BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebutuhan lahan dan bangunan gedung untuk berbagai aktifitas meningkat dari waktu ke waktu. Lahan/tanah adalah sebuah sumber daya alam yang merupakan hasil tambang, penghasil sumber daya hutan, dan tempat dimana semua makhluk hidup melaksanakan kehidupan (Yulir, 2004). Sedangkan menurut Pemerintah Menteri Pekerjaan Umum (PERMENPU) Nomor 45/PRT/M/2007 tentang Pedoman Teknis Pembangunan Gedung Negara, bahwa bangunan gedung negara merupakan salah satu aset milik negara yang mempunyai nilai strategis sebagai tempat berlangsungnya proses penyelenggaraan negara yang diatur dan dikelola agar fungsional, andal, efektif, efisien, dan diselenggarakan secara tertib. Lahan dan bangunan gedung merupakan salah satu aset. Definisi aset menurut Siregar (2004:175) adalah sesuatu barang yang mempunyai nilai ekonomi (economic value), nilai komersial (commercial value) atau nilai tukar (exchange value) yang dimiliki oleh badan usaha, instansi atau individu. Lahan dan bangunan gedung harus dikelola dengan baik agar penggunaan dan pemanfaatannya sesuai dengan tugas pokok dan fungsi (tupoksi) dari lahan dan bangunan gedung tersebut. Salah satu aset yang dimiliki oleh PT. Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang Purbaleunyi adalah lahan dan bangunan Gedung Sarana Olahraga Indoor (Gedung SOR Indoor) dengan luas lahan 2100 m 2 dan luas bangunan 625 m 2. Luas lahan kantor PT. Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang Purbaleunyi adalah m 2 dengan sebidang tanah kosong dari Jalan Tol Padalarang sampai Cileunyi mencakup lahan kantor di Dr. Djunjunan Nomor 257 Bandung untuk gedung kantor, kantin, pos keamanan, rumah dinas, koperasi, masjid, dan sekolah serta area parkir. Tahun 1985 Gedung SOR Indoor dinamakan Aula Serba Guna 1

2 digunakan untuk acara rapat dan kegiatan keagamaan, kemudian direnovasi pada tahun 2010 yang selesai pada bulan Desember Sumber dana untuk pembangunan Gedung SOR Indoor ini berasal dari Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP) sebesar Rp ,00. Berdasarkan Dokumen Kontrak Pembangunan Gedung Sarana Olahraga Indoor PT. Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang Purbaleunyi (lampiran 6), tupoksi Gedung SOR Indoor adalah penyediaan sarana dan prasarana olahraga untuk keperluan dan kebutuhan karyawan serta peningkatkan kreativitas karyawan PT. Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang Purbaleunyi. Gedung SOR Indoor juga memiliki studio musik yang dapat digunakan untuk meningkatkan kreativitas karyawan dengan melakukan latihan musik. Luas studio musik yaitu 28,5 m 2 dengan peralatan musik seperti drum set, gitar elektrik, gitar akustik, bass elektrik, keyboard, sound gitar, sound bass, sound keyboard, amplifier, mixer, microphone, sound vocal. Berikut ini adalah gambar aset studio musik yang terdapat pada Gedung Sarana Olahraga Indoor PT. Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang Purbaleunyi. Sumber : Hasil Olah Data (2012). Gambar 1.1 Aset Studio Musik pada Gedung Sarana Olahraga Indoor PT. Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang Purbaleunyi Berdasarkan pada hasil studi kasus yang telah dilakukan mengenai Evaluasi Perencanaan Strategis Pengembangan Gedung Sarana Olahraga Indoor PT. Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang Purbaleunyi, diketahui bahwa 2

3 perencanaan strategis pembangunan Gedung SOR Indoor sudah memenuhi teknis pembangunan bangunan gedung negara, memiliki perencanaan strategis untuk penggunaan dan pemeliharaan aset, dan memiliki potensi pengembangan aset berdasarkan aspek pasar karena lokasi kantor strategis yaitu dekat dengan pusat kota dan Tol Pasteur, selain itu lingkungan sosial dari kantor PT. Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang Purbaleunyi adalah masyarakat dengan kelas ekonomi menengah ke atas. Berikut ini akan dijelaskan data mengenai tingkat penggunaan Gedung SOR Indoor dari bulan Januari 2012 sampai dengan bulan April Tabel 1.1 Tingkat Penggunaan Gedung SOR Indoor PT. Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang Purbaleunyi Bulan Nama Kegiatan Target Penggunaan (jam) Frekuensi Penggunaan (jam) Tingkat Penggunaan/ Kegiatan Januari 2012 Februari 2012 Maret 2012 April 2012 Senam % Bulutangkis % Voly % Tenis Meja % Tenis Indoor % Senam % Bulutangkis % Voly % Tenis Meja % Tenis Indoor % Senam % Bulutangkis % Voly % Tenis Meja % Tenis Indoor % Senam % Bulutangkis % Voly % Tenis Meja % Tenis Indoor % Sumber : Hasil Olah Data (2012). Tingkat penggunaan Gedung SOR Indoor dapat dilihat pada tabel 1.1 dimana tabel tersebut menunjukkan tingkat penggunaan dari bulan Januari 2012 sampai dengan bulan April 2012 dengan jam operasional adalah 8 jam dari hari 3

4 Senin sampai dengan Sabtu yaitu mulai pukul sampai Target penggunaan gedung sebesar 208 jam berasal dari perhitungan dimana apabila gedung GOR Indoor tersebut dalam 1 bulan (26 hari kerja) penuh yaitu hari Senin sampai dengan Sabtu dan 1 hari digunakan 8 jam, maka perkalian 26 hari dengan 8 jam akan menghasilkan target penggunaan Gedung SOR Indoor sebesar 208 jam. Penggunaan Gedung SOR Indoor untuk kegiatan olahraga masih jauh dari target yang diharapkan yaitu 208 jam. Frekuensi penggunaan gedung tertinggi hanya sebesar 95 jam. Berdasarkan data tersebut, dapat disimpulkan bahwa penggunaan Gedung SOR Indoor belum optimal. Lahan dan bangunan Gedung SOR Indoor yang belum optimal masih representatif apabila dimanfaatkan kepada masyarakat sebagai bangunan multifungsi yang dapat dilakukan kegiatan seperti pertandingan olahraga, penyewaan tempat olahraga, penyewaan studio musik dan kegiatan lainnya. Pengelola belum memiliki program pemanfaatan aset karena saat ini, penggunaan Gedung Sarana Olahraga Indoor diprioritaskan hanya untuk karyawan PT. Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang Purbaleunyi. Kegiatan pemanfaatan aset sangat penting untuk dilakukan karena dapat menghasilkan pendapatan bagi perusahaan dan aset tersebut tidak menjadi idle capacity (terdapat aset yang tidak digunakan secara maksimal). Peraturan Menteri Keuangan Nomor 96/PMK.06/2007 tentang Tata Cara Pelaksanaan Penggunaan, Pemanfaatan, Penghapusan dan Pemindah Tanganan Barang Milik Negara menjelaskan bahwa pemanfaatan dapat dilakukan dalam bentuk sewa, pinjam pakai, kerjasama pemanfaatan dan bangun serah guna atau bangun guna serah dengan tidak mengubah status kepemilikan. Pemanfaatan merupakan kegiatan pendayagunaan diluar tugas pokok dan fungsi serta harus sesuai dengan peruntukkannya sama halnya dengan penggunaan maka diperlukan suatu tindakan atau upaya untuk mengoptimalkan aset tersebut sehingga dapat menghasilkan keuntungan bagi PT. Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang Purbaleunyi. Menurut Siregar (2004), optimalisasi aset merupakan proses kerja dalam manajemen aset yang bertujuan untuk mengoptimalkan potensi fisik, lokasi, nilai, jumlah/volume, 4

5 legal dan ekonomi yang dimiliki aset tersebut. Dalam tahap ini aset-aset yang dimiliki pemerintah diidentifikasikan dan dikelompokkan atas aset yang memiliki potensi. Aset yang memiliki potensi dapat dikelompokkan berdasarkan sektor-sektor unggulan yang menjadi tumpuan dalam strategi pengembangan ekonomi nasional, baik jangka pendek, menengah, maupun jangka panjang. Salah satu cara untuk mengoptimalkan aset adalah dengan analisis Highest and Best Use (HBU). HBU Analysis adalah analisis yang bertujuan untuk mengembangkan aset yang berstatus idle capacity tetapi yang mempunyai potensi dikembangkan dengan mempertimbangkan legal aspek, kemungkinan fisik dan kelayakan finansial dari aset yang akan dikembangkan dengan HBU Analysis, aset-aset yang berstatus idle capacity dapat diidentifikasi serta akan diketahui pengembangan yang terbaik bagi aset-aset yang belum optimal tersebut. Berdasarkan data-data tersebut diperoleh fenomena bahwa: 1. Pengelola Gedung SOR Indoor PT. Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang Purbaleunyi belum memiliki program pemanfaatan aset karena saat ini, penggunaan Gedung Sarana Olahraga Indoor diprioritaskan hanya untuk karyawan PT. Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang Purbaleunyi. 2. Lahan dan bangunan Gedung SOR Indoor dapat dimanfaatkan kepada masyarakat dengan melakukan analisis penggunaan tertinggi dan terbaik sehingga dapat menghasilkan pendapatan bagi PT. Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang Purbaleunyi. Sehubungan dengan masalah tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian Tugas Akhir, maka diajukan judul Analisis Pemanfaatan Aset Lahan dan Bangunan Gedung Sarana Olahraga Indoor PT. Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang Purbaleunyi Menggunakan Analisis Penggunaan Tertinggi dan Terbaik (HBU). 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan penjelasan yang telah dikemukakan pada latar belakang masalah, peneliti mengidentifikasi masalah tersebut sebagai berikut: 5

6 1. Lahan dan bangunan Gedung Sarana Olahraga Indoor (Gedung SOR Indoor) memiliki luas lahan lahan 2100 m 2 dan luas bangunan 625 m Berdasarkan pada hasil studi kasus, Pengelola Gedung SOR Indoor PT. Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang Purbaleunyi belum memiliki program pemanfaatan aset karena saat ini, penggunaan Gedung Sarana Olahraga Indoor diprioritaskan hanya untuk karyawan PT. Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang Purbaleunyi. 3. Penggunaan Gedung SOR Indoor belum optimal yang dapat dimanfaatkan kepada masyarakat dengan melakukan analisis penggunaan tertinggi dan terbaik sehingga dapat menghasilkan pendapatan bagi PT. Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang Purbaleunyi. 1.3 Batasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas, peneliti melakukan pembatasan masalah menjadi: 1. Berdasarkan pada hasil studi kasus, pengelola belum memiliki program pemanfaatan aset karena saat ini, penggunaan Gedung SOR Indoor diprioritaskan hanya untuk karyawan dan keluarga karyawan PT. Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang Purbaleunyi. 2. Lahan dan bangunan Gedung SOR Indoor dapat dimanfaatkan kepada masyarakat dengan melakukan analisis penggunaan tertinggi dan terbaik sehingga dapat menghasilkan pendapatan bagi PT. Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang Purbaleunyi. 1.4 Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka peneliti merumuskan masalah yaitu: 1. Bagaimana pertimbangan aspek fisik, legal, finansial, dan produktivitas maksimal dari pemanfaatan aset lahan dan bangunan Gedung SOR 6

7 Indoor PT. Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang Purbaleunyi menggunakan analisis penggunaan tertinggi dan terbaik untuk: a. Gedung Sarana Olahraga Indoor, b. Studio musik, c. Gedung Sarana Olahraga Indoor dan studio musik. 2. Berdasarkan keempat aspek di atas yang meliputi aspek fisik, aspek legal, aspek finansial dan aspek produktivitas maksimal, pertimbangan mana yang paling tepat untuk pemanfaatan aset lahan dan bangunan Gedung SOR Indoor PT. Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang Purbaleunyi? 1.5 Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan dan manfaat penelitian ditentukan terlebih dahulu agar penelitian ini lebih fokus pada permasalahan yang akan diteliti Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam melakukan penelitian ini yaitu: 1. Untuk mendapatkan gambaran rinci mengenai pertimbangan aspek fisik, legal, finansial, dan produktivitas maksimal dari pemanfaatan aset lahan dan bangunan Gedung SOR Indoor PT. Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang Purbaleunyi menggunakan analisis penggunaan tertinggi dan terbaik untuk: a. Gedung Sarana Olahraga Indoor, b. Studio musik, c. Gedung Sarana Olahraga Indoor dan studio musik. 2. Untuk mendapatkan gambaran rinci mengenai pertimbangan keempat aspek meliputi aspek fisik, legal, finansial, dan produktivitas maksimal yang paling tepat untuk pemanfaatan aset lahan dan bangunan Gedung SOR Indoor PT. Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang Purbaleunyi. 7

8 1.5.2 Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari Penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Manfaat praktis yaitu: Memberikan informasi dalam optimasi pemanfaatan Gedung Sarana Olahraga Indoor PT. Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang Purbaleunyi, sehingga dapat menghasilkan alternatif pemanfaatan asset sebagai bahan masukan dan solusi pemecahan masalah yang dihadapi oleh pengelola. 2. Manfaat teoritis yaitu: Mendapatkan pengetahuan dan keterampilan untuk melakukan pengelolaan aset khususnya pemanfaatan aset Gedung SOR Indoor PT. Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang Purbaleunyi. 1.6 Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di PT. Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang Purbaleunyi dan untuk objek penelitiannya dilakukan di lokasi aset lahan milik PT. Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang Purbaleunyi Jl. Dr. Djunjunan No. 257 Bandung. Berikut adalah peta lokasi dari objek penelitian yang diperoleh melalui pencarian dengan menggunakan Google Maps. Lokasi Penelitian PT. Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang Purbaleunyi Jl. Dr. Djunjunan No. 257 Bandung Sumber : (2012). Gambar 1.2 Peta Lokasi Objek Penelitian 8

9 Gambar 1.2 menunjukkan lokasi dari PT. Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang Purbaleunyi berada dalam garis berwarna hijau yang menandakan keberadaannya di Jl. Dr. Djunjunan No. 257 Bandung. 1.7 Jadwal Penelitian Jadwal penelitian dilaksanakan 3 bulan dari tanggal 1 Maret 2012 sampai dengan 31 Juli Uraian kegiatan dan waktu pelaksanaan dapat dilihat dalam tabel 1.2 berikut ini : Tabel 1.2 Jadwal Penelitian No KEGIATAN Penentuan Topik dan 1. Objek Penelitian Tugas Akhir 2. Pengumpulan Proposal Tugas Akhir 3. Pengumpulan Laporan SK 4. Penentuan Pembimbing Tugas Akhir 5. Bimbingan dengan Dosen Pembimbing 6. Pengumpulan Laporan Proposal Tugas Akhir 7. Seminar Usulan Penelitian (UP) 8. Penulisan Laporan Tugas Akhir BULAN KEGIATAN (TAHUN 2011/2012) Maret April Mei Juni Juli Persetujuan untuk Sidang Tugas Akhir Pengumpulan Draft Tugas Akhir 11. Sidang Tugas Akhir 12. Penulisan Artikel Ilmiah Sumber : Hasil Olah Data (2012). 9

10 1.8 Keterbatasan Penelitian Dalam melakukan penelitian ini, penulis memiliki keterbatasan yaitu penulis hanya menampilkan 3 alternatif pemanfaatan aset untuk Gedung SOR Indoor, Studio Musik, dan keduanya, sebenarnya terdapat elemen lain yang tidak dibahas dalam laporan tugas akhir ini yaitu alternatif pemanfaatan untuk MICE (Meeting, Incentive, Conference, dan Exhibition) serta gedung serba guna karena peneliti tidak menampilkan kebutuhan produk/jasa tersebut pada kuesioner. Alternatif pemanfaatan lain untuk MICE dan gedung serba guna dapat dijadikan data penelitian selanjutnya. 10

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN PT. Pegadaian merupakan sebuah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang mempunyai bisnis inti berupa usaha gadai yang dinamakan kredit cepat aman (KCA). Selain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kinerja jaringan infrastruktur publik di seluruh dunia (misalnya transportasi, air bersih, sistem pembuangan limbah) sangat mempengaruhi kelayakan ekonomi dan kesejahteraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Aset adalah suatu potensi yang baik yang dimiliki oleh organisasi atau individu untuk mencapai tujuan. Aset dapat berbentuk riil atau terukur yang disebut sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Pengelolaan aset bertujuan untuk memberikan kejelasan status kepemilikan aset, inventarisasi kekayaan, optimasi penggunaan dan pemanfaatan aset dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri properti merupakan industri yang sedang mengalami perkembangan yang pesat di Indonesia pada saat ini. Perkembangan tersebut disebabkan oleh beberapa faktor,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. otonomi daerah, yang ditandai dengan lahirnya Undang-undang Nomor 22 Tahun

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. otonomi daerah, yang ditandai dengan lahirnya Undang-undang Nomor 22 Tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia, terhitung sejak tahun 1999 telah menggunakan sistem pemerintahan yang bersifat Desentralisasi, atau yang lebih dikenal dengan otonomi daerah, yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proyek

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proyek BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proyek Sumber daya alam yang dimiliki Indonesia adalah sebuah Harta Kekayaan Negara (HKN) sekaligus aset yang berharga. Melimpahnya sumber daya alam di Indonesia, membuka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam pelaksanaan kegiatan produktif manusia, baik sebagai wadah maupun

BAB I PENDAHULUAN. dalam pelaksanaan kegiatan produktif manusia, baik sebagai wadah maupun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanah memiliki fungsi dan kedudukan yang sangat penting dalam berbagai kehidupan, menyebabkan tanah menjadi komoditi yang mempunyai nilai ekonomi yang sangat tinggi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertamina didirikan dengan Undang-Undang Negara Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1971 tentang perusahaan pertambangan minyak dan gas bumi Negara. Kemudian berdasarkan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Penelitian mengenai Analisis Potensi Bentuk Kerjasama Optimasi Aset Lahan Milik PT KAI di Pangandaran, bertujuan untuk mengetahui alternatif bentuk kerjasama pemanfaatan

Lebih terperinci

2013, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan

2013, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan No.130, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Rencana Jangka Panjang. Rencana Kerja. Anggaran. Persero. Penyusunan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28/PMK.06/2013

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISISA DATA SURVEY

BAB 3 ANALISISA DATA SURVEY 3.1.Data Survey 3.1.1. Analisa Lokasi BAB 3 ANALISISA DATA SURVEY Gambar 8 Site plan (Foto : Luqman Hakim,2015) Gambar 8 Fasad Bangunan (Foto : Luqman Hakim,2015) Judul : Sekolah Tinggi Dan Studio Musik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemilik aset. Aset berarti kekayaan atau harta yang nantinya diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. pemilik aset. Aset berarti kekayaan atau harta yang nantinya diharapkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Aset merupakan hal yang sangat fundamental bagi perseorangan maupun organisasi, karena merupakan bagian yang penting dalam pencapaian tujuan dari pemilik aset. Aset

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. sebelumnya, penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut:

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. sebelumnya, penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut: BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan pengolahan data dan pembahasan yang telah dikemukakan sebelumnya, penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Berdasarkan analisis kinerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang saat ini sedang melaksanakan pembangunan disegala bidang. Pembangunan tersebut sangatlah penting

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUFANGAN. Tarif. Layanan. Lembaga. Badan. Koperasi. Usaha Kecil. Pencabutan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUFANGAN. Tarif. Layanan. Lembaga. Badan. Koperasi. Usaha Kecil. Pencabutan. No.106, 2009 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUFANGAN. Tarif. Layanan. Lembaga. Badan. Koperasi. Usaha Kecil. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 97/PMK.05/2009

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Otonomi daerah dimulai sejak diberlakukannya Undang-undang Nomor 22

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Otonomi daerah dimulai sejak diberlakukannya Undang-undang Nomor 22 BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Otonomi daerah dimulai sejak diberlakukannya Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah dan Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Selain sektor penggerak ekonomi yang lain, sektor pariwisata telah

BAB I PENDAHULUAN. Selain sektor penggerak ekonomi yang lain, sektor pariwisata telah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Selain sektor penggerak ekonomi yang lain, sektor pariwisata telah menjadi sumber pendapatan daerah yang berdampak terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat. Di

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Kebutuhan akan tanah dengan berbagai macam tujuan penggunaannya akan

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Kebutuhan akan tanah dengan berbagai macam tujuan penggunaannya akan BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Kebutuhan akan tanah dengan berbagai macam tujuan penggunaannya akan terus meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk di suatu daerah atau kota. Tanah perkotaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Timor, tepatnya LS dan BT; Luas

BAB I PENDAHULUAN. Timor, tepatnya LS dan BT; Luas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Kupang merupakan bagian dari wilayah Negara Indonesia dan merupakan ibukota dari Provinsi Nusa Tenggara Timur yang teletak di pulau Timor, tepatnya 10 36 14-10

Lebih terperinci

BAB 2 DATA DAN ANALISA

BAB 2 DATA DAN ANALISA BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Data dan Literatur 2.1.1 Sumber Data Data untuk mendukung proyek Tugas Akhir ini diperoleh dari berbagai sumber, antara lain: 1. Literatur Artikel elektronik maupun non elektronik,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikelolanya. Aset merupakan bagian terpenting dalam kegiatan pemerintahan,

BAB I PENDAHULUAN. dikelolanya. Aset merupakan bagian terpenting dalam kegiatan pemerintahan, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah memiliki aset yang dikelolanya. Aset merupakan bagian terpenting dalam kegiatan pemerintahan, baik Pemerintah Pusat maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proyek

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proyek BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proyek Jalan merupakan suatu prasarana yang berguna bagi manusia untuk memperlancar kegiatan ekonomi, sosial-budaya serta politik. Salah satu cara untuk memperlancar

Lebih terperinci

BAB IV MANAJENEN SARANA DAN PRASARANA UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PELAYANAN PENDIDIKAN DI SMP NEGERI 2 PENAWANGAN GROBOGAN

BAB IV MANAJENEN SARANA DAN PRASARANA UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PELAYANAN PENDIDIKAN DI SMP NEGERI 2 PENAWANGAN GROBOGAN BAB IV MANAJENEN SARANA DAN PRASARANA UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PELAYANAN PENDIDIKAN DI SMP NEGERI 2 PENAWANGAN GROBOGAN A. Deskripsi Data Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan pada hari

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN. 1.1 Kesimpulan. Dari hasil analisis data dan pembahasan dapat diambil kesimpulan sebagai

BAB V KESIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN. 1.1 Kesimpulan. Dari hasil analisis data dan pembahasan dapat diambil kesimpulan sebagai BAB V KESIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN 1.1 Kesimpulan Dari hasil analisis data dan pembahasan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut. 1. Penyusunan data atribut (keterangan) aset tanah dan bangunan

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL 1 2015 BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL No.107,2015 Kantor Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bantul. Petunjuk Pelaksanaan, Peraturan Daerah Kabupaten Bantul, Pengelolaan, Stadion Olahraga Sultan Agung. BUPATI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Building Management Gedung Wahana Bakti Pos Bandung (BM GWBPB) merupakan unit di bawah divisi bisnis properti PT. Pos Indonesia (Persero). Unit bisnis ini

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 8,39 % 1,67 % 5,04% Jumlah

BAB 1 PENDAHULUAN. 8,39 % 1,67 % 5,04% Jumlah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Rumah merupakan kebutuhan dasar manusia selain sandang dan pangan. Seiring dengan perkembangannya, rumah menjadi salah satu bentuk investasi yang menarik. Saat

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. kesimpulannya. Penelitian ini dilakukan pada PT. Jasa Marga (Persero) Tbk.

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. kesimpulannya. Penelitian ini dilakukan pada PT. Jasa Marga (Persero) Tbk. BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Menurut Sugiyono (2009:2) mengemukakan Objek penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Universitas Andalas atau yang lebih dikenal dengan nama Unand adalah salah satu kampus tertua yang berpusat di Limau Manih, Padang. Kampus Unand Limau Manih, luasnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan diklasifikasikan sebagai aset yang sangat vital. Potensinya dapat

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan diklasifikasikan sebagai aset yang sangat vital. Potensinya dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam manajemen modern saat ini sumber daya manusia (pegawai) dalam perusahaan diklasifikasikan sebagai aset yang sangat vital. Potensinya dapat mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajamen Aset Manajemen aset merupakan suatu teori baru dalam ilmu properti yang muncul akibat adanya kenyataan bahwa suatu wilayah khususnya Indonesia yang memiliki kekayaan

Lebih terperinci

OPTIMALISASI PEMANFAATAN ASET DAERAH SEBAGAI SUMBER PAD DI DINAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN

OPTIMALISASI PEMANFAATAN ASET DAERAH SEBAGAI SUMBER PAD DI DINAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN OPTIMALISASI PEMANFAATAN ASET DAERAH SEBAGAI SUMBER PAD DI DINAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2013 2015 Soewanto Adhi Abstract Implementation of regional autonomy gives greater

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia (BPK RI) merupakan salah satu target setiap daerah di

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia (BPK RI) merupakan salah satu target setiap daerah di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK RI) merupakan salah satu target setiap daerah di Indonesia. Opini yang diberikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penelitian terkait analisis nilai sewa. Selain itu, dalam bab ini juga dijelaskan

BAB I PENDAHULUAN. penelitian terkait analisis nilai sewa. Selain itu, dalam bab ini juga dijelaskan BAB I PENDAHULUAN Bab ini membahas beberapa alasan yang melatarbelakangi dilakukannya penelitian terkait analisis nilai sewa. Selain itu, dalam bab ini juga dijelaskan rumusan masalah yang menjadi pokok

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kota terbesar ketiga di Indonesia setelah Jakarta dan Surabaya menurut jumlah

BAB 1 PENDAHULUAN. kota terbesar ketiga di Indonesia setelah Jakarta dan Surabaya menurut jumlah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kota Bandung merupakan kota metropolitan terbesar di Jawa Barat sekaligus menjadi ibu kota provinsi Jawa Barat. Kota Bandung juga merupakan kota terbesar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasca dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang

BAB I PENDAHULUAN. Pasca dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasca dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah terkait otonomi daerah, banyak wilayah-wilayah di Indonesia mengusulkan diri untuk

Lebih terperinci

BAB II SEJARAH TENIS MEJA DAN GAMBARAN UMUM UNIT KEGIATAN. Tenis meja merupakan olahraga yang sangat bagus dimainkan untuk kesehatan,

BAB II SEJARAH TENIS MEJA DAN GAMBARAN UMUM UNIT KEGIATAN. Tenis meja merupakan olahraga yang sangat bagus dimainkan untuk kesehatan, BAB II SEJARAH TENIS MEJA DAN GAMBARAN UMUM UNIT KEGIATAN MAHASISWA (UKM) TENIS MEJA DI KAMPUS USU 2.1 Sekilas tentang Sejarah Tenis Meja Tenis meja merupakan salah satu cabang olahraga terpopuler di dunia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring berkembangnya kebutuhan masyarakat dalam mencapai suatu kebutuhan, maka terjadi peningkatan kebutuhan dari segi finansial. Untuk mendapatkan kebutuhan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. SDM yang baik atau SDA yang menguntungkan. Banyak sekali sektor pariwisata

BAB 1 PENDAHULUAN. SDM yang baik atau SDA yang menguntungkan. Banyak sekali sektor pariwisata BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, perkembangan ekonomi di Indonesia sangat berkembang pesat. Banyak hal yang mempengaruhi perkembangan ekonomi di Indonesia. Salah satu hal yang mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nilai kekayaan negara yang dikuasai oleh pemerintah daerah yang sebelumnya

BAB I PENDAHULUAN. nilai kekayaan negara yang dikuasai oleh pemerintah daerah yang sebelumnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bertambahnya urusan yang menjadi kewenangan daerah sebagai konsekuensi dari otonomi daerah, otomatis akan menimbulkan volume urusan terutama berkenaan dengan pengurusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perkembangan perekonomian Indonesia di era globalisasi ini, aset pemerintah harus dikembangkan potensinya agar dapat meningkatkan pendapatan negara. Pemerintah

Lebih terperinci

Subbagian. Perencanaan dan Keuangan BIDANG PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH. Seksi Bina Adm., Sarana, dan Prasarana. Seksi. Seksi.

Subbagian. Perencanaan dan Keuangan BIDANG PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH. Seksi Bina Adm., Sarana, dan Prasarana. Seksi. Seksi. LAMPIRAN I PERATURAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL Bagan Struktur Organisasi Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga dan Kepegawaian PENDIDIKAN TK DAN SD PENDIDIKAN LANJUTAN PERTAMA PENDIDIKAN MENENGAH PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil kerja praktik dan penelitian terhadap Tinjauan Atas

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil kerja praktik dan penelitian terhadap Tinjauan Atas BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil kerja praktik dan penelitian terhadap Tinjauan Atas Penyusunan dan Penyajian Realisasi Anggaran Corporate Social Responsibility Pada PT. PLN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Saat ini tingkat mobilitas masyarakat Indonesia semakin meningkat. Masyarakat berusaha untuk berpindah dari satu daerah ke daerah lainnya dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proyek

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proyek BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proyek Sejak tahun 2005 Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) memiliki status Perguruan Tinggi Badan Hukum Milik Negara (PTBHMN) yang diberikan wewenang untuk mengelola

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Sejarah PT. Pusat Grosir Surabaya dan PT. Jasamitra Propertindo

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Sejarah PT. Pusat Grosir Surabaya dan PT. Jasamitra Propertindo BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2. 1 Sejarah PT. Pusat Grosir Surabaya dan PT. Jasamitra Propertindo Saat itu pusat perdagangan Pasar Turi yang berkembang sejak 1970, semakin hari mengalami kemajuan pesat

Lebih terperinci

Analisis Nilai Pasar Tanah Perumahan Kawasan Industri Tuban (KIT) dengan Metode Pengembangan Lahan

Analisis Nilai Pasar Tanah Perumahan Kawasan Industri Tuban (KIT) dengan Metode Pengembangan Lahan JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) C-98 Analisis Nilai Pasar Tanah Perumahan Kawasan Industri Tuban (KIT) dengan Metode Pengembangan Lahan Devi Santi Maharani dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini banyak pihak yang menaruh perhatian terhadap kepuasan atau

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini banyak pihak yang menaruh perhatian terhadap kepuasan atau BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang masalah Dewasa ini banyak pihak yang menaruh perhatian terhadap kepuasan atau ketidakpuasan pelanggan, pihak yang paling menaruh perhatian terhadap kepuasan dan ketidakpuasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi ini sumber daya manusia merupakan hal yang penting. Dalam agenda bisnis, para pemimpin perusahaan yang berhasil adalah mereka yang mampu

Lebih terperinci

PENGGUNAAN TERTINGGI DAN TERBAIK PADA BANGUNAN DI KORIDOR JL. BASUKI RACHMAT KAYUTANGAN MALANG

PENGGUNAAN TERTINGGI DAN TERBAIK PADA BANGUNAN DI KORIDOR JL. BASUKI RACHMAT KAYUTANGAN MALANG PENGGUNAAN TERTINGGI DAN TERBAIK PADA BANGUNAN DI KORIDOR JL. BASUKI RACHMAT KAYUTANGAN MALANG Afief Fithrotun Nisa 1, *), Purwanita Setijanti 2) dan Christiono Utomo 3) Jurusan Arsitektur, Institut Teknologi

Lebih terperinci

LNG ACADEMY PROGRAM PENDIDIKAN D-III KELAS KERJASAMA LNG ACADEMY POLITEKNIK NEGERI JAKARTA (PNJ) BADAK LNG

LNG ACADEMY PROGRAM PENDIDIKAN D-III KELAS KERJASAMA LNG ACADEMY POLITEKNIK NEGERI JAKARTA (PNJ) BADAK LNG Badak LNG Learning Centre (Gedung Training Badak LNG) Komplek Badak LNG Bontang 75324 Kalimantan Timur LOMBA TINGKAT SMA/SMK/SEDERAJAT GALA LNG ACADEMY ANNIVERSARY CELEBRATION LNG ACADEMY- TAHUN 2015 I.

Lebih terperinci

KEPUTUSAN REKTOR INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG NOMOR : 322/I1.B03/SP/SK/2012 TENTANG TARIF PEMAKAIAN FASILITAS INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

KEPUTUSAN REKTOR INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG NOMOR : 322/I1.B03/SP/SK/2012 TENTANG TARIF PEMAKAIAN FASILITAS INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG KEPUTUSAN REKTOR NOMOR : 322/I1.B03/SP/SK/2012 TENTANG TARIF PEMAKAIAN FASILITAS REKTOR INSTUUT TEKNOLOGI BANDUNG Menimbang : a. bahwa dalam pemanfaatan dan pendayagunaan aset tetap di lingkungan ITB Multi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan perkotaan yang terjadi dari akibat adanya perubahan pada suatu

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan perkotaan yang terjadi dari akibat adanya perubahan pada suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan perkotaan yang terjadi dari akibat adanya perubahan pada suatu kawasan tertentu, akan berdampak pada semakin tingginya kebutuhan lahan berupa tanah dalam

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 02/PRT/M/2009

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 02/PRT/M/2009 MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 02/PRT/M/2009 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PENETAPAN STATUS PENGGUNAAN, PEMANFAATAN, PENGHAPUSAN DAN PEMINDAHTANGANAN BARANG

Lebih terperinci

PANDUAN TATA TERTIB I. PERATURAN PESERTA LOMBA

PANDUAN TATA TERTIB I. PERATURAN PESERTA LOMBA PANDUAN TATA TERTIB I. PERATURAN PESERTA LOMBA v Peserta wajib merupakan Karyawan Tetap atau Karyawan Kontrak 1 tahun perusahaan BUMN atau Kementerian BUMN v Peraturan Peserta Lomba sebagai berikut: Ø

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. prinsip- prinsip tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) melalui

BAB I PENDAHULUAN. prinsip- prinsip tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) melalui 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sejak reformasi keuangan negara bergulir, yang ditandai dengan terbitnya Undang-Undang No.17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, pemerintah Republik Indonesia

Lebih terperinci

BUPATI SIDOARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDOARJO NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI TEMPAT REKREASI DAN OLAH RAGA

BUPATI SIDOARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDOARJO NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI TEMPAT REKREASI DAN OLAH RAGA BUPATI SIDOARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDOARJO NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI TEMPAT REKREASI DAN OLAH RAGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIDOARJO, Menimbang : a. bahwa dengan berlakunya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 1998 (PP.19/1998) dan Keputusan Presiden Nomor 39 Tahun 1999

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 1998 (PP.19/1998) dan Keputusan Presiden Nomor 39 Tahun 1999 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN PT Kereta Api Indonesia (Persero) disingkat PT. KAI merupakan kegiatan bisnis sebagai badan usaha, didirikan menurut Peraturan Pemerintah Nomor 19

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ditawarkan oleh satu pihak lain yang pada dasarnya tanpa wujud dan tidak

BAB I PENDAHULUAN. ditawarkan oleh satu pihak lain yang pada dasarnya tanpa wujud dan tidak 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan perekonomian di era globalisasi sekarang ini semakin berkembang pesat. Persaingan bisnis semakin ketat di berbagai sektor termasuk usaha jasa.

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. Pemerintah daerah di dalam menjalankan kewenangannya telah diberikan

BAB I PENGANTAR. Pemerintah daerah di dalam menjalankan kewenangannya telah diberikan BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Pemerintah daerah di dalam menjalankan kewenangannya telah diberikan kebebasan yang lebih besar setelah dikeluarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 dan Undang-Undang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Balikpapan juga merupakan pusat perdagangan dan jasa yang perekonomiannya

BAB I PENDAHULUAN. Balikpapan juga merupakan pusat perdagangan dan jasa yang perekonomiannya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Balikpapan mulai dikenal sejak ditemukannya sumur minyak oleh Mathilda pada tanggal 10 Februari 1897. Sejak saat itulah Kota Balikpapan diminati oleh masyarakat

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A. Sejarah Singkat Perusahaan Daerah Pasar Kota Medan

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A. Sejarah Singkat Perusahaan Daerah Pasar Kota Medan 7 BAB II PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah Singkat Perusahaan Daerah Pasar Kota Medan Perusahaan Daerah Pasar Kota Medan adalah salah satu Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang merupakan peralihan dari Dinas

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM SEKOLAH

BAB II GAMBARAN UMUM SEKOLAH BAB II GAMBARAN UMUM SEKOLAH 2.1 Sejarah Sekolah Sekolah Dasar Negeri (SDN) 060796 merupakan salah satu sekolah negeri yang beralamat di Jalan Medan Area Selatan, Kecamatan Medan Area, Kota Medan. Sekolah

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Peralatan sebagai sarana pendukung bagi terselenggaranya aktifitas

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Peralatan sebagai sarana pendukung bagi terselenggaranya aktifitas BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Peralatan sebagai sarana pendukung bagi terselenggaranya aktifitas pemerintahan sangatlah penting sebagai proses penyelenggaraan kegiatan administrasi kantor pemerintahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 L atar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 L atar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT Pegadaian merupakan BUMN di Indonesia yang usaha intinya bergerak di bidang jasa penyaluran kredit kepada masyarakat atas dasar hukum gadai. Dasar hukum pendirian

Lebih terperinci

PROPOSAL SARANA KEMETROLOGIAN DAN FASILITAS PENDUKUNGNYA

PROPOSAL SARANA KEMETROLOGIAN DAN FASILITAS PENDUKUNGNYA PROPOSAL SARANA KEMETROLOGIAN DAN FASILITAS PENDUKUNGNYA DINAS KOPERASI, PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN DAN PASAR KABUPATEN LAMPUNG BARAT TAHUN 2016 PROPOSAL PENGEMBANGAN SARANA KEMETROLOGIAN DAN FASILITAS

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK

PENGELOLAAN PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL ANGGARAN DIREKTORAT PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK PENGELOLAAN PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK DISAMPAIKAN DALAM KEGIATAN SOSIALISASI PERATURAN

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 5 2015 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 05 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN INSENTIF DAN DISINSENTIF DALAM PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG DI KOTA BEKASI

Lebih terperinci

Penghapusan merupakan komponen krusial dalam manajemen aset, sehingga setiap organisasi perlu:

Penghapusan merupakan komponen krusial dalam manajemen aset, sehingga setiap organisasi perlu: Keputusan untuk melepas/menghapuskan aset memerlukan pengujian dan penilaian ekonomis secara menyeluruh. Keputusan penghapusan aset harus diambil dalam kerangka perencanaan terintegrasi yang memperhatikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. panjang. Sejalan dengan itu perusahaan berusaha melakukan perbaikan atau

BAB I PENDAHULUAN. panjang. Sejalan dengan itu perusahaan berusaha melakukan perbaikan atau BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini perkembangan dunia usaha di Indonesia semakin pesat, dampaknya adalah semakin ketatnya kondisi persaingan yang terjadi antar perusahaan. Setiap perusahaan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI, 1 BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 46 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENYERAHAN PRASARANA, SARANA DAN UTILITAS PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN POLEWALI MANDAR

PEMERINTAH KABUPATEN POLEWALI MANDAR POLEWALI MANDAR SIPAMANDAQ S IPA M A N D AQ PEMERINTAH KABUPATEN POLEWALI MANDAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN POLEWALI MANDAR NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI TEMPAT REKREASI DAN OLAHRAGA DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kita sebagai manusia mempunyai banyak keinginan yang bermacammacam,

BAB I PENDAHULUAN. Kita sebagai manusia mempunyai banyak keinginan yang bermacammacam, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kita sebagai manusia mempunyai banyak keinginan yang bermacammacam, maka untuk dapat memenuhi keinginan tersebut manusia dituntut untuk bekerja. Kita juga

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. maupun non komersial, karena aset memegang peranan penting dalam

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. maupun non komersial, karena aset memegang peranan penting dalam BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Keberadaan aset tidak bisa diabaikan dalam sebuah organisasi komersial maupun non komersial, karena aset memegang peranan penting dalam keberlangsungan sebuah organisasi.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PERMASALAHAN PERUMUSAN MASALAH STUDI LITERATURE PENGUMPULAN DATA PENGOLAHAN DATA - VOLUME PARKIR - DURASI PARKIR

BAB III METODOLOGI PERMASALAHAN PERUMUSAN MASALAH STUDI LITERATURE PENGUMPULAN DATA PENGOLAHAN DATA - VOLUME PARKIR - DURASI PARKIR BAB III METODOLOGI 3.1 Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data untuk setiap penelitian sangat diperlukan. Hal ini ditujukan untuk mempermudah dalam pengambilan data maupun pengolahan data. Selain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jakarta sebagai ibukota Indonesia telah mengalami perkembangan pesat dalam bidang olahraga. Dewasa ini semakin banyak event olahraga yang di selenggarakan di Jakarta.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Objek Penelitian Gambaran Umum Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bandung

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Objek Penelitian Gambaran Umum Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bandung BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Objek Penelitian 1.1.1 Gambaran Umum Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bandung Pada awalnya, dinas yang membidangi Koperasi dan UKM di Kabupaten

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi pada dasarnya digunakan sebagai wadah atau tempat dari berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi pada dasarnya digunakan sebagai wadah atau tempat dari berbagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Organisasi merupakan salah satu cara manusia untuk dapat berhubungan dengan manusia lainnya untuk saling mengenal, saling berkumpul, saling bekerja sama

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. Setelah Jakarta kian sesak akibat maraknya pembangunan properti, apartemen pun merambah daerah di luar Ibu Kota Jakarta yaitu Bekasi,

BAB I PENGANTAR. Setelah Jakarta kian sesak akibat maraknya pembangunan properti, apartemen pun merambah daerah di luar Ibu Kota Jakarta yaitu Bekasi, BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Setelah Jakarta kian sesak akibat maraknya pembangunan properti, apartemen pun merambah daerah di luar Ibu Kota Jakarta yaitu Bekasi, Tangerang, Depok, dan Bogor menjadi

Lebih terperinci

2012, No.71 2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Kebandarudaraan adalah segala sesuatu yang berkaita

2012, No.71 2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Kebandarudaraan adalah segala sesuatu yang berkaita LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.71, 2012 LINGKUNGAN HIDUP. Bandar Udara. Pembangunan. Pelestarian. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5295) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK

Lebih terperinci

KEBIJAKAN UMUM PERMENDAGRI 19 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

KEBIJAKAN UMUM PERMENDAGRI 19 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH KEBIJAKAN UMUM PERMENDAGRI 19 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DR HARI NUR CAHYA MURNI, MSi DIREKTUR BUMD, BLUD DAN BARANG MILIK DAERAH DIREKTORAT JENDERAL BINA KEUANGAN DAERAH

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KEGIATAN (TERM OF REFERENCE) TAHUN ANGGARAN 2016 : (005.01) BADAN URUSAN ADMINISTRASI

KERANGKA ACUAN KEGIATAN (TERM OF REFERENCE) TAHUN ANGGARAN 2016 : (005.01) BADAN URUSAN ADMINISTRASI PENGADILAN TINGGI AGAMA KENDARI Jl. Wulele No. 8 (Samping asrama Haji) Telp. +62 (0401) 3194475 Fax +62 (0401) 3196322 http://www.pta-kendari.go.id keuangan.ptakendari@gmail.com K E N D A R I 9 3 1 1 7

Lebih terperinci

PEDOMAN PENENTUAN JUDUL SKRIPSI PS. D-4 AKUNTANSI MANAJERIAL TAHUN DOWNLOAD DI :

PEDOMAN PENENTUAN JUDUL SKRIPSI PS. D-4 AKUNTANSI MANAJERIAL TAHUN DOWNLOAD DI : PEDOMAN PENENTUAN JUDUL SKRIPSI PS. D-4 AKUNTANSI MANAJERIAL TAHUN 2017 DOWNLOAD DI : www.akuntansipnup.com Jenis dan Lingkup Penelitian untuk Penulisan Skripsi D4 (S1) Manajerial Dasar Penetapan 1. Politeknik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini menjelaskan secara umum tentang pengelolaan Barang Milik

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini menjelaskan secara umum tentang pengelolaan Barang Milik BAB I PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan secara umum tentang pengelolaan Barang Milik Negara (BMN) yang berkaitan dengan pelayanan publik pada Satuan Kerja Pemerintah Pusat, khususnya dalam bentuk pemanfaatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam melakukan pekerjaan pemeliharaan jalan dibutuhkan beberapa jenis peralatan untuk membantu pekerja lapangan dalam melaksanakan tugasnya. Peralatan dibutuhkan karena

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KAWASAN PERKOTAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KAWASAN PERKOTAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KAWASAN PERKOTAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk memberikan

Lebih terperinci

PROFIL BALAI SEKILAS BALAI. Balai Pelatihan Konstruksi Wilayah II Surabaya Jl. Bukit Darmo Raya Surabaya Telp. (031) , Fax.

PROFIL BALAI SEKILAS BALAI. Balai Pelatihan Konstruksi Wilayah II Surabaya Jl. Bukit Darmo Raya Surabaya Telp. (031) , Fax. PROFIL BALAI Balai Pelatihan Konstruksi Wilayah II Surabaya Balai Pelatihan Konstruksi Wilayah II Surabaya Jl. Bukit Darmo Raya Surabaya Telp. (031) 7319610, Fax. (031) 7319611 SEKILAS BALAI Balai Pelatihan

Lebih terperinci

VOCAL GROUP COMPETITION

VOCAL GROUP COMPETITION VOCAL GROUP COMPETITION I. SYARAT DAN KETENTUAN 1. Peserta merupakan pelajar SMA/SMK/MA/sederajat se-kalimantan Timur. 2. Pendaftaran dilakukan secara online dengan mengakses alamat: lngacademy.weebly.com/glance-2017

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh Indonesia Property Watch (2015), menunjukkan bahwa rata-rata

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh Indonesia Property Watch (2015), menunjukkan bahwa rata-rata BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tingkat pertumbuhan pengembang properti berdasarkan survei yang dilakukan oleh Indonesia Property Watch (2015), menunjukkan bahwa rata-rata jumlah pengembang di bidang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999, Undang-Undang Nomor 25

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999, Undang-Undang Nomor 25 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999, Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1999 yang selanjutnya diamandemen oleh Undang-Undang Nomor 32 serta 33 Tahun 2004, mengenai pemberian

Lebih terperinci

Toleransi Waktu Keterlambatan Masuk Kerja Pun Berubah

Toleransi Waktu Keterlambatan Masuk Kerja Pun Berubah Badan Koordinasi Pengendalian dan Komunikasi Program Media Diseminasi Kebijakan dan Prestasi PRESTASI ITS Edisi 20/Mei 2015 Toleransi Waktu Keterlambatan Masuk Kerja Pun Berubah Akrabkan Karyawan KPA Melalui

Lebih terperinci

SMP NEGERI 2 KUNINGAN

SMP NEGERI 2 KUNINGAN PROPOSAL PEMBANGUNAN RUANG KELAS BARU DAN RUANG KANTOR GURU SMP NEGERI 2 KUNINGAN TAHUN 2015 PEMERINTAH KABUPATEN KUNINGAN DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA SMP NEGERI 2 KUNINGAN Jalan Otto Iskandardinata

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. keberadaannya akan melampaui umur semua bangunan dan segala penggunaan

PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. keberadaannya akan melampaui umur semua bangunan dan segala penggunaan BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanah merupakan aset permanen yang tidak memiliki umur ekonomis, keberadaannya akan melampaui umur semua bangunan dan segala penggunaan yang berada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. PT. Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang Purbaleunyi Bandung sebagai salah

BAB I PENDAHULUAN. PT. Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang Purbaleunyi Bandung sebagai salah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian PT. Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang Purbaleunyi Bandung sebagai salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang kantor pusatnya terletak di Jakarta bergerak

Lebih terperinci

Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Magetan

Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Magetan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Magetan LAPORAN BARANG MILIK NEGARA Untuk Periode Yang Berakhir 30 Juni 2016 TAHUN ANGGARAN 2016 KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN MAGETAN Jl. Karya Dharma No. 70 Magetan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 05 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN STADION OLAH RAGA SULTAN AGUNG BANTUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 05 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN STADION OLAH RAGA SULTAN AGUNG BANTUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 05 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN STADION OLAH RAGA SULTAN AGUNG BANTUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL, Menimbang : a. bahwa Stadion Olah Raga Sultan

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. dalam mengelola daerah serta mengoptimalkan sumber daya yang dimiliki. Hal ini

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. dalam mengelola daerah serta mengoptimalkan sumber daya yang dimiliki. Hal ini BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Sistem pemerintahan daerah di Indonesia dewasa ini memasuki paradigma baru di mana salah satu tujuan dari penyelenggaraan pemerintah adalah terciptanya good governance

Lebih terperinci

PANDUAN TATA TERTIB I. PERATURAN PESERTA LOMBA GROUP BAND

PANDUAN TATA TERTIB I. PERATURAN PESERTA LOMBA GROUP BAND PANDUAN TATA TERTIB I. PERATURAN PESERTA LOMBA GROUP BAND v Peserta wajib merupakan Karyawan Tetap / Karyawan Kontrak Langsung perusahaan Asuransi Jiwa (Bukan Karyawan Outsourcing) yang masih aktif bekerja

Lebih terperinci

Bab I. Pendahuluan. Selatan, pemerintah telah membuat kebijakan dan program yang tertuang dalam

Bab I. Pendahuluan. Selatan, pemerintah telah membuat kebijakan dan program yang tertuang dalam Bab I. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Pemilihan Kasus Kota Banjarmasin sebagai ibu kota provinsi Kalimantan Selatan, mempunyai tingkat pendidikan penduduk yang masih rendah. Hal ini dapat dilihat

Lebih terperinci