), yang

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan milenium (Millenium Development Goals/MDG s), yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di negara berkembang seperti Indonesia, peranan sumber daya manusia mengambil tempat yang sentral, khususnya dalam setiap pencapaian pembangunan ekonomi, di

Lebih terperinci

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW UTARA TAHUN 2012

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW UTARA TAHUN 2012 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW UTARA TAHUN 2012 Katalog BPS : 4102002.7107 ISSN 0215 6432 Ukuran Buku 16,5 Cm X 21,5 Cm Jumlah Halaman : xxii + 74 Halaman Naskah : Badan Perencanaan

Lebih terperinci

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA TENGAH MARET 2014

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA TENGAH MARET 2014 No. 40/07/33/Th. VIII, 1 Juli 2014 PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA TENGAH MARET 2014 JUMLAH PENDUDUK MISKIN MARET 2014 MENCAPAI 4,836 JUTA ORANG RINGKASAN Jumlah penduduk miskin (penduduk yang berada

Lebih terperinci

PROFIL KEMISKINAN DI BALI SEPTEMBER 2013

PROFIL KEMISKINAN DI BALI SEPTEMBER 2013 No. 05/01/51/Th. VIII, 2 Januari 2014 PROFIL KEMISKINAN DI BALI SEPTEMBER 2013 JUMLAH PENDUDUK MISKIN SEPTEMBER 2013 MENCAPAI 186,53 RIBU ORANG Jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran per kapita

Lebih terperinci

TINGKAT KEMISKINAN DI DKI JAKARTA MARET 2013

TINGKAT KEMISKINAN DI DKI JAKARTA MARET 2013 No. 32/07/31/XV, 1 Juli 2013 TINGKAT KEMISKINAN DI DKI JAKARTA MARET 2013 Pada bulan Maret 2013, jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan) di DKI

Lebih terperinci

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA KOTA BANJAR TAHUN 2012

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA KOTA BANJAR TAHUN 2012 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA KOTA BANJAR TAHUN 2012 Nomor Publikasi : 3279.1103 Katalog BPS : 4102002.3279 Ukuran Buku Jumlah Halaman : 16,5 cm x 21,5 cm : ix rumawi + 117 halaman Naskah : Seksi Statistik

Lebih terperinci

KEMISKINAN PROVINSI BENGKULU SEPTEMBER 2016

KEMISKINAN PROVINSI BENGKULU SEPTEMBER 2016 No. 05/01/17/XI, 3 Januari 2017 KEMISKINAN PROVINSI BENGKULU SEPTEMBER 2016 JUMLAH PENDUDUK MISKIN SEPTEMBER 2016 MENCAPAI 325.600 ORANG (17,03 PERSEN) PERSENTASE KEMISKINAN SEPTEMBER 2016 TURUN JIKA DIBANDINGKAN

Lebih terperinci

PROFIL KEMISKINAN DI BALI MARET 2015

PROFIL KEMISKINAN DI BALI MARET 2015 PROFIL KEMISKINAN DI BALI MARET 2015 No. 63/09/51/Th. IX, 15 September 2015 JUMLAH PENDUDUK MISKIN MARET 2015 MENCAPAI 196,71 RIBU ORANG Jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran per kapita per

Lebih terperinci

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) METODE BARU

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) METODE BARU INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) METODE BARU Tujuan utama pembangunan adalah menciptakan lingkungan yang memungkinkan rakyat untuk menikmati umur panjang, sehat, dan menjalankan kehidupan yang produktif

Lebih terperinci

PROFIL KEMISKINAN DI NUSA TENGGARA BARAT SEPTEMBER 2015

PROFIL KEMISKINAN DI NUSA TENGGARA BARAT SEPTEMBER 2015 BADAN PUSAT STATISTIK No. 05 /01/52/TH.X, 4 JANUARI 2016 PROFIL KEMISKINAN DI NUSA TENGGARA BARAT SEPTEMBER 2015 JUMLAH PENDUDUK MISKIN SEPTEMBER 2015 MENCAPAI 802,29 RIBU ORANG Jumlah penduduk miskin

Lebih terperinci

Indeks Pembangunan Manusia IPM KABUPATEN TELUK BINTUNI 2012 BPS Kabupaten Teluk Bintuni menerbitkan publikasi IPM Kabupaten Teluk Bintuni secara berkala sejak tahun 2005. BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN

Lebih terperinci

PROFIL KEMISKINAN DI NUSA TENGGARA BARAT SEPTEMBER 2016

PROFIL KEMISKINAN DI NUSA TENGGARA BARAT SEPTEMBER 2016 BADAN PUSAT STATISTIK No. 05 /01/52/Th. XI, 3 Januari 2017 PROFIL KEMISKINAN DI NUSA TENGGARA BARAT SEPTEMBER 2016 JUMLAH PENDUDUK MISKIN SEPTEMBER 2016 MENCAPAI 786,58 RIBU ORANG Jumlah penduduk miskin

Lebih terperinci

PROFIL KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH MARET 2013

PROFIL KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH MARET 2013 No. 07/07/62/Th. VII, 1 Juli 2013 PROFIL KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH MARET 2013 RINGKASAN Jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan) di

Lebih terperinci

PROFIL KEMISKINAN DI JAWA TENGAH MARET 2017

PROFIL KEMISKINAN DI JAWA TENGAH MARET 2017 PROFIL KEMISKINAN DI JAWA TENGAH MARET 2017 No. 47/07/33/Th. XI, 17 Juli 2017 PERSENTASE PENDUDUK MISKIN MARET 2017 MENCAPAI 13,01 PERSEN Pada bulan 2017, jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran

Lebih terperinci

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016 No. 36/06/17/II, 2 Juni 2017 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN IPM PROVINSI BENGKULU TAHUN TERMASUK KATEGORI SEDANG Pembangunan manusia di Provinsi Bengkulu terus mengalami kemajuan yang ditandai

Lebih terperinci

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI SULAWESI BARAT SEPTEMBER 2013

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI SULAWESI BARAT SEPTEMBER 2013 BPS PROVINSI SULAWESI BARAT No. 05/01/76/Th.VIII, 2 Januari 2014 PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI SULAWESI BARAT SEPTEMBER 2013 JUMLAH PENDUDUK MISKIN SEPTEMBER 2013 SEBANYAK 154,20 RIBU JIWA Persentase penduduk

Lebih terperinci

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT No. 05/01/61/Th. XV, 2 Januari 2012 TINGKAT KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN BARAT SEPTEMBER 2011 Jumlah penduduk miskin (penduduk yang berada dibawah Garis Kemiskinan) di Kalimantan

Lebih terperinci

TINGKAT KEMISKINAN DI DKI JAKARTA MARET 2015

TINGKAT KEMISKINAN DI DKI JAKARTA MARET 2015 BPS PROVINSI DKI JAKARTA No. 44/09/31/Th XVII, 15 September 2015 TINGKAT KEMISKINAN DI DKI JAKARTA MARET 2015 Jumlah penduduk miskin di DKI Jakarta pada bulan Maret 2015 sebesar 398,92 ribu orang (3,93

Lebih terperinci

ANALISIS INDIKATOR PEMBANGUNAN MANUSIA KABUPATEN GRESIK TAHUN 2017

ANALISIS INDIKATOR PEMBANGUNAN MANUSIA KABUPATEN GRESIK TAHUN 2017 PENGETAHUAN STANDAR HIDUP LAYAK ANALISIS INDIKATOR PEMBANGUNAN MANUSIA KABUPATEN GRESIK TAHUN BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN, PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DAERAH KABUPATEN GRESIK Jl. Dr. Wahidin Sudirohusodo

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR BUPATI KABUPATEN BANYUASIN... KATA PENGANTAR BAPPEDA KABUPATEN BANYUASIN... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR BUPATI KABUPATEN BANYUASIN... KATA PENGANTAR BAPPEDA KABUPATEN BANYUASIN... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR BUPATI KABUPATEN BANYUASIN... KATA PENGANTAR BAPPEDA KABUPATEN BANYUASIN... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... i ii iii iv ix BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar

Lebih terperinci

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT No. 54/09/61/Th.XVIII, 15 September 2015 TINGKAT KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN BARAT MARET 2015 Jumlah penduduk miskin (penduduk yang berada dibawah Garis Kemiskinan) di

Lebih terperinci

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT No. 05/01/61/Th. XVIII, 2 Januari 2015 TINGKAT KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN BARAT JANUARI 2015 Jumlah penduduk miskin (penduduk yang berada dibawah Garis Kemiskinan) di

Lebih terperinci